PENGALAMAN Pusat Studi dan Layanan Difabel (PSLD...

Preview:

Citation preview

psld.www. uin-suka.ac.id

Facts about Education and PWDs

Gap

Kebijakan-Kebijakan

Perubahan Persepsi-Paradigma

Hambatan yang dialami mhs difabel di PT

Apa yang dilakukan PSLD

1• Rendahnya partisipasi penyandang disabilitas pada sektor pendidikan.

2• Rendahnya partisipasi penyandang disabilitas pada sektor pendidikan.

3• Kebijakan terhadap pendidikan difabel sangat dikonsentrasikan pada

sekolah dasar dan menengah.

4• Kualitas pendidikan luar biasa masih sangat rendah, sementara kebijakan

pendidikan inklusi belum dipahami atau diimplementasikan dengan baik.

1• Masih ada GAP antara pengakuan “penerimaan/

pemahaman hak” terhadap penyadaran bagaimanakesadaran itu diimplementasikan. Ini berlaku untuk persepsiindividu, masyarakat, maupun kebijakan.

2• Individu: “saya ndak masalah kok menerima mahasiswa

difabel” tapi….

3• Kebijakan: menekankan pada “statement of rights” instead

of how to achieve those rights

Langkah – langkah pemenuhan hak untukdifabel dalam konteks perguruan tinggi

bukan sekedar “wacana moralitas “

Tetapi isu legal formal: Perguruan Tinggimerupakan penyelenggara layanan publikyang secara legal memiliki kewajibanuntuk menyediakan aksesibilitas danmenjamin pemenuhan hak.

UU SISDIKNAS

UU no 4, 1997 Tentang Penyandang Disabilitas• (Pasal 6) “Setiap penyandang cacat berhak memperoleh :”• 1. pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis, dan jenjang pendidikan;• 2. perlakuan yang sama untuk berperan dalam pembangunan dan menikmati

hasil-hasilnya;

UU Pendidikan Tinggi• Permendiknas no 30 tahun 2010 • “Bantuan biaya pendidikan diberikan kepada peserta didik pada Sekolah

Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah Menengah Pertama/SekolahMenengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas/Sekolah MenengahAtas Luar Biasa, Sekolah Menengah Kejuruan, dan perguruan tinggi yang orangtua atau walinya tidak mampu membiayai “

Ditetapkan PBB 2007

Diratifikasi Indonesia pada 2011 melalui UU no 19 tahun 2011

Apa signifikansinya:

• Refleksi dari pendekatan berbasis Hak• UU terbaru yang dijadikan rujukan dan mendorong munculnya

reformasi hukum

States Parties recognize the right of persons with disabilities to education.

With a view to realizing this right without discrimination and on the basis

of equal opportunity, States Parties shall ensure an inclusive education system at

all levels and lifelong learning …….

States Parties shall enable persons with disabilities to learn life and social

development skills to facilitate their full and equal participation in education and

as members of the community.

• (a) Facilitating the learning of Braille, alternative script, augmentative and alternative modes, means and formats of communication and orientation and mobility skills, and facilitating peer support and mentoring;

• (b) Facilitating the learning of sign language and the promotion of the linguistic identity of the deaf community;

• (c) Ensuring that the education of persons, and in particular children, who are blind, deaf or dea fblind, is delivered in the most appropriate language and modes and means of communication for the individual

development skills to facilitate their

full and equal participation in

education and as members of the

community. To this end, States Parties

shall take appropriate measures, including:

Modal moralitas-kultural yang kita milikimerupakan sebuah modal dasar.

Namun ada langkah-langkah lebih lanjut yang harus kitalakukan jika kita ingin berpartisipasi dalam upayapemenuhan hak dan atau memberi kesamaan hak danpartisipasi difabel….menjamin aksesibilitas.

• Fisik• Pembelajaran• Sosial

Bagaimana kita memandangdisabilitas?

Permasalahan individu: ketidakberuntungan, cobaan, ketidaksempurnaan fisik (individual

model)

Permasalahan lingkungansosial: permasalahan disabilitastidak disebabkan oleh ketidak

sempurnaan fisik/ mental seseorang tetapi karenastruktur lingkungan yang

“mencacatkan” (disabling)

• Ujian masuk yang tidak aksesibel• Kurikulum SLB yang terbatas• Kualitas pendidikan di SLB yang tidak baik

Admisi

• Fisik / Bangunan Tidak Aksesibel• Bahan / Referensi Belajar yang tidak

Aksesibel

Sarana danPrasarana

• Dosen tidak memahami cara mengajardifabel

• Ujian dan Tugas yang tidak Aksesibel

MetodePembelajaran

yang tidakaksesibel

Pre University•Persiapan siswa SMA

difabel ( SLB maupunregular) untuk masuk PT

In University: •Dukungan akademik

dan sosial

Post University•Campus – Job

transition program

Pendampingan• Penentuan Jurusan• Admisi• Ujian masuk• Aktivitas Belajar• Membacakan• Mencarikan buku• Mencatat mata kuliah• Melakukan ujian

Teknologi Bantu• Software pembaca layar• Mesin pembesar font• Buku braille, audio, digital

•Sosialisasi teknikpembelajaran ke dosen

•Sosialisasi layananakomodatif ke staff

•Kebijakan pimpinanyang afirmative

KUNCI: Perspektif

& Sensitifitas

Arsitektur

Teknik sipil

Kedokteran gigi

Teknologi informatika

Elektronika

Ekonomi

Akuntansi

Tata boga / tata busana

Ilmu—ilmu sosial

Ekonomi Akuntansi Teknologiinformatika

Ilmu-ilmusosial

1

• Matematika

2

• Teknologi komputer

Ilmu-ilmu sosial,

• hukum, sosiologi, psikologi, pendidikan, bahasa/sastra, agama, management, music, konseling, komunikasi, jurnalistik, politik, ilmukesejahteraansosial,

Juniati Efendi, seorang tunarungu (hard of hearing) menempuh studi kedokteran gigi dansaat ini menjdi dokter gigi yang praktik disebuah rumah sakit swasta di Jakarta.

Galuh, tuna rungu menempuh pendidikan s1 di psikologi UGM dan s2 linguistik diMelboune University.

Rahmita harahab, seorang tunarungu yang menempuh studi arsitektur, dan saat inimengajar di universitas Mercubuana Jakarta.

Hendi Hogia, tunanetra asal Payakumbuh, menempuh studi di fakultas psikologi Universitas Indonesia.

Wiraman tunanetra asal Thailand, suksesmenempuh studi bidang matematika, dansaat ini mengajar di Rajasuda college diBangkok.

Wawan, tunanetra lemah penglihatan asal bandung menempuh studi matematika di Institute Teknologi Bandung ITB

psld.www. uin-suka.ac.id

Recommended