View
16
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENERBITAN IZIN USAHA TOKO MODERN SEBAGAI POTENSI
PENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI BALI1
Oleh: I Nengah Suantra dan Made Nurmawati.
Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bukit – Jimbaran, Badung; Jl. Bali No.1 Denpasar.
nengah_suantra@unud.ac.id, HP. 08179769858, 081237567879.
Pendahuluan
Di wilayah Provinsi Bali toko modern tumbuh sangat pesat sampai ke pedesaan, bahkan
saling berhimpitan dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Keberadaan Toko
modern menimbulkan berbagai permasalahan yang bermuara pada masalah perizinan. Di
Kabupaten Badung jumlah toko modern melebihi kuota yang telah ditetapkan yaitu 1.760.2 Di
Kabupaten Klungkung terdapat toko modern yang ditutup karena tidak memiliki izin.3 Di
Kotamadya Denpasar, toko modern menjual minuman beralkohol.4 Ada pula toko modern yang
tidak memiliki izin tetapi bergabung dengan toko modern berjejaring.5 Di Kabupaten Tabanan
juga terdapat banyak toko modern yang tidak berizin.6 Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
(Aprindo) Bali mendukung pemerintah daerah untuk menertibkan toko modern tidak berizin.7
Keberadaan toko modern belum tertata dan terkoordinasi dengan baik, sehingga
mengakibatkan terdapat banyak toko modern yang tidak berizin dan melebihi kuota. Hal itu
1Makalah disampaikan dalam Seminar Hasil Penelitian Penerbitan Izin Usaha Toko Modern Sebagai Potensi
Pendukung Kepariwisataan di Bali pada tanggal 8 Nopember 2017 di Fakultas Hukum Universitas Udayana, Jl Bali
Denpasar, 2 NusaBali, “Badung Hanya Butuh 1.760 Toko modern”, http://www.nusabali.com/berita/6486/badung-hanya-
butuh-1760-toko-modern, Rabu, 7 Desember 2016, hlm. 1. 3Jul; “Tidak Kantongi Ijin, Toko modern di Klungkung Ditutup”,
https://suaradewata.com/read/2016/09/22/201609220017/Tidak-Kantongi-Ijin-Toko-Modern-di-Klungkung-
Ditutup.htm, Jumat, 22 September 2017, hlm. 1. 4I Wayan Sudarsana; 4 November 2016 11:05, “Kedapatan Jual Bir, Langsung Ditegur”,
http://balitribune.co.id/content/kedapatan-jual-bir-langsung-ditegur, Jumat, 22 September 2017, hlm. 1. 5Newswire; 30/ 2016 14:56 WIB, “Pemkot Denpasar Komitmen Batasi Toko modern Jaringan”,
http://bali.bisnis.com/read/20160830/16/61305/pemkot-denpasar-komitmen-batasi-toko-modern-jaringan, hlm. 1. 6 TRIBUN BALI.COM; Senin, 22 Mei 2017 15:52, “Perda Toko Modern Tabanan Mubazir, Toko modern
Tanpa Izin Terus Menjamur “,http://bali.tribunnews.com/2017/05/22/perda-toko-modern-tabanan-mubazir-toko-
modern-tanpa-izin-terus-menjamur, Jumat, 6 Oktober 2017, hlm. 1; Puspawati; Kamis, 5 Oktober 2017 | 13:20:58,
“Seratusan Toko modern di Tabanan Belum Jelas Perizinannya”,
http://www.balipost.com/news/2017/10/05/23986/Seratusan-Toko-Modern-di-Tabanan...html, Jumat, 6 Oktober
2017, hlm. 1. 7 Feri Kristianto, Editor: Miftahul Ulum; 31/5/ 2017 16:59 WIB, “Pemda di Bali Diminta Konsisten Tertibkan
Toko modern”, http://bali.bisnis.com/read/20170531/16/66810/pemda-di-bali-diminta-konsisten-tertibkan-toko-
modern , Jumat 7 Juli 2017, hlm. 1.
2
disebabkan oleh antara lain belum ada produk hukum daerah yang mengatur. Atau jika sudah
ada, terdapat pemasalahan inkonsistensi dalam penerapan ketentuan-ketentuan tersebut.
Konsekuensinya yaitu tergusurnya UMKM. Di situlah hukum berperan signifikan terhadap
keberhasilan pembangunan ekonomi, yakni memberikan kepastian hukum atas subyek dan obyek
hukum dalam setiap kegiatan ekonomi. Karena itu, perizinan menjadi kunci utama, selain
penegakan hukum, terhadap keberlanjutan, kebersamaan dan kemitraan dalam menjalankan
usaha toko modern. Pokok permasalahannya yaitu: bagaimanakah pengaturan penerbitan izin
toko modern?, dan bagaimana keberadaan toko modern yang tidak memiliki izin?
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menemukan dan menganalisis data
pengaturan dan keberadaan toko modern di Bali. Secara khusus bertujuan untuk mengidentifikasi
dan menganalisis pengaturan izin usaha toko modern (IUTM), dan keberadaan toko modern yang
tidak memiliki IUTM di wilayah Provinsi Bali.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang mencoba menemukan
kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya8 dengan mengkaji hukum
tertulis dari aspek teori, sejarah, filosofi, perbandingan, struktur dan komposisi, lingkup dan
materi, konsistensi, formalitas dan kekuatan mengikat suatu peraturan perundang-undangan dan
tidak mengkaji aspek terapan atau implementasinya.9 Penelitian didukung hasil wawancara
dengan Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan; dan
Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan, Badung, dan Kota Denpasar. Selain itu, dilakukan pula
diskusi dengan anggota DPRD Kabupaten Klungkung pada hari Selasa, 22 Agustus 2017.
Penelitian menggunakan statutory, analytical or conceptual, dan philosophical approach
terhadap bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Bahan hukum primer yang diteliti yaitu
produk hukum pusat dan daerah yang berkaitan dengan toko modern, sebagai berikut:
1. UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
2. UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.
3. UU No. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah.
8Jhony Ibrahim, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayu Media Publishing,2005),
hlm. 57. 9 Abdul Kadir Muhamad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, ,2004), hlm.101.
3
4. Perpres 112 tahun 2007 tentang tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern.
5. Permendag No. 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha
Perdagangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 39/M-DAG/PER/12/2011.
6. Permendag No. 68/M-DAG/PER/10/2012 tentang Waralaba untuk Jenis Usaha Toko
Modern.
7. Permendag No. 35/M-DAG/PER/7/2013 tentang Pencatuman Harga Barang dan Tarif
Jasa yang Diperdagangkan.
8. Permendag 56/M-DAG/PER/9/2014 tentang Perubahan atas Permendag No. 70/M-
DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern.
9. Peraturan daerah kabupaten/kotamadya dan/atau peraturan bupati/walikota.
Bahan hukum sekunder yang diteliti yaitu dokumen atau bahan-bahan yang memberikan
penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti buku-buku, artikel, jurnal, hasil penelitian,
makalah dan bahan bacaan lainnya yang terkait dengan toko modern serta bacaan lain yang
menunjang penelitian ini. Sedangkan bahan hukum tersier yang digunakan yaitu kamus Bahasa
Indonesia dan dokumen-dokumen lainnya, serta bahan penunjang di luar bidang hukum, yang
dapat mendukung dan memperjelas bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.10
Bahan-bahan hukum diinventarisasi, dilakukan pengoleksian, dan diidentifikasi.
Selanjutnya dilakukan klasifikasi dan interpretasi serta penyajian secara deskriptif analitis, dan
akhirnya disimpulkan.
Tinjauan Pustaka
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia11, izin diartikan sebagai pernyataan mengabulkan
atau persetujuan membolehkan. E. Utrecht menyatakan izin sebagai pernyataan
memperkenankan melakukan perbuatan tertentu, yang pada umumnya dilarang, asalkan sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan. I Made Arya Utama menyatakan perizinan lebih
10Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji; 1985, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: CV.
Rajawali, hlm. 41. 11Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta: Balai
Pustaka, hlm. 391.
4
merupakan instrumen pencegahan atau preventif instrumental12. Philipus M Hadjon
menyebutkan izin sebagai instrumen yang paling banyak digunakan oleh pemerintah untuk
mengendalikan tingkah laku warga negara.13
Pasal 1 angka 14 Peraturan Menteri Perdagangan No. 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang
Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern jo.
Peraturan Menteri Perdagangan No. 56/M-DAG/PER/9/2014 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Perdagangan No. 70/M-DAG/PER/12/2013 (Permendag Nomor 56/M-DAG/PER/9/
2014) menentukan bahwa IUTM adalah izin untuk dapat melaksanakan usaha pengelola toko
modern. Pasal 12 ayat (1) huruf c Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern (Perpres 112/2007)
menentukan bahwa IUTM wajib dimiliki oleh Minimarket, Supermarket, Department Store,
Hypermarket dan Perkulakan. Demikian pula ketentuan Pasal 24 ayat (2) huruf c Permendag No.
56/M-DAG/PER/9/2014. Pasal 25 dan 26 Permendag No. 56/M-DAG/PER/9/2014 menentukan
bahwa kewenangan menerbitkan IUTM pada Menteri Perdagangan dapat dilimpahkan kepada
Bupati, dan Bupati dapat melimpahkan kepada Kepala Dinas di bidang perdagangan atau Kepala
Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Berdasarkan pada pengertian kata toko dan kata modern dalam Kamus Bahasa Indonesia
maka disimpulkan pengertian toko modern adalah bangunan permanen tempat menjual barang-
barang dalam mana pembeli melayani dirinya sendiri, dan tidak ada menyediakan pramuniaga.
Nomenklatur toko modern diubah menjadi toko swalayan dalam UU No. 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan. Penjelasan Pasal 12 huruf h menerangkan bahwa toko modern” adalah toko
dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk
minimarket, supermarket, departement store, hypermarket, ataupun grosir yang berbentuk
perkulakan. Dalam Pasal 1 angka 5 Perpres No. 112/2007 dan Permendag No. 56/M-DAG/PER/
9/2014 pengertian toko modern sama dengan pengertian dalam Pasal 12 UU No. 7 tahun 2014.
Toko modern sesuai dengan bentuknya, terdiri dari: Minimarket, Supermarket, Department
Store, Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. Bentuk-bentuk toko modern
tersebut dibedakan lagi berdasarkan pada luas lantai penjualan, cara penjualan dan barang yang
dijual, lokasi, jarak tempat pendirian, dan jam kerja.
12Damang, “Pengertian Perizinan”, http://www.negarahukum.com/hukum/ pengertian-perizinan.html, Rabu, 7
Desember 2016, hlm. 1. 13 Philipus M. Hadjon; 1993, Pengantar Hukum Perizinan, Yuridiko, Surabaya, hlm.12.
5
Permendag No. 56/M-DAG/PER/9/2014 menentukan bahwa pendirian Toko Modern
wajib berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah
Kabupaten, termasuk Peraturan Zonasi. Hal itu dimaksudkan untuk mempertimbangkan
pemanfaatan ruang dalam rangka menjaga keseimbangan antara jumlah Pasar tradisional dengan
Toko Modern
Pendirian Toko Modern wajib mematuhi ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah yang bersangkutan. Jumlah dan jarak Toko Modern wajib mempertimbangkan: tingkat
kepadatan dan pertumbuhan penduduk; potensi ekonomi; aksesibilitas wilayah – arus lalu lintas;
dukungan keamanan dan ketersediaan infrastruktur; perkembangan pemukiman baru; pola
kehidupan masyarakat; jam kerja yang sinergi dan tidak mematikan usaha toko eceran tradisional
di sekitarnya.
Selain itu, untuk dapat mendirikan toko modern harus memenuhi persyaratan berkaitan
dengan tipe toko modern, jenis barang yang dijual, lokasi tempat mendirikan, maupun dari segi
jam kerja. Dari segi tipe, Toko Modern harus melengkapi dokume analisis kondisi sosial
ekonomi masyarakat setempat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 4 ayat (2) dan (3), yang
dilakukan oleh badan atau lembaga independen yang kompeten seperti lembaga pendidikan,
lembaga penelitian atau lembaga konsultasi. Minimarket tidak perlu melengkapi dokumen
tersebut, tetapi tetap mempertimbangkan tingkat kepadatan dan pertumbuhan penduduk tahun
terakhir.
Dari segi jenis barang yang dijual, Toko Modern dapat menjual barang pendukung usaha
utama paling banyak 10% (sepuluh persen) dari keseluruhan jumlah barang yang dijual di outlet
atau gerai Toko Modern. Toko Modern dapat menjual barang pendukung usaha utama lebih dari
10% dari keseluruhan jumlah barang, tetapi harus seizing menteri. Dalam kaitan itu, Direktur
Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN), Srie Agustina, mengatakan bahwa Toko
Modern diwajibkan untuk menyediakan barang dagangan hasil produksi dalam negeri paling
sedikit 80 persen, kecuali untuk stand alone brand dan/atau outlet/toko khusus (specialty stores).
Namun toko modern yang mendapat pengecualian dimaksud harus secara bertahap
meningkatkan penjualan barang serupa yang diproduksi di Indonesia dan melaporkan
pelaksanaannya kepada Menteri melalui Dirjen PDN.14
14 Kementerian Perdagangan Republik ndonesia, “Tingkatkan Kepastian Usaha, Mendag Terbitkan Permendag
56/2014”, SiaranPers, Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl.. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta, hlm.2.
6
Dari segi lokasi, terdapat perbedaan persyaratan mendirikan toko modern (Pasal 5
Perpres 112/2007), sebagai berikut:
1. Perkulakan hanya boleh berlokasi pada atau pada akses sistem jaringan jalan arteri atau
kolektor primer atau arteri sekunder.
2. Hypermarket hanya boleh berlokasi pada atau pada akses sistem jaringan jalan arteri atau
kolektor; dan tidak boleh berada pada kawasan pelayanan lokal atau lingkungan di dalam
kota/perkotaan.
3. Supermarket dan Department Store tidak boleh berlokasi pada sistem jaringan jalan
lingkungan; dan tidak boleh berada pada kawasan pelayanan lingkungan di dalam
kota/perkotaan.
4. Minimarket boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem jaringan
jalan lingkungan pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam
kota/perkotaan.
Dari segi jam kerja, persyaratan jam kerja untuk Hypermarket, Department Store dan
Supermarket, yaitu (Pasal 7 Perpres 112/2007):
1. Senin sampai dengan Jumat, pukul 10.00 sampai dengan pukul 22.00 waktu setempat.
2. Sabtu dan Minggu, pukul 10.00 sampai dengan pukul 23.00 waktu setempat.
3. Hari besar keagamaan, libur nasional atau hari tertentu lainnya, jam kerja dapat
melampaui pukul 22.00 waktu setempat, tetapi berdasarkan pada penetapan dari kepala
daerah setempat.
Dengan demikian, adanya persyaratan pendirian Toko Modern dimaksudkan tidak
sekedar pemanfaatan ruang agar sesuai dengan zonasi, tetapi yang lebih penting yaitu menjaga
keseimbangan dan persamaan hak dalam berusaha antara Toko Modern dengan UMKM.
Keberadaan Toko Modern jangan sampai memarjinalisasi, mengeliminir, dan apalagi mematikan
UMKM yang sudah ada.
Hasil dan Pembahasan
Pengaturan Toko Modern dalam Produk Hukum Daerah.
Pengaturan Toko Modern di Bali dilakukan dengan berbagai produk hukum daerah,
seperti: ada yang berbentuk peraturan daerah (Perda), peraturan kepala daerah, dan keputusan
kepala daerah. Di Kabupaten Tabanan pengaturan dilakukan dengan Perda No. 1 tahun 2016
tentang Penataan Toko Swalayan. Di Kabupaten Badung pengaturan dengan Perda No. 7 tahun
7
2012 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern,
dan dengan Perbup 10/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Badung
Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan
dan Toko Modern. Di Kota Denpasar pengaturan dengan Perwali No. 9 tahun 2009 tentang
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern; Keputusan
Walikota No. 188.45/565/HK/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Walikota Nomor 9
Tahun 2009 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern; Keputusan Walikota No. 188.45/495/HK/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penataan
dan Pembinaan Toko Modern (Mini Marker) di Kota Denpasar; dan Instruksi Walikota No.
1/2011: Penghentian Sementara Izin Usaha Toko Modern (Mini Market) di Kota Denpasar.
Sedangkan di Kabupaten Klungkung belum ada produk hukum daerah mengenai toko modern.
Legalitas Toko Modern.
Pasal 12 Perpres No. 112 Tahun 2007 menentukan bahwa pelaku usaha yang akan
melakukan usaha toko modern wajib memiliki Izin Usaha Toko Modern (IUTM) untuk
Minimarket, Supermarket, Department Store, Hypermarket dan Perkulakan yang diterbitkan oleh
Bupati Atau Walikota. IUTM untuk Minimarket diutamakan bagi pelaku UMKM setempat.
Ketentuan tersebut ditegaskan lagi di dalam Pasal 24 dan 25 Permendag No. 70/M-
DAG/PER/12/2013 jo. Permendag No. 56/M-DAG/PER/9/2014. Kewenangan penerbitan IUTM
berada pada Menteri, namun Menteri melimpahkan kepada Bupati atau Walikota.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam produk hukum daerah ditentukan izin yang
wajib dimiliki sebagai legalitas bagi pengusaha toko modern yaitu IUTM (Izin Usaha Toko
Modern) atau IUTS (Izin Usaha Toko Swalayan) untuk Kabupaten Tabanan. Hal itu
diilustrasikan dengan table di bawah ini.
Kabupaten/Kodya IUTM/S Keterangan
Tabanan √ Pasal 9 Perda 1/2016
Badung √ Pasal 10 Perda 7/2012
Denpasar √ Pasal 18 Perwali 9/2009
Klungkung √ Pasal 12 Perpres 112/2007 dan Pasal 24
Permendag No. No. 70/M-DAG/PER/12/2013
jo. Permendag No. 56/M-DAG/PER/9/2014.
Sumber: diolah dari produk hukum daerah yang terkumpul.
Tabel di atas menunjukkan bahwa Kabupaten Tabanan, Badung, dan Kodya Denpasar
menentukan legalitas toko modern dengan IUTM atau Kabupaten Tabanan menyebut IUTS (Izin
8
Usaha Toko Swalayan), sebagaimana ditentukan dalam Perda maupun Perwali. Pasal 9 Perda
Kabupaten Tabanan No. 1 Tahun 2016 menentukan bahwa setiap orang atau badan yang
mendirikan toko swalayan wajib memiliki IUTS. IUTS tersebut dirinci sesuai dengan bentuk
toko modern yaitu: IUTS Minimarket; IUTS Supermarket; IUTS Department Store; IUTS
Hypermarket; dan IUTS Grosir/Perkulakan. Pemerintah Daerah Kabupaten Badung menentukan
jenis izin toko modern dalam Pasal 10 Perda Kabupaten Badung No. 7 Tahun 2012 bahwa,
pelaku Usaha yang melakukan usaha Toko Modern, wajib memiliki IUTM untuk Minimarket,
Supermarket, Departement Store, dan Hypermarket dan Perkulakan. Khusus IUTM untuk
Minimarket diutamakan bagi pelaku usaha kecil dan usaha menengah setempat. Pemerintah
Daerah Kodya Denpasar menentukan legalitas toko modern dalam Pasal 18 Peraturan Walikota
Denpasar No. 9 Tahun 2009 bahwa untuk melakukan usaha toko modern, wajib memiliki IUTM
untuk Minimarket, Supermarket, Toko Serba Ada, Swalayan, Departement Store, Hypermarket
dan Perkulakan. IUTM untuk Minimarket diutamakan bagi pelaku usaha kecil dan usaha
menengah setempat.
Legalitas toko modern dinyatakan dengan dimilikinya izin usaha toko modern (IUTM)
oleh pelaku usaha Toko Modern. Toko modern seluruhnya berjumlah 1408. Namun, toko
modern yang ada lebih sedikit yang memiliki IUTM yaitu sejumlah 683 daripada yang tidak
berizin tetapi sudah operasional, yakni berjumlah 725. Hal itu tampak pada table di bawah ini.
No. Kabupaten/Kodya Berizin Tidak berizin Jumlah Keterangan
1 Kabupaten Tabanan 94 102 196 Disperindag.
2 Kabupaten Badung 275 361 636 Diskop,UMKM,Perdag.
3 Kota Madya Denpasar 295 - 295 Disperindag.
4 Kabupaten Klungkung 19 262 281 Diskop,UMKM,Perdag;
Klungkung dalam Angka
2017.
Jumlah 683 725 1408
Instrumen hukum legalitas toko modern yaitu IUTM, sesuai dengan ketentuan Pasal 9
Perda 1/2016, Pasal 10 Perda 7/2012, Pasal 18 Perwali 9/2009. Di Kabupaten Klungkung
penerbitan IUTM berdasarkan pada ketentuan Pasal 12 Perpres 112/2007 dan Pasal 24
Permendag No. No. 70/M-DAG/PER/12/2013 jo. Permendag No. 56/M-DAG/PER/9/2014. Toko
modern yang tidak mememiliki izin tetapi sudah operasional tetap diperkenankan menjalankan
usaha dengan pertimbangan izinnya masih dalam proses, supaya tidak mematikan usaha, dan
supaya tidak menimbulkan pengangguran. Tetapi dilakukan pembinaan dan diawasi. Bagi yang
9
membandel dikenakan sanksi peringatan lisan dan tertulis; yang menyiasati – membohongi
otoritas dalam pengurusan izin, maka usahanya ditutup.
Persyaratan Mendirikan Toko Modern.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaturan persyaratan
mendirikan toko modern di dalam produk hukum daerah di Kabupaten Tabanan disatu pihak
dengan di Kabupaten Badung, Kodya Denpasar, dan Kabupaten Klungkung pada pihak lain.
Pemerintah Kabupaten Tabanan menentukan adanya satu persyaratan yang bersifat umum –
kurang konkret yaitu ketersediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum. Selain itu ada persyaratan
khusus yakni penyediaan fasilitas untuk difabel. Sementara itu, terdapat persamaan persyaratan
fasilitas dalam mendirikan toko modern di Kabupaten Badung, Kodya Denpasar, dan Kabupaten
Klungkung karena sama-sama mengacu pada Pasal 4 Perpres No. 112 Tahun 2007. Persyaratan
tersebut yaitu usaha toko modern wajib menyediakan:
a. areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 (satu) unit kendaraan roda empat
untuk setiap 60 m2 (enam puluh meter per segi) luas lantai penjualan Toko Modern; dan
b. fasilitas yang menjamin Toko Modern yang bersih, sehat (hygienis), aman, tertib dan
ruang publik yang nyaman.
persyaratan sosial ekonomi yaitu pertama, membedakan persyaratan sosial ekonomi
untuk Supermarket, Department Store, Hypermarket ataupun Perkulakan dengan persyaratan
untuk minimarket. Hal itu dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan, Badung, dan
Kodya Denpasar. Pola kedua, yaitu menyamakan persyaratan sosial ekonomi untuk semua
bentuk toko modern. Ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah kabupaten Klungkung karena
merujuk pada Pasal 4 Permendag No. 70/M-DAG/PER/12/2013 jo. Permendag No. 56/M-
DAG/PER/9/2014.
Persyaratan sosial ekonomi yang ditentukan dalam Pasal 4 Permendag No. 70/M-
DAG/PER/12/2013 jo Permendag No. 56/M-DAG/PER/9/2014 sama dengan persyaratan sosial
ekonomi untuk Supermarket, Department Store, Hypermarket ataupun Perkulakan yang
ditetapkan di Kabupaten Tabanan, Badung, dan Kodya Denpasar. Persyaratan tersebut yaitu:
a. struktur penduduk menurut mata pencaharian dan pendidikan;
b. tingkat pendapatan ekonomi rumah tangga;
c. tingkat kepadatan dan pertumbuhan penduduk di masing-masing daerah sesuai dengan
data sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun terakhir;
10
d. rencana kemitraan dengan UMKM;
e. penyerapan tenaga kerja;
f. ketahanan dan pertumbuhan Pasar Tradisional sebagai sarana bagi UMKM;
g. ketersediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum;
h. dampak positif dan negatif atas pendirian Toko Modern terhadap Pasar Tradisional atau
toko eceran tradisional yang telah ada sebelumnya; dan
i. tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang diarahkan
untuk pendampingan bagi pengelolaan Pasar Tradisional.
Sedangkan persyaratan sosial ekonomi untuk minimarket, yaitu:
a. kepadatan penduduk;
b. perkembangan pemukiman baru;
c. aksesibilitas wilayah (arus lalu lintas);
d. dukungan/ketersediaan infrastruktur;
e. keberadaan Pasar Tradisional dan warung/ toko di wilayah sekitar yang lebih kecil
daripada Minimarket tersebut.
Persyaratan luas lantai penjualan toko modern yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Tabanan, Badung, dan Kabupaten Klungkung pada prinsipnya sama, yakni:
a. Minimarket, kurang dari 400 M².
b. Supermarket, lebih dari 400 M².
c. Department Store, lebih dari 400 M².
d. Hypermarket, lebih dari 5.000 M².
e. Perkulakan, lebih dari 5.000 M².
Tetapi terdapat satu perbedaan yaitu di Kabupaten Tabanan, Badung dan Kodya Denpasar
membatasi luas lantai untuk Supermarket yakni 400 M2 sampai dengan 5,000 M2, sehingga
berbeda dengan luas lantai penjualan untuk Department Store yaitu lebih dari 400 M². Artinya,
walaupun ditetapkan luas lantai penjualan Department Store lebih dari 400 M² tetapi tidak
mencapai 5,000 M2. Sebab jika suatu Department Store memiliki luas lantai mencapai 5,000 M2,
maka pelaku usaha tersebut tidak dapat lagi disebut Department Store, melainkan Supermarket.
Di Pemerintahan Daerah Kabupaten Klungkung, persyaratan luas lantai Supermarket dan
Department Store sama yakni sama-sama “lebih dari 400 M²” sehingga tidak ada perbedaan
antara Supermarket dan Department Store. Hal itu disebabkan merujuk pada Pasal 6 Permendag
11
No. 70/M-DAG/PER/12/2013 dan Kabupaten Klungkung belum memiliki produk hukum daerah
yang mengatur toko modern, sebagaimana diungkapkan oleh bapak Drs I Komang Gede Ludra,
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Klungkung pada saat diskusi pada tanggal 22 Agustus 2017.
Pemerintahan Daerah Kodya Denpasar menetapkan klasifikasi persyaratan luas lantai
penjualan toko modern berdasarkan pada suber modalnya, sehingga terdapat perbedaan
persyaratan anatara toko modern dengan modal dalam negeri 100% dan persyaratan luas lantai
penjualan toko modern dengan modal tidak 100% dalam negeri. Persyaratan luas lantai
penjualan toko modern dengan modal tidak 100% dalam negeri yaitu:
a. Minimarket, kurang dari 400 M².
b. Supermarket, Toko Serba Ada, Swalayan 400 M² -5.000M²
c. Hypermarket, di atas 5.000 M²
d. Department Store dan Mall, di atas 400 M2
e. Perkulakan, di atas 5.000 M²
Sedangkan persyaratan luas lantai usaha toko modern dengan modal dalam negeri 100%, yaitu:
a. Minimarket, kurang dari 400 M²
b. Supermarket, Toko Serba Ada, Swalayan, kurang dari 1.200 M²
c. Department Store, kurang dari 2.000 M²
Persyaratan mengenai sistem penjualan dan barang yang dijual di Kabupaten Tabanan,
Badung, Koday Denpasar, dan Kabupaten Klungkung sama sebab sama-sama merujuk dan tidak
mengadakan ketentuan khusus daripada yang sudah ditentukan dalam Pasal 7 Permendag 56/M-
DAG/PER/9/2014. Persyaratan yang dimaksud yaitu:
No Toko Modern Sistem Penjualan Barang yang dijual
1 Minimarket Menjual eceran Barang konsumsi terutama produk makanan
dan produk rumah tangga lainnya
2 Supermarket Sama dengan Minimarket Sama dengan Minimarket
3 Hypermarket Sama dengan Minimarket Sama dengan Minimarket
4 Departement
store
Menjual eceran Produk sandang dan perlengkapannya dengan
penataan barang berdasarkan jenis kelamin
dan/atau tingkat usia konsumen;
5 Perkulakan menjual secara grosir Barang konsumsi
Persyaratan lokasi mendirikan toko modern terdapat dua klasifikasi, yaitu persyarat
umum dan persyaratan khusus. Persyaratan umum pada prinsipnya sama di keempat
12
Pemerintahan Daerah, yaitu: wajib mengacu pada RTRW, dan RDTR, termasuk Peraturan
Zonasinya; dan harus memperhatikan persyaratan lokasi pada Sistem Jaringan Jalan di Daerah.
Namun di Kabupaten Klungkung persyaratan tersebut hanya satu, yakni mengacu pada RTRW
Kabupaten/Kota, dan RDTR. Sedangkan “keharus memperhatikan persyaratan lokasi pada
sistem jaringan jalan di daerah” tidak dijaddikan persyaratan.
Sementara itu, persyaratan khusus juga terdapat dua kelompok, yakni persyaratan khusus
yang terdapat di Kabupaten Badung dan di Kodya Denpasar, serta persyaratan khusus di
Kabupaten Tabanan. Di Kabupaten Tabanan, persyaratan khusus dirumuskan secara umum yang
terdiri dari dua kategori yaitu untuk minimarket, dan untuk Supermarket, Department Store,
Hypermarket, serta Grosir/Perkulakan. Persyaratan khusus tersebut yaitu:
a. Minimarket berjejaring, hanya dapat dilakukan di tepi jalan kolektor primer dan jalan
arteri.
b. Supermarket, Department Store, Hypermarket, dan Grosir/Perkulakan, hanya boleh
berlokasi pada sistem jaringan jalan arteri.
Di Kabupaten Badung dan Kodya Denpasar, persayaratan khusus diformulasikan secara
spesifik untuk masing-masing bentuk toko modern, dinyatakan dengan tabel sebagai berikut:
No. Bentuk Toko Modern Lokasi
1 Perkulakan Pada akses sistem jaringan jalan arteri atau kolektor
primer atau sekunder.
2 Hypermarket dan Pusat
Perbelanjaan a. pada akses sistem jaringan jalan arteri atau kolektor.
b. tidak boleh berada pada kawasan pelayanan lokal
atau lingkungan di dalam kota/perkotaan.
3 Supermarket, Swalayan dan
Departement Store a. tidak boleh berlokasi pada sistem jaringan jalan
lingkungan.
b. tidak boleh berada pada kawasan pelayanan
lingkungan di dalam kota/perkotaan.
4 Minimarket pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem
jaringan jalan lingkungan pada kawasan pelayanan
lingkungan (perumahan) di dalam kota/perkotaan.
Persyaratan jarak mendirikan toko modern di Pemerintahan Daerah Kabupaten Tabanan,
Badung, Kodya Denpasar, dan Kabupaten Klungkung, masing-masing Pemerintah Daerah
memiliki criteria untuk menentukan jarak lokasi mendirikan toko modern dengan pasar
tradisional/pasar rakyat dan dengan toko modern lainnya. Pemerintah Daerah kabupaten Tabanan
menggunakan luas lantai penjualan sebagai dasar menentukan jarak toko modern, sebagai
berikut.
13
Toko Modern Jarak
Minimarket luas lantai penjualan 200M2 dan
bukan minimarket berjejaring
paling dekat radius 500 M dari pasar rakyat dan
minimal 50 M dari minimarket lainnya.
Minimarket luas lantai penjualan 200M2 dan
semua minimarket berjejaring
paling dekat radius 2000 M dari pasar rakyat dan
minimal 250 M dari minimarket lainnya.
Supermarket dan Department Store paling dekat radius 2000 M dari pasar rakyat dan
minimal 1000 M dari Supermarket dan Department
Store lainnya.
Hypermarket dan Perkulakan paling dekat dalam radius 2500 M dari pasar rakyat
dan minimal 1000 M dari Supermarket,
Department Store, hypermarket, dan perkulakan.
Kabupaten Badung menentukan jarak toko modern berdasarkan kawasan, yakni: kawasan
Badung Utara, jarak toko modern sejauh 1.000 Meter. Di kawasan Badung Tengah ditentukan
jarak sejauh 700 Meter, dan Kawasan Badung Selatan sejauh 500 Meter. Pemerintah Daerah
Kodya Denpasar menentukan jarak toko modern, selain minimarket, yakni:
a. Tidak diperkenankan pada radius kurang dari 1 (satu) kilo meter dari Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan/atau Toko Modern yang sudah ada.
b. Paling kurang pada jarak 250M dari persimpangan jalan dan atau trafic light.
Sementara itu, Kabupaten Klungkung belum menentukan persyaratan jarak mendirikan toko
modern, sebab belum memiliki produk hukum daerah mengenai toko modern, sedangkan
berdasarkan ketentuan Pasal 3 Permendag No. 70/M-DAG/PER/12/2013 wewenang untuk
menetapkan jarak toko modern dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah.
Persyaratan jam kerja toko modern pada prinsipnya sama di semua Pemerintahan Daerah,
kecuali di Kabupaten Tabanan penyebutan persyaratan jam kerja secara umum, tidak
menyebutkan bentuk toko modern, dan di Kodya Denpasar ada persyaratan jam kerja untuk
minimarket. Persyaratan jam kerja Hypermarket, Department Store, Supermarket, dan Toko
Serba Ada yaitu:
a. Senin – Jumat, pukul 10.00 WITA - 22.00 WITA.
b. Sabtu dan Minggu pukul 10.00 WITA - 23.00 WITA.
c. Hari besar keagamaan, libur nasional atau hari tertentu lainnya, Bupati/Walikota dapat
menetapkan jam kerja melampaui pukul 22.00 WITA.
Kabupaten Tabanan menetapkan jam kerja toko swalayan yaitu:
a. Waktu buka minimal pukul 10.00 WITA dan waktu tutup maksimal pukul 22.OO WITA.
b. Hari besar keagamaan, libur nasional atau hari tertentu lainnya dapat menetapkan jam
kerja melampaui pukul 22.OO waktu setempat atas seijin BPMPD.
14
Sementara itu, Kabupaten Badung satu-satunya yang menetapkan persyaratan jam kerja bagi
minimarket, yaitu: dapat beroperasi 24 (dua puluh empat) jam, jika mendapatkan izin dari
Bupati, dengan syarat: berada dalam kawasan pariwisata dalam radius paling jauh 1.000 meter
dari pusat kawasan pariwisata, dan melampirkan rekomendasi dari Lurah/Perbekel yang
diketahui oleh Camat.
Sanksi atas Pelanggaran Perizinan Toko Modern.
Perpres No. 112 Tahun 2007 menentukan bahwa toko modern akan dikenakan sanksi
apabila melanggar ketentuan:15
a. jam kerja yang ditentukan dalam Pasal 7;
b. penggunaan merek Toko Modern sendiri dengan mengutamakan barang produksi Usaha
Kecil dan Usaha Menengah yang diproduksi di Indonesia, yang ditentukan dalam Pasal
10; dan/atau
c. kewajiban memberikan data dan/atau informasi penjualan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, atas permintaan Menteri, dalam rangka pengawasan oleh
Pemerintah, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 16.
Sanksi yang dapat dikenakan terhadap pelanggaran tersebut yaitu sanksi administratif yang
dilakukan secara bertahap, mulai dari peringatan tertulis, kemudian pembekuan izin usaha dan
paling akhir berupa pencabutan izin usaha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sanksi terhadap toko modern yang melanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan pada prinsipnya sama secara normatif maupun dalam
praktik. Secara normatif sanksi atas pelanggaran tersebut terdiri dari sanksi administratif dan
sanksi pidana. Sanksi administratif, terutama di Kabupaten Tabanan dan Badung, terdiri dari
peringatan tertulis, pembekuan izin, dan pencabutan izin yang dilakukan secara bertahap (Pasal
14 Perda 1/2016 dan Pasal 22 Perda 7/2012). Kota Denpasar tidak menentukan adanya sanksi
tersebut karena pengaturan dengan Perwli. Sanksi pidana untuk di Kabupaten Tabanan yaitu
kurungan paling lama 3 bulan atau denda paling banyak Rp. 50 juta (Pasal 17 Perda 1/2016),
sedangkan di Kabupaten Badung berupa kurungan paling lama 6 bulan atau denda paling banyak
Rp. 50 juta (Pasal 24 Perda 7/2012).
Dalam praktik pengenaan sanksi baru sebatas memberikan teguran dan menyerahkan ke
Sat Pol PP untuk melakukan penertiban. Dalam kaitan itu, Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta,
15Pasal 17
15
meminta penertiban dilakukan hingga ke pedesaan.16 Sementara itu, Nyoman Bagiarta
menyatakan bahwa toko modern yang telah ada meski berdekatan tidak akan ditutup sepanjang
tidak melebihi kuota dan tidak berjarak kurang dari 300 meter dari pasar tradisional. Tetapi
untuk toko modern yang berjarak kurang dari 300 meter dari pasar tradisional tidak akan
diberikan perpanjangan izin, apabila masa berlakunya izin telah berakhir.17
Di wilayah Kota Madya Denpasar terdapat tiga jenis pelanggaran yang dilakukan toko
modern. Kesatu, terdapat toko modern yang beroperasi tanpa izin. Tim Yustisi atau Tim
Pengawasan Toko Modern yang dipimpin langsung oleh Asisten Administrasi Pemerintahan
Setda Kota Denpasar, I Ketut Mister, melakukan pembinaan terhadap 4 (empat) toko modern
pada tanggal 29 Agustus 2016. Saat itu terungkap bahwa dari empat toko modern tersebut, 3
(tiga) toko modern tidak memiliki izin. Ketiga toko modern itu mengelabui petugas dengan
menutup logo toko berjejaring dengan menggunakan nama lain, padahal pada computer yang
digunakan terdapat logo toko berjejaring.18 Hal itu jelas tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 18
Perwali No. 9 Tahun 2009. Kedua, penyalahgunaan izin, yakni menjual barang-barang dan
melakukan penjualan yang tidak sesuai dengan izin. Izin yang dimiliki yaitu usaha pedagang
eceran, tetapi melakukan penjualan menggunakan sistem toko modern berjejaring. Jenis barang
yang dijual juga barang yang dijual langsung dari toko modern berjejaring.19 Tidak hanya itu,
ada pula toko modern yang beralamat di Jl. Gatot Subroto Tengah, WR Supratman, Hayam
Wuruk, Letda Reta, dan di Jalan Kenyeri menjual minuman beralkohol golongan A. Itu
terungkap pada saat sidak oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar pada
Kamis, 3 Nopember 2016.20 Ketiga, pelanggaran jarak pendirian tempat usaha. Ketua Aprindo
Bali, Gusti Ketut Sumardayasa, menyatakan hal itu berdasarkan pengaduan yang disampaikan
oleh anggotanya yang memiliki toko berjejaring yang telah berdiri sejak lama di suatu jalan,
tetapi kemudian di depan tokonya berdiri toko berjejaring baru21. Jarak lokasi tempat usaha itu
jelas tidak sesuai dengan Perwali No. 9 Tahun 2009.
16 I Made Surya, Loc. Cit. 17Nyoman Alit Sukarta, Loc. Cit. 18 Beritabali.com; “Kuota Toko Modern Denpasar 295, Selebihnya Siap Disegel”,
https://beritabali.com/read/2016/08/29/201608290008/Kuota-Toko-Modern-Denpasar-295-Selebihnya-Siap-
Disegel.html, Rabu, 7 Desember 2016, hlm. 1. 19Ibid. hlm. 2. 20 I Wayan Sudarsana, Loc. Cit. 21 Kristianto, Feri; Editor: Miftahul Ulum, 31 Mei 2017, “Pemda di Bali Diminta Konsisten Tertibkan Toko
Modern”, http://bali.bisnis.com/read/20170531/16/66810/pemda-di-bali-diminta-konsisten-tertibkan-toko-modern,
Jumat, 22 September 2017, hlm. 1.
16
Namun demikian, dalam Perwali No. 9 Tahun 2009 tidak ada ketentuan sanksi atas
pelanggaran terhadap toko modern yang berdiri tanpa izin, yang melanggar jenis barang yang
dijual dan sistem penjualan, serta juga tidak ada sanksi atas pelanggaran ketentuan mengenai
jarak berdirinya tempat usaha. Dalam praktik, terhadap toko modern yang melanggar tersebut
dilakukan pembinaan dan pengawasan. Jika tidak mengikuti pembinaan maka dilakukan
tindakan tegas, antara lain dengan penyegelan.22 Sedangkan toko modern yang menjual minuman
beralkohol diberikan teguran secara lisan maupu tertulis terhadap pemilik toko modern
tersebut.23
Di wilayah Kabupaten Klungkung terdapat 262 toko modern tidak berizin. Bupati
Kabupaten Klungkung, I Nyoman Suwirta, sudah menegaskan tidak akan mengeluarkan izin
untuk toko-toko ritel modern berjaringan baru. Hal itu untuk melindungi pengusaha lokal. Izin
toko ritel modern bisa dikeluarkan apabila yang mengajukan permohonan ialah pengusaha lokal
atau koperasi. Toko modern yang tidak memiliki izin tersebut mengelabui pemerintah, dimana
pemilik toko menutupi indentitas dengan jalan menutup logo toko berjejaring menggunakan
kertas putih. Tetapi logo toko berjejaring tersebut masih tampak pada ornament lain dan pada
struk pembelian.24 Ada pula yang menggunakan modus lain dalam mengelabui pemerintah, yakni
dengan menggunakan nama lain dalam proses perizinan, padahal yang dibangun toko modern
berjejaring.25 Sanksi yang dijatuhkan yaitu menutup toko modern tersebut. Penutupan dilakukan
langsung dibawah pimpinan Bupati Klungkung beserta petugas Sat Pol PP, camat Banjarangkan
dan Perbekel Desa Banjarangkan.
Dampak Toko Modern terhadap Kepariwisataan.
Wawancara dengan bapak A.A. Gede Suanda, Dinas Pariwisata Badung tanggal 2
Oktober 2017; dengan bapak I Wayan Budi Artana, SSTP., M.Par., Dinas pariwisata Tabanan
pada tanggal 11 Oktober 2017; dan dengan bapak Drs I Ketut Arya, Dinas Pariwisata Kota
Denpasar pada tanggal 12 Oktober 2017 pada pokoknya menyatakan bahwa keberadaan toko
22Beritabali.com; “Kuota Toko Modern Denpasar 295, Selebihnya Siap Disegel”,
https://beritabali.com/read/2016/08/29/201608290008/Kuota-Toko-Modern-Denpasar-295-Selebihnya-Siap-
Disegel.html, Rabu, 7 Desember 2016, hlm. 1. 23 I Wayan Sudarsana, Loc. Cit. 24 Jul; Loc. Cit. 25Wa; 23 Sep 2016, “Pemkab Tutup Toko Modern di Koripan”,
http://www.nusabali.com/index.php/berita/7673/pemkab-tutup-toko-modern-di-koripan, Jumat, 22 September 2017,
hlm. 1.
17
modern mendukung kepariwisataan, walaupun dapat juga dinyatakan sebagai penyebab tidak
langsung atas dampak kurang baik terhadap kepariwisataan. Toko modern berpotensi
mendukung kepariwisataan berakar pada keunggulan toko modern itu sendiri, antara lain:
1. Mudah diketemukan.
Seperti sudah dikemukakan di atas bahwa toko modern jumlahnya mencapai ribuan,
tersebar nyaris hingga ke setiap desa. Di obyek-obyek wisata sangat mudah menemukan
gerai atau outlet yang menyajikan barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh wisatawan.
Selain itu, toko modern sudah menggunakan teknologi maju – IT dalam mempromosikan
produknya sehingga sangat mudah diketahui dan diketemukan oleh wisatawan.
2. Memberikan kenyamanan dan keamanan.
Kenyamanan dan keamanan merupakan hal yang vital bagi wisatawan, bahkan bagi siapa
pun juga, termasuk dalam hal berbelanja. Toko modern menjamin adanya kenyamanan dan
keamanan dalam berbelanja. Adanya pendingin udara yang sejuk, bersih, tidak bau, tidak
berdesak-desakan, dan display barang perkatagori mudah dicapai serta relatif lengkap.
3. Menyediakan berbagai barang dengan kualitas terjamin.
Dalam toko modern, barang yang dijual memiliki variasi jenis yang beragam;
menyediakan barang lokal, dan juga menyediakan barang impor. Selain bahan makanan
seperti: buah, sayuran, daging, sebagian besar barang lain yang dijual yaitu barang yang
dapat bertahan lama; bahkan di toko modern tertentu bisa didapatkan minuman beralkohol.
Dari segi kualitas, barang yang dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih terjamin karena
melalui seleksi dan pengawasan yang ketat secara rutin oleh otoritas sehingga barang yang
tidak memenuhi kualifikasi dan klasifikasi akan di tolak serta barang yang sudah
kedaluwarsa (expired datet) dikeluarkan dari toko.
4. Mencantumkan tarif – label harga yang pasti dan harga barang relatif terjangkau.
Barang-barang yang dijual di toko modern sudah memiliki label harga yang pasti. Di sini
penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung, pembeli cukup melihat label harga
yang tercantum dalam bar code sehingga sudah bisa memutuskan untuk bertransaksi atau
tidak. Orang yang berbelanja terlebih dahulu pasti ingin mengetahui harganya – melihat
harga lebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli. Semakin murah harga dan kualitas
terjamin maka semakin besar peluang barang akan dibeli.
5. Pelayanan yang baik.
18
Toko modern mmberikan pelayanan yang baik, tampak misalnya dengan adanya
pendingin, display barang perkategori mudah dicapai dan relatif lengkap, informasi produk
tersedia melalui mesin pembaca, adanya keranjang belanja atau keranjang dorong. Selain itu
adanya kasir dan pramuniaga yang bekerja secara professional, jam buka yang lebih panjang,
dan memfasilitasi aneka pilihan pembayaran antara lain kartu kredit.
Informan juga menyatakan bahwa keberadaan toko modern merupakan salah satu
penyebab tidak langsung terhadap tergganggunya ketertiban dalam masyarakat yang ditimbulkan
oleh orang mabuk. Selain itu, kerap terjadi anak-anak atau remaja di bawah umur mengkonsumsi
minuman beralkohol karena dengan mudah mendapatkan di toko modern. Dikatakan sebagai
penyebab tidak langsung karena sebagai akibat penyalahgunaan minuman beralkohol, mereka
lalu mabuk dan eksesnya kerap terjadi perkelahian – menimbulkan keributan di masyarakat,
bahkan dapat tertjadi tindakan kriminalitas.
Masalah lain yang juga ditimbulkan oleh keberadaan toko modern yaitu masalah
kebersihan. Konsumen sehabis mengkonsumsi makanan dan minuman yang dibeli di toko
modern, kemasannya seperti botol, kertas, dan plastik dibuang sembarangan, walaupun sudah
disediakan tempat sampah. Perilaku demikian banyak terjadi di Pantai Kuta, Jimbaran, dan
tempat-tempat lain. Dalam hal itu, faktor penyebab utama yaitu perilaku konsumen yang kurang
baik, kurang memiliki budaya bersih.
Penutup
Berdasarkan pada deskripsi di atas mulai dari pendahuluan hingga pada temuan dan
pembahasan hasil penelitian maka dikemukakan simpulan dan saran-saran sebagai berikut:
1 Pengaturan penerbitan izin toko modern dilakukan berdasarkan produk hukum daerah.
Namun terdapat berbagai produk hukum daerah, seperti Perda Kabupaten Tabanan No. 1
Tahun 2016, Perda Kabupaten Badung No. 7 Tahun 2012, dan Perwali No. 9 Tahun
2009. Kabupaten Klungkung belum memiliki produk hukum daerah. Karena itu,
pengaturan toko modern lebih tepat dilakukan dengan peraturan daerah.
2 Toko modern yang sudah memiliki IUTM sebanyak 683. Keberadaan toko modern sangat
mendukung kepariwisataan karena wisatawan mudah mendapatkan barang yang
dibutuhkan, dengan harga terjangkau dan kualitas lebih terjamin, berbelanja dengan
nyaman dan aman, menggunakan system tariff, dan pelayanan baik. Namun ditemukan
pula bahwa keberadaan toko modern menjadi penyebab tidak langsung atas terganggunya
19
keamanan dan ketertiban dalam masyarakat serta mengganggu kebersihan. Karena itu
diperlukan pengawasan terhadap toko modern sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
3 Toko modern yang tidak memiliki IUTM sebanyak 725, diberikan menjalankan usaha
karena izin sedang dalam proses, perpanjangan izin, untuk tidak mematikan usaha, dan
tidak menambah banyak pengangguran. Namun yang membandel atau menyiasati dalam
proses perizinan ditutup usahanya. Karena itu perlu dilakukan monitoring, evaluasi dan
identifikasi permohonan izin yang dilakukan oleh pelaku usaha toko modern sehingga
dapat diketahui izin yang sudah atau belum terbit serta konsistensi dalam penegakan
hukum terhadap pelanggaran atas perizinan toko modern.
Daftar Pustaka
Curzon, LB., 1979, Yurisprudence, M&E Handbooks, Estover, Plymouth PL6 7PZ.: Mac Donald
and Evans, Ltd.
Damang, “Pengertian Perizinan”, http://www.negarahukum.com/hukum/ pengertian-perizinan.html,
Rabu, 7 Desember 2016.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua,
Jakarta: Balai Pustaka.
Ibrahim, Jhony, 2005, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, Malang: Bayu Media
Publishing.
Jul; “Tidak Kantongi Ijin, Toko modern di Klungkung Ditutup”,
https://suaradewata.com/read/2016/09/22/201609220017/Tidak-Kantongi-Ijin-Toko-Modern-
di-Klungkung-Ditutup.htm, Jumat, 22 September 2017.
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, “Tingkatkan Kepastian Usaha, Mendag
Terbitkan Permendag 56/2014”, SiaranPers, Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl..
M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta.
Kristianto, Feri; Editor: Miftahul Ulum; 31/5/ 2017 16:59 WIB, “Pemda di Bali Diminta
Konsisten Tertibkan Toko modern”, http://bali.bisnis.com/read/20170531/16/66810/pemda-
di-bali-diminta-konsisten-tertibkan-toko-modern , Jumat 7 Juli 2017.
Laboratorium Hukum FH, Unpar, 1997, Keterampilan Perancangan Hukum, Cetakan ke 1,
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
M. Hadjon, Philipus, 1993, Pengantar Hukum Perizinan, Surabaya: Yuridiko.
20
Muhamad, Abdul Kadir, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Newswire; 30/ 2016 14:56 WIB, “Pemkot Denpasar Komitmen Batasi Toko modern Jaringan”,
http://bali.bisnis.com/read/20160830/16/61305/pemkot-denpasar-komitmen-batasi-toko-
modern-jaringan.
NusaBali, “Badung Hanya Butuh 1.760 Toko modern”,
http://www.nusabali.com/berita/6486/badung-hanya-butuh-1760-toko-modern, Rabu, 7
Desember 2016.
Puspawati; Kamis, 5 Oktober 2017 | 13:20:58, “Seratusan Toko modern di Tabanan Belum Jelas
Perizinannya”, http://www.balipost.com/news/2017/10/05/23986/Seratusan-Toko-Modern-
di-Tabanan...html, Jumat, 6 Oktober 2017.
Ranggawidjaja, H. Rosjidi, 1998, Pengantar Ilmu Perundang-undangan Indonesia, Cetakan I,
Bandung: Mandar Maju.
Ridwan HR, 2006, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rony Hanitiyo Soemitro, 1985, Metodelogi Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamuji, 1985, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat,
Jakarta: CV. Rajawali.
Soeprapto, Maria Farida; 1998, Ilmu Perundang-undangan; Dasar-dasar dan
Perkembangannya, Yogyakarta: Kanisius.
Suantra, I Nengah, dkk.; 2015, Buku Ajar dan Klinik Manual Klinik Perancangan Produk
Hukum Daerah, Kerjasama Fakultas Hukum Universitas Udayana dengan USAID From The
American People dan The Asia Foundation, Cetakan Pertama, Denpasar: Udayana University
Press.
Sudarsana, I Wayan; 4 November 2016 11:05, “Kedapatan Jual Bir, Langsung Ditegur”,
http://balitribune.co.id/content/kedapatan-jual-bir-langsung-ditegur, Jumat, 22 September
2017.
Sulaiman, King Faisal, 2017, Teori Peraturan Perundang-undangan dan Aspek Pengujiannya,
Cetakan I, Yogyakarta: Thafa Media.
Tim Penyusun Kamus; 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional.
TRIBUN BALI.COM; Senin, 22 Mei 2017 15:52, “Perda Toko Modern Tabanan Mubazir, Toko
modern Tanpa Izin Terus Menjamur “,http://bali.tribunnews.com/2017/05/22/perda-toko-
modern-tabanan-mubazir-toko-modern-tanpa-izin-terus-menjamur, Jumat, 6 Oktober 2017.
21
Wa; 23 Sep 2016, “Pemkab Tutup Toko Modern di Koripan”,
http://www.nusabali.com/index.php/berita/7673/pemkab-tutup-toko-modern-di-koripan,
Jumat, 22 September 2017.
Recommended