View
10
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, GROWTH, TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA SAHAM SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
(Studi kasus pada Perusahaan sektor Property, Real estate, and Building
Construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Denny Arif
NIM : 11150810000033
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441H/2019
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
a. Nama lengkap : Denny Arif
b. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 19 Juli 1998
c. Alamat : Jl. Tanah tinggi XII, Rt 15 RW 07 No. 8
Kel. Tanah Tinggi, Kec. Johar Baru
Jakarta Pusat
d. Jenis Kelamin : Laki – laki
e. Agama : Islam
f. Kewarganegaraan : Indonesia
g. Telepon : 081818131180
h. E-mail : arfdenny19@gmail.com
II. PENDIDIKAN
a. 2003 – 2009 : SD Negeri 09 Pagi Jakarta
b. 2009 – 2012 : SMP Negeri 76 Jakarta
c. 2012 – 2015 : SMK Negeri 14 Jakarta
d. 2015 – 2019 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
a. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Divisi Litbang periode 2016 – 2017
b. Anggota Biro Kesekretariatan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2017 –
2018
c. Staff Divisi Usaha Kantin Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta periode 2016
d. Kepala Divisi Usaha Kantin Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta periode 2017
vii
e. Kepala Bidang Usaha Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta periode 2018
f. Pengawas Bidang Usaha Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta periode 2019
IV. PENGHARGAAN dan PARTISIPASI
a. Delegasi Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
Kompetisi Jambore Koperasi Mahasiswa Nasional 2016
b. Juara Umum Tiga dalam Kompetisi Jambore Koperasi Mahasiswa
Nasional 2016
c. Delegasi Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
International Co-operative Alliance (ICA) di Kuala Lumpur Malaysia
tahun 2017
viii
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of profitabilitas, leverage, growth on
firm value and analyze the indirect effect of profitabilitas, leverage, growth on
firm value with stock performance as an intervening variable. This research used
16 companies on the sector of property, real estate, and building construction
which are listed in Indonesia Stock Exchange in 2014-2018 periods as the
sample. Data was collected based on annual reports and company financial
statements. Partial Least Square (PLS) was used as a method to analyze data that
has been obtained. The results of the research indicate that the leverage, and
growth has a significant effect on stock performance whereas the profitabilitas
does not effect on stock performance. Profitabilitas, leverage, and growth has a
significant effect on firm value. For indirect effect testing, it is evident that the
leverage and growth has an indirect effect on firm value through stock
performance as an intervening variable. Whereas the profitabilitas does not
directly effect on firm value through stock performance as an intervening
variable. Coefficient determinant of stock performance is 0,236, and coefficient
determinant of value firm is 0,727.
Keywords: Profitabilitas, Leverage, Growth, Stock Performance, Firm Value
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profitabilitas,
leverage, dan growth terhadap nilai perusahaan serta menganalisis pengaruh tidak
langsung profitabilitas, leverage, dan growth terhadap nilai perusahaan dengan
kinerja saham sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan 16
perusahaan pada sektor property, real estate, and building construction yang
terdaftar di BEI periode 2014-2018 sebagai sampel penelitian. Data dikumpulkan
berdasarkan laporan tahunan serta laporan keuangan perusahaan. Partial Least
Square (PLS) digunakan sebagai metode untuk menganalisa data yang diperoleh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage, dan growth berpengaruh
signifikan terhadap kinerja saham sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap kinerja saham. Profitabilitas, leverage, dan growth berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Untuk pengujian tidak langsung, terbukti
bahwa leverage, dan growth berpengaruh secara tidak langsung terhadap nilai
perusahaan melalui kinerja saham sebagai variabel intervening. Sedangkan
profitabilitas tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap nilai perusahaan
melalui kinerja saham sebagai variabel intervening. Koefisien determinasi (R-
square) kinerja saham adalah sebesar 0,236, dan koefisien determinasi (R-square)
nilai perusahaan adalah sebesar 0,727.
Kata kunci: Profitabilitas, Leverage, Growth, Kinerja Saham, Nilai
Perusahaan
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu wa
Ta’ala, yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya serta rahmat
shalawat dan salam untuk junjungan besar Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya, dan juga kepada umatnya. Karena dengan rahmat dan
inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Profitabilitas, Leverage, Growth terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja
Saham sebagai Variabel Intervening (Studi kasus pada Perusahaan sektor
Property, Real estate, and Building Construction yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2014-2018)” Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Strata Satu Sarjana Ekonomi Jurusan
Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak yang berdampak berarti
bagi penulis. Oleh karena itu, penulis dalam kesempatan ini menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar –besarnya kepada:
1. Allah SWT, yang selalu memberikan ridho, rahmat, dan karunia-Nya
kepada penulis serta memberi kemudahan dan kelancaran terhadap segala
urusan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua kandung saya yaitu Bapak Ahmad Safari, dan Ibu
Sukinah yang telah merawat dan membimbing saya dengan penuh
ketulusan dan kasih sayang, yang telah mengajarkan saya tentang dedikasi
orang tua kepada anaknya, yang telah memberikan ilmu dan nasihat yang
sangat berharga dalam kehidupan saya. Alm. HJ Roisah yaitu nenek saya
dan Alm. Aminudin yaitu paman saya yang telah membesarkan saya sejak
SMP hingga Kuliah dan telah saya anggap sebagai orang tua saya sendiri.
Kedua orang tua tiri saya yaitu Bapak Sawiri, dan Ibu Supinah yang telah
xi
merawat saya dan membimbing saya dengan ketulusan tanpa pandang
status. Yang juga menjadi figur penyemangat saya untuk lebih baik
kedepannya, belajar dari sebuah kesalahan, dan menjadi motivasi saya
untuk sukses. Terima kasih telah menjadi figur penyemangat saya untuk
berhasil dan sukses menggapai impian saya untuk keluarga hingga
memberikan motivasi kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc., MA selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE. Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP Selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
5. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen dan
Ibu Amalia, SE., MSM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas kesempatan
yang telah diberikan kepada penulis untuk berkarya.
6. Bapak Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., M.A.B., selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, dan memberikan ilmu,
nasihat, arahan dan masukan yang sangat berharga selama awal proses
penelitian dan penulisan skripsi ini hingga skripsi ini terselesaikan.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan wawasan dan ilmu yang berharga dan bermanfaat bagi
penulis.
8. Seluruh teman angkatan Manajemen 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan terkhusus
konsentrasi Manajemen Keuangan angkatan Manajemen 2015 yang telah
memberikan wawasan dan ilmu dalam belajar.
9. Teman perskripsian, gaming, debat, tukar pendapat, perwacanaan,
pergakjelasan meskipun saling gak satu kampus yaitu Ilham Palakka, Tri
Andriyan, Syafael ,dan Miftah yang selalu mendukung, menghibur dan
senantiasa membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
xii
10. Teman – teman Koperasi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2015 terkhusus Lukmanul Hakim, Dewo
Maulida, Rahmawati, dan Eldira Puspa yang senantiasa mendukung proses
penyelesaian skripsi ini.
11. Teman – teman Biro Kesekretariatan Dewan Eksekutif Mahasiswa periode
2017 yang telah mendukung saya dan menginsipirasi saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Pihak – pihak yang tidak dapat disebutkan satu –persatu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa
yang akan datang. Semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi
masyarakat dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi terutama bagi penelitian
yang sejenis.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, 2 Desember 2019
(Denny Arif)
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 12
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 13
D. Manfaat Penelitan................................................................................. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 15
A. Landasan Teori ..................................................................................... 15
1. Manajemen keuangan..................................................................... 15
2. Investasi.......................................................................................... 20
xiv
3. Pasar Modal .................................................................................... 22
4. Saham ............................................................................................. 25
5. Kinerja saham................................................................................. 29
6. Nilai perusahaan ............................................................................. 33
7. Profitabilitas ................................................................................... 35
8. Leverage ......................................................................................... 41
9. Growth ........................................................................................... 47
B. Penelitian terdahulu .............................................................................. 50
C. Keterkaitan antar variabel .................................................................... 69
D. Kerangka pemikiran ............................................................................. 82
E. Hipotesis ............................................................................................... 83
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 86
A. Ruang lingkup penelitian ..................................................................... 86
B. Teknik penentuan populasi dan sampel ............................................... 87
1. Populasi .......................................................................................... 87
2. Sampel ............................................................................................ 87
C. Metode pengumpulan data ................................................................... 89
D. Metode Analisis Data ........................................................................... 90
1. Uji statistik deskriptif ..................................................................... 91
2. Partial Least Square ...................................................................... 91
a. Analisa outer model ................................................................. 94
b. Analisa inner model ................................................................. 97
c. Analisa Hipotesis ..................................................................... 99
E. Langkah – langkah analisis PLS .......................................................... 99
F. Operasional variabel penelitian ............................................................ 100
1. Variabel independen....................................................................... 100
2. Variabel dependen .......................................................................... 102
3. Variabel intervening ....................................................................... 102
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 104
xv
A. Pengujian dan pembahasan .................................................................. 104
1. Sampel Deskriptif........................................................................... 104
B. Metode Analisis Data ........................................................................... 105
1. Hasil uji statistik deskriptif ............................................................ 105
2. Uji Partial Least Square ................................................................ 125
a. Hasil uji outer model ................................................................ 125
b. Hasil uji inner model ................................................................ 136
c. Hasil uji hipotesis ..................................................................... 140
C. Hasil pembahasan................................................................................. 148
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 158
A. Kesimpulan .......................................................................................... 158
B. Saran ..................................................................................................... 162
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 164
LAMPIRAN .................................................................................................... 172
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ......................................................................... 51
Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel .......................................................... 89
Tabel 4.1 Sampel Perusahaan ......................................................................... 105
Tabel 4.2 Nilai Harga saham tahun 2014 – 2018 ............................................ 106
Tabel 4.3 Nilai Perhitungan return saham tahun 2014 – 2018 ........................ 109
Tabel 4.4 Nilai Perhitungan PBV tahun 2014 – 2018 ..................................... 111
Tabel 4.5 Nilai Perhitungan ROA tahun 2014 – 2018 .................................... 113
Tabel 4.6 Nilai Perhitungan ROE tahun 2014 – 2018 .................................... 116
Tabel 4.7 Nilai Perhitungan DAR tahun 2014 – 2018 .................................... 118
Tabel 4.8 Nilai Perhitungan DER tahun 2014 – 2018 .................................... 119
Tabel 4.9 Nilai Perhitungan TGA tahun 2014 – 2018 .................................... 122
Tabel 4.10 Nilai Perhitungan TGS tahun 2014 – 2018 ................................... 124
Tabel 4.11 Nilai Outer Loading indikator ....................................................... 127
Tabel 4.12 Nilai Average Variance Extracted (AVE) .................................... 133
Tabel 4.13 Nilai Discriminant validity (cross loading) indikator ................... 134
Tabel 4.14 Nilai cornbach alpha dan composite reliability ............................ 136
Tabel 4.15 Nilai R-Square .............................................................................. 137
Tabel 4.16 Nilai Path Coefficient .................................................................... 141
Tabel 4.17 Nilai Specific indirect Effect ......................................................... 146
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 82
Gambar 4.1 Nilai Harga saham tahun 2014 – 2018 ........................................ 107
Gambar 4.2 Nilai Perhitungan return saham tahun 2014 – 2018 .................... 108
Gambar 4.3 Nilai Perhitungan PBV tahun 2014 – 2018 ................................. 110
Gambar 4.4 Nilai Perhitungan ROA tahun 2014 – 2018 ................................ 114
Gambar 4.5 Nilai Perhitungan ROE tahun 2014 – 2018 ................................. 115
Gambar 4.6 Nilai Perhitungan DAR tahun 2014 – 2018 ................................ 117
Gambar 4.7 Nilai Perhitungan DER tahun 2014 – 2018 ................................. 120
Gambar 4.8 Nilai Perhitungan TGA tahun 2014 – 2018 ................................ 121
Gambar 4.9 Nilai Perhitungan TGS tahun 2014 – 2018 ................................. 123
Gambar 4.10 Model Pengukuran dengan PLS ................................................ 127
Gambar 4.11 Model Pengukuran untuk Profitabilitas ..................................... 128
Gambar 4.12 Model Pengukuran untuk Leverage .......................................... 129
Gambar 4.13 Model Pengukuran untuk Growth ............................................. 130
Gambar 4.14 Model Pengukuran untuk Kinerja saham .................................. 131
Gambar 4.15 Model Pengukuran untuk Nilai Perusahaan .............................. 132
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian .............................................................................. 172
Lampiran 2 Model Penelitian .......................................................................... 174
Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 175
Lampiran 4 Nilai Outer Loading Indikator ..................................................... 175
Lampiran 5 Nilai Average Variance Extracted (AVE) ................................... 175
Lampiran 6 Nilai Discriminant Validity (Cross Loading) Indikator ............... 176
Lampiran 7 Nilai Cornbach alpha dan Composite reliability ........................ 176
Lampiran 8 Nilai R-Square ............................................................................. 176
Lampiran 9 Nilai Path Coefficient .................................................................. 177
Lampiran 10 Nilai Specific Indirect Effect ...................................................... 177
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada Era Integrasi Global ini investasi sudah menjadi kebutuhan
penting bagi setiap orang. Investasi bertujuan mempersiapkan masa depan
sedini mungkin untuk mengantisipasi kejadian yang tidak terduga melalui
perencanaan kebutuhan yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan
saat ini. Selain kebutuhan akan masa depan, seseorang melakukan
investasi karena dipicu oleh banyaknya ketidakpastian atau hal yang tidak
terduga dalam hidup ini (keterbatasan dana, kondisi kesehatan, musibah,
kondisi pasar investasi dan laju inflasi yang tinggi. Namun dengan
adanya alternatif investasi seseorang dapat memenuhi kebutuhan masa
depan tentunya dengan menentukan prioritas kebutuhan (Samsuar dan
Akramunnas, 2017).
Selain untuk memenuhi kebutuhan setiap individu, investasi
merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Dalam hal ini, investasi memudahkan perusahaan
untuk mendapatkan dana liquid yang akan digunakan dalam kegiatan
operasional perusahaan, karena investasi pada dasarnya bersifat likuid
(mudah dirubah). Oleh karena itu perusahaan harus selalu memperhatikan
dana yang dimilikinya untuk kegiatan operasionalnya. Investasi sendiri
secara garis besar digolongkan menjadi dua yaitu investasi keuangan dan
investasi riil. Investasi yang paling populer bagi investor saat ini adalah
2
investasi keuangan karena investasi ini dinilai cukup mudah. Keuntungan
investasi keuangan diantaranya adalah dana yang di investasikan cukup
likuid dan bisa ditarik setiap saat. Investor dapat melakukan investasi
keuangan salah satunya di pasar modal.
Pasar modal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan
nasional sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan
wahana investasi bagi masyarakat. Pasar Modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum, perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek. Dengan adanya pasar modal maka
pihak yang mempunyai kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya
dengan mengharapkan imbalan. Sedangkan pihak yang memerlukan dana
dapat memanfaatkan dana tersebut tanpa harus menunggu dana dari
kegiatan operasional perusahaan (Kamarudin, 2004:17).
Salah satu faktor yang membuat para investor menanamkan
modalnya saat berinvestasi adalah return yang tinggi, dengan return yang
tinggi maka investor akan berharap akan mendapatkan imbalan yang
tinggi atas investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh para investor
tergantung oleh instrumen yang digunakan (Tandelilin, 2010:102).
Investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap saham-saham
yang akan dipilihnya dalam mengambil keputusan berinvestasi,
selanjutnya menentukan apakah saham tersebut akan memberikan
keuntungan yang sesuai dari apa tingkat keuntungan yang diharapkan.
3
Harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai perusahaan di
mata masyarakat, apabila harga saham suatu perusahaan tinggi, maka nilai
perusahaan di mata masyarakat juga baik dan begitu sebaliknya. Menurut
Rusdin (2008:66) harga saham di bursa efek di tentukan menurut hukum
permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar menawar. Semakin banyak
orang yang ingin membeli saham, maka harga saham akan cenderung
bergerak naik, sebaliknya semakin banyak orang-orang yang akan menjual
saham tersebut, maka harga saham cenderung akan bergerak turun.
Harga saham menjadi salah satu ukuran yang menunjukkan nilai
sebuah perusahaan. Selain dipengaruh oleh hukum permintaan dan
penawaran, harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang
bersangkutan.
Di bursa efek hal ini akan diapresiasi oleh pasar dalam bentuk
kenaikan harga pasar saham perusahaan tersebut. Investor berasumsi jika
kinerja suatu perusahaan meningkat, maka akan semakin besar tingkat
pengembalian yang akan diterima investor, yang pada akhirnya akan
semakin banyak investor yang akan membeli saham tersebut dan akan
menyebabkan harga pasar saham tersebut semakin meningkat, dan
demikian sebaliknya.
Secara umum tujuan keputusan keuangan adalah untuk
memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham. Dengan kata lain, kemakmuran dari pemegang saham
dilihat dari semakin tingginya nilai perusahaan. Nilai perusahaan menurut
4
Sartono (2014:79) adalah suatu keadaaan yang menggambarkan
bagaimana masyarakat percaya terhadap apa yang selama ini telah dicapai
oleh perusahaan.
Menurut Sartono (2014:371) terdapat beberapa variabel yang
mempengaruhi naik turunnya nilai perusahaan, yaitu harga pasar saham
yang mencerminkan laba potensial, perkembangan perusahaan, deviden,
risiko perusahaan, struktur modal, dan faktor lainnya seperti kualitas
manajemen. Selain itu nilai sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh
kesuksesan atau kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola sumber
daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba (Ang, 1997:70).
Dalam proses investasi, Investor yang menanamkan dananya di pasar
modal harus mampu memanfaatkan semua informasi untuk menganalisa
pasar dan investasinya dengan harapan memperoleh keuntungan
(Tandelilin, 2010:10). Investor dituntut untuk menganalisa dan memilih
saham yang terbaik, oleh karena itu analisis terhadap saham – saham yang
akan diinvestasikan merupakan langkah dasar yang harus dilakukan
sebelum investasi dilakukan, sehingga investor/trader tidak terjebak pada
kondisi yang merugikan.
Dalam melakukan analisis saham dapat dilakukan dengan cara
menentukan dan mengukur antara pos – pos yang ada dalam satu laporan
keuangan atau bisa dengan mengukur rasio keuangan suatu perusahaan.
Menurut Horne (2002:350) rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
5
angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan dapat menjadi sebuah
gambaran dari proyeksi perusahaan dengan membandingan antara rasio
saat ini dengan rasio sebelumnya.
Salah satu rasio yang digunakan investor untuk mengukur kesehatan
dari suatu perusahaan adalah dari sisi profitabilitas nya. Menurut Sartono
(2014:76), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang berhubungan dengan penjualan, total
aktiva, serta modal sendiri. Jika kondisi perusahaan dikategorikan
menguntungkan atau menjanjikan keuntungan dimasa mendatang maka
akan banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli
saham tersebut. Hal ini akan mendorong harga saham naik menjadi lebih
tinggi.
Rasio ini untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai
keuntungan bagi pemegang saham, sekaligus juga meningkatkan
kesejahteraan karyawan. Ini semua hanya dapat terjadi apabila perusahaan
memperoleh laba dalam aktfitas bisnisnya. Semakin tinggi rasio ini
menggambarkan semakin tinggi tingkat pengembalian kepada investor dan
akan menambah daya tarik investor untuk memiliki saham tersebut.
Semakin banyak investor yang meminati dan membeli saham perusahaan
dengan profitabilitas yang besar, maka akan membuat harga saham
perusahaan ini akan naik. Semakin tinggi tingkat pengembalian dan harga
saham juga akan menjadikan nilai perusahaan akan semakin baik.
Penggunaan rasio profitabilitas disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan
6
perusahaan. Rasio profitabilitas bisa dilihat dari Return on Asset (ROA)
dan Return on Equity (ROE).
Selain rasio profitabilitas, investor juga akan melihat dari sisi
leverage perusahaan. Untuk memperoleh sumber pendanaan, perusahaan
dapat mempercayakan sumber pendanaan yang berasal dari dalam
perusahaan seperti penyusutan dan laba ditahan. Perusahaan dapat
menggunakan hutang (leverage) untuk memperoleh modal guna
mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Leverage merupakan
kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansial perusahaan
baik jangka pendek maupun panjang. Leverage dapat dikatakan bahwa
suatu rasio keuangan yang mengukur seberapa banyak perusahaan dibiayai
dengan menggunakan hutang (Wiagustini, 2010:76). Dalam hal ini
investor akan melihat keamanan dan resiko modal yang mereka tanamkan
pada suatu perusahaan. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari
risiko yang melekat pada suatu perusahaan, artinya leverage yang semakin
besar menunjukan resiko investasi yang semakin besar pula. Di lain hal
penggunaan hutang diharapkan perusahaan akan mendapat respon positif
oleh pihak luar. Jadi hutang merupakan tanda positif untuk meningkatkan
nilai perusahaan dimata investor (Hanafi dan Halim, 2012:316).
Penggunaan hutang yang terlalu banyak tidak baik, karena
dikhawatirkan bahwa akan terjadi penurunan laba yang diperoleh
perusahaan. Leverage merupakan gambaran atas pemakaian hutang suatu
perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.
7
Pengelolaan leverage sangatlah penting, sebab keputusan dalam
penggunaan hutang yang tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan, dan
kemungkinan dapat menurunkan laba yang akan berakibat menurunkan
return. Rasio Leverage dapat dilihat pada Debt to Asset Ratio (DAR) dan
Debt to Equity Ratio (DER).
Nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh pertumbuhan perusahaan
(Sartono, 2014:371). Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh
pihak internal maupun eksternal suatu perusahaan karena dapat
memberikan suatu aspek yang positif bagi perusahaan. Menurut Safrida
(2008), pertumbuhan adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri
dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk
industri yang sama. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu
perusahaan merupakan tanda bahwa perusahaan memiliki aspek
menguntungkan, dan mereka mengharapkan rate of return (tingkat
pengembalian) dari investasi mereka memberikan hasil yang lebih baik
Sriwardany (2006). Menurut Safrida (2008), pertumbuhan yang cepat
memaksa sumber daya manusia yang dimiliki memberikan kontribusi
secara optimal.
Kusumajaya (2011) berpendapat bahwa pertumbuhan (growth)
perusahaan adalah peningkatan atau penurunan dari total asset yang
dimiliki oleh perusahaan. Aset suatu perusahaan merupakan aktiva yang
digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dengan adanya hal
tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil operasional perusahaan
8
sehingga menambah kepercayaan serta dapat memberikan sinyal positif
bagi pihak luar maupun pihak dalam perusahaan. Menurut Syardiana, dkk
(2015) pertumbuhan perusahaan akan menghasilkan tingkat pengembalian
yang semakin tinggi karena pertumbuhan memiliki aspek yang
menguntungkan. Rasio Growth dapat dilihat pada Total Growth Asset
(TGA) dan Total Growth Sales (TGS).
Di pasar modal, terdapat salah satu sektor yang dianggap sebagai
sektor yang mempunyai peranan terhadap sektor lainnya yaitu sektor
property. Sektor properti menjadi salah satu sektor yang mempunyai
peranan pembangunan perekonomian nasional. Sektor properti merupakan
salah satu sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar
dan memiliki efek berantai yang memiliki dampak besar untuk menarik
dan mendorong perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya.
Perusahaan sektor property, real estate, and building construction
dipilih sebagai objek penelitian karena di tahun 2016 merupakan tahun
kebangkitan bisnis di sektor properti. Optimisme ini dimulai dengan
meningkatnya penjualan dan harga properti disejumlah wilayah di
Indonesia yang merupakan titik kebangkitan sektor properti. Selanjutnya
pergerakan harga saham property juga dinilai meningkat.
Kendati demikian, pada tahun 2015 bisnis sektor properti di
Indonesia dinilai melemah yang dikarenakan pertumbuhan ekonomi
Indonesia berada dibawah perkiraan serta pergerakan mata uang rupiah
9
adan beberapa mata uang di negara lainnya melemah secara signifikan
terhadap dollar AS (Cornelis dan Setiadi, 2018:139).
Meskipun terjadi perlambatan ekonomi, pasar properti dinilai akan
tetap tumbuh dan tetap bangkit seiring dengan adanya faktor – faktor yang
mendorong kebangkitan sektor property diantaranya adalah permintaan
atas produk properti dengan pasar potensial yang berasal dari pembeli
rumah pertama, mengingat jumlah populasi penduduk yang tetap besar dan
cenderung meningkat di setiap tahunnya terutama jumlah populasi usia
muda dan produktif, serta meningkatnya jumlah segmen kelas menengah
yang notabene akan membutuhkan bukan sekedar hunian saja, melainkan
perkantoran, pusat pembelanjaan, hiburan, dan rekreasi. Serta masih
banyak penduduk Indonesia yang belum memiliki rumah. (Cornelis dan
Setiadi, 2018:141).
Optimisme kebangkitan bisnis di sektor properti tersebut juga
didukung dengan munculnya berbagai faktor lain seperti adanya kebijakan
yang dinilai telah meningkatkan gairah bisnis di sektor properti. Sejumlah
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pada tahun 2016 dinilai
menghasilkan aturan yang pro pasar seperti munculnya instrumen Dana
Investasi Real Estate (DIRE) yang dinilai akan membawa angin segar bagi
bisnis properti. Instrumen DIRE atau yang bisa disebut dengan Real Estate
Investment Trust telah menjadi salah satu instrumen di beberapa negara
yang semakin diperhitungkan terkait sumber dana murah. DIRE adalah
suatu kelas asset seperti reksadana yang asset dasarnya adalah aktiva
10
property. Defisini legal DIRE adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan pada asset real estat, asset yang berkaitan dengan real estat,
dan atau kas dan setara kas. Dengan DIRE, pemodal kecil pun dapat ikut
berinvestasi property. Investasi pada asset property melalui DIRE
memberikan keuntungan berinvestasi secara langsung pada asset tersebut,
seperti wujudnya yang nyata dengan potensi kenaikan harga dan
pendapatan penghasilan sewa, serta adanya kesempatan berpartisipasi
dengan dana terbatas (Cornelis dan Setiadi, 2018:147-148).
Menurut Cornelis dan Setiadi (2018:137) di sisi lain, Indonesia
memiliki kelas menengah cukup besar, ada 170 juta di tahun ini, sebuah
pasar rill yang bisa digarap dan dapat menggerakkan industry. Sejalan
dengan data yaitu sebesar 20,5% penduduk tidak memilik rumah. Faktor
lain yang memicu kebangkitan perusahaan sektor property, real estate,
and building construction adalah dengan adanya fokus pemerintah
terhadap peningkatan daya saing industry, percepatan proyek strategis
nasional, dan mendorong investasi di sektor properti. Selain itu
pengembangan dan pembangunan infrastruktur juga dinilai ikut
berkotribusi terhadap pertumbuhan dan kebangkitan perusahaan sektor
property, real estate, and building construction di Indonesia.
Faktor yang memperkuat pemilihan perusahaan sektor property, real
estate, and building construction yaitu seperti diketahui harga properti di
indonesia mengalami perkembangan yang meningkat. Harga properti yang
11
semakin meningkat setiap tahunnya akan meningkatkan peluang
keuntungan bagi investor yang menginvestasikan dananya dalam bisnis
properti. Namun, pada kenyataannya harga saham pada sektor properti
cenderung berfluktuatif.
Terdapat beberapa penelitian yang meneliti terkait pengaruh rasio
profitabilitas, leverage, dan growth terhadap nilai perusahaan diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2019), Dewi dan Candradewi
(2018), Suryandari (2018) yang menyatakan terdapat pengaruh antara
ketiga rasio tersebut terhadap nilai perusahaan. Begitupun terdapat
beberapa penelitian yang meneliti pengaruh rasio profitabilitas, leverage,
dan growth terhadap kinerja saham (harga saham dan atau return saham)
yang menemukan terdapat pengaruh antara ketiga rasio tersebut terhadap
kinerja saham (harga saham dan atau return saham) di antaranya penelitian
yang dilakukan oleh Lantari dan Widnyana (2018), Sutendi (2018),
Prawita (2018). Selain itu juga terdapat penelitian yang meneliti terkait
pengaruh kinerja saham (harga saham dan atau return saham) terhadap
nilai perusahaan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Tobing (2017),
Abidin (2017).
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dan latar belakang yang
telah dijelaskan sebelumnya, belum terdapat penelitian yang meneliti
pengaruh antara profitabilitas, leverage, growth, terhadap nilai perusahaan,
dengan kinerja saham sebagai variable intervening dengan lingkup
12
perusahaan sektor property, real estate, dan building construction. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas
dengan indikator yaitu ROA (Return on Asset), dan ROE (Return on
Asset), leverage dengan indikator DAR (Debt to Equity Ratio), dan DER
(Debt to Equity Ratio), dan growth dengan indikator TGA (Total Growth
Asset) dan TGS (Total Growth Sales) sebagai variabel independen.
Sedangkan variabel dependennya adalah nilai perusahaan dengan indikator
yaitu PBV (Price to Book Value) dengan variabel intervening yaitu kinerja
saham dengan indikator harga saham dan return saham. Studi kasus di
Perusahaan sektor property, real estate, dan building construction yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2014 – 2018. Berdasarkan
uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Growth, terhadap Nilai
perusahaan dengan Kinerja Saham sebagai variabel intervening
(Studi kasus pada Perusahaan sektor property, real estate, and building
construction yang terdaftar di BEI tahun 2014 – 2018)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan
- permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh antara profitabilitas, leverage, dan growth
terhadap kinerja saham di perusahaan sektor properti yang terdaftar di
BEI tahun 2014-2018?
13
2. Apakah terdapat pengaruh antara profitabilitas, leverage, growth, dan
kinerja saham terhadap nilai perusahaan di perusahaan sektor properti
yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018?
3. Apakah terdapat pengaruh antara profitabilitas, leverage, dan growth,
terhadap nilai perusahaan dengan kinerja saham sebagai variabel
intervening di perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI tahun
2014-2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage,
dan growth terhadap kinerja saham perusahaan sektor properti yang
terdaftar di BEI tahun 2014-2018.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage,
growth dan kinerja saham terhadap nilai perusahaan perusahaan sektor
properti yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018.
3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage,
dan growth terhadap nilai perusahaan dengan kinerja saham sebagai
variabel intervening perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI
tahun 2014-2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan investasi
14
pada setiap perusahaan saham sektor properti yang terdaftar di BEI
untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan dapat digunakan sebagai
alat evaluasi terhadap kinerjanya selama ini. Juga sebagai tambahan
informasi bagi para manajer dalam upaya memaksimalkan nilai
perusahaan sebagai tujuan utama perusahaan.
2. Bagi Institusi
Bagi akademisi penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
untuk mengembangkan materi perkuliahan sebagai tambahan ilmu dari
realita yang ada.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi
penulis tentang manajemen keuangan khususnya pengaruh langsung
profitabilitas (ROA, ROE), leverage (DAR, DER), Growth (TGA,
TGS, TGE) terhadap kinerja saham dan nilai perusahaan maupun
pengaruh tidak langsung profitabilitas (ROA, ROE), leverage (DAR,
DER), Growth (TGA, TGS, TGE) nilai perusahaan melalui kinerja
saham.
4. Bagi Investor
Investor dapat menggunakan penelitian ini sebagai informasi
dalam pengambilan keputusan dengan melihat kemampuan perusahaan
dalam memperoleh keuntungan yang menggambarkan kinerja atau
prestasi perusahaan. Serta membantu menentukan perusahaan mana
yang sekiranya menguntungkan di masa yang akan datang.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen keuangan
a. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan berkaitan dengan perolehan aset,
pendanaan, dan manajemen aset dengan didasari beberapa tujuan.
Manajemen keuangan ditentukan dari fungsi dan responsibilitas
dari manajer keuangan, dimana kunci fungsi dari manajemen
keuangan adalah investasi, pendanaan, dan keputusan dividend dan
saham dari suatu organisasi (Horne, 2002:6). Sementara itu
menurut Brigham dan Houston (2006:5) mengatakan manajemen
keuangan adalah seni dan ilmu, untuk mengatur uang, yang
meliputi proses, institusi/lembaga, pasar, dan instrumen yang
terlibat dengan masalah transfer uang di antara individu, bisnis,
dan pemerintah. Manajemen keuangan menyangkut perencanaan,
analisis, dan pengendalian kegiatan keuangan (Husnan dan
Pudjiastuti, 2004:4).
Menurut Kasmir (2010:6) aktivitas manajemen keuangan
perusahaan berkaitan erat dengan pengelolaan keuangan
perusahaan, termasuk lembaga yang berhubungan erat dengan
sumber pendanaan, dan investasi keuangan perusahaan serta
instrumen keuangan.
16
Berdasarkan beberapa pemaparan tersebut, maka dapat
disimpulkan pengertian manajemen keuangan merupakan segala
aktivitas yang berhubungan dengan keputusan pengelolaan
keuangan perusahaan mulai dari memperoleh sumber dana,
menggunakan sumber dana, dan mengelola sumber dana serta aset
yang dimiliki untuk kebutuhan dan tujuan perusahaan.
Secara mendasar, pemaksimalan kekayaan para pemegang
saham adalah secara rasional menggambarkan operasi bisnis
perusahaan yaitu melalui alokasi sumber daya secara efisien,
dengan asumsi bahwa dalam mencapai tujuan, manajemen
keuangan harus melalui pertimbangan kebijakan keuangan sesuai
perencanaan dan pengendalian secara efektif dan efisien
(Harmono, 2014:6).
Upaya memaksimisasi kekayaan pemegang saham atau nilai
perusahaan sebagai tujuan akhirnya akan memudahkan pengukuran
kinerja suatu perusahaan. Bila harga suatu harga saham suatu
perusahaan memiliki trend yang meningkat, hal itu suatu indikator
bahwa perusahaan melakukan upaya yang baik dalam
memanajemen perusahaan. Bisa dikatakan bahwa dengan
meningkatnya harga saham membuat nilai perusahaan menjadi
tinggi sehingga berpengaruh terhadap kepercayaan pasar, tidak
hanya pada kinerja perusahaan sekarang tetapi juga dapat melihat
prospek perusahaan di masa yang akan datang.
17
b. Fungsi Manajemen keuangan
Menurut Brigham dan Houston (2006:5), menjelaskan bahwa
fungsi utama manajer keuangan adalah merencanakan, mencari,
dan memanfaatkan dana untuk memaksimalkan nilai perusahaan,
atau dengan kata lain aktivitasnya berhubungan dengan keputusan
tentang pilihan sumber dan alokasi dana. Sedangkan menurut
Horne dan Wachowicz (2008:3), fungsi manajemen keuangan
berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan, dan manajemen aset
dengan didasari beberapa tujuan umum. Jadi, fungsi manajemen
keuangan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Keputusan investasi
Keputusan investasi adalah hal yang paling penting dari
ketiga keputusan, ketika perusahaan ingin menciptakan nilai.
Hal tersebut dimulai dengan penetapan jumlah total aset yang
perlu dimiliki oleh perusahaan, kemudian penempatan
komposisi masing – masing aset (alokasi kas, aset tetap, aset
lainnya). Keputusan investasi ini berkaitan erat dengan sisi kiri
dari laporan keuangan neraca.
2) Keputusan pendanaan
Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang
berkaitan dengan jumlah dana yang disediakan perusahaan,
baik yang bersifat utang atau modal sendiri, dan biasanya
berhubungan dengan komposisi bagian kanan laporan posisi
18
keuangan. Manajer keuangan harus memikirkan penggabungan
dana yang dibutuhkan, termasuk pemilihan jenis dana yang
dibutuhkan, mekanisme untuk mendapatkan pinjaman jangka
pendek, cara membuat kesepakatan sewa jangka panjang, atau
negosiasi untuk penjualan obligasi atau saham.
3) Keputusan Manajemen Aset
Aset telah diperoleh dan pendanaan yang tepat telah
tersedia, aset ini masih harus dikelola secara efisien. Dalam
keputusan manajemen aset, hal ini berkaitan dengan
pengelolaan aset secara efisien, terutama dalam hal aset lancar
dan aset tetap. Pengelolaan aset lancar berkaitan erat dengan
manajemen modal kerja dan pengelolaan aset tetap berkaitan
dengan investasi. Manajer keuangan dibebani berbagai
tanggung jawab operasional atas berbagai aset yang ada.
Tanggung jawab ini membuat manajer keuangan menjadi lebih
memperhatikan manajemen aset lancar dari pada aset tetap.
Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan adanya
beberapa tujuan atau sasaran, karena untuk menilai apakah
suatu keputusan keuangan efisien atau tidak harus berdasarkan
pada beberapa standar tertentu.
c. Tujuan Manajemen keuangan
Tujuan manajemen keuangan adalah salah satunya
memaksimalkan nilai kekayaan para pemegang saham (Husnan
19
dan Pudjiastuti, 2004:6). Nilai kekayaan dapat dilihat melalui
perkembangan harga saham perusahaan di pasar. Dalam hari ini,
nilai saham dapat merefleksikan investasi keuangan perusahaan
dan kebijakan dividen. Dengan demikian, bahwa tujuan
manajemen keuangan adalah memaksimalkan kekayaan para
pemegang saham, yang berarti meningkatkan nilai perusahaan
yang merupakan ukuran nilai objektif oleh publik dan orientasi
pada kelangsungan hidup perusahaan (Harmono, 2014:6).
Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, semua pihak
yang terlibat dalam organisasi baik departemen keuangan,
produksi, pemasaran, maupun sumber daya manusia harus berkerja
sama. Tanpa kerja sama yang baik, tentu akan sulit untuk mencapai
tujuan perusahaan. Sebagai ujung tombak dalam mencapai tujuan
perusahaan, maka departemen keuangan lah yang paling
berkepentingan terhadap pengelolaan keuangan perusahaan.
Menurut Kasmir (2010:13), dalam praktiknya untuk
mencapai tujuan perusahaan, maka manajemen perusahaan
memiliki tujuan melalui dua pendekatan, yaitu:
1) Profit risk approach, dalam hal ini manajer keuangan tidak
hanya sekedar mengejar maksimalisasi profit, akan tetapi juga
harus mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi. Di
samping itu, manajer keuangan juga harus tetap melakukan
pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh aktivitas yang
20
dijalankan. Secara garis besar profit risk approach terdiri dari;
Maksimalisasi profit; minimal risk; maintain control; dan
Achieve flexibility (manajemen risiko pendanaan dan aktivitas).
2) Liquidity and profitability, merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan bagaimana seorang manajer keuangan
mengelola likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Dalam hal
ini likuiditas, manajer keuangan harus sanggup untuk
menyediakan dana (uang kas) untuk membayar kewajiban yang
sudah jatuh tempo secara tepat waktu. Kemudian manajer
keuangan juga dituntut untuk meningkatkan laba perusahaan
dari waktu ke waktu, mengelola dana yang dimiliki termasuk
pencarian dana, serta mampu mengelola aset perusahaan
sehingga terus berkembang dari waktu ke waktu.
2. Investasi
a. Pengertian investasi
Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam
menentukan sejumlah sumber daya yang mereka miliki untuk
konsumsi saat ini dan di masa yang akan datang. Investasi dapat
diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana
pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan awal
yang hanya cukup untu memenuhi kebutuhan sehari-hari
(Tandelilin:2010:3). Menurut Gumanti (2011:9) Investasi adalah
penggunaan modal keuangan sebagai suatu upaya untuk
21
menciptakan uang lebih banyak. Sunariyah (2010:4) Investasi
adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki
dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa – masa yang akan datang.
Proses investasi meliputi pemahaman dasar – dasar keputusan
investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam
proses keputusan investasi. Hal mendasar dalam proses keputusan
investasi adalah pemahaman hubungan antara return dan resiko
sebuah investasi (Tandelilin,2010:9).
b. Jenis investasi
Keputusan investasi dapat dilakukan oleh individu atau suatu
entitas yang mempunyai kelebihan dana. Menurut Sunariyah
(2010:4) investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama,
yaitu:
1) Investasi dalam bentuk aktiva riil berupa aktiva berwujud
seperti emas, perak, intan, barang – barang seni, rumah, tanah
dan real estate.
2) Investasi dalam bentuk aktiva keuangan berupa surat – surat
berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil
yang dikuasai oleh entitas. Pemilihan aktiva keuangan dalam
rangka investasi pada sebuah entitas dapat dilakukan dengan
dua cara:
22
a) Investasi langsung
Investasi langsung dapat diartikan sebagai suatu
pemilikan surat – surat berharga secara langsung dalam
suatu entitas yang secara resmi telah go publik dengan
harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan
dividen atau capital gain.
b) Investasi tidak langsung
Investasi tidak langsung terjadi jika surat – surat
berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh
perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara.
3. Pasar modal
a. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar untuk memperjual belikan saham
perusahaan dan utang jangka menengah hingga jangka panjang
(Brigham dan Ehrhardt, 2005:12). Pasar modal pada hakikatnya
adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim
jangka panjang, penambahan aset keuangan (dan hutang) pada saat
yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan
menyesuaikan portofolio investasi, lebih jelasnya pasar Modal
bertindak sebagai penghubung (Anoraga dan Pakarti, 2006:5).
Menurut Tandelilin (2010:25), pasar modal adalah pertemuan
antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas. Hal
23
ini pasar modal dapat diartikan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat
utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, maupun instrumen
derivatif. Pengertian pasar modal menurut Undang – undang pasar
modal no.8 tahun 1995 adalah pasar modal sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek
(www.idx.com). Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi
para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung
di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan
sebagainya.
Perbedaan pasar modal dengan pasar uang yaitu pasar modal
adalah pasar keuangan di mana diperdagangkan instrumen
keuangan jangka panjang, sedangkan pasar keuangan adalah pasar
keuangan di mana diperdagangkan instrumen jangka pendek
(Hanafi, 2004:63).
b. Manfaat Pasar Modal
Terdapat manfaat yang dapat dilihat dari tiga sudut pandang
menurut PAU-UGM dalam (Anoraga dan Pakarti, 2006:12) antara
lain:
1) Manfaat pasar modal bagi emiten
24
a) Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar dan
dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai;
b) Tidak ada “convenant” sehingga manajemen dapat lebih
bebas dalam pengelolaan dana perusahaan;
c) Leverage perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra
perusahaan;
d) Ketergantungan emiten tehadap bank menjadi lebih kecil;
e) Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari
harga nominal perusahaan;
f) Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang
beresiko tinggi;
g) Tidak ada bebas finansial yang tetap;
h) Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas;
i) Professionalisme dalam manajemen meningkat.
2) Manfaat pasar modal bagi investor
a) Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan
ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada
meningkatnya harga saham yang mencapai capital gain;
b) Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki saham
dan bunga tetap bagi pemegang obligasi;
c) Mempunyai hak suara dalam RUPS bagi pemegang saham;
d) Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi;
25
e) Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa
instrumen investasi untuk mengurangi resiko.
3) Manfaat pasar modal bagi pemerintah
a) Mendorong laju pembangunan;
b) Mendorong investasi;
c) Penciptaan lapangan kerja;
d) Memperkecil Debt Service Ratio
c. Mekanisme perdagangan saham
Dana yang didapatkan perusahaan melalui penjualan
sekuritas merupakan hasil perdagangan saham-saham perusahaan
yang dilakukan di pasar perdana. Di Pasar perdana inilah
perusahaan untuk pertama kalinya menjual sekuritasnya, dan
proses ini disebut Initial Public Offering (IPO). Setelah sekuritas
dijual di pasar perdana, barulah kemudian sekuritas
diperjualbelikan di pasar sekunder (Tandelilin, 2010:26).
4. Saham
a. Pengertian Saham
Saham adalah salah satu instrumen pasar modal yang paling
populer. Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan
terbatas dengan tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh
penghasilan dari saham tersebut (Weston dan Copelend, 2014:56).
Menurut Brigham dan Ehrhardt (2005:22) Saham adalah tujuan
26
utama dari manajemen kuangan untuk memaksimalkan nilai
perusahaan.
Saham menunjukkan bukti kepemilikan yang diterbitkan oleh
perusahaan (Husnan, 2009:279). Menurut Alwi (2003:33) saham
atau stock adalah surat tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap
suatu perusahaan suatu perseroan terbatas. Pengertian saham dapat
didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut
memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) (www.idx.com).
b. Jenis – jenis atau klasifikasi saham
Saham dapat juga dibedakan antara saham biasa (common
stock) dan saham preferen (preferred stock). Perbedaan kedua jenis
saham ini antara lain adalah sebagai berikut:
1) Saham biasa (Common stock)
Menurut Bodie dkk (2019:49) saham biasa juga disebut
sebagai efek ekuitas, atau ekuitas, mencerminkan kepemilikan
saham dalam perusahaan. Setiap lembar saham biasa
mencerminkan hak kepada pemiliknya satu hak suara atas
setiap masalah tata kelola perusahaan.
27
a) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh
laba.
b) Memiliki hak suara (one share one vote).
c) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila
bankrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan
dilunasi.
Menurut Tandelilin (2010:31) saham biasa adalah
sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan. Sementara itu menurut Anoraga dan Pakarti
(2006:58) saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh
hak istimewa.
2) Saham preferen (Preffered stock)
Brigham dan Ehrhardt (2005:275), berpendapat bahwa
saham preferen adalah kesamaan dari obligasi dan saham biasa
di sisi lainnya. Saham preferen memiliki par value dan
perhitungan tetap dalam pembagian dividen yang harus dibayar
sebelum dividen bisa dibayarkan kepada pemegang saham
biasa. Berikut adalah ciri – ciri dari saham preferen menurut
Anoraga dan Prakarti (2006:55):
a) Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen.
Pemegang saham preferen menerima deviden mereka
terlebih dahulu sebelum dibagikan kepada pemegang saham
biasa.
28
b) Hak utama atas aktiva perusahaan
Dalam likuidasi, pemegang saham preferen berkedudukan
sesudah kreditur tetapi sebelum pemegang saham biasa.
Mereka berhak menerima pembayaran maksimum sebesar
nilai nominal saham preferen, sesudah para kreditur
dilunasi.
c) Penghasilan tetap
Penghasilan yang akan diterima oleh pemegang saham
preferen dari perusahaan berjumlah tetap. Serta
kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian
laba perusahaan disamping penghasilan diterima secara
tetap.
d) Tidak memiliki hak suara.
Umumnya para pemegang saham preferen tidak
mempunyai hak suara dalam RUPS.
c. Macam-macam nilai saham
Menurut Anoraga dan Pakarti (2006:58-59) nilai suatu saham
dibagi atas 3 jenis, yaitu sebagai berikut:
1) Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam saham
tersebut.
2) Harga dasar, yaitu harga perdana (untuk menentukan nilai
dasar). Untuk saham baru, harga dasar merupakan harga
perdananya.
29
3) Market price/Harga pasar, yaitu harga pada pasar rii dan
merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena
merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang
berlangsung atau harga jika pasar sudah tutup (closing price).
5. Kinerja saham
a. Harga saham
Bagi investor sebelum melakukan investasi terlebih dahulu
akan mengkaji semua informasi dari perusahaan untuk melakukan
penilaian, baik informasi internal maupun eksternal. Untuk suatu
perusahaan yang telah go-public, penting bagi investor untuk
mengamati harga saham perusahaan, hal ini adalah salah satu cara
untuk menilai kinerja perusahaan. Hal ini karena, harga saham
akan mencerminkan bagaimana ekspektasi pelaku pasar terhadap
nilai pasar (market value) perusahaan. Menurut Fabozzi, dkk
(2004:292), Kinerja saham diartikan sebagai suatu tingkat
keberhasilan yang dicapai perusahaan dilihat dari pergerakan harga
sahamnya, apabila baik maka harga saham perusahaan akan
meningkat dan begitupun sebaliknya.
Sebelum melakukan dan mengambil keputusan untuk
investasi, para investor harus melakukan analisis terlebih dahulu
terhadap harga saham agar investor dapat mengetahui bagaimana
fluktuasi harga saham yang akan diinvestasi. Menurut Lako (2004),
sebagai salah satu instumen ekonomi, harga saham di suatu bursa
30
efek secara individual maupun gabungan akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik internal maupun eksternal.
Harga saham dapat didefinisikan sebagai harga pasar. Harga
pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan, karena
harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang
berlangsung (Anoraga dan Pakarti, 2006:59). Harga saham juga
dapat diartikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi para
penjual dan pembeli saham yang dilatar belakangi oleh harapan
mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu investor memerlukan
informasi yang berkaitan dengan pembentukan saham tersebut
dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham.
Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa
saham. Secara umumnya harga saham diperoleh untuk menghitung
nilai sahamnya. Semakin jauh perbedaan tersebut, maka hal ini
mencerminkan terlalu sedikitnya informasi yang mengalir ke bursa
efek. Maka harga saham tersebut cenderung dipengaruhi oleh
tekanan psikologis pembeli atau penjual. Untuk mencegah hal
tersebut, sebaiknya perusahaan setiap saat memberi informasi yang
cukup ke bursa efek, sepanjang informasi tersebut berpengaruh
terhadap harga pasar sahamnya. Upaya untuk memasukkan
bagaimana menghitung harga saham yang sesungguhnya, telah
dilakukan oleh setiap analisis dengan tujuan untuk dapat
memperoleh tingkat keuntungan yang memuaskan. Hal ini
31
disebabkan karena adanya variabel-variabel yang mempengaruhi
harga saham tersebut, sebenarnya variabel-variabel tersebut ke
dalam suatu model perhitungan yang bisa dipergunakan dalam
memiliki saham mana yang akan dimasukkan ke dalam portofolio.
b. Return saham
Menurut Brigham dan Ehrhardt (2005:127), Investor adalah
pemilik sebuah perusahaan, dan mereka membeli saham karena
mereka menginginkan dan berharap mendapatkan return yang baik
dari investasinya tanpa adanya tekanan resiko. Hartono dan Bandi
(2000:12), mendefinisikan kegiatan berinvestasi pada pasar modal
adalah kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih selama
periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh pendapatan
atau peningkatan dana atas nilai investasi awal yang bertujuan
untuk memaksimalkan return. Fabozzi dan Drake (2010:401)
menyatakan bahwa kinerja saham dapat diukur menggunakan
tingkat pengembalian (return) dari suatu saham.
Menurut Diaz (2017) kinerja saham adalah suatu hasil atas
aktifitas investasi saham yang dilalui dengan beberapa resiko dan
dapat diukur dengan menggunakan return dalam periode tertentu.
Tanpa adanya return yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya
investor tidak akan melakukan investasi. Jadi setiap investasi baik
jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama
yaitu mendapatkan keuntungan yang disebut sebagai return saham
32
baik langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitan Tjondro
dan Wilopo (2011) return saham juga sebagai variabel kinerja
saham.
Pengertian return Menurut Tendelilin (2010:114) adalah
salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan
juga hasil dari keberaninannya menanggung resiko dari
investasinya tersebut. Oleh karena itu, return menjadi salah satu
pertimbangan paling penting yang dilakukan para investor untuk
memilih saham yang akan dibelinya.
Menurut Tandelilin (2010:114) komponen – komponen yang
menjadi dasar pada hasil return ada dua, yaitu: (1) Yield, yaitu
komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan
yang di dapat secara periodik dari suatu investasi yang dilakukan;
(2) Capital Gain, merupakan penurunan atau peningkatan dari
harga saham yang bisa memberikan keuntungan bagi investor.
Dengan kata lain, capital gain juga bisa diartikan sebagai
perubahan harga sekuritas. Perlu diketahui bahwa yield hanya akan
berupa angka nol (0) dan positif (+), sedangkan capital gain (loss)
bisa berupa angka minus (-), nol (0), dan positif (+).
Return saham memungkinkan seseorang investor untuk
membandingan keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh
berbagai saham pada berbagai tingkat pengembalian yang
33
diinginkan, selain itu juga return saham memiliki peran yang
sangat signifikan di dalam menentukan nilai sebuah saham.
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 (𝑡) − 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 (𝑡 − 1)
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 (𝑡 − 1)
6. Nilai Perusahaan
Secara umum tujuan keputusan keuangan adalah untuk
memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham. Dengan kata lain, kemakmuran dari
pemegang saham dilihat dari semakin tingginya nilai perusahaan.
Nilai perusahaan menurut Sartono (2014:79) adalah suatu keadaaan
yang menggambarkan bagaimana masyarakat percaya terhadap apa
yang selama ini telah dicapai oleh perusahaan. Menurut Husnan
(2009:3), nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar
oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Nilai perusahaan menurut Sartono (2010:79), adalah suatu
keadaan yang menggambarkan bagaimana masyarakat percaya
terhadap apa yang selama ini telah dicapai oleh perusahaan. Menurut
Brigham dan Houston (2010:9), Perusahaan yang go-public memiliki
tujuan utama, yaitu untuk meningkatkan kemakmuran pemegang
saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan. Persepsi investor
pada tingkat keberhasilan perusahaan dicerminkan melalui nilai
perusahaan. Jika kinerja perusahaan baik, maka nilai perusahaan juga
akan baik, nilai perusahaan menunjukkan kinerja dan prospek yang
bagus, dengan kinerja dan prospek yang bagus maka investor akan
34
bersedia membayar untuk membeli sahamnya. Rencana keuangan
merupakan panduan perusahaan dalam mencapai tujuan untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Rencana keuangan memberi peluang
perusahaan untuk memperkirakan jumlah dan penetapan waktu
investasi dan pembiayaan yang diperlukan (Machfoedz, 2007:246).
Menurut (Husnan dan Pudjiastuti,2004:6), pada dasarnya tujuan
utama dari manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai
perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin besar
kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Menurut
Machfoedz (2007:243), dalam pencarian untuk memaksimumkan nilai
perusahaan, manajer keuangan senantiasa mencari keseimbangan
antara kesempatan memperoleh laba dan kemungkinan menderita rugi.
Terdapat perbedaan antara memaksimumkan nilai perusahaan dengan
memaksimumkan laba.
Memaksimumkan nilai artinya mempertimbangkan pengaruh
waktu terhadap nilai uang. Ini berarti dana yang diterima pada tahun
ini lebih tinggi dari pada dana yang diterima beberapa tahun yang
akan datang. Dalam memaksimumkan nilai juga dipertimbangkan
berbagai resiko terhadap arus pendapatan perusahaan. Dengan
demikian, memaksimumkan nilai lebih luas dan lebih umum dari pada
memaksimumkan laba.
Salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui
nilai perusahaan yaitu price to book value (PBV). Brigham dan
35
Houston (2010:152) menyatakan bahwa PBV merupakan rasio
keuangan yang membandingkan antara harga saham dengan nilai buku
per lembar saham. Apabila nilai perusahaan yang diproksikan dengan
PBV semakin tinggi maka semakin besar pula tingkat kemakmuran
dari pemegang saham dan kinerja perusahaan akan dinilai baik,
sehingga perusahaan dikatakan telah mencapai salah satu tujuannya.
PBV yang tinggi merupakan sintal bahwa investor percaya akan
kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Penilaian PBV sangat
penting untuk diperhatikan oleh manajer, karena penilaian PBV salah
satu indikator penilaian utama invesor dalam memutuskan keputusan
investasinya. Cara menghitung rasio PBV:
𝑃𝐵𝑉 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
Nilai perusahaan sebenarnya diukur dalam berbagai aspek dan
salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga
pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor atas
keseluruhan ekuitas yang dimiliki. Semakin tinggi harga saham, maka
nilai perusahaan dan kemakmuran pemegang saham juga akan
meningkat.
7. Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang
terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal,
di samping hal-hal lainnya. Oleh karena itu, manajemen perusahaan
dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang
36
telah ditetapkan. Artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai
dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal untung. Untuk
mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio
keuntungan atau rasio profitabilitas atau yang dikenal juga dengan
nama rasio rentabilitas. Profitabilitas menurut Brigham dan Ehrhardt
(2005:454) adalah hasil bersih dari kebijakan dan keputusan.
Lanjutnya rasio profitabilitas menggambarkan seberapa jauh
perusahaan menyediakan petunjuk – petunjuk yang berguna demi
efektifnya operasional perusahaan, selain itu rasio profitabilitas akan
menunjukkan efek dari kombinasi antara likuiditas, manajemen aset,
dan hutang dalam hasil operasional. Rasio profitabilitas menurut
Kasmir (2018:196), merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Sedangkan
menurut Moeljadi (2006:52) rasio profitabilitas adalah rasio yang
berusaha mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba,
baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan
menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan
modal sendiri. Sementara itu rasio profitabilitas menurut Harahap
(2009:304) adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber
yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
37
jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan laba. Perusahaan yang baik (sehat)
mempunyai profitabilitas yang besar dan cenderung memiliki laporan
keuangan yang sewajarnya sehingga potensi untuk mendapatkan opini
yang baik akan lebih besar dibandingkan dengan jika profitabilitasnya
rendah.
a. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir (2018:197) Tujuan penggunaan rasio
profitabilitas bagi perusahaan maupun baik pihak eksternal
perusahaan, yaitu:
1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu;
2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun sekarang;
3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu;
4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri;
5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri;
38
6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan
yang digunakan.
Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk:
1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode;
2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang;
3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu;
4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri;
5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman atau modal sendiri.
Dalam penelitian ini ukuran rasio profitabilitas menggunakan
rasio return on asset (ROA) dan return on equity (ROE).
Brigham dan Ehrhardt (2005:454), Return on Asset (ROA)
adalah rasio laba bersih dari total asset. Menurut Tandelilin
(2001:240), Return on Asset (ROA) menggambarkan sejauh mana
kemampuan aset –aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan
laba. Menurut Hery (2016:106), Return on Asset (ROA) merupakan
rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam
menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk
mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari
39
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Return on Asset
(ROA) menurut Harahap (2016:305) rasio ini menunjukkan berapa
besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:200), Return on Asset
(ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasillkan laba atau aset yang dimilikinya.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa, tingkat
rendahnya ROA perusahaan tergantung pada keputusan perusahaan
dalam alokasi aset yang mereka miliki. Penggunaan aset yang tidak
efisien akan berakibat pada rendahnya rasio ini, demikian pula
sebaliknya. ROA yang positif atau yang semakin besar menunjukkan
bahwa pengelolaan atau manajemen aset yang telah dilakukan oleh
perusahaan telah efisien, sehingga aset perusahaan mampu
menghasilkan laba yang semakin besar. Semakin tinggi ROA berarti
semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap
dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2016:106). Kondisi laba
bersih yang semakin besar akan meningkatkan permintaan saham,
yang nantinya akan meningkatkan harga saham, atau ROA
berhubungan secara positif terhadap harga saham. Cara mengitung
ROA:
𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑥100%
40
Salah satu rasio profitabilitas yang digunakan dalam
menganalisis saham secara fundamental adalah return on equity
(ROE). Return on Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan
efisiensi penggunaan modal sendiri (Kasmir, 2018:204). Return on
Equity (ROE) menurut Harahap (2016:305) menunjukkan berapa
persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Menurut
Hery (2016:107), Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang
menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan
laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap
rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas. Sedangkan menurut
(Astuti, 2004:37) Rasio ROE menunjukkan keberhasilan atau
kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil
pengembalian investasi pemegang saham dan menekan pada hasil
pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan
modal saham tersebut. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari
sudut pandang pemegang saham, namun rasio ini tidak
memperhitungkan dividen dan capital gain untuk pemegang saham
(Kodrat dan Indonanjaya, 2009:240).
Menurut Kasmir (2018, 204), semakin tinggi ROE suatu
perusahaan mencerminkan bahwa adanya pengelolaan ekuitas yang
41
efektif dan efisien sehingga posisi perusahaan menguat yang berimbas
pada kepercataan dan minat investor meningkat yang berdampak pula
pada peningkatan harga saham perusahaan. Sedangkan menurut Hery
(2016:108), semakin tinggi ROE berarti semakin tinggi pula jumlah
laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam
dalam ekuitas. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠𝑥100%
8. Leverage
Untuk menjalankan operasionalnya setiap perusahaan memiliki
berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana agar
perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dana selalu
dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya yang
diperlukan, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang. Dana
juga dibutuhkan untuk melakukan ekspansi atau perluasan usaha.
Artinya setiap perusahaan harus selalu tersedia dana dalam jumlah
dibutuhan pada saat dibutuhkan.
Untuk mengurangi kekurangan akan kebutuhan dana,
perusahaan memiliki beberapa pilihan sumber dana yang dapat
digunakan, salah satunya adalah hutang. Pemilihan sumber dana
melalui hutang memiliki kelebihan yaitu jumlahnya relatif tidak
terbatas dan menambah motivasi manajemen untuk berkerja lebih
aktif karena dibebani untuk membayar beban kewajiban.
42
Kekurangannya adalah perusahaan dibebani pembayaran angsuran
atau cicilan bunga, dan biaya lainnya, serta dengan adanya hutang
resiko tidak dapat bayar akan terus meningkat jika hutang terus
bertambah.
Oleh karena itu, penggunaan hutang perlu dibatasi. Kombinasi
dari penggunaan dana dikenal dengan rasio leverage atau solvabilitas.
Menurut Fabozzi dan Peterson (2003:583) Rasio leverage adalah
gabungan dari penggunaan dana perusahaan dari hutang dan ekuitas.
Tujuan dari rasio leverage adalah untuk mengetahui seberapa baik
seharusnya perusahaan memiliki besaran antara hutang dengan
ekuitas. Rasio leverage menurut Harahap (2016:303), rasio leverage
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban lainnya jika
perusahaan dilikuidasi.
Rasio leverage atau solvabilitas merupakan rasio yang
digunakan unrtuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai
dengan utang (Hery, 2015:190). Leverage dapat dikatakan bahwa
suatu rasio keuangan yang mengukur seberapa banyak perusahaan
dibiayai dengan menggunakan hutang (Wiagustini, 2010:76).
Perusahaan dapat menggunakan hutang (leverage) untuk memperoleh
modal guna mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Penggunaan
hutang tersebut diharapkan perusahaan akan mendapat respon positif
oleh pihak luar.
43
Menurut Kasmir (2018:152), dalam praktiknya, apabila dari
hasil perhitungan, perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi, hal
ini akan berdampak timbulnya risiko kerugian yang lebih besar.
Dampak ini akan mengakibatkan rendahnya tingkat hasil
pengembalian (return saham) dengan diikuti oleh turunnya minat
investor terhadap saham tersebut yang membuat harga saham tersebut
akan turun.
a. Tujuan dan Manfaat Rasio Leverage
Menurut Kasmir (2018:153), berikut beberapa tujuan
perusahaan dengan menggunakan rasio leverage:
1) Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban
kepada pihak kreditor;
2) Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban yang bersifat tetap;
3) Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya
aktiva tetap dengan modal;
4) Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
utang;
5) Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan
terhadap pengelolaan aktiva
6) Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang;
44
7) Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih,
terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.
Sementara itu, manfaat yang diperoleh dari Rasio
Leverage adalah:
1) Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap
kewajiban kepada kreditor;
2) Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban yang bersifat tetap;
3) Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva
khususnya aktiva tetap dengan modal;
4) Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai
oleh utang;
5) Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva;
6) Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka
panjang;
7) Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan
ditagih.
Penggunaan rasio leverage bagi perusahaan memberikan
banyak manfaat yang dapat diketik, baik rasio rendah maupun
rasio tinggi. Menurut Kasmir (2018:152) rasio leverage
memiliki beberapa implikasi berikut.
45
1) Kreditor mengharapkan ekuitas (dana yang disediakan pemilik)
sebagai marjin keamanan. Artinya, jika pemilik memiliki dana
yang kecil sebagai modal, resiko bisnis terbesar akan
ditanggung oleh kreditor.
2) Dengan pengadaan dana melalui utang, pemiliki memperoleh
manfaat, berupa tetap dipertahankannya penguasaan atau
pengendalian perusahaan.
3) Bila perusahaan mendapat penghasilan lebih dari dana yang
dipinjamkannya dibandingkan dengan bunga yang harus
dibayarnya, pengembalian kepada pemilik diperbesar.
Intinya dengan rasio leverage, perusahaan akan mengetahui
beberapa hal berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal
pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya.
Dalam penelitian ini, ukuran rasio leverage menggunakan rasio
Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio (DAR).
Debt to Equity (DER) atau secara sederhana dapat dipahami
sebagai tingkat hutang perusahaan merupakan salah satu faktor yang
sangat sering digunakan untuk melihat kinerja suatu saham
perusahaan. Menurut Kasmir (2018:158), Debt to Equity Ratio (DER)
merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
46
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain,
rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan untuk jaminan utang. Apabila DER suatu perusahaan
menunjukkan angka yang tinggi, menunjukkan bahwa resiko investasi
semakin besar dan membuat investor cenderung takut untuk
menanamkan modalnya di perusahaan tersebut, sehingga harga saham
perusahaan dengan nilai DER tinggi akan turun karna minat membeli
investor yang rendah. Berbeda jika DER rendah, investor akan lebih
aman dalam menginvestasikan modalnya ke perusahaan tersebut,
karena perusahaan mampu membayar hutang – hutangnya dengan
ekuitas yang dimilikinya. Keamanan ini akan menarik minat investor
untuk membeli saham dan akan menaikkan harga saham.
Menurut Harahap (2016:303), bahwa Debt to Equity ratio
(DER) menggambarkan sampai sejauhmana modal pemilik dapat
menutupi utang-utang kepada pihak luar. Debt to Equity ratio (DER)
adalah rasio yang termasuk kedalam salah satu informasi keuangan
yang dapat mengambarkan kondisi perusahaan yang tentunya akan
dapat mempengaruhi pergerakan harga saham tersebut. Semakin
tinggi rasio ini menandakan semakin tinggi resiko yang perusahaan
yang relative tinggi, yang berpengaruh terhadap permintaan investor
akan saham perusahaan tersebut dan di spekulasikan berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan tersebut. Cara menghitung DER:
𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
47
Menurut Harahap (2009:305), Debt to Asset Ratio (DAR) adalah
rasio untuk mengambarkan seberapa besar aktiva perusahaan yang
dibiayai oleh kreditur. Dalam arti luas, DAR digunakan untuk
mengukur kemampuan seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka
pendek maupun jangka panjang. Brigham dan Ehrhardt (2005:450)
berpendapat bahwa rasio Debt to Asset Ratio (DAR) atau yang biasa
disebut Debt Ratio (DR) adalah untuk mengukur persentase dari dana
atau total hutang dibandingkan dengan total aset. Debt to Asset Ratio
(DAR) merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingkan antara total utang dengan total aktiva (Kasmir,
2018:156). Menurut Hery (2015:190) rasio leverage digunakan untuk
mengukur sejauh mana asset perusahaan dibiayai oleh hutang. Cara
menghitung DAR:
𝐷𝐴𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya
pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi
perusahaan memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan
perusahaan tidak mampu menutupi utang – utangnya dengan aktiva
yang dimilikinya, demikian sebaliknya (Kasmir, 2018:156).
9. Growth
Investor membutuhkan informasi tentang peluang tumbuh
perusahaan. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang
48
diinginkan oleh pihak internal (manajemen) dan pihak eksternal
(investor dan kreditor). Pertumbuhan ini diharapkan dapat
memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu
kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Selain itu
pertumbuhan diharapkan bagi perusahaan karena untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus memberikan
kesejahteraan para pemegang sahamnya.
Menurut Harahap (2016:309) Rasio pertumbuhan/growth adalah
rasio yang menggambarkan persentasi pertumbuhan pos-pos
perusahaan dari tahun ke tahun. Menurut Kasmir (2016:197) rasio
pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonomi ditengah
perekonomian dan sektor usahanya. Pertumbuhan yang meningkat
menunjukkan perusahaan memiliki perkembangan yang baik.
Menurut Syardiana dkk (2015) pertumbuhan perusahaan akan
menghasilkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi karena
pertumbuhan akan menghasilkan tingkat pengembalian yang semakin
tinggi, karena pertumbuhan memiliki aspek yang menguntungkan bagi
pihak investor. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi akan
diminati sahamnya oleh para investor, dengan demikian pertumbuhan
dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Suryani,2015).
Kusumajaya (2011) berpendapat bahwa pertumbuhan (growth)
adalah peningkatan ataupun penurunan dari total aset yang dimiliki
49
perusahaan. Aset suatu perusahaan merupakan aktiva yang digunakan
untuk kegiatan operasional perusahaan, hal tersebut diharapkan dapat
meningkatkan hasil operasional perusahaan sehingga semakin
menambah kepercayaan pihak luar. Pertumbuhan pada aset
perusahaan yang tinggi akan melambangkan perkembangan
perusahaan yang baik secara internal maupun eksternal (Dewi dan
Sudiartha, 2017). Hal ini menyebabkan banyaknya investasi yang
didapatkan perusahaan, permintaan terhadap saham perusahaan
meningkat dan hal tersebut akan menyebabkan nilai perusahaan juga
meningkat (Susanto, 2016). Berikut rumus pertumbuhan aset:
𝑇𝐺𝐴 =Total aset (𝑡) − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 (𝑡 − 1)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 (𝑡 − 1)𝑥100%
Pertumbuhan perusahaan juga dapat dilihat dari total
pertumbuhan penjualan dari tahun ke tahun. Menurut Helfert
(2001:70) pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari
perubahan operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau
penurunan volume usaha. Pertumbuhan penjualan merupakan
indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industry.
Pertumbuhan yang tinggi pada suatu perusahaan dapat menghasilkan
laba yang besar, dengan mengetahui pencapaian total pertumbuhan
penjualan dari tahun sebelumnya, perusahaan dapat mengoptimalkan
sumber dana yang ada untuk meningkatkan penjualan di tahun yang
akan datang. Pertumbuhan penjualan yang meningkat menunjukkan
keberhasilan keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber dana,
50
sehingga pertumbuhan penjualan dapat menjadi indikator daya saing
perusahaan dalam suatu industri. Pertumbuhan penjualan yang tinggi
menggambarkan pendapatan yang meningkat, sehingga laba bersih
cenderung meningkat. Sebuah perusahaan yang sukses selalu
mencapai tingkat yang tinggi dalam pertumbuhan penjualan, dimana
ini menjadi permintaan pendukung dalam meningkatkan investasi
perusahaan (Weston dan Copeland, 1988:517).
𝑇𝐺𝑆 =𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 (𝑡) − 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 (𝑡 − 1)
𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 (𝑡 − 1)𝑥100%
B. Penelitian terdahulu
Sebelum penelitian ini dilakukan telah ada penelitian terdahulu yang
membahas terkait pengaruh profitabilitas, leverage, dan growth terhadap
nilai perusahaan dengan kinerja saham sebagai variabel intervening,
dimana indikator dalam variabel profitabilitas adalah Return on asset
(ROA) dan Return on Equity (ROE), variabel leverage menggunakan
indikator Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), variabel
growth menggunakan indikator Total Growth Asset (TGA), Total Growth
Sales (TGS). Nilai perusahaan menggunakan indikator Price to Book
Value (PBV). Kinerja saham menggunakan indikator harga saham dan
return saham diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh:
51
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
1 Wulandari
(2019)
Pengaruh
profitabilitas dan
leverage terhadap
nilai perusahaan
dengan CSR dan
kebijakan deviden
sebagai variabel
moderasi
Variabel
independen:
Profitabilitas
(ROA, ROE),
Leverage
(DER)
Variabel
moderasi:
CSR,
Kebijakan
deviden (DPR)
Variabel
dependen:
Nilai
perusahaan
(Tobins Q)
1. Profitabilitas
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan
2. Leverage
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan
3. CSR berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
4. Kebijakan deviden
tidak berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
5. Profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan dapat
dimoderasi oleh
CSR
6. Leverage terhadap
nilai perusahaan
tidak dapat
dimoderasi oleh
CSR
7. Profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan tidak
dapat dimoderasi
oleh kebijakan
deviden
8. Leverage terhadap
nilai perusahaan
dapat dimoderasi
oleh kebijakan
deviden
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
profitabilitas
(ROA, ROE),
leverage (DER)
*Perbedaan
Variabel dependen
Variabel dependen
yaitu nilai
perusahaan
(Tobins Q)
2 Oroh, et.al (2019)
Pengaruh
profitabilitas dan
leverage terhadap
return saham pada
sektor pertanian di
BEI periode 2013-
2017
Variabel
independen:
Profitabilitas
(ROA),
leverage
(DER)
Variabel
dependen:
Return saham
1. Profitabilitas
berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap return
saham
2. Leverage
berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap return
saham
3. Secara simultan
profitabilitas dan
leverage
berpengaruh dan
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
profitabilitas
(ROA) dan
leverage yaitu
(DER)
*Perbedaan
Variabel dependen
yaitu Return saham
52
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
tidak signifikan
terhadap return
saham
3 Sutendi (2018)
Pengaruh
Pertumbuhan
perusahaan dan
profitabilitas
terhadap harga
saham dengan
kebijakan deviden
sebagai variabel
moderasi pada
Emiten LQ 45 di
BEI tahun 2013-
2016
Variabel
Independen:
Growth
(TGS),
Profitabilitas
(ROE)
Variabel
dependen:
Harga saham
Variabel
moderasi:
Kebijakan
Deviden
(DPR)
Metode:
Analisis
regresi
berganda, Uji
asumsi klasik
1. Growth yang
diproksikan dengan
TGS tidak
Berpengaruh positif
Terhadap harga
saham
2. Profitabilitas
berpengaruh
terhadap harga
saham
3. Kebijakan Deviden
tidak memoderasi
pertumbuhan
perusahaan dan
profitabilitas
terhadap harga
saham
*Persamaan:
Variabel
independen yaitu
growth (TGS),
Profitabilitas
(ROE)
*Perbedaaan:
Variabel moderasi
yaitu Kebijakan
Deviden (DPR)
Variabel dependen
yaitu harga saham
4 Burhanudin
(2018)
Pengaruh modal
intelektual,
keputusan
pendanaan, dan
keputusan
investasi terhadap
nilai perusahaan
dengan
profitabilitas
sebagai variabel
intervening (Studi
kasus pada
perusahaan yang
terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII)
Periode 2013-
2016)
Variabel
independen:
Modal
intelektual
(VACA),
Keputusan
pendanaan
(DAR, dan
DER),
Keputusan
Investasi
(MVA/BVA,
dan MVE/BE)
Variabel
dependen:
Nilai
perusahaan
(PBV)
Variabel
intervening:
Profitabilitas
(ROA)
Metode:
Path analysis
1. Model intelektual
berpengaruh positif
signifikan terhadap
nilai perusahaan
2. Model intelektual
berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas
3. Keputusan
pendanaan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
nilai perusahaan
4. Keputusan
pendanaan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas
5. Keputusan investasi
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan
6. Keputusan investasi
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap
profitabilitas
*Persamaan
Penggunaan
metode path
analysis dan
program SmartPLS
*Perbedaan
Penggunaan nama
keputusan
pendanaan
53
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
7. Terdapat pengaruh
antara profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan
8. Modal intelektual
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan melalui
profitabilitas
9. Kep. pendanaan
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan melalui
profitabilitas
10. Kep. investasi
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan melalui
profitabilitas
5 Dewi dan
Candradewi
(2018)
Pengaruh
pertumbuhan
perusahaan dan
profitabilitas
terhadap struktur
modal dan nilai
perusahaan
Variabel
Independen:
Growth
(TGA),
profitabilitas
(ROE).
Variabel
dependen:
Nilai
perusahaan
(PBV)
Variabel
intervening:
Struktur modal
(DER)
Metode:
Uji path
analysis
1. Pertumbuhan
perusahaan
Memiliki pengaruh
positif dan
signifikan terhadap
struktur modal.
2. Profitabilitas
memiliki pengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
Memiliki pengaruh
positif dan
signifikan terhadap
struktur modal.
3. Pertumbuhan
perusahaan tidak
memiliki pengaruh
terhadap nilai
perusahaan
4. Profitabilitas
memiliki pengaruh
positif dan
signifikan terhadap
nilai perusahaan
5. Struktur modal
memiliki pengaruh
yang positif dan
signifikan terhadap
nilai perusahaan
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
growth(TGA),
Profitabilitas
(ROE)
Variabel dependen
yaitu nilai
perusahaan (PBV)
54
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
6 Martha, et.al
(2018)
Profitabilitas dan
kebijakan deviden
terhadap nilai
perusahaan
Variabel
independen:
Profitabilitas
(ROE) dan
kebijakan
deviden (DPR)
Variabel
dependen:
Nilai
perusahaan
(PBV)
Metode:
Uji asumsi
klasik dan uji
regresi linier
berganda
1. Profitabilitas
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan
2. Kebijakan deviden
berpengaruh negatif
terhadap nilai
perusahaan
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
profitabilitas
(ROE)
Variabel dependen
yaitu nilai
perusahaan (PBV)
*Perbedaan
Variabel
independen yaitu
kebijakan deviden
yaitu (DPR)
7 Lantari dan
Widnyana (2018)
Pengaruh
profitabilitas,
solvabulitas,
likuiditas, dan
nilai perusahaan
terhadap return
saham perusahaan
yang terindeks
LQ45 pada BEI
Variabel
independen:
Profitabilitas
(ROA),
Solvabilitas
(DER),
likuiditas
(CR), Nilai
perusahaan
(PBV)
Variabel
dependen:
Return saham
Metode:
Uji asumsi
klasik, uji
regresi linier
berganda
1. Profitabilitas tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham
2. Solvabilitas tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham
3. Likuiditas tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham
4. Nilai perusahaan
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham
5. Secara simultan
seluruh variabel
independen
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
Profitabilitas
(ROA),
solvabilitas (DER)
*Perbedaan
Variabel
independen yaitu
likuiditas (CR) dan
nilai perusahaan
(PBV)
Variabel dependen
yaitu return saham
8 Erviana dan
Lako (2018)
Faktor – faktor
yang
mempengaruhi
kinerja saham
dengan CSR
sebagai variabel
pemoderasi
Variabel
independen:
Kinerja
keuangan
(QR, DAR,
ROA, dan
TATO), nilai
perusahaan
(PBV).
Varibel
dependen:
Kinerja saham
1. QR dan DAR
berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap return
saham
2. ROA dan TOTA
berpengaruh positif
signifikan terhadap
return saham
3. Nilai perusahaan
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap return
*Persamaan
Variabel
independen
yaitu(ROA, DAR)
*Perbedaan
Variabel
independen yaitu
QR dan TOTA
Variabel dependen
yaitu kinerja
saham (return
55
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
(Return
saham)
Variabel
moderasi:
Kinerja CSR
(Rasio biaya
CSR)
Metode: Analisis
regresi
berganda, Z-
cramer, Uji
asumsi klasik
Saham
4. Kinerja CSR tidak
mampu
memoderasikan QR,
DER, ROA, dan
PBV terhadap
return saham.
5. Kinerja CSR
mampu
memoderasikan
TOTA terhadap
return saham
saham)
Variabel moderasi
yaitu kinerja CSR
(Rasio biaya CSR)
9 Prawita (2018)
Pengaruh
profitabilitas,
ukuran
perusahaan, dan
pertumbuhan
perusahaan
terhadap return
saham pada
perusahaan sektor
property dan real
estate
Variabel
independen: yaitu
profitabilitas
(ROA),
ukuran
perusahan
(total aktiva),
dan
pertumbuhan
perusahaan
(TGA)
Variabel
dependen:
yaitu return
saham.
Metode:
Uji asumsi
Klasik,
analisis regresi
berganda
1. Profitabilitas
berpengaruh dan
signifikan terhadap
return saham.
2. Ukuran perusahaan
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
return saham
3. Pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh
Signifikan terhadap
return saham
4. Profitabilitas,
ukuran perusahaan,
dan pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham.
*Persamaan:
Variabel
independen yaitu
profitabilitas
(ROA),
pertumbuhan
perusahaan (TGA)
*Perbedaaan
Variabel
independen yaitu
ukuran perusahaan
Variabel dependen
yaitu return saham
10 Nirmolo dan
Widjajanti
(2018)
Analisis faktor –
faktor yang
mempengaruhi
harga saham
dengan nilai
perusahaan
sebagai variabel
intervening
Variabel
Independen:
Yaitu DER,
DPR, EPS
Variabel
intervening:
PBV
Variabel
dependen:
Harga saham
Metode:
Analisis
1. DER memiliki
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
nilai perusahaan
2. DER memiliki
pengaruh Negatif
dan signifikan
terhadap harga
saham
3. DPR tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
4. DPR berpengaruh
negatif terhadap
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
DER
*Perbedaan
Variabel
Independen yaitu
DPR, dan EPS
Variabel
intervening yaitu
PBV
Variabel dependen
56
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
regresi data
panel, uji
asumsi klasik
harga saham
5. EPS tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
6. EPS berpengaruh
positif terhadap
harga saham
7. Nilai perusahaan
berpengaruh positif
terhadap harga
saham
8. Secara simultan
DER, DPR, EPS
mempengaruhi nilai
perusahaan
9. Secara simultan
DER, DPR, EPS
mempengarugi
harga saham
yaitu harga saham
11 Suryandani
(2018)
Pengaruh
pertumbuhan
perusahaan,
ukuran
perusahaan, dan
keputusan
investasi terhadap
Nilai perusahaan
pada perusahaan
sektor property
dan real estate
Variabel
independen:
Pertumbuhan
perusahaan
(TGA),
Ukuran
perusahaan
(LnTotal
Aset),
Keputusan
Investasi
Variabel
dependen:
Nilai
perusahaan
(Nilai Pasar
Saham)
Metode:
Analisis
regresi linier
Berganda
1. Pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh positif
signnifikan terhadap
nilai perusahaan
2. Ukuran perusahaan
tidak berpenruh
nilai perusahaan
3. Keputusan investasi
tidak berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
pertumbuhan
perusahaan yaitu
TGA
12 Maslukhah
(2017)
Pengaruh
Kebijakan hutang
dan kebijakan
deviden terhadap
nilai perusahaan
dengan
Varibel
Independen:
Kebijakan
hutang (DAR,
LTDER),
Kebijakan
Deviden
(DPR, DYR)
Variabel
1. Kebijakan hutang
tidak berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
2. Kebijakan deviden
berpengaruh positif
signifikan terhadap
nilai perusahaan
3. Profitabilitas
berpengaruh
*Persamaan
Variabel Dependen
yaitu Nilai
perusahaan (PBV)
Metode yaitu path
analysis
*Perbedaan
Seluruh variabel
57
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
profitabilitas
sebagai variabel
moderasi
moderasi:
Profitabilitas
(NPM, ROA,
ROE)
Variabel
Dependen:
Nilai
perusahaan
(PBV, PER)
Metode:
Path analysis
4. terhadap nilai
perusahaan
5. Profitabilitas tidak
mampu memoderasi
kebijakan hutang
terhadap nilai
perusahaan
6. Profitabilitas tidak
mampu memoderasi
Kebijakan deviden
terhadap nilai
perusahaan
independen,
Variabel moderasi
yaitu Profitabilitas
Variabel dependen
yaitu Nilai
perusahaan (PER)
13 Abidin (2017)
Determinan return
saham dan
implikasinya
terhadap nilai
perusahaan
(Property and real
estate) Go public
di Indonesia
Variabel
Independen:
ROA, TATO,
SBI, INF
Variabel
moderasi:
Return saham
Variabel
dependen:
Nilai
perusahaan
(PBV)
1. ROA bepengaruh
positif tidak
signifikan terhadap
return saham
2. TATO berpengaruh
negative dan tidak
signifikan terhadap
return saham
3. SBI berpengaruh
negative dan
signifikan terhadap
return saham
4. Inflasi berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
return saham
5. Secara simultan
ROA, TATO, SBI,
dan INF
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap return
saham
6. ROA, SBI, dan
Return saham
berpengaruh positif
signifikan terhadap
nilai perusahaan
7. TOTA berpengaruh
positif tidak
signifikan terhadap
nilai perusahaan
8. Inflasi berpengaruh
negative tidak
signifikan terhadap
nilai perusahaan
9. Secara simultan
ROA, TATO, SBI,
Inflasi, dan return
berpengaruh positif
58
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
dan singifikan
terhadap nilai
perusahaan
14 Tobing (2017)
Pengaruh ROE
dan DER terahdap
nilai perusahaan
dengan harga
saham sebagai
variable moderasi
pada perusahaan
properti dan real
estate yang
terdaftar di BEI
Variabel
Independen:
ROE dam
DER
Variabel
Moderasi:
Harga saham
Variabel
Dependen:
Nilai
perusahaan
(PBV)
Metode:
Analisis
regresi
berganda
1. ROE berengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan
2. DER berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan
3. ROE dan DER
secara simultan
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan
4. Harga saham tidak
mempengaruhi
hubungan antara
ROE dengan nilai
perusahaan
5. Harga saham tidak
mempengaruhi
hubungan antara
DER dengan nilai
perusahaan
15 Sari (2017)
Pengaruh
profitabilitas dan
kebijakan deviden
terhadap return
saham perusahaan
manufaktur
dengan nilai
perusahaan
sebagai variabel
intervening
periode 2010-
2014
Variabel
independen:
Profitabilitas
(ROE),
Kebijakan
Deviden
(DPR)
Variabel
dependen:
Return saham
Variabel
intervening:
Nilai
perusahaan
(PBV)
Metode:
Uji offending
estimate
1. Profitabilitas
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan
2. Kebijakan deviden
berpengaruh negatif
terhadap nilai
perusahaan
3. Profitabilitas
berpengaruh positif
terhadap return
saham
4. Kebijakan deviden
berpengaruh negatif
terhadap return
saham
5. Nilai perusahaan
berpengaruh positif
terhadap Return
saham
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
profitabilitas
(ROE)
*Perbedaan
Variabel
independen yaitu
kebijakan deviden
(DPR)
Variabel dependen
yaitu return saham
Variabel
intervening yaitu
nilai perusahaan
(PBV)
59
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
16 Dewi dan
Sudiartha (2017)
Pengaruh
Profitabilitas,
Ukuran
perusahaan, dan
Pertumbuhan
terhadap Struktur
modal dan Nilai
perusahaan
Variabel
Independen:
Profitabilitas
(ROE),
Ukuran
perusahaan
(LnSize),
Pertumbuhan
(TGA)
Variabel
intervening:
Struktur
Modal (DER)
Variabel
dependen:
Nilai
perusahaan
(PER)
Metode:
Path Analysis
1. Profitabilitas
berpegaruh positif
signifikan terhadap
struktur modal
2. Ukuran perusahaan
dan pertumbuhan
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap struktur
modal
3. Profitabilitas
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan
4. Ukuran perusahaan
berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap nilai
perusahaan
5. Pertumbuhan
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap nilai
perusahaan
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
Profitabilitas
(ROE) dan
Pertumbuhan
(TGA)
*Perbedaan
Variabel
intervening yaitu
struktur modal
17 Suwardika dan
Mustanda (2017)
Pengaruh
leverage, ukuran
perusahaan,
pertumbuhan
perusahaan, dan
profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan pada
perusahaan
property
Variabel
independen:
Leverage
(DER), ukuran
perusahaan
(logTA),
pertumbuhan
perusahaan
(TGA),
Profitabilitas
(ROA)
Variabel
dependen:
Nilai
perusahaan
(PBV)
Metode:
Uji asumsi
klasik, uji
regresi linier
berganda
1. Leverage
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan
2. Ukuran perusahaan
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan
3. Pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
nilai perusahaan
4. Profitabilitas
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
leverage (DER),
pertumbuhan
perusahaan (TGA),
dan profitabilitas
(ROA)
Variabel dependen
yaitu nilai
perusahaan (PBV)
*Perbedaan
Variabel
independen yaitu
ukuran perusahaan
(logTA)
18 Nurkharomi
(2017)
Pengaruh
Variabel
independen:
yaitu
pertumbuhan
(TGS), dan
Agency cost
1. Pertumbuhan tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
return saham
2. Agency cost tidak
*Persamaan:
Variabel
independen yaitu
pertumbuhan
perusahaan (TGS)
60
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
pertumbuhan dan
agency cost
terhadap return
saham
(SG&A)
Variabel
Dependen : yaitu return
saham
Metode:
Analisis
regresi
berganda dan
uji asumsi
klasik
Mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
return saham
3. Secara simultan
pertumbuhan
perusahaan dan
agency cost tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham
*Perbedaan
Variabel
independen yaitu
agency cost
Variabel dependen
yaitu return saham
19 Diaz (2017)
Analisis faktor
yang
mempengaruhi
kinerja saham
jangka pendek
perusahaan IPO
yang listing di
BEI menggunakan
model biner
Variabel
independen:
Periode
penjualan
saham IPO,
umur
perusahaan,
volatilitas
pasar
Variabel
dependen:
Kinerja saham
(Return)
Metode:
Analisis
regresi logistik
1. Periode penjualan
Saham tidak
memiliki pengaruh
terhadap kinerja
saham
2. Umur perusahaan
mempunyai
pengaruh negatif
terhadap kinerja
Saham
3. Volatilitas pasar
mempunyai
pengaruh positif
terhadap kinerja
saham
*Persamaan
Tidak ada
20 Firmansyah
(2017)
Pengaruh
pertumbuhan
perusahaan, Total
Asset Turnover
(TATO), Return
on Investment
(ROI), Earning
per share (EPS)
terhadap harga
saham (studi
perusahaan
manufaktur di
BEI)
Variabel
independen:
Pertumbuhan
perusahaan
(TGA),
TOTA, ROI,
dan EPS
Variabel
dependen:
Harga saham
Metode:
Analisis
regresi
berganda
1. Pertumbuhan
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap harga
saham.
2. TOTA tidak
berpengaruh
terhadap harga
saham
3. ROI berpengaruh
tapi tidak signifikan
terhadap harga
saham
4. EPS berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
pertumbuhan
perusahaan (TGA)
Variabel dependen
yaitu harga saham
*Perbedaan
Variabel
independen yaitu
TOTA, ROI, dan
EPS
21 Purba (2016) Variabel
independen
1. Pertumbuhan
perusahaan
*Persamaan
Variabel
61
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
Pengaruh
pertumbuhan
perusahaan dan
kebijakan struktur
modal terhadap
perubahan harga
saham pada
perusahaan
property dan real
estate di BEI
Pertumbuhan
perusahaan
(TGA),
Struktur modal
(DER)
Variabel
dependen:
Perubahan
harga saham
Metode:
Uji asumsi
klasik, uji
regresi
berganda
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap perubahan
harga saham
2. Struktur modal
berpengaruh positif
tapi tidak signifikan
terhadap perubahan
harga saham
3. Kedua variabel
independen secara
simultan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap perubahan
harga saham
independen yaitu
pertumbuhan
perusahaan (TGA)
*Perbedaan
Variabel
independen yaitu
struktur modal
(DER).
Variabel dependen
yaitu perubahan
harga saham
22 Susanto (2016)
Pengaruh
profitabilitas,
kepemilikan
manajerial, dan
pertumbuhan
perusahaan
(Growth) terhadap
struktur modal
dan nilai
perusahaan
Variabel
Independen:
Profitabilitas
(ROA),
kepemilikan
manajerial,
dan
pertumbuhan
(TGA)
Variabel
dependen:
Struktur modal
(DER), dan
Nilai
perusahaan
(PER)
1. Profitabilitas
berpengaruh
terhadap struktur
modal
2. Pertumbuhan dan
kep manajerial tidak
berpengaruh
terhadap struktur
modal
3. Profitabilitas dan
pertumbuhan
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan
4. Kep.manajerial
tidak berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
5. Struktur modal
tidak berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
6. Struktur modal
tidak memediasi
pengaruh
profitabilitas dank
ep.manajerial
terhadap nilai
perusahaan
7. Struktur modal
memediasi
pengaruh
pertumbuhan
terhadap nilai
perusahaan
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
profitabilitas
(ROA) dan
pertumbuhan
(TGA)
62
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
23 Putra (2016)
Pengaruh
Profitabilitas,
leverage,
likuiditas dan
ukuran
perusahaan
terhadap return
saham Perusahaan
Farmasi di BEI
Variabel
independen: yaitu
Profitabilitas
(ROA),
leverage
(DER),
likuiditas
(CR), ukuran
perusahaan
LnTotal Asset
Variabel
Dependen: yaitu return
saham
Metode:
Uji asumsi
klasik, uji
regresi linier
berganda
1. Profitabilitas
mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
return saham
2. Leverage
mempunyai
pengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap return
saham
3. Likuiditas memiliki
pengaruh yang
positif dan tidak
signifikan terhadap
return saham
4. Ukuran perusahaan
memiliki Pengaruh
positif dan
signifikan terhadap
return saham
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
profitabilitas
(ROA), leverage
(DER)
*Perbedaan:
Variabel dependen
yaitu return saham
Variabel
independen yaitu
likuiditas (CR),
ukuran Perusahaan
(LnTotalAsset)
24 Suastini, et.al
(2016)
Pengaruh
kepemilikan
manajerial dan
pertumbuhan
perusahaan
terhadap nilai
perusahaan pada
perusahaan
manufaktur di BEI
(Struktur modal
sebagai variabel
moderasi)
Variabel
independen:
Kepemilikan
manajerial
(MRA),
pertumbuhan
perusahaan
(TGA)
Variabel
moderasi:
struktur modal
(DER)
Variabel
dependen:
Nilai
perusahaan
(PBV)
Metode:
Moderated
Regression
Analysis
(MRA)
1. Kepemilikan
manajerial
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
nilai perusahaan
2. Pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan
3. Struktur modal
berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap nilai
perusahaan
4. Struktur modal tidak
mampu memoderasi
pengaruh
kepemilikan
manajerial dan
pertumbuhan
perusahaan terhadap
nilai perusahaan
*Persamaan
Pertumbuhan
perusahaan (TGA)
Variabel dependen
yaitu nilai
perusahaan (PBV)
*Perbedaan
Variabel moderasi
yaitu Struktur
modal (DER)
25 Mariani et.al
(2016)
Pengaruh
Variabel
independen:
Profitabilitas
(ROE),
Leverage
1. Profitabilitas
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap return
saham
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
profitabilitas
(ROE), leverage
63
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
profitabilitas dan
leverage terhadap
return saham
(DER)
Variabel
dependen:
Return saham
2. Leverage
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap return
saham
3. Secara simultan
profitabilitas dan
leverage
berpengaruh positif
terhadap return
saham
(DER)
*Perbedaan
Variabel dependen
yaitu return saham
26 Adriansyah
(2016)
Pengaruh
profitabilitas,
Kebijakan
deviden, dan
solvabilitas
terhadap return
saham pada
perusahaan yang
terdaftar dalam
indeks LQ 45
Variabel
independen:
yaitu
profitabilitas
(ROE),
kebijakan
deviden
(DPR), dan
solvabilitas
(DAR)
Variabel
dependen:
Return saham
1. Profitabilitas
mempunyai
Pengaruh positif dan
signifikan terhadap
return saham
2. Kebijakan deviden
mempunyai
pengaruh negatif
dan Signifikan
terhadap return
saham
*Persamaan
Variabel
independen yatu
profitabilitas
(ROE) dan
Solvabillitas
(DAR)
27 Harwinda (2015)
Pengaruh
profitabilitas dan
leverage terhadap
return saham pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI
periode 2009-
2011
Variabel
independen:
Profitabilitas
(ROI dan
ROE),
leverage
(DAR)
Variabel
dependen:
Return saham
1. ROI dan ROE
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham
2. DAR tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham
3. Secara simultan
ROI, ROE, dan
DAR berpengaruh
signifikan terhadap
return saham
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
profitabilitas
(ROE) dan
leverage (DAR)
*Perbedaan
Variabel
independen
profitabilitas (ROI)
Variabel dependen
return saham
28 Suryani (2015)
Pengaruh
Pertumbuhan
Perusahaan dan
Struktur Modal
terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel
Independen:
Pertumbuhan
perusahaan
(ROA),
Struktur modal
(DER)
Variabel
dependen:
Nilai
perusahaan
(PER)
Metode:
Regresi linier
1. Pertumbuhan dan
struktur modal tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
*Persamaan
Variabel
Independen yaitu
ROA, dan DER
Variabel dependen
yaitu Nilai
Perusahaan
64
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
29 Syardiana, et al
(2015)
Pengaruh
Investment
Opportunity Set,
Struktur Modal,
Pertumbuhan
Perusahaan, dan
Return on Asset
terhadap nilai
perusahaan
Variabel
Independen:
Investment
Opportunity
Set (MBVE),
Struktur modal
(DER),
Pertumbuhan
(TGA), ROA
Variabel
dependen:
Tobins Q
Metode:
Regresi linier
berganda
1. IOS berpengaruh
positif signifikan
terhadap nilai
perusahaan
2. Struktur modal tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
3. Pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
DER, TGA, dan
ROA
*Perbedaaan
Variabel
independen yaitu
MBVE
Variabel dependen
yaitu Tobins Q
Metode yaitu
regresi linier
berganda
30 Ryadi dan
Sujana (2014)
Pengaruh PER,
Profitabilitas, dan
Nilai perusahaan
terhadap Return
saham Indeks
LQ45
Variabel
Independen:
PER,
Profitabilitas
(ROE), Nilai
perusahaan
(PBV)
Variabel
dependen:
Return saham
1. PER mempunyai
pengaruh negatif
signifikan terhadap
return saham
2. Profitabilitas
mempunyai
pengaruh negatif
terhadap return
saham
3. Nilai perusahaan
mempunyai
pengaruh positif
terhadap return
saham
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
profitabilitas
(ROE)
*Perbedaan
Variabel
independen yaitu
PER, Nilai
perusahaan
Variabel dependen
yaitu return saham
31 Purba (2014)
Pengaruh
Profitabilitas dan
Pertumbuhan
perusahaan
terhadap harga
saham (Studi
kasus sektor aneka
industri sub sektor
makanan dan
minuman yang
terdaftar di BEI)
Variabel
Independen:
Profitabilitas
(ROE)
Growth
(TGA)
Variabel
dependen:
Harga saham
Metode:
Analisis
regresi
berganda, Uji
asumsi klasik
1. Profitabilitas yang
diproksikan dengan
ROE berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham
2. Growth yang
diproksikan dengan
Pertumbuhan asset
berpengaruh
terhadap harga
saham
*Persamaan:
Variabel
Independen yaitu
profitabilitas
(ROE), growth
(TGA)
*Perbedaan:
Variabel dependen
yaitu harga saham
32 Lomboan (2014)
Pengaruh
profitabilitas,
Variabel
independen:
Profitabilitas
(ROE),
leverage
1. Profitabilitas dan
growth tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
pengungkapan CSR
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
profitabilitas
(ROE), leverage
65
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
leverage, growth,
size terhadap
harga saham
dengan
pengungkapan
tanggung jawab
sosial sebagai
variabel
intervening pada
perusahaan yang
terdaftar di BEI
(DER), growth
(TGS), size
(LogTA)
Variabel
intervening:
Pengungkapan
CSR
Variabel
dependen:
Harga saham
2. Leverage dan size
berpengaruh
signifikan terhadap
pengungkapan CSR
3. Profitabilitas,
leverage dan size
berpengaruh
signifikan terhadap
pengungkapan CSR
4. Growth tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham
5. Pengungkapan
Tanggung jawab
sosial tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham
6. Seluruh variabel
independen dan
intervening
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham
7. Profitabilitas dan
size tidak
berpengaruh
terhadap harga
saham melalui
pengungkapan CSR
8. Leverage dan
growth berpengaruh
terhadap harga
saham melalui
pengungkapan CSR
(DER), growth
(TGS)
*Perbedaan
Variabel
independen yaitu
size (LogTA)
Variabel dependen
yaitu harga saham
33 Sari dan
Abudanti (2013)
Pengaruh
pertumbuhan
perusahaan dan
leverage terhadap
profitabilitas dan
Nilai perusahaan
Variabel
independen yaitu
pertumbuhan
perusahaan(T
GS), leverage
(DAR)
Variabel
intervening
yaitu
profitabilitas
(ROA)
Variabel
dependen yaitu nilai
1. Pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
profitabilitas
2. Leverage
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap
profitabilitas.
3. Pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
pertumbuhan
Perusahaan (TGS),
leverage (DAR)
Variabel dependen
yaitu nilai
perusahaan (PBV)
*Perbedaan
Variabel
intervening yaitu
profitabilitas
66
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
perusahaan
(PBV)
Metode: path
analysis dan
uji asumsi
klasik
4. Leverage
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
5. Profitabilitas
berpengaruh dan
signifikan terhadap
nilai Perusahaan.
6. Pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
profitabilitas
7. Leverage
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap
profitabilitas.
8. Pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
9. Leverage
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
10. Profitabilitas
berpengaruh dan
signifikan terhadap
nilai Perusahaan.
(ROA)
34 Simanullang
(2013)
Analisis Kinerja
Keuangan dan
Kinerja saham
sebelum dan
sesudah Right
Issue
Variabel:
Kinerja
Keuangan
(DER, ROA,
CR, PBV),
Kinerja Saham
(Return
saham)
Metode:
Uji beda
antara sebelum
dan sesudah
dengan
variabel
Kinerja
Keuangan
(DER, CR,
1. Terjadi kenaikan
rata – rata pada
DER, CR, ROA,
dan PBV setelah
Right Issue
2. Terjadi penurunan
rata – rata pada
return saham
*Perbedaan
Metode Uji
berbeda
67
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
ROI, PBV),
Kinerja saham
(Return)
35 Prabandari
(2012)
Analisis Kinerja
Keuangan dan
Kinerja saham
sebelum dan
sesudah Seasoned
Equity Offerings
Variabel:
Kinerja
Keuangan
(DER, ROA,
CR, PBV),
Kinerja Saham
(Return
saham)
Metode:
Uji beda
antara sebelum
dan sesudah
dengan
variabel
Kinerja
Keuangan
(DER, CR,
ROI, PBV),
Kinerja saham
(Return)
1. SEO membawa
dampak positif
terhadap ROA, CR,
dan PBV
2. SEO membawa
dampak negative
pada DER dan
return saham
3. Tidak memiliki
dampak signifikan
pada perubahan
kinerja keuangan
maupun kinerja
saham sesudah SEO
*Perbedaan
Metode uji berbeda
36 Wilopo (2011)
Pengaruh GCG
terhadap
Profitabilitas dan
Kinerja saham
Perusahaan
Perbankan yang
tercatat di BEI
Variabel
Independen:
GCG
Variabel
dependen:
Profitabilitas
(ROA, ROE,
NIM), Kinerja
saham (Return
saham, PER)
Metode:
Uji regresi
sederhana
1. GCG berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
ROA, ROE, dan
NIM
2. GCG tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
return
3. GCG berpengaruh
positif signifikan
terhadap PER
*Persamaan
Tidak ada
37 Antara dan
Lestari (2008)
Faktor – faktor
yang
mempengaruhi
Kinerja Saham
Perusahaan
Agribisnis di
Bursa Efek
Jakarta:
Pendekatan
Structrual
Variabel
Independen:
Faktor Makro
(Vaas, Inflasi,
dan Suku
Bunga),
Faktor Mikro
(EPS, NPM,
PER, ROI,
ROE)
Variabel
Dependen:
Kinerja Saham
1. Faktor Makro
berpengaruh lebih
besar dibanding
faktor mikro
terhadap Kinerja
saham
2. Kinerja saham
berpengaruh
terhadap harga
saham, Deviden,
Volume
Perdagangan
*Perbedaan
Metode Structural
Equation
Modelling
68
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
Equation
Modelling
(Harga saham,
Deviden,
Volume
Perdagangan)
Metode:
Structural
Equation
Modelling
38 Safrida (2008)
Pengaruh Struktur
Modal,
Pertumbuhan
Perusahaan,
Profitabilitas, dan
ukuran
perusahaan
terhadap Nilai
Perusahaan (Studi
pada Perusahaan
Manufaktur di
Indonesia)
Variabel
Independen:
Struktur
Modal (DER),
Pertumbuhan
perusahaan
(TGA),
profitabilitas
(GPM), dan
size firm
(LnTA)
Variabel
Dependen:
Nilai
perusahaan
(PBV)
Metode:
Regresi linier
sederhana
1. Struktur modal dan
Profitabilitas
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan
2. Pertumbuhan
berpengaruh negatif
tetapi tidak
signifikan terhadap
nilai perusahaan
3. Ukuran perusahaan
berpengaruh
negative signifikan
terhadap nilai
perusahaan
4. Secara simultan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan
*Persamaan
Seluruh variable
*Perbedaan
Metode uji berbeda
39 Ulupui (2007)
Analisis pengaruh
rasio likuiditas,
leverage,
aktivitas, dan
profitabilitas
terhadap return
saham (Studi pada
perusahaan
makanan dan
minuman dengan
kategori industri
barang konsumsi
di BEJ)
Variabel
independen: yaitu likuiditas
(CR), leverage
(DER),
aktivitas
(TATO),
profitabilitas
(ROA)
Variabel
dependen:
yaitu return
saham periode
ke depan
1. Likuiditas
mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
return saham
2. Profitabilitas
mempunyai
pengaruh positif dan
Signifikan terhadap
return saham
3. Leverage
mempunyai
pengaruh positif
tetapi tidak
signifikan terhadap
return saham.
4. Aktivitas
mempunyai
pengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap return
saham.
*Persamaan:
Variabel
independen yaitu
Profitabilitas
(ROA) dan
leverage (DER)
*Perbedaan
Variabel
Independen yaitu
likuiditas
(CR),Aktifitas
(TOTA)
Variabel dependen
yaitu return saham
69
No. Peneliti, Tahun
dan Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
40 Natarsyah (2000)
Analisis pengaruh
beberapa faktor
fundamental dan
risiko sistematik
terhadap harga
saham
Variabel
independen:
Faktor
fundamental
(ROA, ROE,
DPR, DER,
BVP) dan
(Beta saham)
Variabel
dependen:
Harga saham
Metode:
Uji t-statistic
dan uji asumsi
klasik
1. ROA, ROE, DER,
BVP, dan Beta
saham berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
harga saham
2. DPR berpengaruh
positif tetapi tidak
signifikan terhadap
harga saham
3. Secara simultan
faktor fundamental
dan risiko sistematik
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham
*Persamaan
Variabel
independen yaitu
(ROA, ROE, DER)
*Perbedaan
Variabel
independen yaitu
DPR, BVP
Variabel dependen
yaitu harga saham
C. Keterkaitan antar variabel
1. Profitabilitas terhadap Kinerja Saham
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang berhubungan dengan penjualan, total
aktiva, serta modal sendiri. Rasio profitabilitas menurut Kasmir
(2018:196), merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Perusahaan yang mampu menghasilkan
laba semakin tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang
semakin baik, sehingga dapat menghasilkan tanggapan baik dari para
investor yang berdampak pada meningkatnya harga saham suatu
perusahaan. Apabila penjualan perusahaan suatu perusahaan tinggi,
maka menunjukkan perusahaan memperoleh laba setiap periodenya
(Horne dan Wachowicz, 2005:222). Jika kondisi perusahaan
dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan dimasa
70
mendatang maka akan banyak juga investor yang akan menanamkan
dananya untuk membeli saham tersebut. Hal ini akan mendorong
harga saham naik menjadi lebih tinggi. (Return on Asset, Return on
Equity, Net Profit Margin) termasuk dalam rasio profitabilitas. Dalam
penelitian ini, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE)
sebagai rasio profitabilitas yang dapat mencerminkan besarnya kinerja
saham (harga saham dan return saham). Semakin tinggi nilai
profitabilitas, maka kinerja saham akan semakin tinggi.
Beberapa penelitian terdahulu menemukan adanya pengaruh
yang signifikan antara profitabilitas terhadap kinerja saham antara
lain, Lantari dan Widnyana (2018), Prawita (2018), Sutendi (2018),
Maslukhah (2017), Purba (2016), dan Ulupui (2011). Hal ini
mengindikasikan bahwa profitabilitas akan memberikan dampak
terhadap kinerja saham.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh, Oroh et al
(2019), Lantari dan Widnyana (2018), Firmansyah (2017), Ryadi dan
Sujana (2014), yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh
antara profitabilitas dengan kinerja saham. Hal ini mengindikasikan
bahwa profitabilitas tidak menjamin akan memberi dampak terhadap
kinerja saham.
2. Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Rasio profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan
memperoleh laba atau ukuran efektifitas pengelolaan manajemen
71
perusahaan (Wiagustini, 2010:77). Kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang tinggi memberi pertanda bahwa perusahaan
memiliki profitabilitas yang tinggi dan juga akan memberi sinyal
positif pada Investor. Jika nilai profitabilitas naik maka nilai
perusahaan juga akan naik. Dengan begitu bahwa nilai perusahaan
tergantung pada profitabilitas.
Beberapa penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh signifikan antara profitabilitas terhadap nilai
perusahaan antara lain Wulandari (2019), Ayu (2018), Suryandani
(2018), Lidya et al (2018), Maslukhah (2017), Sari (2017), Dewi dan
Sudiartha (2017), dan Mariani et al (2016). Hal ini mengindikasikan
bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3. Leverage terhadap Kinerja Saham
Brigham dan Houston (2010:5) berpendapat bahwa leverage
melibatkan perimbangan (trade-off) dengan tingkat pengembalian.
Adapun yang harus diperhatikan dalam hal ini menurut Brigham dan
Weston (1991:459) yaitu jika menggunakan lebih banyak hutang
sebagai sumber pendanaan berarti memperbesar resiko yang
ditanggung pemegang saham, kemudian jika menggunakan lebih
banyak hutang juga akan meningkatkan tingkat pengembalian yang
diharapkan (expected return). Hal ini juga sesuai dengan studi yang
telah dilakukan oleh Masulis (dalam Husnan dan Pudjiastuti,
2004:284) menunjukan bahwa peningkatan leverage dapat
72
memberikan manfaat kepada pemodal yaitu dalam bentuk
penghematan pajak dengan berdampak akan meningkatnya laba bersih
perusahaan.
Disamping itu biaya kebangkrutan tidak lebih besar dibanding
manfaat dari penghematan pajak. Sementara itu semakin tinggi hutang
sejalan dengan adanya resiko yang semakin tinggi, hal ini cenderung
akan menurunkan harga saham dan return saham. Hal ini sejalan
dengan Kasmir (2018:152) yang menyatakan bahwa dalam
praktiknya, apabila dari hasil perhitungan, perusahaan memiliki rasio
leverage yang tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya risiko
kerugian yang lebih besar. Dampak ini akan mengakibatkan
rendahnya tingkat hasil pengembalian (return saham) dengan diikuti
oleh turunnya minat investor terhadap saham tersebut yang membuat
harga saham tersebut akan turun.
Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara leverage terhadap kinerja saham antara lain
Sutendi (2018), Lantari dan Widnyana (2018), Adriansyah (2016),
Mariani et al (2016), Purba (2016), dan Purba (2014). Hal ini
mengindikasikan bahwa leverage akan memberikan dampak terhadap
kinerja saham.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Oroh et al
(2019), Lantari dan Widnyana (2018), Putra (2016) menyatakan
bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja saham.
73
4. Leverage terhadap Nilai Perusahaan
Rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang, atau mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai
dengan hutang (Wiagustini, 2010:77). Semakin tinggi nilai leverage
maka nilai perusahaan juga akan semakin meningkat. Berdasar hasil
pengujian yang dikemukakan Modligiani dan Miller (1963) (dalam
Husnan dan Pudjiastuti, 2006:269) yang mengungkapkan bahwa
apabila perusahaan dikenakan pajak penghasilan maka penggunaan
hutang merupakan keuputusan yang tepat diambil oleh perusahaan
untuk meningkatkan nilai perusahaan. Penggunaan hutang yang tepat
dapat meningkatkan penilaian pasar terhadap perusahaan juga
meningkat.
Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa terdapat
pengaruh antara leverage terhadap nilai perusahaan diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2019), Martha (2018),
Suwardika dan Mustanda (2017), dan Sari dan Abudanti (2013) yang
mengemukakan bahwa leverage memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan. Dengan begitu bahwa nilai perusahaan
tergantung pada leverage. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mariani et al (2019).
74
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan di antaranya oleh
Dewi dan Sudiartha (2017), Putra (2016) yang menyatakan bahwa
tidak terdapat pengaruh antara leverage dengan nilai perusahaan.
5. Pertumbuhan perusahaan terhadap Kinerja Saham
Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari
perubahan operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau
penurunan volume usaha (Helfert, 1997:333). Pertumbuhan
perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal
perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi
perkembangan perusahaan terutama dapat memberikan sinyal baik
kepada investor sehingga kinerja saham berupa harga dan return akan
meningkat.
Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang
diinginkan oleh pihak internal (manajemen) dan pihak eksternal
(investor dan kreditor). Pertumbuhan ini diharapkan dapat
memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu
kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut, sehingga semakin
banyak investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan maka
akan diikuti dengan kenaikan harga saham. Menurut Syardiana dkk
(2015) pertumbuhan perusahaan akan menghasilkan tingkat
pengembalian yang semakin tinggi karena pertumbuhan akan
menghasilkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi, karena
75
pertumbuhan memiliki aspek yang menguntungkan bagi pihak
investor.
Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa terdapat
pengaruh signifikan pertumbuhan perusahaan terhadap kinerja saham
antara lain Prawita (2018), Suryandani (2018), dan Purba (2014). Hal
ini mengindikasikan bahwa growth akan memberikan dampak
terhadap kinerja saham.
Berbeda dengan penelitian oleh Sutendi (2018), Nurkharomi
(2017), Firmansyah (2017), Putra (2016), Lomboan (2014) yang
menyatakan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja saham.
6. Pertumbuhan perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Kasmir (2016:197) rasio pertumbuhan merupakan rasio
yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan posisi ekonomi ditengah perekonomian dan sektor
usahanya. Pertumbuhan yang meningkat menunjukkan perusahaan
memiliki perkembangan yang baik.
Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi
cenderung akan diminati sahamnya oleh para investor. Dengan
demikiran, bilang tingkat pertumbuhan perusahaan meningkat akan
berpengaruh dengan semakin meningkatnya nilai perusahaan,
begitupun sebaliknya.
76
Hal ini senada dengan penelitian Suryandari (2018), Suwardika
dan Mustanda (2017), Suastini et al (2016), Sari dan Abudanti (2013).
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan
Candradewi (2018), Nurkharomi (2017), Dewi dan Sudiartha (2017)
yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antara pertumbuhan
perusahaan dengan nilai perusahaan.
7. Kinerja saham terhadap Nilai Perusahaan
Kinerja saham adalah suatu hasil atas aktifitas investasi saham
yang dilalui dengan beberapa resiko dan dapat diukur dengan
menggunakan return dalam periode tertentu. Kinerja saham juga dapat
diartikan sebagai suatu tingkat keberhasilan yang dicapai perusahaan
dilihat dari pergerakan harga sahamnya, apabila baik maka harga
saham perusahaan akan meningkat dan begitupun sebaliknya Fabozzi,
dkk (2004:292).
Sebelum melakukan dan mengambil keputusan untuk investasi,
para investor harus melakukan analisis terlebih dahulu terhadap harga
saham agar investor dapat mengetahui bagaimana fluktuasi harga
saham yang akan diinvestasi. Secara teoritis, suatu perusahaan
dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan baik.
Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya.
Dalam berinvestasi, investor akan mendapatkan return. Fabozzi
dan Drake (2010:401) menyatakan bahwa kinerja saham dapat diukur
menggunakan tingkat pengembalian (return) dari suatu saham. Return
77
saham memungkinkan seseorang investor untuk membandingan
keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai saham
pada berbagai tingkat pengembalian yang diinginkan, selain itu juga
return saham memiliki peran yang sangat signifikan di dalam
menentukan nilai sebuah saham. Tujuan utama perusahaan adalah
meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran
pemilik atau para pemegang saham.
Terdapat penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh kinerja
saham (harga saham dan return saham) terhadap nilai perusahaan,
antara lain Abidin (2017) mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh
kinerja saham (return saham) terhadap nilai perusahaan.
8. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai perusahaan melalui
Kinerja Saham
Upaya memaksimisasi kekayaan pemegang saham atau nilai
perusahaan sebagai tujuan akhirnya akan memudahkan pengukuran
kinerja suatu perusahaan. Bila harga suatu harga saham suatu
perusahaan memiliki trend yang meningkat, hal itu suatu indikator
bahwa perusahaan melakukan upaya yang baik dalam memanajemen
perusahaan. Bisa dikatakan bahwa dengan meningkatnya harga saham
membuat nilai perusahaan menjadi tinggi sehingga berpengaruh
terhadap kepercayaan pasar, tidak hanya pada kinerja perusahaan
sekarang tetapi juga dapat melihat prospek perusahaan di masa yang
akan datang.
78
Profitabilitas perusahaan dapat digunakan untuk menilai
seberapa banyak yang akan didapatkan perusahaan melalui aktivitas
investasi yang dilakukannya. Saat perusahaan dikatakan
menguntungkan dan mempunyai peluang yang bagus di masa depan
maka investor akan berlomba-lomba untuk membeli saham tersebut.
Banyaknya permintaan akan saham perusahaan akan membuat harga
saham meningkat dan return meningkat yang pada akhirnya membuat
nilai perusahaan meningkat (Brigham dan Houston, 2005). Jadi
tingginya nilai profitabilitas menunjukkan kinerja perusahaan
meningkat dan diperkirakan perusahaan mempunyai prospek masa
depan yang baik sehingga permintaan akan saham perusahaan juga
naik yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan
(Susanto, 2016).
Terdapat penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kinerja saham sebagai
variabel intervening yaitu Abidin (2017) mengungkapkan bahwa
terdapat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan
kinerja saham (return saham) sebagai variabel intervening. Selain itu
penelitian yang dilakukan oleh Tobing (2017) meneliti pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan harga saham sebagai
variabel intervening, hasil dari penelitian ini menunjukan tidak ada
pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan harga saham
sebagai variable intervening.
79
9. Pengaruh Leverage terhadap Nilai perusahaan melalui Kinerja
Saham
Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajiban finansial perusahaan baik jangka pendek maupun panjang.
Wiagustini (2010:76) berpendapat bahwa Leverage adalah suatu rasio
keuangan yang mengukur seberapa banyak perusahaan dibiayai oleh
hutang. Brigham dan Weston (1991:470) berpendapat Nilai
perusahaan melalui harga saham akan mulai meningkat pada saat
perusahaan mulai menggunakan hutang dan sampai suatu puncak
untuk kemudian akan turun lagi ketika leverage yang digunakan
terlalu berlebihan, hal ini karena bunga hutang yang diambil
perusahaan akan menambah besar laba yang akan diterima investor
sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Di segi lain, bertambah
besarnya leverage akan mempertinggi risiko kebangkrutan, dan pada
tingkat leverage dengan tingkat bunga yang tinggi akan memperbesar
resiko kebangkrutan dan hal ini yang akan cenderung membuat
kinerja saham baik harga dan return yang diterima investor akan
menurun dan sejalan dengan akan turunnya nilai perusahaan.
Sementara itu menurut Hanafi dan Halim, (2012:316), Penggunaan
hutang tersebut diharapkan perusahaan akan mendapat respon positif
oleh pihak eksternal karena hutang merupakan tanda atau sinyal
positif untuk meningkatkan nilai perusahaan di mata investor.
80
Terdapat penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh leverage
terhadap nilai perusahaan dengan kinerja saham (harga saham dan
atau return saham) sebagai variabel intervening yaitu Tobing (2017)
meneliti pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan dengan harga
saham sebagai variabel intervening, hasil dari penelitian ini
menunjukan tidak ada pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan
dengan harga saham sebagai variabel intervening.
10. Pengaruh Pertumbuhan perusahaan terhadap Nilai perusahaan
melalui Kinerja Saham
Nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh pertumbuhan
perusahaan (Sartono, 2014:371). Salah satu pertumbuhan perusahaan
diukur menggunakan pertumbuhan total aktivanya. Pertumbuhan pada
aset perusahaan yang tinggi akan melambangkan perkembangan
perusahaan yang baik secara internal maupun eksternal (Dewi dan
Sudiartha, 2017). Hal ini menyebabkan banyaknya investasi yang
didapatkan perusahaan. Permintaan terhadap saham perusahaan akan
meningkat dan hal tersebut akan menyebabkan kinerja saham berupa
harga saham dan return saham akan meningkat. Hal ini juga akan
memberi dampat terhadap citra perusahaan dan akan meningkatkan
nilai perusahaan.
Menurut Syardiana dkk (2015) pertumbuhan perusahaan akan
menghasilkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi karena
pertumbuhan akan menghasilkan tingkat pengembalian yang semakin
81
tinggi, karena pertumbuhan memiliki aspek yang menguntungkan bagi
pihak investor. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi akan
diminati sahamnya oleh para investor, dengan demikian pertumbuhan
dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Suryani, 2015).
Menurut Sartono (2014:371) terdapat variabel yang
mempengaruhi naik turunnya nilai perusahaan yaitu harga saham.
Dalam prakteknya terdapat variabel juga yang mempengaruhi harga
saham dan return saham yaitu rasio growth perusahaan. Terdapat
beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
growth terhadap kinerja saham diantaranya dilakukan oleh Prawita
(2018), Suryandani (2018), dan Purba (2014). Selain itu juga
penelitian yang meneliti pengaruh growth terhadap nilai perusahaan,
diantaranya dilakukan oleh Suryandari (2018), Suwardika dan
Mustanda (2017), Suastini et al (2016).
82
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Analisis pengaruh profitabilitas, leverage, pertumbuhan perusahaan terhadap
nilai perusahaan dengan kinerja saham sebagai variabel intervenning di BEI
periode 2014-2018
Uji statistik deskriptif
Hasil penelitian dan pembahasan
Variabel independen Variabel dependen
ROE
ROA
ROA
TGA
ROA
Profitabilitas
Kinerja saham
Harga saham Return saham
DAR
ROA DER
ROA
Leverage
Pertumbuhan
perusahaan
Nilai
perusahaan
TGS
ROA
PBV
Variabel intervenning
Partial Least Square
Uji Outer Model
Uji Inner Model
Uji Hipotesis
83
E. Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2009:96) merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data.
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang
telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut :
Hipotesis 1
H0,1 : β ≠ 0: Tidak terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Kinerja
Saham
Ha,1 : β = 0: Terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Kinerja saham
Hipotesis 2
H0,2 : β ≠ 0: Tidak terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai
perusahaan
Ha,2 : β = 0: Terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai perusahaan
Hipotesis 3
H0,3 : β ≠ 0: Tidak terdapat pengaruh Leverage terhadap Kinerja saham
Ha,3 : β = 0: Terdapat pengaruh Leverage terhadap Kinerja saham
84
Hipotesis 4
H0,4 : β ≠ 0: Tidak terdapat pengaruh Leverage terhadap Nilai perusahaan
Ha,4 : β = 0: Terdapat pengaruh Leverage terhadap Nilai perusahaan
Hipotesis 5
H0,5 : β ≠ 0: Tidak terdapat pengaruh Pertumbuhan perusahaan terhadap
Kinerja saham
Ha,5 : β = 0: Terdapat pengaruh Pertumbuhan perusahaan terhadap
Kinerja saham
Hipotesis 6
H0,6 : β ≠ 0: Tidak terdapat pengaruh Pertumbuhan perusahaan terhadap
Nilai perusahaan
Ha,6 : β = 0: Terdapat pengaruh Pertumbuhan perusahaan terhadap Nilai
perusahaan
Hipotesis 7
H0,7 : β ≠ 0: Tidak terdapat pengaruh Kinerja saham terhadap Nilai
perusahaan
Ha,7 : β = 0: Terdapat pengaruh Kinerja saham terhadap Nilai perusahaan
85
Hipotesi 8
H0,8 : β ≠ 0: Tidak terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai
perusahaan melalui kinerja saham
Ha,8 : β = 0: Terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai perusahaan
melalui kinerja saham
Hipotesi 9
H0,9 : β ≠ 0: Tidak terdapat pengaruh Leverage terhadap Nilai perusahaan
melalui kinerja saham
Ha,9 : β = 0: Terdapat pengaruh Leverage terhadap Nilai perusahaan
melalui kinerja saham
Hipotesi 10
H0,10 : β ≠ 0: Tidak terdapat pengaruh Growth terhadap Nilai perusahaan
melalui kinerja saham
Ha,10 : β = 0: Terdapat pengaruh Growth terhadap Nilai perusahaan
melalui kinerja saham
86
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang lingkup penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan
menggunakan data sekunder. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
yang dilakukan untuk melihat pengaruh profitabilitas, leverage, growth
terhadap nilai perusahaan dengan kinerja saham sebagai variabel
intervening dengan studi kasus pada Perusahaan sektor property, real
estate, and building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indnesia
tahun 2014 -2018.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder dari
laporan tahunan dan laporan keuangan. Penulis memilih lingkup
Perusahaan sektor property, real estate, and building construction karena
fenomena bisnis dan beberapa kebijakan pemerintah yang dinilai akan
meningkatkan gairah bisnis sektor ini dan dipercaya akan dimulai
kebangkitannya pada tahun 2016. Namun demikian, harga saham
Perusahaan sektor property, real estate, and building construction
cenderung berfluktuasi selama periode 2014 – 2018 karena beberapa
faktor. Untuk melakukan perhitungan dan pengujian, dilakukan dengan
menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SmartPLS 3.00. Setelah diketahui
hasil penelitian, selanjutnya dilakukan analisis hasil.
87
B. Teknik penentuan populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2009:72). Populasi bukan hanya orang
tetapi obyek dan benda-benda alam lain yang meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek dan obyek yang diteliti
itu.
Dalam penelitian ini, populasi yang dipilih adalah seluruh
perusahaan sektor property, real estate, and building construction
yang terdaftar di BEI pada periode 2014 - 2018.
2. Sampel
Sampel adalah objek pengamatan yang dipilih dari suatu bagian
populasi dan mencerminkan karakteristik populasinya (Wahyudi,
2017:14). Penarikan sampel diperlukan jika populasi yang diambil
sangat besar dan peneliti memiliki keterbatasan untuk menjangkau
seluruh populasi (Wahyudi, 2017:15). Apa yang dipelajari dari sampel
haruslah memberikan gambaran pada populasi dari sampel tersebut,
maka diperlukan teknik pengambilan sampel yang representatif
sehingga sampel yang diambil dapat mewakili keberadaan dari
populasinya. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
menggunakan metode purposive sampling yaitu penarikan sampel
88
dengan pertimbangan tertentu. Sampel yang dipilih memiliki tujuan,
maksud dan target tertentu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
dalam penelitian ini. Sampel penelitian ini diambil dari saham
perusahaan property, real estate, and building construction yang
terdaftar di BEI selama periode 2014 – 2018. Kriteria-kriteria yang
ditetapkan peneliti dalam pengambilan sampel ini meliputi :
a. Seluruh saham perusahaan property, real estate, and building
construction yang terdaftar di BEI selama periode 2014 – 2018 dan
tidak keluar dari BEI selama periode tahun 2014 - 2018.
b. Perusahaan property, real estate, and building construction yang
termasuk kategori perusahaan utama yang terdaftar di BEI selama
periode 2014 – 2018 yang laporan keuangan serta data yang dibuat
oleh pihak perusahaan mempunyai informasi yang dibutuhkan
peneliti.
c. Perusahaan property, real estate, and building construction yang
mempunyai data laporan keuangan konsisten dari tahun 2014 –
2018 dan merupakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik, karena dianggap laporan tersebut telah
sesuai standar akuntansi yang berlaku.
d. Perusahaan property, real estate, and building construction yang
selalu menjalankan operasional dan tidak mengalami kerugian
selama periode penelitian.
89
e. Perusahaan property, real estate, and building construction yang
termasuk kategori perusahaan berkapitalisasi besar yaitu diatas 1
Triliyun rupiah di BEI selama periode 2014 – 2018.
Berdasarkan kriteria sampel diatas, terdapat 16 Perusahaan yang
memenuhi syarat untuk dijadikan objek penelitian.
Tabel 3.1
Kriteria Pengambilan Sampel
No Kriteria Jumlah
1 Seluruh saham perusahaan property, real
estate, and building construction yang
terdaftar di BEI selama periode 2014 – 2018
82
2 Perusahaan property, real estate, and
building construction yang termasuk kategori
perusahaan utama yang terdaftar di BEI
selama periode 2014 – 2018
47
3 Perusahaan property, real estate, and
building construction yang mempunyai data
laporan keuangan konsisten dari tahun 2014 –
2018 dan merupakan laporan keuangan yang
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
31
4 Perusahaan property, real estate, and
building construction yang selalu
menjalankan operasional dan tidak
mengalami kerugian selama periode
penelitian.
23
5 Perusahaan property, real estate, and
building construction yang termasuk kategori
perusahaan berkapitalisasi besar yaitu diatas
1 Triliyun rupiah di BEI selama periode 2014
– 2018
16
Total penerimaan sampel 16 Sumber: Data diolah (2019)
C. Metode pengumpulan data
Agar memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, maka diperlukan
data dan informasi yang mendukung penelitian ini. Metode pengumpulan
90
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan
(library research) dan data sekunder (internet research). Penelitian
kepustakaan dilakukan melalui studi kepustakaan yaitu dengan cara
mengumpulkan pengetahuan teoritis yang relevan dengan cara membaca
dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal, artikel, serta literatur
keterangan - keterangan dari sumber lain yang mempunyai hubungan
dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Sebagai data
tambahan yang penulis tidak bisa temukan dari sumber-sumber yang telah
disebutkan, maka penulis mengambil data dari internet untuk melengkapi
data yang sudah ada. Bentuk data berupa data berkala (time series) yakni
data yang disusun berdasarkan urutan waktu atau data yang dikumpulkan
dari waktu ke waktu. Waktu yang digunakan dapat berupa mingguan,
bulanan, tahunan dan sebagainya.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modelling
dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). PLS digunakan sebagai
metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan
konstruk laten dengan multiple indikator. Dalam upaya mengolah data
serta menarik kesimpulan, maka peneliti menggunakan program Microsoft
Excel 2010 dan program SmartPLS 3.0. Penelitian ini melakukan dua kali
proses analisis data, di mana untuk menguji hipotesis menggunakan
Partial Least Square (PLS). Adapun langkah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
91
1. Uji statistik desktriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
memberikan gambaran tentang variabel – variabel penelitian yang
diteliti. Dalam penelitian ini, variabel yang berlaku sebagai variabel
independen adalah profitabilitas dengan indikator yaitu Return on
Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE), leverage dengan indikator
yaitu Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER), dan
pertumbuhan perusahaan dengan indikator Total Growth Asset (TGA)
dan Total Growth Sales (TGS) dan variabel dependen yaitu nilai
perusahaan dengan indikatornya yaitu Price to Book Value (PBV)
serta variabel intervenning yaitu kinerja saham dengan indikatornya
yaitu harga saham dan return saham.
Untuk mengetahui hubungan langsung ataupun hubungan tidak
langsung antara variabel independen, variable intervening, dan
variabel dependen pada penelitian ini, maka digunakan alat teknik
Partial Least Square (PLS). Untuk mengetahui variabel independen
terhadap variabel dependen melalui variabel intervening pada
penelitian ini, maka digunakan alat teknik Partial Least Square (PLS).
2. Partial Least Square (PLS)
Partial Least Square (PLS) adalah model persamaan Structural
Equation Modelling (SEM) yang berbasis komponen atau varian. PLS
mulai pertama kali diperkenalkan di bidang chemometrics
92
(computational chemistry) pada tahun 1960-an oleh Herman Wold
seorang ahli ekonometrika (Ghozali, 2006:17).
PLS dapat dianggap sebagai model alternative dari covariance
based SEM. Menurut Hair, dkk (2017:3) Maximum likehood
berorientasi pada teori dan menekankan transisi dari analisis explatory
ke confirmatory. CB-SEM digunakan untuk mengkonfirmasi
(menolak) teori yang diatur dalam hubungan sistematik antara
variabel. Sedangkan PLS dimaksudkan untuk membangun teori dari
exploratory research. causal-predictive analysis dalam situasi
kompleksitias yang tinggi dan dengan dukungan teori yang rendah.
Sebagai alternative covariance based SEM, pendekatan
variance based atau component based, dengan PLS orientasi analisis
bergeser dari menguji model kausalitas/teori ke component based
predictive model, yang arti sempitnya tujuan PLS adalah prediksi.
Dengan PLS data yang dibutuhkan tidak harus berdistribusi normal
multivariate (indikator dengan skala kategori sampai rasio dapat
digunakan pada model yang sama), sampel tidak harus besar dan juga
residual distribution. Walaupun PLS dapat juga digunakan untuk
mengkonfirmasi teori, tetapi dapat juga digunakan untuk menjelaskan
ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten (Ghozali,2006:2-5).
Menurut Abdillah dan Hartono (2015:162) analisis Partial Least
Square (PLS) merupakan teknik statistika multivariat yang melakukan
perbandingan antara variabel dependen berganda dan variabel
93
independen berganda. PLS adalah salah satu metode statistika SEM
berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda
ketika terjadi permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran sampel
penelitian kecil, adanya data yang hilang (missing value), dan
multikolinieritas. PLS adalah persamaan struktural (SEM) berbasis
varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian model
sekaligus pengujian model struktural. Model pengukuran digunakan
untuk uji validitas dan uji reliabilitas, sedangkan uji struktural
digunakan untuk uji kausalitas (pengujian hipotesis prediksi).
Dalam bukunya, Abdillah dan Hartono (2015:163), tujuan dari
Partial Least Square (PLS) adalah memprediksi pengaruh variabel X
terhadap variabel Y dan menjelaskan hubungan teoritis di antara
kedua variabel. PLS mengasumsikan bahwa semua ukuran varian
adalah varian yang dijelaskan, sehingga pendekatan estimasi variabel
laten dianggap sebagai kombinasi linier dari indikator. Menurut
Ghozali (2006:18), untuk tujuan prediksi, penggunaan PLS lebih
cocok. Dengan pendekatan PLS diasumsikan bahwa semua ukuran
variance adalah variance yang berguna untuk dijelaskan.
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat
dikategorikan menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang
digunakan untuk menciptakan skor variabel. Kedua, mencerminkan
estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel, antar
variabel dan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means
94
dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan
variabel. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan
proses iterasi 3 tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi.
Tahap pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua
menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap
ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali, 2006:19).
Sebagai alat model prediksi, PLS mendefinisikan variabel laten
sebagai linier agregat dari indikatornya. Model estimasi bobot variabel
laten dilakukan dengan membangun inner model (model struktural
yang menghubungan antar variabel) dan outer model (model
pengukuran untuk menghasilkan yang dispesifikasi). Residual varian
pada variabel dependen akan diminimumkan untuk menghasilkan skor
prediksi yang optimum (R2) (Abdillah dan Hartono, 2015:180).
Analisis pada Partial Least Square (PLS) dilakukan dengan
beberapa tahap, yakni:
a. Analisa Outer Model/Model Pengukuran
Analisa outer model digunakan untuk menguji pengukuran
yang digunakan layak untuk dijadikan pengukuran yang valid.
Analisa outer model ini menjelaskan hubungan antar variabel
dengan indikator- indikatornya atau dapat dikatakan bahwa outer
model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan
dengan variabel latennya (Ghozali,2006:23). Analisis outer model
dapat dilihat dari beberapa indikator, yakni:
95
1) Uji Validitas
Menurut Abdillah dan Hartono (2015:195) validitas
konstruk menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari
penggunaan suatu pengukuran sesuai teori-teori yang
digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk. Adapun
validitas konstruk, antara lain:
a) Convergent validity
Convergent validity merupakan tingkatan sejauh mana
hasil pengukuran suatu konsep menunjukkan korelasi
positif dengan hasil pengukuran konsep lain yang secara
teoritis harus berkorelasi positif. Nilai convergent validity
berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur
dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi.
Convergent Validity mengukur besarnya korelasi antara
konstruk dengan variabel laten. Ukuran reflektif dikatakan
tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang
ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal
dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5
sampai 0,60 dianggap cukup (Ghozali, 2006:25).
Pemeriksaan awal dari matrik factor adalah ±0,3
dipertimbangkan telah memenuhi level minimal, untuk
loading ±0,4 dianggap lebih baik, dan untuk loading >0,5
96
dianggap signifikan secara praktis (Abdillah dan Hartono,
2015).
b) Discriminant Validity atau Average variance Extracted
(AVE)
Discriminant Validity dari model pengukuran dengan
reflektif indikator dinilai berdasarkan cross loading
pengukuran dengan konstruknya. Jika korelasi konstruk
dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran
konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk
variabel memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik
daripada ukuran blok lainnya (Ghozali, 2006:25).
Metode lain untuk menilai discriminant validity
adalah membandingkan nilai square root of Average
Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi
antara konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE
setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar
konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka
dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik.
Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas
component score variabel dan hasilnya lebih konservatif
dibandingkan dengan composite reability.
Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,50
(Ghozali, 2006:25).
97
2) Uji relialibilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat view latent
variabel coefficient. Dari utput ini, maka kriteria dilihat dari
dua hal yaitu composite reliability dan cronbach alpha.
Keduanya harus bernilai di atas 0,70 sebagai syarat reliabilitas.
Pendapat lain dinyatakan oleh Chin (1998) bahwa cronbach
alpha dalam PLS dikatakan baik apabila ≥ 0,5 dan dikatakan
cukup apabila ≥ 0,3, Apabila suatu konstruk telah memenuhi
dua kriteria tersebut maka dikatakan bahwa konstruk tersebut
reliabel atau memiliki konsistensi dalam instrumen penelitian.
Namun demikian penggunaan cronbach alpha untuk menguji
reliabilitas konstruk akan memberikan nilai yang lebih rendah
(under estimate) sehingga lebih disarankan menggunakan
composite reliability dalam menguji reliabilitas suatu konstruk.
b. Analisa Inner model/Model Struktural
Inner model (inner relation, structural model dan substantive
theory) menggambarkan hubungan antara variabel berdasarkan
pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan
menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser
Q-square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi
dari koefisien parameter jalur struktural (Ghozali,2006:22).
Menurut Yamin dan Kurniawan (2011) untuk mengukur
model struktural ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
98
peneliti. Pertama, menganalisis hubungan yang spesifik antar
konstruk, dapat dievaluasi dari hasil path coefficient, langkah
selanjutnya yaitu mengukur (R2), dan selanjutnya adalah mengukur
Goodness of Fit (GoF)
Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-
square untuk setiap variabel dependen. Interpretasinya sama
dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat
digunakan untuk menilai pengaruh variabel independen tertentu
terhadap variabel dependen apakah mempunyai pengaruh yang
substantif (Ghozali, 2006:26). Di samping melihat nilai R-square,
model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q- square prediktif
relevansi untuk model konstruktif. Q-square mengukur seberapa
baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi
parameternya. Q-Square dapat dihitung menggunakan rumus
berikut:
Q2 = 1 – (1-R12)(1-R2
2)…….(1-Rn2)
Selanjutnya adalah menghitung nilai Goodness of Fit (GoF).
GoF memiliki fungsi untuk memvalidasi perpaduan antara inner
model dan outer model. Menurut Hussein dalam (Burhanudin,
2018), nilai GoF small = 0,1, GoF medium = 0,25 dan GoF besar =
0,38. Adapun nilai Goodness of Fit (GoF) dapat dicari dengan
rumus sebagai berikut:
𝐺𝑜𝐹 = √Com 𝑥 𝑅2
99
Artinya:
- Com = Mean of Communalities
- R2 = Mean of R square
c. Analisis hipotesis
Analisis hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya
signifikansi antar konstruk. Pertama, melihat signifikansi hubungan
dari tabel path coeffiicient, path coefficient yang digunakan untuk
menguji signifikansi hubungan langsung antar konstruk
independen dengan konstruk dependen. Sedangkan untuk menguji
signifikansi hubungan tidak langsung antar konstruk independen
dengan konstruk dependen melalui konstruk mediasi maka peneliti
dapat melihat nilai specific indirect effect yang ditunjukkan oleh
nilai T-statistic yang ditunjukkan oleh nilai T-Statistic di harus di
atas 1,96 untuk hipotesis two-tailled dan di atas 1,64 untuk
hipotesis one-tailed (Abdillah dan Hartono, 2015:197).
E. Langkah – langkah analisis PLS
Langkah yang dilakukan untuk menganalisis penelitian
menggunakan Partial Least Square (PLS) adalah sebagai berikut:
1. Merancang model pengukuran
Pada langkah ini peneliti membagi dan menspesifikasikan
hubungan antara variabel laten dan variabel manifesnya.
2. Menggambar diagram jalur
100
3. Memasukkan diagram jalur ke dalam sistem persamaan
4. Estimasi tiap variabel laten sebagai total bobot indikatornya
5. Mengevaluasi model. Termasuk outer dan inner model
6. Menginterpretasikan model (pengujian hipotesa) berdasarkan hasil
dari model yang dibangun peneliti.
F. Operasional Variabel Penelitian
Konsep dasar dari definisi operasional mencakup pengertian untuk
mendapatkan data yang akan dianalisis dengan tujuan untuk
mengoperasionalkan konsep-konsep penelitian menjadi variabel penelitian
serta cara pengukurannya. Adapun definisi operasional yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Penelitian ini menggunakan 3 variabel
independen yaitu profitabilitas, leverage, dan growth.
a. Profitabilitas
Merupakan rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuangan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan.
1) Return on Asset (ROA)
𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑥100%
101
2) Return on Equity (ROE)
𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠𝑥100%
b. Leverage
Merupakan rasio yang digunakan unrtuk mengukur sejauh
mana aset perusahaan dibiayai dengan hutang.
1) Debt to Asset Ratio (DAR)
𝐷𝐴𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
2) Debt to Equity Ratio (DER)
𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
c. Growth
Menurut Kasmir (2016:197) rasio pertumbuhan merupakan
rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan posisi ekonomi ditengah perekonomian dan
sektor usahanya. Pertumbuhan yang meningkat menunjukkan
perusahaan memiliki perkembangan yang baik.
1) Total Growth Asset (TGA)
𝑇𝐺𝐴 =Total aset (𝑡) − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 (𝑡 − 1)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 (𝑡 − 1)𝑥100%
2) Total Growth Sales (TGS)
𝑇𝐺𝑆 =𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 (𝑡) − 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 (𝑡 − 1)
𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 (𝑡 − 1)𝑥100%
102
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Penelitian ini menggunakan
nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Nilai perusahaan diukur
dengan Price to Book Value dan Tobins Q.
a. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi para investor terhadap
tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan
harga saham. Semakin tinggi harga saham perusahaan maka nilai
perusahaan menjadi tinggi pula. Nilai perusahaan yang tinggi akan
meningkatkan kepercayaan pasar terhadap kinerja dan prospek
perusahaan di masa yang akan datang.
1) Price to Book Value (PBV)
𝑃𝐵𝑉 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
3. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen menjadi hubungan tidak langsung tetapi tidak dapat diukur
dan diamati. Variabel ini merupakan variabel antara variabel
independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen
tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel
dependen.
103
a. Kinerja saham
Kinerja saham adalah suatu hasil atas aktifitas investasi
saham yang dilalui dengan beberapa resiko dan dapat diukur
dengan menggunakan return dalam periode tertentu. Kinerja saham
juga dapat diartikan sebagai suatu tingkat keberhasilan yang
dicapai perusahaan dilihat dari pergerakan harga sahamnya
1) Harga saham
Harga saham diukur dengan harga saham penutupan
(closing price) akhir tahun.
2) Return saham
Return saham dalam penelitian ini diukur dengan Capital
Gain. Capital Gain, merupakan penurusan dan peningkatan dari
harga saham yang bisa memberikan keuntungan bagi investor.
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
=𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 (𝑡) − 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 (𝑡 − 1)
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 (𝑡 − 1)
104
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian dan pembahasan
1. Sampel Deskriptif
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur pengaruh antara
variabel independent terhadap variabel dependent melalui variabel
intervening. Objek penelitian yaitu pada perusahaan Property, real
estate, and building cnstruction yang terdaftar dalam di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2014 - 2018. Adapun penelitian ini membahas
variabel – variabel independent profitabilitas, leverage, dan growth
dengan variabel dependentnya yaitu Nilai perusahaan serta variabel
interveningnya yaitu kinerja saham.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor property,
real estate, and building cosntruction yang terdaftar dalam Bursa Efek
Indonesia. Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh sesuai dengan
kriteria adalah sebanyak 16 perusahaan, dimana penulis menganalisis
masing – masing perusahaan dengan periode 5 tahun yaitu periode
2014 sampai 2018. Data yang diperoleh adalah laporan tahunan,
laporan keuangan dan laporan keberlanjutan perusahaan. Dengan
menggunakan purposive sampling, terdapat 16 perusahaan yang sesuai
kriteria yaitu :
105
Tabel penelitian 4.1
Sampel Perusahaan
NO Kode saham Nama perusahaan
1 ACST Acset Indonesia Tbk.
2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk.
3 ASRI Alam Sutera Realty Tbk.
4 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk.
5 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.
6 CTRA Ciputra Development Tbk.
7 DILD Intiland Development Tbk.
8 JRPT Jaya Real Property Tbk
9 LPKR Lippo Karawaci Tbk
10 PTPP PP (Persero) Tbk
11 PWON Pakuwon Jati Tbk
12 SMRA Summarecon Agung Tbk
13 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk
14 TOTL Total Bangun Persada Tbk
15 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
16 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk
Sumber: Data diolah 2019
B. Metode Analisis Data
1. Hasil uji Statistik Deskriptif
Metode statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2014:207). Berikut ini hasil perhitungan rata –rata dan
penyajiannya:
a. Harga saham
Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang
akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Menurut
106
Anoraga (2001 : 100) harga saham adalah uang yang dikeluarkan
untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu
perusahaan. Harga saham di penelitian ini merupakan indikator
dari kinerja saham yang bertindak sebagai varibel intervening (Z).
Tabel 4.2
Nilai Harga saham tahun 2014 – 2018
Kode saham 2014 2015 2016 2017 2018
ACST 3552.57 2880.21 2820.00 2460.00 1555.00
ADHI 2953.00 2140.00 2080.00 1885.00 1585.00
ASRI 497.00 323.00 332.00 336.00 308.00
BEST 730.00 294.00 254.00 250.00 208.00
BSDE 1805.00 1800.00 1775.00 1700.00 1255.00
CTRA 1228.97 1451.04 1335.00 1185.00 1010.00
DILD 650.00 489.00 500.00 350.00 308.00
JRPT 1040.00 745.00 875.00 900.00 740.00
LPKR 809.44 821.34 755.00 547.56 201.57
PTPP 3398.00 3683.00 3810.00 2640.00 1805.00
PWON 515.00 496.00 565.00 685.00 620.00
SMRA 1520.00 1650.00 1325.00 945.00 765.00
SSIA 1070.00 715.00 434.00 515.00 500.00
TOTL 1120.00 615.00 765.00 660.00 550.00
WIKA 3408.00 2445.00 2360.00 1550.00 1655.00
WSKT 1433.00 1670.00 2550.00 2210.00 1680.00
Rata – rata 1608.12 1388.60 1408.44 1176.16 921.60
Sumber: www.yahoofinance.com
Untuk mengetahui besar kecilnya dan nominal harga saham
dari masing – masing perusahaan Go Public di Bursa Efek
Indonesia yang telah memiliki kualifikasi untuk dijadikan sampel
dan bertahan selama periode penelitian yaitu pada tahun 2014-2018
yang menjadi sampel penelitian, berikut telah disajikan dalam tabel
4.2 di atas.
107
Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat terjadi fluktuasi harga
saham di setiap tahunnya. Nilai rata – rata harga saham tertinggi
terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 1608.12 dan nilai rata – rata
harga saham terendah terjadi pada tahun 2018 yaitu sebesar
921.60. Jika digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat rata –
rata harga saham dari masing – masing perusahaan selama lima
tahun adalah sebagai berikut:
Gambar grafik 4.1
Nilai Harga saham tahun 2014 – 2018
Sumber: Data diolah (2019)
Berdasarkan gambar 4.1, diatas merupakan rata – rata harga
saham masing – masing perusahaan. Dapat dilihat bahwa rata – rata
harga saham tahun 2014 – 2018 menunjukkan terjadi peningkatan
dan penurunan secara fluktuatif pada masing – masing perusahaan.
Rata – rata tertinggi masing – masing perusahaan diperoleh oleh
perusahaan PTPP. Rata – rata terendah masing – masing
perusahaan diperoleh oleh BEST.
0.00
1000.00
2000.00
3000.00
4000.00
5000.00
AC
ST
AD
HI
ASR
I
BES
T
BSD
E
CTR
A
DIL
D
JRP
T
LPK
R
PTP
P
PW
ON
SMR
A
SSIA
TOTL
WIK
A
WSK
T
2014
2015
2016
2017
2018
rata - rata
108
b. Return Saham
Return saham merupakan salah satu fator yang memotivasi
investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian
investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya
(Tandelilin, 2010:47). Return saham yang didapatkan investor dari
berinvestasi saham dapat berupa capital gain. Return dapat berupa
return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang
diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang (Jogiyanto dan
Bandi, 2000). Return dalam penelitian ini merupakan capital gain,
dan merupakan indikator dari kinerja saham yang bertindak
sebagai varibel intervening (Z).
Jika digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat rata –
rata return dari masing - masing perusahaan selama lima tahun
adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2
Nilai Return saham masing –masing perusahaan
Sumber : Data diolah (2019)
-1.000
-0.500
0.000
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
AC
ST
AD
HI
ASR
I
BES
T
BSD
E
CTR
A
DIL
D
JRP
T
LPK
R
PTP
P
PW
ON
SMR
A
SSIA
TOTL
WIK
A
WSK
T
2014
2015
2016
2017
2018
rata - rata
109
Berdasarkan gambar 4.2, diatas merupakan rata – rata harga
saham masing – masing perusahaan. Dapat dilihat bahwa rata –
rata harga saham tahun 2014 – 2018 menunjukkan terjadi
peningkatan dan penurunan secara fluktuatif pada masing – masing
perusahaan. Rata – rata tertinggi dari masing – masing perusahaan
diperoleh oleh perusahaan WSKT. Rata – rata terendah dari masing
– masing perusahaan diperoleh oleh LPKR.
Untuk mengetahui besar kecilnya dan nominal return saham
dari masing – masing perusahaan yang menjadi sampel penelitian,
berikut disajikan dalam tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3
Nilai perhitungan return saham tahun 2014 - 2018
Kode saham 2014 2015 2016 2017 2018
ACST 0.872 -0.189 -0.021 -0.128 -0.368
ADHI 1.305 -0.275 -0.028 -0.094 -0.159
ASRI 0.156 -0.350 0.028 0.012 -0.083
BEST 0.640 -0.597 -0.136 -0.016 -0.168
BSDE 0.399 -0.003 -0.014 -0.042 -0.262
CTRA 0.667 0.181 -0.080 -0.112 -0.148
DILD 1.063 -0.248 0.022 -0.300 -0.120
JRPT 0.300 -0.284 0.174 0.029 -0.178
LPKR 0.121 0.015 -0.081 -0.275 -0.632
PTPP 2.082 0.084 0.034 -0.307 -0.316
PWON 0.907 -0.037 0.139 0.212 -0.095
SMRA 0.949 0.086 -0.197 -0.287 -0.190
SSIA 0.911 -0.332 -0.393 0.187 -0.029
TOTL 1.240 -0.451 0.244 -0.137 -0.167
WIKA 1.329 -0.283 -0.035 -0.343 0.068
WSKT 2.630 0.165 0.527 -0.133 -0.240
Rata – rata 0.973 -0.157 0.012 -0.108 -0.193
Sumber : Data diolah (2019)
110
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
AC
ST
AD
HI
ASR
I
BES
T
BSD
E
CTR
A
DIL
D
JRP
T
LPK
R
PTP
P
PW
ON
SMR
A
SSIA
TOTL
WIK
A
WSK
T
2014
2015
2016
2017
2018
rata-rata
Berdasarkan tabel 4.3, di atas merupakan data yang
menunjukkan return saham perusahaan Go Public di Bursa Efek
Indonesia yang telah memiliki kualifikasi untuk dijadikan sampel
dan bertahan selama periode penelitian yaitu pada tahun 2014-
2018. Dari data di atas dapat dilihat terjadi return saham di setiap
tahunnya. Nilai rata – rata harga saham tertinggi terjadi pada tahun
2014 yaitu sebesar 0.973 dan nilai rata – rata harga saham terendah
terjadi pada tahun 2018 yaitu sebesar -0.193.
c. Price to Book Value (PBV)
Nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh
calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi
nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima
oleh pemilih perusahaan (Pudjiastuti, 2007:7). Nilai perusahaan
dalam penelitian ini diproksikan dengan Price to Book Value
(PBV).
Gambar 4.3
Nilai perhitungan PBV dari masing – masing perusahaan
Sumber: Data diolah (2019)
111
Untuk mengetahui gambar grafik Price to Book Value (PBV)
saham dari masing – masing perusahaan yang menjadi sampel
penelitian, telah disajikan dalam gambar 4.3 diatas.
Berdasarkan gambar 4.3, diatas merupakan rata – rata Price
to Book Value (PBV) dari masing – masing perusahaan. Dapat
dilihat bahwa rata – rata PBV tahun 2014 – 2018 menunjukkan
terjadi peningkatan dan penurunan secara fluktuatif pada masing –
masing perusahaan. Rata – rata tertinggi dari masing – masing
perusahaan diperoleh oleh perusahaan SSIA. Rata – rata terendah
dari masing – masing perusahaan diperoleh oleh LPKR.
Tabel 4.4
Nilai perhitungan PBV tahun 2014 – 2018
Kode saham 2014 2015 2016 2017 2018
ACST 2.74 2.17 1.41 1.20 0.76
ADHI 6.41 1.48 1.36 1.14 0.90
ASRI 1.53 0.96 0.91 0.77 0.63
BEST 2.47 0.93 0.72 0.63 0.48
BSDE 1.77 1.55 1.40 1.12 0.80
CTRA 1.63 1.70 1.44 1.42 1.13
DILD 1.51 1.06 1.02 0.57 0.49
JRPT 4.02 2.91 3.29 3.50 2.64
LPKR 1.06 1.00 0.79 0.42 0.14
PTPP 3.95 4.45 2.19 1.17 0.69
PWON 2.67 2.53 2.47 2.58 1.95
SMRA 3.42 3.16 2.34 1.63 1.22
SSIA 1.67 1.01 0.61 0.54 0.51
TOTL 4.97 2.42 2.77 2.23 1.78
WIKA 4.26 2.74 1.23 0.95 0.86
WSKT 3.36 2.34 2.06 1.32 0.79
Rata – rata 2.97 2.03 1.63 1.33 0.99
Sumber : Data diolah (2019)
112
Untuk mengetahui besar kecilnya dan nominal Price to Book
Value (PBV) saham dari masing – masing perusahaan yang
menjadi sampel penelitian, telah disajikan dalam tabel 4.4.
Berdasarkan tabel 4.4, di atas merupakan data yang
menunjukkan PBV perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia
yang telah memiliki kualifikasi untuk dijadikan sampel dan
bertahan selama periode penelitian yaitu pada tahun 2014-2018.
Dari data di atas dapat dilihat terjadi PBV di setiap tahunnya. Nilai
rata – rata PBV tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 2,97
dan nilai rata – rata harga saham terendah terjadi pada tahun 2018
yaitu sebesar 0,99.
d. Return on asset (ROA)
Tandelilin (2010:240). Return on Asset (ROA)
menggambarkan sejauh mana kemampuan aset –aset yang dimiliki
perusahaan bisa menghasilkan laba. Darmadji dan Fakhruddin
(2006:200), Return on Asset (ROA) merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasillkan laba atau
aset yang dimilikinya.
Untuk mengetahui besar kecilnya dan nominal return on
Asset (ROA) saham dari masing – masing perusahaan Go Public di
Bursa Efek Indonesia yang telah memiliki kualifikasi untuk
dijadikan sampel, berikut telah disajikan dalam tabel 4.5 di bawah
ini.
113
Tabel 4.5
Nilai perhitungan ROA tahun 2014 – 2018
Kode saham 2014 2015 2016 2017 2018
ACST 0.071 0.022 0.020 0.029 0.002
ADHI 0.031 0.028 0.016 0.018 0.021
ASRI 0.065 0.037 0.025 0.067 0.046
BEST 0.107 0.046 0.065 0.085 0.067
BSDE 0.128 0.065 0.053 0.112 0.033
CTRA 0.077 0.066 0.040 0.032 0.038
DILD 0.048 0.041 0.025 0.021 0.014
JRPT 0.109 0.115 0.120 0.118 0.100
LPKR 0.083 0.025 0.027 0.015 0.030
PTPP 0.030 0.044 0.037 0.041 0.037
PWON 0.131 0.075 0.086 0.087 0.113
SMRA 0.087 0.057 0.029 0.025 0.030
SSIA 0.086 0.059 0.014 0.014 0.010
TOTL 0.066 0.067 0.075 0.071 0.062
WIKA 0.047 0.040 0.037 0.030 0.035
WSKT 0.021 0.035 0.030 0.043 0.037
Rata – rata 0.074 0.051 0.044 0.050 0.042
Sumber: Data diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.5, di atas merupakan data yang
menunjukkan (ROA) masing - masing perusahaan Go Public di
Bursa Efek Indonesia yang telah memiliki kualifikasi untuk
dijadikan sampel dan bertahan selama periode penelitian yaitu pada
tahun 2014-2018. Dari data di atas dapat dilihat nilai return on
asset di setiap tahunnya. Nilai rata – rata return on asset (ROA)
tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 0.074 dan nilai rata
– rata return on asset (ROA) terendah terjadi pada tahun 2018
yaitu sebesar 0.042.
114
Jika digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat rata –
rata return dari masing - masing perusahaan selama lima tahun
adalah sebagai berikut, dapat dilihat dari gambar 4.4:
Gambar 4.4
Nilai ROA masing – masing perusahaan
Sumber : Data diolah (2019)
Berdasarkan gambar 4.4, diatas merupakan rata – rata Return
on Asset (ROA) dari masing – masing perusahaan. Dapat dilihat
bahwa rata – rata ROA tahun 2014 – 2018 menunjukkan terjadi
peningkatan dan penurunan secara fluktuatif pada masing – masing
perusahaan. Rata – rata tertinggi dari masing – masing perusahaan
diperoleh oleh perusahaan JRPT. Rata – rata terendah dari masing
– masing perusahaan diperoleh oleh ADHI.
e. Return on Equity (ROE)
Rasio ROE menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak
manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian
investasi pemegang saham dan menekan pada hasil pendapatan
sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan (Astuti, 2004:37).
0.000
0.020
0.040
0.060
0.080
0.100
0.120
0.140
AC
ST
AD
HI
ASR
I
BES
T
BSD
E
CTR
A
DIL
D
JRP
T
LPK
R
PTP
P
PW
ON
SMR
A
SSIA
TOTL
WIK
A
WSK
T
2014
2015
2016
2017
2018
rata - rata
115
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan modal saham tersebut.
Gambar 4.5
Nilai ROE masing – masing perusahaan
Sumber : Data diolah (2019)
Untuk mengetahui gambar grafik Return on Equity (ROE)
saham dari masing – masing perusahaan yang menjadi sampel
penelitian, telah disajikan dalam gambar 4.5 diatas.
Berdasarkan gambar 4.5, diatas merupakan rata – rata Return
on Equity (ROE) dari masing – masing perusahaan. Dapat dilihat
bahwa rata – rata ROA tahun 2014 – 2018 menunjukkan terjadi
peningkatan dan penurunan secara fluktuatif pada masing – masing
perusahaan. Rata – rata tertinggi dari masing – masing perusahaan
diperoleh oleh perusahaan JRPT. Rata – rata terendah dari masing
– masing perusahaan diperoleh oleh DILD.
Untuk mengetahui besar kecilnya dan nominal Return on
Equity (ROE) saham dari masing – masing perusahaan Go Public
di Bursa Efek Indonesia yang telah memiliki kualifikasi untuk
dijadikan sampel dan bertahan selama periode penelitian yaitu pada
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
AC
ST
AD
HI
ASR
I
BES
T
BSD
E
CTR
A
DIL
D
JRP
T
LPK
R
PTP
P
PW
ON
SMR
A
SSIA
TOTL
WIK
A
WSK
T
2014
2015
2016
2017
2018
rata - rata
116
tahun 2014-2018 yang menjadi sampel penelitian, berikut telah
disajikan dalam tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6
Nilai perhitungan ROE tahun 2014 – 2018
Kode saham 2014 2015 2016 2017 2018
ACST 0.16 0.06 0.05 0.11 0.01
ADHI 0.20 0.09 0.06 0.09 0.10
ASRI 0.17 0.10 0.07 0.16 0.10
BEST 0.14 0.07 0.10 0.13 0.10
BSDE 0.19 0.11 0.08 0.18 0.06
CTRA 0.16 0.13 0.08 0.07 0.08
DILD 0.10 0.09 0.06 0.04 0.03
JRPT 0.21 0.25 0.28 0.32 0.27
LPKR 0.18 0.05 0.06 0.03 0.05
PTPP 0.10 0.16 0.11 0.12 0.12
PWON 0.24 0.15 0.16 0.16 0.18
SMRA 0.22 0.14 0.07 0.06 0.08
SSIA 0.17 0.11 0.03 0.03 0.02
TOTL 0.21 0.22 0.23 0.23 0.19
WIKA 0.15 0.14 0.09 0.09 0.12
WSKT 0.12 0.11 0.11 0.18 0.16
Rata – rata 0.17 0.13 0.10 0.12 0.11
Sumber: Data diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat nilai return on equity di
setiap tahunnya. Nilai rata – rata return on equity tertinggi terjadi
pada tahun 2014 yaitu sebesar 0.17 dan nilai rata – rata return on
equity terendah terjadi pada tahun 2018 yaitu sebesar 0.11.
f. Debt to Asset Ratio (DAR)
Menurut Harahap (2009:305), Debt to Asset Ratio (DAR)
adalah rasio untuk mengambarkan seberapa besar aktiva
perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Dalam arti luas, DAR
117
digunakan untuk mengukur kemampuan seluruh kewajibannya,
baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
Gambar 4.6
Nilai DAR masing – masing perusahaan
Sumber : Data diolah (2019)
Untuk mengetahui gambar grafik Debt to Asset Ratio (DAR)
saham dari masing – masing perusahaan yang menjadi sampel
penelitian, telah disajikan dalam gambar 4.6 di atas.
Berdasarkan gambar 4.6, diatas merupakan rata – rata Debt to
Asset Ratio (DAR) dari masing – masing perusahaan. Rata – rata
DAR tertinggi dari masing – masing perusahaan diperoleh oleh
perusahaan WSKT. Rata – rata terendah dari masing – masing
perusahaan diperoleh oleh BEST.
Untuk mengetahui besar kecilnya dan nominal Return on
Equity (ROE) saham dari masing – masing perusahaan Go Public
di Bursa Efek Indonesia yang telah memiliki kualifikasi untuk
dijadikan sampel dan bertahan selama periode penelitian yaitu pada
tahun 2014-2018 yang menjadi sampel penelitian, berikut telah
disajikan dalam tabel 4.6 di bawah ini:
0.000.100.200.300.400.500.600.700.800.90
2014
2015
2016
2017
2018
rata - rata
118
Tabel 4.7
Nilai perhitungan DAR tahun 2014 – 2018
Kode saham 2014 2015 2016 2017 2018
ACST 0.56 0.66 0.63 0.73 0.50
ADHI 0.56 0.69 0.73 0.79 0.79
ASRI 0.62 0.65 0.64 0.59 0.54
BEST 0.22 0.34 0.35 0.33 0.34
BSDE 0.34 0.39 0.36 0.36 0.42
CTRA 0.51 0.50 0.51 0.51 0.51
DILD 0.50 0.54 0.57 0.52 0.54
JRPT 0.48 0.55 0.58 0.63 0.63
LPKR 0.53 0.54 0.52 0.47 0.43
PTPP 0.70 0.73 0.65 0.66 0.69
PWON 0.51 0.50 0.47 0.45 0.39
SMRA 0.60 0.60 0.61 0.61 0.61
SSIA 0.50 0.48 0.53 0.49 0.47
TOTL 0.69 0.70 0.68 0.69 0.68
WIKA 0.69 0.72 0.59 0.68 0.71
WSKT 0.83 0.68 0.73 0.77 0.77
Rata - rata 0.55 0.58 0.57 0.58 0.56
Sumber : Data diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.7, di atas merupakan data yang
menunjukkan debt to asset ratio (DAR) perusahaan Go Public di
Bursa Efek Indonesia yang telah memiliki kualifikasi untuk
dijadikan sampel dan bertahan selama periode penelitian yaitu pada
tahun 2014-2018. Dari data di atas dapat dilihat nilai debt to asset
ratio di setiap tahunnya. Nilai rata – rata DAR tertinggi terjadi
pada tahun 2015 dan 2017 yaitu sebesar 0.58 dan nilai rata – rata
DAR terendah terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 0.55.
g. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) atau secara sederhana dapat
dipahami sebagai tingkat hutang perusahaan merupakan salah satu
119
faktor yang sangat sering digunakan untuk melihat kinerja suatu
saham perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) termasuk kedalam
salah satu informasi keuangan yang dapat mengambarkan kondisi
perusahaan yang tentunya akan dapat mempengaruhi pergerakan
harga saham tersebut.
Untuk mengetahui gambar grafik Debt to Equity Ratio
(DAR) saham dari masing – masing perusahaan yang menjadi
sampel penelitian, telah disajikan dalam gambar 4.7 dibawah ini:
Gambar 4.7
Nilai DER masing – masing perusahaan
Sumber : Data diolah (2019)
Berdasarkan gambar 4.7, diatas merupakan rata – rata Debt to
Equity Ratio (DER) dari masing – masing perusahaan. Rata – rata
DER tertinggi dari masing – masing perusahaan diperoleh oleh
perusahaan WSKT. Rata – rata terendah dari masing – masing
perusahaan diperoleh oleh BEST.
Untuk mengetahui besar kecilnya dan nominal DER saham
dari masing – masing perusahaan yang menjadi sampel penelitian,
berikut telah disajikan dalam tabel 4.8 di bawah ini:
0.00
0.501.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.504.00
4.50
5.00
2014
2015
2016
2017
2018
rata - rata
120
Tabel 4.8
Nilai perhitungan DER tahun 2014 - 2018
Kode saham 2014 2015 2016 2017 2018
ACST 1.28 1.90 1.69 2.69 3.16
ADHI 3.55 2.25 2.68 3.83 3.79
ASRI 1.66 1.83 1.81 1.42 1.19
BEST 0.28 0.52 0.54 0.49 0.51
BSDE 0.52 0.63 0.57 0.57 0.72
CTRA 1.04 1.01 1.03 1.05 1.06
DILD 1.02 1.16 1.34 1.08 1.18
JRPT 0.92 1.20 1.37 1.71 1.74
LPKR 1.14 1.18 1.07 0.90 0.75
PTPP 2.29 2.73 1.90 1.97 2.22
PWON 0.92 0.99 0.88 0.83 0.63
SMRA 1.47 1.49 1.55 1.59 1.57
SSIA 0.99 0.94 1.15 0.98 0.88
TOTL 2.23 2.29 2.13 2.24 2.15
WIKA 2.25 2.58 1.46 2.12 2.44
WSKT 4.75 2.12 2.66 3.30 3.31
Rata – rata 1.64 1.55 1.49 1.67 1.71
Sumber : Data diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.8, di atas merupakan data yang
menunjukkan debt to equity ratio perusahaan Go Public di Bursa
Efek Indonesia yang telah memiliki kualifikasi untuk dijadikan
sampel dan bertahan selama periode penelitian yaitu pada tahun
2014-2018. Dari data di atas dapat dilihat nilai debt to equity ratio
di setiap tahunnya. Nilai rata – rata debt to equity ratio tertinggi
terjadi pada tahun 2018 yaitu sebesar 1.71 dan nilai rata – rata debt
to equity ratio terendah terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar 1.49.
h. Total Growth Asset (TGA)
121
Kusumajaya dalam (Suryandari,2018) berpendapat bahwa
pertumbuhan (growth) adalah peningkatan ataupun penurunan dari
total aset yang dimiliki perusahaan. Aset suatu perusahaan
merupakan aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan, hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil
operasional perusahaan sehingga semakin menambah kepercayaan
pihak luar.
Untuk mengetahui gambar grafik Total Growth Asset (TGA)
saham dari masing – masing perusahaan yang menjadi sampel
penelitian, telah disajikan dalam gambar 4.8 dibawah ini:
Gambar 4.8
Nilai TGA masing – masing perusahaan
Sumber : Data diolah (2019)
Berdasarkan gambar 4.8, diatas merupakan rata – rata Total
Growth Asset (TGA) dari masing – masing perusahaan. Dapat
dilihat bahwa rata – rata TGA tahun 2014 – 2018 menunjukkan
terjadi peningkatan dan penurunan secara fluktuatif pada masing –
masing perusahaan. Rata – rata tertinggi dari masing – masing
-0.200
0.000
0.200
0.400
0.600
0.800
1.000
1.200
AC
ST
AD
HI
ASR
I
BES
T
BSD
E
CTR
A
DIL
D
JRP
T
LPK
R
PTP
P
PW
ON
SMR
A
SSIA
TOTL
WIK
A
WSK
T2014
2015
2016
2017
2018
rata - rata
122
perusahaan diperoleh oleh perusahaan ACST. Rata – rata terendah
dari masing – masing perusahaan diperoleh oleh perusahaan ASRI.
Untuk mengetahui besar kecilnya dan nominal Total Growth
Asset (TGA) saham dari masing – masing perusahaan yang
menjadi sampel penelitian, berikut disajikan dalam tabel 4.9
dibawah ini:
Tabel 4.9
Nilai perhitungan TGA tahun 2014 - 2018
Kode saham 2014 2015 2016 2017 2018
ACST 0.135 0.309 0.816 0.515 0.684
ADHI 0.076 0.603 0.199 0.410 0.063
ASRI 0.173 0.105 0.079 0.027 0.008
BEST 0.087 0.268 0.124 0.099 0.100
BSDE 0.246 0.280 0.063 0.200 0.134
CTRA 0.158 0.128 0.107 0.091 0.081
DILD 0.197 0.142 0.151 0.106 0.085
JRPT 0.085 0.134 0.120 0.116 0.113
LPKR 0.206 0.094 0.103 0.245 0.001
PTPP 0.414 0.090 0.630 0.331 0.265
PWON 0.804 0.120 0.101 0.130 0.071
SMRA 0.162 0.182 0.109 0.041 0.076
SSIA 0.031 0.079 0.113 0.230 -0.028
TOTL 0.116 0.146 0.037 0.099 0.023
WIKA 0.267 0.232 0.594 0.457 0.297
WSKT 0.205 0.271 1.027 0.594 0.271
Rata - rata 0.210 0.199 0.273 0.231 0.140
Sumber: Data diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.9, di atas merupakan data yang
menunjukkan Total Growth Asset Ratio perusahaan Go Public di
Bursa Efek Indonesia yang telah memiliki kualifikasi untuk
dijadikan sampel dan bertahan selama periode penelitian yaitu pada
tahun 2014-2018. Dari data di atas dapat dilihat nilai Total Growth
123
Asset Ratio di setiap tahunnya. Nilai rata – rata Total Growth Asset
Ratio tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 0.210 dan
nilai rata – rata Total Growth Asset Ratio terendah terjadi pada
tahun 2018 yaitu sebesar 0.140.
i. Total Growth Sales Ratio (TGS)
Pertumbuhan penjualan yang meningkat menunjukkan
keberhasilan keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber
dana, sehingga pertumbuhan penjualan dapat menjadi indikator
daya saing perusahaan dalam suatu industri.
Gambar 4.9
Nilai TGS masing – masing perusahaan
Sumber : Data diolah (2019)
Untuk mengetahui gambar grafik Total Growth Sales (TGS)
saham dari masing – masing perusahaan yang menjadi sampel
penelitian, telah disajikan dalam gambar 4.9 diatas.
Berdasarkan gambar 4.9, diatas merupakan rata – rata Total
Growth Sales (TGS) dari masing – masing perusahaan.. Rata – rata
tertinggi dari masing – masing perusahaan diperoleh oleh
-0.600
-0.400
-0.200
0.000
0.200
0.400
0.600
0.800
1.000
2014
2015
2016
2017
2018
rata - rata
124
perusahaan WSKT. Rata – rata terendah dari masing – masing
perusahaan diperoleh oleh perusahaan BEST.
Tabel 4.10
Nilai perhitungan TGS tahun 2014 – 2018
Kode saham 2014 2015 2016 2017 2018
ACST 0.332 0.004 0.322 0.687 0.231
ADHI -0.117 0.085 0.178 0.370 0.033
ASRI -0.014 -0.233 -0.024 0.442 0.015
BEST -0.370 -0.182 0.200 0.220 -0.043
BSDE -0.030 0.114 0.050 0.587 -0.359
CTRA 0.249 0.185 -0.103 -0.044 0.191
DILD 0.214 0.200 0.034 -0.032 0.159
JRPT 0.472 0.110 0.107 0.010 -0.031
LPKR 0.748 -0.150 0.063 -0.001 0.184
PTPP 0.066 0.144 0.158 0.306 0.168
PWON 0.278 0.194 0.047 0.188 0.232
SMRA 0.303 0.054 -0.040 0.045 0.004
SSIA -0.026 0.090 -0.220 -0.138 0.125
TOTL 0.040 -0.047 0.050 0.234 -0.052
WIKA 0.049 0.093 0.150 0.671 0.190
WSKT 0.062 0.376 0.681 0.901 0.079
Rata - rata 0.141 0.065 0.103 0.278 0.070
Sumber : Data diolah (2019)
Untuk mengetahui besar kecilnya dan nominal Total Growth
Sales (TGS) saham dari masing – masing perusahaan yang menjadi
sampel penelitian, telah disajikan tabel 4.10 di atas.
Berdasarkan tabel 4.10, di atas merupakan data yang
menunjukkan Total Growth Sales Ratio perusahaan Go Public di
Bursa Efek Indonesia yang telah memiliki kualifikasi untuk
dijadikan sampel dan bertahan selama periode penelitian yaitu pada
tahun 2014-2018. Dari data di atas dapat dilihat nilai Total Growth
Sales Ratio di setiap tahunnya. Nilai rata – rata Total Growth Sales
125
Ratio tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 0.278 dan
nilai rata – rata Total Growth Sales Ratio terendah terjadi pada
tahun 2016 yaitu sebesar 0.065.
2. Uji Partial Least Square
Teknik pengolahan data menggunakan metode regresi dengan
Partial Least Square (PLS), menggunakan dua model analisis jalur
PLS yaitu model struktural (Structural model) atau inner model dan
model pengukuran (Measurement model) atau Outer model.
a. Hasil uji outer model
Sebelum melakukan pengujian hipotesis untuk memprediksi
hubungan antar variabel dalam model struktural, harus dilakukan
terlebih dahulu evaluasi model pengukuran untuk verifikasi
indikator dan variabel laten yang dapat diuji selanjutnya.
1) Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan
instrument penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur.
Terdapat dua jenis validitas dalam PLS SEM, yaitu validitas
konvergen dan validitas diskriminan.
a) Convergent Validity
Convergent validity memiliki makna bahwa
seperangkat indikator mewakili satu variabel laten dan yang
mendasari variabel laten tersebut. Untuk menguji
126
convergent validity dapat digunakan nilai outer loading
atau loading factor. Batas nilai loading factor yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 0,70. Jika terdapat
indikator reflektif yang tidak memenuhi 0,70 maka
indikator tersebut harus dieliminasi atau dihilangkan dari
model pengukuran. Suatu indikator dinyatakan memenuhi
convergent validity.
Rule of thumb yang digunakan untuk convergent
validity adalah outer loading > 0,7, Communality > 0,5, dan
Average Variance Extracted (AVE) > 0,5 (Chin, 1995
dalam Abdillah dan Hartono, 2015). Berikut merupakan
gambar hasil outer loading yang didapatkan.
Gambar 4.10
Model Pengukuran dengan PLS
Sumber : Data diolah (2019)
Dibawah ini disajikan hasil nilai outer loading dalam
tabel 4.11 berikut ini:
127
Tabel 4.11
Nilai Outer loading indikator
growth Kinerja Leverage Nilai Profita
DAR 0.959
DER 0.972
TGA 0.943
TGS 0.727
Harga
saham 0.820
PBV 1.000
ROA 0.917
Return
saham 0.794
ROE 0.975
Sumber: SmartPLS 3.00
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, konstruk growth
dengan menggunakan TGA memiliki nilai loading factor
sebesar 0,942, dan dengan menggunakan TGS memiliki
nilai loading factor sebesar 0,727. Kemudian pada konstruk
kinerja saham dengan menggunakan harga saham memiliki
nilai loading factor 0,820 dan dengan menggunakan return
saham memiliki nilai loading factor 0,794. Pada konstruk
leverage dengan menggunakan DAR memiliki nilai loading
factor 0,959 dan dengan menggunaan DER memiliki nilai
loading factor 0,972. Dari konstruk nilai perusahaan dengan
menggunakan PBV memiliki nilai loading factor 1.000.
Serta pada konstruk profitabilitas dengan menggunakan
ROA memiliki nilai loading factor 0,917 dan dengan
menggunakan DER memiliki nilai loading factor 0,975.
128
Berikut disajikan gambar outer loading masing – masing
variabel.
Outer loading Profitabilitas
Gambar 4.11 berikut ini merupakan hasil estimasi
perhitungan dengan menggunakan PLS untuk
mengetahui uji outer model dilihat dari loading factor
indikator.
Gambar 4.11
Model Pengukuran untuk Profitabilitas
Sumber : Data diolah (2019)
Berikut telah disajikan gambar 4.11 untuk nilai
outer loading Profitabilitas yaitu dengan indikatornya
Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).
Dari gambar di atas, terlihat bahwa dua indikator
variabel profitabilitas yaitu Return on Asset (ROA) dan
Return on Equity (ROE) memiliki loading factor di atas
0,7 yang menandakan kedua indikator tersebut dapat
mewakili konstruk variabel profitabilitas dalam hal
pengaruh terhadap variabel laten.
129
Outer loading Leverage
Gambar 4.12 berikut ini merupakan hasil estimasi
perhitungan dengan menggunakan PLS untuk
mengetahui uji outer model dilihat dari loading factor
indikator.
Berikut akan disajikan gambar 4.12 untuk nilai
outer loading Leverage yaitu dengan indikatornya Debt
to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER).
Gambar 4.12
Model Pengukuran untuk Leverage
Sumber : Data diolah (2019)
Dari gambar di atas, terlihat bahwa dua indikator
variabel leverage yaitu Debt to Asset Ratio (DAR) dan
Debt to Equity Ratio (DER) memiliki loading factor di
atas 0,7 yang menandakan kedua indikator tersebut
dapat mewakili konstruk variabel leverage dalam hal
pengaruh terhadap variabel laten.
Outer loading Growth
Gambar 4.13 berikut ini merupakan hasil estimasi
perhitungan dengan menggunakan PLS untuk
130
mengetahui uji outer model dilihat dari loading factor
indikator.
Berikut akan disajikan gambar 4.13 untuk nilai
outer loading Growth yaitu dengan indikatornya Total
Growth Asset (TGA) dan Total Growth Sales (TGS).
Gambar 4.13
Model Pengukuran Growth
Sumber : Data diolah 2019
Dari gambar di atas, terlihat bahwa dua indikator
variabel growth yaitu Total Growth Asset (TGA) dan
Total Growth Sales (TGS) memiliki loading factor di
atas 0,7 yang menandakan kedua indikator tersebut
dapat mewakili konstruk variabel growth dalam hal
pengaruh terhadap variabel laten.
Outer loading Kinerja saham
Gambar 4.14 berikut ini merupakan hasil estimasi
perhitungan dengan menggunakan PLS untuk
mengetahui uji outer model dilihat dari loading factor
indikator.
131
Berikut akan disajikan gambar 4.14 untuk nilai
outer loading Kinerja saham yaitu dengan indikatornya
Harga saham dan Return saham.
Gambar 4.14
Model Pengukuran Kinerja saham
Sumber : Data diolah (2019)
Dari gambar di atas, terlihat bahwa dua indikator
variabel kinerja saham yaitu Harga saham dan Return
saham memiliki loading factor di atas 0,7 yang
menandakan kedua indikator tersebut dapat mewakili
konstruk variabel kinerja saham dalam hal pengaruh
terhadap variabel laten.
Outer loading Nilai perusahaan
Gambar 4.13 berikut ini merupakan hasil estimasi
perhitungan dengan menggunakan PLS untuk
mengetahui uji outer model dilihat dari loading factor
indikator.
Berikut akan disajikan gambar 4.15 untuk nilai
outer loading Nilai perusahaan yaitu dengan
indikatornya Price to Book Value (PBV).
132
Gambar 4.15
Model Pengukuran Nilai Perusahaan
Sumber : Data diolah (2019)
Dari gambar di atas, terlihat bahwa indikator
variabel nilai perusahaan yaitu Price to Book Value
(PBV) memiliki loading factor di atas 0,7 yang
menandakan kedua indikator tersebut dapat mewakili
konstruk variabel kinerja saham dalam hal pengaruh
terhadap variabel laten.
Selain melihat nilai loading factor, ukuran lainnya
dari convergent validity adalah nilai Average Variance
Extracted (AVE) (Yamin dan Kurniawan, 2011:19). Berikut
ini telah disajikan data nilai AVE dalam tabel 4.12:
Tabel 4.12
Nilai Average Variance Extracted (AVE)
Average Variance Extracted (AVE)
Growth 0.709
Kinerja 0.651
Leverage 0.932
Nilai 1.000
Profita 0.896
Sumber: SmartPLS 3.00 (data diolah)
133
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat diketahui nilai
AVE untuk semua konstruk atau variabel. Nilai AVE dari
growth, kinerja saham, leverage, nilai perusahaan, dan
profitabilitas berturut turut adalah 0,709; 0,651; 0,932;
1,000; dan 0,896. Dengan demikian nilai tersebut sesuai
dengan teori Chin (1998) nilai AVE berada di atas 0,5 maka
model yang diajukan dalam penelitian ini dianggap baik.
b) Discriminant Validity
Discriminant validityy berhubungan dengan prinsip
bahwa pengukur – pengukur konstruk yang berbeda
seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi (Abdillah dan
Hartono, 2015:195). Validitas diskriminan digunakan untuk
memastikan bahwa setiap konsep dari masing –masing
konstruk atau variabel laten berbeda dengan variabel
lainnya.
Menurut Latan dan Ghozali (2012), sebuah model
memiliki discriminant validity yang baik apabila nilai
korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar dari
pada nilai korelasi dengan konstruk lainnya. Discriminant
validity.
Metode yang digunakan untuk menilai discriminant
validity adalah dengan membandingkan nilai loading
134
konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan
dengan nilai loading dengan konstruk yang lain.
Tabel 4.13
Nilai Discriminant validity (cross loading) indikator
growth kinerja leverage nilai profita
DAR 0.325 0.368 0.959 0.245 -0.065
DER 0.329 0.452 0.972 0.291 -0.067
TGA 0.943 0.366 0.325 -0.018 -0.088
TGS 0.727 0.174 0.233 -0.045 0.157
Harga
saham 0.486 0.820 0.477 0.419 -0.062
PBV -0.031 0.637 0.280 1.000 0.542
ROA -0.084 -0.032 -0.410 0.357 0.917
Return
saham 0.063 0.794 0.208 0.615 0.231
ROE 0.032 0.165 0.124 0.607 0.975
Sumber: SmartPLS 3.00 (data diolah)
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil pengujian
discriminant validity (cross loading) dari masing – masing
indikator penelitian.
Berdasarkan tabel 4.13, dari hasil estimasi cross
loading menunjukkan bahwa nilai korelasi konstruk dengan
indikatornya lebih besar dari pada nilai korelasi dengan
konstruk lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa semua konstruk atau variabel laten sudah memiliki
validitas diskriminan yang baik, di mana indikator pada
blok indikator konstruk tersebut lebih baik dari pada
indikator di blok lainnya. Maka dapat dikatakan konstruk
memiliki validitas diskriminan yang baik.
135
2) Uji Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas suatu konstruk atau variabel,
dapat diukur dengan composite reliability dari blok indikator
yang mengukur konstruk. Konstruk dinyatakan reliable jika
nilai composite reliability di atas 0,70.
Untuk menguji reliabiitas juga diukur dengan cornbach
alpha. Chin (1998) menyatakan bahwa cornbach alpha dalam
PLS dikatakan baik jika ≥ 0,5, dan dikatakan cukup jika ≥ 0,3.
Apabila suatu konstruk telah memenuhi kriteria tersebut maka
dapat dikatakan bahwa konstruk reliabel. Dari tabel di bawah
ini dapat dilihat hasil composite reliability dan cornbach alpha:
Tabel 4.14
Nilai cornbach alpha dan composite reliability
Cronbach's Alpha Composite Reliability
Growth 0.627 0.827
Kinerja 0.465 0.789
Leverage 0.928 0.965
Nilai 1.000 1.000
Profita 0.892 0.945
Sumber : Data diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, nilai cornbach alpha pada
tabel yaitu growth 0,627; kinerja saham 0,465; leverage 0,928;
nilai perusahaan 1,000; profitabilitas 0,892. Hal ini
menunjukan bahwa keempat konstruk selain kinerja saham
dapat dikatakan baik dan reliabel karena memiliki cornbach
alpha ≥ 0,5. Serta konstruk kinerja saham dikatakan cukup dan
reliabel karena memiliki cornbach alpha ≥ 0,3.
136
Sedangkan nilai composite reliability pada tabel di atas
antara lain growth 0,838; kinerja saham 0,789; leverage 0,965;
nilai perusahaan 1,000; profitabilitas 0,945. Dengan demikian
seluruh konstruk memiliki nilai composite reliability dan
dinyatakan reliabel.
b. Hasil uji inner model
Setelah melakukan pemeriksaan model pengukuran telah
terpenuhi, maka selanjutnya melakukkan evaluasi model struktural.
Pada penelitian ini akan dijelaskan mengenai hasil uji koefisien
determinasi (R-square), dan Q square.
1) Koefisien determinasi (R-Square)
Evaluasi model struktural dilakukan dengan melihat
hubungan antara konstruk atau variabel, nilai signifikansi dan
R-square dari model penelitian. Nilai R2 digunakan untuk
mengetahui besarnya variabelitas variabel dependen yang
mampu dijelaskan oleh variabel independen. Semakin besar
nilai R2 menandakan semakin baik variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependennya.
Menurut Chin (1998), nilai R2 dianggap lemah jika
>0,19; moderat jika >0,33, dan substansial jika >0,67. Dalam
mendapatkan nilai R-square, telah dilalui tahap – tahap yang
mengharuskan beberapa indikator untuk tidak diikutsertakan
dalam model penelitian. Setelah melakukan berbagai
137
modifikasi dengan mengeliminasi indikator – indikator yang
tidak memenuhi persyaratan sebelumnya, kemudian diperoleh
model struktural seperti pada tabel 4.15.
Tabel 4.15
Nilai R-Square
R Square R Square Adjusted
kinerja 0.246 0.216
Nilai 0.714 0.699
Sumber: SmartPLS 3.00 (data diolah)
Nilai R2 untuk kinerja saham adalah 0,246. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa variabel laten profitabilitas, leverage, dan
growth secara simultan mampu menjelaskan variabel kinerja
saham sebesar 0,246 atau 24,6% dan sisanya sebesar 75,3%
diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan
dalam model. Nilai yang didapat untuk R-square kinerja saham
merupakan kategori lemah menurut Chin (1998).
Sedangkan untuk nilai R2 nilai perusahaan adalah 0,714.
Hasil ini menunjukkan bahwa variabel laten profitabilitas,
leverage, growth dan kinerja saham mampu menjelaskan
variabel nilai perusahaan sebesar 0,714 atau 71,4% dan sisanya
28,6% diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak
dihipotesiskan dalam model. Nilai yang didapat untuk R-
square nilai perusahaan merupakan kategori substansial/kuat
menurut Chin (1998).
138
Didapatnya nilai R-square yang besar menandakan
semakin baik model prediksi yang digunakan dalam penelitian
ini.
2) Goodness of Fit (GoF)
Evaluasi Goodness of Fit model dilakukan untuk
purification dan refinement terhadap uji validitas atau
relitabilitas konstruk (Ghozali, 2015:49). Goodness of Fit
digunakan untuk memvalidasi model secara keseluruhan. Nilai
GoF ini diperoleh dari average communalities index dikalikan
dengan nilai R2 model (Yamin dan Kurniawan, 2011:21). Nilai
GoF terbentang antara 0-1 dengan interprestasi nilai ini adalah
0,1 (GoF kecil), 0,25 (GoF moderat), dan 0,36 (GoF besar).
GoF = √ com x R 2
GoF = √0,900 x 0,48
GoF = 0,657
Berdasarkan perhitungan nilai GoF di atas, didapatkan
hasil dari perhitungan nilai GoF yaitu sebesar 0,657, maka
penelitian ini dianggap memiliki GoF besar. Dengan
demikiran, bahwa penelitian ini valid dan memiliki performa
yang baik. Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengujian inner
model dapat disimpulkan bahwa model struktural yang
dibangun penelitian ini robust dan akurat.
139
3) Nilai Q Square
Q2 predictive relevance yang berfungsi untuk
memvalidasi kemampuan prediksi model (Yamin dan
Kurniawan, 2011:22). Q2 predictive relevance mengukur
seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan
juga estimasi parameternya. Q2 yang baik memiliki nilai lebih
besar dari 0(nol). Nilai Q2 lebih besar dari 0 menunjukkan
bahwa model mempunyai relevansi prediktif, sedangkan nilai
Q2 kurang dari 0(nol) menunjukkan bahwa model kurang
memiliki relevansi prediktif. Berikut hasil perhitungan Q2 pada
penelitian ini:
Q2 = 1 – (1-R12)(1-R2
2)…….(1-Rn2)
Q2 = 1 − (1 − 0,246)(1 − 0,714)
Q2 = 1 − (0,754)(0,286)
Q2 = 0,784
Hasil perhitungan Q2 pada penelitian ini sebesar 0,784
yang berarti bahwa 78,4% variabel independen dan intervening
ini layak untuk menjelaskan variabel dependen yaitu nilai
perusahaan.
c. Hasil uji hipotesis
Analisa hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya
signifikansi antar konstruk. Dasar – dasar yang digunakan dalam
140
menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output path
coefficient untuk menguji model struktural. Signifikansi pengaruh
antara variabel dapat dihasilkan dengan melihat nilai koefisien
parameter dan nilai signifikansi t-statistik. Nilai t-statistik
dibandingkan dengan t-tabel yang ditentukan dalam penelitian ini
adalah sebesar 1,96 dan 𝛼 sebesar 0,05 (two tailed). Untuk menguji
adanya signifikansi antar konstruk, dilakukan metode
bootstrapping dalam program SmartPLS 3.00. Pengujian dengan
bootstrapping dimaksudkan untuk meminimalkan masalah ketidak
normalan data penelitian.
Tabel 4.16
Nilai Path coefficient
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standa
rd
Deviati
on
(STDE
V)
T
Statistic
s
(|O/STD
EV|)
P
Values
growth -> kinerja 0.227 0.240 0.107 2.124 0.034
growth -> nilai -0.293 -0.291 0.060 4.854 0.000
kinerja -> nilai 0.629 0.627 0.080 7.917 0.000
leverage -> kinerja 0.361 0.352 0.116 3.114 0.002
leverage -> nilai 0.142 0.151 0.072 1.965 0.050
profita -> kinerja 0.126 0.146 0.090 1.409 0.159
profita -> nilai 0.487 0.488 0.079 6.125 0.000
Sumber : SmartPLS 3.00 (Data diolah)
Tabel 4.16 di atas memberikan output estimasi path
coefficient. Hasil uji path coefficient pada tabel di atas akan
digunakan untuk pengujian hipotesis. Dapat dilihat dari path
coefficient, apabila t-statistik>1,96 pada signifikansi 5%, maka
hipotesis diterima (terdapat pengaruh). Hasil menunjukkan bahwa
141
nilai original sample estimate Growth (Growth) terhadap Kinerja
(Kinerja saham) adalah positif sebesar 0,227 dan signifikan pada
0,05 (2,124>1,96) dan P-value 0,034<0,05. Nilai original sample
estimate Growth (Growth) terhadap Nilai (Nilai perusahaan)
adalah negatif sebesar -0,293 dan signifikan pada 0,05
(4,854>1,96) dan P-value 0,000<0,05. Nilai original sample
estimate Kinerja (Kinerja saham) terhadap Nilai (Nilai perusahaan)
adalah positif sebesar 0,629, dan signifikan pada 0,05 (7,917>1,96)
dan P-value 0,000<0,05. Nilai original sample estimate leverage
(leverage) terhadap kinerja (kinerja saham) adalah positif sebesar
0,361, dan signifikan pada 0,05 (3,114>1,96) dan P-value
0,002<0,05. Nilai original sample estimate leverage (leverage)
terhadap nilai (nilai perusahaan) adalah positif sebesar 0,142, dan
signifikan pada 0,05 (1,965>1,96) dan P-value 0,05≤0,05. Nilai
original sample estimate profita (profitabilitas) terhadap kinerja
(kinerja saham) adalah positif sebesar 0,126, dan tidak signifikan
pada 0,05 (1,409<1,99) dan P-value 0,159>0,05. Nilai original
sample estimate profita (profitabilitas) terhadap nilai (nilai
perusahaan) adalah positif sebesar 0,487, dan signifikan pada 0,05
(6,125>1,99) dan P-value 0,000<0,05.
1) Uji hipotesis 1
Ha,1:Terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Kinerja Saham
142
Berdasarkan tabel 4.16, nilai t-statistik profitabilitas
terhadap kinerja saham adalah 1,409 dan nilai P-value 0,159.
Dari hasil tersebut, nilai t-statistik diketahui lebih kecil dari t-
tabel 1,409<1,96. Dengan hasil demikiran dapat disimpulkan
profitabilitas mempunyai pengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap kinerja saham, maka hipotesis ditolak.
2) Uji hipotesis 2
Ha,2:Terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.16, nilai t-statistik profitabilitas
terhadap nilai perusahaan adalah 6,125 dan nilai P-value 0,000.
Sehingga profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan dengan nilai original sample (O) atau koefisien
jalur sebesar 0,487 yang menunjukkan arah positif signifikan.
Dari hasil tersebut, nilai t-statistik diketahui lebih besar dari t-
tabel 6,125<1,96. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan, maka hipotesis diterima.
3) Uji hipotesis 3
Ha,3:Terdapat pengaruh Leverage terhadap Kinerja Saham
Berdasarkan tabel 4.16, nilai t-statistik leverage terhadap
kinerja saham adalah 3,114 dan nilai P-value 0,002. Sehingga
leverage berpengaruh signifikan terhadap kinerja saham
143
dengan nilai original sample (O) atau koefisien jalur sebesar
0,361 yang menunjukkan arah positif signifikan. Dari hasil
tersebut, nilai t-statistik diketahui lebih besar dari t-tabel
3,114>1,96. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
leverage berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja saham,
maka hipotesis diterima.
4) Uji hipotesis 4
Ha,4:Terdapat pengaruh Leverage terhadap Nilai perusahaan
Berdasarkan tabel 4.16, nilai t-statistik leverage terhadap
nilai perusahaan adalah 1,965 dan nilai P-value 0,05. Sehingga
leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
dengan nilai original sample (O) atau koefisien jalur sebesar
0,142 yang menunjukkan arah positif signifikan. Dari hasil
tersebut, nilai t-statistik diketahui lebih besar dari t-tabel
1,965>1,96. Dengan demikiran dapat disimpulkan bahwa
leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, maka hipotesis diterima.
5) Uji hipotesis 5
Ha,5:Terdapat pengaruh Growth terhadap Kinerja Saham
Berdasarkan tabel 4.16, nilai t-statistik growth terhadap
kinerja saham adalah 2,124 dan nilai P-value 0,034. Sehingga
growth berpengaruh signifikan terhadap kinerja saham dengan
nilai original sample (O) atau koefisien jalur sebesar 0,227
144
yang menunjukkan arah positif signifikan. Dari hasil tersebut,
nilai t-statistik diketahui lebih besar dari t-tabel 2,124>1,96.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa growth
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja saham,
maka hipotesis diterima.
6) Uji hipotesis 6
Ha,6:Terdapat pengaruh Growth terhadap nilai perusahaan
Berdasarkan tabel 4.16, nilai t-statistik growth terhadap
nilai perusahaan adalah 4,854 dan nilai P-value 0,000.
Sehingga growth berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan dengan nilai original sample (O) atau koefisien
jalur sebesar -0,293 yang menunjukkan arah negatif signifikan.
Dari hasil tersebut, nilai t-statistik diketahui lebih besar dari t-
tabel 4,854>1,96. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
leverage berpengaruh signifikan tetapi arah negatif terhadap
nilai perusahaan, maka hipotesis diterima.
7) Uji hipotesis 7
Ha,7:Terdapat pengaruh Kinerja Saham terhadap Nilai
perusahaan
Berdasarkan tabel 4.16, nilai t-statistik kinerja saham
terhadap nilai perusahaan adalah 7,917 dan nilai P-value 0,000.
Sehingga growth berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan dengan nilai original sample (O) atau koefisien
145
jalur sebesar 0,629 yang menunjukkan arah positif signifikan.
Dari hasil tersebut, nilai t-statistik diketahui lebih besar dari t-
tabel 7,917>1,96. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kinerja saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, maka hipotesis diterima.
Adapun untuk mengetahui hubungan tidak langsung
antara variabel independen terhadap variabel dependen melalui
variabel mediasi (intervening). Menurut Baron dan Kenny
(1986) ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk
tercapainya mediasi. Pertama, variabel independen harus
signifikan mempengaruhi mediator, kedua, variabel independen
harus signifikan mempengaruhi dependen, dan ketika, variabel
mediator harus signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Comple mediation terjadi ketika variabel independen
mempengaruhi variabel dependen hanya melalui mediator
(Gelso dan Palma, 2011) sedangkan partial mediation terjadi
ketika variabel independen mempengaruhi variabel dependen
secara langsung atau juga bisa melalui mediator (Gelso dan
Palma, 2011). Adapun untuk mengetahui hubungan tidak
langsung antar variabel independen dengan variabel dependen
dapat dilihat dari hasil boostrapping pada tabel 4.17. specific
indirect effect di bawah ini:
146
Tabel 4.17
Nilai Specific Indirect Effect
Origina
l
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|)
P
Values
growth -
>
kinerja -
> nilai
0.143 0.149 0.071 2.018 0.044
leverage
->
kinerja -
> nilai
0.227 0.227 0.083 2.734 0.005
profita -
>
kinerja -
> nilai
0.080 0.087 0.056 1.414 0.157
Sumber: SmartPLS 3.00 (data diolah)
8) Uji hipotesis 8
Ha,8:Terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai
perusahaan dengan kinerja saham sebagai variabel intervening
Berdasarkan tabel 4.17, nilai t-statistik dari profitabilitas
terhadap nilai perusahaan melalui kinerja saham adalah 1,414
dan nilai P-value 0,157. Dari hasil tersebut diketahui nilai t-
statistik kurang dari t-tabel 1,414<1,96 dan nilai original
sample (O) atau koefisien jalur sebesar 0,080 yang
menunjukkan arah positif signifikan. Sehingga profitabilitas
tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan melalui
kinerja saham. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
dengan kinerja saham sebagai variabel intervening, maka
hipotesis ditolak.
147
9) Uji hipotesis 9
Ha,9:Pengaruh Leverage terhadap Nilai perusahaan dengan
kinerja saham sebagai variabel intervening
Berdasarkan tabel 4.17, nilai t-statistik dari leverage
terhadap nilai perusahaan melalui kinerja saham adalah 2,734
dan nilai P-value 0,005. Dari hasil tersebut diketahui nilai t-
statistik lebih besar dari t-tabel 2,734>1,96 dan nilai original
sample (O) atau koefisien jalur sebesar 0,227 yang
menunjukkan arah positif signifikan. Sehingga leverage
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan
melalui kinerja saham. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan
kinerja saham sebagai variabel intervening, maka hipotesis
diterima.
10) Uji hipotesis 10
Ha,10:Terdapat pengaruh Growth terhadap Nilai perusahaan
dengan kinerja saham sebagai variabel intervening
Berdasarkan tabel 4.17, nilai t-statistik dari growth
terhadap nilai perusahaan melalui kinerja saham adalah 2,018
dan nilai P-value 0,044. Dari hasil tersebut diketahui nilai t-
statistik kurang dari t-tabel 2,018<1,96 dan nilai original
sample (O) atau koefisien jalur sebesar 0,143 yang
menunjukkan arah positif signifikan. Sehingga growth
148
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan melalui
kinerja saham. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
growth berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kinerja
saham sebagai variabel intervening, maka hipotesis diterima.
C. Hasil pembahasan
1. Profitabilitas berpengaruh terhadap kinerja saham
Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa profitabilitas
dengan indikator ROA dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja saham dengan indikator harga saham dan return saham. Hal
tersebut dapat dinyatakan bahwa meskipun perusahaan telah
meningkatkan kinerja dalam efisiensi penggunaan modal sendiri untuk
memperoleh laba bersih yang menyebabkan meningkatnya presentase
profitabilitas, investor belum menjadikan profitabilitas sebagai salah
satu faktor dalam pengambilan keputusan investasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu,
Oroh dkk (2019), Lantari dan Widnyana (2018), Firmansyah (2017),
dan Ryadi dan Sujana (2014), yang menyimpulkan bahwa variabel
profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja saham
(harga saham/return saham) akan tetapi hasil penelitian ini bertolak
belakang dengan pendapat Brigham dan Houston (2010:2013), ROE
merupakan rasio yang paling penting karena pemegang saham pasti
menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi atas modal yang
149
mereka investasikan dan ROE menunjukkan tingkat yang mereka
peroleh.
Hasil berbeda dilakukan oleh Sutendi (2018), Aslinda prawita
(2018), Ratna Novita Sari (2017), I gusti Gunartha (2016), dan Mariani
et al (2016) dimana penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas
dapat mempengaruhi return saham karena tingkat profitabilitas yang
tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bagi
pemegang saham. Jika perusahaan dapat menghasilkan laba yang
tinggi maka permintaan akan saham meningkat dan selanjutnya
berdampak pada menaiknya harga saham perusahaan.
2. Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Penelitian ini mampu membuktikan bahwa profitabilitas dengan
indikator ROA dan ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan dengan indikator PBV. Nilai profitabilitas yang tinggi
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan juga meningkat, sehingga kemampuan perusahaan dalam
membagikan deviden kepada pemegang saham juga akan semakin
meningkat. Kegiatan ini akan menjadi informasi positif yang ditangkap
oleh investor sehingga dapat meningkatkan penilaian pasar terhadap
perusahaan. Jika profitabilitas meningkat maka diikuti dengan nilai
perusahaan yang meningkat.
Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Wulandari
(2019), Ayu (2018), Suryandani (2018), Lidya et al (2018), Maslukhah
150
(2017), Sari (2017), Martha et al (2018), dan Dewi dan Sudiartha
(2017), yang menyatakan profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian bahwa
profitabilitas akan memberikan dampak terhadap nilai perusahaan.
3. Leverage berpengaruh terhadap kinerja saham
Penelitian ini mampu membuktikan bahwa leverage dengan
dengan indikator DAR dan DER mampu memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja saham dengan indikator harga saham dan
return saham. Dengan memperbesar tingkat leverage berarti tingkat
resiko dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi, tetapi pada
saat yang bersamaan hal tersebut juga akan memperbesar jumlah
return yang akan diperoleh.
DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari
modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang dan modal
dalam upaya pengembangan perusahaan. Penggunaan hutang juga
akan meningkatkan laba bersih. Hal tersebut dapat terjadi karena
pelunasan bunga atas pinjaman dapat mengurangi beban biaya yang
semestinya dialokasikan untuk pembayaran pajak, dengan adanya
kegiatan tersebut maka dapat meningkatkan nilai EAT sehingga laba
perusahaan meningkat.
Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Lantari dan
Widyana (2018), Sutendi (2018), Lantari dan Widnyana (2018),
151
Adriansyah (2016), Mariani et al (2016), Purba (2016), Ardi Manuel
dan Lomboan (2014), yang menyatakan terdapat pengaruh leverage
terhadap harga saham dan atau return saham.
4. Leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage dengan
indikator DAR dan DER berpengaruh terhadap nilai perusahaan
dengan indikator PBV. Semakin tinggi leverage maka nilai perusahaan
akan meningkat. Hasil ini senada dengan teori yang dikemukakan
Modigliani dan Miller (1963) (dalam Husnan, 2006:269) yang
mengungkapkan bahwa apabila perusahaan dikenakan pajak
penghasilan maka penggunaan hutang merupakan keputusan yang
tepat diambil oleh perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Penggunaan leverage yang tepat menurut investor akan diapresiasi
dengan baiknya penilaian terhadap perusahaan.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Wulandari (2019), Martha
(2018), Suwardika dan Mustanda (2017), Danarji Nirmolo (2018),
Agus Suwardika (2017) yang menyatakan bahwa leverage
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
5. Growth terhadap kinerja saham
Penelitian ini mampu membuktikan bahwa growth dengan
indikator TGA dan TGS mampu memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja saham. Pertumbuhan yang meningkat
menunjukkan perusahaan memiliki perkembangan yang baik.
152
Pertumbuhan perusahaan menggambarkan prospek perkembangan
perusahaan dimasa yang akan datang. Pertumbuhan perusahaan
menggambarkan kinerja yang baik sehingga perusahaan dapat
melakukan perluasan usahanya. Semakin besar perluasan usaha
perusahaan. Pertumbuhan penjualan yang tinggi menggambarkan
pendapatan yang meningkat, sehingga laba bersih yang diperoleh
cenderung meningkat.
Hal ini sejalan dengan penelitian Tien (2018), Prawita (2018),
Suryandani (2018), Purba (2016) yang menyatakan pertumbuhan
perusahaan dapat mempengaruhi harga saham dan atau return saham.
6. Growth berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pertumbuhan
perusahaan berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap nilai
perusahaan. Perkembangan pada asset dan laba perusahaan yang tinggi
melambangkan perkembangan perusahan yang baik secara internal
maupun eksternal (Dewi dan Sudiartha, 2017). Tetapi semakin besar
pertumbuhan perusahaan maka semakin besar pula dana yang harus
tersedia untuk kegiatan perusahaan, baik sumber dana dari dalam
maupun luar perusahaan. Pada posisi ini perusahaan berada dalam
kondisi perkembangan yang banyak membutuhkan pendanaan,
sehingga laba yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan
153
akan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, hal ini akan
mengurangi laba yang akan diterima investor melalui pembagian
deviden. Tentu hal ini juga akan berdampak negatif terhadap nilai
perusahaan. Dengan ini jika pertumbuhan perusahaan meningkat maka
akan menurunkan nilai perusahaan.
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Suryandari (2018),
Suwardika dan Mustanda (2017) yang menyatakan pertumbuhan
perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
7. Kinerja saham berpengaruh terhadap Nilai perusahaan
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kinerja saham dengan
indikator harga saham dan return saham berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan dengan indikator PBV. Kinerja saham dapat
diartikan sebagai suatu tingkat keberhasilan yang dicapai perusahaan
dilihat dari pergerakan harga sahamnya, apabila baik maka harga
saham perusahaan akan meningkat dan begitupun sebaliknya (Fabozzi
dan Peterson, 2003). Secara teoritis, suatu perusahaan dikatakan
mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan baik. Nilai
perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Selain harga saham,
return saham juga memiliki peran yang signifikan dalam menentukan
nilai perusahaan, karena tujuan utama perusahaan adalah
meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran
154
pemilik atau para pemegang saham. Dengan hal ini maka kinerja
saham berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abidin
(2017) yang menyatakan terdapat pengaruh kinerja saham terhadap
nilai perusahaan.
8. Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan
kinerja saham sebagai variabel intervening
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak adanya pengaruh
tidak langsung antara profitabilitas dengan indikator ROA dan ROE
terhadap nilai perusahaan dengan indikator PBV melalui kinerja saham
dengan indikator harga saham dan return saham sebagai variabel
intervening. Dalam penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh
yang signifkan. Profitabilitas tidak menjadi acuan utama investor
dalam melihat potensi investasi. Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa
leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja
saham.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Vargo
yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dengan harga saham sebagai variabel intervening. Tetapi
hal ini bertentangan dengan penelitian terdahulu oleh Abidin (2017),
dan Sari dan Abundanti (2014) yang menyatakan bahwa perusahaan
yang mampu menghasilkan laba yang tinggi menunjukkan kinerja
perusahaan yang baik, sehingga dapat menghasilkan tanggapan yang
155
baik dari para investor yang berdampak pada semakin baik nilai
perusahaan.
9. Leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kinerja
saham sebagai variabel intervening
Hasil penelitian ini membuktinya bahwa adanya pengaruh tidak
langsung antara leverage dengan indikator DAR dan DER terhadap
nilai perusahaan dengan indikator PBV melalui kinerja saham dengan
indikator harga saham dan return saham. Perusahaan dapat
menggunakan hutang untuk memperoleh modal guna mendapatkan
keuntungan yang lebih tinggi. Dengan memperbesar tingkat leverage
berarti tingkat resiko dari return yang akan diperoleh akan semakin
tinggi, tetapi pada saat yang bersamaan hal tersebut juga akan
memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Penggunaan hutang
tersebut juga akan mendapatkan respon yang positif oleh pihak luar
dengan meningkatnya harga saham perusahaan.
Dengan meningkatnya return yang diterima oleh investor dan
peningkatan harga saham perusahaan, hal ini akan meningkatkan nilai
perusahaan di mata investor. Dengan kata lain, hutang merupakan
tanda atau sinyal positif untuk meningkatkan nilai perusahaan dimata
investor (Hanafi, 2012:316). Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa
leverage dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja
saham.
156
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Vargo
(2017) yang menyatakan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan dengan harga saham sebagai variabel
intervening.
10. Growth berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kinerja
saham sebagai variabel intervening
Hasil ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh tidak langsung
antara growth terhadap nilai perusahaan melalui kinerja saham.
Menurut Syardiana dkk (2015) pertumbuhan perusahaan akan
menghasilkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi karena
pertumbuhan memiliki aspek yang menguntungkan bagi pihak
investor. Pertumbuhan perusahaan dapat memberikan sinyal positif
yang diharapkan oleh pihak dalam maupun luar perusahaan. Menurut
Sriwardany (2006), dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu
perusahaan merupakan suatu tanda bahwa perusahaan memiliki aspek
menguntungkan, dan mereka mengharapkan rate of return (tingkat
pengembalian) dari investasi mereka, memberikan hasil yang lebih
baik (dalam Suryani,2015). Hasil yang baik dalam perkembangan
perusahaan, juga akan diapresiasi oleh pasar dengan meningkatnya
harga saham.
Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi
cenderung akan diminati sahamnya oleh para investor. Dengan
demikiran, bila tingkat pertumbuhan perusahaan meningkat dengan
157
hasil peningkatan pada tingkat pengembalian (return saham) dan harga
saham perusahaan. Hal ini akan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, dengan semakin meningkatnya nilai perusahaan di mata
investor. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa growth dapat
berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja saham.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan diantaranya
dilakukan oleh Prawita (2018), Suryandani (2018), dan Purba (2014)
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh growth terhadap kinerja
saham. Selain itu juga sejalan dengan penelitian diantaranya dilakukan
oleh Suryandari (2018), Suwardika dan Mustanda (2017), Suastini et al
(2016) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara growth
terhadap nilai perusahaaan.
158
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Profitabilitas, Leverage, Growth terhadap Nilai perusahaan dengan Kinerja
saham sebagai variabel Intervening. Sampel penelitian ini adalah 16
perusahaan sektor property, real estate, and building construction yang
terdaftar di BEI periode 2014 sampai 2018 yang telah memenuhi syarat
kriteria penelitian. Data yang diteliti sebanyak 80 data perusahaan selama
5 tahun dengan melihat laporan keuangan tahunan dan annual report.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang terdapat pada
BAB IV, dan dengan menggunakan SmartPLS 3.00, menunjukkan bahwa
sebagian besar dari hipotesis adalah diterima, atau dengan kata lain
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan variabel
dependen, dan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dan variabel dependen melalui variabel intervening.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis adalah:
1. Hasil penelitian menyatakan bahwa profitabilitas dengan indikator
Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh
terhadap kinerja saham dengan indikator harga saham dan return
saham. Dari hasil pengolahan diketahui bahwa nilai t-statistik
profitabilitas terhadap kinerja saham adalah 1,409<1,96 dan nilai P-
value 0,159>0,05. Dengan demikiran hasil ini menunjukkan Ha,1
159
ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh
profitabilitas terhadap kinerja saham.
2. Hasil penelitian menyatakan bahwa profitabilitas dengan indikator
Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan dengan indikator Price to Book
Value (PBV). Dari hasil pengolahan diketahui bahwa nilai t-statistik
profitabilitas terhadap nilai perusahaan adalah 6,125>1,96 dan nilai P-
value 0,000<0,05. Dengan demikiran hasil ini menunjukkan Ha,2
diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan.
3. Hasil penelitian menyatakan bahwa leverage dengan indikator Debt to
Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
signifikan terhadap kinerja saham dengan indikator harga saham dan
return saham. Dari hasil pengolahan diketahui bahwa nilai t-statistik
profitabilitas terhadap kinerja saham adalah 3,114>1,96 dan nilai P-
value 0,002<0,05. Dengan demikiran hasil ini menunjukkan Ha,3
diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh leverage
terhadap kinerja saham.
4. Hasil penelitian menyatakan bahwa leverage dengan indikator Debt to
Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan dengan indikator Price to Book
Value (PBV). Dari hasil pengolahan diketahui bahwa nilai t-statistik
profitabilitas terhadap nilai perusahaan adalah 1,965>1,96 dan nilai P-
160
value 0,05≤0,05. Dengan demikiran hasil ini menunjukkan Ha,4
diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh leverage
terhadap nilai perusahaan.
5. Hasil penelitian menyatakan bahwa growth dengan indikator Total
Growth Asset (TGA) dan Total Growth Sales (TGS) berpengaruh
signifikan terhadap kinerja saham dengan indikator harga saham dan
return saham. Dari hasil pengolahan diketahui bahwa nilai t-statistik
profitabilitas terhadap kinerja saham adalah 2,124>1,96 dan nilai P-
value 0,034<0,05. Dengan demikiran hasil ini menunjukkan Ha,5
diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh growth
terhadap kinerja saham.
6. Hasil penelitian menyatakan bahwa growth dengan indikator Total
Growth Asset (TGA) dan Total Growth Sales (TGS) berpengaruh
signifikan tetapi negatif terhadap nilai perusahaan dengan indikator
Price to Book Value (PBV). Dari hasil pengolahan diketahui bahwa
nilai t-statistik profitabilitas terhadap nilai perusahaan adalah
2,124>1,96 dan nilai P-value 0,034<0,05 dengan koefisien jalur -
0,293. Dengan demikiran hasil ini menunjukkan Ha,6 diterima sehingga
dapat disimpulkan terdapat pengaruh growth terhadap nilai
perusahaan.
7. Hasil penelitian menyatakan bahwa kinerja saham dengan indikator
harga saham dan return saham berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan dengan indikator Price to Book Value (PBV). Dari hasil
161
pengolahan diketahui bahwa nilai t-statistik profitabilitas terhadap nilai
perusahaan adalah 7,917>1,96 dan nilai P-value 0,000<0,05. Dengan
demikiran hasil ini menunjukkan Ha,7 diterima sehingga dapat
disimpulkan terdapat pengaruh kinerja saham terhadap nilai
perusahaan.
8. Hasil penelitian menyatakan bahwa profitabilitas dengan indikator
Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan dengan indikator Price to Book
Value (PBV) dengan kinerja saham dengan indikator harga saham dan
return saham sebagai variabel intervening. Dari hasil pengolahan
diketahui bahwa nilai t-statistik adalah 1,414<1,96 dan nilai P-value
0,157<0,05. Dengan demikiran hasil ini menunjukkan Ha,8 ditolak
sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antara
profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kinerja saham sebagai
variabel intervening.
9. Hasil penelitian menyatakan bahwa leverage dengan indikator Debt to
Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan dengan indikator Price to Book
Value (PBV) dengan kinerja saham dengan indikator harga saham dan
return saham sebagai variabel intervening. Dari hasil pengolahan
diketahui bahwa nilai t-statistik adalah 2,734>1,96 dan nilai P-value
0,005<0,05. Dengan demikiran hasil ini menunjukkan Ha,9 diterima
sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara leverage
162
terhadap nilai perusahaan dengan kinerja saham sebagai variabel
intervening.
10. Hasil penelitian menyatakan bahwa growth dengan indikator Total
Growth Asset (TGA) dan Total Growth Sales (TGS) berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan dengan indikator Price to Book
Value (PBV) dengan kinerja saham dengan indikator harga saham dan
return saham sebagai variabel intervening. Dari hasil pengolahan
diketahui bahwa nilai t-statistik adalah 2,018>1,96 dan nilai P-value
0,044<0,05. Dengan demikiran hasil ini menunjukkan Ha,10 diterima
sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara growth terhadap
nilai perusahaan dengan kinerja saham sebagai variabel intervening.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan,
maka penulis dapat memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar
memperoleh penelitian yang lebih baik lagi kedepannya, di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan tambahan variabel
yang lebih luas dan diperbanyak dalam suatu penelitian, yang
kemungkinan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan dan kinerja
saham atau menggunakan variabel lain untuk mewakili profitabilitas,
leverage, dan growth sehingga terbentuk suatu model penelitian yang
terbukti lebih baik dalam mempengaruhi nilai perusahaan dan kinerja
163
saham. Selain itu, penelitian selanjutnya juga dapat menambahkan atau
mengganti indikator variabel nilai perusahaan dan kinerja saham.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan topik penelitian serupa,
disarankan untuk mengembangkan model penelitian dengan
menggunakan objek yang lebih luas dan teori –teori yang baru untuk
memaksimalkan penelitian yang telah dibuat.
3. Bagi pihak investor disarankan untuk melakukan pengamatan dengan
cermat dan mempertimbangkan saham perusahaan yang akan dibeli
karena dengan adanya investor pasti perusahaan menginginkan
prospek yang lebih baik bagi perusahaannya di masa mendatang.
164
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, W., & Hartono, J. (2015). Patial Least Square (PLS) Alternatif Structural
Equation Modeling (SEM) Dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Adriansyah, F. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Deviden, dan Solvabilitas
terhadap Return saham pada Perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45
Tahun 2011-2015.
Ahmad, K. (2004). Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portfolio. Jakarta: Rineka
Cipta.
Alwi, Z. I. (2003). Pasar Modal : Teori dan Aplikasi Edisi Pertama. Jakarta: Internusa.
Ang, r. (1997). Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Anoraga, P. (2001). Pengaruh Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Anoraga, P., & Pakarti, P. (2006). Pengantar Pasar Modal. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Antara, M., & Lestari, P. I. (2008). Faktor - faktor yang mempengaruhi Kinerja Saham
Perusahaan Agribisnis di BEJ: Pendekatan Structural Equation Modelling. Jurnal
sosial Ekonomi Pertanian, Vol 8.
Astuti, D. (2004). Manajemen Keuangan Perusahaan, Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Baron, R. M., & Kenny, D. A. (1986). The Mediator Variable Distinction in Sosial
Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations.
Journal of Personalitu Social Psychologu, 31(6): 1173-1182.
Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2019). Dasar - Dasar Investasi. Jakarta: Salemba
Empat.
Brigham, E. F., & Ehrhardt, M. C. (2005). Financial Management Theory and Practice
11 Edition. Ohio: South Western.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2006). Dasar - dasar Manajemen Keuangan, (Ed 10).
Jakarta: Salemba Empat.
165
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2010). Dasar - dasar Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Brigham, E. F., & Weston, J. F. (1991). Dasar - dasar Manajemen Keuangan Jilid 2
Edisi Ketujuh. Bandung: Erlangga.
Burhanudin. (2018). Pengaruh modal intelektual, keputusan pendanaan, dan keputusan
investasi terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel
intervening (Studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII) Periode 2013-2016).
Chin, W. W. (1998). The Partial Least Square Approach to Structural Equation
Modelling. Modern Methods For Business Research, 22(1): 295-336.
Cornelis, D., & Setiadi, H. (2018). Bisnis dan Investasi Properti Indonesia. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Darmadji, Tjiptono, & Fakhrudin, H. M. (2006). Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan
tanya jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Dewi, D. I., & Sudiartha. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan
Pertumbuhan Aset terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. E-Jurnal
Manajemen Unud.
Diaz, N. Z. (2017). Analisis faktor yang mempengaruhi kinerja saham jangka pendek
perusahaan IPO yang listing di BEI menggunakan model biner.
Erviana, C. P., & Lako, A. (2018). Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja harga
saham dengan CSR sebagai variabel pemoderasi.
Fabozzi, F. F., & Drake, P. P. (2010). The Basics of Finance an Introduction to Financial
Markets, Business Finance, and Portfolio Management. New Jersey: John Wiley
and Sons, Inc.
Fabozzi, F. J., & Peterson, P. P. (2003). Financial Management & Analysis second
edition. New Jersey: Wiley Finance.
166
Firmansyah. (2017). Pengaruh pertumbuhan perusahaan, Total Asset Turnover (TATO),
Return on Investment (ROI), Earning per share (EPS) terhadap harga saham
(studi perusahaan manufaktur di BEI).
Gelso, C. J., & Palma, B. (2011). Directions for Research on Self Disclosure and
Immediacy: Moderation, Mediation, and the Inverted. Department of Psychology,
University of Maryland, Collage Park, 48(4): 342-348.
Ghozali, I. (2006). Structural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial Least
Square (PLS). Semarang: UNDIP.
Ghozali, I. (2015). Structural Equation Modelling (Edisi II). Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Gumanti, T. A. (2011). Manajemen Investasi Konsep, Teori, dan Aplikasi. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Hanafi, M. M. (2004). Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua.
Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada.
Hanafi, Mamduh, & Halim. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Harahap, S. S. (2009). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Harahap, S. S. (2016). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan cet 13. Jakarta: Rajawali
Pers.
Harmono. (2014). Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan
Teori, Kasus dan Riset Bisnis, Cetakan ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.
hartono, J. (2007). Teori Portfolio dan Analisis Investasi, Edisi kelima. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.
Harwinda, T. (2015). Pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2011.
Helfert, E. (1997). Teknik Analisis Keuangan. Jakarta: Erlangga.
167
Helfert, E. A. (2001). Financial Analysis: Tools and Techniques a Guide for Managers.
New York: Mcgraw-Hill.
Hery. (2015). Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: PT Grasindo.
Hery. (2016). Financial Ratio for Business; Analisis Keuangan untuk Menilai Kondisi
Finansial dan Kinerja Keuangan. Jakarta: PT.Grasindo.
Horne, J. C., & Wachowicz, J. M. (2005). Prinsip - prinsip Manajemen Keuangan, Buku
satu, Edisi Kedua Belas. Jakarta: Salemba Empat.
Horne, J. V. (2002). Financial Management and Policy. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Horne, J. V., & Wachowicz, J. M. (2008). Fundamentals of Financial Management.
Harlow: Pearson Education Limited.
Husnan, S. (2009). Dasar - dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Ed keempat.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Husnan, S., & Pudjiastuti, E. (2006). Dasar - dasar manajemen keuangan, edisi 5.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Husnan, S., & Pudjiastuti, E. (2004). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.
Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan. Depok: Rajawali Pers.
Kodrat, D. S., & Indonanjaya, K. (2010). Manajemen Investasi: Pendekatan Teknikal dan
Fundamental untuk Analisis Saham. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kusumajaya, D. O. (2011). pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI.
Disertasi Denpasar Udayana.
Lako, A. (2004). Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi Isu Teori dan Solusi.
yogyakarta: Amara Books.
168
Lantari, & Widnyana. (2018). Pengaruh profitabilitas, solvabulitas, likuiditas, dan nilai
perusahaan terhadap return saham perusahaan yang terindeks LQ45 pada BEI.
Latan, Hengky, & Ghozali, I. (2012). Partial Least Square: Konsep, Teknik, dan Aplikasi
Menggunakan Program SmartPLS 2.0 M3. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Lomboan, A. M. (2014). Pengaruh profitabilitas, leverage, growth, size terhadap harga
saham dengan pengungkapan tanggung jawab sosial sebagai variabel intervening
pada perusahaan yang terdaftar di BEI.
Machfoedz, M. (2007). Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Mariani, N. l., & et, a. (2016). Pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap return
saham.
Martha, L., Sogiroh, N. U., Magdalena, M., Susanti, F., & Syafitri, Y. (2018).
Profitabilitas dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan.
Maslukhah, L. (2017). Pengaruh Kebijakan hutang dan kebijakan deviden terhadap nilai
perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi.
Moeljadi. (2006). Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Malang:
Bayumedia Publishing.
Natarsyah, S. (2000). Analisis pengaruh beberapa faktor fundamental dan risiko
sistematik terhadap harga saham.
Nirmolo, D., & Widjajanti, K. (2018). Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi harga
saham dengan nilai perusahaan sebagai variabel intervening.
Nurkharomi, L. M. (2017). Pengaruh pertumbuhan dan agency cost terhadap return
saham.
oroh, M. M., Rate, P. V., & Kojo, C. (2019). Pengaruh profitabilitas dan leverage
terhadap return saham pada sektor pertanian di BEI periode 2013-2017.
Paramita, M. A., & Candradewi, M. R. (2018). Pengaruh pertumbuhan perusahaan dan
profitabilitas terhadap struktur modal dan nilai perusahaan.
169
Peterson, P. P., Fabozzi, F. J., & Habegger, W. D. (2004). Financial Management and
Analysis Workbook. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Prabandari, W. (2012). Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Saham sebelum dan
sesudah Seasons Equity Offerings.
Prawita, A. (2018). Pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan
perusahaan terhadap return saham pada perusahaan sektor property dan real
estate.
Purba, D. H. (2016). Pengaruh pertumbuhan perusahaan dan kebijakan struktur modal
terhadap perubahan harga saham pada perusahaan property dan real estate di BEI.
Putra, I. G. (2016). Pengaruh Profitabilitas, leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan
terhadap return saham Perusahaan Farmasi di BEI.
Rusdin. (2008). Pasar Modal : Teori, Masalah dan Kebijakan dalam Praktik. Bandung:
Alfabeta.
Ryadi, & Sujana. (2014). Pengaruh PER, Profitabilitas, dan Nilai perusahaan terhadap
Return saham Indeks LQ45.
Safrida, E. (2008). Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia).
Samsuar, T., & Akramunnas. (2017). Pengaruh Faktor Fundamental dan Teknikal
Terhadap Harga saham Industri Perhotelan yang Terdaftar di BEI. Jurnal
Ekonomi, Keuangan, dan Perbankan Syariah vol 1.
Sari, P. P., & Abudanti, N. (2013). Pengaruh pertumbuhan perusahaan dan leverage
terhadap profitabilitas dan Nilai perusahaan.
Sari, R. N. (2017). Pengaruh profitabilitas dan kebijakan deviden terhadap return saham
perusahaan manufaktur dengan nilai perusahaan sebagai variabel intervening
periode 2010-2014.
Sartono. (2014). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.
Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
170
Simanullang, P. F. (2013). Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Saham Sebelum dan
Sesudah Right Issue.
Sriwardany. (2006). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebiakan Struktural
Modal dan Dampaknya terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan
Manufaktur Tbk. Tesis Universitas Sumatera Utara.
Suastini, N. M., Purwabangsa, I. A., & Rahyuda, H. (2016). Pengaruh kepemilikan
manajerial dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur di BEI (Struktur modal sebagai variabel moderasi).
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(MixedMethods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (Metode Penelitian Bisnis). 2009. Bandung: Alfabeta.
Sunariyah. (2010). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UMP AMP
YKPN.
Suryandani, A. (2018). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan
Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Property
dan Real Estate.
Suryani, M. V. (2015). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Modal terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang terdaftar
pada BEI tahun 2010-2013.
Susanto, E. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. Jurnal STIE
Semarang.
Sutendi, T. K. (2018). Pengaruh Pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas terhadap
harga saham dengan kebijakan deviden sebagai variabel moderasi pada Emiten
LQ 45 di BEI tahun 2013-2016.
Suwardika, I. A., & Mustanda, I. k. (2017). Pengaruh leverage, ukuran perusahaan,
pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan properti.
171
Syardiana, Gita, Rodoni, A., & Zuwesti, E. P. (2015). Pengaruh Investment Opportunity
Set, Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, dan Return on Assets terhadap
nilai perusahaan. Akuntabilitas, 8(1): 39-46.
Tandelilin, & Eduardus. (2010). Portfolio dan Investasi; Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio. Yogyakarta: BPFE.
Tjondro, D., & Wilopo, R. (2011). Pengaruh GCG Terhadap Profitabilitas dan Kinerja
Saham Perusahaan Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indoneisa. Journal of
Business and Banking, 1-14.
Ulupui, I. K. (2007). Analisis pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan
profitabilitas terhadap return saham (Studi pada perusahaan makanan dan
minuman dengan kategori industri barang konsumsi di BEJ).
V.P, J. H. (2014). Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan perusahaan terhadap harga
saham (Studi kasus sektor aneka industri sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI).
Wahyudi, S. T. (2017). Statistika Ekonomi dan Penerapan. malang: UB Press.
Weston, J. F., & Copeland, E. T. (2014). Manajemen Keuangan Edisi 9. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Weston, J. F., & Copeland, T. E. (1988). Financial Theory and Corporate Policy. New
York: Addison-Wesley Publishing Company.
Wiagustini, N. P. (2010). Dasar - dasar Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana
University Press.
Wulandari, A. (2019). Pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap nilai perusahaan
dengan CSR dan kebijakan deviden sebagai variabel pemoderasi.
Yamin, S., & Kurniawan, H. (2011). Partial Least Square Path Modelling. Jakarta:
Salemba Infotek Publisher.
172
LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Penelitian
No Perusahaan Tahun Harga
saham
Return
saham PBV ROA ROE DAR DER TGA TGS
1 ACST 2014 3552.57 0.872 2.74 0.07 0.16 0.56 1.28 0.135 0.332
2015 2880.21 -0.189 2.17 0.02 0.06 0.66 1.90 0.309 0.004
2016 2820.00 -0.021 1.41 0.02 0.05 0.63 1.69 0.816 0.32
2017 2460.00 -0.128 1.20 0.03 0.11 0.73 2.69 0.515 0.69
2018 1555.00 -0.368 0.76 0.002 0.01 0.50 3.16 0.684 0.23
2 ADHI 2014 2953.00 1.305 6.41 0.03 0.20 0.56 3.55 0.076 -0.12
2015 2140.00 -0.275 1.48 0.03 0.09 0.69 2.25 0.603 0.09
2016 2080.00 -0.028 1.36 0.02 0.06 0.73 2.68 0.199 0.18
2017 1885.00 -0.094 1.14 0.02 0.09 0.79 3.83 0.410 0.37
2018 1585.00 -0.159 0.90 0.02 0.10 0.79 3.79 0.063 0.03
3 ASRI 2014 497.00 0.156 1.53 0.06 0.17 0.62 1.66 0.173 -0.01
2015 323.00 -0.350 0.96 0.04 0.10 0.65 1.83 0.105 -0.23
2016 332.00 0.028 0.91 0.03 0.07 0.64 1.81 0.079 -0.02
2017 336.00 0.012 0.77 0.07 0.16 0.59 1.42 0.027 0.44
2018 308.00 -0.083 0.63 0.05 0.10 0.54 1.19 0.008 0.01
4 BEST 2014 730.00 0.640 2.47 0.11 0.14 0.22 0.28 0.087 -0.37
2015 294.00 -0.597 0.93 0.05 0.07 0.34 0.52 0.268 -0.18
2016 254.00 -0.136 0.72 0.06 0.10 0.35 0.54 0.124 0.20
2017 250.00 -0.016 0.63 0.08 0.13 0.33 0.49 0.099 0.22
2018 208.00 -0.168 0.48 0.07 0.10 0.34 0.51 0.100 -0.04
5 BSDE 2014 1805.00 0.399 1.77 0.13 0.19 0.34 0.52 0.246 -0.03
2015 1800.00 -0.003 1.55 0.07 0.11 0.39 0.63 0.280 0.11
2016 1775.00 -0.014 1.40 0.05 0.08 0.36 0.57 0.063 0.05
2017 1700.00 -0.042 1.12 0.11 0.18 0.36 0.57 0.200 0.59
2018 1255.00 -0.262 0.80 0.03 0.06 0.42 0.72 0.134 -0.36
6 CTRA 2014 1228.97 0.667 1.63 0.08 0.16 0.51 1.04 0.158 0.25
2015 1451.04 0.181 1.70 0.07 0.13 0.50 1.01 0.128 0.19
2016 1335.00 -0.080 1.44 0.04 0.08 0.51 1.03 0.107 -0.10
2017 1185.00 -0.112 1.42 0.03 0.07 0.51 1.05 0.091 -0.04
2018 1010.00 -0.148 1.13 0.04 0.08 0.51 1.06 0.081 0.19
173
No Perusahaan Tahun Harga
saham
Return
saham PBV ROA ROE DAR DER TGA TGS
7 DILD 2014 650.00 1.063 1.51 0.05 0.10 0.50 1.02 0.197 0.21
2015 489.00 -0.248 1.06 0.04 0.09 0.54 1.16 0.142 0.20
2016 500.00 0.022 1.02 0.03 0.06 0.57 1.34 0.151 0.03
2017 350.00 -0.300 0.57 0.02 0.04 0.52 1.08 0.106 -0.03
2018 308.00 -0.120 0.49 0.01 0.03 0.54 1.18 0.085 0.16
8 JRPT 2014 1040.00 0.300 4.02 0.11 0.21 0.48 0.92 0.085 0.47
2015 745.00 -0.284 2.91 0.11 0.25 0.55 1.20 0.134 0.11
2016 875.00 0.174 3.29 0.12 0.28 0.58 1.37 0.120 0.11
2017 900.00 0.029 3.50 0.12 0.32 0.63 1.71 0.116 0.01
2018 740.00 -0.178 2.64 0.10 0.27 0.63 1.74 0.113 -0.03
9 LPKR 2014 809.44 0.121 1.06 0.08 0.18 0.53 1.14 0.206 0.75
2015 821.34 0.015 1.00 0.02 0.05 0.54 1.18 0.094 -0.15
2016 755.00 -0.081 0.79 0.03 0.06 0.52 1.07 0.103 0.06
2017 547.56 -0.275 0.42 0.02 0.03 0.47 0.90 0.245 0.00
2018 201.57 -0.632 0.14 0.03 0.05 0.43 0.75 0.001 0.18
10 PTPP 2014 3398.00 2.082 3.95 0.03 0.10 0.70 2.29 0.414 0.07
2015 3683.00 0.084 4.45 0.04 0.16 0.73 2.73 0.090 0.14
2016 3810.00 0.034 2.19 0.04 0.11 0.65 1.90 0.630 0.16
2017 2640.00 -0.307 1.17 0.04 0.12 0.66 1.97 0.331 0.31
2018 1805.00 -0.316 0.69 0.04 0.12 0.69 2.22 0.265 0.17
11 PWON 2014 515.00 0.907 2.67 0.13 0.24 0.51 0.92 0.804 0.28
2015 496.00 -0.037 2.53 0.07 0.15 0.50 0.99 0.120 0.19
2016 565.00 0.139 2.47 0.09 0.16 0.47 0.88 0.101 0.05
2017 685.00 0.212 2.58 0.09 0.16 0.45 0.83 0.130 0.19
2018 620.00 -0.095 1.95 0.11 0.18 0.39 0.63 0.071 0.23
12 SMRA 2014 1520.00 0.949 3.42 0.09 0.22 0.60 1.47 0.162 0.30
2015 1650.00 0.086 3.16 0.06 0.14 0.60 1.49 0.182 0.05
2016 1325.00 -0.197 2.34 0.03 0.07 0.61 1.55 0.109 -0.04
2017 945.00 -0.287 1.63 0.02 0.06 0.61 1.59 0.041 0.04
2018 765.00 -0.190 1.22 0.03 0.08 0.61 1.57 0.076 0.00
13 SSIA 2014 1070.00 0.911 1.67 0.09 0.17 0.50 0.99 0.031 -0.03
2015 715.00 -0.332 1.01 0.06 0.11 0.48 0.94 0.079 0.09
2016 434.00 -0.393 0.61 0.01 0.03 0.53 1.15 0.113 -0.22
2017 515.00 0.187 0.54 0.01 0.03 0.49 0.98 0.230 -0.14
2018 500.00 -0.029 0.51 0.01 0.02 0.47 0.88
-
0.028 0.12
174
No Perusahaan Tahun Harga
saham
Return
saham PBV ROA ROE DAR DER TGA TGS
14 TOTL 2014 1120.00 1.240 4.97 0.07 0.21 0.69 2.23 0.116 0.04
2015 615.00 -0.451 2.42 0.07 0.22 0.70 2.29 0.146 -0.05
2016 765.00 0.244 2.77 0.07 0.23 0.68 2.13 0.037 0.05
2017 660.00 -0.137 2.23 0.07 0.23 0.69 2.24 0.099 0.23
2018 550.00 -0.167 1.78 0.06 0.19 0.68 2.15 0.023 -0.05
15 WIKA 2014 3408.00 1.329 4.26 0.05 0.15 0.69 2.25 0.267 0.05
2015 2445.00 -0.283 2.74 0.04 0.14 0.72 2.58 0.232 0.09
2016 2360.00 -0.035 1.23 0.04 0.09 0.59 1.46 0.594 0.15
2017 1550.00 -0.343 0.95 0.03 0.09 0.68 2.12 0.457 0.67
2018 1655.00 0.068 0.86 0.04 0.12 0.71 2.44 0.297 0.19
16 WSKT 2014 1433.00 2.630 3.36 0.02 0.12 0.83 4.75 0.205 0.06
2015 1670.00 0.165 2.34 0.03 0.11 0.68 2.12 0.271 0.38
2016 2550.00 0.527 2.06 0.03 0.11 0.73 2.66 1.027 0.68
2017 2210.00 -0.133 1.32 0.04 0.18 0.77 3.30 0.594 0.90
2018 1680.00 -0.240 0.79 0.04 0.16 0.77 3.31 0.271 0.08
Lampiran 2
Model Penelitian
175
Lampiran 3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Harga
saham
Return
saham PBV ROA ROE DAR DER TGA TGS
Mean 1300.58 0.11 1.79 0.05 0.13 0.57 1.61 0.21 0.13
Median 1025.00 -0.04 1.43 0.04 0.11 0.57 1.39 0.13 0.09
Maximum 3810.00 2.63 6.41 0.13 0.32 0.83 4.75 1.03 0.90
Minimum 201.57 -0.63 0.14 0.00 0.01 0.22 0.28
-
0.03
-
0.37
Std. Dev 932.59 0.56 1.19 0.03 0.07 0.13 0.90 0.20 0.23
Lampiran 4
Nilai Outer loading indikator
growth Kinerja leverage Nilai Profita
DAR 0.959
DER 0.972
TGA 0.943
TGS 0.727
Harga
saham 0.820
PBV 1.000
ROA 0.917
Return
saham 0.794
Roe 0.975
Lampiran 5
Nilai Average Variance Extracted (AVE)
Average Variance Extracted (AVE)
Growth 0.709
Kinerja 0.651
Leverage 0.932
Nilai 1.000
Profita 0.896
176
Lampiran 6
Nilai Discriminant validity (cross loading) indikator
growth Kinerja leverage nilai profita
DAR 0.325 0.368 0.959 0.245 -0.065
DER 0.329 0.452 0.972 0.291 -0.067
TGA 0.943 0.366 0.325 -0.018 -0.088
TGS 0.727 0.174 0.233 -0.045 0.157
Harga
saham 0.486 0.820 0.477 0.419 -0.062
PBV -0.031 0.637 0.280 1.000 0.542
ROA -0.084 -0.032 -0.410 0.357 0.917
Return
saham 0.063 0.794 0.208 0.615 0.231
Roe 0.032 0.165 0.124 0.607 0.975
Lampiran 7
Nilai cornbach alpha dan composite reliability
Cronbach's Alpha Composite Reliability
growth 0.627 0.827
kinerja 0.465 0.789
leverage 0.928 0.965
Nilai 1.000 1.000
profita 0.892 0.945
Lampiran 8
Nilai R-Square
R Square R Square Adjusted
kinerja 0.236 0.205
nilai 0.727 0.713
177
Lampiran 9
Nilai Path coefficient
Original Sample (O) Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|) P Values
growth -> kinerja 0.227 0.240 0.107 2.124 0.034
growth -> nilai -0.293 -0.291 0.060 4.854 0.000
kinerja -> nilai 0.629 0.627 0.080 7.917 0.000
leverage -> kinerja 0.361 0.352 0.116 3.114 0.002
leverage -> nilai 0.142 0.151 0.072 1.965 0.050
profitabilitas ->
kinerja 0.126 0.146 0.090 1.409 0.159
profitabilitas -> nilai 0.487 0.488 0.079 6.125 0.000
Lampiran 10
Nilai Specific Indirect Effect
Original Sample (O) Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|) P Values
growth -> kinerja ->
nilai 0.143 0.149 0.071 2.018 0.044
leverage -> kinerja ->
nilai 0.227 0.227 0.083 2.734 0.005
Profitabilitas ->
kinerja -> nilai 0.080 0.087 0.056 1.414 0.157
Recommended