PPT Blok PBL

Preview:

DESCRIPTION

presentasi

Citation preview

Konseling Genetik pada Thalassemia α

Michaela.Tan Michaela_tan@ymail.com

Skenario 1

Sepasang suami-istri yang sudah lama ingin punya anak datang untuk konseling. Mereka menginformaskan bahwa mereka berdua sama-sama mempunyai talasemia-alfa minor. Selama ini istri sudah pernah 2 kali hamil tetapi kehamilan pertama mengalami keguguran pada usia 12 minggu, sedangkan kehamilan kedua melahirkan bayi dengan hydrops foetalis pada gestasi 27 minggu dan meninggal beberpa menit setelah dilahirkan. Pada pemeriksaan darah kedua suami istri tersebut tidak dilakukan pemeriksaan faktor rhesus maupun TORCH.

Anamnesis

• Melakukan anamnesis dengan metode konseling.

• Menanyakan riwayat obstetri, sosial, dan keluarga, ANC, infertilitas, hasil kehamilan abnormal.

• Konseling prakonsepsi membahas semua tentang faktor resiko ibu dan janin.

• Berikan nasihat untuk memperbaiki prognosis kehamilan.

• Jika memiliki faktor-faktor resiko, memerlukan tambahan konseling genetik dan spesialis.

• Membuat silsilah keluarga (pedigree)• Tanyakan riwayat imunitas, imunisasi.

Pemeriksaan Fisik

• Melakukan pemeriksaan berdasarkan rekam medis.

• Keluarga pasien yang normal pun harus diperiksa secara teliti.

• Setelah melakukan pemeriskaan fisik lalu dilakukan pemeriksaan genetik.

• Pemeriksaan berupa: TTV, KU, kesadaran mental, gizi, pengukuran TB, BB, dll.

• Pemeriksaan penting pada genetik : pemeriksaan kulit.

Pemeriksaan Penunjang

• Full blood count => jumlah sel darah merah , jumlah hemoglobin dan ukuran serta bentuk dari sel darah merah.

• Sediaan darah apus=>jumlah dan bentuk dari sel darah merah, sel darah putih, dan platelet. bentuk darah , kepucatan darah, dan maturasi darah.

• Iron study mengetahui segala aspek penggunaan dan

penyimpanan zat besi dalam tubuh.

• Haemoglobinopathy Evaluation => megetahui tipe dan jumlah relatif hemoglobin yang ada dalam darah.

• Analisis DNA. untuk mengetahui adanya mutasi pada gen yang

memproduksi rantai alpha dan beta.

• Elektroforesis=> untuk kasus-kasus hemoglobinopati seperti talasemia. Pemeriksaan ini menggunakan agar elekroforesis dan darah, dengan bahan yang ada akan dibentuk suatu gambaran kurva yang menunjukan kadar masing-masing globin dalam suatu SDM.

Thalassemia

• Thalassemia adalah sekelompok kelainan genetic yang heterogen yang disebabkan oleh menurunnya kecepatan sintesis rantai α atau β.

Diagnosis Banding

• Inkompabilitas RhesusInkompatibilitas Rh adalah suatu ketidaksesuaian Rh di dalam darah ibu hamil dan darah bayinya. Akibat inkompatibilitas Rh, tubuh ibu akan membentuk antibodi terhadap sel-sel darah merah bayi. Antibodi ini menyebabkan pecahnya sel-sel darah merah bayi dan kadang menyebabkan penyakit hemolitik (sejenis anemia) pada bayi.

• Infeksi pada masa gestasiPenyakit Infeksi TORCH (Toksoplasma, Rubela, Cytomegalovirus/CMV dan Herpes simplex) adalah sekelompok infeksi yang dapat ditularkan dari wanita hamil kepada bayinya. Ibu hamil yang terinfeksi TORCH berisiko tinggi menularkan kepada janinnya yang bisa menyebabkan cacat bawaan.

Diagnosis KerjaThalassemia sekelompok kelainan genetik yang heterogen yang disebabkan oleh menurunnya kecepatan sintesis rantai α atau β. • Thalassemia-α, terjadi akibat berkurangnya

(defisiensi parsial) atau tidak diproduksi sama sekali (defisiensi total)

• Thalassemia-β terjadi akibat berkurangnya rantai globin-β

• Thalassemia-δβ terjadi akibat berkurangnya atau tidak diproduksinya kedua rantai-δ dan rantai β.

• Heterozigot ganda thalassemia α atau β dengan varian hemoglobin thalassemia.

Klasifikasi Thalassemia

• Talasemia mayor, berasal dari kelainan bawaan, yaitu defek gen

pada kromosom 11 pembentuk beta globin. (memerlukan transfusi).

• Talasemia intermedia, Jika Talasemia terjadi, kelainan beta globin yang

lebih ( tidak membutuhkan transfusi ).

• Talasemia alfa, Jika Talasemia terjadi oleh karena defek pada gen

alfa globin yang terdapat pada kromosom 16.

• Hidrops Fetalis.=> keadaan dimana janin tidak dapat membuat Hb dikarenakan keseluruhan gen alfa globin tidak aktif. Biasanya janin akan meninggal in utero.

Thalassemia-α

Epidemiologi thalassemia-α

Populasi mediteranian, timur tengah, india, Pakistan, asia tenggara, rusia selatan, cina jarang di: afrika, kecuali Liberia, dan beberapa bagian di afrika utara sporadic: pada semua ras.

Etiologi

• Thalassemia-2-α trait (-α/αα):Pada penderita hanya di jumpai delesi satu rantai α (-α), yang diwarisi dari salah satu orang tuanya. Sedangkan rantai-α lainnya yang lengkap (αα), diwarisi dari pasangan orang tuanya dengan rantai-α normal. Pendeita kelainann ini merupakan pembawa sifat yang fenotipnya tidak memberikan gejala dan tanda ( an asymptomatic, silent carrier state).

• Thalassemia-1-α trait (-α/-α atau αα/--)Pada penderita ditemukan delesi dua loki. Delesi ini dapat berbentuk thalassemia-2a-α homozigot (-α/-α) atau thalassemia-1a-α heterozigot (αα/--), fenotip thalassemia-1-α trait menyerupai fenotip thalassemia-α minor.

• Hemoglobin H disease (--/-α)Pada penderita ditemukan delesi tiga loki, berbentuk

heterozigot ganda untuk thalassemia-2-α dan thalassemia-1-α (--/-α), pada fetus terjadi akumulasi beberapa rantai-β yang tidak ada pasangannya (unpaired β-chains). Sedangkan pada orang dewasa akumulasi unpaired-β chains yang mudah larut ini membentuk tetramer β4, yang disebut HbH. HbH membentuk sejumlah kecil inklusi di dalam eritroblast, tetapi tidak ada berpresipitasi dalam eritrosit yang beredar. Delesi tiga loki ini memberikan fenotip yang lebih berat. Bentuk kelainan ini disebut HbH disease. Fenotip HbH disease berupa thalassemia intermedia, ditandai dengan anemia hemolitik sedang-berat, namun dengan inefektivitas eritropoiesis yang lebih ringan.

• Hydrops fetalis dengan Hb Bart’s (--/--)Pada fetus ditemukan delesi 4 loki. Pada

keadaan embironal ini sama sekali tidak diproduksi rantai globin α. Akibatnya produksi rantai globin ã berlebihan dan membentuk tetramer globin-ã, yang disebut Hb barts (ã4). ã4 ini memiliki afinitas oksigen yang sangat tinggi. Akibatnya, oksigen tidak ada yang mencapai jaringan fetus, sehingga terjadi asfikasi jaringan, edema (hydrops fetalis), gagal jantung kongestif dan meninggal dalam uterus.

Patofisiologi

• Hemoglobin (Hb) tersusun atas heme yang merupakan cincin porfirin dalam ikatan dengan Fe dan globulin yang merupakan protein pendukung. Satu molekul hemoglobin mengandung 4 sub-unit. Masing-masing sub-unit tersusun atas satu molekul globin dan satu molekul heme.

• Globulin terdiri atas 2 pasang rantai polipeptida, yaitu sepasang rantai α dan sepasang rantai non alpha (β,γ,δ). Kombinasi rantai polipeptida tersebut akan menentukan jenis hemoglobin.

• Rantai polipeptida α tersusun atas 141 asam amino, sedangkan rantai non α tersusun atas 146 asam amino

• Thalassemia akan terjadi bila sintesis salah satu rantai polipeptida menurun.

• Talasemia merupakan salah satu bentuk kelainan membran hemoglobin yang ditandai dengan kurangnya atau tidak adanya sintesis satu rantai globin atau lebih, sehingga terjadi ketidak seimbangan jumlah rantai globin yang terbentuk.

• Pada thalassemia homozigot sintesis rantai menurun atau tidak ada sintesis sama sekali. Ketidakseimbangan sintesis rantai alpha atau rantai non alpha, khususnya kekurangan sintesis rantai  β akan menyebabkan kurangnya pembentukan Hb.

Penatalaksanaan

• Talasemia merupakan salah satu penyakit genetik yang frek tinggi di sebagian besar populasi Indonesia

• Skrining talasemia sangat dianjurkan pada masa antenatal.

• Deteksi kelainan janin pada pemeriksaan USG• Janin menunjukkan gejala hidrops fetalis dan

plasentomegali (talasemia alfa, rhesus inkompatibilitas atau infeksi)1. Pemeriksaan indeks sel darah merah dan Rhesus kedua

orang tua2. Bila nilai MCV atau VER keduanya lebih rendah atas nilai

normal, maka kecurigaan terhadap talasemia lebih kuat2. Pemeriksaan lanjutan analisis Hb kedua orang tua dan

pengambilan darah tali pusat untuk pemeriksaan indeks sel darah merah dan analisis Hb.

Komplikasi

• Anemia kronis• Ekspansi sumsum tulang• Overload besi• Hemolisis kronis

Konsultasi Genetik

Proses pendidikan keluarga mengenai keadaan yang diwariskan atau keadaan yang dapat mempengaruhi masa depan anak

1. Pasangan berisiko tinggi diberikan informasi dan nasehat tentang keadaannya dan kemungkinan bila mempunyai anak

2. Evaluasi genetik harus diikuti dengan konseling genetik untuk memperkirakan risiko rekurensi pada keluarga dan kerabat (diuraikan dan dijelaskan)

1. Cacat lahir baik genetik atau bukan mempunyai potensi dampak emosional pada keluarga membantu keluarga memahami keadaan tersebut, mengatasi rasa takut mitos dan tersembunyi, serta lanjut proses mengatasi secara konstruktif masalah tersebut

2. Pembahasan dengan istilah yang dapat dimengerti mengenai sifat keadaan dan cara pewarisannya

3. Prediksi hasil akhir penyakit atau perkembangan jangka panjang seorang anak merupakan pendekatan terbaik (Perkiraan variasi atau keadaan)

Thank You