View
229
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
PENGEMBANGAN MODEL ANDRAGOGI UNTUK
MENINGKATKAN PARTISIPASI JAMAAH MAJELIS
TAKLIM NURUL HUDA PUTRI
DI DUSUN SEMOYA TEGALTIRTO BERBAH SLEMAN
Oleh:
Endah Yuli Astanti
NIM: 1220410046
TESIS
Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam
Program Studi Pendidikan Islam
Konsentrasi Pendidikan Agama Islam
YOGYAKARTA
2016
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Endah Yuli Astanti, S.Ag
NIM : 122.041.0046
Jenjang : Magister
Program Studi : Pendidikan Islam
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalahhasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagianyang dirujuk sumbernya.
Yogyakarta, 20 Agustus 2016
Saya yang menyatakan,
Endah Yuli Astanti, S.Ag
NIM: 12.204.100.46
ii
iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Endah Yuli Astanti, S.Ag
NIM : 12.204.100.46
Jenjang : Magister
Program Studi : Pendidikan Islam
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan benarbenar bebas dari
plagiasi. Jika di kemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya siap
ditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Yogyakarta, 20 Agustus 2016
Saya yang menyatakan,
Endah Yuli Astanti, S.Ag
NIM: 12.204.100.46
iii
iv
PENGESAHAN
Judul : Pengembangan Model Andragogi untuk Meningkatkan
Partisipasi Jamaah Majelis Taklim Nurul Huda Putri
di Dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman
Nama : Endah Yuli Astanti, S.Ag
NIM : 12.204.100.46
Program Studi : Pendidikan Islam
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
Tanggal Ujian : 18 Agustus 2016
telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister
Pendidikan Islam
Yogyakarta, 20 Agustus 2016
Direktur
Prof. Noorhaidi, MA., M.Phil., Ph.D.
NIP: 19711207 199503 1 002
iv
v
PERSETUJUAN TIM PENGUJI
UJIAN TESIS
Tesis Judul : Pengembangan Model Andragogi untuk Meningkatkan
Partisipasi Jamaah Majelis Taklim Nurul Huda Putri
di Dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman
Nama : Endah Yuli Astanti, S.Ag
NIM : 122.041.0046
Program Studi : Pendidikan Islam
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
telah disetujui tim penguji ujian munaqosah
Ketua/Penguji : Dr. Nina Mariani Noor, MA ( )
Pembimbing/Penguji : Dr. Sabarudin, M.Si ( )
Anggota Penguji : Dr. Sangkot Sirait, M.Ag ( )
Diuji di Yogyakarta pada tanggal 18 Agustus 2016
Waktu : 10.00 s.d 11.00
Hasil/ Nilai : 3,54
Predikat : Sangat Memuaskan
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Yogyakarta, 20 Agustus 2016
Pembimbing,
Dr. Sabarudin, M.Si.
NIP. 196804051994031003
v
vi
NOTA DINAS PEMBIMBING
Kepada Yth.,
Direktur Program
Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan tesis yang
berjudul:
PENGEMBANGAN MODEL ANDRAGOGI UNTUK MENINGKATKAN
PARTISIPASI JAMAAH MAJELIS TAKLIM NURUL HUDA PUTRI DI
DUSUN SEMOYA TEGALTIRTO BERBAH SLEMAN
Yang ditulis oleh :
Nama : Endah Yuli Astanti, S.Ag
NIM : 12.204.100.46
Jenjang : Magister (S2)
Program Studi : Pendidikan Islam
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar
Magister Pendidikan Islam.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Yogyakarta, 20 Agustus 2016
Pembimbing,
Dr. Sabarudin, M.Si.
NIP. 196804051994031003
vi
vii
ABSTRAK
Endah Yuli Astanti, “PENGEMBANGAN MODEL ANDRAGOGI UNTUK
MENINGKATKAN PARTISIPASI JAMAAH MAJELIS TAKLIM NURUL
HUDA PUTRI DI DUSUN SEMOYA TEGALTIRTO BERBAH SLEMAN”.
Tesis, Program Studi Pendidikan Islam, Konsentrasi Pendidikan Agama Islam,
Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Pembimbing Dr.
Sabarudin, M.Si.
Latar belakang penelitian ini adalah sebab kurangnya partisipasi jamaah
majelis Taklim Nurul Huda Putri dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman yang
memiliki potensi vital di daerah ini untuk menentukan kebijakan keagamaan. Dan
lagi sampai saat ini majelis Taklim tidak hanya tumbuh di Jawa namun sudah
menembus seluruh wilayah Indonesia, dari pelosok desa sampai daerah perkotaan.
Karena peserta majelis Taklim adalah orang-orang dewasa, maka dalam penelitian
ini akan dikembangkan model pembelajaran orang dewasa (andragogi). Maka
masalah yang aka digali adalah: Pertama, bagaimana penelitian dan
pengembangan konsep andragogi yang dilaksanakan di majelis Taklim Nurul
Huda Putri di dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman; dan kedua, apakah
konsep andragogi yang dilaksanakan dapat meningkatkan partisipasi jamaah
majelis Taklim Nurul Huda Putri di dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman.
Tujuan dari penelitian ini adalah; untuk mengetahui pengembangan konsep
andragogi di majelis Taklim Nurul Huda Putri dusun Semoya Tegaltirto Berbah
Sleman.; dan untuk mengetahui peningkatan partisipasi jamaah majelis Taklim
Nurul Huda Putri di dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman. Dari tujuan
tersebut diperoleh manfaat yang secara akademik; menemukan dan
mengembangkan konsep andragogi sebagai salah satu model pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Majelis Taklim; kemudian mengetahui metode yang
tepat dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk masyarakat luas
khususnya ibu-ibu, dan menginspirasi mahasiswa untuk lebih berani dalam
melakukan penelitian dan pengembangan model pembelajaran. Penelitian ini
menggunakan metode Research and Development (R & D), yaitu metode
penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa penerapan prinsip-prinsip andragogi
dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran membantu
jamaah majelis Taklim mendapatkan hasil maksimal dalam pembelajaran yang
ditunjukkan dengan meningkatnya partisipasi jamaah serta nilai kognitif, afektif
dan psikomotorik yang cukup bagus. Kemudian ada peningkatan partisipasi
jamaah yang signifikan setelah diterapkan konsep andragogi dibandingkan dengan
sebelum diterapkannya konsep ini di majelis Taklim, yaitu antara 70-95%, dan
konsep andragogi lebih efektif diterapkan pada majelis Taklim yang pesertanya
lebih muda, seperti remaja atau ibu-ibu muda karena golongan usia ini memiliki
motivasi dan minat belajar yang lebih tinggi dibandingkan golongan usia tua.
Sedangkan motivasi dalam andragogi menentukan hasil akhir.
vii
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB –LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22
Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab
Nama Huruf Latin Keterangan
Alif Tidak ا
dilambangkan
Tidak dilambangkan
ba’ B Be ب
ta’ t Te ت
ṡa’ ṡ es (dengan titik di atas) ٽ
jim j Je ج
ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah) ح
kha kh ka dan ha خ
dal d De د
żal ż zet (dengan titik di atas) ذ
ra’ r Er ر
zai z Zet ز
sin s Es س
syin sy es dan ye ش
ṣad ṣ) es (dengan titik di bawah ص
ḍad ḍ de (dengan titik dibawah) ض
ṭa’ ṭ te (dengan titik dibawah) ط
ẓa’ ẓ zet (dengan titik dibawah) ظ
ain ‘ koma terbaik di atas‘ ع
gain g Ge غ
fa’ f Ef ف
qaf q Qi ق
viii
ix
kaf k Ka ك
lam l El ل
mim m Em م
nun n En ن
wawu w We و
ha’ h Ha ه
hamzah ‘ Apostrof ء
ya’ y Ye ي
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
متعقدين
عدة
ditulis
ditulis
muta‘aqqidīn
‘iddah
C. Ta’ Marbutah
1. Bila dimatikan ditulis h
هبة
جزية
ditulis
ditulis
Hibbah
jizyah
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal
aslinya).
Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis h.
’ditulis karāmah al-auliyā كرْمه االولياء
2. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah, dan dammah ditulis t.
ditulis zakātul fiṭri زكاة الفطر
ix
x
D. Vokal Pendek
________
________
________
Kasrah
fathah
dammah
ditulis
ditulis
ditulis
i
a
u
E. Vokal Panjang
fathah + alif
جاهلية
fathah + ya’ mati
يسعي
kasrah + ya’ mati
كريم
dammah + wawu mati
فروض
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
a
jāhiliyyah
a
yas’ā
ī
karīm
u
furūd
F. Vokal Rangkap
fathah + ya’ mati
بينكم
fathah + wawu mati
قول
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ai
bainakum
au
qaulum
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu KataDipisahkan dengan Apostrof
أأنتم
أعدت
لئن شكرتم
ditulis
ditulis
a‘antum
u‘idat
x
xi
ditulis
la‘in syakartum
H. Kata Sandang Alif + Lam
القرأن
القياس
ditulis
ditulis
al-Qura‘ān
al-Qiyās
السماء
الشمس
ditulis
ditulis
as-Samā’
asy-Syams
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
ذوي الفروض
اهل السنة
ditulis
ditulis
ẓawī al-furūḍ
ahl as-sunnah
xi
xii
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia dan rahmat-hidayah-nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penelitian tentang: PENGEMBANGAN MODEL ANDRAGOGI
UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI JAMAAH MAJELIS TAKLIM
NURUL HUDA PUTRI DI DUSUN SEMOYA TEGALTIRTO BERBAH
SLEMAN.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi agung
Muhammad saw, beserta para sahabatnya dan para pengikutnya hingga hari akhir,
amin.
Sungguh sebuah kesempatan yang cukup baik kami dapat belajar banyak
dari temuan penelitian ini khususnya dalam pengembangan ilmu pendidikan dan
berharap penelitian ini tidak sekedar pajangan rak-rak buku, tetapi betul-betul
bermanfaat guna penyelesaian beberapa persoalan dalam pembelajaran pendidikan
luar sekolah khususnya majelis taklim.
Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian penelitian ini, khususnya kepada:
1. Direktur Program Pascasarjana Prof. Noorhaidi, MA., M.Phil., Ph.D
2. Dosen Pembimbing, Dr. Sabarudin, M.Si, dengan penuh ikhlas dan sabar
membimbing proses penelitian hingga selesai
3. Para dosen Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, khususnya yang mengampu
pada konsentrasi Pendidikan Agama Islam yang telah banyak memberikan
pengetahuan baru dan pengembangannya
4. Para tenaga kependidikan di lingkungan Pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga, yang selelu memberikan pelayanan dengan baik
5. Kapusdiklat Industri Kementerian Perindustrian RI yang telah
mempercayakan kami untuk studi lanjut.
6. Kepada Kepala Sekolah beserta para guru dan staf SMK SMTI
Yogyakarta yang telah mendorong terselesaikannya studi ini.
xii
xiii
7. Kepada Ibunda dan Ayahda, yang dengan tulus memberikan doa dan
dorongan untuk terus belajar dan sukses menuntut ilmu.
8. Kepada keluargaku yang sangat saya cintai, suami, M. Roem Syibly yang
telah memotivasi dan anak-anakku Syifa Nisrina Syibly, Adlina Syibly,
dan Naqeeb Ubaedillah Syibly yang ikut memberikan semangat dan do’a.
dan,
9. Semua pihak yang memberikan bantuan, bimbingan, dan dorongan
terselesainya penelitian ini.
Semoga bantuan yang diberikan mendapat balasan dari Allah swt dan setimpal
dengan manfaat dari penelitian ini. Amin
Wassalam.
Yogyakarta, 20 Agustus 2016
Peneliti,
Endah Yuli Astanti, S.Ag
xiii
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN KEASLIAN ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii
PENGESAHAN iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI v
NOTA DINAS PEMBIMBING vi
ABSTRAK vii
PEDOMAN TRANSLITERASI viii
KATA PENGANTAR xii
DAFTAR ISI xiv
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 4
D. Kajian Pustaka 5
E. Metode Penelitian 10
F. Konsep Hipotetik 17
G. Prosedur Penelitian 18
H. Sistematika Pembahasan 19
BAB II KAJIAN TEORI 21
A. Andragogi 21
1. Pengertian dan Prinsip Andragogi 22
2. Kelebihan Andragogi dari Pedagogi 28
3. Penerapan Andragogi dalam Pembelajaran 34
B. Majelis Taklim 42
xiv
xv
1. Pengertian 43
2. Peranan Majelis Taklim dalam Sistem Pendidikan
Di Indonesia 47
3. Proses Pendidikan di Majelis Taklim 51
C. Partisipasi dalam Pembelajaran 59
BAB III GAMBARAN UMUM 63
A. Letak Geografis Dusun Semoya 63
B. Sejarah Berdirinya Majelis Taklim Nurul Huda Putri 64
C. Kegiatan Majelis Taklim Nurul Huda Putri 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA 69
A. Hasil Penelitian 69
1. Tahap Eksplorasi 70
2. Tahap Perencanaan 85
3. Tahap Pengujian 96
4. Tahap Diseminasi 113
B. Analisa 121
BAB V PENUTUP 127
A. Kesimpulan 127
B. Saran 128
DAFTAR PUSTAKA 129
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Asumsi Model Pedagogi dan Andragogi 30
Tabel 4.1 Hasil wawancara tentang kondisi majelis Taklim 72
Tabel 4.2 Hasil wawancara persepsi jamaah 73
Tabel 4.3 Hasil observasi Partisipasi jamaah 78
Tabel 4.4 Hasil Angket Kebutuhan Materi Dan Metode Jamaah 80
Tabel 4.5 Hasil observasi di majelis Taklim Nurul Huda Putri 112
Tabel 4.6 Analisis before-after 113
Tabel 4.7 Data Peminatan sebagai pedoman penetapan materi dalam konsep
andragogi Majelis Taklim Al-Amin 115
Tabel 4.8 Hasil observasi saat konsep andragogi dilaksanakan 120
xvi
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan 12
Gambar 1.2 Desain eksperimen (before-after 16
Gambar 1.3 Konsep Andragogi di Majelis Taklim 18
Gambar 2.1 Proses Belajar 35
Gambar 2.2 Piramida Belajar Orang Dewasa 36
Gambar 4.1 Konsep Andragogi di Majelis Taklim dengan R & D 69
Gambar 4.2 Analisis pengajaran prosedural untuk kognitif, afektif dan
psikomotorik materi Agama Islam. 88
Gambar 4.3 Bagan Proses Pembelajaran dengan Andragogi 92
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Majlis Taklim sebagai Lembaga Dakwah dan Pendidikan Islam Berbasis
Masyarakat. Majlis taklim merupakan lembaga dakwah dan lembaga pendidikan
Islam yang tertua, yakni sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Di Indonesia,
lembaga ini masih eksis dan semakin berkembang di tengah masyarakat dan
diakui sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. Pendidikan non formal
yang berbasis masyarakat ini telah menjadi ujung tombak dalam rangka membina
masyarakat yang beriman. Peranan majlis taklim ini telah mencapai tujuan, yakni
membentuk manusia yang takwa dalam kehidupan modern1.
Selain itu, majelis taklim juga berfungsi untuk membina dan
mengembangkan agama Islam, taman rekreasi rohani, ajang silaturrahmi, sarana
dialog berkesinambungan antara ulama, umaroh dan umat, serta sebagai media
penyampaian gagasan modernisasi yang bermanfaat bagi pembangunan umat.
Keutamaan Majelis Taklim antara lain Rasulullah Saw bersabda :
“Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di rumah dari rumah-rumah Allah
mereka di dalamnya membaca kitab al Qur'an dan saling ajar mengajari
antara mereka kecuali diturunkan kepada mereka sakinah, rahmat yang
berlimpah, di kelilingi para Malaikat dan Allah menyebut mereka yang ada
di sisi-Nya (para Malaikat muqorrobun)”. (HR. Muslim)2
1 Munawaratul Ardi, “Majlis Taklim Sebagai Lembaga Dakwah Dan Pendidikan Islam
Berbasis Masyarakat”, dalam Nuansa, Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan, Vol 4, No. 1,
Tahun 2012 2 Muhammad Nuh Hasibuan, Peran Penyuluh Agama dalam pemberdayaan Majelis
ta’lim kaum ibu dalam meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama. Makalah pada website
http://sumut.kemenag.go.id/, diunggah pada tanggal 1 Agustus 2015.
2
Seiring dengan perkembangan kemajuan pendidikan, model pembelajaran
pada majelis taklim belum mengalami perkembangan yang berarti atau bahkan
statis. Dari sejarah Islam pertama sampai saat ini, model pembelajaran di majelis
taklim belum mengalami perubahan, sehingga mulai ditinggalkan oleh jamaahnya.
Majelis taklim kini lebih dikenal sebagai lembaga pendidikan keagamaan orang-
orang tua3.
Kondisi di atas sedikit berbeda dengan yang terjadi di dusun Semoya,
Tegaltirto, Berbah, Sleman. Di dusun ini, majelis taklim ramai diikuti oleh
jamaah, baik dari kalangan bapak-bapak, ibu-ibu, dan juga muda-mudi. Dalam
satu minggu ada empat majelis taklim, yaitu senin malam untuk ibu-ibu Nurul
Huda Putri, kamis malam untuk ibu-ibu Ihyaul Qulub, Jumat malam untuk bapak-
bapak Nurul Huda, dan sabtu malam untuk remaja. Walaupun peminat dari
majelis taklim banyak, namun dari pengamatan di lapangan diketahui bahwa
tingkat partisipasi jamaah rendah dengan indikator banyak jamaah yang
mengantuk, ngobrol sendiri, tidak mencatat, tidak ada yang bertanya dan tidak ada
yang menanggapi pertanyaan pembimbing.
Kondisi pembelajaran di majelis taklim Nurul Huda putri juga banyak
terjadi di majelis taklim yang lain. Sampai saat ini sebagian besar majelis taklim
masih disampaikan dengan metode ceramah dengan strategi one way traffic
communication, yaitu ustadz atau guru sebagai penyampai materi saja dan
sebagai satu-satunya sumber pembelajaran. Seperti penelitian Khodijah tentang
3 Asep Nursobah. Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui
Kerjasama Antara Sekolah Dengan Pendidikan Keagamaan. Makalah Seminar Peningkatan Mutu
Pendidikan Agama Islam yang Diselenggarakan oleh DKM Masjid Raya Ujung Berung Bandung,
24 Maret 2009.
3
majelis taklim Asy-Syifa sebagai potret majelis taklim dalam komunitas muslim
muallaf di Bali. Penelitian Khodijah ini menemukan bahwa proses pembelajaran
di majelis taklim lebih banyak didominasi oleh guru sebagai sumber belajar
tunggal.4
Dari hasil penelitian Khadijah tersebut memberikan penjelasan bahwa salah
satu penyebab rendahnya partisipasi jamaah ditengarai karena masalah konsep
pendidikan yang diterapkan para da’i masih menganut konsep paedagogi, di mana
menurut Knowles, dalam pendekatan pedagogi peranan peserta didik bergantung
pada guru. Dalam hal ini guru atau ustadz yang menentukan kapan belajar, apa
yang dipelajari, di mana belajar dan dia memegang tanggungjawab penuh tentang
keberhasilan belajar. Hal ini mengakibatkan tujuan utama pembelajaran di majelis
taklim belum dapat dirasakan oleh jamaah secara maksimal.
Pembelajaran dengan konsep paedagogi tidak melibatkan peserta didik
dalam perencanaan, proses maupun evaluasi sehingga peserta didik hanya pasif
menerima apa yang diberikan oleh guru atau ustadz walaupun mereka tidak
membutuhkan atau tidak menyukai hal tersebut. Maka, di sini perlu ada konsep
pembelajaran orang dewasa yang dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik,
juga melibatkan peserta didik dalam perencanaan, proses maupun evaluasi
sehingga keberadaan mereka sebagai orang dewasa dihargai.
Penelitian ini memberikan alternatif solusi dari masalah yang terjadi di
majelis taklim Nurul Huda Putri yaitu dengan konsep andragogi. Diharapkan
4 Nyayu Khodijah. Majelis Ta’lim Asy Syifa: Potret Majelis Ta’lim Dalam Komunitas
Muslim Muallaf di Bali. Banjarmasin: ACIS ke 10, 2010.
4
setelah konsep andragogi ini diteliti dan dikembangkan, dapat diaplikasikan di
semua majelis taklim untuk meningkatkan partisipasi jamaah.
B. Rumusan Masalah
1. Model andragogi seperti apakah yang sesuai untuk diterapkan pada majelis
taklim ibu-ibu di dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman?
2. Apakah model andragogi yang diterapkan pada majelis taklim ibu-ibu di
dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman dapat meningkatkan partisipasi
jama’ah?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui model andragogi yang dikembangkan di majelis
taklim Nurul Huda Putri di dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman.
b. Untuk menganalisa peningkatan partisipasi jamaah majelis taklim setelah
digunakan model andragogi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Akademik
1) Menemukan dan mengembangkan konsep andragogi sebagai salah
satu model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Majelis Taklim.
2) Mengetahui metode yang tepat dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam untuk masyarakat luas khususnya ibu-ibu.
5
3) Menginspirasi mahasiswa untuk lebih berani dalam melakukan
penelitian dan pengembangan model pembelajaran.
b. Secara Praktis Implementatif
1) Dengan ditemukan dan dikembangkannya konsep andragogi dalam
pembelajaran PAI di majelis taklim diharapkan dapat meningkatkan
partisipasi jamaah khususnya ibu-ibu.
2) Dengan diterapkannya konsep andragogi ini diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan agama jama’ah dan meningkatkan
kesadaran untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3) Dengan menerapkan konsep ini diharapkan majelis taklim menjadi
lembaga yang strategis untuk mendidik umat seperti pada masa
Rasulullah dan para sahabat di masa kejayaan Islam.
D. Kajian Pustaka
Dari hasi penelusuran tesis di beberapa perpustakaan, ditemukan beberapa
hasil penelitian berkaitan dengan tema yang penulis teliti. Penelitian pertama yang
dilakukan oleh Anita Nurmawati yang berjudul Pengaruh Metode Andragogi
Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI
Di SMA Islam Parlaungan Berbek Waru Sidoarjo. Undergraduate thesis, UIN
Sunan Ampel Surabaya. Latar belakang penulis mengangkat judul tersebut adalah
untuk melatih siswa agar menjadi pelajar yang mandiri serta berani bertanggung
jawab dalam setiap keputusan yang diambil dan melatih siswa agar lebih aktif
dalam mengikuti setiap proses pembelajaran.
6
Untuk mengetahui beberapa permasalahan yang terdapat dalam penelitian,
maka dirumuskan beberapa permasalahan antara lain: Bagaimana kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode Andragogi di
SMA Islam Parlaungan Berbek Waru Sidoarjo, bagaimana prestasi belajar siswa
selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Andragogi di SMA
Islam Parlaungan Berbek Waru Sidoarjo, adakah pengaruh metode Andragogi
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMA
Islam Parlaungan Berbek Waru Sidoarjo. Jenis penelitian yang digunakan adalah
eksperimen, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi, observasi, test, interview. Dan untuk menganalisis data tes
adalah dengan Statistik Parametic yaitu dengan menggunakan Uji t (sampel paired
t- test). Berdasarkan hasil kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
dengan menggunakan metode Andragogi diketahui bahwa kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode Andragogi selama
dua kali pertemuan termasuk kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 3,6 yang
berarti sesuai dengan rencana pembelajaran.
Berdasarkan analisis aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode Andragogi dapat diketahui siswa tergolong siswa aktif
dengan nilai rata-rata 114,86 dan nilai rata-rata untuk siswa tidak aktif adalah
3,74. untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode Andragogi termasuk baik, hal ini
dapat dilihat dari hasil pre test 70,84% dan hasil post test 82,21%.
7
Dan untuk mengetahui pengaruh metode Andragogi terhadap peningkatan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih telah menunjukkan pengaruh yang
nyata, hal ini dapat dilihat dari perhitungan menggunakan Uji t dengan hasil
bahwa t hitung > t tabel atau 9,250 1 2,025, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Yang berarti terdapat pengaruh pelaksanaan metode Andragogi terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMA Islam
Parlaungan Berbek Waru Sidoarjo5.
Penelitian kedua tentang penerapan prinsip andragogi di lembaga pelatihan
yaitu penelitian Rofik Jalal Rosyanafi dan Syafiatul Mardliyah yang berjudul
Penerapan Prinsip Andragogi Dalam Pembelajaran Untuk Membentuk Sikap
Kewirausahaan Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan Buana Bordir Course. Sikap
kewirausahaan ini dibentuk melalui penerapan andragogi karena peneliti melihat
kebanyakan lembaga kursus dan pelatihan lebih menghasilkan peserta didik yang
mempunyai skill dan pengetahuan tanpa memperhatikan mau dibawa ke mana
nantinya skill dan pengetahuan tersebut.
Penelitian ini menjawab rumusan masalah, Bagaimana penerapan prinsip
andragogi dalam pembelajaran untuk membentuk sikap kewirausahaan di lembaga
kursus dan pelatihan buana bordir course? dan Bagaimana membentuk sikap
kewirausahaan melalui penerapan prinsip andragogi di lembaga buana bordir
course.
5 Anita Nurmawati, Pengaruh Metode Andragogi Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI Di SMA Islam Parlaungan Berbek Waru
Sidoarjo.Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2009 dalam
http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/7725
8
Pendekatan penelitian dalam penelitian kali ini dengan menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di LKP Buana Bordir
Course di Kabupaten Ponorogo. Subyek dalam penelitian kali ini adalah
pengelola, tutor atau pendidik, dan peserta didik. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis
data menggunakan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan.
Dalam uji keabsahan data untuk meningkatkan kepercayaan hasil penelitian ini
maka peneliti menggunakan kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan
transferabilitas.
Hasil dari penelitian ini peneliti fokuskan kepada dua indikator yaitu
penerapan prinsip andragogi dan sikap kewirausahaan. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa penerapan prinsip andragogi dalam pembelajaran untuk
membentuk sikap kewirausahaan di LKP Buana Bordir Course telah berjalan
dengan baik dan telah terbukti dengan banyaknya alumni yang telah menjadi
wirausahawan yang sukses. Dengan demikian, saran dari peneliti sendiri adalah
ditujukan terutama kepada pengelola untuk selalu membuat ide baru atau inovasi
agar minat masyarakat untuk bergabung menjadi peserta didik di LKP terus
meningkat6.
Penelitian ketiga, adalah penelitian Risha Afandi yang berjudul Gambaran
Pelaksanaan Kegiatan Belajar Majelis Taklim Sebagai Kegiatan Pendidikan
Orang Dewasa Di Surau Balerong Monggong. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
6 Rofik Jalal Rosyanafi, “Syafiatul Mardliyah, Penerapan Prinsip Andragogi dalam
Pembelajaran Untuk Membentuk Sikap Kewirausahaan Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan Buana
Bordir Course”, dalam E-Journal J+ Plus Unesa, Vol 1, No 1, tahun 2012
9
tingginya minat dan tingkat kehadiran warga belajar dalam mengikuti pelaksanaan
kegiatan belajar majelis taklim.
Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan tujuan belajar, materi
belajar, metode belajar dan sumber belajar. Penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah warga belajar di Majelis
Taklim Surau Balerong Monggong berjumlah 56 orang di mana sampel diambil
berdasarkan tingkat usia sebanyak 50%, adapun sampel dalam penelitian ini
berjumlah 29 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah stratified Random Sampling. Alat pengumpulan data yang di gunakan
adalah angket dengan analisis data perhitungan persentase. Hasil temuan
penelitian menunujukkan bahwa tujuan belajar tergolong baik, materi belajar
tergolong baik, metode belajar tergolong sangat baik dan sumber belajar tergolong
baik7.
Dari penelitian pertama metode andragogi yang diterapkan di sekolah untuk
pendidikan formal dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar, dan
merupakan jenis penelitian eksperimen. Sedangkan penelitian kedua penerapan
prinsip andragogi pada pendidikan luar sekolah atau lembaga kursus yang
bertujuan untuk membentuk sikap kewirausahaan, dan jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Sedangkan pada penelitian ketiga yang berjenis penelitian
deskriptif kualitatif tentang proses belajar mengajar di majelis taklim sebagai
gambaran dari pendidikan orang dewasa.
7 Risha Efendi, “Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Belajar Majelis Taklim Sebagai
Kegiatan Pendidikan Orang Dewasa di Surau Balerong Monggong,” SPEKTRUM PLS, Vol 1, No
1, April 2013
10
Dari hasil penelusuran pustaka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian
dan pengembangan konsep andragogi untuk meningkatkan partisipasi jamaah
majelis taklim Nurul Huda Putri adalah hal baru dilihat dari sudut pandang obyek
maupun metode penelitian yang digunakan. Hasil dari penelitian ini adalah
konsep andragogi yang diterapkan di majelis taklim.
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and
Development (R & D) yang dipopulerkan oleh Prof. Dr. Sugiyono.
1. Pengertian
Metode penelitian dan pengembangan (R and D) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu
digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode
survey atau kualitatif ) dan untuk menguji keefektifan produk supaya dapat
berfungsi di masyarakat luas diperlukan penelitian (digunakan metode
eksperimen)8.
Sedangkan menurut Borg and Gall penelitian dan pengembangan
menggunakan tiga tahap, yaitu penelitian analisis kebutuhan supaya mampu
menghasilkan produk yang bersifat hipotetik sering digunakan metode
penelitian dasar (basic research). Selanjutnya untuk menguji produk yang
masih bersifat hipotetik tersebut, digunakan eksperimen atau action research.
8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm.407
11
Setelah produk teruji, maka dapat diaplikasikan. Proses pengujian produk
dengan eksperimen tersebut dinamakan penelitian terapan (applied research).
Maka Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan,
mengembangkan dan memvalidasi suatu produk9.
Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa
multy years). Produk yang ditemukan dapat berupa model, pola, prosedur,
sistem. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui
penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan,
yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan
kebutuhan.
Produk-produk pendidikan yang dihasilkan dapat berupa kurikulum yang
spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media
pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem
evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajar
tertentu, model unit produksi, model manajemen, sistem pembinaan pegawai,
sistem penggajian dan lain-lain.10 Penelitian dan pengembangan merupakan
pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan bisa berbentuk software,
ataupun hardware seperti buku, modul, paket, program pembelajaran ataupun
alat bantu belajar11.
9 Sri Haryati, “Research And Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model Penelitian
Dalam Bidang Pendidikan”, Portal Garuda, Vol 37 No 1, 15 September 2012, hlm. 11 10 Sugiyono, hlm. 412 11Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008.
12
2. Langkah Penelitian dan Pengembangan
Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan milik Prof. Dr. Sugiyono
ditunjukkan pada gambar sebagai berikut12:
Gambar 1.1
Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan13
a. Potensi dan Masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki
nilai tambah. Dalam bidang sosial dan pendidikan, misalnya kita punya
potensi penduduk usia kerja yang cukup banyak, sehingga melalui model
pendidikan tertentu dapat diberdayakan sebagai tenaga kerja pertanian atau
industri yang berbasis bahan mentah alam Indonesia.
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar,
seperti minyak bumi, batu bara, hutan, pertanian, tetapi belum dapat
didayagunakan oleh bangsa sendiri. Semua potensi akan berkembang
menjadi masalah bila kita tidak dapat mendayagunakan potensi-potensi
tersebut.
12 Sugiyono, hlm. 298-313 13 Ibid, hlm. 298
Pengumpulan
Data
Potensi Dan
Masalah
Desain
Produk
Validasi
Desain
Uji Coba
Pemakaian
Revisi
Produk
Uji Coba
Produk
Revisi
Desain
Produksi Massal Revisi
Produk
13
Seperti telah dikemukakan bahwa masalah adalah penyimpangan
antara yang diharapkan dengan yang terjadi, seperti pengangguran dan
korupsi dapat dipandang sebagai masalah nasional. Masalah ini dapat diatasi
melalui R & D dengan cara meneliti, sehingga ditemukan suatu model, pola,
atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut. Data tentang potensi dan masalah tidak harus
dicari sendiri, tetapi dapat berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau
dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang
masih up to date.
Dalam penelitian ini, yang menjadi potensi adalah majelis taklim ibu-
ibu di dusun Semoya. Jika dilihat dari segi organisasi, majelis taklim Nurul
Huda putri mempunyai peran penting dalam menentukan terlaksana atau
tidaknya kegiatan keagamaan di dusun Semoya, seperti kegiatan
pembangunan masjid, pengembangan TPA, perlombaan-perlombaan keluar
daerah, kegiatan bulan Ramadlan, dan peringatan Hari Besar Islam lainnya.
Dan potensi kedua adalah potensi ibu dalam pendidikan anak, dimana ibu
menjadi sekolah pertama bagi anak, sekolah bagi lingkungan dan pergaulan
anak. Diharapkan dari majelis taklim ini ibu-ibu mendapatkan ilmu sebagai
bekal untuk mendidik anak-anak mereka menjadi generasi yang unggul
seperti cita-cita Pendidikan Nasional. Sedangkan yang menjadi masalah
adalah kurangnya partisipasi jamaah majelis taklim karena model
pembelajaran yang digunakan adalah paedagogi yang berpusat pada guru,
ustadz, atau pembimbing.
14
b. Pengumpulan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual,
selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi yang akan digunakan sebagai
bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi
masalah tersebut. Misalnya, produktivitas kerja suatu instansi termasuk
rendah bila dibandingkan dengan tempat lain, maka harus dianalisis sebab-
sebabnya, apakah karena SDM, sistem kerja, alat atau masyarakat yang
dilayani tidak disiplin.
Setelah ditemukan sebabnya, maka perlu dibuat produk baru yang
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja, dan inilah yang menjadi
hasil dari penelitian. Dan untuk pengumpulan informasi digunakan teknik
wawancara, observasi dan angket. Nama yang tercantum dalam hasil
wawancara adalah nama samaran.
c. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development
bermacam-macam. Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi
yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia yaitu produk yang
berkualitas, menarik dan hemat energi. Dalam bidang administrasi, produk-
produk yang dihasilkan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas,
efisiensi dan efektivitas kerja.
Untuk menghasilkan produk baru, maka peneliti harus membuat
rancangan produk yang baru beserta dengan indikator keberhasilan produk
15
tersebut. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan,
sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan
membuatnya. Hasil akhir dari penelitian dan pengembangan ini adalah
sebuah desain produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya.
d. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk baru akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi
desain ini masih bersifat rasional karena hanya berdasarkan pemikiran
belum fakta di lapangan.
Validasi desain dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa
pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk
baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain
tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.
Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi yang didahului
pemaparan proses penelitian dan pengembangan dari peneliti.
e. Perbaikan Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan
ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut
selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain yang
dilakukan oleh peneliti.
f. Uji Coba Produk
Jika dalam bidang teknik, desain produk tidak dapat langsung diuji
coba, tetapi harus dibuat terlebih dahulu, kemudian menghasilkan barang
16
dan barang itu diuji coba dulu. Namun jika dalam bidang sosial, produk
yang dihasilkan dapat langsung diuji coba setelah divalidasi dan direvisi.
Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan sistem
kerja tersebut. Dan setelah disimulasikan maka dapat diujicobakan pada
kelompok yang terbatas. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi apakah produk baru tersebut lebih efektif dan
efisien dibandingkan sistem lama atau sistem yang lain. Uji coba seperti ini
disebut dengan eksperimen, dimana efektifitas dan efisiensi produk baru
dibandingkan dengan produk lama.
Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan sebelum
dan sesudah memakai produk baru (before-after) atau dengan
membandingkan dengan kelompok yang tetap menggunakan produk lama.
Dalam hal ini ada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan
demikian model eksperimen pertama dan kedua dapat digambarkan seperti
di bawah ini:
Gambar 1.2
Desain eksperimen (before-after)14
Dari gambar diatas, eksperimen dilakukan dengan membandingkan
hasil observasi O1 dan O2. O1 adalah nilai sebelum menggunakan produk
14 Sugiyono, hlm.303
X
O1 O2
17
baru dan O2 adalah nilai sesudah menggunakan produk baru, sedangkan X
adalah produk baru.
g. Revisi Produk
Setelah diadakan uji coba ternyata produk baru lebih baik dari produk
yang lama, namun perbedaannya tidak signifikan, maka perlu ada revisi
produk dan indikator keberhasilan dengan instrumen indikator yang valid
dan reliabel.
h. Uji Coba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, maka selanjutnya produk
tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas, dan dalam
operasionalnya produk tersebut tetap harus dinilai kekurangan atau
hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut.
i. Pembuatan Produk Massal
Pembuatan produk massal ini dilakukan apabila produk yang telah
diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi massal.
F. Konsep Hipotetik
Berdasarkan kajian teori pembelajaran orang dewasa dan pengamatan di
lapangan, diajukan hipotesis berupa konsep andragogi di majelis taklim untuk
meningkatkan partisipasi jamaah dengan skema seperti di bawah ini:
18
Gambar 1.3
Konsep Andragogi di Majelis Taklim
G. Prosedur Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan adalah Research and Development
atau R & D yang dipopulerkan oleh Prof. Dr. Sugiyono. Penelitian dan
pengembangan menurut Prof. Dr. Sugiyono memiliki sembilan langkah seperti
telah dijelaskan diatas, namun dapat disederhanakan menggunakan empat
tahapan.
Prinsip
Andragogi
Perencanaan
terdiri dari identifikasi tujuan,
analisis
pengajaran,
pengembangan
butir tes acuan,
strategi pengajaran,
pemilihan materi
dan perencanaan
evaluasi
Implementasi
terdiri dari
kegiatan pra
pengajaran,
Penyajian dan
evaluasi
pengajaran dari
kemampuan
kognitif, afektif,
dan psikomotorik
Evaluasi
Konsep
menggunakan before after
dengan teknik
observasi, dan
wawancara
Perencanaan Implementasi Evaluasi
Konsep Andragogi di Majelis Ta’lim
Peningkatan Partisipasi jamaah majelis ta’lim dengan
indikasi keaktifan pada saat pembelajaran dan perubahan
perilaku
19
Tahap pertama adalah Eksplorasi dengan pendekatan deskriptif kualitatif
untuk mencari potensi dan masalah. Tahap kedua adalah Perencanaan desain
model dan mensimulasikan dalam kelompok kecil. Tahap ketiga adalah
Pengujian secara teoritis dengan FGD dan pengujian praktis dengan
menerapkannya pada satu lembaga sebanyak dua kali, satu kali dievaluasi dan
dua kali disempurnakan. Tahap keempat adalah penyebaran (diseminasi)
dengan menerapkan konsep yang sama pada lembaga yang berbeda.
H. Sistematika Pembahasan
Untuk membahas hasil penelitian ini, digunakan sistematika sebagai
berikut:
BAB I adalah Pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian serta kajian
pustaka.
BAB II Kajian Teori, yang membahas tentang teori Andragogi, mulai
dari pengertian, prinsip-prinsip dasarnya, perencanaan, proses penerapan dan
evaluasi. Dan juga membahas tentang teori majelis taklim, yang terdiri dari
pengertian, ruang lingkup pembahasan, kedudukan dalam pendidikan Islam,
perannya dalam pembentukan karakter bangsa. Serta membahas tentang teori
partisipasi serta indikator sebagai batasan dalam penelitian ini.
BAB III Gambaran Umum Majelis Taklim, yang membahas tentang
lokasi dilaksanakannya majelis taklim, sejarah terbentuknya, kegiatan yang
dilaksanakan, pengaruhnya terhadap kegiatan di Desa Tegaltirto.
20
BAB IV Hasil Penelitian dan Analisa, yang membahas tentang langkah-
langkah pengembangan model andragogi yaitu dengan tahap eksplorasi, tahap
perencanaan, tahap pengujian dan tahap diseminasi. Serta diakhiri dengan
analisa hasil peningkatan partisipasi jamaah majelis taklim menggunakan
before-after.
BAB V Penutup, yang memuat kesimpulan dan saran.
127
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian dan pengembangan yang dilakukan dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Model andragogi yang cocok diterapkan di majelis taklim Nurul Huda Putri
adalah dengan memasukkan prinsip andragogi pada tahap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Dalam tahap perencanaan, jamaah
majelis ta’lim memiliki kesempatan untuk menentukan materi dan metode
yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dalam tahap penyajian lebih
menekankan student centered, dimana jamaah aktif dalam proses
pembelajaran, seperti dengan demonstrasi. Sebelum penyajian dilaksanakan,
pembimbing memberikan motivasi dengan cerita hikmah untuk
menumbuhkan minat jamaah. Sedangkan dalam evaluasi, baik kognitif,
psikomotorik, maupun afektif, penilaian dilakukan oleh sesama jamaah
dengan membandingkan antara jawaban dengan materi yang sudah
dipelajari.
2. Model andragogi di majelis taklim Nurul Huda Putri dapat meningkatkan
partisipasi jamaah secara signifikan dengan membandingkan hasil antara
sebelum dan sesudah diterapkan konsep andragogi. Namun efektifitas hasil
menunjukkan bahwa konsep andragogi lebih efektif diterapkan pada orang
dewasa awal, kemudian dewasa muda, dan yang terakhir adalah dewasa tua.
Hal ini karena usia remaja atau dewasa muda memiliki motivasi dan minat
128
belajar yang lebih tinggi dibandingkan golongan usia tua. Dan tingginya
motivasi dalam andragogi menentukan keberhasilan penggunaan konsep
andragogi di majelis taklim ini
B. Saran
1. Kepada institusi UIN Sunan Kalijaga agar memberikan kemudahan-
kemudahan kepada mahasiswa yang akan melakukan penelitian dan
pengembangan, karena hal ini akan menambah kemampuan akademik dan
juga melatih kepekaan terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat
sebagai bukti pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, bangsa dan
negara.
2. Kepada para da’i, ustadz, pembimbing majelis ta’lim agar lebih kreatif
memberikan pembelajaran agama. Hasil penelitian ini menjadi salah satu
acuan model pembelajaran di majelis taklim yang selama ini secara umum
masih menggunakan model paedagogi. Agar belajar yang dilaksanakan
mendapatkan hasil maksimal, perlu mengikutsertakan jamaah dalam proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, dan model pembelajaran yang dapat
mengakomodir semua faktor tadi adalah model andragogi.
3. Kepada organisasi kemasyarakatan yang memiliki background agama dapat
menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu metode untuk berdakwah
di masyarakat yang menjadi simpatisan mereka.
129
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah Tuti, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Ta lim. Cet 1. Bandung:
Mizan, 1997
Anwar dkk. Majelis Taklim dan Pembinaan Umat, Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Lektur Keagamaan, 2002
Anwar, Saepul, “Aktualisasi peran majelis ta’lim dalam peningkatan kualitas
umat di era Globalisasi”, Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, Vol 10
NO. 1, 2010
Ardi, Munawaratul, “Majlis Ta’lim Sebagai Lembaga Dakwah Dan Pendidikan
Islam Berbasis Masyarakat”, dalam Nuansa, Jurnal Study Islam dan
Kemasyarakatan, Vol 4, No. 1, Tahun 2012
Asmin, “konsep dan metode pembelajaran untuk orang dewasa (andragogi)”
dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, edisi 034 Januari, 2002,
Jakarta, Balitbang, Dikdasmen Ditjen Irjen.
Chalimy, Muhammad Irfan, Pengajian Tafsir Al Qur`An Di Pondok Pesantren Al
Furqon Sanden Bantul Yogyakarta (Kajian Terhadap Metode
Pembelajaran). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009
Daradjat, Zakiah, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, edisi 4, Jakarta:
PT. Bulan Bintang, 1982
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pustaka, cet. Ke-10, tahun 1999
Dewan Redaksi Ensiklopedi, Ensiklopedi Islam, cet. Ke-4, jilid 3, Jakarta: PT.
Ichtiar Baru Van Hoeve,1994
Efendi, Risha, Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Belajar Majelis Taklim Sebagai
Kegiatan Pendidikan Orang Dewasa Di Surau Balerong Monggong,
SPEKTRUM PLS, Vol 1, No 1, April 2013
130
Haryati, Sri, “Research And Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model
Penelitian Dalam Bidang Pendidikan”, dalam Portal Garuda, Vol 37 No
1, 15 September 2012
Hasibuan, Muhammad Nuh, Peran Penyuluh Agama dalam pemberdayaan
Majelis ta’lim kaum ibu dalam meningkatkan pemahaman dan
pengamalan agama. Makalah pada website http://sumut.kemenag.go.id/,
diunggah pada tanggal 1 Agustus 2015.
Kamil, Mustofa, Andragogi, Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu Aplikasi
Pendidikan, Bag I Ilmu Pendidikan Teoritis, Bandung: PT. Imperial
Bhakti Utama, 2009
Kartono, Kartini, Tinjauan Politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional:
Beberapa Kritik Dan Sugesti. Jakarta: Pradnya Paramtra, 1997
Khairuddin, “Pendidikan Islam sebagai Paradigma Pembebasan”, dalam Al-Fikra,
Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol.7 No. 2, Juli-Desember, tahun 2008
Khodijah, Nyayu, Majelis Ta’lim Asy Syifa: Potret Majelis Ta’lim Dalam
Komunitas Muslim Muallaf di Bali. Banjarmasin: ACIS ke 10, 2010
Knowles, Malcolm S., The Modern Practics Of Adult Education, Andragogy
Versus Pedagog, New York: Association Press, 1970
Knowles, Malcolm, Adult Education in Developing Countries. Oxford: Pergamon
Press,1977
Lunandi, A.G. Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta: GRAMEDIA, 1987.
Maksum, Madrasah, Sejarah dan perkembangannya, Jakarta: Logos Wacana
Ilmu, 1999
Marzuki, Saleh, Pendidikan Non Formal, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012
Munawir, Ahmad Warson, Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Pustaka Progresif. cet. Ke-14, 1997.
Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
131
Nurmawati, Anita, Pengaruh Metode Andragogi Terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI Di SMA Islam
Parlaungan Berbek Waru Sidoarjo.Undergraduate thesis, UIN Sunan
Ampel Surabaya, 2009 dalam http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/7725
Nursalam dan Ferry Efendi, Pendidikan Dalam Keperawatan, Penerbit: Salemba
Medika, 2008
Nursobah, Asep, Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui
Kerjasama Antara Sekolah Dengan Pendidikan Keagamaan. Makalah
Seminar Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam yang
Diselenggarakan oleh DKM Masjid Raya Ujung Berung Bandung, 24
Maret 2009.
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Penerbit Kalam Mulia,
2012
Rosyanafi, Rofik Jalal dan Mardliyah, Syafiatul., “Penerapan Prinsip Andragogi
Dalam Pembelajaran Untuk Membentuk Sikap Kewirausahaan Di
Lembaga Kursus Dan Pelatihan Buana Bordir Course,” dalam E-Journal
J+ Plus Unesa, Vol 1, No 1, tahun 2012
Sari, Dini Anita, dkk, Strategi Perempuan dan Peran Majelis ta’lim dalam Proses
Pemberdayaan Perempuan di Desa Mulyasari Kabupaten Cianjur,
Laporan WEMC RAHIMA, tahun 2010.
Shobahiya, Mahasri, dkk. “Model Pembinaan Guru Pendidikan Agama Islam
Melalui In Service Training desain Pembelajaran”, dalam Jurnal Varia
Pendidikan, Vol. 20, No. 1, Juni 2008
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja
Rosna Karya, 2014
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R & D, Bandung: Alfabeta, 2009
132
Sukaimi, Syafi’ah, Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Kepribadian Anak:
Tinjauan Psikologi Perkembangan Islam, dalam jurnal marwah Vol. XII
No. 1 Juni Th. 2013
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008
Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa dari teori hingga aplikasi, Jakarta: Bumi
Aksara, 2012
Tamat, Tisnowati, Dari Pedagogik ke Andragogik. Jakarta: Pustaka Dian, 1984
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : Bumi aksara,
2014
Zuhairi, dkk, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1997
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri Nama : Endah Yuli Astanti Tempat/Tanggal Lahir : Ponorogo, 9 Juli 1975 NIP : 197507092005022001 Pangkat/Golongan : Penata /III/c Jabatan : Guru Muda Alamat Rumah : Semoya, RT 05 RW 35 Tegaltirto Berbah Sleman Alamat Kantor : SMK SMTI Yogyakarta, Jl. Kusumanegara NO 3. Yogyakarta No HP : 08112505179 Email : endahyuli.smti@gmail.com Nama Ayah : Muhammad Yusuf (Alm) Nama Ibu : Siti Marfu’ah Nama Suami : M. Roem Syibly, S.Ag, M.Si Nama Anak : Syifa Nisrina Syibly Adlina Syibly Naqeeb Ubaedillah Syibly
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal
a. SDN Wonoketro 1 Jetis Ponorogo, Lulus tahun 1988 b. SMP Muhammadiyah 3 Jetis Ponorogo, Lulus tahun 1991 c. Madrasah Aliyah Wali Songo Putri PonPes Wali Songo Ngabar
Ponorogo, Lulus tahun 1996 d. IAI Riyadlotul Mujahidin PonPes Wali Songo Ngabar Ponorogo,
Lulus tahun 2000 2. Pendidikan Non Formal
a. Pelatihan Calon Da’i Muda Nasional Kementrian Agama RI tahun 2001
b. Pelatihan Calon Da’i Muda Internasional Kementerian Agama RI tahun 2002
c. Pelatihan Guru Profesional PLPG tahun 2013 C. Riwayat Pekerjaan
1. Sebagai guru di Tarbiyatul Muallimat al-Islamiyah PP. Wali Songo Ngabar Ponorogo dari tahun 1996 s/d 2002
2. Sebagai pembimbing mahasiswa dalam pembinaan keagamaan di fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia dari tahun 2003 s/d 2005
3. Sebagai guru Pendidikan Agama Islam di SMK SMTI Yogyakarta dari tahun 2005 s/d sekarang.
D. Prestasi/Penghargaan -
E. Pengalaman Organisasi 1. Sekretaris Umum Pengurus Pusat Pelajar Islam Wali Songo tahun
1995 2. Sekretaris Umum Pengurus PII Koordinator Daerah Wali Songo
1995/1996 3. Ketua II Majelis Pembimbing Santri Mu’allimat Pondok Pesantren
Wali Songo Ngabar Ponorogo tahun 1999 s/d 2002 4. Koord. Sie Kaderisasi Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAI
Riyadlotul Mujahidin tahun 1998 s/d 1999 5. Koord. Sie Pelatihan MGMP PAI SMK Kota Yogyakarta tahun 2013
F. Minat Keilmuan : Pendidikan dan Psikologi G. Karya Ilmiah
1. Karya Tulis : Peran dan Tantangan Muhammadiyah dalam membangun umat dan bangsa
2. Skripsi : Pengaruh Ketaatan ibadah dan Ketekunan belajar terhadap prestasi belajar santriwati kelas III Eksperimen dan kelas IV Tarbiyatul Mu’allimat Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo.
3. LKS : Jalan Keselamatan 4. Modul : Komunikasi 5. Modul : Pendidikan Agama Islam kelas XI SMK
Recommended