View
221
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
METODE DAKWAH KH. KOSIM NURZEHA
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos. I)
oleh : Muhammad Maulana NIM. 104051001794
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1429 H / 2008 M
METODE DAKWAH KH. KOSIM NURZEHA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakutas Dakwah dan Komunikasi untuk
Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh :
MUHAMMAD MAULANA NIM : 104051001794
Di Bawah Bimbingan
Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf . MA NIP. 150 198 859
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
1429 H/2008 M
ABSTRAK
METODE DAKWAH KH.KOSIM NURZEHA
Secara hakikat dakwah Islamiyah merupakan aktualisasi iman yang
dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia yang mengarah kepada nilai-nilai
ajaran Islam , Kegiatan dakwah merupakan suatu aktifitas yang mulia, dimana
setiap muslim dapat melakukan amar ma’ruf nahi munkar, sehingga tujuan
dakwah yang hakiki yakni membentuk khairul ummah dapat terwujud, demi
terwujudnya ajaran Islam dalam segi kehidupan.
Dalam upaya menunjang keberhasian dakwah, seorang da’I harus
memiliki starategi yang bijak dan metode yang strategis sebagai bentuk proses
membangun kesadaran masyarakat dalam menjalankan nilai-nilai ajaran Islam.
Dengan demikian diharapkan terwujudnya manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT.
Dalam hal ini dilakukan oleh KH.Kosim Nurzeha dalam menerapkan
konsep dakwahnya guna untuk menciptakan generasi yang Mukmin dan Muttaqin
demi beguna bagi pertumbuhan dan perkembangan Agama, Nusa, dan Bangsa.
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ahmat
serta hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang bejudul “
Metode Dakwah KH.Kosim Nurzeha “ yang merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan program pendidikan Sarjana pada Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Shalawat beriringkan salam kita limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya sampai yaumil qiyamah.
Dengan berkatnyalah yang telah menyebarkan agama Islam hingga sampai pada
kita berupa kebenaran yang nyata serta mendidik umat manusia melalui contoh
yang baik (Uswatun Hasanah).
Dalam pembuatan skripsi ini, seringkali penulis menjumpai berbagai
macam kesulitan baik teknis maupun materi, terutama mengenai objek peneltian
saya yang sedang mengalami sakit yang cukup lama, dan tidak dapat memberikan
apa yang dinginkan oleh penulis, akan tetapi dalam hal ini beliau memberikan
serta menyerahkan kepada keponakan beliau yang banyak mengetahui betul
tentang dakwah KH.Kosim Nurzeha yakni Bpk Arismanto. Dan penulis merasa
sangat terbantu sekali. Alhamdulillah berkat bimbingan, bantuan dan saran-saran
dari bebagai pihak, sehingga kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun materil, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya
penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Murodi, M.A. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam bentuk karya tulis.
2. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Yunan Yusuf. MA. Dosen Pembimbing
skripsi yang telah meluangkan waktu mencurahkan segenap perhatian untuk
memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk yang sangat berharga.
3. Ibu Dra. Umi Musyaroffah. Seketaris Jurusan komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan pengarahan
dalam menyelesaikan skipsi ini.
4. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah
memberikan ilmu serta berbagai macam pengalaman selama menuntut ilmu,
tidak lupa staf perpustakaan baik umum maupun fakultas, yang telah
memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani Studi UIN Syarif
Hidatullah Jakarta.
5. Bapak Arismanto Selaku Ketua Bagian Administrasi IPRIJA, yang telah
bersedia membantu untuk diwawancarai sehingga tersusun menjadi sebuah
skripsi.
6. Ust. Muhammad Irwan Husaeni dan Ust. Muhammad.Ali.S.Pd.I selaku
sahabat karib saya yang telah membantu penyusun dari awal hingga akhir
skripsi ini terselesaikan.
7. Kedua orang tua tercinta, yaitu Ayahanda Marhasan, dan Ibunda Nimah,
beserta adik-adiku tercinta, yang dengan ketulusan hati memberikan
dorongan moral maupun materil serta iringan do’a kepada penulis untuk
menuntut ilmu sampai saat ini.
8. Untuk rekanku Asmunih. Ridwanullah, dan Muhammad Haris teman
seperjuangan di KPI, yang telah banyak memberikan motivasi dan semangat
dalam menyusun skripsi ini
9. Rekan-rekan mahasiswa KPI B angkatan 2004 dan rekan- rekan
dilingkungan penulis tinggal yang telah memberikan motivasi dalam
penulisan skripsi ini, sehingga dapat menyelesaikan dengan baik.
10. Untuk rekan-rekan team Hajir Marawis dan Hadroh Al-Maula : Andri
Budiman, Rizki Muttaqien, Rizki Zam-Zami, Farid Lukmasyah, Muhammad
Ridwan Fadhilah, Rojalih, Fikky Ramadhan, Dwi Prasetya, Baharudin,
Ahmad Faisal, Ahmad Noval, Hardian, Ahmad Baihaqi. yang telah
memberikan semangat.serta do’anya sehingga skripsi ini terselesaikan
dengan baik.
11. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penulisan ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Kiranya demikianlah, hanya ucapan terima kasih tiada hingga yang dapat
penulis haturkan kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan
skripsi ini. Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala budi baik dan bantuan
semua pihak yang telah diberikan kepada penulis.
Jakarta, 17 Juni 2008
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK
………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..
ii
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………...v
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………1
A. Latar Belakang
………………………………………………...1
B. Pembatasan Masalah
……………………………………………
C. Perumusan Masalah………………………….............................
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
…………………………………
E. Metode Penelitian ………………………………………………
F. Sistematika Penulisan …………………………………………..
BAB II TINJAUAN TEOITIS……………………………………………
A. Pengetian Metode ………………………………………………
B. Hakekat Dakwah ……………………………………………….
C. Macam-Macam Dakwah ……………………………………….
BAB III PROFIL KH.KOSIM NURZEHA………………………………..
A. Riwayat Hidup KH.Kosim
Nurzeha…………………………….
B. Perjuangan Dakwah KH.Kosim
Nurzeha……………………….
C. Kegiatan Dakwah KH.Kosim Nurzeha…………………………
BAB IV METODE DAKWAH KH.KOSIM
NURZEHA…………………
A. Konsep Metode Dakwah KH. Kosim Nurzeha…………………
B. Perjuangan Dakwah KH. Kosim Nurzeha……………………...
C. Hambatan-hambatan yang dihadapi Serta Penanggulanganya…
BAB V
PENUTUP…………………………………………………………..
A. Kesimpulan
……………………………………………………..
B. Saran ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul : METODE DAKWAH KH.KOSIM NURZEHA
telah diujikan dalam sidang Munaqosyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada Tanggal 9 Juli 2008. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.So.I)
pada program Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 9 Juli 2008
Sidang Munaqosyah,
Ketua, Sekretaris, Dr. Arief Subhan, M.A Umi Musyarrofah, M.A
NIP : 150 262 442 NIP : 150 281 980
Anggota
Penguji I Penguji II Dr. Asep Usman Ismail, M.A. Drs. Wahidin Saputra, M.A
NIP : 150 246 393 NIP : 150 276 299
Pembimbing
Prof. Dr. H.M.Yunan Yusuf.M.A
NIP : 150 198 859
LEMBAR PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis
Muhammad
Maulana
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................ 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 4
D. Metodelogi Penelitian ....................................................................... 4
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 7
BAB II.......................................................................................................................TINJA
UAN TEOITIS TENTANG METODE DAKWAH A. Pengetian Metode.............................................................................. 9
B. Pengertian Dakwah ........................................................................... 10
C. Macam-Macam Metode Dakwah …………………………………. 14
D. Tujuan dan Landasan Dakwah ......................................................... 22
BAB III PROFIL KH.KOSIM NURZEHA
A. Riwayat Hidup KH.Kosim Nurzeha ................................................. 24
B. Perjuangan Dakwah KH.Kosim Nurzeha ......................................... 28
C. Kegiatan Dakwah KH.Kosim Nurzeha ............................................. 31
BAB IV METODE DAKWAH KH.KOSIM NURZEHA D. Konsep Metode Dakwah KH. Kosim Nurzeha ………………… 33
E. Penerapan Metode Dakwah KH.Kosim Nurzeha ……………… 38
F. Hambatan-hambatan yang dihadapinya Serta Penaggulanganya. 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 50
B. Saran............................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara hakikat dakwah Islamiyah merupakan aktualisasi iman yang
dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia beriman dalam bidang
kemasyarakatan yang dilandaskan secara tertentu, demi terwujudnya ajaran
Islam dalam segala segi kehidupan, kegiatan tersebut sering di sampaikan
secara individu ataupun kelompok melalui berbagai metode dan sarana yang
bertujuan memberi perubahan dalam segi kehidupan.1
Dakwah merupakan suatu aktifitas yang mulia. Ia menjadi kewajiban
bagi setiap Islam. Dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang Islam
dan mengajak orang lain agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang
mencerminkan nilai-nilai Islam.2 Dakwah pada hakekatnya merupakan upaya
untuk mempengaruhi keperibadian baik secara individu maupun kolektif. Dan
dakwahpun dapat dilakukan dengan bil-lisan yang lebih banyak memfokuskan
pada penekanan informatif persuasif dan dakwah bilhal yang lebih
1 Jumantoro, Toto, Psikologi Dakwah Dengan Aspek-Aspek Kejiwaan yang Qur’ani,
Wonosobo: Jakarta, 2001. h..xiii 2 Ismah Salmah, Strategi Dakwah di Era Millenium, Jurnal Kajian Dakwah dan
Budaya, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2004),vol.5h.3.
1
menekankan pada hal-hal yang bersifat praktis yang mampu merangsang agar
mad’unya lebih cepat melakukan perubahan dalam kegiatan sehari-hari.3
Dalam sejarah perubahan masyarakat, Mubalig memang memiliki
peran yang sangat besar dan universal.Ia nyaris memiliki andil dalam setiap
lini dan detik dalam perubahan masyarakat (Social angineering) yang
bermuara pada kesadaran kolektif masyarakat untuk melakukan perubahan.
Maka Mubaligh dinyatakan sebagai sumber dan inspirasi perubahan.4
Untuk itulah saya tertarik untuk meneliti seorang da’I yang berkopoten
dalam dakwah Islam. Dengan ini saya meneliti mengenai metode dakwah
KH. Kosim Nurzeha.
KH. Kosim Nurzeha adalah seorang da’I yang sangat dikenal
dimasyarakat luas karena beliau mampu memberikan suatu ajaran berupa
pendidikan yang baik terhadap masyarakat dengan cara ataupun metode yang
beliau miliki. Seperti ceramah agama di mimbar, pengajian di majlis-majlis
taklim, dan diskusi mengenai agama yang beliau lakukan.
KH. Kosim Nurzeha juga mempunyai keistimewaan ketika sedang
memberikan ceramahnya yakni dengan menggunakan gaya bahasa khas
tersendiri yakni lemah lembut dan santun.
Kosim Nurzeha adalah seorang da’I yang memahami betul tentang
permasalahan agama dan mengetahui betul situasi apa yang dibutuhkan
ditengah-tengah masyarakat.
3 Djamal Abidin ASS, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta : Gema Insani
Press, 1996), cet.ke-1,h.1 4 Fathiy Syamsuddin, Menguatkan Peran dan Fungsi Peran Ulama, Majalah Al-Wa’ie, no 80 (April 2007), h.13.
Menurut KH. Kosim Nurzeha kita sebagai manusia yang diberikan
pengetahuan lebih terutama dalam agama tentunya harus dapat
mengaplikasikanya kepada masayarakat terutama masyarakat yang awam
akan ilmu agama. beliau mempunyai tujuan dalam berdakwah yakni
membawa kepada ajaran agama Allah SWT dan mampu membawa kepada
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, menurut beliau beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT merupakan prinsip dalam ajaran Islam. Konsep
tentang orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dalam Alqur’an
dan Hadits sangat akurat untuk dimanifestasikan dalam kehidupan yang riil
secara individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Menurut KH. Kosim Nurzeha dalam dakwah dibutuhkan orang yang
mampu berbuat dan bertanggung jawab karena dakwah merupakan proses
menuju perubahan yang lebih baik, dan dibutuhkan kesabaran dan perjuangan.
Dalam upaya meninjau bagaimana format metode dakwah, terhadap
seorang da’I dalam menyampaikan pesan kepada mad’unya. Maka penulis
tertarik untuk mengkajinya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Metode
Dakwah KH. Kosim Nurzeha“. Dan penulis tertarik untuk meneliti lebih
jauh mengenai dakwah yang dilakukan beliau terhadap masyarakat terutama
mengenai Metode dakwah beliau di masyarakat luas. Dalam hal ini penulis
tidak langsung kepada objek penelitian dikarnakan sedang mengalami sakit
yang berkepanjangan, dan dalam hal penulisan ini dibantu oleh Bpk. Drs.
Arismanto selaku orang yang mengetahui betul tentang dakwah yang
dilakukan oleh KH.Kosim Nurzeha.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pada uraian latar belakang di atas dapat dipahami bahwa batasan
masalah hanya pada metode dakwah KH.Kosim Nuzeha saja.
Berdasarkan pembatasan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti
sebagai berikut :
1. Apa metode dakwah KH. Kosim Nurzeha ?
2. Bagaimana penerapan metode dakwah KH. Kosim Nurzeha ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana konsep metode dakwah KH. Kosim
Nurzeha.
b. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode dakwah KH. Kosim
Nurzeha.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis :Memberikan wawasan dan pengetahuan dalam
upaya mengembangkan studi komunikasi dan dakwah. Sehingga
pesan-pesan dakwah dapat di terima oleh masyarakat sesuai dengan
tujuan.
b. Manfaat praktis : Untuk menambah wawasan aktivitas akademi dan
praktis dakwah agar dapat mengembangkan metode dakwahnya di
lapangan serta dakwah yang di sampaikanya mudah di mengerti dan
diterima.
D. Metodologi Penelitian
1. Metodelogi Penelitian
Pada penyusunan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau prilaku yang dapat
diamati. Untuk memahami penelitian kualitatif perlu kiranya dikemukakan
beberapa definisi di antaranya :
Pertama, baqdan dan Taylor (1975) mendefinisikan “metode kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis dari orang0orang dan prilaku yang dapat diamati. Kedua, Kirk dan Miller (1986) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah : Tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasanya sendiri berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristirahatannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah, cara
menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan prilaku yang diamati, dengan desain penelitianya deskritif analisis,
yaitu kegiatan penelitian yang pencarian faktanya dengan mengembangkan
teori-teori yang ada serta mengadakan pengamatan langsung dilapangan
mengenai objek yang akan diteliti :
2 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data penelitian dilakukan melalui :.
c. Wawancara
Dalam hal ini wawancara digunakan untuk mencari informasi
tentang metode dakwah KH. Kosim Nurzeha. Tehnik yang digunakan
adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu penulis mengajukan
pertanyaan yang telah disiapkan kemudian langsung dijawab oleh
informan dengan bebas terbuka. Wawancara cara ini ditujukan
kepada Drs Arismanto sebagai Narasumber dan juga pada para
jama’ah yang sering mengikuti dakwah beliau sebanyak lima orang
untuk melengkapi penelitian ini.
d. Dokumetasi
Dokumetasi data-data yang diperlukan adalah buku-buku
mengenai KH.Kosim Nurzeha seperti Profil Mukmin dan Muttaqien,
dan berkas-berkas lain yang berkaitan dengan metode dakwah KH.
Kosim Nurzeha. Dokumen ini digunakan untuk melengkapi data-data
hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu melalui
wawancara.
3. Teknik analisis Data
Data yang diperoleh dari lapangan diolah dan analisa sesuai
dengan jenis data yang terkumpul, yaitu dengan menggunakan metode
deskritif analisis, yaitu suatu tehnik analisis data dimana penulis terlebih
dahulu memaparkan semua data yang diperoleh darai hasil pengamatan
kemudian menganlisanya dengan berpedoman kerpada sumber-sumber
yang tertulis.
Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi. Tesis dan Disertasi cetakan ke-2 yang
diterbitkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2002.
E. Tinjauan Pustaka
Penulisan iini terilhami dari beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, seperti berikut ini :
1. Metode Dakwah Yusuf Mansur, yang membahas mengenai metode
dakwah yusuf mansur mengenai konsep sedakah, Wisata hati, dan
mengenai penerapan metode dakwah yusuf mansur. Penyusun Agus
Salim Wahid Lulusan 2007.UIN Syarif Hidayatullah.
2. Metode Dakwah Hasan Al-Banna, yang membahas mengenai metode
dakwah Hasan Al-Banna mengenai kiprah dakwahnya sebagai juru
dakwah Penyusun Ratna Sari Dewi Angkatan 2005 Universitas Ibnu
Khaldun Bogor.
Secara umum pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah sama
yaitu mengenai metode dakwah seorang tokoh. Namun perbedaan dan yang
menjadi kelebihan dari penelitian ini yaitu terletak pada objek penelitian,
yakni seorang da’i yang sudah dikenal pada masyarakat luas yakni
KH.Kosim Nurzeha
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terbagi menjadi lima bab, dengan sistematika penyusunanya
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan,Yang meliputi Latar Belakang, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penyusunan.
BAB II Pengertian Metode, yang meliputi Pengertian, Hakekat Dakwah,
Macam-Macam Dakwah, dan Tujuan dan Landasan Dakwah.
BAB III Pembahasan Mengenai Riwayat Hidup KH. Kosim Nurzeha,
Perjuangan Dakwah KH.Kosim Nurzeha, Kegiatan Dakwah KH.
Kosim Nurzeha.
BAB IV Pembahasan Mengenai Konsep Metode Dakwah KH. Kosim
Nurzeha, Penerapan Metode Dakwah KH. Kosim Nurzeha,
Hambatan-Hambatan Yang dihadapi Serta Penanggulanganya.
BAB V Penutup Meliputi, Kesimpulan, Saran, Daftar Pustaka, dan
Lampiran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG METODE DAKWAH
A. Pengertian Metode
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “ meta “ (melalui)
dan “hodos” (jalan, cara).dengan demikian kita dapat artikan bahwa metode
adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber
yang lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman methodica,
artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata
methodos artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut thariq.
Methode berasal dari Inggris : methode yang artinya “ cara “ Yaitu
Suatu cara untuk mencapai suatu cita-cita. Metode lebih umum dari teknik
yang dalam bahasa inggrisnya : Technique. Dalam the concise oxford
Dictionary (1995) dinyatakan bahwa method is a special from of procedure
esp. in any branch of mental activity. Technique adalah a means or method of
achieving one’s purpose, esp. skill fully yang maknanya sesuatu alat atau cara
untuk tujuan dengan cekatan atau praktis.1
K. Prente, menerjemahkan methodus sebagai cara mengajar.2 dalam
bahasa Inggris disebut method, dan dalam bahasa Arab di sebut dengan istilah
1 Wardi Bahtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta :Logos, 1997), cet,
ke-1, h. 59 2 Woyo Wasito, Kamus Inggris- Indonesia, (Jakarta : Cy Press, 1974 ), h.208
9
uslub, tarikh, minhaj, dan nizam.3 jadi metode adalah cara yang telah diatur
dan melalui proses pemikiran untuk mencapai sutau maksud.4
Dari Pengertian diatas Penulis dapat mengambil Kesimpulan bahwa
pengertian metode adalah cara atau jalan dengan sistematis untuk merah hasil
yang sempurna dan memuaskan.
B. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa dakwah berarti : Panggilan, Seruan atau
ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa arab disebut masdar. Sedang
bentuk kata kerja atau fiilnya adalah da’a yad’u yang berarti memanggil,
menyeru mengajak.5
Sedangkan dakwah secara istilah mempunyai bermacam-macam
pengertian, Tarmizi Taher mendefinisikan dakwah sebagai upaya untuk
mengajak seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) agar memeluk dan
mengamalkan ajaran Islam kedalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan menurut Dr. Anwar Harjono dalam bukunya yang berjudul
dakwah dan masalah social kemasyarakatan mengatakan mengatakan : “
dakwah berarti mengajak manusia untuk senantiasa berbuat baik dalam hal ini
mentaati nilai-nilai yang sudah di sepakati bersama dan sebaikya mencegah
3 Elyas Anten, Injililizi Arabi, ( Mesir : Elyas Modern Press,1951),h.438. 4 Munzir Suparta, Metode Dakwah,(Jakarta : Putra Grafik, 2003), cet ke-2 h. 6.
5 Abdul Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah. Jakarta : Bulan Bintang,h..7 6 Anwar Harjono Dakwah dan Masalah Sosial Kemasyarakata, Jakarta : Media
Dakwah, 1985 h..3
manusia dari perbuatan munkar dalam hal ini melanggar nilai-nilai bersama
tersebut.6
Menurut M. Nasarudin Latif dalam bukunya Teori dan Praktek
Dakwah Islamiyah menyatakan bahwa :
“Berarti sikap usaha atau aktivitas baik lisan maupun tulisan yang bersikap
menyeru, memanggil manusia untuk mentaati Allah SWT. Sesuai dengan
garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak Islamiyah.7
Arifin HM, dalam bukunya Psikologi dan beberapa Aspek Kehidupan,
Dakwah adalah :
“Kegiatan, ajaran baik tulisan, lisan dan tingkah laku yang dilakukan secara
sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi manusia baik individual
maupun kelompok, supaya dalam dirinya ada suatu pengertian, kesadaran,
sikap penghayatan, serta pengalaman agama sebagaimana pesan yang
disampaikan padanya tanpa ada unsur paksaan.8
Memang tugas dakwah ini tidak dapat dijalankan oleh setiap orang
yang sedang berada dipihak atas saja maupun dipihak bawahan saja,
melainkan kedua pihak tersebut mempunyai kewajiban yang sama.9
7 Nasarudin Latif, Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, (Jakarta : Firma). 8 Arifin, Psikologi dan beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia,(Jakarta :
Bulan Bintang, 1976).) 9 Anwar Harjono Dakwah dan Masalah Sosial Kemasyarakata, Jakarta : Media
Dakwah, 1985 h..3
Dakwah Islamiyah adalah satu kewajiban yang terpikul diatas pundak
setiap muslim dalam posisi, propesi dan dimanapun mereka berada baik
secara perorangan ataupun secara kelompok.10
Allah SWT akan meninggikan derajat seseorang yang mengajak
orang lain kejalannya, sebagaimana firmanya:
☺ ☺
☯ ☺ ☺
Artinya :“Siapakah ucapan yang lebih baik dari pada perkataan orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan menyatakan “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.(Al-fuslihat 33)11
Dalam sambutan Buku Fiqih dakwah, bahwa kata dakwah berasal dari
Al-qur’an dan mulai dikenal luas oleh masyarakat di tanah air luas sejak di
pakai oleh Bapak Moh.Natsir pada setiap,ceramah dan dalam pidato-
pidatonya.
Sedangkan menurut mantan menteri agama Malik Fajar dalam
kesempatan serupa menyatakan Islam itu merupakan agama dakwah dan tidak
ada Islam jika ada dakwah, dakwah menurut beliau mempunyai arti membawa
perubahan dari kondisi tertentu kekondisi tertentu lainnya yang lebih baik,
lebih nyaman, tentram bagi tatanan kehidupan manusia.12
10 Muhammad Nasir, Fiqh Dakwah, Jakarta : Media Dakwah, 1996 h…viii 11 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung : Diponogoro ,2000,
h.383 12 Anwar Harjono Dakwah dan Masalah Sosial Kemasyarakata, Jakarta : Media
Dakwah, 1985 h..3
Dalam pengertian yang integralistik, dakwah merupakan suatu proses
yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk
mengemban sasaran dakwah agar bersedia masuk kejalan Allah dan secara
bertahap menuju perikehidupan yang islami.13
Tarmizi Taher menyatakan berdakwah itu harus bisa menjadi bagian
hidup seorang muslim, namun berdakwah jangan sekedar diartikan sebagai
memberikan ceramah dimasjid saja, tetapi juga berperilaku sebagai muslim.
Dalam psikologi dakwah dinyatakan bahwa mengandung pengertian
sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan tingkah laku dan
sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha
mempengaruhi orang lain baik secara individual ataupun secara kelompok
agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap
penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai messege yang
disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.14
Dari uraian diatas disimpulkan pada dasarya da’wah itu adalah
mengajak kepada jalan yang baik atau lebih baik lagi menuju jalan Allah, baik
secara langsung ataupun tidak. Dalam mengajak tentunya tidak diperkenankan
dengan cara-cara yang memaksa,menghakimi dan sebisa mungkin menghidari
konformasi yang akan merugikan dan merusak da’wah.
13 Strategi Dakwah Harus Bina Solidaritas “ Kompas, Edisi 23 2005 14 H.M.Arifin, Psikologi Dakwah, Jakarta :Bumi Aksar, 1998, h...
C. Macam-Macam Metode Dakwah
Al-Qur’an merupakan sumber utama rujukan dakwah. Al-Qur’an
banyak mengemukan metode dakwah untuk dijadikan panduan pleh para da’I,
tiga cara berdakwah yang dikemukakan firman Allah Swt dalam Q.S. An-
Nahl : 125, yang berbunyi :
☺
☺
☺
☺
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S.An-Nahl : 125).15
Ayat tersebut mengandung arti tentang cara menjalakan dakwah atau
seruan terhadap manusia,agar mereka berjalan di atas jalan Allah dengan
memakai tiga macam cara, yaitu :
a. Al – Hikmah (Kebijaksanaan)
Kata “hikmah” seiring disebut dalam Al- Qur’an baik dalam
bentuk nakiroh maupun ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah “ hukman “
yang diartikan secara makana aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan
dengan hukum berarti mencegah dari kezhaliman, jika dikaitkan dengan
15 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h.421.
dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang kurang relavan dalam
melaksanakan tugas dakwah.
Al-Hikmah diartikan pula sebagai al’adl (keadilan), al-haq
(kebenaran), al hilm (ketabahan), al’ilm (pengetahuan), terakhir dan
Nubuwwah (kenabian). Disamping itu, al-Hikmah juga diartikan juga
sebagai menempatkan sesuatu pada propesinya.
Hikmah dalam bahasa arab berarti kebijaksanaan,
pandai,adil,lemah lembut, kenabian, sesuatu yang mencegah kejahilan dan
kerusakan, keilmuan,dan pemaaf. Perkataan hikmah seringkali
diterjemahkan dalam pengertian bijaksana yaitu suatu pendekataan hikmah
seringkali pihak objek dakwah mampu melaksanakan apa yang di
dakwahkan atas kemauannya sendiri, tidak ada paksaan, konflik, maupun
rasa ketakutan.16
Menurut M.Abduh, seperti yang di kutif H.Munzier Suparta, M.A
dalam bukunya Metode dakwah berpendapat bahwa, hikmah mengetahui
rahasia dan faedah di dalam tiap-tiap hal. Hikmah juga digunakan alam
arti ucapan yang sedikit lapazh akan tetapi banyak makna ataupun
diartikan meletakan sesuatu pada tempat atau semestinya.
Dalam bahasa komunikasi, hikmah ini menyangkut situasi total
yang mempengaruhi sikap pihak komunikan. Dengan kata lain, dapat
dikatakan bahwa apa yang di sebut dengan bil hikmah itu merupakan suatu
metode pendekatan komunikasi yang dilakukan atas dasar persuasif.17 jadi
16 Hamka, tafsir Al-azhar, (Jakarta : Pustaka Panjimas,1983),h.321. 17 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakata : Gaya Media Pratama, 1997), cet ke
– 1, h 43
perkataan hikmah (kebijaksanaan) itu bukan saja dengan ucapan mulut,
melainkan termasuk juga tindakan, perbuatan, dan keyakinan, serta
peletakan sesuatu pada tempatnya.
Sebagai metode dakwah, al-hikmah diartikan bijaksana, akal budi
yang mulia, ada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang
kepada agama atau tuhan.
Ibnu Qoyim dalam bukunya At-Tafsirul Qoyyim berpendapat
bahwa pengertian hikmah yang paling tepat adalah yang seperti yang
dilakukan oleh mujahid dan malik yang mendefinisikan bahwa hikmah
adalah pengetahuan tentang kebenaran dan pengamalanya, ketepatan
dalam perkataan dan kebenaranya. Hal ini tidak dapat dicapai kecuali
dengan memahami al-Qur’an, mendalami Syariat-syariat Islam serta
hakikat iman.18
Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa al-hikmah adalah
merupakan kemampuan da’I dalam memilih dan menyelaraskan teknik
dakwah dengan kondisi objektif mad’u. di samping itu juga al-hikmah
merupakan kemampuan da’I dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam
serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang
kumunikatif. Oleh karena itu, al-hikmah adalah sebagai sebuah sistem
yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam dakwah.20
Sebagai contoh hikmah dalam dakwah. Di dalam dunia dakwah adalah
penentu sukses tidaknya dakwah. Dalam menghadpi mad’u yang beragam
18 Munzir Suparta,.cet ke- 1 h 10 20 Hamka, tafsir Al-azhar, (Jakarta : Pustaka Panjimas,1983),h.321.
tingkat pendidikan, strata social, dan latar belakang budaya, para da’I
memerlukan hikmah, sehingga ajaran Islam mampu memasuki ruang hati
para mad’u dengan tepat. oleh karena itu, para da’I dituntut untuk mampu
mengerti dan memahami sekaligus memanfaatkan latar belakangnya,
sehingga ide-ide yang diterima dirasakan sebagai sesuatu yang menyentuh
dan menyejukan kalbunya.
Ada saatnya diamnya dai’I Menjadi efektif dan berbicara
membawa bencana, tetapi disaat lain terjadi sebaliknya, diam malah
mendatangkan bahaya besar dan berbicara mendatangkan hasil yang
gemilang. kemampuan da’I menempatkan dirinya, kapan harus berbicara
dan kapan harus memilih diam, juga adalah hikmah yang menentukan
keberasilan dakwah.
Dalam dunia dakwah, hikmah adalah penentu sukses tidaknya
dakwah. Dalam menghadapi mad’u yang beragam tingkat pendidikan,
strata social, dan latar belakang budaya, para da’I memerlukan hikmah,
sehingga ajaran Islam mampu memasuki ruang hati paramad’u dengan
tepat. Oleh karena itu, para da’I dituntut untuk mampu mengerti dan
memahami sekaligus memanfaatkan latarbelakangnya, sehingga ide-ide
yang diterima dirasakan sebagai sesuatu yang menyentuh dan menyejukan
kalbunya, da’I yang sukses biasanya juga berangkat dari kepiawaiannya
dalam memilih kata. pemilihan kata adalah hikmah yang sangat diperlukan
dakwah.
b. Al-Mau’idzatil Hasanah (Nasehat yang baik)
Terminology mau’idzhah hasanah dalam perspektif dakwah
sangat populer, bahkan dalam acara seremonial seperti maulid Nabi dan
Isra’Mi’raj, istilah mau’izhah hasanah mendapat porsi khusus dengan
sebutan “ acara yang ditunggu-tunggu “ yang merupakan inti acara dan
biasanya menjadi salah satu target keberhasilan sebuah acara dijelaskan
pengertian mau’izhah hasanah.
Secara bahasa, maud’izhah hasanah terdiri dari dua kata,
mu’izhah dan hasanah kata mau’izhah hasanah mendapat porsi khusus
dengan sebutan “Acara yang ditunggu-tunggu” yang merupakan inti acara
dan biasanya menjadi salah satu target keberhasilan sebuah acara. Namun
demikian agar tidak menjadi kesalah pahaman, maka akan dijelaskan
pengertian mau’idzah hasanah.
Secara bahasa, mau’izhah hasanah terdiri dari dua kata, mu’izhah
dan hasanah. Kata ma’uizhah berasal dari kata wa’adza-ya’idzu-
wa’idzatan yang berarti : nasihat, bimbingan, pendidikan dan
peringatan21, sementara hasanah merupakan kenabalikan dari sayyi’ah
yang artinya kebaikan lawanya kejelekan.
Adapun pengertian secara istilah, ada beberapa pendapat antara
lain :
1. Menurut Iman Abdullah bin Ahmad an-Nasafi yang dikutip oleh
Hasanuddin adalah “Perkataan-perkataan yang tidak tersembunyi
21 Lois Ma’luf, Munjid al-Lughah wa A’lam, (Beirut : Dar Fikr,1986), h.907.
bagi mereka, bahwa engkau memberikan nasehat dan menghendaki
manfaat kepada mereka atau dengan al – Qur’an.22
2. Menurut Adb. Hamid al-Bilali al- Mau’ izhah al-Hasanah merupakan
salah satu manhaj [metode] dalam dakwah untuk mengajak kejalan
Allah dengan memberikan nasehat atau membimbing dengan lemah
lembut agar mereka mau berbuat baik.
Mau’izhah hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang
mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita
gembira, peringatan, pesan-pesan positif [wasiat] yang bisa dijadikan
pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan
akhirat.
Al-Mau’ idzatil hasanah artinya memberi nasehat pada orang lain
dengan cara yang baik, berupa petunjuk-petunjuk kearah kebaikan dengan
bahasa yang baik yang dapat mengubah hati.23 agar nasehat tersebut dapat
diterima, berkenan dihati, enak didengar, menyentuh perasaan, tulus
difikiran, menghadapi sikap kasar, dan tidak boleh mencaci atau menyubut
kesalahan audiens, sehingga pihjak objek dakwah.
Dengan rela hati atas kesadaran dapat mengikuti ajaran yang di
sampaikan oleh pihak subjek dakwah. Nasehat biasanya dilakukan oleh
orang yang levelnya lebih tinggi kepada yang lebih rendah, bailk tingkat
umur maupun pengaruh, misalnya nasehat orang tua kepada anak.
Mau’izhah hasanah dalam bentuk bimbingan, pendidikan, dan pengajaran
ini seringkali digunakan dalam bentuk kelembagaan [institisi] formal dan
22 Hasanuddin, hukum dakwah, (Jakarta :Pedoman Ilmu Jaya,`1996) h,37 23 H.Munzier Suparta,Metode Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2003), cet.ke-1, h.18.
non formal, misalnya; mau,izhah Nabi kepada umatnya, guru kepada
muridnya, Kyai kepada istrinya, Mursyid kepada pengikutnya dan lain-
lain.
Jadi kalau kita telusurui kesimpulan dari mau’izhah hasanah, akan
mengandung arti kata- kata yang masuk kedalam kalbu dengan penuh
kasih sayang dan kedalam perasaan dengan penuh kelembutan; tidak
membongkar atau membeberkan kesalahan orang lain sebab kelemah-
kelembutan dalam menasehati seringkali dapat meluluhkan hati yang keras
dan menjinakan kalbu yang liar, ia lebih mudah melahirkan kebaikan dari
pada larangan dan ancaman .
c. Al-Mujadalah Bi-al Lati Hiya Ahsan (berdebat dengan cara yang
lebih baik).
Dari segi etimologi (bahasa) lapazh mujadalah terambil dari kata
“jadala” yang bermakna memintal, melilit. Apabila ditambahkan alif pada
huruf jim yang mengikuti wazan faala, “njaa dala” dapat bermakna
bedebat, dan “mujaadalah” perdebatan.24
Kata“ jadala“ dapat bermakna menarik tali dan mengikatnya guna
menguatkan sesuatu. Orang yang berdebat bagaikan menarik, dengan
ucapan untuk menyakinkan lawanya dengan menguatkan pendapatnya
melalui argumentasi yang disampaikan.25
Dari segi istilah (terminologi) terdapat beberapa pengertian al-
Mujadalah (al-Hiwar) dari segi istilah. Al-Mujadalah (al-Hiwar) berarti
24 Quraiy Shihab, Tafsir al-Misbah, (Lentera Hati, 2000), cet, ke-1,h.553. 25 Munzir Suparta,.cet ke-2 h 19
upaya tukar pendapat yang dilkakukan oleh dua pihak secara sinergis,
tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara
keduanya.26
Kalau terpaksa timbul perbantahan antara da’I dan mad’u atau
pertukaran pikira, yang disebut polomik, maka dapat direlakan lagi,
pilihan jalan yang sebaik-baiknya, disadarkan dan diajak kepada jalan
pikiran yang benar, sehingga dia menerima.27 tujuan berdebat bukan untuk
bertengkar dan menyakiti hati lawan, tetapi untuk meluruskan akidah yang
batil. Bermujadalah merupakan salah satu tehnik terbaik dalam dakwah.
Bermujadalah juga mempunyai tujuan untuk menguji sejauh mana
kebenaran Islam yang coba diketengahkan kepada orang lain.
Sebagai contoh dalam mujadalah, yaitu bertahan dengan baik,
dengan jalan yang sebaik-baiknya dalam bermujadalah, antara lain dengan
perkataan yang lemah lembut, tidak dengan ucapan yang kasar atau
dengan mempergunakan sesuatu (perkataan) yang dapat menyadarkan hati,
membangun jiwa dan menerangi akal pikiran, ini merupakan penolakan
bagi orang yang enggan melakukan perdebatan dalam agama.
Dari pengertian di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa, al-
Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak
secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar
lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi
dan bukti yang kuat. Dalam pelaksanaan dakwah ada beberapa bentuk
26Quraiy Shihab, Tafsir al-Misbah, (Lentera Hati, 2000), cet, ke-1,h.553. 27 Hamka, h. 321.
metode dakwah yang lainya diantaranya : ceramah, tanya jawab, diskusi,
seminar, demonstrasi, dialog. dan sebagainya.
D. Tujuan dan Landasan Dakwah
Didalam kehidupan perubahan akan selalu terjadi, pasang surut
kehidupan makanan setiap hari, hidup bagaikan roda yang berputar selalu
berganti.demikian juga iman dan taqwa seseorang selalu mengalami naik
turun, adakalanya iman seseorang mantap, namun dilain waktu iman surut,
tinggal bagaimana seseorang dapat mempertahankan kadar keimananya.
Dr Wardi Bahtiar mengungkapkan tujuan dakwah adalah mencapai
masyarakat yang adil dan makmur serta mendapat ridha Allah.17
Sedangkan menurut Tarmizi taher bahwa hakekat tujuan dakwah
adalah mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama atau
menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran Islam dan mau
mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang baik.18
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya tujuan
dakwah adalah adanya perubahan yang positif pada seseorang dari yang buruk
kearah yang baik dan dari baik kearah lebih baik lagi.
Tujuan utama dakwah menurut Abdul Rosyad saleh adalah nilai atau
hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan tindakan
17 Wardi Bahtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah,Jakarta : logos, 1997h..37 18 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Jakarta : Grafindo,
2005,h..98
dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka rencana dan tindakan
dakwah harus ditunjukan dan diarahkan.19
Agar terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup diduniya dan
diakherat yang di ridhoi allah SWT itu adalah nilai atau hasil yang di
harapkan dapat dicapai oleh keseluruh dakwah.ini berarti bahwa usaha
dakwah, baik dalam bentuk menyeru atau mengajak umat manusia agar
bersedia menerima dan memeluk Islam,maupun dalam bentuk amar ma”ruf
nahi munkar, tujuannya adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahtraan
hidup di dunia dan diakhirat yang diridhoi oleh allah SWT,sedangkan nilai
atau hasil akhir yang ingin dicapai oleh keseluruhan usaha dakwah itu pada
hakekatnya merupakan akibat atau konsekuensi logis saja dari dilaksanakanya
itu.
19 Saleh, Manejemen, h..22
BAB III
PROFIL.KH.KOSIM NURZEHA
A. Riwayat Hidup KH.Kosim Nurzeha
Riwayat hidup beliau. Kosim Nurzeha adalah nama beliau Yang
diberikan oleh kedua orang tuanya sejak kecil. Sampai sekarang beliau
dikenal dengan nama Kosim Nurzeha. Beliau lahir di tegal pada tanggal 12
Juli 1936. sekarang beliau tinggal bersama keluarganya di Kompleks PTB,
Blok II G No. 2 & 3 Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.
Ketika Usia 5 tahun beliau sekolah Rakyat Negeri 8 Tegal pada tahun
1950. memang beliau sejak kecil tidak pernah mengalami yang namanya
pesantren, tetapi pendidikan agama beliau sangat kuat sekali karena di
lingkungan keluarga beliau sangat kental dari nilai- nilai agama Islam selain
orang tua beliau, beliau juga mempunyai guru guru yang mengajari ilmu
agama yakni diantaranya guru beliau KH.Ghopar Ismail ayah
Beliau banyak belajar pula dari kedua orang tuanya yang
membesarkanya. dari sinilah beliau banyak mendapatkan masukan-masukan
dan ilmu. Memang ketika masih kecil beliau dikenal orang yang pantang
menyerah dalam menuntut ilmu, memang dari keluarga serta kemauan yang
tinggi apalagi masalah pendidikan selalu di kedepankan.
Kemudian ketika sudah selesai dari sekolah Rakyat beliau
melanjutkan ke sekolah Menengah Pertama Negeri Tegal tahun 1950 di waktu
24
masih belajar di sekolahnya beliau memang sudah dikenal dengan segala
prestasinya dan diakui oleh para guru-guru beliau, setelah selesai belajar di
sekolah menengah pertama beliau memilih meneruskan di sekolah guru negeri
semarang pada tahun 1957.memang beliau mempunyai keinginan ataupun
cita-cita beliau ingin menjadi Guru, supaya bisa memberikan sesuatu yang
terbaik buat orang banyak. Dengan dengan dorongan motivasi kedua orang
tuanya, dan kemauan yang besar untuk menjadi orang yang bermanfaat beliau
tak terhenti disini saja setelah lulus dari sekolah guru negeri semarang pada
tahun 1957 beliau lalu melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi. Dan
beliapun menjabat pada waktu itu sebagai Ketua Persatuan Pelajar Sekolah
Guru (PPSG) pada tahun 1953 sampai dengan tahun 1956.
Kemudian, pada tahun 1958 beliau melanjutkan di FKIP UNDIP
Semarang dengan mengambil jurusan jasmani. Dan pada waktu yang
bersamaan pula beliau pada waktu itu kuliah di dua tempat, beliau kuliah di
Universitas terkemuka di Semarang yakni Universitas Sultan Agung
Semarang dengan mengambil jurusan Hukum di Fakultas Syari’ah
Universitas Sultan Agung Semarang dan juga pada waktu itu beliau menjbat
sebagai Ketua Umum Pelajar Islam Indonesia Wilayah Jawa Tengah, dan dan
menjabat pula sebagai Angota Pengurus Koordinator Jawa Tengah Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI). Banyak sekali pengalaman oganisasi yang belaiu
jalni ketika beliau menjadi Mahasiswa dan segala pestasi telah diukir beliau,
dan pada tahun 1963 beliau selesai kuliah dan mendapatkan gelar sarjana
muda jurusan Jasmani FKIP UNDIP Semarang.
Pada waktu yang bersamaan beliau juga telah menyelesaikan
kuliahnya dan mendapatkan gelar sarjana muda Faklutas Syari’ah Universitas
Sultan Agung semarang.
Segala aktifitas kegiatan mengajar dan aktifitas yang dilakukan
ditengah-tengah masyarakat dan keorganisasian beliau masih meluangkan
waktunya untuk mengambil Sarjana Muda II Fakultas Hukum Universitas
Sultan Agung Semarang dan beliau selesaikan dengan baik pada Tahun 1975.
Kemudian dengan niat yang tulus beliau hijrah kejakarta, sekaligus
meniti karir pendidikan yang lebih baik, dengan kesungguhan dan ketukanan
beliau dan diiringi doa kedua orang tuanya maka beliau putuskan untuk
menempuh hidup di Jakarta.
Ketika beliau di Jakarta beliau di masih sempatkan waktunya untuk
kuliah lagi, pada hal kesibukan beliau sangat padat selian mengajar beliau pun
sudah dikenal sebagai seorang mubaligh. Pada tahun 1996 telah
menyelesaikan Sarjana Agama Institut Pembina Rohani Islam Jakarta.
Dua tahun Kemudian setelah itu beliau juga mendapatkan gelar
Doktor Honoris Kausa, American World University pada tahun 1998. Dari
sinilah kita dapat bercermin kepada beliau bahwa sosoknya juga dapat
dijadikan contoh untuk kita semua. Dengan kesungguhan beliau mencari ilmu
dan memberikan ilmu tanpa ada lelah karena beliau mempunyai prinsip yang
dijalani yakni sebaik-baiknya manusia bermanfaat bagi orang lain dengan
pengertian apapun yang kita bisa lakukan baik secara moril tenaga maupun
ilmu yang kita miliki.
Beliau banyak sekali mendapat prestasi berupa jabatan baik jabatan
dipemerintahan yang bersifat formal maupun jabatan yang didapat beliau baik
dalam organisasi sosial ataupun pengabdian pada masyarakat luas.
Dalam lembaga Organisasi Formal beliau pada tahun 1961-1963
menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Semarang. Pada
tahun 1966-1974 beliau menjabat sebagai Sekretaris Yayasan Badan Wakaf
Sultan Agung Semarang. Pada tahun 1974 -1983. Pada Tahun 1983-1990
Menjabat sebagai Kepala Bagian Pelayanan Rohani Islam Dinas Pembinaan
Mental Angkatan Darat. Pada Tahun 1990-1991 Menjabat Staf Ahli Kepala
Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat / KASAD. Pada Tahun 1987
sampai sekarang Menjabat Ketua Yayasan Pembina Rohani Islam (YAPRI)
Jakarta. Dan pada tahun pernah Menjabat sebagai Ketua 1 Majelis Da’wah
Islam (MDI) .
Dan Jabatan- Jabatan Organisasi Sosial atau Kemasyarakatan yang
pernah beliau jabat diantaranya Menjabat sebagai Ketua Persatuan Pelajar
Sekolah Guru (PPSG) Cabang Semarang Pada Tahun 1960-1965. dan
menjabat sebagai Anggota Pengurus Koordinator Jawa Tengah Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Pada Tahun 1960-1975. belioau juga menjabat
Anggota Pengurus Tabigh Muhammadiyah Wilayah Jawa Tengah Pada
Tahun 1961-1971. dan beliau juga menjabat sebagai Pengurus Persatuan
Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Wilayah Jawa Tengah 1961-1964. Beliau
juga menjabat sebagai Pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia
(PBSI) Wilayah Jawa Tegah Pada Tahun 1962-1967. Beliau juga pernah
menjabat Pengurus Persatuan Warga Tegal di Jakarta Pada Tahun 1986-1995.
Beliau juga Menjabat Sebagai Pengurus Redaksi Majalah Budhi Disbintalad
Pada Tahun 1975 sampai sekarang. Beliau juga Menjabat Pengurus Redaksi
Renungan Ramadhan Disrohis TNI AD 1987- sampai sekarang.
Mudah-mudahan apa yang menjadi impian beliau kita sama-sama
do’akan mudah-mudahan Allah SWT mengabulkan segala niat tulus beliau.
Amiin.
B. Perjuangan Dakwah KH. Kosim Nurzeha
Perjalanan dakwah beliau dimulai dengan adanya niat, tekad,
semangat yang tinggi, serta dorongan orang tuanya. Dan beliau mempunyai
prinsip dalam berdakwah “ sebaik-baiknya manusia ialah yang bermanfaat
bagi orang lain” ini yang menjadi kunci sukses beliau, tentunya kita harus
senatiasa barengi dengan berzhikir kepada Allah dan menjalankan apa yang
diperintahkanya.insyaallah segala apa yang kita hendaki pasti Allah akan
Hendaki.
Pada tahun 1960 beliau menikah dengan Hj, Winawati dari sinihlah
karir beliau mulai meningkat segala kegiatan beliau jalani hingga beliau
dikenal khalayak. beliau dikaruniai 7 0rang anak diantaranya : Ir. Syahadat
Indiarto Ir. Suporojo laksono, Endang Piistrianti, SH.,Ir. H.Jamaludin Qossim,
Yenni Kustianto, S.E., Yudi Kustianto BSA.,Nugroho.
Dari kesemua anak beliau beliau, sudah 5 orang yang berkeluarga
diantara mantu-mantunya ialah : Ir. Hanny Setyawati, Dra.Lilik Sri Agung,
Danardono Hermawan,S.H., Ir.Ire Pupa Wardhani,M.M., Ir.Herry Hikmanto.
Dan dari pada kesemua pasangan anak-anaknya beliau, sudah mempunyai
beberapa anak, dan beliau sangat gembira sekali mempunyai cucu-cucu yang
lucu, dan kata beliau cucu-cucunya adalah obat penghibur kami diwaktu tua,
diantara cucunya diberi nama : Muhammad Nurhandoyo Syahadat, Khairun
Nisa Nurhandayani, Muhammad Bagus Ramadhan, Muhammad Satrio
Hermawan, Muhammad Rifqi Ramadhan, Muhammad Fajar Fikriyanto,
Muhammmad Arif Wicaksono, Muhammad Rizky Himanto, Syifa Elsya
Hikmanto.
Beliau banyak belajar dari guru-gurunya diantaranya KH.Ghopar
Ismail disinilah beliau banyak belajar agama, dari sejak kecil beliau memang
sudah bisa membaca kitab-kitab kuning yang diajari oleh KH.Ghopar Ismail
dan beliau di kenal sebagai murid yang cerdas dan pintar. Dan tek heran
beliau sudah pandai dalam menjwab-pertanyaan seputar agama, padahal
pendidikan beliau kebanyaan di sekolah-sekolah umum, dan kebanyakan karir
beliau terjun didunia pendidikan.
Beliau adalah seoarang da’i yang aktifitasnya sangat padat, dikarnakan
kegiatan beliau yang begitu banyak baik kegiatan beliau di Masyarakat,
Pemerintahan, Militer, maupun dikalangan Kampus.
Perjuangan beliau dimulai beliau pada tahun 1957, beliau sudah mulai
mengajar di sekolah sebagai Guru Sekolah Dasar Negeri tepatnya di bandung
Ambarawa dan pada waktu itu beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah
sampai tahun 1960, disinilah beliau mulai meniti karir.
Pada tahun 1960 beliau aktifitasnya sudah mulai padat setelah beliau
keluar mengajar di Ambarawa lalu beliau kembali mengajar di Jawa Tengah
tepatnya di Semarang sebagai Guru Sekolah Menengah Pertama Islam Badan
Wakaf Sultan Agung Semarang, dan beliau menjabat sebagai Sekretaris
Badan Wakaf Sultan Agung Semarang. Pada tahun yang sama beliau juga
mengajar disekolah Menengah Petama dan Menengah Atas Muhammadiyah
Semarang sampai tahun 1963, selain menjadi guru disekolah beliau sudah
mulai banyak berdakwah di tengah-tengah masyarakat baik di majlis taklim
maupun di masjid-masjid.
Di tahun 1963 beliau sudah menjadi Asisten Dosen di Sekolah Tinggi
Olah Raga Negeri Semarang, setelah itu beliau menjadi dosen Akademi
Pemerintahan Dalam Negeri Semarang pada tahun 1963 sampai dengan 1964
disini beliau mendidik calon-calon pegawai dalam negeri. setelah itu beliau
menjadi dosen tetap di Universitas Sultan Agung Semarang beliau mengajar
di beberapa Fakultas diantaranya Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum,
Fakultas Ekonomi,Tehnik. Sampai dengan tahun 1974.
Pada tahun 1974 setelah berhenti mengajar menjadi dosen di
Universitas Sultan Agung Semarang, beliau lalu hijrah ke Jakarta dan disnilah
Karir beliau mulai maju, dan beliau banyak berdakwah di tengah-tengah
masyarakat, beliaupun pada tahun 1974sampai dengan 1992 bekerja sebagai
Pembina Rohani Mental Angkatan Darat di Jakarta. Dan perjuangan beliau
berjalan sampai saat ini hari-hari beliau diisi dengan berdakwah di masjid-
masjid, majlis taklim, acara (PHBI) peringatan hari besar Islam seperti
Maulid, Isra Mi’raj, dan juga banyak diminta pula beliau untuk mengisi
ceramah di kepemerintahan sampai sekarang, dakwah beliaupun merambah
kemedia Massa Baik eloktronik Maupun cetak seperti di beberapa stasiun
televisi/radio RCTI,TPI,TVRI, dengan menjadi narasumber yang membahas
permasalahan agama, dan di radio kayu manis Jakarta beliau mengisi tiap
harinya dengan mengambil tema santapan rohani tafsir Alqur’annul Karim.
Aktifitas beliaupun terus bergulir beliau pun mengajar di salah satu institut
Ilmu Al-Qur’an Jakarta yakni IIQ pada tahun 1995.
Pada tahun 1987 beliau menjabat sebagai Rektor Institut Pembina
Rohani Jakarta (IPRIJA) sampai sekarang. Namun sekarang segala aktifitas
beliau terhenti baik segala aktifitas beliau di dunia pendidikan, Kemiliteran,
maupun dalam berdakwah di tengah-tengah masyarakat dikarnakan beliau
sakit yang sudah cukup lama kurang lebih sudah 7 tahun. tetapi walaupun
sakit beliau tetap mempunyai semangat yang tinggi dalam membangun
bangsa ini dengan terus memberikan semangat untuk berdakwah dan jangan
penah lelah demi kejayaan Islam dan bangsa ini.
C. Kegiatan Dakwah Kosim Nurzeha
Kegiatan dakwah yang beliau lakukan sama seperti para mubaligh-
mubaligh lain lakukan tetapi ada yang menjadi perbedaan mengenai konsep
dan tujuan berdakwah. Beliau lebih kepada penekanan nilai-nilai rohani
Islam, Mengenai nilai- nilai rohani Islam. Konsep rohani inilah yang menjadi
kunci sukses beliau .
Beberapa acara yang beliau laksanakan baik berupa karya ilmiah,
seminar, stadium general maupun ceramah-ceramah agama pasti beliau
mempunyai konsep tersendiri tak lepas dari pada konsep rohani tersebut.
Menurut beliau manusia haruslah mengenal akan tuhanya dan selalu ingat
akan perintah-perintah tuhanya. Dengan pengertian janganlah lalai akan
kemanisan dunia padahal kemanisan dunia bersifat sementara tetepi
kemanisan yang sesungguhnya adalah kemanisan di akhirat nanti. Penekan ini
yang beliau berikan pada semua mad’unya.
Kegiatan beliau selain banyak dihabiskan dimasyarakat banyak juga
dilakukan di kemiliteran yang menagani Mental dan Pembinaan Rohani Islam
baik TNI Angkatan Darat, Laut dan udara. Beliau bisa dikatakan Kyainya
TNI sampai sekarang.
Tetapi pada tahun 2001 beliau mengalami sakit berkepanjangan
sampai sekarang ini sehingga aktifitas beliau banyak mulai berkurang. Tetapi
semangat beliau terus membara tentunya beliau memberikan pesan kepada
yang muda untuk terus berdakwah dijalan Allah. Aktifitas beliau sekarang ini
banyak digantikan oleh anak-anaknya dan murid-murid beliau sehingga apa
yang didambakan beliau tidak terhenti ditengah jalan.
Ditengah-tengah kesibukan beliau juga masih dapat menyempatkan
waktunya untuk mengadakan acara karya ilmiah baik kegiatan karya ilmiah
beliau yang dilakukan ditengah-masyarakat, lingkungan kampus, maupun
lingkungan kepemerintahan itu merupakan kesungguhan beliau dalam
memberikan sesuatu yang terbaik buat masyarakat luas.
BAB IV
METODE DAKWAH KH.KOSIM NURZEHA
A. Konsep Dakwah KH.Kosim Nurzeha
Dengan berpedoman pada kitab suci Alquran dan akidah tauhid yang
ditaklifkan Allah di dalamnya, orang beriman melakukan amal salehnya
dengan cara berdakwah yakni mengajak kepada kebenaran dan kejalan yang
diridhoi Allah SWT. Adapun konsep dakwah beliau adalah sesuai yang tertera
dalam Alqur’an surat An-Nahl ayat 125.
☺
☺
☺
☺
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An-Nahl ayat 125 ).1
Adapun metode dakwah beliau yang bisa direalisasikan dalam berdakwah
dan dikembangkanya antara lain :
1. Metode Ceramah
Sesuai yang dijelaskan dalam Al- Qur’an dalam surat An-Nahl Ayat
125. bahwa ketika berdakwah serulah mereka dengan Hikmah: ialah
1 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h.421
Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak
dengan yang bathil. Setiap seorang yang berdakwah dalam penyampaian
materi dakwahnya tentunya harus dibawakan dengan tegas dan benar agar
mad’u yang diseru dan memahami betul apa yang disampaikan. Dan harus
berani mengatakan kebenaran walaupun itu terasa pahit pada diri seorang
pendakwah.
Yang kedua dalam Al-qur’an yaitu penyampaian harus dengan
Mauizhah Hasanah yakni memberikan contoh yang baik. Dalam diri seorang
pendakwah harus mempunyai dan wajib mempunyai karekter ini agar seorang
pendakwah tidak dikatakan orang yang munafik artinya ketika berdakwah
mengajak dan memerintahkan seperti ini tetapi untuk realisasinya dalam
kehidupanya tidak terapkan ini yang ditakutkan oleh setiap pendakwah atau
da’I.
Yang ketiga Mujadalah Bil Lati Hiya Ahsan .Dalam penerapan metode
ini dengan cara yang yang lemah lembut dan juga baik. Bukan dengan cara
saling menjatuhkan antar satu dengan yang lain.
Penyampaian materi harus mempunyai sikap bijaksana,tegas, sehingga
dapat menarik simpati dari jama’ah dan yang terpenting materi yang diberikan
berupa nasehat-nasehat serta dibarengi dengan mencontohkanya didalam
kehidupan sehari-hari.
Metode beliau juga lebih mengarah kepada ilmiah, objektif, dan selalu
menjelaskan dengan logika. Dikatakan lebih ilmiah yakni diukur dari beberapa
segi ilmu baik ilmu umum mapun agama yang dihasilkan dari penelitian,
ataupun tentunya sesuai penjelasan dan tafsir yang ada di Al-Qur-an dan Al-
Hadits agar referensi yang berikan jelas. Objektif dalam penyampaian tidak
mengada-ada, dan memang terdapat sumbernya, artinya sesuai dengan apa
yang ada dalam Al-Qur-an dan Al-Hadits dan beliau selalu menjelaskan
menggunakan dengan logika tentunya sesuai penalaran manusia. Karena
dalam Alquran banyak contoh yang mungkin tidak mudah dicerna manusia
dengan logika tentunya bisa membuka fikiran manusia melalui penjelasan dan
diberikan contoh yang simpel dan mudah dipahami. Contoh penjelasan beliau
: dalam Al’qur’an bahwa yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas seperti
daging ayam itu halal, dan daging babi itu haram maka untuk memakanya
haram dan diataranya keduanya ada yang sisebut subhat (samara-samar) dan
dilarang kepada manusia untuk mendekati sesuatu yang subhat karena sesuatu
yang subhat mendekati keharaman. Oleh karena itu bagi masyaakat yang
belum mengerti apa itu subhat maka kita selaku da’I harus memberikan
penjelasan dan pengarahan agar mereka mengetahui betul apa yang
dimaksudkan dalam Al-qur’an. Oleh karena itu bagi masyarakat yang awam
ataupun yang kurang memahami kita harus memberikan satu contoh yang
fleksibel dan mudah dipahami tentunya dengan menggunakan logika yang
logis.
Beliau mempunyai gaya bahasa yang khas gaya bahasa ini biasanya
muncul ketika beliau sedang berpidato dan ketika sedang menjelaskan satu
masalah. Gaya bahasa beliau sejuk dan tutur katanya lembut, ini lah yang
menjadi kunci sukses beliau ketika berdakwah.2
2 Arismanto, Wawancara Pribadi, Cibubur 28 mei 2008.
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini pasti hampir setiap da’i menerapkanya, karena sangat
efisien sekali untuk membantu mad’u memahami apa yang dijelaskan da’i.
biasanya setelah da’I memberikan materi melalui ceramah, maka da’I akan
memberikan waktu pada jamah untuk bertanya, bilaman ada materi yang
belum dipahami. Dengan adanya metode ini diharapkan da’I dan para jama’ah
dapat berkomunikasi secara efektif.
Dan biasanya jamaah’ akan melontarkan beberapa pertanyaan-
pertanyaan kepada da’I yang berkaitan langsung dengan materi dan
pembahsan yang telah disampaikan. Walaupun terkadang dalam metode ini
banyak pertanyaan yang menyimpang keluar dari topik yang dibahas. Dan
yang paling terpenting seorang da’I harus mempersiapkan bahan-bahan materi
yang akan dibahas. Banyak sekarang ini da’i yang tidak menguasai bertul
materi yang disampaikan pada akhirnya orang ragu untuk bertanya, oleh
karena itu harus dipersiapkan dengan matang oleh para da’i.
Metode tanya jawab ini bukan saja cocok pada ruang tanya jawab,
baik di radio maupun di media surat kabar di majalah, akan tetapi cocok pula
untuk mengimbangi dan memberikan selingan ceramah. Metode ini sangat
berguna untuk mengurangi kesalahfahaman para pendengar, menjelaskan
perbedaan pendapat, menerangkan hal-hal yang belum dimengerti.
Metode ini sangat bagus untuk merangsang daya pikir jama’ah dan
mendorong agar jama’ah giat dalam melaksanakan ibadah. Akan tetapi
metode ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan, diantaranya:
a. Tanya jawab dapat dipantaskan melalui radio, televisi, dan sebagainya.
b. Dapat dipergunakan sebagai komunikasi dua arah (interaksi antara da’I
dan mad’u).
c. Bila Tanya jawab sebagai selingan ceramah, maka audien atau forum
dapat hidup ( aktif ).
d. Timbulnya perbedaan pendapat terjawab antara audien.
e. Mendorong audien (objek dakwah) lebih aktif dan bersungguh-sunguh
hidup ( aktif ).
f. Da’i dapat mengetahui dengan mudah tingkatan pengetahuan dan
pengalaman.
g. Meningkatkan martabat dan harga diri da’I jika semua pertanyaan dapat
dijawab dengan baik
3. Metode Demonstrasi / Praktek
Metode ini bisanya digunakan apabila ada materi ceramah yang belum
jelas dikarnakan pemahaman orang berbeda-beda ada yang cepat menagkap
materi yang disampaikan da’I ada pula yang lemah dalam daya tangkap.
Maka metode Praktek disini sangat diperlukan sekali memang ada beberapa
materi yang sulit dipahami contoh mengenai tata cara wudhu yang benar,
shalat, thaharah. Dan banyak lagi pembahasan yang mana memerlukan
praktek.
Disinilah fungsi seorang da’I dibutuhkan untuk memberikan uswah
dan pelajaran yang baik yaitu dengan cara mempraktekan apa yang mad’u
belum memahami. Karena tanpa adanya bimbingan seorang da’I terkadang
mad’u banyak mengerjakan tanpa ilmunya contoh orang shalat tetapi hanya
sekadar shalat tanpa adanya kehati-hatian dalam menjalankanya. Adapun dari
cara ini akan suatu hasil yang sangat baik yakni keseragaman dalam
pelaksanaan ibadah tentunya sesuai apa yang jelaskan Al-Qur’an dan Al-
Hadits.
B. Penerapan Metode Dakwah KH. Kosim Nurzeha
1. Penerapan Metode Ceramah
Dalam menerapkan metode ceramah beliau sudah menerapkan metode
ini. Metode ceramah ini sangat sesuai dengan model penyampaian informasi
atau pesan agama yang bersifat pengetahuan yang sifatnya memberikan lmu
secara mendalam.
Dalam penyampaian materi metode ceramah ini beliau biasanya
memberikan materi dalam bentuk uraian dan penjelasan secara lisan oleh
beliau yang sedang dibahas, sedangkan jama’ah duduk melihat, mendengarkan
dan menyimak apa yang disampaikan da’i.
Dengan cara ini beliau memberikan ceramah dan para jama’ah
mendengarkan, dan adapula dari jamaah yang mencatat apabila ada materi
yang perlu ditulis agar mudah dingat dan agar mudah juga dipraktekan.
Biasanya Kosim Nurzeha mempunyai pembahasan khusus dalam
pemberian materi- materi ceramah beliau yakni berkenaan dengan Tafsir Al-
qur’an, Tauhid dan Ketaqwaan, Fiqih, dan Materi yang lainya.. Beliau
mempunyai ciri khas dalam ceramah selain beliau menggunakan logika dalam
pembahasan ceramah beliau juga mempunyai gaya bahasa yang lembut dan
sejuk sehingga mad’u yang mendengarkan merasa enak apabila beliau sedang
ceramah, dan tak lupa juga beliau selau diiringi dengan humor dan canda agar
para mad’u yang mendengarkan tidak merasa jenuh dan monoton karna ini
adalah bagian resep para dai dalam berpidato diiringi dengan humor yang
mendidik.dengan penerapan metode ini banyak sekali membawa hasil yang
diiginkan seorang da’i3.
Kelebihan metode ceramah yang digunakan oleh KH.Kosim Nurzeha :
1 Dalam waktu relatif singkat dapat menyampaikan materi dakwah sebanyak-banyaknya.
2. Da’i lebih mudah menguasai seluruh audien.
3. Bila penyampian materi di sampaikan dengan baik, audien akan dapat
mempelajari kandungan materi yang telah diceramahkan.
Kekurangan metode ceramah yang digunakan KH.Kosim Nurzeha.
1. Metode ceramah bersifat satu arah.
2 Da’i sukar menjajaki pola pikir audien dan pusat perhatian.
3 Da’i cenderung bersifat otoriter.
4 Da’i sukar untuk mengetahui pemahaman audien terhadap materi yang
disampaikan.
1. Contoh Teks Ceramah KH. Kosim Nurzeha
3 Arismanto, Wawancara Pribadi, Cibubur 21 mei 2008.
HAKIKAT MANUSIA DALAM ALQURAN
Manusia, bani Adam, diciptakan Allah dari ekstrak tanah. Pada air yang
mengalir dalam tanah terkandung berbagai macam zat mineral yang anorganis.
Berkat kodrat dan iradat Allah berlaku hukum bumbung kapilarita pada akar
tumbuh-tumbuhan sehingga meresaplah air itu ke dalamnya. Karena daya
tekanan akar, merambatlah air itu ke batang, dahan, ranting dan daun. Di
dalam daun bertemu dengan butir hijau daun lalu masuk CO2 (zat asam arang)
dan sinar matahari sehingga terjadi proses asimilasi, zat mineral yang
anorganis diubah menjadi zat organis. Dalam pada itu terjadilah pucuk, daun,
buah-buahan, biji-bijian, dan sayur-sayuran, yang dikonsumsi oleh manusia.
Melalui proses fisilogis, dalam tubuh manusia di antaranya tejadilah
nutfah, benih suci manusia. Setelah terjadi fertilisasi (pertumbuhan) dan
konsepsi (kehamilan), selanjutnya terjadi proses evolusi penjaninan mulai
dari’ alaqah, mudgah, izaman, dan dibungkus dengan lahman berakhir dengan
wujud khalqan akhar, mahluk yang bersifat lain dan berbeda ; semula hanya
berwujud jasad mengalami perkembangan, karena Allah meniupkan ke
dalamnya roh yang diciptakan-Nya. Dengan roh al-insan itu manusia
mempunyai akal. Ia mampu menganalisa data akurat yang ada di alam raya ini
secara rasional, objektif sistematis, kritis, dan mengambil konklusi serta
mengavaluasi ; hasilnya berupa ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu teoi dan
ilmu teapan. Fakta ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam Alquran :
1 ⌧
⌧ ☺
☺ ☺
⌧
Artinya : Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (QS.Al-Mukminun Ayat 12 s/d 14).
Ilmu pengetauhan dan teknologi itu dimanfaatkan manusia untuk
mengadakan eksplorasi, produksi, distribusi, dan konsumsi dalam memenuhi
hidupnya di dunia. Ilmu kemasyarakatan (social science) dan kemanusiaan
(human science) dipergunakan atau dimanfaatkan untuk mengadakan interaksi
dan interelasi antar individu dalam lingkungan kecil. Pada lingkup yang lebih
luas, ilmu tersebut dimanfaatkan untuk berkehidupan politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan hankam. Kecerdesan dan keterampilan inilah merupakan
kelebihan manusia di atas makhluk lain, sehingga Allah SWT meletakkan
pada martabat yang paling tinggi diantara makhluk lainya dan dimuliakan –
Nya. Kenyataan ini terdapat dalam firman-Nya.
⌧
.Atinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). (QS.At-Tin Ayat 4).
⌧ ⌧
☺
⌧ Artinya : Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS.Al-Israa Ayat 70). karena kelebihan inilah Allah memilih manusia menjadi khalifah di bumi
dengan mengemban tugas memakmurkan bumi dengan segala isinya, untuk
memenuhi hajat hidupnya, disertai tugas suci menegakkan kebenaran, kejujuran,
dan keadilan. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur’an :
☺
⌧ Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (QS.Al-Baqarah Ayat 2).
Semua kelebihan tersebut telah dikaruniakan Allah SWT kepada manusia.
Ini bukan berarti manusia boleh berbuat semena-mena mengikuti dorongan
hawa nafsu. Dipikulkan kepadanya tanggung jawab sebagai seorang’ abid
(hamba) yang semua perbuatanya mengandung nilai pengabdian (ibadah) ke
hadirat Allah SWT sebagai bukti syukur kepada-Nya. Demikian manusia
sebagai abid berperilaku sesuai dengan stategi Allah SWT
menciptakanya..Firman Allah SWT dalam Alquran.
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(QS.Adz-Dzaariyat Ayat 56).
Inti semua perbuatan yang bernilai ibadah kepada Allah SWT adalah
bermuatan ikhlas, yaitu hanya mengaharap kaeridaan Allah SWT semata,
tidak dibenarkan berkiblat selain kepada rida Allah. Firman Allah dalam Al-
Qur’an :
⌧ ☺
⌧
⌧
Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Dengan rasa tanggung Jawab Bersama, kita dapat membina dan
mengembangkan sibgahnya atau jati diri sebagai makhluk yang paling tinggi
martabatnya, dimuliakan Allah, Khalifah Allah di bumi dan’abid yang ikhlas.
Kita wujudkan insan indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah
Yang Maha Esa dalam perilaku sehari-hari.4
2. Penerapan Metode Tanya Jawab
Metode ini adalah metode pelengakap dari metode ceamah dan biasanya
dibawakan ketika setelah selesai memberikan ceramah . dan biasanya di
berikan waktu oleh seorang da’I untuk bertanya, bilamana ada materi yang
diberikan terdapat ketidakpahaman mad’u yang mendengarkan. Dengan
adanya metode sudah dapat dikatakan berkomunikasi efektif dan lebih akrab.
4 Nurzeha Kosim, Kumpulan Teks Pidato KH. Kosim Nurzeha. , (Jakarta : IPRIJA , 1999)
Metode ini dimaksudkan untuk melayani masyarakat sesuai dengan
kebutuhanya. Sebab dengan bertanya berarti orang ini mengerti dan dapat
mengamalkanya. Oleh kaena itu jawaban petanyaan sangat diperlukan
kejelasan dan pembahasan sedalam-dalamnya metode ini sering juga
dilakukan oleh Rasulullah SAW dengan malaikat Jibril AS. Dan demikian
juga para sahabat disaat tidak mengerti tentang sesuatu agama.
Dalam metode ini biasanya mad’u suka bertanya mengenai sesuatu
masalah yang dirasakan belum dimengerti ketika da’I menjelaskan materi, dan
yang menjawab atas pertanyaan mad’u adalah da’I yang menyampaikan
materi tersebut. Metode Tanya jawab ini diaplikasikan untuk melayani
kebutuhan jama’ah atau mad’u dan menjelaskan tentang hal-hal yang
berkenaan dengan materi yang sedang dibahas, juga untuk mengurangi
kesalahpahaman jama’ah5
Metode ini menjadi sangat akurat karena sebagai pendalaman materi
dalam kegiatan pengajian. Dalam kegiatan yang sedemikian rupa terjalin
hubungan yang erat antara seorang da’I dan mad’unya, mengenai
permasalahan agama.
Metode ini bersumber dari Q.S.An-Nahl : 125 yakni mujadalah bil lati
hiya ahsan. Metode ini harus diterapkan secara baik dan tidak saling
menjatuhkan. Karena metode ini sangat merangsang daya pikir seorang mad’u
Tetapi walau bagaimanapun pasti beliau mempunyai kelebihan dan
kekurangan diantaranya :
Kelebihan Metode Tanya Jawab KH.Kosim Nurzeha diantaranya:
5 Asmuni, Syukur, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Alklas, 1983),h.
1. Bisanya selain dilakukan setelah ceramah, beliau sering menerapkan di
radio, televisi dan madia cetak.
2. Audien lebih merasa aktip karena ada kesempatan untuk bertanya.
3. Perbedaan pendapat dapat diselesaikan diforum diskusi tersebut.
4. Da’i dapat mengetahui tingkat pengetahuan masing-masing mad’u.
Kekurangan Metode Tanya Jawab yang digunakan KH.Kosim Nurzeha
1. Bila diantara da’I dan mad’u terdapat perbedaan pendapat maka akan
memakan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan permasalahanya.
2. Biasanya seorang da’I mempunyai penilaian kepada seorang da’I apabila
jawaban da’I kurang jelas atau mengena maka akan terjadi pemikiran yang
meremehkan da’i.
3. Biasanya seorang mad’u sulit untuk mengerti atau menyimpulkan seluruh
isi materi pembicaraan seorang’ da’i.
Oleh karena itu dibutuhkan penguasaan materi yang sangat mendalam agar
seorang da’I bisa menjawab persoalan yang ditanyakan audien atau mad’u.
semua ini akan menjadi tantangan seorang da’I.
3. Penerapan Metode Demontrasi / Paktek
Penerapan metode ini mungkin sudah setiap kali beliau terapkan pada
saat beliau memberikan pembahasan mengenai shalat, tata cara berwudhu
yang baik dan benar maka beliau pasti mencontohkan apa yang dilakukan atau
dipraktekan oleh beliau.
Metode ini sebagai pelengkap dari metode ceramah dan Tanya jawab
bisaya diterapkan apabila ada keterangan yang memang harus dipraktekan
langsung, dan digunakan materi tersebut
Metode ini didapatkan dan seringkali didapat ketika beliau sedang
mengadakan diskusi mengenai seputar permasalahan agama yang menyangkut
masalah fiqih. Adapun materi ini terdapat kelebihan dan kekurangan
diantarnya :
Kelebihan Metode Demonstrasi / Praktek KH.Kosim Nurzeha diantaranya :
1. Dapat memudahkan da’I untuk dalam penyampaian materi yang
disampikan sehingga penerapan mad’u dapat realisasikan langsung oleh
audien / mad’u.
2. Da’I akan lebih dihormati karena selain penyampiannya jelas dan
ternyata dalam hal praktek mengusai betul.
Kekurangan Metode Demonstrasi / Praktek yang digunakan KH.Kosim
Nurzeha.
1. Mad’u tidak merasa yakin terhadap apa yang disampaikan da’I
diakibatkan praktek yang dilakukan da’I kurang dipahami apalagi tidak
menyambung terhadap pembahasan.
2. Timbulnya praduga yang tidak menyenangkan kepada da’I.
4. Penerapan Metode Halaqoh atau Membaca bersama
Metode Halaqoh yaitu biasanya beliau membacakan kitab tertentu, sementara jama’ah mendengarkan, lalu membaca bersama dan menirukan.Jadi dalam metode ini da’I membaca kitab terlebih dahulu kemudian jama’ah menirukan apa yang akan dibaca da’i.
Dengan diaplikasikanya metode ini diharapkan agar jama’ahnya yang
kurang dalam membaca dapat menirukan apa yang dibaca da’I terutama
dalam membaca huruf hijaiyah, makhroj huruf, dan panjang pendek bacaan.
Metode ini juga diselingi dengan metode ceramah, jadi setelah da’I setelah
membaca dan jama’ah menirukan apa yang akan di baca da’I kemudian
dilanjutkan dengan penjelasan dan uraian yang sedang dibahas disampaikan
da’I dengan ceramah biasanya disajikan dalam metode halaqoh ini adalah
tafsir dan hadits. Beliau sering menerapkan metode ini di beberapa majlis
taklim yang beliau pimpin.
5. Penerapan Metode Melalui Tulisan (Dakwah bil Qalam )
Metode ini sebagai metode yang sangat efektif untuk mengikuti
perkembangan zaman yang sekarang sangat pesat sekali. Oleh kaena itu
dibutuhkan media dakwah yang sangat membantu sekali.
Contoh biasanya beliau menulis dibeberapa surat kabar ataupun media
cetak yang biasanya khalayak gunakan. Dengan adanya media tulis ini sangat
memudahkan sekali dan membantu agar dakwah bisa dirasakan semua
khalayak. Dan bisanya sangat mengena sekali bagi masyarakat luas karena
dengan membacanya kita dapat memahami isi pesan yang ditulis. Tentunya
diiringi dengan bahasa yang mudah dipahami, tema yang menarik, dan isi
pesan yang sangat bagus dan mengena kepada masyarakat luas terutama tema
yang sedang hangat hangatnya di masyarakat. baik tema mengenai
agama,ekonomi,maupun politik tentunya dikaitkan kepada nilai-nilai agama
Dalam berdakwah dengan tulisan juga perlu memerhatikan etika dalam
membuat tulisan, bahasa yang ringan, sederhana. Sistematis dan lain
sebagainya serta tema tulisan yang diangkat adalah yang membangkitkan rasa
keagamaan.
6. Metode Dakwah dengan Menggunakan Media Komunikasi Massa
Menurut beliau media komunikasi massa adalah sangat efektif untuk
membentuk pemikiran dan khalayak banyak seperti Radio, Televisi, Bioskop dan
teater digunakan sebagai sarana yang paling efektif untuk mengembangkan
dakwah dilapisan masyarakat luas.
Beliau sudah menerapkan dibeberapa media dan terbukti sangat efektif
sekali. Contoh beliau terapkan di beberapa stasiun televisi seperti
RCTI,TVRI,TPI contoh di acara hikmah fajar yang diadakan di shubuh pagi setiap
harinya. Beliau juga mengisi kegiatan ceramah di Radio Kayu Manis dengan
mengusung tema Santapan Rohani Tafir Al-Qu’an bersama Kosim Nurzeha.
Namun menurut penulis dalam kondisi saat ini media massa banyak
dikuasai oleh kaum kafir, karena itu umat islam bisa menguasai media ini dengan
menggerakan perekonomian kita mengingat media komunikasi massa perlu materi
yang tak sedikit. Atau minimal jadi pemain di balik media massa dalam mengisi
dan memberi pilihan tontonan,hiburan, dan pendidikan yang bermutu dan islami
melalui media massa bagi masyarakat.
4. Hambatan- hambatan yang dihadapi Serta Penaggulanganya
Keberhasilan dan kegagalan pada setiap manusia dan suatu organisasi
dalam mensiarkan dakwah Islam untuk menuju sukses tidaklah mudah seperti
membalikan telapak tangan tapi butuh perjuangan dan kesabaran itu semua
tidak terlepas dari adanya factor pendukung dan penghambat. Begitu juga
yang dihadapi oleh Kosim Nurzeha dalam menyampaikan dakwahnya
Hambatan – hambatan dalam suatu kegiatan merupakan suatu ujian
dalam mencapai kemajuan atau perbaikan, dan hambatan- hambatan tersebut
biasanya dating dari dalam maupun dari luar.
Hambatan - hambatan yang dialami KH.Kosim Nurzeha diantaranya :
1. Dalam menyampaikan dakwahnya beliau mengalami komunikasi yang
kurang terjalin dengan baik. (kurang efektif). Biasanya sering kali
ditemuai mad’u yang tidak memperhatikan atau tidak menyimak.
2. Tingkat pemahaman mad’u yang berbeda-beda
3. Sulit untuk mengetahui pemahaman audien terhadap materi yang
disampaikan.
4. Biasanya seorang mad’u sulit untuk mengerti atau menyimpulkan seluruh
isi materi pembicaraan seorang’ da’i.
Penaggulangan Hambatan yang diterapkan KH.Kosim Nurzeha
1. Mensiasati isi pesan yang disampaikan beliau dengan humor yang pas
sehingga mad’u tidak merasa bosan.
2. Penyampian materi di sampaikan dengan baik, audien / mad’u akan dapat
mempelajari kandungan serta menghayati materi yang telah diceramahkan
3. Untuk mad’u yang kurang memahami biasanya dibuka tanya jawab.
4. Menjelaskan serta melengkapi isi materi yang kurang dipahami dengan
cara mempraktekan materi yang disampaikan sehingga mad’u meras jelas.
5. Penyampaian materi dibawakan dengan gaya bahasa yang khas, sopan,
santun, dan lemah lembut.
Maka bagi seorang penceramah tentunya harus mempunyai siasat
tersendiri ataupun metode tersendiri agar pesan yang diberikan dapat dipahami
para jamaah dan pesan yang dikemaspun harus mudah dipahami dan dicerna.
sudah tentunya hambatan dalam memberikan pesan sering terjadi. Yang
terpenting memberikan solusi atau jalan keluarnya6
6 Arismanto, Wawancara Pribadi, Cibubur 28 mei 2008
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penelitian ini dilakukan maka penulis dapat menyimpulkan dari
konsep metode dakwah Kosim Nurzeha, adapun kesimpulanya sebagai berikut :
1. konsep metode dakwah yang digunakan yaitu dengan metode ceramah,
tanya jawab dan metode demontrasi/ praktek. Ketiga metode inilah yang
sering kali diterapkan oleh Kosim Nurzeha dalam menjalankan
aktifitasnya dan menyampaikan pesan moral kepada jama’ah. Dengan
tujuan agar dapat menyampaikan materi dengan tegas dan benar dan tidak
keluar dari Al-Qur’an dan Al-Hadits, dan mengetahui kondisi yang
dibutuhkan para jama’ah pada saat ini, dengan satu harapan agar dapat
mempermudah para jama’ah dalam mengamalkan materi yang
disampaikan. dan juga dapat menjadi contoh dimasyarakat luas dengan
cara memperaktekan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu pula, ada ciri
khas ceramah beliau yakni dengan tutur kata yang sopan, halus dan
lembut.ini yang menjadi daya tarik tersendiri,
2. Penerapan metode dakwah Kosim Nurzeha beliau membuka tanya jawab
dan interkatif langsung di Radio Kayu manis Jakarta bagi para jama’ah
yang ingin langsung bertanya seputar masalah agama, maka beliau akan
menjelaskan secara terperinci dan jelas agar para jama’ah mengerti betul
apa yang para jama’ah belum memahami.selain membuka layanan
interaktif yang dilakukanya, beliau juga mempunyai Institut Pembinaan
Rohani Islam Jakarta yang terletak di Cibubur Jakarta Timur dengan
tujuan mencetak generasi yang Mukmin dan Muttaqien dan berguna bagi
Agama, Nusa dan Bangsa.
B. Saran
1. Kepada da’I mubaligh agar tetap menjalankan aktiitas dakwahnya dengan
benar, baik dalam penyampainya maupun praktek.
2. Bagi para da’I agar terus berjuang dan sabar dalam mensiarkan ajaran
agama Islam.dan menciptakan masyarakat yang agamis, serta menjadikan
Negara yang Baldatun Toyyibatun Warabun Ghopur.
3. Kepada KH.Kosim Nurzeha agar tetap mempertahankan konsep
Ruhaniyah mencetak Mukmin dan Muttaqien sebagai satu tujuan
membagun bagsa yang bermartabat.
4. Kepada KH.Kosim Nurzeha mudah-mudahan Allah SWT menyembuhkan
penyakit beliau yang sudah cukup lama kurang lebih 7 tahun. Dan kami
berdo’a untuk kesembuhan beliau dan dapat kembali lagi ditengah-tengah
masyarakat.(Amiin).
5. Kepada seluruh lembaga dakwah baik formal maupun non fomal agar
terus mengembangkan ajaran al-Qur’an dan Sunnah dengan cara yang
baik.
6. Meningkatkan kualitas iman dan Islam, serta keyakinan terhadap agama
Islam dengan cara mendalami al-Qur’an dan Sunnah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quhtani, Said Bin Ali. Da’wah Islam Da’wah Bijak, (Jakarta : Gema Insani Press, 1994), cet.ke-1,h.96.
Arifin. Psikologi dan beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia, (Jakarta :
Bulan Bintan, 1976). Arifin, H.M, Psikologi Dakwah, (Jakarta :Bumi Aksar, 1998), h...
Ar-Rafi’I, Mustfhopa. Potret Juru Dakwah, (Jakarta : Pustaka al-Kausar, 2002), hal.51.
ASS, Djamal Abidin. Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta : Gema Insani
Press, 1996), cet.ke-1h.1. Badruttamam, Nurul. Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta : Grafindo,
2005), h..98. Bahtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta :Logos, 1997), cet,
ke-1, h. 59. Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : Diponogoro,
2000), h.383. Hakim, Maskur, dan Ubaidillah, Dakwah Islam Dakwah Bijak, (Jakarta :gema
Insani pres, 1994), cet.ke. 1, h.84. Hamka. Tafsir Al-azhar, (Jakarta : Pustaka Panjimas,1983), h.321.
Hamzah, Ya’qub. Publistik Islam, (Bandung :CV.Diponogoro,1981), cet.ke-2, hal.37.
Harjono, Anwar. Dakwah dan Masalah Sosial Kemasyarakatan, (Jakarta : Media Dakwah, 1985) h..3
Hasanuddin. Hukum Dakwah, (Jakarta :Pedoman Ilmu Jaya,1996), h,37
Nasarudin, Latif. Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, (Jakarta : Firma).
Nasir, Muhammad. Fiqh Dakwah, Jakarta : Media Dakwah, 1996 h…viii.
Nurzeha, Kosim. Frofil Mukmin dan Muttaqien Dalam Al-Qur’an (Institut Pembina Rohani Islam Jakarta, 1999), h.2.
Jumantoro, Toto. Psikologi Dakwah Dengan Aspek-Aspek Kewajiban Yang
Qur’ani, Wonosobo : Jakarta, 2001.h..xiii. Salmah, Ismah. Strategi Dakwah dio Era Millenium,jurnal kajian Dakwah dan
Budaya, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2004 vol.5,h.3. Shaleh, Abdul Rasyad. Manajemen Dakwah, (Jakarta : Bulan Bintang), h..7
Strategi Dakwah Harus Bina Solidaritas “ Kompas,Edisi 23 2005.
Shihab, Quraiy. Tafsir al-Misbah, (Lentera Hati, 2000), cet, ke-1,h.553.
Suparta, H.Munzier. Metode Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2003), cet.ke-1,h.18.
Umam, Choirul. Rahasia Keberhasilan Dakwah K.H. Zainuddin MZ, (Surabaya : Ampel Suci, 1994), cet.ke-1,h.1 .
Wasito, Woyo. Kamus Inggris- Indonesia, (Jakarta : Cy Press, 1974,h.208.
AGENDA WAWANCARA
1. Bagaimana Metode dakwah Pak Kyai ?
2. Bagaimanakah konsep dakwah pak kyai ?
3. Apa pengertian metode menurut pak kyai ?
4. Bagaimana penerapan metode pak kyai ?
5. Metode apa yang pak kyai gunakan dalam berdakwah?
6. Masyarakat yang bagaimana yang menjadi objek dakwah pak kyai?
7. Apakah tujuan dakwah yang pak kyai inginkan ?
8. Langkah-langkah apa yang pak kyai lakukan dalam berdakwah sehingga
dapat dikenal oleh masyarakat?
9. Apa kunci sukses dalam berdakwah?
10. Adakah hambatan-hambatan dalam berdakwah?
11. Bagaimanakah cara penaggulangan Hambatan yang ada dalam berdakwah ?
Lampiran 1
Hasil wawancara seputar profil dan metode dakwah KH.Kosim Nurzeha
Bersama Bapak Drs.Arismanto (Keponakan KH.Kosim Nurzeha)
( Bid.Tata Usaha/ Administrasi IPRIJA )
Tanya (T): Dapatkah Bapak ceritakan tentang riwayat hidup KH.Kosim Nurzeha
Jawab (J): Kosim Nurzeha adalah nama beliau Yang diberikan oleh kedua orang
tuanya sejak kecil. Sampai sekarang beliau dikenal dengan nama
Kosim Nurzeha. Beliau lahir di tegal pada tanggal 12 Juli 1936.
sekarang beliau tinggal bersama keluarganya di Kompleks PTB,
Blok II G No. 2 & 3 Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta
Timur. Ketika Usia 5 tahun beliau sekolah Rakyat Negeri 8 Tegal
pada tahun 1950. memang beliau sejak kecil tidak pernah mengalami
yang namanya pesantren, tetapi pendidikan agama beliau sangat kuat
sekali karena di lingkungan keluarga beliau sangat kental dari nilai-
nilai agama Islam selain orang tua beliau, beliau juga mempunyai
guru guru yang mengajari ilmu agama yakni diantaranya guru beliau
KH.Ghopar Ismail ayah dari KH. Taufik Ismail. Dari guru – guru
beliau inilah yang menjadikan beliau orang yang mengerti agama,
walaupun tidak pernah menginjak di pendidikan yang agamis.
Kemudian ketika sudah selesai dari sekolah Rakyat beliau
melanjutkan ke sekolah Menengah Pertama Negeri Tegal tahun
1950. dan diteruskan sekolah guru negeri semarang pada tahun 1957.
pada tahun 1963 beliau Sarjana muda jurusan Jasmani FKIP UNDIP
Semarang. beliau juga mengambil mengambil Sarjana Muda
Faklutas Syari’ah Universitas Sultan Agung semarang sekaligus
mendalami ilmu agama pada tahun 1975. dan tidak puas dengan itu
beliau.Mengambil Sarjana Muda II Fakultas Hukum Universitas
Sultan Agung Semarang pada Tahun 1975. setelah itu beliau
melanjutkan kejakarta dan mengambil Sarjana Agama Institut
Pembina Rohani Islam Jakarta tahun 1996 dan beliau juga
mendapatkan gelar Doktor Honoris Kausa, American World
University pada tahun 1998. memang beliau tidak pernah puas
terhadap pendidikan dikarnakan tekad beliau yang sangat tinggi
untuk mendapakan sesuatu yang beliau inginkan.
Dan beliau menikah dengan Hj, Winawati dari sinih karir beliau
mulai meningkat segala kegiatan beliau jalani hingga beliau dikenal
khalayak.beliau diklarunia 7 0rang anak diantranya : Ir. Syahadat
Indiarto Ir.Suporojo laksono, Endang Piistrianti, SH.,Ir. H.Jamaludin
Qossim, Yenni Kustianto,S.E., Yudi Kustianto BSA.,Nugroho.Beliau
adalah seoarang da’i yang aktifitasnya sangat padat. Dikarnakan
kegiatan beliau yang begitu banyak baik kegiatan beliau di
Masyarakat, Pemerintahan, Militer, maupun dikalangan Kampus.
Tanya (T): Metode apa yang dipakai oleh KH.Kosim Nurzeha dalam berdakwah?
Jawab (J): Metode yang digunakan beliau adalah yang tertera dalam Al-Qur’an
Surat An-Nahl ayat 125. Pertama dengan Hikmah ialah Perkataan
yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak
dengan yang bathil., Kedua Mauizhah Hasanah yakni memberikan
contoh yang baik. ketiga Mujadalah Bil Lati Hiya Ahsan dengan cara
yang yang lemah lembut dan juga baik.
Tanya(T) : Bagaimana awal perjuangan dakwah beliau?
Jawab(J) : Perjalanan dakwah beliau dimulai dengan adanya niat, tekad,
semangat yang tinggi, serta dorongan orang tuanya. Dan beliau
mempunyai prinsip dalam berdakwah “ sebaik-baiknya manusia
ialah yang bermanfaat bagi orang lain” ini yang menjadi kunci
sukses beliau, tentunya kita harus senatiasa barengi dengan berzhikir
kepada Allah dan menjalankan apa yang diperintahkanya.insyaallah
segala apa yang kita hendaki pasti Allah akan Hendaki. Beliau
banyak belajar dari guru-gurunya diantaranya KH.Ghopar Ismail
disinilah beliau banyak belajar agama, dari sejak kecil beliau
memang sudah bisa membaca kitab-kitab kuning yang diajari oleh
KH.Ghopar Ismail dan beliau di kenal sebagai murid yang cerdas
dan pintar. Dan tek heran beliau sudah pandai dalam menjawab-
pertanyaan seputar agama, padahal pendidikan beliau kebanyaan di
sekolah-sekolah umum, dan kebanyakan karir beliau terjun didunia
pendidikan. Perjuangan beliau dimulai beliau pada tahun 1957,
beliau sudah mulai mengajar di sekolah sebagai Guru Sekolah Dasar
Negeri tepatnya di bandung Ambarawa dan pada waktu itu beliau
menjabat sebagai Kepala Sekolah sampai tahun 1960, disinilah
beliau mulai meniti karir.
Pada tahun 1960 beliau aktifitasnya sudah mulai padat
setelah beliau keluar mengajar di Ambarawa lalu beliau kembali
mengajar di Jawa Tengah tepatnya di Semarang sebagai Guru
Sekolah Menengah Pertama Islam Badan Wakaf Sultan Agung
Semarang, dan beliau menjabat sebagai Sekretaris Badan Wakaf
Sultan Agung Semarang. Pada tahun yang sama beliau juga
mengajar disekolah Menengah Petama dan Menengah Atas
Muhammadiyah Semarang sampai tahun 1963, selain menjadi guru
disekolah beliau sudah mulai banyak berdakwah di tengah-tengah
masyarakat baik di majlis taklim maupun di masjid-masjid.
Di tahun 1963 beliau sudah menjadi Asisten Dosen di
Sekolah Tinggi Olah Raga Negeri Semarang, setelah itu beliau
menjadi dosen Akademi Pemerintahan Dalam Negeri Semarang pada
tahun 1963 sampai dengan 1964 disini beliau mendidik calon-calon
pegawai dalam negeri. setelah itu beliau menjadi dosen tetap di
Universitas Sultan Agung Semarang beliau mengajar di beberapa
Fakultas diantaranya Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum,
Fakultas Ekonomi,Tehnik. Sampai dengan tahun 1974.
Pada tahun 1974 setelah berhenti mengajar menjadi dosen di
Universitas Sultan Agung Semarang, beliau lalu hijrah ke Jakarta
dan disnilah Karir beliau mulai maju, dan beliau banyak berdakwah
di tengah-tengah masyarakat, beliaupun pada tahun 1974sampai
dengan 1992 bekerja sebagai Pembina Rohani Mental Angkatan
Darat di Jakarta. Dan perjuangan beliau berjalan sampai saat ini
hari-hari beliau diisi dengan berdakwah di masjid-masjid, majlis
taklim, acara (PHBI) peringatan hari besar Islam seperti Maulid, Isra
Mi’raj, dan juga banyak diminta pula beliau untuk mengisi ceramah
di kepemerintahan sampai sekarang, dakwah beliaupun merambah
kemedia Massa Baik eloktronik Maupun cetak seperti di beberapa
stasiun televisi/radio RCTI,TPI,TVRI, dengan menjadi narasumber
yang membahas permasalahan agama, dan di Radio kayu manis
Jakarta beliau mengisi tiap harinya dengan mengambil tema santapan
rohani tafsir Alqur’an nul karim. Aktifitas beliaupun terus bergulir
beliau pun mengajar di salah satu institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta
yakni IIQ pada tahun 1995.
Tanya(T) :Bagaimana penerapan metode serta metode apa saja yang dipakai pak
Kyai ?
Jawab(J) : Penerapan metode yang digunakan oleh KH.Kosim Nurzeha yakni
menggunakan Pertama metode ceramah, tanya jawab, dan metode
praktek / demonstrasi. Dan satu hal lagi yang menjadi keistimewaan
beliau yakni lebih objektif, ilmiah, dan menggunakan logika.
Tanya(T) : Apakah tujuan dakwah yang dinginkan ?
Jawab(J) : Yakni menghasilakan manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT dan dapat menerapkan nilai-nilai ajaran agama
Islam.
Tanya(T) :Apa saja kegiatan dakwah KH.Kosim Nurzeha ?
Jawab(J) : Ada beberapa kegiatan dakwahnya diantaranya ialah :
1. Mengajar diberbagai tempat Majlis Taklim, Masjid-Masjid.
2. Mengajar di institusi Pendidikan Formal
3. Ceramah di berbagai tempat
4. Mengisi acara rohani di Televisi dan Radio
5. Menjadi ketua bid.rohani di Angkatan Darat
6. Menjadi dosen di beberapa sekolah tinggi .
Tanya(T) : Apa kunci sukses dalam berdakwah pak Kyai ?
Jawab(J) : Tentunya berdakwah harus diperlukan kesabaran, keikhlasan dan
perjuangan. ini yang menjadi kunci sukses dakwah beliau.
Tanya(T) : Adakah hambatan - hambatan dalam berdakwah dan bagaimana cara
menaggulanginya.
Jawab : Keberhasilan dan kegagalan pada setiap manusia dan suatu
organisasi dalam mensiarkan dakwah Islam untuk menuju sukses
tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan tapi butuh
perjuangan dan kesabaran itu semua tidak terlepas dari adanya factor
pendukung dan penghambat. Begitu juga yang dihadapi oleh Kosim
Nurzeha dalam menyampaikan dakwahnya.
Kosim Nurzeha dalam menyampaikan pesan dakwah, memang tidak
ada suatu kendala, akan tetapi sedikit masalah, tatkala banyak sekali
acara yang harus beliau hadiri, sedangkan jamaah menginginkan
beliau untuk dapat hadir. Maka beliau harus dapat membagi waktu
semaksimal mungkin agar tidak ada yang dikecewakan.
Hambatan yang biasa juga dihadapi contoh ketika beliau sedang
ceramah banyak orang yang tidak mendengarkan ataupun biasanya
banyak pula yang tidur maka ini menjadi hambatan beliau dalam
memberikan pesan maka beliau mempunyai resep tersendiri dengan
memberikan humor yang pas sehingga jamaah yang mendengarkan
merasa tidak bosan maupun mengantuk. Dan cara beliau juga
menaggulanginya biasanya bagi jamaah yang kurang memahami atau
kurang memperhatikan pesan yang diberikan beliau maka beliau
membuka interaktif di Stasiun Radio Kayu Manis seputar
permasalahan agama. Dengan adanya konsep seperti ini
memudahkan beliau memberikan pesan.
Maka bagi seorang penceramah tentunya harus mempunyai siasat
tersendiri ataupun metode tersendiri agar pesan yang diberikan dapat
dipahami para jamaah dan pesan yang dikemaspun harus mudah
dipahami dan dicerna. sudah tentunya hambatan dalam memberikan
pesan sering terjadi. Yang terpenting memberikan solusi dan
tentunya harus berpatokan pada Al-Qur’an dan Al – Hadits.
Jakarta, 28 Mei 2008
Lampiran II
Hasil wawancara mengenai metode dakwah KH.Kosim Nurzeha
Yang dilakukan oleh para jama’ah sekaligus pengemar setia ceramah
KH.Kosim Nurzeha
Tanya (T) : Menurut saudari, bagaimanakah metode ceramah yang di gunakan
oleh KH.Kosim Nurzeha setiap kali anda mendengar beliau sedang
ceramah?
Jawab (J) : Menurut saya, ketika beliau ceramah beliau sering sekali menerapkan
metode yang begitu sangat sederhana tetapi sangat berkesan sekali dan
sanagat baik diterima dan biasanya beliau sering sekali menekankan
agar manusia senantisa agar selalu berbadah kepada Allah SWT. Ini
yang sering kali beliau utarakan terutama mengenai ketakwaan
seseorang kepada sang pecipta. dan ketika beliau masih aktif
memberikan ceramah agamanya di beberapa media baik eloktronik
ataupun cetak contoh : beliau sering mengisi di Radio Kayu Manis
dengan mengusung tema yang begitu sederhana yaitu Santapan Rohani
Tetapi didalamnya mengkaji tentang tafsir Alqur’annul Karim, bisanya
beliau menjelaskan sangat detil sekali dan begitu mudah di cerna oleh
para pendengar setianya, dan tek heran radio ini selalu diminati oleh
pendengar setianya. Menurut saya beliau sangat detil sekali dalam
menjawab setiap kali permasalahan yang ada dan selalu diringi
Institut Pembina Rohani Islam Jakarta IPRIJA
Judul buku : Profil Mukmin dan Muttaqin Dalam Al-Qur’an Penulis : KH.Kosim Nurzeha
Penerbit : Institut Pembina Rohani Islam Jakarta IPRIJA Cetakan : 1999
PROFIL MUKMIN DAN MUTTAQIN DALAM ALQURAN
Prof. Dr. K.H. KOSIM NURZEHA
INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA ( IPRIJA )
1999
Naskah Pidato Pengukuhan Guru Besar
Bidang Ilmu Dakwah pada Fakultas Dakwah Institut Pembina Rohani Islam Jakarta
(IPRIJA)
Recommended