Microsoft PowerPoint By malcomahsan@gmail&JuRaiZ

Preview:

DESCRIPTION

Siapa Bilang Rokok Haram ?. Microsoft PowerPoint By malcomahsan@gmail.com&JuRaiZ. Bersumber dari : http://almakassari.com/artikel-islam/fiqh/siapa-bilang-rokok-haram.html. Siapa Bilang Rokok Haram ?. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Microsoft PowerPoint By malcomahsan@gmail.com&JuRaiZMicrosoft PowerPoint By malcomahsan@gmail.com&JuRaiZ

Bersumber dari:http://almakassari.com/artikel-islam/fiqh/siapa-bilang-rokok-haram.html

Siapa Bilang Rokok Haram?Siapa Bilang Rokok Haram?

Siapa Bilang Rokok Haram?Siapa Bilang Rokok Haram?

Rokok adalah barang sial yang banyak

menjangkiti kebanyakan kaum muslimin,

apalagi orang-orang kafir. Barang ini betul-

betul mencekoki otak para pecandunya.

Ketika dinasihati bahwa rokok itu haram!

Mereka akan menyatakan, "Siapa bilang

rokok haram!!" 1

Menjawab pernyataan ini, kami tegaskan bahwa

rokok telah diharamkan oleh para ulama

besar kita berdasarkan Al-Qur’an dan

Sunnah.Keharaman ini umum mencakup

laki-laki, maupun wanita, orang besar atau

anak kecil!!! Haramnya rokok telah diketahui

secara aksiomatik oleh semua orang sampai

semua dokter, perusahaan rokok, pemerintah,

bahkan semua orang yang berakal sehat ikut

mengharamkannya.2

Adapun para pecandu rokok yang

ditunggangi dan dibutakan oleh hawa

nafsunya, maka mereka ini tak perlu

ditoleh ucapannya dalam menghalalkan

rokok. Tapi tolehlah fatwa-fatwa dan

pernyataan ulama dan orang-orang yang

berakal sehat.

3

Buletin Mungil At-Tauhid kali ini akan

menyodorkan beberapa fatwa ilmiah kepada

pembaca budiman agar menjadi ibroh

(pelajaran); fatwa ini berisi pernyataan

haramnya rokok. Para ulama yang kami

akan nukilkan fatwanya adalah para ulama

terpercaya, tidak terseret hawa nafsu, dan

tidak segan menyatakan kebenaran,

walaupun banyak yang tersinggung. 4

Pembaca yang budiman, para ulama kita di

Timur Tengah telah lama menyatakan

haramnya rokok, jauh sebelum para dokter

"mengharamkannya".

Sebagian penanya pernah melayangkan

pertanyaan kepada ulama besar kita di

Timur Tengah yang tergabung dalam "Al-

Lajnah Ad-Da’imah" (Lembaga Fatwa).

5

Soal Pertama: Hukum Shoalat di Soal Pertama: Hukum Shoalat di Belakang Perokok Belakang Perokok

Suatu fenomena yang sering kita jumpai di

lapangan, adanya sebagian imam yang

biasa memimpin kaum muslimin dalam

mendirikan sholat. Padahal ia adalah

seorang yang tercandu rokok. Hal ini

pernah ditanyakan oleh sebagian kaum

muslimin kepada para ulama tentang sikap

kita. 6

Seorang penanya berkata, "Bolehkah

sholat di belakang seorang imam yang

suka merokok. Perlu diketahui bahwa

imam ini bukan imam tetap, bahkan ia

hanya memimpin sholat jama’ah, karena

Cuma ia yang pintar membaca Al-Qur’an di

antara jama’ah yang ada di sekitar

masjid?"

7

Para ulama tersebut menjawab, "Merokok adalah

haram, karena telah terbukti bahwa

membahayakan kesehatan, dan termasuk

sesuatu yang khobits (buruk lagi menjijikkan),

serta bentuk pemborosan. Allah sungguh telah

menyifati Nabi-Nya –Shollallahu alaihi wa sallam-

"…dan menghalalkan bagi mereka segala yang

baik dan mengharamkan bagi mereka segala

yang buruk…". (QS. Al-A’raaf: 157)

8

Adapun hukum sholat di belakang; jika

karena seorang tidak sholat di

belakangnya lalu menimbulkan luputnya

sholat jumat atau sholat jama’ah atau

muncul masalah (antara jama’ah), maka

wajib sholat di belakangnya, demi

mendahulukan mudhorot yang lebih ringan

atas mudhorot yang lebih besar.

9

Jika ada sebagian orang yang tidak sholat di

belakangnya , sedang ia tidak khawatir luputnya

sholat jumat atau jama’ah atau tidak muncul

mudhorot (masalah dan perseteruan), tapi

mengakibatkan tercegah dan berhentinya ia

merokok, maka wajib untuk tidak sholat di

belakangnya sebagai kecaman baginya dan

dorongan baginya dalam meninggalkan sesuatu

yang diharamkan baginya (yakni, merokok).

10

Demikian itu termasuk bagi mengingkari

kemungkaran. Jika kita meninggalkan sholat di

belakang, tidak menimbulkan mudhorot, tidak

luput dari sholat jumat dan jama’ah, serta tidak

bergeming dengan hal itu, maka sikap paling

utama, memilih sholat di belakang orang yang

tidak serupa dengannya dalam hal kefasikan

dan maksiat. Demikian itu lebih sempurna bagi

sholatnya, dan lebih menjaga agamanya.

Wabillahit taufiq, wa shollallahu ala Nabiyyina wa alihi wa shohbihi wa sallam". [Lihat Fatawa Al-

Lajnah Ad-Da'imah lil Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta' (9/408-409)] 11

Soal Kedua: Hukum Penjual Rokok Soal Kedua: Hukum Penjual Rokok

Sebagian kaum muslimin yang memiliki profesi

dagang, biasa menjual rokok, karena banyaknya

keuntungan yang bisa diraup dari hasil penjualan,

apalagi jika ada diskon dari perusahaan rokok.

Sekarang ada baiknya kita mendengarkan seorang

penanya berkata, "Apa hukum Islam tentang orang

menjual rokok yang dijual karena adanya

keringanan (diskon) dari arah perusahaan rokok?" 12

Para ulama’ Al-Lajnah Ad-Da’imah

menjawab, "Merokok adalah haram;

menanam tembakau adalah haram;

berdagang rokok adalah haram, karena

pada rokok terdapat bahaya besar. Sungguh

telah diriwayatkan dalam sebuah hadits,

ار6 ر6 ر6 و6ال6 ض: ر6 ال6 ض6

"Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan

orang lain". [HR. Ibnu Majah (2341)] 13

Rokok juga termasuk khoba’its (sesuatu

yang busuk, jelek lagi menjijikkan). Sunnguh

Allah -Ta’ala- telah berfirman tentang sifat

Nabi –Shollallahu alaihi wa sallam-,

"…dan menghalalkan bagi mereka segala

yang baik dan mengharamkan bagi mereka

segala yang buruk…". (QS. Al-A’raaf: 157)

14

Allah –Subhanahu- berfirman,

"Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah

yang dihalalkan bagi mereka?". Katakanlah:

"Dihalalkan bagimu yang baik-baik". Al-Ayat

(QS. Al-Maa’idah: 4) [Lihat Fatawa Al-

Lajnah Ad-Da'imah lil Buhuts Al-

Ilmiyyah wa Al-Ifta' (15/85-86)]

15

Soal Ketiga: Hukum Menjual Rokok Soal Ketiga: Hukum Menjual Rokok karena Perintah Orang Tua karena Perintah Orang Tua

Terkadang ada sebagian orang telah mengenal

haramnya merokok dan menjual rokok. Namun

ia bingung ketika ia diperintahkan oleh orang

tuanya untuk menjual barang haram itu. Dia

bingung, apakah ia mentaati Allah dan

Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-

ataukah ia mentaati orang tuanya?!

16

Seorang penanya pernah bertanya tentang

menjual rokok karena adanya perintah dari

orang tua. Apakah hal itu adalah udzur

baginya?

17

Para ulama dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah menjawab,

"Merokok adalah haram, jual-beli rokok adalah

haram, walaupun hal itu terjadi atas perintah dari

orang tua atau selainnya, karena adanya hadits dari

Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bahwa beliau

bersabda,

Bل ي6ة: اللBه: ع6زB و6ج6 عMص: لUوقR ف:ي م6 Mال6 ط6اع6ة6 ل:م6خ

"Sama sekali tak ada ketaatan kepada seorang

makhluk dalam bermaksiat kepada Yang Maha

Pencipta -Azza wa Jalla-". [HR. Ahmad dalam Al-

Musnad (1041)] 18

Beliau juga bersabda,

وف: UرMع ا الطBاع6ةU ف:ي الMم6 :نBم6 إ

"Ketaatan itu hanyalah dalam perkara yang

ma’ruf". (HR. Al-Bukhoriy & Muslim) [Lihat

Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah lil Buhuts

Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta' (15/113)]

19

Soal Keempat: Hukum Menanam Soal Keempat: Hukum Menanam Tembakau Tembakau

Diantara sebab utama banyaknya produksi,

karena adanya ta’awun (kerja sama) antara

pedagang dengan petani tembakau. Para

petani itu terkadang merasa bahwa ia tidak

terkena dosa jika ia menanam tembakau.

Sebab ia beralasan bahwa bukan mereka yang

membuat rokok, tapi para pemilik perusahaan

rokok. 20

Benarkah para petani tidak terkena dosa;

dalam artian bahwa pekerjaannya tidak

haram??! Kini ada baiknya kita simak

seorang penanya pernah berkata,

"Bagaimana hukum Islam tentang tentang

menanam tembakau dan harta yang

dikumpulkan oleh para petani tembakau

dari hasil penjualan tembakau tersebut?"

21

Para ulama dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah menjawab,

"Tidak boleh menanam tembakau, menjual, dan

menggunakannya, karena rokok haram dari beberapa

sisi; karena beberapa madhorot (bahaya)nya yang besar

dari sisi kesehatan, karena keburukannya, tidak ada

faedahnya. Wajib bagi seorang muslim untuk

meninggalkannya, menjauhinya, tidak menanamnya dan

tidak pula memperdagangkannya, karena jika Allah

mengharamkan sesuatu, maka Dia mengharamkan

harganya, Wallahu A’lam". [Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-

Da'imah lil Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta' (15/120)]

22

Soal Kelima: Wajib Bertaubat dari Soal Kelima: Wajib Bertaubat dari Rokok Rokok

Ada diantara kita yang menyangka bahwa

merokok bukan dosa sehingga ia

menyangka bahwa dirinya tak perlu

bertaubat dari perbuatannya tersebut.

23

Tapi demikiankah halnya. Biar anda tahu tingkat

kekeliruan sangkaan batil itu, dengar Seorang

penanya berkata, "Bagaimana hukum syari’at

tentang penjual rokok dengan berbagai macam

jenisnya? Saya adalah seorang perokok; saat aku

mendengarkan tukang adzan, maka aku masuk

masjid. Apakah wajib bagiku mengulangi wudhu’

ataukah berkumur-kumur cukup bagiku? Aku

sebenarnya tahu bahwa rokok menyebabkan

berbagai macam penyakit". 24

Para ulama besar dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah yang

diketuai oleh Syaikh Abdul bin Baaz memberikan jawaban,

"Haram menjual rokok, karena keburukannya, dan

bahayanya yang banyak. Sedang si perokok dianggap fasiq.

Tidak wajib mengulangi wudhu’ karena merokok. Tapi

disyari’atkan baginya menghilangkan bau yang tak sedap

dari mulutnya dengan sesuatu yang bisa

menghilangkannya; di samping ia wajib segera bertaubat

kepada Allah dari rokok. Wabillahit taufiq wa shollallahu ala

Nabiyyina wa alihi wa shohbihi wa sallam". [Lihat Fatawa

Al-Lajnah Ad-Da'imah lil Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-

Ifta' (15/114)]

25

Inilah beberapa buah petikan fatwa ilmiah dari

para ulama besar kita di zaman ini. Mereka

menjelaskan haramnya merokok, menjual

rokok, menanam tembakau, dan segala hal

yang mendukung perbuatan maksiat ini, yakni

merokok. Sedang Allah -Ta’ala- melarang kita

bekerjasama dan tolong-menolong dalam dosa

dan permusuhan dalam firman-Nya,

"Dan jangan tolong-menolong dalam

berbuat dosa dan pelanggaran. dan

bertakwalah kamu kepada Allah". (QS. Al-

Maa’idah: 2)

Faedah : Sebagian orang terkadang berceloteh

bahwa rokok tidak haram sebab tidak ada kata

"rokok" dan larangannya dalam Al-Qur’an

sehingga mereka menyangka bahwa merokok

tidak diharamkan. Padahal sebenarnya banyak

dalil-dalil dalam Al-’Qur’an yang mengandung

kaedah-kaedah yang memastikan haramnya

rokok. Tapi kedangkalan ilmu orang-orang yang

berusaha menghalalkan rokok, menyebabkan

mereka tidak dapat menemukan dalil-dalil

tersebut.

Hal ini mengingatkan kami dengan sebuah kisah dari Masruq bin

Al-Ajda’ saat ia berkata, " Ada seorang wanita yang pernah

datang kepada Ibnu Mas’ud seraya berkata, "Aku telah dikabari

bahwa Anda melarang wanita dari menyambung rambut (memakai

rambut palsu)? Ibnu Mas’ud menjawab, "Benar". Wanita itu

bertanya, "Apakah hal itu Anda dapatkan dalam Kitabullah ataukah

Anda pernah mendengarnya dari Rasulullah -Shallallahu alaihi wa

sallam-. Ibnu Mas’ud berkata, "Aku telah mendapatkannya dalam

Kitabullah dan dari Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-.

Wanita itu berkata, "Demi Allah, sungguh aku telah membolak-

balik diantara dua lembar (cover) mushaf, tapi aku tak

menemukan di dalamnya sesuatu yang anda nyatakan". Ibnu

Mas’ud berkata, "Apakah engkau menemukan (s ebuah ayat) di

dalam mushaf (yang berbunyi):

"Apa saja yang didatangkan oleh Rasul kepadamu,

maka terimalah,. dan apa saja yang dilarangnya

bagimu, maka tinggalkanlah". (QS. Al-Hasyr: 7)

Wanita itu menjawab, "Ya". [HR. Ahmad (3749). Di-

shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ghoyah Al-

Marom (93)]

Memakai rambut palsu tak ada dalil yang

mengandung lafazh larangannya dalam

Kitabullah, tapi dalil-dalil yang melarang hal

tersebut secara tersirat terdapat dalam

Kitabullah, sebab menyambung rambut alias

menggunakan rambut palsu termasuk bentuk

penipuan dan kedustaan. Sedang larangan

berdusta dan menipu banyak di dalam Al-

Qur’an. Demikian pula rokok, memang tak

ada kata dan lafazh "rokok" dalam Al-Qur’an.

Tapi larangan tersebut sebenarnya ada secara

tersirat, sebab rokok termasuk perbuatan tabdzir

(menghambur harta), membahayakan diri,

mengganggu orang lain, menzholimi diri dan orang

lain, suatu sebab besar orang mengidap penyakit,

bahkan penyebab kematian!! Bukankah di dalam Al-

Qur’an terdapat larangan tabdzir, membahayakan

diri, mengganggu orang lain, menzholimi diri dan

orang lain, membunuh diri sendiri?! Jawabnya, "Jelas

ada!!". Jadi, nyatalah keharaman rokok berdasarkan

Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Sumber : Buletin Jum’at At-Tauhid edisi 110 Tahun II.

Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren Tanwirus

Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto

Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu

Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu

Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri

Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu

Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk

berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary

(085255974201). (infaq Rp. 200,-/exp)

Di Buat Agar Mudah Di Baca Di Buat Agar Mudah Di Baca Download PowerPoint Ini diDownload PowerPoint Ini di

http://mysalafy.wordpress.com

Sumber Artikel ini bisa di lihat diSumber Artikel ini bisa di lihat di

http://almakassari.com/artikel-islam/fiqh/siapa-bilang-rokok-haram.html

Recommended