View
257
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
PENGGUNAAN PARAGRAF
1. Pengertian Paragraf.
Sebuah paragraf atau alinea adalah suatu jenis tulisan yang memiliki
tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru.
Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa
memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh
pilcrow.
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok
yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai
dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan
argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang
sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari
tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf
tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa
terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau
berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat.
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah
karangan. Dalam sebuah paragraf terdapat satu unit buah pikiran yang di
dukung oleh oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat
utama, kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup.
Contoh
Di masa hidupnya R.A. Kartini merintis perjuangan emansipasi
yang sampai sekarang gaungnya hanya “sekadar di perdengarkan” dalam
berbagai ranah kehidupan. Emansipasi perempuan yang di perjuangkan
oleh R.A. Kartini pada dasarnya merupakan embrio feminisme, yaitu
kelompok atau pergerakan perempuan yang menganut persamaan hak
1
sepenuhnya terutama dalam bidang politik,ekonomi dan sosial budaya
antara perempuan dan laki-laki. Selain itu perlu dicatat pula bahwa
feminisme bukan merupakan upaya pemberontakan kaum perempuan
terhadap laki-laki dan upaya perempuan untuk mengingkari kodratnya,
melainkan merupakan upaya mengakhiri penindasan dan eksploitasi
perempuan.
2. Jenis-jenis Paragraf
a. Berdasarkan fungsinya
1). Paragraf pembuka
Paragraf pembuka merupakan pintu masuk suatu karangan yang
akan menentukan minat banyak pembaca.
Elmer Wheeler menyatakan “ceritakanlah dalam sepuluh
perkataan pertama, atau anda tidaklah beroleh kesempatan
mempergunakan sepuluh ribu perkataan berikutnya”, pernyataan
Elmer cukup menyadarkan kita bahwa sepuluh kata pertama itu dapat
menentukan.
Gorys keraf menganjurkan bahwa mulailah dengan sebuah kutipan,
peribahasa, anekdot, atau mulai dengan membatasi arti subjek tersebut;
menunjukkan mengapa subjek itu penting; membuat tantangan atas
suatu pernyataan atau pendapat; mengemukakan pengalaman pribadi
yang menyenangkan atau yang pahit, dan sebagainya.
Paragraf pembuka terletak pada bagian awal tulisan di dalam bab
atau sub bab. Sebagai pembuka tulisan, paragraf pembuka mempunyai
tiga macam fungsi yaitu :
a. Menarik perhatian pembaca terhadap pokok pikiran yang disajikan
dalam tulisan.
b. Memberikan harapan kepada pembaca, yaitu sesuatu yang akan
diperoleh pembaca setelah selesai membaca tulisan seluruhnya.
c. Membentuk penalaran pada diri pembaca untuk untuk membaca
tulisan seluruhnya.
2
Penyusunan paragraf pembuka dapat dilakukan dengan dua cara
sebagai berikut.
a. Secara langsung mengemukakan isi
Paragraf pembuka dapat di susun dengan mengemukakan isi
tulisan secara langsung,singkat, dan jelas tentang isi tulisan yang
akan disajikan.Penulisan paragraf secara langsung ini digunakan
untuk menyusun karanganbagi pembaca-pembaca yang
sibuk.Karena yang mereka perlukan adalah informasi yang dapat
mereka peroleh secara cepat dan tepat. Contoh karangan yang
menggunakan paragraf pembuka secara langsung antara lain:
laporan singkat tentang berbagai hal, proposal dan laporan
penelitian.
b. Tidak secara langsung mengemukakan isi karangan
Penyusunan paragraf pembuka untuk jenis-jenis karangan
tertentu tidak mengemukakan isi secara langsung. Untuk menarik
perhatian para pembaca paragraf pembuka dapat disusun denga
menggunakan anekdot atau cerita yang kita kaitkan dengan isi
karangan yang kita susun.
2). Paragraf Penjelas.
Paragraf penjelas terletak di tengah karangan, artinya berada
diantara paragraf pembuka dan paragraf kesimpulan. Fungsi paragraf
penjelas terdiri atas dua macam, yaitu a). Menjelaskan berbagai
macam uraian ide-ide pokok yang disampaikan oleh pengarang, dan
b). Mempertahankan perhatian pembaca.
Sesuai dengan fungsinya sebagai paragraf yang menyajikan
uraian yang mengenai berbagai ide pokok karangan, maka paragraf
penjelas merupakan paragraf yang panjang. Seberapa panjangnya
3
suatu paragraf bergantung pada banyaknya informasi yang perlu
diberikan berkenaan dengan ide pokoknya.
3). Paragraf kesimpulan
Paragraf kesimpulan terletak di akhir paragraf . Fungsi paragraf
kesimpulan adalah: 1). Memberi pemahaman pembaca terhadap isi
karangan, 2). Menutup pembahasan bagian karangan dan seluruh
karangan. Dalam paragraf pembuka, pembaca memperoleh harapan
tentang harapan suatu informasi yang menarik perhatiannya, dalam
paragraf penjelas pembaca memperoleh informasi yang disajikan
penulis dalam paragraf pembuka, dan dalam pargraf penutup pembaca
memperoleh intisari pembahasan dalam karangan.
Paragraf kesimpulan dapat berupa:
a. Ringkasan temuan-temuan dan rekomendasi
b. Peryantaan kembali konsep-konsep dasar, argumen-
argumenpokok yang melandasi seluruh pembahasan.
c. Intisari uraian yang di kemukakan
3. Syarat-syarat pembentukan Paragraf
Untuk mengorganisasikan gagasan ke dalam paragraf-paragraf harus
memperhatikan beberapa persyaratan untuk menyusun sebuah paragraf yang
baik dan efektif. Meliputi : kesatuan. Kepaduan, dan pengembangan.
1. Kesatuan Paragraf
Setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu
pikiran utama. Oleh karena itu semua kalimat yang dikembangkan dalam
paragraf harus berpusat pada gagasan pokok. Tidak boleh ada kalimat
yang menyimpang.
2. Kelengkapan Paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat
kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran
atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan
berupa rincian, keterangan, contoh dan lain-lain.Selain itu, kalimat
4
penjelas dapat di hubungkan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya
dalam sebuah paragraf.
4. Pola Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni:
1. Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-
gagasan penjelas.
2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas kedalam gagasan-
gagasan penjelas.
Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang
cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola
pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai, antara lain ditentukan oleh
gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan. Misalnya, apabila gagasan
yang hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola
pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratif) atau
proses (eksposisi). Lain lagi apabila masalahnya itu mengenai sebab-akibat
suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi,
Argumentasi). Pilihan pola pengembangan ditentukan pula oleh pandangan
penulis itu sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikannya.
1. Pola spansial
Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas
ruang dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan,
dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan
sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat
dikemukakan dengan landasan urutan geografi (misalnya: dari barat ke timur
atau dari utara ke selatan). Deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat
dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir,
5
penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari
siang, sore, hingga malam hari.
Contoh:
Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. Apalagi
dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari
luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat
bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar
menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah.
2. Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang
didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola
sudut pandang tidak sama dengan pola spansial. Dalam pola ini
penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap
objek yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan sesuatu tempat
atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil sebuah posisi tertentu.
Kemudian, secara perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan benda
demi benda yang terdapat dalam tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat
kepada yang terjauh.
Contoh:
Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing diatas
jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil menguasai ke muka dan ia
pun berdiri tiada bergerak sebagai pohon diantara pohon-pohon yang lain.
Oleh isyarat yang lebih terang dari perkataan itu maju sekian temannya
sejajar dengan dia.
Di antara daun kayu tapak kepada mereka tebing tu turun ke bawah;
dikakinya tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara, bahwa dia
melindungi manusia yang hidup, pandai bergerak dan bersuara. Di
bawahnya kedengaran sebentar-bentar sepi mendengaus dan bintang-
6
bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar bara yang kusam.
Dari celah-celah dinding pondok keluaran cahaya yang kuning merah,
tetapi tiada berupa jauh sinar yang halus itu lenyap dibalut oleh kelam
yang maha kuasa. Dikelilingi pondok itu tertegak pedati, ketiganya sunyi
dan sepi pula.
3. Pola Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-
perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari
suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut.
1) penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2) penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3) penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas
sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose dengan jelas.
Contoh :
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan
minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih
wajah. Caranya, ambilah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai
halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu
sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah
dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit
wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri.
4. Pola Sebab Akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dengan
menggunakan sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai
gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya.
Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan gagasan utama,
7
sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan
sejumlah sebab sebagai perinciannya.
Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya
dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-
bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.
Contoh :
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, Impor
beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah
swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1986, kita
mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada
tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004, neraca perdagangan beras
kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada
tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.
5. Pola Ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrsi
konkrit. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak
berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrsi tersebut
dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini
pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling
efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.
Contoh :
Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas krisis
ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih
meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula
perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran
sepanjang tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen. Secara
umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk
domestik broto (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04
8
persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian
merosot dari tahun ke tahun.
5. Macam –Macam Paragraf
1.Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau
menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraf Jenis ini diharapkan
para pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelas-
jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan, paragraf
eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan
data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf
eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi.
2.Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa
atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami
sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga
unsur utama yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu.
Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam
dua jenis, yakni narasi fiksi dan narasi nonfiksi.
Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa
imajinatif. Narasi fiksi disebut juga narasi sugestif.
Contohnya: novel dan cerpen.
Narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa
faktual, suatu yang ada dan benar-benar terjadi. Narasi ini disebut juga
narasi ekspositori.
9
Contohnya biografi dan laporan perjalanan.
Perbedaan yang lebih jelas antara narasi fiktif dan nonfiktif adalah
sebagai berikut:
Narasi Fiksi
1. Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat sebagai sarana
rekreasi rohaniah.
2. Menggugah majinasi.
3. Penalaran difungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu
dapat diabaikan.
4. Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan
konotasi.
Narasi Nonfiksi
1. Menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.
2. memperluas pengetahuan atau wawasan.
3. Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan
rasional.
4. Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan
makna denotasi.
3. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu
dengan jelas dan terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi,
antara lain, meliputi pola pengembangan spansial dan pola sudut
pandang.
10
a. Pola Spansial
Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan
atas ruang dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari
kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke
belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu
daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografi
(misalnya: dari barat ke timur atau dari utara ke selatan). Deskripsi
mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat
pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir, penggambaran
terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari siang,
sore, hingga malam hari.
Contoh:
Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis.
Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru
rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan
pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu
taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu
hangat. Begitu indah.
b. Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang
didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu.
Pola sudut pandang tidak sama dengan pola spansial. Dalam pola ini
penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis
terhadap objek yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan
sesuatu tempat atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil
sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan
berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang terdapat
11
dalam tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat kepada yang
terjauh.
Contoh:
Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing
diatas jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil menguasai ke
muka dan ia pun berdiri tiada bergerak sebagai pohon diantara
pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari
perkataan itu maju sekian temannya sejajar dengan dia.
Diantara daun kayu tapak kepada mereka tebing tu turun ke bawah;
dikakinya tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara,
bahwa dia melindungi manusia yang hidup, pandai bergerak dan
bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-bentar sepi mendengaus
dan bintang-bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar
bara yang kusam. Dari celah-celah dinding pondok keluaran cahaya
yang kuning merah, tetapi tiada berupa jauh sinar yang halus itu
lenyap dibalut oleh kelam yang maha kuasa. Dikelilingi pondok itu
tertegak pedati, ketiganya sunyi dan sepi pula.
4. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau
menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraf Jenis ini
diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau objek itu
dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang
dikemukakan, paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta
berbagai bentuk fakta dan data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola
pengembangan paragraf eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab
dan akibat, serta ilustrasi.
12
a. Pola Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau
perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan
sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk
menyusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut.
1. penulis harus mengetahui perincian-perincian secara
menyeluruh.
2. penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap
kejadiannya.
3. penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail
yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose
dengan jelas.
Contoh :
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk
pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai
bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambilah daun anggur
secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil
tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai
mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan
setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah.
Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-
seri.
b. Pola Sebab Akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dngan
menggunakan sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak
sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian
13
pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik.
Akibat dijadikan gagasan utama, sedangkan untuk memahami
sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab
sebagai perinciannya.
Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya
dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara
bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.
Contoh :
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya,
Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun
1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984,
pada tahun 1986, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras,
bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. akan tetapi, pada tahun
1004, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak
itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5
juta ton.
c. Pola Ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-
ilustrsi konkrit. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi
tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat.
Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekedar untuk menjelaskan
maksud penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan pribadi
merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam
menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.
Contoh :
14
Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas
krisis ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya,
perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65
persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 persen.
Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan
masih tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-
sektor pertanian terhadap produk domestik broto (PDB)
meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04 persen. Padahal
selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari
tahun ke tahun.
4. Paragraf Argumentasi
Argumentasi bermakna ‘alasan’. Argumentasi berarti pemberian
alasan yang kuat dan meyakinkan. Dengan demikian, paragraf
argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh,
dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Alasan-alasan, bukti,
dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca
agar mereka menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan.
Dalam beberapa hal memang terdapat beberapa persamaan antara
paragraf-paragraf eksposisi, yang telah kita pelajari terdahulu,
dengan paragraf argumentasi. Persamaan tersebut, antara lain
bahwa kedua jenis paragraf tersebut sama-sama memerlukan data
dan fakta yang meyakinkan. Namun demikian, terdapat pula
perbedaan yang mencolok antara keduanya.
Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan antara paragraph
eksposisi dan argumentasi adalah sebagai berikut.
15
a. persamaan
1. Argumentasi dan eksposisi sama-sama menjelaskan
pendapat, gagasan dan keyakinan kita.
2. Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan fakta
yang diperkuat atau dipenjelas dengan angka, peta, grafik,
diagram, gambar, dan lain-lainnya.
3. Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan
analisis dan sintesis dalam pembahasannya.
4. Argumentasi dan eksposisis sama-sama menggali idenya
dari:
pengalaman,
pengamatan dan penelitian,
sikap dan keyakinan.
b. Perbedaan
1. Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan
sehingga pembaca memperoleh informasi yang sejelas-
jelasnya. Argumentasi bertujuan untuk mempengaruhi
pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat,
sikap dan keyakinan kita benar.
2. Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya
untuk menjelaskan sesuatu yang kita kemukakan.
Argumentasi memberi contoh, grafik, dan lain-lainnya
untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan
itu benar.
3. Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi
dari sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.
4. Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa
kesimpulan atas sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.
16
Contoh:
Mengembangkan hubungan positif dengan orang lain sebenarnya
bertujuan pada satu hal: anda harus menjadi seorang pengamat
manusia. Bila anda benar-benar mampuy mengerti manusia atau
orang, tahu akan ketakutan, harapan, dan impian mereka, maka
akan memiliki kemampuan mengembangkan hubungan tersebut.
Berbicaralah dengan orang-orang. Dengarkanlah keinginan hati
mereka. Amatilah mereka dan pelajarilah cara mereka berpikir.
Tentu saja anda harus membaca buku dan mendengarkan pkaset
raihlah apa yang anda peroleh dari kebijakan orang lain, namun
jangan abaikan bergaul dengan orang lain dan pelajarilah tabiat
mereka. Ini adalah sau gaya hidup yang harus dikembangkan,
bukan satu studi ilmiah.
Dalam paragraf tersebut penulis mengemukakan sejumlah
pendapat, antara lain bahwa kita (pembaca) harus menjadi seorang
pengamat manusia. Untuk meyakinkan pembaca atas
argumentasinya itu, penulis mengemukakan sejumlah alasan,
bahwa dengan menjadi seorang pengamat manusia, kita akan
memiliki kemampuan dalam mengembangkan hubungan positif
dengan orang lain.
5. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf
1. Kesatuan
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu
topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok
atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya
tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan
dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap
mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak
17
telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
2. Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah
koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang
harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara
satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia.
Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan
pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan.
Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan
pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat
lainnya.
Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan
gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail
ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari
satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan
mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama.
Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia,
ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata
atau frasa(kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
3. Perkembangan Paragraf
Perkembangan paragraf harus dijaga agar jangan sampai
mengambang kea rah yang tidak relevan untuk menjelaskan
gagasan pokok. Misalnya, alenia dimulai dengan kalimat inti
yang menyebutkan gagasan pokok yang hendak disampaikan,
maka perkembangannya harus menjelaskan gagasan pokok tadi
dalam kalimat-kalimat berikutnya, dengan selalu berpegang
pada prinsip kesatuan dan koherensi. Perkembangan paragraf
diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau
mengkongkritkan pernyataan aau gagasan pokok yang
disampaikan dalam kalimat inti di awal alenia.
18
Recommended