View
10
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
0
Pengaruh Perpustakaan Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan
Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi
Mampukah sekolah gratis menjamin kelulusan
Menentukan pilihan jawaban dengan dadu
12 Cara Menjadi Guru Yang Baik
Mengubah Perilaku Siswa Dengan Copy Paste
Lomba Kreativitas Ilmiah Guru 2013
Penelitian dilakukan kepala sekolah dan pengawas
1
Diterbitkan oleh : JKKG (Jaring Komunikasi Komunitas Guru)http://www.buletinguruindonesia.com
“ Buletin Guru Indonesia adalahMedia publikasi online nasionaluntuk mengembangkan danmenyebar luaskan kompetensiguru, kreatifitas, karya tulis ilmiahdan inovatif guna membangunkepribadian bangsa danmeningkatkan komunikasi insanguru “
Pengelolah /Penanggung Jawab:Bambang Sutedjo,SPd,Msi
Dewan Redaksi :-Pristy Aroma Mawarda, S.Si-T. Yuliantoro , SPd
Layout/Desing :-T.T. Susanto, S.Ikom- A.S. Adhim, S.Kom
e-mail:buletinguru@gmail.com0817 0388 6953
PENGANTAR REDAKSI
Pengaruh Perpustakaan Sekolah............ ................................2
Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi................. 9
Mampukah Sekolah Gratis..........................................19
Menentukan Pilihan Jawaban......................................21
.Penelitian Dilakukan Kepala Sekolah &Pengawas.....22
Mengubah Prilaku Siswa Copy Paste...........................25
Lomba Kreativitas Ilmiah Guru 2013.................... ......27
12 Cara Menjadi Guru Yang Baik................................28
Keterangan Cover depanKepala SMP Negeri Se Surabaya usai Upacara Hari Pendidikan Nasional 2013Keterangan Sampul belakangMenteri Pendidikan dan Kepala Dinas Pendidikan Propin Jatim dalam berbagai kegiatanUnas dan Hari Pendidikan Nasional 2013
Hari Pendidikan tiap tahundiperingati dengan berbagai temadan makna dengan mengevaluasiperjalanan kurikulum dan UNAS.
Ungkapan tersebut tidak lepas dari kwalitas gurudengan tolak ukur pada reflektorisasi siswa.Kemampuan guru terus dituntut untukmengembangkan pola pengajaran, dan mampumelakukan perubahan-perubahan dari hasilpenelitian tidakkan kelas hal ini bagian yang masihsulit dipisahkan adanya“Kemauan”. Keseimbanganyang telah diberikan melalui TPP adalah bentukuntuk memotivasi guru dengan kemauan besarmembaca dan menulis sebagai modal perubahan.
Setiap karya tulis yang termuat di Buletin Guru Indonesia memiliki ISSN 2338-2155 denganbarcode berbeda-beda tergantung volume, nomor, dan tahun penerbitan. Secara otomatis karyatulis tersimpan dan terkoneksi di PDII LIPI dan TGJ LIPI Jakarta. Untuk bukti publikasi penulis,mengunduh atau download : halaman depan (cover depan), hal 1 (daftar isi), karya tulisan anda lengkap,dan halaman belakang (cover belakang) yang ada barcode. Jika kesulitan hubungi redaksibuletinguru@gmail.com
2
Pengaruh Perpustakaan Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan di SMP Negeri 48 Surabaya
Oleh : Dra. Nanik Partiyah, MPd
although recently founded 2 years 10 months yet able to offset the position of the development of theschool - the school previously. Through the library's role in the school is able to improve the quality ofeducation in the country in junior high 48 Surabaya.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu
berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan
perkembangan zaman dan perkembangan cara
berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah
satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama
belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia
bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat
jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan.
Dengan sistem pendidikan yang mapan,
memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan
produktif.
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia
telah diatur dalam Undang-undang dasar 1945, salah
satu tujuannya yaitu Mencerdaskan Kehidupan
Bangsa. Dan setiap warga negara Indonesia berhak
mendapatkan pendidikan, agar mampu bersaing
dengan bangsa-bangsa lain. Bangsa Indonesia pada
saat ini sedang menghadapi era globalisai dan pasar
bebas dimana akan terjadi persaingan yang ketat
dengan bangsa lain yang datang ke Indonesia, baik di
bidang teknologi, ekonomi, budaya, sosial, dan
tenaga kerja yang professional. Artinya bahwa
bangsa Indonesia harus cerdas, terampil,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan Tujuan pendidikan Nasional
yang tertulis dalam Undang–Undang Sistem
pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003, Bab
I pasal 1 yang menjelaskan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat ,
,bangsadanNegara.
Berdasarkan Undang-undang
Sistem pendidikan Nasional No 20/2003,
maka pendidikan menekankan sumber daya
manusia yang menguasai ilmu dan teknologi
merupakan faktor utama sebagai penentu
keberhasilan pendidikan yang
berkesinambungan, salah satu komponen
keberhasilan pendidikan adalah guru atau
tenaga pendidik yang diharapkan dapat
ABSTRACTBased on the Law of National Education System No. 20/2003, theneducation emphasizing human resources master of science andtechnology as a major factor determining the success of sustainabilityeducation, one component of educational success is teachers oreducators who are expected to develop the ability to preparethemselves against future changed completely. Junior High School 48Surabaya is an integral part of the educational goals in Surabaya,
3
mengembangkan kemampuannya untuk menyiapkan
diri menghadapi masa depan yang serba berubah.
Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan
mutu serta relevansi dan manajemen pendidikan
untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global
sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan
secara terencana, terarah,dan berkesinambungan.
Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita
ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk
mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk
masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat
terbentuk jika memiliki kemampuan dan
keterampilan mendengar dan minat baca yang besar.
Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan
membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan
merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna
dan bertepat guna sebagai salah satu sarana
pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan
inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan
harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi
untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Perpustakaan merupakan bagian yang vital
dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan.
Berangkat persoalan perkembangan
pendidikan yang terus malaju seperti di kota
Surabaya salah satu adalah meningkatkan kualitas
diberbagai line jenjang pendidikan. SMP negeri 48
Surabaya adalah bagian yang tak terpisahkan dari
tujuan pendidikan di Surabaya,meskipun baru berdiri
2 tahun 10 bulan namun posisi perkembangan
mampu mengimbangi dari sekolah – sekolah
sebelumnnya, hal ini karena semangat dari seluruh
komponen di sekolah SMP negeri 48
Surabaya seusia dengan Visi : ” “Cerdas
Berwawasan IPTEK, Berkarakter dilandasi
IMTAQ peduli lingkungan” untuk mencapai
tujuan tersebut melalui misi 1)Mewujudkan
pelayanan pendidikan yang merata,
berkualitas dan berakhlak mulia,2)
Mewujudkan SDM yang kompeten, kreatif
dan kompetitif, 3) Mewujudkan proses
pembelajaran yang bermakna dan berkarakter
dengan pendekatan yang variatif didukung
sarana yang memadai, 4) Mewujudkan tata
kehidupan sosial dan tata lingkungan sekolah
yang peduli lingkungan (Adiwiyata) sesuai
Wawasan Wiyata Mandala, 5) Menghasilkan
lulusan yang memiliki prestasi akademik dan
non akademik yang siap melanjutkan ke
jenjang pendidikan berikutnya,6)
Mewujudkan kerjasama yang sinergis antara
warga satuan pendidikan dengan masyarakat
dan stake holder. Salah salah satu untuk
melaksanakan sasaran misi no 2(dua) sekolah
mengembangkan perpustakaan sekolah.
Keberadaan perpustakaan sekolah ini akan
membantu wacana bagi siswa dan guru.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Sesuai dengan judul makalah ini
“Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap
Mutu Pendidikan di SMP Negeri 48 Surabaya
”, terkait dengan pelaksanaan program
pendidikan di sekolah dan fungsi serta
sumbangan perpustakaan terhadap
pelaksanaan program tersebut. Berkaitan
dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
4
1. Bagaimana peran perpustakaan terhadap
pelaksanaan program pendidikan di sekolah
2. Bagaimana cara agar perpustakaan sekolah benar-
benar dapat meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah ?
C.PEMBATASAN MASALAH.
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan,
maka masalah yang dibahas dibatasi pada
masalah :
a. Peran perpustakaan terhadap pelaksanaan
program pendidikan di sekolah;
b. Cara-cara agar perpustakaan sekolah benar-
benar dapat meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah.
D. PERUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan
masalah tersebut, masalah-masalah yang
dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi peran perpustakaan
terhadap pelaksanaan program
pendidikan di sekolah ?
2. Bagaimana deskripsi cara agar
perpustakaan sekolah benar-benar dapat
meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah?
E.TUJUANPENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah guna
menjadi tolak ukur dalam mengambil keputusan dan
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan pada saat penulis menjadi Kepala Sekolah.
Mengingat pentingnya perpustakaan berada dalam
ruang lingkup sekolah maka penulis akan menjadikan
langkah awal dalam memajukan sekolah
dengan melalui perpustakaantersebut.
BABII
PEMBAHASAN
Perpustakaan merupakan bagian intergral
dari lembaga pendidikan sebagai tempat
kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku
maupun bukan buku.
Sesuai dengan judul makalah ini, pembahasan
meliputi tujuan perpustakaan, fungsi
perpustakaan dan sumbangan perpustakaan
terhadappelaksanaan programpendidikan.
A.TUJUANPERPUSTAKAANSEKOLAH
Tujuan utama penyelenggaraan
perpustakaan sekolah adalah meningkatkan
mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur-
unsur sekolah lainnya. Sedangkan tujuan
lainnya adalah menunjang, mendukung, dan
melengkapi semua kegiatan baik kurikuler,
ko-kurikuler dan ekstra kurikuler, di samping
dimaksudkan pula dapat membantu
menumbuhkan minat dan mengembangkan
bakat murid serta memantapkan strategi
belajar mengajar. Namun secara operasional
tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan
dengan pelaksanaan program di sekolah,
diantaranya adalah :
1. Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan
Kebiasaanmembaca.
2.Membimbing dan mengarahkan teknik
memahamiisibacaan.
3.Memperluas pengetahuan para siswa.
4.Membantu mengembangkan kecakapan
berbahasa dan daya pikir para siswa dengan
5
menyediakan bahan bacaan yang bermutu.
5. Membimbing para siswa agar dapat
menggunakan dan memelihara bahan pustaka
dengan baik.
6. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.
7. Memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk belajar bagaimana cara menggunakan
perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien,
terutama dalam menggunakan bahan-bahan
referensi.
8. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang
menunjang pelaksaanan program kurikulum
di sekolah baik yang bersifat kurikuler,
kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.
B. FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH.
Berdasarkan tujuan perpustakaan sekolah, maka
dapat dirumuskan beberapa fungsi perpustakaan,
sebagai berikut :
1. Fungsi Edukatif.
Yang dimaksud dengan fungsi edukatif
adalah perpustkaan menyediakan bahan
pustaka yang sesuai dengan kurikulum
yang mampu membangkitkan minat
baca para siswa, mengembangkan daya ekspresi,
mengembangkan kecakapan berbahasa,
mengembangkan gaya pikir yang rasional
dan kritis serta mampu membimbing dan
membina para siswa dalam hal cara
menggunakan dan
memelihara bahan pustaka dengan baik.
2. Fungsi Informatif.
Yang dimaksud dengan fungsi informatif
adalah perpustakaan menyediakan
bahan pustaka yang memuat informasi
tentang berbagai cabang ilmu
pengetahuan yang bermutu dan
uptodate yang
disusun secara teratur dan sistematis,
sehingga dapat memudahkan para
petugas dan pemakai dalam mencari
informasi yang diperlukannya.
3. Fungsi Administratif
Yang dimaksudkan dengan fungsi
administratif ialah perpustakaan harus
mengerjakan pencatatan, penyelesaian
dan pemrosesan bahan-bahan pustaka
serta menyelenggarakan sirkulasi
yang praktis, efektif, dan efisien.
4. Fungsi Rekreatif.
Yang dimaksudkan dengan fungsi rekreatif
ialah perpustakaan disamping menyediakan
buku- buku pengetahuan juga perlu
menyediakan buku-buku yang bersifat
rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga
dapat digunakan para pembaca untuk mengisi
waktu senggang, baik oleh siswa maupun oleh
guru.
5. Fungsi Penelitian
Yang dimaksudkan dengan fungsi
penelitian ialah perpustakaan menyediakan
bacaan yang dapat dijadikan sebagai
sumber/obyek penelitian sederhana dalam
berbagai bidang studi.
C. SUMBANGAN PERPUSTAKAAN
TERHADAP PELAKSANAAN
PROGRAM PENDIDIKAN DI
6
SEKOLAH
Bila diperhatikan secara jenih, maka perpustakan
sekolah sesungguhnya memberikan sumbangan
terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
Sumbangan/peranan perpustakaan antara lain :
1. Perpustakaan merupakan sumber ilmu
pengetahuan dan pusat kegiatan belajar.
2. Perpustakaan merupakan sumber ide-ide baru
yang dapat mendorong kemauan para siswa
untuk dapat berpikir secara rasional dan kritis
serta memberikan petunjuk untuk mencipta.
3. Perpustakaan akan memberikan jawaban yang
cukup memuaskan bagi para siswa, sebagai
tuntutan rasa keingintahuan terhadap sesuatu,
benar-benar telah terbangun.
4. Kumpulan bahan pustaka (koleksi) di
perpustakaan memberika kesempatan membaca
bagi para siswa yang mempunyai waktu dan
kemampuan yang beraneka ragam.
5. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada
para siswa untuk mempelajari cara
mempergunakan perpustakaan yang
efisien dan efektif.
6. Perpustakaan akan membantu para siswa
dalam meningkatkan dalam kemampuan
membaca dan memperluas
perbendaharaan bahasa.
7. Perpustakaan dapat menimbulkan cinta
membaca, sehingga dapat mengarahkan
selera dan apresiasi siswa dalam
pemilihan bacaan.
8. Perpustakaan memberikan kepuasan
akan pengetahuan di luar kelas.
9. Perpustakaan merupakan pusat rekreasi
yang dapat memberikan hiburan yang
sehat.
10. Perpustakaan memberikan kesempatan
kepada para siswa dan guru untuk
mengadakan penelitian.
11. Perpustakaan merupakan batu loncatan
bagi para siswa untuk melanjutkan
kebiasaan hidup membaca di sekolah
yang lebih tinggi.
12. Kegairahan/minat baca siswa yang
telah dikembangkan melalui
perpustakaan sangat berpengaruh
positif terhadap prestasi belajarnya.
13. Bila minat membaca sudah tumbuh dan
berkembang pada diri siswa, maka
perpustakaan juga dapat mengurangi
jajan anak, yang ini biasanya dapat
berpengaruh negatif terhadap kesehatan
anak.
14. Bahkan perpustakaan juga bagi anak-
anak dapat menjauhkan diri dari tindakan
kenakalan, yang bisa menimbulkan suasana
kurang sehat dalam hubungan berteman di
antaramereka.
D.HASIL YANG DIHARAPKAN
Sekolah yang telah memiliki perpustakaan
tentu akan sangat membantu muridnya dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini,
disebabkan buku yang menjadi referensi
keilmuan akan mudah didapat dengan cepat
dan hemat. Keberadaan perustakaan tentunya
tidak terlepas dari peran serta kepala sekolah,
guru dan orang tua murid. Sesuai dengan
fungsinya perpustakaan sekolah harus bisa
menyediakan buku baik yang bersifat fiksi
maupun non fiksi secara seimbang. Buku yang
7
beragam pilihannya diharapkan mampu menurunkan
tingkat kejenuhan pada membaca. Perpustakaan
harus bisa menyediakan buku yang terjamin kualitas
baik isi maupun cetakannya serta lebih
mengedepankan buku yang berbasis kepada
pengetahuan alam sekitar dan kebudayaan bangsa
sendiri, sehingga mampu mendorong murid untuk
lebih mencintai kebudayaan bangsa Indonesia.
Perpustakaan sekolah merupakan sarana internal
yang peran sertanya sangat dibutuhkan dalam
menumbuhkembangkan minat baca murid.
Ketersediaan buku yang memadai juga ikut
memberikan kontribusinya. Untuk itu, agar lebih
mudah dan murid memiliki rasa kepedulian yang
tinggi terhadap perpustakaan sekolah maka murid
dilibatkan dalam membantu menambah jumlah
bukusecarasukarela. Perustakaan seyogyanya ikut
serta menjamin mutu pendidikan di sekolah tersebut.
Yang mana belakangan ini telah menjadi konsern
bersama baik itu tenaga pendidik, tenaga
kependidikan serta masyarakat. Ekspektasi yang terus
meningkat akan mutu pendidikan, tidak hanya
sekedar menyekolahkan, jelas memerlukan respon
serius melalui berbagai sarana, kegiatan dan peran
dalam bidang pendidikan yang makin bermutu
termasuk dalam bidang kepustakawanan. Hal ini
menuntut perlunya diadakan perpustakaan dengan
basis mutu, dimana orientasi pokok penyajiannya
pada bagaimana melaksanakan penjaminan mutu
melalui mengelola, menyediakan, dan pelaporan,
serta menindak lanjutinya dengan peningkatan mutu
melalui kegiatan pemberdayaan seluruh anggota
perpustakaansekolah.
BAB III
PENUTUP
A.SIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan “Peranan
Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu
Pendidikan di SMP negeri 48 Surabaya” dapat
disimpulkan bahwa :
1. Peranan perpustakaan sangat menunjang
prestasi pendidikan di sekolah.
2. Perpustakaan sangat penting dan harus
ada pada setiap sekolah di semua jenjang
pendidikan.
3. Pengelolaan perpustakaan harus
dilaksanakan
sesuai dengan tujuan dan fungsinya
B. SARAN
Bertolak dari peranan perpustakaan yang
begitu banyak sumbangsihnya dalam
pelaksanaan program pendidikan di sekolah,
penyusun memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya perpustakaan dikelola sesuai
dengan
tujuan dan fungsinya.
2. Peran pengelola perpustakaan/pustakawan
yang
profesional hendaknya mendapatkan bekal
yang
cukup sehingga menjadi pustakawan yang
handal dan profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Ase S. Muchyidin. 1993. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Dasar. CV GEGER SUNTEN: Bandung.
Burhanudin.1994, Analisis Administrasi, manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Cuandi, Ade. , 2003, Kepemimpinan KepalaSekolah,Bandung:SuaraDaerah
8
Depdikbud, 1999, Panduan Manajemen Sekolah. DirjenDikmenumDjauzak Ahmad. 1994. Pengelolaan Sekolah diSekolah Dasar. Departemen Pendidikan, Direktorat Pendidikan Dasar:Jakarta
Indonesia. Undang-undang RI Tahun 2003. TentangSistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Kusmiharjo dan Burhanudin,1997, Dasar dasarManajemen Pendidikan II (Kepemimpinan) . Jakarta : DikmenumMemelihara Perpustakaan di Sekolah. PerpustakaanNasional RI: Jakarta
______________. Pelayanan Perpustakaan, denganReferensi untuk Perpustakaan Sekolah. Biro Perpustakaan IKIP: Bandung
Perpustakaan Nasional. 1972. Perpustakaan Sekolah,Petunjuk untuk Membina, Memakai dan.
Sudirman. , 19 : 2005, Peran Kepala Sekoloh DalamKonsep MBS, Bandung : Suara Daerah
Sudjana, Nana, 1987, Tuntutan Penyusunan KaryaIlmiah. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Surakhman, S, 1990, Metode Penelitian. Bandung :Transito
Suasa Ruang dan kondisi sarana phisik serta leteratur buku pustaka
9
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA
KELAS VII.G SMP NEGERI 46 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
DENGAN METODE SUGESTOPEDIA
OlehTRI ENDANG KUSTIANINGSIH
Guru Bahasa Indonesia trikustianingsih@yahoo.co.id/triendang.smpn46sby.@gmail.com
ABSTRAKThis research is a classroom action research (CAR), which examines about writing poetry suggestopedicmethod. Learning is a teaching method that gives suggestopedic stimulation and guidance to students inorder to develop ideas into poetry writing activities. Subjects in this research were VII.G grade studentsof SMP Negeri 46 Surabaya. The number of research by 2 cycles. Analysis of quantitative data descritiveimplying that teachers and students during the learning takes place has increased from cycle I to cycle II.The test results VII.G grade students of SMP Negeri 46 Surabaya in cycle I to cycle II has increasedsignificantly. The average value before using the suggestopedic was 60 and after the research is increased,student learning outcomes from the first cycle of 68.02 and then increased to 78.16 in the second cycle, sothe test results of students in learning to write poetry suggestopedic method was successfull because it hasreached a minimum completeness criteria (KKM) is 75. This research concluded that learning to writepoetry suggestopedic method VII.G graders of SMP Negeri Surabaya 46 has increased from cycle I tocycle II is said to be successfull as an indicator of learning is achieved.Kata Kunci : menulis puisi, metode sugestopedia
PENDAHULUANSastra ialah bentuk seni yang
diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusiadengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dankedalaman pesan. Sastra ialah ekspresi pikirandan perasaan manusia, baik lisan maupun tulis,dengan menggunakan bahasa yang indahmenurut konteksnya (Hutomo dalam Najid,2003:5). Pengertian tersebut menunjukkan adatiga hal penting yang menjadi ciri khas sastra,yaitu: sastra adalah ekspresi pikiran manusia;bentuk lisan dan tulis; serta penggunaan bahasayang indah menurut konteksnya. Sastra adalahsuatu bentuk karya seni yang bermediakanbahasa. Sastra hadir untuk dibaca, dinikmati,selanjutnya dimanfaatkan untukmengembangkan wawasan tentang hidup dankehidupan. Sastra tidak dapat dilepaskan daribahasa sebab bahan pokok sastra adalah bahasa.Karena sastra adalah suatu bentuk karya seniyang bermediakan bahasa maka, sastra hadiruntuk dibaca, dinikmati, selanjutnyadimanfaatkan untuk mengembangkan wawasantentang hidup dan kehidupan. Padapembelajaran sastra di sekolah harus dititikberatkan pada kenyataan bahwa sastra
merupakan salah satu bentuk seni yang harusdinikmati dan diapresiasikan.
Keterampilan berbahasa mempunyaiempat komponen, yaitu keterampilan menyimak,keterampilan berbicara, keterampilan membaca,dan keterampilan menulis (Tarigan, 1986:1).Peneliti menggunakan aspek keterampilan yangterakhir, yaitu keterampilan menulis sebagaibahan penelitian. Seperti halnya ketigaketerampilan berbahasa yang lain, menulismerupakan suatu proses perkembangan. Menulismenuntut pengalaman, waktu, kesempatan,latihan khusus, dan pengajaran langsung.
Pembelajaran menulis puisi untuk siswaSMP dan MTs diarahkan agar siswa mampumenulis puisi dari gagasannya sendiri danmenampilkan tema, judul, pilihan kata yang tepatserta rima yang menarik untuk menyampaikanmaksud yang ingin disampaikan. Kegiatanpembelajaran menulis puisi bagi siswa SMP danMTs bukanlah suatu hal yang mudah diajarkankepada peserta didik oleh karena itu kegiatanpembelajaran tersebut biasanya kurangdiperhatikan. Ada beberapa faktor yangmemengaruhi diantaranya, a) siswa hanyadibebani target untuk mencapai hasil maksimaldalam prestasi akademik, b) siswa tidak
10
disediakan ruang untuk berdiskusi, berdialog,dan bercurah pikir, secara terbuka, interaktif,kritis, dan kreatif, c) guru hanya mentransferilmu, tanpa mampu mengajarkan sastra denganmetode, teknik yang memikat, sehingga secarasugestif mampu menggairahkan minat siswauntuk belajar aparesiasi sastra. Untuk mengatasipermasalahan tersebut, guru harus menggunakanmetode/pendekatan tertentu guna meningkatkankreativitas dan bakat peserta didik dalam menulissastra khususnya menulis puisi.
Ada beberapa unsur yang membangunsebuah puisi yang ditulis. Seorang penulis harusmenulis puisi menggunakan pikiran, kata yangcermat, dan sistematis untuk menghasilkan diksiyang cocok dengan suasana, Jabrohim (2005:35). Hal itu dapat dilakukan berulang-ulangsampai memperoleh diksi yang tepat.Pencitraaan merupakan unsur yang sangatpenting dalam puisi, karena dayanya dapatmenghadirkan gambaran yang konkret, khas, danmenggugah serta mengesankanpembaca/pendengarnya (Alternbrend dalamJabrohim, 2005:37). Puisi menggunakan katakonkret yang digunakan oleh penyair untukmenggambarkan suatu lukisan keadaan/suasanabatin dengan maksud untuk membangkitkanimaji pembacanya. Gaya Bahasa (FiguratifLanguage) dipakai untuk menghidupkan lukisansehingga lebih mengkonkretkan, dan lebihmengekspresikan perasaan yang ingindiungkapkan. Alternbrend (dalam Jabrohim,2005:44) mengelompokkan bahasa figuratif kedalam tiga golongan gaya bahasa yaitu: (a)metafora dan simile, (b) mitonimi dan sinekdok,dan (c) personifikasi. Versifikasi meliputi ritma,rima, dan metrum. Ritma berasal dari bahasainggris rhythm yang dikenal denganirama/wirama, yakni pergantian turun naik,panjang pendek, serta keras lembut ucapan bunyibahasa dengan teratur. Rima berasal dari bahasainggris rhyme yaitu pengulangan bunyi atau larikpuisi, pada akhir baris puisi atau bahkan padakeseluruhan baris dan bait puisi. Sedangkanmetrum adalah irama yang tetap, artinyapenggantiannya sudah tetap menurut polatertentu karena ditetapkan oleh: (a) jumlah sukukata yang tetap, (b) tekanan yang tetap, dan (c)alun suara menaik dan menurun dengan tepat.Tipografi merupakan pembeda yang paling awalyang biasanya dapat dilihat dalam membedakanpuisi dengan prosa fiksi dan drama. Saranaretorika merupakan sarana kepuitisan yangberupa muslihat pikiran untuk menarik perhatian
pembaca sehingga pembaca berkontempelasi dantersugesti atas apa yang dikemukakan penyair.
Dari pengamatan langsung di kelas danberdasarkan hasil diskusi dengan guru matapelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 46Surabaya, kemampuan sastra terutama menulispuisi masih rendah. Hal itu direpresentasikanpada pencapaian nilai rata-rata menulis puisisiswa sebesar 60. Sedangkan standar ketuntasanminimal yang ditetapkan sebesar 75. Oleh karenaitu, dalam pembelajaran menulis puisi diperlukansebuah metode yang dapat meningkatkankemampuan siswa dalam menulis puisi, yaitudengan menggunakan metode sugestopedia.
Metode Sugestopedia adalah metodeyang didasari oleh beberapa prinsippsikolinguistik, yaitu (1) manusia bisa diarahkanuntuk melakukan sesuatu dengan diberikansugesti. Dalam proses pemberian sugesti ini,pikiran harus tenang, santai, dan terbukasehingga bahan-bahan yang merangsang sarafpenerimaan bisa dengan mudah diterima dandipertahankan untuk jangka waktu yang lama,(2) ruang diatur agar memberikan atmosferbelajar yang baik: kursi enak diduduki, mudahdiatur supaya santai, serta diiringi musik yangsesuai dengan jiwa dan bahan yang diberikan, (3)menolak program laboratorium serta tidakpercaya pada latihan-latihan struktural yangketat., (4) umumnya pelajaran disampaikandalam bentuk dialog yang sangat panjang.
Ciri sugestopedia yang paling menonjoldan mencolok mata adalah sentralitas ataupemusatan musik dan ritme musik bagipembelajaran. Musik dapat menata suasana hati,mengubah keadaan mental siswa, danmendukung lingkungan belajar. Musikmembantu siswa bekerja lebih baik danmengingat lebih banyak. Musik merangsang,meremajakan, dan memperkuat belajar, baiksecara sadar maupun tidak sadar. Irama, ketukandan keharmonisan musik memengaruhi fidiologimanusia-terutama gelombang otak dan detakjantung-di samping membangkitkan perasaandan ingatan (Lozanov dalam Deporter, 2003:73).Metode sugestopedia mensyaratkan keterlibatanguru dan siswa. Guru mempunyai peran gandadalam metode sugestopedia. Di sampingmenyiapkan kondisi belajar dengan menataruang, meja dan kursi, sehingga bernuansa santaijuga mengolah bahan sesuai dengan karakteristikindividu siswa. Guru mencermati setiapperkembangan bahasa yang dimiliki siswa.Suasana pikiran dibuat sesantai mungkin, ceria,
11
dan terbuka sehingga siswa dengan mudah dapatmenerima materi yang diberikan. Diharapkannantinya siswa lebih mudah dalam menanggapiperintah yang diberikan serta lebih leluasa dalammenentukan arah pikiran yang dikehendakisiswa. Strategi sugestopedia mencakuppenghindaran ketegangan-ketegangan fisik yangakan mengganggu pembelajaran. Selama ini,dalam pembelajaran menulis puisi siswa seringtakut dalam membuat puisi. Puisi dianggapsesuatu yang sulit dan menjemukan. Oleh karenaitu, metode sugestopedia dipilih untuk mengatasipermasalahan tersebut.
METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus. Tiap siklus terdiri atas dua kalipertemuan. Setiap siklus penelitian terdiri atastiga tahap. Ketiga tahap tersebut ialah 1)perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan danobservasi, dan 3) refleksi. Pelaksanaan sikluspenelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkansebagai berikut.(1)Perencanaan dilakukan dengan menyiapkanperangkat pembelajaran, fasilitas dan saranapendukung, dan instrumen penelitian. Penyiapanperangkat pembelajaran terdiri atas penyusunanskenario pembelajaran yang tertuang dalamRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),penyiapan media pembelajaran, dan penyusunanmateri pembelajaran. Penyusunan instrumenpenelitian terdiri atas lembar pengamatanaktivitas guru, lembar pengamatan aktivitassiswa, lembar kerja siswa, dan lembar responsiswa.
(2)Pelaksanaan Tindakan dan Observasi dalamtahap ini adalah melaksanakan RancanganPelaksanaan Pembelajaran dan melakukanobservasi terhadap pelaksanaan tindakan kelasdengan menggunakan lembar observasi yangtelah dibuat. Observasi dilaksanakan selama duasiklus, tiap-tiap siklus terdiri dari dua kali tatapmuka (4 X 40 menit), yaitu untuk siklus Idilakukan pada tanggal 18 dan 20 Januari 2012dan untuk siklus II dilakukan pada tanggal 25dan 27 Januari 2012. Adapun garis besar rencanatindakan yang akan diberikan pada setiapsiklusnya yatu (1) Siklus I, pada siklus ini, gurumenggali pengetahuan siswa tentangpembelajaran menulis puisi. Siswamendengarkan penjelasan guru dengan seksama.Siswa membentuk kelompok berdasarkanpermainan urut angka. Masing-masing kelompok
diberi sebuah gambar yang bertemakankeindahan alam. Siswa membuat puisi dengantema keindahan alam tersebut denganmemperhatikan kriteria-kriteria penilaian yangtelah ditentukan sebelumnya. Setelah selesai,sebagian siswa membacakan hasil kerjanya didalam kelas dan dilanjutkan dengan pemberiankomentar dari siswa lain. Siswa mendapatkanpenghargaan dari guru. Siswa dan gurumerefleksikan pembelajaran. (2) Siklus II, padasiklus ini, kekurangan yang muncul pada siklus Idiperbaiki. Pada siklus II ini, siswa diajakbergerak keluar kelas untuk mengamati suasanadan keadaan lingkungan sekolahnya dankemudian disuruh mengamati keindahan alam dilingkungan tersebut. Siswa kembali masuk kedalam kelas dan menuliskan apa yang merekalihat, alami dan rasakan. Siswa menukarkanpekerjaannya dengan siswa satu kelompok untukdiberi masukan. Siswa merevisi pekerjaannyasetelah mendapatkan masukan dari siswa lain.Siswa dan guru merefleksikan pembelajaran.(3) Refleksi adalah tahapan analisis terhadapisian dalam lembar pengamatan aktivitas gurudan siswa, isian dalam lembar kerja siswa, danisian dalam lembar respon siswa. Hasil refleksimemberikan pengetahuan dan penilaian tentangsejauh mana pencapaian kualitas aktivitas gurudan siswa, dan sejauh mana pencapaian kualitashasil belajar siswa, dan sejauh mana pencapaiankualitas respon siswa. Penelitian dilaksanakan diSMP N 46 Surabaya yang merupakan sekolahsatu lokasi dengan SD N Pakis 8, di KotaSurabaya. Siswa yang dikenakan tindakan adalahsiswa kelas VII.G SMP Negeri 46 Surabayaberjumlah 36 siswa terdiri atas siswa 17 laki-laki dan siswa 19 perempuan.
Data penelitian ini diperoleh melaluiinstrumen penelitian yang terdiri atas lembarobservasi, lembar soal, dan lembar respon.Lembar observasi terdiri atas lembar pengamatanaktivitas guru dan siswa dalam pembelajaranmenulis puisi dengan metode sugestopedia.Kategori pengamatan aktivitas guru meliputi (1)melakukan kegiatan apersepsi, (2) menjelaskanmateri, (3) mengondisikan kelas, (4)memberikan contoh, (5) memutar musik sebagaialat bantu pembelajaran, (6) membimbing siswauntuk masuk ke dalam pembelajaransugestopedia, (7) memberikan kesempatankepada siswa untuk bekerja sama, (8)memberikan kesempatan kepada siswa untukbertanya, (9) mengadakan refleksi pada setiapakhir proses pembelajaran, (10) melaksanakan
12
tindak lanjut dengan memberikan arahan,kegiatan dan tugas sebagai bagian dari remidi.
Kategori pengamatan aktivitas gurutersebut merupakan representasi penerapanmetode sugestopedia dalam pembelajaranmenulis puisi. Kategori pengamatan aktivitassiswa meliputi (2) memperhatikan penjelasanguru, (2) mencatat hal-hal yang penting ketikaproses pembelajaran, (3) bertanya kepada guru,(4) menjawab pertanyaan guru, (5) mengerjakantugas yang diberikan guru, (6) larut dalamsuasana ketika ada iringan musik, (7)mengemukakan pendapat, (8) berdiskusi denganteman, (9) mengutarakan kesulitan yang dialami,(10) merefleksikan pembelajaran. Kategoripengamatan aktivitas siswa tersebut merupakanrepresentasi penerapan metode sugestopediadalam pembelajaran menulis puisi. Lembar soaldigunakan untuk mengetahui kemampuan siswadalam kegiatan pembelajaran menulis puisidengan metode sugestopedia. Kriteriapenilaiannya ialah kesesuaian judul dengan tema,kesesuaian judul dengan isi, gaya bahasa, rimadan diksi. Lembar respon berisikan penilaian,pendapat dan tanggapan siswa terhadappelaksanaan pembelajaran menulis puisi denganmetode sugestopedia. Lembar respon disusunberdasarkan kriteria penilaian Sangat Baik, Baik,Cukup, dan Kurang.
Kategori respon siswa meliputi penilaian,pendapat, dan tanggapan siswa terhadap (1) caraguru membuka pelajaran, (2) pengondisiantempat belajar, (3) penyampaian materipembelajaran, (4) pengelolaan alokasi waktupembelajaran, (5) suasana pembelajaran di dalamkelas, (6) langkah-langkah pembelajaran, (7)penggunaan musik dalam pembelajaran, (8) caraguru memotivasi siswa, (9) metode yangdilakukan guru, (10) kesempatan yang diberikanguru untuk bekerja sama, (11) contoh puisi yangdiberikan guru, (12) kesempatan yang diberikanguru untuk bertanya, (13) refleksi yang diadakanguru, (14) tindak lanjut yang diberikan guru, (15)cara guru mengakhiri pembelajaran. Pengumpulan data penelitian ini dijabarkansebagai berikut.(1) Observasi dilakukan dengan pengamatan danpencatatan terhadap pelaksanaan kegiatanpembelajaran melalui lembar pengamatanaktivitas guru dan siswa. Hal itu digunakanuntuk memperoleh data yang berbentuk isiantentang aktivitas guru dan siswa dalampembelajaran menulis puisi dengan metodesugestopedia.
(2) Tes digunakan untuk mengetahui tingkatpencapaian kemampuan menulis puisi siswa.Tingkat pencapaian kemampuan siswa itumerupakan representasi dalam mengukur danmenilai proses dan hasil belajar siswa dalampembelajaran menulis puisi dengan metodesugestopedia. (3) Angket digunakan untuk memperoleh datayang berbentuk jawaban pada lembar responsiswa. Angket tersebut berisi sejumlahpertanyaan tertulis dalam bentuk pilihan gandadengan deskripsi pada tiap butir respon. Lembarrespon siswa diberikan di setiap akhirpembelajaran siklus.
Penganalisisan data penelitian inimenggunakan analisis data kualitatif terhadaphasil pengamatan aktivitas guru dan siswa dalampembelajaran menulis puisi dengan metodesugestopedia. Penganalisisan data menggunakanhasil pengamatan aktivitas guru dan siswa. Datatersebut dianalisis dengan persentase. Frekuensiyang disajikan bukanlah frekuensi yangsebenarnya, melainkan frekuensi yangdituangkan dalam bentuk persentase, yaknifrekuensi aktivitas yang diamati dibagi denganjumlah frekuensi aktivitas yang dilakukanselama pembelajaran dikalikan 100%.
F
P = x 100%
N
P : Persentase aktivitas siswa yang diamatiF : Frekuensi aktivitas siswa yang diamatiN : Jumlah frekuensi aktivitas yang dilakukan100 % : Nilai konstan
Data hasil belajar siswa diperoleh darinilai pada lembar kerja siswa. penilaiannyaberdasarkan lima aspek, yaitu kesesuaian juduldengan tema, kesesuaian judul dengan isi, gayabahasa, rima dan diksi. Nilai siswa dianalisisdengan berpedoman pada pencapaian indikatorkeberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya.Siswa dikatakan tuntas dalam pembelajaranmenulis puisi dengan metode sugestopediaapabila nilai rata-rata siswa ≥ 75.Analisis data hasil respon siswa dianalisisdengan menggunakan persentase,
F P = x 100%
N
13
P= Persentase penilaian F=Frekuensi kejadian yang muncul N= Jumlah siswa 100%= Nilai konstan
HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASANPenelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus dengan jumlah pertemuan sebanyak empat
kali. Pertemuan siklus I dilaksanakan sebanyakdua kali, demikian halnya dengan siklus II jugadilaksanakan dua kali. Hasil penelitian ini diolahsecara deskriptif kuantitatif, yaitu mulairumusan masalah aktivitas guru dan siswa dalamsetiap pertemuan, hasil tes belajar siswa dalamsetiap siklus, dan respon siswa dalampembelajaran pada setiap akhir siklus.Aktivitas Guru dan Siswa dalamPembelajaran Menulis Puisi dengan MetodeSugestopedia
Data hasil pengamatan aktivitas gurudinyatakan dalam persentase. Data hasilpengamatan aktivitas guru pelaksanaanpembelajaran siklus I ditunjukkan pada tabel 1berikut.
Tabel 1 Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus IISiklus I Siklus IINO Kategori
AktivitasJumlahmuncul
% muncul Jml muncul % muncul
1 Melakukan kegiatanapersepsi
2 5,5% 6 16,6%
2 Menjelaskan materi 4 11,1% 8 22,2%
3 Mengondisikan kelas 5 13,8% 10 27,7%
4 Memberikan contoh 2 5,5% 8 22,2%
5 Memutar musik sebagaialat bantupembelajaran
4 11,1% 15 41,6%
6 Membimbing siswauntuk masuk ke dalampembelajaransugestopedia
7 19,4% 15 41,6%
7 Memberikankesempatan kepadasiswa untuk bekerjasama
9 25% 18 50%
8 Memberikankesempatan kepadasiswa untuk bertanya
6 16,6% 10 27,7%
9 Mengadakan refleksipada setiap akhirproses pembelajaran
4 11,1% 8 22,2%
10 Melaksanakan tindaklanjut denganmemberikan arahan,kegiatan dan tugassebagai bagian dariremidi
2 5,5% 8 22,2%
14
Pada Tabel 1 dapat dilihat rata-rata dariaktivitas guru cukup bervariasi. Dari siklus Idapat diketahui bahwa aktivitas guru yangdominan ialah memberikan kesempatan kepadasiswa untuk bekerja sama yaitu 25%. Sedangkanaktivitas yang kurang, terdapat pada melakukankegiatan apersepsi, memberikan contoh, danmelaksanakan tindak lanjut dengan memberikanarahan, kegiatan dan tugas sebagai bagian dariremidi hanya mencapai 5,5%. Pada siklus II
mengalami peningkatan yang menonjol padaaktivitas guru memberikan kesempatan kepadasiswa untuk bekerjasama menjadi 50%,sedangkan aktivitas yang lainnya jugamengalami peningkatan yang signifikan sepertidapat dilihat dalam tabel di atas.
Selanjutnya untuk data hasil pengamatanaktivitas siswa siklus I dan siklus II ditunjukkanpada tabel 2 berikut.
Tabel 2 Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus IISiklus I Siklus IINo Aktivitas
Jmlmuncul
% muncul Jml muncul % muncul
1 Memperhatikan penjelasanguru
10 27,7% 16 44,4%
2 Mencatat hal-hal yangpenting ketikaprosespembelajaran
6 16,6% 10 27,7%
3 Bertanyakepada guru
3 8,3% 7 19,4%
4 Menjawabpertanyaanguru
4 11,1% 6 16,6%
5 Mengerjakantugas yangdiberikan guru
15 41,6% 18 50%
6 Larut dalamsuasana ketikaada iringanmusik
16 44,4% 20 55,5%
7 Siswamengemukakan pendapat
3 8,3% 7 19,4%
8 Berdiskusidengan teman
14 38,8% 20 55,5%
9 Mengutarakankesulitan yangdialami
5 13,8% 8 22,2%
10 Merefleksikanpembelajaran
3 8,3% 8 22,2%
Pada tabel II,menunjukkan aktivitassiswa dalam siklus 1, cukup bervariasi, terdapatbeberapa katagori aktivitas yang kurang yaitupada aktivitas bertanya pada guru,mengemukakan pendapat, dan merefleksikan
pembelajaran rata-rata hanya 8,33%. Dikutiaktivitas menjawab pertanyaan guru 11,11%,mengutarakan kesulitan yang dialami 13,88%,dan mencatat hal-hal penting selama prosespembelajaran 16,66%. Aktivitas yang paling
15
dominan adalah larut dalam suasana ketika adairingan musik yaitu 44,4%. Pada siklus IIaktivitas ini mengalami peningkatan menjadi55,5%. Diikuti dengan aktivitas lainnya jugamengalami peningkatan. Tingkat kenaikanterendah ada pada kategori bertanya pada guru,menjawab pertanyaan guru, mengutarakankesulitan, dan merefleksikan pembelajaran.
Aktivitas ini naik rata-rata 11%-13%. Secarakeseluruhan aktivitas siswa pada siklus IImengalami peningkatan.
Respon Siswa dalam Pembelajaran MenulisPuisi dengan Metode SugestopediaData berikutnya adalah respon siswa yangditunjukkan pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3, Respon Siswa Siklus I dan Siklus IISiklus I Siklus IINo Butir
ResponJawaban
Siswa Jml %penilaian
Jml %penilaian
a. Sangat baik 20 55,5% 30 83,3%
b. Baik 12 33,3% 4 11,1%
c. Cukup 4 11,1% 2 5,5%
1 Bagaimanacara gurumembukapelajaran?
d. Kurang(runtut)
0 0% 0 0%
Sangat baik 23 63,8% 32 88,8%
Baik 13 36,1% 4 11,1%
Cukup 0 0% 0 0%
2 Bagaimanapengondisian tempatbelajar?
Kurang 0 0% 0 0%
Sangat baik 15 41,6% 21 58,3%
Baik 19 52,7% 15 41,6%
Cukup 2 5,5% 0 0%
3 Bagaimanapenyampaian materipembelajaran?
Kurang 0 0% 0 0%
Sangat baik 13 36% 18 50%
Baik 15 41% 17 47,2%
Cukup 7 19,4% 1 2,7%
4 Bagaimanapengelolaanalokasiwaktupembelajaran?
Kurang 0 0% 0 0%
Sangat baik 20 55,5% 27 75%
Baik 16 44,4% 9 25%
Cukup 0 0% 0 0%
5 Bagaimanasuasanapembelajaran di dalamkelas?
Kurang(inspiratif)
0 0% 0 0%
16
Sangat baik 23 63,8% 29 80,5%
Baik 10 27,7% 7 19,4%
Cukup 3 8,3% 0 0%
6 Bagaimanalangkah-langkahpembelajaran?
Kurang 0 0% 0 0%
Sangat baik 27 75% 34 94,4%
Baik 9 25% 2 2,7%
Cukup 0 0% 0 0%
7 Bagaimanapenggunaanmusikdalampembelajaran?
Kurang 0 0% 0 0%
Sangat baik 19 27,8% 32 88,8%
Baik 7 19,4% 4 11%
Cukup 0 0% 0 0%
8 Bagaimanacara gurumemotivasisiswa?
Kurang 0 0% 0 0%
Sangat baik 21 58,3% 30 83,3%
Baik 15 41.6% 6 16,6%
Cukup 0 0% 0 0%
9 Bagaimanametodeyangdilakukanguru?
Kurang 0 0% 0 0%
Sangat baik 20 55,5% 34 94,4%
Baik 14 38,8% 2 5,5%
Cukup 2 5,5% 0 0%
10 Bagaimanakesempatanyangdiberikanguru untukbekerjasama? Kurang 0 0% 0 0%
Sangat baik 18 50% 27 75%
Baik 10 27,7% 9 25%
Cukup 8 22,2% 0 0%
11 Bagaimanacontoh puisiyangdiberikanguru?
Kurang 0 0% 0 0%
Sangat baik 18 50% 26 72,2%
Baik 15 41,6% 7 19,4%
Cukup 3 8,3% 2 5,5%
12 Bagaimanakesempatanyangdiberikanguru untukbertanya?
Kurang 0 0% 0 0%
17
Sangat baik 19 52,7% 27 75%
Baik 10 27,7% 9 25%
Cukup 7 19,4% 0 0%
13 Bagaimanarefleksiyangdiadakanguru?
Kurang 0 0% 0 0%
Sangat baik 19 52,7% 27 75%
Baik 12 33,3% 9 25%
Cukup 5 13,8% 0 0%
14 Bagaimanatindaklanjut yangdiberikanguru?
Kurang 0 0% 0 0%
Sangat baik 23 63,8% 34 94,4%
Baik 10 27,7% 2 5,5%
Cukup 3 8,3% 0 0%
15 Bagaimanacara gurumengakhiripembelajaran?
Kurang 0 0% 0 0%
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihatrespon siswa pada siklus I dan peningkatan yangterjadi pada siklus II. Pada siklus I, respon siswayang paling tinggi adalah bagaimanapenggunaan musik dalam pembelajaran sebesar75%. Kemudian meningkat lagi pada siklus IImenjadi 94,4%, dari respon ini dapat diketahuibahwa siswa menyukai metode sugestopedia.Selanjutnya respon siswa yang lainnya darisiklus I ke siklus II mengalami peningkatan yangbervariasi dan signifikan yaitu rata-rata sangatbaik.Hasil Pembelajaran Menulis Puisi denganMetode Sugestopedia
Data rata-rata hasil belajar siswa dalampembelajaran menulis puisi dengan metodesugestopedia siklus I dan siklus II ditunjukkanpada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4, Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus IISiklus Jumlah
NilaiRata-rataNilai
I 2449 68,02II 2814 78,16
Berdasarkan hasil menulis puisi yangdilakukan siswa, masing-masing dapat diketahuitingkat ketuntasan belajar siswa kelas VII. GSMP Negeri 46 Surabaya. Bahwa hasil menulis
puisi pada siswa VII.G memeroleh peningkatanhasil belajar. Dari tabel di atas dapat dijelaskanpada siklus I rata-rata hasil belajar siswakompetensi menulis puisi adalah 68,02,sedangkan rata-rata nilai pada siklus IImengalami peningkatan menjadi 78,16. Hal inimenunjukkan indicator keberhasilan menulispuisi apabila telah mencapai Kriteria KetuntasanMinimal (KKM) yaitu 75.
SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dari siklus I dan siklus II, penerapanmetode sugestopedia dapat meningkatkankemampuan menulis puisi siswa kelas VII.GSMP Negeri 46 Surabaya tahun pelajaran2011/2012. Hal itu dapat dijabarkan sebagaiberikut.(1) Berdasarkan hasil pengamatan aktivitasguru dan siswa dalam pembelajaran menulispuisi dengan metode sugestopedia dapatdisimpulkan bahwa kualitas aktivitas guru dansiswa dari pelaksanaan siklus I ke siklus IImeningkat. Persentase kemunculan aktivitasguru dan siswa didasarkan pada hasil isianjumlah kemunculan aktivitas pada lembarpengamatan aktivitas guru dan siswa. Penerapanmetode sugestopedia dalam pembelajaran puisimeliputi kategori aktivitas guru dan siswa dalampelaksanaan pembelajaran siklus I sampai
18
dengan siklus II. Kategori aktivitas gurudiantaranya aktivitas melakukan kegiatanapersepsi, aktivitas menjelaskan materi, aktivitasmengondisikan kelas, aktivitas memberikancontoh, aktivitas memutar musik sebagai alatbantu pembelajaran, aktivitas membimbingsiswa untuk masuk ke dalam pembelajaransugestopedia, aktivitas memberikan kesempatankepada siswa untuk bekerja sama, aktivitasmemberikan kesempatan kepada siswa untukbertanya. Kategori aktivitas siswa diantaranyaaktivitas memperhatikan penjelasan guru,aktivitas bertanya kepada guru, aktivitasmengerjakan tugas yang diberikan guru, aktivitasmengemukakan pendapat, aktivitas berdiskusidengan teman, aktivitas mengutarakan kesulitanyang dialami.(2) Berdasarkan hasil respon siswa terhadappembelajaran menulis puisi siswa denganmetode sugestopedia, dapat disimpulkan bahwakualitas respon siswa dari siklus I ke siklus IImeningkat. Hal ini dapat diketahui pada siklus I,siswa yang menyatakan penyampaian materipembelajaran sangat baik sebesar 41,6%,sedangkan pada siklus II yang menyatakanpenyampaian materi pembelajaran sangat baiksebesar 58,3%. Kemudian, siswa yangmenyatakan pengondisian tempat belajar sangatbaik pada siklus I sebesar 63,8%, sedangkanpada siklus II yang menyatakan pengelolaanalokasi waktu pembelajaran sangat baik sebesar88,8%. Siswa yang menyatakan langkah-langkah pembelajaran sangat baik pada siklus Isebesar 63,8%, sedangkan pada siklus II yangmenyatakan langkah-langkah pembelajaransangat baik sebesar 80,5%.(3) Berdasarkan pencapaian hasil belajarsiswa dalam pembelajaran menulis puisi denganmetode sugestopedia, dapat disimpulkan bahwahasil belajar siswa dari pelaksanaan siklus I kesiklus II meningkat. Hal itu dapat diketahui padaperolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa. Nilairata-rata hasil belajar siswa siklus I ialah 68,02;dan nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus IIialah 78,16. Pencapaian indikator keberhasilanhasil belajar siswa ialah nilai rata-rata siswa ≥75. Indikator keberhasilan hasil belajar siswadicapai pada pembelajaran siklus II.
DAFTAR RUJUKAN
Akhadiah, Subarti, dkk. 1997. Menulis. Jakarta:Depdikbud.
Aminudin. 2004. Pengantar ApresiasiKesusastraan. Bandung: Sinar BaruAlasindo.
Ardiana, Leo Idra, dan Kisyani Laksono. 2004.Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya:Badan Pelatihan IND/E/22.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rieneka Cipta.
DePorter, Bobbi, Mike Hernacki. 2000.Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Hernowo. 2003. Quantum Writing. Bandung:MLC.
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Ende: NusaIndah.
Nadjid, Moh. 2003. Apresiasi Prosa Fiksi.Surabaya: University Press.
Pradopo, Rahmat Djoko. 2002. PengkajianPuisi. Yogyakarta: Gadjah MadaUnipress
Semi, Atar. 1988. Anatomi Sastra. Bandung:Angkasa Raya.
Sunandar, 1998. Pendekatan SugestopediaDalam Pembelajaran Kalimat EfektifSiswa Kelas III SLTPN 1 DeketLamongan. Judul skripsi tidakditerbitkan. Surabaya: Program SarjanaUnesa.
Tarigan, Henry Guntur. 1991. MetodologiPengajaran Bahasa. Bandung: Angkasa
Tjahjono, Liberatus Tengsoe. 1988. SastraIndonesia Pengantar dan Apresiasi.Ende: Nusa Indah.
Waluyo, Herman J.2005. Apresiasi Puisi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode PenelitianTindakan Kelas. Bandung:
Remaja Rosdakary
19
Mampukah sekolah gratis menjamin kelulusan
Oleh: Rindu Rumapea.
Guru Sekolah Athalia Serpong Jawa Barat
Apa artinya tujuan pendidikannasionalIndonesia adalah untukmencerdaskankehidupanbangsa jika masih banyak anak-anakIndonesia yang belum pernah bersekolah atau putussekolah? Apa artinya wajib belajar sembilan tahunjika masih ada banyak anak-anak Indonesia yangwajib mencari nafkah untuk kehidupan keluarganya?Dan apa artinya sekolah gratis hingga jenjangpendidikan menengah jika masih banyak anak-anakyang tanpa seragam sekolah tidak bisa masuksekolah? Artinya, pembiayaan untuk pendidikan yangdianggarkan dalam APBN masih belum bisamenjamin anak-anak menempuh pendidikan hinggalulus sekolah.
Dengan pemikiran bahwa pendidikan adalah haksemua anak-anak bangsa maka pemerintah telahmendesain sedemikian rupa sehingga muncullahsekolah-sekolah gratis dari pendidikan dasar hinggamenengah. Selain itu, ada juga dana BOS, BOP danbeasiswa lainnya yang diselenggarakan pemerintahmaupun instansi swasta. Akan tetapi, mengapa tetapada banyak anak yang tidak bersekolah atau putussekolah? Hal ini tentu sangat kontraproduktif dengankenyataan kebijakan-kebijakan pemerintah yangnotabene membantu pembiayaan pendidikan. Hampirsemua orang tahu bahwa pendidikan dasar hinggamenengah itu gratis, tetapi mengapa banyakmasyarakat masih enggan menyekolahkan anaknyasetinggi-tingginya, dan merasa bahwa hanya bisabaca tulis sudah cukup.
Oleh karena itu, pemerintah perlu kembalimemikirkan apakah telah tepat kebijakan-kebijakanyang mendukung proses pendidikan denganmenggratiskan pembiayaan pendidikan. Jika kitamelihat lebih jauh lagi, tentu ada persoalan seriusyang mengakibatkan sehingga orang tua atau anaklebih memilih tidak bersekolah daripada sekolahgratis. Akhirnya, kadang kala persoalan sepelemenjadi masalah besar bagi orang tua siswa,misalnya tidak bisa beli seragam, tidak bisa beli bukuatau perlengkapan sekolah lainnya. Hal ini berakardari paradigma pendidikan kita yangmengkatagorikan anak-anak miskin masuk kesekolah gratis sehingga menstigma orang tua untuksekadar menyekolahkan anaknya dan bila kemudianhari ada persoalan langsung menarik anaknya keluarsekolah.
Masih Banyak
Melihat semakin gencarnya pemerintah terutamaKementerian Pendidikan Nasional dalam mendukunganak-anak untuk wajib sekolah seharusnya membuatkita merasa yakin bahwa persoalan anak yang samasekali tidak bersekolah atau anak yang putus sekolahsemakin berkurang. Akan tetapi, kenyataannyaberbeda. Seperti dalam tabel di bawah ini, Anak usia5-18 yang berada di luar sekolah (sumber: datasensus 2010) (Lihat tabel).
Dari data di atas, ada sebanyak 5,643 juta anak diseluruh Indonesia dinyatakan belum pernahbersekolah. Sebanyak 2,94 juta diantaranya adalahanak laki-laki dan sebanyak 2,7 juta anak perempuan.Jika kita melihat data jumlah anak yang belumpernah sekolah, memang terlihat jelas bahwa terjadipeningkatan yang signifikan dimana ada 848 951anak (usia 7 - 12) yang belum pernah bersekolahkemudian menjadi 181.617 anak (usia 13 - 15). Akantetapi, jumlah anak yang putus sekolah juga semakintinggi jenjang pendidikannya semakin tinggi angkaanak putus sekolah. Seperti yang terlihat dari tabel,ada sebanyak 568.190 anak (usia 7 - 12) yang putussekolah, meningkat menjadi 1.908.935 anak (usia 13- 15), kemudian meningkat lagi menjadi 5 624 316anak (usia 16 - 18) anak yang putus sekolah.Berdasarkan penelitian, penyebab anak tidak dapatbersekolah adalah faktor kemiskinan kronis, sehinggakecerdasan anak belum tentu menyelamatkannya dariputus sekolah.
Selain itu, peringkat Education Development Index(EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan (IPP).Data UNESCO menunjukkan penurunan, EDIIndonesia pada 2011 ada di peringkat ke-69,sementara Malaysia di posisi ke-65 dan BruneiDarussalam peringkat 35 dari 127 negara. Sebandingdengan data tersebut, Indeks Pembangunan ManusiaIndonesia (IPM) sangat rendah. Menurut UnitedNations Development Program, IPM Indonesia tahun2011 di urutan 124 dari 187 negara yang disurvei,dengan skor 0,617. Peringkat ini turun dari peringkat108 pada tahun 2010. Salah satu faktor utama yangmenyebabkan EDI Indonesia hanya menempatikelompok medium dari EDI 127 negara adalahrendahnya komitmen pemerintah dalam menjadikanpendidikan prioritas. Menurut Soedijarto Guru BesarUniversitas Negeri Jakarta (UNJ), pemerintah tidak
20
pernah sepenuhnya ingin menjadikan pendidikansebagai urat nadi bangsa.
Mengubah Paradigma
Mungkin selama ini kita berpikir bahwa denganadanya program pendidikan dasar gratis dan bantuanoperasional sekolah akan semakin mempercepatpenuntasan kasus-kasus anak yang tidak sekolah atauputus sekolah. Namun, kenyataan membuktikanbahwa jumlah anak-anak yang sama sekali belumpernah bersekolah atau putus sekolah masih sangattinggi. Oleh karena itu, pemerintah tidak bisa lepastangan begitu saja dengan hanya meletakkanprogram-program bantuan pembiayaan pendidikantersebut. Pemerintah perlu kembali berperan aktifmemberikan kesempatan kepada anak seluas-luasnyadan menjaminnya tetap bersekolah hingga lulussekolah bukan hanya menganjurkan mereka masukke sekolah gratis. Hal di atas juga membuktikanadanya ketimpangan dengan penerapan sekolahgratis. Barangkali anak yang dari keluargaperekonomian menengah ke atas lebih menikmatisemua fasilitas gratis yang disediakan sehingga anak-anak miskin tetap terlantar. Dan jelas bahwa sekolahgratis tentunya terbuka bagi semua kalangansehingga beban negara semakin berat karena jugamenanggung anak-anak yang mampu (membiayaipendidikannya) sehingga anak-anak miskin tetapmenjadi non prioritas bagi sekolah gratis.
Padahal, esensinya sekolah gratis adalah untukmemberikan kesempatan kepada anak-anak miskinuntuk bersekolah, akan tetapi hak tersebut telahdirampas oleh anak-anak lainnya, apalagi jika anakmiskin tersebut memiliki kemampuan intelektualyang rendah.
Pemerintah perlu mewujudnyatakan bahwa setiapanak punya hak untuk lulus sekolah. Jika selama iniparadigma kita mengatakan bahwa setiap anakberhak memperoleh pendidikan, maka harusdispesifikkan lagi yaitu memperoleh lulus sekolah.Alokasi pembiayaannya pun dianggarkan untukmendukung anak-anak yang miskin sepenuhnyahingga lulus sekolah. Segala pembiayaan operasional,perlengkapan, maupun biaya hidup siswa sepenuhnyadi tanggung oleh pemerintah hingga anak tersebutlulus sekolah. Selain itu, terikat juga kontrak dengankeluarga anak tersebut agar anak tetap diutamakanuntuk sekolah bukan dipaksa untuk mencari nafkah.Dengan demikian tentu tak ada lagi alasan sepeleyang mengakibatkan anak putus sekolah atau tidakpernah bersekolah. Selain itu, orang tuanya yakinakan melihat bahwa anaknya kelak akan lulussekolah walaupun orang tua tersebut tidak memilikisepeser uang pun untuk diberikan kepada anaknya.
Menjamin anak untuk lulus sekolah tujuannya untukmenghasilkan anak-anak yang menyelesaikanpendidikan dasarnya, bukan sekadar menjamin anak-anak untuk sekolah, alhasil masih terbuka lebarkemungkinan anak putus sekolah. Anak bisa sajasekolah akan tetapi kalau putus di tengah jalan, samasaja sia-sia.
Oleh karena itu, sudah saatnya pendidikan kita benar-benar menjamin anak-anak miskin untuk bisa lulussekolah tanpa dihalangi oleh segala pembiayaansekolah baik itu dari biaya operasional, peralatan atauperlengkapan, bahkan biaya hidup siswa. Sekolahgratis belum bisa menjamin anak lulus sekolah.Apakah itu cukup? Yang pasti anak yang bersekolahsangat menginginkan kelulusan agar kelak ia bisabekerja dengan ijasah pendidikannya tersebut.Semoga.***
Foto Erlina/ One sumantri/SMK1Kng
21
Menentukan pilihan jawabandengan dadu
Oleh :Faizuz Sya’bani.MTs Negeri Semanu Gunungkidul
Yogyakarta.faizuzsyabani@gmail.com
Jadwal Ulangan Tengah Semester (UTS) jam Iadalah Bahasa Arab. Kebetulan saya mendapattugas menunggui di salah satu ruang. Biasanyasetiap ruang ditunggui oleh dua pengawas. Entahkarena apa, pasangan pangawas saya tidak hadir.Ruang terisi dua kelas, yaitu kelas 7 dan kelas 8.Masing-masing 11 peserta dan 10 peserta. Danruangan itu pun hanya saya pengawasnya.
Suasana hening pada menit-menit awal. Setelahkira-kira 20-an menit, suara geliat dan gesekanpantat mulai menyeruak di ruangan. Bisik-bisikantar peserta UTS pun mulai terdengar. Dariwajah dan sikap peserta didik, saya mengirabahwa sebagian besar mereka kesulitanmenentukan jawaban kepastian.
Banyak cara untuk mendapat jawaban dariteman. Namun, karena rata-rata mereka jugatidak dapat memberikan jawaban kepastian,jawaban yang paling banyak munculk adalahketidakbisaan yang di peragakan dengangelengan kepala.
Ada yang menarik sekaligus membuat sayaprihatin. Di antara peserta UTS ada dua pesertayang duduk salam satu meja asik bermain setip(penghapus). Penghapus tersebut dikocok-kocokdalam dua genggaman tangan lalu dilihat. Hasillihatannya tersebut kemudian dipindahkan kelembar jawaban. Setelah kira-kira dilakukan 3-4kali secara bergantian, saya memastikan apayang mereka lakukan. Astaghfirullah, ternyatasetip tersebut di empat sisinya ditulis hurufA,B,C,dan D layaknya dadu.
Saya tegur mereka. Tanpa merasa bersalah ataupun berdosa peserta didik yang masih duduk
dibangku madrasah kelas 7 dan 8 tersebutmenghentikan lakunya.
“Apa sulit?”, tanya saya.
“Ya, Pak!”, jawabnya tegas.
“Dapat membaca tulisan Arab itu? Dan apa tahumaksudnya?”
Mereka diam. Hal tersebut mengindikasikankeraguan dan sekaligus ketidak pastian.
Sebagai pendidik, saya prihatin. Keprihatinasaya terwujud ke dalam beberapa masalah:
1. Benarkah peserta UTS ini memangbelum dapat membaca tulisan Arab (Al-Quran)?
2. Tepatkah penyamaan materikeagamaan(khususnya bahasa Arab)untuk anak-anak MTs khususnya yangmeraka itu tidak semua berasal darimadrasah ibtidaiyah (MI)?
3. Karakter mana dan apakah yang mestidimiliki peserta didik sehingga merekaberani jujur menjawab sebisanya (dalamarti positif)?
Tentu masih banyak hal dapat didiskusikan.
Waktu terus berjalan. 90 menit yang disediakanuntuk mengerjkan 40 soal terasa sangat panjang.Berkali ulang pun soal-soal itu dibaca, tidakdatang juga kepastian jawaban yang harusdituliskan. Karena, prasyarat untuk mengikutipelajaran Bahasa Arab di MTs tersebutbelum/tidak dimiliki oleh peserta UTS.
Bagaimana dengan peserta didik dimadrasah/sekolah Anda?
Foto Sumarnogurita.blogspot
22
PENELITIAN DILAKUKAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS
Syamsul Alam
Widyaiswara LPMP Sulsel
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh kepala sekolah danpengawas sekolah. Jenis penelitian ini perlu diperkenalkan kepada kepala sekolah dan pengawas sekolahmelalui pendidikan dan pelatihan (diklat) PTS. Dalam pelaksanaan diklat PTS, diharapkan kepalasekolah dan peng gawas sekolah dapat (1) memahami PTS sebagai bagian dari penelitian ilmiah, , (2)memahami makna PTS, (3) memahami penyusunan usulan PTS, (4) melaksanakan dan melaporkan hasilPTS yang dilakukannnya. Selama ini, banyak kepala sekolah dan pengawas sekolah yangberanggapan bahwa melakukan PTS itu sulit. Benarkah menulis PTS itu sulit? Berikut ini disajikanbeberapa hal yang memudahkan kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk PTS.
Mengapa kepala sekolah dan pengawassekolah tidak melakukan PTS?Banyak alasan yang dibuat oleh kepala sekolahdan pengawas sekolah yang tidak mampumenunjukkan laporan PTS-nya. Tiga alasan diantaranya yang sering disebutkan, yaitu (1) tidakada waktu luang, (2) sulit, dan (3 ) tidak terbiasa.
Apabila dicermati, sebenarnya melakukan PTSitu tidak susah. Pengamatan dan tindakanterhadap permasalahan yang dialami guru telahdilakukan oleh kepala sekolah dan pengawassekolah. Hanya laporannya tidak k dibuat.Untuk dapat melalukan PTS, perlu disediakanwaktu dan pikiran untuk memulai. Di sampingitu, perlu pula disediakan dana khusus yang tidakbanyak jumlahnya.
PTS dilakukan oleh kepala sekolah, pengawassekolah, pustakawan, laboran, teknisi sumberbelajar. Kepala sekolah melaksanakan tugas-tugas manajerial di sekolah tempatnyamemegang jabatan kepala sekolah. Pengawassekolah melaksanakan tugas-tugas pengawasandi sekolah binaannya. Pustakawan melaksanakantugas-tugas yang terkait dengan perpustakansekolah. Laboran melaksanakan tugasnya yangterkait dengan praktek di laboratoorium.
Apa sesungguhnya perbedaan PTS dengan PTK?PTS dilakukan oleh non-guru (kepala sekolahdan pengawas sekolah, pustakawan, laboran,teknisi sumber belajar), sedangkan PTKdilakukan oleh guru. Fokus PTS bagi pengawassekolah adalah supervisi manajerial dansupervisi akademik.
Hakikat Penelitian Tindakan Sekolah
Penelitian tindakan sekolah dilaksanakan olehpengawas sekolah pada saat melaksanakan tugaspengawasaan di sekolah binaannya. PTS tidakboleh mengganggu tugas kepala sekolah danpengawas sek kolah dalam melaksanakan tugas.PTS tidak boleh terlalu banyak menghabiskanwaktu. Pelaksanaan PTS dilakukan dalam bentukmetode dan teknik yang konsisten denganrancangan yang telah dibuat. Masalah yangdikaji diangkat dari pengalaman kepala sekolahdan pengawas sekolah sehingga jenis tindakanyang dirancang diarahkan pada pemecahanmasalah yang aktual yang dihadapi kepalasekolah dan pengawas sekolah. PTS harusmengikuti etika kerja yang berlaku, misalnyamemberitahukan terlebih dahulu kepada sasarantindakan dalam hal jadwal kegiatan tindakan,jenis tindakan serta hasil yang diharapkan. FokusPTS yang dilakukan lebih membiasakan kepalasekolah dan pengawas sekolah dalam halmengamati, menilai, menulis, membuat catatan,mengolah dan menganalisis data, menyusunlaporan hasil penelitian dalam bentuk karyailmiah. PTS mempertinggi kemampuanprofesional kepala sekolah dan pengawassekolah, baik pada pelaksanaan tugas pokok dantanggung jawabnya maupun dalam dimensikompetensi penelitian pengembangan. PTSmeningkatkan kompetensi kepala sekolah, guru,laboran, dan pustakawan dalam melaksanakantugas. Namun, dalam tulisan singkat inipembahasan difokuskan pada PTS yangdilakukan pengawas sekolah.
Jenis Tindakan KepengawasanJenis tindakan kepengawasan bagi pengawassekolah meliputi pemantauan, penilaian, danpembinaan. pemantauan kegiatannya meliputipengamatan perekaman pencatatan, dankunjungan kelas. Penilaian meliputi tes (lisan –tulisan – tindakan), wawancara, observasi,analisis kasus, analisis dokumen, analisis konten,portofolio. Pembinaan meliputi rapat, diskusi,seminar, workshop, bimbingan teknis, studibanding, penelitian, demonstrasi, simulasi,supervisi klinis.Sebelum menulis PTS, ada beberapa hal yangharus dilakukan di antaranya harus membacahasil penelitian Harus membaca literatur/buku.Buku yang dibaca sebaiknya buku yangditerbitkan 5 tahun terakhir. Buku tersebut ditulisoleh penulis yang kualitas keilmuannya tidakdiragukan (doktor, profesor, magister).
Menulis Judul PTSJudul harus ditulis secara menarik. Di dalamnyaharus ada masalah, tindakan pemecahannya, dansubjek yang akan ditingkatkan. Dalam judul PTSharus ada (1) masalah apa yang akandipecahkan/diatasi, (2) tindakan yang dilakukan,dan (3) subjek yang akan ditingkatkan. Contoh,(1) Upaya Meningkatkan Motivasi MengajarGuru melalui Diklat Motivasi Berprestasi bagiGuru SMPN 5 Makassar. (2) PeningkatanKemampuan Mengajar Guru Bahasa IndonesiaMelalui Pemodelan di Wilayah Kepengawasan 1Kota Makassar. Contoh judul 1 adalah contohPTS yang dilakukan oleh kepala sekolah, sedangjudul 2 merupakan contoh judul PTS yangdilakukan oleh pengawas sekolah
Materi Penulisan PTSMateri penulisan PTS bagi pengawas sekolah,dilakukan kegiatan pemantauan, kegiatanpenilaian, dan kegiatan pembinaan (Sujana,2008). Ketiga bentuk kegiatan ini dilakukansebagai berikut.Kegiatan Pemantauan1.Pengamatan terhadap kegiatan dalammelaksanakan pembelajaran dalam rangka mempertinggi hasil belajar siswa2.Pencatatan kesalahan guru dalam membuatRPP untuk mempertinggi kualitas pembelajaran3.Perekaman prilaku guru dalammelaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan handycam dalam rangkamelaksanakan supervisi klinis
Kegiatan Penilaian1.Meningkatkan kemampuan profesional gurumelalui penilaian portofolio2.Uji kompetensi guru dalam rangkameningkatkan kinerja guru3.Analisis silabus yang dibuat guru dalam rangkameningkatkan mutu pelaksanaan KTSP
Kegiatan Pembinaan1.Peningkatan kemampuan guru dalam membuattes hasil belajar melalui workshop penyusunanbutir soal2.Bimtek PTK dalam upaya meningkatkankemampuan guru menyusun proposal penelitiantindakan kelas3Diskusi terfokus membuat silabus dalam rangkameningkatkan kemampuan guru dalammengembangkan KTSP PTS (Manajerial)
Kegiatan Pemantauan1.Pengamatan terhadap pelaksanaan ujiansekolah dalam rangka meningkatkan kinerjasekolah2.Pencatatan kesalahan administrasi kesiswaanyang dibuat tenaga administrasi untukmempertinggi kualitas administrasi sekolah3.Perekaman prilaku kepala sekolah dalammemimpin rapat dewan guru dalam rangkamembina kepemimpinan kepala sekolah
Kegiatan Penilaian1.Peningkatan kemampuan profesional kepalasekolah melalui penilaian kinerja kepala sekolah2.Pemeriksaan administrasi sekolah dalamrangka persiapan akreditasi sekolah2.Analisis RAPBS yang dibuat kepala sekolahuntuk meningkatkan mutu pengelolaanadministrasi keuangan sekolah
Kegiatan Pembinaan1.Peningkatan kemampuan kepala sekolah dalammelaksanakan MBS melalui workshoppengelolaan sekolah2.Bimtek PTS dalam upaya meningkatkankemampuan kepala sekolah dalam menyusunpenelitian tindakan sekolah3.Diskusi terfokus peningkatan mutu lulusandalam rangka pelaksanaan delapan standar
23
24
nasional pendidikan Untuk lebih memahami mengenai PTS bagipengawas sekolah, berikut ini dipaparkanketerangan tambahan mengenai kajian pengawasan. Masalahpenelitian dalam bidang pengawasan akademikdapat diidentifikasi dalam tema-tema sebagai berikut:1.Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran Matematika2.Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran IPA3.Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran IPS4.Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran bahasa5.Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran Olahraga Kesehatan6.Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran Seni dan Budaya7.Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran keterampilan/muatan lokal8.Meninkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran pendidikan moral9.Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian hasil belajar siswa10.Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan media dan sumber belajar11.Meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan belajar12.Meningkatkan kemampuan guru BK dalam menyusun dan melaksnakan program BK di sekolah13.Menilai kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran14.Menilai kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran15.Menilai kemampuan guru dalam menggunakan media dan sumber belajar16.Menilai kemampuan guru bimbingan konseling dalam melaksanakan program bimbingan konseling di sekolah17.Menilai kemampuan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa18.Menilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di laboratorium19.Menilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di lapangan2. Menilai kemampuan guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas21.Menilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembaharuan pembelajaran22. Membina guru dalam mempertinggi kompetensi profesionalnya
23.Membina disiplin guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai agen pembelajaran24.Membina guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran25.Membina guru dalam mengembangkan karir profesi dan kepangkatannya
Masalah penelitian bidang pengawasanmanajerial:1.Membina Kepala Sekolah dalam melaksanakan visi, misi dan tujuan sekolah2.Membina kepala sekolah dalam menyusun perencanaan pendidikan pada sekolahnya3.Membina kepala sekolah dalam melaksanakan program pendidikan pada sekolahnya4.Membina kepala sekolah dalam menyusun rencana anggaran biaya sekolah5.Membina kepala sekolah dalam melaksanakan manajemen berbasis sekolah6.Membina kepala sekolah dalam mengembangkan sarana dan prasaran pendidikan7.Membina kepala sekolah dalam pengelolaan keuangan sekolah8.Membina kepala sekolah dalam mengembangkan kemampuan guru dan staf sekolah9.Membina kepala sekolah dalam menjalin hubungan dengan masyarakat10.Membina kepala sekolah dalam memberdayakan komite sekolah11.Membina kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan12.Membina kepala sekolah dalam mengembangkan perpustakaan dan sumber- sumber belajar lainnya13.Membina kepala sekolah dalam mengembangkan program bimbingan konseling di sekolah14.Membina kepala sekolah dalam mengembangkan kegiatan kesiswaan15.Membina kepala sekolah dalam mengembankan kegiatan ekstrakurikuler16.Membina staf sekolah dalam melaksanakan administrasi kesiswaan17.Membina staf sekolah dalam melaksanakan administrasi kepegawaian18. Membina staf sekolah dalam melaksanakan administrasi keuangan19. Membina staf sekolah dalam melaksanakan administrasi sarana pendidikan20. Membina staf sekolah dalam melaksanakan
25
21. Menilai kinerja kepala sekolah dalammelaksanakan fungsi-fungsi kepeminpinan22. Menilai kinerja staf sekolah dalammelaksanakan administrasi sekolah23. Menilai pelaksanaan standar nasionalpendidikan di sekolah24. Memantau pelaksanaan ujian nasional disekolah
Berdasarkan uraian singkat di atas, jelaslahbahwa PTS sebenarnya tidak sulit untukdilakukan. Akan tetapi , sesuatu yang mudah
untuk dilakukan karena sesungguhnya hanyamendokumentasi kegiatan yan. Hanya saja PTSitu tidak bisa dilakukan apabila tidak adakeranian untuk melakukannya. Berani mencobadilakukan. berarti berani membebaskan dri darikeraguan melakukan PTS. Dengan demikian,PTS dapat dihasilkan oleh kepala sekolah danpengawas sekolah sehingga tidak lagi kesulitanmembuat karya pengembangan profesi untukkenaikan pangkatDiolah dari berbagai sumber
DESKRIPSIMENGUBAH PRILAKU SISWA DENGAN COPY PASTE
Oleh : Priambodo, S.SPengajar Komputer SMP
Setelah menerangkan, saya kemudian mengoreksi hasil pekerjaan rumah siswa yang disimpan di
flash disk. Pada saat mengoreksi tugas siswa milik M. Dwi Alfaridzi kok ada kemiripan dengan tugas
milik Dharma Umar Dhani. Akhirnya kedua anak tersebut saya panggil ke depan kelas dan saya tanyai.
Siapa yang copas (copy paste)? Awalnya mereka tidak mengakuinya. Setelah saya tunjukkan bukti-
buktinya (ukuran filenya dan tanggal pembuatan/ penyimpanan di flash disk) akhirnya mereka mau
mengakuinya. Ternyata yang membuat tugas tersebut adalah Dharma Umar Dhani, sedangkan M. Dwi
Alfaridzi meminta tolong mengerjakan dengan membayar uang sebesar Rp. 5000. Kemudian Dharma
Umar Dhani saya tanyai lagi ada berapa anak yang kamu buatkan? Dharma Umar Dhani menjawab ada 3
anak pak, 2 anak kelas VIII A dan 1 anak kelas VIII C. Mereka berempat akhirnya tetap saya beri nilai.
Kemudian saya menghentikan koreksi tugas dan memberi penjelasan panjang dan lebar kepada
siswa kelas VIII A tetapi inti penjelasan adalah sebagai berikut: ”Anak-anak kalian itu sekarang hidup di
jaman globalisasi, semua serba komputer. Untuk melamar pekerjaan pun dibutuhkan keahlian komputer
minimal microsoft word dan excel. Jika kalian tidak menguasai word dan excel maka kalian akan
tersingkir dalam pekerjaan. Pergunakanlah kesempatan waktu sekolah ini untuk belajar microsoft word
dan excel. Perlu kalian ketahui orang yang ahli/ mahir komputer itu bayaran/ gajinya itu besar. Temanmu
tadi tetap dapat nilai walaupun bukan karya mereka. Yang saya nilai adalah kejujuran dan kemauan/ niat
mengumpulkan tugas sekolah. Dan tolong dikemudian hari jangan sampai terulang kembali.”
Sejak peristiwa tersebut sikap perilaku siswa tersebut berubah, dan merasa termotivasi untuk
melakukan tugas dengan kemampuan sendiri. Penguasaan dan kemampuan memahami microsof word ada
peningkatan secara singnifikan. Keinginan copy pasti tidak dilakukan, namun dengan bertanya kepada
teman yang memahami dan mereka melakuan menyelesaikan pekerjaan dengan diawali diskusi untuk
memecahkan masalah.
26
Mereka tidak peduli bahaya dan pendidik hari-hari mereka untuk mencari uang logam yangdilempar oleh penumpang penyebrangan Banyuwangi – Bali (foto BS)
Keindahan bungan pada Festival bunga di Jember dan Surabaya adalah motivasi untuk pelajaragar mampu berkreatif dan membangun budaya bangsa.
27
Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Ke-21 Tahun 2013Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyelenggarakan Lomba Kreatifitas Ilmiah Guru (LKIG)Ke-21 Tahun 2013. LKIG adalah ajang lomba kreatifitas bagi guru dalam upaya pengembangan proses
pembelajaran guna mempermudah pemahaman ilmu pengetahuan bagi para peserta didik.
TINGKAT DAN BIDANG LOMBA
· Guru SD/sederajat: umum (salah satu pelajaran)· Guru SMP/sederajat dan SMA/sederajat: 2 Bidang yaitu Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan
Kemanusiaan (IPSK) dan Bidang Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Teknologi (MIPATek)
RANGKAIAN KEGIATAN
· 30 September 2013 : Registrasi Peserta dan Setting Pameran· 1 Oktober 2013 : Pameran Finalis· 2 Oktober 2013 : Presentasi Finalis dan Penganugerahan Pemenang· 3 Oktober 2013 : Kepulangan Peserta
HADIAH
Pemenang akan mendapatkan piala dan piagam penghargaan dari LIPI serta uang tunai.
PERSYARATAN
1. Peserta adalah guru yang mengajar pada lembaga pendidikan formal.2. Belum pernah menjadi pemenang LKIG dalam kurun waktu dua tahun terakhir.3. Sistematika Penulisan : Abstrak, Pendahuluan, Metodologi, Isi/Pembahasan, Kesimpulan dan Daftar
Pustaka.4. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, diketik HVS A4, berjarak 1½ spasi dengan jenis
huruf Arial ukuran 11.5. Karya ilmiah harus asli (bukan jiplakan/plagiat) dan belum sedang diikutsertakan dalam lomba sejenis
tingkat nasional.6. Jumlah halaman karya ilmiah maksimal 25 halaman (termasuk sketsa/gambar/foto).7. Melampirkan rekomendasi Kepala Sekolah dan Daftar Riwayat Hidup (nama lengkap, tempat dan tanggal
lahir, alamat rumah dan sekolah/instansi, telepon/HP, serta email).8. Format judul, abstrak, surat rekomendasi dan daftar riwayat hidup dapat diunduh melalui situs LKIG 2013
http://kompetisi.lipi.go.id/lkig21/.9. Peserta mendaftar dan mengunggah karya tulis melalui situs http://kompetisi.lipi.go.id/lkig21/.10. Karya ilmiah dikirimkan secara elektronik diterima oleh panitia selambat-lambatnya tanggal 21 Agustus
2013.11. Panduan dan informasi lomba dapat dilihat melalui situs LKIG 2013.12. Pengumuman finalis dapat dilihat melalui situs LKIG 2013 pada tanggal 18 September 2013.13. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.
Panitia LKIG ke-21 Tahun 2013Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan Iptek LIPIGedung Sasana Widya Sarwono Lt. 5 Jl.Jend Gatot Subroto No 10 Jakarta Selatan 12710
Telp (021) 5225711 ext. 1276, 1273, 1274Fax. (021) 5251834, 52920839
28
12 Cara Menjadi Guru yang BaikOleh : Agus Sampurno
Guru Sekolah Dasar di Jakarta
Menjadi guru yang baik saat mengajar bukansoal sifat si guru tersebut tapi soal kemampuanmengatur irama pembelajaran. Guru yangsifatnya baik pun akan cepat marah jikamuridnya sering berlaku tidak tertib. Salah satuhal yang membuat siswa tertib adalah kesibukanyang bermakna. Membuat siswa bisa sibuknamun tetap bermakna memang tantangan semuaguru. Ada guru yang senang memberi soal sulitpada siswanya dengan harapan siswanya sibukdan waktu mengajar dia tidak dipusingkan olehmasalah perilaku.
Padahal sebaliknya hal tadi hanya terjadi padasiswa yang perilakunya memang sudah baik,sementara anak-anak yang lain akan cepat bosandan justru membuat ulah karena merasa gurunyamemberi pekerjaan sulit tanpa jalan keluar.Karena pekerjaannya sulit membuat anak -anakyang memang sudah bermasalah pada perilakuakan timbul lagi keinginannya untuk membuatkeributan dan ujung-ujungnya guru akan merasagagal dalam mengajar siswanya di hari itu.
Ada beberapa cara untuk membuat jam pelajarananda berlalu tanpa terasa baik kita sebagai gurumaupun siswa sebagai penikmat cara mengajardan perencanaan mengajar kita
1. Rencanakan dalam semingguperencanaan mengajar anda
2. selalu update rencana pengajarananda setelah dan sebelum mengajar
3. tidur yang cukup setiap hari. Hal inipenting agar suasana hati kita terjagadan tidak mudah emosi
4. rencanakan pengajaran anda dalamteam, jika tidak mungkinkonsultasikan formal dan informalRPP anda pada rekan sesama guru.
5. masuk kelas lebih awal bisa 3 menitatau 5 menit lebih awal.
6. pikirkan 3 strategi atau rencana dalammengajar, dengan demikian anak yangcepat selesai tetap punya kegiatan
7. saat mengajar sempatkan memotivasisiswa. memotivasi itu bukan memujikarena memotivasi anda perlumendalami karakter anak yang andaingin motivasi
8. tebarkan senyum pada seisi kelas9. ucapkan salam dengan semangat saat
akan mengajar10. berikan soal yang menantang dan
bukan sekedar sulit11. minta siswa untuk ajarkan siswa
lainnya jika ia sudah selesai12. kurangi gaya ‘one man show’ saat
mengajar, kurangi semangat untukmenceramahi siswa. Biarkan siswajuga berbicara di kelas, berbagimengenai strateginya dalammengerjakan soal yang anda berikan.
Siapkan minimal dua penugasan atau strategi saat mengajar,dijamin siswa akan sibuk sepanjang pelajaran. Cara yang ada di fotoini adalah siswa yang sudah selesai langsung ditunggu oleh tugasyang lain untuk dikerjakan.
29
Recommended