PPT NPC

Preview:

DESCRIPTION

ottt

Citation preview

Disusun oleh :Uliza nur Aini Mentari Effendi

Nasopharyngeal Carcinoma

Disusun Oleh :Uliza Nur AiniMentari Effendi

ANATOMI

Batas : Anterior : Rongga hidung Posterior : Basis kranii dan korpus

vertebrae Inferior : Orofaring dan Palatum durum Lateral : Tuba eustachius dan Fossa

Rosenmuller

Nasopharyngeal carcinoma (NPC)

Tumor yang berasal dari jaringan skuamosa epitel yang berasal dari dinding bagian lateral permukaan nasofaring

1 dari 3 kanker nasofaring yang “undifferentiated type” terdiagnosa pada remaja dan dewasa muda

Walaupun jarang, NPC merupakan 1 dari 3 keganasan nasopharyngeal pada anak

Epidemiologi

Pola Endemik dari virus EBV : China Bagian Selatan , Asia Tenggara , Afrika Timur, Pada daerah cekungan Guung Mediterenia, Orang-orang Inuit, dan Kepulauan Karibia.

Epidemiologi

Pada orang-orang asli maupun keturunan China memiliki HLA-A 2 -> Genetik marker untuk NPC Insiden tertinggi terjadi di China dan TaiwanPada usia > 40 TahunLaki – Laki : Perempuan = 3 : 1

Etiologi

1. Faktor Genetik 2. Faktor Lingkungan3. Epstein Barr -virus

Patofisiologi

Klasifikasi

1. Squamous cell carcinoma nonkeratizing

Jembatan intraselularnya kuatProduksi keratin lebih sedikit

Sedikit kaitannya dengan EBV25% dari kasusTumor bersifat radioresisten

Klasifikasi

2. Trasitional cell carcinoma Tidak ada produksi keratin Merupakan tumor pleomorfik dengan derajat besar. Morfologi paling sering adalah Papiler

12% dari kasus

Klasifikasi

3. Undifferentiated carcimomasLymphoepitheliomas, Anaplastic carcinomas, Clear cell carcinoma, Spindle cell carcinoma

Merupakan tipe NPC yang paling sering.63% merupakan tumor aggresif Tumor dengan Radio sensitif

PENYEBARAN TUMOR

Invasi Lokal :

Anterior : Melibatkan Palatum Mole, Pterygoid medial, dan sinus maksilaris.

Lateral : Melibatkan Vena jugularis interna, Arteri karotis interna, dan N. Kranialis IX, X,XI, dan XII.

Invasi Lokal

Medial : Tuba eustachius dan sel-sel mastoid

Superior : basis kranii, melewati foramen lacerum & sinus kavernosus

Inferior : Orofaring dan Palatum durum

Penyebaran Melalui Kelenjar Limfatik

Penyebaran paling sering adalah jaringan Limfa pada sekitar Leher dan Bilateral

Posisi paling sering pada upper jugular nodeLebih sedikit pada at submandibular & submental node

Metastasis Luas

Paling sering :1. Tulang 2. Paru-paru 3. Hepar

Manifestasi KlinisNPC biasanya berasal dari dinding lateral nasofaring yang juga termasuk dalam fossa Rosenmuller.

Dan dapat berlanjut ke dinding lateral lain dan atau dinding posterior-superior ke dasar tulang tengkorak, cavum nasi atau orofaring.

Gejala Klinis Tuli yang bersifat unilateral yang berasal dari efusi telinga

tengah adalah yang paling sering ditemukan.Gejala lain yang paling sering ditemukan adalah massa

pada leher yang merupakan hasi dari penyebaran secara regional.

Lesi besar atau exophytic dapat menyebabkan Obstruksi pada hidung atau epistaxis.

Semakin besar tumor, dapat mengenai N. Kranialis.

Xerophthalmia merupakan keterlibatan permukaan terbesar dari N. Petrosal pada foramen lacerum.

Nyeri pada wajah, mengindikasikan keterlibatan dari nervus trigeminus.

Diplopia dapat terjadi apabila terjadi isolated Abducens nerve injury.

Ophthalmoplegia menunjukkan adanya keterlibatan nervus kranial III, IV dan VI.

Horner's syndrome terjadi akibat kerusakan pada cervical sympathetic chain dan lebih ektensif extensive skull base yang menyebabkan defisit N. kranial IX,X,XI, XII

Partial ptosis Upside-down ptosis Aanhidrosis Miosis Enophthalmos

Horner's syndrome

Evaluasi Diagnosis

1. Anamnesis2. Pemeriksaan Fisik3. Nasopharyngoscopy4. Endoscopic nasopharyngoscopy

Evaluasi secara Radiologi

Foto polos kepala dan leher

CT scan kepala dan leher( untuk evaluasi dan rencana penatalaksanaan)

MRI ( Bila penyebaran melanjut ke intrakranial)

Evaluasi Secara Histopatologi

Biopsi

Daerah paling sering adalah atap dari nasofaring dan Fossa Rosen muller

Secara Immunologi

Indirect immunofluorescence for IgG & IgA antibodies to viral capsid antigen (VCA) & early antigen (EA)

Test yang spesifik untuk diagnosis NPC

Antibody-dependent cellular cytotoxicity ( ADCC )

Often predict the clinical course of WHO type 2&3

STAGING

A carcinoma in situ (Tis) with no spread to lymph nodes(N0) or distant metastasis (M0).Tis: This describes a stage called carcinoma (cancer) in situ. This is a very early cancer where cancer cells are found only in one layer of tissue.

Stage I: A small tumor (T1)with no spread to lymph nodes

(N0) andno distantmetastasis (M0)

A tumour that has extended beyond the nasopharynx (T2) but has not spread to lymph nodes (N0) or to distant parts of the body (M0).

Stage IIB: A tumour (T1 or T2) that has spread to lymph nodes (N1) but hasnot metastasized (M0)

Stage III: This describes a non-invasive and invasive tumour (T1 or T2) that have spread to lymph nodes (N1 or N2) but have not metastasized (M0), or it describes a larger tumour (T3) with or without nodal involvement (N0, N1, or N2) and no metastasis (M0).

PENATALAKSANAAN

RADIOTERAPITerapi yang paling tepat dan sering digunakan.

60 - 70 Gy for 6 - 7 minggu.75 Gy digunakan bila terdapat keterlibatan pada otak.

Radioterapi

Komplikasi :1. Caries gigi2. Otitis media dan otitis eksterna3. Trismus

Kemoterapi

Mengontrol penyebaran (metastasis)

KomplikasiRambut rontokMual muntahPenurunan berat badanAnorexia

Tindakan Bedah

Bila kelenjar limfa membesar setelah radioterapi 4 – 6 minggu

Bila terjadi pembesaran kelenjar limfe yang berulang (rekuren).

Prognosis

5 years survival :

Stage I 44%Stage II 30%

Radioterapi + Kemoterapi hasil yang baik

TERIMA KASIH