View
261
Download
15
Category
Preview:
DESCRIPTION
Abses peritonsil
Citation preview
ABSES PERITONSIL (QUINSY)Dr. Gina Magda Riana
Keterangan Umum
Nama:Tn. MCUmur:21 TahunJenis Kelamin:Laki-lakiPekerjaan:Karyawan PDAMAgama:IslamStatus:Belum MenikahTanggal Pemeriksaan:25 Mei 2006
Keluhan Utama:Bengkak pada bawah rahang sebelah kananRiwayat Penyakit Sekarang:Keluhan bengkak ini dirasakan sejak 2 hari SMRS disertai dengan panas tinggi, sakit tenggorokan, nyeri telinga, sulit menelan, sulit membuka mulut, sulit berbicara, suara sengau, banyak ludah dan gerakan leher terbatas.
ANAMNESIS
Sejak 1 minggu SMRS penderita mengeluh rasa tidak nyaman pada tenggorokkannya, nyeri menelan terutama di sebelah kanan, panas badan yang tidak terlalu tinggu, merasa lemas, dan pegel-pegel seluruh badan. Penderita juga melihat amandelnya agak membesar dan berwarna merah. Semakin lama penderita merasa panasnya semakin tinggi dan amandelnya bertambah besar.
Riwayat adanya gigi berlobang dan sakit gigi sebelumnya diakui, hanya diobati dengan obat warung, gigi tidak di cabut. Riwayat rasa kering dan gatal di tenggorokan sebelumnya tidak ada. Tidak ada riwayat hidung tersumbat, ingus encer, bersin-bersin berulang, gatal, panas, dan kering pada hidung sebelumnya. Tidak ada riwayat hidung tersumbat, nyeri di pipi, bawah kelopak mata, dahi, dan telinga sebelumnya. Tidak ada riwayat adanya massa yang tidak rata, nyeri disertai penurunan berat badan sebelumnya. Riwayat perdarahan dari mulut, sesak nafas, kejang, dan penurunan kesadaran sebelumnya tidak ada. Penderita baru pertama kali sakit seperti ini. Riwayat sering sakit tenggorokan tidak ada.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum:Sakit SedangKesadaran:KomposmentisTanda Vital:T:120/80 mmHgR:24x/MenitN: 98x/MenitS:38c
Status Generalis:Dalam batas normal
STATUS LOKALISTelingaKanan KiriPreaurikulerTenangTenangAurikula TenangTenangRetroaurikuler TenangTenangKanalis Akustikus EksternaSerumen - -Sekret - -Membran Timpani Intak IntakRC + +
HidungBentuk dan dasar Normal Normal
Rhinoskopi Anterior : Tidak dilakukan
Oral CavityMulut : Mukosa TenangGigigeligi : Caries (+)Palatum molle : Bulging (+)Ovula : Terdorong ke kiriTrismus : (+)
TonsilMukosa: HiperemisBesar: T1-T4 Ke kiriKripta : Tidak melebarFluktuasi: (+/+)Detritus : (-/-)
FaringMukosa:HiperemisGranula :Tidak adaPost nasal drip: (-)Massa Submandibula (+), rubor (+), dolor(+), kalor(+), fluktuasi(+)MaksilofasialBentuk SimetrisMassa (-), Deformitas (-)Parese nervus cranialis (-)LeherKGB tidak teraba membesar
Diagnosa Banding : Infiltrat PeritonsilerDiagnosis Kerja : Abses PeritonsilerUsul Pemeriksaan :Kultur dan ResistensiPrognosisQuo ad vitam: ad bonamQuo ad functionam: dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DefinisiPenyakit infeksi yang paling sering terjadi pada bagian kepala dan leher. Termasuk penyakit infeksi leher bagian dalamAbses leher:- abses peritonsil- abses retrofaring- abses parafaring- abses submandibulaAngina Ludovici (Ludwigs angina) selulitis
Abses leher dalam terbentuk di dalam ruang potensial di antara fasia leher dalam sebagai akibat dari penjalaran infeksi dari berbagai sumber (gigi, mulut, tenggorok), dimana infeksi telah menembus kapsul tonsil tetapi tetap dalam batas otot konstriktor faring.
Anatomi dan FisiologiFaring merupakan jalan masuk udara dari hidung ke laring dan makanan dari mulut ke esofagus. Faring dibagi menjadi 3 bagian yaitu:NasofaringOrofaringLaringofaring
Pada faring, terdapat jaringan imfoid yang terdiri dari:Tonsila palatinaTonsila faringealis (adenoid)Tonsila lingualisLateral band di kanan dan kiri dinding faringNodul nodul limfoid Keseluruhan inilah yang disebut cincin waldeyer
Fungsi jaringan limfoid ini adalah sebagai benteng pertahanan antibodiPersarafan N.IXVaskularisasi dari a. Maxilaris externa-interna, a.faringeal ascenden, a.lingualis
Tonsila PalatinaTerletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus)Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang meluas ke dalam jaringan tonsil
AdenoidAdenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid yang sama dengan yang terdapat pada tonsilAdenoid tidak mempunyai kriptus. Adenoid terletak di dinding belakang nasofaring
Tonsila LingualisTonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum glosoepiglotika.
EtiologiKomplikasi tonsilitis akutKuman penyebab :Aerob :Streptococcus pyogenes (Group A Beta-hemolitik streptoccus), Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenzae Anaerob :Fusobacterium. Prevotella, Porphyromonas, Fusobacterium, dan Peptostreptococcus sppVirus : eipsten-barr, adenovirus, influenza A dan B, herpes simplex, dan parainfluenza.
PATOFISIOLOGITonsillitis akut Menembus kapsul tonsil Keradangan pada jaringan peritonsil Terbentuk infiltratTerjadi supurasi Timbunan pus antara kapsul dangan m.konstriktor faringeus superior
Abses peritonsil biasanya terbentuk 4-5 setelah tonsilitis akutBila proses berlangsung terus iritasi m. pterigoid interna trismusAbses bisa pecah spontan aspirasiBiasanya unilateral
GAMBARAN KLINISSubyektifNyeri tenggorok hebat unilateral, bersifat spontan & makin hebat saat menelan (odinofagia)Ptialismus (salivasi yang meningkat ludah tertumpuk dalam mulut sebagai akibat nyeri telan yang sangat)Nyeri telingarefered pain pada sisi yang sakitGangguan pada palatum mole : rinolalia apertaminum keluar lewat hidung Panas badanTrismus karena spasme m. Pterygoideus Internus, terjadi keterbatasan membuka mulut Suara berubah seperti makan makanan panas dalam mulut Plummy voiceTortikolis kepala kaku & miring kearah yang sakit karena spasme m. Sternocleidomastoideus
Obyektif Daerah peritonsil oedem, hiperemi Tonsil terdorong ke medial-bawah (medio-antero-caudal), dislokasi tonsil (tonsil seolah-olah terdorong keluar dari tempatnya)Uvula terdorong kesisi sehat / kontralateralPalatum mole bombans (menonjol) & hiperemiLidah kotor, foetor ex ore (bau busuk dari mulut)Angulus mandibula bengkak pada sisi yang sakitPembesaran kelenjar getah bening regional (leher bengkak pada sisi yang sakit) & nyeri tekan
Diagnosis Anamnesis: riwayat nyeri kerongkongan, faringitis akut disertai tonsilitis dan rasa kurang nyaman pada pharingeal unilateral. Pemeriksaan fisik: palatum molle tampak membengkak dan menonjol ke depan, dapat teraba fluktuasi. Uvula bengkak dan terdorong ke sisi kontralateral. Tonsil bengkak, hiperemis, terdapat detritus dan terdorong ke arah tengah, depan dan bawah.
DIAGNOSIS
Diagnosis pasti Pungsi pada tempat yang bombans :- bila pus (+) abses peritonsil, nyeri yang hebat- bila darah (+) & pus (-) infiltrat peritonsil, tidak terlalu nyeri
tonsillitis akut (sebelah kiri) dan abses peritonsil (sebelah kanan).
Pemeriksaan Penunjang1. Hitung darah lengkap (complete blood count), pengukuran kadar elektrolit (electrolyte level measurement), dan kultur darah (blood cultures).2. Tes Monospot (antibodi heterophile).3. Throat culture atau throat swab and culture. 4. Plain radiographs. 5. Computerized tomography (CT scan).6. Peripheral Rim Enhancement Ultrasound.
Diagnosis Banding Infiltrat peritonsil pungsi tidak didapatkan pus. Karsinoma tonsil permukaan tonsil tidak rata/permukaan bunga kubis dan ada jaringan nekrotik/ulkus. Abses retrofaring dan abses parafaring.Infeksi ruang submaksila biasanya terjadi akibat karies atau infeksi pada gigi molar.
TERAPIUmum- Istirahat cukup, makanan lunak & minum hangat- Obat kumur (gargarisma khan)- Kompres dingin pada leher (kalung es / ijs kragg)Bila masih berupa infiltrat - Tx.Antibiotik & antipiretikAntibiotika tonsilitis akutEritromisin 4 X 500 mg/hrFenoksimetil Penisilin 4 X 500 mg/hrPenisilin Prokain 2 X 0,6 1,2 juta IU/hr, IM
Penatalaksanaan Bila Abses:Insisi (tanpa anestesi), bila pus keluar nyeri akan berkurangAntibiotik ,analgesik, antipiretikTonsilektomi ~ karena cenderung kambuh/ residif, kalau tidak diambil bisa berbahaya karena akan menjadi fokal infeksi.Tonsilektomi :a chaud : segera (bersama drainase abses)a tiede : 3 4 hr setelah drainase absesa froid : 4 6 minggu sesudah drainase abses
KOMPLIKASIPenjalaran abses menembus m. konstriktor parafaring ruang parafaring abses parafaring pembengkakan leher mediastinitisOdema menjalar kebawah odem laring obstruksi laringPecah spontan masuk jalan nafas aspirasi pus, piemaSepsisPenjalaran intrakranial: trombosis sinus kavernosus, meningitis, abses otak
Pencegahan Abses peritonsil cenderung untuk berulang, maka dua/tiga minggu setelah serangan pertama dilakukan tonsilektomi.Jika abses berada di belakang tonsil plika anterior, dapat dilakukan tonsilektomi segera diikuti dengan pemberian antibiotika (mencegah septicemia). Tindakan ini juga dilakukan bilamana keadaan abses pecah ke dalam ruang parafaring.
PrognosisAbses peritonsiler hampir selalu berulang bila tidak diikuti dengan tonsilektomi. Di Amerika Serikat angka kekambuhan 10%.Abses peritonsiler yang tidak berkomplikasi dan mendapat perawatan yang baik akan sembuh 94%.
TERIMA KASIH
****************************
Recommended