View
235
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: STUDI KASUS
KEGIATAN BANK SAMPAH DI PERUMAHAN BUKIT PAMULANG
INDAH RW 09 DAN 13 TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION
NIM: 109054000001
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2013 M
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: STUDI KASUS
KEGIATAN BANK SAMPAH DI PERUMAHAN BUKIT
PAMULANG INDAH RW 09 DAN 13 TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION
109054000001
Menyetujui,
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2013 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil penjiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 November 2013
Bunga Nur Mawaddah Nasution
i
ABSTRAK
Bunga Nur Mawaddah Nasution
Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di
Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan
Partisipasi merupakan salah satu faktor penting dalam upaya melakukan
kegiatan pemberdayaan masyarakat. Partisipasi masyarakat bisa timbul dari diri
mereka sendiri dan bisa pula timbul setelah dilakukannya intervensi terhadap
mereka oleh pihak luar. Partisipasi menjadi sebuah proses belajar masyarakat
dengan tujuan perubahan sikap dan perilaku masyarakatnya. Sehingga tidak bisa
dipungkiri bahwa proses belajar tersebut memerlukan waktu yang relatif panjang.
Salah satu diantara kegiatan pemberdayaan adalah pengelolaan sampah.
Kota Tangerang Selatan yang baru berusia empat tahun harus mengalami
permasalahan sampah yang cukup berat. Permasalahan sampah berjalan seiring
dengan bertambahnya penduduk dan perubahan pola hidup masyarakat. Upaya-
upaya yang dilakukan dalam menangani sampah, salah satunya dengan kegiatan
yang menggunakan konsep pengolahan sampah. Diantara kegiatan Bank Sampah
terdiri dari proses memilah, menimbang, dicatat dalam buku tabungan. Penelitian
ini mengenai Bank Sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Melati Bersih BPI
di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan RW 13 Tangerang Selatan
Banten. Studi ini menemukan bahwa partisipasi warga di RW 09 dan 13 Bukit
Pamulang Indah dan kontribusi Bank Sampah terhadap kebersihan lingkungan di
Perumahan Bukit Pamulang Indah cukup signifikan. Program ini telah berhasil
memproduksi sampah anorganik menjadi barang yang bernilai. Keberhasilan
kegiatan ini berpengaruh pada kebersihan lingkungan di Perumahan Bukit
Pamulang Indah dan dengan kegiatan Bank Sampah ini menjadi icon Tangerang
Selatan dalam penanganan masalah lingkungan, sehingga berpengaruh besar
terhadap warga dan pihak institusi itu sendiri.
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif. Yaitu pengamatan,
wawancara, atau penelaahan dokumen dimana peneliti ikut berperan aktif dalam
melakukan kegiatan Bank Sampah Melati Bersih, guna untuk melihat sejauh mana
partisipasi, kesadaran masyarakat perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan
13 dalam melakukan proses perubahan kearah yang lebih baik, juga mengajak
masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT sebagai pagar penjaga
nikmatNya, Zat yang maha mengenggam segala sesuatu yang ada dan
tersembunyi di balik jagad semesta alam, zat yang maha meliputi segala sesuatu
yang terfikir maupun yang tidak terfikir. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan
bagi seluruh umat Islam yang terlena maupun terjaga atas sunahnya.
Alhamdulillahi rabbil’alamin, penulis mengucapkan rasa syukur kepada
Allah SWT atas segala rahmat dan ridha-NYA, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Karena tanpa rahmat dan ridha-Nya tidaklah mungkin penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, selesainya skripsi ini tidak
lepas dari bantuan, bimbingan, do’a dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Wati Nilamsari, M.Si dan Hudri, M.Ag, selaku Ketua dan Sekertaris
Jurusan pengembangan Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Tantan Hermansah, M.Si sebagai Dosen Pembimbing penulis yang
telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk
iii
memberikan bimbingan, nasehat, motivasi dan arahan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Siti Nurbaya, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, Bapak dan
Ibu Dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, seluruh dosen-
dosen yang pernah mengajar di PMI angkatan 2009 yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan pendapat dan saranya kepada
penulis dalam penyusunan karya ilmiah ini.
5. Drs. Bambang Budi S.MM selaku Ketua Yayasan Bunga Melati
Indonesia, R. Imas Maesyaroh dan Rizka Dwipa Anggana selaku
Fasilitator Bank Sampah Melati Utama atas kebijakan, informasi serta
bantuannya sehingga penulis bisa membuat karya ilmiah ini, penulis
ucapkan terimakasi.
6. Ibu Sari Nurlita beserta Pengurus Bank Sampah Melati Bersih BPI,
atas informasi, bantuan, kebijakan dan sarannya sehingga penelitian
dapat dilakukan dengan baik.
7. Teruntuk kedua orang tua tercinta Ayahanda H. Harmon Alamsyah
Nasution dan Ibunda Hj. Tuty Roswati yang selalu mencurahkan cinta,
kasih sayang, do’a, air mata yang selalu tercurahkan, motivasi yang
luar biasa serta dukungan moril maupun materil kepada penulis, terima
kasih atas kesabarannya. Kakakku Syarifullah Parlindungan dan Kel
Besar H. Raiman Abdullah, hanya Allah yang dapat membalas
semuanya.
8. Teman-temanku Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan
2009 (Nurma Suhada, Jean Anggraini, Qonita Lutfiyah, Ulfa Latifah,
iv
Barendra Reza, Fajar lazuardi, Musfiq Amrullah, M. Syukron, Ahmad
Rifai, Fakru, Budi Mifaldi, Fajriansyah, Ridwan Aprilamsah, dan Adi
Hidayat, yang selalu memberikan semangat, bantuan dan motivasi
yang luar biasa, semoga kita semua dapat menggapai kesuksesan.
Aamiin.
9. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini
tidak lupa perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunkasi
dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan
segala buku-buku rujukannya sehingga penulisan karya ilmiah ini bisa
terselesaikan. Penulis ucapkan terima kasih.
10. For My Lovely Irfan Azis terima kasih atas motivasi, semangat, kasih
sayang, harapan, kesabaran dan pengorbanan yang selalu tercurahkan
dari awal perkuliahan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT selalu meridhoi setiap langkah kita. Aamiin.
Jakarta, 29 November 2013
Penulis
Bunga Nur Mawaddah Nasution
v
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI …………………………………………………….………………..i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..viii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………... 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………….... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ………………………………………… 10
C. Tujuan dan Manfaat …………………………………………………….. 10
D. Metodologi Penelitian ………………………………………………….. 11
a. Pendekatan Penelitian ………………….……………………………. 11
b. Sumber data …………………………………………………………. 12
c. Penentuan Lokasi Penelitian ……………………………………….... 14
d. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………….. 15
e. Teknik Analisis Data ………………………………………………... 17
f. Keabsahan Data ……………………………………………………... 18
E. Tinjauan pustaka ………………………………………………………... 20
F. Sistematika penulisan ………………………………………………….... 22
BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………... 24
A. Pemberdayaan (empowerment) ………………………………………… 24
1. Pengertian Pemberdayaan (empowerment) ………………………….. 24
vi
2. Modus-Modus Pemberdayaan ……………………………………….. 26
3. Metode-Metode Pemberdayaan ……………………………………… 38
4. Kelembagaan ………………………………………………………… 41
B. Sampah dan Pengolahannya …………………………………………..... 42
1. Pengertian Sampah …………………………………………………... 42
2. Pengolongan Sampah ………………………………………………... 43
3. Penjelasan Konsep 3R dalam Pengolahan Sampah …………………. 46
BAB III TEMUAN PENELITIAN PROFIL BANK SAMPAH MELATI
BERSIH DAN PROFIL NASABAH ………..……………………………….. 49
A. Profil Bank sampah Melati Bersih ………………………………….…... 49
1. Sejarah Bank Sampah Melati Bersih ………………………….….….. 49
2. Visi dan Misi ………………………………………………….….….. 50
3. Struktur Organisasi ……………………………………….……….…. 51
4. Program Kegiatan yang dilaksanakan di Bank Sampah Melati Bersih. 52
5. Sumber Dana dan Kerja Sama ………………………………..……… 55
B. Profil Nasabah RW 09 dan 13 ………………………...………………… 55
1. Nasabah RW 09 …………………………...………………………….. 55
2. Nasabah RW 13 ……………………………………………...……...... 58
. 3. Strategi Bank Sampah ………………………………...…………….... 66
4. Mekanisme Bank Sampah ………………………...………………….. 66
C. Pemberdayaan/Praktek ……………………………...………………..…. 68
vii
BAB IV ANALISA HASIL TEMUAN PENELITIAN …………………….. 70
A. Implementasi Praktek Pemberdayaan Masyarakat oleh Bank Sampah... 72
B. Dampak Dari Pemberdayaan yang dilakukan Bank Sampah ………...... 86
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………. 94
A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 94
B. Saran ……………………………………………………………………. 94
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….… 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………...……. 99
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Nasabah RW 09 Periode September 2012-Agustus 2013 Perumahan
Bukit Pamulang Indah…………………….…………………………………….. 56
Tabel 2 Data Nasabah RW 13 Periode September 2012-Agustus 2013 Perumahan
Bukit Pamulang Indah ………………………...………………………………... 58
Tabel 3 Data Nasabah RW 09 sesuai dengan Pendapatan Perbulannya ......…… 61
Table 4 Data Nasabah RW 13 sesuai dengan Pendapatan Perbulannya ……..… 63
Tabel 5 Daftar Harga dan Jenis Sampah ………..…...…………………….…… 76
Table 6 Data Nasabah RW 09 dan 13 Sesuai dengan Pendapatan Perbulan ….... 90
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah lingkungan sekarang ini bukan hanya tanggung jawab
sekelompok orang, tetapi sudah menjadi tugas dan kewajiban semua orang untuk
menjaga dan memeliharanya agar tetap asri. Lingkungan yang asri akan
mendatangkan manfaat bagi umat manusia di bumi. Tumbuh-tumbuhan, ternak,
dan segala ciptaan Tuhan akan berkembang dengan baik, di lingkungan yang asri
guna kepentingan manusia. Sayangnya lingkungan yang asri sudah banyak yang
rusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, sehingga bencana terjadi
di mana-mana. Allah berifiman pada ayat suci al-Qur’an:
“Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
(Surat Ar-Ruum ayat 41).1
Ayat tersebut menjelaskan dua hal pokok yang menjadi dasar pandangan
Islam dalam isu pencemaran lingkungan. Pertama, Islam menyadari telah dan
akan terjadi kerusakan lingkungan baik di daratan dan lautan yang berakibat pada
turunnya kualitas lingkungan untuk mendukung hidup manusia. Kedua, Islam
memandang manusia sebagai penyebab utama kerusakan dan sekaligus pencegah
1 Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan,
Malang: IKIP Universitas Negeri Malang, 2011, h. 95.
2
terjadinya kerusakan tersebut. Oleh karena itu, ajaran Islam secara tegas mengajak
manusia melestarikan bumi dan sekaligus secara tegas melarang manusia
membuat kerusakan di bumi. Namun sayangnya sebagian besar masyarakat belum
cukup menyadari dampak akibat kerusakan lingkungan.
Pencemaran lingkungan yang terjadi di suatu negara, akan berdampak pula
pada negara lain bahkan dunia. Untuk itu selalu diperlukan kerja sama yang baik
antara negara-negara di dunia untuk menangani masalah lingkungan. Kerusakan
hutan di Indonesia tidak hanya berpengaruh terhadap keadaan iklim di Indonesia,
akan tetapi berakibat pula terhadap perubahan iklim global (dunia secara
menyeluruh).
Permasalahan lingkungan hidup cukup kompleks. Penebangan hutan yang
menyebabkan banjir, pencemaran terhadap air oleh limbah-limbah industri,
pembuangan sampah ke dalam sungai (termasuk sampah rumah tangga),
pencemaran terhadap tanah, dan sebagainya, merupakan ancaman bagi kehidupan
manusia.
Ancaman banjir setiap musim hujan di berbagai belahan dunia termasuk di
Indonesia, adalah akibat dari perbuatan manusia sendiri yang menebang hutan
untuk mengejar keuntungan sesaat. Berbagai wilayah di Indonesia setiap musim
hujan dilanda banjir dan tanah longsor, baik kota maupun luar kota. Penataan
ruang kota yang kurang memperhatikan dampak lingkungan, serta kehancuran
hutan-hutan di daerah tangkapan air, menjadi penyebab utama banjir di Jakarta.
Penanggulangan banjir seperti di Jakarta dan kota-kota lainnya, tidak
hanya diperlukan penataan di dalam kota seperti pembuatan saluran pembuangan
3
air dan tempat penampungan air, akan tetapi daerah tangkapan air hujan di daerah
hulu sungai perlu di tata kembali, hutan-hutan yang rusak perlu direhabilitasi.
Sampah yang selama ini menghiasi lingkungan telah membentuk imajinasi
sebagian besar orang dalam melihat sampah. Oleh sebab itu, sampah selalu
diposisikan di belakang rumah, dibakar atau dibuang di sungai. Pemerintah
dengan berbagai kebijakan belum mampu mengubah pandangan sebagian besar
orang terhadap sampah, hal ini tercermin pada slogan “hanya orang sembarangan
yang buang sampah sembarangan”. Harapan pemerintah mampu mengubah pola
perilaku masyarakatnya terhadap sampah, dalam hal ini bertujuan mengatasi
permasalahan demam berdarah dari arah pencegahan. Pada kenyataannya, pola
perilaku orang membuang sampah pada tempatnya dianggap sama dengan orang
membuang sampah sembarangan karena dirasa tidak ada timbal balik yang
signifikan pada dirinya, sehingga upaya pemerintah ini belum bisa mengubah
pandangan masyarkat terhadap sampah.
Padahal pesatnya pembangunan perkotaan tidak hanya menimbulkan
dampak positif bagi berkembangnya kota tersebut, tetapi juga menimbulkan
dampak negatif yang dapat mengganggu kesehatan dan lingkungan. Kebersihan
kota merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dan kemajuan suatu
pembangunan kota. Salah satu permasalahan tersebut yang tidak kunjung selesai
adalah masalah sampah. Hal ini diakibatkan oleh suatu metode pengelolaan
sampah yang masih didominasi sistem kumpul sampah, diangkut, lalu dibuang ke
lahan tertentu. Secara singkat sering disebut sistem kumpul-angkut buang.
4
Masalah sampah tidak hanya sekedar hanya bagaimana mengolah atau
mengelola sampah saja, tetapi juga terkait dengan masalah budaya/perilaku
masyarakat. Masyarakat Indonesia umumnya tidak peduli tentang sampah.
Masyarakat seringkali membuang sampah sembarangan, dan cenderung
mementingkan diri sendiri. Perilaku ini merupakan salah satu penyebab kenapa
semakin banyaknya program untuk mengatasi jumlah sampah yang tidak
terkontrol yang tidak berjalan dengan baik. Merubah perilaku masyarakat tersebut
menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya-upaya penanganan
sampah secara terpadu.2
Permasalahan mengenai sampah merupakan hal yang sangat membutuhan
perhatian khusus karena sampah menjadi persoalan nasional. Kegagalan dalam
pengelolaan sampah berimbas pada menurunnya kualitas lingkungan hidup,
kesehatan warga masyarakat, merusak estetika kota, dan dalam jangka panjang
dapat mempengaruhi arus investor ke daerah oleh karena itu, kesadaran
masyarakat terhadap pengelolaan pelestarian lingkungan hidup belum optimal
bahkan cenderung banyak masyarakat yang mengabaikannya.
Lingkungan hidup merupakan faktor penting bagi kehidupan manusia,
karena lingkungan hidup memiliki tiga fungsi pokok. Fungsi pertama, diolah
menjadi produk jadi baik yang dikonsumsi sebagai kebutuhan primer, sekunder,
dan tersier. Fungsi kedua, sebagai sumber kesenangan yang sifatnya alami, seperti
memberikan kesegaran karena adanya udara yang sejuk dan nyaman untuk
2 Isroi, Merubah Paradigma Masyarakat Tentang Sampah, artikel diakses pada 1
februari 2013 dari http://isroi.com/2009/03/26/merubah-paradigma-masyarakat-tentang-
sampah/
5
dihirup, menyediakan sinar matahari yang hangat, menyediakan pantai yang
bersih dan indah untuk rekreasi dan sebagainya. Fungsi ketiga adalah lingkungan
yang menyediakan diri sebagai tempat untuk menampung dan mengolah limbah
secara alami.
Istilah lingkungan hidup sebenarnya mempunyai pengertian kuantitas
maupun kualitas sumber daya alam, baik yang sifatnya dapat diperbaharui
maupun yang tidak dapat diperbaharui, termasuk lingkungan ambient yang terdiri
dari air, udara, landscape, dan atmosfir. Maka, lingkungan hidup merupakan
faktor penentu bagi kuantitas, kualitas, dan keberlanjutan kegiatan dan kehidupan
manusia. Dengan meningkatnya masalah kualitas lingkungan, maka akan
meningkat pula masalah kuantitasnya.3
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan masyarakat
adalah dengan kegiatan Pemberdayaan Pemberdayaan sebagai perubahan ke arah
yang lebih baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait
dengan upaya peningkatan taraf hidup ke tingkat yang lebih baik. Pemberdayaan
adalah meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya
yang dimiliki dalam menentukan tindakan kearah yang lebih baik.4
Menurut Sharlow, pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana
individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka
sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan
3 Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan,
Malang: IKIP Universitas Negeri Malang, 2011, h. 97.
4 Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, Jogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1991, h. 15.
6
mereka.5 Artinya ialah mendorong mereka untuk menentukan sendiri apa yang
harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang ia
hadapi sehingga mereka mempunyai kesadaran penuh dalam membentuk masa
depannya.
Melalui pendidikan, masyarakat dibekali pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang diperlukan, sehingga masyarakat menjadi tahu, mengerti, dapat
melakukan dan mau melakukan sesuatu untuk peningkatan kualitas hidup.
Perubahan ini apabila dipadukan dengan sumber daya alam yang tersedia, akan
melahirkan perilaku baru yang disebut partisipasi. Partisipasi ini akan merangsang
masyarakat untuk lebih aktif dan kreatif melaksanakan pembangunan yang terarah
dan berencana terutama untuk meningkatkan pendapatan income generating, serta
membuka lapangan kerja baru employment generating untuk perbaikan kualitas
hidup masyarakat.6
Maka, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin
dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti
memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
5 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2003, h. 53.
6 Mangatas Tampubolon, Perguruan Tinggi Bermutu, Paradigma Baru
Manajmen Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke-21. (Jakarta: Penerbit
Gramedia Pustaka Utama,2011), h. 28.
7
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.7
Pemberdayaan dan partisipasi merupakan hal yang menjadi pusat
perhatian dalam proses pembangunan belakangan ini di berbagai Negara.
Kemiskinan yang terus melanda dan menggerus kehidupan umat manusia akibat
resesi internasional, serta Negara-negara setempat menunjukkan perhatian yang
sangat besar terhadap strategi partisipasi masyarakat sebagai sarana percepatan
proses pembangunan. Karena itu, perlu ditekankan pendekatan pembangunan
yang diawali oleh proses pemberdayaan masyarakat lokal.8
Pemberdayaan Masyarakat Badegan dengan strategi pengolahan sampah
berbasis masyarakat mampu mengubah imajinasi sebagian banyak orang terhadap
sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi. Sistem pengolahan sampah ini
melahirkan Bank Sampah yang menyediakan wadah untuk menampuh sampah-
sampah yang tidak dapat dicerna oleh tanah atau yang menjadi media
perkembang-biakan nyamuk demam berdarah, seperti kaleng-kaleng bekas atau
plastik-plastik yang tidak diberdayakan. Aktivitas dari Bank Sampah mampu
memberikan timbal balik yang nyata pada konsumennya. Hal ini terlihat semakin
7 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian strategi
pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. (PT Refika Aditama, 2005),
h.59.
8 Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora
Utama Press, 2004), h. 1-7.
8
banyak orang berlomba menjadi penabung di Bank Sampah, tak terkecuali anak-
anak usia dini9
Jika diasumsikan bahwa produksi sampah 0,5 kg-0,8 kg per orang per hari,
maka jumlah sampah yang terkumpul setiap harinya sangat besar. Dari total
sampah yang diproduksi itu, yang berhasil dibuang di tempat pembuangan akhir
(TPA) hanya 60%-70%. Sisanya dibakar, ditanam, bahkan dibuang ke sungai oleh
masyarakat. Pengelolaan seperti ini harus diubah sehingga menjadi lebih ramah
lingkungan. Karena itulah, adanya lembaga Bank Sampah menjadi penting untuk
mengubah perilaku masyarakat terhadap sampah.
Bank Sampah Melati Bersih adalah suatu institusi yang didirikan dengan
tujuan mengurangi jumlah sampah buangan dengan mekanisme menabung
sampah yang masih memiliki nilai ekonomi sehingga mampu mengubah image
sampah yang notabennya negatif menjelma menjadi barang bernilai ekonomis.
Bank Sampah ini bekerja layaknya seperti bank yang melakukan setoran,
penarikan dan tabungan. Pengkonversian tabungan sampah menjadi tabungan
uang merupakan suatu bentuk perubahan yang ditawarkan oleh Bank Sampah.
Perubahan yang dilakukan Bank Sampah tidak seutuhnya karena faktor
ekonomi saja, melainkan peningkatan kesadaran lingkungan terhadap masyarakat.
Aspek pemberdayaan sangat kentara dalam proses kerja Bank Sampah. Peran aktif
masyarakat dalam pengkondisian lingkungan diperlukan agar tercipta keselarasan
hidup.
9 Artikel diakses pada tanggal 25 februari 2013 dari
http://poetoetego.blogspot.com/2011/03/bank-sampah-jogja.html
9
Ada dua kegiatan penting yang diberikan oleh Bank Sampah Melati Bersih
yaitu meningkatkan pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill).
Peningkatan dilakukan dengan memberikan pendidikan berwawasan lingkungan
dan pengembangan usaha Bank Sampah Melati Bersih, sedangkan peningkatan
keterampilan dilaksanakan dengan memberikan bekal keahlian teknis.
Pendirian Bank Sampah selain untuk menjamin tersedianya bahan baku
dalam rangka kontinuitas pembuatan produk kerajinan, juga dimaksudkan untuk
merubah cara pandang masyarakat di Bukit Pamulang Indah terhadap pengelolaan
sampah yang lebih berwawasan lingkungan. Paradigma pengelolaan sampah yang
bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan
paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah
sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan ditemukan berbagai potensi sosial
dan lingkungan di perumahan bukit pamulang indah antara lain:
1. Aspek Sosial: Motivasi untuk berkembang di masyarakat cukup tinggi,
dengan adanya partisipasi bisa memperkuat industri rumahan melalui
keterampilan merajut/menyulam dan menjahit dengan menggunakan
bahan plastik olahan limbah / sampah juga disertai pembelajaran
kewirausahaan.
2. Aspek Lingkungan: Proses penyadaran lingkungan melalui tabungan
sampah yang dikonversikan menjadi tabungan uang ini membuat
berubahnya paradigma masyarakat tentang sampah.
10
Oleh karena itu peneliti mengambil judul penelitian “Pemberdayaan
Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah Di Perumahan Bukit
Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk menghindari meluasnya pembahasan peneliti membatasi konsep-
konsep yang tercantum dalam judul agar dapat menghasilkan pembahasan
yang sistematis, terarah, jelas dan fokus. Maka dalam skripsi ini, peneliti
membatasi pembahasan pada Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan
Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah Rw 09 dan 13 Tangerang
Selatan.
Agar penulisan skripsi ini menjadi terstruktur dan tidak melebar kepada
pembahasan lainnya, peneliti merumuskan masalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi Praktek Pemberdayaan yang dilakukan oleh
Bank Sampah?
2. Apa Dampak dari Pemberdayaan tersebut?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian dengan judul Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan
Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang
Selatan. mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut:
11
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui Implementasi Praktek Pemberdayaan yang
dilakukan oleh Bank Sampah.
b. Untuk mengetahui Dampak dari Pemberdayaan Masyarakat: Studi
Kasus Bank Sampah
2. Manfaat
a. Menambah wawasan dan pengalaman peneliti secara langsung di
lapangan melalui penelitian ini, khususnya tentang Pemberdayaan
Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan
Bukit Pamulang Indah Rw 09 dan 13 Tangerang Selatan
b. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pengurus Bank Sampah
Melati Bersih dalam menjalankan aktivitas pemberdayaan
masyarakat: studi kasus kegiatan Bank Sampah
c. Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab, dan rasa
kesetiaan social dalam menghadapi berbagai problem kehidupan di
masa yang akan datang.
D. Metodologi Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
12
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Yaitu pengamatan,
wawancara, atau penelaahan dokumen.10
Karena peneliti bermaksud untuk
meneliti sesuatu secara mendalam. Maka yang menjadi fokus studi adalah
implementasi praktek pemberdayaan yang dilakukan oleh Bank Sampah di
Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan. Dari
fakta yang dilihat penelitian ini meneliti apa dampak dari pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan oleh Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang
Indah.
Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan.
Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung
hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka
dan dapat lebih menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh bersama terhadap
pola-pola nilai yang dihadapi.
b. Sumber Data
Data Primer adalah data yang belum tersedia untuk menjawab
masalah penelitian, dan harus diperoleh dari sumber aslinya.
Peneliti mendapatkan data ini pada saat penelitian berlangsung,
data primer yang dimaksud adalah karya-karya ilmiah yang
memuat tema penanggulangan dan pemanfaatan sampah serta
pembangunan lingkungan. Data primer juga berupa data observasi
10
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008). Cet. Ke-25, h.9-10.
13
lokasi Bank Sampah melati Bersih di RW 09 dan 13 Perumahan
Bukit Pamulang Indah selain itu peneliti melakukan wawancara
kepada pihak Bank Sampah, Nasabah, Pemilik Lapak, dan Warga
RW 09 dan 13 Perumahan Bukit Pamulang Indah. Data ini sudah
di jelaskan pada teknik pengumpulan data wawancara.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan atau
dokumen yang berkaitan dengan penelitian dari sumber yang
terkait. Sumber sekunder ini dimaksudkan untuk memperkarya
pengetahuan dan mempertegas analisis persoalan yang sedang
diteliti. Peneliti melakukan pencarian data tertulis mengenai
kegiatan Bank Sampah di perumahan Bukit Pamulang Indah ini
pada saat sebelum dan sesudah melakukan penelitian, peneliti
mendapatkan data dan informasi mengenai kegiatan Bank Sampah
melalui kunjungan bersama yayasan Bunga Melati Indonesia Kota
Tangerang Selatan, kemudian melalui profil Bank Sampah,
Rencana Kerja Pengurus Bank Sampah, Laporan Harian
Penimbangan, Laporan Bulanan Penimbangan Bank sampah yang
peneliti dapatkan dari pihak Bank Sampah Melati Bersih dan Data
Nasabah RW 09 dan 13 perumahan Bukit Pamulang Indah. Tidak
lupa peneliti juga melakukan pencarian data tertulis lewat buku-
buku referensi yang menerangkan tentang Sampah.
14
c. Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di tempat penimbangan Bank
sampah Melati Bersih di Perumahan Bukit Pamulang Indah tangerang
Selatan. Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi tersebut
adalah dengan menggunakan metode Purposive. Metode ini adalah
menentukan lokasi penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Ada
beberapa pertimbangan mengapa peneliti melakukan penelitian di
lokasi tersebut yaitu:
a. Adanya informasi yang peneliti dapatkan dari pihak Yayasan
Bunga Melati Indonesia mengenai kegiatan Bank Sampah
Melati Bersih berbasis masyarakat di perumahan Bukit
Pamulang Indah RW 09 dan 13.
b. Lokasi Bank Sampah yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal
peneliti, sehingga menghemat waktu dan biaya.
Waktu penelitian yang peneliti lakukan yaitu untuk observasi
dan wawancara di mulai pada bulan Februari tepatnya tanggal 11
Februari 2013 sampai dengan waktu yang telah ditetapkan peneliti
tentukan sendiri yaitu pada tanggal 23 September 2013, dengan catatan
penelitian ini akan berakhir jika data-data yang diperlukan dalam
penelitian telah rampung atau dirasakan cukup. Sedangkan untuk hal-
hal yang lainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
Sebelumnya peneliti sudah mengantarkan surat perizinan di Bank
Sampah Melati bersih secara kekeluargaan atau informal, sehingga
15
peneliti bisa melakukan penelitian secara leluasa. Sampai dengan saat
ini pun peneliti masih datang ke Bank sampah Melati Bersih untuk
terus menjalin sillaturrahim.
d. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data ini, peneliti mengadakan penelitian
dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi, yaitu pengamatan berarti setiap kegiatan untuk
melakukan pengukuran, akan tetapi, observasi atau pengamatan dapat
pula memiliki arti yang lebih sempit, yaitu pengamatan dengan
menggunakan indera penglihatan tanpa mengajukan pertanyaan-
pertanyaan.11
dan pencatatan terhadap gejala objek yang akan diteliti
langsung dilapangan, karena metode observasi merupakan salah satu
teknik penelitian yang sangat penting bagi seorang peneliti secara
langsung di lapangan, yang artinya pengamatan dengan menggunakan
panca indra langsung yang terjadi di lembaga bernama Bank Sampah
Melati Bersih dan di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13
Tangerang Selatan. Peneliti datang ke lokasi penelitian yaitu seminggu
satu sampai tiga kali dalam rangka menyelami kehidupan subyek
selama mengikuti kegiatan Bank Sampah.
11
Adang Rukhiyat, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta:
CV.Tumaritis, 2003), edisi 3, h. 54.
16
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu peneliti dan responden.
Bentuk wawancara terbuka yaitu wawancara yang menggunakan
seperangkat pertanyaan dan cara penyampaiannya pun sama untuk
setiap responden. Jenis wawancara yang peneliti gunakan adalah
gabungan antara wawancara terbuka dengan wawancara terstruktur,
wawancara terbuka adalah suatu wawancara yang para subjeknya tahu
bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud
dan tujuan wawancara itu. Sedangkan wawancara terstruktur adalah
wawancara yang pewawancaraannya telah menciptakan sendiri
masalah dan pertanyaan-pertanyanan yang akan diajukan, wawancara
ini bertujuan untuk mencari jawaban terhadap hipotesa kerja.12
Peneliti pada penelitian ini melakukan wawancara dengan ibu Sari
selaku pimpinan Bank Sampah untuk mewawancarai mengenai sejarah,
visi, misi, struktur kepengurusan Bank Sampah Melati Bersih, program
kegiatan, sumber dana dan peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu
Djoni untuk mengetahui bentuk partisipasi dan kontribusi Bank Sampah
terhadap lingkungan perumahan Bukit Pamulang Indah, mulai dari
perencanaan kegiatan dan pelaksanaan kegiatan Bank Sampah yang
dilakukan di perumahan Bukit Pamulang Indah, kemudian melakukan
wawancara bersama Bapak Muhammad sa’id sebagai pengepul yang
12
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Alfabeta, 2010) h.74.
17
mempunyai lapak dan menampung sampah-sampah yang sudah di timbang
di perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13, kemudian melakukan
wawancara bersama Ibu Asih dan Ibu Ruth sebagai nasabah kegiatan Bank
Sampah Melati Bersih sekaligus warga RW 09, Untuk itu sebelum
peneliti melakukan wawancara terlebih dahulu peneliti membuat
pertanyaan-pertanyaan yang disusun dengan rapih dan siap diajukan
langsung ke responden. Guna memperoleh gambaran dan informasi yang
memungkinkan tentang kegiatan lembaga dalam pemberdayaan
masyarakat: studi kasus kegiatan Bank Sampah. Wawancara tersebut
dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2013, 27 Agustus 2013, 07 Oktober
2013. Alat Bantu yang digunakan peneliti meliputi alat tulis, dan
handphone.
e. Analisa Data
Analisis data menurut Moleong adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
santuan uraian dasar sehingga dapat ditentukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis
data bermaksud mengorganisasikan data, diantaranya mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan
mengkategorikanya.13
13
Adang Rukhiyat, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta:
CV.Tumaritis, 2003), edisi 3, h. 54.
18
Jadi dalam menganalisa data, peneliti memperoleh data dari
lapangan dan diolah serta dianalisa sesuai dengan kategori data yang
terkumpul yaitu observasi, wawancara dan dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan penelitian, dengan menggunakan analisa
deskriptif dan dengan menggunakan metode kualitatif yaitu untuk
mengetahui gambaran yang konkret tentang pemberdayaan masyarakat
yang dilakukan oleh Bank Sampah di perumahan Bukit Pamulang
Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan. Tahap reduksi data Langkah
ini melibatkan beberapa tahap, yaitu mengambil data tulisan atau
gambar yang telah dikumpulkan dengan mengunakan metode
wawancara dan pengambilan gambar selama proses pengumpulan data
di lokasi penelitian, kemudian data tersebut diberikan kategori-kategori
dengan istilah khusus. Seringkali istilah khusus ini didapat dari proses
wawancara dari informan-informan. Coding data bertujuan untuk
memudahkan dalam proses pengolahan data
f. Keabsahan Data
Teknik keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria:
a. Kreadibilitas (derajat kepercayaan) dengan teknik triagulasi yaitu
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1). Membandingkan
daa hasil wawancara (2). Membandingkan keadaan dan perpektif
seseoang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain
misalnya dalam hal ini peneliti membandingkan jawaban yang
19
diberikan oleh Koordinator Bank Sampah Melati Bersih dengan
Masyarakat (3). Membandingkan dokumen dengan unit analisis
b. Ketekunan atau pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan
atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-
hal tersebut secara rinci. Maksudnya peneliti hanya memusatkan
dan mencari jawaban sesuai dengan rumusan masalah saja.
Misalnya peneliti membandingkan jawaban pengurus dengan
jawaban nasabah Bank Sampah.
c. Kepastian dengan pemeriksaan audit kepastian. Audior dalam hal
ini adalah dosen pembimbing. Disini pemastian bahwa sesuatu itu
adalah objektif atau tidak bergamtung pada persetujuan beberapa
orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang.
Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif
sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang barulah dikatakan
objektif.
Untuk penulisan dan penyusunan skripsi, peneliti mengacu pada
buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Jakarta yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan II tahun 2007. Lokasi penelitian
sendiri akan dilakukan di lembaga yang bernama Bank Sampah Melati
Bersih perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Kota Tangerang
Selatan.
20
E. Tinjauan Pustaka
Dalam Penyusunan Skripsi ini sebelum peneliti mengadakan penelitian
lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah
awal yang peneliti tempuh adalah merangkai terlebih dahulu beberapa karya tulis
penelitian yang memiliki tema yang sama dengan yang akan peneliti teliti.
Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang peneliti teliti
sekarang tidak sama dengan peneliti sebelumnya.
Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan peneliti
akhirnya menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang memiliki tema
sama dengan yang akan peneliti teliti. Judul-judul tersebut antara lain adalah
Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah
Terpadu 3R (Reduce, Reuse, Dan Recycle) berbasis
Masyarakat
(studi kasus perumahan mustika tigaraksa tangerang)
Penulis : Nurapiah (2009)
Isi Pokok : Proses pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat
dengan teknik BEST menjadikan masyarakat yang
mandiri dan berdaya BEST dalam teknik pelaksanaanya
melalui beberapa tahapan proses pengelolaan sampah
terpadu berbasis masyarakat dengan
beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
tahap evaluasi dan monitoring dan tahap terminasi.
21
Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan daur Ulang
Sampah di Perumahan Griya Serpong Kademangan Setu
Tangerang Selatan Banten
Peneliti : Bagus Adhi Pratama (2012)
Isi Pokok : Penelitian nya Mengenai tahapan partisipai kegiatan daur
ulang sampah yang dilakukan oleh warga, programnya ini
telah berhasil memproduksi sampah organik menjadi pupuk
serta sampah anorganik menjadi barang yang bernilai,
keberhasilan kegiatan ini berpengaruh pada kebersihan
lingkungan di peumahan Griya Serpong dan dengan
kegiatan ini pula tempat pengolahan sampah terpadu
(TPST) menjadi icon Tangerang Selatan. Dalam
penanganan sampah sehingga berpengaruh terhadap warga
dari pihak institusi itu sendiri.
Sedangkan skripsi yang dibahas peneliti yaitu mengenai Pemberdayan
Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang
Indah Tangerang Selatan. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui
implementasi praktek pemberdayaan yang dilakukan oleh Bank Sampah dan apa
dampak dari pemberdayaan tersebut di daerah perumahan Bukit Pamulang Indah,
serta perbedaan lainya terletak pada lokasi penelitianya dan lembaga Bank
Sampah serta pengolahan sampahnya.
22
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan masalah dalam penelitian ini, peneliti
membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab yang mana perinciannya
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang beberapa pengertian dan penjelasan,
yaitu:
A. Pemberdayaan (Empowerment)
1. Pengertian Pemberdayaan (empowerment)
2. Modus-Modus Pemberdayaan
3. Metode-Metode Pemberdayaan
4. Kelembagaan
B. Sampah dan Pengolahannya
1. Pengertian Sampah
2. Pengolongan Sampah
23
3. Penjelasan Konsep 3R dalam Pengolahan
BAB III : Temuan Penelitian Profil Bank Sampah Melati Bersih dan
Profil
Nasabah RW 09 dan 13
BAB IV : Analisa Hasil Temuan Lapangan
A. Implementasi Praktek Pemberdayaan Masyarakat Oleh
Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW
09 dan 13
B. Dampak Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan
oleh Bank Sampah
BAB V : Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan secara singkat
berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian dan saran-
saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemberdayaan (Empowerment)
1. Pengertian Pemberdayaan (Empowerment)
Pemberdayaan adalah suatu cara dimana rakyat, organisasi, dan
komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas)
kehidupannya. Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang,
khususnya kelompok rentan dan lemah, untuk (a) memiliki akses terhadap
sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat
meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-
jasa yang mereka perlukan, dan (b) berpartisipasi dalam proses
pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.
Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses,
pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan
atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-
individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka
pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh
sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun
sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,
25
mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan
mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.1
Pemberdayaan merujuk pada pengertian perluasan kebebasan memilih
dan bertindak. Bagi masyarakat miskin, kebebasan ini sangat terbatas
karena ketidakmampuan bersuara (voicelessness) dan ketidak berdayaan
(powerlessness) dalam hubungannya dengan Negara dan pasar. Karena
kemiskinan adalah multi dimensi, masyarakat miskin membutuhkan
kemampuan pada tingkat individu (seperti kesehatan, pendidikan dan
perumahan) dan pada tingkat kolektif (seperti bertindak bersama untuk
mengatsi masalah). Memberdayakan masyarakat miskin dan terbelakang
menuntut upaya menghilangkan penyebab ketidakmampuan mereka
meningkatkan kualitas hidupnya.
Pemberdayaan merujuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok
rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan dan kemampuan
dalam:
a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki
kebebasan, dalam arti bukan bebas mengemukakan pendapat,
melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan dan bebas
dari kemiskinan ilmu.
1 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. (Bandung: PT Refika
Aditama, 2005), Cet Ke-1, h. 59.
26
b. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh
barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.
c. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-
keputusan yang mempengaruhi mereka.2
Dalam Ensiklopedi Indonesia, daya adalah kemampuan untuk
melakukan sesuatu atau kemampuan untuk usaha/bertindak.
2. Modus-Modus pemberdayaan
a. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat merupakan suatu proses intervensi
sosial (perubahan sosial yang terencana). Oleh karena itu, setiap
bentuk pemberdayaan masyarakat dapat dijelaskan dalam beberapa
tahap, sebagaimana yang dikembangkan oleh Adi, terdiri dari 7
tahapan, yakni tahap persiapan, tahap pengkajian (Assesment), tahap
pemformulasian rencana aksi (designing), tahap pelaksanaan program
(implementasi), tahap evaluasi dan tahap terminasi, tahapan tersebut
tergambar dalam figure berikut:
2 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2005), h. 58.
27
Tahapan Intervensi Pemberdayaan Masyarakat
↓
Sumber: Adi, h.181
Tahapan tersebut bukanlah sebuah tahapan yang kaku dan hierarkis
antara satu tahap lainnya, melainkan tahapan yang fleksibel, sesuai dengan
panah yang ada disebelah kiri, yang menunjukkan bahwa apabila satu
tahapan telah terlewati, masih membuka kemungkinan untuk kembali ke
tahapan sebelumnya, penjelasan tentang tahapan tersebut akan diuraikan
sebagai berikut:
Pertama: Tahap Persiapan. Tahapan persiapan ini sekurang-
kurangnya terdiri dari dua hal, yakni penyiapan petugas dan penyiapan
lapangan. Penyiapan petugas dilakukan untuk menyamakan persepsi
mengenai konsep yang akan dilaksanakan dalam program pemberdayaan
Persiapan
Pengkajian (Assesment)
Perencanaan alternative program atau kegiatan (designing)
Pemformulasian rencana aksi
Pelaksanaan program atau kegiatan
Evaluasi
Terminasi
28
masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesamaan pandangan
diantara tenaga pengubah (change agent), terutama apabila tim pengubah
berasal dari latar belakang disiplin ilmu yang berbeda. Sedangkan
penyiapan lapangan, dilakukan untuk memastikan layak atau tidaknya
suatu daerah menjadi tempat pemberdayaan masyarakat Change agent
juga melakukan kontak awal dengan penduduk setempat, baik secara
formal maupun informal.
Kedua: Tahap Assesment, yakni tahap pengkajian yang dilakukan
untuk mengindentifikasi masalah yang dirasakan kelompok sasaran
sehingga menemukan apa kebutuhan yang mereka rasakan (felt nedds) dan
juga apa sumber daya yang mereka miliki.
Ketiga: Tahap Perencanaan alternatif program atau kegiatan. Pada
tahap ini change agent secara partisipatif melibatkan warga untuk
merumuskan masalah yang mereka hadapi beserta solusi yang sebaiknya
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Penyusunan alternatif
program yang tepat, dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada,
dapat dipikirkan dan dirumuskan sebagai solusi dari masalah yang
dihadapi.
Keempat: Tahap Performulasian rencana aksi. Yakni tahap
menuangkan gagasan yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan
alternatif program kedalam pernyataan kegiatan (proposal) secara tertulis.
Peran change agent dalam tahap ini adalah membantu sasaran menuliskan
29
rumusan program mereka dalam format yang layak untuk diajukan kepada
penyandang dana.
Kelima: Tahap pelaksanaan program atau kegiatan atau
implementasi keberhasilan dari tahap ini tergantung dari kerjasama yang
baik antara change agent dengan warga masyarakat serta tokoh
masyarakat setempat. Adanya konflik diantara tiga komponen ini akan
sangat menganggu tahap pelaksanaan program atau kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
Keenam: Tahap evaluasi. Evaluasi atau pengawasan yang paling
tepat digunakan dalam program pemberdayaan masyarakat adalah evaluasi
internal, yakni evaluasi yang dilakukan oleh warga masyarakat sendiri.
Evaluasi dapat dilakukan pada input, proses dan juga pada hasil.
Ketujuh: tahap terminasi, yakni tahap “pemutusan” atau
pemberhentian program. Idealnya tahap ini dilakukan apabila masyarakat
atau komunitas sasaran benar-benar sudah “berdaya”. Pemutusan
hubungan dengan komunitas sasaran ini sebaiknya dilakukan secara pelan-
pelan, bertahap, tidak secara langsung ditinggalkan begitu saja oleh
change agent, sehingga dapat dipastikan ketika agen perubah keluar dari
komunitas tersebut, keadaan sudah jauh berubah dan komunitas sasaran
sudah relatif mandiri.3
b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
3 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan pembangunan masyarakat dan
Intervensi Komunitas, (Jakarta:FE UI, 2003), Cet. Ke-3, h. 179-196.
30
Mengetahui tujuan dari sebuah proses pemberdayaan merupakan
hal penting, karena adanya tujuan yang disepakati bersama dapat menjadi
motivasi bagi warga dalam turut berperan serta dalam proses
pemberdayaan. Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara
operasional, maka perlu untuk mengetahui fokus dan tujuan keberdayaan
yang dapat menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak. Keberhasilan
pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan mereka yang
menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat
kesejahteraan dan kemampuan kultur dan politis.
Secara umum rancangan Tujuan Pemberdayaan Masyarakat adalah :
a. Masyarakat memahami bahwa kemiskinan yang terjadi pada
dirinya dan lingkungannya. Tidak semata-mata karena nasib atau
keturunan, namun ada hal yang selama ini membuat mereka agar
tetap miskin.
b. Masyarakat tumbuh keterampilannya dalam hal membuat dan
mengelola kelembagaan serta jaringan yang berbasis pada minat,
kebutuhan, keswadayaan dan kemandirian.
c. Masyarakat tumbuh kesadaran, motivasi dan mau berperan serta
nyata dalam proses maupun mengembangkan hasil pembangunan.
d. Masyarakat memiliki wakil yang dipilih sendiri untuk menjadi
utusan dalam sebuah jejaring maupun forum konsultasi
pembangunan dalam rangka menumbuhkan posisi runding dan
posisi tawar untuk kebijakan-kebijakan pembangunan pada skala
31
lokal yang memihak dan lebih adil dalam mensejahterakan warga
yang masih tertinggal.
Pada tahap aplikasi, Pemberdayaan Masyarakat memiliki tujuan mencangkup 3
aspek,
1. Aspek Pembangunan Manusia
Masyarakat pelaku sekaligus sasaran dapat mencapai tataran
kondisi sebagai berikut: Mampu melakukan identifikasi penyebab
masalah kemiskinan, penyusunan skala prioritas pemecahan masalah,
penetapan pilihan pemecahan masalah, penyusunan rencana kegiatan
untuk memecahkan masalah, pelaksanaan rencana, pemantauan,
penilaian dan mempertanggungjawabkan proses maupun hasil yang
dicapai.
2. Aspek Pembagunan Ekonomi
Masyarakat pelaku sekaligus sasaran pemberdayaan masyarakat
mampu melakukan kegiatan lebih produktif yang terencana, baik
secara individu maupun kelompok sehingga dapat meningkatkan
penghasilan. Ukuran peningkatan penghasilan adalah dari dibawah
standar UMR menjadi sekurang-kurangnya sama dengan UMR.
3. Aspek Pembangunan Lingkungan atau Komunitas
Masyarakat pelaku sekaligus sasaran pemberdayaan masyarakat
mampu melakukan kegiatan pembagunan dalam upaya peningkatan
32
kualitas pemukiman, lingkungan maupun prasarana penunjang
kegiatan ekonomi masyarakat.
Menurut Adi, dalam konteks pembangunan, tujuan pemberdayaan
dapat berbeda sesuai dengan bidang pembangunan yang digapai.
Secara substansial tujuan pemberdayaan adalah untuk menjadikan
mereka yang kurang beruntung (disadvantages) atau yang tidak
berdaya (powerless) dapat menjadi berdaya (empowered). Dengan
demikian melalui pemberdayaan terjadi perubahan kondisi kearah yang
lebih baik.4
Dengan demikian tujuan pemberdayaan masyarakat adalah
menjadikan masyarakat dari tidak berdaya menjadi berdaya atau
mampu dan mandiri dalam berbagai sisi (aspek) pembangunan. Yakni
aspek ekonomi, pembangunan manusia dan lingkungan.
c. Strategi Pemberdayaan
Strategi Pemberdayaan Menurut Soetomo dan Jim Ife, sebagai berikut:
SOETOMO JIM IFE
1. Improvement vs Transformation
Proses pembangunan masyarakat adalah
adanya proses perubahan. Perubahan
yang dimaksud dapat merupakan
1. Proses dan Hasil
Sarana dan tujuan menjadi hal yang
penting dalam proses pemberdayaan
masyarakat. Proses yang harus
4 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. 2002. h. 163
33
perubahan alami yang tumbuh dari
dinamika masyarakat sendiri, dapat pula
merupakan perubahan yang
terencana.sebagai perubahan yang
terencana, pada umumnya dikenal
adanya target atas perubahan yang
diharapkan. Dilihat dari target atas
perubahan yang dikehendaki, apakah
merupakan perubahan yang sekedar
perbaikan dalam beberapa segi
kehidupan tanpa harus merombak sistem
dan struktur yang ada. Target utama
dalam proses pembangunan masyarakat
adalah perubahan structural. Sebagai
sarana pencapaian tujuan, karena
melalui struktur sosial yang baru
kemudian dapat dikembangkan kondisi
kehidupan yang lebih baik.
2. Proses dan hasil Material
Proses pengambilan keputusan
diusahakan dapat dilakukan untuk
masyarakat sendiri yang
mengakomondasi dari seluruh lapisan
yang ada.
melibatkan masyarakat tanpa partisipasi
penuh keterlibatan ini tidak akan
tercapai. Sarana dan tujuan tidak dapat
dipisahkan, jika kita menerima
pandangan bahwa mengubah sarana
dapat mengubah tujuan, maka proses
pemberdayaan masyarakat memiliki
nilai yang lebih dari sekedar
instrumental.
2. Integritas Sosial
Proses pemberdayaan masyarakat tidak
dapat dilakukan oleh pekerja masyarakat
dewan lokal atau departemen
pemerintah. Melainkan proses harus
melibatkan masyarakat itu sendiri.
Keterlibatan ini tak akan tercapai tanpa
partisipasi penuh. Proses pemberdayaan
masyarakat harus menjadi proses
masyarakat yang dimiliki, dikuasai dan
dilangsungkan oleh mereka sendiri.
Setiap masyarakat berbeda-beda, ia
memiliki karakteristik budaya,
geografis, sosial, politik, dan demografi
34
Pembangunan masyarakat adalah proses
menuju suatu kondisi dimana warga
masyarakat menjadi semakin kompeten
dan sensitive dalam menanggapi
persoalan-persoalan baik di lingkungan
komunitasnya sendiri maupun persoalan
yang berkaitan dengan hubungan
mereka dan masyarakat makronya.sudah
tentu prosesnya berjalan secara bertahap
dan kumulatif, dalam tahap yang lebih
lanjut akan menunjukkan tingkat
kopetensi dan tingkat kepekaan yang
semakin tinggi yang diwujudkan dalam
bentuk prakarsa, kreative, dan
partisipasi yang semakin meningkat.
3. Self Help vs Technocratic
Proses pemberdayaan masyarakat dapat
merupakan perubahan yang
menggunakan kekuatan, potensi dan
sumber-sumber dari masyarakat sendiri.
Pada umumnya perubahan tersebut
dipengaruhi baik oleh sumber dari
dalam maupun dari luar, perbedaanya
terletak pada sumber mana yang lebih
yang unik. Ia memiliki pemuka, masalah
dan aspirasi yang unik pula. Segala yang
berjalan di satu masyarakat belum tentu
dapat berjalan di masyarakat yang lain,
bahkan beresiko mengalami kegagalan
dan melemahkan pengalaman orang-
orang dari masyarakat tersebut.
3. Peningkatan Kesadaran
Gagasan yang sederhana mengenai
peningkatan kesadaran yaitu bahwa
orang-orang menerima penindasan
sebagai hal yang sedikit “normal” atau
“tak bisa dihindari” disebabkan oleh
legitimasi dari struktur dan wacana yang
menindas, dan sering kali tidak akan
mengakui atau menamai penindasan
mereka sendiri sehingga pengalaman
penindasan bersifat “dibawah sadar”.
Peningkatan kesadaran mungkin
menghasilkan perubahan pada beberapa
waktu mendatang, karena kondisi sosial,
ekonomi dan politik terus berubah.
Tetapi pada akhirnya, sebagai bagian
35
dominan masyarakat sendiri yang
menentukan apa yang menjadi
kebutuhannya, menentukan apa yang
harus dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut dan melaksanakan
sendiri langkah-langkah yang sudah
diputuskan dan direncanakan.
4. Uniformitas vs Variasi Lokal
Pendekatan yang lebih menitikberatkan
pada keseragaman biasanya diwujudkan
dalam bentuk program-program
pembangunan masyarakat yang
dirancang pada tingkat pusat, kemudian
diterapkan diseluruh masyarakat desa
yang ada tanpa memperhatikan
perbedaan karakteristik masing-masing
desa.
Pendekatan yang menekankan variasi
lokal menyadari bahwa program-
program pembangunan tidak dapat
dilakukan secara seragam, justru karena
masing-masing komunitas mempunyai
kondisi dan permasalahan yang berbeda.
dari proses pemberdayaan masyarakat,
masyarakat sendirilah yang harus
membuat keputusan tersebut, bukan
pekerja masyarakat.
4. Kerja sama
Tanpa adanya kerja sama dan komitmen
tidak akan ada masyarakat yang
berkompetisi untuk melakukan suatu
perubahan/kemajuan untuk
memberdayakan dirinya sendiri karena
kompetisi tak dapat dihindari sebagai
bagian dari sifat dasar manusia,
kompetisi itu menyenagkan dan
kompetisi membuat orang-orang lebih
percaya diri dan membangun karakter.
5. Langkah Pengembangan
Proses tersebut tidak dapat dipaksakan
agar proses berjalan dengan baik,
diperlukan langkah yang “natural” untuk
memulainya dan untuk mendorong
proses tersebut harus berjalan sesuai
dengan langkah masyarakat yang tidak
mungkin menjadi langkah yang
36
Apabila harus dilaksanakan dengan pola
yang seragam, maka yang akan terjadi
adalah kesenjangan antara program-
program pembangunan dengan
permasalahan dan kebutuhan riil yang
ada dalam masyarakat.5
diinginkan oleh pekerja masyarakat.
6. Perdamaian dan Tanpa
Kekerasan
Struktur yang mengabadikan
ketimpangan, kemiskinan, dan
penindasan perlu ditentang. Cara yang
dipakai oleh banyak institusi sosial
dilihat sebagai kekerasan karena cara
yang dipakai tersebut mengabadikan
struktur dan praktik penindasan.
Perpektif anti kekerasan harus lebih kuat
dan radikal dan mengharuskan keragu-
raguan terhadap struktur dan praktik
yang diterima
7. Konsensus
Pendekatan konsensus mencari
kesepakatan dan bertujuan mencapai
solusi dari seluruh kelompok atau
masyarakat. Konsensus merupakan
konsekuensi yang tidak dapat dielakkan
dari kekerasan dan influsivitas.
5 Soetomo, strategi-strategi pembangunan masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006), cet-1, h.44-78
37
Konsensus berarti bahwa
kelompok/masyarakat berkomitmen
terhadap proses yang mencoba mencari
solusi/serangkaian tindakan yang dapat
diterima dan dimiliki oleh setiap orang
dan keputusan yang diambil disetujui
oleh orang-orang yang sesuai dengan
kepentingan terbaik mereka semua
masyarakat pribumi tersebut dapat
melangsungkan struktur masyarakat
yang lebih kuat dan tampak sebagai
gaya hidup secara ekologis dan kearifan
pembuatan keputusan melalui striktur
konsensus merupakan sebuah pelajaran
yang dapat dipelajari oleh masyarakat
maju.
8. Membangun Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat melibatkan
pengembangan modal sosial,
memperkuat interaksi sosial dalam
masyarakat, menyatukan mereka, dan
membantu mereka untuk saling
berkomunikasi dengan cara yang dapat
38
mengarah pada dialog yang sejati,
pemahaman dan aksi sosial.
Meningkatkan rasa saling
ketergantungan untuk bisa
menyelesaikan tugas dan memberikan
peluang untuk interaksi formal maupun
informal. Membangun kepercayaan.6
3. Metode-metode Pemberdayaan
Partisipasi Sebagai Faktor Penting Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Pengertian Partisipasi menurut Uphoff dan Cohen (1979) yaitu,
menekankan pada rakyat memiliki peran dalam pembuatan keputusan.7
Partisipasi memiliki pengertian bahwa setiap program bukan dirancang
oleh orang luar kemudian masyarakat diminta ikut melaksanakannya,
tetapi program tersebut dirancang oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh
orang luar.8
Sebagaimana diketahui, pemberdayaan pada dasarnya merupakan
proses perubahan, dan salah satu bentuk perubahan yang diharapkan
6 Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif
Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2008),cet-
1,h 336-365
7 Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif
Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2008),cet-
1,h.296.
8 Ed. Rianingsih Djohani dkk, Berperan Bersama Berperan Setara, (Bandung:
Driya Media, 1996), cet-1, h.13.
39
adalah perubahan sikap dan perilaku. Partisipasi masyarakat yang semakin
meningkat, merupakan salah satu perwujudan dari perubahan sikap dan
perilaku tersebut. Dalam hal ini aktivitas lokal merupakan media dan
sarana bagi masyarakat dalam melaksanakan partisipasinya. Dalam hal ini,
kegiatan bank sampah merupakan media dan sarana bagi warga
Perumahan Bukit Pamulang Indah dalam melaksanakan partisipasinya.
Dengan demikian, pendekatan partisipatoris dilihat sebagai
pendekatan utama bagi yayasan bunga melati utama dalam strategi
pengelolaan sumber daya berbasis komunitas.
Berbicara mengenai partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan
masyarakat, dalam buku soetomo ada enam tafsiran dan makna yang
berbeda tentang partisipasi yang di inventarisir oleh Mikkelsen, pertama,
partisipasi adalah kotribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa
ikut serta dalam pengambilan keputusan. Kedua, partisipasi adalah usaha
membuat masyarakat semakin peka dalam meningkatkan kemauan
menerima dan kemampuan menanggapi proyek-proyek pembangunan.
Ketiga, partisipasi adalah proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa
orang atau kelompok terkait mengambil inisiatif dan menggunakan
kebebasannya untuk melakukan hal itu. Keempat, partisipasi adalah
pemantapan dialog antara masyarakat sekat dalam tempat dengan para
staff dalam melakukan persiapan, pelaksanaan, dan monitoring proyek,
agar memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak
sosial. Kelima, partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat
dalam perubahan yang ditentukannya sendiri. Keenam, partisipasi dalah
40
keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan
lingkungan mereka.9
Tiga alasan mengapa partisipasi masyarakat mempunyai sifat
sangat penting. Pertama partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna
memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap
masyarakatnya, tanpa kehadirannya, program pembangunan serta proyek-
proyek akan gagal, alasan kedua adalah bahwa masyarakat akan lebih
mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan
dalam proses persiapan dan perencanannya, karena mereka akan
mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa
memiliki terhadap proyek tersebut. Alasan ketiga yang mendorong adanya
partisipasi umum karena timbul anggapan bahwa merupakan suatu hak
demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat
mereka sendiri.
Mengingat pengelolaan lingkungan tujuan akhirnya adalah untuk
kepentingan masyarakat secara luas, maka unsur masyarakat menjadi titik
sentral yang harus mendapat perhatian utama dalam setiap kebijakan.
Dengan demikian masyarakat merupakan titik sentral dalam kebijaksanaan
pengelolaan lingkungan, sehingga pengelolaan terpadu dengan keterlibatan
masyarakat menjadi penting. Wujud keterlibatan tersebut dalam bentuk
peningkatan keberdayaan masyarakat agar mampu berperan serta dalam
pengambilan keputusan demi kepentingan umum untuk pelestarian
9 Soetomo, strategi-strategi pembangunan masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006), cet-1, h.438.
41
lingkungan. Selain itu masyarakat juga diharapkan mampu secara mandiri
membangun dan mengambil inisiatif lokal.
Dengan partisipasi warga Bukit Pamulang Indah dalam berbagai
tindakan bersama melalui kegiatan Bank Sampah, telah terjadi proses
belajar sosial yang kemudian dapat meningkatkan kapasitas warga Bukit
Pamulang Indah Pamulang untuk berpartisipasi secara lebih baik dalam
tindakan bersama warga dan yayasan Bunga Melati utama untuk pada
kegiatan Bank Sampah berikutnya.
Partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung
keberhasilan Bank Sampah, di lain pihak, juga dapat dikatakan bahwa
kegiatan Bank Sampah dalam meningkatkan kapasitas warga, termasuk
dalam berpartisipasi.
Peningkatan kapasitas masyarakat untuk berpartisipasi secara lebih
baik sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pemberdayaan juga
merupakan pencerminan, bahwa dalam pemberdayaan masyarakat lebih
memberikan fokus perhatian pada aspek manusia dan masyarakatnya
bukan semata-mata pada hasil secara fisik materiil.
4. Kelembagaan
Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma-norma dari
segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam
kehidupan masyarakat. Wujud yang kongkrit lembaga kemasyarakatan
tersebut adalah asosiasi (association).
42
Proses terbentuknya lembaga kemasyarakatan yaitu: (a) Proses
pelembagaan (institutionalization), yakni suatu proses yang dilewati oleh
suatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian drai salah
satu lembaga kemasyarakatan. Yang dimaksudkan ialah, sampai norma-
norma kemasyarakatan itu, oleh masyarakat dikenal, diakui,dihargai, dan
kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-harinya. (b) norma-norma yang
internalized, artinya adalah bahwa proses norma-norma kemasyarakatan
tidak hanya berhenti sampai pelembagaan saja. Akan tetapi mungkin
norma-norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota
masyarakat.10
B. Sampah dan Pengelolaannya
1. Pengertian Sampah
Pengertian sampah adalah suatu yang tidak dikehendaki lagi oleh
yang punya dan bersifat padat. Sementara UU No 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik
atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap
sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Sampah adalah buangan berupa bahan padat yang merupakan
polutan umum yang menyebabkan turunnya nilai estetika lingkungan,
membawa berbagai jenis penyakit, menurunkan nilai sumber daya,
10
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 1982), cet-38. h. 204
43
menimbulkan polusi, menyumbat saluran air, dan berbagai akibat negatif
lainnya.11
Departemen Kesehatan, mendefinisikan Sampah adalah benda
yang tidak dipakai, tidak diingini dan dibuang, yang berasal dari suatu
aktifitas dan bersifat padat, dan tidak termasuk buangan yang bersifat
biologis12
Sampah juga diartikan sebagai suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang
belum memiliki nilai ekonomis.
2. Penggolongan Sampah
Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada
yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar,
sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah
peternakan, sampah institusi/kantor/sekolah dan sebagainya. Berdasarkan
asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai
berikut:
a. Sampah Organik
Sampah organik yaitu sampah yang bias membusuk, karena
aktivitas mikroorganisme, dengan demikian pengelolaanya
menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan maupun dalam
11
Yul H Bahar, Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah, (Jakarta: PT.
Waca Utama Pramesti, 1986), cet-1. H.7.
12 Departemen Kesehatan. Pembuangan Sampah Jakarta, Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan. Depkes. 1997. H.2.
44
pembuangannya. Pembusukan sampah ini akan menghasilkan
antara lain, gasmetan, gas H2S yang bersifat beracun bagi tubuh.
Selain beracun H2S juga berbau busuk, jadi penumpukan sampah
yang membusuk tidak dapat dibenarkan. Di Negara yang sedang
berkembang seperti Indonesia sampah kebanyakan terdiri dari
sampah jenis ini.13
Sampah organik dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang
dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable.
Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alam.
Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik.
Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa
makanan, pembungkus (selain kertas, karet, dan plastik) tepung
sayuran, kulit buah, daun, dan ranting.
b. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik yaitu sampah yang tidak atau sulit
membusuk, biasanya terdiri atas kertas-kertas, plastik, logam,
gelas, karet, dan lainnya yang tidak dapat membusuk atau sulit
membusuk. Sampah ini apabila memungkinkan sebaiknya di daur
ulang sehingga dapat bermanfaat kembali, baik melalui suatu
proses atau secara langsung. Apabila tidak dapat di daur ulang,
maka diperlukan proses untuk memusnahkannya, seperti
13
Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), cet-7. H.153.
45
pembakaran, tetapi hasil dari pembakaran itu masih memerlukan
penanganan lebih lanjut.14
Sampah ini bisa disebut dengan anorganik yang dihasilkan
dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun
hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sebagian besar
anorganik tidak dapat diurai oleh alam/mikrooganisme secara
keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya
hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sampah
Sampah, baik kualitas maupun kualitasnya, sangat
dipengaruhi oleh barbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat.
Beberapa factor yang penting antara lain:
1. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa
semakin banyak penduduk, semakin banyak pula
sampahnya. Pengelolaan sampah ini pun berpacu dengan
laju pertambahan penduduk.
2. Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial
ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah perkapita
sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin
banyak bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas
sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan
14
Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), cet-7. H.153
46
yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan
persampahan. Kenaikan kesejahteraan ini pun akan
meningkatkan kegiatan konstruksi dan pembaharuan
bangunan-bangunan, transportasi pun bertambah, dan
produk pertanian, industri dan lain akan bertambah dengan
konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah.
3. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah
jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan
baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk
manufaktur yang semakin beragam pula.15
3. Penjelasan Konsep 3R dalam Pengelolaan Sampah
Salah satu upaya dalam mengatasi masalah persampahan di
Indonesia, dilakukan melalui program 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).
Program tersebut merupakan alternative pengurangan sampah dalam skala
luas dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Reduce, adalah
proses mengurangi sampah yang bisa dilaksanakan dengan cara membeli
produk yang tahan lama atau dikemas dengan packing yang tidak beracun.
Reuse, adalah kegiatan penggunaan kembali sampah secara langsung. Baik
untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain lebih dari satu
kali,contohnya menggunakan botol air minum ukuran gallon dengan
mengisinya kembali. Sedangkan Recycle, adalah memanfaatkan kembali
sampah setelah mengalami proses pengolahan, Recycle juga berarti
15
Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), cet-7. H.154
47
mengubah barang-barang lama sehingga bisa dibuat barang baru untuk
dipergunakan lagi.
Sampah Rumah Tangga, tindakan yang bias dilakukan adalah:
a. Reduce (Mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang
atau benda yang tidak terlalu kita butuhkan)
1) Kurangi pemakaian kantong plastik. Biasanya sampah rumah
tangga yang paling sering di jumpai adalah sampah dari kantong
plastik yang dipakai sekali lalu dibuang. Padahal, plastik adalah
sampah yang perlu ratusan tahun (200-300 tahun) untuk terurai
kembali. Karena itu, pakailah tas kain yang awet dan bisa dipakai
berulang-ulang.
2) Mengatur dan merencanakan pembelian kebutuhan rumah tangga
secara rutin misalnya sekali sebulan atau sekali seminggu.
3) Mengutamakan membeli produk berwadah, sehingga bisa diisi
ulang.
4) Memperbaiki barang-barang yang rusak (jika masih bisa
diperbaiki).
5) Membeli produk atau barang yang tahan lama.
b. Reuse (Memakai dan memanfaatkan kembali barang-barang yang
sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang baru)
1) Sampah rumah tangga yang bisa digunakan untuk dimanfaatkan
seperti: koran bekas, kardus bekas susu, kaleng susu, wadah sabun
lulur, dsb. Barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik
48
mungkin misalnya diolah menjadi tempat untuk menyimpan tusuk
gigi atau cotton-but.
2) Selain itu barang-barang bekas tersebut dapat dimanfaatkan oleh
anak-anak, misalnya memanfaatkan buku tulis lama jika masih ada
lembaran yang kosong bisa dipergunakan untuk corat coret, buku-
buku cerita lama dikumpulkan untuk perpustakaan mini di rumah
untuk mereka dan anak-anak sekitar rumah.
3) Menggunakan kembali kantong plastik belanja, untuk belanja
berikutnya.
c. Recycle (Mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru)
1) Sampah organik bisa di manfaatkan sebagai pupuk.
2) Sampah anorganik bisa di daur ulang menjadi sesuatu yang bisa
digunakan kembali contohnya: mendaur ulang kertas yang tidak di
gunakan menjadi kertas kembali, botol plastik bisa di sulap
menjadi tempat alat tulis, plastik detergen, susu, bisa di jadikan tas
cantik, dompet, dll.
3) Disetorkan ke bank sampah yang kemudian dikonversikan ke
tabungan.
49
BAB III
TEMUAN PENELITAN PROFIL BANK SAMPAH MELATI
BERSIH DI RW 09 dan 13
A. Profil Bank Sampah Melati Bersih
1. Sejarah Bank Sampah Melati Bersih BPI
Berawal dari kesadaran ibu-ibu pengurus akan kepedulian
lingkungan. Pada bulan juni 2012 berbincang-bincang ingin membuat
kegiatan Bank Sampah di lingkungan RW 09 dan 13 perumahan Bukit
Pamulang Indah. Terbentuklah pengurus Bank Sampah Melati bersih BPI,
Namun kesadaran warga belum terlalu banyak yang merespon positive
akan kegiatan tersebut. dikarenakan rasa gengsi yang tinggi dan kurang
menyadari pentingnya kebersihan lingkungan.
Pada tanggal 10 September 2012, atas ijin RT dan RW setempat,
bertempat di rumah yang juga digunakan sebagai Sekretariat Karang
Taruna, dilakukan penimbangan perdana sekaligus launching Bank
Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah.
Tak ada sampah yang disimpan/ditimbun, karena sampah yang
sudah melalui penimbangan dan dicatat dalam buku tabungan, langsung
dibawa oleh pihak pengepul, yang sebelumnya telah terjalin kerjasama.
Sampah yang dikumpulkan masih terbatas pada sampah kering atau biasa
disebut dengan sampah an-organik.
50
Warga yang mendaftar menjadi nasabah baru tercatat sekitar 20
orang, meskipun demikian, moment ini menjadi moment penting,
khususnya bagi perubahan pola pikir/paradigma warga masyarakat dalam
memperlakukan sampah, dan juga umumnya bagi perkembangan Bank
Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah di masa yang akan datang.
Pendirian Bank Sampah selain untuk menjamin tersediannya bahan
baku dalam rangka kontinuitas pembuatan produk kerajinan, juga
dimaksudkan untuk merubah cara pandang masyarakat terhadap
pengelolaan sampah yang lebih berwawasan lingkungan.
Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan
akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru
pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber
daya yang akan mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan. Bank
sampah sekaligus menjadi sebuah jaringan UKM Lingkungan dengan
sebuah gerakan dalam mewujudkan GO Green melalui pemanfaatan
sampah dalam penjualan produk go green, lingkungan sehat, dan
konsultan solusi manajemen sampah.1
2. Visi dan Misi
Visi
“Terwujudnya Bank Sampah yang mandiri untuk membangun
ekonomi kerakyatan serta lingkungan yang bersih dan hijau sehingga
tercipta masyarakat yang sehat”.
1 Wawancara penulis dengan Ibu Sari Nurlita, pada hari Senen,tanggal 24 juli
2013, pukul 16:00, di sekertariat Bank Sampah Melati Bersih BPI, Pamulang –
Tangerang Selatan.
51
Misi
Mengurangi jumlah timbunan sampah yang diangkut ke
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Mendayagunakan sampah menjadi barang bermanfaat sehingga
mempunyai nilai ekonomi dan potensi yang produktif dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Merubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah
secara benar dan ramah lingkungan.
Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Menciptakan lapangan pekerjaan.
Membudayakan ekonomi kerakyatan.2
3. Struktur Organisasi
Susunan organisasi merupakan elemen yang penting untuk
mencapai tujuan bersama. Di mana dalam struktur itu ada sebuah
mekanisme kepengurusan yang disusun atau dibangun secara teratur untuk
mencapai tujuan bersama. Karena aspek ini akan menjadi dasar dari bagian
dan mekanisme tugas dan tanggung jawab para pengurus yang terlibat,
selanjutnya akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas program.
2 Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012.
52
Susunan Pengurus
Penasehat : Ketua RW.09 dan RW.13
Pelindung : Ketua RT di Lingkungan RW.09
dan RW.13
Ketua : Sari Nurlita
Sekertaris : Endah Prabowo
Bendahara : Sumaryati Untung
Pengawas : Bapak Toban
Koordinator Nasabah : Iwuk Jhoni
Pemasaran : Nanda P3
4. Program Kegiatan
Ada dua kegiatan penting yang akan diberikan yaitu meningkatkan
pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill). Peningkatan
pengetahuan dilakukan dengan memberikan pendidikan berwawasan
lingkungan dan pengembangan usaha Bank Sampah, dengan cara
mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga yang ada
di rumah. Pemahaman warga belajar akan pendidikan berwawasan
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlakukan. Pendidikan
berwawasan lingkungan merupakan suatu proses penanaman nilai-nilai
serta pengembangan sikap dan perilaku sosial bagi anak-anak, anggota
keluarga lainnya dan masyarakat.
3 Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012.
53
1. Program Bank Sampah
Bank Sampah tempat menabung sampah dalam arti yang
sebenarnya, lebih jelas lagi nasabah (seseorang yang menjadi anggota
bank sampah ) menabung sampah mereka di bank sampah. Setiap
nasabah datang dengan lima kantong sampah yang berbeda. Kantong
yang berisi sebagai berikut :
a. Kantong berisi sampah botol/aqua gelas
b. Kantong berisi sampah plastik
c. Kantong berisi sampah kertas
d. Kantong berisi emberan
e. Dan lain-lain sesuai dengan price list yang telah dicantumkan
di lampiran.
Setelah masyarakat menabung sampah yang sudah dikelompokkan
sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor rekening
(018/BSM/09/2012) dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka
tertera nilai rupiah dari sampah yang sudah mereka tabung dan memang
bisa ditarik dalam bentuk rupiah (uang), perlu diketahui bahwasannya
sampah yang telah ditimbang langsung di bawa oleh pengepul yang
sebelumnya sudah terjalin kerja sama. Jadi sampah tidak ditimbun atau
disimpan melainkan langsung di bawa oleh pengepul. Bank sampah
memiliki alur kerja sebagai berikut:
54
Nasabah/Anggota
Sampah kering yang telah dipilah di rumah
Pendaftaran
Penimbangan
Dicatat dalam buku tabungan
Kegiatan bank sampah ini untuk memotivasi masyarakat dalam
mengelola sampah agar tidak menjadi bom sampah dikemudian hari, bank
sampah ini juga diusahakan menjadikan motivator masyarakat utnuk
membantu pemerintah daerah motivasi masyarakat memanfaatkan sampah
untuk berkreasi dengan karya berbahan baku sampah.
Sedangkan peningkatan keterampilan dilaksanakan dengan
memberikan bekal keahlian teknis.
2. Program kerajinan dari daur ulang sampah
Dalam pelatihan keterampilan teknik merajut/menyulam/menjahit
dengan bahan plastik olahan sampah akan diberikan melalui
demonstrasi/praktek, juga bimbingan instruktur/fasilitator. Dengan cara
demikian, diharapkan peserta didik dapat lebih mudah memahami materi
yang diberikan dan dapat langsung mempraktekannya. Untuk proses
merajut/menyulam dilakukan dengan tangan (hand made). Alat sulam
55
yang digunakan sederhana dan murah harganya. Sedangkan untuk
keterampilan menjahit menggunakan mesin jahit. Bahan yang digunakan
mudah didapatkan yang merupakan limbah plastik. Seperti bungkus kopi,
bungkus minuman saset yang bisa dijadikan tas, tempat aqua galon dll.
Dengan keterampilan yang diberikan, mereka dapat lebih kreatif dalam
menguasai teknik merajut/menyulam/menjahit. Tidak menutup
kemungkinan aneka jenis produk dapat dimunculkan/diciptakan begitu
juga dengan motif dan warna baru yang lebih bernuansa ke indonesiaan.4
5. Sumber Dana dan Kerja Sama
Dana yang Menunjang Pelaksanaan Kegiatan Bank Sampah Melati
Bersih selain berasal dari dana pribadi pengurus Bank Sampah, ada juga
dana dari donatur dan dana dari keuntungan setiap penimbangan dan
potongan tabungan nasabah sebesar 5%, serta dana dari lembaga yayasan
Bunga Melati Indonesia. Pendanaan dalam pelaksanaan program-program
kegiatan Bank Sampah dengan cara mengajukan ke instansi pemerintah
atau individu untuk membantu terselenggaranya pelaksanaan program.5
B. Profil Nasabah Bank Sampah Melati Bersih BPI
1. Nasabah RW 09
4 Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Bank Sampah Melati Bersih Tahun,
2012
5 Wawancara Pribadi dengan Ibu Sari Nurlita, Hari Senen, tanggal 26 Agustus
2013, pukul 16.00, di rumah Ibu Sari, di Blok f 1/2, Pamulang-Tangerang Selatan
56
“Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 terdiri dari 3 RT
dengan jumlah penduduk 120 KK.“6
Berdasarkan data yang didapat dari pengurus Bank Sampah
Melati Bersih masyarakat yang menjadi nasabah bank sampah hanya
42 orang. Berikut tabel data nasabah RW 09 Periode sept 2012-
agustus 2013 di perumahan Bukit Pamulang Indah yang sudah
penulis buat, sebagai berikut:
Tabel 1 Data Nasabah RW 09 Periode Sept 2012 – Agustus 2013
No No
Rek
Nama Nasabah L/P Usia Pekerjaan Mulai
Bergabung
1 004 Bu Casti P 52 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
2 006 Bu Titi P 56 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
3 007 Bu Joni Auri P 56 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
4 009 Bu Hinoto P 62 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
5 017 Bu Johni P 57 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
6 025 Bp Joko L 62 th Wiraswasta 13-sep-12
7 027 Bp Harto L 58 th Wiraswasta 13-sep-12
8 029 Nanda/krng taruna L 24 th Mahasiswa 13-sep-12
9 030 Mba asih P 37 th Pembantu Rumah
Tangga
17-sep-12
10 034 Bu Asrul P 54 th Guru 24-sep-12
11 035 Bu Ina Ifa P 41 th Ibu Rumah Tangga 27-sep-12
12 041 Bu Sisca P 57 th Ibu Rumah Tangga 04-oct-12
13 042 Rahman L 20 th Pelajar 04-oct-12
14 046 Bu Soni P 56 th Ibu Rumah Tangga 11-oct-12
6 Wawancara pribadi dengan Ibu Djoni, hari Selasa 27 Agustus 2013, pukul
15.30, di rumah Ibu Djoni, di Perum BPI Blok B2/12, Pamulang – Tangerang Selatan
57
15 048 Fuad Rizal L 22 th Mahasiswa 15-oct-12
16 052 Bu Fahri P 38 th Ibu Rumah Tangga 18-oct-12
17 053 Bu Agung P 44 th Ibu Rumah Tangga 29-oct-12
18 056 Mba Sri P 35 th Pembantu Rumah
Tangga
05-nov-12
19 057 Bu May P 35 th Ibu Rumah Tangga 05-nov-12
20 062 Nenek Farida P 60 th Pembantu Rumah
Tangga
08-Nov-12
21 063 Bu Sri P 45 th PNS 08-nov-12
22 065 Bu Yose P 56 th Pensiunan 08-nov-12
23 069 Bu Eni P 54 th Ibu Rumah Tangga 19-nov-12
24 071 Bu wati hamid P 55 th Ibu Rumah Tangga 03-dec-12
25 072 Bu Ayu P 42 th Ibu Rumah Tangga 06-dec-12
26 073 Bu Ani P 60 th Ibu Rumah Tangga 06-dec-12
27 075 Bu Lia P 45 th Ibu Rumah Tangga 06-dec-12
28 078 Bu Nur P 52 th Ibu Rumah Tangga 17-dec-12
29 084 Bu Rini Wawan P 56 th Ibu Rumah Tangga 24-dec-12
30 085 Bu Thufa P 57 th Ibu Rumah Tangga 27-dec-12
31 088 Mba Yati P 35 th Pembantu Rumah
Tangga
03-jan-13
32 091 Bu Ida Budi P 57 th Pensiunan 14-jan-13
33 092 Bu Ruth P 48 th Ibu Rumah Tangga 17 jan-13
34 099 Bu Ana Sukarya P 58 th Ibu Rumah Tangga 07-feb-13
35 100 Bu Yuli P 50 th Ibu Rumah Tangga 07-feb-13
36 106 Bu Siti P 40 th Ibu Rumah Tangga 25-feb-13
37 110 Bu Vivi P 48 th Ibu Rumah Tangga 29-apr-13
38 112 Bu Nengah P 60 th Ibu Rumah Tangga 02-mei-13
39 113 Bu Evi P 60 th Ibu Rumah Tangga 02-mei-13
40 114 Bu Edi P 41 th Ibu Rumah Tangga 06-mei-13
41 115 Bu Djayus P 72 th Ibu Rumah Tangga 09-mei-13
42 118 Bp Okti L 54 th PNS 12-mei-13
58
2. Nasabah RW 13
“Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 13 terdiri dari 4 RT
dengan jumlah penduduk 160 KK.“7
Berdasarkan data yang didapat dari pengurus Bank Sampah
Melati Bersih masyarakat yang menjadi nasabah Bank Sampah di
RW 13 sebanyak 80 orang. Berikut tabel data nasabah RW 13
Periode sept 2012 - agustus 2013 di perumahan Bukit Pamulang
Indah yang sudah penulis buat, sebagai berikut
Tabel 2 Data Nasabah RW 13 Periode Sept 2012 – Agustus 2013
No No
Rek
Nama Nasabah L/P Usia Pekerjaan Mulai
Bergabung
1 003 Bp Bambang Budi L 56 th Pensiunan 10-sep-12
2 005 Bu Sugino P 74 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
3 008 Bu Reni P 48 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
4 010 Ferdi L 35 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
5 011 Bu Narto L 60 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
6 012 Bp Bambang Sulis L 53 th Karyawan 10-sep-12
7 013 Bu Nunik P 40 th Karyawan 10-sep-12
8 014 Bp Susilo L 54 th Karyawan 10-sep-12
9 015 Bu Tarhadi P 40 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
10 016 Bu Nining/Aura P 38 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
11 018 Bu Sari P 43 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
12 019 Bu Nungki P 55 th Dosen 10-sep-12
13 020 Bu Untung R P 54 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
7 Wawancara Pribadi dengan Ibu Sari Nurlita, Hari Senen, tanggal 26 Agustus
2013, pukul 16.00, di rumah Ibu Sari, di Blok f 1/2, Pamulang-Tangerang Selatan
59
14 021 Bu Saodah P 48 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
15 022 Bu Harmen P 56 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
16 023 Bu Toban P 54 th Ibu Rumah Tangga 13-sep-12
17 024 Mba Samiyem P 54 th Pembantu Rumah
Tangga
13-sep-12
18 028 Bu Dirman Sekar P 56 th Ibu Rumah Tangga 13-sep-12
19 031 Mba Mun P 38 th Pembantu Rumah
Tangga
17-sep-12
20 032 Mba Eni P 35 th Pembantu Rumah
Tangga
20-sep-12
21 033 Bu Yanti Zul P 52 th Karyawan 20-sep-12
22 036 Bu Sri P 50 th Ibu Rumah Tangga 30-sep-12
23 037 Bu Yanti Yulianti P 40 th Ibu Rumah Tangga 30-sep-12
24 038 Bu Nunung P 50 th Guru 01-oct-12
25 039 Bu Sigit P 56 th Pensiunan 04-oct-12
26 040 Bu Budiyanto P 58 th Ibu Rumah Tangga 04-oct-12
27 043 Bu Ita P 43 th Ibu Rumah Tangga 04-oct-12
28 044 Bu Safri P 71 th Ibu Rumah Tangga 08-oct-12
29 045 Bu Rahmat P 74 th Ibu Rumah Tangga 08-oct-12
30 047 Atim P 22 th Mahasiswa 15-oct-12
31 049 Bu Priatna P 76 th Ibu Rumah Tangga 18-oct-12
32 050 Bu Yanti Cahyo P 56 th Pensiunan 18-oct-12
33 051 Bu Eva P 53 th PNS 18-oct-12
34 054 Bu Rusdi P 60 th Ibu Rumah Tangga 29-oct-12
35 055 Bu Maya Hendra P 62 th Ibu Rumah Tangga 01-nov-12
36 058 Bu Dirman H P 58 th Ibu Rumah Tangga 05-nov-12
37 059 Bu Ning Sri P 34 th Ibu Rumah Tangga 05-nov-12
38 060 Bu Tin P 56 th Ibu Rumah Tangga 05-nov-12
39 061 Mba Tati P 32 th Pembantu Rumah
Tangga
05-nov-12
40 064 Bu Krisna P 50 th PNS 08-nov-12
60
41 066 Arya L 38 th Karyawan 08-nov-12
42 067 Bu Ami P 40 th Ibu Rumah Tangga 19-nov-12
43 068 Bu Devi P 36 th Ibu Rumah Tangga 19-nov-12
44 070 Bu Pujadi P 68 th Ibu Rumah Tangga 19-nov-12
45 074 Bu Anna Thamrin P 44 th Ibu Rumah Tangga 13-dec-12
46 076 Bu Heni P 43 th Ibu Rumah tangga 13-dec-12
47 077 Bu Teti P 50 th Ibu Rumah Tangga 13-dec-12
48 079 Bu lia A P 44 th Ibu Rumah Tangga 22-dec-12
49 080 Bu Hj. Husni P 70 th Ibu Rumah Tangga 22-dec-12
50 081 Bu Yetty P 60 th Ibu Rumah Tangga 22-dec-12
51 082 Bu Widi P 52 th Ibu Rumah Tangga 22-dec-12
52 083 Bu Hj. Rini K P 60 th Ibu Rumah Tangga 22-dec-12
53 086 Bu Winarso P 57 th Ibu Rumah Tangga 27-dec-12
54 087 Bu Eka P 33 th Ibu Rumah Tangga 27-dec-12
55 089 Bu Themy P 54 th Ibu Rumah Tangga 03-jan-13
56 090 Bu Syahrial P 60 th Ibu Rumah Tangga 14-jan-13
57 093 Mba Yu’ti P 45 th Ibu Rumah Tangga 17-jan-13
58 094 Bu Tuti P 40 th Ibu Rumah Tangga 22-jan-13
59 095 Syaiful L 32 th Wiraswasta 22-jan-13
60 096 Bu Sita P 48 th Ibu Rumah Tangga 28-jan-13
61 097 Bu Allen P 45 th Ibu Rumah Tangga 31-jan-13
62 098 Bu Firhan P 44 th Ibu Rumah Tangga 07-feb-13
63 101 Bu Zahra P 35 th Ibu Rumah Tangga 11-feb-13
64 102 Bu Renny P 37 th Ibu Rumah Tangga 11-feb-13
65 103 Bu Manesa P 52 th Ibu Rumah Tangga 11-feb-13
66 104 Bu Anto P 60 th Ibu Rumah Tangga 25-feb-13
67 105 Bu Linda P 50 th Ibu Rumah Tangga 25-feb-13
68 107 Eyang Topo P 76 th Ibu Rumah Tangga 11-mar-13
69 108 Resminda - - - 11-mar-13
70 109 Fadli L 30 th Karyawan 11-mar-13
61
71 111 Bu Diyan P 53 th PNS 02-mei-13
72 116 Bp Gani L 78 th Pensiunan 09-mei-13
73 117 Ramadhan L 18 th Pelajar 13-mei-13
74 119 Bu Mia P 56 th Ibu Rumah Tangga 13-mei-13
75 120 Bu Yuli P 52 th Ibu Rumah Tangga 16-mei-13
76 121 Bu Sri P 50 th Ibu Rumah Tangga 23-mei-13
77 122 Bu Neneng P 50 th Ibu Rumah Tangga 27-mei-13
78 123 Bu Untoro P 58 th Ibu Rumah Tangga 22-apr-13
79 124 Rafli L 11 th Pelajar 22-apr-13
80 026 Yay. Bunga Melati - - - 13-sep-12
Data nasabah di perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 jika
dilihat berdasarkan jumlah pendapatan dari tabungan sampah perbulan
nya.
Tabel 3 Data Nasabah RW 09 Sesuai Dengan Pendapatan Per Bulan
No No
Rek
Nama Nasabah L/P K1 K2 K3
1 004 Bu Casti P
2 006 Bu Titi P
3 007 Bu Joni Auri P
4 009 Bu Hinoto P
5 017 Bu Jonni P
6 025 Bp Joko L
7 027 Bp Harto L
8 029 Nanda/krng taruna L
9 030 Mba Asih P
10 034 Bu Asrul P
11 035 Bu Ina Ifa P
62
12 041 Bu Sisca P
13 042 Rahman L
14 046 Bu Soni P
15 048 Fuad Rizal L
16 052 Bu Fahri P
17 053 Bu Agung P
18 056 Mba Sri P
19 057 Bu May P
20 062 Nenek Farida P
21 063 Bu Sri P
22 065 Bu Yose P
23 069 Bu Eni P
24 071 Bu Wati Hamid P
25 072 Bu Ayu P
26 073 Bu Ani P
27 075 Bu Lia P
28 078 Bu Nur P
29 084 Bu Rini Wawan P
30 085 Bu Thufa P
31 088 Mba Yati P
32 091 bu Ida Budi P
33 092 Bu Ruth P
34 099 Bu Ana Sukarya P
35 100 Bu Yuli P
36 106 Bu Siti P
37 110 Bu Vivi P
38 112 Bu Nengah P
39 113 Bu Evi P
40 114 Bu Edi P
41 115 Bu Djayus P
63
42 118 Bp Okti L
Data nasabah di perumahan Bukit Pamulang Indah RW 13 jika
dilihat berdasarkan jumlah pendapatan dari tabungan sampah perbulan nya
Tabel 4 Data Nasabah RW 13 Sesuai Dengan Pendapatan Per Bulan
No No
Rek
Nama Nasabah L/P K1 K2 K3
1 003 Bp Bambang L
2 005 Bu Sugiono P
3 008 Bu Reni H P
4 010 Ferdi L
5 011 Bu Narto P
6 012 Bp Bambang Sulis L
7 013 Bu Nunik P
8 014 Bp Susilo L
9 015 Bu Tarhadi P
10 016 Bu Nining/Aura P
11 018 Bu Sari P
12 019 Bu Nungki P
13 020 Bu Untung R P
14 021 Bu Saodah P
15 022 Bu Harmen P
16 023 Bu Toban P
17 024 Mba Samiyem P
18 026 Yay Bunga Melati
19 028 Bu Dirman Sekar P
20 031 Mba Mun P
21 032 Mba Eni P
64
22 033 Bu Yanti Zul P
23 036 Bu Sri P
24 037 Bu Yanti Yulianti P
25 038 Bu Nunung P
26 039 Bu Sigit P
27 040 Bu Budiyanto P
28 043 Bu Ita P
29 044 Bu Safri P
30 045 Bu Rahmat P
31 047 Atim P
32 049 Bu Priatna P
33 050 Bu Yanti Cahyo P
34 051 Bu Eva P
35 054 Bu Rusdi P
36 055 Bu Maya Hendra P
37 058 Bu Dirman Hebring P
38 059 Bu Ning Sri P
39 060 Bu Tin P
40 061 Mba Tati P
41 064 Bu Krisna P
42 066 Arya L
43 067 Bu Ami P
44 068 Bu Devi P
45 070 Bu Pujadi P
46 074 Bu Anna Thamrin P
47 076 Bu Heni P
48 077 Bu Teti P
49 079 Bu Lia A P
50 080 Bu Hj. Husni P
51 081 Bu Yetty P
65
52 082 Bu Widi P
53 083 Bu Hj. Rini Karjo P
54 086 Bu Winarso P
55 087 Bu Eka P
56 089 Bu Themy P
57 090 Bu Syahrial P
58 093 Mba Yu’ti P
59 094 Bu Tuti P
60 095 Syaiful P
61 096 Bu Sita P
62 097 Bu Allen P
63 098 Bu Firhan P
64 101 Bu Zahra P
65 102 Bu Renny P
66 103 Bu Manesa P
67 104 Bu Anto P
68 105 Bu Linda P
69 107 Eyang Topo P
70 108 Resminda
71 109 Fadli L
72 111 Bu Diyan P
73 116 Bp Gani L
74 117 Ramadhan L
75 119 Bu Mia P
76 120 Bu Yuli P
77 121 Bu Sri P
78 122 Bu Neneng P
79 123 Bu Untoro P
80 124 Rafli L
66
3. Strategi Bank Sampah
Bank Sampah Melati Bersih RW 09dan 13 mempunyai Strategi
dalam pemberdayaan masyarakat, strategi yang dilakukan Bank
Sampah Melati Bersih diantaranya:
a. Melakukan kampanye hidup bersih dan go green
b. Menciptakan kesadaran kebersihan lingkungan kepada masyarakat
dan generasi muda untuk ikut serta mengelola sampah mereka.
c. Menyelengarakan pelatihan dan pembinaan
d. Melakukan kerja sama dengan pabrik, pengusaha, dan instansi
dibidang pengolahan dan daur ulang sampah.8
4. Mekanisme Bank sampah
Bank Sampah Melati Bersih mempunyai Mekanisme yang berlaku
untuk RW 09 dan 13 di perumahan Bukit Pamulang Indah antara lain:
a. Keanggotaan Bank Sampah Melati Bersih bersifat terbuka untuk
umum, dapat berupa perorangan maupun kelompok masyarakat,
sekolah, lembaga pemerintah dan/atau swasta. Warga
masyarakat/Kelompok Masyarakat/Lembaga terlebih dahulu
mendaftar menjadi Anggota/Nasabah Bank Sampah Melati Bersih.
Anggota/Nasabah Bank Sampah Melati Bersih akan mendapatkan
sejenis nomor rekening dan Buku Tabungan Bank Sampah Melati
8 Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012.
67
Bersih. Anggota/Nasabah Bank Sampah Melati Bersih kemudian
mengumpulkan dan memilah sampah sesuai jenisnya. Sampah
yang dikumpulkan/dikelola adalah sampah an-organik. Jenis
sampah dan harga setiap jenis telah ditentukan dan disepakati
bersama antara Pengurus dan Lapak Bank Sampah Melati Bersih.
b. Bank Sampah Melati Bersih beroperasi 1 - 2 kali dalam seminggu
atau pun setiap 2 minggu sekali. Pada hakikatnya ketentuan waktu
operasional ditentukan melalui kesepakatan pengurus. Pada waktu
yang telah disepakati, Anggota/Nasabah menyetorkan sampah
terpilah ke Bank Sampah Melati Bersih dan juga menyerahkan
Buku Tabungan ke petugas Bank Sampah Melati Bersih
c. Sampah Anggota/Nasabah ditimbang. Penimbangan dilakukan
sesuai nomor urut antrian dan dilaksanakan oleh petugas Lapak
Bank Sampah Melati Bersih. Jumlah berat minimal sampah yang
bisa disetorkan adalah 1 (satu) kilogram/jenis.
d. Sampah Anggota/Nasabah dicatat sesuai berat dan jenisnya.
e. Catatan hasil penimbangan, dikonversikan ke nilai rupiah yang
kemudian dicatat dalam Buku Tabungan Anggota/Nasabah.
Setelah dicatat, Buku Tabungan diserahkan kembali kepada
Anggota/Nasabah.
Jenis Tabungan yang tersedia adalah:
1. Tabungan Hari Raya (diambil pada saat menjelang kebutuhan
Hari Raya)
68
2. Tabungan Pendidikan (diambil pada saat menjelang tahun
ajaran baru sekolah)
3. Tabungan Reguler (diambil setiap 3 (tiga) bulan sekali)
4. Tabungan Sosial (tabungan bersifat infaq, yang akan disalurkan
dalam bentuk bantuan sosial ke lembaga-lembaga sosial,
bantuan bencana, bantuan pemeliharaan/penghijauan
lingkungan dan atau sesuai permintaan Anggota/Nasabah9
C. Pemberdayaan/Praktek
Program pemberdayaan adalah program pembelajaran dimana masyarakat
belajar untuk berpartisipasi dalam sebuah program pemberdayaan namun
partisipasi tidak akan terjadi tanpa adanya kemauan dan kesadaran masyarakat
terhadap program Bank Sampah Melati Bersih. Tujuan akhir dari sebuah
program pemberdayaan yakni keberlanjutan. Proses belajar sosial serta
perubahan sikap dan perilaku, nilai sosial. Dimana masyarakat bisa mandiri
secara komunitas, dalam hal ini pengurus melakukan sosialisasi kepada
masyarakat mengenai sampah, juga berinteraksi untuk mau ikut memilah
sampah-sampah rumah tangga. Setiap kali penimbangan masyarakat sudah
membawa sampah yang sudah di pisahkan dari jenis-jenisnya ke dalam
kantong kresek/karung. Pengurus Bank Sampah Melati Bersih kemudian
mencatat hasil sampah yang sudah ditimbang ke dalam buku tabungan
9 Artikel diakses pada 27 Agustus 2013 dari
http://banksampahmelatibersih.blogspot.com/
69
nasabah, setelah itu sampah yang sudah disetorkan dibawa oleh pihak
pengepul ke lapak nya di akasia pamulang.
Sampah yang tidak bisa ditimbang seperti bungkus kopi, sunglit, molto,
rinso, kantong kresek, bisa di manfaatkan menjadi kerajinan tangan, seperti
tempat pensil, tas, sarung aqua galon dll.
70
BAB IV
ANALISA HASIL TEMUAN PENELITIAN
Permasalahan mengenai sampah merupakan hal yang sangat membutuhan
perhatian khusus, karena sampah menjadi persoalan nasional. Kegagalan dalam
pengelolaan sampah berimbas pada menurunnya kualitas kesehatan warga
masyarakat, merusak estetika kota, dan dalam jangka panjang dapat
mempengaruhi arus investor ke daerah. polusi sampah mengakibatkan dampak
buruk yaitu pertama, terhadap kesehatan. Hal ini bisa mengakibatkan
meningkatnya penyakit infeksi saluran pencernaan, kolera, tifus, disentri, dll
karena faktor pembawa penyakit tersebut, terutama lalat, kecoa, meningkat akibat
sampah yang menggunung, khususnya di TPA, meningkatnya penyakit demam
berdarah, dsb.
Pebuangan sampah yang selama ini banyak dilakukan dengan
ditumpuknya dipinggir jalan, lalu tim pengerak pembersihan sampah mengambil
secara rutin, tapi bagaimana dengan masyarakat yang tinggal didaerah atau
rumahnya jauh dari jangkauan tim pengerak pembersihan sampah. Mungkin ini
yang menjadi pangkal masalah. Karena tidak menutup kemungkinan masyarakat
yang tinggal di perumahan pun membuang sampah ke sungai-sungai terdekat atau
hanya ditumpuk begitu saja dan dibakar.
Pembuangan sampah-sampah ke sungai, akan menyebabkan pencemaran
terhadap air sungai tersebut. Apalagi kalau ada sampah-sampah plastik yang tidak
bisa diuraikan oleh tanah, akan mengakibatkan menumpuknya sampah dan
71
limbah. Disaat musim hujan tiba, sungai tidak bisa menahan air sungai yang deras
dan akhirnya terjadilah pengikisan tanah dan sangat tidak sanggup menahan
tekanan air tadi lalu mencari daratan baru, yang akhirnya meluap kepermukaan
dan akan menyebabkan banjir.
Kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan hidup belum
optimal bahkan cenderung banyak masyarakat yang mengabaikannya. Sehingga
hal ini banyak menimbulkan bencana seperti banjir, tanah longsor. Bahkan
lingkungan yang buruk juga menimbulkan berbagai macam penyakit di
masyarakat seperti Demam Berdarah (DB), Chikungunya dan lain-lain. Untuk itu
Bank Sampah Melati Bersih membantu masyarakat dalam pengelolaan sampah
rumah tangga melalui pemahaman berwawasan lingkungan kepada masyarakat
agar mereka tau dan peduli terhadap pengelolaan lingkungan hidup.
Bank Sampah Melati Bersih Berlokasi di Perumahan Bukit Pamulang
Indah RW 09 dan 13, Pamulang, Tangerang Selatan ini bertujuan agar masyarakat
mau memilah sampah organik dan anorganik sehingga bisa dimanfaatkan dan
tidak membuangnya lagi di sungai guna Mengurangi resiko banjir. di lingkungan
perumahan bukit pamulang indah sekaligus mengajarkan masyarakat untuk
mencintai lingkungan sekitar.
“Bank Sampah adalah wadah tempat mengumpulkan sampah anorganik yang
biasanya dibuang ke tempat sampah, sekarang di setor ke bank sampah menjadi
nilai ekonomis”1
1 Wawancara pribadi dengan Ibu Ruth selaku Nasabah bank sampah, hari Selasa
27 Agustus 2013, pukul 16.50, di Perum BPI Blok F1/2, Pamulang – Tangerang Selata
72
Dari hasil penelitian menunjukkan bawha sebelum melaksanakan program
kegiatan, terlebih dulu pengurus membuat sebuah perencanaan kerja yang menjadi
target dalam mencapai tujuan yang di rencanakan.
Diharapkan dengan adanya kegiatan bank sampah sekaligus pemberdayaan
masyarakat melalui kegiatan ini, bisa merubah paradigma masyarakat terhadap
sampah. Dan mengubah pola pikir masyarakat yang mengatakan sampah sebagai
bahan menjijikan dan tidak bisa dimanfaatkan. Pemberdayaan ini dilihat dari
kerangka implementasi dan dampak Bank Sampah untuk lingkungan.
A. Implementasi Praktek Pemberdayaan Yang Dilakukan Oleh Bank
Sampah
Dalam buku Berbuat Bersama Berperan setara yang memuat acuan penerapan
Participatory Rural Appraisal (PRA) karangan Ed. Rianigsih Djohani dkk pada
Halaman 30 terdapat daur program yaitu :
a. Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan kebutuhan seringkali disebut pengenalan masalah, karena
biasanya masyarakat memiliki masalah-masalah yang menimbulkan
kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk mengatasi masalah yang menganggu
kesejahteraan hidup mereka.
“Sampah yang ada di RW 09 dan 13 keberadaanya sudah meresahkan,
terkait dengan volume sampah yang semakin hari semakin menumpuk,
73
sehingga muncullah kebutuhan untuk membangun bank sampah, agar
sampah bisa diolah, dimanfaatkan dan mengurangi volume sampah”.2
Sampah yang ada di RW 09 dan 13 menjadi masalah yang belum
terselesaikan, sehingga muncullah ide masyarakat untuk bisa
memanfaatkan sampah dengan membangun bank sampah untuk
Mengurangi volume sampah di lingkungan perumahan Bukit Pamulang
Indah.
b. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan mencantumkan apa yang akan dilakukan, siapa
yang akan melakukanya dan kapan waktu pelaksanaanya.
1. Pembangunan Bank Sampah
Pada tahapan perencanaan kegiatan, warga yang sudah siap untuk
menjadi pengurus berjumlah enam orang, melakukan perkumpulan untuk
membahas perencanaan kegiatan bank sampah di perumahan Bukit
Pamulang Indah. Menurut data penimbangan sampah yang peneliti
dapatkan, bahwa jumlah produksi sampah di perumahan Bukit Pamulang
Indah untuk bulan September 2012 – Agustus 2013 sebanyak 7,522,5 Kg –
7 ½
Ton.3
2 Wawancara pribadi dengan Ibu Sari Nurlita selaku Ketua Bank Sampah pada
hari senin 26 Agustus 2013, pukul 17.15 di di rumah Ibu sari, di Perum BPI Blok F1/2,
Pamulang – Tangerang Selatan
3 Laporan harian data penimbangan sampah bulan September 2012-Agustus
2013. Dilihat pada hari senin 26 Agustus 2013, pukul 16.30
74
Setelah warga yang siap menjadi pengurus sepakat untuk berencana
membangun Bank Sampah, langkah pertama yang diambil adalah
menghubungi pihak yayasan Bunga Melati Indonesia, untuk bisa
membantu merealisasikan pembangunan Bank Sampah di perumahan
bukit pamulang indah. Serta memotivasi pengurus untuk bisa mengajak
masyarakat memilah sampah rumah tangga.
2. Pembentukan Pengurus Bank Sampah Melati Bersih BPI
Pembentukan suatu organisasi warga untuk menyukseskan
program Bank Sampah berbasis masyarakat yang konsen terhadap
penanganan, pengelolaan dan pengolahan sampah di perumahan Bukit
Pamulang Indah, maka secara resmi pengurus Bank Sampah mendapatkan
pelatihan keuangan administrasi dan management pengelolaan Bank
Sampah oleh yayasan Bunga Melati Indonesia.4
“Pada tanggal 10 september 2012 bertempat di rumah pengurus RW
09, kami membentuk dan meresmikan kepengurusan Bank Sampah yang
selanjutnya diberi nama Bank Sampah Melati Bersih BPI”.5
Pada tahapan pembentukan ini disusun pula visi, misi, struktur
organisasi, program kegiatan dan sumber dana bank sampah yang sudah
dipaparkan pada bab III sebelumnya halaman 49 s/d 55.
4 Wawancara pribadi dengan Ibu Sari Nurlita selaku Ketua Bank Sampah pada
hari senin 26 Agustus 2013, pukul 17.15 di di rumah Ibu sari, di Perum BPI Blok F1/2,
Pamulang – Tangerang Selatan
5 Wawancara pribadi dengan Ibu Sari Nurlita selaku Ketua Bank Sampah pada
hari senin 26 Agustus 2013, pukul 17.15 di di rumah Ibu sari, di Perum BPI Blok F1/2,
Pamulang – Tangerang Selatan
75
Teknik pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah di
perumahan Bukit Pamulang Indah dengan Dengan adanya pemilahan
sampah rumah tangga sejak dari rumah, berarti ada pengurangan sampah
yang di buang ke TPA karena sampah anorganik di pilah, kemudian di
timbang oleh pengepul yang sebelumnya sudah terjalin kerja sama dengan
Bank Sampah Melati Bersih, kemudian untuk sampah yang tidak bisa
ditimbang bisa dijadikan produk recycle yang hasilnya bisa di jual kembali
dengan harga yang bervariasi dari mulai Rp 20.000 – Rp 50.000, untuk
sampah organik diolah menjadi kompos. Namun untuk tahap pembuatan
kompos di perumahan Bukit Pamulang Indah belum terlaksana. Melainkan
karena melakukan proses penghijauan terlebih dahulu, sehingga
masyarakat dianjurkan untuk menanam pohon di rumah mereka agar
kompos yang sudah terbuat nantinya tidak terbuang sia-sia.
Kemudian untuk biaya operasional kegiatan Bank Sampah tiap bulan
nya berasal dari hasil penimbangan sampah, berdasarkan harga jenis
sampah nasabah dan lapak yang berbeda, pengurus mendapatkan
keuntungan juga dari setiap penimbangan sampah dan pemotongan biaya
tabungan nasabah sebesar 5% setiap pengambilan uang tabungan.6 Berikut
tabel daftar harga dan jenis sampah di RW 09 dan 13 perumahan Bukit
Pamulang Indah.
6 Wawancara pribadi dengan Ibu Sari Nurlita selaku Ketua Bank Sampah pada
hari senin 26 Agustus 2013, pukul 16.30 di di rumah Ibu sari, di Perum BPI Blok F1/2,
Pamulang – Tangerang Selatan
76
Tabel 5 Daftar Harga dan Jenis Sampah
Kode Jenis Nasabah Lapak
1 Air kemasan gelas/botol bersih 2.500 3.000
2 PE Plastik 850 1.000
3 Tembaga 25.000 30.000
4 Kaleng Almunium 7.000 8.000
5 Kertas Semen/HVS/SWL/Koran 1.000 1.200
6 Kardus Jelek/Basah 500 700
7 Kardus Bersih 900 1.100
8 Besi 2.300 3.000
9 Kaleng 1.300 1.800
10 Aki 5.000 6.000
11 Kabin/Seng 2.200 2.700
12 Boncos 400 500
13 Emberan 1.500 2.500
14 Karpet Talang/Karpet Plastik 500 600
15 Majalah 800 1.000
16 VCD/Kristal 2.000 2.500
17 Botol Beling 150 200
18 Impact 500 800
Bank Sampah Melati Bersih beroperasi 1 - 2 kali dalam seminggu atau
pun setiap 2 minggu sekali. Pada hakikatnya ketentuan waktu operasional
ditentukan melalui kesepakatan pengurus.
c. Pelaksanaan Kegiatan
Untuk melaksanakan kegiatan, perlu diatur penjadwalan kegiatan,
termasuk pembagian tugas dan kelompok.
1. Pembagian Tugas dan Kelompok
Bank Sampah Melati Bersih memiliki enam pengurus didalamnya
yang bekerja sesuai bidang-bidang yang sudah ditetapkan pada tahap
perencanaan kegiatan sebelumnya. Selaku Penasehat dari Bank Sampah
77
Melati Bersih adalah Bapak Djoni selaku ketua RW 09 dan Bapak Marah
Indra Selaku Ketua RW 13 yang bertugas untuk:
Bertanggung jawab secara umum pelaksanaan kegiatan Bank Sampah.
Mengkoordinasikan dengan ketua pelaksana dalam menentukan
kegiatan bank sampah.
Menentukan kebijakan-kebijakan mengenai pelaksanaan kegiatan daur
ulang sampah.7
Ketua Bank Sampah sebagai Pelaksanaan Kegiatan yang diemban oleh
Ibu Sari Nurlita bertugas untuk:
Bertanggungjawab pada pelaksanaan kegiatan bank sampah
Menyusun program kegiatan bank sampah secara sistematis.
Memantau jalannya kegiatan bank sampah secara kontinyu
Mengatur dan menyusun pembagian tugas serta wewenang selama
kegiatan bank sampah berlangsung.
Menerapkan dan memantau pelaksanaan kebijakan yang telah
dikoordinasikan dengan penanggung jawab kegiatan.8
Sekertaris Bank Sampah Melati Bersih yang diamanatkan kepada Ibu
Endah Prabowo Nunik memiliki tugas untuk:
7 Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012
8 Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012
78
Membantu ketua pelaksana dalam menyusun program kerja bank
sampah
Membuat administrasi bank sampah
Menyusun laporan kegiatan bank sampah bersama ketua pelaksana.
Bidang Bendahara Bank Sampah Melati Bersih oleh Ibu Sumaryati
Untung bertugas untuk:
Membantu ketua pelaksana dalam perbendaharaan kegiatan bank
sampah
Mencatat pemasukan dan pengeluaran selama kegiatan bank sampah
berlangsung.
Mengeluarkan biaya kegiatan dengan seizing ketua dan penanggung
jawab kegiatan.
Mengkoordinasikan keadaan keuangan kepada ketua atau penanggung
jawab selama pelaksanaan kegiatan.
Membuat laporan keuangan pada akhir kegiatan bank sampah setiap
bulan nya.9
Untuk selanjutnya adalah seksi-seksi, bank sampah memiliki 3 seksi,
yaitu seksi Koordinator nasabah oleh Ibu Iwuk Johni dan Ibu Sarmini Budi
yang bertugas untuk mengatur kegiatan Bank Sampah pada saat
penimbangan berlangsung sampai selesai. Seksi pengawas oleh Ibu Toban
9 Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012
79
yang bertugas mengawasi proses pemilahan sampah masyarakat,
penimbangan dan pencatatan. Seksi pemasaran oleh Nanda P, seksi
pemasaran ini melihat ibu-ibu adalah orang pertama yang harus diberikan
pengertian tentang manfaat sampah, maka seksi pemasaran ini mengajak
ibu-ibu untuk bisa memilah sampah rumah tangga sehingga terbiasa dan
mau menjadi nasabah di bank sampah melati bersih.10
Kegiatan Bank Sampah Melati Bersih ini tidak ada campur tangan dari
kader atau anggota PKK yang ada di perumahan Bukit Pamulang Indah.
1. Sosialisasi Kepada Warga
Setelah mandapatkan respon positif dari pihak yayasan Bunga Melati
Indonesia, maka pengurus melakukan sosialisasi pada warga terkait untuk
merealisasikan rencana atau tujuan kegiatan bank sampah. Untuk
mencapai tujuan yang direncanakan tersebut adalah dengan melakukan
pendekatan dan berinteraksi secara baik kepada masyarakat RW 09 dan 13
juga melakukan sosialisasi mengenai sampah. Untuk menjalankan
kegiatan bank sampah dalam pemilahan sampah perlu adanya penyadaran
kepada masyarakat bahwa sampah tidak harus dimusuhi, tetapi bila dipilah
bisa menghasilkan nilai ekonomis. Hal tersebut diharapkan dapat
mengubah perilaku masyarakat agar mau memilah sampah. Menurut
keterangan ibu Djoni selaku ketua RW 09.
“Masyarakat yang tinggal di RW 09 terdiri dari dari 3 RT, dengan
jumlah 120 KK, namun yang ikut serta menjadi nasabah di RW 09 hanya
10
Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012
80
42 nasabah, tidak terlalu banyak karena rata-rata masyarakat yang tinggal
di RW 09 adalah pensiunan yang hanya tinggal berdua dengan istri dan
pembantu, anak-anaknya sudah berumah tangga dan mempunyai rumah
sendiri sehingga jumlah sampah yang diperoleh tidak terlampau banyak.”11
Jika dibandingkan dengan RW 13 yang berjumlah 80 nasabah dari 160
KK yang terdiri dari 4 RT yang rata-rata masyarakat yang tinggal di
lingkungan RW 13 masih dalam usia produktif.
“Banyak Kendala waktu awal perencanaan kegiatan Bank Sampah ini
karena ketua RW 13 yang ngga setuju”.12
Awalnya banyak kendala yang dihadapi ibu-ibu pengurus Bank
Sampah BPI dalam melakukan kegiatan ini, karena kebanyakan dari
masyarakat kurang menerima dan tidak mau ikut serta menjadi nasabah
begitu juga ketua RW 13 yang kurang setuju di kira, sampah yang sudah di
kumpulkan lalu ditimbang nantinya di timbun di salah satu lahan sehingga
akan menyebabkan bau yang tidak sedap, dapat menganggu, pemadangan
yang kurang bagus, juga mengambil jatah pemulung yang ada di
lingkungan perumahan Bukit Pamulang Indah, namun setelah ibu-ibu
pengurus melakukan sosialisasi mengenai alur kerja Bank Sampah ini,
Masyarakat mulai menyadari bahwa hadirnya Bank Sampah di lingkungan
mereka memberikan dampak positif, sehingga pemulung yang sering
berkeliaran di sekitar rumah warga sudah semakin jarang dan sampah yang
11
Wawancara pribadi dengan Ibu Djoni, hari Selasa 27 Agustus 2013, pukul
15.30, di rumah Ibu Djoni, di Perum BPI Blok B2/12, Pamulang – Tangerang Selatan
12 Wawancara pribadi dengan Ibu Sari Nurlita selaku Ketua Bank Sampah pada
hari senin 26 Agustus 2013, pukul 16.30 di rumah Ibu sari, di Perum BPI Blok F1/2,
Pamulang – Tangerang Selatan
81
tadinya berserakan sudah semakin berkurang. Akhirnya banyak warga RW
13 yang mau ikut bergabung memilah sampah rumah tangga dan menjadi
nasabah
2. Mekanisme Pengolahan Bank Sampah
Pelaksanaan kegiatan Bank Sampah Melati Bersih berbasis
masyarakat, maka tahap awal sebelum pengolahan sampah adalah tahap
pemilahan sampah yaitu memilah sampah antara organik dan anorganik
dan dipisahkan di wadah yang berbeda atau lebih tepatnya tidak
mencampur antara sampah organik dan anorganik.13
Tahap pemilahan ini adalah tanggung jawab semua warga yang
menjadi nasabah bank sampah, fokus dari perwadahan adalah agar sampah
organik tidak tercampur oleh sampah anorganik sehingga pengepul tidak
harus memisahkannya lagi ketika waktu penimbangan. Tahap ini
menunjukkan partisipasi warga dalam menyukseskan kegiatan bank
sampah, Walaupun belum semua warga ikut menjadi nasabah Bank
Sampah tetapi setidaknya mereka mau belajar memilah dan
menggolongkan sampah kedalam kantong kresek mereka. Kesadaran
warga dalam memilah sampah menjadi tolak ukur pengurus mengajarkan
dan mengajak warga untuk ikut berpartisipasi.
“Pada awalnya warga belum terbiasa memilah-milah sampah, karena
mereka belum mengetahui jenis-jenis sampah yang bisa di timbang, ada
juga yang Cuma pengen uang dari hasil timbangan sampahnya tapi tidak
13
Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012
82
mau memilah sampahnya sehingga meyulitkan pengurus dan pihak
pengepul yang mengangkut sampah warga”.14
Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif
dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari
tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian lingkungan.
Kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran atau dalam
bentuk materill. Keikutsertaan dan tenaga adalah bentuk yang paling dapat
dilihat dari suatu partisipasi. Keikutsertaan dapat dilihat dari adanya
masyarakat yang sudah melakukan pemilahan sampah yang menjadi
pengurus atau pun nasabah Bank Sampah yang namanya terdaftar dalam
catatan pembukuan Bank Sampah tersebut. Sedangkan tenaga dapat dilihat
dari adanya bantuan yang dilakukan saat kegiatan Bank Sampah
berlangsung, pengurus dan pengepullah yang melakukan proses
penimbangan serta pencatatan dalam buku besar. Namun bagi nasabah
baru yang belum mengerti cara memilah sampah biasanya bertanya kepada
pengurus atau nasabah lama yang sudah terbiasa memilah sampah rumah
tangga.
Dari observasi yang dilakukan peneliti, pelaksanaan kegiatan
Penimbangan Sampah berdasarkan waktu yang ditetapkan oleh Bank
Sampah ini. 1 minggu 2x Penimbangan yang dilakukan pada Hari Senen
dan Kamis pukul 16:00 sampai dengan 17:30 WIB. Untuk kegiatan
pelatihan kerajinan daur ulang sampah di lakukan dengan waktu yang
14
Wawancara pribadi dengan Ibu Djoni, hari Selasa 27 Agustus 2013, pukul
15.30, di rumah Ibu Djoni, di Perum BPI Blok B2/12, Pamulang – Tangerang Selatan
83
sudah ditetapkan pengurus 1 bulan sekali. Program ini diperuntukkan bagi
ibu-ibu yang mau belajar menjadi pengrajin dari hasil daur ulang sampah
dan mengisi waktu luang yang kosong.
Pelatihan kerajinan dalam bentuk daur ulang sampah juga menjadi
bentuk partisipasi masyarakat, untuk bisa mengatasi permasalahan sampah
yang ada yaitu daya tampung TPA yang sudah over capacity yang tidak
sebanding dengan jumlah sampah yang ada. Yang bisa menghasilkan nilai
ekonomis, kerajinan yang dihasilkan juga semakin menarik mulai dari
bahan bungkus kopi, rinso, minuman saset, kantong kresek, koran dll.
Untuk proses merajut dan menyulam dilakukan dengan tangan (hand
made). Alat sulam yang digunakan sederhana dan murah harganya juga.
Sedangkan untuk keterampilan menjahit menggunakan mesin jahit.
Dari tahapan pelaksanaan kegiatan pada mekanisme kegiatan bank
sampah peneliti berpendapat bahwa program pemberdayaan adalah
program pembelajaran, dimana masyarakat belajar untuk berpartisipasi
dalam sebuah program pemberdayaan, namun partisipasi tidak akan terjadi
tanpa adanya kemauan dan kesadaran masyarakat terhadap program, maka
perlu dilakukannya sosialisasi secara terus menerus. Partisipasi masyarakat
dalam program pemberdayaan mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan jangka
pendek dan tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendeknya adalah
tercapainya sebuah program dan tujuan jangka panjangnya adalah
perubahan sosial perilaku masyarakat untuk tidak membuang sampah
disembarang tempat dan menjaga lingkungan sekitar.
84
d. Pemantauan (Monitoring) dan Evaluasi Kegiatan
Semua kegiatan yang kemudian dilaksanakan perlu dipantau atau
diawasi secara berlanjut untuk melihat kesesuaianya dengan rencana yang
telah disusun. Jika menyimpang, tentu perlu diusahakan tindakan-tindakan
perbaikan agar dapat meluruskannya kembali. Setelah suatu tahapan kerja
selesai, maka hasilnya layak dievaluasi atau dinilai sejauh mana telah
mencapai tujuan program yang telah disepakati bersama.
Pengertian monitoring pemantauan secara terus menerus proses
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Monitoring dapat dilakukan
dengan cara mengikuti langsung kegiatan atau membaca hasil laporan dari
pelaksanaan kegiatan.15
Terdapat dua tahapan monitoring yang dilakukan
oleh Bank Sampah Melati Bersih BPI, yaitu internal monitoring dan
eksternal monitoring. Internal monitoring, dilakukan oleh pihak Bank
Sampah sendiri yaitu monitoring terhadap pembagian tugas dan kelompok
yang dilakukan pada tahapan pelaksanaan kegiatan, monitoring ini
diperlukan agar kegiatan tidak menyimpang dari tujuan awalnya, pengurus
setiap bulan membuat laporan keuangan masuk dan keluar kegiatan Bank
Sampah. Sedangkan eksternal monitoring, yaitu dilakukan oleh warga RW
09 dan 13 perumahan bukit pamulang indah terhadap kegiatan bank
sampah, warga berhak menegur bank sampah jika terjadi kekecewaan
terhadap kegiatan ini, karena warga percaya suksesnya kegiatan ini
memerlukan partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam menjaga
15
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2005), Cet Ke-1, h. 118.
85
lingkungan. Pihak Bank Sampah pun juga memberikan laporan harian data
penimbangan sampah ke pihak yayasan Bunga Melati Indonesia, sebagai
pemantauan terhadap progress kegiatan Bank Sampah di perumahan Bukit
Pamulang Indah. Pengertian evaluasi adalah pengidentifikasian
keberhasilan dan kegagalan suatu rencana kegiatan atau program.16
Pada
tahap evaluasi kegiatan, pihak Bank Sampah Melati Bersih meminta saran
dan penilaian dari warga mengenai kinerja Bank Sampah, laporan dan
penilaian ini akan dilakukan setiap bulannya. Evaluasi tersebut
dimaksudkan untuk:
1) Meninjau laporan keuangan yang masuk dan keluar setiap 1 bulan
sekali
2) Meninjau faktor-faktor pendukung dan penghambat pada saat
pelaksanaan kegiatan.
3) Mengukur prestasi dengan membandingkan hasil yang diharapkan
dengan kenyataan
4) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai
tujuan17
Secara teori praktek pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
Bank Sampah Melati Bersih sudah oke
16
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,(Bandung: PT
Refika Aditama, 2005), Cet Ke-1, h. 119. 17 Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012
86
B. Dampak Dari Pemberdayaan Masyarakat Yang Dilakukan Oleh
Bank Sampah di RW 09 dan 13 Perumahan Bukit Pamulang Indah
Dampak yang diberikan oleh Bank Sampah ini baru sebatas pada aspek
lingkungan. Karena Bank sampah bagi sebagian orang masih merupakan hal
yang baru. Sama halnya dengan bank-bank pada umumnya, di bank sampah
terjadi aktifitas menabung. Namun, jika di bank-bank pada umumnya kita
menabung dalam bentuk uang, di bank sampah kita tidak menabung uang,
tetapi sampah. Hasil tabungan sampah tersebut nantinya justru akan
memberikan penghasilan atau tabungan dalam bentuk uang, bagi nasabahnya
yang dapat diambil setelah jangka waktu tertentu. Nasabah pun juga memiliki
buku tabungan sebagai bukti menabung di bank sampah.
Bank Sampah Melati Bersih adalah suatu institusi yang didirikan dengan
tujuan mengurangi jumlah sampah buangan dengan mekanisme menabung
sampah yang masih memiliki nilai ekonomis sehingga mampu mengubah
image sampah yang notabennya negative menjelma menjadi barang bernilai
ekonomis.
Bank Sampah ini bekerja layaknya seperti bank yang melakukan setoran,
penarikan dan tabungan. Pengkonversian tabungan sampah menjadi tabungan
uang merupakan suatu bentuk perubahan yang ditawarkan oleh Bank Sampah
Melati Bersih BPI. Kontribusi awal pendirian bank sampah diantaranya peran
sertanya yayasan Bunga Melati Indonesia dalam memberikan donasi buku
tabungan nasabah sebanyak 100 buah serta pembuatan kaos bank sampah
87
untuk pengurus bank sampah melati bersih juga spanduk bank sampah yang
digunakan setiap penimbangan.
a. Kesadaran (Partisipasi)
Partisipasi adalah alat dan juga tujuan untuk terlaksana nya setiap
program yang ada di masyarakat, karena tanpa adanya pastiripasi
masyarakat, program kegiatan tidak akan berjalan dalam jangka waktu
yang lama.
Dengan adanya partisipasi dari masyarakat dalam sebuah program
pemberdayaan, maka tidak mustahil untuk mewujudkan warga yang
berdikari, karena tujuan akhir dari sebuah program pemberdayaan adalah
keberlanjutan, proses belajar sosial serta perubahan sikap dan perilaku atau
nilai. Keberlanjutan disini tidak hanya dalam tatanan bagaimana warga
dapat mandiri secara individu namun mereka mandiri secara komunitas,
kemandirian tersebut tidak akan berjalan lancar tanpa adanya intervensi
dari berbagai pihak luar.
Dampak Bank Sampah terhadap kebersihan lingkungan menjadi
bentuk tindakan dan pemikiran yang bertujuan untuk mewujudkan sebuah
cita-cita bersama menjaga kebersihan lingkungan dan menjadikan
lingkungan sehat dan bersih di perumahan Bukit Pamulang Indah.
Lingkungan di perumahan Bukit Pamulang Indah saat ini menjadi lebih
bersih tidak terlihat ada sampah anorganik yang berserakan di pinggir-
pinggir jalan.
88
“Suatu kegiatan yang baik, karena Mengurangi jumlah sampah yang
masuk ke tempat sampah sehingga lingkungan menjadi lebih bersih”18
Bank Sampah Melati Bersih juga bekerja sama dengan pihak
pengepul/lapak yang membeli sampah-sampah nasabah di perumahan
Bukit Pamulang Indah, jadi sampah-sampah yang dibawa oleh nasabah
setelah ditimbang, dicatat dalam buku besar langsung di bawa oleh
pengepul atau lapak.
Dengan adanya Bank Sampah Melati Bersih di perumahan Bukit
Pamulang Indah, 50% sampah anorganik berkurang dan bisa dimanfaatkan
menjadi olahan kerajinan tangan. Dan 50% sampah organik yang belum
bisa diolah karena masyarakat terlebih dulu diajarkan untuk cocok tanam
atau menanam di halaman rumahnya. Sampah organik diangkut ke TPA
oleh Dinas Kebersihan. Pengaruh yang dirasakan masyarakat dengan
adanya bank sampah cukup baik, mereka jadi termotivasi untuk lebih
semangat dalam mengumpulkan sampah rumah tangga. Mengurangi
jumlah pemulung yang masuk ke perumahan bukit pamulang indah.
b. Lingkungan Menjadi Lebih Bersih
Dampak yang dirasakan setelah adanya Bank Sampah di RW 09 dan
13 masyarakat jadi semakin rajin mengumpulkan sampah, bahkan ada
diantara masyarakat yang rela mengumpulkan sampah yang diambil dari
rumah saudara nya, acara hajatan, dsb. Terbukti selama peneliti melakukan
pengamatan di perumahan Bukit Pamulang Indah. Kegiatan Bank Sampah
18
Wawancara pribadi dengan Ibu Ruth selaku Nasabah bank sampah, hari Selasa
27 Agustus 2013, pukul 16.50, di Perum BPI Blok F1/2, Pamulang – Tangerang Selatan
89
ini sebagai media bagi warga perumahan Bukit Pamulang Indah dalam
melakukan partisipasinya sebagai wujud dari pemberdayaan masyarakat,
dan Bank Sampah setidaknya telah berhasil menciptakan proses belajar
masyarakat tentang arti pentingnya kita manusia sebagai khalifah di muka
bumi untuk berinteraksi dengan lingkungan kita melalui pemeliharaan dan
pelestarian lingkungan dan yang terpenting dari hasil sebuah program
pemberdayaan dalam kasus ini adalah kegiatan bank sampah bukanlah
hasil materill yang diinginkan, melainkan proses belajar masyarakatnya
dengan tujuan perubahan sikap dan perilaku masyarakat terhadap
lingkungannya sendiri.
“Tadinya daerah perumahan bukit pamulang indah sering banjir,
karena sampah di sungai meluap, tapi dengan adanya bank sampah, sungai
sekarang jadi bersih ngga ada yang buang sampahnya di sungai lagi”
Masyarakat diharapkan bisa terus belajar untuk memanfaatkan sampah
Hadirnya Bank Sampah diharapkan mampu menjadi alternatif pengolahan
sampah yang praktis dengan harapan lain mengubah kacamata masyarakat
pada umumnya untuk lebih memberdayakan sampah demi keberlanjutan
ekosistem lingkungan. Keselarasan dari semua pihak antara lingkungan
dan masyarakat menjadi tonggak dari lestarinya lingkungan hidup.
Masyarakat dapat menyebut keselaraan ini dengan sampah dari manusia,
untuk manusia dan keberlangsungan lingkungan hidup.
c. Kontribusi Ekonomi
Bank sampah juga meminimalisasi sampah di lingkungan sehingga
bermanfaat bagi warga karena ada nilai ekonomi di dalamnya yang
90
dihasilkan dari penjualan sampah tersebut walaupun tidak terlalu banyak
hanya sebatas mengumpulkan uang dari hasil tabungan sampah.
Dengan adanya Bank Sampah masyarakat sudah melaksanakan pola
hidup bersih dengan memilah sampah organik dan an organik, sehingga
terbebas dari bakteri, penyakit yang menempel pada sampah. Selain
memilah sampah, Bank Sampah juga memberikan motivasi kepada
masyarakat untuk belajar membuat kerajinan tangan dari daur ulang
sampah yang tidak bisa ditimbang seperti bungkus kopi, minuman saset,
rinso, sunglit, Koran, kantong kresek dll. Hasilnya pun cukup kreatif ada
yang dijadikan tas, dompet, sarung aqua gallon, vase bunga dsb. Dengan
harga yang bervariasi.
Saat ini masyarakat yang sudah menjadi nasabah/anggota di
perumahan Bukit Pamulang Indah berjumlah 122 Orang dengan rata-rata
penghasilanya di buat dalam bentuk kluster yakni K1 : Rp 200.000 -
Rp111.000
K2 : Rp 110.000 - Rp 81.000
K3 : Rp 80.000 - Rp 5.000
Berikut tabel data nasabah sesuai dengan pendapatan per-bulan yang sudah
di jumlahkan sesuai dengan klustenya sebagai berikut.
Tabel 6 Data Nasabah Sesuai dengan Pendapatan Per-Bulan
RW 09 RW 13
K1 K2 K3 K1 K2 K3
- 1 Nasabah 41 Nasabah - 1 Nasabah 79 Nasabah
Sumber: Company Laporan Data Nasabah September 2012 – Agustus
2013
91
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwasannya pendapatan setiap nasabah
di RW 09 dan 13 kebanyakan dari mereka berada di kluster tiga dengan
rata-rata penghasilan sebulan nya Rp 80.0000 – Rp 5.000, hanya 1 orang
dari RW 09 dan 13 yang penghasilan berada di kluster dua dengan rata-
rata Rp 110.000 – Rp. 81.000.
Bank sampah melati bersih sudah melakukan 82 kali penimbangan
terhitung sejak tanggal 10 september 2012 sampai dengan 29 Agustus
2013 jumlah uang yang sudah masuk sebesar Rp 14.232.575 dengan
jumlah nasabah 122 orang.
“Uang dari hasil penimbangan satu tahun kemarin alhamdulillah dapet
Rp 1.500.000 ibu pake untuk beli lemari pakaian.”19
Sudah banyak nasabah yang mengambil uang tabungan satu tahun, ada
yang uang nya dipergunakan untuk keperluan lebaran, pulang ke kampung
halaman, membeli sembako untuk lebaran dan di bawa ke kampung, dan
ada juga yang sudah bisa membeli lemari pakaian.
d. Aspek Lingkungan
Pemberdayaan ini hanya sebatas pemberdayaan pada aspek lingkungan
yang mana masyarakat sudah mau peduli terhadap lingkungan mereka
dengan mengumpulkan sampah kemudian memilahnya dan di tabung di
Bank Sampah. Dengan kegiatan Bank Sampah ini masyarakat sudah
belajar bagaimana mereka mengubah cara pandangnya terhadap sampah
19
Wawancara pribadi dengan Ibu Sari Nurlita selaku Ketua Bank Sampah pada
hari senin 7 Oktober 2013, pukul 16.30 di di rumah Ibu sari, di Perum BPI Blok F1/2,
Pamulang – Tangerang Selatan
92
rumah tangga yang selama ini di buang begitu saja kemudian diangkut
oleh Dinas Kebersihan. Sampah yang tidak bisa terangkut oleh lapak bisa
menjadi suatu produk yang diolah dan menghasilkan kerajinan tangan
yang kreatif dan unik-unik.
Bagi pengepul ini sudah bermakna karena tadinya kondisi di wilayah
masyarakat RW 09 dan 13 perumahan Bukit Pamulang Indah sering
terkena banjir ketika musim hujan tiba dikarenakan dataran yang terlalu
rendah juga masyarakat yang membuang sampah rumah tangga nya di
aliran sungai.
“Tadinya saya hanya pemulung biasa yang kemudian diangkat oleh
pak Bambang ketua yayasan bunga melati untuk menjadi lapak atau
pengepul”20
Awalnya pengepul atau lapak ini adalah seorang pemulung yang
kemudian diangkat oleh yayasan Bunga Melati Indonesia untuk membuka
lapak sendiri dan akhirnya sampai sekarang menjadi penadah untuk bank
sampah di perumahan bukit pamulang indah, bermodalkan gerobak
sampah Pak Muhammad Sa’it atau yang sering disapa Pak De ini
mengangkut sampah-sampah nasabah yang sudah ditimbang ke lapak nya
di jl. Akasia pamulang, namun kendala datang saat sampah tidak bisa
terangkut karena Pak De hanya menggunakan gerobak sampah yang
ternyata kapasitas sampah lebih banyak. Setelah mencari jalan keluar dan
solusi bersama-sama dengan pengurus, Pak De mencoba melakukan
20
Wawancara pribadi dengan Bapak Muhammad Said selaku Lapak Bank
Sampah pada hari senin 26 Agustus 2013, pukul 16.30 di di rumah Ibu sari, di Perum BPI
Blok F1/2, Pamulang – Tangerang Selatan
93
pinjaman uang kepada temannya untuk bisa membeli mobil bak,
Alhamdulillah niat itu di sambut baik dan berhasil. Sampai sekarang setiap
penimbangan pak de mengangkut semua sampah dengan mobil bak nya.
Sampah semua terangkut dan setiap penimbangan tidak ada sampah yang
tersisa dan tidak terangkut.
“saya mendapatkan penghasilan dari setiap pengangkutan sampah
anorganik yang sudah dipilah oleh warga tidak menentu terkadang
bersihnya dari hasil penjualan sampah yang sudah terjual 1 kali
pendapatan hanya Rp. 300.000 tapi kadang juga lebih drai itu,
Alhamdulillah cukup untuk kebutuhan sehari-hari saya neng”21
Hasil dari setiap penjualan sampah bersih yang dijual Pak De setiap
bulan nya tidak menentu kalau sampahnya banyak hasil yang didapatkan
juga banyak bisa mencapai Rp. 2. 500.000 perbulan. Jika kita lihat dari
UMR di Kota Tangerang Selatan tahun 2012 sebesar Rp. 2.200.000
penghasilan Pak De sudah mencukupi untuk biaya kebutuhan sehari-hari.
Dengan adanya Bank sampah Melati Bersih lingkungan RW 09 dan 13
di perumahan Bukit Pamulang Indah menjadi semakin bersih, masyarakat
juga sudah bisa belajar memilah sampah rumah tangga yang ada di rumah
nya, setiap penimbangan masyarakat jadi sering bertemu dengan nasabah-
nasabah yang lain dari RW 09 dan 13 sehingga terjalinlah tali silaturahmi
antara warga.
21
Wawancara pribadi dengan Bapak Muhammad Said selaku Lapak Bank
Sampah pada hari senin 26 Agustus 2013, pukul 16.30 di di rumah Ibu sari, di Perum BPI
Blok F1/2, Pamulang – Tangerang Selatan
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menyimpulkan :
1. Bentuk partisipasi dalam kegiatan Bank Sampah yang dilakukan Bank
Sampah Melati Bersih telah memberikan pengaruh yang baik dan positif
terhadap partisipasi warga sebagai wujud tanggung jawab terhadap
lingkungannya sendiri
2. Bank Sampah Melati Bersih telah berhasil membangun kepercayaan,
potensi, kreatifitas serta partisipasi warga Bukit Pamulang Indah dalam
Kegiatan Bank Sampah dengan pengaruh-pengaruh yang dirasakan oleh
warga.
B. Saran
1. Perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah setempat untuk
mengembangkan lebih lanjut kegiatan Bank Sampah ini sebagai salah satu
solusi dalam penanganan masalah sampah di Tangerang Selatan.
2. Agar Bank Sampah Melati Bersih lebih giat lagi dalam kegiatan Bank
Sampah, terus melakukan sosialisasi kepada warga mengenai
penggolongan dan pemanfaatan sampah. Untuk ibu-ibu Bank Sampah
Melati Bersih agar lebih bersunggung-sungguh lagi dalam usaha daur
ulang sampah anorganik yang tidak bisa di timbang dan lebih bersemangat
dalam memasarkan barang-barang hasil kreativitasnya kepada masyarakat
95
luas untuk meningkatkan penghasilan dan dalam usaha kampanye
mencintai lingkungan.
Demikian kesimpulan dan saran yang bisa peneliti sampaikan dalam
skripsi ini. Semoga hasil penelitian kegiatan bank sampah ini menjadi bahan
masukan bagi khalayak luas dalam penanganan lingkungan dan bahan
renungan juga evaluasi bagi Bank Sampah Melati Bersih dalam menjalankan
kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui kegiatan Bank Sampah di
perumahan Bukit Pamulang Indah Tangerang Selatan.
96
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku dan Skripsi
Adi, Rukminto, Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat
dan Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2003.
Bahar, Yul. Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta: PT.
Waca Utama Pramesti, 1986.
Center for Quality Development and Assurance (CEQDA) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan
Disertasi UIN Jakarta. Jakarta:CEQDA, 2007
Departemen Kesehatan, Pembuangan Sampah. Jakarta: Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan, Depkes, 1997.
Djohani, Rianingsih, dkk. Berperan Bersama Berperan Setara. Bandung:
Driya Media, 1996.
Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press,1991.
Hikmat, Harry. Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Bandung: Humaniora
Utama Press, 2004.
Ife, Jim & Frank. Community Development: Alternatif Pengembangan
Masyarakat Di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan
Malang: Universitas Negeri Malang, 2011
Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008.
Midgley, James. Pembangunan Sosial Perspektif Pembangunan dalam
Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama
Islam, 2005.
Nurapiah. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah
Terpadu 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) berbasis Masyarakat Di
Perumahan Mustika Tigaraksa Tangerang". Skripsi Mahasiswi S1
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
97
Pengembangan Masyarakat Islam, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2009.
Pratama, Bagus Adhi. "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur
Ulang Sampah Di Perumahan Griya Serpong Kademangan Setu
Tangerang Selatan". Skripsi Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Dakwah
Dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012
Rukiyat Adang, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, Jakarta:
CV.Tumaritis, 2003.
Slamet, Juli Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007.
Soetomo, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2006.
Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1982.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian
strategis Pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial.
Bandung: PT Refika Aditama, 2005.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. PT Alfabeta, 2010.
Tampubolon, Mangatas. Perguruan Tinggi Bermutu, Paradigma Baru
Manajmen Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke-21.
Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2001.
B. Dokumen-Dokumen
1. Profil Bank Sampah Melati Bersih BPI
2. Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Bank Sampah Melati Bersih
Tahun 2012
3. Laporan Harian Data Penimbangan Sampah Bulan September 2012 -
Bulan Agustus 2013.
C. Media Elektronik
Artikel diakses pada 1 februari 2013 dari
http://isroi.com/2009/03/26/merubah-paradigma-masyarakat-tentang-
sampah/
98
Artikel diakses pada 22 januari 2013 dari
http://ruslijagatutama.com/3R.html
Artikel diakses pada 22 januari 2013 dari
http://madanitec.com/knowledge/pengertian-sampah/
Artikel diakses pada 22 januari 2013 dari
http://green.kompasiana.com/polusi/2012/07/08/sampah-organik-dan-non-
organik-469693.html
Artikel diakses pada 25 februari 2013 dari
http://poetoetego.blogspot.com/2011/03/bank-sampah-jogja.html
Artikel diakses pada 27 Agustus 2013 dari
http://banksampahmelatibersih.blogspot.com/
D. Wawancara Pribadi
1. Tanggal 26 Agustus 2013
Wawancara pribadi dengan Ibu Sari Nurlita
Wawancara pribadi dengan Bapak Mohammad Sa'id
2. Tanggal 27 Agustus 2013
Wawancara pribadi dengan Ibu Djoni
Wawancara pribadi dengan Ibu Asih
Wawancara pribadi dengan Ibu Ruth
Profil Informan
Nama : Sari Nurlita
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Umur : 43 tahun
Waktu : 26 Agustus 2013
A. Pertanyaan Informan I (Pengurus Bank Sampah)
1. Bagaimana sejarah berdirinya bank sampah ? mengapa membuat bank
sampah, ide awalnya dari mana, siapa pelopornya ?
Ya awalnya karena di perumahan bukit pamulang indah sering banjir,
dan rasa peduli terhadap lingkungan yang membuat saya terpanggil
mencari solusi bagaimana mengatasi masalah sampah, klo sejarah bank
sampah berdiri awalnya dari bulan juni udah mau buat bank sampah
cuma memang masih banyak pertimbangan yang mesti dipikirkan dan
dirancang untuk rencana kerja kedepan, akhirnya tanggal 10 september
2012 awal peresmian sekaligus penimbangan perdana bank sampah
melati bersih bpi, klo ide dan pelopor awalnya ditawarin sama pak
bambang selaku yayasan bunga melati indonesia kebetulan memang
beliau juga menjadi warga perum bukit pamulang indah dan ngerasain
pada saat banjir datang udahan nya sampah jadi berserakan,
2. Berapa besar modal yang dikeluarkan yayasan bunga melati untuk
pengajuan pembangunan bank sampah ?
Kalau masalah modal waktu pertama kali semua di biayai sama
yayasan bunga melati indonesia, dari mulai tabungan, spanduk sampai
kaos untuk pengurus.
3. Bagaimana proses sosialisasi ke warga, sehingga mereka bisa menerima
kehadiran bank sampah ini ?
Setiap kali ada kesempatan pasti saya selalu melakukan sosialisasi
dengan ibu-ibu lingkungan RW 09 dan 13 bagaimana cara memilah
sampah organik dan anorganik,
4. Adakah faktor penghambat berdirinya bank sampah ?
dari RW 13 awalnya kurang setuju kita buka bank sampah karena
menurut pak RW sampah yang sudah di timbang lalu ditimbun
sehingga menyebabkan bau tidak sedap, pemandangan kurang bagus,
dan dapat menganggu namun akhirnya setelah dijelaskan alur kerja
bank sampah beliau mengerti dan akhirnya setuju, tapi memang lokasi
penimbangan kita yang masih numpang sama tempat anak karang
taruna kumpul-kumpul di rumah kosong.
5. Adakah bantuan atau sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat
?
Klo bantuan, belum ada paling dari pihak yayasan bunga melati
Indonesia klo kita mau buat acara.
6. Bagaimana proses awal kegiatan bank sampah ?
Awalnya pembentukan pengurus, mencari warga yang mau menjadi
pengurus bank sampah, terus membuat rencana kerja atau kegiatan
untuk kedepan nya selama bank sampah berjalan, terus melakukan
sosialisai ke masyarakat di RW 09 dan 13.
7. Bagaimana proses daur ulang sampah organik?
mmm…, Kalau daur ulang sampah organik, baru pengurus aja yang
belajar, masyarakat belum diajarkan karena memang kita mau
masyarakat melakukan cocok tanam, penghijauan terlebih dulu,
sehingga ketika pembuatan kompos nanti bisa di gunakan oleh
masyarakat ngga tebuang sia-sia.
8. Adakah prestasi yang didapat bank sampah? dan adakah tamu yang pernah
datang mengunjungi bank sampah di perumahan bukit pamulang indah?
Belum ada prestasi atau penghargaan untuk bank sampah melati bersih
tapi kalau kunjungan dari dinas kebersihan pernah, untuk mendukung
kegiatan bank sampah
9. Sampai saat ini sudah berapa anggota yang ikut berpartisipasi dalam
kegiatan bank sampah ? masih adakah KK yang belum ikut berpartisipasi
dalam kegiatan bank sampah ?
Alhamdulillah uang hasil penimbangan dari bulan September 2012-
Agustus 2013 selama 82x ada Rp 14.232.575 dengan jumlah nasabah
122 orang, Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 terdiri dari 3 RT
dengan jumlah penduduk 120 KK, kalau RW 13 terdiri dari 3 RT
dengan jumlah 160 KK lumayan banyak sie yang ikut berpartisipasi
jadi nasabah di bank sampah, tapi memang ada yang belum ikut
berpartisipasi karena memang di RW 09 rata-rata yang tinggal orang
pensiunan jadi jumlah sampah yang dihasilkan ngga terlalu banyak,
makanya kebanyakan ngga ikut jadi nasabah. Meskipun masih ada
yang belum ikut berpartisipasi karena memang ngga ada sampah yang
mau ditimbang tapi ngga apa2 yang penting perilaku masyarakat
sekarang ngga buang sampah di lingkungan sekitar lagi.
10. Kerajinan apa yang sudah dibuat oleh bank sampah dalam melakukan daur
ulang sampah kering?
Kalau kerajinan baru berupa bahan-bahan dari bungkus kopi, minuman
saset, kantong kresek, koran, sunglit dsb membuat bunga dari bungkus
minuman saset, membuat tas dari bungkus kopi, membuat sarung aqua
gallon dari bungkus kopi, yang belajar juga ibu-ibu yang ada waktu
kosong atau luang saja supaya mereka ngga bosen di rumah.
11. Kalau boleh saya tau bu, uang hasil dari tabungan sampah kemaren
digunakan untuk apa bu ?
Uang dari hasil penimbangan satu tahun kemarin alhamdulillah dapet
Rp 1.500.000 ibu pake untuk beli lemari pakaian.
12. Apa ada kendala pada saat mendirikan Bank Sampah bu ?
Banyak Kendala waktu awal perencanaan kegiatan Bank Sampah ini
karena ketua RW 13 yang ngga setuju.
Profil Informan
Nama : Djoni
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Umur : 57 Tahun
Waktu : 26 Agustus 2013
A. Pertanyaan Informan I (Pengurus Bank Sampah)
1. Bagaimana sejarah berdirinya bank sampah ? mengapa membuat bank
sampah, ide awalnya dari mana, siapa pelopornya, dll
Awalnya membuat bank sampah untuk mengurangi jumlah sampah an
organik di lingkungan, sampah bisa terangkut dan bisa dimanfaatkan.
2. Berapa besar modal yang dikeluarkan yayasan bunga melati untuk
pengajuan pembangunan bank sampah ?
Dana yang di dapat dari bank sampah kami, itu dari yayasan bunga
melati indonesia
3. Bagaimana proses sosialisasi ke warga, sehingga mereka bisa menerima
kehadiran bank sampah ini ?
Berinteraksi secara langsung kepada masyarakat dan melakukan
perkenalan jenis-jenis sampah yang bisa ditimbang.
4. Adakah faktor penghambat berdirinya bank sampah ?
Banyak kendala diantaranya bank sampah yang dibilang masih aja
ngambil jatah pemulung,
5. Adakah bantuan atau sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat
?
Sampai saat ini sie, belum ada ya bantuan dari pemerintah, ya paling
dari dinas kebersihan aja yang datang berkunjung ke bank sampah.
6. Bagaimana proses awal kegiatan bank sampah ?
Pada awalnya warga belum terbiasa memilah sampah karena warga
belum mengetahui jenis-jenis sampah ada juga yang Cuma pengen
sampahnya menghasilkan uang tapi tidak mau dipilah sehingga
menulitkan pihak pengepul.
7. Bagaimana proses daur ulang sampah organik?
Masyarakat disini diajarkan bercocok tanam terlebih dulu, supaya
sampah yang diolah jadi pupuk organik nanti ngga terbuang sia-sia,
baru pengurus saja yang belajar tentang daur ulang sampah organik.
8. Adakah prestasi yang didapat bank sampah ? dan adakah tamu yang
pernah datang mengunjungi bank sampah di perumahan bukit pamulang
indah ?
Kalau prestasi sie belum ya, tapi yang terpenting daerah kita
lingkungan nya bersih aja dulu itu yang paling penting
9. Sampai saat ini sudah berapa anggota yang ikut berpartisipasi dalam
kegiatan bank sampah ? masih adakah KK yang belum ikut berpartisipasi
dalam kegiatan bank sampah ?
Masyarakat yang tinggal di RW 09 terdiri dari dari 3 RT, dengan
jumlah 120 KK, namun yang ikut serta menjadi nasabah di RW 09
hanya 42 nasabah, tidak terlalu banyak karena rata-rata masyarakat
yang tinggal di RW 09 adalah pensiunan yang hanya tinggal berdua
dengan istri dan pembantu, anak-anaknya sudah berumah tangga dan
mempunyai rumah sendiri sehingga jumlah sampah yang diperoleh
tidak terlampau banyak.
Profil Informan
Nama : Muhammad Sa'id
Pekerjaan : Pemilik Lapak
Umur : 49 Tahun
Waktu : 26 Agustus 2013
1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang bank sampah ?
Bank sampah,,menurut saya bisa menghasilkan uang, disamping
lingkungan jadi bersih karena masyarakat nabung sampahnya,
masyarakat juga untung sampahnya bisa bernilai uang.
2. Apa tanggapan bapak/ibu mengenai bank sampah melati bersih dan apa
pengaruh yang dirasakan setelah adanya kegiatan bank sampah ini ?
Kalau saya pribadi jelas sangat baik pengaruhnya, liat aja lingkungan
bpi sekarang, udah jarang ada yang sampahnya buang sembarangan.
Jadi bersih dan terjaga
3. Bagaimana kondisi lingkungan perumahan bukit pamulang indha setelah
adanya kegiatan bank sampah ?
Lingkungan nya jadi enak diliat, sampahnya udah jarang ada dijalanan
sekarang orang lebih milih di bawa pulang sampahnya
4. Perubahan-perubahan apakah yang dirasakan masyarakat setelah
dilaksanakannya kegiatan bank sampah ?
Kalau saya perhatiin sekarang masyarakat jadi sering nabung
sampahnya ke bank sampah, Alhamdulillah saya jadi untung sebagai
penadah sampahnya.
5. Dulu pekerjaan bapak kalau boleh saya tau apa pak ?
Tadinya saya hanya pemulung biasa yang kemudian diangkat oleh pak
bambang ketua yayasan bunga melati untuk menjadi lapak/pengepul
6. Berapa orang yang membantu bapak dalam lapak ini ?
Dulu anak buah saya hanya 2 orang, waktu pertama kali berdirinya
bank sampah, tapi Alhamdulillah sekarang udah ada delapan anak
buah saya yang membantu pekerjaan saya di lapak.
7. Bagaimana cara bapak mengangkut sampah yang sudah di timbang di
bank sampah ?
Awalnya saya hanya pake gerobak neng, terus pake motor karena
gerobak ngga muat, eh lama-kelamaan sampahnya semakin banyak
dan sampahnya kadang suka ngga terangkut neng, setelah nyari solusi
dengan pengurus akhirnya Alhamdulillah dapet jalan keluar, saya
ambil kredit mobil ada yang pinjemin saya uang neng.
8. Bapak tinggal dimana pak ?
Saya tinggal di akasia neng, lapak saya disana, anak buah juga
tinggalnya disana neng, Alhamdulillah meskipun keadaan nya
sederhana tapi cukup untuk makan sehari-hari dari hasil jual sampah.
Profil Informan
Nama : Ibu Ruth
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Umur : 48 tahun
Waktu : 27 Agustus 2013
1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang bank sampah ?
Bank Sampah adalah wadah tempat mengumpulkan sampah anorganik
yang biasanya dibuang ke tempat sampah, sekarang di setor ke bank
sampah sehingga bernilai ekonomis
2. Apa tanggapan bapak/ibu mengenai bank sampah melati bersih dan apa
pengaruh yang dirasakan setelah adanya kegiatan bank sampah ini ?
Suatu kegiatan yang baik, karena Mengurangi jumlah smapah yang
masuk ke tempat sampah sehingga lingkungan menjadi bersih.
3. Bagaimana kondisi lingkungan perumahan bukit pamulang indha setelah
adanya kegiatan bank sampah ?
Lebih bersih dari sebelumnya dan pemulung yang biasanya banyak
datang sedikit berkurang, itupun belum seluruh warga bpi yang
menjadi anggota bank sampah.
4. Perubahan-perubahan apakah yang dirasakan masyarakat setelah
dilaksanakannya kegiatan bank sampah ?
Secara umum belum terlalu berdampak luas, tapi untuk saya pribadi
sebagai nasabah ada perubahan perilaku yang tadinya membuang
sampah secara acak, sekarang sudah bisa memilah mana yang bernilai
ekonomis untuk disetorkan dan ditabung ke bank sampah.
Profil Informan
Nama : Asih
Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga
Umur : 37 tahun
Waktu : 27 Agustus 2013
1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang bank sampah ?
Membuat saya rajin ngumpulin sampah, selain membawa rezeky, juga
belajar memilah sampah an organik.
2. Apa tanggapan bapak/ibu mengenai bank sampah melati bersih dan apa
pengaruh yang dirasakan setelah adanya kegiatan bank sampah ini ?
Jadi termotivasi mengumpulkan sampah rumah tangga di rumah, lebih
semangat untuk memilah sampah
3. Bagaimana kondisi lingkungan perumahan bukit pamulang indha setelah
adanya kegiatan bank sampah ?
Tadinya daerah perumahan bukit pamulang indah sering banjir, karena
sampah di sungai meluap, tapi dengan adanya bank sampah, sungai
sekarang jadi bersih ngga ada yang buang sampahnya di sungai lagi
4. Perubahan-perubahan apakah yang dirasakan masyarakat setelah
dilaksanakannya kegiatan bank sampah ?
Kalau di liat dari segi lingkungan dengan adanya bank sampah
sekarang jd bersih sampah jarang ada di jalan berserakan, kalau dari
segi ekonomi yaa lumayan buat nambah-nambah uang jajan yang
tadinya susah sekarang jadi tercukupi Alhamdulillah.
FOTO-FOTO KEGIATAN BANK SAMPAH
DI PERUMAHAN BUKIT PAMULANG INDAH RW 09 DAN 13
Launching Bank Sampah di Perumahan Bukit pamulang Indah
Lapak Bank Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah
Ibu Yang Sedang Memilah Sampahnya
Sampah Yang Bisa Di Timbang Di Bank Sampah
Pada Saat Penimbangan Bank Sampah
Lokasi Penimbangan Bank Sampah
Pencatatan Dalam Buku Tabungan
Kegiatan Pelatihan Pembuatan Tas dari Bungkus Kopi
Hasil Produk Olahan Sampah Dari Bungkus Kopi dan Kantong
Kresek
Hasil Produk Olahan Sampah Dari Kertas Koran
Lokasi Lapak Bank Sampah
Recommended