View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENELITIAN MANDIRI
PENERAPAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI
PENGUJUNG DI TAMAN SEGARA MADU
W. Citra JuwitaSari SH.,M.Par 1986071720130122001
PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALAN WISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin padatnya rutinitas kerja yang dilakukan seseorang
sehingga terkadang menimbulkan kejenuhan dan lelah. Hasrat dan keinginan
manusia untuk dapat merelaksasikan diri seringkali terpenuhi dengan
melakukan rekreasi . Rekreasi merupakan salah satu pilihan terbaik untuk
melepaskan kepenatan selama bekerja dan sekaligus merupakan wadah
berkumpul dan bersenang-senang dengan keluarga.
Bali merupakan salah satu destinasi terbaik yang dipilih oleh wisatawan
baik domestik maupun mancanegara untuk berlibur atau rekreasi. Selain
terkenal karena budaya dan keindahan alamnya, di Bali banyak terdapat
fasilitas penunjang pariwisata yang semakin menambah nilai plus di mata
wisatawan salah satunya adalah fasilitas bermain yang dibangun Khususnya
untuk di daerah perkotaan seperti: Kebun Binatang, Waterpark, Waterbom,
Shopping Center maupun Arena bermain seperti Time zone di suatu Mall-mall
besar.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam
lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat
seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu
keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu
dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga
tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja merasa
aman dan nyaman maka diharapkan produktivitas kerja akan dapat
ditingkatkan.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek
perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan
kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya
kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan
kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan
keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan
keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental,
emosional dan psikologi.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah
diatur sedemikian rupa, tetapi di dalam praktiknya di lapangan banyak
pekerja yang tidak memperhatikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Begitu
banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak
perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja.
Begitu banyak berita kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Kelalaian
sering kali menjadi alasan dalam hal ini, oleh karena itu berhati-hati menjadi
hal yang sangat penting karena jaminannya adalah nyawa sendiri.
Walaupun disebut sebagai arena hiburan namun faktor kesehatan dan
keselamatan kerja didalamnya sangat dibutuhkan. Apalagi arena bermain
sering dihubungkan dengan anak-anak yang masih belum mengerti dan perlu
dijaga keselamatannya. Budaya bekerja yang baik dan benar pun harus selalu
diperhatikan seperti peralatan keamanan, pengurangan bercanda di tempat
kerja, dan pembiasaan istirahat saat kondisi tubuh sangat lelah. Manfaat
kesehatan dan keselamatan kerja tidak hanya untuk pekerja namun
pengunjung yang datang ke suatu arena hiburan tersebut. Karena arena
hiburan juga identik dengan hal-hal yang membahayakan terutama bagi anak-
anak. Oleh karena itu perlu adanya penerapan kesehatan dan keselamatan
kerja. Oleh karena itu, peneliti perlu mengangkat arena hiburan yaitu Taman
Segara Madu yang baru berdiri dan baru mulai beroperasi untuk ditinjau lebih
dalam mengenai penerapan kesehatan dan keselamatan kerjanya.
1.2 Rumusan Masalah
Maka rumusan masalah yang coba diangkat penulis adalah bagaimanakah
Penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di Taman Segara Madu bagi
pengunjung ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) oleh Taman Segara Madu untuk pengunjung
1.4 Manfaat Penelitian
Maka manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah dapat
memberikan gambaran tentang penerapan kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) oleh Taman Segara Madu untuk pengunjung
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah segala daya upaya dan
pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah, menanggulangi dan
mengurangi terjadinya kecelakaan dan dampaknya melalui langkah-langkah
identifikasi, analisa dan pengendalian bahaya dengan menerapkan sistem
pengendalian bahaya secara tepat dan melaksanakan perundang-undangan
tentang keselamatan dan kesehatan kerja. (Depnaker RI, 2005). Kesehatan
Keselamatan Kerja seperti dikemukakan oleh DiBerardinis (1999) dalam
buku Handbook of Occupational Safety and Health, yaitu mencegah
kecelakaan dengan menggunakan pendekatan antisipasi, rekognisi, evaluasi
dan pengendalian. Lebih jauh lagi hal tersebut dapat disamakan dengan
melakukan identifikasi bahaya, menilai dan mengevaluasi resiko dari bahaya
yang ada dan melakukan pengendalian terhadap bahaya tersebut. K3 ataupun
Occupational Health and Safety memiliki 5 inti, yaitu kepemimpinan
manajemen dan partisipasi pekerja, penilaian bahaya, pencegahan dan
pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi program. (DiBerardinis, 1999).
Apabila ditarik kesimpulan dari hal-hal yang telah disebutkan diatas
sebenarnya K3 merupakan ilmu untuk mencegah kecelakaan yang dilakukan
dengan melakukan identifikasi bahaya, menganalisa bahaya dengan penilaian
resiko dan mengendalikannya. Sedangkan yang mempengaruhi baik atau
tidaknya K3 di suatu tempat merupakan tanggung jawab dari manajemen dan
juga partisipasi seluruh pekerja.
2.2 Kecelakaan
Kecelakaan didefinisikan sebagai tiap kejadian yang tidak
direncanakan dan tidak terkontrol yang dapat disebabkan oleh manusia,
situasi, faktor lingkungan ataupun kombinasi dari hal-hal tersebut yang
mengganggu proses kerja dan dapat menimbulkan cidera ataupun tidak,
kesakitan, kematian, kerusakan property ataupun kejadian yang tidak
diinginkan lainnya. (Colling, 1990). Definisi lain kecelakaan ialah sebuah
kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan ataupun dapat
berdampak cidera pada manusia, kerusakan property, terhentinya proses
produksi, penurunan kesehatan ataupun kerusakan lingkungan. (Diberardinis,
1999). Dari definisi di atas kecelakaan dapat didefinisikan sebagai suatu
kejadian yang tidak diinginkan ataupun direncanakan yang dapat disebabkan
oleh manusia, situasi, kondisi lingkungan ataupun kombinasi dari hal tersebut
yang dapat berdampak pada cidera manusia, kerusakan property, terhentinya
proses produksi, penurunan kesehatan maupun kerusakan lingkungan.
Terdapat beberapa teori mengenai kecelakaan dimana sebagian besar
menyatakan bahwa manusia merupakan salah satu faktor yang berhubungan
dengan kecelakaan. Diantara banyaknya teori mengenai kecelakaan, terdapat
beberapa teori yang dapat merepresentasikan teori-teori kecelakaan tersebut,
seperti The Human Factors Theory, Teori Ramsey dan juga teori yang
berhubungan dengan pencegahan kecelakaan yang dipopulerkan oleh Geller.
The Human Factors Theory menjelaskan kecelakaan sebagai rantai kejadian
yang disebabkan oleh human error (kesalahan manusia). Dalam teori ini
terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan kesalahan manusia, yaitu
overload, inappropriate responses dan inappropriate activities. Overload
yang dimaksud dalam teori ini mengacu pada ketidakseimbangan antara
kapasitas dan beban yang diemban oleh seseorang. Hal ini mungkin
disebabkan oleh faktor lingkungan (kebisingan dan gangguan lainnya yang
berasal dari luar), faktor internal (masalah personal dan stres) serta faktor
situasi (instruksi yang tidak jelas). Inappropriate responses yang dimaksud
dalam hal ini adalah bagaimana seseorang merespon suatu situasi yang
mungkin dapat menyebabkan atau pun mencegah kecelakaan. Yang termasuk
dalam Inappropriate responses seperti mendeteksi bahaya tetapi tidak
memperbaikinya dan mengabaikan aspek keselamatan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Taman Segara Madu yang beralamat di
Jalan Pantai Batu Bolong Kabupaten Badung Bali Indonesia dengan nomor
telepon 0361-877 0577/ 9221223, Fax : 0361-8445558, Email :
info@tamansegaramadu.com. Dimana waktu operational untuk Swimming
Pool buka dari hari senin hingga hari jumat mulai pukul 07.00 s/d 18.30
sedangkan hari sabtu sampai dengan minggu buka dari pukul 07.00 s/d 19.30
sedangkan Restaurant buka setiap hari dari pukul 07.00 s/d 22.00.
3.2 Jenis Dan Sumber Data
3.2.1 Jenis Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu :
- Data Kualitatif
Menurut Lungan (2006:9) data kualitatif adalah data yang disajikan
bukan dalam bentuk bilangan-bilangan (non-numerik). Dalam
penelitian ini data ini hanya berisi sejarah singkat PT. Taman
Segara Madu serta hasil penelitian
3.2.2 Sumber Data
a. Data Primer
Dalam penelitian ini data diperoleh langsung dari lapangan dengan
menggunakan metode wawancara mendalam atau in-depth
interview dengan narasumber yaitu pengelola Taman Segara Madu.
b. Data Sekunder
Data sekunder menurut sugiyono (2005:62), adalah data yang tidak
langsung memberikan data kepada peneliti, peneliti memperoleh
data dari pihak lain maupun melalui dokumen.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data ini yang
dianggap oleh peneliti paling sesuai untuk diterapkan dalam penelitian yang
dilakukan di daya tarik wisata Taman Segara Madu
3.3.1 Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana
peneliti harus datang secara langsung ke lokasi penelitian.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengunjungi
Taman Segara Madu secara langsung untuk mengetahui kondisi
akses menuju Taman Segara Madu serta fasilitas dan atraksi wisata
yang dimiliki.
3.3.2 Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana
peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada informan
yang telah ditentukan.Wawancara yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah wawancara secara langsung kepada pengelola Taman
Segara Madu serta pengunjung dan beberapa informan yang
dianggap mampu memberikan informasi mengenai penangan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Taman Segara Madu.
3.3.3 Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana
peneliti mengambil bebrapa gambar yang menunjukkan ciri khas
lokasi penelitian serta proses-proses selama penelitian.
Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara
mengambil gambar di beberapa tempat yang menunjukkan ciri
khas Taman Segara Madu seperti Patung panca pandawa dan
beberapa gambar saat peneliti melakukan penelitian di Taman
Segara Madu.
3.3.4 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan salah satu teknik pengumpulan data
dengan menggunakan data yang diperoleh dari beberapa literatur dan
buku yang relevan dengan penelitian ini. Studi kepustakaan
berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait
dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi
social yang diteliti (Sugiyono, 2014 : 291).
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu teknik analisa yang menguraikan,
menggambarkan, dan menjelaskan data secara sistematis yang telah diperoleh
dari lokasi penelitian guna mendapatkan gambaran yang jelas, dan objektif.
Pada jenis analisis ini lebih merinci hasil informasi dengan menggambarkan
fakta yang didapat.
13
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Taman Segara Madu
Taman Segara Madu adalah areal di kawasan pedesaan yang dikembangkan oleh
PT. Taman Segara Madu menjadi taman rekreasi yang memadukan antara kolam
prestasi, kolam rekreasi, shop, dan restoran. Pengunjung dapat menikmati suasana
romantis yang tercipta dari perpaduan alam persawahan dengan kolam rekreasi, ada
stage restaurant terbuka yang membuat suasana menjadi sangat nyaman,
menyenangkan, dan eksotik, yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan bagi
pengunjung wisata semua.
Di areal taman rekreasi ini tersedia kolam renang standar nasional dan restoran
berbintang dengan kapasitas set untuk 250 orang sangat cocok untuk mendukung
berbagai perhelatan seperti event Porda, pengembangan atlet renang, wedding, dinner
party, group dinner, product launching, ulang tahun, bazzar, special event, dan lain
lain. Taman rekreasi ini berorientasi pada service exellence dalam rangka memuaskan
para pengunjung, Taman Segara Madu akan memanjakan para customer dengan
kualitas pelayanan prima dengan konsep “smilling & smart service” yaitu melayani
dengan senyum dan keramahan yang didasarkan pada hati tulus; cerdas, cekatan dan
memuaskan.
Sebagai sebuah perusahaan, PT. Taman Segara Madu tidak bisa dilepaskan dari
sosok seorang I Made Sudiana, SH., M.Si, pendiri dan owner PT Raditya Dewata
Perkasa, perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang-barang furniture dan
14
elektronik secara kredit maupun kas, yang kini telah merambah seluruh kabupaten di
Bali.
Komitmen owner untuk mengembangkan bisnis yang dilandasi oleh panggilan
dharma untuk berpartisipasi dan menjadi mitra Pemerintah dalam upaya-upaya
peningkatan kesejahteraan dan kualitas masyarakat menjadi roh yang senantiasa hidup
dan menjadi motor penggerak setiap komponen yang terlibat dalam bisnis yang
dikembangkan. Komitmen demikian berimplikasi pada praksis perusahaan yang
dibangun, yang tidak semata berorientasi pada profit namun juga dalam rangka
corporate social responsibility (CSR) yang lebih luas, bahkan menciptakan lapangan
kerja bagi masyarakat terutama masyarakat sekitar.
PT. Taman Segara Madu didirikan pada tanggal 24 Maret 2008 dengan Akte
Notaris Nomor 37, Notaris I Ketut Senjaya, SH di Denpasar. Berdasarkan akte tersebut
PT. Taman Segara Madu mengelola bidang usaha yang bergerak di bidang pariwisata
dan melaksanakan kegiatan usaha restoran, kolam renang untuk anak-anak, dewasa dan
kolam renang untuk atlit, jasa rekreasi lainya seperti seluncuran untuk pengunjung
dewasa dan anak-anak (lampiran 1.1). Semua fasilitas terkait bidang usaha tersebut
dibangun di atas areal seluas lebih kurang 4.500 m2, berlokasi di Jl. Raya Batu Bolong
No. 39, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung – Bali.
3.2 Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja di Taman Segara Madu
Penerapan K3 yang diterapkan oleh PT. Taman Segara Madu diperuntukkan
kepada karyawan maupun pengunjung, misalnya: jaminan kesehatan yang diberikan oleh
pihak managmen kepada para karyawan selain itu penerapan Kesehatan dan keselamatan
kerja untuk pengunjung juga sudah cukup baik, bisa dilihat dari segala macam atribut
15
penanganan kecelakaan yang disediakan disana seperti life rings emergency, pelampung
biasa, tribun yang disewakan untuk pengunjung selama berada disana, jika dilihat
kembali Kesehatan Keselamatan Kerja seperti dikemukakan oleh DiBerardinis (1999)
dalam buku Handbook of Occupational Safety and Health, yaitu “mencegah kecelakaan
dengan menggunakan pendekatan antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengendalian.
Lebih jauh lagi hal tersebut dapat disamakan dengan melakukan identifikasi
bahaya, menilai dan mengevaluasi resiko dari bahaya yang ada dan melakukan
pengendalian terhadap bahaya”, pengaplikasian teori yang dikemukakan di atas pada
arena Hiburan Taman Segara Madu dapat terlihat dari pemberitahuan (notice) atau
peringatan sebagai bentuk antisipasi bahaya bagi pengguna seluncur misalnya:
1. peringatan atau larangan meluncur secara beriringan,
2. wanita hamil tidak disarankan menggunakan fasilitas seluncur,
3. dilarang menggunakan perhiasan yang tajam yang dapat melukai diri sendiri
dan orang lain,
4. dilarang meluncur dengan kepala di bawah, dan
5. dilarang meluncur dengan posisi tidur,
6. dilarang meluncur dengan alas tubuh lain,
7. dilarang menggendong anak kecil saat meluncur,
8. tidak diperkenankan menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan jins
informasi tentang kedalaman masing-masing kolam renang yang bertujuan untuk
mengurangi kecelakaan yang sering terjadi di arena hiburan tersebut, Adapun jenis
kecelakaaan yang sering terjadi di arena hiburan Taman Wisata Segara Madu adalah
tenggelam, keram otot dan luka lecet pada kulit pengunjung yang disebabkan oleh
perhiasan tajam, kramik kolam renang, kurangnya volume air dari seluncuran sehingga
16
menyebabkan rasa gesekan yang menyebabkan pengunjung kurang nyaman atau
merasakan sedikit rasa sakit dibagian kulit. selain dari faktor tersebut diatas penyebab
terjadnya kecelakaan adalah dari kelalaian pengunjung itu sendiri, misalnya membiarkan
anaknya menggunakan seluncur untuk orang dewasa, padahal sudah diberikan
peringatan oleh pihak manajemen, membiarkan anak kecil bermain dikawasan kolam
renang untuk orang dewasa.
Penanganan yang diberikan dari lifeguardnya sendiri pun sudah sangat
cekatan. karena seluruh karyawan yang bekerja di Taman Segara Madu sudah diberikan
pelatihan terkait cara-cara memberikan pertolongan pertama pada pengunjung yang
membutuhkan, contohnya seperti Pertolongan pertama pada korban yang tenggelam
adalah sebagai berikut:
a) membaringkan tubuh korban dalam posisi terlentang serta kepala
menghadap ke belakang.
b) memberikan napas buatan dengan meniupkan udara napas pada mulut
korban.
c) Miringkan kepala korban dan buka mulut korban dengan jarijari tangan,
d) Dalam posisi miring periksa denyut nadi korban pada bagian leher.
e) memeriksa mata korban.
f) melakukan napas buatan yang kedua dengan menekan tulang rusuk dada
bagian bawah berulang kali.
g) Apabila napas korban sudah normal, mengubah posisi terlentang menjadi
telungkup kepala dimiringkan.
selanjutnya pertolongan pertama juga dilakukan bagi pengunjung yang terkena
luka lecet ataupun keram dan apabila kecelakaan pengunjung tidak bisa ditangani oleh
17
Lifeguard maka pihak manajemen akan membawa kerumah sakit serta menanggung
biaya pengobatan tersebut.
Keseimbangan antara daya tampung kolam dengan jumlah pengunjung juga
harus diperhatikan, karena apabila pengunjung sudah melebihi kapasitas maka akan
timbul rasa kurang nyaman, air kolam yang kotor, berebutan menggunakan fasilitas dari
arena hiburan, selain menambahkan lifeguard Taman Segara Madu juga memberikan
informasi kepada para pengunjung di pintu masuk (entrance door) bahwa arena hiburan
sudah penuh atau padat demi mengedepankan kenyamanan pengunjung.
Arena Hiburan ini juga biasanya digunakan untuk sarana latihan bagi atlet-
atlet renang mulai dari tingkat pemula, sampai tingkat taruna. Untuk kolam renang
Olympic, ukurannya yaitu dengan panjang 50 m, lebar 25 m, kedalaman 195 m, dan
dengan 8 lintasan. Maintenance air menggunakan sistem aquatic untuk selalu menjamin
kejernihan dan kesehatan air sehingga betul-betul aman bagi pengguna. contohnya
chlorine merupakan salah satu zat penjernih dan pembunuh bakteri dalam air kolam
renang, Chlorine adalah zat yang terkandung dalam kaporit, yang biasa kita pakai
Kaporit 60% Djiwi Kimia, TCCA Granular 90% dan Tablet. kandungan air untuk kolam
renang 1.0, 1.5 sampai dengan 3.0 diatas angka tersebut dinyatakan chlorine tinggi dan
dibawah angka 1.0 dinyatakan rendah, Apabila kandungan chlorine dalam air berkurang
maka bisa mengakibatkan pertumbuhan lumut, pertumbuhan binatang dalam air seperti
jentik nyamuk dan cenderung air kolam renang akan hijau dan cepat berubah warna cara
menggulangi bisa menambahkan zat chlorine dengan takaran yang sesuai dan tidak
berlebihan atau kekurangan.
Untuk melihat sebuah kandungan chlorine dalam air Taman Segara Madu
menggunakanlah alat tester dengan nama Test Kit. Pengaruh chlorine tinggi
18
menyebabkan air cenderung bau, Pedih dimata, iritasi kulit seperti gatal dan cara
menaggulangi bisa memakai tawas secukupnya atau dengan larutan Sodium Bisulfate
(HCL) tentunya dengan takaran yang dianjurkan.
19
BAB IV
SIMPULAN & SARAN
4.1 Simpulan
1. Penerapan k3 Ditaman Segara Madu diberikan kepada karyawan melalui
jaminan kesehatan yang diberiakan oleh pihak manajemen selain itu
penerapan k3 juga diberikan kepada para pengunjung.
2. Penerapan K3 yang diterapkan oleh PT. Taman Segara Madu bagi para
pengunjung dapat dilihat dari beberapa atribut serta penanganan kecelakaan
seperti:
a. life rings emergency
b. pelampung biasa
c. tribun
d. peringatan (notice) atau pemberitahuan yang bertujuan untuk
mengantisipasi kecelakan bagi para pengunjung.
e. lifeguard yang sudah memiliki pengalaman tentang pertolongan
pertama pada kecelakaan.
3. Upaya penerapan K3 juga dilakukan dengan menjaga kebersihan kolam
renang serta menjaga keseimbangan antara jumlah pengunjung dan kapasitas
daya tampung kolam renang di Taman Segara Madu.
3.2 Saran
Penerapan dan Sarana k3 pada Arena rekreasi Taman Segara Madu sudah
cukup baik, akan tetapi dari hasil observasi kelompak yang kami lakukan terdapat
20
kurangnya pengawasan pada Waterslide untuk pengunjung dewasa dimana anak-anak
dengan bebas mengunakan fasilitas tersebut, selain itu volume air untuk waterslide
masih kurang sehingga menyebabkan terasa gesekan antara kulit pengunjung dengan
waterslide tersebut yang menimbulkan rasa sakit, untuk itu perlu diperhatikan volume
airnya serta pengawasan dan keamanan di area waterslide khusus pengunjung dewasa
baik itu dari pihak pengelola maupun orang tua.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ramli Soehatman, 2001. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
James J Spillane.1991.Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta:Kanisius, h.46
Anom, Putu,dkk. 2010. Pariwisata Berkelanjutan dalam Pusaran Krisis Global. Denpasar:
Udayana University Press.
Direktorat Jenderal Pariwisata.1990.Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.2005.Rencana Strategik 2005-2009. Jakarta.
Koentjaraningrat.2000. Bunga Rampai Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia
Pendit, Nyoman S.2003.Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya
Paramitha.
Pitana, I Gde dan Gayatri, Putu G.2005.Sosiologi Pariwisata.Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sumadi,Ketut.2009.Kepariwisataan Indonesia Sebuah Pengantar. Denpasar: Sari
Kahyangan.
Spillane, James J.1991.Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta:Kanisius.
Wyasa Putra, Ida Bagus dkk.2003. Hukum Bisnis Pariwisata. Bandung:Refika Aditama.
Widiatedja, IGN Parikesit .2010. Liberalisasi Jasa dan Masa Depan Pariwisata Kita.
Denpasar: Udayana University Press.
22
23
LAMPIRAN
Lampiran 1.1 (Fasilitas di arena Hiburan Taman Segara Madu)
24
Lampiran 1.2 (tata tertib untuk pengguna
seluncur)
25
Recommended