View
9
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
vhgvghvghvgh
Citation preview
MAKALAH BAHASA INDONESIAPIDATO
Disusun Oleh :Kelompok X
M. Reza Wardana 1010015057Rachmad Sanjaya 1010015058
Elly Lutfiasari 1010015059Anggriyuni Nur Santi 1010015060
Nikki Junaedy 1010015061Sabila Wahdini 1010015062Ilham Wahyu 1010015063
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MULAWARMAN
2010
Kata Pengantar
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya makalah Bahasa Indonesia yang
berjudul PIDATO ini dapat terselesaikan tepat waktu. Terima kasih untuk semua anggota
kelompok X yang turut serta dalam penyusunan makalah ini. Dimana di dalam makalah ini kami
akan membahas tentang pengertian pidato, kerangka susunan pidato, langkah-langkah
penyusunan pidato, tata cara penyampaian pidato, etika ketika berpidato, dan beberapa hal
penting yang berkaitan dengan pidato. Untuk berpidato sangat diperlukan pengetahuan yang
cukup, keberanian dan ketabahan mental yang kuat, disamping telah memahami tehnik dan
pedoman berpidato. Bagaimana caranya? Kami akan menjelaskan lebih rinci pada pembahasan
dibawah.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun penjelasan didalam makalah ini, kami sangat
mengharapkan kritik yang sifatnya membangun dan saran-saran yang gunanya dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.
Bahasa Indonesia “Pidato” 2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah-
tengah orang lain, bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai
informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain,
manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilahretorika. Retorika
adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang
secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan
istilahpidato.
Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi hubungan antara yang
berpidato dengan yang diberi pidato. Oleh sebab itu maka yang berpidato (pembicara)
hendaknya mempersiapkan dirinya dengan sebaik- baiknya, agar tercapai apa yang
diharapkannya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang
mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik /
umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.
Untuk berpidato sangat diperlukan pengetahuan yang cukup, keberanian dan ketabahan
mental yang kuat, disamping telah memahami tehnik dan pedoman berpidato. Untuk itu agar
mahir dalam menyampaikan pidato yang baik maka yang bersangkutan seharusnya menambah
pengetahuan dan melatih diri dengan serius. Dan dalam Makalah ini akan disuguhkan semua
yang berkaitan dengan pidato yakni pengertian pidato, tujuan pidato, jenis-jenis pidato, kerangka
susunan pidato, langkah-langkah penyusunan pidato, persiapan sebelum melakukan pidato, dan
hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam berpidato
Bahasa Indonesia “Pidato” 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada
orang banyak. Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang
banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk
kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak dalam sebuah forum. Seperti pidato
kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan
acara atau event, dan lain sebagainya.
Pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang sesuatu hal (masalah) dengan
mengutarakan keterangan sejelas-jelasnya di hadapan massa atau orang yang banyak pada
suatu waktu tertentu. (Menurut Emha Abdurrahman dalam bukunya tehnik dan pedoman)
Namun, dalam abad modern ini saluran-saluran berpidato tidak terbatas kepada
pidato secara langsung di depan massa melainkan bisa menggunakan saluran-saluran lain,
misalnya pidato di saluran radio, saluran televisi, atau rekaman pada kaset.
Bahasa Indonesia “Pidato” 5
B. Kerangka Susunan Pidato
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka,
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah,
dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
C. Langkah-Langkah Penyusunan Pidato
Sebelum berpidato, berdakwah, atau berceramah, seseorang harus mengetahui
lebih dulu apa yang akan disampaikan dan tingkah laku apa yang diharapkan dari
khalayak; bagaimana akan mengembangkan topik bahasan. Dengan demikian, dalam
tahap persiapan pidato, ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu: (1) Memilih Topik dan
Tujuan Pidato dan (2) Mengembangkan Topik Bahasan.
1. Memilih Topik dan Tujuan Pidato
Seringkali seseorang menjadi bingung ketika harus mencari topik yang baik,
seakan-akan dunia ini kekeringan bahan pembicaraan, seakan- akan dirinya tidak
memiliki keahlian apa-apa. Jangan bingung, karena sebenarnya setiap orang memiliki
keahlian masing-masing, hanya diri seringkali tidak menyadarinya. Mang Endang
mungkin tidak dapat berbicara tentang hukum waris dengan baik, tetapi Mang Endang
dapat dengan lancar berbicara tentang cara memperbaiki mobil yang rusak. Pak Haji
Holis mungkin akan sangat lancar berbicara tentang hukum waris, tetapi hampir pasti
beliau akan gagap jika diminta menjelaskan bagaimana caranya memperbaiki mobil yang
mogok. Inilah yang disebut keahlian spesifik. Setiap orang punya potensi untuk ahli di
bidangnya masing-masing. Hal yang akan menjadi masalah bagi seseorang ketika harus
berpidato adalah jika orang itu memaksakan diri berbicara tentang persoalan yang tidak
dikuasainya, hal yang tidak dipahaminya.Bahasa Indonesia “Pidato” 6
1.1 Kriteria Topik yang Baik
Untuk menentukan topik yang baik, seseorang dapat menggunakan ukuran-
ukuran sebagai berikut:
Topik Harus Sesuai dengan Latar Belakang Pengetahuan Pembicara
Topik yang paling baik adalah topik yang memberikan kemungkinan Anda lebih
tahu daripada khalayak, Anda lebih ahli dibandingkan dengan kebanyakan pendengar.
Jika Anda merupakan orang yang paling tahu tentang tata cara sholat yang baik
dibandingkan dengan orang lain, maka berpidatolah dengan tema atau topik itu;
sebaliknya jika Anda tidak begitu paham tentang tata cara sholat yang baik, jangan
pernah Anda memaksakan diri untuk berbicara tentang masalah itu.
Topik Harus Menarik Minat Pembicara
Topik yang enak dibicarakan tentu saja adalah topik yang paling Anda senangi atau
topik yang paling menyentuh emosi Anda. Anda akan dapat berbicara lancar tentang
kaitan berpuasa dengan ketentraman hati, sebab Anda pernah merasa tidak tenang ketika
pernah tidak berpuasa secara sengaja di bulan ramadhan.
Topik Harus Menarik Minat Pendengar
Dalam berdakwah atau berpidato, seseorang berbicara untuk orang lain, bukan untuk
dirinya sendiri. Jika tidak ingin ditinggalkan pendengar atau diacuhkan oleh hadirin,
Anda harus berbicara tentang sesuatu yang diminati mereka. Walaupun hal-hal yang
menarik perhatian itu sangat tergantung pada situasi dan latar belakang khalayak/hadirin,
namun hal-hal yang bersifat baru dan indah, hal-hal yang menyentuh rasa kemanusiaan,
petualangan, konflik, ketegangan, ketidakpastian, hal yang berkaitan dengan keluarga,
humor, rahasia, atau hal-hal yang memiliki manfaat nyata bagi hadirin adalah topik- topik
yang akan menarik perhatian.
Bahasa Indonesia “Pidato” 7
Topik Harus Sesuai dengan Pengetahuan Pendengar
Betapapun baiknya topik, jika tidak dapat dicerna oleh khalayak, topik itu bukan saja
tidak menarik tetapi bahkan akan membingungkan mereka. Oleh karena itu, sebelum
Anda menentukan topik dakwah, ketahuilah terlebih dahulu bagaimana rata-rata tingkat
pengetahuan pendengar yang menjadi khalayak sasaran pidato Anda. Gunakanlah bahasa,
gaya bahasa, dan istilah- istilah yang dimengerti oleh hadirin, bukan istilah-istilah yang
hanya dipahami oleh Anda (meskipun istilah ituker en sekali).
Topik Harus Jelas Ruang Lingkup dan Pembatasannya
Topik yang baik tidak boleh terlalu luas, sehingga setiap bagian hanya memperoleh
ulasan sekilas saja, atau “ngawur”. Misalnya, Anda memilih topik Agama, tetapi orang
tahu agama itu luas sekali. Agama bisa menyangkut moralitas, sistem kepercayaan, cara
beribadat, dan lain-lain. Agar topik yang diambil jelas, maka ambilah misalnya tentang
cara beribadat, lebih jelas lagi ambilah topik tentang sholat yang khusu’, dan seterusnya.
Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
Maksudnya, seseorang harus memilih topik pidato atau topik dakwah yang sesuai
dengan waktu yang tersedia dan situasi yang terjadi. Jika Anda diberikan waktu untuk
berbicara selama 10 menit, janganlah Anda memilih topik yang terlalu luas yang tidak
mungkin dijelaskan dalam waktu 10 menit. Jika Anda harus berbicara di hadapan para
santri yang rata-rata usianya belum akil baligh, janganlah Anda memilih topik dakwah
tentang tata cara hubungan suami-istri, bicaralah tentang kebersihan sekolah, misalnya.
Topik harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain
Jika Anda memilih topik tentang Hadits Shahih danDhoif, lengkapi bahan
pembicaraan Anda dengan sumber-sumber rujukan (bisa berupa: kitab, buku, atau
perkataan ulama) yang sesuai.
Bahasa Indonesia “Pidato” 8
1.2. Merumuskan Judul Pidato
Hal yang erat kaitannya dengan topik adalah judul. Bila topik adalah pokok
bahasan yang akan diulas, maka judul adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan
itu. Seringkali judul telah dikemukakan lebih dahulu kepada khalayak, karena itu judul
perlu dirumuskan terlebih dahulu. Judul yang baik harus memenuhi tiga syarat,
yaitu:relevan,propokatif, dan singkat. Relevan artinya ada hubungannya dengan pokok-
pokok bahasan; Propokatif artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme
pendengar;Singkat berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya, dan mudah
diingat.
1.3. Menentukan Tujuan Pidato
Ada dua macam tujuan pidato, yakni: tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum pidato biasanya dirumuskan dalam tiga hal:memberitahukan
(informatif),mempengaruhi (persuasif), danmenghibur (rekreatif). Tujuan khusus ialah
tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus bersifat kongkret dan
sebaiknya dapat diukur tingkat pencapaiannya atau dapat dibuktikan segera. Hubungan
antara topik judul, tujuan umum, dan tujuan khusus dapat dilihat pada contoh-contoh di
bawah ini:
Topik : Faedah memiliki sifat pemaaf
Judul : Pemaaf Sumber Kebahagiaan
Tujuan Umum : Informatif (memberi tahu)
Tujuan Khusus : Pendengar mengetahui bahwa:
Sifat dendam menimbulkan gangguan jasmani dan rohani
Sifat pemaaf menimbulkan ketentraman jiwa dan kesehatan.
Bahasa Indonesia “Pidato” 9
2. Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan
Bila topik yang baik sudah ditemukan, maka yang diperlukan adalah keterangan
untuk menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang (supporting points) dipergunakan
untuk memperjelas uraian, memperkuat kesan, menambah daya tarik, dan mempermudah
pengertian. Ada empat macam teknik pengembangan bahasan dalam berpidato antara lain
:
Penjelasan. Penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah atau kata-kata
yang disampaikan. Memberikan penjelasan dapat dilakukan dengan cara memberikan
pengertian atau definisi. Misalnya, istilah Iman kepada Allah Anda jelaskan dengan
kalimat: “Iman adalah rasa percaya dan yakin akan kebenaran adanya Allah di dalam hati
dan dibuktikan dengan perbuatan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.” Contoh. Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan, sehingga
lebih mudah untuk dipahami. Contoh dalam pidato dapat berupa cerita yang rinci yang
disebutilustrasi. Untuk memberikan contoh tetantang kesabaran, misalnya Anda
menggunakan cerita tentang kesabaran Nabi Ayub dalam menghadapi cobaan Allah
melalui penyakit kulit yang dideritanya.
Analogi. Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukkan
persamaan atau perbedaannya. Ada dua macam analogi: analogi harfiyah dan analogi
kiasan. Analogi harfiyah (literal analogy) adalah perbandingan di antara objek-objek dari
kelompok yang sama, karena adanya persamaan dalam beberapa aspek tertentu.
Misalnya, membandingkan manusia dengan monyet secara biologis. Analogi kiasan
adalah perbandingan di antara objek-objek di antara kelompok yang tidak sama.
Testimoni. Testimoni ialah pernyataan ahli yang dikutip untuk menunjang pembicaraan
pembicara. Pendapat ahli itu dapat diambil dari pidato seorang ahli, tulisan di surat kabar,
acara televisi, dan lain-lain, termasuk kutipan dari kitab suci, hadits, dan sejenisnya.
Bahasa Indonesia “Pidato” 10
Statistik. Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menunjukkan
perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk menimbulkan kesan
yang kuat, memperjelas, dan meyakinkan.
D. Saat Berpidato dan tata cara penyampaian
(1)Pembukaan.
Pembukaan pidato merupakan bagian penting dan melainkan peranan bagi pembicara,
karena bagian ini dapat memeberikan kesan pertama bagi para audience.. Ada
beberapa cara yang dapat digunakan seorang pembicara untuk membuka pidatonya:
(a)dengan memperkenalkan diri atau (b) Membuka pidato dengan humor (c) membuka
pidato dengan pendahuluan secara umum.
(2)Inti Pidato.
Setelah selesai melakukan pembukaan dengan salah satu cara di atas, maka langsung
dilanjutkan dengan menyajikan pokok permasalahannya.
(3) Penutup Pidato
Bisa dilakukan dengan: (a)Membuat rangkuman atau simpulan; atau (b)menyatakan
kembali prinsip-prinsip yang terkandung dalam pidato; atau (c)menceritakan cerita
singkat yang menarik; atau (d)mengutip kata-kata mutiara, ungkapan, atau beberapa
bait pantun; atau (e)mengajak atau menghimbau dan mengemukakan sebuah pujian
buat para pendengar.
Bahasa Indonesia “Pidato” 11
E. Etika Dalam Berpidato
1. Etika berpidato di depan umum meliputi:(a)Mengenakan pakaian yang sesuai
dengan suasana pertemuan, rapi, bersih dan sopan; (b)Tampil dengan bersahaja,
sopan dan rendah hati; (c)Menyisipkan beberapa humor segar dalam pidato;
(d)Gunakan kata-kata yang sopan, halus, dan sederhana;(e)Sebagai kata penutup
jangan lupa mengucapkan maaf bila terdapat tutur kata yang kurang berkenan dan
lain-lain.
2. Etika berpidato di depan pejabat: (a)Menghilangkan rasa rendah diri; (b)Jangan
tampil seolah-olah menggurui, sikap lebih tahu dan lain-lain; (c)Jangan terlalu
memberikan penghormatan yang berlebihan pada audience.
3. Berpidato di depan Pemuka Agama:(a)Jangan mengeluarkan kata-kata yang bisa
menyinggung umat beragama; (b)Jangan ada nada merendahkan atau memuji
agama tertentu;(c) Perbanyak istilah-istilah keagamaan
4. Etika Berpidato di depan para wanita. Bila pembicara seorang laki-laki, hati-hati
jangan sampai menyinggung harkat dan martabat wanita; menggunakan istilah-
istilah yang tepat seperti ibu-ibu atau saudari sekalian; hindari kata-kata kasar,
kurang senonoh dan kurang sopan;
5. Etika Berpidato di depan Pemuda/Mahasiswa. Pidato harus mengutamakan
penalaran yang berikaitan dengan dunia anak-anak muda; Jangan mengeluarkan
kata-kata yang bersifat menentang; Jangan mengkritik dan menyalahkan anak-
anak muda
6. Etika Berpidato di depan masyarakat Desa. Jangan berbohong; Gunakan kata-kata
yang sopan dan sederhana, kapan perlu sisipkan beberapa istilah dalam bahasa
stempat.
Bahasa Indonesia “Pidato” 12
F. Beberapa hal penting berkaitan dengan berpidato.
Yang perlu mendapat perhatian adalah:(a)Posisi Berbicara. Seorang pembicara
harus sedapat mungkin dilihat oleh semua audience. Kalau boleh tidak duduk,
usahakan untuk berdiri, agar semua audience dapat menatap wajah dan penampilan
pembicara; (b)Mengatur Suara Dalam Berpidato. Usahakan mengeluarkan suara
dengan jelas, tegas, dan nyaring dan sesuaikan dengan ruang pertemuan, apakah
ruang kecil atau ruang aula yang luas dan besar; (c)Volume, Intonasi dan
Pelafalan. Pada saat berpidato, usaha mengatur: volume suara, intonasi, dan pelafalan;
(d)Sisipkan humor yang sopan, segar dan relevan; (e)Gerak Tubuh, seperti tangan,
telapak tangan, jari, kepala, raut muka, dan lain-lain juga mendukung daya tarik
dalam berpidato, namun jangan terlalu berlebihan, dan harus sesuai dengan apa
yang sedang dibacarakan; (f)Penggunaan mikropon. Bila ada mikropon, gunakanlah
dengan sebaik-baiknya, dan jangan menempel di mulut, namun agak jauh dari mulut
pada saat berbicara agar suaranya bagus; dan (g)Bila ada slide( berupa OHP dan
LCD), alat peraga, papan tulis, sangat efektif untuk menunjang kegiatan saat
berpidato.
Bahasa Indonesia “Pidato” 13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada saat kita membaca sebuah buku atau mendengar ceramah tentang teknik
berpidato, tampaknya sangat sederhana. Akan tetapi pada saat kita ingin
mempraktekkannya, kita akan menemui berbagai kendala. Diantaranya kurang menguasai
materi, kurang menguasai massa, tidak terbiasa berdiri di depan orang banyak, bagaimana
mengatur sistematika pembicaraan, mengatur suara, dan lain-lain. Semua syarat ini akan
membuat suasana menjadi rumit. Yang paling penting kita belajar dari sausana yang
sederhana dan kecil. Setiap ada orang berpidato, baik sebagai pemakalah maupun
menyampaikan kata sambutan, sebaiknya kita perhatikan dan mencoba menilai kelebihan
dan kelemahannya. Kelebihannya kita ambil sebagai contoh, sedangkan kelemahannya
kita abaikan.
Saran
Harapan kami dengan tersusunnya makalah ini maka dapat berguna dan
bermanfaat bagi teman-teman sesama mahasiswa dan khalayak dan kami juga berharap
dengan tersusunnya makalah ini kita bisa menambah pengetahuan kita mengenai pidato
dan dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari kita nanti dengan mudah.
Dan seperti kata pepatah juga tiada gading yang tak retak. Maka dengan
selesainya makalah kami ini kami mengharap kritik dan saran yang membangun bagi
para pembaca.
Bahasa Indonesia “Pidato” 14
Recommended