View
243
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PEMERINTAH KOTA MALANG
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN
ASET DAERAH JL. Tugu No. 1 Telp. (0341)- 326 025, 366 955, 360 975, 328553, 343894
Fax. (0341) – 326 025, 328 553
M A L A N G Kode Pos 65119
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
NOMOR : 188.45/ 26 /35.73.408/2016
TENTANG
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG
TAHUN 2015
KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
Menimbang : a. bahwa dalam rangka perwujudan kewajiban
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kota Malang untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program
dan kegiatan yang telah diamanatkan Walikota
dalam rangka mencapai misi organisasi secara
terukur dengan sasaran/target kinerja yang
telah ditetapkan dalam Reviu Rencana Strategis
( Reviu Renstra ) Tahun 2013-2018;
b. bahwa dalam rangka pertanggungjawaban atas
alokasi anggaran Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah tahun anggaran 2015, maka
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
wajib menyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) tahun
2015;
c. bahwa berdasarkan konsideran huruf a dan
huruf b, maka perlu menetapkan Keputusan
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun
2015
Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara;
4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015;
6 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
7 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
8 Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
9 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
10 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntablitas Instansi
Pemerintah;
11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah
kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
12 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor
:PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman
Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di
Lingkungan Instansi Pemerintah;
13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
14 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah;
15 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
dan Lembaga Teknis Daerah;
16 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun
2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Malang Tahun 2013-
2018;
17 Peraturan Walikota Malang Nomor 65 Tahun
2012 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Walikota Malang Nomor 24 Tahun
2014 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah;
18 Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun
2013 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perkantoran
Terpadu pada Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah;
19 Peraturan Walikota Malang Nomor 14 tahun
2015 tentang Perubahan Indikator Kinerja
Daerah;
20 Peraturan Walikota Malang Nomor 15 Tahun
2015 tentang Penepatan Indikator Kinerja
Utama;
21 Peraturan Walikota Malang Nomor 30 Tahun
2015 tentang Penyempurnaan Indikator Kinerja
Daerah;
22 Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Nomor :
188.45/43/35.73.408/2015 tentang Perubahan
Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Tahun 2013-2018;
23 Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Nomor :
188.45/59/35.73.408/2015 tentang Reviu
Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Tahun 22013-2018.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG
TENTANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTA ( LAKIP ) BADAN
PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KOTA MALANG TAHUN 2015.
KESATU : Menetapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun
2015
KEDUA : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Tahun 2015, telah
menggambarkan antara lain :
1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2015 disusun
pada periode tahun 2015 menggambarkan
pertanggungjawaban atas alokasi anggaran
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
dalam rangka capaian kinerja dan anggaran
atas pelaksanaan program dan kegiatan yang
disusun sesuai Reviu Rencana Strategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah
( Reviu Renstra ) dan Perjanjian Kinerja
Tahun 2015;
2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2015 Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota
Malang telah menggambarkan pencapaian
sasaran strategis Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah dengan menyajikan
informasi kinerja yang terukur atas kinerja
yang telah dan seharusnya dicapai
berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan
Indikator Kinerja Sasaran sebagaimana
dalam Reviu Rencana Strategis ( Reviu
Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah Kota Malang Tahun 2013-2018.
KETIGA : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Malang
Pada tanggal : Februari 2016
KEPALA BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KOTA MALANG,
Ir. SAPTO P SANTOSO, Msi
Pembina Utama Muda
NIP. 19610329 199103 1 005
Tembusan : Yth.
1 Sdr. Inspektur Kota Malang
2 Sdr. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang;
3 Sdr. Kepala Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Malang.
PEMERINTAH KOTA MALANG
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN
ASET DAERAH JL. Tugu No. 1 Telp. (0341)- 326 025, 366 955, 360 975, 328553, 343894
Fax. (0341) – 326 025, 328 553
M A L A N G Kode Pos 65119
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
NOMOR : 188.45/ 20 /35.73.404/2017
TENTANG
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG
TAHUN 2016
KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
Menimbang : a. bahwa dalam rangka perwujudan kewajiban
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kota Malang untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program
dan kegiatan yang telah diamanatkan Walikota
dalam rangka mencapai misi organisasi secara
terukur dengan sasaran/target kinerja yang
telah ditetapkan dalam Reviu Rencana Strategis
( Reviu Renstra ) Tahun 2013-2018;
b. bahwa dalam rangka pertanggungjawaban atas
alokasi anggaran Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah tahun anggaran 2016, maka
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
wajib menyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) tahun
2016;
c. bahwa berdasarkan konsideran huruf a dan
huruf b, maka perlu menetapkan Keputusan
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun
2016
Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara;
4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015;
6 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
7 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
8 Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
9 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
10 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntablitas Instansi
Pemerintah;
11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah
kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
12 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor
:PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman
Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di
Lingkungan Instansi Pemerintah;
13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
14 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah;
15 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
dan Lembaga Teknis Daerah;
16 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun
2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Malang Tahun 2013-
2018;
17 Peraturan Walikota Malang Nomor 65 Tahun
2012 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Walikota Malang Nomor 24 Tahun
2014 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah;
18 Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun
2013 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perkantoran
Terpadu pada Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah;
19 Peraturan Walikota Malang Nomor 14 tahun
2015 tentang Perubahan Indikator Kinerja
Daerah;
20 Peraturan Walikota Malang Nomor 15 Tahun
2015 tentang Penepatan Indikator Kinerja
Utama;
21 Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun
2015 tentang Penyempurnaan Indikator Kinerja
Daerah;
22 Peraturan Walikota Malang Nomor 94 Tahun
2015 tentang Perubahan Peraturan Walikota
Malang Nomor 37 Tahun 2015 Penyempurnaan
Indikator Kinerja Utama;
23 Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Nomor :
188.45/43/35.73.408/2015 tentang Perubahan
Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Tahun 2013-2018;
24 Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Nomor :
188.45/59/35.73.408/2015 tentang Reviu
Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Tahun 2013-2018.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG
TENTANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) BADAN
PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KOTA MALANG TAHUN 2016.
KESATU : Menetapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun
2016
KEDUA : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Tahun 2016, telah
menggambarkan antara lain :
1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2016 disusun
pada periode tahun 2016 menggambarkan
pertanggungjawaban atas alokasi anggaran
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
dalam rangka capaian kinerja dan anggaran
atas pelaksanaan program dan kegiatan yang
disusun sesuai Reviu Rencana Strategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah
( Reviu Renstra ) dan Perjanjian Kinerja
Tahun 2016;
2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2016 Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota
Malang telah menggambarkan pencapaian
sasaran strategis Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah dengan menyajikan
informasi kinerja yang terukur atas kinerja
yang telah dan seharusnya dicapai
berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan
Indikator Kinerja Sasaran sebagaimana
dalam Reviu Rencana Strategis ( Reviu
Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah Kota Malang Tahun 2013-2018.
KETIGA : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Malang
Pada tanggal : Februari 2017
KEPALA BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KOTA MALANG,
Ir. SAPTO P SANTOSO, Msi
Pembina Utama Muda
NIP. 19610329 199103 1 005
Tembusan : Yth.
1 Sdr. Inspektur Kota Malang
2 Sdr. Kepala Badan Perencanaan dan Litbang Kota Malang;
3 Sdr. Kepala Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Malang.
KATA PENGANTAR
i LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
berkat dan rahmat-Nya sehingga Laporan Akuntabillitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2016
dapat tersusun.
LAKIP Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah ini disusun
berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Instansi Pemerintah (AKIP) serta berpedoman pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun
2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan LAKIP ini merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas
dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam rangka
mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan juga merupakan
alat kendali atau alat pemacu kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Badan
Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah. Di dalamnya memuat gambaran
mengenai pencapaian sasaran-sasaran strategis tahunan yang diukur
berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan Kinerja Sasaran sebagaimana telah
ditetapkan pada reviu Rencana Strategis ( Reviu Renstra ) Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah yang selaras dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah ( RPJMD) Kota Malang Tahun 2013-2108.
Dalam mencapai visi, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
menetapkan 1 (satu) misi, yaitu Meningkatkan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Yang Tertib dan Akuntabel
KATA PENGANTAR
ii LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Misi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam Reviu Rencana Strategi
(Reviu Renstra) Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2013 -
2018 yang digunakan sebagai landasan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan
(RKT) dan Perjanjian Kinerja (PK).
Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 berfungsi
sebagai pedoman kerja operasional yang harus dipertanggungjawabkan dalam
Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Tahun 2016.
Akhirnya semoga Laporan Akuntabillitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 ini, dapat
menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja yang nantinya akan diperoleh
manfaat umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja pada masa yang
akan datang.
Malang, Februari 2017
KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG,
Ir. SAPTO P. SANTOSO M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19610329 199103 1 005
DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR
GAMBAR,
viii LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
DDAAFFTTAARR IISSII
KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR ii
IIKKHHTTIISSAARR EEKKSSEEKKUUTTIIFF iiiiii
DDAAFFTTAARR IISSII vviiiiii
DDAAFFTTAARR TTAABBEELL iixx
DDAAFFTTAARR GGAAMMBBAARR xxii
DDAAFFTTAARR LLAAMMPPIIRRAANN xxiiii
BBAABB II.. PPEENNDDAAHHUULLUUAANN 11
11..11 LLaattaarr BBeellaakkaanngg 11
11..22 TTuuggaass ddaann FFuunnggssii SSuummbbeerr DDaayyaa MMaannuussiiaa 33
11..33 IIssuu SSttrraatteeggiiss
11..44 SSiisstteemmaattiikkaa LLaappoorraann
1166
2233
BBAABB IIII.. PPEERREENNCCAANNAAAANN KKIINNEERRJJAA 2277
22..11 PPeerreennccaannaaaann KKiinneerrjjaa 3300
22..22 RReennccaannaa SSttrraatteeggiiss BBPPKKAADD TTaahhuunn 22001133--22001188 3333
22..33 PPeerrjjaannjjiiaann KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann 3399
22..44 PPeerrjjaannjjiiaann KKiinneerrjjaa 4411
BBAABB IIIIII.. AAKKUUNNTTAABBIILLIITTAASS KKIINNEERRJJAA 4433
33..11 KKeerraannggkkaa PPeenngguukkuurraann KKiinneerrjjaa 4433
33..22 CCaappaaiiaann KKiinneerrjjaa BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett DDaaeerraahh
33..33 CCaappaaiiaann IInnddiikkaattoorr KKiinneerrjjaa SSaassaarraann ddaann PPeerrbbaannddiinnggaann CCaappaaiiaann
IInnddiikkaattoorr KKiinneerrjjaa SSaassaarraann 55 ((lliimmaa)) TTaahhuunn DDaallaamm RReennccaannaa
SSttrraatteeggiiss
33..44 EEvvaalluuaassii ddaann AAnnaalliissiiss KKiinneerrjjaa
33..55 RReeaalliissaassii AAnnggggaarraann
33..66 AAnnaalliissiiss CCaappaaiiaann PPrrooggrraamm//KKeeggiiaattaann
33..77 EEvvaalluuaassii CCaappaaiiaann PPrrooggrraamm//KKeeggiiaattaann
4466
110000
110011
111188
112299
113366
BBAABB IIVV.. PPEENNUUTTUUPP 113399
DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR
GAMBAR,
ix LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
DDAAFFTTAARR TTAABBEELL
TTaabbeell 22..11 MMiissii,, TTuujjuuaann,, SSaassaarraann,, KKeebbiijjaakkaann ddaann PPrrooggrraamm BBaaddaann PPeennggeelloollaa
KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett DDaaeerraahh TTaahhuunn 22001133--22001188
3377
TTaabbeell 22..22 RReennccaannaa KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann (( RRKKTT )) TTaahhuunn 22001166 3388
TTaabbeell 22..33 SSaassaarraann,, IInnddiikkaattoorr KKiinneerrjjaa SSaassaarraann,, IInnddiikkaattoorr KKiinneerrjjaa UUttaammaa ddaann TTaarrggeett
TTaahhuunn 22001166 BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett DDaaeerraahh KKoottaa
MMaallaanngg
3399
TTaabbeell 33..11 IInnddiikkaattoorr KKiinneerrjjaa UUttaammaa ((IIKKUU)),, PPeennccaappaaiiaann KKiinneerrjjaa TTaahhuunn 22001166 4488
TTaabbeell 33..22 DDaattaa AAsseett TTaannaahh PPeemmeerriinnttaahh KKoottaa MMaallaanngg yyaanngg BBeerrsseerrttiiffiikkaatt ssaammppaaii
ddeennggaann TTaahhuunn 22001166
7766
TTaabbeell 33..33
TTaabbeell 33..44
IInnddiikkaattoorr KKiinneerrjjaa SSaassaarraann,, PPeennccaappaaiiaann KKiinneerrjjaa TTaahhuunn 22001166
RReekkaappiittuullaassii LLaahhaann AAsseett TTaannaahh yyaanngg DDiikkuuaassaaii PPeemmeerriinnttaahh KKoottaa MMaallaanngg
ss//dd TTaahhuunn 22001166
7777
7799
TTaabbeell 33..55 IInnddiikkaattoorr KKiinneerrjjaa SSaassaarraann PPeennccaappaaiiaann KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann 22001166 8800
TTaabbeell 33..66 KKaassuuss TTaannaahh AAsseett ddaann BBaanngguunnaann MMiilliikk DDaaeerraahh TTaahhuunn 22001166 9944
TTaabbeell 33..77 PPeerrbbaannddiinnggaann CCaappaaiiaann KKiinneerrjjaa UUttaammaa TTaahhuunn 22000099--22001133 9966
TTaabbeell 33..88 PPeerrbbaannddiinnggaann CCaappaaiiaann KKiinneerrjjaa UUttaammaa ddaann IInnddiikkaattoorr KKiinneerrjjaa SSaassaarraann
TTaahhuunn 22001166 ddeennggaann TTaahhuunn 22001133,,TTaahhuunn 22001144 ddaann TTaahhuunn 22001155
9966
TTaabbeell 33..99 PPeerrbbaannddiinnggaann CCaappaaiiaann KKiinneerrjjaa UUttaammaa ddaann IInnddiikkaattoorr KKiinneerrjjaa SSaassaarraann
TTaahhuunn 22001166 ddeennggaann TTaahhuunn 22001155 sseessuuaaii ddeennggaann RReevviiuu RReennssttrraa TTaahhuunn
22001155 –– 22001188 ddaann ppeennyyeemmppuurrnnaaaann IIKKUU
9999
TTaabbeell 33..1100 PPeerrbbaannddiinnggaann CCaappaaiiaann KKiinneerrjjaa SSaammppaaii DDeennggaann AAkkhhiirr PPeerriiooddee RRPPJJMMDD
((sseessuuaaii RReevviiuu RReennccaannaa SSttrraatteeggiiss,, BBPPKKAADD TTaahhuunn 22001133--22001188))
110011
TTaabbeell 33..1111 PPeenngguukkuurraann KKiinneerrjjaa SSaassaarraann MMeenniinnggkkaattnnyyaa PPeennggeelloollaaaann KKeeuuaannggaann
ddaann AAsseett DDaaeerraahh yyaanngg tteerrttiibb ddaann aakkuunnttaabbeell TTaahhuunn 22001166
110022
TTaabbeell 33..1122 PPrrooggrraamm ddaann KKeeggiiaattaann,, PPeennccaappaaiiaann SSaassaarraann MMeenniinnggkkaattnnyyaa
PPeennggeelloollaaaann KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett DDaaeerraahh yyaanngg tteerrttiibb ddaann aakkuunnttaabbeell
TTaahhuunn 22001166
110033
TTaabbeell 33..1133 PPeerrbbaannddiinnggaann PPaagguu AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett
DDaaeerraahh KKoottaa MMaallaanngg TTaahhuunn 22000099--22001133,, ddeennggaann TTaahhuunn 22001144
111199
TTaabbeell 33..1144 PPeerrbbaannddiinnggaann PPaagguu AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett
DDaaeerraahh KKoottaa MMaallaanngg TTaahhuunn 22001166 ddeennggaann TTaahhuunn 22001133,, TTaahhuunn 22001144
ddaann TTaahhuunn 22001155
112200
TTaabbeell 33..1155 PPeennyyeerraappaann tteerrhhaaddaapp PPaagguu AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann
AAsseett DDaaeerraahh KKoottaa MMaallaanngg ppeerr PPrrooggrraamm TTaahhuunn AAnnggggaarraann 22001166
112222
DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR
GAMBAR,
x LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
TTaabbeell 33..1166 PPeerrbbaannddiinnggaann RReeaalliissaassii AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann
AAsseett DDaaeerraahh TTaahhuunn 22001166 ddeennggaann TTaahhuunn 22001133,, TTaahhuunn 22001144,, ddaann TTaahhuunn
22001155
112233
TTaabbeell 33..1177 RReeaalliissaassii ttaarrggeett AAnnggggaarraann PPeerr PPrrooggrraamm PPeerr KKeeggiiaattaann 112244
TTaabbeell 33..1188 CCaappaaiiaann PPrrooggrraamm ddaann AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett
DDaaeerraahh TTaahhuunn 22001166 SSaassaarraann mmeenniinnggkkaattnnyyaa ppeennggeelloollaaaann kkeeuuaannggaann ddaann
aasseett ddaaeerraahh yyaanngg tteerrttiibb ddaann aakkuunnttaabbeell
113300
TTaabbeell 33..1199 AAllookkaassii AAnnggggaarraann PPeerr SSaassaarraann SSttrraatteeggiiss TTaahhuunn 22001166 113322
TTaabbeell 33..2200 PPeennccaappaaiiaann KKiinneerrjjaa ddaann AAnnggggaarraann TTaahhuunn 22001166 113333
TTaabbeell 33..2211 EEffiissiieennssii PPeenngggguunnaaaann SSuummbbeerr DDaayyaa 113355
DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR
GAMBAR,
xi LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
DDAAFFTTAARR GGAAMMBBAARR
GGaammbbaarr 11..11.. BBaaggaann SSttrruukkttuurr OOrrggaanniissaassii BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett
DDaaeerraahh PPeemmeerriinnttaahh KKoottaa MMaallaanngg
1133
GGaammbbaarr 11..22.. JJuummllaahh PPeeggaawwaaii NNeeggeerrii SSiippiill ppaaddaa BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann
AAsseett DDaaeerraahh BBeerrddaassaarrkkaann TTiinnggkkaatt PPeennddiiddiikkaann
1144
GGaammbbaarr 11..33
GGaammbbaarr 11..44
JJuummllaahh PPeeggaawwaaii NNeeggeerrii SSiippiill BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett
DDaaeerraahh BBeerrddaassaarrkkaann KKllaassiiffiikkaassii SSaarrjjaannaa ddaann NNoonn SSaarrjjaannaa
PPrrooppoorrssii PPeellaakkssaannaa TTeekknniiss OOppeerraassiioonnaall UUPPTT PPeerrkkaannttoorraann TTeerrppaadduu
1155
1166
GGaammbbaarr 22..11.. KKoommppoonneenn SSAAKKIIPP 2288
GGaammbbaarr 22..11.. DDookkuummeenn DDaallaamm SSAAKKIIPP 2299
GGaammbbaarr 33..11..
GGaammbbaarr 33..22
GGaammbbaarr 33..33
GGaammbbaarr 33..44
PPeerrbbaannddiinnggaann PPaagguu AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett
DDaaeerraahh KKoottaa MMaallaanngg TTaahhuunn 22000099--22001133 ddeennggaann TTaahhuunn 22001144
PPeerrbbaannddiinnggaann PPaagguu AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett
DDaaeerraahh KKoottaa MMaallaanngg TTaahhuunn 22001166 ddeennggaann TTaahhuunn 22001133,, 22001144 ddaann 22001155
TTaarrggeett ddaann RReeaalliissaassii PPeennyyeerraappaann AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa
KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett DDaaeerraahh TTaahhuunn 22001133,, TTaahhuunn 22001144,, TTaahhuunn 22001155 ddaann
TTaahhuunn 22001166
PPeerrsseennttaassee RReeaalliissaassii AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett
DDaaeerraahh TTaahhuunn 22001133,, TTaahhuunn 22001144,, TTaahhuunn 22001155 ddaann TTaahhuunn 22001166
112200
112211
112233
112244
DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR
GAMBAR,
xii LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
DDAAFFTTAARR LLAAMMPPIIRRAANN
LLaammppiirraann 11
LLaammppiirraann 22
DDookkuummeennttaassii KKeeggiiaattaann BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett DDaaeerraahh
KKoottaa MMaallaanngg TTaahhuunn 22001155
LLaappoorraann KKiinneerrjjaa
LLaammppiirraann 33 RReennccaannaa KKeerrjjaa TTaahhuunnaann ((RRKKTT))
LLaammppiirraann 44 MMaattrriikk RReennssttrraa
LLaammppiirraann 55 IInnddiikkaattoorr KKiinneerrjjaa UUttaammaa ((IIKKUU))
LLaammppiirraann 66 LLaappoorraann EEvvaalluuaassii CCaappaaiiaann SSaassaarraann TTrriiwwuullaannaann
LLaammppiirraann 77 LLaappoorraann EEvvaalluuaassii PPeennyyeerraappaann AAnnggggaarraann BBuullaannaann,, TTrriiwwuullaann,,
SSeemmeesstteerr,, AAkkhhiirr TTaahhuunn
LLaammppiirraann 88 NNiillaaii SSttaannddaarr KKeeppuuaassaann MMaassyyaarraakkaatt
LLaammppiirraann 99 OOppiinnii BBaaddaann PPeemmeerriikkssaa KKeeuuaannggaann ((BBPPKK)) tteerrhhaaddaapp LLaappoorraann KKeeuuaannggaann
PPeemmeerriinnttaahh DDaaeerraahh KKoottaa MMaallaanngg TTaahhuunn AAnnggggaarraann 22001144
LLaammppiirraann 1100 PPuubblliikkaassii TTrraannssppaarraannssii ddaann aakkuunnttaabbiilliittaass PPeennggeelloollaaaann KKeeuuaannggaann
LLaammppiirraann 1111 DDookkuummeennttaassii PPeenngghhaarrggaaaann OOppiinnii WWaajjaarr TTaannppaa PPeennggeeccuuaalliiaann ((WWTTPP))
ddaarrii BBPPKK aattaass LLaappoorraann KKeeuuaannggaann PPeemmeerriinnttaahh DDaaeerraahh KKoottaa MMaallaanngg
TTaahhuunn AAnnggggaarraann 22001144
B A B I P E N D A H U L U A N
1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian ini menguraikan tentang latar belakang penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2016 yang memuat dasar hukum
penyusunan dan dasar filosofi penyusunan LAKIP Tahun 2016. Selain itu pada
bagian ini juga diuraikan tentang tugas fungsi dan sumber daya manusia serta
sistematika laporan
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih
berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, maka perlu adanya
pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah untuk mengetahui
kemampuannya dalam pencapaian visi, misi dan tujuannya dalam
penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP )
dalam rangka membangun Pemerintah yang Akuntabel dan Terukur, yaitu
Pemerintah yang mampu mempertanggungjawabkan hasil/manfaat kepada
masyarakat atas penggunaan anggaran. Terjadi perubahan paradigma orientasi
akuntabilitas kinerja bergeser dari “ berapa besar anggaran yang telah dan akan
dihabiskan” menjadi “ berapa besar kinerja yang dihasilkan dan kinerja tambahan
yang diperlukan, agar tujuan yang telah ditetapkan pada akhir periode
perencanaan dapat dicapai”.
B A B I P E N D A H U L U A N
2 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban
yang dilaksanakan secara periodik setiap akhir anggaran. Dalam dunia
birokrasi, akuntabilitas pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi dan tujuan instansi yang bersangkutan.
Kewajiban Instansi Pemerintah untuk berakuntabilitas kinerja secara
internal sebagaimana diamanatkan dalan Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( AKIP ).
Berdasarkan amanat tersebut, seluruh Instansi Pemerintah di tingkat Pusat dan
Daerah dari entitas tertinggi hingga unit kerja setingkat eselon II setiap tahun
menyampaikan Laporan Kinerjanya kepada unit kerja yang berada pada tingkat
lebih tinggi secara berjenjang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran,
melalui pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan ( disclosure )
secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang sebagai
instansi pemerintah juga memiliki kewajiban untuk menyampaikan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kepada Walikota Malang. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2016 merupakan
perwujudan kewajiban BPKAD untuk mempertanggungjawabkan
B A B I P E N D A H U L U A N
3 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah
diamanatkan Walikota dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur
dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
( Renstra ) dan disusun pada periode tahun 2016. Menggambarkan pencapaian
sasaran strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dengan
menyajikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan
seharusnya dicapai berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja
Sasaran sebagaimana dalam Rencana Strategis ( Renstra ) Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2013-2018 dan Reviu Rencana Strategis
( Renstra ) BPKAD Tahun 2013-2018 serta tertuang dalam Perjanjian Kinerja /PK
Tahun 2016 dan perubahannya. Disamping itu penyusunan LAKIP ini juga
bertujuan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah untuk meningkatkan kinerjanya di masa mendatang.
1.2. TUGAS, FUNGSI DAN SUMBERDAYA MANUSIA
1.2.1 Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor Kota Malang Nomor 7 Tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu, Badan
Kepegawaian Daerah dan Lembaga Teknis Daerah serta Peraturan Walikota
Malang Nomor 65 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas Pokok Fungsi dan Tata
Kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah sebagaimana telah diubah
melalui Peraturan Walikota Malang Nomor 24 Tahun 2014, Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah,memiliki tugas pemerintahan daerah di bidang
pengelolaan keuangan dan aset daerah. Dan sebagai pelaksana sebagian
B A B I P E N D A H U L U A N
4 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
kegiatan teknis operasional Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
dibentuk Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Perkantoran Terpadu sesuai Peraturan
Walikota Malang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perkantoran Terpadu pada Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah. Berikut ini tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang :
TUGAS POKOK :
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah melaksanakan tugas pokok
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pengelolaan keuangan
dan Aset Daerah.
FUNGSI :
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi :
a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan
dan aset daerah
a. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
b. Pelaksanaan fungsi Bendahara Umum Daerah, meliputi :
1. penyusunan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
2. pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (DPA-SKPD) dan Dokumen Perubahan
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah ( DPPA-
SKPD);
3. pengendalian pelaksanaan APBD;
B A B I P E N D A H U L U A N
5 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
4. pemberian petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan
pengeluaran kas daerah;
5. pemantauan pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh
bank pemerintah yang telah ditunjuk;
6. pengusahaan dan pengaturan dana yang diperlukan dalam
pelaksanaan APBD;
7. penyimpanan uang daerah;
8. penetapan SPD;
9. pelaksanaan penempatan uang daerah dan
pengelolaan/penatausahaan invenstasi;
10. pelaksanaan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna
anggaran atas beban rekening kas umum daerah;
11. penyiapan pelaksanaan pinjaman daerah;
12. pelaksanaan pengelolaan utang dan piutang daerah;
13. pelaksanaan pengkoordinasian piutang daerah;
14. pelaksanaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
15. penyajian informasi keuangan daerah;
16. pelaksanaan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta
penghapusan barang milik daerah;
17. penunjukan pejabat selaku kuasa BUD.
c. Penyusunan dan penetapan Naskah Perjanjian Hibah Daerah ( NPHD );
d. pengkoordinasian penerimaan Pendapatan Asli Daerah ( PAD );
e. pengelolaan Dana Bagi Hasil Pajak;
B A B I P E N D A H U L U A N
6 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
f. penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berdasarkan akuntansi
pemerintahan;
g. pelaksanaan fungsi Unit Pengelola Barang selaku Pembantu Pengelola,
meliputi :
1. mengusulkan data pejabat yang mengurus dan menyimpan barang
milik daerah;
2. pelaksanaan analisis bahan rencana kebutuhan barang milik daerah;
3. pelaksanaan analisis rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan
barang milik daerah;
4. pelaksanaan analisis pemanfaatan, penghapusan dan
pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh
Walikota;
5. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan inventarisasi barang milik
daerah;
6. penyusunan bahan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan
barang milik daerah;
7. pengkoordinasian penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah
yang ada pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah.
h. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang
pengelolaan keuangan dan aset daerah
i. pelaksanaan kegiatan bidang pemanfaatan tanah dan/atau bangunan
negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah;
j. pengelolaan pemanfaatan Gedung Perkantoran Terpadu Pemerintah Kota
Malang;
B A B I P E N D A H U L U A N
7 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
k. pelaksanaan pengelolaan, pemanfaatandan penatausahaan aset daerah;
l. pelaksanaan penghapusan dan pemindahtanganan aset daerah;
k. pelaksanaan penyelesaian sengketa pemanfaatan tanah dan/atau
bangunan;
l. pemberian dan pencabutan perizinan pemanfaatan tanah dan/atau
bangunan yang menjadi kewenangannya;
m. pelaksanaan penyidikan tindak pidana pelanggaran di bidang pemanfaatan
tanah dan/atau bangunan negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
n. pelaksanaan pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud
yang akan digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi;
o. pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang digunakan dalam rangka
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi;
p. pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya;
q. pelaksanaan pendataan potensi retribusi daerah;
r. pelaksanaan pemungutan penerimaan bukan pajak daerah;
s. pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program,
ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, rumah tangga,
perlengkapan, kehumasan, kepustakaan dan kearsipan;
t. pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
u. penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan
Standar Operasional dan Prosedur (SOP);
B A B I P E N D A H U L U A N
8 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
v. pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan/atau
pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang
bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan;
w. pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang pengelolaan keuangan dan
aset daerah;
x. penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait
layanan publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah;
y. pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional;
z. penyelenggaraan UPT dan jabatan fungsional;
aa. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
bb. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
pokoknya.
Adapun struktur organisasi perangkat Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah terdiri atas :
a. Kepala Badan, mempunyai tugas menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, mengkoordinasikan dan melakukan
pengendalian internal terhadap unit kerja di bawahnya serta melaksanakan
tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsinya.
b. Sekretariat, melaksanakan tugas pokok pengelolaan administrasi umum
meliputi penyusunan program, ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan,
kepegawaian, urusan rumah tangga, perlengkapan, kehumasan dan
kepustakaan serta kearsipan. Sekretariat terdiri dari:
1. Sub bagian Penyusunan Program;
2. Sub bagian Keuangan;
3. Sub bagian Umum.
B A B I P E N D A H U L U A N
9 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
c. Bidang Anggaran, melaksanakan tugas pokok pelaksanaan perencanaan,
penyusunan dan pengadministrasian Anggaran Daerah. Bidang Anggaran
terdiri dari :
1. Subbidang Perencanaan dan Penyusunan Anggaran;
2. Subbidang Administrasi Anggaran.
d. Bidang Perbendaharaan dan Akuntansi,melaksanakan tugas pokok
penyelenggaraan perbendaharaan dan pengelolaan kas serta akuntansi,
yang terdiri dari :
1. Subbidang Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas;
2. Subbidang Akuntansi dan Pelaporan.
e. Bidang Penatausahaan Aset Daerah, melaksanakan tugas pokok
pendataan dan evaluasi aset daerah serta penyimpanan benda berharga
dan aset daerah, terdiri dari :
1. Subbidang Pendataan dan Evaluasi Aset Daerah;
2. Subbidang Penyimpanan Benda Berharga dan Aset Daerah.
f. Bidang Pemanfaatan Aset Daerah, melaksanakan tugas pokok
pemanfaatan dan pengendalian Aset Daerah terdiri dari:
1. Subbidang Penggunausahaan Aset Daerah;
2. Subbidang Pengendalian Aset Daerah.
g. UPT Perkantoran Terpadu, merupakan unsur pelaksana sebagian
kegiatan teknis operasional BPKAD. UPT Perkantoran Terpadu dipimpin
oleh Kepala UPT yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan
B A B I P E N D A H U L U A N
10 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
TUGAS POKOK
UPT Perkantoran Terpadu melaksanakan tugas pokok pengelolaan sarana
dan prasarana pelayanan di area perkantoran terpadu
FUNGSI
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, UPT Perkantoran Terpadu
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penyusunan program kerja UPT Perkantoran Terpadu;
b. pemeliharaan eksterior bangunan gedung di area perkantoran terpadu
yang pemanfaataannya diperuntukkan sebagai ruangan kantor
perangkat daerah;
c. pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana yang
pemanfaatannya diperuntukkan sebagai fasilitas umum;
d. pemeliharaan kebersihan lingkungan dan sanitasi di area perkantoran
terpadu yang pemanfaataannya diperuntukkan sebagai fasilitas umum;
e. pelaksanaan pengamanan di area perkantoran terpadu;
f. pelaksanaan penataan dan pengaturan penggunaan sarana dan
prasarana di area perkantoran terpadu yang pemanfaataannya
diperuntukkan bagi beberapa atau seluruh perangkat daerah, atau
sebagai fasilitas umum;
g. pelaksanaan pengaturan dan pemeliharaan mekanikal elektrik,
jaringan kelistrikan, telekomunikasi dan ketersediaan air bersih di area
perkantoran terpadu;
h. pemeliharaan taman di area perkantoran terpadu;
i. pelaksanaan upaya peningkatan kenyamanan pengguna layananan di
area perkantoran terpadu;
B A B I P E N D A H U L U A N
11 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
j. pelaksanaan pemeliharaan ruangan di area perkantoran terpadu yang
belum ditetapkan penggunanya;
k. pelaksanaan koordinasi teknis dengan aparatur yang bertugas di area
perkantoran terpadu;
l. pelaksanaan administrasi umum meliputi penyusunan program, tata
usaha, keuangan, kepegawian, perlengkapan, kehumasan, dan rumah
tangga UPT Perkantoran Terpadu;
m. pelaksanaan fungsi Kuasa Pengguna Barang Milik Daerah;
n. pengelolaan pengaduan masyarakat;
o. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA) dan Dokumen
Perubahan Pelaksanaan Anggaran ( DPPA );
p. penyiapan bahan dalam rangka pemeriksaan dan tindak lanjut hasil
pemeriksaan;
q. pelaksanaan Standar Pelayanan Publik ( SPP ) dan Standar
Operasional Prosedur ( SOP );
r. pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern ( SPI );
s. pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal ( SPM );
t. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
u. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas pokoknya.
Adapun susunan organisasi UPT Perkantoran Terpadu, terdiri dari :
a. Kepala UPT;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu dan/atau Fungsional Umum
Sebagai pelaksana tugas dibentuk Rumpun- Rumpun Tugas antara lain :
B A B I P E N D A H U L U A N
12 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
1. Rumpun Tugas Pemeliharaan, melaksanakan tugas pokok
pemeliharaan bangunan, kebersihan lingkungan dan sanitasi, taman,
serta sarana dan prasarana lainnya yang diperuntukkan sebagai
fasilitas umum;
2. Rumpun Tugas Teknis Jaringan, melaksanakan tugas pemasangan
pemeliharaan, perbaikan dan pengaturan mekanikal elektrik, jaringan
kelistrikan, telekomunikasi dan ketersediaan air bersih;
3. Rumpun Tugas Pengamanan, melaksanakan tugas pemeliharaan
keamanan di area perkantoran terpadu.
untuk lebih jelasnya Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah Kota Malang digambarkan sebagai berikut :
B A B I P E N D A H U L U A N
13 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Gambar 1.1. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG
KEPALA BADAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIS
SUB BAGIAN
PENYUSUNAN PROGRAM
SUB BAGIAN KEUANGAN
SUB BAGIAN UMUM
BIDANG ANGGARAN
BIDANG PERBENDAHARAAN DAN AKUNTANSI
BIDANG PENATAUSAHAAN ASET DAERAH
BIDANG PEMANFAATAN ASET DAERAH
SUB BIDANG PERENCANAAN
DAN PENYUSUNAN ANGGARAN
SUB BIDANG
PERBENDAHARAAN DAN PENGELOLAAN KAS
SUB BIDANG PENDATAAN DAN EVALUASI ASET DAERAH
SUB BIDANG PENGGUNA USAHAAN ASET DAERAH
SUB BIDANG
ADMINISTRASIANGGARAN
SUB BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN
SUB BIDANG PENYIMPANAN
BENDA BERHARGA DAN ASET DAERAH
SUB BIDANG PENGENDALIAN
ASET DAERAH
UPT
B A B I P E N D A H U L U A N
14 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
1. Sumber Daya Manusia
Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, BPKAD Kota
Malang didukung oleh 64 ( enam puluh empat ) orang pegawai dari berbagai
latar belakang pendidikan. Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai dapat
diklasifikasikan kedalam 4 golongan, meliputi : SLTA/ SLTP, D-3, S-1 dan S-2.
Gambar 1.2.
JumlahPegawai Negeri Sipil pada BPKAD Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan gambar 1.2. di atas, terlihat bahwa jumlah paling besar
adalah golongan berpendidikan SLTA/SLTP yaitu sebanyak 25 orang, yang
kemudian diikuti golongan berpendidikan D3 sebanyak 5 orang , S-1 dengan
jumlah pegawai sebanyak 23 orang, dan golongan pendidikan selanjutnya
adalah S-2 dengan jumlah pegawai sebanyak 11 orang. Realita tersebut
menunjukkan bahwa sebenarnya BPKAD telah memiliki sumberdaya manusia
dengan kapasitas yang cukup baik. Hal ini didapat dari proporsi jumlah pegawai
yang berpendidikan S-2 dan S-1 mencapai 34 orang atau 53,127% dari total
Tahun 2016
S2
S1
D3
SLTA/SLTP
B A B I P E N D A H U L U A N
15 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
pegawai yang dimiliki BPKAD pada tahun 2016. Gambaran tentang kekuatan
sumberdaya manusia Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota
Malang, dapat ditunjukkan dalam gambar 1.3 sebagai berikut :
Gambar 1.3.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Klasifikasi Sarjana dan Non Sarjana
Tahun 2014, Tahun 2015 dan Tahun 2016
Berdasarkan gambar 1.3 di atas, menunjukkan bahwa dari awal
terbentuknya, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah telah didukung oleh
sumber daya manusia yang cukup memadai. Namun demikian khusus untuk
UPT Perkantoran Terpadu, hanya didukung oleh Pegawai Negeri Sipil sebanyak
3 orang, sehingga pelaksana tugas/ rumpun tugas dilakukan oleh tenaga Non
PNS, tergambar pada gambar 1.4 berikut ini :
0
50
100
150
200
250
S2/S1 D3 SLTA/SLTP
Tahun 2016
Tahun 2015
Tahun 2014
Tahun 2013
B A B I P E N D A H U L U A N
16 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Gambar 1.4.
Proporsi Pelaksana Teknis Operasional UPT Perkantoran Terpadu
1.3. ISU STRATEGIS
Isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan karena dampaknya signifikan bagi Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di masa mendatang. Kondisi yang
menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar, atau apabila tidak dimanfaatkan akan
menghilangkan peluang untuk meningkatkan kualitas layanan dalam jangka
panjang. Dalam menentukan isu-isu strategis ditempuh melalui :
1. Metode forum Foccussed Group Discussion (FGD) dengan dihadiri oleh
para stakeholder; dan atau SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang
2. Situasi, kondisi yang terjadi atau perkembangan terkini
3. Terdapatnya perubahan regulasi, baik terkait pengelolaan keuangan dan
aset daerah
PNS
NON PNS
B A B I P E N D A H U L U A N
17 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
4. Isu-isu nasional terkait sasaran reformasi birokrasi terhadap 8 (delapan)
area perubahan yaitu :
1) Mental aparatur dan manajemen perubahan
2) Pengawasan
3) Akuntabilitas
4) Kelembagaan
5) Tata Laksana
6) SDM ASN
7) Peraturan Perundang-undangan
8) Pelayanan Publik
5. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti dengan penyusunan
Peraturan Daerah Kota Malang tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah, maka pada penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah ( APBD ) Tahun 2017 telah mengalami penyesuaian
terhadap program-program kegiatan dan capaiannya
Isu Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
Lingkup Pengelolaan Keuangan Daerah
Mekanisme/ sistem pengelolaan keuangan daerah masih belum
tertata dan terintegrasi dalam satu sistem yang terpadu dari mulai
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan
hingga pelaporan/pertanggungjawaban sebagai upaya
pengelolaan keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan
efisien. Saat ini baru proses penganggaran sampai dengan
B A B I P E N D A H U L U A N
18 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
pelaporan yang sudah menggunakan aplikasi berbasis web yaitu
dengan apbd web dan e-finance, dan telah ter-koneksi dengan
SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang;
Namun tahun 2017 ini penyusunan perencanaan dan
penganggaran APBD sudah terintegrasi dalam satu sistem
aplikasi, hingga pertanggungjawaban dan pelaporannya serta
terkoneksi dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang
Memenuhi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta aturan teknis yang
dituangkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64
Tahun 2013, maka Pemerintah Daerah harus menyusun Laporan
Keuangan Daerah yang telah berbasis Akrual sejak tahun 2015.
Namun demikian dalam penerapan SAP berbasis akrual dari hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK - RI ) terhadap
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Malang Tahun 2015,
terdapat beberapa cacatan yaitu:
Belum sepenuhnya Pemerintah Kota Malang menerapkan
sistem akuntansi berbasis akrual sesuai ketentuan antara lain :
a. Kebijakan akuntansi terkait pelaporan dana BOSNAS di
Dinas Pendidikan belum diatur secara spesifik, yang
selanjutnya telah ditindaklanjuti dengan penyusunan
peraturan Walikota Malang tentang Perubahan Sistem dan
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Malang, sedangkan
mekanisme pengesahan pendapatan dan belanja pada
B A B I P E N D A H U L U A N
19 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
satuan pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan akan
diatur tersendiri
b. Kebijakan akuntansi yang belum menggabungkan nilai
aset yang diperoleh dari pengeluaran setelah perolehan
awal dengan aset induknya. Hal ini dikarenakan kebijakan
akuntansi tersebut dibuat pada saat kondisi pencatatan
aset Pemerintah Kota Malang yang masih terpisah antara
SKPD yang mencatat aset definitif dengan SKPD
pengguna yang menggunakan dan melakukan renovasi
atas aset tersebut. Pada tahun 2015 telah dilakukan
penyerahan sebagian besar aset-aset definitif tersebut
kepada SKPD pengguna yang memanfaatkan aset-aset
tersebut, sehingga antara aset definitif dan aset hasil
renovasi sudah dicatat pada SKPD yang sama. Ketentuan
dimaksud sudah diatur dengan menyusun Peraturan
Walikota Malang Nomor 88 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Penyusutan Aset Tetap Pemerintah Daerah
Bahwa dalam rangka optimalisasi pengelolaan keuangan daerah
yang profesional dan akuntabel serta transparan, Walikota
membentuk Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Pemerintah
Kota Malang yang akan melakukan monitoring atau pemantauan
pelaksanaan program terkait peningkatan akses keuangan
daerah. Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Pemerintah
Kota Malang terdiri dari : Unsur SKPD pada Pemerintah Daerah
B A B I P E N D A H U L U A N
20 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Kota Malang, Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) Malang, Asosiasi
Lembaga Jasa Keuangan Malang serta unsur akademis
Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi terhadap realisasi
anggaran belanja daerah dilaksanakan oleh Tim Evaluasi dan
Pengawasan Realisasi Anggaran ( TEPRA ) Kota Malang yang
dibentuk oleh Walikota Malang
Memenuhi amanat Permendagri Nomor 15 tahun 2008
sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 67 Tahun
2011 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan
Gender (PUG), maka pada tahun 2016 Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah telah memiliki kegiatan yang
dilengkapi dengan dokumen Gender Analysis Pathway ( GAP) dan
Gender Budget Statement ( GBS )
Seringnya terjadi perubahan regulasi tentang pengelolaan
keuangan daerah, sehingga kurangnya koordinasi dan komunikasi
antara SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang dengan
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dapat memunculkan
masalah tersendiri. Sebagai contoh kebijakan terbitnya PMK
Menteri Keuangan RI Nomor 208/PMK.07/2016 tentang Kebijakan
Penyaluran Dana DAK Fisik yang pada tahun 2016 mengalami
perubahan dibanding 2 tahun terakhir, yaitu tahun 2014 dan 2015,
sebagai berikut :
B A B I P E N D A H U L U A N
21 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Tabel 1.5
Kebijakan Penyaluran Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Fisik
Tahun 2016
TAHUN ANGGARAN
KEBIJAKAN
PENYALURAN
SYARAT
2014 3 Tahap/termyn ( 30%- 45%-25%)
Minimal realisasi penyerapan (90%)
2015 Triwulanan (30%-25%-25%-20%)
Tidak ada persyaratan minima; realisasi penyerapan
2016 Triwulanan ( 30%-25%-25%-20%)
Berdasarkan kinerja pelaksanaan DAK ( penyampaian laporan realisasi penyerapan dan capaian output kegiatan )
Terdapat ketentuan khusus :
Dalam hal Daerah menyampaikan persyaratan penyaluram
setelah batas waktu ditetapkan, penyaluran DAK Fisik
untuk setiap triwulan dapat dilakukan setelah persyaratan
penyaluran disampaikan oleh Kepala Daerah kepada
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan paling lambat 7
(tujuh) hari kerja sebelum tahun anggaran berjalan
berakhir;
Dalam hal laporan realisasi penyerapan DAK Fisik belum
disampaikan dengan batas akhir penyaluran, maka DAK
Fisik tidak disalurkan;
Dalam hal DAK fisik tidak disalurkan seluruhnya, maka
pendanaan dan penyelesaian kegiatan dan/atay kewajiban
B A B I P E N D A H U L U A N
22 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
kepada pihak ketiga atas pelaksanaan kegiatan DAK Fisik
menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah.
Seiring dengan perubahan itu, hal-hal yang dilakukan oleh Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah antara lain :
Melaksanakan sosialisasi dengan menghadirkan
narasumber dari Kementerian Keuangan bagi SKPD
penerima Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Tahun 2016;
Rapat-rapat koordinasi dalam rangka evaluasi realisasi
penyerapan Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Tahun 2016
Melaksanakan konsultansi ke kantor Kementerian Keuangan RI di
Jakarta
Lingkup Pengelolaan Aset Daerah
Penatausahaan, pengelolaan aset dan barang milik daerah belum
berjalan optimal dalam upaya menghasilkan sistem informasi
pengelolaan barang daerah yang transparan,akuntabel, efektif dan
efisien;
Sarana dan prasarana penunjang kegiatan di lingkup pengelolaan
aset daerah masih relatif terbatas, sementara intensitas kerja dan
mobilitas personil sangat tinggi;
Belum terpenuhinya aspek legal yang jelas atas status, luas dan
harga tanah dan/atau bangunan guna penilaian aset pada aktiva
tetap Neraca Daerah. Nilai aset yang dicantumkan dalam neraca
masih merupakan nilai historis/nilai buku, sehingga masih
diperlukan penilaian aset kembali untuk mendapatkan nilai pasar
atas aset yang dimiliki Pemerintah Daerah.
B A B I P E N D A H U L U A N
23 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Persentase tanah aset daerah yang telah bersertifikat, masih
sangat kecil; yang pada akhir tahun 2015 mencapai 10,49% ( 867
bidang dari jumlah bidang seluruh aset daerah sebanyak 8.256 ).
Walaupun kondisi tersebut selalu menjadi perhatian khusus
legislatif dengan dukungan penganggaran yang lebih maksimal,
namun tetap sulit untuk diwujudkan karena lebih disebabkan
masih banyaknya tanah dan bangunan yang merupakan aset
Pemerintah Kota Malang tetapi tidak didukung data yang otentik,
sehingga diperlukan penelusuran dan identifikasi aset, sebelum
melakukan pendaftaran ke BPN untuk proses sertifikasi/ status
hukum asetnya.
Sehingga dalam rangka pengamanan aset, bagi tanah dan atau
bangunan yang belum ada pemanfaatannya dilakukan
pemberian/pemasangan papan nama aset milik Pemerintah Kota
Malang, dan pada tahun anggaran 2017 lebih akan ditingkatkan
dengan membuat blockcor pada sudut-sudut bidang tanah lahan
aset.
1.4. SISTEMATIKA LAPORAN
Penyusunan LAKIP Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah
Tahun 2016 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah. Dalam dokumen LAKIP Tahun 2016 ini diuraikan tentang
Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2013-
B A B I P E N D A H U L U A N
24 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
2018 sebagaimana telah direviu dalam Reviu Rencana Strategis Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015-2018, Perjanjian Kinerja
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 dan perubahannya,
dan analisis terhadap kinerja serta rekomendasi yang ditujukan baik untuk
perbaikan kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah maupun
Pemerintah Kota Malang di masa mendatang. Secara lebih rinci, muatan
dokumen LAKIP ini tergambar dalam sistematik laporan yang tersusun sebagai
berikut :
IKHTISAR EKSEKUTIF, menyajikan ringkasan isi dari LAKIP Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan secara singkat latar belakang
penulisan laporan yang memuat dasar kebijakan
penyusunan LAKIP dan juga gambaran umum struktur
organisasi, isu-isu strategis/permasalahan utama yang
sedang dihadapi di lingkup organisasi serta sistematika
penulisan
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Bab ini menguraikan muatan Rencana Strategis (Renstra )
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2013-
2018 dan Reviu Rencana Strategis ( Renstra ) Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015-2018
serta ringkasan/ ikhtisar Perjanjian Kinerja tahun 2016
B A B I P E N D A H U L U A N
25 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Bab ini menguraikan pencapaian kinerja organisasi untuk
setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi
sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk
setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut
dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :
1 Membandingkan antara target dan realisasi kinerja
tahun ini;.
2 Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian
kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun
terakhir;
3 Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun
ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
Rencana Strategis ( Renstra ) SKPD;
4 Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi
yang telah dilakukan;
5 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
6 Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan
ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
B. REALISASI ANGGARAN
Pada bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan
dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja
organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja
B A B I P E N D A H U L U A N
26 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
BAB IV PENUTUP
Menguraikan kesimpulan atas capaian kinerja organisasi
serta langkah di masa mendatang yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerjanya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
B A B I P E N D A H U L U A N
27 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Dalam rangka pelaporan keuangan dan kinerja Instansi Pemerintah
sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, maka terbitlah Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ).
SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat,
prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan
data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi
pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi
pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan untuk penyusunan Laporan
Kinerja yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan secara selaras dan sesuai
dengan penyelenggaraan Sistem Akuntansi Pemerintahan dan tata cara
pengendalian serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan.
B A B I P E N D A H U L U A N
28 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Gambar 2.1.
Komponen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Berikut adalah dokumen-dokumen dalam penyelenggaraan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ) sebagaimana dalam
gambar 2.2
B A B I P E N D A H U L U A N
29
Gambar 2.2. Dokumen dalam SAKIP
Rencana Strategis
Rencana Kerja
Tahunan
Perjanjian Kinerja
Rencana Kerja dan Anggaran
LAKIP
RPJM
Per
form
ance
Fee
db
ack
B A B I P E N D A H U L U A N
30 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
2.1. PERENCANAAN KINERJA
Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, rencana
strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan instansi pemerintah
agar mampu menjawab tuntutan strategis organisasi.
Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
adalah dokumen perencanaan tentang program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tahun 2013-
2018 dengan berorientasi terhadap hasil yang ingin dicapai melalui Visi, Misi,
Tujuan dan Sasaran Strategis. Untuk itu disusun arah kebijakan dan strategi
berisi uraian mengenai rumusan fokus prioritas dan sasaran yang akan dicapai
berdasarkan RPJMD sebagai pedoman dalam penyusunan dokumen
perencanaan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah agar efektif, efisien dan akuntabel.
Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah, maka Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah dalam menyusun Rencana Strategis mengacu pada
RPJMD Kota Malang Tahun 2013-2018. Sebagai hasil pra evaluasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ) Tahun 2015 oleh Tim
Kementerian Penadayagunaaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, maka
dilakukan penyempurnaan atas komponen perencanaan daerah yang tertuang
dalam RPJMD Tahun 2013-2018 diantaranya :
1 Jumlah 9 Misi dirasa terlalu banyak, karena idealnya berjumlah 4-
5 Misi;
2 Dalam Matrik RPJMD saat ini tidak memiliki tujuan dan indikator
tujuan;
B A B I P E N D A H U L U A N
31 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
3 Indikator sasaran yang tercantum dalam RPJMD saat ini yang
berjumlah 169 indiktor dianggap terlalu banyak dan lebih bersifat
output, padahal yang benar adalah bersifat outcome.
MISI KOTA MALANG hasil REVIU RPJMD Tahun 2013-2018 adalah sebagai
berikut:
4 .
5
6
7
8
9
10
11
Berdasarkan misi tersebut diatas, maka Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah yang semula mengacu kepada misi ke-2 (dua) dan misi ke 3
(tiga) dari RPJMD Kota Malang tahun 2013 - 2018, menjadi mengacu kepada
misi 5 ( lima ) RPJMD hasil reviu, yaitu “Meningkatkan reformasi birokrasi dan
1 MISI 1 Meningkatkan kualitas, aksebilitas dan pemerataan pelayanan
pendidikan dan kesehatan
2 MISI 2 Meningkatkan produktivitas dan daya saing daerah
3 MISI 3 Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap masyarakat
rentan, pengarusutamaan gender serta kerukunan sosial
4 MISI 4 Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan daya dukung Kota yang
terpadu dan berkelanjutan, tertib penataan ruang serta berwawasan
lingkungan
5 MISI 5 Meningkatkan reformasi birokrasi dan kualitas pelayanan publik yang
profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat
B A B I P E N D A H U L U A N
32 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada
kepuasan masyarakat”.
Maka tujuan dalam misi tersebut yang ditetapkan adalah sebagai
berikut :
Misi 5 : Meningkatkan reformasi birokrasi dan kualitas pelayanan publik yang
profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat
Tujuan 1 : Melaksanakan reformasi birokrasi secara berkelanjutan
Sasaran : Terlaksananya reformasi birokrasi
Tujuan 2 : Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel
dan berorientasi pada kepuasan masyarakat
Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan publik menuju pelayanan yang
profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat
Merujuk pada tujuan ke-2 misi 5 yaitu meningkatkan kualitas
pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan
masyarakat disusunlah strategi dan arah kebijakan pembangunan untuk
mencapai tujuan. Tujuan, strategi dan arah kebijakan pada RPJMD Kota Malang
untuk misi 5 secara lengkap tersaji sebagai berikut :
Misi 5 : Meningkatkan reformasi birokrasi dan kualitas
pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan
berorientasi pada kepuasan masyarakat
Tujuan : Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang
profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan
masyarakat
Strategi : Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan Kinerja
Daerah
B A B I P E N D A H U L U A N
33 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Arah Kebijakan : Peningkatan akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan pendapatan dan belanja daerah
A. REVIU RENCANA STRATEGIS BPKAD TAHUN 2015 – 2018
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor Kota Malang Nomor 7
Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu, Badan
Kepegawaian Daerah dan Lembaga Teknis Daerah serta Peraturan Walikota
Malang Nomor 65 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas Pokok Fungsi dan Tata
Kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah sebagaimana telah diubah
melalui Peraturan Walikota Nomor 24 Tahun 2014 tentang Uraian Tugas Pokok
Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dan
Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perkantoran Terpadu pada
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah merupakan lembaga teknis pemerintah daerah di bidang
pengelolaan keuangan dan aset daerah.
Sebagai tindak lanjut Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota
tersebut di atas, BPKAD yang dibentuk pada tanggal 18 Desember 2012 telah
menyusun Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Tahun 2009 – 2013. Namun dengan dilakukannya reviu RPJMD Kota Malang
Tahun 2013-2018 sesuai Peraturan Walikota Malang nomor 30 Tahun 2015,
maka disusunlah Reviu Rencana Strategis ( Renstra ) Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2015-2018 sesuai dengan
Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Nomor :
B A B I P E N D A H U L U A N
34 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
188.45/59/35.73.408/2015 tanggal 21 Oktober 2015, yang didalamnya berisi
reviu tentang tujuan, sasaran dan kebijakan BPKAD untuk periode 5 (lima)
tahun, merujuk kepada Reviu RPJMD Kota Malang Tahun 2015 - 2018. Namun
demikian sejalan dengan penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah sesuai
Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 94 Tahun 2015, maka dilakukan pula
penyempurnaan Indikator Kinerja Utama ( IKU) Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah Tahun 2016 -2018.
Secara ringkas substansi Reviu Rencana Strategis ( Renstra )
Badan Pengeloa Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015 – 2018 dapat
diilustrasikan sebagai berikut :
a. Visi
Visi BPKAD untuk 5 (lima) tahun mendatang yang menggambarkan peranan dan
fungsi organisasi BPKAD adalah : “ Terwujudnya Pelayanan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Yang Profesional dan Akuntabel “.
Visi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
memiliki makna bahwa ; Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota
Malang sebagai salah satu badan / lembaga pada Pemerintah Kota Malang
diharapkan mampu memegang kepercayaan (amanah) dan tanggung jawab
yang diberikan oleh walikota dan masyarakat, hal ini tercermin dalam Peraturan
Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu, Badan Kepegawaian Daerah dan Lembaga Teknis Daerah.
Di mana Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang mempunyai
kewenangan dalam pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Malang. Oleh sebab
B A B I P E N D A H U L U A N
35 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
itu Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang harus mampu
melayani dan berkerja secara profesional, di sisi lain sebagai Pengelola dan
sebagai Pengandministrasian di bidang Keuangan dan Aset Daerah.
b. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah merumuskan misinya sebagai berikut :
Misi ini mengandung makna bahwa
1 Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi harus di dukung oleh
kualitas sumber daya aparatur yang mampu dan menguasai di
bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah, serta jujur dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan sehingga
memberikan pelayanan yang dapat memuaskan penerima
layanannya;
2 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang yang
mempunyai kewenangan di bidang pengelolaan keuangan dan
aset daerah dalam rangka peningkatan pelayanannya di arahkan
untuk mengembangkan sistem pengelolaan keuangan dan aset
daerah yang menganut azas berimbang dan transparan, sehingga
tercipta akuntabilitas keuangan daerah dan tersedianya data aset
daerah
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Yang Profesional dan
Akuntabel
B A B I P E N D A H U L U A N
36 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
3 Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
mempunyai kewenangan di bidang pengelolaan aset daerah di
arahkan untuk meningkatkan sistem manajemen aset/barang
daerah dan tertatanya tertib administrasi aset/barang daerah
merupakan hal yang krusial dalam penyelenggaraan otonomi
daerah.
c. Penetapan Tujuan Dan Sasaran
Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh
organisasi dalam jangka waktu sampai tahun 2018. Tujuan merupakan
penjabaran secara lebih nyata dari perumusan visi dan misi. 2 (dua) tujuan
strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tersebut adalah sebagai
berikut :
Tujuan 1 : Terwujudnya Pengelolaan Keuangan Daerah Yang
Profesional dan Akuntabel
Sasaran 1 : Meningkatnya Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah
Tujuan 2 : Terwujudnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset
Daerah
Sasaran 2 : Meningkatnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan
Aset Daerah
B A B I P E N D A H U L U A N
37 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan
penentuan sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu yang lebih pendek.
Dalam tabel 2.1 berikut ini disajikan hubungan antara misi, tujuan,
sasaran dan cara mencapainya ( kebijakan dan program ) yang akan
dilaksanakan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah selama tahun 2013 -
2018
Tabel 2.1.
Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program BPKAD Tahun 2013 – 2018 Sesuai Reviu Renstra Tahun 2015-2018
Misi : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Profesional dan Akuntabel
Tujuan 1 : Terwujudnya Pengelolaan Keuangan Daerah Yang Profesional dan Akuntabel
Sasaran 1 : Meningkatnya Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Strategi : Meningkatkan kuantitas dan kualitas bidang pengelolaan administrasi keuangan dan aset daerah berorientasi pada kepuasan masyarakat
Kebijakan : 1. Meningkatkan pelayanan admnistrasi perkantoran
2. Mengembangkan sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
3. Merumuskan sistem dan prosedur akuntansi pengelolaan keuangan daerah
4.Merumuskan pedoman penyusunan laporan keuangan dan pertanggungjawaban keuangan daerah
5. Mengembangkan manajemen aset daerah
Program
: 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
5. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
6. Peningkatan Manajemen Aset/Barang Milik Daerah
Tujuan 2 : Terwujudnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah
Sasaran 2 : Meningkatnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah
Strategi : Mengembangkan penatausahaan pengelolaan aset daerah daerah
Kebijakan
: 1. Merumuskan penetapan pengelolaan aset/barang milik daerah
2. Merumuskan penatausahaan aset/barang milik daerah
Program : 1. Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
2. Penyelesaiaan Konflik-konflik Pertanahan
3. Peningkatan Status Hukum Aset
4. Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah
5. Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
B A B I P E N D A H U L U A N
38 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Namun demikian, sesuai hasil pra evaluasi penyelenggaraan Kinerja Pemerintah
( SAKIP ) Tahun 2016 oleh Biro Organisasi Provinsi Jawa Timur, maka dilakukan
reviu penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah sebagaimana diterbitkan dengan
Peraturan Walikota Malang Nomor 94 Tahun 2016 pengganti Peraturan Walikota
Malang Nomor 37 Tahun 2015 tentan Penyempurnaan Indikator Kinerja Utama
( IKU ). Berikut tabel 2.2 Misi, tujuan, dan sasaran BPKAD Tahun 2015 – 2018
hasil penyempurnaan Indikator Kinerja Utama ( IKU ), dimana yang semula
tujuan BPKAD sebanyak 2 (dua) menjadi 1 (satu) dan sasaran semula 2 (dua)
menjadi 1 (satu) sasaran.
Tabel 2.2
Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program BPKAD Tahun 2013 – 2018 Sesuai Penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah
Misi : Meningkatkan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Secara Tertib dan Normatif
Tujuan : Tercapainya optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset derah
Sasaran :
Meningkatnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Tertib dan Akuntabel
Strategi : Meningkatkan kuantitas dan kualitas bidang pengelolaan administrasi keuangan dan aset daerah berorientasi pada kepuasan masyarakat
Kebijakan : 1. Meningkatkan pelayanan admnistrasi perkantoran
2. Mengembangkan sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
3. Merumuskan sistem dan prosedur akuntansi pengelolaan keuangan daerah
4.Merumuskan pedoman penyusunan laporan keuangan dan pertanggungjawaban keuangan daerah
5. Mengembangkan manajemen aset daerah
Program
: 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
5. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
6. Peningkatan Manajemen Aset/Barang Milik Daerah
Strategi : Mengembangkan penatausahaan pengelolaan aset daerah daerah
Kebijakan : 1. Merumuskan penetapan pengelolaan aset/barang milik daerah
2. Merumuskan penatausahaan aset/barang milik daerah
Program : 1. Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
2. Penyelesaiaan Konflik-konflik Pertanahan
3. Peningkatan Status Hukum Aset
4. Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah
5. Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
B A B I P E N D A H U L U A N
39 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
B. RENCANA KINERJA TAHUNAN
Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) sesuai dengan
Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Dokumen Rencana Kinerja Tahunan disusun sebelum mengajukan
Rencana Kerja dan Anggaran ( RKA) dan telah memuat sasaran, indikator
sasaran, target kinerja sasaran, program, kegiatan, target kinerja kegiatan serta
pagu anggaran ( sebagaimana dalam lampiran tabel 2.3 )
Dokumen Rencana Kinerja Tahunan disusun selaras dengan
Rencana Strategis dan menjadi acuan dalam menyusun Perjanjian Kinerja.
Sasaran dalam Rencana Kinerja Tahunan ini adalah hasil yang akan
dicapai secara nyata oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam
rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam kurun waktu satu tahun yaitu
Tahun 2016.
Sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan
sasaran dan target yang akan dicapai selama tahun 2016 adalah sebagaimana
tabel 2.4. sebagai berikut :
Tabel 2.4.
Sasaran, Indikator Kinerja Sasaran, dan Target Kinerja Sasaran
Tahun 2016
(sesuai hasil penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah)
SASARAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN TARGET 2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET 2016
Tujuan 1 : Tercapainya Optimalisasi Pengelolaan Keuangan dan Aset
Meningkatnya
Pengelolaan
Keuangan dan Aset
Daerah Yang Tertib
dan Akuntabel
Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat
75,875 Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat
75,875
B A B I P E N D A H U L U A N
40 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
SASARAN
INDIKATOR KINERJA SASARAN
TARGET 2016 INDIKATOR
KINERJA UTAMA TARGET 2016
Proses APBD Kota Malang
Tepat Waktu Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kota Malang
Tepat Waktu
Persentase realisasi belanja langsung SKPD ≥ 90%
80% Persentase Penyajian L/K SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
75%
Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua) hari
60%
Persentase Penyajian Laporan Keuangan Daerah Secara Wajar Sesuai SAP Berbasis Akrual
75%
Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) Secara Benar
40%
Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
40%
Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
10,86% Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
10,86%
Memenuhi amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 31 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2017 sebagai berikut :
Pada Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 31 Tahun 2016 disebutkan “Dalam hal peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan
urusan pemerintahan dan organisasi perangkat daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah belum ditetapkan, maka penyusunan APBD Tahun 2017 diasarkan pada urusan pemerintahan dan organisasi perangkat
daerah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupatan/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah “
B A B I P E N D A H U L U A N
41 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Maka Rancangan Rencana Kerja ( Renja ) Tahun Anggaran 2017 SKPD
dilingkungan Pemerintah Kota Malang sebagai dasar penganggaran SKPD telah
disusun mengacu Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.
Sehingga perlu dilakukan kembali review Rencana Strategis ( Renstra ) SKPD
mengacu kepada Review RPJMD Tahun 2016-2018.
C. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan
dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih
rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator
kinerja.
Perjanjian Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan
dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kota Malang. Perjanjian Kinerja merupakan penjabaran dari sasaran dan
program dalam Rencana Strategis, yang akan dilaksanakan melalui berbagai
kegiatan tahunan. Di dalam Perjanjian Kinerja ditetapkan rencana capaian
kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran
dan kegiatan.
Perjanjian Kinerja memuat informasi tentang sasaran yang ingin
dicapai dalam tahun yang bersangkutan, indikator kinerja sasaran dan rencana
capaiannya, program, kegiatan serta rencana capaiannya.
Perjanjian Kinerja sendiri pada dasarnya adalah komitmen yang
mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur
B A B I P E N D A H U L U A N
42 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber
daya yang dikelolanya.
Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan
atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang
seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan
demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang
dihasilkan dari kegiatan-kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud
kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Tujuan penyusunan Perjanjian Kinerja adalah antara lain :
1 Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah
untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja
Aparatur;
2 Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;
3 Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan/sanksi;
4 Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi
dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah;
5 Sebagai dasar dalam penetapan Sasaran Kinerja Pegawai ( SKP )
Perjanjian Kinerja disusun setelah suatu instansi pemerintah telah
menerima Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun berkenaan.
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang telah
menyusun perjanjian kinerja tahun 2015 sesuai dengan kedudukan, tugas pokok
dan fungsi yang ada, mulai eselon II, eselon III, eselon IV sampai dengan unsur
pelaksana ( staf ).
B A B I P E N D A H U L U A N
43 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Selanjutnya tabel Perjanjian Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah Tahun 2016 dan perubahannya disajikan sebagaimana pada
lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Tahun 2016 ini.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
43 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam bab ini akan diuraikan akuntabilitas kinerja Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 untuk mengukur pencapaian tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan di dalam Reviu Rencana Strategis Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah 2013– 2018, dan dituangkan lebih lanjut
pada Rencana Kerja Tahunan 2016 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan
perubahannya. Selain itu, dibahas pula akuntabilitas keuangan dari seluruh
anggaran yang diterima Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota
Malang dalam rangka pencapaian kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kota Malang.
3.1. KERANGKA PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai
keberhasilah dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan visi dan misi Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang.
Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala
LAN Nomor 239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Selanjutnya diterbitkan Peraturan Walikota Malang nomor 8 Tahun
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
44 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
2015 tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian dan Pelaporan Kinerja sebagai
pedoman menyusun laporan akuntabilitas kinerja SKPD dilingkungan Pemerintah
Kota Malang dalam rangka penyelengaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah ( SAKIP ).
Beberapa acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah adalah sebagai berikut :
A. Indikator Kinerja Utama
Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) adalah ukuran
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan merupakan iktisar
hasil ( outcome ) berbagai program dan kegiatan sebagai penjabaran tugas
pokok dan fungsi organisasi.
Oleh karena Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
merupakan gabungan dari unit kerja Bagian Keuangan, Bagian
Perlengkapan dan Dinas Perumahan, maka pengukuran capaian indikator
kinerja utama pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP ) Tahun 2013 BPKAD merujuk pada Indikator Kinerja Utama Bagian
Keuangan ( lampiran 2 Peraturan Walikota Malang Nomor 7 Tahun 2011)
dan Indikator Kinerja Utama Dinas Perumahan (lampiran 4 Peraturan
Walikota Malang Nomor 7 Tahun 2011). Pada Laporan Akuntablitas Kinerja
Instansi Pemerintah tahun 2014 BPKAD masih merujuk Indikator Kinerja
Sasaran dan Indikator Kinerja Utama sebagaimana tersebut pada
Penetapan Kinerja, Rencana Strategis BPKAD tahun 2013-2018 dan
RPJMD tahun 2013-2018.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
45 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Kemudian dengan diterbitkanya Peraturan Walikota Malang Nomor 14
Tahun 2015 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Daerah yang selanjutnya
diubah dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun 2015 Tentang
Penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah, maka Laporan Akuntablitas
Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2015 Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah merujuk kepada Indikator Kinerja Utama setelah reviu Rencana
Strategis ( Renstra ) Tahun 2013-2018.
Namun demikian sejalan dengan penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah
sesuai Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun 2015 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 94 Tahun 2015,
maka dilakukan pula penyempurnaan Indikator Kinerja Utama ( IKU ) Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016-2018 dan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) BPKAD Tahun 2016
disusun sesuai dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) setelah
penyempurnaan.
B. Indikator Kinerja Sasaran
Indikator sasaran adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan. Indikator sasaran dilengkapi dengan target dan satuannya
untuk mempermudah pengukuran pencapaian sasaran.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
46 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
3.2. CAPAIAN KINERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET
DAERAH
A. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016
Pengukuran kinerja dilakukan untuk pengukuran pencapaian
target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja.
Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan
analisis capaian kinerja Pengukuran pencapaian target kinerja
dilakukan dengan cara :
7 Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016;.
8 Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
2016 dengan tahun 2015 dan tahun 2013,2014;
9 Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam Rencana
Strategis ( Renstra ) SKPD yaitu tahun 2013-2018;
10 Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah
dilakukan;
11 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
Dalam mengukur capaian indikator kinerja Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah tahun 2016, didasarkan pada ketentuan
sebagai berikut :
1. Angka maksimum capaian setiap indikator kinerja ditetapkan
sebesar 100%. Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil
prosentase capaian indikator kinerja sasaran yang mencapai lebih
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
47 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
dari 100% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar 100.
Angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian kinerja
sasaran yang mencapai kurang dari 0% termasuk pada angka
capaian kinerja sebesar 0.
2. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase capaian
target indikator kinerja adalah :
𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐈𝐧𝐝𝐢𝐤𝐚𝐭𝐨𝐫 𝐊𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 = 𝐑𝐞𝐚𝐥𝐢𝐬𝐚𝐬𝐢
𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭𝐱 𝟏𝟎𝟎%
3. Cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran
strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas
capaian indikator kinerja sasaran
4. Predikat nilai capaian kinerja dikelompokkan dalam skala
pengukuran ordinal sebagai berikut :
85 s/d 100 : Sangat Berhasil
70 s/d < 85 : Berhasil
55 s/d < 70 : Cukup Berhasil
0 s/d < 55 : Kurang Berhasil
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan
analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih
transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya
kinerja yang diharapkan.
Tabel 3.1. dan tabel 3.2 berikut ini menyajikan data
pencapaian kinerja terhadap Indikator Kinerja Utama dan Indikator
Kinerja Sasaran yang ditabulasikan sebagai berikut :
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
48 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Tabel 3.1.
Indikator Kinerja Utama (IKU),
Pencapaian Kinerja Tahun 2016
SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET REALISASI
CAPAIAN
Tercapai Tidak
Tercapai
Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel
Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat
75,875 78,82 100%
Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kota Malang
Tepat Waktu
Tepat Waktu 100%
Persentase Penyajian L/K SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
75% 94% 100%
Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
10,86% 10,90% 100%
Dari masing-masing Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :
1 Nilai pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
mempunyai kewenangan dalam pengelolaan Keuangan dan Aset
Kota Malang. Oleh sebab itu Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kota Malang harus mampu melayani dan berkerja secara
profesional, di sisi lain sebagai Pengelola dan sebagai
Pengadministrasian di bidang Keuangan dan Aset Daerah. Salah
satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, maka perlu
melakukan penilaian kinerja penyelenggaraan pelayanan publik
secara berkala yaitu dengan mengadakan survey kepuasan
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
49 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas
pelayanan. Pemilihan sampel yang tepat, dianggap dapat mewakili
pendapat umum yang berkembang dalam masyarkat. Diharapkan
dengan semakin meningkatnya indeks kepuasan masyarakat atas
suatu pelayanan berarti semakin baik pula kualitas pelayanan yang
diberikan.
Bahwa dalam rangka mengukur tingkat kepuasan masyarakat atas
pelayanan yang diberikan oleh Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah terhadap pelayanan pengelolaan keuangan dan aset
daerah dilakukan selain dengan wawancara langsung yaitu dengan
menyebarkan kuisioner kepada penerima layanan yaitu seluruh
SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang, masyarakat umum
yang memanfaatkan layanan pengelolaan keuangan dan aset
daerah.
Pengukuran tingkat kepuasan tahun 2016 dilakukan terhadap
9 ( sembilan ) unsur pelayanan dan 21 ( dua puluh satu ) unsur
yang dikaji, sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB nomor
16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat
Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik terhadap 100
( seratus ) responden pada periode 19 sampai dengan 22 Mei
2016, hasil/nilai/Indeks sebesar 78,82 atau kategori mutu
pelayanan B/ Baik.
Pengukuran atas 14 (empat belas) unsur pelayanan sebagai
variabel penyusunan indeks kepuasan masyarakat melalui kuisioner
yang disebar oleh BPKAD pada semester II tahun 2015 diperoleh
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
50 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
nilai SKM sebesar 78,22, kategorisasi mutu pelayanan “BAIK”.
Sehingga jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015
mengalami peningkatan sebesar 0,60%. Pada Tahun 2016, Unsur
pelayanan yang memperoleh penilaian baik akan diupayakan untuk
ditingkatkan lagi menjadi sangat baik atau paling tidak
dipertahankan untuk memperoleh penilaian baik. Unsur
tanggungjawab petugas dalam memberikan layanan, mendapat nilai
rata-rata tertinggi diantara unsur pelayanan yang lain, yakni sebesar
3,268. Hal ini menunjukkan bahwa petugas/aparatur pada Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah telah memiliki integritas yang
tinggi karena dibekali dengan kemampuan yang memadai.
Kemampuan dan kapasitas sumberdaya aparatur di BPKAD dicapai
melalui pembekalan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan
dan aset daerah dilakukan secara formal dan informal, baik dengan
sharing/diskusi di rapat-rapat internal, pengarahan dari pimpinan
dan/atau mengirimkan ke/dan/atau melaksanakan
sosialisasi/bimbingan teknis tentang pengelolaan keuangan dan
aset daerah. Unsur pelayanan yang mendapat nilai terendah
adalah unsur kesesuaian hasil pelayanan dengan ketentuan yang
ditetapkan, yakni sebesar 3,086.
Hal tersebut pada umumnya disebabkan oleh :
1. Terdapat beberapa SKPD yang kurang memahami Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah ditetapkan,
sehingga sering terjadi pemberkasan/kelengkapan pengajuan
pencairan dana ( SPP/SPM ) tidak sesuai /tidak lengkap, yang
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
51 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
berakibat pada penerbitan SP2D nya tidak sesuai dengan
ketentuan yaitu maksimal 2 (dua) hari setelah pengajuan berkas
lengkap
2. Hal tersebut disebabkan pula adanya perbedaan persepsi dalam
memahami aturan yang ditetapkan dalam Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Maka upaya-upaya yang dilakukan untuk memperbaiki penilaian
atas layanan tersebut antara lain :
1 Melakukan sosialisasi Sistem dan Prosedur Pengelolaan
Keuangan Daerah tersebut kepada SKPD, khususnya kepada
PPK-SKPD dan Bendahara Pengeluaran
2 Melakukan sosialisasi tentang tata cara pencairan dan tertib
pelaksanaan anggaran yaitu pencairan penyerapan sesuai
dengan schedule yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Pelaksanaan Anggaran ( DPA ) masing-masing SKPD.
Memenuhi amanat Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015; Aksi
Pelaksanaan E-Government dan Keterbukaan Informasi Publik
nomor 32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah,
BPKAD telah mempublikasikan melalui website antara lain :
Ringkasan RKA/DPA, Ringkasan RKA-PPKD/DPA-PPKD, Perda
tentang APBD/P-APBD, dan telah pula mempublikasikan melalui
media/surat kabar antara lain : Neraca, LRA Tahun 2014 dan
Ringkasan APBD dan Perubahan APBD Tahun 2015
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
52 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
2 Proses APBD Kota Malang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD,
dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD disusun sesuai
dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan
pendapatan daerah dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada
masyarakat. Penyusunan APBD didasarkan prinsip sebagai berikut:
1 Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah;
2 Tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, bertanggungjawab dengan
memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan manfaat untuk
masyarakat;
3 Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
4 Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan
mendapatkan, akses informasi seluas-luasnya tentang APBD;
5 Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat; dan
6 Tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dan peraturan daerah
lainnya.
Kebijakan penyusunan APBD Tahun Anggaran 2017 (sesuai
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 31 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
53 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Tahun Anggaran 2017), maka Pemerintah Kota Malang dan DPRD
harus memperhatikan antara lain : “Kepala Daerah dan DPRD wajib
menyetujui bersama rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
Tahun Anggaran 2016 paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
dimulainya Tahun Anggaran 2017 atau paling lambat tanggal 30
November 2016”
Pada Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 31 Tahun 2016 disebutkan “Dalam hal peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan
urusan pemerintahan dan organisasi perangkat daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah belum ditetapkan, maka penyusunan APBD Tahun 2017 diasarkan pada urusan pemerintahan dan organisasi perangkat
daerah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupatan/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah “
Maka Rancangan Rencana Kerja ( Renja ) Tahun Anggaran 2017
SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Malang sebagai dasar
penganggaran SKPD telah disusun mengacu Peraturan Daerah Kota
Malang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
54 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Tahapan dan Jadwal penyusunan APBD Kota Malang Tahun
Anggaran 2017 adalah sebagai berikut :
1) Penyusunan dan penyampaian rancangan KU-APBD dan
PPAS-APBD Tahun Anggaran 2017 kepada DPRD Kota
Malang, tanggal 9 November 2016
2) Kesepakatan bersama antara Walikota dan DPRD Kota Malang
atas rancangan KU- APBD dan PPAS-APBD Tahun Anggaran
2017, tanggal 11 November 2016
3) Penerbitan Surat Edaran Kepala Daerah perihal Pedoman
Penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD, tanggal 6
September 2016
4) Penyusunan dan pembahasan RKA-SKPD dan RKA-PPKD
serta penyampaian rancangan Peraturan Daerah tentang
Rancangan APBD Tahun Anggaran 2017 kepada DPRD Kota
Malang, tanggal 16 November 2016
5) Persetujuan bersama antara Walikota dan DPRD Kota Malang
atas Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun
Anggaran 2017, tanggal 30 November 2016 melalui Keputusan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang Nomor :
188.4/59/35.73.200/2016 tentang Persetujuan Penetapan
Kesepakatan Bersama Antara Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kota Malang Dengan Pemerintah Kota Malang
Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
55 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
6) Penyampaian rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan
rancangan Peraturan Walikota Malang tentang Penjabaran
APBD kepada Gubernur untuk dievaluasi, tanggal 5 Desember
2016
7) Penyempurnaan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
sesuai hasil evaluasi yang ditetapkan dengan keputusan
pimpinan DPRD tentang penyempurnaan rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD, tanggal 10 Desember 2016
8) Penetapan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tanggal 28
Desember 2016 tentang APBD Tahun Anggaran 2017 dan
Peraturan Walikota Nomor 93 Tahun 2016 tanggal 29
Desember 2016 tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran
2017.
Reward and punishment,
Reward; Kebijakan penyusunan APBD Tahun Anggaran 2017 selain
memenuhi amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 31
Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017, dimana Pemerintah Kota
Malang dan DPRD harus memperhatikan antara lain : “Kepala
Daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2016 paling lambat 1 (satu)
bulan sebelum dimulainya Tahun Anggaran 2017 atau paling lambat
tanggal 30 November 2016”, tidak kalah pentingnya dipergunakan
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
56 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
sebagai tolokukur keberhasilan kinerja pengelolaan keuangan
daerah. Pemerintah Pusat melalui Kementerian Keuangan
memberikan apresiasi dan penghargaan/ anugerah “ Dana Rakca”
kepada daerah yang berkinerja baik dalam aspek pengelolaan
keuangan daerah termasuk aspek penyelenggaraan layanan dasar
publik dan perekonomian daerah dengan memenuhi kriteria utama
maupun kriteria jinerja daerah yang telah ditentukan. Selain dengan
memberikan anugerah “Dana Rakca” tersebut pemerintah pusat
mencanangkan program pemberian Dana Insentif Daerah ( DID)
dengan alokasi minimum Rp 7,5 Milyar per daerah. Dana Insentif
Daerah dialokasikan kepada daerah tertentu/berprestasi dengan
mempertimbangkan kriteria tertentu. Oleh karena itu kriteria dan
indikator penertapan daerah penerima DID meliputi 3 (tiga) kriteria
yaitu:
1. Kriteria kinerja yang pertama adalah Kriteria Pengelolaan
Keuangan yang terdiri dari :
a) Opini BPK atas LKPD ( mendapatkan opini WTP atau
WDP )
b) Penetapan APBD tepat waktu
c) Upaya (effort) peningkatan PAD
2. Kriteria kedua adalah Kriteria Kinerja Pendidikan yang terdiri
dari :
a) Partisipasi Sekolah/ Angka Partisipasi Kasar ( APK )
b) Upaya (effort) peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia ( IPM )
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
57 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
3. Kriteria kinerja ketiga adalah Kriteria Kinerja Ekonomi dan
Kesejahteraan Masyarakat yang terdiri dari :
a) Peningkatan Angka Pertumbuhan Ekonomi Lokal
b) Penurunan Angka Kemiskinan
c) Penurunan Angka Pengangguran
Tujuan program Dana Insentif Daerah ( DID ) adalah :
a. Mendorong agar daerah berupaya untuk mengelola
keuangannya dengan lebih baik yang ditunjukkan dengan
perolehan opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah ( LKPD )
b. Memotivasi daerah agar berupaya untuk selalu menetapkab
APBD tepat waktu
c. Mendorong agar daerah menggunakan instrumen politik dan
instrumen fiskal untuk secara optima; mewujudkan
peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal dan peningkatan
kesejahteraan penduduknya
Pada tahun 2017 Pemerintah Pusat memberikan program DID
kepada 83 daerah yang salah satunya adalah Kota Malang dengan
alokasi DID sebesar Rp 7.500.000.000,00 (Tujuh Milyar Lima Ratus
Juta Rupiah ).
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
58 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
“Punishment”
Namun sebaliknya jika penetapan APBD tidak tepat waktu,maka
daerah mendapatkan sanksi sesuai Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yaitu Pasal 311 ayat (1)
dan (2) sebagai berikut :
Ayat (1)
“ Kepala Daerah wajib mengajukan rancangan Perda tentang APBD
disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada
DPRD sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan untuk memperoleh persetujuan
bersama”
Ayat (2)
“ Kepala Daerah yang tidak mengajukan rancangan Perda tentang
APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi
administrasi berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangannya yang
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan selama 6
(enam) bulan”
3 Persentase Penyajian L/K SKPD sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, setiap
entitas pelaporan, dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat Daaerah
( SKPD ) wajib menyusun dan menyajikan :
a. Laporan Keuangan; dan
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
59 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
b. Laporan Kinerja
Upaya konkrit dalam mewujudkan akuntablitas dan transparansi di
lingkungan pemerintah mengharuskan setiap pengelola keuangan
daerah untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan dengan cakupan yang lebih luas dan tepat
waktu.
Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
Kepala Satuan Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran
menyusun Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang bersangkutan dan menyampaikan kepada
Walikota melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendaharawan Umum Daerah
menyusun Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban
pengelolaan perbendaharaan daerah menyampaikan kepada
Walikota. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun
berdasarkan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan
daerah disampaikan selambat-lambatnya 2 (dua ) bulan setelah
tahun anggaran berakhir. Berdasarkan Laporan Keuangan Daerah,
Pejabat Pengelola Keuangan dan Aset Daerah menyusun rancangan
Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.
Laporan Keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP), adalah prinsip-prinsip akuntansi
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
60 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah.
Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Laporan Keuangan
disusun sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan ( SAP ) Berbasis
Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang
dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta
mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan
pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam
APBD, yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
mengamanatkan penyajian laporan keuangan terdiri atas :
I. Entitas Akuntasi ( Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang/SKPD ), terdiri atas :
1) Laporan Realisasi Anggaran ( LRA );
2) Neraca;
3) Laporan Operasional ( LO );
4) Laporan Perubahan Ekuitas ( LPE ); dan
5) Catatan atas Laporan Keuangan ( CaLK)
II. Entitas Pelaporan ( SK-PKD ) terdiri atas :
1) Laporan Realisasi Anggaran ( LRA );
2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih ( LPSAL);
3) Neraca;
4) Laporan Operasional ( LO );
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
61 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
5) Laporan Arus Kas ( LAK);
6) Laporan Perubahan Ekuitas ( LPE ); dan
7) Catatan atas Laporan Keuangan ( CaLK ).
Melalui Peraturan Walikota Malang Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Sistem dan Kebijakan Akuntansi, sejak tahun 2015 Pemerintah Kota
Malang secara bertahap menerapkan Standar Akuntansi
Pemerintahan ( SAP ) Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi SAP
Berbasis Akrual.
Manfaat penggunaan basis akuntansi akrual bagi Pemerintah Daerah
antara lain :
1) Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan
Pemerintah Daerah;
2) Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan
kewajiban Pemerintah Daerah;
3) Pengendalian defisit anggaran dan akumulasi biaya
pemerintah daerah lebih baik;
4) Bermanfaat dalam hal mengevaluasi kinerja pemerintah
daerah terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian
tujuan.
Penerapan akuntansi berbasis akrual di Pemerintah Kota Malang
memasuki tahun ke 2 pada tahun 2016 ini, Walaupun salah satu
indikator keberhasilan penerapan SAP berbasis akrual dapat dilihat
dalam kewajaran penyajian laporan keuangan sebagaimana Opini
Wajar Tanpa Pengecualian ( WTP ) yang diberikan BPK-RI atas
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
62 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
pemeriksanaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2015,
namun masih dijumpai potensi permasalahan, yang antara lain :
1) Belum seluruhnya PPK-SKPD memahami dengan baik
konsep akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Daerah;
2) Permasalahan aset yang memerlukan penanganan secara
lebih cermat antara lain :
a. Persoalan penyerahan aset kepada SKPD pengguna
b. Pengelompokan sub sequent expenditures kepada
aset induknya
c. Penanganan aset perolehan hibah yang tidak melalui
mekanisme APBD
3) Belum sinkronnya kode rekening penyusunan anggaran, kode
rekening barang milik daerah, dan kode rekening penyusunan
laporan keuangan
4) Perlunya penyesuaian kebijakan akuntansi dengan
memasukkan hal-hal yang belum diatur dalam kebijakan
akuntansi
Maka dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Daerah
Berbasis Akrual diawali dengan pengembangan Sistem Aplikasi
Pengelolaan Keuangan berbasis Akrual dari basis akuntansi kas
menuju basis akuntansi. Perubahan Kebijakan Akuntansi tersebut
telah disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan
dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) Tahun Anggaran
2015.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
63 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Laporan Keuangan Tahun 2015 telah dilakukan Penyajian Kembali/
Restatement pada awal tahun 2015, ketika akan
mengimplementasikan SAP Berbasis Akrual adalah Neraca Tahun
2014, karena Neraca 2014 ketika disusun belum menerapkan
standar akuntansi akrual. Penyajian kembali/Restatement adalah
perlakuan akuntansi yang dilakukan atas pos-pos dalam neraca yang
perlu dilakukan penyajian kembali pada awal periode, ketika
Pemerintah Daerah untuk pertamakalinya akan
mengimplementasikan kebijakan akuntansi baru dari semula Basis
Kas Menuju Akrual menjadi Basis Akrual Penuh.
Jadi penyajian kembali/restatement diperlukan untuk pos-pos neraca
yang kebijakannya belum mengikuti basis akrual penuh. Karena
untuk penyusunan neraca ketika pertama kalinya disusun dengan
basis akrual, neraca akhir tahun periode sebelumnya masih
menggunakan basis kas menuju akrual ( Cash Toward Accrual ),
yaitu meliputi :
1) Akun piutang;
2) Beban dibayar di muka;
3) Persediaan;
4) Inventasi jangka panjang;
5) Aset tetap, perlu disajikan dengan nilai buku setelah dikurangi
penyusutan;
6) Aset tetap tidak berwujud, perlu disajikan kembali dengan
nilai buku setelah dikurangi akumulasi amortisasi;
7) Utang bunga;
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
64 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
8) Pendapatan diterima di muka;
9) Ekuitas.
Untuk mempersiapkan penyusunan laporan keuangan Pemerintah
Daerah akrual yang akurat, tepat waktu dan sesuai SAP, maka
disusunlah Laporan Keuangan Interim Berbasis Akrual yang
dilaksanakan pada antar periode pelaksanaan tahun anggaran .
Pada tahun 2015 telah mulai disusun laporan keuangan interim
berbasis akrual dimaksud, dan berlanjut pada tahun 2016.
Laporan Keuangan Interim dapat disusun untuk tujuan
tertentu, misalnya untuk mengetahui besarnya realisasi anggaran
sampai periode tertentu, mengetahui posisi keuangan atas aset,
kewajiban dan ekuitas entitas pelaporan pada suatu waktu cut off
penyusunan laporan keuangan. Selain itu laporan keuangan interim
Pemerintah Daerah juga sebagai alat evaluasi manajemen terhadap
sistem akuntansi yang telah dilaksanakan, apakah telah menyajikan
informasi keuangan secara akurat sesuai transaksi yang diinput
dalam bentuk buku jurnal. Apabila terdapat perbedaan antara
transaksi yang diinput dan informasi keuangan yang dihasilkan, akan
dapat segera dilakukan perbaikan dan koreksi sehingga laporan
keuangan Pemerintah Daerah Tahun Buku dapat disajikan secara
wajar.
Langkah dan upaya Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
dalam rangka menerapkan sistem dan kebijakan akuntansi
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
65 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Pemerintah Daerah yang mengacu pada SAP Berbasis Akrual tahun
2015 antara lain :
1) Pengembangan Sistem Aplikasi Pengelolaan Keuangan berbasis
Akrual dari basis akuntansi kas menuju basis akuntansi akrual;
2) Pendampingan Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
SKPD Berbasis Akrual;
3) Asistensi pendampingan penyusunan Laporan Keuangan Interim
SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang;
4) Asistensi pendampingan penyusunan Laporan Keuangan SKPD di
lingkungan Pemerintah Kota Malang
Memperhatikan uraian tersebut di atas, capaian indikator kinerja
Persentase Penyajian Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual secara kuantitas masih
belum dapat diperhitungkan karena hampir keseluruhan SKPD masih
harus melaksanakan penyesuaian-penyesuaian pada pos/akun pada
neracanya melalui Penyajian Kembali/ Restatement pada awal tahun
2015, ketika akan mengimplementasikan SAP Berbasis Akrual
adalah Neraca Tahun 2014, karena Neraca 2014 ketika disusun
belum menerapkan standar akuntansi akrual. Dimana penyajian
kembali/Restatement adalah perlakuan akuntansi yang dilakukan
atas pos-pos dalam neraca yang perlu dilakukan penyajian kembali
pada awal periode, ketika Pemerintah Daerah untuk pertamakalinya
akan mengimplementasikan kebijakan akuntansi baru dari semula
Basis Kas Menuju Akrual menjadi Basis Akrual Penuh.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
66 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Karena untuk penyusunan neraca ketika pertama kalinya disusun
dengan basis akrual, neraca akhir tahun periode sebelumnya masih
menggunakan basis kas menuju akrual ( Cash Toward Accrual ).
Namun demikian secara kualitas persentase Penyajian Laporan
Keuangan Daerah Secara Wajar Sesuai SAP Berbasis Akrual dapat
dipertanggungjawabkan, melalui pendampingan asistensi
penyusunan Laporan Keuangan bagi SKPD di lingkungan
Pemerintah Kota Malang.
Dalam proses pendampingan asistensi penyusunan Laporan
Keuangan bagi SKPD ini di dapat prosentase PPK- SKPD yang
dapat menyajikan Laporan Keuangan SKPD Secara Wajar Sesuai
SAP Berbasis Akrual kurang lebih 96 PPK-SKPD atau sebesar 96
SKPD/102 SKPD x 100%= 94,12%.
Sehingga dapat dianggap seluruh Entitas Akuntansi ( Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang/SKPD ) sebanyak 96 SKPD dari total
102 SKPD, yang wajib menyampaikan Laporan Keuangan telah
dapat menyajikan Laporan Keuangan SKPD Secara Wajar Sesuai
SAP Berbasis Akrual.
Sebagaimana agenda reformasi birokrasi Pemerintah Kota
Malang sesuai Peraturan Walikota Malang Nomor 20 Tahun 2015
tentang Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Malang
Tahun 2015 -2019, difokuskan pada empat fokus perubahan yang
salah satunya adalah reformasi birokrasi yang ditujukan untuk
mengembangkan atau memperbarui berbagai hal yang sudah baik
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
67 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
yaitu “mempertahankan opini WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan
( BPK )”.
Opini Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara
dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan, BPK telah memeriksa Laporan Keuangan
Pemerintah Kota Malang Tahun Anggaran 2015, yang terdiri dari :
1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
2) Laporan Arus Kas (LAK),
3) Neraca
4) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih ( LPSAL);
5) Laporan Operasional ( LO );
6) Laporan Perubahan Ekuitas ( LPE ); dan
7) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK),
BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara ( SPKN), yaitu standar yang
mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari saji material. Suatu pemeriksaan meliputi :
1) bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan
dalam laporan keuangan;
2) penilaian atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat Pemerintah Kota Malang;
3) penilaian atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan;
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
68 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
4) penilaian atas keandalan sistem pengendalian intern yang
berdampak material terhadap laporan keuangan; serta
5) penilaian terhadap penyajian atas laporan keuangan secara
keseluruhan.
Opini Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) terhadap Laporan
Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2015 adalah Wajar Tanpa
Pengecualian ( WTP ) kelima kalinya setelah 4 tahun berturut-turut,
yaitu tahun 2011, 2012 , 2013 dan tahun 2014.
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah opini audit yang
akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan
informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan
keuangan diberikan opini ini, artinya auditor meyakini berdasarkan
bukti-bukti audit yang dikumpulkan dianggap telah
menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum
dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya dianggap
tidak material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan.
Secara umum laporan keuangan telah memenuhi kriteria :
1) Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan ( SAP );
2) Kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan;
3) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;
4) Efektifitas Sistem Pengendalian Intern yaitu meliputi
keberadaan aset, kelengkapan bukti dan nilai aset ).
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
69 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Namun demikian penerapan SAP berbasis akrual dari hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK - RI ) terhadap
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Malang Tahun 2015,
terdapat beberapa cacatan yaitu:
Belum sepenuhnya Pemerintah Kota Malang menerapkan
sistem akuntansi berbasis akrual sesuai ketentuan antara lain :
c. Kebijakan akuntansi terkait pelaporan dana BOSNAS di
Dinas Pendidikan belum diatur secara spesifik, yang
selanjutnya telah ditindaklanjuti dengan penyusunan
peraturan Walikota Malang tentang Perubahan Sistem dan
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Malang, sedangkan
mekanisme pengesahan pendapatan dan belanja pada
satuan pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan akan
diatur tersendiri
d. Kebijakan akuntansi yang belum menggabungkan nilai
aset yang diperoleh dari pengeluaran setelah perolehan
awal dengan aset induknya. Hal ini dikarenakan kebijakan
akuntansi tersebut dibuat pada saat kondisi pencatatan
aset Pemerintah Kota Malang yang masih terpisah antara
SKPD yang mencatat aset definitif dengan SKPD
pengguna yang menggunakan dan melakukan renovasi
atas aset tersebut. Pada tahun 2015 telah dilakukan
penyerahan sebagian besar aset-aset definitif tersebut
kepada SKPD pengguna yang memanfaatkan aset-aset
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
70 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
tersebut, sehingga antara aset definitif dan aset hasil
renovasi sudah dicatat pada SKPD yang sama. Ketentuan
dimaksud sudah diatur dengan menyusun Peraturan
Walikota Malang Nomor 88 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Penyusutan Aset Tetap Pemerintah Daerah
Sebagaimana yang disampaikan Rapat Kerja Nasional Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah yang dilaksanakan di Jakarta
pada tanggal 20 September 2016, antara lain sebagai berikut
“Tahun 2015 adalah tahun pertama secara masif Pemerintah
maupun Pemerintah Daerah menerapkan sistem akuntansi berbasis
akrual. Meskipun Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhasil
meraih capaian opini atas Laporan Keuangan yang cukup baik,
namun diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan perbaikan
yang terus menerus untuk meningkatkan kualitas
pertanggungjawaban pada Laporan Keuangan melalui antara lain :
a. Peningkatan komitmen pimpinan dalam penerapan akuntansi
berbasis akrual;
b. Menyempurnakan peraturan terkait kebijakan akuntansi dan
mengembangkan aplikasi secara menyeluruh dan terintegrasi;
c. Peningkatan pemahaman dan kapasitas sumber daya
manusia di bidang akuntansi;
d. Peningkatan sinergi antar unit terkait;
e. Percepatan untuk menindaklanjuti temuan pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ); dan
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
71 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
f. Pemberdayaan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah
( APIP) secara optimal mulai dari tahahapan perencanaan,
pengganggaran, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban atas
APBN/APBD dalam rangka mewujudkan efektivitas
pengendalian intern yang memadai.
Berikut adalah beberapa kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam
rangka pengembangan pengelolaan keuangan dan aset daerah
diharapkan menjadi point penilaian BPK dalam rangka
mencapai/mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian
( WTP) antara lain :
1) Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan ( SAP ) berbasis
akrual mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun
2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah melalui Peraturan
Walikota Malang Nomor 14 Tahun 2014 tentang Sistem dan
Kebijakan Akuntansi, yang menindaklanjuti rekomendasi hasil
Pemeriksaan L/K oleh Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ),
diadakan perubahan dan/atau penambahan Peraturan Walikota
Malang Nomor 14 Tahun 2014 tentang Sistem dan Kebijakan
Akuntansi yang meliputi :
a. Standar/kriteria yang ditambahkan :
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
72 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
1) Akuntansi dan pelaporan penerimaan dan
pengeluaran daerah yang tidak melalui Rekening
Kas Umum Daerah;
2) Akuntansi Badan Layanan Umum Daerah;
3) Renovasi aset tetap; dan
4) Penghapusan aset konstruksi dalam pengerjaan.
b. Standar/kriteria yang diubah :
1) Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap
untuk aset tetap lainnya;
2) Tabel masa manfaat setelah perolehan awal
diubah sesuai ketentuan dalam tabel
penambahan masa manfaat aset tetap dalam
Peraturan Walikota nomor 88 Tahun 2015
tentang Kebjakan Penyusutan Aset Tetap dan
Aset Tak berwujud
3) Penerapan penyusutan aset tetap untuk
pertamakalinya diubah sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Walikota tersebut;
4) Penentuan masa manfaat aset tidak berwujud
2) Pengembangan Sistem Aplikasi Pengelolaan Keuangan Daerah
secara menyeluruh dan terintegrasi, dari mulai penyusunan
perencanaan dan penganggaran APBD hingga
pertanggungjawaban dan pelaporannya serta terkoneksi
dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
73 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
3) Peningkatan penatausahaan aset daerah melalui
pengembangan penataan arsip aset daerah dengan aplikasi
( SIGMA dan SIPIPT)
4) Penerapan aplikasi berbasis web based, baik untuk
pengelolaan keuangan daerah ( melalui e-budgeting, e-
finance ) maupun pengelolaan aset daerah ( melalui Sistem
Informasi Manajemen Barang Milik Daerah ( SIMBADA )).
Bahwa dalam rangka pencapaian sasaran kinerja SKPD dalam
pelaksanaan tugasnya BPKAD Kota Malang mempergunakan
beberapa aplikasi penatausahaan keuangan dan aset daerah,
antara laian :
1) Si-APBD
Dipergunakan dalam rangka penyusunan
perencanaan anggaran
Dari desktop menjadi website
2) E-Finance
Dipergunakan dalam rangka penatausahaan,
pelayanan perbendaharaan dan pengelolaan
keuangan daerah
Versi V20151127
3) SIMBADA
Dipergunakan dalam rangka penatausahaan BMD
Versi 1.5
4) SIGMA
Sistem aplikasi untuk menyimpan/mengarsip
data/obyek berupa data tekstual maupun spasial
yang dilengkapi dengan titik-titik ordinat pada
masing-masing obyek
Upgrade
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
74 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
5) SIPIPT
Sistem aplikasi untuk menyimpan dan
mengarsipkan data Ijin Pemakaian Tanah-Tanah
Yang Dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang
Upgrade
4 Prosentase Bidang Lahan Aset Daerah Yang Bersertifikat
Target indikator ini pada tahun 2016 adalah sebesar 10,86% atau
(837 + 30 bidang + 33 bidang = 900/8.256 bidang), dengan
penambahan penerbitan sertifikat sebanyak 33 bidang. Sampai
dengan tahun 2015 telah diterbitkan sebanyak 867 bidang dengan
luas 2.890.123 m2+ 114.954 m2 = 3.005.077 m². Sebagaimana
tahun-tahun sebelumnya realisasi target indikator ini tidak dapat
diperhitungkan capaiannya secara parsial, karena sepenuhnya
dipengaruhi oleh proses sertifikasi yang dilakukan di BPN, artinya
dari 307 bidang lahan yang diajukan proses sertifikasinya sampai
pada tahun 2018, kecepatan dan realisasi sertifikasi atas bidang
lahan tidak dapat ditentukan. Pada tahun 2016 bidang lahan dalam
proses sertifikasi sebanyak 47 bidang seluas 363.870 m². namun
masih dalam proses pengukuran atau target capaian 0%.
Dikemukakan bahwa target capaian jumlah bidang lahan aset yang
telah diajukan proses sertifikasinya sampai dengan tahun 2018
sebanyak 1.121 bidang atau luas 3.412.329 m². Sampai dengan
tahun 2016 bidang lahan aset yang bersertifikasi sebanyak 900
dengan luas 3.005.077 m². Namun demikian capaian indikator
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
75 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
bidang lahan aset bersertifikat sampai dengan tahun 2016 tetap
tercapai 100% dari target 10,86 % tercapai 10,90%, dengan
perhitungan persentase capaian indikator sampai dengan tahun ke
5 (lima ) berikut ini :
1. Bidang Lahan :
900
1121× 100% = 80,28%
2. Luas Lahan Aset Daerah
Prosentase lahan aset bersertifikat sebesar :
1. Luasan Aset
2. Bidang Lahan
900
8256× 100% = 10,90%
didapat dari membandingkan bidang luas aset daerah yang sudah
bersertikat dibanding bidang luas aset seluruh yang dimiliki
Pemerintah Kota Malang.
3.005.007
3.412.329 𝑥 100% = 88,07%
3.005.007
9.131.330,48 𝑥 100% = 32,91%
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
76 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Adapun luas lahan yang bersertifikat disajikan pada tabel 3.2.
berikut ini.
Tabel 3.2.
Data Aset Tanah Pemerintah Kota Malang yang Bersertifikat
sampai dengan Tahun 2016
No. Peruntukan
Jumlah Bidang
Luas Tanah ( m2 )
Tahun
2013
Tahun
2014
s/d
Tahun
2015
Tahun
2013
Tahun
2014
s/d Tahun
2015
1. Pertanian 320 325 325 1.296.948 1.311.609 1.311.609
2. Pendidikan 205 215 229 619.733 642.777 688.879
3. Taman 62 64 64 143.469 155.336 155.336
4. Puskesmas 26 27 28 18.568 18.951 20.011
5. Kantor 71 74 74 152.106 154.763 154.763
6. Pasar 29 30 30 142.753 144.634 144.634
7. Terminal 12 12 12 72.689 72.689 72.689
8. Makam 18 19 21 83.896 85.580 89.762
9. Fasilitas Umum 7 11 13 2.816 17.345 33.445
10. Gedung 14 14 14 53.669 53.669 53.669
11. Jalan 12 12 12 12.587 12.587 12.587
12. Lapangan 20 20 21 178.592 178.592 188.772
13. Rumah Dinas 4 4 4 5.917 5.917 5.917
14. TPA/TPS 6 6 14 15.964 15.964 48.973
15 Lain-lain 4 4 4 19.710 19.710 19.710
JUMLAH 810 837 867 2.819.417 2.890.123 3.005.077
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
77 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Tabel 3.3. Daftar Inventaris Aset Pemkot Yang Bersertifikat
Tahun 2016
NO.
LOKASI TANAH
LUAS M2
KEGUNAAN NO.
SERTIFIKAT TGL
SERTIFIKAT KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7
1 Kotalama
4.111 Pendidikan 18 05/01/2015 SDN Kotalama 5
2 Sukun
2.299 Pendidikan 16 05/01/2015 SDN Sukun 2
3 Bumiayu
1.637 Pendidikan 36 14/01/2015 SDN Bumiayu 1
4 Bumiayu
678 Kantor Kelurahan 37 15/06/2015 Kantor Kel Bumiayu
5 Bumiayu
4.321 Rumah Sakit 38 20/10/2015 RSUD
6 Bunulrejo
10.180 Lapangan 35 15/01/2015 Sarana OR
7 Bunulrejo
2.153 Pendidikan 36 15/01/2015 SDN Bunulrejo 4
8 Bunulrejo
1.191 Pendidikan 37 15/01/2015 SDN Bunulrejo 5
9 Ciptomulyo
1.060 Puskesmas 11 12/06/2015 Puskemas Ciptomulyo
10 Dinoyo
1.260 Makam Umum 38 23/01/2015 Makam Dinoyo
11 Dinoyo
878 Makam Umum 39 12/06/2015 Makam Dinoyo
12 Kotalama
2.117 Pendidikan 15 20/03/2015 SDN 3 Kotalama
13 Mojolangu
3.336 Sarana OR 37 25/05/2015 Sarana OR
14 Mojolangu
12.764 Sarana OR 38 25/05/2015 Sarana OR
15 Mulyorejo
3.266 TPA 13 12/06/2015 TPA Supit Urang
16 Mulyorejo
1.477 TPA 16 22/10/2015 TPA Supit Urang
17 Mulyorejo
5.100 TPA 18 22/10/2015 TPA Supit Urang
18 Mulyorejo
3.096 TPA 17 22/10/2015 TPA Supit Urang
19 Mulyorejo
8.633 TPA 20 05/11/2015 TPA Urang
20 Mulyorejo
2.928 TPA 14 05/11/2015 TPA Supit Urang
21 Mulyorejo
2.782 TPA 19 05/11/2015 TPA Supit Urang
22 Mulyorejo
5.727 TPA 15 05/11/2015 TPA Supit Urang
23
Pisangcandi
1.517 Pendidikan 27 14/01/2015 SDN Pisangcandi 2
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
78 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
24 Pisangcandi
2.044 Makam Umum 28 06/05/2015 Makam Pisangcandi
25 Polehan
1.513 Pendidikan 13 12/06/2015 SDN Polehan 5
26 Polehan
4.816 Pendidikan 12 12/06/2015 SDN Polehan 2
27 Tlogowaru
1.073 Pendidikan 44 03/04/2015 SMAN 10
28 Tlogowaru
1.373 Pendidikan 69 09/04/2015 SMAN 10
29 Tlogowaru
1.386 Pendidikan 68 09/04/2015 SMAN 10
30 Tlogowaru
3.228 Pendidikan 74 15/06/2015 SMAN 10
31 Tlogowaru
3.296 Pendidikan 73 17/06/2015 SMAN 10
32 Tulusrejo
15.418 Pendidikan 21 15/01/2015 SMAN 7
33 Tunjungsekar
2.164 Pendidikan 25 14/01/2015 SDN Tunjung sekar 4
Bidang lahan aset daerah sebagai penyumbang Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dari retribusi ijin pemakaian kekayaan dan tempat-
tempat tertentu yang dikuasai Pemerintah Kota Malang dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah adalah sebanyak 6.799 bidang
( 6.221 bidang + 578 bidang ) dengan luas 5.389.035,08 m²
( 1.865.296,58 m² + 3.523.738,50 m² ) dari seluruh bidang dan
lahan aset yang dimiliki Pemerintah Kota Malang sebanyak 8.256
bidang atau seluas 9.141.330,48 m².
Rekapitulasi jumlah lahan aset tanah yang dikuasai
Pemerintah Kota Malang disajikan tabel berikut ini :
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
79 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Tabel 3.4.
Rekapitulasi Lahan Aset Tanah yang Dikuasai Pemerintah Kota Malang
s/d Tahun 2015
No. Uraian
Jumlah Lahan Aset Tanah Daerah
Tahun 2013 s/d Tahun 2014 s/d Tahun 2015
Bidang
Luas (M2)
Bidang
Luas (M2)
Bidang Luas (M2)
1. Ijin Sewa Tempat-tempat tertentu
6.221 1.265.297,50 6.221 1.865.296,58 6.221 1.865.296,58
2. Tanah dan Gedung Instansi
141 287.359,50 141 315.560,50 141 315.560,50
3.
Tanah Fasilitas Pendidikan, Kesehatan, Sosial
496 1.207.353,24 496 1.507.352,82 496 1.507.352,82
4. Tanah Pasar
141 271.560,50 141 315.560,50 141 315.560,50
5. Tanah Taman
76 140.284,50 76 190.271,50 76 190.271,50
6. Tanah Makam
20 493.778,00 20 493.778,00 20 493.778,00
7. Tanah TPA
11 355.309,00 11 355.309,00 11 355.309,00
8. Tanah TPS
44 5.814,00 44 7.814,00 44 7.814,00
9. Tanah Rumah Dinas
518 48.725,80 518 56.725,80 518 56.725,80
10. Penyerahan Fasilitas Sosial, Fasilitas Umum
10 309.928,25 10 509.923,28 10 509.923,28
11. Tanah Ex. Bengkok/pertanian
578 3.341.538,00 578 3.523.738,50 578 3.523.738,50
JUMLAH
8.256 7.726.948,29 8.256 9.141.330,48 8.256 9.141.330,48
Bidang lahan aset daerah penyumbang PAD akan dapat lebih
optimal, bilamana kepastian status tanah aset daerah lebih jelas.
Inventarisasi/sensus dan kodefikasi terhadap tanah dan bangunan
aset daerah terus dilakukan. Selanjutnya untuk menjamin kepastian
status kepemilikan, dilaksanakan sertifikasi atas tanah aset
Pemerintah Kota Malang ke Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Tanah/lahan aset daerah yang masih kosong/belum ada
pemanfaatannya, dilaksanakan indentifikasi dan pengamanan
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
80 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
dengan jalan pemberian/pemasangan papan himbauan yang
menjelaskan kepemilikannya oleh Pemerintah Kota Malang.
Aset tanah dan/atau bangunan yang telah berkepastian
hukum/status kepemilikannya setelah bersertifikat menjadi potensi
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui mekanisme sewa
tempat-tempat tertentu yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang
dan diatur dengan Peraturan Walikota Malang tentang Tata Cara
Sewa Tanah dan/atau Bangunan Milik Pemerintah Kota Malang.
Dari uraian diatas, tergambarkan bahwa dari 4 ( empat ) Indikator
Kinerja Utama tersebut, secara umum berhasil dicapai indikator
kinerjanya sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada awal
tahun.
Tabel 3.4.
Indikator Kinerja Sasaran
Pencapaian Kinerja Tahun 2016
SASARAN STRATEGIS/INDIKATOR
KINERJA SASARAN
TARGET TAHUN 2016
REALISASI TAHUN 2016
CAPAIAN
TERCAPAI TIDAK
TERCAPAI
Meningkatnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Tertib dan Akuntabel
Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat
75,875 78,22% Tercapai
Proses APBD Kota Malang Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tercapai
SASARAN STRATEGIS/INDIKATOR
KINERJA SASARAN
TARGET TAHUN 2016
REALISASI TAHUN 2016
CAPAIAN
TERCAPAI TIDAK
TERCAPAI
Persentase realisasi belanja langsung SKPD ≥ 90%
80% 77,45% Tidak Tercapai
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
81 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua) hari
60% 81,17% Tercapai
Persentase Penyajian Laporan Keuangan Daerah Secara Wajar Sesuai SAP Berbasis Akrual
75% 94,12% Tercapai
Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) Secara Benar
40% 100% Tercapai
Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
40% 48,25% Tercapai
Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
10,86% 10,90% Tercapai
Dari masing-masing Indikator Kinerja Sasaran tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
1. Persentase Realisasi Belanja Langsung SKPD ≥ 90%
Bahwa dalam rangka optimalisasi pengelolaan keuangan daerah yang
profesional dan akuntabel serta transparan terkait pelaksanaan
pengendalian dan evaluasi terhadap realisasi anggaran belanja daerah
dilaksanakan oleh Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran
( TEPRA ) Kota Malang yang dibentuk oleh Walikota Malang dalam
rangka efektifitas penyerapan belanja langsung SKPD. Monitoring dan
evaluasi penyerapan anggaran dilakukan per triwulan, meliputi
penyampaian laporan interim ( twiulanan ) capaian sasaran kinerja dan
keuangan kepada Walikota, laporan bulanan serta evaluasi pelaksanaan
kinerja pada rapat koordinasi SKPD yang dipimpin oleh Walikota.
Transparansi pelaporan pengelolaan keuangan daerah yang profesional
dan akuntabel dilaksanakan pula melalui pengadministrasian aplikasi
Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) oleh Kementerian Keuangan
RI ( komandan dan agen ) serta aplikasi Sistem Informasi Keuangan
Daerah SIKD oleh BPK RI ( e-audit ) setiap bulanan dan harian.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
82 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Hasil evaluasi penyerapan belanja langsung SKPD pada tahun anggaran
2016 sebesar :
79 SKPD x 100% = 77,45% 102 SKPD
Dimana terdapat 79 SKPD dari 102 SKPD di lingkungan Pemerintah
Kota Malang yang sampai dengan akhir tahun anggaran 2016
penyerapan belanja langsungnya mencapai ≥ 90%. Target indikator
kinerja penyerapan belanja langsung SKPD mencapai ≥ 90% sebesar
80% tidak tercapai.
Hal ini terjadi antara lain terdapatnya regulasi kebijakan Surat Edaran
(SE ) Menteri Keuangan RI Nomor : SE-19/MK.07/2016 tanggal 10 Juni
2016. tentang Pedoman Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Fisik
Tahun 2016 Berdasarkan Usulan Pengurangan/Pemotongan Secara
Mandiri oleh Daerah
Dalam hal laporan realisasi penyerapan DAK Fisik belum disampaikan dengan batas akhir penyaluran, maka DAK Fisik tidak disalurkan
Sehingga beberapa SKPD penerima Dana Alokasi Khusus ( DAK )
Tahun 2016 tidak dapat mencapai target serapan anggaran.
2. Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua) hari
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan
sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh Bendahara Umum
Daerah (BUD) berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran. Atas beban pengeluaran Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD. Sesuai Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah Pasal 217 ayat (1) “ Penerbitan SP2D paling lama 2 (dua) hari
kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM”. Pejabat Pengelola
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
83 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah memberi
kuasa kepada pejabat di lingkungannya menjadi Kuasa BUD. Kuasa
BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran agar pengeluaran yang diajukan
tidak melampaui pagu dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
Pada tahun 2016, Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang terbit
sebanyak 35.759 SP2D, dengan rincian sbb :
1) Yang terbit kurang dari 2 (dua) hari sebanyak 29.027
SP2D;
2) Yang terbit 2 (dua ) hari sebanyak 6.732 SP2D
Maka persentase jumlah SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari
sebesar :
29.027 SP2D x 100% = 81,17 % 35.759 SP2D
Capaian pelayanan perbendaharaan penerbitan SP2D diatas, tidak
terlepas dari semangat dan budaya kerja serta dalam rangka menjaga
konsistensi dan kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang memiliki integritas,
produktivitas dan bertanggungjawab serta memiliki kemampuan untuk
memberikan pelayanan prima, sesuai Standar Operasional Prosedur
( SOP ) yang telah ditetapkan. SOP ini menjadi standarisasi
pelaksanaan tugas dan tanggungjawab aparatur Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah sehingga pelaksanaan tugas dapat berjalan
lancar, efektif dan efisien serta dapat dipertanggungjawab
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
84 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
3. Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD ) Secara
Benar
Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah meliputi :
a. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
b. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
c. Barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; atau
d. Barang yang diperoleh berdasarkab putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap.
Pengguna Barang wajib menyusun laporan barang semesteran dan
tahunan.
Laporan barang masing-masing SKPD dihimpun oleh Pembantu
Pengelola Barang ( dalam hal ini SKPD BPKAD ), menjadi Laporan
Barang Milik Daerah (LBMD, dan dipergunakan sebagai bahan untuk
menyusun Neraca Pemerintah Daerah.
Pertanggungjawaban atas Barang Milik Daerah kemudian menjadi
semakin penting ketika Pemerintah Daerah wajib menyampaikan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah dalam bentuk Laporan Keuangan, yang disusun melalui
suatu proses akuntansi atas transaksi keuangan, aset, hutang, ekuitas
dana, pendapatan dan belanja termasuk transaksi pembiayaan dan
perhitungan.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
85 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Informasi Barang Milik Daerah memberikan sumbangan yang signifikan
di dalam laporan keuangan ( Neraca ), yaitu berkaitan dengan pos-pos
persediaan, aset tetap, maupun aset lainnya.
Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) adalah laporan yang disusun oleh
Pengelola Barang yang menyajikan posisi Barang Milik Daerah pada
awal dan akhir suatu periode serta mutasi Barang Milik Daerah yang
terjadi selama periode tersebut.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan, aset tetap disajikan berdasarkan biaya
perolehan aset tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.
Sebagaimana telah dijelaskan diatas, Pemerintah Kota Malang telah
mengimplementasikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual, maka Laporan Keuangan yang akan disusun perlu dilakukan
Penyajian Kembali/ Restatement.
Penyajian kembali/Restatement atas aset daerah dilakukan atas pos-pos
dalam neraca antara lain :
1) Persediaan;
2) Aset tetap, perlu disajikan dengan nilai buku setelah dikurangi
penyusutan;
3) Aset tetap tidak berwujud, perlu disajikan kembali dengan nilai buku
setelah dikurangi akumulasi amortisasi;
Dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah, perlu dilakukan
penetapan nilai barang milik daerah, sehingga perlu dilakukan
penyusutan. Agar memberikan kepastian hukum dalam menghitung,
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
86 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
menyajikan nilai aset tetap secara wajar sesuai dengan manfaat
ekonomi aset tetap dalam laporan keuangan pemerintah daerah serta
agar penyusutan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan
terintegrasi maka disusunlah Peraturan Walikota Malang Nomor 88
Tahun 2015 tentang Kebijakan Penyusutan Aset Tetap Pemerintah
Daerah yang pada tahun 2016 telah diatur dalam perubahan Peraturan
Walikota Malang nomor 14 Tahun 2014 tentang Sistem dan Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah.
Peningkatan manajemen aset meliputi : penertiban, inventarisasi dan
penilaian Barang Milik Daerah mendorong percepatan penguatan APBD
termasuk perencanaan penerimaan dan pendapatan daerah (PAD).
Penguatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan peningkatan
kualitas Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) mendorong pencapaian pemberian
opini/pendapat pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan sesuatu yang harus
dilaksanakan dengan baik agar dapat memberikan gambaran tentang
kekayaan daerah, adanya kejelasan status kepemilikan, pengamanan
barang daerah, peningkatan PAD dari pemanfaatan aset daerah.
Pemerintah Daerah wajib melakukan pengamanan terhadap Barang
Milik Daerah yang meliputi :
1) pengamanan fisik,
2) pengamanan administratif dan
3) pengamanan hukum.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
87 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
disyaratkan untuk menggunakan sistem yang berbasis teknologi
informasi, seperti SIMBADA ( Sistem Informasi Manajemen Barang
Daerah ), yang sudah dilengkapi dengan kodefikasi barang, kodefikasi
lokasi dan juga kodefikasi ruangan.
Harapan dengan penggunaan SIMBADA adalah mempermudah proses
administrasi pencatatan yang tersimpan dalam satu
database terpusat dan mencegah hilangnya data karena sudah
tersimpan dalam bentuk digital dan mudah untuk di back up secara
periodik. Selain itu kemudahan untuk mendapatkan laporan data aset
secara real time dan historis dari tahun-tahun sebelumnya dengan
tujuan untuk mempermudah pengambilan keputusan dari pihak
Pimpinan serta kemudahan dalam pelaporan nilai aset suatu daerah.
Fasilitasi penatausahaan Barang Milik Daerah melalui SIMBADA
dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah kepada
102 (seratus dua ) SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Malang secara
online/ web based.
Permasalahan yang timbul adalah
kode akun barang/aset dalam aplikasi SIMBADA masih
menggunakan Permendagri Nomor 17 tahun 2007, jadi perlu
di konversi ke kode akun barang/aset sesuai Permendagri
Nomor 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis
Akrual pada Pemerintah Daerah.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
88 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Maka dalam rangka pencapaian peningkatan kualitas Laporan Barang
Milik Daerah yang lebih akuntabel dan transparan, Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah melakukan asistensi pendampingan bagi
SKPD khususnya dalam melaksanakan implementasi SIMBADA..
Dari hasil asistensi/pendampingan bagi SKPD di lingkungan
Pemerintah Kota Malang dapat di rincikan :
1) Terdapat beberapa pengurus barang SKPD yang masih salah
meng-entry barang milik daerah sesuai penggolongan dan
kodefikasi inventaris barang milik daerah dalam
penggunaannya;
2) Terdapat beberapa pengurus barang SKPD yang masih belum
memahami aplikasi SIMBADA secara benar;
3) Belum ditentukannya tahun perolehan barang daerah,
membawa masalah tersendiri bagi SKPD, dalam rangka
menetapkan nilai buku aset/barang daerah setelah dilakukan
penyusutan agar dapat menyajikan nilai aset tetap secara wajar
sesuai dengan manfaat ekonomi aset tetap dalam laporan
keuangan pemerintah daerah.
4) Untuk mengatasi permasalahan terkait dengan tahun
perolehan, maka disusunlah Peraturan Walikota Malang Nomor
88 Tahun 2015 tentang Kebijakan Penyusutan Aset Tetap
Pemerintah Daerah antara lain :
bahwa dasar penyusutan adalah nilai perolehan
penentuan tahun perolehan dan masa manfaat terpakai
untuk aset tetap didasarkan data dan informasi tahun
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
89 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
perolehan yang paling kuat dasar hukumnya dan/atau
rasional, dan dituangkan dalam surat pernyataan
pengguna barang
dimana sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
dijelaskan :Harga, yang menyatakan/menggambarkan besarnya
aset/kekayaan yang ada pada SKPD harus ditaksir atau diperkirakan
yakni :
1) untuk tanah berdasarkan Harga Umum tanah, atau NJOP
setempat
2) untuk bangunan berdasarkan Harga Standar dari Dinas
Pekerjaan Umum dan Pengawasan Bangunan
Dengan adanya pendampingan dan asistensi penyusunan Laporan
Barang Milik Daerah atas SKPD di lingkungan Pemerintah Kota
Malang, permasalahan-permasalahn yang timbul dapat terfasilitasi
dengan baik, dan kualitas Laporan Barang Milik Daerah dapat
dikategorikan benar, dalam hal ini memenuhi ketentuan minimal :
a) tepat waktu;
b) sesuai meng-entry barang milik daerah sesuai penggolongan
dan kodefikasi inventaris barang milik daerah dalam
penggunaannya;
c) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Llaporan barang yang disusun oleh masing-masing SKPD dihimpun
oleh Pembantu Pengelola Barang ( dalam hal ini SKPD -BPKAD )
untuk menjadi Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) secara kualitas
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
90 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
dapat dipertanggungjawabkan dan dipergunakan sebagai bahan untuk
menyusun Neraca Pemerintah Daerah. Melalui proses pendampingan
asistensi penyusunan laporan barang SKPD, dapat diperhitungkan
PPK dan/atau Pengurus Barang SKPD ( SKPD pengguna barang
sejumlah : 96 SKPD ) yang dapat menyajikan laporan barangnya
dengan benar sebesar 96 SKPD/96 SKPDx100%= 100%
4. Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah
teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
Dalam rangka penatausahaan aset daerah sebagaimana dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 yang
dimaksud dengan Barang Milik Daerah adalah semua barang yang
dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan
lainnya yang sah. Di dalam struktur aset tanah Pemerintah Kota
Malang, terdapat tanah ijin pemakaian yaitu tanah negara yang
dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang yang bersumber dari fakta
sejarah kepemilikan tanah oleh Pemerintah Hindia Belanda yang
disewakan kepada masyarakat. Setelah masa kemerdekaan, maka
tanah-tanah tersebut diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dan
dikuasai oleh Pemerintah Daerah dalam tata administrasi dan
pengelolaannya. Penatausahaan administrasi ijin pemakaian tanah
negara telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Malang sejak tahun
1947 dalam satuan kerja yang menangani perumahan rakyat pada
tanah negara. Dengan terbentuknya Badan Pengelola Keuangan dan
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
91 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Aset Daerah pada tahun 2013, maka tanggungjawab pengelolaan
aset tanah/ ijin pemakaian dilaksanakan oleh BPKAD.
Penatausahaan aset daerah dalam rangka menciptakan sistem
administrasi yang terstruktur, rapi dan akuntabel tersebut dimulai
tahun 2014 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dengan
melaksanakan inventarisasi. Inventarisasi yang dimaksud adalah
pencatatan dan pengumpulan data agar data yang dikelola oleh
BPKAD relevan dengan kondisi dan situasi data saat ini. Pada tahun
2014 telah dilaksanakan inventarisasi di 2 (dua ) Kecamatan, yaitu
Kecamatan Klojen dan Kecamatan Lowokwaru, selanjutnya pada
tahun 2015 dilaksanakan di 2 (dua) Kecamatan, yaitu Kecamatan
Klojen (lanjutan) dan Kecamatan Sukun yang dilanjutkan pada tahun
anggaran 2016. Sampai dengan tahun 2015 sebanyak 3.150
titik/obyek telah terinventarisasi. Dan pada tahun 2016 dari target
1.500 titik obyek terinventarisasi sebanyak 1.192 titik untuk 4 (empat)
Kelurahan, yaitu Kelurahan Sukun, Kelurahan Pisang Candi,
Kelurahan Karang Besuki dan Kelurahan Bakalan Krajan.
Hasil inventarisasi di lapangan muncul beberapa kondisi/fakta antara
lain :
1) Masih banyaknya data perjanjian/sewa menyewa yang belum
diperbarui; dimana pemegang ijin pemakaian tanah sesuai
dengan surat ijinnya telah meninggal dunia, saat ini tanahnya
sudah ditempati oleh penghuni lain, baik anaknya, kerabat,
maupun orang lain;
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
92 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
2) Penghuni rumah di tanah ijin pemakaian belum tentu terdaftar
sebagai pemegang ijin, bisa sebagai penyewa rumah dan
pembeli rumah. Artinya rumah yang berdiri di atas tanah ijin
pemakaian sudah dijual oleh pemegang ijin yang terdahulu atau
disewakan kepada orang lain;
3) Selain jual beli pondasi atau jual beli bangunan yang berdiri di
atas tanah-tanah ijin pemakaian, diketahui juga adanya jual beli
tanah yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab;
4) Adanya pemecahan tanah dari satu bidang tanah menjadi
beberapa bidang untuk diperjualbelikan;
5) Banyaknya aset tanah yang telah berubah peruntukannya dari
ijin tempat tinggal saat ini menjadi tempat usaha;
6) Adanya aset tanah yang telah berubah status kepemilikannya
( dari ijin pemakaian menjadi Sertifikat Hak Milik ( SHM));
Mengingat fakta-fakta di atas yang berpotensi memunculkan
sengketa atas lahan/bangunan aset daerah, kegiatan inventarisasi
aset daerah menjadi sangat mutlak untuk dilaksanakan.
Mengingat pentingnya pembaharuan data secara berkala terhadap
satuan tanah ijin pemakaian tersebut, maka dibutuhkan pembentukan
sistem database. Data hasil inventarisasi dokumen tanah ijin
pemakaian dengan gambar bidang dan data koordinat yang di-link-
kan dengan Global Information System (GIS) pada Sistem Informasi
Geografis Manajemen Aset ( SIGMA ) dan Sistem Informasi
Pengelolaan Ijin Pemakaian Tanah ( SIPIPT ). Sejak tahun 2013
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
93 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
penatausahaan aset dilaksanakan melalui aplikasi SIGMA ( Sistem
Informasi Geografis Manajemen Aset) yang ter- up grade adalah
dimana dalam sistem aplikasi ini data/obyek tersimpan berupa data
tekstual maupun spacial yang dilengkapi titik-titik ordinat pada
masing-masing obyek. Selanjutnya di tahun 2014 disempurnakan
melalui aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan ijin Pemakaian Tanah
(SIPIPT) dimana tanah aset daerah terarsipkan per obyek dan
diharapkan data tersaji secara tekstual dan spacial (obyek tersaji riil
dilengkapi foto/dokumentasi serta peta).
Data-data terbaharukan hasil inventarisasi selanjutnya di up date ke
dalam pengembangan sistem informasi aset daerah dengan
menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah
(SIMBADA) Kota Malang untuk inventarisasi/ mapping aset daerah
dan memastikan apakah data barang milik daerah sudah sesuai
dengan Neraca masing-masing SKPD.
Dari data yang tersaji dalam Neraca sebanyak 9.000 obyek telah
dilakukan inventarisasi/pembaharuan data sampai dengan tahun
2016 sebanyak ( 1.500 +1.650+ 1.192 = 4.342 ) obyek, telah
teridentifikasikan dan terdokumentasikan dengan baik ke dalam
sistem aplikasi manajemen aset , atau mencapai sebesar :
4.342 x 100% = 48,25% 9.000
Namun demikian karena peliknya permasalahan aset, dan upaya-
upaya penertiban penatausahaan aset daerah, masih dijumpai
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
94 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
kasus/konflik atas pertanahan/bangunan yang harus dihadapi
Pemerintah Kota Malang.
Pada tahun 2016 kasus/konflik pertanahan dan/atau bangunan yang
terfasilitasi penyelesaiannya antara lain (sebagaimana pada tabel 3.6
dibawah ini )
Tabel 3.6
Kasus Tanah Aset dan Bangunan Milik Daerah Tahun 2016
NO.
URAIAN KETERANGAN
1. Permohonan pencabutan ijin pemakaian fasilitas umum
di RT 04 RW 07 Kelurahan Karangbesuki atas tanah
dilokasi Jl. Puncak Himawan seluas 90 M²
Tanah yang dimohin pencabutan
ijinnya merupakan tanah aset milik
Pemeritah Kota Malang
2. Penyelesaian status kepemilikan ABMA?T SD Negeri
Kasin I-II Malangoleh Kementerian Keuangan RI, Dirjen
Kekayaan Negara
Lokasi Jl. Yulius Usman 58-60
Malang
3. Gugatan warisan oleh Pengadilan Agama Malang atas
lokasi Jl. Raya Langsep no 24 Malang seluas 757 m²
Tanah yang digugat merupakan
tanah aset milik Pemerintah Kota
Malang
4. Penyelesaian permasalahan pelepasan hak atas tanah
milik Pemerintah Kota Malang kepada mantan anggota
DPRD Kota Malang periode 1992-1997 lokasi Jl. Mayjen
Sungkono seluas 46.745 m²
5. Permohonan untuk tidak merespon perpanjangan sewa
jalan lori permohonan Sdr. H. Mulyono alamat Jl.
Sudimoro atas lokasi Jalan Kakap
Tanah yang dimohon pencabutan ijin
merupakan tanah aset milik
Pemerintah Kota Malang
6. Bantuan penunjukan saksi terkait pembebasan tanah
untuk pembangunan jalan tol Pandaan-Malang oleh
Kepolisian Negara RI Daerah Jawa Timur Resort Malang
Kota
Pemerintah Kota sebagai mediasi
fasilitasi
7. Peninjauan kembali dan pembatalan Surat keputusan
Walikota Malang atas tanah sewa Pemerintah Kota
Malang terletak di Jl. Bukit Barisan no 20 Malang oleh
Tanah yang digugat merupakan
tanah aset milik Pemerintah Kota
Malang
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
95 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Sdr. Ir. Abubakar Abdullah alamat Jl. Ade Irma Suryani
48 Malang
Dari uraian tabel diatas, tergambarkan bahwa dari 4 ( empat )
Indikator Kinerja Sasaran tahun 2016 tersebut, secara umum berhasil
dicapai 3 (tiga) indikator sesuai dengan target yang telah ditetapkan
pada awal tahun, dan terdapat 1 (satu) indikator yang belum tercapai
targetnya.
B. CAPAIAN TAHUN 2016 DIBANDING DENGAN TAHUN 2009-2013
TAHUN 2014, DAN TAHUN 2015
Membandingkan capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun-tahun
sebelumnya masih belum dapat dilakukan, dikarenakan penetapan
Indikator Kinerja ( Indikator Kinerja Sasaran dan Indikator Kinerja
Utama ) Tahun 2016 mengalami penyempurnaan dengan merujuk
pada Reviu Rencana Strategis ( Reviu- Renstra ) yang disusun sesuai
dengan hasil reviu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(Reviu-RPJMD) Tahun 2015-2018, dan Peraturan Walikota Malang
Nomor 94 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota
Malang Nomor 37 Tahun 2015 tentang Penyempurnaan Indikator
Kinerja Utama, sebagai hasil praevaluasi penyelenggaraan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ) tahun 2015 oleh
Kementerian PAN dan RB dimana terdapat 4 (empat) ) Indikator
Kinerja Utama dan 4 ( empat) Indikator Kinerja Sasaran dengan 1
(satu) tujuan dan 1 (satu) sasaran kinerja pencapaian misi.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
96 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Berikut tabel 3.7 adalah perbandingan terhadap realisasi
tahun 2009 – 2013, tahun 2014, tahun 2015 dan Tahun 2016
Tabel 3.7.
Perbandingan Capaian Kinerja Utama Tahun 2009 - 2013
No. Indikator Kinerja
Realisasi Indikator
2009 2010 2011 2012 2013 Bagian Perlengkapan,Bagian Keuangan,Dinas Perumahan
BPKAD
1. Frekuensi Penyelenggaraan Konsultasi dan Koordinasi Daerah
Belum ada pengukuran
99.55% (132 kali)
99.45% (130 kali)
60% (82 kali)
51% (90 kali)
2. Lamanya proses penerbitan SP2D setelah berkas lengkap
100 % 2 hari (9.147)
100 % 2 hari (11.460)
100 % 2 hari (17.040)
100 % 2 hari (21.559)
100 % 2 hari (23.207)
3. Jumlah dokumen pelaporan keuangan yang dapat diselesaikan tepat waktu
100 % 4 dokumen
100 % 4 dokumen
100 % 4 dokumen
100 % 4 dokumen
100 % 4 dokumen
4. Jumlah SKPD yang menyerahkan SPJ di atas tanggal 10
100 % 0 SKPD
100 % 0 SKPD
100 % 0 SKPD
100 % 0 SKPD
100 % 0 SKPD
5. Jumlah penerbitan Ijin Pemakaian Kekayaan dan tempat-tempat tertentu yang dikuasai Pemerintah Kota Malang
100% (128 obyek)
100% (224 obyek)
100% ( 254 obyek)
100% (278 obyek)
110,67% (83 obyek)
6. Persentase penyelesaian kasus tanah negara
100% (7 kasus)
100% (5 kasus)
100% (5 kasus)
20% (1 kasus dari 5 kasus)
166% (8 kasus)
7. Persentase luas lahan bersertifikat
100% (20bidang=44.816 m2)
87.23% (41 bidang)
28.21% (11 bidang =14.005 m2)
87.9% (168.345m2)
38% (810bid = 2.819.417 m2)
Tabel 3.8.
Perbandingan Capaian Kinerja Utama dan Indikartor Kinerja Sasaran
Tahun 2016 dengan Tahun 2013 , Tahun 2014 dan Tahun 2015
No.
Indikator Kinerja Utama Realisasi Indikator Kinerja
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Terwujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan publik yang berkualitas, transparan, akuntabel, efektif dan efisien di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah
1. Nilai Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat
75,875 76,37 78,22 78,22
2 Adanya SOP Pelayanan Informasi Publik
Ada Ada
- -
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
97 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Terlaksananya pelayanan administrasi dan penyusunan laporan keuangan serta proses APBD Kota Malang
3 Jumlah Pejabat Penatausahaan Keuangan yang Dapat Menyajikan Laporan Keuangan dengan Benar Berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan
50% 50% -
4 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah
WTP WTP WTP WTP
Terlaksananya tertib admnistrasi dan sisten informasi pengelolaan aset daerah dan barang milik daerah
5 Jumlah Pendapatan Asli Daerah dari pemanfaatan bidang lahan aset daerah
Rp 3.477.835.000,-
Rp 3.250.451.895,-
- Rp 3.127.796.858,-
6 Persentase Penyelesaian Sengketa Lahan Aset Daerah
100% 66,66% (10 kasus)
- 46,66% ( 7 kasus)
7 Persentase Bidang Lahan Aset Daerah Penyumbang Pendapatan Asli Daerah
51,13% (3.764.763M2: 7,362.514,25M2
58,95% (5.389.035,08; 9.141.330,48)
- 58,95% (5.389.035,08; 9.141.330,48)
8 Adanya Hasil Inventarisasi Tanah dan Bangunan Aset Daerah
Belum terukur Ada/ 1.500 titik obyek
Ada/1.650 titik obyek
Ada/1.192 titik obyek
9 Jumlah Dokumen benda berharga dan Aset Daerah yang Dilestarikan
Belum terukur Sertifikat= 812 dokumen, Ijin Pemakaian= 8.163 obyek, BPKB= 861 dokumen
- Sertifikat= 900 dokumen, Ijin Pemakaian= 2.443 obyek, BPKB= 1.380 dokumen
10 Persentase Bidang Lahan Aset yang Sudah Bersertifikat
30,84% (810 bidang= 2,819.417 M2)
74,66% dari 837/1.121x100%) atau 84,7% dari 2.890.123/3.412.329x100%
10,49% 10,90%
Terwujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan publik yang berkualitas, transparan, akuntabel, efektif dan efisien di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah
11 Frekuensi Penyelenggaraan Konsultasi dan Koordinasi Daerah
51% (90 kali)
58,04% (132 dan 37 = 169 kali)
- -
12 Persentase Pelaksanaan Administrasi Perkantoran
- 100% - -
13 Persentase Pelaksanaan Administrasi Capaian Kinerja Kuangan
- 100% - -
Terlaksananya pelayanan administrasi dan penyusunan laporan keuangan serta proses APBD Kota Malang
14 Lamanya proses penerbitan SP2D setelah berkas lengkap
100% 2 hari (23.207)
- - -
15 Jumlah dokumen pelaporan keuangan yang
100% 4 dokumen
- - -
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
98 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
dapat diselesaikan tepat waktu
16 Jumlah SKPD yang menyerahkan SPJ di atas tanggal 10
100 % 0 SKPD
- - -
17 Jumlah penerbitan Ijin Pemakaian Kekayaan dan tempat-tempat tertentu yang dikuasai Pemerintah Kota Malang
110,67% (83 obyek)
- - 180
18 Jumlah Naskah Perjanjian Hibah Daerah yang Diterbitkan
135 895 - -
19 Jumlah SP2D yang terbit 23.207 SP2D 28.481 SP2D - 35.759 SP2D
20 Jumlah Daftar Gaji yang terbit
475 432 - 532
21 Proses APBD Kota Malang
Tepat Waktu Tepat Waktu
Terlaksananya tertib admnistrasi dan sisten informasi pengelolaan aset daerah dan barang milik daerah
22 Jumlah Benda Berharga yang Terporforasi
Belum terukur 15.905.781 -
23 Jumlah SKPD yang melakukan Asistensi Laporan Barang Milik Daerah
100 SKPD 100 SKPD -
24 Jumlah Lahan yang Bersertifikat ( luas)
2.819.417 M2 2.890.123 M2 -
25 Persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari
72,65% 81,17%
26 Persentase penyajian Laporan Keuangan Daerah secara wajar sesuai SAP Berbasis Akrual
78,43% 91,42%
27 Persentase penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) secara benar
74,03% 100%
28 Persentase konflik tanah dan atau bangunan yang terfasilitasi
100% (8 kasus)
- 100% ( 10 kasus )
100% ( 7 kasus )
29 Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
- - 35% 48,25%
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
99 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Tabel 3.9.
Perbandingan Capaian Kinerja Utama dan Indikartor Kinerja Sasaran
Tahun 2016 dengan Tahun 2015
Sesuai Reviu Renstra Tahun 2015-2018 dan penyempurnaan IKU
No. Indikator Kinerja Utama/Indikator
Kinerja Sasaran
Realisasi Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel
1. Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat
78,22 78,82
2. Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kota Malang
Tepat Waktu Tepat Waktu
3. Persentase Penyajian L/K SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
78,43% 94,12%
4. Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
10,86% 10,90%
5. Persentase realisasi belanja langsung SKPD ≥ 90%
- 77,45%
6. Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua) hari
72,65% 81,17%
7. Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) Secara Benar
74,03% 100%
8. Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
35% 48,25%
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
100 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
3.3. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN DAN PERBANDINGAN
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN 5 (LIMA) TAHUN DALAM
RENSTRA
Secara umum Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah telah
dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan dalam Reviu Rencana Strategis ( Reviu-Renstra ) Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015 – 2018. Jumlah sasaran
yang ditetapkan untuk mencapai misi dan visi Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah pada Reviu Rencana Strategis Tahun 2013 – 2018 sebanyak 2
sasaran strategis dengan 8 indikator kinerja yang ditetapkan yang meliputi
2(dua) Indikator Kinerja Utama dan 6 Indikator Kinerja Sasaran.
Namun demikian sejalan dengan penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah
sesuai Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun 2015 sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 94 Tahun 2015, maka
dilakukan pula penyempurnaan Indikator Kinerja Utama ( IKU) Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 -2016, menjadi 1 (satu ) sasaran
strategis dengan Indikator Kinerja Utama sebanyak 4 (empat) dan Indikator
Kinerja Sasaran sebanyak 4 ( empat ) indikator.
Berikut disajikan capaian indikator sasaran dan perbandingan capaian indikator
kinerja sasaran 5 ( lima ) tahun sesuai Reviu Rencana Strategis Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015-2018:
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
101 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Tabel 3.10.
Perbandingan Capaian Kinerja Sampai Dengan Akhir Periode RPJMD
(sesuai Reviu Rencana Strategis, BPKAD Tahun 2015-2018)
SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA UTAMA/INDIKATOR SASARAN
TARGET AKHIR RPJMD
( 5 TAHUN)
REALISASI TAHUN 2016
REALISASI 2016 DIBANDING
TARGET 5 TAHUN
Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel
Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 80 Nilai 78,22 97,77%
Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kota Malang
Tepat Waktu Tepat Waktu 100%
Persentase penyajian Laporan Keuangan SKPD sesuai SAP Berbasis Akrual
100% 94,12 % 94,12%
Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
13,57% (1.120 bid/8.256 bid x100%)
10,90% (900 bid/ 8.256 bid x100%)
80,32%
Persentase realisasi belanja langsung SKPD ≥ 90%
90% 77,45% 86,05%
Persentase penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) secara benar
60% 100% 100%
Persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari
100% 81,17% 81,17%
Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
100% 48,25% 48,25%
3.4. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA
Evaluasi dan analisis kinerja dilakukan dengan menggunakan formulir
pengukuran kinerja sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta merujuk pada Peraturan Walikota
Malang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian dan
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
102 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Pelaporan Kinerja. Evaluasi dan analisis dilakukan terhadap sasaran strategis
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang sebagaimana yang
telah diperjanjikan pada perjanjian kinerja yang disusun dan disampaikan dalam
laporan interim triwulanan kepada Walikota Malang. Adapun seluruh capaian
tujuan yang diuraikan dalam capaian sasaran dapat diuraikan pada tabel
pengukuran kinerja sebagai berikut.
Tabel 3.11.
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset
daerah yang tertib dan akuntabel
Tahun 2016
Misi : Meningkatkan pengelolaan keuangan dan aset daerah secara tertib
dan normatif
Tujuan 1 : Tercapainya optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2016
% Target Realisasi
Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel
Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100%
Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kota Malang
Tepat Waktu Tepat Waktu 100%
Persentase Penyajian L/K SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
80% 94,12 % 100%
Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
10,86% 10,90% (900 bid/ 8.256 bid x100%)
100%
Persentase realisasi belanja langsung SKPD ≥ 90%
80% 77,45% 96,81%
Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua) hari
70% 81,17% 100%
Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) Secara Benar
40% 100% 100%
Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah
60% 48,25% 80,41%
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
103 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
Rata - rata 97,15%
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya pengelolaan
keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel dengan 4 (empat) indikator
kinerja utama dan 4 (empat ) indikator kinerja sasaran menunjukkan nilai rata-
rata sebesar 97,15% atau predikat Sangat Berhasil, dengan uraian masing-
masing pencapaian indikator pada tabel 3.10 dan 3.11, capaian indikator
kinerja dan perbandingan capaian indikator kinerja 5 (lima) tahun sesuai reviu
renstra Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015-2018.
Sebagai upaya mencapai misi, tujuan, dan sasaran ini maka Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah menuangkan ke dalam 11 ( sebelas )
program dan 73 ( tujuh puluh tiga ) kegiatan sebagai berikut :
Tabel 3.12
Program dan Kegiatan
Pencapaian Sasaran meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset
daerah yang tertib dan akuntabel
NO
PROGRAM/KEGIATAN
TARGET
REALISASI
%
A PENATAAN PENGUASAAN, PEMILIKAN, PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH
95.931.000,- 89.306.000,- 93,09
1 Pengamanan aset daerah tanah dan bangunan
Input Rp 95.931.000,- Rp 89.306.000,- 93,09
Output : Jumlah titik lokasi bidang lahan aset daerah
yang diamankan
40 titik lokasi / 5 kecamatan 40 titik lokasi / 5
kecamatan
Outcome :persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
10,86% 10,90% 100
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
104 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
B PENYELESAIAN KONFLIK-KONFLIK PERTANAHAN
174.926.100,- 164.055.075,- 93,78
2 Fasilitasi penyelesaian konflik-konflik pertanahan
Input Rp 174.926.100,- Rp 164.055.075,- 93,78
Output : kasus / konflik-konflik tanah dan /
atau bangunan yang terfasilitasi
penyelesaiannya
15 kasus 7 kasus 46.66
Outcome : Persentase konflik tanah dan atau
bangunan yang terfasilitasi
100% 100% 100
C PENINGKATAN STATUS HUKUM ASET 253.245.700.- 235.615.950,- 93,03
3 Sertifikasi Tanah Aset Pemerintah Kota Malang
Rp 253.245.700.- Rp 235.615.950,- 93,03
Input
Output : jumlah bidang lahan tanah aset daerah proses sertifikasi
40 bidang 51 bidang 100
Outcome :persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
10,86% 10,90% 100
D PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
4.255.949.800,- 3.942.731.029,- 92,64
4 Kegiatan Penyediaan jasa surat menyurat
Input Rp 146.540.000,- Rp 131.002.150 89,40
Output : surat terkirim setahun 32.000 surat 36.894 surat
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
5 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Input Rp 51.200.000,- Rp 30.244.392,- 59,07
Output : jenis dan bukti pembayaran rekening
3 jenis/12 bulan 3 jenis/12 bulan
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
6 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Input Rp 105.703.500,- Rp 105.644.700,- 99,94
Output : jumlah ruangan kantor yang terpelihara
10 ruangan 10 ruangan
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
7 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
Input Rp 117.600.000,- Rp 103.673.000,- 88,16
Output : jumlah jenis peralatan kantor yang terpelihara
7 jenis alat 7 jenis alat
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
8 Penyediaan Alat Tulis Kantor
Input Rp 91.725.400,- Rp 91.669.400,- 99,93
Output : jumlah jenis alat tulis kantor yang tersedia
61 jenis 61 jenis
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
9 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Input Rp 129.856.900,- Rp 124.449.170,- 95,83
Output : Jumlah jenis barang cetakan yang tersedia
17 jenis 17 jenis
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
105 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
10 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Input Rp 990.162.500,- Rp 912.166.900 92,12
Output : Jumlah jenis peralatan dan perlengkapan kantor yang tersedia
22 jenis 22 jenis
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
11 Penataan gudang arsip
Input Rp 66.000.000,- Rp 65.150.000,- 98,71
Output : arsip penatausahaan keuangan daerah
12 bulan 12 bulan
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
13 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
Input Rp 21.000.000,- Rp 20.313.000,- 96,72
Output : jenis bahan bacaan yang tersedia 4 surat kabar 3 surat kabar
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
14 Penyediaan Makanan dan Minuman
Input Rp 75.750.000,- Rp 70.411.000,- 92,95
Output : jumlah rapat dinas dan tamu dinas yang disediakan makanan dan minumannya
49 kali rapat dan 440 orang tamu
Jumlah rapat-rapat dinas = 11 kali; mamin
tamu = 360 org
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
15 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Input Rp 422.035.000,- Rp 399.306.180,- 94,61
Output : jumlah koordinasi dan konsultasi yang dilaksanakan
60 kali dalam daerah, 25 kali keluar daerah
91 kali / 314 org dalam daerah, 50 kl/203 org
ke keluar daerah
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
16 Operasional UPT PerkantoranTerpadu
Input Rp 2.013.376.500- Rp 1.864.259.137,- 92,60
Output : pemenuhan operasional Perkantoran Terpadu Kota Malang
12 bulan 12 bulan
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
17 Pawai pembangunan
Input Rp 25.000.000- Rp 24.442.000,- 97,77
Output : pawai pembangunan yang diikuti 1 kali 1 kali
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
E PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
1.722.547.500,- 1.628.372.444,- 94,53
18 Pengadaan kendaraan dinas/operasional
Input Rp 114.041.000,- Rp 107.391.000,- 94,17
Output :
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
19 Pembangunan Gedung Kantor
Input Rp 390.340.000,- Rp 381.626.600,- 97,77
Output : jumlah dokumen perencanaan yang tersusun
1 dokumen DED pembangunan gedung
kantor
1 dokumen DED pembangunan gedung
kantor
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
106 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
20 Pembangunan kanopi penghubung antar gedung dikantor terpadu
Input Rp 203.416.500,- Rp 201.409.000,- 99,01
Output :
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
21 Pengecatan Gedung Perkantoran Terpadu Kota Malang
Input Rp 204.348.000,- Rp 201.913.500,- 98,81
Output : Gedung Perkantoran Terpadu yang dipelihara pengecatannya
1 paket ( Gedung A)
1 paket ( Gedung A)
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
22 Penyediaan ruang kesehatan dan menyusui/laktasi (pojok asi)
Input Rp 55.526.000,- Rp 54.861.500,- 99,29
Output : Kanopi parkir kendaraan yang terbangun
1 paket 1 paket
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
23 Pembangunan ruang layanan publik di perkantoran terpadu
Input : Rp 105.000.000,- Rp 102.727.000,- 97,84
Output : ruang layanan publik tersedia 1 paket ruang layanan kependudukan
1 paket ruang layanan kependudukan
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
24 Pemeliharaan rutin/berkala gedung Kantor Pelayanan Terpadu
Input Rp 481.043.000,- Rp 453.257.220,- 94,22
Output : bangunan gedung kantor yang terpelihara
2 bangunan : Gedung A dan gedung B
2 bangunan : Gedung A dan gedung B
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
25 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Input Rp 11.633.000,- Rp 11.080.000,- 95,25
Output : jumlah ruangan gedung kantor yang terpelihara
10 ruang 8 ruang
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
26 Pemeliharaan rutin berkala kendaraan dinas operasional
Input Rp 157.200.000,- Rp 114.106.624,- 72,59
Output : jumlah kendaraan operasional dinas yang terpelihara
5 (lima) kendaraan roda 4; 17 (sepuluh) kendaraan roda
2
5 (lima) kendaraan roda 4; 17 (sepuluh)
kendaraan roda 2
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
F PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA APARATUR
348.189.000,- 307.222.350,- 88,23
27 Peningkatan kapasitas aparatur melalui bimtek tentang sisdur pengelolahan keuangan dan BMD
Input : Rp 253.754.000,- Rp 250.737.500,- 98,81
Output :
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
28 Optimalisasi dalam rangka peningkatan kapasitas SDM tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
107 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Input : Rp 94.435.000,- Rp 56.484.850,- 59,81
Output :jumlah kali terselenggaranya optimalisasi
8 orang/2 kali 10 orang/1 kali
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
G PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
259.010.000,- 255.528.250,- 98,65
29 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
Input Rp 48.395.000,- Rp 47.036.000,- 97,19
Output : jumlah dokumen yang tersusun 5 dokumen ( LAKIP, LPPD, RENJA, PK, P-PK)
5 dokumen ( LAKIP, LPPD, RENJA, PK, P-
PK)
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
30 Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran
Input Rp 106.495.000,- Rp 106.489.000,- 99,99
Output : Jumlah laporan keuangan SKPD yang tersusun
7 jenis dokumen ( Neraca,LRA,
LAK,CaLK,Laporan keuangan Interim, LO,
LPSAL)
6 jenis dokumen ( Neraca,LRA,
LAK,CaLK,Laporan keuangan Interim, LO)
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
31 Penyusunan Standard Pelayanan Publik dan IKM
Input Rp 9.032.000,- Rp 8.988.000,- 99,51
Output : jumlah dokumen yang tersusun 2 dokumen ( SP,IKM/SKM)
2 dokumen (SP,IKM/SKM)
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
32 Penyusunan buku profil
Input Rp 68.040.000,- Rp 66.293.500,- 97,43
Output :
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
33 Penyusunan RKA dan DPA
Input Rp 15.736.000,- Rp 15.719.750,- 99,90
Output : jumlah dokumen yang tersusun 7 dokumen ( P-KUA PPAS,RKA/DPA,
KUA PPAS, P-RKA/DPPA,RKT)
7 dokumen ( P-KUA
PPAS,RKA/DPA, KUA PPAS, P-
RKA/DPPA,RKT)
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
34 Penyusunan Standard Operasional Prosedur
Input Rp 11.312.000- Rp 11.002.000,- 97,26
Output : jumlah dokumen yan g tersusun 2 dokumen (SOP, SP) 2 dokumen (SOP, SP)
Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat
Nilai 75,875 Nilai 78,22 100
H PROGRAM PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
5.194.635.950,- 4.735.648.089,- 91,78
35 Penyusunan Standar Satuan Harga
Input Rp 99.535.000- Rp 98.641.000,- 99,10
Output : jumlah dokumen yang tersusun 1 dokumen SSH 1 dokumen /Perwal nomor 21 tahun 2016
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
108 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
tentang Standar Satuan Harga ( SSH) Tahun
Anggaran 2017
Outcome: penetapan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu 100
36 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017
Input Rp 625.042.050,- Rp 526.152.096,- 84,18
Output : jumlah dokumen yang tersusun 2 dokumen ( Perda + Perwal )
2 dokumen ( Perda nomor 9 Tahun 2016 tentang APBD Tahun Anggaran 2017; dan
perwal nomor 93 tahun 2016 tentang
Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017
Outcome: penetapan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu 100
37 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016
Input: Rp 554.580.700,- Rp 518.135.774,- 93,43
Output : jumlah dokumen yang tersusun 2 dokumen ( Perda + Perwal )
2 dokumen ( Perda nomor 8 Tahun 2016
tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran
2016; dan perwal nomor 18 tahun 2016 tentang Penjabaran P-
APBD Tahun Anggaran 2016
Outcome: penetapan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu 100
38 Penataan Arsip Administrasi Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas
Input Rp 109.210.000,- Rp 105.535.000,- 96,63
Output 102 SKPD/12 bulan 102 SKPD/12 bulan
Outcome : persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari
70% 81,17% 100
39 Peningkatan Pelayanan dan Penatausahaan Perbendaharaan
Input Rp 356.994.500,- Rp 331.597.000,- 92,89
Output : jumlah SP2D tercetak 25.000 SP2D 35.759 SP2D
Outcome : persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari
70% 81,17% 100
40 Penatausahaan keuangan PPKD
Input Rp 188.318.000- Rp 180.314.410,- 95,75
Output : pelaksanaan fungsi dan pelayanan PPKD, penatausahaan dan fungsi BUD
12 bulan 12 bulan
Outcome : Persentase realisasi belanja langsung SKPD ≥ 90%
80% 77,45% 96,81%
41 Pendampingan Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan SKPD Berbasis Akrual
Input Rp 405.479.000- Rp 402.287.475,- 99,21
Output : jumlah SKPD yang mendapatkan pendampingan
102 SKPD/12 bulan 102 SKPD/12 bulan
Outcome : persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari
70% 81,17% 100
42 Monitoring dan penatausahaan Dana Transfer
Input Rp 153.600.000,- Rp 125.874.138,- 81,95
Output : jumlah dan jenis dokumen laporan 4 Laporan Konfirmasi 4 Laporan Konfirmasi
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
109 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
yang tersusun Transfer (LKT), 12 laporan Bagi Hasil Pajak, 2 Laporan
Dana Penyesuaian
Transfer (LKT), 12 laporan Bagi Hasil
Pajak, 2 Laporan Dana Penyesuaian
Outcome : Persentase realisasi belanja langsung SKPD ≥ 90%
80% 77,45% 96,81%
43 Penyusunan Standar Biaya Umum
Input Rp 149.631.000- Rp 140.941.494,- 94,19
Output : jumlah dokumen yang tersusun 1 dokumen SBU 1 dokumen /Perwal nomor 20 tahun 2016
tentang Standar Biaya Umum Tahun
Anggaran 2017
Outcome: penetapan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu 100
44 Penagihan dan Pemanggilan Wajib Retribusi
Input Rp 30.774.100,- Rp 27.843.100,- 90,48
Output : jumlah Wajib Retribusi yang menunggak
350 WR 350 WR
Outcome : persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
10,86% 10,90% 100
45 Pendampingan Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan Interim SKPD Berbasis Akrual
Input Rp 94.903.800,- Rp 94.676.800,- 99,76
Output : Jumlah kali PPK-SKPD yang mendapatkan pendampingan asistensi penyusunan L/K Interim SKPD
3 kali/102 SKPD 3 kali/102 SKPD
Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual
80% 94,12% 100
46 Penyusunan Laporan Keuangan Interim Pemerintah Daerah
Input Rp 39.081.000,- Rp 30.478.500,- 77,99
Output : Jumlah dan jenis dokumen laporan yang tersusun
4 jenis dokumen ( Neraca
Restatement,LRA,LO dan LAK)
4 jenis dokumen ( Neraca
Restatement,LRA,LO dan LAK)
Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual
80% 94,12% 100
47 Desiminasi sistem dan kebijakan akutansi berbasis akrual
Input Rp 210.517.000,- Rp 181.843.185,- 86,38
Output : Jumlah peserta desiminasi sistem dan kebijakan akuntansi berbasis akrual
102 SKPD/3kali 102 SKPD/3kali
Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual
80% 94,12% 100
48 Penghitungan Penetapan dan Pengetikan Surat Pemberitahuan Retribusi Terhutang (SPRT)
Input Rp 49.084.000,- Rp 48.829.050,- 99,48
Output : jumlah Surat Pemberitahuan Retribusi Terhutang yang teecetak dan terkirim
6.221 SKRD 5.447 SPRT dan 4.200 SKRD
Outcome : persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
10,86% 10,90% 100
49 Penyusunan perubahan sistem dan kebijakan akutansi pemerintah Kota Malang
Input Rp 105.000.000,- Rp 69.073.345,- 65,78
Output : jumlah dan jenis dokumen yg tersusun
1 Ranperwal tentang perubahan sistem
1 Ranperwal tentang perubahan sistem
Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD 80% 94,12% 100
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
110 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
sesuai SAP berbasis Akrual
50 Sinkronisasi data wajib retribusi pemanfaatan tempat-tempat tertentu yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang
Input Rp 68.025.200,- Rp 59.438.000,- 87,38
Output : data wajib retribusi pemanfaatan tanah
Wilayah kecamatan klojen Wilayah kecamatan klojen
Outcome : persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
60% 48,25% 80,41
51 Peningkatan Pelayanan Gaji PNS
Input Rp 298.901.000,- Rp 272.916.895,- 91,31
Output : jumlah rekapan gaji yang tercetak 468 Daftar Gaji, 500 SKPP/12 bulan
532 Daftar Gaji, 379 SKPP/12 bulan
Outcome : persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari
70% 81,17% 100
52 Penyusunan Dokumen Naskah Perjanjian Hibah Daerah
Input Rp 176.205.000,- Rp 167.007.500,- 94,78
Output : jumlah NPHD yang tersusun 300 NPHD 885 NPHD
Outcome: penetapan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu 100
53 Fasilitasi Penyusunan RKA dan DPA SKPD
Input Rp 176.130.000,- Rp 122.974.000,- 69,82
Output : SKPD yang terfasilitasi 102 SKPD/2 kali 102 SKPD/2 kali
Outcome: penetapan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu 100
54 Penatausahaan Pembukuan Penerimaan Pendapatan dan Pembukuan Belanja
Input Rp 135.632.500,- Rp 131.852.582,- 97,21
Output : jumlah laporan penerimaan dan belanja yang tersusun
2 laporan ( Laporan penerimaan dan
Laporan Belanja )
2 laporan ( Laporan
penerimaan dan Laporan Belanja )
Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual
80% 94,12% 100
55 Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan SKPD di lingkungan Pemkot Malang
Input : Rp 125.876.500,- Rp 124.290.500,- 98,74
Output : jumlah kali PPK-SKPD mendapatkan pendampingan asistensi penyusunan L/K SKPD
3 kali /102 PPK-SKPD 3 kali /102 PPK-SKPD
Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual
80% 94,12% 100
56 Pengendalian Pelaksanaan Anggaran
Input Rp 46.693.000,- Rp 46.353.000,- 99,27
Output : pelaksanaan anggaran SKPD yang terkendali
102 SKPD/12 bulan 102 SKPD/12 bulan
Outcome: penetapan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu 100
57 Pemberian Ijin Sewa Tempat-Tempat Tertentu yang Dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang
Input Rp 150.918.600,- Rp 144.163.500,- 95,52
Output : ijin pemanfaatan tanah aset daerah yang diterbitkan
350 ijin 165 ijin
Outcome : persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
10,86% 10,90% 100
58 Penatausahaan, Analisis dan Evaluasi Pengelolaan Kas
Input Rp 216.411.500,- Rp 213.308.908,- 98,57
Output : jumlah dan jenis dokumen laporan yang tersusun
6 jenis ( Laporan RC,BKU BUD,
6 jenis ( Laporan RC,BKU
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
111 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Rekonsiliasi, Fungsional, Administrasi dan Laporan
STS)
BUD, Rekonsiliasi, Fungsional,
Administrasi dan Laporan STS)
Outcome : Persentase realisasi belanja langsung SKPD ≥ 90%
80% 77,45% 96,81%
59 Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2015
Input Rp 178.169.500,- Rp 174.577.251.25,- 97,98
Output : jumlah jenis dokumen yang tersusun
7 jenis dokumen ( Neraca, LO, LRA, CaLK,
LPE, LPSAL dan LAK)
7 jenis dokumen ( Neraca, LO, LRA,
CaLK, LPE, LPSAL dan LAK)
Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual
80% 94,12% 100
60 Penyusunan Ranperda dan Ranperwal Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Input Rp 410.615.000,- Rp 396.543.586,- 96,57
Output : jumlah jenis dokumen yang tersusun
2 dokumen ( Ranperda dan Ranperwal )
2 dokumen Perda nomor 6 Tahun
2016 dan Perwal nomor 16 Tahun 2016
tentang Pertanggungjawaban
APBD Tahun 2015
Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual
80% 94,12% 100
61 Monitoring dan Evaluasi Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Input Rp 39.308.000,- Rp 31.738.000,- 80,74
Output : jumlah SKPD penghasil 15 SKPD dan 3 BUMD 15 SKPD dan 3 BUMD
Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual
80% 94,12% 100
I PROGRAM PENINGKATAN MANAJEMEN ASET/BARANG DAERAH
1.152.586.310,- 1.007.465.461,- 87,41
62 Penaksiran Sewa Aset Pemerintah Kota Malang
Input Rp 204.124.300,- Rp 179.360.551,- 87,87
Output : Data nilai taksir aset dan Barang Milik Daerah yang akan disewakan/ penghapusan
5 jenis 10 jenis
Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah secara benar
40% 100% 100
62 Penghapusan Barang Milik Daerah
Input Rp 143.289.000,- Rp 104.866.400,- 73,19
Output : tanah dan barang milik daerah dalam proses penghapusan
5 SK penghapusan 1 SK penghapusan ( SK penghapusan
kendaraan yg terdiri dr 12 (duabeelas) unit
kendaraan roda 4 dan 21 (duapuluh satu)
untuk kendaraan roda 2
Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD ) secara benar
40% 100% 100
63 Bimbingan Teknis Penatausahaan Barang Milik Daerah melalui Aplikasi SIMBADA di Kota Malang
Input Rp 178.716.300,- Rp 174.081.000,- 97,41
Output : jumlah peserta bimbingan teknis 200 org/1 kali / 102 SKPD 200 org/1 kali / 102 SKPD
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
112 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) secara benar
40% 100% 100
64 Penatausahaan Aset Milik Daerah dan Update Data dengan SIMBADA
Input Rp 185.275.500,- Rp 177.546.900,- 95,83
Output : Tersedianya Sistem Informasi Barang Milik Daerah melalui sistem aplikasi
1 software SIMBADA dengan data yang ter-update
1 sofware SIMBADA dengan data yang ter-
update
Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) secara benar
40% 100% 100
65 Fasilitasi Penatausahaan Barang Milik Daerah
Input Rp 88.030.300,- Rp 86.637.700,- 98,42
Output : jumlah SKPD yang terfasilitasi 102 SKPD/12 bulan 102 SKPD/12 bulan
Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) secara benar
40% 100% 100
66 Asistensi penyusunan laporan barang milik daerah
Input Rp 51.003.100,- Rp 44.558.500,- 87,36
Output : Jumlah kali SKPD yang
mendapatkan asistensi penyusunan LBMD
102 SKPD/3 kali/tahun 102 SKPD/3 kali/tahun
Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) secara benar
40% 100% 100
67 Pembinaan Pengelolahan Barang Milik Daerah
Input Rp 67.200.000,- Rp 40.586.500,- 60,40
Output : jumlah SKPD/pengguna barang 102 Pengguna Barang 102 Pengguna Barang
Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) secara benar
40% 100% 100
68 Penyuluhan tentang pemanfaatan aset/barang milik daerah
Input Rp 25.594.900,- Rp 2.389.900,- 9,34
Output : 100 Wajib Retribusi ( WR) 0
Outcome : persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
10,86% 10,90% 100
69 Pengawasan dan pengendalian pengelolahan barang daerah
Input Rp 103.991.610,- Rp 92.241.610,- 88,70
Output : jumlah dokumen perjanjian kerjasama pemanfaatan BMD yang dikendaliakan
27 dokumen PKS 27 dokumen PKS Barang
Outcome : persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
60% 48,25% 80,41
70 Pelaksanaan dan Penyusunan pedoman teknis Kegiatan Perforasi Benda-Benda Berharga
Input Rp 105.361.300,- Rp 105.196.400,- 99,84
Output : jumlah dokumen yang tersusun 1 dokumen Pedoman Teknis ttg kegiatan Porforasi
Benda-benda Berharga “ Penyusunan Standar
Desain Blanko/Form benda-benda berharg a
Retribusi Daerah Kota Malang” dan
pengadaan mesin porforasi.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
113 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Berdasarkan uraian tabel program dan kegiatan tersebut di atas,
nampak capaian program dan kegiatan rata-rata sesuai dengan target yang
ditetapkan. Namun demikian, pada proses pencapaian sasaran “meningkatnya
pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel, berdasarkan
hasil evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir penyelenggaraan kegiatan, secara
umum aparatur Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah masih sangat
membutuhkan wawasan terkait pengelolaan keuangan dan aset, terlebih
mengingat Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang baru terbentuk
dan perubahan regulasi yang ada.
Outcome : persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
60% 48,25% 80,41
J PEMBANGUNAN SISTEM PENDAFTARAN TANAH
331.369.300,- 302.724.100,- 91,35
71 Inventarisasi/Sensus dan kodefikasi Aset Milik Daerah
Input Rp 331.369.300,- Rp 302.724.100,- 91,36
Output : jumlah obyek aset dan barang milik daerah yg terinventarisasi
1500 obyek/2 kecamatan 1.1192 obyek/1 kecamatan/4 Kelurahan
( Sukun, Bakalankrajan,Pisang
Candi, Karang Besuki)
Outcome : persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
60% 48,25% 80,41
K PENYELAMATAN DAN PELESTARIAN DOKUMEN/ARSIP DAERAH
255.030.800,- 250.347.300,- 98,17
72 Pengadaan sarana pengolahan dan penyimpanan benda berharga
Input Rp 189.690.000,- Rp 186.014.500,- 98,06
Output : ruangan arsip yang terpelihara 1 ruang arsip/12 bulan 1 ruang arsip/12 bulan
Outcome : persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
60% 48,25% 80,41
73 Penataan, Identifikasi dan penyimpanan sertifikat hak pakai (SHP)
Input Rp 65.340.800,- Rp 64.332.800,- 98,46
Output : kodefikasi dokumen serifikat hak pakai
SHP= 821, 1.900 ijin pemakaian; BPKB= 1.243
900 SHP, Dokumen Ijin Pemakaian= 2.443
obyek, BPKB= 1.380
Outcome : persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
60% 48,25% 80,41
JUMLAH TOTAL
Rp 14.043.421.500
Rp 12.950.754.048,25
92,22
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
114 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Sebagai gambaran beberapa masalah dan upaya pemecahan
masalah yang dihadapi dalam pencapaian sasaran ini adalah :
1. Aspek pengelolaan keuangan dan aset daerah yang profesional dan
akuntabel antara lain :
1) Belum terintegrasinya penyajian laporan keuangan daerah berbasis
akrual dengan laporan barang milik daerah, sehingga perlunya
pengembangan aplikasi BMD agar dapat terintegrasi ke dalam Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah ( SIPKD );
2) Pengembangan sistem aplikasi, dimana Pihak Ketiga/Penyedia
Barang/Jasa dapat langsung mengakses/memantau proses
pembayaran atas biaya pekerjaan melalui aplikasi sistem monitoring
SP2D berbasis Web.
2. Belum tertibnya penatausahaan penggunaan/pemanfaatan aset tanah berupa
tanah antara lain adanya ketidaksesuaian data pemanfaatan dengan
peruntukan dan/atau penyewa, sehingga :
1) Untuk tertibnya penatausahaan aset daerah atas
penggunaan/pemanfataan aset khususnya tanah daerah dilakukan
kodefikasi data penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah aset daerah dalam sistem aplikasi
2) Pengembangan sistem aplikasi yang sudah terbangun yaitu Sistem
Informasi Pengelolaan Ijin Pemakaian Tanah ( SIPIPT ) dan Sistem
Informasi Geografis Manajemen Aset ( SIGMA ) harus selalu
dilakukan seiring dengan ketersediaan data hasil sinkronisasi data
aset yang terus dilakukan.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
115 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
3. Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan sesuatu yang harus
dilaksanakan dengan baik agar dapat memberikan gambaran tentang
kekayaan daerah, adanya kejelasan status kepemilikan, pengamanan
barang daerah, peningkatan PAD dari pemanfaatan aset daerah.
Pemerintah Daerah wajib melakukan pengamanan terhadap Barang Milik
Daerah yang meliputi pengamanan fisik, pengamanan administratif dan
pengamanan hukum. Untuk menjamin kepastian status kepemilikan,
dilaksanakan sertifikasi atas lahan tanah aset daerah Pemerintah Kota
Malang ke Badan Pertahanan Nasional (BPN). Tanah/lahan aset daerah
yang masih kosong/belum ada pemanfaatannya, dilaksanakan identifikasi
dan pengamanan dengan jalan pemasangan/pemberian papan
himbauan/papan nama yang menjelaskan kepemilikannya oleh Pemerintah
Kota Malang. Kurang lengkapnya data atas lahan aset daerah, menyulitkan
proses sertifikasi sehingga masih membutuhkan waktu untuk proses
identifikasi. Dalam rangka mempermudah proses sertifikasi tersebut
selanjutnya dalam pengurusan pemberian ijin pemakaian tempat-tempat
yang dikuasai Pemerintah Kota Malang, dilengkapi dengan form Surat
Pernyataan kesanggupan untuk diproses sertifikat kepemilikannya atas
nama Pemerintah Kota
4. Mengingat masalah-masalah terkait pengelolaan aset lahan tanah dan/atau
bangunan sebagaimana diuraikan diatas yang berpotensi memunculkan
sengketa, maka kegiatan inventarisasi aset daerah menjadi sangat mutlak
untuk dilaksanakan. Namun oleh karena keterbatasan waktu dan dana,
kegiatan inventarisasi/sensus dan kodefikasi barang daerah tidak dapat
dilakukan segera terhadap seluruh wilayah obyek dalam satu waktu,
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
116 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
sehingga secara berkala sejak tahun 2014 dilakukan masing-masing untuk
kelurahan/Kecamatan di wilayah Kota Malang.
5. Penyimpanan barang daerah dilaksanakan dalam rangka pengurusan,
penyelenggaraan dan pengaturan barang daerah agar lebih mudah mencari
terkait data/ historisnya pada saat dibutuhkan. Sehingga demikian harus
dilakukan updating sistem aplikasi guna pembaharuan data hasil
inventarisasi/sensus dan kodefikasi lahan aser daerah yang dimiliki/dikuasai
Pemerintah Kota Malang
6. Masih belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana kantor
dibandingkan dengan tuntutan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang
tinggi. Mengupayakan secara maksimal segala sumber daya yang ada agar
tidak menghambat pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah.
7. Pengetahuan dan wawasan aparatur tentang pengelolaan keuangan dan
aset daerah yang dimiliki masih harus ditingkatkan, mengingat sering
terjadinya perubahan regulasi yang mengatur pengelolaan keuangan dan
aset daerah. Upaya untuk mengikutsertakan aparatur dalam kegiatan-
kegiatan sosialisasi dan/atau bimbingan teknis, sehingga diharapkan mampu
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan
dan aset daerah. Dengan demikian diharapkan aparatur dapat bersinergi
demi mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
8. Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang pengelolaan
keuangan dan aset daerah dengan narasumber yang berasal dari Pusat bagi
SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang, sehingga diharapkan SKPD
dapat menyatukan pemahaman dan visi tentang pengelolaan keuangan dan
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
117 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
aset daerah dalam kapasitasnya sebagai pengguna anggaran/pengguna
barang.
9. Disamping itu pula, perlu ditingkatkan koordinasi dan konsultasi ke
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan atau Pemerintah Kabupaten/Kota lain
ataupun lembaga-lembaga terkait pengelolaan keuangan dan aset daerah.
10. Inovasi dan model-model aplikasi baru terkait pengelolaan aset daerah yang
dilaksanakan sebagai amanat peraturan perundang-undangan yang
dikeluarkan Pemerintah Pusat, sangat membutuhkan ketrampilan, keahlian
dan pengetahuan yang memadai bagi aparatur Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah. Namun demikian pencapaian inovasi tidak
dapat dilakukan secara tergesa-gesa karena dapat berpengaruh pada sistem
pengelolaan keuangan secara keseluruhan. Pemecahannya adalah secara
intensif meningkatkan koordinasi, melakukan kerja sama dengan
konsultan/rekanan penyedia jasa pengembangan aplikasi kedalam bentuk
pendampingan dan maupun pemeliharaan softwarenya.
11. Secara terus menerus melakukan update sofware dan aplikasinya dalam
rangka penyempurnaan, peningkatan dan pengembangan pengelolaan
keuangan daerah.
12. Belum optimalnya kemampuan Pejabat Penatausahaan Keuangan ( PPK-
SKPD ) dalam pemahaman software aplikasi pengelolaan keuangan daerah
dan pelaporan keuangan daerah. Pemecahannya adalah melaksanakan
koordinasi, bimbingan teknis serta asistensi /pendampingan kepada Satuan
Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di lingkungan Pemerintah Kota Malang.
13. Beberapa SKPD penghasil masih kurang optimal dalam pencapaian target
penerimaan daerah, sehingga perlu dilaksanakan monitoring dan evaluasi
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
118 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
pendapatan daerah agar SKPD penghasil dapat mengkomunikasikan
hambatan yang ditemui dalam rangka pencapaian target penerimaan
daerah.
14. Pelaksanaan Penatausahaan Barang Milik Daerah melalui aplikasi
SIMBADA, masih memerlukan penyempurnaan. Mapping yang dilakukan
SKPD banyak mengalami kesulitan pada pencatatan persediaan terutama
pada barang habis pakai yang teranggarkan pada masing-masing kegiatan.
Hasil mapping memastikan data barang milik daerah telah sesuai dengan
Neraca. Untuk itu segera diadakan pengembangan data base / aplikasi
SIMBADA
15. Belum optimalnya kemampuan SKPD dalam hal ini Subag Umum dan
Pengurus Barang SKPD dalam pemahaman software aplikasi
penatausahaan dan Laporan Barang Milik Daerah. Pemecahannya adalah
melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis serta asistensi /pendampingan
kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di lingkungan Pemerintah
Kota Malang
3.5. REALISASI ANGGARAN
Pagu anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun
2016 sebesar Rp 14.043.421.500,00 ( Empat belas milyar empat puluh tiga juta
empat ratus dua puluh satu ribu lima ratus rupiah ) terealisasi sebesar
Rp 12.950.754.048,25 ( Dua belas milyar sembilan ratus lima puluh juta tujuh
ratus lima puluh empat ribu empat puluh delapan rupiah duapuluh lima sen ),
atau 92,22 %.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
119 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Perbandingan pagu tahun 2016 dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya diawali dari jumlah pagu dari pagu anggaran yang diterima oleh
Dinas Perumahan, Bagian Perlengkapan dan Bagian Keuangan dari tahun 2009
sampai dengan 2012. Baru pada tahun 2013 setelah Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah terbentuk sebagai peleburan dari Dinas Perumahan,
Bagian Perlengkapan dan Bagian Keuangan jumlah pagu yang ditetapkan untuk
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Apabila dibandingkan dengan
perolehan pagu anggaran tahun 2009 – 2012, maka pada tahun 2016 ini pagu
anggaran yang dimiliki Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah mengalami
penurunan. Namun jika perbandingan pagu anggaran yang diterima Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pada tahun 2016 mengalami kenaikan
dibandingkan pada tahun 2014 dan tahun 2015. Perkembangan pagu anggaran
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah secara lengkap dari tahun 2009
sampai dengan 2016 secara lengkap dapat dilihat pada tabel dan gambar di
bawah ini :
Tabel 3.13
Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kota Malang Tahun 2009-2013 dengan Tahun 2014
TAHUN 2009
(Rp)
TAHUN 2010
(Rp)
TAHUN 2011
(Rp)
TAHUN 2012
(Rp)
TAHUN 2013
(Rp)
TAHUN 2014
(Rp)
Bagian Perlengkapan, Bagian Keuangan, Dinas Perumahan BPKAD
22.813.786.703,68
31.164.599.868,66
16.749.419.251,00
51.417.414.479,18
7.668.772.740
9.757.900.000,-
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
120 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Gambar 3.1
Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kota Malang Tahun 2009-2013, Tahun 2014, Tahun 2015 dan Tahun 2016
Tabel 3.14
Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kota Malang Tahun 2016 dengan Tahun 2013 , Tahun 2014 dan Tahun 2015
TAHUN 2013
(Rp)
TAHUN 2014
(Rp)
TAHUN 2015
(Rp)
TAHUN 2016
(Rp)
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
7.668.772.740
9.757.900.000,-
13.107.619.200,-
14.043.421.500,-
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
121 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Gambar 3.2
Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kota Malang Tahun 2016 dengan Tahun 2013, 2014, dan 2015
Dari pagu anggaran yang diterima Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Tahun 2016 sebesar Rp 14.043.421.500,00 ( Empat belas milyar empat
puluh tiga juta empat ratus dua puluh satu ribu lima ratus rupiah ), selanjutnya
dialokasikan untuk mendanai 11 (sebelas) program yang tertuang di 73 ( tujuh
puluh tiga) kegiatan.
Alokasi pagu anggaran dan realisasi per program Tahun 2016 dapat
dilihat pada tabel berikut :
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
122 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Tabel 3.15
Penyerapan terhadap Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kota Malang Per Program
Tahun Anggaran 2016
NO
PROGRAM
PAGU
(Rp)
REALISASI
(Rp) %
1. Pelayanan Administrasi Perkantoran
4.255.949.800 3.942.731.029 92,64
2. Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
1.722.547.540 1.628.372.444 94,53
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
348.189.000 307.222.350 88,23
4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan
259.010.000 255.528.250 98,65
5. Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
5.194.635.950 4.735.648.089 91,78
6 Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah
1.152.586.310 1.007.465.461 87,41
7. Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan Dan Pemanfaatan Tanah
95.931.000 89.306.000 93,09
8. Peningkatan Status Hukum Aset 253.245.700 235.615.950 93,03
9. Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan
174.926.100 164.055.075 93,78
10. Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah
331.369.300 302.724.100 91,35
11. Penyelamatan Dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah
255.030.800 250.347.300 98,17
JUMLAH 14.043.421.500 12.950.754.048,25 92,22
Terlihat pada tabel di atas, realisasi anggaran Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah untuk tahun 2016 adalah sebesar
12.950.754.048,25 ( Dua belas milyar sembilan ratus lima puluh juta tujuh ratus
lima puluh empat ribu empat puluh delapan rupiah duapuluh lima sen ), atau
92,22 %.
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yakni tahun 2013
tahun 2014, dan tahun 2015 penyerapan anggaran Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah tahun 2016 mengalami penurunan. Lebih jelasnya
untuk realisasi anggaran disajikan pada tabel dan gambar sebagai berikut :
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
123 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Tabel 3.16
Perbandingan Realisasi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Tahun 2016 dengan Tahun 2013,Tahun 2014 dan Tahun 2015
URAIAN
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TARGET
7.668.772.740 9.757.900.000 13.107.619.200
14.043.421.500
REALISASI
6.979.744.193 8.714.821.024 12.276.781.646
12.950.754.048,25
% 91,01 89,30 93,66 92,22
Gambar 3.3
Target dan Realisasi Penyerapan Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah Tahun 2013, Tahun 2014, Tahun 2015 dan Tahun 2016
0
2.000.000.000
4.000.000.000
6.000.000.000
8.000.000.000
10.000.000.000
12.000.000.000
14.000.000.000
16.000.000.000
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Target
Realisasi
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
124 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Gambar 3.4
Persentase Realisasi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Tahun 2013 ,Tahun 2014, Tahun 2015 dan Tahun 2016
Tabel 3. 17 berikut menyajikan data capaian realisasi target anggaran per
kegiatan
Tabel 3.17
Realisasi Target Anggaran Per Program Per Kegiatan
NO URAIAN TARGET (Rp)
REALISASI (Rp)
CAPAIAN ( %)
1. Pemberian / Pemasangan
Papan Himbauan untuk
Pengamanan Aset
Pemerintah Daerah
95.931.000 89.306.000 93,09
2. Fasilitasi penyelesaian
konflik-konflik pertanahan
174.926.100 164.055.075 93,78%
3. Sertifikasi Tanah Aset Pemerintah Kota Malang
253.245.700 235.615.950 93,03%
4. Penyediaan jasa surat menyurat
146.540.000 131.002.150 89,40%
0
2E+09
4E+09
6E+09
8E+09
1E+10
1,2E+10
1,4E+10
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
REALISASI
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
125 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
5. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
51.200.000 30.244.392 59,07%
6. Penyediaan jasa kebersihan kantor
105.703.500 105.644.700 99,94%
7. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
117.600.000 103.673.000 88,16%
8. Penyediaan alat tulis kantor
91.725.400 91.669.400 99,93%
9. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
129.856.900 124.449.170 95,83%
10. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
990.162.500 912.166.900 92,12%
11. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
21.000.000 20.313.000 96,72%
12. Penyedian makanan dan minuman
75.750.000 70.411.000 92,95%
13. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
422.035.000 399.306.180 94,61%
14. Penataan gudang arsip 66.000.000 65.150.000 98,71%
15. Operasional UPT Perkantoran Terpadu
2.013.376.500 1.864.259.137 92,60%
16. Pawai pembangunan 25.000.000 24.442.000 97,77%
17. Pembangunan Gedung Kantor (DED)
390.340.000 381.626.600 97,77%
18. Pengadaan kendaraan dinas/operasional
114.041.000 107.391.000 94,17%
19. Pembangunan Kanopi penghubung antar gedung dikantor terpadu
203.416.500 201.409.000 99,01%
20. Pengecatan gedung perkantoran terpadu
204.348.000 201.913.500 98,81%
21. Penyediaan ruang kesehatan dan menyusui/laktasi (pojok asi)
55.526.000 54.861.500 99,29%
22. Pembangunan ruang layanan publik di perkantoran terpadu
105.000.000 102.727.000 97,84%
23. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor pelayanan terpadu
481.043.000 453.257.220 94,22%
24. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
11.633.040 11.080.000 95,25%
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
126 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
25. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasioanal
157.200.000 114.106.624 72,59%
26. Peningkatan kapasitas aparatur melalui bimtek tentang sisdur pengelolahan keuangan dan BMD
253.754.000 250.737.500 98,81%
27. Optimalisasi dalam rangka peningkatan kapasitas SDM tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah
94.435.000 56.484.850 59,81%
28. Penyusunan laporan capaian kinerja dan iktisar realisasi kinerja SKPD
48.395.000 47.036.000 97,19%
29. Penyusunan laporan keuangan semesteran
106.495.000 106.489.000 99,99%
30. Penyusunan Standart Pelayanan Publik dan IKM
9.032.000 8.988.000 99,51%
31. Penyusunan buku profil 68.040.000 66.293.500 97,43%
32. Penyusunan RKA dan DPA
15.736.000 15.719.750 99,90%
33. Penyusunan Standar Operasional Prosedur
11.312.000 11.002.000 97,26%
34. Penyusunan Standar Satuan Harga (SSH)
99.535.000 98.641.000 99,10%
35. Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD 2017
625.042.050 526.152.096 84,18%
36. Penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang perubahan APBD tahun anggaran 2016
554.580.700 518.135.774 93,43%
37. Penataan arsip administrasi perbendaharaan dan pengelolaan kas
109.210.000 105.535.000 96,63%
38. Peningkatan pelayanan dan penatausahaan Perbendaharaan
356.994.500 331.597.000 92,89%
39. Penatausahaan keuangan PPKD
188.318.000 180.314.410 95,75%
40. Pendampingan aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan SKPD berbasis akrual
405.479.000 402.287.475 99,21%
41. Monitoring dan penatausahaan Dana Transfer
153.600.000 125.874.138 81,95%
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
127 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
42. Penyusunan Standar Biaya Umum
149.631.000 140.941.494 94,19%
43. Penagihan dan Pemanggilan Wajib Retribusi
30.774.100 27.843.100 90,48%
44. Pendampingan Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan Interim SKPD Berbasis Akrual
94.903.800 94.676.800 99,76%
45. Penyusunan Laporan Keuangan Interim Pemerintah Daerah
39.081.000 30.478.500 77,99%
46. Desiminasi sistem dan kebijakan akutansi berbasis akrual
210.517.000 181.843.185 86,38%
47. Perhitungan penetapan dan pengetikan surat pemberitahuan retribusi terhutang (SPRT)
49.084.000 48.829.050 99,48%
48. Penyusunan perubahan sistem dan kebijakan akutansi pemerintah Kota Malang
105.000.000 69.073.345 65,78%
49. Sinkronisasi data wajib retribusi pemanfaatan tempat-tempat tertentu yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang
68.025.200 59.438.000 87,38%
50. Peningkatan pelayanan gaji PNS
298.901.000 272.916.895 91,31%
51. Penyusunan Dokumen Naskah Perjanjian Hibah Daerah
176.205.000 167.007.500 94,78%
52. Fasilitasi penyusunan RKA dan DPA SKPD
176.130.000 122.974.000 69,82%
53. Penatausahaan Pembukuan Penerimaan Pendapatan dan Pembukuan Belanja
135.632.500 131.852.582 97,21%
54. Asistensi penyusunan Laporan Keuangan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang
125.876.500 124.290.500 98,74%
55. Pengendalian Pelaksanaan Anggaran
46.693.000 46.353.000 99,27%
56. Pemberian Ijin Sewa Tenpat-Tempat tertentu yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang
150.918.600 144.163.500 95,52%
57. Penatausahaan, Analisis dan Evaluasi Pengelolaan Kas
216.411.500 213.308.908 98,57%
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
128 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
58. Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2015
178.169.500 174.577.251.25 97,98%
59. Penyusunan Ranperda dan Ranperwal Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
410.615.000 396.543.586 96,57%
60. Monitoring dan Evaluasi Realisasi Pendapatan Asli Daerah
39.308.000 31.738.000 80,74%
61. Penaksiran Sewa Aset Pemerintah Kota Malang
204.124.300 179.360.551 87,87%
62. Penghapusan Barang Milik Daerah
143.289.000 104.866.400 73,19%
63. Bimtek Penatausahaan Barang Milik Daerah melalui Aplikasi SIMBADA di Kota Malang
178.716.300 174.081.000 97,41%
64. Penatausahaan Aset Milik Daerah dan Update data dengan SIMBADA
185.275.500 177.546.900 95,83%
65. Fasilitasi Penatausahaan Barang Milik Daerah
88.030.300 86.637.700 98,42%
66. Asistensi penyusunan laporan barang milik daerah
51.003.100 44.558.500 87,36%
67. Pembinaan pengelolahan BMD
67.200.000 40.586.500 60,40%
68. Penyuluhan tentang pemanfaatan aset/barang milik daerah
25.594.900 2.389.900 9,34%
69. Pengawasan dan pengendalian pengelolahan barang daerah
103.991.610 92.241.610 88,70%
70. Pelaksanaan dan penyusunan pedoman teknis tentang kegiatan porforasi benda-benda berharga
105.361.300 105.196.400 99,84%
71. Inventarisasi/sensus dan kodefikasi aset milik daerah
331.369.300 302.724.100 91,36%
72. Pengadaan sarana pengolahan dan penyimpanan benda berharga
189.690.000 186.014.500 98,06%
73. Penataan, Identifikasi dan penyimpanan sertifikat hak pakai (SHP)
65.340.800 64.332.800 98,46%
JUMLAH TOTAL 14.043.421.500
12.950.754.048,25 92,22%
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
129 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Sebagaimana daftar tabel diatas, realisasi anggaran masing-masing
kegiatan per program rata-rata tercapai 92,22 %. Namun terdapat 1 (satu )
kegiatan terserap sebesar 9,34 % yaitu kegiatan penyuluhan tentang
pemanfaatan aset/barang milik daerah tidak maksimal dilakukan, dengan
pertimbangan masih disusunnya Peraturan Walikota tentang tata cara
pemanfaatan aset daerah atas penyusunan perubahan Peraturan Daerah Nomor
2 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha; retribusi pemakaian kekayaan
daerah.
1.6. ANALISIS CAPAIAN PROGRAM/KEGIATAN
Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam Reviu
Rencana Strategis ( reviu renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Tahun 2015-2018, telah ditentukan sasaran yang mencerminkan sesuatu yang
akan dicapai atau dihasilkan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
dalam jangka waktu tertentu yang lebih pendek dan dijabarkan dalam arah
kebijakan dan strategi melalui penentuan program, yaitu penjabaran dalam
bentuk upaya yg berisi satu atau lebih beberapa kegiatan dengan menggunakan
sumberdaya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan
misi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Pengukuran capaian
program dengan menggunakan indikator program yaitu ukuran atas hasil
( outcome ) dari suatu program yang merupakan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi organisasi. Berikut ini pengukuran capaian program tahun 2016 :
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
130 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Tabel 3.18
Capaian Program dan Anggaran Badan Pengelola Keuangan Dan Aset
Daerah Tahun 2016
Sasaran “ Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang
tertib dan akuntabel”
Sasaran : : Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan
akuntabel
Strategi : Meningkatkan kuantitas dan kualitas bidang pengelolaan administrasi
keuangan dan aset daerah berorientasi pada kepuasan masyarakat
Kebijakan : 1. Meningkatkan kualitas sumberdaya aparatur pengelolaan keuangan dan aset daerah sesuai dengan standar pelayanan umum
2. Mengembangkan pengelolaan Keuangan daerah
3. Merumuskan sistem dan prosedur akuntansi pengelolaan keuangan daerah
4. Meningkatkan manajemen aset/barang milik daerah
5. Merumuskan pengelolaan barang milik daerah
Program/Indikator Kinerja Capain Indikator
Kinerja
Anggaran
Target (Rp) Realisasi (Rp) %
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
4.255.949.800 3.942.731.029 92,64
Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat (SKM)
Nilai 78,22
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1.722.547.540 1.628.372.444 94,53
Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
348.189.000 307.222.350 88,23
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
259.010.000 255.528.250 98,65
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
5.194.635.950 4.735.648.089 91,78
Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kota Malang
Tepat Waktu
Persentase realisasi belanja langsung SKPD ≥ 90%
77,45%
Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua) hari
81,17%
Persentase Penyajian Laporan Keuangan SKPD sesuai SAP Berbasis Akrual
94,12%
Program Peningkatan Manajemen Aset/ Barang Milik Daerah
1.152.586.310 1.007.465.461 87,41
Persentase penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) secara benar
100%
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
131 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Program Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
95.931.000 89.306.000 93,09
Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
10,90%
Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan
253.245.700 235.615.950 93,03
Program Peningkatan Status Hukum Aset
174.926.100 164.055.075 93,78
Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah
331.369.300 302.724.100 91,35
Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
48,25%
Program Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
255.030.800 250.347.300 98,17
Jumlah
14.043.421.500 12.950.754.048,25 92,22
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa capaian indikator program Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2016 dari 11
(sebelas) program yang dilaksanakan tercapai seluruhnya dengan rincian
sebagai berikut :
predikat “Sangat Berhasil” = 10 (sepuluh) program
predikat “ Berhasil” = 1 (satu) program
Berikut tabel 3.19 menunjukkan besaran alokasi anggaran pencapaian
sasaran strategis “Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang
tertib dan akuntabel” terhadap total anggaran per indikator kinerja sasaran yang
ditetapkan.
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
132 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Tabel 3.19
ALOKASI ANGGARAN PER SASARAN STRATEGIS
TAHUN 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Anggaran Tahun 2015
Persentase
Terhadap Total
Anggaran ( % )
Target (Rp) Realisasi (Rp)
1 Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel
14.043.421.500 12.950.754.048,25 92,22
Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat
6.585.696.340 6.133.854.073 93,13
Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kota Malang
1.827.816.750 1.620.204.864 88,64
Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua) hari
1.170.584.500 1.112.336.370 95,02
Persentase realisasi belanja langsung SKPD ≥ 90%
558.329.500 519.497.456 93,04
Persentase Penyajian L/K SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
1.339.103.300 1.235.073.749,25 92,23
Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) Secara Benar
1.152.586.310 1.007.465.461 87,41
Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
524.102.800 488.977.025 93,29
Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
586.400.100 553.071.400 94,31
Dari tabel sebagaimana diatas, terlihat alokasi anggaran Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah untuk mencapai sasaran strategis “ ,meningkatnya
pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel” mencapai
sebesar 92,22 % dari total anggaran yang terealisasi atau sebesar
Rp 12.950.754.048,25 ( Dua belas milyar sembilan ratus lima puluh juta tujuh
ratus lima puluh empat ribu empat puluh delapan rupiah dua puluh lima sen ).
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
133 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Tabel berikut di bawah ini menyajikan data pencapaian kinerja terhadap
anggaran pada tahun 2016
Tabel 3.20
PENCAPAIAN KINERJA DAN ANGGARAN TAHUN 2016
Sasaran/ Program
Indikator Kinerja
Kinerja
Anggaran
Target
Realisasi
Capaian(%)
Target Realisasi Capaian (%)
Sasaran : Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel
Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat (SKM)
Nilai 75,875
Nilai 78,22 100 6.585.696.340 6.133.854.073 93,13
Program 1.1. Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program 1.2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program 1.3 Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
Program 1.4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Program 1.5 Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kota Malang
Tepat Waktu
Tepat Waktu
100 1.827.816.750 1.620.204.864 88,64
Persentase SP2D Yang Terbit Kurang
70% 81,17% 100 1.170.584.500 1.112.336.370 95,02
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
134 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
dari 2 (dua) hari
Persentase realisasi belanja langsung SKPD ≥ 90%
80% 77,45% 96,81 558.329.500 519.497.456 93,04
Persentase Penyajian L/K SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
80% 94,12 % 100 1.339.103.300 1.235.073.749,25 92,23
Program 1.6. Peningkatan Manajemen Aset Daerah
Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) Secara Benar
40% 100% 100 1.152.586.310 1.007.465.461 87,41
Program 1.7. Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
10,86%
10,90% (900 bid/ 8.256 bid x100%)
100 524.102.800 488.977.025 93,29
Program 1.8 Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan
Program 1.9. Peningkatan Status Hukum Aset
Program 1.10. Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah
Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
60% 48,25% 80,41 586.400.100 553.071.400 94,31
Program 1.11. Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
Rata-Rata
97,15
92,22
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
135 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Dari tabel 3.20 terlihat bahwa capaian anggaran masing-masing capaian
sasaran rata-rata sebesar 92,22% dengan capaian kinerja sasaran rata-rata
sebesar 97,15% dengan kategori “ Sangat Berhasil”,
Tabel 3.21 berikut adalah penyampaian tingkat efisiensi penggunaan
sumberdaya yang tersedia untuk pencapaian target kinerja sasaran
Tabel 3.21
EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
NO SASARAN
INDIKATOR SASARAN
CAPAIAN KINERJA
PENYERAPAN
ANGGARAN
TINGKAT EFISIENSI
1 Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel
97,15% 92,22% 105,34%
Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat
Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kota Malang
Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua) hari
Persentase realisasi belanja langsung SKPD ≥ 90%
Persentase Penyajian L/K SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) Secara Benar
Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat
Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
136 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Tabel 3.21 menunjukkan tingkat efisiensi atas penggunaan sumberdaya
pencapaian sasaran “ meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah
yang tertib dan akuntabel “ sebesar 105,34%, dimana dengan capaian serapan
anggaran sebesar 92,22% namun capaian indikator kinerjanya mencapai
97,15%.
1.7. EVALUASI CAPAIAN PROGRAM/KEGIATAN
Evaluasi capaian program dan kegiatan Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah Tahun 2016 dilakukan secara berkala sebagai berikut:
A. Internal
Evaluasi capaian program dan kegiatan Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah dilakukan secara berkala bulanan, triwulanan,
semesteran dan tahunan. Sekretaris/Kepala Bidang/Kepala UPT secara
berkala menyampaikan laporan kendali penyerapan anggaran dan
progress/laporan kegiatan yang menjadi tanggungjawab sesuai dengan
target dan indikator kinerja yang diperjanjikan. Selanjutnya laporan kendali
anggaran/progress kegiatan menjadi bahan/materi rapat koordinasi
bidang/staf yang secara rutin dilakukan ( berkas-berkas laporan kendali
anggaran dan progress kegiatan terlampir dalam lampiran Laporan
Akuntabilitas Kinerja BPKAD ini )
B. Eksternal
Bahwa memenuhi amanat Peraturan Walikota Malang Nomor 8
Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian dan Pelaporan
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
137 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Kinerja, sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap SKPD wajib
menyusun dan menyajikan Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang
dicapai berdasarkan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan.
Laporan kinerja dimaksud terdiri atas laporan kinerja interim dan
laporan kinerja tahunan. Laporan kinerja interim merupakan laporan
kinerja triwulanan yang disampaikan bersamaan dengan laporan
keuangan triwulanan.
Laporan kinerja pencapaian sasaran strategis dan laporan keuangan
triwulanan disampaikan kepada Kepala Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah dengan tembusan disampaikan kepada Inspektur dan Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Evaluasi Kinerja SKPD per semester disusun oleh masing-masing
SKPD dan disampaikan kepada Inspektur Kota Malang
( laporan-laporan evaluasi kinerja dimaksud terlampir dalam lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah ini )
Penyelenggaraan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
( SAKIP ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
secara rutin ter up load dalam website : http://bpkad.malangkota.go.id
Dokumentasi dan publikasi dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan, telah dilaksanakan Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang melalui jasa pemberitaan media
B A B I I I AKUNTABILITAS KINERJA
138 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
cetak dengan menyajikan Neraca Pemerintah Kota Malang Tahun 2015,
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2015 ( Audited ) dan Ringkasan Perubahan APBD Tahun
Anggaran 2016.
B A B I V P E N U T U P
139 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun
2016 disusun sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi
yang dipercayakan kepada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah atas
penggunaan anggaran dan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan dalam Reviu Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah tahun 2013-2018 serta sesuai dengan Peraturan Walikota Malang
Nomor 94 Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Walikota Malang
Nomor 37 Tahun 2015 tentang Penyempurnaan Indikator Kinerja Utama. Di
dalamnya diuraikan tentang capaian Indikator Kinerja Utama dan Indikator
Kinerja Sasaran, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pada tahun 2016.
Mengacu pada 1 (satu) sasaran strategis yang dijabarkan dalam
8 (delapan) indikator kinerja, kesemuanya telah berhasil dicapai.
Dari hasil evaluasi terhadap kinerja dapat disimpulkan bahwa target
kinerja sasaran yang ditetapkan pada Reviu Rencana Strategis dikategorikan “
Sangat Berhasil “ dicapai karena nilai capaiannya rata-rata mencapai 97,15%
atau mengalami peningkatan dari tahun 2015 sebesar 97,15%- 95,83% =
1,32%..
Berdasarkan uraian capaian kinerja sasaran yang merupakan capaian
Indikator Kinerja Utama dan atau Indikator Kinerja Sasaran, pengukuran kinerja
masing-masing sasaran dapat diuraikan sebagai berikut :
B A B I V P E N U T U P
140 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
Sementara pada kinerja keuangan, realisasi penyerapan anggaran
tahun 2016 adalah sebesar Rp 12. 950.754.048,25 ( Dua belas milyar sembilan
ratus lima puluh juta tujuh ratus lima puluh empat ribu empat puluh delapan
rupiah dua puluh lima sen ) atau sebesar 92,22 %, atau mengalami penurunan
sebesar 93,66% - 92,22% = 1,44%. Sehingga demikian menunjukkan tingkat
efisiensi atas penggunaan sumberdaya positif (+) dalam rangka pencapaian
sasarannya.
Secara kualitas pencapaian sasaran strategis telah sesuai dengan
target yang ditetapkan, walaupun masih ada hal-hal lainnya yang masih menjadi
kendala, antara lain sesuai rekomendasi hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa
Keuangan ( BPK - RI ) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota
Malang Tahun 2015 atas penerapan kebijakan akuntansi sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
terdapat beberapa cacatan yaitu:
Belum sepenuhnya Pemerintah Kota Malang menerapkan sistem
akuntansi berbasis akrual sesuai ketentuan antara lain :
e. Kebijakan akuntansi terkait pelaporan dana BOSNAS di Dinas
Pendidikan belum diatur secara spesifik, yang selanjutnya telah
ditindaklanjuti dengan penyusunan peraturan Walikota Malang
tentang Perubahan Sistem dan Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Kota Malang, sedangkan mekanisme pengesahan pendapatan dan
belanja pada satuan pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan
akan diatur tersendiri
f. Kebijakan akuntansi yang belum menggabungkan nilai aset yang
diperoleh dari pengeluaran setelah perolehan awal dengan aset
B A B I V P E N U T U P
141 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
induknya. Hal ini dikarenakan kebijakan akuntansi tersebut dibuat
pada saat kondisi pencatatan aset Pemerintah Kota Malang yang
masih terpisah antara SKPD yang mencatat aset definitif dengan
SKPD pengguna yang menggunakan dan melakukan renovasi atas
aset tersebut. Pada tahun 2015 telah dilakukan penyerahan
sebagian besar aset-aset definitif tersebut kepada SKPD pengguna
yang memanfaatkan aset-aset tersebut, sehingga antara aset definitif
dan aset hasil renovasi sudah dicatat pada SKPD yang sama.
Ketentuan dimaksud sudah diatur dengan menyusun Peraturan
Walikota Malang Nomor 88 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Penyusutan Aset Tetap Pemerintah Daerah
Pun terkait aset daerah, maka Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 mengamanatkan aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan
aset tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Maka penyusunan Peraturan
Walikota Malang Nomor 88 Tahun 2015 tentang Kebijakan Penyusutan Aset
Tetap Pemerintah Daerah dipergunakan sebagai dasar dilakukannya penyajian
kembali/restatement atas aset daerah atas pos-pos dalam Neraca antara lain :
1) Persediaan
2) Aset tetap, disajikan dengan nilai buku setelah dikurangi penyusutan
3) Aset tetap tidak berwujud, disajikan kembali dengan nilai buku setelah
dikurangi akumulasi amortisasi
Untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan tersebut dan
agar mencapai kinerja yang lebih baik lagi, maka upaya yang dilakukan Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah antara lain : (1) Penguatan kualitas
B A B I V P E N U T U P
142 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
aparatur Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah agar lebih bersinergi
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi menjawab tantangan atas perubahan
regulasi tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah; (2) Peningkatan
kualitas pelayanan, tertib administrasi dan pengembangan sistem manajemen
pengelolaan keuangan daerah; dan (3) Peningkatan kualitas,tertib administrasi
dan pengembangan sistem informasi pengelolaan aset daerah dan barang milik
daerah, serta (4) Strategi penguatan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota
Malang melalui koordinasi, konsultasi dengan Pemerintah Provinsi dan/atau
Pemerintah Pusat dalam rangka evaluasi pelaksanaan pengelolaan keuangan
dan aset daerah serta melaksanakan sosialisasi kebijakan pengelolaan
keuangan dan aset daerah dengan narasumber Pejabat dari Kementerian RI.
Sebagai sebuah gambaran kinerja, Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
diharapkan dapat menyajikan keseluruhan profil capaian kinerja Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah secara utuh dan terukur.
Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa keterbatasan yang ada
menjadikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 ini masih belum sempurna.
Oleh karenanya, perbaikan-perbaikan perlu segera dilakukan, utamanya
menyangkut perbaikan terhadap penetapan indikator kinerja yang sesuai dan
selaras dengan dokumen perencanaan diatasnya.
Selain itu adalah pengumpulan data yang lebih sistematis dan
terstruktur sebagai bahan pengukuran capaian kinerja dan keuangan SKPD.
Akhirnya semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
( LAKIP ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah ini dapat menjadi
B A B I V P E N U T U P
143 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2016
referensi yang representatif serta kredibel dalam menjelaskan kinerja Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016, dan dapat menjadi titik balik
bagi perbaikan kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di tahun
selanjutnya.
Malang, Februari 2017 KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG
Ir. SAPTO P.SANTOSO, Msi Pembina Utama Muda NIP. 19610329 199103 1 005
Recommended