View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PADANAN KONSTRUKSIIYAI BAHASA ARABDALAM
BAHASA INDONESIA
Oleh:
LINDAWATINIM.19924016399
JURUSAN TERJEMAH
FAKULTASADAB
UNIVERSITA ISLAM NEGERI JAKARTA
2006
PADANAN KONSTRUKSI IYAI BAHASA ARAB DALAM
BAHASA INDONESIA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi Sayarat-syarat Mencapai
Gelar Smjana Sastra
Oleh:
LindawatiNIM : 19924016399
Di Bawah Bimbingan :
Dr.H.AM Hidayatnllah,MANIP :150 178901
Jurusan Tarjamah
Falmltas Adab dan Humaniora
DIN SyarifHidayatullah
Jakarta
1426 H /2006 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang beljudul "Padanan Kontruksi / Ya / Oalal11 Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia" telah diujikan dalal11 sidang l11unaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Juni 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (SI) pada Fakultas
Adab dan Humaniora.
Jakarta, 22 Juni 2006
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
Ora. Hj. Tati Hartimah MANIP. 150240484
Penguji
/Prof. oj -L Ridlo Masduki
NIP. 15 062 823
Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota,----.~~.,
..------?
(~~~~~
Ors. Ikhwan Azizi
NIP. 150286589
NIP. ]50 178 901
KATA PENGANTAR
AI-Hamdu Lillahi Rabbi! A'lamin. Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian
alamo Puji dan syukur penulis haturkan kehadirrat AllahSWT, atas segala limpahan
rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam
tak lupa penulis limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Dalam penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis sadar
sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bimbingan dan arahan dari
banyak pihak baik secara moril maupun materi!. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
1. Prof. DR. Azyumardi Azra MA. Selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.Dan Prof. DR. Badri Yatim MA. Selaku Dekan Fakultas AdabUIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM Hidayatullah MA. sclaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberi arahan dalam penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini.
3. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta Staf.
4. Ayahanda Sabeni dan Ibunda Hopsah.Serta suami tereinta Ahmad Firdaus dan
anakku tersayang Kayyis Tifani, terimakasih yang tak terhingga penulis
11
ucapkan, atas kasih sayang, do'a dan dorongannya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi ini.
5. Teman-teman Jurusan Terjemah Angkatan 1999 yang telah banyak memberi
masukan dalam penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini.
Dan kepacla pihak-pihak lain yang tidak disebutkan dalam tulisan ini, semoga
Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda, clan semoga dengan kehadiran
karya tulis ini memberikan manfaat bagi semua pihak Amin.
Jakarta, 28 Muharram 1426 H10 Juni 2006 M
Penulis
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB -LATIN
Huruf Arab HurufLatiu Huruf Arab HurufLatin
\= Tidak dilambangkan 1>= t
y= b .1= z
0= t t=
0= 5 t= g
C= J 0= f
C= \:1 J= q
C= kh !.l= k
)= d J=
)= z i = m
)= r 0= n
j= z ) = w
J'= S ...-t:> = h
J'= sy ~ =
,y:o= ? i.f= Y
,y:o= 9
Untuk Vokal Panjang dan Vokal Rangkap
a a panjang
1 = i panjang
U = u panJang
,r..> = m
) = au
Keterangan :
1. Partikel JI / al- / ditulis dalam satu bentuk yaitu / al / tanpa membedakan
apakah huruf yang mengikutinya tennasuk huruf qomariah atau syamsiah.
2. Syaddah ditandai dengan hurufkembar, contoh.u.,J\ / al-jannat-u /.
3. Setiap fonem dipisah dengan tanda minus (-), seperti: i al-jannat-ul.
4. / ./ mengapit transliterasi Arab.
5. " " mengapit arti dalam bahasa Indonesia.
iv
DAFTARISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..
KATA PENGANTAR......................................................................................... II
PEDOMAN TRANSLITERASI 111
DAFTAR lSI........................................................................................................ IV
BABI PENDAHULUAN .
A. Latar Belakang Masalah ..
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6
C. Tujuan Dan Kegunaan Penclitian 6
D. Sumber Data Dan Metode Penelitian 7
E. Sistematika Penulisan 7
BAB II KERANGKA TEORI 9
A. Wawasan Sintaksis 9
I. Pengertian Sintaksis 9
2. Satuan - Satuan Sintaksis 9
3. Kategori Gramatikal................................................................. 14
B. Wawasan Semantik.................. 17
I. Pengertian Makna 18
2. lenis-jenis Makna..................................................................... 20
v
C. Gambaran Umum Partikel l; 22
1. Partikel ( ,\,\1\ ) 22
2. Vokatif 23
3. Bentuk Nomina Vokatif........................................................... 24
D. Penerjemahan 25
1. Definisi Peneljemahan.............................................................. 25
2. Metode - Metode Penmjemahan.............................................. 25
BAB III ANALISIS KONSTRUKSI PARTIKEL IYAI BAHASA ARAB
DALAM BAHASA INDONESIA 31
A. Surat At - Taubah.......................................................................... 31
B. Makna Subordinator IYai Dalam Surat At-Taubah....................... 31
1. Subordinator IYai Bermakna Zajr 31
2. Subordinator /Yal Berll1akna Nudbah 33
3. Subordinator /Yal Berll1akna Tahayyur dan Tadhajjur 34
4. Subordinator /Yal Berll1akna Tazakkur.................................... 35
5. Subordinator /Yal Berll1akna Ighra 37
BAB V PENUTUP 39
A. Kesimpulan.................................................................................... 39
B. Saran - Saran 40
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 42
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa dijumpai di mana - mana. Kehidupan manusia normal tidak dapat
dipisahkan dari bahasa. Bahasa menyerap masuk ke dalam pemikiran - pemikiran
kita, menjembatani hubungan kita dengan orang lain, dan bahkan menyelinap masuk
ke dalam mimpi kita. Bahasa digunakan sehari - hari oleh siapa saja dalam transaksi
apa saja, dan oleh karena itu didefinisikan sebagai komunikasi antar makhluk
manusia yang dicirikan dengan penggunaan simbol - simbol lisan dan tulisan secm'a
arbitrer sesuai makna yang telah diterima masyarakat penutur. IHadirnya bahasa
dalam kehidupan manusia demikian pentingnya sehingga pada kajiml tentang bahasa
diarahkan di berbagai aspek bidang kehidupan baik melalui hubungan dengan disiplin
ilmu di luar bahasa itu sendiri ( eksternal ).
Secm'a umum bahasa mempunyai banyak fungsi. Selain sebagai pengungkap
perasaan, bahasa juga berfungsi sebagai alat utama untuk berkomunikasi, alat
kegiaran paling vital daJam kehidupan manusia. Selain sebagai media komunikasi,
bahasa juga 11lcrUpakail ullgkapall ccr11lin kcbucJayaan, sistcm lambang yang tertulis
maupun yang tidak tertulis. Bahasa yang merupakan simbol vokal, baik itu
diungkapkan secma lisan maupun tuJisan mengandung pengertian - pengertian yang
telah disepakati secara konvensional oleh anggota masyarakatnya,2
I Paul Ohoiwutun, Sosiolingustik (Jakarta; Visipro, 1997 ), h.14
2 Nurrachmall Hanafi, Teori dan Sei'; Menerjemahkan, (Flores; Nusa Indah, 1985) cet. Ke - I.
I
2
Bahasa bersifat unik, karena bahasa mempunyai keteraturan pada setiap
kelompok sosial yang berbeda - beda, artinya clalm~l.. bahasa terclapat sistem ymlg
ldlas yang ticlak terclapat pacla bahasa lain. Dikatakan clemikiml karena ticlak ada
bahasa yang sama di dunia ini, karena bahasa juga bersifat eksklusif; artinya kaiclah
clan konveksi yang climiliki oleh bahasa hat1ya berlaku bagi sekelompok manusia,
yakni penutur bahasa tersebut. Bahasa clipelajari clengml memahami keteraturan clan
melalui sifat - sifat terutama me/aui keunikan clat1 keuniversalannya.
Bahasa clapat clilihat clari segi ciri - ciri bunyi, kosa kata atau leksikon,
gramatikal atau morfologi clan semantis. Wawasan subsistem gramatikal atau
morfologi dan sintaksis. Morfologi menggunakml morfem sebagai unsur terkecil
clalam bahasa terbesar. pembahasan sintaksis biasanya clibatasi sampai clengan
kalimat yang tercliri clari konstituen - konstituennya.
Konstituen - konstituen ini acla clua macam; yang pertama berupa unsur pusat,
yaitlfkonstituen kalimat yang ticlak clapat clihilangkml seperti subyek, predikat, clan
objek. Kemuclian unsur tambahan, unsur ini umumnya berupa keterangan.
Keterangan ini bermacam - maca1l1 tergantung kata yang cliterangkannya.
Sedangkan hasil perbanclingan sintaksis suatu bahasa clengan bahasa lain
clapat clilakukall clellgall cara 1l1encari padanan keclua bahasa, paclanan merupakml hal
pokok clalmn peneljemahall.
Di biclmlg ilmu pengetahuan clan telmologi, kebutuhan akan penelje1l1ahan
yang baik itu suclah ticlak clapat clielakkan lagi. Berbagai bangsa berlomba - 101l1ba
3
menyerap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara - negara yang
sudah maju. Melalui kegiatan penerjemahan3
Menurut Larson, meneljemahkan berarti mempelajari leksikon, struktur
gramatikal, situasi komunikasi dan konteks budaya dm'i teks bahasa sumber,
menganalisanya untuk menemukan maknanya, mengungkapkan kembali makna yang
sesuai dalam bahasa sasaran dan konteks budayanya.4
Sebagaimana yang terdapat di dalam bahasa Indonesia, ym1g mulanya adalah
bahasa Melayu, yang diperkaya oleh berbagai unSllr, baik dari bahasa daerah maupun
bahasa asing. Salah satu bahasa asing yang sangat besar pengaruhnya dalam
memperkaya bahasa Indonesia, terutama dalam peristilahm1 dan aksara, adalah bahasa
Arab, seperti dikemukakm1 Skinner," pada tingkat leksikal bahasa Arab sm1gat
mempengaruhi bahasa Melayu.5
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh LPIK lAIN Syarif Hidayatullah
terhadap Kamus Umum Bahasa Indonesia, karya W.J.S Poerwadarminta bahwa kata
asli Melayu dalam kamus bahasa Indonesia diperkirakan tinggal 12,5% di dalamnya,
atau kurang dari itu, sedangkan pengaruh bahasa asing, tennasuk bahasa Arab terus
bertal'i1bah memperkaya kosa kata bahasa Indonesia.
Seorang peneljemah tidak boleh memaksakan struktur, bentuk atau cara
berpikir ym1g terdapat dalam bahasa sumber, sebab setiap bahasa mempunyai
3 Suhendra Yusuf, Teori Terjemah : Pengantal' Ke Arah Pendekatan Lingustik danSosioLinguslik, (Bandung: MandaI' Maju, 1994 ), h. 2
4 Mildred L. larson, Penerjemahan Berdasar Makna : Pedomw1 Un/uk Pemadanan Antar .Bahasa, (Jakarta: arcan, 1991 ) Cet. Ke - 2, h.3
, Skinner, Cryl, The Injluence ofArabic Upon Modern, (Inlisari Vol. 11) No. 34 - 47
4
kemampuan sendiri untuk membentuk kata, kalimat dan sebagainya yang berbeda
dengan kemampuan bahasa lain.riap bahasa juga mampu mengungkapkan sistem
perlambang apapun ( amanat, makna dsb), dan caranya sendiri.6Sehingga seorang
peneljemah dituntut untuk menghormati kodrat setiap bahasa.
Kesulitan menerjemahkan pasti akan terjadi, temtanla dalam hal
mensepadankan makna antara bahasa sumber ke bahasa SaSBl'an, kesulitan tersebut
akan muncul bagi yang setia mempcrtahankan bentuk stmktur kalimat dalam sumber,
dengan tujuan untuk memindahkan sebanyak mungkin segi _. segi bentuk, struktur,
dan konsep itu ke dalam bahasa sasaran. Bila terjadi perbedaan stmktur antar bahasa
akan teljadi kesulitan dalam mencljemahkan. Hal itu pun teljadi antum konsep
munada, khususnya partikel ya, dalam bahasa Arab dengan konsep vokatif atau kata
panggilan dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Arab pengertian Annida' adalah
kata panggilan. Yang dipanggil dinamakan munada. Yang dimaksud dengan munada
adalah kata yang terletak setelah partikel - partikel nida, yaitu partikel yang
digunakan sebgai kata tugas pada kata seman atau panggilan bahasa Arab. Pmtikel -
partikel nida itu ada 8 ( delapan ) ;
Sedangkan pengeltian vokatif dalanl bahasa indonesia adalah kata panggilan.
Dalam Kamus Lingustik kata vokatif adalah kalimat minor bukan klausa bempa
nama, gelar, atau pangkat orang ymlg dipanggil, benda ymlg dibawa, seperti : Budi !,
Saudara ketua, Becak.
6 Harimurti Kridalaksana, Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa, ( Ende Flores: Nusa Indah, 1985),h.19
5
Dalam bahasa berkasus sering ditandai dengan kasus vokatif.7dalam bahasa
Indonesia, nomina vokatif adalah konstituen tambahan dalam ujaran berupa nomina
yang menyatakan orang yang disapa. Unsur vokatif ini bersifat manasuka, dan
letaknya dapat di awal, tengah, atau di akhir kalimat8
Contoh:
I. Ahmad, tolong belikan saya buku ( di awal kalimat )
2. Apalagi kamu, Iwan, jangan merokok (di tengah kalimat )
3. apa kamu sudah makan, Budi ( di akhir kalimat )
Karena perbedaan konsep itulah teljadi kesulitan dalam menerjemahkan,
bahkan yang teljadi adalah ketidaksepadanan. Dan untuk itulah penulis bermaksud
melakukan penelitian dengan l11embandingkan antara konsep munada, dalal11 hal ini
penulis l11engkhususkan penelitian pada partikel ya sebagaimana judul yang penulis
aj ukan, dalam bahasa Arab dengan konsep vokatif dalal11 bahasa Indonesia. Penelitian
tersebut dibantu dengan metode deskriptif analitik dan l11etode penerjel11ahan. Dan
penulis l11el11beri judul dalal11 penelitian ini " Padanan KOl1struksi Partikel IYal
Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia"
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Mengingat begitu luasllya pel11bahasan mengenai pal1:ikel IYaI, maIm dalal11
penelitian ini penulis l11el11batasi perl11asalahan pada l11asalah partikel Iyal dan
7 I-larimurti Kridalaksana, Kamus Lingustik, ( Jakarta: Balai Pustaka Utama, 200 I ), Cet. Ke-3.Edisi ke - 3, h. J53
S Hasan Alwi, el ai, Tala Bahasa Baku Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustalea, 2000), Cet.Ke - 4, Edisi lee - 3 h.374.
6
strukturnya yang ada dalam bahasa Arab ataupun bahasa Indonesia. Masalah yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
I. Bagaimana perbedaan antara konsep partikel /ya/ dalam bahasa arab dan kata
panggilan dalam bahasa Indonesia?
2. Bagaimanakah strukturnya masing - masing bahasa tersebut ?
3. Apakah pengaruhnya terhadap peneljemahan Arab - Inclonesia ?
C. Tujuan clan Kcgunaan Pcnclitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
I. Merumuskan perbedaan antm'a konsep partikel seruan antar dua bahasa
2. Mengidentifikasi malcna setiap pengungkap partikd Iya! atau seruan antar
keclua bahasa
3. Mengungkapkan struktur clari masing - masing bahasa
Aclapun kegunaannya clalam peneliotian ini adalah :
I. Menambah wawasan tentang peneljemahan terutama bagi peminat clalam
biclang ini
2. sebagai upaya untuk memperkaya khazanah peraclaban Islam
3. Menjadikan rujukan untuk para mahasiswa clan insan pecinta bahasa pacla
umumnya clalam mempelajari bahasa Arab, khususnya clalmn memahami
makna kanclungan cli clalam Al qur'an.
4. Untuk memenuhi tugas akhir penulis sebagai Mahasiswa Fakultas Aclab clan
Humaniora Jurusan Tmjamah UIN SyarifHidayatullah Jakmia
Bab Kedlla
7
D. Sumber Data dan Metode Penelitian
Penulis dalam penelitian ini mengambil sumber data dari kepustakaan bahasa
dan al - Qur'an al - Karim khususnya smat al - taubah. Adapun metode yang
digunakan adalah metode deskriptik analitik yaitu bersumber dari data - data
kepustakaan dengan berlandaskan pada text - based theory, yaitu teori - teori peliama
yang muncul dalm kegiatan peneljemahan adalah translator based theory, yaitu teori
-- teori yang ditujukan kepada peneljemah.
Adapun tehnik penulisan yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini,
berpedoman pada buku " Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi " yang
disusun oleh UIN Syari1' r-Jidayatullah Jakarta.
E. Sistematilm Penulisan
Untuk mempe1.jelas kmya tnlis 1111, penulis menyajikannya seperti dibawah
1l11:
Bab Pertama Pendahuluan yang meliputi latar belakang niasalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujllan dan kegllnaan penelitian, sumber data dan
metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Kenmgka teori, mc1ipllti wawasan sintabis, pengertial1 sintaksis,
satllan ~, ;'atuar1nya. klitegori gramatikal, kdilsep munada, pengertian
dan macam -' macamnya, tarkhim, gambarml umum partikel Iya/,
partikd, vokatif, hentuk nomina vokatif: peiJeljemahan, definisi dan
liictocle peneljeniahan.
Bab Ketiga
8
Analisis konstruksi partikel /ya/ bahasa Arab, meliputi tnalma
subordinator /ya/ dalam bahasa Arab, konstruksi partikeUya/ nomina
person, nomina clengan nomina, nomina clengan nomina I tUl1ggai.
Bab Keempat: Kesimpulan dan saran - saran, daftar pustaka yang me11jadi rujukan
dalam penulisan skripsi ini dan lampiran - lampiran lnengakhiri
penulisan skripsi ini.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Wawasan Sintaksis
I. Pengertian Sintaksis
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani Sun (dengan) dan .~ 4./,,0'
(menempatkan).l Secm'a etimologis sintaksis adalah pengaturan antara kata
dengan kata, atau dengan satuan yang lebih besar clari itu clalam
bahasa2 Seclangkan menurut Ramlan "bahwa sintaksis adalah bahagian dari
tata bahasa yang membicarakan struktur, frase, dan kalirnat",
Dari definisi-clefinisi di atas dapat disimpulkan bahwa sintaksis
adalah salah satu cabang tata bahasa yang membicarakan struktur-struktur
kalimat, klausa dan frase,
2. Satnan - Satnan Sintaksis
a. Kata (:i...JSlI)
Kata adalah satuan bahasa yang clapat bercliri sencliri, teljadi dari
l110rfem tunggal.3Atau kesatuan bahasa yang terkecil yang dapat berdiri
sencliri atau bebas serta melambangkan satu pengertian. (Contoh: rumah,
I Verhaar, Pengantar Linguistik, (Yogyakarta: Gajah Mada Press, 19(8), Cet. Ke-5,h.195
2 Harimurti Kridalaksana, Kamus Lingustik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1993), h. 199
) Ibid.. h.98
9
10
batu, datang) kesatuan terkecil itu diperoleh dalam kalimat.
Pengklasifikasian kata menjadi bentuk kata berdasarkan pada ciri - ciri
morfologi serta bentuknya. Bentuk kata dalam bahasa Arab ada tiga, yaitu
verbal(eW), nomina ({'""'I), dan pmtikel (wy.). Contoh: ~.)c i'w l);,
"Apakah Ali sudah tidur ?"
Dalam pembicaraan kata sebagai pengisi satuan sintaksis,
pertama- tama kita harus bedakan dulu adanya dua macam kata, yaitu
yang disebut kata penuh (fullword) dan kata tugas ifunctionword). Kata
penuh adalah kata yang secara leksikal memi liki makna, mempunyai
kemungkinan untuk mengalami proses morfologi, merupakan kelas
terbuka, dan dapat bersendiri sebagai sebuah satuan tuturan. Misalnya:
kata kucing dan me;,jid , memiliki makna ' sejenis binatang buas' dan
'tempat ibadah umat Islam'. Sedangkan yang disebut kata tugas aclalah
kata yang secara leksikal tudak mempunyai makna, ticlak mengalami
proses morfologi, merupakan kelas tertutup, dan di dalam pertuturan dia
tidak dapat bersendiri. Misalnya: dan dan meskipun. 4
Dalam bahasa Arab kategori yang disebut / hw(un / sepcrti inna,
law, dan min juga tidak mengalami proses morfologi. Berbeda clengan
kategori ym1g clisebut / ismun/ clan !fi'lun/ yang clapat mengalaI11i proses
morfologi.
, Abdul Chaer, Lingustik VIIIUIII, (.Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 219
11
b. Frase
Frase adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang
bersifat non predikatif atau tidak berstruktur subjek - predikat, atau
gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif, gabungan. itu
dapat rapat dan dapat renggang, contoh: gunung tinggi, rumah makan.
Sebuah frase sekurang - kurangnya mempunyai empat anggota
pembentuk. Kridalaksana membagi ii'ase menjadi dua anggbta
pembentuk,5 yaitu:
I) Frase eksosentris, yaitu frase yang secara keseluruhan tidak
mempunyai prilaku sintaksis yang sama dengan salah satu konstituen
pembentuknya. Frase ini mempunyai dua bagian, yangpertal11a
disebut perangkai (relator) berupa preposisi atau partikellain, yang
kedua disebut sumbu (axis) berupa kata atau kelompbk kata, misalnya:,
di kantor, yang bekelja keras.
2) Frase endosentris, yaitu frase yang seeara keseluruhal1 rnempunyai
prilaku sintaksis yang sama de11gan salah satu konstituen
pembentuknya. Kdompok frase endosentrik ini dapat n1erupakan
hubungan subordinatif atau koordinatif. Cont6h: frase Muhal11n1ad dan
Ali merupakan hubungan koordinatif. Dan kOllstituen tianberfungsi
sebagai koordinator.
5 Harimurti Kridalaksana, Kelas Kala Datam Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Grmnedia PustakaUtama, 1994), h. 125
12
Sedangkan Abdul Chaer membagi frase menjadi ; (I) fi-ase eksosentris, (2) fi-ase
endosentrik (disebut juga frase subordinatif atau frase modifikatif), (3) fl-ase
koordinatif, dan (4) frase apositif.
C. Klausa
Badudu mengatakan bahwa "klausa adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian
daripada kalimat yang lebib besar". Ramlan mengatakan "klausa adalab satuan
gramatikal yang terdiri dari predikat, baik disertai oIeh subjek. objek dan keterangan
maupun tidaI('.
Dari definisi - definisi diatas dapat disimpulkan bahwa klausa adalah satuan
gramatikal yang terdiri dari predikat yang disertai oleh subjek, predikat, objek dan
keterangan dan berpotensi menj adi kalimat.
Contoh : Ia mahasiswa te1adan (S-!-P)
d. Ka1imat
Kalimat menurut Abdullah Ambary adalah kesatuan bahasa yang didahului dan
diakhiri oleh kesenyapan susunan kata, sedangkan intonasi menunjukan bahwa pikiran
yang terkandung didalamnya sudab lengkap. "Ramlan mengatakan kalimat adalab
satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun
atau naik". Menurut Hasan AIwi kalimat umumnyaberwujud rentenan kata yang
disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Abdul el1aer, op.cit, h.225
Abdul Ambary, Intisari Tatabahasa Indonesia, (Bandung: Djatnika, 1983), h. 141
Hasan Alw; et.al, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bala; Pusaka, 2000),11.35
13
Sedangkan pengertian kalimat dalam bahasa Arab adalah " bentuk kata
(lafazh) yang tersusun (murakkab) yang dapat dimengerti (l11ufid) dengan
l11aksud yang jelas (wadi)9Kalil11at l11erupakan satuan bahasa yang secara
relatif dapat berdiri sendiri, l11el11punyai pola intonasi linal dan secara aktual
l11aupun potensial terdiri dari klausa.lorntonasi final ditandai dengan nada
suara merendah pada bahasa lisan dan dengan penanda seperti titik atau tanda
tanya pada bahasa tulis.
Dalam suatu kalimat terdapat lima fungsi sintaksis yaitu subjek,
predikat, objek, keterang&n, dan pelengkap. II Akan tetapi kelil11a fungsi
sintaksis itu tidak selalu terisi, paling tidak harus ada konstituen pengisi
subjek dan predikat. Perhatikan eontoh kalimat.
a. Dia tidur di kamar depanS P Keteraugan
b. Mahasiswa l11engadakan seminar di kampusS P 0 Ket.
c. Ayah l11embelikan saya baiu ladi siangS P 0 Pelengkap Ket.
Pada contoh dirtas, konstituen yang dicetak miring dapat dihilangkan
tanpa melibatkan kejanggalan kalil11at dalal11 arti ballWa l11akna kalimat tetap
dapat dipahami tanpa harus diketahui konteks situasi pemakaiannya. Pada
".N'usthafa AI-Ghulayayni, Jamiu al-·durus al-Arabiyyah, (Beinlt: Maktabah al-Asriyyah, 1997),jilid l,h. 14
10 Harimurti Kridalaksana, ap,cit., h.92
II Hasan Alwi, ap.cit., h. 321
14
contoh di atas tampak bahwa hanya kalimat (c) yang memiliki 1<)11stituen
pengisi kelima sintaksis yang disebutkan di atas.
3. Katcgori Gmmatikal
"Kategori gramatikal atau klasifikasi gramatikal adalah komponen
dalam tata bahasa yang memperlihatkan bagaimana satuan - satuan
gramatikal dengan pelbagai cirinya berprilaku sebagai satuan yang lebih
abstrak dalam satuan gramatikal yang lebih besar. 12
Kategori gramatikal yang sangat penting dalam bahasa Arab ada
empat macam, yaitu:
a. JUl111ah (Number/bilangan)
Jumlah (bilangan) adalah kategori yang l11embedakan tunggal
(m~!fi'ad), dual (mutsanna), dan jamak Ijama'). Dalam bahasa Arab
perbedaan ketiga jumlah tersebut akan mel11pengaruhi struktur kalil11at
(kata) nya. Begitupun dalal11 bahasa lnggris yang mel11bedakan adanya
single dan plural, contoh: kata apple (single) dalal11 bahasa Inggris,
l11enjadi apples (plural atau dual), sedangkan dalam bahasa Arab kata rL-o
(l11ufrad) menjadiuW- (l11utsanna) atau urL~ (jama'). Namun, hal
tersebut tidak terjadi dalal11 bahasa Indonesia. [(arena dalal11 bahasa
Indonesia jUl111ah (bilangan) dinyatakan tidak dengan l11erubah susunan
12 Harimurti Kridalaksana, Ke/as kala da/am Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Grallledia1986),11.5-6
15
kata atau menrunbah huruf di belakangnya, melainkan dinyatakan dengan
kata - kata khusus seperti seekor dua ekor dan sebagainya (untuk
menyatakan jumlahl bilrrngan benda).
b. Tenses (kala)
Tenses adalah kategori gramatik kata kelja yang dinyatakan
dengan perbedaan gramatik dengan melihat waktu pengeljaa11 atau
pengucapan suatu kalimat (ejaan), atau lebih jelasnya behtuk kata kerja
untuk menyatakan hubungan waktu.
Tidak seperti dalam bahasa 1nggris yang l11'engenal tenses dengan
tiga bentuknya yaitu; present, past, atau future, dalam bahasa Arab tenses
dinyatakan dengan dua bentuk seperti ya11g dikataka11 oleh Scott" There
are two modes of the Arabic verb wich for want of a better word we may
call tenses; but whether it is completed or uncompleted".13jadi, dalam
bahasa Arab dikenal adanya dua bentuk tenses yaitu. completed
(sempurna) dan uncompleted (tidak sempurna).
Scott memberi contoh kata ~"lllencari atau membela" (dengan
huruf terakhir diberi huruf vokal) sebagai kat:l yang menliliki the
completed tense. Sedangkan kata~ (hurf k()l1Sonal1 terakhirtidak
diberi vokal) mengandung uncompleted tense. Hal itu berdasarkrul huruf
konsonan terakhir dad kcdua kata tersebut; yang pertama tidakterdapat
" G.C.Scotl. Practicat Arabic, (London: Low and Brydone Ltd, 1962),11. J09
16
Huruf vokalnya. Hal itu dalam bahasa Arab (menurutnya) berpengaruh karena vokal
pada huruf konsonan terakhir suatu kata berhubungan dengan ,,' modus"
c. Modus
Modus adalah kategori granlatikal dalam bentuk verba yang mengungkapkan
suasana psikologis perbuatan menurut tafsiran pembicara atau sikap pembicara
tentang apa yang diucapkannya. 14Dalam bahasa Arab ada tiga macammodus, yaitu:
l) Modus faktual (indikatif), melUpakan modus yang menyatakan sikap obyektif
atau netra!. Modus ini berfungsi untuk menunjuldcan makna suatu perbuatan yang
faktual (teziadi) atau suatu kebenaran umum. Modus ini terjadi padafi'il mudlore'
yang mal:!it '(vokal pada konsonan teraldlir berharakat dlommah) .Contoh:
2) Modus non faktual (subjungtif), merupakan bentuk verba yang dipakai untuk
mengungkapkan subordinasi dan dianggap kurang nyata daripada modus
indikatif. Modus ini berfungsi untuk menyatakan makna :matu perbuatan dalam
verba ifz'il) yang behull tentu teljadi atau masih ragu - ragu. Modus seperti ini
ada pada.fi 'il mudlore' yang manshub (vokal pada huruf kosonan aldlir berharakat
fathah). Contoh:
14 Harimurti Kridalaksana, Kamus Lingustik, op. cit., h. I39-140
17
3) Modus penegasan (jussif), merupakan modus yang menyatakan kondisinal.
Modus ini berfi.ll1gsi untuk menunjuldmn makna penegasan. Modus ini teljadi
padafi 'il jazIJl (vokal pada huruf terald1ir berharakat sukun). Contoh:
........ (>... (>
~\ v3~\J ;y,JI ~l!~ ~ ,
.... ) "'.... J
11ft, ;,,;~y. ~~ r.s:rJ~~J
d. Kasus
"Kasus adalah kategori gramatikal dari nomina, frase nomina, pronominal,
alau ac\jektiva yang memperlihatkan hubungannya dengan kala lain dalam konslruksi
sinlaksis".15Dengan adanya kasus dapat dikelahui fungsi, malcna peran suatu kata
dalam sebuah kalimat. Nomina bahasa Arab mempunyai tiga kasus yaitu:
I) Nomina (mm/it '), yaitu kasus yang menandai nomina alau sejenisnya yang
berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam kalimat. Contoh:
Li;;,,; IS ~~ \)~ )JI y~f ~0J.; t;'~~f ~~~ \~)J,
-(i. V)0:,.Jl1JI
2) Akusalif (manshub), yaitu kasus yang menandai nomma atau sejenisnya yang
berfungsi sebagai keterangan dalam kalimat. Contoh :
3) Genetif (majrur), yaitu kasus yang menandai makna milik pada nomina atau
sejenisnya terlelak selelah parlikel preposisi dan adverbia. Contoh:
/5 Ibid., h.96
18
B. Wawasall Semalltik
Semantik sebagai salah satu cabang lingustik bam mendapat perhatian daTi
para linguis dan menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari sudut lingustik
sejak tahun enam puluhan, ketika mereka mulai menyadari bahwa kegiatan berbahasa
19
"beras", maupun "nasi" sedangkan orang Indonesia membeda - bedakan
semua istilah itu.
"Dalam pemakaian sehari - hari, kata makna digunakan dalam
berbagai bidang maupun konteks pemakaian, karena itu sudah sewajarnya bila
malena juga disejajarkan pengertiannya dengan arti, gagasan, konsep,
pernyataan, pesan, informasi, isi, dan fikiran".19Poerwadarminta dalam hal ini
mengatakan bahwa makna sama dengan 'arti' atau 'maksud,.20
Berbagai pengertian itu begitu saja disejajarkan dengan kata makna
karena perbedaannya memang tidak pernah dikenali secm'a cerl11at dan
dipilahkan dengan tepat. Selain itu tiap ahli l11el11berikan definsi makna
berdasarkan bidang ilmu yang ditekuninya. Meskipun demikian, hal itu tidak
mengherankan karena leksem atau kalimat yang mengandung malena, adalah
milik pemakai bahasa yang sifatnya dinamis. Contoh:
I) Berilah saya segelas air.
2) Air muka si Ali berubal: l11endengar perkataanmu.
Dari contoh - contoh di atas, kita dapati bahwa leksem air pada tiap
tiap kalimat tersebut tidak sama maknanya. Pada kalimat tersebut terdapat
leksem air yang berdiri sendiri dan leksem yang bergabung dengan leksem
lain yang biasanya disebut ungkapan dan pribahasa bahkan idiom.
19 Aminuddin, Semantik Pengantar Studi Tentang Makna, (Bandllng: Sinar Barn, 1984), h.50
20 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1976),h.624
20
Dari penjelasan - penjelasan dan pendapat - pendapat tersebut ternyata memang
sulit kita mendefinisikan kata makna, karena kata makna tergantung pada konteks
pembicaraan ketika kita berkomunikasi.
2 Jcnis - jcnis makna
Banyak sekali para ahli yang membiearakan tentang makna seeara panjang lebar,
seperti Larson, Pateda dan Aminuddin. Namun disini penulis hanya akan membahas
beberapajenis makna saja yang dianggap sesuai dengan pembahasan ini.
a. Makna Leksikal dan Gramatika
Leksikal adalah bentuk adjektif yang diturunkan dari bentuk nomina
leksikon (vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata). Satuan dari leksikon adalah
leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna,
Makna leksikon dapat dim'ti!ean sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat
leksem atau bersifat kata. Dapat pula dikatakan l1lakna leksikal adalah l1lakna yang
sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera,
makna yang sungguh - sungguh nyata dalam kehidupan kita. Umpamanya kata
tikus makna leksikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat
menyebabkan timbulnya penyakit tifus. Tetapi dalam kalill1at yang men/adi tikus
digudang komi ternya/a berkepala hi/am bukanlah dalam l1lakna leksikal karena
tidak merujuk kepada binatang tikus melainkan kepada seorang manusia, yang
perbuatannya mirip dengan perbuatan tikus.
21
Dari contoh - contoh diatas dapat disimpulkan bahwa makna leksikal dari suatu
kata adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan kata
itu. Makna leksikal suatu kata sudah jclas bagi seorang bahasawan tanpa kehadiran kata
itu dalam suatu konteks kalimat. Berbeda dengan makna yang bukan makna leksikal,
yang baru jelas apabila berada dalam konteks kalimat atau satuan sintaksis lain.
Makna gramatikal adalah makna yang berbentuk akibat susunan kata - kata dalam
t!'ase, klausa, atau kalimat. Misalnya dalam bahasa Indonesia terdapat leksem Imatal
yang berarti indera pada tubuh yang berfungsi untuk melihat. Namun setelah leksem
"mata" kita letakkan dalam suatu kalimat, misalnya "matamu dimana?" Akan
mengandung arti yang berbeda yaitu cara melihat atau mancari.
b. Makna Referensial
Makna referensial adalah makna leksem yang merujuk pada acuan (referennya).
Acuan referen tersebut bisa berupa benda, gejala, peristiwa, dan sebagainya. Contohnya
leksem Ikursi/, makna yang diacu adalah benda wujudl bentuk kursi seperti kalimat;
"/cursi ilu lerbual dari /cayujali."
c. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotative adalah makna lugas, polos, apa aclanya dan sifatnya objektif
Contohnya, pada kalimat "fa membeli amplop diwarung /lu". Leksem amplop dimaknai
sebagai "tempat atau alat pembungkus
22
surat". Makna denotatif dapat kita sebut sebagai makna sebenarnya.
Bukan makna kiasan atau perumpamaan.
Makna konotatif adalah makna yang muncul sebagai akibat adanya
asosiasi perasaan terhadap leksem yang dilafalkanl dituliskan atau
didengar/dibaca. Menurut Pateda,"makna konotatif merupakan makna
leksikal -I- X. Misalny;: berilah ia amplop agar urusanmu cepat '\'elesai:'
leksem amplop bermakna konotatif uang yang diisi di dalam amplop atau
yang biasa disebut uang sogok/pelicin.
d. Makna Konseptual
Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya,
makna yang sesuai dengan referennya,dan makna yang bebas dari asosiasi
atau hubungan apa pun. Sebenarnya makna konseptual ini sama dengan
makna leksikal, makana referensial, dan makna denNatif.
C. Gambaran Umum Partikcll; I Val
1. Partikcl (010':11)
Partikel (parrticle, gramatical, words, closed class word, .Ii·oms word,
empty words, function words, structural words), adalah kata yang biasanya
tidak dapat dUerivasikan atau cliinfleksikan, yang menganclung makna~
gramatikal dan tidak menganclung makna penuh (Ieksikal), misalnya preposisi
clari, cli, clan, wahai, clan sebagainya. Dalam penggolongan kata sering
clibedakan antara kata yang mempunyai makna penul1 clan kata yaj1g ticlak
23
mempunyai makna leksikal tetapi hanya mempunyai makna gramatikal, kata
ini sering disebut pat·ti!eel
2. Vokatif (<sJw..)
Dalam Kamus Lingustik kata panggilan (vokatifl adalah kalimat minor
bukan klausa berupa nama, gelar, atau pangkat orang yang dipanggil, benda
yang dibawa, seperti: Wati ! Saudara ketua, becak.
Dalam bahasa berkasus sering ditandai dengan kasus vokatif.21 dalam
bahasa Indonesia, nomina vokatif adalah konstituen tambahan dalam ujaran
berupa nomina atau frase nomina yang menyatakan orang yang elisapa. Unsur
vokatif ini bersifat mana suka, dan letaknya elapat di awal, tengah, atau eli
akhir kalimat.22
Fungsi utama nomina vokatif adalah minta perhatian orang yang
elisapa, terutama jika ada pendengar lain. Yang menjaeli pusat perhatian elalam
teks jenis vokatif adalah khalayak pembaca/penerima berita.
Istilah vokatif maksuelnya mengajak atau menghimbau penerima berita
untuk bertinelak. berpikir. merasa atau mereaksi seperti yang dimaksuelkan
elalam teks. Contoh teks jenis vokatif aelalah tulisan persuasif misalnya:
permohonan, propaganda, pengumuman, elan teks intruksional. Faktor lltama
2J Harimurti Kridalasana, op.cil.,h.153
22 Hasan Alwi, et.al, Tala Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2000),Cet.ke-4, h.374
24
dalam teks vokatif adalah terjalinnya hubungan antara penulis atau penyampai
berita dengan khalayak penerima berita21
3. Bentuk Nomina Vokatif
Bentuk nomina vokatif yang dipergunakan juga mengisyaratkan sikap
pembicara terhadap si pendengar.Nomina vokatif dapat bernpa:22
a. Nama orang dengan atau tanpa gelar atau sapaan seperti:Ali, Pak Raden, Bu
Tuti, Dr. Hadi, Kopral Jono.
b. Istilah kekerabatan sepeI'ti: Bapak/Pak, Ibu/Bu, Mama/Ma, Kakak/Ka, nama
orang contoh:MiI'/dari kata AmiI' (nama belakangnya saja (,~y)
c. Ungkapan penanda profesi dengan atau sapaan sepeI'ti:Tuan Dokter, Pak
Hakim, Saudara, Ketua, Bu Guru.
Di dalam bahasa Arab, vokatif disebut dengan Annida adalah kata panggilan.
Yang dipanggil dinamakan munada. Yang dimaksud dengan munadaadalah kata
yang terletak setelah partikel - partikel nida, yaitu partikel yang digunakan
sebagai kata tugas pada vokatifbahasa Arab.
Munada adalah suatu nomina atau isim yang terletak setelah salah satu dari
huruf - hurnf nida (huruf untl\k memanggil). Dalam A Grammar of The Arabic
Language, Wright mengatakan bahwa seseorang yang dipanggil disebut tS.lw..
/Munada/ dan umun111ya diawali oleh salah satu dari .I.llJ\ "-'J..>"
21 Rochayah Mahali, Pedoman Bagi Pene/jemah, (Jakarta:PT.Grasindo,2000), Cet.ke-l, h.2622 Hasan Alwi, et ai, op.cit., h.375
25
Dan disebutnya interjection 'interjeksi' ?3Huruf - huruf nida itu ada delapan,
D. Pcncrjcmahan
1. Definisi Penerjemahan
Translation atau penerjemahan selama ini didefinisikan melalui berbagai cara
dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda,
Secara luas, terjemah dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam
mengalihkan seperangkat informasi atau pesan balik verbal maupun non verbal
dari informasi asal atau informasi sumber ( source information) ke dalam
informasi sasm'an (target iriformation). Secm'a keseharian, dalam pengertian dan
cakupan yang lebih sempit, tetjemah (translation) biasa diartikan sebagai suatu
proses pengalihan pesan yang terdapat di dalam teks bahasa pertama atau bahasa
sasaran (target language)?4
2, Metode - Metode Penetjemahan
Newtnark mengajukan dua kelompok metode penerjemahan, yaitu: (1) metode
yang memberikan penekanan terhadap bahasa sumber; (2) metode yang
memberikan penekanan terhadap bahasa sasaran. 25Berikut penjelasannya:
2J Wright, A Grammar afThe Arabic Language, (Cambridge:The University Press, 1951 ),h.85"Sllhendra YllSllf, Teori Terjemah, (Bandllng:Mandar Maju,1994),h.825 Rochayah Mahali, ap.cit.,h.49
26
a. Peneljemahan kata demi kata
Dalam metode peneljemahan jenis ini biasanya kata - kata bahasa
sasaran langsung diletakkan di bawah versi bahasa sumber. Kata - kata
dalam bahasa sumber diterjemahkan di luar konteks, dan kata _. kata yang
bersifat kultural dipindahkan apa adanya. Umumnya l11etode ini
dipergunakan sebagai tahapan prapeneljel11ahan. Jadi, dalam proses
penerjel11ahan, metode ini dapat teljadi pada tahap anal isis atau tahap awal
pengalihan.
b. Peneljemahan Harfiyah
Konstruksi grmnatikal bahasa sumber dicarikan padanannya yang
terdekat dalan1 bahasa sasarm1, tetapi penerjemahan leksikal atau kata
katanya dilakukan terpisah dari konteks.·$ebagai proses penel:iemahan
awal, l11etode ini dapat membantu peneljel11ah melihat masalah yang harus
diatasi.
c. Penerjemahan Setia
Penerjel11ahan setia mencoba l11el11produksi makna kontekstual
teks bahasa sUl11ber dengan masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya.
Penerjemahan ini berpegang teguh pada maksud clan tujuan teks bahasa
sumber, sehingga hasil teljemahan kaclang - kaclang terasa kaku clan sering
kali asing.
27
d. Peneljemahan Semantis
Apabila dibandingkan dengan metode penerjelnahan setia,
penerjemahan semantik lebih luwes. Peneljemahan semantis
mempertimbangkan unsur estetika teks bahasa sumber dengan
l11engkol11promikan makna selal11a l11asih dalam batas kewajaran.
Keel11pat metode diatas adalah metode yang I.ebih berorientasi atau
lebih menekankan bahasa sumber. Selain l11elalni penekanan kepada bahasa
sumber, l11etode peneljel11ahan dapat lebih ditekankan kepada bahasa sasaran.
Ini berarti bahwa selain peliimbangan kewacanaan, penerje111ah juga
mempeltimbangkan hal - hal lain yang berkaitan denganbahasa sasaran.
Berikut keempat l11etode tersebut:
a. Penelj emahan Adaptasi
Adaptasi l11erupakan l11etode pelleljemahanymlg palingbebas· dan
paling dekat dengan bahasa sasaran. Biasanya metodeil1idipakai dalan1
peneljemahan drama atan puisi, yaitu yang mel11pertahm1kantema,
karakter dan alur.
b. Peneljemahan Bebas
Metode ini merupakan penerjemahan yallgmengutah1akan isi dan
mengorbankan bentuk teks bahasa sumber. Met<)de· ini •• seringdipakai
d !<alangan media massa.
28
c. Penerjemahan Komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang
del11ikian rupa, sehingga baik aspek kebai saan l11aupun aspek isi langsung
dapat dil11engerti oleh pembaca. Sesuai dengan namanya, l11etode ini
memperhatikan prinsip - prinsip komunikasi, yaitu khalayak pembaca dan
tujuan penerjel11ahan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa metode penerjemahan
semantik dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kebahasaan
penulis teks asli, sedangkan penerjel11ahan komunikatif lebih
mel11perhatikan tingkat kebhasaan pel11baca.
Penel:jemahan semantis sering dipakai dalam l11enerjemahkan teks
yang ekspresif, sedangkan metode kOl11unikatif untuk teks yang infonnatif
atall vokatif (yang bersifat himballan).
BAB III
ANALISIS KONSTRUKSI PARTIKEL I,i N AI BAHASA ARAB
DALAM BAHASA INDONESIA
Pada bab II telah dijelaskan mengenai gambaran umum maupun IdlUSUS
mengenai partikel /ya/ dengan mengemukakan pendapat para ahli lingustik baik dari
luar maupun dari dalam negeri sencliri. Semua itu ticlak lain pengamh bahasa Arab yang
clilatarbelakangi masuk dan berkembangnya Islam cli wilayah Indonesia. I-Ial ini tentu
saja telah mengambil bagian penting dalam kehiclupan kebuclayaan masyarakat Inonesia,
yang pengaruhnya masih dirasakan clan dilihat dalam kehidupan sehari - hari.
Oalam bab III ini penulis akan menyajikan beberapa ayat AI- Qur'an
khususnya surat at- Taubah yang menggunakan partikel Iyaf serta bentuk munadanya
sebagai sampel.
A. Malma Subordinator ffaf Dalam Surat At- Taubah
Berikut ini penulis akan mengklasifikasikan partikel /ya/ dalam al- Quran
surat at-Taubah yang menganclung makna Zajr, makna Nudbah, makna Tahayyur clan
Tadhajjur, makna 19hra, clan malGla Tazakkur secara khusus, berclasarkan penelitian
penulis, berikut teljemahan ayatnya sesuai clengan makna-malma yang disebutkan.
1. Subordinator /fal Bermakna Zlljr ( meneegah )
a. Surat at-Taubah, ayat 23. Bentuk Zajr' ( mencegah ) terikat dengan verba
mud/arlo Oimana nomina yang telah memiliki partikel JI dibentuk munada, .
maim nomina tersebut mesti clidahului dengan lafazh ~ I untuk muzakkar
31
32
dan untuk mu 'annas lafazh \.HI y kedua lafazh selalu tetap, tidak berubah
walaupun bersama munada tasniyah ataupun jamak. Tetapi tentu
menyesuaikan mu 'annas atau muzakkar. Kata \.J-Lo\ L.>;:,]\i.;H1 Y sepadan dengan
wahai orang -orang yang beriman.
Artinya: "Hai orang - orang yang beriman, janganlah kamu jadikan BapakBapakmu, saudara - saudaramu, pemimpin - pemimpinmu, jikamereka lebih mengutamakan kekqfiran atas keimanan dan siapadiantara kamu yang menjadikan mereka pemimpin - pemimpinmu,maka mereka itulah orang - orang zalim".
Dalam tafsir al-Azhar kmya Prof. Dr. I-Iamka, menjelaskan bahwa
Nabi menahan pml1m1l1ya Abbas dalam perang Badal', Abu Bakar tampil ke
muka untuk berkelahi dengan anaknya Abdurrahmall clari kaum Quraisy, ayat
ini memperkuat yaitu elalam mempertahankan iman dan akidah, tidak
mengenal aelanya anak, bapak atau sauelara kandung. Mereka tidak boleh
dijaelikan wali.
b. Surat at- Taubah, ayat 28. Bentuk Zajr partikel /ya/ terikat elengan verba
madli' yang maknanya eli ubah ke makna lampau.
" .('I'A)~ ~:JJ\, ,
33
Artinya : " Hai orang-orang yang beriman, sesunguhnya orang -orang yangmusyrik itu najis. Maka janganlah mereka mendekati Masjid alHaram. Sesudah tahun ini dan jika kamu khawatir menjadi miskin,make nanti Allah akan memberilean leekayaan kepadamu darikarunia-Nya, jilea Dia menghendaki sesungguhnya Allah mahaMengetahui lagi maha Bijaksana ".
Ayat ini menjelaskan tentang pengumuman yang dikeluarkan oleh Ali
ibn Abi Thalib, mulai sesudah tallwl ini orang - orang musyrik tidak boleh
naik haji lagi, dan tidak diperkenankan melaksanakan tawaf dengan
bertelanjang.
2. Subordinator Nal Bermalma Nudbalt (Mengaduh)
a. Surat at- Taubah, ayat 28. Bentuk Nudbah ( mengaduh ) partikel Iyal terikat
dengan verba madli'
o 0" ).. ....
~ °1)
(\I\)~
.. Artinya : "Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka nanti Allah aleanmemberikan kekayaan kepadamu dari karunia- Nya. Jika Diamenghendaki sesungguhnya Allah maha Mengetahui lagi mahaJ3ijakmna ".
Nomina Shallih aldlir disandarkan dengan pronomina I tunggal, adalal1
pelesapan pronomina possesif ( ya mutakallim ) dan nomina bertanda kasrall.
Kata ~ munada yang mengalami pelesapan pronominal possesif ( ya
mutakallim ) dan nomina bertanda snkun, sedangkan kata~ munada yang
34
mengalami pelesapan pronominal possesif ( ya mutakallim ) dan nomina
bertanda kasrah.
b. Surat at- Taubah, ayat 34. Bentuk Nudbah terikat dengan verba mudlari' yang
maknanya di ubah ke makna lampau.
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besardari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benarbenar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan merekamenghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orangyang menyimpan emas dan perak dan tidak menajkahkannya padajalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa merekaakan mendapat) siksa yang pedih "
3. Subordinator IYal Bermalma Tahayyllr dan Tadhajjllr (Mcmsa Bingung dan
Bosan)
a. Surat at- Taubah, ayat 28. Selain bentuk Nudbah, penulis berpendapat bahwa
Bentuk Tahayyur dan Tadhajjur terikat dengan verba mudlari' yang
malmanya di ubah ke makna lampau.
35
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yangmusyrik Uu najis, makajanganlah mereka mendekati Masjidilharamsesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, makaAllah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karuniaNya,jika Dia menghzndaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagiMaha Bijaksana. "
4. Subordinator!Ya/ Bermalma Tazakkur ( Mengingat)
a. Surat at - Taubah, ayat 23. Bentuk Tazakkur ( mengingat ) terikat dengan
verba mudlari ' yal1g maknanya di ubah ke dalam bentuk masa lampau.
oJl" JI __ ,.. J }", '" , "'.... ".. :P J"
)501 1;;'::'1 0) ~L;Jjl ~Iy:.)j f5'~l!k Ij.L~ \J I;:;k ;:r.-UI ~It;-- " ... ,
C\f) :-";.Jl1JI ~ 2-Wj t~ ;"~~:;j 0U;.~1 ~'" ..,., ... ..
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapabapa dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika merekalebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antarakamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, makamereka itulah orang-orang yang zalim. "
b. Surat at-Taubah, ayat 34. Bentuk Tazakkur terikat dengan verba mudlari'
yang maknanya di ubah kedalam bentnk masa lampau.
". ". "'...,., ..-...." :P:P ,. JI "
ojj£!. ~-Ulj .uJ1 ~ :;- 0j~;j Jk~~...... ,., "." // ..-
__", "" ... rf! J.11 1..6' '''. '·.uJ1 I ' ... I'.: .."Cf t)('"'7 Y . r-'"~ u::-:- r.! '-&'~~/~". -- ..............
36
Artinya : "Hai orang-ol'alig yang beriman, sesungguhnya sebahagian besardari orang-orang alim Yahudi dan rahib··rahib Nasrani benarbenar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan merekamenghalang-halangi (manusia) darijalan Allah. Dan orang-orangyang menyimpan emas dan perak dan tidak menajkahkannya padajalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa merekaakan mendapat) siksa yang pedih. "
c. Surat at-Taubah, ayat 73. Bentuk Tazakkur terikat dengan verba madli'
J 0
(Vr)~J\/
Artinya : "Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kaftr dan orangorang munaftk itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempatmereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yangseburuk-buruknya. "
d. Surat at- Taubah, ayat 38. Bentulc Tazakkur terikat dengan verba madli'
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabiladikatakan kepada kamu: "Berangkatlah (untuk berperang) padajalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu?Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai gantikehidupan di akhirat? padahal keni'matan hidup di dunia ini.(dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. "
37
e. Surat at-Taubah, ayat 123. Bentuk Tazakkur terikat c1el1gal1 verba madli'
~/ "J. <) rP} " J. J. rf) J..... .... rf) }/
;Jili:. 0 <: • 1 W' U5JI '. '<:: I~ '. jJl \ .Ij~ 1 :' 1 '. jJl I', 11Sr ~.3 .. .3.J if r~.Y:' <.Y- .r .r"'" <.Y- '-<5"'," .... .... '" / "',.. ...
"'" I " .,:l r;l 1. ,.,
(\ '" ,) :::r.~:J, II 2 ;JJI 01 I~IJ
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafiryang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemuikekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah besertaorang-orang yang bertakwa. "
5. SUbol'dinatOl' IYal BCl'makna 19hra (MClldol"Ollg atau MCllycllallgkall )
a. Surat at-Taubah, ayat 73. Bentuk Ighra terikat c1el1gal1 verba madli'
(V,) ~:JI ~J, ,
Arlinya : "Hai Nabi, beljihadlah (melawan) orang-orang kaf!r dan orangorang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mercka. Tempalmereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah lempal kembali yangseburuk-buruknya. "
b. Surat at-Taubah, ayat 119. Bentuk Ighra terikat c1engan verba madli'
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, danhendaklah karnu bersarna orang-orang yang benar. "
c. Surat at-Taubah, ayat 123. Se1ain berbentuk tazakkur, penulis mengamati .
bahwa bentuk Ighra juga terikat c1engan ayat ini.
38
1'/ C J ();:ll) I) } J. ;:ll J.... '" VI J'ta.kJ.i;. '<: ~ I W' L6JI', '<:-:(', ill II'i\.; \ :'\ ~ ill elL;'
r-'~) .) J l.r" r-'~Y'" 0:! r Y" LJ:! ~"'" '" / '" ,. .... ,.- ..-
o @ ~./ ,,-
( \ 'f)~J\ c;. ~I LJI \~I)
Artinya "Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafiryang di sekitar kamu itu, dan hendaldah mereka menemuikekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah besertaorang-orang yang bertakwa, "
BABlV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari telaah dan analisis secm'a mendalam mengenai salah satll partikel dari
mllnada yakni pmtikel /yaJ, penulis menmik kesimpulan bahwa perlu dibedakan
antara system gramatikal antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia mengenai vokatif
atau munada Idmsusnya partikel /yaJ yang terdapat di dalmu AI- Qur'an syraf at~
Taubah. Dimana kedua bahasa tersebllt di dalam dirinya memiliki karakteristik yang
khas dan sistematis. Walaupun demikian antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia
sal11a - sama mengacu pada sikap pembicara, baik sileap pembicara terhadap proposisi
mallp11l1 sikap pembicma terhadap sllatll peristiwa nonaktual. Pengertian peristiwa
pada telaah ini mencakllpi proses dan Sllasana keadaan.
Bahasa Arab ditandai gral11atikal kalil11atnya dengml bentuk kata, artinya
setiap kata memiliki bentuk tertentu untuk menduduki fungsi teltentu dalmn
kalil11at.Di dalam ill11u linguistik kita ketalmi istilah subjek, predikat, objek, dan
kcterangan clisebut clengan fungsi sintaksis, istilah nomina, verba, ajektifa, dan
numeralia clisebut clengan kategori sintaksis, istilah pelaku, penderita, clan penerima
disebut clengan peran sintaksis. Bila penulis telaah lebih lanjut mengenai fungsi clmi
l11unacla l11isalnya, secara Ul11Ul11 ditandai clengan kategori konstruksi nomitlal tala'if /
clefinit clan nominatif / marfu' jika munada itu berbentuk konstruksi nakirah
39
40
maqsudah, kalau munada akusatif I mansub maka munada itu berbentuk konstruksi
nakirat gail' maqsudat, konstruksi idafat, atau konstruksi yang menyerupai idafat.
Lain halnya di dalam bahasa Indonesia nomina vokatif hanyalah konstituen
tambahan dalam uj aran nomina nominal atau frasa nominal yang menyatakan orang
yang disapa. Walaupun demikian, umumnya vokatif digunakan untuk mengisyaratkan
sikap positif pembicara dan untuk menunjuldcan rasa hormat dim keakraban. Di dalam
bahasa Arab disebut dengan bentuk Tarkhim.
Subordinator partike! Iyal yang terdapal dalam AI-Our'an sural at-Taubah
dalam bahasa Indonesia dipadankan dengan kata seruan: Hai" wahai, Ya itu sendiri,
Oh, Aduhai, Alangkah.
Dalam AI-Qur'an, partikel Iyal ternyata juga mengandung beberapa makna
lain, dintaranya adalah makna al- Zajr ( mencegah ), al-lghra ( mendorong atau
menyenangkan), al-Tahassur wa al- Tawajju'(menyatakan rasa penyesalan dan rasa
sakit), dan al-Tahayyur wa al-Tadhajjur (merasa bingung dan bosan).
Demikian kesimpulan yang dapat penulis ungkapkan dan banyak
kemungkinan - kemungkinan dimana masih ada kesimpulall lain yang belum
diungkapkan dan belum mendeskhpsikan seluruh uraian secara seksama yang penulis
susun dalam slaipsi ini. Wallahu 'Alaam.
B. Saran - Samn
Penelitian yang penulis lakukan ini perlu diperbaiki dan dilanjutkan oleh
peneliti lainnya. Karena dalam penelitian ini belum semua permasalahan tentang
41
partikel /ya/ ini dikaji. Dalam meneljemahkan subordinator /ya/ dalam bahasa
Indonesia, seorang peneljemah atau mufassir dapat mempergunakan berbagai macam
bentuk teljemahan, penggunaan bentuk teljemahan kata partikel/ya/ yang berlebihan
dalam AI-Qur'an khususnya surat at-Taubah hendaknya mendapatkan per'hatian Iebih
dari ahli bahasa, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan meneljemahkan
materi tersebut.
Pengetahuan tentang kaedah-kaedah bahasa Arab dan bahasa Indonesia
menjadi pra syarat penting bagi seorang penerjemah dalam meneljemahkan teks
teks bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Penerjemah dituntut untuk dapat
memberikan pemahaman kepada pembaca clalam menerjemahkan kata - kata dengan
memperhatikan kaedah -- kaedah yang terdapat pacla kedua bahasa tersebut. Dengan
terselesaikannya skripsi ini bukan merupakan hasil akhir yang sempurna. Oleh karena
itu. kritik dan saran pembaca menjadi harapan penulis demi sebuah proses
kesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Bahaud Diin, Syarh Ibn 'AqU 'ala al-Fiyyah Ibn Malik, Beirut: Dar wa alJil, tt
Abbas Nadwi, Abdullah, Belajar Mudah Bahasa al- Qur'an, Jakarta: Mizan, 1996
Al-Ghulayaini, Mustafa, Jami al-Durus al- 'Arabiyyah, Beirut: Maktabah alIsriyyah,1994,cet.Ke-30
Ahmad al-Hasyimi, Sayyid, MUliara Ilmu Balaghah dalam llmu Ma'ani, Surabaya:Mutiara llmu, 1994, cet. Ke-I
Antoine, Mu 'jam Qawa'id al-Lughah al- 'arabiyyah, Beirut: MaktabahLubnan, 1981 ,cet. Ke-l
Al-Wasilah, Chaedar, Lingustik Sualu Pengantar, Bandung: Angkasa, I 990
Chaer, Abdul, Linguslik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 1994, Cl't. Ke-I
Daniel Pm'era, Jos, Sintaksis, Jakarta: PT. Gral11edia, 1988
Guntur Tarigan, Hendri, Pengajaran Tala Bahasa Kasus, Bandung: Angkasa, 1990
Harimurti, Kridalaksana, Kamus Lingustik, Jakarta: PTGramedia PustakaUtama,200 I Edisi ke-3
___, Fungsi Bahasa Dan SUmp Bahasa, Ende Flores: Nu:>aIndah, 1985,cet. Ke1, Edisi ke-2
Hasan, Abbas, al-Nahwu al- Waft, M.esir: Dm' al-Ma'arif, Edisi ke-4, cet. Ke-3
Hasan Alwi,et al., Tala Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2000
Haywood,J,A., dan I-LM. Nahmad, a New Arabic GramtnarofThe Written Language,London: Lun Humphries, 1965
lAIN Syarif Hidayatullah, Pedoman Penulisan STu'ipsi, Tesis, dan Disertasi, Jakarta:Hikmah Syahid Indah, 1992
Ken~jono, Joko, Dasar-Dasar Lingustik Umum, Depok: Universitas Indonesia, 1997
42
43
Maehali, Roehayah, Pedoman Bagi Penerjemah, Jakmta: PT. Grasindo, 2000, eet.Ke-1
Ni'mah, Fu'ad, Mulakhas Qawa'id al-Lughah al- Arabiyyah, Damaskus: Dar a1Hilm1ah, eet. Ke-9
Seo1eiman, Pramasastra Arab, Jakarta: Praklli'sa Belia, 1981, eet. Ke-1
Skinner, Cryl, The I/?fluence ofArabic Upon Modern, Intisari,Vol.II, No. 34-47
Verhaar,J.W.M., Pengantar Lingustik, Yogyakmta: gadjah Mada University Press,1992
Wright, W., a Grammar of The Arabic Language, Cambridge: The UniversityPress,1951
Yusuf, Suhendra, Teor! Terjemah, Bandung: MandaI' Maju, ]994
Recommended