View
0
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM
(ESOP) TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN NILAI
PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR MODAL DAN
MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL MODERASI
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S2
Program Magister Akuntansi
Disusun Oleh:
UCI RATNANINGSIH
121700552
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
2019
1
EFFECT OF EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) TO
FINANCIAL PERFORMANCE AND COMPANY VALUE WITH CAPITAL
STRUCTURE AND EARNINGS MANAGEMENT AS MODERATING
VARIABLES
Uci Ratnaningsih
STIE YKPN Yogyakarta
Uciratnaningsih@gmail.com
Abstract
Company performance is the result of management activities of a company and as
an important aspect that can be seen by investors. The company's performance is
expected to increase due to the existence of an Employee Stock Ownership
Program (ESOP) which is one way to reduce agency problems and can increase
the sense of belonging of employees so that they are motivated to improve their
performance. This study aims to determine the effect of ESOP on financial
performance and company value. In addition, this study also aims to determine at
the capital structure and earnings management as variables that moderates the
effect of ESOP on financial performance and company value. The theory
underlying this study is agency theory. This study was conducted at a
manufacturing company listed on IDX in the period 2013-2017 using the
purposive sampling method as a technique sampling and obtained a sample of 21
companies with a total of 46 data.
Hypothesis testing is done by using the Structural Equation Model
(SEM) of WarpPLS. The results showed that ESOP was influential positive for
financial performance and company value. Capital structure has negative
influence on the ESOP relationship and financial performance, but influential
positive for the ESOP relationship and company value, while earnings
management has negative influence on the relationship between ESOP and
financial performance, but not affect the ESOP relationship and company value.
Key words: agency theory, ESOP, financial performance, company value, capital
structure, earnings management.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
2
I. PENDAHULUAN
Konsep yang memaparkan mengenai hubungan kerja antara agen dan prinsipal,
yang mana hubungan tersebut diatur oleh sebuah kontrak untuk melakukan
aktivitas perusahaan disebut sebagai teori keagenan (Jensen & Meckling 1976).
Terkait hubungan kontraktual tersebut, prinsipal dan agen seringkali menghadapi
permasalahan seperti konflik kepentingan. Konflik kepentingan yang terjadi
antara agen (pihak manajer atau karyawan) dan prinsipal ataupun pemegang
saham akan berdampak pada kinerja perusahaan. Perusahaan dapat memberikan
kompensasi yang sesuai kepada karyawan dalam rangka untuk penyelarasan
kepentingan. Kalra dan Bagga (2017), dalam penelitiannya menyatakan bahwa
dasar-dasar teoritis yang mengarah pada munculnya rencana kompensasi berbasis
ekuitas, terutama berasal dari solusi untuk mengatasi masalah keagenan.
Perusahaan dapat melakukan rencana kompensasi dengan menerapkan program
kepemilikan saham untuk karyawan. Tujuannya agar mereka termotivasi untuk
meningkatkan kinerjanya dan diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja
perusahaan.
Program kepemilikan saham yang diberikan untuk karyawan atau yang
dikenal dengan employee stock ownership program (ESOP) menurut OJK (2013)
merupakan program mengenai penawaran kepada karyawan untuk memiliki
saham atau suatu opsi yang memberikan hak bagi karyawan untuk dapat
memperoleh saham di perusahaan, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Bapepam (2002) menyatakan bahwa ESOP ialah suatu program manajemen SDM
berupa program kepemilikan saham oleh karyawan dalam perusahaan dimana
karyawan tersebut bekerja.
Program ESOP diatur dalam PSAK Nomor 53 yang dikeluarkan sejak 4
September 1998 dan terakhir di revisi pada 1 Januari 2017 (IAI, 2016). Salah satu
perusahaan germen yaitu PT Sritex (Sri Rejeki Isman Tbk) yang berdiri sejak
tahun 1966 merupakan salah satu contoh perusahaan yang mendapatkan apresiasi
dari Presiden pada tahun 2015 lalu karena inisiatifnya memberikan saham kepada
10.000 karyawan perusahaannya, dan karena itu Presiden menekankan program
ini kepada perusahaan go publik (Putra, 2018). Direktur Pengembangan BEI
Hasan Fawzi juga menyambut baik program ESOP. Pada 22 November 2018, ia
menyatakan bahwa dengan adanya program kolektif ini, secara tidak langsung
dapat meningkatkan jumlah pemegang rekening efek dan melalui single investor
identification, BEI telah mencatat jumlah investor yaitu sebesar 1,7 juta
(Yoliawan, 2018). Hal ini dapat menjadi gerbang dan kesempatan yang baik untuk
menambah keaktifan maupun jumlah investor, dan secara tidak langsung dapat
meningkatkan kinerja perusahaan.
Umumnya dalam menilai kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari
kinerja keuangan, yang mana hal itu merupakan gambaran dari kondisi keuangan
di suatu perusahaan dan menggambarkan tercapainya tujuan perusahaan.
Peningkatan kinerja keuangan perusahaan sangat bergantung pada kinerja
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
3
karyawan dalam melaksanakan tugasnya, karena keberhasilan manajemen untuk
mengelola keuangan perusahaan dapat dijadikan cerminan ukuran kinerja
keuangan perusahaan (Maranthika, 2017). Penerapan opsi saham karyawan
memberikan pengaruh insentif yang besar dalam menguntungkan perusahaan
sehingga mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan (Aboody, Johnson, &
Kasznik, 2010).
Kinerja perusahaan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur kesuksesan
manajemen di suatu perusahaan tidak hanya dilihat pada kinerja operasional saja,
tetapi juga dapat digunakan untuk menilai kinerja pasar dengan memperhatikan
tingkat pengembalian saham dan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan
persepsi dari para investor terhadap tingkat keberhasilan suatu perusahaan yang
biasanya dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan yang meningkat
menggambarkan tercapainya tujuan utama perusahaan yang akan berdampak pada
kemakmuran para pemegang saham. Semakin banyak investor yang menanamkan
modalnya ke perusahaan, maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan
(Tjandrakirana & Monika, 2014). Insentif dalam bentuk ESOP yang diberikan
kepada karyawan perusahaan merupakan tindakan yang tepat karena dapat
meningkatkan nilai perusahaan dan sebagai alat yang powerful untuk meraih
efisiensi dan pertumbuhan perusahaan (Sunarsih & Dewi, 2018).
Kondisi dunia bisnis yang saat ini semakin banyak persaingan,
mengharuskan suatu perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan
lainnya. Persaingan yang ketat, menuntut manajer untuk lebih kreatif dalam
mengejar kesempatan untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini
membuat perusahaan membutuhkan tambahan dana baik dari pendanaan internal
maupun pendanaan eksternal untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan.
Keputusan mengenai struktur modal dapat mempengaruhi kinerja perusahaan
karena struktur modal merupakan hal yang sangat kritis. Struktur modal
merupakan proporsi dari keuangan perusahaan yang berasal dari modal sendiri
dan utang jangka panjang (Fahmi, 2012). Struktur modal yang didapatkan dengan
utang yang lebih tinggi akan mengurangi keuntungan yang didapatkan karena
harus diimbangi dengan kenaikan biaya modal, karena itu hal tersebut akan
membuat kinerja perusahaan menjadi rendah atau menurun (Dewi & Gayatri,
2018). Bagi pemilik yang merupakan penanggung risiko terakhir, tambahan
pendanaan dari utang akan berakibat pada risiko yang lebih besar (Asyik, 2009).
Penerapan ESOP pada dasarnya bertujuan agar manajer termotivasi dalam
meningkatkan kinerja perusahaan serta untuk menyelaraskan konflik kepentingan
yang biasa terjadi, namun Long et al., (2012) mengemukakan bahwa dampak
penerapan ESOP tidak hanya menunjukkan hubungan yang positif, tetapi juga
bisa menunjukkan hubungan yang negatif pada perusahaan. Ketidakselarasan
yang terjadi antara manajer dengan pemegang saham, mendorong manajer untuk
bertindak secara oportunistik dalam mengelola laba yang berakibat pada distorsi
laba. Menurut Sulistyanto (2008), dalam konsep teori akuntansi positif, bonus
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
4
plan hypothesis menyatakan bahwa rencana dalam pemberian bonus atau
kompensasi manajerial tidak hanya membuat manajer termotivasi untuk
meningkatkan kinerjanya, tetapi juga membuat manajer termotivasi untuk
melakukan kecurangan manajerial. Manajer mungkin melakukan pengelolaan laba
sesuai dengan kepentingannya sendiri. Misalnya pada saat sebelum tanggal hibah,
manajer menurunkan harga pasar saham untuk sementara waktu karena untuk
mengurangi harga pengambilan opsi saham mereka, tetapi pada saat pengambilan,
mereka cenderung akan berusaha meningkatkan harga pasar dalam rangka untuk
memaksimalkan keuntungan yang akan mereka peroleh dari kepemilikan saham
yang dimiliki.
Penelitian ini akan menguji pengaruh ESOP yang diharapkan akan
berdampak pada meningkatnya kinerja perusahaan, baik kinerja keuangan yang
merupakan kinerja operasional maupun nilai perusahaan yang merupakan kinerja
pasar. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur. Perusahaan
yang menerapkan ESOP diharapkan akan memiliki karyawan yang kinerjanya
lebih baik sehingga lebih efektif dan mampu meningkatkan kinerja keuangan
dengan perolehan keuntungan yang lebih tinggi. Penelitian ini juga mencoba
melihat dampak dari struktur modal dan manajemen laba pada penerapan ESOP
terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan.
II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan merupakan konsep yang memaparkan hubungan kerja antara
agent (pengelola) dan principal (pemilik perusahaan), yang mana hubungan
tersebut diatur oleh sebuah kontrak untuk melakukan aktifitas perusahaan (Jensen
& Meckling 1976). Masalah keagenan biasanya diilustrasikan sebagai konflik
yang sering terjadi antara pemilik dan manajer perusahaan ataupun antara atasan
dan bawahan di suatu perusahaan. Menurut Asyik (2005), masalah ini sebenarnya
timbul saat prinsipal sulit untuk memastikan apakah agen bertindak untuk
mengoptimalkan kesejahteraan prinsipal.
Menurut Jensen & Meckling (1976), masalah keagenan dan risk sharing
dapat dikurangi dengan monitoring expenditure dan bonding expenditure.
Monitoring expenditure adalah pengeluaran prinsipal untuk mengubah peluang
manajer (agen) untuk menikmati manfaat non uang (non pecuniary benefit) seperti
biaya untuk mengukur dan mengawasi perilaku agen, biaya untuk menyusun
sistem kompensasi, dan lain-lain. Bonding expenditure merupakan pengeluaran
manajer (agen) untuk menjamin dan meyakinkan prinsipal untuk tidak akan
melakukan aktivitas yang dapat merugikan perusahaan, misalnya kesediaan
manajer untuk meminta auditor mengaudit laporan keuangan perusahaannya, atau
manajer bersedia untuk terikat kontrak dengan prinsipal, termasuk pembatasan
terhadap wewenang oleh manajer dalam pengambilan keputusan dan sebagainya).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
5
Employee Stock Ownership Program (ESOP)
ESOP merupakan program manajemen sumber daya manusia berupa kepemilikan
saham kepada karyawan untuk dapat memiliki saham di perusahaannya
(Bapepam, 2002). Program ini dapat menimbulkan rasa memiliki (sense of
belonging), sehingga karyawan yang memperoleh saham karena adanya
penerapan ESOP akan termotivasi untuk memajukan perusahaan tempatnya
bekerja (Nevianty, 2015).
Menurut Brenner, Sundaram, & Yermack (2000), ESOP sebagai insentif
untuk menghargai kinerja jangka panjang perusahaan dan merupakan langkah
yang efektif untuk mengurangi masalah keagenan dan mengurangi agency cost
melalui keselarasan kepentingan para eksekutif dan pemegang saham. ESOP yang
menjadi sarana untuk memberikan penghargaan kepada karyawan menjadikan
hubungan hukum antara perusahaan dan karyawan tidak terbatas pada hubungan
pemburuhan saja, melainkan karyawan juga sekaligus menjadi pemilik perusahaan
(Maranthika, 2017).
Ada beberapa tujuan yang mendasari perusahaan menerapkan ESOP.
Pertama, untuk memberikan penghargaan (reward) kepada karyawan atau pihak-
pihak tertentu sebagai kontribusi karena telah meningkatnya kinerja perusahaan.
Kedua, untuk keselarasan kepentingan dari misi masing-masing pihak, sehingga
mengurangi benturan kepentingan antara investor atau pemilik dengan pihak
manajemen. Ketiga, untuk menumbuhkan komitmen serta motivasi karyawan
dalam meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan. Keempat, penerapan
ESOP diharapkan mampu menarik dan mempertahankan, serta memotivasi
(attact, retain, and motivate) karyawan kunci perusahaan untuk peningkatan
shareholders’ value. Kelima, ESOP yang merupakan sarana program SDM
mendukung kesuksesan dari strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang,
karena pada dasarnya, program ini merupakan bentuk kompensani yang
didasarkan pada prinsip intensif, yaitu prinsip yang ditujukan untuk memberikan
penghargaan, yang mana pemberian penghargaa tersebut besarnya didasarkan
pada ukuran kinerja perusahaan ataupun shareholders’ value (Nevianty, 2015).
Jenis-jenis dari kebijakan ESOP adalah sebagai berikut (Bapepam, 2002):
1. Pemberian saham secara langsung (Stock Grants)
ESOP biasanya dilakukan untuk ‗mengikat‘ karyawan dengan alasan
pemberian apresiasi/bonus. Program ini seringkali hanya diberikan untuk
karyawan yang loyal dan berprestasi. Hibah ini dapat dilakukan secara
langsung maupun dengan syarat-syarat tertentu.
2. Program Pembelian Saham oleh Karyawan (Direct Employee Stock Purchase
Plans)
Program ini memberikan hak kepada karyawan untuk membeli saham
perusahaan jika dirasa menguntungkan dan dapat membayarnya melalui
pemotongan gaji. Biasanya rogram ini tidak banyak mendapatkan partisipasi
karena diharuskan untuk membayar dimuka atau ―up front‖ atas saham yang
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
6
dibeli. Berbeda dengan program stock grants, program ini dapat meningkatkan
modal perusahaan.
3. Program Opsi Saham (Stock Option Plans)
Program ini merupakan program yang paling umum digunakan pada
perusahaan di Indonesia. Program ini memberikan hak atau opsi kepada
karyawan untuk membeli saham perusahaan sepanjang periode waktu tertentu,
dan membayar dengan harga yang ditetapkan pada saat tanggal pemberian.
Program stock option plans memberikan kebebasan kepada perusahaan untuk
memutuskan kepada siapa mereka akan memberikan opsi dan berapa
banyaknya opsi yang akan mereka berikan kepada masing-masing individu.
Perusahaan biasanya membatasi pemberian opsi saham hanya kepada
manajemen.
4. Program Pensiun (Employee Stock Ownership Plans_ESOPs)
Program ini merupakan program yang paling umum digunakan pada
perusahaan di Amerikan Serikat. ESOPs merupakan suatu jenis program
pensiun yang dirancang untuk menerima kontribusi perusahaan pada suatu
pengelola dana (fund) yang akan melakukan investasi pada saham perusahaan
untuk kepentingan karyawan. Perusahaan membantu memberikan kontribusi
kepada suatu akun trust (pihak yang memegang saham yang akan dibeli oleh
karyawan) setiap tahun atas nama masing-masing karyawan yang
berpartisipasi karena adanya program ini. Para karyawan menerima saldo akun
mereka setelah pensiun atau pemberhentian oleh perusahaan.
5. Phantom Stock & Stock Appreciation Rights (SARs)
Stock Appreciation Rights (SARs) dan Phantom Stock adalah penangguhan
kompensasi yang khusus dan alat kompensasi insentif yang dirancang untuk
memberikan karyawan keuntungan ekonomis atas kepemilikan saham tanpa
disertai terjadinya transfer saham sesungguhnya. Program SARs merupakan
sebuah hibah kepada seorang karyawan untuk menerima penghargaan berupa
kas sebesar kenaikan dalam nilai dari sejumlah tertentu bagian saham
perusahaan.
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan merupakan cara untuk menilai kondisi keuangan
suatu perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio
keuangan, seperti rasio likuiditas, rasio rentabilitas, dan rasio solvabilitas yang
dapat dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu (Widyaputra, 2006).
Melalui laporan keuangan, investor dapat menilai kinerja keuangan suatu
perusahaan untuk membuat keputusan investasi (Nugroho & Daljono, 2013).
Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan
yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan perbaikan di atas kegiatan
operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain, dan bagi investor
informasi kinerja perusahaan dapat dijadikan salah satu alternatif untuk
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
7
mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut (Hartono & Wibowo,
2014).
Analisis rasio keuangan merupakan konsep penilaian yang diterapkan
untuk menggambarkan kinerja keuangan yang terdiri dari empat jenis rasio yang
menunjukkan gambaran setiap perubahan yang terjadi pada bagian laporan
keuangan yang timbul dari aktivitas perusahaan. Beberapa rasio tersebut terdiri
dari 1) rasio likuiditas, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
kemampuan jangka pendek perusahaan dalam mengembalikan kewajiban yang
jatuh tempo; 2) rasio aktivitas, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
kemapuan perusahaan menggunakan setiap aset yang dimilikinya secara efektif;
3) rasio utang, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam pengembalian utang jangka panjang; 4) rasio profitabiltas,
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
terhadap pengembalian keuntungan (Maranthika, 2017).
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan suatu kondisi yang telah dicapai oleh perusahaan
sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut
setelah melalui proses kegiatan sejak perusahaan itu didirikan hingga saat ini.
Nilai perusahaan adalah nilai aktual per lembar saham yang akan diterima oleh
pemilik perusahaan apabila seluruh aset perusahaan dijual sesuai harga pasar
(Putra, 2018). Menurut Brigham & Houston (2006), nilai perusahaan sangat
penting karena tingginya nilai perusahaan akan diikuti oleh tingginya
kemakmuran pemegang saham.
Menurut Keown & Scott (2014) beberapa variabel kuantitatif yang dapat
digunakan untuk mempekirakan nilai suatu perusahaan, antar lain:
a. Nilai buku
Nilai buku merupakan jumlah aktiva dari neraca dikurangi kewajiban yang
ada atau modal pemilik.
b. Nilai pasar perusahaan
Nilai pasar saham merupakan suatu pendekatan untuk memperkirakan nilai
bersih dari suatu bisnis. Pendekatan nilai dapat dibangun berdasarkan nilai
pasar apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas dan secara luas
diperdagangkan.
c. Nilai appraisal
Perusahaan yang berdasarkan appraiser independent akan mengizinkan
pengurangan terhadap goodwill apabila harga aktiva perusahaan meningkat.
Goodwill dihasilkan sewaktu nilai pembelian perusahaan melebihi nilai buku
aktivanya.
d. Nilai arus kas yang diharapkan
Nilai ini dipakai dalam penilaian merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus
kas yang telah ditentukan akan menjadi maksimum dan harus dibayar oleh
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
8
perusahaan yang ditargetkan (target firm), pembayaran awal kemudian dapat
dikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari merger. Nilai sekarang
(present value) adalah arus kas bebas dimasa yang akan datang.
Menurut Brigham & Houston (2011), nilai perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan beberapa rasio seperti earning per share (EPS), price earning ratio
(PER), dividend yield, dan price to book value (PBV). Earning per share
merupakan rasio yang menunjukkan keuntungan (return) yang diperoleh investor
per lembar saham. Price earning ratio merupakan rasio harga saham dengan
pendapatan per lembar saham perusahaan. Dividend yield merupakan
perbandingan dividen dengan harga saham. Price to book value merupakan rasio
yang membandingkan antara nilai saham menurut pasar dengan harga saham
berdasarkan harga buku (book value).
Struktur Modal
Menurut Fahmi (2012), struktur modal merupakan proporsi finansial suatu
perusahaan yang terdiri atas modal yang dimiliki perusahaan yang bersumber dari
utang jangka panjang dan modal sendiri. Struktur modal ialah komposisi
penyertaan kepemilikan perusahaan seperti saham biasa dan saham preferen, serta
laba yang ditahan dan utang jangka panjang yang dipertahankan oleh perusahaan
untuk mendanai aktiva (Mujariyah, 2016).
Struktur modal sangat penting bagi perusahaan untuk dapat membiayai
kegiatan operasioanl perusahaan. Struktur modal bisa didapatkan dari pihak
internal maupun eksternal perusahaan. Struktur modal dari pihak internal berasal
dari para pemegang saham, sedangkan struktur modal dari pihak eksternal berasal
dari pihak ketiga (kreditur) (Taqwa, 2016). Ada dua pembagian dan kebijakan
struktur modal yang dapat dibedakan secara garis besar menurut Fahmi (2011),
yaitu 1) simple capital structure, merupakan perusahaan yang hanya
menggunakan modal sendiri dalam struktur modalnya, 2) complex capital
structure, yaitu merupakan perusahaan yang menggunakan modal sendiri dan juga
modal dari pinjaman dalam struktur modalnya. Pembiayaan struktur modal yang
diperoleh dengan menggunakan utang disebut dengan leverage (Taqwa 2016).
Leverage biasanya dapat diukur dengan beberapa pengukuran seperti debt to total
asset ratio (DAR), debt to total equity ratio (DER), dan time interest earned
(Hanafi and Halim, 2007).
Manajemen Laba
Menurut Scott (1997), manajemen laba merupakan pilihan manajer atas suatu
kebijakan akuntansi yang dilakukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Secara
umum, manajemen laba adalah kesalahan ataupun kelalaian yang dilakukan
dengan sengaja dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data
akuntansi yang dapat menyesatkan apabila semua informasi itu digunakan untuk
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
9
membuat suatu pertimbangan yang dapat menyebabkan pembaca akan merubah
pendapat atau keputusannya (Nathania 2017).
Ada beberapa pola dalam manajemen laba menurut Scott (1997), antara
lain sebagai berikut:
1. Taking a bath
Pola ini terjadi pada saat adanya reorganisasi pergantian CEO baru. Biasanya
pada pola ini, manajer mencoba mengalihkan expected future cost ke masa
kini untuk mendapatkan peluang yang lebih besar dalam meraih laba di masa
yang akan datang. Kesalahan seperti kerugian piutang kemudian akan
dilimpahkan kepada manajer lama pada saat terjadinya pergantian manajer.
2. Income minimization
Pola ini terjadi pada saat perusahaan mendapatkan laba yang tinggi, kemudian
perusahaan akan meminimumkan laba. Hal itu dilakukan dengan tujuan agar
tidak mendapatkan perhatian secara politik. Selain itu, mengurangi laba di
tahun tersebut juga dapat mengurangi kewajiban perusahaan dalam mebayar
pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah.
3. Income maximization
Pola ini terjadi ketika perusahaan mengalami penurunan laba. Perusahaan
dalam hal ini biasanya akan memaksimumkan laba dengan cara menaikkan
laba dari tahun sebelumnya atau dengan memindahkan beban ke masa yang
akan datang. Tujuan dilakukannya hal tersebut adalah untuk mendapatkan
bonus. Selain itu, menaikkan laba perusahaan dilakukan jika perusahaan
melanggar perjanjian piutang dengan tujuan untuk mendapatkan kepercayaan
dari kreditur.
4. Income smooting
Pola ini terjadi biasanya untuk mengurangi variabilitas urut-urutan pelaporan
penghasilan relatif, terhadap urut-urutan target yang terlibat karena adanya
manipulasi variabel-variabel transaksi rill. Hal tersebut dilakukan dengan
meratakan laba yang dilaporkan.
Pengaruh ESOP terhadap Kinerja Keuangan
ESOP merupakan program kepemilikan saham untuk para pekerja dengan tujuan
penyelarasan kepentingan yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam teori keagenan, dinyatakan bahwa salah
satu cara untuk mengurangi konflik kepentingan antara prinsipal dan agen adalah
dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh pihak internal. Adanya program
ESOP sebagai insentif bagi karyawan akan menumbuhkan rasa memiliki pada
karyawan terebut, sehingga mereka yang diikutsertakan dalam kepemilikan saham
perusahaan melalui ESOP akan lebih termotivasi dan berkomitmen untuk
meningkatkan kinerjanya dalam meningkatkan profitabilitas sehingga berdampak
positif pada kinerja keuangan perusahaan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
10
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Trisna & Astika (2018) yang
menguji pengaruh ESOP terhadap kinerja perusahaan, memperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa ESOP mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hutnaleontina & Suputra (2016); Kalra & Bagga (2017); Maghraoui & Zidai
(2016); dan Dewi & Candradewi (2018) yang menunjukkan hasil bahwa ESOP
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Employee stock ownership program berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
Pengaruh ESOP terhadap Kinerja Keuangan dengan Struktur Modal
sebagai Variabel Moderasi
ESOP memberikan peluang kepada para karyawan untuk dapat memiliki saham
perusahaan dan memperoleh keuntungan dari kepemilikan tersebut. Karyawan
akan berusaha dalam mencapai keuntungan yang optimal bagi perusahaan, untuk
itu mareka membutuhkan pendanaan yang cukup untuk mengelola perusahaan,
baik pendanaan internal maupun tambahan dana dari pihak luar. Struktur modal
perusahaan yang terdiri dari modal sendiri dan hutang harus dimanfaatkan dengan
optimal. Struktur modal yang berasal dari penggunaan hutang mungkin dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan, namun disisi lain, perusahaan akan
menanggung risiko atas liabilitas perusahaan. Struktur modal yang berasal dari
utang yang tinggi, mencerminkan bahwa biaya yang ditimbulkan juga tinggi. Hal
ini berkaitan dengan teori keagenan, dimana akan adanya konflik kepentingan
antara perusahaan dengan pemberi utang (kreditor). Menurut Jensen (1986),
perusahaan memiliki kewajiban kepada kreditor untuk membayar pinjaman dan
beban bunga secara periodik karena adanya utang. Dengan begitu, keuntungan
yang di diperoleh akan berkurang karena harus membayar biaya-biaya tersebut
sehingga memungkinkan pelaksanaan ESOP semakin menurun dan menyebabkan
menurunnya kinerja keuangan.
Menurut Asyik (2009), saat kondisi struktur modal berupa liabilitas tinggi,
mengakibatkan sensitivitas kompensasi opsi saham terhadap kinerja akan semakin
rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dewi & Gayatri (2018),
menunjukkan hasil bahwa struktur modal yang diukur dengan debt to equity ratio
(DER) memperlemah pemberian kompensasi opsi saham karyawan terhadap
kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA. Hal ini berarti menunjukkan
bahwa struktur modal dengan rasio hutang yang tinggi menyebabkan tingginya
beban yang harus ditanggung perusahaan, sehingga mencerminkan risiko yang
besar dan memungkinkan pelaksanaan program kompesasi opsi saham semakin
menurun. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
11
H2 : Struktur modal memperlemah pengaruh employee stock ownership program
terhadap kinerja keuangan.
Pengaruh ESOP terhadap Kinerja Keuangan dengan Manajemen Laba
sebagai Variabel Moderasi
Manajemen laba timbul karena munculnya sikap oportunis manajer terhadap
penerapan program kompensasi bonus dari perusahaan (Nathania, 2017). Pada
dasarnya, pemberian opsi saham melalui ESOP merupakan suatu kompensasi atau
bonus yang diberikan kepada para karyawan dengan harapan akan dapat
meningkatkan motivasi mereka untuk memaksimalkan kinerja operasional
perusahaan, dan dengan begitu akan meningkatkan laba perusahaan. Namun,
adanya kepemilikan saham di perusahaan, memungkinkan untuk mereka
melakukan kecurangan manajerial berupa manajemen laba demi untuk
mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas saham mereka. Peningkatan
keuntungan yang diperoleh perusahaan mungkin bisa terjadi karena adanya
manajemen laba yang dilakukan oleh manajer, karena biasanya manajer
cenderung akan memaksimalkan bonus yang akan mereka terima.
Penelitian yang dilakukan oleh Palestin (2009) yang meneliti tentang
pengaruh kompensasi bonus terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa
kompensasi bonus memiliki pengaruh yang positif terhadap manajemen laba.
Astika (2010) menyatakan bahwa semakin besar jumlah ESOP yang akan
dihibahkan semakin besar pula manajemen laba yang dilakukan oleh para
eksekutif perusahaan setelah pengumuman ESOP. Berdasarkan uraian diatas,
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Manajemen laba memperkuat pengaruh employee stock ownership program
terhadap kinerja keuangan.
Pengaruh ESOP terhadap Nilai Perusahaan
Kemungkinan peningkatan kinerja perusahaan dapat terjadi karena pelaksanaan
ESOP sehingga akan mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang
semakin baik akan meningkatkan kemakmuran pemilik dan menarik minat
investor untuk berinvestasi (Mardiantari & Astika, 2015). Karyawan yang
memiliki saham perusahaan secara otomatis akan menumbuhkan rasa memiliki
sehingga diharapkan karyawan tersebut berusaha untuk meningkatkan harga pasar
saham. Menurut Hutnaleontina & Suputra (2016), tingkat kemampuan seorang
manajer dalam memaksimalkan kemakmuran shareholder tergantung pada
persentase kepemilikan manajer tersebut di dalam perusahaan, sehingga hal
tersebut dapat mengurangi masalah keagenan yang sering muncul, dengan begitu
insentif berupa hibah opsi saham dalam pelaksanaan ESOP diharapkan dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang bagus dapat menarik para
investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
12
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunarsih & Dewi (2018),
menunjukkan bahwa ESOP berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh Aribawa (2016) juga menunjukkan hasil yang
sama bahwa nilai perusahaan setelah penerapan ESOP memiliki perbedaan yang
signifikan dibandingkan sebelum penerapan ESOP. Berdasarkan uraian diatas,
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4: Employee stock ownership program berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Pengaruh ESOP terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai
Variabel Moderasi
Manfaat ESOP sebagai sarana penyelarasan tujuan keagenan diharapkan
berdampak pada kinerja perusahaan, baik kinerja operasional maupun kinerja
pasar. Kinerja pasar tercermin dalam nilai perusahaan yang biasanya dikaitkan
dengan harga saham. Adanya hibah saham akan mendorong karyawan untuk
meningkatkan nilai perusahaan, namun penggunaan struktur modal dengan utang
yang tinggi dapat mengurangi tingkat pengembalian, sehingga akan mengurangi
dividen yang akan diterima pemegang saham. Hal tersebut dikarenakan
perusahaan harus memperhitungkan biaya bunga yang harus dibayarkan kepada
kreditur.
Penelitian oleh Asyik (2009) yang menguji dampak struktur modal
terhadap pengaruh penerapan ESOP pada kinerja pasar yang diproksikan dengan
cumulative abnormal return (CAR) menunjukkan hasil bahwa adanya pengaruh
negatif struktur modal liabilitas pada sensitivitas kompensasi terhadap kinerja
pasar perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H5: Struktur modal memperlemah pengaruh employee stock ownership program
terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh ESOP terhadap Nilai Perusahaan dengan Manajemen Laba
sebagai Variabel Moderasi
Opsi saham diberikan kepada manajer sebagai bentuk penghargaan kepada
manajer yang dapat memotivasi mereka untuk dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Biasanya kebijakan berupa kompensasi atau bonus memungkinkan
munculnya sikap oportunistik manajer yang akan mengarah pada keuntungan atau
expected return yang disebut dengan nilai intrinsic opsi saham. Manajer yang
merasa memiliki perusahaan karena adanya penerapan ESOP akan meningkatkan
potensi kepemilikannya dengan cara mempengaruhi harga pasar saham
perusahaan tersebut.
Salah satu motivasi manajer melakukan manajemen laba menurut
Subramanyam & Wild (2010) adalah untuk menaikkan harga saham perusahaan
dengan meningkatkan atau menurunkan laba sepanjang suatu kejadian tertentu
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
13
seperti merger yang akan dilakukan atau penawaran surat berharga, atau rencana
untuk menjual saham atau melaksanakan opsi. Penelitian oleh Indriani (2014)
menunjukkan hasil bahwa manajemen laba berpengaruh signifikan tehadap nilai
perusahaan. Wikrami & Astika (2016) melakukan penelitian yang menunjukkan
hasil bahwa manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
eksekusi ESOP. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H6: Manajemen laba memperkuat pengaruh employee stock ownership program
terhadap nilai perusahaan.
III. METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tari tahun 2013-2017 dengan menggunakan metode purposive
sampling sebagai teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu, yaitu:
1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
2013-2017; 2) Perusahaan yang menerbitkan annual report pada periode tahun
2013-2017; dan 3) Perusahaaan yang menerapkan program ESOP selama periode
tahun 2013-2017. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis partial least square (PLS) dengan menggunakan model persamaan
structural equation model (SEM).
Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari satu variabel eksogen (independen), dua variabel
endogen (dependen), dan dua variabel moderasi. Variabel Independen dalam
penelitian ini adalah employee stock ownership program (ESOP). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan dan nilai perusahaan,
sedangkan variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur
modal dan manajemen laba.
Employee Stock Ownership Program
Pengukuran variabel ESOP dalam penelitian ini menggunakan proporsi opsi
saham, yang diperoleh dengan membedakan total opsi saham pada saat
pengumuman ESOP dengan keseluruhan jumlah saham yang dimiliki perusahaan.
Rumus untuk proporsi opsi saham yaitu sebagai berikut (Trisna & Astika 2018):
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan salah satu
variabel profitabilitas, yaitu Return on Asset (ROA). ROA merupakan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dengan penggunaan aktiva.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
14
Mengukur kinerja keuangan dengan ROA, menunjukkan kesanggupan dari modal
yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menciptakan laba (Trisna &
Astika 2018). Rumus yang digunakan untuk menghitung ROA adalah sebagai
berikut:
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio Price to
Book Value (PBV) yaitu dengan menghitung nilai pasar saham dibagi dengan nilai
buku dari ekuitas saat ini. Seperti pada penelitian Mardiantari & Astika (2015)
dan Sunarsih & Dewi (2018), rumus rasio PBV adalah sebagai berikut:
Struktur Modal
Struktur modal menunjukkan seberapa besar modal yang diperoleh dari pihak luar
perusahaan dan dari pemilik. Struktur modal diukur dengan rasio debt to equity
(DER) sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asyik (2009) dan Dewi &
Gayatri (2018). Rumus DER adalah sebagai berikut:
Manajemen Laba
Manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan discretionary
accruals (DA) sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nathania, (2017).
DA sebagai proksi manajemen laba dihitung dengan menggunakan model
Modified Jones (1991) yang dimodifikasi oleh Deschow (1995). Adapun langkah-
langkah dalam discretionary accrual adalah sebagai berikut:
1. Menghitung nilai Total accrual (TAC) dengan persamaan:
2. Menghitung nilai koefisien regresi α1, α2, α3 dengan persamaan regresi
ordinary least square (OLS):
(
) (
) (
)
3. Mencari nilai non-discretionary accrual:
(
) [
] (
)
4. Menghitung nilai discretionary accrual
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
15
Keterangan:
TAC = total accrual perusahaan i pada tahun t
TACt = total accrual pada tahun ke t
TAt-1 = total asset pada tahun ke t-1
ΔSALt = perubahan pendapatan atau penjualan bersih pada periode t
PPEt = property, plan, equipment
α1, α2, α3 = koefisien regresi
NDAt = non-discretionary accruals pada tahun ke t
ΔRECt = perubahan piutang bersih pada periode t
α1, α2, α3 = fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi pada
perhitungan total accruals.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Nilai Goodness of Fit (Inner Model)
Kerangka konseptual yang dibangun berdasarkan teori dan referensi yang ada,
dikatakan fit apabila didukung oleh bukti empiris. Fit model menunjukkan
kesesuaian model dengan data dan menunjukkan kualitas model yang diteliti.
Berdasarkan hasil analisis SEM WarpPLS perhitungan nilai goodness of fit model
struktural yang dibuat tampak seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Hasil Inner Model (Nilai R-square)
Variabel R-square
ESOP -
ROA 0,20
PBV 0,34
DER -
DAC -
Berdasarkan nilai R-square ROA dan PBV masing-masing sebesar 0,20
dan 0,34 menunjukkan bahwa variabel ESOP, struktur modal dan manajemen laba
hanya mampu menjelaskan variabel kinerja keuangan dan nilai perusahaan
masing-masing sebesar 20% dan 34%, sisanya sebesar 80% untuk variabel kinerja
keuangan dan 66 % untuk variabel nilai perusahaan dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Selain itu, kesesuaian model juga dapat
ditentukan dengan melihat perhitungan Average R-Square (ARS) dan Average
Path Coefisien (APC) serta Average Variance Inflation Factor (AVIF).
Tabel 4.4
Nilai Goodness of Fit Model
Hasil P-Value Kriteria Keterangan
ARS = 0,320 P = 0,001 P ≤ 0,05 Terpenuhi
APC = 0,274 P = 0,002 P ≤ 0,05 Terpenuhi
AVIF = 1,748 AVIF < 5 Terpenuhi
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
16
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai ARS adalah sebesar 0,001, ARS yang
digunakan untuk menilai besarnya variabel eksogen, endogen dan moderasi dapat
dikatakan baik jika nilainya ≤0,05. APC yang digunakan untuk menilai hubungan
atau keterkaitan antar variabel memiliki nilai sebesar 0,002, APC dikatakan baik
karena nilainya ≤0,05. AVIF yang digunakan untuk menilai besarnya korelasi
antar variabel endogen atau multikolinearitas menunjukkan nilai sebesar 1,748,
AVIF dikatakan baik karena nilainya <5. Interpretasi indikator fit model dalam
penelitian ini memenuhi kriteria nilai goodness of fit model, sehingga penelitian
ini dapat digunakan untuk menguji hipotesis.
Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel eksogen dan
variabel moderasi terhadap variabel endogen. Variabel eksogen (independen)
dalam penelitian ini adalah ESOP. Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah
struktur modal (DER) dan manajemen laba (DAC). Variabel endogen (dependen)
dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan (ROA) dan nilai perusahaan (PBV).
Gambar 4.1 menunjukkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini.
Gambar 4.1
Hasil Pengujian Hipotesis
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Prediksi Variabel Koef.
Jalur P-value Signifikansi Hasil
H1 + ESO ROA 0,28 0,01 Signifikan Didukung
H2 _ ESO DER
ROA -0,49 0,01 Signifikan Didukung
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
17
Hipotesis Prediksi Variabel Koef.
Jalur P-value Signifikansi Hasil
H3 + ESO DAC
ROA -0,19 0,03 Signifikan Ditolak
H4 + ESO PBV 0,45 0,01 Signifikan Didukung
H5 _ ESO DER
PBV 0,50 0,01 Signifikan Ditolak
H6 + ESO DAC
PBV 0,01 0,46
Tidak
Signifikan Ditolak
Sumber: Pengolahan data
Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Hipotesis Pertama
Hasil pengujian variabel ESOP menunjukkan arah yang positif dan pengaruhnya
signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Hasil tersebut ditunjukkan dengan
nilai P-value yaitu sebesar 0,01, dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat
signifikansi yang ditetapkan (≤0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis
pertama yang menyatakan bahwa ESOP berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan didukung. Hasil pengujian yang menunjukkan arah positif tersebut
dapat dilihat pada nilai koefisien jalur yaitu sebesar 0,28 yang menunjukkan
bahwa semakin besar jumlah ESOP maka kinerja keuangan perusahaan juga akan
meningkat. Hal ini mencerminkan bahwa dengan adanya program opsi saham
yang di tawarkan perusahaan kepada karyawan akan menumbuhkan rasa memiliki
yang tinggi dan sesuai dengan tujuan penerapan ESOP sebagai program
penghargaan karyawan untuk tujuan penyelarasan kepentingan, sehingga
karyawan lebih memperhatikan prospek perusahaan ke depannya, dengan
demikian, semakin banyak jumlah saham yang dimiliki oleh karyawan maka
semakin meningkatkan motivasi dan semangat karyawan untuk meningkatkan
kinerjanya yang dampaknya diikuti dengan meningkatnya kinerja keuangan
perusahaan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Hutnaleontina & Suputra (2016); Maghraoui & Zidai (2016); Kalra & Bagga
(2017); Riaz, Razzaq, & Waqar (2018) dan (Kurniati and Saifi 2018), yang
menunjukkan bahwa ESOP berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Hasil penelitian ini juga didukung dengan teori keagenan yang
menyatakan bahwa untuk mengurangi konflik antara prinsipal dan agen, salah
satunya adalah dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh pihak internal
(insider ownership). Jensen & Meckling (1976), menyatakan bahwa masalah
keagenan dapat dikurangi dengan kesediaan prinsipal untuk mengubah peluang
manajer (agen) untuk menikmati manfaat non uang (non pecuniary benefit) salah
satunya seperti biaya untuk menyusun sistem kompensasi. Oleh karena itu ESOP
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
18
sebagai program kompensasi bagi karyawan mampu menyelaraskan konflik
kepentingan antara prinsipal dan agen sehingga berdampak pada meningkatnya
kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan temuan
penelitian yang dilakukan oleh Sunarsih & Dewi (2018), yang menunjukkan hasil
bahwa ESOP tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Menurutnya,
temuannya tersebut mengindikasikan bahwa karyawan kurang menyadari
pentingnya ESOP yang dapat memberikan keuntungan bagi mereka, hal ini
disebabkan karena masih kurangnya peran perusahaan dalam mensosialisasikan
ESOP. Begitu juga dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh Susilawaty &
Dewi (2017), yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja
keuangan yang digambarkan oleh ROA sebelum dan sesudah penerapan ESOP,
menurutnya hal ini dikarenakan kepemilkan saham oleh karyawan hanya sebatas
kepemilikan minoritas.
Hasil Uji Hipotesis Kedua
Hasil pengujian struktur modal (DER) sebagai variabel moderasi adalah signifikan
mempengaruhi hubungan antara ESOP dan kinerja keuangan yang ditunjukkan
dengan nilai p-value yaitu 0,01 (≤0,05) dan menunjukkan arah yang negatif
dengan nilai koefisien jalur sebesar -0,49. Hal ini berarti bahwa hipotesis kedua
yang menyatakan struktur modal memperlemah hubungan antara ESOP dan
kinerja keuangan didukung.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa perusahaan dengan struktur
liabilitas yang tinggi akan mengurangi pengaruh ESOP terhadap kinerja
keuangan. Penggunaan pendanaan dengan hutang yang tinggi mencerminkan
risiko yang tinggi pula sehingga perusahaan akan sangat berhati-hati dalam
pengambilan keputusan termasuk keputusan mengenai pelaksanaan ESOP.
Struktur modal dengan penggunaan hutang yang tinggi memungkinkan
perusahaan untuk mengurangi jumlah proporsi opsi saham yang akan diberikan
kepada karyawan. Hal itu disebabkan karena perusahaan yang memiliki hutang
yang tinggi harus membayar pokok pinjaman dan beban bunga yang tinggi pula
kepada para kreditor. Jumlah kepemilikan saham karyawan yang menurun juga
dapat menyebabkan turunnya jumlah dividen yang akan mereka terima. Oleh
karena itu, semakin tinggi utang maka akan mempengaruhi keputusan penerbitan
esop yang cenderung memperlemah sehingga hal tersebut akan berdampak pada
menurunnya kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Ajanthan & Arulvel (2013) yang menyatakan
bahwa struktur modal dengan utang yang lebih besar memiliki hubungan yang
negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Begitu juga dengan temuan dalam
penelitian Dewi & Gayatri (2018), hasilnya menunjukkan bahwa pengaruh
struktur modal memiliki arah yang negatif dalam memoderasi hubungan antara
ESOP dan kinerja keuangan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
19
Hasil Uji Hipotesis Ketiga
Hasil pengujian variabel manajemen laba (DAC) sebagai variabel moderasi yang
mempengaruhi hubungan antara ESOP dan kinerja keuangan adalah signifikan
dengan nilai P-value sebesar 0,03 (≤0,05), tetapi menunjukkan arah yang negatif
yang ditunjukkan dengan nilai koefisien jalur sebesar -0,19. Hal ini menunjukkan
bahwa manajemen laba memiliki pengaruh yang negatif terhadap hubungan ESOP
dan kinerja keuangan. Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa hipotesis
ketiga yang menyatakan bahwa manajemen laba memperkuat hubungan antara
ESOP dan kinerja keuangan ditolak.
Manajemen laba berpengaruh terhadap hubungan ESOP dan kinerja
keuangan tetapi bersifat melemah (negatif) sesuai dengan tujuan di adakannya
ESOP yaitu untuk menyelaraskan kepentingan antara agen dan prinsipal. Pihak
manajemen sering di anggap selalu mementingkan kepentingan pribadinya
daripada kepentingan prinsipal. Dengan adanya ESOP akan meimbulkan rasa
kepemilikan oleh karyawan, sehingga mereka sebagai pengelola perusahaan juga
merasa sebagai pemilik perusahaan dan akan lebih mengutamakan kepentingan
perusahaan sehingga akan mengurangi perilaku oportunistiknya untuk melakukan
manajemen laba yang hanya menguntungkan mereka tetapi tanpa
mempertimbangkan keuntungan perusahaan. Dengan di terapkannya program
ESOP akan menurunkan perilaku manajemen laba yang dilakukan manajemen.
Tindakan manajemen laba yang menurun akan akan mengalihkan pada perilaku
manajemen yang lebih baik, mereka akan berusaha meningkatkan kinerjanya
sehingga memperoleh kinerja keuangan yang lebih besar. Dalam penelitian
Prasetyo, Subchan, & Harjanto (2017) menunjukkan hasil bahwa manajemen laba
memiliki pengaruh yang negatif terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan
ROA, sedangkan penelitian oleh Nathania (2017), menunjukkan hasil bahwa
manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara ESOP
dan kinerja keuangan.
Hasil Uji Hipotesis Keempat
Hasil pengujian ESOP terhadap nilai perusahaan (PBV) menunjukkan arah yang
positif dan berpengaruh signifikan yang ditunjukkan dengan nilai koefisien jalur
sebesar 0,45 dan nilai p-value sebesar 0,01 (≤0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis keempat yang menyatakan bahwa ESOP berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan didukung.
Hasil penlitian ini mencerminkan bahwa semakin besar hibah opsi saham
yang diberikan melalui program ESOP akan semakin meningkatkan nilai
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan perusahaan untuk memberikan
opsi saham melalui ESOP merupakan tindakan yang tepat dan dapat
menjadikannya sebagai alat yang digunakan untuk meraih efisiensi dan
pertumbuhan perusahaan. Karyawan yang sudah memiliki saham di perusahaan
akan berusaha untuk meningkatkan harga pasar saham sehingga pengembalian
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
20
saham yang akan di dapatkan pemegang saham akan besar sehingga
meningkatkan nilai perusahaan. hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sunarsih & Dewi (2018), yang menunjukkan bahwa ESOP
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Selain itu, penelitian yang
dilakukan oleh Aribawa (2016) juga menunjukkan hasil yang sama bahwa nilai
perusahaan setelah penerapan ESOP memiliki perbedaan yang signifikan
dibandingkan sebelum penerapan ESOP. Hasil yang berbeda di tunjukkan oleh
penelitian yang dilakukan Hutnaleontina & Suputra (2016) yang menunjukkan
bahwa ESOP tidak berpengaruh secara langsung terhadap nilai perusahaan.
Hasil Uji Hipotesis Kelima
Hasil pengujian variabel struktur modal sebagai variabel moderasi yang
mempengaruhi hubungan ESOP terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil
yang signifikan dengan P-value sebesar 0,01 (≤0,05), tetapi pengaruh tersebut
menunjukkan arah yang positif yang dapat dilihat pada nilai koefisien jalur yaitu
sebesar 0,50, sehingga hipotesis kelima yang menyatakan bahwa struktur modal
memperlemah pengaruh ESOP terhadap nilai perusahaan ditolak. Hasil yang
positif tersebut menunjukkan bahwa semakin besar struktur modal akan semakin
meningkatkan pengaruh ESOP terhadap nilai perusahaan. Penggunaan struktur
modal dengan hutang sebagai sumber pembiayaan dapat menjadi sinyal yang
positif bagi pemegang saham dan mampu meningkatkan nilai perusahaan.
Meskipun struktur modal dengan hutang yang tinggi, tidak akan menurunkan
pengembalian dividen yang akan diterima pemegang saham baik pemegang saham
eksternal maupun pemegang saham internal termasuk kepemilikan saham dari
pelaksanaan ESOP selama manfaat dari penggunaan hutang tersebut lebih besar
daripada beban yang ditimbulkan. Sesuai dengan tujuan diadakannya ESOP yang
akan menimbulkan rasa meliki pada karyawan sehingga lebih bersemangat dan
termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya untuk memperoleh pengembalian
yang tinggi dan meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Utami &
Prasetiono (2016) yang menunjukkan hasil bahwa DER berpengaruh positif
terhadap PBV, namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Asyik
(2009) yang menunjukkan hasil bahwa struktur modal liabilitas akan menurunkan
tingkat sensitivitas kompensasi opsi saham terhadap kinerja pasar karena
perusahaan harus memperhitungkan biaya bunga yang harus dibayarkan kepada
pihak kreditor sehingga akan mengurangi dividen yang akan diterima pemegang
saham.
Hasil Uji Hipotesis Keenam
Hasil pengujian manajemen laba sebagai variabel moderasi antara hubungan
ESOP terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai p-value sebesar 0,46, dimana
nilai tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi yang sudah ditentukan (0,05)
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
21
dengan nilai koefisien jalur yaitu 0,01. Hasil ini menunjukkan bahwa manajemen
laba tidak berpengaruh terhadap hubungan antara ESOP dan nilai perusahaan,
sehingga hipotesis keenam yang menyatakan bahwa manajemen laba memperkuat
hubungan antara ESOP terhadap nilai perusahaan ditolak.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa peningkatan nilai
perusahaan karena adanya penerapan program kepemilikan saham oleh karyawan
melalui ESOP bukan disebabkan oleh manajemen laba. Manajemen laba tidak
memoderasi hubungan antara pengaruh ESOP terhadap nilai perusahaan. Hal ini
dikarenakan ESOP sebagai salah satu cara untuk mengurangi konflik kepentingan
yang terjadi dapat menumbuhkan selesarasan tujuan, sehingga tidak ada benturan
kepentingan antara pemegang saham dan pihak-pihak yang menjalankan kegiatan
operasional perusahaan. dengan demikian akan menurunkan tindakan manajemen
laba yang mungkin akan dilakukan pihak manajemen yang biasa dilakukan untuk
kepentingan pribadi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Maiyusti (2014), yang menyatakan bahwa ESOP tidak berpengaruh terhadap
tindakan manajemen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan
yang baik merupakan dampak dari peningkatan kinerja dari manajemen itu
sendiri, bukan karena manajemen laba.
V. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa
penerapan program kepemilikan saham oleh karyawan (ESOP) berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Semakin besar proporsi opsi saham
yang diberikan, semakin memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya
dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan sehingga akan
menghasilkan kinerja keuangan yang lebih baik. Selain itu, ESOP sebagai sarana
untuk mengurangi konflik kepentingan antara pihak-pihak yang terkait dengan
perusahaan juga memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan.
Peningkatan kinerja dari karyawan yang memiliki saham melalui ESOP akan
mampu menciptakan nilai yang lebih baik sehingga menarik minat atau reaksi
investor untuk menanamkan saham di perusahaan tersebut.
Hasil pengujian dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa struktur
modal memperlemah atau memiliki pengaruh yang negatif dalam hubungan ESOP
terhadap kinerja keuangan. Hal ini dikarenakan struktur modal dengan utang yang
tinggi membuat perusahaan harus membayar beban bunga yang tinggi pula
kepada kreditor, sehingga akan menurunkan pemberian proporsi opsi saham
kepada karyawan dan berdampak pada menurunnya kinerja keuangan. Sebaliknya,
struktur modal dengan utang yang lebih rendah atau lebih banyak menggunakan
pendanaan internal maka risiko yang akan diterima juga semakin kecil, serta
beban pokok maupun bunga yang harus dibayarkan juga kecil sehingga
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
22
perusahaan dapat meningkatkan jumlah proporsi saham sehingga karyawan akan
lebih termotivasi dan berusaha untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Namun, struktur modal menunjukkan pengaruh yang berbeda pada hubungan
ESOP dan nilai perusahaan. Struktur modal dalam hal ini berpengaruh positif
terhadap hubungan antara ESOP dan nilai perusahaan. Alasannya adalah struktur
modal dengan penggunaan hutang tidak serta merta memberikan pengaruh yang
negatif jika manfaat yang diperoleh dari penggunaan tersebut mampu menutupi
beban yang ditimbulkan dan memperoleh manfaat yang jauh lebih besar sehingga
tidak akan menurunkan pengembalian saham yang akan diterima oleh para
pemegang saham.
Manajemen laba dalam penelitian ini juga digunakan sebagai variabel
moderasi yang mempengaruhi hubungan ESOP terhadap kinerja keuangan dan
nilai perusahaan. Dalam pengaruh ESOP terhadap kinerja keuangan, meskipun
ada pengaruh dari manajemen laba, tetapi pengaruh tersebut menunjukkan arah
yang negatif. Perusahaan akan menerima manfaat dari penerapan program ESOP,
karena sesuai dengan tujuan program ini yaitu sebagai penyelarasan tujuan
sehingga akan mengurangi perilaku oportunistik oleh manajemen. Sedangkan
hasil untuk hubungan ESOP terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa
manajemen laba tidak berpengaruh signifikan, sehingga mencerminkan bahwa
peningkatan nilai perusahaan bukan karena manajemen laba, tetapi karena
memang ada peningkatan upaya dan kinerja dari karyawan itu sendiri. Oleh
karena itu, ESOP sebagai sarana dalam mengurangi konflik keagenan mampu
meningkatkan kinerja suatu perusahaan baik kinerja operasional maupun kinerja
pasar perusahaan tersebut.
Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu jumlah sampel yang diperoleh masih
sangat sedikit, jika dibandingkan dengan populasi perusahaan industri manufaktur
yang tedaftar di BEI. Hal ini memungkinkan hasil penelitian memiliki tingkat
generalisasi yang terbatas.
Saran
Berdasarkan keterbatasan diatas, beberapa saran yang dapat disampaikan antara
lain sebagai berikut:
1. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti perusahaan sektor lain
atau menggunakan semua jenis perusahaan yang terdaftar di BEI untuk
memperbanyak sampel sehingga memperoleh hasil yang lebih baik, karena
perusahaan-perusahaan di sektor manufaktur yang menerapkan program ESOP
masih tergolong sangat sedikit jika dibandingkan dengan keseluruhan jumlah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian atau
menggunakan urutan waktu yang berbeda dari penelitian ini.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
23
3. Berdasarkan hasil temuan yang menunjukkan ESOP memiliki pengaruh positif
terhadap peningkatan kinerja keuangan dan nilai perusahaan dapat menjadi
masukan bagi perusahaan yang belum menerapkan program ESOP agar lebih
mempertimbangkan untuk melaksanakan program ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aboody, David, Bastian Nicole Johnson, dan Ron Kasznik. 2010. ―Employee
Stock Options and Future Firm Performance : Evidence from Option
Repricings.‖ Journal of Accounting and Economics 50 (1): 74–92.
https://doi.org/10.1016/j.jacceco.2009.12.003.
Ajanthan, Alagathurai, dan Arulvel. 2013. ―Capital Stucture and Financial
Performance: A Study of Listed Trading Companies in Sri Lanka.‖ An
International Multidisciplinary Research Journal 3 (6): 1–13.
Aribawa, Dwitya. 2016. ―Analisis Nilai Perusahaan pada Implementasi Program
Kepemilikan Saham pada Karyawan/Manajemen.‖ E-Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Universitas Atma Jaya Yogyakarta 19 (3): 341–53.
Astika, Ida Bagus Putra. 2010. ―Pembentukan Return Saham Ekspektasian
Melalui Manajemen Laba di Sekitar Peristiwa Pengumuman Program Opsi
Saham Karyawan.‖ Jurnal Aplikasi Manajemen 8 (3): 825–35.
Asyik, Nur Fadjrih. 2005. ―Dampak Pernyataan dan Nilai Wajar Opsi pada
Pengaruh Magnituda Kompensasi Program Opsi Saham Karyawan (POSK)
terhadap Pengelolaan Laba serta Pengaruh Ikutannya pada Nilai Instrinsik
Opsi.‖ Disertasi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
———. 2009. ―Dampak Struktur Modal pada Sensitivitas Penerapan Kompensasi
Opsi Saham Karyawan terhadap Kinerja.‖ E-Jurnal Ekonomi STIESIA
Surabaya 14 (1): 1–21.
Bapepam. 2002. ―Studi Tentang Penerapan ESOP (Employee Stock Ownership
Program) Emiten atau Perusahaan Publik di Pasar Modal Indonesia.‖
Brenner, Menachem, Rangarajan K Sundaram, dan David Yermack. 2000.
―Altering the Terms of Executive Stock Options.‖ Journal of Financial
Economic 57: 103–28.
Brigham, Eugene F., dan Joel F. Houston. 2006. Fundamental of Financial
Management: Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edited by Ali Akbar
Yulianto. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.
———. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Terjemahan. Edisi 10.
Jakarta: Salemba Empat.
Deschow, P. 1995. ―Accounting Earnings dan Cash Flow as a Measures of Firm
Performance: The Role Of Accounting Accruals.‖ Journal of Accounting and
Economics, 111–39.
Dewi, Gita Apsari, dan Gayatri. 2018. ―Pengaruh Pemberian Employee Stock
Option Program terhadap Kinerja Perusahaan dengan Struktur Modal
sebagai Variabel Moderasi.‖ E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 22
(3): 1857–81.
Dewi, Ni Wayan Ayu Mutiara, dan Made Reina Candradewi. 2018. ―Pengaruh
Employee Stock Ownership Plan, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan.‖ E-Jurnal Manajemen Unud 7 (9): 4774–
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
24
4802.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
———. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. Bandung: Alfabeta.
Hanafi, M Mamduh, dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
3. Jakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmuawan.
Hartono, Agus, dan Alexander Jatmiko Wibowo. 2014. ―Pengaruh Employee
Stock Ownership Program terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Bursa Efek
Indonesia.‖ E-Jurnal Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta 26 (1):
85–91.
Hutnaleontina, Putu Nuniek, dan I Dewa Gede Dharma Suputra. 2016. ―Pengaruh
Penerapan Employee Stock Option Plan pada Nilai Perusahaan dengan
Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening.‖ E-Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana 5 (6): 1757–84.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2016. ―Standar Akuntansi Keuangan Efektif Per 1
Januari 2017.‖ http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/sak-
efektif-3-sak-efektif-per-1-januari-2017.
Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia. 2013. ―Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor : ...../POJK.04/2013 Tentang Program Kepemilikan
Saham oleh Karyawan Perusahaan Terbuka.‖
Indriani, Poppy. 2014. ―Analisis Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.‖ Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Universitas Bina Darma 5 (1).
Jensen, Michael C. 1986. ―Agency Costs of Free Cash Flow , Corporate Finance ,
and Takeovers.‖ The American Economic Review 76 (2): 323–29.
Jensen, Michael C., dan William H. Meckling. 1976. ―Theory of the Firm:
Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure.‖ E-Journal of
Finance Economics 3: 305–60.
Jones, J. 1991. ―Earnings Management During Import Relief Investigation.‖
Journal of Accounting Research, 193–228.
Kalra, Neha, dan Rajesh Bagga. 2017. ―A Review of Employee Stock Option
Plans : Panacea or Pandora‘s Box for Firm Performance.‖ E-Journal
International of Manajement Excellence 10 (1): 1201–7.
Keown, J. A., dan F. D. Scott. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Kurniati, Ria Ans, dan Muhammad Saifi. 2018. ―Pengaruh Employee Stock
Ownership Program (ESOP) dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan
(Studi pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016).‖ E-Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Universitas Brawijaya 62 (2): 150–57.
Long, Choi Sang, Mahanra Rao a/l Gondyah, Khalil Md Nor, dan Ebi Shahrin
Suleiman. 2012. ―The Impact of Employee Share Option Scheme : A
Review.‖ International Journal of Research in Management 1 (2): 146–55.
Maghraoui, Refka, dan Jameleddine Zidai. 2016. ―Effects of Employee
Ownership on the Performance of French Companies SBF120: Empirical
Validation.‖ E-Journall of Accounting, Finance and Auditing Studies
University of Sfax 2 (4): 195–217.
Maiyusti, Anisa. 2014. ―Pengaruh Asimetri Informasi, Kepemilikan Manajerial
dan Employee Stock Ownership Program terhadap Praktik Manajemen Laba
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
25
(Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2007-2012.‖ Jurnal Ekonomi dan Akuntansi Universitas Negeri Padang, 1–
28.
Maranthika, Julian. 2017. ―Perbandingan Penerapan ESOP pada Kinerja
Keuangan Perusahaan.‖ E-Journal of Finance Economics Universitas Negeri
Surabaya.
Mardiantari, Ni Putu Eka, dan Ida Bagus Putra Astika. 2015. ―Kinerja Keuangan
Perusahaan di Sekitar Peristiwa Pengumuman ESOP dan Pengaruhnya pada
Nilai Perusahaan.‖ E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 13 (2): 532–48.
Mujariyah. 2016. ―Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan (Studi
pada Bank Milik BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2014).‖ Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Riau 3 (2): 1–15.
Nathania, Dina Patria. 2017. ―Analisis Perbedaan Kinerja Perusahaan Sebelum
dan Sesudah Penerapan Employee Stock Option Program serta Dampak
Manajemen Laba sebagai Variabel Moderasi.‖ E-Jurnal Akuntansi Bisnis
Universitas Katolik Soegijapranata 15 (30): 204–30.
Nevianty, Sulistiowati. 2015. ―Tinjauan Yuridis Kepemilikan Saham Perusahaan
Terbuka oleh Karyawan (Studi Kasus PT AKR Corporindo Tbk).‖ Tesis.
Universitas Gadjah Mada.
Nugroho, Bramantyo, dan Daljono. 2013. ―Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap
Return Saham (Studi Empiris Perusahaan Automotive and Component yang
Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2011).‖ Diponegoro Journal
of Accounting 2 (1): 1–11.
Palestin, Halima Shatila. 2009. ―Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktik
Corporate Governance dan Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba.‖
Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro.
Prasetyo, Wika Septian, Subchan, & Sri Harjanto. 2017. ―Pengaruh Manajemen
Laba terhadap Kinerja Perusahaan dengan Good Corporate Governance
sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Tahun 2011-2014).‖ Jurnal Ekonomi Manajemen dan
Akuntansi, no. 43: 33–48.
Putra, Firdaus. 2018. ―Keadilan, Demokrasi, dan Saham untuk Karyawan.‖
Kompas.Com, 2018.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/02/074214926/keadilan-
demokrasi-dan-saham-untuk-karyawan.
Putra, Robiur Rahmat. 2018. ―Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kualitas Laba sebagai Variabel Intervening di
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-
2017.‖ Tesis. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan
Negara.
Riaz, Fayyaz, Fiza Abdul Razzaq, dan Ahsan Waqar. 2018. ―Effect of Employee
Stock Ownership Plans (ESOPs) on the Performance of Small Business in
Karachi.‖ E-Journal I Manajement MPRA, no. 84322.
Scott, William R. 1997. Finacial Accounting Theory. United States of America:
Prentice-Hall Canada Inc.
Subramanyam, K. R., dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edited
by Terjemahan Dewi Yanti. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Sulistyanto, H. Sri. 2008. Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris. Jakarta:
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
26
PT. Grasindo.
Sunarsih, Ni Made, dan Ni Putu Shinta Dewi. 2018. ―Pengaruh Penerapan
Employee Stock Option Plan (ESOP) pada Kinerja Keuangan dan Nilai
Perusahaan di Bursa Efek Indonesia.‖ E-Jurnal Ekonomi Universitas
Mahasaraswati Denpasar 13 (2): 111–18.
Susilawaty, Lilis, dan Dewi. 2017. ―Analisis Dampak Penerapan ESOP
(Employee Stock Ownership Program) terhadap Kinerja Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.‖ Jurnal Manajemen 13 (2): 95–105.
Taqwa, Salma. 2016. ―Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Perusahaan
pada Perusahaan Manufaktur.‖ Jurnal Ekonomi dan Akuntansi UNP 4 (1):
745–54.
Tjandrakirana, Hj. Rina, dan Meva Monika. 2014. ―Pengaruh Kinerja Keuangan
terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.‖ Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya 12 (1): 1–
16.
Trisna, Ricci Nurly, dan Ida Bagus Putra Astika. 2018. ―Pengaruh Employee Stock
Option Plan pada Kinerja Perusahaan dan Implikasinya pada Return Saham.‖
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 22 (2): 831–55.
Utami, Rahmawati Budi, dan Prasetiono. 2016. ―Analisis Pengaruh TATO,
WCTO, dan DER terhadap Nilai Perusahaan dengan ROA sebagai Variabel
Intervening (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2013 ).‖ Jurnal Studi Manajemen &
Organisasi 13: 28–43.
Widyaputra, Dyaksa. 2006. ―Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan &
Abnormal Return Saham Sebelum & Sesudah Merger dan Akuisisi (Di Bursa
Efek Jakarta Periode 1998-2004).‖ Tesis. Universitas Diponegoro Semarang.
Wikrami, Ida Ayu Ganetri Priyadarshini, dan Ida Bagus Putra Astika. 2016.
―Pengaruh Manajemen Laba pada Harga Eksekusi ESOP dengan Good
Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi.‖ E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 16 (1): 416–43.
Yoliawan. 2018. ―BEI Dukung Program ESOP dan MSOP yang Dilakukan
Emiten.‖ Kontan.Co.Id, 2018. https://investasi.kontan.co.id/news/bei-
dukung-program-esop-dan-msop-yang-dilakukan-emiten.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Recommended