View
11
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN HUTAN RAKYATPADA KELOMPOK TANI TUNAS KARYA II DI DESA AIR KUBANG
KECAMATAN AIR NANINGAN KABUPATEN TANGGAMUS
(Skripsi)
Oleh
HASANATUN DIAH EKA WURI
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN HUTAN RAKYAT PADAKELOMPOK TANI TUNAS KARYA II DI DESA AIR KUBANGKECAMATAN AIR NANINGAN KABUPATEN TANGGAMUS
Oleh
HASANATUN DIAH EKA WURI
Salah satu kelompok tani yang mengelola hutan rakyat di Desa Air Kubang adalah
Kelompok Tani Tunas Karya II. Terdapat berbagai pola tanam hutan rakyat yang
telah diterapkan oleh petani hutan rakyat, akan tetapi belum diketahui keuntungan
optimal dari berbagai pola tanam tersebut. Penelitan ini bertujuan untuk
mengetahui jumlah pola tanam di lahan petani, sistem pengelolaan hutan rakyat,
jumlah biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang dihasilkan, jumlah
keuntungan optimal serta pengaruh perubahan ketersediaan sumberdaya terhadap
keuntungan optimal pada Kelompok Tani Tunas Karya II di Desa Air Kubang
Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus. Variabel yang digunakan
meliputi penerimaan hutan rakyat, biaya produksi dan pengeluaran petani hutan
rakyat. Metode penelitian ini menggunakan program linear dengan bantuan
software QM for Windows. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penerimaan
petani hutan rakyat per tahun sebesar Rp. 20.992.344,- dan rata-rata biaya
Hasanatun Diah Eka Wuriproduksi yang dikeluarkan sebesar Rp.3.544.659,-/ha/th. Penerimaan rata-rata
sebesar Rp.21.159.218,-/ha/th. keuntungan optimal yang didapat sebesar
Rp.1.241.894.000/ha/th. Berdasarkan pengolahan program linear dapat diketahui
bahwa penggunaan sumberdaya yang sudah optimal yaitu penggunaan lahan, dan
pupuk, sedangkan pada penggunaan bibit dan tenaga kerja belum optimal.
Kata Kunci : hutan rakyat, program linier, optimalisasi lahan.
ABSTRACT
OPTIMIZATION OF UTILIZATION OF PRIVATE FOREST LAND INTUNAS KARYA II FARMERS GROUP IN AIR KUBANG VILLAGE AIR
NANINGAN SUB-DISTRICT TANGGAMUS DISTRICT
By
HASANATUN DIAH EKA WURI
One of the farmer group that manages the private forests in Air Kubang Village
was Tunas Karya II Farmer Group. There were various private forest planting
patterns that had been implemented by the private forest farmers, but the optimal
profit of these various cropping patterns was not yet known. This research aimed
to find out the number of cropping patterns on the farmer’s land, the private forest
management system, the number of costs incurred and receipts generated, the
optimal number of profit and the effect of changes in resource availability on the
optimal profits at Tunas Karya II Farmers Group in Air Kubang Village, Air
Naningan Sub-District, Tanggamus District. The variables used included
community forest receipts, production costs, and expenditure of private forest
farmers. This research method used linear programming with the help of QM for
Windows software. The results showed that the average annual private forest
farmer income was Rp.20.992.344,-/ha/yr and the average production costs
incurred were Rp.3.544.659,-/ha/yr. The average income was Rp.21.159.218,-
Hasanatun Diah Eka Wuri/ha/yr. The optimal profit obtained was Rp.1.241.894.000/ha/yr. Based on the
linear program, it could be seen that the optimal use of resources was land use and
fertilizer, while the use of seeds and labor were not optimal.
Keywords: land optimization, linear programming, private forest.
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN HUTAN RAKYATPADA KELOMPOK TANI TUNAS KARYA II DI DESA AIR KUBANG
KECAMATAN AIR NANINGAN KABUPATEN TANGGAMUS
Oleh
HASANATUN DIAH EKA WURI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA KEHUTANAN
Pada
Jurusan KehutananFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Hasanatun Diah Eka Wuri lahir di Pringsewu, pada tanggal
14 Juni 1996. Putri tersayang dari pasangan Rugino dan
Suwarti. Anak kelima dari lima bersaudara. Penulis
menempuh pendidikan di SDN 2 Pringsewu Timur pada
tahun 2002 – 2008, kemudian melanjutkan pendidikan di
SMPN 3 Pringsewu pada tahun 2008 – 2011 dan SMAN 1 Gadingrejo pada tahun
2011 – 2014. Penulis melanjutkan pendidikan di Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung diterima melalui Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun 2014.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten Pemasaran Hasil
Hutan dan Pengantar Ekonomi Kehutanan. Penulis juga aktif di Organisasi
Himpunan Mahasiswa Kehutanan (HIMASYLVA) Fakultas Pertanian Universitas
Lampung. Pada tahun 2017 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di
Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat Perum Perhutani Divisi
Regional Jawa Tengah. Penulis juga telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Desa Sinar petir, Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus
pada tahun 2018.
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul
“Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Hutan Rakyat Pada Kelompok Tani Tunas
Karya II di Desa Air Kubang Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus ”
adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kehutanan di Universitas
Lampung. Penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Hari Kaskoyo, S.Hut., M.P., selaku pembimbing utama atas
kesediaan untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Susni Herwanti, S.Hut., M.Si., selaku pembimbing kedua atas kesediaan
untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
5. Ibu Rommy Qurniati, S.P., M.Si., selaku penguji utama atas saran-saran yang
telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi.
iii
6. Bapak Dr. Ir.Agus Setiawan, M.Si., IPM. selaku pembimbing akademik atas
segala bantuan, bimbingan dan motivasi dalam perkuliahan serta proses
penyelesaian skripsi.
7. Seluruh Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung
atas ilmu yang diberikan.
8. Kepada orang tua saya Bapak Rugino dan Ibu Suwarti yang selalu
mendukung saya selama ini, memberikan kasih sayang, semangat, motivasi
dan do’a.
9. Kepada kakak-kakak saya Dedek Mujiono, Wawan Muriawan, Joko Purnomo
dan Cucu Nuri Wurianto yang telah memberi motivasi, semangat dan do’a
dalam menyelesaikan skripsi.
10. Keluarga besar Angkatan 2014 (Lugosyl’14) atas kebersamaan, persaudaraan,
motivasi serta dukungan dalam proses penyelesaian skripsi.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam
menyelesaikan skripsi.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dalam bidang kehutanan.
Bandar Lampung, Januari 2019
Penulis
Hasanatun Diah Eka Wuri
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 82.1 Hutan Rakyat ................................................................................... 82.2 Pengelolaan Hutan Rakyat ............................................................... 102.3 Pendapatan dan Biaya pada Hutan Rakyat ...................................... 112.4 Optimalisasi Lahan .......................................................................... 122.5 Program linear.................................................................................. 15
III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 183.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 183.2 Alat dan Objek Penelitian ................................................................ 193.3 Populasi dan Sampel ....................................................................... 193.4 Batasan Penelitian............................................................................ 193.5 Jenis Data ......................................................................................... 203.6 Metode Pengambilan Data............................................................... 21
3.6.1 Observasi................................................................................ 213.6.2 Wawancara............................................................................. 213.6.3 Dokumentasi .......................................................................... 213.6.4 Studi literatur ......................................................................... 22
3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 223.7.1 Analisis primal-dual .............................................................. 233.7.2 Analisis sensitivitas................................................................ 24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 254.1 Karakteristik Responden .................................................................. 25
4.1.1 Luas Lahan............................................................................. 254.1.2 Umur ...................................................................................... 26
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 11.1. Latar Belakang ................................................................................. 11.2. Rumusan Masalah............................................................................ 41.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 41.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 51.5. Kerangka Pemikiran......................................................................... 5
v
Halaman4.1.3 Tingkat pendidikan................................................................. 274.1.4 Jumlah tanggungan keluarga .................................................. 29
4.2 Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat ................................................... 304.3 Penerimaan dan Biaya Hutan Rakyat............................................... 324.4 Perumusan Model dan Hasil Optimalisasi Pemanfaatan Lahan
Hutan Rakyat.................................................................................... 344.4.1 Perumusan variabel keputusan............................................... 344.4.2 Perumusan fungsi tujuan........................................................ 354.4.3 Perumusan fungsi kendala ..................................................... 36
4.4.3.1 Luas lahan.................................................................. 364.4.3.2 Bibit .......................................................................... 374.4.3.3 Pupuk......................................................................... 384.4.3.4 Tenaga kerja ............................................................. 38
4.4.4 Hasil optimalisasi pemanfaatan lahan hutan rakyat............... 404.4.5 Analisis penggunaan sumberdaya.......................................... 42
4.5 Analisis Sensitivitas ......................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 47
LAMPIRAN .................................................................................................. 52Gambar 7-14 .................................................................................................. 53-56Tabel 5............................................................................................................ 57-58Kuesioner ....................................................................................................... 59-64
V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 455.1 Simpulan .......................................................................................... 455.2 Saran ................................................................................................ 46
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Pola tanam dan dominasi tanaman ............................................................ 31
2. Penerimaan dan biaya produksi Kelompok Tunas Karya II...................... 33
3. Nilai redust cost pada berbagai pola tanam............................................... 41
3. Nilai slack/surplus dan dual ...................................................................... 42
4. Upper bound dan lower bound dari analisis sensitivitas ........................... 43
5. Hasil linear programming ........................................................................ 56
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Kerangka pemikiran................................................................................ 7
2. Peta lokasi penelitian di Desa Air Kubang ............................................. 17
3. Luas kepemilikan lahan petani Kelompok Tunas Karya II..................... 25
4. Umur petani Kelompok Tunas Karya II ................................................. 27
5. Tingkat pendidikan petani Kelompok Tunas Karya II ........................... 28
6. Jumlah tanggungan petani Kelompok Tunas Karya II ........................... 29
7. Tegakan hutan rakyat monokultur karet.................................................. 53
8. Tegakan hutan rakyat agroforestri kopi dan kakao ................................. 53
9. Tegakan hutan rakyat agroforestri lada dan pisang ................................ 54
10. Tegakan hutan rakyat agroforestri kopi dan pisang ............................... 54
11. Kebun Bibit Rakyat (KBR) Kelompok Tani Tunas Karya II.................. 55
12. Wawancara dengan Ketua Kelompok Tani Tunas Karya II .................. 55
13. Wawancara dengan anggota petani hutan rakyat ................................... 56
14. Wawancara dengan anggota petani hutan rakyat ................................... 56
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No 41 tahun 1999 tentang kehutanan, hutan adalah
suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati
yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu
dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan berfungsi sebagai pendukung
sistem kehidupan manusia yaitu mampu menyediakan bahan-bahan dasar seperti
sandang, pangan dan papan yang dibutuhkan bagi kehidupan manusia serta
perlindungan dari berbagai bentuk ancaman. Hutan juga berguna bagi
perkembangan manusia melalui berbagai manfaat barang dan jasa yang dapat
diberikan oleh ekosistem hutan dan diperlukan dalam kehidupan manusia
(Suhendang, 2013). Manfaat-manfaat tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
manfaat ekologi, ekonomi, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan manusia.
Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat mengakibatkan meningkatnya
tuntutan akan pemenuhan kebutuhan hidup seperti sandang, pangan dan papan.
Hal ini akan berakibat pada peningkatan ancaman kerusakan terhadap sumberdaya
alam terutama sumberdaya hutan. Kerusakan hutan di Indonesia selalu terjadi
pada setiap tahunnya dan menyebabkan luas kawasan hutan berkurang.
Berdasarkan data Statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, luas
2kawasan hutan daratan Indonesia mengalami perubahan dari tahun ke tahun yaitu
seluas 124.022.848,67 ha (2013), 120.981.305,98 ha (2014), 120.773.441,71 ha
(2015) dan 120. 634,821,71 ha (2016). Menurut Antaou dkk (2015), menurunnya
luas kawasan hutan terjadi karena dilatarbelakangi kemiskinan di daerah
perdesaan yang memiliki lahan-lahan sempit sehingga mendorong keinginan
masyarakat untuk melakukan penebangan hutan, penambangan, perkebunan
agrikultur skala besar, kebakaran hutan dan aktivitas lain seperti memindahkan
pertanian dan menebang kayu untuk bahan bakar secara ilegal.
Salah satu upaya untuk merehabilitasi lahan dan hutan yang telah rusak ini yaitu
dengan membangun hutan rakyat (Rasyid dan Lahjie, 2011). Pembangunan hutan
rakyat memiliki manfaat secara ekonomi maupun ekologi. Secara ekonomi
pembangunan hutan rakyat dapat menghasilkan hasil hutan berupa kayu dan non
kayu seperti buah-buahan, getah dan hasil lainnya yang memiliki nilai ekonomi
tinggi dan dapat mendukung ketahanan pangan (Rizal dkk, 2012). Diniyati dan
Achmad (2015) menambahkan bahwa pembangunan hutan rakyat dapat
menciptakan lapangan pekerjaan terhadap aktivitas produksi, pengolahan dan
pemasarannya. Pada segi ekologi, pembangunan hutan rakyat memberikan
manfaat seperti fungsi hidrologi, klimatologis, estetika dan lainnya yang menjadi
kebutuhan dasar masyarakat (Dako, 2012). Widarti (2015) menyatakan bahwa
hutan rakyat mampu memperbaiki kondisi lahan yang pada awalnya kritis dan
tandus menjadi lahan yang hijau dan subur.
Salah satu hutan rakyat yang terdapat di Provinsi Lampung yaitu hutan rakyat
milik Kelompok Tani Tunas Karya II di Dusun Kramat Jati, Desa Air Kubang,
3Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus yang dikelola oleh petani. Pada
tahun 2017, Kelompok Tani Tunas Karya II menjadi juara ke-4 mewakili
Rainforest Indonesia dalam perlombaan Rainforest Alliance. Berdasarkan hasil
survei yang telah dilakukan, para petani mengelola lahannya dengan
menggunakan pola hutan rakyat campuran yang terdiri dari tanaman kayu-kayuan
seperti sengon, cempaka dan puspa serta tanaman MPTS (Multi Purpose Trees
Species) seperti durian, jengkol, petai, manggis dan pala.
Berdasarkan profil Desa Air Naningan (2015), rata-rata luas lahan yang digarap
oleh petani yaitu 1 ha. Dengan luas kepemilikan lahan tersebut petani harus
mampu menentukan jumlah dan jenis pohon yang ditanam karena hal ini dapat
mempengaruhi produktivitas dan kualitas kayu yang dihasilkan. Upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan sumberdaya lahan yang efektif dan efisien
yaitu dengan cara memilih pola tanam yang optimal.
Optimalisasi pola pemanfaatan hutan rakyat dapat dilakukan dengan menentukan
pola tanam yang dapat memberikan keuntungan optimal. Berdasarkan hasil survei
yang telah dilakukan, terdapat berbagai pola tanam yang telah diterapkan oleh
petani KTH Tunas Karya II, namun belum diketahui optimalisasi keuntungan dari
pola tanam tersebut. Oleh karena itu, perlu diketahui keuntungan optimal dari
hasil pola tanam hutan rakyat KTH Tunas Karya II.
41.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik petani hutan rakyat pada Kelompok Tani Tunas
Karya II?
2. Bagaimana pola tanam pada lahan petani dan sistem pengelolaan hutan
rakyat di lokasi penelitian?
3. Berapa biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang dihasilkan oleh petani
hutan rakyat pada Kelompok Tani Tunas Karya II?
4. Berapa keuntungan optimal yang diperoleh Kelompok Tani Tunas Karya II?
5. Bagaimana pengaruh perubahan ketersediaan sumberdaya terhadap
keuntungan optimal?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi karakteristik petani hutan rakyat pada Kelompok Tani
Tunas Karya II.
2. Mengetahui pola tanam yang ada di lahan petani dan sistem pengelolaan
hutan rakyat di lokasi penelitian.
3. Mengetahui biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang dihasilkan oleh
petani hutan rakyat pada Kelompok Tani Tunas Karya II.
4. Menentukan keuntungan optimal pada pengelolaan hutan rakyat Kelompok
Tani Tunas Karya II.
5. Menganalisis perubahan ketersediaan sumberdaya terhadap keuntungan
optimal.
51.4 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang
pentingnya optimalisasi lahan dalam mengelola hutan rakyat agar
pemanfaatannya menguntungkan secara ekonomi.
2. Sebagai bahan untuk evaluasi bagi pemerintah atau lembaga terkait dalam
pengelolaan Hutan Rakyat KTH Tunas Karya II di Desa Air Kubang agar
pengelolaannya menjadi lebih baik lagi.
3. Sebagai bahan informasi untuk penelitian sejenis.
1.5 Kerangka Pemikiran
Hutan rakyat memiliki peranan secara ekonomi dan ekologi. Secara ekonomi
hutan rakyat berperan dalam meningkatkan pendapatan, penyedia lapangan
pekerjaan dan memacu pembangunan daerah. Secara ekologi, hutan rakyat
berperan sebagai penahan laju erosi dan banjir serta mampu memperbaiki tata air
lingkungan. Kelompok Tani Tunas Karya II di Desa Air Kubang Kecamatan Air
Naningan Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kelompok tani yang
mengelola hutan rakyat yang ada di Provinsi Lampung. Hutan rakyat dapat
berbentuk hutan rakyat campuran, murni dan sistem tumpangsari tergantung pada
jenis tanaman yang dipilih petani. Petani hutan rakyat biasanya memilih jenis-
jenis tanaman yang sudah dikenal dan disukai petani. Pemilihan jenis tanaman ini
merupakan dasar dalam penentuan pola tanam yang dikembangkan. Tujuan
petani dalam mengembangkan pola tanam adalah untuk memperoleh keuntungan
optimal dengan sumberdaya yang tersedia di hutan rakyat.
6Alur penelitian yang akan dilakukan pada Kelompok tani Tunas Karya II yaitu
melakukan analisis usahatani yang terdiri analisis keuntungan usahatani, analisis
optimalisasi, serta melakukan perbandingan antara kondisi aktual dengan kondisi
optimal. Analisis keuntungan usahatani diperoleh dari selisih penerimaan yang
diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan petani. Analisis optimalisasi
menggunakan program linear dengan bantuan software QM for Windows. Hasil
yang diperoleh dalam analisis optimalisasi yaitu mendapatkan keuntungan optimal
dan alokasi sumberdaya yang optimal. Analisis selanjutnya dibantu dengan
analisis sensitivitas untuk mengetahui bagiamana solusi optimal yang diperoleh
petani apabila terjadi perubahan dari kondisi awal. Perubahan ini akan
mempengaruhi keuntungan yang diterima petani. Selanjutnya, hasil analisis
optimalisasi yaitu keuntungan optimal dibandingkan dengan kondisi aktual.
Kondisi aktual merupakan kondisi yang sebenarnya terjadi pada kegiatan
usahatani petani. Perbandingan kondisi aktual dan kondisi optimal akan
memberikan informasi mengenai keuntungan optimal dari hasil pola tanam hutan
rakyat Kelompok Tani Tunas Karya II. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada
Gambar 1.
7
Gambar 1. Kerangka Pemikiran.
Hutan Rakyat Kelompok Tani Tunas Karya II
Berbagai Pola Tanam Hutan Rakyat
Analisis Optimalisasi: Program Linear (QM
for Windows) Analisis primal-dual Analisis sensitivitas
Rekomendasi
Analisis Keuntungan : Penerimaan Biaya produksi
Keuntungan Optimal Alokasi Sumberdaya Optimal
Peningkatan Keuntungan Petani
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hutan Rakyat
Berdasarkan UU No. 41 tahun 1999, hutan rakyat merupakan hutan yang
dikelompokkan ke dalam hutan hak. Hutan hak adalah hutan yang berada pada
tanah yang dibebani hak atas tanah. Begitu pula dengan hutan rakyat yang
diartikan sebagai hutan yang terdapat di atas tanah yang dibebani hak atas tanah
seperti hak milik, hak guna usaha dan hak pakai. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan No. 49 tahun 1997, hutan rakyat merupakan hutan yang dimiliki oleh
rakyat dengan luas minimal 0,25 ha, penutupan tajuk tanaman berkayu dan atau
jenis lainnya lebih dari 50% atau jumlah tanaman pada tahun pertama minimal
500 tanaman/ha dan akhir 250 pohon/ha.
Menurut Hardiani (2017), hutan rakyat merupakan hutan yang dibuka oleh
masyarakat atau suatu kelompok di atas tanah di luar kawasan hutan negara.
Hutan rakyat juga dikatakan sebagai hutan yang tumbuh di lahan masyarakat, baik
di pekarangan (sekitar rumah tinggal), tegalan (tanah kering yang umumnya
ditanami tanaman selain padi), maupun sawah (Palmolina, 2015). Suwardane
dkk. (2015), menambahkan bahwa hutan rakyat juga berada di atas tanah milik
atau tanah adat.
9Menurut Ardiansyah (2017), jenis tanaman hutan rakyat dibedakan menjadi :
1. Hutan rakyat murni, yaitu hutan rakyat yang terdiri dari hanya satu jenis pohon
yang ditanam (monokultur).
2. Hutan rakyat campuran, yaitu hutan rakyat yang terdiri dari beberapa jenis
pohon yang ditanam secara campuran atau polikultur.
3. Hutan rakyat agroforestry (wanatani), yaitu hutan rakyat yang ditanam dengan
tanaman kombinasi antara kehutanan dengan cabang usaha tani lainnya,
tanaman perkebunan, perikanan, peternakan dan lain sebagainya. Menurut
Sardjono dkk. (2003), sistem agroforestri yang didasarkan dengan komponen
penyusunnya diklasifikan menjadi:
a. Agrisilvikultur
Agrisilvikultur adalah suatu bentuk sistem agroforestri yang
mengkombinasikan komponen kehutanan (tanaman kayu) dengan
komponen pertanian (tanaman non-kayu). Tanaman kayu yang dimaksud
yang berdaur panjang dan tanaman non-kayu dari jenis tanaman semusim.
Bentuk pengelolaan dengan sistem ini diharapkan dapat memanfaatkan
lahan hasil hutan rakyat seoptimal mungkin dengan tidak hanya
mengandalkan salah satu komponen penyusunnya.
b. Silvopastura
Silvopastura adalah suatu bentuk agroforestri yang meliputi komponen
kehutanan dengan tanaman peternakan. Tanaman peternakan terdiri dari
tanaman pohon berkayu, perdu dan jenis rumput hijauan ternak pada padang
penggembalaan.
10c. Agrosilvopastura
Agrosilvopastura adalah suatu bentuk agroforestri dengan kombinasi
komponen berkayu (kehutanan) dengan pertanian (semusim) dan sekaligus
peternakan/binatang pada unit manajemen lahan yang sama dilakukan
secara terencana untuk mengoptimalkan fungsi produksi dan jasa
(khususnya komponen berkayu/kehutanan) kepada masyarakat.
2.2 Pengelolaan Hutan Rakyat
Pengelolaan hutan rakyat pada umumnya dilakukan secara tradisional dan
sederhana oleh masyarakat setempat (Pratama dkk., 2015). Jenis pohon yang
dikembangkan pada hutan rakyat terdiri dari jenis kayu-kayuan, buah-buahan dan
tumbuhan tahan naungan (Widarti, 2015). Pengelolaan hutan rakyat terdiri dari
proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan (Hardiani,
2017 dan Pratama dkk., 2015). Tujuan dari pengelolaan hutan rakyat yaitu untuk
mencapai ekosistem hutan dengan proses pembangunan yang memuat berbagai
proses yang terdiri dari keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan hutan rakyat dengan mewajibkan adanya tanggung jawab dalam
mengelola hutan rakyat sehingga dapat dinikmati dimasa mendatang (Hardiani,
2017).
Pengelolaan hutan rakyat memberikan manfaat bagi masyarakat yang ikut
berpartisipasi diantaranya peningkatan pendapatan, pemenuhan kebutuhan kayu
dan pangan, serta peningkatan produktivitas lahan milik rakyat (Pratama dkk.,
2015). Selain itu, hutan rakyat juga berkontribusi dalam memperbaiki lingkungan
yang semula kritis dan tandus menjadi subur (Widarti, 2015).
112.3 Pendapatan dan Biaya pada Hutan Rakyat
Keberhasilan usahatani dapat diukur melalui tingkat pendapatan yang bisa dicapai
oleh para petani (Kumalasari, 2016). Pendapatan terbagi menjadi 2 yaitu
pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor (penerimaan)
merupakan perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh dengan harga jual
sedangkan pendapatan bersih merupakan selisih antara penerimaan dan total biaya
produksi yang dikeluarkan petani (Panjaitan dkk., 2014). Biaya produksi
merupakan suatu pengorbanan sumberdaya ekonomi yang diperlukan untuk
memproduksi suatu produk (Lambajang, 2013).
Keberadaan hutan rakyat memberikan kontribusi pendapatan bagi petani hutan
rakyat yang diperoleh dari penjualan hasil hutan berupa kayu maupun non kayu.
Pendapatan usaha tani dihitung untuk setiap jenis tanaman per ha dalam satuan
waktu tahun. Total pendapatan didapat dari hasil dari total harga jual dikurangi
dengan total biaya dalam proses produksi mulai dari pemupukan, penyiangan,
pemangkasan, pemanenan, penjemuran sampai pengangkutan (Antou dkk., 2015).
Peningkatan pendapatan hutan rakyat pola agroforestri lebih menjanjikan
dibandingan dengan yang sejenis. Menurut Widiarti dan Prajadinata (2008)
pendapatan hutan rakyat banyak didapatkan dari pola agroforesti dibandingan
dengan yang sejenis. Hal ini dikarenakan pola tanaman agroforestri memberikan
hasil yang beragam.
122.4 Optimalisasi Lahan
Optimalisasi merupakan analisis yang dilakukan terhadap suatu produksi untuk
memaksimalkan keuntungan dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan
yang ada (Muhaimin dan Pamungkas, 2014). Optimalisasi pada dasarnya
memiliki tujuan yaitu memaksimalkan keuntungan, efisiensi dan meminimumkan
biaya atau resiko (Devani, 2012). Keterbatasan optimalisasi dalam mengelola
hutan rakyat biasanya berupa keterbatasan lahan, ketersediaan modal dan tenaga
kerja serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Lahan merupakan salah satu
bagian dari sumberdaya alam yang terdiri atas tanah, air, iklim, topografi, dan
vegetasi (Ratnawati, 2013).
Optimalisasi lahan merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk
memaksimalkan keuntungan dengan penggunaan sumberdaya yang tersedia.
Menurut Gunawan dkk. (2014), optimalisasi lahan yang tepat akan menghasilkan
nilai ekologi dan ekonomi yang tinggi bagi masyarakat. Penelitian mengenai
optimalisasi lahan telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Antara dan
Suardika (2014) melakukan analisis optimalisasi alokasi sumberdaya pada sistem
usahatani lahan kering di Desa Kerta, Gianyar, Bali. Penelitian ini menggunakan
alat analisis linear programming dengan fungsi tujuan memaksimalkan
pendapatan bersih dengan kombinasi jenis tanaman dan alokasi sumberdaya yang
optimal. Aktivitas-aktivitas yang terjadi adalah aktivitas produksi tanaman dan
ternak, aktivitas menyewa tenaga kerja dan aktivitas memelihara ternak.
Sedangkan kendala yang dihadapi petani yaitu kendala luas lahan, luas areal
tanaman musiman, ketersediaan tenaga kerja dan stok ternak sapi. Berdasarkan
13analisis optimalisasi yang dilakukan, aktivitas-aktivitas pada sistem usahatani
lahan kering seluruhnya menguntungkan dan penggunaan sumberdaya lahan
untuk usaha kacang tanah pada musim tanam 1 dan musim tanam 3 pada kondisi
optimal tidak habis dimanfaatkan.
Dwiratna dkk. (2016) melakukan optimasi pola tanam pada lahan sawah tadah
hujan dengan menggunakan dua alternatif, yaitu alternatif MT I dan alternatif MT
II. Kedua alternatif tersebut dibatasi oleh pergiliran tanaman yang telah
dilakukan, yaitu pada MT I adalah padi dan jagung, sedangkan pada MT II adalah
padi, jagung, tembakau, timun dan jagung manis. Alternatif MT I menganalisis
permasalahan pola tanam berdasarkan pergiliran tanaman selama setahun,
sedangkan alternatif MT II menganalisa permasalahan pola tanam dengan cara
menganalisa setiap jenis komoditas pada setiap musim tanam dan tetap
memperhatikan pergiliran pola tanam yang telah ditentukan. Fungsi tujuan pada
MT I adalah memaksimumkan tingkat pendapatan bersih petani dari pola tanam
selama setahun yang telah ditentukan, sedangkan fungsi tujuan MT II untuk
memaksimumkan tingkat pendapatan petani dari usahatani yang akan dilakukan.
Fungsi kendala pada permasalahan ini yaitu luas lahan sawah tadah hujan seluas
77 ha. MT I menggunakan lahan tersebut untuk menanam padi dan jagung dan
pada MT II dengan luas lahan yang sama sebesar 77 ha digunakan untuk
menanam padi, jagung, tembakau, timun, dan jagung manis. Berdasarkan hasil
analisis optimalisasi yang dilakukan, pola tanam padi-timun merupakan pola
tanam yang paling optimal karena dapat menghasilkan keuntungan maksimum
sebesar Rp. 2.576.420.000,- per tahun.
14Hefni dkk. (2012) melakukan optimalisasi pendapatan hutan tanaman jenis
meranti merah, sengon, mahoni, pulai dan bayur dalam kombinasi pengelolaan di
Kalimantan Timur. Fungsi tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui
keuntungan optimal, kombinasi pengelolaan untuk mendapat pendapatan optimal
dan mengetahui luas (ha) yang ideal bagi tiap jenis komoditas. Aktivitas-aktivitas
yang terjadi adalah persiapan bibit, pembuatan lubang, penanaman, pemeliharaan,
penjarangan dan pemanenan. Kendala yang dihadapi petani yaitu keterbatasan
modal dan aksesnya. Penelitian ini menggunakan 2 model dalam kombinasi
pengelolaan hutan tanaman, dari 2 model tersebut kombinasi model 1 memiliki
pendapatan yang paling optimal yaitu sebesar Rp. 2.655.167 per bulan.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu yang telah dijabarkan, dapat diketahui
bahwa tujuan yang ingin dicapai dari suatu kegiatan usahatani adalah untuk
memaksimalkan pendapatan usahatani dengan kombinasi komoditi yang optimal.
Terdapat perbedaan dan persamaan antara penelitian sebelumnya dengan
penelitian ini. Perbedaan penelitian yang dilakukan adalah lokasi penelitian dan
jenis komoditi. Komoditi yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah komoditi
agroforestry yang terdapat di Kelompok Tani Tunas Karya II di Desa Air Kubang
Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus. Persamaan yang terdapat
antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah
menggunakan analisis optimalisasi untuk mengetahui pengalokasian sumberdaya
yang ada untuk memperoleh tingkat produksi yang optimal, serta sesuai dengan
kapasitas dan ketersediaan sumberdaya yang dimiliki Kelompok Tani Tunas
Karya II.
152.5 Program Linear
Program linear merupakan suatu model matematika untuk menggambarkan
masalah yang dihadapi (Hillier dan Lieberman, 2005). Menurut Wijaya (2012),
Linear Programming merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan untuk
memperoleh hasil optimal yang ditentukan dengan cara yang paling baik (sesuai
dengan model matematis) dari semua alternatif yang tersedia. Agustini dan
Rahmadi (2009), juga menyatakan program linear merupakan suatu metode
pengambilan keputusan dari beberapa alernatif pilihan dengan dibatasi oleh
kendala tertentu.
Menurut Wijaya (2012), terdapat dua macam fungsi di dalam program linear,
yaitu :
1. Fungsi tujuan, menggambarkan suatu perusahaan yang ingin mencapai suatu
hasil akhir yang baik dengan sumberdaya yang tersedia. Fungsi tujuan
biasanya dinyatakan dalam bentuk notasi Z dan digambarkan dalam bentuk
maksimasi (misalnya untuk laba, penerimaan, produksi dan lain-lain) atau
minimasi (misalnya untuk biaya yang dikeluarkan).
2. Fungsi kendala, menggambarkan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan
untuk mencapai tujuan tersebut, misalnya tenaga kerja, mesin dan lain-lain.
Menurut Hillier dan Lieberman (2005), terdapat empat asumsi dalam program
linear, yaitu:
1. Proposionalitas, naik turunnya nilai Z dan sumberdaya yang tersedia akan
sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan (X).
162. Aditivitas, setiap fungsi dalam model program linear merupakan hasil
penjumlahan dari kontribusi individual dari masing-masing kegiatan.
3. Divisibilitas, variabel-variabel keputusan dalam pemrograman linear tidak
hanya terbatas pada bilangan bulat (integer) saja, akan tetapi dapat juga berupa
bilangan pecahan (non-integer) karena setiap variabel keputusan mewakili
tingkat beberapa aktivitas.
4. Kepastian, nilai untuk setiap parameter model pemrograman linear
diasumsikan sebagai konstanta yang diketahui. Namun, dalam prakteknya
asumsi ini jarang tepat. Model pemrograman linear biasanya dirumuskan
untuk memilih beberapa tindakan pasti dimasa depan.
Menurut Schroeder (1989), model umum program linear dapat dituliskan sebagai
berikut :
Tujuan :
Maksimumkan Z = C1X1+C2X2+.....+CnXn
Kendala :
1. a11X1 + a12X2 + .... + a1n Xn ≤ b1
2. a12X1 + a22X2 + .... + a2n Xn ≤ b2
3. . . . .
4. . . . .
5. . . . .
6. am1X1 + am2X2 + .... + amn Xn ≤ bm
X1 ≥ 0, X2 ≥ .., Xn ≥ 0
Keterangan :
m = Macam-macam batasan sumber atau fasilitas yang tersedia.n = Macam-macam aktifitas yang menggunakan sumber atau fasilitas tersebut.i = Nomor setiap macam sumber atau fasilitas tersedia (i = 1,2,....m).j = Nomor setiap macam aktivitas yang menggunakan sumber atau fasilitas
17yang tersedia (j=1,2,....n).
Xj = Tingkat aktivitas ke (j=1,2,....n).aij = banyaknya sumber i yang diperlukan untuk menghasilkan setiap unit
output aktivitas i (i= 1,2,....m dan j =1,2,...,n).Bi = Banyaknya sumber atau fasilitas i yang tersedia untuk dialoksikan ke
setiap jenis aktivitas (i=1,2,..,m).Z = Nilai yang dimaksimumkan atau diminimumkan.Cj = Kenaikan nilai Z apabila pertambahan tingkat aktivitas (Xj) dengan satu
satuan, atau merupakan sumbangan setiap satuan output aktivitas jterhadap nilai Z.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan Juli – Agustus 2018 di Desa
Air Kubang Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini
dilakukan di desa ini karena di Desa Air Kubang terdapat hutan rakyat yang
dikelola oleh Kelompok Tani Tunas Karya II, sehingga perlu adanya penelitian ini
untuk membantu memberikan gambaran keuntungan yang optimal dari pola tanam
yang ada di hutan rakyat. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian di Desa Air Kubang.
193.2 Alat dan Objek Penelitian
Alat yang digunakan yaitu panduan wawancara, kamera, alat tulis,
komputer/laptop. Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang memiliki
lahan dan mengelola lahan hutan rakyat pada Kelompok Tani Tunas Karya II.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Purposive
sampling merupakan teknik pengambilan responden secara sengaja (tidak acak)
yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Populasi dalam penelitian ini yaitu
Kelompok Tani Tunas Karya II di Desa Air Kubang. Penentuan jumlah sampel
dilakukan secara sensus karena menurut Arikunto (2012), apabila jumlah
populasinya kurang dari 100 orang maka jumlah sampelnya diambil secara
keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang maka bisa diambil
10 - 15% atau 20 - 25% dari jumlah populasinya. Jumlah populasi Kelompok
Tani Tunas Karya II sebanyak 32 orang responden. Namun, hasil di lapangan
hanya mendapatkan 25 responden. Hal ini terjadi karena ada beberapa responden
yang sudah tidak aktif atau keluar dari kelompok dan ada juga yang telah
meninggal dunia.
3.4 Batasan Penelitian
Batasan pada penelitian ini yaitu:
1. Luas lahan garapan petani, yaitu luas lahan yang diusahakan oleh petani dalam
setahun, baik pada musim hujan maupun musim kemarau.
202. Kebutuhan tenaga kerja, yaitu jumlah tenaga kerja (pria dan wanita) selain
keluarga yang diperlukan untuk menyelenggarakan setiap aktivitas produksi
tanaman.
3. Kebutuhan biaya, yaitu jumlah uang yang diperlukan dalam setahun untuk
membiayai setiap aktivitas produksi tanaman hutan rakyat seperti biaya sarana
produksi, biaya tenaga kerja luar keluarga dan biaya lain untuk usahatani yang
dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar.
4. Pola usahatani, yaitu aktivitas produksi yang dilaksanakan oleh petani dalam
setahun termasuk pola tanam, penggunaan tenaga kerja dan modal serta
aktivitas lain yang berhubungan dengan usahatani.
3.5 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari pengamatan langsung, pengisian kuisioner dan
wawancara terhadap responden petani hutan rakyat yang terdiri dari (i)
karakteristik rumah tangga responden meliputi nama, umur, jenis kelamin, jumlah
anggota keluarga, pendidikan dan sumber mata pencaharian; (ii) pengelolaan
hutan rakyat meliputi luas kepemilikan lahan, status kepemilikan lahan, kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan hutan rakyat, biaya yang dikeluarkan
dan pendapatan yang dihasilkan petani, jenis komoditas yang dibudidayakan/
dikelola, jumlah produksi komoditas yang dikelola, harga penjualan komoditas
yang dihasilkan, jumlah penjualan yang telah dihasillkan, biaya produksi yang
digunakan seperti pupuk, benih, bibit, dan jumlah tenaga kerja; (iii) kondisi
tegakan yang diperoleh dari hasil inventarisasi hutan rakyat.
21Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi pustaka dan monografi
desa. Data sekunder meliputi keadaan geografis, keadaan fisik lingkungan, sarana
dan prasarana di lokasi penelitian, lembaga yang terkait di lokasi penelitian seperti
Badan Pusat Statistik (BPS), Pemerintah Daerah dan Dinas Kehutanan Provinsi
Lampung.
3.6 Metode Pengambilan Data
3.6.1 Observasi
Metode observasi dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara pengamatan
secara langsung terhadap aktivitas yang dilakukan oleh responden pada lahan
yang digarapnya.
3.6.2 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara
langsung kepada responden (Sudaryono, 2017). Wawancara yang akan dilakukan
yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pada wawancara terstruktur,
hal-hal yang akan ditanyakan telah tersusun dan telah ditetapkan sebelumnya
secara rinci melalui kueisioner sedangkan pada wawancara tidak terstruktur hal-
hal yang akan ditanyakan belum ditetapkan secara rinci.
3.6.3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode yang dilakukan dengan cara membuat foto-foto
dokumentasi kegiatan penelitian (Sudaryono, 2017). Hal ini digunakan untuk
memperoleh informasi dan bukti terkait data penelitian tentang gambaran pola
tanam di lahan petani.
223.6.4 Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan cara membaca dan mengutip teori-teori yang
berasal dari buku, jurnal dan tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan
penelitian.
3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif dijabarkan secara deskriptif, mengenai gambaran dan kondisi hutan
rakyat. Data kuantitatif yang digunakan adalah data produksi berupa jumlah
produksi, penggunaan input, biaya, dan penerimaan. Data kuantitatif diolah dan
dijadikan dasar untuk membentuk fungsi tujuan dan kendala dalam upaya
menghasilkan keuntungan optimal.
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan informasi berbagai
pola tanam dan aktivitas yang ada kemudian dimasukkan ke dalam bentuk
program linier untuk diketahui optimalisasi dari setiap pola tanam yang ada.
Selanjutnya, untuk mengetahui keuntungan optimal dilakukan dengan
menggunakan software komputer, yaitu program QM for Windows. QM
(Quantitative Method) for Windows merupakan sebuah software yang dirancang
untuk melakukan perhitungan dalam pengambilan keputusan
Masalah optimasi pola tanam pada lahan petani menggunakan program linear
dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Fungsi tujuan : Z = C1X1 +... + CnXn
b. Fungsi kendala : a11X1 + .... + a1n Xn ≤ b1
23: a21X1 + .... + a2n Xn ≤ b2
: a31X1 + .... + a3n Xn ≤ b3
: a41X1 + .... + a4n Xn ≤ b4
c. Asumsi : X1 ≥ 0, X2 ≥ .., Xn ≥ 0
Keterangan :
Z = Fungsi tujuan, dalam penelitian ini adalah memaksimalkankeuntungan pada berbagai pola tanam di lahan petani hutan rakyat.
X1 s.d Xn =..Luas Pola tanam Xi s.d Xn (ha).b1 = Luas lahan (ha).b2 = Ketersediaan pupuk (Rp).b3 = Ketersediaan bibit (Rp).b4 = Ketersediaan tenaga kerja (Rp).C1 s.d Cn = Koefisien dari keuntungan pola tanam yang terdapat pada hutan
Rakyat (Rp/ha).a11 = Luas lahan yang digunakan per pola tanam.a21 = Jumlah pupuk yang digunakan per pola tanam.a31 = Jumlah bibit yang digunakan per pola tanam.a41 = Jumlah tenaga kerja yang digunakan per pola tanam.
3.7.1 Analisis primal-dual
Analisis primal dilakukan untuk mengetahui tingkat kombinasi produksi yang
memberikan keuntungan maksimum atau pendapatan bersih dengan
mempertimbangkan sumberdaya yang tersedia. Sumberdaya yang tersedia pada
penelitian ini meliputi luas lahan, pupuk, bibit dan tenaga kerja. Output dari
analisis ini kemudian dibandingkan dengan kondisi aktual. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui apakah kegiatan usahatani hutan rakyat yang selama ini
dijalankan oleh petani dengan hasil kayu dan non kayu sudah berjalan optimal
atau belum.
Analisis dual dilakukan untuk mengetahui penilaian terhadap sumberdaya yang
tersedia dan menilai keputusan proses produksi dengan melihat nilai slack/surplus
24dan nilai dualnya. Nilai dual yaitu perubahan yang akan terjadi pada fungsi
tujuan apabila sumberdaya berubah satu satuan. Jika nilai dualnya sama dengan 0
(nol) dan nilai slacknya lebih besar dari 0 (nol) maka sumberdaya yang tersedia
tersebut dikategorikan sebagai sumberdaya yang sifatnya berlebih atau tidak
menjadi kendala. Sumberdaya tersebut termasuk ke dalam kendala yang tidak
habis terpakai dalam proses produksi dan tidak akan mempengaruhi fungsi tujuan
apabila terjadi penambahan sebesar satu satuan. Sebaliknya, apabila nilai slack
sama dengan 0 (nol) dan nilai dualnya lebih besar dari 0 (nol) maka artinya
sumberdaya tersebut merupakan sumberdaya yang terbatas.
3.7.2 Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana solusi optimal bisa
diterapkan apabila terjadi perubahan. Perubahan ini meliputi perubahan koefisien
fungsi tujuan (keuntungan optimal) dan perubahan sumberdaya yang tersedia.
Analisis ini dilihat pada nilai lower bound dan upper bound. Batas bawah (lower
bound) merupakan besarnya nilai penurunan ketersediaan sumberdaya yang tidak
mengubah solusi optimum awal sedangkan batas atas (upper bound) merupakan
nilai peningkatan yang tidak akan mengubah solusi optimal awal.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu:
1. Petani responden memiliki lahan sedang sebanyak 40 % dan lahan luas 40 %.
Sebanyak 92 % petani responden memiliki umur produktif. Sebanyak 72 %
petani responden memiliki tingkat pendidikan SD dan Jumlah tanggungan
petani responden berkisar 3-4 orang.
2. Pola tanam yang terdapat di Kelompok Tani Tunas Karya II terdiri dari 23
pola tanam. Sistem pengelolaan hutan rakyat pada Kelompok Tani Tunas
Karya II yaitu sebagian besar agroforestri dan hanya satu yang monokultur.
3. Biaya produksi yang dikeluarkan rata-rata sebesar Rp. 3.544.659,-/ha/th dan
mendapatkan penerimaan rata-rata sebesar Rp. 21.159.518,-.
4. Keuntungan optimal yang diperoleh Kelompok Tani Tunas Karya II yaitu
sebesar Rp. 1.241.894.000,-.
5. Berdasarkan pengolahan program linear dapat diketahui bahwa penggunaan
sumberdaya yang sudah optimal yaitu penggunaan lahan dan pupuk,
sedangkan pada penggunaan bibit dan tenaga kerja belum optimal.
Saran dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu:
1. Sebaiknya petani selalu berusaha untuk merencanakan dan memproduksi
usahatani yang dimiliki dengan memanfaatkan sumberdaya dengan
mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada agar pengelolaannya
dapat menghasilkan keuntungaan optimal.
2. Perlu adanya penyuluhan dari pihak pemerintah ataupun swasta mengenai
penggunaan bibit dan tenaga kerja agar penggunaannya sesuai dan bisa
menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi.
465.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, F.I., Hasyim, H. dan Ayu, S.F. 2013. Faktor-faktor yang berpengaruhterhadap penggunaan tenaga kerja luar keluarga pada usaha tani padi sawah.Journal on Socioeconomics of Agriculture and Agribusiness. 2(7):1-12.
Agustini, D.H. dan Rahmadi, Y.E. 2009. Riset Operasional Konsep-KonsepDasar. Buku. PT. Asdi Mahasatya. Jakarta. 218 hlm.
Aminah, L. N., Qurniati, R. dan Hidayat, W. 2013. Kontribusi hutan rakyatterhadap pendapatan petani di desa buana sakti kecamatan batangharikabupaten lampung timur. Jurnal Sylva Lestari. 1(1):47-54.
Antaou, G.T.J., Walangitan, H.D. dan Katiandagho, T.M. 2015. Optimalisasialokasi lahan rumah tangga petani hutan rakyat di desa wongkai minahasatenggara. Jurnal Cocos. 6(17):1-10.
Antara, M dan Suardika, N. 2014. Optimalisasi alokasi sumberdaya pada sistemusahatani lahan kering di desa kerta, gianyar, bali: pendekatan linearprogramming. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan. 7(1):35-51.
Ardiansyah, T. 2017. Hutan Rakyat: Definisi, Pengelolaan, Jenis, dan Kendalayang dihadapi. Artikel. https://foresteract.com/hutan-rakyat/. Diaksespada tanggal 29 Maret 2018.
Arifin. Z., Cepriadi. dan Muwardi, D. 2015. Analisis faktor-faktor yangmempengaruhi motivasi petani dalam meningkatkan produksi padi di desabungaraya kecamatan bungaraya kabupaten siak. Jurnal Online MahasiswaBidang Pertanian. 2(2):1-9.
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Buku.Rineka Cipta. Jakarta. 104 hlm.
Budidarsono, S dan Wijaya, K. 2004. Praktek konservasi dalam budidaya kopirobusta dan keuntungan petani. Agrivita. 26(1):109-117.
Dako, F. X. 2012. Rancangan pembangunan hutan di indonesia. Partner.19(1):73-84.
49Devani, V. 2012. Optimasi pola tanam pada lahan kering di kota pekanbaru
dengan menggunakan metode multi objective (goal) programming. JurnalIlmiah Teknik Industri. 11(2):165-172.
Diniyati, D. dan Achmad, B. 2015. Kontribusi pendapatan hasil hutan bukankayu pada usaha hutan rakyat pola agroforestri di kabupaten tasikmalaya.Jurnal Ilmu Kehutanan. 9(1):23-31.
Diniyati, D dan Awang, S. A. 2010. Kebijakan penentuan bentuk insentifpengembangan hutan rakyat di wilayah gunung sawai, ciamis denganmetoda ahp. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. 7(2):129-143.
Dwiratna, S., Suryadi, E. dan Kamaratih, K. D. 2016. Optimasi pola tanam padalahan sawah tadah hujan di kecamatan cimanggung kabupaten sumedang.Jurnal Teknotan. 10(1):1-9.
Gumayanti, F dan Suwarto. 2016. Pemupukan tanaman karet (hevea brasiliensismuell arg.) menghasilkan di kebun sembawa, sumatera selatan. BuletinAgrohorti. 4(2):233-240.
Gunawan, T., Suprodjo, S.W. dan Muta’ali, L. 2014. Optimalisasi penggunaanlahan untuk agroforestri di daerah aliran sungai cimanuk provinsi jawabarat. Jurnal Teknosains. 4(1):39-53.
Hardiani, K. 2017. Tata kelola hutan rakyat di kabupaten pelalawan. JurnalOnline Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 4 (1):1-11.
Hefni, A., Lahjie, A. M., Sardjono, A. M., Ruchaemi, A.M. dan Agang, M. W.2012. Optimalisasi pendapatan hutan tanaman jenis meranti merah, sengon,mahoni, pulai dan bayur dalam kombinasi pengelolaan di kalimantan timur.Jurnal Hutan Tropis. 13(2):159-172.
Hillier, F. S. dan Lieberman, G. J. 2005. Introduction To Operations Research(Eight Edition). Buku. McGraw-Hill. New York. 187 hlm.
Hudiyani, I. 2013. Partisipasi petani dalam pengelolaan hutan rakyat di desakabupaten bogor provinsi jawa barat. Jurnal Penyuluhan. 9(2):132-145.
Hulupi, R. dan Martini, E. 2013. Budidaya dan Pemeliharaan Tanaman Kopi diKebun Campuran. Buku. World Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor.72 hlm.
Kementerian Kehutanan. 2013. Statistik Kementerian Kehutanan. Jakarta.320 hlm.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2014. Statistik KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta. 439 hlm.
50Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2015. Statistik Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta. 294 hlm.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2016. Statistik KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta. 382 hlm.
Kementerian Pertanian. 2014. Pedoman Teknik Pengembangan Optimasi Lahan.Jakarta. 71 hlm.
Kumalasari, R.A. 2016. Analisis keuntungan pedagang nasi kuning. eJournalAdministrasi Bisnis. 4(4):990-1001
Kholifah, U. N., Wulandari, C., Santoso, T. dan Kaskoyo, H. 2017. Kontribusiagroforestry terhadap pendapatan petani sumber agung kecamatan kemilingkota bandar lampung. Jurnal Sylva Lestari. 5(3):39-47.
Lambajang, A.A.A. 2013. Analisis perhitungan biaya produksi menggunakanmetode variabel costing pt. tropica cocoprima. Jurnal EMBA. 1(3):673-683.
Muhaimin, M dan Pamungkas, A. 2014. Optimalisasi penggunaan lahan untukmemaksimalkan pendapatan pemerintah daerah kabupaten sidoarjo. JurnalTeknik Pomits. 3(2):87-91.
Muntasyarah, A.S. 2006. Agroforest karet di jambi: dapatkah bertahan di eradesentralisasi. Cifor Governance Brief. (31):1-4.
Nurdina, I. F., Kustanti, A. dan Hilmanto, R. 2015. Motivasi petani dalammengelola hutan rakyat di desa sukoharjo 1 kecamatan sukoharjo kebupatenpringsewu. Jurnal Sylva Lestari. 3(3):51-62.
Palmolina, M. 2015. Pengelolaan hutan rakyat pada lahan sempit. ProssidingSeminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 1(4):732-737.
Panjaitan, F.E.D., Lubis, S.N. dan Hashim, H. 2014. Analisis efisiensi produksidan pendapatan usahatani jagung (studi kasus: desa kuala, kecamatantigabinanga, kabupaten karo). Journal Of Agriculture and AgribusinessSocioeconomics. 9(3):1-14.
Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Jakarta. 7 hlm.
Pratama, A.R., Yuwono, S.B. dan Hilmanto, R. 2015. Pengelolaan hutan rakyatoleh kelompok pemilik hutan rakyat di desa bandar dalam kecamatansidomulyo kabupaten lampung selatan. Jurnal Sylva Lestari. 3(2):99-112.
Premono, B.T. dan Lestari, S. 2013. Analisis finansial agroforestry kayu bawang(dysoxilum mollissimim blume) dan kebutuhan lahan minimum di provinsi
51bengkulu. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 10(4):211-223.
Rasyid, S.A. dan Lahjie, A.M. 2011. Optimalisasi pendapatan usahatani hutanrakyat di kabupaten parigi moutong provinsi sulawesi tengah. JurnalKehutanan Tropika Humida. 4(2):1-13.
Ratnawati, E. 2013. Optimalisasi sumberdaya lahan untuk budidaya tambak dikabupaten luwu utara provinsi sulawesi selatan. Media Akuakultur.8(2):101-114.
Rizal HB, A., Nurhaedah. dan Hapsari, E. 2012. Kajian strategi optimalisasipemanfaatan lahan hutan rakyat di provinsi sulawesi selatan. JurnalPenelitian Sosoal dan Ekonomi Kehutanan. 9(4):216-228.
Santoso, A. B. 2015. Pengaruh luas lahan dan pupuk bersubsidi terhadapproduksi padi nasional. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 20(3):208-212.
Sardjono, M. A., Djogo, T., Arifin, H. S. dan Wijayanto, N. 2003. Klasifikasidan Pola Kombinasi Komponen Agroforestri. Buku. World AgroforestryCentre (ICRAF). Bandung. 38 hlm.
Schroeder, R. G. 1989. Operations Management Decision Making in TheOperations Function. Buku. McGraw-Hill Book. Singapura. 794 hlm.
Senoaji, G. 2009. Kontribusi hutan lindung terhadap pendapatan masyarakat desadi sekitarnya: studi kasus di desa air lanang bengkulu. Jurnal Manusia danLingkungan. 16(1):12-22.
Sita, B.R., Sutiarso, E. dan Hadi, S. 2017. Analisis produktivitas usahatani tomatdi kabupaten jember. Jurnal Agribest. 1(2):13-19.
Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian. Buku. PT. Rajagrafindo Persada.Depok. 496 hlm.
Suhendang, E. 2013. Pengantar Ilmu Kehutanan. Buku. PT Penerbit IPB Press.Bogor. 333 hlm.
Suwardane, K.E., Suardi, I.D.P.O. dan Handayani, M. T.H. 2015. Partisipasipetani dalam pengembangan hutan rakyat di dusun talang gunung desatalang batu kecamatan mesuji timur kabupaten mesuji provinsi lampung.Journal of Agribisnis dan Agrowisata. 4(2):86-96.
Syofiandi, R. R., Hilmanto, R. dan Herwanti, S. 2016. Analisis pendapatan dankesejahteraan petani agroforestry di kelurahan sumber agung kecamatankemiling kota bandar lampung. Jurnal Sylva Lestari. 4(2):17-26.
52Thamrin, M., Herman, S. dan Hanafi, F. 2012. Pengaruh faktor sosial ekonomi
terhadap pendapatan petani pinang. Jurnal Agrium. 12(2):85-94.
Widarti, A. 2015. Kontribusi hutan rakyat untuk kelestarian lingkungan danpendapatan. Prossiding Seminar Nasional Masyarakat BiodiversitasIndonesia. 1(7):1622-1626.
Widiarti, A. dan Prajadinata, S. 2008. Karakteristik hutan rakyat pola kebuncampuran. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 5(2):145-156.
Wijaya, A. 2012. Pengantar Riset Operasi (Edisi 2). Buku. Mitra WacanaMedia. Jakarta. 293 hlm.
Recommended