View
16
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA/ RUPIAH,
INFLASI, DAN BI RATE TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi pada perusahaan property, real estate and building construction
di BEI tahun 2013-2016)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Oleh:
KANA YUANA SAPUTRI
B100130195
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA/ RUPIAH,
INFLASI, DAN BI RATE TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada
Perusahaan Property, Real Estate And Building Construction di BEI tahun
2013-2016)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh nilai tukar, inflasi dan BI rate
terhadap harga saham pada perusahaan property, real estate dan building
construction. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk data silang
dan data runtut waktu. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 perusahaan dengan
menggunkan teknik purposive sampling.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan analisis regresi
berganda dengan regresi data panel. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai tukar
(x1) dan inflasi (x2) tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan bi rate (x3)
berpengaruh terhadap harga saham.
Kunci : Nilai Tukar, Inflasi, BI rate, Harga Saham
Abstract
This research aims to analyze influence of exchange rates, inflation and bi rate to
stock prices on the company property, real estate and building constructin. This
research using secondary data in the form of cross data and time series. The sample
in this study was 25 companies with purposive sampling techique.
Analytical method used is quantitative analysis and multiple regression analysis with
panel data regression. The result show that exchange rate (x1) and inflation (x2) have
no effect on stock prices, while the bi rate (x3) affects the stock price.
Keywoods : Exchange Rate, Inflation, Bi Rate, Stock Price
1. PENDAHULUAN
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa mendatang
(Tandelilin, 2010). Tujuan investasi adalah mendapatkan keuntungan atau laba yang
besar dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam menanamkan investasi
perlu mempertimbangan potensi maupun resiko yang ada.
Negara Berkembang bisa dibilang sangat berisiko bagi investor yang tidak
hati-hati karena kondisi internal yang sulit ditebak atau sedang mengalami
goncangan. Salah satu Negara Berkembang yang berada di Asia Tenggara yaitu
Indonesia yang memiliki potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
yang melimpah. Potensi investasi yang menjanjikan di Indonesia adalah
menginvestasikan modal dalam beberapa bidang maupun sektor, terutama dalam
bentuk properti dan infrastruktur.
Berinvestasi pada saham merupakan hal menarik. Tetapi investor juga perlu
melakukan penilaian saham tersebut. Dalam penilaian saham dikenal ada tiga jenis
nilai, yaitu : nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Dalam penelitian ini
akan meneliti nilai pasar. Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan
oleh harga saham di pasar (Tandelilin, 2010). Suatu perusahaan dapat menjual hak
kepemilikan-nya dalam bentuk saham (Jogiyanto, 2015:169).
Indonesia terus dilanda banyak masalah, baik bersumber dari dalam, seperti
korupsi, gonjang-ganjing politik dan sosial, demontrasi, isu teroris, banyaknya
kebijakan yang kontroversial serta kurangnya penegakan hukum yang tegas dalam
aspek kehidupan masyarakat. Lalu yang bersumber dari luar Indonesia seperti
dampak krisis zona euro 2010/2011, merosotnya harga internasional dari sejumlah
komoditi primer dan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (Tambunan,
2015).
Kondisi perekonomian suatu negara dapat dilihat baik dari sisi internal
maupun eksternal. Kondisi internal suatu perekonomian tercermin pada
perkembangan sektor riil (termasuk produksi, konsumsi, ekspor, impor dan
investasi), sektor pemerintah (kebijakan fiskal, APBN) dan perkembangan sektor
moneter (termasuk otoritas moneter dan perbankan). Sementara, kondisi ekternal
tercermin pada perkembangan neraca pembayaran (Kuncoro, 2015).
Strategi yang tepat dalam memerangi kemiskinan, diperlukan intervensi-
intervensi pemerintah yang dapat dibagi menurut waktu yakni jangka pendek
(pembangunan sektor pertanian, usaha kecil, ekonomi pedesaan, manajemen
lingkungan dan SDA) dan jangka menengah serta panjang (pembangunan sektor
swasta, kerja sama regional, APBN dan administrasi, desentralisasi, pendidikan,
kesehatan, penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan, pembagian tanah
pertanian yang merata (Tambunan, 2015:141).
Pembangunan infrastruktur yang pemerintah sedang kerjakan membutuhkan
modal yang cukup besar. Modal yang bersumber dari APBN atau APBD tidak cukup
untuk membangun infrastruktur seluruh indonesia maka dari itu pemerintah
mendekati negara-negara maju dan berkembang agar berinvestasi di indonesia
dengan pendekatan komunikasi dengan investor negara-negara tersebut serta
meningkatkan investor lokal.
Tingkat kebutuhan hunian yang layak, nyaman dan harga terjangkau di kota
besar maupun kota kecil cukup memiliki antusias yang tinggi. Apalagi penduduk
yang memiliki pendapatan besar mengiginkan hunian mewah dan aman dengan
fasilitas yang lengkap. Ini sebuah peluang bagi perushaan real estate dalam
memenuhi permintaan tersebut.
Inflasi adalah kondisi meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus sehingga dapat menurunkan nilai mata uang suatu negara (Purnomo,
2013:98). Inflasi dapat mempengaruhi harga bahan baku bangunan yang berimbas
pada harga saham perusahaan konstruksi.
Kurs yang berfluktasi memberikan dampak pada nilai perusahaan
internasional, dikarenakan kurs dapat mempengaruhi jumlah kas masuk dan keluar
yang diterima perusahaan dalam kegiatan ekspor dan impor. Nilai tukar berfungsi
untuk mengukur nilai satu satuan mata uang terhadap mata uang lain. Jika kondisi
ekonomi berubah, memberikan pengaruh cukup besar pada perubahan kurs.
Peningkatan nilai suatu mata uang disebut apresiasi. Ketika melemahnya suatu nilai
mata uang disebut depresiasi (Madura, 2010).
Bank sentral ialah Bank Indonesia sebagai dimaksud dalam UUD 1945 dan
yang didirikan berdasarkan UU No 13 tahun 1968 . Tugas pokok Bank Indonesia
adalah membantu pemerintah dalam mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan
nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas
kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat (Thamrin, 2013).
Eddy Hussy mengatakan secara keselurahan pertumbuhan penjualan properti
semua segmen tidak terlalu tinggi, sekitar 5%. Penjualan properti subsidi segmen
menengah bawah yang mengalami kenaikan tahun ini. Sementara penjualan sektor
menengah atas masih terkoreksi hingga september 2016. Akan tetapi optimistis
upaya pemerintah melakukan penyesuaian regulasi dan deregulasi akan berdampak
positif terhadap industri properti nasional (www.pikiran-rakyat.com). Pada semester
1 tahun 2017 pertumbuhan penjualan properti masih naik 2,8 % dari GDP.
Sedangkan pertumbuhan dari tahun ke tahun juga masih cukup baik.
Pemerintah telah menyiapkan 6079 paket kontruksi 2018 yang akan dilelang.
Proyek-proyek tersebut sepeti proyek jalan tol, proyek pelabuhan, proyek bandara,
proyek rel kereta api, proyek rumah subsidi, proyek rumah susun dan pembangunan
infrastruktur lainnya. Tak terlupakan juga para pemilik modal yang mengingikan
membuat sebuah hunian mewah, seperti hotel, resort, kafe, distro, mall, apartemen
dan lain-lain yang dianggap sesuai bagi perusahaan kontraktor dalam pembangunan
tersebut serta perusahaan properti dan real estate dalam menyediakan kebutuhan
mewah bagi pemodal yang kelebihan dana. Kebutuhan adanya pembangunan dari
segala sisi dipandang sangat menjanjikan apalagi pemerintah gencar-gencarnya
mengalokasikan dana ke sektor pembangunan setiap tahunnya. Perusahaan juga
harus melihat suku bunga ajuan yang digelontorkan oleh Bank Indonesia dalam
menekan suku bunga perbankan dalam mengatasi keadaan inflasi yang sedang
terlangsung ini, saat ini nilai dollar terhadap rupiah dianggap tinggi walapun tidak
setinggi tahun 1998 yang membuat seluruh elemen masyarakat indonesia panik dan
terjadi kerusuhan.
Investasi pada pasar modal adalah investasi yang bersifat jangka pendek. Ini
dilihat pada imbal balik (return) yang diukur dengan laba modal (capital gain). Bagi
para spekulator yang menyukai laba modal, pasar modal bisa menjadi tempat yang
menarik di mana investor bisa membeli pada saat harga turun dan menjual kembali
pada saat harga naik dan selisih yang dilihat secara pengembalian abnormal
(abnormal return) itulah yang kemudian akan dihitung keuntungannya (Irham
Fahmi, 2012:19).
Fluktuasi di pasar modal memiliki keterkaitan dengan perubahan yang terjadi
pada variabel makro ekonomi. Dua indikator terjadinya inflasi, yaitu Indeks Harga
Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) (www.bi.go.id).
Kebijakan menaikkan dan menurunkan suku bunga kredit bertujuan untuk
mengendalikan angka penyaluran kredit yang berlaku di masyarakat (Irham Fahmi,
2015:33).
Harga suatu saham pada saat tertentu telah mencerminkan segala sesuatu
yang diketahui tentang saham tersebut saat itu. Hal tersebut menjelaskan bahwa
pergerakan harga saham menjadi sulit untuk ditebak, namun memungkinkan
pergerakan harga menjadi suatu topik yang dapat dianalisis dan diperhitungkan.
Secara umum, tindakan tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko yang akan
dihadapi. Jika ada investor yang membeli saham pada harga yang sedang naik, maka
setelah periode penjualan dan pada saat suku bunga menjadi turun investor akan
meningkatkan terus kesempatannya untuk memperoleh keuntungan. Kejidian seperti
ini mengindikasikan bahwa investor mengetahui dan memahami kecenderungan arah
pergerakan saham di pasar (Irham Fahmi, 2012:19). Berdasarkan uraian masalah di
atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH
NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA/RUPIAH, INFLASI, DAN BI RATE
TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada perusahaan property, real estate and
building construction di BEI tahun 2013-2016)”.
2. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research). Jenis
penelitian ini yaitu dengan pendekatan kuantitatif. Sugiono (2012:11), pendekatan
kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini
adalah pengaruh nilai tukar (kurs) dolar amerika/rupiah, inflasi dan bi rate terhadap
harga saham pada perusahaan property, real estate and building contruction yang
tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2016. Metode pengambilan
sampel dilakukan secara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:68). Jumlah populasi dalam
penelitian ini sebanyak 73 perusahaan dan sampel yang digunakan sebanyak 15
perusahaan. Beberapa kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel, yaitu: 1)
Perusahaan yang telah dan masih tercatat (listed) di BEI selama periode penelitian
yaitu tahun 2013-2016. 2) Perusahaan mempunyai data yang dibutuhkan dalam
penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi dengan cara mencatat secara tertulis dan menyalin data digital yang
memiliki hubungan dengan masalah penelitian. Data yang terkumpul berupa data
Tahunan yang tercantum diperolehnya melalui data sekunder dari ICMD dan data
sekunder dari website resmi Bank Indonesia. Metode analisis data menggunakan
adalah (1) uji instrumen (uji validitas dan reliabilitas), (2) Uji Asumsi Klasik
(normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi) dan (3) Uji
Hipotesis (analisis regresi linier berganda, uji t, uji F dan R2).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh antara inflasi terhadap harga saham (Studi pada perusahaan
property, real estate and building construction di BEI tahun 2013-2016).
Dari hasil analisis data dapat diperoleh bahwa Inflasi secara individu tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham. Dari hasil ini membuktikan
bahwa hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh antara inflasi terhadap harga
saham (Studi pada perusahaan property, real estate and building construction di BEI
tahun 2013-2016)” tidak terbukti kebenarannya. Dari hasil ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan Ada pengaruh antara inflasi terhadap harga saham
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menarik secara terus
menerus. Kenaikan dari satu atau dua jenis barang saja dan tidak bisa disebut inflasi.
Kenaikan harga-harga secara musiman serta tidak punya pengaruh lanjutan, tidak
dianggap sebagian suatu penyakit ekonomi yang memerlukan penanganan khusus
untk menanggulanginya (Thamrin, 2014:60). Menurut Fahmi (2015:35) inflasi
merupakan suatu keadaan yang menunjukkan menurunnya nilai mata suang pada
suatu negara dan naiknya harga barang yang berlangsung secara sistematis. Indikator
yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Saham
(IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerankan harga dari
paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
3.2 Pengaruh antara BI rate terhadap harga saham (Studi pada perusahaan
property, real estate, and building construction di BEI tahun 2013-2016).
Dari hasil analisis data dapat diperoleh bahwa BI Rate secara individu
berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham. Dari hasil ini membuktikan
bahwa hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh antara BI rate terhadap harga
saham (Studi pada perusahaan property, real estate, and building construction di BEI
tahun 2013-2016)” terbukti kebenarannya.
BI rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank indonesia dan diumumkan
kepada publik (www.bi.go.id). BI Rate merupakan indikator level suku bunga jangka
pendek yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi.
Berfungsi sebagai sinyal kebijaakn moneter guna mencapai target inflasi dan
menjaga stabilitas nilai mata uang rupiah (Purnomo, 2013:98). BI Rate diumumkan
oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan.
Dalam mempertimbangan faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia
pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan
melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indoensaia akan
menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran
yang telah ditetapkan
3.3 Pengaruh secara bersama nilai tukar (kurs) dolar amerika/ rupiah,
inflasi dan BI rate terhadap harga saham (Studi pada perusahaan property, real
estate and building contruction di BEI tahun 2013-2016)
Dari hasil analisis data dapat diperoleh bahwa nilai Tukar secara individu
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham. Dari hasil ini
membuktikan bahwa Inflasi secara individu tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Harga Saham. Dari hasil ini membuktikan bahwa hipotesis yang
menyatakan “Ada pengaruh secara bersama nilai tukar (kurs) dolar amerika/ 0
rupiah, inflasi dan BI rate terhadap harga saham (Studi pada perusahaan property,
real estate and building contruction di BEI tahun 2013-2016)” tidak terbukti
kebenarannya.
Menurut Hanafi (2010) nilai tukar/ kurs adalah harga suatu mata uang relatif
terhadap mata uang lainnya (kurs) sangat tergantung dari kekuatan penawaran
(supply) dan permintaan (demand) mata uang tersebut. Nilai tukar adalah nilai mata
uang suatu negara dibandingkan dengan nilai mata uang negara lain (Irham Fahmi,
2012:242). Kurs mata uang terdiri atas kurs beli dan kurs jual.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan variabel yang ada di perusahaan
mempuyai pengaruh terhadap Harga Saham secara individu” terbukti kebenarannya,
dibuktikan dengan hasil analisis uji t dapat diperoleh bahwa terdapat pengaruh antara
Inflasi (X1), dan Nilai Tukar (X3) terhadap Harga Saham secara individu. Sedangkan
BI Rate (X2) tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa uji F diperoleh sebesar
6,547. Ternyata besarnya Fhit terletak di daerah penolakan Ho, yaitu Fhit lebih
besar dari Ftabel atau 6,547 > 2,699. Sehingga secara bersama-sama ada pengaruh
antara nilai tukar (kurs) dolar amerika/ rupiah, inflasi dan BI rate terhadap
harga saham (Studi pada perusahaan property, real estate and building contruction di
BEI tahun 2013-2016)”.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham. 2013. Rahasia Saham Dan Obligasi Strategi Meraih Keuntungan Tak
Terbatas Dalam Bermain Saham dan Obligasi. Bandung: Alfabeta
Ghozali, Imam. 2011. Ekonometrika. Semarang. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Jayanti, Yusnita., Darminto dan Nengah Sudjana (2014), “ Pengaruh Tingkat Inflasi,
Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah, Indeks Dow Jones Dan Indeks
KLSE Terhadap Indeks Harga Sahan Gabungan Studi Pada Bursa Efek
Indonesia Periode Januari 2010- Desember 2013”. Jurnal administrasi bisnis,
Vol.11 No. 1
Kusuma, Franky Pranata Putra. 2015. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI Rate
Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada
Perusahaan Sektor Pertambangan Di BEI 2011-2012). Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Skripsi
Oktiar, Tri (2014), “ Pengaruh Debt To Equity Ratio, Return On Equity, Tingkat
Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Return Saham Perusahaan Subsektor
Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2007-2012”.Jurnal akuntansi, Vol. 2 No.2
Rohmanda, Deny., Suhadak dan Topowijono (2014), “Pengaruh Kurs Rupiah, Inflasi
dan Bi Rate Terhadap Harga Saham (Studi Pada Indeks Sektoral Bursa Efek
Indonesia Periode 2005-2013)”. Jurnal administrasi bisnis, Vol.13 No.1
Sarono, Dwi Yahya. 2014. Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI Dan Nilai
Tukar ollar Terhadap Harga Saham Properti Yang Terdaftar Dalam
LQ45 Di BEI. Univesitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Suyanti, Sri (2015), “ Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar
Rupiah/US Dollar Terhadap Return Saham Properti Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”. Jurnal ilmiah UNTAG Semarang, Vol.4 No.3
Tambunan, Tulus T.H. 2015. Perekonomian Indonesia Era Orde Lama Hingga
Jokowi. Bogor. Ghalia Indonesia
Tandelilin, Enduardus. 2010. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio.
Yogyakarta: BPFE
Yuniatin, Indriana. 2016. Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs), Inflasi dan Bi rate
Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Property Dan Real Estate Indonesia
Periode 2010-2014. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi
Recommended