Upload
fristananda
View
458
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1
Makalah Akhir Semester Posted 30 December, 2006 Manajemen Strategik Program Magister Manajemen, sem. 1, TA 2006/2007 Universitas Kristen Krida Wacana Dosen: Prof. Dr. dr. Aris Pongtuluran Prof. Dr. Ir. Rudy C Tarumingkeng
STRATEGI PENGEMBANGAN MUTU
DI SMPK-7 BPK PENABUR
Oleh:
Nunung Agus Susanto 01 – 2005 – 017
BAB I
PENDAHULUAN
A. RASIONAL
Desentralisasi pendidikan meluncurkan kebijakan peningkatan mutu pendidikan
pada tingkat kinerja manajemen pendidikan secara berjenjang. Jenjang akuntabilitas
tertinggi tentang usaha pencapaian mutu pendidikan yang direncanakan secara
terprogram berada pada tingkat sekolah yang disebut otonomi sekolah. Kesempatan
luas dalam kebijakan peningkatan mutu pendidikan di tingkat sekolah, wajib
disambut secara menyeluruh oleh komunitas pendidikan di sekolah. Ketika seluruh
komunitas sekolah bertanggung jawab akan visi dan tujuan sekolah dan membentuk
jaringan kerja yang dinamis sesuai misi sekolah, maka mutu pendidikan dalam nuansa
proses belajar mengajar akan tumbuh dan berkembang optimal. Ketika kinerja proses
belajar mengajar berlangsung optimal, maka mutu hasil belajar tercapai sesuai visi
dan tujuan sekolah. Koordinasi dan sinkronisasi kenerja sekolah dipandu konsep
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah atau MPMBS dalam suatu
kepemimpinan yang kuat oleh kepala sekolah. Ketika MPMBS sudah menjadi budaya
sekolah di propinsi DKI Jakarta maka, visi pendidikan Dasar propinsi DKI Jakarta ”
Mewujudkan Pendidikan Yang Bermutu dan Kompetitif” secara luas akan tercapai
secara bertahap mulai dari tingkat sekolah. Untuk itu maka setiap sekolah bertugas
menyusun rencana strategi manajemen sekolah sebagai sistem dalam Rencana
2
Program Pengembangan Sekolah yang disebut RPPS. Setiap renstra dalam RPPS,
berdasarkan pengertian bahwa “Pendidikan merupakan investasi yang ditanam
masa kini untuk memanen hasil di hari ini, hari esok dan atau masa datang.” Agar investasi itu benar-benar membuahkan profit kompetensi untuk siswa dan juga
guru diperlukan Manajemen Kurikulum dalam implementasi Manajemen
Pembelajaran. Ketika kepala sekolah didukung oleh guru yang memiliki akuntabilitas
yang tinggi bersinergis dalam suatu kinerja sekolah, maka derap peningkatan
kemampuan peserta didik dalam berperan sebagai pelaku kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dapat terwujud dalam diri siswa yang benar-benar kompeten. Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi menuntut setiap kepala
sekolah dan guru - guru menyambut Pendidikan Berbasis Kompetensi untuk anak
bangsa , yang akan tumbuh dan berkembang sebagai bangsa yang berakhlak mulia,
mandiri, sehat, berilmu, cerdas,terampil, cakap, kritis, rasional, kreatif, toleransi, berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab, demokrati sdan bergengsi dalam
percaturan global yang cenderung tidak pernah statis untuk hari ini, hari esok dan
pada masa-masa datang. Oleh karena itu RPPS tidak pernah statis karena memandu
derap peningkatan mutu berdasarkan program unggulan yang ditentukan secara
partisispatif dari komunitas pendidikan di sekolah.
Berdasarkan pemikiran tersebut, kami komunitas pendidikan SMPK 7
PENABUR Jakarta Barat menyusun Rencana Program Pengembangan Sekolah atau
RPPS tahun pelajaran 2006 - 2007. RPPS kami susun bersama 38 guru mata pelajaran
dan bimbingan konseling, 4 pegawai nonguru, dan dikonsultasikan kepada pengawas
manajemen sekolah. RPPS tersusun berdasarkan keputusan partisipatif guru, dan
karyawan di sekolah, sesuai Standar nasional pendidikan yang meliputi Isi RPPS,
Proses pelaksanaan RPPS dalam proses belajar mengajar dengan memberdayakan
tenaga kependidikan dan sarpras. Proses pelaksanaan RPPS kami kemas sinergis
dan dinamis menuju pencapaian kompetensi lulusan sekolah yang kami
unggulkan. Pembiayaan pelaksaan RPPS dari dana pemerintah dan masyarakat, kami
kemas penuh rencana efisiensi dan bertanggung jawab. Penilaian pendidikan kami
perhatikan secara teliti dan ditingkatkan secara berencana dan berkala.
B. LANDASAN TEORI DAN LANDASAN HUKUM RPPS
a. Landasan Teori RPPS.
1. Manajemen yang mengendalikan kinerja lebih dari satu orang, memiliki
tujuan, memiliki visi dan misi, memberdayakan dana dan sarana, selalu
dimulai dari perencanaan, pengorganisasian kinerja, pelaksanaan kinerja,
pengadministrasian dan pengendalian mutu. RPPS adalah kemasan seluruh
rencana kerja, pelaksanaan kinerja proses belajar mengajar,
pengadministrasian dan pengendalian mutu kinerja dan mutu hasil kinerja
sekolah.
2. RPPS merupakan jabaran dari konsep Total Quality Manajemen (TQM) yang
merupakan sistem manajemen yang berfokus pada semua orang pelanggan
jasa, berfokus kepada tenaga, bertujuan terus – menerus meningkatkan nilai
3
yang diberikan bagi pelanggan dengan biaya penciptaan nilai yang lebih
rendah dari nilai suatu produknya. Konsep TQM memerlukan komitmen
semua pihak yang terkait dalam manajemen. Kami komunitas pendidikan guru
dan non guru berkomitmen melaksanakan berbagai rumusan dari RPPS yang
kami susun dengan implementasi konsep TQM dan Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah kami, yang berfokus pada pengutamaan ketercapaian
tujuan sebagai kompetensi siswa lulusan SMPK 7 PENABUR , berfokus pada
sistem organisasi yang kami kemas sesuai sekolah sebagai sistem dan kami
memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan terus menerus.
b. Landasan Hukum Penyusunan RPPS
Disamping berpedoman pada landasan teori yang kami pilih, kami juga secara
yuridis mengacu kepada perundang-undanan sebagai landasan hukum penyusunan
RPPS SMPK 7 PENABUR.
1. Undang – Undang No. 25 tahun 2001 tentang Program Pembangunan
Nasional ( Propenas) bahwa : “Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis
Sekolah merupakan strategi komprehensip untuk meningkatkan mutu dan
relevansi pendidikan SLTP melalui pemberdayaan sekolah. Pemberdayaan
diserahkan ke sekolah seluas-luanya agar SLTP mampu meningkatkan mutu
pendidikan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
dan partisipasi orang tua siswa serta masyarakat”
Sesuai kebijakan Depdiknas konsep manajemen peningkatan mutu berbasis
sekolah (MPMBS) sudah sejak tahun 1999 dirintis di sekolah-sekolah tertentu
dan ternyata merupakan menajemen sekolah yang berhasil menata kehidupan
sekolah dalam mewujudkan visi sekolah dan tujuan sekolah dengan
melaksanakan misi yang telah ditetapkan. Sehingga mutu proses dan mutu
hasil belajar siswa dapat dikendalikan melalui langkah-langkah monev
quality control dan qualty assurance pada kurun waktu tertentu dan
berkelanjutan. Kami melaksanakan pelaksanaan RPPS dalam Proses Belajar
Mengajar dengan mengimplementasikan konsep Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah sesuai kondisi dan situasi sekolah kami SMPK 7
PENABUR.
2. UU RI NO 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3
yang mengamanatkan bahwa :
“ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Sekolah kami termasuk salah satu sekolah unggulan oleh karena itu kami
komunitas pendidkan harus lebih bertanggung jawab mewujudkan fungsi dan
sembilan indikator keberhasilan tujuan pendidikan nasional tersebut melalui
4
proses belajar mengajar yang profesional dalam memberdayakan sumber daya
di sekolah sehingga menghasilkan mutu hasil belajar sesuai yang kami
rencanakan.
3. UU RI NO 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab IX Pasal
35 yang mengamanatkan bahwa :
“Standar nasional pendidikan terdiri atas isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengeloalan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala”.
Sekolah kami memiliki renstra-renstra peningkatan mutu sebagai isi dan inti
kinerja. Renstra kami akan laksanakan dalam proses belajar mengajar, untuk
mencapai kompetensi lulusan, tenaga kependidikan kami wajib
memberdayakan sarana dan prasarana dalam pengelolaan proses
pembelajaran siswa dengan pembiayaan. Dalam proses pembelajaran siswa,
guru melaksanakan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara
berencana dan berkala.
4. Undang – Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan Nasional
Bab II tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan pasal 4 ayat 6 bahwa :
“Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan pendidikan”.
5. Bab XIV tentang pengelolaan pendidikan pasal 51 ayat 1 bahwa:
“Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini ,pendidikan dasar dan
pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan
nasional dengan prinsip manajemen berbasis sekolah”
Penyelenggaraan sekolah kami berusaha mengikutsertakan orangtua siswa dan
kelompok peduli mutu pendidikan sebagai pendukung sumber dana dan
sarana dalam mencapai tujuan-tujuan sekolah sesuai standar mutu yang kami
tetapkan.
C. VISI, MISI DAN TUJUAN SMPK 7 PENABUR
a. Visi Yayasan.
” Menjadi Lembaga Pendidikan Kristen Unggul Dalam Iman,Ilmu dan
Pelayanan ”.
Visi sekolah .
”Menjadi Sekolah Kristen Yang Berprestasi dan Beriman ”
5
b. Misi Yayasan.
” Mengembangkan Potensi Peserta Didik Secara Optimal Melalui Pendidikan
dan Pengajaran Bermutu Berdasarkan Nilai – Nilai Kristiani .”
Misi Sekolah.
“ Menjadikan kepribadian Peserta Didik Untuk Mencapai Keseimbangan Akademik dan Sosial.”
Di setiap kerja komunitas pendidikan, kami selalu menumbuhkan disiplin sesuai
aturan bidang kerja masing-masing, saling menghormati dan saling percaya dan
tetap menjaga hubungan kerja yang harmonis dan dinamis, meliputi jabaran misi
:
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga
sekolah.
3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya
sehingga dapat berkembang secara optimal.
4. Menumbuhkan dan mendorong keunggulan dalam penerapan ilmu
pengetahuan, tekhnologi, dan seni.
5. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya
bangsa sehingga terbangun siswa yang kompeten dan berakhlak mulia.
c. Tujuan sekolah kami dijabarkan dari visi sekolah, agar komunikatif dan bisa
diukur :
1. Unggul dalam kegiatan keagamaan dan kepedulian sekolah
2. Unggul dalam perolehan nilai UAN (UNAS)
3. Unggul dalam persaingan masuk ke SMA Swasta dan Negeri .
4. Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan terutama
bidang sains dan matematika.
5. Unggul dalam lomba olah raga, kesenian, PMR, dan Pramuka
6. Unggul dalam kebersihan dan penghijauan sekolah
Tujuan sekolah kami tersebut dalam rangka bertahap, dimonitoring, dievaluasi, dan
dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah yang
dibakukan secara nasional sebagai berikut:
1. Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama yang diyakini dalam
kehidupan.
2. Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan
memanfaatkan
6
lingkungan secara bertanggung jawab.
3. Berpikir secara logis, kritis, kreatif, inovatif, memecahkan masalah, serta
berkomunikasi
melalui berbagai media.
4. Menyenangi dan menghargai seni.
5. Menjalankan pola hidup bersih, bugar, dan sehat.
6. Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga terhadap
bangsa dan tanah air
Standar Kompetensi Standar Nasional tersebut, atas keputusan bersama guru dan
siswa, lebih kami rinci sebagai profil siswa SMPK 7 PENABUR sebagai berikut :
1. Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti sebagai
cerminan akhlak mulia dan iman taqwa.
2. Mampu berbahasa Inggris/Mandarin, secara aktif.
3. Mampu berbagai seni dan olah raga, sesuai pilihannya.
4. Mampu mendalami cabang pengetahuan yang dipilih.
5. Mampu mengoperasikan komputer aktif untuk program Microsoft Word, Exel,
dan Disain Grafis.
6. Mampu melanjutkan ke SMA/SMK terbaik sesuai pilihannya melalui pencapaian
target pilihan yang ditentukan sendiri.
7. Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kompetisi akademik dan
nonakademik di tingkat kecamatan, kodya, propinsi, dan nasional.
8. Mampu memiliki kecakapan hidup personal, sosial, environmental, dan pra-
vocasional.
Untuk mencapai standar kompetensi lulusan SMP standar Nasional dan mewjudkan
profil siswa, kami komunitas pendidikan internal dan ekternal juga menetapkan
program unggulan SMPK 7 PENABUR sebagai berikut :
a. Sasaran Program Unggulan Bidang Akademik Tahun Pelajaran 2006 - 2007:
1. Mutu pelajaran Agama dengan Daya Serap SKBM 70,00
2. Mutu pelajaran Matematika dengan Daya Serap SKBM 61,00
3. Mutu pelajaran Sains dengan Daya Serap SKBM 62,00
4. Mutu pelajaran Bahasa dengan Daya Serap SKBM 66,00
5. Mutu pelajaran Bahasa Internasional dengan Tofel tertentu.
6. Mutu pelajaran IPS dengan Daya Serap SKBM 61,00
7. Mutu pelajaran Penjaskes dengan Daya serap SKBM 65,00
8. Mutu pelajaran Keterampilan Pilihan dengan Daya Serap SKBM 65,00
9. Mutu pelajaran Muatan Lokal dengan Daya Serap SKBM 60,00
b. Sasaran Program Unggulan Bidang Nonakademik :
1. Pelayanan keunggulan tata krama dalam manejemen silaturahmi.
2. Pelayanan lingkungan pembelajaran indoor dan outdoor yang indah, tertata
rapi dan bersih dalam taman sekolah, taman kelas tumbuhan bergantung,
disain kelas, disain kantin, disain ruang pendukung pembelajaran
3. Pendalaman firman Tuhan sesuai agama yang dianut siswa
7
4. Pembinaan perilaku, ketertiban/kedisiplian, kerajinan, kerapihan, kebersihan,
mengembangkan bakat dan minat siswa melalui 13 kegiatan ekstrakurikuler,
siswa mentukan pilihannya di antara :
A. PROFIL GURU DAN TENAGA NONGURU SMPK 7 PENABUR
Guru di SMPK 7 PENABUR memiliki profil akademik, sertifikasi dan pengalaman
mengajar
Dari data guru tersebut, jumlah mata pelajaran yang kami kembangkan adalah 17, guru
yang kami perlukan 37 dan guru tetap yang tersedia 22 atau 59 %, berarti untuk
pemenuhan pembelajaran, kami memberdayakan 15 atau 41 % guru honorer yang terdiri
dari guru honorer penuh
Dari informasi data tersebut kekuatan dan kelemahan kami adalah :
Kekuatan :
a. Dari jumlah seluruh guru 37 orang, S2 = 1 orang = 2.6 % ;S1 = 31 orang = 83.7 %
; SM/D3 = 5 orang = 13,5 % , Pengalaman bertugas lebih dari 5 tahun = 37
orang = 100 %
b. Guru yang memiliki sertfikasi komputer = 15 orang = 28 % , Bahasa Inggris =
19 orang = 51 %.
c. Tingkat relevansi = 37 orang = 100 %
Kelemahan :
a. Guru yang pendidikan dibawah standar minimal pendidikan, PGSLP = 3 orang =
6 %
b. Guru yang belum mampu dalam Informasi Teknologi Komputer = 39 orang = 72
%
c. Guru yang belum mampu berbahasa Inggris aktif = 49 orang = 91 %
B. PROFIL TENAGA TATA USAHA DAN PENDUKUNG KEBERSIHAN DAN
KEAMANAN.
Dari data tersebut jumlah tenaga tata usaha urusan admininstrasi = 4 jumlah tenaga
tetap = 6 orang = 100 % ; tenaga kebersihan = orang dan tenaga keamanan = orang
Kekuatan pendukung program manajemen administrasi : a. Jumlah pegawai yang berpengalaman > 5 tahun = 5 orang = 83 %
b. Jumlah pegawai dengan pendidikan > SLTA = 2 orang = 33 %
c. Jumlah pegawai terampil komputer = 4 orang = 66 %
C. PROFIL SISWA SMPK 7 PENABUR TAHUN PELAJARAN 2006 - 2007
8. Gitar
9. Gu Zheng
10. Seni Lukis
11. Catur
12. Tenis Meja
13. Taekwondo
1. Basket
2. Voli
3. Bulutangkis
4. Pramuka
5. Palang Merah Remaja ( PMR )
6. Paduan Suara
7. Kelompok Ilmiah Remaja
8
Komunitas pendidikan di sekolah kami bertanggung jawab mengembangkan bakat,
minat dan kemampuan siswa kelas VII. VIII dan IX berjumlah direncanakan 722,
dengan rincian sebagai berikut :
a. Kwantitas siswa SMPK 7 PENABUR tahun 2006 - 2007:
Kls Jumlah siswa Kls Jumlah siswa Kls Jumlah siswa
VII P L JM
L VIII P L
JM
L IX P L
JM
L
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1
2
3
4
5
15
17
14
15
16
20
19
20
20
20
35
36
34
35
36
1
2
3
4
5
17
18
18
19
18
18
18
18
16
17
35
36
36
35
35
1
2
3
4
5
19
18
20
18
21
19
20
18
20
18
38
38
38
38
39
JM
L 99 77 176
JM
L 87 90 177
JM
L 95 96 191
Jumlah laki – laki kelas VII, VIII dan IX = 281 orang
Jumlah perempuan kelas VII, VIII dan IX = 263 orang
-----------------------------------------------------------------------
Jumlah siswa kelas VII, VIII dan III = 544 orang
D. PROFIL ORANG TUA SISWA SMPK 7.
Kinerja sekolah kami yang mengimplementasikan konsep Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah didukung oleh orang tua siswa kelas VII, VIII dan IX
berjumlah 544, dengan karateristik pendidikan dan latar belakang pekerjaan sebagai
berikut :
Pendidikan Pekerjaan
N
o Kls
Jumlah
Orang
Tua
Siswa
S3 S2 S1 D3 SLT
A
S
M
P-
SD
PNS Guru TNI
Wira
Swa
sta
Buru
h
Peta
ni
(1
)
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1. VII 176 1 24 100 25 26 15 161 -
2. VII
I
177 1 9 94 23 50 1 20 1 155 -
3. III 191 1 20 100 15 55 1 25 1 164 -
Jumlah 544 3 53 294 63 131 2 60 2 480 -
Persentase 1% 10 54 11% 24% 0.4% 11% 0.4% 88%
9
% %
Dari data tersebut kerja sama antara sekolah dan orang tua ssiwa memiliki peluang
dan kendala tantangan sebagai berikut :
1. Peluang
a. Jumlah orang tua siswa dengan latar belakang pendidikan S3 dan S2 berjumlah
56 orang = 11 %, mereka kemungkinan mampu berfikir bersama untuk
meningkatkan mutu penguasaan dan pemahaman konsep (PPK) materi
pelajaran.
b. Jumlah orang tua siswa dengan latar belakang pendidikan s1 D3 dan SLTA
berjumlah 488 orang = 89 %, mereka kemungkinan mampu diajak berfikir
tentang kecakapan/keterampilan siswa pada penerapan konsep mata pelajaran.
c. Jumlah orang tua siswa yang latar belakang pekerjaan PNS, guru, TNI
berjumlah 64 = 11.8 %, mereka mungkin lebih mudah dimotivasi sebagai
sumber dana pendidikan menuju mutu pendidikan yang kami rencanakan dan
memotivasi putra-putrinya mencapai mutu hasil belajar.
2. Tantangan/hambatan sebagai kendala
a. Jumlah orang tua siswa, latar belakang pendidikan SLTA 131 orang = 24 %,
karena pada umumnya mereka kurang peduli terhadap mutu pendidikan putra-
putrinya.
b. Jumlah orang tua siswa, latar belakang pekerjaan buruh, petani dan lain-lain
orang = , kemungkinan mereka mengalami kendala untuk pemenuhan biaya
pendidikan.
PROFIL PRASARANA –SARANA PENDIDIKAN SMPK 7 PENABUR
a. Prasarana input statis :
1. SMPK 7 PENABUR memiliki luas tanah 3.392 m2
, milik Yayasan BPK
Penabur
2. Bangunan gedung permanen, luas seluruh bangunan 1.052 m2
Dari data sarana belajar tersebut, kelengkapan sarana belajar 60 %, kemungkinan
implementasi pendekatan pembelajaran CTL ideal 50 %
a. Kekuatan keberadaan sarana pada mata pelajaran : Bahasa Inggris,
Elektronika, Tata Busana, Olah Raga, Biologi.
b. Kelemahan keberadaan sarana pada : Kesenian, Pengetahuan Sosial.
F. PROFIL HASIL BELAJAR BIDANG AKADEMIK SMPK 7 PENABUR
TAHUN 2004—2005
Peringkat UNAS Tingkat Propinsi menjadi titik ukur keberhasilan belajar siswa
selama 3 tahun pelajaran. Hasil belajar Nilai UAN kami teliti selama 2 tahun
terakhir secara berkelanjutan untuk meneliti hasil belajar sesuai program jangka
panjang dan jangka pendek.
10
2003-2004 2004-2005
No Mata
Pelajaran Nilai
Rata
-rata
JML
Perin
g
kat
Mape
l
Peri
ngka
t
JML
Nilai
Rata
-rata
JML
Pering
kat
Mapel
Peri
ngka
t
JML
1. Bhs Indonesia 7,48 8.48
2. Matematika 8,68 9.15
3. Bhs Inggris 8,20
24,36
7
9.16
26.7
9
7
Dari Hasil Unas tersebut, keberhasilan program unggulan mata pelajaran yang
tercapai
tahun 2004-2005 :
1. Mata pelajaran Bhs. Indonesia dengan SMS 7.00 Tercapai 8.48,
berarti Indek Produktifitas Pembelajaran 1.21, Kenaikan nilai dari tahun
2003-2004 = 1.00
2. Mata pelajaran Matematika dengan SMS 6.00 Tercapai 9.15,
berarti Indek Produktifitas Pembelajaran 1.53, Kenaikan nilai dari tahun
2003-2004 = 0.47
3. Mata pelajaran Bhs. Inggris dengan SMS 7.00 Tercapai 9.16,
berarti Indek Produktifitas Pembelajaran 1.31, Kenaikan nilai dari tahun
2003-2004 = 0.96
G. PROFIL HASIL BELAJAR BIDANG NON AKADEMIK SMPK 7 PENABUR
TAHUN 2004-2005
1. Untuk hasil belajar non akademik ekstra kurikuler siswa sesuai raport, kami
mengunggulkan bidang kesenian dan bidang olah raga ekstra kurikuler tertentu
sebagai berikut:
Tingkat Piala Kejuaraan Jenis Eks-
kul
Nama
Kegiatan Kecamatan Kodya DKI Nasional
Kesenian Paduan Suara
(disesuaikan)
v
Olah Raga Basket
Volley
PMR
V
V
V
Hasil belajar non akademik tersebut sudah mencapai target target.
2. Hasil belajar siswa bidang non akademik tentang perilaku budi pekerti
kepribadian sesuai raport
Jumlah Siswa / Kepribadian Siswa No Komponen Budi
Pekerti Kepribadian Kelas VII Kelas VII Kelas III
11
Yang Dinilai A B C A B C A B C
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Perilaku
2 Kerajinan/disiplin
3 Kerapihan
4 Kebersihan
Jumlah
Persentase
Dari analisis mutu kepribadian hasil belajar siswa kelas VII, VIII, III yang amat baik
..... %, baik ......% dan cukup ..... %
BAB II
IDENTIFIKASI FUNGSI – FUNGSI PENDUKUNG SASARAN PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN SMPK 7 PENABUR
A. ANALISIS SWOC POGRAM PENINGKATAN MUTU AKADEMIK DAN
NON AKADEMIK SMPK 7 PENABUR TAHUN 2006 - 2007.
a. Identifikasi Fungsi-Fungsi Sasaran
Sasaran peningkatan mutu pendidikan di sekolah kami sudah kami tentukan meliputi
bidang akademik dan bidang non akademik. Selanjutnya kami melakukan identifikasi
fungsi-fungsi dari faktor-faktor titik kinerja yang kami tetapkan meliputi bidang :
Ketatalaksanaan, Kurikulum dan Pembelajaran, Ketenagaan, Kesiswaan,
Perlengkapan Sarpras , Perpustakaan, Laboratorium, Perpustakaan, dan Konseling ,
Pengembangan Budaya dan Lingkungan Masyarakat dan Keuangan. Semua bidang
kinerja ini menunjukkan interaksi antara sumberdaya manusia sebagai komunitas
pendidikan, sarana-prasarana dan dana dalam proses kinerja masing-masing bidang
kajian. SDM, sarana-prasarana dan dana memberikan fungsi masing-masing dalam
pencapaian target mutu keunggulan kami. Masing-masing faktor memberikan fungsi
yang memiliki tingkat kesiapan berbeda dalam mendukung pencapaian target
unggulan akademik dan non akademik.
b. Analisisis Tingkat Kesiapan Fungsi ( analisis SWOC).
Dalam melakukan analisis fungsi dari faktor-faktor pendukung peningkatan mutu proses belajar mengajar berlaku kriteria kesiapan :
12
1. Jika tingkat kesiapan memadai atau memenuhi kriteria kesiapan dinyatakan sebagai faktor kekuatan internal dan faktor peluang eksternal.
2. Jika tingkat kesiapan tidak memadahi atau tidak memenuhi kriteria kesiapan, dinyatakan sebagai kelemahan faktor internal dan ancaman faktor eksternal
3. Untuk menentukan kriteria kesiapan faktor kami berfikir cermat, hati-hati, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman tahun-tahun lalu.
4. Jika persentase kekuatan dan peluang lebih besar dari kelemahan dan ancaman, kami prediksikan keunggulan akan tercapai dan sebaliknya.
5. Maka analisis SWOC kami artikan S = kekuatan =strength, W =Kelemahan internal = weakness, O=Peluang eksternal= opportunity dan C= Tantangan
b.01. Analisis SWOC bidang akademik SMPK 7 PENABUR.
Sasaran keunggulan bidang akademik 01, 02 dan 03 :
1. Hasil Belajar Siswa, PPK dan Penerapan Konsep untuk siswa kelas VII, DS
SKBM sesuai keputusan Partisipatif berdasarkan hasil TAU dan Tes Awal
Akademik Sekolah, dengan ketuntasan belajar dari DS SKBM Rata-rata 85 %
Hasil Belajar Siswa, PPK dan Penerapan Konsep VIII, IX, DS SKBM 2006 -
2007 naik dengan GSA 5,00 dari tahun 2004-2005 dengan ketuntasan
belajar dari DS SKBM Rata-rata 85 %
2. Kenaikan Nilai Ujian Nasional dan Nilai Ujian sekolah 2006 - 2007, dengan
GSA 2.4
dari tahun 2004-2005
3. Mencapai target keunggulan hasil belajar kelas VII,VIII dan IX, kami
mengunggulkan pendidikan kecakapan hidup atau ’Life skills ’terintegrasi
dalam proses pembelajaran PAKEM melalui pendekatan belajar Contektual
Teaching and Learning atau CTL.
Tingkat Kesiapan
Faktor N
o
Fungsi dan
Faktor
Kriteria
Kesiapan
Kekuatan/Pelu
ang
Kondisi nyata
SMPK 7
BPK Penabur Siap Tidak
(1
) (2) (3) (4) (5) (6)
A
.
Fungsi
Pakem CTL Kekuatan
Kelema
han
13
1.
Faktor Internal
a. Motivasi
belajar siswa
b.Perilaku
siswa
c. Motivasi
guru
d.
Pemberdayaa
n siswa
e. Guru mampu
menyusun
silabus
mandiri
f. Guru mampu
mengemas
penilaian
outentik tes
dan berbagai
instrumen
non tes
g.Pembelajaran
aktif kreatif,
efektif,
menyenangka
n dengan
keragaman
metode
pendekatan
CTL
h.Kesiapan
siswa belajar
aktif, kreatif,
efektif dan
inovatif
• Tinggi
• Disiplin
dan tertib
• Tinggi
• Guru
mampu
memberday
akan siswa
• Tingkat
kesangupan
dan
pengetahua
n tinggi
• Guru
memiliki
tingkat
kesangupan
dan
pengetahua
n yang
tinggi
• Guru
mampu
berbagai
metode
pendekatan
CTL
• 100% siswa
siap belajar
aktif
• Guru
memiliki
• 80 % siswa,
motivasi
belajar tinggi
• 80 % disiplin
dan tertip
• Cukup tinggi
• Cukup
mampu
• Cukup
• 30 % belum
menguasai
penilaian
outentik
• 80 % guru
masih suka
ceramah
• 50 % siswa
mau aktif
belajar
• Tingkat
kesanggupan
masih rendah
• 40 % siswa
siap dan
siap
siap
siap
siap
siap
siap
Belum
siap
Belum
siap
Belum
siap
Belum
siap
14
i. Pembelajaran
memberdaya
kan sarana
indoor dan
outdoor
j. Siswa senang
dengan
tugas-tugas
uji
kompetensi
non tes
jurnal,
produk,
proyek,
portofolio
k.......................
...........
tingkat
kesangupan
dan
pengetahua
n yang
tinggi
• 100 %
siswa
senang
......................
senang
tugas-tugas
non tes
..........................
....
2. Faktor Esternal
a. Dukungan
motivasi
belajar siswa
dari orang tua
• 100%
mendukung
(tinggi)
• 50% ortusis
peduli
dengan
dukungan
Peluang
Hambat
an
Belum
siap
15
b.Lingkungan
sosial luar
sekolah
c. Orang tahu
sistem
pembelajaran
dan penilaian
kurikulum
2004
• Kondusif
• 100% tahu
motivasi
belajar
anaknya
• Kondusif
• Tahu
Siap
Siap
B.
Fungsi
Pendukung
Ketenagaan.
Kekuatan Kelema
han
1.
Faktor
Internal.
• Jumlah guru
• Latar
belakang
pendidikan
• Relevansi
• Beban jam
mengajar
guru
• Cukup
• 100% S1
• 100%
relevan
• Rata-rata
24 jam
• 59% PNS,
41% honor
• 83.7 % S1
• 100 %
relevan
• 75 % > 24
jam
siap
siap
siap
siap
2. Faktor
eksternal
a. Pengalama
n mengajar
guru
b. Kompetens
i IT
komputeris
asi guru
dan Bahasa
Inggris
aktif
c. Fasilitas
sekolah
dalam
• Rata-rata
> 5 tahun
• 75 %
menguasai
• 100%
sekolah
menyediak
an fasilitas
• 73 % > 5
tahun
• 51%
menguasai
• Belum
mampu
membiayai
pengemban
gan
kompetensi
Peluang
Siap
Siap
Hambat
an
Belum
siap
16
mengemba
ngkan
kompetensi
keahlian
guru
d. ...................
.........
guru
C
.
Fungsi
Pendukung
utama PBM
Kekuatan Peluang
1. Fungsi
Internal.
a. Rasio buku
sumber
belajar
siswa 1:18
b. Perpustaka
an standar
ukuran dan
jumlah
buku
c. Laboratoriu
m standar,
lengkap
alat Sains,
rasio lab :
rombel
memadai
d. Tersedia
Pemenuhan
Buku paket
dan buku
pilihan guru
Ukuran
minimal 96
m2, dan rasio
siswa : buku =
1 : 10
Ukuran 96 m2,
alat praktik
kerja ilmiah
100% lengkap
dan Lab:
rombel = 1 ; 8
Tersedia
lengkap
100% siswa
mampu
menyediakan
buku sumber
belajar
Ukuran 93.6
m2, rasio siswa
: buku = 1 : 18
Ukuran 96 m2,
75 %
kelengkapan
alat sains, rasio
lab : rombel =
1:5
Tersedia
Siap
Siap
Belum
siap
Belum
siap
17
sarana
belajar
outdoor
(Taman,
Kebun
sekolah,
prasarana
olah raga)
lengkap
2. Faktor
Eksternal.
a. Dukungan
orang tua
untuk
melengkapi
sumber
belajar di
perpustakaan
b.Kerja sama
pengelolaan
perpustakaan
dengan
perpustakaan
nasional atau
perpustakaan
sekolah lain.
c. Melaksanaka
n
Banchmarkin
g atau
manajemen
patok duka
• 50% orang
tua
mendukung
pemenuhan
sarana AC,
rasio buku
fiksi dan
buku fiksi
• Dilaksanak
an minimal
4 x dalam
satu tahun
pelajaran
• Dilaksanak
an dalam
koordinasi
kepala
sekolah
unggulan
kotamadya
Jakarta
• Belum
terukur
berapa %
yang peduli
pengembang
an siswa
gemar
membaca
• Dilaksanakan
antar
perpustakaan
se-BPK
Penabur
• Sudah
dilaksanakan
semua
perpustakaan
se-Jakarta
Barat
Peluang Hambat
an
Belum
siap
Belum
siap
Belum
siap
18
dengan hasil
dan proses
belajar
dengan
sekolah
unggulan
yang lain
Barat
Dari analisis SWOC tersebut kami bisa mengetahui kekuatan dan peluang, mengetahui
kelemahan dan tantangan /ancaman untuk mencapai 3 program akademik kami
sehingga kami bisa menentukan kebijakan rencana strategi (Renstra) untuk mencapai
target mutu proses belajar dan mutu hasil belajar siswa dari 3 program akademik yang
kami prioritaskan tahun pelajaran 2006 - 2007.
Secara umum kesiapan fungsi dari faktor-faktor pendukung tercapainya program
unggulan adalah :
b. Faktor Internal sebagai kekuatan berjumlah 18. Diantara 18 faktor, fungsi yang siap
ada 12 faktor atau 67% kesiapan fungsi faktor internal atau kekuatan kami
mencapai program unggulan dari kelompok internal baru 67%, berarti 33% dari
faktor internal tidak siap atau belum siap atau sebagai kelemahan.
c. Dari faktor eksternal, kami meneliti 9 faktor pendukung, posisi kesiapan fungsi
diberikan oleh 4 faktor yang berfungsi sebagai peluang pencapaian program
unggulan atau 44% siap, berarti 5 faktor yang lain belum mendukung kesiapan
mencapai program unggulan kami
d. Secara umum dari 28 faktor yang diposisikan mendukung tercapainya program
unggulan akademik, yang siap mendukung ada 16 faktor atau 59% siap dengan
fungsinya.
Dari hasil analisis SWOC tersebut Rencana strategi manajemen dan action personal
sumber daya ketenagaan dan dana dapat kami tentukan dengan benar, sebagai alternatif
Renstra.
b. 02 Analisis SWOC Bidang Non Akademik SMPK 7 PENABUR.
Sasaran keunggulan bidang non akademik :
01. Renovasi, pengembangan, pemeliharaan taman belajar outdoor
02. Peningkatan perhatian siswa terhadap keindahan dan kebersihan WC
03. Penataan kantin sekolah,agar rapi, bersih dan ilmiah
04. Kebersihan dan keindahan WC siswa
05. Tata cara Upacara baru
06. Pelayanan keteladanan Silaturahmi
Tingkat Kesiapan
Faktor N
o Fungsi dan Faktor
Kriteria Kesiapan
Kekuatan/Peluang
Kondisi nyata
SMPK7 BPK
Penabur Siap Tidak
(1 (2) (3) (4) (5) (6)
19
)
A. Fungsi kepedulian
siswa dan orang
tua
Kekuata
n
Kelemaha
n
1
Faktor Internal
a. Motivasi
kreatifitas siswa
b. Perhatian siswa
terhadap
lingkungan
c. Motivasi
kreatifitas guru
d. Pemberdayaan
siswa
e. Kesenangan
siswa terhadap
tanaman dan
keindahannya.
f. Kesenangan guru
terhadap
tanaman dan
keindahannya
g. Pegawai
kebersihan rajin
• Tinggi
• Tinggi
• Tinggi
• Guru mampu
memberdayaka
n siswa
• 75 % siswa
senang dengan
tanaman dan
keindahan
• 75 % siswa
senang dengan
tanaman dan
keindahan
• Semua
pegawai rajin
• 80 % siswa,
motivasi
kreatifitas
tinggi
• 50 % ssiwa
memiliki
perhatian
lingkungan
• 80 % guru
kreatifitas tinggi
• Cukup tinggi
• 50 % siswa
senang taman
dan keindahan
• 50 % siswa
senang taman
dan keindahan
• Sebagaian besar
rajin
siap
siap
siap
siap
siap
siap
Belum
siap
2. Faktor Esternal
a. Dukungan dana
dari orang tua
b. Kerja sama
komite sekolah
• 100 %
mendukung
(tinggi)
• Harmonis
• 70 % ortusis
peduli dengan
pengembanngan
mutu sekolah
Harmonis dan
kondusif
Peluang
Siap
siap
Hambatan
20
dengan
komunitas
pendidikan di
sekolah
Kondusif
Dari analisis SWOC bidang non akademik tersebut ternyata diantara 9 faktor
pendukung program, 8 faktor berfungsi mendukung 4 jenis program non akademik, 8
faktor siap atau 89 % memiliki tingkat kesiapan optimal.
B. ALTERNATIF RENCANA STRATEGI PROGRAM PENCAPAIAN MUTU
AKADEMIK DAN NON AKADEMIK BERDASARKAN ANALISIS SWOC
1. Renstra Pencapaian Mutu Bidang Akademik.
a. Pelatihan spontan dan terprogram bagi sumberdaya kependidikan dan non
kependidikan atau guru dan non guru selama tahun pelajaran 2006 - 2007 minimal
2 kali dalam satu semester oleh kepala sekolah dengan materi :
1. Teknik melakukan tindakan spontan pemecahan masalah secara sistematis
berdasakan fakta yang outentik.
2. Belajar dari pengalaman kinerja diri sendiri melalui apa yang teah dilakukan
dibandingkan dengan apa yang harus dilakukan dalam kurun waktu bertahap
dari bulan pertama sampai bulan ke 12.
3. Belajar dari pihak lain: Steal Ideas Shamelessly (SIS) dan benchmarking.
Menuju sekolah yang ‘self-improvement‘ atau mampu terus menerus
memperbaiki diri melalui inovasi-inovasi pendidikan yang disesuaikan
dengan perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Innovasi meliputi perbaikan yang bersifat taktis dengan mengoptimalkan
sumber daya yang ada, perbaikan yang bersifat strategis dengan
pengembangan kebijakan sekolah yang komprehensif dengan fokus terarah
dan berkelanjutan, dan penguatan kapasitas (capacity building) merupakan
upaya sekolah secara terencana dalam pengembangan dan pemberdayaan
sumberdaya, khususnya sumberdaya manusia
4. Pendekatan Pembelajaran CTL, Quantum, konstruktivisem dalam berbagai
metoda belajar
5. Penyusunan penilaian outentik melalui tes tertulis dan non tertulis.
6. Pumping Teacher dan Pumping Student, memotivasi kreatifitas guru dan
kreatifitas siswa
7. Pembinaan Iman spiritual melalui pendekatan psychologi
8. Study banding kesekolah unggulan lain.
21
b. Pengaktifan Kegiatan MGMP di Sekolah (Central Teachers), Penanggung Jawab ;…….
Berdasarkan pada analisis SWOC untuk mengubah kelemahan guru dalam kemampuan mengemas dan melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan mennyenangkan, penyusunan silabus mandiri, penyusunan disain pembelajaran dan penilaian outentik. Kegiatan MGMP guru-guru kelas VII,VIII,IX akan lebih aktif dengan pengembangan dari teman oleh teman untuk teman dan siswa. Materi pembahasan dalam MGMP adalah :
1. Penyususunan Silabus mandiri 2. Penyusunan uji kompetensi tes tertulis dan non tes, kuis, jurnal,
proyek, produk dan portofolio. 3. Meningkatkan mutu proses pembelajaran siswa dengan memperdalam
berbagai metode pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL), Quantum Teaching, Konistruktifisme Teaching,
4. Meningkatkan latar belakang materi pelajaran dan lain-lain. 5. Melaksanakan QC MPMBS bersama untuk menilai mutu proses dan
mutu hasil melalui Gain Score Achievement maupun Ketuntasan belajar berkelanjutan (Mastery Learning) dari analisa Kurva Prestasi Belajar. Mengembangkan Kurikulum yang berlaku Berbasis Sekolah.
6. Menyusun strategi pembelajaran siswa sesuai kurikulum secara konsekuen dengan menambah pengetahuan guru melalui CTL dan Quantum Teaching.
7. Membantu guru dalam pemahaman materi yang sulit melalui berbagai media belajar
8. Lain-lain……………………………………………
c. Peningkatan Disiplin Siswa dan Guru, dengan Penanggung jawab : .................................
Sekolah secara partisipatif membuat aturan-aturan yang harus ditaati, khususnya untuk siswa dan untuk guru dengan melibatkan guru, siswa dan warga sekolah lainnya, termasuk karyawan dan kepala sekolah. Aturan tersebut dapat meliputi “tata tertib dan tata krama kehidupan social sekolah” ,yang memandu saat masuk sekolah, saat disekolah dan saat pulang sekolah. Dengan meningkatkan efektivitas jam belajar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan meningkatkan iklim belajar yang lebih kondusif untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik diantaranya :
1. Mutu disiplin efisiensi dan efektifitas waktu belajar juga harus diaudit quality control melalui GSA persentase kehadiran guru dikelas sebagai
22
mutu jam efektif tatap muka dan persentase kehadiran siswa di kelas tatap muka. Manakah yang lebih positip.
2. Memperbaharui tata tertib siswa melibatkan MPK 3. Mengidentifikasi pelanggaran yang sering dilakukan siswa selama
proses belajar dan proses belajar mengajar 4. Membentuk tim guru yang akan menangani pelangaran siswa dan
audit GSA dan hadir efektifitas siswa. 5. Menyusun aturan, tindakan dan sanksi untuk siswa dan guru 6. Membuat laporan berdasarkan jenis pelanggaran secara berkala untuk
disampaikan pada rapat guru 7. Lain-lain ……………………………………………
d. Pembentukan Kelompok Siswa Diskusi Terbimbing, Penanggung jawab : ..................
1. Kelompok diskusi terbimbing ini dibentuk untuk mengatasi siswa yang kurang persiapan untuk belajar disekolah dengan berbagai masalah belajar, pengembangan bakat dan minat siswa tertentu. Kegiatan diskusi ini, minimal satu kali per minggu untuk setiap mata pelajaran, dilakukan diluar jam pelajaran sekolah. Pembentukan kelompok dilakukan oleh siswa dan bimbingan guru berdasarkan bakat-minat maupun cita-cita masuk perguruan tinggi. Dalam setiap kegiatan diskusi dapat dihadirkan nara sumber yang berasal dari guru, alumni atau orang lain yang dianggap ahli dalam bidang yang dibutuhkan.
2. Karena program unggulan kami adalah sains, maka akan dikembangkan Pendidikan Potensi Dasar (PTD) Teknologi. Siswa setiap kelas yang memiliki potensi Sains, dibentuk kelompok kerja ilmiah siswa (KKIS) yang akan dibimbing guru sains di sore hari tertentu sesuai jadwal PTDT.
3. Menyusun jadwal pembimbing dan lokasi untuk setiap kelompok 4. Membimbing siswa yang sedang mengadakan diskusi 5. Mengoptimalkan peran alumni untuk membimbing siswa 6. Melakukan evaluasi hasil bimbingan setiap kelompok
e. Peningkatan Layanan Perpustakaan dan Pengadaan Buku, Penanggung Jawab : ………….
Dari hasil analisis, ternyata sekolah masih memerlukan buku-buku bacaan wajib maupun penunjang karena rasio siswa : buku masih rendah dibawah stnadar minimal nasional. Pengadaan buku pustaka diarahkan untuk mendukung kegiatan siswa belajar. Untuk mendukung kegiatan guru, diadakan buku pegangan guru dari sumber yang relevan.
23
1. Penambahan buku dari partisipasi orang tua siswa yang peduli peningkatan siswa gemar membaca. Orang tua siswa yang berpendidikan S1 dan S2, yang latar belakang ekonomi menengah keatas, dikumpulkan secara bertahap diperpustakaan untuk menganalisa kondisi perpustakaan dan berpartisipasi pengembangan perpustakaan dalam bentuk dana atau fisik secara suka rela.
2. Buku sebagai sumber pengetahuan harus diinformasikan kepada siswa dan setiap guru menugaskan siswa agar membaca buku yang relevan dan membuat sinopsisnya atau memberikan tugas pemecahan masalah sehubungan dengan penguasaan konsep pengetahuan yang bisa terjawab jika siswa mempelajari buku tertentu diperpustakaan.
3. Petugas pengelola perpustakaan melayani siswa dengan mendisain ruang perpustakaan menjadi menarik, serasi dan berkesan suasana keceriaan belajar. Kemudian petugas perpustakaan juga harus mengaudit GSA siswa gemar membaca melalui persentase siswa pengunjung perpustakaan dan peminjam buku. Audit GSA harus dumumkan setiap upacara minggu pertama bulan berlangsung bagi hasil GSA bulan lalu, sehingga siswa termotivasi untuk menjadi siswa gemar membaca.
4. Mengidentifikasikan kebutuhan buku untuk guru dan untuk siswa 5. Membeli buku sesuai dan kebutuhan dan anggaran yang tersedia 6. Menyusun layanan perpustakaan, audit mutu GSA setiap bulan
tentang persentase siswa peminjam buku dan siswa pengunjung perpustakaan dan mendukung pelaksanaan diskusi kelompok terbimbing di perpustakaan
2. Renstra Pencapaian Mutu Bidang Non Akademik
a. Meningkatkan kerja sama antara orang tua siswa melalui komite sekolah untuk
pengembangan sekolah melalui :
1. Diprogramkan segera pembiayaan dan masuk dalam RAPBS dan dibicarakan
pada orangtua siswa
b. Pembentukan kelompok kreatifitas siswa dalam apresiasi seni dan kreasi seni
1. Kelompok kreatifitas apresiasi dan kreasi seni kleas VII,VIII, IX melalui
kegiatan OSIS
2. Disusun program Taman Sekolah OUTDOOR
3. Disusun Program Kebersihan lingkungan
24
C. PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI KETERLAKSANAAN
MPMBS DALAM QUALITY CONTROL DAN QUALITY ASSURANCE MUTU
PROSES DAN MUTU HASIL BELAJAR SISWA.
Dengan rincian Program sebagai berikut :
1. Meyakinkan guru dan karyawan melalui rapat dinas bahwa, kualitas hasil belajar belajar siswa adalah hal yang sangat penting,
2. Kinerja (performance) sekolah dimonitor secara formal dan reguler dalam kurun
waktu setiap akhir bulan, setiap semester dan setiap akhir tahun pelajaran untuk
menentukan bintang-bintang pelajar setiap mata pelajaran dan mutu
akademik/non akademik lainya,
3. Data dan informasi dikumpulkan dan dianalisis secara teliti untuk memperbaiki
pelaksanaan dan proses pendidikan di sekolah bulan berikutnya, semester
berikutnya dan tahun berikutnya serta, sebagai sumber motivasi bagi siswa dan
guru dan semua komunitas pendidikan internal dan eksternal.
4. Kepala sekolah, pengawas (sebagai mitra kerja), guru dan tenaga administrasi
mempunyai komitmen untuk bersama-sama menilai kondisi sekolah secara
kritis melalui analisis hasil QC MPMBS dan rangkuman eksekutif mutu proses
dan mutu hasil dalam kurun waktu setiap akhir semester dan setiap akhir tahun
pelajaran untuk perbaikan proses pendidikan,
5. Pemantauan, pengkajian dan pelaporan kemajuan belajar siswa dilakukan
melalui suatu proses yang sistematis dan terencana sesuai garis koordinasi,
garis instruksi dan garis konsultasi struktur organisasi
6. Program inti berdasarkan skala prioritas program peningkatan mutu dari
sekolah dikomunikasikan ke semua pihak komunitas pendidikan yang terkait
melalui rapat dinas akhir semester dan akhir tahun pelajaran sebagai pesta
analisis QC MPMBS kepada guru dan karyawan, komite sekolah dan atau
yayasan penyelenggara pendidikan,
7. Komunitas pendidikan mempunyai kepercayaan kepada sekolah dan mengakui
komitmen sekolah terhadap peningkatan mutu
Manajemen Monev keterlaksanaan MPMBS dalam QC dan QA mutu proses belajar dan
mutu hasil belajar akademik dan non akademik meliputi pendataan, komputerisasi,
analisis, rangkuman eksekutif dan tindak lanjut kebijakan strategis, kebijakan taktis dan
kebijakan penguatan kapasitas secara bertahap. Pendataan mutu proses belajar dan mutu
hasil belajar dengan instrumen QC dan QA standar minimal Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama Propinsi DKI Jakarta dan Petunjuk teknisnya. SMPK 7 PENABUR
audit QC dan QA mutu proses belajar dan mutu hasil belajar menggunakan Software IT
QC dan QA bersama-sama 60 SMP negeri Provinsi DKI Jakarta yang ditunjuk. Untuk
25
SMP negeri dan Swasta yang belum menggunakan Software IT, audit QC dan QA dapat
menggunakan Software Program Exsel.
Hasil audit secara bertahap diinformasikan kepada siswa dan guru sesuai titik auditing
kinerja sekolah, melalui pengumuman /upacara dan melalui Rapat Dinas Sekolah untuk
menentukan kebijakan Strategi, kebijakan Teknis atau kebijakan Penguatan kapasitas
waktu-waktu berikutnya.
BAB III
IDENTIFIKASI FUNGSI – FUNGSI PENDUKUNG SASARAN PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN SMPK 7 PENABUR
A. ANALISIS SWOC POGRAM PENINGKATAN MUTU AKADEMIK DAN
NON AKADEMIK SMPK 7 PENABUR TAHUN 2006 - 2007.
a. Identifikasi Fungsi-Fungsi Sasaran
Sasaran peningkatan mutu pendidikan di sekolah kami sudah kami tentukan meliputi
bidang akademik dan bidang non akademik. Selanjutnya kami melakukan identifikasi
fungsi-fungsi dari faktor-faktor titik kinerja yang kami tetapkan meliputi bidang :
Ketatalaksanaan, Kurikulum dan Pembelajaran, Ketenagaan, Kesiswaan,
Perlengkapan Sarpras , Perpustakaan, Laboratorium, Perpustakaan, dan Konseling ,
Pengembangan Budaya dan Lingkungan Masyarakat dan Keuangan. Semua bidang
kinerja ini menunjukkan interaksi antara sumberdaya manusia sebagai komunitas
pendidikan, sarana-prasarana dan dana dalam proses kinerja masing-masing bidang
kajian. SDM, sarana-prasarana dan dana memberikan fungsi masing-masing dalam
pencapaian target mutu keunggulan kami. Masing-masing faktor memberikan fungsi
yang memiliki tingkat kesiapan berbeda dalam mendukung pencapaian target
unggulan akademik dan non akademik.
b. Analisisis Tingkat Kesiapan Fungsi ( analisis SWOC).
Dalam melakukan analisis fungsi dari faktor-faktor pendukung peningkatan mutu proses belajar mengajar berlaku kriteria kesiapan :
6. Jika tingkat kesiapan memadai atau memenuhi kriteria kesiapan dinyatakan sebagai faktor kekuatan internal dan faktor peluang eksternal.
7. Jika tingkat kesiapan tidak memadahi atau tidak memenuhi kriteria kesiapan, dinyatakan sebagai kelemahan faktor internal dan ancaman faktor eksternal
8. Untuk menentukan kriteria kesiapan faktor kami berfikir cermat, hati-hati, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman tahun-tahun lalu.
26
9. Jika persentase kekuatan dan peluang lebih besar dari kelemahan dan ancaman, kami prediksikan keunggulan akan tercapai dan sebaliknya.
10. Maka analisis SWOC kami artikan S = kekuatan =strength, W =Kelemahan internal = weakness, O=Peluang eksternal= opportunity dan C=Tantangan.
b.01. Analisis SWOC bidang akademik SMPK 7 PENABUR.
Sasaran keunggulan bidang akademik 01, 02 dan 03 :
1. Hasil Belajar Siswa, PPK dan Penerapan Konsep untuk siswa kelas VII, DS
SKBM sesuai keputusan Partisipatif berdasarkan hasil TAU dan Tes Awal
Akademik Sekolah, dengan ketuntasan belajar dari DS SKBM Rata-rata 85 %
Hasil Belajar Siswa, PPK dan Penerapan Konsep VIII, IX, DS SKBM 2006 -
2007 naik dengan GSA 5,00 dari tahun 2004-2005 dengan ketuntasan
belajar dari DS SKBM Rata-rata 85 %
2. Kenaikan Nilai Ujian Nasional dan Nilai Ujian sekolah 2006 - 2007, dengan
GSA 2.4
dari tahun 2004-2005
3. Mencapai target keunggulan hasil belajar kelas VII,VIII dan IX, kami
mengunggulkan pendidikan kecakapan hidup atau ’Life skills ’terintegrasi
dalam proses pembelajaran PAKEM melalui pendekatan belajar Contektual
Teaching and Learning atau CTL.
Tingkat Kesiapan
Faktor N
o Fungsi dan Faktor
Kriteria Kesiapan
Kekuatan/Peluang
Kondisi nyata
SMPK 7
BPK Penabur Siap Tidak
(1
) (2) (3) (4) (5) (6)
A. Fungsi Pakem
CTL
Kekuata
n
Kelemaha
n
27
1.
Faktor Internal
l. Motivasi belajar
siswa
m. Perilaku
siswa
n.Motivasi guru
o. Pemberdayaan
siswa
p.Guru mampu
menyusun
silabus mandiri
q.Guru mampu
mengemas
penilaian
outentik tes dan
berbagai
instrumen non
tes
r. Pembelajaran
aktif kreatif,
efektif,
menyenangkan
dengan
keragaman
metode
pendekatan CTL
s. Kesiapan siswa
belajar aktif,
kreatif, efektif
dan inovatif
t. Pembelajaran
memberdayakan
sarana indoor
dan outdoor
• Tinggi
• Disiplin dan
tertib
• Tinggi
• Guru mampu
memberdayaka
n siswa
• Tingkat
kesangupan
dan
pengetahuan
tinggi
• Guru memiliki
tingkat
kesangupan
dan
pengetahuan
yang tinggi
• Guru mampu
berbagai
metode
pendekatan
CTL
• 100% siswa
siap belajar
aktif
• Guru memiliki
tingkat
kesangupan
dan
pengetahuan
yang tinggi
• 80 % siswa,
motivasi belajar
tinggi
• 80 % disiplin dan
tertip
• Cukup tinggi
• Cukup mampu
• Cukup
• 30 % belum
menguasai
penilaian
outentik
• 80 % guru masih
suka ceramah
• 50 % siswa mau
aktif belajar
• Tingkat
kesanggupan
masih rendah
• 40 % siswa siap
dan senang
tugas-tugas non
tes
siap
siap
siap
siap
siap
siap
Belum
siap
Belum
siap
Belum
siap
Belum
siap
28
u.Siswa senang
dengan tugas-
tugas uji
kompetensi non
tes jurnal,
produk, proyek,
portofolio
v.............................
.....
• 100 % siswa
senang
......................
..............................
2. Faktor Esternal
d.Dukungan
motivasi belajar
siswa dari orang
tua
• 100%
mendukung
(tinggi)
• 50% ortusis
peduli dengan
dukungan
motivasi belajar
Peluang
Hambatan
Belum
siap
29
e. Lingkungan
sosial luar
sekolah
f. Orang tahu
sistem
pembelajaran
dan penilaian
kurikulum 2004
• Kondusif
• 100% tahu
anaknya
• Kondusif
• Tahu
Siap
Siap
B.
Fungsi
Pendukung
Ketenagaan.
Kekuata
n
Kelemaha
n
1.
Faktor Internal.
• Jumlah guru
• Latar belakang
pendidikan
• Relevansi
• Beban jam
mengajar
guru
• Cukup
• 100% S1
• 100% relevan
• Rata-rata 24
jam
• 59% PNS, 41%
honor
• 83.7 % S1
• 100 % relevan
• 75 % > 24 jam
siap
siap
siap
siap
2. Faktor eksternal
e. Pengalaman
mengajar guru
f. Kompetensi IT
komputerisasi
guru dan
Bahasa Inggris
aktif
g. Fasilitas
sekolah dalam
mengembangk
an kompetensi
keahlian guru
h. .........................
...
• Rata-rata > 5
tahun
• 75 %
menguasai
• 100% sekolah
menyediakan
fasilitas
• 73 % > 5 tahun
• 51%
menguasai
• Belum mampu
membiayai
pengembangan
kompetensi
guru
Peluang
Siap
Siap
Hambatan
Belum
siap
30
C.
Fungsi
Pendukung
utama PBM
Kekuata
n Peluang
1. Fungsi Internal.
e. Rasio buku
sumber
belajar siswa
1:18
f. Perpustakaan
standar ukuran
dan jumlah
buku
g. Laboratorium
standar,
lengkap alat
Sains, rasio lab
: rombel
memadai
h. Tersedia sarana
belajar outdoor
(Taman, Kebun
sekolah,
prasarana olah
raga)
Pemenuhan Buku
paket dan buku
pilihan guru
Ukuran minimal
96 m2, dan rasio
siswa : buku = 1 :
10
Ukuran 96 m2,
alat praktik kerja
ilmiah 100%
lengkap dan Lab:
rombel = 1 ; 8
Tersedia lengkap
100% siswa mampu
menyediakan buku
sumber belajar
Ukuran 93.6 m2,
rasio siswa : buku =
1 : 18
Ukuran 96 m2, 75
% kelengkapan alat
sains, rasio lab :
rombel = 1:5
Tersedia lengkap
Siap
Siap
Belum
siap
Belum
siap
2. Faktor Eksternal. Peluang Hambatan
31
d.Dukungan orang
tua untuk
melengkapi
sumber belajar di
perpustakaan
e. Kerja sama
pengelolaan
perpustakaan
dengan
perpustakaan
nasional atau
perpustakaan
sekolah lain.
f. Melaksanakan
Banchmarking
atau manajemen
patok duka
dengan hasil dan
proses belajar
dengan sekolah
unggulan yang
lain
• 50% orang tua
mendukung
pemenuhan
sarana AC,
rasio buku fiksi
dan buku fiksi
• Dilaksanakan
minimal 4 x
dalam satu
tahun pelajaran
• Dilaksanakan
dalam
koordinasi
kepala sekolah
unggulan
kotamadya
Jakarta Barat
• Belum terukur
berapa % yang
peduli
pengembangan
siswa gemar
membaca
• Dilaksanakan
antar
perpustakaan
se-BPK Penabur
• Sudah
dilaksanakan
semua
perpustakaan se-
Jakarta Barat
Belum
siap
Belum
siap
Belum
siap
Dari analisis SWOC tersebut kami bisa mengetahui kekuatan dan peluang, mengetahui
kelemahan dan tantangan /ancaman untuk mencapai 3 program akademik kami
sehingga kami bisa menentukan kebijakan rencana strategi (Renstra) untuk mencapai
target mutu proses belajar dan mutu hasil belajar siswa dari 3 program akademik yang
kami prioritaskan tahun pelajaran 2006 - 2007.
a. Secara umum kesiapan fungsi dari faktor-faktor pendukung tercapainya program
unggulan adalah :
b. Faktor Internal sebagai kekuatan berjumlah 18. Diantara 18 faktor, fungsi yang siap
ada 12 faktor atau 67% kesiapan fungsi faktor internal atau kekuatan kami
mencapai program unggulan dari kelompok internal baru 67%, berarti 33% dari
faktor internal tidak siap atau belum siap atau sebagai kelemahan.
c. Dari faktor eksternal, kami meneliti 9 faktor pendukung, posisi kesiapan fungsi
diberikan oleh 4 faktor yang berfungsi sebagai peluang pencapaian program
unggulan atau 44% siap, berarti 5 faktor yang lain belum mendukung kesiapan
mencapai program unggulan kami
d. Secara umum dari 28 faktor yang diposisikan mendukung tercapainya program
unggulan akademik, yang siap mendukung ada 16 faktor atau 59% siap dengan
fungsinya.
32
Dari hasil analisis SWOC tersebut Rencana strategi manajemen dan action personal
sumber daya ketenagaan dan dana dapat kami tentukan dengan benar, sebagai alternatif
Renstra.
b. 02 Analisis SWOC Bidang Non Akademik SMPK 7 PENABUR.
Sasaran keunggulan bidang non akademik :
02. Renovasi, pengembangan, pemeliharaan taman belajar outdoor
03. Peningkatan perhatian siswa terhadap keindahan dan kebersihan WC
04. Penataan kantin sekolah,agar rapi, bersih dan ilmiah
05. Kebersihan dan keindahan WC siswa
06. Tata cara Upacara baru
07. Pelayanan keteladanan Silaturahmi
Tingkat Kesiapan
Faktor N
o Fungsi dan Faktor
Kriteria Kesiapan
Kekuatan/Peluang
Kondisi nyata
SMPK7 BPK
Penabur Siap Tidak
(1
)
(2) (3) (4) (5) (6)
A. Fungsi kepedulian
siswa dan orang
tua
Kekuata
n
Kelemaha
n
1
Faktor Internal
h. Motivasi
kreatifitas siswa
i. Perhatian siswa
terhadap
lingkungan
j. Motivasi
kreatifitas guru
k. Pemberdayaan
siswa
l. Kesenangan
siswa terhadap
tanaman dan
keindahannya.
• Tinggi
• Tinggi
• Tinggi
• Guru mampu
memberdayaka
n siswa
• 75 % siswa
senang dengan
tanaman dan
keindahan
• 75 % siswa
• 80 % siswa,
motivasi
kreatifitas
tinggi
• 50 % ssiwa
memiliki
perhatian
lingkungan
• 80 % guru
kreatifitas tinggi
• Cukup tinggi
• 50 % siswa
senang taman
dan keindahan
siap
siap
siap
siap
siap
Belum
siap
33
m. Kesenangan guru
terhadap
tanaman dan
keindahannya
n. Pegawai
kebersihan rajin
senang dengan
tanaman dan
keindahan
• Semua
pegawai rajin
• 50 % siswa
senang taman
dan keindahan
• Sebagaian besar
rajin
siap
2. Faktor Esternal
c. Dukungan dana
dari orang tua
d. Kerja sama
komite sekolah
dengan
komunitas
pendidikan di
sekolah
• 100 %
mendukung
(tinggi)
• Harmonis
Kondusif
• 70 % ortusis
peduli dengan
pengembanngan
mutu sekolah
Harmonis dan
kondusif
Peluang
Siap
siap
Hambatan
Dari analisis SWOC bidang non akademik tersebut ternyata diantara 9 faktor
pendukung program, 8 faktor berfungsi mendukung 4 jenis program non akademik, 8
faktor siap atau 89 % memiliki tingkat kesiapan optimal.
C. ALTERNATIF RENCANA STRATEGI PROGRAM PENCAPAIAN MUTU
AKADEMIK DAN NON AKADEMIK BERDASARKAN ANALISIS SWOC
1. Renstra Pencapaian Mutu Bidang Akademik.
8Pelatihan spontan dan terprogram bagi sumberdaya kependidikan dan non
kependidikan atau guru dan non guru selama tahun pelajaran 2006 - 2007
minimal 2 kali dalam satu semester oleh kepala sekolah dengan materi :
Teknik melakukan tindakan spontan pemecahan masalah
secara sistematis berdasakan fakta yang outentik.
9. Belajar dari pengalaman kinerja diri sendiri melalui apa yang teah dilakukan
dibandingkan dengan apa yang harus dilakukan dalam kurun waktu bertahap
dari bulan pertama sampai bulan ke 12.
10. Belajar dari pihak lain: Steal Ideas Shamelessly (SIS) dan benchmarking.
34
Menuju sekolah yang ‘self-improvement‘ atau mampu terus menerus
memperbaiki diri melalui inovasi-inovasi pendidikan yang disesuaikan
dengan perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Innovasi meliputi perbaikan yang bersifat taktis dengan mengoptimalkan
sumber daya yang ada, perbaikan yang bersifat strategis dengan
pengembangan kebijakan sekolah yang komprehensif dengan fokus terarah
dan berkelanjutan, dan penguatan kapasitas (capacity building) merupakan
upaya sekolah secara terencana dalam pengembangan dan pemberdayaan
sumberdaya, khususnya sumberdaya manusia
11. Pendekatan Pembelajaran CTL, Quantum, konstruktivisem dalam berbagai
metoda belajar
12. Penyusunan penilaian outentik melalui tes tertulis dan non tertulis.
13. Pumping Teacher dan Pumping Student, memotivasi kreatifitas guru dan
kreatifitas siswa
14. Pembinaan Iman spiritual melalui pendekatan psychologi
15. Study banding kesekolah unggulan lain.
f. Pengaktifan Kegiatan MGMP di Sekolah (Central Teachers), Penanggung Jawab ;…….
Berdasarkan pada analisis SWOC untuk mengubah kelemahan guru dalam kemampuan mengemas dan melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan mennyenangkan, penyusunan silabus mandiri, penyusunan disain pembelajaran dan penilaian outentik. Kegiatan MGMP guru-guru kelas VII,VIII,IX akan lebih aktif dengan pengembangan dari teman oleh teman untuk teman dan siswa. Materi pembahasan dalam MGMP adalah :
9. Penyususunan Silabus mandiri 10. Penyusunan uji kompetensi tes tertulis dan non tes, kuis, jurnal,
proyek, produk dan portofolio. 11. Meningkatkan mutu proses pembelajaran siswa dengan memperdalam
berbagai metode pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL), Quantum Teaching, Konistruktifisme Teaching,
12. Meningkatkan latar belakang materi pelajaran dan lain-lain. 13. Melaksanakan QC MPMBS bersama untuk menilai mutu proses dan
mutu hasil melalui Gain Score Achievement maupun Ketuntasan belajar berkelanjutan (Mastery Learning) dari analisa Kurva Prestasi Belajar. Mengembangkan Kurikulum yang berlaku Berbasis Sekolah.
14. Menyusun strategi pembelajaran siswa sesuai kurikulum secara konsekuen dengan menambah pengetahuan guru melalui CTL dan Quantum Teaching.
15. Membantu guru dalam pemahaman materi yang sulit melalui berbagai media belajar
35
16. Lain-lain……………………………………………
g. Peningkatan Disiplin Siswa dan Guru, dengan Penanggung jawab : .................................
Sekolah secara partisipatif membuat aturan-aturan yang harus ditaati, khususnya untuk siswa dan untuk guru dengan melibatkan guru, siswa dan warga sekolah lainnya, termasuk karyawan dan kepala sekolah. Aturan tersebut dapat meliputi “tata tertib dan tata krama kehidupan social sekolah” ,yang memandu saat masuk sekolah, saat disekolah dan saat pulang sekolah. Dengan meningkatkan efektivitas jam belajar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan meningkatkan iklim belajar yang lebih kondusif untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik diantaranya :
8. Mutu disiplin efisiensi dan efektifitas waktu belajar juga harus diaudit quality control melalui GSA persentase kehadiran guru dikelas sebagai mutu jam efektif tatap muka dan persentase kehadiran siswa di kelas tatap muka. Manakah yang lebih positip.
9. Memperbaharui tata tertib siswa melibatkan MPK 10. Mengidentifikasi pelanggaran yang sering dilakukan siswa selama
proses belajar dan proses belajar mengajar 11. Membentuk tim guru yang akan menangani pelangaran siswa dan
audit GSA dan hadir efektifitas siswa. 12. Menyusun aturan, tindakan dan sanksi untuk siswa dan guru 13. Membuat laporan berdasarkan jenis pelanggaran secara berkala untuk
disampaikan pada rapat guru 14. Lain-lain ……………………………………………
h. Pembentukan Kelompok Siswa Diskusi Terbimbing, Penanggung jawab : ..................
7. Kelompok diskusi terbimbing ini dibentuk untuk mengatasi siswa yang kurang persiapan untuk belajar disekolah dengan berbagai masalah belajar, pengembangan bakat dan minat siswa tertentu. Kegiatan diskusi ini, minimal satu kali per minggu untuk setiap mata pelajaran, dilakukan diluar jam pelajaran sekolah. Pembentukan kelompok dilakukan oleh siswa dan bimbingan guru berdasarkan bakat-minat maupun cita-cita masuk perguruan tinggi. Dalam setiap kegiatan diskusi dapat dihadirkan nara sumber yang berasal dari guru, alumni atau orang lain yang dianggap ahli dalam bidang yang dibutuhkan.
36
8. Karena program unggulan kami adalah sains, maka akan dikembangkan Pendidikan Potensi Dasar (PTD) Teknologi. Siswa setiap kelas yang memiliki potensi Sains, dibentuk kelompok kerja ilmiah siswa (KKIS) yang akan dibimbing guru sains di sore hari tertentu sesuai jadwal PTDT.
9. Menyusun jadwal pembimbing dan lokasi untuk setiap kelompok 10. Membimbing siswa yang sedang mengadakan diskusi 11. Mengoptimalkan peran alumni untuk membimbing siswa 12. Melakukan evaluasi hasil bimbingan setiap kelompok
i. Peningkatan Layanan Perpustakaan dan Pengadaan Buku, Penanggung Jawab : ………….
Dari hasil analisis, ternyata sekolah masih memerlukan buku-buku bacaan wajib maupun penunjang karena rasio siswa : buku masih rendah dibawah stnadar minimal nasional. Pengadaan buku pustaka diarahkan untuk mendukung kegiatan siswa belajar. Untuk mendukung kegiatan guru, diadakan buku pegangan guru dari sumber yang relevan.
7. Penambahan buku dari partisipasi orang tua siswa yang peduli peningkatan siswa gemar membaca. Orang tua siswa yang berpendidikan S1 dan S2, yang latar belakang ekonomi menengah keatas, dikumpulkan secara bertahap diperpustakaan untuk menganalisa kondisi perpustakaan dan berpartisipasi pengembangan perpustakaan dalam bentuk dana atau fisik secara suka rela.
8. Buku sebagai sumber pengetahuan harus diinformasikan kepada siswa dan setiap guru menugaskan siswa agar membaca buku yang relevan dan membuat sinopsisnya atau memberikan tugas pemecahan masalah sehubungan dengan penguasaan konsep pengetahuan yang bisa terjawab jika siswa mempelajari buku tertentu diperpustakaan.
9. Petugas pengelola perpustakaan melayani siswa dengan mendisain ruang perpustakaan menjadi menarik, serasi dan berkesan suasana keceriaan belajar. Kemudian petugas perpustakaan juga harus mengaudit GSA siswa gemar membaca melalui persentase siswa pengunjung perpustakaan dan peminjam buku. Audit GSA harus dumumkan setiap upacara minggu pertama bulan berlangsung bagi hasil GSA bulan lalu, sehingga siswa termotivasi untuk menjadi siswa gemar membaca.
10. Mengidentifikasikan kebutuhan buku untuk guru dan untuk siswa 11. Membeli buku sesuai dan kebutuhan dan anggaran yang tersedia 12. Menyusun layanan perpustakaan, audit mutu GSA setiap bulan
tentang persentase siswa peminjam buku dan siswa pengunjung perpustakaan dan mendukung pelaksanaan diskusi kelompok terbimbing di perpustakaan
37
2. Renstra Pencapaian Mutu Bidang Non Akademik
c. Meningkatkan kerja sama antara orang tua siswa melalui komite sekolah untuk
pengembangan sekolah melalui :
2. Diprogramkan segera pembiayaan dan masuk dalam RAPBS dan dibicarakan
pada orangtua siswa
d. Pembentukan kelompok kreatifitas siswa dalam apresiasi seni dan kreasi seni
1. Kelompok kreatifitas apresiasi dan kreasi seni kleas VII,VIII, IX melalui
kegiatan OSIS
2. Disusun program Taman Sekolah OUTDOOR
3. Disusun Program Kebersihan lingkungan
C. PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI KETERLAKSANAAN
MPMBS DALAM QUALITY CONTROL DAN QUALITY ASSURANCE MUTU
PROSES DAN MUTU HASIL BELAJAR SISWA.
Dengan rincian Program sebagai berikut :
8. Meyakinkan guru dan karyawan melalui rapat dinas bahwa, kualitas hasil belajar belajar siswa adalah hal yang sangat penting,
9. Kinerja (performance) sekolah dimonitor secara formal dan reguler dalam kurun
waktu setiap akhir bulan, setiap semester dan setiap akhir tahun pelajaran untuk
menentukan bintang-bintang pelajar setiap mata pelajaran dan mutu
akademik/non akademik lainya,
10. Data dan informasi dikumpulkan dan dianalisis secara teliti untuk
memperbaiki pelaksanaan dan proses pendidikan di sekolah bulan berikutnya,
semester berikutnya dan tahun berikutnya serta, sebagai sumber motivasi bagi
siswa dan guru dan semua komunitas pendidikan internal dan eksternal.
11. Kepala sekolah, pengawas (sebagai mitra kerja), guru dan tenaga administrasi
mempunyai komitmen untuk bersama-sama menilai kondisi sekolah secara
kritis melalui analisis hasil QC MPMBS dan rangkuman eksekutif mutu proses
dan mutu hasil dalam kurun waktu setiap akhir semester dan setiap akhir tahun
pelajaran untuk perbaikan proses pendidikan,
12. Pemantauan, pengkajian dan pelaporan kemajuan belajar siswa dilakukan
melalui suatu proses yang sistematis dan terencana sesuai garis koordinasi,
garis instruksi dan garis konsultasi struktur organisasi
13. Program inti berdasarkan skala prioritas program peningkatan mutu dari
sekolah dikomunikasikan ke semua pihak komunitas pendidikan yang terkait
melalui rapat dinas akhir semester dan akhir tahun pelajaran sebagai pesta
analisis QC MPMBS kepada guru dan karyawan, komite sekolah dan atau
yayasan penyelenggara pendidikan,
14. Komunitas pendidikan mempunyai kepercayaan kepada sekolah dan mengakui
38
komitmen sekolah terhadap peningkatan mutu
Manajemen Monev keterlaksanaan MPMBS dalam QC dan QA mutu proses belajar dan
mutu hasil belajar akademik dan non akademik meliputi pendataan, komputerisasi,
analisis, rangkuman eksekutif dan tindak lanjut kebijakan strategis, kebijakan taktis dan
kebijakan penguatan kapasitas secara bertahap. Pendataan mutu proses belajar dan mutu
hasil belajar dengan instrumen QC dan QA standar minimal Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama Propinsi DKI Jakarta dan Petunjuk teknisnya. SMPK 7 PENABUR
audit QC dan QA mutu proses belajar dan mutu hasil
belajar menggunakan Software IT QC dan QA bersama-sama 60 SMP negeri Provinsi
DKI Jakarta yang ditunjuk. Untuk SMP negeri dan Swasta yang belum menggunakan
Software IT, audit QC dan QA dapat menggunakan Software Program Exsel
Hasil audit secara bertahap diinformasikan kepada siswa dan guru sesuai titik auditing
kinerja sekolah, melalui pengumuman /upacara dan melalui Rapat Dinas Sekolah untuk
menentukan kebijakan Strategi, kebijakan Teknis atau kebijakan Penguatan kapasitas
waktu-waktu berikutnya.
BA B IV
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Program yang direncanakan pada tahun pelajaran 2005 / 2006 manyentuh semua
komponen yang ada di SMPK 7 PENABUR Jakarta, baik untuk kepentingan edukatif
maupun untuk kepentingan administrasi.
Keduanya diharapkan dapat saling membantu dan saling menuniang untuk mencapai
tujuan satuan pendidikan (SMP) sebagai penjabaran dari tujuan pendidikan nasional
berdasarkan pada pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan
Nasional
Suatu sistem pendidikan yang mempunyai komponen-komponen utama : siswa, guru,
kurikulum, sarana prasarana, serta dukungan Orang tua/wali siswa ( Komite Sekolah )
dan masyarakat senantiasa terus kami upayakan untuk ditingkatkan setiap saat namun
demikian karena kemampuan yang terbatas sehingga perlu adanya skala prioritas
pada tahun pelajaran 2005/2006 antara lain sbb :
1. Peningkatan pelayanan pengajaran seperti
a. Intensifikasi supervisi/monitoring PBM.
b. Perlengkapan kebutuhan perangkat menejemen PBM guru, perangkat Wali
Kelas dan perangkat Tata Usaha.
c. Intensifikasi pengendalian absensi guru, staf Tata Usaha dan siswa.
d. Peningkatan pembinaan profesi guru dan pegawai
39
2. Menigkatkan kualitas dan kuantitas pemberdayaan sumber belajar dan sarana
prasarana belaiar seperti :
a. Perpustakaan
b. Laboratorium
c. Alat peraga/media pengajaran
3. Peningkatan kualifikasi pendidikan guru dan pegawai melalui penyetaraan D2 M.
S1, izin belaiar / kiliah, MGMP, seminar serta penataran-penataran lainnya.
4. Peningkatan frekuensi / intensitas belajar siswa separti penyelenggaraan program
pengayaan dan pemantapan belajar siswa kelas VII,VIII dan pemantapan UAN
kelas IX
5. Peningkatan kesejahteraan guru dan pegawai seperti ketepatan pelayanan
kenaikan tingkat, gaii berkala, perbaikan honorarium guru dan pegawai dari
Komite Sekolah
6. Renovasi dan pengembangan ruangan kelas dan kantor serta sarana pendukung
lainnya Ruang UKS, Ruang BP /BK, Ruang Koperasi. , Lapangan Olah raga, bak
lompat. kantin, ruang ketrampilan, ruang ganti pakaian putri, ruang MGMP/Rapat
dan taman sekolah
B. Saran
Demi terlaksananya program kerja sekolah yang telah dicanangkan dalam buku ini,
maka kami menghimbau kepada personil SMPK 7 PENABUR Jakarta untuk :
1. Dapat bekerja dengan semangat disiplin serta dedikasi yang tinggi dengan penuh
rasa tanggung jawab.
2. Menggalang kebersamaan dan persatuan serta meningkatkan koordinasi baik
secara horizontal maupun vertikal dalam melaksanakan setiap program agar
mencapai hasil yang optimal.
3. Memahami dan melaksanakan setiap tugas yang menjadi tanggung jawabnya
dengan berpegang teguh kepada kode etik jabatan dan sesuai dengan nilai-nilai
yang tercantum dalam misi dan tujuan pendidikan.
4. Mengembangkan sikap inovatif dan jiwa keguruan, sebagai figur yang dapat
digugu dan ditiru dalam bertindak, berlaku, berujar dalam bergaul baik di dalam
ataupun di luar lingkungan sekolah.
Secara bersama - sama dapat menumbuh kembangkan organisasi berdasarkan Undang-
Undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional