View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
P U T U S A N Perkara Nomor: 38/KPPU- L/2010
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi
yang memeriksa dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat selanjutnya
disebut UU No. 5 Tahun 1999 berkaitan dengan Lelang Contract Package No. 3A
Bojonegara – Cikande Distribution Pipeline (Lelang No. 024200.Peng/24/PPBJ-
SSWJ/2009) yang dilakukan oleh : ----------------------------------------------------------------
1) Terlapor I, PT Kelsri , berkedudukan di Jalan Harsono R.M. No. 67 Ragunan,
Pasar Minggu, Jakarta, Indonesia; ----------------------------------------------------------
2) Terlapor II, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., berkedudukan di
Jalan KH. Zainul Arifin Nomor 20, Jakarta Pusat, 11140, Indonesia; ----------------
telah mengambil Putusan sebagai berikut: -------------------------------------------------------
Majelis Komisi: -------------------------------------------------------------------------------------
Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini; -------------------
Setelah mendengar keterangan para Terlapor; ---------------------------------------------------
Setelah mendengar keterangan para Saksi; -------------------------------------------------------
Setelah membaca Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan; --------------------------------------
Setelah membaca Tanggapan/Pembelaan/Pendapat para Terlapor; --------------------------
Setelah membaca Berita Acara Pemeriksaan (selanjutnya disebut “BAP” ); ----------------
S A L I N A N
halaman 2 dari 86
TENTANG DUDUK PERKARA
1. Menimbang bahwa Sekretariat Komisi menerima laporan tentang adanya dugaan
pelanggaran terhadap UU No. 5 Tahun 1999 berkaitan dengan Lelang Contract
Package No. 3A Bojonegara – Cikande Distribution Pipeline (Lelang No.
024200.Peng/24/PPBJ-SSWJ/2009) selanjutnya disebut Lelang Contract
Package; ----------------------------------------------------------------------------------------
2. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretariat Komisi melakukan penelitian dan
klarifikasi mengenai kelengkapan dan kejelasan laporan yang dituangkan dalam
Resume Laporan untuk selanjutnya dilakukan pemberkasan; --------------------------
3. Menimbang bahwa berdasarkan pemberkasan terhadap Resume Laporan yang
dituangkan dalam Laporan Dugaan Pelanggaran, Sekretariat Komisi menyatakan
Laporan Dugaan Pelanggaran tersebut layak untuk dilakukan Gelar Laporan (vide
bukti B1); ---------------------------------------------------------------------------------------
4. Menimbang bahwa berdasarkan hasil Rapat Gelar Laporan, Komisi menilai
Laporan Dugaan Pelanggaran tersebut layak untuk dilakukan Pemeriksaan
Pendahuluan; -----------------------------------------------------------------------------------
5. Menimbang bahwa berdasarkan laporan yang lengkap dan jelas tersebut, Komisi
menerbitkan Penetapan Komisi Nomor 137/KPPU/Pen/VII/2010 tanggal 30 Juli
2010 tentang Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 38/KPPU-L/2010
terhitung sejak tanggal 30 Juli 2010 sampai dengan tanggal 15 September 2010
(vide bukti A1); --------------------------------------------------------------------------------
6. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Pendahuluan, Komisi
menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 270/KPPU/Kep/VII/2010 tanggal 30 Juli
2010 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalam
Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 38/KPPU-L/2010 (vide bukti A2); ------
7. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi
menerbitkan Surat Tugas Nomor 1151/SJ/ST/VII/2010 dan Nomor
1151.1/SJ/ST/VII/2010 tanggal 30 Juli 2010 yang menugaskan Investigator,
Panitera dan Sekretariat Komisi untuk membantu Tim Pemeriksa dalam
Pemeriksaan Pendahuluan (vide bukti A3, A4); ------------------------------------------
S A L I N A N
halaman 3 dari 86
8. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa telah menyampaikan Petikan Penetapan
Pemeriksaan Pendahuluan dan Salinan Laporan Dugaan Pelanggaran kepada para
Terlapor (vide bukti A5 s/d A6); ------------------------------------------------------------
9. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Pendahuluan, Tim Pemeriksa
menemukan adanya bukti awal yang cukup terhadap dugaan pelanggaran Pasal 22
UU No. 5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh para Terlapor dan merekomendasikan
kepada Komisi untuk melanjutkan pemeriksaan ke tahap Pemeriksaan Lanjutan
(vide bukti B4); --------------------------------------------------------------------------------
10. Menimbang bahwa berdasarkan rekomendasi Tim Pemeriksa, selanjutnya Komisi
menerbitkan Penetapan Komisi Nomor: 155/KPPU/Pen/IX/2010 tanggal 16
September 2010 tentang Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 38/KPPU-L/2010
terhitung sejak tanggal 16 September 2010 sampai dengan tanggal 8 November
2010 (vide bukti A12); -----------------------------------------------------------------------
11. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Lanjutan, Komisi
menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 331/KPPU/Kep/IX/2010 tanggal 16
September 2010 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa
dalam Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 38/KPPU-L/2010 (vide bukti A13); -
12. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi
menerbitkan Surat Tugas Nomor 1392/SJ/ST/IX/2010, Nomor
1393/SJ/ST/IX/2010 dan Nomor 1394/SJ/ST/IX/2010 tanggal 16 September 2010
yang menugaskan Investigator, Panitera dan Sekretariat Komisi untuk membantu
Tim Pemeriksa dalam Pemeriksaan Lanjutan (vide bukti A14, A15, A16); ----------
13. Menimbang bahwa dipandang perlu untuk dilakukan penambahan anggota
Investigator Tim Pemeriksaan Lanjutan Perkara No. 38/KPPU-L/2010 selanjutnya
Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi menerbitkan Surat Tugas Nomor
1495.1/SJ/ST/X/2010, tanggal 05 Oktober 2010 yang menugaskan Investigator,
untuk membantu Tim Pemeriksa dalam Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor
38/KPPU-L/2010 (vide bukti A9); ---------------------------------------------------------
14. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa telah menyampaikan Petikan Penetapan
Pemeriksaan Lanjutan dan Salinan Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan
kepada para Terlapor (vide bukti A10 s/d A11); -----------------------------------------
S A L I N A N
halaman 4 dari 86
15. Menimbang bahwa sehubungan dengan adanya kesalahan penulisan dalam
perhitungan jangka waktu penanganan Perkara Nomor 38/KPPU-L/2010
sebagaimana tertuang dalam Penetapan Komisi Nomor: 155/KPPU/Pen/IX/2010
tanggal 16 September 2010 tentang Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor
38/KPPU-L/2010, maka perlu dilakukan perbaikan. Selanjutnya, Komisi
menerbitkan Penetapan Komisi Nomor: 166.1/KPPU/Pen/XI/2010 tanggal 03
November 2010 tentang Perubahan Atas Penetapan Nomor
155/KPPU/Pen/IX/2010 tentang Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 38/KPPU-
L/2010 terhitung sejak tanggal 16 September 2010 sampai dengan tanggal 10
Desember 2010 (vide bukti A25); ----------------------------------------------------------
16. Menimbang bahwa sehubungan dengan adanya kesalahan penulisan dalam
perhitungan jangka waktu Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa
dalam Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 38/KPPU-L/2010 sebagaimana
tertuang dalam Keputusan KPPU Nomor 331/KPPU/Kep/IX/2010 tanggal 16
September 2010 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa
dalam Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 38/KPPU-L/2010, maka perlu
dilakukan perbaikan. Selanjutnya, Komisi menerbitkan Keputusan KPPU Nomor
381.3/KPPU/Kep/XI/2010 tanggal 3 November 2010 tentang Perubahan Atas
Keputusan KPPU Nomor 331/KPPU/Kep/IX/2010 tentang Penugasan Anggota
Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalam Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor
38/KPPU-L/2010 terhitung sejak tanggal 16 September 2010 sampai dengan
tanggal 10 Desember 2010 (vide bukti A26); ---------------------------------------------
17. Menimbang bahwa sehubungan dengan adanya kesalahan penulisan dalam
perhitungan jangka waktu Penugasan Staf Sekretariat pada Pemeriksaan Lanjutan
Perkara Nomor 38/KPPU-L/2010 sebagaimana tertuang dalam Surat Tugas
Nomor 1392/SJ/ST/IX/2010, Nomor 1393/SJ/ST/IX/2010 dan Nomor
1394/SJ/ST/IX/2010 tanggal 16 September 2010 yang menugaskan Investigator,
Panitera dan Sekretariat Komisi untuk membantu Tim Pemeriksa dalam
Pemeriksaan Lanjutan, maka perlu dilakukan perbaikan. Selanjutnya, Sekretaris
Jenderal Sekretariat Komisi menerbitkan Surat Tugas Nomor
1676.1/SJ/ST/XI/2010 dan Nomor 1676.2/SJ/ST/XI/2010 tanggal 3 November
2010 yang menugaskan Investigator dan Panitera untuk membantu Tim Pemeriksa
S A L I N A N
halaman 5 dari 86
dalam Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 38/KPPU-L/2010 terhitung sejak
tanggal 16 September 2010 sampai dengan tanggal 10 Desember 2010 (vide bukti
A27, A28); -------------------------------------------------------------------------------------
18. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor ,
38/KPPU-L/2010, Tim Pemeriksa menilai perlu dilakukan Perpanjangan
Pemeriksaan Lanjutan, maka Komisi menerbitkan Keputusan Komisi No.
395/KPPU/Kep/XII/2010 tanggal 13 Desember 2010 tentang Perpanjangan
Pemeriksaan Lanjutan Perkara 38/KPPU-L/2010 terhitung sejak tanggal 13
Desember 2010 sampai dengan 21 Januari 2011 (vide bukti A32);--------------------
19. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan,
Komisi menerbitkan Keputusan Nomor 396/KPPU/Kep/XII/2010 tanggal 13
Desember 2010 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalam
Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 38/KPPU-L/2010 (vide bukti
A33); --------------------------------------------------------------------------------------------
20. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi
menerbitkan Surat Tugas Nomor 1990/SJ/ST/XII/2010, Nomor
1991/SJ/ST/XII/2010 dan Nomor 1992/SJ/ST/XII/2010 tanggal 13 Desember
2010 yang menugaskan Investigator, Panitera dan Sekretariat Komisi untuk
membantu Tim Pemeriksa dalam Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan (vide bukti
A34, A35, A36); -------------------------------------------------------------------------------
21. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa telah menyampaikan Petikan Penetapan
Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan kepada para Terlapor (vide bukti A44, A45);
22. Menimbang bahwa dalam proses Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan
Lanjutan serta perpanjangannya, Tim Pemeriksa telah mendengar keterangan dari
para Terlapor dan para Saksi (vide bukti A7,A8, A 17s/d A24, A29 s/d A31,
A40, dan A42); --------------------------------------------------------------------------------
23. Menimbang bahwa identitas dan keterangan para Terlapor dan para Saksi telah
dicatat dalam BAP yang telah diakui kebenarannya serta masing-masing telah
ditandatangani oleh yang bersangkutan (vide bukti B2, B3,B5 s/d B16, dan B19);
24. Menimbang bahwa dalam Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan Lanjutan,
Tim Pemeriksa telah mendapatkan, meneliti dan menilai sejumlah surat dan atau
S A L I N A N
halaman 6 dari 86
dokumen, BAP serta bukti-bukti lain yang telah diperoleh selama pemeriksaan dan
penyelidikan; -----------------------------------------------------------------------------------
25. Menimbang bahwa sehubungan dengan adanya tugas yang sedang dilaksanakan
oleh Ketua Majelis Komisi, Dr. Sukarmi, S.H., M.H., maka untuk membacakan
Putusan Perkara No. 38/KPPU-L/2010, Ketua Komisi menerbitkan Keputusan No.
121/KPPU/KEP/V/2009 tanggal 14 Mei 2009 tentang Penugasan Anggota Komisi
Sebagai Majelis Komisi dalam Sidang Majelis Komisi Perkara No. 38/KPPU-
L/2010; ------------------------------------------------------------------------------------------
26. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa
membuat Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan yang memuat fakta-fakta sebagai
berikut (vide bukti B20); ---------------------------------------------------------------------
25.1 Fakta-Fakta; -------------------------------------------------------------------------
26.1.1 Tentang Objek Tender --------------------------------------------------
25.1.1.1 Bahwa objek Lelang adalah Lelang Contract Package
No. 3A Bojonegara – Cikande Distribution Pipeline
(Lelang No.024200. Peng / 24 / PPBJ – SSWJ / 2009).
Lingkup Pekerjaan meliputi pekerjaan enjiniring, design,
pengadaan, pemasangan dan commissioning pipeline dan
fiber optic cable dari Bojanegara Station ke Cikande
Offtake Station sepanjang 35 km termasuk pekerjaan
sipil, mekanikal, dan elektrikal terkait; (vide bukti B1);--
25.1.1.2 Bahwa Nilai HPS dalam Pengadaan dan Pemasangan
Pipa Distribusi Gas dari Bojanegara Cikande adalah
sebesar Rp 130.522.959.539 (Seratus Tiga Puluh
Milyar Lima Ratus Dua Puluh Dua Juta Sembilan
Ratus Lima Puluh Sembilan Ribu Lima Ratus Tiga
Puluh Sembilan Rupiah) yang berasal dari dana
Terlapor II; ------------------------------------------------------
25.1.1.3 Berikut ini informasi singkat mengenai klasifikasi Lelang
Contract Package;- ---------------------------------------------
Tabel 1
Klasifikasi Tender
S A L I N A N
halaman 7 dari 86
Pengguna Anggaran PT. Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk.
Sumber Dana PT. Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk.
Jumlah paket pekerjaan 1 (satu) paket
Metode Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa
Pelelangan Umum
Proses Penilaian Kompetensi Pascakualifikasi
Metode Penyampaian
Dokumen Penawaran
Dua Sampul
Metode Evaluasi Penawaran Sistem Gugur dan Sistem
Nilai Ambang Batas
Pedoman Pengadaan Pedoman Pengadaan
Barang/Jasa P-001/0.57
PT. Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk.
26.1.2 Tentang Kronologis Tender- --------------------------------------------
26.1.2.1 Bahwa tender ini diumumkan melalui Pengumuman
Lelang No. 024200.Peng/24/PPBJ-SSWJ/2009, yang
diumumkan di Surat Kabar Media Indonesia, The Jakarta
Post, dan website PGN tanggal 31 Juli 2009;---------------
26.1.2.2 Bahwa Terlapor II menunjuk panitia tender dengan
Keputusan Direksi PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk Nomor 008100.K/LG.01/UT/2009, yang terdiri dari:
TIM PENGARAH--------------------------------------- -----------
1. Direktur Pengembangan;-----------------------------------
2. Koordinator Pelaksana Proyek Pembangunan Jaringan
Pipa Gas Bumi;----------------------------------------------
3. Kepala Divisi Logistik;-------------------------------------
S A L I N A N
halaman 8 dari 86
Tabel 2
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Untuk South Sumatera – West Java Gas Pipeline Project
No. Nama Divisi/Unit Jabatan
1. R. Arman Widhymarmanto
Proyek Pembangunan
Jaringan Pipa Gas Bumi
Ketua, merangkap Anggota
2. Retno Kadarini Divisi Pembangunan
Wakil Ketua I, merangkap Anggota
3. Budiarto Proyek Pembangunan
Jaringan Pipa Gas Bumi
Wakil Ketua II, merangkap Anggota
4. M. Hidayat Setiaputra
Proyek Pembangunan
Jaringan Pipa Gas Bumi
Sekretaris I, merangkap Anggota
5. Heru Cahyono Divisi Perencanaan dan Enjinering
Sekretaris II, merangkap Anggota
6. Bekti Wicaksono
Proyek Pembangunan
Jaringan Pipa Gas Bumi
Anggota
7. Adi Ekawan Proyek Pembangunan
Jaringan Pipa Gas Bumi
Anggota
8. Nofrizal Ahmadin
Divisi Perencanaan dan Enjinering
Anggota
9. Jalu Krisna Bayu
Divisi Perbendaharaan
Anggota
10. Ahmad Arief Rivai
Divisi Perencanaan dan Enjinering
Anggota
11. M. Edwin Azhar Biro Hukum Korporat
Anggota
S A L I N A N
halaman 9 dari 86
Tabel 3
Tim Teknis Proyek
Transmisi
26.1.2.3 Berikut uraian kronologis proses pelaksanaan Lelang
Contract Package: --------------------------------------------------
12. Toto Yulianto Biro Hukum Korporat
Anggota
13. Bayu Kusumanto
Divisi Perencanaan dan Enjinering
Anggota
14. Rahmawati KA Proyek Pembangunan
Jaringan Pipa Gas Bumi
Anggota
15. Samson Sony Proyek Pembangunan
Jaringan Pipa Gas Bumi
Anggota
No. Posisi Nama Bagian/Unit
1. Koordinator Timbul Duffy Aritonang
Proyek Pembangunan
Jaringan Pipa Gas Bumi
2. Anggota Hasanuddin Ibrahim
Divisi Perencanaan dan Enjinering
3. Anggota Dewi Nursetyaningrum
Proyek Pembangunan
Jaringan Pipa Gas Bumi
4. Anggota Siti Nurmaya Rahmayani
Proyek Pembangunan
Jaringan Pipa Gas Bumi
5. Anggota Noris Subekti Proyek Pembangunan
Jaringan Pipa Gas Bumi
6. Anggota Ibnu Azka Sistem dan Teknologi Informasi
7. Anggota Raka Haryo Indro
Divisi Perencanaan dan Enjinering
8. Anggota Dimas Haryo Dito
Divisi Perencanaan dan Enjinering
9. Anggota Moh Rasyid Ridha
Proyek Pembangunan
Jaringan Pipa Gas Bumi
S A L I N A N
halaman 10 dari 86
Tabel 4.
Kronologis Tender
No. Tanggal Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
31 Juli 2009
3 Agustus –
10
September
2009
11 Agustus
2009
12 Agustus
2009
21 Agustus
2009
Pengumuman Lelang / Undangan
Pengadaan di Surat Kabar Media
Indonesia, The Jakarta Post, dan Website
PGN.
Pendaftaran dan Penjualan Dokumen
Pengadaan yang diikuti 10 (sepuluh)
perusahaan yaitu :
a. Terlapor I;
b. PT Remaja Bangun Kencana
Kontraktor;
c. PT Karinda Daya Perkasa;
d. PT Citra Panji Manunggal;
e. PT Hutama Karya (Persero);
f. PT Krakatau Engineering;
g. PT Nindya Karya (Persero);
h. Manunggal Engineering Konsorsium;
i. PT Forma Ocean Indonesia;
j. PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Peserta yang mengambil Dokumen
Pengadaan dikenakan biaya Rp.
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
Rapat Penjelasan Dokumen Pengadaan
Peninjauan Lapangan
Penyampaian Jawaban Pertanyaan dan
Amandemen I yang disampaikan melalui
surat yang menyampaikan agar para
S A L I N A N
halaman 11 dari 86
6.
7.
8.
9.
10.
11
September
2009
16
September
2009
16
September
2009
17
September
2009
17
September
peserta mengambil dokumen tersebut.
Semua peserta mengambil amandemen
tersebut.
Pemasukan Dokumen Penawaran yang
diikuti 8 (delapan) peserta pengadaan
yaitu :
a. PT Krakatau Engineering;
b. PT Adhi Karya (Persero), Tbk;
c. Konsorsium PT Forma Ocean
Indonesia – PT Catur Yasa JO;
d. PT Yasa Industri Nusantara – PT
Karinda Daya Perkasa;
e. PT Citra Panji Manunggal;
f. Terlapor I;
g. KSO Nindya – Multi – Enerkon;
h. Hutama – Darma – Ilamaru JO.
Pembukaan Dokumen Penawaran Sampul
I yaitu Dokumen Penawaran Teknis dan
Kualifikasi. Dari Hasil evaluasi terhadap
Jaminan Penawaran, Jaminan Penawaran
yang disampaikan seluruh peserta tidak
sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen
Lelang.
Laporan Terlapor II Lelang kepada
Koordinator Pelelangan
Laporan Koordinator Pelelangan kepada
Direktur Pengembangan
Persetujuan lelang ulang
Lelang Ulang
Pengumuman Lelang Gagal dan
Undangan Pengadaan / Lelang ulang
S A L I N A N
halaman 12 dari 86
11.
12.
13.
2009
29
September
2009
7 Oktober
2009
19
November
2009
kepada 8 (delapan) peserta pengadaan
yang memasukkan dokumen penawaran
pada Lelang Pertama.
Rapat Penjelasan Dokumen Pengadaan
dan Penyampaian Amandemen II, yang
diikuti oleh 8 (delapan) peserta
pengadaan, yaitu :
a. PT Krakatau Engineering;
b. PT Adhi Karya (Persero), Tbk;
c. Konsorsium PT Forma Ocean
Indonesia – PT Catur Yasa JO;
d. PT Yasa Industri Nusantara – PT
Karinda Daya Perkasa;
e. PT Citra Panji Manunggal;
f. Terlapor I;
g. KSO Nindya – Multi – Enerkon;
h. Hutama – Darma – Ilamaru JO.
Pemasukan Dokumen Penawaran Lelang
Ulang, terdapat 8 (delapan) perusahaan
yang memasukkan dokumen penawaran,
yaitu :
a. PT Krakatau Engineering;
b. PT Adhi Karya (Persero), Tbk;
c. Konsorsium PT Forma Ocean
Indonesia – PT Catur Yasa JO;
d. PT Yasa Industri Nusantara – PT
Karinda Daya Perkasa;
e. PT Citra Panji Manunggal;
f. Terlapor I;
g. KSO Nindya – Multi – Enerkon;
h. Hutama – Darma – Ilamaru JO.
Laporan Terlapor II Lelang kepada
Koordinator Pelelangan
S A L I N A N
halaman 13 dari 86
14.
15.
16.
17.
18.
19.
23
November
2009
26
November
2009
3 Desember
2009
8 Januari
2010
11 Januari
2010
12 Januari
2010
Laporan Koordinator Pelelangan kepada
Direktur Pengembangan.
Persetujuan Direksi atas Hasil Evaluasi
Sampul I
Permintaan HPS
Penyampaian HPS
Pengumuman Hasil Evaluasi Sampul I
terdapat 7 (tujuh) perusahaan yang
dinyatakan tidak lulus Evaluasi Sampul I,
yaitu :
a. PT Krakatau Engineering;
b. PT Adhi Karya (Persero), Tbk;
c. Konsorsium PT Forma Ocean
Indonesia – PT Catur Yasa JO;
d. PT Yasa Industri Nusantara – PT
Karinda Daya Perkasa;
e. PT Citra Panji Manunggal;
f. KSO Nindya – Multi – Enerkon;
g. Hutama – Darma – Ilamaru JO;
Undangan pembukaan dokumen
penawaran harga (Sampul II) kepada
peserta pengadaan yang lulus evaluasi
yaitu Terlapor I.
Pembukaan Dokumen Penawaran Harga
Sampul II, Terlapor I memasukkan
penawaran sebesar Rp.
125.519.306.000,00 (seratus dua puluh
lima milyar lima ratus sembilan belas
juta tiga ratus enam ribu rupiah)
termasuk PPN 10%.
S A L I N A N
halaman 14 dari 86
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
3 Februari
2010
3 Februari
2010
8 Februari
2010
10 Februari
2010
18 Februari
2010
19 Februari
2010
25 Februari
2010
1 – 3 Maret
2010
3 Maret
2010
Evaluasi dokumen Penawaran Harga PT.
Kelsri, yang oleh Terlapor II dinyatakan
memenuhi syarat dalam batas range 80% -
100% dari HPS sebesar Rp. 130.
522.959.539,00 (seratus tiga puluh
milyar lima ratus dua puluh dua juta
sembilan ratus lima puluh sembilan
ribu lima ratus tiga puluh sembilan
rupiah). Setelah diklarifikasi ke Terlapor
I, adanya koreksi aritmatik telah
disetujui oleh Terlapor I, sehingga Harga
Penawaran PT Kelsri setelah dikoreksi
menjadi sebesar Rp. 125.519.302.305,26
(seratus dua puluh lima milyar lima
ratus sembilan belas juta tiga ratus
lima koma dua puluh enam) termasuk
PPN 10%.
Pemintaan perpanjangan jaminan
penawaran kepada setiap Peserta
Pengadaan baik yang telah digugurkan.
Laporan Panitia kepada Koordinator
Pelelangan
Laporan Koordinator Pelelangan kepada
Direktur Pengembangan.
Laporan Direktur Pengembangan kepada
Direktur Utama
Penetapan Pemenang Pengadaan dari
Direktur Utama
Pengumuman Pemenang Pengadaan
Lelang Ulang dimana terlapor I
dinyatakan sebagai pemenang.
Masa Sanggah, tidak ada yang
memasukkan sanggahan
Penyampaian Penjelasan kepada peserta
Pengadaan mengenai alasan
S A L I N A N
halaman 15 dari 86
26.1.3 Tentang Surat Jaminan Penawaran ----------------------------------
26.1.3.1 Bahwa Jaminan Penawaran merupakan salah satu
persyaratan kelengkapan Dokumen Penawaran Peserta,
yaitu pada Annex A : Jaminan Penawaran. Dalam
Instruction To Bidder (ITB) disebutkan persyaratan-
persyaratan Jaminan Penawaran sebagai berikut :--------
a. Nilai Jaminan Penawaran adalah sebesar Rp.
2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah);--------------
b. Jaminan Penawaran harus tetap berlaku 30 (tiga
puluh) hari lebih lama dari masa berlakunya
Penawaran;----------------------------------------------
c. Jaminan Penawaran dibuat dalam bentuk Bank
Garansi dikeluarkan oleh : ----------------------------
• Bank Devisa Asing yang memiliki
peringkat PEFINDO ”A” (minimum) atau
MOODY’S ”A” (minimum) atau FITCH
”A” (minimum) atau S & P ”A”
(minimum) untuk kantor cabang; atau-----
• Bank lokal yang meiliki reputasi baik
berlokasi di Indonesia memiliki peringkat
PEFINDO ”B” (minimum) atau
MOODY’S ”B” (minimum) atau FITCH
”B” (minimum) atau S & P ”B”
(minimum).-------------------------------------
29.
4 Maret
2010
ketidaklulusan melalui surat kepada 7
(tujuh) peserta lainnya.
Proses Kontrak. Permintaan Perpanjangan
Masa Berlaku Penawaran dan Jaminan
Penawaran kepada Terlapor I.
S A L I N A N
halaman 16 dari 86
d. Format dan isi Bank garansi harus sesuai dengan
contoh yang terdapat dalam Annex A : Contoh
Jaminan Penawaran.------------------------------------
26.1.3.2 Bahwa pada tanggal 21 Agustus 2009 Terlapor II
mengirimkan surat pemberitahuan kepada peserta untuk
mengambil Amandement No. 1 terhadap Bid Documents
CP-3A dan Jawaban Terlapor II terhadap pertanyaan-
pertanyaan calon Peserta Lelang;-----------------------------
26.1.3.3 Bahwa amandemen terhadap Bid Document antara lain
berisi Amandemen atas Annex A – Bentuk Jaminan
Penawaran. Dalam amandemen tersebut disebutkan
perubahan Butir 4 dari Annex A sebagai berikut :----------
Syarat-syarat kewajiban ini adalah :--------------------------
a. Apabila Peserta Pengadaan menarik kembali
penawarannya sebelum berakhirnya Masa Berlaku
Penawaran yang dinyatakan dalam Surat
Penawaran; atau----------------------------------------
b. Apabila penawaran dimenangkan dalam Masa
Berlaku Penawaran dan Peserta Pengadaan gagal
atau menolak :------------------------------------------
1) Memberikan Jaminan Pelaksanaan
sebagaimana diatur dalam Dokumen
Pengadaan; atau------------------------------------
2) Untuk menandatangani Kontrak; atau----------
3) Menyetujui koreksi aritmatik terhadap
penawarannya sebagaimana tercantum di
dalam Instruksi kepada Peserta Pengadaan.-----
c. Peserta Pengadaan, setelah ditunjuk sebagai
Pemenang Pengadaaan, mengundurkan diri.--------
Menjadi : --------------------------------------------------------
S A L I N A N
halaman 17 dari 86
a. Peserta Pengadaan menarik Dokumen
Penawarannya dalam jangka waktu Masa
Berlakunya Penawaran; atau--------------------------
b. Peserta Pengadaan menolak koreksi aritmatik atas
Dokumen Penawaran Harganya atau penetapan
Panitia Pengadaan atas Penawaran Harga yang
diberi keterangan ”TIDAK JELAS”; atau----------
c. Pemenang Pengadaan menarik Dokumen
Penawarannya setelah batas akhir waktu
penyampaian Penawaran tetapi sebelum
berakhirnya Masa Berlaku Domumen
Penawarannya atau setelah ditunjuk sebagai
Pemenang Pengadaan; atau---------------------------
d. Peserta Pengadaan memberikan pernyataan atau
gambaran yang salah dalam dokumen kualifikasi
yang apabila diketahui akan mengakibatkan
Penawaran ditolak; atau--------------------------------
e. Peserta Pengadaan membuat sanggahan yang tidak
berdasar dan tidak benar terhadap penunjukkan
Pemenang Pengadaan atau melanggar ketentuan
mengenai kerahasiaan dan persekongkolan; atau---
f. Setelah menerima Letter of Acceptance, Pemenang
Pengadaan melanggar ketentuan Kontrak yang
memberikan hak kepada Pengguna Barang/Jasa
untuk melakukan klaim terhadap Jaminan
Pelaksanaan (jika telah diberikan); atau-------------
g. Pemenang Pengadaan,dalam batas waktu yang
ditentukan gagal:----------------------------------------
1) menyerahkan Jaminan Pelaksanaan; atau--
2) menandatangani Kontrak; atau--------------
S A L I N A N
halaman 18 dari 86
3) membuktikan perpanjangan Jaminan
Penawarannya (apabila diperlukan) setelah
menerima Letter of Acceptance.-------------
25.1.3.4. Bahwa pada Lelang Pertama, Jaminan Penawaran seluruh
peserta dinyatakan tidak responsif.---------------------------
Berikut tabel rincian jaminan penawaran peserta :---------
Tabel 5
Jaminan Penawaran
No Nama Perusahaan Nilai Jaminan
(Rp.)
Nama Bank
Penerbit
Berlaku
sampai
Tanggal
Validitas
Keterangan
1. PT. Krakatau Engineering
2.000.000.000 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
150 hari kalender sejak 11-Sep -09
9-Sep-09 Tidak sesuai ketentuan IPP Dokumen Pengadaan
2. PT. Adhi Karya (persero) Tbk
2.000.000.000
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
150 hari kalender sejak 11-Sep -09
11-Sep-09
Tidak sesuai ketentuan IPP Dokumen Pengadaan
3. Konsorsium PT. Forma Ocean Indonesia
2.000.000.000
Bank Sulut Cabang Jakarta
150 hari kalender sejak 11-Sep -09
10-Sep-09
Tidak sesuai ketentuan IPP Dokumen Pengadaan
4. PT. Yasa Industri Nusantara – PT. Karinda 2.000.000.000
PT. Bank NTB 150 hari kalender sejak 11-Sep -09
11-Sep-09
Bank Penerbit tidak memenuhi rating yang dipersyaratkan
5. PT. Citra Panji Manunggal
2.000.000.000
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
11-Sep-09 s/d 8-Feb-10 2-Sep-09 Tidak sesuai
ketentuan IPP Dokumen Pengadaan
6. PT. Kelsri 2.000.000.000
PT. Bank Internasional Indonesi (Persero) Tbk
11-Sep-09 s/d 7-Feb-10
4-Sep-09 Tidak sesuai ketentuan IPP Dokumen Pengadaan
S A L I N A N
halaman 19 dari 86
7. KSO Nidya – Multi – Enerkon 2.000.000.000
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
11-Sep-09 s/d 7-Feb-10
10-Sep-09
Tidak sesuai ketentuan IPP Dokumen Pengadaan
8. Hutama – Daruma – Ilamaru JO 2.000.000.000
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
11-Sep-09 s/d 7-Feb-10
10-Sep-09
Tidak sesuai ketentuan IPP Dokumen Pengadaan
26.1.3.4 Bahwa dari seluruh peserta lelang, hanya 1 (satu) peserta
dengan jaminan penawaran yang sesuai format jaminan
penawaran dari Terlapor II, yaitu PT. Yasa Industri
Nusantara – PT. Karinda JO. Namun Terlapor II menilai
bahwa bank penerbit Jaminan Penawaran PT. Yasa
Industri Nusantara – PT. Karinda JO tidak sesuai dengan
persyaratan bank penerbit yang diminta Terlapor II,
sehingga Jaminan Penawaran PT. Yasa Industri
Nusantara – PT. Karinda JO dinilai tidak responsif.-------
25.1.4 Tentang Lelang Ulang ----------------------------------------------------
25.1.4.1. Bahwa berdasarkan hasil evaluasi Terlapor II terhadap
Sampul I Penawaran Teknis, khususnya Jaminan
Penawaran dari keseluruhan 8 (delapan) peserta tidak ada
yang memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam
Dokumen Pengadaan, sehingga Dokumen Penawaran dari
seluruh peserta Pengadaan dinyatakan ditolak dan
dilakukan lelang ulang terbatas kepada (delapan) peserta
yang telah menyampaikan Dokumen Penawaran;.----------
25.1.4.2. Bahwa pada tanggal 17 September 2009, Terlapor II
mengirimkan surat Pemberitahuan Lelang Gagal dan
undangan untuk mengikuti Lelang Ulang kepada 8
(delapan) peserta tersebut;--------------------------------------
S A L I N A N
halaman 20 dari 86
25.1.4.3. Bahwa pada tanggal 29 September 2010, dilaksanakan
Rapat Penjelasan Dokumen Pengadaan Lelang Ulang
Contract Package No. 3A Bojonegara – Cikande
Distribution Pipeline yang diikuti oleh 8 (delapan) peserta
pengadaan. Dalam rapat tersebut dijelaskan alasan
dilakukan Lelang Ulang dan hal-hal yang perlu
diperhatikan peserta, yaitu persyaratan Jaminan
Penawaran, Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, Pengalaman
Peserta, Dokumen Kualifikasi, Modal Kerja dan
Kemampuan Dasar;----------------------------------------------
25.1.4.4. Bahwa pada tanggal 7 Oktober 2009 dilaksanakan
Pemasukan dan Pembukaan Dokumen Penawaran Sampul
I Lelang Contract Package terdapat 8 (delapan)
perusahaan yang memasukkan penawaran;-------------------
25.1.4.5. Bahwa dalam pembukaan Dokumen Penawaran Lelang
Ulang Terlapor II memeriksa Jaminan Penawaran peserta
dengan rincian sebagai berikut :-------------------------------
Tabel 6
Jaminan Penawaran pada Lelang Ulang
No Nama Perusahaan Nilai Jaminan
(Rp.)
Nama Bank
Penerbit
Berlaku
sampai
Tanggal
Validitas
1.
KSO Nidya – Multi – Enerkon
2.000.000.000
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Dukuh Bawah
6 Maret 2010
6 Oktober 2009
2.
Hutama – Daruma – Ilamaru JO
2.000.000.000
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Dukuh Bawah
6 Maret 2010
10 September 2009
3. PT. Yasa Industri Nusantara – PT. Karinda
2.000.000.000
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, Jakarta City
6 Maret 2010
6 Oktober 2009
S A L I N A N
halaman 21 dari 86
25.1.5 Tentang Evaluasi Dokumen Penawaran Sampul I----------------
25.1.5.1 Bahwa Evaluasi Penawaran Sampul I terdiri dari 3 (tiga)
tahapan, yaitu :--------------------------------------------------
1. Tahap 1 : Evaluasi terhadap kelayakan dari Peserta
Pengadaan untuk mengikuti pengadaan;-------------
2. Tahap 2: Evaluasi terhadap kelengkapan Dokumen
Penawaran dan Teknis termasuk persyaratan
kualifikasi, dan penilaian substanstial
responsivenes;-------------------------------------------
Credit Operations IV-Thamrin
4.
PT. Citra Panji Manunggal
2.000.000.000
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, Credit Operations Group Processing and Maintenance Department
6 Maret 2010
6 Oktober 2009
5.
PT. Adhi Karya (persero) Tbk
2.000.000.000
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, Credit Operations Group Processing and Maintenance Department
6 Maret 2010
6 Oktober 2009
6. PT. Krakatau Engineering
2.000.000.000
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Cilegon
7 Maret 2010
5 Oktober 2009
7. Konsorsium PT. Forma Ocean Indonesia
2.000.000.000 PT. Bank Sulut Kantor Cabang Jakarta
6 Maret 2010
10 September 2009
8. PT. Kelsri 2.000.000.000
PT. Bank Internasional Indonesia Tbk
6 Maret 2010
4 September 2009
S A L I N A N
halaman 22 dari 86
3. Tahap 3 : Risk Assesment terhadap ketdaksesuaian
hasil evaluasi tahap 2.----------------------------------
25.1.5.2 Evaluasi Tahap I----------------------------------------------
Bahwa dalan Evaluasi dilakukan terhadap hal-hal
sebagai berikut :
1. Waktu Pemasukan Dokumen Penawaran, yaitu pada
tanggal 7 Oktober 2009 paling lambat pukul 14.00
WIB;--------------------------------------------------------
2. Peserta Pengadaan adalah perusahaan yang membeli
Dokumen Pengadaan;-------------------------------------
3. Dokumen Penawaran ditandatangani oleh
perwakilan Peserta Pengadaan yang berhak
menandatangani;-------------------------------------------
4. Peserta Pengadaan yang berupa KSO
menyampaikan salinan perjanjian KSO;---------------
5. Sampul Dokumen Penawaran memenuhi
persyaratan yang disebutkan dalam Dokumen
Pengadaan.-------------------------------------------------
25.1.5.3 Bahwa Evaluasi Tahap II terdiri dari :---------------------
1. Tahap 2A :-------------------------------------------------
a. Kelengkapan Dokumen Penawaran Administrasi
dan Teknis, dimana Dokumen Penawaran
dinyatakan lengkap bila menyampaikan dokumen-
dokumen sebagai berikut :-----------------------------
1) Daftar isi;-------------------------------------------
2) Annex A : Jaminan Penawaran/Bid Security.
Terhadap Annex A, juga diperiksa mengenai
keasliannya, beserta jaminan, format dan isi
jaminan, masa berlakunya jaminan, nama
S A L I N A N
halaman 23 dari 86
Peserta Pengadaan, nama paket pengadaan
dan nama tertanggung yaitu PT PGN serta
kualifikasi dan bank yang mengeluarkan
Jaminan Penawaran tersebut;--------------------
3) Annex B : Surat Penawaran/Letter of Bid dan
Surat Pernyataan Kebenaran Dokumen;--------
4) Annex C : Approach to Undertaking the
Contract;--------------------------------------------
5) Annex D: Proposal Desain/ Design
Proposal;-------------------------------------------
6) Annex E : Non-Compliance Matrix;------------
7) Annex F : Surat Pernyataan Kepatuhan/
Compliance Statement Letter;-------------------
8) Annex G : Proposal Konstruksi / Construction
Proposal;-------------------------------------------
9) Annex H : Planning and Programming
Proposa;--------------------------------------------
10) Annex I : Proposed Subcontractors and
Suppliers;-------------------------------------------
11) Annex J : Proposed Management System;-----
12) Annex K : Proposed Organization and
Personnel;------------------------------------------
13) Dokumen Kualifikasi;----------------------------
b. Persyaratan Kualifikasi; yang meliputi 2 (dua)
sistem, yaitu :-------------------------------------------
1) Sistem Gugur :------------------------------------
Kualifikasi Persyaratan Administrasi;
dimana peserta harus menyerahkan dokumen
kualifikasi di bawah ini :------------------------
a. Pakta Integritas;-------------------------------
b. Surat Pernyataan Minat;---------------------
S A L I N A N
halaman 24 dari 86
c. Surat Kuasa (jika diperlukan);--------------
d. Formulir Isian Kualifikasi;-----------------
e. Data Administrasi (Umum);-----------------
f. Fotocopi Surat Ijin Usaha Perdagangan
(SIUP);-----------------------------------------
g. Fotocopi Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi
(SIUJK);----------------------------------------
h. Fotocopi Sertifikat badan usaha jasa
pelaksanaan jasa konstruksi (SBUJK);-----
i. Fotocopi tanda daftar perusahaan (TDP);-
j. Fotokopi Surat Keterangan Domisili;------
k. Fotocopi Nomor pokok wajib pajak
(NPWP) perusahaan dan Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(SPPKP);---------------------------------------
l. Fotokopi bukti tanda terima penyampaian
Surat Pajak Tahuna (Surat Pemberitahuan
– SPT Tahunan) Pajak Penghasilan (PPh)
tahun terakhir dan fotokopi Surat Setoran
Pajak (SSP) PPh PasaL 29;------------------
m. Fotocopi Akta Pendirian Perseroan
Terbatas Beserta Perubahannya Dan
Pengesahan Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia termasuk Berita
Negara;-----------------------------------------
n. Fotokopi akta pernyataan keputusan rapat
yang mencantumkan susunan terakhir
Direksi dan Komisaris beserta
S A L I N A N
halaman 25 dari 86
Pemberitahuan ke Menteri Hukum dan
HAM Republik Indonesia;-------------------
o. Fotokopi akta pernyataan keputusan rapat
yang mencantumkan susunan terakhir
Pemegang Saham beserta Pemberitahuan
ke Menteri Hukum dan HAM Republik
Indonesia;--------------------------------------
p. Fotokopi Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh akuntan publik yang memuat
tahun pajak terakhir;--------------------------
q. Fotokopi rekaman rekening koran giro
dan atau deposito 3 (tiga) bulan terakhir
dimana jumlah saldo rata-rata minimal
sebesar Rp. 20.000.000.000- (dua puluh
milyar rupiah). Apabila rata-rata saldo
tidak mencukupi, peserta Pengadaan harus
menyerahkan dukungan pemodalan/
keuangan dari Bank (asli) tanpa adanya
persyaratan tertentu/tambahan yang
merugikan Pengguna Barang/Jasa, serta
menyebutkan nilai nominal;-----------------
r. Data pengalaman proyek baik yang sudah
selesai maupun yang sedang
dilaksanakan.----------------------------------
Kualifikasi Keuangan; dimana peserta harus
memenuhi hal-hal sebagai berikut :------------
a. Modal Kerja; memiliki modal kerja yang
dibuktikan dengan menyertakan rekening
koran, giro dan/atau deposito 3 (tiga)
bulan terakhir dengan jumlah saldo rata-
rata minimal Rp. 20.000.000.000,- (dua
S A L I N A N
halaman 26 dari 86
puluh milyar rupiah). Apabila rata-rata
saldo tidak mencukupi, maka Peserta
Pengadaan harus menyerahkan dukungan
permodalan/keuangan dari Bank (asli)
dengan menyebutkan nilai nominal tanpa
adanya persyaratan tertentu/tambahan
yang dapat merugikan Pengguna
Barang/Jasa;-----------------------------------
b. Peserta Pengadaan harus memiliki Sisa
Kemampuan Keuangan (SKK) sekurang-
kurangnya 80% dari nilai paket yang
ditawarkan dihitung dengan rumus
sebagai berikut :-------------------------------
SKK = KK – (NK – Prestasi)----------------
KK : Kemampuan Keuangan------
NK : Nilai Kontrak dalam
Pelaksanaan-------------------
Prestasi: Nilai pekerjaan yang sudah
dilaksanakan------------------
c. Peserta Pengadaan harus memiliki
Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh
akuntan publik yang memuat tahun pajak
terakhir;-----------------------------------------
d. Kemampuan Dasar (KD);--------------------
KD ditentukan sebagai berikut :-------------
KD = 2 NPt-------------------------------------
NPt diambil dari data pengalaman Peserta
Pengadaan tertinggi pada sub bidang
pekerjaan yang sesuai Jasa Konstruksi
S A L I N A N
halaman 27 dari 86
Bidang Mekanikal, Sub Bidang
Konstruksi Perpipaan Minyak/Gas/Energi
(23009), kualifikasi nonkecil (besar)
minimal gred 7, dalam kurun waktu 7
tahun terakhir. KD yang kurang dari nilai
paket yang dilelangkan dinyatakan gugur.
Dalam hal Peserta Pengadaan berbentuk
JV, Konsorsium atau Asosiasi, KD yang
diperhitungkan adalah KD dari Mitra
Utama (Lead Firm/Lead Partner).----------
e. Sisa Kemampuan Paket (SKP);-------------
SKP dihitung sebagai berikut :--------------
SKP = KP – (jumlah paket yang
dikerjakan)-----------------------
KP = 8 atau 1,2 x (jumlah paket pekerjaan
terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima
tahun terakhir)---------------------------------
Peserta Pengadaan yang mempunyai SKP
≤ 0 akan dinyatakan gugur.------------------
2) Sistem Ambang Batas (Minimal 60)------------------
1. Pengalaman Peserta Pengadaan-------------------
Peserta pengadaan (dalam bentuk perseroan
terbatas atau JV atau Konsorsium atau
Asosiasi) harus memiliki pengalaman
menyelesaikan kontrak konstruksi jaringan
pipa baja gas bumi di darat minimum diameter
20” dengan total panjang pipa kumulatif
minimum 15 km dalam waktu 7 (tujuh) tahun
terakhir.----------------------------------------------
S A L I N A N
halaman 28 dari 86
2. Usulan Sub Kontraktor-----------------------------
Peserta Pengadaan harus menyampaikan
informasi detail dari Subkontraktor yang akan
diusulkan untuk melaksanakan bagian dari
pekerjaan berikut surat dukungannya untuk
melaksanakan bagian dari pekerjaan berikut
surat dukungannya sesuai dengan persyaratan
sebagaimana diatur dalam Annex I (Proposed
Subcontractors and Suppliers) dari Bab IV
(Annexes to IPP). Pengguna Barang/Jasa
berhak memilih salah satu Subkontraktor dari
beberapa alternatif yang diusulkan oleh Peserta
Pengadaan dalam Dokumen Penawaran.--------
3. Daftar Peralatan Utama----------------------------
Peserta Pengadaan harus menyampaikan daftar
Peralatan Utama yang akan digunakan untuk
melaksanakan Pekerjaan dilengkapi dengan
informasi teknis serta kepemilikannya sesuai
persyaratan dalam Annex G (Construction
Proposal) dari Bab IV (Annexes to IPP).-------
4. Daftar Personil Inti----------------------------------
Peserta Pengadaan harus menyampaikan daftar
Personil inti beserta Curriculum Vitae (CV)
mereka yang telah ditandatangani sesuai
dengan persyaratan kualifikasi Personil inti
yang tercantum dalam Annex K (Proposed
Organization and Personnel) dari Bab IV
(Annexes to IPP).-----------------------------------
5. Manajemen Mutu-----------------------------------
Peserta Pengadaan harus menyampaikan
sertifikat manajemen mutu ISO 9001, 2000
atau sejenisnya yang masih berlaku.-------------
S A L I N A N
halaman 29 dari 86
2. Tahap 2 B (Penilaian Substantial Responsiveness )------
Bahwa evaluasi pada tahap ini difokuskan pada
responsiveness dari masing-masing Annex yang
disampaikan oleh Peserta Pengadaan, yaitu dari Annex
B hingga Annex K. Evaluasi secara mendetail
dilakukan untuk mengetahui apakah Dokumen
Penawaran dari masing-masing Peserta Pengadaan
dapat dinyatakan responsive secara substantial atau
tidak. Selain itu, terdapat beberapa hal yang perlu
dievaluasi lebih mendalam dalam tahapan selanjutnya
(risk assessment) yaitu pada: ------------------------------
1) Annex G : Proposal Konstruksi/Contruction
Proposal, karena Peserta Pengadaan
menyampaikan sebagian besar proposal hanya
dalam bentuk umum (basic narrative);---------------
2) Annex H : Planning and Programming Proposal,
karena Peserta Pengadaan menyampaikan jadwal
penyelesaian pekerjaan yang kurang realistik
berkaitan dengan jumlah peralatan dan manpower
terhadap durasi pekerjaan;.------------------------------
25.1.5.4 Bahwa Evaluasi Tahap III : Risk Assesment, dilakukan
dengan melakukan klarifikasi kepada peserta yang
dinyatakan lulus Tahap II;.---------------------------------
25.1.5.5 Bahwa pada Pedoman Pengadaan Barang/Jasa P-
001/0.57 PT. PGN, Bab IV Prosedur Pengadaaan
Barang dan Jasa Huruf (A), poin (3), huruf (e),
Evaluasi Penawaran poin (5) Evaluasi Administrasi;
disebutkan bahwa penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan administrasi apabila memenuhi
persyaratan dan penilaian kualifikasi.---------------------
25.1.6 Tentang Hasil Evaluasi Penawaran Sampul I----------------------
S A L I N A N
halaman 30 dari 86
Berikut hasil evaluasi Dokumen Penawaran Sampul I (lanjutan)
termasuk setelah klarifikasi kepada Peserta Pengadaan dan
institusi lainnya untuk masing-masing peserta tender:---------------
Tabel 7
Hasil Evaluasi Dokumen Penawaran
Peserta
Pengadaan
Tahap
1
Persyaratan
Kualifikasi
Tahap 2A Tahap 2B Tahap 3 Keterangan
KSO
Nindya-
Multi-
Enerkon
Lulus Lulus Lulus Lulus
Dokumen
responsive,
namun ada
beberapa hal
yang masih
diklarifikasi
untuk dievaluasi
tahap 3 yaitu
terkait dengan :
a. Outline
specification
untuk linepipe,
steel pipe casing
dan concrete
couting.
b. Kedalamaan
pipa pada
railway crossing
c. Peralatan
holiday detector
d. Pekerjaan
caliper pigging
e. Jadwal
penyelesaian
pekerjaan
Untuk point a-
d secara
umum
memenuhi
persyaratan
dalam
employers
requirements
Untuk point e
berdasarkan
analisa
terhadap Time
Schedule, Man
Power
Schedule, dan
Equipment
Schedule
terlihat bahwa
Peserta
Pengadaan
dengan
sumber daya
yang ada akan
menyelesaikan
pekerjaan
melebihi
waktu yang
disyaratkan
Tidak lulus
Tahap 3
Sampul I
S A L I N A N
halaman 31 dari 86
terhadap jumlah
peralatan dan
manpower
schedule.
(yaitu Key
Date A = 350
hari). Contoh
pekerjaan
pengelasan
dalam
penawaran
adalah 76 hari,
namun
berdasarkan
analisa PGN
akan menjadi
186 hari,
sehingga
berakibat
target waktu
akan terlewati.
(Tidak sesuai
dengan Pasal
10.3.4. IPP
dan 10.3.6
IPP)
Hutama –
Darma –
Ilamaru JO
Lulus Lulus Lulus Tidak
menyampaikan 7
dari 13 Definition
Drawings yang
harus
disampaikan
(tidak sesuai
dengan ketentuan
dalam Sub-Pasal
1.1.1. section IV
Annex D :
Design Proposal)
dimana
dipersyaratkan
bahwa setiap
Peserta
Tidak lulus
Tahap 2B
Sampul I
S A L I N A N
halaman 32 dari 86
Pengadaan harus
menyampaikan
dokumen
Definition
Drawings secara
lengkap.
PT Yasa
Industri
Nusantara –
PT Karinda
Daya
Perkasa JO
Lulus PT Yasa Industri
Nusantara sebagai
Lead Partner tidak
memiliki Kemampuan
Dasar yang cukup.
(Tidak sesuai sub-
pasal C.b4. Dokumen
Kualifikasi IPP
Dokumen Pengadaan)
Memiliki nilai untuk
kualifikasi teknik
dibawah ambang batas
yaitu sebesar 47 yang
seharusnya minimal
sebesar 60 (sesuai
pedoman pengadaan
barang dan jasa PGN).
Nilai tersebut
disebabkan karena
Peserta Pengadaan
tidak menyampaikan
informasi yang
lengkap untuk
subkontraktor/supplier
yang akan diusulkan
serta tidak
menyampaikan
informasi tentang Key
Personnel, hanya
Manpower Loading.
Menyampaikan
Jaminan
Penawaran/Bidbond
Security yang
setelah dilakukan
klarifikasi kepada
bank penerbit
dinyatakan tidak
tercatat pada Bank
Mandiri selaku
bank yang
menerbitkan (Tidak
sesuai dengan sub-
pasal VI.5. IPP
Dokumen
Pengadaan)
Tidak lulus
Persyaratan
Kualifikasi
dan Tahap
2A Sampul
I
PT Citra Lulus Tidak memiliki Sisa Tidak Tidak lulus
S A L I N A N
halaman 33 dari 86
Panji
Manunggal
Kemampuan
Keuangan (SKK) yang
mencukupi untuk
melaksanakan
pekerjaan CP-3A ini.
(Tidak sesuai sub-
pasal C.b.2. Dokumen
Kualifikasi IPP
Dokumen Pengadaan)
menyampaikan
Jaminan
Penawaran/Bidbond
Security sesuai
format yang
terdapat dalam
amandemen No.1
Dokumen
Penawaran (Tidak
sesuai dengan sub-
pasal VI.5. IPP
Dokumen
Pengadaan)
Persyaratan
Kualifikasi
dan Tahap
2A Sampul
I
PT Adhi
Karya
(Persero)
Tbk
Lulus Tidak menyampaikan
Laporan Keuangan
yang telah diaudit oleh
akuntan publik. (Tidak
sesuai sub-pasal C.b.3
Dokumen Kualifikasi
IPP Dokumen
Pengadaan)
Tidak
menyampaikan
Annex C: Approach
to Undertaking the
Contract (Tidak
sesuai dengan sub-
pasal 3.2.2. dan
3.2.3. IPP
Dokumen
Pengadaan).
Jadwal pelaksanaan
pekerjaan CP-3A
yang disampaikan
tidak memenuhi
persyaratan dalam
Dokumen
Pengadaan (Key
Date A = Pipeline
Mechanical
Completion harus
dalam 350 hari),
sedangkan yang
disampaikan PT
Adhi Karya
(Persero) Tbk untuk
Tidak lulus
Persyaratan
Kualifikasi
dan Tahap
2A Sampul
I
S A L I N A N
halaman 34 dari 86
Key Date A adalah
= 386 hari (Tidak
sesuai dengan
Appendix to Tender
IPP dan Pasal 8.2.
SCC Dokumen
Pengadaan)
PT
Krakatau
Engineering
Lulus Tidak memiliki Sisa
Kemampuan
Keuangan (SKK) yang
mencukupi untuk
melaksanakan
pekerjaan CP-3A ini.
(Tidak sesuai sub-
pasal C.b.2. Dokumen
Kualifikasi IPP
Dokumen Pengadaan)
Tidak
menyampaikan
Annex F Surat
Pernyataan
Kepatuhan/
Compliance
Statement Letter
(Tidak sesuai
dengan sub-pasal
3.2.2. dan 3.2.3.
IPP Dokumen
Pengadaan). Jadwal
pelaksanaan
pekerjaan CP-3A
yang disampaikan
tidak memenuhi
persyaratan dalam
Dokumen
Pengadaan (Key
Date A = Pipeline
Mechanical
Completion harus
dalam 350 hari),
sedangkan yang
disampaikan PT
Krakatau
Engineering
(Persero) Tbk untuk
Key Date A adalah
= 380 hari (Tidak
sesuai dengan
Tidak lulus
Persyaratan
Kualifikasi
dan Tahap
2A Sampul
I
S A L I N A N
halaman 35 dari 86
Appendix to Tender
IPP dan Pasal 8.2.
SCC Dokumen
Pengadaan)
Konsorsium
PT Forma
Ocean
Indonesia –
PT Catur
Yasa
Lulus Tidak memiliki Sisa
KemampuanKeuangan
(SKK) yang
mencukupi untuk
melaksanakan
pekerjaan CP-3A ini.
(Tidak sesuai sub-
pasal C.b.2. Dokumen
Kualifikasi IPP
Dokumen Pengadaan)
Memiliki nilai untuk
kualifikasi teknik
dibawah ambang batas
yaitu sebesar 38 yang
seharusnya minimal
sebesar 60 (sesuai
pedoman pengadaan
barang dan jasa PGN).
Nilai tersebut
disebabkan karena
Peserta Pengadaan
tidak memiliki cukup
pengalaman serta
tidak menyampaikan
informasi yang detail
untuk
subkontraktor/supplier
yang akan diusulkan.
Tidak
menyampaikan
Annex E : Non
Compliance Matrix
(Tidak sesuai
dengan sub-pasal
3.2.2. dan 3.2.3.
IPP Dokumen
Pengadaan). Jadwal
pelaksanaan
pekerjaan CP-3A
yang disampaikan
tidak memenuhi
persyaratan dalam
Dokumen
Pengadaan (Key
Date A = Pipeline
Mechanical
Completion harus
dalam 350 hari),
sedangkan yang
disampaikan PT
Forma Ocean
Indonesia – PT
Catur Yasa untuk
Key Date A adalah
= 399 hari (Tidak
sesuai dengan
Appendix to Tender
IPP dan Pasal 8.2.
SCC Dokumen
Pengadaan)
Tidak lulus
Persyaratan
Kualifikasi
dan Tahap
2A Sampul
I
S A L I N A N
halaman 36 dari 86
25.1.7 Tentang Hasil Penelitian Dokumen----------------------------------
Aturan Persyaratan Hasil Penelitian
Dokumen
dari Terlapor II
Hasil Penelitian Dokumen
Tim Pemeriksa
PT Kelsri
(Terlapor I)
Lulus Lulus Lulus Lulus
Dokumen
responsive,
namun ada
beberapa hal
yang masih
diklarifikasi
untuk dievaluasi
tahap 3 yaitu
terkait dengan
a. Independent
design
verification
engineer
b. Valve
specificatio
n
c. Pekerjaan
caliper
pigging
Lulus
Untuk poin a-
c secara
umum
memenuhi
persyaratan
dalam
employers
requirements
Lulus
Sampu I,
dan
diundang
untuk
pembukaan
Sampul II
(Dokumen
Penawaran
Harga)
S A L I N A N
halaman 37 dari 86
1. Kualifikasi Persyaratan Administrasi
Bahwa peserta pengadaan harus menyerahkan
dokumen kualifikasi di bawah ini :
b. Pakta Integritas
c. Surat Pernyataan Minat
d. Surat Kuasa (jika diperlukan);
e. Formulir Isian Kualifikasi;
f. Data Administrasi (Umum);
g. Fotocopi Surat Ijin Usaha Perdagangan
(SIUP);
h. Fotocopi Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi
(SIUJK);
i. Fotocopi Sertifikat badan usaha jasa
pelaksanaan jasa konstruksi (SBUJK);
j. Fotocopi tanda daftar perusahaan (TDP);
k. Fotokopi Surat Keterangan Domisili
l. Fotocopi Nomor pokok wajib pajak
(NPWP) perusahaan dan Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(SPPKP);
m. Fotokopi bukti tanda terima penyampaian
Surat Pajak Tahunan (Surat
Pemberitahuan – SPT Tahunan) Pajak
Penghasilan (PPh) tahun terakhir dan
fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh
PasaL 29;
n. Fotocopi Akta Pendirian Perseroan
Terbatas Beserta Perubahannya Dan
Pengesahan Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia termasuk Berita
Negara;
o. Fotokopi akta pernyataan keputusan rapat
yang mencantumkan susunan terakhir
1. Bahwa PT
Kelsri (Terlapor
I):
1. Tidak
menyampaikan
pengesahan
dari Menteri
Hukum dan
HAM, BNRI
dan TDP
terhadap
perubahan
anggaran dasar
perseroan No.
51 tgl 27 Mei
2008;
2. Tidak
menyampaikan
pemberitahuan
kepada Menteri
Hukum dan
HAM , TDP
atas perubahan
susunan
pengurus
berdasarkan
akta PKN No.
54 tgl 27 juni
2009
3. Tidak
menyampaikan
rekening koran,
hanya surat
dukungan dari
Bank
International
Indonesia
1. Bahwa dari hasil penelitian dokumen
penawaran, tim pemeriksa menemukan
bukti bahwa Terlapor I tidak menyertakan
ketiga persyaratan administrasi tersebut.
2. Bahwa pada Instruction to Bidders (ITB)
Volume I of II section IIII mengenai
Dokumen Kualifikasi / Qualification
Documents, pada Bagian B (Ketentuan
Dokumen Kualifikasi) di point A.6.
disebutkan ”Kegagalan dalam
menyediakan informasi yang dalam
pandangan Panitia Pengadaan informasi
tersebut penting dalam rangka kualifikasi
Peserta Pengadaan, atau kegagalan
Peserta Pengadaan dalam menyediakan
klarifikasi atau penjelasan atas informasi
yang disediakannya dapat menyebabkan
Peserta Pengadaan didiskualifikasi. Untuk
memastikan bahwa Peserta Pengadaan
telah menyerahkan semua informasi yang
dibutuhkan, dilampirkan ”Daftar
pemeriksaan Persyaratan Data
Kualifikasi” sebagai Bagian C dokumen
ini, dimana Peserta Pengadaan harus
mengisi, menandatangani dan
menyerahkan sebagai lampiran Surat
Penawaran (Dokumen Teknis). (Halaman 2
of 19 Section III mengenai Dokumen
Kualifikasi)
3. Bahwa pada bagian B point C (sistem
gugur) pada huruf a menegenai Kualifikasi
Persyaratan Administrasi, disebutkan:
1. Peserta Pengadaan harus
menyerahkan, pada saat Pemasukan
Dokumen Penawaran, dokumen
kualifikasi di bawah ini yang termasuk
dalam BAB III Dokumen Pengadaan dan
S A L I N A N
halaman 38 dari 86
Direksi dan Komisaris beserta
Pemberitahuan ke Menteri Hukum dan
HAM Republik Indonesia;
p. Fotokopi akta pernyataan keputusan rapat
yang mencantumkan susunan terakhir
Pemegang Saham beserta Pemberitahuan
ke Menteri Hukum dan HAM Republik
Indonesia;
q. Fotokopi Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh akuntan publik yang memuat
tahun pajak terakhir;
r. Fotokopu rekaman rekening koran giro
dan atau deposito 3 (tiga) bulan terakhir
dimana jumlah saldo rata-rata minimal
sebesar Rp. 20.000.000.000- (dua puluh
milyar rupiah). Apabila rata-rata saldo
tidak mencukupi, peserta Pengadaan
harus menyerahkan dukungan
pemodalan/keuangan dari Bank (asli)
tanpa adanya persyaratan
tertentu/tambahan yang merugikan
Pengguna Barang/Jasa, serta
menyebutkan nilai nominal;
s. Data pengalaman proyek baik yang sudah
selesai maupun yang sedang
dilaksanakan.
sejumlah Rp.
20.000.000.000
,00
sebagaimana diatur dalam IPP dan
termasuk :
1. Pakta Integritas
2. Surat Pernyataan Minat
3. Surat Kuasa (jika diperlukan);
4. Formulir Isian Kualifikasi;
5. Data Administrasi (Umum);
6. Fotocopi Surat Ijin Usaha Perdagangan
(SIUP)*;
7. Fotocopi Surat Ijin Usaha Jasa
Konstruksi (SIUJK)*;
8. Fotocopi Sertifikat badan usaha jasa
pelaksanaan jasa konstruksi (SBUJK)*;
9. Fotocopi tanda daftar perusahaan
(TDP)*;
10. Fotokopi Surat Keterangan
Domisili*;
11. Fotocopi Nomor pokok wajib
pajak (NPWP) perusahaan dan Surat
Oengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(SPPKP)*;
12. Fotokopi bukti tanda terima
penyampaian Surat Pajak Tahuna (Surat
Pemberitahuan – SPT Tahunan) Pajak
Penghasilan (PPh) tahun terakhir dan
fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh
PasaL 29*;
13. Fotocopi Akta Pendirian
Perseroan Terbatas Beserta
Perubahannya Dan Pengesahan Menteri
Hukum dan HAM Republik Indonesia
termasuk Berita Negara*;
14. Fotokopi akta pernyataan
keputusan rapat yang mencantumkan
S A L I N A N
halaman 39 dari 86
-
susunan terakhir Direksi dan Komisaris
beserta Pemberitahuan ke Menteri
Hukum dan HAM Republik Indonesia*;
15. Fotokopi akta pernyataan
keputusan rapat yang mencantumkan
susunan terakhir Pemegang Saham beserta
Pemberitahuan ke Menteri Hukum dan
HAM Republik Indonesia;
16. Fotokopi Laporan Keuangan
yang telah diaudit oleh akuntan publik
yang memuat tahun pajak terakhir;
17. Fotokopi rekaman rekening
koran giro dan atau deposito 3 (tiga)
bulan terakhir dimana jumlah saldo
rata-rata minimal sebesar Rp.
20.000.000.000- (dua puluh milyar
rupiah). Apabila rata-rata saldo tidak
mencukupi, peserta Pengadaan harus
menyerahkan dukungan
pemodalan/keuangan dari Bank (asli)
tanpa adanya persyaratan
tertentu/tambahan yang merugikan
Pengguna Barang/Jasa, serta
menyebutkan nilai nominal;
18. Data pengalaman proyek baik
yang sudah selesai maupun yang sedang
dilaksanakan.
* Catatan : Peserta pengadaan yang
ditunjuk sebagai Pemenang Pengadaan
harus dapat menunjukkan keabsahan
dokumen asli tersebut (yang diberi tanda
asterisk) sebagaimana diminta oleh Panitia
Pengadaan. Jika Pemenang pengadaan
gagal menunjukkan keabsahan dokumen
dimaksud, maka Pejabat Pengadaan berhak
membatalkan penunjukannya dan Jaminan
Penawaran dicairkan.
S A L I N A N
halaman 40 dari 86
2. Mengenai Laporan Keuangan
a. Bahwa pada pemeriksaan lanjutan, Terlapor
II menyatakan bahwa Performance
Perusahaan dilihat dari Laporan Keuangan
secara lengkap sesuai Standart Akuntansi
Keuangan (SAK) 2007, dimana Laporan
Keuangan terdiri dari :
1. Neraca:
2. Laporan laba/rugi;
3. Laporan perubahan modal;
4. Laporan arus kas;
5. Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK).
b. Bahwa hal tersebut diatas juga ditegaskan
dalam Surat dari Rizkiyana & Iswanto,
Kuasa Hukum Terlapor II tanggal 21
Januari 2011 perihal Tanggapan Tertulis
PT Perusahaan Gas Negara (Persero),
dimana yang bersangkutan dalam halaman
28 menyatakan: “Peserta Lelang Contract
Package diharuskan menyerahkan
Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh
akuntan publik yang memuat tahun pajak
terakhir. Merujuk pada ketentuan PSAK,
suatu Laporan Keuangan dapat dianggap
lengkap apabila terdiri dari komponen-
2. Bahwa Terlapor
II menggugurkan
PT. Adhi Karya
karena Laporan
Keuangan yang
disampaikan hanya
terdiri dari 3 (tiga)
hal, yaitu: Neraca,
Laporan
Laba/Rugi, dan
Laporan Perubahan
Ekuitas.
4. Bahwa pada dokumen kualifikasi bagian C
mengenai Daftar Pemeriksaan Pemasukan
Persyaratan Data Kualifikasi, Terlapor II
telah mencantumkan Check List
dokumen-dokumen yang harus
dimasukkan pada kualifikasi.
5. Bahwa berdasarkan penelitian terhadap
dokumen penawaran Terlapor I Tim
Pemeriksa menemukan bukti Terlapor I
juga hanya mencantumkan 3 (tiga) hal,
yaitu: Neraca, Laporan Laba/Rugi, dan
Laporan Perubahan Ekuitas
6. Bahwa Terlapor II tetap meluluskan
dokumen penawaran Terlapor I meskipun
hanya mencantumkan 3 (tiga) hal tersebut
diatas.
S A L I N A N
halaman 41 dari 86
komponen sebagai berikut :
1. Laporan posisi keuangan pada akhir
periode;
2. Laporan laba rugi komprehensif selama
periode;
3. Laporan perubahan ekuitas selama
periode;
4. Laporan arus kas selama periode;
5. Catatan atas Laporan Keuangan, berisi
ringkasan kebijakan akuntansi penting
dan informasi penjelasan lainnya.”
25.1.8 Tentang Klarifikasi Dokumen Penawaran Teknis----------------
25.1.8.1 Bahwa pada tanggal 23 Oktober 2009 Terlapor II
mengirimkan surat Klarifikasi atas Dokumen
Penawaran Teknis Terlapor I dan KSO Nidya – Multi
– Enerkon. Jawaban atas klarifikasi tersebut harus
diterima oleh Terlapor II selambat-lambatnya hari
Rabu tanggal 28 Oktober 2009 jam 16.00 WIB;---------
25.1.8.2 Bahwa klarifikasi terhadap Terlapor I mencakup hal-hal
berikut :--------------------------------------------------------
a. Kelengkapan Dokumen Administrasi berupa :------
1. Dokumen Pengesahan Menteri Hukum dan
HAM, Berita Negara, TDP atas Akta
Pernyataan Keputusan Rapat No. 51 tanggal
27 Mei 2008 dibuat dihadapan Ny. Djumini
Setyohadi, SH;-------------------------------------
2. Surat Pemberitahuaan kepada Menteri Hukum
dan HAM atas Akta Pernyataan Keputusan
Rapat No. 54 tanggal 27 Juni 2009, dibuat
dihadapan Ny. Djumini Setyohadi, SH;--------
S A L I N A N
halaman 42 dari 86
3. Rekening bank yang masih aktif untuk
periode 3 (tiga) bulan (mulai Juli – September
2009).-----------------------------------------------
b. Permasalahan Teknis Penawaran yaitu :-------------
1. Penyediaan independent DVE untuk verifikasi
desain tanpa modifikasi Project
Implementation Schedule dan bahwa seluruh
biaya terkait telah dimasukkan ke dalam
Dokumen Penawaran Harga;---------------------
2. pemasangan fiber optic;--------------------------
3. persyaratan Employer’s Requirement ;---------
4. pengerjaan pekerjaan caliper pigging tanpa
modifikasi Project Implemetation Schedule
dan seluruh biaya telah dimasukkan dalam
Dokumen Penawaran Harga;---------------------
5. Project Implementation Schedule yang
bersifat preliminary dan perusahaan harus
meng-update selama masa penyelesaian untuk
mencapai Key Dates;------------------------------
6. Konfirmasi valve yang ditawarkan sesuai
dengan Employers Requirements dan setiap
perubahan yang dilakukan dilakukan dengan
resiko sendiri tanpa ada penambahan waktu
dan biaya.-------------------------------------------
25.1.8.3. Bahwa klarifikasi terhadap KSO Nidya – Multi –
Enerkon mencakup hal-hal berikut :-----------------------
a. Kelengkapan Dokumen Administrasi berupa :------
1. Pengesahan Menteri Hukum dan HAM,
Berita Negara dan TDP atas Akta
S A L I N A N
halaman 43 dari 86
Pernyataan Keputusan Rapat PT. Multi
Structure No. 14 tanggal 16 Mei 2008,
dibuat di hadapan Notaris Sunarni, SH;-----
2. Pengesahan Menteri Hukum dan HAM,
Berita Negara dan TDP atas Akta
Pernyataan Keputusan Rapat PT. Enerkon
No. 13 tanggal 11 Juli 2008, dibuat di
hadapan Notaris Hesti Sulistiati Bimasto,
SH;------------------------------------------------
3. Pengesahan Menteri Hukum dan HAM,
Berita Negara dan TDP atas Akta
Pernyataan Keputusan Rapat mengenai
susunan terakhir Dewan Direksi dan Dewan
Komisaris PT. Enerkon sebagaimana
tercantum dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat No. 1 tanggal 16 Juni
2009, dibuat di hadapan Notaris Puri
Hayanti, SH.-------------------------------------
b. Permasalahan Teknis Penawaran yaitu :---------------
1. Konfirmasi apakah semua persyaratan
dalam Employer’s Requiremets yang tidak
secara spesifik disebutkan dalam dokumen
penawaran telah dimasukkan dalam
Dokumen Penawaran Harga;------------------
2. Konfirmasi kedalaman pipa minimum pada
persilangan dengan jalur kereta akan
mengikuti gambar No. 0031-50-L-DG-001-
A3 dari Definition/Illustrative Drawing;-----
3. Project Implementation Schedule yang
bersfat preliminary dan perusahaan harus
S A L I N A N
halaman 44 dari 86
meng-update selama masa peyelesaian
untuk mencapai Key Dates;--------------------
4. Penyediaan peralatan Holiday Detector dan
rentang tegangan akan mencukupi sesuai
standart internasional dan dilakukan dengan
resio sendiri tanpa penambahan waktu dan
biaya;----------------------------------------------
5. Pengerjaan pekerjaan caliper pigging tanpa
modifikasi Project Implemetation Schedule
dan seluruh biaya telah dimasukkan dalam
Dokumen Penawaran Harga.------------------
25.1.8.4 Bahwa menindaklanjuti surat klarifikasi tersebut
disampaikan jawaban sebagai berikut :--------------------
a. Terlapor I :-------------------------------------------------
1. Pada surat No. PTK -1222/DIR/240/X/09
tanggal 26 Oktober 2009 menyampaikan
kelengkapan dokumen yang diminta, yaitu :----
1. Pengesahan Menteri Hukum dan HAM
atas Akta Notaris No. 51 tanggal 27 Mei
2009, Berita Negara dan TDP;---------------
2. Surat Pemberitahuan dari Menteri Hukum
dan HAM atas Akta Notaris No. 54
tanggal 24 Juni 2009;--------------------------
3. Rekening Bank dengan mata uang USD
dari Bank BII dan IDR dari Bank CIMB
Niaga untuk tiga bulan terakhir yang masih
aktif (Juli – September 2009) serta copy
sertifikat Deposito.-----------------------------
2. Menyatakan persetujuan atas 6 (enam) poin
konfirmasi Panitia pada Teknis Penawaran.--
S A L I N A N
halaman 45 dari 86
b. KSO Nidya – Multi – Enerkon :-------------------------
1. Pada surat tertanggal 28 Oktober 2009
menyampaikan kelengkapan dokumen yang
diminta, yaitu:--------------------------------------
1. Pengesahan Menteri Hukum dan HAM,
Berita Negara dan TDP atas Akta
Pernyataan Keputusan Rapat PT. Multi
Structure No. 14 tanggal 16 Mei 2008,
dibuat di hadapan Notaris Sunarni, SH;----
2. Pengesahan Menteri Hukum dan HAM,
Berita Negara dan TDP atas Akta
Pernyataan Keputusan Rapat PT. Enerkon
No. 13 tanggal 11 Juli 2008, dibuat di
hadapan Notaris Hesti Sulistiati Bimasto,
S;.-----------------------------------------------
3. Pengesahan Menteri Hukum dan HAM,
Berita Negara dan TDP atas Akta
Pernyataan Keputusan Rapat mengenai
susunan terajhir Dewan Direksi dan Dewan
Komisaris PT. Enerkon sebagaimana
tercantum dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat No. 1 tanggal 16 Juni
2009, dibuat di hadapan Notaris Puri
Hayanti, SH.------------------------------------
2. Menyatakan persetujuan atas 5 (lima) poin
konfirmasi Panitia pada Teknis Penawaran.--
25.1.9. Tentang Pengumuman Pemenang Tender dan Sanggahan-----
25.1.9.1 Bahwa pada tanggal 25 Februari 2010, Terlapor II
mengumumkan Pemenang Lelang Contract Package
yaitu PT. Kelsri (Terlapor I) dengan penawaran
S A L I N A N
halaman 46 dari 86
sebesar Rp. 125.519.302.305,26 (seratus dua puluh
lima milyar lima ratus sembilan belas juta tiga ratus
dua ribu tiga ratus lima rupiah dan dua puluh enam
sen). Surat pengumuman tersebut disampaikan ke
seluruh peserta lelang;---------------------------------------
25.1.9.2 Bahwa masa sanggah dilaksanakan pada tanggal 1 – 3
Maret 2010;----------------------------------------------------
25.1.9.3 Bahwa ketentuan Peraturan Menteri Negara Badan
Usaha Milik Negara Nomor 05/MBU/2008 Bagian
Keempat Sanggahan Pasal 10 angka (6) dan angka (7)
yang menyatakan Direksi dapat mengatur persyaratan
untuk dapat melayani sanggahan antara lain dengan
mengatur setoran jaminan sanggahan sebesar
maksimum nilai jaminan penawaran (bid bond) atau
pencairan penawaran (bid bond) termasuk
mensyaratkan adanya pembuktian dari pihak yang
menyanggah. Uang jaminan sanggahan tersebut
dikembalikan kepada penyanggah apabila
sanggahannya terbukti benar secara hukum dan
menjadi hak BUMN yang bersangkutan apabila
sanggahannya terbukti tidak benar secara hukum;-------
25.1.9.4 Bahwa selama masa sanggah tersebut tidak ada peserta
yang mengajukan sanggahan.;------------------------------
25.1.9.5 Bahwa pada tanggal 3 Maret 2010 Terlapor II
mengirimkan surat kepada 7 (tujuh) peserta Pengadaan
yang tidak lulus tentang Penjelasan kepada peserta
pengadaan mengenai alasan ketidaklulusan.--------------
25.1.10. Tentang Fakta Lain-----------------------------------------------------
25.1.10.1 Bahwa terkait dengan Jaminan Penawaran PT YIN-
Karinda JO pada Lelang Pertama yang diterbitkan
oleh Bank NTB, PT. PEFINDO dalam surat No.
S A L I N A N
halaman 47 dari 86
079/PEF-dir/I/2010 tertanggal 25 Januari 2011
Perihal: Permohonan Data / Keterangan Tertulis
tentang Bank NTB (vide bukti A55), menyatakan
bahwa PT. PEFINDO hanya melakukan rating untuk
Bank NTB pada tahun 2009, dimana Bank NTB
memiliki peringkat BBB untuk periode 14 September
2009 sampai dengan 1 Oktober 2010, sedangkan
evaluasi Lelang Pertama dilaksanakan pada tanggal 11
September 2009;---------------------------------------------
25.1.10.2 Bahwa Terlapor II melakukan konfirmasi terkait
dengan Keabsahan Bank Garansi PT YIN-Karinda JO
dengan Surat No. 0001000/24/PPBJ-SSWJ/2011
tertanggal 10 Januari 2011 perihal Konfirmasi
Jaminan Penawaran (Bank Garansi PT. Yasa Industri
Nusantara – PT. Karinda Daya Perkasa Joint
Operation. Surat ini dijawab oleh Bank NTB dengan
surat No. SB.02/27/64/012/2011 tertanggal 14 Januari
2011 perihal : Keabsahan Bank Garansi (vide bukti
A56), yang intinya menyatakan bahwa Bank Garansi
Nomor 1440/BGP-1/2009 tanggal 11 September 2009
atas nama PT. Yasa Industri Nusantara – PT. Karinda
Daya Perkasa Joint Operation untuk pekerjaan
Contract Package No. 3A Bojonegoro-Cikande
Distribution Pipeline tidak pernah diterbitkan dan
tidak tercatat dalam registrasi PT. Bank NTB Cabang
Utama Pejanggik;--------------------------------------------
25.1.10.3. Bahwa pada tanggal 3 Februari 2010, Terlapor II
mengirimkan surat kepada seluruh peserta Lelang
Contract Package yang tidak lulus, untuk
memperpanjang masa berlaku Dokumen Penawaran
sampai dengan tanggal 6 Maret 2010 serta
memperpanjang jaminan penawaran sampai dengan
S A L I N A N
halaman 48 dari 86
tanggal 5 April 2010. Namun pada tanggal 11 Januari
2010, Terlapor II telah mengirimkan surat mengenai
pernyataan ketidaklulusan bagi 7 (tujuh) peserta
pengadaan yang tidak lulus;--------------------------------
25.1.10.4.Bahwa nilai penawaran Terlapor I sebesar Rp.
125.519.306.000,00 (seratus dua puluh lima milyar
lima ratus sembilan belas juta tiga ratus enam ribu
rupiah) termasuk PPN 10%, hanya terpaut Rp.
5.003.653.539,00 (lima milyar tiga juta enam ratus
lima puluh tiga ribu lima ratus tiga puluh sembilan
rupiah) dari HPS Terlapor II yaitu sebesar Rp. 130.
522.959.539,00 (seratus tiga puluh milyar lima ratus
dua puluh dua juta sembilan ratus lima puluh sembilan
ribu lima ratus tiga puluh sembilan rupiah), atau
sebesar 96,17% dari HPS;----------------------------------
25.1.10.5. Bahwa dalam Surat dari Rizkiyana & Iswanto, Kuasa
Hukum Terlapor II tanggal 21 Januari 2011 perihal
Tanggapan Tertulis PT Perusahaan Gas Negara
(Persero), (vide bukti A54), dimana yang
bersangkutan dalam halaman 33-34 menyatakan
“bahwa HPS tidak ditentukan oleh Panitia Lelang
Contract Package akan tetapi berdasarkan
perhitungan oleh Project Team yang kemudian
digunakan Panitia Lelang Contract Package. Oleh
karena Panitia Lelang Contract Package tidak
menentukan sendiri HPS dalam Lelang Contract
Package maka kami juga tidak dapat menerangkan
mengenai tata cara perhitungannya secara pasti.
Sepengetahuan kami, pada umumnya HPS dihitung
dengan bantuan konsultan rekayasa (engineering)
independent dengan mengacu pula pada referensi-
S A L I N A N
halaman 49 dari 86
referensi dari pekerjaan-pekerjaan dalam lingkungan
PGN sebelumnya”.-----------------------------------------
27. Analisis; ----------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh selama Pemeriksaan Pendahuluan
dan Pemeriksaan Lanjutan sebagaimana telah diuraikan di atas, Tim Pemeriksa
menilai hal-hal sebagai berikut:-------------------------------------------------------------
26.1 Dugaan Persekongkolan Vertikal-------------------------------------------------
Bahwa PT Perusahaan Gas Negara, Tbk. (Terlapor II) diduga telah
melakukan persekongkolan dengan PT. KELSRI (Terlapor I) dengan
tujuan untuk memenangkan Terlapor I dalam Lelang Contract Package
dengan cara sebagai berikut :--------------------------------------------------------
a. Terlapor II dengan sengaja meloloskan Terlapor I pada Evaluasi Tahap
2A : Kelengkapan Dokumen Administrasi dan Teknis, meskipun
Terlapor I tidak melengkapi persyaratan kelengkapan Dokumen
Kualifikasi, yaitu :---------------------------------------------------------------
1. Pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM, BNRI dan TDP
terhadap perubahan anggaran dasar perseroan No. 1 tanggal 27
Mei 2008;------------------------------------------------------------------
2. Pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan HAM, TDP atas
perubahan susunan pengurus berdasarkan akta PKN No. 54
tanggal 27 Juni 2009;-----------------------------------------------------
3. Rekening koran 3 (tiga) bulan terakhir.--------------------------------
Tindakan Terlapor II bertentangan dengan Instruction to Bidders (ITB)
Volume I of II section IIII mengenai Dokumen Kualifikasi /
Qualification Documents, pada Bagian B (Ketentuan Dokumen
Kualifikasi) di point A.6. dimana disebutkan ”Kegagalan dalam
S A L I N A N
halaman 50 dari 86
menyediakan informasi yang dalam pandangan Panitia Pengadaan
informasi tersebut penting dalam rangka kualifikasi Peserta
Pengadaan, atau kegagalan Peserta Pengadaan dalam menyediakan
klarifikasi atau penjelasan atas informasi yang disediakannya dapat
menyebabkan Peserta Pengadaan didiskualifikasi. Panitia bahkan
telah melampirkan ”Daftar pemeriksaan Persyaratan Data Kualifikasi”
sebagai Bagian C dokumen kualifikasi. Untuk memastikan bahwa
Peserta Pengadaan telah menyerahkan semua informasi yang
dibutuhkan. Dalam ITB dinyatakan bahwa Peserta Pengadaan harus
mengisi, menandatangani dan menyerahkan ”Daftar Pemeriksaan
Persyaratan Data Kualifikasi” sebagai lampiran Surat Penawaran
(Dokumen Teknis). (Halaman 2 of 19 Section III mengenai Dokumen
Kualifikasi). Dengan demikian Terlapor I seharusnya didiskualifikasi
karena tidak memenuhi persyaratan dokumen kualifikasi;-----------------
b. Terlapor II melakukan diskriminasi dalam mengevaluasi peserta,
dimana Terlapor II menggugurkan PT. Adhi Karya karena Laporan
Keuangan yang disampaikan hanya terdiri dari 3 (tiga) hal, yaitu:
Neraca, Laporan Laba/Rugi, dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Sementara berdasarkan penelitian terhadap dokumen penawaran PT
Kelsri yang didapat oleh Tim Pemeriksa dalam periode pemeriksaan,
PT Kelsri juga hanya mencantumkan 3 (tiga) hal, yaitu: Neraca,
Laporan Laba/Rugi, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Terlapor II tetap
meluluskan dokumen penawaran PT. Kelsri meskipun hanya
mencantumkan 3 (tiga) hal tersebut diatas. Dalam pemeriksaan
lanjutan, Terlapor II juga menyatakan bahwa Performance Perusahaan
dilihat dari Laporan Keuangan secara lengkap sesuai Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) 2007, dimana Laporan Keuangan terdiri
dari :-------------------------------------------------------------------------------
1. Neraca;-----------------------------------------------------------------------
2. Laporan laba/rugi;----------------------------------------------------------
3. Laporan perubahan modal;------------------------------------------------
S A L I N A N
halaman 51 dari 86
4. Laporan arus kas;-----------------------------------------------------------
5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).-------------------------------
Bahwa hal tersebut diatas juga ditegaskan dalam Surat dari Rizkiyana
& Iswanto, Kuasa Hukum Terlapor II tanggal 21 Januari 2011 perihal
Tanggapan Tertulis PT Perusahaan Gas Negara (Persero), dimana yang
bersangkutan dalam halaman 28 menyatakan: “Peserta Lelang Contract
Package diharuskan menyerahkan Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh akuntan publik yang memuat tahun pajak terakhir.
Merujuk pada ketentuan PSAK, suatu Laporan Keuangan dapat
dianggap lengkap apabila terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut :----------------
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;-------------------------
2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode;---------------------
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode;---------------------------
4. Laporan arus kas selama periode;---------------------------------------
5. Catatan atas Laporan Keuangan, berisi ringkasan kebijakan
akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya.----------------
Bahwa dengan demikian, PT Kelsri seharusnya sudah gugur di tahap
Evaluasi Persyaratan Kualifikasi karena tidak menyampaikan Laporan
Keuangan seperti yang dipersyaratkan.---------------------------------------
-
c. Terlapor II memfasilitasi Terlapor I untuk melakukan post bidding.
Tindakan Terlapor II yang memberikan kesempatan pada Terlapor I
dan KSO Nindya-Multi-Enerkon untuk melengkapi dokumen
kualifikasi berupa Menteri Hukum dan HAM, Berita Negara dan TDP
atas Akta Perubahan Kepemlikan Saham dan Susunan Dewan Direksi
dan Dewan Komisaris merupakan tindakan diskriminatif, mengingat
dokumen-dokumen tersebut merupakan persyaratan kualifikasi yang
dapat memyebabkan peserta didiskualifikasi. Sehingga dapat
S A L I N A N
halaman 52 dari 86
disimpulkan bahwa Terlapor II memberikan kesempatan pada Terlapor
I dan KSO Nindya-Multi-Enerkon untuk melakukan post bidding;------
d. Terlapor II dengan sengaja menggugurkan KSO Nindya-Multi-
Enerkon dalam Evaluasi Tahap 3 tanpa alasan yang jelas. Dalam
evaluasi tersebut, KSO Nindya-Multi-Enerkon tidak lulus karena
berdasarkan analisa Time Schedule, Man Power Schedule, Man Power
Schedule, dan Equipment Schedule, khusus untuk pekerjaan
pengelasan, KSO Nindya-Multi-Enerkon dinilai tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang dipersyaratkan dimana
target penyelesaian pekerjaan pengelasan tersebut adalah 76 (tujuh
puluh enam) hari, namun menurut Panitia Tender, penyelesaian
pekerjaan pengelasan tersebut akan menjadi 186 (seratus delapan puluh
enam) hari. Berdasarkan penelitian terhadap dokumen pengadaan KSO
Nindya-Multi-Enerkon yang didapat dari Panitia Tender , Tim menilai
Panitia Tender tidak mempunyai dasar yang jelas untuk menganalisa
bahwa target penyelesaian pekerjaan pengelasan KSO Nindya-Multi-
Enerkon sehingga dapat menilai KSO Nindya-Multi-Enerkon tidak
dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang dipersyaratkan, dan
mengakibatkan KSO Nindya-Multi-Enerkon gugur dalam Evaluasi
Tahap 3. Selain itu, Terlapor II juga tidak melakukan klarifikasi kepada
KSO Nindya-Multi-Enerkon terkait dengan perubahan perhitungan
waktu pekerjaan pengelasan yang seharusnya 76 (tujuh puluh enam)
hari menjadi 186 (seratus delapan puluh enam) hari menurut
perhitungan Terlapor II;---------------------------------------------------------
e. Terlapor II dengan sengaja menunda pemberitahuan tentang alasan
pengguguran peserta kepada peserta tender yang lain yaitu pada
tanggal 3 Maret 2010, sementara Terlapor II memberikan masa
sanggah selama 3 (tiga) hari terhitung tanggal 1-3 Maret 2010 sehingga
peserta tender tidak mempunyai dasar atau bahan untuk
menyanggah. Selain itu, untuk melakukan sanggahan, peserta harus
memberikan jaminan sanggah senilai Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar
rupiah) sehingga menjadi hal yang memberatkan peserta lelang untuk
S A L I N A N
halaman 53 dari 86
melakukan sanggahan. Bahwa ketentuan tersebut disebutkan dalam
dengan Peraturan Menteri Negaran Badan Usaha Milik Negara Nomor
05/MBU/2008 Bagian Keempat Sanggahan Pasal 10 angka (6) dan
angka (7) yang menyatakan Direksi dapat mengatur persyaratan untuk
dapat melayani sanggahan antara lain dengan mengatur setoran
jaminan sanggahan sebesar maksimum nilai jaminan penawaran (bid
bond) atau pencairan penawaran (bid bond) termasuk mensyaratkan
adanya pembuktian dari pihak yang menyanggah. Uang jaminan
sanggahan tersebut dikembalikan kepada penyanggah apabila
sanggahannya terbukti benar secara hukum dan menjadi hak BUMN
yang bersangkutan apabila sanggahannya terbukti tidak benar
secara.hukum;--------------------------------------------------------------------
f. Terlapor II melakukan kejanggalan dalam hal permintaan
perpanjangan masa berlaku jaminan penawaran bagi setiap peserta
yang sudah dinyatakan tidak lulus dalam evaluasi dokumen penawaran
teknis (Sampul I – Administrasi, Kualifikasi, dan Teknis). Terlebih
lagi ada peserta pengadaan yang jaminan penawarannya dinyatakan
tidak pernah diterbitkan dan tidak tercatat dalam registrasi Bank
penerbit, tetapi masih diharuskan untuk memperpanjang jaminan
penawarannya. Dengan demikian, hal tersebut memberatkan peserta
tender yang tidak lulus karena nilai jaminan penawaran tidak dapat
dicairkan untuk keperluan lain, melainkan harus dijaminkan kembali
untuk memperpanjang masa berlaku jaminan penawaran;-----------------
g. Terlapor II dengan sengaja meloloskan Terlapor I di tahap Evaluasi
Sampul I, sehingga hanya Terlapor I yang dapat melanjutkan hingga
tahap Sampul II, yaitu pembukaan dokumen penawaran harga.
Terlapor II menerima Harga Penawaran yang diajukan Terlapor I dan
menetapkannya sebagai pemenang tender dengan nilai Rp.
125.519.306.000,00 (seratus dua puluh lima milyar lima ratus sembilan
belas juta tiga ratus enam ribu rupiah) termasuk PPN 10%, hanya
terpaut 5.003.653.539 (lima milyar tiga juta enam ratus lima puluh tiga
ribu lima ratus tiga puluh sembilan rupiah) dari Harga Penawaran
S A L I N A N
halaman 54 dari 86
Sementara (HPS) Terlapor II yaitu sebesar Rp. 130. 522.959.539,00
(seratus tiga puluh milyar lima ratus dua puluh dua juta sembilan ratus
lima puluh sembilan ribu lima ratus tiga puluh sembilan rupiah), atau
sebesar 96,17% dari HPS. Sebagai pembanding, peserta tender yang
telah gugur mampu mengerjakan proyek tersebut dengan harga jauh
dibawah HPS Terlapor II maupun nilai penawaran Terlapor I. Namun
sebagai satu-satunya peserta tender yang lolos Evaluasi Sampul I (yang
seharusnya berdasarkan analisis Tim Pemeriksa, Terlapor I seharusnya
sudah digugurkan di Tahap Evaluasi Persyaratan), maka hanya
Terlapor I yang dapat melanjutkan ke tahap pembukaan dokumen
penawaran harga. Dengan demikian, tidak ada pilihan lain bagi
Terlapor II dalam menentukan pemenang Lelang Contract Package ini,
sehingga proyek ini dimenangkan dengan nilai penawaran sebagaimana
diajukan oleh Terlapor I;--------------------------------------------------------
h. Bahwa dengan demikian, Tim Pemeriksa menilai Terlapor II
memfasilitasi Terlapor I untuk mengatur dan/atau menentukan Terlapor
I menjadi pemenang dengan cara memberikan perlakuan yang berbeda
dengan peserta tender yang lain sehingga mengakibatkan persaingan
usaha tidak sehat.----------------------------------------------------------------
26.2. Kesimpulan;--------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan analisa terhadap fakta-fakta yang diperoleh selama
Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa
menyimpulkan adanya bukti pelanggaran Pasal 22 Undang-undang Nomor
5 Tahun 1999, berupa persekongkolan vertikal yang dilakukan oleh
Terlapor I dan Terlapor II dalam Lelang Contract Package No. 3A
Bojonegara – Cikande Distribution Pipeline (Lelang No.
024200.Peng/24/PPBJ-SSWJ/2009.-----------------------------------------------
27. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa Lanjutan telah menyampaikan Laporan Hasil
Pemeriksaan Lanjutan kepada Komisi, untuk dilaksanakan Sidang Majelis Komisi;--
28. Menimbang bahwa selanjutnya, Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Nomor
38/KPPU/Pen/I/2011 tanggal 21 Januari 2011 tentang dilaksanakannya Sidang
S A L I N A N
halaman 55 dari 86
Majelis Komisi Perkara Nomor 38/KPPU-L/2010 terhitung sejak tanggal 21 Januari
2011 sampai dengan tanggal 07 Maret 2011 (vide bukti A49);---------------------------
29. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Sidang Majelis Komisi, Komisi
menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 24/KPPU/Kep/I/2010 tanggal 21 Januari
2011 tentang Penugasan Anggota Komisi Sebagai Majelis Komisi dalam Sidang
Majelis Komisi Perkara Nomor 38/KPPU-L/2010 (vide bukti A50);--------------------
30. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi menerbitkan
Surat Tugas Nomor 66/SJ/ST/I/2011, Nomor 67/SJ/ST/I/2011 dan Nomor
68/SJ/ST/I/2011 tanggal 21 Januari 2011 yang menugaskan Investigator, Panitera
dan Sekretariat Komisi untuk membantu Majelis Komisi dalam Sidang Majelis
Komisi (vide bukti A51 s/d A53); -------------------------------------------------------------
31. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Petikan Penetapan Sidang
Majelis dan Salinan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan kepada para Terlapor
(vide bukti A57 dan A58);----------------------------------------------------------------------
32. Menimbang bahwa Majelis Komisi memberi kesempatan kepada para Terlapor
untuk memeriksa berkas perkara (enzage) dan telah dilaksanakan pada tanggal 17
Februari 2011 (vide bukti B21 dan B22);----------------------------------------------------
33. Menimbang bahwa dalam Sidang Majelis Komisi pada tanggal 23 Februari 2011
Majelis Komisi telah mendengar dan menerima Pembelaan dan Tanggapan lisan dan
tertulis dari para Terlapor terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan serta
menyerahkan bukti tambahan (vide bukti B23, A61 dan A62);-------------------------
34. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap Laporan
Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Terlapor I, PT Kelsri pada pokoknya menyampaikan
hal-hal sebagai berikut (vide bukti A61);---------------------------------------------------
34.1. Terlapor I mengikuti Lelang Contract Package No. 3A Bojonegara - Cikande
Distribution Pipeline (Lelang No. 024200.Peng/ 24 /PPB J -SSWJ /2009)
(selanjutnya disebut sebagai "Lelang Contract Package") yang
diselenggarakan oleh Terlapor II dengan memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam Dokumen Lelang, dalam hal ini Instruction to Bidders
(ITB); ------------------------------------------------------------------------------------
34.2. Bahwa proses proses Lelang telah dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan
Barang dan Jasa untuk South Sumatera - West Java Gas Pipeline Project
S A L I N A N
halaman 56 dari 86
("Panitia Tender") secara transparan, terbuka dan akuntabel, tidak ada
perlakuan diskriminasi ataupun pemberian fasilitas yang berbeda di antara
peserta tender, apalagi ada tendensi atau niatan untuk memenangkan
Terlapor I; -------------------------------------------------------------------------------
34.3. Bahwa Panitia Tender mempunyai kewenangan sepenuhnya untuk menilai
suatu informasi yang diberikan oleh peserta penting atau tidak terkait dengan
kualifikasi Peserta Pengadaan, dimana bunyi lengkapnya telah dikutip
sendiri oleh Tim Pemeriksa (vide uraian dalam Hasil Penelitian Dokumen
Tim Pemeriksa halaman 28 LHPL). Dengan demikian, dokumen atau data
apa yang akan dianggap atau dipertimbangkan oleh Panitia Tender sebagai
data yang penting dan harus ada atau tidak untuk mengukur kualifikasi
Peserta Pengadaan, sehingga ketiadaan dokumen tersebut menyebabkan
dapat didiskualifikasinya Peserta Pengadaan, sepenuhnya menjadi keputusan
Panitia Tender;--------------------------------------------------------------------------
34.4. Laporan Keuangan yang dimiliki oleh Terlapor I jelas berbeda dengan
Laporan Keuangan yang dimiliki oleh PT Adhi Karya mengingat telah
terbukti Laporan Keuangan PT Adhi Karya ternyata tidak diaudit oleh
akuntan publik, sedangkan Laporan Keuangan Terlapor I telah diaudit,
oleh karena itu Laporan Keuangan Terlapor I tidak dapat disamakan
dengan Laporan Keuangan dari PT Adhi Karya sehingga, pengguguran
yang dilakukan oleh Terlapor II terhadap PT Adhi Karya dapat
dipertanggungjawabkan. Tidak digugurkannya Terlapor I terkait dengan
Laporan Keuangan, adalah suatu keputusan yang benar karena Laporan
Keuangan Terlapor I telah diaudit sehingga memenuhi syarat yang
ditentukan dalam Dokumen Pengadaan;----------------------------------------
34.5. Bahwa PT Adhi Karya tidak lulus dalam tahapan-tahapan Sampul I
karena (i) tidak menyampaikan Laporan Keuangan yang telah diaudit
oleh akuntan publik (tidak sesuai dengan sub-pasal Cb.3 Dokumen
Kualifikasi IPP Dokumen Pengadaan), (ii) tidak menyampaikan Annex
C: Approach to Undertaking the Contract (tidak sesuai dengan sub pasal
3.2.2. dan 3.2.3 IPP Dokumen Pengadaan), dan (iii) Jadwal pelaksanaan
pekerjaan CP-3A tidak memenuhi persyaratan dalam Dokumen
S A L I N A N
halaman 57 dari 86
Pengadaan (tidak sesuai dengan Appendix to Tender IPP dan pasal 8.2.
SCC Dokumen Pengadaan; -------------------------------------------------------
34.6. Keputusan Terlapor untuk melakukan klarifikasi terhadap Terlapor I dan
KSO Nidya-Multi-Enerkon tentunya merupakan keputusan Terlapor II
setelah mempertimbangkan penting tidaknya kekurangan data yang ada pada
Terlapor I dan KSO Nindya-Multi-Enerkon. Dengan memberikan
kesempatan yang sama kepada Terlapor I dan KSO Nindya-Multi-Enerkon
setelah keduanya lulus dalam tahap 2B membuktikan adanya perlakuan yang
sama dan tidak ada diskriminasi yang dilakukan oleh Terlapor II; -------------
34.7. Terlapor I yakin bahwa keputusan yang diambil oleh Terlapor II untuk
memberikan kesempatan yang sama kepada Peserta Pengadaan yang tersisa
dalam tahap 3 didasarkan pertimbangan dan dasar yang cukup serta sesuai
dengan Dokumen Pengadaan; -----------------------------------------------------
34.8. Keputusan Terlapor untuk melakukan klarifikasi terhadap Terlapor I dan
KSO Nidya-Multi -Enerkon tentunya merupakan keputusan Terlapor II
setelah mempertimbangkan penting tidaknya kekurangan data yang ada pada
Terlapor I dan KSO Nindya-Multi-Enerkon. Dengan memberikan
kesempatan yang sama kepada Terlapor I dan KSO Nindya-Multi-Enerkon
setelah keduanya lulus dalam tahap 2B membuktikan adanya perlakuan yang
sama dan tidak ada diskriminasi yang dilakukan oleh Terlapor II; ------------
34.9. Bahwa dalam suatu persekongkolan atau dalam kata aktif "bersekongkol"
terkandung pemahaman adanya "komunikasi atau kesepahaman atau
permufakatan" dari pelaku usaha yang melakukan persekongkolan atau
bersekongkol. Itu berarti dalam membuktikan terjadinya suatu
persekongkolan harus ada alat bukti yang menunjukan adanya "komunikasi
atau permufakatan" antara pelaku usaha yang bersekongkol. Tindakan-
tindakan yang kemudian dilakukan oleh pelaku usaha yang melakukan
persekongkolan, semata-mata sebagai akibat atau timbul dari "komunikasi
atau permufakatan" yang dilakukan sebelumnya. Tanpa adanya
"komunikasi" tersebut maka tidak pernah ada persekongkolan; ---------------
34.10. Bahwa Terlapor I hanya menemukan uraian-uraian fakta terkait dengan
tuduhan-tuduhan terhadap Terlapor II yang melakukan diskriminasi
S A L I N A N
halaman 58 dari 86
(perlakuan yang berbeda) atau memberikan fasilitas terhadap Terlapor I,
tetapi tidak pernah ada fakta yang diuraikan oleh Tim Pemeriksa mengenai
adanya komunikasi antara Terlapor I dengan Terlapor II yang menyebabkan
Terlapor II melakukan diskriminasi atau memberikan fasilitas tersebut. Hal
ini terjadi karena memang tidak pernah ada komunikasi atau permufakatan
yang dilakukan oleh Terlapor I dengan Terlapor II dalam proses sebelum
atau selama Lelang Contract Package berlangsung; -----------------------------
34.11. Bahwa Terlapor I berharap Majelis Komisi dapat mempertimbangkan
Putusan KPPU No.l0/KPPU-L/2007 tanggal 29 Januari 2008, dimana
tindakan panitia tender terkait dengan perubahan sistem kontrak telah
mengakibatkan ketidakpastian aturan persyaratan tender yang secara tidak
langsung telah merugikan PT Menara Agung Pusaka, PT Nuansa Cipta
Pratama Mandiri, PT Sapta Surya Tosan Talina, dan PT Gudang
Pembangunan, dan secara tidak langsung yang telah
memfasilitasi/menguntungkan PT Adhi Karya (Persero). Namun Majelis
Komisi tidak menemukan bukti kuat adanya perbuatan dalam rangka
mengatur dan atau menentukan pemenang tender, maka Majelis Komisi
Menilai hanya ada upaya aktif dari Panitia Tender yang menginginkan PT
Adhi Karya (Persero) menjadi pemenang tender dengan cara memfasilitasi
untuk menjadi pemenang tender, sehingga unsur “bersekongkol untuk
mengatur dan atau menentukan pemenang tender” tidak terpenuhi; -----------
34.12. Bahwa jika Tim Pemeriksa tidak dapat menemukan fakta adanya interaksi
yang bersifat kerjasama atau peran aktif Terlapor II dan Terlapor I, maka
sesungguhnya Tim Pemeriksa telah gagal membuktikan adanya unsur
persekongkolan vertikal (in casu unsur kedua: "bersekongkol dengan pihak
lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender") dalam Lelang
Contract Package. ---------------------------------------------------------------------
35. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap Laporan
Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Terlapor II, PT PGN (Persero), Tbk. pada pokoknya
menyampaikan hal-hal sebagai berikut (vide bukti A62):--------------------------------
S A L I N A N
halaman 59 dari 86
35.1. Laporan tidak memiliki kejelasan dan kelengkapan sebagaimana Pasal 38
ayat (1) Undang-undang No. 5 Tahun 1999 jo. Pasal 12 Peraturan Komisi
Nomor 1 Tahun 2006 karena: --------------------------------------------------------
1. Tidak memuat identitas diri Pelapor dan bahkan tidak ditandatangani,
dan; -------------------------------------------------------------------------------
2. Tidak dimuatnya uraian mengenai pelanggaran Undang-undang No. 5
Tahun 1999. ---------------------------------------------------------------------
35.2. Ketidakjelasan dan ketidaklengkapan identitas Pelapor tersebut dibuktikan
dengan hasil klarifikasi KPPU terhadap Pelapor (halaman 4 Laporan Dugaan
Pelanggaran Pasal 22 Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tertanggal 26
Agustus 2010); --------------------------------------------------------------------------
35.3. Mengacu pada Doktrin Hukum Persaingan Usaha, yaitu dalam EC
Competition Law Ch 11 Cartels dan Oligopoly, p. 771: ”Firms operating in
an industry where there is not one but a number of producers may seek to
achieve the economic effect of monopoly, realizing that this may increase
their profitablity...”, maka PGN sebagai institusi yang profit oriented tidak
(mungkin) memiliki motif ekonomi untuk melakukan tindak pesekongkolan
tender dengan PT Kelsri karena tindakan tersebut secara logika ekonomi
hanya akan merugikan dirinya sendiri. Kelsri bukan anak perusahaan
maupun afiliasi dari PGN sehingga tidak ada motif ekonomi apapun dari
PGN untuk mengistimewakan PT Kelsri; -------------------------------------------
35.4. Sesuai ketentuan dalam Bid Enquiry Documents, peserta pengadaan dapat
didiskualifikasi apabila gagal menyediakan informasi yang dalam pandangan
Panitia Pengadaan informasi tersebut penting dalam rangka kualifikasi
Peserta Pengadaan (poin A.6 ITB Volume I of II Section III). Panitia
Pengadaan dapat menerima Dokumen Penawaran yang kurang lengkap
sepanjang menurut pendapat Panitia Pengadaan kekurangan tersebut tidak
menghalangi untuk menentukan kesesuaian Peserta Pengadaan atau
Dokumen Penawarannya dan tidak mempengaruhi ketentuan komersial
dalam penawaran (angka 4 sub-pasal 2.1 ITB Volume I of II Section I ); ------
35.5. Kriteria penentuan kelulusan kualifikasi didasarkan pada (i) pengalaman
minumum Peserta Pengadaan yang disyaratkan dalam Bid Enquiry
S A L I N A N
halaman 60 dari 86
Documents dan (ii) kondisi keuangan Peserta Pengadaan, dimana Panitia
Pengadaan memiliki kewenangan untuk mengabaikan penyimpangan minor
jika dalam pandangan dan kewenangan Panitia Pengadaan, penyimpangan
tersebut tidak mempengaruhi kapabilitas dari Peserta Pengadaan secara
material dalam melaksanakan pekerjaan (angka 1 huruf B Qualification
Documents Volume I of II Section III ). Hal tersebut lazim berlaku dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa sebagaimana diatur dalam UNCITRAL
Model Law on Procurement of Goods, Construction, and Services with
Guide to Enactment dimana panitia atau pengguna barang dan jasa diberikan
kewenangan untuk menentukan apakah dokumen yang kurang lengkap atau
tidak akurat menyebabkan panitia dapat mendiskualifikasi peserta atau
menolak dokumen penawaran; -------------------------------------------------------
35.6. Adhi Karya tidak menyampaikan Annex C: Approach to Undertaking the
Contract sebagaimana dipersyaratkan dalam Sub-Pasal 3.2.2 dan 3.2.3 Bid
Enquiry Documents. Jadwal pelaksanaan pekerjaan CP-3A yang
disampaikan tidak memenuhi persyaratan dalam Bid Enquiry Documents.
Adhi Karya hanya menyampaikan ringkasan keuangan yang dilegalisir oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP) dan bukan merupakan Laporan Keuangan
yang telah diaudit sebagaimana disyaratkan dalam angka 3 huruf B
Qualification Documents Volume I of II Section III; -----------------------------
35.7. Panitia Pengadaan berhak meminta klarifikasi kepada Peserta Pengadaan
atas Dokumen Penawaran (Angka 1 Sub-Pasal 10.6 ITB Volume I of II
Section III ). PGN hanya meminta penjelasan atas Dokumen Penawaran
Kelsri dan KSO Nindya-Multi-Enerkon tanpa meminta keduanya untuk
menambahkan dokumen apapun. PGN tidak mempertimbangkan dokumen-
dokumen yang disampaikan bersamaan dengan klarifikasi Kelsri dan KSO
Nindya-Multi-Enerkon sebagai bagian dari Dokumen Penawaran yang
mempengaruhi hasil evaluasi; --------------------------------------------------------
35.8. Dalam proses klarifikasi tersebut, PGN juga tidak melakukan diskriminasi
karena (i) Peserta Pengadaan yang lulus sampai tahap klarifikasi hanyalah
Kelsri dan KSO Nindya-Multi-Enerkon, sementara 6 (enam) peserta lainnya
telah gugur dalam tahap evaluasi sebelumnya karena menggunakan sistem
S A L I N A N
halaman 61 dari 86
gugur. (ii) Klarifikasi tidak hanya dilakukan PGN terhadap Kelsri namun
juga terhadap KSO Nindya-Multi-Enerkon sebagaimana diakui pula secara
tegas oleh Tim Pemeriksa dalam halaman 35 dan 37 LHPL. Kesimpulan Tim
Pemeriksa bahwa ”Terlapor II memberikan kesempatan pada Terlapor I dan
KSO Nindya-Multi-Enerkon untuk melakukan post bidding” bertentangan
dan tidak konsisten dengan argumen Tim Pemeriksa bahwa ”Terlapor II
memfasilitasi Terlapor I untuk melakukan post bidding”; -----------------------
35.9. Evaluasi tahap ketiga merupakan penilaian risiko dalam Dokumen
Penawaran. Dalam melakukan risk assessment, PGN dibantu PMC sebagai
konsultan independen sebagaimana pernyataan Japan Oil Engineering Co.
Ltd in Association with PT Connusa Energindo sebagai PMC. Hasil risk
assessment PMC menyebutkan bahwa Dokumen Penawaran KSO Nindya-
Multi-Enerkon memiliki risiko tinggi yang tidak dapat diterima karena
ketidakcukupan pengalokasian sumber daya yang diperlukan untuk
mendukung jadwal konstruksi yang diajukan dalam Dokumen Penawaran; --
35.10. ITB tidak mengatur mengenai tenggat waktu penyampaian Penjelasan
Kegagalan Peserta Pengadaan. Penjelasan kegagalan tersebut ditujukan
untuk memenuhi prinsip keterbukaan dalam proses pengadaan. Penjelasan
Kegagalan Peserta Pengadaan bukan merupakan materi sanggahan.
Sanggahan dalam pengadaan a quo dan dalam pengadaan pada umumnya
merupakan sanggahan terhadap hal-hal prosedural dan bukan terhadap
kegagalan peserta pengadaan. Yang menjadi dasar hukumnya yaitu ITB,
Kepdir PT PGN (Persero) Tbk No. 020500.K/LG.01/UT/2008, dan
Permeneg BUMN No. 05/2008. Sedangkan ketentuan mengenai nilai
Jaminan Sanggah dan pembebanan pembuktian bagi Penyanggah telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
diterapkan dalam ITB; -----------------------------------------------------------------
35.11. Permintaan perpanjangan masa berlakunya Dokumen Penawaran dan
Jaminan Penawaran adalah wajar dan proporsional berdasarkan ketentuan
ITB. PGN menyampaikan surat permintaan perpanjangan masa berlaku
Dokumen Penawaran dan Jaminan Penawaran pada tanggal 3 Februari 2010
kepada semua Peserta Pengadaan, baik yang lulus maupun yang tidak lulus
S A L I N A N
halaman 62 dari 86
Evaluasi Sampul I agar mereka tetap memiliki hak untuk mengajukan
sanggahan pada saat masa sanggah. Perpanjangan masa berlaku jaminan
adalah itikad baik PGN untuk melindungi hak dan kepentingan Peserta
Pengadaan. Pada periode tersebut, baik PGN maupun peserta pengadaan
masih terikat dengan ketentuan terkait kerahasiaan proses pengadaan, dan
belum mengetahui secara spesifik alasan PGN tidak meluluskan dokumen
penawaran yang mereka ajukan. Berdasarkan fakta tersebut, maka akan
janggal apabila PGN memberikan perlakukan yang berbeda kepada Peserta
Pengadaan; ------------------------------------------------------------------------------
35.12. Surat permintaan perpanjangan juga disampaikan kepada Peserta Pengadaan
yang tidak lulus agar mereka masih memiliki hak untuk mengajukan
sanggahan pada saat masa sanggah. Berdasarkan ketentuan, untuk dapat
melakukan sanggahan, Jaminan Penawaran Peserta Pengadaan wajib
memiliki masa berlaku yang tidak kurang dari 30 hari (angka 1 Sub-Pasal
11.3 ITB Volume I of II Section I ); -------------------------------------------------
35.13. Panitia Pengadaan tidak mengetahui besaran HPS. HPS diketahui pada saat
pembukaan sampul 2. Hanya peserta pengadaan yang lolos evaluasi sampul
1 yang dapat melanjutkan evaluasi sampul 2 yaitu PT Kelsri. Peserta yang
lolos evaluasi sampul 2 dan memiliki nilai penawaran terendah diantara 80%
sampai 100% dapat menjadi pemenang pengadaan. Peserta Pengadaan harus
memenuhi kualifikasi teknis dan administratif terlebih dahulu sebelum
dievaluasi nilai penawarannya. Sangat berisiko memilih Peserta Pengadaan
yang memiliki nilai penawaran terendah namun tidak mampu memenuhi
persyaratan teknis administratif karena proyek dapat gagal dikerjakan dan
terjadi wanprestasi; --------------------------------------------------------------------
35.14. Tim Pemeriksa tidak memiliki bukti adanya kesepakatan (meeting of mind)
antara PGN dan Kelsri untuk mengatur atau menentukan pemenang
pengadaan. Kesimpulan Tim Pemeriksa tidak didukung bukti yang
menunjukkan terdapat kerjasama yang dilakukan PGN dengan Kelsri secara
terang-terangan maupun rahasia untuk memenangkan Kelsri. Berdasarkan
pemeriksaan dokumen LHPL dan berkas perkara (enzage), Tim Pemeriksa
tidak memiliki bukti, baik langsung maupun tidak langsung mengenai
S A L I N A N
halaman 63 dari 86
adanya kerjasama antara PGN dengan Kelsri dalam rangka mengatur atau
menentukan pemenang pengadaan. Tim Pemeriksa tidak pernah
membuktikan adanya kerjasama antara PGN dengan Kelsri melainkan hanya
mendasarkan tuduhan tersebut pada asumsi-asumsi yang berasal dari dugaan
kekurangsempurnaan pelaksanaan pengadaan. Dugaan kekurangsempurnaan
pelaksanaan pengadaan tidak dapat digunakan untuk membuktikan adanya
persekongkolan melainkan harus dikuatkan dengan bukti-bukti yang dapat
dengan jelas menunjukkan adanya tindakan panitia tender yang secara jelas
membuktikan adanya upaya pengaturan maupun fasilitasi terhadap salah satu
peserta tender (referensi Putusan KPPU Perkara No. 22/KPPU-L/2010); ----
35.15. Teori dasar persekongkolan tender merujuk kepada praktek bid rigging atau
collusive tendering. Dugaan Persekongkolan Tender/Bid Rigging dalam
Undang-undang No. 5 Tahun 1999 dan Konsepsi Hukum Persaingan Usaha
pada hakekatnya adalah persekongkolan horizontal diantara peserta tender.
Berdasarkan Buku ”Undang-undang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat” oleh Knud Hanson et.al., Ed.revisi,
Cet.2;Jakarta:Katalis, 2002 halaman 313 yang berbunyi: ”A conspiracy must
be aimed at bringing about collusive tendering. This is especially the case if
the competitors agree to influence the result of a call for tender for the
benefit of the one of the participants by submitting no tender or only pretend
tender...”. Juga berdasarkan Buku EC Competition Law, Text, Cases, and
Materials, Alison Jones dan Brenda Sufrin, Oxford University Press, New
York, 2001, hal.648 yang berbunyi: ”Collusive tendering occurs where
undertakings collaborate on responses to invitation to tender for the supply
of goods and services. The practice limits prices competition between the
parties and amounts to an attempt by the tenderers to share market between
themselves.”. Berdasarkan referesi diatas, maka dugaan persekongkolan
tender berdimensi vertikal bukan merupakan kasus persaingan usaha; --------
35.16. Unsur bersekongkol tidak terpenuhi karena tidak ada fakta yang
membuktikan secara nyata, sah, dan meyakinkan adanya kerjasama,
pertemuan atau keinginan yang sama antara PGN dan Kelsri untuk mengatur
hasil pengadaan (referensi Putusan KPPU No. 10/KPPU-L/2007 dan Putusan
S A L I N A N
halaman 64 dari 86
KPPU No. 22/KPPU-L/2010). Unsur mengatur atau menentukan pemenang
tender tidak terpenuhi karena proses pengadaan sejak awal sampai dengan
penandatanganan kontrak sudah dilaksanakan sesuai dengan prinsip
persaingan usaha yang sehat (non diskriminatif, kompetitif, objektif dan
transparan) serta mengacu pada ketentuan yang berlaku (bid enquiry,
IPP/ITB, keputusan Direksi PGN dan Permen BUMN); ------------------------
35.17. Unsur dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat juga
tidak terpenuhi karena pengadaan telah dilaksanakan secara jujur (fair)
sesuai ketentuan yang berlaku dan tidak menghambat persaingan usaha serta
tidak menimbulkan kerugian; --------------------------------------------------------
35.18. Beberapa Yurisprudensi yang menjadi rujukan yaitu:
1. Putusan KPPU No. 10/KPPU-L/2007 : ”Tanpa adanya bukti kuat
adanya interaksi yang bersifat kerjasama antara pantitia dan peserta
tender dengan tujuan untuk mengatur dan atau memenangkan peserta
tender, maka unsur ’bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur
dan atau menentukan pemenang tender’ tidak terpenuhi sehingga tidak
terbukti pelanggaran Pasal 22 oleh panitia”; -------------------------------
2. Putusan KPPU No. 18/KPPU-L/2010 : ”Apabila panitia telah
menerapkan proses evaluasi yang sama terhadap dokumen penawaran
peserta lelang dan tidak terjadi diskriminasi maka tidak ada
pelanggaran Pasal 22 oleh panitia”;------------------------------------------
3. Putusan KPPU No. 22/KPPU-L/2010 : ”Meskipun terdapat kesalahan
panitia, tetapi tidak ditemukan upaya pengaturan atau fasilitasi yang
dilakukan oleh panitia hingga peserta tender tertentu menjadi
pemenang tender maka tidak ada pelanggaran Pasal 22 oleh panitia” --
35.19. Dengan demikian tidak ada fakta dan bukti yang mendasari kesimpulan telah
terjadinya pelanggaran Pasal 22 Undang-undang No. 5 Tahun 1999. ----------
36. Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Komisi menilai telah mempunyai bukti dan
penilaian yang cukup untuk mengambil keputusan.----------------------------------------
S A L I N A N
halaman 65 dari 86
TENTANG HUKUM
Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan (selanjutnya disebut “LHPL”),
Tanggapan/Pembelaan/Pendapat para Terlapor, BAP, surat-surat dan dokumen-
dokumen dan alat bukti lainnya dalam perkara ini, Majelis Komisi menilai,
menyimpulkan dan memutuskan perkara berdasarkan bukti yang cukup tentang telah
terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh para Terlapor dalam
perkara a quo. Dalam melakukan penilaian, Majelis Komisi menguraikan dalam
beberapa bagian, yaitu: -----------------------------------------------------------------------------
1. Tentang Dugaan Pelanggaran; ---------------------------------------------------------------
2. Tentang Identitas Para Terlapor; ------------------------------------------------------------
3. Tentang Objek Perkara; ----------------------------------------------------------------------
4. Tentang Persekongkolan Vertikal; ----------------------------------------------------------
5. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 22 UU No.5/1999; ------------------------------------
6. Tentang Kesimpulan; -------------------------------------------------------------------------
7. Tentang Pertimbangan Majelis Komisi Sebelum Memutus; ----------------------------
8. Tentang Perhitungan Denda; ----------------------------------------------------------------
Berikut uraian masing-masing bagian sebagaimana tersebut di atas; ------------------------
1. Tentang Dugaan Pelanggaran; --------------------------------------------------------------
Menimbang bahwa Tim Pemeriksa dalam LHPL pada pokoknya menyimpulkan
adanya bukti pelanggaran Pasal 22 Undang-undang No. 5 Tahun 1999 yang
dilakukan oleh Para Terlapor, yaitu: ----------------------------------------------------------
1.1. Persekongkolan Vertikal yang dilakukan oleh Terlapor I dan Terlapor II
dengan cara; --------------------------------------------------------------------------------
1.1.1. Bahwa Terlapor II dengan sengaja meloloskan Terlapor I pada
Evaluasi Tahap 2A mengenai Kelengkapan Dokumen Administrasi
dan Teknis, meskipun Terlapor I tidak melengkapi persyaratan
kelengkapan Dokumen Kualifikasi, yaitu : ---------------------------------
S A L I N A N
halaman 66 dari 86
a. Pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM, BNRI dan TDP
terhadap perubahan anggaran dasar perseroan No. 1 tanggal 27 Mei
2008; --------------------------------------------------------------------------
b. Pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan HAM, TDP atas
perubahan susunan pengurus berdasarkan akta PKN No. 54 tanggal
27 Juni 2009;-----------------------------------------------------------------
c. Rekening koran 3 (tiga) bulan terakhir. ----------------------------------
1.1.2. Bahwa Tindakan Terlapor II bertentangan dengan Instruction to
Bidders (ITB) Volume I of II section III mengenai Dokumen
Kualifikasi / Qualification Documents, pada Bagian B (Ketentuan
Dokumen Kualifikasi) di point A.6. dimana disebutkan ”Kegagalan
dalam menyediakan informasi yang dalam pandangan Panitia
Pengadaan informasi tersebut penting dalam rangka kualifikasi
Peserta Pengadaan, atau kegagalan Peserta Pengadaan dalam
menyediakan klarifikasi atau penjelasan atas informasi yang
disediakannya dapat menyebabkan Peserta Pengadaan
didiskualifikasi; -----------------------------------------------------------------
1.1.3. Bahwa Terlapor II telah melampirkan ”Daftar Pemeriksaan
Persyaratan Data Kualifikasi” sebagai Bagian C dokumen kualifikasi;
1.1.4. Bahwa untuk memastikan Peserta Pengadaan telah menyerahkan
semua informasi yang dibutuhkan, dalam ITB dinyatakan bahwa
Peserta Pengadaan harus mengisi, menandatangani dan menyerahkan
”Daftar Pemeriksaan Persyaratan Data Kualifikasi” sebagai lampiran
Surat Penawaran (Dokumen Teknis). (Halaman 2 of 19 Section III
mengenai Dokumen Kualifikasi); --------------------------------------------
1.1.5. Bahwa dengan demikian Terlapor I seharusnya didiskualifikasi karena
tidak memenuhi persyaratan dokumen kualifikasi. ------------------------
1.1.6. Bahwa Terlapor II melakukan diskriminasi dalam mengevaluasi
peserta, dimana Terlapor II menggugurkan PT. Adhi Karya karena
Laporan Keuangan yang disampaikan hanya terdiri dari 3 (tiga) unsur,
yaitu: Neraca, Laporan Laba/Rugi, dan Laporan Perubahan Ekuitas; --
S A L I N A N
halaman 67 dari 86
1.1.7. Bahwa berdasarkan penelitian terhadap dokumen penawaran PT
Kelsri yang didapat oleh Tim Pemeriksa dalam periode pemeriksaan,
PT Kelsri juga hanya mencantumkan 3 (tiga) unsur, yaitu: Neraca,
Laporan Laba/Rugi, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Terlapor II tetap
meluluskan dokumen penawaran PT. Kelsri meskipun hanya
mencantumkan 3 (tiga) unsur tersebut diatas; ------------------------------
1.1.8. Bahwa dalam pemeriksaan lanjutan, Terlapor II juga menyatakan
bahwa Performance Perusahaan dilihat dari Laporan Keuangan secara
lengkap sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 2007, dimana
Laporan Keuangan terdiri dari :
a. Neraca; ----------------------------------------------------------------------
b. Laporan laba/rugi; ---------------------------------------------------------
c. Laporan perubahan modal; -----------------------------------------------
d. Laporan arus kas; ----------------------------------------------------------
e. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). ------------------------------
1.1.9. Bahwa Terlapor II melalui kuasa hukumnya yaitu Rizkiyana &
Iswanto, dalam suratnya tertanggal 21 Januari 2011 perihal
Tanggapan Tertulis PT Perusahaan Gas Negara (Persero), dimana
yang bersangkutan dalam halaman 28 menyatakan: “Peserta Lelang
Contract Package diharuskan menyerahkan Laporan Keuangan yang
telah diaudit oleh akuntan publik yang memuat tahun pajak terakhir.
Merujuk pada ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK), suatu Laporan Keuangan dapat dianggap lengkap apabila
terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut : -----------------------
a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode; -------------------------
b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode; ---------------------
c. Laporan perubahan ekuitas selama periode; ---------------------------
d. Laporan arus kas selama periode; ---------------------------------------
e. Catatan atas Laporan Keuangan, berisi ringkasan kebijakan
akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya. ----------------
S A L I N A N
halaman 68 dari 86
1.1.10. Bahwa dengan demikian, PT Kelsri seharusnya sudah gugur di tahap
Evaluasi Persyaratan Kualifikasi karena tidak menyampaikan Laporan
Keuangan seperti yang dipersyaratkan. -------------------------------------
1.1.11. Bahwa Terlapor II memfasilitasi Terlapor I untuk melakukan post
bidding. Tindakan Terlapor II yang memberikan kesempatan pada
Terlapor I dan KSO Nindya-Multi-Enerkon untuk melengkapi
dokumen kualifikasi berupa Pemberitahuan Menteri Hukum dan
HAM, Berita Negara dan TDP atas Akta Perubahan Kepemilikan
Saham dan Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris merupakan
tindakan diskriminatif, mengingat dokumen-dokumen tersebut
merupakan persyaratan kualifikasi yang dapat menyebabkan peserta
didiskualifikasi. -----------------------------------------------------------------
1.1.12. Bahwa Terlapor II dengan sengaja menggugurkan KSO Nindya-
Multi-Enerkon dalam Evaluasi Tahap 3 tanpa alasan yang jelas.
Dalam evaluasi tersebut, KSO Nindya-Multi-Enerkon tidak lulus
karena berdasarkan analisa Time Schedule, Man Power Schedule, dan
Equipment Schedule, khusus untuk pekerjaan pengelasan, KSO
Nindya-Multi-Enerkon dinilai tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai waktu yang dipersyaratkan dimana target penyelesaian
pekerjaan pengelasan tersebut adalah 76 (tujuh puluh enam) hari,
namun menurut Terlapor II, penyelesaian pekerjaan pengelasan
tersebut akan menjadi 186 (seratus delapan puluh enam) hari; ----------
1.1.13. Bahwa berdasarkan penelitian terhadap dokumen pengadaan KSO
Nindya-Multi-Enerkon yang didapat dari Terlapor II, Tim Pemeriksa
menilai Terlapor II tidak mempunyai dasar yang jelas untuk
menganalisa bahwa target penyelesaian pekerjaan pengelasan KSO
Nindya-Multi-Enerkon sehingga dapat menilai KSO Nindya-Multi-
Enerkon tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang
dipersyaratkan, dan mengakibatkan KSO Nindya-Multi-Enerkon
gugur dalam Evaluasi Tahap 3; -----------------------------------------------
1.1.14. Bahwa Terlapor II juga tidak melakukan klarifikasi kepada KSO
Nindya-Multi-Enerkon terkait dengan perubahan perhitungan waktu
S A L I N A N
halaman 69 dari 86
pekerjaan pengelasan yang seharusnya 76 (tujuh puluh enam) hari
menjadi 186 (seratus delapan puluh enam) hari menurut perhitungan
Terlapor II. ----------------------------------------------------------------------
1.1.15. Bahwa Terlapor II dengan sengaja menunda pemberitahuan tentang
alasan pengguguran peserta kepada peserta tender yang lain yaitu pada
tanggal 3 Maret 2010, sementara Terlapor II memberikan masa
sanggah selama 3 (tiga) hari terhitung tanggal 1-3 Maret 2010
sehingga peserta tender tidak mempunyai dasar atau bahan untuk
menyanggah; --------------------------------------------------------------------
1.1.16. Bahwa selain itu untuk melakukan sanggahan, peserta harus
memberikan jaminan sanggah senilai Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar
rupiah) sehingga menjadi hal yang memberatkan peserta lelang untuk
melakukan sanggahan; ---------------------------------------------------------
1.1.17. Bahwa ketentuan tersebut disebutkan dalam dengan Peraturan Menteri
Negara BUMN Nomor Per- 05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara,
Bagian Keempat Sanggahan Pasal 10 angka (6) dan angka (7) yang
menyatakan Direksi dapat mengatur persyaratan untuk dapat melayani
sanggahan antara lain dengan mengatur setoran jaminan sanggahan
sebesar maksimum nilai jaminan penawaran (bid bond) atau pencairan
penawaran (bid bond) termasuk mensyaratkan adanya pembuktian
dari pihak yang menyanggah. Uang jaminan sanggahan tersebut
dikembalikan kepada penyanggah apabila sanggahannya terbukti
benar secara hukum dan menjadi hak BUMN yang bersangkutan
apabila sanggahannya terbukti tidak benar secara hukum; ---------------
1.1.18. Bahwa Terlapor II melakukan kejanggalan dalam hal permintaan
perpanjangan masa berlaku jaminan penawaran bagi setiap peserta
yang sudah dinyatakan tidak lulus dalam evaluasi dokumen
penawaran teknis (Sampul I – Administrasi, Kualifikasi, dan Teknis).
Terlebih lagi ada peserta pengadaan yang jaminan penawarannya
dinyatakan tidak pernah diterbitkan dan tidak tercatat dalam registrasi
S A L I N A N
halaman 70 dari 86
Bank Penerbit, tetapi masih diharuskan untuk memperpanjang
jaminan penawarannya; --------------------------------------------------------
1.1.19. Bahwa dengan demikian, hal tersebut memberatkan peserta tender
yang tidak lulus karena nilai jaminan penawaran tidak dapat dicairkan
untuk keperluan lain, melainkan harus dijaminkan kembali untuk
memperpanjang masa berlaku jaminan penawaran; -----------------------
1.1.20. Bahwa Terlapor II dengan sengaja meloloskan Terlapor I di tahap
Evaluasi Sampul I, sehingga hanya Terlapor I yang dapat melanjutkan
hingga tahap Sampul II, yaitu pembukaan dokumen penawaran harga.
Terlapor II menerima Harga Penawaran yang diajukan Terlapor I dan
menetapkannya sebagai pemenang tender dengan nilai Rp.
125.519.306.000,00 (seratus dua puluh lima milyar lima ratus
sembilan belas juta tiga ratus enam ribu rupiah) termasuk PPN 10%,
hanya terpaut 5.003.653.539 (lima milyar tiga juta enam ratus lima
puluh tiga ribu lima ratus tiga puluh sembilan rupiah) dari Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) Terlapor II yaitu sebesar Rp. 130.
522.959.539,00 (seratus tiga puluh milyar lima ratus dua puluh dua
juta sembilan ratus lima puluh sembilan ribu lima ratus tiga puluh
sembilan rupiah), atau sebesar 96,17% dari HPS. -------------------------
1.1.21. Bahwa sebagai pembanding, peserta tender yang telah gugur mampu
mengerjakan proyek tersebut dengan harga jauh dibawah HPS
Terlapor II maupun nilai penawaran Terlapor I. Namun sebagai satu-
satunya peserta tender yang lolos Evaluasi Sampul I (yang seharusnya
berdasarkan analisis Tim Pemeriksa, Terlapor I seharusnya sudah
digugurkan di Tahap Evaluasi Persyaratan), maka hanya Terlapor I
yang dapat melanjutkan ke tahap pembukaan dokumen penawaran
harga. Dengan demikian, tidak ada pilihan lain bagi Terlapor II dalam
menentukan pemenang Lelang Contract Package ini, sehingga proyek
ini dimenangkan dengan nilai penawaran sebagaimana diajukan oleh
Terlapor I. -----------------------------------------------------------------------
1.1.22. Bahwa dengan demikian, Tim Pemeriksa menilai Terlapor II
memfasilitasi Terlapor I untuk mengatur dan/atau menentukan
S A L I N A N
halaman 71 dari 86
Terlapor I menjadi pemenang dengan cara memberikan perlakuan
yang berbeda dengan peserta tender yang lain sehingga
mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat. ------------------------------
2. Identitas Para Terlapor; ----------------------------------------------------------------------
Bahwa Majelis Komisi menilai Identitas Terlapor adalah sebagai berikut: -------------
2.1 Terlapor I, PT Kelsri, merupakan badan usaha yang berbentuk badan
hukum yang didirikan di Indonesia berdasarkan Akta Pendirian Nomor 132
tanggal 14 April 1980 yang dibuat di hadapan Notaris Kartini Muljadi, SH di
Jakarta, yang diubah dengan Akta Nomor 51 tanggal 27 Mei 1998 yang
dibuat di hadapan Notaris Ny. Djumini Setyoadi, SH., MKn yang
berkedudukan di Jalan Harsono RM No. 67 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta,
Indonesia dan melakukan kegiatan usaha antara lain di bidang di bidang jasa
konstruksi (vide bukti C51);-----------------------------------------------------------
2.2 Terlapor II, PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk., merupakan
badan usaha yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara yang didirikan di
Indonesia yang berdasarkan Anggaran Dasar yang telah diubah, terakhir
dengan Akta Nomor 50 tanggal 13 Juni 2008 jo. Akta Nomor 8 tanggal 2 Juli
2008 dari Notaris Fathiah Helmi, SH, dan disahkan dalam Keputusan
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.
AH.01.02 AHU-36323 tanggal 27 Juni 2008 tentang Persetujuan Akta
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk jo. Surat Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor AHU-AH.01.10-17228 tanggal 7 Juli 2008
tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Perusahaan
berkedudukan di Jl. K.H. Zainul Arifin Nomor 20, Jakarta, Indonesia dan
melakukan kegiatan usaha antara lain di bidang distribusi dan transmisi gas.
3. Tentang Objek Perkara;----------------------------------------------------------------------
3.1 Bahwa yang menjadi objek perkara ini adalah Lelang Contract Package No.
3A Bojonegara – Cikande Distribution Pipeline (Lelang No.
024200.Peng/24/PPBJ-SSWJ/2009). Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan
enjiniring, design, pengadaan, pemasangan dan commissioning pipeline dan
S A L I N A N
halaman 72 dari 86
fiber optic cable dari Bojonegara Station ke Cikande Offtake Station
sepanjang 35 km termasuk pekerjaan sipil, mekanikal, dan elektrikal terkait;--
3.2 Bahwa Nilai HPS dalam tender ini adalah sebesar Rp 130.522.959.539
(Seratus Tiga Puluh Milyar Lima Ratus Dua Puluh Dua Juta Sembilan Ratus
Lima Puluh Sembilan Ribu Lima Ratus Tiga Puluh Sembilan Rupiah) yang
berasal dari dana Terlapor II. ----------------------------------------------------------
4. Tentang Persekongkolan Vertikal; ---------------------------------------------------------
4.1 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22, persekongkolan vertikal adalah
persekongkolan yang terjadi antara salah satu atau beberapa pelaku usaha atau
penyedia barang dan jasa dengan panitia tender atau panitia lelang atau
pengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan; ------------------
4.1.1 Bahwa persekongkolan vertikal oleh para Terlapor dilakukan dengan
cara sebagaimana diuraikan pada poin 1 Tentang Dugaan Pelanggaran,
Bagian Tentang Hukum; --------------------------------------------------------
4.1.2 Bahwa dalam pembelaannya sebagaimana diuraikan secara lengkap
dalam butir 34 bagian tentang Duduk Perkara, Terlapor I menyatakan
hal-hal yang pada pokoknya adalah sebagai berikut: -----------------------
4.1.2.1 Bahwa Terlapor I mengikuti Lelang Contract Package dengan
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Dokumen
Lelang, dalam hal ini ITB yang dilaksanakan Terlapor II secara
transparan, terbuka dan akuntabel. Tidak ada perlakuan
diskriminasi ataupun pemberian fasilitas yang berbeda di
antara peserta tender, apalagi ada tendensi atau niatan untuk
memenangkan Terlapor I; --------------------------------------------
4.1.2.2 Bahwa Panitia Tender mempunyai kewenangan sepenuhnya
untuk menentukan dokumen atau data apa yang akan dianggap
atau dipertimbangkan oleh Panitia Tender sebagai data yang
penting dan harus ada untuk mengukur kualifikasi Peserta
Pengadaan, sehingga ketiadaan dokumen tersebut
menyebabkan dapat didiskualifikasinya Peserta Pengadaan; ---
4.1.2.3 Bahwa PT Adhi Karya tidak lulus dalam tahapan-tahapan
Sampul I karena (i) tidak menyampaikan Laporan Keuangan
S A L I N A N
halaman 73 dari 86
yang telah diaudit oleh akuntan publik (tidak sesuai dengan
sub-pasal Cb.3 Dokumen Kualifikasi IPP Dokumen
Pengadaan), (ii) tidak menyampaikan Annex C: Approach to
Undertaking the Contract (tidak sesuai dengan sub pasal 3.2.2.
dan 3.2.3 IPP Dokumen Pengadaan), dan (iii) Jadwal
pelaksanaan pekerjaan CP-3A tidak memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Pengadaan (tidak sesuai dengan Appendix to
Tender IPP dan pasal 8.2. SCC Dokumen Pengadaan); --------
4.1.2.4 Terlapor II memberikan kesempatan yang sama kepada
Terlapor I dan KSO Nindya-Multi-Enerkon setelah keduanya
lulus dalam tahap 2B membuktikan adanya perlakuan yang
sama dan tidak ada diskriminasi yang dilakukan oleh Terlapor
II; ------------------------------------------------------------------------
4.1.2.5 Bahwa proses yang dilaksanakan dalam Lelang Contract
Package ini telah sesuai dengan Dokumen Pengadaan, dan
tidak ada persekongkolan antara Terlapor I dengan Terlapor II
untuk memenangkan Terlapor I sebagai pemenang tender; ----
4.1.2.6 Bahwa dalam suatu persekongkolan atau dalam kata aktif
"bersekongkol" terkandung pemahaman adanya "komunikasi
atau kesepahaman atau permufakatan" dari pelaku usaha yang
melakukan persekongkolan atau bersekongkol, sehingga dalam
membuktikan terjadi atau tidaknya suatu persekongkolan harus
ada alat bukti yang menunjukan adanya "komunikasi atau
permufakatan" antara pelaku usaha yang bersekongkol. Tanpa
adanya "komunikasi" tersebut maka tidak pernah ada
persekongkolan; -------------------------------------------------------
4.1.2.7 Bahwa tidak pernah ada fakta yang diuraikan oleh Tim
Pemeriksa mengenai adanya komunikasi antara Terlapor I
dengan Terlapor II yang menyebabkan Terlapor II melakukan
diskriminasi atau memberikan fasilitas terhadap Terlapor I
untuk memenangkan Lelang Contract Package, dan tidak
pernah ada komunikasi atau permufakatan yang dilakukan oleh
S A L I N A N
halaman 74 dari 86
Terlapor I dengan Terlapor II dalam proses sebelum atau
selama Lelang Contract Package berlangsung; ------------------
4.1.2.8 Bahwa pada Putusan KPPU No.l0/KPPU-L/2007 tanggal 29
Januari 2008, Majelis Komisi tidak menemukan bukti kuat
adanya perbuatan dalam rangka mengatur dan atau
menentukan pemenang tender, maka Majelis Komisi menilai
hanya ada upaya aktif dari Panitia Tender yang menginginkan
PT Adhi Karya (Persero) menjadi pemenang tender dengan
cara memfasilitasi untuk menjadi pemenang tender, sehingga
unsur “bersekongkol untuk mengatur dan atau menentukan
pemenang tender" tidak terpenuhi; ---------------------------------
4.1.2.9 Bahwa jika Tim Pemeriksa tidak dapat menemukan fakta
adanya interaksi yang bersifat kerjasama atau peran aktif
Terlapor II dan Terlapor I, maka sesungguhnya Tim Pemeriksa
telah gagal membuktikan adanya unsur persekongkolan
vertikal unsur kedua: "bersekongkol dengan pihak lain untuk
mengatur dan atau menentukan pemenang tender" dalam
Lelang Contract Package. -------------------------------------------
4.1.3 Bahwa dalam pembelaannya sebagaimana diuraikan secara lengkap
dalam butir 35 bagian tentang Duduk Perkara, Terlapor II menyatakan
hal-hal yang pada pokoknya adalah sebagai berikut: -----------------------
4.1.3.1 Perkara ini bukan perkara persaingan usaha; ----------------------
4.1.3.2 Tidak ada motif ekonomi (tidak ada keuntungan ekonomi) bagi
PGN untuk melakukan pesekongkolan dengan Kelsri; ----------
4.1.3.3 Kesimpulan LHPL didasarkan pada asumsi-asumsi yang tidak
didukung fakta dan analisis yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan; ---------------------------------------------
4.1.3.4 LHPL tidak memenuhi persyaratan alat bukti dan metode
pembuktian yang sah (kesesuaian alat bukti); --------------------
4.1.3.5 Tiga unsur penting dalam Pasal 22 yang harus dibuktikan oleh
Tim Pemeriksa tidak terpenuhi atau didukung fakta yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan: ------------------------
S A L I N A N
halaman 75 dari 86
3. Tidak ada fakta maupun bukti yang menunjukkan adanya
kerjasama atau kesamaan keinginan/maksud antara PGN
dan Kelsri; --------------------------------------------------------
4. Tidak ada fakta maupun bukti yang menunjukkan adanya
tindakan mengatur atau menentukan pemenang pengadaan
yang dilakukan PGN; -------------------------------------------
5. Tidak ada fakta maupun bukti yang menunjukkan adanya
akibat atau potensi akibat terjadinya persaingan usaha
tidak sehat; --------------------------------------------------------
4.1.3.6 Tidak ada pelanggaran terhadap Pasal 22 Undang-undang No.
5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh PGN. --------------------------
4.1.4 Bahwa terkait dengan pembelaan Terlapor I dan Terlapor II diatas,
Majelis Komisi menilai hal-hal sebagai berikut: ----------------------------
4.1.4.1 Bahwa Majelis Komisi menilai, Terlapor I dalam penyampaian
Dokumen Penawarannya, tidak melengkapi dokumen
kualifikasi berupa Pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM,
BNRI dan TDP terhadap perubahan anggaran dasar perseroan
yang terakhir dan Rekening koran 3 (tiga) bulan terakhir
sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Terlapor II, sehingga
seharusnya Terlapor I telah digugurkan dalam Evaluasi Tahap
2 A; ----------------------------------------------------------------------
4.1.4.2 Bahwa Majelis Komisi menilai Terlapor I telah diberikan
kesempatan eksklusif oleh Terlapor II secara langsung maupun
tidak langsung atas inisiatif Terlapor II, dengan cara tetap
meluluskan Terlapor I meskipun dokumen penawarannya tidak
memenuhi syarat. Hal tersebut merupakan suatu bentuk
kerjasama yang dilakukan oleh Terlapor I dan Terlapor II
untuk memenangkan Terlapor I; ------------------------------------
4.1.4.3 Bahwa berdasarkan pemeriksaan dokumen, Majelis Komisi
menemukan bahwa Laporan Keuangan PT Adhi Karya hanya
terdiri dari 3 (tiga) unsur dari 5 (lima) yang dipersyaratkan,
yaitu: Neraca, Laporan Laba/Rugi, dan Laporan Perubahan
S A L I N A N
halaman 76 dari 86
Ekuitas yang telah diaudit oleh KAP Husni, Mucharam, dan
Rasidi; -------------------------------------------------------------------
4.1.4.4 Bahwa Terlapor I juga hanya memasukkan 3 (tiga) unsur dari 5
(lima) yang dipersyaratkan, yaitu: Neraca, Laporan Laba/Rugi,
dan Laporan Perubahan Ekuitas, namun tetap diterima oleh
Terlapor II; --------------------------------------------------------------
4.1.4.5 Bahwa Terlapor II meluluskan Terlapor I meskipun Laporan
Keuangan yang disampaikan hanya terdiri dari 3 (tiga) unsur,
yaitu: Neraca, Laporan Laba/Rugi, dan Laporan Perubahan
Ekuitas sehingga Majelis Komisi menilai bahwa hal tersebut
merupakan bentuk diskriminasi yang menguntungkan Terlapor
I; -------------------------------------------------------------------------
4.1.4.6 Bahwa Majelis Komisi menilai Terlapor I seharusnya tidak
lulus evaluasi tahap 2A karena tidak memenuhi dokumen
kualifikasi sehingga tidak dapat masuk ke tahap evaluasi 2B; --
4.1.4.7 Bahwa Majelis Komisi menilai persekongkolan dapat
dibuktikan dengan adanya tindakan Terlapor II yang
meluluskan Terlapor I meskipun tidak memenuhi persyaratan
kualifikasi sehingga merupakan bentuk fasilitasi Terlapor II
untuk memenangkan Terlapor I; ------------------------------------
4.1.4.8 Bahwa Majelis Komisi berpendapat persekongkolan
merupakan kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha
dengan pihak lain atas inisiatif siapapun dan dengan cara
apapun dalam upaya memenangkan peserta tender tertentu
yang dapat berupa pemberian kesempatan eksklusif oleh
penyelenggara tender atau pihak terkait secara langsung
maupun tidak langsung kepada pelaku usaha yang mengikuti
tender, dengan cara melawan hukum.;------------------------------
4.1.4.9 Bahwa berdasarkan Pasal 15 ayat (1), (2), dan (3) Peraturan
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 1 Tahun 2006
tentang Tata Cara Penanganan Perkara (”Perkom No. 1 Tahun
2006”), Laporan dinilai jelas dan lengkap dibuat dalam
S A L I N A N
halaman 77 dari 86
Resume Laporan yang memuat sekurang-kurangnya : Identitas
Terlapor, Perjanjian dan atau/kegiatan yang diduga dilanggar,
Cara perjanjian dan/atau kegiatan usaha yang dilakukan atau
dampaknya terhadap persaingan, kepentingan umum,
konsumen dan/atau kerugian akibat dari terjadinya
pelanggaran, dan ketentuan undang-undang yang diduga
dilanggar; ---------------------------------------------------------------
4.1.4.10 Bahwa Majelis Komisi berpendapat laporan dugaan
pelanggaran dalam perkara a quo telah lengkap dan jelas; ------
4.1.4.11 Bahwa Majelis Komisi berpendapat terdapat motif ekonomi
dalam setiap aktivitas tender karena tender a quo memiliki
nilai ekonomis yang dapat menguntungkan Terlapor I dan
Terlapor II; --------------------------------------------------------------
4.1.4.12 Bahwa Majelis Komisi menilai tanggapan dari Terlapor II,
yang mengacu pada Dokumen ITB yang menyatakan ”Panitia
Pengadaan dapat menerima Dokumen Penawaran yang kurang
lengkap sepanjang menurut pendapat Panitia Pengadaan
kekurangan tersebut tidak menghalanginya untuk menentukan
kesesuaian Peserta Pengadaan atau Dokumen Penawarannya
dan tidak mempengaruhi ketentuan komersial dalam
penawaran”. Kondisi tersebut bertentangan dengan metode
evaluasi yang menggunakan sistem gugur pada Evaluasi Tahap
2A yaitu Kelengkapan Dokumen Penawaran Administrasi dan
Teknis dimana setiap peserta wajib untuk memenuhinya; -------
4.1.4.13 Bahwa Majelis Komisi berpendapat apabila peserta lelang
dapat memasukkan dokumen kualifikasi, maka setiap peserta
berhak melengkapi dokumen kualifikasi setelah pemasukan
penawaran, namun kesempatan tersebut tidak dapat diberikan
kepada peserta lain karena telah digugurkan pada tahap
sebelumnya; ------------------------------------------------------------
S A L I N A N
halaman 78 dari 86
4.1.4.14 Bahwa Majelis Komisi berpendapat bahwa ketentuan dalam
ITB tersebut sengaja dimasukkan untuk memberi celah
melakukan post bidding; ----------------------------------------------
4.1.4.15 Bahwa tindakan Terlapor II yang memberikan kesempatan
pada Terlapor I untuk memasukkan dokumen kualifikasi
setelah Pemasukan Dokumen Penawaran, merupakan tindakan
diskriminasi yang menguntungkan Terlapor I; --------------------
4.1.4.16 Bahwa dalam pembelaannya, Terlapor II menyatakan bahwa
PT. Adhi Karya hanya menyampaikan ringkasan keuangan
yang telah dilegalisir, sehingga dianggap tidak sesuai dengan
persyaratan. Dari hasil pemeriksaan dokumen, Majelis Komisi
menemukan bahwa Laporan Keuangan PT. Adhi Karya telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Husni, Mucharam
dan Rasidi; --------------------------------------------------------------
4.1.4.17 Bahwa dalam pembelaannya, Terlapor II menyatakan bahwa
Dokumen Penawaran KSO Nindya-Multi-Enerkon telah
dievaluasi oleh Konsultan Independen Japan Oil Engineering
Co.Ltd in Association dan PT. Connusa Energindo dan
dinyatakan memiliki resiko tinggi. Majelis Komisi menilai
bahwa pembelaan tersebut tidak disertai bukti yang kuat untuk
menjelaskan resiko tinggi dimaksud; -------------------------------
4.1.4.18 Bahwa Majelis Komisi berpendapat Tindakan Terlapor II
menggugurkan KSO Nindya-Multi-Enerkon pada Evaluasi
Tahap 3 tidak memiliki dasar yang jelas; --------------------------
4.1.4.19 Bahwa Majelis Komisi menilai Terlapor II tidak beritikad baik
dengan menunda Penjelasan kepada Peserta mengenai alasan
ketidaklulusan hingga hari terakhir masa sanggah. Hal ini
menyebabkan peserta lain tidak memiliki cukup alasan untuk
melakukan sanggahan; ------------------------------------------------
4.1.4.20 Bahwa untuk melakukan sanggahan peserta harus memiliki
jaminan sanggah sebesar Rp. 2.000.000.000,- (Dua Milyar
Rupiah) sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-
S A L I N A N
halaman 79 dari 86
05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara; -------
4.1.4.21 Bahwa Majelis Komisi menilai tindakan Terlapor II seperti
yang tertera pada butir 4.1.4.19 merupakan hambatan bagi
peserta lain untuk melakukan sanggahan; --------------------------
4.1.4.22 Bahwa Majelis Komisi berpendapat nilai penawaran yang
rendah tidak berarti tidak memenuhi persyaratan administrasi
dan teknis sebelum masuk pada tahapan evaluasi penawaran; --
4.1.4.23 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22 tentang Larangan
Persekongkolan dalam Tender, Majelis Komisi menilai
persekongkolan tender dapat berupa (i) persekongkolan
vertikal, (ii) persekongkolan horizontal, atau (iii) gabungan
persekongkolan horizontal dan vertikal. Persekongkolan
Vertikal merupakan persekongkolan yang terjadi antara salah
satu atau beberapa pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa
dengan panitia tender atau panitia lelang atau pengguna barang
dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan. Majelis Komisi
menilai bahwa perkara a quo merupakan bentuk
persekongkolan vertikal, sehingga merupakan kompetensi
KPPU; -------------------------------------------------------------------
4.1.4.24 Bahwa Majelis Komisi menilai Putusan KPPU No. 10/KPPU-
L/2007, Putusan KPPU No. 18/KPPU-L/2010 dan Putusan
KPPU No. 22/KPPU-L/2010 memiliki perilaku
persekongkolan yang berbeda dengan perkara a quo; ------------
4.1.4.25 Bahwa dengan demikian Majelis Komisi sependapat dengan
LHPL yang menyatakan telah terjadi persekongkolan antara
Terlapor I dan Terlapor II dalam perkara a quo. ------------------
S A L I N A N
halaman 80 dari 86
5. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 22 UU No.5/1999; ----------------------------------
5.1 Menimbang bahwa Pasal 22 UU No.5 Tahun 1999 berbunyi sebagai berikut: ---
“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan
atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat. -----------------------------------------------------------
5.2 Menimbang bahwa untuk membuktikan terjadi atau tidak terjadinya
pelanggaran Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisi
mempertimbangkan unsur-unsur sebagai berikut: ------------------------------------
5.3 Unsur Pelaku Usaha; ---------------------------------------------------------------------
5.3.1 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam Pasal 1 angka 5 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah orang perorangan atau badan
usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah
hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama
melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam
bidang ekonomi; -------------------------------------------------------------------
5.3.2 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam perkara ini adalah PT Kelsri
dan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk., sebagaimana dimaksud
dalam Bagian Tentang Hukum butir 2.1. s/d 2.2 di atas;---------------------
5.3.3 Bahwa dengan demikian unsur pelaku usaha terpenuhi; -------------------
5.4 Unsur Bersekongkol; --------------------------------------------------------------------
5.4.1 Bahwa yang dimaksud dengan bersekongkol berdasarkan Pedoman Pasal
22 UU No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Persekongkolan dalam
Tender (selanjutnya disebut “ Pedoman Pasal 22” ) adalah kerjasama
yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atas inisiatif
siapapun dan dengan cara apapun dalam upaya memenangkan peserta
tender tertentu; ---------------------------------------------------------------------
5.4.2 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor 5
Tahun 1999, persekongkolan dapat terjadi dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu:
5.4.2.1 persekongkolan horizontal adalah persekongkolan yang terjadi
antara pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa dengan
S A L I N A N
halaman 81 dari 86
sesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa
pesaingnya;-------------------------------------------------------------
5.4.2.2 persekongkolan vertikal adalah persekongkolan yang terjadi
antara salah satu atau beberapa pelaku usaha atau penyedia
barang dan jasa dengan panitia tender atau panitia lelang atau
pengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi
pekerjaan;--------------------------------------------------------------
5.4.2.3 gabungan dari persekongkolan horizontal dan vertikal adalah
persekongkolan antara panitia tender atau panitia lelang atau
pengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan
dengan sesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa.----
5.4.3 Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, unsur bersekongkol tersebut dapat
berupa: ------------------------------------------------------------------------------
“pemberian kesempatan eksklusif oleh penyelenggara tender atau pihak
terkait secara langsung maupun tidak langsung kepada pelaku usaha
yang mengikuti tender, dengan cara melawan hukum” ----------------------
5.4.4 Bahwa berdasarkan analisis tentang Persekongkolan Vertikal
sebagaimana diuraikan dalam Tentang Hukum butir 4, persekongkolan
yang dilakukan oleh Terlapor I dengan Terlapor II memenuhi unsur
bersekongkol; -----------------------------------------------------------------------
5.4.5 Bahwa dengan demikian unsur bersekongkol terpenuhi; -------------------
5.5 Unsur Pihak Lain; ------------------------------------------------------------------------
5.5.1 Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, yang dimaksud dengan unsur Pihak
Lain adalah: -------------------------------------------------------------------------
“para pihak yang terlibat dalam proses tender yang melakukan
persekongkolan tender baik pelaku usaha sebagai peserta tender dan
atau subjek hukum lainnya yang terkait dengan tender tersebut” ----------
5.5.2 Bahwa yang dimaksud dengan pihak lain dalam perkara ini adalah para
pihak yaitu Terlapor I yang merupakan pelaku usaha sebagai peserta
tender, maupun pihak lain secara vertikal yaitu Terlapor II yang
merupakan subjek hukum lainnya yang terkait dengan tender,; ------------
S A L I N A N
halaman 82 dari 86
5.5.3 Bahwa yang dimaksud para pihak dalam perkara ini adalah PT Kelsri
dan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk., sebagaimana dimaksud
dalam Bagian Tentang Hukum butir 2.1. s/d 2.2 di atas. ---------------------
5.5.4 Bahwa dengan demikian unsur pihak lain terpenuhi; ----------------------
5.6 Unsur mengatur dan atau menentukan pemenang tender; ---------------------
5.6.1 Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, mengatur dan atau menentukan
pemenang tender adalah :-------------------------------------------------------
“suatu perbuatan para pihak yang terlibat dalam proses tender secara
bersekongkol yang bertujuan untuk menyingkirkan pelaku usaha lain
sebagai pesaingnya dan/atau untuk memenangkan peserta tender
tertentu dengan berbagai cara. Pengaturan dan atau penentuan
pemenang tender tersebut antara lain dilakukan dalam hal penetapan
kriteria pemenang, persyarataan teknik, keuangan, spesifikasi, proses
tender dan sebagainya.” ---------------------------------------------------------
5.6.2 Bahwa penentuan pemenang tender dilakukan dengan cara pemberian
kesempatan eksklusif oleh penyelenggara tender sebagaimana
diuraikan dalam Analisis Persekongkolan Vertikal butir 1.1.1 s/d
1.1.22 di atas;---------------------------------------------------------------------
5.6.3 Bahwa dengan demikian unsur mengatur dan atau menentukan
pemenang tender terpenuhi; ---------------------------------------------------
5.7 Unsur dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat; -----
5.7.1 Bahwa menurut pasal 1 angka 6 dan Pedoman Pasal 22, persaingan
usaha tidak sehat adalah; ------------------------------------------------------
“persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan
produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan
dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat
persaingan usaha; -------------------------------------------------------------
5.7.2 Bahwa tindakan Terlapor II yang memfasilitasi Terlapor I yang
mengakibatkan terjadinya persekongkolan vertikal merupakan
tindakan yang menghambat persaingan usaha. Bahwa tindakan
persekongkolan yang dilakukan oleh para Terlapor sebagaimana
diuraikan pada butir 1.1.1 s/d 1.1.22. Bagian Tentang Hukum
S A L I N A N
halaman 83 dari 86
merupakan tindakan tidak jujur dan melawan hukum yang
mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat;; ----------------------------
5.7.3 Bahwa dengan demikian, unsur dapat mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat terpenuhi; -----------------------------------
6. Tentang Kesimpulan; -------------------------------------------------------------------------
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan dan uraian di atas, Majelis Komisi
sampai pada kesimpulan bahwa telah terbukti terjadi Persekongkolan Vertikal yang
dilakukan oleh Terlapor I dengan Terlapor II dengan cara dengan cara pemberian
kesempatan eksklusif oleh penyelenggara tender; ------------------------------------------
7. Tentang Pertimbangan Majelis Komisi Sebelum Memutus; ------------------------
Menimbang bahwa sebelum memutuskan, Majelis Komisi mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut; ------------------------------------------------------------------------------
7.1 Bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal yang meringankan bagi
Terlapor yaitu: Terlapor I dan Terlapor II yang telah bersikap kooperatif selama
proses pemeriksaan; -----------------------------------------------------------------------
7.2 Menimbang bahwa Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-
05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan
Jasa Badan Usaha Milik Negara dapat memberatkan peserta dalam melakukan
proses sanggah, maka dengan demikian Majelis Komisi merekomendasikan
kepada Komisi untuk memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah
RI cq. Menteri Negara BUMN untuk memperbaiki proses sanggah dalam
Peraturan tersebut di atas agar selaras dengan iklim persaingan usaha yang
sehat dalam pengadaan barang dan jasa; -----------------------------------------------
8. Tentang Perhitungan Denda; ----------------------------------------------------------------
Menimbang bahwa dalam mengenakan sanksi denda bagi para Terlapor, Majelis
Komisi memperhitungkan hal-hal sebagai berikut: -----------------------------------------
8.1 Bahwa berdasarkan Pasal 36 huruf l jo. Pasal 47 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999,
Komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif terhadap
pelaku usaha yang melanggar ketentuan UU No. 5 Tahun 1999; -------------------
8.2 Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 47 ayat (2) huruf g, UU No. 5 Tahun
1999, Komisi berwenang menjatuhkan sanksi tindakan administratif berupa
S A L I N A N
halaman 84 dari 86
pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
dan setinggi-tingginya Rp 25.000.000.0000,00 (dua puluh lima miliar rupiah); -
8.3 Bahwa menurut Pedoman Pasal 47 UU No. 5 Tahun 1999 (selanjutnya disebut
“ Pedoman Pasal 47” ) tentang Tindakan Administratif, denda merupakan usaha
untuk mengambil keuntungan yang didapatkan oleh pelaku usaha yang
dihasilkan dari tindakan anti persaingan. Selain itu denda juga ditujukan untuk
menjerakan pelaku usaha agar tidak melakukan tindakan serupa atau ditiru oleh
calon pelanggar lainnya; ------------------------------------------------------------------
8.4 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 47, Majelis Komisi menentukan besaran
denda dengan menempuh dua langkah, yaitu pertama, penentuan besaran nilai
dasar, dan kedua, penyesuaian besaran nilai dasar dengan menambahkan
dan/atau mengurangi besaran nilai dasar tersebut; ------------------------------------
8.5 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 47, penentuan besaran nilai dasar, dihitung
berdasarkan nilai tender yang dimenangkan oleh masing-masing Terlapor di
setiap area yang dimenangkan, dengan dikurangi Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) sebesar 10% (sepuluh persen), dikalikan dengan jumlah tahun
pelanggaran; --------------------------------------------------------------------------------
8.6 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 47, proporsi harga penawaran tender yang
diperhitungkan menjadi besaran nilai dasar adalah sampai dengan 10%
(sepuluh persen) dari harga penawaran pemenang tender; --------------------------
8.7 Bahwa dalam menentukan proporsi harga penawaran tender yang
diperhitungkan menjadi besaran nilai dasar, Majelis Komisi
mempertimbangkan berbagai macam faktor, yaitu skala perusahaan, aset dan
omset perusahaan, jenis pelanggaran, cakupan wilayah geografis pelanggaran,
dan telah atau belum dilaksanakannya pelanggaran tersebut, serta ROK (Risk,
Overhead dan Keuntungan) yang diperoleh pemenang tender yang menjadi
Terlapor dalam perkara a quo; -----------------------------------------------------------
8.8 Bahwa berdasarkan pertimbangan telah atau belum dilaksanakannya
pelanggaran tersebut, maka pelanggaran tersebut telah terjadi atau telah
terlaksana; -----------------------------------------------------------------------------------
S A L I N A N
halaman 85 dari 86
Menimbang bahwa berdasarkan fakta dan kesimpulan di atas, serta dengan
mengingat Pasal 43 ayat (3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, Majelis
Komisi: --------------------------------------------------------------------------------------------
MEMUTUSKAN
1. Menyatakan bahwa Terlapor I, dan Terlapor II terbuk ti secara sah dan
meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999; ----------
2. Menghukum Terlapor I, membayar denda sebesar Rp. 4.000.000.000,- (empat
milyar rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan
denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi
Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode
penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan
Usaha); ---------------------------------------------------------------------------------------------
3. Menghukum Terlapor II, membayar denda sebesar Rp. 6.000.000.000 (enam
milyar rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan
denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi
Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode
penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan
Usaha); ---------------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa setelah Terlapor I dan Terlapor II melakukan pembayaran denda, maka salinan
bukti pembayaran denda tersebut dilaporkan dan diserahkan ke KPPU.
S A L I N A N
halaman 86 dari 86
Demikian putusan ini ditetapkan melalui musyawarah dalam Sidang Majelis Komisi
pada hari Jumat tanggal 4 Maret 2011 oleh Majelis Komisi yang terdiri dari Dr.
Sukarmi, SH., MH. sebagai Ketua Majelis Komisi, Ir. Dedie S.Martadisatra, SE.,
MM dan Prof. Dr. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar, MS. masing-masing sebagai
Anggota Majelis Komisi, dan dibacakan di muka persidangan yang dinyatakan terbuka
untuk umum pada hari Senin tanggal 7 Maret 2010 oleh Majelis Komisi yang terdiri
dari Ir. Dedie S.Martadisatra, SE., MM dan Prof. Dr. Ir. H. Ahmad Ramadhan
Siregar, MS. masing-masing sebagai Anggota Majelis Komisi dan Didik Akhmadi,
Ak., M.Comm. sebagai Anggota Majelis Komisi Pengganti, dengan dibantu oleh Ayu
Sitoresmi, SH. sebagai Panitera.
Ketua Majelis Komisi,
Dr. Sukarmi, SH., MH.
Anggota Majelis Komisi,
Dedie S.Martadisatra, SE., MM
Anggota Majelis Komisi,
Prof. Dr. Ir. H. Ahmad R.S., MS
Panitera,
Ayu Sitoresmi, SH.
Recommended