View
6
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH
AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 – 2016
BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 47 TAHUN 1999
TUGAS AKHIR
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK
MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PADA JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
OLEH :
TITIN LARASWATI A03140060
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN AKUNTANSI
2017
ii
PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
Judul : PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)
KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 – 2016
BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI
DALAM NEGERI NOMOR 47 TAHUN 1999
Nama : TITIN LARASWATI
NIM : A03140060
Program Studi : D3 Akuntansi
Banjarmasin, Juli 2017
Ketua Jurusan Akuntansi Dosen Pembimbing
Andriani, SE, MM,M.Sc
NIP 19790702 200112 2 002
Hj. Nurul Mukhlisah, SE, MM
NIP 197501212001122001
iii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Dengan ini dinyatakan laporan Tugas Akhir dengan data sebagai berikut :
Nama : TITIN LARASWATI
NIM : A03140060
Program Studi : D3 Akuntansi
Judul : PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)
KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 – 2016
BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI
DALAM NEGERI NOMOR 47 TAHUN 1999
Telah diujikan dan dinyatakan lulus dengan predikat :
Banjarmasin, Juli 2017
Ketua Penguji Anggota Penguji
Hj. Nurul Qalbiah, SE, MM, Ak
NIP 197411222005012001
Noor Safrina, SE, MM., MSA
NIP 197203281999032002
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Titin Laraswati
NIM : A03140060
Tempat dan Tgl Lahir : Ranggang, 05 Januari 1996
Agama : Islam
Alamat : Jalan Raya Takisung Desa Ranggang Luar RT 10
Nama Orang Tua (Ayah) : Sairan
(Ibu) : Hamdiah
Riwayat Pendidikan : TK Jelapat Utama Banjarmasin
SD Negeri Ranggang 2
SMP Negeri 6 Pelaihari
SMK-PP Negeri Pelaihari
v
MOTTO
“Succes is not about Age, not about Big Capital,
or the Smartest in the Class.
Because Success comes from Hard Work,
Devotion to Parent, Good Friendship, Strong Motivation,
and Good Attitude”
--- Yasa Singgih ---
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa Tugas Akhir ini merupakan hasil penelitian yang telah saya lakukan.
Segala kutipan dan bantuan dari berbagai sumber telah diungkap sebagaimana
mestinya.
Tugas Akhir ini belum pernah dipublikasikan untuk keperluan lain oleh
siapapun juga, tugas akhir ini merupakan hasil tulisan saya yang dapat saya
pertanggungjawabkan otentikasinya atau bukan hasil dari aktivitas plagiat. Saya
juga menyatakan bahwa objek dan data fiktif. Apabila dikemudian hari ternyata
pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi hukum dari
ketidakbenaran pernyataan tersebut. Saya bersedia dicabut titel akademik serta
hak yang melekat padanya oleh Politeknik Negeri Banjarmasin, apabila saya
terbukti melanggar penyataan yang telah saya sampaikan diatas.
Banjarmasin, .................... 2017
Titin Laraswati
A03140060
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“Perhitungan Rasio Keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Tanah Laut Tahun 2012 – 2016 berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999”. Tugas Akhir ini
disusun sebagai persyaratan kelulusan pada Program Studi Akuntansi Diploma III
Politeknik Negeri Banjarmasin.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tanpa saran,
dukungan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak, maka
penulisan Tugas Akhir ini tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini, penulis menyampai ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak H. Edi Yohanes, ST, M.T. selaku Direktur Politeknik Negeri
Banjarmasin
2. Ibu Andriani SE, MM, MSA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin
3. Ibu Hj. Nurul Mukhlisah, SE, MM selaku Ketua Prodi Diploma III
Akuntansi dan sekalu Dosen Pembimbing yang telah bersedia dan rela
memberikan waktunya untuk membimbing penulis sehingga dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Banjarmasin.
viii
5. Bapak Eko Sugiharto, SE selaku Direktur PDAM Kabupaten Tanah Laut
yang telah bersedia menyetujui ijin penelitian yang penulis ajukan di
perusahaan tersebut.
6. Seluruh Bagian Umum dan Bagian Akuntansi di PDAM Kabupaten Tanah
Laut yang telah bersedia membantu dalam hal memenuhi kelengkapan
data yang penulis perlukan untuk penyusunan Tugas Akhir ini.
7. Kedua orang tua serta keluarga besar yang selalu memberikan dukungan
beserta doanya untuk penulis
8. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat
di selesaikan.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih belum sempurna dan
masih banyak kekurangannya, baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang
penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari
semua pihak guna penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Banjarmasin, .................. 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ............................................................................ ii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR ............................................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iv
MOTTO ..................................................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii
ABSTRAK ................................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Permasalahan .................................................................................................... 3
C. Batasan Masalah ............................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4
E. Kegunaan Penelitian ......................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5
A. Landasan Teori ................................................................................................. 5
B. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................................... 31
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................... 33
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel .............................. 33
B. Jenis Penelitian ................................................................................................. 34
C. Jenis dan Sumber Data...................................................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 36
E. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ...... 42
A. Hasil Penelitian ................................................................................................. 42
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 58
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 74
A. Simpulan ........................................................................................................... 74
B. Saran ................................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 77
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penggolongan Penilaian Perhitungan Rasio ................................................ 28
Tabel 2. Penilaian Kinerja Aspek Keuangan ............................................................. 29
Tabel 3. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 31
Tabel 4. Teknik Analisis Data .................................................................................... 39
Tabel 5. Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif .................................... 59
Tabel 6. Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan ................................................ 60
Tabel 7. Perhitungan Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar......................... 61
Tabel 8. Perhitungan Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas ...................... 62
Tabel 9. Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Hutang .............................. 63
Tabel 10. Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Hutang ............................ 64
Tabel 11. Perhitungan Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan terhadap
Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo ..................................................... 65
Tabel 12. Perhitungan Rasio Aktiva Produktif untuk Penjualan Air ......................... 67
Tabel 13. Perhitungan Rasio Jangka Penagihan Piutang ........................................... 68
Tabel 14. Perhitungan Rasio Efektifitas Penagihan ................................................... 69
Tabel 15. Hasil Perhitungan Laporan Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Tanah Laut Periode 2012 s/d 2016 berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 ................... 70
Tabel 16. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
iKabupaten Tanah Laut periode 2012 s/d 2016 ............................................. 73
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Tanah Laut ...................................................................................................... 44
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Persetujuan Ijin Penelitian
Lampiran 2. Surat Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum
Lampiran 3. Denah Lokasi Perusahaan
Lampiran 4. Nomor Pokok Wajib Pajak Perusahaan
Lampiran 5. Foto Perusahaan
Lampiran 6. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) 2012 s/d 2013
Lampiran 7. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) 2014 s/d 2015
Lampiran 8. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) 2015 s/d 2016
Lampiran 9. Laporan Laba Rugi 2012 s/d 2013
Lampiran 10. Laporan Laba Rugi 2014 s/d 2015
Lampiran 11. Laporan Laba Rugi 2015 s/d 2016
Lampiran 12. Surat Informasi Pokok Bagi Konsumen Syariah & Konfirmasi
Informasi terhadap Angsuran dan Bungan di FIFASTRA Motorcycle
Financing Syariah
Lampiran 13. Lembar Bimbingan Tugas Akhir
Lampiran 14. Lembar Saran Dosen Penguji 1 Proposal Tugas Akhir
Lampiran 15. Lembar Saran Dosen Penguji 2 Proposal Tugas Akhir
Lampiran 16. Tanda Terima Lembar Penilaian Pembimbingan Tugas Akhir
xiv
ABSTRAK
Titin Laraswati / A03140060 / 2017 / PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN
PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN
TANAH LAUT TAHUN 2012 – 2016 BERDASARKAN SURAT
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 47 TAHUN 1999 /
Analisis Laporan Keuangan / Perhitungan Rasio Keuangan / Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut.
Tujuan penelitian ini adalah mencari jawaban atas bagaimana hasil dari
Perhitungan Rasio Keuangan dengan menggunakan teknik perhitungan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999
terdapat dalam Pedoman Evaluasi Kinerja PDAM No : PED-01/D5/05/2016 yang
dibuat oleh Badan Pengawan Keuangan dan Pembangunan khusus untuk penilaian
kinerja aspek keuangan pada PDAM Kabupaten Tanah Laut. Perusahaan Daerah
Air Minum PDAM Kabupaten Tanah Laut adalah perusahaan yang bergerak di
bidang distribusi air bersih bagi masyarakat umum.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini perhitungan rasio keuangan
adalah pembagian angka – angka yang tersaji dalam laporan keuangan sehingga
memperoleh hasil dari masing – masing komponen dan Surat Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 adalah ketetapan yang harus dilaksanakan
oleh PDAM dalam melakukan penyajian laporan keuangannya.
Berdasarkan hasil perhitungan pada penelitian ini, Perhitungan Rasio
Keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999
memperoleh kriteria kinerja keuangan dari tahun 2012 s/d 2016 adalah cukup.
Dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan bahwa perhitungan rasio keuangan
sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk menilai hasil kinerja keuangannya
sebagai acuan untuk mengambil keputusan di masa sekarang dan masa yang akan
datang.
Kata kunci : Perhitungan Rasio Keuangan, Kinerja Aspek Keuangan, SK
MENDAGRI No.47 Tahun 1999.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut
bukan merupakan perusahaan profit oriented pada umumnya, namum
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut juga
perusahaan yang berorientasi sosial. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Tanah Laut tidak hanya bertujuan untuk mengejar keuntungan
semata, tetapi juga berorientasi pada pelayanan masyarakat. Namun sebagai
suatu perusahaan daerah yang berdiri dengan tujuan meningkatkan
pengembangan perekonomian daerah, maka diperlukan ukuran–ukuran untuk
menilai kinerja keuangannya dalam upaya mencapai tujuannya. Ukuran
tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangan, yang secara umum berupa
laporan keuangan. Namun, kegiatan akuntansi tidak hanya berhenti sampai
pelaporan, melainkan termasuk juga proses perhitungan rasio keuangan.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut sendiri telah
menyusun laporan keuangannya secara baik dan mengikuti aturan yang sudah
ditetapkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
namun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut
belum melakukan perhitungan rasio keuangan yang sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 Tahun 1999 yang terdapat dalam
Pedoman Evaluasi Kinerja PDAM yang telah ditetapkan oleh Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
2
Pelaporan yang di sajikan oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Tanah Laut selama ini hanya sampai pada laporan
keuangan yang telah diaudit yang terdiri dari (neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan). Sehingga kegiatan akuntansi yang di laksanakan oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut belum sepenuhnya
sempurna kerena perusahaan tersebut belum melakukan perhitungan rasio
keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri (SK
MENDAGRI) No. 47 Tahun 1999 terhadap laporan keuangan yang telah
disajikannya. Perhitungan rasio keuangan terhadap suatu laporan keuangan
perusahaan sangat bermanfaat bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Tanah Laut dan bagi Pemerintah Kota Kabupaten Tanah Laut
dalam mengambil keputusan di masa sekarang dan di masa yang akan datang.
Perhitungan rasio keuangan merupakan suatu proses perhitungan
angka–angka yang tersaji dalam laporan keuangan sehingga memperoleh
hasil dari masing–masing komponen, dengan menggunakan teknik
perhitungan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri (SK
MENDAGRI) No. 47 Tahun 1999 agar diperoleh hasil yang tepat dan
gambaran tentang laporan keuangan tersebut. Untuk menilai kinerja keuangan
pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut,
peneliti menggunakan perhitungan rasio keuangan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 Tahun 1999 atas laporan keuangan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut periode 2012
3
s/d 2016. Dari uraian di atas maka dalam tugas akhir ini penulis ingin
mengambil judul : “Perhitungan Rasio Keuangan pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999”.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang tertera diatas, maka dapat
dirumuskan masalah, yaitu : bagaimana perhitungan rasio keuangan pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 ?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah berguna untuk lebih memfokuskan rumusan masalah,
maka penulis membatasi hanya pada perhitungan rasio keuangan atau hanya
penilaian kinerja terhadap aspek keuangan yang ada pada Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut pada periode 2012 s/d 2016.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : untuk mengetahui
perhitungan rasio keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Tanah Laut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 47 Tahun 1999.
4
E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut untuk
dapat menilai kinerja keuangan perusahaannya dengan menggunakan
perhitungan rasio keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 47 Tahun 1999.
2. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
dalam menghadapi masalah yang sama dan sebagai sarana pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya dibidang akuntansi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya
sekali dalam setahun. Bersifat umum artinya tidak dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu, tetapi untuk memenuhi kepentingan
sejumlah besar pemakai, seperti pemilik perusahaan, para investor, para
kreditur dan pemerintah. Bersifat historis, artinya menununjukkan apa
yang telah dilakukan manajemen pihak perusahaan, sehingga merupakan
pertanggungjawaban manajemen pihak perusahaan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. (Somantri, 2011:89)
“Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”. (Baridwan, 2014:17)
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi
perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan
laba-rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya
tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan.
Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali.
Disamping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui
posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan
tersebut dianalisis. (Kasmir, 2016:7)
“Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
6
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan”. (Munawir, 2014:2)
2. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada
pihak dalam dan luar perusahaan yang memilik kepentingan
terhadap perusahaan. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau
penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta)
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan
yang diperoleh pada suatu periode tertentu.
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya
yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang
terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan
dal suatu periode.
g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan
keuangan.
h. Informasi keuangan lainnya. (Kasmir, 2016:10-11)
Berdasarkan PSAK No. 1 (Revisi, 1998) dalam (IAI,2007:1.2)
tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah :
a. Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi pemilik perusahaan, para investor,
para kreditur dan pemerintah dalam rangka membuat keputusan-
keputusan ekonomi.
b. Menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Laporan keuangan yang disiapkan dan disajikan oleh perusahaan
pada umumnya akan memenuhi kebutuhan para pengguna laporan laporan
7
keuangan dalam membuat keputusan ekonomi di masa yang akan datang
maupun sekarang, seperti :
a. Untuk memutuskan kapan dilakukannya pembelian, penjualan maupun
menyimpan surat berharga perusahaan baik berupa saham, obligasi dan
surat berharga lainnya.
b. Untuk menilai kinerja dan kualitas pertanggungjawaban pihak
manajemen perusahaan.
c. Untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar upah/gaji
kepada para karyawannya.
d. Untuk mengetahui besarnya perolehan keuntungan/kerugian yang
mampu diperoleh dan dibagikan (dividen) oleh perusahaan.
e. Untuk menilai keamanan bagi para investor dan kreditur atas
pemberian pinjaman kepada perusahaan.
f. Untuk menentukan kebijakan pembayaran pajak. (Sulistiyowati,2010:5)
3. Komponen Laporan Keuangan
Menurut (Munawir,2014:13) sebelum dilakukannya perhitungan
rasio keuangan terhadap suatu laporan keuangan, seorang peneliti harus
mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentuk-bentuk maupun
prinsip-prinsip dalam penyusunan laporan keuangan serta masalah-
masalah yang mungkin timbul dalam pnyusunan laporan keuangan
tersebut. Adapun komponen laporan keuangan adalah sebagai berikut :
8
a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Laporan posisi keuangan (neraca) adalah laporan yang
sistematis tentang aktiva/asset, hutang serta modal yang dibuat oleh
perusahaan pada waktu tertentu. Laporan posisi keuanga (neraca)
bertujuan untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada
tanggal tertentu. (Munawir,2014:13)
Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan
posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Posisi
Keuangan yang dimaksud adalah jenis dan nilai perkiraan-
perkiraan pada kolompok asset, kewajiban dan ekuitas pemilik.
Perkiraan-perkiraan itu termasuk dalam kelompok perkiraan riil
atau permanen (riil account). Mekanisme perkiraan riil adalah
saldo akhir periode sebelumnya sebagai saldo awal periode yang
baru. (Suharli,2014:64)
“Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan
posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi
keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta)
dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan”.
(Kasmir,2016:28-29)
b. Laporan Laba Rugi
“Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis
tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu
perusahaan selama periode tertentu”. (Munawir,2014:26)
Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan
keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam
suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar
jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang
diperoleh. Kemudian, juga tergambar jumlah biaya dan jenis-
jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dari
jumlah pendapatan dan biaya ini terdapat selisih yang disebut
9
laba atau rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah
biaya, perusahaan dikatakan laba. Sebaliknya bila jumlah
pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan
rugi. (Kasmir,2016:29)
“Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan kinerja
keuangan perusahaan selama periode tertentu. Kinerja keuangan yang
dimaksud adalah jenis dan nilai perkiraan-perkiraan pada kelompok
pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian”. (Suharli,2014:64)
c. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi
jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian,
laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab
terjadinya perubahan modal diperusahaan. Laporan perubahan
modal jarang dibuat bila tidak terjadi perubahan modal. Artinya
laporan ini baru dibuat bila memang ada perubahan modal.
(Kasmir,2016:29)
Laporan perubahan modal adalah laporan perubahan modal
pemilik (investor) selama periode tertentu. Modal pemilik tergantung
dari jenis perusahaan, apakah perusahaan tersebut berdiri sebagai
perusahaan perseorangan (UD atau PD), perusahaan persekutuan (Firma
atau CV) atau perusahaan perseroan (PT). (Suharli,2014:64)
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua
aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, bain yang
berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas.
Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama
periode laporan. Laoran kas terdiri arus kas masuk (cash in) dan
arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas masuk,
terdiri uang yang masuk keperusahan, seperti hasil penjualan
atau penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan
sejumlah jumlah pengeluaran dan jenis-jenis pengeluaran seperti
pembayaran biaya operasional perusahaan. (Kasmir,2016:29-30)
10
Laporan arus kas adalah laporan arus kas perusahaan selama
periode tertentu yang diklasifikan dalam aktivitas opersi, aktivitas
investasi, dan aktivitas pendanaan. Penyususnan laporan arus kas
berdasarkan neraca, laporan laba rugi tahun berjalan dan informasi
relevan lain sehingga tidak ada perkiraan khusus dalam laporan arus
kas. Format laporan arus kas dapat disusun dengan menggunakan
metode langsung atau metode tidak langsung.Laporan ini merupakan
ikhtisar arus kas masuk dan kas keluar yang didalam format laporannya
dibagi dalam kelompok-kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi,
dan kegiatan Pendanaan. Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan
keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan
transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta
kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama
satu periode. (Suharli,2014:65)
e. Catatan atas Laporan keuangan
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang
memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang
memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada
komponen atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi
penjelasan terlebih dulu sehingga jelas. Hal ini perlu dilakukan
agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam
menafsirkannya. (Kasmir,2016:30)
Catatan atas laporan keuangan adalah laporan rincian dari
laporan posisi keuangan/neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
modal dan laporan arus kas, termasuk estimasi dan metode penilaian
11
yang digunakan untuk menyusun keempat laporan keuangan tersebut.
(Suharli,2014:65)
4. Pihak-pihak yang Berkepentingan (Stakeholder) atas Laporan Keuangan
Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan tersebut adalah :
a. Pihak Internal
1) Pihak Manajemen
“Pihak manajemen berkepentingan langsung dan sangat
membutuhkan informasi keuangan untuk tujuan pengendalian
(controling) pengkoordinasian (coordinating) dan perencanaan
(planning) suatu perusahaan”. (Sugiono,2008:4)
Kepentingan pihak manajemen perusahaan terhadap laporan
keuangan perusahaan yang mereka buat juga memiliki arti
tertentu. Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang
dibuat merupakan cermin kinerja mereka dalam suatu periode
tertentu. Berikut ini nilai penting laporan keuangan bagi
manajemen :
a) Dengan laporan keuangan yang dibuat, manajemen dapat
menilaii dan mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu
periode apakah telah mencapai target-target atau tujuan
yang telah ditetapkan atau tidak.
b) Manajemen juga akan melihat kemampuan mereka
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan
yang ada selama ini.
c) Laporan keuangan dapat digunkan untuk melihat kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini sehingga
dapat menjadi dasar pengambilan keputusan di masa yang
akan datang.
d) Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil
keputusan keuangan ke depan berdasarkan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan, baik dalam hal
perencanaan, pengawasan, dan pengendalian ke depan
12
sehingga target-target yang diinginkan dapat tercapai.
(Kasmir,2016:20)
2) Pemilik Perusahaan
“Pemilik perusahaan, dengan menganalisa laporan
keuangannya pemilik dapat menilai berhasil atau tidaknya
manajemen dalam memimpin perusahaan”. (Sugiono,2008:4)
Pemilik perusahaan adalah mereka yang memilik usaha
tersebut. Hal ini tercermin dari kepemilikan saham yang
dimilikinya. Kepentingan bagi para pemegang saham yang
merupakan pemilik perusahaan terhadap hasil laporan
keuangan yang telah dibuat adalah :
a) Untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini.
b) Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan
dalam suatu periode. Kemajuan dilihat dari kemampuan
manajemen dalam menciptakan laba dan pengembangan aset
perusahaan. Dari laporan ini pemilik dapat menilai kedua hal
tersebut apakah ada perubahan atau tidak. Kemudian, jika
memperoleh laba, pemilik akan tau berapa dividen yang akan
diperolehnya.
c) Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah
ditetapkan. Artinya penilaian diberikan untuk manajemen
perusahaan kedepan, apakah perlu pergantian manajemen
atau tidak. Kemuadian, disusun rencana berikutnya untuk
menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan,
baik penambahan maupun perbaikan. (Kasmir,2016:19)
b. Pihak Ekternal
1) Investor
Para investor berkepentingan dengan resiko yang melekat
serta hasil perkembangan dari investasi yang mereka lakukan.
Dengan laporan keuangan para investor dapat menentukan apakah
mereka harus mempertahankan dan menambah investasi yang
mereka lakukan, atau menjual investasi tersebut. Para pemegang
saham tertarik dengan informasi yang berhubungan dengan penilaian
13
kinerja terhadap perusahaan dalam menilai kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen. (Paujiyanti,2015:132)
Invetor adalah pihak yang hendak menanamkan dana di suatu
perusahaan. Jika suatu perusahaan memerlukan dana untuk
memperluas usaha atau kapasitas usahanya disamping
memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan seperti bank
dapat pula diperoleh dari para investor melalui penjualan
saham. Dalam memilih sumber dana pihak perusahaan
memiliki berbagai pertimbangan tentunya seperti faktor
bunga dan jumlah angsuran ke depan. Namun, di sisi lain,
perusahaan juga ingin memberikan peluang kepemilikan
kepada masyarakat atau pihak lainnya.
Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu
usaha sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu
mempertimbangkan banyak hal secara matang. Dasar
pertimbangan investor adalah dari laporan keuangan yang
disajikan perusahaan yang akan ditanamnya. Dalam hal ini
investro akan melihat prospek usaha ini sekarang dan masa
yang akan datang. Prospek yang dimaksud adalah
keuntungan yang akan diperolehnya (dividen) serta
perkembangan nilai saham kedepan. Setelah itu, barulah
investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham
suatu perusahaan atau tidak. (Kasmir,2016:22-23)
Investor memerlukan analisa laporan keuangan dalam rangka
penentuan kebijakan penanam modalnya. Bagi investor, yang
penting adalah tingkat imbalan (return) dari modal yang telah atau
akan ditanam dalam suatu perusahaan tersebut. (Sugiono,2008:4)
2) Kreditur
“Kreditur merasa berkepentingan terhadap
pengembalian/pembayaran kredit yang telah diberikan kepada
perusahaan, mereka perlu mengetahui kinerja kinerja keuangan
jangka pendek (likuiditas) dan profitabilitas dari perusahaan”.
(Sugiono,2008:4)
14
Kreditur adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan.
Artinya pihak pemberi dana seperti bank atau lembaga
keuangan lainnya. Kepentingan pihak kreditor terhadap
laporan keuangan perusahaan adalah dalam hal memberi
pinjaman atau pinjaman yang telah berjalan sebelumnya.
Bagi pihak kreditur, prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan
dana (pinjaman) kepada berbagai perusahaan sangat
diperlukan. Kepentingan pihak kreditur antara lain sebagai
berikut :
a) Pihak kreditur tidak ingin usaha yang dibiayainya
mengalami kegagalan dalam hal pembayaran kembali
pinjaman tersebut (macet). Oleh karena itu, pihak kreditur
sebelum mengucurkan kreditnya, terlebih dulu melihat
kemampuan perusahaan untuk membayarnya. Salah satu
ukuran kemampuan perusahaan dapat dilihat dari laporan
keuangan yang telah di buat.
b) Pihak kreditur juga perlu memantau terhadap kredit yang
sudah berjalan untuk melihat kepatuhan perusahaan
membayar kewajibannya. Oleh karena itu, kelayakan
usaha yang akan dibiayai dan besarnya jumlah pinjaman
yang disetujui akan tergambar dari laporan keuangan yang
dibuat.
c) Pihak kreditur juga tidak ingin kredit atau pinjaman yang
diberikan justru menjadi beban nasabah dalam
pengembaliannya apabila ternyata kemampuan perusahaan
diluar dari yang diperkirakan. (Kasmir,2016:21-22)
Kreditur atau pemberi pinjaman tertarik dengan informasi
keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo untuk
kreditur, sedangkan untuk pemberi pinjaman memungkinkan mereka
untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada
saat jatuh tempo. Perbedaan kreditur dengan pemberi pinjaman ialah
kreditur berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu
yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali jika
perusahaan sebagai pelanggan utama mereka dan sebaliknya pemberi
15
pinjaman berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu
yang lebih panjang dari pada kreditur. (Paujiyanti,2015:132-133)
3) Pemerintah
Pemerintah sangat berkepntingan terhadap laporan keuangan
perusahaan tersebut, disamping untuk menentukan besarnya pajak
yang harus ditanggung oleh perusahaan tersebut juga sangat
diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.
(Sugiono,2008:4)
“Pemerintah dan berbagai lembaga berkepentingan dengan
aktivitas perusahaan untuk menetapkan kebijakan perpajakan dan
sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional”.
(Paujiyanti,2015:133)
Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan
yang dibuat perusahaan. Bahkan pemerintah melalui
Departemen Keuangan mewajibkan kepada setiap perusahaan
untuk menyusun dan melaporkan keuangan perusahaan
secara periodik. Arti penting laporan keuangan bagi pihak
pemerintah adalah :
a) Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan
seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
b) Untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara
dari hasil laporan keuangan yang dilaporkan. Dari laporan
ini akan terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepada
negara secara jujur dan adil. (Kasmir,2016:22)
4) Karyawan
“Karyawan berkepentingan dengan laporan keuangan dari
perusahaan dimana mereka bekerja karena sumber penghasilan
16
mereka tergantung pada pendapatan perusahaan yang bersangkutan”.
(Sugiono,2008:4)
“Karyawan tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan
profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi
yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memberikan balas jasa manfaat pensiun dan kesempatan
kerja”. (Paujiyanti,2015:132)
5. Perhitungan Laporan Keuangan
1. Pengertian Perhitungan Laporan Keuangan
“Perhitungan laporan keuangan merupakan proses untuk
membedah laporan keuangan, menelaah masing-masing unsur dan
menelaah hubungan di antara unsur tersebut dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas
laporan keuangan”. (Arifin,2007:30)
Menurut Lembaga Studi Manajemen Anggaran Publik (LS-
MAP, 2010) menyatakan bahwa menurut Ikatan Akuntan
Indonesia perhitungan laporan keuangan adalah perhitungan
terhadap neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampiran
nya untuk mengetahui gambaran tentang posisi keuangan dan
perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
Perhitungan laporan keuangan merupakan proses
pengidentifikasian ciri-ciri keuangan perusahaan yang didapat dari data-
data akuntansi serta laporan keuangan lainnya. Untuk itu perhitungan
laporan keuangan perlu dilakukan dengan menggunakan metode dan
17
teknik perhitungan yang tepat untuk perusahaan sehingga hasil yang
diharapkan benar-benar tepat pula. (Kasmir,2016:67)
“Perlunya menganalisa laporan keuangan adalah untuk dapat
memperluas serta mempertajam informasi-informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan serta dapat menggali dan mengungkapkan
berbagai hal yang tersembunyi didalam nya”. (Sugiono,2008:10)
2. Tujuan dan Kegunaan Perhitungan Laporan Keuangan
“Laporan keuangan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan apabila data laporan keuangan tersebut diperbandingkan
untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat
diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan
diambil”. (Munawir, 2014:31)
Tujuan analisis laporan keuangan secara garis besar adalah
sebagai berikut :
1) Screening (sarana informasi), analisis dilakukan hanya
berdasarkan laporan keuangan saja. Dengan demikian seorang
analis tidak perlu turun langsung ke lapangan untuk
mengetahui situasi serta kondisi perusahaan yang dianalisa.
2) Understanding (pemahaman), analisis dilakukan dengan cara
memahami perusahaan, kondisi keuangannya dan bidang
usahanya serta hasil usahanya.
3) Forecasting (peramalan), analisis dapat digunakan juga untuk
meramalkan kondisi perusahaan pada masa yang akan datang.
4) Diagnosis (diagnosa), analisis memungkinkan untuk dapat
melihat kemungkinan terdapatnya masalah baik di dalam
manajemen ataupun masalah yang lain dalam perusahaan.
5) Evaluation (evaluasi), analisis digunakan untuk menilai serta
mengevaluasi kinerja perusahaan termasuk manajemen dalam
meningkatkan tujuan perusahaan serta efesiensi.
Adapun kegunaan analisis laporan keuangan adalah sebagai
berikut :
1) Untuk memberikan informasi yang lebih mendalam terhadap
laporan keuangan itu sendiri.
18
2) Untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat tidak konsisten
dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan.
3) Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para
pengambil keputusan.
4) Dapat digunakan untuk membandingkan dengan perusahaan
lain atua dengan perusahaan lain secara industri (vertikal).
5) Untuk memahami situasi dan kondisi keuangan perusahaan.
6) Dapat juga digunakan untuk memprediksi bagaimana keadaan
perusahaan pada masa mendatang (proyeksi).
(Sugiono,2008:10)
Tujuan dan kegunaan bagi berbagai pihak dengan adanya
perhitungan laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan
dan manfaat perhitungan laporan keuangan adalah :
a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam periode
tertentu.
b. Untuk mengetahui kekurangan perusahaan dengan cara mengetahui
kelemahannya.
c. Untuk mengetahui kekuatan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan;
d. Untuk mengetahui langkah-langkah yang diambil oleh perusahan,
perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan
dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;
e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah
perlu penggantian atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau
gagal;
f. Sebagai alat pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil
yang mereka capai. (Kasmir,2016:68)
19
3. Kelemahan Perhitungan Laporan Keuangan
Selain tujuan dan kegunaan, terdapat pula kelemahan-kelemahan
dalam perhitungan laporan keuangan, sebagai berikut :
1) Objek analisa laporan keuangan hanya didasarkan pada laporan
keungannya. Selain dari laporan keuangan kita harus pula melihat
aspek-aspek lainnya. Situasi ekonomi, gaya manajemen, lingkungan
sekitar dan lain-lain.
2) Objek laporan keuangan bersifat data historis yang kadang-kadang
berbeda dengan kondisi masa depan. (Sugiono,2008:10)
4. Metode dan Teknik dalam Perhitungan Laporan Keuangan
1) Metode Perhitungan Laporan Keuangan
Terdapat dua macam metode perhitungan laporan keuangan yang
biasa dipakai, yaitu sebagai berikut :
a. Metode Analisis Horizontal
“Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan
dengan membandingkan laoran keuangan untuk beberapa periode.
Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari
periode yang satu ke periode yang lain”. (Kasmir,2016:69-70)
“Analisis horizontal adalah analisis mengadakan
perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau
beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.
Metode ini disebut juga dengan nama metode dinamis.”
(Munawir,2014:36)
b. Metode Analisis Vertikal
“Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan
hanya pada satu periode laporan keuangan. Analisis dilakukan
20
antara pos-pos yang ada. Informasi yang diperoleh untuk satu
periode dan tidak diketahui perkembangannya dari periode ke
periode”. (Kasmir,2016:69)
Analisis vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang di
hitung hanya meliputi satu periode atau satu saat saja,
yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu
dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut,
sehingga hanya dapat diketahui keadaan keuangan atau
hasil operasi pada saat itu saja. (Munawir,2014:36)
Sedangkan teknik menghitung yang biasa digunakan
dalam perhitungan laporan keuangan adalah dengan cara
memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau
lebih.
2) Teknik Perhitungan Laporan Keuangan
a) Teknik Perbandingan Laporan Keuangan
“Perbandingan laporan keuangan adalah metode dan
teknik analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan
untuk dua periode atau lebih. Dengan menggunakan teknik ini
dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi.
(Munawir,2014:36)
Perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan
lebih dari satu periode. Artinya minimal dua periode atau
lebih. Dari analisis ini akan dapat dikethaui perubahan-
peruabah yang terjadi. Perubahan yang terjadi dapat
berupa kenaikan atau penururnan dari masing-masing
komponen. Dari perubahan tersebut terlihat masing-
masing kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target
yang telah ditetapkan sebelumnya. (Kasmir,2016:70)
21
Perbandingan laporan keuangan dilakukan berdasarkan
laporan keuangan yang disusun secara horizontal dan
dibandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain dalam
rupiah maupun unit. Dengan menggunakan teknik ini dapat
menunjukkan adanya kenaikan atau penurunan pos-pos dalam
laporan keuangan dalam rupiah, unit, persentasi, dan
perbandingan. (Arifin,2007:71)
b) Teknik Perhitungan Rasio Keuangan
“Teknik perhitungan rasio dilakukan dengan
membandingkan data laporan keuangan dalam pos keuangan yang
relevan dan signifikan”. (Arifin,2007:71)
“Perhitungan rasio merupakan perhitungan yang
digunakan untuk mengetahi hubungan pos-pos yang ada dalam
satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan
neraca dan laporan laba rugi”. (Kasmir,2016:72)
“Perhitungan rasio adalah suatu metode perhitungan untuk
mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau
laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua
laporan tersebut”. (Munawir,2014:37)
6. Pengertian Perhitungan Rasio Keuangan
“Rasio keuangan merupakan alat analisis yang dinyatakan dalam
artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara
22
elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan
keuangan”. (Arifin,2007:32)
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka
dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu
komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau
antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian
angka yang diperbandingkan dapat berupa ngka-angka dalam satu
periode maupun beberapa periode. (Kasmir,2016:104)
Perhitungan rasio keuangan suatu perusahaan digunakan untuk
mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan terutama
bagi pihak manajemen. Hasil perhitungan dapat digunakan untuk melihat
kelemahan perusahaan selama waktu periode berjalan. Kelemahan yang
terdapat di perusahaan dapat segera diperbaiki, sedangkan hasil yang
cukup baik harus dipertahankan. Sehingga perhitungan rasio keuangan
dapat digunakan untuk penyusunan rencana di tahun depan.
(Sumaryono,2012:63)
7. Jenis-Jenis Rasio Keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 47 Tahun 1999
Terdapat sepuluh rasio keuangan yang dapat digunakan dalam
menghitung rasio keuangan perusahaan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, yaitu : (BPKP, 2016:68).
23
a. Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
“Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan laba dari aktiva produktif yang
dikelola”. (Suegiarto,2015:22)
Laba sebelum Pajak
Aktiva Produktif 𝑋 100%
Keterangan :
1. Laba Sebelum Pajak = Pendapatan Operasi (Pendapatan Penjualan
Air + Pendapatan Non Air) + Pendapatan Non Operasi Biaya
Operasi (Biaya Langsung + Biaya Administrasi dan Umum) Biaya
Non Operasi.
2. Aktiva Produktif = Aktiva Lancar + Investasi Jangka Panjang +
Aktiva Tetap (Nilai Buku) tidak termasuk Aktiva Dalam
Penyelesaian.
b. Rasio Laba terhadap Penjualan
“Rasio ini untuk mengukur laba yang dihasilkan dari jumlah
pejualan dalam tahun berjalan”. (Suegiarto,2015:22)
Laba sebelum Pajak
Penjualan 𝑋 100%
Keterangan :
1. Laba Sebelum Pajak = Pendapatan Operasi (Pendapatan Penjualan
Air + Pendapatan Non Air) + Pendapatan Non Operasi Biaya
Operasi (Biaya Langsung + Biaya Administrasi dan Umum) Biaya
Non Operasi.
24
2. Penjualan = Pendapatan Operasi + Pendapatan Penjualan Air +
Pendapatan Non Air.
(a) Pendapatan Operasi = Pendapatan Penjualan Air + Pendapatan
Non Air.
(b) Pendapatan Penjualan Air = Harga Air + Pendapatan Non Air.
(c) Pendapatan Non Air = Sambungan Baru, Denda Administrasi
dan lain-lain.
c. Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar
“Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan didalam
membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar”.
(Suegiarto,2015:22)
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Keterangan :
1. Aktiva Lancar = Aktiva yang tingkat likuiditasnya paling lama 1
(satu) tahun.
2. Utang Lancar = Kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun.
d. Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas
Rasio hutang jangka panjang terhadap modal adalah rasio yang
sangat penting bagi para kreditur atau kalangan perbankan
dalam melaksanakan penelitian pembiayaan jangka panjang
untuk memantau saldo yang diperlukan sehingga perusahaan
dapat memperkirakan masa-masa sulit yang berakibat kerugian
awal. Rasio tersebut memperlihatkan besar modal yang
digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.
(Suegiarto,2015:23)
25
Hutang Jangka Panjang
Ekuitas
Keterangan :
1. Utang Jangka Panjang = Kewajiban yang harus dibayar dalam
jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun.
2. Ekuitas = Modal dan Cadangan terdiri dari Penyertaan Pemerintah
yang belum ditetapkan statusnya.
e. Rasio Total Aktiva terhadap Total Hutang
“Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa besar aktiva
perusahaan yang dibiayai oleh kreditur”. (Suegiarto,2015:23)
Total Aktiva
Total Hutang
Keteranga :
1. Total Aktiva = Aktiva Lancar + Invectasi Jangka Panjang + Aktiva
Tetap (Nilai Buku) + Aktiva Lain-Lain.
2. Total Hutang = Utang Lancar + Utang Jangka Panjang + Utang
Lain-Lain.
f. Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi
“Rasio ini untuk menilai kehematan dalam penggunaan sumber.
Apabila peningkatan pengeluaran lebih besar dari pada peningkatan
pendapatan hal ini dapat menjadi indikator penurunan produktivitas”.
(Suegiarto,2015:23)
Biaya Operasi
Pendapatan Operasi
26
Keterangan :
1. Biaya Operasi = Biaya Langsung + Biaya Administrasi dan Umum.
2. Pendapatan Operasi = Pendapatan Penjualan Air + Pendapatan Non
Air.
g. Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran
Pokok dan Bunga Jatuh Tempo
“Rasio ini digunakan untuk mengukur potensi laba yang
dihasilkan dalam memenhui pembayaran angsuran pokok dan bunga
yang jatuh tempo”. (Suegiarto,2015:23)
Laba (Rugi) Operasi Sebelum Penyusutan
(Angsuran Bunga dan Pokok) Jatuh Tempo
Keterangan :
1. Laba Operasi sebelum Penyusutan = Pendapatan Operasi Biaya
Operasi sebelum Biaya Penyusustan (Biaya Langsung + Biaya
Administrasi dan Umum sebelum Biaya Penyusutan).
2. Angsuran Pokok = Angsuran Pokok Utang Jangka Panjang yang
jatuh tempo termasuk tunggakan.
3. Bunga Jatuh Tempo adalah Kewajiban Pembayaran Bunga Utang
Jangka Panjang termasuk tunggakan.
Catatan : apabila tidak memiliki utang yang berbeban bunga dan
mengalami laba maka dinilai 5. Namun apabila tidak memiliki utang
yang berbeban bunga dan mengalami rugi maka dinilai 1.
27
h. Rasio Aktiva Produktif untuk Penjualan Air
“Rasio ini digunakan untuk mengukur
produktifitas/pendayagunaan dari aset-aset yang tertanam, dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan pendapatan dalam
rangka pengembalian investasi bagi pemegang saham dan pembayaran
bunga kepada kreditur”. (Suegiarto,2015:24)
Aktiva Produktif
Penjualan Air
Keterangan :
1. Aktiva Produktif = Aktiva Lancar + Investasi Jangka Panjang +
Aktiva Tetap (Nilai Buku) tidak termasuk Aktiva Dalam
Penyelesaian.
2. Pendapatan Penjualan Air = Harga Air + Pendapatan Non Air.
i. Rasio Jangka Penagihan Piutang
“Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen
dalam mengendalikan piutang yaitu menilai lamanya waktu
penagihan”. (Suegiarto,2015:24)
Piutang Usaha
Jumlah Penjualan Perhari
Keteranagan :
1. Piutang Usaha = Piutang Air + Pendapatan Non Air.
2. Jumlah Penjualan Perhari adalah Pendapatan Operasi / 360.
28
j. Rasio Efektifitas Penagihan
“Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan didalam melakukan penagihan kepada pelanggan”.
(Suegiarto,2015:24)
Efektifitas Tertagih
Penjualan Air 𝑋 100%
Ketrangan :
1. Rekening Tertagih = Jumlah Penerimaan dari Rekening Penjualan
Air yang diterbitkan selama 1 (satu) tahun buku.
2. Pendapatan Penjualan Air = Harga Air + Pendapatan Non Air di kali
100%.
3. Penilaian Perhitungan Rasio Keuangan
Penilaian perhitungan rasio yang dipakai yaitu menggunakan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tanggal 31 Mei
1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum,
dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 1. Penggolongan Penilaian Perhitungan Rasio
KRITERIA NILAI
Kriteria Nilai Kinerja
Aspek Keuangan
(Bobot 45%)
1 2 3 = 2 ˟ 45%
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Tidak Baik
> 75
> 60 s/d 75
> 45 s/d 60
> 30 s/d 45
<= 30
> 33,75
> 27 s/d 33,75
> 20,25 s/d 27
> 13,5 s/d 20,25
13,5
Sumber : (BPKP,2016:8:53)
29
Menurut BPKP (2016:65) perhitungan rasio untuk penilaian kinerja
yang dipakai yaitu menggunakan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 47 Tahun 1999 tanggal 31 Mei 1999 tentang Pedoman Penilaian
Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum, dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 2. Penilaian Kinerja Aspek Keuangan
No. Indikator Rasio Nilai
1 Rasio Laba terhadap
Aktiva Produktif
> 10% = 5
> 7% - 10% = 4
> 3% - 7% = 3
> 0% - 3% = 2
<= 0% = 1
2
Rasio Laba terhadap
Penjualan
> 20% = 5
> 14% - 20% = 4
> 6% - 14% = 3
> 0% - 6% = 2
<= 0% = 1
3 Rasio Aktiva Lancar
terhadap Hutang Lancar
> 1,75 - 2,00 = 5
> 1,50 - 1,75 atau > 2,00 - 2,30 = 4
> 1,25 - 1,50 atau > 2,30 - 2,70 = 3
> 1,00 - 1,25 atau > 2,70 - 3,00 = 2
<= 1,00 atau > 3,00 = 1
4 Rasio Hutang Jangka
Panjang terhadap Ekuitas
<= 0,5 = 5
> 0,5 - 0,7 = 4
> 0,7 - 0,8 = 3
> 0,8 - 1,0 = 2
> 1,0 = 1
5 Rasio Total Aktiva
terhadap Total Hutang
> 2,0 = 5
> 1,7 - 2,0 = 4
> 1,3 - 1,7 = 3
> 1,0 - 1,3 = 2
<= 1,0 = 1
6
Rasio Biaya Operasi
terhadap Pendapatan
Operasi
<= 0,5 = 5
> 0,5 - 0,65 = 4
> 0,65 - 0,85 = 3
> 0,85 - 1,0 = 2
> 1,0 = 1
30
7
Rasio Laba Operasi
Sebelum Biaya
Penyusutan terhadap
Angsuran Pokok dan
Bunga Jatuh Tempo
> 2,0
= 5
> 1,7 - 2,0 = 4
> 1,3 - 1,7 = 3
> 1,0 - 1,3 = 2
<= 1,0 = 1
8 Rasio Aktiva Produktif
untuk Penjualan Air
<= 2 = 5
> 2 – 4 = 4
> 4 – 6 = 3
> 6 – 8 = 2
> 8 = 1
9 Rasio Jangka Penagihan
Piutang
<= 60 = 5
> 60 – 90 = 4
> 90 - 150 = 3
> 150 - 180 = 2
> 180 = 1
10 Rasio Efektifitas
Penagihan
> 90% = 5
> 85% - 90% = 4
> 80% - 85% = 3
> 75% - 80% = 2
<= 75% = 1
Sumber : (BPKP,2016:65)
Rumus Penilaian Bobot Kinerja Aspek Keuangan menurut (Suegiarto,
2015,21), yaitu :
Jumlah Bobot Kinerja =Jumlah nilai yang di peroleh
50 (Jumlah Max Nilai Kinerja) x 45%
Untuk informasi yang berkaitan dengan keuangan, data yang
dipergunakan adalah data yang berasal dari laporan keuangan PDAM baik
audited maupun unaudited.
31
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang penulis bandingkan dengan
penelitian penulis adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Penelitian Terdahulu
Peneliti Marion Angkasa
Putra (1007 14
395) Tahun 2013
“Politeknik
Raflesia”
Analisis Laporan
Keuangan pada
PDAM Kabupaten
Kepahiang
Andria Febrianti
(061330501149)
Tahun 2016
“Politeknik Negeri
Sriwijaya” Analisis
Kinerja Keuangan
PDAM Tirta Betuah
Kabupaten
Banyuasin
Berdasarkan
KEPMENDAGRI
No.47 Tahun 1999
Titin Laraswati
(A03140060)
Tahun 2017
“Politeknik Negeri
Banjarmasin”
Perhitungan Rasio
Keuangan pada
PDAM Kabupaten
Tanah Laut
Berdasarkan SK
Menteri Dalam
Negeri Nomor 47
Tahun 1999
Objek
Penelitian
Perusahaan Daerah
Air Minum
(PDAM)
Kabupaten
Kepahiang
Perusahaan Daerah
Air Minum
(PDAM) Tirta
Betuah Kabupaten
Banyuasin
Perusahaan
Daerah Air
Minum (PDAM)
Kabupaten Tanah
Laut
Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui
kinerja keuangan
PDAM Kabupaten
Kepahiang pada
periode 2010 s/d
2012 ditinjau dari
laporan keuangan
dengan
menggunakan
analisis rasio
likuiditas,
porfitabilitas, dan
aktivitas
Untuk mengetahui
kinerja keuangan
PDAM Tirta Betuah
Kabupaten
Banyuasin periode
2012 s/d 2015
ditinjau dari laporan
keuangan
menggunakan
analisis rasio
berdasarkan
KEPMENDAGRI
No.47 Tahun 1999
Untuk mengetahui
perhitungan rasio
keuangan pada
Perusahaan
Daerah Air
Minum (PDAM)
Kabupaten Tanah
Laut periode 2012
s/d 2016 ditinjau
dari laporan
keuangan
menggunakan
analisis rasio
berdasarkan SK
Menteri Dalam
Negeri No.47
Tahun 1999
32
Metode
Penelitian
Data diperoleh
melalui
dokumentasi,
observasi ,
interview, maupun
studi kepustakaan
dalam penelitian di
analisa, kemudian
dibandingkan
dengan kondisi
tahun-tahun
sebelumnya.
Cara pengumpulan
data dalam
penelitian ini
dilakukan dengan
penelitian lapangan,
kepustakaan, dan
access internet.
Kemudian dianalisa
dengan acuan
KEPMENDAGRI
No.47 Tahun 1999
Teknik
pengumpulan data
dilakukan dengan
cara dokumentasi,
studi pustaka serat
wawancara, data
yang diperoleh
diolah dengan
mengacu pada
Surat Keputusan
Menteri Dalam
Negeri No. 47
Tahun 1999
Hasil
Penelitian
PDAM Kabupaten
Kepahiang
memiliki tingkat
likuiditas yang
cukup baik, tingkat
profitabilitas yang
masih jauh dari
harapan karena
perusahaan
mengalami
kerugian selama
tahun 2010 s/d
2012 dan
memperoleh
tingkat aktivitas
atau penjualan
yang baik.
Kinerja PDAM
Tirta Betuah
berdasarkan
KEPMENDAGRI
No.47
Tahun 1999 selama
periode 2007
sampai dengan
2011 adalah dalam
kategori cukup.
Dari
tahun 2012 sampai
dengan 2015 tingkat
kinerja paling baik
adalah pada tahun
2013.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel diperlukan agar konsep yang digunakan
dapat diukur dalam perhitungan rasio keuangan dengan mengunakan rumus
perhitungan rasio keuangan. Perhitungan rasio keuangan yang berdasarkan
pada Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 ialah
suatu alat untuk mengukur tingkat prestasi kinerja yang di lihat dari aspek
keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tanah Laut untuk
periode 2012 s/d 2016.
Penelitian dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Tanah Laut yang beralamat di Jl. A. Syairani RT. 026 RW. 007
Angsau Pelaihari 70814 Kabupaten Tanah Laut. Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut adalah suatu Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Tanah Laut Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pendirian
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Tanah Laut.
Penulis menggunakan data berupa laporan keuangan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut per 31 Desember 2012
s/d per 31 Desember 2016, serta data lainnya yang berhubungan dengan
penelitian ini. Penulis memfokuskan pada penilaian kinerja keuangan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut dari aspek
keuangan dari tahun 2012 s/d tahun 2016 dengan menggunakan teknik
34
perhitungan rasio keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam
Negeri No. 47 Tahun 1999.
B. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini yang dilakukan oleh penulis adalah pendekatan
studi kasus terhadap Perhitungan Rasio Keuangan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 dengan
menggunakan rasio laba terhadap aktiva produktif, rasio laba terhadap
penjualan, rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar, rasio hutang jangka
panjang terhadap ekuitas, rasio total aktiva terhadap total hutang, rasio biaya
operasi terhadap pendapatan operasi, rasio laba operasi sebelum biaya
penyusutan terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo, rasio aktiva
produktif untuk penjualan air, rasio jangka penagihan piutang, dan rasio
efektifitas penagihan.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini digunakan untuk
melengkapi data untuk penelitian di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Tanah Laut. Jadi jenis dan sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
35
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif
“Data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka”.
(Situmorang,2010:2) Dalam penelitian ini penulis menggunakan
data kualitatif yang ada di Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Tanah Laut adalah berupa data tentang
sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur
organisasi, bidang usaha, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak),
dan surat keterangan pendirian usaha.
b. Data Kuantitatif
“Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka”.
(Situmorang,2010:2) Dalam penelitian ini penulis menggunakan
data kuantitatif yang ada di Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Tanah Laut adalah data berupa laporan
keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan catatan
atas laporan keuangan untuk tahun 2012 s/d 2016
2. Sumber Data
a. Data Primer
“Data primer (primary data) yaitu data yang
dikumpulkan dan di olahnya sendiri oleh perorangan/suatu
organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dapat berupa
interview dan observasi”. (Situmorang,2010:2) Dalam penelitian
ini penulis tidak menggunakan data primer disebabkan oleh,
36
penulis hanya menggunakan data berupa laporan keuangan yang
sudah dibuat dengan baik oleh bagian akuntansi di Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut.
b. Data Sekunder
“Data sekunder (secondary data) yaitu data yang
diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi
sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi”.
(Situmorang,2010:2) Dalam penelitian ini teknik yang
digunakan penulis dalam pengumpulan data sekunder adalah
dengan cara studi pustaka pada literatur, buku-buku dan jurnal
yang berkaitan dengan perhitungan rasio keuangan serta data
berupa laporan keuangan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Tanah Laut untuk periode 2012 s/d 2016.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data melalui
dokumen-dokumen yang ada di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Tanah Laut. Dokumen berupa laporan keuangan yang terdiri
dari neraca, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan untuk
tahun 2012 s/d 2016, sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan,
struktur organisasi, bidang usaha, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), dan
surat keterangan pendirian usaha.
37
2. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan data mengenai teori
perhitungan rasio keuangan termasuk jurnal, buku-buku dan literatur yang
akan dijadikan sebagai bahan landasan teoritis.
3. Wawancara
Wawancara ialah metode pengumpulan data dengan mengadakan
tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan. Wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi
kepada pihak keuangan tentang kebenaran bahwa Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut belum melakukan perhitungan
rasio berdarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun
1999.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data berupa laporan keuangan untuk periode 2012 s/d
2016 yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan catatan atas laporan
keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut.
2. Memilah data berupa nama akun yang diperlukan untuk dimasukkan ke
dalam perhitungan rasio keuangan terhadap laporan keuangan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut.
3. Memasukkan data yang telah di pilah sebelumnya ke dalam rumus dengan
menyesuaikan nama akun dengan rumus yang tersedia.
38
4. Membandingkan hasil yang diperoleh dari perhitungan rasio yang
dilakukan dengan persentase penilaian kinerja aspek keuangan yang
tersedia sehingga dapat menentukan perolehan nilai 1 s/d 5.
5. Melakukan penafsiran atas angka yang diperoleh dari perhitungan rasio
keuangan dan hasil perbandingan yang diperoleh sebelumnya apakah ada
kenaikan, penurunan atau tetap dari tahun ke tahun.
6. Melakukan penentuan kriteria/prestasi yang akan di peroleh oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut dengan
menjumlahkan seluruh nilai dari persentase penilaian yang diperoleh
sebelumnya sehingga dapat ditetapkan dengan kriteria baik sekali, baik,
cukup, kurang dan tidak baik.
Berikut adalah rumus dan penilaian aspek keuangan yang digunakan :
39
Tabel 4. Teknik Analisis Data
No Indikator Rumus Rasio Nilai
1 Rasio Laba terhadap Aktiva
Produktif
Laba sebelum Pajak
Aktiva Produktif 𝑋 100%
> 10% = 5
> 7% - 10% = 4
> 3% - 7% = 3
> 0% - 3% = 2
<= 0% = 1
2 Rasio Laba terhadap
Penjualan
Laba sebelum Pajak
Penjualan 𝑋 100%
> 20% = 5
> 14% - 20% = 4
> 6% - 14% = 3
> 0% - 6% = 2
<= 0% = 1
3 Rasio Aktiva Lancar
terhadap Hutang Lancar
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
> 1,75 - 2,00 = 5
> 1,50 - 1,75 atau > 2,00 - 2,30 = 4
> 1,25 - 1,50 atau > 2,30 - 2,70 = 3
> 1,00 - 1,25 atau > 2,70 - 3,00 = 2
<= 1,00 atau > 3,00 = 1
4 Rasio Hutang Jangka
Panjang terhadap Ekuitas
Hutang Jangka Panjang
Ekuitas
<= 0,5 = 5
> 0,5 - 0,7 = 4
> 0,7 - 0,8 = 3
> 0,8 - 1,0 = 2
> 1,0 = 1
39
40
5 Rasio Total Aktiva terhadap
Total Hutang
Total Aktiva
Total Hutang
> 2,0 = 5
> 1,7 - 2,0 = 4
> 1,3 - 1,7 = 3
> 1,0 - 1,3 = 2
<= 1,0 = 1
6
Rasio Biaya Operasi
terhadap Pendapatan
Operasi
Biaya Operasi
Pendapatan Operasi
<= 0,5 = 5
> 0,5 - 0,65 = 4
> 0,65 - 0,85 = 3
> 0,85 - 1,0 = 2
> 1,0 = 1
7
Rasio Laba Operasi
Sebelum Biaya Penyusutan
terhadap Angsuran Pokok
dan Bunga Jatuh Tempo
Laba (Rugi) Operasi Sebelum Penyusutan
(Angsuran Bunga dan Pokok) Jatuh Tempo
> 2,0 = 5
> 1,7 - 2,0 = 4
> 1,3 - 1,7 = 3
> 1,0 - 1,3 = 2
<= 1,0 = 1
8 Rasio Aktiva Produktif
untuk Penjualan Air
Aktiva Produktif
Penjualan Air
<= 2 = 5
> 2 – 4 = 4
> 4 – 6 = 3
> 6 – 8 = 2
> 8 = 1
40
9 Rasio Jangka Penagihan
Piutang
Piutang Usaha
Jumlah Penjualan Perhari
<= 60 = 5
> 60 – 90 = 4
> 90 - 150 = 3
> 150 - 180 = 2
> 180 = 1
10 Rasio Efektifitas Penagihan Efektifitas Tertagih
Penjualan Air 𝑋 100%
> 90% = 5
> 85% - 90% = 4
> 80% - 85% = 3
> 75% - 80% = 2
<= 75% = 1
Berikut adalah kriteria atau tingkat prestasi yang akan di peroleh oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Tanah Laut :
Tabel 1. Penggolongan Penilaian Perhitungan Rasio
KRITERIA NILAI Kriteria Nilai Kinerja Aspek
Keuangan (Bobot 45%)
1 2 3 = 2 ˟ 45%
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Tidak Baik
> 75
> 60 s/d 75
> 45 s/d 60
> 30 s/d 45
<= 30
> 33,75
> 27 s/d 33,75
> 20,25 s/d 27
> 13,5 s/d 20,25
13,5
41
42
BAB IV
HASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
F. Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Air merupakan sarana yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup, baik itu manusia, binatang maupun tumbuhan. Seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk dan banyaknya kecamatan yang belum
memiliki instalasi air bersih serta kebutuhan akan air minum terus
bertambah. Untuk itu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Tanah Laut perusahaan pengelola air minum di Kabupaten Tanah Laut
dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan akan air minum. Yang
dimaksud disini adalah air bersih yang didistribusikan kepada masyarakat
dengan kualitas, kwantitas serta kontinuitas yang memenuhi persyaratan
dan handal.
Maksud dan tujuan pembentukan perusahaan ialah membuat dan
menjual produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, apabila pelanggan
mendapatkan kepuasan dari kegiatan produksi yang dilaksanakan secara
efesien maka profit yang wajar akan diperoleh. Adapun tujuan
didirikannya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah
Laut adalah untuk melayani air bersih bagi seluruh masyarakat secara terus
menerus efektif dan efesien yang memenuhi syarat syarat kesehatan dan
meningkatkan pengembangan perekonomian daerah.
43
Pada tahun 1983 Departemen Pekerjaan Umum bekerjasama
dengan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut membentuk Badan Pengelola
Air Minum (BPAM), melalui surat Menteri Pekerjaan Umum Departemen
Pekerjaan Umum no : 008/KPTS/KPT/ek/1983 dengan memanfaatkan air
Sungai Tabanio sebagai air baku.
Pada tahun 1993 Badan Pengelola Air Minum berubah statusnya
menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), yaitu dengan di
terbitkanya Peraturan Daerah No 02 Tahun 1993 Tentang Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten Tanah Laut.
Pada tahun 2015 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Tanah Laut menambah sumber air baku sebagai upaya untuk
meningkatkan produksi air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Tanah Laut. Dengan adanya penambahan sumber air baku di
PTPN XIII, maka kapasitas produksi dipastikan meningkat, dan apabila
musin kemarau tiba tidak terjadi penurunan distribusi air ke pelanggan.
Visi : “Menjadikan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Tanah Laut yang sehat dan terbaik dalam memberikan pelayanan”
MISI :
1. Perbaikan kinerja disemua proses
2. Efesiensi disemua bidang
3. Peningkatan kwalitas SDM secara Profesional
4. Peningkatan Kesejahteraan karyawan
5. Standarisasi kwalitas pelayanan.
2. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tanah Laut yang dapat dilihat pada bagan
berikut :
Bagan 1. Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut
44
45
3. Tugas dan Tanggung Jawab
Dari struktur organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Tanah Laut diatas, berikut ini adalah penjelasan mengenai
tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut :
a. Pasal 6 : Dewan Pengawas mempunyai kedudukan dalam perusahaan
untuk melakukan tugas pengawasan terhadap Direktur dalam
Pengelolaan Perusahaan.
b. Pasal 7
(1) Direktur mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan,
mengawasi, mengendalikan dan mempertanggungjawabkan
pengelolaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Direktur dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Kepala Bagian
Administrasi & Keuangan, Kepala Bagian Teknik.
(3) Direktur dalam waktu-waktu tertentu harus mengadakan rapat
dalam rangka membahas penyelenggaraan tugas dan pengelolan
Perusahaan.
(4) Apabila Direktur berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka
Bupati dapat menunjuk pengganti sementara:
(a) Salah satu Kepala Bagian yang ada; dan atau
(b) Apabila Kepala Bagian tidak ada, maka dapat ditunjuk salah
seorang Pegawai yang dianggap mampu dan memiliki
kemampuan untuk mewakili tugas Direktur.
46
c. Pasal 8 : Untuk melaksanakan tugas tersebut pada Pasal 8 ayat (1),
Direktur mempunyai tugas :
(1) Merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan
kegiatan dibidang administrasi, pengelolaan keuangan dan kegiatan
dibidang teknik.
(2) Merumuskan dan menetapkan strategi atas kebijaksanan yang
ditetapkan oleh Badan Pengawas dalam melaksanakan operasi atau
pengelolaan Perusahaan sesuai dengan peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku.
(3) Membuat dan memberikan Laporan Tahunan kepada Badan
Pengawas tentang Perhitungan Neraca, Laba/Rugi, Laporan
Triwulan Keuangan, mengajukan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Tahunan dan Neraca Khusus untuk keperluan operasional
perusahaan sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
(4) Memberikan usul/saran tentang penetapan pegawai, pengangkatan,
mutasi dan promosi jabatan kepada Bupati Kepala Daerah Tingkat
II, sedangkan pegawai yang tidak memiliki/memegang jabatan
dilakukan oleh Direksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(5) Melakukan penilaian secara berkala mengenai manfaat dan efisieni
system/prosedur administrasi, Keuangan dan laporan-laporan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
47
(6) Memberikan saran dan usul kepada Badan Pengawas mengenai
penyesuaian tarif air, kebijaksanaan kepegawaian, pengadaan dan
sesuai perkembangan Perusahaan.
(7) Memelihara hubungan baik dengan masyarakat, Pemerintah Daerah
dan Pemerintah Pusat.
d. Pasal 9 : Kepala Bagian Administrasi & Keuangan mempunyai
wewenang :
(1) Memimpin, mengatur dan mengawasi semua kegiatan mengenai
penambahan, pengurangan dan keamanan aktiva maupun pasiva
perusahaan.
(2) Merumuskan dan menetapkan kebijaksanaan mengenai pelayanan
langganan, kebutuhan dibidang keuangan dan administrasi.
(3) Memberikan pertimbangan mengenai hal-hal yang bersifat prinsipil
dibidang administrasi dan keuangan.
e. Pasal 10 :
(1) Untuk melaksanakan tugas pada Pasal 9 keputusan ini, Kepala
Bagian Administarasi Umum & Keuangan mempunyai fungsi :
(a) Melakukan kerja sama yang baik dengan Ka.Bag.Teknik untuk
merencanakan, mengatur dan mengawasi penyediaan bahan
material dan fasilitas lainnya yang diperlukan untuk kegiatan
operasional.
(b) Mengkoordinasikan, merencanakan dan mengawasi semua
kegiatan dibidang administrasi, keuangan dan langganan.
48
(c) Melakukan kerjasama dengan Ka.Bag.Teknik untuk
mengawasi penyusunan Anggaran Belanja Perusahaan,
menetapkan besarnya modal kerja dan
merumuskan/menetapkan kebijaksanaan mengenai
penggunaannya secara efektif.
(d) Melaksanakan koordinasi dengan Ka.Bag.Teknik untuk
mengadakan penilaian dan menyetujui semua rencana
pengadaan material yang diperlukan untuk operasional
perusahaan baik melalui tender atau tidak.
(e) Mengamankan dan mengawasi seluruh aktiva Perusahaan,
menetapkan kebijaksanaan dan pemeliharaan gudang,
kendaraan, mesin, peralatan kantor dan fasilitas lainnya milik
Perusahaan.
(f) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penagihan uang
dari pelanggan dan menetapkan sumber-sumber pendapatan
untuk penambahan modal perusahaan.
(g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur
sesuai bidang tugasnya.
(2) Kepala Bagian Administarasi Umum & Keuangan membawahi :
(a) Kepala Seksi Umum
(b) Kepala Seksi Keuangan
(c) Kepala Seksi Hubungan Langganan
49
(3) Masing-masing Kepala Seksi bertanggung jawab kepada Kepala
Bagian Administrasi Umum & Keuangan.
f. Pasal 11 : Kepala Seksi Umum mempunyai tugas :
(1) Melaksanakan koordinasi, mengatur dan mengawasi kegiatan
administrasi umum, kepegawaian, pengadaan, perawatan/
pemeliharaan gudang dan prasarana lainnya untuk kelancaran
operasional perusahaan.
(2) Melaksanakan koordinasi, mengatur dan mengawasi pelaksanaan
ketentuan/kebijaksanaan mengenai penggunaan dan pemeliharaan
gedung, kendaraan dinas, perlengkapan dan sarana perusahaan
lainnya
(3) Mengusulkan dan merumuskan ketentuan/peraturan baru untuk
kelancaran operasional Perusahaan
(4) Merencanakan anggaran belanja pengadaan/persediaan sesuai
kebutuhan dan sewaktu waktu mengadakan
pemeriksaan/pengecekan terhadap gudang dan menyusun daftar
inventaris kekayaan perusahaan
(5) Membuat konsep-konsep survei keluar
(6) Mengatur, mengawasi pekerjaan-pekerjaan pengetikan
(7) Melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Administrasi Umum & Keuangan sesuai Bidangnya.
50
g. Pasal 12 : Kepala Keuangan mempunyai tugas :
(1) Merencanakan, mengatur dan mengawasi penyelenggaraan
dibidang keuangan , penagihan rekening dan pembukuan.
(2) Melakukan pemeriksaan dan Pengawasan mengenai penerimaan
penyimpanan.
(3) Melakukan pemeriksaan dan pengawasan mengenai penerimaan
penyimpanan, pemanfaatan kertas berharga dan alat pembayaran
termasuk pemeriksaan dan pengawasan Kas Kecil
(4) Melaksanakan pembayaran atas kewajiban perusahaan berdasarkan
taksiran penerimaan kas, sifat dan besarnya kewajiban, menjaga
likuiditas dan solvabilitas Perusahaan
(5) Melaksanakan dan mengawasi kegiatan penagihan piutang pada
langganan, menetapkan sumber pendapatan dan melakukan
koordinasi dengan bagian distribusi mengenai penutupan dan
pembukaan saluran air minum setelah mendapat persetujuan
Direksi;
(6) Merencanakan dan melakukan koordinasi dengan Kepala Seksi
Umum mengenai pengadaan bahan material, mengadakan
perkiraan dan analisa penerimaan/pengeluaran uang dari Kas secara
berkala, termasuk penilaian dan perumusan penyuluhan Anggaran
Belanja Perusahaan
51
(7) Merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan baru mengenai tarif,
penagihan, pengembalian, penyetoran, penggunaan dana dan
perkembangan.
(8) Mengawasi penyelesaian masalah Asuransi dari aktiva Perusahaan
dan menyimpan/memelihara polis pertanggungan pensiun
karyawan/ karyawati Perusahaan tepat waktu.
(9) Memelihara hubungan baik dengan lembaga keuangan lainnya
(10) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Administarasi Umum & Keuangan sesuai bidangnya.
(11) Membuat Laporan Bulanan, Tahunan Neraca, Laba/Rugi dan Arus
Kas.
h. Pasal 13 : Kepala Seksi Hubungan Langganan mempunyai tugas :
(1) Menerima, melayani calon pelanggan baru dan memproses
permohonan baru menjadi pelanggan air minum.
(2) Melakukan koordinasi, mengatur dan mengawasi pemasangan dan
pelayanan langganan, pembetulan meter air dan memelihara daftar
perhitungan rekening.
(3) Menerima, menampung dan menyelesaikan pengaduan masyarakat
dan dibuatkan SPK untuk diproses oleh Bagian Teknik.
(4) Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Bagian Distribusi
dan Bagian Perencanaan dalam rangka mempercepat proses
penyambungan baru.
52
(5) Memberikan penerangan kepada masyarakat mengenai peggunaan
air secara ekonomis, kenaikan tarif, peraturan baru dan adanya
perluasan sambungan baru.
(6) Membuat laporan sambungan pelaksanaan penutupan dan
perbaikan serta air yang diproduksi dan didistribusikan setiap
bulan.
(7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Ka.Bag.Administarasi & Umum sesuai dengan bidangnya.
i. Pasal 14
(1) Kepala Bagian Teknik mempunyai wewenang :
(a) Memimpin mengkoordinasikan dan mengawasi semua
kegiatan baik dari tingkat perencanaan maupun pada tingkat
pelaksanaan pengolahan, pemeliharaan sumber-sumber dan
distibusi air.
(b) Meneliti dan menyetujui rencana kerja masing- masing bagian
dan menetapkan kegiatan sesuai bidangnya.
(c) Menyelesaikan dan merumuskan masalah yang prinsipil dalam
bidang tugasnya.
(2) Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 13 Kepala Bagian
Teknik mempunyai fungsi :
(a) Melakukan koordinasi semua kegiatan yang dilaksanakan oleh
bagian-bagian yang dibawahnya baik pada tingkat perencanaan
maupun pada tingkat pelaksanaan.
53
(b) Mempersiapkan penyusunan rencana kerja dan design kontrak
kerja. Pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan.
(c) Melakukan koordinasi pengawasan pelaksanaan konstruksi dan
perbaikan perpipaan dibawah instalasi lokal, pengawasan
operasi pengolahan air, pemeliharaan sumber dan fasilitas
transmisi air.
(d) Merencanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur
sesuai bidang tugasnya.
(3) Kepala Bagian Teknik membawahi :
(a) Kepala Seksi Perencanaan
(b) Kepala Seksi Produksi
(c) Kepala Seksi Transmisi/Distribusi
(d) Kepala Seksi Perawatan.
(4) Masing-masing Kepala Seksi bertanggungjawab kepada Kepala
Bagian Teknik.
j. Pasal 15
(1) Kepala Seksi Perencanaan/Teknik mempunyai wewenang
merencanakan pengembangan teknologi dan instalasi air bersih.
(2) Kepala Seksi Perencanaan mempunyai tugas :
(a) Melakukan koordinasi, mengatur dan mengawasi semua
kegiatan mulai dari tingkat persiapan, perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian atas jalannya kegiatan.
54
(b) Menyusun jadwal pelaksanaan konstruksi, menyusun program
kerja secara rinci dan menyusun anggaran biaya pekerjaan.
(c) Mempersiapkan dan menyusun rancangan pekerjaan
pengembangan sumber baku, system transmisi, distribusi,
pelayananan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan air
bersih.
(d) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Teknik sesusai dengan tugas dan fungsinya.
k. Pasal 16
(1) Kepala Seksi Produksi mempunyai wewenang mengatur seluruh
kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan air dari sumber-
sumber sampai ke reservoir distribusi, dan bertangung jawab atas
kebersihan air yang disalurkan kepada konsumen dan perawatan
instalasi air.
(2) Kepala Seksi Produksi mempunyai tugas :
(a) Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari seksi-
seksi yang dibawahnya sedemikian rupa, hingga tidak terjadi
salah pengertian atau menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
(b) Merencanakan pengembangan produksi air dan melaksanakan
analisa kimia dan bakteorologis sehingga mutu air yang
dihasilkan dapat di pertanggungjawabkan, mengawasi agar
volume air dari sumber-sumber sebagaimana tercatat pada
panel peralatan pabrik tidak melampaui kapasitas pengolahan.
55
(c) Memperkirakan kebutuhan dan mengawasi penggunaan bahan
kimia dan bahan lain oleh laboratorium untuk proses produksi
maupun oleh seksi.
(d) Menjaga agar terdapat persediaan bahan–bahan tersebut
secukupnya dan melaporkan jumlah pemakaiannya pada akhir
tiap bulan.
(e) Memeriksa proses pengolahan air, berfungsinya pulsator /
accelator, penyaringan dan pembubuhan bahan-bahan kimia.
(f) Melaporkan tentang jumlah air yang di olah, kehilangan air
dalam proses produksi , jumlah air bersih dan mutunya.
(g) Menampung saran dari seksi-seksi yang ada pada bagian
pengolahan dan meneliti kemungkinan untuk meningkatkan
mutu air dan efesiensi kerja, melaksanakan perbaikan dalam
cara kerja.
(h) Melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Teknik sesuai dengan tugas dan fungsinya.
l. Pasal 17
(1) Kepala Seksi Transmisi/Distribusi mempunyai wewenang
mengatur seluruh kegiatan penyambungan, pemeliharaan dan
perbaikan jaringan pipa Distribusi dan meteran air pada konsumen.
(2) Kepala Seksi Transmisi/Distribusi bertanggung jawab atas
kewajaran kondisi jaringan pipa distribusi dan meteran air maupun
sistem distribusi air yang merata.
56
(3) Kepala Seksi Transmisi/Distribusi mempunyai tugas :
(a) Mengatur dan merencanakan survei kebocoran pipa distribusi,
perbaikan , penggantian pipa dan meteran air diseluruh
wilayah operasi Perusahaan.
(b) Mengumpulkan dan menganalisa data mengenai jaringan pipa
distribusi dan memberikan rekomendasi untuk rencana
rehabilitasi dan pengembangan jaringan distribusi mendatang.
(c) Melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan
perbaikan/penggantian pipa distribusi dan meteran air beserta
perlengkapannya untuk seluruh wilayah distribusi.
(d) Melaksanakan koordinasi dan pengawasan pemasangan pipa
baru baik yang dikerjakan oleh instalatur maupun oleh
perusahaan sendiri, pemasangan dan penyegelan meter air.
(e) Mengadakan pengawasan terhadap pemasangan pipa liar dan
melaksanakan penutupan serta mengambil tindakan/langkah
pencegahan selanjutnya.
(f) Melaksanakan koordinasi, pengawasan dan distribusi air
melalui mobil tangki ke terminal air yang ada.
(g) Pelaksanaan perawatan dan perbaikan jaringan pipa serta jalan
bekas galian pipa.
(h) Pelaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Teknik sesuai dengan tugas dan fungsinya.
57
m. Pasal 18
(1) Kepala Seksi Perawatan mempunyai tugas menyelenggarakan
perawatan, perbaikan, bangunan, mekanik dan elektronik.
(2) Kepala Seksi Perawatan mempunyai tugas :
(a) Mengkoordinasikan, membagi tugas dan mengawasi
pelaksanaan kegiatan perawatan teknik.
(b) Merencanakan perbekalan sesuai dengan kebutuhan
Perusahaan Daerah
(c) Memberikan petunjuk tentang hal-hal yang teknis kepada
bawahan.
(d) Memberikan saran dan pertimbangan tentang perlengkapan
teknik
(e) Mengevaluasi hasil kerja Bagian Peralatan Teknik sesuai
dengan rencana hasil yang dicapai
(f) Menyelenggarakan perawatan, perbaikan bangunan, mekanik
dan elektrik
(g) Pelaksanaan perawatan dan perbaikan meter air.
n. Pasal 19
(1) Kepala Unit Ibu Kota Kecamatan dipimpin oleh seorang Kepala
Unit Ibu Kota Kecamatan (IKK) yang berkedudukan di Ibu Kota
Kecamatan dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian.
(2) Kepala Unit Ibu Kota Kecamatan PDAM Kabupaten Tanah Laut
mempunyai tugas :
58
(a) Mengkoordinir semua kegiatan baik yang bersifat teknis
maupun non teknis.
(b) Memimpin dan menyusun Anggaran Unit IKK dan
mengajukan kepada Direktur melalui Kepala Bagian sesuai
dengan fungsinya.
(c) Laporan-laporan periodik kepada Direktur melalui Kepala
Bagian mengenai pelaksanaan kegiatan di Unit IKK.
(d) Melaksanakan koordinasi dengan seksi - seksi dilingkungan
PDAM Kabupaten Tanah Laut.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Perhitungan rasio keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Tanah Laut ini mengacu pada Surat Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 sehingga standar/kriteria yang
tercantum pada buku Pedoman Evaluasi Kinerja PDAM yang telah ditetapkan
oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang telah dibahas
pada bab II adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Penggolongan Penilaian Perhitungan Rasio
KRITERIA NILAI Kriteria Nilai Kinerja Aspek
Keuangan (Bobot 45%)
1 2 3 = 2 ˟ 45%
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Tidak Baik
> 75
> 60 s/d 75
> 45 s/d 60
> 30 s/d 45
<= 30
> 33,75
> 27 s/d 33,75
> 20,25 s/d 27
> 13,5 s/d 20,25
13,5
Sumber : (BPKP,2016:8:53)
59
Perhitungan rasio keuangan yang dilakukan atas laporan keuangan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut untuk
periode 2012 s/d 2016 ini bertujuan untuk melihat kinerja aspek keuangan
yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut dengan cara membandingkan akun-
akun yang terdapat didalam laporan keuangan yang sesuai dengan rumus-
rumus yang telah dibahas pada bab II.
1. Perhitungan Rasio berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 47 Tahun 1999 pada PDAM Kabupaten Tanah Laut adalah sebagai
berikut :
a. Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
Tabel 5. Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
Tahun Laba Sebelum
Pajak (Rp)
Aktiva Produktif
(Rp) Rasio
Nilai
Indikator
2012 (1.056.636.279) 9.478.173.162 -11% 1
2013 (1.316.210.337) 10.668.612.279 -12% 1
2014 (1.838.280.564) 7.049.221.376 -26% 1
2015 (1.314.305.044) 7.018.479.709 -19% 1
2016 (1.808.455.639) 9.673.954.073 -19% 1
Sumber : Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Tanah Laut (data diolah)
Rasio laba terhadap aktiva produktif tahun 2012 s/d 2016
menghasilkan rasio -11% (2012), -12% (2013), -26% (2014), -19 (2015)
dan -19 (2016) dengan nilai indikator masing-masing tahun adalah 1. Hal
ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 aktiva produktif tidak mampu
menghasilkan laba (rugi) sebesar Rp. 0,11 (2012) dan Rp. 0,12 (2013),
Rp. 0,26 (2014) dan Rp. 0,19 (2015-2016). Dari tahun 2012 s/d 2016 hasil
perhitungan rasio laba terhadap aktiva produktif tidak mengalami
60
peningkatan, bahkan pada tahun 2014 mengalami penurunan yang
signifikan, hal ini disebabkan karena beban usaha mengalami peningkatan,
meskipun pendapatan usaha meningkat namun peningkatannya tidak
sebanding dengan peningkatan beban usaha sehingga tidak mampu
menghasilkan laba yang diinginkan. Berdasarkan hasil perhitungan rasio
keuangan diatas maka rasio laba terhadap aktiva produktif selama 5 tahun
tersebut dapat di kategorikan tidak baik karena persentase yang dihasilkan
hanya bernilai 1 pada setiap tahunnya.
b. Rasio Laba terhadap Penjualan
Tabel 6. Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan
Tahun Laba Sebelum
Pajak (Rp) Penjualan (Rp) Rasio
Nilai
Indikator
2012 (1.056.636.279) 2.360.638.283 -45% 1
2013 (1.316.210.337) 2.525.047.786 -52% 1
2014 (1.838.280.564) 2.657.189.296 -69% 1
2015 (1.314.305.044) 2.940.313.425 -45% 1
2016 (1.808.455.639) 2.871.347.357 -63% 1
Sumber : Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Tanah Laut (data diolah)
Rasio laba terhadap penjualan tahun 2012 s/d 2016 menghasilkan
rasio -45% (2012), -52% (2013), -69% (2014), -45 (2015) dan -63 (2016)
dengan nilai indikator masing-masing tahun adalah 1. Hal ini berarti
bahwa setiap Rp. 1,00 penjualan tidak mampu menghasilkan laba (rugi)
sebesar Rp. 0,45 (2012) dan Rp. 0,52 (2013), Rp. 0,69 (2014), Rp. 0,45
(2015) dan Rp. 0,63 (2016). Dari tahun 2012 s/d 2016 hasil perhitungan
rasio laba terhadap penjualan tidak mengalami peningkatan, bahkan pada
61
tahun 2014 dan 2016 mengalami penurunan yang signifikan, hal ini
disebabkan karena beban usaha mengalami peningkatan dan pendapatan
penjualan air menurun, meskipun pendapatan penjualan non air meningkat
namun peningkatannya tidak sebanding dengan peningkatan beban usaha
sehingga hal ini juga mempengaruhi menurunnya laba sebelum pajak.
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan diatas maka rasio laba
terhadap penjualan selama 5 tahun tersebut dapat di kategorikan tidak baik
karena persentase yang dihasilkan hanya bernilai 1 pada setiap tahunnya.
c. Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar
Tabel 7. Perhitungan Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar
Tahun Aktiva Lancar
(Rp)
Hutang
Lancar (Rp) Rasio
Nilai
Indikator
2012 1.757.950.478 729.462.846 2,41 5
2013 3.519.684.247 218.794.500 16,09 5
2014 2.322.339.361 76.859.000 30,22 5
2015 7.018.479.709 130.309.000 53,86 5
2016 5.950.153.451 127.433.074 46,69 5
Sumber : Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Tanah Laut (data diolah)
Rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar tahun 2012 s/d 2016
menghasilkan rasio 2,41 (2012), 16,09 (2013), 30,22 (2014), 53,86 (2015)
dan 46,69 (2016) dengan nilai indikator masing-masing tahun adalah 5.
Dari tahun 2012 s/d 2015 hasil perhitungan rasio aktiva lancar terhadap
hutang lancar terus menunjukkan peningkatan, namun pada tahun 2016
hasil rasio mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh adanya
pembayaran sewa dibayar dimuka atas sewa kontrak kasir di IKK Asam-
62
Asam sebesar Rp. 6.000.000,00. Namun pembayaran sewa dibayar
tersebut tidak mengakibatkan penurunan hasil rasio yang banyak, sehingga
nilai indikator yang diperoleh tetap bernilai 5. Berdasarkan hasil
perhitungan rasio keuangan diatas maka rasio aktiva lancar terhadap
hutang lancar selama 5 tahun tersebut dapat di kategorikan sangat baik
karena persentase yang dihasilkan bernilai 5 pada setiap tahunnya.
d. Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas
Tabel 8. Perhitungan Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas
Tahun Hutang Jangka
Panjang (Rp) Ekuitas (Rp) Rasio
Nilai
Indikator
2012 25.452.920 11.079.904.960 0,00 5
2013 118.259.700 12.718.277.643 0,01 5
2014 55.721.783 9.303.360.158 0,01 5
2015 20.999.935 13.484.841.437 0,00 5
2016 1.520.754.922 10.412.485.641 0,15 5
Sumber : Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Tanah Laut (data diolah)
Rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas tahun 2012 s/d 2016
menghasilkan rasio 0,00 (2012), 0,01 (2013 dan 2014), 0,00 (2015) dan
0,15 (2016) dengan nilai indikator masing-masing tahun adalah 5. Dari
tahun 2012 s/d 2015 hasil perhitungan rasio hutang jangka panjang
terhadap ekuitas terus menunjukkan peningkatan, namun pada tahun 2016
hasil rasio mengalami penurunan, hal ini disebabkan meningkatnya utang
jangka panjang dengan adanya hutang leasing atas pengadaan 2 (dua) buah
kendaraan bermotor roda dua kepada FIFASTRA Motorcycle Financing
Syariah sebesar Rp. 54.720.000,00. Namun atas pengadaan 2 (dua) buah
63
kendaraan tersebut tidak mengakibatkan penurunan hasil rasio yang
banyak, sehingga nilai indikator yang diperoleh tetap bernilai 5.
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan diatas maka rasio hutang
jangka panjang terhadap ekuitas selama 5 tahun tersebut dapat di
kategorikan sangat baik karena persentase yang dihasilkan bernilai 5 pada
setiap tahunnya.
e. Rasio Total Aktiva terhadap Total Hutang
Tabel 9. Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Hutang
Tahun Total Aktiva
(Rp)
Total Hutang
(Rp) Rasio
Nilai
Indikator
2012 11.834.820.726 754.015.766 15,70 5
2013 13.055.331.843 337.054.200 38,73 5
2014 9.435.940.940 132.580.783 71,17 5
2015 13.636.150.372 151.308.935 90,12 5
2016 12.060.673.637 1.648.187.996 7,32 5
Sumber : Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Tanah Laut (data diolah)
Rasio total aktiva terhadap total hutang tahun 2012 s/d 2016
menghasilkan rasio 15,70 (2012), 38,73 (2013), 71,17 (2014), 90,12
(2015) dan 7,32 (2016) dengan nilai indikator masing-masing tahun adalah
5, dengan nilai 5 untuk masing-masing tahun dengan kategori baik sekali
karena setiap Rp. 1,00 utang perusahaan dijamin oleh aktiva sebesar
Rp. 15,70 (2012), Rp. 38,73 (2013), Rp. 71,17 (2014), Rp. 90,12 (2015)
dan Rp. 7,32 (2016). Dari tahun 2012 s/d 2015 hasil perhitungan rasio total
aktiva terhadap total hutang terus menunjukkan peningkatan. Rasio
mengalami peningkatan yang besar di tahun 2014 karena terjadi penurunan
64
hutang khususnya pada hutang jangka pendek, namun pada tahun 2016
hasil rasio mengalami penurunan, hal ini disebabkan meningkatnya total
hutang khususnya pada hutang jangka panjang dengan adanya kewajiban
imbalan pasca kerja kepada pegawi pensiun sebesar Rp. 1.440.582.002,00.
Namun atas adanya kewajiban imbalan pasca kerja tersebut tidak
mengakibatkan penurunan hasil rasio yang terlalu banyak, sehingga nilai
indikator yang diperoleh tetap bernilai 5. Berdasarkan hasil perhitungan
rasio keuangan diatas maka rasio total aktiva terhadap total hutang selama
5 tahun tersebut dapat di kategorikan sangat baik karena persentase yang
dihasilkan bernilai 5 pada setiap tahunnya.
f. Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi
Tabel 10. Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan
Operasi
Tahun Biaya Operasi
(Rp)
Pendapatan
Operasi (Rp) Rasio
Nilai
Indikator
2012 3.417.274.562 2.360.638.283 1,45 1
2013 3.841.258.123 2.525.047.786 1,52 1
2014 4.495.469.860 2.657.189.296 1,69 1
2015 4.312.396.722 2.940.313.425 1,47 1
2016 4.694.618.908 2.871.347.357 1,63 1
Sumber : Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Tanah Laut (data diolah)
Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi tahun 2012 s/d
2016 menghasilkan rasio 1,45 (2012), 1,52 (2013), 1,69 (2014), 1,47
(2015) dan 1,63 (2016) dengan nilai indikator masing-masing tahun adalah
1. Hal ini berarti pendapatan operasi tidak mampu menutup biaya operasi
65
karena setiap Rp. 1,00 pendapatan operasi yang dihasilkan telah menelan
biaya operasi sebesar Rp. 1,45 (2012) dan Rp. 1,52 (2013), Rp. 1,69
(2014), Rp. 1,47 (2015) dan Rp. 1,63 (2016). Dari tahun 2012 s/d 2016
hasil perhitungan rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi tidak
mengalami peningkatan, kondisi seperti ini disebabkan karena harga jual
air kepada pelanggan adalah harga yang disubsidi yaitu harga jual yang
masih di bawah harga pokok produksi, dan hal dengan adanya kenaikan
harga bahan dan pemeliharaan pipa sementara tarif air cenderung tetap
sehingga tidak dapat menutup biaya operasi yang dikeluarkan.
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan diatas maka rasio biaya
operasi terhadap pendapatan operasi selama 5 tahun tersebut dapat di
kategorikan tidak baik karena persentase yang dihasilkan bernilai 1 pada
setiap tahunnya.
g. Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok
dan Bunga Jatuh Tempo
Tabel 11. Perhitungan Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya
Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo
Tahun
Laba (Rugi)
Operasi
Sebelum
Penyusutan (Rp)
(Angsuran
Bunga dan
Pokok) Jatuh
Tempo (Rp)
Rasio Nilai
Indikator
2012 (251.106.977) - 0 1
2013 (542.987.624) - 0 1
2014 (804.103.792) - 0 1
2015 (425.783.664) - 0 1
2016 (909.959.137) 10.260.000 -88,69 1
Sumber : Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Tanah Laut (data diolah)
66
Rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan terhadap angsuran
pokok dan bunga jatuh tempo tahun 2012 s/d 2016 menghasilkan rasio 0
(2012), 0 (2013), 0 (2014), 0 (2015) dan -88,69 (2016) dengan nilai
indikator masing-masing tahun adalah 1. Dari tahun 2012 s/d 2015 hasil
perhitungan rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan terhadap
angsuran pokok dan bunga jatuh tempo terus menunjukkan hasil rasio 0
dengan nilai indikator 1. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak memiliki
hutang jangka panjang yang jatuh tempo beserta bunganya tetapi beban
yang ditanggung oleh perusahaan cukup tinggi sehingga mengalami
kerugian setiap tahunnya. Pada tahun 2016 Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Tanah Laut memiliki hutang jangka panjang yang
jatuh tempo beserta bunga nya dengan angsuran sebesar Rp. 855.000,-
setiap bulannya selama 35 bulannya ke FIFASTRA Motorcycle Financing
Syariah, namum hal ini tidak menjadikan rasio laba operasi sebelum biaya
penyusutan terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo meningkat
karena perusahaan tetap tidak dapat memperoleh laba sehingga nilai
indikator yang diperoleh tetap bernilai 1. Berdasarkan hasil perhitungan
rasio keuangan diatas maka rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan
terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo selama 5 tahun tersebut
dapat di kategorikan tidak baik karena persentase yang dihasilkan bernilai
1 pada setiap tahunnya.
67
h. Rasio Aktiva Produktif untuk Penjualan Air
Tabel 12. Perhitungan Rasio Aktiva Produktif untuk Penjualan Air
Tahun Aktiva
Produktif (Rp)
Penjualan Air
(Rp) Rasio
Nilai
Indikator
2012 9.478.173.162 1.811.473.250 5,23 3
2013 10.668.612.279 1.934.310.650 5,52 3
2014 7.049.221.376 1.917.542.650 3,68 4
2015 7.018.479.709 2.362.850.794 2,97 5
2016 9.673.954.073 2.370.995.357 4,08 3
Sumber : Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Tanah Laut (data diolah)
Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air tahun 2012 s/d 2016
menghasilkan rasio 5,23 (2012), 5,52 (2013), 3,68 (2014), 2,97 (2015) dan
4,08 (2016) dengan nilai indikator masing-masing tahun adalah 3
(2012,2013 dan 2016), 4 (2014) dan 5 (2015), dengan adanya nilai 3,4 dan
5 untuk masing-masing tahun dengan kategori cukup baik karena setiap
Rp. 1,00 utang perusahaan dijamin oleh aktiva sebesar Rp. 5,23 (2012),
Rp. 5,52 (2013), Rp. 3,68 (2014), Rp. 2,97 (2015) dan Rp. 4,08 (2016).
Dari tahun 2012 s/d 2015 hasil perhitungan rasio aktiva produktif terhadap
penjualan air menunjukkan peningkatan. Rasio mengalami peningkatan
yang besar di tahun 2015 karena terjadi meningkatnya aktiva produktif
sehingga meningkat pula penjualan air. Namun pada tahun 2016 hasil rasio
mengalami penurunan, hal ini disebabkan menurunnya aktiva produktif
sehingga dapat mempengaruhi tingkat penjualan air. Berdasarkan hasil
perhitungan rasio keuangan diatas maka rasio aktiva produktif terhadap
penjualan air selama 5 tahun tersebut dapat di kategorikan cukup baik
68
karena persentase yang dihasilkan bernilai 3,4,5 pada masing-masing
tahunnya.
i. Rasio Jangka Penagihan Piutang
Tabel 13. Perhitungan Rasio Jangka Penagihan Piutang
Tahun Piutang Usaha
(Rp)
Jumlah
Penjualan/Hari
(Rp)
Rasio Nilai
Indikator
2012 1.399.130.485 6.557.329 213,37 1
2013 1.595.207.785 7.014.022 227,43 1
2014 1.816.849.985 7.381.081 246,15 1
2015 2.022.578.135 8.167.537 247,64 1
2016 2.238.904.185 7.975.965 280,71 1
Sumber : Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Tanah Laut (data diolah)
Rasio jangka penagihan piutang tahun 2012 s/d 2016 adalah 213,37
hari (2012), 227,43 hari (2013), 246,15 hari (2014), 247,64 hari (2015) dan
280,71 hari (2016) dengan nilai indikator masing-masing tahun adalah 1
dari rata-rata uang hasil pendapatan operasi (penjualan air dan penjualan
non air). Tingkat perputaran piutang menunjukkan sistem penjualan yang
tidak baik dan penagihan rekening air yang kurang tertib. Hal ini
disebabkan karena kurangnya tingkat kedisplinan untuk penerapan denda
dan pelaksanaan pemberian sanksi pemutusan sambungan air bagi
pelangga yang terlambat membayar. Berdasarkan hasil perhitungan rasio
keuangan diatas maka rasio jangka penagihan piutang selama 5 tahun
tersebut dapat di kategorikan tidak baik karena persentase yang dihasilkan
bernilai 1 pada setiap tahunnya.
69
j. Rasio Efektifitas Penagihan
Tabel 14. Perhitungan Rasio Efektifitas Penagihan
Tahun Efektivitas
Penagihan (Rp)
Penjualan Air
(Rp) Rasio
Nilai
Indikator
2012 1.139.048.379 1.811.473.250 63% 1
2013 904.911.051 1.934.310.650 47% 1
2014 731.079.511 1.917.542.650 38% 1
2015 839.606.283 2.362.850.794 36% 1
2016 939.386.351 2.370.995.357 40% 1
Sumber : Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Tanah Laut (data diolah)
Rasio efektivitas penagihan tahun 2012 s/d 2016 adalah 63%
(2012), 47% (2013), 38% (2014), 36% (2015) dan 40% (2016) dengan
nilai indikator masing-masing tahun adalah 1. Dari hasil rasio tersebut
menunjukkan elanggan yang sudah membayar rekening sebesar 63%
(2012), 47% (2013), 38% (2014), 36% (2015) dan 40% (2016). Hal ini
menunjukkan kebijakan penerapan denda bagi pelanggan yang terlambat
membayar belum sepenuhnya berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil
perhitungan rasio keuangan diatas maka rasio efektivitas penagihan selama
5 tahun tersebut dapat di kategorikan tidak baik karena persentase yang
dihasilkan bernilai 1 pada setiap tahunnya.
2. Rangkuman Perhitungan Rasio berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Tanah Laut periode 2012 s/d 2016 adalah sebagai
berikut :
Tabel 15. Hasil Perhitungan Laporan Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut Periode 2012 s/d
2016 iberdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999
No. Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016
Rasio Interval Nilai Rasio Interval Nilai Rasio Interval Nilai Rasio Interval Nilai Rasio Interval Nilai
1 Rasio Laba terhadap
Aktiva Produktif -11% <= 0% 1 -12% <= 0% 1 -26% <= 0% 1 -19% <= 0% 1 -19% <= 0% 1
2 Rasio Laba terhadap
Penjualan -45% <= 0% 1 -52% <= 0% 1 -69% <= 0% 1 -45% <= 0% 1 -63% <= 0% 1
3 Rasio Aktiva Lancar
terhadap Utang Lancar 2,41
> 1,75 -
2,00 5 16,09
> 1,75 -
2,00 5 30,22
> 1,75 -
2,00 5 53,86
> 1,75 -
2,00 5 46,69
> 1,75 -
2,00 5
4 Rasio Utang Jangka
Panjang terhadap Ekuitas 0,00 <= 0,5 5 0,01 <= 0,5 5 0,01 <= 0,5 5 0,00 <= 0,5 5 0,15 <= 0,5 5
5 Rasio Total Aktiva
terhadap Total Hutang 15,70 > 2,0 5 38,73 > 2,0 5 71,17 > 2,0 5 90,12 > 2,0 5 7,32 > 2,0 5
6
Rasio Biaya Operasi
terhadap Pendapatan
Operasi
1,45 > 1,0 1 1,52 > 1,0 1 1,69 > 1,0 1 1,47 > 1,0 1 1,63 > 1,0 1
7
Rasio Laba Operasi
sebelum Penyusutan
Operasi terhadap
Angsuran Pokok dan
Bunga Jatuh Tempo
0 <= 1,0 1 0 <= 1,0 1 0 <= 1,0 1 0 <= 1,0 1 -88,69 <= 1,0 1
8 Rasio Aktiva Produktif
terhadap Penjualan Air 5,23 > 4 – 6 3 5,52 > 4 – 6 3 3,68 > 2 – 4 4 2,97 <= 2 5 4,08 > 4 – 6 3
9 Rasio Jangka Waktu
Penagihan Piutang 213,37 > 180 1 227,43 > 180 1 246,15 > 180 1 247,64 > 180 1 280,71 > 180 1
10 Rasio Efektifitas
Penagihan 63% <= 75% 1 47% <= 75% 1 38% <= 75% 1 36% <= 75% 1 40% <= 75% 1
Jumlah Nilai Indikator 24 24 25 26 24
Sumber : Laporam Keuangan PDAM Kabupaten Tanah Laut (data diolah penulis) 70
71
Nilai rasio laba terhadap aktiva produktif tidak mengalami perubahan dari
tahun 2012 s/d 2016. Hal ini menunjukkan manajemen kurang berhasil dalam
menggunakan aktiva produktif untuk menghasilkan laba. Sedangkan rasio laba
terhadap penjualan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan
biaya pengeluaran sehubungan dengan penjualan. Dari tahun 2012 s/d 2016,
perusahaan belum mampu menutup biaya sehingga mengalami kerugian pada
setiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan tidak baik.
Nilai rasio aktiva lancar terhadap utang lancar dari tahun 2012 s/d 2016
adalah 5 (lima) ini berarti likuiditas perusahaan sangat baik. Tahun 2012 s/d 2016
rasio aktiva lancar terhadap utang lancar tinggi maka aktiva lancar cukup dipakai
untuk memenuhi utang lancar. Untuk nilai rasio hutang jangka panjang terhadap
ekuitas dari tahun 2012 s/d 2016 adalah 5 (lima), hal ini menunjukkan perusahaan
mampu menutup seluruh hutang jangka panjang dengan ekuitas yang dimiliki oleh
perusahaan. Dari tahun 2012 s/d 2016 nilai rasio total aktiva terhadap total hutang
adalah 5 (lima), hal ini menunjukkan perusahaan mampu menutup seluruh hutang,
baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang semakin baik.
Nilai rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi dari tahun 2012 s/d
2016 adalah 1 (satu). Hal ini berarti pendapatan operasi tidak mampu menutup
biaya operasi. Kondisi seperti ini disebabkan karena harga jual air kepada
pelanggan adalah harga yang disubsidi yaitu harga jual masih di bawah harga
pokok produksi, dan dengan adanya kenaikan harga bahan pipa sementara tarif air
cenderung tetap sehingga tidak dapat menutup biaya operasi yang di keluarkan.
72
Nilai rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan terhadap angsuran
pokok dan bunga jatuh tempo dari tahun 2012 s/d 2016 adalah 1 (satu). Hal ini
menunjukkan selama tahun 2012 s/d 2015 PDAM Kabupaten Tanah Laut tidak
dapat menghasilkan laba dan untuk tahun 2016 PDAM Kabupaten Tanah Laut
tidak mampu menutup hutang jangka panjang yang sudah jatuh tempu beserta
bunganya. Hal ini terjadi karena beban yang di tanggung setiap tahunnya cukup
tinggi sehingga mengalami kerugian.
Nilai rasio aktiva produktif terhadap penjualan air dari tahun 2012 s/d
2016 menunjukkan nilai rasio yang bervariasi yaitu 3,4 dan 5. Dari tahun ke tahun
rasio ini mengalami perkembangan yang baik di sebabkan meningkatknya aktiva
produktif sehingga meningkat pula penjualan air.
Nilai rasio jangka waktu penagihan piutang dari tahun 2012 s/d 2015
adalah 1 (satu). Hal ini mencerminkan tingkat perputaran piutang kurang baik,
nilai rasio jangka waktu penagihan piutang juga terkait dengan efektivitas
penagihan yang bernilai 1 (satu), hal ini disebabkan oleh kebijakan penerapan
denda bagi pelanggan yang terlambat membayar belum terlaksana dengan baik.
Untuk dapat menilai kinerja laporan keuangan PDAM Kabupaten Tanah Laut
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999
dengan menggunakan rumus :
Jumlah Bobot Kinerja =Jumlah nilai yang di peroleh
50 (Jumlah Max Nilai Kinerja) x 45%
73
Tabel 16. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) iKabupaten Tanah Laut periode 2012 s/d 2016
Tahun Perhitungan Kinerja
Jumlah
Bobot
Kinerja
Interval Kriteria
2012 (24/50) X 45% 22% > 20,25 s/d 27 Cukup
2013 (24/50) X 45% 22% > 20,25 s/d 27 Cukup
2014 (25/50) X 45% 23% > 20,25 s/d 27 Cukup
2015 (26/50) X 45% 23% > 20,25 s/d 27 Cukup
2016 (24/50) X 45% 22% > 20,25 s/d 27 Cukup
Dari hasil penilain terhadap laporan keuangan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) iKabupaten Tanah Laut periode 2012 s/d 2016 menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan cukup. Dari 10 (sepuluh) hasil perhitungan
rasio yang mengalami peningkatan kinerja dari tahun 2012 s/d 2016 adalah rasio
aktiva produktif terhadap penjualan air dan hasil perhitungan rasio yang sudah
baik kinerjanya adalah rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar, rasio hutang
jangka panjang terhadap ekuitas, dan rasio total aktiva terhadap total hutang.
Sedangkan hasil perhitungan rasio yang memerlukan perhatian adalah rasio laba
terhadap aktiva produktif, rasio laba terhadap penjualan, rasio biaya operasi
terhadap pendapatan operasi, rasio laba operasi sebelum penyusutan operasi, rasio
jangka waktu penagihan piutang dan rasio efektifitas penagihan.
Sumber : Laporam Keuangan PDAM Kabupaten Tanah Laut (data diolah penulis)
74
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
G. Simpulan
Dari hasil perhitungan rasio keuangan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Tanah Laut periode 2012 s/d 2016 dapat disimpulkan
bahwa dari 10 (sepuluh) hasil perhitungan rasio yang mengalami peningkatan
kinerja dari tahun 2012 s/d 2016 adalah rasio aktiva produktif terhadap
penjualan air dan hasil perhitungan rasio yang sudah baik kinerjanya adalah
rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar, rasio hutang jangka panjang
terhadap ekuitas, dan rasio total aktiva terhadap total hutang. Sedangkan hasil
perhitungan rasio yang memerlukan perhatian adalah rasio laba terhadap
aktiva produktif, rasio laba terhadap penjualan, rasio biaya operasi terhadap
pendapatan operasi, rasio laba operasi sebelum penyusutan operasi, rasio
jangka waktu penagihan piutang dan rasio efektifitas penagihan.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut
memperoleh kriteria kinerja keuangan dari tahun 2012 s/d 2016 adalah cukup.
Kinerja dengan nilai tertinggi (26) berada pada tahun 2015, sedangkan tahun
2012 s/d 2014 dan 2016 nilai kinerja keuangan berkisar antara 24 dan 25.
H. Saran
Demikian hasil penelitian yang penulis dapat sampaikan, penulis
berharap dapat bermanfaat untuk :
75
1. Peneliti Selanjutnya
Peniliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melanjutkan
penelitian penulis dengan tetap berpedoman pada Surat Keputusan
Menteri Dalam Negeri No. 49 Tahun 1999 untuk dapat meneliti
dari keseluruhan aspek (aspek keuangan, aspek operasional dan
aspek administrasi) pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Tanah Laut.
2. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut
a. Untuk mempertahankan beberapa indikator penilaian kinerja
yang terdiri dari rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar,
rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas, dan rasio total
aktiva terhadap total hutang sebaiknya perusahaan melunasi
semua hutang jangka panjang dengan modal dan cadangan
yang dimiliki untuk dapat mengurangi hutang yang dimiliki
perusahaan.
b. Untuk meningkatkan laba, perusahaan sebaiknya melakukan
peningkatan pendapatan dan melakukan efesiensi dan
efektivitas penggunaan dana terutama dalam pengeluaran
operasional melalui disiplin anggaran dan realisasi, dengan
menekan pengeluaran yang tidak perlu. Dengan demikian akan
dapat meningkatkan beberapa indikator penilaian kinerja
seperti :
76
1) Rasio laba terhadap aktiva produktif
2) Rasio laba terhadap penjualan
3) Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi
4) Rasio laba operasi sebelum penyusutan operasi terhadap
angsuran pokok dan bungan jatuh tempo.
3. Untuk meningkatkan dan mempertahankan indikator penilaian
kinerja berupa rasio aktiva produktif terhadap penjualain air,
perusahaan sebaiknya mampu mengoptimalkan pengguanaan
aktiva tetap untuk kegiatan operasiona perusahaan dengan baik.
4. Untuk memperbaiki dan meningkatkan indikator penilaian kinerja
yang terdiri dari rasio jangka waktu penagihan piutang dan rasio
efektivitas penagihan piutang sebaiknya perusahaan :
a. Menegur para pelanggan serta melakukan penyuluhan
kepada para pelanggan sehingga sadar akan kewajibannya
untuk membayar rekening air tepat waktu.
b. Melakukan penerapan sanksi denda kepada pelanggan yang
menunggak serta secara aktif melakukan penagihan
langsung kepada pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Johar. 2007. Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan. PT Elex Media
Komputindo : Jakarta
Baridwan, Zaki. 2014. Intermediate Accounting. BPFE-YOGYAKARTA :
Yogyakarta
BPKP, 2016. Pedoman Evaluasi Kinerja PDAM. bpkp.go.od (dakses tanggal : 29
Maret 2017)
IAI. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat : Jakarta
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ke-9, PT Rajagrafindo
Persada : Jakarta.
LSMAP. 2010, Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan.
http://lsmap.wordpress.com /2010/03/0 1/pengertian-laporan-keuangan/
(diakses tanggal : 26 Oktober 2016)
Munawir, S. 2014. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.
Paujiyanti, Ferra. 2015. Rahasia Cepat Menguasai Laporan Keuangan. Lembar
Pustaka Indonesia : Jakarta
Situmorang, Syfizal H. 2010. Analisis Data Untuk Manajemen dan Bisnis. USU
Press : Medan
Somantri, Hendi. 2011. Akuntansi Program Studi Keahlian Akuntansi. CV
Armico : Bandung
Soegiarto, Eddy. 2015. Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM). ejournal.adbisnis.fisip-unmul.org (diakses tanggal 20 Mei 2017)
Sumaryono, Achmad. 2012. Buku Kerja Berbasis Komputer Untuk Manajer
Keuangan dan Akuntan. PT Elex Media Komputindo : Jakarta
Sugiono, Arief. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan.
Grasindo : Jakarta
Suharli, Michell. 2014. Pelaporan Keuangan Sesuai Dengan Prinsip Akuntansi.
PT Gramedia Widiasarana Indonesia : Jakarta
Sulistiyowati, Leny. 2010. Panduan Praktis Memahami Laporan Keuangan. PT
Elex Media Komputindo : Jakarta
Recommended