View
255
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
1/20
Perenc ana an d an Penge nda lian … (Angga ra Hayun A) 155
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
DENGAN METODE PERT – CPM:STUDI KASUS FLY OVER AHMAD YANI, KARAWANG
Anggara Hayun A1
ABSTRACT
The efficiency and effectivity is not a new guide in this global era. As a
professional and innovative company, like consultant construction company that alwaysmakes customer satisfy, has a good achievement and reputation. There fore, efficiency
and affectivity are necessary needed in a company. Article gives some inputs how to
manage time become more effective and efficient in finishing project with CPM method.
With using CPM method in “fly over project Ahmad Yani-Karawang”, is figured out the
optimal time to finish this project which is 184 days.
Keywords: planning, controlling, project, pert - cpm method
ABSTRAK
Istilah efisien dan efektif bukan merupakan hal yang baru pada era globalisasi.
Seperti halnya perusahaan yang bekerja secara profesional dan inovatif seperti
perusahaan konsultan jasa kontruksi selalu berupaya untuk memuaskan konsumen,
berprestasi dan menjaga nama baik perusahaan sehingga efisiensi dan efektivitas
merupakan hal yang diperlukan perusahaan. Artikel ini memberikan masukan cara
mengatur waktu untuk menyelesaikan proyek lebih efisien dan efektif dengan
menggunakan metode CPM. Dengan menggunakan metode ini, diperoleh waktu optimal
untuk menyelesaikan proyek ”fly over Ahmad Yani Karawang” yaitu selama 184 hari.
Kata Kunci: perencanaan, pengendalian, metode pert-cpm
1 Staf Peneliti BPPT dan Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik UBINUS
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
2/20
Journal The WINNERS , Vol. 6 No. 2, September 2005: 155-174 156
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu dan teknologi semakin hari semakin pesat dan biasanya akan
diikuti oleh aktivitas-aktivitas yang semakin besar dan semakin padat, dan tentunya
secara langsung maupun tidak langsung akan diikuti pula oleh permasalahan-
permasalahan yang semakin hari semakin kompleks.Di negara yang sedang berkembang,
dalam rangka miningkatkan taraf hidup rakyatnya tuntutan pembangunan disegala bidang
semakin dapat dirasakan. Pembangunan tersebut berupa pembangunan fisik proyek serta
pembangunan gedung, jembatan prasarana, mendirikan industri ringan dan berat, jaringan
telekomunikasi dan lain-lain.Menghadapi keadaan demikian, langkah yang umumnya
ditempuh disamping mempertajam prioritas adalah mengusahakan meningkatkan
efesiensi dan efektifitas pengelolaan agar dicapai hasil guna yang maksimal dari sumber
daya yang tersedia.
Dalam melaksanakan pembangunan suatu proyek maka perusahaan melakukan
pelelangan proyek kepada kepada kontraktor yang memenuhi syarat, dan kontraktor yang
terpilih akan melaksanakan pembangunan tersebut sebagai mitra dari perusahaan.
Kemudian perusahaan melakukan peninjauan-peninjauan dan pengawasan terhadap kerja
kontraktor, dengan tujuan perusahaan dapat mengetahui dan mengikuti perkembangan
yang terjadi dilapangan. Hal ini diperlukan karena dalam pemberian biaya proyek sesuai
dengan yang ada dikontrak harus diketahui bagaimana prestasi kerja atau berapa persen
pembangunan telah berjalan.
Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan PERT-CPM
Pengolahan proyek-proyek berskala besar dang berhasil memerlukan
perencanaan, penjadwalan , dan penggorganisasian berkaitan. Untuk itu, maka pada tahun
1950 telah dikembangkan prosedur-prosedur formal yang didasarkan atas penggunaan
Network (jaringan) dan teknik-teknik Network . Prosedur yang paling utama dari prosedur-
prosedur yang dikenal sebagai PERT ( program evaluation and review technique) -CPM
(critical path method ), yang diantara keduanya terdapat beberapa perbedaan penting.
Namun, kecenderungan pada dewasa ini adalah menggembungkan kedua pendekatan
tersebut menjadi apa yang biasa dikenal sebagai PERT-type system.
Walaupun PERT-type system ini pada mulanya digunakan untuk mengevaluasi
penjadwalan program penelitian dan pengembangan, kini digunakan pula untuk
mengendalikan kemajuan berbagai type proyek khusus lainnya. Sebagai contoh dari berbagai tipe proyek ini adalah program-program konstruksi, pemograman komputer,
rencana pemeliharaan, dan pemasangan sistem komputer.
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
3/20
Perenc ana an d an Penge nda lian … (Angga ra Hayun A) 157
PERT-type system ini dirancang untuk membantu dalam perencanaan dan
pengendalian sehingga tidak langsung terlibat dalam optimasi. Tujuan sistem ini adalah:
1. Untuk menentukan probabilitas tercapainya batas waktu proyek.2. Untuk menetapkan kegiatan mana ( dari suatu proyek) yang merupakan bottlenecks
(menentukan waktu penyelesaian seluruh proyek) sehingga dapat diketahui pada
kegiatan mana kita harus bekerja keras agar jadwal dapat terpenuhi
3. Untuk mengevaluasi akibat dari perubahan-perubahan program, PERT-type system ini juga dapat mengevaluasi akibat dari terjadinya penyimpangan pada jadwal proyek.
Simbol yang Digunakan
Dalam menggambarkan suatu Network digunakan tiga buah symbol sebagai
berikut:
1. → anak panah = arrow, menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas. Kegiatan disinididefinisikan hal yang memerlukan durasi (jangka waktu tertentu) dalam pemakaian
sejumlah resource (sumber tenaga, peralatan, peralatan, material, biaya). Baik
panjang maupun kemiringan anak panah ini sama sekali tidak mempunyai arti. Jadi,
tidak perlu menggunakan skala. Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap
kegiatan, yang menunjukkan bahwa suatu kegiatan dimulai dari permulaan dan
berjalan maju sampai akhir dengan arah dari kiri ke kanan.
2. Ο lingkaran kecil = node, menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa atau event.Kejadian (event) disini didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau
beberapa kegiatan.
3. anak panah terputus-putus, menyatakan kegiatan semu atau dummy. Dummydisini berguna untuk membatasi mulaiya kegiatan. Seperti halnya kegiatan biasa,
panjang dan kemiringan dummy ini juga tidak berarti apa-apa sehingga tidak perlu
berskala. Bedanya dengan kegiatan biasa ialah bahwa dummy tidak mempunyai
durasi (jangka waktu tertentu) karena tidak memakai atau menghabiskan sejumlah
resource.
Dalam pelaksanaanya, simbol-simbol ini digunakan dengan mengikuti aturan-
aturan sebagai berikut :
1. Diantara dua event yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah.2. Nama suatu kegiatan dinyatakan dengan hurup atau dengan nomor event .3. Kegiatan harus mengalir dari event bernomor rendah ke event bernomor tinggi.4. Diagram hanya memeiliki initial event dan sebuah terminial event .
Penentuan Waktu
Setelah Network suatu proyek dapat digambarkan,langkah berikutnya adalah
mengestimasi waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan, dan menganalisis
seluruh diagram Network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing kejadian.
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
4/20
Journal The WINNERS , Vol. 6 No. 2, September 2005: 155-174 158
Dalam mengestimasi dan menganalis waktu ini, akan kita dapatkan satu atau
beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada Network tersebut yang menentukan
jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (critical path). Disamping lintasan kritis ini terdapat lintasan-lintasan lain yangh mempunyai
jangka waktu yang lebih pendek dari pada lintasan kritis. Dengan demikian, maka
lintasan yang tidak kritis ini mempunyai waktu untuk bias terlambat, yang dinamakan
float.
Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sejumlah
Network , dan ini dipakai pada waktu penggunaan Network dalam praktek atau digunakan
pada waktu mengerjakan penentuaan jumlah material, peralatan, dan tenaga kerja. Float
ini terbagi atas dua jenis, yaitu total float dan free float .
Notasi yang Digunakan
Untuk memudahkan perhitungan penentuaan waktu ini digunakan gambar dan
notasi-notasi seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1 berikut ini :
Kegiatan
ES ES
LFLS
EF EF
LS LF
Gambar 1 Aktivitas Kegiatan
Dimana :
ES = earliest start, yaitu saat tercepat dimulainya kegiatan.
LS = lastest start, yaitu saat paling lambat dimulainya kegiatan.
EF = earliest finish, yaitu saat tercepat diselesaikannya kegiatan.
LF = lastest finish, yaitu saat paling lambat diselesaikanya kegiatan.
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
5/20
Perenc ana an d an Penge nda lian … (Angga ra Hayun A) 159
Perkiraan Waktu Penyelesaian Suatu Kegiatan (Duration Time)
Ada dua cara yang biasa digunakan untuk memperkirakan (mengestimasi) waktu
penyelesaian suatu kegiatan, yaitu:
1. Single duration estimate atau perkiraan waktu (durasi) tunggal untuk setiap kegiatan.Cara ini dapat dilakukan apabila durasi dapat diketahui dengan akurat dan tidak
terlalu berfluktuasi. Pendekatan CPM menggunakan cara ini karena CPM
beranggapan bahwa setiap fluktuasi dapat diatasi dengan fungsi kontrol.
2. Triple duration estimate, yaitu cara perkiraan waktu yang didasarkan atas tiga jenisdurasi sebagai berikut :
To = optimistic duration, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
kegiatan jika tidak terjadi kesalahan pada pelaksanaan kegiatan itu (segala
sesuatunya berjalan baik sekali).Tm = most likely duration, yaitu waktu yang paling sering terjadi bila kegiatan
dilkakukan berulang-ulang (dalam kondisi normal).
Tp = pessimistic duration, yaitu waktu yang dibutuhkan bila terjadi kesalahan pada
pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan.
Cara ini merupakan dasar perhitungan untuk PERT yang mempunyai asumsi
dasar bahwa jika suatu kegiatan dilakukan berkali-kali, maka actual time (waktu nyata
untuk menyelesaikan kegiatan itu) akan membentuk distribusi frekuensi Beta dimana
optimistic dan pessimistic duration merupakan buntut (tail), sedangkan most likely
duration adalah mode dari distribusi Beta tersebut.Selanjutnya diasumsikan bahwa suatu
pendekatan dari durasi rata-rata yang disebut expected duration (Te) diberikan dengan
formula :
6
4 TpTmToTe
++=
Sedangkan varians dari distribusi ini adalah :
2
6⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛ −=
ToTpV
Kedua besaran tersebut digunakan untuk mengetahui probabilitas penyelesaian proyek
pada waktu tertentu.
Penentuan Biaya Dalam Penjadwalan Proyek
Dalam penjadwalan proyek, aspek biaya diperhitungkan dengan membuat
hubungan biaya dengan durasi untuk setiap kegiatan pada proyek itu. Yang dimaksud
dengan biaya disini ialah biaya langsung saja, tidak termasuk biaya administrasi,
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
6/20
Journal The WINNERS , Vol. 6 No. 2, September 2005: 155-174 160
supervisi, dan lain-lain. Kebanyakan proyek menggambarkan hubungan biaya dengan
durasi ini sebagai garis lurus seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Biaya Titik Percepatan
Cc
Cn Titik Normal
Dc
Dn Duration
Gambar 2 Hubungan Biaya dengan Durasi
Titik (Dn,Cn) menyatakan hubungan durasi Dn dengan biayanya Cn, jika
kegiatan diselesaikan dalam kondisi normal. Durasi Dn ini dapat dipersingkat dengan
cara meningkatkan pengalokasian sumber yang dengan sendirinya berarti meningkatkan
biaya langsung. Ada suatu batas yang dinamakan crash time (batas waktu percepatan)
yang menyatakan bahwa pengurangan waktu berikutnya (yang melampaui batas ini) tidak
akan efektif lagi. Pada titik ini, setiap peningkatan sumber hanya akan meningkatkan
biaya tanpa mengurangi durasinya. Titik percepatan (crash point ) pada gambar diatas
dinyatakan oleh titik (Dc,Cc). Setelah hubungan biaya dengan waktu ini ditentukan,selesaikanlah kegiatan-kegiatan proyek dalam durasi normalnya. Kemudiaan tentukan
lintasan kritis dan biaya langsungnya. Langkah berikutnya ialah mempertimbangkan
pengurangan durasi. Karena pengurangan waktu ini hanya akan efektif jika durasi
kegiatan-kegiatan kritis yang dikurangi, maka yang perlu diperhatikan ialah kegiatan-
kegiatan kritis itu saja. Agar diperoleh pengurangan durasi dengan biaya sekecil mungkin,
maka kita harus menekan sebanyak mungkin kegiatan-kegiatan kritis yang mempunyai
kemiringan garis biaya-waktu terkecil.
Banyaknya kegiatan yang dapat ditekan ini dibatasi oleh crash time masing-
masing. Namun batasan-batasan lain harus juga di perhitungkan sebelum menetapkan
jumlah kegiatan yang pasti dapat dipersingkat. Sebagai hasil penekanan suatu kegiatan ini
ialah jadwal baru yang mungkin mempunyai lintasan kritis baru pula. Biaya jadwal baruini tentunya lebil besar dari jadwal sebelumnya. Dari jadwal baru ini kita pilih kegiatan-
kegiatan kritis dengan kemiringan terkecil untuk dipercepat pelaksanaannya. Prosedur ini
diulangi hingga seluruh kegiatan kritis berada pada crash time masing-masing.
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
7/20
Perenc ana an d an Penge nda lian … (Angga ra Hayun A) 161
Kemiringan garis ini dinyatakan sebagai :
Dc Dn
CnCcKemiringan
−−=
Salah satu cara untuk memprediksi apakah lintasan kritis yang baru itu akan
terjadi sebelum mencapai titik percepatan ataukah tidak ialah dengan memperhatikan free
float dari kegiatan-kegiatan yagg tidak kritis. Free float ini bersifat independent terhadap
saat dimulainya kegiatan-kegiatan yang lain. Maka, apabila pada saat dilakukan
penekanan pada terhadap kegiatan kritis terjadi pengurangan harga free float dari positif
menjadi nol, kegiatan kritis itu tidak boleh ditekan tanpa melakukan pemeriksaan lebih
lanjut, karena ada kemungkinan bahwa kegiatan dengan free float nol ini menjadi
kegiatan kritis. Dengan demikian, selain crash limit kita juga harus memperhatikan free float limit. Untuk menentukan free float limit ini, pertama-tama kurangilah durasi dari
kegiatan kritis terpilih (berdasarkan slope) sebanyak satu-satuan waktu juga. Nilai free
float ini terkecil (sebelum dilakukan pengurangan) untuk dari suatu swemcam itulah yang
dimaksud dengan free float limit .
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
8/20
Journal The WINNERS , Vol. 6 No. 2, September 2005: 155-174 162
Metodologi Penelitian
Untuk menjawab permasalahan tersebut, terdapat beberapa tahapan yang
dilakukan dan dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Kerangka Pemecahan Masalah
Pengumpulan data
Menentukan urutan kegiatan
Analisa waktu dan sumber daya
Tenggang waktu dan kejadian
Mulai
Penggambaran diagram jaringan
Penentuan umur proyek dan lintasan
Percepatan waktu
proyek
Selesai
Ya
Tidak
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
9/20
Perenc ana an d an Penge nda lian … (Angga ra Hayun A) 163
Pengumpulan Data
Untuk dapat memecahkan suatu masalah, dibutuhkan data tentang segala hal
yang berhubungan dengan masalah tersebut. Dengan demikian dapat dipelajari, apa dan
bagaimana masalah tersebut dapat terselesaikan. Dalam hal pelaksanaan suatu proyek
perlu terlebih dahulu dibuat perencanaan bagaimana proyek tersebut akan dikerjakan dan
pengendalian apa yang harus dilakukan agar apa yang direncanakan dapat berjalan sesuai
degan tujuan yang akan dicapai. Dalam proyek pembangunan jembatan, tujuan yang ingin
dicapai adalah untuk mengetahui bahwa proyek tersebut akan memakan waktu berapa
lama dan berapa biaya proyek tersebut dan apakah ada kemungkinan waktu untuk
mempercepat proyek tersebut dan berapa pula biaya yang dibutuhkan. Untuk itu
diperlukan beberapa data yaitu data mengenai kegiatan dan perkiraan waktu yang
dibutuhkan, kebutuhan tenaga kerja dan bahan dari setiap kegiatan dan waktu
pelaksanaan proyek.
Data Jenis Kegiatan, Perkiraaan Waktu yang Dibutuhkan, dan
Hubungan Ketergantungan
Data ini diperlukan untuk mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan dan
berapa waktu yang diperlukan setiap kegiatan tersebut, waktu penyelesaian proyek dan
untuk menentukan jumlah tenaga kerja apa saja yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan
proyek tersebut. Untuk dapat membuat suatu jaringan kerja, hubungan ketergantungan
antar kegiatan sangat diperlukan karena dengan diketahuinya hubungan ketergantungan
ini maka kegiatan yang harus didahulukan dapat dikerjakan dan dapat dijadikan dasar
untuk melakukan kegiatan selanjutnya dan dapat dilihat pula bahwa suatu kegiatan belum
dapat dimulai apabila kegiatan sebelumnya belum selesai dikerjakan. Hubunganketergantungan kegiatan , perkiraan waktu paling mungkin yang dibutuhkan proyek dapat
dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
10/20
Journal The WINNERS , Vol. 6 No. 2, September 2005: 155-174 164
Tabel 1 Aktivitas Proyek, Waktu Paling Mungkin, Waktu Pesimis,
Waktu Optimis, dan Hubungan Ketergantungan
NO KEGIATANKODE
KEGIATAN
KEGIATAN
TERDAHULU
WAKTU
PALING
OPTIMIS
WAKTU
PALING
PESIMIS
WAKTU PALING
MUNGKIN
A Pekerjaan Persiapan
1. Pengadaan tiang A - 8 16 10
B Abutment 1 dan Ramp
1. Pemancangan B A 4 8 4
2. Galian Struktur C B 2 4 2
3. Pekerjaan Pondasi D C 14 28 15
4. Pekerjaan Dinding E D 17 34 18
5. Pekerjaan Piled Slap F E 8 16 8
C Pekerjaan Pilar
1. Pemasangan G A 11 22 122. Galian Struktur H G 8 16 9
3. Pekerjaan Pondasi I H 28 36 30
4. Pekerjaan Kolom J I 26 32 27
5. Pekerjaan Pierhead K J 45 90 47
D Abutment 2
1. Pemancangan L A 4 8 4
2. Galian Struktur M L 2 4 2
3. Pekerjaan Pondasi N M 14 28 15
4. Pekerjaan Dinding O N 17 34 18
E Pekerjaan Erection
1. Hauling dan Erection P F,K,O 7 14 8
F Retaining Wall Ramp A1
1. Galian Struktur Q F 4 8 42. Pekerjaan Pondasi] R Q 5 10 5
3. Pekerjaan Dinding S R 10 20 10
G Retaining Wall A2
1. Galian Struktur T O 6 12 6
2. Pekerjaan Pondasi U T 8 16 8
3. Pekerjaan Dinding V U 11 22 12
H Pekerjaan Bentang Pilar
1. Diagfragma W P,S,V 7 14 7
2. Install Deck Slap X W 6 12 7
3. Slap Y X 7 14 7
4. Parapet Z Y 9 18 10
5. Pasang Railing Activity 27 Z 8 16 9
I Asphalt Activity 28 Activity 27 6 12 7
J Finishing Activity 29 Activity 28 7 14 7
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
11/20
Perenc ana an d an Penge nda lian … (Angga ra Hayun A) 165
Data Volume Kegiatan Proyek dan Biaya Proyek
Volume setiap kegiatan yang dimaksud adalah volume pekerjaan yang harus
Selesai dengan waktu tertentu untuk setiap kegiatan. Sedangkan biaya proyek adalah total
biaya yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan yang ada dalam proyek tersebut. Untuk
biaya proyek dapat dilihat dari table 2 dan data mengenai kebutuhan tenaga kerja dapat
dilihat dari table 3
Tabel 2 Daftar Waktu dan Biaya Normal, serta Waktu dan Biaya Crash
NO KEGIATANKODE
KEGIATAN
NORMAL CRASH
Waktu
(Hari)
Biaya
(x 100)
Waktu
(Hari)
Biaya
(x100)
A Pekerjaan Persiapan
1. Pengadaan tiang A 11 1.650.000 8 1.765.000B Abutment 1 dan Ramp
1. Pemancangan B 5 1.040.000 4 1.140.000
2. Galian Struktur C 2 1.280.000 2 1.280.000
3. Pekerjaan Pondasi D 17 14.550.000 14 15.398.750
4. Pekerjaan Dinding E 21 20.560.000 17 21.191.000
5. Pekerjaan Piled Slap F 9 10.560.000 8 10.560.000
C Pekerjaan Pilar
1. Pemasangan G 14 12.480.000 11 13.000.000
2. Galian Struktur H 10 23.040.000 8 24.320.000
3. Pekerjaan Pondasi I 35 116.400.000 28 120.280.000
4. Pekerjaan Kolom J 31 185.910.000 26 192.205.625
5. Pekerjaan Pierhead K 55 185.910.000 45 192.205.625
D Abutment 2
1. Pemancangan L 5 1.040.000 4 1.140.000
2. Galian Struktur M 2 1.280.000 2 1.280.000
3. Pekerjaan Pondasi N 17 14.550.000 14 15.398.750
4. Pekerjaan Dinding O 20 20.610.000 17 20.759.500
E Pekerjaan Erection
1. Hauling dan Erection P 9 1.060.000 7 1.680.000
F Retaining Wall Ramp A1
1. Galian Struktur Q 5 1.300.000 4 1.400.000
2. Pekerjaan Pondasi] R 6 4.880.000 5 4.980.000
3. Pekerjaan Dinding S 12 11.450.000 10 11.850.000
G Retaining Wall A2
1. Galian Struktur T 7 1.950.000 6 2.150.000
2. Pekerjaan Pondasi U 9 7.760.000 8 7.960.000
3. Pekerjaan Dinding V 14 13.740.000 11 14.321.000
H Pekerjaan Bentang Pilar
1. Diagfragma W 8 4.830.000 7 5.030.000
2. Install Deck Slap X 8 1.400.000 6 1.880.000
3. Slap Y 8 3.500.000 7 3.700.000
4. Parapet Z 12 2.600.000 9 3.730.000
5. Pasang Railing Activity 27 10 1.380.000 8 4.650.000
I Asphalt Activity 28 8 4.480.000 6 4.920.000
J Finishing Activity 29 8 1.400.000 7 1.600.000
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
12/20
Journal The WINNERS , Vol. 6 No. 2, September 2005: 155-174 166
Tabel 3 Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja pada Proyek
Jembatan Fly-Over Ahmad Yani-Karawang
NO KEGIATAN KODE KEGIATAN MANDOR TUKANG PEKERJA TOTAL
A Pekerjaan Persiapan
1. Pengadaan tiang A 1 3 2 6
B Abutment 1 dan Ramp
1. Pemancangan B 1 4 3 8
2. Galian Struktur C 2 10 8 20
3. Pekerjaan Pondasi D 2 18 10 30
4. Pekerjaan Dinding E 2 23 10 35
5. Pekerjaan Piled Slap F 2 28 10 40
C Pekerjaan Pilar
1. Pemasangan G 4 16 12 32
2. Galian Struktur H 8 40 32 80
3. Pekerjaan Pondasi I 8 72 40 1204. Pekerjaan Kolom J 8 92 40 140
5. Pekerjaan Pierhead K 8 112 40 160
D Abutment 2
1. Pemancangan L 1 4 3 8
2. Galian Struktur M 2 10 8 20
3. Pekerjaan Pondasi N 2 18 10 30
4. Pekerjaan Dinding O 2 23 10 35
E Pekerjaan Erection
1. Hauling dan Erection P 1 3 2 6
F Retaining Wall Ramp A1
1. Galian Struktur Q 2 10 8 20
2. Pekerjaan Pondasi] R 2 18 10 30
3. Pekerjaan Dinding S 2 23 10 35
G Retaining Wall A2
1. Galian Struktur T 2 10 8 20
2. Pekerjaan Pondasi U 2 18 10 30
3. Pekerjaan Dinding V 2 23 10 35
H Pekerjaan Bentang Pilar
1. Diagfragma W 2 5 3 10
2. Install Deck Slap X 1 3 2 6
3. Slap Y 2 6 4 12
4. Parapet Z 1 4 3 8
5. Pasang Railing Activity 27 2 5 3 10
I Asphalt Activity 28 2 10 8 20
J Finishing Activity 29 1 3 2 6
TOTAL 77 614 321 1012
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
13/20
Perenc ana an d an Penge nda lian … (Angga ra Hayun A) 167
PEMBAHASAN
Data yang telah dikumpulkan diolah dengan metode PERT-CPM dan didapatkan
hasil sebagai berikut.
1. Network Proyek Fly Over
A B C D E F
G
P
Q
H I J
K
W
R
V
L M N
O
S
T U
X
Y Z 27 28 29
B
5
C
2
D
17
E
21
F
9
G
14
L5
H
10
I
35
J
31
K
P
55
9
Q5
P
9
P
9
R 68
12
S
W
W
8W
8
M
2
N
17
O
20
T
7
U
9
V
14
X
8
Y
8Z
12
27
10
28
8
29
8
0
A11
Gambar 4 Network Proyek Fly Over
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
14/20
Journal The WINNERS , Vol. 6 No. 2, September 2005: 155-174 168
Program Evaluation and Technical Review
Program Evaluation And Review Technique (PERT) proyek dimaksudkan untuk
membandingkan waktu yang dibutuhkan proyek dalam menyelesaikan pekerjaan dari
waktu paling paling mungkin , waktu paling optimisi hingga waktu paling pesimis dan
berdasarkan hal tersebut data diolah dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
15/20
Perenc ana an d an Penge nda lian … (Angga ra Hayun A) 169
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
16/20
Journal The WINNERS , Vol. 6 No. 2, September 2005: 155-174 170
Network Proyek Berdasarkan Kebutuhan Waktu Normal
Kebutuhan waktu yang diharapkan telah didapat melalui perhitungan PERT maka
untuk langkah ketiga dalam pengolahan data ini maka selanjutnya adalah
menggambarkan Network Proyek yang baru, gambar Network -nya dapat dilihat seperti
gambar 5. Lintasan Kritis Waktu Normal dapat dilihat pada Tabel 5. Biaya proyek yang
diperlukan untuk menempuh waktu normal dapat dilihat pada Tabel 6.
0
A
11
0 11
11
B
16
88 93
16
C
18
93 95
18
D
35
95 112
35
E
56
112 133
56
F
65
13 142
11
G
25
11 25
156
P
165
156 16565
Q
70
142 174
25
H
35
25 35
35
I
70
35 70
70
J
101
70 101101
K
101 156
165
W
173
165 173
70
R
76
147 153
70
V
84
151 165
11
L
15
92 96
15
M
17
96 98
17
N
34
98 11534
O
54
115 135
76
S
88
153 165
54
T
61
135 142
61
U
70
142 151
173
X
181
173 181
181
Y
189
181 189
189
Z
201
189 201
201
27
211
201 211
211
28
219
211 219
219
29
227
219 227
156
0
0
0 0
0
0
Gambar 5 Network Berdasarkan Perhitungan PERT
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
17/20
Perenc ana an d an Penge nda lian … (Angga ra Hayun A) 171
Tabel 5 Lintasan Kritis Waktu Normal
12/6/2005 Crit ical Path 1
1 A
2 G
3 H
4 I
5 J
6 K
7 P
8 W
9 X
10 Y
11 Z
12 Activity27
13 Activity28
14 Activity29
Completion Time 227
Tabel 6 Biaya Proyek dengan Waktu Normal
12/6/2005 Project Time Cost Schedule Cost Schedule Total Cost Total Cost
in day Based on ES Based on LS Based on ES Based on LS
76 227 350,000 350,000 672,590,100 673,230,000
Network Percepatan Waktu dan Biaya Optimal
Setelah dilakukan pengurangan waktu dari setiap aktivitas, maka dapat diketahui
waktu yang optimal dan biaya yang optimal pula. Network dari percepatan waktu dan
lintasan kritis dari percepatan waktu dapat dilihat pada Gambar 6 dan Tabel 7. Biaya
dibutuhkan proyek dapat dilihat pada Tabel 8.
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
18/20
Journal The WINNERS , Vol. 6 No. 2, September 2005: 155-174 172
0
A
8
0 8
8
B
12
19 73
12
C14
73 75
14
D
28
75 89
28
E
45
89 106
45
F
53
106 114
8
G
19
8 19
126
P
133
126 13353
Q
57
114 118
19
H
27
19 27
27
I
55
27 55
55
J
81
55 8181
K
126
81 126
134
W
140
134 140
57
R
62
118 123
59
V
70
122 133
8
L
12
71 75
12
M
14
75 77
14
N
28
77 91 28
O
45
91 108
62
S
72
123 133
45
T
51
108 114
51
U
59
114 112
140
X
146
140 146
146
Y
153
146 153
153
Z
162
153 162
162
27
170
162 170
170
28
176
270 176
176
29
183
176 183
0
0 0
0 0
Gambar 6 Network Percepatan Waktu
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
19/20
Perenc ana an d an Penge nda lian … (Angga ra Hayun A) 173
Tabel 7 Lintasan Kritis Berdasarkan Percepatan Waktu
12/6/2005 Crit ical Path 1
1 A
2 G
3 H
4 I
5 J
6 K
7 P
8 W
9 X
10 Y
11 Z
12 Activity27
13 Activity28
14 Activity29
Completion Time 183
Tabel 8 Biaya Percepatan Waktu Proyek
Project Time Cost Schedule Cost Schedule Total Cost Total Cost
in day
Based on ES
(x100)
Based on LS
(x 100)
Based on ES (x
100)
Based on LS
( x 100)
184 228,571.42 228,571.42 700,375,000 700,375,100
Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa waktu normal yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek Fly Over Ahmad Yani Karawang adalah selama 227 hari dan
memerlukan biaya sebesar Rp 672.590.100 apabila berdasarkan ES dan apabila
berdasarkan LS adalah sebesar Rp. 673.230.000 .
Namun, setelah dilakukan percepatan waktu, maka didapatkan biaya optimal.
didapatkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek adalah 184 hari dengantotal biaya sebesar Rp. 700.375.000 apabila berdasarkan ES dan apabila berdasarkan LS
adalah sebesar Rp. 700.375.100
8/18/2019 Pengendalian Mutu Proyek
20/20
Journal The WINNERS , Vol. 6 No. 2, September 2005: 155-174 174
PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan didapatkan hasil sebagai berikut.
1. Waktu optimal yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek fly over Ahmad Yani –Karang adalah selama 184 hari dan untuk menyelesaikan proyek fly over tersebut
selama 184 hari memerlukan biaya sebesar Rp. 700.375.000.
2. Waktu dan biaya optimal untuk pembangunan proyek fly over Ahmad Yani –Karangdiperoleh setelah dilakukan percepatan waktu dengan menggunakan jaringan kerja.
3. Setelah dilakukan percepatan waktu dengan menggunakan jaringan kerjamenyebabkan umur proyek berkurang menjadi lebih efisien , karena waktu yang
diperlukan untuk pembangunan proyek tersebut berkurang selama 43 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, Tjuju Tarliah. 2002. Operation Research. Bandung: Sinar Baru Algensido.
Siswoyo, 1985. Pokok-pokok Manajemen PERT dan CPM . Jakarta: Erlangga.
Subagyo, Pangestu, Marwan Asri, dan T. Tani Handoko. Buku Dasar-Dasar Operations
Research. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Recommended