PEMERIKSAAN FISIK TELINGA

Preview:

Citation preview

PEMERIKSAAN FISIK PADA HIDUNG

PengkajianPengkajian• Keluhan utama penyakit

Sumbatan hidung, sekret di hidung dan tenggorok, bersin, rasa nyeri di daerah muka dan kepala, pendarahan dari hidung dan gangguan penghidu.

• Riwayat Kesehatan Sekarang• Riwayat Kesehatan Masa Lalu• Gaya Hidup/Pola psikososial• Alergi

Pemeriksaan Fisik Hidung Pemeriksaan Fisik Hidung

Pemeriksaan dari luar : inspeksi, palpasi, & perkusi.

Rinoskopia anterior.

Rinoskopia posterior.

Transiluminasi (diaphanoscopia).

X-photo rontgen.

Pungsi percobaan.

Biopsi..

INSPEKSI & PALPASIINSPEKSI & PALPASI

HIDUNG BAGIAN LUAR– Pemeriksa duduk di hadapan pasien– Amati bentuk dan kulit hidung, catat :

kesimetrisan, adanya benjolan, tanda radang, dan bentuk khusus hidung.

– Palpasi hidung, catat : kelenturan dan adanya nyeri

– Palpasi 4 sinus hidung (frontalis, etmoidalis, spenoidalis, maksilaris) Adanya nyeri tekan

Hidung Bagian DalamHidung Bagian Dalam

• Pemeriksa duduk dihadapan pasien• Pakai lampu kepala dan elevasikan ujung

hidung dengan jari• Amati lubang hidung luar, catat : benjolan,

tanda radang pada batas lubang hidung, keadaan septum nasi.

• Masukkan spikulum hidung, amati lubang hidung bagian dalam, catat : benjolan, tanda radang pada batas lubang hidung, keadaan septum nasi.

Pemeriksaan Potensi HidungPemeriksaan Potensi Hidung

• Duduk dihadapan pasien• Tekan salah satu lubang hidung,

beritahu pasien untuk menghembuskan napas lewat hidung.

• Lakukan bergantian, suruh pasien merasakan apakah ada hambatan, dan bandingkan kanan dan kiri.

Pemeriksaan Fungsi Pemeriksaan Fungsi

• Mata pasien dipejamkan• Salah satu lubang hidung ditekan• Gunakan bahan yang mudah

dikenali, dekatkan ke lubang hidung dan minta pasien untuk menebaknya

• Lakukan pada ke dua sisi.•  

Rhinoskopi AnteriorRhinoskopi Anterior• Memeriksa rongga hidung bagian dalam dari

depan disebut rinoskopi anterior. • Diperlukan spekulum hidung, otoskop • Otoskop untuk melihat bagian dalam hidung

terutama untuk mencari benda asing. • Spekulum dimasukkan ke dalam lubang hidung

dengan hati-hati dan dibuka setelah spekulum berada di dalam dan waktu mengeluarkannya ditutup dulu dari dalam.

Rhinoskopi AnteriorRhinoskopi Anterior• Pemeriksaan vestibulum nasi

Posisi septum nasi, pinggir lubang hidung: ada-tidaknya krusta dan adanya warna merah, bibir atas: adanya maserasi terutama pada anak-anak.

• Pemeriksaan kavum nasi bagian bawah

Warna mukosa dan konka nasi inferior, besar lumen lubang hidung, lantai lubang hidung, deviasi septi yang berbentuk krista dan spina.

• Pemeriksaan kavum nasi bagian atas• Pemeriksaan septum nasi.

• Pemeriksaan kavum nasi bagian atas

Kaput konka nasi media, meatus nasi medius : pus dan polip, septum nasi bagian atas : mukosa dan deviasi septum.

Rhinoskopi PosteriorRhinoskopi Posterior• Untuk melihat bagian belakang hidung• Diperlukan spatula lidah dan kaca nasofaring

yang telah dihangatkan dengan api lampu spiritus untuk mencegah udara pernapasan tidak menegembun pada kaca.

• Penderita diminta membuka mulut, lidah dua pertiga anterior ditekan dengn spatula lidah.

• Penderita bernapas melalui mulut supaya vulvula terangkat ke atas dan kaca nasofaring yang menghadap ke atas dimasukkan melalui mulut.

• Kemudian kaca diputar ke lateral sedikit untuk melihat konka superior, konka medi dn konka inferior serta meatus superior dan meatus media.

Rhinoskopi PosteriorRhinoskopi Posterior

• Peradangan

Misalnya pus pada meatus nasi medius & meatus nasi superior, adenoiditis, dan ulkus pada dinding nasofaring (tanda TBC).

• Tumor

Misalnya poliposis dan karsinoma.

TransiluminasiTransiluminasi Pada pemeriksaan transiluminasi sinus maksila

dan sinus frontal dipakai lampu khusus sebagai sumber cahaya.

Pemeriksaan dilakukan pada ruangan yang gelap.

Transluminasi sinus maksila dilakukan dengan memasukkan sumber cahaya ke dalam mulut dan bibir dikatupkan sehingga sumber cahaya tidak tampak lagi. Setelah beberapa menit tampak daerah infra orbita terang seperti bulan sabit.

X-Photo RontgenX-Photo Rontgen

• Melihat sinus maksilaris

Hasil foto X dengan sinus gelap menunjukkan patologis.

DIAGNOSA KEPERAWATANDIAGNOSA KEPERAWATAN

• Nyeri b/d inflamasi• Cemas b/d kurangnya pengetahuan klien

tentang penyakit dan prosedur tindakan medis(irigasi sinus/operasi)

• Ketidakefektifan jalan nafas b/d obstruksi /adanya sekret

• Gangguan pola tidur b/d nyeri

INTERVENSIINTERVENSI

• Nyeri berhubungan dengan peradangan pada hidung

Tujuan : Nyeri klien berkurang atau hilang

Kriteria hasil :• Klien mengungkapakan nyeri yang

dirasakan berkurang atau hilang• Klien tidak menyeringai kesakitan.

INTERVENSIINTERVENSI

Kaji tingkat nyeri klien

R/: Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan

selanjutnya

Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya

R/: Dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi

dalam perawatan untuk mengurangi nyeri

Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi

R/:Klien mengetahui tehnik distraksi dn relaksasi sehinggga dapat mempraktekkannya bila mengalami nyeri

Observasi tanda tanda vital dan keluhan klien

R/:Mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi klien.