View
224
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
IMPLEMENTASI PEDAGOGI IGNASIAN
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN
LKS YANG BERMAKNA DI KELAS XI IIS 1 SMA NEGERI 1 GODEAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
MARLINDA DWI RATNANI
NIM : 111314011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
IMPLEMENTASI PEDAGOGI IGNASIAN
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN
LKS YANG BERMAKNA DI KELAS XI IIS 1 SMA NEGERI 1 GODEAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
MARLINDA DWI RATNANI
NIM : 111314011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebagai ucapan terima kasih, skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan perlindungan dan kekuatan
dalam hidupku
2. Kedua orang tua saya, Bapak Stefanus Sudarsono dan Khatarina Eni
Noventari.
3. Kedua nenek tercinta Priyatmo Warsito dan Partini, serta kerabat dan
orang-orang yang ingin melihat saya sukses dikemudian hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua
(P.Syrus)
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah
(Lessing)
Orang-orang hebat dibidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi inspirasi karena mereka lebih suka
bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi
(Ernest Newman)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PEDAGOGI IGNASIAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN
LKS YANG BERMAKNA DI KELAS XI IIS 1 SMA NEGERI 1 GODEAN
Oleh: Marlinda Dwi Ratnani
Universitas Sanata Dharma 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang: (1) peningkatan
Competence siswa dalam pembelajaran sejarah berbasis Pedagogi Ignasian melalui LKS bermakna; (2) keadaan Conscience siswa dalam pembelajaran sejarah berbasis Pedagogi Ignasian melalui LKS bermakna; (3) keadaan Compassion siswa dalam pembelajaran sejarah berbasis Pedagogi Ignasian melalui LKS bermakna; (4)karakter siswa yang dominan berkembang selama pembelajaran sejarah berbasis Pedagogi Ignasian melalui LKS bermakna.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian terapan dengan model analisis interaktif Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, kuesioner, dan test. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Peningkatan Competence siswa dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian satu, dua, dan tiga yaitu 93,05; 93,1 dan 96,65. (2) Keadaan Conscience siswa menunjukkan kategori sangat tinggi dilihat dari indikator yang paling menonjol yaitu kemandirian 17% dan kegigihan 14%. (3) Keadaan Compassion siswa menunjukkan kategori sangat tinggidilihat dari indikator yang paling menonjol yaitu peduli 38% dan rela berkorban 26%. (4) Karakter siswa yang dominan berkembang pada siswa yaitu tanggung jawab 18% dan cinta damai 15%.
Kata kunci: 3C (Competence, Consciencedan Compassion), Karakter, LKS Bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF IGNASIAN’S PEDAGOGY ON LEARNING HISTORY THROUGH MEANINGFUL STUDENTS’
WORKSHEET IN XI IIS 1 STATE 1 SENIOR HIGH SCHOOL GODEAN
By: Marlinda Dwi Ratnani
Sanata Dharma University 2016
The aims of the research were to describe: (1) the improvement on
students’ Competence on learning History based on Ignasian Pedagogy through meaningful students’ worksheet : (2) the condition of students’ Conscience on learning History based on Ignasian Pedagogy through meaningful students worksheet: (3) the condition of students’ Compassion on learning History based on Ignasian Pedagogy through meaningful students’ Worksheets; (4) students’ Character who improve at most during learning history based on Ignasian Pedagogy through meaningful Students’ Worksheet.
The research method used was qualitative research using analysis interactive model by Matthew B. Miles and A. Michael Huberman. Data collecting used were observation, interviews, questionnaire, and test. Data analysis used was qualitative.
The result of the research showed that (1) Improvement on students’ Competence was very high, based on the improvement of the first, the second, and the last daily test score. The scores were 93,05; 93,1; and 96,65. (2) Improvement on students’ Conscience was very high, based on the prominent indicator; they were (17%) autonomy and (14%) persistency. (3) Improvement on students’ Compassion was very high, based on the prominent indicator; they were (38%) care and (26%) willing sacrifice. (4) Students’ Characters who improve at most were (18%) responsibility and (15%) loving peace.
Keywords: 3C (Competence, Conscience and Compassion), Character, Meaningful Students’ Worksheets.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Implementasi Pedagogi Ignasian dalam Pembelajaran Sejarah melalui
Pemanfaatan LKS Bermakna (untuk Meningkatkan Karakter Belajar Siswa) di
Kelas XI IIS 1 SMA Negeri 1 Godean” ini dapat terselesaikan dengan baik. Bagi
saya selaku penulis dalam menyusun skripsi ini telah memberikan banyak ilmu
serta pengalaman yang sangat bermanfaat dalam penyusunan sebuah karya tulis.
Dengan selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D. Selaku Dekan Fakltas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu. Dra. Th. Sumini, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai dosen pembimbing I
yang telah memberikan bimbingan serta masukan kepada penulis.
4. Bapak Drs. A. K. Wiharyanto, M.M selaku dosen pembimbing tugas akhir.
5. Bapak Hendra Kuniawan, M.Pd. selaku dosen pendamping yang telah
memberikan bimbingan serta masukan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSENBAHAN ................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitan.................................................................................. 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 12
A. Kajian Teori ........................................................................................ 12
1. Pedagogi Ignasian ....................................................................... 12
2. LKS Bermakna ............................................................................ 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3. Karakter ....................................................................................... 33
4. Pembelajaran Sejarah .................................................................. 36
B. Kerangka Pikir ................................................................................... 40
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 42
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 42
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................ 43
C. Sumber Data ........................................................................................ 45
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 46
E. Teknik Cuplikan ................................................................................. 49
F. Validitas Data ..................................................................................... 50
G. Teknik Analisis .................................................................................. 54
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 57
A. Deskripsi Latar Penelitian ................................................................... 57
B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................. 59
C. Pembahasan ........................................................................................ 73
D. Kendala .............................................................................................. 87
BAB V PENUTUP ........................................................................................ .89
A. Kesimpulan ......................................................................................... 89
B. Saran ................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 94
Lampiran ....................................................................................................... 97
Lampiran1: Surat Izin dan Keterangan Melaksanakan Penelitian .................. 98
Lampiran 2: Silabus ...................................................................................... 100
Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis PI ..................... 118
Lampiran 4: Rangkuman observasi aktifitas guru ....................................... 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Lampiran 5: Hasil wawancara guru .............................................................. 150
Lampiran 6: Rangkuman observasi aktivitas siswa ...................................... 154
Lampiran 7: Hasil wawancara siswa ............................................................. 155
Lampiran 8: Kisi-kisi kuesioner .................................................................... 160
Lampiran 9: Kuesioner .................................................................................. 161
A. Kuesioner Compassion ..................................................................... 162
B. Kuesioner Conscience ....................................................................... 164
C. Kuesioner Karakter .......................................................................... 167
Lampiran 10: LKS yang Bermakna ............................................................. 169
Lampiran 11: Foto-foto ................................................................................. 198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar merupakan suatu aktivitas profesional yang memerlukan
keterampilan tingkat tinggi dan mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan-keputusan, termasuk mengajar sejarah. Berbicara soal
sejarah, orang sering berpikir bahwa ini hanyalah menyangkut urusan sekelompok
kecil anggota masyarakat yang disebut sejarawan atau peminat sejarah yang
tertarik pada apa yang terjadi di waktu yang lampau demi masa lampau itu sendiri1.
Sejarah juga sering dianggap urusan guru sejarah saja, yang berminat pada sejarah
karena pekerjaannya sebagai guru. Dengan kenyataan seperti ini, kelihatan ada
yang dilupakan yaitu, bahwa sejarah adalah urusan semua orang. Kita melupakan
bahwa sejarah adalah dasar bagi terbinanya identitas nasional yang merupakan
salah satu modal utama dalam membangun bangsa masa kini mau pun di masa
yang akan datang.
Ketidaktahuan seperti di atas bahkan sering ditunjukkan oleh kalangan guru
sendiri. Mereka seperti kurang menyadari perannya dalam membina pelajaran
sejarah tersebut. Hal ini tercermin dari kenyataan seringnya pengajaran sejarah di
sekolah mendapat sorotan tajam dari masyarakat, karena ternyata pelajaran sejarah
diselenggarakan dengan cara-cara yang kurang memadai. Sejarah bisa dirumuskan
secara lebih memadai sebagai suatu studi keilmuan tentang segala sesuatu yang
1 I Gde Widja, Dasar-dasar Perkembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
telah dialami manusia di waktu yang lampau dan yang telah meninggalkan jejak-
jejaknya di waktu yang sekarang, kemudian tekanan perhatian diletakkan terutama
pada aspek peristiwanya sendiri dalam hal ini terutama yang bersifat khusus dan
segi-segi urutan perkembangannya yang kemudian disusun dalam suatu cerita
sejarah2. Pembelajaran sejarah, terutama sejarah nasional, adalah salah satu di
antara sejumlah pembelajaran, mulai dari SD (Sekolah Dasar) sampai SMA
(Sekolah Menengah Atas), yang mengandung tugas menanamkan semangat
berbangsa dan bertanah air. Tugas pokok pembelajaran sejarah adalah character
building peserta didik. Pembelajaran sejarah akan membangkitkan kesadaran
empati (emphatic awareness) di kalangan peserta didik, yakni sikap simpati dan
toleransi terhadap orang lain yang disertai dengan kemampuan mental dan sosial
untuk mengembangkan imajinasi serta sikap untuk berkreatifan, berinovasi, serta
berpartisipatisi.
Pada dasarnya belajar sejarah merupakan pelajaran yang sangat berguna bagi
peserta didik, oleh karena pembelajaran sejarah mampu membentuk karakter
peserta didik untuk menjadi seorang patriot bagi bangsanya sendiri. Selain itu,
pembelajaran sejarah juga mampu mengajarkan berbagai sikap cinta tanah air
seperti halnya peserta didik mampu menanamkan sikap kepeduliannya terhadap
jasa para pahlawan yang telah gugur dalam membela tanah air. Dari pembelajaran
sejarah itu peserta didik mampu menumbuhkan semangat jiwa pahlawan dalam
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semangat bela rasa dapat
2 I Gde Widja, Pengantar Ilmu Sejarah: Sajarah dalam Perspektif Pendidikan, Semarang: Satya Wacana, 1989, hlm. 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
terbentuk dalam diri peserta didik, selain itu peserta didik maupun warga negara
Indonesia memiliki rasa toleransi satu terhadap yang lainnya.
Kemampuan untuk mengidentifikasi diri secara empatik dengan orang lain
itu merupakan kecakapan sosial yang merupakan kemampuan membentuk
kebersamaan dan keterikatan atau solidaritas. Toleransi akan mendidik siswa untuk
memahami nilai-nilai yang tidak dianutnya meskipun bukan berarti tanpa
pengetahuan atau kritik. Toleransi juga dapat mendidik siswa untuk menanamkan
sikap demokratik, berjiwa besar, dalam menghargai dan menghormati pendapat
dan pikiran orang lain, disertai landasan tanggung jawab dan komitmen masyarakat
bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional sebagaimana tertuang pada
Pembukaan UUD 19453.
Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan nasional, pemerintah telah
melakukan berbagai upaya seperti halnya pengembangan dan penyempurnaan
kurikulum, pengembangan materi pembelajaran, perbaikan sistem evaluasi,
pengadaan buku dan alat-alat pelajaran, perbaikan sarana prasarana pendidikan,
peningkatan kompetensi guru serta peningkatan mutu pimpinan sekolah4.
Pendidikan karakter juga dapat ditanamkan dari adanya pembelajaran sejarah.
Akar dari semua tindakan yang jahat dan buruk, tindakan kejahatan, terletak
pada hilangnya karakter. Karakter yang kuat adalah sikap yang memberikan
kemampuan kepada populasi manusia untuk hidup bersama dalam kedamaian serta
membentuk dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebijakan, yang bebas dari
kekerasan dan tindakan-tindakan tidak bermoral. Karakter dimaknai sebagai cara
3Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2001, hlm.2. 4Ibid., hlm.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dan perilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara5. Pendidikan karakter dari
pembelajaran sejarah tersebut membuat peserta didik mampu menyadari bahwa
sejarah adalah pelajaran yang sangat berguna, baik untuk masa sekarang maupun
masa yang akan datang. Pendidikan karakter di sekolah lebih banyak berurusan
dengan penanaman nilai6. Nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran sejarah
tersebut adalah nilai cinta tanah air, nilai semangat pejuang dimana nilai ini dapat
melatih peserta didik untuk terus semangat dalam mempertahankan negara
Indonesia agar tidak dijajah kembali oleh bangsa lain.
Pendidikan karakter bangsa bisa dilakukan dengan pembiasaan nilai moral
luhur kepada peserta didik dan membiasakan mereka dengan kebiasaan (habit)
yang sesuai dengan karakter kebangsaan. Terdapat delapan belas indikator
pendidikan karakter yang sampai saat ini terus dikembangkan pada diri peserta
didik, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Adapun delapan belas
indikator pendidikan karakter tersebut yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin,
kerjakeras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggungjawab7. Delapan belas
indikator pendidikan karakter bangsa tersebut terus diterapkan dan ditanamkan
pada diri peserta didik mulai usia dini hingga usia dewasa. Pendidikan karakter
sebagai bagian dari upaya membangun karakter bangsa mendesak untuk 5 Muchlas Samani & Hariyanto, Pendidikan Karakter, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2011, hlm.41. 6 Doni Kusuma, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta: Grasindo, 2007, hlm.212. 7 Ibid., hlm. 215.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
diterapkan. Pendidikan karakter menjadi vital dan tidak ada pilihan lagi untuk
mewujudkan Indonesia baru, yaitu Indonesia yang dapat menghadapi tantangan
regional dan global. Pendidikan karakter tersebut sangat penting dipelajari bahkan
penting untuk diterapkan dalam diri peserta didik dengan alasan agar peserta didik
mampu menghargai dan memiliki sikap yang bijak8. Selain itu dengan pendidikan
karakter dapat mengubah cara pandang siswa terhadap masa depan bangsa.
Pada umumnya guru hanya memberikan bekal sejarah berupa materi-materi
belajar, tidak disertai dengan kesimpulan berupa nilai-nilai yang dapat diambil dari
pembelajaran sejarah di masa lampau. Sebagian besar dari guru, peserta didik serta
masyarakat menilai bahwa sejarah hanya mengkaji dan mengulas tentang kejadian
masa lalu saja, namun sejarah juga mengkaji peristiwa-peristiwa yang sedang
terjadi sekarang. Banyak ruang lingkup dalam sejarah, misalnya sejarah politik,
sejarah negara-negara luar negeri, sejarah kebudayaan suatu bangsa, sejarah sosial,
sejarah perkotaan maupun sejarah lokal.
Pentingnya sejarah untuk dipelajari, bukan berarti pembelajaran sejarah tidak
mempunyai kekurangan. Kekurangan tersebut dapat ditemui ketika proses belajar
mengajar sedang terjadi, banyak sekali hambatan yang ditemui ketika belajar di
kelas, hambatan tersebut dapat ditemui guru maupun peserta didik itu sendiri.
Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran sejarah oleh karena anggapan
peserta didik bahwa pelajaran sejarah adalah sebuah pelajaran yang membosankan,
sebagian besar guru sejarah masih menggunakan model ceramah di depan kelas,
8 Ibid., hlm. 230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sehingga membuat peserta didik merasa malas untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran tersebut.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
peserta didik SMA Negeri 1 Godean memiliki prestasi yang sangat luar biasa. Hal
itu dapat terlihat pada kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagian besar peserta
didik berperan aktif dalam kegiatan belajar. Selain itu, dalam berperilaku, peserta
didik menunjukkan bahwa mereka menjunjung tinggi sikap sopan santun, baik
terhadap guru, karyawan maupun teman-temannya. Dari perilaku tersebut dapat
dikatakan bahwa peserta didik di SMA N 1 Godean memiliki karakter yang baik
namun, perlu pembenahan serta peningkatan karakter dalam diri sebagian peserta
didik SMA Negeri 1 Godean. Sebab ada beberapa peserta didik yang acuh dan
kurang sopan ketika guru sedang menjelaskan materi di depan kelas, peserta didik
tersebut justru tidak menyimak dan berbicara dengan teman sebangkunya. Selain
itu terdapat siswa yang bermain Handphone ketika pembelajaran sedang
berlangsung. Kemudian terdapat beberapa siswa yang kurang peka terhadap teman
kesulitan teman dalam belajar. Dengan contoh siswa tidak bersedia membantu
temannya yang sedang kesulitan dalam memahami materi belajar.
Penelitian ini membahas tentang perkembangan dan perubahan Competence
(pengetahuan, ketrampilan, sikap), Conscience (hatinurani), Compassion (bela
rasa) dan karakter peserta didikkelas XI IIS 1 SMA Negeri 1 Godean dangan
implementasi Pedagogi Ignasian dalam pembelajaran sejarah melalui pemanfaatan
LKS Bermakna. Dengan harapan melalui penerapan pembelajaran berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Pedagogi Ignasian mampu memberikan perubahan dan peningkatan terhadap nilai
maupun sikap siswa.
Dari kegiatan observasi yang telah dilakukan peneliti di sekolah SMA Negeri
1 Godean, memiliki Visi Unggul Dalam Prestasi, Menguasai IPTEK, Berbudi
Pekerti Luhur dan Berwawasan Global; dan Misi dari SMA Negeri 1 Godean
adalah sebagai berikut,
1. Meningkatkan budaya membaca dan menulis. 2. Meningkatkan prestasi belajar akademik dan non akademik. 3. Mempertahankan/meningkatkan kelulusan peserta didik yang mengikuti
Ujian Nasional dan Ujian Sekolah. 4. Meningkatkan jumlah lulusan yang meneruskan kejenjang perguruan
tinggi. 5. Meningkatkan kesehatan jasmani, rohani dan pemahaman ajaran agama
sesuai agama yang dianutnya. 6. Meningkatkan kepercayaan diri dan mengembangkan minat dan bakat. 7. Meningkatkan kemampuan penggunaan komputer. 8. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan Mandarin9.
Berdasarkan latar belakang yang telah di sampaikan, peneliti tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian kualiatif dengan judul “Implementasi Pedagogi
Ignasian dalam Pembelajaran Sejarah Melalui Pemanfaatan LKS bermakna Kelas
XI IIS 1 SMA Negeri 1 Godean. Desain pembelajaran berbasis Pedagogi Ignasian
adalah penjabaran prinsip-prinsip pembelajaran ke dalam rancangan materi dan
aktivitas yang meningkatkan proses belajar individu menuju keutuhan pribadinya
mengikuti proses pembelajaran berdasarkan Pedagogi Ignasian10.
Dinamika pokok Pedagogi Ignasian ini adalah interaksi terus-menerus tiga
unsur, yaitu pengalaman, refleksi dan aksi, di dalam proses belajar mengajar. Tiga 9 https://www.SMA-Negeri-1-Godean/422721157818075?sk=info&tab=page_info.Di unduh pada 7
Maret 2015. 10 LPM, Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian, Yogyakarta: P3MP-LPM, 2012, hlm.47.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
unsur itu dilengkapi dengan unsur pelengkap yaitu “konteks” yang menjadi tempat
pengalaman itu berlangsung dan evaluasi setelah sebuah aksi terlaksana. Bergerak
dalam sebuah langkah spiral, semakin lama semakin mendalam untuk tiap-tiap
unsurnya11. Melalui penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan aspek
Competence (pengetahuan, keterampilan, sikap), Conscience (suara hati),
Compassion (bela rasa), dan karakter siswa kelas XI IIS 1 SMA N 1 Godean.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana peningkatan Competence siswa dalam pembelajaran sejarah
berbasis Pedagogi Ignasian melalui LKS bermakna?
2. Bagaimana keadaan Conscience siswa dalam pembelajaran sejarah berbasis
Pedagogi Ignasian melalui LKS bermakna?
3. Bagaimana keadaan Compassion siswa dalam pembelajaran sejarah berbasis
Pedagogi Ignasian melalui LKS bermakna?
4. Karakter apakah yang paling dominan berkembang selama pembelajaran
sejarah berbasis Pedagogi Ignasian melalui LKS bermakna?
11 Tim RedaksiKanisius, Paradigma Pedagogi Reflektif: Alternatif Solusi Menuju Pendidika nKristiani, Yogyakarta: Kanisius,2008,hlm.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
C. TujuanPenelitian
Dari rumusan masalah tersebut, dapat dideskripsikan beberapa tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan peningkatan Competence (pengetahuan, ketrampilan, sikap)
siswa kelas XI IIS 1 SMA Negeri 1 Godean dengan implementasi
pembelajaran sejarah berbasis Pedagogi Ignasian melalui pemanfaatan LKS
Bermakna.
2. Mendeskripsikan keadaan Conscience (hatinurani) siswa kelas XI IIS 1 SMA
Negeri 1 Godean dengan implementasi pembelajaran sejarah berbasis Pedagogi
Ignasian melalui pemanfaatan LKS Bermakna.
3. Mendeskripsikan keadaan Compassion (bela rasa) siswakelas XI IIS 1 SMA
Negeri 1 Godean dengan implementasi pembelajaran sejarah berbasis Pedagogi
Ignasian melalui pemanfaatan LKS Bermakna.
4. Mendeskripsikan karakter yang dominan berkembang selama pembelajaran
sejarah pada siswa SMA Negri 1 Godean.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi Lembaga Sekolah
Sebagai umpan balik dalam meningkatkan aspek Competence (pengetahuan,
keterampilan, sikap), perkembangan Conscience (hatinurani), perkembangan
Compassion (bela rasa), dan perkembangan karakter peserta didik pada mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pelajaran sejarah, dan meningkatkan penggunaan media pembelajaran LKS di
sekolah.
2. Bagi Universitas
Sebagai sarana pengenalan visi dan misi Universitas Sanata Dharma melalui
pembelajaran berbasis Pedagogi Ignasian di SMA N 1 Godean maupun sekolah-
sekolah non Kristiani lainnya. Serta sebagai bahan evaluasi untuk mendukung dan
memperbaiki sistem pendidikan.
3. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam penyampaian materi
pembelajaran sejarah oleh guru agar tidak terkesan kurang menarik bagi peserta
didik. Sehingga peserta didik mampu menjadi aktif dan memahami, bahwa
pelajaran sejarah bisa memberikan banyak makna dan nilai-nilai kehidupan yang
dapat berguna bagi perkembangan bangsa, khususnya bagi generasi muda.
4. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menarik minat belajar peserta
didik dalam aspek Competence (pengetahuan, keterampilan, sikap), Conscience
(hati nurani), Compassion (bela rasa), dan karakter pada peserta didik serta untuk
meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran sejarah. Selain itu sebagai alternatif
pembelajaran sejarah yang bermanfaat yang dapat memberikan pengalaman baru
kepada siswa melalui model pembelajaran tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
5. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bagian dari proses belajar dan
berlatih di bidang penelitian sehingga dapat mengembangkan wawasan peneliti
baik secara teoritis maupun aplikasi dalam praktik. Selain itu juga menjadi ajang
mengembangkan keterampilan dalam penulisan karya ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pedagogi Ignasian
a. Pengertian Pedagogi Ignasian
Pedagogi Ignasian merupakan sebuah paradigma pendidikan yang bersumber
dari kharisma St.Ignasius pendiri Serikat Jesuit12. Tujuan dari Pedagogi Ignasian
yaitu perkembangan pribadi yang utuh yang melakukan perbuatan yang didasari
oleh pemikiran yang menalar, yang kemudian mendorong siswa untuk berdisiplin,
berinisiatif, mengembangkan integritas dan berpikir jernih. Secara praktis
penerapan model pembelajaran dengan pendekatan Pedagogi Ignasian biasanya
dirumuskan dalam sebuah sistem yang memiliki unsur-unsur pokok: konteks
(context),-pengalaman (experince) – refleksi (reflection)- aksi (action)- evaluasi
(evaluation). Berdasarkan siklus ini, seorang pengajar dapat mendampingi para
pelajar untuk memudahkan proses belajar dan perkembangan dengan cara menatap
kebenaran dan menggali arti manusiawinya.
Dalam pendidikan berbasis Pedagogi Ignasian, refleksi mengambil peran
yang penting.Dengan melakukan refleksi, siswa menimbang dan memilih
pengalaman-pengalamanya untuk menemukan dirinya yang otentik. Dengan cara
12 Tim LPMUSD, op.cit, hlm. 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
ini, ia dapat mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan martabatnya yang
luhur. Adapun prinsip-prinsip Pedagogi Ignasian antara lain13:
1. Guru berperan melayani siswanya, peka terhadap bakat dan kesulitan siswa, terlibat secara pribadi, dan membantu pengembangan kemampuan internal setiap siswanya.
2. Siswa perlu terlibat secara aktif dalam studi, penemuan, dan kreativitas pribadi.
3. Hubungan antara guru dan siswa bersifat pribadi dan berkelanjutan. 4. Silabus dan pengajaran disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. 5. Isi dan bahan ajar (pendidikan) diatur dalam urutan yang bsersifat logis. 6. Pengulangan dan perbaikan (preview dan review) sunguh-sunguh
diupayakan demi penguasaan yang lebih baik, asimilasi yang lebih baik, dan pandangan yang lebih mendalam.
7. Keadaan materi lebih disukai dari pada keluasaan cakupan.
Pedagogi Ignasian dapat dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut:
1) Konteks
Konteks pemikiran dalam Pemikiran Pedagogi Ignasian, pada cara
belajar yang dajarkan St. Ignatius yang menerima akan keterbukaan pada
sebuah bimbingan jiwa maka siswa perlu terbuka mengenai nilai-nilai yang
luhur. Seorang pendidik haruslah memulai proses pembelajarannya dari diri
siswa (Student centered learning) dengan memahami sebanyak mungkin
konteks-konteks yang mampu melingkupi siswa sebagai subyek yang akan
ditantang, didorong, dan didukung untuk mencapai perkembangan pribadi
yang utuh14.
Konteks nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari, mencakup pada
keluarga, kelompok sebaya, situasi sosial, lembaga pendidikan, politik,
ekonomi, serta segala yang berhubungan dengan kenyataan-kenyataan
13Ibid.,hlm. 9. 14Ibid, hlm.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
sehari-hari. Secara keseluruhan konteks ini dapat mempengaruhi siswa
kearah yang lebih baik ataupun lebih buruk, maka penting adanya refleksi
dalam bersikap, berpresepsi dan mengambil keputusan. Penting adanya
pengertian-pengertian yang dibawa seorang siswa ketika memulai proses
belajar, pemahaman yang sebelumnya serta studi yang sebelumnya termasuk
hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Selain hal itu semua, suasana kelembagaan merupakan hasil jaringan
dari berbagai norma, harapan dan relasi yang mampu menciptakan suasana
sekolah, misalnya perhatian terhadap mutu akademik, kebebasan akademik,
dan hubungan interelasi dengan guru-siswa, dengan dilandasi rasa saling
percaya, sehingga berguna dalam pembentukan pribadi seorang siswa dalam
memahami dan mendalami nilai-nilai. Pengenalan terhadap sebuah konteks,
akan membantu guru menentukan bentuk dan cara pemberian pengalaman
melalui pembelajaran sehingga siswa dapat menarik makna dari pengalaman
utuhnya selama belajar bagi hidupnya sendiri dan orang lain.
2) Pengalaman
Pada tahap pengalaman ini, siswa diajak untuk melakukan kegiatan
yang memuat tidak hanya aspek kognitif (pemahaman) atas materi yang
tengah disimak tetapi juga aspek afektif (perasaan/penghayatan) dan aspek
konatif (niat/kehendak) siswa diasah supaya mereka dapat memperoleh
pengetahuan yang semakin utuh. Berdasarkan konteks-konteks yang telah
dikenali pada tahap sebelumnya, guru menciptakan kondisi belajar yang
memungkinkan siswa mengingat pengalamannya yang berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bidang ilmu yang di bahas, siswa didorong untuk menyaring fakta,
menimbang perasaannya, dan memilah nilai-nilai yang telah mereka kenal
terkait dengan bidang ilmu yang mereka simak.
Pada tahap ini siswa, diajak mencari pemahaman baru dengan
melakukan perbandingan, kontras, evaluasi, analisis dan sintesis atas semua
kegiatan mental serta psikomotorik untuk memahami realitas secara baik.
Pengalaman yang di olah merupakan pegalaman hidup mereka sendiri atau
pengalaman yang diperoleh dari membaca dan mendengarkan.
Melalui pengalaman dalam proses belajar mengajar, siswa mengalami
suatu suatu tantangan terhadap pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan
fakta, ide, dan masukan baru baik dari pengajar maupun dari sesame pelajar
lain. Dengan demikian, konteks yang dibawa oleh siswa, sekarang
dihadapkan pada suatu pengalaman baru. Pengalaman baru ini
memungkinkan siswa untuk sepaham dengan konteks sebelumnya yang telah
dimiliki.
3) Refleksi
Dalam Pembelajaran berbasis Pedagogi Ignasian, refleksi menjadi
unsur yang penting. Refleksi berarti mengadakan pertimbangan seksama
dengan mengunakan daya ingat, pemahaman, imajinasi, dan perasaan
menyangkut bidang ilmu, pengalaman, ide, tujuan yang diinginkan atau
reaksi spontan untuk menangkap makna dan nilai hakiki dari apa yang
dipelajari. Melalui refleksi, pengalaman yang diperoleh dalam proses
pembelajaaran diperdalam untuk menangkap makna esensial atau arti penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dari pokok materi yang dipelajari dan diharapkan pengalaman mahasiswa
menjadi bermakna sehingga mampu mendorong melakukan aksi (tindakan).
Refleksi harus menjadi proses formatif yang membentuk kesadaran peserta
didik mengenai sikap, kebiasaan, nilai, cara pandang dan cara berpikir
mereka. Kegiatan refleksi mempunyai tujuan yaitu siswa dapat menangkap
arti atau nilai-nilai hakiki dari apa yang telah dipelajari, dapat menemukan
keterkaitan antar pengetahuan dan antara pengetahuan dengan realitasnya,,
siswa dapat memahami implikasi pengetahuan dan seluruh tanggung
jawabnya serta dapat membentuk hati nurani. Refleksi dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a) Memahami kebenaran dan yang dipelajari secara utuh.
b) Mengenali sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami dalam
menelah sesuatu.
c) Memperdalam pengalaman tentang implikasi yang telah dimengerti
bagi diri sendiri dan bagi orang lain.
d) Mengusahakan mencapai makna untuk diri sendiri tentang
kejadian-kejadian, ide-ide, kebenaran atau pemutarbalikan
kebenarannya.
e) Memulai dengan memahami siapa dirinya dan bagaimana
seharusnya sikapnya terhadap orang lain.
Dalam proses refleksi, ada hal yang penting dilakukan guru yaitu:
pertama, guru perlu menyampaikan pertanyaan paduan yang tepat dan
menyiapkan kondisi kelas yang memungkinkan terjadinya refleksi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
efektif. Kedua, guru menghormati kebebasan individu mahasiswa untuk
berefleksi dan memilih tindakannya. Ketiga, siswa merefleksikan
pengalaman belajarnya dengan bimbingan guru. Keempat, guru dan siswa
bersedia saling berbagi refleksinya dalam rangka memperkaya pemaknaan
belajar. Kelima, siswa dibimbing untuk berani berpikir, bersikap dan
bertekad untuk bertindak menurut panggilan hati nurani.
4) Tindakan
Sikap, nilai, dan cita-cita itu adalah hasil pengolahan siswa dalam
refleksi. Pemaknaan pengalaman yang diperoleh melalui refleksi tersebut
dimaksudkan agar siswa mampu mengambil keputusan dan bertindak dengan
semangat magis (the power to do more/unggul). Tindakan adalah kegiatan
yang mencerminkan pertumbuhan batin berdasarkan pengalaman yang telah
direfleksikan.
Tindakan memiliki dua aspek internal dan eksternal. Aspek internal
merupakan pertumbuhan batin yang terjadi berkat proses refleksi. Aspek
eksternal adalah manifestasi dari pertumbuhan batin itu. Dengan demikian
tindakan selalu mencakup dua tahap, yaitu pilihan-pilihan batin (hasil dari
refleksi pengalaman) dan manifestasi lahiriahnya (perwujudan nyata) yang
dapat dipertanggung jawabkan. Tindakan mencakup dua langkah:
a. Menumbuhkan pilihan-pilihan batin. Tahap ini merupakan
momentum bagi peserta didik untuk memilih kebenaran sebagai
miliknya, sambil tetap membiarkan diri kearah mana ia dipimpin
oleh kebenaran itu. Hal ini terjadi melalui proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mempertimbangkan kembali pengalaman-pengalaman yang
diperoleh dalam proses pembelajaran. Disinilah pembelajar
dihadpakan pada makna dan nilai yang menyodorkan pilihan-
pilihan yang harus diambil.
b. Menyatakan pilihan secara lahir. Pada suatu ketika, makna-makna
hidup, sikap, nilai-nilai, yang telah menjadi bagian dari dirinya,
mendorong peserta didik berbuat sesuatu yang konsisten dengan
keyakinan barunya. Kalau maknanya positif, peserta didik akan
meningkatkan keadaan yang menimbulkan pengalaman yang
bermakna positif. Kalau maknanya negatif, peserta didik akan
berusaha memperbaiki, mengubah, mengurangi, atau menghindari
apa yang menimbulkan pengalaman yang negatif itu.
Dalam proses pembelajaran yang dimaksud dengan tindakan adalah
memaknai hasil pembelajaran dengan pikiran dan hati untuk mewujudkan
pengetahuannya dalam praktik kehidupan nyata. Dengan demikian
pembelajaran disini sudah mencapai tahap pengambilan sikap, posisi batin
atau niat untuk berbuat sesuai dengan pengetahaun yang diperolehnya.
Pengetahuan menjadi sesuatu yang tidak hanya teoritis dan mandul,
melainkan terarah ke kehidupan kongkrit.
Dalam pembelajaran, siswa dan guru mengambil peran dalam tahap
tindakan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a) Siswa
Dalam proses pembelajaran, siswa menggunakan pengetahuannya
secara bermakna yaitu dengan melalui, pertama, penentuan prioritas-
prioritas. Kedua, pengambilan keputusan. Ketiga, penemuan eksperimental.
Keempat, pemecahan masalah. Kelima, penelitian. Keenam, pelayanan
berdasarkan kasih.
b) Guru
Guru berperan untuk menumbuhkan aksi dengan jalan menantang
imajinasi dan melatih kehendak para mahasiswa untuk memilih serangkaian
tindakan yang paling baik, yaitu tindakan berdasarkan refleksi atas apa yang
sudah dipelajari. Dalam pembelajaran, mengobservasi tindakan sebagai hasil
dari refleksi pengalaman memang merupakan tantangan tersendiri bagi
pendidik. Tindakan dapat saja terwujud segera setelah refleksi tetapi dapat
juga tindakan mewujud jauh hari setelah refleksi, karena keputusan-
keputusan melakukan tindakan sangat tergantung pada situasi yang dihadapi
pelajar.
5) Evaluasi
Secara teoretis evaluasi adalah suatu usaha sistemik dan sistematik
untuk mengumpulkan, menyusun dan menolah data, fakta dan informasi
dengan tujuan menyimpulkan nilai, makna, kegunaan, prestasi dari suatu
program, dan hasil kesimpulan tersebut dapat digunakan dalam rangka
pengambilan keputusan, perencanaan, maupun perbaikan dari suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
program15. Tujuan pendidikan Jesuit adalah membentuk manusia yang
berkepribadian utuh, kompeten secara intelektual, bersedia untuk selalu
berkembang, bersikap religius, serta penuh kasih dan tekad untuk berbuat
adil dalam pelayanan yang tulus kepada sesama umat Allah.
Evaluasi dalam pembelajaran adalah aktivitas untuk memonitor
perkembangan akademis peserta didik. Evaluasi merupakan proses sistematis
pengumpulan, pengolahan dan pengambilan keputusan atas data tentang
suatu objek untuk selanjutnya dipertimbangkan pemberian nilai atas objek
tersebut berdasarkan pada suatu kriteria tertentu. Dalam evaluasi
pembelajaran yang menjadi objek penelitian adalah proses dan hasil belajar.
Evaluasi hasil pembelajaran atau evaluasi hasil belajar antara
lainmenggunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar sebagai
prestasi belajar, dalam hal ini adalah penguasaan kompetensi oleh setiap
siswa.
Hasil dari proses evaluasi ini merupakan umpan balik bagi siswa
maupun guru. Bagi siswa, hasil evaluasi ini bermanfaat untuk memperbaiki
cara belajarnya, sedangkan bagi guru merupakan masukan untuk
memperbaiki cara dan metode pembelajaran. Dalam Pedagogi Ignasian,
evaluasi tidak hanya dilakukan pada aspek akademis siswa tetapi juga pada
aspek kemanusiaan. Agar desain pembelajaran tidak kehilangan rohnya,
maka perlunya kesesuaian, keserasian, dan keselarasan anatara desain materi,
desain strategi pembelajaran dan desain evaluasi.
15Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Ombak, 2011, hlm.77-78.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Model dan Desain Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian
Kegiatan pembelajaran perlu dirancang agar memberikan dampak
optimal bagi pembelajar. Pelaksanaan pembelajaran berbasis Pedagogi
Ignasian merupakan upaya pertajam model-model pembelajaran yang telah
dikembangkan sebelumnya dengan memasukan unsur-unsur yang terkandung
dalam Pedagogi Ignasian.Pedagogi Ignasian adalah sebuah paradigma.
Model pembelajaran bebasis Pedagogi Ignasian adalah kerangka konseptual
yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan kegiatan
pembelajaran dengan fokus pencapaian tujuan pembelajaran yang meliputi
3C (Competence, Conscience dan Compassion). Competence adalah
kemampuan kognitif, conscien adalah kemampuan afektif untuk menentukan
pilihan-pilihan yang dapat dipertangung jawabkan secara moral, sedangkan
compassion adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan untuk
mengembangkan bakat dan kemampuan sepanjang hidup dan disertai
dengam motivasi untuk mengunakannya demi sesama
Desain pembelajaran berbasis Pedagogi Ignasian adalah penjabaran
prinsip-prinsip penjabaran prinsip-prinsip pembelajaran ke dalam rancangan
materi dan aktivitas yang meningkatkan proses belajar individu menuju
keutuhan pribadinya mengikuti siklus Pedagogi Ignasian.
c. Konsep 3C (Competence, Conscience, dan Compassion)
Konsep Competence (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap),
Conscience (hati nurani), dan Compassion (bela rasa) merupakan unsur-
unsur dari Pedagogi Ignasian, dimana ketiganya dianggap sebagai sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
keterpaduan hasil belajar yang serupa dengan keterpaduan ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik16. Untuk itu, akan dibahas lebih lanjut tentang
konsep Competence (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap), Conscience (hati
nurani), dan Compassion (bela rasa).
1) Competence
Competence adalah kompetensi/kualitas yang unggul bagi peserta
didik, berkaitan dengan kemampuan penguasaan kompetensi secara utuh
yang disebut juga kemampuan kognitif. Competence pada Pedagogi Ignasian
sangat kental bermuatan ranah kognitif dan psikomotorik, namun demikian
di sana termuat juga sebagian afektif meskipun terbatas dalam kaitannya
dengan keilmuan17.
Aspek Competence mengacu pada kecerdasan individu, cerdas di sini
bukan hanya pengetahuan, namun juga cerdas dalam mengambil sikap.Jadi
dalam hal ini, Competence dimaknai sebagai kemampuan akademik yang
memadukan unsur pengetahuan, ketrampilan dan sikap.18
2) Conscience
Conscience merupakan kemampuan afektif yang secara khusus
mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani. Maka dari itu, terdapat nilai-
nilai yang ada dalam Conscience, seperti:19 moral, tanggung jawab,
kejujuran, kemandirian, keterbukaan, kebebasan, kedisiplinan, ketekunan,
16 Ibid, hlm.39. 17 Ibid.,hlm. 39. 18 http://himcyoo.files.wordpress.com/2012/03/3-buku-pendidikan-karakter.pdf., hlm. 17-18.
(diunduhtanggal 24 Maret 2013). 19 Tim P3MP-LPM USD, op.cit.,hlm. 42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kegigihan, ketahanan uji, keberanian mengambil resiko, kemampuan member
makna hidup.
Nilai-nilai tersebut merupakan satu kesatuan dari aspek Coscience. Hal
ini menjadi pedoman untuk memahami alternatif dan menentukan pilihan
oleh individu, hal yang baik maupun buruk, hal yang benar maupun salah.
3) Compassion
Sama halnya aspek Conscience, aspek Compassion merupakan
kemampuan afektif, yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai bela
rasa bagi sesama, dalam hal ini menjunjung tinggi sikap peduli terhadap
sesama/bela rasa. Pada aspek Compassion juga terdapat nilai-nilai yang
merupakan kesatuan dari aspek Compassion, dan harus ditanamkan pada
siswa, seperti20; kerja sama, penghargaan pada sesame, kepedulian, kepekaan
terhadap kebutuhan orang lain, keterlibatan dalam kelompok, kemauan untuk
berbagi.
Dalam hubungannya dengan penelitian ini, diharapkan pada
pembelajaran berbasis PI dapat meningkatkan ketiga aspek tersebut melalui
pemanfaatan media LKS yang Bermakna.Tingkat Competence (pengetahuan,
ketrampilan, sikap), Conscience (suara hati), dan Compassion (bela rasa)
merupakan hal yang ukur untuk menentukan keberhasilan penelitian ini.
Perlu diperhatikan pula beberapa faktor yang mempengaruhi
tercapainnya tingkat Competence (pengetahuan, ketrampilan, sikap),
Conscience (suara hati), dan Compassion (bela rasa), antara lain kondisi
20 Idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
fisiologis dan psikologis. Pada kondisi fisiologis pada umumnya juga perlu
diperhatikan dalam proses pembelajaran jika seseorang belajar dalam keadaan
jasmani yang segar akan berbeda dengan seseorang yang belajar dalam
keadaan sakit.
2. LKS Bermakna
Bahan ajar cetak yang satu ini sudah tidak asing lagi yaitu Lembar
Kerja Siswa (LKS). Guru di sekolah pada umumnya menggunakan lembar
kerja siswa (LKS) sebagai buku acuan siswa, di dalam lembar kerja siswa
tersebut pada umumnya terdapat materi dan soal-soal yang harus dikerjakan
oleh peserta didik itu sendiri. Peneliti akan menggunakan LKS sebagai media
pada saat melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Godean Yogyakarta.
Peneliti berharap agar LKS tersebut dapat bermanfaat sebagai media
sekaligus dapat membantu peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
sejarah. Selain itu, LKS juga diharapkan mampu membantu peserta didik
sehingga lebih mengerti dan memahami materi pembelajaran yang sedang
disampaikan oleh guru. Jenis LKS yang akan peneliti pakai sebagai media
pembelajaran yaitu LKS yang Bermakna.
Menurut Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar, lembar kerja
siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa. Sedangkan bermakna berasal dari kata makna yang
diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yang memiliki arti “setiap
kalimat yang mengandung ataupun memuat arti tertentu”. Bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
merupakan hal yang mengandung makna, mempunyai makna21, berarti.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa LKS yang Bermakna merupakan lembar
kegiatan siswa yang mempunyai banyak arti.
Lembar kerja siswa biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah
untuk menyelesaikan suatu tugas, dan tugas tersebut haruslah jelas
kompetensi dasar yang akan dicapai22. Sementara, menurut pandangan Andi
Prastowo, LKS bukan merupakan singkatan dari Lembar Kegiatan Siswa
akan tetapi Lembar Kerja Siswa, yaitu materi ajar yang sudah dikemas
sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari
materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, peserta didik akan
mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi.
Selain itu, peserta didik juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk
mamahami materi serta tugas yang berkaitan dengan materi tersebut23.
Pentingnya LKS bagi kegiatan pembelajaran tidak lepas dari fungsi,
tujuan, dan manfaat LKS itu sendiri. LKS sebagai bahan ajar mempunyai
empat fungsi yaitu, pertama, LKS sebagai bahan ajar yang bisa
meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa. Kedua,
LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi
yang diberikan. Ketiga, LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas
untuk berlatih. Keempat, LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada
siswa. 21 Mochtar Buchori, Refleksi Tentang Pendidikan Bermakna Menuju Indonesia Baru, Jakarta,Yayasan Bhumiksara.2002,hlm. 65. 22 Andi Prastowo, Paduan Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan, Yogyakarta, IKAPI, 2012, hlm. 203. 23 Ibid., hlm. 204.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Kemudian ada empat poin penting yang menjadi tujuan penyusunan
LKS, yaitu: pertama, menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk
berinteraksi dengan materi yang diberikan. Kedua, menyajikan tugas-tugas
yang meningkatkan penugasan siswa terhadap materi yang diberikan. Ketiga,
melatih kemandirian belajar siswa. Keempat, memudahkan pendidik dalam
memberikan tugas kepada siswa24.
Kemudian, LKS memiliki banyak manfaat bagi pembelajaran, di
antaranya melalui LKS kita mendapat kesempatan untuk memancing siswa
secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Salah satu metode yang bisa
diterapkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan LKS
adalah metode “SQ3R” atau Survey, Question, Read, and Review,
(menyurvei, membuat, pernyataan, membaca, meringkas, dan mengulang).”
Adapun penjelasan masing-masing tahap itu adalah sebagai berikut:
1. Tahap survey, pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk membaca secara pintas keseluruhan materi, termasuk membaca ringkasan materi jika ringkasan diberikan.
2. Tahap question pada kegiatan ini, peserta didk diminta untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang harus mereka jawab sendiri pada saat membaca meteri yang diberikan.
3. Tahap read, pada kegiatan ini, peserta didik dirangsang untuk memperhatikan pengorganisasian materi dan membubuhkan tanda tangan khusus pada materi yang diberikan. Contohnya, peserta didik diminta untuk membubuhkan tanda kurung pada ide utama, dan menjawab pertanyaan yang sudah kita siapkan pada question.
4. Tahap recite, pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk menguji diri mereka sendiri pada saat membaca, kemudian diminta utnuk meringkas materi menggunakan kalimat mereka sendiri.
5. Tahap review, pada kegiatan ini, peserta didik diminta sesegera mungkin untuk melihat kembali materi yang sudah selesai dipelajari sesaat setelah selesai memperlajari materi tersebut25.
24 Ibid., hlm. 206. 25 Ibid., hlm. 206-207.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Penggunaan LKS dapat melatih siswa belajar mandiri dan
memudahkan siswa untuk memahami materi karena siswa belajar sesuai
dengan kemampuannya dan dapat mengulang materi sampai siswa yang
bersangkutan dapat memahami materi tersebut dengan baik. Selain itu,
penggunaan LKS dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran sejarah.
LKS yang disusun sedemikian rupa dengan tujuan untuk memudahkan
proses pembelajaran mempunyai macam-macam bentuk. Beberapa bentuk
LKS yang dapat membantu proses pembelajaran yaitu:
a. LKS yang Penemuan ( Membantu Siswa Menemukan Suatu Konsep)
Sesuai prinsip konstruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif
mengkonstruksi pengetahuan dalam otaknya. Salah satu cara
mengimplementasikannya di kelas adalah dengan mengemas materi
pembelajaran dalam bentuk LKS, yang memiliki ciri-ciri
mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkret,
sederhana dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari.
Berdasarkan hasil pengamatan mereka, selanjutnya peserta didik kita
ajak untuk mengkonstruksi pengetahuan yang mereka dapat tersebut.
LKS jenis ini memuat apa yang dilakukan peserta didik, meliputi
melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, kita perlu
merumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik
kemudian kita minta peserta didik untuk mengamati fenomena yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mereka amati dengan konsep yang akan mereka bangun dalam benak
mereka.
b. LKS yang Aplikatif-Integratif (Membantu Siswa Menerapkan dan
Mengitegrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan)
Peserta didik berlatih untuk menerapkan konsep yang telah
dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya LKS yang
membantu peserta didik menerapkan konsep demokrasi dalam
kehidupan sehari-hari. Caranya dnegan memberikan tugas kepada
merekan untuk melakukan diskusi, kemudian meminta mereka untuk
berlatih memberikan kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab.
Dengan peserta didik dilatih utnuk belajar menghormati pendapat orang
lain dan berpendapat secara bertanggung jawab maka hal ini telah
memberikan sebuah jalan bagi terimplemintasikannya nilai-nilai
demokrasi dalam diri peserta didik.
c. LKS yang Penuntun (Berfungsi sebagai Penuntun Belajar)
LKS penuntun berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di
dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika meraka
membaca buku sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu siswa
menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam
buku.
d. LKS yang Penguatan (Berfungsi sebagai Penguatan)
LKS LKS bentuk ini diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik
tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang
terdapat di dalam buku pelajaran. Selain itu sebagai pembelajaran
pokok, LKS ini cocok untuk pengayaan.
e. LKS yang Pratikum (Berfungsi sebagai Petunjuk Pratikum)
Alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri,
kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kuumpulan
LKS. Dengan demikian dalam LKS bentuk ini, petunjuk praktikum
merupakan salah satu isi (content) dari LKS.26
Peranan LKS sebagai media pembelajaran selain memiliki
kelebihan juga memiliki kelemahan dalam praktek pembelajaran. Kelebihan
dan kelemahan LKS yaitu:
a. Kelebihan LKS sebagai media pembelajaran
1) Dari aspek penggunaan, LKS merupakan media yang paling
mudah, dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus
menggunakan alat khusus.
2) Dari aspek pengajaran, LKS dibandingkan dengan media
pembelajaran jenis lain bisa sikatakan lebih unggul. Karena
merupakan media yang canggih dalam mengembangkan
kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu
menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan
argumentasi yang realistis.
26 Andi Prastowo, op.cit, hlm. 209.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3) Dari aspek kualitas penyampaian pesan pembelajaran, LKS mampu
memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua
dimensi, serta diagram dengan proses yang cepat.
4) Dari aspek ekonomi, LKS lebih murah dibandingkan dengan media
pembelajaran yang lain27.
b. Kelemahan media LKS sebagai media pembelajaran
1) Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materi
bersifat inear.
2) Sulit memberikan bimbingan kepada pembaca yang mengalami
kesulitan memahami bagian-bagian tertentu.
3) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang
membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam.
4) Cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagian guru yang
menuntut siswanya untuk menghafalkan data, fakta dan angka.
Tuntutan ini akan membatasi penggunaan hanya untuk alat
menghafal.
Dengan adanya kelebihan dan kelemahan LKS tersebut maka dalam
penyusunan LKS diharuskan inovatif dan kreatif. Karena, LKS yang inovatif
dan kreatif akan menciptakan proses pembelajaran yang lebih
menyenangkan. Dalam penyusunan LKS kita harus memahami langkah-
langkah penyusunannya yaitu sebagai berikut:
27 Durri Andriani, Kelebihan dan Kelemahan Bahan Ajar dalam Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta, Universitas Terbuka, 2003, hlm. 93-94.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1. Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Peta sangat diperlukan untuk mengetahui materi apa saja yang harus
ditulis dalam LKS. Peta ini juga bisa digunakan untuk melihat
sekuensi atau urutan materi dalam LKS. Sekuensi LKS ini sangat
dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan materi.
2. Menentukan Judul LKS
Perlu kita ketahui bahwa judul LKS ditentukan atas dasar tema
sentral dan pokok bahasannya diperoleh dari hasil pemetaan
kompetensi dasar, materi pokok.
3. Penulisan LKS
Dalam penulisan LKS ada beberapa hal yang perlu dilaksanakan
yaitu seebagai berikut: ertama, merumuskan indikator atau
pengalaman belajar antarmata pelajaran dari tema sentral yang telah
disepakati. Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian dilakukan
terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. Alat penilaian yang
digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan Penilaian
Acuan Patokan (PAP) karena pendekatan pembelajaran yang
digunakan adalah kompetensi. Ketiga, menyusun materi. Dalam
penyusunan materi ada beberapa poin yang harus diperhatikan yaitu:
materi LKS sangat tergantungpada kompetensi dasar yang akan
dicapainya. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku,
majalah, internet dan jurnal hasil penelitian. Kita dapat
menunjukkan referensi yang digunakan dalam LKS agar siswa bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
membacanya lebiah jauh materi tersebut. Kemudian yang terakhir
yaitu tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi
pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat
melakukannya. Keempat, perhatikan struktur LKS.Ini merupakan
langkah terakhir dalam penyusunan LKS, yaitu menyusun materi
berdasarkan stuktur LKS.28
Untuk membuat sebuah LKS yang bermakna, maka ada satu poin
penting yang harus diperhatikan, yaitu menjadikannya sebagai bahan ajar
menarik bagi siswa. Untuk mengembangkan LKS yang “kaya manfaat”,
perlu memperhatikan dua hal penting yaitu desain pengembangan dan
langkah-langkah pengembangannya, antara lain sebagai berikut:
a. Menentukan Desain Pengembangan LKS
LKS didesain untuk digunakan siswa secara mandiri.Artinya, guru
hanya berperan sebagai fasilitator, siswalah yang berperan secara
aktif dalam mempelajari materi yang terdapat dalam LKS. Batasan
umum yang dapat dijadikan pedoman pada saat menentukan desain
LKS, yaitu: ukuran, kepadatan halaman, penomoran halaman, dan
kejelasan.
b. Langkah-langkah Pengembangan LKS
Untuk mengembangkan LKS yang baik, ada empat langkah yang
perlu ditempuh, yaitu: pertama, penentuan tujuan pembelajaran.
28 Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Tinjauan Teoritis dan Praktik, Jakarta, Prenadamedia Group, 2014, hlm. 275.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Dalam langkah ini, kita harus menentukan desain menurut tujuan
pembelajaran. Kedua, pengumpulan materi. Pada langkah
pengumpulan materi ini hal terpenting yang perlu dilakukan adalah
menentukan materi dan tugas yang akan dimasukkan dalam LKS.
Ketiga, menyusun elemen atau unsur-unsur LKS. Pada bagian inilah,
kita mengitergrasikan desain dengan tugas. Keempat, pemeriksaan
dan penyempurnaan. Setelah melakukan tiga tahap sebelumnya hal
selanjutnya yang harus dilakukan yaitu melaksanakan pengecekan
kembali terhadap LKS yang sudah dikembangkan29.
3. Karakter
Pendidikan karakter dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam
berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam bentuk perilaku
yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam
interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya. Nilai-
nilai luhur tersebut antara lain: kejujuran, kemandirian, sopan santun, kemuliaan
sosial, kecerdasan berpikir termasuk kepenasaran akan intelektual, dan berpikir
logis. Oleh karena itu, penanaman pendidikan karakter tidak bisa hanya sekedar
mentransfer ilmu pengetahuan atau melatih suatu keterampilan tertentu.
Penanaman pendidikan karakter perlu proses, contoh teladan, dan pembiasaan atau
pembudayaan dalam lingkungan peserta didik dalam lingkungan sekolah, keluarga,
lingkungan masyarakat, maupun lingkungan (exposure) media massa30.
29 Ibid, hlm. 277. 30 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, hlm. 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Menurut Dony Kusuma, pendidikan karakter merupakan dinamika
pengembangan kemampuan yang berkesinambungan dalam diri manusia untuk
mengadakan internalisasi nilai-nilai sehingga menghasilkan disposisi aktif, stabil
dalam diri individu. Dinamika ini menbuat pertumbuhan individu menjadi semakin
utuh31. Dengan demikian, pendidikan karakter adalah segala upaya yang dilakukan
guru, yang mampu memenagruhi karakter perserta didik. Guru membantu
membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana
perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru
bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
Sikap hormat dan tanggung jawab dan seluruh nilai lain yang berasal dari
keduanya memberi kandungan moral pada sekolah yang dapat dan harus diajarkan
dalam sebuah lingkungan demokratis. Sekolah membutuhkan lebih dari sekedar
daftar mengenai nilai-nilai yang harus diajarkan. Sekolah membutuhkan konsep
karakter serta komitmen untuk mengembangkannya dalam diri setiap siswa32.
Karakter yang baik adalah sesuatu yang kita inginkan bagi anak-anak kita. Filosof
Yunani Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik sebagai hidup tingkah laku
yang benar tingkah laku benar dalam hal berhubungan dengan orang lain dan
berhubungan dengan diri sendiri. Aristoteles mengingatkan kita tentang sesuatu
yang di zaman modern ini cenderung kita lupakan yaitu hidup dengan budi pekerti
yang berarti menjalani kehidupan dengan berbudi baik untuk diri sendiri (misalnya
kontrol diri dan tidak berlebih-lebihan) maupun untuk orang lain (seperti
kedermawanan dan rasa simpati), dan kedua macam budi pekerti ini saling 31 Ibid, hlm. 19. 32 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik, Bndung: Nusamedia, 2013, hlm.70.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
berhubungan. Kita harus bisa mengontrol diri hasrat kita, nafsu kita agar bisa
melakukan hal yang benar pada orang lain.
Karakter menurut pengamatan filosof kontemporer Michael Novak, adalah
perpaduan harmonis seluruh budi pekerti yang terdapat dalam ajaran-ajaran agama,
kisah-kisah sastra, cerita-cerita orang bijak, dan orang-orang berilmu, sejak zaman
dahulu hingga sekarang. Tak seorang pun, menurut Novak, yang memiliki semua
jenis budi pekerti, semua orang pasti punya kekurangan. Orang-orang dengan
karakter yang mengagumkan bisa sangat berbeda antara satu dengan lainnya33.
Dengan demikian, karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang saling
berkaitan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Karakter yang
baik terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan
kebaikan, kibiasaan pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan perbuatan. Ketiganya
penting untuk menjalankan hidup yang bermoral; ketiganya adalah faktor
pembentuk kematangan moral.
Dengan seringnya tawuran antar pelajar dan menurunnya karakter
berkebangsaan pada generasi maka dicetuskan pendidikan karakter bangsa sebagai
wujud pendidikan karakter kebangsaan kepada peserta didik. Pendidikan karakter
bangsa Indonesia. Dalam pelaksanaannya pendidikan karakter bangsa Indonesia
tidak berdiri sendiri tetapi berintegrasi dengan pelajan-pelajaran yang ada dengan
memasukkan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa Indonesia.
Pendidikan karakter bangsa bisa dilakukan dengan pembiasaan nilai moral
luhur kepada peserta didik dan membiasakan mereka dengan kebiasaan (habit)
33 Ibid.,hlm.72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
yang sesuai dengan karakter kebangsaan. Terdapat delapan belas indikator
pendidikan karakter yang sampai saat ini terus dikembangkan pada diri peserta
didik, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Adapun delapanbelas
indikator pendidikan karakter tersebut yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komuniktif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. Delapan belas
indikator pendidikan karakter bangsa tersebut terus diterapkan dan ditanamkan
pada diri peserta didik mulai usia dini hingga usia dewasa. Pendidikan karakter
sebagia bagian dari upaya membangun karakter bangsa mendesak untuk
diterapkan. Pendidikan karakter menjadi vital dan tidak ada pilihan lagi untuk
mewujudkan Indonesia baru, yaitu Indonesia yang dapat menghadapi tantangan
regional dan global34.
4. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran merupakan proses yang tidak bisa dianggap remeh dalam
proses kemajuan suatu bangsa. Dalam pembelajaran sejarah, peran penting
pembelajaran terlihat jelas bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi
juga proses pendewasaan peserta didik untuk memahami identitas, jati diri dan
kepribadian bangsa melalui pemahaman terhadap peristiwa sejarah35. Sebagai
pendidik haruslah adaptif terhadap perkembangan peserta didik dan perkembangan
zaman. Meskipun sejarah bercerita tentang peristiwa pada masa lalu, bukan berarti
34 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, hlm.20. 35 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2014, hlm.56.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sejarah tidak bisa diajarkan secara kontekstual. Selain itu, dalam pembelajaran
sejarah sangat penting untuk menyampaikan fakta, akan tetapi yang juga tidak
kalah penting adalah bagaimana mengupas fakta-fakta tersebut dalam intisari nilai
yang terdapat di dalamnya sehingga si pembelajar akan menjadi lebih mawas diri
sebagai akibat dari pemahaman nilai.
Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” yang mengandung arti pohon.
Dalam bahasa Yunani Kuno sendiri sejarah yaitu “historia” (dibaca “istoria”)
yang berarti “belajar dengan cara bertanya-tanya”. Pengertian sejarah itu sendiri
merupakan suatu kejadian atau peristiwa. Kejadian atau peristiwa itu terjadi sekali
tidak dapat diulang atau terulang lagi. Menurut Kuntowijoyo, sejarah dimaksudkan
sebagai rekontruksi masa lalu dan yang direkontruksi sejarah adalah apa saja yang
sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami manusia.
Dari pengertian sejarah tersebut, dapat kita ketahui bahwa pelajaran sejarah
merupakan pelajaran yang bermanfaat bagi para generasi muda. Pelajaran sejarah
bertujuan menciptakan wawasan historis atau perspektif sejarah. Disamping itu,
pelajaran sejarah juga mempunyai fungsi sosio-kultural, membangkitkan kesadaran
historis. Hal ini dapat membangkitkan inspirasi dan aspirasi kepada generasi muda
bagi pengabdian kepada negara dengan penuh dedikasi dan kesediaan berkorban.
Dengan mempelajari sejarah dengan benar maka akan bermanfaat untuk kehidupan
yang akan datang.
Setiap disiplin ilmu memilki karateristiknya masing-masing, begitu juga
denga sejarah. Dalam pembelajaran sejarah juga memiliki karateristik yang
berbeda. Karateristiknya sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1) Pembelajaran sejarah mengajarkan tentang kesinambungan dan perubahan.
2) Pembelajaran sejarah mengajarkan tentang jiwa zaman. 3) Pembelajaran sejarah bersifat kronologis. 4) Pembelajaran sejarah pada hakekatnya adalah mengajarkan tentang
bagaimana perilaku. 5) Kulminasi dari pembelajaran sejarah adalah memberikan
pemahaman akan hukum-hukum sejarah36.
Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi
kebutuhannya. Peserta didik yang belajar akan menghasilkan perubahan-
perubahan dalam dirinya, baik itu kognitif, afektif, dan psikomotor37. Menurut
Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengelolaan pemahaman38.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam belajar merupakan proses perbuatan
yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang
keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Chaplin
membatasi belajar dalam dua macam rumusan, yang pertama belajar adalah
perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman. Sedangkan rumusan yang kedua, belajar adalah proses memperoleh
tanggapan-tanggapan sebagai akibat adanya latihan khusus.
Berbeda dengan Skinner dan Chaplin, Hintzman dalam bukunya The
Psykhology of Learning and Memory berpendapat bahwa “Learning is a change in
organism due to experience which can affect the organism’s behavior” (Belajar
adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, 36 Ibid, hlm.59. 37 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: PT Remaja
RosdaKarya, 2006,hlm. 189. 38 http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/.diakses pada 26 Februari 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme
tertentu). Sedangkan pendidikan dalam perspektif nasional, seperti yang ditegaskan
oleh Ki Hajar Dewantara, dimaksudkan terutama sebagai “Pendidikan yang
beralaskan garis hidup dari bangsnya dan ditujukan untuk keperluan prikehidupan
yang dapat mengaangkat derajat negara dan rakyatnya, agar dapat bekerja
bersama-sama dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia diseluruh
dunia39.
Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.
Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan
memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode
ini didaskan pada kondisi pembelajaran yang ada. Dalam hal ini istilah
pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai
upaya untuk membelajarkan siswa.
Sedangkan pengertian sejarah menurut Huizingaadalah
pertanggungjawaban masa silam40. Dalam pertanggungjawaban tersebut
manusialah yang menentukan arti masa silam itu. Artinya masa silam bukanlah
masa silam sebagai tabula rasa. Melainkan masa silam yang lembaran-
lembarannya telah ditulisi oleh manusia dengan tindakan-tindakannya. Tindakan-
tindakan itulah yang dinamakan sejarah-sebagai-peristiwa. Dalam proses
pertanggungjawaban masa silam yang adalah sejarah-sebagai-peristiwa itu, maka
39 I.Gde Widja, Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif Pendidikan, Semarang: Satya Wacana, 1988, hlm. 53. 40 Kartodirdjo, Sartono, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia: Suatu Alternatif. Jakarta: Gramedia, 1982, hlm. 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
manusia berhak dan wajib memberikan arti sehingga sejarah-sebagai-peristiwa
tersebut menjadi sejarah-sebagai-kisah, sejarah-sebagai-tulisan, yang mempunyai
pokok kaidah sejarah sebagai ilmu41.
B. Kerangka Pikir
Pendekatan ataupun paradigma pembelajaran Pedagogi Ignasian merupakan
pengembangan karakter siswa yang dilakukan dengan mengintegrasi 3 pendekatan
dalam model yaitu pengembangan karakter melalui kegiatan kurikuler yaitu
pembelajaran, melalui kegiatan kokurikuler, dan melalui kegiatan ekstra kurikuler.
Pedagogi Ignasian mengusahakan pendampingan untuk menghasilkan siswa yang
memiliki karakter utuh dan tajam dalam kompetensi (Competence), suara hati
(Conscience), dan hasrat bela rasa (Compassion) mempergunakan pendekatan
Pedagogi Ignasian.
Ketika Paradigma digunakan, mampu memberikan pengaruh pada
pembelajaran sejarah yang diterapkan oleh guru dengan menggunakan metode
yang jauh berbeda dengan media konvensional yang banyak digunakan oleh guru
sejarah pada umumnya, maka peneliti memilih menggunakan media pembelajaran
dengan pemanfaatan LKS yang memiliki makna sehingga paradigma Pedagogi
pun dapat digunakan, dan diterapkan kepada siswa bukan hanya mengerti namun
juga mampu mengambil nilai-nilai yang berhubungan dengan Pedagogi Ignasian.
Dengan hal tersebut diharapkan mampu menunjukkan bahwa penggunaan media
pembelajaran LKS yang bermakna sesuai dengan paradigma Pedagogi Ignasian
41 Ibid., hlm. 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
yaitu Competence, Consience, Compassion. Pedagogi Ignasian diterapkan dalam
pembelajaran sejarah yang di dalamnya meliputi guru dan siswa, pembelajaran
sejarah tersebut menggunakan media LKS yang Bermakna dengan tujuan untuk
meningkatkan aspek Competence, Consciene dan Compassion siswa. Hasil dari
peningkatan aspek Competence, Consciene dan Compassion tersebut merupakan
bentuk perubahan yang terjadi dari penerapan Pedagogi Ignasian dalam proses
pembelajaran melalui LKS yang Bermakna. Dari hasil penilaian dengan
menggunakan LKS yang Bermakna, maka guru mampu melihat dan menilai
perubahan nilai siswa dari aspek Competence, Consciene dan Compassion siswa.
Oleh karena siswa dapat menerapkan nilai-nilai dari setiap indikator yang diamati.
Seperti terlihat dalam gambar sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir
PEDAGOGI IGNASIAN
GURU PEMBELAJARAN
SEJARAH
MEDIA
PEMBELAJARAN (LKS
BERMAKNA)
3C (Competence,
Conscience, Compassion)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Godean yang terletak di Jl.
Sidokarto No. 5 Sidokarto, Godean, Sleman, Yogyakarta.Kondisi yang dimiliki
sekolah SMA Negeri 1 Godean berada di dekat jalan utama Yogya-Godean terletak
100 meter dari jalan utama menjadikan sekolah ini cukup ramai dengan lalu-lintas
yang terjadi di pagi dan sore hari, sebab jalan Godean merupakan jalan utama
untuk mencapai Yogyakarta dari wilayah Barat.
SMA Negeri 1 Godean berada di wilayah yang sangat strategis. Oleh
karena SMA Negeri 1 Godean mudah untuk dicari dan letaknya dekat dengan jalan
raya utama. Sekolah tersebut juga mempunyai lahan yang sangat luas, yang di
dalamnya terdapat sebuah Musola yang digunakan untuk tempat beribadah siswa
beserta seluruh warga sekolah. SMA Negeri 1 Godean merupakan sekolah yang
ramah lingkungan. Hal itu dapat dilihat ketika peneliti hendak pergi ke sekolah
untuk melakukan penelitian. Sekolah lengkap dengan berbagai macam fasilitas di
dalamnya. Terdapat lapangan basket yang digunakan untuk olah raga siswa, dan
mempunyai area parkiran yang luas.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini, dilaksanakan pada bulan April-
Januari 2016. Pengaturan waktu mengacu pada kalender akademik sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berikut ini merupakan pemaparan pelaksanaan penelitian di sekolah.
Tabel 1. Jadwal Peneitian
Kegiatan
Bulan
Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan
1 Observasi 2 Persiapan 3 Pengambilan data I
4 Pengambilan data II
5 Pengolahan data 6 Penyusunan laporan
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Penelitian Kualitatif (Qualitative research) adalah sutu penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok42. Sedangkan pendapat yang dikemukakan oleh David Williams menulis
bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah,
dengan menggunakan metode ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang
tertarik secara alamiah43. Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya
dikemukakan bahwa hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara
42 Nana Syahodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, hlm. 60 43 Moleong, Lexy J, Metodelogi Peneliyian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 2006, hlm. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku
individu atau sekelompok orang44.
2. Strategi Penelitian (studi kasus)
Strategi analisis kualitatif, umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari
data dalam arti frekuensi akan tetapi digunakan untuk menganalisis proses sosial
yang berlangsung dan makna dari fakta-fakta yang tampak dipermukaan itu.
Dengan demikian, maka analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah
proses dan fakta bukan sekedarmenjelaskanfaktatersebut45. Dalam penelitian
kualitatif, tidak sekedar mendeskripsikan sebuah fenomena, sehingga fenomena itu
“tak berangka”, namun yang terpenting adalah menjelaskan makna,
mendeskripsikan makna fenomena yang muncul, yaitu makna dibalik makna46.
Penelitian ini menggunakan studi kasus.Studi kasus adalah suatu kajian yang rinci
tentang satu latar, atau subjek tunggal, atau satu tempat penyimpanan dokumen,
atau suatu peristiwa tertentu47. Penelitian ini menggunakan studi kasus karena studi
kasus memberikan deskripsi yang padat penting bagi penelitian naturalistik. Studi
kasus adalah grounded ini memberikan perspektif ekperiensial. Studi kasus bersifat
holistik, sebab peneliti menyajikan sebuah gambar yang dapat dipercaya bagi para
partisipan sebenarnya. Studi kasus dapat mengkomunikasikan lebih dari yang dapat
dikatakan didalam bahasa yang proposional dengan pemanfaatan LKS Bermakna.
44 Ibid., hlm. 5 45 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 144. 46 Ibid., hlm.150 47 Rulam Ahmadi, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Katalog dalam Terbitan, 2014, hlm. 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. Sumber Data
1. Informan
Informan adalah orang-dalam latar penelitian48. Informan adalah orang
yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian.
Pemanfaatan informan bagi peneliti ialah agar dalam waktu relatif singkat banyak
informasi yang terjaring. Proses pengambilan informasi berupa data tidak dapat
terlepas terhadap sumber data, maka sumber yang peneliti gunakan dalam
memperoleh sumber data yang lengkap, sesuai dan tepat adalah Guru Sejarah dan
Siswa Kelas XI IIS 1.
2. Tempat dan Peristiwa
Tempat yang digunakan peneliti merupakan sekolah formal yang memiliki
tingkat menengah atas, maka peniliti menggunakan SMA Negeri 1 Godean,
Sleman, Yogyakarta. Peristiwa yang digunakan peneliti merupakan proses
pembelajaran terhadap siswa yang diberikan guru terhadap siswa mengenai
pembelajaran sejarah dengan materi yang membahas mengenai Peristiwa
Proklamasi. Selain itu informasi berupa data juga dapat diperoleh peneliti dengan
cara melakukan pengamatan atau observasi di dalam kelas pada saat pembelajaran
sejarah sedang berlangsung.
48 Moleong, Lexy J, op.cit.,hlm. 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3. Dokumen
Dokumen merupakan salah satu sumber yang dapat berupa data siswa yang
tertulis ataupun film49 yang dapat menjadi sumber data yang mampu dimanfaatkan
untuk menguji, menafsirkan, atau bahkan meramalkan. Dokumen merupakan
rekaman kejadian masa lalu yang ditulis maupun dicetak mereka dapat berupa
catatan anekdot, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen.
Dokumen dapatlah memberikan bentuk interaktif seorang peniliti dengan
informannya yang dapat berbentuk tulisan ataupun rekaman yang dapat diuji
kebenarannya. Maka berdasar penjelasan mengenai dokumen, peneliti memiliki
dokumen yang berkaitan dengan pembahasan ataupun tujuan dari penelitian
dengan bentuk hasil ulangan harian 1,2,3, dan metode yang digunakan dalam
penelitian ini berupa LKS yang bermakna yang telah diisi oleh para siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada
hampir semua penelitian kualitatif. Menurut Moleong, wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut50. Dalam
penelitian kualitatif, wawancara menjadi metode pengumpulan data yang utama.
Sebagaian besar data diperoleh melalui wawancara. Untuk itu, penugasan teknik 49 Basrowi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hlm.159 50 Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif: untuk ilmu-ilmu sosial, Jakarta: Salemba Humanika, 2012, hlm. 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
wawancara sangat mutlak diperlukan. Dengan definisi wawancara di atas, peneliti
menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur dengan artian bahwa wawancara
tidak terstruktur tersebut merupakan bentuk wawancara yang sangat fleksibel.
Wawancara ini menggunakan pertanyaan fleksibel yang dimaksud yaitu pertanyaan
yang diajukan oleh pewawancara dan jawaban yang diperoleh dari subjek sangat
fleksibel. Bahkan wawancara ini terkesan seperti perbincangan yang ngalor-
ngidul51.
2. Observasi
Observasi digunakan untuk mendapatkan data siswa yang berkaitan dengan
Competence selama pembelajaran di kelas. Observasi ini dilaksanakan dengan
mengadakan pengamatan langsung terhadap aktivitas siswa, guru selama proses
belajar mengajar52.
Dari pemahaman observasi atau pengamatan di atas, sesungguhnya yang
dimaksud dengan metode observasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan.Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan pengumpulan data
penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi terstruktur, yaitu
observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati,
kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti
telah tau dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati berdasarkan
pedoman53.
51 Ibid.,hlm. 124 52 Burhan Bungin, op.cit, hlm. 115 53 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm. 205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3. Pencatatan Dokumen
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan
melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau
orang lain tentang subjek. Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang
subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat
langsung oleh subjek yang bersangkutan. Moleong mengemukakan dua bentuk
dokumen yang dapat dijadikan bahan dalam studi dokumentasi, yaitu dokumen
pribadi dan dokumen resmi54. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan
seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya.
Dokumen pribadi ini digunakan untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi
sosial dan arti berbagai faktor disekitar subjek peneliti55. Sedangkan dokumen
resmi yaitu dokumen yang terbagi atas dokumen internal dan dokumen eksternal.
Dokumen resmi dipandang mampu memberikan gambaran mengenai segala
aktivitas yang berhubungan dengan subjek56.
Dalam penelitian ini, pencatatan dokumen sangatlah penting, sebab dengan
adanya dokumen maka segala sumber data yang telah diperoleh dapat dianalisis
sehingga dapat mengetahui bagaimana hasil dari sebuah penelitian yang telah
dilakukan. Selain itu, pencatatan dokumen juga bisa dilakukan dengan catatan
lapangan dibuat peneliti sewaktu mengadakan pengematan, wawancara, atau
menyaksikan suatu kejadian tertentu. Catatan lapangan ini dibuat dalam bentuk
54 Haris Herdiansyah, Op.cit, hlm 143 55 Moleong, Lexy J, Metodelogi Peneliyian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 2006, hlm. 217 56 Haris Herdiansyah, Op.cit, hlm. 146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kata-kata kunci, singkatan, pokok-pokok utama sumber data57. Dalam penelitian
ini, pencatatan dokumen meliputi hasil pengamatan atau observasi, hasil
wawancara dan hasil nilai ulangan harian 1, ulangan harian 2 dan hasil dari
jawaban-jawaban siswa dalam melengkapi LKS bermakna. Hasil dari jawaban
siswa dalam melengkapi LKS tersebut merupakan hasil dari refleksi, aksi maupun
uraian-uraian dalam soal. Hasil dari refleksi dan aksi tersebut sangat diharapkan
agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam materi belajar
Peristiwa Proklamasi.
E. Teknik Cuplikan
Dalam penelitian kualitatif, teknik cuplikan disebut juga teknik sampling.
Dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual.
Maksud sampling dalam hal ini ialah untuk menjaring sebanyak mungkin
informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya (constructions)58. Selain
itu, maksud kedua dari sampling ialah menggali informasi yang akan menjadi dasar
dari rancangan dan teori yang muncul. Oleh sebab itu, pada penelitian kualitatif
tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample).
Purposive sampling memiliki kata kunci: kelompok yang dipertimbangkan
secara cermat (intuisi) dan kelompok terbaik (yang dinilai akan memberikan
informasi yang cukup), untuk dipilih menjadi responden penelitian. Dari 20 murid
di kelas XI IIS 1 yang menjadi sampling adalah 2 orang yaitu murid yang
mendapatkan nilai yang tertinggi dan nilai yang terendah serta guru sejarah.
57 Moleong, Lexy J, Op.cit.,hlm. 224 58 Ibid.,hlm. 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
F. Validitas Data
1. Triangulasi
a. Triangulasi data
Trianggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber59. Triangulasi data
dimaksudkan agar dalam pengumpulan data peneliti menggunakan multi sumber
data. Misalnya data tentang keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar pelajaran sejarah dikelas, dapat dilakukan dengan menggunakan sumber
data informan (guru, siswa sendiri), peristiwa dalam proses pembelajaran sejarah di
kelas, dan dokumen (presensi). Triangulasi dalam penelitian dilakukan terhadap
prestasi, keaktifan, karakter dan motivasi siswa. Data yang telah dianalisis oleh
peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.
b. Triangulasi Metode
Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan
metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode
wawancara sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sama
dengan informasi yang didapat dengan melalui kuesioner60. Apabila berbeda maka
peneliti harus dapat menjelaskan perbedaan itu, tujuannya adalah untuk mencari
kesamaan data dengan metode yang berbeda.
59 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: IKAPI, hlm. 127 60 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Prenada, 2007, hlm. 257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
c. Triangulasi Peneliti
Cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subjektivitas, dan kemampuan
merekam data oleh peneliti di lapangan61. Triangulasi peneliti dimaksudkan dengan
adanya beberapa peneliti yang melakukan penelitian yang sama dengan pendekatan
yang sama akan menghasilkan hasil yang sama pula atau hampir sama.
Pemanfaatan peneliti lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam
pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti membandingkan dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Andreas Gilang Tito Abiyasa tentang “Implementasi Pembelajaran Sejarah
Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif Melalui Pemanfaatan Multimedia Untuk
Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion Siswa Kelas XI IPA 1
SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu”.Pada siklus 1 mengalami peningkatan
yaitu siswa yang mencapai KKM menjadi 21 siswa (70%) dan 9 siswa (30%) tidak
mencapai KKM, dengan rata-rata nilai kelas 79,97. Nilai tertinggi yang diperoleh
pada siklus 1 mengalami penurunan menjadi 89,28 dan nilai terendah yaitu 54,64
Peningkatan juga terjadi pada siklus 2 yaitu sebanyak 27 siswa (90%)
mencapai KKM dan 3 siswa (10%) masih belum bisa mencapai KKM, dengan
rata-rata nilai kelas 83,35. Nilai tertinggi yang diperoleh pada siklus 2 yaitu 92,6
dan nilai terendah yaitu 71,25.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Siswoyo, S. F Purbajati Dani,
dengan judul “Tinjauan Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Pada
Pembelajaran Peluang Di Kelas XI IPA SMA Kanisius Tirtomoyo”.
61 Ibid., hlm. 257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
d. Triangulasi Teoretis
Triangulasi teoretis memiliki makna bahwa dalam membahas satu
permasalahan yang sedang dikaji, peneliti tidak menggunakan satu prespektif teori.
Dalam aplikasinya, Moleong menyatakan bahwa peneliti dapat membandingkan
data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang
dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi,
membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan
apa yang dikatakannya sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif
seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa,
orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang
pemerintahan dan membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang
berkaitan. Sedangkan Patton berpendapat lain yaitu bahwa hal itu dapat
dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival explanation).
Triangulasi teori yang dibahas dalam penelitian ini berupa teori tentang Paradigma
Pedagogi Ignasian, LKS Bermakna, konsep 3C (Competence, Conscience,
Compassion), pembelajaran sejarah dan motivasi belajar62.
2. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan atau sering juga disebut sebagai perpanjangan
keikutsertaan mengharuskan peneliti lebih lama di lapangan dan bertemu serta
berkomunikasi dengan lebih banyak orang63. Ini dilakukan bukan saja untuk
meningkatkan keakraban, juga untuk meningkatkan kualitas kepercayaan. Jika
62 Ibid., hlm. 257 63 Nusa Putra, Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi, Jakarta: Permata Puri Media, 2011, hlm. 168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
orang-orang yang diteliti semakin akrab dan percaya pada peneliti, maka apapun
yang hendak digali lebih dalam akan didapatkan oleh peneliti.
Perpanjangan keikutsertaan, sebagaimana teknik pemeriksaan keabsahan data
yang lain, dilaksanakan jika data yang terkumpul sudah sangat banyak, telah
dianalisis, dan ada temuan yang dapat dikategorikan64. Dengan kata lain, fokusnya
sudah ditemukan, dapat dijelaskan dengan uraian yang rinci. Peneliti kembali ke
lapangan setelah melakukan analisis data dan telah merumuskan sejumlah
kategori65. Peneliti menambah waktu berada di lapangan untuk mengecek apakah
kategori yang telah dirumuskan sesuai dengan data lapangan, sesuai dengan
perspektif para partisipan. Jadi, peneliti mencoba membersihkan kemungkinan bias
pribadinya.
3. Meningkatkan Ketekunan
Upaya peneliti untuk memperdalam dan memperinci temuan setelah data
dianalisis66. Peneliti harus melakukan pengecekan ulang apakah temuan
sementaranya sesuai dan menggambarkan konteks penelitian yang spesifik.
Apakah temuannya sudah mendeskripsikan secara lengkap konteks penelitian dan
perspektif para partisipan. Ini adalah kesempatan menggali lebih dalam,
mendeskripsikan lebih rinci. Dengan demikian temuannya sungguh-sungguh dapat
menggali fenomena, dan menjelaskan apa makna di balik fenomena yang diteliti.
Ketekunan pengamatan juga merupakan teknik yang mengharuskan peneliti
64 Ibid., hlm. 169 65 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012, hlm. 103 66 Ibid.,hlm. 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
mencaritemukan kedalaman67. Prinsip sempit dan dalam harus diterapkan di sini.
Peneliti diharuskan untuk lebih fokus, melakukan pengamatan lebih rinci, terus-
menerus atau berkesinambungan sampai menemukan penjelasan yang mendalam
terhadap gejala atau fenomena yang sangat menarik dan menonjol.
4. Menggunakan Bahan Referensi
Menggunakan bahan referensi mengacu ke ketersediaan pendukung untuk
membuktikan data yang telah dikumpulkan peneliti menggunakan perekam suara,
perekam gambar, kamera foto68. Alat pendukung atau alat bantu ini penting artinya
untuk pengecekan anggota, membantu peneliti membuat laporan yang lengkap, dan
bukti kepada pihak lain bahwa penelitian memang telah dilakukan, khususnya
proses pembelajaran sejarah di kelas XI IIS 1. Kesemuanya tersebut merupakan
bukti-bukti fisik yang bisa dilihat oleh siapa pun.
G. Teknik Analisis
1. Analisis Interaktif
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara, peneliti harus sudah melakukan analisis terhadap jawaban
yang diwawancarai69. Milles dan Hubermen, mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data
ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. 67 Nusa Putra, op.cit, hlm. 173 68 Ibid.,hlm. 201 69 Sugiyono, op.cit.,hlm. 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian
data (data display) serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion
drawing/verification). Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Alur penting yang kedua dari
kegiatan analisis adalah penyajian data. Dalam pelaksanaan penelitian, bahwa
penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif
yang valid. Penyajian yang dilakukan pada penelitian ini adalah grafik. Kegiatan
analisis ketiga yaitu menarik kesimpulan dan verivikasi. Penarikan kesimpulan
hanya sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verivikasi sebagai sesuatu yang jalin
menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk
sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis70.
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah model
analisis interaktif. Model analisis interaktif ini dilakukan dengan tiga langkah
analisis data kualitatif, reduksi data, penyajian data dan verifikasi.
70 Miles, B Matthew & Hubermen, Michael, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, Jakarta, Universitas Indonesia, 1992, hlm.18-19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data: Model Alir (Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, 2007:18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Latar Penelitian
1. Sekilas Sejarah dan perkembangan SMA
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Godean ini berdiri pada tahun 1986
dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0887/0/1986
Tanggal 22 Desember 1986. Pada awal berdirinya, sekolah ini diselenggarakan
pada siang-sore hari di SMA Negeri 2 Yogyakarta, dan yang menjalankan tugas
sebagai kepala sekolah adalah Drs. Soedaryo, kepala SMA Negeri 2 Yogyakarta
pada waktu itu71.
Aktivitas pembelajaran dan persekolahan menempati gedung baru di Dusun
Nogosari Sidokarto Godean Sleman setelah bangunan siap digunakan pada
tahun 1987. Pembelajaran di tempat yang baru ini pun berlangsung dengan sangat
sederhana, karena sampai dengan tahun 1988 gedung yang ditempati belum
memiliki aliran listrik. Saluran telepon baru tersambung pada tahun 1989 setelah
memiliki kepala sekolah definitif, Drs. RM Brotohardono, yang semula adalah
guru matematika di SMA Negeri 3 Yogyakarta.
Didukung oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang relatif masih muda
ketika itu, SMA Negeri 1 Godean melaksanakan aktivitas
pembelajaran dan persekolahan yang semakin lama semakin berkembang dengan
percepatan yang sangat signifikan. Pada umur sekolah yang belum ada
71 https://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_1_Godean#Sejarah, diunduh pada 2 Agustus 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
satu dasawarsa, sekolah ini telah menunjukkan prestasi akademik yang
membanggakan, antara lain rata-rata nilai pada Evaluasi Belajar Tahap Akhir
Nasional (EBTANAS) yang relatif tinggi, selalu masuk dalam lima besar sekolah
menengah atas di Kabupaten Sleman. Sekolah ini juga dikenal sebagai sekolah
yang para muridnya disiplinterhadap peraturan-peraturan dan tata tertib sekolah.
2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Godean
Dari kegiatan observasi yang telah dilakukan peneliti di sekolah SMA Negeri
1 Godean, adapun Visi dari sekolah SMA Negeri 1 Godean tersebut adalah,
Unggul Dalam Prestasi, Menguasai IPTEK, Berbudi Pekerti Luhur dan
Berwawasan Global. Sedangkan Misi dari SMA Negeri 1 Godean adalah sebagai
berikut,
a. Meningkatkan budaya membaca dan menulis. b. Meningkatkan prestasi belajar akademik dan non akademik. c. Mempertahankan/meningkatkan kelulusan peserta didik yang mengikuti Ujian
Nasional dan Ujian Sekolah. d. Meningkatkan jumlah lulusan yang meneruskan ke jenjang perguruan tinggi. e. Meningkatkan kesehatan jasmani, rohani dan pemahaman ajaran agama sesuai
agama yang dianutnya. f. Meningkatkan kepercayaan diri dan mengembangkan minat dan bakat. g. Meningkatkan kemampuan penggunaan komputer. h. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan Mandarin72.
Berdasarkan Visi dan Misi dari SMA Negeri 1 Godean, maka penerapan PI
dan LKS Bermakna diharapkan dapat memberikan perubahan dalam aspek
kognitif, afektif maupun psikomotorik. Perubahan dalam ketiga aspek tersebut
dapat dinilai dari bagaimana siswa itu menjawab dan merefleksikan nilai-nilai yang
terkandung dalam materi yang kemudian akan diterapkan dalam kehidupannya.
72 https://www.SMA-Negeri-1-Godean/422721157818075?sk=info&tab=page_info. Di unduh pada
7 Maret 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Aspek Competence
Pada aspek Competence ini terlihat bagaimana keadaan awal dari proses
pembelajaran berlangsung yaitu yang terdiri dari guru maupun siswa. Keadaan
awal dari aspek Competence terlihat dari pengamatan pertama yang dilakukan oleh
peneliti, yaitu mengamati bagaimana proses pembelajaran sejarah itu berlangsung
di dalam kelas. Peneliti melihat bahwa pembelajaran yang berlangsung sudah
menerapkan PI. Guru sangat mengharapkan dengan menerapkan PI dalam proses
pembelaran dapat mengubah semua nilai dari beberapa indikator yang terdapat
dalam aspek Competence, indikator tersebut yaitu terdiri dari pengetahuan, sikap
dan keterampilan siswa.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa hasil data berupa hasil nilai ulangan
harian 1, nilai ulangan harian 2 dan 3, kuesioner, observasi, LKS, dan hasil
wawancara guru dan siswa. Pada awal peneliti terjun ke lapangan yaitu melakukan
pengamatan baik pengamatan yang meliputi keadaan sekolah, guru maupun siswa.
Hasil pengamatan yang diperoleh peneliti antara lain yaitu sekolah memiliki tata
tertib yang sangat dipatuhi oleh seluruh warga sekolah, baik kepala sekolah, guru,
karyawan maupun siswa sendiri. Tata tertib tersebut berupa peraturan bahwa
seluruh warga sekolah harus datang sebelum waktu menunjukkan pukul 07.00.
Selain itu tata terbit lainnya yaitu berupa guru dan siswa wajib mengenakan baju
seragan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Berdasarkan pengamatan yang
peneliti lakukan di dalam kelas, guru datang tepat waktunya dan selesai sesuai
dengan jadwal mengajar. Siswa juga sangat berperan aktif dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
pembelajaran yang sedang berlangsung. Keaktifan siswa tersebut dilihat dari
banyaknya siswa yang terlibat dalam kegiatan belajar dengan aktif bertanya apabila
siswa mengalami kesulitan. Jadi dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran
sejarah di kelas XI IIS 1 sangat efektif oleh karena guru dan siswa dapat bekerja
sama dengan baik.
Selain itu, guru juga selalu memberikan motivasi kepada siswa berupa
peneguhan mengenai nilai-nilai yang dapat diteladani dari meteri belajar sejarah
yaitu Peristiwa Sekitar Proklamasi. Motivasi lainnya berupa apersepsi dari guru
terhadap siswa yaitu guru selalu memberikan makna dan mengajarkan nilai-nilai
karakter yang dapat siswa terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian,
setelah data observasi telah diperoleh, peneliti melakukan wawancara terhadap
guru dan siswa.
Wawancara kepada guru dilakukan peneliti mengenai bagaimana proses
pembelajaran sejarah yang selama ini diterapkan di sekolah, kemudian metode apa
yang sering diterapkan oleh guru pada saat mengajar dan bagaimana motivasi
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru sejarah
mengatakan bahwa metode yang digunakan pada saat mengajar yaitu bervariasi
sesuai dengan materi belajar. Metode yang bervariasi tersebut seperti metode
diskusi, tanya jawab dan ceramah. Metode yang bervariasi digunakan dengan
tujuan agar siswa tidak mudah jenuh dengan metode pembelajaran yang sama, guru
tersebut juga berpendapat bahwa dengan menggunakan metode yang bervariasi
mampu menumbuhkan semangat baru terhadap siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Hal yang sama juga ditanyakan kepada siswa. Peneliti mengambil dua orang
siswa sebagai narasumber yaitu siswa yang bernama Veronika Yasinta K. dan
Yohanes Arya P.A., dari kedua orang siswa tersebut mempunyai jawaban dan
alasan yang berbeda, namun pada intinya kedua siswa ini sangat setuju dengan
proses pembelajaran dengan menggunakan LKS yang Bermakna. Dengan LKS
yang Bermakna siswa mendapatkan banyak keuntungan, seperti materi yang
disajikan dalam LKS yang Bermakna sudah ringkas dan mudah dipahami, materi
pembelajaran sejarah yang sedang diajarkan yaitu mengenai Peristiwa Proklamasi.
Kedua siswa tersebut berpendapat bahwa LKS yang Bermakna sangat membantu
mereka dalam menghayati dan meneladani jasa para pahlawan pada saat
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. LKS yang Bermakna yang di dalamnya
terdapat aksi dan refleksi yang harus diisi siswa sebagai wujud dari pengalaman
maupun karakter yang sudah tertanam dalam diri siswa yang kemudian dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain data yang diambil dari hasil pengamatan atau observasi dan
wawancara, peneliti juga mendapatkan hasil data dari kuesioner yang diisi oleh
siswa. Di dalam kuesioner tersebut menyangkut bagaimana perubahan Conscience,
Compassions dan karakter siswa. Dalam aspek Competence, peneliti mendapatkan
hasil data berupa nilai ulangan harian 1, nilai ulangan harian 2 dan nilai ulangan
harian 3. Tentu saja dari ketiga hasil nilai ulangan harian tersebut mengalami
peningkatan nilai rata-rata siswa. Selain itu, dalam aspek Competence peneliti juga
mempunyai hasil data dari pengisian LKS yang Bermakna yang sudah diisi oleh
siswa. Terdapat berbagai macam jawaban yang diberikan siswa dalam mengisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
LKS yang Bermakna tersebut. Dalam LKS yang Bermakna juga menilai aspek
karakter yang ada dalam diri siswa. Penilaian tersebut seperti siswa diharapkan
untuk memberikan jawaban yang mencerminkan sikap siswa yang berkarakter
dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam materi mengenai Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Di bawah ini merupakan hasil nilai ulangan harian 1,
ulangan harian 2 dan ulangan harian 3 siswa kelas XI IIS 1.
Tabel 2: Hasil nilai ulangan harian siswa kelas XI IIS 1
No.
Nama
KKM
Keterangan Ulangan
1 Ulangan
2 Ulangan
3 1 Adnan Yumna Hananta 75 93 92 100 2 Agata Dina Paskala 75 89 92 96 3 Annisa Ruri P. 75 98 88 100 4 Benediktus Jagad K. A. 75 89 92 100 5 Bernadus Ardi Prasetya 75 98 98 100 6 Dela Puspitasari 75 95 95 98 7 Fariz Yudhi Haninditya 75 91 100 96 8 Feby Fakhrinnisa 75 98 88 100 9 Fitriani Dian Pertiwi 75 95 85 100 10 Fu’ad Arkan 75 100 90 96 11 Issac Pranadipta Wartadi 75 95 92 96 12 Ketty Nur Utami 75 93 100 98 13 Muhammad Akhid A. 75 84 95 96 14 Risa Prasetyo 75 91 100 98 15 Rosita Nur W. P. 75 100 100 98 16 Tomi Ammar Mubarak 75 87 93 91 17 Veronika Yasintya K. 75 82 87 75 18 Yoga Pratama 75 93 95 95 19 Yohanes Arya P.A. 75 95 92 100 20 Yosephin Luphita T.K 75 95 88 100
Total 1861 1862 1933 Nilai tertinggi 100 100 100 Nilai terendah 82 85 75 Rata-rata Kelas 93,05 93,1 96.65 Persentase 100% 100% 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Diagram Persentase Nilai Ulangan Harian Siswa dapat dilihat di bawah ini:
Gambar 3: Data nilai ulangan harian siswa
Hasil data nilai ulangan harian yang tertera pada diagram di atas merupakan
hasil data dari rata-rata nilai kelas XI IIS 1. Dari data siswa dalam penelitian ini
tampak bahwa ada 20 siswa yang berhasil mencapai KKM. Rata-rata nilai yang
diperoleh siswa adalah 93.05, nilai tertinggi adalah 100, dan nilai terendah adalah
82. Jumlah siswa yang hasil belajarnya telah mencapai KKM sudah memenuhi
target yang ditentukan yaitu 100% dari jumlah siswa. Maka dapat dikatakan bahwa
hasil belajar sejarah siswa dengan penerapan LKS yang Bermakna sudah
mengalami keberhasilan atau ketuntasan.
Hasil data dari ulangan harian kedua menunjukkan tingkat prestasi belajar
sejarah siswa dengan menggunakan LKS yang Bermakna dengan KKM yang
ditentukan adalah 75. Tampak bahwa ada 20 siswa yang berhasil mencapai KKM.
Rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 93.1 nilai tertinggi adalah 100 dan
nilai terendah adalah 85. Jumlah siswa yang hasil belajarnya telah mencapai KKM
sudah memenuhi target yang ditentukan yaitu 100% dari jumlah siswa.
33%
33%
34%
Nilai Ulangan Harian
Ulangan Harian 1Ulangan Harian 2Ulangan Harian 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Kemudian rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada ulangan harian ketiga
siswa adalah 96.65, nilai tertinggi adalah 100, dan nilai terendah adalah 75.
Jumlah siswa yang hasil belajarnya telah mencapai KKM sudah memenuhi target
yang ditentukan yaitu 100% dari jumlah siswa. Maka dapat dikatakan bahwa hasil
belajar sejarah siswa mengalami peningkatan dilihat dari nilai rata-rata yang
meningkat dari nilai ulangan harian 1, nilai ulangan harian 2 dan nilai ulangan
harian 3. Pada aspek Competence mempunyai kriteria tinggi dengan tingkat
ketuntasan mencapai keseluruhan siswa yang berjumlah 20 dari ulangan harian 1,
ulangan harian 2 dan ulangan harian 3. Hal ini menunjukkan bahwa tingkah
pemahaman materi siswa juga sangat tinggi.
2. Aspek Conscience
Dalam aspek Conscience data yang peneliti peroleh yaitu dari hasil
pengamatan atau observasi di dalam kelas pada saat proses pembelajaran sedang
berlangsung, di luar kelas pada saat siswa sedang bergaul dengan teman sebayanya
maupun hasil dari pengisian keusioner. Aspek Conscience terdiri dari beberapa
indikator, yaitu tanggung jawab, kejujuran, kemandirian, keterbukaan, kebebasan,
keadilan, kegigihan, keberanian mengambil resiko, dan kemampuan memberi
makna hidup. Tidak hanya dalam aspek Competence saja yang diharapkan terjadi
perubahan pada diri siswa, namun pada aspek Conscience ini juga sangat
diharapkan adanya perubahan yang menonjol dari siswa. Untuk mengetahui sejauh
mana sikap siswa dari berbagai macam indikator tersebut, terdapat kuesioner yang
harus diisi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Dalam pengisian kuesioner di kelas XI IIS 1 aspek Conscience yang paling
berpengaruh dan sangat terlihat yaitu indikator mandiri dan kegigihan.Hal tersebut
terlihat dalam hasil data yang sudah dianalisis oleh peneliti.Indikatormandiri dan
kegigihan juga merupakan karakter yang dimiliki siswa kelas XI IIS 1.
Kemandirian siswa sangat menonjol dalam aspek Conscience disebabkan oleh
karena karakter siswa kelas XI IIS 1 cenderung untuk bersikap mandiri dalam
melalukan berbagai hal misalnya dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru, siswa mengerjakan secara mandiri dan tidak mengandalkan teman untuk
menyontek. Kemandirian tersebut juga diteladani siswa dari materi belajar
mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi.
Kemandirian yang siswa lihat dari pejuang-pejuang tahan air pada saat
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Sedangkan
indikator kegigihan yang tertanam dalam karakter siswa juga terlihat dari adanya
semangat belajar sejarah dan adanya kesadaran siswa untuk belajar dengan
sungguh-sungguh sebagai generasi muda penerus bangsa yang akan
mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan siswa
yang memiliki nilai persentase tertinggi dari pengisian kuesioner yaitu siswa yang
bernama Issac Pranadipta Wartadi dengan skor total 147. Hasil ini mencerminkan
bahwa siswa tersebut mempunyai karakter yang baik yang dapat menerapkan sikap
kemandirian dan kegigihan dengan baik dalam kehidupan sehari-harinya.
Hasil data yang diperoleh dari kuesioner didukung dengan adanya data dari
hasil wawancara terhadap siswa yaitu Yohanes Arya P.A. dan Veronika Yasintya
K.. Kedua siswa tersebut merupakan siswa yang memiliki nilai tertinggi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
terendah dalam aspek Competence. Hasil wawancara terhadap kedua siswa tersebut
mengenai hal apa yang dapat memotivasi kedua siswa tersebut dan upaya yang
dilakukan siswa dalam menghadapi kendala pada saat proses belajar mengajar
sedang berlangsung. Pendapat mereka dalam menanggapi pertanyaan dalam
wawancara tersebut yaitu mereka mengungkapkan bahwa hal yang dapat
memotivasi mereka untuk semangat belajar sejarah yaitu terdapat pada guru yang
menyenangkan pada saat mengajar, dan menjelaskan materi belajar dengan jelas
dan mudah dimengerti oleh siswa. Guru menggunakan metode yang bervariasi
membuat siswa lebih semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal
tersebut diungkapkan oleh kedua siswa pada saat peneliti melakukan wawancara.
Persentase dalam penilaian aspek Conscience adalah sebagai berikut:
Tabel 3: Persentase Aspek Conscience
Persentase Conscience No. Indikator % 1. Berani ambil resiko 10% 2. Keadilan 14% 3. Kebebasan 12% 4. Kebermaknaan 9% 5. Mandiri 17% 6. Kegigihan 14% 7. Kejujuran 10% 8. Tanggung jawab 9% 9. Keterbukaan 5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Diagram Persentase Aspek Conscience dapat dilihat di bawah ini:
Gambar 4: Diagram Conscience
Dari gambar diagram Conscience tersebut dapat dilihat bahwa indikator yang
paling menonjol dari siswa kelas XI IIS 1 yaitu indikator kemandirian dengan
angka persentase 17% dan kegigihan dengan angka persentase 14%. Kedua
indikator tersebut mengalami perubahan ketika peneliti melakukan pengamatan
keadaan awal siswa dengan pengamatan pada saat kegiatan belajar mengajar
sedang berlangsung di dalam kelas maupun pada saat guru mengadakan ulangan
harian 1, ulangan harian 2, dan ulangan harian 3.
Kemandirian siswa dapat dilihat dari bagaimana cara siswa dalam mencari
sebuah jawaban serta mencari sebuah solusi dalam setiap persoalan yang terdapat
dalam materi belajar. Sedangkan indikator kegigihan yang peneliti amati yaitu
terlihat pada aksi dan refleksi siswa yang mengemukakan bahwa kegigihan seorang
siswa yang berkarakter dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
kegigihan pada saat mengikuti kegiatan upacara Bendera yang dilakukan dengan
10%
14%
12%
9%17%
14%
10%
9%5%
Conscience
Berani ambil resiko
Keadilan
Kebebasan
Kebermaknaan
Mandiri
Kegigihan
Kejujuran
Tanggung jawab
Keterbukaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
sungguh-sungguh. Dari data diatas menunjukkan bahwa persentase dari setiap
indikator sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa kelas XI IIS 1.
3. Aspek Compassion
Pada aspek Compassion ini terdiri dari indikator kerjasama, penghargaan
terhadap sesama, kepedulian pada orang lain, kepekaan terhadap orang lain, dan
kerelaan untuk berkorban. Dari aspek Compassion menilai bagaimana sikap siswa
terhadap keadaan disekitarnya. Penilaian ini dengan menggunakan lembar
pengamatan atau observasi. Pengamatan ini dilakukan peneliti pada saat kegiatan
belajar mengajar di kelas sedang berlangsung. Penilaian ini dapat dilihat dengan
cara mengamati bagaimana gerak siswa dalam kegiatan belajar di kelas sesuai
dengan indikator yang telah tersedia.
Berdasarkan indikator tersebut dikaitkan dengan materi yang sedang mereka
pelajari, yaitu Peristiwa Sekitar Proklamasi. Pengamatan peneliti terhadap siswa
meliputi kerjasama siswa pada saat diskusi kelompok mengenai Peristiwa Sekitar
Proklamasi, penghargaan siswa terhadap sesama dalam mengemukakan
pendapatnya di depan kelas, kemudian kepedulian siswa terhadap guru, teman
maupun seluruh warga sekolah, kepekaan siswa terhadap situasi dan kondisi yang
sedang terjadi di lingkungan sekolah dan kerelaan siswa untuk berkorban, misalnya
rela mengorbankan waktunya untuk membantu teman yang sedang kesulitan
mengerjakan tugas. Selain itu, pengamatan dilakukan pada saat siswa mengikuti
ulangan harian. Dari pengamatan tersebut dapat dilihat bagaimana perubahan sikap
siswa dari pengamatan keadaan awal siswa kemudian terjadi perubahan pada diri
siswa.Penilaian lainnya yaitu dengan menggunakan kuesioner. Penilaian tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
sama sekali tidak berpengaruh terhadap nilai siswa. Namun kuesioner tersebut
hanya digunakan untuk mengukur sikap siswa sesuai dengan indikator penilaian.
Siswa yang mempunyai nilai tertinggi dalam pengisian kuesioner yaitu Issac
Pranadipta Wartadi dengan skor total 98.
Pada aspek Compassion, hasil data juga didukung oleh hasil wawancara
mengenai beberapa indikator yang paling menonjol pada aspek Compassion.
Pertanyaan wawancara yang bersangkutan dengan indikator yang paling menonjol
yaitu mengenai nilai-nilai yang diperoleh siswa dari materi belajar Peristiwa
Sekitar Proklamasi, dan mengenai perubahan yang terjadi dalam proses belajar
dengan menggunakan LKS yang Bermakna. Pendapat dari kedua siswa tersebut
yaitu nilai-nilai yang dapat diteladani maupun nilai-nilai yang diperoleh dari materi
belajar Peristiwa Sekitar Proklamasi yaitu nilai kerja sama yang mengajarkan siswa
untuk saling kerja sama terhadap sesama maupun orang lain, nilai pengorbanan
yaitu nilai yang mengajarkan siswa untuk berkorban terhadap sesama yang sedang
membutuhkan pertolongan, nilai pantang menyerah yang mengajarkan siswa untuk
selalu menanamkan rasa semangat sebagai siswa yang berkarakter.Nilai-nilai
tersebut sudah diterakan dalam kehiduan sehari-hari oleh siswa kelas XI IIS 1.
Di bawah ini merupakan hasil persentase siswa pada aspek Compassion.
Tabel 4: Persentase Aspek Compassion
Persentase Compassion
No. Indikator % 1. Rela Berkorban 26% 2. Peka 12% 3. Peduli 38% 4. Kerja sama 24%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Diagram Persentase Aspek Compassion dapat dilihat di bawah ini:
Gambar 4: Diagram Compassion
Dari gambar diagram Compassion diatas dapat dilihat bahwa persentase
indikator ang paling menonjol yaitu terlihat pada indikator peduli dengan angka
persentase 38% dan indikator rela berkorban dengan angka persentase
26%.Indikator tersebut juga mengalami perubahan dari siswa yaitu terlihat dari
keadaan siswa pada awal pengamatan kemudian mengalami perubahan ketika
siswa sudah memahami nilai-nilai apa saja yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Karakter
Selain aspek Competence, Conscience, dan Compassion, aspek yang diamati
dalam penelitian yaitu karakter siswa. Dari karakter tersebut pengamatan
difokuskan dalam beberapa indikator, yaitu kerja keras, mandiri, demokratis,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai, tanggung jawab. Pengukuran
terhadap indikator karakter tersebut dilakukan sama dengan penilaian aspek
Conscience dan Compassion, yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan dan
26%
12%
38%
24%
Compassion
Rela BerkorbanPekaPeduliKerja sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kuesioner. Pengamatan tidak hanya dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar
sedang berlangsung, tetapi juga dilakukan pada saat siswa beraktivitas di luar
kelas. Karakter siswa yang dinilai dapat diamati juga pada saat siswa berbicara
dengan guru maupun dengan temannya. Hal tersebut dapat menunjukkan
bagaimana karakter siswa dalam mengimplementasikan sikap sopan santun dan
tanggung jawab siswa terhadap orang yang lebih tua dari dirinya maupun terhadap
siswa yang sebaya dengannya.
Dari hasil analisis data pengamatan terlihat berbagai macam tingkat
perubahan karakter siswa pada saat pertama kali dilakukan pengamatan dan terjadi
perubahan, sebagai contohnya yaitu siswa pada awal pengamatan kurang
menanamkan perilaku sopan santun dan tanggung jawab sebagai seorang siswa.
Siswa lebih cenderung untuk bermain-main ketika kegiatan belajar sedang
berlangsung. Siswa yang terlihat sangat menonjol dalam perubahan sikap serta
memiliki nilai tertinggi dari pengisian kuesioneryaitu Issac Pranadipta Wartadi
yaitu dengan skor total 69. Selain pada aspek Karakter Issac Pranadipta Wartadi
juga memiliki nilai tertinggi dalam aspek Conscience dan Compassion. Hal itu
menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah dengan berbasis Pedagogi Ignasian
dapat meningkatkan nilai Competence, Conscience, Compassionserta nilai
Karakter siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Di bawah ini merupakan hasil dari penilaian dengan menggunakan kuesioner.
Tabel 5: Persentase Karakter
Persentase Karakter % No. Indikator %1. Kerja Keras 14 2. Mandiri 12 3. Demokratis 12 4. Semangat Kebangsaan 15 5. Cinta Tanah Air 14 6. Cinta Damai 15 7. Tanggung Jawab 18
Diagram Persentase Karakter dapat dilihat di bawah ini:
Gambar 5: Diagram Karakter
Dari gambar diagram karakter diatas dapat dilihat bahwa pada aspek
Karakter ini indikator yang paling menonjol dari siswa yaitu terdapat pada
indikator tanggung jawab dengan angka persentase 18% dan cinta damai dengan
angka persentase 15%. Tanggung jawab terlihat pada sikap siswa pada saat guru
meminta siswa untuk mengerjakan LKS Bermakna, dan siswa pun mengerjakan
dengan penuh tanggung jawab dan mengumpulkannya tepat pada waktunya.
14%
12%
12%
15%14%
15%
18%
Karakter Kerja Keras
Mandiri
Demokratis
Semangat KebangsaanCinta Tanah Air
Cinta Damai
Tanggung Jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Selain itu, dari hasil pengamatan oleh peneliti, cinta damai yang menonjol
dari siswa terlihat pada sikap siswa yang satu sama lain saling menghargai dan
bertindak sopan terhadap guru maupun karyawan lain yang dianggap lebih tua dari
mereka. Dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bagaimana karakter
siswa yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sikap apa saja yang paling
menonjol yang dapat diterapkan siswa ketika sedang berada di lingkungan sekolah.
C. Pembahasan
1. Aspek Competence
Competence adalah kompetensi/kualitas yang unggul bagi peserta didik,
berkaitan dengan kemampuan penguasaan kompetensi secara utuh yang disebut
juga kemampuan kognitif. Competence pada Pedagogi Ignasian sangat kental
bermuatan ranah kognitif dan psikomotorik, namun demikian di sana termuat juga
sebagian afektif meskipun terbatas dalam kaitannya dengan keilmuan73.
Aspek Competence mengacu pada kecerdasan individu, cerdas di sini bukan
hanya pengetahuan, namun juga cerdas dalam mengambil sikap.Jadi dalam hal ini,
Competence dimaknai sebagai kemampuan akademik yang memadukan unsur
pengetahuan, ketrampilan dan sikap74. Seperti pada pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti, terlihat perubahan dari diri siswa dalam kemampuan akademiknya,
yang diukur dari ulangan harian 1, ulangan harian 2 dan ulangan harian 3. Pada
aspek Competence ini terlihat bagaimana persiapan guru pada saat sebelum
73Ibid., hlm. 39. 74 http://himcyoo.files.wordpress.com/2012/03/3-buku-pendidikan-karakter.pdf., hlm. 17-18.
(diunduh tanggal 24 Maret 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
mengajar dan mempersiapkan media maupun produk yang akan dipakai untuk
pembelajaran sejarah di kelas. Dalam hal ini, guru menyiapkan berbagai perangkat
pembelajaran yang akan dipakai sebagai pedoman pembelajaran di kelas.
Perangkat pembelajaran tersebut terdiri dari RPP, media pembelajaran dan LKS
yang Bermakna. Perangkat pembelajaran tersebut digunakan guru sebagai
pedoman dalam mengajar.
Selanjutnya peneliti memilih dan memanfaatkan informan. Dalam hal ini,
informan perlu direkrut seperlunya dan diberi tahu tentang maksud dan tujuan
penelitian. Agar peneliti memperoleh informan yang benar-benar memenuhi
persyaratan75. Peneliti menyiapkan perlengkapan penelitian yang berupa lembar
pengamatan maupun kuesioner.
Tahap pelaksanaan, peneliti sudah menyiapkan berbagai macam
perlengkapan yang digunakan dalam melakukan penelitian. Untuk memasuki
pekerjaan di lapangan, peneliti perlu memahami latar penelitian terlebih dahulu. Di
samping itu, ia perlu mempersiapkan dirinya, baik secara fisik maupun secara
mental76. Dalam pelaksanaan ini, peneliti dengan berbagai instrumen yang sudah
disiapkan hendaknya segera melakukan penelitian dan melakukan tindakan sesuai
dengan yang tertera dalam instrumen penelitian. Pertama-tama, peneliti melakukan
observasi, baik observasi lingkungan sekolah maupun observasi terhadap informan.
Setelah melakukan pengamatan atau observasi yang mendukung dalam penelitian,
peneliti kemudian melakukan wawancara terhadap informan terkait dengan
persoalan yang hendak diteliti. Peneliti juga mencacat hasil data di lapangan agar
75 Ibid., hlm. 133 76 Ibid., hlm. 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
dapat dianalisis. Sumber informan yang peneliti pakai yaitu guru dan siswa. Subjek
yang peneliti amati yaitu siswa kelas XI IIS 1. Hal yang diamati dalam tahap
pelaksanaan ini yaitu peneliti mengamati bagaimana keadaan atau proses
pembelajaran pada saat berlangsung.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diperoleh data
Competence (pengetahuan, keterampilan dan sikap) siswa selama proses
pembelajaran sejarah dengan mengimplementasikan Paradigma Pedagogi Ignasian
menggunakan LKS Bermakna, ternyata sangat baik untuk diterapkan. Hal itu
terlihat ketika siswa sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas tampak
sangat aktif bertanya mengenai materi yang sedang dipelajarinya yaitu Peristiwa
Sekitar Prokalamsi. Siswa dengan giat memperhatikan guru yang sedang
menjelaskan materi di depan kelas. Dengan adanya LKS yang Bermakna, siswa
semakin termotivasi untuk belajar. Dengan adanya implementasi ini terjadi
perubahan atau peningkatan pada aspek Competence (pengetahuan, keterampilan
dan sikap) pada siswa.
Penelitian ini dilakukan dengan 3 kali ulangan, guna mengetahui perubahan
atau peningkatan pada aspek Competence (pengetahuan, keterampilan, dan sikap)
siswa. Dari mulai awal pembelajaran hingga prosesnya terjadi perubahan pada
sebagian besar siswa di kelas XI IIS 1. Pada ulangan pertama nilai rata-rata kelas
yaitu 93,05 dengan siswa yang berjumlah 20 siswa dan semuanya mencapai KKM
yaitu 75. Pada ulangan pertama ini dilakukan untuk mengulas kembali materi yang
telah diberikan oleh guru dan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman
siswa terhadap materi Sekitar Proklamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pada ulangan harian kedua, terjadi peningkatan nilairata-rata siswa, yaitu
dengan rata-rata nilai siswa 93,1. Meskipun tidak besar peningkatan dan perubahan
yang terjadi pada nilai siswa, namun tingkat pemahaman siswa mengalami
perubahan.Hal ini terlihat pada siswa yang sudah mulai menunjukkan pemahaman
mengenai materi yang telah dijelaskan oleh guru. Selain itu, siswa juga mulai
mengerti nilai-nilai apa saja yang diambil dari materi yang telah diajarkan yaitu
Peristiwa Sekitar Proklamasi.
Hasil dari aspek Competence selanjutnya yaitu ulangan harian ketiga, terjadi
peningkatan dari ulangan harian pertama dan kedua, yaitu 96,65. Peningkatan ini
disebabkan karena sebagian besar siswa yang sudah memahami dan
mengimplementasikan makna dan nilai-nilai dari pembelajaran sejarah. Serta siswa
lebih memaknai dari setiap materi pembelajaran sejarah, kemudian mereka
terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan serta perubahan yang terjadi
pada aspek Competence pada siswa menunjukkan bahwa siswa mampu mengikuti
dan memahami materi belajar dengan baik dan menghasilkan nilai diatas KKM.
Hasil Competence (pengetahuan, keterampilan dan sikap) siswa yang
diperoleh dari ualangan harian 1, ulangan harian 2 dan ulangan harian 3 selalu
mengalami perubahan dan perkembangan. Hal itu dipengaruhi oleh karena
motivasi siswa yang sangat tinggi dalam mengikuti pembelajaran sejarah. Selain
faktor dari siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, guru juga sangat berperan
dalam memberikan materi belajar yang mudah dipahami serta mudah dimengerti
oleh siswa, sehingga siswa memiliki semangat belajar sejarah. Dari analisi data
yang peneliti lakukan dengan menggunakan penilaian data jenis PAP 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
menunjukkan siswa yang mendapatkan skor total dari setiap ulangan harian 41
sampai dengan 45 maka siswa tersebut mendapatkan nilai huruf A. Kemudian
apabila jumlah skor total siswa 36 sampai dengan 40, yaitu siswa mendapakan nilai
huruf B. Siswa yang mendapatkan skor total 29 sampai dengan 35 maka siswa
tersebut mendapatkan nilai huruf C. Pada ulangan harian yang pertama, nilai yang
dominan pada siswa kelas XI IIS 1 yaitu nilai A dan nilai B dengan 14 siswa yang
mendapatkan nilai A dan 6 siswa yang mendapatkan nilai B. Skor tertinggi yang
diperoleh siswa yaitu 45 mendapat nilai huruf A. Sedangkan nilai terendah
diperoleh dengan skor total 37 mendapatkan nilai huruf B. Dari pengamatan yang
peneliti lakukan di dalam kelas, siswa mendapatkan nilai tinggi oleh karena tingkat
motivasi belajar siswa yang tinggi dan materi yang diberikan oleh guru mudah
dipahami. Selain itu, LKS Bermakna juga sangat mempengaruhi cara belajar siswa
yaitu memudahkan siswa dalam memahami materi belajar oleh karena materi
pembelajaran disajikan lebih ringkas.
Sedangkan pada nilai ulangan harian 2, 14 siswa mendapatkan nilai A dan 6
siswa mendapatkan nilai B. Pada ulangan harian kedua ini sama seperti pada
ulangan harian pertama. Namun, rata-rata nilai kelas XI IIS 1 mengalami
peningkatan dari hasil rata-rata nilai ulangan harian pertama. Skor tertinggi yang
diperoleh siswa yaitu 40 dengan nilai huruf A. Kemudian skor terendah yang
diperoleh siswa yaitu 34 dengan nilai huruf B.
Pada ulangan harian ketiga menunjukkan bahwa skor yang diperoleh siswa
kelas XI IIS 1 mencapai skor total 43 sampai dengan 45 dengan nilai huruf A. Nilai
huruf A diperoleh semua siswa kelas XI IIS 1, dan dari data tersebut menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
bahwa tingkat perubahan siswa pada aspek Competence sangat menonjol.
Peningkatan serta perubahan pada aspek Competence ini disebabkan oleh karena
dalam pembelajaran sejarah berbasis Pedagogi Ignasian sikap serta minat siswa
dalam belajar sangat diperhatikan oleh guru. Kemudian, dalam pembelajaran yang
berbasis Pedagogi Ignasian, siswa sangat diberikan kekebasan untuk belajar,
kebebasan tersebut misalnya kebebasan dalam mengemukakan pendapat,
kebebasan dalam bertanya serta kebebasan siswa dalam mencari sebuah solusi
dalam setiap permasalahan materi belajar. Sebagai contohnya siswa mampu
membuat makalah dan mempresentasikan sesuai dengan topik dan permasalahan
yang dibahas.
Data pada aspek Competence selain nilai siswa yang dapat dijadikan sumber
data, peneliti juga mempunyai hasil wawancara terhadap guru. Wawancara tersebut
di dalamnya meliputi metode apa yang digunakan guru pada saat mengajar di
kelas, upaya dan kendala yang dihadapi siswa ketika mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru,
memiliki data berupa hasil wawancara dan data dokumentasi yang dapat dijadikan
sebagai data tambahan. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa upaya guru
dalam mengatasi kendala kegiatan belajar dengan menggunakan metode belajar
yang bervariasi, sehingga siswa tidak mudah cepat bosan ketika mengikuti
pelajaran. Guru juga memotivasi siswa agar lebih giat belajar. Dengan
menggunakan media LKS Bermakna, guru merasa terbantu oleh karena siswa
sangat berperan aktif dalam pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2. Aspek Conscience
Conscience merupakan kemampuan afektif yang secara khusus mengasah
kepekaan dan ketajaman hati nurani.Nilai-nilai tersebut merupakan satu kesatuan
dari aspek Conscience. Hal ini menjadi pedoman untuk memahami alternatif dan
menentukan pilihan oleh individu, hal yang baik maupun buruk, hal yang benar
maupun salah.
Dalam aspek Conscience juga mengalami perubahan.Perubahan terlihat pada
sikap siswa pada saat pertama kali pengamatan dilakukan oleh peneliti. Perubahan
terjadi ketika siswa mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam
materi pembelajaran sejarah. Perubahan pada aspek Conscience terjadi oleh karena
dalam Pedagogi Ignasian lebih menekankan kepada suara hati siswa. Suara hati
siswa tersebut dapat berupa sikap jujur dan sikap kreatif pada siswa. Kejujuran
dalam kegiatan belajar sejarah dapat dilakukan siswa ketika siswa mengerjakan
soal-soal pada LKS yang Bermakna. Sikap kreativitas siswa dapat dilihat pada saat
siswa mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Selain itu penerapan nilai-nilai
dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa sangat membantu dan memberikan
pengaruh yang besar terhadap sikap dan karakter siswa. Peneliti mengamati siswa
sesuai dengan kemampuan memahami atau berkaitan dengan hati nurani yang
terdapat dalam Conscience (suara hati) ketika pembelajaran sejarah berlangsung di
kelas XI IIS 1. Indikator yang diamati yaitu tanggung jawab, kedisiplinan,
kejujuran, kemandirian, keterbukaan, kebebasan, keadilan, kegigihan, keberanian
mengambil resiko, kemampuan memberi makna hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Pada saat observasi awal siswa belum menunjukkan adanya sikap siswa yang
terdapat pada indikator Conscience (suara hati). Kemudian pada saat siswa mengisi
LKS Bermakna yang di dalamnya terdapat aksi dan refleksi diri siswa, maka siswa
tersebut kemudian mengimplementasikan sikap apa saja yang menjadi aksi
mengenai materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan. Aksi dan refleksi
yang terdapat dalam LKS Bermakna sangat membantu peneliti dalam mengamati
sikap siswa yang berkaitan dengan indikator penilaian pada aspek Conscience.
Terdapat berbagai macam perubahan yang terjadi pada 20 siswa dari aspek
Conscience yang diamati oleh peneliti. Hasil pengamatan dari aspek Conscience
menunjukkan bahwa siswa lebih mampu memiah nilai-nilai yang baik dan
menerapkan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil dari kuesioner, dapat diketahui bahwa keadaan Conscience
(suara hati) siswa memiliki skor berani mengambil resiko 10%, keadilan 14%,
kebebasan 12%, kebermaknaan 9%, kemandirian 17%, kegigihan 14%, kejujuran
10%, tanggung jawab 9%, keterbukaan 5%. Dari aspek Conscience indikator yang
paling menonjol dan paling berpengaruh pada siswa kelas XI IIS 1 yaitu indikator
mandiri. Mandiri tersebut merupakan keadaan dapat berdiri sendiri, tidak
bergantung pada orang lain77. Hal ini dapat dijelaskan bahwa siswa mampu
memahami materi sejarah dengan baik setelah guru menjelaskan materi belajar.
Kemudian, indikator mandiri ini juga menjelaskan bahwa siswa mampu mencari
solusi atas persoalan mengenai materi belajar sejarah yaitu Peristiwa Sekitar
Proklamasi.Sedangkan kegigihan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
77 http://www.kamusbesar.com/24799/mandiri. Di akses pada 26 September 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
merupakan tetap teguh pada pendirian atau pikiran78 yang tercermin pada sikap
siswa secara giat mengikuti upacara Bendera yang rutin dilakukan pada hari Senin.
Hal itu juga mencerminkan bahwa siswa-siswi kelas XI IIS 1 mencerminkan sikap
cinta tanah air.
Kegigihan juga dilakukan siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar
mengajar di kelas maupun di luar kelas, tercermin dari setiap tindakan siswa yang
dengan gigih mematuhi tata tertib di sekolah. Materi belajar mengenai Peristiwa
Sekitar Proklamasi mengajarkan siswa untuk lebih tekun dalam menerapkan sikap
cinta tanah air, maupun sikap tanggung jawab sebagai siswa yang cinta akan
Indonesia, dan mengajarkan siswa untuk menjadi generasi penerus bangsa yang
mandiri, dan terbuka terhadap budaya dalam negeri maupun luar negeri. Kemudian
siswa mampu bersikap selektif dalam menanggapi budaya luar yang masuk ke
Indonesia.
Pada aspek Conscience peneliti juga melakukan wawancara terhadap siswa.
Siswa yang peneliti wawancarai yaitu siswa yang mempunyai nilai tertinggi dan
terendah. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana motivasi mereka dalam
mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Namun, nilai yang tertinggi maupun nilai
terendah dari kedua siswa tersebut tidak mempengaruhi sikap dan tindakan mereka
dalam kehidupan sehari-hari. Sikap keduanya tetap mencerminkan siswa yang
berkarakter. Hasil wawancara menunjukkan bahwa kedua siswa ingin guru
menggunakan metode dan model pembelajaran yang bervariasi, agar siswa lebih
giat mengikuti kegiatan belajar. Selain itu dukungan dan dorongan dari guru yang
78 http://www.kamusbesar.com/24799/mandiri.Di akses pada 26 September 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
membuat siswa semangat belajar. Nilai tambahan ketika siswa rajin
mengumpulkan tugas yang membuat semakin rajin mengerjakan tugas tepat waktu,
sehingga mendapat skor tambahan.
3. Aspek Compassion
Sama halnya aspek Conscience, aspek Compassion merupakan kemampuan
afektif, yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai bela rasa bagi sesama,
dalam hal ini menjunjung tinggi sikap peduli terhadap sesama/bela rasa. Pada
aspek Compassion juga terdapat nilai-nilai yang merupakan kesatuan dari aspek
Compassion, dan harus ditanamkan pada siswa
Perubahan atau peningkatan juga berhasil pada aspek Compassion (bela rasa)
siswa. Perubahan dan peningkatan ini mengarah pada sikap bela rasa siswa
terhadap sesama. Dalam Pedagogi Ignasian, aspek Compassion yang berupa sikap
bela rasa terhadap sesama diterapkan oleh siswa ketika siswa mampu memaknai
setiap materi yang sedang dipelajari kemudian siswa tersebut memanfaatkannya
sebagai sikap yang dapat diteladani dan sebagai wujud dari sikap berbela rasa
terhadap sesama.
Seperti aspek Conscience (suara hati), aspek Compassion (bela rasa) juga
sangat berhubungan erat dengan pengembangan karakter dalam diri siswa yaitu
yang berhubungan dengan bela rasa terhadap sesama. Indikator Compassion (bela
rasa) yang diamati adalah kerjasama, penghargaan pada sesama, kepedulian,
kepekaan, rela berkorban. Perubahan pada aspek Compassion (bela rasa) terlihat
pada hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti. Selain itu, perubahan
aspek Compassion (bela rasa) siswa juga dapat dilihat dari hasil yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pada kuesioner selama pembelajaran sejarah berlangsung. Pada awal penelitian,
peneliti melakukan observasi dengan menggunakan lembar pengamatan untuk
mengetahui skala sikap Compassion siswa kelas XI IIS 1. Melalaui kuesioner
tersebut maka dalam penelitian semakin terlihat adanya perubahan sikap siswa,
yang ditunjukkan pada hasil kuesioner yang telah dianalisis.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada saat berdiskusi dalam kelompok
siswa sudah mempunyai rasa untuk menghargai terhadap temannya, kemudian
kerjasama dalam kelompok. Dari hasil kuesioner dapat diketahui bahwa indikator
Compassion yang paling menonjol yaitu peduli dengan nilai 24,78%. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa sudah dapat menerapkan skala sikap yang terdapat
dalam Compassion. Berdasarkan hasil dari kuesioner, dapat diketahui bahwa
keadaan Compassion (bela rasa) siswa memiliki skor yaitu menghargai sesama,rela
berkorban 26%, kepekaan 12%, kepedulian 38%, dan kerjasama 24%. Pada aspek
Compassion indikator yang paling menonjol dari siswa yaitu indikator peduli.
Peduli merupakan perihal sangat peduli, sikap memprihatinkan sesuatuyang terjadi
dalam masyarakat79. Indikator peduli ini menunjukkan bahwa tingkat kepedulian
siswa satu terhadap yang lain sangat tinggi.
Bila dikaitkan dengan materi belajar siswa yaitu mengenai Peristiwa Sekitar
Proklamasi, indikator peduli dapat ditunjukkan dengan sikap siswa yang
menerapkan kepedulian terhadap sesama, baik peduli dengan teman yang sedang
kesulitan dalam memahami materi belajar maupun peduli dengan guru yang sedang
membutuhkan bantuan. Sedangkan rela berkorbanberarti bersedia dengan ikhlas
79 http://kbbi.web.id/peduli. Diakses pada 26 September 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
memberikan sesuatu (tenaga, harta, atau pemikiran) untuk kepentingan orang lain
atau masyarakat, walaupun dengan berkorban akan menimbulkan cobaan
penderitaan bagi dirinya sendiri80. Sikap itu ditunjukkan dalam tindakan siswa
pada saat siswa berusaha menjadi siswa teladan guna ikut serta mempertahankan
kemerdekaan Indonesia agar tidak dijajah kembali oleh bangsa lain yang ingin
menguasai bangsa Indonesia.
4. Karakter
Karakter merupakan suatu fondasi kehidupan bangsa. Karakter bagi suatu
bangsa memiliki fungsi memberikan arah kemana bangsa harus menuju81.
Pendidikan karakter merupakan proses untuk mengembangkan pada diri setiap
peserta didik kesadaran sebagai warga bangsa yang bermartabat, merdeka dan
berdaulat dan berkemauan untuk menjaga dan mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan tersebut82. Karakter pada dasarnya diperoleh lewat interaksi dengan
orang tua, guru, teman, dan lingkungan. Karakter diperoleh dari hasil pembelajaran
secara langsung atau pengamatan terhadap orang lain. Pembelajaran secara
langsung dapat berupa ceramah dan diskusi tentang karakter, sedang pengamatan
diperoleh melalui pengalaman sehari-hari yang dilihat di lingungan termasuk
media televisi83. Karakter berkaitan dengan sikap dan nilai. Jadi, karakter
seseorang dibentuk melalui pengalaman sehari-hari, apa yang dilihat dan apa yang
didengar dari seseorang yang menjadi acuan atau idola seseorang.
80 http://www.ngal11.tk/rela-berkorban.xhtml. Diakses pada 26 September 2015 81 Suyanto, Pendidikan Karakter, Yogyakarta: UNY Pres, 2011, hlm.158 82 Ibid.,hlm. 159 83 Ibid.,hlm. 186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Karakter, menurut pengamatan filosof kontemporer Michael Novak, adalah
perpaduan harmonis seluruh budi pekerti yang terdapat dalam ajaran-ajaran agama,
kisah-kisah sastra, cerita-cerita orang bijak, dan orang-orang berilmu, sejak zaman
dahulu hingga sekarang. Tak seorang pun, menurut Novak, yang memiliki semua
jenis budi pekerti, semua orang pasti punya kekurangan. Orang-orang dengan
karakter yang mengagumkan bisa sangat berbeda antara satu dengan lainnya84.
Dengan demikian, karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang saling
berkaitan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Karakter yang
baik terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan
kebaikan, kibiasaan pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan perbuatan. Ketiganya
penting untuk menjalankan hidup yang bermoral; ketiganya adalah faktor
pembentuk kematangan moral.
Dari penilaian karakter siswa juga mengalami perubahan. Perubahan yang
terjadi yaitu sikap siswa yang berubah dari awal pengamatan sampai dengan siswa
mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, maupun pada saat siswa sedang
berada di luar kelas. Peneliti mengamati berbagai macam gerak siswa pada saat di
sekolah. Berbagai macam indikator yang peneliti amati yang berhubungan dengan
karakter siswa terhadap materi belajar yaitu Peristiwa Sekitar Proklamasi. Pada
awal kegiatan pengamatan, peneliti mengamati karakter siswa dengan
menggunakan lembar pengamatan atau observasi. Sebagian besar siswa kelas XI
IIS 1 sudah menunjukkan sikap yang berkarakter.
84 Ibid.,hlm.72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Terdapat beberapa siswa yang masih belum memahami bagaimana karakter
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Masih terdapat beberapa siswa yang
belum bisa memaknai nilai-nilai sejarah yang sangat penting untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, terdapat beberapa siswa yang menganggap
bahwa belajar sejarah itu sangat membosankan, sehingga mereka tidak menyimak
dan memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi belajar sejarah di depan
kelas.
Keberadaan LKS Bermakna sangat membantu siswa dalam memaknai arti
dari belajar sejarah, sehingga siswa mampu menerapkan nilai-nilai kehidupan yang
dapat diambil dari belajar sejarah. Instrumen lainnya yaitu dengan menggunakan
kuesioner. Indikator yang paling menonjol dari penilaian karakter dengan
menggunakan kuesioner yaitu terdapat pada indikator tanggung jawab. Indikator
tanggung jawab tersebut dapat menjelaskan bagaimana karakter siswa mampu
mengimplementasikan sikap tanggung jawab yang sangat tinggi. Tanggung jawab
siswa dapat tercermin dari sikap siswa dalam mengerjakan tugas tepat waktu,
tanggung jawab anak sebagai siswa di sekolah yaitu dengan aktif pada saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Dari hasil kuesioner tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
karakter pada siswa dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan LKS
Bermakna. Perubahan karakter pada diri siswa terlihat dari awal hingga akhir
peneliti melakukan pengamatan. Berdasarkan hasil kuesioner, dapat diketahui
bahwa indikator kerja keras 14%, mandiri 12%, demokratis 12%, semangat
kebangsaan 15%, cinta tanah air 14%, cinta damai 15%, dan tanggung jawab 18%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Indikator yang paling menonjol dari aspek karakter yaitu tanggung jawab dan cinta
damai. Tanggung jawab tersebut merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan cinta damai merupakan sikap, perkataan, dan
tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya. Cinta damai tersebut sudah tertanam dalam diri siswa, hal itu dapat dilihat
dari pengamatan sehari-hari yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa ketika
sedang berada di lingkungan sekolah.
D. Kendala Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, tentu saja ada beberapa kendala yang
dihadapi oleh peneliti. Kendalanya yaitu pada saat datang ke sekolah dan peneliti
harus menjelaskan prosedur yang harus diterapkan guru pada saat mengajar di
kelas, baik pada saat menjelaskan bagaimana pembelajaran dengan menggunakan
PI dan bagaimana LKS yang Bermakna diterapkan kepada siswa di kelas. Tidak
hanya kesulitan dalam menjelaskan kepada guru saja, melainkan kesulitan juga
peneliti hadapi pada saat peneliti melakukan observasi di kelas, banyak siswa
yang kesulitan dalam memahami maksud dari pembelajaran dengan menggunakan
PI dan LKS yang bermakna.
Selain itu, kendala lainnya yaitu pada saat melakukan wawancara terhadap
siswa, siswa yang peneliti wawancarai merasa belum paham mengenai PI dan
LKS yang Bermakna. Sehingga memerlukan waktu untuk memberikan pengertian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
bahwa wawancara ini bersifat santai namun memerlukan jawaban yang
sesungguhnya dirasakan oleh siswa tersebut. Waktu yang terbatas juga merupakan
kendala bagi peneliti. Peneliti merasa bahwa waktu yang tersedia sangat terbatas,
dikarenakan sekolah sudah mempunyai agenda kegiatan yang harus dijalankan.
Sehingga peneliti tergesa-gesa dalam melakukan penelitian, baik pada saat siswa
mengisi kuesioner, peneliti melakukan observasi maupun wawancara terhadap
guru dan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dengan judul Implementasi Pedagogi Ignasian dalam
Pembelajaran Sejarah dengan menggunakan LKS yang Bermakna di Kelas XI IIS
1 SMA Negeri 1 Godean Yogyakarta, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peningkatan Competence siswa menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan
belajar sejarah siswa secara keseluruhan sangat tinggi. Segi prestasi siswa dengan
kategori sangat tinggi dibuktikan dengan adanya ulangan harian pertama yang
menunjukkan bahwa keseluruhan siswa mampu mencapai nilai di atas KKM. Nilai
rata-rata ulangan harian pertama yaitu 93,05. KKM yang ditentukan yaitu 75.
Selanjutnya pada ulangan harian yang kedua juga terlihat sangat tinggi dengan
nilai rata-rata ulangan harian kedua yaitu 93,1. Keberhasilan siswa dalam
mengikuti pelajaran sejarah mencapai keseluruhan siswa. Hal itulah yang
menjadikan nilai ulangan harian siswa sangat tinggi. Ulangan harian ketiga
menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari nilai rata-rata ulangan harian
pertama dan kedua, yaitu 96,65. Perubahan nilai rata-rata ulangan harian siswa
terlihat cukup berarti, perubahan terjadi pada ulangan harian pertama, kedua dan
ketiga. Siswa kelas XI IIS 1 mempunyai kategori kelas yang berprestasi tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa kategori tinggi pada aspek Competence ini disebabkan
oleh karena motivasi belajar siswa yang tinggi dan tingkat pemahaman siswa
mengenai materi juga sangat tinggi. Faktor yang mendukung tingginya nilai rata-
rata siswa lainnya yaitu dengan penerapan Pedagogi Ignasian. Pedagogi Ignasian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
memberikan rasa percaya diri terhadap siswa, sehingga siswa dengan mudah
memahami pembelajaran sejarah.
2. Keadaan Conscience siswa menunjukkan kategori sangat tinggi dari sikap
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu dapat dilihat dari adanya pengamatan di
sekolah. Pengamatan menunjukkan bahwa perubahan pada sikap siswa
dikarenakan tingkat kesadaran siswa sangat tinggi. Terdapat beberapa indikator
yang diamati, yaitu keberanian siswa dalam mengambil resiko, keadilan yang
dilakukan siswa terhadap sesama, kebebasan siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar di kelas, kebermaknaan siswa dalam menghayati arti dari materi belajar
mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi, kemandirian siswa dalam belajar di
sekolah, kegigihan siswa dalam menikuti kegiatan belajar, kejujuran siswa dalam
kehidupan sehari-hari dengan contoh siswa tidak menyontek pada saat mengikuti
ulangan harian, tanggung jawab siswa sebagai peserta didik, dan keterbukaan siswa
sebagai peserta didik. Pengamatan yang dilakukan terhadap siswa menunjukkan
bahwa kemandirian dan kegigihan siswa mencapai angka persentasi sangat tinggi.
Hasil pengamatan tersebut didukung dengan adanya pengisian kuesioner oleh
siswa. Dapat disimpulkan bahwa kemandirian dan kegigihan siswa sangat
menonjol ketika siswa mengukuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Aspek
Conscience juga diukur dari ulangan harian pertama, kedua dan ketiga. Siswa
menunjukkan perubahan dengan melalui penerapan nilai-nilai yang terkandung
dalam materi belajar yaitu mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi. Aspek
Conscience juga mempunyai kategori nilai yang sangat tinggi. Oleh karena siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
mampu menerapkan nilai-nilai kehidupan serta mampu menerapkan nilai-nilai dari
setiap indikator yang diamati.
3. Keadaan Compassion menunjukkan kategori sangat tinggi dari sikap siswa
dalam kehidupan sehari-hari. Aspek Compassion mempunyai beberapa indikator
yang diamati dari diri siswa di sekolah. Indikator tersebut meliputi rela berkorban,
peka, peduli, dan kerja sama. Pada aspek Compassion indikator yang paling
menonjol yaitu peduli dan rela berkorban. Hal itu terlihat dari sikap siswa yang
menerapkan sikap peduli sesama dan kerelaan untuk berkorban bagi sesama. Selain
itu, sebagian siswa telah menerapkan sikap dari beberapa indikator yang diamati.
Kepedulian siswa dalam kehidupan di sekolah terlihat ketika siswa saling
membantu pada saat mengalami kesulitan belajar. Sedangkan dari sikap kerelaan
berkorban siswa terlihat dari kesiapan siswa dalam meluangkan waktu untuk
belajar bersama mengenai materi sejarah yang belum dipahami. Aspek
Compassion juga diukur ketika ulangan harian pertama, kedua dan ketiga. Siswa
menunjukkan perubahan dengan melalui penerapan nilai-nilai yang terkandung
dalam materi belajar yaitu mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi.
4. Karakter siswa yang dominan dan menonjol berkembang pada diri siswa
yaitu tanggung jawab dan cinta damai. Hal itu disebabkan oleh karena sikap siswa
menunjukkan adanya tanggung jawab yang besar sebagai siswa di sekolah. Sikap
tanggung jawab dapat diterapkan oleh siswa melalui mematuhi segala tata tertib
yang berlaku di sekolah dan menjadi siswa yang tekun belajar. Sedangkan sikap
cinta damai diterapkan siswa dengan cara siswa tidak terlibat dalam tawuran antar
sekolah. Selain itu diterapkan sikap cinta damai antar sesama dengan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
bermusuhan satu sama lain. Dapat disimpulkan bahwa karakter yang berkembang
pada diri siswa dikategorikan dalam kategori sangat tinggi oleh adanya penerapan
sikap yang diukur melalui pengamatan. Melalui pembelajaran dengan
menggunakan PI siswa termotivasi untuk selalu menerapkan sikap tanggung jawab
dan cinta damai. Selain itu siswa tergugah untuk meneladani jasa pahlawan yang
didapat dari materi belajar sejarah yaitu mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi.
B. Saran
Saran yang diberikan oleh peneliti setelah melakukan penelitian adalah:
1. Saran bagi Sekolah
Implementasi Pedagogi Ignasian dalam pembelajaran sejarah dengan
menggunakan LKS yang bermakna telah menunjukkan adanya perubahan dan
peningkatan dalam aspek Competence, Conscience, Compassion, dan Karakter
pada siswa kelas XI IIS 1 SMA Negeri 1 Godean.Selanjutnya diharapkan agar
sekolah melanjutkan implementasi belajar sejarah dengan menggunakan media
LKS yang Bermakna yang berbasis Pedagogi Ignasian.Sehingga siswa lebih
termotivasi untuk mengikuti pelajarn sejarah di sekolah.
2. Saran bagi Guru
Dalam pembelajaran sejarah guru sebaiknya memberikan penekanan
mengenai nilai-nilai positif yang dapat diteladani dari setiap materi pelajaran yang
diajarkan. Maka siswa akan lebih merasa termotivasi. Selain itu melalui
implementasi pembelajaran sejarah berbasis Pedagogi Ignasian diharapkan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
mempu memberikan motivasi yang menguatkan siswa dengan menerapkan aspek
Competence, Conscience, Compassion, dan Karakter
3. Saran bagi Siswa
Dalam proses pembelajaran sejarah, siswa diharapkan tetap
mempertahankan motivasi dan keaktifan belajar. Agar materi yang disampaikan
oleh guru dapat mudah dipahami dan mudah dimengerti oleh siswa. Selain itu,
siswa hendaknya lebih mampu menerapkan nilai-nila kehidupan yang terkandung
dalam setiap materi belajar sejarah agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2013. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Anonim. 2001. Strategi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:Universitas Sanata
Dharma.
Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Andi Prastowo. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Tinjauan Teoritis dan
Praktik. Jakarta: Prenadamedia Group.
Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif.Jakarta: Rineka Cipta.
Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif.Jakarta: Kencana.
Doni Kusuma. 2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman
Globa. Jakarta: Grasindo.
Haris Herdiansyah. 2012. Metode Penelitian Kualitatif: untuk ilmu-ilmu sosial.
Jakarta: Salemba Humanika.
Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah Isu, Gagasan dan Strategi
Pembalajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
I Gde Widja. 1989. Pengantar Ilmu Sejarah: Sajarah dalam Perspektif
Pendidikan. Semarang: Satya Wacana.
Kartodirdjo. 1982. Sartono. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi
Indonesia: Suatu Alternatif. Jakarta: Gramedia.
MochtarBuchori. 2002.RefleksiTentangPendidikanBermaknaMenuju Indonesia
Baru. Jakarta, YayasanBhumiksara.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodelogi Peneliyian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Muchlas Samani & Hariyanto. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Nana Syahodih Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nusa Putra. 2011. Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: PT Indeks
_______. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ratna Wilis Dahar. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Ridwan Abdullah Sani. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Rulam Ahmadi. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: AR-RUZZ
Media
Sardiman A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Saur Tampubolon. 2002. Penelitian Tindakan Kelas: Sebagai Pengembangan
Profesi Pendidik dan Kemuliaan. Jakarta: Erlangga
Suharsimi Arikunto. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Suhartono W. Pranoto. 2010. Teori & Metodologi Sejarah. Yogyakarta: GRAHA
ILMU
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru Profesional: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Yogyakarta: ANDI
Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Zainal Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Guru. Bandung: Yrama
Widya.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
_______. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sumber Internet
https://www.SMA-Negeri-1-Godean/422721157818075?sk=info&tab=page_info.
(di akses pada 7 Maret 2015)
http://himcyoo.files.wordpress.com/2012/03/3-buku-pendidikan-karakter.pdf., hlm. 17-18. (di akses tanggal 24 Maret 2013).
https://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_1_Godean#Sejarah, (diunduh pada 2 Agustus 2015)
https://www.SMA-Negeri-1-Godean/422721157818075?sk=info&tab=page_info.
(di akses pada 7 Maret 2015)
http://www.kamusbesar.com/24799/mandiri. (di akses pada 26 September 2015) http://www.kamusbesar.com/24799/mandiri. (di akses pada 26 September 2015) http://kbbi.web.id/peduli. (diakses pada 26 September 2015) http://www.ngal11.tk/rela-berkorban.xhtml. (diakses pada 26 September 2015)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100 Lampiran 2 Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Kelas : XI Kompetensi Inti :
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar 1.1 Menghayati nilai-nilai
persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar terhadap bangsa dan negara Indonesia.
2.1 Mengembangkan nilai dan perilaku mempertahankan harga diri bangsa dengan bercermin pada kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah.
2.2 Meneladani perilaku
kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang dalam mewujudkan cita-cita mendirikan negara dan bangsa Indonesia dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.3 Meneladani perilaku
kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang untuk meraih kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.4 Meneladani perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.5 Berlaku jujur dan
bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah
3.1 Menganalisis perubahan,
dan keberlanjutan dalam peristiwa sejarah pada masa penjajahan asing hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia.
3.2 Menganalisis proses masuk
dan perkembangan penjajahan bangsa Barat ( Portugis, Belanda dan Inggris ) di Indonesia.
3.3 Menganalisis strategi
perlawanan bangsa
Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat • Perubahan, dan
keberlanjutan dalam peristiwa sejarah pada masa penjajahan asing hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia
• Proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Indonesia
Mengamati: • Membaca buku
teks tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap
Tugas: Membuat karya tulis tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia Observasi: Mengamati
24 jp
• Buku Paket Sejarah Indonesia kelas XI.
• Buku-buku lainnya
• Internet ( jika tersedia)
• Gambar aktifitas imperialisme dan kolonialisme Barat di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.
4.1 Mengolah informasi
tentang peristiwa sejarah pada masa penjajahan Bangsa Barat berdasarkan konsep perubahan dan keberlanjutan, dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
4.2 Mengolah informasi
tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
4.3 Mengolah informasi
tentang strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20 dan menyajikannya dalam
• Strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.
penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.
Menanya: • Menanya untuk
mendapatkan klarifikasi tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat serta strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan
kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data, dan pembuatan laporan tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat serta strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.
• Gambar-gambar bentuk perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat.
• Peta lokasi perlawanan bangsa Indonesia terhadap bangsa Barat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar bentuk cerita sejarah. sesudah abad
ke-20. Mengeksplorasi: • Mengumpulkan
informasi terkait dengan pertanyaan mengenai pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat serta strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20, melalui
Portofolio: Menilai laporan-laporan dan karya peserta didik berkaitan dengan materi pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat serta strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20. Tes tertulis: Menilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar bacaan, internet dan sumber-sumber lain.
• Mengasosiasi: Menganalisis informasi yang didapat dari sumber tertulis dan atau internet serta sumber lainya untuk mendapatkan kesimpulan tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat serta strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap
kemampuan peserta didik dalam menganalisis tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat serta strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.
Mengomunikasikan: • melaporkan
hasil analisis yang telah dilakukan selanjutnya dibuat laporan dalam bentuk tulisan tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat serta strategi perlawanan bangsa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.
3.4 Menganalisis persamaan
dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda dan sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan.
3.5 Menganalisis peran tokoh-
tokoh Nasional dan Daerah dalam perjuangan menegakkan negara Republik Indonesia.
3.6 Menganalisis dampak
politik, budaya, sosial-ekonomi dan pendidikan pada masa penjajahan
Pergerakan Nasional Indonesia • Strategi
pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda, dan sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan.
• Tokoh-Tokoh Nasional dan Daerah dalam Perjuangan Menegakkan Negara Republik
Mengamati: • Membaca buku
teks tentang strategi pergerakan, tokoh-tokoh pergerakan nasional dan dampak penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini.
Menanya: • Menanya untuk
mendapatkan klarifikasi
Tugas : peserta didik memilih salahsatu tugas berikut: • Membuat
karya tulis tentang “Makna dan Nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” atau
• Menulis
24 jp
• Buku Paket Sejarah Indonesia kelas XI.
• Buku-buku lainya
• Internet ( jika tersedia)
• Gambar aktifitas pergerakan nasional Indonesia
• Gambar –gambar tokoh pergerakan nasional Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini.
4.4 Mengolah informasi
tentang persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, pada masa Sumpah Pemuda, masa sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
4.5 Menulis sejarah tentang
satu tokoh nasional dan tokoh dari daerahnya yang berjuang melawan penjajahan kolonial Barat
4.6 Menalar dampak politik,
budaya, sosial-ekonomi dan pendidikan pada masa penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa
Indonesia • Dampak politik,
budaya, sosial-ekonomi dan pendidikan pada masa penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini
tentang strategi pergerakan, tokoh-tokoh pergerakan nasional dan dampak penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini.
Mengeksplorasi: • Mengumpulkan
informasi terkait dengan strategi pergerakan, tokoh-tokoh pergerakan nasional dan dampak penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa
sejarah perjuangan salah satu tokoh nasional atau daerah dalam melawan penjajahan Belanda.
Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan tentang strategi pergerakan, tokoh-tokoh pergerakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
Indonesia masa kini melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lain yang terkait.
Mengasosiasi: • Menganalisis
informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang strategi pergerakan, tokoh-tokoh pergerakan nasional dan dampak penjajahan Barat dalam kehidupan
nasional dan dampak penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini. Portofolio: Menilai laporan-laporan dan karya peserta didik dalam materi strategi pergerakan, tokoh-tokoh pergerakan nasional dan dampak penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar bangsa Indonesia masa kini.
Mengomunikasikan: • Melaporkan
hasil analisis dan kesimpulan yang terkait dengan strategi pergerakan, tokoh-tokoh pergerakan nasional dan dampak penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini, dalam bentuk tulisan.
Tes tertulis: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis tentang strategi pergerakan, tokoh-tokoh pergerakan nasional dan dampak penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini.
3.7 Menganalisis peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya,
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia • Peristiwa
Mengamati: • Membaca buku
teks dan melihat
Tugas : Peserta didik memilih salah satu tugas
12 jp
• Buku Paket Sejarah Indonesia kelas XI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia.
3.8 Menganalisis peristiwa
pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini.
3.9 Menganalisis peran Bung
Karno dan Bung Hatta sebagai proklamator serta tokoh-tokoh proklamasi lainnya.
4.7 Menalar peristiwa
proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
4.8 Menalar peristiwa
proklamasi kemerdekaan
• Pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia
• Tokoh proklamator Indonesia
gambar-gambar dan atau objek sejarah terdekat tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama dan tokoh-tokoh proklamator Indonesia.
Menanya: • Menanya untuk
mendapatkan klarifikasi tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama dan tokoh-tokoh proklamator Indonesia.
berikut: • Membuat
laporan tertulis dalam bentuk cerita sejarah dan kliping tentang proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
• Menulis sejarah perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta dan atau tokoh-tokoh proklamasi lain dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
• Buku-buku lainya.
• Internet (jika tersedia)
• Sumber lain yang tersedia
• Gambar-gambar peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan dan pembentukan pemerintahan pertama RI
• Gambar-gambar tokoh- tokoh yang berperanan penting dalam proklamasi kemerdekaan RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
4.9 Menulis sejarah tentang
perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta serta tokoh-tokoh proklamasi lainya.
Mengeksplorasikan: • Mengumpulka
ninformasi terkait peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama dan tokoh-tokoh proklamator Indonesia melalui bacaan dan atau internet, serta sumber-sumber lainnya.
Mengasosiasi: • Menganalisis
informasi dan data-data yang didapat dari bacaan maupun dari
Observasi : Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan tentang proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia, serta peran tokoh proklamator dalam proklamasi. Portofolio: Menilai laporan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama dan tokoh-tokoh proklamator Indonesia melalui bacaan, internet, serta sumber-sumber lainnya.
Mengomunikasikan: • Melaporkan
hasil analisis kemudian dilaporkan dalam bentuk
laporan dan karya peserta didik berkaitan dengan materi proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia, serta peran tokoh proklamator dalam proklamasi. Tes tertulis: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis proklamasi kemerdekaan, pembentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar tulisan yang berisikan tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan dantokoh-tokoh proklamator Indonesia.
pemerintahan pertama Republik Indonesia, serta peran tokoh proklamator dalam proklamasi.
3.10 Menganalisis perubahan dan perkembangan politik masa awal kemerdekaan
3.11 Menganalisis perjuangan
bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda.
4.10 Menalar perubahan dan
perkembangan politik masa awal proklamasi dan menyajikanya dalam
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman Sekutu dan Belanda • Perubahan dan
perkembangan politik masa awal kemerdekaan
• Perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu,
Mengamati: • Membaca
buku teks dan melihat gambar-gambar dan atau objek sejarah terdekat tentang ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia dari pihak Sekutu
Tugas: Membuat laporan tertulis dalam bentuk cerita sejarah tentang ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia dari pihak Sekutu dan Belanda berdasarkan buku teks pelajaran.
10 jp • Buku Paket Sejarah Indonesia kelas XI.
• Buku-buku lainya.
• Internet (jika tersedia)
• Sumber lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar bentuk cerita sejarah.
4.11 Mengolah informasi
tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu, Belanda dan menyajikanya dalam bentuk cerita sejarah.
dan Belanda dan Belanda. Menanya: • Menanya untuk
mendapatkan klarifikasi tentang peristiwa ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia dari pihak Sekutu dan Belanda.
Mengeksplorasi: • Mengumpulka
n informasi terkait dengan ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia dari pihak Sekutu dan Belanda melalui bacaan dan atau internet, serta
Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan tentang ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia dari pihak Sekutu dan Belanda. Portofolio: Menilai laporan-laporan dan karya peserta didik dalam materi ancaman terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar sumber-sumber lainnya.
Mengasosiasi: • Menganalisis
informasi dan data-data yang didapat dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peristiwa ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia dari pihak Sekutu dan Belanda.
Mengomunikasikan: • Melaporkan
hasil analisis kemudian
kemerdekaan Indonesia dari pihak Sekutu dan Belanda. Tes Tertulis: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis peristiwa ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia dari pihak Sekutu dan Belanda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar dilaporkan dalam bentuk tulisan yang berisi tentang peristiwa ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia dari pihak Sekutu dan Belanda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Peminatan)
Kelas/semester : XI IIS 1
Materi Pokok : Proklamasi Kemerdekaan Indoonesia
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45’
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami,menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, procedural dan metakognitifberdasarkan rasa ingin tahu
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.1 Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia.
2. 2.1 Mengembangkan nilai dan perilaku mempertahankan harga diri bangsa dengan bercermin pada kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah.
3. 3.7 Menganalisis peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia.
3.7.1 Menjelaskan peristiwa sekitar
proklamasi kemerdekaan Indonesia
dan maknanya bagi bangsa
Indonesia.
4. 4.7 Menalar peristiwa proklamasi kemerdekaan
4.7.1 Menganalisis peristiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia serta menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
kemerdekaan Indonesia
C. Tujuan Pembelajaran
1. Membaca LKS bermakna dan melihat gambar-gambar tentang aktivitas
peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia. Melalui gambar dan
bacaan teks, peserta didik dapat mengidentifikasikan peristiwa-peristiwa
sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia.
2. Menanya melalui kegiatan diskusi siswa mendapatkan klarifikasi tentang
peristiwa kemerdekaan Indonesia.
3. Menyajikan secara tertulis hasil analisis dan kesimpulan peserta didik
dapat mengidentifikasikan peristiwa kemerdekaan Indonesia.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian kemerdekaan Indonesia
2. Perjuangan terhadap hak menentukan nasibnya sendiri
3. Peristiwa Rengasdengklok
4. Perumusan teks Proklamasi
5. Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi
6. Makna Proklamasi Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific learning
2. Metode Pembelajaran : Tanya jawab, berdiskusi, presentasi
3. Strategi Pembelajaran : PAIKEM (Pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan)
F. Sumber Belajar
• Hapsari, Ratna, M. Adil. 2013. Sejarah Indonesia untuk SMK/MAK
Kelas XI. Jakarta: Erlangga
• I Wayan Badrika. Sejarah Kelas XI. Erlangga : Jakarta
G. Media Pembelajaran
1. Bahan: Gambar, video, LKS Bermakna
2. Alat: Power point, LCD dan laptop
H. Kegiatan Pembelajaran :
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
1. Kegiatan
Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
• Konteks
Guru meminta salah satu dari peserta
15’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
didik untuk menceritakan peristiwa
sekitar proklamasi
c. Guru menyampaikan materi belajar
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
tentang peristiwa sekitar proklamasi
e. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menanyakan atau
menyampaikan hasil pengamatan dari
penjelasan yang disampaikan oleh guru
2. Kegiatan Inti • Pengalaman
Mengamati
Membaca LKS bermakna tentang peristiwa
sekitar proklamasi
Menanya
Menanya dalam kegiatan diskusi untuk
mendapatkan pendalaman peristiwa sekitar
proklamasi
Menalar
Dari hasil pengamatan di lingkungan sekitar
dan diskusi, peserta didik dapat
mendeskripsikan peristiwa sekitar
proklamasi
Mengasosiasi
65’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Menganalisis hasil informasi yang didapat
dari sumber tertulis dan atau internet untuk
mendapatkan kesimpulan tentang peristiwa
sekitar proklamasi
Mengkomunikasikan
Menyajikan secara tertulis hasil analisis dan
kesimpulan tentang peristiwa sekitar
proklamasi
3. Penutup • Refleksi
Peserta didik menyampaikan nilai-
nilai apa saja yang diperoleh dari
pelajaran hari ini
• Aksi
Siswa menuliskan aksi di dalam LKS
yang Bermakna
• Evaluasi
Guru memberikan soal kepada siswa
untuk mengulas kembali materi yang
diajarkan
f. Penutup
Guru mengucapkan salam kepada
siswa
10’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
I. Penilaian Hasil Belajar
Meliputi sikap, pengetahuan, keterampilan
No Nama
Sikap spiritual
Sikap Sosial Skor
Total Mensyukuri Jujur Kerjasama Harga diri
1 – 4 1 - 4 1 - 4 1 – 4 1. 2. 3. 4. 5.
Keterangan : a. Sikap Spiritual
Indikator mensyukuri a. Berdoa sebelum melakukan kegiatan b. Memberi salam c. Saling menghormati d. Memelihara hubungan baik
Rubrik pemberian skor 4 = jika peserta didik melakukan 4 kegiatan tersebut 3 = jika peserta didik melakukan 3 kegiatan tersebut 2 = jika peserta didik melakukan 2 kegiatan tersebut 1 = jika melakukan salah satu kegiatan tersebut
b. Sikap Sosial Meliputi sikap jujur (tidak bohong, mengembalikan, tidak mencontek, terus terang) Rubrik pemberian skor 4 = jika peserta didik melakukan 4 kegiatan tersebut 3 = jika peserta didik melakukan 3 kegiatan tersebut 2 = jika peserta didik melakukan 2 kegiatan tersebut 1 = jika melakukan salah satu kegiatan tersebut
2. Sikap kerja sama Indikator kerja sama (peduli, saling membantu, saling menghargai, ramah) Rubrik pemberian skor 4 = jika peserta didik melakukan 4 kegiatan tersebut 3 = jika peserta didik melakukan 3 kegiatan tersebut 2 = jika peserta didik melakukan 2 kegiatan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
1 = jika melakukan salah satu kegiatan tersebut 3. Harga diri
Indikator (tidak suka dominasi asing, menegur dengan sopan bagi yang mengejek, cinta produk sendiri, mejaga karya sekolah) Rubrik pemberian skor 4 = jika peserta didik melakukan 4 kegiatan tersebut 3 = jika peserta didik melakukan 3 kegiatan tersebut 2 = jika peserta didik melakukan 2 kegiatan tersebut 1 = jika melakukan salah satu kegiatan tersebut
c. Penilaian Pengetahuan
No. Butir Instrumen 1 Jelaskan dampak pelaksanaan romusha bagi bangsa Indonesia! 2 Jelaskan dampak dari pemerintahan pendudukan Jepang terhadap
rakyat Indonesia! 3 Sebutkan dan jelaskan hasil dari sidang pertama dari BPUPKI!
4 Apa pengaruh berdirinya organisasi pergerakan nasional terhadap
perjuangan bangsa Indonesia?
5 Apa makna Proklamasi bagi kehidupan anda?
Keterangan:
skor perolehanskor total x 100
- Siswa yang memperoleh nilai akhir > dari KKM 75, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas dan wajib mengikuti pengayaan.
- Siswa yang memperoleh nilai akhir < dari KKM 75, maka siswa tersebut dinyatakan tidak tuntas dan wajib mengikuti remidi.
d. Penilaian Keterampilan
Penilaian untuk kegiatan mengamati film/gambar
No. Nama Siswa Relevansi (1-4) Kelengkapan (1-4) Kebahasaan (1-4)
Jml Skor
1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Nilai = Jumlah Skor
3
Keterangan - kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sabagai peseeta didik mengumpulkan informasi dengan memanfaatkan indera yang dinilai adalah berupa informasi dan bukan cara mengamati - relevansi merujuk pada ketepatan fakta yang diamati dengan informasi yang dibutuhkan - kelengkapan banyak komponen yang terliput - kebahasaanmendeskripsikan fakta dalam bahasa tulis yang baik dan benar dan mudah dipahami Skor 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = amat baik
J. Penilaian untuk diskusi kelompok
No. Nama Mengkomunikasi
kan (1-4) Mendengar kan (1-4)
Berargumentasi (1-4)
Berkontribusi(1-4) Jml
1 2 3 4 5
Nilai = Jumlah Skor
3
Keterangan - keterampilan mengkomunikasikan adalah kemampuan mengungkapkan dengan bahasa yang efektif - keterampilan mendengarkan tidak menyela atau memotong saat orang lain berbicara - kemampuan berargumentasi merujuk pada kemampuan memberi alasan pernyataan secara logis - kemampuan berkontribusi dimaksud sebagai kemampuan dalam memberikan gagasan termasuk menghargai perbedaan pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Skor 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = amat baik
K. Penialaian Presentasi
No Nama Menjelaskan (1-4)
Memvisualkan (1-4)
Merespon (1-4)
Jml Skor
1. 2. 3. 4. 5.
Keterangan - keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi dan diskusi secara meyakinkan - keterampilan memvisulakan adalah kemampuan siswa untuk membuat atau mengemas informasi sekreatif mungkin - keterampilan merespon adalah kemampuan siswa menyampaikan tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik. Skor 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = amat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Yogyakarta, 30 November 2015
Peneliti,
Marlinda Dwi Ratnani
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Drs. H. Shobariman Modesta Noritriharsi, S.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 1: Ringkasa Materi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
A. Pengertian Proklamasi
Berbicara mengenai Proklamasi maka haruslah terlebih dahulu memahami
yang dinamakan dengan Proklamasi, berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“proclamation” yang memiliki arti untuk menjadi pengunguman kepada seluruh
rakyat. Proklamasi Kemerdekaan merupakan pengunguman kepad seluruh rakyat
mengenai kemerdekaannya.Melalui Proklamasi bukan hanya pengunguman
mengenai sebuah kebebasan bangsa kepada rakyatnya namun kepada seuruh
penjuru bangsa bahwa bangsa tersebut telah merdeka.Kemerdekaan merupakan
ungkapan terhadap sebuah kebebasan dari penjajahan terhadap sebuah
bangsa.Maka untuk menjadi bangsa yang telah merdeka perlu adanya sebuah
kedaulatan yang memiliki kedaulatan keluar dan kedaulatan kedalam. Kedaulatan
ke dalam merupakan hak yang dimiliki sebuah bangsa dalam upaya mengatur
rumah tangganya tanpa adanya campur tangan dari bangsa lain. Sedangkan
kedaulatan keluar adalah sebuah bangsa yang memiliki kekuasaan untuk menjalin
hubungan kerjasama dengan bangsa lain. Maka pemaknaan terhadap Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia memiliki berbagai padangan baik dari sudut pandang
hokum, politik, ideology, hokum internasional dan sejarah.
B. Perjuangan terhadap Hak Menentukan Nasibnya sendiri
Perlunya pengakuan dari bangsa lain guna menentukan hak sebuah bangsa
menjadi bangsa yang mampu menentukan sendiri mengenai bangsanya tanpa ada
lagi campur tangan para penjajah ataupu bangsa lainnya. Pada abad pertengahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
kerajaan-kerajaan di Eropa Barat dan Eropa Utara terlibat dalam perang
keagamaan yaitu agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan.Maka menjadikan
Belanda pada abad ke-17 menjadi bangsa yang pertama kali mengupayakan
kemerdakaan dan terlepasnya penjajahan Spanyol di Negara Belanda. Maka pada
abad ke-18 tampak nyata usaha bagi bangsa-bangsa Eropa untuk mengobarkan
semangat nasionalisme yang dimiliki, memudarnya kekuasaan Napoleon
Bonaparte yang sempat menguasai dan menduduki bangsa-bangsa di Eropa
terkecuali Inggris, Rusia dan Kesulatanan Turki. Keberhasilan Belanda perlahan
memudar ketika bangsa-bangsa Eropa berupaya mendapatkan kemerdekaan dari
jajahan Perancis. Akan tetapi pada 1913 upaya peringatan kekuasaan Belanda
yang hendak memperingati 100 tahun kemerdekaan Belanda dari jajahan
Napoleon(Perancis) mendapat penolakan dari R.M. Suwardi Suryaningrat, sebab
keberhasilan Belanda akan dilaksanakan di Negara yang menjadi jajahan Belanda,
maka melalui tulisannya dalam artikel Als i keens Nederlander was dengan pokok
bahasan mengenai pemerintah colonial Belanda yang mengajak penduduk pribumi
untuk ikut serta dalam merayakan hari kemerdekaan Belanda yang ke seratus
padahal penduduk pribumi sedang mendambakan kebebasan dari jajahan Belanda.
Maka pada Perang Dunia I,bersama Presiden Amerika Serikat Woodrow
Wilson pada tanggal 8 Januari 1918 membentuk sebuah lembaga keamanan dunia
yang kemudian muncul yang dinamakan Liga Bangsa-Bangsa yang memiliki
tujuan untuk menjaga perdamaian dunia. Maka melalui lembaga ini Indonesia
berusaha memperjuangkan kemerdekaannya dengan mengirimkan 5 delegasi
mewakili Indonesia. Bersamaan dengan adanya kongres yang dilakukan bersama-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
sama dapat diperoleh kesepakatan dengan mengupayakan kebebasan bagi bangsa
Indonesia dari jajahan Belanda dan menghapuskan hukuman mati serta
pengasingan yang kerap kali dilakukan oleh bangsa Belanda terhadap para
pemuda serta orang pribumi Indonesia.Akan tetapi keberadaan Liga Bangsa-
Bangsa tidak bertahan lama, sebab meletuslah Perang Dunia II. Maka diadakan
kesepakatan bersama-sama yang tertuang dalam Piagam Atlantik(Atlantic
Charter), sehingga menjadi tolak ukur munculnya Perserikatan Bangsa-
Bangsa(PBB) yang mengupayakan perdamaian dunia dapat terwujud. Isi pokok
bahsan dalam Piagam Atlantik adalah:
1. Tidak mengizinkan perluasan wilayah(politik ekspansi)
2. Tiap bangsa berhak menentuan bentuk dan corak pemerintahannya
sendiri(rights of self determination)
3. Semua Negara berhak turut serta dalam perdagangan dunia
4. Mengusahakan perdamian dunia sehingga tiap bangsa dapat hidup bebas
dari kemiskinan dan ketakutan.
Adanya pendapat mengenai uangkapan self determination menjadikan
tonggak bagi bangsa Indonesia untuk berupaya pada penjajahan Belanda.Setelah
Perang Dunia I dan II menjadikan Perserikatan Bangsa-Bangsa mendukung
kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih terjajah oleh bangsa Barat.Pada bulan
Mei 1918, pemerintahan colonial Hindia Belanda, membentuk Dewan Rakyat
(Volksraad). Pada sidang Dewan Rakyat 18 November 1918, Gubernur Hindia
Belanda van Limburg Stirum melakukan pembaruan janji kepada Indonesia yang
dikenal dengan Janji November 1918 atau November Belofte. Pada Perang Dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
II yang membuat Belanda memilih untuk meninggalkan Indonesia dan
memberikan kekuasaanya kepada Jepang, maka setelah Pendudukan Belanda atas
tanah bangsa Indonesia, kembali Indonesia mendapatkan sebagai Negara jajahan
atas Negara Jepang yang berhasil memenangkan dalam Perang Dunia II. Pada
tanggal 6 Agustus1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima
Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara
Jepang di seluruh dunia.
Kekalahan Jepang dalam perang Pasifik semakin jelas, Perdana
MenteriJepang, Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 September1944
mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai
kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya. Dengan cara itu, Jepang
berharap tentara Sekutu akan disambut oleh rakyat Indonesia sebagai penyerbu
negara mereka, sehingga pada tanggal 1 Maret1945 pimpinan pemerintah
pendudukan militer Jepang di Jawa, Jenderal Kumakichi Harada, mengumumkan
dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelididki usaha-usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia, yang dinamakan "Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia" (BPUPKI) atau dalam bahasa Jepang:
Dokuritsu Junbi Cosakai. Pembentukan BPUPKI juga untuk menyelidiki,
mempelajari dan memepersiapakan hal-hal penting lainnya yang terkait dengan
masalah tata pemerintahan guna mendirikan suatu negara Indonesia
merdeka.BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal 1 Maret1945, bertepatan dengan
ulang tahun kaisarJepang, KaisarHirohito.Dr. Kanjeng Raden Tumenggung
(K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis tua, ditunjuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
menjadi ketua BPUPKI dengan didampingi oleh dua orang ketua muda (wakil
ketua), yaitu Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio (orang Jepang). Selain
menjadi ketua muda, Raden Pandji Soeroso juga diangkat sebagai kepala kantor
tata usaha BPUPKI (semacam sekretariat) dibantu Masuda Toyohiko dan Mr.
Abdoel Gafar Pringgodigdo. BPUPKI sendiri beranggotakan 69 orang, yang
terdiri dari: 62 orang anggota aktif adalah tokoh utama pergerakan nasional
Indonesia dari semua daerah dan aliran, serta 7 orang anggota istimewa adalah
perwakilan pemerintah pendudukan militer Jepang, tetapi wakil dari bangsa
Jepang ini tidak mempunyai hak suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang
artinya mereka hanya hadir dalam sidang BPUPKI sebagai pengamat saja).
Selama BPUPKI berdiri, telah diadakan dua kali masa persidangan resmi
BPUPKI, dan juga adanya pertemuan-pertemuan yang tak resmi oleh panitia kecil
di bawah BPUPKI, yaitu adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Sidang resmi pertama
Pada tanggal 28 Mei1945, diadakan upacara pelantikan dan sekaligus
seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI yang pertama di gedung
"Chuo Sangi In", yang pada zaman kolonial Belanda gedung tersebut merupakan
gedung Volksraad (dari bahasa Belanda, semacam lembaga "Dewan Perwakilan
RakyatHindia-Belanda" di masa penjajahan Belanda), dan kini gedung itu dikenal
dengan sebutan Gedung Pancasila, yang berlokasi di Jalan Pejambon 6 – Jakarta.
Namun masa persidangan resminya sendiri (masa persidangan BPUPKI yang
pertama) diadakan selama empat hari dan baru dimulai pada keesokan harinya,
yakni pada tanggal 29 Mei1945, dan berlangsung sampai dengan tanggal 1
Juni1945, dengan tujuan untuk membahas bentuk negara Indonesia, filsafat negara
"Indonesia Merdeka" serta merumuskan dasar negara Indonesia.
Upacara pelantikan dan seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI
yang pertama ini dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI dan juga dua orang
pembesar militer jepang, yaitu: Panglima Tentara Wilayah ke-7, Jenderal Izagaki,
yang menguasai Jawa serta Panglima Tentara Wilayah ke-16, Jenderal Yuichiro
Nagano. Namun untuk selanjutnya pada masa persidangan resminya itu sendiri,
yang berlangsung selama empat hari, hanya dihadiri oleh seluruh anggota
BPUPKI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Sebelumnya agenda sidang diawali dengan membahas pandangan mengenai
bentuk negara Indonesia, yakni disepakati berbentuk "Negara Kesatuan Republik
Indonesia" ("NKRI"), kemudian agenda sidang dilanjutkan dengan merumuskan
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk hal ini, BPUPKI harus
merumuskan dasar negara Republik Indonesia terlebih dahulu yang akan menjiwai
isi dari Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri,
sebab Undang-Undang Dasar adalah merupakan konstitusi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Guna mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-
benar tepat, maka agenda acara dalam masa persidangan BPUPKI yang pertama
ini adalah mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan nasional
Indonesia, yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara Republik
Indonesia itu adalah sebagai berikut :
1. Sidang tanggal 29 Mei1945, Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H.
berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas
dasar negara Republik Indonesia, yaitu: “1. Peri Kebangsaan; 2.
Peri Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5.
Kesejahteraan Rakyat”.
2. Sidang tanggal 31 Mei1945, Prof. Mr. Dr. Soepomo berpidato
mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar
negara Republik Indonesia, yang dia namakan "Dasar Negara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Indonesia Merdeka", yaitu: “1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3.
Mufakat dan Demokrasi; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan Sosial”.
3. Sidang tanggal 1 Juni1945, Ir. Soekarno berpidato mengemukakan
gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik
Indonesia, yang dia namakan "Pancasila", yaitu: “1. Kebangsaan
Indonesia; 2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan; 3.
Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5.
Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia yang
dikemukakan oleh Ir. Soekarno tersebut kemudian dikenal dengan istilah
"Pancasila", masih menurut dia bilamana diperlukan gagasan mengenai rumusan
Pancasila ini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga Sila), yaitu: “1.
Sosionasionalisme; 2. Sosiodemokrasi; dan 3. Ketuhanan Yang Berkebudayaan”.
Bahkan masih menurut Ir. Soekarno lagi, Trisila tersebut bila hendak diperas
kembali dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu Sila), yaitu merupakan sila:
“Gotong-Royong”, ini adalah merupakan upaya dari Bung Karno dalam
menjelaskan bahwa konsep gagasan mengenai rumusan dasar negara Republik
Indonesia yang dibawakannya tersebut adalah berada dalam kerangka "satu-
kesatuan", yang tak terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan BPUPKI
yang pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila dan
tanggal 1 Juni ditetapkan dan diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Pidato
dari Ir. Soekarno ini sekaligus mengakhiri masa persidangan BPUPKI yang
pertama, setelah itu BPUPKI mengalami masa reses persidangan (periode jeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
atau istirahat) selama satu bulan lebih. Sebelum dimulainya masa reses
persidangan, dibentuklah suatu panitia kecil yang beranggotakan 9 orang, yang
dinamakan "Panitia Sembilan" dengan diketuai oleh Ir. Soekarno, yang bertugas
untuk mengolah usul dari konsep para anggota BPUPKI mengenai dasar negara
Republik Indonesia.
Sidang resmi kedua
Masa persidangan BPUPKI yang kedua berlangsung sejak tanggal 10 Juli
1945 hingga tanggal 17 Juli1945. Agenda sidang BPUPKI kali ini membahas
tentang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kewarganegaraan
Indonesia, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan
negara, serta pendidengajaran. Pada persidangan BPUPKI yang kedua ini, anggota
BPUPKI dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia kecil yang
terbentuk itu antara lain adalah: Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
(diketuai oleh Ir. Soekarno), Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai oleh Raden
Abikusno Tjokrosoejoso), dan Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Drs.
Mohammad Hatta).
Pada tanggal 11 Juli1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang
Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas pembentukan lagi panitia kecil
di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang
Dasar, yang beranggotakan 7 orang yaitu sebagai berikut :
1. Prof. Mr. Dr. Soepomo (ketua panitia kecil)
2. Mr. KRMT Wongsonegoro (anggota)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota)
4. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
5. Mr. Raden Panji Singgih (anggota)
6. Haji Agus Salim (anggota)
7. Dr. Soekiman Wirjosandjojo (anggota)
Pada tanggal 13 Juli1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang
Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas hasil kerja panitia kecil di
bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang
Dasar, yang beranggotakan 7 orang tersebut.
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia(PPKI)
Pada tanggal 7 Agustus1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah
dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu menyusun rancangan Undang-
Undang Dasar bagi negara Indonesia Merdeka, dan digantikan dengan
dibentuknya "Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia" ("PPKI") atau dalam
bahasa Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai dengan Ir. Soekarno sebagai ketuanya.
Tugas "PPKI" ini yang pertama adalah meresmikan pembukaan (bahasa
Belanda: preambule) serta batang tubuh Undang-Undang Dasar1945. Tugasnya
yang kedua adalah melanjutkan hasil kerja BPUPKI, mempersiapkan pemindahan
kekuasaan dari pihak pemerintah pendudukan militer Jepang kepada bangsa
Indonesia, dan mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah
ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. Anggota "PPKI" sendiri terdiri dari 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
orang tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, sebagai upaya untuk
mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di wilayah Hindia-Belanda, terdiri
dari: 12 orang asal Jawa, 3 orang asal Sumatera, 2 orang asal Sulawesi, 1 orang
asal Kalimantan, 1 orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku,
1 orang asal etnis Tionghoa. "PPKI" ini diketuai oleh Ir. Soekarno, dan sebagai
wakilnya adalah Drs. Mohammad Hatta, sedangkan sebagai penasihatnya ditunjuk
Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Kemudian, anggota "PPKI"
ditambah lagi sebanyak enam orang, yaitu: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar
Dewantara, Mr. Kasman Singodimedjo, Mohamad Ibnu Sayuti Melik, Iwa
Koesoemasoemantri, dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.
Sidang "PPKI" pada tanggal 18 Agustus1945, dalam hitungan kurang dari
15 menit telah terjadi kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik dari pihak
kaum keagamaan yang beragama non-Muslim serta pihak kaum keagamaan yang
menganut ajaran kebatinan, yang kemudian diikuti oleh pihak kaum kebangsaan
(pihak "Nasionalis") guna melunakkan hati pihak tokoh-tokoh kaum keagamaan
yang beragama Islam guna dihapuskannya "tujuh kata" dalam "Piagam Jakarta"
atau "Jakarta Charter".
Setelah itu Drs. Mohammad Hatta masuk ke dalam ruang sidang "PPKI"
dan membacakan empat perubahan dari hasil kesepakatan dan kompromi atas
lobi-lobi politik tersebut. Hasil perubahan yang kemudian disepakati sebagai
"pembukaan (bahasa Belanda: "preambule") dan batang tubuh Undang-Undang
Dasar1945", yang saat ini biasa disebut dengan hanya UUD'45 adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
1. Pertama, kata “Mukaddimah” yang berasal dari bahasa Arab,
muqaddimah, diganti dengan kata “Pembukaan”.
2. Kedua, anak kalimat "Piagam Jakarta" yang menjadi pembukaan Undang-
Undang Dasar1945, diganti dengan, “Negara berdasar atas Ketuhanan
Yang Maha Esa”.
3. Ketiga, kalimat yang menyebutkan “Presiden ialah orang Indonesia asli
dan beragama Islam”, seperti tertulis dalam pasal 6 ayat 1, diganti dengan
mencoret kata-kata “dan beragama Islam”.
4. Keempat, terkait perubahan poin Kedua, maka pasal 29 ayat 1 dari yang
semula berbunyi: “Negara berdasarkan atas Ketuhananan, dengan
kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti
menjadi berbunyi: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa”.
C. Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 14 Agustus1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan
Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji
akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir,
Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC.
Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda
mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru.Mereka tidak
menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi.Konsultasi pun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
dilakukan dalam bentuk rapat PPKI.Golongan muda tidak menyetujui rapat itu,
mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang.Mereka
menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian
Jepang.Bersama, Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang
(Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan
Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantorBukanfu,
Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl
Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat
atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima
konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda,
Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya
di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.Sehari kemudian,
gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia
makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI
pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta
tidak muncul.Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
D. Perumusan Teks Proklamasi
Teks proklamasi ditulis tangan oleh Ir. Soekarno.Setelah rumusan teks
proklamasi selesai dibuat, tepat pukul 04.30 waktu Jepang atau 04.00 WIB,
mereka menuju serambi muka menemui tokoh-tokoh lainnya.Ir. Soekarno
kemudian membacakan konsep proklamasi.Perundingan antara golongan muda
dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari.Teks proklamasi ditulis di ruang makan
di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1.Para penyusun teks
proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh.Hatta, dan Mr. Ahmad
Soebarjo.Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang
depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan
agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh
Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan
Golongan Muda bersama Soekarno dan Moh. Hatta sedang berdiskusi mengenai proklamasi kemerdekaan Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar
Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti.
E. Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi
Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh
Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah
Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan
oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan
Pelopor. Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia
menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang
prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA,
dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut.Seorang pemudi muncul dari belakang
membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang
dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya.Setelah bendera berkibar,
hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.Sampai saat ini, bendera pusaka
tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan
Kiri: Tulisan Soekarno mengenai Rumusan Teks Proklamasi, Kanan: Ketikan Rumusan Teks Proklamasi oleh Sayuti Melik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak
mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan.
Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun
ditolak.Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka. Pada tanggal
18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil
keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai
dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45.
Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang
berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk
kemudian.Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto
Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden
Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh
sebuah Komite Nasional.
Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Pada Tanggal 17 Agustus 1945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
F. Makna Proklamasi Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia
Makna Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia sangatlah penting bagi bangsa
Indonesia. Oleh karena itu saya akan membagikan informasi tentang makna dari
proklamasi bagi bangsa indonesia ini. Proklamasi kemerdekaan yang dilakukan
tanggal 17 Agustus 1945 menjadi titik balik kehidupan bangsa Indonesia. Bentuk
pemaknaan yang lain terhadap Proklamasi Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia,
sebagai berikut:
1. Sebagai Puncak Perjuangan Bangsa Indonesia
Indonesia yang telah berjuang mati matian mulai dari kedatangan belanda
sampai pada penjajahan jepang akhirnya pada saat proklamasi perjuangan itu
mencapai puncaknya.Segala tumpah darah para pahlawan terbayar ketika
Indonesia berhasil memproklamasikan diri sebagai sebuah negara
merdeka.Namun peristiwa ini tidak berarti sebagai titik akhir perjuangan bangsa
Indonesia tetapi malah titik awal perjuangan Indonesia membangun negeri yang
telah merdeka dari penjajahan.
2. Menjadi Pernyataan De Facto
Proklamasi pada tanggal 17 Agustus menjadi pengakuan kepada dunia luar
negeri bahwa Indonesia terlah menyatakan diri sebagai negara yang merdeka.
Setelah pengakuan de facto akan muncul pengakuan de jure yang merupakan
lanjutan dari efek pengakuan de facto karena pengakuan de jure adalah pengakuan
dari negara lain bahwa Indonesia telah merdeka.Secara de facto Indonesia
merdeka sejak 17 Agustus 1945.Secara de jure Indonesia merdeka sejak 18
November 1946 ketika Mesir mengakui kemerdekaan Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
3. Menaikkan Martabat Bangsa
Indonesia yang dulunya hanyalah bangsa yang terjajah sejak adana
proklamasi bangsa terjajah itu mengaku telah merdeka dan mengangkat harkat
martabat bangsa sebagai bangsa yang merdeka dan bebas dari penjajahan oleh
kolonial dan Jepang.
4. Dapat Memulai Perjuangan Sebagai Negara Baru
Sejak proklamasi lahirlah bangsa Indonesia dan sejak saat itu pemerintahan
dimulai untuk membangun negara yang baru ini menjadi negara yang lebih baik
lagi. Indonesia mempunyai pemerintahan sendiri dari rakyat oleh rakyatnya sendir
bukan lagi dijadikan bangsa yang terjajah oleh pemerintahan luar
5. Tonggak Sejarah Negara Indonesia
Proklamasi sebagai pintu awal kemerdekaan Indonesia.Makna proklamasi
menjadi lahirnya sebuah bangsa baru bernama Indonesia yang menentukan
nasibnya sendiri dan tidak mau lagi dijajah oleh bangsa asing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147 Lampiran 4
INSTRUMEN OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUM
Sekolah : ________________________________________ Kelas : ________________________________________ Jam ke : ________________________________________ Mata Pelajaran : ________________________________________ Hari, taggal : ________________________________________ PETUNJUK: 1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar: 2. Tuliskan tanda cek (√) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang Anda amati!
NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK 1 Guru membuka pelajaran 2 Guru mengabsen/menyebut nama 3 Suara guru jelas 4 Guru memakai media 5 Guru memakai alat peraga 6 Guru sering bertanya kepada siswa 7 Pertanyaan guru diajukan ke perorangan 8 Pertanyaan guru diajukan kepada kelas 9 Guru memanfaatkan penguatan 10 Guru memberi tugas rumah 11 Sikap guru serius 12 Sikap guru santai 13 Guru menulis di papan tulis 14 Guru umumnya duduk di kursi 15 Guru sering berjalan ke belakang, ke
samping, dan ke tengah
16 Guru membuat rangkuman pelajaran 17 Evaluasi diberikan kepada hal-hal berikut :
a. setiap indikator/tujuan pembelajaran
b. sekelompok indikator/tujuan pembelajarn Berdasarkan observasi Anda, tuliskan hal-hal yang berguna bagi Anda sebagai calon guru (Gunakan kertas tersendiri seperlunya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
INSTRUMEN OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS
Sekolah : ________________________________________ Kelas : ________________________________________ Jam ke : ________________________________________ Mata Pelajaran : ________________________________________ Hari, taggal : ________________________________________ PETUNJUK: 1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar: 2. Tuliskan tanda lingkaran pada skor yang sesuai dengan keadaan yang Anda amati! NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR I. PRAPEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media 1 2 4 5 2. Memeriksa kesiapansiswa 1 2 4 5
II. MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 4 5 2.
Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya
1 2 4 5
III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 4 5 2. Mengaitkan materi dengan pengetahun lain yang relevan 1 2 4 5 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 1 2 4 5 4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 4 5
B. Pendekatan/strategi pembelajaran 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai 1 2 4 5
2 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
1 2 4 5
3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 4 5 4 Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 1 2 4 5 5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 4 5 6 Mengkomodasi adanya keragaman budaya Nusantara 1 2 4 5 7 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif 1 2 4 5
8 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
1 2 4 5
C Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar 1 Menunjukkan keterampilandalam penggunaan media 1 2 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
2 Menghasilkan pesanyang menarik 1 2 4 5 3 Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 4 5 4 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 4 5
D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 4 5 2 Merespons positif partisipasi siswa 1 2 4 5 3 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa 1 2 4 5 4 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 4 5 5 Menunjukkanhubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 4 5 6 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 1 2 4 5
E Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi 1 Menumbuhkan sikap ekonomis 1 2 4 5 2 Menumbuhkan sikap produktif 1 2 4 5
F Penilaian proses dan hasil belajar
1 Melakukan penilaian awal 1 2 4 5 2 Memantau kemajuan belajar 1 2 4 5 3 Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 1 2 4 5 4 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi 1 2 4 5
G Penggunaan bahasa 1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 1 2 4 5 2 Menggunakan bahasatulis yang baik dan benar 1 2 4 5 3 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 4 5
IV PENUTUP A Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 1 2 4 5 2 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 4 5
B Pelaksanaan tindak lanjut 1 Memberikan arahan, kegiatan,atau tugas sebagai bagianremedi 1 2 4 5 2 Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian
pengayaan 1 2 4 5
Skor Total Berdasarkan observasi Anda, tuliskanlah hal-hal yang berguna bagi Anda sebagai calon guru (Gunakan kertas tersendiri seperlunya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 5 Wawancara Guru SMA N 1 Godean No. Pertanyaan Jawaban 1.
Metode apa yang
sering digunakan
oleh guru sejarah di
kelas?
Metode yang sering saya gunakan pada saat saya
mengajar di kelas yaitu saya sering meggunakan metode
yang bervariasi. Metode yang bervariasi tersebut seperti
metode kerjasama, metode demokrasi dan metode
ceramah. Metode yang bervariasi tersebut bertujuan
untuk membangkitkan semangat belajar siswa agar tidak
mudah merasa bosan ketika sedang belajar di kelas.
Selain itu, saya berusaha untuk melibatkan siswa setiap
pertemuan dengan menggunakan metode yang
bervariasi sesuai dengan materi yang akan dibahas.
2. Apa saja yang
dilakukan oleh guru
sejarah untuk
melibatkan siswa
aktif dalam
pembelajaran
sejarah?
Tentu saja selain dengan menggunakan metode yang
bervariasi, saya mempunyai cara lain untuk melibatkan
siswa agar aktif dalam pembelajaran di kelas. Misalnya
dengan cara saya memberikan sebuah pertanyaan
kepada setiap siswa dan siswa harus menjawab dan
mengemukakan pendapatnya. Selain itu biasanya saya
memberikan sebuah permasalahan kepada siswa
kemudian siswa mengemukakan argumentasinya.
Dengan cara seperti itu maka siswa akan aktif dan
terlibat dalam pembelajaran di kelas.
3. Bagaimana upaya
yang harus
Tentu tidak mudah bagi setiap guru dalam
membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
dilakukan guru
untuk mendorong
siswa
membangkitkan
motivasi dalam
pelajaran sejarah?
hal itu harus dilakukan, biasanya saya membangkitkan
motivasi dan semangat siswa dengan teknik ketepatan
waktu. Ketepatan waktu yang saya maksud yaitu siswa
yang mengerjakan dan mengumpulkan tugas maupun
soal secara tepat waktu maka siswa tersebut akan saya
beri nilai tambahan. Cara itu cukup membantu siswa
termotivasi dalam mengerakan tugas dan
mengumpulkannya tepat waktu.
4. Apakah secara
khusus guru telah
mengaplikasikan
nilai-nilai yang
terdapat dalam
materi Peristiwa
Sekitar Proklamasi?
Sudah, nilai-nilai tersebut misalnya nilai perjuangan
dimana siswa harus terus berjuang dalam menggapai
cita-citanya dimasa depan. Agar siswa mampu menjadi
orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Selain itu
nilai cinta tanah air, dimana cinta tanah air tersebut
harus selalu ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari
agar Indonesia tidak lagi dijajah oleh bangsa lain.
5. Apakah melalui
materi pelajaran
tentang Peristiwa
Sekitar Proklamasi,
siswa dapat
membangkitkan
motivasi dalam
pembelajaran?
Ya, tentu saja siswa mampu membangkitkan semangat
diri dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas
khususnya pada materi Peristiwa Sekitar Proklamasi.
Saya sebagai guru juga sangat berperan dalam
membantu siswa agar lebih termotivasi dalam belajar
sejarah. Salah satu cara saya dalam menggugah
semangat siswa yaitu dengan cara menerapkan model
pembelajaran Sosio drama atau Role Playing. Dengan
model pembelajaran Role Playing tersebut maka siswa
berperan seolah-olah siswalah yang menjadi tokoh
pejuang pada masa itu, sehingga siswa dengan giat
memerankan tokoh tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
6. Apakah guru sejarah
memiliki kendala
dalam menerapkan
metode atau model
pembelajaran
sejarah?
Tentu saja ada kendala dalam mengajar. Kendala yang
sering saya hadapi ketika saya mengajar menggunakan
media video, tiba-tiba listik di sekolah padam. Hal itu
membuat terhambatnya proses pembelajaran di kelas.
Hambatan lainnya yaitu ketika siswa tidak semangat
dalam mengikuti pelajaran sejarah di kelas, oleh karena
itu saya sebagai guru harus pandai-pandai dalam
menumbuhkan semangat serta motivasi siswa agar lebih
tergugah untuk belajar.
7. Bagaimana pendapat
guru dengan
dilaksanakannya
penelitian dengan
menggunakan LKS
Bermakna?
Banyak sisi positif yang saya dapatkan dari mahasiswa
yang melakukan penelitian dengan menggunakan LKS
yang Bermakna ini. Antara lain yaitu siswa lebih
semangat dalam belajar sejarah, kemudian siswa lebih
mudah dalam memahami setiap mater-materi yang
diajarkan. Oleh karena LKS yang Bermakna telah
menyajikan materi secara ringkas dan termuat soal-soal
latihan di dalamnya. Sehingga siswa lebih giat untuk
mengerjakannya.
8. Bagaimana pendapat
guru jika
dilaksanakan
penelitian untuk
memberikan
pengalaman baru
dalam hal
penggunaan metode
atau model
Saya sebagai guru sangat setuju, oleh karena saya
sendiri juga mendapatkan pengalaman dari mahasiswa
yang melakukan penelitian di sekolah ini. Selain itu saya
juga mendapatkan metode mengajar yang baru yang
belum pernah saya terapkan kepada siswa di kelas. Hal
itu dapat membangkitkan semangat belajar siswa dan
membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
pembelajaran?
9. Bagaimana pendapat
guru jika
dilaksanakan
penelitian untuk
meningkatkan
Competence,
Conscience dan
Compassion siswa?
Saya juga sangat setuju. Terlebih di sekolah ini
menggunakan kurikulum 2013 yang menuntut siswa
untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar. Selain itu
kurikulum 2013 juga sangat menekankan karakter
sebagai tolak ukur belajar siswa agar siswa mampu
menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap
materi belajar sejarah. Dengan adanya penelitian yang
berbasis Pedagogi Ignasian ini, saya lebih bisa
mengajarkan karakter kepada siswa. Kemudian siswa
juga mampu menerapkan sikap solidaritasnya terhadap
sesamanya.
10. Bagaimana harapan
guru sejarah
mengenai
pembelajaran
sejarah di sekolah
kedepannya?
Harapan saya tentu saja ke arah yang lebih maju.
Kemajuan yang saya harapkan yaitu terbentuknya
karakter siswa dan menjadikan siswa tidak hanya cerdas
secara akademik tetapi siswa juga cerdas dalam
bertindak. Selain itu harapannya saya juga agar siswa
mampu menemukan jati diri melalui sikap dan tindakan
ketika siswa tersebut mencoba untuk memahami setiap
nilai-nilai sejarah dan kemudian diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 6
INSTRUMEN OBSERVASI
AKTIVITAS SISWA DI KELAS Sekolah : ____________________________________ Kelas : ____________________________________ Jam ke : ____________________________________ Mata Pelajaran : ____________________________________ Pokok Bahasan/topik : ____________________________________ Hari, taggal : ____________________________________ PETUNJUK: 1. Amati aktivitas siswa di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar: 2. Tuliskan tanda cek (√) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang
Anda amati!
NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran 2 Siswa memperhatikan penjelasan
guru/praktikan
3 Siswa menanggapi pembahasan pelajaran 4 Siswa mencatat hal-hal penting 5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik 6 (tambahkan kalau ada!) 7. 8.
Berdasarkan observasi Anda, tuliskan hal-hal yang berguna bagi Anda sebagai calon guru (Gunakan kertas tersendiri seperlunya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 7 Wawancara Siswa
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah menurut kalian
pelajaran sejarah itu
membosankan?
Arya : Tergantung pada materi sejarah yang
sedang di pelajari. Sebab ada beberapa materi
yang tidak saya mengerti. Oleh karena itu saya
lebih memilih untuk diam namun saya
memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan di
depan kelas.
Vero : Saya lebih sering mengantuk di kelas ketika
pelajaran sejarah sedang berlangsung. Oleh karena
saya tidak menyukai pelajaran sejarah, maka saya
lebih sering tertidur di kelas.
2. Kira-kira menurut kalian
metode atau model apa
yang sebaiknya digunakan
dalam pelajaran sejarah
agar tidak membosankan?
Arya : metode dan model pembelajaran yang
bervariasi yang menurut saya dapat mengatasi
kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Saya tidak setuju apabila guru lebih
menggunakan metode ceramah dalam mengajar.
Hal itu menurut saya akan membuat siswa
terpancing untuk merasa jenuh dan mengantuk di
kelas.
Vero : Menurut saya agar siswa tidak merasa
bosan ketika sedang belajar sejarah, guru
menggunakan model pembelajaran yang menarik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
seperti adanya sosio drama di kelas. Agar siswa
lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan
belajar sejarah dan dengan model pembelajaran
sejarah seperti sosio drama siswa mampu berperan
seolah-olah siswa itu sendiri sebagai pelaku
sejarah pada masa itu.
3. Apa yang dapat
memotivasi kalian agar
semangat dalam
mengikuti pelajaran
sejarah?
Arya : Hal yang dapat memotivasi saya untuk
lebih giat lagi dalam belajar sejarah, ketika guru
memberikan apersepsi kepada siswa yang mampu
menggugah motivasi saya dalam belajar. Selain itu
juga model dan metode belajar yang bervariasi.
Vero : dukungan dan dorongan dari guru yang
membuat saya semangat belajar. Selain itu juga
nilai tambahan ketika siswa rajin mengumpulkan
tugas yang membuat saya semakin rajin
mengerjakan tugas tepat waktu, sehingga saya
mendapat skor tambahan.
4. Apakah nilai-nilai yang
diperoleh dari materi
Peritiwa Sekitar
Proklamasi?
Arya : Nilai-nilai cinta tanah air, nilai cinta damai,
nilai perjuangan, nilai nasionalisme dan
keteladanan terhadap para pejuang bangsa
Indonesia. Nilai-nilai tersebut dapat saya terapkan
dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk
keteladanan saya terhadap pejuang bangsa
Indonesia.
Vero : Nilai rela berkorban, nilai menghargai jasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
para pahlawan, nilai nasionalisme, nilai cinta
damai dan nilai perjuangan. Nilai-nilai tersebut
mengajarkan saya arti perjuangan yang dilakukan
oleh para pejuang-pejuang yang telah wafat demi
membela bangsa Indonesia.
5. Apakah ada perubahan
dalam proses belajar
dengan menggunakan
LKS Bermakna?
Arya : Tentu saja ada perubahan. Perubahan yang
saya rasakan yaitu saya lebih semangat untuk
membaca materi pelajaran sejarah oleh karena
materi belajar dalam LKS yang Bermakna lebih
ringkas dan lebih mudah untuk dipahami.
Vero : Perubahan yang saya rasakan yaitu saya
lebih mudah memahami materi dan soal-soal yang
ada di dalam LKS yang Bermakna lebih jelas dan
lebih mudah.
6. Apakah kendala yang
kalian hadapi dalam
mengikuti pelajaran
sejarah?
Arya : Kendala yang saya rasakan yaitu materi
yang susah untuk dipahami, banyaknya tugas dan
terkadang semangat belajar menurun oleh karena
banyak tugas yang harus diselesaikan dari mata
pelajaran yang lain.
Vero : Materi yang sulit dipahami menjadi kendala
utama saya. Oleh karena saya sudah merasa jenuh
dan malas untuk menyimak guru dalam
menjelaskan materi belajar sejarah di depan kelas.
Kurangnya motivasi dari guru juga merupakan
kendala bagi saya.
7. Bagaimana upaya dalam Arya : Dalam mengatasi kendala tersebut biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
menghadapi kendala
dalam mengikuti pelajaran
sejarah?
saya membuat ringkasan materi belajar agar dapat
saya baca dan pelajari dengan mudah. Hal itu
membantu saya untuk lebih memahami materi
belajar yang sulit dipahami. Selain itu saya selalu
berusaha untuk memotivasi diri saya sendiri agar
giat belajar sejarah.
Vero : Upaya saya yaitu berusaha untuk
memotivasi diri saya sendiri agar tidak cepat
merasa jenuh dengan mata pelajaran sejarah.
Selain itu saya sering belajar kelompok bersama
dengan teman-teman agar saya lebih memahami
materi belajar sejarah.
8. Apakah sarana dan
prasarana di sekolah
cukup memadai untuk
menunjang pembelajaran
sejarah?
Arya : Sebagian terdapat sarana dan prasarana
yang mendukung untuk belajar. Namun, terkadang
listrik yang kurang memiliki daya yang besar
membuat terhambatnya belajar di kelas, misalnya
dengan kejadian matinya listrik ketika guru sedang
menggunakan media video sebagai sarana belajar.
Vero : Buku yang tersedia di perpustakaan tidak
lengkap, membuat siswa terhambat dalam mencari
sumber informasi belajar sejarah. Sehingga siswa
tidak memiliki banyak referensi belajar.
9. Bagaimana pendapat
kalian mengenai guru
sejarah sebelum
menggunakan LKS
Arya : Lebih tertarik belajar sejarah ketika guru
menerapkan media LKS yang Bermakna sebagai
media belajar sejarah di kelas. LKS yang
Bermakna sangat membantu saya untuk lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Bermakna dan setelah
menggunakan LKS
bermakna?
mudah dalam memahami materi-materi sejarah.
Vero : Lebih tertarik belajar sejarah ketika guru
menerapkan media LKS yang Bermakna oleh
karena guru lebih jelas dalam menjelaskan materi
belajar kepada siswa, oleh karena LKS yang
Bermakna menyajikan materi secara ringkas. Soal-
soal sejarah juga lebih mudah.
10. Bagaimana harapan kalian
terhadap pelajaran sejarah
kedepannya?
Arya : Harapan saya kedepannya yaitu, agar
belajar sejarah lebih menyenangkan dan tidak
membosankan. Model dan metode belajar sejarah
bervariasi sehingga siswa termotivasi dalam
belajar sejarah.
Vero : Harapan saya agar di perpustakaan lebih
banyak memiliki buku-buku sejarah yang dapat
menjadi referensi belajar siswa. Selain itu harapan
saya, guru lebih menarik dalam mengajar dengan
menggunakan model dan metode belajar sejarah
yang bervariasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 8
No Indikator Kognitif Afektif Konatif Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif
1. Penghargaan pada sesama 2 3 1,52
2. Kerelaan untuk berkorban 4 5,44 6,53
3. Berani mengambil resiko
44 9 7 8
4. Keadilan 12 10 48 11
5. Peka 13 15 14
6. Kebebasan 19,16 17 18 47
7. Kemampuan memberi Makna 19 20 21
8. Kemandirian 22 23,41,32 24
9. Kegigihan 27,51 25 26
10. Kejujuran 30 45 28,29
11. Tanggung Jawab 33 32,49 31
12. Peduli 34,35 36,42 43,50
13. Kerjasama 37 38,40 39
14. Keterbukanaa 55 54 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161 Lampiran 9
Kuesioner compassion (bela rasa) dan consience (hati nurani) dan motivasi siswa dalam pembelajaran sejarah
Kuesioner ini bertujuan untuk mencari data tentang Compassion (bela rasa), Conscience.(bela rasa) dan motivasi siswa dalam pembelajaran sejarah. Untuk itu siswa diharapkan mencermati setiap pernyataan dalam kuesioner dan mengisinya sesuai dengan kenyataan yang dirasakan.
Petunjuk
1. Bacalah setiap pernyataan dalam kuesioner ini dengan teliti dan jawablah setiap pernyataan tersebut
2. Berilah tanda centang ( √ ) pada salah satu pilihan saudara/i pada kolom yang tersedia.
(STS) = Sangat Tidak Setuju ( TS ) = Tidak Setuju (S) = Setuju (SS) = Sangat Setuju
Contoh : Saya senang belajar sejarah SS S TS STS
√
3. Bila saudara/i ingin memperbaiki jawaban, coret jawaban yang lama
dengan dua garis lurus horizontal ( = ), kemudian beri tanda ( √ ) pada pilihan yang di anggap tepat.
SS S TS STS
√
√
4. Isilah dengan benar sesuai keadaan yang saudara/i alami, kuesioner ini
tidak mempengaruhi penilaian akademiksaudara/i. 5. Kuesioner ini harap dikembalikan pada peneliti jika sudah selesai
mengerjakan. 6. Selamat mengerjakan dan terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Nama Siswa :
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Godean
Kelas : XI IIS 1
Jam ke :
Mata Pelajaran : Sejarah
Aspek Compassion
No Bentuk Pernyataan SS S TS STS
1. Dalam berdiskusi mengenai peritiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan perbedaan pendapat merupakan suatu hal yang wajar
2. Saya selalu berusaha untuk menghargai pendapat teman ketika mengemukakan pendapatnya tentang materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan.
3. Saya merasa bahwa menghargai sesama bukanlah sebuah kewajiban yang harus dilakukan
4. Menurutku menolong teman adalah tindakan yang terpuji
5. Pada saat guru menjelaskan materi Sekitar Proklamasi Kemerdekaan saya dengan serius mendengarkanya.
6. Saya akan selalu membantu ketika teman sedangan mengalami kesulitan atau musibah
7. Saya akan menolong teman yang membutuhkan tanpa diminta karena itu sudah menjadi kewajiban sebagai sesama
8. Saya sering menegur teman ketika sedang membuat keributan di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163 9. Saya merasa dengan menolong teman
yang membutuhkan tanpa diminta karena itu sudah menjadi kewajiban sebagai sesama
10. Saya akan merasa bersalah jika saya
memfitnah teman yang tidak bersalah
11. Saya ikut berpartisipasi bersama teman-
teman dalam menjaga keamanan pada saat
ibadah hari raya keagamaan
12. Ketika ada teman yang mengalami
musibah saya sangat merasa sedih
13. Saya selalu terlambat apabila
mengumpulkan tugas sejarah materi
Peristiwa Sekitar Proklamasi
Kemerdekaan.
14. Saya tidak senang berdiskusi karena
menurut saya hanya menjadi ajang
bergosip.
15. Dalam mengerjakan tugas sejarah dengan
materi Peristiwa Sekitar Proklamasi
Kemerdekaan saya selalu bekerja sama
dengan teman yang lain dalam
meyelesaikannya.
16. Saya merasa kerjasama dengan teman
dalam kelompok hanya menyusahkan diri
sendiri, lebih baik saya bekerja sendiri
17. Bagi saya orang yang kesusahan atau kesulitan belajar adalah orang yang bodoh, oleh karena itu saya merasa tidak perlu membantu terutama dalam pelajaran sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164 18. Saya menolong teman yang membutuhkan
tanpa diminta karena itu sudah menjadi
kewajiban sebagai sesame
19. Saya selalu berusaha untuk membantu teman yang kesulitan, meskipun pekerjaan saya menjadi tertunda.
20. Saya selalu menghargai teman yang sedang mengemukakan pendapatnya di depan kelas
21. Saya rela mengorbankan waktu saya untuk membantu teman yang kesulitan dalam belajar
Aspek Conscience
No Bentuk Pernyataan SS S TS
STS
22. Untuk meraih cita-cita dibutuhkan keberanian dan tekad yang kuat.
23. Saya akan belajar untuk berani membela kebenaran
24. Saya rasa bahwa terkadang saya takut untuk membela kebenaran
25. Saya merasa bahwa keadilan di Indonesia masih sangat kurang dimana masyrakat kecil selalu menjadi korban ketidakadilan
26. Saya seringkali bertingkah laku tidak adil baik disekolah maupun di lingkungan masyarakat
27. Menurut saya keadilan itu tidak perlu dijalankan karena keadilan hanya berpihak pada mreka yang mempunyai kekuasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165 28. Saya lebih senang dengan metode diskusi
sehingga saya bebas berpendapat
29. Melalui metode diskusi dapat memunculkan ide-ide baru yang dapat menambah wawasan mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
30. Saya akan lebih memilih mengerjakan tugas dengan materi-materi dari internet dari pada buku teks
31. Setelah mempelajari matari Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan, aku lebih memilih menjadi warga negara Amerika di bandingkan dengan Indonesia
32. Bagi saya belajar sejarah atau tidak mengenai matari Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan, tidak mempengaruhi rasa cinta terhadap tanah air.
33. Saya suka menyanyikan lagu-lagu perjuangan setelah mempelajari Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan.
34. Belajar hidup mandiri penting untuk masa depan
35. Saya merasa bangga dengan pekerjaan sendiri meskipun hasilnya kurang memuaskan
36. Dalam mengerjakan soal-soal sejarah saya selalu mengandalkan orang lain dalam mengerjakan tugas
37. Saya akan lebih giat dalam mengikuti pelajaran sejarah
38. Saya selalu belajar dengan giat agar dapat
mendapat nilai yang bagus pada matari
Peristiwa Sekitar Proklamasi
Kemerdekaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166 39. Kegigihan para pejuang revolusi di
Indonesia berguna dan menjadi inspirator terhadap bangsa lain.
40. Saya sering menegur teman yang mencontek pada saat ulangan padahal saya juga sering mencontek
41. Saya merasa puas ketika mengerjakan
ulangan dengan materi Peristiwa Sekitar
Proklamasi Kemerdekaan dengan jujur.
42. Mencontek bagi saya merupakan suatu hal
yang biasa.
43. Saya mengumpulkan LKS sesuai dengan
waktu yang telah disepakati bersama
44. Saya merasa senang berlatih hidup mandiri
sejak dini dapat menjadikan saya sebgai
pribadi yang matang, bertangung jawab
untuk masa yang akan datang.
45. Mengerjakan pekerjaan rumah merupakan
sebuah kewajiban
46. Saya yakin dengan berusaha
menyelesaikan sendiri masalah di kelas
tanpa meminta bantuan dari guru dan
orang tua akan semamkin mendewasakan
saya.
47. Sebagai warga negara yang baik kita harus
rela berkorban untuk bangsa dan negara
48. Terkadang saya takut untuk bersikap jujur dengan perbuatan yang salah yang sudah saya lakukan
49. Saya merasa bahwa sikap terbuka terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
sesama adalah sikap yang tidak terlalu penting.
50. Saya selalu memberikan kebebasasan
kepada anggota kelompok dalam
menyampaikan pendapat ketika sedang
berdiskusi materi Peristiwa Sekitar
Proklamasi Kemerdekaan.
51. Saya berhak menuntut keadilan terhadap
guru apabila guru tersebut bersikap tidak
adil kepada saya
52. Terkadang saya merasa malas ketika guru memberikan banyak tugas.
53. Jasa para pahlawan sangat penting untuk kita teladani
54. Saya selalu tertarik untuk mempelajari kebuyaan lain yang ada di Indonesia
55. Kebudayaan Indonesia merupakan kebudayaan yang paling baik dibandingkan dengan kebudayaan lain .
Karakter
No Bentuk Pernyataan SS S TS
STS
56. Saya mengumpulkan tugas atau pekerjaan rumah (PR) tepat waktu
57. Saya mudah menyerah dalam menyelesaikan tugas atau PR yang sulit
58. Sebelum tugas dikumpulkan saya memeriksa apakah sudah lengkap atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
belum
59. Saya seringkali menghindar jika ada masalah dikelas
60. Saya merasa malu saat menjawab pertanyaan dari guru karena jawaban saya salah.
61. Bila saya diberi tugas sekolah oleh guru, saya akan mengabaikannya.
62. Saya takut mencoba sesuatu karena pikiran saya dibayang-bayangi oleh kegagalan.
63. Bila menghadapi kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran, saya berusaha menemukan alternatif pemecahannya.
64. Saya yakin dengan jawaban sendiri, meskipun jawaban tersebut belum tentu benar.
65. Saya ragu dengan kemampuan yang saya miliki dalam memahami materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan.
66. Saya selalu membantu teman yang sedang mengalami musibah atau masalah.
67. Meskipun saya tahu resiko kegagalan itu ada, saya tidak takut memperjuangkan cita-cita saya.
68. Bila ada tugas yang tidak saya ketahui jawabannya, saya menyimpan tugas itu dan memilih bermain.
69. Saya yakin bisa memahami setiap pelajaran yang diajarkan oleh guru.
70. Jika nilai hasil ulangan saya rendah saya tidak berkeinginan untuk mencapai nilai yang tinggi pada ulangan berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Menggali Konteks: Siswa dapat mengisi yang diketahui melalui pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dengan pengetahuan yang dimiliki setiap siswa. 1. Penggalian konteks
Apa yang ada di benakmu mengenai BPUPKI? _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ Apa yang kamu ketahui mengenai hasil kinerja PPKI? _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ Apa yang kamu ketahui mengenai Peristiwa Rengasdengklok? _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ Apa yang kamu ketahui mengenai Indonesia dan pentingnya proklamasi kemerdekaan? _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
KONTEKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
1. Ringkasan Materi A. Pengertian Proklamasi
Berbicara mengenai Proklamasi maka haruslah terlebih dahulu memahami
yang dinamakan dengan Proklamasi, berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“proclamation” yang memiliki arti untuk menjadi pengunguman kepada seluruh
rakyat. Proklamasi Kemerdekaan merupakan pengunguman kepad seluruh rakyat
mengenai kemerdekaannya.Melalui Proklamasi bukan hanya pengunguman mengenai
sebuah kebebasan bangsa kepada rakyatnya namun kepada seuruh penjuru bangsa
bahwa bangsa tersebut telah merdeka.Kemerdekaan merupakan ungkapan terhadap
sebuah kebebasan dari penjajahan terhadap sebuah bangsa.Maka untuk menjadi
bangsa yang telah merdeka perlu adanya sebuah kedaulatan yang memiliki
kedaulatan keluar dan kedaulatan kedalam. Kedaulatan ke dalam merupakan hak
yang dimiliki sebuah bangsa dalam upaya mengatur rumah tangganya tanpa adanya
campur tangan dari bangsa lain. Sedangkan kedaulatan keluar adalah sebuah bangsa
yang memiliki kekuasaan untuk menjalin hubungan kerjasama dengan bangsa lain.
Maka pemaknaan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia memiliki berbagai
padangan baik dari sudut pandang hokum, politik, ideology, hokum internasional dan
sejarah.
B. Perjuangan terhadap Hak Menentukan Nasibnya sendiri
Perlunya pengakuan dari bangsa lain guna menentukan hak sebuah bangsa
menjadi bangsa yang mampu menentukan sendiri mengenai bangsanya tanpa ada lagi
campur tangan para penjajah ataupu bangsa lainnya. Pada abad pertengahan kerajaan-
kerajaan di Eropa Barat dan Eropa Utara terlibat dalam perang keagamaan yaitu
PENGALAMAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan.Maka menjadikan Belanda pada abad
ke-17 menjadi bangsa yang pertama kali mengupayakan kemerdakaan dan
terlepasnya penjajahan Spanyol di Negara Belanda. Maka pada abad ke-18 tampak
nyata usaha bagi bangsa-bangsa Eropa untuk mengobarkan semangat nasionalisme
yang dimiliki, memudarnya kekuasaan Napoleon Bonaparte yang sempat menguasai
dan menduduki bangsa-bangsa di Eropa terkecuali Inggris, Rusia dan Kesulatanan
Turki. Keberhasilan Belanda perlahan memudar ketika bangsa-bangsa Eropa
berupaya mendapatkan kemerdekaan dari jajahan Perancis. Akan tetapi pada 1913
upaya peringatan kekuasaan Belanda yang hendak memperingati 100 tahun
kemerdekaan Belanda dari jajahan Napoleon(Perancis) mendapat penolakan dari
R.M. Suwardi Suryaningrat, sebab keberhasilan Belanda akan dilaksanakan di Negara
yang menjadi jajahan Belanda, maka melalui tulisannya dalam artikel Als i keens
Nederlander was dengan pokok bahasan mengenai pemerintah colonial Belanda yang
mengajak penduduk pribumi untuk ikut serta dalam merayakan hari kemerdekaan
Belanda yang ke seratus padahal penduduk pribumi sedang mendambakan kebebasan
dari jajahan Belanda.
Maka pada Perang Dunia I,bersama Presiden Amerika Serikat Woodrow
Wilson pada tanggal 8 Januari 1918 membentuk sebuah lembaga keamanan dunia
yang kemudian muncul yang dinamakan Liga Bangsa-Bangsa yang memiliki tujuan
untuk menjaga perdamaian dunia. Maka melalui lembaga ini Indonesia berusaha
memperjuangkan kemerdekaanya dengan mengirimkan 5 delegasi mewakili
Indonesia.Bersamaan dengan adanya kongres yang dilakukan bersama-sama dapat
diperoleh kesepakatan dengan mengupayakan kebebasan bagi bangsa Indonesia dari
jajahan Belanda dan menghapuskan hukuman mati serta pengasingan yang kerap kali
dilakukan oleh bangsa Belanda terhadap para pemuda serta orang pribumi
Indonesia.Akan tetapi keberadaan Liga Bangsa-Bangsa tidak bertahan lama, sebab
meletuslah Perang Dunia II. Maka diadakan kesepakatan bersama-sama yang tertuang
dalam Piagam Atlantik(Atlantic Charter), sehingga menjadi tolak ukur munculnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) yang mengupayakan perdamaian dunia dapat
terwujud. Isi pokok bahsan dalam Piagam Atlantik adalah:
1. Tidak mengizinkan perluasan wilayah(politik ekspansi)
2. Tiap bangsa berhak menentuan bentuk dan corak pemerintahannya
sendiri(rights of self determination)
3. Semua Negara berhak turut serta dalam perdagangan dunia
4. Mengusahakan perdamian dunia sehingga tiap bangsa dapat hidup bebas dari
kemiskinan dan ketakutan.
Adanya pendapat mengenai uangkapan self determination menjadikan tonggak
bagi bangsa Indonesia untuk berupaya pada penjajahan Belanda.Setelah Perang
Dunia I dan II menjadikan Perserikatan Bangsa-Bangsa mendukung kemerdekaan
bangsa-bangsa yang masih terjajah oleh bangsa Barat.Pada bulan Mei 1918,
pemerintahan colonial Hindia Belanda, membentuk Dewan Rakyat (Volksraad). Pada
sidang Dewan Rakyat 18 November 1918, Gubernur Hindia Belanda van Limburg
Stirum melakukan pembaruan janji kepada Indonesia yang dikenal dengan Janji
November 1918 atau November Belofte. Pada Perang Dunia II yang membuat
Belanda memilih untuk meninggalkan Indonesia dan memberikan kekuasaanya
kepada Jepang, maka setelah Pendudukan Belanda atas tanah bangsa Indonesia,
kembali Indonesia mendapatkan sebagai Negara jajahan atas Negara Jepang yang
berhasil memenangkan dalam Perang Dunia II. Pada tanggal 6 Agustus1945 sebuah
bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai
menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia.
C. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia(BPUPKI)
Kekalahan Jepang dalam perang Pasifik semakin jelas, Perdana MenteriJepang,
Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 September1944 mengumumkan bahwa
Indonesia akan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam
perang Asia Timur Raya. Dengan cara itu, Jepang berharap tentara Sekutu akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
disambut oleh rakyat Indonesia sebagai penyerbu negara mereka, sehingga pada
tanggal 1 Maret1945 pimpinan pemerintah pendudukan militer Jepang di Jawa,
Jenderal Kumakichi Harada, mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang
bertugas menyelididki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, yang
dinamakan "Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia"
(BPUPKI) atau dalam bahasa Jepang: Dokuritsu Junbi Cosakai. Pembentukan
BPUPKI juga untuk menyelidiki, mempelajari dan memepersiapakan hal-hal penting
lainnya yang terkait dengan masalah tata pemerintahan guna mendirikan suatu negara
Indonesia merdeka.BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal 1 Maret1945, bertepatan
dengan ulang tahun kaisarJepang, KaisarHirohito.Dr. Kanjeng Raden Tumenggung
(K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis tua, ditunjuk menjadi
ketua BPUPKI dengan didampingi oleh dua orang ketua muda (wakil ketua), yaitu
Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio (orang Jepang). Selain menjadi ketua
muda, Raden Pandji Soeroso juga diangkat sebagai kepala kantor tata usaha BPUPKI
(semacam sekretariat) dibantu Masuda Toyohiko dan Mr. Abdoel Gafar
Pringgodigdo. BPUPKI sendiri beranggotakan 69 orang, yang terdiri dari: 62 orang
anggota aktif adalah tokoh utama pergerakan nasional Indonesia dari semua daerah
dan aliran, serta 7 orang anggota istimewa adalah perwakilan pemerintah
pendudukan militer Jepang, tetapi wakil dari bangsa Jepang ini tidak mempunyai hak
suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang artinya mereka hanya hadir dalam
sidang BPUPKI sebagai pengamat saja). Selama BPUPKI berdiri, telah diadakan dua
kali masa persidangan resmi BPUPKI, dan juga adanya pertemuan-pertemuan yang
tak resmi oleh panitia kecil di bawah BPUPKI, yaitu adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
1. Sidang resmi pertama
Pada tanggal 28 Mei1945, diadakan upacara pelantikan dan sekaligus
seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI yang pertama di gedung "Chuo
Sangi In", yang pada zaman kolonial Belanda gedung tersebut merupakan gedung
Volksraad (dari bahasa Belanda, semacam lembaga "Dewan Perwakilan
RakyatHindia-Belanda" di masa penjajahan Belanda), dan kini gedung itu dikenal
dengan sebutan Gedung Pancasila, yang berlokasi di Jalan Pejambon 6 – Jakarta.
Namun masa persidangan resminya sendiri (masa persidangan BPUPKI yang
pertama) diadakan selama empat hari dan baru dimulai pada keesokan harinya, yakni
pada tanggal 29 Mei1945, dan berlangsung sampai dengan tanggal 1 Juni1945,
dengan tujuan untuk membahas bentuk negara Indonesia, filsafat negara "Indonesia
Merdeka" serta merumuskan dasar negara Indonesia.
Upacara pelantikan dan seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI
yang pertama ini dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI dan juga dua orang pembesar
militer jepang, yaitu: Panglima Tentara Wilayah ke-7, Jenderal Izagaki, yang
menguasai Jawa serta Panglima Tentara Wilayah ke-16, Jenderal Yuichiro Nagano.
Namun untuk selanjutnya pada masa persidangan resminya itu sendiri, yang
berlangsung selama empat hari, hanya dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI.
Sebelumnya agenda sidang diawali dengan membahas pandangan mengenai
bentuk negara Indonesia, yakni disepakati berbentuk "Negara Kesatuan Republik
Indonesia" ("NKRI"), kemudian agenda sidang dilanjutkan dengan merumuskan
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk hal ini, BPUPKI harus
merumuskan dasar negara Republik Indonesia terlebih dahulu yang akan menjiwai isi
dari Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri, sebab
Undang-Undang Dasar adalah merupakan konstitusi Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Guna mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-
benar tepat, maka agenda acara dalam masa persidangan BPUPKI yang pertama ini
adalah mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan nasional
Indonesia, yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara Republik Indonesia
itu adalah sebagai berikut :
1. Sidang tanggal 29 Mei1945, Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H.
berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar
negara Republik Indonesia, yaitu: “1. Peri Kebangsaan; 2. Peri
Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5.
Kesejahteraan Rakyat”.
2. Sidang tanggal 31 Mei1945, Prof. Mr. Dr. Soepomo berpidato
mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negara
Republik Indonesia, yang dia namakan "Dasar Negara Indonesia
Merdeka", yaitu: “1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Mufakat dan
Demokrasi; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan Sosial”.
3. Sidang tanggal 1 Juni1945, Ir. Soekarno berpidato mengemukakan
gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia,
yang dia namakan "Pancasila", yaitu: “1. Kebangsaan Indonesia; 2.
Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan; 3. Mufakat atau
Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang Maha
Esa”.
Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia yang
dikemukakan oleh Ir. Soekarno tersebut kemudian dikenal dengan istilah
"Pancasila", masih menurut dia bilamana diperlukan gagasan mengenai rumusan
Pancasila ini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga Sila), yaitu: “1.
Sosionasionalisme; 2. Sosiodemokrasi; dan 3. Ketuhanan Yang Berkebudayaan”.
Bahkan masih menurut Ir. Soekarno lagi, Trisila tersebut bila hendak diperas kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu Sila), yaitu merupakan sila: “Gotong-
Royong”, ini adalah merupakan upaya dari Bung Karno dalam menjelaskan bahwa
konsep gagasan mengenai rumusan dasar negara Republik Indonesia yang
dibawakannya tersebut adalah berada dalam kerangka "satu-kesatuan", yang tak
terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan BPUPKI yang pertama ini
dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila dan tanggal 1 Juni ditetapkan
dan diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.Pidato dari Ir. Soekarno ini sekaligus
mengakhiri masa persidangan BPUPKI yang pertama, setelah itu BPUPKI
mengalami masa reses persidangan (periode jeda atau istirahat) selama satu bulan
lebih. Sebelum dimulainya masa reses persidangan, dibentuklah suatu panitia kecil
yang beranggotakan 9 orang, yang dinamakan "Panitia Sembilan" dengan diketuai
oleh Ir. Soekarno, yang bertugas untuk mengolah usul dari konsep para anggota
BPUPKI mengenai dasar negara Republik Indonesia.
2. Sidang resmi kedua
Masa persidangan BPUPKI yang kedua berlangsung sejak tanggal 10 Juli
1945 hingga tanggal 17 Juli1945. Agenda sidang BPUPKI kali ini membahas tentang
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kewarganegaraan Indonesia,
rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, serta
pendidengajaran. Pada persidangan BPUPKI yang kedua ini, anggota BPUPKI
dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia kecil yang terbentuk itu antara
lain adalah: Panitia Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno),
Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso), dan
Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta).
Pada tanggal 11 Juli1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang Dasar,
yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas pembentukan lagi panitia kecil di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar,
yang beranggotakan 7 orang yaitu sebagai berikut :
1. Prof. Mr. Dr. Soepomo (ketua panitia kecil)
2. Mr. KRMT Wongsonegoro (anggota)
3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota)
4. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
5. Mr. Raden Panji Singgih (anggota)
6. Haji Agus Salim (anggota)
7. Dr. Soekiman Wirjosandjojo (anggota)
Pada tanggal 13 Juli1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang
diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas hasil kerja panitia kecil di bawahnya, yang
tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar, yang
beranggotakan 7 orang tersebut.
D. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia(PPKI)
Pada tanggal 7 Agustus1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah
dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu menyusun rancangan Undang-
Undang Dasar bagi negara Indonesia Merdeka, dan digantikan dengan dibentuknya
"Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia" ("PPKI") atau dalam bahasa Jepang:
Dokuritsu Junbi Inkai dengan Ir. Soekarno sebagai ketuanya.
Tugas "PPKI" ini yang pertama adalah meresmikan pembukaan (bahasa
Belanda: preambule) serta batang tubuh Undang-Undang Dasar1945. Tugasnya yang
kedua adalah melanjutkan hasil kerja BPUPKI, mempersiapkan pemindahan
kekuasaan dari pihak pemerintah pendudukan militer Jepang kepada bangsa
Indonesia, dan mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah
ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. Anggota "PPKI" sendiri terdiri dari 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
orang tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, sebagai upaya untuk
mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di wilayah Hindia-Belanda, terdiri dari:
12 orang asal Jawa, 3 orang asal Sumatera, 2 orang asal Sulawesi, 1 orang asal
Kalimantan, 1 orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku, 1 orang
asal etnis Tionghoa. "PPKI" ini diketuai oleh Ir. Soekarno, dan sebagai wakilnya
adalah Drs. Mohammad Hatta, sedangkan sebagai penasihatnya ditunjuk Mr. Raden
Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Kemudian, anggota "PPKI" ditambah lagi
sebanyak enam orang, yaitu: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman
Singodimedjo, Mohamad Ibnu Sayuti Melik, Iwa Koesoemasoemantri, dan Mr.
Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.
Sidang "PPKI" pada tanggal 18 Agustus1945, dalam hitungan kurang dari 15
menit telah terjadi kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik dari pihak kaum
keagamaan yang beragama non-Muslim serta pihak kaum keagamaan yang menganut
ajaran kebatinan, yang kemudian diikuti oleh pihak kaum kebangsaan (pihak
"Nasionalis") guna melunakkan hati pihak tokoh-tokoh kaum keagamaan yang
beragama Islam guna dihapuskannya "tujuh kata" dalam "Piagam Jakarta" atau
"Jakarta Charter".
Setelah itu Drs. Mohammad Hatta masuk ke dalam ruang sidang "PPKI" dan
membacakan empat perubahan dari hasil kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi
politik tersebut. Hasil perubahan yang kemudian disepakati sebagai "pembukaan
(bahasa Belanda: "preambule") dan batang tubuh Undang-Undang Dasar1945", yang
saat ini biasa disebut dengan hanya UUD'45 adalah :
• Pertama, kata “Mukaddimah” yang berasal dari bahasa Arab,
muqaddimah, diganti dengan kata “Pembukaan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
• Kedua, anak kalimat "Piagam Jakarta" yang menjadi pembukaan
Undang-Undang Dasar1945, diganti dengan, “Negara berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa”.
• Ketiga, kalimat yang menyebutkan “Presiden ialah orang Indonesia
asli dan beragama Islam”, seperti tertulis dalam pasal 6 ayat 1,
diganti dengan mencoret kata-kata “dan beragama Islam”.
• Keempat, terkait perubahan poin Kedua, maka pasal 29 ayat 1 dari
yang semula berbunyi: “Negara berdasarkan atas Ketuhananan,
dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya” diganti menjadi berbunyi: “Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa”.
E. Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 14 Agustus1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan
Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan
mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana,
Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah
mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak
golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.Namun
golongan tua tidak ingin terburu-buru.Mereka tidak menginginkan terjadinya
pertumpahan darah pada saat proklamasi.Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk
rapat PPKI.Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah
sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang.Mereka menginginkan kemerdekaan atas
usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.Bersama, Soekarno dan Hatta
mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di
kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantorBukanfu,
Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas
keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta
masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta
segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna
membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi
Kemerdekaan.Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan
kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa
golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena
Soekarno dan Hatta tidak muncul.Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa
Rengasdengklok.
F. Perumusan Teks Proklamasi
Teks proklamasi ditulis tangan oleh Ir. Soekarno.Setelah rumusan teks proklamasi
selesai dibuat, tepat pukul 04.30 waktu Jepang atau 04.00 WIB, mereka menuju
serambi muka menemui tokoh-tokoh lainnya.Ir. Soekarno kemudian membacakan
konsep proklamasi.Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam
penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 -
Golongan Muda bersama Soekarno dan Moh. Hatta sedang berdiskusi mengenai proklamasi kemerdekaan Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
04.00 dini hari.Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda
Jln Imam Bonjol No 1.Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs.
Moh.Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo.Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir.
Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan
Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah
Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi
Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar
Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti.
Kiri: Tulisan Soekarno mengenai Rumusan Teks Proklamasi, Kanan: Ketikan Rumusan Teks Proklamasi oleh Sayuti Melik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
G. Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi
Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno
dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah
dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo,
wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor. Pada
awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan
pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu
ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed
untuk tugas tersebut.Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi
bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa
hari sebelumnya.Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia
Raya.Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu
Monumen Nasional. Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang
anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka
tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan.
Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun
ditolak.Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.Pada tanggal 18
Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil
keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai
dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan
demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk
Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.Setelah
itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan
dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama.
Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
H. Makna Proklamasi Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia
Makna Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia sangatlah penting bagi bangsa
Indonesia. Oleh karena itu saya akan membagikan informasi tentang makna dari
proklamasi bagi bangsa indonesia ini. Proklamasi kemerdekaan yang dilakukan
tanggal 17 Agustus 1945 menjadi titik balik kehidupan bangsa Indonesia. Bentuk
Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Pada Tanggal 17 Agustus 1945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
pemaknaan yang lain terhadap Proklamasi Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia,
sebagai berikut:
1. Sebagai Puncak Perjuangan Bangsa Indonesia
Indonesia yang telah berjuang mati matian mulai dari kedatangan belanda sampai
pada penjajahan jepang akhirnya pada saat proklamasi perjuangan itu mencapai
puncaknya.Segala tumpah darah para pahlawan terbayar ketika Indonesia berhasil
memproklamasikan diri sebagai sebuah negara merdeka.Namun peristiwa ini tidak
berarti sebagai titik akhir perjuangan bangsa Indonesia tetapi malah titik awal
perjuangan Indonesia membangun negeri yang telah merdeka dari penjajahan.
2. Menjadi Pernyataan De Facto
Proklamasi pada tanggal 17 Agustus menjadi pengakuan kepada dunia luar negeri
bahwa Indonesia terlah menyatakan diri sebagai negara yang merdeka. Setelah
pengakuan de facto akan muncul pengakuan de jure yang merupakan lanjutan dari
efek pengakuan de facto karena pengakuan de jure adalah pengakuan dari negara lain
bahwa Indonesia telah merdeka.Secara de facto Indonesia merdeka sejak 17 Agustus
1945.Secara de jure Indonesia merdeka sejak 18 November 1946 ketika Mesir
mengakui kemerdekaan Indonesia.
3. Menaikkan Martabat Bangsa
Indonesia yang dulunya hanyalah bangsa yang terjajah sejak adana proklamasi
bangsa terjajah itu mengaku telah merdeka dan mengangkat harkat martabat bangsa
sebagai bangsa yang merdeka dan bebas dari penjajahan oleh kolonial dan Jepang.
4. Dapat Memulai Perjuangan Sebagai Negara Baru
Sejak proklamasi lahirlah bangsa Indonesia dan sejak saat itu pemerintahan
dimulai untuk membangun negara yang baru ini menjadi negara yang lebih baik lagi.
Indonesia mempunyai pemerintahan sendiri dari rakyat oleh rakyatnya sendir bukan
lagi dijadikan bangsa yang terjajah oleh pemerintahan luar
5. Tonggak Sejarah Negara Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Proklamasi sebagai pintu awal kemerdekaan Indonesia.Makna proklamasi
menjadi lahirnya sebuah bangsa baru bernama Indonesia yang menentukan nasibnya
sendiri dan tidak mau lagi dijajah oleh bangsa asing.
2. Kegiatan Siswa
Siswa dibagi dalam 6 kelompok kemudian masing –masing kelompok mendikusikan
soal yang di berikan oleh guru kemudian dipresentasikan di depan kelas, dengan soal
sebagai berikut:
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia!
2. Bagaimanakah perjuangan bangsa terhadap hak menentukan nasibnya
sendiri?
3. Bagaimanakah peran serta BPUPKI sebelum kemerdekaan Indonesia?
4. Apa yang dilakukan dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
bagi kemerdekaan Indonesia?
5. Apa yang menjadi alasan sehingga terjadi peristiwa Rengasdengklok?
6. Bagaimanakah Pemaknaan Proklamasi untuk diterapkan dikehidupan
sehari-hari?
3. Catatan penting mengenai peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia! __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
_____________________________________________________________________________________________________
4. Ungkapkan pengalaman anda selama kegiatan diskusi kelompok mengenai materi Peristiwa Proklamasi! __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
1. Apa nilai-nilai yang dilanggar oleh para pemuda sehingga muncul peristiwa rengasdengklok?
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. Apa yang aku pikirkan mengenai proklamasi kemerdekaan Indonesia? ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
3. Apa nilai-nilai yang dapat digali dari setelah proklamasi kemrdekaan indonesia?
__________________________________________________________________________________________________________________________________
REFLEKSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
__________________________________________________________________________________
4. Apa nilai-nilai yang dapat digali dari pemaknaan proklamasi bagi kehidupan sehari-hari?
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
1. Pentingkah praktik Nasionalisme diwujudkan? Tuliskan sikapmu dalam menghargai Nasionalisme setelah gugurnya para pahlawan!
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 2. Wujudkan Langkah nyata yang dapat dilakukan untuk menciptakan sikap
nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari! _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
AKSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
A. Aspek Compatence:
Lembar Soal
Materi : Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Kelas : XI IIS Peminatan
Jumlah Soal : 25 PG, 5 Essay.
PETUNJUK UMUM
1.Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan
2.Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja
3.Kerjakanlah soal anda pada lembar jawaban
4.Gunakan waktu dengan efektif dan efisien
5.Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada Pengawas
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (x) pada
jawaban a, b, c, d, atau e dengan tepat pada lembar jawab!
1. Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan atau sering disebut
dengan BPUPKI dibentuk dengan tujuan untuk ...
A. mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan
pelbagai hal yang menyangkut pembentukan Indonesia merdeka
B. mengamankan Soekarno-Hatta dari golongan muda
C. menyususn teks Proklamasi
D. menampung saran-saran atau usul-usul dalam penyusunan teks proklamasi
E. menyelediki hal apa saja yang diperlukan pada saat proklamasi
2. Sidang I BPUPKI membahas mengenai ...
A. Penyususan teks Proklamasi
EVALUASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
B. Mempelajari hal-hal mengenai Indonesia Merdeka
C. Perumusan dasar negara Indonesia Merdeka
D. Pernyataan Indonesia merdeka
E. Penculikan Soekarno-Hatta oleh golongan muda ke Rengasdengklok
3. Perhatikan Pernyatan Berikut!
a). Perikebangsaan
b). Perikemanusiaan
c). Periketuhanan
d). perikerakyatan
e). Kesejahteraan Rakyat
Pernyataan diatas merupakan lima asas dasar Negara kebangsaan Republik
Indonesia yang dirumuskan oleh ....
A. Prof.Dr. Supomo
B. Ir.Soekarno
C. Jakarta Charter
D. Muh. Hatta
E. Muh. Yamin
4. BPUPKI berhasil menyusun Rancangan Undang-undang Dasar kemudian
BPUPKI dibubarkan dan diganti dengan PPKI, adapun rumusan Pancasila
yang otentik adalah, kecuali ...
A. Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Kemanusiaan yang adil dan beradab
C. Internasionalisme atau perikemanusiaan
D. Persatuan Indonesia
E. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebiajkan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Perhatikan Pernyatan Berikut!
(1) mengesahkan UUD 1945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
(2) memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs.
Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden
(3) membentuk suatu Komite Nasional untuk membantu Presiden sebelum
DPR/MPR seperti yang diharapkan UUD 1945 terbentuk
(4) membahas pembagian wilayah negara
(5) pembentukan tentara kebangsaan dan kepolisian
Pernyataan diatas merupakan tiga keputusan yang dibentuk oleh PPKI,
ditunjukkan pada nomor ...
A. 1,2,3 D. 1,3,5
B. 2,3,4 E. 2,4,5
C. 3,4,5
6. Tokoh-tokoh pemuda radikal membentuk Gerakan Angkatan Baru Indonesia
pada tanggal 15 Juni 1945, dengan tujuan utama gerakan tersebut untuk,
kecuali ...
A. Membina persatuan diantara sekuruh golongan masyarakat
B. Penentuan wilayah Indonesia yang meliputi bekas jajagan Hindia Belanda
C. Menanamkan semangat revolusioner terhadap massa rakyat Indonesia atas
dasar kesadaran persatuan dan kesatuan bangsa
D. Membentuk kesatuan dan persatuan Republik Indonesia
E. Mempersatukan kerjasama dengan Jepang
7. Makna proklamasi kemerdekaan Indonesia bisa dilihat dari berbagai sudut
pandang, kecuali ...
A. Sudut pandang hukum, proklamasi berarti pernyataan yang berisi tentang
keputusan bangsa Indonesia untuk membuat dan menetapkan aturan
hukum nasional sendiri
B. Sudut pandang politik, proklamasi merupakan sebuah bentuk pernyataan
sebuah negara yaitu Indonesia yang melepaskan diri dari penjajahan
C. Sudut pandang ideologis, makna proklamasi adalah puncak perjuangan
bangsa Indonesia untuk mencapai puncaknya yaitu kemerdekaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
D. Sudut pandang sejarah, proklamasi merupakan sebuah sejarah yang
memberikan inspirasi terhadap perjalanan bangsa Indonesia pada masa
yang akan datang
E. Sudut pandang sekutu, bahwa bangsa Indonesia mencapai puncak
kemerdekaan oleh karena sekutu yang memberikan kemerdekaan
8. Piagam Atlantik merupakan dasar pertama dalam usaha pembentukan
Perserikatan Bangsa-bangsa, yang mempunyai isi pokok adalah sebagai
berikut, kecuali ...
A. membentuk suatu Komite Nasional untuk membantu Presiden sebelum
DPR/MPR seperti yang diharapkan UUD 1945 terbentuk
B. tidak mengijinkan perluasan wilayah (politik ekspansi)
C. tiap bangsa berhak menentukan bentuk dan corak pemerintahannya sendiri
D. semua negara berhak turut serta dalam perdagangan dunia
E. mengusahakan perdamaian dunia sehingga tiap bangsa dapat hidup bebas
dari kemiskinan dan ketakutan
9. Dibawah ini merupakan alasan yang paling tepat mengenai tercapainya
kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 …
A. Kekalahan Jepang atas perang Asia Timur Raya yang membuka jalan bagi
tercapainya kemerdekaan Indonesia
B. Kemerdekaan Indonesia merupakan hadiah yang diberikan oleh Jepang
kepada seluruh rakyat Indonesia
C. keinginan para pemuda untuk memaksa golongan tua agar cepat
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
D. kemerdekaan Indonesia tercapai oleh karena dukungan rakyat terhadap
proklamasi
E. kemerdekaan Indonesia merupakan sejarah perjuangan kemerdekaan
bangsa Indonesia dengan diidorong oleh amanat penderitaan rakyat
10. Rapat raksasa Ikada diselenggarakan pada tanggal 19 September 1945 dengan
tujuan untuk, kecuali …
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
A. Agar para pemimpin dapat berbicara di hadapan rakyat secara langsung
B. Agar semangat kemerdekaan tetap menyala di hati rakyat
C. Ingin menujukkan kepada dunia bahwa bahwa rakyat berjuang sendiri
dalam mencapai kemerdekaan
D. Ingin menunjukkan kemerdekaan Indonesia bukan hadiah dari Jepang
E. Mendapatkan senjata sebagai modal perjuangan mencapai kemerdekaan
11. Dibawah ini merupakan aparat keamanan yang dibentuk dalam rangka
mengamankan situasi dan kondisi sebelum kemerdekaan adalah, kecuali …
A. . Badan Keamanan Rakyat
B. Tentara Keamanan Rakyat
C. Kepolisian Negara
D. Satuan Polisi Pamong Praja
E. Tentara Republik Indonesia Laut
12. Perhatikan Pernyatan Berikut!
1) Pidato pembukaan oleh Ir. Soekarno
2) Pengibaran bendera merah putih oleh Suhud dan Latif Hendraningrat
diiringi menyayikan lagu Indonesia Raya
(3). Sambutan Wali kota Suwiryo dan Dr. Muwardi
(4). Pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Sukarno
Berdasarkan tabel di atas, urut-urutan upacara proklamasi yang benar
ditunjukkan dengan angka …
A. 1,2,3,4 D. 3,1,4,2
B. 1,4,2,3 E. 3,2,4,1
C. 3,4,1,2
13. secara kronologis peristiwa-peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan
Indonesia adalah …
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
A. terbentuknya BPUPKI pembentukan PPKI perumusan teks proklamasi
peristiwa Rengasdengklok
B. kekalahan Jepang kemenangan Sekutu lahirnya gerakan pemuda
Revolusioner
C. pergantian BPUPKI menjadi PPKI pemanggilan Ir. Soekarno – Hatta ke
Saigon peristiwa Rengasdengklok perumusan teks proklamasi
D. peristiwa Rengasdengklok pengangkatan ketua PPKI pembentukan
KNIP
E. pembentukan BPUPKI pembentukan PPKI pembentukan PETA
14. Upaya yang dapat dilakukan sebagai generasi muda dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia adalah dengan cara, kecuali ...
A. memupuk rasa toleransi terhadap perbedaan dengan berpegang pada prinsip
Bhineka Tunggal Ika
B. rela berkorban untuk membela tanah air dari serangan musuh
C. selalu setia mempertahankan keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa
seluruh wilayah negara
D. memakai dan membeli produk dari luar negeri dan bangga terhadap
kebudayaan luar negeri
E. menghormati dan menjunjung tinggi hukum yang berlaku
15. Proklamasi merupakan sebuah bentuk pernyataan sebuah negara yaitu
Indonesia yang melepaskan diri dari penjajahan dan membentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bebas dan berdaulat, adalah
makna proklamasi dari sudut pandang ...
A. hukum D. ideologis
B. politik E. Sejarah
C. hukum internasional
16. Peristiwa Rengasdengklok diawali dengan adanya ...
A. Berita kekalahan Jepang dari Sekutu dalam Perang Dunia II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
B. Ketegangan antara golongan muda dan golongan tua tentang pelaksanaan
proklamasi
C. Ketidakpuasan kaum muda terhadap Badan Keamanan Rakyat
D. Keinginan kaum muda untuk membubarkan PPKI dan membentuk panitia
tersendiri untuk melaksanakan kemerdekaan lepas dari pengeruh Jepang
E. Ketidakpuasan golongan muda terhadap naskah teks proklamasi yang
disusun oleh Panitia Sembilan
17. Pada tanggal 8 September 1945 tentara Sekutu tiba di Indonesia, kedatangan
tentara Sekutu disambut baik oleh rakyat. Tujuan mereka yaitu ...
A. Memberikan hadiah kemerdekaan bagi bangsa Indonesia
B. Memberikan senjata rakyat Indonesia untuk perang
C. Membebaskan tawanan Jepang
D. Merumuskan teks Proklamasi
E. Membuat pemerintahan sipil yang disebut dengan NICA
18. Tujuan pemerintah Jepang membentuk Gerakan 3A adalah …. A. mematahkan perlawanan Hindia Belanda B. menaklukkan seluruh rakyat Indonesia C. menarik simpati seluruh rakyat Indonesia D. membentuk panitia persiapan kemerdekaan E. mengkoordinir pengerahan tenaga romusha
19. Dampak pendudukan Jepang terhadap perekonomian di Indonesia adalah …. A. Meningkatkan produksi pertanian B. Awal kegiatan ekspor hasil bumi C. Makin langkanya bahan pangan D. Membaiknya kesejahteraan petani E. Dikenalnya berbagai macam tanaman ekspor
20. Kerja paksa pada masa pendudukan Jepang disebut dengan ....
A. Rodi
B. Romusha
C. Seinendan
D. Romukyokai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
E. Kinrohosi
21. Pembentukan tentara sukarela oleh Jepang yang terdiri atas para pemuda-pemudi Indonesia bertujuan ….
A. Mempersiapkan rencana pemberian kemerdekan B. Sebagai cadangan pasukan militer untuk melawan sekutu C. Melatih keterampilan bagi pemuda-pemudi Indonesia D. Sebagai wujud kepedulian Jepang terhadap masa depan Indonesia E. Memberi bekalpengetahuan militer kepada pemuda-pemudi Indonesia
22. Pemerintah Jepang mendirikan sebuah pusat kebudayaan yang bernama
Keimin Bunkei Shidisho. Pusat kebudayaan ini didirikan dengan tujuan ....
A. Menanamkan dan menyebarkan kesenian serta kebudayaan Jepang
B. Mengenalkan sastra, lagu, lukisan, sandiwara, dan film Indonesia
C. Menyebarkan kesenian dan sastra Indonesia
D. Sebagai sarana pengajaran pendidikan
E. Untuk menghormati adat kebiasaan Jepang
23. Awalnya rakyat Indonesia dan para tokoh nasional kita menyambut baik
kehadiran Jepang di Indonesia. Berikut ini yang tidak termasuk alasan para
tokoh bangsa Indonesia menyambut baik kedatangan Jepang adalah ....
A. Ada harapan bahwa penjajahan Belanda di Indonesia segera berakhir
B. Jepang membebaskan pemimpin nasional yang ditahan dan dibuang Belanda
C. Jepang melatih generasi muda bangsa Indonesia untuk melawan sekutu
D. Jepang memperkenalkan diri sebagai saudara bangsa Asia
E. Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia
24. Salah satu dampak pendudukan Jepang dalam bidang sosial-kemanusiaan
adalah apa yang disebut Jugun Ianfu. Istilah ini mengacu pada ....
A. Kaum pekerja paksa dari kalangan perempuan Indonesia
B. Perempuan yang mendapat beasiswa pendidikan dari pemerintah Jepang
C. Perempuan Indonesia yang diperbantukan dalam bidang logistik Jepang
D. Pembantu rumah tangga di keluarga-keluarga Jepang di Indonesia
E. Perempuan yang direkrut Jepang untuk dijadikan penghibur
25. Salah satu alasan Jepang melakukan Politik Imperialismenya di Asia yaitu ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
A. Jepang membutuhkan wilayah sebagai daerah pasar dan pemasok bahan
baku
B. Desakan rakyatnya untuk berperang dengan negara lain
C. Menunjukan kedigdayaan negaranya
D. Sikap nasionalisme Jepang
E. Ketersediaan lahan yang terbatas
Essay!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah inisecara jelas. Jawaban bersifat
uraian !
1. Apa yang dimaksud dengan proklamasi? Kemukakan pendapat mu!
2. Apa pengeruh berdirinya organisasi pergerakan nasional terhadap perjuangan
bangsa Indonesia?
3. Mengapa perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan belum berakhir
walaupun kemerdekaan Indonesia telah di Proklamasikan?
4. Apa makna Proklamasi bagi kehidupan anda?
5. Bagaimana cara anda dalam mengisi kemerdekaan sebagai peserta didik yang
berkarakter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran
n 10
MATER
NAMA
NO AB
KELAS
LKRI PROKL
B
A SISWA :
BSEN :
:
KS BELAMASI K
PenBernadeta Y
Marlinda
RMAKKEMERDE
nyusun: Yulia Purnania Dwi Ratnan
KNA EKAAN IN
ingsih ni
NDONESI
16
IA
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Lampiran 11
FOTO-FOTO
1. Pelaksanaan Pembelajaran
2. Siswa mengisi LKS Bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
3. Diskusi Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended