View
30
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
laporan mikrobiologi pangan
Citation preview
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui beberapa macam
kelompok mikroorganisme, mengetahui cara membedakannya, mengetahui cara
mengujinya, mengetahui media yang tepat dalam pengujian suatu mikroorganisme, dan
mengetahui contoh mikroorganisme menurut masing-masing kelompok.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Diklasifikasikan dari kebutuhannya terhadap sumber oksigen, mikroba dapat di bedakan
menjadi 2 kelompok besar yaitu :
a. Golongan aerobik, yaitu mikroba yang menjadi pengguna oksigen bebas sebagai
aseptor tunggal hidrogen terakhir didalam proses respirasi
b. Golongan anaerobik, yaitu mikroba yang tidak dapat menggunakan oksigen bebas
sebagai aseptor hidrogen terakhir di dalam proses respirasi, tetapi harus dalam
bentuk senyawa kimia, misalnya asam nitrat. (Suriawiria, 2005, 55:172)
Beberapa variasi kehidupan mikroba berdasar kebutuhan oksigen tersebut antara lain :
a. Golongan mikroaerofilik, yaitu golongan mikroba yang membutuhkan oksigen dalam
jumlah yang sangat kecil.
b. Golongan fakultatif anaerobik, yaitu mikroba yang secara terbatas dapat hidup dalam
keadaan aerobik ataupun anerobik.
c. Golongan kapnofilik, yaitu mikroba yang memerlukan oksigen dengan kadar rendah
dan membutuhkan karbondioksida dengan kadar tinggi. (Suriawiria, 2005, 55:172)
Pertumbuhan mikroorganisme sesuai dengan kebutuhan O2 yang ditumbuhkan di dalam
agar tegak dapat menunjukkan tipe mikroorganisme tersebut :
1. Apabila mikroorganisme tumbuh di atas agar saja maka mikroorganisme
tersebut termasuk golongan aerobik.
2. Apabila mikroorganisme tumbuh di tengah agar saja maka mikroorganisme
tersebut termasuk golongan mikroaerofilik.
1
2
3. Apabila mikroorganisme tersebut tumbuh dikeseluruhan agar maka
mikroorganisme tersebut termasuk golongan fakultatif anaerobik.
4. Apabila mikroorganisme tersebut tumbuh di bawah agar saja maka
mikroorganisme tersebut termasuk golongan anaerobik.
(Suriawiria, 2005, 56:172)
Garam anorganik ditambahkan pada pangan dilakukan dengan tujuan untuk
mempengaruhi jumlah oksigen yang tersedia, karena mereka bertindak sebagai agen
pengoksidasi atau pereduksi. Hal ini mampu meningkatkan jumlah oksigen yang
tersedia, karena salah satu peran garam anorganik tersebut adalah sebagai agen
pengoksidasi. (P. M. Gaman & K. B. Sehrrington, 1994, 249 : 317)
Mikroorganisme termasuk golongan aerobik apabila hanya dapat tumbuh dengan
adanya oksigen bebas dan disebut anaerobik fakultatif bila dapat tumbuh dengan atau
tanpa adanya oksigen bebas. Karena oksigen senditi bersifat racun terhadap
mikroorganisme anaerobik maka untuk menumbuhkannya diperlukan teknik khusus.
Karena derajat toleransi tehadap oksigen bagi mikroorganisme anaerobik berbeda-beda
maka metode yang digunakan untuk setiap mikroorganisme anaerobik juga berbeda-
beda pula. (Hadioetomo, 1993, 122 : 163)
Berbagai teknik telah diciptakan untuk memelihara bakteri anaerob. Salah satu metode
yang biasa digunakan untuk memelihara bakteri anaerob adalah dengan cara
menambahkan agen pereduksi yang akan mengurangi oksigen yang ada seperti natrium
tioglikolat dengan cara bereaksi dengan oksigen bebas yang ada di dalam medium. Di
keadaan lain, digunakan peralatan khusus untuk memisahkan oksigen secara mekanik
dengan mengganti atmosfer dengan hidrogen (H2O) atau karbondioksida (CO2). (Volk
& Wheeler, 1993, 38 : 396)
Cara menumbuhkan kultur anaerobik ada 2 pendekatan yang biasa dipakai, yakni:
1. Menghilangkan oksigen dari medium atau lingkungan tempat hidup dari
mikroorganisme tersebut
3
2. Membuat agar tegangan oksidasi-reduksi (O-R) didalam sistem pembiakannya
terjaga rendah sehingga biakan terlindungi dari pengaruh toksik O2 .
(Hadioetomo, 1993, 122 : 163).
Pendekatan pertama yaitu dengan cara meniadakan oksigen dari medium dapat
dilakukan dengan menggunakan pirogallol dan natrium hidroksida (NaOH). Pirogallol
digunakan sebagai agen pereduksi yang akan mengikat oksigen bebas yang ada, bila
diaktivasikan dengan natrium hidroksida, sehingga oksigen di dalam tabung dapat
ditiadakan. Dan pendekatan yang kedua yang bertujuan untuk menurunkan tegangan O-
R (Eh) medium dapat dilakukan dengan mencampurkanya zat pereduksi sodium
tioglikolat didalam medium biakan bakteri. Prinsip ini juga hampir sama dengan
pendekatan pertama yaitu dengan adanya zat pereduksi maka oksigen bebas yang ada
akan diikat. (Hadioetomo, 1993, 122 : 163).
Pembuatan lingkungan anaerob juga dapat dilakukan dengan menggunakan sistem
anaerobik Gaspak. Sisem anaerobik gaspak menggunakan amplop berisi pembangkit
hidrogen + karbon dioksida dan katalis palladium suhu kamar. Langkah pertama yang
harus dilakukan jika kita menggunakan sistem anaerobik Gaspak adalah dengan cara
menambahkan air kedalam amplop gaspak dan hidrogen akan membentuk air dan
kemudian menghasilkan keadaan anaerobik. Amplop gaspak menciptakan
karbondioksida dalam volume yang cukup untuk menunjang pertumbuhan
mikroorganisme anaerobik. Pita indikator anaerobik (secarik pita yang diberi larutan
biru metilen sampai jenuh) akan berubah warna dari biru menjadi tak berwarna bila
tidak terdapat oksigen yang menandakan bahwa lingkungan tersebut bersifat anaerobik.
(Pelczar, 1986, 143 : 443).
Escherichia coli merupakan bakteri yang menjadi penghuni lokal dalam saluran
pencernaan manusia an hewan, maka digunakan secara luas sebagai indikator
pencemaran. Bakteri ini mengakibatkan banyak infeksi pada saluran pencernaan manisa
dan hewan serta menjadi penyebab penyakit pada beberapa tanaman. (Pelczar, 1986,
169 : 443)
4
Escherichia coli merupakan bakteri yang memiliki flagella pertirikus. Dan apabila
flagella dari Escherichia coli tersebut berputar berlawanan dengan arah jarum jam,
maka flagella berkumpul dan bergerak searah. Sedangkan jika flagella berputar searah
dengan jarum jam, maka flagella terlepas dan Escherichia coli tersebut akan bergerak
secara acak. (Purwoko, 2007, 247 : 285)
Streptococcus merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri morfologi berbentuk bulat dan
hidup berpasang-pasangan. Streptococcus hidup berpasangan dengan membentuk rantai
panjang maupun rantai pendek tergantung dari spesies dan kondisi tempat Streptococcus
tersebut tumbuh. Bakteri ini juga dapat menghasilkan asam laktat secara cepat pada
kondisi anaerobik karena bersifat homofermentatif. (Fardiaz, 1992, 163-164 : 320).
Plate count agar (PCA) adalah media pertumbuhan mikroorganisme yang umum
digunakan untuk menilai dan memantau "total" atau pertumbuhan bakteri dari suatu
sampel. PCA bukan merupakan media selektif. Komposisi dari PCA biasanya berisi
0,5% pepton, Ekstrak ragi 0,25%, 0,1% glukosa, dan 1,5% agar-agar. Pertumbuhan
mikroorganisme pada media PCA disesuaikan dengan pH netral pada suhu 25o-300C
(Faircloth, 2008).
Nutrient Agar (NA) adalah media yang paling baik jika digunakan untuk media
pertumbuhan khamir dan bakteri. NA memiliki kemampuan untuk menghambat
bergerombolnya koloni dari mikroba yang diinokulasi ke dalamnya sehingga
memungkinkan untuk mengisolasi koloni individu dari bahan yang mengandung spesies
Proteus. NA juga dapat digunakan untuk mengisolasi bakteri koliform. Komposisi
penyusun NA antara lain: pepton dari daging sebesar 10 g/ liter, ekstrak daging dengan
komposisi 3 g/ liter, natrium klorida sebesar 5 g/ liter, pril sebesar 1 g/ liter dan juga
tersusun atas agar sebesar 15 g/ liter. (Merck, et al., 1998, 73: 133).
De Man, Rogosa and Shape (MRS) adalah salah satu media yang biasanya digunakan
untuk penanaman atau pengayaan dan isolasi dari semua lactobacillus yang berupa
bakteri dari semua jenis spesimen. Komposisi penyusun MRS agar antara lain: pepton
10 g/ liter, ekstrak daging 5 g/ liter, ekstrak yeast 5 g/ liter, d (+) glukosa 20 g/ liter, di-
5
kalium hydrogen 2 g/liter, fosfat sorbitan polioksietilena 1 g/ liter, monooleat di-
amonium hidrogen sitrat 2 g/ liter, natrium asetat 5 g/liter, magnesium sulfat 0,1 g/liter,
mangan sulfat 0,05 g/liter, agar-agar 12 g/liter. Sedangkan komposisi penyusun MRS
broth yaitu, pepton 10 g/ liter, ekstrak daging 5 g/ liter, ekstrak yeast 5 g/ liter, d (+)
glukosa 20 g/ liter, di-kalium hydrogen 2 g/liter, fosfat sorbitan polioksietilena 1 g/ liter,
monooleat di-amonium hidrogen sitrat 2 g/ liter, natrium asetat 5 g/liter, magnesium
sulfat 0,1 g/liter, mangan sulfat 0,05 g/liter. Perbedaan MRS agar dan MRS broth
terletak pada kandungan agar di dalam kedua media tersebut. MRS agar memiliki
kandungan agar, sedangkan MRS broth tidak memiliki kandungan agar (Merck, et al.,
1998, 90-91: 133).
Teknik aspetik adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan alat-alat yang
steril dan aturan-aturan laboratorium tertentu yang bertujuan untuk mencegah adanya
kontaminasi medium oleh mikroorganisme lain yang tidak diinginkan secara maksimal
dan mempertahankan perkembangan mikroorganisme yang diinginkan secara maksimal
pula. (Dwidjoseputro, 1994, 36:214)
Pemindahan kultur dalam praktikum mikrobiologi harus dilakukan dengan metode
aseptik. Hal ini dilakukan dengan cara menggunakan alat-alat yang steril. Hal ini harus
dilakukan dengan tujuan untuk mencegah adanya kontaminasi dari mikroorganisme lain
yang tidak diinginkan tumbuh di medium sehingga mengganggu pengamatan maupun
percobaan yang dilakukan. Selain itu hal ini juga membuat pertumbuhan
mikroorganisme yang ingin ditumbuhkan dapat dipertahankan pertumbuhannya secara
maksimal juga. (Dwidjoseputro, 1994, 36:214)
3. MATERI DAN METODE
3.1. Materi
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah jarum ose, bunsen, korek api, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, sumbat kapas, mikropipet, cuvet, masker, dan sarung tangan.
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Escherichia coli, Streptococcus
thermophilus, media NA, media MRS, dan alkohol.
3.2. Metode
3.2.1. Penumbuhan Escherichia coli
Mula-mula tabung reaksi berisi kultur Escherichia coli (kelompok A1, A2, dan A3)
diberi aquades steril sebanyak 5 ml. Setelah itu jarum ose dipijarkan menggunakan
nyala api bunsen hingga berwarna merah terang lalu didinginkan selama beberapa detik.
Kultur Escherichia coli dipanen dengan cara digores dengan jarum. Pada saat
penggoresan kultur dilakukan, tabung diletakkan di dekat api bunsen. Ketika kultur
digores, kapas sumbat tabung dipegang menggunakan jari yang sebelumnya sudah
disemprot dengan alkohol. Kapas sumbat tabung tidak boleh ditaruh di meja.
Selanjutnya hasil goresan kultur yang telah bercampur dengan aquades tersebut diambil
1 ml dengan mikropipet. Hasil goresan tersebut dimasukkan pada media NA secara
aseptis. Setelah itu ujung tabung dipanaskan selama beberapa detik lalu disumbat kapas.
Jarum ose juga dipijarkan kembali untuk mematikan mikroba yang masih tersiksa.
Selanjutnya media berisi kultur tersebut diinkubasi selama 3 hari kemudian diamati
letak penumbuhannya.
3.2.2. Penumbuhan Streptococcus thermopilus
Mula-mula tabung reaksi berisi kultur Streptococcus thermopilus (kelompok A4, A5,
dan A6) diberi aquades steril sebanyak 5 ml. Setelah itu jarum ose dipijarkan
menggunakan nyala api bunsen hingga berwarna merah terang lalu didinginkan selama
beberapa detik. Kultur Streptococcus thermopilus dipanen dengan cara digores dengan
jarum. Pada saat penggoresan kultur dilakukan, tabung diletakkan di dekat api bunsen.
6
7
Ketika kultur digores, kapas sumbat tabung dipegang menggunakan jari yang
sebelumnya sudah disemprot dengan alkohol. Kapas sumbat tabung tidak boleh ditaruh
di meja. Selanjutnya hasil goresan kultur yang telah bercampur dengan aquades tersebut
diambil 1 ml dengan mikropipet. Hasil goresan tersebut dimasukkan pada media MRS
secara aseptis. Setelah itu ujung tabung dipanaskan selama beberapa detik lalu disumbat
kapas. Jarum ose juga dipijarkan kembali untuk mematikan mikroba yang masih
tersiksa. Selanjutnya media berisi kultur tersebut diinkubasi selama 3 hari kemudian
diamati letak penumbuhannya.
4. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan pengaruh O2 terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan
Streptococcus thermophilus dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengaruh O2
Kelompok
Kultur Media Gambar Bentuk Pertumbuhan
A1 Escherichia coli NA Anaerob fakultatif
A2 Escherichia coli NA Anaerob fakultatif
A3 Escherichia coli NA Anaerob fakultatif
A4 Streptococcus thermophilus
MRS aerob
A5 Streptococcus thermophilus
MRS aerob
A6 Streptococcus thermophilus
MRS aerob
8
9
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok A1-A3 yang menumbuhkan Escherichia
coli dengan medium NA didapatkan bahwa Escherichia coli memiliki bentuk
pertumbuhan yang berupa anaerob fakultatif. Sedangkan kelompok A4-A6 yang
menumbuhkan Streptococcus thermophilus di dalam medium MRS mendapatkan bahwa
Streptococcus thermophilus memiliki bentuk pertumbuhan yang berupa aerob.
5. PEMBAHASAN
Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen bakteri digolongkan menjadi berbagai
kelompok. Secara garis besar bakteri dibedakan dalam golongan aerob dan anaerob
(Suriawiria, 2005, 55:172). Golongan aerob adalah bakteri yang menjadi pengguna
oksigen bebas sebagai aseptor tunggal hidrogen terakhir didalam proses respirasi.
Karena oksigen bebas merupakan salah satu bagian dari atmosfer bumi ini tidak jadi
masalah untuk mengembangbiakan bakteri aerob. Sedangkan golongan yang kedua
adalah golongan anaerobik. Golongan anaerobic adalah bakteri yang tidak dapat
menggunakan oksigen bebas sebagai aseptor hidrogen terakhir di dalam proses
respirasi, tetapi harus dalam bentuk senyawa kimia, misalnya asam nitrat. Sehingga
bakteri ini tidak dapat tumbuh di atmosfer ini tanpa adanya perlakuan khusus untuk
mengembangbiakannya. Berbagai variasi dari 2 golongan besar klasifikasi bakteri
berdasarkan kebutuhannya akan oksigen seperti misalnya golongan mikroaerofilik yang
merupakan golongan bakteri atau mikroba yang membutuhkan oksigen dalam jumlah
yang sangat sedikit. Selain itu juga ada bakteri yang termasuk golongan fakultatif
anaeorbik yang merupakan bakteri yang secara terbatas dapat hidup dalam keadaan
aerobik maupun anaerobik. Ada juga bakteri yang termasuk golongan kapnofilik yakni
bakteri yang memerlukan oksigen dengan kadar rendah dan membutuhkan
karbondioksida dengan kadar yang tinggi (Suriawiria, 2005, 55:172).
Maka dari itu NA dan MRS yang baik digunakan dalam pertumbuhan bakteri digunakan
disini karena dua mikroorganisme yang ingin ditumbuhkan adalah jenis bakteri yaitu
Escherichia coli dan Streptococcus thermophilus (Merck, et al., 1998, 73 & 90-91:
133). Penumbuhan bakteri di dalam medium dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
bakteri menurut kebutuhannya akan oksigen karena banyaknya oksigen dalam tabung
reaksi yang berisi kultur tersebut berbeda-beda menurut dekat tidaknya kultur tersebut
dengan mulut tabung reaksi. Semakin dekat dengan mulut tabung reaksi maka oksigen
yang ada disana juga semakin tinggi. Oleh karena itu, dilihat dari letak pertumbuhannya
dapat kita ketahui apakah Escherichia coli dan Streptococcus thremophilus termasuk
dalam golongan bakteri apa berdasarkan kebutuhannya akan oksigen. Apabila bakteri
tersebut tumbuh di atas agar saja maka bakteri tersebut merupakan golongan aerobik,
10
11
sedangkan jika bakteri tersebut tumbuh ditengah agar saja maka bakteri tersebut
termasuk golongan mikroaerofilik. Jika bakteri tersebut tumbuh dikeseluruhan agar
maka bakteri tersebut merupakan golongan fakultatif anaerobik, sedangkan jika bakteri
tersebut tumbuh di bawah agar saja maka bakteri tersebut termasuk golongan anaerobik
(Suriawiria, 2005, 56:172).
Percobaan ini dimulai dengan pengambilan kultur Escherichia coli untuk kelompok A1
sampai A3 dan Streptococcus thermophilus untuk kelompok A4 sampai A6 dan diberi
aquades steril sebanyak 5 ml. Penambahan aquades ini dilakukan dengan tujuan untuk
memudahkan dilakukannya penggoresan terhadap kultur. Kemudian jarum ose
dipijarkan dengan menggunakan nyala api bunsen hingga berpijar sebelum digunakan.
Hal ini dilakukan agar jarum ose yang akan digunakan menjadi steril dari
mikroorganisme-mikroorganisme lain sehingga mikroorganisme lain yang tidak
diinginkan tersebut tidak mengganggu pengamatan maupun percobaan yang akan
dilakukan. Kemudian kultur dipanen dengan cara digores dengan jarum ose yang telah
dipijarkan sebelumya tadi. Saat penggoresan kultur, kapas penutup tabung dari kultur
tersebut tetap dipegang oleh tangan yang sudah disemprot dengan alkohol sebelum
percobaan dimulai dan mulut tabung tetap berada di dekat nyala api bunsen agar
semuanya tetap dalam keadaan steril dan tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lain
yang tidak diinginkan pertumbuhannya. Kemudian hasil dari penggoresan kultur yang
telah bercampur dengan aquades tersebut diambil 1 ml dengan mikropipet untuk
kemudian dimasukkan ke dalam media NA bagi Escherichia coli dan dimasukkan ke
dalam MRS bagi Streptococcus thermophilus yang suhunya telah menurun tetapi belum
benar-benar memadat dengan teknik aspetis. Setelah itu ujung tabung dipanaskan
selama beberapa detik diatas nyala api bunsen lalu ditutup dengan kapas. Jarum ose
yang sudah digunakan dipijarkan kembali diatas nyala api bunsen dengan tujuan untuk
membunuh sisa-sisa mikroba dari hasil penggoresan tadi. Kemudian kultur tersebut
diinkubasi selama 3 hari dan letak pertumbuhan dari bakteri tersebut diamati untuk
menentukan masuk dalam golongan apakah bakteri-bakteri yang ditumbuhkan tadi.
Semua langkah harus dilakukan secara aseptis untuk mencegah adanya kontaminasi dari
mikroorganisme lain yang tidak diinginkan pertumbuhannya dan mempertahankan
pertumbuhan bakteri yang diinginkan secara maksimal (Dwidjoseputro, 1994, 36:214).
12
5.1. Penumbuhan Eschericia coli
Setelah 3 hari masa inkubasi, bakteri Escherichia coli diamati letak perumbuhannya.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan dari bakteri Escherichia coli
terdapat pada tengah tabung reaksi. Maka dapat disimpulkan bahwa bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri golongan anaerob fakultatif. Sesuai dengan (Suriawiria, 2005,
56:172) yang mengatakan bahwa bakteri yang tumbuh di tengah tabung dimana adanya
perbedaan oksigen di tabung reaksi merupakan bakteri golongan anaerob fakultatif
karena tumbuh di tengah tabung dapat diindikasikan bahwa bakteri ini dapat hidup baik
ada dikondisi berlimpah oksigen maupun kekurangan bahkan tanpa oksigen sama sekali
(Suriawiria, 2005, 55:172).
Pada praktikum ini, bakteri Escherichia coli ditumbuhkan pada media NA karena
Escherichia coli merupakan mikroorganisme jenis bakteri yang sangat cocok
ditumbuhkan di media Nutrient Agar (NA). Karena NA memiliki kemampuan untuk
menghambat bergerombolnya koloni dari mikroba yang diinokulasi ke dalamnya
sehingga memungkinkan untuk mengisolasi koloni individu dari bahan yang
mengandung spesies Proteus. NA juga dapat digunakan untuk mengisolasi bakteri
koliform. Komposisi penyusun NA antara lain: pepton dari daging sebesar 10 g/ liter,
ekstrak daging dengan komposisi 3 g/ liter, natrium klorida sebesar 5 g/ liter, pril
sebesar 1 g/ liter dan juga tersusun atas agar sebesar 15 g/ liter. Maka dari itu sangat
cocok jika Escherichia coli yang merupakan jenis dari bakteri ini ditumbuhkan di
media Nutrient Agar (NA) (Merck, et al., 1998, 73: 133).
5.2. Penumbuhan Streptococcus thermopilus
Setelah 3 hari masa inkubasi, bakteri Streptococcus thermopilus diamati letak
pertumbuhannya. Hasil pengamatan menunjukkan jika pertumbuhan bakteri
Streptococcus thermopilus terdapat pada bagian atas agar yang terletak di dalam tabung
reaksi. Karena pertumbuhannya yang terletak dibagian atas agar maka baketeri
Streptococcus thermopilus merupakan bakteri golongan aerobik. Seperti yang dikatakan
oleh (Suriawiria, 2005, 56:172) bahwa bakteri yang ditumbuh di atas adalah bakteri
aerobik. Hal ini dikarenakan jumlah oksigen dalam tabung reaksi berbeda-beda
13
tergantung dari dekat tidaknya media tempat pertumbuhan tersebut dengan mulut
tabung. Semakin dekat dengan mulut tabung, maka oksigen yang ada disana juga
semakin tinggi. Bakteri Streptococcus thermopilus tumbuh di atas tabung, maka dari itu
dapat disimpulkan bahwa bakteri Streptococcus thermopilus hanya dapat tumbuh di
dalam keadaan yang berlimpah akan oksigen yang ada sehingga bakteri Streptococcus
thermopilus merupakan bakteri yang termasuk dalam golongan aerobik (Suriawiria,
2005, 55:172).
Pada praktikum ini, Streptococcus thermopilus ditumbuhkan pada media MRS karena
media MRS cocok jika digunakan untuk menumbuhkan Streptococcus thermopilus yang
merupakan mikroorganisme jenis bakteri. Komposisi penyusun MRS agar sendiri antara
lain adalah: pepton 10 g/ liter, ekstrak daging 5 g/ liter, ekstrak yeast 5 g/ liter, d (+)
glukosa 20 g/ liter, di-kalium hydrogen 2 g/liter, fosfat sorbitan polioksietilena 1 g/ liter,
monooleat di-amonium hidrogen sitrat 2 g/ liter, natrium asetat 5 g/liter, magnesium
sulfat 0,1 g/liter, mangan sulfat 0,05 g/liter, agar-agar 12 g/liter. Sedangkan komposisi
penyusun MRS broth yaitu, pepton 10 g/ liter, ekstrak daging 5 g/ liter, ekstrak yeast 5
g/ liter, d (+) glukosa 20 g/ liter, di-kalium hydrogen 2 g/liter, fosfat sorbitan
polioksietilena 1 g/ liter, monooleat di-amonium hidrogen sitrat 2 g/ liter, natrium asetat
5 g/liter, magnesium sulfat 0,1 g/liter, mangan sulfat 0,05 g/liter sehingga sangat cocok
digunakan untuk mengisolasi semua jenis bakteri termasuk di dalamnya adalah
Streptococcus thermopilus (Merck, et al., 1998, 90-91: 133).
6. KESIMPULAN
Mikroorganisme dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar berdasar
kebutuhannya terhadap oksigen yakni aerobik dan anaerobik.
Mikroorganisme aerobik adalah mikroorganisme yang membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya.
Mikroorgansime anaerobik adalah mikroorganisme yang tidak dapat tumbuh bila
terdapat oksigen.
Mikroorganisme anaerobik fakultatif adalah mikroorganisme yang mampu hidup
pada lingkungan dengan atau tanpa oksigen.
Mikroorganisme aerofilik adalah mikroorganisme yang membutuhkan oksigen
dengan kadar yang cukup sedikit.
Mikroorganisme aerobik adalah mikroorganisme yang tumbuh pada bagian atas agar
tabung reaksi karena adanya oksigen yang berlimpah.
Mikroorganisme anaerobik adalah mikroorganisme yang tumbuh pada bagian bawah
dari agar tabung reaksi karena tidak dapat hidup di tempat dengan kondisi
lingkungan beroksigen.
Mikroorganisme fakultatif adalah mikroorganisme yang tumbuh pada bagian tengah
dari agar tabung rekasi karena dapat tumbuh baik adanya oksigen (dekat atas
tabung) dan dengan minimalnya oksigen (dekat bawah tabung).
Escherichia coli merupakan bakteri fakultatif karena tumbuh pada bagian tengan
dari agar tabung reaksi.
Streptococcus thermopilus merupakan bakteri aerob karena tumbuh pada bagian atas
dari agar tabung reaksi.
Media NA cocok digunakan untuk menumbuhkan Escherichia coli
Media MRS cocok digunakan untuk menumbuhkan Streptococcus thermopilus
Semarang, 5 Juni 2011 Asisten Dosen :
- Emanuel Jeffry Senjaya
Alvin Arienata H.
10.70.0090
14
7. DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. (1994). Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Faircloth, J. M. 2008. Preparation of Plate Count Agar (PCA). http: //ftp . dep. State . fl .us/ pub / labs/lds/sops/4342.pdf. Diakses tanggal 30 Mei 2011.
Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan I. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Gaman, P. M. & K. B. Sherrington. ( 1994 ). Ilmu Pangan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hadioetomo, R. S., 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka.
Jakarta.
Merck, E. & Darmstadt. (1998).Handbook of microbiology 1st supplement. Federal Republic Germany. Germany.
Pelczar , Michael J. Jr. (1986). Dasar–Dasar Mikrobiologi 1. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Purwoko, Tjahjadi. (2007). Fisiologi Mikoba. PT. Bumi Aksara.
Suriawiria, H.U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.
Volk, W.A. & M.F. Wheeler. (1993). Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
15
8. LAMPIRAN
8.1. Lampiran Gambar
Pertumbuhan Eschericia coli pada media NA Pertumbuhan Streptococcus
thermopilus pada media MRS
8.2. Laporan Sementara
16
Recommended