View
236
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
fr
Citation preview
Pengertian paragraf dan jenisnya – Pragraf adalah merupakan suatu kumpulan suatu kesatuan
pikiran yang lebih tinggi serta lebih luas dari pada kalimat. Atau definisi paragraf adalah bagian yang
berasal dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat, yang isinya mengungkapkan satuan
informasi/kalimat dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan juga pikiran penjelas sebagai
pendukungnya.
Paragraf dapat terdiri dari satu kalimat/kumpulan kalimat, Akan tetapi kalimat yang berhubungan
antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan dapat
disebut juga dengan penuangan ide dari penulis melalui kalimat/kumpulan kalimat yang satu dengan
yang lainnya, yang berkaitan dan juga hanya memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai
karangan yang singkat.
Ciri-ciri paragraf, diantaranya sebagai berikut ini:
Yang pertama kalimat pertamanya bertakuk/letaknya agak dalaman, ke dalam lima ketukan
spasi untuk jenis karangan yang biasa.
Lalu yang kedua paragraf memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
Yang ketiga setiap paragraf memakai sebuah kalimat topik dan juga selebihnya merupakan
kalimat pengembang yang mempunyai fungsi menjelaskan, menguraikan ataupun
menerangkan pikiran utama yang terdapat dalam kalimat topik.
Dan yang keempat paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat
penjelas. Kalimat tersebut berisi mengenai detail-detail kalimat topik. Paragraf bukanlah
kumpulan kalimat topik. Paragraf hanya berisikan satu kalimat topik dan juga beberapa
kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi mengenai detail yang sangat spesifik serta
tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.
Apakah itu paragraf?
Fungsi paragraf, adalah sebagai berikut ini:
Yang pertama mengekspresikan gagasan yang tertulis dengan memberikan bentuk suatu
pikiran dan juga perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam
suatu kesatuan.
Yang kedua untuk menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa
paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran juga.
Yang ketiga untuk memudahkan pengorganisasian gagasan bagi yang menulis dan
memudahkan pemahaman bagi yang mbacanya.
Yang keempat memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan unit pikiran yang
lebih kecil.
Yang kelima untuk memudahkan pengendalian variable, terutama pada karangan yang terdiri
dari beberapa variabel.
Jenis-jenis paragraf dapat di cermati dan di baca di bawah ini:
Paragraf Narasi adalah suatu jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau suatu
peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri dari narasi kejadian dan narasi
runtut cerita. Paragraf narasi kejadian yaitu paragraf yang menceritakan suatu kejadian
ataupun suatu peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita yaitu paragraf yang pola
pengembangannya dimulai dari urutan tindakan ataupun perbuatan yang menciptakan
ataupun menghasilkan sesuatu.
Paragraf Eksposisi adalah suatu paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menyampaikan
informasi, mengajarkan, menjelaskan dan juga menerangkan suatu topik kepada yang
membacanya dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan
si pembaca. Untuk memahami paragraph ini si pembaca harus melakukan proses berpikir dan
juga melibatkan pengetahuan.
Paragraf Agumentasi adalah suatu jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, ataupun
pendapat penulis dengan disertai bukti dan juga fakta (yang benar terjadi). Tujuannya yaitu
supaya si pembaca yakin bahwa ide, gagasan, dan pendapat tersebut adalah benar adanya
dan terbukti.
Paragraf persuasi adalah suatu bentuk atau jenis karangan yang mempunyai tujuan membujuk
pembaca supaya ingin berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Supaya
tujuannya bisa tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan
menggunakan data dan juga fakta.
Dan paragraf berdasarkan letak dari pikiran utamanya
Paragraf berdasarkan letak pikiran utama atau kalimat utamanya, adalah sebagai berikut:
Paragraf deduktif adalah paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama berada
di awal paragraph. Baca juga secara lebih lengkap: pengertian paragraf deduktif.
Paragraf induktif adalah ditandai dengan terdapatnya kalimat utama berada di akhir
paragraph. Baca juga artikel: pengertian paragraf induktif.
Paragraf campuran (deduktif-induktif) adalah ditandai dengan terdapatnya kalimat utama
berada di awal dan akhir paragraf.
JENIS-JENIS PARAGRAF
Dipublikasi pada 14 April 2011 oleh jelajahduniabahasa
Jenis-jenis paragraf berdasarkan tujuannya dapat dibedakan atas :
1. Paragraf argumentasi
2. Paragraf eksposisi
3. Paragraf deskripsi
4. Paragraf persuasi
5. Paragraf naratif
A. PARAGRAF ARGUMENTASI
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi ide/gagasan dengan diikuti alasan yang kuat
untuk menyakinkan pembaca
Ciri-ciri paragraf argumentasi
1. bersifat nonfiksi /ilmiah
2. bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran
3. dilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, gambar dll
4. ditutup dengan kesimpulan
MACAM/POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF ARGUMENTASI
POLA PENGEMBANGAN SEBAB – AKIBAT adalah paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu
peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu
kesimpulan sebagai efek akibat.Ditandai dengan kata – kata sebab, karena, disebabkan,
dikarenakan dll.
POLA PENGEMBANGAN AKIBAT- SEBAB adalah paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu
peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab
yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
CONTOH PARAGRAF ARGUMENTASI
1. Pola pengembangan sebab-akibat
Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota besar.
Pencemaran itu, antara lain, polusi udara dari kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin banyak,
pembuangan limbah industri dari pabrik-pabrik yang tidak sesuai dengan prosedur, dan ulah
masyarakat sendiri yang sering membuang sampah sembarangan . Pencemaran tersebut dapat
mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat,
menyebarnya berbagai virus dan bakteri atau menjangkitnya wabah penyakit, serta bencana banjir
karena saluran-saluran air tersumbat oleh sampah.
2. Pola pengembangan akibat-sebab
Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin bertambah. Mereka memenuhi jalan-
jalan utama di pusat kota dengan segala tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara mereka
lakukan agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan hingga yang paling brutal.
Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan cara meminta-minta. Fenomena seperti ini
mulai tampak menggejala ketika krisis ekonomi melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan
menjadi penyebab kesulitan hidup di segala sektor/bidang.
B. PARAGRAF DESKRIPSI
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan tujuan
agar pembaca seakan-akan bisa melihat, mendengar, atau merasakan sendiri semua yang ditulis
oleh penulis
CIRI-CIRI PARAGRAF DESKRIPSI
Menggambarkan /melukiskan objek tertentu (orang, tempat, keindahan alam dll)
Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek
MACAM /POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF DESKRIPSI
Deskripsi objektif adalah paragraf deskripsi yang dalam penggambaran objeknya tidak disertai
dengan opini penulis
Deskripsi subjektif adalah paragraf deskripsi yang dalam penggambaran objeknya disertai dengan
opini penulis
Deskripsi spasial adalah paragraf yang menggambarkan objek secara detail khususnya ruangan,
benda,atau tempat
Deskripsi waktu adalah paragraf yang dikembangkan berdasarkan waktu peristiwa cerita tersebut
CONTOH-CONTOH PARAGRAF DESKRIPSI
1. Lapisan ozon menipis. Hutan-hutan tropis mulai meranggas. Gurun makin luas. Akibatnya suhu
bumi meningkat, cuaca tidak menentu, dan bencana alam makin sering datang. Kesimpulannya,
bumi makin kritis. Siapa sesungguhnya yang berperan dalam menjadikan planet bumi ini menjadi
demikian ? Jawabnya tentu manusia sendiri! (Deskripsi subjektif)
2. Dia memakai rok panjang warna cokelat. Betapa sesuai benar dengan warna blus panjangnya.
Rok dan blusnya seakan-akan menambah keanggunan pribadinya. Jalannya sungguh santun
memikat hati orang yang memandang ( Deskripsi subjektif)
3. Pantai Nusa Penida memiliki tata keindahan alam yang menarik, khususnya bagi wisatawan yang
mendambakan suasana nyaman, tenang, jauh dari kebisingan kota. Pohon-pohonnya rindang.
Bentangan lautnya luas. Bagi penyelam , Pantai Nusa Penida juga menawarkan keindahan ikan laut
yang sedang berenang. Pemda Bali harus menata dan mengelola Pantai Nusa Penida sebagai
tujuan wisata alternatif( Deskripsi objektif/tempat )
4. Jika diumpamakan permata, pesona pantai Nusa Penida bak mutiara yang memantulkan cahaya
putih kekuning-kuningan, namun jika diibaratkan gadis maka pesonanya laksana sosok perawan
kencur. Kiasan tersebut sepintas memang kedengarannya seperti berlebihan, namun itulah
sesungguhnya kata yang paling tepat untuk menggambarkan pesona alam Pantai Nusa penida.
(Deskripsi subjektif/tempat)
5. Dalam waktu yang tidak lama. Aku mencoba melirik orang-orang di sekelilingku. Di sebelah
kiriku, seorang gadis cantik berambut panjang. Sambil melirik, kuperhatikan dia. Gadis itu berambut
pirang, berkulit kuning, dan berbibir tipis ( deskripsi objektif)
6. Tidak lama. Dengan rasa penasaran, kucoba melirik orang-orang di sekelilingku. Di sebelah
kiriku, seorang gadis berambut panjang menarik hatiku. Sambil melirik, kuperhatikan dia.
Rambutnya pirang, rambutnya kuning indah, matanya memandang sayu, ditambah dengan bibirnya
yang tipis, dia membuat jantungku berdetak hebat. Rasanya, aku mengenalnya. Tapi di mana ?
(deskripsi subjektif)
7. Sungai ciliwung terletak di Jakarta. Sungai ini mengalir di seluruh Jakarta. Sayangnya, Sungai
Ciliwung dipenuhi tumpukan sampah. Tumpukan sampah di sungai dihinggapi lalat. Lalat-lalat itu
selalu berterbangan ke perumahan warga dan membawa berbagai macam penyakit. Selain itu
tumpukan sampah juga menebarkan bau yang sangat menyengat. Sungguh pemandangan yang
sangat menyedihkan (Deskripsi spasial)
C. PARAGRAF EKSPOSITIF
PENGERTIAN PARAGRAF EKSPOSITIF/EKSPOSISI
Paragraf ekspositif adalah paragraf yang bertujuan untuk menjelaskan dan menerangkan sesuatu
permasalahan kepada pembaca agar pembaca mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya tentang
sesuatu permasalahan yang dimaksud pengarang
CIRI-CIRI PARAGRAF EKSPOSITIF
– bersifat nonfiksi/ilmiah
– bertujuan menjelaskan/memaparkan
– berdasarkan fakta
– tidak bermaksud mempengaruhi
MACAM/POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF EKSPOSITIF
– pola umum-khusus (deduksi)
Adalah paragraf yang dimulai dari hal –hal yang bersifat umum kemudian menjelaskan dengan
kalimat –kalimat pendukung yang khusus
– pola khusus-umum (induksi)
Adalah paragraf yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian menjelaskan dengan
kalimat-kalimat yang bersifat umum
– pola perbandingan
Adalah paragraf yang membandingkan dengan hal yang lain, berdasarkan unsur kesamaan dan
perbedaan, kerugian dengan keuntungan, kelebihan dengan kekurangan. Kata hubung (jika
dibandingkan dengan, seperti halnya,demikian juga, sama dengan,selaras dengan,sesuai dengan)
– pola pertentangan/kontras
Adalah paragraf yang mempertentangkan dengan gagasan lain. Kata hubung (biarpun,
walaupun,berbeda,berbeda dengan, akan tetapi, sebaliknya, melainkan, namun, meskipun begitu)
– pola analogi
Adalah paragraf yang menunjukkan kesamaan-kesamaan antara dua hal yang berlainan kelasnya
tetapi tetap memperhatikan kesamaan segi /fungsi dari kedua hal tadi sebagai ilustrasi
– pola pengembangan proses
Adalah pola pengembangan paragraf yang ide pokok paragrafnya disusun berdasarkan urutan
proses terjadinya sesuatu
– pola pengembangan klasifikasi
Adalah pola pengembangan paragraf dengan cara mengelompokkan barang-barang yang dianggap
mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu
– pola pengembangan contoh/ilustrasi
Adalah paragraf yang berfungsi untuk memperjelas suatu uraian, khususnya uraian yang bersifat
abstrak. Kata penghubung (contohnya, umpamanya,misalnya)
– pola pengembangan difinisi
Adalah paragraf yang berupa pengertian atau istilah yang terkandung dalam kalimat topik
memerlukan penjelasan panjang lebar agar tepat maknanya dilengkapi oleh pembaca
– pola sebab akibat
Adalah pola pengembangan dimana sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan
akibat sebagai perincian pengembangannya. Atau sebaliknya, akibat sebagai gagasan utama,
sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai
perinciannya
CONTOH-CONTOH PARAGRAF EKSPOSITIF
1. Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan
ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah.Ozone therapy merupakan terapi yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai
pencegah penyakit.(pola pengembangan definisi)
2. Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di
beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa
Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada
warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan dibalik reruntuhan
bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata. (pola
pengembangan contoh)
3. Pemerintah akan memberikan bantuan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan
pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan tingkat kerusakannya. Warga yang
rumahnya rusak ringan mendapatkan bantuan sekitar 10 juta.warga yang rumahnya rusak sedang
mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapatkan sekitar 30 juta .
Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawalan dari
pihak LSM (pola pengembangan klasifikasi)
4. Struktur suatu karangan atau buku pada hakikatnya mirip atau sama dengan suatu pohon. Bila
pohon dapat diuraikan menjadi batang, dahan, ranting, dan daun, maka karangan atau buku dapat
diuraikan menjadi tubuh karangan, bab, sub – bab, dan paragraf. Tubuh karangan sebanding
dengan batang, bab sebanding dengan dahan, sub-bab sebanding dengan ranting, dan paragraf
sebanding dengan daun.(pola pengembangan analogi)
5.Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih. Bayi akan dibentuk pribadinya
sesuai dengan didikan yang diterimanya seperti kertas dapat diisi dengan berbagai hal sesuai
dengan keinginan pemiliknya. Bila bayi dididik dengan baik seperti kertas yang terisi dengan hal-hal
yang bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.Jadi, membentuk kepribadian baik seorang
anak ibarat menulisi kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat (analogi)
6. Lagu-lagu tersebut kurang memperhatikan nilai yang ingin ditanamkan paa diri anak dan lebih
memperhatikan kebutuhan pasar. Jadi, temanya bersifat temporer karena mengikuti perubahan
selera pasar. Unsur kesamaan yang masih ditemukan dalam kedua kelompok lagu ini ialah para
pencipta lagu masih berusaha menciptakan irama yang gembira dan ritme yang sederhana, seperti
dalam kehidupan anak-anak itu sendiri. (pola pengembangan perbandingan)
D. PARAGRAF PERSUASIF
PENGERTIAN PARAGRAF PERSUASIF
Paragraf persuasif adalah paragraf yang bertujuan meyakinkan dan membujuk seseorang atau
pembaca agar melaksanakan /menerima keinginan penulis
CIRI-CIRI PARAGRAF PERSUASIF
– ada fakta/bukti untuk mempengaruhi/membujuk pembaca
– bertujuan mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca
– menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca
CONTOH-CONTOH PARAGRAF PERSUASI
1. Beras organik lebih menguntungkan daripada beras nonorganik . Mutu beras organik lebih
sehat , awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik tidak mencemari lingkungan karena tidak
menggunakan bahan kimia.Keuntungan yang didapat para petani beras organik juga lebih tinggi.
Petani beras organik mendapatkan keuntungan 34 % dari biaya prduksi, sedangkan petani beras
nonorganik hanya mendapat keuntungan 16 % dari biaya produksi. Oleh karena itu, mari kita bertani
dengan cara organik agar lebih mnguntungkan dan dapat meningkatkan taraf hidup.
2. Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam “obat kuat’ untuk membangun
rasa percaya diri. Jika rasa percaya diri itu sudah besar, kita dapat tampil tenang tanpa digoda rasa
malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan
pidato. Oleh karena itu, marilah kita melaksanakn praktik berpidato agar kita segera memperoleh
keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato.
E. PARAGRAF NARATIF
Paragraf naratif adalah suatu bentuk paragraf yang menceritakan serangkaian peristiwa
yang disusun menurut urutan waktu terjadinya
Ciri-ciri paragraf naratif
– Ada tokoh, tempat, waktu, dan suasana yang diceritakan
– Mementingkan urutan waktu maupun urutan peristiwa
– Tidak hanya terdapat dalam karya fiksi ( cerpen,novel,roman) tetapi juga terdapat dalam tulisan
nonfiksi (biografi, cerita nyata dalam surat kabar,sejarah,riwayat perjalanan)
Macam / pola pengembangan paragraf naratif
1. Narasi ekspositoris/nonfiksi/informatif adalah cerita yang benar-benar terjadi (cerita
kepahlawanan, sejarah, biografi/otobiografi, cerita nyata dalam surat kabar)
2. Narasi sugestif/fiksi/artistik adalah cerita yang menonjolkan khayalan sehingga pembaca
terkesan dan tertarik dan seakan-akan terhayut,bahkan merasa mengalami cerita
tersebut( cerpen, novel dll)
Contoh-contoh paragraf naratif
1. Pernah suatu ketika aku bermimpi bertemu seorang kakek berjenggot panjang yang menyuruhku
untuk pergi ke arah timur . Aku tidak mengerti apa maksudnya. Sesudah bangun , keinginan
untuk memenuhi perintah si kakek itu seperti tidak terbendung. Aku harus pergi ke arah timur.
Timur…timur mana ? Jakarta Timur? ……( Narasi sugestif)
2. Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Ia mengayunkan pedang itu dengan cepat ke tubuh
Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih
Pranggulang memungut pedang dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar.Tiga kali Patih
Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi semuanya gagal (Narasi sugestif)
3. Hari-hariku sebagai pekerja perempuan di perusahaan industri makanan olahan sangat padat
dan melelahkan. Bayangkan pagi-pagi sekali aku harus bangun dan menyiapkan sarapan anak-
anakku. Sebelumnya, aku tentu harus memandikan mereka karena anak-anakku masih kecil.
Sambil aku ganti baju kerja, aku sempatkan menyuapi anakku yang paling kecil. Setelah beres
urusan rumah, segera aku berlari untuk mengejar angkutan yang mengangkutku ke jalan raya yang
dilalui bus.(Narasi ekspositoris)
4. Ratusan warga mengalami keracunan. Musibah itu terjadi enam jam setelah mereka menikmati
hidangan dalam hajatan sunatan di rumah Slamet Riyadi (38), warga Desa Jompo Kulon,
Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sekitar 200 penduduk dari beberapa
desa dibawa ke rumah sakit di puskesmas. Tak ada korban meninggal dalam musibah tersebut.
( Narasi ekspositoris)
1. Pola umum-khusus (deduktif)
Diawali dengan pernyataan yang sifatnya umum. Ditandai dengan kata-kata
‘umumnya’, ‘banyak’. Pernyataan tersebut kemudian dijelaskan dengan
pernyataan berikutnya yang lebih khusus.
Contoh:
Memiliki server sendiri memiliki banyak keuntungan. Salah satunya kita dapat
memanfaatkannya secara maksimal. Meskipun demikian biaya yang dikeluarkan
jauh lebih besar. Biaya untuk hardware saja sudah di atas Rp 10 juta, belum lagi
biaya perbulan. Selain itu kita juga membutuhkan tenaga professional untuk
menjadi operatornya.
1. Pola khusus-umum (induktif)
Merupakan kebalikan dari pola deduktif.
Contoh:
Sebagian besar orang tampak berjejer di pinggir jalan masuk. Sebagian lagi
duduk santai di atas motor dan mobil yang diparkir seenaknya di kiri dan kanan
jalan masuk. Kawasan bandara sore ini memang benar-benar telah dibanjiri
lautan manusia.
1. Pola definisi luas
Definisi dalam pembentukan sebuah paragraf adalah usaha penulis untuk
memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah kata atau hal. Penulis dapat
mengemukakan hal yang berupa definisi formal, definisi dengan contoh dan
keterangan lain yang bersifat menjelaskan arti dari sutau kata.
Contoh:
Istilah Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan
antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,
budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negaramenjadi semakin sempit.Globalisasi adalah suatu proses di mana
antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi,
bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas
Negara. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang
sama denganinternasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan.
Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan
berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
1. Pola proses
Merupakan suatu urutan dari tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan suatu peristiwa.
Contoh:
Pohon anggur selain airnya dapat diminum, daunnya pun dapat digunakan
sebagai pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya. Lalu
tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya.
Tunggu sampai mendidih. Setelah ramuan mendingin, ramuan siap digunakan.
Oleskan ramuan pada wajah, tunggu beberapa saat, lalu bersihkan.
1. Pola kausalitas (sebab-akibat; akibat sebab)
Dalam pola ini sebab bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat
sebagai rincian pengembangannya. Namun demikian, susunan tersebut bias
juga terbalik. Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab
menjadi rincian pengembangannya.
Contoh:
Beberapa pohon di kebun tidak mau berbungan seperti tanaman yang lain.
Padahal pohon tersebut sudah disiram dengan rutin. Pemberian pupuk juga
dilakukan seminggu sekali. Setelah diperiksa ternyata pohon tersebut tidak
mendapat cahaya matahari karena terhalang oleh pohon besar yang ada di
sampingnya.
1. Pola ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum memerlukan ilustrasi atau contoh-contoh
yang nyata. Ilustrasi tersebut dipakai untuk menjelaskan maksud penulis.
Contoh:
Sebelas tahun lalu Indonesia mengimpor gerbong kereta api dari Perancis.
Gerbong tersebut tampak mentereng karena dilengkapi dengan alat-alat
conditioning. Namun dimanakah sekarang gerbong-gerbong itu? Ternyata sudah
banyak yang rusak. Gerbong-gerbong itu kini hanya dipakai dalam trayek
tingkat tiga untuk mengangkut anak-anak sekolah dan para petani dari desa ke
kota. Siapa yang salah? Penumpangnya atau pegawai PT KAI? Itulah contoh
penggunaan teknologi yang tak dibarengi SDM yang memadai, sehingga
teknologi pun lekas rusak sebelum waktunya.
1. Pola pertentangan atau perbandingan
Pola ini digunakan ketika membahas dua hal berdasarkan persamaan dan
perbedaannya.
Contoh:
Pemerintah telah menyediakan listrik dengan tarif yang murah. Setiap orang
dapat menjadi pelanggan dengan tidak banyak mengeluarkan biaya. Berbeda
halnya dengan petromaks. Meskipun sama-sama membutuhkan bahan bakar,
tetapi energi yang dihasilkan petromaks sangat kecil jika dibandingkan dengan
pembangkit listrik biasa. Petromaks hanya digunakan di desa-desa, sedangkan
listrik terdapat di kota-kota.
1. Pola analisis
Pola ini digunakan ketika menjelaskan suatu hal atau agagsan yang umum ke
dalam perincian yang lebih logis. Dalam pola ini ada bagian yang dianalisis yang
terletak di awal paragraf dan yang menganalisis terletak setelahnya.
Contoh:
APBN 2001 menghadapi tekanan yang berat. Tekanan itu pada dasarnya
berkaitan dengan tiga faktor. Pertama, memburuknya lingkungan ekonomi
makro. Kedua, tidak dapat dilaksanakannya secara optimal kebijakan fiscal di
bidang perpajakan, bea cukai, dan pengurangan subsidi BBM. Ketiga, adanya
pembatalan sebagian pencairan pinjaman untuk biaya pembangunan.
1. Pola klasifikasi
Merupakan sebuah proses untuk mengelompokkan hal atau peistiwa atau benda
yang dianggap punya kesamaan-kesamaan tertentu.
Contoh:
Ikan air tawar terbagi ke dalam tiga golongan, yakni ikan peliharaan, ikan buas,
dan ikan liar. Ikan peliharaan terdiri atas ikan-ikan yang mudah diperbanyak.
Contohnya: ikan bandeng, ikan mas, ikan gurami, dan lain-lain. Ikan buas
memiliki sifat jahat terhadap ikan-ikan lain. Contohnya: ikan gabus dan ikan lele.
Ikan liar, meskipun jarang dipelihara, tetapi memiliki keuntungan secara
ekonomis. Contohnya: ikan paray, ikan bunter dan ikan ikan jeler.
1. Pola seleksi
Penggambaran objek tidak dilakukan secara utuh, tetapi dipilih secara
perbagian berdasarkan fungsi, kondisi, atau bentuk.
Contoh:
Sejak suaminya terpilih menjadi ketua partai politik, ia memutuskan untuk
mengubah penampilannya. Kini ia lebih banyak mengenakan busana panjang
yang sopan. Namun demikian kesan modis tak pernah ditinggalkan. Untuk
menghadiri jamuan makan malam, ia mengenakan busana bergaya Thailand.
Untuk acara formal, atasan model jas berlengan panjang dan rok span menjadi
favoritnya. Untuk santai, ia memilih busana model sackdress.
1. Pola sudut pandang atau titik pandang
Merupakan tempat pengarang melihat atau menceritakan suatu hal. Sudut
pandang diartikan sebagai penglihatan seseorang atas suatu barang. Misalnya
dari samping, dari atas, atau dari bawah. Sebagai orang pertama, orang kedua,
atau orang ketiga.
Contoh:
Dengan tersipu Imas dan Jaka menghalau kerbau mereka ke sungai. Bersama-
sama mereka memandikan kerbaunya. Mereka pun sama-sama mandi. Namun
hal itu tidak lama karena hari sudah senja. Ayah Imas melinting rokok di depan
gubuk kecilnya semabrai menunggu Imas pulang. Malam pun terasa mulai
sunyi. Dari tepi hutan terdengar lolongan anjing.
1. Pola dramatis
Dalam pola ini cerita tidak disampaikan secara langsung, tetapi dikemukakan
melalui dialog-dialog. Hal yang membedakannya dengan pola sudut pandang
adalah cara penyampaiannya.
Contoh:
Ayah Imas mengangguk. Diisapnya lagi sisa rokoknya dalam-dalam. “Ayo,
silakan!” ujar Pak Somad semabri menyodorkan kotak tembakau. “Terima kasih,
ini sudah cukup. Lagi pula hari sudah larut, saya mau pamit pulang.” ujar Ayah
Imas.
[sumber: 1700 Bank Soal Bahasa Indonesia, E. Kosasih] Baca lebih lanjut →
Recommended