View
223
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN PEKERJAAN DASAR
KONSTRUKSI BANGUNAN (PDKB) BATU KELAS X TKB SMK
NEGERI 2 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh:
ARINA MUJAUHAROTUN
K 1506002
Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan
Teknik Dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN PEKERJAAN DASAR
KONSTRUKSI BANGUNAN (PDKB) BATU KELAS X TKB SMK
NEGERI 2 SURAKARTA
Oleh:
ARINA MUJAUHAROTUN
K 1506002
SKRIPSI
Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan
Teknik Dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Program Pendidikan Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan
Teknik Kejuruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 27 Oktober 2010
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. H. Sutrisno. ST, M. Pd Drs. Bambang Sulistyo Budhi
NIP. 19530727 198003 1 002 NIP. 19501004 197501 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skrispi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Pada hari : Jumat
Tanggal : 12 Nopember 2010
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Ir. Chundakus Habsya, MSA ………………..
Seketaris : Sri Sumarni, ST. MT ………………..
Anggota I : Drs. H. Sutrisno. ST, M. Pd ………………..
Anggota II : Drs. Bambang Sulistyo Budhi ………………..
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. DR. H. M. Furqon Hidayatulloh, M. Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Arina Mujauharotun. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) PADA MAPEL PDKB BATU KELAS
X TKB SMK NEGERI 2 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, September 2010.
Tujuan penelitian adalah : (1) Mengetahui keaktifan belajar siswa
dengan penerapan metode TGT dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
X TKB SMK Negeri 2 Surakarta pada mata PDKB. (2) Mengetahui peningkatan
prestasi belajar siswa kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT pada mata pelajaran
Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB).
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research) yang dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, sebelum
siklus I dilaksanakan, terlebih dahulu diawali dengan pra siklus, hasil pra siklus
didapat dengan mengadakan tes pra siklus. Siklus I diawali dengan identifikasi
permasalahan yang ada di kelas, perencanaan berupa penyusunan langkah-langkah
pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournaments) untuk siklus I dan siklus II. Pelaksanaan tindakan,
observasi, evaluasi, analisis dan refleksi dilakukan untuk tindakan pada siklus I
dan siklus II. Subyek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Konstruksi Batu
SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Data diperoleh melalui
observasi afektif dan psikomotor siswa, wawancara, observasi performance guru,
tes kognitif siklus I dan tes kognitif siklus II. Teknik analisa data menggunakan
teknik analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keaktifan
siswa saat pelajaran mengalami peningkatan seiring dengan pergantian siklus,
dibandingkan sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament). (2) Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X TKB SMK
Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009 – 2010 pada mata pelajaran Pekerjaan
Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Arina Mujauharotun. IMPROVING STUDENT ACHIEVEMENT THROUGH
LEARNING MODEL FOR LEARNING APPLICATION TYPE
COOPERATIVE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) PDKB MAPLE
STONE IN CLASS X TKB SMK NEGERI 2 SURAKARTA. Thesis, Surakarta:
Faculty of Teacher Training and Education University Eleven March, September
2010.
The purpose of the study were: (1) Determine students' learning
activeness in the application of TGT method in improving student achievement
class X TKB SMK Negeri 2 Surakarta on PDKB eye. (2) Determine the increase
learning achievement of students of class X TKB SMK Negeri 2 Surakarta by
applying the method of cooperative learning model with IGT in the subjects Basic
Building Construction Works (PDKB).
This research is a class action (classroom action research) carried out
in two cycles of cycle I and cycle II, before cycle I conducted, first beginning with
the pre-cycle, pre-cycle results obtained by conducting pre-test cycles. First cycle
begins with the identification of existing problems in the classroom, the planning
of the preparation steps of learning through the use of cooperative learning model
type TGT (Teams Games Tournaments) for cycle I and cycle II. Implementation
of action, observation, evaluation, analysis and reflection carried out for action on
the cycle I and cycle II. Subjects were students of class X Stone Construction
Engineering SMK Negeri 2 Surakarta 2009/2010 academic year. Data obtained
through observation affective and psychomotor students, interviews, observation,
teacher performance, cognitive test cycle I and cycle II of cognitive tests.
Technique of data analysis using interactive analysis techniques.
Based on the results of research show that: (1) The activity of students during
lessons has increased along with the turn of the cycle, compared to before the
application of cooperative learning type TGT (Teams Games Tournament). (2)
cooperative learning model type TGT (Teams Games Tournament) to increase
student achievement class X TKB SMK Negeri 2 Surakarta School Year 2009-
2010 on the subjects of Building Construction Works (PDKB).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Sesungguhnya dimana ada kesulitan disitu ada kelapangan Sesungguhnya
disamping kesulitan ada kelonggaran Karena itu, bila engkau telah selesai
dengan satu pekerjaan Kerjakan pula urusan berikutnya dengan tekun
Namun kepada Tuhanmu sajalah hendaknya Kamu mengharapkan pembalasan
pahala-Nya (Terjemahan QS. Alam Nasyrah: 5-8)
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat
Kecuali bagi orang-orang yang khusyu
(Terjemahan QS. Al-Baqoroh : 45)
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
(Q.S.Al-Mujadilah 58 : 11)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(Q. S. Al Baqarah 2 : 286)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdullilah kata pertama yang dapat
terucap saat skripsi ini selesai, terima kasih
dan puji syukur kehadirat ALLAH SWT
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
cahaya untuk menerangi semua
umat manusia
Kedua orangtuaku sebagai wujud baktiku
karena beliau yang selalu memberikan
perlindungan, kasih sayang, didikan, doa
serta dukungan moral dan spiritual.
Serta kedua mertuaku yang memberi dukungan, doa serta alat
transportasi untuk memperlancar dan mempermudah aku dalam
membuat skripsi.
Misuaku yang selalu mendukung, memberi perlindungan, kasih sayang ,
doa dan semangat aku untuk menyelesaikan skripsi ini.
Beby ku tersayang Ayra Saffinatun Najjah terimakasih, dengan
melihatmu ceria dan tersenyum mama sengat untuk menyelesaikan
skripsi ini.
Serta ketiga kakakku, Muhammad Ibnu Saud, Sri Ariani Munifah,
Ilham Trihidayat terimakasih atas dukungannya.
Serta adik – adikku, Faun Rizaq, Agung Sumintono, Siti sundari yang
memberi aku semangat.
Sahabat-Sahabatku (Cicik, Ita, Ayomi, Heny, Jenny, Mbk Vera, Mbk
Ayu, Mbk Uki, Mbk Rina, Mbk Rohmi, Mbk Sulimah), teman dikala
berbagi suka dan duka.
Teman-teman PTB angkatan 2006, terima kasih atas kebersamaan ini,
SEMANGAT...!!!
Almamaterku UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi. Skripsi ini berjudul “Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt
(Teams Games Tournament) Pada Mapel PDKB Batu Kelas X TKB SMK Negeri
2 Surakarta”
Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
tugas dan syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan S-1 pada jurusan
Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas sebelas Maret.
Tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penelitian ini tidak akan dapat
terlaksana, untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta
2. Drs. H. Suwachid,M.Pd.,M.T, selaku Ketua Jurusan Pendidikan teknik
dan Kejuruan FKIP UNS Surakarta
3. Drs. A.G. Tamrin,M.Pd.,M.Si, selaku Ketua Program Pendidikan
Teknik Sipil/Bangunan Jurusan Pendidikan teknik dan Kejuruan FKIP
UNS Surakarta
4. Drs. Sutrisno, ST.,M.Pd., selaku Koordinator Skripsi dan selaku
pembimbing I pada Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan PTK
FKIP UNS, yang telah meluangkan waktu, bimbingan, petunjuk dan
pengarahan sejak awal hingga selesainya skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
5. Bapak Drs. Bambang Sulistyo Budhi, Selaku pembimbing II yang
telah dengan ikhlas membimbing, mengarahkan dan memotivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapakku yang tercinta, Bapak Dardjo. Terima kasih atas didikan dan
semua kenangan di masa lalu, semoga anakmu ini bisa mengambil
pelajaran yang terbaik dari situ. Terima kasih atas investasi kebaikan
yang telah Bapak tanamkan dan keharuman nama yang telah dijaga
sehingga saya bisa menikmatinya sampai sekarang.
7. Ibuku tercinta, Ibu Sumiyati yang memberikan dan mengajariku
tentang pentingnya dalam kasih sayang, menurunkan nasab yang baik.
Di dalam hidupku aku ingin membahagiakanmu agar engkau bisa
selalu tersenyum, Amin.
8. Kakak-kakak serta adikku tercinta bagaimanapun masa lalu dan
apapun yang terjadi di masa yang akan datang, semoga kesuksesan
yang diraih tidak membuat kita lupa pada persaudaraan dan bakti
kepada orang tua.
9. Teman-teman PTS/B 2006 yang selalu memberikan semangat dan
dorongan.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, untuk itu demi kesempurnaanya kritik dan saran yang bersifat
membangun penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, September 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4
D. Perumusan Masalah .................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
1. Pengertian Belajar ................................................................. 7
2. Hakekat Pembelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi
Bangunan .............................................................................. 8
3. Keaktifan Belajar .................................................................. 10
4. Prestasi Belajar ...................................................................... 12
5. Pengertian Pembelajaran Kooperatif..................................... 15
6. Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif................... 17
7. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT...................................... 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 22
C. Hipotesis ..................................................................................... 26
BAB III METODELOGI PENELITIAN .................................................. 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 27
1. Tempat Penelitian .............................................................. 27
2. Waktu Penelitian ................................................................ 27
B. Subjek Penelitian ...................................................................... 28
C. Sumber Data ............................................................................. 28
D. Teknik Pengolahan Data .......................................................... 29
E. Analisis Data ............................................................................ 30
F. Validitas Data ........................................................................... 31
G. Indikator Kinerja ...................................................................... 32
H. Prosedur Penelitian................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 39
A. Profil Tempat Penelitian .......................................................... 39
1. Sejarah Berdirinya Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2
Surakarta ............................................................................ 39
2. Visi Dan Misi SMK Negeri 2 Surakarta ............................ 42
3. Denah Gedung SMK Negeri 2 Surakarta ........................... 43
4. Alat Bantu Pengajaran........................................................ 43
5. Jenis Dan Jumlah Ruang di SMK Negeri 2 Surakarta ....... 44
6. Kegiatan Upacara Bendera ................................................. 45
7. Kegiatan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) ....................... 46
8. Jurusan Teknik Bangunan .................................................. 46
B. Deskripsi Kondisi Awal ........................................................... 47
C. Siklus I ..................................................................................... 52
1. Perencanaan Tindakan Siklus I .......................................... 52
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I........................................... 52
3. Observasi dan Evaluasi Tindakan Siklus I ......................... 54
4. Analisa dan Refleksi ......................................................... 60
5. Refleksi ............................................................................. 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
D. Siklus II .................................................................................... 64
1. Perencanaan Tindakan Siklus II ......................................... 64
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ......................................... 65
3. Observasi dan Evaluasi ...................................................... 67
4. Analisa dan Refleksi ......................................................... 73
5. Refleksi ............................................................................. 76
E. Pembahasan Antar Siklus ......................................................... 76
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 85
A. Kesimpulan .............................................................................. 85
B. Saran ........................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Dasar Kompetensi Kejuruan SMK N 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2009/2010......................................................................................................... 9
Tabel 2.2. Kriteria Penghargaan Kelompok ..................................................... 21
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian............................................................................. 27
Tabel 3.2. Indikator Keberhasilan ................................................................... 32
Tabel 4.1. Hasil Belajar Afektif Siswa Pada Kemampuan Awal ..................... 49
Tabel 4.2. Hasil Belajar Psikomotor Siswa Pada Kemampuan Awal .............. 50
Tabel 4.3. Skor Aspek dalam Performance Guru setip Pertemuan pada
Kondisi Awal ................................................................................. 51
Tabel 4.4. Hasil Tes Siklus I ............................................................................ 56
Tabel 4.5. Distribusi kategori prestasi belajar siswa Aspek Afektif
pada Siklus I ................................................................................... 57
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Observasi Psikomotor pada Siklus I ................. 58
Tabel 4.7. Skor Aspek dalam Performance Guru Pertemuan pada Siklus I .... 59
Tabel 4.8. Hasil Tes Siklus II ........................................................................... 69
Tabel 4.9. Presentase Belajar Siswa Aspek Afektif Siklus II .......................... 70
Tabel 4.10. Hasil Pengamatan Psikomotor pada Siklus II ............................... 71
Tabel 4.11. Aspek dalam Performance Guru Pertemuan pada Siklus II ......... 72
Tabel 4.12. Nilai Kompetensi Tes Afektif Siswa Siklus II ............................. 77
Tabel 4.13. Presentase Aspek pada Psikomotor Siswa Siklus II ..................... 78
Tabel 4.14. Presentase Kapasitas Setiap Indikator Performance Guru ........... 79
Tabel 4.15. Nilai Kompetensi Kognitif Siswa ................................................. 81
Tabel 4.16. Nilai Kompetensi Afektif Siswa .................................................. 82
Tabel 4.17. Persentase Setiap Aspek Pada Observasi Psikomotorik Siswa ..... 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skema Pertandingan atau Tournament TGT .............................. 20
Gambar 2.2. Kerangka Berfikir ....................................................................... 25
Gambar 3.1. Proses Analisis Interaktif ........................................................... 30
Gambar 3.2. Prosedur Penelitian ..................................................................... 34
Gambar 4.1. Denah Gedung SMK Negeri 2 Surakarta .................................... 43
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Bengkel Teknik Bangunan .......................... 46
Gambar 4.3. Hasil Tes Awal Materi Menerapkan Jenis Pondasi yang Tepat .. 48
Gambar 4.4. Diagram Presentase Nilai Kognitif Siswa Siklus I ..................... 61
Gambar 4.5. Diagram Presentase Afektif Siswa pada Siklus I ........................ 61
Gambar 4.6. Diagram Presentase Psikomotorik Siswa Siklus I ...................... 62
Gambar 4.7. Diagram Presentase Performance Guru pada Siklus I ................ 63
Gambar 4.8. Diagram Presentase Nilai Kognitif Siswa pada Siklus II ............ 74
Gambar 4.9 Diagram Presentase Setiap Aspek Afektif Siswa Siklus II .......... 75
Gambar 4.10. Diagram Presentase Setiap Aspek Psikomotorik Siswa
Siklus II......................................................................................... 75
Gambar 4.11. Diagram Batang Capaian Ketuntasan Proses Belajar Afektif
Siswa Setiap Siklus .................................................................... 78
Gambar 4.12.Diagram Presentase Tiap Aspek Pada Psikomotorik Siswa
Tiap Siklus ................................................................................. 79
Gambar 4.13. Diagram Persentase Skor Setiap Aspek Performance Siswa Pra
Siklus, Siklus I, dan Siklus II. ..................................................... 80
Gambar 4.14. Diagram Batang Capaian Ketuntasan Proses Belajar Kognitif
Siswa setiap Siklus ...................................................................... 82
Gambar 4.15. Diagram Persentase Tiap Aspek Pada Afektif Siswa
Setiap Siklus ................................................................................ 83
Gambar 4.16. Diagram Persentase Tiap Aspek Pada Psikomotorik Siswa Setiap
Siklus ........................................................................................... 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Satuan Acara Pembelajaran SMKN 2 Surakarta. ........................ 89
Lampiran 2. Silabus SMKN 2 Surakarta ......................................................... 91
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pra Siklus ................ 101
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................... 103
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II .................. 106
Lampiran 6. Daftar Nama Kelas Penelitian .................................................... 109
Lampiran 7. Daftar Nilai Ulangan Sebelum Tindakan ................................... 111
Lampiran 8. Nilai Tes Siklus I ......................................................................... 113
Lampiran 9. Nilai Tes Siklus II ........................................................................ 115
Lampiran 10. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Kemampuan Awal ... 117
Lampiran 11. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Peserta Didik pada
Siklus I ........................................................................................ 118
Lampiran 12. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Peserta Didik pada
Siklus II ....................................................................................... 119
Lampiran 13. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Siswa
pada kemampuan Awal .............................................................. 120
Lampiran 14. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Siswa
Pada Siklus I ................................................................................ 121
Lampiran 15. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Pada
Siklus II ....................................................................................... 122
Lampiran 16. Lembar Observasi Aspek dalam Performance Guru
pada Kemampuan Awal ............................................................. 123
Lampiran 17. Lembar Observasi Aspek dalam Performance Guru
pada Siklus I ................................................................................ 125
Lampiran 18. Lembar Observasi Aspek dalam Performance Guru
pada Siklus II .............................................................................. 127
Lampiran 19. Pembagian Kelompok Siklus I ................................................. 129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran 20. Pembagian Kelompok Siklus II ................................................. 130
Lampiran 21. Lembar Kerja Siklus I ............................................................... 131
Lampiran 22. Kunci Jawaban Siklus I ............................................................. 133
Lampiran 23. Lembar Kerja Siklus II .............................................................. 135
Lampiran 24. Kunci Jawaban Siklus II ............................................................ 137
Lampiran 25. Pedoman Wawancara Siswa ...................................................... 139
Lampiran 26. Pedoman Wawancara Guru ....................................................... 144
Lampiran 27. Hasil Wawancara dengan Guru ................................................. 146
Lampiran 28. Dokumen Pengamatan ............................................................... 149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis lembaga
pendidikan formal sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi. SMK
bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai keterampilan tertentu
untuk memasuki lapangan kerja dan sekaligus memberikan bekal untuk
melanjutkan pendidikan kejuruan yang lebih tinggi.
SMK sebagai lembaga memiliki bidang keahlian yang berbeda-beda
menyesuaikan dengan lapangan kerja yang ada, dan di SMK ini para siswa dididik
dan dilatih keterampilan agar profesional dalam bidang keahliannya masing-
masing. Bidang keahlian yang ada di SMK diantaranya bidang keahlian
bangunan, bidang keahlian elektronika, bidang keahlian listrik, bidang keahlian
mesin produksi dan bidang keahlian mesin otomotif serta masih banyak lagi
SMK-SMK lain yang membuka bidang keahlian yang berbeda dengan yang ada di
atas.
Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB) merupakan salah satu
mata pelajaran produktif yang memerlukan pemikiran dan kreatifitas nyata,
sehingga dapat memenuhi standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI). Maka perlu suatu cara untuk mengelola proses belajar – mengajar
sehingga siswa – siswa memiliki kreatifitas yang memenuhi Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), yaitu dengan cara menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments).
Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB) marupakan salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di kelas X TKB semester 1. Keberhasilan proses
pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan
pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran, komponen utama adalah guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2
dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus membimbing siswa.
Oleh karena itu diperlukan suatu metode pembelajaran yang tepat, karena metode
pembelajaran merupakan sarana interaksi antara guru dan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Penggunaan metode yang kurang tepat dapat
menimbulkan kebosanan dan kejenuhan, kurang dipahami dan monoton tanpa
adanya variasi, sehingga mengakibatkan prestasi belajar siswa sangat rendah.
Kejenuhan siswa, khususnya dalam belajar PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi
Bangunan) cenderung sulit diterima dan dipahami, menyebabkan siswa lebih
banyak pasif dan menjadi apatis sehingga hasil belajarnya tidak optimal.
Dalam proses pembelajaran sering kali dijumpai adanya kecenderungan
siswa yang tidak mau bertanya pada guru meskipun sebenarnya belum mengerti
materi yang diajarkan oleh guru. Strategi yang sering digunakan oleh guru untuk
mengaktifkan siswa adalah dengan melibatkan siswa berdiskusi. Tetapi strategi ini
tidak terlalu efektif walaupun guru sudah mendorong siswa untuk berpartisipasi.
Kebanyakan siswa terpaku menjadi penonton, sementara proses diskusi hanya
dilakukan beberapa siswa terutama yang aktif. Suasana kelas perlu direncanakan
dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk
berinteraksi satu sama lain. Pengajar perlu menciptakan suasana belajar dengan
melibatkan siswa untuk saling bekerjasama.
Pengembangan pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran
yang inovatif dan kreatif yang memberikan iklim kondusif dalam pengembangan
daya nalar dan kreatifitas siswa. Usaha guru untuk mencapai tujuan pembelajaran
antara lain memilih metode yang tepat dan menunjang terciptanya kegiatan belajar
mengajar yang kondusif. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif yaitu belajar mengajar dengan jalan mengelompokkan
siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda ke dalam kelompok-kelompok
kecil. Pada pembelajaran kooperatif siswa percaya bahwa keberhasilan mereka
akan tercapai jika setiap anggota kelompoknya berhasil.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah selama ini,
sebenarnya sudah menerapkan belajar kelompok. Namun, kegiatan kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
tersebut cenderung hanya menyelesaikan tugas. Siswa yang berkemampuan
rendah kurang berperan dalam mengerjakan tugas. Sedangkan pada pembelajaran
kooperatif tujuan kelompok tidak hanya menyelesaikan tugas yang diberikan,
tetapi juga memastikan bahwa setiap kelompok menguasai tugas yang
diterimanya.
Ada berbagai jenis metode pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah
metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments). Metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT ini merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri 4-
5 siswa yang heterogen, baik prestasi akademik, jenis kelamin, ras ataupun etnis.
Dalam TGT digunakan turnamen akademik dimana siswa berkompetisi sebagai
wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain untuk mencapai hasil atau
prestasi.
Metode ini hampir sama dengan metode STAD mempunyai persamaan
yaitu membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa
yang heterogen. Masing-masing anggota kelompok dituntut untuk menguasai
materi dan mampu menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Perbedaannya,
dalam TGT digunakan games dan turnamen dimana siswa berkompetisi sebagai
wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain. Berdasarkan hasil penelitian,
Kusumoningrum (2005: 64) menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang
menggunakan metode kooperatif TGT lebih baik daripada dengan metode
konvensional.
SMK Negeri 2 Surakarta merupakan salah satu SMK favorit di kota
Surakarta. Dari hasil analisa peneliti selama PPL di SMK Negeri 2 Surakarta
ternyata nilai mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB)
tidak begitu rendah. Namun demikian siswa masih kurang terampil dalam
memecahkan masalah saat praktek di lapangan sehingga hasil belajar kurang
maksimal. Hal ini di tandai dengan hasil evaluasi praktek–praktek dari tahun–
tahun sebelumnya. Pada tahun 2007/2008 nilai rata–rata kelas X TKB 7,59 dan
pada tahun 2008/2009 mengalami penurunan menjadi 7,23 (nilai akhir kelas X
TKB: 2007/2008,2008/2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini, namun
belum memperlihatkan hasil yang optimal. Oleh karena itu perlu diupayakan
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata
pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB).
B. Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi masalah- masalah
sebagai berikut:
1. Prestasi belajar PDKB Bangunan masih rendah.
2. Metode pembelajaran yang diterapkan masih terpusat pada guru sehingga
pembelajaran yang diterima kurang membekas pada siswa.
3. Motivasi belajar siswa yang satu dengan yang lainnya tidak sama,
perbedaan motivasi belajar ini kemungkinan menyebabkan perbedaan
pada prestasi belajar PDKB Bangunan.
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah penelitian pada beberapa hal
sebagai berikut:
1. Kondisi persiapan guru dan siswa sekolah dalam menyusun program
pembelajaran kooperatif tipe TGT yang meliputi penyusunan program
semester dan jadwal pelajaran.
2. Permasalahan dibatasi pada bagaimana upaya meningkatkan prestasi
belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT.
3. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas X TKB Program
Keahlian Bangunan SMK N 2 Surakarta.
4. Media pembelajaran yang dibuat oleh peneliti hanya untuk dimanfaatkan
sebagai alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan
berfikir kritis, kreatif dan inovatif supaya prestasi belajar siswa meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana keaktifan belajar siswa dengan penerapan metode
pembelajaran TGT dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X
TKB SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran PDKB (Pekerjaan
Dasar Konstruksi Bangunan)?
2. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa!
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pernyataan penelitian tindakan kelas yang terdapat dalam perumusan
masalah di atas, maka penelitian ini bertujaan:
1. Mengetahui keaktifan belajar siswa dengan penerapan metode TGT dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X TKB SMK Negeri 2
Surakarta pada mata PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan).
2. Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas X TKB SMK Negeri
2 Surakarta dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan
metode TGT pada mata pelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi
Bangunan).
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada umumnya
mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB), dan sebagai
bahan atau referensi bagi para peneliti yang lain yang ingin mengembangkan
dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.
2. Manfaat praktis
a. Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1) Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PDKB (Pekerjaan
Dasar Konstruksi Bangunan).
2) Siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments).
3) Kualitas hasil belajar siswa dalam pembelajaran PDKB (Pekerjaan
Dasar Konstruksi Bangunan).
b. Guru
1) Sebagai motivasi meningkatkan ketrampilan yang bervariasi yang
dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan
yang terbaik bagi siswa. Guru dapat semakin bersemangat dalam
belajar mengajar.
2) Guru dapat semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses
pembelajaran.
3) Dapat menciptakan suasana kelas yang saling menghargai nilai-nilai
ilmiah dan bermotivasi untuk mengadakan penelitian sederhana yang
bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan
meningkatkan kemampuan bidang studi.
c. Sekolah
1) Dapat memberi sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka
perbaikan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan prestasi
siswa.
2) Mendapat masukan tentang penelitian yang dapat memajukan sekolah.
d. Kurikulum
Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat digunakan
sebagai masukan yang diharapkan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
e. Mahasiswa
Sebagai bahan pustaka bagi mahasiswa Program Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Belajar
Pengertian belajar (Sudjana 1989: 5) adalah “suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan-perubahan pada diri seseorang”. Perubahan sebagai
hasil dari suatu proses belajar dapat ditunjukkan berbagai bentuk seperti
perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada
individu yang belajar. Dengan demikian belajar pada dasarnya adalah proses
perubahan tingkah laku akibat adanya pengalaman. Perubahan tingkah laku
meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman dan
apresiasi. Sedang yang dimaksud dengan pengalaman dalam proses belajar adalah
interaksi antara individu dengan lingkungan.
Morris L. Bigge (Darsono 2000: 3) menyebutkan bahwa belajar adalah
perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan
secara genetis. Sedangkan Molre J. Moskowitz (Darsono 2000: 3), menyebutkan
bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil langsung dari
pengalaman bukan akibat hubungan-hubungan dalam sistem syaraf yang dibawa
sejak lahir.
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan
lingkungan, bukan dari penurunan gen.
Ada beberapa hal pokok dalam belajar antara lain:
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman.
c. Belajar merupakan perubahan yang relatif mantap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
d. Tingkah laku yang dialami karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian baik psikis maupun fisik seperti perubahan dalam pengertian
pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap.
2. Hakekat Pembelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan
Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB) merupakan mata
pelajaran yang mengembangkan kemampuan pekerjaan konstruksi bangunan.
Konstruksi bangunan terdiri dari konstruksi kayu, konstruksi bangunan/beton dan
konstruksi baja. Mata pelajaran produktif Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan
berkonsentrasi pada pembelajaran konstruksi bangunan yang memegang
kompetensi dasar kemampuan yang diberikan sekolah pada seluruh peserta didik
agar mampu bersaing di dunia kerja setelah lulus dari pendidikan sekolah .
Kompetensi dasar mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan
harus dimiliki oleh peserta didik kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta sebagai
bekal keterampilan (skill). Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh siswa kelas
X TKB mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan SMK Negeri 2
Surakarta menurut Garis Besar Perencanaan Pembelajaran (GBPP) Bidang
Keahlian Teknik Bangunan dalam kurikulum sekolah menengah kejuruan tahun
pelajaran 2009/2010:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Tabel 2.1. Dasar Kompetensi Kejuruan SMK N 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2009/2010.
MATA DIKLAT
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
Pekerjaan Dasar
Konstruksi Bangunan
(PDKB) KELAS X
TKB, TKK, TGB.
1. Mengidentifikasi
Ilmu Bangunan
Gedung
1.1 Mendiskripsikan bagian-
bagian bangunan gedung
1.2 Menjelaskan pekerjaan
batu bata
1.3 Menjelaskan dasar-dasar
plambing
1.4 Menentukan jenis
pondasi yang paling
tepat untuk bangunan
sesuai dengan jenisnya.
2. Memahami Bahan
Bangunan
2.1 Mendiskripsikan bahan
bangunan kayu
2.2 Mendiskripsikan bahan
bangunan batu dan beton
2.3 Mendiskripsikan bahan
bangunan baja.
3. Menerapkan
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
3.1 Mendiskripsikan
keselamatan dan
kesehatan kerja ( K3 )
3.2 Melaksanakan prosedur
K3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Keaktifan Belajar
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, keaktifan adalah kegiatan
(Poerwodarminto, 1992 : 17), sedang belajar merupakan proses perubahan pada
diri individu kearah yang lebih baik yang bersifat tetap berkat adanya interaksi
dan latihan. Jadi keaktifan belajar adalah suatu kegiatan individu yang dapat
membawa perubahan kearah yang lebih baik pada diri individu karena adanya
interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan.
Keaktifan belajar adalah suatu kegiatan yang menimbulkan perubahan
pada diri individu baik tingkah laku maupun kepribadian yang bersifat kecakapan,
sikap, kebiasaan, kepandaian yang bersifat konstan dan berbekas. Keaktifan
belajar akan terjadi pada diri siswa apabila terdapat interaksi antara situasi
stimulus dengan isi memori, sehingga perilaku siswa berubah dari waktu sebelum
dan sesudah adanya situasi stimulus tersebut.
Selama proses belajar siswa dituntut aktivitasnya untuk mendengarkan,
memperhatikan dan mencerna pelajaran yang diberikan guru, disamping itu sangat
dimungkinkan para siswa memberikan balikan berupa pertanyaan, gagasan
pikiran, perasaan, keinginannya. Guru hendaknya mampu membina rasa
keberanian, keingintahuan siswa, untuk itu siswa hendaknya merasa aman,
nyaman, dan kondusif dalam belajar. Peran guru dalam pembelajaran siswa aktif
adalah sebagai fasilitator dan pembimbing siswa yang memberi berbagai
kemudahan siswa dalam belajar serta mampu mendorong siswa untuk belajar
seoptimal mungkin.
Keaktifan belajar adalah aktifitas yang bersifat fisik maupun mental
(Sardiman: 2001: 99). Selama kegiatan belajar kedua aktifitas tersebut harus
terkait, sehingga akan mengahasilkan aktifitas belajar yang optimal. Macam-
macam keaktifan belajar yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah antara lain :
a. Visual Activities, seperti : membaca, memperhatikan gambar, memperhatikan
demonstrasi orang lain
b. Oral Activities, seperti : mengatakan , merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi interupsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c. Listening Activities, seperti : mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi,
pidato
d. Writing Activities, seperti : menulis : ceritera, karangan, laporan, tes, angket,
menyalin
e. Drawing Activities, seperti : membuat : Diagram, peta, diagram
f. Motor Activities, seperti : melakukan percobaan, membuat konstruksi model,
mereparasi.
g. Mental Activities, seperti : menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan
h. Emotional Activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, berani, gembira,
gugup, senang Menurut Soemanto (2003 : 107), macam-macam keaktifan
belajar yang dapat dilakukan oleh siswa dalam beberapa situasi adalah sebagai
berikut :
1). Mendengarkan
2). Memandang
3). Meraba, mencium dan mencicipi
4). Menulis atau mencatat
5). Membaca
6). Membuat ringkasan
7). Mengamati tabel, diagram dan bagan
8). Menyusun kertas kerja
9). Mengingat
10). Berpikir
11). Latihan atau praktek
Keaktifan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran memiliki
pengaruh yang berbeda - beda terhadap daya ingat siswa. Vernon Magnesen (Anni
: 2004 : 85) dalam penelitiannya menemukan bahwa ingatan yang diperoleh dari
belajar melalui membaca sebesar 20%, mendengar sebesar 30%, melihat sebesar
40%, mengucapkan sebesar 50%, melakukan sebesar 60%, dan gabungan dari
melihat, mengucapkan, mendengar, dan melakukan sebesar 90%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Proses belajar - mengajar yang dapat memungkinkan cara belajar siswa
secara aktif harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematik. Selama
pelaksanaan belajar - mengajar hendaknya diperhatikan beberapa prinsip, seperti
stimulus, perhatian dan motivasi, respons yang dipelajari, penguatan, dan
pemakaian dan pemindahan sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar
secara optimal.
4. Prestasi Belajar
Kegiatan belajar mengajar dikatakan efisien jika hasil belajar yang
diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang sekecil mungkin. Perwujudan
perilaku belajar biasanya dapat dilihat dari adanya perubahan-perubahan
kebiasaan, keterampilan, dan pengetahuan, sikap dan kemampuan yang biasanya
disebut sebagai hasil belajar.
Belajar dan mengajar sebagai aktifitas utama disekolah meliputi 3 unsur
yaitu: tujuan pengajaran, pengalaman belajar mengajar dan hasil belajar. Hasil
belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengalami proses belajar dalam
waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan belajar
mengajar. Hasil belajar dapat juga dikatakan sebagai hasil akhir dari proses
belajar mengajar serta merupakan perwujudan dari kemampuan diri yang optimal
setelah menerima pelajaran. Menurut Sudjana (1991: 22), hasil belajar memuat
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
Menurut Sudjana (2005: 22) Dalam system pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klarifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi 3 ranah,yaitu: ranah kognitif, afektif, dan
Psikomotorik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
a. Ranah kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat
aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi (Sudjana, 2005: 22)
Enam aspek itu yaitu: (1) pengetahuan, mencakup ingatan akan
hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan berupa fakta,
kaidah dan prinsip serta metode yang diketahui; (2) pemahaman, mencakup
kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari;
(3) penerapan atau aplikasi, mencakup kemampuan untuk menerapkan
suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang
konkret dan baru; (4) analisis, mencakup kemampuan untuk menerima
suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan atau
organisasinya dapat dipahami dengan baik; (5) sintesis, mencakup
kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan pola baru, bagian-bagian
dihubungkan satu sama lain sehingga tercipta suatu bentuk baru; (6)
evaluasi, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat
mengenai sesuatu atau beberapa hal bersama dengan pertanggungjawaban
pendapat itu yang berdasarkan suatu kriteria tertentu (Masidjo, 1995: 93-
94)
b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan ranah afektif, ada dua hal yang perlu dinilai,
yaitu pertama kompetensi afektif, dan kedua sikap dan minat siswa
terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatianya
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman
sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.
Ada 5 tingkatan dalam ranah afektif ini, yaitu: (1) penerimaan,
yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar
yang datangkepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
lain; (2) respon atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar; (3) penilaian, berkenaan dengan
nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus; (4) organisasi, yakni
pengembangan dari nilai kedalam suatu system organisasi, termasuk
hubungan satu nilai dengan nilai lain, pamantapan dan prioritas nilai yang
dimilikinya; (5) internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua system nilai
telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya (Sudjana, 2005: 29-30)
c. Ranah Psikomotorik
Hasil belajar Psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu.
Tingkatan ranah Psikomotorik adalah: (1) persepsi, mencakup
kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua
perangsang atau lebih berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang
khas pada masing-masing rangsangan; (2) kesiapan, mencakup kemampuan
untuk menempatakan dirinya dalam keadaan akan memulai sesuatu gerakan
atau rangkaian gerakan; (3) gerakan terbimbing, mencakup kemampuan
untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang
diberikan; (4) gerakan terbiasa, mencakup kemampuan untuk melakukan
suatu rangkaian gerak gerik dengan lancar, karena sudah dialatih
sepenuhnya tanpa memperlihatkan lagi contoh yang diberikan; (5) gerakan
kompleks, mencakup kemampuan untuk melaksanakan ketrampialan yang
terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat dan efisien; (6)
penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan untuk mengadakan
perubahan dan menyesuaikan pola gerak gerik dengan kondisi setempat
atau dengan persyaratan khusus yang berlaku; (7) kreativitas, mencakup
kemampuan untuk melahirkan pola gerak gerik yang baru, seluruhnya atas
dasar prakarasa dan inisiatif sendiri (Masidjo, 1995: 96-97).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
5. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (Slavin 1995: 73) merupakan strategi
pembelajaran yang mendorong siswa bekerja sebagai sebuah tim untuk
menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan
sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa aktif menemukan sendiri
pengetahuannya melalui keterampilan proses. Siswa belajar dalam kelompok kecil
yang kemampuannya heterogen. Pengelompokan heterogenitas (Lie 2004: 41)
merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam metode pembelajaran kooperatif.
Kelompok heterogenitas bisa dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman
gender dan kemampuan akademis. Kelompok ini biasanya terdiri dari satu orang
berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang, dan satu
lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang.
Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerjasama
dan membantu dalam memahami suatu bahan ajar. Selama kerja kelompok, tugas
anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi dan saling membantu
teman sekelompok mencapai ketuntasan (Slavin 1995: 73).
Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran teman sebaya dimana
siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil yang mempunyai tanggung
jawab bagi individu maupun kelompok terhadap tugas-tugas. Dalam pembelajaran
kooperatif ini siswa dapat lebih menemukan dan memahami konsep-konsep yang
sulit melalui diskusi dan bila dibandingkan dengan pembelajaran individual,
pembelajaran kooperatif lebih dapat mencapai kesuksesan akademik dan sosial
siswa.
Agar siswa dapat bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya perlu
diajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif pada peserta didik. Keterampilan-
keterampilan tersebut sebagai berikut:
a. Berada dalam tugas
Siswa tetap berada dalam kerja kelompok meneruskan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya. Dengan melatih keterampilan ini, siswa akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
menyelesaikan tugas dalam waktu tepat dengan karakteristik yang lebih
baik.
b. Mengambil giliran dan berbagi tugas
Siswa bersedia menerima tugas dan membantu menyelesaikan tugas
sehingga kegiatan akan terselesaikan pada waktunya.
c. Mendorong partisipasi
Memotivasi teman sekelompok untuk memberikan kontribusi terhadap
tugas kelompok.
d. Mendengarkan dengan aktif
Memperhatikan informasi yang disampaikan teman dan menghargai
pendapat teman sehingga anggota kelompok yang menjadi pembicara akan
merasa senang karena apa yang mereka sumbangkan itu berharga.
e. Bertanya
Siswa menanyakan informasi atau penjelasan lebih lanjut dari teman
sekelompok. Apabila teman sekelompok tidak tahu jawabannya baru
menanyakan pada guru. Hal ini penting karena siswa yang tidak aktif
didorong untuk aktif.
Perlu diterapkan pembelajaran kooperatif dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa karena pembelajaran kooperatif tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan belajar, meningkatkan kehadiran siswa dan kerja siswa
yang lebih positif, menambah motivasi dan percaya diri serta menambah rasa
senang berada di sekolah. Kelebihan pembelajaran kooperatif (Tim Instruktur
matematika 2001: 4) sebagai berikut:
1). Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan adanya komunikasi
diantara kelompok.
2). Siswa dapat lebih mudah melihat kesulitan siswa yang lain dan kadang-
kadang dapat menerangkan lebih jelas daripada yang dilakukan oleh guru.
3). Siswa dapat bekerja lebih daripada bekerja sendiri.
4). Siswa lebih termotivasi dan terlibat dalam proses pembelajaran.
5). Menumbuhkan persahabatan, saling menghargai dan bekerjasama yang
lebih baik karena adanya pengenalan diantara anggota kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
6. Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif
Dua aspek penting yang mendasari keberhasilan pembelajaran kooperatif
yaitu teori motivasi dan teori kognitif (Slavin 1995: 16)
a. Teori motivasi
Menurut teori motivasi, motivasi siswa dalam pembelajaran kooperatif
terutama terletak dalam bagaimana bentuk hadiah atau struktur pencapaian
tujuan siswa melaksanakan kegiatan. Diidentifikasikan ada tiga macam
struktur pencapaian tujuan yaitu:
1) Kooperatif, dimana orientasi tujuan masing-masing siswa turut
membantu pencapaian tujuan siswa lain.
2) Kompetitif, dimana upaya siswa untuk mencapai tujuan akan
menghalangi siswa lain dalam pencapaian tujuan.
3) Individualistik, dimana upaya siswa untuk mencapai tujuan tidak ada
hubungannya dengan siswa lain dalam mencapai tujuan tersebut.
Berdasarkan pandangan teori motivasi, struktur tujuan kooperatif
menciptakan situasi dimana satu-satunya cara agar tujuan tiap anggota kelompok
tercapai adalah jika kelompok tersebut berhasil. Oleh karena itu, untuk mencapai
tujuan pribadi mereka, anggota kelompok harus membantu teman sekelompoknya
dalam hal apa saja yang dapat membuat kelompok berhasil, dan lebih penting
mendorong teman kelompoknya untuk berusaha secara maksimal. Dengan kata
lain penghargaan kepada kelompok berdasarkan pada kemampuan kelompok
dalam menciptakan struktur penghargaan antar perorangan sedemikian rupa
sehingga anggota kelompok akan saling member penguatan sosial sebagai respon
terhadap upaya-upaya pengerjaan tugas teman sekelompoknya.
b. Teori Kognitif
Teori ini mengukur efek-efek dari bekerjasama dalam diri individu. Teori
ini dikelompokkan dalam dua kategori:
1) Teori Perkembangan
Asumsi dasar teori perkembangan adalah interaksi siswa diantara
tugas-tugas yang sesuai meningkatkan penguasaan mereka terhadap
konsep-konsep yang sulit. Vygotsky mendefinisikan Zone of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Proximal Development sebagai jarak antara tingkat perkembangan
sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan
masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama
dengan teman sebaya yang lebih mampu.
2) Teori Elaborasi kognitif
Teori ini mempunyai pandangan yang berbeda. Penelitian dalam
psikologi kognitif telah menemukan bahwa supaya informasi dapat
disimpan di dalam memori dan terkait dengan informasi yang sudah
ada dalam memori itu, maka siswa harus terlibat dalam kegiatan
restruktur atau elaborasi kognitif atas suatu materi. Sebagai contoh
membuat ikhtisar dari suatu kuliah merupakan kegiatan yang lebih
baik daripada sekedar membuat catatan, karena membuat ikhtisar
menghendaki siswa mereorganisasi dan memilih materi yang penting.
Salah satu elaborasi kognitif yang paling efektif adalah menjelaskan
materi itu pada orang lain.
7. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan aktivitas seperti apa yang dilakukan
siswa yaitu salah satunya dengan berdiskusi kelompok dan mempersentasikan
hasil diskusinya.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran
kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping
menumbuhkan tanggungjawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan
belajar.
Metode TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan
dibentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri tiga sampai lima
siswa yang heterogen baik dalam prestasi akademik, jenis kelamin, ras, maupun
etnis. Dalam TGT ini digunakan turnamen akademik, dimana siswa berkompetisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain yang mencapai hasil
atau prestasi serupa pada waktu lalu. Komponen-komponen dalam TGT adalah
penyajian materi, tim, game, turnamen dan penghargaan kelompok.
a. Penyajian materi
Dalam TGT, materi mula-mula dalam penyajian materi. Siswa harus
memperhatikan selama penyajian kelas karena dengan demikian akan
membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik dan skor kuis mereka
menentukan skor kelompok.
b. Tim
Tim dalam TGT terdiri atas 4-5 siswa dengan prestasi akademik, jenis
kelamin, ras, dan etnis yang bervariasi. Fungsi utama kelompok adalah
untuk meyakinkan bahwa semua anggota kelompok belajar dapat berhasil
dalam kuis. Setelah guru menyampaikan materi, kelompok bertemu untuk
mempelajari lembar kerja atau materi lain. Seringkali dalam pembelajaran
tersebut melibatkan siswa untuk mendiskusikan soal bersama,
membandingkan jawaban dan mengoreksi miskonsepsi jika teman
sekelompok membuat kesalahan. Pada anggota kelompok ditekankan
untuk menjadi yang terbaik bagi timnya dan tim melakukan yang terbaik
untuk membantu anggotanya. Tim memberikan dukungan untuk
pencapaian prestasi akademik yang tinggi dan memberikan perhatian,
saling menguntungkan dan respek penting sebagai dampak hubungan
intergroup, harga diri dan penerimaan dari siswa sekelompok.
c. Game
Game disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang isinya relevan dan
didesain untuk menguji pengetahuan siswa dari penyajian materi dan
latihan tim. Game dimainkan oleh tiga siswa pada sebuah meja, dan
masing-masing siswa mewakili tim yang berbeda yang dipilih secara acak.
Kebanyakan game berupa sejumlah pertanyaan bernomor pada lembar-
lembar khusus. Siswa mengambil kartu bernomor dan berusaha menjawab
pertanyaan yang bersesuaian dengan nomor tersebut.
d. Turnamen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Turnamen merupakan struktur game yang dimainkan. Biasanya
diselenggarakan pada akhir pekan atau unit, setelah guru melaksanakan
penyajian materi dan tim telah berlatih dengan lembar kerja. Turnamen 1,
guru menempatkan siswa ke meja turnamen, tiga siswa terbaik pada hasil
belajar yang lalu pada meja 1, tiga siswa berikutnya pada meja 2, dan
seterusnya. Kompetisi yang sama ini memungkinkan siswa dari semua
tingkat pada hasil belajar yang lalu memberi kontribusi pada skor timnya
secara maksimal jika mereka melakukan yang terbaik. Setelah turnamen
satu, siswa pindah meja tergantung pada hasil mereka dalam turnamen
satu. Pemenang satu pada tiap meja ditempatkan ke meja berikutnya yang
setingkat lebih tinggi, misal dari 5 ke 6. pemenang kedua pada meja yang
sama, dan yang kalah diturunkan ke meja di bawahnya. Dengan cara ini,
jika siswa salah ditempatkan pada mulanya, mereka akan naik atau turun
sampai mereka mencapai tingkat yang sesuai. Secara skematis model
pembelajaran TGT untuk turnamen tampak seperti gambar berikut:
TT1 TT2 TT3 TT4 TT5
Gambar 2.1. Skema pertandingan atau turnamen TGT ( Slavin 1995 : 56 )
Keterangan:
A1,B1,C1 = Siswa berkemampuan tinggi
A(2,3,4) B(2,3,4) C(2,3,4) = Siswa berkemampuan sedang
A5,B5,C5 = Siswa berkemampuan rendah
TT1,TT2,TT3,TT4,TT5 = Tournament Table (1,2,3,4,5)
Dalam turnamen setelah terbentuk kelompok kemudian dilakukan suatu
permainan dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang didesain
A1 A2 A3 A4 A5
B1 B2 B3 B4 B5 C1 C2 C3 C4 C5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dalam sebuah soal untuk dijawab setiap siswa dalam kelompoknya. Tiap
siswa dalam kelompok akan mendapatkan tugas yang berbeda, setelah itu
diadakan tahap selanjutnya (kompetisi dilakukan secara individu).
Pembagian kelompok kompetisi ini diperoleh berdasarkan skor yang
diperoleh siswa pada soal permainan sebelumnya.
e. Penghargaan kelompok
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing
team dimungkinkan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain apabila
rata-rata skor mereka melebihi kriteria yang ditentukan. Menurut Slavin
(1995: 80) penghargaan yang diberikan kepada kelompok adalah dengan
kriteria sebagai berikut:
Tabel 2.2. kriteria penghargaan kelompok.
Skor rata-rata tim Penghargaan
15-20 Good team
21-25 Great team
26-30 Supergreat team
Apabila ada kelompok yang mendapatkan nilai dibawah 15-20 tidak akan
mendapatkan penghargaan.
Metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana (2000:10) dalam
Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:
1). Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas.
2). Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu.
3). Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam.
4). Proses balajar mengajar berlangsung dengan keaktifan siswa.
5). Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain.
6). Motifasi belajar lebih tinggi.
7). Hasil belajar lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
8). Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
Sedangkan kelemahan atau kekurangan TGT adalah:
a. Bagi Guru
1) Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan
heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika
guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam
menentukan pembagian kelompok.
2) Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak
sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat
diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.
b. Bagi Siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit
memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi
kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang
mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu
menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian kajian teori tersebut diatas, maka dapat disusun suatu
kerangka pemikiran guna memperoleh jawaban atas permasalah yang timbul.
Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dengan siswa melalui
kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai prestasi belajar yang maksimal.
Belajar pada dasarnya merupakan proses perubahan tingkah laku karena adanya
pengalaman. Sedangkan mengajar merupakan suatu upaya untuk menyampaikan
pengetahuan dengan tuntutan hasil yang berupa perubahan sikap dan nilai pada
siswa yang belajar.
Keberhasilan suatu proses belajar mengajar ditentukan dan dipengaruhi
oleh banyak faktor penting, baik faktor intern maupun ekstern. Penggunaan
metode pembelajaran yang tepat dan efektif merupakan salah satu faktor ekstern
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keefektifan kegiatan belajar
mengajar dan juga prestasi belajar siswa.
Pembelajaran PDKB masih sering menggantungakan pada kehadiran guru
dan kurang memperhatikan perbedaan individual, cenderung berpusat pada guru
(teacher centered). Metode-metode yang banyak menitikberatkan pada keaktifan
siswa dan kemandirian siswa masih jarang digunakan, hal ini disebabkan karena
pola pembelajaran yang telah berlangsung dari dulu sampai sekarang kebanyakan
adalah model pembelajaran yang aktif dilakukan oleh guru sedangkan siswa
cenderung pasif. Sehingga peran siswa dalam proses belajar mengajar dianggap
belum menyeluruh.
Hasil Observasi yang dilakukan pada guru mata pelajaran PDKB
menunjukkan bahwa yang menyebabkan siswa pasif dan hasil pelajaran PDKB
siswa kurang optimal karena metode pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran belum melibatakan keaktifan siswa secara keseluruhan. Karena
bersifat individu maka pada saat proses belajar mengajar lebih didominasi oleh
siswa yang memiliki hasil belajar PDKB yang relatif tinggi. Mereka lebih aktif
dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Sebaliknya siswa yang memiliki
hasil belajar lebih rendah, mereka biasanya lebih pasif menerima pengetahuan dari
guru tanpa berusaha untuk mencari informasi lebih mendalam.
Oleh karena itu, maka dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar PDKB
harus melibatakan peran serta siswa secara menyeluruh. Salah satu metode yang
perlu diterapkan untuk meningkatkan peran serta (keaktifan) siswa dalam proses
pembelajaran adalah metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games
Tournament). Pembelajaran TGT merupakan usaha untuk meningkatkan keaktifan
siswa dan mendekatkan jarak antar siswa yang disebabkan adanya perbedaan
individu dan tuntutan untuk bekerja dan belajar secara bersama-sama dalam suatu
kelompok. Pengajaran dengan metode TGT yaitu siswa dibagi dalam kelompok-
kelompok kemudian melaksanakan diskusi materi dan selanjutnya dibuat
permainan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Pemanfaatan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games
Tournament ) diharapkan mampu meninngkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran PDKB serta dapat meningkatkan prestasi belajar PDKB (Pekerjaan
Dasar Konstruksi Bangunan) siswa kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta pada
khususnya. Alur pemikiran tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Dari uraian di atas, dapat digambarkan Alur pemikiran yang
menggambarkan secara singkat konsep penelitian yaitu sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Guru belum menggunakan
pembelajaran kooperatif
Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode
TGT (TEAMS GEMAS TOURNAMENT)
1. Siswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok,
tiap kelompok terdiri 4-5 orang.
2. Guru menyampaikan materi diwujudkan dengan
tugas.
3. Setiap kelompok & anggota dalam kelompok
diskusi.
4. Interaksi tanya jawab dari guru ke siswa, dari siswa
ke siswa, dan dari siswa ke guru.
5. Evalusi tingkat pemahaman materi dengan
menyebutkan secara acak kelompok. Penilaian sesuai
kekompakan anggota kelompok masing-masing.
Pelaksanaan
Tindakan
Pembelajaran
menggunakan metode
Kooperatif Tipe TGT
Kondisi awal
Siswa kelas X TKB
SMKN 2 Surakarta
mata pelajaran PDKB,
hasil belajar siswa
rendah
Hasil belajar siswa
kelas X TKB masih
rendah
Evaluasi
Hasil belajar dievaluasi
melalui tes kognitif
Perencanaan Tindakan
Menyusun instrumen
pembelajaran
Observasi
Pengamatan proses
pembelajaran
Refleksi
Ulasan terhadap hasil
observasi proses
pembelajaran
Belum terselesaikan
Penguasaan konsep
belum sepenuhnya tuntas.
Hasil belajar siswa masih
rendah.
Terselesaikan
Penguasaan konsep
telah tuntas.
SIKLUS I
Alternatif Pemecahan
Penggunaan model
pembelajaran
kooperatif tipe TGT
Pelaksanaan
Tindakan
Pembelajaran
menggunakan metode
Kooperatif Tipe TGT
Observasi
Pengamatan proses
pembelajaran
Evaluasi
Hasil belajar dievaluasi
melalui tes kognitif
Refleksi
Ulasan terhadap hasil
observasi proses
pembelajaran
SIKLUS II
Tindakan Lanjut
Melalui pembelajaran dengan metode kooperatif
tipe TGT (teams games tournament), hasil belajar
siswa X TKB meningkat. Prestasi belajar tuntas
mencapai 80 % berdasarkan jumlah siswa.
Diperlukan langkah-langkah penyempurnaan
pembelajaran selanjutnya
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti uraian di atas, dapat ditarik
hipotesis tindakan yaitu dengan melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournaments) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa
kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar
Konstruksi Bangunan (PDKB).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi tempat penulis melaksanakan penelitian adalah SMK Negeri 2
Surakarta yang beralamat di Jl. LU. Adisucipto 33 Telp. 0271-714901 Surakarta
Kode Pos 57139. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena di lokasi
tersebut adalah sekolah yang terpandang dan faforit di Surakarta,serta peneliti
pernah melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), ketika mengajar di
lokasi ditemukan kualitas hasil pembelajaran PDKB di SMK Negeri 2 Surakarta
masih kurang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini diperkirakan akan dilaksanakan dalam waktu 2
bulan April – Mei 2010.
Bulan
Januari
2010
Februari
2010
Maret
2010
April
2010
Mei
2010
Juni
2010
Juli
2010
Agustus
2010
September
2010
Oktober
2010
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
Judul
Pembuatan
Proposal
Seminar
Proposal
Perijinan
Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian
Penulisan
laporan
penelitian
Tabel 3.1. jadwal penelitian
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKB SMK Negeri 2
Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 35 siswa. Yang terdiri dari
siswa laki – laki semuanya. Alasan peneliti memilih sampel kelas X TKB yaitu
karena peneliti pernah mengajar dalam kegiatan PPL di kelas tersebut sehingga
peneliti mengetahui kerakteristik siswa dan juga mengetahui proses belajar siswa
di kelas maupun di lapangan ketika pembelajaran PDKB berlangsung.
C. Sumber Data
Sesuai dengan fokus masalah yang diamati, maka data yang diperlukan
dalam penelitian sebagai berikut:
1. Data Primer
Data Primer merupakan data yang diperoleh dari hasil data Observasi
langsung yang meliputi:
a. Hasil pengamatan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) melalui
metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.
b. Prestasi belajar PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) siswa
setelah melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari berbagai referensi yang berasal
dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.
Adapun sumber data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
a. Tempat atau lokasi penelitian yaitu SMK Negeri 2 Surakarta yang
beralamat di Jl. LU. Adisucipto 33 Telp. 0271-714901 Surakarta Kode Pos
57139.
b. Arsip dan dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian.
c. Catatan lapangan ketika pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
D. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode atau
cara sebagai berikut:
1. Pedoman wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Yang diwawancarai oleh
peneliti adalah guru dan siswa. Pedoman wawancara ini bisa mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tujuan diadakannya wawancara
adalah untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa dan guru
mengenai Data tentang tanggapan siswa selama proses pembelajaran diambil
dengan melakukan wawancara. Serta data tentang tanggapan guru dalam
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai metode pembelajaran
diambil dengan melakukan wawancara.
2. Pedoman Observasi
Pedoman Observasi yang dilakukan peneliti, untuk mengamati kegiatan
yang berlangsung baik dari kinerja guru, maupun aktifitas siswa, mulai dari
awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar
Konstruksi Bangunan). Tujuan tindakan Observasi adalah untuk memperoleh
data perilaku siswa sehingga didapat hasil perubahan perilaku siswa dalam
memperbaiki pembelajaran.
3. Tes
Tes diberikan kepada siswa di setiap akhir siklus yang berguna untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Tes ini secara umum untuk mengetahui
apakah ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe TGT.
4. Kajian Dokumen
Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada,
seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, data siswa, nilai yang diberikan
guru, catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama
pembelajaran yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam lembar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Observasi bentuk temuan ini berupa aktifitas siswa dan permasalahan yang
dihadapi selama pembelajaran. Foto atau rekaman proses tindakan kelas.
E. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan dua analisis data yaitu:
1. Untuk tes prestasi belajar menggunakan validitas isi yaitu yang berupa kisi-
kisi soal dalam hal ini pada materi PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi
Bangunan) dan selanjutnya menganalisis hasil evaluasi itu untuk
mengidentifikasi kesalahan yang masih ada.
2. Melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui pandangan guru
tentang hambatan – hambatan yang dialami siswa dalam pembelajaran PDKB
(Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan), fasilitas pembelajaran yang dimiliki
atau tidak dimiliki sekolah, kegiatan pembelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar
Konstruksi Bangunan) dalam ruang bengkel, penilaian yang dilakukan guru.
Menurut M. B. Miles (1992 : 20) proses analisis interaktif dapat di gambarkan
dalam skema berikut:
Gambar 3.1. Proses Analisis Interaktif (Menurut M. B. Miles (1992 : 20)
Reduksi data adalah kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta
transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan. Penyajian data dilakukan
dalam mengorganisasi data yang merupakan penyusunan informasi secara
sistematik dari hasil reduksi data, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan
observasi dan refleksi. Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan secara
bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Dengan demikian
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
analisis data dalam penelitian tindakan ini dilakukan semenjak tindakan–tindakan
dilaksanakan.
F. Validitas Data
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan rancangan studi kasus,
yaitu suatu kajian yang rinci atas suatu latar atau subyek atau tempat
penyimpanan dokumen atau peristiwa tertentu (Bogdan dan Biklen, 1990 :
72). Dilihat dari tujuannya, penelitian studi kasus digunakan untuk
memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta
karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu yang kemudian
sifat-sifat khas tersebut akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
Secara umum penelitian yang menggunakan studi kasus dapat digolongkan
menjadi tiga jenis, yaitu : (1) studi kasus sejarah organisasi, (2) studi kasus
observasi dan (3) studi kasus sejarah hidup (Bogdan dan Biklen, 1990 : 74). Studi
kasus sejarah organisasi memusatkan perhatian pada organisasi tertentu dalam
kurun waktu tertantu untuk menelusuri perkembangan dari suatu organisasi. Studi
kasus observasional adalah penelitian terhadap suatu bagian-bagian dalam suatu
organisasi yang bisa berupa kegiatan atau peristiwa, suatu tempat dan satu
kelompok orang yang sedang bekerja sama.
Pada penelitian kualitatif, validitas data dilakukan sejak awal dan sepanjang
proses penelitian berlangsung. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik deskriptif yang menurut Miles dan Huberman (1992:16)
terdapat tiga prosedur yaitu : (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3)
penarikan kesimpulan/verifikasi.
Sedangkan validitas data dilakukan dengan menggunakan triangulasi, yaitu
dengan menggunakan kelayakan atas data dilapangan dengan teori yang ada.
Triangulasi dilakukan dengan maksud untuk mengecek kebenaran data tertentu
dan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain (informan),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
pada berbagai fase penelitian lapangan, dengan waktu dan tempat yang berbeda,
dan sering menggunakan metode yang berlainan.
G. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan
dalam proses dan pretasi belajar (Ranah kognitif, Afektif, dan Psikomotorik), hal
ini dapat dirumuskan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.2. Indikator Keberhasilan (Ranah Kognitif, Afektif, Psikomotorik)
Ranah Indikator Target
pencapaian
1. Kognitif - Pencapaian nilai menurut
batas ketuntasan
80%
2. Afektif - Penerimaan
- Partisipasi
- Penilaian
- Organisasi
- Pembentukan pola hidup
80%
3. Psikomotorik - Persepsi
- Kesiapan
- Gerakan terbimbing
- Gerakan terbiasa
- Gerakan kompleks
- Penyesuaian pola gerakan
- Kreativitas
80%
(Sumber : Winkel, 2009: 280 – 283)
H. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini mangikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart
dalam Kasihani Kasbolah yang berupa model spiral. Perencanaan Kemmis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan,
tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan suatu dasar
pemecahan permasalahan (Kasbolah, 2001: 63).
Langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap persiapan, tahap
perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap analisis, dan tahap
refleksi serta tahap tindak lanjut.
Pada tahap persiapan yang perlu dipersiapkan, yaitu: (1) permintaan ijin
kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar
Konstruksi Bangunan) SMK Negeri 2 Surakarta; (2) Observasi pra tindakan untuk
mendapatkan gambaran awal mengenai kegiatan belajar mengajar khususnya mata
diklat PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan). (3) identifikasi
permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar
Konstruksi Bangunan) kelas X TKB yang telah dilakukan.
Setelah diadakan Identifikasi terhadap masalah di kelas, kemudian dilakukan
pelaksanaan penelitian, adapun langkah pelaksanaannya dapat dilihat di gambar
3.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Model Spiral Dua Siklus
(Sumber: Kemmis dan Mc. Taggar dalam Rochiati Wiriaatmadja, 2007: 45)
Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran menggunakan metode TGT
Refleksi
Ulasan terhadap
hasil observasi SIKLUS II
Alternatif Pemecahan
Penggunaan model pembelajaran TAEMS
GAMES TOURNAMENT (TGT)
Perencanaan Tindakan
Menyusun instrumen pembelajaran
Penguasaan konsep
belum sepenuhnya
tuntas
Evaluasi
Hasil belajar dievaluasi
melalui tes kognitif
Observasi
Pengamatan proses
pembelajaran
Evaluasi
Hasil belajar dievaluasi
melalui tes kognitif
Observasi
Pengamatan proses
pembelajaran
Pelaksanaan
Tindakan
Pelaksanaan proses
pembelajaran
Perencanaan Tindakan
Rencana perbaikan pembelajaran
selanjutnya
Tindakan Lanjut
Langkah-langkah penyempurnaan
pembelajaran selanjutnya
Refleksi
Ulasan terhadap hasil
observasi proses pembelajaran
Penguasaan konsep telah tuntas
Tidak dilanjutkan
SIKLUS
I
Identifikasi Masalah
Hasil belajar siswa kelas X TKB
masih rendah
Tidak Terselesaikan
Terselesaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Penelitian tindakan kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 4 tahap,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Rencana Tindakan Siklus 1
a. Perencanaan
1) Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan tentang
“Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung”
2) Merancang pembuatan rencana pembelajaran.
3) Membuat kelompok-kelompok kecil dengan anggota 4-5 orang yang
terdiri dari laki-laki yang dimiliki tinggi,sedang dan rendah.
4) Membuat soal-soal evaluasi.
5) Membuat soal-soal tugas rumah.
6) Menyiapkan alat peraga.
7) Menyiapkan lembar pengamatan/ observasi peserta didik.
8) Menyiapkan lembar pengamatan/ observasi guru.
9) Menyiapkan daftar nilai.
10) Membuat presentasi verbal.
b. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
telah dipersiapkan, jika ternyata pada saat pelaksanaan terjadi kekurangan
atau perubahan teknis,maka akan dicatat sebagai revisi untuk perbaikan
dipertemuan pada siklus 2 pelaksanaan penelitian dapat dilaksanakan
dengan menggunakan metode informasi secara klasikal, diskusi melalui
kelompok-kelompok kecil, diskusi, tanyajawab, evaluasi dan penugasan
yang dilaksanakan pada akhir siklus.
Pertemuan siklus 1 dilaksanakan dengan menyampaikan informasi
secara klasikal, dilanjutkan mengerjakan soal-soal dari Lembar Tugas
secara berkelompok, kemudian pemberian evaluasi dan pemberian tugas
rumah atau PR sebagai tugas mandiri. Selama proses belajar mengajar
berlangsung guru bertindak sebagai peneliti berkeliling untuk mengamati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
apabila ada anggota kelompok mengalami kesulitan cara menyelesaikan
pekerjaan, maka peneliti membimbing langkah-langkah proses
penyelesaian. Untuk mengukur perkembangan kemajuan siswa, guru
sebagai peniliti meneliti lembar Tugas siswa yang dikerjakan secara
kelompok, lembar jawab evaluasi dan tugas rumah kemudian siswa diberi
nilai.
c. Observasi
Observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Fokus pemantauan adalah proses penerapan tindakan, aktivitas
siswa selama pembelajaran yang berdasarkan keaktifan serta antusias
siswa dalam mengerjakan setiap tugas pada pelajaran serta prestasi
belajar sesuai dengan lembar pemantauan dan perangkat evaluasi yang
telah disiapkan.
d. Refleksi
Hasil pemantauan dan evaluasi dianalisis untuk diperoleh
gambaran bagaimana dampak pelajaran yang telah direncanakan yaitu
dengan menerapkan pelajaran dengan metode kooperatif tipe TGT. Hasil
analisis yang diperoleh merupakan refleksi dari apa yang telah terjadi
selama penerapan tindakan pada siklus I. Permasalahan pada siklus I
digunakan sebagai pertimbangan untuk merumuskan perencanaan
tindakan pada Siklus 2 sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Refleksi
merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan
memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi
yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Mengecek kelengkapan data pengumpulan data yang terjaring selama
proses tindakan.
2) Mendiskusikan dan pengumpulan data antara guru, peneliti dan
kepala sekolah (pembimbing) berupa hasil nilai siswa, hasil
pengamatan, catatan lapangan, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3) Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam
skenario pembelajaran dengan berdasar pada analisa data dari proses
dalam tindakan sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran
yang telah dilakukan pada siklus I untuk menyusun tindakan yang
akan dilakukan pada siklus II.
2. Rencana Tindakan Siklus 2
a. Perencanaan
1) Menyempurnakan pada pelaksanaan disiklus 1
2) Guru membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan
refleksi pada siklus 1.
3) Memperbaiki bentuk kelompok yang sudah ada agar memperoleh
hasil yang lebih baik dari siklus 1.
4) Menyiapkan soal-soal yang lebih bervariatif dalam bentuk Lembar
Tugas.
5) Menyiapkan lembar pengamatan/ observasi peserta didik.
6) Menyiapkan lembar pengamatan/ observasi guru.
7) Menyiapkan daftar nilai.
8) Membuat presentasi verbal.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus 2 merupakan penyempurnaan dari siklus 1 materi
yang lebih kompleks. Diharapkan pada siklus 2 ini, peserta didik sudah
menguasai dan memahami materi yang diberikan sehingga indikator
dapat tercapai.
c. Observasi
Dari hasil pelaksanaan di siklus 2 ini, kegiatan yang dilakukan sama
seperti pada siklus 1. Peneliti hanya menyesuaikan apakah kegiatan yang
dilakukan di siklus 2 ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
d. Refleksi
1). Melakukan evaluasi pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.
2). Mendiskusikan hasil pengamatan dan hasil evaluasi untuk mendapat
kesimpulan diharapkan akhir siklus II ini penerapan TGT dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PDKB
(Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan).
3. Rencana Tindakan Siklus 3 (Jika diperlukan)
Penelitian tindakan kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 3 siklus.
Tapi pada siklus 2 siswa berhasil mengalami peningkatan prestasi belajar. Jadi
rencana tindakan siklus 3 ini tidak digunakan oleh peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta.
Perkembangan pemikiran para ahli teknologi yang didorong oleh
perkembangan zaman, maka diperoleh pemikiran untuk mendirikan STM di
Solo. Para pendirinya antara lain:
1) Ir. Frederick Cornelius Lovis Van Olden
2) Prof. Ir. Soediro
3) R.T Djojo Suparno (Sri Sampurno)
4) R. Sumardi Djadi sworo
5) Lalda Soedjono BA
Pada tanggal 1 Juli 1952 berdirilah sekolah yang diberi nama Sekolah
Tinggi Mesin (STM) di Solo. Namun sejak pada tahun 1998 lokasi tersebut
menjadi tempat untuk SMP Negeri 24 dan SMP Negeri 25 Surakarta. Tiga
jurusan yang dibuka pada saat itu adalah:
1) Jurusan Mesin
2) Jurusan Listrik
3) Jurusan Bangunan
Pada tanggal 12 juli 1952 keluar surat keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 3095/B, maka STM solo resmi menjadi
STM Negeri Solo dengan pimpinan Ir. Frederick Cornelius Lovis Van Olden.
Dari mulai berdiri tahun 1952 hingga tahun 1998 pejabat kepala sekolah
12 orang dengan periode meningkat
Periode I
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Sejak tahun 1956 mendapat lokasi dijalan Letjend. Adi Sucipto No.13 ,
tahun 1966 menjadi STM Negeri 1 Surakarta. Tahun 1971 mendapat proyek
pertama pembuatan ruang/bengkel kerja mesin
Periode II
Tahun 1977 dengan SK Dikmenjur tertanggal 6 Januari 1977 No. 57. 012.
77 ditunjuk melaksanakan kurikulum 1967 (STM 3 tahun) dengan
pengembangan jurusan: 1) Mesin, 2) Bangunan, 3) Listrik, 4) Elektronika, 5)
Otomotif.
Periode III
Tahun 1986 dengan SK dekmanjur bertanggal 4 Desember 1986 No. 267 /
CU/Kep/1.86 menetapkan STM Negeri 1 Surakarta untuk melaksanakan
rumpun / program study berikut:
1) Bangunan : Bangunan Gedung dan Gambar Bangunan.
2) Elektronika : Elektronika Komunikasi.
3) Teknologi pekerjaan logam : Mesin Produksi
4) Otomotif : Mekanik Otomotif.
Serta pelaksanaan program pengembangan sekolah seutuh-utuhnya (PGG)
Periode IV
Tahun 1994 berlaku perubahan jurusan, maka STM Negeri 1 Surakarta
memiliki 5 jurusan 6 program study:
1) Bangunan : Bangunan Gedung dan Gambar Bangunan.
2) Elektronika : Elektronika Komunikasi.
3) Teknologi pekerjaan logam : Mesin Produksi
4) Otomotif : Mekanik Otomotif.
5) Listrik : Listrik Pemakaian.
Pada pelajaran tahun 1999 / 2000 SMK Negeri 1 Surakarta diberlakukan
kurikulum dengan perubahan rumpun menjadi bidang keahlian yang meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1. Bidang perkayuaan
1.1. Teknik perkayuan
1.2. Teknik kontruksi bangunan
1.3. Teknik gambar bangunan
2. Bidang keahlian elektronika
2.1. Teknik audio visual
2.2. Listrik pemakaian
3. Bidang keahlian mesin
3.1. Mesin perkakas
3.2. Mekanik otomotif
Adapun kepala sekolah yang pernah memangku jabatan di SMK Negeri 2
Surakarta:
1) Ir. F.C Lovis Van Olden th 1952 – 1956
2) Soedirman sastro Atmojo th 1956 – 1957
3) S.M. Soekarno Atmadipura th 1959 – 1990
4) Iskandarisman Djoyohasmoro th 1967 – 1970
5) Soekisman Hadi Wiyoto th 1970 – 1972
6) Sawito Hadi Wiyoto P.BA th 1972 – 1977
7) Riawan, B Sc th 1977 – 1978
8) Soekamto th 1957 – 1966
9) Drs. Hadi Wiyono th 1978 – 1985
10) Soeparno BA th 1985 – 1994
11) Drs. Supratno th 1994 – 1997
12) Drs. Sunaryo th 1997 – 1998
13) Drs. Suwardi th 1998– 2005
14) Drs. Rahmat Sutomo M.Pd th 2005– 2010
15) Drs. Susanta, M.Pd th 2010-sekarang
Kurikulum yang pernah dipakai di SMK Negeri 2 Surakarta:
1) Th 1952 – 1957 memakai kurikulum 1954
2) Th 1958 – 1960 memakai kurikulum 1958
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3) Th 1961 – 1975 memakai kurikulum 1964
4) Th 1976 – 1978 memakai kurikulum 1976
5) Th 1979 – 1985 memakai kurikulum 1979
6) Th 1986 – 1994 memakai kurikulum 1984
7) Th 1995 – 1999 memakai kurikulum 1999
8) Th 2000 – 2004 memakai kurikulum 2000
9) Th 2005–sekarang memakai dan mengikuti audit sertifikasi ISO 9001 :
2000
Adapun dana dari pemerintah telah diterima dengan tahapannya adalah
sebagai berikut:
1) Th 1971–1972 memperoleh dana Pelita I, berupa gedung praktek diatas
tanah seluas 500m2.
2) Th 1975–1977 memperoleh dana Pelita II, berupa peralatan praktek.
3) Th 1978 memperoleh dana pelita III, berupa penambahan gedung, tahun
berikutnya memperoleh dana bantuan dari negara Belanda berupa alat-alat
dan mesin peralatan yang tujuannya untuk mememnuhi kebutuhan di SMK
N 2 Surakarta.
2. Visi Dan Misi SMK Negeri 2 Surakarta
a. Visi
Mewujudkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai pencetak sumber daya
manusia yang profesional dalam bidang teknologi dan industri yang
mampu menghadapi era global.
b. Misi
a. Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu
mengembangkan diri.
b. Menyiapkan tenaga terampil yang mampu bersaing dilapangan kerja.
c. Menyiapkan wirausaha yang tangguh dalam bidang teknologi dan
industri
d. Menyiapkan SMK 2 Surakarta sebagai SMK yang mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3. Denah gedung SMK Negeri 2 Surakarta
Gedung SMK Negeri 2 Surakarta terletak di jalan LU Adi Sucipto No.
33 Surakarta, lokasinya strategis karena terletak ditengah kota yang
merupakan wilayah central dari pendidikan. Hal itu terbukti dengan berdirinya
sekolah SMK Negeri 2 Surakarta sebagai sekolah favorit di kota Surakarta.
Sekolah di wilayah tersebut selain SMK Negeri 2 Surakarta juga
terdapat beberapa sekolah antara lain: SMA N 4 Surakarta, SMK N 7
Surakarta, SMK N 6 Surakarta dan SMK yang lain.
Gambar 4.1. Denah Gedung SMK Negeri 2 Surakarta
4. Alat Bantu Pengajaran
Untuk mencapai tujuan pendidikan dan program mata pelajaran
diperlukan alat-alat yang memadai berkaitan dengan hal tersebut maka SMK
Negeri 2 Surakarta telah menyediakan alat-alat dan prasarana sebagai berikut:
Jl. A
hm
ad y
ani
Polres
Waras
Pratama
T.K. Inti
SMK N 6
Surakarta
SMA N 4
Surakarta
Jl. LU Adi Sucipto
SMK N 2
Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a. Alat dan prasarana penunjang praktek
Pada umumnya SMK Negeri 2 Surakarta lebih mengutamakan praktek
daripada teori. Hal ini diamati dari perkembangannya yaitu 40% untuk
teori dan 60% untuk praktek. Keberadaan laboratoriumnya sendiri antara
lain terdiri dari:
1) Laboratorium mesin untuk rumpun mesin TP I.
2) Laboratorium elektronika untuk rumpun elektronika.
3) Laboratorium kayu mesin untuk rumpun bangunan.
4) Laboratorium otomotif untuk rumpun otomotif.
b. Alat dan prasarana penunjang materi
Untuk penunjang disediakan buku-buku perpustakaan yang berupa buku
pelajaran, pengetahuan umum, koran, majalah dan lain-lain.
c. Alat dan prasarana penunjang kesenian
Untuk menunjang kesenian disediakan alat musik tradisonal seperti:
gamelan, kulintang, sedangkan untuk alat musik kontemporer disediakan
alat musik band lengkap.
d. Alat dan prasarana penunjang olahraga
Sarana untuk menunjang kegiatan olahraga dalah:
1) Lapangan Volly.
2) Lapangan basket.
3) Perkembangan atletik.
4) Peralatan senam.
5) Perlengkapan permainan.
5. Jenis dan jumlah ruang di SMK Negeri 2 Surakarta
No Jenis ruang Jumlah Luas (m2)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Wakil Kepala Sekolah
Ruang Guru
Ruang Piket
Ruang Administrasi
Ruang Teori
11
1
5
1
1
5
32
24
60
36
96
1312
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
Ruang Gambar
Ruang Bangunan
Ruang Elektronika
Ruang Mesin
Ruang Otomotif
Ruang Diesel
Ruang Gedung Gegistik
Ruang Alat Olahraga
Ruang Bp
Ruang Perpustakaan
Ruang Pertemuan
Ruang Kesenian
Ruang UKS
Ruang SPP
Ruang Osis
Masjid
Ruang koperasi karyawan
Ruang koperasi siswa
Kantin
Menara air
Rumah penjaga
Rumah satpam
Parkir guru
Parkir siswa
Kamar mandi karyawan
Kamar mandi siswa
Lorong jalan
Ruang dinas
3
5
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
2
7
7
1
108
1553
463
1228
895
36
100
35
60
130
200
35
30
24
9
14
24
18
134
10
15
7
147
360
270
103
112
42
6. Kegiatan Upacara Bendera
Kegiatan upacara bendera di SMK Negeri 2 Surakarta dilaksanakan pada:
a. Setiap hari Senin
b. Setiap tanggal 17
c. Hari-hari besar nasional
Upacara bendera ini wajib diikuti oleh semua komponen yang ada di sekolah
yaitu meliputi: Guru, karyawan, siswa dan bahkan mahasiswa PPL.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
7. Kegiatan senam kesegaran jasmani (SKJ)
Senam kesegaran jasmani dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surakarta setiap
hari Jum’at pada pukul 06.00 WIB. Sampai jam 07.00 WIB. Siswa, guru dan
seluruh karyawan sebagai pesertanya. Jenis senam yang dipilih adalah senam
aerobik dengan mendatangkan instruktur dari luar sekolah.
8. Jurusan Teknik Bangunan
a. Keadaan umum
Pada rumpun teknik bangunan secara keseluruhan terdapat 9 kelas,
masing-masing terdapat 3 kelas dengan jumlah murid tiap kelas ± 30 siswa
dan dari masing-masing kelas dipimpin oleh seorang wali kelas.
b. Pembelajaran
Secara umum perbandingan antara teori dan praktek untuk kelas 1
adalah 40% teori dan 60% praktek, untuk 2 dan 3 adalah 30% teori dan
70% praktek, tiap bidang studi praktek minimal dipegang oleh 2 orang
guru. Jumlah jam dalam 1 minggu adalah 50 jam untuk praktek, jumlah
siswanya 30 orang yang dibimbing 2 orang guru (lokal). Praktek
disesuaikan dengan fasilitas yang ada.
Alat dan sarana yang dimiliki oleh jurusan teknik bangunan sudah
memenuhi syarat karena sudah dikategorikan sebagai sekolah unggulan.
c. Struktur Organisasi Bengkel Teknik Bangunan.
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Bengkel Teknik Bangunan
Bengkel Jurusan Teknik
Bangunan
Teknik Konstruksi
kayu
Teknik Konstruksi
Bangunan
Teknik Gambar
Bangunan
Kepala Bengkel
Ketua Jurusan
Wakil Ketua Jurusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
d. Unit Produksi
Pada jurusan teknik perkayuan terdapat unit produksi yang
memberikan jasa kepada pihak luar sekolah. Dalam unit produksi ini SMK
Negeri 2 Surakarta melayani pembuatan mebel baik itu meja, kursi, almari,
rak buku.
e. Alumni
Untuk alumni jurusan perkayuan banyak yang bekerja di industri-
indusri mebel.
B. Deskripsi Kondisi Awal
Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah melaksanakan kegiatan
observasi secara langsung dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang
ada di sekolah tersebut, khususnya mengenai kegiatan pembelajaran mata
pelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) kelas X. Kegiatan
observasi dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru
dalam menyampaikan materi menerapkan jenis pondasi yang tepat untuk
bangunan sesuai dengan jenis tanahnya dikelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta.
Dari hasil observasi awal menunjukkan bahwa guru aktif sedangkan siswa pasif,
karena guru masih menerapkan metode ceramah. Peran serta siswa dalam proses
pembelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) masih kurang dan
interaksi antar siswa pada proses pembelajaran hampir tidak ada, sehingga
penguasaan terhadap materi pun masih kurang. Oleh karena itu peneliti
menganggap bahwa peningkatan peran serta siswa atau keaktifan siswa dan
ditunjang dengan interaksi yang baik pada proses pembelajaran antar siswa
maupun antara siswa dan guru sehingga diharapkan mampu meningkatkan hasil
belajar.
Kegiatan untuk mengetahui kondisi awal siswa dilakukan dengan tes
kemampuan awal sebelum penerapan metode TGT (Teams Games Tournament).
Tes kemampuan awal (tes kognitif) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan awal yang dimiliki siswa X TKB SMK Negeri 2 Surakarta dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
memahami materi pada mata pelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi
Bangunan) dengan pokok bahasan menerapkan jenis pondasi yang tepat untuk
bangunan sesuai dengan jenis tanahnya.
Hasil tes kemampuan awal (Lampiran 9) menunjukan penguasan materi
masih kurang oleh siswa kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta, (pencapaian rata-
rata hanya 73,5%). Siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 sebanyak 20 siswa
(62,5%), sedangkan yang mendapat nilai diatas 75 sebanyak 12 siswa (37,5%).
Nilai rata-rata tes kemampuan awal belum memenuhi batas tuntas (KKM) yang
ditetapkan di SMK Negeri 2 Surakarta yaitu 75%. Penerapan pembelajaran
metode TGT (Teams Games Tournament) diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dengan meningkatkan keaktifan siswa dan kerjasama kelompok
pada materi menerapkan jenis pondasi yang tepat untuk bangunan sesuai dengan
jenis tanahnya.
Gambar 4.3. Hasil Tes Awal Materi Menerapkan Jenis Pondasi Yang
Tepat Untuk Bangunan Sesuai Dengan Jenis Tanahnya.
Dari hasil tes awal dapat disimpulkan bahwa penguasaan materi
menerapkan jenis pondasi yang tepat untuk bangunan sesuai dengan jenis
tanahnya siswa kelas X TKB SMKN 2 Surakarta masih belum mencapai batas
ketuntasan, batas nilai kelulusan mata pelajaran produktif untuk PDKB (Pekerjaan
Dasar Konstruksi Bangunan) adalah 75, dapat di lihat pada lampiran 5.
Tuntas
37.05%
Tidak Tuntas
62.5%
Diagram Nilai Tes awal Siswa
(Ketuntasan Belajar Siswa)
Tuntas
Tidak Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 4.1. Hasil Belajar Afektif Siswa Pada Kemampuan Awal
No. Aspek Hasil pengamatan
1. Kehadiran siswa masuk kelas B
2. Keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran C
3. Menunjukan pemusatan perhatian pelajaran C
4. Menyatakan pendapat C
5. Mengajukan pertanyaan C
6. Selalu membawa buku catatan pelajaran B
7. Berinteraksi dengan guru C
8. Mengerjakan tugas tepat waktu C
9. Menghargai pendapat kelompok lain B
10. Kerjasama dalam kelompok B
Jumlah Skor 24
Skor Maksimal 40
Presentase (%) 60%
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada hasil afektif siswa, dengan
hasil nilai rata-rata sebesar 60%. Secara keseluruhan proses belajar afektif siswa
masih rendah dan perlu adanya usaha meningkatkan proses tersebut.
Kondisi awal psikomotorik siswa diketahui dengan mengobservasi
psikomotorik siswa, hasil observasi psikomotorik seperti terlampir pada lampiran,
hasil dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 4.2. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Pada Kemampuan Awal
NO Aspek Yang Diamati Keterangan
1 2 3 4
1 Kedisiplinan siswa V
2 Kesiapan siswa menerima pelajaran V
3 Kedisiplinan siswa menyiapkan alat-alat pelajaran V
4 Kesiapan siswa mengikuti tournament V
5 Persepsi siswa V
6 Siswa dalam kelompok bertanggungjawab terhadap
tugas yang diberikan
V
Jumlah skor 14
Skor maksimal 24
Presentase (%) 58.3
Keterangan :
1 : Kurang ( 60 - 69%)
2 : Cukup ( 70% – 79%)
3 : Baik (80% - 89%)
4 : Baik sekali (90% - 99%)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa keadaan siswa dalam
melakukan proses pembelajaran ranah psikomotorik dikatakan masih rendah
dikarenakan rata-rata presentase 58,3%. Hal ini masih perlu diperhatikan dan
usaha untuk meningkatkannya.
Hasil observasi performance guru yang dilakuan pada kondisi awal
diketahui bahwa guru belum menyampaikan persepsi, guru belum dapat
memotivasi siswa untuk melibatkan diri dalam kegiatan belajar mengajar, guru
masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang tepat yaitu dengan cara
metode ceramah sehingga menyebabkan siswa kurang aktif, guru belum dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan pada saat pembelajaran dan
guru belum memberikan kesimpulan pada akhir pelajaran.
Presentase hasil observasi performance guru pada kondisi awal dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3. Skor Aspek Dalam Performance Guru Setiap Pertemuan Pada Siklus I.
No. Simpulan Observasi Hasil pengamatan
1 2 3
1. Guru telah membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran.
B BS BS
2. Guru telah menciptakan situasi dan kondisi yang
menyenangkan pada saat pembelajaran.
B B BS
3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan pemahaman konsep yang diterangkan.
B B BS
4. Guru memberikan latihan soal relevan dengan materi
yang disajikan.
B B B
5. Guru memberikan pujian bagi siswa yang dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan.
B BS BS
6. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang
paling solid dan prestasinya bagus.
B B BS
7. Guru menumbuhkan tanggungjawab kepada siswa
dalam belajar maupun penyelesaian tugas kelompok.
B BS BS
8. Guru memberikan penekanan pada hal-hal yang
penting selama pelajaran maupun pada akhir
pelajaran.
B BS BS
9. Guru menyampaikan materi dengan jelas. B B BS
10. Guru memberikan bimbingan belajar yang minimal
tetapi dapat menumbuhkan proses belajar siswa lebih
terarah.
B B BS
11. Guru menumbuhkan semangat kerjasama siswa
dalam belajar.
B BS BS
Jumlah skor 114
Skor maksimal 132
Presentase (%) 86.4
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Performance Guru dalam
melakukan proses pembelajaran dikatakan masih kurang profesional, dikarenakan
rata-rata presentase 86,4%. Hal ini masih perlu diperhatikan dan usaha untuk
meningkatkannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
C. Siklus I
1. Perencanaan Tindakan Siklus 1
Pada tahap ini peneliti menyusun rencana pembelajaran dengan metode
TGT, menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh yang berupa siklus
tindakan kelas, menyusun instrumen penelitian yang digunakan dalam tindakan
dengan TGT, menyiapkan lembar observasi untuk mengamati proses belajar
mengajar yang sedang dilakukan. Pada siklus I ini peneliti menyiapkan silabus
mata pelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) materi
Menerapkan Jenis pondasi yang tepat untuk bangunan sesuai dengan jenis
tanahnya dengan sub pokok bahasan. Selain persiapan-persiapan tersebut,
dilakukan dengan menggunakan tes kognitif siswa, lembar observasi
psikomotorik siswa, lembar observasi afektif siswa dan lembar observasi
performance guru.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
Berdasarkan rencana yang telah disusun, pada tanggal 4 Mei 2010 guru
melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas X. kegiatan pembelajaran ini
diamati oleh peneliti yang berfungsi sebagai observan untuk mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung dan mengetahui kelemahan-kelemahan yang
terjadi dikelas. Pada awal pembelajaran setelah menyampaikan salam kepada
siswa dan berdoa, guru memberikan motivasi belajar diawal dan kaitan antara
materi yang akan dibahas. Guru menerapkan metode TGT pada pelaksanaan
siklus I. Sebelum mulai menerapkan materi guru membagi siswa dalam 6
kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang. Berikut
tahapan yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan tindakan siklus I:
a. Presentasi Kelas atau Pengamatan Langsung
Guru manyampaikan materi Menerapkan Jenis pondasi yang tepat
untuk bangunan sesuai dengan jenis tanahnya dengan menggunakan
fasilitas yang ada.
b. Belajar Tim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Setelah guru selesai menyampaikan meteri, guru memberikan tugas
yang harus dikerjakan oleh setiap tim sebagai sarana untuk diskusi antar
anggota, saling membandingkan jawaban, mengoreksi kesalahan konsep
anggota tim. Dengan adanya kegiatan belajar tim ini diharapkan siswa yang
memiliki kemampuan dan kepahaman yang lebih dapat menjadi totur bagi
anggota timyang lain. Setelah belajar tim selesai dilakukan kemudian
dilakukan diskusi kelas untuk membahas tugas yang diberikan hal ini
dilakukan agar setiap tim memiliki persepsi yang sama tentang meteri yang
diberikan. Dalam diskusi kelas ini guru hanya berperan sebagai mediator
dan guru akan memberikan kesimpulan diakhir sebagai penekanan pada
materi yang telah diberikan.
c. Turnamen atau pertandingan
Turnamen didesain untuk menguji pengetahuan yang dicapai oleh
siswa. Terdapat 3 meja turnamen yang masing-masing ditempati oleh 6
siswa yang berkemampuan sama dan masing-masing merupakan wakil dari
tim yang berbeda. Kelengkapan permainan berupa kartu soal dan kunci
jawaban yang bernomor. Turnamen dilaksanakan setelah guru memberikan
presentasi kelas dan setiap tim berhasil menyelesaikan latihan yang
diberikan.
d. Penghargaan Tim
Penghargaan tim berdasar pada jumlah skor tim. Penghargaan
diberikan kepada tim bagus (good team), tim yang sangat bagus (great
team) dan tim yang luar biasa (super team). Selain penghargaan setiap tim,
guru juga memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil
mendapatkan nilai tertinggi pada saat turnamen, penghargaan tersebut
berupa makanan ringan.
Pada tindakan I ini setelah proses pembelajaran dengan metode TGT
dilaksanakan, siswa mengerjakan soal tes siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
3. Observasi dan Evaluasi Tindakan I
a. Observasi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru, terlihat
pada awal pembelajaran kelas belum terkondisikan dengan baik. Pada saat
pelajaran dimulai siswa belum memperhatikan, selanjutnya pada saat pelajaran
tim mulai terlihat siswa pada ngobrol sendiri dengan anggota kelompoknya.
Interaksi antar anggota kelompok maupun antar kelompok juga belum maksimal
ini terlihat pada saat turnamen mulai ada motifasi bersaing dengan lawannya.
Untuk kegiatan siswa yang diobservasi adalah sebagai berikut:
1. Kehadiran siswa masuk kelas
2. Keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran
3. Menunjukan pemusatan perhatian pelajaran
4. Menyatakan pendapat
5. Mengajukan pertanyaan
6. Selalu membawa buku catatan pelajaran
7. Berinteraksi dengan guru
8. Mengerjakan tugas/ PR tepat waktu
9. Menghargai pendapat kelompok lain
10. Kerjasama dalam kelompok
Jumlah siswa kelas X TKB SMKN 2 Surakarta sebanyak 32 orang siswa
terdiri dari putra semua. Dari segi kehadiran siswa di kelas, di setiap pertemuan
siswa selalu hadir pada kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk kedisiplinan dalam
hal ketepatan masuk kelas, beberapa siswa masih kurang disiplin diantaranya
disebabkan karena haus, maupun kekamar kecil. Pada saat penyampaian materi
berlangsung beberapa siswa ada yang tidak memperhatikan, ada yang ngalamun,
tidur, mengerjakan tugas pelajaran yang lain dan ada juga yang asik berbincang
dengan teman sebangku, jadi perhatian siswa ini tidak fokus pada panyampaian
materi. Selain itu saat peneliti memberikan tugas rumah untuk dikerjakan dan
dicek pada pertemuan berikutnya ternyata banyak sekali siswa yang tidak
mengerjakan. Setelah ditelisik apa penyebab siswa banyak yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
mengerjakan ternyata karena biasanya tugas rumah dari guru tidak pernah diteliti
secara detail satu persatu siswa, jadi siswa cenderung mengabaikan tugas rumah
yang diberikan.
Untuk kegiatan kelompok yang diobservasi adalah sebagai berikut:
1. Kedisiplinan siswa
2. Kesiapan siswa menerima pelajaran
3. Kedisiplinan siswa menyiapkan alat-alat pelajaran
4. Kesiapan siswa mengikuti tournament
5. Persepsi siswa
6. Siswa dalam kelompok bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan
7. Seluruh siswa dalam kelompok aktif bekerjasama dalam mengerjakan tugas
kelompok.
8. Siswa dalam kelompok saling berdiskusi apabila mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas atau memahami materi pelajaran.
9. Semua siswa dalam kelompok mengerjakan tugas tepat waktu.
Jumlah kelompok pada kegiatan pembelajaran yaitu sebanyak 6
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang yang memiliki
kemampuan yang heterogen. Pembagian kelompok ini didasarkan pada tes
kemampuan awal. Pada siklus I ini, kegiatan kelompok secara garis besar dapat
dikatakan berjalan dengan cukup baik, terlihat beberapa diskusi di masing-masing
kelompok. Dan sesuai yang diharapkan siswa yang sudah paham terhadap materi
bias mengajari temannya yang belum paham. Dari segi tanggungjawab memang
sudah baik namun masih ada siswa yang belum bisa bertanggungjawab terhadap
kelompoknya dengan tidak berperan aktif dalam kegiatan kelompoknya.
Sementara untuk ketepatan penyelesaian tugas masih ada beberapa kelompok
yang terlambat dalam penyelesaikan tugasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
b. Evaluasi
a). Hasil Tes Aspek Koknitif
Setelah kegiatan pelaksanaan siklus I selesai, maka pada tanggal 11 Mei
2010 diadakan tes siklus I. Tes diberikan dalam bentuk uraian dari hasil tes
tersebut dapat diketahui kemampuan siswa dalam menjawab soal, seperti pada
tabel 4.4 dan data selengkapnya dapat dilihat di lampiran 6.
Tabel. 4.4 Hasil Tes Sikus I
No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah/nilai
1 Tuntas 78.12%
2 Tidak Tuntas 21,8%
3 Rerata kompetensi kognitif 76,09
Dari hasil tes siklus I dapat disimpulkan bahwa penguasaan materi
menerapkan jenis pondasi yang tepat untuk bangunan sesuai dengan jenis
tanahnya siswa kelas X TKB SMKN 2 Surakarta cukup baik, rata-rata
kemampuan siswa menjawab soal 76,09, dan batas nilai kelulusan mata pelajaran
produktif untuk PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) adalah 75.
b). Hasil Tes Aspek Afektif
Proses pembelajaran afektif yang terjadi pada siswa juga dilakukan
dengan observasi yang ditulis pada lembar observasi. Dari hasil analisis data
prestasi belajar aspek afektif diperoleh bahwa nilai rata-rata prestasi belajar aspek
afektif tergolong sangat baik pada siklus I. hal ini dapat dilihat dari hasil
perolehan nilai prestasi afektif siswa mencapai 85%. Adapun distribusi kategori
prestasi belajar siswa aspek afektif adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 4.5. Distribusi Kategori Prestasi Belajar Siswa Aspek Afektif Siklus I
No. Aspek Hasil pengamatan
1. Kehadiran siswa masuk kelas BS
2. Keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran B
3. Menunjukan pemusatan perhatian pelajaran B
4. Menyatakan pendapat B
5. Mengajukan pertanyaan B
6. Selalu membawa buku catatan pelajaran BS
7. Berinteraksi dengan guru B
8. Mengerjakan tugas tepat waktu BS
9. Menghargai pendapat kelompok lain B
10. Kerjasama dalam kelompok BS
Jumlah Skor 34
Skor Maksimal 40
Presentase (%) 85%
Keterangan yang melakukan aktivitas:
1: Kurang ( 60 - 69%)
2: Cukup ( 70% – 79%)
3: Baik (80% - 89%)
4: Baik sekali (90% - 99%)
Dari hasil observasi afektif pada siklus I dapat disimpulkan bahwa siswa
sudah menunjukkan perhatian dengan metode TGT yang digunakan hal ini
dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan metode yang digunakan, siswa juga aktif
melibatkan diri dalam proses belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
c). Aspek Psikomotorik
Proses pembelajaran psikomotorik yang terjadi pada siswa juga
dilakukan dengan observasi yang dituliskan pada lembar observasi. Data jumlah
presentase skor untuk setiap aspek yang diperoleh dari hasil observasi seperti
terlampir pada lampiran.
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan observasi Psikomotorik terhadap Siswa dalam
pembelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) dengan
menggunakan metode TGT (Teams games tournament) Siklus I.
NO Aspek Yang Diamati Keterangan
1 2 3 4
1 Kedisiplinan siswa V
2 Kesiapan siswa menerima pelajaran V
3 Kedisiplinan siswa menyiapkan alat-alat pelajaran V
4 Kesiapan siswa mengikuti tournament V
5 Persepsi siswa V
6 Siswa dalam kelompok bertanggungjawab terhadap
tugas yang diberikan
V
Jumlah skor 20
Skor maksimal 24
Presentase (%) 83,3
Keterangan :
1: Kurang ( 60 - 69%)
2: Cukup ( 70% – 79%)
3: Baik (80% - 89%)
4: Baik sekali (90% - 99%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
d). Hasil Observasi Performance Guru Siklus I
Observasi terhadap performance guru hasilnya dituliskan pada lembar
observasi, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7. Skor Aspek dalam Performance Guru setiap Pertemuan pada Siklus I.
No. Simpulan Observasi Hasil pengamatan
1 2 3
1. Guru telah membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran.
BS BS BS
2. Guru telah menciptakan situasi dan kondisi yang
menyenangkan pada saat pembelajaran.
B BS BS
3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
berkaitan dengan pemahaman konsep yang
diterangkan.
BS BS BS
4. Guru memberikan latihan soal relevan dengan
materi yang disajikan.
B B B
5. Guru memberikan pujian bagi siswa yang dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan.
BS BS BS
6. Guru memberi penghargaan kepada kelompok
yang paling solid dan prestasinya bagus.
B B BS
7. Guru menumbuhkan tanggungjawab kepada
siswa dalam belajar maupun penyelesaian tugas
kelompok.
B BS BS
8. Guru memberikan penekanan pada hal-hal yang
penting selama pelajaran maupun pada akhir
pelajaran.
B BS BS
9. Guru menyampaikan materi dengan jelas. B B BS
10. Guru memberikan bimbingan belajar yang
minimal tetapi dapat menumbuhkan proses
belajar siswa lebih terarah.
B B BS
11. Guru menumbuhkan semangat kerjasama siswa
dalam belajar.
BS BS BS
Guru membimbing jalannya kegiatan pembelajaran materi pertemuan ke-
1 sampai ke- 3 dengan baik. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
menyampaikan salam dan mengabsen siswa. Peran guru dalam membangkitkan
semangat belajar sudah cukup baik. Selama kegiatan pembelajaran guru sebagai
fasilitator, tetap memantau kegiatan pembelajaran selama dikelas dan
mengarahkan siswa berpartisipasi dalam pembelajaran.
4). Analisa dan Refleksi
Berdasarkan tahap observasi maka dilakukan analisa terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I. Hasil analisa pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT dapat
diketahui dari:
a). Hasil Tes Kognitif Siswa
Tes kognitif diberikan kepada siswa untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman siswa tentang materi Menerapkan Jenis pondasi yang tepat untuk
bangunan sesuai dengan jenis tanahnya yang disampaikan oleh guru. Pada siklus I
diberikan soal tes sebanyak 15 soal berupa soal esai. Hasil evaluasi kognitif siklus
I sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai dari tes
kemampuan awal. Pada tes kognitif siklus 1 diberikan tes dengan jumlah 15 soal
esai. Pada silkus I ini siswa yang belum tuntas yaitu 7 siswa (21,87%), sedangkan
siswa yang tuntas dalam siklus I sebanyak 25 siswa (78,12%). Sedangakan rerata
kompetensi kognitif mata pelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi
Bangunan) mengalami peningkatan yaitu dari 73,06 menjadi 76,09.
Ketuntasan hasil belajar kognitif siklus I seperti terlampir pada Lampiran
6, dapat digambarkan pada diagram berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Gambar 4.4. Diagram Persentase Nilai Kognitif Siswa Siklus I.
b). Hasil Observasi Afektif Siswa
Hasil observasi afektif siswa pada siklus I presentasenya mengalami
peningkatan yang pesat pada hasil Observasi kemampuan awal dengan presentase
60 % dan pada siklus I meningkat menjadi 85%.
Presentase hasil observasi afektif siklus I dapat dilihat pada diagram
berikut ini:
Gambar 4.5. Diagram Presentase Afektif Siswa Pada Siklus I
c). Hasil Observasi Psikomotorik Siswa
Tuntas
78.12%
Tidak Tuntas
21.87 %
Diagram Nilai Kognitif Siswa Siklus I
(Ketuntasan Belajar Siswa)
Tuntas
Tidak Tuntas
60
85
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kondisi awal Siklus I
Pre
sen
tase
Nil
ai
Afe
kti
f S
isw
a
(%)
Diagram Hasil Afektif Siswa pada Siklus I
presentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Hasil observasi psikomotorik siswa pada siklus I presentasenya
mengalami peningkatan yang pesat pada hasil observasi kemampuan awal dengan
presentase 58,3 % dan pada siklus I meningkat menjadi 83,3%.
Presentase hasil psikomotorik siklus I dapat dilihat pada diagram berikut
ini:
Gambar 4.6. Diagram Persentase Psikomotorik Siswa Siklus I.
d). Hasil Observasi Performance Guru Siklus I
Hasil observasi performance guru pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif dengan metode TGT cukup baik. Persentase observasi performance
guru pada siklus I disajikan dalam diagram berikut ini.
58.3
83.3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kondisi awal Siklus I
Pre
sen
tase
Nil
ai
Psi
ko
mo
tori
k
Sis
wa
(%
)
Diagram Hasil Psikomotorik Siswa pada Siklus I
presentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Gambar 4.7. Diagram Presentase Performance Guru Pada Kondisi Awal Dan
Siklus I.
Setelah dilakukan observasi pada kemampuan awal dan siklus I, keaktifan
siswa semakin meningkat dibandingkan pada awal peneliti mengadakan
penelitian. Performance guru pun mengalami peningkatan, padat dilihat lampiran
14 dan 15.
5). Refleksi
Hasil tes kognitif siklus I menunjukkan hasil pencapaian ketuntasan
sebesar 78,12%, ini belum mencapai target minimal 80% namun dibandingkan
dengan tes kemampuan awal sudah mengalamai peningkatan. Persentase proses
belajar afektif siswa dari hasil observasi sebesar 85 % dan ini sudah mencapai
target minimal 80%. Hasil observasi proses belajar Psikomotorik siswa
menunjukkan persentase sebesar 83,3% dan ini sudah mencapai target yang
diinginkan, yaitu sebesar 80%. Hasil observasi performance guru pada pertemuan
ke- 1 dan ke- 3 menunjukkan presentase 90,9% hal ini sudah cukup baik namun
dalam beberapa hal ini masih memerlukan pembenahan seperti pada pengaturan
waktu.
86.4
90.5
84
85
86
87
88
89
90
91
Kondisi awal Siklus I
Pre
sen
tase
Nil
ai
Per
form
an
ce
Gu
ru(%
)
Diagram Hasil Performance Guru pada Kondisi awal dan
Siklus I
presentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Kegiatan pembelajaran pada siklus I mendapat beberapa hal yang penting
untuk diperhatikan, yaitu siswa sebenarnya mempunyai kemampuan belajar
mandiri, dilihat dari hasil investigasi yang para siswa itu lakukan. Dalam proses
pembelajaran siswa mulai antusias ketika games dan diskusi dimulai, sehingga
terjadi interaksi antar siswa. Rentang nilai pada siklus I adalah 70 – 80 dengan
nilai rata-rata 76,09. Meskipun rata-rata kelas tersebut sudah mencapai batas
tuntas, tetapi ada beberapa siswa yang belum mencapai batas tuntas dan capaian
indikator belum maksimal.
Hasil observasi dan analisis data siklus I, masih terdapat beberapa
kekurangan yaitu siswa dalam melaksanakan investigasi belum maksimal. Dalam
segi penyampaian kurang jelas karena rasa kepercayaan diri yang rendah, hal ini
membuat teman yang lain kurang memperhatikan sehingga mempengaruhi tingkat
penguasaan materi dan proses pembelajaran kurang optimal. Ini dapat dilihat dari
pencapaian indikator dan hasil observasi yang belum mencapai batas minimal.
Upaya yang akan dilakukan adalah mengadakan perbaikan pada siklus II agar
pembelajaran lebih optimal.
D. Siklus II
1). Perencanaan Tindakan Siklus II
Proses kegiatan pembelajaran pada siklus II masih berpusat pada aktifitas
dan prestasi guru dan siswa. Materi yang diberikan pada pembelajaran siklus II
sama dengan materi pada siklus I, yaitu Menerapkan Jenis pondasi yang tepat
untuk bangunan sesuai dengan jenis tanahnya.
Tetapi metode yang digunakan sama seperti siklus I yaitu. TGT (Teams
Games Tournament). Kegiatan penelitian pada siklus II diawali dengan membuat
rencana tindakan yang disusun berdasarkan hasil analisa dan refleksi pada siklus I.
Pada siklus II ini dirancang dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu
setiap pertemuan adalah 6 x 45 menit. Perencanaan tindakan diawali dengan
penyusunan instrumen pembelajaran untuk siklus II yaitu: Silabus mata pelajaran
Pekerjaan Dasar Kontruksi Bangunan (PDKB), RPP, lembar diskusi 2 siklus II,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
dan tes kognitif 2 siklus II. Selain itu dipersiapkan pula lembar observasi afektif
siswa, lembar observasi psikomotorik siswa, lembar observasi performance guru
serta pedoman wawancara.
Berdasarkan hasil refleksi pasca siklus I, maka revisi tindakan yang dapat
dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Kepercayaan diri yang masih kurang menyebabkan siswa menjadi pasif, oleh
karena itu perlu dilakukan pembenahan yaitu dengan memberikan motivasi
pada siswa agar mampu aktif terlibat dalam proses belajar mengajar. Cara
yang dilakukan yaitu dengan memberikan semangat kepada siswa yang belum
mengeluarkan pendapat dalam diskusi kelompok dengan memanggil namanya,
menumbuhkan rasa percaya diri bahwa setiap siswa mempunyai kemampuan
masing-masing agar siswa tidak malu dan takut mengeluarkan pendapat.
Siswa juga diberi motifasi agar lebih semangat dalam mengikuti permainan.
b. Guru memberi penjelasan kepada setiap kelompok agar melaksanakan diskusi
materi secara maksimal, sehingga siswa memiliki kesiapan ketika menjawab
pertanyaan yang diberikan pada guru.
c. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pelajaran, sehingga guru dapat mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa
dan ini juga akan mengembalikan perhatian pada pelajaran.
d. Guru harus dapat mengatur waktu dengan baik, sehingga pada waktu games
dimulai semua kelompok dapat menjawab hasil pertanyaan yang diberikan.
e. Guru membagi kelompok secara adil, pada siklus I kelompok dibagi secara
acak. Untuk siklus II pembagian kelompok tetap di acak kembali berdasarkan
nilai secara heterogen, jadi untuk yang mendapat nilai tertinggi menjadi ketua
kelompok agar dapat membimbing anggotanya.
2). Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2010 kelas X
TKB SMK N 2 Surakarta pada pokok bahasan Mengidentifikasi Ilmu Bangunan
Gedung menggunakan metode TGT (Teams Games Tournament). Pada siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
ini merupakan tindak lanjut dari pembelajaran siklus I. adapun pembelajaran pada
siklus II ini juga dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan.
a. Presentasi Kelas atau Pengamatan Langsung
Pada pertemuan I pada tanggal 31 Mei 2010, mula-mula peneliti
membuka pelajaran dengan salam dan melukukan presensi bagi siswa.peneliti
mengumumkan hasil evaluasi yang telah dilakukan pada siklus sebelumnya,
peneliti juga melakukan tanya jawab pada siswa tentang materi pokok bahasan
Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung dari pelajaran lalu yang telah dipelajari.
Pada penelitian ini peneliti akan mengulas kembali soal-soal dan evaluasi siklus I,
dimana pada indikator ini masih banyak siswa yang belum tuntas. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II ini sama halnya dengan pembelajaran pada siklus I.
pada siklus II ini siswa tetap melakukan balajar tim bersama kelompoknya dan
guru bertugas untuk mengawasi jalannya belajar tim.
b. Belajar Tim
Pada pertemuan kedua, dilakukan pada tanggal 7 Juni 2010, pada
pertemuan kali ini guru masih melanjutkan proses belajar tim yang kedua. Pada
proses belajar tim kali ini membahas materi pokok bahasan Mengidentifikasi Ilmu
Bangunan Gedung, khususnya indikator Menerapkan Jenis pondasi yang tepat
untuk bangunan sesuai dengan jenis tanahnya. Peneliti juga memberi kesempatan
bagi siswa untuk bertanya tentang meteri pelajaran yang belum dipahami.
c. Turnamen atau pertandingan
Pada pertemuan ketiga yang dilakukan pada tanggal 14 Juni 2010,
peneliti melakukan langkah selanjutnya dalam pembelajaran TGT. Yaitu
turnamen didesain untuk menguji pengetahuan yang dicapai oleh siswa. Terdapat
3 meja turnamen yang masing-masing ditempati oleh 6 siswa yang
berkemampuan sama dan masing-masing merupakan wakil dari tim yang berbeda.
Kelengkapan permainan berupa kartu soal dan kunci jawaban yang bernomor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Turnamen dilaksanakan setelah guru memberikan presentasi kelas dan setiap tim
berhasil menyelesaikan latihan yang diberikan.
d. Penghargaan Tim
Penghargaan tim berdasar pada jumlah skor tim. Penghargaan diberikan
kepada tim bagus (good team), tim yang sangat bagus (great team) dan tim yang
luar biasa (super team). Selain penghargaan setiap tim, guru juga memberikan
penghargaan kepada siswa yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi pada saat
turnamen, penghargaan tersebut berupa makanan ringan.
Pada tindakan II ini setelah proses bembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)
dilaksanakan,siswa mengerjakan tes siklus II yaitu berupa tes kognitif, lembar
observasi afektif siswa, lembar observasi psikomotorik siswa dan lembar
observasi performance untuk meneliti kegiatan guru.
3). Observasi dan Evaluasi
a. Observasi
Observasi dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar siswa pada siklus
II dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah disusun sebelumnya.
Tahap observasi dan evaluasi dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan
kognitif siswa, lembar observasi psikomotorik siswa, lembar observasi afektif
siswa dan lembar observasi performance guru. Hasil observasi pada pelaksanaan
siklus II mengalami peningkatan, terlihat pada awal pembelajaran kelas sudah
terkondisikan dengan baik. Pada saat pelajaran dimulai siswa cukup
memperhatikan, selanjutnya pada saat pelajaran tim mulai terlihat siswa yang
bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Interaksi antar anggota kelompok
maupun antar kelompok menjadi lebih aktif dan interaksi antar siswa pada tiap
kelompok sudah tampak, dan juga cukup baik ini terlihat pada saat turnamen
mulai ada motifasi bersaing dengan lawannya. Untuk Kegiatan siswa yang
diobservasi adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
1. Kehadiran siswa masuk kelas
2. Keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran
3. Menunjukan pemusatan perhatian pelajaran
4. Menyatakan pendapat
5. Mengajukan pertanyaan
6. Selalu membawa buku catatan pelajaran
7. Berinteraksi dengan guru
8. Mengerjakan tugas tepat waktu
9. Menghargai pendapat kelompok lain
10. Kerjasama dalam kelompok
Untuk kegiatan kelompok yang diobservasi pada siswa kelas X TKB
SMK N 2 Surakarta adalah sebagai berikut:
1. Kedisiplinan siswa
2. Kesiapan siswa menerima pelajaran
3. Kedisiplinan siswa menyiapkan alat-alat pelajaran
4. Kesiapan siswa mengikuti tournament
5. Persepsi siswa
6. Siswa dalam kelompok bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan
7. Seluruh siswa dalam kelompok aktif bekerjasama dalam mengerjakan tugas
kelompok.
8. Siswa dalam kelompok saling berdiskusi apabila mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas atau memahami materi pelajaran.
9. Semua siswa dalam kelompok mengerjakan tugas tepat waktu.
Jumlah kelompok pada kegiatan pembelajaran yaitu sebanyak 6 kelompok.
Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang yang memiliki kemampuan yang
heterogen. Pembagian kelompok ini didasarkan pada hasil tes kognitif siklus I.
Pada siklus I ini, kegiatan kelompok secara garis besar dapat dikatakan
mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I, dan sesuai yang diharapkan
siswa yang sudah paham terhadap materi bisa mengajari temannya yang belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
paham. Dari segi tanggungjawab memang sudah baik namun masih ada siswa
yang belum bias bertanggungjawab terhadap kelompoknya dengan tidak berperan
aktif dalam kegiatan nkelompoknya. Sementara untuk ketepatan penyelesaian
tugas sudah mengalami peningkatan dari siklus I. Beberapa peningkatan kegiatan
siswa pada siklus II ini dikarenakan prestasi belajar siswa sudah meningkat
sehingga membuat siswa lebih bertanggungjawab terhadap kelompoknya. Selain
itu pada siklus II ini siswa sudah bisa menyesuaikan diri dengan metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT, sehingga siswa lebih bisa memahami materi
yang disampaikan serta bisa menyesuaikan dengan kelompoknya masing-masing.
b. Evaluasi
a). Hasil Tes Kognitif Siswa
Setelah kegiatan pelaksanaan siklus II selesai dilakukan, maka pada
tanggal 15 Juni 2010 dilakukan tes hasil belajar siklus II. Dari hasil tes belajar
tersebut dapat diketahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang
diberikan oleh guru, seperti pada tabel dan dapat di lihat pada lampiran 7.
Tabel. 4.8. Hasil Tes Sikus II.
No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah/nilai
1 Tuntas 93,75%
2 Tidak Tuntas 6,25%
3 Rerata kompetensi koknitif 79.15
b). Hasil Observasi Afektif Siswa Siklus II
Dari hasil analisis data prestasi belajar aspek afektif diperoleh bahwa nilai
rata-rata prestasi belajar aspek afektif tergolong sangat baik pada siklus II. Hal ini
dapat dilihat dari peningkatan persentase katagori sangat baik 85% menjadi 95%.
Adapun distribusi kategori prestasi belajar siswa aspek afektif adalah sebagai
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 4.9. Presentase Belajar Siswa Aspek Afektif Siklus II.
No. Aspek Hasil pengamatan
1. Kehadiran siswa masuk kelas BS
2. Keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran BS
3. Menunjukan pemusatan perhatian pelajaran BS
4. Menyatakan pendapat B
5. Mengajukan pertanyaan B
6. Selalu membawa buku catatan pelajaran BS
7. Berinteraksi dengan guru BS
8. Mengerjakan tugas tepat waktu BS
9. Menghargai pendapat kelompok lain BS
10. Kerjasama dalam kelompok BS
Jumlah Skor 38
Skor Maksimal 40
Presentase (%) 95%
Keterangan yang melakukan aktivitas:
1. Kurang ( 60 - 69%)
2. Cukup ( 70% – 79%)
3. Baik (80% - 89%)
4. Baik sekali (90% - 99%)
Dari hasil observasi afektif pada siklus II dapat disimpulkan bahwa siswa
sudah menunjukkan perhatian dengan metode TGT yang digunakan. Hal ini
ditunjukan dengan siswa yang aktif dengan kegiatan pembelajaran, semua siswa
melibatkan diri selama berlangsungnya diskusi dan games. Siswa aktif bertanya,
berani menjawab pertanyaan guru, menyumbangkan ide dan gagasan pada saat
diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
c). Hasil Observasi Psikomotorik Siswa Siklus II
Proses pembelajaran psikomotorik yang terjadi pada siswa juga dilakukan
dengan observasi yang dituliskan pada lembar observasi. Data jumlah presentase
skor untuk setiap aspek yang diperoleh dari hasil observasi seperti terlampir pada
lampiran, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.10. Hasil Pengamatan psikomotorik terhadap Siswa dalam
pembelajaran PDKB dengan menggunakan metode TGT (Teams games
tournament) Siklus II.
NO Aspek Yang Diamati Keterangan
1 2 3 4
1 Kedisiplinan siswa V
2 Kesiapan siswa menerima pelajaran V
3 Kedisiplinan siswa menyiapkan alat-alat pelajaran V
4 Kesiapan siswa mengikuti tournament V
5 Persepsi siswa V
6 Siswa dalam kelompok bertanggungjawab terhadap
tugas yang diberikan
V
Jumlah skor 23
Skor maksimal 24
Presentase (%) 95,83
Keterangan :
1. Kurang ( 60 - 69%)
2. Cukup ( 70% – 79%)
3. Baik (80% - 89%)
4. Baik sekali (90% - 99%)
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persiapan tiap kelompok dalam
diskusi sudah sangat baik. Siswa sudah mengalami proses perbaikan yang cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
signifikan. Setiap kelompok berani memberikan saran dan pertanyaan serta
memperhatiakan kelompok lain yang sedang menjawab pertanyaan.
d). Hasil Observasi Performance Guru Siklus II
Observasi terhadap performance guru hasilnya dituliskan pada lembar
observasi. Skor tiap aspek pada pertemuan ke-1 dan ke-3 dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.11. Aspek Dalam Performance Guru Setiap Pertemuan Pada Siklus II
No. Simpulan Observasi Hasil pengamatan
1 2 3
1. Guru telah membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran.
BS BS BS
2. Guru telah menciptakan situasi dan kondisi yang
menyenangkan pada saat pembelajaran.
BS BS BS
3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
berkaitan dengan pemahaman konsep yang
diterangkan.
BS BS BS
4. Guru memberikan latihan soal relevan dengan
materi yang disajikan.
B B BS
5. Guru memberikan pujian bagi siswa yang dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan.
BS BS BS
6. Guru memberi penghargaan kepada kelompok
yang paling solid dan prestasinya bagus.
BS BS BS
7. Guru menumbuhkan tanggungjawab kepada
siswa dalam belajar maupun penyelesaian tugas
kelompok.
BS BS BS
8. Guru memberikan penekanan pada hal-hal yang
penting selama pelajaran maupun pada akhir
pelajaran.
BS BS BS
9. Guru menyampaikan materi dengan jelas. BS BS BS
10. Guru memberikan bimbingan belajar yang
minimal tetapi dapat menumbuhkan proses
belajar siswa lebih terarah.
BS BS BS
11. Guru menumbuhkan semangat kerjasama siswa
dalam belajar.
BS BS BS
Dari data di atas dapat dilihat bahwa kemampuan performance guru
sudah sangat bagus, dari siklus I kesiklus II mengalami peningkatan yang sangat
pesat. Hal tersebut ditunjukkan dari semua indikator yang mengalami
peningkatan. Guru membimbing jalannya kegiatan pembelajaran materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
pertemuan ke- 4 dan ke- 6 dengan baik. Guru mengawali kegiatan pembelajaran
dengan menyampaikan salam, berdoa dan mengabsen siswa. Selama kegiatan
pembelajaran guru sebagai fasilitator, tetap memantau kegiatan pembelajaran
selama dikelas dan mengarahkan siswa berpartisipasi dalam pembelajaran. Guru
memberikan semangat kepada siswa, membangkitkan rasa percaya diri kepada
siswa bahwa setiap siswa mampu mengeluarkan pendapat dalam diskusi, guru
memberikan arahan bahwa setiap siswa mempunyai kemampuan sehingga siswa
harus bekerja sama dalam kelompok.
4). Analisa dan Refleksi
Observasi menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran siklus II
mengalami peningkatan yang baik. Guru dan peneliti sudah mengerti dan
memahami kekurangan pada pelaksanaan siklus I dan mempunyai solusinya yaitu
pada materi selanjutnya, siswa melaksanakan investigasi materi dengan lebih
lengkap dan jelas. Hasil analisa pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament ) dapat dilihat dari:
1). Hasil Tes Kognitif Siswa
Tes kognitif diberikan kepada siswa untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman siswa tentang materi menerapkan jenis pondasi yang tepat untuk
bangunan sesuai dengan jenis tanahnya yang disampaikan oleh guru. Pada siklus
II diberikan soal tes sebanyak 15 soal berupa soal esai. Hasil evaluasi kognitif
siklus II mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tes kognitif siklus II
diberikan tes dengan jumlah 15 soal esai dengan ketuntasan klasikal 93,75% dan
berarti terdapat 2 siswa dari 32 siswa yang belum mencapai batas ketuntasan
minimal yaitu 80. Sedangakan rerata kompetensi kognitif mata pelajaran PDKB
mengalami peningkatan dari tes kemampuan awal, siklus I dan siklus II yaitu dari
73,06 kemudian 76,09 menjadi 79,15
Ketuntasan hasil belajar kognitif siklus II seperti terlampir pada
Lampiran 7, dapat digambarkan pada diagram berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Gambar 4.8. Diagram Persentase Nilai Koknitif Siswa Pada Siklus II SMK N 2
Surakarta.
2). Hasil Observasi Afektif Siswa
Hasil observasi afektif siswa pada siklus II, Kepercayaan diri siswa untuk
mengemukakan pendapat cukup bagus. Ada beberapa siswa yang menganggap
dirinya tidak mampu mengerjakan soal seperti teman-temanya yang lain, merasa
rendah diri sehingga siswa hanya pasif mendengarkan tanpa ada keinginan untuk
bertanya atau berkomentar. Namun hal ini dapat diatasi oleh guru dengan
memberikan motivasi dan semangat serta membagi rata perhatiannya ke seluruh
siswa. Setiap anggota kelompok diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan soal
yang harus didiskusikan masing-masing kelompok. Pada hasil observasi afektif
mengalami peningkatan yang cukup besar dari siklus I ke siklus II.
Persentase nilai setiap aspek pada hasil observasi afektif siklus II, dapat
dilihat pada diagram berikut ini:
Tuntas
93.75%
Tidak Tuntas
6.25%
Diagram Nilai Kognitif Siswa Siklus II
(Ketuntasan Belajar Siswa)
Tuntas
Tidak Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Gambar 4.9. Diagram Persentase Setiap Aspek Afektif Siswa Siklus II
3). Hasil Observasi Psikomotorik Siswa
Hasil observasi Psikomotorik siswa pada siklus II mengalami
peningkatan yang signifikan. Dari hasil kemampuan awal sampai dengan siklus II
yaitu 58,3% kemampuan awal, 83,3% siklus I, dan 95,83% siklus II.
Persentase setiap aspek pada observasi psikomotorik siswa siklus II,
dapat dilihat pada Diagram berikut ini:
Gambar 4.10. Diagram Persentase Skor Setiap Aspek Psikomotorik Siswa Siklus
II.
60
85
95
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Pre
sen
tase
Nil
ai
Afe
kti
f S
isw
a
(%)
Diagram Hasil Afektif Siswa pada Siklus II
presentase
58.3
83.3
95.83
0
20
40
60
80
100
120
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Pre
sen
tase
Nil
ai
Psi
kom
oto
rik
Sis
wa (
%)
Diagram Hasil Psikomotorik Siswa pada Siklus II
presentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Setelah dilakukan observasi pada kemampuan awal, siklus I, dan siklus II,
keaktifan siswa semakin meningkat dibandingkan pada kemampuan awal, dan
siklus I. Performance guru pun mengalami peningkatan.
5). Refleksi
Hasil keseluruhan pencapaian belajar siswa dengan menerapkan metode
TGT (Teams Games Tournament ) sudah suefektif. Tampak dari sikap siswa
dengan penilaian afektif, penilaian Psikomotorik dan hasil tes kognitif siswa.
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi setelah
tindakan, dilakukan tes kognitif yang menunjukkan hasil capaian ketuntasan
sebesar 93,75% dan ini berarti telah mencapai target minimal 80%. Berdasarkan
evaluasi dan analisa diketahui bahwa besarnya persentase proses belajar afektif
siswa dari hasil observasi sebesar 95%, yang berarti berhasil melampaui target
80%. Hasil observasi proses belajar Psikomotorik siswa menunjukkan persentase
sebesar 95,83%. Ini menunjukkan bahwa proses belajar Psikomotorik siswa telah
berhasil melampaui target yang diinginkan yaitu 80%. Hasil observasi
performance guru pada pertemuan ke- 4 dan ke- 6 ini menunjukan persentase
sebesar 98,4 % ini berarti berhasil melampaui target 80% dan menunjukkan
adanya peningkatan pada siklus I. Proses pembelajaran secara keseluruhan terlihat
telah mencapai target minimal yang ditentukan, sehingga tidak perlu dilakukan
pada siklus selanjutnya.
Untuk selanjutnya adalah upaya untuk meningkatkan proses belajar siswa
baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB) setelah dilakukannya
penelitian ini, agar proses belajar mengajar dapat lebih baik lagi.
E. Pembahasan Antar Siklus
Penerapan pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament )
merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui peran serta
dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT
adalah sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa saat pelajaran mengalami peningkatan seiring dengan
pergantian siklus, dibandingkan sebelum diterapkan pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Keaktifan siswa dapat
dilihat dari hasil belajar ranah afektif, psikomotorik dan performance guru.
a. Hasil belajar ranah afektif, dari observasi pada pra siklus
Presentasenya sebesar 60%, pasca siklus I sebesar 85%, dan pasca
siklus II sebesar 95%.
b. Hasil belajar ranah psikomotorik, dari observasi pra siklus
Presentasenya sebesar 58,3%, pasca siklus I sebesar 83,3%, dan pasca
siklus II sebesar 95,83%.
c. Hasil observasi performance guru, pra siklus sebesar 86,4%, siklus I
sebesar 90,9%, dan siklus II sebesar 98,4%.
Serta disajikan dalam data antar siklus berikut ini:
a) Hasil Observasi Afektif Siswa
Data hasil observasi afektif untuk setiap indikator pada pra siklus,
siklus I, siklus II dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.12. Nilai Kompetensi Afektif Siswa
Hasil observasi menunjukkan perubahan yaitu mengalami kenaikan
persentase setiap indikator ranah afektif siswa pada kondisi awal, siklus I dan
siklus II. Persentase hasil observasi afektif pada kondisi awal sebesar 60%, pada
No. Uraian Pencapaian Hasil Kemampuan
awal Siklus I Siklus II
1 Jumlah skor 24 34 38
2 Skor maksimal 40 40 40
3 Presentase 60% 85% 95%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
siklus I meningkat menjadi 85% dan pada siklus II menjadi 95%. Diperlukan
waktu dan proses agar seluruh siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
khususnya pada saat diskusi dan games.
Data hasil observasi afektif siswa dapat divisualisasikan pada diagram berikut ini:
Gambar 4.11. Diagram Persentase Tiap Aspek Pada Afektif Siswa Setiap Siklus
b) Hasil Observasi Psikomotorik Siswa
Data hasil observasi proses belajar psikomotorik siswa setiap indikator
untuk kondisi awal, siklus I dan siklus II, dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.13. Persentase Setiap Aspek Pada Observasi Psikomotorik Siswa.
Hasil observasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan psikomotorik
siswa pada tiap siklus. Hal ini berarti psikomotorik siswa pada saat proses belajar
mengajar baik saat diskusi dan presentasi mengalami perubahan yang cukup baik
pada tiap aspek. Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
60
85
95
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
kondisi awal Siklus I Siklus II
Pre
sen
tase
Nil
ai
Afe
kti
f S
isw
a
(%)
Capaian Jenis Siklus
Diagram Capaian Persentase Belajar Afektif
kondisi awal
Siklus I
Siklus II
No. Uraian Pencapaian Hasil Kemampuan
Awal Siklus I Siklus II
1 Jumlah skor 14 20 23
2 Skor maksimal 24 24 24
3 Presentase 58,3% 83,3% 95,83%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Data persentase tiap aspek pada observasi psikomotorik siswa dapat
divisualisasikan pada diagram berikut ini:
Gambar 4.12. Diagram Persentase Tiap Aspek Pada Psikomotorik Siswa Setiap
Siklus.
c) Hasil Observasi Performance Guru
Data persentase capaian untuk setiap indikator dapat diperoleh dari
hasil observasi performance guru untuk setiap siklus, dapat ditunjukkan pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.14. Persentase Capaian Setiap Indikator Performance Guru
Persentase hasil observasi Performance guru setiap indikator kemampuan
awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Diagram berikut ini:
58.3
83.3
95.83
0
20
40
60
80
100
120
kondisi awal Siklus I Siklus II
Pre
sen
tase
Nil
ai
Psi
ko
mo
tori
k
Sis
wa
(%
)
Capaian Jenis Siklus
Diagram Capaian Persentase Belajar Psikomotorik
kondisi awal
Siklus I
Siklus II
No. Uraian Pencapaian Hasil Kemampuan
awal Siklus I Siklus II
1 Jumlah skor 114 120 130
2 Skor maksimal 132 132 132
3 Presentase 86,4% 90,9% 98,4%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Gambar 4.13. Diagram Persentase Skor Setiap Aspek Performance Siswa Pra
Siklus, Siklus I, dan Siklus II.
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa performance guru semakin terlihat
meningkat seiring dengan pergantian siklus.
2. Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament) prestasi belajar siswa kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta
pada mata pelajaran PDKB menjadi lebih baik dibandingkan pada kondisi
awal, siklus I dan siklus II. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil
belajar ranah kognitif, afektif, psikomotorik.
a. Hasil belajar ranah kognitif, ketuntasan belajar siswa pada kondisi
awal sebesar 37,5%, pasca siklus I sebesar 78,12%, dan pasca siklus II
sebesar 93,57%.
b. Hasil belajar ranah afektif, dari observasi pada pra siklus
Presentasenya sebesar 60%, pasca siklus I sebesar 85%, dan pasca
siklus II sebesar 95%.
c. Hasil belajar ranah psikomotorik, dari observasi pra siklus
Presentasenya sebesar 58,3%, pasca siklus I sebesar 83,3%, dan pasca
siklus II sebesar 95,83%.
Serta disajikan dalam data antar siklus berikut ini:
86.4
90.9
98.4
80
82
84
86
88
90
92
94
96
98
100
kondisi awal Siklus I Siklus II
Pre
sen
tase
Nil
ai
Pre
sen
tase
Ket
un
tasa
n P
erfo
rma
nce
Gu
ru
(%)
Capaian Jenis Siklus
Diagram Capaian Presentase Ketuntasan Pesformance
Guru
kondisi awal
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
a) Hasil Tes Kognitif Siswa
Pemahaman siswa terhadap materi Menerapkan Jenis pondasi yang tepat
untuk bangunan sesuai dengan jenis tanahnya dapat diketahui dari hasil tes
kognitif, pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.15. Nilai Kompetensi Kognitif Siswa (Capaian Ketuntasan)
Berdasarkan pada tabel, terlihat capaian ketuntasan belajar siswa
semakin mengalami peningkatan. Pada kondisi awal, capaian ketuntasan sebesar
37,5% sebanyak 20 siswa belum mencapai batas tuntas minimal, selanjutnya
setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament menunjukkan peningkatan pada siklus I sebesar 40,62% yaitu
menjadi 78,12%, yaitu sebanyak 7 siswa belum mencapai batas tuntas minimal.
Hal ini berarti proses pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari semakin
baik. Begitu pula pada siklus II terjadi kenaikan persentase dibandingkan siklus I
yaitu menjadi 93,57%, yaitu 2 siswa belum mencapai batas tuntas minimal.
Hasil capaian ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif siswa dapat
divisualisasikan dalam diagram sebagai berikut :
No. Uraian Pencapaian Hasil Kemampuan
awal Siklus I Siklus II
1 Tuntas 37,5% 78,12% 93,57%
2 Tidak Tuntas 62,5 % 21,8% 6,25%
3 Rerata kompetensi kognitif 73,02 76,09 79,15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Gambar 4.14. Diagram Batang Capaian Ketuntasan Proses Belajar Kognitif Siswa
setiap Siklus
b) Hasil Observasi Afektif Siswa
Data hasil observasi afektif untuk setiap indikator pada pra siklus,
siklus I, siklus II dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.16. Nilai Kompetensi Afektif Siswa
Hasil observasi menunjukkan perubahan yaitu mengalami kenaikan
persentase setiap indikator ranah afektif siswa pada kondisi awal, siklus I dan
siklus II. Persentase hasil observasi afektif pada kondisi awal sebesar 60%, pada
siklus I meningkat menjadi 85% dan pada siklus II menjadi 95%. Diperlukan
waktu dan proses agar seluruh siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
khususnya pada saat diskusi dan games.
37.5
66.67
93.57
62.5
21.8
6.25
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
kondisi awal Siklus I Siklus II
Pre
sen
tase
Nil
ai
Ko
gn
itif
Sis
wa
(%)
Capaian Jenis Siklus
Diagram Capaian Ketuntasan Proses Belajar Kognitif
Tuntas
Tidak Tuntas
rerata kompetensi
No. Uraian Pencapaian Hasil Kemampuan
awal Siklus I Siklus II
1 Jumlah skor 24 34 38
2 Skor maksimal 40 40 40
3 Presentase 60% 85% 95%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Data hasil observasi afektif siswa dapat divisualisasikan pada diagram berikut ini:
Gambar 4.15. Diagram Persentase Tiap Aspek Pada Afektif Siswa Setiap Siklus
c) Hasil Observasi Psikomotorik Siswa
Data hasil observasi proses belajar psikomotorik siswa setiap indikator
untuk kondisi awal, siklus I dan siklus II, dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.17. Persentase Setiap Aspek Pada Observasi Psikomotorik Siswa.
Hasil observasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan psikomotorik
siswa pada tiap siklus. Hal ini berarti psikomotorik siswa pada saat proses belajar
mengajar baik saat diskusi dan presentasi mengalami perubahan yang cukup baik
pada tiap aspek. Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
60
85
95
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
kondisi awal Siklus I Siklus II
Pre
sen
tase
Nil
ai
Afe
kti
f S
isw
a
(%)
Capaian Jenis Siklus
Diagram Capaian Persentase Belajar Afektif
kondisi awal
Siklus I
Siklus II
No. Uraian Pencapaian Hasil Kemampuan
Awal Siklus I Siklus II
1 Jumlah skor 14 20 23
2 Skor maksimal 24 24 24
3 Presentase 58,3% 83,3% 95,83%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Data persentase tiap aspek pada observasi psikomotorik siswa dapat
divisualisasikan pada diagram berikut ini:
Gambar 4.16. Diagram Persentase Tiap Aspek Pada Psikomotorik Siswa Setiap
Siklus.
58.3
83.3
95.83
0
20
40
60
80
100
120
kondisi awal Siklus I Siklus II
Pre
sen
tase
Nil
ai
Psi
ko
mo
tori
k
Sis
wa
(%
)
Capaian Jenis Siklus
Diagram Capaian Persentase Belajar Psikomotorik
kondisi awal
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) pada mata
pelajaran PDKB dengan kompetensi dasar Menerapkan Jenis pondasi yang tepat
untuk bangunan sesuai dengan jenis tanahnya dapat meningkatkan Prestasi belajar
siswa kelas X Teknik Konstruksi Bangunan (TKB) SMK Negeri 2 Surakarta,
dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar siswa pada setiap
aspek dari kondisi awal, siklus I, siklus II dan peningkatan performance guru
semakin terlihat meningkat seiring dengan pergantian siklus, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa saat pelajaran mengalami peningkatan seiring dengan
pergantian siklus, dibandingkan sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Teams Games Tournament).
2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta
Tahun Ajaran 2009 – 2010 pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi
Bangunan (PDKB).
B. Saran
1. Guru
a. Diharapkan kepada guru SMK Negeri 2 Surakartan untuk tetap menerapkan
dan mengembangkan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)
minimal sesuai dengan rencana tindakan yang telah dipaperkan dalam
penelitian ini.
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
b. Diharapkan kepada guru PDKB lainnya untuk menerapkan dan
mengembangkan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)
dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa.
c. Agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil dengan baik, maka seorang guru
hendaknya selalu aktif dalam melibatkan siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
d. Seorang guru hendaknya terampil dan dapat menguasai berbagai model
pembelajaran agar siswa tidak bosan dan lebih mudah memahami materi
pelajaran.
e. Hendaknya guru selalu memotivasi siswa agar membaca dulu di rumah
tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya, supaya dalam
pembelajaran siswa memiliki gambaran materi yang akan dibahas berikutnya.
2. Siswa
a. Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau
pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.
b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya kedalam kehidupan sehari-
hari.
c. Siswa hendaknya memberi respon yang baik terhadap guru dalam penerapan
model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) sehingga prestasi
belajar PDKB dapat meningkat.
3. Peneliti
a. Diharapkan kepada peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut mengenai
implementasi model pembelajaran ini dengan tempat dan subjek yang
berbeda.
b. Hendaknya penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian
selanjutnya dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkapkan dan
dikembangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. 2004. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT.Gramedia Widia Sarana Indonesia
Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan ajaran. Jakarta: asdi mahasatya.
Anni, Catharina Tri, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UPT UNNES
Press.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi.
Surakarta: UNS Press.
Ikha Rosita Sari. 2008. Penggunaan metode pembelajaran team games
tournament yang dilengkapi dengan kompedium al qur’an untuk
meningkatkan motivasi berprestasi dan prestasi belajar pada materi
pokok ikatan kimia siswa kelas X semester ganjil SMA Islam I
Surakarta tahun pelajaran 2007/2008. Surakarta : FKIP.UNS.
Istiqomah. 2006. Pembelajaran Metode Kooperatif TGT (Team Games
Tounament).
Kasbolah, K. 2001. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Surabaya: UMM Press.
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Moh. Uzer Usman. 2006. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Poerwodarminto. 1992. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning Theory Research and Practice Second
Edition. Boston: Allyn and Bacon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Supriyono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi
Paikem.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suradji. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UPT Penerbitan dan
Percetakan (UNS Press).
Sutopo, H.B.Uno. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Suarjana. 2000. Pembelajaran Metode Kooperatif TGT (Team Games Tounament)
Sardiman A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta : Rajawali
Press.
Soemanto, Wasty. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
W.S. Winkel. 2010. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Cipta.
http://pagead2.googlesyndication.com/2009/November/30/model pembelajaran
kooperatif metode TGT/ di download pada tgl 3 September 2010 Pukul 11:12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
LAMPIRAN 1
SATUAN ACARA PEMELAJARAN
SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Bidang keahlian : Teknik Bangunan Durasi Pemelajaran : jam @ 45 menit
Program Keahlian : TKB, TKK dan TGB Tahun Diklat : 2009/2010
Kode Mt diklat Kompt
Mata Diklat/ kompt
Januari Februari Maret April Mei Juni
3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Mendiskripkan bagian-
bagian bangunan
gedung
Menjelaskan pekerjaan
Bangunan bata
Menjelaskan dasar-
dasar plambin
Menentukan jenis
pondasi yang paling
tepat untuk bangunan sesuai dengan jenisnya
Mendiskripsikan
keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 )
Melaksanakan prosedur K3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
SATUAN ACARA PEMELAJARAN
SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Bidang keahlian : Teknik Bangunan Durasi Pemelajaran : jam @ 45 menit
Program Keahlian : TKB, TKK dan TGB Tahun Diklat : 2009/2010
Kode
Mt
diklat
Kompt
Mata Diklat/
kompt
Januari Februari Maret April Mei Juni
3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Mendiskrips
ikan bahan
bangunan
Kayu
Mendiskrips
ikan bahan
bangunan
Bangunan
dan beton
Mendiskrips
ikan bahan
bangunan
baja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
LAMPIRAN 2
SILABUS
MATA PELAJARAN
ILMU BANGUNAN GEDUNG
PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN
KELAS X
SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Guru Mata Diklat : Hanang Yulianto Nugroho,SPd
NIP : 19800725 200902 1 006
DEPATERMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDRAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2009/2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 2 SURAKARTA
MATA DIKLAT : PDKB
KELAS / SEMESTER : X / 1 DAN 2
STANDAR KOMPETENSI : MENGIDENTIFIKASI ILMU BANGUNAN GEDUNG
KODE KOMPETENSI : OO4
ALOKASI WAKTU : 120 X 45 MENIT
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
TM PS PI
1. Memahami
bagian bagian
bangunan
gedung
Bagian-bagian
bangunan gedung telah
dimengerti / dipahami
dengan baik
Pengaertian dasar
bangunan
Fungsi pokok
pembuatan
bangunan
Bagian-bagian dari
konstruksi
bangunan gedung
Macam-macam
tanah sesuai dengan
pekerjaan pondasi
Memahami
pengertian dasar
bangunan
Memahami fungsi
pokok pembuatan
bangunan
Memahami bagian-
bagian dari
konstruksi
bangunan gedung
Memahami macam-
macam tanah sesuai
dengan pekerjaan
pondasi.
Memahami
pengertian dasar
bangunan
Tes tertulis
Observasi
Pembuatan
Laporan
6 12 Buku Ilmu
Bangunan
Gedung
Kunjungan
Industri
yang
relevan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
TM PS PI
Memahami fungsi
pokok pembuatan
bangunan
Memahami bagian-
bagian dari
konstruksi
bangunan gedung
Memahami macam-
macam tanah sesuai
dengan pekerjaan
pondasi.
Mengidentifikasi
bagian-bagian
bangunan.
2. Menerapkan
Jenis pondasi
yang tepat
untuk
bangunan
sesuai dengan
jenis tanahnya
Pemasangan papan
bangunan telah
dimengerti dengan
baik
Macam dan jenis
pondasi, penggunaan
pondasi serta
ketentuan umum
ukuran pondasi
dipahami
Ukuran penampang
pondasi ditentukan
berdasarkan
Cara pemasangan
patok
peilhoogte(patok
duga)
Pengertian dan
fungsi dari papan
bangunan
Syarat
pemasangan dan
persiapan
pelaksanaan
pembuatan papan
bangunan
Memahami cara
pemasangan patok
peilhoogte(patok
duga)
Memahami
pengertian dan
fungsi dari papan
bangunan
Memahami
syaratpemasangan
dan persiapan
pelaksanaan
pembuatan papan
Tes tertulis
Observasi
6 12 Modul ilmu
bangunan
gedung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
TM PS PI
persyaratan teknis Macam-macam
dan jenis pondasi
Penggunaan
pondasi dan
ketentuan umum
ukuran pondasi
bangunan
Memahami macam-
macam dan jenis
pondasi
Memahami
pengertian
penggunaan
pondasi dan
ketentuan umum
ukuran pondasi
Memilih jenis
pondasi yang tepat
untuk bangunan
sesuai dengan jenis
tanahnya
Menentukan
ukuranpenampang
pondasi
berdasarkan
persyaratan teknis.
3. Memahami
macam
Pekerjaan
Bangunan
bata dan
menerapkan
sesuai dengan
kebutuhan
Pengetahuan bata
telah dimengerti
dengan baik
Konstruksi dinding
Bangunan bata telah
dimengerti dengan
baik
Konstruksi lengkung
Pengenalan
tentang Bangunan
bata.
Perhitungan
jumlah Bangunan
bata untuk tiap m3
pasangan
Bangunan bata.
Memahami macam-
macam ukuran
Bangunan bata
menurut NI.
Memahami cara
menghitung jumlah
Bangunan bata tiap
m3 pasagan
Tes tertulis
Observasi
6 15
Buku Ilmu
Bangunan
Gedung
Buku Kerja
Bangunan
dan Beton
Modul ilmu
bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
TM PS PI
dalam
mendirikan
bangunan
telah dimengerti
dengan baik
Konstruksi
pertebalan dinding
telah dimengerti
dengan baik
Pengetahuan
bahan dan
campuran
pasangan
Bangunan bata
Macam-macam
ikatan Bangunan
bata untuk
dinding.
Macam-macam
konstruksi
lengkung
pasangan
Bangunan bata.
Pertebalan
dinding Bangunan
bata.
Bangunan bata.
Memahami bahan
dan campuran
pasangan Bangunan
bata.
Memahami macam-
macam ikatan
dinding Bangunan
bata dan syaratnya.
Memahami lapisan
dalam ikatan
Bangunan bata baik
untuk dinding
maupun pertebalan.
Memahami macam-
macam konstruksi
lengkung dan
syaratnya.
Memahami macam-
macam konstruksi
pertebalan dinding.
Memahami
penempatan
pertebalan dinding.
gedung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
TM PS PI
Mengidentifikasi
dan menentukan
penggunaan
pasangan Bangunan
bata sesuai dengan
kebutuhan dalam
mendirikan bngnan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
TM PS PI
4. Memahami
dan
menerapkan macam-macam
sambungan
kayu.
Pengetahuan sambungan
kayu memanjang, melebar,
pada sudut-sudut pertemuan dimengerti dengan baik.
Sifat-sifat kayu
Sambungan kayu
memanjang Sambungan kayu
melebar
Sambungan kayu pada sudut-sudut pertemuan
Memahami sifat-sifat
kayu.
Memahami sambungan kayu memanjang
meliputi :
- Macam-macam sambungan kayu
memanjang.
- Persyaratan dan
penggunaannya
Memahami sambungan kayu melebar meliputi :
- Macam-macam sambungan kayu
melebar.
- Persyaratan dan penggunaannya.
Memahami sambungan
kayu pada sudut-sudut pertemuan meliputi :
- Macam-macam sambungan kayu pada
sudut pertemuan.
- Persyaratan dan penggunaannya
Mengidentifikasi dan menentukan sambungan
kayu sesuai dengan
kebutuhan dalam
mendirikan bangunan
Tes tertulis
Observasi
6 12 Buku Ilmu
Bangunan
Gedung Buku Ilmu
Bahan
Bangunan. Modul
sambungan
kayu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
TM PS PI
5. Memahami
dan
menerapkan
penggunaan
macam-
macam
konstruksi
pintu dan
jendela dari
kayu dalam
suatu
bangunan.
Pengetahuan konstruksi
pintu, jendela, dan
detail konstruksinya
dimengerti dengan
baik.
Konstruksi pintu
dan jendela
Perencanaan pintu
dan jendela
Memahami konstruksi
pintu dan jendela
meliputi :
- Macam-macam
konstruksi pintu dan
jendela menurut
fungsi, penempatan,
serta kegunaannya
- Konstruksi kusen
pintu dan jendela
menurut kebutuhan
dan keindahan.
- Konstruksi daun
pintu dan jendela
menurut kebutuhan
dan keindahan
- Hubungan konstruksi
pintu dan jendela
dengan pasangan
dinding bata, beton
maupun kayu.
Memahami
perencanaan pintu dan
jendela meliputi :
- Persyaratan luas
pintu dan jendela
dalam bangunan.
- Desain pintu dan
jendela menurut
perkembangan
teknologi dilapangan
Mengidentifikasi dan
menentukan
penggunaan
Tes tertulis
Observasi
6 12 Buku Ilmu
Bangunan
Gedung
Buku Ilmu
Bahan
Bangunan.
Modul
sambungan
kayu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
TM PS PI
6. Menganalisa
konstruksi
dan
menentukan
bentuk atap
sesuai
dengan
bentuk denah
bangunan.
7. Menjelaskan
dasar-dasar
plambing.
Konstruksi dan
penentuan bentuk atap
telah dimengerti
dengan baik
Pengertian dasar
plumbing dapat
dimengerti dengan baik
Pengertian jaringan
pipa air bersih dan pipa
Luang dimengerti
dengan baik
Konstruksi atap :
- Macam-macam
bentuk atap
- Jenis-jenis kuda-
kuda dan
ketentuannya
- Konstruksi
rangka atap.
Pengertian
pekerjaan
plumbing dan
ruang
lingkupnya
Macam-macam
jaringan pipa air
bersih
Macam-macam
material pipa
dan alat
sambung
Memahami tentang
:
- Bahan penutup
atap
- Macam-macam
bentuk atap.
- Jenis-jenis kuda-
kuda dan
ketentuannya.
- Konstruksi rangka
atap.
Mengidentifikasi
dan menentukan
bentuk atap, jenis
kuda-kuda, dan
konstruksi rangka
atap sesuai bentuk
denah bangunan
Pembukaan
pembelajaran
Ceramah materi
tentang ruang lingkup
pekerjaan plumbing
Materi jaringan pipa
air bersih dan air
buang di bangunan
Dialog dan penugasan
Evaluasi tes tertulis
penutupan
Tes tertulis
Observasi
Tes tertulis
Observasi
6
15 Buku Ilmu
Bangunan
Gedung
Model Kuda
kuda
Modul
sambungan
kuda kuda
Buku Ilmu
Bangunan
Gedung
Modul
plumbing
Modul Tata
Lingkungan
Petunjuk
praktek
bangunan
gedung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Keterangan:
TM : Tatapmuka
PS : Praktik di Sekolah (2 jam praktIk di sekolah setara dengan 1 jam tatap muka)
PI : Praktek di Industri (4 jam praktIk di Du/Di setara dengan 1 jam tatap muka)
Surakarta, …. September 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
LAMPIRAN 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
PRA SIKLUS
Mata Pelajaran : Praktek Dasar Konstruksi Bangunan
Kelas / Semester : X / 2 (Dua)
Pertemuan Ke- : 6
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung
Kompetensi Dasar : Menerapkan Jenis pondasi yang tepat untuk bangunan
sesuai dengan jenis tanahnya
A. INDIKATOR
1. Macam dan jenis pondasi, penggunaan pondasi serta ketentuan umum
ukuran pondasi dipahami
2. Ukuran penampang pondasi ditentukan berdasarkan persyaratan teknis
B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat Memahami pengertian dan fungsi dari papan bangunan
2. Siswa dapat Memahami macam-macam dan jenis pondasi
3. Siswa dapat Memahami pengertian penggunaan pondasi dan ketentuan
umum ukuran pondasi
4. Siswa dapat Memahami Penggunaan pondasi dan ketentuan umum ukuran
pondasi.
C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian dan fungsi dari papan bangunan
2. Syarat pemasangan dan persiapan pelaksanaan pembuatan papan
bangunan
3. Macam-macam dan jenis pondasi
4. Penggunaan pondasi dan ketentuan umum ukuran pondasi
D. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
4. Penugasan
E. SUMBER DAN BAHAN PEMBELAJARAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
- Buku paket
- Modul
- Video Pembelajaran
- Alat-alat praktek
F. Langkah – langkah Pembelajaran
Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1. Menyiapkan, berdoa, dan presensi siswa
2. Guru memotivasi siswa
20 menit
Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan
Pengertian dasar pondasi
Fungsi pondasi
Macam-macam dan jenis pondasi
Penentuan jenis pondasi yang tepat
2. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya jawab
3. Guru memberikan waktu untuk dialog
4. Guru memberikan evaluasi
220 menit
Kegiatan Akhir
1. Evaluasi
Soal :
1) Apakah definisi pondasi?
2) Sebutkan fungsi pondasi bagi bangunan?
3) Sebutkan macam dan jenis pondasi?
4) Bagaimana teknik pemasangan papan bouwplank?
2. Siswa disiapkan dan berdoa
30 menit
Surakarta, Januari 2010
Mengetahui,
WKS 1
Sigit Susilo, Spd, MT
NIP. 19610924 1985031 011
Guru Mata Pelajaran
Sudarsono, SPdT
NIP. 19790722 200902 1004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
LAMPIRAN 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Praktek Dasar Konstruksi Bangunan
Kelas / Semester : X / 2 (Dua)
Pertemuan Ke- : 6
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung
Kompetensi Dasar : Menerapkan Jenis pondasi yang tepat untuk bangunan
sesuai dengan jenis tanahnya
G. INDIKATOR
3. Macam dan jenis pondasi, penggunaan pondasi serta ketentuan umum
ukuran pondasi dipahami
4. Ukuran penampang pondasi ditentukan berdasarkan persyaratan teknis
H. TUJUAN PEMBELAJARAN 5. Siswa dapat Memahami pengertian dan fungsi dari papan bangunan
6. Siswa dapat Memahami macam-macam dan jenis pondasi
7. Siswa dapat Memahami pengertian penggunaan pondasi dan ketentuan
umum ukuran pondasi
8. Siswa dapat Memahami Penggunaan pondasi dan ketentuan umum ukuran
pondasi.
I. MATERI PEMBELAJARAN
5. Pengertian dan fungsi dari papan bangunan
6. Syarat pemasangan dan persiapan pelaksanaan pembuatan papan
bangunan
7. Macam-macam dan jenis pondasi
8. Penggunaan pondasi dan ketentuan umum ukuran pondasi
J. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Menggunakan metode TGT (Teams Games Tournament)
K. SUMBER DAN BAHAN PEMBELAJARAN
- Buku paket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
- Modul
- Video Pembelajaran
- Alat-alat praktek
L. KEGIATAN PEMBELAJARAN
- Menyimak
- Membuat kelompok
- Melaksanakan TGT (Teams Games Tournament)
- Berdiskusi
- Pemberian penghargaan
M. Langkah – langkah Pembelajaran
Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
3. Menyiapkan, berdoa, dan presensi siswa
4. Guru memotivasi siswa
20 menit
Kegiatan Inti
5. Guru menjelaskan
Pengertian dasar pondasi
Fungsi pondasi
Macam-macam dan jenis pondasi
Penentuan jenis pondasi yang tepat
6. Peserta didik memperhatikan untuk penguasaan pembelajaran.
7. Pendidik melaksanakan TGT (Teams Games Tournament) pada
percobaan dengan bertujuan agar peserta didik mengetahui proses
yang terjadi.
8. Peserta didik memperhatikan dengan seksama.
9. Pendidik mengkondisikan peserta didik supaya duduk berkelompok.
10. Peserta didik dibagi kedalam 4 kelompok (tiap kelompok terdiri dari
5 - 6 orang) dengan karakteristik yang heterogen dengan jumlah
peserta didik 32 siswa.
11. Peserta didik menyimak penjelasan pendidik tentang tugas yang
harus dilaksanakan dalam kelompoknya.
12. Pendidik memberi bahan yang disajikan kepada peserta didik dalam
bentuk teks dan anggota kelompok bertanggungjawab untuk
mempelajari tersebut.
13. Selanjutnya para peserta didik melaksanakan TGT (Teams Games
Tournament) secara bergilir dengan kelompok lainnya.
14. Pendidik mengawasi jalannya pembelajaran dengan menggunakan
metode TGT (Teams Games Tournament) dari seiap anggota
kelompok dengan diarahkan dan dibawah bimbingan.
15. Setelah peserta didik melaksanakan TGT (Teams Games
Tournament) secara bergilir dengan kelompok lainnya langkah
220 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
selanjutnya adalah melaksanakan diskusi kelompok.
16. Pembagian kelompok berdasarkan kehadiran. Masing-masing
kelompok terdiri dari 5 - 6 peserta didik.
17. Setiap kelompok melakukan diskusi dan merangkum hasil diskusi.
18. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya kepada
kelompok lain.
19. Pendidik mengarahkan jalannya diskusi dengan pengamatan setiap
kelompok dan proses pelaksanaan diskusi.
20. Pendidik memberi kesempatan siswa untuk bertanyajawab.
21. Pendidik memberikan waktu untuk dialog.
Kegiatan Akhir
1. Pendidik mengulas hasil diskusi dan memberikan arahan seandainya
ada masalah yang belum terpecahkan.
2. Pendidik melakukan test, refleksi, kesimpulan, klarifikasi dan tindak
lanjut.
3. Pendidik memberikan penilaian dan penghargaan setiap kelompok.
4. Pendidik memberikan penekanan untuk belajar dirumah dengan
sumber belajar apapun.
5. Peserta didik bersiap-siap untuk kegiatan praktik di lapangan.
Evaluasi
3. Mengerjakan Soal (terlampir)
4. Siswa disiapkan dan berdoa
30 menit
Surakarta, Januari 2010
Mengetahui,
WKS 1
Sigit Susilo, Spd, MT
NIP. 19610924 1985031 011
Guru Mata Pelajaran
Sudarsono, SPdT
NIP. 19790722 200902 1004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
LAMPIRAN 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Praktek Dasar Konstruksi Bangunan
Kelas / Semester : X / 2 (Dua)
Pertemuan Ke- : 6
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung
Kompetensi Dasar : Menerapkan Jenis pondasi yang tepat untuk bangunan
sesuai dengan jenis tanahnya
N. INDIKATOR
5. Macam dan jenis pondasi, penggunaan pondasi serta ketentuan umum
ukuran pondasi dipahami
6. Ukuran penampang pondasi ditentukan berdasarkan persyaratan teknis
O. TUJUAN PEMBELAJARAN 9. Siswa dapat Memahami pengertian dan fungsi dari papan bangunan
10. Siswa dapat Memahami macam-macam dan jenis pondasi
11. Siswa dapat Memahami pengertian penggunaan pondasi dan ketentuan
umum ukuran pondasi
12. Siswa dapat Memahami Penggunaan pondasi dan ketentuan umum ukuran
pondasi.
P. MATERI PEMBELAJARAN
9. Pengertian dan fungsi dari papan bangunan
10. Syarat pemasangan dan persiapan pelaksanaan pembuatan papan
bangunan
11. Macam-macam dan jenis pondasi
12. Penggunaan pondasi dan ketentuan umum ukuran pondasi
Q. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Menggunakan metode TGT (Teams Games Tournament)
R. SUMBER DAN BAHAN PEMBELAJARAN
- Buku paket
- Modul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
- Video Pembelajaran
- Alat-alat praktek
S. KEGIATAN PEMBELAJARAN
- Menyimak
- Membuat kelompok
- Melaksanakan TGT (Teams Games Tournament)
- Berdiskusi
- Pemberian penghargaan
T. Langkah – langkah Pembelajaran
Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
5. Menyiapkan, berdoa, dan presensi siswa
6. Guru memotivasi siswa
7. Pendidik mengulas materi sebelumnya
8. Pendidik memperkenalkan materi yang akan dibahas dan tujuan
yang akan dicapai dalam langkah – langkahnya hampir sama
dengan siklus I
20 menit
Kegiatan Inti
22. Guru menjelaskan
Pengertian dasar pondasi
Fungsi pondasi
Macam-macam dan jenis pondasi
Penentuan jenis pondasi yang tepat
23. Peserta didik memperhatikan untuk penguasaan pembelajaran.
24. Pendidik melaksanakan TGT (Teams Games Tournament) pada
percobaan dengan bertujuan agar peserta didik mengetahui proses
yang terjadi.
25. Peserta didik memperhatikan dengan seksama.
26. Pendidik mengkondisikan peserta didik supaya duduk
berkelompok.
27. Peserta didik dibagi kedalam 4 kelompok (tiap kelompok terdiri
dari 5 - 6 orang) dengan karakteristik yang heterogen dengan
jumlah peserta didik 32 siswa dengan formasi yang berbeda, yaitu
dari pengamatan di siklus I dimana antara peseta didik yang
cekatan dibagi rata dengan kelompok yang kurang cekatan dengan
bertujuan yaitu untuk memaksimalkan pembelajaran TGT (Teams
Games Tournament) serta diskusi nantinya.
28. Peserta didik menyimak penjelasan pendidik tentang tugas yang
harus dilaksanakan dalam kelompoknya.
29. Pendidik memberi bahan yang disajikan kepada peserta didik
dalam bentuk teks dan anggota kelompok bertanggungjawab untuk
mempelajari tersebut.
220 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
30. Selanjutnya para peserta didik melaksanakan TGT (Teams Games
Tournament) secara bergilir dengan kelompok lainnya.
31. Pendidik mengawasi jalannya pembelajaran dengan menggunakan
metode TGT (Teams Games Tournament) dari seiap anggota
kelompok dengan diarahkan dan dibawah bimbingan.
32. Setelah peserta didik melaksanakan TGT (Teams Games
Tournament) secara bergilir dengan kelompok lainnya langkah
selanjutnya adalah melaksanakan diskusi kelompok.
33. Pembagian kelompok berdasarkan kehadiran. Masing-masing
kelompok terdiri dari 5 - 6 peserta didik.
34. Setiap kelompok melakukan diskusi dan merangkum hasil diskusi.
35. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya
kepada kelompok lain.
36. Pendidik mengarahkan jalannya diskusi dengan pengamatan setiap
kelompok dan proses pelaksanaan diskusi.
37. Pendidik memberi kesempatan siswa untuk bertanyajawab.
38. Pendidik memberikan waktu untuk dialog.
Kegiatan Akhir
6. Pendidik mengulas hasil diskusi dan memberikan arahan
seandainya ada masalah yang belum terpecahkan.
7. Pendidik melakukan test, refleksi, kesimpulan, klarifikasi dan
tindak lanjut.
8. Pendidik memberikan penilaian dan penghargaan setiap kelompok.
9. Pendidik memberikan penekanan untuk belajar dirumah dengan
sumber belajar apapun.
10. Peserta didik bersiap-siap untuk kegiatan praktik di lapangan.
Evaluasi
5. Mengerjakan Soal (terlampir)
6. Siswa disiapkan dan berdoa
30 menit
Surakarta, Januari 2010
Mengetahui,
WKS 1
Sigit Susilo, Spd, MT
NIP. 19610924 1985031 011
Guru Mata Pelajaran
Sudarsono, SPdT
NIP. 19790722 200902 1004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
LAMPIRAN 6
DAFTAR NAMA KELAS PENELITIAN
SISWA X TKK SMK NEGERI 2 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2009/2010
Semeter 2 (dua) / Genap
NO. NIS NAMA
1 9.000.679 ADITYA KURNIAWAN
2 9.000.680 ADY SETIAWAN
3 9.000.681 ARDITIYA ROMANDHANI
4 9.000.682 ARIS MUNANDAR
5 9.000.683 BANDUNG INDRIYANTO
6 9.000.684 BAYU PUJI .R
7 9.000.685 BISMA SATRIA D
8 9.000.686 BRAM
9 9.000.687 CHAIRUL SULISTYO N
10 9.000.688 DENI SETIYAWAN
11 9.000.689 DIKEY DEWANTA
12 9.000.691 ERWIN DWI PRASETYO
13 9.000.692 FAISAL ABDUL
14 9.000.693 FAJAR SUGIANTO
15 9.000.694 GUNAWAN AGUNG M
16 9.000.695 HERY SULISTYANTO
17 9.000.696 M S IZZA HABIBI
18 9.000.697 MUHAB FAQIH ARIFIN
19 9.000.698 MUHAMMAD SEKTI WIDI
20 9.000.699 PANDEGA KUKUH P
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
21 9.000.701 PRASETYO ANGGRI W
22 9.000.702 RADITYA YUDA P
23 9.000.703 RAHMAT PRAKOSO W
24 9.000.704 RAMA PRIYA UTAMA
25 9.000.705 RANDA DUTA CAHYA
26 9.000.706 RENDRA YUDHA
27 9.000.707 RYAN SEPTIAN
28 9.000.708 SUDARSONO
29 9.000.709 SUTARMAN
30 9.000.711 TRIANGGA WISNU P
31 9.000.712 WACHID NUGROHO
32 9.000.713 YOGI DESYA S
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
LAMPIRAN 7
Daftar Nilai Ulangan Sebelum Tindakan
NO. Nis Nama Nilai Tuntas Tidak
Tuntas
1 9.000.679 ADITYA KURNIAWAN 70
2 9.000.680 ADY SETIAWAN 78
3 9.000.681 ARDITIYA ROMANDHANI 70
4 9.000.682 ARIS MUNANDAR 72
5 9.000.683 BANDUNG INDRIYANTO 73
6 9.000.684 BAYU PUJI .R 73
7 9.000.685 BISMA SATRIA D 73
8 9.000.686 BRAM 73
9 9.000.687 CHAIRUL SULISTYO N 70
10 9.000.688 DENI SETIYAWAN 72
11 9.000.689 DIKEY DEWANTA 70
12 9.000.691 ERWIN DWI PRASETYO 70
13 9.000.692 FAISAL ABDUL 72
14 9.000.693 FAJAR SUGIANTO 73
15 9.000.694 GUNAWAN AGUNG M 70
16 9.000.695 HERY SULISTYANTO 72
17 9.000.696 M S IZZA HABIBI 75
18 9.000.697 MUHAB FAQIH ARIFIN 78
19 9.000.698 MUHAMMAD SEKTI WIDI 75
20 9.000.699 PANDEGA KUKUH P 70
21 9.000.701 PRASETYO ANGGRI W 73
22 9.000.702 RADITYA YUDA P 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
23 9.000.703 RAHMAT PRAKOSO W 75
24 9.000.704 RAMA PRIYA UTAMA 77
25 9.000.705 RANDA DUTA CAHYA 75
26 9.000.706 RENDRA YUDHA 75
27 9.000.707 RYAN SEPTIAN 75
28 9.000.708 SUDARSONO 75
29 9.000.709 SUTARMAN 79
30 9.000.711 TRIANGGA WISNU P 70
31 9.000.712 WACHID NUGROHO 70
32 9.000.713 YOGI DESYA S 70
JUMLAH 2338
RATA-RATA 73,06
Persentase Kelulusan (%) 37,5
Penilaian :
1 : Kurang ( 60 - 69%)
2 : Cukup ( 70% – 79%)
3 : Baik (80% - 89%)
4 : Baik sekali (90% - 99%)
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 150600
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
LAMPIRAN 8
Nilai Tes Siklus I
NO Nama Siswa Pertemuan Siklus I
Nilai siklus I Tuntas Tidak
tuntas
1 ADITYA KURNIAWAN 75
2 ADY SETIAWAN 80
3 ARDITIYA ROMANDHANI 73
4 ARIS MUNANDAR 75
5 BANDUNG INDRIYANTO 74
6 BAYU PUJI .R 76
7 BISMA SATRIA D 74
8 BRAM 73
9 CHAIRUL SULISTYO N 75
10 DENI SETIYAWAN 78
11 DIKEY DEWANTA 80
12 ERWIN DWI PRASETYO 75
13 FAISAL ABDUL 74
14 FAJAR SUGIANTO 76
15 GUNAWAN AGUNG M 75
16 HERY SULISTYANTO 73
17 M S IZZA HABIBI 70
19 MUHAMMAD SEKTI WIDI 76
20 PANDEGA KUKUH P 76
21 PRASETYO ANGGRI W 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
22 RADITYA YUDA P 78
22 RADITYA YUDA P 78
23 RAHMAT PRAKOSO W 78
24 RAMA PRIYA UTAMA 80
25 RANDA DUTA CAHYA 75
26 RENDRA YUDHA 76
27 RYAN SEPTIAN 78
28 SUDARSONO 80
29 SUTARMAN 80
30 TRIANGGA WISNU P 75
31 WACHID NUGROHO 75
32 YOGI DESYA S 78
Jumlah 2435
Rata-rata 76,09
Persentase Kelulusan (%) 78,12
Penilaian :
1 : Kurang ( 60 - 69%)
2 : Cukup ( 70% – 79%)
3 : Baik (80% - 89%)
4 : Baik sekali (90% - 99%)
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
LAMPIRAN 9
Nilai Tes Siklus II
NO Nama Siswa Pertemuan Siklus II
Nilai siklus II Tuntas Tidak
tuntas
1 ADITYA KURNIAWAN 77
2 ADY SETIAWAN 79
3 ARDITIYA ROMANDHANI 72
4 ARIS MUNANDAR 78
5 BANDUNG INDRIYANTO 77
6 BAYU PUJI .R 75
7 BISMA SATRIA D 75
8 BRAM 77
9 CHAIRUL SULISTYO N 75
10 DENI SETIYAWAN 81
11 DIKEY DEWANTA 81
12 ERWIN DWI PRASETYO 81
13 FAISAL ABDUL 82
14 FAJAR SUGIANTO 78
15 GUNAWAN AGUNG M 78
16 HERY SULISTYANTO 80
17 M S IZZA HABIBI 79
18 MUHAB FAQIH ARIFIN 83
19 MUHAMMAD SEKTI WIDI 83
20 PANDEGA KUKUH P 81
21 PRASETYO ANGGRI W 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
22 RADITYA YUDA P 75
23 RAHMAT PRAKOSO W 81
24 RAMA PRIYA UTAMA 79
25 RANDA DUTA CAHYA 82
26 RENDRA YUDHA 84
27 RYAN SEPTIAN 76
28 SUDARSONO 82
29 SUTARMAN 78
30 TRIANGGA WISNU P 86
31 WACHID NUGROHO 83
32 YOGI DESYA S 72
Jumlah 2533
Rata-rata 79,15
Persentase Kelulusan (%) 93,75
Keterangan
1 : Kurang ( 60 - 69%)
2 : Cukup ( 70% – 79%)
3 : Baik (80% - 89%)
4 : Baik sekali (90% - 99%)
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
LAMPIRAN 10
Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Kemampuan Awal
No. Aspek Hasil pengamatan
1. Kehadiran siswa masuk kelas B
2. Keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran C
3. Menunjukan pemusatan perhatian pelajaran C
4. Menyatakan pendapat C
5. Mengajukan pertanyaan C
6. Selalu membawa buku catatan pelajaran B
7. Berinteraksi dengan guru C
8. Mengerjakan tugas tepat waktu C
9. Menghargai pendapat kelompok lain B
10. Kerjasama dalam kelompok B
Jumlah Skor 24
Skor Maksimal 40
Presentase (%) 60%
Keterangan
1 : Kurang ( 60 - 69%)
2 : Cukup ( 70% – 79%)
3 : Baik (80% - 89%)
4 : Baik sekali (90% - 99%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
LAMPIRAN 11
Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Peserta Didik pada siklus I
No. Aspek Hasil pengamatan
1. Kehadiran siswa masuk kelas BS
2. Keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran B
3. Menunjukan pemusatan perhatian pelajaran B
4. Menyatakan pendapat B
5. Mengajukan pertanyaan B
6. Selalu membawa buku catatan pelajaran BS
7. Berinteraksi dengan guru B
8. Mengerjakan tugas tepat waktu BS
9. Menghargai pendapat kelompok lain B
10. Kerjasama dalam kelompok BS
Jumlah Skor 34
Skor Maksimal 40
Presentase (%) 85%
Keterangan
1: Kurang ( 60 - 69%)
2: Cukup ( 70% – 79%)
3: Baik (80% - 89%)
4: Baik sekali (90% - 99%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
LAMPIRAN 12
Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Peserta Didik pada siklus II
No. Aspek Hasil pengamatan
1. Kehadiran siswa masuk kelas BS
2. Keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran BS
3. Menunjukan pemusatan perhatian pelajaran BS
4. Menyatakan pendapat B
5. Mengajukan pertanyaan B
6. Selalu membawa buku catatan pelajaran BS
7. Berinteraksi dengan guru BS
8. Mengerjakan tugas tepat waktu BS
9. Menghargai pendapat kelompok lain BS
10. Kerjasama dalam kelompok BS
Jumlah Skor 38
Skor Maksimal 40
Presentase (%) 95%
Keterangan
1: Kurang ( 60 - 69%)
2: Cukup ( 70% – 79%)
3: Baik (80% - 89%)
4: Baik sekali (90% - 99%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
LAMPIRAN 13
Lembar Observasi Hasil Belajar psikomotorik Siswa Pada Kemampuan
Awal
NO Aspek Yang Diamati Keterangan
1 2 3 4
1 Kedisiplinan siswa V
2 Kesiapan siswa menerima pelajaran V
3 Kedisiplinan siswa menyiapkan alat-alat pelajaran V
4 Kesiapan siswa mengikuti tournament V
5 Persepsi siswa V
6 Siswa dalam kelompok bertanggungjawab terhadap
tugas yang diberikan
V
Jumlah skor 14
Skor maksimal 24
Presentase (%) 58,3
Keterangan :
1 : Kurang ( 60 - 69%)
2 : Cukup ( 70% – 79%)
3 : Baik (80% - 89%)
4 : Baik sekali (90% - 99%)
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506006
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
LAMPIRAN 14
Lembar Observasi Hasil Belajar psikomotorik Siswa Pada siklus I
NO Aspek Yang Diamati Keterangan
1 2 3 4
1 Kedisiplinan siswa V
2 Kesiapan siswa menerima pelajaran V
3 Kedisiplinan siswa menyiapkan alat-alat pelajaran V
4 Kesiapan siswa mengikuti tournament V
5 Persepsi siswa V
6 Siswa dalam kelompok bertanggungjawab terhadap
tugas yang diberikan
V
Jumlah skor 20
Skor maksimal 24
Presentase (%) 83,3
Keterangan :
1 : Kurang ( 60 - 69%)
2 : Cukup ( 70% – 79%)
3 : Baik (80% - 89%)
4 : Baik sekali (90% - 99%)
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
LAMPIRAN 15
Lembar Observasi Hasil Belajar psikomotorik Peserta Didik pada siklus II
NO Aspek Yang Diamati Keterangan
1 2 3 4
1 Kedisiplinan siswa V
2 Kesiapan siswa menerima pelajaran V
3 Kedisiplinan siswa menyiapkan alat-alat pelajaran V
4 Kesiapan siswa mengikuti tournament V
5 Persepsi siswa V
6 Siswa dalam kelompok bertanggungjawab terhadap
tugas yang diberikan
V
Jumlah skor 23
Skor maksimal 24
Presentase (%) 95,83
Keterangan :
1. Kurang ( 60 - 69%)
2. Cukup ( 70% – 79%)
3. Baik (80% - 89%)
4. Baik sekali (90% - 99%)
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
LAMPIRAN 16
Lembar Observasi Aspek dalam Performance Guru Pada Kemampuan Awal
No. Simpulan Observasi Hasil pengamatan
1 2 3
1. Guru telah membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran.
B BS BS
2. Guru telah menciptakan situasi dan kondisi yang
menyenangkan pada saat pembelajaran.
B B BS
3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
berkaitan dengan pemahaman konsep yang
diterangkan.
B B BS
4. Guru memberikan latihan soal relevan dengan
materi yang disajikan.
B B B
5. Guru memberikan pujian bagi siswa yang dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan.
B BS BS
6. Guru memberi penghargaan kepada kelompok
yang paling solid dan prestasinya bagus.
B B BS
7. Guru menumbuhkan tanggungjawab kepada
siswa dalam belajar maupun penyelesaian tugas
kelompok.
B BS BS
8. Guru memberikan penekanan pada hal-hal yang
penting selama pelajaran maupun pada akhir
pelajaran.
B BS BS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
9. Guru menyampaikan materi dengan jelas. B B BS
10. Guru memberikan bimbingan belajar yang
minimal tetapi dapat menumbuhkan proses
belajar siswa lebih terarah.
B B BS
11. Guru menumbuhkan semangat kerjasama siswa
dalam belajar.
B BS BS
Jumlah skor 114
Skor maksimal 132
Presentase (%) 86.4
Keterangan :
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
BS : Sangat Baik
Penilaian :
1 : Kurang ( 60 - 69%)
2 : Cukup ( 70% – 79%)
3 : Baik (80% - 89%)
4 : Baik sekali (90% - 99%)
Persentase kemampuan guru :
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
LAMPIRAN 17
Lembar Observasi Aspek dalam Performance Guru setiap Pertemuan pada
Siklus I
No. Simpulan Observasi Hasil pengamatan
1 2 3
1. Guru telah membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran.
BS BS BS
2. Guru telah menciptakan situasi dan kondisi yang
menyenangkan pada saat pembelajaran.
B BS BS
3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan pemahaman konsep yang diterangkan.
BS BS BS
4. Guru memberikan latihan soal relevan dengan materi
yang disajikan.
B B B
5. Guru memberikan pujian bagi siswa yang dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan.
BS BS BS
6. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang
paling solid dan prestasinya bagus.
B B BS
7. Guru menumbuhkan tanggungjawab kepada siswa
dalam belajar maupun penyelesaian tugas kelompok.
B BS BS
8. Guru memberikan penekanan pada hal-hal yang
penting selama pelajaran maupun pada akhir
pelajaran.
B BS BS
9. Guru menyampaikan materi dengan jelas. B B BS
10. Guru memberikan bimbingan belajar yang minimal
tetapi dapat menumbuhkan proses belajar siswa lebih
terarah.
B B BS
11. Guru menumbuhkan semangat kerjasama siswa
dalam belajar.
BS BS BS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Keterangan :
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
BS : Sangat Baik
Penilaian :
1 : Kurang ( 60 - 69%)
2 : Cukup ( 70% – 79%)
3 : Baik (80% - 89%)
4 : Baik sekali (90% - 99%)
Persentase kemampuan guru :
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
LAMPIRAN 18
Lembar Observasi Aspek dalam Performance Guru setiap Pertemuan pada
Siklus II
No. Simpulan Observasi Hasil pengamatan
1 2 3
1. Guru telah membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran.
BS BS BS
2. Guru telah menciptakan situasi dan kondisi
yang menyenangkan pada saat
pembelajaran.
BS BS BS
3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
berkaitan dengan pemahaman konsep yang
diterangkan.
BS BS BS
4. Guru memberikan latihan soal relevan
dengan materi yang disajikan.
B B BS
5. Guru memberikan pujian bagi siswa yang
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
BS BS BS
6. Guru memberi penghargaan kepada
kelompok yang paling solid dan prestasinya
bagus.
BS BS BS
7. Guru menumbuhkan tanggungjawab kepada
siswa dalam belajar maupun penyelesaian
tugas kelompok.
BS BS BS
8. Guru memberikan penekanan pada hal-hal
yang penting selama pelajaran maupun pada
akhir pelajaran.
BS BS BS
9. Guru menyampaikan materi dengan jelas. BS BS BS
10. Guru memberikan bimbingan belajar yang
minimal tetapi dapat menumbuhkan proses
belajar siswa lebih terarah.
BS BS BS
11. Guru menumbuhkan semangat kerjasama
siswa dalam belajar.
S S S
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Keterangan:
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
BS : Sangat Baik
Penilaian :
1 : Kurang ( 60 - 69%)
2 : Cukup ( 70% – 79%)
3 : Baik (80% - 89%)
4 : Baik sekali (90% - 99%)
Persentase kemampuan guru :
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
LAMPIRAN 19
PEMBAGIAN KELOMPOK SIKLUS I
KELOMPOK I KELOMPOK II
1. FAJAR SUGIANTO
2. ADY SETIAWAN
3. BRAM
4. DENI SETIYAWAN
5. ADITYA KURNIAWAN
1. DIKEY DEWANTA
2. ERWIN DWI PRASETYO
3. RAMA PRIYA UTAMA
4. SUTARMAN
5. RADITYA YUDA P
KELOMPOK III KELOMPOK IV
1. YOGI DESYA S
2. M S IZZA HABIBI
3. CHAIRUL SULISTYO N
4. FAISAL ABDUL
5. ARIS MUNANDAR
6. ARDITIYA ROMANDHANI
1. SUDARSONO
2. RANDA DUTA CAHYA
3. RAHMAT PRAKOSO W
4. GUNAWAN AGUNG M
5. HERY SULISTYANTO
KELOMPOK KELOMPOK VI
1. MUHAMMAD SEKTI WIDI
2. PANDEGA KUKUH P
3.RADITYA YUDA P
4. RYAN SEPTIAN
5. RENDRA YUDHA
6. BISMA SATRIA D
1. MUHAB FAQIH ARIFIN
2. BANDUNG INDRIYANTO
3. BAYU PUJI .R
4. TRIANGGA WISNU P
5. WACHID NUGROHO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
LAMPIRAN 20
PEMBAGIAN KELOMPOK SIKLUS II
KELOMPOK I KELOMPOK II
1. ARIS MUNANDAR
2. BANDUNG INDRIYANTO
3. DENI SETIYAWAN
4. ERWIN DWI PRASETYO
5. MUHAB FAQIH ARIFIN
6. RADITYA YUDA P
1. ADY SETIAWAN
2. BAYU PUJI .R
3. ADITYA KURNIAWAN
4. BRAM
5. CHAIRUL SULISTYO N
6. WACHID NUGROHO
KELOMPOK III KELOMPOK IV
1. DIKEY DEWANTA
2. SUDARSONO
3. RYAN SEPTIAN
4. FAISAL ABDUL
5. YOGI DESYA S
1. SUTARMAN
2. ARDITIYA ROMANDHANI
3. BISMA SATRIA D
4. PANDEGA KUKUH P 5. M S
IZZA HABIBI
KELOMPOK V KELOMPOK VI
1. RAMA PRIYA UTAMA
2. RAHMAT PRAKOSO W
3. MUHAMMAD SEKTI WIDI
4. TRIANGGA WISNU P
5. GUNAWAN AGUNG M
1. FAJAR SUGIANTO
2. HERY SULISTYANTO
3. RANDA DUTA CAHYA
4. PRASETYO ANGGRI W
5. RENDRA YUDHA
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
LAMPIRAN 21
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I
1. Pondasi merupakan elemen pokok bangunan yang sangat vital,
berfungsi sebagai ?
2. Konstruksi pondasi suatu bangunan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut ?
3. Untuk menjaga kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban berguna
dan gaya – gaya luar serta menghubungkan bangunan dengan tanah atau
Bangunanan dibawahnya, maka sangat diperlukan pembuatan konstruksi ?
4. Pondasi diklasifikasikan menjadi 2 yaitu pondasi dangkal dan pondasi
dalam. Pondasi dangkal sebagai pondasi yang mendukung bebannya
secara langsung. Apa saja yang termasuk pondasi dangkal?
A. Pondasi Tiang
5. Pondasi yang digunakan untuk mendukung dinding memanjang atau
digunakan untuk mendukung sederetan kolom – kolom yang berjarak
sangat dekat. Pondasi apa yang digunakan?
6. Gambar disamping merupakan salah satu macam – macam tipe pondasi,
manakah pondasi yang sesuai dengan gambar?
7. Pondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan bangunan
dengan tanah dibawahnya. Manakah yang merupakan fungsi dari pondasi?
8. Pondasi menjamin kestabilan bangunan terhadap beban – beban yang ada.
Beban yang bekerja pada suatu pondasi akibat gaya angin pada dinding
dan akibat gaya tekan tanah adalah ?
9. Dalam Merencanakan pondasi, pondasi harus disesuaikan dengan bahan
bangunan pondasi dan sudut membagi tekanan, manakah yang sesuai
antara bahan dengan kedalamannya ?
10. Dalam pemasangan pondasi Bangunan kali terdapat susunan pondasi
Bangunan kali, bahan pengisi manakah yang berfungsi sebagai drainase
untuk mengeringkan air tanah yang terdapat disekitar badan pondasi ?
11. Bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak mampu mendukung
bebannya, sedangkan tanah keras terletak pada kedalaman yang sangat
dalam, maka lebih baik menggunakan pondasi ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
12. Susunan Bangunan kali secara urut dari bawah ke atas adalah?
13. Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan
beberapa macam tipe pondasi, pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas?
14. Pondasi beton bertulang digunakan pada bangunan yang bertingkat banyak
dan keadaan daya dukung tanah kecil. Banyak macam dari pondasi beton
bertulang, yang bukan merupakan pondasi bertulang adalah ?
15. Bahan pengisi dari pondasi Bangunan kali terdapat spesi atau sebagai
pengisi dan perekat pemasangan Bangunan kali, manakah perbandingan
yang tepat antara semen dengan pasir ?
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
LAMPIRAN 22
KUNCI JAWABAN SIKLUS I
1. Penyangga konstruksi bangunan diatasnya.
2. a. Bentuk dan konstruksinya harus menunjukkan suatu konstruksi
yang kokoh dan kuat untuk mendukung beban bangunan di
atasnya.
b. Pondasi harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak
mudah hancur, sehingga kerusakan pondasi tidak mendahului
kerusakan bagian bangunan di atasnya.
c. Tidak boleh mudah terpengaruh oleh keadaan di luar pondasi,
seperti keadaan air tanah dan lain-lain.
d. Pondasi harus terletak di atas tanah dasar yang cukup keras
sehingga kedudukan pondasi tidak mudah bergerak (berubah),
baik bergerak ke samping, ke bawah (turun) atau terguling.
3. Pondasi.
4. a. Pondasi Telapak
b. Pondasi Memanjang
c. Pondasi Pelat
d.Pondasi Rakit
5. Pondasi Memanjang
6. Pondasi Tiang
7. a. Sebagai kaki bangunan atau alas bangunan.
b. Sebagai penahan bangunan.
c. Meneruskan beban dari atas kedasar tanah yang cukup kuat.
d. Sebagai penjaga agar kedudukan bangunan stabil (tetap).
8. Beban Horizontal / Beban Geser
9. Pondasi Bangunan Kali, Sudut 65°–70°, Kedalaman 60 cm.
10. Aanstamping
11. Pondasi Tiang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
12. Pasir urug, Pasangan Bangunan kali, Tanah urug, Rollag,
Trasraam.
13. a. Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi tersebut.
b. Besarnya beban dan berat dari bangunan atas.
c. Kondisi tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.
d. Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.
14. Pondasi Setempat, Pondasi Pelat beton, Pondasi Tiang.
15. 1 semen : 4 pasir
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
LAMPIRAN 23
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II
1. Menurut jenisnya, pondasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu ?
2. Jelaskan pengertian dari pondasi langsung dan pondasi tak langsung ?
3. Ada berapa macamkah kontruksi pondasi tak langsung ?Sebutkan!
4. Persyaratan Bangunan belah sebagai bahan konstruksi pondasi adalah ?
5. Gambarlah Bentuk konstruksi pondasi belah ?
6. Konstruksi pondasi suatu bangunan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut ?
7. Untuk menjaga kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban
berguna dan gaya – gaya luar serta menghubungkan bangunan dengan
tanah atau Bangunanan dibawahnya, maka sangat diperlukan pembuatan
konstruksi ?
8. Pondasi diklasifikasikan menjadi 2 yaitu pondasi dangkal dan pondasi
dalam. Pondasi dangkal sebagai pondasi yang mendukung bebannya
secara langsung. Apa saja yang termasuk pondasi dangkal?
9. Pondasi yang digunakan untuk mendukung dinding memanjang atau
digunakan untuk mendukung sederetan kolom – kolom yang berjarak
sangat dekat. Pondasi apa yang digunakan?
10. Pondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan bangunan
dengan tanah dibawahnya. Manakah yang merupakan fungsi dari
pondasi?
11. Pondasi menjamin kestabilan bangunan terhadap beban – beban yang
ada. Beban yang bekerja pada suatu pondasi akibat gaya angin pada
dinding dan akibat gaya tekan tanah adalah ?
12. Dalam Merencanakan pondasi, pondasi harus disesuaikan dengan bahan
bangunan pondasi dan sudut membagi tekanan, manakah yang sesuai
antara bahan dengan kedalamannya ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
13. Dalam pemasangan pondasi Bangunan kali terdapat susunan pondasi
Bangunan kali, bahan pengisi manakah yang berfungsi sebagai drainase
untuk mengeringkan air tanah yang terdapat disekitar badan pondasi ?
14. Bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak mampu
mendukung bebannya, sedangkan tanah keras terletak pada kedalaman
yang sangat dalam, maka lebih baik menggunakan pondasi ?
15. Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan
beberapa macam tipe pondasi, pemilihan tipe pondasi ini didasarkan
atas?
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
LAMPIRAN 24
KUNCI JAWABAN SIKLUS II
1. Pondasi langsung dan pondasi tak langsung.
2. a. Pondasi langsung adalah pondasi yang dibuat bila
kedalaman lapisan tanah keras maksimal 1meter
b. Sedangkan pondasi tak langsung adalah pondasi yang
dibuat bila kedalaman lapisan tanah keras melebihi 1 meter.
3. Ada 5.
1. pondasi umpak.
2. gabungan pondasi plat kaki dan umpak.
3. pondasi sumuran.
4. pondasi tiang straus.
5. pondasi tiang pancang.
4. Bangunan tersebut mempunyai permukaan yang kasar,
berukuran ± 25 cm, bersih dari segala kotoran.
5.
6. a. Bentuk dan konstruksinya harus menunjukkan suatu
konstruksi yang kokoh dan kuat untuk mendukung beban
bangunan di atasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
b. Pondasi harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak
mudah hancur, sehingga kerusakan pondasi tidak
mendahului kerusakan bagian bangunan di atasnya.
c. Tidak boleh mudah terpengaruh oleh keadaan di luar
pondasi, seperti keadaan air tanah dan lain-lain.
d. Pondasi harus terletak di atas tanah dasar yang cukup keras
sehingga kedudukan pondasi tidak mudah bergerak
(berubah), baik bergerak ke samping, ke bawah (turun) atau
terguling.
7. Pondasi.
8. a. Pondasi Telapak
b. Pondasi Memanjang
c. Pondasi Pelat
d. Pondasi Rakit
9. Pondasi Memanjang
10. a. Sebagai kaki bangunan atau alas bangunan.
b. Sebagai penahan bangunan.
c. Meneruskan beban dari atas kedasar tanah yang cukup kuat.
d. Sebagai penjaga agar kedudukan bangunan stabil (tetap).
11. Beban Horizontal / Beban Geser
12. Pondasi Bangunan Kali, Sudut 65°–70°, Kedalaman 60 cm.
13. Aanstamping
14. Pondasi Tiang
15. a. Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi
tersebut.
b. Besarnya beban dan berat dari bangunan atas.
c. Kondisi tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.
d. Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
LAMPIRAN 25
PEDOMAN WAWANCARA SISWA DAN HASILNYA
(Narasumber : Siswa)
Judul Penelitian : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) PADA PEMBELAJARAN PDKB
BANGUNAN KELAS X TKB SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Mata Pelajaran : PDKB
Kelas/Sekolah : X TKB SMK Negeri 2 Surakarta
Nama Siswa :
Variabel Pertanyaan dan jawaban siswa
1. Penerapan model
pembelajaran
kooperatif dengan
metode TGT
(TAMES GAMES
TOURNAMENT)
1. Peneliti: Apakah guru dalam memberikan pembelajaran
sudah menggunakan variasi metode atau cara?
Responden: “Sudah”
2. Peneliti: Metode apa saja yang sering digunakan? Bisa
disebutkan!
Responden: “menerangkan didepan kelas / ceramah”
3. Peneliti: Apakah anda suka dengan model belajar yang
digunakan oleh guru anda?
Responden: “Suka, tapi kadang-kadang membuat ngantuk”
4. Peneliti: Apakah anda pernah protes dengan cara
pembelajaran yang dilakukan oleh guru anda?
Responden: “Tidak pernah, kalau guru menerangkan
biasanya siswa mendengarkan atau diam saja”
5. Peneliti: Bagaimana caranya agar kalian merasa nyaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
dengan proses pembelajaran di kelas?
Responden: “ ya dengan cara jangan sepaneng bila
mengikuti pelajaran ”
6. Peneliti: Apakah kalian suka dengan cara belajar yang
dikelompokan? Mengapa, dan berikan alasannya!
Responden: “ iya, karena dengan belajar kelompok kita
saling tukar pikiran dengan teman dan bisa efektif ”
7. Peneliti: Bila dibuat kelompok-kelompok, apakah kalian
bisa belajar dengan baik? Berikan alasan anda!
Responden: “iya, karena saling kerjasama dan saling tukar
pikiran sama teman”
8. Peneliti: Dari belajar kelompok, apa yang ingin kalian
dapatkan?
Responden: “ ya wawasan yang baru dan saling lebih akrap
lagi sama teman ”
9. Peneliti: Dari belajar kelompok, apakah anda sering
mengalami kesusahan dalam belajar?
Responden: “ tidak ”
10. Peneliti: Apakah dengan belajar kelompok anda lebih
akrap dengan teman anda yang lain?
Responden: “ iya ”
11. Peneliti: Faktor-faktor apa saja yang membuat anda tertarik
dengan belajar kelompok?
Responden: “ ya kerena bisa saling tukar pikiran sama
teman dan ilmu yang baru ”
12. Peneliti: Apakah anda sering ditunjuk guru untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru?
Responden: “ iya ”
13. Peneliti: Kalau iya bagaimana perasaan anda?
Responden: “ ya senang dan sedikit grogi ”
14. Peneliti: Apakah anda sering menjawab pertanyaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
diajukan dengan benar?
Responden: “ ya kadang-kadang ”
15. Peneliti: Bila tidak, kiat apa yang kalian lakukan agar
mengerti dengan pertanyaan itu?
Responden: “ bertanya kepada guru ”
16. Peneliti: Apakah kalian suka dengan pemberian tugas?
Berikan alasan anda!
Responden: “ iya, karena dengan pemberian tugas kita bisa
berlatih soal-soal lagi dirumah ”
17. Peneliti: Apa yang kalian peroleh dari pemberian tugas itu?
Responden: “ ilmu-ilmu yang baru ”
18. Peneliti: Apakah dikelas sering dilakukan kegiatan diskusi?
Responden: “ kadang-kadang ”
19. Peneliti: Apakah kalian suka dengan diskusi?
Responden: “ iya suka ”
20. Peneliti: Apa yang kalian peroleh dari kegiatan diskusi
tersebut?
Responden: “ kerjasama dalam kelompok, tanggungjawab
terhadap kelompok dan kekompakan dalam kelompok ”
21. Peneliti: Bila dalam pembelajaran dilakukan Games,
apakah kalian suka? Mengapa?
Responden: “suka banget, karena merupakan variasi-
variasi dalam pembelajaran dan games tidak membuat kita
bosen dalam mengikuti pelajaran dan tidak bikin ngantuk ”
22. Peneliti: Apa yang kalian dapatkan dari model
pembelajaran seperti itu?
Responden: “ yang saya dapatkan adalah cara
pembelajaran yang baru, tidak membosankan,
menyenangkan dan memacu kecerdasan kita ”
2. Prestasi Belajar 1. Peneliti: Apa menurut anda mudah dalam memahami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
Siswa
pelajaran PDKB?
Responden: “ tidak terlalu mudah ”
2. Peneliti: Apakah kalian suka bertanya kepada guru bila
kalian tidak paham dengan materi yang diajarkan?
Responden: “ suka ”
3. Peneliti: Apakah kalian sering mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru?
Responden: “ sering ”
4. Peneliti: Apakah kalian paham dengan tugas tersebut?
Responden: “ ya paham ”
5. Peneliti: Apakah dengan pemberian tugas dan diskusi
dapat membuat pemahaman konsep kalian lebih baik?
Responden: “ iya ”
6. Peneliti: Apakah anda sering mengemukakan pendapat
saat kegiatan diskusi dilakukan?
Responden: “ sering ”
7. Peneliti: Apakah anda selalu ikut mengerjakan setiap
tugas yang diberikan?
Responden: “ iya ”
8. Peneliti: Bila anda tidak mengerti dengan materi atau
tugas yang dipelajari, apa yang akan anda lakukan?
Responden: “ yang pertama saya akan bertanya kepada
teman terlebih dahulu dan kalau teman tidak bisa lalu saya
akan bertanya kepada guru ”
9. Peneliti: Apakah kalian suka bila diminta untuk
membacakan tugas di depan kelas? Berikan alasannya!
Responden: “ suka, karena bisa menambah rasa percaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
diri kita dan melatih keberanian kita”
10. Peneliti: Apa yang ingin kalian dapatkan dari setiap akhir
pembelajaran?
Responden: “ Ya nilai yang baik dan prestasi yang
memuaskan”
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
LAMPIRAN 26
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
Nama Guru
Waktu Wawancara : Selasa, 15 Juni 2010
Aspek
Pengamatan Indikator Pertanyaan
1. Kegiatan Awal
Pembelajaran
a. Mengkondisikan siswa
kearah pembelajaran
yang kondusif
1) Bagaimana kesiapan anda dalam
menyampaikan pelajaran?
2) Bagaimana cara memunculkan kesiapan
peserta didik dalam menerima pelajaran?
3) Tuntutan apa saja yang harus dimiliki peserta
didik sebelum menerima pelajaran?
b. Memberikan motivasi 1) Bagaimanakah memunculkan motifasi
peserta didik dalam pembelajaran?
2) Adakah faktor-faktor yang menghambat
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran?
c. Menyampaikan tujuan 1) Apakah maksud penyampaian tujuan dalam
proses pembelajaran?
2) Tindakan apa saja yang anda lakukan agar
peserta tujuan pembelajaran tersampaikan?
d. Melakukan apresiasi 1) Bagaimanakah cara anda melakukan
apresiasi dalam pembelajaran?
2. Kegiatan Inti
Pembelajaran
a. Menyampaikan materi
dengan jelas dan
mudah dipahami
1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
peserta didik sulit memahami materi yang
disampaikan?
2) Tindakan apa yang anda lakukan untuk
mengatasi hal tersebut?
b. Memberi kesempatan
untuk bertanya
1) Bagaimana cara anda menimbulkan motivasi
siswa untuk bertanya?
2) Kesulitan apa yang anda hadapi dalam hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
tersebut?
c. Mengarahkan siswa
untuk bekerja sama
dengan kelompok
1) Faktor-faktor apakah yang menghambat
proses kerja sama dalam kelompok?
2) Apa yang anda lakukan untuk mengatasi hal
tersebut?
d. Membimbing siswa
dalam kelompok
1) Tindakan apa saja yang anda lakukan saat
membimbing suatu kelompok?
2) Masalah apa saja yang biasanya timbul?
3. Kegiatan Akhir
Pembelajaran
a. Memberikan tes akhir 1) Bagaimana cara anda melakukan evaluasi?
2) Apakah hasil yang didapat sudah
memuaskan?
b. Mengevaluasi hasil
siswa dalam diskusi
kelompok
1) Bagaimanakah anda melakukan penilaian
dalam kelompok?
c. Memberikan balikan
pada siswa
1) Apakah yang anda lakukan dalam
memberikan balikan pada siswa?
2) Bagaimana peran serta pendidik dalam hal
tersebut?
d. Menyimpulkan
pelajaran
1) Apakah yang anda lakukan untuk
menyimpulkan pelajaran?
4. Penggunaan
model
pembelajaran
TGT
a. Penggunaan model
pembelajaran TGT
1) Bagaimana pendapat anda apabila model
TGT diterapkan dalam pembelajaran
mengenai PDKB?
2) Apakah dengan pembelajaran menggunakan
model TGT sudah dapat membuktikan dan
memunculkan konsepsi awal siswa?
3) Adakah kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran melalui model TGT?
4) Bagaimana kesan anda dengan menerapkan
model TGT dalam pembelajaran?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
LAMPIRAN 27
Hasil Wawancara dengan guru
Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1) Bagaimana kesiapan anda dalam
menyampaikan pelajaran?
2) Bagaimana cara memunculkan
kesiapan peserta didik dalam
menerima pelajaran?
3) Tuntutan apa saja yang harus
dimiliki peserta didik sebelum
menerima pelajaran?
1) Sebagai guru itu harus selalu siap
sebelum menyampaikan pelajaran
2) Mengatur posisi duduk dan bagian
depan harus diisi oleh siswa
3) Harus siap menerima pelajaran dan
sudah mempersiapkan dari rumah
1) Bagaimanakah memunculkan
motivasi peserta didik dalam
pembelajaran?
2) Adakah faktor-faktor yang
menghambat peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran?
1) Memberitahukan manfaat pelajaran
ini, kelak akan berguna di masa
depan
2) Kurang siap dalam menerima materi,
ramai sendiri dan tidak terlalu suka
dengan pelajarannya
1) Apakah maksud penyampaian
tujuan dalam proses pembelajaran?
2) Tindakan apa saja yang anda
lakukan agar peserta tujuan
pembelajaran tersampaikan?
1) Agar siswa lebih mengetahui maksud
dari pelajaran tersebut
2) Menyampaikan tujuan dngan rinci
kepada siswa
1) Bagaimanakah cara anda melakukan
apresiasi dalam pembelajaran?
1) Dengan memberikan pertanyaan di
awal pembelajaran agar siswa
menjadi termotivasi untuk menerima
pelajaran
1) Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi peserta didik sulit
memahami materi yang
1) Karena kurang siap dalam mengikuti
pelajaran, sehingga sulit untuk
dipahami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
disampaikan?
2) Tindakan apa yang anda lakukan
untuk mengatasi hal tersebut?
2) Memberikan motivasi dan mejelaskan
materi secara rinci
1) Bagaimana cara anda menimbulkan
motivasi siswa untuk bertanya?
2) Kesulitan apa yang anda hadapi
dalam hal tersebut?
1) Memberikan nilai plus apabila siswa
bertanya
2) Masih banyak siswa yang malu untuk
bertanya
1) Faktor-faktor apakah yang
menghambat proses kerja sama
dalam kelompok?
2) Apa yang anda lakukan untuk
mengatasi hal tersebut?
1) Sikap individualis siswa, dan kurang
komunikasi dalam kelompok
2) Membimbing siswa agar paham arti
dari kerja sama, agar pekerjaan sulit
menjadi mudah
1) Tindakan apa saja yang anda
lakukan saat membimbing suatu
kelompok?
2) Masalah apa saja yang biasanya
timbul?
1) Memberikan motivasi, memberikan
masukkan dan saran
2) Apabila salah satu kelompok
dibimbing, kelompok lain kadang
ramai
1) Bagaimana cara anda melakukan
evaluasi?
2) Apakah hasil yang didapat sudah
memuaskan?
1) Memberikan tes tiap materi selesai
2) Sudah cukup memuaskan, karena
siswa mengerjaknnya dengan
sungguh - sungguh
1) Bagaimanakah anda melakukan
penilaian dalam kelompok?
1) Sesuai dengan kinerja dalam
kelompoknya, dan pemberian nilai
sesuai dengan apa yang dilakukan
siswa dalam kelompok tersebut
1) Apakah yang anda lakukan dalam
memberikan balikan pada siswa?
2) Bagaimana peran serta pendidik
dalam hal tersebut?
1) Menjelaskan apa yang masih belum
dipahami oleh siswa
2) Cukup antusias dalam hal tersebut,
sehigga siswa menjadi lebih paham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
dengan materi yang disampaikan
1) Apakah yang anda lakukan untuk
menyimpulkan pelajaran?
1) Mengulang poin – poin penting dari
pembelajaran yang telah dilakukan,
dan memyuruh siswa membuat
rangkuman
1) Bagaimana pendapat anda apabila
model TGT (Tames Games
Tournament) diterapkan dalam
pembelajaran PDKB?
2) Apakah dengan pembelajaran
menggunakan model TGT sudah
dapat membuktikan dan
memunculkan konsepsi awal siswa?
3) Adakah kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran melalui model TGT?
4) Bagaimana kesan anda dengan
menerapkan model TGT dalam
pembelajaran?
1) Cukup bagus, soalnya ini akan lebih
bisa mengembangkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran, terutama
pelajaran PDKB.
2) Sudah cukup bisa, karena siswa
disuruh untuk menemukan hal yang
baru dikaitkan dengan lingkungan,
sehingga konsepsi awal siswa dapat
terbentuk
3) Karena merupakan hal yang baru,
mungkin masalah adaptasi yang
menjadi permasalahan. Namun
apabila dilakukan kendala tersebut
dapat teratasi.
4) Cukup berkesan dengan model
pembelajaran ini, karena dari hasil
yang didapatkan cukup memuaskan
dan siswa bisa menerima dan senang.
Surakarta,17 Mei 2010
Peneliti,
Arina Mujauharotun
K 1506002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
LAMPIRAN 28
DOKUMENTASI PENGAMATAN
KONDISI SISWA PADA SAAT PELAJARAN
BERLANGSUNG
GURU MEMBERIKAN MATERI PELAJARAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
SUASANA DISKUSI DI KELAS
SUASANA DISKUSI DI KELAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
PENELITI MEMBANTU GURU DALAM PROSES DISKUSI
SISWA MENULISKAN HASILKAN DISKUSI DIDEPAN
KELAS PADA SAAT GAMES BERLANGSUNG
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
PENELITI MELAKUKAN WAWANCARA DENGAN SISWA
PENELITI MELAKUKAN WAWANCARA DENGAN GURU
PAMONG
Recommended