View
283
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
MODUL III
PENDALAMAN MATERI
PEMBELAJARAN ANAK TUNANETRA
Logo (Kosongkan)
Penulis
SUBAGYA
PPG Dalam JABATAN
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Tahun 2018
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Daftar Isi
Halaman judul ................................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Daftar isi ......................................................................................................... iii
I. Pendahuluan ............................................................................................ 1
II. Kegiatan belajar 1 Konsep Umum Pembelajaran Peserta Didik tunanetra
(tunanetra) ............................................................................................... 2
III. Kegiatan belajar 2: Pembelajaran Berbasis Ilmiah ................................... 12
IV. Kegiatan belajar 3: Penilaian .................................................................. 17
V. Kegiatan belajar 4: Rencana Pembelajaran ............................................. 30
Daftar Pustaka ................................................................................................ 38
I. Pendahuluan
A. Rasionalisasi dan Deskripsi Singkat
Pembelajaran peserta didik tunanetra harus memperhatikan tingkat jenis
gangguan, tingkat gangguan dan saat terjadinya gangguan penglihatan itu
muncul. Secara umum yang harus diperhatikan adalah mengadaptasi
ketanmampuan/kesulitan penglihatan dalam pembelajaran. Pendidik harus
mampu memanfaatkan konsep pembelajaran yang ada untuk diadaptasi
dalam pembelajaran peserta tunanetra atau menginovasi secara khusus untuk
pembelajaran peserta didik tunanetra.
Pembelajaran peserta didik tunanetra dapat dilakukan dengan model
pembelajaran berbasis ilmiah, yang mendorong berfikir kritis, kreatif,
kolaboratif, komunikatif serta memberikan penguatan karakter. Pembiasaan
memanfaatkan berbagai literasi dapat memberikan meminimalisir salah satu
hambatan yaitu kesulitan memperoleh aneka ragam pengalaman.
B. Relevansi
Penguasaan kompetensi pedagogis dan kompetensi penguasaan didaktik
untuk peserta didik tunanetra harus dikuasai oleh calon guru pendidikan
khusus. Penguasaan kompetensi ini akan memberikan penguatan guru dalam
memperlakukan peserta didiknya dengan tepat.
C. Petunjuk belajar
1. Bacalah petunjuk modul ini secara keseluruhan.
2. Bacalah modul ini secara bertahap, mulai modul 1 sampai dengan 4. Ikuti
alur modul ini sampai tuntas termasuk mengerjakan tugas, menjawab
pertanyaan.
3. Buatlah catatan penting jika menemukan hal-hal yang memerlukan
pembahasan lebih lanjut.
4. Carilah referensi/literature/bahan ajar yang disarankan/yang sesuai untuk
melengkapi pembahasan modul ini, baik melalui online maupun off line.
II. Pembelajaran 1 : Konsep Umum Pembelajaran Peserta Didik tunanetra
A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Menguasai konsep teoritis pendidikan
(pedagogi) dan pembelajaran (didaktik-metodik) untuk anak berkebutuhan
khusus peserta didik tunanetra.
B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Setelah mengkaji berbagai literature, diskusi peserta dapat:
1. Mendeskripsikan prinsip pembelajaran peserta didik tunanetra dengan
tepat.
2. Menyusun skema adaptasi variable pembelajaran untuk peserta didik
tunanetra dengan benar.
3. Merumuskan adaptasi tujuan, media dan alat pembelajaran peserta didik
tunanetra dengan benar
4. Memberi contoh adaptasi yang berkaitan karakteritik mata pelajaran
sedikitnya 3 mata pelajaran
5. Memberi contoh adaptasi yang berkaitan dengan karakteritik peserta
didik gangguan penglihatan dengan benar.
6. Mendeskripsikan adaptasi yang berkaitan dengan kendala yang
diakibatkan oleh ketunanetraan.
C. Pokok-poko Materi
1. Prinsip pembelajaran untuk peserta didik tunanetra.
2. Pembelajaran yang ramah untuk peserta didik tunanetra
D. Uraian Materi
1. Prinsip pembelajaran peserta didik tunanetra
Ingatlah kembali tentang teori pembelajaran!. Kemudian Anda mencari
definisnya serta komponen/variable pembelajaran!. Setelah itu teruskan
dengan mencari informasi tentang adaptasi!
Prinsip pembelajaran untuk peserta didik tunanetra tidak berbeda
dengan pembelajaran yang lain. Menurut Sutjihati Soemantri (2007) prinsip
pembelajaran untuk peserta didik tunanetra meliputi tiga prinsip yaitu
prinsip kekonkritan, prinsip pengalaman yang menyatu dan prinsip belajar
sambil berbuat. Anastasia Widjajantin & Imanuel Hitipeuw (1995:138)
menyatakan bahwa terdapat lima prinsip pembelajaran untuk peserta didik
tunanetra yaitu: 1) prinsip totalitas, 2) prinsip keperagaan, 3) prinsip
kesinambungan, 4) prinsip aktivitas, dan 5) prinsip individual.
a. Prinsip Kekonkritan: Peserta didik tunanetra belajar terutama melalui
pendengaran dan perabaan. Bagi mereka, untuk mengerti dunia
sekelilingnya harus bekerja dengan benda–benda konkrit yang dapat
diraba dan dapat dimanipulasikan. Melalui observasi perabaan benda–
benda riil, dalam tempatnya yang alamiah, mereka dapat memahami
bentuk, ukuran, berat, kekerasan, sifat–sifat permukaan, kelenturan,
suhu dan sebagainya. Guru dituntut semaksimal mungkin dapat
menggunakan benda–benda konkrit sebagai alat bantu atau media dan
sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penyampaian
secara verbal tanpa objek riil, dapat menimbulkan peserta didik
tunanetra menjadikan pemahaman secara verbalistik. Kelemahan pada
prinsip ini adalah tidak semua objek dapat dikonkritkan, misalnya benda
langit, benda berbahaya, konsep warna, dll
b. Prinsip Pengalaman yang Menyatu: Peserta didik tunanetra memahami
fakta dimulai dari detail ke global, dari yang mereka dengar, raba dan
bagian demi bagian baru menjadi kesatuan konsep yang utuh.
Pengalaman visual cenderung menyatukan informasi. Seorang anak
normal yang masuk ke toko, tidak saja melihat rak–rak dan benda–
benda riil, tetapi juga dalam sekejap mampu melihat hubungan antara
rak–rak dengan benda–benda di ruangan. Peserta didik tunanetra tidak
mengerti hubungan–hubungan ini kecuali jika guru menyajikannya
dengan mengajar anak untuk ”mengalami” suasana tersebut secara
nyata dan menerangkan hubungan-hubungan tersebut.
c. Prinsip belajar sambil melakukan: Prinsip ini sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan prinsip belajar sambil bekerja. Perbedaannya adalah
bagi peserta didik Tunanetra melakukan sesuatu adalah pengalaman
nyata yang tidak mudah terlupakan seperti anak awas melihat sesuatu
sebagai kebutuhan utama dalam menangkap informasi. Anak awas
belajar mengenai keindahan lingkungan cukup hanya dengan melihat
gambar atau foto. Tunanetra menuntut penjelasan dan penjelajahan
secara langsung di lingkungan nyata. Prinsip ini menuntut guru agar
dalam proses pembelajaran tidak hanya bersifat informatif akan tetapi
semaksimal mungkin anak diajak ke dalam situasi nyata sesuai dengan
tuntutan tujuan yang ingin dicapai dan bahan yang diajarkannya.
d. Prinsip konversi: Hilangnya indera visual menuntut, agar semua
fenomena, dan fakta yang datang itu dapat ditangkap dengan indera
non visual. Guru harus mengkonversi fenomena, fakta yang muncul ke
dalam bentuk narasi, taktual, bau, kinestesi agar dapat dipamahi
sebagai suatu persepsi yang utuh. Raut wajah marah, senyum tidak
dipahami oleh tunanetra, namun jika guru atau orang lain mengubahnya
dalam bentuk informasi marah, senyum atau intonasi bicara, tertawa,
maka tunanetra memahami suasana hati lawan bicaranya. Simbol-
simbol visual tidak dipahami oleh tunanetra, guru harus
mengkonversikan simbol itu dalam berbagai adaptasi. Bila dalam kelas
terdapat peserta didik Tunanetra hindarkan kata-kata ini, itu, untuk
mewakili suatu konsep tertentu. ”Ini, itu” yang dimaksud harus
diucapkan lengkap dengan bahasa ujaran, sehingga peserta didik
tunanetra memahami. Misalnya ini ditambah ini sama dengan ini
alangkah bijaksana bila diadaptasi menjadi dua ditambah empat sama
dengan enam. Garis AB = 8 cm, garis AC = 6 cm, berapa panjang
garis BC bila segitiga itu siku-siku? Akan lebih jelas bila soal itu
diadaptasikan menjadi menjadi sisi tegak AB = 8 cm, sisi alas AC = 6
cm, berapa panjang sisi miring BC, bila segi tiga itu siku-siku?
(Subagya, 2012). Banyak gejala/fenomena, fakta yang tidak dapat
dikonversikan kedalam indra non visual dan hanya dapat ditangkap
melalui indra visual. Misalnya konsep pembiasan, polarisasi warna,
panorama alam, atau objek lain yang hanya dapat ditangkap melalui
penglihatan.
2. Pembelajaran yang ramah untuk peserta didik tunanetra.
Peserta didik tunanetra, memiliki tingkat inteligensi yang beragam,
sehingga dalam menggunakan kurikulum guru harus berhati-hati.
a. Kurikulum Pendidikan Khusus tunanetra disusun untuk peserta didik
tunanetra yang mengalami hambatan inteligensi, sehingga tidak
memiliki relevansi dengan karakteristik peserta didik tunanetra yang
tidak mengalami hambatan intelektual.
b. Jika peserta didik tunanetra mengalamai hambatan intelektual dapat
langsung menggunakan kurikulum pendidikan khusus.
c. Jika peserta didik tunanetra tidak memiliki hambatan intelektual maka
guru dapat melakukan menggunakan kurikulum regular (SD, SMP dan
SMA) dengan berbagai adaptasi.
d. Prinsip adaptasi itu mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran
peserta didik tunanetra yang telah diuraikan sebelumnya.
e. Tahapan dalam melakukan adaptasi itu dapat ditempuh dengan
melakukan duplikasi, modifikasi, substitusi, dan omisi. (Mitchell, 2010).
1) Duplikasi, artinya mengambil seluruh kurikulum dan didaktik-
metodik peserta didik reguler (SD, SMP, SMA) untuk peserta didik
tunanetra.
2) Modifikasi: yaitu melakukan penyesuaian terhadap kurikulum dan
didaktik-metodik sekolah reguler untuk peserta didik tunanetra.
3) Substitusi: yaitu mengganti isi kurikulum dan proses didaktik-
metodik peserta didik reguler untuk peserta didik tunanetra
4) Omisi, yaitu penghilangan isi kurikulum sekolah reguler karena
tidak mungkin diterapkan pada peserta didik tunanetra. Misal
materi pembiasan, projeksi warna, pada mata pelajaran tertentu,
dan lain sebagainya.
.
Setelah Anda memahami tentang konsep adapatasi, maka harus
diidentifikasi komponen yang akan diadaptasi dalam pembelajaran
Komponen pembelajaran dapat pula disebut sebagai variabel pembelajaran.
Glaser (1976) menggolongkan komponen pembelajaran terdiri dari: 1) analisis
bidang studi; 2) diagnosis kemampuan awal peserta didik; proses
pembelajaran; dan 4) pengukuran hasil belajar. Menurut Reigeluth (1983: 397)
komponen dalam pembelajaran ada tiga variabel yaitu kondisi pembelajaran,
metodologi, dan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran berkaitan dengan
tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, kendala, karakteristik peserta
didik. Motodologi pembelajaran berkaitan dengan cara-cara yang berbeda
untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang
berbeda. Hasil pembelajaran berkaitan dengan efek yang dapat dijadikan
sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi
yang berbeda.
Variabel pembelajaran sebagai komponen utama dari ilmu merancang (a
design science) menjadi 3, yaitu 1) Alternatif tujuan atau persyaratan; 2)
Kemungkinan untuk tindakan; 3) Parameter baku atau kendala (Simon,
(1996).
a. Kondisi pembelajaran
Reiguluth (1983), berbendapat bahwa yang dimaksud kondisi pembelajaran
itu meliputi tujuan, karakteristik mata pelajaran, karakteristik peserta didik,
dan kendala. Tujuan pembelajaran telah dirumusakan secara hirarki yang
mencakup kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), tujuan pembelajaran
dan indikator capaian pembelajaran. Adaptasi pada kompetensi inti dan
kompetensi dasar tidak berarti merubah rumusan kompetensi yang yang
telah dirumuskan oleh pemerintah, tetapi adaptasi tetap dapat dilakukan
dengan cara KI dan KD berdasarkan hasil asesmen peserta didik. Penetapan
KI dan KD terdapat 3 kemungkinan yaitu a) jika usia mental sama dengan
usia sebenarnya maka KI dan KD sama dengan kelasnya; b) jika usia mental
Setelah mempelajari berbagai komponen pembelajaran buatlah
tabel perbandingan antara komponen pembelajaran dari
Reiguluth, Simon, dan Glases!
di bawah usia sebenarnya , maka KI dan KD diambilkan dari kelas di
bawahnya; c) jika usia mental berada di atas usia sebenarnya, maka KI dan
KD dapat diambil dari kelas di atasnya dan atau KI dan KD sesuai kelasnya
tetapi dengan pengayaan.
Adaptasi tujuan dan indikator pembelajaran dapat berupa: a) perumusan
tujuan dan indikator yang sama (duplikasi) dengan perumusan tujuan dan
indikator dengan peserta didik awas; b) perumusan tujuan dan indikator
yang disesuaikan dengan keterbatasan visual (modifikasi); c) perumusan
tujuan dan indikator yang lain sebagai akibat dari ketanmampuan visual; d)
karena ketanmampuan melihat, maka perumusan tujuan dan indikator tidak
perlu dirumuskan, sekalipun esensial.
.
Adaptasi karakteristik mata pelajaran lebih mengarah pada penyajian isi
pelajaran. Misalnya gambar-gambar, memerlukan adaptasi untuk dirubah
menjadi narasi.
Adaptasi karakteristik peserta didik tidak hanya perbedaan antar individu
dalam potensi, minat, bakat tetapi perbedaan terhadap tingkat
ketunanetraann, saat terjadinya ketunanetraaan serta sikap penerimaan
terhadap ketunanetraannya.
Hambatan penglihatan menyebabkan bebarapa kendala yaitu keterbatasan
mobilitas, sosialisasi dan keanekaragaman informasi. Guru harus
mengkondisikan pembelajaran untuk meminimalisir ketiga kendala tersebut.
Adaptasi yang dapat dilakukan adalah memberi kesempatan peserta didik
menggunakan berbagai teknologi asistef serta menyediakan fasilitas yang
Perhatikan benarkah setiap mata pelajaran memiliki karakterisik masing-
masing? Coba bandingkan mata pelajaran matematika dengan IPS apa
bedanya? Begitu pula terhadap mata pelajaran yang lain.
Sebagai contoh Anda dapat membuka pada file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/
dapat diakses untuk memberikan informasi sebanyak mungkin tentang ilmu
pengetahuan yang dibutuhkan.
b. Metode
Pemilihan metode yang akomodatif terhadap peserta didik tunanetra
memperhatikan 3 hal yaitu: penyampaian, pengorganisasian dan pengolahan.
Proses belajar dengan peserta didik gangguan penglihatan dapat
menggunakan metode yang telah ada dengan sedikit adaptasi. Metode utama
dalam pembelajaran peserta didik tunanetra adalah ceramah.dalam
menggunakan metode ceramah hindarkan kata tunjuk, misalnya disini, disana,
ini, itu, kamu. Kata tunjuk akan tepat jika diubah sesuai dengan objek yang
diinginkan, misal ini diganti “bilangan lima”, kamu di ganti “Andi”. Dst.
Pendekatan 5 M bukan satu-satunya pendekatan pembelajaran dan bukan
urutan langkah-langkah baku. Pembelajaran berbasis ilmiah mendorong para
guru untuk menggunakan model discovery, PBL, project base learning.
Disamping itu memasukkan unsur penguatan pendidikan karakter, penguatan
lietrasi (dasar,pustaka, media, teknologi, visual), kompetensi milenia 4 C
(critical thinking, creativity, collaboration, communication). Aktivitas
pembelajarannya memperhatikan konsep Aktivitas itu juga memeprhatikan
minimal MOTS (Medium Order Thinking Skill yang mencakup: pemahaman,
penerapan) dan disarankan HOTS (Higher Order Thinking Skill mencakup:
analisis, sinstesis, evaluasi)
c. Penilaian
Adaptasi penilaian harus dimulai dari perencaaan, pelaksanaan dan analisis
hasil penilaian. Berikut adalah prinsip yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
Tunanetra total
1) Menghindari/ minimalkan penggunaan kata-kata visual yang kurang
dipahami anak.
2) Gambar dua dimensi disajikan dalam bentuk gambar timbul/ taktual.
3) Benda-benda tiga dimensi disajikan dalam bentuk asli atau model.
4) Tambahan waktu sedikitnya 20% dari waktu yang ditentukan.
5) Semua indra non visual dimanfaatkan untuk keperluan penilaian.
6) Posisi tempat duduk anak memperhatikan kemampuan indra pendengaran
Low Vision
1) Memperhatikan kemampuan visual (ketajaman penglihatan) yang dimiliki
anak .
2) Posisi tempat duduk anak memperhatikan hal-hal berikut ini: jarak, ukuran,
pencahayaan, kekontrasan
3) Menggunakan alat bantu optik atau non optik yang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan anak.
E. Rangkuman
a. Prinsip pembelajaran peserta didik dengan gangguan penglihtan adalah:
1) prinsip totalitas, 2) prinsip keperagaan, 3) prinsip kesinambungan, 4)
prinsip aktivitas, dan 5) prinsip individual
b. Adaptasi pembelajaran untuk peserta didik tunanetra mencakup:
duplikasi, modifikasi, substitusi dan omisi.
c. Komponen pembelajaran yang diadaptasi mencakup kondisi
pembelajaran, metode/proses pembelajaran dan evaluasi hasil
pembelajaran.
F. Tugas
a. Bandingkan prinsip pembelajaran untuk peserta didik dengan gangguan penglihatan menurut Sutjihati Soemantri dan Anastasia Widjajantin & Imanuel Hitipeuw!
b. Coba Anda mencari pengertian adaptasi dari lieratur lain! Anda bisa browsing di internet kemudian mengaplikasikan pengertian adaptasi itu dalam pembelajaran pada peserta didik dengan gangguan penglihatan!
c. Jika komponen adaptasi dan pembelajaran telah Anda kuasai, maka tugas berikutnya adalah membuat matrik seperti di bawah ini.
Tugas Anda a. Menetapkan komponen pembelajaran b. Buatlah matrik komponen pembelajaran (vertikal) dengan adaptasi pembelajaran
(horisontal)!
I. Pendahuluan
A. Rasionalisasi dan Deskripsi Singkat
Pembelajaran peserta didik tunanetra harus memperhatikan tingkat jenis
gangguan, tingkat gangguan dan saat terjadinya gangguan penglihatan itu
muncul. Secara umum yang harus diperhatikan adalah mengadaptasi
ketanmampuan/kesulitan penglihatan dalam pembelajaran. Pendidik harus
mampu memanfaatkan konsep pembelajaran yang ada untuk diadaptasi
dalam pembelajaran peserta tunanetra atau menginovasi secara khusus untuk
pembelajaran peserta didik tunanetra.
Pembelajaran peserta didik tunanetra dapat dilakukan dengan model
pembelajaran berbasis ilmiah, yang mendorong berfikir kritis, kreatif,
kolaboratif, komunikatif serta memberikan penguatan karakter. Pembiasaan
memanfaatkan berbagai literasi dapat memberikan meminimalisir salah satu
hambatan yaitu kesulitan memperoleh aneka ragam pengalaman.
B. Relevansi
Penguasaan kompetensi pedagogis dan kompetensi penguasaan didaktik
untuk peserta didik tunanetra harus dikuasai oleh calon guru pendidikan
khusus. Penguasaan kompetensi ini akan memberikan penguatan guru dalam
memperlakukan peserta didiknya dengan tepat.
C. Petunjuk belajar
1. Bacalah petunjuk modul ini secara keseluruhan.
2. Bacalah modul ini secara bertahap, mulai modul 1 sampai dengan 4. Ikuti
alur modul ini sampai tuntas termasuk mengerjakan tugas, menjawab
pertanyaan.
3. Buatlah catatan penting jika menemukan hal-hal yang memerlukan
pembahasan lebih lanjut.
4. Carilah referensi/literature/bahan ajar yang disarankan/yang sesuai untuk
melengkapi pembahasan modul ini, baik melalui online maupun off line.
II. Pembelajaran 2 : Pembelajaran Berbasis Ilmiah
A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Menguasai konsep teoritis pendidikan
(pedagogi) dan pembelajaran (didaktik-metodik) untuk anak berkebutuhan
khusus peserta didik tunanetra.
B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Setelah mengkaji berbagai literature, diskusi, refleksi pengalaman selama
mengajar peserta dapat:
a. Medeskripsikan konsep pembelajaran berbasis ilmiah
b. Membandingkan syntak model-model pembelajaran berbasis ilmiah
C. Pokok-Pokok Materi
Model-model pembelajaran berbasis ilmiah
D. Uraian Materi
Sebelum membaca modul ini, Anda disarankan untuk mempelajari materi
yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis ilmiah dengan pendekatan 5
M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan data, Mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan)!
1. Pengertian
Pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang mendorong anak untuk
melakukan keterampilan-keterampilan ilmiah berikut: 1) Mengamati; 2)
Menanya; 3) Mengumpulkan informasi/eksperimen; 4)
Mengasosiasi/mengolah informasi; 5) Mengkomunikasikan. Materi
pembelajaran berbasis ilmiah adalah pembelajaran yang berbasisi fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Penjelasan guru,
respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari
prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
Pembelajaran berbasisi ilmiah dimaksudkan untuk: a) mendorong dan
menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
materi pembelajaran; 2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu
berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama
lain dari materi pembelajaran; 3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik
mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang
rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
Tujuan pembelajaran ini dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya. Kemendikbud (2013: 11) menegaskan bahwa
pendekatan saintifik akan tampak jelas ketika peserta didik terlibat dalam
model pembelajaran tertentu, yaitu (1) Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning), (2) Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning), dan (3) Penemuan Terbimbing (Discovery Learning)
2. Prinsip
Pembelajaran berbasis ilmiah mengutamakan proses dari pada hasil,
sehingga dalam setiap langkahnya perlu memperhatikan prinsip: a) berpusat
pada peserta didik; b) mengembangkan kreativitas peserta didik; c)
menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan menantang; d)
Bermuatan nilai, etika, estetika, logika dan kinestetika; e) Mengubah paradigm
‘diberi tahu’ menjadi ‘aktif mencari tahu’, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mampu menjadi mamu, dari tidak mau menjadi mau; dan f) Menyediakan
pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi,
metode yang menyenangkan, konstekstual efektif, efisien dan bermakna.
3. Model-model
a. Discovery/Inquiry Learning
1) Pengertaian
Metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang banyak
melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental dalam rangka
penemuannya. Menurut Sund (Sudirman N, 1992 ), discovery adalah
proses mental, dan dalam proses itu individu mengasimilasi konsep dan
prinsip-prinsip. DiInkuiri adalah rangkaian pembelajaran yang menekankan
pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatau masalah yang dipertanyakan
(Wina Wijaya, 2008). Metode ini menekankan bagaimana mengguakan
sumber belajar. Istilah-istilah discovery dan inquiry dapat diartikan dengan
maksud yang sama dan digunakan saling bergantian atau keduanya
sekaligus. Istilah discovery, sekalipun secara umum menunjuk kepada
pengertian yang sama dengan inquiry, pada hakikatnya mengandung
perbedaan dengan inquiry.
1) Syntak
Aturan atau langkah yang harus dipenuhi (syntak) pada model
discovery/inquiri learning sebaga berikut.
a) Menstimulasi masalah yaitu memberi rangsangan melalui media
audio, taktual, pembau, dll. ganRangsan dapat berupa bacaan
Braille, atau gambar timbul, bacaan soft copy yang dibaca dengan
screen reader atau situasi, materi online sesuai dengan materi
pembelajaran/topik/tema.
b) Identifikasi masalah: menemukan permasalahan menanya,
mencari informasi, dan merumuskan masalah.
c) Mencari informasi/data: mencari dan mengumpulkan
data/informasi, melalui kajian literature, pengamatan (non visual),
ekperimen, diskusi, browsing, dll untuk melatih ketelitian, akurasi,
dan kejujuran, mencari atau merumuskan berbagai alternatif
pemecahan masalah
d) Mengolah data: mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan
konseptualnya, melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
e) Verifikasi: mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan
data, mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media,
mengasosiasikannya menjadi suatu kesimpulan.
f) Generalisasi: melatih pengetahuan metakognitif peserta didik.
b. Problem base learning
1) Pengertian
Problem based learning (PBL) merupakan suatu metode pembelajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep
yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran (Sudarman, 2007).
Dalam model problem based learning ini, pemahaman, transfer
pengetahuan, keterampilan berpikir tingkat tinggi, kemampuan pemecahan
masalah, dan kemampuan komunikasi ilmiah merupakan dampak
langsung pembelajaran. Peserta didik terdorong memperoleh hakikat
tentang keilmuan, keterampilan proses keilmuan, otonomi dan kebebasan
peserta didik, toleransi terhadap ketidakpastian dan masalah-masalah non
rutin merupakan dampak pengiring pembelajaran.
2) Syntak
a) Orientasi peserta didik pada masalah yaitu guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan
fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah,
memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah
yang dipilih.
b) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar: Guru membantu peserta
didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut
c) Mengumpulkan Informasi- membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok. Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen,
diskusi, kerja kelompok, untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masala
d) Mengolah Informasi- mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan, auido, dan model serta membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
e) Menyelesaikan Masalah- menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Guru membantu peserta didik untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses
yang mereka gunakan.
c. Project base learninng
1) Pengertian
Bern dan Erickson menegaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning) merupakan pendekatan yang memusat pada
prinsip dan konsep utama utama suatu disiplin, melibatkan peserta
didik dalam memecahkan masalah dan tugas penuh makna lainya,
mendorong peserta didik untuk berkerja mandiri membangun
pembelajaran, dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata (Kokom
Komalasari 2010:70). Project Based Learning adalah model
pembelajaran yang berfokus pada konsepkonsep dan prinsip-prinsip
utama (central) dari suatu disiplin, melibatkan peserta didik dalam
kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas yang bermakna
lainnya, memberi peluang peserta didik secara otonom
mengkonstruksi belajar mereka sendiri dan puncaknya menghasilkan
produk karya peserta didik bernilai dan realistik.
model pembelajaran projek adalah pembelajaran yang berpusat pada
(kegiatan) peserta didik dalam mengembangkan dan meningkatkan
keterampilan peserta didik mengelola sumber atau bahan untuk
menyelesaikan tugas, serta meningkatkan kolaborasi peserta didik dan
peserta didik menjadi terdorong lebih aktif dalam belajar, karena guru
hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi hasil kinerja peserta didik.
2) Syntak
a) Identifikasi dan Merumuskan project: Guru dapat terlebih dahulu
memberikan stimulus, misalnya tayangan-tayangan auido yang
menarik, atau menghadirkan bentuk-bentuk permasalahan nyata di
sekitar mereka yang kemudian dikemas untuk disajikan di awal
pembelajaran. Dari sinilah kemudian pertanyaan-pertanyaan
muncul untuk diselesaikan oleh siswa melalui projek.
b) Menyusun rancangan penyelesaian projek: Siswa bekerja secara
berkelompok untuk membuat sebuah perencanaan bagaimana
proyek mereka dilaksanakan. Tentunya bantuan guru diperlukan
untuk menjaga agar proyek yang direncanakan rasional dan logis
serta bermanfaat bagi pembelajaran mereka.
c) Membuat jadwal: peserta didik dibantu guru membuat sebuah
penjadwalan yang menjaga agar projek dapat terselesaikan secara
baik dengan menggunakan waktu yang efektif.
d) Memonitor kemajuan projek: guru dan siswa (kelompok siswa)
harus memonitor kemajuan projek yang mereka buat
a) Menguji proses dan hasil Belajar: menguji (mengevaluasi) proses
dan hasil belajar selama siswa melaksanakan projek dan di akhir
projek. Menguji hasil dapat berupa mengumpulkan laporan hasil
projek atau melalui evaluasi konvensional. Tahap ini sebagai
umpan balik, penguatan, bantuan, fasilitasi, dan sejenisnya.
Kemudian guru juga tetap harus mengevaluasi bagaimana
perolehan hasil belajar siswa, baik dari aspek sikap, keterampilan,
maupun pengetahuan.
b) Melakukan evaluasi pengalaman membuat projek atau
melaksanakan proyek: ini lebih pada kesan dan inspirasi yang
dapat diperoleh dengan melaksanakan projek untuk perbaikan
pembelajaran ke depan.
4. Pembelajaran Temaik Terpadu
a. Pengertian
Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip
pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai
pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata
pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka. Pembelajaran tematik
terpadu bermanfaat untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi
peserta didik, karena saat peserta didik memahami berbagai konsep selalu
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang telah dikuasai sebelumnya. Tematik terpadu disusun
berdasarkan gabungan proses integrasi, sehingga berbeda dengan
pengertian tematik pada kurikulum sebelumnya. Pembelajaran tematik
terpadu juga diperkaya dengan penempatan matapelajaran Bahasa
Indonesia sebagai penghela matapelajaran lain. Melalui perumusan
Kompetensi Inti sebagai pengikat berbagai matapelajaran dalam satu
kelas dan tema sebagai pokok bahasannya, sehingga penempatan
matapelajaran Bahasa Indonesia sebagai penghela matapelajaran lain
menjadi sangat memungkinkan.
b. Tujuan
1) Mudah memusatkan perhatian terhadap satu tema atau topik tertentu.
2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
mata pelajaran dalam tema yang sama.
3) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan.
4) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan
berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik.
5) Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari
pelajaran yang lain.
6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang
disajikan dalam konteks tema yang jelas
7) Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan
secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau
3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan.
c. Peran Tema
Tema berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran, dengan
memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus. Adapun mata pelajaran
yang dipadukan adalah muatan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA,IPS, Seni Budaya, Prakarya dan Pendidikan Jasmani, Olah
Raga dan Kesehatan.
d. Karakteristik pembelajaran tematik
1. Berpusat pada anak
2. Memberikan pengalaman langsung
3. Pemisahan antarmata pelajaran tidak tampak
4. Menyajikan konsep dari beberapa mata pelajaran dalam satu proses
pembelajaran
5. Bersifat luwes
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak
Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan
mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi
E. Rangkuman
1. Pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang mendorong anak untuk
melakukan keterampilan-keterampilan ilmiah berikut: 1) Mengamati; 2)
Menanya; 3) Mengumpulkan informasi/eksperimen; 4)
Mengasosiasi/mengolah informasi; 5) Mengkomunikasikan, yang
selanjutnya disingkat dengan 5M.
2. Pendekatan saintifik (5M) akan tampak jelas ketika siswa terlibat dalam
model pembelajaran (1) Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning), (2) Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning), dan (3) Penemuan Terbimbing (Discovery Learning.
I. Pendahuluan
A. Rasionalisasi dan Deskripsi Singkat
Pembelajaran peserta didik tunanetra harus memperhatikan tingkat jenis
gangguan, tingkat gangguan dan saat terjadinya gangguan penglihatan itu
muncul. Secara umum yang harus diperhatikan adalah mengadaptasi
ketanmampuan/kesulitan penglihatan dalam pembelajaran. Pendidik harus
mampu memanfaatkan konsep pembelajaran yang ada untuk diadaptasi
dalam pembelajaran peserta tunanetra atau menginovasi secara khusus untuk
pembelajaran peserta didik tunanetra.
Pembelajaran peserta didik tunanetra dapat dilakukan dengan model
pembelajaran berbasis ilmiah, yang mendorong berfikir kritis, kreatif,
kolaboratif, komunikatif serta memberikan penguatan karakter. Pembiasaan
memanfaatkan berbagai literasi dapat memberikan meminimalisir salah satu
hambatan yaitu kesulitan memperoleh aneka ragam pengalaman.
B. Relevansi
Penguasaan kompetensi pedagogis dan kompetensi penguasaan didaktik
untuk peserta didik tunanetra harus dikuasai oleh calon guru pendidikan
khusus. Penguasaan kompetensi ini akan memberikan penguatan guru dalam
memperlakukan peserta didiknya dengan tepat.
C. Petunjuk belajar
1. Bacalah petunjuk modul ini secara keseluruhan.
2. Bacalah modul ini secara bertahap, mulai modul 1 sampai dengan 4. Ikuti
alur modul ini sampai tuntas termasuk mengerjakan tugas, menjawab
pertanyaan.
3. Buatlah catatan penting jika menemukan hal-hal yang memerlukan
pembahasan lebih lanjut.
4. Carilah referensi/literature/bahan ajar yang disarankan/yang sesuai untuk
melengkapi pembahasan modul ini, baik melalui online maupun off line.
II. Pembelajaran: 3 Penilaian
A. Capaian Pembelajaran: Menguasai konsep teoritis pendidikan (pedagogi)
dan pembelajaran (didaktik-metodik) untuk anak berkebutuhan khusus
peserta didik tunanetra.
B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Setelah melakukan diskusi, mengkaji literatur peserta dapat:
1. Mendeskripsikan cara menyusun rencana penilaian kelas dengan benar.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan penilaian kelas dengan benar
3. Menganalisis hasil penilaian kelas dengan tepat
C. Pokok-Pokok Materi
Penilaian oleh Pendidik.
D. Uraian Materi
Sebelum membaca modul ini Anda harus menyiapkan pedoman penilaian
SDLB, SMPLB, SMALB, pedoman penilaian SD dan SMP sebagai
pembanding! Jika Anda belum memiliki dapat Anda download di http:
http://www.adminmadrasah.com/2017/09/juknis-panduan-penilaian-
kurikulum-2013-Permendikbud-No-23-2016-Revisi
1. Pengertian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pengumpulan informasi
tersebut ditempuh melalui berbagai teknik penilaian, menggunakan berbagai
instrumen, dan berasal dari berbagai sumber. Penilaian harus dilakukan
secara efektif. Penilaian itu meliputi penilaian harian (PH), penilaian tengah
semester (PTS), penilaian akhir semester (PAS) dan penilaian akhir tahun
(PAT), ujian sekolah (US), dan ujian sekolah bertaraf nasional (USBN).
Penilaian oleh pendidik untuk peserta didik tunanetra mencakup penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga aspek penilaian ini harus
dilakukan guru dalam proses belajar mengajar, baik formatif maupun sumatif.
Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang proses
dan hasil belajar peserta didik. Penilaian dilakukan dengan cara menganalisis
dan menafsirkan data hasil pengukuran capaian kompetensi peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
2. Penilaian sikap
a. Pengertian
Penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengetahui perilaku spiritual
dan sosial peserta didik yang dapat diamati dalam kehidupan seharihari,
baik di dalam maupun di luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian
sikap ditujukan untuk mengetahui capaian/perkembangan sikap peserta
didik dan memfasilitasi tumbuhnya perilaku peserta didik sesuai butirbutir
nilai sikap dari KI1, KI2, dan nilainilai lain yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
b. Teknik
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi atau teknik lainnya
yang relevan, Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen
berupa lembar observasi, atau buku jurnal (yang selanjutnya disebut
jurnal). Teknik penilaian lain yang dapat digunakan adalah penilaian diri
dan penilaian antarteman.
c. Perencanaan
Perencanaan penilaian sikap mencakup: 1) menyusunan blue print/kisi-
kisi; 2) menyusun instrument; 3) menyusun rubrik/pedoman penilaian.
d. Pelaksanaan
1) Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses
pembelajaran pada jam pelajaran) dan/atau di luar jam
pembelajaran, guru bimbingan konseling , dan wali kelas (selama
peserta didik di luar jam pelajaran).
2) Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terusmenerus
selama satu semester. Penilaian sikap spiritual dan sosial di dalam
kelas maupun diluar jam pembelajaran dilakukan oleh guru mata
pelajaran, wali kelas.
3) Guru mata pelajaran, dan wali kelas mengikuti perkembangan sikap
spiritual dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik yang
sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku
tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku peserta
didik.
e. Pengolahan Hasil Penilaian
Langkahlangkah untuk membuat deskripsi nilai/perkembangan sikap
selama satu semester:
1) Guru mata pelajaran, wali kelas masingmasing mengelompokkan
(menandai) catatancatatan sikap pada jurnal yang dibuatnya
kedalam sikap spiritual dan sikap sosial (apabila pada jurnal belum
ada kolom butir nilai).
2) Guru mata pelajaran, wali kelas masingmasing membuat rumusan
deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan
catatancatatan jurnal untuk setiap peserta didik.
3) Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata
pelajaran . Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual
dan sosial dari guru mata pelajaran, wali kelas yang bersangkutan,
wali kelas menyimpulkan (merumuskan deskripsi) capaian sikap
spiritual dan sosial setiap peserta didik
4) Pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan
deskripsi.
f. Penulisan dalam rapor
1) Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi
dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang
bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan
dalam atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ...
2) Deskripsi sikap menyebutkan perkembangan sikap/perilaku peserta
didik yang sangat baik dan/atau baik dan yang mulai/ sedang
berkembang.
3) Deskripsi sikap spiritual “dijiwai” oleh deskripsi pada mata pelajaran
PABP, sedangkan deskripsi mata pelajaran lainnya menjadi penguat.
4) Deskripsi sikap sosial “dijiwai” oleh deskripsi pada mata pelajaran
PPKn, sedangkan deskripsi mata pelajaran lainnya menjadi penguat.
5) Predikat dalam penilaian sikap bersifat kualitatif, yakni: Sangat Baik,
Baik, Cukup, dan Kurang.
6) Predikat tersebut ditentukan berdasarkan judgement isi deskripsi oleh
pendidik.
7) Apabila peserta didik memiliki kecenderungan sikap sangat baik pada
sebagian besar mata pelajaran, maka dapat diasumsikan predikat
peserta didik tersebut SANGAT BAIK.
8) Apabila peserta didik tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap
peserta didik tersebut dapat diasumsikan BAIK.
9) Dengan ketentuan bahwa sikap dikembangkan selama satu
semester, deskripsi nilai/perkembangan sikap peserta didik
didasarkan pada sikap peserta didik pada masa akhir semester. Oleh
karena itu, sebelum deskripsi sikap akhir semester dirumuskan, guru
mata pelajaran, guru kelas, dan wali kelas harus memeriksa jurnal
secara keseluruhan hingga akhir.
10) Apabila peserta didik memiliki catatan sikap KURANG baik dalam
jurnal dan peserta didik tersebut belum menunjukkan adanya
perkembangan positif, deskripsi sikap peserta didik tersebut
dirapatkan dalam rapat dewan guru pada akhir semester. Rapat
dewan guru menentukan kesepakatan tentang predikat dan deskripsi
sikap KURANG yang harus dituliskan, dan juga kesepakatan tindak
lanjut pembinaan peserta didik tersebut. Tindak lanjut pembinaan
sikap KURANG pada peserta didik sangat bergantung pada kondisi
sekolah, guru dan keterlibatan orang tua/wali murid
3. Penilaian Pengetahuan
a. Pengertian
Penilaian pengetahuan mengikuti Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh
Lorin Anderson dan David Krathwohl (2001). Ranah pengetahuan
merupakan kombinasi dimensi pengetahuan yang diklasifikasikan menjadi
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dengan dimensi proses
kognitif yang tersusun secara hirarkis mulai dari mengingat (remembering),
memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis
(analyzing), menilai (evaluating), dan mengkreasi (creating).
b. Teknik Penilaian
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik. Pendidik dapat
memilih teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik kompetensi
dasar, indikator, atau tujuan pembelajaran yang akan dinilai. Segala sesuatu
yang akan dilakukan dalam proses penilaian perlu ditetapkan terlebih dahulu
pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Teknik
yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.
Teknik Penilaian Pengetahuan
Teknik Bentuk Instrumen
Tujuan Keterangan
Tes Tertulis
Benar-Salah, Menjodohkan, Pilihan Ganda, Isian/Melengkapi, Uraian
Mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik untuk perbaikan proses pembelajaran dan/atau pengambilan nilai
Kompetensi Inti 3
Tes Lisan Tanya jawab Mengecek pemahaman peserta didik untuk perbaikan proses pembelajaran
Kompetensi Inti 3 dan 4
Penugasan Tugas yang dilakukan secara individu maupun kelompok
Memfasilitasi penguasaan pengetahuan (bila diberikan selama proses pembelajaran) atau mengetahui penguasaan pengetahuan (bila diberikan pada akhir pembelajaran)
Kompetensi Inti 3 dan 4
c. Perencanaan Penilaian
1) Menetapkan tujuan penilaian
2) Menentukan bentuk penilaian
3) Memilih teknik penilaian
4) Menyusun kisi-kisi soal
5) Menyusun soal
6) Menyusun pedoman penilaian
Uraian selengkapnya dapat dibaca pada buku Pedoman Penilaian
Pendidikan Khusus, SD, SMP.
d. Pelaksanaan penilaian
1) Waktu dan frekuensi pelaksanaan penilaian dilakukan berdasarkan
pemetaan dan perencanaan yang dilakukan oleh pendidik sebagaimana
yang tercantum dalam program semester dan program tahunan. Penilaian
untuk pembelajaran (assessment for learning) dan penilaian sebagai
pembelajaran (assessment as learning) dilakukan dilakukan untuk
memperbaiki pembelajaran.
2) Hasil penilaian tidak sematamata dalam bentuk angka, tetapi lebih
ditekankan pada umpan balik untuk guru maupun peserta didik. Penilaian
akhir pembelajaran (assessment of learning) dilaksanakan dalam bentuk
penilaian harian (PH) dan penilaian tengah semester (PTS). Penilaian
harian dilaksanakan setelah serangkaian kegiatan pembelajaran
berlangsung sebagaimana yang direncanakan dalam RPP.
3) Penilaian tengah semester (PTS) merupakan kegiatan penilaian yang
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran
setelah kegiatan pembelajaran berlangsung 89 minggu.
4) Cakupan PTS meliputi seluruh KD pada periode tersebut.
5) Frekuensi penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik
ditentukan berdasarkan hasil pemetaan penilaian dan selanjutnya
dicantumkan dalam program tahunan dan program semester. Penentuan
frekuensi penilaian tersebut didasarkan pada analisis KD. KD “gemuk”
dapat dinilai lebih dari 1 (satu) kali, sedangkan beberapa KD “kurus” dapat
disatukan untuk sekali penilaian atau diujikan bersama. Dengan demikian
frekuensi dalam penilaian atau ulangan dalam satu semester dapat
bervariasi tergantung pada tuntutan KD dan hasil pemetaan oleh pendidik.
e. Pengolahan
1) Hasil Penilaian Harian merupakan nilai ratarata yang diperoleh dari hasil
penilaian harian melalui tes tertulis dan/atau penugasan untuk setiap KD.
Dalam perhitungan nilai ratarata DAPAT diberikan pembobotan untuk
nilai tes tertulis dan penugasan.
2) Hasil Penilaian Tengah Semester (HPTS) merupakan nilai yang diperoleh
dari penilaian tengah semester (PTS) melalui tes tertulis dengan materi
yang diujikan terdiri atas semua KD dalam tengah semester. Dalam
contoh pada Gambar 3.2, maka materi untuk PTS berasal dari KD 3.1,
KD 3.2, KD 3.3, KD 3.4, dan KD 3.5. Jumlah butir soal yang diujikan dari
setiap KD ditentukan secara proporsional, bergantung tingkat
“kegemukan” KD dalam tengah semester tersebut.
3) Hasil Penilaian Akhir Semester (HPAS) merupakan nilai yang diperoleh
dari penilaian akhir semester (PAS) melalui tes tertulis dengan materi
yang diujikan terdiri atas semua KD dalam satu semester. Dalam contoh
pada Gambar 3.2, maka materi untuk PAS berasal dari KD 3.1, KD 3.2,
KD 3.3, KD 3.4, KD 3.5, KD 3.6, KD 3.7, dan KD 3.8. Jumlah butir soal
yang diujikan dari setiap KD ditentukan secara proporsional, bergantung
tingkat “kegemukan” KD dalam satu semester tersebut.
4) Hasil Penilaian Akhir (HPA) merupakan hasil pengolahan dari HPH,
HPTS, dan HPAS dengan menggunakan formulasi dengan atau tanpa
pembobotan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
f. Penulisan dalam rapor
1) Deskripsi pengetahuan menggunakan kalimat yang bersifat me motivasi
dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif, meng hindari frasa yang
bermakna kontras. Misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ...
atau... namun masih perlu bimbingan dalam hal ....
2) Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang SANGAT BAIK dan/atau
BAIK dikuasai oleh peserta didik dan yang penguasaannya MULAI
BERKEMBANG.
3) Deskripsi capaian pengetahuan didasarkan pada skor angka yang
dicapai oleh KD tertentu
4. Penilaian keterampilan
Pada bagian ini Anda akan belajar penilaian keterampilan sikap, mulai dari
pengertian, teknik, perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil belajar dan
pengisian dalam rapor!
a. Pengertian
Penilaian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai
macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian
keterampilan meliputi ranah berfikir dan bertindak. Keterampilan berfikir
misalnya: keterampilan membaca, menulis, menghitung, dan mengarang,
sedangkan keterampilan bertindak dapat berupa menggunakan, mengurai,
merangkai, modifikasi, dan membuat…. .
b. Teknik penilian
Teknik penilaian keterampilan mencakup penilaian kinerja, portofoli, produk
projek atau teknik lain. Teknik penilaian itu dapat digambarkan sebagai
berikut.
c. Perencanaan penilaian
1) Menyusun kisi-kisi: meliputi menentukan kompetensi yang penting
untuk dinilai, dalam hal ini adalah KD dari KI 4 dan menyusun indikator
berdasarkan kompetensi yang akan dinilai
2) Menyusun instrumen: mengarah kepada pencapaian indikator hasil
belajar, dapat dikerjakan oleh siswa, sesuai dengan taraf
perkembangan siswa, memuat materi yang sesuai dengan cakupan
kurikulum, bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial
ekonomi); danmenetapkan batas waktu penyelesaian.
3) Menyusun rubrik: rubric hendaknya memuat: (1)seperangkat indikator
untuk menilai kompetensi tertentu, (2) memiliki indikator yang diurutkan
berdasarkan urutan langkah kerja pada instrumen atau sistematika
pada hasil kerja siswa, (3) dapat mengukur kemampuan yang diukur
(valid), (4) dapat digunakan untuk menilai kemampuan siswa, (5) dapat
memetakan kemampuan siswa, dan (6) disertai dengan penskoran
yang jelas.
d. Pelaksanaan Penilaian
1) pemberian tugas secara rinci;
2) penjelasan aspek dan rubrik penilaian;
3) pelaksanaan penilaian sebelum, selama, dan setelah siswa
melakukan pembelajaran; dan
4) pendokumentasian hasil penilain.
e. Pengolahan hasil penilaian
1) Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian setiap KD.
2) Hasil penilaian pada satu KD yang dilakukan lebih dari satu kali dengan
teknik yang sama, maka nilai pada KD tersebut adalah yang tertinggi.
3) Satu KD yang dinilai dengan lebih dari satu Teknik maka nilai KD tersebut
merupakan nilai rataratanya.
4) Penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada
skala 0 – 100, predikat dan deskripsi.
Contoh
Jika Anda merasa belum jelas dengan tabel di atas ikutilah penjelasan berikut!
1. Penilaian KD 4.2 pada materi yang sama dilakukan 2 (dua) kali dengan teknik
yang sama, yaitu praktik. Oleh karena itu skor akhir KD 4.2 adalah skor
optimum.
2. KD 4.3 dan KD 4.4 dinilai bersama-sama melalui penilaian proyek. Nilai yang
diperoleh untuk kedua KD yang secara bersama-sama dinilai dengan proyek
tersebut adalah sama (dalam contoh di atas 87).
3. Selain dinilai dengan proyek, KD 4.4 dinilai dengan produk. Dengan demikian
KD 4.4 dinilai 2 (dua) kali, yaitu dengan produk dan proyek. Dengan asumsi
bobot pada penilaian produk dan proyek sama, maka skor akhir KD 4.4
adalah ratarata dari skor yang diperoleh melalui kedua teknik yang berbeda
tersebut.
4. Nilai akhir semester adalah ratarata skor akhir keseluruhan KD keterampilan
yang dibulatkan ke bilangan bulat terdekat.
f. Penulisan rapor
1) Deskripsi penilaian keterampilan menggunakan kalimat yang bersifat
memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Menghindari
frasa yang bermakna kontras. Misalnya: ... Tetapi, masih perlu peningkatan
dalam ... atau ... namun masih perlu peningkatan dalam hal .... sebaiknya
Andi amat baik….., cukup dalam…. Andi baik dalam ….perlu bimbingan
dalam…
2) Deskripsi berisi beberapa keterampilan yang sangat baik dan/ atau baik
dikuasai oleh siswa dan yang penguasaannya mulai meningkat.
3) Deskripsi capaian keterampilan didasarkan pada bukti-bukti karya siswa
yang didokumentasikan dalam portofolio keterampilan. Apabila KD tertentu
tidak memiliki karya yang dimasukkan ke dalam portofolio, deskripsi KD
tersebut didasarkan pada skor angka yang dicapai. Portofolio tidak dinilai
(lagi) dalam bentuk angka.
E. Rangkuman
1. Penilaian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai macam
konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi
2. Teknik penilaian keterampilan meliputi penilaian kinerja, produk, portofolio, projek
dan tekni lain.
3. Penilaian keterampilan didasarkan rerata optimum.
F. Tugas
Buatlah instrument penilaian kinerja dengan memilih KD 4 pada salah satu
mata pelajaran di kelas V.
I. Pendahuluan
A. Rasionalisasi dan Deskripsi Singkat
Pembelajaran peserta didik tunanetra harus memperhatikan tingkat jenis
gangguan, tingkat gangguan dan saat terjadinya gangguan penglihatan itu
muncul. Secara umum yang harus diperhatikan adalah mengadaptasi
ketanmampuan/kesulitan penglihatan dalam pembelajaran. Pendidik harus
mampu memanfaatkan konsep pembelajaran yang ada untuk diadaptasi
dalam pembelajaran peserta tunanetra atau menginovasi secara khusus untuk
pembelajaran peserta didik tunanetra.
Pembelajaran peserta didik tunanetra dapat dilakukan dengan model
pembelajaran berbasis ilmiah, yang mendorong berfikir kritis, kreatif,
kolaboratif, komunikatif serta memberikan penguatan karakter. Pembiasaan
memanfaatkan berbagai literasi dapat memberikan meminimalisir salah satu
hambatan yaitu kesulitan memperoleh aneka ragam pengalaman.
B. Relevansi
Penguasaan kompetensi pedagogis dan kompetensi penguasaan didaktik
untuk peserta didik tunanetra harus dikuasai oleh calon guru pendidikan
khusus. Penguasaan kompetensi ini akan memberikan penguatan guru dalam
memperlakukan peserta didiknya dengan tepat.
C. Petunjuk belajar
1. Bacalah petunjuk modul ini secara keseluruhan.
2. Bacalah modul ini secara bertahap, mulai modul 1 sampai dengan 4. Ikuti
alur modul ini sampai tuntas termasuk mengerjakan tugas, menjawab
pertanyaan.
3. Buatlah catatan penting jika menemukan hal-hal yang memerlukan
pembahasan lebih lanjut.
4. Carilah referensi/literature/bahan ajar yang disarankan/yang sesuai untuk
melengkapi pembahasan modul ini, baik melalui online maupun off line.
II. Pembelajaran 4: Perencanaan Pembelajaran
A. Capaian Pembelajaran: Menguasai konsep teoritis pendidikan (pedagogi) dan
pembelajaran (didaktik-metodik) untuk anak berkebutuhan khusus peserta
didik tunanetra
B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Setelah mempelajari konsep pembelajaran, penilaianpeserta didik tunanetra
mencari berbagai contoh peserta dpat:
1. Menyusun silabus dengan benar
2. Menyusun RPP tematik minimal 1 pembelajaran
C. Pokok-Pokok Materi
Silbus dan RPP
D. Uraian Materi
1. Implementasi pembelajaran berbasis asesmen
Seperti telah diuraian di awal modul ini bahwa kurikulum yang akan
digunakan kepada peserta didik tunanetra berdasarkan tingkat intiligensi.
Di satu kelas kemungkinan terdiri dari tunanetra yang homogen dan
heterogen inteligensinya. Jika peserta didik tunanetra memiliki inteligensi
yang jauh di bawah peserta didik yang lain, maka perencanaan
pembelajarannya berbeda, yaitu didasarkan pada hasil asesmen akademik
sebelumnya dan profil yang diperoleh sebagai kondisi awal. Peserta didik
tunanetra yang tidak memiliki hambatan intelektual menggunakan kurikulum
standar dapat tidak dengan penambahan kondisi awal, karena usia
Bukalah progam tahunan dan program semester yang telah Anda susun! Kemudian Anda lanjutkan untuk menyusun silabus dan RPP! Pernahkah Anda mengajar dalam satu kelas peserta didiknya memiliki ketunaan yang berbeda dan tingkat inteligensi yang beragam? Jika pernah apakah kondisi seperti ini tetap akan diberi pembelajaran yang sama?
mentalnya sama dengan level pada perumusan KD pada kelas yang
bersangkutan.
2. Menyusun Silbus
a. Pengertian
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran
dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan
Silabus tematik di satuan pendidikan tunanetra dikembangkan
menggunakan model jaring laba-laba (webbed). Pembelajaran terpadu
model jaring laba-laba (webbed) dikembangkan dengan memadukan
beberapa mata pelajaran yang diikat dalam suatu tema. Pengembangan
silabus dilakukan merujuk silabus mata pelajaran, untuk Materi Pokok
menyesuaikan dengan kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Sedangkan
Pembelajaran merupakan gabungan Pembelajaran untuk satu tema/subtema
untuk seluruh kompetensi dasar dari muatan mata pelajaran yang diikat
dalam tema/subtema tersebut.
b. Alokasi waktu
Alokasi waktu pembelajaran dalam satu minggu sebagaimana yang
tercantum dalam struktur kurikulum untuk SDLB, SMPLB dan SMALB adalah
sebagai berikut.
Kelas SDLB
I II III IV V VI
Jumlah jam pelajaran per
minggu 30 32 34 36 36 36
SMPLB SMALB
VII VIII IX X XI XII
Jumlah jam pelajaran per
minggu 38 38 38 42 44 44
Untuk itu alokasi waktu pembelajaran tematik setiap minggunya diberikan
alokasi minimal sebagai berikut.
c. Langkah-langkah
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengembangkan silabus tematik
model ini adalah:
1) Mengidentifikasi materi pelajaran dari setiap kompetensi dasar yang ingin
dicapai dari semua mata pelajaran yang akan diintegrasikan.
2) Mengidentifikasi tema-tema yang menarik bagi siswa, lalu memilih
beberapa tema yang akan dijadikan sebagai tema pembelajaran.
3) Memetakan materi pelajaran untuk setiap tema/subtema yang sesuai.
Pemetaan materi perlu juga memperhatikan keruntutan dari materi untuk
setiap mata pelajaran dan tingkat kesulitan dari materi tersebut agar
mendapatkan alokasi waktu yang cukup.
4) Merancang Pembelajaran berdasarkan pemetaan materi pelajaran yang
telah dilakukan.
5) Mendesain penilaian yang akan dilakukan untuk proses pembelajaran
yang telah dirancang berdasarkan tema atau sub tema yang telah
diajarkan.
6) Melaporkan hasil penilaian sesuai dengan kompetensi mata pelajaran
yang telah dicapai. Hasil penilaian ini akan dijadikan dasar bagi pendidik
untuk melakukan evaluasi pembelajaran. Hasil evaluasi ini digunakan
untuk mengidentifikasi tema dan Materi Pokok kembali.
d. Format silabus
FORMAT SILABUS
3. RPP
1. Pengertian
Anda dapat mencari di berbagai ilteratur tentang pengertian RPP! Kemudian
buatlah kesimpulan dan bandingkan dengan penjelasan beriku!
Rencana pembelajaran (RPP) merupakan rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mengacu pada silabus, dengan memperhatikan buku peserta didik dan buku
guru yang sudah disiapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis. RPP disusun
untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang
disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
a. Komponen RPP
Cobalah Anda download Permendikbud nomor 22 tahun 2016 kemudian
bandingkan dengan penjelasan berikut!
Berdasarkan Permendikbud nomor 22 tahun 2016, bahwa sistematika
RPP adalah sebagai berikut.
identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
kelas/semester;
materi pokok;
alokasi waktu
Keterangan:
Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan matapelajaran.
Kompetensi Dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu dan merupakan kemampuan
spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Tujuan pembelajaran hendaknya menggunakan prinsip ABCD yaitu
Audience, behavior, condition and degree. Audience diartikan peserta didik.
Behavior adalah tingkah laku/kompetensi yang dicapai. Condition atau kondisi
diartikan aktivitas pembelajaran. Degree berarti suatu
perbandingan/tingkatan pencapaian.
Contoh: Setelah melakukan diskusi dan mengamati lingkungan sekolah,
peserta didik dapat menyebutkan sedikitnya 3 ciri-ciri makluk hidup.
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur atau diobservasi yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dirumuskan dengan kata-
kerja operasiona
Catatan: Jika tema itu memuat mata pelajaran PPKn, maka indikator dari
KD 2 harus dirumuskan serta ditagih dalam penilaian.
Materi pembelajaran: Materi pembelajaran adalah rincian dari materi pokok
yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi.
Metode pembelajaran: Metode pembelajaran ini merupakan rincian dari
kegiatan pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.
Kegiatan Pembelajaran: pendahuluan, inti, penutup
Kegiatan pendahuluan: a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran; b) Memberi motivasi belajar peserta
didik secara kontekstual; c) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang
materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari;
d) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang
akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran atau KD yang akan dicapai; e) Menyampaikan garis besar
cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta
didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.
Kegiatan inti: Pendekatan 5 M bukan satu-satunya pendekatan pembelajaran
dan bukan urutan langkah-langkah baku. Pembelajaran berbasis ilmiah
mendorong para guru untuk menggunakan model discovery, PBL, project
base learning. Disamping itu memasukkan unsur penguatan pendidikan
karakter, penguatan lietrasi (pustaka, media, teknologi, visual), kompetensi
milenia 4 C (critical thinking, creativity, collaboration, communication. Aktivitas
pembelajarannya memperhatikan konsep Aktivitas itu juga memeprhatikan
minimal MOT (pemahaman, penerapan) dan disarankan HOT (analisis,
sinstesis, evaluasi)
Penutup: meliputi aktivitas membimbing siswa membuat
rangkuman/simpulan, melakukan evaluasi (penilaian dan/atau refleksi),
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,
merencanakan dan kegiatan tindak lanjut (remedial dan pengayaan).
Komponen RPP yang diadaptasi untuk peserta didik tunanetra dengan hambatan
intelektual sbb.
Identitas peserta didik
Nama :
Umur :
Kelas/semester :
Mata pelajaran/tema/subtema :
Alokasi waktu :
E. Rangkuman
Komponen dan sistematika dalam RPP memuat
a. Identitas : identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; identitas mata
pelajaran atau tema/subtema; kelas/semester; materi pokok; alokasi
waktu.
b. Komponen: tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator
pencapaian kompetensi; materi pembelajaran,metode pembelajaran,
media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran.
c. RPP untuk peserta didik tunanetra yang mengalami hambatan intelektual
modifikasi dengan mengganti identitas satuan pendidikan menjadi
identitas peserta didik dan menambahkan kondisi awal.
F. Tugas
Carilah contoh silabus dan RPP yang menggunakan model
pembelajaran berbasis ilmiah, dengan memasukan aktivitas pendidikan
karakter, literasi dan 4 C!
Cobalah menyusun RPP yang berbasis hasil asesmen dengan
mengadaptasi RPP yang telah ada atau menyusun RPP baru!.
G. Tes Formatif
Bentuk: objektif (pilihan ganda)
Petunjuk: Pilihlah satu sari lima kemungkinan jawaban yang benar!
1. Rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan
disebut….
A. RPP
B. Silabus
C. Program tahunan
D. Program semester
E. PPI
Recommended