View
244
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI
SE-KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Yosephin Maynanda Tri Pamungkas
NIM : 121134230
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI
SE-KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Yosephin Maynanda Tri Pamungkas
121134230
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kritus yang telah memberikan berkat, perlindungan, dan penyertaan-
Nya setiap hari.
Nenek tercinta Witoyasono yang telah mencurahkan tenaga, pikiran, dan biaya
untuk membesarkanku sampai saat ini serta menyemangatiku selama studi.
Ayah tercinta Bernardus Priyono (Alm) yang menjadi penyemangat hidupku.
Fransiskus Xaverius Kurnia Octavian Andyanto yang menjadi inspirasi, teladan, dan
penyemangat hidupku.
Kedua orangtua Martinus Wijiyanto dan Yohana Adriana yang telah memberikan
dukungan doa.
Kedua kakakku Yuhanita Ratnawati dan Bernadeta Ayu Paskhalena yang memberi
motivasi untuk menyelesaikan skripsi.
Dosen pembimbing skripsiku Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. dan
Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan
pikirannya sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.
Teman-teman payung yang telah memberikan dukungan dan semangat sampai
skripsi ini selesai.
Orang-orang terdekatku yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam
penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Be Positive”
(Yosephin Maynanda Tri Pamungkas)
“Time may change me, but I can’t change time”
(FX. Kurnia Octavian Andyanto)
“I can accept failure. Everyone fails at something. But I
can’t accept not trying ”
(Michael Jordan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah lainnya.
Yogyakarta, 4 Maret 2016
Penulis
Yosephin Maynanda Tri Pamungkas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yosephin Maynanda Tri Pamungkas
Nomor Mahasiswa : 121134230
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI
SE-KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN
beserta perangkat yang diperlukan (jika ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data dan mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan ke dalam internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya, atau
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 4 Maret 2016
Yang menyatakan,
Yosephin Maynanda Tri Pamungkas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI
SE-KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN
Yosephin Maynanda Tri Pamungkas
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemahaman konsep IPA Fisika siswa
kelas V yang rendah di SD Negeri Kecamatan Sleman sehingga berpeluang terjadi
miskonsepsi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan miskonsepsi IPA
Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman; (2) mengetahui
perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode survei.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri se-Kecamatan Sleman yang berjumlah
28 SD. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan
Sleman yaitu 832 siswa. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan
teknik simple random sampling dengan jumlah sampel penelitian ada 261 siswa.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis yaitu
dengan instrumen pilihan ganda (multiple choices).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada miskonsepsi IPA Fisika kelas V
semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Miskonsepsi IPA Fisika terjadi pada
konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, penerapan sifat cahaya pada
kaya/model, jenis-jenis batuan dan pelapukan. Miskonsepsi IPA Fisika siswa
kelas V tertinggi terjadi pada konsep jenis-jenis batuan yaitu sebesar 58%. Ada
perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 se-Kecamatan Sleman
dilihat dari tingkat akreditasi sekolah (sig 2 tailed = 0,028 < 0,05).
Kata kunci: Miskonsepsi, Fisika, Tingkat Akreditasi Sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE MISCONCEPTIONS ON THE ELEMENTS OF PHYSICS IN SCIENCE
SUBJECT ON THE SECOND SEMESTER OF THE FIFTH GRADE
STUDENTS IN STATE ELEMENTARY SCHOOLS IN SLEMAN DISCTRICT
OF SLEMAN REGENCY
Yosephin Maynanda Tri Pamungkas
Sanata Dharma University
2016
The background of this research is the low understanding of scientific
concepts in Science subject amongst the elementary school students in the district
of Sleman that might cause misconception. This research, therefore, is aimed to
(1) identify the misconceptions on the elements of Physics in Science subject on
the second-semester fifth grade students in state elementary schools in the district
of Sleman; and (2) identify the differences of the misconceptions on the elements
of Physics in Science subject occur on the second semester of the fifth grade in
state elementary schools in the district of Sleman as it is seen in the accordance of
the schools’ accreditation level.
This research is considered as a quantitative research with the survey
method. The observation has taken place in total of 28 state elementary schools in
the district of Sleman. The population of the research subjects, which are the fifth
grade students of the state elementary schools in the district of Sleman, reaches in
total of 832 students. The technic applied is Simple Random Sampling technic
with the samples of 261 students. This technic of Simple Random Sampling
applied requires research subjects to finish a written test with the instrument of
Multiple Choices.
The result of the research has indicated the misconceptions on the elements
of Physics in the Science subject on the second semester of the fifth grade in state
elementary schools in the district of Sleman. The misconceptions of the elements
of Physics occur on the study of Force, Simple Machine, the Characteristics of
Visible Light, the application of Visible Light characteristics on models, types of
Rocks, and Weathering. The highest number of misconceptions on the elements of
Physics in Science subject in the fifth grade occurs on the study of the types of
Rocks which reaches 58% of the samples taken on its indicator. The differences
on the level of misconceptions on the Physics element in Science subject in state
elementary school in the district of Sleman are also identified in the accordance
of the schools’ accreditation level (sig 2 tailed = 0,028 < 0,05).
Keywords: Misconception, Physics, Schools’ Accreditation Level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan kasih-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Skripsi berjudul Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V
Semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman ini disusun
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pada kesempatan ini peneliti ingin
mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini. Terimakasih peneliti ucapkan kepada:
1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma,
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekoah Dasar Universitas Sanata Dharma,
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma,
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing skripsi I dan
Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan
memberikan arahan selama penyusunan skripsi,
5. Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Sleman yang telah memberikan ijin
untuk melakukan penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Sleman;
6. Kepala Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Sleman yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SD yang bersangkutan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Siswa-siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Sleman,
Yogyakarta yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini;
8. Kedua orangtua, kakak, nenek, dan FX. Kurnia Octavian Andyanto yang
telah memberikan dukungan dan semangat;
9. Teman-teman payung skripsi Miskonsepsi IPA Fisika Kelas V semester 2
SD Negeri se-Kabupaten Sleman, Marcel, Rani, Dita, Ratna, Asri, Puput,
Ardi, Lukas, Vero, Luky, Ones, Pungky, Annas, dan Dika yang sudah mau
bekerja bersama, saling mendukung untuk menggapai cita-cita;
10. Sahabat-sahabatku Marcelina Rizki Yunita J., Theresia Tri Wulandari,
Lucia Dwi Septy, Maria Magdalena Wargiani, Bernadeta Tri H., Katarina
Tiara D., Agnes Anita yang selalu memberikan semangat agar peneliti
dapat menyelesaikan skripsi dengan baik;
11. Bapak ibu dosen Pendidikan Fisika Sanata Dharma dan bapak ibu guru
kelas V di SD N Candiroto 1 dan SD N Denggung yang telah bersedia
menjadi validator instrumen penelitian;
12. Semua pihak yang mendukung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Tentunya skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, maka peneliti
dengan senang hati menerima kritik dan saran untuk upaya perbaikan ke depan.
Peneliti berharap skripsi ini berguna bagi pembaca serta menjadi sumber belajar
dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................... vii
ABSTRAK .............................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 7
C. Batasan Masalah ........................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8
G. Definisi Operasional ..................................................................................... 9
BAB II. KAJIAN TEORI ....................................................................................... 11
A. Kajian Teori ................................................................................................ 11
1. Konsep .................................................................................................... 11
2. Konsepsi ................................................................................................. 13
3. Miskonsepsi ............................................................................................ 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4. Hakikat Pembelajaran IPA ..................................................................... 22
5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V semester 2 ........................................ 23
6. Miskonsepsi IPA Fisika ......................................................................... 35
7. Akreditasi Sekolah ................................................................................. 36
B. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 39
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 46
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 48
BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 49
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 49
B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 50
1. Waktu Penelitian .................................................................................... 50
2. Tempat Penelitian ................................................................................... 50
C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 51
1. Populasi .................................................................................................. 51
2. Sampel .................................................................................................... 52
D. Variabel Penelitian ...................................................................................... 55
1. Variabel Bebas ....................................................................................... 55
2. Variabel Terikat ...................................................................................... 55
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 55
1. Tes .......................................................................................................... 56
2. Wawancara ............................................................................................. 56
3. Studi Dokumen ....................................................................................... 56
F. Instrumen Penelitian ................................................................................... 57
G. Teknik Pengujian Instrumen ....................................................................... 60
1. Uji Validitas ........................................................................................... 60
2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 66
H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 68
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 75
A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 75
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 77
2. Deskripsi Responden Penelitian ............................................................. 79
3. Deskripsi Data Miskonsepsi IPA Fisika Kelas V Semester 2 SD
Negeri Se-Kecamatan Sleman ................................................................ 82
4. Perbedaan Miskonsepsi IPA Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri
Dilihat dari Tingkat Akreditasi Sekolah ............................................... 103
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 108
BAB V. PENUTUP ................................................................................................ 114
A. Kesimpulan ............................................................................................... 114
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 114
C. Saran ......................................................................................................... 115
DAFTAR REFERENSI ........................................................................................ 116
LAMPIRAN ........................................................................................................... 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Data Populasi .......................................................................................... 51
Tabel 3.2 Perhitungan Sampel Penelitian SD se-Kecamatan Sleman .................... 53
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pilihan Ganda .......................................................... 58
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara .............................................................................. 59
Tabel 3.5 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen ............................................... 62
Tabel 3.6 Tabel Hasil Uji Expert Judgment ............................................................ 63
Tabel 3.7 Hasil Validasi Soal Pilihan Ganda .......................................................... 65
Tabel 3.8 Kualifikasi Reliabilitas ............................................................................ 67
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 67
Tabel 4.1 Data Responden ...................................................................................... 78
Tabel 4.2 Pengelompokan Aitem Berdasarkan KD ................................................ 80
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 105
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas .......................................................................... 106
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Magnet ............................................................................................... 25
Gambar 2.2 Kelapa Jatuh karena Pengaruh Gaya Gravitasi .................................. 25
Gambar 2.3 Gaya Gesek Terjadi Saat Orang Mendorong Kardus .......................... 26
Gambar 2.4 Posisi Beban, Titik Tumpu, dan Kuasa Tuas Golongan Pertama ...... 28
Gambar 2.5 Posisi Beban, Titik Tumpu, dan Kuasa Tuas Golongan Kedua ......... 28
Gambar 2.6 Posisi Beban, Titik Tumpu, dan Kuasa Tuas Golongan Ketiga ......... 29
Gambar 2.7 Jalan Perbukitan Dibuat Berkelok-kelok............................................. 30
Gambar 2.8 Anak Berkaca di Cermin Datar .......................................................... 31
Gambar 2.9 a (a) Jalannya Sinar dari Medium Rapat ke Kurang Rapat ................... 32
Gambar 2.9 b (b) Peristiwa Pembiasan Cahaya ........................................................ 32
Gambar 2.10 Literatur Map Penelitian .................................................................... 45
Gambar 4.1 Persentase Data Miskonsepsi Siswa Kelas V ..................................... 79
Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 1 ............................. 81
Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 2 ............................. 82
Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 3 ............................. 83
Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 4 ............................. 84
Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 5 ............................. 86
Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 6 ............................. 87
Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 7 ............................. 88
Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 8 ............................. 89
Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 9 ............................. 90
Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 10 ........................... 91
Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 11 ........................... 92
Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 12 ........................... 93
Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 13 ........................... 94
Gambar 4.15 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 14 ........................... 95
Gambar 4.16 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 15 ........................... 96
Gambar 4.17 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 19 ........................... 98
Gambar 4.18 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 16 ........................... 99
Gambar 4.19 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 18 .......................... 100
Gambar 4.20 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 17 ......................... 101
Gambar 4.21 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 20 ......................... 102
Gambar 4.22 Kurva Histogram Tingkat Akreditasi ............................................... 104
Gambar 4.23 Kurva Histogram Skor Siswa ........................................................... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1a Surat Izin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sleman ............................................................. 120
Lampiran 1b Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian dari UPT Pelayanan
Pendidikan Kecamatan Sleman ...................................................... 121
Lampiran 1c Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian dari Salah Satu SD
Negeri di Kecamatan Sleman ......................................................... 122
Lampiran 2 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Pilihan Ganda ...... 123
Lampiran 3 Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris .................................... 131
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Instrumen Pilihan Ganda ................................. 141
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pilihan Ganda ............................. 145
Lampiran 6 Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Penelitian ................................. 146
Lampiran 7 Hasil Pekerjaan Siswa dalam Uji Penelitian ................................... 152
Lampiran 8 Rekapitulasi Data Penelitian Instrumen Pilihan Ganda .................. 159
Lampiran 9 Persentase Jawaban Siswa pada Kompetensi Dasar 5.1 ................. 164
Lampiran 10 Persentase Jawaban Siswa pada Kompetensi Dasar 5.2 ................. 166
Lampiran 11 Persentase Jawaban Siswa pada Kompetensi Dasar 6.1 ................. 169
Lampiran 12 Persentase Jawaban Siswa pada Kompetensi Dasar 6.2 ................. 172
Lampiran 13 Persentase Jawaban Siswa pada Kompetensi Dasar 7.1 ................. 173
Lampiran 14 Daftar Nama dan Alamat Sekolah SD Negeri di Kecamatan
Sleman ............................................................................................. 176
Lampiran 15 Data Tingkat Akreditasi Sekolah .................................................... 177
Lampiran 16 Hasil Uji Normalitas Soal Pilihan Ganda ....................................... 178
Lampiran 17 Hasil Uji Hipotesis Kruscal-Wallis ................................................ 179
Lampiran 18 Tabel Krejcie dan Morgan .............................................................. 180
Lampiran 19 Dokumentasi Foto Penelitian .......................................................... 181
Biodata Peneliti ...................................................................................................... 182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab I peneliti memberikan pandangan kepada pembaca mengenai
landasan penelitian ini. Hal yang dibahas dalam Bab I meliputi, latar belakang
masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian yang terpenting dari pertumbuhan suatu
bangsa. Pendidikan menurut Mudyahardjono (dalam Ahmadi, 2014:22).
dipandang sebagai usaha yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang
berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah untuk mempersiapkan siswa
dalam menjalankan perannya di lingkungan masyarakat. Semua kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan tersebut diarahkan pada tujuan pendidikan
yang hendak dicapai. Tujuan pendidikan memiliki kedudukan yang penting
dalam sebuah proses penyelenggaraan pendidikan. Tanpa adanya tujuan,
pendidikan dapat kehilangan arah sehingga tidak dapat mencapai hasil yang
diharapkan.
Sekolah sebagai salah satu penyelenggara pendidikan memiliki
kewajiban untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan. Adapun tujuan pendidikan dalam sistem Nasional termuat
dalam UU Sisdiknas yaitu untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi
manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis,
serta bertanggung jawab (Triwiyanto, 2014:24). Hal ini sejalan dengan tujuan
pendidikan di sekolah dasar yang meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian dan akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan yang lebih lanjut (Mulyana, 2007:13).
Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh pemerintah. Salah
satunya dengan adanya akreditasi untuk mengetahui tingkat kelayakan sekolah
dalam memberikan pelayanan pendidikan. Akreditasi menurut Peraturan
Pemerintah Pendidikan Nasional tahun 2005 pasal 1 merupakan suatu kegiatan
penilaian kelayakan suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
dan dilakukan oleh BAN-S/M yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk
pengakuan peringkat kelayakan. Peringkat kelayakan ini dibedakan menjadi
tiga yaitu akreditasi A (sangat baik), B (baik), dan C (cukup). Sekolah yang
memperoleh tingkat akreditasi A memiliki kualitas yang lebih baik daripada
sekolah dengan akreditasi B, begitu pula dengan sekolah akreditasi C. Hal itu
tercermin dari prestasi belajar yang diraih oleh siswanya serta lulusan-lulusan
yang berprestasi pada sekolah yang memiliki akreditasi yang baik. Sebagian
besar SD Negeri yang ada di Yogyakarta sudah memiliki tingkat akreditasi
yang baik. Walaupun sekolah sudah memiliki tingkat akreditasi baik, belum
menjamin proses pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara maksimal.
Proses pelaksanaan pembelajaran di sekolah tentu memerlukan suatu
pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. Pedoman tersebut tidak lain
adalah kurikulum. Kurikulum yang berlaku di Indonesia sudah berulang kali
mengalami perubahan hal ini dilakukan sebagai langkah peningkatan mutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pendidikan di Indonesia. Kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum
2006/KTSP dan Kurikulum 2013. Sebagian besar SD yang ada di Indonesia ini
menggunakan kurikulum 2006/KTSP. Dalam kurikulum 2006/KTSP memuat
beberapa mata pelajaran yang penting. Salah satu mata pelajaran pokok yang
termuat dalam kurikulum 2006/KTSP adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA).
IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam (Samatowa, 2010:3). IPA di SD merupakan gabungan dari
berbagai bidang ilmu yaitu Biologi, Kimia, dan Fisika. Pembelajaran IPA di
SD memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dengan metode
“menemukan sendiri” (Samatowa, 2010:4). Artinya siswa dihadapkan pada
suatu masalah kemudian siswa mencari dan menyelidiki sendiri tentang
masalah tersebut. Cara yang dilakukan oleh siswa dalam mencari dan
menyelidiki masalah adalah dengan melakukan kegiatan eksperimen. Kegiatan
eksperimen ini sangat baik untuk perkembangan kognitif siswa, karena
kegiatan pengalaman langsung ini dapat mengenalkan konsep-konsep abstrak
yang akan dipelajarinya nanti. Jika dilihat dari metode yang digunakan dalam
pembelajaran IPA, mata pelajaran ini menjadi pelajaran yang menyenangkan
bagi siswa.
Namun, sebagian siswa SD menganggap bahwa mata pelajaran IPA
merupakan pelajaran yang sulit. Pelajaran IPA dianggap sulit karena banyak
materi yang mengharuskan siswa untuk mengingat. Ada penelitian
menunjukkan bahwa prestasi IPA siswa di Indonesia rendah. Hal tersebut dapat
dilihat dari hasil survei TIMSS (Treand International in Mathematics and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Science Study) tahun 2012 tentang hasil pembelajaran IPA menunjukkan
bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam hal mata pelajaran IPA berada
diurutan ke 40 dari 46 negara dan mengalami penurunan dari tahun 2007
dengan skor perolehan 427 menjadi 406 pada tahun 2012 (Zaqiah, 2013:10).
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa di Indonesia
dalam memahami konsep-konsep IPA masih rendah. Hal tersebut juga
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryanto (2002) tentang
pemahaman siswa SD pada konsep-konsep IPA di berbagai daerah termasuk
Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman siswa SD
terhadap konsep IPA masih rendah. Sekolah dasar yang digunakan dalam
penelitian merupakan sekolah yang mempunyai prestasi pendidikan standar di
daerahnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah dasar yang sudah
memiliki prestasi pendidikan terstandar, siswanya belum tentu memiliki
pemahaman konsep IPA yang baik.
Hal itu dibuktikan dengan wawancara yang dilakukan pada beberapa
sekolah dasar di Kecamatan Sleman untuk mengetahui pemahaman konsep
IPA pada siswa kelas V SD. Wawancara dilakukan pada tiga SD Negeri di
Kecamatan Sleman yang memiliki tingkat akreditasi A, B dan C. Wawancara
pertama dilakukan pada sekolah dengan tingkat akreditasi A yaitu SD Negeri
Sleman III. Wawancara dilakukan dengan Ibu Ari Hermawati guru wali kelas
VA pada tanggal 7 April 2015. Melalui wawancara dengan wali kelas V
menunjukkan bahwa prestasi IPA sudah lumayan baik dengan melihat nilainya
yang sudah melampaui nilai KKM yaitu 62. Siswa kelas V di SD Negeri
Sleman III masih kurang paham dengan konsep pembentukan tanah karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pelapukan. Hal ini dapat terjadi karena “siswa harus mengamati langsung baru
paham, padahal butuh waktu yang cukup lama dan waktu yang tersedia tidak
cukup” demikian kata Ibu Ari. Wawancara kedua dilakukan pada sekolah
dengan akreditasi B yaitu SD Negeri Trimulyo, wawancara dilakukan dengan
Ibu Lusia guru wali kelas V pada tanggal 7 April 2015. Hasil wawancara
menunjukkan bahwa ada beberapa siswa kelas V yang nilainya masih di bawah
nilai KKM yaitu 75. Beberapa siswa kurang paham dengan konsep jenis-jenis
batuan, hal ini dikarenakan jenis-jenis batuan ada banyak macamnya dan
memiliki ciri-ciri yang hampir sama sehingga siswa sering kesulitan dalam
membedakannya. Wawancara selanjutnya dilakukan pada sekolah dengan
tingkat akreditasi C yaitu SD Negeri Jetis Jogopaten. Wawancara dilakukan
dengan Bapak Sandi Haryadi wali kelas V pada tanggal 8 April 2015. Hasil
wawancara menunjukkan bahwa 3 dari 8 siswa nilainya masih di bawah KKM
68. Sebagian siswa masih kurang paham terhadap konsep sifat-sifat cahaya dan
jenis-jenis batuan. Hal ini dapat terjadi karena “saat pembelajaran sifat cahaya
kurang medianya sehingga tidak mengena demikian jenis batuan yang sangat
banyak jenisnya” tutur Bapak Haryadi. Alat peraga dan media pembelajaran
yang mendukung pelajaran IPA masih kurang dan ada yang rusak, sehingga
guru dalam menanaman konsep pada siswa menjadi kurang maksimal.
Pada jenjang sekolah dasar penting bagi pendidik menanamkan konsep
yang benar pada siswa, karena konsep yang diajarkan di sekolah dasar akan
mendasari pemikiran pada jenjang pendidikan berikutnya. Sejak pertama siswa
sudah memiliki konsep awal atau prakonsepsi tentang suatu bahan sebelum
memulai pelajaran di sekolah. Konsep awal siswa dapat diperoleh dari orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tua, teman, sekolah awal, dan pengalaman di lingkungannya. Konsep awal
sering kali mengandung miskonsepsi (Suparno, 2011:34-35). Miskonsepsi
adalah konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah (Suparno, 2011:2).
Selain dari konsep awal siswa, miskonsepsi dapat berasal dari buku teks,
guru/pengajar, konteks, dan metode mengajar. Peneliti melihat bahwa
rendahnya pemahaman konsep IPA Fisika dipengaruhi oleh adanya
miskonsepsi. Miskonsepsi jika dibiarkan akan membawa dampak yang negatif
bagi siswa karena dapat menghambat proses pembelajarannya. Oleh karena itu
miskonsepsi dalam suatu mata pelajaran perlu diketahui lebih dini agar
guru/pendidik lebih mudah memperbaiki konsep yang salah tersebut. Beberapa
penelitian tentang miskonsepsi IPA telah banyak dilakukan pada SD di
berbagai daerah, namun dari penelitian yang dilakukan belum ada yang
meneliti miskonsepsi IPA di wilayah Kecamatan Sleman.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
tentang miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 yang terjadi di SD Negeri
se-Kecamatan Sleman. Penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran IPA SD
kelas V semester 2 yaitu fokus pada konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat
cahaya, penerapan sifat-sifat cahaya pada karya/model, jenis-jenis batuan dan
pembentukan tanah karena pelapukan. Peneliti memilih kelas V sebagai subjek
penelitian karena konsep IPA yang diajarkan di kelas V cukup sulit. Penelitian
ini dilakukan dengan harapan menjadi gambaran bagi guru tentang
miskonsepsi pada pembelajaran IPA khususnya konsep yang masuk dalam
bidang Fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Identifikasi Masalah
Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada beberapa masalah yang
terjadi di lapangan yakni sebagai berikut:
1. Prestasi siswa Indonesia pada mata pelajaran IPA masih rendah.
2. Kemampuan siswa kelas V dalam memahami konsep-konsep IPA di SD
Sleman III, SD Trimulyo, dan SD Jetis Jogopaten di Kecamatan Sleman
masih kurang.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan di
atas maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut.
1. Penelitian ini meneliti tentang miskonsepsi IPA Fisika untuk siswa SD
Negeri kelas V semester 2 se-Kecamatan Sleman pada tahun ajaran
2014/2015.
2. SD yang akan diteliti adalah semua SD Negeri se-Kecamatan Sleman yang
menggunakan kurikulum KTSP.
3. Miskonsepsi yang diteliti adalah materi IPA tentang gaya, gerak, dan
energi (KD 5.1), pesawat sederhana (KD 5.2), sifat-sifat cahaya (KD 6.1),
penerapan sifat cahaya dalam karya/model (KD 6.2) dan jenis-jenis batuan
dan pembentukan tanah karena pelapukan (KD 7.1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah peneliti merumuskan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimana miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri
se-Kecamatan Sleman?
2. Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2
Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang ada maka tujuan dalam penelitian ini
adalah :
1. Mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD
Negeri se-Kecamatan Sleman.
2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas
V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat
akreditasi sekolah.
F. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapannya dapat memberikan
manfaat bagi :
1. Guru
Hasil penelitian ini memberikan gambaran kepada guru mengenai
miskonsepsi IPA Fisika yang dialami oleh siswa kelas V, sehingga guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
lebih teliti dalam pemilihan metode mengajar dan penyampaian materi
agar tidak mengakibatkan miskonsepsi pada siswa.
2. Sekolah
Memberikan masukan kepada sekolah untuk meningkatkan kualitas
pengajaran dalam mata pelajaran IPA.
3. Peneliti
Penelitian ini memberikan gambaran kepada peneliti tentang KD atau
materi apa yang rentan terjadi miskonsepsi pada pelajaran IPA. Kelak
ketika menjadi seorang guru, peneliti mampu menjelaskan materi IPA
dengan baik dan tidak menimbulkan miskonsepsi pada siswa.
G. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa istilah, untuk menyamakan
persepsi maka peneliti memberikan penjelasan pada masing-masing istilah
berikut ini.
1. Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep
ilmiah.
2. IPA adalah pengetahuan yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam.
3. Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari
gejala alam atau fenomena alam serta semua interaksi yang
menyertainya.
4. Miskonsepsi IPA Fisika adalah kesalahan konsep IPA tentang gaya,
gerak, dan energi, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, jenis-jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
batuan dan pelapukan. Miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jawaban siswa
yang salah namun siswa menjawab dengan yakin benar pada suatu soal.
5. Siswa kelas V SD adalah anak yang berumur 10 – 12 tahun yang sedang
belajar di kelas V.
6. Kecamatan Sleman adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten
Sleman, di sebelah utara berbatasan langsung dengan Kecamatan Turi,
sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tempel, sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Mlati, dan sebelah Timur berbatasan
dengan Kecamatan Ngaglik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada Bab II penelitian ini, peneliti membahas empat subbab, yaitu kajian
teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
A. Kajian Teori
1. Konsep
a. Pengertian Konsep
Konsep menurut Hamalik (2005:162) merupakan suatu kelas atau
kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli yang dimaksud
adalah objek-objek atau orang. Konsep dapat dinyatakan dalam bentuk
“nama” misalnya hewan, tumbuhan, siswa, guru, dan sebagainya.
Namun, tidak semua stimuli dapat dikatakan sebagai konsep karena
beberapa stimuli dapat menunjuk pada peristiwa, benda, atau orang yang
memiliki ciri-ciri yang khusus, misalnya perang Diponegoro, baju merah,
Ibu Ani (seorang guru SD). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rosser
(dalam Dahar, 2011:62) bahwa konsep merupakan suatu abstraksi yang
mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang
memiliki atribut yang sama. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka
dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan kategori objek atau orang
yang memiliki ciri-ciri umum.
b. Ciri - ciri Konsep
Konsep dapat digunakan untuk mengidentifikasi objek-objek yang
ada di sekitar dengan cara mengenali ciri-ciri masing-masing objek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Adapun ciri-ciri objek menurut Hamalik (2005:162) dapat dibedakan
menjadi empat yaitu:
1) Atribut konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara konsep
satu dengan yang lain. Misalnya berdasarkan atribut luas, danau,
dan lautan berbeda karena lautan lebih luas daripada danau. Oleh
karena itu keragaman di antara konsep-konsep sebenarnya ditandai
oleh adanya atribut yang berbeda.
2) Atribut nilai-nilai adalah variasi-variasi yang terdapat pada sebuah
atribut. Misalnya atribut warna memiliki macam-macam nilai yaitu
merah, biru, hijau, dan sebagainya.
3) Jumlah atribut dalam sebuah atribut juga bermacam-macam.
Misalnya lemon memiliki empat atribut yaitu warna, luas, bentuk,
dan rasa. Jadi, semakin kompleks suatu konsep semakin banyak
jumlah atributnya dan semakin sulit untuk dipelajari.
4) Kodomain atribut adalah atribut dapat lebih dominan daripada yang
lainnya. Jika konsep dominan maka akan memiliki atribut dominan.
Maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri konsep dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu atribut konsep, artibut nilai-nilai, jumlah atribut,
dan kodomain atribut.
c. Pemerolehan Konsep
Konsep tidak diperoleh dengan begitu saja namun dapat melalui
beberapa cara. Adapun menurut Ausubel (dalam Dahar, 2011:64) konsep
diperoleh dengan dua cara, yaitu pembentukan konsep dan asimilasi
konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1) Pembentukan Konsep
Seseorang mulai memperoleh konsep ketika ia masih anak-anak.
Namun dengan berjalannya waktu, konsep yang sudah diperoleh
ketika masih anak-anak akan mengalami perubahan seiring
pengalaman-pengalaman yang diperoleh saat dewasa. Pembentukan
konsep merupakan suatu kegiatan belajar penemuan. Di mana anak
dihadapkan pada sejumlah contoh dan noncontoh pada konsep
tertentu, sehingga nantinya anak mampu menetapkan suatu aturan
yang menentukan kriteria untuk konsep tersebut (Dahar, 2011:64).
2) Asimilasi Konsep
Dalam memperoleh konsep melalui asimilasi, seorang anak
yang belajar harus mengetahui definisi formal tentang suatu konsep.
Setelah anak disajikan tentang definisi konsep, maka konsep tersebut
dapat diilustrasikan dengan pemberian contoh atau diskripsi. Asimilasi
konsep merupakan satu contoh belajar penerimaan bermakna dan
bukan suatu penemuan.
2. Konsepsi
Konsepsi merupakan tafsiran seseorang terhadap suatu konsep (Berg,
1991:10). Ketika memasuki masa sekolah, anak sudah memiliki konsepsi
terhadap suatu konsep. Konsepsi yang dibawa oleh siswa ini diperoleh dari
pengalaman indera, bahasa, latar belakang budaya mereka, peer groups,
media massa, dan pengajaran formal (Duit dan Treagust dalam Norika,
2014:8). Saptono (dalam Norika, 2014:8) menambahkan bahwa konsepsi
sebagai kemampuan memahami konsep, baik yang diperoleh melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
interaksi dengan lingkungan maupun konsep yang diperoleh dari pendidikan
formal. Dalam penelitian ini konsepsi yang dimaksud adalah pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep IPA Fisika pada semester 2 yang meliputi
gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, penerapan sifat cahaya dalam
suatu karya/model, jenis-jenis batuan, dan pembentukan tanah karena
pelapukan.
3. Miskonsepsi
Miskonsepsi merupakan suatu konsep yang tidak sesuai dengan
konsep ilmiah (Suparno, 2005:8). Hal ini menunjuk pada konsep yang tidak
sesuai dengan pengertian yang diterima oleh para pakar dalam bidang
tersebut. Secara lebih rinci Flower (dalam Suparno, 2005:5) menjelaskan
bahwa miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep,
pengetahuan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah,
kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-
konsep yang tidak benar.
Beberapa peneliti modern sering menggunakan istilah konsep
alternatif daripada miskonsepsi. Istilah konsep alternatif ini digunakan
karena peneliti memberikan penghargaan kepada siswa atas usaha dalam
mengkonstruksi pengetahuannya. Namun, beberapa peneliti tetap
menggunakan istilah miskonsepsi karena istilah itu sudah diketahui umum
dan memiliki arti yang sangat jelas. Miskonsepsi dapat berupa konsep awal,
kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan
intuitif, atau pandangan yang naif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
a. Penyebab Miskonsepsi
Miskonsepsi pada siswa dapat diakibatkan oleh berbagai macam
hal. Adapun penyebab miskonsepsi menurut Suparno (2005:29) dapat
diringkas menjadi lima kelompok, yaitu siswa, guru, buku teks, konteks,
dan metode mengajar.
1) Siswa
Miskonsepsi dapat berasal dari diri siswa itu sendiri.
Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dibedakan menjadi
beberapa hal, yaitu:
a) Prakonsepsi atau Konsep Awal Siswa
Setiap siswa sudah memiliki konsep awal/prakonsepsi
tentang suatu konsep sebelum siswa mendapatkan pengetahuan di
sekolah. Adapun menurut Suparno (2005:34) konsep awal siswa
didapat dari orang tua, teman, sekolah awal, dan pengalaman di
lingkungan siswa.
b) Pemikiran Asosiatif
Siswa sering melakukan kesalahan dalam mengasosiasikan
istilah-istilah dalam sehari-hari, misalnya siswa mengasosiasikan
gaya dengan aksi atau gerakan. Padahal kenyataannya dalam
Fisika, gaya tidak selalu dengan aksi atau gerakan. Terkadang
pengertian dari istiah-istilah yang disampaikan oleh guru sering
disalahartikan oleh siswa. Pengertian yang disampaikan guru dalam
pembelajaran tidak tersampaikan kepada siswa dikarenakan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sudah memiliki konsep tertentu dengan pengertian tersebut
sehingga berpeluang terjadi miskonsepsi.
c) Pemikiran Humanistik
Siswa sering melihat semua benda dari sudut pandang
manusiawi. Siswa menganggap bahwa tingkah laku benda seperti
tingkah laku manusia yang hidup.
d) Reasoning yang Tidak Lengkap/Salah
Penalaran siswa yang tidak lengkap/salah terhadap suatu
konsep dapat mengakibatkan terjadi suatu miskonsepsi. Penalaran
yang tidak lengkap/salah tersebut dapat terjadi karena
data/informasi yang didapatkan oleh siswa tidak lengkap. Siswa
mengalami kesalahan dalam menyimpulkan karena data yang
diperoleh tidak lengkap. Siswa dapat terlalu luas atau teralu sempit
dalam menyimpulkan suatu hal.
e) Intuisi yang Salah
Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang
secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang
sesuatu sebelum secara objektif dan rasional diteliti (Suparno,
2005:38-39). Siswa dapat memiliki sebuah intuisi bahwa benda
yang besar akan jatuh lebih cepat daripada benda kecil. Pemikiran
intuitif tersebut dapat terjadi akibat pengamatan terhadap benda
atau kejadian secara terus menerus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
f) Tahap Perkembangan Kognitif Siswa
Tahap perkembangan kognitif siswa SD masih dalam tahap
operasional konkret. Di mana siswa mempelajari suatu hal masih
berdasarkan hal-hal yang konkret, nyata dapat dirasakan dengan
panca indera. Jika siswa mempelajari suatu hal yang tidak sesuai
dengan tahap kognitifnya maka siswa akan mengalami kesulitan
dalam memahaminya.
g) Kemampuan Siswa
Setiap siswa mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam
bidang IPA. Siswa yang memiliki intelegensi matematis-logis yang
kurang akan mengalami kesulitan dalam memahami konsep IPA
terlebih pada materi yang bersifat abstrak. Siswa yang memiliki IQ
yang rendah juga sangat mungkin mengalami miskonsepsi kerena
dalam menangkap data/informasi tidak lengkap dan utuh, sehingga
siswa sering merasa bahwa konsep mereka pahami adalah konsep
yang benar, maka terjadilah miskonsepsi (Suparno, 2005:41)
h) Minat Belajar Siswa
Siswa yang memiliki minat belajar tinggi terhadap IPA
cenderung memiliki miskonsepsi yang rendah daripada siswa yang
tidak berminat belajar IPA begitu juga dengan sebaliknya. Siswa
yang berminat belajar tentang IPA akan mengikuti pembelajaran
dengan serius dan mempelajari materi lebih mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2) Guru
Guru dapat membawa miskonsepsi sampai pada siswa apabila
guru tidak menguasai bahan atau materi IPA secara tidak benar.
Sangat penting bagi guru untuk menguasai materi pelajaran sebelum
menjelaskan konsep kepada siswa. Miskonsepsi akan terus ada jika
guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasan dengan kata-kata mereka sendiri.
3) Buku Teks
Miskonsepsi bisa datang dari buku teks yang digunakan guru
sebagai referensi/sumber dalam mengajar. Buku teks yang terlalu sulit
dipahami oleh siswa SD dapat menimbulkan miskonsepsi. Hal ini
dapat disebabkan oleh penggunaan kata yang kurang tepat atau
kesalahan pengarang dalam menuliskan istilah-istilah. Selain itu
Suparno (2005:46) menambahkan banyak guru yang tidak
memberikan penjelasan cara membaca dan memahami buku teks
kepada siswa sehingga siswa kurang memahami konsep-konsep yang
dibacanya. Jika hal itu sudah terjadi maka bisa menimbukan
miskonsepsi pada siswa.
4) Konteks
Dalam konteks ini Suparno (2005:47-48) membaginya ke dalam
empat kelompok yaitu:
a) Pengalaman
Pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dapat
mengakibatkan miskonsepsi. Miskonsepsi terjadi akibat perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pengalaman siswa dengan pengetahuan yang diperolehnya di
sekolah.
b) Bahasa Sehari-hari
Beberapa bahasa dalam kehidupan sehari-hari terkadang
memiliki pengertian yang berbeda dengan istilah-istilah yang ada
dalam mata pelajaran. Dalam bahasa sehari-hari siswa
menggunakan istilah berat dengan satuan kilogram (kg), sedangkan
dalam mata pelajaran Fisika berat merupakan suatu gaya yang
memiliki satuan yaitu Newton. Hal ini tentunya akan
membingungkan siswa dalam menangkap konsep yang benar.
c) Teman Lain
Miskonsepsi dapat datang dari teman kelompok belajar.
Biasanya dalam sebuah kelompok belajar ada salah satu siswa yang
dominan. Siswa yang dominan biasanya dapat mempengaruhi
siswa lainnya dalam mengambil suatu keputusan. Hal ini bisa
terjadi ketika dalam mengerjakan tugas, siswa dominan akan
menjadi panutan oleh teman satu kelompoknya. Apabila siswa
dominan ini membawa miskonsepsi, maka siswa lain dalam
kelompoknya juga akan memiliki miskonsepsi yang sama pula.
d) Keyakinan dan Ajaran Agama
Pada dasarnya keyakinan atau ajaran agama dengan ilmu
pengetahuan adalah dua hal yang berbeda. Keyakinan atau ajaran
agama yang diyakini secara kurang tepat sering membuat siswa
tidak dapat menerima penjelasan ilmu pengetahuan (Suparno,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2011:49). Ketika siswa memiliki dua gagasan yang berbeda
menurut agama dan menurut ilmu pengetahuan maka dapat
mengakibatkan miskonsepsi.
5) Metode Mengajar
Metode mengajar yang digunakan oleh guru dapat
memunculkan miskonsepsi pada siswa, apabila metode yang
digunakan hanya menekankan pada satu konsep yang digeluti.
b. Cara Mendeteksi Miskonsepsi
Miskonsepsi yang terjadi pada siswa perlu dideteksi terlebih dulu
sebelum memperbaiki konsep yang salah. Ada beberapa macam alat
deteksi menurut Suparno (2005:121-127) yaitu:
1) Peta Konsep
Peta konsep digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi siswa
dalam bidang Fisika dengan cara melihat hubungan antara konsep-
konsep yang dibuat oleh siswa. Miskonsepsi siswa dapat dilihat dari
hubungan yang tidak lengkap di antara konsep. Deteksi miskonsepsi
dengan menggunakan peta konsep dapat dilengkapi dengan
wawancara klinis untuk mengetahui alasan mengapa siswa membuat
peta konsep tersebut.
2) Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka
Tes multiple choice dengan reasoning terbuka menjadi alternatif
kedua dalam mendeteksi miskonsepsi siswa dalam bidang Fisika. Cara
ini mengharuskan siswa untuk menjawab pertanyaan dan menuliskan
alasan mengapa mempunyai jawaban demikian. Adapun peneliti yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menggunakan tes multiple choice ini disertai dengan pernyataan yang
sudah ditentukan, sehingga siswa tinggal memilih pernyataan yang
mewakili pikirannya.
3) Tes Esai Tertulis
Cara mendeteksi miskonsepsi siswa dengan menggunakan tes
ini dapat dilakukan dengan mempersiapkan tes esai yang memuat
konsep-konsep yang sudah diajarkan kepada siswa. Selanjutnya hasil
jawaban siswa dianalisis untuk mengetahui konsep-konsep apa saja
yang terjadi miskonsepsi.
4) Wawancara Diagnosis
Wawancara dapat dilakukan untuk mengetahui miskonsepsi
yang terjadi pada siswa. Wawancara yang dilakukan kepada siswa
mengenai konsep-konsep yang pokok atau sulit. Siswa diminta
mengemukakan gagasannya tentang konsep tersebut dan mencari tahu
bagaimana siswa memperoleh pengetahuan tersebut.
5) Diskusi dalam Kelas
Pada kegiatan diskusi di kelas siswa dapat diminta untuk
mengungkapkan gagasannya tentang konsep yang sudah diajarkan
atau yang akan diajarkan. Gagasan siswa dalam diskusi tersebut
selanjutnya dianalisis untuk diketahui kebenarannya.
6) Praktikum dengan Tanya Jawab
Kegiatan praktikum dapat digunakan guru dalam mendeteksi
miskonsepsi siswa terhadap suatu konsep yang sedang diajarkan.
Selama praktikum, guru dapat menanyakan konsep yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kaitannya dengan praktikum dan siswa diminta menjelaskan tentang
konsep tersebut.
4. Hakikat Pembelajaran IPA
Istilah ilmu pengetahuan alam berasal dari terjemahan kata-kata
dalam bahasa Inggris yaitu “natural Science”. Natural artinya
berhubungan dengan alam sedangkan Science artinya ilmu pengetahuan.
Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah ilmu tentang alam yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam sekitar (Samatowa,
2010:3). Secara singkatnya Nash (dalam Samatowa, 2010:3)
mengungkapkan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk
mengamati alam. Dalam ilmu pengetahuan alam membahas tentang
gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada
hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia yang
dipercaya kebenarannya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Powler (dalam Samatowa,
2010:3) di mana IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala
alam dan kebendaan yang sistematis dan disusun secara teratur, berlaku
umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan
eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam
suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya merupakan satu
saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu
kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum adalah pengetahuan itu
tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara
eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
konsisten. Winataputra (dalam Samatowa, 2010:3) menambahkan bahwa
IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau
makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir dan cara
memecahkan masalah.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli maka dapat disimpulkan
bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam
yang disusun secara sistematis sehingga menjadi satu kesatuan utuh yang
diperoleh dari hasil observasi dan eksperimen.
IPA pada hakikatnya dibangun atas dasar produk ilmiah, proses
ilmiah, dan sikap ilmiah atau sering dinilai sebagai proses, produk dan
juga prosedur (Trianto, 2012:137). IPA sebagai produk ilmiah
merupakan sebuah hasil yang berupa pengetahuan atau bahan bacaan
untuk diajarkan di sekolah. Sedangkan IPA sebagai proses ilmiah
menurut Prihantoro (dalam Trianto, 2012:137) merupakan cara yang
dipakai untuk mempelajari objek studi, menemukan dan
mengembangkan produk-produk sains dan teori-teori IPA sehingga
melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.
Sikap ilmiah yang dimaksudkan adalah rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan
sebagainya.
5. Pembelajaran IPA di SD kelas V semester 2
Pada pembelajaran IPA di kelas V seluruhnya terdapat 7 standar
kompetensi dan 11 kompetensi dasar yang harus dilalui oleh siswa. Pada
semester 2 terdapat terdapat 3 standar kompetensi yaitu memahami
hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya; menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu model karya/model;
dan memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam. Adapun konsep IPA yang diteliti adalah
konsep yang terdapat pada bidang Fisika yaitu meliputi konsep gaya
(gaya magnet, gaya gravitasi, gaya gesek), pesawat sederhana, sifat-sifat
cahaya, penerapan sifat-sifat cahaya dalam suatu karya/model (periskop),
jenis-jenis batuan dan pembentukan tanah karena pelapukan. Di bawah
ini akan dijelaskan mengenai konsep-konsep IPA Fisika mengenai gaya,
pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, penerapan sifat cahaya dalam suatu
karya/model, jenis-jenis batuan, dan pembentukan tanah karena
pelapukan.
a. Gaya
Gaya merupakan gerakan mendorong atau menarik yang
menyebabkan benda bergerak (Sulistyowati, 2008:96). Berdasarkan
sumbernya gaya dibedakan menjadi tiga, yaitu gaya magnet, gaya
gravitasi, dan gaya gesekan.
a) Gaya Magnet
Gaya magnet adalah tarikan dan dorongan yang disebabkan
oleh magnet. Magnet memiliki beberapa bentuk seperti magnet
jarum, batang, ladam, bentuk U, dan silinder. Ilustrasi gaya magnet
dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gambar 2.1 Magnet
Sumber: Winarti (2009:68)
Magnet pada gambar 2.1 merupakan jenis magnet berbentuk
batang di mana memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub
selatan. Dua kutub tersebut saling tarik menarik apabila didekatkan
pada kutub yang berbeda. Jika didekatkan pada kutub yang sama
akan saling tolak menolak seperti gambar di atas.
b) Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi merupakan gaya tarik menarik yang terjadi
antara semua partikel yang mempunyai massa di dalam semesta
(Sulityanto, 2008:98). Gaya gravitasi dapat terjadi ketika buah
jatuh dari pohon yaitu dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini.
Gambar 2.2 Kelapa jatuh karena pengaruh gaya gravitasi
Sumber: Azmiyawati (2009:82)
Semua benda yang jatuh ke bumi diakibatkan oleh adanya
gaya gravitasi. Benda yang jatuh ke bumi memiliki kecepatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
berbeda karena dipengaruhi oleh adanya berat, bentuk, ukuran, dan
ketinggian.
c) Gaya Gesek
Gaya gesek merupakan gaya yang ditimbulkan oleh dua
permukaan yang saling bersentuhan (Sulityanto, 2008:99). Gaya
gesek dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini.
Gambar 2.3 Gaya gesek terjadi saat orang mendorong kardus
Sumber : Azmiyawati (2009:84)
Gaya gesek memiliki arah yang selalu berlawanan dengan
dengan arah gerak benda seperti kegiatan pada gambar 2.3.
Semakin kasar permukaan benda yang bergerak semakin besar
gaya gesekannya, sebaliknya jika permukaan benda yang
bergesekan semakin licin maka semakin kecil gaya geseknya. Gaya
gesek dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya
dalam pembuatan ban mobil/motor yang dibuat kasar sehingga
mobil/motor terhindar dari kecelakaan. Selanjutnya pada rem
sepeda dan pembuatan sepatu bola yang diberi paku-pakuan agar
tidak mudah tergelincir saat bermain sepak bola di lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Pesawat Sederhana
Pesawat sederhana merupakan semua jenis alat yang digunakan
untuk memudahkan pekerjaan manusia (Sulityanto, 2008:109). Pesawat
sederhana dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu
tuas/pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda berporos.
1) Tuas/Pengungkit
Tuas/pengungkit biasanya digunakan untuk mengungkit suatu
benda. Pada tuas/pengungkit terdapat tiga titik yang menggunakan
gaya ketika sedang mengungkit suatu benda, yaitu beban (B), titik
tumpu (TT), dan kuasa (K). Beban merupakan berat benda, sedangkan
titik tumpu adalah tempat bertumpunya suatu gaya, dan kuasa
merupakan gaya yang bekerja pada tuas tersebut. Berdasarkan
kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa tuas digolongkan menjadi
tuas golongan pertama, golongan kedua, dan golongan ketiga.
a) Tuas Golongan Pertama
Tuas golongan pertama kedudukan titik tumpu berada di
antara beban dan kuasa. Contoh alat yang menggunakan prinsip
kerja tuas golongan pertama, yaitu gunting, linggis, jungkat-
jungkit, dan pencabut paku. Ilustrasi kerja tuas golongan pertama
dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2.4 Posisi beban, titik tumpu, dan kuasa tuas
golongan pertama
Sumber: Winarti (2009:70)
Gambar 2.4 merupakan alat gunting yang menggunakan
prinsip tuas golongan pertama yaitu letak titik tumpu berada di
antara kuasa dan beban.
b) Tuas Golongan Kedua
Tuas golongan kedua kedudukan beban terletak di antara titik
tumpu dan kuasa. Alat yang menggunakan prinsip kerja tuas
golongan kedua, yaitu gerobak beroda satu, alat pemotong kertas,
alat pemecah kemiri, dan pembuka tutup botol. Ilustrasi kerja tuas
golongan kedua dapat dilihat 2.5 pada gambar berikut.
Gambar 2.5 Posisi beban, titik tumpu, dan kuasa tuas golongan
kedua
Sumber: Sulistyanto (2008:112)
Gambar 2.5 merupakan gambar alat pemecah kemiri yang
menggunakan prinsip tuas golongan kedua yaitu letak beban berada di
antara titik tumpu dan kuasa.
Titik tumpu
Beban
Kuasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c) Tuas Golongan Ketiga
Tuas golongan ketiga kedudukan kuasa terletak di antara titik
tumpu dan beban. Alat yang menggunakan prinsip kerja tuas
golongan ketiga adalah sekop. Ilustrasi prinsip kerja tuas golongan
ketiga dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut.
Gambar 2.6 Posisi beban, titik tumpu, dan kuasa pada tuas
golongan ketiga
Sumber: Sulistyowati (2009:94)
Gambar 2.6 merupakan gambar alat sekop yang
menggunakan prinsip tuas golongan ketiga yaitu kuasa terletak di
antara titik tumpu dan beban.
2) Bidang Miring
Bidang miring merupakan permukaan rata yang menghubungkan
dua tempat yang berbeda ketinggiannya (Sulistyanto, 2008:115). Saat
memindahkan barang dari ketinggian yang berbeda, bidang miring
membuat benda berat akan lebih mudah dan ringan. Berikut gambar 2.7
penerapan bidang miring dalam kehidupan sehari-hari.
Titik tumpu
Kuasa
Beban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 2.7 Jalan perbukitan dibuat berkelok-kelok
Sumber: Sulistyanto (2008:115)
Gambar 2.7 merupakan prinsip kerja bidang miring dapat
ditemukan pada jalan di pegunungan yang dibuat berkelok-kelok. Hal ini
bertujuan agar pengendara motor dapat mudah melewati jalan yang
menanjak. Namun kelemahannya adalah jarak tempuh menjadi lebih
jauh. Prinsip bidang miring lainnya dapat ditemukan pada beberapa
perkakas, contohnya: kapak, pisau, pahat, obeng, dan sekrup.
c. Sifat-Sifat Cahaya
Cahaya berasal dari sumber cahaya, yaitu matahari, lampu, senter
dan bintang. Suatu benda dapat terlihat oleh indera penglihatan manusia
karena cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan menuju ke mata.
Cahaya memiliki lima sifat, yaitu 1) merambat lurus, 2) menembus benda
bening, dan 3) dapat dipantulkan, 4) dapat dibiaskan, 5) dapat diuraikan.
Sifat cahaya dapat merambat lurus dapat dilihat pada peristiwa sinar
matahari masuk ke ruangan melalui suatu lubang atau terjadinya
bayangan benda karena benda itu terhalang cahaya. Sifat cahaya yang
dapat menembus benda bening dapat dilihat ketika sinar matahari masuk
ke dalam dasar kolam air yang jernih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Sifat cahaya yang dapat dipantulkan ini dapat dilihat saat cahaya
mengenai sebuah cermin. Jika cahaya mengenai sebuah cermin akan
memiliki sifat yang berbeda-beda tergantung dengan jenis cerminnya.
Berdasarkan tipe permukaannya cermin digolongkan menjadi tiga, yaitu
cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung.
1) Cermin Datar
Pemantulan cahaya dari cermin datar menghasilkan bayangan
semu. Berikut gambar 2.8 bayangan yang terbentuk ketika cahaya
mengenai cermin datar.
Gambar 2.8 Anak berkaca di cermin datar
Sumber: Winarti ( 2009:83)
Gambar 2.8 merupakan bayangan yang terbentuk ketika
seseorang berkaca pada cermin datar. Sifat cahaya jika mengenai
cermin datar, yaitu a) bayangan benda tegak dan semu, b) besar tinggi
bayangan sama dengan besar dan tinggi benda sebenarnya, c) jarak
benda dengan cermin sama dengan jarak bayangannya, d) bagian kiri
pada bayangan merupakan bagian kanan pada benda sebenarnya dan
sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2) Cermin Cekung
Sifat cahaya jika mengenai cermin cekung, yaitu 1) bayangan
yang dibentuk cermin cekung bergantung pada letak benda, 2) jika
letak benda dekat dengan cermin cekung maka bayangan memiliki
sifat semu, diperbesar, dan tegak, 3) saat benda dijauhkan dari cermin
cekung bayangan yang terbentuk bersifat nyata dan terbalik.
3) Cermin Cembung
Cermin cembung memiliki bagian pemantulan cahaya yang
berupa cembungan. Jika cahaya mengenai cermin cembung maka sifat
bayangan yang terbentuk adalah semu, tegak, dan diperkecil.
Sifat cahaya selanjutnya adalah cahaya dapat dibiaskan. Ketika
cahaya datang merambat dari zat yang lebih rapat (benda di air) menuju
ke udara (kurang rapat), dibiaskan menjauhi garis maka cahaya akan
mengalami peristiwa pembiasan. Peristiwa pembiasan dapat dilihat pada
gambar 2.9 (a) (b) di bawah ini.
(a) (b)
Gambar 2.9 (a) Jalannya sinar dari medium rapat ke kurang rapat
dan (b) Peristiwa pembiasan cahaya
Sumber: Sulistyanto (2008: 131-132)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 2.9 (a) merupakan arah jalannya cahaya dari medium yang
rapat (air) ke medium kurang rapat (udara). Gambar 2.9 (b) merupakan
peristiwa pembiasan cahaya.
d. Penerapan Sifat-sifat Cahaya dalam Suatu Karya/Model (Periskop)
Periskop merupakan alat yang arah pandangannya dapat
dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak harus berada di
depan mata. Periskop biasanya digunakan untuk melihat benda yang
berada di atas batas pandangan manusia. Periskop dapat dibuat dengan
menggunakan alat-alat sederhana, yaitu dua kotak pasta gigi, lem, dua
cermin datar, selotip, cutter, dan pensil.
e. Jenis-jenis Batuan
Batuan merupakan salah satu komponen penyusun tanah. Di
permukaan bumi terdapat berbagai jenis bebatuan. Setiap batuan
memiliki ciri-ciri khusus sehingga dapat membedakan batuan satu
dengan batuan lain. Berdasarkan proses pembentukannya bebatuan
dibedakan menjadi 3, yaitu batuan beku, batuan endapan, dan batuan
malihan.
1) Batuan Beku
Batuan beku berasal dari proses pembekuan magma. Magma
yang keluar dari gunung api akan membeku membentuk batuan beku.
Contoh batuan beku adalah batu apung, batu basal, batu granit, batu
obsidian, dan batu andesit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2) Batuan Endapan (Batuan Sedimen)
Batuan endapan terbentuk karena proses pengendapan
pelapukan batuan. Batuan sedimen dapat terbentuk dari proses
pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai. Contoh batuan
endapan adalah batu kapur, batu konglomerat, batu breksi, batu serpih,
dan batu pasir.
3) Batuan Malihan
Batuan malihan merupakan batuan yang berasal dari perubahan
batuan beku dan batuan endapan. Perubahan batuan karena akibat
tekanan dan panas. Contoh batuan malihan adalah batu marmer dan
batu tulis.
f. Pembentukan Tanah karena Pelapukan
Tanah terbentuk dari hasil pelapukan pada batuan. Batuan yang
berada dipermukaan tanah lama kelamaan akan mengalami perubahan
karena adanya pengaruh dari lingkungan. Perubahan cuaca, suhu, dan
tekanan udara dapat menyebabkan batuan memuai berubah menjadi
batuan yang lebih kecil (Sulistyanto, 2008:150). Pelapukan dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Pelapukan Fisika
Pelapukan Fisika disebabkan oleh faktor alam, yaitu panas,
angin dan air. Perubahan suhu yang drastis dari panas ke dingin secara
terus menerus akan mengakibatkan batuan menjadi retak dan pecah.
Batuan yang terkena angin kencang dalam jangka panjang juga akan
terkikis dan terjadi erosi. Erosi yang berkepanjangan akan merubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
batu menjadi padang pasir. Pelapukan pada batuan juga disebabkan
oleh air. Batu karang yang ada di pinggir pantai lama-lama akan
terkiris akibat deburan ombak di laut.
2) Pelapukan Kimia
Pelapukan batuan dapat terjadi akibat pengaruh zat kimia.
Batuan dapat lapuk akibat pengaruh zat kimia seperti oksigen,
karbondioksida, dan uap air.
3) Pelapukan Biologi
Pelapukan Biologi terjadi karena pengaruh aktivitas makhluk
hidup (Winarti, 2009:101). Pelapukan batuan dapat disebabkan oleh
aktivitas tumbuhan seperti lumut atau bakteri.
6. Miskonsepsi IPA Fisika
Miskonsepsi IPA adalah kesalahan konsep tentang peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam sekitar. Miskonsepsi IPA dapat terjadi
disemua bidang IPA meliputi Biologi, Kimia, dan Fisika. Miskonsepsi
dalam bidang Biologi dapat terjadi pada konsep binatang dan tanaman.
Pada bidang Kimia dapat terjadi pada konsep sifat-sifat benda, sedangkan
miskonsepsi pada bidang Fisika dapat terjadi pada konsep gaya.
Secara umum IPA terdiri dari tiga bidang ilmu dasar, yaitu Biologi,
Fisika, dan Kimia. Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang lahir
dan berkembang melalui langkah-langkah observasi, perumusan masalah,
penyusunan hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta
penemuan teori dan konsep. Fisika dapat dikatakan sebagai ilmu yang
mempelajari gejala-gejala melalui proses ilmiah yang dibangun atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang
tersusun atas tiga komponen, yaitu konsep, prinsip, dan teori yang
berlaku secara universal (Trianto, 2012:138). Miskonsepsi IPA dalam
bidang Fisika pada umumnya meliputi semua subbidang, yaitu mekanika,
optika dan gelombang, panas dan termodinamika, listik dan magnet,
Fisika modern, dan tata surya (Suparno, 2005:28).
7. Akreditasi Sekolah
a. Pengertian Akreditasi
Akreditasi menurut Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional
tahun 2005 pasal 1 adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan suatu
sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh
BAN-S/M yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan
peringkat kelayakan. Selanjutnya menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KKBI) akreditasi merupakan pengakuan terhadap lembaga
pendidikan yang diberikan oleh badan yang berwenang setelah dinilai
bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria
tertentu; pengakuan oleh suatu jabatan tentang adanya wewenang
seseorang untuk melaksanakan atau menjalankan tugasnya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa akreditasi merupakan suatu kegiatan penilaian
kelayakan yang diberikan oleh badan yang berwenang dan hasilnya
diwujudkan dengan peringkat kelayakan.
Sekolah yang diakreditasi harus memenuhi beberapa
persyaratan, yaitu 1) memiliki surat keputusan kelembagaan unit
pelaksana teknis, 2) memiliki siswa pada semua tingkat kelas, 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
memiliki sarana dan prasarana pendidikan, 4) memiliki tenaga
kependidikan, 5) melaksanakan kurikulum nasional, dan 6) telah
menamatkan peserta didik (Khafid, 2005:48). Hasil akreditasi sekolah
dinyatakan dalam bentuk peringkat akreditasi sekolah. Peringkat
akreditasi sekolah terdiri dari tiga klasifikasi, yaitu A (Amat baik), B
(Baik), dan C (Cukup). Sekolah yang mendapatkan akreditasi di
bawah C dianggap tidak terakreditasi.
Peringkat akreditasi pada sekolah tidak dapat berlaku
selamanya, namun peringkat akreditasi tersebut berlaku selama 4
(empat) tahun terhitung sejak ditetapkannya peringkat akreditasi
tersebut. Apabila peringkat akreditasi sekolah hampir berakhir, maka
sekolah dapat mengajukan permohonan untuk akreditasi ulang
sekurang-kurangnya setelah 1 (satu) tahun setelah penetapan peringkat
akreditasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nomor
087/U/201 akreditasi sekolah bertujuan untuk, 1) memperoleh
gambaran kinerja sekolah yang dapat digunakan sebgai alat
pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu, 2) menentukan
tingkat kelayakan dan kinerja suatu sekolah dalam penyelenggaraan
pelayanan pendidikan.
b. Manfaat Akreditasi
Peringkat akreditasi dapat memberikan keuntungan bagi
sekolah. Selanjutnya hasil akreditasi sekolah memiliki beberapa
manfaat (Basnas, 2003:3), yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1) Memberikan umpan balik bagi sekolah yang bersangkutan
sehingga dapat melakukan upaya-upaya perbaikan,
pengembangan dan peningkatan kinerja sekolah.
2) Membantu masyarakat dalam menentukan pilihan sekolah melalui
informasi tentang peringkat sekolah.
3) Membantu pemetaan kelayakan dan kinerja sekolah secara mikro
dan makro.
4) Membantu pengembangan sekolah melalui pemberian informasi
tentang posisi sekolah tertentu terhadap sekolah lainnya, posisi
dinas pendidikan tertentu terhadap sekolah lainnya, dan sebagai
informasi secara nasional tentang tingkat kinerja pendidikan di
Indonesia yang dapat digunakan untuk pembinaan,
pengembangan dan peningkatan kinerja pendidikan secara mikro
dan makro.
c. Hubungan Akreditasi dengan Prestasi Siswa
Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang
bermutu, oleh karena itu kebijakan akreditasi sekolah diberlakukan di
Indonesia. Pendidikan yang bermutu dapat tercipta apabila setiap
satuan/program pendidikan dapat memenuhi atau melampaui standar
yang sudah ditetapkan untuk melihat kelayakan setiap satuan/program
pendidikan. Penilaian akreditasi sekolah didasarkan pada delapan
standar, yaitu 1) standar isi, 2) standar proses, 3) standar kompetensi
lulusan, 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5) standar
sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan, 7) standar pembiayaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dan 8) standar penilaian. Kedelapan standar penilaian dalam akreditasi
dapat mewakili keadaan sebenarnya dari sekolah tersebut.
Peningkatan mutu pendidikan pada sekolah dapat ditunjukkan dengan
pencapaian prestasi belajar yang tinggi (Khafid, 2005:45).
Faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan menurut
Syafaruddin (dalam Khafid, 2005: 45) adalah kurikulum, sumber daya
ketenagaan, sarana dan fasilitas, manajemen sekolah, pembiayaan
pendidikan dan kepemimpinan. Di mana akreditasi sekolah masuk
dalam manajemen sekolah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya kegiatan akreditasi dapat mempengaruhi mutu pendidikan.
Jika sekolah memperoleh akreditasi yang baik maka prestasi
belajar juga baik. Prestasi belajar yang baik juga didukung dengan
pemahaman konsep yang baik pada siswa.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini dilakukan oleh Khafid dan Barokah (2005) dengan judul
“Pengaruh Akreditasi Sekolah dan Persepsi Guru Mengenai Supervisi Kepala
Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa”. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan serta menganalisis pengaruh akreditasi sekolah dan persepsi
guru mengenai supervisi kepala sekolah terhadap prestasi belajar mata
pelajaran Ekonomi. Penelitian ini dilakukan di SMA se-Kabupaten
Banjarnegara sebanyak 7 sekolah. Penelitian ini berjenis survei dengan metode
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh akreditasi sekolah dan persepsi
guru mengenai supervisi kepala sekolah terhadap prestasi belajar mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pelajaran Ekonomi sebesar 95% serta adanya pengaruh yang signifikan antara
akreditasi sekolah dan supervisi kepala sekolah terhadap prestasi belajar mata
pelajaran Ekonomi.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti karena
memberikan pandangan tentang pengaruh akreditasi sekolah terhadap prestasi
siswa. Sedangkan penelitian ini meneliti tentang perbedaan miskonsepsi jika
dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.
Penelitian ini dilakukan oleh Pujayanto, Budiharti, Waskita, dan Raharjo
(2007) yang berjudul “Profil Miskonsepsi Siswa SD Pada Konsep Gaya dan
Cahaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi
pada konsep gaya dan cahaya yang dimiliki siswa kelas V SD di Kecamatan
Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan metode
expost facto dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa siswa kelas V SD memiliki miskonsepsi pada konsep
gaya dan cahaya. Miskonsepsi yang terjadi pada pada siswa kelas V SD di
Kecamatan Tasikmadu pada konsep gaya dan cahaya adalah lebih dari 30%.
Berdasarkan hasil analisis data profil miskonsepsi yang terjadi pada
siswa kelas V di Kecamatan Karangmadu, yaitu (1) gaya akan mempercepat
gerak benda; (2) gaya tidak dapat membelokkan arah gerak benda; (3) gaya
magnet selalu berupa tarikan, sedangkan gaya gravitasi berupa tarikan maupun
dorongan; (4) berat benda di bumi sama dengan berat benda di bulan, karena
masa benda di bumi sama dengan di bulan; (5) setiap dua benda yang
bersentuhan mengalami gaya gesekan; (6) batang besi hanya dapat dijadikan
magnet dengan digosok magnet dan batang besi tidak dapat dijadikan magnet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dengan cara induksi; (7) pesawat sederhana dapat memperkecil energi yang
digunakan dalam bekerja; (8) cahaya tidak dapat dipantulkan oleh setiap
permukaan; (9) Di dalam sebuah medium cahaya dapat dibiaskan; (10) benda
dapat dilihat, jika ada cahaya dari mata sampai ke benda; (11) benda dapat
dilihat, apabila benda tersebut sumber cahaya; (12) cahaya lampu neon dapat
diuraikan menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lampu neon adalah
cahaya putih seperti cahaya putih matahari.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
karena membahas tentang miskonsepsi. Penelitian tersebut membahas
miskonsepsi yang terjadi pada mata pelajaran IPA dengan materi gaya dan
cahaya, sedangkan peneliti melakukan penelitian tentang miskonsepsi IPA
Fisika pada konsep gaya (gaya gesek, gaya magnet, dan gaya gravitasi),
pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, penerapan sifat cahaya dalam suatu
karya/model, jenis-jenis batuan dan pembentukan batuan karena pelapukan.
Penelitian ini dilakukan oleh Rohman dan Winanto (2007) yang berjudul
“Miskonsepsi Siswa Kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang Gaya
Gravitasi dan Pembelajaran Remediasi”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi materi gaya gravitasi di kelas V pada
pembelajaran IPA SD. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen
semu (quasi experiment) dengan Design One Group Pretest-Posttest. Metode
pengumpulan data dengan menggunakan tes dan pedoman wawancara.
Penelitian tersebut menggunakan tes untuk mengumpulkan data konsepsi siswa
tentang gaya gravitasi dalam pembelajaran IPA, sedangkan pendoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
wawancara digunakan untuk menggali mengapa terjadi miskonsepsi dalam
seputar topik gaya gravitasi pada siswa dalam bentuk tes tertulis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi
pada konsepsi pengertian gaya pada pretest sebanyak 38%, konsepsi gaya
dapat mengubah bentuk dan ukuran benda sebanyak 64%, gaya dapat
mengubah gerak benda sebanyak 52%, konsepsi gaya gravitasi sebanyak 48%,
arah gaya gravitasi menuju pusat bumi sebanyak 70% dan gaya gravitasi
menyebabkan benda di bumi mempunyai berat sebanyak 100%. Rata-rata
keseluruhan miskonsepsi yang dialami kelas V SD adalah 61,41%. Setelah
dilakukan pembelajaran remediasi di kelas V SD, miskonsepsi kembali diteliti
dengan menggunakan posttest. Hasil posttest menunjukkan bahwa terjadi
pengurangan miskonsepsi sebesar 19,56% sehingga menjadi 41,85%.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang diakukan oleh peneliti
karena membahas tentang miskonsepsi pada kelas V. Penelitian tersebut
terbatas meneliti tentang miskonsepsi pada materi gaya gravitasi sedangkan
peneliti meneliti lebih luas tentang miskonsepsi IPA Fisika pada konsep gaya
(gaya gesek, gaya magnet, dan gaya gravitasi), pesawat sederhana, sifat-sifat
cahaya, penerapan sifat cahaya dalam suatu karya/model, jenis-jenis batuan
dan pembentukan tanah karena pelapukan.
Penelitian ini dilakukan oleh Pujayanto (2006) dengan judul
“Miskonsepsi IPA (Fisika) pada Guru SD”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi IPA (Fisika) guru kelas V SD di
Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2006/2007.
Penelitian tersebut berusaha mendeskripsikan tentang profil miskonsepsi IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
(Fisika) pada guru kelas V SD. Penelitian ini menggunakan metode expose
facto di mana sumber data berasal dari sumber data primer. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua guru kelas V sekolah dasar di Kecamatan
Tasikmadu Kabupaten Karanganyar.
Berdasarkan analisis data terbukti bahwa guru-guru kelas V SD di
Kecamatan Tasikmadu mengalami miskonsepsi IPA (Fisika) pada pokok
bahasan gaya dan cahaya. Profil miskonsepsi yang dialami oleh guru, yaitu (1)
gaya dapat berupa tarikan atau dorongan, gaya magnet selau berupa tarikan
sebesar 45%, (2) gaya gravitasi dapat berupa dorongan maupun tarikan sebesar
40%, (3) massa benda di bumi sama dengan massa benda di bulan, berat benda
di bumi sama dengan berat di bulan sebesar 60%, (4) setiap dua benda
bersentuhan muncul gaya gesekan sebesar 60%, (5) pesawat sederhana
meringankan kerja manusia berarti pada umumnya dengan menggunakan
pesawat sederhana gaya (kuasa) dan energi yang digunakan menjadi lebih kecil
sebesar 100%, (6) cahaya merambat lurus, berarti cahaya tidak dapat
dipantulkan oleh permukaan tembok tetapi dapat dibiasakan oleh sebuah
medium sebesar 85%, (7) benda dapat dilihat jika benda tersebut sebagai
sumber cahaya atau ada cahaya dari mata sampai ke benda sebesar 50%, (8)
cahaya lampu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari sebesar
55%.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
karena sama-sama membahas tentang miskonsepsi pada mata pelajaran IPA.
Penelitian tersebut membahas tentang miskonsepsi yang terjadi pada guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
kelas V SD, sedangkan peneliti membahas miskonsepsi yang terjadi pada siswa
kelas V SD.
Penelitian ini dilakukan oleh Saehana dan Kasim (2007) yang berjudul
“Studi Awal Miskonsepsi Mekanika pada Guru Fisika SMA di Kota Palu”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkatan miskonsepsi
mekanika pada guru SMA di kota Palu dan mengidentifikasi materi mekanika
yang sering mengalami miskonsepsi. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh guru Fisika SMA di Kota Palu, sedangkan sampel penelitian dipilih
secara acak dari 10 SMA sebanyak 25 orang.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa guru Fisika SMA di Kota Palu
mengalami miskonsepsi mekanika yaitu sebesar 40%. Meteri yang banyak
mengalami miskonsepsi pada guru adalah pada konsep gerak, perpaduan gerak
dan Hukum Newton. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan tes
diagnostik dapat diketahui bahwa tingkat miskonsepsi guru Fisika di kota Palu
sebesar 40% dan pemahaman konsep yang benar adalah sebesar 30%.
Sedangkan guru yang menjawab benar dengan menebak dan guru yang kurang
memiliki pengetahuan masing-masing sebesar 10% dan 20%.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
karena membahas tentang miskonsepsi. Penelitian tersebut membahas tentang
miskonsepsi yang terjadi pada guru Fisika SMA, sedangkan peneliti membahas
tentang miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 2.11 Literatur Map Penelitian
Berdasarkan gambar 2.11 menunjukkan bahwa penelitian ini didasarkan
pada beberapa penelitian sebelumnya. Pada penelitian Khafid dan Barokah
(2005) meneliti tentang pengaruh akreditasi sekolah dan persepsi guru terhadap
prestasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pujayanto, Budiharti,
Waskita, dan Raharjo (2007), Rohman dan Winarno (2007), Pujayanto (2006),
serta Saehana dan Kasim (2007) sama meneliti tentang mikonsepsi.
Pengaruh Akreditasi Sekolah
dan Persepsi Guru Mengenai
Supervisi Kepala Sekolah
Terhadap Prestasi Belajar
Siswa
Profil Miskonsepsi
Siswa SD Pada
Konsep Gaya dan
Cahaya
Miskonsepsi IPA
(Fisika) Pada Guru
SD
Miskonsepsi Siswa Kelas V
SDN Sidorejo Lor 04
Salatiga Tentang Gaya
Gravitasi dan Pembelajaran
Remediasi
Studi Awal Miskonsepsi
Mekanika pada Guru
Fisika SMA di Kota Palu
Miskonsepsi IPA Fisika
Siswa Kelas V
Semester 2 SD Negeri
Se-Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan di Indonesia terus berupaya memperbaiki kualitas
pendidikan. Sekolah memegang peran penting dalam memperbaiki kualitas
pendidikan di Indonesia. Perbaikan kualitas pendidikan dilakukan dengan
berbagai macam cara antara lain dengan perubahan/pengembangan kurikulum
serta adanya pemberian tingkat kelayakan/akreditasi pada suatu sekolah.
Walaupun saat ini ada dua kurikulum yang berlaku, namun sebagian
besar SD menggunakan kurikulum 2006/KTSP. Dalam kurikulum 2006/KTSP
memuat beberapa mata pelajaran yang pokok, salah satunya adalah mata
pelajaran IPA. Pembelajaran IPA di SD mampu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpikir kritis melalui kegiatan percobaan-percobaan.
Kegiatan percobaan itu bertujuan agar siswa dapat mengalami langsung
tentang konsep-konsep yang akan dipelajarinya nanti. Jika siswa tidak
mengalami langsung konsep yang akan dipelajari maka siswa akan kesulitan
dalam memahami konsep yang abstrak. Selama ini konsep IPA sering
diajarkan dengan cara verbal, sehingga siswa cenderung memahami konsep
dengan cara menghapal. Sebagaian siswa SD menilai bahwa mata pelajaran
IPA adalah mata pelajaran yang sulit, hal itu mengindikasikan bahwa
pemahaman siswa tentang konsep IPA masih kurang.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh TIMSS diperoleh bahwa prestasi
bidang IPA siswa Indonesia berada pada posisi 40 dari 46 negara pada tahun
2012. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemahaman konsep IPA masih
rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Pemahaman konsep IPA yang
rendah dapat menimbulkan kesalahan pada konsep atau biasa disebut dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
miskonsepsi. Pada penelitian Pujayanto (2007) memperlihatkan bahwa
pemahaman konsep IPA masih rendah yaitu dengan ditemukannya miskonsepsi
pada siswa kelas V di semua SD Kecamatan Karanganyar yaitu lebih dari 30%.
Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
yaitu dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
087/UI/2002 yang berisi tentang keputusan bahwa seluruh sekolah agar
diakreditasi. Sekolah dengan tingkat akreditasi A, B, dan C memiliki
perbedaan dalam hal kualitas. Dengan adanya akreditasi maka kualitas sekolah
akan menjadi lebih baik. Sekolah dengan kualitas baik tentunya menghasilkan
lulusan yang berkualitas pula serta ditunjang dengan prestasi tinggi. Prestasi
siswa tentunya dipengaruhi oleh pemahaman konsep-konsep yang baik dari
semua mata pelajaran. Siswa yang memiliki pemahaman konsep yang baik
terhadap semua pelajaran berarti kemungkinan adanya miskonsepsi juga
sedikit.
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas V semester 2 di SD Negeri se-
Kecamatan Sleman. Selanjutnya peneliti ingin mengetahui apakah terdapat
perbedaan miskonsepsi dilihat dari tingkat akreditasi sekolah jika melihat SD
Negeri di Kecamatan Sleman terdiri dari tingkat akreditasi yang berbeda, yaitu
tingkat akreditasi A, B dan C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan permasalahan yang diuraikan di atas maka
hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Sleman terjadi pada konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-
sifat cahaya, penerapan cahaya dalam suatu karya/model (periskop), jenis-
jenis batuan dan pembentukan tanah karena pelapukan.
2. Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD se-
Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III dalam penelitian ini membahas tentang jenis penelitian, tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan
data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis penelitian kuantitatif
deskriptif dengan menggunakan metode survei. Penelitian kuantitatif menurut
Mahdi (2014:104) merupakan penelitian yang berorientasi pada data-data
empiris yang berupa angka atau suatu fakta yang dapat dihitung. Sedangkan
Sugiyono (2011:8) berpendapat bahwa penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu sehingga didapatkan data-data empiris berupa
angka atau fakta yang dapat dihitung dengan metode pengambilan data dengan
survei.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai
bulan Februari 2016. Pada bulan Maret 2015 peneliti membuat proposal
penelitian untuk syarat perijinan ke Bappeda. Pada bulan April 2015 peneliti
mengurus perijinan ke kantor Kecamatan Sleman dan kantor UPT
Pendidikan Kabupaten Sleman. Selanjutnya peneliti mengurus perijinan
kepada kepala sekolah SD Negeri se-Kecamatan Sleman untuk melakukan
penelitian. Setelah mendapatkan ijin melakukan penelitian di masing-
masing SD, peneliti melakukan uji coba instrumen soal kepada siswa kelas
V di lima SD Negeri di Kecamatan Sleman yang dipilih secara acak. Pada
awal bulan Mei 2015 peneliti melakukan validasi instrumen dan revisi
instrumen. Selanjutnya minggu kedua sampai minggu keempat bulan Mei
2015 peneliti melakukan pengumpulan data penelitian di SD Negeri se-
Kecamatan Sleman. Pada bulan Juli sampai bulan September 2015 peneliti
mengolah data-data yang sudah didapatkan. Peneliti mulai menyusun
laporan penelitian pada bulan Oktober 2015 sampai bulan Februari 2016.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Jumlah
SD negeri di Kecamatan Sleman ada 30 SD, namun SD yang digunakan
untuk pengambilan data penelitian ada 28 SD. Sekolah yang menjadi tempat
pengambilan data penelitian merupakan sekolah yang menerapkan
kurikulum 2006/KTSP. Dua SD di antaranya adalah sekolah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menggunakan kurikulum 2013 dan menolak untuk dijadikan tempat
penelitian.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Suparno (2010:43) merupakan kelompok yang lebih
besar dimana hasil penelitian diharapkan berlaku untuk semua anggota grup
yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V
SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Berikut tabel 3.1 berisi tentang populasi
dalam penelitian ini.
Tabel 3.1 Data Populasi
No. Nama SD Akreditasi Sekolah Jumlah siswa kelas V
1 SD N Triharjo B 70
2 SD N Sleman 1 A 35
3 SD N Sleman 3 A 71
4 SD N Sleman 4 B 22
5 SD N Sleman 5 B 34
6 SD N Ngangkrik A 33
7 SD N Sidomulyo B 20
8 SD N Trimulyo B 9
9 SD N Kadisobo 1 B 12
10 SD N Kadisobo 2 A 32
11 SD N Kadisobo 3 B 21
12 SD N Caturharjo B 36
13 SD N Keceme 2 A 28
14 SD N Dukuh 1 B 22
15 SD N Dukuh 2 B 26
16 SD N Denggung A 53
17 SD N Nyaen 1 B 29
18 SD N Nyaen 2 B 14
19 SD N Pendowoharjo A 28
20 SD N Panasan B 34
21 SD N Jetisharjo A 34
22 SD N Dalangan B 31
23 SD N Pangukan A 29
24 SD N Jetis Jogopaten C 8
25 SD N Mangunan B 15
26 SD N Murten B 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
No. Nama SD Akreditasi Sekolah Jumlah siswa kelas V
27 SD N Jaban B 32
28 SD N Tridadi B 28
Jumlah populasi 832
Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa SD Negeri se-
Kecamatan Sleman yang menjadi tempat penelitian ini ada 28 SD. Sekolah
yang menjadi tempat penelitian ini terdiri dari berbagai tingkat akreditasi
yaitu akreditasi A (Amat baik), akreditasi B (Baik), dan akreditasi C
(Cukup). Sekolah yang sudah terakreditasi A ada 9 SD, terakreditasi B ada
18 SD, dan terakreditasi C ada 1 SD. Jumlah populasi kelas V di 28 SD
Negeri se-Kecamatan Sleman ada 832 siswa.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:81). Pada pengambilan sampel
penelitian peneliti menggunakan prosedur random sampling. Random
sampling adalah proses pemilihan sampel dimana seluruh anggota populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih (Kountur, 2003:141). Semua
anggota pada populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih
menjadi sampel penelitian. Pemilihan sampel dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan simple random sampling. Simple random sampling
merupakan pemilihan sampel dengan memilih satu per satu anggota
populasi secara acak dan jika sudah dipilih maka tidak dapat dipilih lagi.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan undian untuk menentukan siswa
sebagai responden penelitian pada masing-masing SD.
Jumlah sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan tabel
Krejcie dan Morgan yang dapat dilihat pada lampiran 18. Perhitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
sampel didasarkan atas kesalahan 5%, sehingga sampel yang diperoleh
memiliki kepercayaan 95% terhadap populasi. Jika populasi kelas V SD
Negeri se-Kecamatan Sleman berjumlah 832 siswa maka pengambilan
sampel pada tabel Krejcie dan Morgan diambil yang mendekati populasi
800 atau 850. Peneliti memilih populasi yang mendekati angka 800 karena
populasi penelitian ini di bawah 850. Jadi berdasarkan tabel Krejcie dan
Morgan sampel dalam penelitian ini adalah 260 siswa. Perhitungan
persentase pembagian sampel pada masing-masing SD dapat ditentukan
dengan rumus:
Sampel Sekolah =
x Sampel Krejcie (260)
Berikut tabel 3.2 perhitungan sampel untuk masing-masing kelas pada
masing-masing SD.
Tabel 3.2 Perhitungan Sampel Penelitian SD se-Kecamatan Sleman
No. Nama SD Kelas
Paralel
Jumlah siswa
kelas V Perhitungan Sampel
Pembulatan
Sampel
1 SD N Triharjo
A 35
11
B 35
11
2 SD N Sleman 1 A 35
11
3 SD N Sleman 3
A 32
10
B 39
12
4 SD N Sleman 4 A 22
7
5 SD N Sleman 5 A 34
11
6 SD N Ngangkrik A 33
10
7 SD N Sidomulyo A 20
6
8 SD N Trimulyo A 9
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
No. Nama SD Kelas
Paralel
Jumlah siswa
kelas V Perhitungan Sampel
Pembulatan
Sampel
9 SD N Kadisobo 1 A 12
4
10 SD N Kadisobo 2 A 32
10
11 SD N Kadisobo 3 A 21
7
12 SD N Caturharjo A 36
11
13 SD N Keceme 2 A 28
9
14 SD N Dukuh 1 A 22
7
15 SD N Dukuh 2 A 26
8
16 SD N Denggung
A 26
8
A 27
8
17 SD N Nyaen 1 A 29
9
18 SD N Nyaen 2 A 14
4
19 SD N
Pendowoharjo A 28
9
20 SD N Panasan A 34
11
21 SD N Jetisharjo A 34
11
22 SD N Dalangan A 31
10
23 SD N Pangukan A 29
9
24 SD N Jetis
Jogopaten A 8
2
25 SD N Mangunan A 15
5
26 SD N Murten A 26
8
27 SD N Jaban A 32
10
28 SD N Tridadi A 28
9
Jumlah 832 261
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa setelah dihitung, sampel
penelitian ini ada 261 siswa. Sampel pada masing-masing kelas memiliki
jumlah yang berbeda karena tergantung pada jumah siswa pada masing-
masing kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian kuantitatif keberadaan variabel sangat penting untuk
memperjelas objek yang akan diteliti. Variabel menurut Hadi (dalam Mahdi,
2011:107) adalah semua keadaaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan
yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Sedangkan Mahdi (2011:107)
mengartikan variabel adalah semua fenomena yang diamati untuk keperluan
data penelitian. Variabel yang ada dalam penelitian ini terdiri dari variabel
bebas dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2011:39).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat akredistasi sekolah.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat atau biasa sering disebut dengan variabel dependen.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:39). Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel terikat adalah miskonsepsi IPA Fisika.
E. Teknik Pengumpulan Data
Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah teknik
pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes,
wawancara dan studi dokumentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
1. Tes
Tes menurut Djemari (dalam Widoyoko, 2009:45) merupakan salah
satu cara untuk mengetahui besarnya kemampuan seseorang secara tidak
langsung, melalui tanggapan seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.
Tes dapat diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang harus diberikan
tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang
sehingga menggambarkan kemampuan seseorang dalam bidang tertentu
(Widoyoko, 2009:46). Tes dalam penelitian ini menggunakan tes objektif
dengan jenis pilihan ganda (multiple choice) untuk melihat miskonsepsi IPA
Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman.
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui kegiatan tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2011:230). Wawancara yang
dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa yang
digunakan pada latar belakang penelitian.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpuan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2011:223-224). Pada penelitian
ini dokumen yang dianalis meliputi, a) data jumlah siswa kelas V SD Negeri
se-Kecamatan Sleman dari kantor UPT, b) dokumen rincian sekolah dari
kantor UPT, dan c) sertifikat akreditasi dari sekolah. Tujuan dari studi
dokumentasi ini adalah mengetahui jumlah SD Negeri di Kecamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Sleman, jumlah siswa kelas V di SD Negeri se-Kecamatan Sleman, dan
untuk mengetahui tingkat akreditasi sekolah pada masing-masing SD.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian kuantitatif membutuhkan sebuah instrumen untuk mengukur
variabel. Instrumen dibedakan menjadi dua yaitu instrumen tes dan instrumen
nontes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes
dan nontes yaitu berupa pedoman wawancara dan check list.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk menilai
karakteristik objek yang akan diteliti. Tes menurut Widoyoko (2009:45)
diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan
dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau
mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Bentuk instrumen
tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda (multiple
choice). Instrumen tes ini digunakan untuk mengetahui miskonsepsi IPA
Fisika siswa kelas V semester 2 SD yaitu pada KD 5.1 (hubungan antara
gaya, gerak, energi), KD 5.2 (pesawat sederhana), KD 6.1 (sifat-sifat
cahaya), KD 6.2 (penerapan sifat-sifat cahaya dalam suatu karya/model),
KD 7.1 (proses pembentukan tanah karena pelapukan), KD 7.2 (jenis-jenis
tanah), dan KD 7.3 (struktur bumi). Berikut tabel 3.3 adalah kisi-kisi
instrumen penelitian pilihan ganda sebelum divalidasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pilihan Ganda
Kompetensi Dasar Indikator Nomor Aitem
Pilihan Ganda
5.1 Mendeskripsikan
hubungan antara gaya, gerak
dan energi melalui percobaan
(gaya gravitasi, gaya gesek,
gaya magnet).
5.1.1 Menyebutkan
macam-macam gaya
melalui percobaan.
1, 2, 3
5.1.2 Mengidentifikasi
faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya.
4, 5, 6
5.2 Menjelaskan pesawat
sederhana yang dapat
membuat pekerjaan lebih
mudah dan lebih cepat.
5.2.1 Mengidentifikasi
ciri-ciri pesawat
sederhana. 7, 8, 9, 10, 11, 12
5.2.2 Menyebutkan contoh
jenis tuas atau pengungkit
jenis pertama.
13, 14, 15
5.2.3 Menyebutkan
penerapan pesawat
sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
16, 17, 18
6.1 Mendeskripsikan sifat-
sifat cahaya.
6.1.1 Menyebutkan sifat-
sifat cahaya.
19, 20, 21, 22, 23
6.1.2 Menjelaskan sifat
bayangan pada cermin. 24, 25, 26, 27, 28
6.2 Membuat suatu
karya/model, misalnya
periskop atau lensa dari bahan
sederhana dengan menerapkan
sifat-sifat cahaya.
6.2.1 Mengetahui alat dan
bahan yang digunakan
untuk membuat
karya/model yang
menerapkan sifat-sifat
cahaya.
29, 30, 31
7.1 Mendeskripsikan proses
pembentukan tanah karena
pelapukan.
7.1.1 Menggolongkan
jenis-jenis batuan. 32, 34, 35
7.1.2 Menjelaskan proses
pembentukan tanah karena
pelapukan.
36, 37, 38
7.2 Mengidentifikasi jenis-
jenis tanah.
7.2.1 Mengetahui jenis-
jenis tanah.
39, 40, 41, 42, 43, 44,
45, 46, 47, 48
7.3 Mendeskripsikan struktur
Bumi.
7.3.1 Mendeskripsikan
struktur permukaan bumi. 49, 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa ada 7 kompetensi dasar dan 11
indikator yang digunakan peneliti untuk meneliti miskonsepsi IPA Fisika
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan peneliti pada beberapa guru wali kelas V SD
untuk mengetahui kondisi sekolah dan proses pembelajaran IPA di tiga
SD Negeri di Kecamatan Sleman. Pedoman wawancara yang digunakan
peneliti dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara
1 Bagaimana prestasi siswa kelas V pada mata pelajaran IPA?
2 Pada konsep IPA apa saja siswa masih banyak yang mengalami
kesulitan?
3 Mengapa siswa masih kesulitan pada konsep IPA yang
diajarkan?
4 Menurut guru konsep-konsep apa yang sulit dijelaskan pada
siswa?
5 Apakah fasilitas sekolah mendukung dalam proses pembelajaran
IPA?
6 Strategi apa yang digunakan guru untuk mengatasi kesulitan
siswa terhadap konsep yang diajarkan?
Tabel 3.4 menunjukkan pedoman wawancara yang digunakan
peneliti untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep-konsep
IPA di kelas V SD. Wawancara ini juga digunakan untuk mengetahui
kesulitan guru dalam mengajarkan konsep-konsep IPA di kelas V SD
Negeri di semester 2.
3. Check List
Daftar cek digunakan untuk menyatakan ada atau tidak adanya
suatu unsur, komponen, karakteristik atau kejadian dalam suatu
peristiwa, tugas atau satu kesatuan yang kompleks (Widoyoko,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2009:107). Check list pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah semua data sudah terkumpul atau belum.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen yang akan digunakan untuk meneliti tentang miskonsepsi IPA
Fisika siswa kelas V SD harus melalui proses pengujian validitas dan
reliabilitas. Pengujian instrumen ini berfungsi untuk melihat kesahihan dan
keterpercayaan alat-alat yang akan digunakan peneliti dalam melakukan
penelitian. Instrumen tersebut digunakan untuk memperoleh data-data yang
yang ingin diketahui oleh peneliti sehingga data yang diperoleh dapat
dipercaya serta mampu mengukur kondisi yang sebenarnya. Instrumen tes
harus melalui proses uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan proses mengukur sejauhmana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,
2010:5). Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi
apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan tujuan
pengukuran tersebut sedangkan instrumen yang menghasilkan data yang
tidak relevan dengan tujuan pengukuran maka instrumen tersebut memiliki
validitas rendah (Azwar, 2011:6). Pada pengujian validitas terdapat tiga hal
yaitu, validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk.
a. Validitas Isi
Validitas isi merupakan pengujian terhadap instrumen untuk
mengetahui sejauh mana aitem-aitem yang ada dalam instrumen tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
mampu mencakup keseluruhan isi objek yang hendak diukur (Aswar,
2011:45). Validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengacu
pada hasil penilaian dari expert judgment. Instrumen yang divalidasai
oleh expert judgment berupa aitem berbentuk pilihan ganda. Jumlah
aitem pada instrumen tes ada 50 butir. Validasi isi dilakukan oleh empat
expert judgment yang akan memberikan penilaian pada isi dari instrumen
penelitian ini. Expert judgment terdiri dari dua orang dosen dan dua
orang guru. Penilaian terhadap instrumen penelitian ini berupa skor dan
komentar. Skala skor yang digunakan dalam menilai instrumen ini
menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Siregar, 2010:138). Bentuk
pernyataan dalam skala Likert ada dua yaitu pernyataan positif dan
negatif. Pernyataan positif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5, sedangkan
pernyataan negatif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1. Penelitian ini
menggunakan pernyataan tingkatan skor positif yaitu 1, 2, 3, dan 4. Skor
4 berarti sangat sesuai, skor 3 sesuai, skor 2 kurang sesuai, dan skor 1
tidak sesuai. Skor 5 tidak digunakan dalam penelitian ini karena untuk
menghilangkan keterangan “cukup sesuai” pada skor 3. Keterangan
“cukup sesuai” pada skor 3 dihilangkan karena bersifat meragukan. Skor
3 dengan keterangan “cukup sesuai” diubah menjadi keterangan “sesuai”
begitu juga dengan skor 4 menduduki keterangan “sangat sesuai”. Hasil
penilaian akan dikategorikan berdasarkan kriteria yang ditentukan.
Pelaksanaan revisi instrumen tes ditentukan dalam tabel 3.5 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 3.5 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen
Penilaian Kuantitatif Penilaian Kualitatif Keputusan
> 3 Positip Tidak Revisi
> 3 Negatif Revisi pada bagian
tertentu
< 3 Positif Revisi
< 3 Negatif Revisi
Tabel 3.5 menunjukkan jika rata-rata skor dari expert judgment
lebih besar dari 3 dengan komentar yang positif maka keputusannya
aitem tidak direvisi. Jika rata-rata skor lebih besar dari 3 dengan
komentar negatif maka keputusannya aitem direvisi pada bagian tertentu.
Sedangkan rata-rata skor kurang dari 3 dengan komentar positif maupun
negatif maka keputusannya aitem tetap direvisi.
Validator yang pertama dilakukan oleh Bapak PS, beliau adalah
salah satu dosen Universitas Sanata Dharma yang ahli dalam bidang
Fisika, selain itu beliau juga pengarang dari buku-buku miskonsepsi
Fisika. Adapun masukan Bapak PS pada keseluruhan instrumen adalah
“karena ini sendi miskonsepsi maka perlu deteksi keyakinan anak
terhadap jawabannya apa ia yakin benar atau tidak?”. Validator kedua
dilakukan oleh salah satu dosen Pendidikan Fisika di Universitas Sanata
Dharma yaitu Ibu SAS. Beliau dipilih menjadi validator karena beliau
juga ahli dalam bidang Fisika. Validator ketiga adalah guru kelas V di
SD Negeri Denggung yaitu Ibu ATI. Beliau dipilih menjadi validator
karena beliau sudah mahir dalam pembuatan soal IPA dan beliau
mengetahui bagaimana bentuk soal yang sesuai dan baik untuk siswa
kelas V. Secara keseluruhan beliau memberikan saran untuk
memperbaiki kata-kata yang susah dimengerti oleh siswa. Validator yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
keempat juga diakukan oleh seorang guru, beliau adalah Bapak AGT.
Beliau adalah guru kelas V di Kabupaten Magelang. Secara garis besar
beliau memberikan masukan untuk menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh siswa. Berikut tabel 3.6 disajikan tentang hasil uji validasi
isi oleh expert judgment.
Tabel 3.6 Tabel Hasil Uji Validasi Expert Judgment
No. Nama Ahli Skor rata-
rata PG Penilaian Keputusan
1. PS 2,92 Positif Revisi
2. SAS 3,68 Positif Tidak Revisi
3. ATI 3,76 Positif Tidak Revisi
4. AGT 3,1 Positif Tidak Revisi
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa menurut Bapak PS sebagai validator
1, memberikan skor instumen PG sebesar 2,92. Jika skor perolehan
kurang dari 3 (< 3) dengan penilaian positif maka keputusan akhir harus
dilakukan revisi instrumen. Sedangkan dari validator 2, 3, dan 4
memberikan skor lebih dari 3 (>3) dengan penilaian yang positif maka
keputusan tidak dilakukan revisi. Setelah dilakukan uji validasi oleh
expert judgment, peneliti mempertimbangkan berapa masukan sehingga
beberapa soal harus dihilangkan sehingga dari semula berjumlah 50 butir
soal menjadi 38 butir soal.
b. Validitas Muka
Validitas muka dilakukan untuk menunjukkan apakah instrumen
penelitian dari segi muka nampak mengukur apa yang ingin diukur,
validitas ini mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen (Siregar,
2013:46). Validitas muka merupakan jenis validitas yang signifikansinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
paling rendah karena didasarkan pada penilaian terhadap format
penampilan instrumen.
Validitas muka dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Candiroto
1, Temanggung. Alasan dipilihnya siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1
dikarenakan siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1 dianggap sudah
mengetahui konsep tentang gaya (gaya magnet, gaya gravitasi, gaya
gesek), pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, penerapan sifat-sifat
cahaya dalam suatu karya/model (periskop), jenis-jenis batuan, dan
pembentukan tanah karena pelapukan serta siswa setara dengan subjek
dalam penelitian ini yaitu kelas V SD. Secara keseluruhan beberapa
siswa memberikan komentar bahwa pada soal nomor 18, 20, 24, 34, dan
35 kalimatnya susah untuk dipahami. Sebagai tindak lanjut dari komentar
tersebut peneliti melakukan penyederhanaan bahasa agar lebih mudah
dipahami oleh siswa.
c. Validitas Konstruk
Validitas konstruk merupakan kesanggupan alat ukur untuk
mengukur suatu konsep yang diukurnya (Siregar, 2013:47). Validitas ini
digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada konsep gaya (gaya
magnet, gaya gravitasi, gaya gesek), pesawat sederhana, sifat-sifat
cahaya, penerapan sifat-sifat cahaya dalam suatu karya/model (periskop),
jenis-jenis batuan, dan pembentukan tanah karena pelapukan. Instrumen
soal selanjutnya diujicobakan kepada siswa kelas V di SD Negeri se-
Kecamatan Sleman. Dari 28 SD Negeri yang ada di Kecamatan Sleman
maka dipilih 5 SD secara acak sebagai tempat uji coba instrumen soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Sebanyak 45 siswa mengerjakan instrumen soal tersebut. Sejumlah 45
siswa ini merupakan anggota dari poulasi namun bukan termasuk dalam
anggota sampel penelitian. Hasil pekerjaan siswa kemudian dihitung
validitasnya
Hasil jawaban siswa selanjutnya direkap dengan Microsoft Excel
kemudian datanya dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 20. Jika
dalam perhitungan SPSS versi 20, terdapat tanda bintang satu (*) atau
bintang dua (**) pada soal maka soal tersebut dinyatakan valid,
sebaliknya jika tidak ditemukan tanda bintang maka soal tersebut
dinyatakan tidak valid. Jumlah bintang menentukan kualitas kevalidan
soal, jika terdapat tanda satu bintang (*) maka soal tersebut valid
sedangkan tanda dua bintang (**) soal tersebut sangat valid. Berikut tabel
3.7 tentang hasil validitas soal pilihan ganda dengan SPSS versi 20.
Tabel 3.7 Hasil Valdiasi Soal Pilihan Ganda
No. Butir Soal t tabel r hitung Sig (2-
tailed) Keterangan
1 1 0,294 A - Tidak valid
2 2 0,294 .179 .239 Tidak valid
3 3 0,294 .173 .257 Tidak valid
4 4 0,294 .478** .001 Valid
5 5 0,294 .421** .004 Valid
6 6 0,294 .248 .101 Tidak valid
7 7 0,294 .371* .012 Valid
8 8 0,294 .581** .000 Valid
9 9 0,294 .510** .000 Valid
10 10 0,294 .432** .003 Valid
11 11 0,294 .415** .005 Valid
12 12 0,294 -.043 .780 Tidak valid
13 13 0,294 .434** .003 Valid
14 14 0,294 .358* .016 Valid
15 15 0,294 .267 .076 Tidak valid
16 16 0,294 .456** .002 Valid
17 17 0,294 .174 .253 Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
No. Butir Soal t tabel r hitung Sig (2-
tailed) Keterangan
18 18 0,294 .031 .840 Tidak valid
19 19 0,294 .078 .608 Tidak valid
20 20 0,294 .341* .022 Valid
21 21 0,294 -.001 .993 Tidak valid
22 22 0,294 .500* .000 Valid
23 23 0,294 .430** .003 Valid
24 24 0,294 .395** .007 Valid
25 25 0,294 .486** .001 Valid
26 26 0,294 .296* .049 Valid
27 27 0,294 .587** .000 Valid
28 28 0,294 .282 .060 Tidak valid
29 29 0,294 .222 .143 Tidak valid
30 30 0,294 -.034 .824 Tidak valid
31 31 0,294 .057 .711 Tidak valid
32 32 0,294 .395** .007 Valid
33 33 0,294 .209 .169 Tidak valid
34 34 0,294 .239 .114 Tidak valid
35 35 0,294 .487** .001 Valid
36 36 0,294 .111 .469 Tidak valid
37 37 0,294 .432** .003 Valid
38 38 0,294 .212 .162 Tidak valid
Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa soal yang valid
sebanyak 21 soal. Sebanyak 20 soal digunakan untuk mengukur
miskonsepsi IPA Fisika Kelas V SD Negeri Semester 2 se-Kecamatan
Sleman. Soal yang digunakan harus mewakili masing-masing indikator
dalam penelitian. Jika pada salah satu indikator tidak terwakili oleh satu
atau dua soal maka soal tersebut direvisi kembali sehingga mampu
mewakili indikator tersebut.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan pengujian untuk mengukur konsistensi suatu
alat dalam mengukur aspek yang diukur (Sangadji, 2010:163). Hasil
pengukuran dapat dipercaya jika dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran pada subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Reliabilitas juga menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
sudah dianggap baik dan layak (Sangadji, 2010:163).
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal dan internal.
Pada penelitian ini pengujian relabilitas dilakukan secara internal yaitu
dengan menganalisis konsistensi butir-butir soal yang ada pada instrumen
(Sugiyono, 2011:130). Kriteria dalam menentukan tinggi rendahnya
koefisien reliabilitas suatu tes dapat ditentukan dengan kualifikasi
reliabilitas (Mahmud, 2011:196) yaitu pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kualifikasi Reliabilitas
Nilai Koefisien Keterangan Derajat
Reliabilitas
< 0,20 Hampir ada
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,70 Sedang
0,71 – 0,90 Tinggi
0,91-1,00 Tinggi sekali
1,00 Sempurna
Dari 20 soal yang valid, peneliti menghitung reliabilitas soal tersebut
dengan menggunakan SPSS versi 20. Berikut tabel 3.9 hasil perhitungan
reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 20.
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach Alpha Jumlah aitem Keterangan Derajat
Reliabilitas
,729 20 Reliabel Tinggi
Tabel 3.9 menjelaskan bahwa perhitungan reliabilitas dari 20 butir
soal adalah 0,729. Hasil perhitungan reliabilitas 20 butir soal selanjutnya
dilihat menggunakan kualifikasi reliabilitas. Hasil perhitungan reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
menunjukkan bahwa derajat reliabilitas soal tersebut adalah tinggi, karena
taraf koefisien korelasi berada di antara 0,71 – 0,91.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua tahap,
yaitu analisis deskriptif untuk menjawab rumusan masalah pertama dan analisis
perbedaan miskonsepsi IPA Fisika untuk menjawab rumusan masalah kedua.
1. Analisis Deskriptif
Data penelitian ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif yaitu
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul. Analisis deskriptif dilakukan untuk menjelaskan rumusan
masalah pertama dalam penelitian yaitu “Bagaimana miskonsepsi IPA
Fisika Kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman?”. Pada
penelitian ini analisis deskriptif dilakukan dengan melalui proses
pengorganisasian data yaitu, coding, editing, cleaning, identifikasi jawaban
(benar/salah), entry, dan mengelompokkan jawaban per aitem, persentase,
dan mendeskripsikan hasil.
a. Coding
Coding adalah pemberian kode berupa angka atau huruf pada tiap-
tiap data yang memiliki kategori sama untuk membedakan antara data
yang akan dianalisis (Siregar, 2010:207). Penelitian ini menggunakan
proses coding saat melakukan analisis data pada SPSS versi 20 dan
analisis jawaban siswa. Kode yang dipakai adalah kode 1, 2, dan 3. Kode
1 dipakai untuk menggantikan tingkat akreditasi sekolah A (Amat baik),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
kode 2 dipakai untuk menggantikan tingkat akreditasi B (Baik), dan kode
3 untuk menggantikan tingkat akreditasi C (Cukup). Selanjutnya coding
digunakan saat proses analisis jawaban siswa. Siswa yang menjawab soal
dengan benar akan mendapatkan kode 1 sedangkan siswa yang menjawab
soal salah maka akan mendapatkan kode 0. Peneliti juga menggunakan
coding untuk nama-nama SD, misalnya kode NY 1 berarti SD Nyaen I
begitu seterusnya dengan nama-nama SD lainnya. Pada identitas
responden, peneliti merahasiakan nama responden dengan memberikan
kode misalnya NY 2 4. Arti dari kode tersebut adalah NY 2 berarti SD
Nyaen 2 sedangkan 4 adalah siswa keempat.
b. Editing
Editing merupakan proses pengecekan berdasarkan data yang telah
terkumpul (Siregar, 2010:206). Pengecekan data merupakan proses
penting dilakukan supaya data yang diperoleh sungguh lengkap dan tidak
ada yang kurang. Contoh proses editing dalam penelitian ini adalah
pengecekan terhadap jawaban siswa pada bagian pernyataan siswa dalam
menjawab soal yaitu “yakin benar” atau “tidak yakin benar”.
Berdasarkan proses editing menunjukkan beberapa siswa lupa untuk
tidak melingkari bagian pernyataan “yakin benar” atau “tidak yakin
benar”. Sehingga peneliti harus mengkonfirmasi jawaban tersebut kepada
siswa yang bersangkutan.
c. Cleaning
Cleaning merupakan langkah yang dilakukan untuk membersihkan
data-data yang tidak digunakan dalam penelitian. Pada tahap ini peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
membutuhkan ketelitian dan akurasi data. Pada penelitian ini peneliti
melakukan perbaikan kesalahan pada kode-kode yang digunakan.
d. Entry
Entry merupakan proses memasukkan data ke alam Microsoft Excel
agar data lebih mudah untuk diolah dan dianalisis. Data yang dimasukkan
ke dalam Microsoft Excel adalah data rekapitulasi jawaban siswa yang
berupa angka dan kode-kode.
e. Identifikasi Jawaban Siswa (Benar/Salah)
Hasil jawaban siswa yang diperoleh kemudian diidentifikasi
berdasarkan benar atau salah dalam menjawab suatu soal. Jawaban siswa
yang benar mendapatkan kode 1 dan jawaban siswa yang salah
mendapatkan kode 0. Selanjutnya jawaban siswa yang benar dihitung,
kemudian jumlah jawaban benar tersebut dikalikan dengan 5 sehingga
diperoleh nilai dari setiap siswa.
f. Mengelompokkan Jawaban Per Aitem
Jawaban yang sudah direkap dan dihitung nilainya, selanjutnya
dikelompokkan per aitem. Pengelompokan ini bertujuan mengidentifikasi
jawaban siswa berdasarkan pilihan jawaban yaitu pilihan jawaban A, B,
C dan D. Kemudian dari jawaban tersebut dianalisis berdasarkan
keyakinan siswa dalam menjawab soal yaitu yakin benar atau tidak yakin
benar.
g. Persentase Jawaban
Data miskonsepsi siswa kelas V SD diperoleh dari jawaban siswa
yang menjawab salah namun menjawab dengan yakin benar. Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
siswa yang sudah dianalisis berdasarkan tingkat keyakinan dalam
menjawab soal selanjutnya dihitung dan disajikan dalam bentuk
persentase.
h. Mendeskripsikan Hasil
Data miskonsepsi siswa kelas V dalam penelitian ini disajikan
dalam bentuk histogram serta diagram lingkaran yang berisi tentang data
miskonsepsi IPA Fisika.
2. Analisis Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V semester 2 SD Negeri
se-Kecamatan Sleman
a. Merumusukan Null Hypotesis
Analisis data selanjutnya adalah dengan merumuskan null
hypotesis atau hipotesis nol. Null hypotesis adalah pernyataan tidak
adanya parameter dengan statistik data (data sampel) (Sugiyono,
2011:160). Perumusan hipotesis dalam penelitian ini disusun berdasarkan
pada rumusan masasalah sebelumnya. Rumusan masalah kedua dalam
penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika
kelas V semester 2 SD se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat
akreditasi sekolah?”. Hipotesis dalam rumusan masalah yang kedua
adalah:
H0 = Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah
(µ1- µ2 = 0 atau µ1= µ2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Ha = Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas
V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari
tingkat akreditasi sekolah
(µ1µ2 ≠ 0 atau µ1≠ µ2).
b. Menentukan Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi merupakan kesediaan dan keberanian peneliti
untuk secara maksimal mengambil resiko kesalahan dalam pengujian
hipotesis (Bunguin, 2011:192). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan taraf signifikansi sebesar α = 5% = 0,05 (two tailed). Jika
taraf signifikansi α = 0,05 (two tailed) maka data memiliki peluang
kesalahan sebesar 5% atau memiliki taraf kepercayaan sebesar 95%.
Penentuan taraf signifikansi ini perlu dilakukan agar mengetahui
seberapa peluang membuat resiko kesalahan dalam mengambil keputusan
menolak hipotesis (Siregar, 2013:70).
c. Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan dalam penelitian ini untuk menguji
apakah data berdistribusi normal atau tidak (Usman dan Akbar,
2008:109). Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji One
Sample Kolmogorov Smirnow dengan menggunakan SPSS versi 20.
Hipotesis statistik dalam penelitian ini jika dilihat dari rumusan masalah
kedua adalah:
H0 = Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal (data
tidak normal).
H1 = Sebaran data sesuai dengan kurva normal (data normal).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Uji normalitas dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov
memiliki kriteria pengujian (Priyatno, 2013:38) yaitu:
1) Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) > 0,05, maka data
berdistribusi normal.
2) Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) < 0,05, maka data tidak
berdistribusi normal.
d. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui kesamaan varian
dalam objek (Siregar, 2013:167). Uji homogenitas dilakukan dengan cara
membandingkan varian tersebesar dengan varian terkecil. Taraf
signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Hipotesis statistik dalam
penelitian ini adalah:
H0 = Tidak ada perbedaan varian dari beberapa kelompok data.
H1 = Ada perbedaan varian dari beberapa kelompok data.
Penentuan homogenitas varian ditentukan dari harga Fhitung
dibandingkan dengan Ftabel. Jika Ftabel > Fhitung dan memiliki signifikansi
lebih dari 0,05 maka varian data yang dianalisis adalah homogen. Jika
Ftabel < Fhitung dan memiliki signifikansi kurang dari 0,05 maka varian data
yang dianalisis tidak homogen. Uji homogenitas dalam penelitian ini
menggunakan Levene’s test pada program SPSS versi 20.
e. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji Kruscal-Wallis. Uji hipotesis ini digunakan pada
analisis komparatif untuk menguji lebih dari dua sampel independent.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5%. Hipotesis
statistik dalam penelitian ini yaitu:
H0 = Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas
V semester 2 SD se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat
akreditasi sekolah (µ1= µ2).
H1 = Ada perbedaan miskonsepsi IPA siswa kelas V semester 2
SD se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi
sekolah (µ1≠ µ2).
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah:
1) Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 diterima atau H1 ditolak, artinya
tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester
2 SD se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.
2) Jika harga sig (2-tailed) ≤ 0,05; H0 ditolak atau H1 diterima, artinya
ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD
se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini membahas tentang deskripsi pelaksanaan penelitian, hasil
analisis dan pembahasan penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 ini dilakukan di
SD Negeri se-Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman. Sekolah dasar yang
digunakan sebagai tempat penelitian ini sejumlah 28 SD. Penentuan SD ini
didasarkan pada kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2006/KTSP
serta atas kesedian sekolah sebagai tempat penelitian. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas V SD semester 2 (genap). Jumlah siswa kelas V di 28 SD
Negeri se-Kecamatan Sleman ada 832 siswa.
Penelitian ini merupakan jenis kuantitatif deskriptif dengan
menggunakan metode survei. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini berupa instrumen tes dan nontes. Instrumen tes ini berbentuk soal pilihan
ganda sedangkan instrumen nontes berupa pedoman wawancara dan check
list. Agar suatu instrumen tes layak mengukur variabel yang sudah
ditentukan maka perlu melalui tahap validasi dan reliabilitas. Tahap validasi
ini meliputi validasi isi, validitas muka, dan validitas konstruksi.
Validitas isi ini dilakukan untuk melihat kesesuaian isi instrumen
dengan materi pelajaran. Validitas isi terhadap 50 soal pilihan ganda
dilakukan oleh empat ahli yaitu dua dosen dari Pendidikan Fisika Sanata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Dharma dan dua guru kelas V sekolah dasar. Instrumen tes yang sudah
divalidasi oleh ahli selanjutnya melalui tahap uji validitas muka. Validitas
muka dilakukan di SD Negeri Candiroto 1 kepada 5 siswa untuk
mengerjakan instrumen soal yang sudah divalidasi oleh expert judgment
yaitu berjumlah 38 butir soal. Langkah selanjutnya adalah uji konstruksi
yang dilakukan di sekolah dasar di Kecamatan Sleman yang tidak
digunakan sebagai sampel penelitian. Instrumen soal diujikan kepada kelas
V sejumlah 45 siswa pada lima SD Negeri yang ada di Kecamatan Sleman.
Dari uji validitas konstruksi ini diperoleh soal-soal yang valid yaitu 21 soal.
Melalui pengujian reliabilitas diketahui bahwa semua soal yang valid
dinyatakan reliabel.
Proses pengambilan data dilakukan kurang lebih selama seminggu
yaitu antara tanggal 25–30 Mei 2015. Pengambilan data penelitian
dilakukan setelah mendapatkan izin dari 28 SD negeri yang digunakan
sebagai tempat penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan
menyebarkan instrumen soal di masing-masing SD. Sebelum menyebarkan
instrumen, peneliti membuat janji terlebih dulu dengan masing-masing guru
wali kelas V di SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Jika hari dan waktu sudah
ditentukan, peneliti datang ke SD dan memberikan instrumen kepada wali
kelas V. Melihat keterbatasannya waktu, peneliti tidak bisa menunggu
siswa-siswa kelas V di SD Negeri se-Kecamatan dalam mengerjakan
instrumen soal. Peneliti beberapa kali menunggu sendiri siswa kelas V
dalam mengerjakan instrumen soal, namun selebihnya instrumen soal
diserahkan kepada guru wali kelas V untuk diujikan kepada siswa. Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
diberi waktu 90 menit untuk mengerjakan soal tersebut. Pengujian
instrumen dilakukan sekali sampai mendapatkan jawaban dari siswa. Data
yang sudah terkumpul kemudian dikoreksi oleh peneliti dan kemudian
dianalisis.
Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan aitem
berdasarkan tingkat keyakinan siswa. Selanjutnya jawaban siswa dihitung
dan dikelompokkan berdasarkan kategori “yakin benar” dan “ tidak yakin
benar”. Setelah itu deskripsi miskonsepsi IPA Fisika disajikan per
kompetensi dasar dan diperjelas dengan menggunakan diagram.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Penelitian ini menggunakan siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Sleman sebagai responden penelitian. Siswa yang menjadi
responden dalam penelitian ini diambil secara acak sehingga memiliki latar
belakang yang berbeda-beda seperti umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan
orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua. Sekolah dasar yang digunakan
sebagai tempat penelitian juga memiliki tingkat akreditasi yang berbeda
yaitu dari akreditasi A, B, hingga C. Informasi mengenai latar belakang
tersebut digunakan untuk melengkapi data-data responden penelitian. Begitu
juga dengan tingkat akreditasi sekolah penting diketahui karena digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika
kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman jika dilihat dari tingkat
akreditasi sekolah. Berikut data responden dapat dilihat pada tabel 4.1 di
bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 4.1 Data Responden
No. Nama Sekolah Tingkat Akreditasi
Jumlah Responden A B C
1 SD N Keceme II A 9
2 SD N Pendowoharjo A 9
3 SD N Denggung A 16
4 SD N Jetisharjo A 11
5 SD N Sleman I A 11
6 SD N Ngangkrik A 10
7 SD N Sleman III A 22
8 SD N Pangukan A 9
9 SD N Kadisobo II A 10
10 SD N Panasan B 11
11 SD N Sidomulyo B 6
12 SD N Nyaen I B 9
13 SD N Murten B 8
14 SD N Dukuh I B 7
15 SD N Kadisobo I B 4
16 SD N Kadisobo III B 7
17 SD N Nyaen II B 4
18 SD N Jaban B 10
19 SD N Dukuh II B 8
20 SD N Mangunan B 5
21 SD N Sleman V B 11
22 SD N Sleman IV B 7
23 SD N Trimulyo B 3
24 SD N Triharjo B 22
25 SD N Tridadi B 9
26 SD N Caturharjo B 11
27 SD N Dalangan B 10
28 SD N Jetis Jogopaten C 2
Total 107 152 2 261
Persentase 41,00% 58,24% 0,77% 100%
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa sampel yang
digunakan dalam penelitian ini ada 261 siswa. Terdapat 107 siswa dari
sekolah dengan tingkat akreditasi A, 152 siswa dari sekolah dengan
akreditasi B, dan 2 siswa dari sekolah dengan tingkat akreditasi C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3. Deskripsi Data Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD
Negeri se-Kecamatan Sleman
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi untuk
mengetahui seberapa besar miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V se-
Kecamatan Sleman. Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD dianalisis
berdasarkan jawaban siswa yang menjawab “salah” namun dengan
pernyataan “yakin benar”. Miskonsepsi IPA Fisika ternyata terdapat pada
setiap butir soal yang mewakili masing-masing kompetensi dasar 5.1, 5.2,
6.1, 6.2, dan 7.1. Berikut tabel 4.1 tentang data miskonsepsi IPA Fisika
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman.
Gambar 4.1 Persentase Data Miskonsepsi Siswa Kelas V
Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa miskonsepsi IPA
Fisika terjadi pada semua aitem. Persentase yang tertinggi terlihat pada
aitem 16, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang IPA Fisika
di semester 2 pada konsep jenis-jenis batuan masih kurang. Sedangkan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Ait
em
1
Ait
em
2
Ait
em
3
Ait
em
4
Ait
em
5
Ait
em
6
Ait
em
7
Ait
em
8
Ait
em
9
Ait
em
10
Ait
em
11
Ait
em
12
Ait
em
13
Ait
em
14
Ait
em
15
Ait
em
16
Ait
em
17
Ait
em
18
Ait
em
19
Ait
em
20Miskonsepsi
Miskonsepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
miskonsepsi terendah dapat dilihat pada aitem 9 dan 10 menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa sudah paham tentang IPA Fisika yaitu pada
konsep pesawat sederhana. Pengelompokan aitem berdasarkan kompetensi
dasar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Pengelompokan Aitem Berdasarkan KD
Deskripsi data dalam penelitian ini disajikan lebih mendalam
berdasarkan kompetensi dasar yaitu KD 5.1, 5.2, 6.1, 6.2, dan 7.1. Deskripsi
data penelitian ini fokus pada miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V
SD di semester 2. Miskonsepsi siswa kelas V SD terhadap konsep IPA
Fisika dapat dilihat dari jawaban yang salah, namun siswa menjawab
dengan yakin benar.
a. Kompetensi dasar 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak
dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
Kompetensi Dasar Nomor Aitem
Pilihan Ganda
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara
gaya, gerak dan energi melalui percobaan
(gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
1, 2
3, 4
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang
dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan
lebih cepat.
5, 6
7, 8
9, 10
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 11, 12
13, 14
6.2 Membuat suatu karya/model,
misalnya periskop atau lensa dari bahan
sederhana dengan menerapkan sifat-sifat
cahaya.
15, 19
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan
tanah karena pelapukan.
16, 18
17, 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Miskonsepsi siswa kelas V tentang konsep IPA Fisika pada KD 5.1 dapat
diketahui dari jawaban 4 aitem soal yang mewakili dua indikator yaitu
5.1.1 dan 5.1.2. Aitem yang mewakili indikator 5.1.1 adalah aitem 1 dan
2, sedangkan aitem yang mewakili indikator 5.1.2 adalah aitem 3 dan 4.
Selanjutnya deskripsi miskonsepsi IPA Fisika pada aitem 1, aitem 2,
aitem 3, dan aitem 4 diperjelas dengan menggunakan diagram lingkaran
di bawah ini.
Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 1
Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa aitem 1 merupakan
perwakilan dari indikator 5.1.1 yaitu tentang menyebutkan macam-
macam gaya melalui percobaan. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa
jawaban yang benar dari aitem 1 adalah D. Sebanyak 235 siswa
menjawab D dengan yakin benar yaitu sebuah kelereng digelindingkan di
atas tanah akan berhenti karena adanya pengaruh gaya gesek. Siswa yang
menjawab A, B, atau C maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa
yang menjawab aitem 1 dengan jawaban A, B, atau C dengan yakin
benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang
menjawab pilihan A, B, atau C dengan yakin benar ada 22 siswa. Pada
A 36%
B 9%
C 55%
Aitem 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
gambar 4.2 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi
pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 36% siswa menjawab
A yaitu sebuah kelereng digelindingkan di atas tanah akan berhenti
karena adanya pengaruh gaya pegas. Selanjutnya 9% siswa menjawab B
yaitu sebuah kelereng digelindingkan di atas tanah akan berhenti karena
adanya pengaruh gaya magnet. Sedangkan siswa yang menjawab C,
sebuah kelereng digelindingkan di atas tanah akan berhenti karena
adanya pengaruh gaya gravitasi ada 55%. Siswa yang mengalami
miskonsepsi pada indikator 5.1.1 aitem 1 tergolong rendah yaitu sebesar
8%.
Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 2
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 2
adalah C. Sebanyak 214 siswa dengan yakin benar menjawab C yaitu
penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh peristiwa air yang mengalir
dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Siswa yang menjawab A,
B, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab
aitem 2 dengan jawaban A, B, atau D dengan yakin benar maka siswa
tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B,
A 53% B
30%
D 17%
Aitem 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
atau C dengan yakin benar ada 30 siswa. Pada gambar 4.2 dapat dilihat
persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing
jawaban yang salah. Sebesar 53% siswa menjawab A yaitu penerapan
gaya gravitasi ditunjukan oleh peristiwa jarum kompas dapat
menunjukkan arah utara dan selatan. Selanjutnya 30% siswa menjawab B
yaitu pengaruh gaya gravitasi ditunjukkan oleh peristiwa Andi mengerem
sepedanya saat melewati turunan. Sedangkan siswa yang menjawab D,
peristiwa gaya gravitasi ditunjukkan oleh peristiwa orang yang sedang
berenang dapat bergerak maju ada 17%. Siswa yang mengalami
miskonsepsi pada indikator 5.1.2 aitem 2 sebesar 11%.
Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 3
Berdasarkan gambar 4.4 dapat diketahui bahwa aitem 3 merupakan
perwakilan dari indikator 5.1.2 yaitu tentang mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi gaya. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa
jawaban yang benar dari aitem 3 adalah D. Sebanyak 144 siswa
menjawab D dengan yakin benar yaitu yang bukan termasuk cara
memperbesar gaya gesek adalah memperhalus permukaan benda. Siswa
yang menjawab A, B, atau C maka jawaban tersebut adalah salah. Jika
A 5%
B 26%
C 69%
Aitem 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
siswa yang menjawab aitem 3 dengan jawaban A, B, atau C dengan
dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa
yang menjawab pilihan A, B, atau C dengan yakin benar ada 81 siswa.
Pada gambar 4.4 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami
miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 5% siswa
menjawab A yaitu yang bukan termasuk cara memperbesar gaya gesek
adalah melapisi permukaan benda dengan karet. Selanjutnya 26% siswa
menjawab B yaitu yang bukan termasuk cara memperbesar gaya gesek
adalah memperhalus bidang permukaan. Sedangkan siswa yang
menjawab C, yang bukan termasuk cara memperbesar gaya gesek adalah
memberi pul atau paku-pakuan pada sepatu sepak bola ada 69%. Siswa
yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.1.2 aitem 3 sebesar 31%.
Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 4
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 4
adalah B. Sebanyak 164 siswa menjawab B dengan yakin benar yaitu
yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah
benda cepat mengalami pelapukan. Siswa yang menjawab A, C, atau D
maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 4
A 13%
C 15%
D 72%
Aitem 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
dengan jawaban A, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut
mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, C, atau D
dengan yakin benar ada 79 siswa. Pada gambar 4.5 dapat dilihat
persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing
jawaban yang salah. Sebesar 13% siswa menjawab A yaitu yang bukan
termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah benda memiliki
berat. Selanjutnya 15% siswa menjawab C yaitu yang bukan termasuk
pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah benda jatuh ke bawah.
Sedangkan siswa yang menjawab D, yang bukan termasuk pengaruh
gaya gravitasi terhadap benda adalah permukaan air selalu datar ada
72%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.1.2 aitem 4
sebesar 30%.
b. Kompetensi dasar 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat
membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Miskonsepsi siswa
tentang konsep IPA Fisika pada KD 5.2 dapat diketahui dari jawaban 6
aitem soal yang mewakili tiga indikator yaitu 5.2.1, 5.2.2, dan 5.2.3.
Aitem yang mewakili indikator 5.2.1 adalah aitem 5 dan 6, indikator
5.2.2 diwakili oleh aitem 7 dan 8, sedangkan aitem yang mewakili
indikator 5.2.3 adalah aitem 9 dan 10. Selanjutnya deskripsi miskonsepsi
IPA Fisika pada aitem 5, aitem 6, aitem 7, aitem 8, aitem 9, dan aitem 10
diperjelas dengan menggunakan diagram lingkaran di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 5
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 5
adalah B. Sebanyak 144 siswa menjawab B dengan yakin benar yaitu
gunting termasuk pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara
beban dan kuasa. Siswa yang menjawab A, C, atau D maka jawaban
tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 5 dengan jawaban
A, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami
miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, C, atau D dengan yakin
benar ada 55 siswa. Pada gambar 4.5 dapat dilihat persentase siswa yang
mengalami miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah.
Sebesar 67% siswa menjawab A yaitu gunting termasuk pengungkit yang
bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa. Selanjutnya 24% siswa
menjawab C yaitu gunting termasuk pengungkit yang kuasanya terletak
di antara titik tumpu dan beban. Sedangkan siswa yang menjawab D
gunting termasuk pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan
titik tumpu ada 9%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator
5.2.1 aitem 5 sebesar 21%.
A 67%
C 24%
D 9%
Aitem 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 6
Gambar 4.7 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 6
adalah A. Sebanyak 165 siswa menjawab A dengan yakin benar yaitu
posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat gerobak beroda satu adalah
beban berada di antara titik tumpu dan kuasa. Siswa yang menjawab B,
C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab
aitem 6 dengan jawaban B, C, atau D dengan yakin benar maka siswa
tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan B, C,
atau D dengan yakin benar ada 57 siswa. Pada gambar 4.7 dapat dilihat
persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing
jawaban yang salah. Sebesar 58% siswa menjawab B yaitu posisi titik
tumpu, beban, dan kuasa pada alat gerobak beroda satu adalah titik
tumpu berada di antara beban dan kuasa. Selanjutnya 28% siswa
menjawab C yaitu posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat gerobak
beroda satu adalah kuasa berada di antara titik tumpu dan beban.
Sedangkan siswa yang menjawab D posisi titik tumpu, beban, dan kuasa
pada alat gerobak beroda satu adalah titik tumpu, beban, dan kuasa
B 58%
C 28%
D 14%
Aitem 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
berada pada satu tempat ada 14%. Siswa yang mengalami miskonsepsi
pada indikator 5.2.1 aitem 6 sebesar 22%.
Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 7
Gambar 4.8 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 7
adalah A. Sebanyak 211 siswa menjawab A dengan yakin benar yaitu
alat yang termasuk tuas jenis pertama adalah gunting. Siswa yang
menjawab B, C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa
yang menjawab aitem 7 dengan jawaban dengan B, C, atau D dengan
yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang
menjawab pilihan B, C, atau D dengan yakin benar ada 27 siswa. Pada
gambar 4.8 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi
pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 37% siswa menjawab
B yaitu alat yang termasuk tuas jenis pertama adalah gerobak pasir.
Selanjutnya 33% siswa menjawab C yaitu alat yang termasuk tuas jenis
pertama adalah sekop. Sedangkan siswa yang menjawab D alat yang
termasuk tuas jenis pertama adalah pemecah kemiri ada 30%. Siswa yang
mengalami miskonsepsi pada indikator 5.2.2 aitem 7 sebesar 10%.
B 37%
C 33%
D 30%
Aitem 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 8
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 8
adalah B. Sebanyak 144 siswa menjawab B dengan yakin benar yaitu
gerobak beroda tiga adalah contoh jenis tuas golongan kedua. Siswa yang
menjawab A, C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa
yang menjawab aitem 8 dengan jawaban A, B, atau D dengan yakin
benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang
menjawab pilihan A, C, atau D dengan yakin benar ada 63 siswa. Pada
gambar 4.9 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi
pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 38% siswa menjawab
A yaitu gerobak beroda tiga adalah contoh jenis tuas golongan pertama.
Selanjutnya 1% siswa menjawab C yaitu gerobak beroda tiga adalah
contoh jenis tuas golongan ketiga. Sedangkan siswa yang menjawab D
gerobak beroda tiga adalah contoh jenis tuas golongan keempat ada 61%.
Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.2.2 aitem 8 sebesar
24%.
A 38%
C 1%
D 61%
Aitem 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 9
Gambar 4.10 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 9
adalah A. Sebanyak 233 siswa menjawab A dengan yakin benar yaitu
alat pembuka tutup botol menggunakan prinsip kerja pengungkit. Siswa
yang menjawab B, C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika
siswa yang menjawab aitem 9 dengan jawaban B, C, atau D dengan
yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang
menjawab pilihan B, C, atau D dengan yakin benar ada 19 siswa. Pada
gambar 4.10 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi
pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 37% siswa menjawab
B yaitu alat pembuka tutup botol menggunakan prinsip kerja katrol.
Selanjutnya tidak ada siswa yang menjawab aitem 9 dengan jawaban C
yaitu alat pembuka tutup botol menggunakan prinsip kerja gravitasi .
Sedangkan siswa yang menjawab D alat pembuka tutup botol
menggunakan prinsip kerja bidang miring ada 63%. Siswa yang
mengalami miskonsepsi pada indikator 5.2.3 aitem 9 sebesar 7%.
B 37%
C 0%
D 63%
Aitem 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 10
Gambar 4.11 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem
10 adalah C. Sebanyak 229 siswa menjawab C dengan yakin benar yaitu
lintasan jalan di perbukitan dibuat berkelok-kelok karena penerapan
bidang miring. Siswa yang menjawab A, B, atau D maka jawaban
tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 10 dengan
jawaban A, B, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut
mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B, atau D
dengan yakin benar ada 17 siswa. Pada gambar 4.11 dapat dilihat
persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing
jawaban yang salah. Sebesar 82% siswa menjawab A yaitu lintasan jalan
di perbukitan dibuat berkelok-kelok karena penerapan roda berporos.
Selanjutnya tidak ada siswa yang menjawab aitem 10 dengan jawaban B
yaitu lintasan jalan di perbukitan dibuat berkelok-kelok karena penerapan
katrol. Selanjutnya tidak ada siswa yang menjawab aitem 10 dengan
jawaban D yaitu lintasan jalan di perbukitan dibuat berkelok-kelok
karena penerapan pengungkit. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada
indikator 5.2.3 aitem 10 sebesar 7%.
A 82%
B 18%
D 0%
Aitem 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
c. Kompetensi dasar 6.1 adalah mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
Miskonsepsi siswa tentang konsep IPA Fisika pada KD 6.1 dapat
diketahui dari jawaban 4 aitem soal yang mewakili dua indikator yaitu
6.1.1 dan 6.1.2. Aitem yang mewakili indikator 6.1.1 adalah aitem 11 dan
12, sedangkan aitem yang mewakili indikator 6.1.2 adalah aitem 13 dan
14. Selanjutnya deskripsi miskonsepsi IPA Fisika pada aitem 11, aitem
12, aitem 13 dan aitem 14 diperjelas dengan menggunakan diagram
lingkaran.
Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 11
Gambar 4.12 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem
11 adalah B. Siswa yang menjawab A, C, atau D maka jawaban tersebut
adalah salah. Sebanyak 111 siswa menjawab B dengan yakin benar yaitu
cahaya merambat dari udara menuju ke air, maka cahaya akan dibiaskan
mendekati garis normal. Jika siswa yang menjawab aitem 11 dengan
jawaban A, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut
mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, C, atau D
dengan yakin benar ada 60 siswa. Pada gambar 4.12 dapat dilihat
persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing
A 12% C
14%
D 74%
Aitem 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
jawaban yang salah. Sebesar 12% siswa menjawab A yaitu cahaya
merambat dari udara menuju ke air, maka cahaya akan dibiaskan
menjauhi garis normal. Selanjutnya 14% siswa menjawab C yaitu cahaya
merambat dari udara menuju ke air, maka cahaya akan dibiaskan sejajar
garis normal. Sedangkan siswa yang menjawab D, cahaya merambat dari
udara menuju ke air, maka cahaya akan dibiaskan berlawanan arah
dengan garis normal ada 74%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada
indikator 6.1.1 aitem 11 sebesar 23%.
Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 12
Gambar 4.13 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem
12 adalah C. Sebanyak 139 siswa menjawab C dengan yakin benar yaitu
peristiwa yang menunjukkan sifat cahaya merambat lurus adalah
terbentuknya pelangi setelah hujan. Siswa yang menjawab A, B, atau D
maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 12
dengan jawaban A, B, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut
mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B, atau D
dengan yakin benar ada 88 siswa. Pada gambar 4.13 dapat dilihat
persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing
A 24%
B 61%
D 15%
Aitem 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
jawaban yang salah. Sebesar 24% siswa menjawab A yaitu peristiwa
yang menunjukkan sifat cahaya merambat lurus adalah sorotan lampu
kendaraan bermotor pada malam hari. Selanjutnya 61% siswa menjawab
B yaitu peristiwa yang menunjukkan sifat cahaya merambat lurus adalah
rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca. Sedangkan
siswa yang menjawab D, peristiwa yang menunjukkan sifat cahaya
merambat lurus adalah sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu
ada 15%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 6.1.1 aitem
12 sebesar 34%.
Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 13
Gambar 4.14 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem
13 adalah B. Sebanyak 195 siswa menjawab B yaitu ketika seseorang
sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin
(sama) dengan jarak dengan cermin. Siswa yang menjawab A, C, atau D
maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 13
dengan jawaban A, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut
mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, C, atau D
dengan yakin benar ada 44 siswa. Pada gambar 4.14 dapat dilihat
A 32%
C 57%
D 11%
Aitem 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing
jawaban yang salah. Sebesar 32% siswa menjawab A yaitu ketika
seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan
cermin (lebih jauh) dengan jarak dengan cermin. Selanjutnya 57% siswa
menjawab C yaitu ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar,
maka jarak benda dengan cermin (dekat) dengan jarak dengan cermin.
Sedangkan siswa yang menjawab D, ketika seseorang sedang bercermin
pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin (sangat dekat)
dengan jarak dengan cermin ada 11%. Siswa yang mengalami
miskonsepsi pada indikator 6.1.2 sebesar 17%.
Gambar 4.15 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 14
Gambar 4.15 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem
14 adalah C. Sebanyak 59 siswa menjawab C dengan yakin benar yaitu
sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung
adalah nyata dan terbalik. Siswa yang menjawab A, B, atau D maka
jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 4 dengan
jawaban A, B, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut
mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B, atau D
A 50%
B 21%
D 29%
Aitem 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
dengan yakin benar ada 116 siswa. Pada gambar 4.15 dapat dilihat
persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing
jawaban yang salah. Sebesar 50% siswa menjawab A yaitu sifat
bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah
semu, tegak, dan diperkecil. Selanjutnya 21% siswa menjawab B yaitu
sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung
adalah nyata, tegak, dan diperkecil. Sedangkan siswa yang menjawab D,
sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung
adalah semu, tegak, dan diperbesar ada 29%. Siswa yang mengalami
miskonsepsi pada indikator 6.1.2 aitem 14 sebesar 44%.
d. Kompetensi dasar 6.2 membuat suatu karya/model, misalnya periskop
atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
Miskonsepsi siswa tentang konsep IPA Fisika pada KD 6.2 dapat
diketahui dari jawaban 2 aitem soal yang mewakili satu indikator yaitu
6.2.1. Aitem yang mewakili indikator 6.2.1 adalah aitem 15 dan 19.
Selanjutnya deskripsi miskonsepsi IPA Fisika pada aitem 15, aitem 19
diperjelas dengan menggunakan diagram lingkaran di bawah ini.
Gambar 4.16 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 15
A 38%
C 13%
D 49%
Aitem 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Gambar 4.16 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem
15 adalah B. Sebanyak 128 siswa menjawab B yaitu alat yang arah
pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak
harus berada di dapen mata disebut (periskop). Siswa yang menjawab A,
C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab
aitem 15 dengan jawaban A, C, atau D dengan yakin benar maka siswa
tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, C,
atau D dengan yakin benar ada 97 siswa. Pada gambar 4.16 dapat dilihat
persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing
jawaban yang salah. Sebesar 38% siswa menjawab A yaitu alat yang arah
pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak
harus berada di depan mata disebut (lup). Selanjutnya 13% siswa
menjawab C yaitu alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan
sehingga benda/objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata
disebut (kacamata). Sedangkan siswa yang menjawab D, alat yang arah
pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak
harus berada di depan mata disebut (mikroskop) ada 48%. Siswa yang
mengalami miskonsepsi pada indikator 6.1.2 aitem 15 sebesar 37%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Gambar 4.17 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 19
Gambar 4.17 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem
19 adalah C. Sebanyak 110 siswa menjawab C dengan yakin benar yaitu
pada pembuatan periskop bahan utama yang digunakan adalah (kotak
pasta gigi dan cermin). Siswa yang menjawab A, B, atau D maka
jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 19
dengan jawaban A, B, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut
mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B, atau D
dengan yakin benar ada 97 siswa. Pada gambar 4.17 dapat dilihat
persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing
jawaban yang salah. Sebesar 12% siswa menjawab A yaitu pada
pembuatan periskop bahan utama yang digunakan adalah (gunting dan
lem). Selanjutnya 25% siswa menjawab B yaitu pada pembuatan
periskop bahan utama yang digunakan adalah (karton dan isolasi).
Sedangkan siswa yang menjawab D, pada pembuatan periskop bahan
utama yang digunakan adalah (cermin dan lem) ada 63%. Siswa yang
mengalami miskonsepsi pada indikator 6.1.2 aitem 19 sebesar 37%.
A 12%
B 25% D
63%
Aitem 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
e. Kompetensi dasar 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah
karena pelapukan. Miskonsepsi siswa tentang konsep IPA Fisika pada
KD 7.1 dapat diketahui dari jawaban 4 aitem soal yang mewakili dua
indikator yaitu 7.1.1 dan 7.1.2. Aitem yang mewakili indikator 7.1.1
adalah aitem 16 dan 18, sedangkan indikator 7.1.2 diwakili oleh aitem 17
dan 20. Selanjutnya deskripsi miskonsepsi IPA Fisika pada aitem 16,
aitem 18, aitem 17 dan aitem 20 diperjelas dengan menggunakan diagram
lingkaran di bawah ini.
Gambar 4.18 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 16
Gambar 4.18 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem
16 adalah D. Sebanyak 32 siswa menjawab D yaitu batuan sedimen
adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan
mineral dalam air sungai. Siswa yang menjawab A, B, atau C maka
jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 16
dengan jawaban A, B, atau C dengan yakin benar maka siswa tersebut
mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B, atau C
dengan yakin benar ada 151 siswa. Pada gambar 4.18 dapat dilihat
persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing
A 26%
B 46%
C 27%
Aitem 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
jawaban yang salah. Sebesar 26% siswa menjawab A yaitu batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku.
Selanjutnya 27% siswa menjawab B yaitu batuan sedimen adalah batuan
yang terbentuk dari proses pengendapan magma. Sedangkan siswa yang
menjawab C, batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena
peningkatan tekanan dan suhu ada 46%. Siswa yang mengalami
miskonsepsi pada indikator 6.1.2 aitem 16 sebesar 58%.
Gambar 4.19 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 18
Gambar 4.19 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem
18 adalah A. Sebanyak 17 siswa menjawab A yaitu ciri-ciri batuan basal
adalah (1) memiliki warna hijau keabu-abuan, (2) berasal dari magma,
(3) berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah. Siswa yang
menjawab B, C atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa
yang menjawab aitem 18 dengan jawaban B, C atau D dengan yakin
benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang
menjawab pilihan B, C atau D dengan yakin benar ada 129 siswa. Pada
gambar 4.19 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi
pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 40% siswa menjawab
B 40%
C 27%
D 33%
Nomor 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
B yaitu ciri-ciri batuan basal adalah (1) memiliki warna hijau keabu-
abuan, (2) berasal dari magma, dan (4) memiliki rongga-rongga kecil.
Selanjutnya 27% siswa menjawab C yaitu ciri-ciri batuan adalah (2)
berasal dari magma, (3) berasal dari endapan hasil pelapukan batuan
tanah, dan (4) memiliki rongga-rongga kecil. Sedangkan siswa yang
menjawab D, ciri-ciri batuan adalah ciri-ciri batuan adalah (1) memiliki
warna hijau keabu-abuan, (3) berasal dari endapan hasil pelapukan
batuan tanah, dan (5) terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus ada
33%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 6.1.2 aitem 18
sebesar 49%.
Gambar 4.20 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 17
Gambar 4.20 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem
17 adalah A. Sebanyak 151 siswa menjawab A dengan yakin benar yaitu
pelapukan fisis adalah proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu,
hujan, dan angin. Siswa yang menjawab B, C, atau D maka jawaban
tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 17 dengan
jawaban B, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut
mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan B, C, atau D
B 37%
C 54%
D 9%
Aitem 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
dengan yakin benar ada 54 siswa. Pada gambar 4.20 dapat dilihat
persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing
jawaban yang salah. Sebesar 37% siswa menjawab B yaitu pelapukan
fisis adalah pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup.
Selanjutnya 54% siswa menjawab C yaitu pelapukan fisis adalah
pelapukan yang menghasikan perubahan zat mineral pembentuk batuan.
Sedangkan siswa yang menjawab D pelapukan fisis adalah proses
pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air ada 9%. Siswa yang
mengalami miskonsepsi pada indikator 6.1.2 aitem 17 sebesar 21%.
Gambar 4.21 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 20
Gambar 4.21 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem
20 adalah B. Sebanyak 119 siswa menjawab B dengan yakin benar yaitu
pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena perubahan suhu yang
drastis. Siswa yang menjawab A, C, atau D maka jawaban tersebut
adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 20 dengan jawaban A, C,
atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi.
Siswa yang menjawab pilihan A, C, atau D dengan yakin benar ada 126
siswa. Pada gambar 4.21 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami
A 10%
C 25%
D 65%
Aitem 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 10%
siswa menjawab A yaitu pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena
getaran permukaan bumi. Selanjutnya 25% siswa menjawab C yaitu
pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena terbenturnya batuan satu
sama lain karena angin. Sedangkan siswa yang menjawab D pengaruh
paparan sinar matahari ada 65%. Siswa yang mengalami miskonsepsi
pada indikator 6.1.2 aitem 20 sebesar 48%.
4. Perbedaan Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD
Negeri Dilihat dari Tingkat Akreditasi Sekolah.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov pada SPSS versi 20. Suatu data
dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi hitung
lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Sebaliknya jika nilai
signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 maka data
tidak berdistribusi normal. Hipotesis statistik dalam penelitian ini
adalah:
H0 = Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal
(data tidak normal)
H1 = Sebaran data sesuai dengan kurva normal (data
normal)
Pengambilan keputusan uji normalitas ini berdasarkan kriteria
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
1) Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) > 0,05, maka data
berdistribusi normal.
2) Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) < 0,05, maka data
tidak berdistribusi normal.
Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat selengkapnya dengan
gambar kurva histogram tentang tingkat akreditasi dan skor siswa.
Kurva histogram tentang tingkat akreditasi dapat dilihat pada gambar
4.22.
Gambar 4.22 Kurva Histogram Tingkat Akreditasi
Berdasarkan gambar 4.22 dapat diketahui bahwa kurva
histogram tentang akreditasi memiliki bentuk yang tidak normal. Hal
ini dapat dilihat dari kurva yang lebih condong ke arah kiri dan tidak
seimbang dengan kanan. Kurva histogram tentang akreditasi
menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Selanjutnya
gambar kurva histogram tentang skor siswa dapat dilihat pada
gambar 4.23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Gambar 4.23 Kurva Histogram Skor Siswa
Berdasarkan gambar 4.23 dapat diketahui bahwa kurva
histogram tentang skor siswa juga memiliki bentuk kurva yang tidak
normal. Hal ini dapat dilihat dari kurva yang lebih condong ke arah
kanan dan tidak seimbang dengan yang kiri. Kurva histogram
tentang skor siswa menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi
normal.
Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
No. Kategori Nilai Sig (2 –
tailed) Keterangan
1 Tingkat
akreditasi 0,000
Data tidak berdistribusi
normal
2 Skor 0,043 Data tidak berdistribusi
normal
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai sig 2–tailed pada tingkat
akreditasi adalah 0,000 hal ini berarti nilai signifikansinya kurang
dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi
normal. Hal yang sama terjadi pada data skor yang memiliki sig 2 –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
tailed sebesar 0,043 hal ini berarti nilai signifikansinya kurang dari
0,05 (0,043<0,05) sehingga dapat disimpulkan data tidak
berdistribusi normal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas maka
analisis menggunakan statistik non-parametrik.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk melihat adanya kesamaan
varian dalam objek. Taraf signifikansi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 0,05. Uji homogenitas dilakukan dengan uji
Levene’s pada SPSS versi 20. Hasil perhitungan uji homogenitas
dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas
Kategori Sig 2 tailed Keterangan
Skor 0,005 Tidak homogen
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,005
kurang dari taraf signifikansi α = 0,05. Hasil perhitungan ini
diperoleh kesimpulan bahwa data penelitian tidak homogen.
c. Uji Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih perlu
diuji kebenarannya, oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini
juga perlu diuji kebenarannya dengan melakukan uji hipotesis. Uji
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji H atau uji Kruscal-
Wallis dengan bantuan SPSS versi 20. Hipotesis statistik untuk
melakukan uji hipotesis ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
H0 = Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas
V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari
tingkat akreditasi sekolah.
H1 = Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas
V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari
tingkat akreditasi sekolah.
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji
hipotesis ini adalah:
a. Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 diterima atau H1 ditolak,
artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa
kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat
dari tingkat akreditasi sekolah.
b. Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 ditolak atau H1 diterima,
artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V
semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari
tingkat akreditasi sekolah.
Hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan uji Kruscal-
Wallis dengan bantuan SPSS versi 20 dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis
Kategori Sig 2 tailed Keterangan
Skor 0,028 Ada perbedaan
Berdasarkan tabel 4.5 hasil perhitungan uji hipotesis
menggunakan Kruscal-Wallis nilai signifikansi adalah 0,028. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
menunjukkan bahwa nilai signifikansi hitung lebih kecil dari taraf
signifikansi α = 0,05. Pada kriteria pengambilan keputusan uji
hipotesis jika harga sig (2-tailed) ≤ 0,05 maka H0 ditolak atau H1
diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah. Sehingga
ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD
Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi A,
akreditasi B, maupun akreditasi C.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pemahaman konsep siswa yang rendah pada suatu mata pelajaran dapat
disebabkan oleh adanya miskonsepsi. Miskonsepsi menurut Suparno (2005:8)
merupakan suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Miskonsepsi
dapat disebabkan oleh siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar
(Suparno, 2005:29). Oleh karena itu miskonsepsi pada siswa perlu dideteksi
dan diteliti agar konsepsi siswa yang salah dapat diperbaiki.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika siswa
kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dan mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari instrumen soal pilihan ganda
yang sebelumnya telah diujikan kepada siswa kelas V semester 2 SD Negeri
se-Kecamatan Sleman. Instrumen soal yang digunakan sebagai alat pengumpul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
data penelitian berjumah 20 soal. Instrumen soal pilihan ganda yang telah
melalui tahap uji validitas dan uji reliabilitas kemudian diujikan kepada 261
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Data yang telah
terkumpul kemudian dianalisis untuk melihat miskonsepsi IPA Fisika siswa
kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada KD 5.1 tentang gaya,
gerak dan energi melalui percobaan, KD 5.2 tentang pesawat sederhana, KD
6.1 tentang sifat-sifat cahaya, KD 6.2 penerapan sifat cahaya dalam suatu
karya/model, dan KD 7.1 pembentukan tanah. Data miskonsepsi IPA Fisika
siswa kelas V diperoleh dari jawaban siswa yang menjawab salah, namun
dijawab dengan yakin benar.
Pada kompetensi dasar 5.1 diwakili oleh indikator 5.1.1 dan 5.1.2.
Indikator 5.1.1 tentang menyebutkan macam-macam gaya, pada aitem 1
menunjukkan bahwa sebesar 8% siswa mengalami miskonsepsi pada gaya
gesek. Masih pada indikator yang sama, aitem 2 menunjukkan bahwa sebesar
11% siswa mengalami miskonsepsi pada gaya gravitasi. Indikator 5.1.2 tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi gaya, pada aitem 3 menunjukkan bahwa
sebesar 31% siswa mengalami miskonsepsi pada faktor yang mempengaruhi
gaya gesek. Sedangkan aitem 4 menunjukkan bahwa sebesar 30% siswa
mengalami miskonsepsi pada faktor yang mempengaruhi gaya gravitasi. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumya yang dilakukan oleh
Pujayanto, dkk (2007) yang menyatakan bahwa siswa kelas V mengalami
miskonsepsi pada pada konsep gaya. Miskonsepsi IPA Fisika juga terjadi pada
konsep gaya gravitasi hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Rohman dan Winanto (2007) bahwa siswa kelas V mengalami miskonsepsi
pada konsep gaya gravitasi.
Pada kompetensi dasar 5.2 diwakili oleh indikator 5.2.1, 5.2.1, dan 5.2.3.
Indikator 5.2.1 tentang ciri-ciri pesawat sederhana, pada aitem 5 menunjukkan
bahwa sebesar 21% siswa mengalami miskonsepsi pada letak titik tumpu,
beban, dan kuasa gunting. Masih pada indikator yang sama, aitem 6
menunjukkan bahwa sebesar 22% siswa mengalami miskonsepsi pada letak
titik tumpu, beban, dan kuasa gerobak berdoa satu. Indikator 5.2.2 tentang
contoh jenis tuas, pada aitem 7 menunjukkan bahwa sebesar 10% siswa
mengalami miskonsepsi pada tuas jenis pertama. Sedangkan aitem 8
menunjukkan bahwa sebesar 24% siswa mengalami miskonsepsi pada tuas
jenis kedua. Indikator 5.2.3 tentang penerapan pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari hari, pada aitem 9 menunjukkan bahwa sebesar 7% siswa
mengalami miskonsepsi pada penerapan prinsip kerja pengungkit. Sedangkan
aitem 10 menunjukkan bahwa sebesar 7% siswa mengalami miskonsepsi pada
penerapan prinsip bidang miring.
Pada kompetensi dasar 6.1 diwakili oleh indikator 6.1.1 dan 6.1.2.
Indikator 6.1.1 tentang sifat-sifat cahaya, pada aitem 11 menunjukkan bahwa
sebesar 23% siswa mengalami miskonsepsi pada pembiasan cahaya. Masih
pada indikator yang sama, aitem 12 menunjukkan bahwa sebesar 34% siswa
mengalami miskonsepsi pada sifat cahaya yang merambat lurus. Indikator 6.1.2
tentang sifat bayangan pada cermin, pada aitem 13 menunjukkan bahwa
sebesar 17% siswa mengalami miskonsepsi pada cermin datar. Sedangkan
aitem 14 menunjukkan bahwa sebesar 44% siswa mengalami miskonsepsi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
cermin cekung. Miskonsepsi yang ditemukan dalam penelitian ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya oleh Pujayanto, dkk (2007) yaitu siswa
mengalami miskonsepsi pada konsep cahaya.
Pada kompetensi dasar 6.2 diwakili oleh indikator 6.2.1. Indikator 6.1.1
tentang karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya, pada aitem 15
menunjukkan bahwa sebesar 37% siswa mengalami miskonsepsi pada alat
periskop. Masih pada indikator yang sama, aitem 19 menunjukkan bahwa
sebesar 37% siswa mengalami miskonsepsi pada bahan utama pembuatan
model periskop sederhana.
Pada kompetensi dasar 7.1 diwakili oleh indikator 7.1.1 dan 7.1.2.
Indikator 7.1.1 tentang jenis-jenis batuan, pada aitem 16 menunjukkan bahwa
sebesar 58% siswa mengalami miskonsepsi pada proses pembentukan batuan
sedimen. Masih pada indikator yang sama, aitem 18 menunjukkan bahwa
sebesar 49% siswa mengalami miskonsepsi pada ciri-ciri batuan basal.
Indikator 7.1.2 tentang proses pembentukan tanah karena pelapukan, pada aitem 17
menunjukkan bahwa sebesar 21% siswa mengalami miskonsepsi pada
pelapukan fisis. Sedangkan aitem 20 menunjukkan bahwa sebesar 48% siswa
mengalami miskonsepsi pada pelapukan batuan di gurun pasir.
Berdasarkan persentase miskonsepsi pada masing-masing aitem dapat
diketahui bahwa persentase miskonsepsi terendah terjadi pada aitem 9 dan
aitem 10 tentang penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan persentase miskonsepsi yang tinggi terlihat pada aitem 16, aitem
18, aitem 20, dan aitem 14 tentang proses pembentukan batuan sedimen,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
pelapukan, dan sifat-sifat cahaya. Hal ini menunjukkan bahwa miskonsepsi
tertinggi terjadi pada konsep sifat-sifat cahaya dan jenis-jenis batuan.
Pada penelitian ini, peneliti merumuskan hipotesis tentang perbedaan
miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman
dilihat dari tingkat akreditasi sekolah. Uji hipotesis dilakukan setelah melalui
tahap uji normalitas dan uji homogenitas data. Pada pengujian normalitas data
peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 20
dan diperoleh kesimpulan bahwa data tidak berdistribusi normal karena nilai
signifikansi data akreditasi (0,000) dan data skor siswa (0,005) yang artinya
kurang dari taraf signifikansi α = 0,05. Hasil uji homogenitas data
menunjukkan bahwa data penelitian tidak homogen. Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini dilakukan dengan statistik non-parametrik. Hal ini berdasarkan
data penelitian tidak masuk dalam syarat pengujian dengan menggunakan
statistik parametrik yaitu data harus berdistribusi normal dan homogen.
Peneliti menggunakan uji Kruscal-Wallis atas dasar pertimbangan data
penelitian berbentuk data ordinal dan merupakan hipotesis komparatif (lebih
dari dua sampel). Hasil perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji
Kruscal-Wallis diperoleh nilai signifikansi 0,028. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05 (0,028 < 0,05).
Pada kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis jika harga sig (2-tailed) <
0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah. Ada perbedaan
miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Sleman dilihat dari tingkat akreditasi A, akreditasi B, maupun akreditasi C.
Peneliti melihat bahwa perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V dilihat dari
tingkat akreditasi sekolah didasarkan pada penelitian sebelumnya Khafid dan
Barokah (2005) yang menyatakan bahwa akreditasi sekolah mempengaruhi
prestasi siswa. Prestasi siswa juga dipengaruhi oleh adanya pemahaman
konsep-konsep yang baik dari siswa sehingga kemungkinan terjadinya
miskonsepsi sangat kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
BAB V
PENUTUP
Pada Bab V ini peneliti membahas tentang kesimpulan, keterbatasan
penelitian, dan saran dalam penelitian.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Sleman terjadi pada konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-
sifat cahaya, penerapan cahaya dalam suatu karya/model (periskop), jenis-
jenis batuan dan pembentukan tanah karena pelapukan. Miskonsepsi
tertinggi terjadi pada konsep jenis-jenis batuan yaitu sebesar 58%.
2. Ada perbedaan mikonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah. Artinya, terdapat
perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah A (sangat baik),
akreditasi B (baik), maupun akreditasi C (cukup).
B. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian ini tidak lepas dari kekurangan, sehingga peneliti
mengungkapkan keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Instrumen soal pilihan ganda hanya menggunakan pernyataan “yakin benar
atau tidak yakin benar” untuk menentukan miskonsepsi siswa, namun tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
dapat menggali lebih dalam alasan siswa memilih jawaban dan pernyataan
dalam instrumen soal tersebut.
2. Instrumen penelitian yang berisi 20 soal pilihan ganda kurang
merepresentasikan miskonsepsi pada keseluruhan konsep IPA Fisika yang
ada di kelas V semester 2.
3. Kebenaran data yang diberikan oleh responden kurang bisa dikontrol
karena peneliti tidak bisa menunggu semua siswa yang mengerjakan
instrumen soal.
C. Saran
Peneliti memberikan beberapa saran berdasarkan keterbatasan dalam
penelitian yang dilakukan.
1. Instrumen soal pilihan ganda dapat ditambahkan dengan alasan, sehingga
siswa dapat menulis mengapa siswa dapat memilih jawaban tersebut.
2. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian tentang miskonsepsi,
instrumen soal yang akan digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi dapat
ditambah jumlahnya atau menggunakan instrumen lainnya seperti instrumen
esai.
3. Penelitian yang selanjutnya dapat memilih beberapa sekolah saja sehingga
peneliti dapat mengontrol kebenaran data yang diberikan oleh responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
DAFTAR REFERENSI
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Azimiyawati, C. (2008). IPA salingtemas 5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Azwar, S. (2010). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmadi, R. (2014). Pengantar pendidikan: asas dan filsafat pendidikan.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Berg, E. V. D. (1991). Miskonsepsi fisika dan remidiasi. Salatiga: UKDW.
Bungin, B. (2005). Metodologi penelitian kuantitatif: komunikasi, ekonomi, dan
kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana.
Dahar, R.W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Bandung: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia
(KBBI). Jakarta: Gramedia.
Hamalik, O. (2005). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Khafid dan Barokah. (2005). Pengaruh akreditasi sekolah dan persepsi guru
mengenai supervisi kepala sekolah terhadap prestasi belajar siswa.
(Diakses tanggal 10 Desember 2015).
Kountur, R. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta:
Penerbit PPM.
Mahdi, A. (2014). Panduan praktis menyusun skripsi, tesis, dan disertasi.
Bandung: ALVABETA cv.
Mahmud. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Mulyana. (2007). Kurukulum tingkat satuan pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Norika, M.T. (2014). Pemahaman dan miskonsepsi konsep gaya pada siswa di
empat sekolah menengah atas swasta di Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Permendiknas. (2005). Nomor 29 pasal 1 tentang badan akreditasi nasional
sekolah/madrasah. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional.
Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik & non parametrik dengan
SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Pujayanto, Budiharti, Waskita, dan Raharjo. (2007). Profil miskonsepsi siswa SD
pada konsep gaya dan cahaya. seminar lokakarya pendidikan biologi FKIP
UNS 18 Juli 2009. (Diakses tanggal 18 Agustus 2015).
Pujayanto. (2006). Miskonsepsi IPA (Fisika) pada guru SD. (Diakses tanggal 18
Agustus 2015).
Rohman dan Winanto. (2007). Miskonsepsi siswa kelas V SD N Sidorejo Lor 04
Salatiga tentang gaya grafitasi dan pembelajaran remediasi. (Diakses
tanggal 18 Agustus 2015).
Saehana dan Kasim. (2007). Studi awal miskonsepsi mekanika pada guru fisika
SMA di Kota Palu. (Diakses tanggal 18 Agustus 2015).
Sangadji. (2010). Metodologi penelitian-pendekaan praktis dalam penelitian.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Samatowa, U. (2010). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Jakarta: PT Indeks.
Siregar, S. (2010). Statistika deskriptif untuk penelitian. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif: dilengkapi perbandingan
perhitungan manual & SPSS. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
ALVABETA.
Sukmadinata, N.S. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sulistyowati, S. (2009). Ilmu pengetahuan alam 5: untuk sekolah dasar kelas V.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sulistyanto, H. (2008). Ilmu pengetahuan alam untuk SD/MI kelas 5. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Suparno, P. (2005). Metode penelitian pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Suryanto dan Hewindati. (2002). Pemahaman murid sekolah dasar (SD) terhadap
konsep-konsep ilmu pengetahuan alam (IPA) berbasis biologi: suatu
diagnosis adanya miskonsepsi. (Diakses 6 September 2015).
Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, H. dan Akbar. (2008). Pengantar statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Widoyoko E.P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Winarti dan Winarto. (2009). Ilmu pengetahuan alam untuk SD Kelas V. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Zaqiah, Q.Y. (2013). (Implementasi pembelajaran berbasis kemampuan otak
(Barain Based Learning) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa (studi kuasi eksperimen pada siswa sekolah dasar di kota Bandung).
(Diakses 5 September 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 1a
Surat Izin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 1b
Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian dari UPT Pelayanan
Pendidikan Kecamatan Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 1c
Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian dari Salah Satu SD di
Kecamatan Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 2
HASIL REKAP NILAI EXPERT JUDGEMENT
INSTRUMEN PILIHAN GANDA
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
1 3 4 3 2 3
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan
macam-macam gaya
Validator 4
Pilihan jawaban diganti menjadi induksi, elektro magnet,
dan gosok.
2 3 4 2 2 2.75
Validator 1
Kalimat yang digunakan untuk pertanyaan jelek butuh
subjek, dan mengganti alternatif pegasnya Validator 2
Percobaan diganti dengan peristiwa
Validator 3
Tolong diperbaiki soalnya, misalnya roda yang
digelindingkan akan berhenti hal ini terjadi karena
Validator 4
Pernyataannya sudah jelas, tidak memerlukan “percobaan”,
karena itu ada dalam kehidupan sehari-hari.
3 2 4 2 4 3
Validator 1
Pernyataan nomor 1 dan 3 jelek, sulit dilihat
miskonsepsinya karena ada yang benar dan ada yang
salah. Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator = disajikan contoh peristiwa siswa dapat
mengelompokan salah satu jenis gaya
Validator 4
-
4 3 4 4 3 3.5
Validator 1
Kalimat soalnya tidak baik Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
5 2 4 4 3 3.25
Validator 1
Pernyataan pada nomor 1 membingungkan karena
mempunyai 2 kemungkinan dapat benar dapat tidak Validator 2
-
Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
-
Validator 4
-
6 1 4 1 4 2.5
Validator 1
Pernyataan dapat benar semua pada pilihan, dapaat
membuat siswa pandai bingung. Validator 2
-
Validator 3
Tolong soal diperbaiki memakai misalnya gerobak yang di
dorong bergerak karena apa….
Validator 4
-
7 1 4 4 3 3
Validator 1
Perlu ada gambar dan membingungkan Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator = disajikan sifat-sifat roda siswa dapat
mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
Validator 4
-
8 3 4 4 2 3.25
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
9 4 4 4 2 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Sebaiknya antara soal dan jawaban tidak mengandung kata
yang sama nomer 8 dan 9. Soal diganti menjadi: Gambar
disamping adalah pengungkit jenis 2 cirinya adalah
10 3 4 4 4 3.75
Validator 1
Soal penting atau tidak diberikan. Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
11 3 4 4 1 3
Validator 1
Gambar tidak jelas
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator = disajikan gambar skrup siswa dapat
mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
Validator 4
Apakah no. 2 tidak memakai prinsip bidang miring? Kasat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
mata sudah terlihat jelas. Pilihan jawaban ditambahi,
menjadi:
a. I & IV
b. II & I
c. III & II
d. IV & III
12 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
13 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
14 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
15 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
16 3 4 4 3 3.5
Validator 1
Belum tentu semua anak tahu pemecah kemiri seperti
apa Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
17 1 4 4 2 2.75
Validator 1
Salah dalam menulis kunci jawaban
Validator 2 Kunci jawaban diganti C bukan B
Validator 3
-
Validator 4
Apa iya jawabannya B?
18 2 4 3 - 2.5 Validator 1
Gambar tidak jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan
penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari
Gambar kurang jelas
Validator 4
Pilihan jawaban membingungkan. Pemotong kuku ada 2
prinsip bidang miring & pengungkit.
19 1 - 4 3 3
Validator 1
Membingungkan Validator 2
Kunci jawaban diganti B bukan A
Validator 3
-
Validator 4
-
20 2 4 4 4 3.5
Validator 1
Kalimat membingungkan siswa, dapat terjadi salah
jawab karena kalimatnya. Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
21 1 - 4 1 0.5
Validator 1
Membingungkan Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Soal sama dengan no. 19
22 1 - 4 1 0.5
Validator 1
Membingungkan Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Soal sama dengan no. 19
23 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
24 3 4 4 3 3.5
Validator 1
Kalimat harus diperbaiki Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
-
25 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
26 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
27 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
28 1 - 4 4 3.25
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
Kunci jawaban A bukan C
Validator 3
-
Validator 4
-
29 4 4 3 2 3.25
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Tolong diperjelas untuk kata-kata batas pandang apakah
terlalu kecil atau terlalu jauh
Validator 4
Bahasa kiasan kurang tepat untuk anak. Diganti menjadi:
“untuk melihat benda angkasa ….
30 1 4 4 2 2.75
Validator 1
Tergantung siapa yang mengajarkan, dengan apa
mereka membuatnya. Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
31 3 4 4 3 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
-
Validator 4
-
32 4 4 4 2 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
33 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
34 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
35 4 4 3 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
36 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
37 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
Diganti hurufnya
Validator 3
-
Validator 4
-
38 3 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
-
39 1 4 4 4 3.25
Validator 1
Dalam buku ada 4 jenis penyusun tanah, diperhatikan
lagi. Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
40 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
41 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
42 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
43 3 4 3 4 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Tanah yang memiliki susunan tanah yang sangat rapat
sehingga perbedaan udara dan air pada tanah kurang baik
disebut tanah
Validator 4
-
44 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
45 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
-
Validator 4
-
46 3 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
47 3 4 4 3 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Item a bisa diganti item jawaban “digunakan untuk membuat
kerajinan gerabah”. Karena sudah digunakan di soal no. 43
48 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Pasir dalam ingatan anak terutama Sleman yang lereng
merapi identic dengan fungsi sebagai bahan bangunan
49 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar lapisan bumi, siswa dapat
mendiskripsikan struktur permukaan bumi
Validator 4
“Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi”
dihapus. Soal diganti menjadi: “Urutan lapisan penyusun
bumi dari yang paling dalam sesuai gambar di atas adalah”.
50 4 4 4 4 3
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator sidajikan gambar bagan gunung siswa
dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi
Validator 4
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 3
INSTRUMEN SOAL PILIHAN GANDA
UJI EMPIRIS
Nama :..................................
Kelas :..................................
Sekolah :..................................
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar.
II. Lingkarilah point yakin atau tidak yakin di bawah jawaban!
Yakin Benar : (jika kamu yakin dengan jawaban yang kamu
pilih)
Tidak Yakin Benar : (jika kamu tidak yakin dengan jawaban yang
kamu pilih)
1. Perhatikan gambar berikut!
Percobaan di atas menunjukkan bahwa paku-paku kecil dapat menempel
pada paku besar karena adanya gaya … .
a. gravitasi
b. magnet
c. gesek
d. pegas
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
2. Roda yang digelindingkan akan berhenti, hal ini terjadi karena ada
pengaruh gaya … .
a. pegas
b. magnet
c. gravitasi
d. gesek
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
3. Perhatikan pernyataan berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
1. Jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan.
2. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan.
3. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
4. Orang yang sedang berenang dapat bergerak maju
Penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor ... .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
4. Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... .
a. benda memiliki berat
b. benda cepat mengalami pelapukan
c. benda jatuh ke bawah
d. permukaan air selalu datar
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
5. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1. Melapisi permukaan benda dengan karet
2. Memperluas bidang permukaan
3. Memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola
4. Memperhalus permukaan benda
Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
6. Cara memperkecil gesekan antara poros sumbu dan roda mobil adalah dengan
memasang ... .
a. sekrup
b. laker
c. ruji-ruji
d. ban
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
7. Cermati sifat-sifat roda berikut ini!
1. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil
2. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
3. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar
4. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil
Yang bukan merupakan sifat roda ditunjukkan oleh nomor ...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
8. Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan kedudukan titik tumpu,
beban, dan kuasanya. Gunting termasuk ... .
a. Pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa
b. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa
c. Pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban
d. Pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan titik tumpu
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
9. Perhatikan gambar berikut!
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat di atas yaitu ... .
a. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa
b. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa
c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban
d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
10. Perhatikan gambar berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Pada waktu menyapu, titik tumpu terletak pada bagian yang bernomor ... .
a. I
b. II
c. III
d. IV
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
11. Perhatikan gambar berikut!
Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu
nomor … .
a. I dan II
b. II dan III
c. III dan I
d. IV dan III
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
12. Berikut ini salah satu ciri-ciri katrol tetap adalah ... .
a. katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap
b. katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindah-pindahkan
c. gabungan antara katrol tetap dan katrol lepas
d. beberapa roda katrol yang disusun secara berdampingan dalam satu poros
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
13. Berikut yang termasuk tuas jenis pertama adalah … .
a. Gunting
b. gerobak pasir
c. sekop
d. pemecah biji
Yakin Benar
IV
V
I
III
II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Tidak Yakin Benar
14. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … .
a. pertama
b. kedua
c. ketiga
d. keempat
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
15. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh tuas jenis ketiga. Letak titik kuasa pada sekop
di atas ditunjukkan oleh nomor … .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
16. Perhatikan gambar berikut!
1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Alat pembuka tutup botol seperti gambar di atas menggunakan prinsip kerja
… .
a. pengungkit
b. katrol
c. gravitasi
d. bidang miring
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
17. Jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok, merupakan jenis
penerapan … .
a. roda berporos
b. katrol
c. bidang miring
d. pengungkit
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
18. Saat membuka kancing baju, kita menggunakan prinsip kerja pesawat
sederhana berupa ... .
a. pengungkit
b. roda dan poros
c. katrol
d. bidang miring
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
19. Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan
dibiaskan dengan arah ... .
a. menjauhi garis normal
b. mendekati garis normal
c. sejajar garis normal
d. berlawanan arah dengan garis normal
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
20. Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwa di bawah ini yang
tidak menunjukkan cahaya merambat lurus adalah ... .
a. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari
b. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca
c. terbentuknya pelangi setelah hujan
d. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
21. Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan adanya dispersi
cahaya. Dispersi cahaya adalah ... .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
a. peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna
b. peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan
c. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan
d. peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
22. Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda
dengan cermin …. dengan jarak bayangan dengan cermin.
a. lebih jauh
b. sama
c. dekat
d. sangat dekat
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
23. Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah ... .
a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya
b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa
c. bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul
d. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan
tersebut tidak terdapat cahaya pantul
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
24. Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor adalah… .
a. semu, tegak, dan diperkecil
b. semu, tegak, dan diperbesar
c. nyata dan terbalik
d. nyata, tegak, dan diperkecil
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
25. Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung
adalah ... .
a. semu, tegak, dan diperkecil
b. nyata, tegak, dan diperkecil
c. nyata dan terbalik
d. semu, tegak, dan diperbesar
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
26. Jika cahaya merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat, maka
cahaya akan dibiaskan mendekati … .
a. garis horizontal
b. garis vertikal
c. garis normal
d. garis lurus
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
27. Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang
dilihat tidak harus berada di depan mata disebut … .
a. lup
b. periskop
c. kacamata
d. mikroskop
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
28. Bahan utama yang digunakan untuk membuat model periskop adalah … .
a. gunting dan lem
b. karton dan isolasi
c. kotak pasta gigi dan cermin
d. cermin dan lem
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
29. Bahan utama pada pembuatan kaca pembesar sederhana adalah … .
a. bola lampu
b. kardus
c. karet gelang
d. air
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
30. Batuan memiliki sifat dan ciri yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan … .
a. kandungan mineralnya
b. tempat ditemukannya
c. kegunaannya
d. proses pelapukannya
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
31. Perhatikan ciri-ciri batuan berikut !
1. Terbentuk dari lava yang membeku dengan sangat lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
2. Dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin
3. Tidak mengandung banyak gas
4. Terbentuk dari endapan air sungai.
Ciri dari batuan granit ditunjukkan oleh nomor ... .
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 1, 3, dan 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
32. Batuan sedimen adalah ... .
a. batuan yang terbentuk dari magma yang membeku
b. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan magma
c. batuan yang terbentuk karena mengalami peningkatan tekanan atau suhu
d. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam
air sungai
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
33. Perhatikan ciri-ciri batuan di bawah ini.
1. memiliki warna hijau keabu-abuan
2. Berasal dari magma
3. berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah
4. memiliki rongga-rongga kecil
5. terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus
Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... .
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 1, 3, dan 5
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
34. Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena ... .
a. getaran permukaan bumi
b. perubahan suhu yang drastis
c. terbenturnya batuan satu sama lain karena angin
d. pengaruh paparan panas sinar matahari
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
35. Pelapukan fisis adalah ... .
a. proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin
b. pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
c. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan
d. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
36. Beberapa penyebab pelapukan biologi adalah ... .
a. lumut, lumut kerak, akar tanaman dan batuan
b. lumut, angin, lumut kerak dan akar tanaman
c. akar tanaman, humus dari daun, batuan dan lumut
d. lumut kerak, lumut, humus dari daun dan akar tanaman
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
37. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan
penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... .
a. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi
b. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi
c. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi
d. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
38. Perhatikan gambar berikut!
Magma pada gambar di atas, ditunjukkan dengan huruf ... .
a. A
b. B
c. C
d. D
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 4
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PILIHAN GANDA
Total
Total
Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 45
aitem1
Pearson Correlation .a
Sig. (2-tailed) .
N 45
aitem2
Pearson Correlation ,179
Sig. (2-tailed) ,239
N 45
aitem3
Pearson Correlation ,173
Sig. (2-tailed) ,257
N 45
aitem4
Pearson Correlation ,478**
Sig. (2-tailed) ,001
N 45
aitem5
Pearson Correlation ,421**
Sig. (2-tailed) ,004
N 45
aitem6 Pearson Correlation ,248
Sig. (2-tailed) ,101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
N 45
aitem7
Pearson Correlation ,371*
Sig. (2-tailed) ,012
N 45
aitem8
Pearson Correlation ,581**
Sig. (2-tailed) ,000
N 45
aitem9
Pearson Correlation ,510**
Sig. (2-tailed) ,000
N 45
aitem10
Pearson Correlation ,432**
Sig. (2-tailed) ,003
N 45
aitem11
Pearson Correlation ,415**
Sig. (2-tailed) ,005
N 45
aitem12
Pearson Correlation -,043
Sig. (2-tailed) ,780
N 45
aitem13
Pearson Correlation ,434**
Sig. (2-tailed) ,003
N 45
aitem14
Pearson Correlation ,356*
Sig. (2-tailed) ,016
N 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
aitem15
Pearson Correlation ,267
Sig. (2-tailed) ,076
N 45
aitem16
Pearson Correlation ,456**
Sig. (2-tailed) ,002
N 45
aitem17
Pearson Correlation ,174
Sig. (2-tailed) ,253
N 45
aitem18
Pearson Correlation ,031
Sig. (2-tailed) ,840
N 45
aitem19
Pearson Correlation ,078
Sig. (2-tailed) ,608
N 45
aitem20
Pearson Correlation ,341*
Sig. (2-tailed) ,022
N 45
aitem21
Pearson Correlation -,001
Sig. (2-tailed) ,993
N 45
aitem22
Pearson Correlation ,500**
Sig. (2-tailed) ,000
N 45
aitem23 Pearson Correlation ,430**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Sig. (2-tailed) ,003
N 45
aitem24
Pearson Correlation ,430**
Sig. (2-tailed) ,003
N 45
aitem25
Pearson Correlation ,395**
Sig. (2-tailed) ,007
N 45
aitem26
Pearson Correlation ,296*
Sig. (2-tailed) ,049
N 45
aitem27
Pearson Correlation ,587**
Sig. (2-tailed) ,000
N 45
aitem28
Pearson Correlation ,282
Sig. (2-tailed) ,060
N 45
aitem29
Pearson Correlation ,222
Sig. (2-tailed) ,143
N 45
aitem30
Pearson Correlation -,034
Sig. (2-tailed) ,824
N 45
aitem31 Pearson Correlation ,057
Sig. (2-tailed) ,711
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
N 45
aitem32
Pearson Correlation ,057
Sig. (2-tailed) ,711
N 45
aitem33
Pearson Correlation ,209
Sig. (2-tailed) ,169
N 45
aitem34
Pearson Correlation ,239
Sig. (2-tailed) ,114
N 45
aitem35
Pearson Correlation ,487**
Sig. (2-tailed) ,001
N 45
aitem36
Pearson Correlation ,111
Sig. (2-tailed) ,469
N 45
aitem37
Pearson Correlation ,432**
Sig. (2-tailed) ,003
N 45
aitem38
Pearson Correlation ,212
Sig. (2-tailed) ,162
N 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 5
HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PILIHAN GANDA
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,787 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 6
INSTRUMEN SOAL PILIHAN GANDA
UJI PENELITIAN
Isilah identitas di bawah ini dengan lengkap!
Identitas Siswa
Nama : .................................................................
Umur : .................................................................
Jenis kelamin : .................................................................
Nama Sekolah : .................................................................
No Absen : .................................................................
Identitas Orang tua
Nama Orang tua : .................................................................
Pekerjaan Orang tua : .................................................................
Pendidikan terakhir Orang tua : .................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Nama :......................................
Kelas :......................................
Sekolah :......................................
No. Absen :......................................
III. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar.
IV. Lingkarilah point ( ) yakin atau tidak yakin di bawah jawaban!
Yakin Benar : (jika kamu yakin dengan jawaban yang kamu
pilih)
Tidak Yakin Benar : (jika kamu tidak yakin dengan jawaban yang
kamu pilih)
Selamat Mengerjakan!
1. Sebuah kelereng digelindingkan di atas tanah akan berhenti, hal ini terjadi
karena ada pengaruh gaya … .
a. pegas
b. magnet
c. gravitasi
d. gesek
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
2. Perhatikan pernyataan berikut!
1. Jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan.
2. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan.
3. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
4. Orang yang sedang berenang dapat bergerak maju
Penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor ... .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
3. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1. Melapisi permukaan benda dengan karet
2. Memperluas bidang permukaan
3. Memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola
4. Memperhalus permukaan benda
Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
4. Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... .
a. benda memiliki berat
b. benda cepat mengalami pelapukan
c. benda jatuh ke bawah
d. permukaan air selalu datar
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
5. Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan kedudukan titik tumpu,
beban, dan kuasanya. Gunting termasuk ... .
a. pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa
b. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa
c. Pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban
d. Pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan titik tumpu
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
6. Perhatikan gambar berikut!
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat di atas yaitu ... .
a. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa
b. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa
c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban
d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
7. Berikut yang termasuk tuas jenis pertama adalah … .
a. gunting
b. gerobak pasir
c. sekop
d. pemecah biji
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
8. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … .
a. pertama
b. kedua
c. ketiga
d. keempat
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
9. Perhatikan gambar berikut!
Alat pembuka tutup botol seperti gambar di atas menggunakan prinsip kerja
… .
a. pengungkit
b. katrol
c. gravitasi
d. bidang miring
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
10. Lintasan jalan aspal di perbukitan dibuat berkelok-kelok, hal ini merupakan
jenis penerapan … .
a. roda berporos
b. katrol
c. bidang miring
d. pengungkit
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
11. Apabila cahaya merambat dari udara menuju ke air, maka cahaya tersebut
akan dibiaskan ... .
a. menjauhi garis normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
b. mendekati garis normal
c. sejajar garis normal
d. berlawanan arah dengan garis normal
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
12. Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwa di bawah ini yang
tidak menunjukkan sifat cahaya merambat lurus adalah ... .
a. sorotan lampu kendaraan bermotor pada malam hari
b. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca
c. terbentuknya pelangi setelah hujan
d. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
13. Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda
dengan cermin …. dengan jarak bayangan dengan cermin.
a. lebih jauh
b. sama
c. dekat
d. sangat dekat
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
14. Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung
adalah ... .
a. semu, tegak, dan diperkecil
b. nyata, tegak, dan diperkecil
c. nyata dan terbalik
d. semu, tegak, dan diperbesar
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
15. Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang
dilihat tidak harus berada di depan mata disebut … .
a. lup
b. periskop
c. kacamata
d. mikroskop
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
16. Batuan sedimen adalah ... .
a. batuan yang terbentuk dari magma yang membeku
b. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan magma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
c. batuan yang terbentuk karena mengalami peningkatan tekanan atau suhu
d. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam
air sungai
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
17. Pelapukan fisis adalah ... .
a. proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin
b. pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup
c. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan
d. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
18. Perhatikan ciri-ciri batuan di bawah ini!
1. memiliki warna hijau keabu-abuan
2. berasal dari magma
3. berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah
4. memiliki rongga-rongga kecil
5. terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus
Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... .
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 1, 3, dan 5
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
19. Pada pembuatan model periskop bahan utama yang digunakan adalah … .
a. gunting dan lem
b. karton dan isolasi
c. kotak pasta gigi dan cermin
d. cermin dan lem
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
20. Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena ... .
a. getaran permukaan bumi
b. perubahan suhu yang drastis
c. terbenturnya batuan satu sama lain karena angin
d. pengaruh paparan panas sinar matahari
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 7
HASIL PEKERJAAN SISWA DALAM
UJI PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 8
REKAPITULASI DATA PENELITIAN INSTRUMEN PILIHAN GANDA
Kode Nomor Aitem
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kec 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 10
Kec 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 11
Kec 3 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 13
Kec 4 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 11
Kec 5 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 12
Kec 6 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 12
Kec 7 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 12
Kec 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 16
Kec 9 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 10
PS 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 14
PS 2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 10
PS 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 13
PS 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 13
PS 5 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 11
PS 6 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 10
PS 7 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 13
PS 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 16
PS 9 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 12
PS 10 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 12
PS 11 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 13
SM 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 10
SM 2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4
SM 3 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 11
SM 4 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 12
SM 5 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 9
SM 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 11
NYI 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7
NYI 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 15
NYI 1 3 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 9
NYI 1 4 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 9
NYI 1 5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 14
NYI 1 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 15
NYI 1 7 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 11
NYI 1 8 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 11
NYI 1 9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 16
PJ 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PJ 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 16
PJ 3 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12
PJ 4 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 11
PJ 5 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 9
PJ 6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 13
PJ 7 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 12
PJ 8 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 11
PJ 9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 16
MT 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 11
MT 2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 10
MT 3 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 8
MT 4 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 12
MT 5 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 11
MT 6 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 10
MT 7 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 8
MT 8 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 11
DK1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 7
DK1 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 10
DK1 3 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 11
DK1 4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 14
DK1 5 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 13
DK1 6 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 14
DK1 7 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 14
KD1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 9
KD1 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 11
KD1 3 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 10
KD1 4 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 11
DG 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 12
DG 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 15
DG 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 13
DG 4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 13
DG 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 16
DG 6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 13
DG 7 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 13
DG 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 14
DG 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 17
DG 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 16
DG 11 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 13
DG 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 14
DG 13 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 14
DG 14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 15
DG 15 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 10
DG 16 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
KD3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 15
KD3 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 14
KD3 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 15
KD3 4 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 11
KD3 5 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 10
KD3 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 16
KD3 7 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 12
JP 5 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 11
JP 6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 15
NY2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 8
NY2 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4
NY2 3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 6
NY2 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 9
JB 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 11
JB 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 11
JB 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 15
JB 4 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 11
JB 5 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 12
JB 6 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 13
JB 7 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 11
JB 8 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 10
JB 9 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 12
JB 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 15
DK2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 13
DK2 2 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
DK2 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4
DK2 4 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 9
DK2 5 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
DK2 6 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 6
DK2 7 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 8
DK2 8 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4
JH 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 10
JH 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 11
JH 3 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 12
JH 4 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 12
JH 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 18
JH 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 12
JH 7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18
JH 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 16
JH 9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 15
JH 10 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 13
JH 11 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 12
MG 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
MG 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 11
MG 3 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 14
MG 4 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 15
MG 5 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 12
SL1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 9
SL1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 10
SL1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 16
SL1 4 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 12
SL1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 15
SL1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 17
SL1 7 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 14
SL1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 18
SL1 9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 13
SL1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 17
SL1 11 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 9
NG 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 9
NG 2 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 8
NG 3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 12
NG 4 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 14
NG 5 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 11
NG 6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 13
NG 7 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 11
NG 8 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 13
NG 9 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 11
NG 10 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 13
SL5 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 10
SL5 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 11
SL5 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 13
SL5 4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 12
SL5 5 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 12
SL5 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 11
SL5 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 13
SL5 8 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 12
SL5 9 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 9
SL5 10 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 9
SL5 11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 14
SL4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 9
SL4 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
SL4 3 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5
SL4 4 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 9
SL4 5 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 8
SL4 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 11
SL4 7 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
TM 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6
TM 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 10
TM 3 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 9
TH 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 8
TH 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 11
TH 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 14
TH 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 8
TH 5 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14
TH 6 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 11
TH 7 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 13
TH 8 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 13
TH 9 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 9
TH 10 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14
TH 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 16
TH 12 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 13
TH 13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 10
TH 14 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 6
TH 15 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 11
TH 16 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 12
TH 17 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 9
TH 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 14
TH 19 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 12
TH 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 17
TH 21 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 10
TH 22 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 10
SL3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 12
SL3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 14
SL3 3 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 10
SL3 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 11
SL3 5 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 11
SL3 6 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 10
SL3 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 15
SL3 8 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16
SL3 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 13
SL3 10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 13
SL3 11 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 13
SL3 12 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 9
SL3 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 16
SL3 14 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 12
SL3 15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 14
SL3 16 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 15
SL3 17 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 12
SL3 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
SL3 19 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 14
SL3 20 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 13
SL3 21 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 14
SL3 22 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 10
PG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 16
PG 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 14
PG 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 15
PG 4 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 11
PG 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 14
PG 6 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15
PG 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 16
PG 8 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 11
PG 9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 16
TD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 15
TD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 15
TD 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 16
TD 4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 15
TD 5 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 10
TD 6 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 12
TD 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 13
TD 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 14
TD 9 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16
CH 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16
CH 2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 16
CH 3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 16
CH 4 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 11
CH 5 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 15
CH 6 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 14
CH 7 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 8
CH 8 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 9
CH 9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 17
CH 10 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 16
CH 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 17
DL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 17
DL 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 15
DL 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 16
DL 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 16
DL 5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 16
DL 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 12
DL 7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 14
DL 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 15
DL 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 15
DL 10 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
KD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 18
KD 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 16
KD 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 16
KD 2 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 15
KD 2 5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 15
KD 2 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 16
KD 2 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 15
KD 2 8 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 15
KD 2 9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
KD 2 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 9
PERSENTASE JAWABAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR 5.1
N
o. Indikator
Nomor
butir
soal
Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
1
5.1.1
Menyebut
kan
macam-
macam
gaya
1 D. Gesek
A. pegas 8 3,07%
Yakin benar 8 3,07%
Tidak yakin
benar 0 0,00%
B. magnet 2 0,77%
Yakin benar 2 0,77%
Tidak yakin
benar 0 0,00%
C.gravitasi 12 4,60%
Yakin benar 12 4,60%
Tidak yakin
benar 0 0,00%
D. gesek 239 91,57%
Yakin benar 235 90,04%
Tidak yakin
benar 4 1,53%
2 C. 3
A.1 20 7,66%
Yakin benar 16 6,13%
Tidak yakin
benar
4 1,53%
B. 2 9 3,45%
Yakin benar 9 3,45%
Tidak yakin
benar
0 0,00%
C. 3 225 86,21%
Yakin benar 214 81,99%
Tidak yakin
benar
11 4,21%
D. 4 7 2,68%
Yakin benar 5 1,92%
Tidak yakin
benar
2 0,77%
2
5.1.2
Mengiden
tifikasi
faktor-
faktor
yang
mempeng
aruhi
gaya
3 D. 4
A. 1 28 10,73%
Yakin benar 24 9,20%
Tidak yakin
benar
4 1,53%
B. 2 25 9,58%
Yakin benar 21 8,05%
Tidak yakin
benar
4 1,53%
C. 3 58 22,22%
Yakin benar 56 21,46%
Tidak yakin
benar
2 0,77%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
D. 4 150 57,47%
Yakin benar 144 55,17%
Tidak yakin
benar
6 2,30%
4
B. benda cepat
mengalami
pelapukan
A. benda
memiliki berat 13
4,98%
Yakin benar 10 3,83%
Tidak yakin
benar 3 1,15%
B. benda cepat
mengalami
pelapukan
164 62,84%
Yakin benar 140 53,64%
Tidak yakin
benar 24 9,20%
C. benda jauh
ke bawah 16 6,13%
Yakin benar 12 4,60%
Tidak yakin
benar 4 1,53%
D. permukaan
air selalu datar 68
26,05%
Yakin benar 57 21,84%
Tidak yakin
benar 11 4,21%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 10
PERSENTASE JAWABAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR 5.2
N
o Indikator
Nomor
butir
soal
Kunci
Jawaban Jawaban siswa Jumlah Persentase
1
5.2.1
Mengidenti
fikasi ciri-
ciri pesawat
sederhana
5
B.
pengungkit
yang titik
tumpunya
terletak di
antara
beban dan
kuasa
A. Pengungkit
yang titik
bebannya terletak
di antara titik
tumpu dan titik
kuasa
58 22,22%
Yakin benar 37 14,18%
Tidak yakin benar 21 8,05%
B. pengungkit
yang titik
tumpunya terletak
di antara beban
dan kuasa
167 63,98%
Yakin benar 144 55,17%
Tidak yakin benar 23 8,81%
C. Pengungkit
yang titik
kuasanya terletak
di antara titik
tumpu dan titik
beban
23 8,81%
Yakin benar 13 4,98%
Tidak yakin benar 10 3,83%
D. Pengungkit
yang titik
bebannya terletak
di antara titik
kuasa dan titik
tumpu
13 4,98%
Yakin benar 5 1,93%
Tidak yakin benar 8 3,07%
6
A. beban
berada di
antara titik
tumpu dan
kuasa
A. beban berada
di antara titik
tumpu dan kuasa
165 63,22%
Yakin benar 140 53,64%
Tidak yakin benar 25 9,58 %
B. titik tumpu
berada di antara
beban dan kuasa
58
22,22%
Yakin benar 33 12,64%
Tidak yakin benar 25 9,58%
C. kuasa berada
di antara titik
tumpu dan beban
28
10,73%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Yakin benar 16 6,13%
Tidak yakin benar 12 4,60%
D. titik tumpu,
beban, dan kuasa
berada pada satu
tempat
10
3,83%
Yakin benar 8 3,07%
Tidak yakin benar 2 0,77%
2
5.2.2
Menyebutk
an contoh
jenis tuas
atau
pengungkit
jenis
pertama
7 A. gunting
A. gunting 211 80,84%
Yakin benar 199 76,25%
Tidak yakin benar 12 4,60%
B. gerobak pasir 25 9,58%
Yakin benar 10 3,83%
Tidak yakin benar 15 5,75%
C. sekop 11 4,21%
Yakin benar 9 3,45%
Tidak yakin benar 2 1,15%
D. Pemecah biji 14 5,36%
Yakin benar 8 3,07%
Tidak yakin benar 6 2,30%
8 B. kedua
A. pertama 37 14,18%
Yakin benar 23 8,81%
Tidak yakin benar 14 5,36%
B. kedua 166 63,60%
Yakin benar 144 55,17%
Tidak yakin benar 22 8,43%
C. ketiga 55 21,07%
Yakin benar 39 14,94%
Tidak yakin benar 15 5,75%
D. keempat 2 0,77%
Yakin benar 1 0,38%
Tidak yakin benar 1 0,38%
3
5.2.3
Menyebutk
an
penerapan
pesawat
sederhana
dalam
kehidupan
sehari-hari
9 A.
pengungkit
A. pengungkit 239 91,57%
Yakin benar 233 87,27%
Tidak yakin benar 6 2,30%
B. katrol 8 2,68%
Yakin benar 7 2,68%
Tidak yakin benar 1 0,38%
C. gravitasi 0 0,00%
Yakin benar 0 0,00%
Yakin tidak benar 0 0,00%
D. bidang miring 14 5,36%
Yakin benar 12 4,60%
Tidak yakin benar 2 0,77%
10 C. bidang
miring
A. roda berporos 20 7,66%
Yakin benar 14 5,36%
Tidak yakin benar 6 2,30%
B. katrol 4 1,53%
Yakin benar 3 1,15%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Tidak yakin benar 1 0,38%
C. bidang miring 237 90,80%
Yakin benar 229 87,74%
Tidak yakin benar 8 3,07%
D. pengungkit 0 0,00%
Yakin benar 0 0,00%
Tidak yakin benar 0 0,00%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 11
PERSENTASE JAWABAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR 6.1
N
o Indikator
Nomor
butir
soal
Kunci
Jawaban Jawaban siswa Jumlah Persentase
1
6.1.1
Menyebutkan
sifat-sifat
cahaya
11
B.
mendekati
garis normal
A. menjauhi
garis normal 67
25,67%
Yakin benar 39 14,94%
Tidak yakin
benar 28 10,73%
B. mendekati
garis normal 163 62,45%
Yakin benar 111 42,53%
Tidak yakin
benar 52 19,92%
C. sejajar garis
normal 13 4,98%
Yakin benar 10 3,83%
Tidak yakin
benar 3 1,15%
D. berlawanan
arah dengan
garis normal
18 6,90%
Yakin benar 11 4,21%
Tidak yakin
benar 7
2,68%
12
C.
terbentuknya
pelangi
setelah hujan
A. sorotan
lampu
kendaraan
bermotor pada
malam hari
27 10,34%
Yakin benar 21 8,05%
Tidak yakin
benar 6 2,30%
B. rambatan
cahaya
matahari yang
menembus
genting kaca
62 23,75%
Yakin benar 54 20,69%
Tidak yakin
benar 8 3,07%
C.
terbentuknya
pelangi setelah
hujan
154 59,00%
Yakin benar 138 52,87%
Tidak yakin
benar 16 6,13%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
D. sorotan
lampu senter
ketika sedang
mati lampu
18 6,90%
Yakin benar 13 4,98%
Tidak yakin
benar 5 1,92%
2
6.1.2
Menjelaskan
sifat bayangan
pada cermin
13 B. sama
A. lebih jauh 20 8,43% Yakin benar 14 4,98% Tidak yakin
benar 6
3,45%
B. sama 209 80,84% Yakin benar
195 75,10%
Tidak yakin
benar 14
5,75%
C. dekat 25 9,58% Yakin benar 21 8,05% Tidak yakin
benar 4
1,53%
D. sangat dekat 6 2,30% Yakin benar 5 1,92% Tidak yakin
benar 1
0,38%
14 C. nyata dan
terbalik
A. semu, tegak,
dan diperkecil 91
34,87%
Yakin benar 58 22,22%
Tidak yakin
benar 33 12,64%
B. nyata, tegak,
dan diperkecil 34
13,03%
Yakin benar 24 9,20%
Tidak yakin
benar 10 3,83%
C. nyata dan
terbalik 83 31,80%
Yakin benar 59 22,61%
Tidak yakin
benar 24 9,20%
D. semu, tegak,
dan diperbesar 53
20,31%
Yakin benar 34 13,03%
Tidak yakin
benar 19 7,28%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 12
PERSENTASE JAWABAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR 6.2
No Indikator
Nomor
butir
soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
siswa Jumlah Persentase
1
6.2.1
Mengetahui
alat dan bahan
yang
digunakan
untuk
membuat
karya/model
yang
menerapkan
sifat-sifat
cahaya
15 B. periskop
A. lup 48 18,39%
Yakin benar 37 14,18%
Tidak yakin
benar
11 4,21%
B. periskop 128 49,04%
Yakin benar 103 39,46%
Tidak yakin
benar
25 9,58%
C. kacamata 22 8,43%
Yakin benar 13 4,98%
Tidak yakin
benar
9 3,45%
D.
mikroskop
63 24,14%
Yakin benar 47 18,01%
Tidak yakin
benar
16 6,13%
19
C. kotak pasta
gigi dan
cermin
A. gunting
dan lem
17 6,51%
Yakin benar 12 4,60%
Tidak yakin
benar
5 1,92%
B. karton
dan isolasi
34 13,03%
Yakin benar 24 9,20%
Tidak yakin
benar
10 3,83%
C. kontak
pasta gigi
dan cermin
128 49,04%
Yakin benar 110 42,15%
Tidak yakin
benar
18 6,90%
D. cermin
dan lem
82 31,42%
Yakin benar 61 23,37%
Tidak yakin
benar
21 8,05%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lampiran 13
PERSENTASE JAWABAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR 7.1
N
o Indikator
Nomor
butir soal
Kunci
Jawaban Jawaban siswa Jumlah Persentase
1
7.1.1
Menggolongkan
jenis-jenis
batuan
16
D. batuan
yang
terbentuk dari
proses
pengendapan
umpur dan
mineral
dalam air
sungai
A. batuan
yang
terbentuk
dari magma
yang
membeku
71 27,20%
Yakin benar 40 15,33%
Tidak yakin
benar 31 11,88%
B. batuan
yang
terbentuk
dari proses
pengendapan
magama
91 34,87%
Yakin benar 70 26,82%
Tidak yakin
benar 21 8,05%
C. batuan
yang
terbentuk
karena
mengalami
proses
pengendapan
magma
61 23,37%
Yakin benar 41 15,71%
Tidak yakin
benar 20 7,66%
D. batuan
yang
terbentuk
dari proses
pengendapan
umpur dan
mineral
dalam air
sungai
38 14,56%
Yakin benar 32 12,26%
Tidak yakin
benar 6 2,30%
18 A. 1, 2, dan 3
A. 1, 2, dan 3 34 13,03%
Yakin benar 17 6,51%
Tidak yakin
benar 17 6,51%
B. 1, 2, dan 4 93 35,63%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Yakin benar 52 19,92%
Tidak yakin
benar 41 15,71%
C. 2, 3, dan 4 61 23,37%
Yakin benar 35 13,41%
Tidak yakin
benar 26 9,96%
D. 1, 3, dan 5 73 27,97%
Yakin benar 42 16,09%
Tidak yakin
benar 31 11,88%
2
7.1.2
Menjelaskan
proses
pembentukan
tanah karena
pelapukan
17
A. proses
pelapukan
batuan karena
pengaruh
suhu, hujan,
dan angin
A. proses
pelapukan
batuan
karena
pengaruh
suhu, hujan,
dan angin
184 70,50%
Yakin benar 151 57,85%
Tidak yakin
benar 33 12,64%
B. pelapukan
yang terjadi
karena peran
makhuk
hidup
29 11,11%
Yakin benar 20 7,66%
Tidak yakin
benar 9 3,45%
C. pelapukan
yang
menghasilkan
perubahan
zat mineral
pembentuk
bantuan
41 15,71%
Yakin benar 29 11,11%
Tidak yakin
benar 12 4,60%
D. proses
pelapukan
batuan
karena hujan
deras dan
arus air
7 2,68%
Yakin benar 5 1,92%
Tidak yakin
benar 2 0,77%
20
B. perubahan
suhu yang
drastis
A. getaran
permukaan
bumi
16 6,13%
Yakin benar 13 4,98%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Tidak yakin
benar 3 1,15%
B. perubahan
suhu yang
drastis
120 45,98%
Yakin benar 119 45,59%
Tidak yakin
benar 1 0,38%
C.
terbenturnya
batuan satu
sama lain
karena angin
35 13,41%
Yakin benar 31 11,88%
Tidak yakin
benar 4 1,53%
D. pengaruh
paparan sinar
matahari
90 34,48%
Yakin benar 82 31,42%
Tidak yakin
benar 8 3,07%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Lampiran 14
DAFTAR NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH SD NEGERI DI
KECAMATAN SLEMAN
No. Nama Sekolah Alamat Kecamatan
1 SD N Keceme II Keceme Sleman
2 SD N Pendowoharjo Palagan Rejondani Sleman
3 SD N Denggung Bangunrejo Sleman
4 SD N Jetisharjo Jl. Ronggowarsito
No. 9
Sleman
5 SD N Sleman I Jl. Kap. Haryadi Sleman
6 SD N Ngangkrik Jl. Letkol Subadri Sleman
7 SD N Sleman III Srimulyo Sleman
8 SD N Pangukan Ngemplak Sleman
9 SD N Kadisobo II Jogokerten Sleman
10 SD N Panasan Panasan Sleman 11 SD N Sidomulyo Sidomulyo Sleman
12 SD N Nyaen I Nyaen Sleman 13 SD N Murten Murten Sleman 14 SD N Dukuh I Dukuh Sleman
15 SD N Kadisobo I Kadisobo Sleman
16 SD N Kadisobo III Jogokerten Sleman
17 SD N Nyaen II Nyaen Sleman 18 SD N Jaban Jaban Sleman 19 SD N Dukuh II Dukuh Sleman
20 SD N Mangunan Mangunan Sleman 21 SD N Sleman V Krapyak Sleman
22 SD N Sleman IV Srimulyo Sleman
23 SD N Trimulyo Balong Sleman
24 SD N Triharjo Jl. Bhayangkara 17 Sleman 25 SD N Tridadi Pangukan Sleman
26 SD N Caturharja Sanggrahan Sleman 27 SD N Dalangan Dalangan Sleman 28 SD N Jetis Jogopaten Jetis Jogopaten Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Lampiran 15
DATA TINGKAT AKREDITASI SEKOLAH
No. Nama Sekolah Tingkat Akreditasi
A B C
1 SD N Keceme II √
2 SD N Pandawaharja √
3 SD N Denggung √
4 SD N Jetisharjo √
5 SD N Sleman I √
6 SD N Ngangkrik √
7 SD N Sleman III √
8 SD N Pangukan √
9 SD N Kadisobo II √
10 SD N Panasan √
11 SD N Sidomulyo √
12 SD N Nyaen I √
13 SD N Murten √
14 SD N Dukuh I √
15 SD N Kadisobo I √
16 SD N Kadisobo III √
17 SD N Nyaen II √
18 SD N Jaban √
19 SD N Dukuh II √
20 SD N Mangunan √
21 SD N Sleman V √
22 SD N Sleman IV √
23 SD N Trimulyo √
24 SD N Triharjo √
25 SD N Tridadi √
26 SD N Caturharja √
27 SD N Dalangan √
28 SD N Jetisjogopaten √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Lampiran 16
HASIL UJI NORMALITAS SOAL PILIHAN GANDA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Akreditasi Skor
N 261 261
Normal Parametersa,b
Mean 1,64 61,3602
Std. Deviation ,498 14,97975
Most Extreme
Differences
Absolute ,396 ,086
Positive ,271 ,063
Negative -,396 -,086
Kolmogorov-Smirnov Z 6,398 1,386
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,043
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Lampiran 17
HASIL UJI HIPOTESIS
KRUSCAL WALLIS
Ranks
Akreditasi N Mean Rank
Skor
A 97 146,91
B 162 121,28
C 2 146,50
Total 261
Test Statisticsa,b
Skor
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
7,153
2
,028
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Akreditasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Lampiran 18
TABEL KREJCIE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran 19
DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN
Siswa kelas V di SD Negeri Caturharjo
saat mengerjakan instrumen soal
Siswa kelas V di SD Negeri Caturharjo
setelah mengerjakan instrumen soal
Siswa kelas V di SD Panasan pada saat
uji empiris
Siswa kelas V di SD Sleman III saat
mengerjakan instrumen soal
Siswa kelas V di SD Sleman V saat uji
empiris
Siswa kelas V di SD Jetisharjo saat uji
empiris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
BIODATA PENELITI
Yosephin Maynanda Tri Pamungkas, lahir di Sleman
pada tanggal 18 Mei 1994 dari pasangan Bapak
Bernardus Priyono dan Ibu Yohana Adriana. Peneliti
menempuh pendidikan dasar di SD Pendulan Baru yaitu
tahun 2000-2006. Pendidikan menengah pertama
ditempuh di SMP Negeri 1 Sedayu dan lulus tahun 2009.
Selanjutnya peneliti melanjutkan ke sekolah menengah
atas di SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu dan
dinyatakan lulus pada tahun 2012. Peneliti melanjutkan pendidikannya ke
perguruan tinggi Universitas Sanata Dharma tahun 2012. Peneliti tercatat sebagai
mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Selama menempuh pendidikan
di PGSD, peneliti mengikuti kegiatan seperti seminar, PGSD Choir, dan
kepanitian. Pada tahun 2014 peneliti pernah ikut tergabung dalam panitia PPKM
II sebagai co-fasilitator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended