View
242
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENERAPAN PRAKTIKUM BERBASIS MASALAH
PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES
SAINS SISWA SMA
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
oleh
Hafshoh Dwi Nirwana
4301411142
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti
terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan perundang-undangan.
Semarang,
Hafshoh Dwi Nirwana
4301411142
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Penerapan Praktikum Berbasis Masalah pada Materi Larutan Penyangga
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA
Disusun oleh
Nama : Hafshoh Dwi Nirwana
NIM : 4301411142
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia ujian skripsi FMIPA Universitas
Negeri Semarang pada
Hari : Senin
Tanggal : 10 Agustus 2015
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Dra. Woro Sumarni, M.Si
NIP 19631012 198803 1 001 NIP 19650723 199303 2 001
Panitia :
Ketua Penguji
Drs. Subiyanto H S, M.Si
NIP 195104211975011002
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Sri Haryani, M.Si Dr. Sri Susilogati S, M. Si
NIP 195808081983032002 NIP 195711121983032002
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijasana dalam
mengatasinya adalah sesuatu yang utama
Hidup tidak menghadiahkan barang sesuatupun kepada manusia tanpa
bekerja keras
Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan
memudahkannya di dunia dan di akhirat (HR. Muslim).
Persembahan
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ibu dan Bapak tercinta yang senantiasa
mencurahkan kasih sayang, semangat,
dukungan dan doa yang tulus kepada penulis;
2. Kakakku Arghob Khofya Haqiqi serta adikku
tercinta Iqlima Maula Taqiyya dan Laila Zadi
Taqiyya;
3. Ayah dan Ibu pengasuh serta teman-temanku
ponpes Assabiila;
4. Teman-teman pendidian kimia 2011 .
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, saya haturkan rasa syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa
karena berkat anugerah dan nikmat-Nya sehingga tersusunlah skripsi yang
berjudul “Penerapan Pratikum Berbasis Masalah pada Materi Larutan penyangga
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan,
petunjuk, saran, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.
2. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang.
3. Dr. Sri Haryani, M.Si, dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
4. Dr. Sri Susilogati S, M.Si, dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Subiyanto H S, M.Si, dosen penguji skripsi yang telah meluangkan
waktunya untuk menguji skripsi penulis, dan memberi masukan, arahan untuk
kesempurnaan skripsi ini.
6. Kepala SMA Negeri 1 Jekulo yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
7. Dra. Suciati Miratno, guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 1 Jekulo yang
telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini.
8. Bapak, Ibu dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, doa dan
motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
9. Keluarga besar Jurusan Kimia dan teman-teman seperjuangan Pendidikan
Kimia 2011.
10. Teman-teman Ponpes Assabiila yang telah memberikan kenyamanan dalam
penyusunan skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
vi
Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
pembaca khususnya dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
Semarang, 2015
Penulis
vii
ABSTRAK
Nirwana, Hafshoh Dwi. 2015. Penerapan Praktikum Berbasis Masalah pada
Materi Larutan Penyangga dapat Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
Siswa SMA. Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Sri Haryani, M.Si.
dan Pembimbing Pendamping Dr. Sri Susilogati S, M.Si
Kata kunci: Praktikum, Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Proses
Sains
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains
siswa SMA N 1 Jekulo dengan menerapkan metode praktikum berbasis masalah.
Metode pelaksanaannya dengan desain pretest and postest group design, yaitu
penelitian dengan melihat perbedaan hasil pretest maupun postest antara kelas
eksperimen dan kontrol. Populasi penelitian ini adalah kelas XI IPA sebanyak 4
kelas. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling sehingga didapat
XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Analisis
uji perbedaan rata-rata hasil postest kelas eksperimen menunjukkan hasil yang
lebih baik dibanding kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai
postest 76,8 sedangkan nilai kelas kontrol 70. Uji normalitas Gain pada hasil
belajar kognitif siswa menunjukkan bahwa kelas eksperimen mengalami
peningkatan yang lebih baik dalam keterampilan proses sains sebesar 0,49 dan
kelas kontrol peningkatannya sebesar 0,35 dengan kriteria sedang. Tingkat
ketercapaian indikator keterampilan proses sains menurut analisis deskriptif
menunjukkan rata-rata kelas eksperimen sangat baik yaitu 91,12%. Menurut
analisis koefisien determinasi diperoleh hasil bahwa penelitian ini berkontribusi
sebesar 37,21% dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Berdasarkan hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa penerapan praktikum
berbasis masalah dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
viii
ABSTRACT
Nirwana, Hafshoh Dwi. 2015. Practical Application of Problem Based on
Material Buffer Solution can Improve High School Students Science Process
Skills. Final Project, Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and
Natural Sciences, State University of Semarang. Main supervisor Dr. Sri Haryani,
M.Si. and Supervising Companion Dr. Sri Susilogati S, M.Si
Keywords: Practicum; Problem Based Learning; Science Process Skills
This study aims to determine the improvement of science process skills of high
school students 1 Jekulo by applying the method of problem based practicum.
How this is done with the design of pretest and posttest group design, the study by
looking at the results of the pretest and posttest differences between the
experimental and control classes. The study population was a class XI IPA as
many as 4 classes. Sampling with purposive sampling technique in order to get XI
IPA 3 as an experimental class and XI IPA 2 as the control class. Analysis of the
average difference test results posttest experimental class showed better results
than the control class. Obtaining experimental class average is 76.8 while the
value posttest control class is 70. Test Normality Gain on students' cognitive
learning outcomes showed that the experimental class has increased better in
science process skills of 0.49 and grade control the increase of 0, 35 with
moderate criteria. The level of achievement indicators science process skills
according to descriptive analysis shows the average grade is very good
experiment is 91.12%. According to the determination coefficient analysis
showed that the study accounted for 37.21% in enhancing science process skills of
students. Based on the results of the analysis concluded that the application of
problem based practicum can improve students' science process skills.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERNYATAAN .............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......... ........................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat penelitian ..................................................................................... 5
1.5 Penegasan istilah ....................................................................................... 7
1.5.1 Penerapan ........................................................................................ 7
1.5.2 Praktikum ........................................................................................ 7
1.5.3 Praktikum Berbasis Masalah ........................................................... 7
1.5.4 Peningkatan ..................................................................................... 8
1.5.5 Keterampilan Proses Sains (KPS) ................................................... 8
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 9
2.1 Teori Belajar.............................................................................................. 9
2.2 Pembelajaran Berbasis Masalah ................................................................ 13
2.3 Praktikum Berbasis Masalah ..................................................................... 15
x
2.4 Keterampilan Proses Sains (KPS) ............................................................ 17
2.5 Materi Pokok Larutan Penyangga ............................................................. 19
2.6 Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................... 24
2.7 Kerangka Berpikir .................................................................................... 26
2.8 Hipotesis ................................................................................................... 28
BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 29
3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 29
3.2 Variabel Penelitian .................................................................................... 31
3.3 Penentuan Subjek Penelitian ..................................................................... 32
3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 33
3.5 Instrumen penelitian .................................................................................. 33
3.6 Analisis Instrumen ................................................................................... 36
3.6.1 Analisis Instrumen Tes .................................................................... 36
3.6.2 Analisis Instrumen Non Tes ............................................................ 44
3.7 Analisis Data Penelitian ............................................................................ 46
3.7.1 Analisis Data awal .......................................................................... 46
3.7.2 Analisis Data Akhir ......................................................................... 47
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 53
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 53
4.1.1 Analisis Data Tahap Awal .............................................................. 53
4.1.2 Analisis Data Tahap Akhir .............................................................. 54
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 64
BAB 5 PENUTUP .......................................................................................... 81
5.1 Simpulan ................................................................................................... 81
5.2 Saran .......................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82
LAMPIRAN .................................................................................................... 85
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Langkah-Langkah Pembeajaran Praktikum Berbasis Masalah
pada Materi Larutan Penyangga......... ........................................... 16
2.2 Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains ............... 18
3.1 Desain Penelitian......................... .................................................. 29
3.2 Jumlah Populasi Siswa kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo ................ 32
3.3 Kriteria Derajat Kesukaran Soal .................................................... 39
3.4 Hasil Perhitungan Derajat Kesukaran Soal.................................... 40
3.5 Kriteria Daya Pembeda Soal .......................................................... 41
3.6 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal ......................................... 41
3.7 Soal yang Dipakai dan Dibuang ................................................... 41
3.8 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes .............................................. 44
3.9 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Lembar Observasi KPS ............. 45
3.10 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Biserial ........................................................................................... 50
3.11 Kriteria Tingkat Pencapaian .......................................................... 51
3.12 Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Sains ............................... 51
3.13 Kriteria Penilaian Data Angket ...................................................... 52
4.1 Hasil Uji Normalitas Data UTS 2 Kimia Kelas XI IPA ................ 53
4.2 Hasil Pretest Materi Pokok Larutan Penyangga ........................... 54
4.3 Hasil Posttest Materi Pokok Larutan Penyangga .......................... 55
4.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest ............................. 55
4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest ............................. 56
4.6 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Satu Pihak Kanan Data Post-test.. 57
4.7 Harga N-gain KPS kelas eksperimen dan kontrol ......................... 59
4.8 Skor Rata-rata Nilai KPS Siswa .................................................... 60
4.9 Pencapaian Rata-rata Nilai KPS Siswa.......................................... 61
4.10 Analisis Lembar Angket Tanggapan Siswa ................................... 63
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema Kerangka Berpikir ............................................................... 28
4.1 N-gain KPS Siswa Kelas Eksperimen-Kontrol .............................. 60
4.2 Pencapaian Persentase KPS Siswa ................................................. 62
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. . Silabus Kimia Kelas XI IPA .................................................................. 85
2. . Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ........................ 89
3. . Kisi-kisi Soal Uji Coba ........................................................................... 102
4. . Soal Uji Coba .......................................................................................... 117
5. . Transformasi Soal ................................................................................... 126
6. . Kisi-kisi Soal Pre-Post test ..................................................................... 127
7. . Soal Pre-Post test ................................................................................... 139
8. . Lembar Jawaban Pretest ......................................................................... 142
9. . Lembar Jawaban Postest......................................................................... 143
10. Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................................... 144
11. Daftar Kelompok Siswa Kelas Eksperimen ........................................... 154
12. Daftar Kelompok Siswa Kelas Kontrol .................................................. 155
13. Lembar Observasi Penilaian KPS .......................................................... 156
14. Lembar Penilaian Afektif Siswa di Kelas .............................................. 161
15. Lembar Penilaian Psikomotorik Siswa di Kelas .................................... 167
16. Lembar Angket Tanggapan Siswa .......................................................... 168
17. Nama Siswa Uji Coba Soal ..................................................................... 170
18. Analisis Uji Coba Soal Pilihan Ganda .................................................... 171
19. Analisis Uji Coba Soal Uraian ................................................................ 173
20. Analisis Reliabilitas Lembar Observasi KPS ........................................ 174
21. Analisis Reliabilitas Angket Tanggapan Siswa ...................................... 178
22. Daftar Nilai UTS Kimia Semester Genap 2014/2015 ........................... 180
23. Uji Normalitas Data Populasi ................................................................ 183
24. Daftar Nilai Pretest ................................................................................. 186
25. Daftar Nilai Posttest ............................................................................... 194
26. Uji Normalitas Data Hasil Pretest ......................................................... 198
27. Uji Homogenitas Populasi Hasil Pretest ............................................... 202
xiv
28. Uji Kesamaan Dua Varians Data Hasil Pretest antara Kelompok
29. Eksperimen dan Kontrol ......................................................................... 205
30. Uji Normalitas Data Hasil Postest ......................................................... 207
31. Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Uji t Pihak Kanan) Data Hasil Postest
antara Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................................... 211
32. Analisis terhadap Pengaruh Variabel . ................................................... 213
33. Koefisien Determinasi ........................................................................... 215
34. Uji Normalized Gain <g> Peningkatan Rata-rata KPS Hasil Belajar
Kognitif Siswa ....................................................................................... 216
35. Uji Normalized Gain <g> Peningkatan KPS Siswa tiap indikator ........ 218
36. Rekapitulasi Penilaian Observasi Keterampilan Proses Sains .............. 232
37. Analisis Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa ........................... 235
38. Analisis Lembar Afektif Siswa .............................................................. 237
39. Analisis Lembar Psikomotorik Siswa .................................................... 239
40. Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Praktikum
Berbasis Masalah .................................................................................. 241
41. Dokumentasi Penelitian ......................................................................... 243
42. Surat Keterangan Penelitian .................................................................. 245
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran pada hakekatnya berguna untuk mengembangkan
keterampilan, aktivitas, dan kreativitas siswa melalui berbagai interaksi dan
pengalaman belajar, namun dalam pelaksanaannya seringkali seorang guru
kurang menyadari bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang
menghambat perkembangan keterampilan, aktivitas, dan kreativitas siswa.
Pembelajaran kimia selama ini masih bersifat pembelajaran biasa, siswa sering
dihadapkan pada masalah antara teori dan kenyataan. Sehingga siswa
menganggap bahwa apa yang dipelajari di sekolah tidak dapat diterapkan pada
kehidupan nyata dan tidak berguna dalam memecahkan masalah yang mereka
hadapi. Pembelajaran akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan suatu
masalah pada kehidupan nyata seperti pada proses pembelajaran berbasis
masalah, yang pembelajarannya dirancang untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan menyelesaikan
masalah melalui situasi riil atau simulasi (Sutirman, 2013). Pembelajaran
berbasis masalah juga mendorong siswa untuk dapat menyusun pengetahuan
sendiri, menumbuhkan keterampilan yang lebih tinggi, melatih kemandirian
siswa, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa (Nur, 2011).
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara peneliti dengan guru
kimia di SMA N 1 Jekulo pada 15 Januari 2015 diperoleh informasi bahwa
2
pembelajaran kimia belum sepenuhnya berpusat pada siswa dan kegiatan
praktikum di sekolah belum memberikan pengalaman kepada siswa untuk
membuat hipotesis, menguji kebenaran hipotesis dan menganalisis data. Hal
tersebut disebabkan prosedur praktikum yang digunakan umumnya hanya
berisi instruksi langsung. Siswa mengerjakan langkah-langkah sesuai perintah,
sehingga kurang melatih keterampilan proses sains (KPS) sehingga belum bisa
berkembang dengan baik. Keterampilan proses sains perlu dikembangkan
melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran.
Melalui pengalaman langsung siswa dapat lebih menghayati proses atau
kegiatan pembelajaran yang sedang dilakukan. Pembelajaran yang
dimaksudkan disini adalah pembelajaran yang menarik dengan mengaitkan
konsep kimia yang dipelajari dengan suatu masalah dalam kehidupan sehari-
hari dan mampu meningkatkan KPS siswa.
Kegiatan praktikum merupakan suatu sarana yang dapat digunakan untuk
melatih siswa dalam kerja laboratorium. Siswa harus memiliki keterampilan
dasar dalam praktikum seperti melakukan pengamatan, mengelompokkan data,
membuat hipotesis, merencanakan suatu percobaan, mampu menggunakan alat
dan bahan, menganalisis data, menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan
hasil pengamatannya (Rustaman, 2007). Romlah dan Adisendjaja (2009)
menyatakan bahwa melalui praktikum, siswa dilatih mengembangkan
keterampilan proses yang menjadi dasar kemampuan melaksanakan penelitian
sebenarnya. Praktikum berbasis masalah memberikan pembelajaran agar siswa
3
dapat meningkatkan KPS dalam praktikum dan kemampuan memecahkan
masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata.
Pembelajaran kimia sangat memerlukan kegiatan penunjang berupa
praktikum maupun eksperimen di laboratorium. Hal ini dikarenakan praktikum
adalah salah satu bentuk pendekatan keterampilan proses. Haryono (2006: 1)
mengungkapkan bahwa keterampilan proses sains sangat penting
dikembangkan dalam pendidikan karena merupakan kompetensi dasar untuk
mengembangkan sikap ilmiah siswa dan keterampilan dalam memecahkan
masalah, sehingga dapat membentuk pribadi siswa yang kreatif, kritis, terbuka,
inovatif, dan kompetitif dalam persaingan global di masyarakat. Bagi siswa
diadakannya praktikum selain dapat melatih bagaimana penggunaan alat dan
bahan yang tepat, juga membantu pemahaman mereka terhadap materi kimia
yang diajarkan di kelas. Selain itu, bagi siswa yang memiliki rasa ingin tahu
tinggi, maka melalui praktikum siswa diharapkan dapat memperoleh jawaban
dari rasa ingin tahunya secara nyata dan juga dapat memahami suatu masalah
yang ada di lingkungan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan keterampilan metakognisi mahasiswa, skor rata-rata sebesar
39,75 lebih tinggi daripada pembelajaran melalui strategi kooperatif
konvensional sebesar 30,30 (Danial, 2010). Penerapan problem based learning
(PBL) dengan media crossword dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi
belajar pada materi minyak bumi sebesar 53,27% pada siklus I dan 64,49%
pada siklus II (Nurhayati et al., 2013). Penerapan model PBL berbantuan
4
media transvisi di SMA N Negeri 1 Radublatung dapat meningkatkan
kemampuan KPS sebesar 62,39% dan peningkatan hasil belajar siswa sebesar
49,43% (Rahayuet al., 2012). Selain itu, penuntun praktikum berbentuk komik
juga dapat membantu siwa melakukan praktikum terhadap perkembangan KPS
siswa dengan memperoleh nilai rata-rata yaitu 83 (Hanifa, 2013). Sedangkan,
penelitian oleh Wahyuni dan Nuni (2010) penerapan PBL berorientasi Chemo-
Enterpreneurship dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dari 65 menjadi
81,2 dan ketuntasan belajar meningkat dari 34% menjadi 100%.
Larutan penyangga merupakan salah satu pokok bahasan dalam mata
pelajaran kimia dan terdapat konsep-konsep yang sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sangat penting bagi siswa untuk
menguasai konsep larutan penyangga sehingga dapat mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak
mendatangkan hasil bagi siswa, sebab kesan yang didapatkan oleh siswa lebih
tahan lama tersimpan dalam benak siswa. Beberapa dalil, konsep, atau suatu
rumus akan mudah terlupakan apabila tidak dipraktekkan dan dibuktikan
melalui perbuatan siswa sendiri (Sa’adah, 2013).
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti
mengadakan penelitian yang berjudul “Penerapan Praktikum Berbasis Masalah
pada Materi Larutan Penyangga untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains Siswa SMA”.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka permasalahan yang akan
dikaji dalam peneliti ini yaitu:
1. Apakah penerapan praktikum berbasis masalah dapat meningkatkan
keterampilan proses sains pada hasil belajar kognitif siswa dalam
pembelajaran kimia materi larutan penyangga?
2. Seberapa besarkah keterampilan proses sains siswa melalui metode
praktikum berbasis masalah dalam pembelajaran kimia materi larutan
penyangga?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Melalui penerapan praktikum berbasis masalah, siswa dapat meningkatkan
keterampilan proses sains sesuai hasil belajar kognitif pada materi larutan
penyangga
2. Mengetahui seberapa besar keterampilan proses sains siswa melalui metode
praktikum berbasis masalah dalam pembelajaran kimia materi larutan
penyangga.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan model
pembelajaran berbasis masalah pada praktikum
6
b. Memberikan gambaran tentang peran model pembelajaran berbasis
masalah pada praktikum sebagai solusi dalam memecahkan masalah
siswa dalam pembelajaran
c. Mengembangkan KPS siswa SMA dalam pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
1) Diharapkan bisa menjadi sebuah pengetahuan dan pengalaman dalam
usaha mengembangkan metode pembelajaran
2) Menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam
meningkatkan kompetensi sebagai calon guru.
b. Bagi guru
1) Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa
2) Memperbaiki kinerja guru dalam pembelajaran
3) Membantu melaksanakan pembelajaran yang meningkatkan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran
4) Guru terampil dalam menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi.
c. Bagi siswa
1) Memudahkan siswa dalam menguasai materi
2) Menumbuhkan sikap kritis, kreatif, serta dapat berpikir logis.
d. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada
sekolah agar lebih meningkatkan kualitas belajar mengajar di sekolah.
7
1.5 Penegasan Istilah
Ada beberapa istilah yang harus dijelaskan dalam memahami penelitian
ini, yaitu:
1.5.1 Penerapan
Penerapan adalah proses pemasangan atau pemanfaatan suatu benda agar
dapat digunakan untuk dapat melakukan suatu kegiatan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia/ KBBI). Bisa juga diartikan sebagai sebuah tindakan yang dilakukan
baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan
yang telah dirumuskan. Peneliti ini menerapkan praktikum berbasis
masalah.yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
1.5.2 Praktikum
Menurut Djamarah (2006) praktikum merupakan bagian dari pengajaran
berupa praktik yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji
dan melaksanakan apa yang diperoleh berdasarkan teori atau keadaan nyata.
Praktikum sebagai metode dengan menyajikan masalah berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis
masalah.
1.5.3 Praktikum Berbasis Masalah
Menurut Rusman (2012: 229) pembelajaran berbasis masalah merupakan
inovasi dalam pembelajaran melalui kemampuan berpikir siswa yang
dioptimalisasikan dalam proses kelompok atau tim yang sistematis, sehingga
siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan
kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Penelitian ini
8
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan metode
praktikum, sehingga dapat dikatakan bahwa praktikum yang diterapkan adalah
praktikum berbasis masalah.
1.5.4 Peningkatan
Peningkatan merupakan penambahan keterampilan dan kemampuan agar
menjadi lebih baik, selain itu peningkatan juga berarti pencapaian dalam
proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya (Adi, 2001). Peningkatan
untuk penelitian ini yang dimaksudkan adalah dalam hal kemampuan
keterampilan proses siswa mengalami perkembangan atau lebih baik dari
sebelumnya. Pengukuran untuk mengetahui peningkatan dalam kemampuan
keterampilan proses dilakukan dengan mengukur selisih hasil antara post-test
dan pre-test yang disebut sebagai uji N-gain.
1.5.5 Keterampilan Proses Sains (KPS)
KPS merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan
secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk
kreativitas untuk melakukan suatu penelitian. Menurut Dahar (1996) KPS
adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami,
mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah keterampilan mengamati, mengelompokkan,
menafsirkan, meramalkan, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis,
merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, serta
berkomunikasi
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Belajar
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori
belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori
belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek
objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku
untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Pandangan konstruktivisme
belajar sebagai sebuah proses pelajar aktif dalam membangun atau membangun
ide-ide baru atau konsep.
2.1.1 Teori Belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori
ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh
terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran
yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
2.1.2 Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai
protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model
kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi
dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian
10
menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan
yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan
Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang
berbeda. Ausubel menekankan pada aspek pengelolaan (organizer) yang
memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Bruner bekerja pada
pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas
bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan, sedangkan
Gagne menekankan penataan situasi dan kondisi belajar seseorang yang
mencakup motivasi, arah minat dan perhatian, serta evaluasi hasil belajar.
2.1.3 Teori Belajar Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran
konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak
sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep,
atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan
masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena
mereka terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih
paham dan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selain itu siswa
terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua
konsep.
11
Belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih luas daripada itu yakni
mengalami (Hamalik, 2008: 36). Belajar merupakan suatu kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelanggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang
dialami siswa saat di sekolah, di lingkungan rumah maupun keluarganya
sendiri. Menurut Arief S. Sadiman (2006: 2) belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak
dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa
seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Pada hakekatnya pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik secara terprogram agar siswa mampu belajar secara aktif. Proses
pembelajaran dilakukan untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa.
Sebagai suatu sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain
tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi. Agar tujuan itu
tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar
semua komponen terjadi kerjasama, karena itu guru tidak hanya
memperhatikan komponen-komponen tertentu saja, tetapi harus
memperhatikan dan mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
Salah satu model yang dilakukan untuk menarik perhatian siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung yaitu melalui pembelajaran dengan
melakukan apersepsi atau pembukaan dengan menghubungkan materi yang
12
telah disampaikan dengan materi yang akan disampaikan. Apersepsi ini
dilakukan untuk menarik perhatian siswa sehingga siswa fokus pada materi
yang diberikan dan dalam pemberian materi sebaiknya harus disertai media
yang mendukung sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif
dan efisien, kemudian mengakhiri pelajaran dengan menarik kesimpulan.
Variasi gaya penyajian, model pembelajaran, menggunakan media yang
menarik disesuaikan dengan materi pelajaran, maka diharapkan proses
pembelajaran tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan dan
dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.
Sudjana (2005:5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya
memperbaiki proses belajar mengajar. Menurut Bloom, et al (2003) hasil
belajar dapat dikelompokkan kedalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Aspek-aspek hasil belajar yang dikemukakan oleh Bloom yaitu
taksonomi bloom dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Ranah kognitif meliputi
aspek-aspek pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),
penerapan (aplication), analisis (analysis), sintetis (synthesis), evaluasi
(evaluation); (2) Ranah afektif meliputi penerimaan (receiving/attending),
penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organizing),
karakteristik (characterization); dan terakhir (3) Ranah psikomotorik meliputi
kesiapan (set), meniru (imitation), membiasakan (habitual), menyesuaikan
(adaption), menciptakan (origination).
13
2.2 Pembelajaran Berbasis Masalah
Kontruktivisme dalam pembelajaran telah berkembang tidak hanya
sebagai sebuah filsafat tetapi juga psikologi, bahkan model belajar. Hal ini
membawa pergeseran paradigma berfikir pendidik tentang proses belajar dan
mengajar, baik di kelas maupun di luar kelas. Salah satu model yang dianggap
mewakili proses konstruksi di kelas adalah model pembelajaran berbasis
masalah yaitu suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk
memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa
dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut
dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Ward,
2002).
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu strategi untuk
menampilkan situasi dunia nyata yang signifikan, konstektual, memberikan
sumber, bimbingan dan petunjuk pada pembelajaran saat siswa
mengembangkan isi pengetahuan dan keterampilan memecahkan masalah. PBL
melibatkan siswa bekerjasama untuk mempelajari isu suatu masalah sambil
merancang suatu pemecahan masalah yang dapat dilakukan. Masalah yang
sebenarnya dihadapi dalam dunia nyata sering menunjukkan berbagai tujuan,
konteks, isi, dan hal yang tidak semua diketahui berpengaruh pada metode apa
yang harus digunakan untuk setiap masalah.
2.2.1 Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah
1) Menekankan pengertian (pemahaman), bukan fakta
2) Meningkatkan tanggungjawab pada belajar diri sendiri
14
3) Mengembangkan pemahaman yang lebih tinggi dan keterampilan yang
lebih baik
4) Meningkatkan keterampilan interpersonal dalam kerja kelompok
5) Peserta didik dapat mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan
darisebuah proses belajar dan mengaplikasikannya dalam dunia nyata.
2.2.2 Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah
1) Peran siswa dalam proses belajar sukar untuk diubah, karena mereka
terbiasa berorientasi pada materi pelajaran dan mengingat fakta, sehingga
kemampuan untuk mempertanyakan sesuatu menjadi hilang
2) Kesulitan memunculkan masalah yang akan dibahas dalam pembelajaran
3) Memerlukan waktu yang cukup lama
4) Penilaian hasil belajar masih sukar dan tidak sesuai bila dilakukan
dengan cara tradisional
2.2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
1) Orientasi siswa pada masalah, guru menjelaskan tentang tujuan
pembelajaran dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah
2) Mengorganisasi siswa untuk belajar, guru membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah pada materi yang dibahas
3) Membimbing pengalaman individual/ kelompok, guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
15
4) Mengembangkan masalah
5) Mempresentasikan dan menguatkan pemecahan masalah
6) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
(Sutirman, 2013)
2.3 Praktikum Berbasis Masalah
Metode praktikum menurut Djamarah (2006) merupakan cara penyajian
pembelajaran siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajari. Menurut Al-farisi (2005:2) metode
praktikum adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak
dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode
ilmiah. Metode praktikum adalah salah satu pembelajaran siswa melakukan
suatu percobaan, kemudian hasil pengamatan itu dievaluasi oleh guru.
Proses pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan metode
praktikum diberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan
dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek keadaan atau proses
tertentu. Maksud metode praktikum berbasis masalah pada penelitian ini adalah
suatu metode mengajar yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah
pada materi larutan penyangga kemudian dipraktikumkan untuk diteliti apakah
ada pengaruh terhadap keterampilan proses sains pada siswa.
Kegiatan praktikum dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan keterampilan proses sains. Dengan pembelajaran praktikum
siswa dirangsang untuk aktif dalam memecahkan masalah, berpikir kritis dalam
menganalisis permasalahan dan fakta yang ada, serta menerapkan konsep,
16
sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bermakna dengan suasana belajar
yang lebih kondusif. Langkah pembelajaran praktikum berbasis masalah dapat
dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran praktikum berbasis masalah
pada materi larutan penyangga
Langkah Deskripsi
Tahap 1:
mengorientasi
siswa pada
masalah
1. Siswa dalam kelompok diberi masalah terkait penyelidikan
larutan penyangga yang ada dalam minuman berkarbonasi
dan obat tetes mata. Siswa diminta untuk menyelesaikan
masalah dalam suatu kegiatan penelitian laboratorium yang
diusahakan melalui rujukan baik dari buku maupun akses
internet
2. Guru menginformasikan rambu-rambu yang harus ditulis
siswa dalam Laporan Hasil Praktikum, dan mempersiapkan
untuk presentasi secara kelompok.
Tahap2:
Mengorganisasi
siswa untuk
belajar
1. Siswa mengkaji masalah yang diberikan, mengidentifikasi
materi/ konsep yang mendukung, selanjutnya membuat
laporan sementara
2. Guru bertindak sebagai fasilitator, menyediakan waktu
untuk menerima pertanyaan maupun memberikan
pertanyaan arahan pada siswa
3. Siswa mencari tambahan informasi yang berkaitan dengan
masalah yang diberikan
Tahap 3
Membimbing
penyelidikan
kelompok
1. Siswa mengumpulkan data mulai pengamatan,
melaksanakan percobaan, pencatatan hasil pengamatan, dan
menyimpulkan hasil praktikum.
2. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan ini, di samping
membimbing praktikum juga menyediakan waktu untuk
menerima pertanyaan maupun memberikan pertanyaan
arahan pada siswa, serta mempersiapkan lembar observasi
untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa
Tahap 4:
Menyajikan hasil
proyek penelitian
1. Siswa membuat laporan sementara hasil praktikum dan
mengkomunikasikannya pada kelompok lain
2. Guru sebagai fasilitator, mempersiapkan lembar penilaian
diskusi.
Tahap 5:
Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
1. Siswa antar kelompok saling memberikan pendapat
terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh kelompok lain
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan masing –
masing
2. Guru memberikan penekanan konsep-konsep penting,
menggeneralisasikan penyelesaian masalah melalui diskusi
Sumber: (Haryani, 2012)
17
2.4 Keterampilan Proses Sains
Keterampilan merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan
perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu
termasuk kreativitas. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan
menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan
melakukan penelitian.
Keterampilan proses sains adalah perangkat kemampuan kompleks yang
biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah ke
dalam rangkaian proses pembelajaran. Menurut Dahar dalam Rusman (2012)
KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam
memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat
penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah
dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru
atau mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. KPS melibatkan
keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial.
Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan
keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual
jelas terlibat dalam keterampilan proses yang melibatkan penggunaan alat dan
bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Sedangkan pada
keterampilan sosial dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan sesamanya
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses,
misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.
18
Berikut adalah keterampilan-keterampilan proses yang dirinci menjadi
beberapa sub keterampilan, disajikan dalam Tabel 2.2
Tabel 2.2 Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
No
Indikator
KPS
Sub Indikator KPS
1 Mengamati - Menggunakan sebanyak mungkin alat indera
- Mengumpulkan / menggunakan fakta yang relevan
2 Mengelompokk
an/ Klasifikasi
- Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
- Mencari perbedaan, persamaan
- Mengontraskan ciri-ciri
- Membandingkan
- Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
3 Menafsirkan - Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
- Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
- Menyimpulkan
4 Meramalkan - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
- Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan
yang belum diamati
5 Mengajukan
pertanyaan
- Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.
- Bertanya untuk meminta penjelasan.
- Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
6 Merumusakan
hipotesis
- Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan
penjelasan dari suatu kejadian.
- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya
7 Merencanakan
percobaan
- Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
- Mentukan variabel/ faktor penentu.
- Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat.
- Menentukan apa yang akandilaksanakan
8 Menggunakan
alat/bahan
- Memakai alat/bahan
- Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan.
- Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.
9 Menerapkan
konsep
- Menggunakan konsep yang telahdipelajari
- Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yangsedang terjadi
10 Berkomunikasi - Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
- Menjelaskan hasil percobaan atau Penelitian
- Membaca grafik atau tabel atau diagram.
- Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah atau
suatu peristiwa.
Sumber: (Rustaman, 2007)
19
2.5 Materi Pokok arutan Penyangga
2.5.1 Pengertian Larutan Penyangga
Larutan penyangga disebut juga larutan penahan, larutan buffer atau
larutan dapar. Larutan penyangga adalah larutan yang dapat menahan atau
mempertahankan harga pH jika ditambahkan sedikit asam, sedikit basa dan
pengenceran. Larutan penyangga bekerja paling baik dalam
mengendalikan pH pada harga pH yang hampir sama dengan pKa komponen
asam atau basa, yaitu ketika garam sama dengan asam, bisa juga dipergunakan
jika [asam]/[garam] atau [basa]/[garam] antara 0,1-10. angka 0,1-10 ini
disebut daerah buffer yaitu daerah yang masih efektif untuk menahan
pH.
Kapasitas buffer didefinisikan sebagai jumlah mol per liter
asam atau basa monobasa kuat yang diperlukan untuk menghasilkan
peningkatan atau penurunan satu unit pH didalam larutan. Kapasitas buffer
dipengaruhi oleh dua hal yaitu
1) Jumlah mol komponen penyangga
Semakin banyak jumlah mol komponen penyangga, semakin
besar kemampuan untuk mempertahankan pH.
2) P erbandingan mol komponen penyangga
P erbandingan mol antara komponen-komponen penyangga sebaiknya
antara 0,1-10.
20
2.5.2 Komponen Larutan Penyangga
Larutan penyangga dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan
penyangga basa.
1) Larutan penyangga asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH< 7). Larutan
penyangga asam mengandung suatu asam lemah (HA) dengan basa
konjugasinya (A-). Basa konjugasi merupakan basa yang berasal dari asam
setelah kehilangan H+. Contoh:
CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H
+(aq)
CH3COONa(aq) CH3COO-(aq)+ Na
+(aq)
Dalam reaksi tersebut, CH3COOH merupakan asam lemah sedangkan
CH3COO- merupakan basa konjugasi. Campuran asam lemah CH3COOH dan
basa konjugasinya, yaitu ion CH3COO- membentuk larutan penyangga. Dalam
pembentukan larutan penyangga ini, ion CH3COO- dapat berasal dari garam
CH3COONa, CH3COOK, atau (CH3COO)2Ba, atau garam lain dari campuran
basa konjugasi dengan basa kuat.
2) Larutan penyangga basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH> 7). Larutan
penyangga basa mengandung basa lemah (B) dengan asam konjugasinya
(BH+). Contoh:
NH4OH NH4+
(aq) + O H-(aq)
NH4Cl(aq) NH4+ (aq) + Cl
- (aq)
21
Campuran basa lemah NH4OH dan asam konjugasinya yaitu ion NH4+
membentuk larutan penyangga. Dalam pembentukan larutan penyangga, ion
NH4+ dapat berasal dari garam NH4Cl, NH4Br, (NH4)2SO4, atau garam dari
campuran asam konjugasi dengan asam kuat.
2.5.3 Prinsip kerja larutan penyangga
Jika ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, asam
tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat basa. Begitu juga
sebaliknya, jika ditambahkan sedikit basa, basa tersebut akan bereaksi
dengan zat yang bersifat asam.
1) Pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa terhadap larutan
penyangga
Sebagai contoh, larutan penyangga yang terbentuk dari asam lemah CH3COOH
dan basa konjugasinya (ion CH3COO-). Jika kedalam campuran tersebut
ditambahkan sedikit asam, misalnya HCl akan terjadi reaksi berikut:
CH3COO-(aq) + HCl CH3COOH(aq) + Cl
-(aq)
Berdasarkan reaksi ini, berarti jumlah basa konjugasi (ion CH3COO-)
akan berkurang dan asam lemah CH3COOH akan bertambah. Mekanisme
penambahan asam ke dalam larutan penyangga akan menurunkan konsentrasi
basa konjugasi dan meningkatkan konsentrasi asam. Perubahan ini tidak
menyebabkan perubahan pH yang besar.
Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit NaOH akan terjadi
reaksi berikut:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COO-(aq) + Na
+(aq) + H2O(l)
22
Berdasarkan reaksi tersebut, berarti jumlah asam lemah CH3COOH akan
berkurang dan basa konjugasi (ion CH3COO-) akan bertambah. Seperti pada
penambahan sedikit asam, perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH
yang besar.
Contoh lain, larutan penyangga dari campuran basa lemah NH4OH dan
asam konjugasinya (ion NH4+). Setiap penambahan asam akan bereaksi dengan
zat yang bersifat basa dan setiap penambahan basa akan bereaksi dengan zat
yang bersifat asam.
Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit asam, misalnya
HCl akan terjadi reaksi sebagai berikut:
NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4+
(aq) + Cl-(aq) +H2O(l)
Jika kedalam campuran tersebut ditambahkan basa, misalnya NaOH akan
terjadi reaksi berikut:
NH4+
(aq) + NaOH(aq) NH4OH(aq) + Na+
(aq)
Pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa terhadap
campuran basa lemah dan asam konjugasinya, praktis tidak mengubah pH
larutan penyangga tersebut selama penambahan asam atau basa tersebut tidak
sampai menghabiskan salah satu komponen buffer. (Sutresna, 2006: 107-108)
2) Pengaruh pengenceran terhadap larutan penyangga
Derajat keasaman atau pH suatu larutan penyangga ditentukan oleh
komponen-komponennya. Dalam perhitungan pH larutan penyangga,
komponen-komponen tersebut membentuk perbandingan tertentu. Jika
campuran tersebut diencerkan, harga perbandingan komponen-komponen
23
tersebut tidak berubah sehingga pH larutan penyangga juga praktis tidak
berubah. Berapapun tingkat pengenceran larutan penyangga, secara teoritis
tidak akan mengubah harga pH.
2.5.4 Perhitungan pH Larutan Penyangga
Larutan Penyangga Asam
Ka= tetapan ionisasi asam lemah
Larutan Penyangga Basa
Kb= tetapan ionisasi basa lemah
2.5.5 Fungsi Larutan Penyangga
Larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup diantaranya:
1. Kerja enzim hanya efektif pada pH tertentu, berarti memerlukan sistem
penyangga
2. Dalam sel tubuh diperlukan sistem penyangga dari pasangan H2PO4- dan
HPO42-
. Penyangga fosfat juga terdapat dalam air ludah
3. Untuk mempertahankan pH darah sekitar 7,3-7,5 diperlukan sistem
penyangga dari H2CO3 dan HCO3-.
24
Sedangkan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari atau buatan
diantaranya:
1. Larutan penyangga dalam obat-obatan: Aspirin sebagai obat penghilang
rasa nyeri mengandung asam asetilsalisilat. Vaksin kolera oral jenis CVD
103-HgR (Mutachol) diminum dengan buffer yang mengandung natrium
bikarbonat, asam askorbat, dan laktosa untuk menetralisir asam lambung.
2. Larutan penyangga dalam industri: larutan penyangga digunakan di industri
fotografi, penanganan limbah, penyepuhan dan juga makanan. Agar materi
organik dapat dipisahkan pada proses penanganan limbah, pH harus berkisar
5-7,5. Limbah layak dibuang ke air laut jika 90% padatan telah dipisahkan
dan sudah ditambah klorin. Sedangkan pada industri minuman berkarbonasi
terdapat ion phospat yang mempertahankan pH minuman tersebut, sehingga
minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan.
(Purba, 2006: 233-244)
2.6 Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Nuni (2010) mengenai
pembelajaran berbasis masalah berorientasi Chemo-entrepreneurship (CEP)
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar praktikum kimia
fisika. Metode penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan evaluasi, refleksi tindakan, serta analisis data. Langkah pertama
dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa. Selanjutnya
mahasiswa diberi lembar masalah untuk didiskusikan sebelum melakukan
praktikum. Pada saat praktikum, mahasiswa merumuskan jawaban dari
masalah berdasarkan pengamatan dengan dibantu pengarahan dari dosen.
25
Dosen juga memberikan pengarahan tentang jiwa kewirausahaan yang terkait
dengan bidang kimia dengan tujuan memberikan tambahan wawasan kepada
mahasiswa agar memiliki nilai tambah pada kompetensinya. Aktivitas
mahasiswa diamati dan dicatat dalam lembar observasi. Mahasiswa
memberikan solusi lengkap pada saat mengumpulkan laporan praktikum.
Langkah ini diulang untuk materi praktikum berikutnya sampai akhir semester.
Pada akhir semester dilakukan postest dan didapat peningkatan aktivitas belajar
mahasiswa dari 65 menjadi 81,2 dan ketuntasan belajar meningkat dari 34%
menjadi 100%.
Penelitian lain dilakukan oleh Rahayu, et al (2012) merupakan penelitian
eksperimen dalam penerapan pembelajaran berbasis masalah berbantuan media
transvisi untuk mengetahui pengaruh dan peningkatan KPS dan hasil belajar
siswa. Desain yang digunakan adalah pretest and posttest group design.
Besarnya pengaruh penerapan model PBL berbantuan media transvisi terhadap
KPS dan hasil belajar siswa masing-masing 62,39% dan 49,43%. Peningkatan
secara signifikan KPS dan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan harga t
paired berturut-turut 21,99 dan 28,21 lebih besar dari t tabel 2,03. Sehingga
didapat bahwa penerapan PBL berbantuan media transvisi memberikan
pengaruh dan peningkatan terhadap KPS dan hasil belajar siswa.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Nurhayati, et al (2013) mengenai
peningkatan kreativitas dan prestasi belajar pada materi minyak bumi melalui
penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan media crossword.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua
26
siklus. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Penelitian tersebut
menunjukkan adanya peningkatan kreativitas dan prestasi belajar sebesar
53,27% pada siklus I dan 64,49% pada siklus II. Kreativitas dalam penelitian
ini diukur menggunakan tes kreatif sedangkan prestasi belajar yang diukur
adalah prestasi kognitif dan afektif.
Penelitian lain dari jurnal internasional oleh Peen dan Arshad (2014)
tentang “Teacher and Student Question: a Case Study in Malaysian Secondary
School Problem Based Learning”. Penelitian ini mengenai PBL yang mampu
meningkatkan berpikir siswa, pembelajaran aktif dan tanya jawab antara guru
dan siswa yang mencangkup 295 pertanyaan yang terdiri dari 81,4%
berorientasi konten dan 18,6% berorientasi non-konten.
2.7 Kerangka Berpikir
Pembelajaran kimia dengan metode praktikum di SMA Negeri 1 Jekulo
hanya mengacu pada penilaian kognitif saja dan belum melakukan penilaian
keterampilan proses sains dari siswa. Hal ini terlihat dari belum adanya
penilaian serta tidak ada assesmen keterampilan proses sains. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
melakukan praktikum berbasis masalah. Praktikum berbasis masalah
diharapkan bisa memberikan penilaian serta meningkatkan keterampilan proses
sains siswa. Pengembangan praktikum ini dilakukan dengan
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu percobaan dilakukan secara sederhana,
pelaksanaan praktikum dilakukan dengan memberikan masalah terlebih dahulu
melalui fenomena yang ada di LKS, kemudian mengkomunikasikan hasil
27
pengamatan, serta dapat membuat siswa lebih tertarik terhadap praktikum dan
menambah rasa keingintahuan siswa sehingga siswa dapat mengembangkan
pengetahuan mereka.
Larutan penyangga sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari,
terdapat konsep-konsep yang dapat dikaitkan dengan kehidupan nyata. Oleh
karena itu penting bagi siswa untuk menguasai konsep larutan penyangga
sehingga dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak guru yang
masih kurang memberikan contoh larutan penyangga di kehidupan sehari-hari
dalam penyampaian materi penyangga. Untuk menambah pemahaman siswa
pada konsep larutan penyangga maka diterapkan metode praktikum berbasis
masalah sehingga KPS siswa dapat meningkat. Secara ringkas gambaran
penelitian yang dilakukan adalah seperti Gambar 2.1
28
Gambar 2.1 Skema kerangka berpikir
2.8 Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
Penerapan praktikum berbasis masalah dapat meningkatkan keterampilan
proses sains siswa SMA pada materi larutan penyangga.
Praktikum masih
bersifat verifikasi
Pembelajaran belum
berpusat pada siswa
KPS siswa belum
berkembang dengan
baik dalam praktikum
Pembelajaran yang menarik
Penerapan praktikum yang
mengaitkan suatu masalah dengan
kehidupan nyata
PBL dapat membantu meningkatkan
KPS siswa
(Sutirman, 2013) PBL dirancang
untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan
berpikir dan keterampilan
menyelesaikan masalah melalui
situasi riil/ simulasi
Mengembangkan ide dan pemikiran siswa
Mengembangkan keterampilan proses
sains siswa
Memperoleh jawaban dari rasa ingin tahu
siswa melalui praktikum
KPS siswa meningkat
Penerapan praktikum berbasis masalah
Pembelajaran Materi
Larutan Penyangga
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan berdasarkan rumusan
masalah. Maka, penelitian menggunakan jenis penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel lain dengan kontrol yang ketat
(Sedarmayanti dan Syarifudin, 2002:33). Menurut Yatim Riyanto dalam Zuriah
(2006:57) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis,
dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Penelitian eksperimen
menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna
membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain control group pre-test
post-test yaitu desain eksperimen dengan melihat perbedaan pre-test maupun
post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Keadaan Awal Perlakuan Keadaan Akhir
Eksperimen Y1 X1 Y2
Kontrol Y1 X2 Y2
Keterangan:
X1 = Pembelajaran kimia melalui praktikum berbasis masalah pada materi
larutan penyangga
30
X2 = Pembelajaran konvensional
Y1 = Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pre-test
Y2 = Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi post-test
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan langkah-langkah penelitian
sebagai berikut:
1) Tahap persiapan, meliputi:
a. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk mengkaji beberapa permasalahan
dan temuan-temuan penelitian sebelumnya.
b. Studi Literatur
Studi ini juga dilakukan untuk mencari teori-teori yang berkaitan
dengan indikator KPS sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) pada kurikulum.
c. Penyusunan instrumen penelitian dan penyusunan rencana pembelajaran
Rancangan draft instrumen dan perangkat pembelajaran dibuat
berdasarkan SK dan KD pada materi larutan penyangga. Selanjutnya dibuat
silabus dan RPP sebagai panduan guru yang isinya mengacu pada
pencapaian indikator KPS yang diharapkan muncul setelah pembelajaran
dilaksanakan. Selain itu dibuat instrumen berupa LKS, lembar observasi,
lembar angket, dan tes keterampilan proses sains.
d. Instrumen soal tes yang telah dibuat selanjutnya diuji cobakan untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda.
2) Tahap pelaksanaan penelitian
31
a. Pemberian pre-test bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol
b. Memberikan perlakuan kepada sampel kelas eksperimen yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran praktikum berbasis masalah, sedangkan
untuk kelas kontrol kegiatan pembelajaran dilakukan seperti biasa dengan
metode konvensional. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, observer
melakukan pengamatan terhadap sikap dan keterampilan siswa.
c. Pemberian post-test bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol
d. Pemberian angket mengenai tanggapan siswa mengenai keterlaksanaan
pembelajaran.
3) Tahap akhir
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah tabulasi data,
mengolah, dan menganalisis data sampel, menganalisis temuan untuk
dilaporkan sebagai hasil penelitian.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa saja yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arkunto, 2002). Variabel dalam penelitian ini
adalah:.
1) Variabel bebas (X)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah metode praktikum berbasis
masalah yang diberikan pada kelompok eksperimen dan metode praktikum
seperti biasa diterapkan pada kelas kontrol.
2) Variabel terikat (Y)
32
Variabel terikat pada penelitian ini adalah keterampilan proses sains siswa
kelas XI.
3.3 Penentuan Subjek Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo. Jumlah
populasi siswa kelas XI IPA bisa dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Jumlah populasi siswa kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo
Nomor Kelas Jumlah Siswa
1 XI IPA 1 38
2 XI IPA 2 37
3 XI IPA 3 38
4 XI IPA 4 38
Jumlah 151
3.3.1 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2010: 174). Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik ini dipandang dapat memberikan data secara
maksimal karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sehingga dapat
mewakili populasi dan pemilihan sumber data sesuai dengan variabel yang
diteliti.
Purposive Sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya
tujuan tertentu (Arikunto, 2010: 183). Purposive Sampling juga dikenal
sebagai sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel
dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti,
33
dalam hal ini peneliti meminta pertimbangan dari guru kimia yang mengajar
siswa yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA 3
sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai jumlah populasi, jumlah sampel, dan nama-
nama siswa anggota sampel.
3.4.2 Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mengukur KPS siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol, metode tes yang digunakan adalah pre-post test.
3.4.3 Metode Observasi
Menurut Arikunto (2010:199), observasi merupakan kegiatan
pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh
alat indera. Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk
mengetahui KPS siswa selama proses pembelajaran.
3.4.4 Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan siswa
terhadap pembelajaran yang menerapkan metode praktikum berbasis
masalah.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data yang diharapkan agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
34
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah (Arikunto, 2010: 203). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu; (1) silabus, (2) RPP, (3) LKS, (4) lembar observasi, (5)
angket tanggapan siswa, (6) tes keterampilan proses sains.
1. Silabus
Silabus yang digunakan pada penelitian ini merupakan silabus yang
bermetode pembelajaran praktikum berbasis masalah. Peneliti dalam hal ini
tidak membuat silabus baru, melainkan tetap menggunakan silabus KTSP yang
dikembangkan menjadi silabus dengan metode pembelajaran praktikum
berbasis masalah.
2. RPP
RPP digunakan sebagai pedoman bagi guru untuk melakukan kegiatan
belajar mengajar di kelas. RPP yang digunakan dibuat berdasarkan SK, KD,
indikator serta kegiatan pembelajaran yang ada dalam silabus dan disesuaikan
dengan metode pembelajaran praktikum berbasis masalah.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS merupakan lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk
melakukan kegiatan yang terprogram agar siswa memperoleh pengetahuan
dan keterampilan yang perlu dikuasai. LKS yang digunakan berisi uraian
singkat materi, langkah kerja pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan, dan
latihan soal yang dibuat dan disesuaikan dengan metode pembelajaran
praktikum berbasis masalah.
4. Lembar Observasi
35
Lembar observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala yang tampak pada subjek
penelitian. Lembar observasi ini memuat pengamatan penelitian mengenai
berbagai aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul selama
pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Aspek keterampilan proses sains yang
diukur pada lembar observasi memuat sepuluh indikator. Adapun indikator
tersebut adalah:
1) Keterampilan mengamati
2) Keterampilan mengelompokkan
3) Keterampilan menafsirkan
4) Keterampilan meramalkan
5) Keterampilan mengajukan pertanyaan
6) Keterampilan merumuskan hipotesis
7) Keterampilan merencanakan percobaan
8) Keterampilan menggunakan alat/bahan
9) Keterampilan menerapkan konsep
10)Keterampilan berkomunikasi
5. Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui pendapat siswa
tentang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan praktikum berbasis
masalah.
36
6. Tes Keterampilan Proses Sains
Tes keterampilan proses sains digunakan untuk mengetahui kemampuan
kognitif siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
praktikum berbasis masalah. Aspek KPS yang dinilai dari tes antara lain:
1) Mengamati
2) Mengelompokkan
3) Menafsirkan
4) Meramalkan
5) Mengajukan pertanyaan
6) Merumuskan hipotesis
7) Merencanakan percobaan
8) Menggunakan alat/bahan
9) Menerapkan konsep
10) Berkomunikasi
3.6 Analisis Instrumen
3.6.1 Analisis Instrumen Tes
Instrumen tes dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan derajat kesukaran soal uji coba.
3.6.1.1 Analisis Butir Soal Keterampilan Proses Sains
3.6.1.1.1 Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas
tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
37
rendah (Arikunto, 2010: 211). Dari pengertian tersebut maka validitas berarti
ketepatan suatu instrumen untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
3.6.1.1.2 Validitas Butir Soal
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan
khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan
(Arikunto, 2002: 67). Instrumen ini di uji dengan menggunakan rumus Korelasi
Point Biserial yaitu:
Keterangan :
Mp = rata-rata skor testi yang menjawab
Mt = rata-rata skor total untuk semua testi
St = simpangan baku skor total setiap testi
p = proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang bersangkutan
q = 1 – p
R pbis yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus t.
Kriteria: jika t hit ˃ t tab, maka butir soal valid, dengan dk = (n-2) dan n
adalah jumlah siswa.
Hasil analisis nilai coba menunjukkan bahwa dalam soal uji coba
terdapat 29 butir soal pilihan ganda yang valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8,
9, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 37, 39
dan 40.
38
Soal-soal valid tersebut belum tentu dapat dipakai sebagai soal pre-test
dan post-test karena selain valid soal yang dijadikan sebagai soal pre-test dan
post-test juga harus memenuhi kriteria reliabel, daya pembeda minimal cukup,
dan soal yang tidak terlalu mudah atau sukar. Perhitungan validitas soal uji
coba penelitian dapat dilihat pada Lampiran 18.
3.6.1.1.3 Reliabilitas
Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketetapan alat evaluasi
dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu.
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas soal pilihan ganda dalam penelitian
ini menggunakan rumus KR-21 (Arikunto, 2006: 189) yang dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
Vt = varians total
M = skor rata-rata
k = jumlah butir soal
(Arikunto, 2002:103)
Dengan keriteria, jika r11> rtabel maka instrument tersebut reliabel dan
sebaliknya jika r11< rtabel tidak reliabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat
kebebasan (dk = n-1) (Arikunto, 2010: 231). Berdasarkan hasil analisis butir
tVk
MkM
k
kr
.1
111
39
soal pilihan ganda dapat disimpulkan bahwa soal uji coba penelitian ini reliabel
yang ditunjukkan dengan nilai r11= 0,8246 dan rtabel= 0,339 sehingga r11> rtabel.
Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 18.
3.6.1.1.4 Derajat Kesukaran (DK)
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai derajat kesukaran memadai
dalam arti tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Derajat kesukaran soal
digunakan rumus sebagai berikut:
Js
BDK
(Arikunto, 2002)
Keterangan :
DK = Derajat kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar
Js = Jumlah seluruh peserta tes
Tabel 3.3 Kriteria Derajat Kesukaran Soal
Interval DK Kriteria
DK = 00,00
0,00 < DK ≤ 0,30
0,30 < DK ≤ 0,70
0,70 < DK ≤ 1,00
DK = 1,00
Terlalu Sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Terlalu Mudah
Berdasarkan perhitungan derajat kesukaran yang telah dilakukan didapatkan
nomor soal dan jumlah butir soal sesuai dengan kriteria derajat kesukaran
soal yang dapat dilihat pada Tabel 3.4
40
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Derajat Kesukaran Soal
Kriteria derajat
kesukaran
Nomor soal Jumlah butir soal
Terlalu sukar - -
Sukar 7, 19 2
Sedang 2, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 13,
14, 16, 17, 18, 20, 21, 22,
23, 24, 26, 27, 28, 29, 30,
32, 33, 34, 37, 38, 39
28
Mudah 3, 8, 9, 15, 25, 31, 35, 36,
40 10
Terlalu mudah 1 1
Jumlah 40
Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 18.
3.6.1.1.5 Daya Pembeda (DP)
Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu
membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan
kriteria tertentu. Daya pembeda dinyatakan dalam rumus:
D P = PA – PB
B
B
A
A
J
B
J
B (Arikunto, 2002:
211)
Keterangan:
DP = Daya pembeda
PA = Proporsi kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul.
PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab betul.
BA = Banyak kelompok atas yang menjawab betul
BB = Banyak kelompok bawah yang menjawab betul
JA = Jumlah kelompok atas
JB = Jumlah kelompok bawah
41
Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Soal
Interval DP Kriteria
DP ≤ 0,00
0,00 < DP ≤ 0,20
0,20 < DP ≤ 0,40
0,40 < DP ≤ 0,70
0,70 < DP ≤ 1,00
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
(Arikunto, 2002: 218)
Berdasarkan perhitungan daya pembeda soal, jumlah butir soal dan nomor soal
dengan kriteria sangat jelek, jelek, cukup, baik, dan sangat baik dapat dilihat pada
Tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal
Kriteria Daya
Pembeda Nomor Soal Jumlah Butir Soal
Sangat jelek - -
Jelek 1, 7, 11, 14, 18, 19, 20, 22,
26, 31, 36, 38 12
Cukup 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 15, 16,
21, 24, 28, 29, 30, 37 15
Baik 5, 10, 13, 17, 23, 25, 27, 28,
32, 33, 34, 35, 39, 40 13
Sangat baik - -
Jumlah 40
Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 18.
Berdasarkan hasil validitas, reliabilitas, derajat kesukaran, dan daya beda
soal uji coba, maka soal yang dipakai dalam pre-test dan post-test ada 25 soal.
Analisis hasil uji coba soal dapat dilihat pada Tabel 3.7
Tabel 3.7 Soal yang dipakai dan dibuang
Kriteria Dipakai Dibuang
Butir soal 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12,
13, 15, 16, 17, 21, 23, 25,
27, 28, 29, 32, 33, 34, 35,
37, 39, 40
1, 7, 11, 14, 18, 19, 20,
22, 24, 26, 30, 31, 35, 36,
38
Jumlah soal 25 15
42
Perhitungan validitas soal uji coba penelitian dapat dilihat pada Lampiran
18.
3.6.1.2 Analisis Soal Uraian
Analisis instrumen soal ini digunakan untuk mengukur keterampilan
proses sains siswa. Soal yang diterapkan berbentuk essay sesuai indikator
ketercapain kompetensi dasar yang bervisi pada indikator keterampilan proses
sains.
3.6.1.2.1 Validitas Butir Soal
Instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang hendak diukur
dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Validitas pada
jenis soal uraian ini menggunakan validitas isi oleh pakar.
Soal uraian KPS terdiri dari 6 soal yang diuji cobakan dan semuanya
memiliki kriteria valid. Kemudian dari 6 soal tersebut dipakai semua untuk
instrument soal uraian KPS.
Pada penelitian ini, untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus
korelasi product moment, sebagai berikut.
Keterangan: : Koefisien korelasi antara X dan Y
N : Banyaknya subjek/siswa yang diteliti
: Jumlah skor tiap butir soal
: Jumlah skor total
: Jumlah kuadrat skor butir soal
: Jumlah kuadrat skor total (Arikunto, 2010:213)
43
Hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment,
dengan taraf signifikansi . Jika maka soal tersebut valid.
Setelah dilakukan perhitungan validitas tiap-tiap butir soal dihitung dengan
menggunakan rumus korelasi product moment kemudian dikonsultasikan
dengan α = 5% diperoleh rtabel = 0,339. Berdasarkan perhitungan validitas soal
(Lampiran 19) diperoleh hasil yaitu semua soal valid dari 6 soal yang ada.
3.6.1.2.2 Reliabilitas
Suatu instrumen tes dapat dikatakan baik apabila instrumen tersebut
dapat digunakan berulang kali dengan syarat saat pengukuran tidak berubah
serta memberikan hasil tes yang sama. Reliabilitas instrumen tes pada
penelitian ini menggunakan rumus Alpha karena tes berupa soal uraian atau
essay. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen tes
adalah:
Keterangan:
: reliabilitas tes secara keseluruhan
: banyaknya item
: jumlah varians skor tiap-tiap item
2 : varians total
Dengan rumus varians :
44
Keterangan:
X : skor pada belah awal dikurangi skor pada belah akhir
N : jumlah peserta tes. (Arikunto, 2010:239)
Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas suatu alat ukur, digunakan
kriteria reliabilitas seperti pada Tabel 3.8
Tabel 3.8 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes
Koefisien Reliabilitas (r11) Kriteria Penilaian
r11≤0,20 Sangat Rendah
0,20≤ r11 < 0,40 Rendah
0,40≤ r11 < 0,70 Sedang
0,70≤ r11 < 0,90 Tinggi
0,90≤ r11≤1,00 Sangat Tinggi
Kriteria pengujian tes yaitu setelah didapat harga r11 kemudian
dikonsultasikan dengan harga rtabel, jika r11> rtabel, maka soal tersebut reliabel.
Reliabilitas yang didapatkan sebesar 0,907 yang termasuk kedalam kriteria
reliabilitas sangat tinggi. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 19.
3.6.2 Analisis Instrumen Non Tes
3.6.2.1 Validitas
Validitas instrumen non tes dilakukan secara expert validity yaitu
validitas yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan dikonsultasikan serta
disetujui oleh ahli.
3.6.2.2 Reliabilitas
3.6.2.2.1 Reliabilitas Lembar Observasi
Adapun rumus untuk menentukan reliabilitas instrumen yaitu dengan
menggunakan inter rater reliability :
45
Keterangan:
= reliabilitas penilaian untuk seorang rater
= varian untuk responden
= varian untuk kesalahan
= jumlah rater
Tabel 3.9 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Lembar Observasi KPS
Koefisien Reliabilitas ( ) Kriteria Penilaian
≤ 0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ < 0,40 Rendah
0,40 ≤ < 0,70 Sedang
0,70 ≤ < 0,90 Tinggi
0,90 ≤ ≤ 1,00 Sangat tinggi
(Budi, 2006)
Dari hasil perhitungan reliabilitas lembar observasi KPS diperoleh r11=
0,702. Sehingga lembar observasi KPS memiliki kriteria tinggi. Perhitungan
dapat dilihat pada Lampiran 20.
3.6.2.2.2 Reliabilitas Angket
Reliabilitas untuk instrumen ini menggunakan rumus Alpha Cronbach
yaitu:
(Arikunto, 2006: 196)
Keterangan:
= reliabilitas instrumen = jumlah varians skor butir
= banyak butir pertanyaan = varians skor total
46
Apabila > rtabel maka instrumen dikatakan reliabel. Dari hasil
perhitungan (Lampiran 21) reliabilitas angket diperoleh r11= 0,731 sehingga
angket dikatakan reliabel.
3.7 Analisis Data Penelitian
3.7.1 Analisis Data Awal
Analisis data awal digunakan untuk melihat kondisi awal populasi
sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel yang meliputi uji normalitas.
Hal ini karena teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling
sehingga uji homogenitas tidak diperlukan.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis
berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah
memakai statistik parametrik atau non parametrik. Uji statistik yang digunakan
adalah uji chi kuadrat dengan rumus:
(Sudjana, 2005: 273)
Keterangan:
= chi kuadrat
= frekuensi pengamatan
= frekuensi yang diharapkan
= banyaknya kelas
Pengujian:
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
Tolak Ho jika hitung
47
3.7.2 Analisis Data Akhir
Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda maka dilaksanakan
tes akhir. Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai
dasar dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini. Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis
diambil dari pre-test dan post-testkelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji
statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan rumus:
(Sudjana, 2005: 273)
Keterangan:
= chi kuadrat
= frekuensi pengamatan
= frekuensi yang diharapkan
= banyaknya kelas
Pengujian :
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
Tolak Ho jika hitung
48
3.7.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians
Uji ini untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol
mempunyai varians sama (homogen) atau tidak.
Hipotesis yang diajukan yaitu:
Ho :
Ha :
Ho diterima apabila
(Sudjana, 2005: 250)
Kriteria pengujian, Jika harga Fhitung< Ftabel, maka kelompok mempunyai
varians yang sama (homogen).
3.7.2.3 Uji Rata-Rata Keterampilan Prses Sains
Untuk melihat seberapa jauh hipotesis yang telah dirumuskan didukung
oleh data yang dikumpulkan, maka hipotesis tersebut harus diuji. Pengujian
hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji rata-rata satu pihak kanan.
Sudjana (2002: 243) menyatakan uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah
hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Berdasarkan uji kesamaan dua varians:
1. Jika dua kelas mempunyai varians tidak berbeda (s12= s2
2) digunakan rumus t
thitung =
21
21
11
nns
XX dengan s = 2
11
21
2
22
2
11
nn
snsn
dk = n1 + n2-2
Keterangan: 1X = Rata-rata postes kelas eksperimen
49
2X = Rata-rata postes kelas kontrol
1n = Jumlah siswa kelas eksperimen
2n = Jumlah siswa kelas kontrol
2
1s = Varians data kelas eksperimen
s22 = Varians data kelas kontrol
s = Simpangan baku gabungan
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a) Jika thitung< t(1-α)(n1+n2-2) hal ini berarti rata-rata keterampilan proses
sains kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol.
b) Jika thitung t(1-)(n1+n2-2) hal ini berarti rata-rata keterampilan proses
sains kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
2. Jika dua kelas mempunyai varians yang berbeda(2
1s s22) digunakan rumus t’
t’hitung =
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a) Jika t’ <21
2211
ww
twtw
hal ini berarti rata-rata keterampilan proses
sainskelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol.
b) Jika t’
21
2211
ww
twtw
hal ini berarti rata-rata keterampilan proses
sainskelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
dengan w1= 1
2
1
n
s, w2 =
2
2
2
n
s, t1 = t(1-α)(n1-1)dan t2 = t(1-α)(n2-1)
3.7.2.4 Analisis terhadap Pengaruh antar Variabel
Menurut Sudjana (2005: 247), rumus yang digunakan untuk
menganalisis pengaruh antar variabel adalah:
rb =
2
2
21
2
1
21
// nsns
XX
syu
pqXX
.
)( 21
50
Keterangan:
rb = koefisien biserial
1X = rata-rata keterampilan proses sainssiswa kelas eksperimen
2X = rata-rata keterampilan proses sains siswa kelas kontrol
p = proporsi pengamatan pada kelas eksperimen
q = proporsi pengamatan pada kelas kontrol
u = tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yangmemotong
bagian luas normal baku menjadi bagian p danq
sy = simpangan baku dari kedua kelas
(Sudjana, 2005: 390)
Tabel 3.10 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Biserial
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
(Sugiyono, 2009:257)
3.7.2.5 Penentuan Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan koefisien yang menyatakan berapa
persen (%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat,
dalam hal ini pengaruh penggunaan metode praktikum berbasis masalah
terhadap keterampilan proses sains siswa materi larutan penyangga.
Rumus yang digunakan adalah:
KD = rb2 x 100%
Keterangan:
KD = koefisien determinasi
rb = indeks determinasi yang diperoleh dari harga rb koefisien biserial
51
3.7.2.6 Uji N-Gain
Uji ini dilakukan untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar
kognitif setelah mendapat perlakuan. Rumus yang digunakan adalah:
N-Gain
Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Pencapaian
Rata-rata Nilai Kriteria
0,00 – 0,29
0,30 – 0,69
0,70 – 1,00
Rendah
sedang
tinggi
(Ruseffendi, H. E. T., 2003)
3.7.2.7 Analisis Deskriptif Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains
Data dari hasil pengukuran pengembangan keterampilan proses sains
siswa dianalisis dengan deskriptif kualitatif menggunakan rumus sebagai
berikut:
% skor =
Tabel 3.12 Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Sains
Persentase Nilai Kriteria
0% < skor 20%
20% < skor 40%
40% < skor 60%
60% < skor 80%
80% < skor 100%
Sangat kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat baik
(Riduan, 2005)
3.7.2.8 Analisis Data Angket
Data yang diperoleh melalui angket tanggapan siswa dalam bentuk
skala kualitatif dikonversikan menjadi skala kuantitatif. Untuk pernyataan
52
bersifat positif diberi skor tertinggi 4 yang menyatakan Sangat Setuju (SS),
skor 3 yang menyatakan Setuju (S), skor 2 yang menyatakan Tidak Setuju (TS)
dan skor 1 yang menyatakan Sangat Tidak Setuju (STS), dan sebaliknya jika
digunakan pernyataan negatif pada daftar pernyataan pada angket. Data yang
terkumpul selanjutnya dijumlahkan dari masing-masing pilihan. Besarnya
presentase tanggapan siswa dihitung dengan rumus:
%100respondenJumlah
nilaiJumlah aspek tiapnilai rata-Rata x
Tabel 3.13 Kriteria Penilaian Data Angket
Persentase Nilai Kriteria
25 % < % skor ≤ 40 %
40 % < % skor ≤ 55 %
55 % < % skor ≤ 70 %
70 % < % skor ≤ 85 %
85 % < % skor ≤ 100 %
Sangat kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat baik
81
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh simpulan
sebagai berikut:
1. Siswa mengalami peningkatan keterampilan proses sains pada hasil belajar
kognitif materi larutan penyangga melalui penerapan praktikum berbasis
masalah dengan harga N-gain sebesar 0,49 pada kategori sedang
2. Rerata keterampilan proses sains siswa pada praktikum berbasis masalah
materi larutan penyangga adalah sebesar 91,12% dengan kategori sangat
baik.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan terkait penelitian ini adalah:
1. Penerapan pembelajaran dengan metode praktikum berbasis masalah
sebaiknya berkesinambungan dengan materi kimia lainnya sehingga dapat
meningkatkan keterampilan proses sains serta hasil belajar siswa
2. Sebaiknya praktikum yang diadakan di sekolah tidak hanya bersifat
memverifikasi teori yang telah dipelajari di kelas, namun lebih kepada
praktikum yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, bersifat
penyelidikan dan pengembangan keterampilan proses sains
3. Kekurangan dalam pembelajaran praktikum berbasis masalah dapat
diantisipasi dengan cara guru harus menguasai materi yang akan
disampaikan dan membuat perencanaan kegiatan pembelajaran yang lebih
matang.
82
DAFTAR PUSTAKA
Adi, D K. 2001. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Fajar Mulya.
Al-farisi. 2005. Metode Eksperiment. [online]. Tersedia: http://azwarkazimeikashi.blogspot.com/2013/05/metode-
eksperimen.html (diakses 12-1-2015).
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan
Praktik. Jakarta: Rineka cipta.
_________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Metode Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
_________________. 2010. Prosedur Penelitian (Ed Revisi). Jakarta:
Rineka Cipta.
Arief S. Sadiman. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Bloom, benyamin S_et al. 2003. Taxonomy of educational Objective:
handbook 7. Cognative domain.Longman. New york.
Budi, Triton Prawira. 2006. SPSS 13.0 terapan: Riset statistik parametric.
Yogyakarta: Andi Dessler Gary.
Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Danial, Muhammad. 2010. Pengaruh Strategi PBL Terhadap Keterampilan
Metakognisi dan Respon Mahasiswa. Jurnal Chemica, 11 (2): 1-10.
Djamarah, S. B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi
Aksara.
Hanifa, Dieni R.A_et al. 2013.Peranan penuntun praktikum berbentuk
komik terhadap keterampilan proses sains siswa SMA N pada
praktikum uji urin. http://www.academia.edu/9304818/Peranan_penuntun_praktikum_berb
entuk_komik-libre.pdf (diakses 15-02-2015).
Haryani, Sri._et al. 2012. Inovasi Pembelajaran Berbasis Masalah
Berbantuan Transvisi untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2(1). 1093-178.
83
Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan
Proses Sains. http://dikdas.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/Model_Pembelajaran_Berba
sis_ Peningkatan_Keterampilan_Proses_Sains.Pdf (diakses 12-1-2015).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ke empat. 2008. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Nurhayati, Liyana_et al. 2013.Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar
pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dengan Media Crossword.Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK), 2 (4): 151-158.
Nur, Mohammad. 2011. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
Surabaya: UNESA.
Peen, Tan Yin and M. Y. Arshad. Teacher and Student Questions: A Case
Study in Malaysian Secondary School Problem-Based Learning.
Asian Social Science, 10 (4) ISSN 1911-2017 E-ISSN 1911-2025.
Tersedia di www.ccsenet.org/ass (diakses 8-3-2015).
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA N Kelas XI Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Rahayu, I.P., Sudarmin & Sunarto, W., 2012. Penerapan Model PBL
Berbantuan Media Transvisi Untuk Meningkatkan KPS dan Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2(1). 1093-178.
Riduan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan
Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Ruseffendi, H. E. T. 2003. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang
Noneksakta Lainnya.Semarang: UPT Unnes Press.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rustaman, Nuryani. 2007. Keterampilan Proses Sains. Bandung: SPS UPI.
Romlah, O. dan Adisendjaja, Y.H. 2009.Peranan Praktikum dalam
Mengembangkan Keterampilan Proses dan Kerja Laboratorium.
Garut: MGMP biologi.
Sa’adah, N. 2013.Penggunaan Metode Chemo-Enterpreneurship pada
Materi Larutan Penyangga untuk Meningkatkan Life Skill
Siswa.Journal unnes.ac.id, 2 (1) ISSN 2252-6609
84
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. 2002. Metodologi Penelitian.
Bandung: Mandar Maju.
Sri Wening, Indar. 2013. Pengaruh Metode Eksperimen dengan
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Keterampilan
Proses Sains. Jakarta: UIN Syarif Hidayatulah
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
_______. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sungur, S., C. Tekkaya, & O. Geban. 2006. Improving Achievement
Through Problem Based Learning. Education Research 40(4): 155-
160.
Sutresna, Nana. 2006. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo Media
Pratama
Sutirman, M. Pd. 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ward. 2002. Problem Based Learning. [Online]. Tersedia: http://hajrianawarnadunia.blogspot.com/2010/04/problem-based-
learning-pembelajaran.html. (diakses 12-4-2014).
Wahyuni, Sri dan Nuni Widiarti. 2010. Penerapan Pembelajaran Berbasis
Masalah Berorientasi Chemo-EntrepreneurshipPada Praktikum
Kimia Fisika.Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4 (1): 484-496.
Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
85
Lampiran 1
SILABUS KIMIA KELAS XI IPA
Nama Sekolah : SMA N 1 Jekulo
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : XI/2
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
Alokasi Waktu : 8 jam
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Aspek/ Bentuk
Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber/
sarana belajar
Produk
belajar
4.3
Mendeskrip
sikan sifat
larutan
penyangga
dan peranan
larutan
penyangga
dalam tubuh
makhluk
hidup.
Larutan
penyangga
Memahami
fenomena
yang ada
berkaitan
dengan
larutan
penyangga
Orientasi peserta
didik pada masalah Siswa mengamati
masalah kehidupan
nyata yang berkaitan
dengan larutan
penyangga
Siswa menunjukkan
beberapa produk
yang di dalamnya
terdapat larutan
penyangga
Mengorganisasikan
peserta didik untuk
belajar
Jenis tagihan
Tugas individu
Tugas kelompok
Ulangan
Bentuk instrumen
Lembar
observasi
laporan tertulis
Tes tertulis
8 jam Buku kimia
yang
mengandung
informasi
larutan
penyangga
internet
Lembar kerja
siswa
Alat dan bahan
untuk
praktikum
Hasil
pengerjaan
soal yang
benar
Laporan
praktikum
Hasil
diskusi
siswa
86
pH larutan
penyangga
Menganalisis
larutan
penyangga
Mempelajari
mekanisme
kerja larutan
penyangga
Menghitung
pH atau pOH
larutan
penyangga
Menghitung
Siswa menganalisis
larutan penyangga
dan bukan
penyangga.
Siswa memberikan
beberapa contoh
larutan yang
merupakan larutan
penyangga.
Siswa menjelaskan
beberapa komponen
larutan penyangga
Siswa menjelaskan
sifat larutan
penyangga
Siswa mempelajari
mekanisme kerja
larutan penyangga
Membimbing
penyelidikan individu
maupun kelompok
Siswa mengerjakan
soal untuk
menghitung pH atau
pOH sebelum dan
setelah penambahan
87
pH larutan
penyangga
dengan
penambahan
sedikit asam
atau sedikit
basa atau
dengan
pengenceran
Mempelajari
pengaruh
penambahan
asam kuat,
basa kuat dan
pengenceran
terhadap pH
larutan
penyangga
melalui
praktikum
sedikit asam, sedikit
basa atau air
(pengenceran).
Siswa mendapat
latihan terstruktur
pada setiap
pertemuan.
Mengembangkan dan
menyajikan hasil
karya Siswa secara
berkelompok
mempelajari
pengaruh
penambahan asam
kuat, basa kuat dan
pengenceran
terhadap pH larutan
penyangga melalui
praktikum
Siswa
mempresentasikan
hasil percobaan
Melalui diskusi
siswa menjelaskan
fungsi larutan
88
Fungsi larutan
penyangga
Menjelaskan
fungsi larutan
penyangga
dalam tubuh
makhluk
hidup dan
aplikasinya
dalam
kehidupan
sehari-hari
penyangga dalam
tubuh makhluk
hidup.dan
aplikasinya dalam
kehidupan sehari-
hari
Siswa mengidentifi-
kasi cara kerja darah
dalam menjaga
pHnya
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Siswa mempelajari
materi sifat larutan
penyangga,
komponen, prinsip
kerja, perhitungan
pH, dan peranan
larutan penyangga
dalam kehidupan
sehari-hari
Siswa diberi tugas
dan latihan soal
mengenai larutan
penyangga
89
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA 1 Jekulo
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : Kelas XI/ Semester 2
Materi Pembelajaran : Larutan Penyangga
Alokasi waktu : 8 x 45 menit (4 Pertemuan)
A. STANDAR KOMPETENSI
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya
B. KOMPETENSI DASAR
4.3 Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam
tubuh makhluk hidup.
C. INDIKATOR
4.3.1 Memahami fenomena yang ada berkaitan dengan larutan penyangga
4.3.2 Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga
4.3.3 Mempelajari mekanisme kerja larutan penyangga
4.3.4 Menghitung pH atau pOH larutan penyangga
4.3.5 Menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau sedikit
basa atau dengan pengenceran
4.3.6 Mempelajari pengaruh penambahan asam kuat, basa kuat dan pengenceran
terhadap pH larutan penyangga melalui praktikum
4.3.7 Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian larutan penyangga
2. Siswa dapat menunjukkan beberapa produk yang di dalamnya terdapat larutan
penyangga
3. Siswa dapat menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga
4. Siswa dapat menuliskan komponen larutan penyangga
5. Siswa dapat mengidentifikasi sifat larutan penyangga
6. Siswa dapat membedakan larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa
90
7. Siswa dapat menentukan pH atau pOH larutan penyangga melalui perhitungan
8. Siswa dapat menentukan pH larutan penyangga jika ditambahkan sedikit asam
kuat dan basa kuat atau dengan pengenceran melalui perhitungan
9. Siswa dapat menjelaskan fenomena yang ada berkaitan dengan larutan penyangga
10. Siswa dapat merumuskan suatu masalah dari fenomena yang ada
11. Siswa dapat membuat hipotesis berdasarkan permasalahan yang ada
12. Siswa dapat menghitung kapasitas penyangga yang diperlukan dalam suatu
larutan
13. Siswa dapat menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
14. Siswa dapat mengidentifikasi cara kerja darah dalam menjaga pHnya
E. MATERI AJAR
1. Pengertian Larutan Penyangga
Larutan penyangga disebut juga larutan penahan, larutan buffer atau larutan
dapar. Larutan penyangga adalah larutan yang dapat menahan atau mempertahankan
harga pH jika ditambahkan sedikit asam, sedikit basa dan pengenceran. Larutan
penyangga bekerja paling baik dalam mengendalikan pH pada harga pH yang
hampir sama dengan pKa komponen asam atau basa, yaitu ketika garam sama
dengan asam, bisa juga dipergunakan jika [asam]/[garam] atau [basa]/[garam]
antara 0,1-10. angka 0,1-10 ini disebut daerah buffer yaitu daerah yang
masih efektif untuk menahan pH.
Kapasitas buffer didefinisikan sebagai jumlah mol per liter asam
atau basa monobasa kuat yang diperlukan untuk menghasilkan peningkatan atau
penurunan satu unit pH didalam larutan. Kapasitas buffer dipengaruhi oleh dua hal
yaitu
1) Jumlah mol komponen penyangga
Semakin banyak jumlah mol komponen penyangga, semakin besar
kemampuan untuk mempertahankan pH
2) P e rb and in gan mol k om po n en p en yan g ga
Perbandingan mol antara komponen-komponen penyangga sebaiknya antara 0,1-
10
91
2. Komponen Larutan Penyangga
Larutan penyangga dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan
penyangga basa.
1) Larutan penyangga asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH< 7). Larutan
penyangga asam mengandung suatu asam lemah (HA) dengan basa konjugasinya
(A). Basa konjugasi merupakan basa yang berasal dari asam setelah kehilangan H+.
Contoh:
CH3COOH(aq) + H2O(l) CH3COO-(aq) + H
+(aq) + H2O(aq)
CH3COONa(aq) CH3COO-(aq)+ Na
+(aq)
Dalam reaksi tersebut, CH3COOH merupakan asam lemah sedangkan
CH3COO-
merupakan basa konjugasi. Campuran asam lemah CH 3COOH
dan basa konjugasinya, yaitu ion CH3COO-
m em b en t uk l a r u t an
p en yan g ga . D a l am p emb en tu k an l a ru t an penyangga ini, ion CH3COO-
d ap a t b e r as a l d a r i ga r amC H 3 CO O N a , CH3COOK, atau
(CH3COO)2Ba, atau garam lain dari campuran basa konjugasi dengan basa kuat.
2) Larutan penyangga basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH> 7. Larutan penyangga
basa mengandung basa lemah (B) dengan asam konjugasinya (BH+). Contoh:
NH3(aq) + H2O(l) NH4+
(aq) + O H-(aq)
NH4Cl(aq) NH4+ (aq) + Cl
- (aq)
Campuran basa lemah NH4OH dan asam konjugasinya yaitu ion NH4+
membentuk
larutan penyangga. Dalam pembentukan larutan penyangga, ion NH4+ dapat berasal
dari garam NH4Cl, NH4Br, (NH4)2SO4, atau garam dari campuran asam konjugasi
dengan asam kuat.
3. Prinsip kerja larutan penyangga
Jika kedalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, asam tersebut akan
bereaksi dengan zat yang bersifat basa. Begitu juga sebaliknya, jika
ditambahkan sedikit basa, basa tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat
asam.
92
1) Pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa terhadap larutan penyangga
Sebagai contoh, larutan penyangga yang terbentuk dari asam lemah CH3COOH
dan basa konjugasinya (ion CH3COO-). Jika kedalam campuran tersebut
ditambahkan sedikit asam, misalnya HCl akan terjadi reaksi berikut:
CH3COO-(aq) + HCl CH3COOH(aq) + Cl-(aq)
Berdasarkan reaksi ini, berarti jumlah basa konjugasi (ion CH3COO-) akan
berkurang dan asam lemah CH3COOH akan bertambah. Mekanisme penambahan
asam ke dalam larutan penyangga akan menurunkan konsentrasi basa konjugasi dan
meningkatkan konsentrasi asam. Perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH
yang besar.
Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit NaOH akan terjadi reaksi
berikut:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COO-(aq) + Na
+(aq) + H2O(l)
Berdasarkan reaksi tersebut, berarti jumlah asam lemah CH3COOH akan berkurang
dan basa konjugasi (ion CH3COO-) akan bertambah. Seperti pada penambahan
sedikit asam, perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH yang besar.
Contoh lain, larutan penyangga dari campuran basa lemah NH4OH dan asam
konjugasinya (ion NH4+). Setiap penambahan asam akan bereaksi dengan zat ynag
bersifat basa dan setiap penambahan basa akan bereaksi dengan zat yang bersifat
asam.
Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit asam, misalnya HCl
akan terjadi reaksi sebagai berikut:
NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4+
(aq) + Cl-(aq) +H2O(l)
Jika kedalam campuran tersebut ditambahkan basa, misalnya NaOH akan terjadi
reaksi berikut:
NH4+
(aq) + NaOH(aq) NH4OH(aq) + Na+
(aq)
Pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa terhadap campuran basa
lemah dan asam konjugasinya, praktis tidak mengubah pH larutan penyangga
tersebut selama penambahan asam atau basa tersebut tidak sampai menghabiskan
salah satu komponen buffer (Sutresna, 2006: 107-108)
93
2) Pengaruh pengenceran terhadap larutan penyangga
Derajat keasaman atau pH suatu larutan penyangga ditentukan oleh komponen-
komponennya. Dalam perhitungan pH larutan penyangga, komponen-komponen
tersebut membentuk perbandingan tertentu. Jika campuran tersebut diencerkan, harga
perbandingan komponen-komponen tersebut tidak berubah sehingga pH larutan
penyangga juga praktis tidak berubah. Berapapun tingkat pengenceran larutan
penyangga, secara teoritis tidak akan mengubah harga pH.
4. Perhitungan pH Larutan Penyangga
Larutan Penyangga Asam
Ka= tetapan ionisasi asam lemah
Larutan Penyangga Basa
Kb= tetapan ionisasi basa lemah
5. Fungsi Larutan Penyangga
Larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup diantaranya:
1. Kerja enzim hanya efektif pada pH tertentu, berarti memerlukan sistem
penyangga
2. Dalam sel tubuh diperlukan sistem penyangga dari pasangan H2PO4- dan
HPO42-
. Penyangga fosfat juga terdapat dalam air ludah
3. Untuk mempertahankan pH darah sekitar 7,3-7,5 diperlukan sistem
penyangga dari H2CO3 dan HCO3-.
94
Sedangkan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari atau buatan
diantaranya:
1. Larutan penyangga dalam obat-obatan: Aspirin sebagai obat penghilang
rasa nyeri mengandung asam asetilsalisilat. Vaksin kolera oral jenis CVD
103-HgR (Mutachol) diminum dengan buffer yang mengandung natrium
bikarbonat, asam askorbat, dan laktosa untuk menetralisir asam lambung.
2. Larutan penyangga dalam industri: larutan penyangga digunakan di industri
fotografi, penanganan limbah, penyepuhan dan juga makanan. Agar materi
organik dapat dipisahkan pada proses penanganan limbah, pH harus berkisar
5-7,5. Limbah layak dibuang ke air laut jika 90% padatan telah dipisahkan
dan sudah ditambah klorin. Sedangkan pada industri minuman berkarbonasi
terdapat ion phospat yang mempertahankan pH minuman tersebut, sehingga
minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan.
(Purba, 2006: 233-244)
3) METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran : tanya jawab, ceramah, diskusi, penugasan,
praktikum
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah
Media Pembelajaran : White board, spidol, penghapus,lembar kerja siswa
(LKS), lembar diskusi, alat dan bahan percobaan
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (2x45 menit)
Langkah PBL Kegiatan Pembelajaran
Orientasi peserta
didik pada masalah
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Guru membuka pelajaran, mengucapkan salam dan menyapa
siswa
Guru memeriksa kehadiran siswa
Guru memberitahukan kompetensi dan tujuan pembelajaran
apa yang harus dicapai pada pembelajaran yang akan
95
Mengorganisasikan
peserta didik untuk
belajar
diberikan.
Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan
untuk mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajari
“Pernahkah kalian minum-minuman bersoda? apa yang
kalian rasakan, dari manakah rasa asam itu, mengapa
minuman bersoda bisa tahan lama di dalam kaleng?”
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
Guru meminta siswa untuk membaca dan mempelajari materi
larutan penyangga yang ada di LKS seperti pada kegiatan 1
serta berdiskusi mengenai berbagai macam produk yang
termasuk larutan penyangga
Membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok
Mengembangkan,
menyajikan hasil
karya dan
memamerkannya
Kegiatan inti
a. Eksplorasi (15 menit)
Guru memberikan gambaran suatu masalah mengenai
larutan penyangga
Guru memberi informasi berbagai sumber tentang larutan
penyangga, komponen, sifat dan pH larutan penyangga
serta peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk
hidup
b. Elaborasi (20 menit)
Guru meminta siswa untuk mendiskusikan suatu masalah
dari beberapa produk yang didalamnya terdapat penyangga
seperti yang ada di LKS
Melalui diskusi kelompok menggunakan LKS, siswa
menjelaskan dan menuliskan di lembar diskusi apa itu
larutan penyangga, komponen larutan penyangga, serta
jenis larutan penyangga.
c. Konfirmasi (40 menit)
Guru melakukan uji kemampuan (pre test) kepada siswa
untuk memperoleh tingkat kemampuan akademis siswa
pada kelas tersebut.
96
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Kegiatan penutup (5 menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari mengenai pengertian larutan penyangga, komponen
pembentuk larutan penyangga, mekanisme penyangga, dan
sifat larutan penyangga
Guru menyampaikan kepada siswa untuk mempelajari materi
praktikum pada pertemuan berikutnya
Guru menyuruh siswa untuk mempersiapkan semua alat dan
bahan yang akan digunakan sehari sebelum praktikum
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
Pertemuan 2 (2x45 menit)
Langkah PBL Kegiatan Pembelajaran
Orientasi peserta
didik pada masalah
Mengorganisasikan
peserta didik untuk
belajar
Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Guru membuka pelajaran, mengucapkan salam dan menyapa
siswa
Guru mengecek kehadiran siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan
untuk mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajari
“apakah obat tetes mata dan minuman berkarbonasi
merupakan larutan penyangga? bagaimana jika obat tetes
mata dan minuman berkarbonasi ditambah dengan larutan
sedikit asam, sedikit basa, atau pengenceran?”
Guru menginformasikan format yang harus ada dalam
laporan hasil praktikum.
Guru mengkondisikan siswa untuk duduk sesuai
kelompoknya masing-masing
97
Guru menyuruh siswa untuk membuka LKS kegiatan 2
mengenai praktikum larutan penyangga dan mengajak siswa
untuk menganalisis suatu fenomena yang ada
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan jika ada yang kurang dimengerti
Membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok
Mengembangkan,
menyajikan hasil
karya dan
memamerkannya
Kegiatan inti
a. Eksplorasi (15 menit)
Guru memberikan gambaran tentang fenomena yang
berkaitan dengan praktikum larutan penyangga yang akan
dilakukan
Guru mengajak siswa untuk merumuskan suatu masalah
dari fenomena yang berkaitan dengan praktikum larutan
penyangga yang akan dilakukan
Guru mengajak siswa untuk merumuskan hipotesis
(jawaban sementara) dari suatu permasalahan berkaitan
dengan praktikum larutan penyangga yang akan dilakukan
b. Elaborasi (50 menit)
Guru menjelaskan kepada siswa mengenai prosedur
praktikum yang akan dilakukan
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
praktikum dan mengumpulkan data
c. Konfirmasi (15 menit)
Guru meminta siswa untuk membuat laporan sementara
setelah melakukan percobaan.
Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan
dan mengkomunikasikannya
Kelompok lain menanggapi
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
Kegiatan penutup (5 menit)
Guru membenarkan kesimpulan hasil percobaan mengenai
larutan penyangga.
98
pemecahan masalah Guru memberikan penugasan untuk membuat laporan
praktikum dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya
Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan analisis
data
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam
Pertemuan 3 (2x45 menit)
Langkah PBL Kegiatan Pembelajaran
Orientasi peserta
didik pada masalah
Mengorganisasikan
peserta didik untuk
belajar
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Guru mengucapkan salam dan menyapa siswa
Guru menanyakan kondisi siswa
Guru mengecek kehadiran siswa
Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan
untuk mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari
“apa yang kalian dapat simpulkan dari praktikum kemarin?
Bagaimana sifat larutan penyangga?”
Guru menanyakan tugas pertemuan sebelumnya dan meminta
siswa untuk mengeluarkan tugasnya untuk dibahas
Guru menanyakan tentang hasil laporan praktikum kemarin
Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompoknya
Membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok
Kegiatan inti
a. Eksplorasi (30 menit)
Guru meminta siswa untuk mengkomunikasikan hasil
laporan praktikum dan jawaban pertanyaan
Siswa dari kelompok lain mengajukan pertanyaan dan
menanggapi
Guru membahas mengenai hasil laporan praktikum
kemarin
Guru memberikan pelatihan terbimbing pada siswa secara
umum sesuai dengan LKS kegiatan 3 mengenai
99
Mengembangkan,
menyajikan hasil
karya dan
memamerkannya
perhitungan kimia tentang cara menentukan pH larutan
penyangga asam dan basa
b. Elaborasi (20 menit)
Guru memberikan latihan soal mengenai penentuan pH
atau pOH sebelum dan sesudah penambahan sedikit asam,
basa atau pengenceran
Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal di
papan tulis
c. Konfirmasi (20 menit)
Guru bersama siswa membahas dan mengoreksi tiap
jawaban
Guru memberikan penguatan berupa pujian dan
memberikan skor nilai bagi siswa yang berani
mengerjakan soal di depan dan menjawab pertanyaan
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Kegiatan penutup (10 menit)
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
Guru memberikan tugas dan latihan soal yang ada di LKS
kepada siswa
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam
Pertemuan 4 (2x45 menit)
Langkah PBL Kegiatan Pembelajaran
Orientasi peserta
didik pada masalah
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Guru memberikan salam dan menyapa siswa
Guru mengecek kehadiran siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan
untuk mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari
100
Mengorganisasikan
peserta didik untuk
belajar
“bagaimana cara kerja darah dalam tubuh? apa saja fungsi
dari larutan penyangga dan peranannya dalam kehidupan
sehari-hari?”
Guru meminta siswa untuk segera mengumpulkan laporan
hasil praktikum
Guru meminta siswa untuk duduk dengan kelompoknya
masing-masing
Guru menanyakan tugas sebelumnya dan meminta siswa
mengeluarkan tugasnya untuk dibahas
Membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok
Mengembangkan,
menyajikan hasil
karya dan
memamerkannya
Kegiatan inti
a. Eksplorasi (15 menit)
Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis
Guru meminta siswa untuk memberikan contoh larutan
penyangga yang lain beserta fungsinya dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Guru meminta siswa berdiskusi mengenai fenomena yang
ada di LKS pada kegiatan 4 dan mengidentifikasi cara
kerja darah dalam menjaga pH
b. Elaborasi (20 menit)
Siswa menjelaskan dan menuliskan hasil diskusinya di
lembar diskusi
Siswa menyampaikan hasil diskusinya dan siswa yang lain
menanggapi
c. Konfirmasi (40 menit)
Guru melakukan uji kemampuan (post test) kepada siswa
untuk memperoleh tingkat kemampuan akademis siswa
pada kelas tersebut
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Kegiatan penutup (5 menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari hari ini
101
Guru memberikan penugasan kepada siswa
Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam
G. SUMBER BELAJAR
Ningsih, Sri Rahayu,dkk. 2007. Sains Kimia 2 SMA/ MA. Jakarta: Bumi
Aksara
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Utami, Budi, dkk. 2009. BSE Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI Program
Ilmu Alam. Jakarta: CV. Haka MJ
LKS kelas XI larutan penyangga
H. ALAT EVALUASI
- Lembar Psikomotorik
(terlampir)
- Lembar Afektif
(terlampir)
- Lembar Observasi KPS
(terlampir)
- Lembar Tes Kognitif (KPS)
(terlampir)
Guru Praktikan,
Hafshoh Dwi Nirwana
4301411142
102
Lampiran 3
KISI-KISI UJI COBA SOAL
No. Materi
Pelajaran Indikator KPS Soal Kunci
1.
Larutan
penyangga
Mengamati 1. Perhatikan data percobaan berikut.
Dari data tersebut yang termasuk larutan penyangga adalah....
a. I d. IV
b. II e. V
c. III
2. Perhatikan data percobaan penambahan sedikit air, sedikit asam dan sedikit basa
pada lima macam larutan berikut ini.
d
d
103
Dari data yang diperoleh pada percobaan di atas, tentukan larutan mana yang
termasuk larutan penyangga!
a. P dan Q d. Q dan S
b. R dan S e. R dan T
c. P dan T
3. I. Mencampurkan basa lemah dengan garamnya
II. Mencampurkan asam lemah dengan garamnya
III. Mencampurkan basa lemah berlebih dengan asam kuat
IV. Mencampurkan asam lemah berlebih dengan basa kuat
Berdasarkan petunjuk diatas, larutan buffer asam dapat dibuat dengan cara .....
a. I dan II d. II dan IV
b. I dan III e. I, II, dan III
c. II dan III
4. Asam fosfat pada coca cola menyebabkan kandungan kalsium dalam tulang
menurun. Sehingga tidak baik jika terlalu sering mengkonsumsi minuman
berkarbonasi tersebut. jika ke dalam 50 mL minuman tersebut (pH =5) ditambahkan
50 ml akuades. Apakah yang dapat diamati?
a. pH akan naik sedikit d. pH naik drastis
b. pH akan turun sedikit e. pH turun drastis
c. pH tidak berubah
d
c
Mengklasifikasi 5. Diantara campuran di bawah ini termasuk larutan penyangga, kecuali ….
a. NH4OH dan NH4Cl d. HCN dan KCN
b. CH3COOH dan CH3COONa e. H2CO3 dan KHCO3
c. Ca(OH)2 dan CaCl2
c
104
9. Campuran berikut ini yang termasuk larutan penyangga asam adalah ....
a. CH3COOH dan CH3COONa
b. NaOH dan NaCl
c. NH3 dan NH4Cl
d. NH4OH dan NH4Cl
e. H2SO4 dan NaCl
a
Menafsirkan 8. Seorang ibu akan memberikan sirup obat batuk kepada anaknya yang sedang sakit
batuk. Sirup lebih mudah diberikan kepada anak daripada tablet atau kapsul. Di
dalam sirup obat batuk mengandung ammonium klorida (NH4Cl). Jika dalam 50 mL
larutan NH4OH 0,2 M terdapat 5,35 gram NH4Cl (Kb NH4OH = 10-5
, Mr NH4Cl =
53,5)
1) pH larutan sama dengan 8
2) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit asam
3) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit basa
4) pH larutan tidak berubah pada pengenceran
Pernyataan yang benar adalah ....
a. pernyataan (1), (2), dan (3) d. pernyataan (4)
b. pernyataan (1) dan (3) e. semua benar
c. pernyataan (2) dan (4)
13. Diberikan campuran dari beberapa larutan sebagai berikut:
(1) 200 mL CH3COOH 0,1 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,2 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(3) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,1 M
(4) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,05 M
Manakah campuran yang membentuk larutan penyangga?
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4 d. 4
e. 1, 2, 3, dan 4
e
c
105
Meramalkan 12. Dalam minuman bersoda terdapat buffer, yaitu ion phospat yang mempertahankan
pH minuman tersebut, sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam
penyimpanan. Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidak benar untuk
suatu larutan buffer adalah ....
a. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari asam lemah tersebut
b. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari basa kuat tersebut c. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam
d. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa
e. pH tidak berubah jika diencerkan
18. Dalam bidang farmasi banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil.
Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang
sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus
disesuaikan dengan pH cairan tubuh maka dibutuhkan suatu larutan penyangga.
Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidak benar untuk suatu larutan
penyangga adalah ....
a. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari asam lemah
tersebut
b. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari basa kuat tersebut
c. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam
d. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa
e. pH tidak berubah jika diencerkan
32. Didalam es soda gembira terdapat larutan penyangga. Jika ke dalam minuman ini
ditambahkan sedikit asam klorida akan menyebabkan keadaan berikut:
1. pH sedikit berubah
2. Konsentrasi asam lemah berkurang
3. Konsentrasi basa konjugasi bertambah
4. Konsentrasi asam lemah bertambah
5. Konsentrasi basa konjugasi berkurang
b
a
b
106
Pernyataan yang benar adalah .......
a. 1, 3, 4 d. 1, 2, 5
b. 1, 4, 5 e. 1 saja
c. 1, 2, 3
Mengajukan
pertanyaan
6. Yang dimaksud larutan penyangga adalah .....
a. Larutan yang mengandung asam kuat dan basa kuat
b. Larutan yang pH-nya praktis tetap meskipun ditambah sedikit asam,
sedikit basa, ataupun jika diencerkan dengan air c. Larutan yang pH-nya naik pada penambahan basa kuat meskipun ditambah
sedikit
d. Larutan yang pH-nya turun pada penambahan basa kuat meskipun ditambah
sedikit
e. Larutan yang mengandung asam lemah dan basa lemah
7. Garam berikut ini yang berasal dari asam lemah dan basa kuat adalah ...
a. amonium asetat d. natrium klorida
b. amonium klorida e. kalium klorida
c. natrium asetat
14. pH larutan di bawah ini tidak akan berubah oleh penambahan sedikit asam atau basa
adalah.....
a. asam klorida dengan natrium klorida d. asam asetat dengan natrium asetat
b. asam klorida dengan natrium asetat e. asam sulfat dengan natrium sulfat
c. asam asetat dengan natrium klorida
b
c
d
107
Berkomunikasi 10. Perhatikan data percobaan berikut:
Larutan Ph
Awal ditambah sedikit asam ditambah sedikit basa
A 7 5 8
B 4 3,98 4,01
C 10 5,01 8,01
Diantara pernyataan berikut yang benar...........
a. larutan A, B, dan C merupakan larutan buffer
b. larutan B merupakan larutan buffer asam
c. larutan A, B, dan C bukan merupakan larutan buffer
d. larutan A dan C merupakan larutan buffer basa
e. larutan C merupakan larutan buffer basa
11. Perhatikan data percobaan berikut:
Larutan A B C
pH awal 8 5 8
Ditambah sedikit asam 4 4,99 7,98
Ditambah sedikit basa 11 5,01 8,01
Ditambah air (diencerkan) 7,5 5 8
Diantara pernyataan berikut yang benar adalah......
a. Larutan A adalah larutan buffer asam
b. Larutan B merupakan larutan buffer basa
c. Larutan B dan C adalah larutan buffer d. Larutan A, B, C bukan larutan buffer
e. Larutan A, B, C adalah larutan buffer
15. Berdasarkan data percobaan diperoleh hasil sebagai berikut.
Larutan A B C
pH awal 8 10 4
Ditambah sedikit asam 5 9,99 3,99
Ditambah sedikit basa 11 10,2 4,01
b
c
b
108
Dari hasil percobaan tersebut, pernyataan yang benar adalah .....
a. A adalah larutan buffer basa
b. C adalah larutan buffer asam c. A, B adalah larutan buffer basa
d. A, B adalah larutan buffer
e. A, B, C adalah larutan buffer
2. pH atau
pOH larutan
penyangga
Merencanakan
percobaan
16. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 6, ke dalam 100 mL larutan asam
asetat 0,5 M harus ditambahkan natrium asetat padat sebanyak .....
(Ka asam asetat = 10-5
dan Ar C=12; H=1; O=16; Na=23)
a. 82 gram d. 41 gram
b. 8,2 gram e. 73,8 gram
c. 73 gram
17. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH 9, HCl 0,2 M yang harus
ditambahkan ke dalam 40 mL larutan NH3 0,5 M (Kb = 10-5
) adalah …..
a. 60 mL d. 90 mL
b. 70 mL e. 100 mL
c. 80 mL
19. Dalam percobaan yang akan dilakukan untuk menghasilkan suatu pH larutan
penyangga sebesar 9, maka campuran larutan yang harus disiapkan yaitu ...
a. 2 ml NH4OH 0,5 M + 2ml NH4Cl 0,5 M
b. 2 ml NH4OH 0,1 M + 2ml NH4Cl 0,5 M
c. 1 ml NH4OH 0,5 M + 2ml NH4Cl 0,5 M
d. 2 ml NH4OH 0,5 M + 1ml NH4Cl 0,5 M
e. 1 ml NH4OH 0,1 M + 2ml NH4Cl 0,1 M
D
c
a
109
20. Dalam praktikum, telah disiapkan suatu larutan CH3COOH dan CH3COONa, jika
akan dihasilkan suatu larutan penyangga dengan pH 5. Maka campuran larutan yang
harus disiapkan yaitu ...
a. 3ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M
b. 2ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M
c. 3ml CH3COOH 0,2 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M
d. 2ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,2 M
e. 2ml CH3COOH 0,5 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M
b
Menerapkan
konsep
21. Ke dalam 300 mL larutan CH3COOH 0,1 M dicampurkan 50 mL larutan NaOH 0,2
M. (Ka CH3COOH = 10–5
), pH larutan akan berubah dari ….
a. 3 menjadi 13 – log 2
b. 1 menjadi 5
c. 3 menjadi 5 – log 2 d. 1 menjadi 13 – log 2
e. 3 menjadi 14
22. Soft drink adalah minuman yang tidak mengandung alkohol. Salah satu kandungan
minuman ini adalah asam fosfat. Jika diketahui 100 mL larutan H3PO4 0,1 M
(Ka1=7 x 10-3
) dicampur dengan 50 mL larutan NaOH 0,10 M, pH campuran
adalah........ (log 7 = 0,845)
a. 11,845 d. 4,301
b. 2,154 e. 1
c. 8,699
23. Minuman Big Cola merupakan minuman berkarbonasi yang didalamnya
mengandung asam karbonat. Jika 20 mL larutan H2CO3 0,3 M (Ka1 = 4,5 x 10-7
)
dicampurkan dengan 40 mL larutan KOH 0,1 M. Harga pH larutan yang terjadi
c
b
110
adalah ..... (log 9 = 0,954)
a. 10,301 d. 6,046
b. 7,954 e. 3,4
c. 5,699
24. Reaksi antara asam sitrat dan natrium hidroksida akan terbentuk senyawa natrium
sitrat. Senyawa ini terdapat pada minuman berkarbonasi yang biasanya disebut
dengan softdrink. Pembuatan softdrink ini juga harus disesuaikan dengan pH
tertentu, sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan. Maka
besarnya pH campuran dari 100 mL larutan asam sitrat 0,4 M yang dicampurkan
dengan 50 mL natrium hidroksida 0,2 M (Ka = 7,4 x 10-4
) adalah ...
a. 3 d. 2
b. 4 – log 7,4 e. 4 – log 22,2
c. 4 - log 3
d
e
Merumuskan
hipotesis
25. Dalam suatu bejana terdapat 100 mL larutan NH4OH 0,1 M dengan tetapan basa
Kb= 10-5
.
(1) Larutan ini termasuk basa lemah
(2) Mempunyai harga pH = 11
(3) Penambahan 100 mL larutan NH4Cl 0,1 M merubah pH menjadi 9
(4) Penambahan 100 mL larutan HCl 0,5 M merubah pH menjadi 9
Pernyataan yang benar adalah ...
a. Pernyataan (1) dan (3) d. Pernyataan (4)
b. Pernyataan (1), (2),dan (3) e. Semua benar
c. Pernyataan (2) dan (4)
26. Seorang ibu akan memberikan sirup obat batuk kepada anaknya yang sedang sakit
b
111
batuk. Sirup lebih mudah diberikan kepada anak daripada tablet atau kapsul. Di
dalam sirup obat batuk mengandung ammonium klorida (NH4Cl). Jika dalam 50 mL
larutan NH4OH 0,2 M terdapat 5,35 gram NH4Cl (Kb NH4OH = 10-5
, Mr NH4Cl =
53,5)
1) pH larutan sama dengan 8
2) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit asam
3) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit basa
4) pH larutan tidak berubah pada pengenceran
Pernyataan yang benar adalah ....
a. pernyataan (1), (2), dan (3) d. pernyataan (4)
b. pernyataan (1) dan (3) e. semua benar
c. pernyataan (2) dan (4)
E
Mengklasifikasi 30. pH suatu minuman soda yang terdiri dari campuran H2PO4- dengan HPO4
2- adalah 8-
log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10-8
. Maka perbandingan konsentrasi asam dengan basa
konjugasinya adalah ........
a. 2 : 5 d. 1 : 5
b. 1 : 2 e. 5 : 1
c. 1 : 1
c
Menafsirkan 29. Larutan penyangga dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada
minuman fanta. Adapun salah satu bahan yang terkandung dalam fanta adalah
magnesium karbonat. Apabila ke dalam 1 Liter larutan ini mengandung 200 mmol
H2CO3 dengan 20 mmol MgCO3 ditambahkan 1 Liter air maka pH campuran
menjadi....... (Ka1 H2CO3 = 4,5 x 10-7
, log 4,5 = 0,653)
a. 2 d. 6
b. 5,35 e. 6,35
b
112
c. 5
3.
pH larutan
penyangga
dengan
penambahan
sedikit asam
atau atau
sedikit basa
atau dengan
pengenceran
Merumuskan
hipotesis
27. Bagaimana perbandingan konsentrasi asam dengan basa konjugasinya. Jika
diketahui dalam keadaan normal pH suatu minuman soda yang terdiri dari
campuran H2PO4-dengan HPO4
2-adalah 8-log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10
-8
a. konsentrasi asam > konsentrasi basa konjugasi
b. konsentrasi asam < konsentrasi basa konjugasi
c. konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
d. ½ konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
e. konsentrasi asam = ½ konsentrasi basa konjugasi
28. Seorang siswa akan melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh penambahan
asam kuat pada larutan penyangga. Bagaimana hipotesis yang akan dibuat oleh
siswa tersebut dengan percobaan yang akan dia lakukan?
a. penambahan sedikit asam kuat tidak mengubah harga pH
b. penambahan sedikit asam kuat mengubah harga pH
c. penambahan asam kuat berlebih mengubah harga pH
d. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada konsentrasi asam kuat itu sendiri
e. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada volume asam kuat itu sendiri
c
a
Mengklasifikasi 31. Jika diketahui perbandingan konsentrasi masing-masing larutan 1:1. pH larutan yang
tidak akan berubah oleh pengaruh pengenceran adalah campuran larutan ....
a. CH3COOH (aq) + NH4Cl (aq) d. CH3COOH (aq) + NaOH (aq)
b. CH3COOH (aq) + NaCl (aq) e. CH3COOH(aq) + CH3COOK(aq)
c. H2SO4 (aq) + NaOH (aq)
E
113
Menerapkan
konsep
33. Larutan penyangga yang terdiri dari 50 mL CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL
CH3COONa 0,1 M (Ka CH3COOH = 1,8.10–5
). pH larutan setelah ditambah 1 mL
HCl 0,1 M adalah .....
a. 4,75 d. 6 – log 2
b. 5 e. 6 – log 6,7
c. 5 – log 1
34. 100 mL larutan penyangga mengandung NH3 dan NH4Cl masing-masing 0,1 M
(Kb= 10-5
). pH larutan sebelum dan sesudah ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M adalah
.....
a. 5 dan 8,01 d. 8 dan 7,92
b. 5 dan 7,55 e. 9 dan 8,99
c. 7 dan 9,01
a
e
4.
Fungsi
larutan
penyangga
dalam tubuh
makhluk
hidup dan
aplikasinya
dalam
kehidupan
sehari-hari
Merumuskan
hipotesis
35. Pada saat kalian mendaki gunung, kalian akan merasa lelah dan kekurangan sedikit
oksigen. Ketersediaan oksigen yang rendah menyebabkan pendaki bernapas lebih
cepat. Hal ini mengakibatkan .....
a. Penurunan pH darah disebabkan oleh metabolisme tinggi
b. Peningkatan pH darah disebabkan terlepasnya CO2 terlalu banyak c. Penurunan pH darah disebabkan terlepasnya CO2 terlalu sedikit
d. Peningkatan pH darah disebabkan oleh metabolisme rendah
e. Penurunan pH darah disebabkan oleh metabolisme rendah
b
Mengajukan
pertanyaan
36. Organ dalam tubuh yang memainkan peran penting untuk mengatasi jika terjadi
perubahan pH darah yang berlebihan adalah .....
a. Ginjal d. Paru-paru
a
114
b. Jantung e. Hati
c. Lambung
37. Kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut .....
a. Alvalisis d. Alkolasis
b. Alkalosis e. Aldolisis
c. Alkilisis
38. Fungsi sistem larutan penyangga dalam darah adalah mempertahankan…..
a. Derajat keasaman darah d. fibrionogen darah
b. Kadar Hb darah e. Sel darah putih dari darah
c. Sel darah merah dari darah
39. Diantara pernyataan berikut yang merupakan fungsi larutan penyangga dalam
minuman berkarbonasi, yaitu .....
a. Menjaga kesetimbang cairan pada minuman
b. Menghambat tumbuhnya jamur pada minuman
c. Sebagai anti oksidan
d. Menjaga masuknya bakteri ke dalam minuman
e. Menjaga pH minuman agar tahan lebih lama dalam penyimpanan
40. Air berkarbonasi mengandung larutan penyangga berupa ......
a. HHb+ / HbO2 d. H2CO3 / HCO3
-
b. HCl / Cl-
e. Hasp / Asp-
c. CH3COOH / CH3COO-
b
a
e
d
115
Indikator KPS ESSAY
Menggunakan alat
dan bahan
- Menafsirkan
- Mengajukan
pertanyaan
- Menerapkan
konsep
1. Dalam praktikum larutan penyangga, diperlukan indikator
universal.
a. Mengapa perlu menggunakan indikator universal? Apa
fungsi dari indikator universal?
b. Jelaskan cara penggunaannya!
2. Jelaskan menurut kalian!!
a. Apa yang kalian rasakan saat minum
minuman seperti gambar disamping?
b. Sprite merupakan minuman
berkarbonasi yang mengandung
sejumlah kecil asam karbonat dan
natrium bikarbonat. Tuliskan persamaan
yang menunjukkan bagaimana larutan
itu berfungsi sebagai larutan penyangga!
c. Jika dalam 100 ml air berkarbonasi
mengandung 0,01 mol asam karbonat
dan 0,02 mol Na-bikarbonat. Kemudian
larutan tersebut diencerkan dengan
aquades sampai volumenya menjadi 200
mL maka pH larutan menjadi ... (Ka
H2CO3 = 4,5 x 10-7
)
d. Mengapa dalam minuman berkarbonasi
diperlukan larutan buffer?
Kunci jawaban essay :
1. a) Diperlukan indikator universal sebab merupakan salah satu indikator yang
memiliki tingkat kepercayaan yang baik. Fungsi indikator universal untuk
mengetahui pH suatu larutan
b) Cara menggunakan indikator universal adalah sebagai berikut :
Celupkan kertas indicator universal pada larutan yang akan diselidiki nilai pH-
nya atau meneteskan indicator universal pada larutan yang diselidiki
Amati perubahan warna yang terjadi
Bandingkan perubahan warna dengan warna standar.
116
2. a) Rasanya masam
b) Asam karbonat dan Natrium bikarbonat
HCO3- + H
+ H2CO3
HCO3- + Na
+ NaHCO3
c) Diketahui : 0,01 mol H2CO3
0,02 mol NaHCO3
Ka = 4,5 x 10-7
Ditanya : pH larutan setelah ditambah 200 mL?
pH = -log Ka
pH = -log 4,5 x 10-7
= -log 4,5 x 10-7
x 0,5
= 7-log 2,25
= 8-0,35 = 6,65
pH campuran sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama karena tidak
menambah atau mengurangi banyaknya mol yang bereaksi pada campuran.
Jadi pH = 6,65
d) Karena untuk menjaga pH minuman agar tahan lebih lama dalam penyimpanan
117
Lampiran 4
Soal Uji Coba
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PETUNJUK UMUM
1. Tulislah terlebih dahulu nama, nomor absen, dan kelas Anda pada lembar jawab yang
tersedia.
2. Kerjakan pada lembar jawaban yang telah disediakan.
3. Bacalah soal dengan teliti sebelum Anda mengerjakan.
4. Kerjakan terlebih dahulu soal yang Anda anggap mudah.
5. Bacalah doa terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.
PETUNJUK KHUSUS
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada lembar
jawab!
I. Pilihan Ganda
1. Perhatikan data percobaan berikut.
Dari data tersebut yang termasuk larutan penyangga adalah....
a. I d. IV
b. II e. V
c. III
2. Perhatikan data percobaan penambahan sedikit air, sedikit asam dan sedikit basa
pada lima macam larutan berikut ini.
Dari data yang diperoleh pada percobaan di atas, tentukan larutan mana yang
termasuk larutan penyangga!
118
a. P dan Q d. Q dan S
b. R dan S e. R dan T
c. P dan T
3. I. Mencampurkan basa lemah dengan garamnya
II. Mencampurkan asam lemah dengan garamnya
III. Mencampurkan basa lemah berlebih dengan asam kuat
IV. Mencampurkan asam lemah berlebih dengan basa kuat
Berdasarkan petunjuk diatas, larutan buffer asam dapat dibuat dengan cara .....
a. I dan II d. II dan IV
b. I dan III e. I, II, dan III
c. II dan III
4. Asam fosfat pada coca cola menyebabkan kandungan kalsium dalam tulang
menurun. Sehingga tidak baik jika terlalu sering mengkonsumsi minuman
berkarbonasi tersebut. jika ke dalam 50 mL minuman tersebut (pH =5) ditambahkan
50 ml akuades. Apakah yang dapat diamati?
a. pH akan naik sedikit d. pH naik drastis
b. pH akan turun sedikit e. pH turun drastis
c. pH tidak berubah
5. Diantara campuran di bawah ini termasuk larutan penyangga, kecuali ….
a. NH4OH dan NH4Cl d. HCN dan KCN
b. CH3COOH dan CH3COONa e. H2CO3 dan KHCO3
c. Ca(OH)2 dan CaCl2
6. Yang dimaksud larutan penyangga adalah .....
a. Larutan yang mengandung asam kuat dan basa kuat
b. Larutan yang pH-nya praktis tetap meskipun ditambah sedikit asam,
sedikit basa, ataupun jika diencerkan dengan air c. Larutan yang pH-nya naik pada penambahan basa kuat meskipun ditambah
sedikit
d. Larutan yang pH-nya turun pada penambahan basa kuat meskipun ditambah
sedikit
e. Larutan yang mengandung asam lemah dan basa lemah
7. Garam berikut ini yang berasal dari asam lemah dan basa kuat adalah ...
a. amonium asetat d. natrium klorida
b. amonium klorida e. kalium klorida
c. natrium asetat
119
8. Seorang ibu akan memberikan sirup obat batuk kepada anaknya yang sedang sakit
batuk. Sirup lebih mudah diberikan kepada anak daripada tablet atau kapsul. Di
dalam sirup obat batuk mengandung ammonium klorida (NH4Cl). Jika dalam 50
mL larutan NH4OH 0,2 M terdapat 5,35 gram NH4Cl (Kb NH4OH = 10-5
, Mr
NH4Cl = 53,5)
(1) pH larutan sama dengan 8
(2) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit asam
(3) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit basa
(4) pH larutan tidak berubah pada pengenceran
Pernyataan yang benar adalah ....
a. pernyataan (1), (2), dan (3) d. pernyataan (4)
b. pernyataan (1) dan (3) e. semua benar
c. pernyataan (2) dan (4)
9. Campuran berikut ini yang termasuk larutan penyangga asam adalah ....
a. CH3COOH dan CH3COONa d. NH4OH dan NH4Cl
b. NaOH dan NaCl e. H2SO4 dan NaCl
c. NH3 dan NH4Cl
10. Perhatikan data percobaan berikut:
Larutan Ph
Awal ditambah sedikit asam ditambah sedikit basa
A 7 5 8
B 4 3,98 4,01
C 10 5,01 8,01
Diantara pernyataan berikut yang benar...........
a. larutan A, B, dan C merupakan larutan buffer
b. larutan B merupakan larutan buffer asam
c. larutan A, B, dan C bukan merupakan larutan buffer
d. larutan A dan C merupakan larutan buffer basa
e. larutan C merupakan larutan buffer basa
11. Perhatikan data percobaan berikut:
Larutan A B C
pH awal 8 5 8
Ditambah sedikit asam 4 4,99 7,98
Ditambah sedikit basa 11 5,01 8,01
Ditambah air (diencerkan) 7,5 5 8
Diantara pernyataan berikut yang benar adalah......
a. Larutan A adalah larutan buffer asam
b. Larutan B merupakan larutan buffer basa
c. Larutan B dan C adalah larutan buffer d. Larutan A, B, C bukan larutan buffer
e. Larutan A, B, C adalah larutan buffer
120
12. Dalam minuman bersoda terdapat buffer, yaitu ion phospat yang mempertahankan
pH minuman tersebut, sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam
penyimpanan. Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidak benar untuk
suatu larutan buffer adalah ....
a. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari asam lemah tersebut
b. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari basa kuat tersebut c. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam
d. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa
e. pH tidak berubah jika diencerkan
13. Diberikan campuran dari beberapa larutan sebagai berikut:
(1) 200 mL CH3COOH 0,1 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,2 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(3) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,1 M
(4) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,05 M
Manakah campuran yang membentuk larutan penyangga?
a. 1, 2, dan 3 d. 4
b. 1 dan 3 e. 1, 2, 3, dan 4
c. 2 dan 4
14. pH larutan di bawah ini tidak akan berubah oleh penambahan sedikit asam atau
basa adalah.....
a. asam klorida dengan natrium klorida d. asam asetat dengan natrium asetat
b. asam klorida dengan natrium asetat e. asam sulfat dengan natrium sulfat
c. asam asetat dengan natrium klorida
15. Berdasarkan data percobaan diperoleh hasil sebagai berikut.
Larutan A B C
pH awal 8 10 4
Ditambah sedikit asam 5 9,99 3,99
Ditambah sedikit basa 11 10,2 4,01
Dari hasil percobaan tersebut, pernyataan yang benar adalah .....
a. A adalah larutan buffer basa
b. C adalah larutan buffer asam c. A, B adalah larutan buffer basa
d. A, B adalah larutan buffer
e. A, B, C adalah larutan buffer
16. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 6, ke dalam 100 mL larutan asam
121
asetat 0,5 M harus ditambahkan natrium asetat padat sebanyak .....
(Ka asam asetat = 10-5
dan Ar C=12; H=1; O=16; Na=23)
a. 82 gram d. 41 gram
b. 8,2 gram e. 73,8 gram
c. 73 gram
17. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH 9, HCl 0,2 M yang harus
ditambahkan ke dalam 40 mL larutan NH3 0,5 M (Kb = 10-5
) adalah …..
a. 50 mL d. 90 mL
b. 70 mL e. 100 mL
c. 80 mL
18. Dalam bidang farmasi banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil.
Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang
sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus
disesuaikan dengan pH cairan tubuh maka dibutuhkan suatu larutan penyangga.
Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidak benar untuk suatu larutan
penyangga adalah ....
a. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari asam lemah
tersebut
b. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari basa kuat tersebut
c. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam
d. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa
e. pH tidak berubah jika diencerkan
19. Dalam percobaan yang akan dilakukan untuk menghasilkan suatu pH larutan
penyangga sebesar 9, maka campuran larutan yang harus disiapkan yaitu ...
a. 2 ml NH4OH 0,5 M + 2ml NH4Cl 0,5 M
b. 2 ml NH4OH 0,1 M + 2ml NH4Cl 0,5 M
c. 1 ml NH4OH 0,5 M + 2ml NH4Cl 0,5 M
d. 2 ml NH4OH 0,5 M + 1ml NH4Cl 0,5 M
e. 1 ml NH4OH 0,1 M + 2ml NH4Cl 0,1 M
20. Dalam praktikum, telah disiapkan suatu larutan CH3COOH dan CH3COONa, jika
akan dihasilkan suatu larutan penyangga dengan pH 5. Maka campuran larutan
yang harus disiapkan yaitu ...
a. 3ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M
b. 2ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M
c. 3ml CH3COOH 0,2 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M
d. 2ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,2 M
e. 2ml CH3COOH 0,5 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M
21. Ke dalam 300 mL larutan CH3COOH 0,1 M dicampurkan 50 mL larutan NaOH 0,2
M. (Ka CH3COOH = 10–5
), pH larutan akan berubah dari ….
a. 3 menjadi 13 – log 2
b. 1 menjadi 5
122
c. 3 menjadi 5 – log 2 d. 1 menjadi 13 – log 2
e. 3 menjadi 14
22. Soft drink adalah minuman yang tidak mengandung alkohol. Salah satu kandungan
minuman ini adalah asam fosfat. Jika diketahui 100 mL larutan H3PO4 0,1 M
(Ka1=7 x 10-3
) dicampur dengan 50 mL larutan NaOH 0,10 M, pH campuran
adalah........ (log 7 = 0,845)
a. 11,845 d. 4,301
b. 2,154 e. 1
c. 8,699
23. Minuman Big Cola merupakan minuman berkarbonasi yang didalamnya
mengandung asam karbonat. Jika 20 mL larutan H2CO3 0,3 M (Ka1 = 4,5 x 10-7
)
dicampurkan dengan 40 mL larutan KOH 0,1 M. Harga pH larutan yang terjadi
adalah ..... (log 9 = 0,954)
a. 10,301 d. 6,046
b. 7,954 e. 3,4
c. 5,699
24. Reaksi antara asam sitrat dan natrium hidroksida akan terbentuk senyawa natrium
sitrat. Senyawa ini terdapat pada minuman berkarbonasi yang biasanya disebut
dengan softdrink. Pembuatan softdrink ini juga harus disesuaikan dengan pH
tertentu, sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan. Maka
besarnya pH campuran dari 100 mL larutan asam sitrat 0,4 M yang dicampurkan
dengan 50 mL natrium hidroksida 0,2 M (Ka = 7,4 x 10-4
) adalah ...
a. 3 d. 2
b. 4 – log 7,4 e. 4 – log 22,2
c. 4 - log 3
25. Dalam suatu bejana terdapat 100 mL larutan NH4OH 0,1 M dengan tetapan basa
Kb= 10-5
.
(1) Larutan ini termasuk basa lemah
(2) Mempunyai harga pH = 11
(3) Penambahan 100 mL larutan NH4Cl 0,1 M merubah pH menjadi 9
(4) Penambahan 100 mL larutan HCl 0,5 M merubah pH menjadi 9
Pernyataan yang benar adalah ...
a. Pernyataan (1) dan (3) d. Pernyataan (4)
b. Pernyataan (1), (2),dan (3) e. Semua benar
c. Pernyataan (2) dan (4)
26. Seorang ibu akan memberikan sirup obat batuk kepada anaknya yang sedang sakit
batuk. Sirup lebih mudah diberikan kepada anak daripada tablet atau kapsul. Di
dalam sirup obat batuk mengandung ammonium klorida (NH4Cl). Jika dalam 50
mL larutan NH4OH 0,2 M terdapat 5,35 gram NH4Cl (Kb NH4OH = 10-5
, Mr
NH4Cl = 53,5)
i. pH larutan sama dengan 8
123
ii. pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit asam
iii. pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit basa
iv. pH larutan tidak berubah pada pengenceran
Pernyataan yang benar adalah ....
a. pernyataan (1), (2), dan (3) d. pernyataan (4)
b. pernyataan (1) dan (3) e. semua benar
c. pernyataan (2) dan (4)
27. Bagaimana perbandingan konsentrasi asam dengan basa konjugasinya. Jika
diketahui dalam keadaan normal pH suatu minuman soda yang terdiri dari
campuran H2PO4-dengan HPO4
2-adalah 8-log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10
-8
a. konsentrasi asam > konsentrasi basa konjugasi
b. konsentrasi asam < konsentrasi basa konjugasi
c. konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
d. ½ konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
e. konsentrasi asam = ½ konsentrasi basa konjugasi
28. Seorang siswa akan melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh
penambahan asam kuat pada larutan penyangga. Bagaimana hipotesis yang akan
dibuat oleh siswa tersebut dengan percobaan yang akan dia lakukan?
a. penambahan sedikit asam kuat tidak mengubah harga pH
b. penambahan sedikit asam kuat mengubah harga pH
c. penambahan asam kuat berlebih mengubah harga pH
d. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada konsentrasi asam kuat itu sendiri
e. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada volume asam kuat itu sendiri
29. Larutan penyangga dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada
minuman fanta. Adapun salah satu bahan yang terkandung dalam fanta adalah
magnesium karbonat. Apabila ke dalam 1 Liter larutan ini mengandung 200 mmol
H2CO3 dengan 20 mmol MgCO3 ditambahkan 1 Liter air maka pH campuran
menjadi....... (Ka1 H2CO3 = 4,5 x 10-7
, log 4,5 = 0,653)
a. 2 d. 6
b 5,35 e. 6,35
c. 5
30. pH suatu minuman soda yang terdiri dari campuran H2PO4- dengan HPO4
2- adalah
8-log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10-8
. Maka perbandingan konsentrasi asam dengan
basa konjugasinya adalah ........
a. 2 : 5 d. 1 : 5
b. 1 : 2 e. 5 : 1
c. 1 : 1
124
31. Jika diketahui perbandingan konsentrasi masing-masing larutan 1:1. pH larutan
yang tidak akan berubah oleh pengaruh pengenceran adalah campuran larutan ....
a. CH3COOH (aq) + NH4Cl (aq) d. CH3COOH (aq) + NaOH (aq)
b. CH3COOH (aq) + NaCl (aq) e. CH3COOH(aq) + CH3COOK(aq)
c. H2SO4 (aq) + NaOH (aq)
32. Didalam es soda gembira terdapat larutan penyangga. Jika ke dalam minuman ini
ditambahkan sedikit asam klorida akan menyebabkan keadaan berikut:
1. pH sedikit berubah
2. Konsentrasi asam lemah berkurang
3. Konsentrasi basa konjugasi bertambah
4. Konsentrasi asam lemah bertambah
5. Konsentrasi basa konjugasi berkurang
Pernyataan yang benar adalah .......
a. 1, 3, 4 d. 1, 2, 5
b. 1, 4, 5 e. 1 saja
c. 1, 2, 3
33. Larutan penyangga yang terdiri dari 50 mL CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL
CH3COONa 0,1 M (Ka CH3COOH = 1,8.10–5
). pH larutan setelah ditambah 1 mL
HCl 0,1 M adalah .....
a. 4,75 d. 6 – log 2
b. 5 e. 6 – log 6,7
c. 5 – log 1
34. 100 mL larutan penyangga mengandung NH3 dan NH4Cl masing-masing 0,1 M
(Kb= 10-5
). pH larutan sebelum dan sesudah ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M adalah
.....
a. 5 dan 8,01 d. 8 dan 7,92
b. 5 dan 7,55 e. 9 dan 8,99
c. 7 dan 9,01
35. Pada saat kalian mendaki gunung, kalian akan merasa lelah dan kekurangan sedikit
oksigen. Ketersediaan oksigen yang rendah menyebabkan pendaki bernapas lebih
cepat. Hal ini mengakibatkan .....
a. Penurunan pH darah disebabkan oleh metabolisme tinggi
b. Peningkatan pH darah disebabkan terlepasnya CO2 terlalu banyak c. Penurunan pH darah disebabkan terlepasnya CO2 terlalu sedikit
d. Peningkatan pH darah disebabkan oleh metabolisme rendah
e. Penurunan pH darah disebabkan oleh metabolisme rendah
36. Organ dalam tubuh yang memainkan peran penting untuk mengatasi jika terjadi
perubahan pH darah yang berlebihan adalah .....
a. Ginjal d. Paru-paru
b. Jantung e. Hati
c. Lambung
125
37. Kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut .....
a. Alvalisis d. Alkolasis
b. Alkalosis e. Aldolisis
c. Alkilisis
38. Fungsi sistem larutan penyangga dalam darah adalah mempertahankan…..
a. Derajat keasaman darah d. fibrionogen darah
b. Kadar Hb darah e. Sel darah putih dari darah
c. Sel darah merah dari darah
39. Diantara pernyataan berikut yang merupakan fungsi larutan penyangga dalam
minuman berkarbonasi, yaitu .....
a. Menjaga kesetimbang cairan pada minuman
b. Menghambat tumbuhnya jamur pada minuman
c. Sebagai anti oksidan
d. Menjaga masuknya bakteri ke dalam minuman
e. Menjaga pH minuman agar tahan lebih lama dalam penyimpanan 40. Air berkarbonasi mengandung larutan penyangga berupa ......
a. HHb+ / HbO2 d. H2CO3 / HCO3
-
b. HCl / Cl-
e. Hasp / Asp-
c. CH3COOH / CH3COO-
II. Soal Uraian
1. Dalam praktikum larutan penyangga, diperlukan indikator universal.
a. Mengapa perlu menggunakan indikator universal? Apa fungsi dari indikator
universal?
b. Jelaskan cara penggunaannya!
2. Jelaskan menurut kalian!
a. Apa yang kalian rasakan saat minum minuman seperti gambar disamping?
b. Sprite merupakan minuman berkarbonasi yang mengandung sejumlah kecil asam
karbonat dan natrium bikarbonat. Tuliskan persamaan yang menunjukkan bagaimana
larutan itu berfungsi sebagai larutan penyangga!
c. Jika dalam 100 ml air berkarbonasi mengandung 0,01 mol asam karbonat dan 0,02
mol Na-bikarbonat. Kemudian larutan tersebut diencerkan dengan aquades sampai
volumenya menjadi 200 mL maka pH larutan menjadi ... (Ka H2CO3 = 4,5 x 10-7
)
d. Mengapa dalam minuman berkarbonasi diperlukan larutan buffer?
126
Lampiran 5
TRANSFORMASI SOAL
No Soal Uji
Coba
No Soal Pretest-
Posttest
21 15
23 16
25 18
27 17
28 19
29 21
32 9
33 20
34(ganti) 22
37 23
39 25
40 24
No Soal Uji
Coba
No Soal Pretest-
Posttest
2 1
3 2
4 3
5 4
6 10
8 7
9 5
10 11
12 8
13 6
15(ganti) 12
16 13
17 14
127
Lampiran 6
KISI-KISI SOAL PRE-POST TEST
No. Materi
Pelajaran
Indikator KPS Soal Kunci Skor
1.
Larutan
penyangga
Mengamati 1. Perhatikan data percobaan penambahan sedikit air, sedikit asam dan sedikit basa
pada lima macam larutan berikut ini.
Dari data yang diperoleh pada percobaan di atas, tentukan larutan mana yang
termasuk larutan penyangga!
a. P dan Q d. Q dan S
b. R dan S e. R dan T
c. P dan T
2. Berikut ini merupakan cara kerja larutan penyangga:
I. Mencampurkan basa lemah dengan garamnya
II. Mencampurkan asam lemah dengan garamnya
III. Mencampurkan basa lemah berlebih dengan asam kuat
IV. Mencampurkan asam lemah berlebih dengan basa kuat
Berdasarkan petunjuk diatas, larutan buffer asam dapat dibuat dengan cara .....
d
2
128
a. I dan II d. II dan IV
b. I dan III e. I, II, dan III
c. II dan III
3. Asam fosfat pada coca cola menyebabkan kandungan kalsium dalam tulang
menurun. Sehingga tidak baik jika terlalu sering mengkonsumsi minuman
berkarbonasi tersebut. jika ke dalam 50 mL minuman tersebut (pH =5) ditambahkan
50 ml akuades. Apakah yang dapat diamati?
a. pH akan naik sedikit d. pH naik drastis
b. pH akan turun sedikit e. pH turun drastis
c. pH tidak berubah
d
c
2
2
129
Mengklasifikasi 4. Diantara campuran di bawah ini termasuk larutan penyangga, kecuali ….
a. NH4OH dan NH4Cl d. HCN dan KCN
b. CH3COOH dan CH3COONa e. H2CO3 dan KHCO3
c. Ca(OH)2 dan CaCl2
5. Campuranberikutini yang termasuklarutanpenyanggaasamadalah ....
a. CH3COOH dan CH3COONa
b. NaOH dan NaCl
c. NH3 dan NH4Cl
d. NH4OH dan NH4Cl
e. H2SO4 dan NaCl
6. Berikut merupakan campuran dari beberapa larutan:
(1) 200 mL CH3COOH 0,1 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,2 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(3) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,1 M
(4) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,05 M
Manakah campuran yang membentuk larutan penyangga basa?
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. 1, 2, 3, dan 4
c
a
d
2
2
2
Menafsirkan
e
2
130
7. Seorang ibu akan memberikan sirup obat batuk kepada anaknya yang sedang sakit
batuk. Sirup lebih mudah diberikan kepada anak dari pada tablet atau kapsul. Di
dalam sirup obat batuk mengandung ammonium klorida (NH4Cl). Jika dalam 50 mL
larutan NH4OH 0,2 M terdapat 5,35 gram NH4Cl (Kb NH4OH = 10-5
, Mr NH4Cl =
53,5)
1) pH larutan sama dengan 8
2) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit asam
3) pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit basa
4) pH larutan tidak berubah pada pengenceran
Pernyataan yang benar adalah ....
a. pernyataan (1), (2), dan (3) d. pernyataan (4)
b. pernyataan (1) dan (3) e. semua benar
c. pernyataan (2) dan (4)
Meramalkan 8. Dalam minuman bersoda terdapat buffer phospat yang mempertahankan pH
minuman tersebut, sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan.
Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidakbenar untuk suatu larutan
buffer adalah ....
a. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari asam lemah tersebut
b. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari basa kuat tersebut c. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam
d. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa
e. pH tidak berubah jika diencerkan
9. Didalam es soda gembira terdapat larutan penyangga. Jika kedalam minuman ini
ditambahkan sedikit asam klorida akan menyebabkan keadaan berikut:
1. pH sedikit berubah
2. Konsentrasi asam lemah berkurang
b
2
131
3. Konsentrasi basa konjugasi bertambah
4. Konsentrasi asam lemah bertambah
5. Konsentrasi basa konjugasi berkurang
Pernyataan yang benar adalah .......
a. 1, 3, 4 d. 1, 2, 5
b. 1, 2, 3 e. 1 saja
c. 1, 4, 5
c 2
Mengajukan
pertanyaan
10. Yang dimaksud larutan penyangga adalah .....
a. Larutan yang mengandung asam kuat dan basa kuat
b. Larutan yang pH-nya praktis tetap meskipun ditambah sedikit asam, sedikit
basa, ataupun jika diencerkan dengan air c. Larutan yang pH-nya naik pada penambahan basa kuat meskipun ditambah sedikit
d. Larutan yang pH-nya turun pada penambahan basa kuat meskipun ditambah
sedikit
e. Larutan yang mengandung asam lemah dan basa lemah
b
2
Berkomunikasi 11. Perhatikan data percobaan berikut:
Larutan Ph
Awal ditambah sedikit asam ditambah sedikit basa
A 7 5 8
B 4 3,98 4,01
C 10 5,01 8,01
Diantara pernyataan berikut yang benar...........
a. larutan A, B, dan C merupakanlarutan buffer
b. larutan B merupakan larutan buffer asam
c. larutan A, B, dan C bukan merupakan larutan buffer
d. larutan A dan C merupakan larutan buffer basa
e. larutan C merupakan larutan buffer basa
b
2
132
12. Perhatikan kurva perubahan harga pH padatitrasi CH3COOH denganNaOHberikut!
Daerah kurva yang merupakan larutan penyangga adalah ....
a. Q d. T
b. R e. P
c. S
a
2
2. pH atau
pOH larutan
penyangga
Merencanakan
percobaan
13. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 6, kedalam 100 mL larutan asam
asetat 0,5 M harus ditambahkan natrium asetat padat sebanyak .....
(Ka asam asetat = 10-5
danAr C=12; H=1; O=16; Na=23)
a. 82 gram d. 41 gram
b. 8,2 gram e. 73,8 gram
c. 73 gram
14. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH 9, HCl 0,2 M yang harus ditambahkan
kedalam 40 mL larutan NH3 0,5 M (Kb = 10-5
) adalah …..
d
2
133
a. 50 mL d. 90 mL
b. 70 mL e. 100 mL
c. 80 mL
a
2
Menerapkan
konsep
15. Kedalam 300 mL larutan CH3COOH 0,1M dicampurkan 50 mL larutan NaOH 0,2 M.
(Ka CH3COOH = 10–5
), pH larutan akan berubahdari ….
a. 3 menjadi 13 – log 2d. 1 menjadi 13 – log 2
b. 1 menjadi 5e. 3 menjadi 14
c. 3 menjadi 5 – log 2
16. Minuman Big Cola merupakan minuman berkarbonasi yang didalamnya
mengandung asam karbonat. Jika 20 mL larutan H2CO3 0,3 M (Ka1 = 4,5 x 10-7
)
dicampurkan dengan 40 mL larutan KOH 0,1 M. Harga pH larutan yang terjadi
adalah ..... (log 9 = 0,954)
a. 10,301 d. 6,046
b. 7,954 e. 3,4
c. 5,699
c
d
2
2
Merumuskan
hipotesis
17. Bagaimana perbandingan konsentrasi asam dengan basa konjugasinya. Jika diketahui
dalam keadaan normal pH suatu minuman soda yang terdiri dari campuran H2PO4-
dengan HPO42-
adalah 8-log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10-8
a. konsentrasi asam > konsentrasi basa konjugasi
b. konsentrasi asam < konsentrasi basa konjugasi
c. konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
d. ½ konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
e. konsentrasi asam = ½ konsentrasi basa konjugasi
c
2
134
19. Seorang siswa akan melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh penambahan
asam kuat pada larutan penyangga. Bagaimana hipotesis yang akan dibuat oleh siswa
tersebut dengan percobaan yang akan dia lakukan?
a. penambahan sedikit asam kuat tidak mengubah harga pH
b. penambahan sedikit asam kuat mengubah harga pH
c. penambahan asam kuat berlebih mengubah harga pH
d. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada konsentrasi asam kuat itu sendiri
e. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada volume asam kuat itu sendiri
a
2
Menafsirkan 18. Dalam suatu bejana terdapat 100 mL larutan NH4OH 0,1 M dengan tetapan basa Kb=
10-5
.
(1)Larutan ini termasuk basa lemah
(2)Mempunyai harga pH = 11
(3)Penambahan 100 mL larutan NH4Cl 0,1 M merubah pH menjadi 9
(4)Penambahan 100 mL larutan HCl 0,5 M merubah pH menjadi 9
Pernyataan yang benar adalah ...
a. Pernyataan (1) dan (3) d. Pernyataan (4)
b. Pernyataan (1), (2),dan (3) e.Semua benar
c. Pernyataan (2) dan (4)
b 2
3. pH larutan
penyangga
Menerapkan 20. Larutan penyangga yang terdiridari 50 mL CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL
CH3COONa 0,1 M (Ka CH3COOH = 1,8.10–5
). pH larutan setelah ditambah 1 mL
c 2
135
dengan
penambahan
sedikit asam
atau sedikit
basa atau
dengan
pengenceran
konsep HCl 0,1 M adalah .....
a. 4 - log 1 d. 6 – log 2
b. 5 e. 6 – log 6,7
c. 5 – log 1,73
21. Larutan penyangga dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada
minuman fanta. Adapun salah satu bahan yang terkandung dalam fanta adalah
magnesium karbonat. Apabila kedalam 1 Liter larutan in imengandung 200 mmol
H2CO3 dengan 20 mmol MgCO3 ditambahkan 1 Liter air maka pH campuran
menjadi....... (Ka1 H2CO3 = 4,5 x 10-7
, log 4,5 = 0,653)
a. 2 d. 6
b 5,35 e.6,35
c. 5
b
2
Menafsirkan 22. Dalam suatu percobaan buffer diketahui konsentrasi mol yang sama yaitu CH3COOH
0,1 mol dan CH3COONa 0,1 mol. pH sebelum dan setelah ditambah NaOH 0,01 mol
adalah 4,7 dan 4,79.
Berapa kapasitas larutan penyangga tersebut?
a. 0,01 d. 0,05
b. 0,015 e. 0,11
c. 0,02
e 2
4.
Fungsi
larutan
penyangga
dalam tubuh
makhluk
hidup dan
aplikasinya
Mengajukan
pertanyaan
23. Kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut.....
a. Alvalisis d. Alkolasis
b. Alkalosis e. Aldolisis
c. Alkilisis
24. Air berkarbonasi mengandung larutan penyangga berupa ......
a. HHb+ / HbO2 d. H2CO3 / HCO3
-
b. HCl / Cl-
e. Hasp / Asp-
c. CH3COOH / CH3COO-
b
d
2
2
136
dalam
kehidupan
sehari-hari
25. Diantara pernyataan berikut yang merupakan fungsi larutan penyangga dalam
minuman berkarbonasi, yaitu .....
a. Menjaga kesetimbang cairan pada minuman
b. Menghambat tumbuhnya jamur pada minuman
c. Sebagai anti oksidan
d. Menjaga masuknya bakteri ke dalam minuman
e. Menjaga pH minuman agar tahan lebih lama dalam penyimpanan
e
2
Jumlah Skor 50
137
KISI-KISI SOAL URAIAN
Kompetensi
Dasar
Indikator
KPS
Soal Uraian Skor Kunci Jawaban
4.3 Mendeskrip-
sikan sifat
larutan
penyangga dan
peranan larutan
penyangga
dalam tubuh
makhluk hidup.
Menggunakan
alat dan bahan
1. Dalam praktikum larutan penyangga,
diperlukan indikator universal.
a. Mengapa perlu menggunakan
indikator universal? Apa fungsi dari
indikator universal?
b. Jelaskan cara penggunaannya!
10
10
1. a. Diperlukan indikator universal sebab merupakan
salah satu indikator yang memiliki tingkat
kepercayaan yang baik. Fungsi indikator universal
untuk mengetahui pH suatu larutan
b. Cara menggunakan indicator universal adalah
sebagai berikut:
(i) Celupkan kertas indikator universal pada larutan
yang akan diselidiki nilai pH-nya atau meneteskan
indikator universal pada larutan yang diselidiki
(ii) Amati perubahan warna yang terjadi
(iii) Bandingkan perubahan warna dengan warna
standar.
2. Jelaskan menurut kalian!
2. a. Rasanya masam
b. Asam karbonat dan Natrium bikarbonat
HCO3-+ H
+ H2CO3
HCO3- + Na
+ NaHCO3
c. Diketahui: 0,01 mol H2CO3
0,02 mol NaHCO3
138
- Menafsirkan
- Menerapkan
konsep
- Mengajukan
pertanyaan
a. Apa yang kalian rasakan saat minum-
minuman seperti gambar disamping?
b. Sprite merupakan minuman
berkarbonasi yang mengandung sejumlah
kecil asam karbonat dan natrium
bikarbonat. Tuliskan persamaan yang
menunjukkan bagaimana larutan itu
berfungsi sebagai larutan penyangga!
c. Jika dalam 100 ml air berkarbonasi
mengandung 0,01 mol asam karbonat
dan 0,02 mol Na-bikarbonat. Kemudian
larutan tersebut diencerkan dengan
aquades sampai volumenya menjadi 200
mL maka pH larutan menjadi ... (Ka
H2CO3 = 4,5 x 10-7
)
d. Mengapa dalam minuman berkarbonasi
diperlukan larutan buffer?
3
7
15
5
Ka = 4,5 x 10-7
Ditanya: pH larutan setelah ditambah 200mL?
Jawab: pH = -log Ka
pH = -log 4,5 x 10-7
= -log 4,5 x 10-7
x 0,5
= 7-log 2,25
= 8-0,35 = 6,65
pH campuran sebelum dan sesudah pengenceran
adalah sama karena tidak menambah atau
mengurangi banyaknya mol yang bereaksi pada
campuran. Jadi pH = 6,65
d. Karena untuk menjaga pH minuman agar tahan
lebih lama dalam penyimpanan
Jumlah 50
139
Lampiran 7
soal pre-post test
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Larutan Penyangga
Kelas/Semester : XI/2
Waktu : 40 menit
PETUNJUK UMUM
1. Tulislah terlebih dahulu nama, nomor absen, dan kelas Anda pada lembar jawab
yang tersedia.
2. Kerjakan pada lembar jawaban yang telah disediakan.
3. Bacalah soal dengan teliti sebelum Anda mengerjakan.
4. Kerjakan terlebih dahulu soal yang Anda anggap mudah.
5. Bacalah doa terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.
PETUNJUK KHUSUS
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada
lembar jawab!
I. Pilihan Ganda
1. Perhatikan data percobaan penambahan sedikit air, sedikit asam dan sedikit basa
pada lima macam larutan berikut ini.
Dari data yang diperoleh pada percobaan di atas, tentukan larutan mana yang
termasuk larutan penyangga!
a. P dan Q d. Q dan S
b. R dan S e. R dan T
c. P dan T
2. Berikut ini merupakan cara kerja larutan penyangga:
I. Mencampurkan basa lemah dengan garamnya
II. Mencampurkan asam lemah dengan garamnya
III. Mencampurkan basa lemah berlebih dengan asam kuat
IV. Mencampurkan asam lemah berlebih dengan basa kuat
Berdasarkan petunjuk diatas, larutan penyangga asam dapat dibuat dengan cara .....
a. I dan II d. II dan IV
b. I dan III e. I, II, dan III
c. II dan III
3. Asam fosfat pada coca cola menyebabkan kandungan kalsium dalam tulang
140
menurun. Sehingga tidak baik jika terlalu sering mengkonsumsi minuman
berkarbonasi tersebut. jika ke dalam 50 mL minuman tersebut (pH =5) ditambahkan
50 ml akuades. Apakah yang dapat diamati?
a. pH akan naik sedikit d. pH naik drastis
b. pH akan turun sedikit e. pH turun drastis
c. pH tidak berubah
4. Diantara campuran di bawah ini termasuk larutan penyangga, kecuali ….
a. NH4OH dan NH4Cl d. HCN dan KCN
b. CH3COOH dan CH3COONa e. H2CO3 dan KHCO3
c. Ca(OH)2 dan CaCl2
5. Campuran berikut ini yang termasuk larutan penyangga asam adalah ....
a. CH3COOH dan CH3COONa
b. NaOH dan NaCl
c. NH3 dan NH4Cl
d. NH4OH dan NH4Cl
e. H2SO4 dan NaCl
6. Berikut merupakan campuran dari beberapa larutan:
(1) 200 mL CH3COOH 0,1 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,2 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(3) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,1 M
(4) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,05 M
Manakah campuran yang membentuk larutan penyangga basa?
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. 1, 2, 3, dan 4
7. Seorang ibu akan memberikan sirup obat batuk kepada anaknya yang sedang sakit
batuk. Sirup lebih mudah diberikan kepada anak daripada tablet atau kapsul. Di
dalam sirup obat batuk mengandung ammonium klorida (NH4Cl). Jika dalam 50
mL larutan NH4OH 0,2 M terdapat 5,35 gram NH4Cl (Kb NH4OH = 10-5
, Mr
NH4Cl = 53,5)
I. pH larutan sama dengan 8
II. pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit asam
III. pH larutan tidak berubah dengan penambahan sedikit basa
IV. pH larutan tidak berubah pada pengenceran
Pernyataan yang benar adalah ....
a. pernyataan (1), (2), dan (3) d. pernyataan (4)
b. pernyataan (1) dan (3) e. semua benar
c. pernyataan (2) dan (4)
8. Dalam minuman bersoda terdapat larutan penyangga phospat yang
mempertahankan pH minuman tersebut, sehingga minuman dapat tahan lebih lama
141
dalam penyimpanan. Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidak benar
untuk suatu larutan buffer adalah ....
a. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari asam lemah tersebut
b. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari basa kuat tersebut
c. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam
d. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa
e. pH tidak berubah jika diencerkan
9. Didalam es soda gembira terdapat larutan penyangga. Jika ke dalam minuman ini
ditambahkan sedikit asam klorida akan menyebabkan keadaan berikut:
(1) pH sedikit berubah
(2) Konsentrasi asam lemah berkurang
(3) Konsentrasi basa konjugasi bertambah
(4) Konsentrasi asam lemah bertambah
(5) Konsentrasi basa konjugasi berkurang
Pernyataan yang benar adalah .......
a. 1, 3, 4 d. 1, 2, 5
b. 1, 2, 3 e. 1 saja
c. 1, 4, 5
10. Yang dimaksud larutan penyangga adalah .....
a. Larutan yang mengandung asam kuat dan basa kuat
b. Larutan yang pH-nya praktis tetap meskipun ditambah sedikit asam,
sedikit basa, ataupun jika diencerkan dengan air
c. Larutan yang pH-nya naik pada penambahan basa kuat meskipun ditambah
sedikit
d. Larutan yang pH-nya turun pada penambahan basa kuat meskipun ditambah
sedikit
b. Larutan yang mengandung asam lemah dan basa lemah
11. Perhatikan data percobaan berikut:
Larutan Ph
Awal ditambah sedikit asam ditambah sedikit basa
A 7 5 8
B 4 3,98 4,01
C 10 5,01 8,01
Diantara pernyataan berikut yang benar...........
a. larutan A, B, dan C merupakan larutan buffer
b. larutan B merupakan larutan buffer asam
c. larutan A, B, dan C bukan merupakan larutan buffer
d. larutan A dan C merupakan larutan buffer basa
e. larutan C merupakan larutan buffer basa
12. Perhatikan kurva perubahan harga pH pada titrasi CH3COOH dengan NaOH
berikut!
142
Daerah kurva yang merupakan larutan penyangga adalah ....
a. Q d. T
b. R e. P
c. S
13. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 6, ke dalam 100 mL larutan asam
asetat 0,5 M harus ditambahkan natrium asetat padat sebanyak .....
(Ka asam asetat = 10-5
dan Ar C=12; H=1; O=16; Na=23)
b. 82 gram d. 41 gram
c. 8,2 gram e. 73,8 gram
d. 73 gram
14. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH 9, HCl 0,2 M yang harus
ditambahkan ke dalam 40 mL larutan NH3 0,5 M (Kb = 10-5
) adalah …..
a. 50 mL d. 90 mL
b. 70 mL e. 100 mL
c. 80 mL
15. Ke dalam 300 mL larutan CH3COOH 0,1 M dicampurkan 50 mL larutan NaOH 0,2
M. (Ka CH3COOH = 10–5
), pH larutan akan berubah dari ….
a. 3 menjadi 13 – log 2
b. 1 menjadi 5
c. 3 menjadi 5 – log 2
d. 1 menjadi 13 – log 2
e. 3 menjadi 14
16. Minuman Big Cola merupakan minuman berkarbonasi yang didalamnya
mengandung asam karbonat. Jika 20 mL larutan H2CO3 0,3 M (Ka1 = 4,5 x 10-7
)
dicampurkan dengan 40 mL larutan KOH 0,1 M. Harga pH larutan yang terjadi
adalah ..... (log 9 = 0,954)
a. 10,301 d. 6,046
b. 7,954 e. 3,4
c. 5,699
17. Bagaimana perbandingan konsentrasi asam dengan basa konjugasinya. Jika
diketahui dalam keadaan normal pH suatu minuman soda yang terdiri dari
campuran H2PO4- dengan HPO4
2- adalah 8-log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10
-8
a. konsentrasi asam > konsentrasi basa konjugasi
b. konsentrasi asam < konsentrasi basa konjugasi
c. konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
143
d. ½ konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi
e. konsentrasi asam = ½ konsentrasi basa konjugasi
18. Dalam suatu bejana terdapat 100 mL larutan NH4OH 0,1 M dengan tetapan basa
Kb= 10-5
.
(1) Larutan ini termasuk basa lemah
(2) Mempunyai harga pH = 11
(3) Penambahan 100 mL larutan NH4Cl 0,1 M merubah pH menjadi 9
(4) Penambahan 100 mL larutan HCl 0,5 M merubah pH menjadi 9
Pernyataan yang benar adalah ...
a. Pernyataan (1) dan (3)
b. Pernyataan (1), (2), dan (3)
c. Pernyataan (2) dan (4)
d. Pernyataan (4)
e. semua benar
19. Seorang siswa akan melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh penambahan
asam kuat pada larutan penyangga. Bagaimana hipotesis yang akan dibuat oleh
siswa tersebut dengan percobaan yang akan dia lakukan?
a. penambahan sedikit asam kuat tidak mengubah harga pH
b. penambahan sedikit asam kuat mengubah harga pH
c. penambahan asam kuat berlebih mempengaruhi harga pH
d. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada konsentrasi asam kuat itu sendiri
e. asam kuat yang ditambahkan bergantung pada volume asam kuat itu sendiri
20. Larutan penyangga yang terdiri dari 50 mL CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL
CH3COONa 0,1 M (Ka CH3COOH = 1,8.10–5
). pH larutan setelah ditambah 1 mL
HCl 0,1 M adalah .....
a. 4 - log 1 d. 6 – log 2
b. 5 e. 6 – log 6,7
c. 5 – log 1,73
21. Larutan penyangga dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada
minuman fanta. Adapun salah satu bahan yang terkandung dalam fanta adalah
magnesium karbonat. Apabila ke dalam 1 Liter larutan ini mengandung 200 mmol
H2CO3 dengan 20 mmol MgCO3 ditambahkan 1 Liter air maka pH campuran
menjadi....... (Ka1 H2CO3 = 4,5 x 10-7
, log 4,5 = 0,653)
a. 2 d. 6
b 5,35 e. 6,35
c. 5
22. Dalam suatu percobaan buffer diketahui konsentrasi mol yang sama yaitu
CH3COOH 0,1 mol dan CH3COONa 0,1 mol. pH sebelum dan setelah ditambah
NaOH 0,01 mol adalah 4,7 dan 4,79.
Berapa kapasitas larutan penyangga tersebut?
a. 0,01 d. 0,05
b. 0,015 e. 0,11
144
c. 0,02
23. Kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut .....
a. Alvalisis d. Alkolasis
b. Alkalosis e. Aldolisis
c. Alkilisis
24. Air berkarbonasi mengandung larutan penyangga berupa ......
b. HHb+ / HbO2 d. H2CO3 / HCO3
-
c. HCl / Cl-
e. Hasp / Asp-
d. CH3COOH / CH3COO-
25. Diantara pernyataan berikut yang merupakan fungsi larutan penyangga dalam
minuman berkarbonasi, yaitu .....
a. Menjaga kesetimbang cairan pada minuman
b. Menghambat tumbuhnya jamur pada minuman
c. Sebagai anti oksidan
d. Menjaga masuknya bakteri ke dalam minuman
e. Menjaga pH minuman agar tahan lebih lama dalam penyimpanan
II. Soal Uraian
1. Dalam praktikum larutan penyangga, diperlukan indikator universal.
a. Mengapa perlu menggunakan indikator universal? Apa fungsi dari indikator
universal?
b. Jelaskan cara penggunaannya!
2. Jelaskan menurut kalian!
a. Apa yang kalian rasakan saat minum minuman seperti gambar disamping?
b. Sprite merupakan minuman berkarbonasi yang mengandung sejumlah kecil asam
karbonat dan natrium bikarbonat. Tuliskan persamaan yang menunjukkan
bagaimana larutan itu berfungsi sebagai larutan penyangga!
c. Jika dalam 100 ml air berkarbonasi mengandung 0,01 mol asam karbonat dan
0,02 mol Na-bikarbonat. Kemudian larutan tersebut diencerkan dengan aquades
sampai volumenya menjadi 200 mL maka pH larutan menjadi ... (Ka H2CO3 =
4,5 x 10-7
)
d. Mengapa dalam minuman berkarbonasi diperlukan larutan buffer?
145
Lampiran 8
Lembar Jawaban Pretes
146
Lampiran 9
Lembar Jawaban Postes
147
Lampiran 10
Yuk kita lihat pada masalah yang ada dalam dikehidupan sehari-hari!
Fenomena
Kita mengenal berbagai macam produk yang di dalamnya terdapat larutan
penyangga, salah satunya pada minuman bersoda. Minuman bersoda memiliki rasa
asam yang masih tetap ada padahal minuman tersebut dibuka setiap saat untuk
diminum, di dalam minuman bersoda terdapat kesetimbangan ion fosfat yang mampu
mempertahankan pH.
Produk lainnya yaitu obat suntik dan obat tetes mata, pH-nya harus disesuaikan
dengan pH cairan tubuh. Obat tetes mata memiliki pH yang sama dengan pH air mata
agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu pula
obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah. Penyangga pada obat-obatan seperti
aspirin merupakan obat penghilang rasa nyeri. Beberapa merek aspirin juga
ditambahkan zat untuk menetralisir kelebihan asam di perut, seperti MgO.
Di dalam tubuh juga terdapat penyangga alami seperti pada darah dan air ludah.
Pada darah mengandung asam basa konjugasi yaitu antara asam karbonat (H2CO3)
dengan ion bikarbonat (HCO3-) dan asam phosfat (H2PO4) dengan ion posfat (HPO4
2-)
yang membantu menjaga agar pH darah hampir konstan. Larutan penyangga phosfat
juga ditemukan dalam air ludah, yang berfungsi menjaga pH mulut dengan cara
menetralisir asam yang dihasilkan dari fermentasi sisa-sisa makanan yang dapat
merusak gigi.
Apa larutan
penyangga itu?
Lembar Kerja Siswa
LARUTAN PENYANGGA
Kegiatan 1
148
Pertanyaan!
1. Mengapa zat-zat tersebut dikatakan sebagai penyangga?
2. Coba jelaskan pengertian larutan penyangga berdasarkan fenomena yang diberikan
menurut bahasa kalian sendiri!
3. Komponen apa saja yang terdapat dalam larutan penyangga?
4. Berikan contoh larutan yang termasuk larutan penyangga asam dan larutan penyangga
basa!
Diskusikan masalah-masalah tersebut dengan kelompok anda!!
Lembar Kerja
Mengumpulkan data
Kumpulkan informasi data bisa dari buku paket, internet, artikel, dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah diatas.
149
A. Tujuan :
Tulislah apa tujuan dari praktikum larutan penyangga yang akan dilakukan?
B. Teori dan Fenomena :
Sebagian besar proses metabolisme pada makhluk hidup berlangsung pada pH
konstan. Enzim bekerja baik pada pH tertentu, bakteri berkembang biak pada pH
tertentu. Harga pH darah relatif konstan yaitu 7,4. Untuk menjaga pH larutan agar tidak
mengalami perubahan yang mencolok, digunakan zat-zat yang bersifat penyangga.
Larutan penyangga adalah larutan yang mengandung asam lemah dengan basa
konjugasinya, atau basa lemah dengan asam konjugasinya.
Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat
berlangsung pada harga pH tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan
larutan penyangga, agar pH senantiasa konstan ketika reaksi metabolisme berlangsung.
Kegunaan larutan penyangga tidak hanya terbatas pada tubuh makhluk hidup. Reaksi-
reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri juga banyak menggunakan larutan
penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus berlangsung pada suasana asam
(pH<7) atau suasana basa (pH>7). Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama
dengan cairan tubuh, agar tidak menimbulkan efek samping. Buah-buahan dalam kaleng
perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk menjaga pH agar tidak mudah rusak.
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan
buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet
yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan
dan minuman ringan. Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH
yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah
ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan
pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat,
seperti yang terdapat pada buah tomat, jeruk dan nanas.
Air soda (berkarbonasi) adalah air dikarbonasikan dengan penambahan gas
karbondioksida di bawah tekanan. Di dalam minuman bersoda terdapat buffer yaitu ion
phosphat yang mempertahankan pH minuman tersebut, sehingga minuman bersoda
dapat lebih tahan lama (hingga bertahun-tahun) selama dalam masa penyimpanannya.
Bagaimana cara kerja larutan penyangga? Untuk lebih jelasnya, yuk kita lakukan praktikum!!
Kegiatan 2
150
C. Meramalkan/ Merumuskan Masalah
Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan suatu masalah berkaitan dengan percobaan
yang akan dilakukan. Nyatakan dalam bentuk pertanyaan!
D. Mengajukan Hipotesis
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan di atas!
E. Merencanakan Percobaan :
Tulislah alat dan bahan apa saja yang digunakan sesuai dengan langkah kerja
praktikum larutan penyangga yang dilakukan!
F. Cara Kerja
Pengaruh Penambahan Sedikit Asam Kuat, Sedikit Basa Kuat dan Pengenceran
i. Mengetahui larutan bersifat penyangga atau bukan penyangga
1. Isilah gelas ukur dengan 1 ml CH3COOH 0,1 M lalu tambahkan 1 ml
CH3COONa 0,1 M. kemudian campuran diaduk. Periksa pH larutan dengan
kertas indikator universal dan catat hasilnya
151
2. Isilah masing-masing 3 tabung reaksi (a, b, dan c) dengan 0,5 ml larutan nomor
1 di atas.
3. Tetesi:
a) tabung a dengan 1 tetes larutan HCl 0,1 M
b) tabung b dengan 1 tetes larutan NaOH 0,1 M
c) tabung c dengan penambahan aquades 5 ml
4. Dari masing-masing tabung (a, b, c) ambil sedikit larutan dan teteskan ke
platetes. Masukkan indicator universal ke dalam platetes kemudian ukur pH dan
catat hasilnya.
5. Lakukan perlakuan sama no 1-4 tetapi larutannya diganti dengan larutan 1 ml
NH4OH 0,1 M + 1 ml NH4Cl 0,1 M dan 1 ml NaCl 0,1 M.
ii. Menyelidiki berbagai produk yang di dalamnya terdapat larutan penyangga
1. Ambil 1 ml obat tetes mata ke dalam tabung reaksi
2. Kemudian teteskan ke dalam platetes, sebanyak 4 kali lubangan
3. Lubang 1 tanpa perlakuan, lubang 2 tambahkan 1 tetes HCl 0,1 M, lubang 3
tambahkan 1 tetes NaOH 0,1 M, lubang 4 tambahkan 5 tetes aquades
4. Masukkan indikator universal ke dalam platetes kemudian ukur pH. Catat hasil
pengamatan!
5. Lakukan perlakuan yang sama no 1-4 untuk larutan tomat, larutan jeruk, dan
minuman bersoda
G. Data Pengamatan
i. Kegiatan 1
ii. Kegiatan 2
No. Jenis Larutan pH awal pH setelah penambahan
HCl 0,1 M NaOH 0,1 M Aquades 5 ml
1.
2.
3.
No. Jenis Larutan pH awal pH setelah penambahan
HCl 0,1 M NaOH 0,1 M Aquades
1.
2.
3.
4.
152
H. Analisis Data
1. Berdasarkan hasil percobaan kegiatan 1, kelompokkan mana yang merupakan
larutan penyangga dan bukan penyangga?
2. Berdasarkan hasil percobaan kegiatan 2, produk manakah yang merupakan
penyangga asam atau penyangga basa?
3. a) Bagaimana pengaruh penambahan asam pada buffer yang bersifat asam. Jelaskan
mekanisme kerja buffer tersebut!
b) Bagaimana pengaruh penambahan basa pada buffer yang bersifat asam. Jelaskan
mekanisme kerja buffer tersebut!
4. a) Bagaimana pengaruh penambahan asam pada buffer yang bersifat basa. Jelaskan
mekanisme kerja buffer tersebut!
b) Bagaimana pengaruh penambahan basa pada buffer yang bersifat basa. Jelaskan
mekanisme kerja buffer tersebut!
5. Bagaimanakah perubahan pH obat tetes mata, minuman bersoda, larutan jeruk, dan
larutan tomat pada penambahan asam, basa, dan air?
6. Sebutkan sifat-sifat dari larutan penyangga!
I. Kesimpulan
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
Komunikasikan hasil praktikum yang sudah kalian dapat secara jelas dan tepat
153
Penyangga Asam
Larutan Penyangga Asam
Di dalam sistem larutan terdapat kesetimbangan:
HA(aq) H+(aq) + A
-(aq) …………………(1)
NaA(aq) → Na+(aq) + A
-(aq) …………………(2)
Dari reaksi kesetimbangan (1) didapat,
…………………(3)
Sehingga konsentrasi ion H+ dalam sistem dapat dinyatakan:
…………………(4)
Dari persamaan (4) maka untuk menentukan H+
larutan penyangga asam dapat
dirumuskan:
Jika konsentrasi dinyatakan sebagai banyaknya mol tiap liter larutan atau M= n/V,
maka:
Oleh karena sistem merupakan campuran dalam satu wadah, maka volumenya akan
selalu sama, sehingga rumusan tersebut dapat ditulis:
Tentukan cara menghitung pH untuk larutan
penyangga basa dengan larutan penyangga BCl!
pH larutan penyangga Kegiatan 3
154
LATIHAN SOAL!
1. Hitunglah pH larutan yang terdiri atas campuran 0,01 mol asam asetat dengan 0,1 mol
natrium asetat dalam 1 liter larutan! (Ka asam asetat= 1,8 x 10–5
)
2. 100 ml 0,2 M NH4OH dicampur dengan 100 ml HCl 0,1 M (Kb= 10-5
). Tentukan pH
campuran larutan tersebut!
3. Periksa campuran di bawah ini manakah yang termasuk larutan penyangga dan bukan
larutan penyangga
Ingat!
pH larutan penyangga tidak berubah jika diencerkan
pH larutan penyangga tidak berubah jika ditambahkan ke dalamnya sedikit
asam atau basa
4. larutan buffer mengandung 100 ml NH3 dan 100 ml NH4Cl masing–masing 0,1 M
(Kb=10-5
):
a. Tentukan pH larutannya
b. Berapa pH larutan setelah ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M?
c. Jika ditambah 1 mL NaOH 0,1 M, berapakah pH-nya?
5. 100 ml 0,2M CH3COOH ditambahkan ke dalam 100 mL CH3COONa 0,4M (Ka=10-
5). Hitunglah:
a. pH campuran
b. pH setelah penambahan 800 ml air
6. 50 ml 0,2 M NaOH dicampur dengan 50 ml 0,4 M HF Ka = 2. 10-5
. Hitunglah:
a. pH setelah penambahan 1 mL 0,002 M HCl
b. pH setelah penambahan 1 mL 0,001 M KOH
100 ml asam asetat 0,1 M + 100 ml NaOH 0,1 M
100 ml asam asetat 0,2 M + 100 ml NaOH 0,1 M
100 ml NH4OH 0,1 M + 100 ml HCl 0,1 M
155
PERTANYAAN
1. Berdasarkan masalah yang diberikan coba identifikasi bagaimanakah cara kerja darah
dalam menjaga pHnya agar tetap konstan!
2. Sebutkan contoh-contoh larutan penyangga yang lain dalam tubuh makhluk hidup dan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
156
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok :
Nama / No :
Diskusikan masalah-masalah tersebut dengan kelompok anda!!
157
Lampiran 11
DAFTAR KELOMPOK SISWA KELAS EKSPERIMEN (XI IPA 3)
158
Lampiran 12
DAFTAR KELOMPOK SISWA KELAS KONTROL (XI IPA 2)
159
Lampiran 13
Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Proses Sains
Pokok Bahasan :
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Tujuan :
Lembar observasi ini disusun dalam rangka mengamati keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran kimia melalui penerapan praktikum
berbasis masalah pada materi larutan penyangga.
Petunjuk :
1. Observer berada didekat kelompok yang akan diamati.
2. Pengamatan ditujukan pada kelompok yang telah ditentukan.
3. Berilah tanda (ν) contreng sesuai dengan indikator penelitian yang muncul dalam pembelajaran
No Keterampilan Proses Sains
yang diamati Skor Indikator
No Siswa
1.
Meramalkan/ merumuskan
masalah 4
Mampu membuat rumusan masalah berdasarkan
fenomena dan percobaan yang akan dilakukan dengan
benar tanpa bantuan guru
3
Mampu membuat rumusan masalah berdasarkan
fenomena dan percobaan yang akan dilakukan dengan
benar tetapi dengan bantuan guru
2
Mampu membuat rumusan masalah berdasarkan
fenomena dan percobaan yang akan dilakukan tetapi
kurang benar
1 Tidak mampu membuat rumusan masalah berdasarkan
fenomena dan percobaan yang akan dilakukan
160
2. Merumuskan hipotesis 4
Mampu membuat hipotesis percobaan yang akan
dilakukan dengan benar tanpa bantuan guru
3 Mampu membuat hipotesis percobaan yang akan
dilakukan dengan benar tetapi dengan bantuan guru
2 Mampu membuat hipotesis percobaan yang akan
dilakukan tetapi kurang benar
1 Tidak mampu membuat hipotesis percobaan yang akan
dilakukan
3. Merencanakan percobaan
(persiapan alat dan bahan)
Alat:
Bahan: NaOH,HCl,
CH3COOH, CH3COONa,
NH4OH, NH4Cl,jeruk, tomat,
minum-an bersoda, obat tetes
mata
4 Jika mempersiapkan semua alat dan bahan dengan benar
dan tepat
3 Jika mempersiapkan kurang satu alat dan bahan dengan
benar dan tepat
2
Jika mempersiapkan kurang dua alat dan bahan dengan
benar dan tepat
1
Jika mempersiapkan kurang tiga alat dan bahan dengan
benar dan tepat
4. Menggunakan alat dan bahan
sesuai prosedur 4
Menggunakan alat dengan tepat dan mengambil bahan
sesuai kebutuhan
3 Menggunakan alat dengan tepat dan mengambil bahan
lebih banyak atau sedikit dari kebutuhan
2 Menggunakan alat kurang tepat dan mengambil bahan
sesuai kebutuhan
1 Menggunakan alat kurang tepat dan mengambil bahan
lebih banyak atau sedikit dari kebutuhan
161
5. Mengamati Hasil Percobaan
dan pH pada masing-masing
campuran dengan indikator
universal
4 Pengamatan teliti, hasil akhir tepat, semua pH yang
diamati benar
3 Pengamatan teliti, hasil akhir kurang tepat, pH larutan
kurangdari 4 yang diamati salah
2 Pengamatan kurang teliti, hasil akhir kurang tepat, pH
larutan lebih dari 4 yang diamati salah
1 Pengamatan kurang teliti, hasil akhir kurang tepat, semua
pH larutan yang diamati salah
6. Menafsirkan atau
menyimpulkan hasil
percobaan
4 Siswa mampu membuat simpulan percobaan yang telah
dilakukan dengan benar tanpa bantuan guru
3 Siswa mampu membuat simpulan percobaan yang telah
dilakukan dengan benar tetapi dengan bantuan guru
2 Siswa mampu membuat simpulan percobaan yang telah
dilakukan tetapi kurang benar
1 Siswa tidak mampu membuat simpulan percobaan yang
telah dilakukan
7. Mengelompokkan
4
Siswa mampu mengelompokkan larutan penyangga asam
dan basa berdasarkan percobaan yang dilakukan tanpa
bantuan dari guru
3
Siswa mampu mengelompokkan larutan penyangga asam
dan basa berdasarkan percobaan yang dilakukan dengan
bantuan guru
2
Siswa hanya mampu mengelompokkan larutan
penyangga asam saja maupun penyangga basa saja
berdasarkan percobaan yang dilakukan
1 Siswa tidak mampu mengelompokkan larutan penyangga
asam dan basa berdasarkan percobaan yang dilakukan
8. Mengajukan pertanyaan dari 4 Siswa berani mengajukan pertanyaan dan menjawab
162
Semarang, ...... .................. 2015
Pengamat,
rumusan masalah dan
menjawab pertanyaan dari
analisis data
semua pertanyaan dari analisis data
3 Siswa hanya mengajukan pertanyaan atau menjawab
semua pertanyaan dari analisis data
2 Siswa tidak mengajukan pertanyaan dan menjawab
sebagian pertanyaan dari analisis data
1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan dan tidak menjawab
semua pertanyaan dari analisis data
9. Menerapkan konsep 4
Siswa menerapkan konsep yang ada dalam pembahasan
dengan teori yang ada
3 Siswa menerapkan konsep yang ada dalam pembahasan
tanpa menggunakan teori yang ada
2 Siswa hanya menerapkan konsep dengan teori yang ada
dan belum ada dalam pembahasan
1 Siswa tidak menerapkan konsep yang ada dalam
pembahasan dengan teori yang ada
10. Menyampaikan hasil
praktikum secara jelas, tepat,
dan efektif
4 Siswa menyampaikan hasil praktikum dengan tepat,
efektif dan suara yang jelas
3 Siswa menyampaikan hasil praktikum dengan tepat,
efektif dan suara kurang jelas
2 Siswa menyampaikan hasil praktikum yang belum tepat,
dengan suara yang jelas
1 Siswa menyampaikan hasil praktikum yang belum tepat
dengan suara kurang jelas
Total Skor
163
Lembar Penilaian Keterampilan Proses Sains
No KODE
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor Meramalkan Merumuskan
hipotesis
Merencanak
an percobaan
Mengguna-
kan alat dan
bahan
Mengamati
Hasil
Percobaan
Menyimpul-
kan hasil
percobaan
Mengelom-
pokkan
Mengaju-
kan
pertanyaan
Menerapkan
konsep
Menyampai-
kan hasil
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
164
Lampiran 14
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF SISWA DI KELAS
Nilai =
No. KODE
Aspek yang dinilai
Jumlah Skor
Kehadiran siswa
dalam proses
belajar
mengajar
siswa
berpendapat
atau bertanya
Keberanian
siswa
mengerjakan
tugas di depan
kelas
Pengumpulan
tugas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
165
RUBRIK ASPEK AFEKTIF SISWA
No. Aspek Skor Kriteria
1. Kehadiran siswa dalam
proses belajar mengajar 4 Selalu hadir dan tidak pernah terlambat
3 Tidak hadir kurang dari 3 kali
2 Tidak hadir selama 3 kali
1 Tidak hadir lebih dari 3 kali
2. Siswa berpendapat atau
bertanya
4
Menyampaikan pendapat atau bertanya
sesuai materi pembahasan dengan jelas dan
tepat sasaran
3
Menyampaikan pendapat atau bertanya
sesuai materi pembahasan tetapi kurang jelas
dan tepat sasaran
2 Meyampaikan pendapat atau bertanya tidak
tepat sasaran dan kurang jelas
1 Tidak pernah menyampaikan pendapat
3.
Keberanian siswa
mengerjakan tugas di
depan kelas
4
Siswa berani mengerjakan tugas di depan
kelas tanpa diminta oleh guru dan
mengerjakan tugasnya dengan serius
3
Siswa berani mengerjakan tugas di depan
kelas dengan ditunjuk oleh guru terlebih
dahulu mengerjakan tugasnya dengan serius
2 Siswa berani mengerjakan tugas di depan
kelas dengan dibantu guru atau temannya
1 Siswa tidak berani mengerjakan tugas di
depan kelas
4. Pengumpulan tugas 4 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Mengumpulkan tugas terlambat 1 hari
2 Mengumpulkan tugas terlambat 2 hari
1 Mengumpulkan tugas terlambat >2 hari
166
Lampiran 15
LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK SISWA DI KELAS
No. KODE
Aspek yang dinilai
Jumlah Skor Kegiatan dalam
diskusi
Kegiatan dalam
kerja kelompok
Mengkomuni-
kasikan hasil
diskusi
kelompok
Menanggapi
hasil diskusi
kelompok
Kelengkapan
tugas rumah
Ketepatan
mengerjakan
soal latihan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Nilai =
167
RUBRIK ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA DI KELAS
No. Aspek Skor Kriteria
1. Kegiatan dalam
diskusi
4 Siswa antusias dan tidak membuat keramaian
pada saat diskusi
3 Siswa antusias dan membuat keramaian pada
saat diskusi
2 Siswa tidak antusias dan tidak membuat
keramaian pada saat diskusi
1 Siswa tidak antusias dan membuat keramaian
pada saat diskusi
2. Kegiatan dalam kerja
kelompok
4 Siswa aktif bekerja kelompok dan berani
menyampaikan gagasan/ pikiran
3 Siswa terampil bekerja dalam kelompok, tetapi
tidak berani menyampaikan gagasan/ pikiran
2 Siswa terlibat dalam kegiatan kelompok namun
hanya sebagai pendengar saja
1 Siswa tidak terlibat dalam kegiatan kelompok
3. Mengkomunikasikan
hasil diskusi
kelompok
4 Siswa berani mengkomunikasikan hasil diskusi
tanpa diminta oleh guru
3 Siswa berani mengkomunikasikan hasil diskusi
dengan permintaan dari guru
2 Siswa ragu-ragu dalam mengkomunikasikan
hasil diskusi
1 Siswa tidak mau mengkomunikasikan hasil
diskusi
4. Menanggapi hasil
diskusi kelompok
4 Siswa berani menanggapi hasil diskusi tanpa
diminta oleh guru
3 Siswa berani menanggapi hasil diskusi dengan
permintaan dari guru
2 Siswa ragu-ragu dalam menanggapi hasil diskusi
1 Siswa tidak mau menanggapi hasil diskusi
5. Kelengkapan tugas
rumah
4 Tugas rumah dikerjakan dengan lengkap dan
sistematis
3 Tugas rumah dikerjakan dengan lengkap dan
kurang sistematis
2 Tugas rumah dikerjakan kurang lengkap dan
tidak sistematis
1 Tugas rumah tidak dikerjakan
6.
Ketepatan
mengerjakan soal
latihan
4 Mengerjakan soal dengan lengkap dan tepat
waktu
3 Mengerjakan soal tidak lengkap dan tepat waktu
2 Mengerjakan soal lengkap tetapi tidak tepat
waktu
1 Tidak mengerjakan soal
168
Lampiran 16
Lembar Angket Tanggapan Siswa
Nama :
Kelas/ No.Absen :
Petunjuk pengisian
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya.
2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar Anda.
3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan di bawah ini sebelum Anda mengisi.
4. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang Anda alami dengan cara
member tanda check (v) pada salah satu pilihan jawaban.
No. Pernyataan Keterangan
SS S TS STS
1. Saya merasa senang mengikuti pelajaran kimia materi
pokok larutan penyangga melalui penerapan praktikum
berbasis masalah
2 Saya dapat bekerja sama dan saling diskusi kelompok
dalam mengikuti pelajaran kimia materi pokok larutan
penyangga melalui penerapan praktikum berbasis
masalah
3 Saya lebih mudah memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru melalui penerapan praktikum
berbasis masalah
4 Pembelajaran ini melibatkan saya untuk lebih aktif
5 Saya lebih berani mengemukakan jawaban atau
pendapat saya
6 Saya terlatih untuk berani bertanya atau menjawab
pertanyaan teman atau guru melalui pembelajaran ini
7 Saya menjadi lebih mudah menyelesaikan soal-soal
yang berkaitan dengan materi
169
8 Saya menjadi lebih mengerti tentang beberapa masalah
berkaitan dengan materi larutan penyangga dalam
kehidupan sehari-hari setelah mengikuti pembelajaran
melalui penerapan praktikum berbasis masalah
9 Saya dapat meningkatkan kemampuan untuk mengingat
suatu konsep pembelajaran setelah mengikuti
pembelajaran melalui penerapan praktikum berbasis
masalah
10 Saya lebih termotivasi dan bersemangat untuk belajar
karena mengikuti pembelajaran melalui penerapan
praktikum berbasis masalah
Keterangan:
SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju
170
Lampiran 17
Nama Siswa yang Mengikuti Uji Coba Soal
Materi Larutan Penyangga
No Nama Kode
1 Anggraeni Wulandari EA-1
2 Ari Aviani EA-2
3 Dewi Ulfah A. EA-3
4 Dinda Ayu S EA-4
5 Erlina Nofianti EA-5
6 Eva Giofanti EA-6
7 Fadila Dzurrul F. EA-7
8 Farida Ariani EA-8
9 Fatimatuzzahro EA-9
10 Galih Putri EA-10
11 Galuh Pramita EA-11
12 Himmatu Ulya EA-12
13 Ichsan R. EA-13
14 Inneke Winata EA-14
15 Ismiati Setyaningtyas EA-15
16 Khusna Maghfiroh EA-16
17 Messina Arinda Putri EA-17
18 Naeli Devi A. EA-18
19 Nailis Sa'adah EA-19
20 Nichla Fatchiya EA-20
21 Ni'matul Khoiroh EA-21
22 Niniwandasari EA-22
23 Nur Aeni P. EA-23
24 Nur Zubaedah EA-24
25 Nurul Aisyah EA-25
26 Putri Sukrotin N. EA-26
27 Putri Ulil Khikmah EA-27
28 Sam Adi Atsa EA-28
29 Silvia Diana EA-29
30 Siti Munawwaroh EA-30
31 Sukma Betari W. EA-31
32 Ullul Fajar K. EA-32
33 Ulul Cholifah EA-33
34 Venny Nydia D. EA-34
171
Lampiran 18
172
173
174
Lampiran 19
ANALISIS UJI COBA SOAL URAIAN
NO KODE 1 2 3 4 5 6 Y Y^2 Nilai
1 EA-1 8 0 3 6 0 0 17 289 34
2 EA-2 10 8 3 6 3 5 35 1225 70
3 EA-3 8 8 2 6 0 5 29 841 58
4 EA-4 10 10 2 6 0 5 33 1089 66
5 EA-5 8 8 3 6 0 0 25 625 50
6 EA-6 8 6 3 0 0 5 22 484 44
7 EA-7 8 6 3 7 0 5 29 841 58
8 EA-8 10 8 2 7 0 5 32 1024 64
9 EA-9 10 8 3 0 0 2 23 529 46
10 EA-10 10 8 3 6 5 5 37 1369 74
11 EA-11 10 10 3 7 12 5 47 2209 94
12 EA-12 10 6 3 0 0 5 24 576 48
13 EA-13 10 8 3 0 0 5 26 676 52
14 EA-14 10 8 3 6 5 5 37 1369 74
15 EA-15 10 8 3 6 5 5 37 1369 74
16 EA-16 8 6 3 7 12 5 41 1681 82
17 EA-17 10 6 3 6 0 5 30 900 60
18 EA-18 4 4 2 6 2 1 19 361 38
19 EA-19 6 5 3 6 0 5 25 625 50
20 EA-20 6 5 2 6 0 5 24 576 48
21 EA-21 10 8 1 0 0 0 19 361 38
22 EA-22 10 8 3 6 2 5 34 1156 68
23 EA-23 10 0 2 6 0 0 18 324 36
24 EA-24 10 5 2 2 0 5 24 576 48
25 EA-25 10 8 3 6 5 5 37 1369 74
26 EA-26 10 8 3 5 15 3 44 1936 88
27 EA-27 10 8 3 6 6 0 33 1089 66
28 EA-28 10 6 2 5 5 5 33 1089 66
29 EA-29 8 8 2 0 0 5 23 529 46
30 EA-30 10 8 3 5 10 5 41 1681 82
31 EA-31 8 6 3 5 0 5 27 729 54
32 EA-32 10 6 3 5 2 5 31 961 62
33 EA-33 10 8 3 0 0 5 26 676 52
34 EA-34 8 10 3 5 2 5 33 1089 66
JUMLAH 1015 32223 2030
Rata-rata 9.059 6.853 2.676 4.588 2.676 4 Tingkat Kesukaran 0.906 0.685 0.892 0.655 0.178 0.8 Kriteria mudah sedang mudah sedang sukar mudah
Ʃ X 308 233 91 156 91 136
175
Ʃ X^2 2864 1767 253 926 799 664 Ʃ XY 9348 7297 2772 4956 3568 4282 rxy 0.407 0.597 0.411 0.47 0.824 0.462 rtabel(0,05)(34) 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 Validitas
(rhitung>rtabel) valid valid valid valid valid valid
^2 i -2158 -1214 -187.9 -521.7 -
96.86 -403.1 ^2 i -2158
^2 t -23247 r11 0.907 Kriteria reliabel
176
Lampiran 20 Analisis Reliabilitas Lembar Observasi
No Kode
AspekPenilaian
Rater 1 Rater 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑
1 F-01 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 36
2 F-02 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
3 F-03 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 36
4 F-04 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 35
5 F-05 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 37
6 F-06 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38
7 F-07 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
8 F-08 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
9 F-09 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
10 F-10 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36
11 F-11 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 37 4 4 2 2 4 4 3 4 3 4 34
12 F-12 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 37
13 F-13 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38
14 F-14 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38
15 F-15 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
16 F-16 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
17 F-17 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
18 F-18 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36
19 F-19 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38
20 F-20 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 37
21 F-21 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
22 F-22 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 35
23 F-23 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
24 F-24 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36
25 F-25 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 37
26 F-26 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 37
27 F-27 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
28 F-28 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
29 F-29 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
30 F-30 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 35
31 F-31 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 36
32 F-32 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 37
33 F-33 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
34 F-34 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
35 F-35 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
36 F-36 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 35 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 34
37 F-37 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 37 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 37
38 F-38 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 37 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 36
177
No Kode AspekPenilaian
Rater 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑
1 F-01 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 36
2 F-02 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
3 F-03 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 36
4 F-04 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 34
5 F-05 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 36
6 F-06 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 36
7 F-07 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
8 F-08 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
9 F-09 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 36
10 F-10 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36
11 F-11 4 4 2 2 4 4 3 4 3 4 34
12 F-12 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 36
13 F-13 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38
14 F-14 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38
15 F-15 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 36
16 F-16 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 37
17 F-17 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
18 F-18 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 35
19 F-19 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 37
20 F-20 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 35
21 F-21 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
22 F-22 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 34
23 F-23 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 36
24 F-24 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 35
25 F-25 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 36
26 F-26 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 37
27 F-27 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 36
28 F-28 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36
29 F-29 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
30 F-30 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 35
31 F-31 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 36
32 F-32 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 37
33 F-33 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 35
34 F-34 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 35
35 F-35 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
36 F-36 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 33
37 F-37 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 37
38 F-38 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 34
178
Lembar Reliabilitas Observasi KPS
Rumus
179
Lembar Reliabiitas Observasi KPS
Rumus
180
Lampiran 21
Analisis Angket Tanggapan Siswa
No Kode Indikator
Skor Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kuadrat
1 F-01 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 841
2 F-02 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 32 1024
3 F-03 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 27 729
4 F-04 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 30 900
5 F-05 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 900
6 F-06 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 28 784
7 F-07 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 28 784
8 F-08 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 1024
9 F-09 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 841
10 F-10 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 25 625
11 F-11 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 35 1225
12 F-12 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 28 784
13 F-13 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 27 729
14 F-14 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 37 1369
15 F-15 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 33 1089
16 F-16 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 32 1024
17 F-17 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 32 1024
18 F-18 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 37 1369
19 F-19 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 841
20 F-20 4 4 4 4 2 3 1 3 3 3 31 961
21 F-21 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 28 784
22 F-22 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 32 1024
23 F-23 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 1024
24 F-24 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 841
25 F-25 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 33 1089
26 F-26 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 34 1156
27 F-27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 900
28 F-28 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28 784
29 F-29 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 1024
30 F-30 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 29 841
31 F-31 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 28 784
32 F-32 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 30 900
33 F-33 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 961
34 F-34 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 36 1296
35 F-35 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 34 1156
36 F-36 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 1024
37 F-37 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 31 961
38 F-38 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28 784
jumlah 127 126 117 120 110 109 94 117 120 128 1168 36200
jumlah kuadrat 401 401 342 361 305 302 216 340 363 410
σ2 0.21 0.24 0.2 0.21 0.35 0.41 0.44 0.12 0.23 0.29 2.6943
varians total 7.87812
reliabilitas 0.73111
181
Perhitungan Reliabiitas Angket Tanggapan Siswa
Rumus:
Keterangan:
k : Banyaknya butir soal
σb2 : Jumlah varians butir
σ2
t : Varians total
Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
σb2 = 0.21 + 0.24 … + 0.29 = 2.69
=
36200
1168
2
= 7.88
σ2
t
38
38
r
=
10
1 - 2.69
10
1
7.878
= 0.731
Pada a = 5% dengan n = 38 diperoleh r tabel = 0,32
Karena r > rtabel, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
182
Lampiran 22
Daftar Nilai UTS KIMIA Semester 2
SMA N 1 JEKULO KUDUS
No. XI IPA
1 XI IPA
2 XI IPA
3 XI IPA
4
1 76 69 70 65 280
2 66 70 71 67 274
3 67 72 69 70 278
4 72 70 72 75 289
5 80 70 68 84 302
6 67 76 76 56 275
7 75 73 74 64 286
8 75 76 74 62 287
9 68 70 75 67 280
10 65 68 68 70 271
11 72 82 71 74 299
12 71 71 71 72 285
13 70 71 74 64 279
14 68 73 74 62 277
15 62 68 72 76 278
16 71 72 74 70 287
17 74 79 70 62 285
18 65 70 68 66 269
19 72 73 72 70 287
20 66 70 72 208
21 72 70 66 68 276
22 60 71 71 65 267
23 64 74 71 82 291
24 80 70 67 72 289
25 78 69 82 80 309
26 67 67 70 66 270
27 72 67 74 62 275
28 72 65 72 60 269
29 68 68 74 78 288
30 78 69 79 74 300
31 62 71 71 68 272
32 70 77 86 82 315
33 83 72 88 62 305
34 70 77 71 68 286
35 65 71 72 66 274
36 64 70 79 62 275
37 62 68 66 72 268
183
38 78 68 67 66 279
2667 2637 2759 2621 9862
X 70.18 71.27 72.61 68.97 281
ni 38 37 38 38
ni - 1 37 36 37 37 37
Si2 32.37 12.81 24.08 43.59 288.30
(ni-1) Si2 1197.71 461.30 891.08 1612.97 10667.05
Log Si2 1.51 1.11 1.38 1.64 2.46
(ni-1) Log Si
2
55.88 39.88 51.12 60.66 91.01
Si 5.69 3.58 4.91 6.60 16.98
Nilai Maks. 83 82 88 84
Nilai Min. 60 65 66 56
Rentang 23 17 22 28
Log ni 1.58 1.57 1.58 1.58
K hitung 6.21 6.18 6.21 6.21
Banyak K 6 6 6 6
Panjang K 3.83 2.83 3.67 4.67
184
Lampiran 23
UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS
KELAS XI IPA 1
Hipotesis
H0 : Data nilai UTS kelas XI IPA 1 berdistribusi normal
H1 : Data nilai UTS kelas XI IPA 1 tidak berdistribusi normal
Rumus
dengan
: nilai chi kuadrat
Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2
hitung <χ2
(1-α)(k-3) dimana χ2
(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.
Perhitungan:
n = 38
Nilai maksimum = 83 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (38) = 6,21 ≈ 6
Nilai minimum = 60 Panjang kelas = = 3,7≈ 4
Rentang = 23 Rata-rata = 70,18
Daerah penolakan H0
χ2
(1-α)(k-3)
Daerah
penerimaan H0
185
Nilai fi Xi xi2 Fixi fixi
2
60-63 4 61.5 3782.3 246 15129
64-67 10 65.5 4290.3 655 42902.5
68-71 8 69.5 4830.3 556 38642
72-75 9 73.5 5402.3 661.5 48620.3
76-79 4 77.5 6006.3 310 24025
80-83 3 81.5 6642.3 244.5 19926.8
JUMLAH 38
2673 189246
S2 34.834835
S 5.9021043
Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)
Nilai Batas
Kelas (x) z Harga z Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)
2
60-63 59.5 -1.81 0.4649 0.094 4 3.576 0.424 0.18 0.05
64-67 63.5 -1.133 0.3708 0.197 10 7.494 2.506 6.282 0.838
68-71 67.5 -0.455 0.1736 0.261 8 9.907 -1.907 3.635 0.367
72-75 71.5 0.223 0.0871 0.229 9 8.694 0.306 0.093 0.011
76-79 75.5 0.901 0.3159 0.127 4 4.826 -0.826 0.682 0.141
80-83 79.5 1.578 0.4429 0.045 3 1.718 1.282 1.645 0.957
83.5 2.256 0.4881
JUMLAH 2.365
Diperoleh nilai χ2
hitung adalah 2,365.
Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2
(0,95)(3) adalah
7,81.
Karena 2,365< 7,81 maka χ2
hitung < χ2
(1-α)(k-3), sehingga H0 diterima.
Jadi, data nilai postes kelas eksperimen berdistribusi normal.
Kurva
7,81 2,36
5
Daerah penolakan H0 Daerah
penerimaan H0
186
UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS
KELAS XI IPA 2
Hipotesis
H0 : Data nilai UTS kelas XI IPA 2 berdistribusi normal
H1 : Data nilai UTS kelas Xl IPA 2 tidak berdistribusi normal
Rumus
dengan
: nilai chi kuadrat
Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2
hitung <χ2
(1-α)(k-3) dimana χ2
(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.
Perhitungan:
n = 37
Nilai maksimum = 82 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (37) = 6,17 ≈ 6
Nilai minimum = 65 Panjang kelas = = 2,75≈ 3
Rentang = 17 Rata-rata = 71,27
Daerah penolakan H0
χ2
(1-α)(k-3)
Daerah
penerimaan H0
187
Nilai fi Xi xi2 fixi fixi
2
65-67 3 66 4356 198 13068
68-70 16 69 4761 1104 76176
71-73 11 72 5184 792 57024
74-76 4 75 5625 300 22500
77-79 2 78 6084 156 12168
80-82 1 81 6561 81 6561
Jumlah 37
2631 187497
S2 11.43243
S 3.381188
Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)
Nilai Batas
Kelas (x) Z Harga z Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)
2
65-67 64.5 -2.002 0.4772 0.1107 3 4.0959 -1.0959 1.200997 0.293219
68-70 67.5 -1.115 0.3665 0.2755 16 10.1935 5.8065 33.71544 3.307543
71-73 70.5 -0.228 0.091 0.3364 11 12.4468 -1.4468 2.09323 0.168174
74-76 73.5 0.6595 0.2454 0.194 4 7.178 -3.178 10.09968 1.407033
77-79 76.5 1.5467 0.4394 0.0531 2 1.9647 0.0353 0.001246 0.000634
80-82 79.5 2.434 0.4925 0.007 1 0.259 0.741 0.549081 2.120004
82.5 3.3212 0.4995
Jumlah 7.296608
Diperolehnilai χ2
hitung adalah 7,296608.
Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2
(0,95)(3) adalah
7,81.
Karena 7,296608 < 7,81 maka χ2
hitung < χ2
(1-α)(k-3) , sehingga H0 diterima.
Jadi, data nilai postes kelas eksperimen berdistribusi normal.
Kurva
7,81 7,29
Daerah penolakan H0 Daerah
penerimaan H0
188
UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS
KELAS XI IPA 3
Hipotesis
H0 : Data nilai UTS kelasXI IPA 3 berdistribusi normal
H1 : Data nilai UTS kelas XI IPA 3 tidak berdistribusi normal
Rumus
dengan
: nilai chi kuadrat
Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2
hitung <χ2
(1-α)(k-3) dimana χ2
(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.
Perhitungan:
n = 38
Nilai maksimum = 88 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (38) = 6,21 ≈ 6
Nilai minimum = 66 Panjang kelas = = 3,54≈ 4
Rentang = 22 Rata-rata = 72,6
Daerah penolakan H0
χ2
(1-α)(k-3)
Daerah
penerimaan H0
189
Nilai fi Xi xi2 Fixi fixi
2
66-69 8 67.5 4556.25 540 36450
70-73 16 71.5 5112.25 1144 81796
74-77 9 75.5 5700.25 679.5 51302.25
78-81 2 79.5 6320.25 159 12640.5
82-85 1 83.5 6972.25 83.5 6972.25
86-89 2 87.5 7656.25 175 15312.5
Jumlah 38
2781 204473,5
S2 27.05105
S 5.201062
Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)
Nilai Batas
Kelas (x) z Harga z Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)
2
66-69 65.5 -1.37 0.4147 0.1889 8 7.1782 0.8218 0.675355 0.094084
70-73 69.5 -0.6 0.2258 0.2933 16 11.1454 4.8546 23.56714 2.114517
74-77 73.5 0.17 0.0675 0.2589 9 9.8382 -0.8382 0.702579 0.071413
78-81 77.5 0.94 0.3264 0.13 2 4.94 -2.94 8.6436 1.749717
82-85 81.5 1.71 0.4564 0.037 1 1.406 -0.406 0.164836 0.117238
86-89 85.5 2.48 0.4934 0.006 1 0.228 0.772 0.595984 2.613965
89.5 3.25 0.4994
Jumlah 6.760934
Diperoleh nilai χ2
hitung adalah 6,760934.
Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2
(0,95)(3) adalah
7,81.
Karena 6,760934< 7,81 maka χ2
hitung < χ2
(1-α)(k-3) , sehingga H0 diterima.
Jadi, data nilai postes kelas eksperimen berdistribusi normal.
Kurva
7,81 6,76
Daerah penolakan H0 Daerah
penerimaan H0
190
UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS
KELAS XI IPA 4
Hipotesis
H0 : Data nilai UTS kelas XI IPA 4 berdistribusi normal
H1 : Data nilai UTS kelas XI IPA 4 tidak berdistribusi normal
Rumus
dengan
: nilai chi kuadrat
Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2
hitung <χ2
(1-α)(k-3) dimana χ2
(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.
Perhitungan:
n = 38
Nilai maksimum = 84 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (38) = 6,21 ≈ 6
Nilai minimum = 56 Panjang kelas = = 4,506 ≈ 5
Rentang = 28 Rata-rata = 68,97
Daerah penolakan H0
χ2
(1-α)(k-3)
Daerah
penerimaan H0
191
Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)
Nilai Batas
Kelas (x) Z Hargaz Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)
2
56-60 55.5 -2.021 0.476 0.078 2 2.975 -0.975 0.951 0.32
61-65 60.5 -1.271 0.398 0.2 10 7.581 2.419 5.852 0.772
66-70 65.5 -0.521 0.199 0.286 13 10.85 2.147 4.61 0.425
71-75 70.5 0.229 0.087 0.247 7 9.382 -2.382 5.675 0.605
76-80 75.5 0.979 0.334 0.124 3 4.72 -1.72 2.957 0.627
81-85 80.5 1.729 0.458 0.035 3 1.338 1.662 2.764 2.066
85.5 2.479 0.493
JUMLAH 4.814
Diperoleh nilai χ2
hitung adalah 4,814.
Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2
(0,95)(3) adalah
7,81.
Karena 4,814 < 7,81maka χ2
hitung < χ2
(1-α)(k-3), sehingga H0 diterima.
Jadi, data nilai postes kelas eksperimen berdistribusi normal.
Kurva
Nilai fi Xi xi2 fixi fixi
2
56-60 2 58 3364 116 6728
61-65 10 63 3969 630 39690
66-70 13 68 4624 884 60112
71-75 7 73 5329 511 37303
76-80 3 78 6084 234 18252
81-85 3 83 6889 249 20667
JUMLAH 38
2624 182752
S2 44.44
S 6.667
7,81 4,81
Daerah penolakan H0 Daerah
penerimaan H0
192
Lampiran 24
DAFTAR NILAI PRETES KETERAMPILAN PROSES SAINS
KELAS EKSPERIMEN
Kelas : XI IPA 3
NO NAMA KODE NILAI
1 Ahmad Baedhowi F-01 59
2 Aldi Nugroho S. P F-02 54
3 Aulan Nikmah F-03 63
4 Diyan Fitriani F-04 59
5 Eva Rosi Amalia F-05 37
6 Farikhatus Syafiah F-06 54
7 Firda Amalia F-07 35
8 Ika Linda Mariana F-08 59
9 Intan KarindaAryani F-09 61
10 Ismy Lailatul M F-10 47
11 Khanifatul M F-11 35
12 LiaYazahrotul Hayati F-12 55
13 Lilies Maysaroh F-13 64
14 Luthfi Nihayani F-14 47
15 Milda Aulia R. R F-15 64
16 Miya Zulfa S. F-16 51
17 M. Ade Aswarito F-17 58
18 M. Riski Haryono F-18 47
19 M. Syaiful Annas F-19 55
20 Mursyidah F-20 49
21 Nafisatul Muna F-21 64
22 Nova Amalia Ulfa F-22 50
23 Rani Agustina R. F-23 59
24 Reynaldi Arsyad F-24 53
25 Riana Dewi F-25 61
26 Rudiyanto F-26 65
27 Sherla Rizka Pratikna F-27 56
28 Sofia Lasofa F-28 38
29 Suci Erfi Yanasari F-29 62
30 Tanti Wiyati F-30 69
31 Tiyas Mariza K F-31 60
32 Ulfa Nor Alfiyanti F-32 69
33 Umi Latifah F-33 75
34 Vebian Robby I. F-34 49
35 Vemby Sultan F-35 44
36 Wahda Luthfiatus Shiva F-36 55
37 Yanuar P F-37 42
38 Zahrotul Afifah F-38 48
Rata-Rata 55
Nilai Tertinggi 75
Nilai Terendah 35
193
DAFTAR NILAI PRETEST KETERAMPILAN PROSES SAINS
KELAS KONTROL
Kelas : XI IPA 2
NO NAMA KODE NILAI
1 Afida Dwi C. G-01 42
2 Amanatin F G-02 63
3 Anggi Anggraeni G-03 53
4 Anis Mukaromatul Ulya G-04 68
5 Astriani Ermawati G-05 50
6 Ayu Julianingrum G-06 57
7 Bayu Sukma G-07 57
8 Defi Nor Kafida G-08 65
9 Dewi Pamor C. K. W G-09 37
10 Diza Ayu W G-10 71
11 Fadila G-11 78
12 Intan Martyana Dewi G-12 39
13 Isnaeni Rahmawati G-13 51
14 Kholidah G-14 53
15 Latifa Sita M G-15 56
16 Melynda S. M G-16 66
17 Moch. Lutfi F G-17 60
18 M. Isnaeni Nurrosyid G-18 46
19 M. Ulil Albab G-19 52
20 - G-20 -
21 Nailis Sa'adah G-21 48
22 Nindy Agitasari G-22 45
23 Noor Octavian G-23 53
24 Ovi Ristiyanti G-24 41
25 Rafli Fermansyah G-25 49
26 Ragil Saputra G-26 62
27 Saskia Rosa P G-27 45
28 Sekar Rani Salsabila G-28 34
29 Setiyo Nugroho G-29 71
30 Shinta Dewi G-30 51
31 Shofia Hardiyanti G-31 67
32 Shofiya Lailatin N G-32 61
33 Siti Nur Hanifah G-33 57
194
34 Siti Sofyani G-34 60
35 Siti Solikah G-35 54
36 Vina Cahya Z G-36 50
37 Yoga Angga T G-37 56
38 Yusril Fahmi Hidayat G-38 51
Rata-Rata 54,57
Nilai Tertinggi 78
Nilai Terendah 34
195
Lampiran 25
NO NAMA KODE NILAI
1 Ahmad Baedhowi F-01 68
2 Aldi Nugroho S. P F-02 78
3 Aulan Nikmah F-03 77
4 Diyan Fitriani F-04 84
5 Eva Rosi Amalia F-05 75
6 Farikhatus Syafiah F-06 76
7 Firda Amalia F-07 80
8 Ika Linda Mariana F-08 82
9 Intan Karinda Aryani F-09 84
10 Ismy Lailatul M F-10 69
11 Khanifatul M F-11 67
12 Lia Yazahrotul Hayati F-12 76
13 Lilies Maysaroh F-13 72
14 Luthfi Nihayani F-14 79
15 Milda Aulia R. R F-15 79
16 Miya Zulfa S. F-16 79
17 M. Ade Aswarito F-17 78
18 M. Riski Haryono F-18 70
19 M. Syaiful Annas F-19 69
DAFTAR NILAI POST TES KETERAMPILAN PROSES SAINS
KELAS EKSPERIMEN
Kelas : XI IPA 3
20 Mursyidah F-20 78
21 Nafisatul Muna F-21 82
22 Nova Amalia Ulfa F-22 77
23 Rani Agustina R. F-23 76
24 Reynaldi Arsyad F-24 78
25 Riana Dewi F-25 77
26 Rudiyanto F-26 73
27 Sherla Rizka Pratikna F-27 72
28 Sofia Lasofa F-28 57
29 Suci ErfiYanasari F-29 71
30 Tanti Wiyati F-30 89
31 Tiyas Mariza K F-31 84
32 Ulfa Nor Alfiyanti F-32 92
33 Umi Latifah F-33 92
196
34 Vebian Robby I. F-34 69
35 Vemby Sultan F-35 76
36 Wahda Luthfiatus Shiva F-36 79
37 Yanuar P F-37 76
38 Zahrotul Afifah F-38 78
Rata-Rata 76.8
Nilai Tertinggi 92.2
Nilai Terendah 57.2
197
DAFTAR NILAI POST TEST KETERAMPILAN PROSES SAINS
KELAS KONTROL
Kelas : XI IPA 2
NO NAMA KODE NILAI
1 Afida Dwi C. G-01 71
2 Amanatin F G-02 71
3 Anggi Anggraeni G-03 68
4 Anis Mukaromatul Ulya G-04 82
5 Astriani Ermawati G-05 72
6 Ayu Julianingrum G-06 71
7 Bayu Sukma G-07 76
8 Defi Nor Kafida G-08 85
9 Dewi Pamor C. K. W G-09 77
10 Diza Ayu W G-10 74
11 Fadila G-11 84
12 Intan Martyana Dewi G-12 75
13 Isnaeni Rahmawati G-13 60
14 Kholidah G-14 56
15 Latifa Sita M G-15 65
16 Melynda S. M G-16 68
17 Moch. Lutfi F G-17 87
18 M. Isnaeni Nurrosyid G-18 53
19 M. Ulil Albab G-19 68
20 - G-20 -
21 Nailis Sa'adah G-21 63
22 Nindy Agitasari G-22 70
23 Noor Octavian G-23 68
24 Ovi Ristiyanti G-24 74
25 Rafli Fermansyah G-25 60
26 Ragil Saputra G-26 65
27 Saskia Rosa P G-27 62
28 Sekar Rani Salsabila G-28 76
29 Setiyo Nugroho G-29 74
30 Shinta Dewi G-30 60
31 Shofia Hardiyanti G-31 74
32 Shofiya Lailatin N G-32 78
33 Siti Nur Hanifah G-33 71
34 Siti Sofyani G-34 68
35 Siti Solikah G-35 68
198
36 Vina Cahya Z G-36 68
37 Yoga Angga T G-37 64
38 Yusril Fahmi Hidayat G-38 66
Rata-Rata 70
Nilai Tertinggi 87
Nilai Terendah 53
199
Lampiran 26
UJI NORMALITAS DATA HASIL PRETES
KELAS EKSPERIMEN
Hipotesis
H0 : Data nilai pretes kelas eksperimen berdistribusi normal
H1 : Data nilai pretes kelas eksperimen tidak berdistribusi normal
Rumus
dengan
: nilai chi kuadrat
Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2
hitung <χ2
(1-α)(k-3) dimana χ2
(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.
Perhitungan:
n = 38
Nilai maksimum = 75 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (38) = 6,21 ≈ 6
Nilai minimum = 35 Panjang kelas = = 6,5≈ 7
Rentang = 40 Rata-rata = 54,6
Daerah penolakan H0
χ2
(1-α)(k-3)
Daerah
penerimaan H0
200
Nilai fi xi xi2 Fixi fixi
2
35-41 4 38 1444 152 5776
42-48 8 45 2025 360 16200
49-55 9 52 2704 468 24336
56-62 9 59 3481 531 31329
63-69 7 66 4356 462 30492
70-76 1 73 5329 73 5329
Jumlah 38 2046 113462
S2 89.21764
S 9.445509
Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)
Nilai
Batas
Kelas
(x)
Z Harga
z Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)
2
35-41 34.5 3.65 0.4834 0.0672 4 2.5536 1.4464 2.092073 0.819264
42-48 41.5 4.39 0.4162 0.1773 8 6.7374 1.2626 1.594159 0.236613
49-55 48.5 5.13 0.2389 0.2787 9 10.5906 -1.5906 2.530008 0.238892
56-62 55.5 5.88 0.0398 0.2598 9 9.8724 -0.8724 0.761082 0.077092
63-69 62.5 6.62 0.2996 0.1433 7 5.4454 1.5546 2.416781 0.443821
70-76 69.5 7.36 0.4429 0.0469 1 1.7822 -0.7822 0.611837 0.343304
76.5 8.1 0.4898
Jumlah 2.158986
Diperoleh nilai χ2
hitung adalah 2,158986.
Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2
(0,95)(3) adalah
7,81.
Karena 2,158986 < 7,81 maka χ2
hitung < χ2
(1-α)(k-3), sehingga H0 diterima.
Jadi, data nilai pretes kelas eksperimen berdistribusi normal.
Kurva
Daerah penolakan H0
7,81 2,16
Daerah
penerimaan H0
201
UJI NORMALITAS DATA HASIL PRETES
KELAS KONTROL
Hipotesis
H0 : Data nilai pretes kelas kontrol berdistribusi normal
H1 : Data nilai pretes kelas kontrol tidak berdistribusi normal
Rumus
dengan
: nilai chi kuadrat
Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2
hitung <χ2
(1-α)(k-3) dimana χ2
(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.
Perhitungan:
n = 37
Nilai maksimum = 78 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (37) = 6,17 ≈ 6
Nilai minimum = 34 Panjang kelas = = 7,12≈ 8
Rentang = 44 Rata-rata = 54,56
Daerah penolakan H0
χ2
(1-α)(k-3)
Daerah
penerimaan H0
202
Nilai Fi xi xi2 fixi fixi
2
34-41 4 37.5 1406.25 150 5625
42-49 6 45.5 2070.25 273 12421.5
50-57 15 53.5 2862.25 802.5 42933.75
58-65 6 61.5 3782.25 369 22693.5
66-73 5 69.5 4830.25 347.5 24151.25
74-81 1 77.5 6006.25 77.5 6006.25
jumlah 37
2019.5 113831.3
s2 100.1321
s 10.0066
Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)
Nilai
Batas
Kelas
(x)
Z Harga
z Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)
2
34-41 33.5 -2.1 0.4826 0.0777 4 2.8749 1.1251 1.26585 0.440311
42-49 41.5 -1.3 0.4049 0.2099 6 7.7663 -1.7663 3.119816 0.401712
50-57 49.5 -0.5 0.195 0.3091 15 11.4367 3.5633 12.69711 1.110207
58-65 57.5 0.29 0.1141 0.248 6 9.176 -3.176 10.08698 1.099278
66-73 65.5 1.09 0.3621 0.1085 5 4.0145 0.9855 0.97121 0.241926
74-81 73.5 1.89 0.4706 0.0258 1 0.9546 0.0454 0.002061 0.002159
81.5 2.69 0.4964
Jumlah 3.295593
Diperoleh nilai χ2
hitung adalah 3,295593.
Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2
(0,95)(3) adalah
7,81.
Karena 3,295593 < 7,81 maka χ2
hitung < χ2
(1-α)(k-3), sehingga H0 diterima.
Jadi, data nilai pretes kelas kontrol berdistribusi normal.
Kurva
Daerah penolakan H0
7,81
Daerah
penerimaan H0
3,29
203
Lampiran 27
UJI HOMOGENITAS DATA PRETES
Hipotesis
H0 : (varians sama atau homogen)
H1 : Tidak semua s2
isama, untuk i = 1, 2 (varians tidak homogen)
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2
hitung <χ2
(1-α)(k-1) dimana χ2
(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.
Perhitungan
Uji homogenitas dua sampel menggunakan uji Bartlett
Sampel n dk (n-
1) Si
2 log si
2
Eksperimen 38 37 89,21764 1,950451 3301,05268 72,16668
Kontrol 37 36 100,1321 2,000573 3604,7556 72,02064
Jumlah 75 73
6905,80828 144,1873
s2 94,60011
B 144,2401
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah:
S2
= S(ni-1) Si
2
= 6905,80828
= 94,60011 S(ni-1) 73
Log S
2 = 1,975892
Daerah penolakan H0
χ2
(1-α)(k-3)
Daerah
penerimaan H0
204
Harga satuan B
B = (Log S2
) S (ni - 1)
= 1,975892 x 73
= 144,2401
2 = (Ln 10) { B - S(ni-1) log Si
2}
Berdasarkan rumus di atas, diperoleh
Didapat nilai χ2
hitung adalah
Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 1 diperoleh nilai χ2
(0,95)(1) adalah
3,8415.
Karena 0,121539 < 3,8415 maka χ2
hitung < χ2
(1-α)(k-1), artinya H0 diterima.
Jadi, kedua varians sama atau homogen.
Kurva
Daerah penolakan H0
3,84 0,12
Daerah
penerimaan H0
205
Lampiran 28
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL PRETES
ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
Ho : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varians yang tidak berbeda
Ha : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian yang berbeda
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F =
Kriteria:
Ho diterima apabila F(hitung) ≤F ½ α(nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber Variasi Kelompok
Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah 2074 2019
N 38 37
Mean 54.57895 54.56757
Varians(S2) 89.21764 100.1321
Standar
Deviasi(S) 9.445509 10.0066
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F = = 0,89
Pada α = 5% dengan :
dk pembilang : nb-1 = 38-1 = 37
dk penyebut : nk-1 = 37-1 = 36
206
Pada a = ½ 5% = 0,025 diperoleh F (0,025)(38:37) = 1,936
0,89 1,936
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui F(hitung) ≤ F (0,025)(38:37), maka Ho diterima.
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok
mempunyai varians yang tidak berbeda.
207
Lampiran 29
UJI NORMALITAS DATA HASIL POSTES
KELAS EKSPERIMEN
Hipotesis
H0 : Data nilai postes kelas eksperimen berdistribusi normal
H1 : Data nilai postes kelas eksperimen tidak berdistribusi normal
Rumus
dengan
: nilai chi kuadrat
Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteriapengujian
H0 diterima jika χ2hitung <χ
2(1-α)(k-3) dimana χ
2(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.
Perhitungan:
n = 38
Nilai maksimum = 92 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (38) = 6,21 ≈ 6
Nilai minimum = 57 Panjang kelas = = 5,63≈ 6
Rentang = 35 Rata-rata = 76,8
Daerah penolakan H0
χ2
(1-α)(k-3)
Daerah
penerimaan H0
208
Nilai Fi xi xi2 Fixi fixi
2
57-62 1 60 3600 60 3600
63-68 2 65.5 4290 131 8580.5
69-74 8 71.5 5112 572 40898
75-80 19 77.5 6006 1472.5 114118.8
81-86 5 83.5 6972 417.5 34861.25
87-92 3 89.5 8010 268.5 24030.75
Jumlah 38
2921.5 226089.3
s2 39.99235
S 6.323951
Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)
Nilai Batas
Kelas (x) Z
Harga
z Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)
2
57-62 56.5 -3.21 0.5 0.0112 1 0.4256 0.5744 0.329935 0.775224
63-68 62.5 -2.26 0.49 0.0832 2 3.1616 -1.1616 1.349315 0.426782
69-74 68.5 -1.31 0.4 0.2643 8 10.0434 -2.0434 4.175484 0.415744
75-80 74.5 -0.36 0.14 0.363 19 13.794 5.206 27.10244 1.964799
81-86 80.5 0.59 0.22 0.2158 5 8.2004 -3.2004 10.24256 1.249032
87-92 86.5 1.539 0.44 0.0552 3 2.0976 0.9024 0.814326 0.388218
92.5 2.488 0.49
Jumlah 5.219799
Diperoleh nilai χ2
hitung adalah 5,219799.
Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2
(0,95)(3) adalah
7,81.
Karena 5,219799 < 7,81 maka χ2
hitung < χ2
(1-α)(k-3) , sehingga H0 diterima.
Jadi, data nilai postes kelas eksperimen berdistribusi normal.
Kurva
Daerah penolakan H0
7,81 5,22
Daerah
penerimaan H0
209
UJI NORMALITAS DATA HASIL POSTES
KELAS KONTROL
Hipotesis
H0 : Data nilai postes kelas kontrol berdistribusi normal
H1 : Data nilai postes kelas kontrol tidak berdistribusi normal
Rumus
dengan
: nilai chi kuadrat
Ei: frekuensi harapan
Oi: frekuensi observasi
k : banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian
H0 diterima jika χ2
hitung <χ2
(1-α)(k-3) dimana χ2
(1-α)(k-3) didapat dari tabel chi-kuadrat dengan taraf
signifikan 5%. Sebaliknya, H0 ditolak.
Perhitungan:
n = 37
Nilai maksimum = 87 Banyak kelas = 1 + 3,3 log (37) = 6,17 ≈ 6
Nilai minimum = 53 Panjang kelas = = 5,51≈ 6
Rentang = 34 Rata-rata = 70
Daerah penolakan H0
χ2
(1-α)(k-3)
210
Nilai Fi xi xi2 fixi fixi
2
53-58 2 55.5 3080.25 111 6160.5
59-64 6 61.5 3782.25 369 22693.5
65-70 11 67.5 4556.25 742.5 50118.75
71-76 12 73.5 5402.25 882 64827
77-82 3 79.5 6320.25 238.5 18960.75
83-88 3 85.5 7310.25 256.5 21930.75
jumlah 37
2599.5 184691.3
S2 57.18919
S 7.562353
Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat (χ2)
Nilai
Batas
Kelas
(x)
Z Harga
z Luas Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)
2
53-58 52.5 -2.3 0.4878 0.0572 2 2.1164 -0.1164 0.013549 0.006402
59-64 58.5 -1.5 0.4306 0.1694 6 6.2678 -0.2678 0.071717 0.011442
65-70 64.5 -0.7 0.2612 0.2333 11 8.6321 2.3679 5.60695 0.649547
71-76 70.5 0.07 0.0279 0.3275 12 12.1175 -0.1175 0.013806 0.001139
77-82 76.5 0.86 0.2996 0.1467 3 5.4279 -2.4279 5.894698 1.086
83-88 82.5 1.65 0.4463 0.045 3 1.665 1.335 1.782225 1.070405
88.5 2.45 0.4913
Jumlah 2.824935
Diperoleh nilai χ2
hitung adalah 2,824935.
Untuk taraf signifikan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dk) 3 diperoleh nilai χ2
(0,95)(3) adalah
7,81.
Karena 2,824935 < 7,81 maka χ2
hitung < χ2
(1-α)(k-3), sehingga H0 diterima.
Jadi, data nilai pretes kelas kontrol berdistribusi normal.
Kurva
2,83
Lampiran 30
Daerah
penerimaan H0
Daerah penolakan H0
7,81
211
Lampiran 31
UJI PERBEDAAN RATA-RATA (UJI t PIHAK KANAN)
DATA HASIL POSTES ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
Ho : m1 ≤ m2
Ha : m1 ≥ m2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ho ditolak apabila t >t (1-a) (n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Sumber Variasi Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Jumlah 2917 2590
N 38 37
X 76.77 70
Varians (S2) 39.99235 57.18919
Standart Deviasi (S) 6.323951 7.562353
212
Berdasarkan rumus di atas diperoleh
s =
t =
Pada a = 5% dengan dk = 38+37-2 = 73 diperoleh t(0,95)(73) = 1,65854
1,66 4,15
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen
lebih baik dari pada kelas kontrol.
213
Lampiran 32
ANALISIS TERHADAP PENGARUH VARIABEL
Rumus yang digunakan untuk menghitung pengaruh variabel yaitu :
Keterangan:
rb = koefisien korelasi biserial
= rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
= rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
p = proporsi jumlah siswa pada kelompok eksperimen
q = proporsi jumlah siswa pada kelompok kontrol
u = tinggi ordinat pada kurva normal baku pada titik z yang memotong
bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q
Sy = simpangan baku untuk semua nilai dari kedua kelompok
Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi biserial (rb)
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 ≤ x < 0,20
Sangat rendah
0,20 ≤ x < 0,40
Rendah
0,40 ≤ x < 0,60
Sedang
0,60 ≤ x < 0,80
Kuat
0,80 ≤ x ≤ 1,00
Sangat kuat
= 76.80
= 70.00
p = 38 = 0.50666667
75
q = 1
0.50666667 = 0.4933
u = dari nilai p dan q diperoleh z = 0,01 (Daftar F atau tabel kurva normal)
dari nilai z = 0,01 didapat tinggi ordinat u = 0,3989
(Daftar E atau tabel ordinat Y untuk lengkungan normal standart pada titik Z)
214
Sy =
6.94
maka:
rb =
76.80 - 70
0.506666667 x 0.4933333
0.3989 x 6.94000
= 0,61 (kuat)
215
Lampiran 33
KOEFISIEN DETERMINASI
Rumus yang digunakan yaitu :
Keterangan :
KD = koefisien determinasi
rb = koefisien korelasi biserial
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
KD = (0.61)² x 100%
= 37.21%
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui penerapan
praktikum berbasis masalah pada materi lautan penyangga
memberikan kontribusi sebesar 37.21 % terhadap pemahaman konsep siswa.
216
Lampiran 34
Uji Normalized Gain (g)
Peningkatan Hasil Tes Keterampilan Proses Sains Siswa
Data Kelas Eksperimen
Data Kelas Kontrol Kelas XI IPA 3
Kelas XI IPA 2 No Kode Pretes Postes g Kriteria
No Kode Pretes Postes g Kriteria
1 F-01 59 68 0.2108 rendah
1 G-01 42 71 0.4931 Sedang
2 F-02 54 78 0.5153 sedang
2 G-02 63 71 0.20541 Rendah
3 F-03 63 77 0.3838 sedang
3 G-03 53 68 0.32766 Sedang
4 F-04 59 84 0.6029 sedang
4 G-04 68 82 0.4375 Sedang
5 F-05 37 75 0.6057 sedang
5 G-05 50 72 0.432 Sedang
6 F-06 54 76 0.4783 sedang
6 G-06 57 71 0.32093 Sedang
7 F-07 35 80 0.6942 sedang
7 G-07 57 76 0.43256 Sedang
8 F-08 59 82 0.5588 sedang
8 G-08 65 85 0.56571 sedang
9 F-09 61 84 0.5897 sedang
9 G-09 37 77 0.64127 sedang
10 F-10 47 69 0.4151 sedang
10 G-10 71 74 0.08966 rendah
11 F-11 35 67 0.4924 sedang
11 G-11 78 84 0.27273 rendah
12 F-12 55 76 0.4529 sedang
12 G-12 39 75 0.58361 sedang
13 F-13 64 72 0.2376 rendah
13 G-13 51 60 0.17551 rendah
14 F-14 47 79 0.6 sedang
14 G-14 53 56 0.05957 rendah
15 F-15 64 79 0.4144 sedang
15 G-15 56 65 0.20455 rendah
16 F-16 51 79 0.5668 sedang
16 G-16 66 68 0.05882 rendah
17 F-17 58 78 0.4667 sedang
17 G-17 60 87 0.67 sedang
18 F-18 47 70 0.4297 sedang
18 G-18 46 53 0.13704 rendah
19 F-19 55 69 0.296 sedang
19 G-19 52 68 0.33333 sedang
20 F-20 49 78 0.5725 sedang
20 G-20 - - 0 -
21 F-21 64 82 0.4917 sedang
21 G-21 48 63 0.28462 rendah
22 F-22 50 77 0.54 sedang
22 G-22 45 70 0.45455 sedang
23 F-23 59 76 0.4118 sedang
23 G-23 53 68 0.31915 sedang
24 F-24 53 78 0.5401 sedang
24 G-24 41 74 0.55254 sedang
25 F-25 61 77 0.4072 sedang
25 G-25 49 60 0.22353 rendah
26 F-26 65 73 0.233 rendah
26 G-26 62 65 0.07895 rendah
27 F-27 56 72 0.367 sedang
27 G-27 45 62 0.31273 sedang
28 F-28 38 57 0.3052 sedang
28 G-28 34 76 0.64242 sedang
29 F-29 62 71 0.2434 rendah
29 G-29 71 74 0.08966 rendah
30 F-30 69 89 0.6536 sedang
30 G-30 51 60 0.17551 rendah
31 F-31 60 84 0.595 sedang
31 G-31 67 74 0.2 rendah
32 F-32 69 92 0.7451 tinggi
32 G-32 61 78 0.44615 sedang
33 F-33 75 92 0.688 sedang
33 G-33 57 71 0.32093 sedang
34 F-34 49 69 0.3843 sedang
34 G-34 60 68 0.2 rendah
35 F-35 44 76 0.573 sedang
35 G-35 54 68 0.30435 sedang
217
36 F-36 55 79 0.5291 sedang
36 G-36 50 68 0.368 sedang
37 F-37 42 76 0.5848 sedang
37 G-37 56 64 0.18636 rendah
38 F-38 48 78 0.5775 sedang
38 G-38 51 66 0.30612 sedang
Jumlah 2074 2917 18.453
jumlah 2019 2590 11.9065
Mean 55 77 Tinggi 1(0.03%)
Mean 54 70 tinggi 0(0.0%)
S2 89.218 39.99 sedang 33(0.87%)
S2 100.1 57.19 sedang 21(0.57%)
S 9.4455 6.324 rendah 4(0.10%)
S 10.01 7.562 rendah 16(0.43%)
Kriteria uji <g>
g > 0,7 (tinggi)
0,3 < g < 0,7 (sedang)
g < 0,3 (rendah)
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
=
=
=
77 - 55
=
70 - 54
100% - 55
100% - 54
= 0.488
= 0.348
N-gain 0.488 (sedang)
N-gain 0.348 (sedang)
218
Lampiran 35
Uji N-Gain tiap Indikator
UJI NORMALIZED GAIN <g>
PENINGKATAN KPS MENGAMATI
Kelas eksperimen XI IPA 3
Kelas kontrol XI IPA 2
Kode
No Soal Pretest
No Soal Posttest Nilai
Pretest Nilai
Posttest
Kode
No Soal Pretest No Soal Posttest Nilai
Pretest Nilai
Posttest
1 2 3 1 2 3
1 2 3 1 2 3
F-01 2 2 0 2 0 0 67 33
G-01 0 2 2 2 0 0 67 33
F-02 2 2 0 2 2 0 67 67
G-02 2 2 0 2 2 2 67 100
F-03 2 2 0 2 2 0 67 67
G-03 2 2 2 2 2 2 100 100
F-04 2 2 0 2 0 0 67 33
G-04 0 0 2 2 2 0 33 67
F-05 0 2 0 2 0 0 33 33
G-05 0 2 0 2 0 0 33 33
F-06 2 0 0 2 2 0 33 67
G-06 2 2 0 2 2 2 67 100
F-07 0 2 0 0 2 2 33 67
G-07 2 2 0 2 2 2 67 100
F-08 2 2 0 2 2 0 67 67
G-08 2 2 2 2 2 2 100 100
F-09 2 0 0 2 0 2 33 67
G-09 2 2 0 2 2 2 67 100
F-10 0 2 0 2 2 2 33 100
G-10 2 2 0 2 2 2 67 100
F-11 0 0 2 2 0 0 33 33
G-11 2 2 0 2 2 0 67 67
F-12 2 0 0 0 2 0 33 33
G-12 2 2 0 2 2 2 67 100
F-13 2 2 2 2 2 2 100 100
G-13 0 0 2 2 0 0 33 33
F-14 0 0 0 2 2 0 0 67
G-14 2 0 0 2 0 0 33 33
F-15 2 0 0 0 2 0 33 33
G-15 2 2 0 2 2 0 67 67
F-16 2 2 0 2 2 0 67 67
G-16 2 0 0 2 0 0 33 33
F-17 2 2 0 2 0 2 67 67
G-17 2 2 0 2 2 2 67 100
F-18 2 2 0 2 0 2 67 67
G-18 2 2 2 2 2 2 100 100
F-19 2 2 0 2 0 2 67 67
G-19 2 2 0 2 2 0 67 67
F-20 2 2 0 2 2 2 67 100
G-20 - - - - - - - -
F-21 2 2 0 2 0 2 67 67
G-21 2 0 0 2 2 0 33 67
F-22 2 0 0 2 2 0 33 67
G-22 2 2 2 2 2 0 100 67
F-23 2 2 0 2 0 2 67 67
G-23 0 2 2 2 0 2 67 67
F-24 2 2 0 2 2 0 67 67
G-24 0 0 2 2 0 0 33 33
F-25 2 0 0 2 2 0 33 67
G-25 0 0 0 2 0 0 0 33
F-26 2 2 0 2 2 0 67 67
G-26 2 2 0 2 2 0 67 67
F-27 2 0 2 2 2 0 67 67
G-27 2 0 0 2 2 0 33 67
F-28 2 0 0 0 0 2 33 33
G-28 0 0 0 2 2 0 0 67
F-29 2 0 0 2 0 0 33 33
G-29 2 2 2 2 2 2 100 100
F-30 2 0 2 2 2 2 67 100
G-30 2 0 0 2 0 0 33 33
F-31 2 2 2 2 2 2 100 100
G-31 0 2 0 0 2 0 33 33
F-32 2 0 0 2 2 2 33 100
G-32 2 2 2 2 0 2 100 67
F-33 2 2 2 2 2 2 100 100
G-33 2 2 0 2 2 0 67 67
219
F-34 0 0 0 2 2 2 0 100
G-34 2 0 0 2 0 0 33 33
F-35 2 0 0 2 2 2 33 100
G-35 2 2 0 2 2 0 67 67
F-36 2 0 0 2 2 0 33 67
G-36 2 2 0 2 2 0 67 67
F-37 2 0 2 2 2 0 67 67
G-37 2 2 0 2 2 2 67 100
F-38 0 2 0 0 2 2 33 67
G-38 0 2 0 2 0 2 33 67
Nilai rata-rata 52 67.54
Nilai rata-rata 58 68.47
N-gain 0.33 sedang
N-gain 0.26 rendah
220
UJI NORMALIZED GAIN <g>
PENINGKATAN KPS MENGKLASIFIKASI
Kelas Eksperimen XI IPA 3 Kelas Kontrol XI IPA 2
Kode No soal pretes
No soal postes Nilai
pretest Nilai
postest
Kode
No soal pretes No soal postes Nilai
pretest Nilai
postest
4 5 6 4 5 6
4 5 6 4 5 6
F-01 0 0 0 0 2 0 0 33
G-01 0 0 0 0 2 2 0 67
F-02 0 0 2 2 2 2 33 100
G-02 0 2 2 0 2 2 67 67
F-03 2 0 0 2 2 0 33 67
G-03 0 2 0 0 2 2 33 67
F-04 2 0 2 2 2 0 67 67
G-04 0 2 2 2 2 2 67 100
F-05 0 0 2 0 2 0 33 33
G-05 0 2 0 0 2 2 33 67
F-06 2 0 2 0 2 2 67 67
G-06 0 2 2 0 2 2 67 67
F-07 0 0 2 2 2 2 33 100
G-07 0 2 2 0 0 2 67 33
F-08 2 0 0 2 2 2 33 100
G-08 0 2 0 2 2 2 33 100
F-09 0 0 2 2 2 2 33 100
G-09 0 2 0 2 2 0 33 67
F-10 0 0 0 0 2 2 0 67
G-10 2 2 2 0 2 2 100 67
F-11 0 0 0 0 2 0 0 33
G-11 2 2 2 2 2 2 100 100
F-12 0 0 2 2 2 2 33 100
G-12 0 0 0 2 2 2 0 100
F-13 0 2 2 0 2 2 67 67
G-13 0 2 2 0 2 2 67 67
F-14 0 0 0 2 2 2 0 100
G-14 2 0 0 0 2 2 33 67
F-15 0 0 2 0 2 2 33 67
G-15 0 2 0 0 2 0 33 33
F-16 0 0 2 0 2 2 33 67
G-16 0 0 2 2 0 0 33 33
F-17 2 0 0 2 2 2 33 100
G-17 0 2 2 2 2 2 67 100
F-18 2 0 0 0 2 0 33 33
G-18 0 2 0 0 0 0 33 0
F-19 0 0 2 0 2 0 33 33
G-19 0 2 2 0 2 0 67 33
F-20 0 2 0 0 2 2 33 67
G-20 - - - - - - - -
F-21 0 2 2 0 2 2 67 67
G-21 0 0 2 2 2 0 33 67
F-22 0 0 0 0 2 2 0 67
G-22 0 0 0 0 0 2 0 33
F-23 2 0 0 2 2 2 33 100
G-23 0 0 0 0 2 2 0 67
F-24 0 0 0 0 2 2 0 67
G-24 0 0 0 0 0 0 0 0
F-25 0 0 0 0 2 2 0 67
G-25 0 2 0 2 2 0 33 67
F-26 2 2 0 0 2 0 67 33
G-26 0 2 0 0 2 2 33 67
F-27 0 0 0 0 2 0 0 33
G-27 0 2 0 0 0 0 33 0
F-28 0 0 0 2 2 2 0 100
G-28 0 2 0 0 2 2 33 67
F-29 2 0 2 2 2 2 67 100
G-29 0 2 0 0 2 0 33 33
F-30 0 2 2 2 2 2 67 100
G-30 0 2 2 0 2 0 67 33
F-31 0 0 0 0 2 2 0 67
G-31 0 2 0 0 2 0 33 33
F-32 2 0 0 2 2 2 33 100
G-32 0 2 2 0 2 2 67 67
F-33 2 2 2 2 2 2 100 100
G-33 2 2 0 0 2 2 67 67
F-34 0 2 0 0 2 2 33 67
G-34 0 2 2 0 0 2 67 33
F-35 0 2 0 2 2 2 33 100
G-35 2 2 0 0 2 0 67 33
F-36 0 0 2 0 2 2 33 67
G-36 0 2 2 0 2 2 67 67
F-37 0 0 0 0 2 2 0 67
G-37 2 0 0 0 0 0 33 0
221
F-38 0 0 2 0 2 0 33 33
G-38 0 0 2 0 0 2 33 33
Nilai rata-rata 32 72
Nilai rata-rata 44 54
N-gain 0.59 sedang
N-gain 0.18 rendah
222
223
224
Uji normaites
225
226
227
228
229
230
231
232
Lampiran 36
Rekapitulasi Penilaian Observasi KPS
No Kode
Aspek yang dinilai
Mengamati Mengelompokkan Menafsirkan Meramalkan Mengajukan
Pertanyaan
1 2 3 R 1 2 3 R 1 2 3 R 1 2 3 R 1 2 3 R
1 F-01 4 4 4 4 4 3 3 3.33 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
2 F-02 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4
3 F-03 4 3 3 3.33 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 F-04 4 4 4 4 4 3 3 3.33 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3.67
5 F-05 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3.67
6 F-06 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 4 3 3.67
7 F-07 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
8 F-08 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4
9 F-09 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3.67 4 4 4 4
10 F-10 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
11 F-11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2.67 4 2 2 2.67 4 4 4 4
12 F-12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 3 3 3.33
13 F-13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 F-14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 F-15 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3.67 3 3 3 3
16 F-16 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2.33 4 4 4 4
17 F-17 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
18 F-18 4 4 4 4 4 4 3 3.67 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
19 F-19 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 F-20 4 4 4 4 4 3 3 3.33 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 4 4 4
21 F-21 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
22 F-22 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3.33
23 F-23 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
24 F-24 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3.67
25 F-25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 3 3 3.33
26 F-26 4 4 4 4 4 3 3 3.33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 F-27 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3.67 3 3 3 3
28 F-28 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4
29 F-29 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
30 F-30 4 3 3 3.33 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
31 F-31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3.33
32 F-32 4 3 3 3.33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 F-33 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3.67 3 3 2 2.67
34 F-34 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2.67 2 2 2 2 4 4 4 4
35 F-35 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
36 F-36 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2.33 4 4 4 4 4 4 3 3.67
37 F-37 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
38 F-38 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3.33 4 4 4 4 4 4 3 3.67
rata-rata tiap
aspek 3.92 3.7 3.29 3.59 3.71
233
No Kode
Aspek yang dinilai
Merumuskan
Hipotesis
Merencanakan
Percobaan
Menggunakan
Alat Bahan
Menerapkan
Konsep Berkomunikasi
1 2 3 R 1 2 3 R 1 2 3 R 1 2 3 R 1 2 3 R
1 F-01 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 F-02 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 F-03 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4
4 F-04 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
5 F-05 4 3 3 3.33 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
6 F-06 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
7 F-07 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 F-08 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 F-09 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4
10 F-10 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
11 F-11 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3.67 3 3 3 3 4 4 4 4
12 F-12 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
13 F-13 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
14 F-14 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
15 F-15 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 F-16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 F-17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4
18 F-18 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
19 F-19 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
20 F-20 4 4 3 3.67 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
21 F-21 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 F-22 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 F-23 4 4 3 3.67 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4
24 F-24 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
25 F-25 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
26 F-26 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
27 F-27 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 F-28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29 F-29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4
30 F-30 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
31 F-31 4 3 3 3.33 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
32 F-32 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
33 F-33 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
34 F-34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
35 F-35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4
234
36 F-36 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
37 F-37 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
38 F-38 4 4 3 3.67 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
Rata-rata tiap
aspek
3.78
3.65 3.65 3.34 3.82
235
Lampiran 37
Analisis Observasi KPS
236
237
Lampiran 38
Analisis Lembar Afektif Siswa
Kelas Eksperimen
Kelas XI IPA 3
No KODE Aspek yang dinilai
Skor Nilai Nilai % 1 2 3 4
1 F-1 4 4 3 4 15 0,94 94%
2 F-2 4 1 3 4 12 0,75 75%
3 F-3 4 4 4 4 16 1,00 100%
4 F-4 4 1 4 4 13 0,81 81%
5 F-5 4 1 1 4 10 0,63 63%
6 F-6 4 4 4 4 16 1,00 100%
7 F-7 4 1 1 4 10 0,63 63%
8 F-8 4 1 3 4 12 0,75 75%
9 F-9 4 1 4 4 13 0,81 81%
10 F-10 4 4 2 4 14 0,88 88%
11 F-11 4 3 4 4 15 0,94 94%
12 F-12 4 4 4 4 16 1,00 100%
13 F-13 4 1 4 4 13 0,81 81%
14 F-14 3 4 4 4 15 0,94 94%
15 F-15 4 4 4 4 16 1,00 100%
16 F-16 4 4 4 4 16 1,00 100%
17 F-17 4 4 4 4 16 1,00 100%
18 F-18 4 4 4 4 16 1,00 100%
19 F-19 4 4 4 4 16 1,00 100%
20 F-20 3 4 4 4 15 0,94 94%
21 F-21 4 4 4 4 16 1,00 100%
22 F-22 4 1 4 4 13 0,81 81%
23 F-23 4 1 4 4 13 0,81 81%
24 F-24 4 4 4 4 16 1,00 100%
25 F-25 4 1 4 4 13 0,81 81%
26 F-26 4 4 4 4 16 1,00 100%
27 F-27 4 1 1 4 10 0,63 63%
28 F-28 4 1 1 4 10 0,63 63%
29 F-29 4 1 4 4 13 0,81 81%
30 F-30 4 4 1 4 13 0,81 81%
31 F-31 4 4 4 4 16 1,00 100%
32 F-32 4 4 4 4 16 1,00 100%
33 F-33 4 4 4 4 16 1,00 100%
34 F-34 4 1 1 4 10 0,63 63%
35 F-35 4 1 1 4 10 0,63 63%
36 F-36 4 4 1 4 13 0,81 81%
37 F-37 4 4 4 4 16 1,00 100%
38 F-38 4 4 1 4 13 0,81 81%
238
Analisis Lembar Afektif Siswa
Kelas Kontrol
Kelas XI IPA 2
No KODE Aspek yang dinilai
Skor Nilai Nilai % 1 2 3 4
1 G-1 4 1 1 4 10 0,63 63%
2 G-2 4 4 1 4 13 0,81 81%
3 G-3 4 1 1 4 10 0,63 63%
4 G-4 4 1 4 4 13 0,81 81%
5 G-5 4 4 1 4 13 0,81 81%
6 G-6 4 3 4 4 15 0,94 94%
7 G-7 4 4 4 4 16 1,00 100%
8 G-8 4 4 1 4 13 0,81 81%
9 G-9 4 3 4 4 15 0,94 94%
10 G-10 4 4 4 4 16 1,00 100%
11 G-11 4 4 4 4 16 1,00 100%
12 G-12 4 4 1 4 13 0,81 81%
13 G-13 4 1 4 4 13 0,81 81%
14 G-14 4 4 1 4 13 0,81 81%
15 G-15 4 1 1 4 10 0,63 63%
16 G-16 3 4 4 4 15 0,94 94%
17 G-17 4 1 1 4 10 0,63 63%
18 G-18 4 3 1 4 12 0,75 75%
19 G-19 4 4 4 4 16 1,00 100%
20 G-20 - - - - - - -
21 G-21 4 1 1 4 10 0,63 63%
22 G-22 4 1 1 4 10 0,63 63%
23 G-23 4 3 1 4 12 0,75 75%
24 G-24 4 1 1 4 10 0,63 63%
25 G-25 4 1 4 4 13 0,81 81%
26 G-26 4 1 1 4 10 0,63 63%
27 G-27 4 4 1 4 13 0,81 81%
28 G-28 4 4 1 4 13 0,81 81%
29 G-29 4 1 4 4 13 0,81 81%
30 G-30 4 1 1 3 9 0,56 56%
31 G-31 4 4 4 4 16 1,00 100%
32 G-32 4 4 1 4 13 0,81 81%
33 G-33 4 4 1 3 12 0,75 75%
34 G-34 4 3 1 4 12 0,75 75%
35 G-35 4 1 1 4 10 0,63 63%
36 G-36 4 1 1 4 10 0,63 63%
37 G-37 4 1 1 4 10 0,63 63%
38 G-38 4 1 1 4 10 0,63 63%
239
Lampiran 39
Analisis Lembar Psikomotorik Siswa Kelas Eksperimen
Kelas XI IPA 3
No KODE Aspek Psikomotorik Skor Nilai Nilai % 1 2 3 4 5 6
1 F-1 3 4 4 4 3 4 22 0,92 92%
2 F-2 3 3 3 1 4 4 18 0,75 75%
3 F-3 4 3 3 1 4 3 18 0,75 75%
4 F-4 4 3 1 1 4 3 16 0,67 67%
5 F-5 4 4 4 1 4 3 20 0,83 83%
6 F-6 3 4 3 4 4 4 22 0,92 92%
7 F-7 3 4 1 1 3 4 16 0,67 67%
8 F-8 4 3 1 1 4 3 16 0,67 67%
9 F-9 4 2 3 4 4 3 20 0,83 83%
10 F-10 3 4 3 4 4 3 21 0,88 88%
11 F-11 3 4 3 4 4 4 22 0,92 92%
12 F-12 4 3 4 4 4 4 23 0,96 96%
13 F-13 4 3 1 4 4 4 20 0,83 83%
14 F-14 4 4 1 4 4 3 20 0,83 83%
15 F-15 3 2 3 4 3 3 18 0,75 75%
16 F-16 4 3 3 1 4 4 19 0,79 79%
17 F-17 4 4 3 4 4 3 22 0,92 92%
18 F-18 4 4 1 4 4 3 20 0,83 83%
19 F-19 3 2 4 1 4 4 18 0,75 75%
20 F-20 4 2 1 1 4 3 15 0,63 63%
21 F-21 4 4 3 4 3 3 21 0,88 88%
22 F-22 3 3 1 1 4 4 16 0,67 67%
23 F-23 3 2 1 1 4 4 15 0,63 63%
24 F-24 4 4 3 1 4 3 19 0,79 79%
25 F-25 4 3 1 4 4 4 20 0,83 83%
26 F-26 3 4 4 4 4 4 23 0,96 96%
27 F-27 4 4 4 4 3 4 23 0,96 96%
28 F-28 3 3 3 1 4 4 18 0,75 75%
29 F-29 3 3 1 1 4 4 16 0,67 67%
30 F-30 3 4 3 4 4 3 21 0,88 88%
31 F-31 4 4 4 4 4 4 24 1,00 100%
32 F-32 4 4 4 4 4 4 24 1,00 100%
33 F-33 4 4 3 1 4 4 20 0,83 83%
34 F-34 4 3 1 1 4 4 17 0,71 71%
35 F-35 4 2 3 4 4 3 20 0,83 83%
36 F-36 3 3 3 1 2 3 15 0,63 63%
37 F-37 3 3 4 1 4 3 18 0,75 75%
38 F-38 3 2 1 1 4 4 15 0,63 63%
240
Analisis Lembar Psikomotorik Siswa Kelas Kontrol
Kelas XI IPA 2
No KODE Aspek Psikomotorik
Skor Nilai Nilai % 1 2 3 4 5 6
1 G-1 3 4 3 4 4 4 22 0,92 92%
2 G-2 2 3 1 3 4 4 17 0,71 71%
3 G-3 4 2 1 1 4 4 16 0,67 67%
4 G-4 3 3 1 1 4 4 16 0,67 67%
5 G-5 4 4 3 1 4 4 20 0,83 83%
6 G-6 4 2 3 1 4 3 17 0,71 71%
7 G-7 4 3 1 4 3 4 19 0,79 79%
8 G-8 4 3 1 4 4 4 20 0,83 83%
9 G-9 4 2 4 4 4 4 22 0,92 92%
10 G-10 4 4 3 1 4 4 20 0,83 83%
11 G-11 4 4 4 4 4 4 24 1,00 100%
12 G-12 4 3 4 4 4 4 23 0,96 96%
13 G-13 4 3 1 3 4 4 19 0,79 79%
14 G-14 4 2 4 1 4 4 19 0,79 79%
15 G-15 4 2 4 3 4 4 21 0,88 88%
16 G-16 4 3 1 4 4 4 20 0,83 83%
17 G-17 3 4 3 1 4 4 19 0,79 79%
18 G-18 4 1 1 3 4 4 17 0,71 71%
19 G-19 3 2 1 1 4 4 15 0,63 63%
20 G-20 - - - - - - - - -
21 G-21 4 2 1 1 3 3 14 0,58 58%
22 G-22 3 3 1 1 4 4 16 0,67 67%
23 G-23 3 1 1 1 3 3 12 0,50 50%
24 G-24 2 4 1 1 4 4 16 0,67 67%
25 G-25 4 2 1 1 4 4 16 0,67 67%
26 G-26 3 1 1 4 4 4 17 0,71 71%
27 G-27 2 1 1 1 4 3 12 0,50 50%
28 G-28 3 2 1 1 3 3 13 0,54 54%
29 G-29 4 2 1 1 3 4 15 0,63 63%
30 G-30 4 1 1 1 4 4 15 0,63 63%
31 G-31 3 3 1 1 4 4 16 0,67 67%
32 G-32 2 4 1 1 3 3 14 0,58 58%
33 G-33 4 3 1 1 4 3 16 0,67 67%
34 G-34 3 2 1 1 4 4 15 0,63 63%
35 G-35 4 4 4 1 4 3 20 0,83 83%
36 G-36 4 3 3 1 3 4 18 0,75 75%
37 G-37 3 3 1 1 3 4 15 0,63 63%
38 G-38 2 3 1 1 3 3 13 0,54 54%
241
Lampiran 40
Analisis Angket Tanggapan Siswa
No Kode Indikator
Skor %
Skor Kriteri
a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 F-01 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 73% baik
2 F-02 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 32 80% baik
3 F-03 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 27 68% cukup
4 F-04 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 30 75% baik
5 F-05 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75% baik
6 F-06 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 28 70% baik
7 F-07 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 28 70% baik
8 F-08 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 80% baik
9 F-09 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 73% baik
10 F-10 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 25 63% cukup
11 F-11
4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 35 88% Sangat
baik
12 F-12 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 28 70% baik
13 F-13 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 27 68% cukup
14 F-14
4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 37 93% Sangat
baik
15 F-15 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 33 83% baik
16 F-16 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 32 80% baik
17 F-17 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 32 80% baik
18 F-18
3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 37 93% Sangat
baik
19 F-19 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 73% baik
20 F-20 4 4 4 4 2 3 1 3 3 3 31 78% baik
21 F-21 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 28 70% baik
22 F-22 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 32 80% baik
23 F-23 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 80% baik
24 F-24 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 73% baik
25 F-25 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 33 83% baik
26 F-26 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 34 85% baik
27 F-27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75% baik
28 F-28 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28 70% baik
29 F-29 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 80% baik
30 F-30 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 29 73% baik
31 F-31 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 28 70% baik
32 F-32 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 30 75% baik
33 F-33 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 78% baik
34 F-34
4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 36 90% Sangat
baik
35 F-35 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 34 85% baik
36 F-36 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 80% baik
242
37 F-37 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 31 78% baik
38 F-38 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28 70% baik
Jumlah 127 126 117 120 110 109 94 117 120 128 29.2
Rata-rata tiap aspek
3.34 3.32 3.08 3.16 2.89 2.87 2.47 3.08 3.16 3.37
Porsentase rata-rata
84% 83% 77% 79% 72% 72% 62% 77% 79% 84% Persentase rata-rata hasil angket
tanggapan siswa Kriteria B B B B B B C B B B
SS 34% 32% 13% 18% 11% 13% 5% 11% 21% 39% SS 20%
S 66% 68% 82% 79% 68% 61% 39% 87% 74% 61% S 68%
TS 5% 3% 21% 26% 53% 3% 5% TS 17%
STS 3% STS 3%
243
Lampiran 41
DOKUMENTASI PENELITIAN
Suasana Pretest
Pelaksanaan Praktikum Larutan Penyangga
Menulis Laporan Hasil Sementara
244
Mengkomunikasikan Hasil Praktikum
Mengamati Kegiatan Praktikum Siswa
Mengerjakan Soal di Papan Tulis Melaksanakan Diskusi Kelompok
Mengkomunikasikan Hasil Diskusi
245
Lampiran 42
Surat Keterangan Penelitian
Recommended