View
4
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENDIDIK PROFESIONAL
DALAM Al-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 247
(Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Qurota A’yun
111-14-002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
i
PENDIDIK PROFESIONAL
DALAM Al-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 247
(Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Qurota A’yun
111-14-002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
"...
Artinya: “...niscaya Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan(Q.S. Al-
Mujaadilah/58:11)
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya
skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orangtua tercinta, Ahmad Kamilin dan Siti Warosah yang selalu
membimbingku, tiada henti memanjatkan do‟a demi kesuksesanku,
memberikan kasih sayang, memberikan nasihat, dan memberikan dukungan
secara materiil maupun non materiil.
2. Adik-adik Choirul Anwar dan Saniatuz Zahra, terima kasih atas motivasi
yang telah diberikan kepadaku sehingga proses memperoleh gelar sarjana
ini bisa tercapai.
3. Keluarga Bapak Muhammad Mas‟ud, Ibu Desy, Kak Linta, dan Dek Mahya
yang selalu memberikan motivasi disetiap langkah perjalanan selama kuliah
sampai proses skripsi.
4. Keluarga besar tercinta yang selalu mendukung dan memberikan semangat
dalam meraih keseksesan ini.
5. Sahabat tercinta di kamar Maemunah yang bersedia mendengarkan keluh
kesah dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Keluarga besar Forum Komunikasi Mahasiswa Magelang yang telah
memberi motivasi.
7. Keluarga besar ITTAQO IAIN Salatiga yang telah memberikan motivasi
dan dukungannya.
8. Keluarga besar Ma‟had Al-Jami‟ah Putri IAIN Salatiga.
viii
9. Sahabat-sahabat seperjuangan satu dosen pembimbing yang tidak hentinya
saling memotovasi agar skripsi ini terselesaikan.
10. Teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2014.
11. Teman-teman khususnya PAI Kelas A angkatan 2014.
12. Untuk calon suami yang masih dirahasiakan oleh Allah.
13. Dan semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
bisa penulis sebutkan satu-persatu.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang selalu memberikan
nikma, karunia, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pendidik Profesional dalam Al-Qur‟an
Surat Al-Baqarah Ayat 247 (Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi).
Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Baginda Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para
pengikutnya, yang senantiasa setia dan menjadikan suri tauladan, beliaulah yang
membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang
yaitu dengan ajarannya agama Islam.
Penulis skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr.Rahmat Haryadi, M.Pd.
2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Bapak Suwardi, M.Pd.
3. Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.
4. Bapak Dr. Imam Sitomo, M.Ag., selalu pembimbing akademik.
5. Bapak Muh.Hafidz, M.Ag., selaku pembimbing skripsi yang telah
membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, meluangkan waktunya untuk
penulis, serta senantiasa memberikan motivasi kepada penulis sehingga
skripsi ini terselesaikan.
x
xi
ABSTRAK
A‟yun, Qurota. 2018. Pendidik Profesional Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah
Ayat 247 (Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi). Skripsi, Salatiga:
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz, M.Ag.
Kata kunci: Pendidik, Profesional, Al-Qur‟an
Penelitian ini tentang pendidik profesional dalam Al-Qur‟an Surat Al-
Baqarah ayat 247 bahwa pendidik profesional yaitu dalam mendidik guru tidak
hanya menguasai materi pelajaran, metode pengajaran serta mempunyai
keterampilan dalam mengaplikasikan materi pelajaran, tetapi juga harus
mempunyai kesehatan dalam jasmani maupun rohani. Pertanyaan yang ingin
dijawab melalui penelitian ini adalah (1)Bagaimana konsep pendidik profesional
dalam Surat Al-Baqarah ayat 247?, (2)Bagaimana implikasi pendidik profesional
yang dijelaskan pada Surat Al-Baqarah ayat 247 dalam pendidikan formal?.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan
penelitian kepustakaan (library research) dengan metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
dan sebagainya. Sumber data penelitian ini penulis bagi menjadi dua kelompok,
yang pertama adalah sumber primer yang berasal dari Al-Qur‟an dan yang kedua
adalah sumber sekunder yang berasal dari sumber-sumber lain yang masih
berkaitan dengan masalah penelitian, serta buku-buku lain yang relevensinya
berkaitan dengan pembahasan.
Kajian ini menunjukkan bahwa pokok pendidik profesional dalam Surat Al-
Baqarah ayat 247 meliputi: (1) Sehat dalam jasmani maupun ruhani. Kesehatan
merupakan hal paling penting dalam kegiatan belajar mengajar, dengan kesehatan
maka pendidik bersemangat ketika berhadapan dengan peserta didik. (2)
Mempunyai ilmu pengetahuan luas. Tidak hanya bidang ilmu tertentu yang
dikuasai oleh pendidik, tetapi juga ilmu pengetahuan umum agar peserta didik
termotivasi mencari ilmu sebanyak mungkin.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR
LEMBAR BERLOGO IAIN.................................................................
HALAMAN SAMPUL DALAM..........................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................
PENGESAHAN KELULUSAN ...........................................................
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...........................................
MOTTO ................................................................................................
PERSEMBAHAN .................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................
ABSTRAK ............................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................
B. Rumusan Masalah .........................................................
C. Tujuan Penelitian ..........................................................
D. Manfaat Penelitian ........................................................
E. Metode Penelitian .........................................................
F. Kajian Pustaka ..............................................................
G. Sistematika Penulisan ...................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xi
1
6
6
7
7
9
11
xiii
BAB II KOMPILASI AYAT
A. Surat Al-Baqarah ayat 247......................................................
B. Mufrodat..................................................................................
BAB III POKOK KANDUNGAN AYAT DAN MUNASABAH
A. Pokok Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 247 .....................
B. Munasabah .............................................................................
BAB IV KONSEP dan IMPLEMENTASI PENDIDIK
PROFESIONAL dalam SURAT AL-BAQARAH AYAT 247
A. Konsep Pendidik Profesional..................................................
B. Pendidik Profesional dalam Surat Al-Baqarah Ayat
247...........................................................................................
C. Implementasi dalam Pendidikan Formal ...............................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................
B. Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
14
15
19
26
34
41
46
57
59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sarana paling strategis untuk menanamkan nilai-
nilai, ajaran-ajaran, keterampilan, pengalaman dan sebagainya yang datang
dari luar dan ke dalam diri peserta didik (Nata, 2010:31). Pendidikan
merupakan sebuah sistem yang mengandung aspek visi, misi, tujuan,
kurikulum, bahan ajar, guru, murid, manajemen, sarana prasarana, biaya,
lingkungan dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan pendidikan juga harus
ada dasar-dasarnya yaitu, segala sesuatu yang bersifat konsep, pemikiran, dan
gagasan yang mendasari pendidikan. Agar bangunan pendidikan menjadi kuat
dan kukuh, harus memiliki dasar-dasar (Nata, 2010:90).
Jadi pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh beberapa pihak
untuk mendidik peserta didik dalam mencapai tujuan hidup agar hidup
menjadi terarah dan lebih bermakna. Kegagalan pendidikan di suatu bangsa
akan secara otomatis berdampak pada kegagalan suatu bangsa, keberhasilan
pendidikan suatu bangsa juga sangat menentukan keberhasilan bangsa. Maka
dari itu jika pendidikan akan berhasil harus memperhatikan beberapa unsur
yaitu, peserta didik, pendidik, manajemen pendidikan, sarana dan prasarana,
serta lingkungan sekitar. Unsur paling penting dalam keberhasilan pendidikan
adalah pendidik.
2
Pendidik adalah pelaku utama yang merancang, merencanakan,
menyiapkan, dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Fungsi pendidik
tidak hanya dalam mengembangkan bakat, minat, wawasan, dan
keterampilan, melainkan juga pengalaman, dan kepribadian peserta didik
(Nata, 2010:170). Pendidik adalah seseorang yang melakukan kegiatan dalam
memberikan pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan sebagainya (Nata,
1997:62). Sebagai pendidik, guru lebih banyak menjadi sosok panutan yang
memiliki nilai moral dan agama yang patut diteladani oleh siswa (Suparlan,
2005: 28).
Pendidik adalah seseorang yang mentransfer ilmu yang telah ia miliki
kepada peserta didik, bukan hanya ilmu yang harus diberikan tetapi contoh
etika dalam kehidupan sehari-hari, gerak-gerik pendidik akan diperhatikan
oleh peserta didik. Sebagai pendidik harus berperilaku yang menunjukkan
bahwa dia adalah seorang guru, baik di lingkungan sekolah maupun di luar
sekolah. Sekarang ini ada banyak pendidik belum mencerminkan bahwa dia
adalah pendidik seperti di sekolah sudah ada slogan dilarang merokok di
lingkungan sekolah tetapi ada pendidik yang merokok, bahkan ketika
mengajar di kelas masih merokok. Tindakan tersebut belum mencerminkan
sikap pendidik profesional, dan masih banyak lagi contoh menunjukkan
bukan pendidik profesional.
Pendidik tidak hanya guru saja tetapi orang tua juga termasuk
pendidik. Tetapi yang akan dibahas disini adalah guru sebagai pendidik.
Karena pada era saat ini yang disebut pendidik identik dengan guru, mereka
3
adalah orang-orang yang sudah menempuh jenjang pendidikan lebih tinggi,
guru dipercaya oleh orang tua dapat mendidik anak-anak mereka untuk
menjadi pribadi yang baik, cerdas, intelektual, spiritual maupun
emosionlanya. Maka dari itu pendidik sangat berperan dalam pendidikan.
Pendidik memiliki peranan dan tugas yang penting di dalam suatu
proses pendidikan, selain harus mengajar dan mendidik, pendidik juga harus
menunjukkan kewibawaannya kepada peserta didik karena, pendidik tidak
hanya dijadikan contoh ketika berada di dalam ruangan, tetapi segala yang
dilakukan pendidik di luar ruang merupakan cerminan seorang pendidik.
Sehingga menjadi seorang pendidik harus sadar terhadap posisi di dalam
lingkup pendidikan maupun masyarakat karena, pendidik selalu menjadi
sorotan kapan pun dan dimana pun (Nasution, 1999:91).
Di lapangan, citra guru diibaratkan sebagai ujung tombak proses
pendidikan. Sebagai ujung tombak, guru memiliki beberapa persyaratan
utama, antara lain: satu, harus tajam, artinya harus memiliki kecerdasan, tidak
hanya kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan emosional dan spiritual.
Dua, harus lurus, artinya harus mempunyai kejujuran yang murni, objektif
dalam memberikan penilaian kepada peserta didik. Tiga, harus berfikir
panjang, artinya memiliki ketulusan dan keikhlasan. Berfikir panjang,
ibaratnya seorang ibu, cinta kasih kepada anaknya (Suparlan, 2005:9).
Tugas guru sebagai pendidik adalah meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai hidup kepada anak didik (Asdiqoh, 2015:15). Tugas pendidik
dalam pandangan Islam secara umum adalah mendidik, yaitu mengupayakan
4
perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi psikomotor,
kognitif, maupun afektif (Tafsir, 1992:74). Potensi tersebut harus
dikembangkan secara seimbang sampai tingkat setinggi mungkin. Agar dapat
menjadi pendidik profesional harus memperhatikan tugas dan perannya.
Dalam mengatasi masalah pendidikan di Indonesia yang sampai saat
ini belum terselesaikan salah satunya adalah keprofesionalan pendidik.
Karena pendidik adalah faktor utama dalam dunia pendidikan.
Profesionalisme pendidik sangat menentukan baik atau tidaknya kualitas
peserta didik, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Menjadi pendidik bukanlah tugas mudah, maka dari itu pendidik sering
dikatakan menjadi seorang pendidik adalah tugas yang mulia.
Sebagai pendidik harus memenuhi beberapa kriteria, salah satunya
adalah profesional. Pendidik profesional akan tercermin dalam pelaksanaan
tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian, baik dalam materi maupun
metode, rasa tanggung jawab, pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual,
dan kesejawatan, yaitu rasa kebersamaan di antara sesama guru. Guru
profesional yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus
memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut agar mampu melaksanakan
tugasnya dengan sebaik-baiknya. Tanpa mengabaikan kemugkinan adanya
perbedaan lingkungan sosial kultural dari setiap institusi sekolah sebagai
indikator (Hamalik, 2002:38). Sementara itu untuk mewujudkan
keprofesionalannya guru ditunjang dengan jiwa profesionalisme, yaitu sikap
5
mental yang senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan diri sebagai
pendidik profesional (Surya.dkk, 2010:66).
Kriteria profesional yang harus dipenuhi pendidik adalah sehat
jasmani dan ruhani, berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan
yang ada secara maksimal, memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan
mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik, memahami dan
menguasai serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan, serta
memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain (Hamalik,
2002:38). Kriteria tersebut menjadi pondasi pandidik dalam melaksanakan
tugasnya.
Kebanyakan pendidik diberbagai lembaga pendidikan sulit untuk
melaksanakan amanah yang telah diembannya sebagai seorang pendidik.
Karena menjadi seorang pendidik bukanlah hal yang mudah dan dapat
dilakukan oleh orang yang berkompeten dibidangnya. Melihat kenyataan
sekarang ini profesi pendidik banyak diminati oleh orang-orang yang tidak
diterima di jurusan-jurusan favorit, dan kemudian memilih jurusan keguruan
sebagai pilihan terakhir. Sehingga saat ini pendidik diisi oleh orang-orang yang
tidak memiliki dedikasi tinggi dalam bidang pendidikan.
Seorang pendidik profesional dengan berbagai kompetensinya, harus
dikembangkan melalui program pengembangan diri yang dilakukan secara
demokratis, berkeadilan , dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode
6
etik profesi (Nata, 2010:168). Oleh karena itu tingkat keberhasilan peserta
didik tergantung pada keprofesionalan pendidik.
Dalam Al-Qur‟an Surah Al-Baqarah ayat 247 dijelaskan bahwa untuk
menjadi pendidikan profesional harus mempunyai beberapa karakteristik
yang pertama adalah dia mempunyai bakat secara fitrah dalam dirinya, kedua
mempunyai ilmu luas, dengan ilmunya ia mengetahui kelemahan dan potensi
peserta didik, ketiga bertubuh sehat dan kuat, dengan kesehatan dan kekuatan
tubuhnya memungkinkan untuk mendidik dengan optimal (Al-Maraghi,
1993:375). Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat tema tersebut dengan judul skripsi “PENDIDIK
PROFESIONAL DALAM AL-QUR‟AN SURAT AL-BAQARAH AYAT
247 (Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi)”.
B. Rumusan Masalah
Pembahasan dalam penelitian ini dibatasi telaah pada Al-Qur‟an Surat Al-
Baqarah ayat 247. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana konsep pendidik profesional?
2. Bagaimana pendidik profesional menurut Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah
ayat 247?
3. Bagaimana implementasi menjadi pendidik profesional pada Surat Al-
Baqarah ayat 247 dalam pendidikan formal?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui konsep pendidik profesional
7
2. Mengetahui pendidik profesional Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247
3. Mengetahui implementasi menjadi pendidik profesional pada Surat Al-
Baqarah ayat 247 dalam pendidikan formal
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang ingi dicapai penulis yaitu:
1. Manfaat Teoritik
Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan ilmu dan wawasan, terutama mengenai pendidik profesional
yang terdapat dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, ada beberapa manfaat penyampaian pesan melalui
penelitian ini yaitu:
a. Bagi bidang kepenulisan, penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat karya
buku yang sarat dengan pendidik profesional.
b. Bagi bidang pendidikan, bermanfaat bagi para pendidik atau calon
pendidik dalam mengimplementasikan menjadi pendidik profesional.
c. Bagi civitas academika, penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai salah satu acuan untuk penelitian-penelitian yang relevan di
masa yang akan datang.
E. Metode Penetilian
Metode penelitian adalah cara kerja meneliti, mengkaji dan
menganalisis objek sasaran penelitian untuk mencari hasil atau kesimpulan
8
tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library
research), merupakan penampilan argumentasi penalaran keilmuan
yang memaparkan hasil kajian pustaka dan hasil olah pikir peneliti
mengenai suatu masalah/topik kajian.
2. Pendekatan
Dalam pencapaian hasil yang maksimal, maka metodologi
penelitian ini menggunakan pendekatan kajian tafsir muqarin atau
perbandingan yaitu perbandingan penafsiran satu ayat atau lebih antara
seorang mufasir dengan mufasir yang lain (Shihab, 2013:384). Dalam
hal ini peneliti akan membahas mengenai satu topik yaitu pendidk
profesional dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247. Kemudian
peneliti membahas dan menganalisis kandungan ayat tersebut menjadi
satu kesatuan yang utuh untuk mendapatkan pemahaman mengenai
esensi dari kandungan ayat dalam Al Qur‟an sehingga memperoleh
suatu konsep yang lebih relevan.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Merupakan bahan pokok yang diperoleh melalui buku seperti
Tafsir Al-Maraghi dan Tafsir Al-Misbah.
9
b. Data Sekunder
Yaitu data yang berupa bahan pustaka yang memiliki kaitan
yang sama dihasilkan dari beberapa sumber lain. Sehingga dapat
membantu memecahkan permasalahan yang menjadi fokus
penelitian skripsi ini. Salah satu buku tersebut adalah dengan judul,
Kiat Menjadi Guru Profesional karya Muhamad Nurdin.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan metode dokumentasi. Yang dimaksud dengan
metode dokumentasi adalah mencari data mengenai ha-hal yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.
5. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah Content Analysis (analisis
isi), yaitu upaya menggali sejauh mungkin produk tafsir yang dilakukan
ulama-ulama tafsir terdahulu. Disini peneliti hanya menafsirkan
pendidik profesional dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247.
Kemudian dari hasil penafsiran surah tersebut dianalisis secara
mendalam dan seksama mengenai pendidik profesional.
F. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Dasar atau acuan berupa teori-teori atau temuan-temuan dari
berbagai hasil penelitian sebelumnya merupakan hal yang kiranya perlu
untuk dijadikan sebagai data acuan pendukung bagi penelitian ini. Hasil
10
penelitian terdahulu yang hampir memiliki kesamaan topik dengan
penelitian yang akan dilakukan peneliti diantaranya:
Penelitian yang dilakukan oleh Mucharom Syarifudin Zuhri dengan
judul Sifat-sifat Pendidik Perspektif Al-Qur‟an Surat Fushilat Ayat 34-35.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Surat Fushilat ayat 34-35
terdapat beberapa sifat-sifat sebagai seorang pendidik yang dicontohkan
oleh Nabi Muhammad saw. yang dapat dijadikan teladan bagi para
pendidik, yaitu: memiliki sifat kesabaran, selalu berbuat baik, lemah
lembut, kasih sayang terhadap peserta didik, mampu menahan amarah dan
memiliki sifat pemaaf.
Penelitian yang dilakukan Anggi Dwi Saputra dengan judul
Kompetensi Guru dalam Perspektif Al-Qur‟an Surat An-Najm ayat 5-10.
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi harus
dimiliki guru menurut Al-Qur‟an Surat An-Najm ayat 5-10 adalah
memiliki kepribadian seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi
Muhammad saw. menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi guna pengembangan ilmu pengetahuan dan media komunikasi
dengan orang lain. Adapun kompetensi guru dalam Surat An-Najm ayat 5-
10 adalah kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.
Penelitian yang dilakuakan Sholikatul Arifah dengan judul
Karakteristik Pendidik (Telaah Al-Qur‟an Surat Ar-Rahman ayat 1-4).
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa karakteristik pendidik dalam
11
Al-Qur‟an Surat Ar-Rahman ayat 1-4, diantaranya adalah memiliki sifat
kasih sayang, dapat mengajarkan ilmu pengetahuan, mampu
mengembangkan potensi peserta didiknya, dan memiliki kemampuan
berkomunikasi serta berinteraksi.
Ketiga skripsi tersebut memiliki perbedaan yaitu skripsi yang
pertama menjelaskan tentang sifat-sifat pendidk, kedua memaparkan
mengenai kompetensi guru, ketiga mengenai karakteristik pendidik.
Persamaan penelitian terdahulu adalah sama-sama meneliti tentang guru
atau pendidik. Tetapi pada penelitian ini penulis akan menelaah Al-Qur‟an
Surat Al-Baqarah ayat 247. Dengan menelaahnya maka akan didapat hasil
bagaimana cara menjadi pendidik profesional untuk menjadikan peserta
didik cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia.
2. Kerangka Teori
Pendidik profesional adalah pendidik yang menguasai ilmu
pengetahuan dan mampu mengajarkannya kepada peserta didik
tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik (Surya.dkk,
2010:7).
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini tersusun dalam tiga bagian, yaitu:
1. Bagian Awal
Bagian awal meliputi sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan,
12
motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar
lampiran.
2. Bagian Inti
Bagian inti dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima
bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:
Bab pertama merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini
dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, kajian
pustaka, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab kedua berisi kompilasi ayat-ayat yang berkenaan dengan
pendidik profesional. Kompilasi ayat dalam bab ini memaparkan
terjemahan, kosa kata atau mufrodat.
Bab ketiga merupakan Munasabah dari ayat-ayat lain. Pada bab ini
dijelaskan mengenai hubungan keterkaitan Surat Al-Baqarah ayat 247
dengan yang lain.
Bab keempat berisi pembahasan mengenai konsep pendidi
profesional menurut Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247 serta
implementasi menjadi pendidik profesional pada Surat Al-Baqarah
ayat 247 dalam pendidikan formal.
Bab kelima, merupakan bab penutup yang merefleksikan kembali
ringkasan skripsi dalam bentuk kesimpulan dan saran.
13
3. Bagian Akhir
Yaitu bagian yang memuat daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan
lampiran-lampiran.
14
BAB II
KOMPILASI AYAT
A. Surat Al-Baqarah Ayat 247
Sesuai dengan judul bab ini, maka penulis menyajikan kompilasi
ayat yang menjadi tema dalam skripsi ini. Kompilasi sendiri berarti
kumpulan yang tersusun secara teratur mengenai daftar informasi,
karangan dan sebagainya (https://kbbi.web.id). Adapun redaksi ayat 247
daru surat Al-Baqarah, sebagaimana disajikan dalam teks berikut ini:
Artinya: Nabi mereka mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya Allah
telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.” Mereka menjawab,
“Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak
mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedangkan dia pun tidak
diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) berkata, “Sesungguhnya
Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang
luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada
siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi
Maha Mengetahui.
15
B. Mufrodat
Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahannya, perlu bagi
penulis untuk menyajikan beberapa kosa kata penting terkait dengan ayat
tersebut. Kosa kata yang disajikan sesuai dengan Al-Qur‟an Surat Al-
Baqarah ayat 247.
1. Kata لال ـ يمىل ـ لىال ـ ليال ـ يمانح ـ يماال dalam kamus Arab-Indonesia
artinya berkata, bercakap (Yunus, 2010: 260). تكهى, فاِ, لال artinya berkata
(Munawwir & Fairuz, 2007:397). لال berarti berkata mengisyaratkan
gerakan yang mudah dari mulut dan lidah. Karena itu huruf pertama
digunakan haruslah yang bergerak, karena bukankah dia upaya untuk
berbicara. Dan huruf terakhir dari kata ini harus huruf mati, untuk
mengakhiri perkataan bearti diam atau tidak bergerak (Shihab, 2013:38).
.(yang berarti nabi (Yunus, 2010: 437 ى ـ َثئَث berasal dari kata .َثيهى .2
berarti انُثى ـ وانُثيء ـ اَثياء .(artinya nabi (Munawwir, 1984:1375 وانُثي
nabi (Al-Habsyi, 1985:457).
3. Kata ٌأٌ – .إ dalam kamus arab-Indonesia berarti sesungguhnya (Yunus,
,artinya sesungguhnya (Munawwir & Fairuz فعال, حميمح, أٌ, إٌ .(50 :2010
termasuk dalam salah satu huruf, adalah kalimat yang tidak إٌ .(2007:836
bermakna kecuali bersamaan dengan kalimat lain yakni isim atau fi’il bisa
dikatakan juga huruf itu seperti kata sambung (Hafidz, 2009:21). ٌأٌ ـ إ
untuk taukid atau mengukuhkan pembicaraan (Anwar, 1995:96).
16
,di kamus Arab-Indonesia artinya sesungguhnya, sebenarnya (Yunus لد .4
2010: 332). Perlu diketahui bahwa tanda fi’il dengan huruf لد bisa masuk
pada fi’il madhi artinya tahqiq atau sesungguhnya bisa juga untuk
menanyakan sesuatu, dan masuk pada fi‟il mudhari‟, artinya kadang-
kadang (Anwar, 1995: 9).
5. Kata تعث ـ يثعث ـ تعثا artinya mengutus, mengirim, (Yunus, 2010: 68).
artinya juga mengutus أرسم ـ يرسم ,berarti mengutus تعث ـ يثعث
(Munawwir & Fairuz, 2007:937). تعث ـ تعثا artinya mengutus, mendorong
(Al-Habsyi, 1985:33).
adalah isim alam. Isim alam adalah kata benda yang menunjukkan طانىخ .6
nama seseorag atau tempat tertentu (Hafidz, 2009:12). طانىخ sama dengan
kata طىيم ج طىال aratinya yang panjang. نىخطا adalah seseorang yang
dipilih oleh Allah untuk menjadi raja, akan tetapi dia tidak mempunyai
harta banyak, namun dia berilmu luas dan bertubuh sehat. Kelebihan itu
yang Allah jadikan prioritas dalam memilih pemimpin (ash-Shiddieqy,
ialah nama julukan seorang raja. Dikatakan demikian طانىخ .(2000:430
karena orangnya sangat tinggi. Dalam perjanjian lama kitab samuel
diceritakan, diantara rakyat Bani Israil (al-maraghi, 1974:396).
-artinya kerajaan (Al انًهكح .(berarti raja (Munawwir, 1984:1358 انًهك .7
Habsyi, 1985:448).
17
berarti hak, kebenaran,kepunyaan حك ج حمىق berasal dari kata أحك .8 حك ـ
artinya حك ـ حما .(berarti tetap dan wajib (Yunus, 2010: 106يحك ـ حما
nyata, pasti, tetap (Munawwir, 1984:282).
.majrur, tanda jernya adalah kasrah انًهك adalah huruf jer ب ,تانًهك .9
Maksudnya تانًهك kalimat jer majrur karena انًهك didahului oleh huruf jer
berupa انًهك .ب berarti milik (Munawwir, 1984:1358). يهك artinya
kerajaan, kekuasaan, kebesaran (Yunus, 2010:426).
,berarti memberikan (Yunus آتى ـ يؤخ ـ ايتاء berasal dari kata يؤخ .10
2010:33).
انسعح ـ وانىسعح .(artinya luas atau lapang (Yunus. 2010: 170 سعح .11
keluasan, kelapangan (Munawwir, 1984:1558).
انًال ج ايىال .(artinya harta (Yunus, 2010: 409 يىل atau يال يٍ انًال .12
berarti harta benda (Munawwir, 1984:1368).
berarti yang انًصطف, انًجتة dalam kamus Arab-Indonesia اصطفّ .13
terpilih (Baharun, 1980:205).
أضاف ـ يضيف, زاد ـ ,memberi زاد ـ يسيدِ ,artinya bertambah زاد ـ يسيد .14
.(berarti menambah (Munawwir & Fairuz, 2007:854 وزيد, انشىء, يًُيّ
.(dalam kamus Arab-Indonesia artinya keluasan (Yunus, 2010:64 تسطح .15
.(artinya keluasan dalam ilmu pengetahuan (Munawwir, 1984:84 انثسطح
16. Dalam kamus Arab-Indonesia انعهى ج عهىوberarti pengetahuan (Al-
Habsyi, 1985:263). انعهى artinya pengetahuan (Munawwir, 1984:966).
18
,dalam kamus Arab-Indonesia artinya tubuh atau badan (Yunus انجسى .17
انجسد ج .(berarti badan (Al-Habsyi, 1985:46 انجسى ج اجساو .(88 :2010
artinya انجسد ج اجساد, انجسى .(berarti badan (Al-Habsyi, 1985:45 اجساد
badan, tubuh, jasad (Munawwir, 1984:192).
18. Kata يشآء. dalam kamus Indonesia-Arab berasal dari kata أراد ـ يريد, شاء
berarti menghendaki (Munawwir & Fairuz, 2007:317). شآء artinya
menghendaki, membutuhkan objek. Tidak semua sebutkan objeknya, tidak
disebutkan objeknya disebabkan karena pelakunya sangat terhormat atau
sebaliknya bisa juga karena takut kepada sang pelaku (Shihab, 2013:60).
,Yang lapang واسع ـ وسع ـ يتسع يشآء dalam kamus Arab-Indonesia واسع .19
Yang luas (Yunus, 2010:499).
artinyaYang Maha Tahu انعالو وانعهيى dalam kamus Arab-Indonesia عهيى .20
(Munawwir, 1984:966). انعالو berarti Maha Mengetahui (Al-Habsyi,
,berarti Yang Maha Mengetahui (Yunus عالو ـ عهيى ـ عاليح .(1985:263
2010:278).
19
BAB III
POKOK KANDUNGAN AYAT dan MUNASABAH
A. Pokok Kandungan Surat Al-Baqarah ayat 247
Beberapa pokok kandungan ayat 247 dari Surat Al-Baqarah
menurut para mufasir. Adapun redaksinya, sebagaimana disajikan dalam
teks berikut ini:
Artinya: Nabi mereka mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya Allah
telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.” Mereka menjawab,
“Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak
mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedangkan dia pun tidak
diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) berkata, “Sesungguhnya
Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang
luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada
siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi
Maha Mengetahui.
1. Tafsir al-Maraghi
Sebelum membahas ayat 247 akan dibahas terlebih dahulu ayat
246, ada ayat 246 ini menceritakan suatu kaum dari kalangan Bani Israil,
yang diusir dari tanah airnya dan bahkan anak cucunya tak satupun
ketinggalan, seluruhnya diusir secara paksa semua itu serangan oleh
20
musuh-musuh (al-Maraghi, 1993:371). Pengusiran tersebut disebabkan
beberapa hal yaitu kemungkaran kaum Bani Israil terhadap nabi masa
tersebut.
Allah mengetahui orang-orang zalim terhadap dirinya sendiri, yang
menganggap dirinya aman dan tenteram jika meninggalkan jihad demi
mempertahankan eksistensinya sendiri. Akibatnya hidup dalam kehinaan
(al-Maraghi, 1993:373). Diayat tersebut dijelaskan bahwa kaum Bani Israil
sudah meninggalkan jihad di jalan Allah maka hidup dalam kehinaan dan
diinjak-injak oleh musuh.
Dalam Tafsir al-Maraghi Surat Al-Baqarah ayat 247, dijelaskan
bahwa syarat menjadi seorang raja adalah keturunan terhormat,
mempunyai banyak harta (al-Maraghi, 1993: 375). Kaum Bani Israil
berpendapat bahwa raja itu harus keturunan bangsawan yang mempunyai
banyak harta karena dengan hartanya seorang raja dapat mengatur
kerajaannya. Tanpa harus mempertimbangkan ilmu pengetahuan luas dan
juga sifat-sifat dalam pribadinya.
Dalam ayat ini Allah menjelaskan melalui Nabi-Nya لال إٌ هللا
طح فى انعهى وانجسى, وهللا يؤتى يهكّ, يٍ يشآءاصطفّ عهيكى وزادِ, تس artinya
bahwa nabi mereka berkata, Allah swt. sudah memilih Talut sebagai raja
mereka, karena dia memiliki beberapa keistimewaan: pertama, bakat
secara fitrah yang terdapat pada dirinya. Kedua, ia berilmu luas. Ketiga,
bertubuh kekar dan sehat. Keempat, berada dalam pertolongan dan taufiq
21
Allah, sehingga mudah ia dapat mengadaptasikan dirinya sebagai seorang
raja (al-Maraghi, 1993: 375).
Menurut tafsir al-Maraghi syarat untuk menjadi pemimpin itu ada
empat, yaitu berbakat dalam memimpin orang banyak atau umat,
berpengetahuan luas yakni menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan.
Seorang pemimpin harus mempunyai ilmu pengetahuan yang luas agar
dapat mengetahui langkah baik apa untuk dapat memimpin umat agar
tujuan pemerintahannya dapat tercapai sesuai dengan harapan rakyat. .
Dan bisa mengendalikan pemerintahannya dengan baik, dapat membawa
umatnya menjadi lebih maju untuk mengembangkan daerahnya.
Kaumnya beranggapan bahwa dengan harta banyak, dapat
memimpin sebuah kerajaan dan juga akan ditaati oleh umatnya. Orang-
orang tersebut berfikir keturunannya lebih pantas menjadi raja dari pada
Thalut, karena memiliki kekayaan harta dan Thalut adalah seorang fakir
miskin.
Bertubuh sehat dan kuat merupakan syarat penting juga, karena
apabila seorang pemimpin tidak sehat maka pemerintahannya tidak
berjalan lancar, dan kesehatan itu pangkal segalanya. Dengan tubuh yang
sehat seorang raja bisa berfikir lebih matang untuk memajukan rakyat.
Selanjutnya adalah selalu dalam lindungan Allah SWT. sehingga dalam
menjalankan pemerintahannya seorang pemimpin dapat dengan mudah
mengayomi umatnya. Kriteria bertubuh kuat, pada zaman dahulu
pemimpin itu diwajibkan untuk memimpin umatnya berperang, untuk
22
dapat melaksanakan kewajiban itu maka harus mempunyai tubuh yang
sehat dan kuat. Dan kekurangan harta tidak menjadi masalah dalam
memimpin pemerintahan. Karena dengan ilmu pengetahuannya maka harta
itu akan dapat dengan mudah didapat.
Setelah membahas ayat 247 disini juga akan dihabas ayat 248, di
ayat tersebut nabi berkata kepada kaumnya, sesungguhnya sebagai salah
satu pertolongan Allah ialah dikukuhkannya Thalut sebagai raja dan
kembalinya Tabut, yang menjadikan ketenangan hati (al-Maraghi,
1993:381). Nabi berkata bahwa Allah sudah mengukuhkan Thalut sebagai
raja sebagai bentuk kasih sayang Allah untuk kaum Bani Israil. Juga
kembalinya Tabut yang dulu dirampas musuh.
. Kriteria selanjutnya adalah bertubuh kuat, pada zaman dahulu
pemimpin itu diwajibkan untuk memimpin umatnya berperang, untuk
dapat melaksanakan kewajiban itu maka harus mempunyai tubuh yang
kuat dan kekar. Dan kekurangan harta tidak menjadi masalah dalam
memimpin pemerintahan. Karena dengan ilmu pengetahuannya maka harta
itu akan dapat dengan mudah didapat.
Seorang yang mempunyai ilmu luas dan bertubuh sehat inilah yang
pantas menjadi pemimpin. Dan seorang pemimpin itu sudah dipilih oleh
Allah untuk memimpin kerajaan. Tidak ada seorang pun yang dapat
menolak pilihan Allah. Sesungguhnya Allah lebih Mengetahui apa yang
terbaik bagi umatnya.
23
2. Tafsir Al-Misbah
Sebelum membahas ayat 247 disini akan dibahas ayat 246 terlebih
dahulu dalam ayat 246 ini dipaparkan bahwa para pemuka Bani Israil
sesudah Nabi Musa, mereka berkata kepada seorang nabi “angkatlah
seorang raja untuk kami agar kami berperang di jalan Allah” (Shihab,
2002:624). Pemuka Bani Israil meminta agar diangkatnya seorang raja
untuk memimpin kaumnya berperang di jalan Allah. Tetapi ketika sudah
ditetapkan seorang raja untuk memimpin berperang kaum tersebut
berpaling dan tidak mau melaksanakan karena takut kalah dengan musuh.
Mengapa Bani Israil takut sehingga tidak mau berperang di jalan
Allah, padahal sesungguhnya telah diusir dari kampung halaman dan
dijauhkan dari anak-anak itu jawabannya (Shihab, 2002:624). Penyebab
ketakutannya adalah sebab telah diusir serta dijauhkan dari anak istrinya.
Pada akhir ayat mereka dicap zalim, karena kaum Bani Israil sendiri yang
memohon dan menolak raja yang dipilih Allah, kaum Bani Israil
memohon kemenangan walau tanpa berperang (Shihab, 2002:643).
Awalnya mereka meminta agar ditetapkan raja untuk memimpin
berperang tetapi menolaknya jadi Allah mengecap kaum tersebut sebagai
orang zalim. Dalam kisah ini, Bani Israel yang dulunya beriman kepada
nabi karena ada suatu hal mengingkari dan menyembah berhala. Tidak
melaksanakan hal-hal kebaikan lagi. Kemungkaran itulah yang
menyebabkan Allah memberi pelajaran dengan cara mendatangkan musuh,
membunuh, kudeta, dan juga merampas negaranya.
24
Dalam tafsir Al-Misbah dijelaskan mengenai Surat Al-Baqarah
ayat 247 bahwa Nabi kala itu menyampaikan wahyu Ilahi sesungguhnya
Allah telah memilih Thalut atas kamu dan melebihkan untuknya keluasan
dalam ilmu serta keperkasaan dalam jasmani (Shihab, 2002:643). Menurut
Tafsir Al-Misbah, untuk menjadi pemimpin yang baik itu ada dua syarat
yaitu ilmunya luas dan sehat jasmaninya. Maksudnya pemimpin itu harus
mempunyai ilmu pengetahuan yang luas, tidak hanya ilmu pengetahuan
umum saja tetapi ilmu agama juga harus dipahami oleh seorang pemimpin.
berpengetahuan karena dengan pengetahuan tersebut pemimpin akan
dengan mudah mengatur dan mengarahkan umatnya. Dengan keilmuan
yang dimiliki seorang pemimpin akan terlihat kewibawaannya Karena
dengan ilmunya dia dapat mengetahui keadaan umatnya. Kesehatan
jasmani juga penting dimiliki oleh pemimpin, ketika memimpin dia dalam
keadaan sakit maka tidak akan berjalan pemerintahannya. Kaum Bani
Israil menolak Thalut dengan alasan, Thalut bukan keturunan bangsawan,
fakir, dan juga tidak berkelapangan harta sedang para pemuka masyarakat
itu adalah bangsawan secara turun-temurun dilain sisi Thalut juga tidak
berkelapangan harta (Shihab, 2002:644). Karena alasan semacam itu
Thalut di tolak untuk menjadi raja. Padahal menjadi raja bukanlah harta
yang menjadi patokan. Keberatan kaum tersebut dibantah oleh Allah,
dengan memberikan Thalut kelapanagan ilmu dan keperkasaan tubuh .
Tafsir Al-Misbah juga menjelaskan ketika akan memilih seorang
pemimpin itu bukan didasarkan pada banyaknya harta yang dimilikinya,
25
keturunannya, atau bahkan popularitasnya. Menentukan pemimpin itu
tidak mudah karena harus benar-benar memahami karakter dari pemimpin
yang nantinya akan menjadi panutan atau tauladan bagi umatnya.
Setelah ayat 247 dibahas maka disini juga akan dihabas kandungan
ayat 248, dalam ayat 248 dijelaskan bahwa masyarakat Bani Israil berkata
bahwa ketenangan dari Allah itu datang apabila Tabut itu telah kembali
pada kaum tersebut. Tabut adalah peti yang selalu dibawa kemanapuun
berperang, yang ketika dalam perjalanan berperang dirampas oleh
sekelompok orang (Sihab, 2002:645). Kaum Bani Israil akan tenang
apabila Tabut yang terampas oleh musuh telah kembali kepadanya.
Konon isinya adalah lauh, yaitu papan berisikan tulisan sepuluh
ayat, juga tongkat Nabi Musa a.s. dan beberapa pakaian, ayat ini juga
membahas bahwa Tabut itu dibawa oleh malaikat yang menurut beberapa
ulama Tabut turun antara bumi dan langit, kemudian diletakkakan
ditangan Thalut (Sihab, 2002:645).
Jadi perbedaan penafsiran dalam Tafsir al-Misbah dengan al-
Maraghi adalah di dalam Tafsir al-Maraghi kriteria menjadi seorang
pemimpin ada empat yaitu berbakat, berilmu pengetahuan luas, bertubuh
kuat, dan selalu berada dalam lindungan Allah swt. sedangkan dalam
Tafsir al-Misbah dalam memimpin pemerintahan ada dua syarat ilmunya
luas serta sehat jasmaninya.
26
B. Munasabah
Kata munasabah berasal dari kata َاسة ـ يُاسة ـ يُاسثح. Menurut
etimologi Munâsabah berarti kedekatan dan kemiripan. Kemiripan tersebut
bisa terjadi antara dua hal atau lebih, sedangkan kemiripan bisa terjadi
pada seluruh unsur-unsurnya atau bisa juga terjadi pada sebagian saja.
Munasabah menurut terminologi adalah kecocokan, kepantasan, dan
keserasian antara ayat dengan ayat atau surat dengan surat, Munasabah
bisa juga berarti kemiripan yang terdapat pada hal-hal tertentu dalam Al-
Qur‟an baik pada surat maupun pada ayat-ayatnya yang menghubungkan
antara uraian yang satu dengan yang lainnya (Budiharjo, 2012: 39).
Munasabah dari segi bahasa bermakna kedekatan. Nasab adalah
kedekatan hubungan antara seseorang dengan yang lain disebabkan oleh
hubungan darah atau keluarga. Ulama-ulama Al-Qur‟an menggunakan
kata Munâsabah untuk dua arti. Pertama, hubungan kedekatan antara ayat
atau kumpulan ayat-ayat Al-Qur‟an satu dengan yang lainnya. Kedua,
hubungan makna satu ayat dengan ayat yang lain, misalnya
pengkhususannya, atau penetapan syarat ayat lain yang tidak bersyarat
(Shihab, 2013:243-244). Ilmu munasabah yaitu menjelaskan korelasi atau
hubungan antara suatu ayat dengan ayat lainnya, surat sebelum dan surat
sesudah baik yang ada di belakang maupun yang ada di awal (Syadali &
Rofi‟i, 1997:168).
Munasabah yang akan dijelaskan penulis disini adalah Munasabah
ayat yaitu hubungan antara surat Al-Baqarah ayat 247 dengan ayat lain
27
yang saling berkaitan, serta Munasabah surat yaitu antara surat Al-Baqarah
dengan surat sebelumnya (Al-Fatihah) serta antara Surat Al-Baqarah
dengan surat sesudahnya (Ali-Imran).
1. Munasabah ayat
Tidak semua ayat yang ada di dalam Al-Qur‟an mempunyai
keterkaitan khusus dengan ayat sebelum maupun sesudahnya. Jadi
munasabah ayat secara global yang akan dijelaskan penulis disini
adalah munasabah antara ayat 246-252 karena dalam ayat tersebut
cerita tentang Thalut yang menjadi raja Bani Israel. Berikut akan
dipaparkan penulis mengenai munasabah tersebut. Munasabah antara
ayat 246 dengan ayat 247, ayat 247 dengan ayat 248. Berikut ini akan
dipaparkan mengenai munasabah tersebut:
a. Munasabah antara ayat 246 dengan ayat 247
Pada ayat 246, Allah menjelaskan tentang kisah suatu kaum
dari kalangan Bani Israil yang telah diusir dari kampung
halamannya dan dipisahkan dari anak isterinya secara paksa. Bani
Israil pun meminta kepada seorang nabi, agar mengangkat seorang
raja atau panglima perang yang baru untuk memimpin
menumbangkan musuh. Akan tetapi ketika raja baru telah diangkat,
diperintah untuk berperang, namun hanya sedikit dari yang
bersedia memenuhi perintah itu.
Pada ayat 247 diterangkan pada waktu nabi menjelaskan
bahwa Allah mengangkat Thalut menjadi raja, kaum Bani Israil
28
menanggapi secara negatif. Jawabannya, “Thalut itu bukan seorang
yang kaya.” Ketika itu Nabi menjelaskan bahwa Allah telah
memilih Thalut untuk menjadi raja sesuai kehendak-Nya dengan
memberi keluasan ilmu dan keperkasaan tubuh.
b. Munasabah antara ayat 247 dengan 248
Pada ayat 247 diterangkan ketika Thalut menjadi raja,
sedang dia adalah orang yang tidak berhak menjadi raja. Karena
masih ada orang yang lebih patut menduduki jabatan ini. Dan lagi
Thalut tidak memiliki sarana yang pantas dimiliki oleh seorang
raja, yang berbentuk harta benda. Dia bukan turunan para raja, dan
juga bukan turunan para nabi.
Dalam ayat 248, dibahas tentang pembuktian Thalut pantas
menjadi raja, dengan kembalinya Tabut atau peti yang diletakkan
di tangan Thalut. Tabut tersebut peninggalan keluarga Nabi Musa
dan nabi Harun. Isi dari Tabut tersebut adalah peralatan berperang,
konon katanya apabila Tabut telah berada di samping mereka maka
akan ada ketenangan dalam berperang.
2. Munasabah Surat Al-Baqarah dengan Surat Al-Fatihah
Surat Al-Baqarah merupakan surat kedua yang terdiri dari 286
ayat. Ia merupakan surat pertama yang diturunkan di Madinah, setelah
surat al-Muthaffifin sebagai surat terakhir yang diturunkan di Mekah,
sebelum hijrah (Departemen Agama, 2007:71). Surat ini dinamai surat
Al-Baqarah yang berarti seekor sapi, karena di dalamnya disebutkan
29
kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada
Bani israil. Dalam pelaksanaan penyembelihan sapi betina itu tampak
dengan jelas sifat dan watak orang-orang Yahudi pada umumnya
(Departemen Agama, 2007:31).
Melalui Surat Al-Baqarah ada bukti kebenaran petunjuk-petunjuk
Allah, walaupun pada awalnya kelihatan tidak dapat dipahami. Kisah
penyembelihan sapi juga membuktikan kekuasaan Allah,
menghidupkan kembali yang telah mati, serta menjatuhkan sanksi
untuk orang bersalah walau ketika melakukan kejahatannya secara
diam-diam (Sihab, 2002:100).
Surat Al-Fatihah adalah surat yang terdiri dari 7 ayat, sering
disebut dengan Ummul Qur‟an atau Ummul Kitab. Dinamakan Ummul
Kitab karena isi Al-Fatihah meliputi tujuan-tujuan pokok Al-Qur‟an,
antara lain pujian kepada Allah, ibadah kepada Allah dengan
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,
menjelaskan janji dan ancaman Allah. Disebut Surat Al-Fatihah
disebabkan dia menduduki urutan pertama atau merupakan surat
pertama yang diturunkan secara lengkap (al-Maraghi, 1993:25).
Adapun munasabah surat Al-Fatihah dengan surat Al-Baqarah
menurut Departemen Agama RI (2007: 32) adalah sebagai berikut:
a. Surat Al-Fatihah merupakan pokok-pokok pembahasan yang akan
dirinci dalam surat Al-Baqarah dan surat-surat sesudahnya.
30
b. Dibagian akhir surat Al-fatihah disebutkan permohonan hamba,
agar diberi petunjuk oleh Allah ke jalan yang lurus, sedangkan
surat Al-Baqarah dimulai dengan ayat yang menerangkan bahwa
Al-qur‟an adalah kitab yang menunjukkan jalan yang dimaksudkan
itu.
c. Di akhir surat Al-Fatihah disebutkan tiga kelompok manusia, yaitu
yang diberi nikmat, yang dimurkai Allah dan orang yang sesat,
sedangkan di awal surat Al-Baqarah juga disebutkan tiga kelompok
manusia yaitu orang yang bertakwa, orang kafir, dan orang
munafik.
3. Munasabah Surat Al-Baqarah dengan Surat Ali-Imran
Dinamai surat Al-Baqarah, karena di dalamnya termuat peristiwa
pembunuhan yang terjadi di kalangan Bani. Untuk mengungkap tabir
pembunuhan yang semula gelap itu, Allah memerintahkan Bani Israil
menyembelih lembu (sapi) betina (al-Baqarah) (ash-Shiddieqy,
2000:29). Dari kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa surat ini
berkisar pada penjelasan dan pembuktian tentang kebenaran kitab suci.
Surat ini dinamai juga as-sinam yang berarti puncak sebab tidak ada
lagi petunjuk setelah kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa dan
keniscayaan hari kiamat. Surat ini disebut juga az-zahra’ yakni terang
benderang karena kandungannya menerangi jalan menuju kebahagiaan
dunia akhirat juga menjadi penyebab bersinarnya wajah serupa yang
31
menaati petunjuk-petunjuk surat ini di kemudian hari (Sihab,
2002:100).
Surat Ali-Imran diturunkan di Madinah, terdiri dari 200 ayat
diturunkan sesudah surat al-Anfaal (ash-Shiddieqy, 2000:521). Surat
Ali-Imran adalah surat ketiga artinya keluarga Imran. Dinamakan Ali-
Imran, karena dalam surat ini terdapat kisah keluarga Imran beserta
keturunannya, kelahiran Nabi Isa a.s yang dilahirkan Maryam putri
Iran, persamaan kejadian Isa a.s. dengan Adam a.s., dan mukjizat
Allah untuk Nabi Isa a.s (Departemen Agama, 2007:450).
Surat Al-Baqarah dan Surat Ali-Imran disebut dengan az-
Zahrawani (dua surat yang cemerlang), karena kedua surat ini
mengungkapkan hal-hal yang disembunyikan Ahli Kitab, seperti
kejadian Nabi Isa a.s. kedatangan Nabi Muhammad saw. pokok-pokok
kandungannya adalah: pertama keimanan, dalil yang membantah
perkataan orang Nasrani yang mengaku sebagai Nabi Isa a.s.
ketauhidan adalah dasar dari agama-agama yang dibawa para nabi.
Kedua hukum-hukum, asas musyawarah: mubahalah dan hukum riba.
Ketiga kisah-kisah, kisah keluarga Imran, Perang Badar, dan Perang
Uhud. Keempat lain-lain, dalam surat ini disebutkan beberapa
golongan manusia dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat, sifat-sifat
Allah, sifat orang bertakwa, agama Islam adalah agama yang diridhai
Allah, akibat menjadikan orag kafir sebagai teman kepeercayaan,
32
pengambilan perjanjian para Nabi Allah (Departemen Agama,
2007:450).
Adapun munasabah antara Surat Al-Baqarah dengan Surat Ali-
Imran menurut ash-Shiddeqy (2000:522 ) adalah sebagai berikut:
a. Surat Al-Baqarah dimulai dengan menjelaskan tentang Al-Qur‟an
dan keadaan manusia dalam mengambil petunjuk dari Al-Qur‟an.
Surat ini juga dijelaskan mengenai orang-orang beriman kepada
Al-Qur‟an, orang tidak beriman, dan orang munafik. Disurat ini,
Tuhan menjelaskan kaum yang jalan hidupnya tidak lurus dan
hanya mengikuti hawa nafsu untuk membuat fitrah. Selain itu, juga
menjelaskan golongan berilmu bagitu kukuh serta mendalam,
mengimani ayat-ayat muhkamat (yang jelas maknanya) dan ayat-
ayat mutasyabihat (masih memerlukan penjelasan) semua itu
datang dari Allah.
b. Di Surat Al-Baqarah, Tuhan memperingatkan tentang penciptaan
Adam, sedang dalam Surat Ali-Imran, Tuhan memperingatkan
kejadian Isa. Keduanya, Adam dan Isa, diciptakan tidak menurut
Sunnah (hukum) yang lazim, sebagaimana manusia lain. Dikedua
surat itu, Tuhan membantah pendapat dan keyakinan ahlul kitab.
c. Dalam Surat Al-Baqarah, Tuhan memberikan uraian panjang
mengenai bantahan-Nya terhadap pendapat dan perilaku kaum
Yahudi serta memendekkan penjelasan-Nya yang berkaitan dengan
paham dan perilaku orang Nasrani. Di Surat Ali-Imran ini
33
sebaliknya. Hal ini karena kaum Nasrani lahir sesudah bangsa
Yahudi, sehingga pembicaraan mengenai mereka ditempatkan
sesudah pembicaraan mengenai bangsa Yahudi.
d. Pada akhir masing-masing surat terdapat doa. Dalam Surat Al-
Baqarah terdapat doa tentang permohonan menolak kedurhakaan
orang-orang yang mengingkari seruan agama dan menjadi musuh-
musuh yang memerangi umat Islam, selain meminta agar
diperingan bebannya. Hal tersebuat sesauai keadaan umat Muslim
pada permulaan kelahiran Islam.
e. Dalam Surat Ali-Imran, doa itu berupa permohonan diterimanya
seruan agama dan pembalasan di akhirat. Surat Ali-Imran diakhiri
dengan suatu rangkaian firman Allah yang bersesuaian dengan
pembukaan surat pertama. Seakan-akan penutup surat kedua ini
menyempurnakan bagian pertama. Surat pertama dimulai dengan
menjelaskan orang-orang bertakwa (muttaqin) yang memperoleh
kemenangan, sedang surat kedua diakhiri dengan perintah
bertakwa agar memperoleh bekal untuk mendapatkan kemenangan
(kebaikan).
34
BAB IV
KONSEP dan IMPLEMENTASI PENDIDIK PROFESIONAL dalam AL-
QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 247
A. Konsep Pendidik Profesional
Pendidik adalah orangtua kedua sekaligus penanggungjawab
pendidikan peserta didik, bertugas dalam proses pendidikan formal karena
tanggungjawab merupakan konsekuensi amanat yang harus dipikul
seorang pendidik . Pendidik berkewajiban membawa peserta didik kearah
jalan lebih baik. Cerdas dalam berfikir serta berakhlakul karimah. Dengan
tugas yang berat tersebut pendidik harus profesional melakukan tugasnya
melalui proses pembelajaran sehingga akan diperoleh peserta didik
tangguh dalam menghadapi keganasan zaman sekarang.
Profesional adalah dapat didefinisikan sebagai pekerjaan atau yang
dilakukan seseorang yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen). Pendidik profesional adalah seseorang yang mengajar dan
juga mendidik peserta didik dengan keahlian yang dimiliki serta
memperhatikan kode etik profesi.
Guru profesional dengan kompetensi yang dimilikinya mendorong
terwujudnya proses dan produk kinerja berkompeten dapat dibuktikan
menggunakan sertifikasi guru berikut tunjangan profesi yang memadai
menurut standar hidup masyarakat berkecukupan (Priansa, 2014:108).
35
Guru profesional harus mempunyai kompetensi dan sertifikat agar dapat
mengajar dengan baik karena ada dorongan untuk mewujudkan pendidikan
sesuai tujuan nasional dalam dirinya.
Syarat profesional yang harus dipenuhi adalah: pertama memiliki
kode etik yaitu acuan dalam melaksanakan tugas beserta fungsinya. Kedua
memiliki klien tetap yang berkesinambungan seperti guru dengan peserta
didik. Ketiga mendapat pengakuan masyarakat karena jasanya sangat
diperlukan oleh masyarakat (Priansa, 2014:115). Syarat tersebut harus
dimiliki pendidik profesional untuk dapat melaksanakan tugas yang telah
dipikulnya.
Keberhasilan pendidik profesional ditentukan oleh kemampuan dan
keterampilan sangat penting untuk dimiliki. Penguasaan materi serta
pemahaman kurikulum adalah prioritas paling penting disamping kreatif
mendayagunakan media pembelajaran (Asdiqah, 2015:8). Dikatakan
pendidik profesional bukan hanya dilihat dari kecapan melakukan
profesinya tetapi harus berdasarkan wawasan keilmuan perlu kembangkan.
Dalam keadaan pendidikan yang terjadi saat ini diperlukan sosok
guru berkualifikasi, kompetensi, dan dedikasi tinggi dalam menjalankan
tugas profesionalnya (Asdiqah, 2015:18). Hal pertama dilakukan untuk
membenahi pendidikan di Indonesia salah satunya adalah guru atau
pendidik. Apabila pendidik tidak berkompeten dalam bidang pengajaran
maka dapat dipastikan pendidikan tidak akan berhasil. Seorang guru akan
36
menjadi panutan bagi peserta didiknya jadi pendidik harus berkepribadian
baik.
Tugas guru profesional antara lain yaitu bertindak sebagai model
bagi para anggota lainnya, merangsang pemikiran dan tindakan,
memimpin perencanaan dalam mata atau daerah pelajaran tertentu,
memelihara hubungan dengan orang tua murid dan memeberikan
komentar atau laporan, bertindak sebagai pengajar dalam timnya
(Hamalik, 2002:28). Setelah mengetahui tugas sebagai pendidik
profesional, guru juga harus memperhatikan prinsip profesioal guru
diantaranya adalah memiliki bakat minat, panggilan jiwa, memiliki
komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan,
dan akhlak mulia, memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya, memiliki kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tuganya, memiliki tanggung jawab atas
pelaksanaan tugas keprofesionalan, (Rugaiyah & Atik Sismiati. 2013:12).
Bakat dan minat menjadi seorang guru penting dimiliki bagi setiap calon
pendidik karena akan sangat berpengaruh terhadap kinerjanya selama
mengajar peserta didik.
Dalam Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 10 dan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 28, disebutkan bahwasannya guru profesional
harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,
profesional, kepribadian, dan sosial. Namun pada kurun waktu terakhir ini
37
terdapat beberapa tambahan diantaranya kompetensi dan juga kompetensi
spiritual yang akan dijelaskan berikut ini:
1. Kompetensi Personal
Kompetensi personal sangat penting membentuk kepribadian anak.
Guru mempersiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia
(SDM) yang lebih produktif dalam persaingan masyarakat era milenial,
serta mensejahterakan masyarakat, memajukan bangsa juga negara
(Asdiqah, 2015:22).
2. Kompetensi Profesional
Dalam kompetensi ini guru dituntut lebih cakap, mampu bekerjasama
mengelola kelas secara terorganisasi. Pendidik yang menguasai dasar-
dasar keilmuan akan dapat memberi jaminan bahwa peseta didik belajar
sesuatu dari guru tersebut (Asdiqah, 2015:26).
3. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik (Asdiqah, 2015:26). Kompetensi ini meliputi kemampuan
guru mengembangkan kurikulum, yang sudah ada agar dapat diterima
dengan mudah oleh peserta didik.
4. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap
berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi tauladan peserta
didik (Asdiqah, 2015:27). Kompetensi kepribadian sangat berpengaruh
terhadap terbentuknya pribadi peserta didik berkarakter.
38
5. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagian masyarakat untuk
bergaul secara efektif terhadap peserta didik, orang tua wali, dan
masyarakat sekitar (Asdiqah, 2015:29). Seorang pendidik
membutuhkan orang lain dalam kehidupannya lingkungan masyarakat.
6. Kompetensi Spiritual
Setiap pendidik harus mempunyai keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Karena bekal bekal keimanan dan
ketakwaannya pendidik akan memiliki konsep yang baik dalam proses
pembelajaran (Asdiqah, 2015:29).
Dalam hubungan dengan kegiatan pembelajaran, kompetensi guru
sangat penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar tidak ditentukan
oleh sekolah, struktur dan isi kurikulum akan tetapi sebagian besar
ditentukan kompetensi guru yang membimbing dan mengajar peserta didik
(Asdiqah, 2015:21). Kompetensi guru dan hasil belajar peserta didik
sangat menentukan tingkat pemahaman peserta didik dalam memahami
materi pelajaran maupun tingkah laku di kehidupan sehari-hari.
Setiap tanggung jawab memerlukan sejumlah kemampuan, yang
dijabarkan oleh Hamalik (2003:39-42) sebagai berikut: pertama
tanggungjawab moral, yaitu guru harus mempunyai kemampuan
menghayati perilaku dan etika sesuai dengan moral pancasila untuk
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua tanggungjawab dalam
bidang pendidikan sekolah, setiap guru harus menguasai cara belajar yang
39
efektif, mampu membuat satuan pelajaran, mampu mengajar di kelas,
mampu menjadi model bagi peserta didik, menguasai teknik bimbingan
dan layanan, mampu melaksanakan evaluasi. Ketiga tanggung jawab
dalam kehidupan bermasyarakat, untuk melaksanakan pembangunan
masyarakat yakni guru mampu membimbing, mengabdi, dan melayani
masyarakat. Keempat tanggungjawab bidang keilmuan,
bertanggungungjawab memajukan ilmu pengetahuan serta melaksanakan
penelitian, pengembangan.
Guru sebagai pemimpin mempunyai fungsi pokok yang dapat
menciptakan sekolah efektif, fungsi tersebut antara lain: task related atau
problem solving function yaitu guru harus terampil memberikan saran dan
mampu memecahkan berbagai masalah di sekolah sekaligus menyajikan
solusi. Selanjutnya group maintenance function atau social function yakni
guru membantu sumber daya manusia untuk mengoptimalkan
kemampuannya (Priansa, 2014:164).
Guru adalah partner peserta didik dalam hal kebaikan. Seorang
guru yang baik akan berjuang demi terciptanyan peserta didik yang unggul
dalam prestasi, beeakhlak muli, arif serta bijaksana. Tanggungjawab guru
bukan hanya di dunia saja tapi di akhirat pun guru akan dimntai
pertanggung jawaban atas apa yang diajarkan pada peserta didik.
Menjadi guru profesional perlu adanya pengembangan menurut
Tatty S.B. Amran dikutip Muhammad Nurdin yaitu Knowledge
40
(pengetahuan), Ability (kemampuan), Skill (keterampilan), Attitud (sikap
diri), dan Habit (kebiasaan diri). Knowledge (pengetahuan) untuk
menunjang keprofesionalan sebagai guru menambah ilmu pengetahuan
adalah wajib hukumnya tetapi bukan hanya satu disiplin ilmu saja yang
dipelajari semakin banyak ilmu yang dikuasai semakin luas juga
wawasannya (Nurdin, 2010 :117). Ability (kemampuan) seorang guru
yang mempunyai kemampuan tinggi akan menghasilkan sebuah prestasi
tergantung seberapa besar seorang guru mengasah kemampuannya karena
profesional diperoleh dari kemampuan dan kemauan (Nurdin, 2010: 118).
Skiil (keterampilan) merupakan salah satu unsur kemampuan yang dapat
dipelajari pada unsur penerapannya. Keterampilan mengajar merupakan
pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
dalam pengajaran (Nurdin, 2010: 119). Attitude (sikap diri) kepribadian
bersifat dinamis maka dalam proses kehidupan yang dijalani manusia
berbeda-beda. Namun setiap manusia mempunyai tujuan hidup dengan
usaha sistematis dan terencana akan dapat mengusahakan kepribadian
seseorang dengan tujuan akhir pendidikan. Dengan deemikian peran guru
sangat menentukan (Nurdin, 2010:122-123). Habit (kebiasaan diri) adalah
suatu kegiatan yang terus menerus dilakuakan tumbuh dari dalam pikiran .
pengembangan kebiasaan diri dilandasi dengan kesadaran bahwa usaha
tersebut membutuhkan proses cukup panjang (Nurdin, 2010:125).
41
B. Pendidik Profesional dalam Surat Al-Baqarah Ayat 247
Adapun konsep pendidik profesional dalam Surat Al-Baqarah ayat 247
adalah sebagai berikut:
1. Sehat dalam jasmani maupun ruhani
Kesehatan jasmani adalah keserasian yang sempurna antara
bermacam-macam fungsi jasmani, disertai dengan kemampuan untuk
menghadapi kesukaran-kesukaran yang terdapat dalam lingkungan,
disamping secara positif merasa gesit, kuat, dan bersemangat
(Daradjat, 1974:36). Jadi kesehatan jasmani yaitu berfungsinya semua
anggota tubuh dengan baik dan mampu menggunakannya dalam hal
kebaikan.
Kesehatan jiwa atau ruhani adalah kemampuan seseorang
menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dan lingkungan alam sekitar
sehingga dapat dicapai kebahagiaan dalam kehidupannya (Daradjat,
1974:39). Kesehatan jiwa atau ruhani yakni kemampuan seseorang
dalam menyesuaikan keadaan agar mencapai kebahagiaan.
Kesehatan jasmani sering menjadi syarat bagi seseorang yang
akan menjadi guru. Jika ada guru mengidap penyakit menular, maka
akan membahayakan kesehatan peserta didik (Husein, 2017:25).
Apabila guru tidak sehat jasmani, tidak akan optimal dalam mengajar.
Aspek fisik menyangkut makanan bernutrisi baik dan olahraga teratur
dapat meningkatkan kebugaran tubuh, dan akan menambah performa
pendidik. Seorang pendidik harus mengembangkan kemampuan dan
42
keterampilan fisiknya menuju kepada pencapaian tubuh yang kuat
atau fit. Ada sebuah ungkapan “Mens sana in corpore sano”, di dalam
tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat, walaupun tidak seluruhnya
benar (Nurdin, 2010:130).
Apabila kemampuan fisik saja yang diprioritaskan, hal itu
hanya akan membanggakan individualnya saja. Islam memandang
kekuatan fisik orang beriman bukan hanya dilihat dari postur
tubuhnya yang kuat, tapi juga memandang terhadap keyakinan dan
keimanannya (ruhaniyah). Ini artinya pendidik harus sehat jasmani
dan rohani. Apabila jasmaninya yang tidak sehat akan menghambat
pelaksanaan pendidikan (Nurdin, 2010:131). Pendidik yang sakit-
sakitan terpaksa kerap kali absen dan tentunya merugikan peserta
didik (Asdiqoh, 2015:31).
Disamping itu, pendidik yang mempunyai penyakit tidak
akan bergairah dalam mengajar. Di samping itu, seorang pendidik
harus sehat rohaninya. Orang yang ruhaninya tidak sehat akan sangat
berpeluang untuk menderita stress (Husein, 2017:25). Agar seorang
pendidik selalu sehat ruhaninya, maka harus bertakwa kepada Allah
SWT. Takwa merupakan suatu bangunan tumpuan causa pendidikan.
Pendidik selalu ingat bahwa Tuhan, selalu mengawasi setiap langkah,
sehingga akan selalu ingat akan Tuhannya (Nurdin, 2010:135).
Takwa adalah iman kepada Allah yang menumbuhkan
karakter rendah hati dan optimistik. Bertakwa adalah cinta kepada
43
Allah, sedangkan cinta akan menumbuhkan motivasi positif dan
berkreativitas tinggi. Sebab guru adalah tauladan bagi peserta didik
(Husein, 2017:25). Dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah,
pendidik akan selalu berfikiran positif tidak mudah terserang depresi
sehingga dapat melakukan proses belajar mengajar dengan optimal.
2. Mempunyai ilmu pengetahuan luas
Setiap orang apalagi pendidik harus meningkatkan
keilmuannya. Tanpa mempunyai ilmu pengetahuan, maka pendidik
akan meninggalkan generasi yang tidak siap berkompetisi. Seorang
pendidik setiap saat harus membekali dirinya dengan ilmu dan
kesediaan membiasakan diri untuk mengkajinya. Seorang pendidik
harus benar-benar berpengetahuan luas, kuat dalam mengkaji, dan
memiliki pemahaman mendalam, sehingga anak didik menghormati
dan mempercayainya (Nurdin, 2010:137).
Ilmu adalah penghias diri yang mengantarkan kepada
keilmuan. Karenanya, seorang guru harus menenggelamkan diri ke
tengah samudera pengetahuan untuk mengambil mutiara ilmu yang
bermanfaat. Setiap hari para pendidik harus menambah ilmu sebagai
sarana pengabdian kepada-Nya (Nurdin, 2010:138). Walaupun tidak
banyak, setiap akan mengajar pendidik wajib menambah keilmuannya
setiap hari.
Ijazah sarjana bukan semata-mata selembar kertas, akan
tetapi merupakan bukti bahwa dirinya telah menyelesaikan penidikan
44
tingkat tinggi. Itu dapat diperoleh dengan cara belajar (menuntut ilmu),
karena syarat seorang guru secara administrasi harus dibuktikan
dengan ijazah sarjana (Husein, 2017:26). Ijazah dapat diperoleh
seorang pendidik ketika sudah selesai menempuh jenjang pendidikan.
Dengan dibuktikan melalui ijazah, dapat dipastikan pendidik sudah
memahami apa saja yang dipelajari pada waktu belajar di suatu
lembaga pendidikan.
Oleh sebab itu, ilmu sangat penting bagi manusia. Namun
lebih penting lagi adalah sosok pendidik sebagai pembawa ilmu
pengetahuan yang disampaikan kepada peserta didiknya. Sehingga
ilmu tidak hanya memperluas cakrawala berpikir, tetapi juga
membawa perubahan terhadap anak didik dalam menghambakan
dirinya kepada Allah swt. pendidik yang kaya akan ilmu pengetahuan
akan menjadi sumber bagi anak didik untuk menggalinya (Nurdin,
2010:138).
Segala rasa ingin tahu anak didik dapat dipenuhi dengan
sempurna sehingga peserta didik membutuhkan guru. Tidak akan ada
peserta didik melecehkan sang guru, bahkan mereka bangga kepada
gurunya sehingga termotivasi untuk lebih pintar dari gurunya. Inilah
pendidikan yang sesungguhnya, antara anak didik dan guru saling
berlomba untuk memperkaya khazanah keilmuannya (Nurdin,
2010:138). Sesungguhnya ketika dalam proses pembelajaran antara
pendidik dengan peserta didik ada simbiosis mutualisme atau saling
45
menguntungkan. Peserta didik mendapat ilmu baru dan pendidik dapat
berbagi dengan ilmunya.
Sebagai seorang yang profesional, guru harus selalu
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara terus
menerus. Guru harus bersikap selalu mengadakan pembaharuan sesuai
dengan tuntutan tugasnya (Soetjipto & Raflis Kosasi, 1999:55). Salah
satu indikator keberhasilan guru dalam pelaksanaan tugas, adalah
dapatnya guru itu menjabarkan, memperluas, menciptakan relevansi
kurikulum dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan serta
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Nurdin & Basyirudin
Usman, 2002:68). Yang dimaksud dengan menguasai bidang yang
ditekuni adalah seorang guru yang ahli dalam mata pelajaran tertentu.
Tidak menutup kemungkinan seorang guru mamapu menagajar dua
mata pelajaran, yang penting dia profesional dan menguasai mata
pelajaran tersebut (Husein, 2017:28).
Seorang pendidik juga harus menunjukkan wawasan
keilmuan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, penguasaan
terhadap isu-isu mutakhir yang sedang terjadi (Nata, 2010:167).
Menguasai bidang yang ditekuni maksudnya adalah seorang guru yang
ahli dalam mata pelajaran tertentu. Tidak menutup kemungkinan
seorang guru mampu menagajar dua mata pelajaran, yang terpenting
profesional dan menguasai mata pelajaran tersebut (Husein, 2017:28).
46
C. Implementasi menjadi Pendidik Profsional pada Surat Al-Baqarah
Ayat 247 dalam Pendidikan Formal
Pendidikan formal yang dimaksudkan penulis disini meliputi
MI/SD, MTs/SMP, dan MA/SMA. Di dalam jenjang pendidikan tersebut
untuk dapat menjadi tenaga pendidik atau guru sudah ada persyaratan
tersendiri. Adapun syarat pokok menjadi pendidik profesional menurut
Surat Al-Baqarah ayat 247 tersebut akan dipaparkan penulis berikut ini:
1. Sehat dalam jasmani maupun ruhani
Kesehatan merupakan hal paling pokok dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah atau lembaga pendidikan. Dalam mengajar
seorang calon pendidik harus memenuhi persyaratan salah satunya
adalah kesehatan jasmani. Karena kesehatan jasmani dapat
mempengaruhi semangat pendidik dalam mengajar. Hal ini
dimaksudkan bahwa seorang pendidik harus berbadan sehat dan tidak
memiliki cacat fisik juga mempunyai stamina baik. Banyak cara untuk
menjaga untuk menjaga agar staminanya selalu prima, seperti menjaga
pola makan, istirahat cukup, dan olahraga teratur, yang akan
menunjang penampilan ketika mengajar di depan kelas. Sehingga akan
tercapai pendidikan dengan hasil maksimal.
Selain sehat secara jasmani pendidik juga harus sehat ruhani,
kesehatann ruhani lebih ditekankan pada kesehatan kejiwaan pendidik.
Kestabialan emosi pendidik juga berpengaruh terhadap peserta didik.
47
Pendidik yang dapat mengontrol emosinya dengan baik akan
berdampak baik bagi peserta didik dan sebaliknya apabila pendidik
tersebut tidak bisa mengendalikan emosinya akan berdampak buruk
kepada peserta didik. Dilihat dari segi keruhanian, orang gila
berbahaya ketika mendidik karena tidak bisa melaksanakan
tanggungjawab sebagai pendidik.
Di sekolah-sekolah pada hari jum‟at sudah banyak yang
mengadakan ini diadakan jum‟at sehat, kegiatannya yaitu senam
bersama sebelum memulai pembelajaran. Tujuan utama bagi pendidik
adalah meningkatkan semangat dalam memberikan materi pelajaran.
Dan peserta didik pun juga akan merasakan semangat ketika berada
dalam kelas. Karena tubuhnya merasa fit setelah berolahraga.
Walaupun hanya satu minggu sekali tubuh akan merasa lebih segar
ketika melakukan olahraga. Tidak hanya badannya saja yang sehat
tetapi fikiran juga lebih jernih dan selalu berfikir positif.
Banyak cara yang telah dilakukan sekolah-sekolah untuk
menjaga kesehatan rohani bagi pendidik khususnya dan peserta didik
pada umumnya. Seperti melakukan berdoa dan tadarus bersama
dengan peserta didik sebelum memulai pelajaran. Mengajak peserta
didik sholat dhuha setiap pagi dan jama‟ah sholat dzhuhur. Bisa juga
pada hari jum‟at membaca Asmaul Husna dan membaca surat Yasiin
bersama-sama.
48
Kesehatan ruhani juga bisa dikaitkan dengan kompetensi
spiritual. Dalam konsepsi pendidikan, seorang guru harus mempunyai
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, seorang guru
akan memiliki konsep dan proses konkret baik dalam pembelajaran
(Asdiqoh, 2015:29). Keimanan dan ketakwaan yang tinggi akan
berdampak pada peserta didik. Guru tidak hanya akan digugu dan
ditiru tetapi juga dapat menginspirasi peserta didik untuk lebih
meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap sang Maha Kuasa.
Pada saat ini calon pendidik yang mempunyai cacat fisik,
tetapi masih bisa mengajar peserta didik, diperbolehkan untuk
mengajar di sekolah-sekolah asalkan cacatnya tidak mengganggu
dalam kegiatan belajar mengajar. Keadaan tersebut sekaligus
memotivasi peserta didik agar lebih giat lagi untuk menuntut ilmu.
Sebab tidak ada alasan untuk tidak belajar walaupun mempunyai
kekurangan dalam diri.
Kesehatan fisik yang masih memungkinkan pendidik mengajar
masih bisa diterima oleh pihak sekolah dengan catatan harus
profesional. Ruhani yang tidak sehat atau sedang mengalami gangguan
itu yang seharusnya diperhatikan saat memilih calon pendidik. Karena
kesehatan ruhani itu sangat berpengaruh terhadap perilaku pendidik
terhadap peserta didik. Agar tidak salah langkah dalam mengambil
keputusan ketika akan menerima calon pendidik, proses seleksi
49
diperketat lagi. Suapaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di
kemudian hari.
Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), di
UU RI No. 20 Tahun 2003 dalam bab XI yang menjelaskan tentang
Pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 24 ayat 1 telah dipaparkan
bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi minimal, dan sertifikasi
sesuai jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan ruhani, serta
mempunyai kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Jadi kesehatan jasmani dan ruhani adalah salah satu syarat
menjadi pendidik profesional di pendidikan formal. Dengan kesehatan
yang dimiliki baik jasmani maupun ruhani, dapat menciptakan rasa
aman peserta didik sebagaimana telah dijelaskan di atas.
2. Mempunyai ilmu pengetahuan luas
Penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
akan membantu peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Dengan dasar ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pendidik, diharapkan pendidik
dapat membuka wawasan lebih luas sehingga dapat menyesuaikan
perkembangan zaman. Persyaratan berilmu pengetahuan luas juga
menjadi penunjang dan pembentukan profesionalan pendidik.
Tentang kemampuan mendidik, juga harus orang yang benar-
benar ahli dibidangnya. Melalui pengerahuannya akan lebih mudah
dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah. Pendidik
50
juga harus mempunyai keterampilan untuk meningkatkan pengetahuan
yang akan diajarkan kepada peserta didik pendidik pun dituntut agar
mengamalkan ilmunya, dan memberikan bimbingan ketika ada peserta
didik mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Dalam setiap
akhir pembelajaran pendidik melakukan evaluasi untuk mengetahui
perkembangan peserta didik sudah sejauh mana memahami pelajaran.
Pendidik sekarang ini adalah pengganti Rasulullah yang akan
mengajarkan, mempeejuangkan ajaran-ajarannya sesuai dengan pribadi
yang dimiliki Rasulullah. Di sekolah pendidik mengajarkan berbagai
ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Tidak hanya itu saja
yang harus pendidik persiapkan dalam proses belajar mengajar,
pendidik diwajibkan menguasai bahan ajar, menciptakan suasana kelas
kondusif, menguasai media pembelajaran, memberikan penilaian
terhadap peserta didik, dan membimbing peserta didik dalam
memahami materi sampai menguasai.
Pengetahuan luas menjadi prioritas untuk menjadi pendidik
profesional. Penguasaan metodologi pembelajaran dalam
mengembangkan materi yang akan diajarkan juga sangat penting. Saat
ini metodologi yang dapat digunakan ada banyak macamnya.
Penggunaan metodologi pembelajaran disesuaikan kebutuhan peserta
didik. Sebelum menerapkan metodologi pendidik seharusnya
mengetahui potensi dalam diri peserta didik. Karena dalam satu kelas
kemampuan peserta didik berbeda-beda. Jadi pendidik harus kreatif
51
dalam mengaplikasikan metode pembelajaran dalam mengajarkan
materi pelajaran, agar materi yang disampaikan dapat diterima dan
dipraktikkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidik dituntut menguasai materi pelajaran dan secara terus
menerus mengkaji materi agar ketika menyampaikan di depan peserta
didik menjadi lebih mudah. Mampu menjabarkan bahan ajar sesuai
dengan tingkat pendidikan peserta didik. Selain itu pendidik harus
menguasai pengetahuan tentang psikologi peserta didik.
Sekarang ini banyak pendidik yang telah menekuni bidang
tertentu, tetapi ketika mengajar di sekolah pendidik di minta untuk
mengajar mata pelajaran yang lain. Karena sekolah tersebut
kekurangan tenaga pengajar, yang terpenting dapat profesional dengan
tugas mengajar. Tidak menutup kemungkinan pengajar harus lebih
menekuni, mempelajari materi baru untuk mengembangkan
pengetahuan yang telah dimiliki.
Dalam sebuah lembaga pendidik mengajar juga terdapat
kompetensi yang harus dicapai yaitu: menguasai konsep materi,
standar kompetensi, kompetensi dasar mata pelajaran,
mengembangkan materi secara kreatif dan juga memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi (Rugaiyah & Atik Sismiati,
2013:88). Pertama kali yang harus pendidik kuasai sebelum kegiatan
belajar mengajar adalah konsep materi. Konsep materi dirancang
dengan baik agar tujuan dari mata pelajaran tersebut dapat tercapai.
52
Salah satu indikator keberhasilan guru dalam pelaksanaan
tugas, adalah dapatnya guru itu menjabarkan, memperluas,
menciptakan relevansi kurikulum dengan kebutuhan peserta didik dan
perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(Nurdin & Basyirudin Usman, 2002:68). Melalui guru pengajar nilai-
nilai yang terkandung dapat disampaikan kepada peserta didik, dan
aktualisasi serta transformasi nilai-nilai atau sikap, pengetahuan yang
terkandung di dalam kurikulum tersebut dilakukan oleh guru pengajar
melalui implementasi kurikulum di dalam proses belajar mengajar
(Nurdin & Basyirudin Usman, 2002:75).
Ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh pendidik untuk
melaksanakan tugas mengajarnya harus dipelajari dari lembaga
pendidikan khusus, berkonsentrasi pada meneliti, menggali dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga peran dari lembaga
perguruan tinggi adalah mencetak sumber daya manusia yang
berpengetahuan luas, memiliki pemahaman mendalam terhadap proses
belajar mengajar.
Dalam menguasai ilmu pengetahuan pendidik sekaligus
membangun keahliannya, dan melindungi peserta didik dari
penyalahgunaan penggunaan ilmu untuk kepentingan orang-orang
tidak bertanggung jawab. Pendidik juga bertanggung jawab
mengembangkan kurikulum. Mencari gagasan baru dalam praktik
penyempurnaan pendidikan di sekolah. Terkadang fasilitas di sekolah
53
tempat pendidik mengajar tidak terdapat fasilitas lengkap sebagai
penunjang kegiatana belajar mengajar, tugas pendidik yaitu mengatasi
kekurangan alat peraga atau bahkan buku-buku pelajaraan tidak
tersedia.
Pendidik juga harus bertanggung jawab dengan profesinya.
Profesi sebagai pendidik bukanlah main-main karena menyangkut
orang banyak. Demikian pula, pendidik dituntut harus sadar bahwa
dalam melaksanakan tugasnya sselalu bersungguh-sungguh dilakukan
dengan perasaan senang dan bahagia. Tidak ada beban ketika
mengajar. Oleh sebab itu pendidik dituntut agar selalu meningkatkan
pengetahuan, kemampuan yang dimiliki untuk tercapai pembelajaran
yang baik di sekolah. Pendidik juga harus peka terhadap perubahan-
perubahan dalam pengajaran karena ilmu itu selalu berkembang tidak
pernah berhenti tetapi selalu muncul hal-hal baru.
Adanya pembaharuan ilmu pengetahuan, pendidik lebih dahulu
mengetahui daripada peserta didik. Agar kewibawaannya selalu
terjaga. Tidak menutup kemungkinan apabila peserta didik ada yang
lebih mengetahui tentang sesuatu dan pendidik juga harus bisa
menerima dan belajar lebih intensif lagi.
Berpengetahuan luas dapat dikaitkan dengan kompetensi
profesional yaitu pendidik diharapkan menguasai dasar-dasar keilmuan
dengan mantap akan dapat memberi jaminan bahwa peserta didik
belajar sesuatu yang bermakna dari guru tersebut (Asdiqoh, 2015:26).
54
Sebelum melakukan pembelajaran di kelas pendidik harus menguasai
ilmu pengetahuan dari dasar dahulu dan ketika di hadapan peserta
didik pendidik mengembangkan sesuai apa yang dipelajari.
Apabila dihubungkan dengan kode etik guru, antara guru
dengan peserta didik. Guru membimbing, mengarahkan, melatih
mengevaluasi, menghimpun informasi, mengembangkan suasana
lingkungan sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar
efektif serta efisien (Mudlofir, 2013:213-214).
Kompetensi kinerja profesi keguruan adalah kompetensi yang
mendeteksi sejauh mana seorang pendidik memahami profesinya.
Kompetensi yang dikembangkan oleh Proyek Pembinaan pendidikan
Recommended