View
232
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PICTURE
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA
PADA SISWA KELAS V SEMESTER 1
MI KLUMPIT KECAMATAN KARANGGEDE
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
DIAH AMANAH
NIM 115-13-082
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
iii
PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PICTURE
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA
PADA SISWA KELAS V SEMESTER 1
MI KLUMPIT KECAMATAN KARANGGEDE
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
DIAH AMANAH
NIM 115-13-082
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama : Diah Amanah
NIM : 115-13-082
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PICTURE UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
ALAT PERNAPASAN MANUSIA PADA SISWA
KELAS V SEMESTER 1 MI KLUMPIT
KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018.
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 10 Agustus 2017
Pembimbing,
Dr. Budiyono Saputro, M. Pd
NIP. 19740630 200912 1 001
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Diah Amanah
NIM : 115-13-082
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 10 Agustus 2017
Yang menyatakan,
Diah Amanah
NIM. 115 13 082
vii
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrohmanirrokhim
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Diah Amanah
NIM : 115-13-082
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Jenis : Skripsi
Judul : PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PICTURE
UNTUKMENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPA MATERI ALAT PERNAPASAN
MANUSIA PADA SISWA KELAS V
SEMESTER 1 MI KLUMPIT KECAMATAN
KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018.
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti, kepada Perpustakaan IAIN Salatiga
atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu
pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy
untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan IAIN Salatiga,
tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak Perpustakaan IAIN Salatiga dari semua bentuk
tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya
ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 10 Agustus 2017
Yang menyatakan
Diah Amanah
NIM. 115 13 082
viii
MOTTO
Barang siapa yang mempersulit urusan saudaranya, memperberat, terlebih lagi
mendzoliminya dan menipunya. Maka Allah akan menyikapinya demikian pula di
dunia sebelum di akhirat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
عليه يوم القيامة ومن يشاقق يشقق للاه
"Barang siapa yang menyulitkan (orang lain) maka Allah akan mempersulitnya
pada hari kiamat" (HR Al-Bukhari no 7152).
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Iwan Sungkono dan Ibu Sri Rejeki
yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberikan semangat
hidup yang sangat luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi ini.
2. Adikku tersayang Ninda Husnun Amalia.
3. Didik Triyanto yang tanpa lelah memberikan semangat dan selalu
membantu saya dalam menulis skripsi ini.
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini, sekaligus dosen
Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan selama
kuliah.
5. Bapak Ahmadi, S. Pd. yang telah memberikan izin penulis untuk
melakukan Penelitian Tindakan Kelas di MI Klumpit Karanggede
Boyolali.
6. Sepupusaya: Silvi dan Pipit.
7. Sahabat-sahabat setiaku: Okta, Rinda, Ana, Mega, Arum, Kiswa, Tika,
Agustin, Dina dan Azizah.
8. Almamater Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
x
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
Alhamdulillahi rabbil „alamin, Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya berhasil
menyelesaikan skripsi ini dengan judul "Penggunaan Media Puzzle Picture Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pernapasan Manusia Pada Siswa
Kelas V Semester 1 MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
Tahun Pelajaran 2017/ 2018”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW semoga beliau selalu dirahmati
Allah.
Dalam pembuatan skripsi ini, tentu saja banyak sekali hambatan dan
kesulitan. Penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bimbingan,
bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M. Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. selaku dosen pembimbing skripsi
sekaligus dosen Pembimbing Akademikyang telah membantu membimbing,
memberikan motivasi, arahan, dan meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
5. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta adikku tersayang.
xi
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.
7. Bapak Ahmadi, S.Pd. I. selaku kepala MI Klumpit Kecamatan Karanggede
Kabupaten Boyolali yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8. Bapak Joko Widodo, S.Pd. I. selaku guru kelas V MI Klumpit Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali yang telah berkenan bekerjasama dengan
penulis sehingga penelitian dapat berlangsung.
9. Siswa siswi kelas V MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikiuti jalannya
penelitian dengan sungguh-sungguh.
10. Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang telah berjuang bersama-sama dari
awal masuk IAIN Salatiga.
Semoga amal dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan
dari ALLAH SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini dan masih jauh dari sempurna baik dalam hal penulisan, isi, maupun
penyajiannya. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
perlukan agar dapat memperbaiki skripsi ini sehingga bisa menjadi skripsi yang
mendekati sempurna di masa yang akan datang. Demikian pengantar dari penulis,
semoga skripsi ini dapat berguna dan bermaanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca bagi umumnya.
Salatiga, 10 Agustus 2017
Penulis,
Diah Amanah
NIM. 115 13 082
xii
ABSTRAK
Amanah, Diah. 2017. Penggunaan Media Puzzle Picture Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Materi Alat Pernapasan Manusia Pada Siswa Kelas
V Semester 1 MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
Tahun Pelajaran 2017/ 2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Budiyono
Saputro, M. Pd.
Kata Kunci: Media Puzzle Picture dan Hasil Belajar IPA
Proses belajar mengajar mata pelajaran IPA di MI Klumpit Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali masih terfokus kepada guru (siswa yang pasif).
Rasa ingin belajar siswa cenderung rendah dan monoton. Contoh-contoh materi
pelajaran yang diberikan guru masih kurang terkait dengan lingkungan kehidupan
siswa sehari-hari. Karena dominan menggunakan metode ceramah, serta tidak
menggunakan media pembelajaran saat mengajar di kelas. Menyebabkan 50%
nilai peserta didik mendapati di bawah KKM (65).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
materi alat pernapasan pada manusia dengan menggunakan media Puzzle Picture
pada siswa kelas V semester 1 MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2017/ 2018.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian
adalah siswa kelas V MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
Tahun Pelajaran 2017/ 2018 yang berjumlah 22 siswa, meliputi 10 siswa laki-laki
dan 10 siswa perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media Puzzle Picture
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Klumpit Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/ 2018 pada mata pelajaran
IPA materi Alat Pernapasan Manusia. Hal ini dibuktikan dari persentase hasil
belajar yang terus menerus meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan
ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai siklus II. Pra siklus siswa yang
tuntas belajar ada 11 siswa (50%) dan yang belum tuntas ada 11 siswa (50%)
dengan nilai rata-rata kelas 63,73. Siklus I terdapat 15 siswa (68,18%) tuntas
belajar dan 7 siswa (31,82%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas
71,14. Kemudian pada siklus II terdapat 20 siswa (90,91%) siswa yang tuntas
belajar dan telah mencapai Kriteria ketuntasan klasikal yaitu 90,91% ≥ 85% dan 2
siswa (9,09%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 82,05.
Berdasarkan data tersebut, hasil belajar siswa dengan menggunakan media Puzzle
Picture memperoleh peningkatan dari pra siklus (50%), siklus I (68,18%), dan
siklus II (90,91%). Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari pra siklus ke siklus
I 18,18% dan siklus I ke siklus II 22,73%.
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR LOGO .......................................................................................... ii
JUDUL .......................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... vi
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................................... vii
MOTTO ......................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
ABSTRAK .................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ......................... 6
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
xiv
F. Definisi Operasional .................................................................... 8
G. Metode Penelitian ........................................................................ 12
H. Sistematika Penulisan .................................................................. 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Belajar ................................................................................... 21
2. Hasil Belajar .......................................................................... 29
B. Ilmu Pengetahuan Alam
1. Hakikat IPA ........................................................................... 44
2. Karakteristik IPA .................................................................. 48
C. Media Puzzle Picture
1. Media ..................................................................................... 49
2. Puzzle Picture........................................................................... 53
D. Alat Pernapasan Manusia
1. Rongga Hidung ..................................................................... 58
2. Pangkal Tenggorokan ............................................................ 59
3. Batang Tenggorokan ............................................................. 59
4. Paru – Paru ............................................................................ 60
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Klumpit Karanggede ............................... 62
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitan Siklus I ................................... 67
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitan Siklus II .................................. 73
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus .......................................... 78
1. Deskripsi Data Pra Siklus ...................................................... 78
2. Deskripsi Data Siklus I .......................................................... 81
3. Deskripsi Data Siklus II ........................................................ 84
B. Pembahasan ................................................................................. 88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 93
B. Saran ............................................................................................ 94
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 96
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Klumpit Karanggede ........................................... 64
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Klumpit Karanggede ............................. 65
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas V MI Klumpit Karanggede ........................... 65
Tabel 4.1 Perolehan Nilai Ulangan Harian Siswa Pra Siklus ....................... 78
Tabel 4.2 Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus I ............................................ 81
Tabel 4.3 Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus II ........................................... 85
Tabel 4.4 Nilai Tes Formatif Tiap Siklus ...................................................... 88
Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Pra Siklus – Siklus II ............................. 89
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pelaksanaan Siklus PTK ............................................................ 13
Gambar 2.1 Rongga Hidung dan Laring ....................................................... 58
Gambar 2.2 Trakea dan Paru–paru ................................................................ 59
Gambar 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa .......................................................... 90
Gambar 4.2 Hasil Belajar Siswa yang Belum Tuntas ................................... 91
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Nota Pembimbing
Lampiran 2 Lembar Isi Konsultasi
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 5 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Siklus I
Lampiran 8 Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 9 Hasil Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 10 Hasil Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa Siklus II
Lampiran 13 Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 14 Hasil Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 15 Hasil Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 16 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 17 Nilai SKK Mahasiswa
Lampiran 18 Riwayat Hidup Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia
terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga
lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku,
papan tulis, kapur, fotografi, slide, dan film, audio, dan video tape.
Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio
visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya (Hamalik,
2001: 57).
Berbicara tentang pembelajaran yang memiliki banyak sekali
definisi, penelitian ini lebih memfokuskan pada pembelajaran IPA. Seperti
halnya yang kita ketahui pada umumnya, IPA menerangkan dan
menjelaskan secara detail tentang berbagai lingkungan alam. Bahkan tidak
hanya lingkungan alam saja tetapi anak dapat mendiskripsikan berbagai
jenis peristiwa alam.
Pengertian IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/
disusun dengan cara yang khas/ khusus, yaitu melakukan observasi
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi
dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan yang
2
cara uang lain (Aly dan Rahma, 1996: 18). Oleh karena itu siswa dituntut
untuk dapat mengingat dan mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam dengan
baik. Serta dibimbing oleh pendidik yang menguasai dalam bidang
tersebut.
Mata Pelajaran IPA berfungsi untuk mempelajari gejala alam, baik
yang menyangkut makhluk hidup maupun benda mati. Pada prinsipnya
IPA diajarkan untuk membekali siswa agar mempunyai pengetahuan
(mengetahui berbagai cara) dan keterampilan (cara mengerjakan) yang
dapat membantu siswa untuk memahami gejala alam secara mendalam.
Dalam materi IPA, peserta didik harus mempelajari dengan detail karena
materinya fakta dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus dapat lebih tekun
dalam menerangkan dan menjelaskan materi-materi tersebut kepada
peserta didiknya.
Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan
yang penting atau vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan
belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan
belajar siswa. Oleh karena itu adalah penting sekali bagi setiap guru
memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia dapat
memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat
dan serasi bagi siswa. Hampir semua ahli telah merumuskan dan membuat
tafsirannya tentang “belajar”. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu
berbeda satu sama lain (Hamalik, 2001: 36).
3
Dalam kegiatan pembelajaran, guru mata pelajaran IPA
menggunakan berbagai macam model, metode, dan media pembelajaran
yang menghendaki keterlibatan dan peran aktif siswa dalam melakukan
kegiatan belajar di kelas. Keterlibatan siswa secara utuh sangat
berpengaruh dan memiliki peranan penting agar kegiatan pembelajaran
dapat mencapai tujuan. Adanya keseriusan belajar siswa secara optimal
akan menentukan tingkat kepemahaman dan hasil belajar siswa.
Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran
tertentu. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1995: 94), bahwa evaluasi
merupakan proses penggunaan inforrmasi untuk membuat pertimbangan
sebearapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa
(Susanto, 2013: 5).
Realitanya menunjukkan bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Alam sebagian besar siswa kelas V MI Klumpit Kecamatan Karanggede
Kabupaten Boyolali masih rendah. Hal ini tercermin dari sikap kurang
aktifnya dalam menanggapi guru yang sedang mengajar di depan kelas,
sikap bermain-main dengan teman-temannya saat pelajaran berlangsung,
dan sikap acuh terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Masalah yang
sedang dihadapi oleh MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten
4
Boyolali ini sangat berdampak buruk dan menyebabkan 50% nilai peserta
didik mendapati di bawah KKM.
Proses belajar mengajar mata pelajaran IPA terfokus kepada guru
(kurang terfokus pada siswa). Rasa ingin belajar siswa cenderung rendah
dan monoton. Contoh-contoh materi pelajaran yang diberikan guru masih
kurang terkait dengan lingkungan kehidupan siswa sehari-hari. Karena
dominan menggunakan metode ceramah, serta tidak menggunakan media
atau metode saat mengajar di kelas.
Guru yang profesional seharusnya bisa membawa murid-muridnya
mendapatkan nilai yang seharusnya mencapai KKM. Namun
kenyataannya, masih ada siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
Siswa yang mencapai KKM hanya sekitar 50%. Untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, guru harus lebih kreatif lagi dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
Mengacu pada permasalahan tersebut, salah satu solusi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA adalah dengan menggunakan media Puzzle Picture.Media berarti
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang
untuk belajar. Puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau
bongkar pasang. Picture yang berarti gambar dalam bahasa Indonesia.
Dengan mencoba beberapa cara memasangkan kepingan berupa potongan-
potongan gambar maka siswa dilatih untuk berpikir kreatif. Permainan
5
puzzle juga mengasah ketekunan anak, dalam memecahkan masalah,
tentunya (Saraswati, 2014:108-109).
Oleh karena itu, perlunya suatu inovasi pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna untuk membantu peserta didik mencapai
kompetensi yang seharusnya. Yaitu dengan penggunaan media Puzzle
Picture dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat
menumbuhkan rasa ingin belajar dalam dirinya dan dapat menjadikan
penilaian hasil belajar yang memuaskan. Karena siswa SD/ MI menyukai
pembelajaran yang apabila ada unsur bermain di dalamnya (learning by
doing and playing).
Dari hasil pernyataan yang sudah dipaparkan di atas, peneliti
memiliki pemikiran untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan
judul: “PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PICTURE UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT
PERNAPASAN MANUSIA PADA SISWA KELAS V SEMESTER 1
MI KLUMPIT KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah
penggunaan media puzzle picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi alat pernapasan manusia pada siswa kelas V semester 1 MI Klumpit
6
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/
2018?”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, adapun yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dengan
menggunakan media puzzle picture pada siswa kelas V semester 1 MI
Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2017/ 2018.”
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis
Hipotesis adalah patokan, pendirian, dalil yang dianggap benar,
persangkaan atau dugaan yang dianggap benar untuk sementara waktu
yang perlu adanya pembuktian tentang kebenarannya (Kartono, 1980
dalam Ghony dan Almanshur, 2009: 84).
Dari rumusan masalah di atas, dikemukakan hipotesis sebagai
berikut: “Penggunaan media puzzle picture dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi alat pernapasan manusia pada siswa kelas V
semester 1 MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
Tahun Pelajaran 2017/ 2018.”
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan media puzzle picture dikatakan efektif apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Indikator pencapaian hasil belajar
7
dibuat untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Indikator pencapaian hasil belajar merupakan acuan yang digunakan
dalam melakukan penelitian. Adapun indikator yang dapat dirumuskan
penulis sebagai berikut:
a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai nilai ≥ 65 sesuai dengan KKM yang telah
ditentukan dari sekolah pada materi alat pernapasan manusia.
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu
kelas mendapat nilai ≥ 65.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini, dapat menjelaskan teori dan
menambah wawasan dalam kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan media puzzle picture. Peserta didik dapat bersikap
kreatif dan inovatif di dalam belajarnya sendiri dengan cara yang
menyenangkan, serta dapat meningkatkan motivasi belajar agar hasil
belajar siswa memuaskan dan maksimal.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bemanfaat bagi pihak berikut:
a. Bagi Siswa
8
1) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa, kreatifitas siswa dan
keaktifan siswa dalam kegiatan belajar di MI Klumpit
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali,
2) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan memudahkan
dalam mengingat serta memahami konsep-konsep IPA dengan
menggunakan media puzzle picture.
b. Bagi Guru
1) Meningkatkan kemampuan guru dalam berkreasi dan
berinovasi pada pembelajaran IPA dengan menggunakan media
puzzle picture ataupun dengan media yang lainnya,
2) Menjadikan lebih efektif dan efisien dalam peranannya sebagai
fasilitator dan mediator.
c. Bagi Sekolah
1) Menciptakan rasa kepercayaan orang tua, masyarakat, serta
pemerintah dalam memberikan solusi bagi permasalahan
pembelajaran IPA,
2) Dapat mengangkat nama baik sekolah karena meningkatnya
prestasi belajar siswa dan sekolah.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan agar tidak adanya kesalahpahaman dalam
menafsirkan setiap maksud penellitian dan memberikan interpretasi beberapa
istilah yang penulis gunakan dalam penelitian. Maka peneliti akan memperjelas
9
terlebih dahulu istilah-istilah tersebut pada bagian definisi operasional sebagai
berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.Pengertian tentang hasil
belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi
dalam K. Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu
(Susanto, 2013: 5).Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai dari
soal materi alat pernapasan pada manusia pada siswa kelas V semester
1 dengan menggunakan media puzzle picture.
2. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu pengetahuan
teoritis yang diperoleh/ disusun dengan cara yang khas/ khusus, yaitu
melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait
antara cara yang satu dengan yang cara uang lain (Aly dan Rahma,
1996: 18). Materi pada pembelajaran IPA dalam penelitian ini
merupakan alat pernapasan pada manusia kelas V semester 1.
3. Media
10
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa)
untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Usman dan Asnawir, 2002:
11). Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media puzzle
picture atau yang sering disebut dengan bongkar pasang gambar.
4. Puzzle Picture
Puzzle adalah permainan klasik. Memang bukan asli dari
Indonesia. Pada awalnya, puzzle adalah produk impor. Puzzle ternyata
dapat membantu anak belajar memecahkan masalah. Dengan mencoba
beberapa cara memasangkan kepingan berupa potongan-potongan
gambar maka siswa dilatih untuk berpikir kreatif. Permainan puzzle
juga mengasah ketekunan anak, dalam memecahkan masalah,
tentunya (Saraswati, 2014: 108-109).
Puzzle merupakan jenis permainan teka-teki menyusun
potongan-potongan gambar. Nurjatmika (2012: 65) menyatakan,
dengan terbiasa bermain puzzle, lambat laun, mental anak juga
terbiasa bersikap tenang, tekun, dan sabar dalam menyelesaikan
sesuatu.
Kepuasan yang didapat saat ia menyelesaikan puzzle pun
merupakan salah satu pembangkit motivasi untuk mencoba hal-hal
11
yang baru baginya. Bermain puzzle, selain menyenangkan, ternyata
juga dapat meningkatkan keterampilan dan kecerdasan seorang anak.
Picture dalam bahasa Inggris, yang berarti gambar. Puzzle
picture dalam penelitian ini adalah sebuah gambar dipotong kecil-
kecil terbuat yang dari kardus dan ditempelkan gambar alat
pernapasan pada manusia sesuai dengan materinya.
5. Alat Pernapasan Manusia
Alat-alat pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung,
pangkal tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), dan paru-
paru (Azmiyawati dkk, 2008: 1-6).
a. Rongga Hidung
Hidung adalah organ pernapasan terluar. Udara yang kita
hirup akan masuk ke dalam rongga hidung. Di dalam rongga
hidung, udara pernapasan akan mengalami berbagai perlakuan.
b. Pangkal Tenggorokan (Laring)
Udara pertama masuk melalui faring. Faring merupakan
persimpangan rongga mulut dan rongga hidung. Udara dari faring
melewati laring menuju trakea. Laring merupakan organ
pernapasan setelah hidung.
c. Batang Tenggorok (Trakea)
Saat kamu bernapas, trakea terbuka sehingga udara dapat
masuk. Di dalam trakea terdapat selaput lendir yang berambut
12
getar. Selaput lendir berfungsi untuk mengeluarkan kotoran yang
masuk bersama udara.
d. Paru-Paru
Paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas
diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kiri dan paru-
paru kanan. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang
disebut pleura.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan teknik-teknik yang penulis gunakan dalam
proses penelitian. Metode penelitian meliputi:
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Berdasarkan hasil analisa data dan karakteristik penilaiannya,
jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Terkait
dengan pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, ada beberapa
rumusan definisi PTK yang perlu dipahami.
Menurut Hopkins (1993), PTK adalah suatu bentuk kajian
yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam
melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi
dalam praktik pembelajaran.
Menurut Suyanto (1997), PTK sebagai suatu bentuk kajian
yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu
13
agar dapat memperbaiki dan/ atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas secara profesional (Muslich, 2012: 8-9).
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian
tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar
terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: (a) Menyusun
rancangan tindakan (Planning), (b) Pelaksanaan tindakan (Acting), (c)
Pengamatan (Observing), (d) Refleksi (Reflecting).
Gambar 1.1 Pelaksanaan Siklus PTK
(Arikunto, 2006: 16)
Peneliti menggunakan PTK karena beberapa alasan sebagai berikut: (a)
Guru dapat memperbaiki cara pengajaran di kelas dengan tepat. (b)
14
Dalam mengajar, guru dapat lebih paham terhadap proses-proses
pembelajaran yang terjadi di ruang kelas. (c) Guru dapat meningkatkan
praktik pengajaran di kelas melalui rangkaian kegiatan pembelajaran
dengan cermat.
2. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Klumpit
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali. Berjumlah 22 anak
yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki dengan
kolaboratornya guru kelas V yaitu Bapak Joko Widodo, S. Pd. I.
Peneliti dapat berkolaborasi dengan guru kelas V, sehingga media
pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pelajaran IPA.
Siswa kelas V ini pada umumnya daya berfikirnya standar
pada umumnya, akan tetapi masih dalam batas kewajaran dan
anak-anaknya ada yang memiliki keistimewaan tertentu. Dan
mereka termasuk siswa-siswa yang ceria dan bersemangat dalam
belajar. Situasi kelas yang dijadikan subjek penelitian cukup
memadai.
b. Lokasi
15
Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Klumpit Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali. Secara geografis Madrasah
Ibtidaiyah Klumpit Karanggede Boyolali terletak di Dukuh
Girirejo, Desa Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten
Boyolali. Madrasah Ibtidaiyah Klumpit dibangun diatas tanah
1.230 m2 adapun luas bangunannya 400 m
2. MI Klumpit
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali memiliki letak yang
sangat strategis dan mudah untuk dijangkau dari seluruh penjuru
daerah tersebut.
c. Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di semester 1 Tahun
Pelajaran 2017/ 2018. Waktu penelitian dengan alasan bertepatan
dengan materinya.
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk
merancang kegiatan pembelajaran IPA dengan materi pokok alat
pernapasan manusia, meliputi:
1) Mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara observasi
dan wawancara. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan
guru kelas mengenai masalah-masalah yang ada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
16
3) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran
4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati siswa
5) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran
6) Membuat soal evaluasi untuk siswa.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini pelaksanaan harus berjalan sesuai dengan
perencanaan yang sudah dibuat. Guru menjalankan kegiatan belajar
berdasarkan RPP yang telah dibuat. Pelaksanaan dengan
mengurutkan pembelajaran mulai dari pembukaan sampai
pembelajaran selesai.
c. Pengamatan/ observasi
Observasi suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
proses pembelajaran berlangsung, mengamati sikap siswa dalam
menerima pelajaran dan mengamati penilaian terhadap jalannya
proses belajar mengajar. Objek observasi semua siswa kelas V MI
Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi, dilakukan menganalisis data hasil
observasi, mengidentifikasi kekurangan selama proses belajar
mengajar, dan merencanakan perbaikan pada siklus pembelajaran
selanjutnya. Apabila indikator belum tercapai, maka PTK akan
dilanjutkan pada siklus berikutnya pada waktu yang berbeda
17
melalui tahap-tahap yang sama dengan siklus sebelumnya dengan
materi yang berbeda-beda pada setiap siklusnya.
4. Instrumen Penilaian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, instrumen penelitian yang
digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:
a. Lembar observasi, digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan
menggunakan media puzzle picture.
b. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes yang
digunakan berupa tes pilihan ganda dan tes isian singkat yang
diadakan setelah melakukan tindakan siklus I dan siklus II. Soal
evaluasi, digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA, terkait
materi alat pernapasan manusia.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan berbagai macam informasi dan data, peneliti
menggunakan:
a. Dokumentasi
Pengumpulan data berupa dokumentasi yang berisikan data
nama siswa kelas V, saat guru menggunakan tanya jawab, dan
kegiatan diskusi, guru saat menggunakan media, foto kegiatan
belajar dan prestasi belajar yang sudah diperoleh siswa.
Pengambilan dokumentasi dilaksanakan pada akhir kegiatan
18
pembelajaran. Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung
hasil observasi.
b. Observasi
Pengumpulan data melalui observasi dilakukan dengan cara
paling efektif adalah dengan melengkapinya penulisan format atau
blanko pengamatan sebagai instrumen. Dilaksanakan pada tahap
pelaksanaan, semua hal yang terjadi pada saat kegiatan belajar
mengajar dicatat/ ditulis pada lembar pengamatan untuk
mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dengan media
puzzle picture.
c. Tes
Pengumpulan data melalui tes, peserta didik diberikan soal-
soal yang sesuai dengan materi yang sudah diajarkan. Pemberian
soal yang diberikan pada akhir pelajaran. Tes dilaksanakan untuk
mengetahui perkembangan pemahaman peserta didik terhadap
materi pelajaran.
6. Analisis Data
Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data.
Analisis data dilakukan sesuai pembahasan sebelumnya yaitu dengan
membandingkan antara skor nilai pada setiap siklus dengan KKM
yang telah ditentukan MI Klumpit yaitu 65 oleh karena itu setiap siswa
kelas V dikatakan tuntas belajar pada mata pelajaran IPA jika nilainya
mencapai atau lebih dari KKM. Sebaliknya siswa dikatakan belum
19
tuntas belajarnya jika nilai yang diperoleh kurang dari KKM yang
ditentukan. Hasil belajar siswa dikumpulkan dalam bentuk data. Data
yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif persentase. Rumus persentasenya adalah sebagai berikut:
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
Keterangan :
: Nilai rata-rata
: Jumlah nilai semua siswa
: jumlah siswa (Aqib, 2010: 40)
b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal
Keterangan :
P : Persentase ketuntasan klasikal
f : Frekuensi siswa tuntas KKM
: Jumlah frekuensi seluruhnya (Aqib, 2010: 41)
H. Sistematika Penulisan
Adapun kaitannya dengan upaya penulisan skripsi ini, peneliti
berusaha menelusuri pembahasan-pembahasan yang terkait dengan obyek
=
P = x 100%
20
masalah yang penulis kemukakan melalui telaah pustaka sebagai sumber
dari penelitian tersebut:
BAB I Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator
keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian
yang mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah
penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data, dan
sistematika penulisan.
BAB II Kajian Teori yang mencakup pengertian hasil belajar,
pengertian media puzzle picture, pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
di SD/MI, dan materi alat pernapasan pada manusia.
BAB III Pelaksanaan Penelitian yangberisi tentang deskripsi
pelaksanaan pra siklus meliputi; perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
refleksi, deskripsi pelaksanaan siklus I, dan deskripsi pelaksanaan siklus II.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi hasil
penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus yang membahas
mengenai data hasil pengamatan dan wawancara, refleksi keberhasilan dan
kegagalan.
Bab V Penutup pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.
21
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Belajar
a. Definisi Belajar
Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah
laku berikut adanya pengalaman. Pembentukan tingkah laku ini
meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan,
pemahaman, dan apresiasi. Oleh sebab itu belajar adalah proses
aktif, yaitu proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Belajar adalah suatu proses yang diarahkan pada
suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar
adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu yang
dipelajari. Apabila kita bicara tentang belajar, maka kita bercerita
tentang cara mengubah tingkah laku seseorang atau individu
melalui berbagai pengalaman yang ditempuhnya. Dengan demikian
dapat dikatakan arti belajar sebagai suatu aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman,
keterampilan serta nilai-nilai, dan sikap (Suprihatiningrum, 2016:
15).
22
Demikian halnya dengan Kastolani (2014: 56), menyatakan
bahwa belajar didefinisikan sebagai tahapan perubahan perilaku
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dan latihan yang
diperkuatnya.
Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai
berikut:
1) Gagne
Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang
dicapai seseoeang melalui aktivitas. Perubahan disposisi
tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan
seseorang secara alamiah.
2) Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
3) Cronbach
Learning is shown by a change in behavior as a result of
experience. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil
dari pengalaman).
4) Harold Spears
Learning is to observe, to read, to imitate, to try something
themselves, to listen, to follow direction. (Dengan kata lain,
bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba
sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertantu).
23
5) Geoch
Learning is change in performance as a result of practice.
(Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).
6) Morgan
Learning is any relatively permanent change in behavior that
is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan
perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari
pengalaman) (Suprijono, 2011: 2).
Definisi belajar menurut Hamalik (2003) adalah modifikasi
atau mempeteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is
defined as the modofication or strengthening of behavior through
experiencing). Hamalik juga menegaskan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang
melalui interaksi dengan lingkungannya
Menurut R. Gagne (1989). Belajar dapat didefinisikan
sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai
suatu proses untukk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
Sementara menurut Burton dalam Usman dan Setiawati
(1993: 4), belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku
pada diri individu lain dan individu dengan lingkungannya
sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
24
Adapun pengertian belajar menurut W. S. Winkel (2002)
adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi
aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan
berbekas.
Dari beberapa pengertian belajar di atas, penulis sependapat
dengan beberapa pengertian-pengertian yang didefinisikan oleh
para ahli. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah
sebuah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan
keinginannya sendiri dalam keadaan sadar untuk mendapatkan
sebuah pemahaman atau pengetahuan baru sehingga
memungkinkan seseorang untuk memiliki perubahan perilaku yang
relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak
b. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut penjelasan dari berbagai teori belajar disebutkan
bahwa dalam proses belajar itu mengikuti suatu prinsip tertentu.
Dimana secara harfiah prinsip bisa diartikan sebagai suatu atau
ketentuan yang selalu ada dalam suatu fenomena. Dengan
demikian yang disebut dengan prinsip belajar adalah suatu keadaan
yang selalu ada dalam setiap proses belajar.
25
Berikut ini adalah prinsip-prinsip belajar dari berbagai teori
belajar yang mendasarinya, yang telah terungkap dan dianggap
sudah berlaku umum. Prinsip-prinsip belajar itu terdiri dari:
1) Prinsip Perhatian dan Motivasi (teori pengolahan informasi
dan operant conditioning)
Perhatian dan motivasi adalah sesuatu yang penting
keberadaannya dalam proses belajar. Kualitas perhatian dan
motivasi individu terhadap belajar sangat mempengaruhi
terhadap kualitas proses dan hasil belajarnya.
2) Prinsip Keaktifan (teori kognitif dan thorndike)
Belajar adalah proses aktif. Tanpa keaktifan, proses belajar
tidak akan terjadi.
3) Prinsip Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman (teori kognitif,
edgardale dan dewey)
Proses belajar adalah proses interaksi dengan lingkungan
dimana, interaksi ini pada dasarnya adalah pengalaman. Oleh
karena itu dalam setiap proses belajar selalu menunjukkan
adanya keterlibatan langsung individu dengan hal yang
dipelajarinya, atau pengalaman. Dengan demikian, proses
belajar tidak bisa diwakilkan pada orang lain.
4) Pengulangan (teori psikologi daya, psikologi asosiasi, dan
psikologi conditioning)
26
Proses belajar adalah proses pengulangan. Proses pengulangan
akan memperkuat kesan dan perilaku baru yang terbentuk.
Makin baik pengulangan diberikan, maka hasil belajar akan
semakin baik.
5) Tantangan (teori medan)
Proses belajar adalah proses menghadapi dan menjalani
tantangan untuk mencapai suatu tujuan, pemenuhan kebutuhan
atau pemenuhan kepuasan tertentu.oleh karena itu, agar sukses
menhadapi tentangan medan diperlukan daya tahan, disiplin,
dan kesabaran.
6) Balikan dan Penguatan (operant conditioning-skinner)
Dalam proses belajar atau perubahan perilaku ada proses
balikan/ penguatan dari luar atas respon yang diberikan
individu. Balikan dan penguatan ini berfungsi untuk
memperkuat perilaku yang diinginkan dan menghilangkan
perilaku yang tidak diinginkan atau salah. Pemberian sanksi
dan ganjaran adalah bentuk nyata operasionalisasi prinsip ini
dalam pembelajaran.
7) Perbedaan Individual (gardner)
Prinsip belajar lainnya yang berhasil terungkap adalah adanya
perbedaan individual. Studi menunjukkan bahwa terdapat
variasi proses dan hasil belajar. Dari sini diketahui bahwa
terdapat variasi modus belajar. Dengan demikian, maka
27
kondisi ini juga membuka peluang adanya perbedaan atas hasil
belajar (Kurniawan, 2014: 17-20).
Selanjutnya akan dibahas lebih rinci prinsip belajar
menurut pandangan teori belajar pemrosesan informasi (kognitif)
dari Gagne, et al. (1992). Menurut Gagne et al. ada tiga prinsip
belajar yang sudah teruji selama bertahun-tahun yang dipandang
masih sesuai dengan kondisi sekarang meskipun mungkin dalam
beberapa hal perlu penginterpretasian kembali disesuaikan dengan
pandangan teori modern. Ketiga prinsip belajar tersebut yaitu:
1) Prinsip kesesuaian (contiguity)
Suatu stimulus harus disajikan sesuai dengan jenis respon apa
yang diharapkan muncul atau dilakukan oleh pelajar. Dalam
prinsip kesesuaian (contiguity) untuk memperoleh efek yang
diharapkan, berupa respon yang dilakukan siswa, situasi
stimulus harus mencerminkan respon apa yang diharapkan.
2) Prinsip pengulangan (repetition)
Dalam prinsip ini dinyatakan bahwa situasi stimulus dan
responnya perlu untuk diulang-ulang atau dipraktikkan agar
proses bisa diperbaiki dan hasil belajar bisa tahan lama.
3) Prinsip penguatan (reinforcement).
Secara historis prinsip penguatan difahami bahwa belajar
sesuatu yang baru akan diperkuat jika perilaku (response) yang
muncul diikuti oleh akibat yang menyenangkan (reward).
28
Jadi, jelaslah bahwa dengan mengetahui prinsip-prinsip
belajar, seorang guru akan dapat melaksanakan fungsi atau
perannya semakin baik. Hal ini dikarenakan bahwa prinsip-prinsip
belajar memberikan pedoman berharga bagi guru untuk dapat
ditindaklanjuti dengan benar, sehingga pelaksanaan pembelajaran
dapat diarahkan secara efektif dan efisien (Kastolani, 2014: 72)
c. Tujuan Belajar
Tujuan belajar secara umum:
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berpikir. Kemampuan pengembangan berpikir
membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan
berpikir dapat memperluas pengetahuan.
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan
suatu keterampilan baik keterampilan jasmani yang dapat
dilihat dan dialami sehingga menitikberatkan pada penampilan
gerak atau penampilan anggota tubuh seseorang yang sedang
belajar atau keterampilan rohani yang menyangkut persoalan-
persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir serta
kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu
masalah atau konsep.
29
3) Pembentukkan sikap
Guru harus bertindak bijak dalam menunjukkan sikap mental,
perilaku dan pribadi siswa. Ia harus cakap dalam mengarahkan
motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai
uswah (Kastolani: 2014: 66-67).
Relevan dengan tujuan belajar tersebut, maka hasil yang ingin
dicapai adalah:
1) Hal ikhwal keilmuan dan pengetahuan, konsep dan fakta
(kognitif)
2) Hal ikhwal personal, kepribadian atau sikap (afektif)
3) Hal ikhwal kelakuan, keterampilan atau penampilan
(psikomotorik) (Sardiman, 2000:29).
2. Hasil Belajar
a. Definisi Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang
hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh
Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa
hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan
dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi
pelajaran tertentu (Susanto, 2013: 5)
30
Demikian halnya dengan Bloom yang mendefinisikan hasil
belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik:
1) Domain kognitif:
a) knowledge (pengetahuan, ingatan),
b) comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
contoh),
c) application (menerapkan),
d) analysis (menguraikan, menentukan hubungan),
e) synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk
bangunan baru), dan
f) evaluation (menilai).
2) Domain afektif:
a) receiving (sikap menerima),
b) responding (memberikan respon),
c) valuing (nilai),
d) organization (organisasi),
e) characterization (karakterisasi).
3) Domain psikomotor:
a) initiatory,
b) pre-preroutine, dan
c) rountinized.
Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik,
sosial, manajerial, dan intelektual (Suprijono, 2011: 6-7)
31
Hasil belajar menurut Gagne dan Briggs (1979: 51) adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat
perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa
(Learner‟s performance).
Sedangkan menurut Reigeluth (1983) berpendapat bahwa
hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai
pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode
(strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda. Ia juga
mengatakan secara spesifik bahwa hasil belajar adalah suatu
kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas
(kemampuan) yang telah diperoleh. Hasil belajar selalu dinyatakan
dalam bentuk tujuan (khusus) perilaku (unjuk kerja)
(Suprihatiningrum, 2016: 37).
Sementara itu tokoh lain Romiszwoski dalam Hartiny
(2010: 37) menekankan hasil belajar ada dua aspek yaitu:
pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan adalah informasi yang
tersimpan dalam otak manusia setelah ia mengalami proses belajar.
Sedangkan keterampilan adalah yang berkenaan dengan tindakan
seseorang baik tindakan intelektual maupun fisik dalam mencapai
tujuan sebagai akibat proses belajar. Secara lebih rinci pengetahuan
dibagi menjadi empat jenis yaitu: fakta, prosedural, konsep dan
prinsip. Sedangkan keterampilan dibagi menjadi empat jenis
keterampilan yaitu: kognitif, motorik, reaktif, dan interaktif.
32
Dari beberapa definisi di atas hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses
pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih siswa dan merupakan
tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar. Adapun
hasil belajar tersebut meliputi tiga ranah yaitu: ranah kognitif,
afektif, dan ranah psikomotorik.
b. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi
pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek
psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya
dapat dijelaskan sebagai berikut: (Susanto, 2013: 6-11)
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan
sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau
bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah
seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa,
atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa
yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan
berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia
lakukan.
33
Menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja
(2005: 2-3), konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam
pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi,
konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati
seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu
pengertian. Orang yang telah memliki konsep, berarti orang
tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu
konsep atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut
dapat berupa objek konkret ataupun gagasan yang abstrak.
Dalam hubungannya dengan studi sosial, konsep didefinisikan
oleh James G. Womack (1970: 30) sebagai kata atau ungkapan
yang berhubungan dengan sesuatu yang menonjol, sifat yang
melekat. Pemahaman dan penggunaan konsep yang tepat
bergantung pada penguasaan sifat yang melekat tadi,
pengertian umum kata yang bersangkutan. Konsep memiliki
pengertian denotatif dan konotatif.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa
pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.
Sehubungan dengan evaluasi produk ini, W.S. Winkel (2007:
540) menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki
apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan instruksional telah
tercapai; semua tujuan itu merupakan hasil belajar yang
seharusnya diperoleh siswa. Berdasarkan pandangan Winkel
34
ini, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa erat
hubungannya dengan tujuan instruksional (pembelajaran) yang
telah dirancang guru sebelum melaksanakan proses belajar
mengajar.
2) Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa
keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah
kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial
yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih
tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti
kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu,
termasuk kreativitasnya.
Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti
kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin
sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.
Indrawati (1993: 3) merumuskan bahwa keterampilan
proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang
terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat
digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau
teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap
35
suatu penemuan (falsifikasi). Dengan kata lain, keterampilan
ini digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan
konsep, prinsip, dan teori.
Selanjutnya, Indrawati menyebutkan ada enam aspek
keterampilan proses, yang meliputi: observasi, klasifikasi,
pengukuran, mengomunikasikan, memberikan penjelasan atau
intrepretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan
eksperimen. Kemudian, Indrawati membagi keterampilan
proses menjadi dua tingkatan, yaitu: keterampilan proses
tingkat dasar (meliputi: observasi, klasifikasi, komunikasi,
pengukuran, prediksi, dan inference), dan keterampilan proses
terpadu (meliputi: menentukan, variabel, menyusun tabel data,
menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses
data, menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis,
menentukan variabel secara operasioanl, merencanakan
penyelidikan, dan melakukan eksperimen).
3) Sikap
Menurut Lange dalam Azwar (1998: 3), sikap tidak
hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup
pula aspek respons fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan
antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang
dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang
yang ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan
36
tentang struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling
menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif, dan konatif.
Komponen kognitif merupakan representasi apa yang
dipercaya oleh individu pemilik sikap; komponen efektif, yaitu
perasaan yang menyangkut emosional; dan komponen konatif
merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai
dengan sikap yang dimiliki seseorang.
Sementara menurut Sardiman (1996: 275), sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan
cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia
sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek
tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan
seseorang.
Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap
ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep.
Dalam pemahaman konsep, maka domain yang sangat
berperan adalah domain kognitif.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak
mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan
sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh
dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa
37
dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya.
Pertama, siswa; dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku
intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani
maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana,
kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode
serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (2007:
158), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor
internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor
internal dan eksternal, sebagai berikut:
1) Faktor Internal; faktor internal merupakan faktor yang
bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi
kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi:
kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,
sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan
ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua
yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari
38
berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan
sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
Selanjutnya, dikemukakan oleh Wasliman (2007: 159)
bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan
hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan
kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil
belajar siswa.
Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru,
sebagaimana dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2006: 50), bahwa
guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam
implementasi suatu strategi pembelajaran. Berdasarkan pendapat
ini dapat ditegaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang sangat
berperan memengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Guru dalam
proses pembelajaran memegang peranan yang sangat penting.
Peran guru, apalagi untuk siswa pada usia sekolah dasar, tak
mungkin dapat digantikan oleh perangkat lain, seperti, televisi,
radio, dan komputer. Sebab, siswa adalah organisme yang sedang
berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang
dewasa.
Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa hasil belajar
siswa merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat
sejumlah faktor yang saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya
hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
39
Russefendi (1991: 7) mengidentifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu:
kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat
anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana
belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.
Dari kesepuluh faktor yang dapat memengaruhi
keberhasilan siswa belajar, terdapat faktor yang dapat dikatakan
hampir sepenuhnya tergantung pada siswa. Faktor-faktor itu adalah
kecerdasan anak, kesiapan anak, dan bakat anak. Faktor yang
sebagian penyebabnya hampir sepenuhnya tergantung pada guru,
yaitu: kemampuan (kompetensi), suasana belajar, dan kepribadian
guru. Kiranya dapat dikatakan bahwa keberhasilan siswa dalam
belajar tergantung pada faktor dari dalam siswa dan faktor dari luar
siswa. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Sudjana (1989:
39), bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh
dua faktor utama, yakni faktor dalam diri siswa dan faktor yang
datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang
datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.
Faktor kemampuan siswa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar
siswa:
1) Kecerdasan Anak
Kemampuan intelegensi seseorang sangatlah
memengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan
40
informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan.
Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk
menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran
yang diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa
setelah mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak
akan terlepas dari faktor lainnya.
Kemampuan merupakan potensi dasar bagi pencapaian
hasil belajar yang dibawa sejak lahir. Alfred Binnet membagi
intelegensi ke dalam tiga aspek kemampuan, yaitu: direction,
adaptation, dan criticism. Pertama, direction, artinya
kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah yang
dipecahkan. Kedua, adaptation, artinya kemampuan untuk
mengadakan adaptasi terhadap suatu masalah yang
dihadapinya secara fleksibel di dalam menghadapi masalah.
Ketiga, criticism, artinya kemampuan untuk mengadakan
kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi maupun terhadap
dirinya sendiri.
2) Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan
dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi
sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau
kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam belajar
tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih
41
berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan
individu, karena kematangan ini erat hubungannya dengan
masalah minat dan kebutuhan anak.
3) Bakat Anak
Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian,
sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi
untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka bakat akan dapat memengaruhi
tinggi rendahnya prestasi belajar.
4) Kemauan Belajar
Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan
ialah membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat
untuk belajar. Keengganan siswa untuk belajar mungkin
disebabkan karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat
penting untuk kehidupannya kelak. Kemauan belajar yang
tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya
berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya.
Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam
mencapai keberhasilan belajar.
42
5) Minat
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Seseorang siswa yang menaruh minat besar terhadap
pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak
daripada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian
yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa
tadi untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnya mencapai
prestasi yang diinginkan.
6) Model Penyajian Materi Pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada
model penyajian materi. Model penyajian materi yang
menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah
dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif
terhadap keberhasilan belajar.
7) Pribadi dan Sikap Guru
Siswa, begitu juga pada manusia pada umumnya dalam
melakukan belajar tidak hanya melalui bacaan atau melalui
guru saja, tetapi bisa juga melalui contoh-contoh yang baik
dari sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Kepribadian dan sikap
guru yang kreatif dan penuh inovatif dalam perilakunya, maka
siswa akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini. Pribadi
dan sikap guru yang baik ini tercermin dari sikapnya yang
43
ramah, lemah lembut, penuh kasih sayang, membimbing
dengan penuh perhatian, tidak cepat marah, tanggap terhadap
keluhan atau kesulitan siswa, antusias dan semangat dalam
bekerja dan mengajar, memberikan penilaian yang objektif,
rajin, disiplin, serta bekerja penuh dedikasi dan bertanggung
jawab dalam segala tindakan yang ia lakukan.
8) Suasana Pengajaran
Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa
dalam belajar adalah suasana pengajaran. Suasana pengajaran
yang tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan
guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif diantara siswa
tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran.
Sehinga keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkatkan
secara maksimal.
9) Kompetensi Guru
Guru yang profesional memiliki kemampuan-
kemampuan tertentu. Kemampuan-kemampuan itu diperlukan
dalam membantu siswa dalam belajar. Keberhasilan siswa
belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang
memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan
baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode
belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa
berjalan dengan semestinya.
44
10) Masyarakat
Dalam masyarakat terhadap berbagai macam tingkah
laku manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan.
Oleh karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan
masyarakat pun akan ikut memengaruhi kepribadian siswa.
Kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas
banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat
ketimbang oleh keluarga dan sekolah (Susanto, 2013: 12-18).
B. Ilmu Pengetahuan Alam
1. Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam, yang sering disebut juga dengan istilah
pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu
mata pelajaran pokok dan kurikulum pendidikan di Indonesia,
termasuk ada jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan
mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar
peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah
menengah. Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan
bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan
Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih
sangat jauh dari standar yang diharapkan. Ironisnya, justru semakin
tinggi jenjang pendidikan, maka perolehan rata-rata nilai UAS
pendidkan IPA ini semakin rendah.
45
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini
adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang
diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi
selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir
peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di
kelas hanya di arahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal
informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan mengimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan
sehari-hari.
Kondisi ini juga menimpa ada pembelajarn IPA, yang
memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran sains di
sekolah dasar masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional.
Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif
dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan
berbagai pendekatan/ strategi pembelajaran yang bervariasi
berdasarkan karakter materi pelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, kebanyakan guru hanya terpaku
pada buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar mengajar. Hal lain
yang menjadi kelemahan dalam pembelajaran IPA adalah masalah
teknik penilaian pembelajaran yang tidak akurat dan menyeluruh.
Proses penilaian yang dilakukan selama ini semata-mata hanya
menekankan pada penguasaan konsep yang dijaring dengan tes tulis
46
objektif dan subjektif sebagai alat ukurnya. Dengan cara penilaian cara
seperti ini, berarti pengujian yang dilakukan oleh guru baru mengukur
penguasaan materi saja dan itupun hanya meliputi ranah kognitif
tingkat rendah. Keadaan semacam ini merupakan salah satu indikasi
adanya kelemahan pembelajaran di sekolah.
Penyebab utama kelemahan pembelajaran tersebut adalah karena
kebanyakan guru tidak melakukan kegiatan pembelajaran dengan
memfokuskan pada pengembangan keterampilan proses sains anak.
Pada akhirnya, keadaan semacam, ini yang menyebabkan kegiatan
pembelajaran dilakukan hanya terpusat pada penyampaian materi
dalam buku teks saja. Keadaan seperti ini juga mendorong siswa untuk
berusaha menghafal pada setiap kali akan diadakan tes atau ulangan
harian atau tes hasil belajar, baik ulangan tengah semester (UTS),
maupun ulangan akhir semester (UAS).
Padahal untuk anak jenjang sekolah dasar, menurut Marjono
(1996), hal utama yang harus diutamakan adalah bagaimana
mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis mereka
terhadap suatu masalah.
Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehinga
mendapatkan suatu kesimpulan. Dalam hal ini para guru, khususnya
yang mengajar sains di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan
47
mengerti hakekat pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran
IPA guru tidak kesulitan dalam mendesain dan melaksanakan
pembelajaran. Siswa yang melakukan pembelajaran juga tidak
mendapat kesulitan dalam memahami konsep sains (Susanto, 2013:
165-167).
Menurut Sumanto dkk. (2007) dalam Rizema (2013: 40), sains
merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk
menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.
Adapula yang mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam
adalah ilmu yang mempelajari tentang kenyataan alam semesta; mulai
dari fisika dasar, sistem, dan mekanisme biologi makhluk hidup
sampai perubahan-perubahan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya
(Ungguh, 2012: 52).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), ada tiga istilah yang terlibat
dalam hal ini, yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan “alam”. Pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui manusia. Dalam hidupnya,
banyak sekali pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan
tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik sosial, dan
alam sekitar contoh pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan
alam berarti pengetahuan tentang alam semesta beserta isinya.
Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang
diperoleh secara ilmiah, artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dua
48
sifat utama ilmu adalah rasional, artinya masuk akal, logis, atau dapat
diterima akal sehat, dan objektif. Artinya sesuai dengan objeknya,
sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai dengan pengamatan. Dengan
pengertian ini, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang sebab akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini (Widi dan
Sulistyowati, 2014: 23).
Jadi dapatlah disetujui bahwa IPA adalah suatu pengetahuan
teoritis yang diperoleh/ disusun dengan cara yang khas/ khusus, yaitu
melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait
antara cara yang satu dengan yang cara uang lain (Aly dan Rahma,
1996: 18).
2. Karakteristik IPA
IPA juga memiliki karakteristik sebagai dasar untuk
memahaminya. Karakteristik tersebut menurut Jacobson dan Bergman
(1980) dalam Susanto (2013: 170) meliputi:
a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori.
b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati
fenomena alam, termasuk juga penerapannya.
c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam
menyikap rahasia alam.
d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi sebagian atau
beberapa saja.
49
e. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang
bersifat objektif.
C. Media Puzzle Picture
1. Media
a. Definisi Media
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau
“pengantar”. Association for Education and Communication
Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk
yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.
Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai
benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik
dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi efektifitas
program instruktional. (Usman dan Asnawir, 2002: 11)
Media diartikan sebagai pengantar atau perantara, diartikan
pula sebagai pengantar pesan dari pengirim kepada penerima.
Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, media diartikan
sebagai alat dan bahan yang membawa informasi atau bahan
pelajaran yang bertujuan mempermudah mencapai tujuan
pembelajaran. Media pembelajaran cenderung diklasifikasikan ke
dalam alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis yang menangkap,
memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal
(Suprihatiningrum, 2016: 319-320).
50
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan
memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat
meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai (Usman dan Asnawir, 2002: 11).
b. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Media pembelajaran mempunyai tiga ciri, sebagai berikut:
1) Ciri fiksatif,
Media harus memiliki kemampuan untuk merekam,
menyimpan, merekonstruksi obyek atau kejadian. Misalnya:
video tape, foto, audio tape, disket, CD, film, suatu waktu dapat
dilihat kembali tanpa mengenal waktu.
2) Ciri manipulatif,
Media harus memiliki kemampuan dalam memanipulasi obyek
atau kejadian. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari
dapat disajikan kepada siswa hanya dalam waktu beberapa
menit dengan pengambilan gambar atau rekaman fotografi.
Selain dapat dipercepat dan diperlambat.
51
3) Ciri distributif,
Media harus memiliki kemampuan untuk diproduksi dalam jumlah
besar dan disebarluaskan (Suprihatiningrum, 2016: 320).
c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu
dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat
memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka
mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah
konsep yangb kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana,
konkrit, serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat
berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak
terhadap materi pembelajaran (Usman dan Asnawir, 2002: 20-21).
Media pembelajaran memiliki enam fungsi utama sebagai
berikut:
1) Fungsi atensi,
Menarik perhatian siswa dengan menampilkan sesuatu menarik
dari media tersebut
2) Fungsi motivasi,
Menumbuhkan kesadaran siswa untuk lebih giat belajar
3) Fungsi afeksi,
Menumbuhkan kesadaran emosi dan sikap siswa teerhadap
materi pelajarn dan orang lain
52
4) Fungsi kompensatori,
Mengakomodasi siswa yang lemah dalam menerima dan
memahami pelajaran yang disajikan secara teks atau verbal
5) Fungsi psikomotorik,
Mengakomodasi siswa untuk melakukan suatu kegiatan secara
motorik
6) Fungsi evaluasi,
Mampu menilai kemampuan siswa dalam merespons
pembelajaran (Suprihatiningrum, 2016: 320-321).
Selain enam fungsi di atas, media pembelajaran juga
memiliki manfaat antara lain: memperjelas proses pembelajaran,
meningkatkan ketertarikan dan interaktivitas siswa, meningkatkan
efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan hasil belajar siswa,
memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di tempat mana saja
dan kapan saja, menumbuhkan sikap posistif siswa terhadap materi
dan proses belajar, mengubah peran guru ke arah yang lebih
prosistif dan produktif, mengkonkritkan materi yang abstrak,
membantu mengatasi keterbatasan pancaindra manusia,
menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka
dan berbahaya ke dalam kelas, dan meningkatkan daya ritensi
siswa terhadap materi pembelajaran.
53
2. Puzzle Picture
a. Definisi Puzzle Picture
Puzzle merupakan salah satu alat permainan edukatif yang
berfungsi untuk melatih logika, motorik halus dan melatih problem
solving atau pemecahan masalah untuk mencocokkan bentuk pada
tiap potongan puzzle (Handayani, 2014).
Menurut Suraji dalam skripsinya Hermiya (2014: 25)
puzzle merupakan media permainan edukatif yang dapat
merangsang kemampuan anak dengan cara bongkar pasang,
merangkai, dan menggabungkan beberapa potongan-potongan
gambar menjadi suatu bentuk gambar yang utuh dan sempurna
(Suraji, 2014: 203).
Sedangkan menurut Putra dalam skripsinya Hermiya
(2014: 25) puzzle adalah salah satu permainan yang dapat
mengasah kemampuan rekonstruksi (menyusun dan merangkai
kembali) pada diri anak (Putra, 2013: 50).
Menurut Patmonodewo (Misbach, Muzamil, 2010) kata
puzzle berasal dari bahasa inggris yang berarti teka-teki atau
bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang
dimainkan dengan bongkar pasang. Berdasarkan pengertian tentang
puzzle, maka dapat disimpulkan bahwa media puzzle merupakan
alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan
matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar
54
pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya (Dwinami,
2014).
Picture dalam bahasa Inggris, yang berarti gambar. Gambar
alat pernapasan manusia yang ditempelkan pada kardus lalu
dipotong-potong sesuai kebutuhan. Setelah dipotong-potong, lalu
diacak dan dipasang lagi.
b. Tujuan Penggunaan Puzzle
1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk
memahami konsep.
2) Memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi sehingga
lebih merangsang minat siswa untuk belajar.
3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu sehingga siswa
tertarik untuk menggunakan media tersebut.
4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan oleh
siswa (Fattahilah, 2013: 2).
c. Langkah-langkah Bermain Puzzle
1) Bermain dalam satu kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa.
2) Mengacak puzzle picture yang sudah disediakan oleh guru.
3) Mengajak siswa mencocokkan potongan-potongan kepingan
puzzle picture tersebut hingga menjadi sebuah gambar yang
utuh.
4) Setelah selesai, memberikan sebuah pujian dan tepuk tangan
pada anak.
55
d. Manfaat dari Puzzle Picture meliputi:
Manfaat puzzle menurut Iskandar dalam skripsinya Hermiya
(2015: 26), antara lain:
1) Mengasah otak. Dengan puzzle, kecerdasan otak kanan anak
akan terlatih karena melatih sel-sel otak untuk memecahkan
masalah.
2) Melatih koordinasi mata dan tangan. Hal itu dikarenakan anak
harus mencocokkan potongan-potongan puzzle dan
menyusunnya menjadi satu gambar utuh.
3) Melatih nalar. Puzzle dalam bentuk gambar akan melatih nalar
karena anak menyimpulkan dimana letak bagian-bagian yang
sesuai dengan logika.
4) Melatih kesabaran. Kesabaran akan terlatih karena saat
menyusun puzzle dibutuhkan kesabaran dalam menyelesaikan
permasalahan.
5) Menambah pengetahuan. Puzzle ini, anak-anak akan mengenal
warna dan bentuk. Anak juga akan belajar tentang bagian-
bagian manusia, alam sekitar dan lain-lain (Iskandar, 2009: 43).
e. Kelebihan Menggunakan Puzzle Picture
1) Meningkatkan semangat belajar siswa.
2) Anak mampu memecahkan masalah.
3) Siswa dapat terlibat saat dalam pembelajaran berlangsung.
4) Melatih konsentrasi siswa karena membutuhkan ketelitian.
56
5) Menumbuhkan rasa solidaritas dan kerja sama dalam satu
kelompok.
6) Gambar dapat menarik minat atau perhatian siswa.
f. Kekurangan Menggunakan Puzzle Picture
1) Menjadikan anak mempunyai dunianya sendiri (bermain-main).
2) Menjadikan kelas kurang terkendali karena siswa ramai.
3) Media puzzle lebih menekankan pada indera penglihatan
(visual).
4) Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
pembelajaran.
5) Gambar kurang maksimal bila diterapkan dalam kelompok
besar.
6) Membutuhkan waktu yang lama.
g. Aspek yang Dikembangkan Melalui Puzzle Picture
Puzzle adalah salah satu permainan yang disukai anak. Permainan
ini juga disebut “bongkar pasang”. Aspek yang dikembangkan
adalah sebagai berikut:
1) Aspek kognitif. Anak memikirkan susunan yang mana yang
akan dicocokkan dari puzzle picture tersebut.
2) Motorik halus. Anak menyusun puzzle dengan menggunakan
tangan, maka motorik halus anak akan berkembang.
3) Bahasa. Anak dapat menyebutkan gambar/ bentuk yang
terbentuk dari susunan puzzle picture tersebut.
57
4) Aspek sosial emosional. Anak bisa bekerja sama dengan
temannya dalam menyusun puzzle picture dan bisa melatih
kesabaran anak, ketekunan dan keteloitian dalam menyusun
puzzle picture tersebut (Dwinami, 2014).
D. Alat Pernapasan Manusia
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Bernapas
merupakan proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas dan
pengeluaran karbondioksida (CO2) serta uap air (H
2O). Oksigen
merupakan zat yang diperlukan oleh tubuh dalam proses pembakaran zat
makanan. Pada proses ini dihasilkan sejumlah energi yang nantinya
digunakan untuk melakukan aktivitas kehidupan.
Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Bernapas
menggunakan alat-alat pernapasan. Apa saja alat-alat pernapasan itu?
Alat-alat pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, pangkal
tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), dan paru-paru
(Azmiyawati dkk, 2008: 1-6).
58
1. Rongga Hidung
Gambar 2.1 Rongga Hidung dan Laring
(Sumber: https://wandylee.wordpress.com)
Hidung adalah organ pernapasan terluar. Udara yang kita hirup
akan masuk ke dalam rongga hidung. Di dalam rongga hidung, udara
pernapasan akan mengalami berbagai perlakuan. Udara akan disaring
terlebih dahulu oleh rambut-rambut hidung dan selaput lendir. Selaput
lendir terletak di dalam rongga hidung bagian depan. Udara juga
mengalami penyesuaian suhu dan diatur kelembabannya ketika berada
di dalam rongga hidung.
Bernapas sebaiknya dilakukan dengan rongga hidung. Jika kita
bernapas melalui mulut, udara tidak akan disaring. Udara kotor akan
masuk dan menyebabkan gangguan pernapasan. Selain sebagai jalan
pernapasan, hidung sangat sensitif terhadap bau. Hidung berfungsi
sebagai indra pembau.
59
2. Pangkal Tenggorokan (Laring)
Saat menghirup udara, ke manakah udara tersebut? Udara
pertama masuk melalui faring. Faring merupakan persimpangan
rongga mulut dan rongga hidung. Udara dari faring melewati laring
menuju trakea. Laring merupakan organ pernapasan setelah hidung.
Dalam laring terdapat jakun. Jakun pada pria terlihat menonjol,
sedangkan pada wanita tidak terlihat jelas. Laring merupakan saluran
pernapasan yang terdapat di tenggorokan.
3. Batang Tenggorok (Trakea)
Gambar 2.2 Trakea dan Paru-paru
(Sumber: https://www.emaze.com/)
Udara pernapasan dari hidung turun ke batang tenggorokan
(trakhea). Saat kamu bernapas, trakea terbuka sehingga udara dapat
masuk. Di dalam trakea terdapat selaput lendir yang berambut getar.
Selaput lendir berfungsi untuk mengeluarkan kotoran yang masuk
bersama udara.
60
Tenggorokan merupakan sebuah saluran yang panjangnya kira-
kira 9 cm. Batang tenggorok tersusun atas tulang-tulang rawan yang
berbentuk cincin. Pada tenggorokan terdapat bulu-bulu halus. Bulu-
bulu halus berfungsi menyaring udara dari kotoran yang masih dapat
lolos ke tenggorokan.
Ujung trakhea bercabang menjadi dua bagian. Cabang-cabang
ini disebut bronkus. Bronkus kanan menuju paru-paru kanan. Bronkus
kiri menuju paru-paru kiri. Bronkus akan bercabang lagi yang disebut
bronkiolus. Pada ujung bronkiolus terdapat gelembung halus berisi
udara yang disebut alveolus. Di dalam alveolus terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida dan uap air. Bronkitis adalah penyakit
yang menyerang bronkus.
4. Paru-Paru
Paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas diafragma.
Diafragma adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut. Paru-
paru ada dua buah yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru
kiri terdiri atas dua gelambir. Paru-paru kanan terdiri atas tiga
gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut
pleura. Di dalam paru-paru terdapat cabang-cabang bronkus yang
disebut bronkiolus.
Bronkiolus juga memiliki percabangan yang jumlahnya sangat
banyak. Cabang-cabang tersebut sangat halus dan tipis. Tiap-tiap
ujung cabang membentuk kantung berdinding tipis yang disebut
61
alveolus. Alveolus merupakan gelembung yang sangat tipis.
Gelembung tersebut diselimuti pembuluh kapiler darah. Pada alveolus
terjadi pertukaran gas O2 dan CO
2.
Pada saat udara yang kita hirup sampai di alveolus, oksigen
melewati dinding kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb)
darah. Setelah itu, darah akan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Dalam tubuh, oksigen digunakan untuk proses pembentukan energi.
Pada proses tersebut dihasilkan energi dan gas karbon dioksida (CO2).
CO2 tersebut diikat kembali oleh hemoglobin darah. Setelah
itu, darah akan membawa CO2 ke paru-paru. CO
2 dari paru-paru
menuju tenggorokan, kemudian ke lubang hidung untuk dikeluarkan
dari dalam tubuh. Proses pernapasan dibedakan menjadi 2, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada akibat
kontraksi otot antar tulang rusuk. Sedangkan pernapasan perut akibat
kontraksi diafragma (Sulistyowati dan Sukarno, 2009).
62
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MIS Klumpit Karanggede
1. Identitas Sekolah
Adapun profil MI Klumpit Karanggede sebagai berikut:
Nama Madrasah : MI Klumpit Karanggede
NPSN : 20308929
Akreditasi : B
Status : Swasta
Dukuh : Girirejo, RT 05/ RW 01
Kelurahan : Klumpit
Kecamatan : Karanggede
Kabupaten : Boyolali
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 57381
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Terbentuknya manusia muslim yang beriman, bertaqwa,
berpengalaman, cerdas, terampil, berguna bagi nusa, bangsa dan
agama.
63
b. Misi
Mengusahakan agar para siswa menjadi manusia muslim
yang beriman, bertaqwa, berpengetahuan, cerdas, terampil, berguna
bagi nusa bangsa dan agama.
c. Tujuan
Membentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa,
berpengetahuan, cerdas, terampil, berguna bagi nusa, bangsa, dan
agama.
3. Letak Geografis
Secara geografis Madrasah Ibtidaiyah Klumpit Karanggede
Boyolali terletak di Dukuh Girirejo, Desa Klumpit, Kecamatan
Karanggede, Kabupaten Boyolali. Madrasah Ibtidaiyah Klumpit
dibangun diatas tanah 1.230 m2 adapun luas bangunannya 400 m
2.
4. Sarana dan Prasarana
Dalam upaya menunjang tunjangan pendidikan pada Madrasah
Ibtidaiyah Swasta Klumpit Karanggede Boyolali diperlukan sarana dan
prasarana memadai serta pemanfaatanya secara optimal. Adapun
sarana dan prasarana yang dimiliki Madrasah Ibtidaiyah Klumpit
Karanggede Boyolali, antara lain:
a. 6 ruang teori kelas
b. 1 ruang guru
c. 1 ruang Kepala Madrasah
d. 1 ruang tata usaha
64
e. 1 Kamar mandi /WC guru
f. 1 Kamar mandi/WC siswa
g. 1 ruang kantin
h. 1 ruang ibadah
5. Keadaan Guru
Keadaan guru MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten
Boyolali dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Klumpit Karanggede
NO NAMA JABATAN
1. Ahmadi, S.Pd. I Kepala Madrasah
2. Ari Prasetyo, S.Pd Wakil Kepala Madrasah
3. Nuryati, S.Pd. I Guru
4. Joko Widodo, S.Pd. I Guru / Tenaga Admin
5. Dewi Supriyati, S.Pd. I Guru
6. Prih Utami, S.Pd. I Guru
7. Migiyawati, S.Pd Guru
8. Istiqomah Guru
9. Anni Kistiwinasih, S.Pd. I Guru
6. Kondisi Siswa
Pada tahun ajaran 2017/ 2018 MI Klumpit Karanggede
mempunyai 121 siswa dengan rincian sebagai berikut:
65
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Klumpit Karanggede
Tahun Pelajaran 2017/ 2018
No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1. I 12 7 19
2. II 14 8 22
3. III 10 9 19
4. IV 13 9 22
5. V 12 10 22
6. VI 11 6 17
Total 72 49 121
7. Karakteristik Siswa
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V
yang berjumlah 22 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10
siswa perempuan. Rincian data siswa kelas V dapat dilihat pada tabel
3.3.
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Klumpit Karanggede
Tahun Pelajaran 2017/ 2018
No Nama Siswa
Jenis Kelamin
L P
1. BSR √
2. DA √
3. DW √
4. FND √
5. HF √
66
6. II √
7. KA √
8. KR √
9. LB √
10. MA √
11. MAM √
12. MGRK √
13. MIS √
14. MN √
15. MTS √
16. RIS √
17. RA √
18. SF √
19. VOV √
20. WBI √
21. WHN √
22. YBP √
8. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus atau 2 kali. Waktu pelaksanaan
sebagai berikut:
Siklus I : Senin, 24 Juli 2017
Siklus II : Rabu, 02 Agustus 2017
67
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I
1. Perencanaan tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan
oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan media
puzzle picture materi alat pernapasan manusia.
b. Mempersiapkan media dan alat tulis yang diperlukan saat proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media puzzle
picture.
c. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan media
puzzle picture.
d. Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa
dengan menggunakan lembar kerja evaluasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 Juli
2017 yang berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit) dari
pukul 08.25 – 09.35. Materi yang diajarkan pada siklus ini adalah alat
pernapasan manusia (rongga hidung dan laring). Berikut langkah-
langkah pelaksanaan siklus I:
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Peserta didik harus kondisi siap menerima pelajaran
2) Guru mengucapkan salam dan berdo‟a bersama
68
3) Guru memeriksa kehadiran, merapikan pakaian, serta posisi
tempat duduk disesuakan dengan kegiatan pembelajaran
4) Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar siswa
5) Guru mengabsen siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir
6) Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan hari ini
7) Guru menyampaikan apersepsi dan mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran hari ini.
b. Kegiatan Inti (50 menit)
1) Guru menyiapkan siswa untuk masuk ke dalam pembelajaran
dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan
materi: “siapa yang setiap hari bernafas?”, “bagaimana cara
melakukannya?”
2) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait alat
pernapasan manusia.
3) Siswa diminta mendengarkan pembahasan yang diterangkan
oleh guru.
4) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan
manusia (hidung) dengan menggunakan media gambar yang
telah disiapkan
5) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan
manusia (laring) dengan menggunakan media gambar yang telah
disiapkan
69
6) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 siswa
7) Guru membagikan puzzle picture yang berisikan gambar hidung
dan laring kepada setiap kelompok dan menjelaskan aturan
mainnya
8) Guru meminta siswa untuk berdiskusi memasangkan puzzle
picture dan memberikan keterangan disetiap gambar dengan
kelompoknya
9) Setelah masing-masing kelompok dapat menyelesaiakan
permainan puzzle picture, guru memberikan lembar kerja
evaluasi dan siswa diminta untuk mengerjakannya
10) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai
hal-hal yang belum jelas
11) Guru membantu sisiwa yang masih mengalami kesulitan dalam
memahami materi
12) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Guru bersama siswa merangkum materi yang dipelajari
2) Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan
bersama-sama tentang alat pernapasan bagian hidung dan laring
3) Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengakhiri palajaran
dan salah satu siswa memimpinnya
70
4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
3. Observasi
Pada tahap observasi, dilaksanakan pengamatan terhadap
aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan media puzzle picture. Siswa berani maju ke depan
menunjukkan keterangan pada gambar alat pernapasan manusia yaitu,
hidung dan laring. Dalam mengikuti pembelajaran di kelas, siswa
menunjukkan sikap antusias dan semangat. Memberikan feedback
yang positif. Percaya diri siswa dalam mengerjakan lembar kerja
evaluasi. Guru menggunakan lembar observasi siswa.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi, dapat diketahui tingkat keberhasilan
maupun tingkat kelemahan dari kegiatan pembelajaran IPA dengan
menggunakan media puzzle picture yang dilakukan oleh guru pada
siklus I. Sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada
siklus berikutnya.
a. Kendala yang dihadapi
Kendala-kendala yang terjadi pada proses pembelajaran
dengan media puzzle picture yang perlu diperhatikan agar dapat
menjadi motivasi untuk memperbaiki pada siklus berikutnya:
1) Kurang bisa mengajak siswa untuk mendengarkan dan
memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran
di depan kelas
71
2) Guru kurang mengkondisikan siswa sehingga masih ada siswa
yang berbicara saat pembelajaran dimulai
3) Keterbatasan ukuran gambar yang kurang besar untuk dilihat
oleh seluruh siswa, sehingga banyak yang maju-maju ke depan
dan membuat ramai suasana di kelas
4) Guru membebaskan siswa untuk memilih siapa saja teman
sekelompoknya dan tempat duduk kelompoknya, sehingga
membuat penataan meja kursi di kelas acak-acak
5) Pada saat memainkan puzzle picture, masih banyak yang
berdiskusi dengan kelompok lain.
6) Alokasi waktu yang tidak sesuai dengan rencana pembelajaran
karena masih banyak siswa yang bingung memasang puzzle
picture.
b. Cara mengatasi
Untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi saat proses
pembelajaran dengan menggunakan media puzzle picture pada
siklus I, peneliti melakukan beberapa ide perbaikan. Hal ini
dilakukan supaya tidak terjadi lagi kendala-kendala pada siklus
berikutnya. Adapun ide perbaikan untuk mengatasi kendala yang
terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Pada saat pembelajaran berlangsung, guru bersikap tegas dan
disiplin terhadap seluruh siswa yang sekiranya membuat
keramaian di kelas dan yang suka mengganggu temannya
72
2) Guru harus bisa mengendalikan kelas saat pembelajaran akan
dimulai sehingga siswa lebih bisa diatur
3) Setiap meja siswa diberikan satu media gambar, dan guru
membawa satu media gambar yang besar agar siswa tidak perlu
maju ke dapan dan suasana menjadi tenang karena siswa sudah
fokus pada gambar tersebut
4) Guru membagikan kelompok sesuai dengan nomor presensi di
kelas dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa
5) Guru membagikan tempat duduk pada setiap kelompok,
sehingga membuat siswa menjadi lebih tertib
6) Guru berjalan mengelilingi siswa dan menghampiri pada setiap
kelompok untuk melihat proses berdiskusinya pada masing-
masing kelompok
7) Guru mengontrol siswa dengan cara membatasi waktu untuk
memasangkan puzzle picture dan memperhitungkan waktu
yang telah disediakan.
Pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan,
maka diharapkan pada siklus II melalui media puzzle picture pada
pembelajaran IPA materi alat pernapasan manusia hasil belajar
siswa akan meningkat.
73
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II
1. Perencanaan tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan
oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan media
puzzle picture materi alat pernapasan manusia.
b. Mempersiapkan media dan alat tulis yang diperlukan saat proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media puzzle
picture.
c. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan media
puzzle picture.
d. Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa
dengan menggunakan lembar kerja evaluasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada tanggal 02
Agustus 2017 yang berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35
menit) dari pukul 08.25 – 09.35. Materi yang diajarkan pada siklus ini
adalah alat pernapasan manusia (trakea dan paru-paru). Berikut
langkah-langkah pelaksanaan siklus II:
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Peserta didik harus kondisi siap menerima pelajaran
2) Guru mengucapkan salam dan berdo‟a bersama
74
3) Guru memeriksa kehadiran, merapikan pakaian, serta posisi
tempat duduk disesuakan dengan kegiatan pembelajaran
4) Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar siswa
5) Guru mengabsen siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir
6) Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan hari ini
7) Guru menyampaikan apersepsi dan mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran hari ini.
b. Kegiatan Inti (50 menit)
1) Guru menyiapkan siswa untuk masuk ke dalam pembelajaran
dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan
materi: “gas yang kita hirup setiap hari dinamakan apa?”
2) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait alat
pernapasan manusia.
3) Siswa diminta mendengarkan pembahasan yang diterangkan
oleh guru.
4) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan
manusia (trakea) dengan menggunakan media gambar yang
telah disiapkan
5) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan
manusia (paru-paru) dengan menggunakan media gambar yang
telah disiapkan
6) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa
75
7) Guru membagikan puzzle picture yang berisikan gambar trakea
dan paru-paru kepada setiap kelompok dan menjelaskan aturan
mainnya
8) Guru meminta siswa untuk berdiskusi memasangkan puzzle
picture dan memberikan keterangan disetiap gambar dengan
kelompoknya
9) Setelah masing-masing kelompok dapat menyelesaiakan
permainan puzzle picture, guru memberikan Lembar kerja
evaluasi dan siswa diminta untuk mengerjakannya
10) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
mengenai hal-hal yang belum jelas
11) Guru membantu sisiwa yang masih mengalami kesulitan dalam
memahami materi
12) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Guru bersama siswa merangkum materi yang dipelajari
2) Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan
bersama-sama tentang alat pernapasan bagian hidung dan laring
3) Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengakhiri palajaran dan
salah satu siswa memimpinnya
4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
76
3. Observasi
Pada tahap observasi, dilaksanakan pengamatan terhadap
aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan media puzzle picture. Siswa berani maju ke depan
menunjukkan keterangan pada gambar alat pernapasan manusia yaitu,
trakea dan paru-paru. Dalam mengikuti pembelajaran di kelas, siswa
menunjukkan sikap antusias dan semangat. Memberikan feedback yang
positif. Percaya diri siswa dalam mengerjakan lembar kerja evaluasi.
Dalam tindakan kelas siklus II ini peneliti mengamati apakah ada
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II.
4. Refleksi
Pada siklus II ini, peneliti menemukan cukup banyak
peningkatan dan melihat peningkatan tersebut dari siklus I pada mata
pelajaran IPA materi alat pernapasan manusia di MI Klumpit
Karanggede yaitu ditandai dengan peningkatan hasil belajar IPA dan
hasil pada siklus II juga telah memenuhi ketuntasan klasikal.
Pada saat pembelajaran berlangsung, guru telah menunjukkan
keberhasilan dalam mengelola kelas dengan membuat siswa sudah
95% mendengarkan dan memperhatikan pelajaran di kelas. Siswa yang
sering mengganggu temannya di kelasnya sudah tidak usil lagi.
Dengan membuat media gambar yang lebih besar lagi dari pada
sebelumnya, siswa tidak perlu maju ke depan. Setiap meja siswa juga
diberikan satu media gambar dan suasana kelas menjadi tenang. Guru
77
sudah membagikan kelompok sesuai dengan nomor presensi di kelas
dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Guru membagikan tempat
duduk pada setiap kelompok. Pembagian tersebut, siswa terlihat lebih
tertib. Dengan adanya guru menghampiri tiap kelompok, masing-
masing kelompok berdiskusi fokus pada materi. Alokasi waktu dalam
pembelajaran sudah efektif, dapat dilihat dari siswa yang tidak
melebihi batasan waktu untuk memasangkan puzzle picture. Dan
perhitungan waktu yang telah disediakan juga tepat dalam mengontrol
masing-masing kelompok.
Setelah diadakannya siklus ke II dengan adanya perbaikan-
perbaikan dalam pelaksanaannya, tidak ada kekurangan seperti di
siklus sebelumnya. Semangat siswa dalam menerima pelajaran sudah
sangat memberikan umpan balik yang positif terhadap penelitian ini.
Dapat berjalan dengan lancar dalam kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan media puzzle picture yang dimana media tersebut untuk
meminta siswa memasangkan potongan-potongan gambar sesuai
dengan materi yang diajarkan.
Adanya evaluasi yang telah dilakukan pada siklus II, maka
dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar pada siswa.
Peningkatan hasil evaluasi yang signifikan, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan siklus II sudah berhasil. Dengan keberhasilan tersebut,
maka tidak perlu diadakan perbaikan dan pelaksanaan siklus III.
78
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
1. Deskripsi Data Pra Siklus
Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada
siswa kelas V MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten
Boyolali dengan menggunakan media puzzle picture. Media puzzle
picture ini adalah media pembelajaran yang memacu siswa untuk lebih
aktif dan membuat suasana kelas menjadi fokus namun menyenangkan.
Media ini belum pernah diterapkan di MI Klumpit Karanggede.
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan sebanyak 2 siklus. Sebagai acuan
selain menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata
pelajaran IPA kelas V MI Klumpit Karanggede sebesar 65, peneliti
juga menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL) yaitu sebesar
85%. Di bawah ini adalah data nilai ulangan harian mata pelajaran IPA
siswa kelas V MI Klumpit Karanggede sebelum menggunakan media
puzzle picture:
Tabel 4.1 Perolehan Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V MI
Klumpit Karanggede
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. BSR 65 60 Belum Tuntas
2. DA 65 46 Belum Tuntas
3. DW 65 56 Belum Tuntas
79
4. FND 65 60 Belum Tuntas
5. HF 65 66 Tuntas
6. II 65 72 Tuntas
7. KA 65 76 Tuntas
8. KR 65 74 Tuntas
9. LB 65 50 Belum Tuntas
10. MA 65 68 Tuntas
11. MAM 65 70 Tuntas
12. MGRK 65 58 Belum Tuntas
13. MIS 65 62 Belum Tuntas
14. MN 65 68 Tuntas
15. MTS 65 42 Belum Tuntas
16. RIS 65 50 Belum Tuntas
17. RA 65 84 Tuntas
18 SF 65 74 Tuntas
19. VOV 65 70 Tuntas
20. WBI 65 54 Belum Tuntas
21. WHN 65 80 Tuntas
22. YBP 65 62 Belum Tuntas
Nilai Rata-rata Kelas 63,73
Persentase Ketuntasan 50%
Siswa Belum Tuntas 50%
80
Dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran
IPA di MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
adalah ≥ 65. KKM tersebut telah disepakati oleh Guru dan Kepala
Sekolah di MI Klumpit Karanggede.
a. Nilai rata-rata siswa Pra siklus
=
=
= 63,73
b. Nilai persentase ketuntasan siswa pra siklus
P = x 100%
= x 100%
= 50%
c. Nilai persentase siswa yang belum tuntas pra siklus
P = x 100%
= x 100%
= 50%
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar Ulangan
harian mata pelajaran IPA pada 22 siswa kelas V MI Klumpit
Karanggede siswa yang tuntas yaitu sebanyak 11 siswa dengan
81
persentase 50% dan ada 11 siswa yang belum tuntas dengan persentase
50%. Adapun siswa yang dinyatakan tuntas yaitu siswa yang mendapat
nilai yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 65.
Rata-rata yang diperoleh dari data Ulangan harian yaitu 63,73.
2. Deskripsi Data Siklus I
a. Data Hasil Belajar
Pada pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin,
24 Juli 2017. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35
menit). Materi pokok yang diajarkan pada siklus I adalah alat
pernapasan manusia. Pada proses pembelajaran dengan
menggunakan media puzzle picture siklus I, hasil belajar siswa
belum begitu memuaskan, meskipun sudah ada peningkatan nilai
siswa. Adapun rincian data nilai siswa mata pelajaran IPA pada
proses pembelajaran dengan menggunakan media puzzle picture
siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus I
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. BSR 65 70 Tuntas
2. DA 65 50 Belum Tuntas
3. DW 65 60 Belum Tuntas
4. FND 65 65 Tuntas
5. HF 65 75 Tuntas
6. II 65 75 Tuntas
82
7. KA 65 90 Tuntas
8. KR 65 80 Tuntas
9. LB 65 50 Belum Tuntas
10. MA 65 75 Tuntas
11. MAM 65 70 Tuntas
12. MGRK 65 60 Belum Tuntas
13. MIS 65 80 Tuntas
14. MN 65 75 Tuntas
15. MTS 65 55 Belum Tuntas
16. RIS 65 55 Belum Tuntas
17. RA 65 95 Tuntas
18 SF 65 85 Tuntas
19. VOV 65 80 Tuntas
20. WBI 65 60 Belum Tuntas
21. WHN 65 90 Tuntas
22. YBP 65 70 Tuntas
Nilai Rata-rata Kelas 71,14
Persentase Ketuntasan 68,18%
Siswa Belum Tuntas 31,82%
83
1) Nilai rata-rata siswa siklus I
=
=
= 71,14
2) Nilai persentase ketuntasan siswa siklus I
P = x 100%
= x 100%
= 68,18%
3) Nilai persentase siswa yang belum tuntas siklus I
P = x 100%
= x 100%
= 31,82%
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar mata
pelajaran IPA siklus I pada 22 siswa kelas V MI Klumpit
Karanggede, siswa yang tuntas yaitu sebanyak 15 siswa dengan
persentase 68,18% dan ada 7 siswa yang belum tuntas dengan
persentase 31,82%. Adapun siswa yang dinyatakan tuntas yaitu
siswa yang mendapat nilai yang mencapai Kriteria Ketuntasan
84
Minimum (KKM) yaitu 65. Rata-rata yang diperoleh dari data
siklus I yaitu 71,14.
b. Refleksi
Pada hasil siklus I ini masih ada 31,82% atau 7 siswa yang
belum tuntas dan hanya 68,18% atau 15 siswa yang telah tuntas
dengan rata-rata 71,14 dari 22 siswa. Meskipun kegiatan belajar
tahap ini belum berhasil, terdapat peningkatan keberhasilan siswa
dari pra siklus ke siklus I sebanyak 18,18%. Pembelajaran yang
dilakukan guru masih kurang maksimal. Sebab masih ada siswa
yang kurang tertib dalam mengikuti pembelajaran dengan media
puzzle picture. Ditandai dengan masih ada siswa yang bercanda
dengan temannya dan melebihi waktu yang telah ditentukan, serta
persentase ketuntasan pada siklus ini belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Klasikal yaitu 85%. Tindakan yang seharusnya
dilakukan oleh guru adalah bersikap lebih tegas terhadap siswa
yang bercanda dan mengkondisikan kelas saat pembelajaran pada
siklus berikutnya.
3. Deskripsi Data Siklus II
a. Data Hasil Belajar
Pada pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Rabu,
02 Agustus 2017. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x
35 menit). Materi pokok yang diajarkan pada siklus II adalah alat
pernapasan manusia. Pada siklus II hasil belajar siswa pada mata
85
pelajaran IPA kelas V MI Klumpit Karanggede dengan
menggunakan media puzzle picture sangat memuaskan, ditandai
dengan adanya peningkatan nilai siswa dari siklus I ke siklus II.
Adapun rincian nilai siswa pada siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Siswa Siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. BSR 65 85 Tuntas
2. DA 65 60 Belum Tuntas
3. DW 65 80 Tuntas
4. FND 65 75 Tuntas
5. HF 65 80 Tuntas
6. II 65 85 Tuntas
7. KA 65 95 Tuntas
8. KR 65 85 Tuntas
9. LB 65 55 Belum Tuntas
10. MA 65 80 Tuntas
11. MAM 65 80 Tuntas
12. MGRK 65 80 Tuntas
13. MIS 65 85 Tuntas
14. MN 65 85 Tuntas
15. MTS 65 80 Tuntas
16. RIS 65 75 Tuntas
17. RA 65 100 Tuntas
86
18 SF 65 95 Tuntas
19. VOV 65 95 Tuntas
20. WBI 65 75 Tuntas
21. WHN 65 100 Tuntas
22. YBP 65 75 Tuntas
Nilai Rata-rata Kelas 82,05
Persentase Ketuntasan 90,91%
Siswa Belum Tuntas 9,09%
1) Nilai rata-rata siswa siklus II
=
=
= 82,05
2) Nilai persentase ketuntasan siswa siklus II
P = x 100%
= x 100%
= 90,91%
3) Nilai persentase siswa yang belum tuntas siklus II
P = x 100%
87
= x 100%
= 9,09%
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar mata
pelajaran IPA siklus II oleh 22 siswa kelas V MI Klumpit
Karanggede, siswa yang tuntas yaitu sebanyak 20 siswa dengan
persentase 90,91%. Namun masih ada 2 siswa yang belum tuntas
dengan persentase 9,09%. Rata-rata yang diperoleh dari data siklus
II yaitu 82,05. Berdasarkan indikator keberhasilan klasikal yaitu
85% maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II
ini sudah berhasil, karena 90,91% ≥ 85% sebagai Kriteria
Ketuntasan Klasikal.
b. Refleksi
Pada tahap siklus II ini, pembelajaran dianggap sudah
berhasil dengan persentase 90,91% siswa yang sudah bisa
mencapai KKM. Karena 90,91% ≥ 85% yang ditetapkan sebagai
standar Kriteria Ketuntasan Klasikal secara nasional. Dari siklus ke
siklus hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan
yang dapat dilihat dari siklus I ke siklus II sebanyak 22,73% siswa
yang dapat dikatakan tuntas.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti
bahwa semua siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.
Untuk secara keseluruhan mengalami peningkatan dengan rata-rata,
88
dan lebih dari semua siswa telah mencapai KKM yang ditentukan,
itu artinya dengan menggunaan media pembelajaran puzzle picture
ini dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya materi alat
pernapasan manusia pada siswa kelas V di MI Klumpit Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali.
B. Pembahasan
Pembelajaran IPA pada materi alat pernapasan manusia dengan
menggunakan media puzzle picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap pra silus, siklus I dan
II diperoleh data hasil nilai tes siswa. Berikut ini data hasil penelitian pada
tahap pra siklus siklus I dan siklus II:
Tabel 4.4 Nilai Tes Formatif Tiap Siklus
No. Nama Siswa
Nilai
Pra siklus Siklus I Siklus II
1. BSR 60 70 85
2. DA 46 50 60
3. DW 56 60 80
4. FND 60 65 75
5. HF 66 75 80
6. II 72 75 85
7. KA 76 90 95
8. KR 74 80 85
89
9. LB 50 50 55
10. MA 68 75 80
11. MAM 70 70 80
12. MGRK 58 60 80
13. MIS 62 80 85
14. MN 68 75 85
15. MTS 42 55 80
16. RIS 50 55 75
17. RA 84 95 100
18 SF 74 85 95
19. VOV 70 80 95
20. WBI 54 60 75
21. WHN 80 90 100
22. YBP 62 70 75
Rata-rata 63,73 71,14 82,05
Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Pra Siklus – Siklus II
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase
Pra Siklus 63,73
Tuntas 11 50%
Belum Tuntas 11 50%
Siklus I 71,14
Tuntas 15 68,18%
Belum Tuntas 7 31,82%
Siklus II 82,05
Tuntas 20 90,91%
Belum Tuntas 2 9,09%
90
Dari tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan persentase
hasil belajar siswa yang tuntas dan persentase siswa yang nilainya belum
mencapai KKM. Akan lebih jelas apabila digambarkan menggunakan
grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa
a. Pada tahap Pra siklus persentase siswa yang tuntas sebanyak 50%.
b. Pada tahap Siklus I persentase siswa yang tuntas sebanyak 68,18%.
c. Pada tahap Siklus II persentase siswa yang tuntas sebanyak 90.91%.
91
Gambar 4.2 Hasil Belajar Siswa yang Belum Tuntas
a. Pada tahap Pra siklus persentase siswa yang tuntas sebanyak 50%.
b. Pada tahap Siklus I persentase siswa yang tuntas sebanyak 31,82%.
c. Pada tahap Siklus II persentase siswa yang tuntas sebanyak 9,09%.
Gambar di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah
diterapkan media puzzle picture terjadi peningkatan dari pra siklus 50%
siswa tuntas belajar, siklus I 68,18% siswa tuntas belajar, dan siklus II
90,91% siswa tuntas belajar. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari
pra siklus ke siklus I 18,18% dan siklus I ke siklus II 22,73%.
Jadi, pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan
media puzzle picture telah berhasil meningkatkan hasil belajar IPA materi
alat pernapasan manusia pada siswa kelas V semester 1 MI Klumpit
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/ 2018.
Hasil penelitian ini di dukung dengan Penelitian Tindakan Kelas
yang dilakukan oleh Hermiya Arita Anggraeni (2014), dengan judul
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
92
Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Alat Pencernaan Manusia
Dengan Menggunakan Puzzle Pada Siswa Kelas V SD N 2 Urut Sewu
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2014/ 2015.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di MI
Klumpit Karanggede, dapat disimpulkan bahwa media puzzle picture
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Klumpit Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/ 2018 pada mata
pelajaran IPA materi alat pernapasan manusia. Hal ini dibuktikan dari
persentase hasil belajar siswa yang terus menerus meningkatnya nilai rata-
rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai siklus
II. Pra siklus siswa yang tuntas belajar ada 11 siswa (50%) dan yang
belum tuntas ada 11 siswa (50%) dengan nilai rata-rata kelas 63,73. Siklus
I terdapat 15 siswa (68,18%) tuntas belajar dan 7 siswa (31,82%) belum
tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 71,14. Kemudian pada siklus II
terdapat 20 siswa (90,91%) yang tuntas belajar dan telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Klasikal yaitu 90,91% ≥ 85% dan 2 siswa (9,09%) belum
tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 82,05.
Berdasarkan data tersebut, hasil belajar siswa dengan
menggunakan media Puzzle Picture memperoleh peningkatan dari pra
siklus (50%), siklus I (68,18%), dan siklus II (90,91%). Peningkatan siswa
yang tuntas belajar dari pra siklus ke siklus I 18,18% dan siklus I ke siklus
II 22,73%.
94
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Guru
a. Guru bisa menerapkan media puzzle picture pada mata pelajaran
IPA dengan materi yang lainnya, karena hasil Penelitian Tindakan
Kelas menggunakan media puzzle picture terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Pada saat melakukan kegitan belajar mengajar, guru bisa
menggunakan berbagai media yang kreatif agar anak-anak merasa
senang (tidak bosan di ruang kelas) apabila dalam pembelajaran,
guru dapat menjadikan kelas yang asik dan nyaman, salah satunya
dengan menggunakan media puzzle picture.
c. Guru harus jelas dalam memberikan instruksi kepada siswa dalam
keterbatasan waktu yang harus diperhitungkan ketika proses belajar
mengajar dengan menggunakan media puzzle picture, agar siswa
dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan
tersampaikannya materi kepada siswa.
2. Siswa
a. Siswa bisa lebih memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh
guru baik teori yang diberikan maupun teknik pembelajaran yang
dilaksanakan.
95
b. Siswa harus lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan
ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan belajar mengajar terutama
pada saat diskusi kelompok.
c. Siswa hendaknya percaya diri saat mempresentasikan hasil diskusi
dan lebih banyak latihan dalam berbicara di depan teman-teman
satu kelasnya.
d. Siswa lebih aktif bertanya kepada guru apabila materi yang
dijelaskan oleh guru sekiranya belum paham.
3. Sekolah
a. Pihak sekolah seharusnya dapat memfasilitasi sarana dan prasarana
yang dibutukan para guru ketika dalam kegiatan belajar mengajar
berlangsung agar siswa semangat dalam belajar.
b. Pihak sekolah mengadakan pembinaan terhadap guru agar para
guru dapat memunculkan ide-ide kreatifitasnya dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang tidak monoton.
96
DAFTAR PUSTAKA
Aly dan Rahma. 1996. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Anggraeni, Hermiya Arita. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Alat
Pencernaan Manusia Dengan Menggunakan Puzzle Pada Siswa Kelas V
SD N 2 Urut Sewu Kec. Ampel Kab. Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015:
STAIN SALATIGA.
Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Azmiyawati, Choiril, dkk. 2008. IPA Salingtemas untuk kelas V SD/MI.Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Dwinami. 2015. Media Puzzle Untuk Belajar Anak Usia Dini,
https://dwinami.wordpress.com/2014/12/10/media-puzzle-untuk-belajar-
anak-usia-dini/ (diakses pada tanggal 09 Mei 2017, pukul 13:46 WIB).
Fattahillah, Faisol. 2013. Media Kreativitas Pembelajaran Dengan Puzzle Dalam Study
Geografi, http://faisolfattahillah.blogspot.co.id/2013/10/media-kreativitas-
pembelajaran-dengan.html(diakses pada tanggal 01 Juli 2017, pukul
22:05 WIB).
Ghony dan Almanshur. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif. Malang: UIN-Malang Press.
Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Handayani, Tiara. 2014. Pembuatan Media Puzzle,
http://tiarahandayani1200782.blogspot.co.id/2014/12/pembuatan-media-
puzzle.html (diakses pada tanggal 21 Juni 2017, pukul 08:32 WIB).
Hartiny, Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Teras.
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Teori dan Aplikasi. Salatiga:
STAIN Salatiga Press.
Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung: CV. Alfabeta
Kusnin. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5. Jakarta: PT. Piranti Darma
Kalokatama.
97
Muslich, Masnur. 2012. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.
Rizema, Sitiatava. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis SAINS.
Yogyakarta: Diva Press.
Saraswati, Sylvia. 2014. Aneka Permainan Bayi dan Anak. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Sulistyowati dan Sukarno. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5. Jakarta:Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ungguh, Jasa. 2012. Menyulap Siswa Karya Prestasi Di Dalam dan Luar Sekolah.
Yogyakarta: Flashbooks.
Usman dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta Selatan: ciputat Pers.
Widayanti, Ari Giri. Penerapan Model Make A Match Berbantuan Media Puzzle
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Di SD. E-Journal
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan PGSD. Volume 1:
Nomor 4 Tahun 2016. http://www.e-jurnal.com/2016/07/penerapan-
model-make-match-berbantuan.html, (diakses pada tanggal 15 Maret
pukul 17:45 WIB).
Widi dan Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
104
Lampiran 5
NILAI ULANGAN HARIAN (PRA SIKLUS)
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. BSR 65 60 Belum Tuntas
2. DA 65 46 Belum Tuntas
3. DW 65 56 Belum Tuntas
4. FND 65 60 Belum Tuntas
5. HF 65 66 Tuntas
6. II 65 72 Tuntas
7. KA 65 76 Tuntas
8. KR 65 74 Tuntas
9. LB 65 50 Belum Tuntas
10. MA 65 68 Tuntas
11. MAM 65 70 Tuntas
12. MGRK 65 58 Belum Tuntas
13. MIS 65 62 Belum Tuntas
14. MN 65 68 Tuntas
15. MTS 65 42 Belum Tuntas
16. RIS 65 50 Belum Tuntas
17. RA 65 84 Tuntas
18 SF 65 74 Tuntas
19. VOV 65 70 Tuntas
20. WBI 65 54 Belum Tuntas
21. WHN 65 80 Tuntas
22. YBP 65 62 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 84
Nilai Terendah 42
Rata-rata 63,73
Tuntas 11 Siswa
Persentase Ketuntasan 50%
Tidak Tuntas 11 Siswa
Persentase Tidak Tuntas 50%
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Nama Madrasah : MI Klumpit Karanggede
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : V / I
Materi Pokok : Alat Pernapasan Manusia
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
B. Kompetensi Dasar
1.1. Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia
C. Indikator
1. Menjelaskan tentang pengertian pernapasan
2. Mengidentifikasi alat pernaasan manusia (hidung)
3. Mengidentifikasi alat pernapasan manusia (laring)
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru siswa dapat menjelaskan tentang pengertian
pernapasan
2. Melalui media pembelajaran puzzle picture siswa dapat menjelaskan alat
pernapasan pada manusia, yaitu hidung
3. Melalui media pembelajaran puzzle picture siswa dapat menjelaskan alat
pernapasan pada manusia, yaitu laring
106
E. Materi
Alat Pernapasan Manusia
Gambar 2.1 Rongga Hidung dan Laring
(Sumber: https://wandylee.wordpress.com)
1. Alat Pernapasan Manusia
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Bernapas
merupakan proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas dan
pengeluaran karbondioksida (CO2) serta uap air (H2O). Oksigen
merupakan zat yang diperlukan oleh tubuh dalam proses pembakaran zat
makanan. Pada proses ini dihasilkan sejumlah energi yang nantinya
digunakan untuk melakukan aktivitas kehidupan.
Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Bernapas
menggunakan alat-alat pernapasan. Apa saja alat-alat pernapasan itu?
Alat-alat pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, pangkal
tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), dan paru-paru.
a. Rongga Hidung
Hidung adalah organ pernapasan terluar. Udara yang kita hirup
akan masuk ke dalam rongga hidung. Di dalam rongga hidung, udara
pernapasan akan mengalami berbagai perlakuan. Udara akan disaring
terlebih dahulu oleh rambut-rambut hidung dan selaput lendir. Selaput
lendir terletak di dalam rongga hidung bagian depan. Udara juga
107
mengalami penyesuaian suhu dan diatur kelembabannya ketika berada
di dalam rongga hidung.
Bernapas sebaiknya dilakukan dengan rongga hidung. Jika kita
bernapas melalui mulut, udara tidak akan disaring. Udara kotor akan
masuk dan menyebabkan gangguan pernapasan. Selain sebagai jalan
pernapasan, hidung sangat sensitif terhadap bau. Hidung berfungsi
sebagai indra pembau.
b. Pangkal Tenggorokan (Laring)
Saat menghirup udara, ke manakah udara tersebut? Udara pertama
masuk melalui faring. Faring merupakan persimpangan rongga mulut
dan rongga hidung. Udara dari faring melewati laring menuju trakea.
Laring merupakan organ pernapasan setelah hidung. Dalam laring
terdapat jakun. Jakun pada pria terlihat menonjol, sedangkan pada
wanita tidak terlihat jelas. Laring merupakan saluran pernapasan yang
terdapat di tenggorokan.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
G. Media, Alat, dan Sumber Pelajaran
1. Media : Gambar Hidung, Gambar Laring, Puzzle Picture
2. Alat : Papan Tulis, Alat Tulis
3. Sumber Pelajaran : Buku BSE IPA (Sulistyowati dan Sukarno) 2009
Buku IPA Untuk SD/ MI Kelas 5 (Kusnin) 2008
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
5. Kegiatan Awal
Apersepsi
a. Peserta didik harus kondisi siap menerima pelajaran
b. Guru mengucapkan salam dan berdo‟a bersama
c. Guru memeriksa kehadiran, merapikan pakaian, serta posisi tempat
duduk disesuakan dengan kegiatan pembelajaran
108
d. Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabarnya siswa
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f. Guru menyampaikan apersepsi dan mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran hari ini
6. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
13) Guru menyiapkan siswa untuk masuk ke dalam pembelajaran
dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan
materi: “siapa yang setiap hari bernafas?” “cara melakukannya
bagaimana?”
14) Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa terkait alat
pernapasan pada manusia.
15) Siswa diminta mendengarkan pembahasan yang diterangkan
oleh guru.
b. Elaborasi
1) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan pada
manusia (hidung) dengan menggunakan media gambar yang
telah disiapkan
2) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan pada
manusia (faring) dengan menggunakan media gambar yang telah
disiapkan
3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 siswa
4) Guru membagikan puzzle picture yang berisikan gambar hidung
dan laring kepada setiap kelompok
5) Guru meminta siswa untuk berdiskusi memasangkan puzzle
picture dan memberikan keterangan disetiap gambar dengan
kelompoknya
6) Setelah masing-masing kelompok dapat menyelesaiakan
permainan puzzle picture, guru memberikan Lembar kerja
evaluasi, siswa diminta untuk mengerjakannya
109
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai
hal-hal yang belum jelas.
2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3) Guru membantu sisiwa yang masih mengalami kesulitan dalam
memahami materi
7. Kegiatan Penutup
a. Guru bersama siswa merangkum materi yang dipelajari
b. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama
tentang alat pernapasan bagian hidung dan laring
c. Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengakhiri palajaran dan salah
satu siswa memimpinnya.
I. Penilaian
Jenis penilaian : Tes Tertulis
Skor Penilaian :
Pilihan ganda = Jumlah jawaban benar (1) x 5 = Nilai (5)
Isian singkat = Jumlah jawaban benar (3) x 5 = Nilai (15)
Total nilai (100) = (Nilai Pilihan Ganda + Nilai Isian Singkat) x 5
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar!
1. Proses menghirup oksigen dan melepaskan karbondioksida disebut ....
a. Pernapasan
b. Peredaran karbondioksida
c. Pencernaan
d. Peredaran oksigen
2. Gas yang dihirup manusia dalam proses pernapasan adalah ....
a. Hidrogen
b. Oksigen
c. Karbondioksida
110
d. Nitrogen
3. Jika kita bernapas, maka gas yang kita keluarkan adalah ....
a. CO2
b. O2
c. H2
d. H2O
4. Pernapasan pada manusia yang baik dimulai dari ....
a. Mulut – kerongkongan
b. Mulut – tenggorokan
c. Hidung – tenggorokan
d. Hidung – kerongkongan
5. Rambut hidung dan selaput lendir berguna untuk ....
a. Mengikat oksigen
b. Membasahi pangkal tenggorok
c. Mengeluarkan kotoran
d. Menyaring udara yang masuk
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan isian yang benar!
1. Selaput lendir terletak di dalam rongga hidung bagian ....
2. Hidung berfungsi sebagai indra ....
3. Bernapas dapat dilakukan melalui mulut atau hidung. Apakah alat yang
tepat untuk melakukan pernapasan?
4. Laring merupakan saluran pernapasan yang terdapat di ....
5. Bernapas merupakan proses pengambilan ... dari udara bebas dan
pengeluaran ... dan ....
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan ganda
1. A (Pernapasan)
2. B (Oksigen)
3. A (CO2)
4. C (Hidung - tenggorokan)
5. D (Menyaring udara yang masuk)
111
B. Isian singkat
1. Depan
2. Pembau
3. Hidung
4. Tenggorokan
5. Oksigen, karbondioksida, uap air.
Boyolali, 24 Juli 2017
Mengetahui,
Kepala Madrasah Guru Kelas V
Ahmadi, S. Pd. I Joko Widodo, S. Pd. I
NIP : 196306221991021001 NIP:
114
Lampiran 8
Evaluasi Pertemuan Ke – 1
Nama :
Kelas :
No. :
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar!
1. Proses menghirup oksigen dan melepaskan karbondioksida disebut ....
a. Pernapasan
b. Peredaran karbondioksida
c. Pencernaan
d. Peredaran oksigen
2. Gas yang dihirup manusia dalam proses pernapasan adalah ....
a. Hidrogen
b. Oksigen
c. Karbondioksida
d. Nitrogen
3. Jika kita bernapas, maka gas yang kita keluarkan adalah ....
a. CO2
b. O2
c. H2
d. H2O
4. Pernapasan pada manusia yang baik dimulai dari ....
a. Mulut – kerongkongan
b. Mulut – tenggorokan
c. Hidung – tenggorokan
d. Hidung – kerongkongan
115
5. Rambut hidung dan selaput lendir berguna untuk ....
a. Mengikat oksigen
b. Membasahi pangkal tenggorok
c. Mengeluarkan kotoran
d. Menyaring udara yang masuk
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan isian yang benar!
1. Selaput lendir terletak di dalam rongga hidung bagian ....
2. Hidung berfungsi sebagai indra ....
3. Bernapas dapat dilakukan melalui mulut atau hidung. Apakah alat yang
tepat untuk melakukan pernapasan?
4. Laring merupakan saluran pernapasan yang terdapat di ....
5. Bernapas merupakan proses pengambilan ... dari udara bebas dan
pengeluaran ... dan ....
116
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN SIKLUS I
Nama Madrasah : MI Klumpit Karanggede
Nama Guru : Istiqomah
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : V / I
Hari/ Tanggal : Senin, 24 Juli 2017
Materi Pokok : Alat Pernapasan Pada Manusia
Jumlah Siswa : 22
No Aspek Yang Diamati Skor
A B C D
A. Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP √
b. Menyiapkan presensi, lembar pengamatan, lembar
evaluasi √
c. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
B. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan
apersepsi
a. Salam pembuka √
b. Mengkondisikan kelas √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √
C. Penyampaian materi pokok
a. Menyampaikan materi dengan jelas √
b. Menekankan bagian-bagian terpenting dalam
pelajaran √
c. Melaksanakan pembelajaran dengan runtut √
117
D. Kemampuan guru dalam menguasai kelas
a. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya jawab √
b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan √
c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang telah direncanakan √
E. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle picture
alat pernapasan pada manusia
a. Guru menggunakan media puzzle picture secara
efektif √
b. Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan
menggunakan media puzzle picture √
c. Penguasaan guru terhadap materi dengan
menggunakan media puzzle picture alat pernapasan
pada manusia
√
d. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan media puzzle
picture √
F. Kemampuan guru dalam menutup pembelajaran
a. Memberikan lembar evaluasi berupa tes tertulis
individu √
b. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan
melibatkan siswa √
c. Memberikan tindak lanjut dengan nasihat atau arahan √
d. Salam penutup √
Jumlah 8 10 3
Total 68
Kategori Baik
118
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (baik sekali)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Boyolali, 24 Juli 2017
Guru Kelas V Pengamat
Joko Widodo, S. Pd. I Istiqomah
NIP: NIP:
Mengetahui,
Kepala Madrasah
Ahmadi, S. Pd. I
NIP: 196306221991021001
119
Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Aspek Pengamatan
Skala
Penilaian Keterangan
B C K
1. Siswa menjawab salam
dengan semangat √
Ada beberapa siswa yang
tidak menjawab salam
2. Siswa merespon panggilan
presensi dari guru √
Siswa mendengarkan
namanya masing-masing
3. Siswa menjawab pertanyaan
apersepi dari guru √
Siswa merespon pertanyaan
apersepsi dari guru
4. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru √
Masih ada beberapa siswa
yang tidak memperhatikan
5.
Siswa memahami materi
pelajaran dengan
menggunakan media Puzzle
Picture
√
Beberapa siswa memahami
materi pelajaran dengan
menggunakan media puzzle
picture
6. Siswa semangat mengikuti
pembelajaran IPA √
Beberapa siswa aktif dalam
mengikuti pembelajaran IPA
7. Siswa memberikan umpan
balik dari penjelasan guru √
Masih banyak sekali siswa
yang tidak memberikan
umpan balik
8. Siswa berani mengajukan
pertanyaan pada guru √
Ada siswa yang berani, ada
yang tidak berani
9. Siswa mengerjakan latihan
soal √
Seluruh siswa mengerjakan
latihan soal dengan tidak
menyontek temannya
10. Siswa menjawab salam
penutup √
Siswa menjawab salam
dengan baik
120
Keterangan
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Boyolali, 24 Juli 2017
Guru Kelas V Pengamat
Joko Widodo, S. Pd. I Istiqomah
NIP: NIP:
Mengetahui,
Kepala Madrasah
Ahmadi, S. Pd. I
NIP: 196306221991021001
121
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Nama Madrasah : MI Klumpit Karanggede
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : V / I
Materi Pokok : Alat Pernapasan Manusia
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
C. Standar Kompetensi
1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
B. Kompetensi Dasar
1.2. Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia
C. Indikator
1. Menjelaskan tentang pengertian pernapasan
2. Mengidentifikasi alat pernapasan manusia (trakea)
3. Mengidentifikasi alat pernapasan manusia (paru-paru)
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru siswa dapat menjelaskan tentang pengertian
pernapasan
2. Melalui media pembelajaran puzzle picture siswa dapat menjelaskan alat
pernapasan pada manusia, yaitu trakea
3. Melalui media pembelajaran puzzle picture siswa dapat menjelaskan alat
pernapasan pada manusia, yaitu paru-paru
122
E. Materi
Alat Pernapasan Manusia
Gambar 2.2 Trakea dan Paru-paru
(Sumber: https://www.emaze.com/)
1. Batang Tenggorok (Trakea)
Udara pernapasan dari hidung turun ke batang tenggorokan
(trakhea). Saat kamu bernapas, trakea terbuka sehingga udara dapat
masuk. Di dalam trakea terdapat selaput lendir yang berambut getar.
Selaput lendir berfungsi untuk mengeluarkan kotoran yang masuk
bersama udara.
Tenggorokan merupakan sebuah saluran yang panjangnya kira-kira
9 cm. Batang tenggorok tersusun atas tulang-tulang rawan yang berbentuk
cincin. Pada tenggorokan terdapat bulu-bulu halus. Bulu-bulu halus
berfungsi menyaring udara dari kotoran yang masih dapat lolos ke
tenggorokan.
Ujung trakhea bercabang menjadi dua bagian. Cabang-cabang ini
disebut bronkus. Bronkus kanan menuju paru-paru kanan. Bronkus kiri
menuju paru-paru kiri. Bronkus akan bercabang lagi yang disebut
bronkiolus. Pada ujung bronkiolus terdapat gelembung halus berisi udara
yang disebut alveolus. Di dalam alveolus terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida dan uap air. Bronkitis adalah penyakit yang menyerang
bronkus.
123
2. Paru-Paru
Paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas diafragma.
Diafragma adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut. Paru-paru
ada dua buah yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kiri
terdiri atas dua gelambir. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir. Paru-
paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut pleura. Di dalam
paru-paru terdapat cabang-cabang bronkus yang disebut bronkiolus.
Bronkiolus juga memiliki percabangan yang jumlahnya sangat
banyak. Cabang-cabang tersebut sangat halus dan tipis. Tiap-tiap ujung
cabang membentuk kantung berdinding tipis yang disebut alveolus.
Alveolus merupakan gelembung yang sangat tipis. Gelembung tersebut
diselimuti pembuluh kapiler darah. Pada alveolus terjadi pertukaran gas
O2 dan CO2.
Pada saat udara yang kita hirup sampai di alveolus, oksigen
melewati dinding kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb)
darah. Setelah itu, darah akan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Dalam tubuh, oksigen digunakan untuk proses pembentukan energi. Pada
proses tersebut dihasilkan energi dan gas karbon dioksida (CO2).
CO2 tersebut diikat kembali oleh hemoglobin darah. Setelah itu,
darah akan membawa CO2 ke paru-paru. CO2 dari paru-paru menuju
tenggorokan, kemudian ke lubang hidung untuk dikeluarkan dari dalam
tubuh. Proses pernapasan dibedakan menjadi 2, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pernapasan dada akibat kontraksi otot antar tulang
rusuk. Sedangkan pernapasan perut akibat kontraksi diafragma.
F. Metode Pembelajaran
1. Cermah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
G. Media, Alat, dan Sumber Pelajaran
1. Media : Gambar Trakea, Gambar Paru-paru, Puzzle Picture
124
2. Alat : Papan Tulis, Alat Tulis
3. Sumber Pelajaran : Buku BSE IPA (Choiril Azmiyawati, dkk) 2008
: Buku IPA Untuk SD/ MI Kelas 5 (Kusnin) 2008
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pembelajaran
Apersepsi
1) Peserta didik harus kondisi siap menerima pelajaran
2) Guru mengucapkan salam dan berdo‟a bersama
3) Guru memeriksa kehadiran, merapikan pakaian, serta posisi tempat
duduk disesuakan dengan kegiatan pembelajaran
4) Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabarnya siswa
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
6) Guru menyampaikan apersepsi dan mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran hari ini
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Guru menyiapkan siswa untuk masuk ke dalam pembelajaran
dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi:
“gas yang kita hirup setiap hari dinamakan apa?”
2) Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa terkait alat pernapasan
pada manusia.
3) Siswa diminta mendengarkan pembahasan yang diterangkan oleh
guru.
b. Elaborasi
1) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan pada
manusia (trakea) melalui metode ceramah dan menggunakan media
gambar yang telah disiapkan
2) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan pada
manusia (paru-paru) melalui metode ceramah dan menggunakan
media gambar yang telah disiapkan
125
3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 siswa
4) Guru membagikan puzzle picture yang berisikan gambar hidung
dan laring kepada setiap kelompok
5) Guru meminta siswa untuk berdiskusi memasangkan puzzle picture
dan memberikan keterangan disetiap gambar dengan kelompoknya
6) Setelah masing-masing kelompok dapat menyelesaiakan permainan
puzzle picture, guru memberikan Lembar kerja evaluasi, siswa
diminta untuk mengerjakannya
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal-
hal yang belum jelas.
2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3) Guru membantu sisiwa yang masih mengalami kesulitan dalam
memahami materi
3. Kegiatan Penutup
a. Guru bersama siswa merangkum materi yang dipelajari
b. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama
tentang alat pernapasan bagian trakea dan paru-paru
c. Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengakhiri palajaran dan salah
satu siswa memimpinnya.
I. Penilaian
Jenis penilaian : Tes Tertulis
Skor Penilaian :
Pilihan ganda = Jumlah jawaban benar (1) x 5 = Nilai (5)
Isian singkat = Jumlah jawaban benar (3) x 5 = Nilai (15)
Total nilai (100) = (Nilai Pilihan Ganda + Nilai Isian Singkat) x 5
126
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang
benar!
1. Cabang-cabang bronkus disebut ....
a. Faring
b. Trakhea
c. Paru-paru
d. Bronkiolus
2. Ujung bronkiolus yang merupakan kantung berdinding tipis disebut ....
a. Bronkus
b. Trakhea
c. Alveolus
d. Batang tenggorok
3. Organ berikut yang termasuk alat pernapasan manusia adalah ....
a. Paru-paru
b. Kerongkongan
c. Lambung
d. Jantung
4. Urutan masuknya udara saat bernapas adalah ....
a. Udara bebas – hidung – laring – trakhea – faring
b. Udara bebas – hidung – laring – trakhea – paru-paru
c. Udara bebas – hidung – trakhea – laring – paru-paru
d. Udara bebas – hidung – cabang tenggorok – trakhea
5. Pernapasan akibat dari kontraksi otot antar tulang rusuk adalah ....
a. Dada
b. Perut
c. Jantung
d. Hati
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan isian yang benar!
1. Selaput lendir yang terdapat di dalam trakea berfungsi ....
2. Ujung bronkiolus terdapat gelembung halus berisi udara yang disebut ....
3. Yang dimaksud dengan diafragma adalah ....
127
4. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut ....
5. Proses pernapasan dibedakan menjadi 2, yaitu ....
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan ganda
1. D (Bonkiolus)
2. C (Alveolus)
3. A (Paru-Paru)
4. B (Udara bebas – hidung – laring – trakhea – paru-paru)
5. A (Dada)
B. Isian singkat
1. Untuk mengeluarkan kotoran yang masuk bersama udara
2. Alveolus
3. Sekat antara rongga dada dan rongga perut
4. Pleura
5. Pernapasan dada dan pernapasan perut
Boyolali, 02 Agustus 2017
Mengetahui,
Kepala Madrasah Guru Kelas V
Ahmadi, S. Pd. I Joko Widodo, S. Pd. I
NIP : 196306221991021001 NIP:
130
Lampiran 13
Evaluasi Pertemuan ke – 2
Nama :
Kelas :
No. :
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang
benar!
1. Cabang-cabang bronkus disebut ....
a. Faring
b. Trakhea
c. Paru-paru
d. Bronkiolus
2. Ujung bronkiolus yang merupakan kantung berdinding tipis disebut ....
a. Bronkus
b. Trakhea
c. Alveolus
d. Batang tenggorok
3. Organ berikut yang termasuk alat pernapasan manusia adalah ....
a. Paru-paru
b. Kerongkongan
c. Lambung
d. Jantung
4. Urutan masuknya udara saat bernapas adalah ....
a. Udara bebas – hidung – laring – trakhea – faring
b. Udara bebas – hidung – laring – trakhea – paru-paru
c. Udara bebas – hidung – trakhea – laring – paru-paru
131
d. Udara bebas – hidung – cabang tenggorok – trakhea
5. Pernapasan akibat dari kontraksi otot antar tulang rusuk adalah ....
a. Dada
b. Perut
c. Jantung
d. Hati
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan isian yang benar!
1. Selaput lendir yang terdapat di dalam trakea berfungsi ....
2. Ujung bronkiolus terdapat gelembung halus berisi udara yang disebut ....
3. Yang dimaksud dengan diafragma adalah ....
4. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut ....
5. Proses pernapasan dibedakan menjadi 2, yaitu ....
132
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN SIKLUS II
Nama Madrasah : MI Klumpit Karanggede
Nama Guru : Istiqomah
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : V / I
Hari/ Tanggal : Rabu, 02 Agustus 2017
Materi Pokok : Alat Pernapasan Pada Manusia
Jumlah Siswa : 22
No Aspek Yang Diamati
Skor
A B C D
A. Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP √
b. Menyiapkan presensi, lembar pengamatan, lembar
evaluasi
√
c. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
B. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan
apersepsi
a. Salam pembuka √
b. Mengkondisikan kelas √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √
C. Penyampaian materi pokok
a. Menyampaikan materi dengan jelas √
133
b. Menekankan bagian-bagian terpenting dalam
pelajaran √
c. Melaksanakan pembelajaran dengan runtut √
D. Kemampuan guru dalam menguasai kelas
a. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya jawab √
b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan √
c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang telah direncanakan
√
E.
Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle picture
alat pernapasan pada manusia
a. Guru menggunakan media puzzle picture secara
efektif
√
b. Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan
menggunakan media puzzle picture
√
c. Penguasaan guru terhadap materi dengan
menggunakan media puzzle picture alat
pernapasan pada manusia
√
d. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan media
puzzle picture
√
F. Kemampuan guru dalam menutup pembelajaran
a. Memberikan lembar evaluasi berupa tes tertulis
individu
√
134
b. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
√
c. Memberikan tindak lanjut dengan nasihat atau
arahan
√
d. Salam penutup √
Jumlah 18 1
Total 81
Kategori Baik Sekali
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (baik sekali)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Boyolali, 02 Agustus 2017
Guru Kelas V Pengamat
Joko Widodo, S. Pd. I Istiqomah
NIP: NIP:
Mengetahui,
Kepala Madrasah
Ahmadi, S. Pd. I
NIP: 196306221991021001
135
Lembar Observasi Siswa Siklus II
No Aspek Pengamatan
Skala
Penilaian Keterangan
B C K
1. Siswa menjawab salam
dengan semangat √
Seluruh siswa sudah
menjawab salamdengan baik
2. Siswa merespon panggilan
presensi dari guru √
Siswa merespon namanya
masing-masing
3. Siswa menjawab pertanyaan
apersepi dari guru √
Siswa merespon pertanyaan
apersepsi dari guru
4. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru √
Seluruh siswa
memperhatikan penjelasan
dari guru
5.
Siswa memahami materi
pelajaran dengan
menggunakan media Puzzle
Picture
√
Seluruh siswa memahami
materi pelajaran dengan
menggunakan media puzzle
picture
6. Siswa semangat mengikuti
pembelajaran IPA √
Siswa semangat dalam
mengikuti pembelajaran IPA
7. Siswa memberikan umpan
balik dari penjelasan guru √
Siswa memberikan umpan
balik dengan baik
8. Siswa berani mengajukan
pertanyaan pada guru √
Siswa berani mengajukan
pertanyaan
9. Siswa mengerjakan latihan
soal √
Seluruh siswa mengerjakan
latihan soal dengan rajin
10. Siswa menjawab salam
penutup √
Siswa menjawab salam
dengan baik
136
Keterangan
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Boyolali, 02 Agustus 2017
Guru Kelas V Pengamat
Joko Widodo, S. Pd. I Istiqomah
NIP: NIP:
Mengetahui,
Kepala Madrasah
Ahmadi, S. Pd. I
NIP: 196306221991021001
137
Lampiran 16
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Gambar 1. Guru Menjelaskan Materi Siklus I
Gambar 2. Siswa Memasang Puzzle Picture dengan Kelompoknya Siklus I
138
Gambar 3. Siswa Sedang Berdiskusi dengan Kelompoknya Siklus I
Gambar 4. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusinya Siklus I
139
Gambar 5. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus I
Gambar 6. Siswa Memasang Puzzle Picture dengan Kelompoknya Siklus II
140
Gambar 7. Siswa Sedang Berdiskusi dengan Kelompoknya Siklus II
Gambar 8. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusinya Siklus II
Gambar 9. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus II
142
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Diah Amanah
NIM : 115-13-082
Fakultas/ Jurusan : FTIK/ PGMI
Dosen PA : Dr. Budiyono Saputro, M. Pd
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Nilai
1 Sertifikat OPAK STAIN Salatiga
2013
26-27 Agustus
2013
Peserta 3
2. Sertifikat OPAK Tarbiyah 2013 29 Agustus 2013 Peserta 3
3. Sertifikat Library User Education
UPT Perpustakaan STAIN Salatiga
16 September
2013
Peserta 2
4. Sertifikat Dalam Acara Training
Pembuatan Makalah yang
diselenggarakan oleh Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) Darul
Amal STAIN Salatiga
18 September
2013
Peserta 2
5. Sertifikat Rangkaian Kegiatan
Menuju Launching Dalam Kegiatan
Bedah Buku Pemikiran Keagamaan
A. Mukti Ali (Bapak Ilmu
Perbandingan Agama Di Indonesia)
03 Oktober 2013 Peserta 2
6. Sertifikat Dalam Acara Diskusi
Publik “Dialog Antar Agama :
Jalan Menuju Perdamaian Dan
Kerukunan Umat Beragama”
15 Maret 2014 Peserta 2
7. Sertifikat Seminar Nasional
IMM“Peran Mahasiswa Sebagai
Kontrol Masyarakat Dalam Pesta
Demokrasi 2014”
29 Maret 2014 Peserta 8
8. Sertifikat Seminar Kebangsaan
Konsolidasi Masa Depan
Demokrasi Upaya Mencegah
Konflik Menjelang Pilpres 2014
28 April 2014 Peserta 2
9. Sertifikat Seminar Dan Deklarasi
Damai “Selamatkan Yogyakarta
Dari ISIS”
28 Agustus 2014 Peserta 2
10. Sertifikat PLCPP XXIV “PLCPP
sebagai Langkah Rekonstruktif
Karakter Pandega dalam
Membangun Racana yang Loyal
dan Bermartabat”
26 – 29
September 2014
Peserta 2
11. Sertifikat Seminar Nasional
Koperasi Mahasiswa (KOPMA)
FATAWA IAIN SALATIGA
15 April 2015 Peserta 8
143
“Peranan Technopreneur Dalam
Mendukung Program Pemerintah
Melalui Ekonomi Kreatif”
12. Seminar Regional HMI
“Membumikan Peran dan
Tantangan Pemuda dalam
Masyarakat Ekonomi ASEAN”
22 April 2015 Peserta 2
13. Sertifikat Lomba Juara 1 Dalam
Rangka Kegiatan Milad-XIII LDK
Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga
“Aktualisasi Dakwah dalam
Membentuk Generasi yang
Bertaqwa, Berilmu, dan Berakhlak
Mulia”
06 Mei 2015 Peserta 3
14. Sertifikat Seminar Nasional
Anjangsana AS #12 IAIN
SALATIGA “Mencegah Generasi
Pemuda Islam Dari Pengaruh
Radiklisme ISIS”
06 Mei 2015 Peserta 8
15. Sertifikat Seminar Nasional HES
IAIN SALATIGA “Perbankan
Syari‟ah Di Indonesia : Antara
Teori Dan Praktik”
04 November
2015
Peserta 8
16. Sertifikat Seminar Nasional HMJ
PGMI IAIN SALATIGA
“Indonesia Budayaku Indonesia
Warisanku (Salatiga Kota Pusaka)”
02 Juni 2016 Peserta 8
17. Sertifikat DEMA FEBI IAIN
SALATIGA “Menumbuhkan
Semangat Berbagi Dan
Kebersamaan Sesama Muslim Di
Bulan Suci Ramadhan”
23 Juni 2016 Peserta 2
18. Sertifikat Seminar “Dekonstruksi
Pemahaman Keagamaan Pemicu
Terorisme (Kampanye Melawan
Radikalisme dan Terorisme)”
27 September
2016
Peserta 2
19. Sertifikat Seminar Nasional HMJ
DIII Perbankan Syari‟ah IAIN
SALATIGA “Optimalisasi Sumber
Daya Insani dalam Menghadapi
Dunia Wirausaha”
29 September
2016
Peserta 8
20. Sertifikat Seminar SEMA FEBI
IAIN SALATIGA “Peran Politik
04 Oktober 2016 Peserta 2
144
Salatiga, 18 Juli 2017
Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag.
NIP. 19700510 199803 1 003
Recommended