View
257
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
i
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUNKAMBOJA (PLUMERIA ACUMINATA AIT)DAN EKSTRAK
DAUN JARAK PAGAR (JATROPHA CURCAS L) DALAMPENYEMBUHAN STOMATITIS APHTOSA REKUREN (SAR)
MINOR
I KOMANG YOGA WIDIANTARA10.8.03.81.41.1.5.044
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR2014
ii
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KAMBOJA(PLUMERIA ACUMINATA AIT) DENGAN EKSTRAK DAUN JARAK
PAGAR (JATROPHA CURCAS L) DALAM PENYEMBUHANSTOMATITIS APHTOSA REKUREN (SAR) MINOR
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar
Oleh :
I Komang Yoga WidiantaraNPM :10.8.03.81.41.1.5.044
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
I.G.N. Putra Dermawan, drg., Sp.PM Yanuaris Widagdo, drg., M.KesNPK: 826394199 NPK: 826 085 137
iii
Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigipada Fakultas KedokteranGigi Universitas Mahasaraswati Denpasar telah meneliti dan mengetahui carapembuatan skripsi dengan judul: “Perbandingan Efektivitas Ekstrak DaunKamboja (Plumeria acuminata Ait)DanEkstrak Daun Jarak Pagar (Jatrophacurcas L) Dalam Penyembuhan Stomatitis Aphtosa Rekuren (SAR) Minor” yangtelah dipertanggung jawabkanoleh calon sarjana yang bersangkutan pada tanggal28 Februari 2014.
Atas nama Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi UniversitasMahasaraswati Denpasar dapat mengesahkan
Denpasar, 28 Februari 2014
Tim Penguji Skripsi
FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar
Ketua,
I.G.N. Putra Dermawan, drg.,Sp.PMNPK : 826 394 199
Anggota : Tanda Tangan
1. Yanuaris Widagdo, drg.,M.Kes 1. .................NPK :826 085 137
2. Intan Kemala Dewi, drg.,M.Biomed 2. .................NPK :828 207 370
Mengesahkan
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar
Putu Ayu Mahendri Kusumawati, drg.,M.Kes,FISIDNIP : 19590512 198903 2 001
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Perbandingan Efektivitas Ekstrak Daun Kamboja (Plumeria acuminata Ait)Dan
Ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L)Dalam Penyembuhan Stomatitis
Aphtosa Rekuren (SAR) Minor” ini tepat waktunya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan bagi Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar untuk memenuhi
Satuan Kredit Semester (SKS) dari akademi dalam rangka mencapai gelar Sarjana
Kedokteran Gigi (SKG).
Mengingat keterbatasan penulis maka penulis sangat menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat berjalan dengan lancar tanpa
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Yth. I.G.N. Putra Dermawan, drg, Sp.PM., selaku dosen pembimbing I dan
penguji, atas segala upaya dan bantuan beliau dalam mengarahkan,
membimbing dan memberi petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
2. Yth. Yanuaris Widagdo, drg, M.Kes., selaku pembimbing II dan penguji, yang
telah meluangkan banyak waktu penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
3. Yth. Intan Kemala Dewi, drg, M.Biomed., selaku dosen penguji yang telah
bersedia menguji serta memberikan koreksi dan masukan yang berharga
kepada penulis.
v
4. Yth. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar
beserta staf.
5. Seluruh civitas akademik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Mahasaraswati Denpasar, Staf, Dosen, yang telah membantu penulis secara
langsung maupun tidak langsung.
Kepada kedua orang tua penulis yang terkasih Bapak I Ketut Serep dan Ibu
Ni Wayan Jampen serta seluruh keluarga besar, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesarnya atas dukungan, doa, semangat serta materil, yang diberikan
kepada penulis selama menyelesaikan pendidikan sarjana dan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat baik dan teman yang
membantu : Risca Pramana Yudha, Benyamin Pabala, Pramana Surya, Nanda,
Gus adi, Adinda, Indah, Karima, Sandi, Bayu dan kepada seluruh sahabat Cranter
2010 yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam menulis skripsi ini
serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ni Putu Risa yang sudah
memberikan inspirasi dan semangatnya bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
kurang sempurna karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman
penulis.Namun demikian, skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
yang berkepentingan.
Denpasar, 28 Februari 2014
Penulis
vi
Perbandingan Efektivitas Ekstrak Daun Kamboja (Plumeria acuminata Ait)Dengan Ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Dalam
Penyembuhan Stomatitis Aphtosa Rekuren (SAR) Minor
Abstrak
Stomatitis Apthosa Rekuren(SAR) yang dikenal juga dengan namasariawan adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut. Stomatitis aphtosarekuren diklasifikasikan berdasarkan karakteristik klinisnya, yaitu: stomatitisaphtosa rekuren minor, stomatitis aphtosa rekuren mayor dan stomatitis aphtosarekuren herpetifom. Esktrak daun kamboja dan ekstrak daun jarak pagar diketahuimengandung saponin, tannin dan flavonoid yang berfungsi sebagai penyembuhluka dan antimikroba.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakahpemberian ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) lebih efektifmenyembuhkan stomatitis aphtosa rekurendibandingkan dengan ekstrak daunjarak pagar (Jatropha curcas L).Sampel yang digunakan dalam penelitian inisebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beda rerata penurunandiameter stomatitis aphtosa rekurenpada kelompok sampel pertama esktrak daunkamboja (Plumeria Acuminata Ait) adalah 1,13 mm, sedangkan pada kelompoksampel kedua ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) sebesar 0,47 mm.Dari hasil uji IndependentT-Test pada ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminataAit) didapatkan nilai sig sebesar 0,002 (p<0,05)dan ekstrak daun jarak pagar(Jatropha curcas L) sebesar 0,002 (p<0,05), menunjukkan bahwa terdapatperbedaan antara penggunaan ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait)dengan ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) dalam penyembuhanstomatitis aphtosa rekuren. Jadi ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait)lebih efektif menyembuhkan stomatitis aphtosa rekuren (SAR) dibandingkanesktrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L).
Kata kunci :Stomatitis aphtosa rekuren, ekstrak daun kamboja (Plumeriaacuminata Ait) danekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L), penyembuhan.
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Persetujuan Pembimbing
Halaman Persetujuan Penguji dan Pengesahan Dekan .................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4C. Tujuan Penelitian................................................................................ 5D. Hipotesis............................................................................................. 5E. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ..................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 7
A. Stomatitis Aphtosa Rekuren............................................................... 71. Pengertian Stomatitis Aphtosa Rekuren ........................................ 72. Gambaran Klinis............................................................................ 73. Etiologi .......................................................................................... 114. Pengobatan .................................................................................... 17
B. Kamboja(Plumeria acuminata Ait).................................................... 181. Ciri-ciri Kamboja........................................................................... 182. Klasifikasi Kamboja ...................................................................... 183. Kandungan Ekstrak Daun Kamboja .............................................. 194. Manfaat Kamboja .......................................................................... 19
C. Jarak Pagar(Jatropha curcas L) ......................................................... 201. Ciri-ciri Jarak Pagar....................................................................... 202. Klasifikasi Jarak Pagar .................................................................. 213. Kandungan Ekstrak Daun Jarak Pagar .......................................... 21
viii
4. Manfaat Jarak Pagar ...................................................................... 22
BAB III METODELOGI PENELITIAN ....................................................... 24
A. Rancangan Penelitian ......................................................................... 24B. Identifikasi Variabel ........................................................................... 24C. Definisi Operasional........................................................................... 24D. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 25E. Subyek Penelitian ............................................................................... 25F. Alat dan Bahan ................................................................................... 26G. Instrumen Penelitian........................................................................... 27H. Jalannya Penelitian ............................................................................. 27I. Analisis Data ...................................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 29
A. Karakteristik Responden .................................................................... 30B. Analisis Data ...................................................................................... 32
1. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas ............................................ 322. Uji Paired T-test ............................................................................ 333. Uji Perbandingan Perlakuan Menggunakan Independent T-test ... 35
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................... 36
BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 41
A. Kesimpulan......................................................................................... 41B. Saran................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 43
LAMPIRAN................................................................................................... 46
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Waktu sembuh kelompok sampel pertama diberi perlakuan dengan
ekstrak daun kamboja ...................................................................... 29
Tabel 4.2 Waktu sembuh kelompok sampel kedua diberi perlakuan dengan
ekstrak daun jarak pagar .................................................................. 29
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Umur dan
Jenis Kelamin .................................................................................. 31
Tabel 4.4 Uji Normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk............................... 32
Tabel 4.5 Uji Homogenitas dengan menggunakan uji Levene’s Test .............. 33
Tabel 4.6 Uji Paired Sample T-test.................................................................. 33
Tabel 4.7 Penurunan Diameter SAR Masing-Masing Kelompok.................... 34
Tabel 4.8 Independent Sample T-test ............................................................... 35
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Stomatitis aphtosa rekuren minor................................................. 9
Gambar 2.2 Stomatitis aphtosa rekuren mayor ................................................ 10
Gambar 2.3 Stomatitis aphtosa rekuren herpetifom......................................... 11
Gambar 2.4 Kamboja(Plumeria acuminata Ait).............................................. 18
Gambar 2.5 Jarak Pagar(Jatropha curcas L) ................................................... 21
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Perjanjian Tindakan Medis (Informed Consent)................................. 46
2. Form Penelitian ............................................................................................ 47
3. Data Sampel ................................................................................................. 48
4. Olah Data ..................................................................................................... 49
5. Dokumentasi ................................................................................................ 53
Gambar 1 :Alat Dan Bahan .................................................................. 53
Gambar 2 : Daun Kamboja Sebelum Di Ekstrak................................... 53
Gambar 3 : Ekstrak Daun Kamboja....................................................... 54
Gambar 4 : Daun Jarak Pagar Sebelum Di Ekstrak............................... 54
Gambar 5 : Ektsrak Daun Jarak Pagar................................................... 55
Gambar 6 : Pengukuran Stomatitis Pada Sampel Pertama .................. 55
Gambar 7 : Pemberian Ekstrak Daun Kamboja..................................... 56
Gambar 8 : Pengukuran Stomatitis Pada Sampel Kedua....................... 56
Gambar 9 : Pemberian Ekstrak Daun Jarak Pagar................................. 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mulut merupakan gerbang utama untuk masuknya makanan ke dalam
tubuh, melalui mulut masuk makanan dan minuman yang merupakan sumber
energi bagi tubuh kita, sebelum makanan itu masuk ke dalam tubuh, makanan
terlebih dahulu akan dilembutkan untuk lebih mempermudah proses pencernaan,
dan yang akan melakukan fungsi tersebut adalah gigi. Jadi mulut dan gigi saling
bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan bagi tubuh kita. Apabila terjadi
gangguan pada kedua daerah tersebut maka seluruh tubuh akan mengalami
gangguan. Ini dikarenakan suplay makanan dan minuman yang menjadi sumber
energi bagi tubuh kita tidak dapat terpenuhi secara maksimal, selain itu syaraf gigi
sangatlah sensitif dan langsung berhubungan dengan syaraf-syaraf di otak,
sehingga jika gigi mengalami suatu peradangan dan tidak segera ditindak lanjuti
akan membahayakan bagi kita (Yuanita 2009).
Berbagai penyakit mulut sering mengganggu atau berjangkit di kalangan
anak-anak, remaja, maupun orang tua. Salah satu contoh adalah penyakit
sariawan.Sariawan atau stomatitis aphtosa rekuren (SAR) adalah salah satu
penyakit mulut yang paling umum di dunia. Penyakit sariawan merupakan
penyakit yang sangat menganggu, karena penyakit tersebut berjangkit di mulut
sehinggamengganggu pada saat makan, berbicara, bahkan dapat mengeluarkan
bau yang tidak sedap. Apabila penanganan kurang baik penyakit tersebut dapat
berjangkit cukup lama dan juga dapat menjadi gejala awal kanker mulut.
2
Sebenarnya penyakit ini relatif ringan, tidak membahayakan jiwa, tetapi dapat
menurunkan kualitas hidup penderitanya, terutama pada penderita yang selalu
berulang kejadiannya. Selain kurang vitamin C, sariawan biasanya terjadi karena
tanpa sengaja tergigit dan membuat luka di lidah dan mulut.Kalau sudah terserang
sariawan di mulut, rasa perih terkadang membuat bibir pecah-pecah, muka pucat,
dan letih(Haikal 2010).
Beberapa kalangan yang menderita sariawan diobati dengan menggunakan
ramuan tradisional yaitu daun kamboja atau daun jarak pagar, ternyata pemakaian
obat tradisional ini sangat efektif dan efisien karena dapat menyembuhkan
sariawan selama 2-3 hari, mudah diproses. Akhir - akhir ini sedang marak di
galakkan slogan “Back to Nature”, dengan tujuan untuk menyadarkan masyarakat
tentang penggunaan bahan-bahan alami yang dapat digunakan dalam pengobatan
tradisional yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Penggunaan obat tradisional
secara umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini
disebabkan oleh karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih
sedikit dari pada obat modern. Bahan-bahan alami yang dapat digunakan sebagai
obat tradisional, dapat berasal dari tumbuh-umbuhan, maupun dari bahan yang
berasal dari hewan (Sari 2006).
Daun kamboja (plumeria acuminata Ait) maupun daun jarak pagar
(Jatropha curcas L) gampang dicari dan sangat mudah diproses menjadi obat.
Tanaman kamboja mempunyai pohon dengan tinggi batang 1,5-6 m, bengkok, dan
mengandung getah. Tumbuhan asal Amerika ini biasanya ditanam sebagai
tanaman hias di pekarangan, taman, dan umumnya di daerah pekuburan, atau
tumbuh secara liar. Tumbuh di daerah dataran rendah 1-700 m di atas permukaan
3
laut. Tanaman kamboja (Plumeria acuminataAit) mengandung senyawa
agoniadin, plumierid, asam plumerat, lipeol, dan asam serotinat, plumierid
merupakan suatu zat pahit beracun. Kandungan kimia getah tanaman ini adalah
damar dan asam plumeria C10H10O5 (oxymethyl dioxykaneelzuur) sedangkan
kulitnya mengandung zat pahit beracun. Akar dan daun kamboja mengandung
senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol, selain itu daunnya juga mengandung
alkaloid. Tumbuhan ini mengandung fulvoplumierin, yang memperlihatkan daya
mencegah pertumbuhan bakteri, selain itu juga mengandung minyak atsiri antara
lain geraniol, farsenol, sitronelol, fenetilalkohol dan linalool. Kulit batang
kamboja mengandung flavonoid, alkaloid, polifenol yang memiliki daya
antibakteri (Mursito dan Prihmantoro 2011).
Jarak pagar (Jatropha curcas L) sudah lama dikenal oleh masyarakat kita
sebagai tanaman obat dan penghasil minyak lampu. Pada masa penjajahan Jepang,
minyak yang diolah dari jarak pagar digunakan untuk bahan bakar pesawat
terbang. Hampir semua bagian tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L), mulai
dari biji, daun, dan batang segarnya dapat digunakan sebagai obat tradisional.
Minyak jarak merupakan obat pencuci perut dan dapat mengurangi rasa sakit
akibat reumatik. Daun yang dikeringkan dapat dipakai sebagai obat batuk dan
antiseptik pasca melahirkan. Getah jarak pagar (Jatropha curcas L) bersifat
antimikroba sehingga dapat mengusir bakteri seperti jenis Staphylococcus,
Streptococcus, dan Escherichia coli, di samping itu juga dapat menghentikan
pendarahan pada luka. Jarak pagar (Jatropha curcas L) mengandung zat
penyamak sebesar 11-18%, biji berisi minyak curcos 35-45% yang terdiri dari
4
gliserida, asam palmitat, stearat dan kurkanolat. Minyaknya mengandung krusin,
alkaloid, saponin (Suryono 2013).
Menurut Widodo dkk (2010) dalam penelitiannya menggunakan sampel
biakan murni Staphylococcus aureus dan ekstrak etanol daun kamboja (Plumeria
acuminata Ait) dengan konsentrasi 15%, 20%, dan 25% memiliki aktivitas
antibakteri. Sedangkan menurut Nuria dkk (2009) dalam penelitiannya
menggunakan 3 sampel biakan murni, yaitu Staphylococcus aureus, Escherichia
coli, Salmonella thypi dan ekstrak etanol daun jarak pagar (Jatropha curcas
L)dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% memiliki aktivitas
antibakteri yang baik, disamping aquadest sebagai kontrol negatif.
Dengan demikian penulis berkeinginan menggali atau mengetahui
manfaat dan keefektifan yang lain dari pemberian ekstrak daun kamboja
(Plumeria acuminata Ait) dengan konsentrasi 20%dan ekstrak daun jarak pagar
(Jatropha curcas L)dengan konsentrasi 20% dalam penyembuhan stomatitis
aphtosa rekuren(SAR) minor.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang kami kemukakan
adalah :
1. Adakah pengaruh pemberian ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait)
dengan ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) dalam penyembuhan
stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor?
2. Manakah yang lebih efektif penyembuhan dengan pemberian ekstrak daun
(Plumeria acuminata Ait)atau ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L)?
5
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian ekstrak daun
kamboja (Plumeria acuminata Ait) lebih efektif menyembuhkan stomatitis
aphtosa rekuren(SAR) minor dibandingkan dengan ekstrak daun jarak pagar
(Jatropha curcas L).
D. Hipotesis
Dari tujuan tersebut, dapat ditulis hipotesis sebagai berikut :
1. Bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata
Ait)dengan ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) dalam
penyembuhan stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor.
2. Bahwa penggunaan ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) lebih
efektif daripada ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) dalam
penyembuhan stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor.
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini kita dapat memberikan informasi
tentang manfaat ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) atau ekstrak
daun jarak pagar (Jatropha curcas L) sebagai alternatif dalam penyembuhan
stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor kepada masyarakatdan demi
kemajuan di dunia penelitian.
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Kami membatasi penelitian ini pada :
1. Daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) dan daun jarak pagar (Jatropha
curcas L) dalam keadaan segar. Untuk kamboja (Plumeria acuminata
6
Ait)daun yang digunakan, sedangkan untuk jarak pagar (Jatropha curcas
L)cara yang digunakan sama seperti kamboja yaitu hanya daunnya saja
sebagai bahan ekstrak.
2. Orang yang digunakan sebagai sampel adalah remaja dan dewasa berumur 19
tahun sampai 26 tahun.
3. Ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait)dan ektrak daun jarak pagar
(Jatropha curcas L) hanya untuk menyembuhkan stomatitis aphtosa
rekuren(SAR) minor.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stomatitis Aphtosa Rekuren (SAR)
1. Pengertian Stomatitis Aphtosa Rekuren (SAR)
Stomatitis aphtosa rekuren (SAR) yang dikenal juga dengan nama
sariawan adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut,biasanya berupa
bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung, bercak itu dapat
berupa bercak tunggal maupun kelompok. Stomatitis apthosa rekuren (SAR)
merupakan radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa ulser putih
kekuningan.Ulser ini dapat berupa ulser tunggal maupun lebih dari satu.Stomatitis
apthosa rekuren (SAR)dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir
bagian dalam, lidah, serta palatum dalam rongga mulut.Penyakit ini relatif ringan
karena tidak bersifat membahayakan jiwa dan tidak menular. Tetapi bagi orang-
orang yang menderita stomatitis apthosa rekuren (SAR) dengan frekuensi yang
sangat tinggi akan merasa sangat terganggu. Beberapa ahli menyatakan bahwa
stomatitis apthosa rekuren (SAR) bukan merupakan penyakit yang berdiri sendiri,
tetapi lebih merupakan gambaran beberapa keadaan patologis dengan gejala klinis
yang sama(Haikal2010).
2. Gambaran Klinis Stomatitis Aphtosa Rekuren (SAR)
Gambaran klinis stomatitis apthosa rekuren (SAR) penting untuk diketahui
karena tidak ada metode diagnosa laboratorium yang spesifik yang dapat
diandalkan untuk menegakkan diagnosa stomatitis apthosa rekuren (SAR).
8
Karakter klinis stomatitis apthosa rekuren (SAR) dibagi menjadi 4 tahap yaitu
premonitori, pre-ulseratif, ulseratif dan penyembuhan.
Tahap premonitori terjadi pada 24 jam pertama perkembangan lesi
stomatitis apthosa rekuren (SAR). Pada waktu prodormal, pasien akan merasakan
sensasi mulut terbakar pada tempat dimana lesi akan muncul. Secara mikroskopis
sel-sel mononuklear akan menginfeksi epitelium, dan oedema akan mulai
berkembang. Tahap pre-ulserasi terjadi pada 18-72 jam pertama perkembangan
lesi stomatitis apthosa rekuren (SAR). Pada tahap ini, makula dan papula akan
berkembang dengan tepi eritematous. Intensitas rasa nyeri akan meningkat
sewaktu tahap preulserasi ini. Tahap ulseratif akan berlanjut selama beberapa hari
hingga 2 minggu. Pada tahap ini papula-papula akan berulserasi dan ulser itu akan
diselaputi oleh lapisan fibromembranous yang akan diikuti oleh intensitas nyeri
yang berkurang. Tahap penyembuhan terjadi pada hari ke – 4 hingga 35. Ulser
tersebut akan ditutupi oleh epitelium. Penyembuhan luka terjadi dan selalu tidak
meninggalkan jaringan parut dimana lesi stomatitis apthosa rekuren (SAR) pernah
muncul. Oleh karena itu, semua lesi stomatitis apthosa rekuren (SAR)
menyembuhkan dan lesi baru berkembang (Haikal 2010).
Stomatitis apthosa rekuren (SAR) diklasifikasikan berdasarkan karakteristik
klinisnya, yaitu:
a. Stomatitis Aphtosa Rekuren Minor
Stomatitis aphtosa rekuren minor adalah penyakit yang paling sering
ditemui, sekitar 70 sampai 90 persen dibandingkan tipe stomatitis apthosa rekuren
(SAR)yang lainnya. Pada stadium awal stomatitis apthosa rekuren (SAR) tipe
minor timbul rasa sakit dan terbakar pada mukosa 1 sampai 2 hari sebelum ulser
9
terlihat.Kadang-kadang dapat diketahui adanya vesikel. Epitelium hilang dan
dalam beberapa jam terlihat papula kecil berwarna putih. Dalam 2 sampai 3 hari
terjadi ulserasi yang berangsur-angsur membesar dengan rasa yang sangat sakit,
terutama jika terkena lidah, rangsangan, atau makanan.Pasien mengalami demam
ringan, kelenjar limpa dan malaise.Lesi bentuknya bundar atau oval dengan
diameter <1 cm. Permukaan abu-abu sampai kuning.Tepi lesi dikelilingi
jaringaneritematous menggembung dengan lesi yang dangkal.Jumlah lesi 2
sampai 6 dan kadang-kadang bisa sampai 8.Lokasi biasanya di daerah mukosa
bukal, dasar mulut, dan lidah.Penyembuhan dapat terjadi dalam beberapa hari
sampai 2 minggu tanpa meninggalkan jaringan parut(Haikal2010).
b. Stomatitis Aphtosa Rekuren Mayor
Stomatitis apthosa rekuren (SAR) mayor merupakan bentuk yang lebih
besar dari stomatitis apthosa rekuren (SAR)minor, dengan ukuran diameter lebih
dari 1 cm, stomatitis aptosa mayor yang rekuren, yang diderita oleh kira-kira 10%
dari penderita stomatitis apthosa rekuren (SAR), lebih hebat daripada stomatitis
aphtosa rekuren (SAR) minor. Secara klasik, ulser ini berdiameter kira-kira 1-3
cm, berlangsung selama 4 minggu atau lebih, dan dapat terjadi di bagian mana
Gambar 2.1Stomatitis Aphtosa Rekuren Minor (Haikal 2010).
10
saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah berkeratin. Tanda pernah adanya
ulser seringkali dapat dilihat pada penderita stomatitis apthosa rekuren (SAR)
mayor, jaringan parut terjadi karena keseriusan dan lamanya lesi.(Lewis dkk.
1998).
c. Stomatitis Apthosa Rekuren Herpetiform
Tipe stomatitis apthosa rekuren (SAR) yang terakhir adalah ulserasi
herpetiformis (HU). Istilah “herpetiformis” digunakan karena bentuk klinis dari
HU (yang dapat terdiri atas 100 ulser kecil-kecil pada satu waktu) mirip dengan
gingivostomatitis herpetik primer, tetapi virus-virus herpes tidak mempunyai
peran etiologi pada HU atau dalam setiap bentuk ulserasi aptosa. Walaupun
sekarang secara klinis sudah dibedakan tiga jenis stomatitis apthosa rekuren
(SAR), tetap belum jelas apakah lesi merupakan varian dari satu penyakit atau
mewakili kelainan-kelainan yang berbeda yang bermanifestasi sebagai ulserasi
oral rekuren.Walaupun telah diperkenalkan berbagai teori penyebab stomatitis
apthosa rekuren (SAR) belum ada satupun faktor penyebab yang bisa
diidentifikasi(Lewisdkk1998).
Gambar 2.2 Stomatitis Aphtosa Rekuren Mayor(Haikal 2010).
11
3. Etiologi
Etiologi stomatitis apthosa rekuren (SAR) sampai saat ini masih belum
diketahui dengan pasti. Ulser pada stomatitis apthosa rekuren (SAR) bukan karena
satu faktor saja tetapi multifaktorial yang memungkinkannya berkembang menjadi
ulser. Faktor-faktor ini terdiri dari pasta gigi dan obat kumur sodium lauryl
sulphate (SLS), trauma, genetik, gangguan immunologi, alergi dan sensitifitas,
stres, defisiensi nutrisi, hormonal, merokok, infeksi bakteri, penyakit sistemik,
dan obat-obatan(Swain dkk 2012).
a. Faktor Genetik
Ada beberapa bukti untuk predisposisi genetik.Sejarah keluarga kadang positif
dan penyakit tampaknya mempengaruhi kembar identik lebih sering daripada non-
identik.Namun, hal ini mungkin berlaku untuk minoritas.Berbagai asosiasi HLA
telah dilaporkan tapi tidak ada haplotype tampaknya konsisten.Dalam penyakit
Behcet mungkin terkait ini bukti kecenderungan genetik jauh lebih kuat(Cawson
dan Odell2002).
Gambar 2.3 Stomatitis Apthosa Rekuren Herpetiform (Haikal 2010).
12
b. Trauma
Ulser dapat terbentuk pada daerah bekas terjadinya luka penetrasi akibat
trauma.Pendapat ini didukung oleh hasil pemeriksaan klinis, bahwa sekelompok
ulser terjadi setelah adanya trauma ringan pada mukosa mulut.Umumnya ulser
terjadi karena tergigit saat berbicara, kebiasaan buruk, atau saat mengunyah,
akibat perawatan gigi, makanan atau minuman terlalu panas, dan sikat
gigi.Trauma bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan berkembangnya
stomatitis apthosa rekuren (SAR) pada semua penderita tetapi trauma dapat
dipertimbangkan sebagai faktor pendukung(Cawson dan Odell2002).
c. Gangguan imunologi
Tidak ada teori yang seragam tentang adanya imunopatogenesis dari stomatitis
apthosa rekuren (SAR), adanya disregulasi imun dapat memegang peranan
terjadinya stomatitis apthosa rekuren (SAR).Salah satu penelitian mungungkapkan
bahwa adanya respon imun yang berlebihan pada pasien stomatitis apthosa
rekuren (SAR) sehingga menyebabkan ulserasi lokal pada mukosa.Respon imun
itu berupa aksi sitotoksin dari limfosit dan monosit pada mukosa mulut dimana
pemicunya tidak diketahui.Menurut Bazrafshani dkk, terdapat pengaruh dari IL-
1B dan IL-6 terhadap resiko terjadinya stomatitis apthosa rekuren (SAR).Menurut
Martinez dkk, pada stomatitis apthosa rekuren (SAR) terdapat adanya hubungan
dengan pengeluaran IgA, total protein, dan aliran saliva.Sedangkan menurut
Albanidou-Farmaki dkk, terdapat karakteristik sel T tipe 1 dan tipe 2 pada
penderita stomatitis apthosa rekuren (SAR) (Swaindkk2012).
13
d. Stres
Stres merupakan respon tubuh dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan yang terjadi terus menerus yang berpengaruh terhadap fisik dan
emosi.Stres dinyatakan merupakan salah satu faktor yang berperan secara tidak
langsung terhadap stomatitis aphtosa rekuren ini.Banyak orang yang menderita
stomatitis menyatakan bahwa stomatitis yang mereka alami disebabkan oleh stres.
Terkadang orang secara objektif menghubungkan timbulnya stomatitis dengan
peningkatan stress(Cawson dan Odell2002).
e. Faktor Nutrisi
Isu-isu lain dieksplorasi dalam upaya untuk menentukan penyebab stomatitis
apthosa rekuren (SAR) termasuk kemungkinan hubungan serangan kelebihan atau
kekurangan berbagai faktor gizi, seperti besi serum, asam folat dan vitamin B12
dan spekulasi bahwa borok aphtous merupakan manifestasi dari reaksi alergi
terhadap makanan tertentu. Para peneliti meneliti pada 330 pasien stomatitis
apthosa rekuren (SAR) dengan hasil 47 pasien menderita defisiensi nutrisi yaitu
terdiri dari 57% defisiensi zat besi, 15% defisiensi asam folat, 13% defisiensi
vitamin B12, 21% mengalami defisiensi kombinasi terutama asam folat dan zat
besi dan 2% defisiensi ketiganya. Penderita stomatitis apthosa rekuren (SAR)
dengan defisiensi zat besi, vitamin B12 dan asam folat diberikan terapi subtitusi
vitamin tersebut hasilnya 90% dari pasien tersebut mengalami perbaikan.
Faktor nutrisi lain yang berpengaruh pada timbulnya stomatitis apthosa rekuren
(SAR) adalah vitamin B1, B2 dan B6. Dari 60 stomatitis apthosa rekuren (SAR)
yang diteliti, ditemukan 28,2% mengalami penurunan kadar vitamin-vitamin
tersebut. Penurunan vitamin B1 terdapat 8,3%, B2 6,7%, B6 10% dan 33%
14
kombinasi ketiganya. Terapi dengan pemberian vitamin tersebut selama 3 bulan
memberikan hasil yang cukup baik, yaitu ulserasi sembuh dan rekuren
berkurang.(Swain dkk 2012).Dilaporkan adanya defisiensiZink pada penderita
stomatitis apthosa rekuren (SAR), pasien tersebut diterapi dengan 50 mg Zink
Sulfat peroral tiga kali sehari selama tiga bulan. Lesi stomatitis apthosa rekuren
(SAR) yang persisten sembuh dan tidak pernah kambuh dalam waktu satu tahun.
Beberapa peneliti lain juga mengatakan adanya kemungkinandefisiensi Zink pada
pasien stomatitis apthosa rekuren (SAR) karena pemberian preparat Zink pada
pasien stomatitis apthosa rekuren (SAR) menunjukkan adanya perbaikan,
walaupun kadar serum Zink pada pasien stomatitis apthosa rekuren (SAR) pada
umumnya normal(Swain dkk2012).
f. Hormonal
Pada wanita, sering terjadinya stomatitis apthosa rekuren (SAR) di masa pra
menstruasi bahkan banyak yang mengalaminya berulang kali.Keadaan ini diduga
berhubungan dengan faktor hormonal.Hormon yang dianggap berperan penting
adalah estrogen dan progesteron. Dua hari sebelum menstruasi akan terjadi
penurunan estrogen dan progesteron secara mendadak. Penurunan estrogen
mengakibatkan terjadinya penurunan aliran darah sehingga suplai darah utama ke
perifer menurun dan terjadinya gangguan keseimbangan sel-sel termasuk rongga
mulut, memperlambat proses keratinisasi sehingga menimbulkan reaksi yang
berlebihan terhadap jaringan mulut dan rentan terhadap iritasi lokal sehingga
mudah terjadi stomatitis apthosa rekuren (SAR). Progesteron dianggap berperan
dalam mengatur pergantian epitel mukosa mulut(Porter dkk 2000).
15
g. Infeksi
Tidak ada bukti bahwa aphtae secara langsung karena ada mikroba, dan ada bukti
yang minim antigen silang bereaksi dari streptokokus atau bentuk L memainkan
peran penting.Dengan hipotesis bahwa mungkin ada cacat regulasi immun
disebabkan oleh herpes atau virus lainnya yang terbukti(Cawson dan Odell2002).
h. Alergi & Sensitifitas
Alergi adalah suatu respon imun spesifik yang tidak diinginkan (hipersensitifitas)
terhadap alergen tertentu.Alergi merupakan suatu reaksi antigen dan
antibodi.Antigen ini dinamakan alergen, merupakan substansi protein yang dapat
bereaksi dengan antibodi, tetapi tidak dapat membentuk antibodinya
sendiri.stomatitis apthosa rekuren (SAR) dapat terjadi karena sensitifitas jaringan
mulut terhadap beberapa bahan pokok yang ada dalam pasta gigi, obat kumur,
lipstik atau permen karet dan bahan gigi palsu atau bahan tambalan serta bahan
makanan. Setelah berkontak dengan beberapa bahan yang sensitif, mukosa akan
meradang dan edematous. Gejala ini disertai rasa panas, kadang-kadang timbul
gatal-gatal, dapat juga berbentuk vesikel kecil, tetapi sifatnya sementara dan akan
pecah membentuk daerah erosi kecil dan ulser yang kemudian berkembang
menjadi stomatitis apthosa rekuren (SAR)(Porter dkk2000).
i. Obat-obatan
Penggunaan obat nonsteroidal anti-inflamatori (NSAID), beta blockers, agen
kemoterapi dan nicorandil telah dinyatakan berkemungkinan menempatkan
seseorang pada resiko yang lebih besar untuk terjadinya stomatitis apthosa
rekuren (SAR)(Swain dkk 2012).
16
j. Penyakit Sistemik
Beberapa kondisi medis yang berbeda dapat dikaitkan dengan kehadiran stomatitis
apthosa rekuren (SAR).Bagi pasien yang sering mengalami kesulitan terus-
menerus dengan stomatitis apthosa rekuren (SAR) harus dipertimbangkan adanya
penyakit sistemik yang diderita dan perlu dilakukan evaluasi serta pengujian oleh
dokter.Beberapa kondisi medis yang dikaitkan dengan keberadaan ulser di rongga
mulut adalah penyakit Behcet’s, penyakit disfungsi neutrofil, penyakit
gastrointestinal, HIV-AIDS, dan sindroma Sweet’s (Porter dkk2000).
k. Merokok
Adanya hubungan terbalik antara perkembangan stomatitis apthosa rekuren (SAR)
dengan merokok.Pasien yang menderita stomatitis apthosa rekuren (SAR)
biasanya adalah bukan perokok, dan terdapat prevalensi dan keparahan yang lebih
rendah dari stomatitis apthosa rekuren (SAR)diantara perokok berat berlawanan
dengan yang bukan perokok.Beberapa pasien melaporkan mengalami stomatitis
apthosa rekuren (SAR) setelah berhenti merokok (Swaindkk 2012).
4. Pengobatan
Banyak obat-obatan, termasuk vitamin, obat kumur antiseptik, steroid
topical dan imuno modular sistemik, dianjurkan sebagai pengobatan untuk
stomatitis apthosa rekuren (SAR), walaupun demikian hanya sebagian kecil yang
secara ilmiah terbukti efisien. Kombinasi vitamin B1 (thiamin, 300 mg sehari) dan
vitamin B6 (py-ridoxine, 50 mg setiap 8 jam) diberikan selama 1 bulan dianjurkan
sebagai penatalaksanaan empiris tahap awal. Beberapa pasien memberikan respon
yang baik terhadap obat kumur klorheksidin serta kortikosteroid topical, seperti
hidrokortison hemisuksinat (pellet 2,5 mg diletakkan pada luka 3 kali sehari) atau
17
betametason natrium fosfat (tablet 0,5 mg dilarutkan dalam air dan digunakan
sebagai obat kumur 3 kali sehari). Penggunaan terapi anxiolytic atau rujukan
untuk hipnoterapi dapat membantu bagi penderita yang diperkirakan memiliki
faktor prespitasi berupa stres.Sebagian kecil penderita stomatitis aphtosa rekuren
(SAR) menghubungkan timbulnya ulserasi dengan makanan tertentu, sehingga
pemeriksaan terhadap makanan-makanan yang menimbulkan sensitivitas perlu
dilakukan (Lewis dkk1998).
Obat-obat sistemik, seperti levamisole, inhibitor monoamine oksidase,
thalidomide, atau dapsone digunakan untuk penderita yang sering mengalami
ulserasi oral yang serius.Tetapi, penggunaan obat-obatan ini harus
dipertimbangkan secara hati-hati berdasarkan pertimbangan efektivitas serta efek
sampingnya(Lewis dkk1998).
18
B. Kamboja(Plumeria acuminata, Ait)
1. Ciri – Ciri Kamboja(Plumeria acuminata, Ait)
Kamboja dikenal juga dengan nama Plumeria rubra karena bunganya
berwarna putih dengan semburat merah jambu dan dibagian tengahnya kuning.
Tangkai bungannya merah jambu. Tanaman ini berupa pohon dengan ketinggian
mencapai 5 m. Daunnya mengilap dengan warna hijau gelap. Batangnya mudah
patah dan gampang mengeluarkan getah bila terluka. Getahnya lengket mirip
dengan getah karet. Pada musim hujan, biasanya tanaman ini tumbuh rimbun
(Mursito dan Prihmantoro 2011).
2. Klasifikasi Kamboja(Plumeria acuminata Ait)
a. Divisi : Spermatophyta
b. Subdivisi : Angiospermae
c. Kelas : Dicotiledoneae
d. Bangsa : Apocynales
e. Suku : Apocynaceae
f. Marga : Plumeria
g. Jenis : Plumeria Acuminata Ait
( Mursito dan Prihmantoro 2011)
Gambar 2.4Kamboja (Plumeria acuminata Ait) (Farooque dkk 2012)
19
3. Kandungan Kamboja (Plumeria acuminata Ait)
Kamboja bisa menjadi ramuan tradisional dengan berbagai kelebihan yang
dimilikinya. Mulai dari bunga hingga daun kamboja bisa dijadikan ramuan
tradisional untuk mengobati banyak penyakit.Obat tradisional yang murah,mudah
didapat, tapi kaya khasiat.Ramuan tradisional memang masih digemari pada saat
ini karena diyakini tubuh manusia lebih gampang menerimaobat yang berbahan
alami seperti obat tradisional dibandingkan dengan obat modern,karena obat
tradisional secara umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern.
Disamping itu obat tradisional juga memiliki efek samping yang relatif lebih
sedikit dari pada obat modern (Sari 2006).
Menurut hasil uji FMIPA UNUD (2014) pada ekstrak daun kamboja
(Plumeria acuminata Ait) kandungan yang sudah teridentifikasi yaitu
mengandung senyawa saponin, steroid, fenol, tannin, glikosida, minyak atsiri, dan
flavonoid. Dari kandungan ekstrak daun kamboja yang sudah teridentifikasi,
kandungan yang dapat menjadi alternatif dalam menyembuhkan stomatitis
aphtosa rekuren (SAR) minor yaitu saponin, tannin, dan flavonoid.
4. Manfaat Kamboja (Plumeria acuminata Ait)
Kamboja bisa menjadi ramuan tradisional dengan berbagai kelebihan yang
dimilikinya. Mulai dari bunga hingga daun kamboja bisa dijadikan ramuan
tradisional untuk mengobati banyak penyakit.Obat tradisional yang murah, mudah
didapat, tapi kaya khasiat. Penyakit yang dapat disembuhkan yakni mengurangi
sakit akibat bengkak, antibakteri,obat sakit gigi, bisul, kutil, rematik/asam urat,
disentri, demam, batuk, telapak kaki pecah-pecah (Mursito dan Prihmantoro
2011).
20
C. Jarak Pagar(Jatropha curcas L)
1. Ciri-Ciri Jarak Pagar (Jatropha curcas L)
Jarak Pagar (Jatropha curcas L) sudah lama dikenal oleh masyarakat kita
sebagai tanaman obat dan penghasil minyak. Pada masa penjajahan Jepang,
minyak yang diolah dari jarak pagar digunakan untuk bahan bakar pesawat
terbang. Tanaman ini berasal dari daerah tropis di Amerika Tengah dan saat ini
telah tersebar diberbagai tempat Afrika dan Asia. Tanaman jarak pagar berupa
perdu dengan tinggi 1-7 meter, bercabang tidak teratur. Batangnya berkayu
silindris dan jika terkelupas mengeluarkan getah. Daun jarak pagar berupa daun
tunggal, bersudut 3 atau 5, berwarna hijau dan lebih pucat di bandingkan dengan
permukaan atas, daun lebar berbentuk jantung atau bulat telur melebar dengan
panjang 5-15 cm, dan tersebar di sepanjang batang. Bunga tanaman jarak pagar
majemuk berbentuk malai, berwarna kuning kehijauan, berkelamin tunggul dan
berumah satu (putik dan benang sari dalam satu tanaman). Buah tanaman jarak
pagar berupa buah kotak berbentuk bulat telur dengan diameter 2-4 cm. Panjang
buah 2 cm dengan ketebalan 1 cm, berwarna hijau ketika muda serta abu-abu
kecoklatan atau kehitaman ketika masak (Suryono 2013).
Tanaman jarak pagar merupakan tanaman yang serbaguna, tahan kering
dan tumbuh dengan cepat, dapat digunakan untuk kayu bakar, mereklamasi lahan-
lahan tererosi atau sebagai pagar hidup di pekarangan dan kebun karena tidak
disukai oleh ternak. Selain sebagai bahan bakar, jarak pagar juga digunakan
sebagai bahan untuk pembuatan sabun dan kosmetika. Tanaman ini sangat
potensial sebagai penghasil minyak nabati yang dapat diolah menjadi bahan bakar
minyak pengganti minyak bumi (solar dan minyak tanah). Tanaman ini secara
21
umum terdapat dirumah-rumah pedesaan di tanah air, diperkebunan, bahkan
tumbuh liar di tepi-tepi jalan (Suryono 2013).
2. Klasifikasi Jarak Pagar (Jatropha curcas L)
a. Divisi : Spermatophyta
b. Subdivisi : Angiospermae
c. Kelas : Dicotyledonae
d. Ordo : Euphorbiales
e. Famili : Euphorbiaceae
f. Genus : Jatropha
g. Spesies : Jatropha curcas L (Suryono 2013)
3. Kandungan Jarak Pagar (Jatropha curcas L)
Saat ini tanaman jarak pagar tidak hanya dimanfaatkan sebagai penghasil
biodiesel, tetapi masih dimanfaatkan untuk dijadikan obat tradisional oleh
masyarakat di pedesaan.Kandungan kimia dari jarak pagar( Jatropha Curcas L)
yaitu pada daun mengandung saponin, flavonoida, tannin dan senyawa polifenol.
Gambar 2.5 Jarak pagar (Jatropha curcasL) (Suryono 2013)
22
Batang mengandung saponin, flavonoid, tannin dan senyawa-senyawa polifenol.
Getahnya mengandung tannin, flavonoid dan saponin. Bijinya mengandung
berbagai senyawa alkaloida, saponin, dan sejenis protein beracun yang disebut
curcin. Biji mengandung 35–45 % minyak lemak, yang terdiri dari berbagai
trigliserida asam palmitat, stearat, dan kurkanolat(Suryono 2013).
Menurut hasil uji FMIPA UNUD (2014) pada ekstrak daun jarak pagar
kandungan yang sudah teridentifikasi yaitu mengandung senyawa saponin, tannin,
glikosida, dan minyak atsiri. Dari kandungan ekstrak daun jarak pagar yang sudah
teridentifikasi, kandungan yang dapat menjadi alternatif dalam menyembuhkan
stomatitis aphtosa rekuren (SAR) minor yaitu saponin, tannin.
4. Manfaat Jarak Pagar (Jatropha curcas L)
Seluruh bagian tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L) dapat digunakan
sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit. Hampir semua bagian
tanaman mulai dari biji, daun, dan batang segarnya dapat digunakan sebagai obat
tradisional. Minyak jarak merupakan obat pencuci perut dan dapat mengurangi
rasa sakit akibat reumatik. Daun yang dikeringkan dapat dipakai sebagai obat
batuk dan antiseptik pasca melahirkan. Batangnya jika dilukai mengeluarkan
getah, getah jarak pagar (Jatropha curcas L) bersifat antimikroba sehingga dapat
mengusir bakteri seperti jenis bakteri Staphylococcus, Streptococcus, dan
Escherichia coli, di samping itu juga dapat menghentikan pendarahan pada luka.
Jarak pagar digunakan sebagai obat rakyat atau etnomedicine, di antaranya
adalah untuk penyakit kanker, luka bakar, batuk, penyakit kulit, sakit perut
(diare), disentri, eksim, demam, gonorhoe, sipilis hernia, reumatik, tetanus,
peradangan, penyakit kuning, penyakit syaraf, kelumpuhan, proses kelahiran,
23
pneumoni, kudis, pegal-pegal pada pinggang, luka, sariawan, tumor, borok, bisul,
framboesia (patek), asam urat, dsb (Kaswan 2013).
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah mencatat perancangan dari cara berpikir
dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian eksperimen
semu (quasi experiment design) dengan pre test dan post test (Notoatmodjo
2012).
Penyembuhan stomatitis apthosa rekuren(SAR) minor yang dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu satu kelompok dengan perlakuan menggunakan
ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) dan satu kelompok dengan
ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L).
B. Identifikasi Variabel
1. Variabel pengaruh : Efektifitas ekstrak daun kamboja (Plumeria
acuminata Ait) dan ekstrak daun jarak pagar
(Jatropha curcasL).
2. Variabel terpengaruh : Stomatitis aphtosa rekuren (SAR) minor
C. Definisi Operasional
1. Ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) dan ekstrak daun jarak
pagar (Jatropha curcas L) adalah ekstrak yang dalam keadaan segar yang
diperoleh dengan cara mengekstrak daun kamboja dan daun jarak pagar
menggunakan larutan etanol 96% yang diperoleh secara maserasi. Pada
penelitian ini dibuat konsentrasi ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata
25
Ait) dan ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) setelah diencerkan
dengan akuades hingga masing-masing ekstrak mencapai konsentrasi 20%.
2. Stomatitis aphtosa rekuren (SAR) minor adalah suatu kelainan mukosa
mulut seperti mukosa labial, bukal dan dasar mulut yang ditandai oleh ulser
bulat atau oval, dangkal, dengan diameter kurang dari 1 cm dan dikelilingi
oleh pinggiran yang eritematus.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Mahasaraswati Denpasar pada tanggal 13 sampai 27 Januari 2014.
E. Subyek Penelitian
1. Populasi
Subyek penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar.
2. Besar sampel
Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 sampel
yang dibagi 2 kelompok yaitu 15 sampel kelompok pertama
menggunakan ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) dan 15
sampel kelompok kedua menggunakan ekstrak daun jarak pagar
(Jatropha curcas L).
3. Teknik sampling
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive
sampling. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud
atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel
karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut
26
memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya (Sastroasmoro
dan Ismael 2011).
4. Kriteria sampel
a. Kritria Inklusi
1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Mahasaraswati Denpasar yang bersedia mengikuti penelitian.
2. Berusia 19-26 tahun.
3. Kooperatif.
4. Menderita stomatitis apthosa rekuren(SAR) minor.
b. Kriteria Ekslusi
1. Mahasiswa yang menderita penyakit sistemik.
2. Mahasiswa yang sedang menggunakan obat-obatan.
F. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya :
a. Kaca mulut dan nerbeken
b. Masker
c. Hand Scone
d. Form penelitian
e. Informed consent
f. Tisu
g. Cotton bud
2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait)
b. Ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcasL)
27
c. Aquades steril
G. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian menggunakan jangka sorong digital untuk melihat
penyembuhan stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor yang telah diolesi
dengan ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait)dan ekstrak daun jarak
pagar (Jatropha curcasL) pada hari pertama dan ketiga, diharapkan pada hari
ketiga ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait)dan ekstrak daun jarak
pagar (Jatropha curcasL) meresap atau berpenetrasi ke dalam jaringan mukosa
sehingga stomatitis aphtosa rekuren (SAR) minor sembuh.
H. Jalannya Penelitian
1. Sebelum melakukan penelitian, calon sampel diminta untuk mengisi dan
menandatangani informed consent untuk kesediaan menjadi sampel.
2. Sampel diberi penjelasan secara singkat tentang tujuan melakukan
penelitian ini.
3. Kelompok pertama sebanyak 15 orang diberi dan diolesi ekstrak daun
kamboja (Plumeria acumniata Ait) dan kelompok sampel kedua sebanyak
15 orang diberi dan diolesi ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L).
4. Sampel diintruksikan untuk mengoleskan ekstrak daun kamboja (Plumeria
acumniata Ait) dan ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) yang
dilakukan tiga kali dalam sehari (pagi, siang, malam) sampai stomatitis
aphtosa rekuren (SAR) minor sembuh.
5. Kemudian dilakukan pengukuran pada hari pertama dan hari ketiga.
6. Pengukuran dicatat pada form penelitian yang telah tersedia.
28
I. Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diolah dengan
menggunakan SPSS versi 20 :
1. Uji Normalitas dan Homogenitas
a. Uji Normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-wilk(SW).
b. Uji Homogenitas dengan menggunakan uji Levene’s Test.
2. Uji Efek Perlakuan
Uji efek perlakuan dengan menggunakan uji Paired T-Test dan
Independen T-Test untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok
(Riwidikdo, 2009).
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dari pengamatan yang saya lakukan terhadap 30 orang sampel dalam
penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1 Penurunan diameter kelompok sampel 1 diberi perlakuan dengan
ekstrak daun kamboja :
Tabel 4.2 Penurunan diameter kelompok sampel 2 diberi perlakuan dengan
ekstrak daun jarak pagar :
NoDiameter sariawan
SelisihHari ke-1 Hari ke-2
1 4,4 2,5 -1,92 2,71 2,2 -0,513 4,62 4,12 -0,54 2,67 1,92 -0,755 3,21 1,19 -2,026 2,04 2,03 -0,017 2,61 1,21 -1,48 3,41 3,01 -0,4
NoDiameter sariawan
SelisihHari ke-1 Hari ke-31 4,02 4,02 0,002 3,84 3,36 -0,483 3,22 3,22 0,004 3,88 2,35 -1,535 2,5 2,11 -0,396 3,68 3,68 0,007 2,55 2,13 -0,428 5,24 4,48 -0,769 3,92 3,33 -0,5910 4,31 4,38 0,0711 4,01 4,01 0,0012 2,75 2,65 -0,1013 4,33 3,79 -0,5414 2,68 1,54 -1,1415 3,41 2,74 -0,67
30
NoDiameter
Hari ke-1 Hari ke-2Selisih
9 4,15 3,15 -110 3,2 2,21 -0,9911 2,92 1,31 -1,6112 4,71 3,55 -1,1613 4,18 2,59 -1,5914 2,53 1,44 -1,0915 3,73 1,64 -2,09
Hasil dari data yang didapat terlihat bahwa sampel kelompok pertama yang
diberikan perlakuan dengan ekstrak daun kamboja dan pada kelompok sampel
kedua yang diberikan perlakuan dengan ekstrak daun jarak pagar waktu
penyembuhan dari stomatitis aphtosa rekuren (SAR) minor adalah 1 - 3 hari
dengan beda rerata penurunan diameter stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor
pada kelompok sampel pertama esktrak daun kamboja (Plumeria Acuminata Ait)
adalah 1,13 mm, sedangkan pada kelompok sampel kedua ekstrak daun jarak
pagar (Jatropha curcas L) sebesar 0,47 mm.
A. Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar yang berjumlah 30 sampel yang
dibagi menjadi 2 kelompok. Dimana 15 sampel sebagai kelompok sampel
pertama dengan ekstrak daun kamboja ( Plumeria acuminata Ait) dan 15
sampel lainnya sebagai kelompok sampel kedua dengan menggunakan
ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) yang keduanya merupakan
kelompok perlakuan dengan karakteristik respoden sebagai berikut :
31
Tabel 4.3 Karasteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin
Karakteristik sample Jumlah orang Persentase
Jenis KelaminLaki-Laki 16 53,3%
Perempuan 14 46,7%
Total 30 100%
Umur
19-20 7 23,3%
21-22 8 26,6%
23-24 10 33,3%
25-26 5 16,6%
Total 30 100%
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah sampel terbanyak adalah
sampel dengan jenis kelamin laki-laki yang berjumlah 16 orang dengan
persentase 53,3% sedangkan sampel dengan jenis kelamin perempuan
berjumlah 14 orang dengan persentase 46,7%. Berdasarkan karakteristik
umur dapat juga dilihat bahwa jumlah sampel terbanyak adalah sampel
dengan umur 23-24 tahun yaitu sebanyak 10 orang dengan persentase 33,3%,
pada sampel dengan umur 21-22 tahun sebanyak 8 orang dengan persentase
26,6% pada sampel dengan umur 19-20 tahun sebanyak 7 orang dengan
persentase 23,3% dan sampel yang paling sedikit yaitu sampel dengan umur
26-25 tahun yaitu sebanyak 5 orang dengan persentase 16,6%.
32
B. Analisis Data Statistik
1. Uji Normalitas
Hasil penelitian yang diperoleh dari masing-masing kelompok diuji
normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Dari hasil uji
normalitas untuk kelompok ekstrak daun kamboja diperoleh nilai sig.
0,419 (p>0,05) sehingga data berdistribusi normal, kemudian untuk
kelompok ekstrak daun jarak pagar diperoleh nilai sig. sebesar 0,662
(p>0,05) sehingga data yang didapatkan berdistribusi normal.
Tabel 4.4 Uji Normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk
Hari
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
DaunJarak
Hari ke-1 .144 15 .200* .940 15 .384
Hari ke-3 .115 15 .200* .958 15 .662
2. Uji Homogenitas
Setelah melakukan uji normalitas data yang diperoleh kemudian dilakukan
uji homogenitas dengan menggunakan Levene’s Test. Dari hasil uji
homogenitas kelompok ekstrak daun kamboja diperoleh nilai sig. sebesar
0,959 (p>0,05) sehingga data yang didapatkan berasal dari satu varian
yang sama, kemudian pada kelompok ekstrak daun jarak pagar diperoleh
nilai sig. sebesar 0,436 (p>0,05) sehingga data yang didapatkan berasal
dari satu varians yang sama.
Hari
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
DaunKamboja
Hari ke-1 .144 15 .200* .941 15 .391
Hari ke-3 .128 15 .200* .943 15 .419
33
Tabel 4.5 Uji Homogenitas dengan uji Levene’s Test
Daun_Kamboja
Levene Statistic df1 df2 Sig.0,03 1 28 .959
Daun_Jarak
Levene Statistic df1 df2 Sig.6,26 1 28 .436
3. Analisis Efek Pemberian Ekstrak Daun Kamboja dan Ekstrak Daun
Jarak Pagar Terhadap Penyembuhan Stomatitis Aphtosa
Rekuren(SAR) Minor
Analisis penurunan diameter stomatitis aphtosa rekuren (SAR) minor diuji
berdasarkan rerata diameter stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor pre-
test dan post-test pada masing-masing kelompok dengan menggunakan uji
Paired Sample T-Test.
Tabel 4.6 Rerata diameter stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan
Kelompok pre postBedarerata
t P
Ekstrak daun kamboja 3,41 0,27 1,13 6,965 0,000Ekstrak daun jarak pagar 3,59 3,13 0,47 3,641 0,003
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa beda rerata penurunan diameter
stomatitis aphtosa rekuren (SAR) minor pada kelompok sampel pertama
esktrak daun kamboja (Plumeria Acuminata Ait) adalah 1,13 mm,
sedangkan pada kelompok sampel kedua ekstrak daun jarak pagar
34
(Jatropha curcas L) sebesar 0,47 mm. Analisis kemaknaan dengan uji
Paired Sample T-Test menunjukkan bahwa terjadi penurunan diameter
stomatitis aphtosa rekuren (SAR) minor secara bermakna pada kelompok
sampel pertama ekstrak daun kamboja dan kelompok sampel kedua
ekstrak daun jarak pagar p<0,05.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
Daun Jarak Pagar Daun Kamboja
Pre
Post
Tabel 4.7 Penurunan diameter stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor
masing-masing kelompok
Gambar 4.1 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun
kamboja (Plumeria acuminata Ait) lebih efektif menyembuhan stomatitis
aphtosa rekuren (SAR) minor dibandingkan dengan ekstrak daun jarak
pagar (Jatropha curcas L).
35
4. Analisis Penyembuhan Stomatitis Aphtosa Rekuren(SAR) Minor
Antar Kelompok
Analisis kemaknaan selisih diameter stomatitis aphtosa rekuren(SAR)
minor pada hari pertama dan ketiga antara kelompok sampel 1 ekstrak
daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) dan kelompok sampel 2 ekstrak
daun jarak pagar dengan menggunakan uji Independent Sample T-Test.
Tabel 4.8 Hasil uji Indenpendent T-Test antar kelompok.
Kelompok N T df F P
Ekstrak daunkamboja
15 3,450 28
1,831
0,002
Ekstrak daun jarakpagar
15 3,450 25,729 0,002
Berdasarkan hasil uji Independent T-test pada ekstrak daun kamboja
(Plumeria acuminata Ait) didapatkan nilai sig sebesar 0,002 (p<0,05)dan
ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) sebesar 0,002 (p<0,05),
menunjukkan bahwa Ho ditolak Ha diterima sehingga terdapat perbedaan
antara penggunaan ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) dengan
ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) dalam penyembuhan
stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor.
36
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian perbandingan efektivitas ekstrak daun
kamboja (Plumeria acuminata Ait) dengan ekstrak daun jarak pagar (Jatropha
curcas L) dalam penyembuhan stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor dengan
menggunakan sampel penelitian sebanyak 30 yang dibagi menjadi 2 kelompok
perlakuan, yaitu kelompok pertama diberikan ekstrak daun kamboja (Plumeria
acuminata Ait) dan kelompok kedua diberikan ekstrak daun jarak pagar (Jatropha
curcas L). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13-27 januari 2014 bertempat di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar. Jumlah sampel
dalam penelitian sebanyak 30 orang, sampel terbanyak adalah sampel dengan
jenis kelamin laki-laki yang berjumlah 16 orang dengan persentase 53,3%
sedangkan sampel dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 14 orang dengan
persentase 46,7%.
Berdasarkan karakteristik umur dapat juga dilihat bahwa jumlah sampel
terbanyak adalah sampel dengan umur 23-24 tahun yaitu sebanyak 10 orang
dengan persentase 33,3%, pada sampel dengan umur 21-22 tahun sebanyak 8
orang dengan persentase 26,6% pada sampel dengan umur 19-20 tahun sebanyak
7 orang dengan persentase 23,3% dan sampel yang paling sedikit yaitu sampel
dengan umur 26-25 tahun yaitu sebanyak 5 orang dengan persentase 16,6%.
Sampel dibagi 2 kelompok yaitu kelompok sampel pertama dengan menggunakan
ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) dan kelompok kedua
menggunakan ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L). Pada kelompok
pertama dengan menggunakan esktrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait)
37
terdapat penurunan rerata sebesar1,13 mm, sedangkan pada kelompok sampel
kedua dengan menggunakan ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L)
terdapat penurunan sebesar 0,47 mm.
Stomatitis apthosa rekuren(SAR) yang dikenal juga dengan nama sariawan
adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih
kekuningan dengan permukaan yang agak cekung, bercak itu dapat berupa bercak
tunggal maupun kelompok. Stomatitis apthosa rekuren (SAR) diklasifikasikan
berdasarkan karakteristik klinisnya, yaitu stomatitis aphtosa rekuren minor,
stomatitis aphtosa rekuren mayor, dan stomatitis aphtosa rekuren herpertiform.
Etilogi dari stomatitis apthosa rekuren (SAR) sampai saat ini masih belum
diketahui dengan pasti. Ulser pada stomatitis apthosa rekuren (SAR) bukan karena
satu faktor saja tetapi multifaktorial yang memungkinkannya berkembang menjadi
ulser. Faktor-faktor ini terdiri dari pasta gigi dan obat kumur sodium lauryl
sulphate (SLS), trauma, genetik, gangguan immunologi, alergi dan sensitifitas,
stres, defisiensi nutrisi, hormonal, merokok, infeksi bakteri, penyakit sistemik,
dan obat-obatan (Swain dkk 2012).
Proses perjalanan stomatitis aphtosa rekuren (SAR) dibagi menjadi 4 tahap
yaitu premonitori, pre-ulseratif, ulseratif dan penyembuhan. Tahap premonitori
terjadi pada 24 jam pertama perkembangan lesi stomatitis apthosa rekuren (SAR).
Pada waktu prodormal, pasien akan merasakan sensasi mulut terbakar pada
tempat dimana lesi akan muncul. Secara mikroskopis sel-sel mononuklear akan
menginfeksi epitelium, dan oedema akan mulai berkembang. Tahap pre-ulserasi
terjadi pada 18-72 jam pertama perkembangan lesi stomatitis apthosa rekuren
(SAR). Pada tahap ini, makula dan papula akan berkembang dengan tepi
38
eritematous. Intensitas rasa nyeri akan meningkat sewaktu tahap preulserasi ini.
Tahap ulseratif akan berlanjut selama beberapa hari hingga 2 minggu. Pada tahap
ini papula-papula akan berulserasi dan ulser itu akan diselaputi oleh lapisan
fibromembranous yang akan diikuti oleh intensitas nyeri yang berkurang. Tahap
penyembuhan stomatitis aphtosa rekuren (SAR) terjadi pada hari ke – 4 hingga
35. Ulser tersebut akan ditutupi oleh epitelium. Penyembuhan luka terjadi dan
selalu tidak meninggalkan jaringan parut dimana lesi stomatitis apthosa rekuren
(SAR) pernah muncul. Oleh karena itu, semua lesi stomatitis apthosa rekuren
(SAR) menyembuhkan dan lesi baru berkembang (Haikal 2010).
Hasil penelitian yang diperoleh dari masing-masing kelompok kemudian
uji normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Dari hasil uji
normalitas untuk kelompok ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait)
diperoleh nilai sig. 0,419 (p>0,05) sehingga data berdistribusi normal, kemudian
untuk kelompok ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) diperoleh nilai sig.
sebesar 0,662 (p>0,05) sehingga data yang didapatkan berdistribusi normal.
Setelah melakukan uji normalitas data yang diperoleh kemudian dilakukan uji
homogenitas dengan menggunakan Levene’s Test. Dari hasil uji homogenitas
kelompok ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) diperoleh nilai sig.
sebesar 0,959 (p>0,05) sehingga data yang didapatkan berasal dari satu varian
yang sama, kemudian pada kelompok ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas
L) diperoleh nilai sig. sebesar 0,436 (p>0,05) sehingga data yang didapatkan
berasal dari satu varian yang sama. Berdasarkan hasil uji Independent T-test pada
ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) didapatkan nilai sig sebesar
0,002 (p<0,05)dan ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) sebesar 0,002
39
(p<0,05), menunjukkan bahwa Ho ditolak Ha diterima sehingga terdapat
perbedaan antara penggunaan ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait)
dengan ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) dalam penyembuhan
stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor. Pemberian eksrtrak daun kamboja
(Plumeria acuminata Ait) lebih efektif dari pada ektstrak daun jarak pagar
(Jatropha curcas L) dalam penyembuhanstomatitis aphtosa rekuren(SAR)
minorhal ini didapatkan dari hasil uji Anova didapatkan hasil rerata pada
kelompok kontrol pada pemakaian ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata
Ait) sebesar 1,13 mmdan pada hasil kelompok dengan menggunakan hasil rerata
pada pemakaian ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) sebesar0,47
mmsehingga dapat dinyatakkan bahwa pemberian ekstrak daun kamboja
(Plumeria acuminata Ait) memberikan penurunan rerata sebesar 1,13 mm
sedangkan untuk ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) memiliki rerata
penurunan sebesar 0,47 mm.
Proses penyembuhan stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor
menggunakan ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) dan ekstrak daun
jarak pagar (Jatropha curcas L) dikarenakan dari kandungan kimia yang terdapat
dalamnya. Menurut hasil uji FMIPA UNUD (2014) pada ekstrak daun kamboja
kandungan yang sudah teridentifikasi yaitu mengandung senyawa saponin,
steroid, fenol, tannin, glikosida, minyak atsiri, dan flavonoid, sedangkan pada
ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) kandungan yang sudah
teridentifikasi yaitu mengandung senyawa saponin, tannin, glikosida, dan minyak
atsiri. Dari kandungan senyawa ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait)
40
dan ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) yang sudah teridentifikasi
diatas, kandungan senyawa yang dapat menyembuhkan stomatitis aphtosa rekuren
(SAR) minor yaitu saponin, tannin dan flavonoid.
41
BAB VI
KESIMPUL DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna antara ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) dengan
ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) dalam penyembuhan stomatitis
aphtosa rekuren(SAR) minor. Ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata
Ait) lebih efektif menyembuhkan stomatitis aphtosa rekuren (SAR) minor
dibandingkan esktrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L).
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pemberian
ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) lebih efektif
menyembuhkan stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor dibandingkan
dengan ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L) dengan jumlah
sampel yang lebih banyak, kosentrasi ekstrak yang berbeda dan frekuensi
pemberian yang lebih sering.
2. Adanya kandungan saponin, steroid, fenol, tannin, glikosida, minyak atsiri,
dan flavonoid dalam ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait) dan
saponin, tannin, glikosida, dan minyak atsiri pada ekstrak daun jarak pagar
(Jatropha curcas L) sehingga dapat dipertimbangkan sebagai obat
alternatif dalam menyembuhkan stomatitis aphtosa rekuren(SAR) minor.
42
3. Mengingat potensi dan keefektifannya cukup tinggi, maka hendaknya
pemakaian tanaman kamboja (Plumeria acuminata Ait) dantanaman jarak
pagar (Jatropha curcas L) lebih ditingkatkan untuk mendapatkan khasiat
yang optimal bagi kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut.
43
DAFTAR PUSTAKA
Farooque, A. M. D., Mazumder, A., Shambhawee, S., Mazumder, R. 2012,‘Review On Plumeria Acuminata’, Noida Institute of Engineering andTechnology, vol. 2, no. 2, hlm. 467-469.
Ganesan, S. 2008, ‘Traditional Oral Care Medicinal Plants Survey of TamilNadu’, Natural Product Radiance, vol. 7, no. 2, hlm. 166-172.
Haikal, M. 2009, AspekImmunologi Stomatitis AftosaRekuren, Disertasi,Universitas Sumatra Utara , Medan.
Kaswan. 2013, Pengaruh Getah Tumbuhan Jarak (Jatropha Curcas L.) TerhadapPertumbuhan Bakteri Streptococcus Hasil Isolasi Pasca Pencabutan Gigi,Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Koybasi, S., Parlak, A. H., Serin, E., Yilmaz, F., Serin, D. 2006, ‘RecurrentAphtousstomatitis : Investigation of Possible Etiologic Factors’, ElsevierInc., hlm. 229-232.
Lewis, M. A. O. dan lamey, P-J., 1998, TinjauanKlinisPenyakitMulut, Ed. Ke-1,WidyaMedika, Jakarta.
Mursito, B. dan Prihmantoro, H. 2011, Tanaman Hias Berkhasiat Obat, Ed. ke-4,Penebar Swadaya., Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Ed. Ke-2, RinekaCipta., Jakarta.
Nuria, M. C., Fazatun, A., Sumantri. 2009, ‘Uji Aktivitas Antibakteri EkstrakEtanol Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Terhadap BakteriStaphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922, DanSalmonella typhi ATCC 1408’, Jurnal Ilmu – Ilmu Pertanian, vol 5, no 2,hlm. 26 – 37.
Porter, S. R., Hegarty, A., Kaliakatsou, F., Hodgson, T, A., Scully, C. 2000,‘Reccurentaphtous Stomatitis’, Elsevier Science Inc., hlm. 569-578.
Riwidikdo, H. 2009. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan AplikasiProgram R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Sari, L. O. R .K., 2006, ‘Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan PertimbanganManfaat Dan Keamanannya’, Majalah Ilmu Kefarmasian, vol 3, no 1, hlm.1–7.
Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2011, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Ed.ke-4, Sagung Seto.
44
Suryono. 2013, Budidaya Tanaman Jarak Pagar & Kepyar Sumber EnergiAlternatif Terbarukan, Ed. ke-1, Pustaka Baru Press.,Yogyakarta.
Swain, N., Pathak, J., Poonja, L, S., Penkar, Y. 2012, ‘Etiological Factors ofRecurrent Aphtous Stomatitis’, J. Contempt Dent, vol. 2, no. 3, hlm. 96-100.
Widodo, G. P., Ningsih, D., Aprilia, M . 2010, ‘Aktivitas Antibakteri danPenyembuhan Luka Fraksi-Fraksi Ekstrak Etanol Daun Kamboja (Plumeriaacuminata Ait) pada Kulit Kelinci yang Diinfeksi Staphylococcus aureus’,Jurnal Farmasi Indonesia, vol 7, no 2, hlm. 73 – 77.
Yuanita. 2009, Landasan Program Perencanaan Dan Perancangan ArsitekturRumah Sakit Gigi Dan Mulut Unissula Di Semarang, Skripsi, UniversitasDiponegoro.
Zain, R, B. 1999, ‘Classification, Epidemiologi and Aetiology of Oral RecurrentAphtous Ulceration / Stomatitis’, Dent Univ Malaya, vol. 6, hlm. 34-37.
45
LAMPIRAN-LAMPIRAN
46
PERJANJIAN TINDAKAN MEDIS
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama :
Umur : Tahun
Jenis Kelamin : L / P
Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk diikutsertakan sebagai sampel
dalam penelitian yang berjudul “Perbandingan Efektivitas Ekstrak Daun Kamboja
(Plumeria acuminata Ait) dengan Ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L)
dalam Penyembuhan Stomatitis Aphtosa Rekuren (SAR) Minor”, yang dilakukan
oleh : I Komang Yoga Widiantara, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Segala hal menyangkut penelitian ini telah saya pahami dan akan saya
ikuti sesuai prosedur yang dijelaskan oleh peneliti.
Denpasar
Yang Membuat Pernyataan
(….…………….………)
47
47
Form Penelitian
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Menderita stomatitis sejak : hari
Ekstrak Daun :
Hari 1 3
Ukuran Stomatitis
47
48
Lampiran 1. Data Hasil Penelitian
Ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata Ait)
No Diameter sariawan SelisihHari ke-1 Hari ke-3
1 4,4 2,5 -1,92 2,71 2,2 -0,513 4,62 4,12 -0,54 2,67 1,92 -0,755 3,21 1,19 -2,026 2,04 2,03 -0,017 2,61 1,21 -1,48 3,41 3,01 -0,49 4,15 3,15 -110 3,2 2,21 -0,9911 2,92 1,31 -1,6112 4,71 3,55 -1,1613 4,18 2,59 -1,5914 2,53 1,44 -1,0915 3,73 1,64 -2,09
Ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L)
No
Diameter sariawan
SelisihHari ke-1 Hari ke-31 4,02 4,02 0,002 3,84 3,36 -0,483 3,22 3,22 0,004 3,88 2,35 -1,535 2,5 2,11 -0,396 3,68 3,68 0,007 2,55 2,13 -0,428 5,24 4,48 -0,769 3,92 3,33 -0,59
10 4,31 4,38 0,0711 4,01 4,01 0,0012 2,75 2,65 -0,1013 4,33 3,79 -0,5414 2,68 1,54 -1,14
15 3,41 2,74 -0,67
49
Lampiran 2. Hasil Uji Normalitas
1. Dengan Ekstrak Daun Kamboja
Tests of Normality
Hari
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Daun_Kamboja Harike 1 .144 15 .200* .941 15 .391
Harike 3 .128 15 .200* .943 15 .419
2. Dengan Ekstrak Daun Jarak PagarTests of Normality
Hari
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Daun_Jarak Harike 1 .144 15 .200* .940 15 .384
Harike 3 .115 15 .200* .958 15 .662
50
Lampiran 3. Hasil Uji Homogenitas1. Dengan Ekstrak Daun Kamboja
Oneway
Test of Homogeneity of VariancesDaun_Kamboja
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.003 1 28 .959
ANOVADaun_Kamboja
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 9.656 1 9.656 12.842 .001Within Groups 21.054 28 .752
Total 30.710 29
2. Dengan Ekstrak Daun Jarak Pagar
Oneway
Test of Homogeneity of VariancesDaun_Jarak
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.626 1 28 .436
ANOVADaun_Jarak
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.430 1 1.430 2.035 .165Within Groups 19.673 28 .703
Total 21.103 29
51
Lampiran 4. Hasil Uji Paired T-Test
T-Test DaunKamboja
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 hari_ke1 3.4060 15 .84642 .21854
hari_ke3 2.2713 15 .88738 .22912
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 hari_ke1 & hari_ke3 15 .736 .002
Paired Samples Test
Paired Differences
t dfSig. (2-tailed)Mean
Std.Deviatio
n
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 hari_ke1 -hari_ke3
1.13467
.63094 .16291 .78526 1.48407 6.965 14 .000
T-Test DaunJarakPagar
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 hari_ke1 3.6227 15 .77322 .19964
hari_ke3 3.1860 15 .89853 .23200
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 hari_ke1 & hari_ke3 15 .856 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t dfSig. (2-tailed)Mean
Std.Deviatio
n
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 hari_ke1 -hari_ke3
.43667 .46448 .11993 .17945 .69388 3.641 14 .003
52
Lampiran 5. Hasil Uji Independent T-Test
T-Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
Hasil EkstrakDaunJarakPagar 15 -.4367 .46448 .11993
EkstrakDaunKamboja 15 -1.1347 .63094 .16291
Independent Samples Test
Levene's Testfor Equality of
Variances t-test for Equality of Means95% Confidence
Interval of theDifference
F Sig. t df
Sig.(2-
tailed)
MeanDifferenc
eStd. ErrorDifference Lower Upper
Hasil Equalvariancesassumed
1.831 .187 3.450 28 .002 .69800 .20229 .28363 1.11237
Equalvariancesnotassumed
3.450 25.729
.002 .69800 .20229 .28197 1.11403
53
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Alat dan bahan
Gambar 2. Daun Kamboja
54
Gambar 3. Ekstrak Daun Kamboja
Gambar 4. Daun Jarak Pagar
55
Gambar 5. Ekstrak Daun Jarak Pagar
Gambar 6. Pengukuran stomatitissebelum diberi perlakuan dengan JangkaSorong Digital
56
Gambar 7. Sample diberi perlakuan dengan ekstrak daun kamboja
Gambar 8. Pengukuran Stomatirtis Sebelum diberi perlakuan dengan JangkaSorong Digital
57
Gambar 9. Sample diberi perlakuan dengan ekstrak daun jarak pagar
Recommended