View
226
Download
7
Category
Preview:
Citation preview
MODUL UNTUK SEKOLAH DAN GURU
GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR
Disusun Oleh:
Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi
Annisa Zuliani, S.Gz
Iqlima Safitri, S. Gz
Supported by :
Jakarta
2016
Permasalahan gizi pada anak sekolah dasar (SD) saat ini masih banyak terjadi. Di satu sisi masih banyak anak SD yang mengalami masalah gizi kurang, namun di sisi lain semakin banyak anak SD yang mengalami gizi lebih. Masalah gizi ini akan menimbulkan berbagai dampak bagi anak, baik pada saat ini maupun pada masa depan.
Sekolah merupakan institusi yang potensial sebagai tempat penyelenggaraan peningkatan gizi anak. Anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. Selain itu, sekolah juga merupakan tempat anak mendapatkan pendidikan sekaligus membentuk perilaku anak. Upaya peningkatan gizi yang dilakukan di SD dapat menjadi upaya dini untuk mencapai kesehatan yang optimal di masa depan.
Modul ini disusun untuk menjadi salah satu bahan rujukan bagi sekolah untuk lebih mengenali tentang masalah gizi pada anak, serta sebab dan dampak yang ditimbulkan. Selain itu, pada modul ini juga disampaikan beberapa upaya alternatif yang dapat dilakukan sekolah untuk meningkatkan status gizi anak, mulai dari edukasi gizi hingga penyelenggaraan kantin sehat. Oleh karena itu, melalui modul ini diharapkan dapat ikut memberikan kontribusi untuk peningkatan gizi anak SD.
Jakarta, Mei 2016
Penyusun
KATA PENGANTAR
Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. Pentingnya Gizi untuk Anak Sekolah
II. Cara Mengetahui Status Gizi Anak
III. Gizi Lebih dan Gizi Kurang
A. Gizi Lebih
B. Gizi Kurang
IV. Upaya Meningkatkan Status Gizi Anak di Sekolah
A. Edukasi Gizi
B. Peningkatan Aktivitas Fisik
C. Penyelenggaraan Kantin Sehat
V. PENUTUP
1
Mengapa gizi penting untuk anak
sekolah??
Karena anak usia sekolah merupakan
tahapan usia anak yang optimal untuk
pertumbuhan sosial, kognitif, dan
emosional.
Pemenuhan gizi yang tepat sangat
penting untuk menunjang pertumbuhan
dan perkembangan anak sekolah dengan
baik.
Manfaat gizi utk anak sekolah:
– Pertumbuhan tulang, otot, dan gigi
– Mengoptimalkan kognitif dan meningkatkan
prestasi belajar– Tidak mudah sakit
– Mengurangi risiko penyakit di masa depan
– Meningkatkan produktivitas di masa depan
2
I Pentingnya Gizi untuk Anak Sekolah
Anak yang memiliki status gizi baik akan lebih sehat daripada
anak dengan status gizi kurang atau lebih. Cara mengetahui
status gizi anak yaitu dengan nilai Indeks Massa Tubuh
(IMT). Nilai IMT didapat dari perhitungan berat badan (Kg)
dibagi dengan tinggi badan kuadrat (m2). Kemudian, hasil
perhitungan IMT ini dibandingkan dengan kategori-kategori
IMT menurut usia anak (6-12 tahun) yang sudah ditetapkan
oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2010.
Apabila nilai IMT yang didapat berada dalam kolom normal, maka anak dikatakan memiliki status gizi yang baik
Bila interpretasi nilai IMT berada di kurus berarti anak dikatakan gizi kurang
Bila interpretasi nilai IMT berada pada kolom gemuk dan obesitas berarti anak dikategorikan gizi lebih
II. Cara mengetahui status gizi anak
3
4
PEDOMAN IMT UNTUK ANAK LAKI-LAKI USIA 6-12 TAHUN
NO. USIA (TAHUN) SANGAT KURUS KURUS NORMAL GEMUK OBESITAS
1 6 <12,1 12,1-12,9 13,0-16,8 16,9-18,5 >18,5
2 7 <12,3 12,3-13,0 13,1-17,0 17,1-19,0 >19
3 8 <12,4 12,4-13,2 13,3-17,4 17,5-19,6 >19,6
4 9 <12,5 12,5-13,4 13,5-17,9 18,0-20,4 >20,4
5 10 <12,8 12,8-13,6 13,7-18,5 18,6-21,4 >21,4
6 11 <13,1 13,1-14,0 14,1-19,2 19,3-22,4 >22,4
7 12 <13,4 13,4-14,4 14,5-19,9 20,0-23,6 >23,6
PEDOMAN IMT UNTUK ANAK PEREMPUAN USIA 6-12 TAHUN
NO. USIA (TAHUN) SANGAT KURUS KURUS NORMAL GEMUK OBESITAS
1 6 <11,7 11,7-12,6 12,7-17,0 17,1-19,2 >19,2
2 7 <11,8 11,8-12,6 12,7-17,3 17,4-19,9 >19,9
3 8 <11,9 11,9-12,8 12,9-17,7 17,8-20,6 >20,6
4 9 <12,1 12,1-13,0 13,1-18,3 18,4-21,4 >21,4
5 10 <12,4 12,4-13,4 13,5-19,0 19,1-22,5 >22,5
6 11 <12,7 12,7-13,8 13,9-19,9 20,0-23,7 >23,7
7 12 <13,2 13,2-14,3 14,4-20,8 20,9-25 >25
Contoh .
Seorang anak perempuan berusia 8 tahun, memiliki tinggi badan 130 Cm (1,3 m), dengan berat badan 24 Kg, maka perhitungan IMT-nya adalah:
IMT = 24/(1,3)2 = 24/1,69 = 14,2 Kg/m2.
Didapatkan IMT 14,2 Kg/m2, maka berdasarkan standar yg telah ditetapkan oleh Kemenkes anak perempuan tersebut memiliki status gizi normal karena
berada pada rentang 12,9 - 17,7 (lihat untuk usia 8 tahun).
RUMUS MENGHITUNG INDEKS MASSA TUBUH (IMT)
III. Cara mengetahui status gizi anak
A. Gizi Lebih
Gizi lebih merupakan salah satu masalah gizi yang banyak terjadi di Indonesia. Persentase orang yang mengalami gizi lebih semakin meningkat, termasuk pada anak sekolah dasar. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar oleh Kementerian Kesehatan Tahun 2013, 18,8% anak usia 5-12 tahun mengalami gizi lebih. Angka ini bahkan semakin tinggi, terutama pada sekolah-sekolah di kota besar dan sekolah dengan banyak siswa dari golongan ekonomi menengah ke atas. Sebuah survei yang dilakukan pada siswa SD di Kota Bogor menunjukkan bahwa lebih dari 1/3 siswa mengalami gizi lebih.
5
1. Dampak gizi lebih
Gizi lebih mempunyai dampak bagi kesehatan anak, baik pada saat ini maupun pada masa depannya nanti. Beberapa dampak dari gizi lebih adalah:
a. Pubertas Dini
Anak perempuan yang mengalami kegemukan cenderung mengalami pubertas dan menstruasi dini. Saat ini semakin banyak anak di bawah usia 10 tahun yang sudah mengalami menstruasi. Sementara itu, menstruasi dini berkaitan dengan peningkatan masalah psikologis saat remaja dan risiko kanker payudara saat dewasa.
b. Gangguan Pernafasan
Anak yang mengalami obesitas sering mengalami masalah pernafasan, seperti tidur mendengkur dan mudah kehabisan nafas/ kelelahan saat beraktivitas
c. Masalah Psikologis saat Remaja
Anak yang gemuk hingga saat remaja cenderung mempunyai kepercayaan diri yang rendah. Akibatnya, mereka dapat mengalami stres, depresi, kecemasan, gangguan makan, dan mengalami gangguan belajar.
6
d. Kegemukan saat dewasa
Sebagian besar anak yang gemuk akan tumbuh menjadi dewasa yang gemuk pula. Padahal, kegemukan pada saat dewasa berkaitan dengan berbagai peningkatan risiko penyakit, seperti hipertensi, diabetes, sakit jantung, dan stroke.
e. Sindrom metabolik
Sindrom metabolik adalah kondisi dimana seseorang mempunyai gangguan metabolik sehingga dia mempunyai risiko lebih untuk mengalami penyakit jantung koroner dan diabetes. Sindrom metabolik ditandai ketika seseorang mempunyai beberapa gejala seperti lingkar pinggang yang besar, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, lemak trigliserida tinggi, dan lemak HDL rendah. Saat ini sindrom metabolik tidak hanya terjadi pada usia dewasa. Sebuah penelitian di Taiwan menunjukkan sekitar 6% anak usia 6-12 tahun telah mengalami sindrom metabolik. Penelitian lain menunjukkan persentase sindrom metabolik pada remaja obesitas 10-15 kali lebih besar dibandingkan remaja yang normal. Hal ini juga menunjukkan anak obesitas mempunyai risiko tinggi untuk terkena hipertensi, diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
Sakit Jantung
stroke
7
Hipertensi
Diabetes
8
2. Faktor-faktor yang Memicu Gizi Lebih
a. Asupan makan yang tidak baik
b. Kurangnya aktivitas fisik (Gaya Hidup yang Bermalas-malasan)
Asupan makan yang dapat memicu gizi lebih antara lain:
– Sering makan makanan yang tinggi energi (misal. donat)
– Sering makan makanan yang tinggi lemak dan kolesterol (misal. gorengan, fried chicken)
– Makan makanan yang tinggi karbohidrat (misal. makan mie, cilok, terlalu sering)
– Minum minuman tinggi gula dan soft drink terlalu banyak
– Kurang makan serat yaitu sayur dan buah
Saat ini banyak anak yang mengalami gizi lebih karena mereka lebih banyak bermain di dalam rumah, seperti bermain video games, internet, dan menonton TV, serta jarang bermain yang melibatkan aktivitas fisik. Saat menonton TV, biasanya anak-anak juga mengkonsumsi cemilan sehingga semakin banyak energi yang masuk ke dalam tubuh.
Ketika seorang anak jarang melakukan aktivitas fisik, energi yang keluar dari tubuh lebih sedikit daripada energi yang masuk ke dalam tubuh. Akibatnya, energi tersebut diubah menjadi simpanan lemak dalam tubuh. Apabila hal ini berlangsung terus menerus maka dapat menyebabkan gizi lebih.
9
c. Genetik
Orang tua yang gemuk cenderung mempunyai anak yang gemuk pula.
B. Gizi Kurang
Selain gizi lebih, gizi kurang juga merupakan salah satu masalah gizi yang banyak terjadi di Indonesia. Persentase anak yang mengalami gizi kurang masih cukup tinggi. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, 11,2% anak usia 5-12 tahun mengalami gizi kurang. Gizi kurang dapat menimbulkan dampak baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
10
1. Dampak Gizi Kurang
a. badan menjadi lemah karena kekurangan energi
Seorang anak mengalami gizi kurang salah satunya karena asupan makanannya sering kurang. Akibatnya, tubuh juga mengalami kekurangan energi. Ketika tubuh kekurangan energi, maka tubuh menjadi mudah lemah ketika beraktivitas.
b. Mudah terserang penyakit infeksi
Asupan zat gizi juga penting untuk kekebalan tubuh. Ketika anak mengalami gizi kurang, maka tubuh mengalami kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk membentuk kekebalan tubuh. Akibatnya, anak menjadi lebih mudah terserang penyakit infeksi, seperti flu dan diare.
c. Pertumbuhan badan terhambat
Zat gizi memegang peran penting untuk pertumbuhan. Ketika zat gizi dalam tubuh kurang, maka pertumbuhan anak akan terhambat. Kenaikan berat badan anak berjalan lambat, sehingga kurang dari normal. Anak yang mengalami gizi kurang dalam jangka waktu lama juga akan menyebabkan pertumbuhan tinggi badannya berjalan lambat. Akibatnya, anak gizi kurang menjadi lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya. Selain itu, anak yang mengalami gizi kurang biasanya mempunyai otot yang lembek dan rambutnya mudah rontok.
11
d. Menghambat prestasi belajar
Anak yang mengalami gizi kurang dapat mempunyai masalah dalam prestasi belajar karena berbagai zat gizi mempunyai peran penting untuk kesehatan otak. Selain itu, energi yang cukup juga diperlukan agar anak dapat berkonsentrasi belajar.
e. Mengurangi produktivitas di masa depan
Dampak gizi kurang tidak hanya terjadi pada saat ini tapi juga hingga masa depan. Ketika pertumbuhan anak terhambat, anak sering mengalami sakit, serta mempunyai prestasi belajar yang kurang, maka potensinya tidak akan berkembang secara optimal. Akibatnya, banyak potensi yang tidak tercapai pada saat dewasa dan dapat mengurangi produktivitasnya.
2. Faktor-faktor yang Memicu Gizi Kurang
Ada berbagai faktor yang dapat memicu terjadinya gizi kurang, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung.
Penyebab Langsung:
a. Makan tidak seimbang Makan yang tidak seimbang dan kurang dapat menyebabkan kebutuhan gizi tidak
tercukupi dengan baik. Apabila hal ini terjadi secara terus menerus maka dapat menyebabkan terjadinya gizi kurang.
b. Penyakit infeksi
Penyakit infeksi membuat kebutuhan gizi dalam tubuh meningkat. Penyakit infeksi juga dapat membuat penyerapan zat gizi dalam tubuh terhambat. Selain itu, anak yang sakit seringkali mengalami penurunan nafsu makan. Oleh karena itu, apabila penyakit infeksi sering terjadi sementara pemenuhan kebutuhan gizinya tidak tercukupi maka dapat menyebabkan gizi kurang.
12
Penyebab Tidak Langsung
Penyebab tidak langsung dari masalah gizi kurang biasanya terkait dengan faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan.
a. Tidak cukup persedian pangan
Persediaan pangan keluarga penting untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Persediaan pangan yang kurang/tidak bergizi dapat menyebabkan terjadinya gizi kurang. Faktor ekonomi maupun pengetahuan gizi orangtua merupakan hal penting karena dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan yang disediakan di rumah.
b. Pola asuh anak tidak memadai
Pola asuh merupakan hal penting yang mempengaruhi status gizi anak. Pola asuh dalam keluarga dapat mempengaruhi kebiasaan makan hingga kondisi psikis anak. Pola asuh yang salah, kurang memperhatikan kebutuhan serta kurang merespon permasalahan yang dihadapi anak dapat menimbulkan masalah gizi pada anak.
c. Sanitas dan air bersih/ pelayanan kesehatan dasar tidak memadai
Salah satu penyebab gizi kurang adalah penyakit infeksi. Lingkungan dengan air dan sanitasi yang kurang bersih membuat paparan kuman semakin banyak sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Selain itu, pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai juga meimbulkan tingginya masalah penyakit infeksi.
IV. UPAYA MENINGKATKAN STATUS GIZI ANAK DI SEKOLAH
A. Edukasi Gizi Edukasi gizi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan status gizi anak. Melalui
edukasi, pengetahuan anak tentang gizi akan meningkat. Peningkatan pengetahuan gizi diharapkan akan mendorong terciptanya perbaikan perilaku anak menjadi lebih sehat dan sadar gizi. Beberapa topik edukasi gizi yang dapat dilakukan di sekolah antara lain mengenai gizi seimbang dan perilaku hidup bersih dan sehat.
1. Gizi Seimbang
Ada dua visual gizi seimbang yang sering digunakan, yaitu :
1) Tumpeng Gizi Seimbang
Tumpeng gizi Seimbang dimaksudkan sebagai gambaran dan penjelasan sederhana tentang panduan porsi (ukuran) makanan dan minum serta aktivitas fisik sehari-hari, termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah makan serta memantau berat badan.
13
14
Dalam Tumpeng Gizi Seimbang ada empat lapis berurutan dari bawah ke atas, dan semakin ke atas semakin kecil. Semakin ke atas ukuran tumpeng semakin kecil berarti pangan pada lapis paling atas yaitu gula, garam, dan lemak dibutuhkan sedikit sekali atau perlu dibatasi. Pada setiap kelompok pangan dituliskan jumlah porsi setiap kelompok pangan yang dianjurkan. Pada kelompok pangan sumber Karbohidrat, jumlah yang dianjurkan 3-4 porsi sehari, kelompok buah-buahan 2-3 porsi sehari, kelompok sayur 3-4 porsi sehari dan kelompok protein 3-4 porsi sehari.
Pada sebelah kanan tumpeng ada tanda tambah (+) diikuti dengan visual segelas air
putih dan tulisan 8 gelas. Ini artinya dalam sehari setiap orang remaja atau dewasa dianjurkan untuk minum air putih sekitar 8 gelas sehari. Selain itu, ada pesan cuci tangan sebelum dan sesudah makan yang divisualkan oleh gambar cuci tangan menggunakan air mengalir; juga berbagai kegiatan aktivitas fisik (termasuk olahraga), dan kegiatan menimbang berat badan. Kegiatan fisik dianjurkan untuk dilakukan paling tidak tiga kali seminggu dan memantau berat badan setiap bulan.
2) Piring Makanku, Porsi Sekali Makan
PIRING MAKANKU: SAJIAN SEKALI MAKAN, dimaksudkan sebagai panduan yang
menunjukkan sajian makanan dan minuman pada setiap kali makan (misal sarapan,
makan siang, dan makan malam). Visual Piring Makanku ini menggambarkan anjuran
makan sehat dimana separuh (50%) dari jumlah makanan setiap kali makan adalah
sayur dan buah, dan separuh (50%) lagi adalah makanan pokok dan lauk-pauk. Piring
Makanku juga menggambarkan bahwa setiap makan porsi sayuran lebih banyak dari
porsi buah, dan porsi makanan pokok lebih banyak dari porsi lauk-pauk. Piring makanku
juga menganjurkan perlu minum setiap kali makan, bisa sebelum, ketika atau setelah
makan. Meskipun gambar gelas hanya satu buah dalam visual ini, tidak berarti bahwa
minum dalam satu kali makan hanya satu gelas. Akan tetapi, bisa saja disesuaikan dengan
kebutuhan, misalnya segelas sebelum makan dan segelas lagi setelah makan.
Makan dan minum tidak ada artinya bila tidak bersih dan aman termasuk tangan dan
peralatan makan. Oleh karena itu, sejalan dengan prinsip gizi seimbang makan dalam
visual Piring Makanku juga dianjurkan untuk cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Karena Piring Makanku adalah panduan setiap kali makan, maka tidak diperlukan anjuran
aktivitas fisik dan pemantauan berat badan. Kedua hal ini cukup divisualkan pada gambar
Tumpeng Gizi Seimbang.
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah kebiasaan/perilaku positif yang dilakukan oleh setiap siswa, guru, penjaga sekolah, petugas kantin atau warung sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain yang dengan kesadarannya berusaha untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta aktif dalam menjaga lingkungan sehat di sekolah secara mandiri.
15
Laporan Kegiatan
16
Apa saja yang termasuk dalam PHBS di sekolah ?
1. Mencuci tangan dengan air bersih
yang mengalir dan memakai sabun
2. Jajan di kantin/warung sekolah yang sehat
4. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
17
3. Membuang sampah pada tempatnya
18
5. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
6. Bebaskan dirimu dari asap rokok
19
8. Buang air kecil dan air besar di jamban sekolah
7. Memberantas jentik nyamuk dengan melakukan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur)
19
B. Peningkatan aktivitas fisik
Peningkatan aktivitas fisik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan status
gizi siswa. Aktivitas fisik adalah semua kegiatan yang kita lakukan setiap hari yang menggunakan banyak gerakan fisik, baik berupa olahraga maupun aktivitas lainnya seperti berjalan, berlari, bersepeda, berkebun, berenang, menari, melakukan pekerjaan rumah tangga, dan sebagainya.
1. Manfaat aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat meningkatkan gizi dan kesehatan anak, karena mempunyai banyak manfaat, yaitu:
a. Tubuh menjadi sehat dan tercegah
dari sakit
b. Fungsi otak kita meningkat sehingga mudah berpikir
20
c. Metabolisme tubuh dan aliran darah berjalan lancar
d. Tubuh menjadi bugar, stamina tubuh menjadi baik, sehingga tidak mudah lemas
e. Membantu menurunkan berat badan pada anak yang gemuk.
2. Aktivitas fisik yang ideal
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari aktivitas fisik, anak perlu melakukan aktivitas fisik secara teratur dalam jumlah yang cukup. Oleh karena itu, anak sebaiknya berolahraga 3-4 kali dalam 1 minggu, dengan durasi minimal sekitar 30 menit
Ayo, Olahraga 3-4 kali/minggu
selama 30 menit
21
3. Alternatif yang bisa dilakukan di sekolah
Sekolah perlu mendukung anak untuk mempunyai aktivitas fisik yang cukup karena
sebagian besar waktu anak dihabiskan di sekolah. Upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah antara lain dengan menambah jam atau kegiatan ekstrakurikuler olahraga, melakukan kegiatan pembelajaran yang melibatkan aktivitas fisik, mendorong anak untuk melakukan aktivitas fisik pada saat jam istirahat, dan membuat kebijakan serta menyediakan sarana prasarana sehingga anak dapat melakukan aktivitas fisik dengan nyaman dan aman.
a. Ekstrakurikuler Olahraga
Ekstrakurikuler merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas fisik anak. Anak dapat memilih jenis olahraga/aktivitas yang mereka sukai yang dapat meningkatkan aktivitas fisik mereka.
Ekstakurikuler bulu tangkis
Ekstakurikuler sepak bola
Ekstakurikuler bela diri
Ekstakurikuler menari
22
b. Penambahan Ice Breaking
Ketika penambahan jam olahraga sulit dilakukan, alternatif lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan ice breaking pada saat pergantian jam pelajaran. Ice breaking dengan melakukan gerakan fisik juga bermanfaat untuk menghilangkan kejenuhan dan membantu meningkatkan kinerja otak. Selain ice breaking, kegiatan pembelajaran yang melibatkan aktivitas fisik, seperti mengadakan kegiatan di luar kelas, naik turun tangga, dan kegiatan simulasi juga dapat berkontribusi untuk peningkatan aktivitas fisik.
23
c. Permainan Tradisional
Galasin/Gobak Sodor Patok Lele
Salah satu jenis aktivitas fisik yang disukai anak-anak adalah permainan. Oleh karena itu, sekolah dapat mendorong siswanya untuk melakukan berbagai permainan pada saat jam istirahat. Berbagai jenis permainan tradisional dapat diajarkan kepada anak, sehingga mereka dapat bermain di waktu luang.
24
BentenganLompat Tali
Boy-boyan Engklek
25
d. Pembuatan kebijakan dan penyediaan sarana prasarana yang
mendukung aktivitas fisik
Salah satu masalah yang sering terjadi pada anak gizi lebih adalah mereka malas melakukan aktivitas fisik. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan sekolah adalah dengan membuat kebijakan yang membuat anak harus melakukan aktivitas fisik sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari. Contoh kebijakan yang dapat diterapkan antara lain:
- Batas antar-jemput mobil dibuat dalam jarak yang cukup jauh, sehingga anak berjalan kaki menuju sekolah.
- Pembuatan jadwal piket kebersihan secara rutin
- Kewajiban untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang banyak melakukan gerakan fisik
- Penyelenggaraan kegiatan senam pagi bersama secara rutin,
- dan lain sebagainya
Selain itu, agar anak merasa tertarik, nyaman, dan aman dalam melakukan aktivitas fisik, maka sekolah juga dapat menyediakan sarana prasana yang mendukung, seperti:
- Area untuk berjalan kaki
- Lapangan yang aman untuk berolahraga dan bermain
- Penanaman pohon agar suasana di luar kelas menjadi sejuk
- Tempat parkir sepeda
- dan lain sebagainya
26
C. Penyelenggaraan Kantin Sehat
1. Apa itu Kantin Sehat?
Kantin Sehat adalah kantin yang menyediakan makanan/minuman yang bersih, aman dan
bergizi, dilengkapi dengan sarana prasarana yang aman digunakan untuk pangan serta dikelola
dengan baik dan sesuai dengan prinsip higiene dan sanitasi.
Penyelenggaraan kantin sehat memegang peran penting untuk meningkatkan gizi anak karena
sebagian besar waktu anak dihabiskan di sekolah. Makanan yang dikonsumsi anak di sekolah
berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan gizi mereka sehari. Oleh karena itu, penting
untuk menyediakan makanan yang aman dan bergizi di kantin sekolah.
2. Tujuan Penyelenggaraan Kantin Sehat
• Menyediakan makanan dan minuman yang sehat, bergizi, dan aman dikonsumsi
• Membantu siswa untuk memenuhi kebutuhan gizi untuk menunjang pertumbuhan, kesehatan, dan aktivitasnya di sekolah
• Mengedukasi siswa mengenai makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman
• Mendorong warga sekolah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah
• Media pembelajaran bagi siswa tentang gizi, keamanan pangan, kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling menghargai dan disiplin.
3. Penyelenggaraan Kantin Sehat
Penyelenggaraan Kantin Sehat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Sarana dan Prasarana
• Sumber Air bersih
Tersedia sumber air bersih dalam jumlah cukup, baik untuk kebutuhan pengolahan maupun pembersihan. Air harus bebas dari bahan kimia berbahaya, tidak berwarna dan berbau, serta memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air minum.
• Tempat Penyimpanan
Mempunyai tempat penyimpanan bahan mentah, makanan jadi, bahan bukan pangan, dan penyimpanan peralatan secara terpisah, mudah dibersihkan dan bebas dari hama.
• Tempat pengolahan/ tempat persiapan makanan
Ruangan selalu dalam keadaan bersih dan terpisah dari ruang penyajian. Tersedia meja dengan permukaan halus dan mudah dibersihkan. Ruangan harus mempunyai ventilasi dan cukup penerangan.
• Tempat penyajian
Tersedia etalase atau lemari kaca yang memungkinkan konsumen untuk melihat makanan yang disajikan. Tempat penyajian harus selalu tertutup untuk melindungi makanan dari debu dan hama.
• Tempat makan
Tersedia meja dan kursi dalam jumlah yang cukup dan nyaman. Meja dan kursi harus selalu dalam keadaan bersih, permukaan meja harus mudah dibersihkan, dan terdapat sirkulasi udara yang baik.
• Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi yang harus tersedia adalah bak cuci peralatan dengan air mengalir serta rak pengering, wastafel dengan sabun dan lap bersih/tisu, serta tersedia alat kebersihan yang terawat baik seperti sapu, kain lap, kain pel, sikat dan bahan pembersih.
27
28
• Tempat pembuangan limbah (padat, cair, dan gas)
Tempat sampah harus tersedia dalam jumlah cukup dan selalu tertutup. Terdapat saluran pembuangan air yang berfungsi dengan baik dan mudah dibersihkan, serta terdapat lubang angin untuk mengalirkan udara segar dan membuang limbah gas hasil pemasakan. Jarak kantin dengan tempat penampungan sampah minimal 20 meter.
• Tempat penyimpanan uang
Uang merupakan sumber kontaminasi mikroba sehingga harus disimpan pada tempat yang terpisah. Sebaiknya orang yang menerima pembayaran tidak merangkap sebagai pengolah atau penyaji makanan.
• Perlengkapan kerja
Perlengkapan kerja karyawan kantin meliputi baju kerja, tutup kepala, dan celemek berwarna terang, serta lap yang bersih.
• Peralatan
Menggunakan alat yang aman untuk makanan, penggunaan peralatan sesuai peruntukannya (bahan mentah/masakan matang, makanan/minuman panas/dingin), alat yang sudah dipakai dicuci dengan air mengalir dan sabun, dikeringkan dengan alat pengering atau kain yang bersih, dan disimpan di tempat yang bebas dari pencemaran.
b. Penjamah Makanan
Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan, mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan, sampai dengan penyajian.
Penjamah makanan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
• Tidak menderita penyakit kulit dan penyakit menular
• Menutup luka pada luka terbuka atau sejenisnya
• Selalu menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, badan dan pakaian
• Selalu mencuci tangan atau kaki dengan sabun sebelum dan sesudah bekerja, dan setelah keluar kamar kecil.
• Menggunakan celemek dan tutup kepala dengan benar
• Menggunakan peralatan atau alas tangan untuk menjamah pangan yang disajikan
• Tidak mengobrol, merokok atau menggaruk anggota badan seperti telinga, hidung, mulut dan lainya saat menjamah makanan
• Tidak batuk, bersin, atau menutup mulut dan hidung pada saat menyajikan makanan
• Untuk menghindari kontak langsung dengan makanan, penjamah dapat menggunakan sarung tangan plastik sekali pakai, penjepit makanan, sendok dan garpu.
29
c. Makanan dan Minuman Kantin
1) Pengolahan dan Pemasakan Makanan
• Air yang digunakan untuk membuat minuman harus dimasak hingga mendidih
• Bahan baku yang dipakai harus dalam keadaan baik mutunya, segar, dan tidak busuk
• Bahan tambahan pangan yang digunakan harus mempunyai ijin dari BPOM RI dan digunakan sesuai ketentuan
• Makanan yang disajikan harus dimasak matang
• Makanan harus disajikan dalam keadaan terbungkus atau tertutup
• Pembungkus atau penutup makanan harus bersih
• Makanan yang telah disajikan lebih dari 6 (enam) jam apabila masih dalam keadaan baik, harus dipanaskan kembali sebelum disajikan
2) Makanan jajanan yang sehat dan aman
• Menu yang bervariasi dan bernilai gizi baik
Contoh makanan di kantin sehat
30
• Jika memilih jajanan yang tidak dikemas, pilih makanan yang tertutup dengan peralatan bersih, menggunakan pembungkus yang aman untuk makanan, dan masih dalam keadaan baik/segar, bebas lalat, dan debu.
Jika memilih makanan/minuman berlabel, perhatikan komposisi bahan, kandungan gizi, tanggal kadaluwarsa, izin BPOM, serta kehalalannya. Pilih makanan yang banyak kandungan gizinya serta tidak mengandung gula dan lemak yang tinggi, masih jauh dari waktu kadaluarsa, mempunyai ijin BPOM, serta mempunyai logo halal.
31
• Sebaiknya memilih jajanan yang tidak berwarna terang menyolok, tidak meninggalkan rasa pahit di tenggorokan setelah dimakan, tidak berjamur, berlendir, atau berbau busuk
• Sebaiknya hindari jajanan yang digoreng dengan minyak yang dipakai berulang kali
32
d. Manajemen Kantin Sehat
Penyelenggaraan kantin sehat sekolah memerlukan struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, dan pengelolaan keuangan yang jelas. Pengurus kantin sehat dapat terdiri dari unsur guru, staf sekolah dan orang tua murid. Pengelolaan kantin sebaiknya melibatkan semua unsur sekolah, sehingga semua warga sekolah merasa memiliki dan dapat berkontribusi dalam penyelenggaraan kantin.
Penyelenggaraan kantin sehat harus selalu diawasi oleh seluruh warga sekolah,
termasuk siswa sebagai konsumen terbesar. Sekolah memiliki andil besar dalam membuat peraturan mengenai jajanan apa yang boleh dan tidak boleh dijual di sekolah. Penyedia jajanan harus mengikuti peraturan sekolah dalam menyediakan makanan yang sehat dan aman. Selain itu, orang tua juga berhak memberi saran dan kritik jika terdapat jajanan yang membahyakan anak-anak.
Kegiatan di kantin sehat juga dapat dikembangkan tidak hanya sebagai penyedia makanan, tapi sekaligus sebagai tempat pembelajaran. Melalui penyelenggaraan kantin sehat, siswa dapat belajar mengenai makanan yang bergizi dan aman, perilaku hidup yang bersih dan sehat, kejujuran dan kedisiplinan, dan lain sebagainya.
33
V. PENUTUP
Gizi merupakan kebutuhan yang penting untuk anak sekolah dasar. Kebutuhan gizi yang tidak
terpenuhi dengan cukup, baik kelebihan maupun kekurangan gizi, akan menimbulkan dampak
yang tidak baik. Masalah gizi lebih dan gizi kurang tidak hanya menimbulkan dampak untuk saat
ini, tapi juga mempengaruhi masa depan anak. Oleh karena itu, memantau status gizi anak dan
mengetahui masalah gizi yang terjadi merupakan hal yang penting.
Sekolah mempunyai peran dalam meningkatkan status gizi anak karena sebagian waktu
anak dihabiskan di sekolah. Berbagai upaya peningkatan status gizi dapat dilakukan di sekolah.
Kegiatan yang dapat dilakukan di sekolah antara lain melalui edukasi gizi, peningkatan aktivitas
fisik, serta penyelenggaraan kantin sehat.
Recommended