View
233
Download
11
Category
Preview:
Citation preview
TUMOR THT
LIMA BESAR TUMOR THT-KL
1. Karsinoma Nasofaring2. Tumor hidung dan sinus paranasal 3. Karsinoma Laring4. Karsinoma Tonsil5. Angiofibroma Nasofaring
Karsinoma nasofaring (KNF) adalah keganasan jenis karsinoma yang berasal dari epitel mukosa, jaringan penyangga / lunak atau kelenjar yang terdapat di nasofaring
Tumor ganas tersering di daerah THT- kepala & leher (4,7 – 15 kasus / 100.000) Sebagian besar (95%) datang sdh stadium lanjut (III & IV)
1. Karsinoma Nasofaring
♂ : ♀ = 2 : 1Umur rata-rata = 30 – 50 th
Penderita KNF
Tumor koli
KNF perlu diketahui oleh Dokter Umum, O.K.: Sering dijumpai di Indonesia Tumor ganas terbanyak di bidang THT Sebagian besar awalnya datang pd dokter
umum Sebagian besar datang sdh dlm kondisi
stadium lanjut (95%)
Dr perlu ceramah KNF ke masyarakat (pedesaan)
diagnosa terlambat ?1. Bila kasus berusia diatas 40 tahun dengan tumor leher
lateral sebelah atas seringkali tidak menyadari bahwa induk tumor berasal dari nasofaring, sehingga pen derita dikirim ke poliklinik lain (misalnya Poliklinik Bedah).
2. Sedangkan bila ditemukan kasus tumor leher lateral sebelah atas disertai mata juling, pasien tidak dikonsulkan Poliklinik THT-KL, tetapi ke Polikinik Penyakit Saraf atau Mata. Hal ini dapat merugikan pasien, oleh karena tertundanya penegakkan diagnosis berakibat pengobatan definitip yang semakin lama
AnatomiNasofaring = rinofaring = epifaringRuang yg terletak langsung di bwh tengkorak, di belakang kavum nasi, di atas palatum
anterior : koane / nares posteriorposterior : setinggi kolumna vertebra C1-2inferior : dinding atas palatum molesuperior : basis kranii (os occipital & sfenoid)lateral : fossa Rosenmülleri kanan & kiri
Anatomi
AnatomiNasofaring = rinofaring = epifaringRuang yg terletak langsung di bwh tengkorak, di belakang kavum nasi, di atas palatum
anterior : koane / nares posteriorposterior : setinggi kolumna vertebra C1-2inferior : dinding atas palatum molesuperior : basis kranii (os occipital & sfenoid)lateral : fossa Rosenmülleri kanan & kiri
Anatomi (2)
Anatomi (3)Dd lateral fosa Rossenmülleri
(resesus faringealis) * epitel peralihan sering berubah ganas * 1-2 cm diatasnya ada foramen laserum tumor cepat infiltrasi ke endokranium
Saluran limfe sgt banyak tdk mengindahkan garis tengah tubuh
* tumor cepat metastasis (kgb servikalis profunda latero kranialis) * metastasis ke leher ipsi & kontralateral
MUKOSA NASOFARING: Epitel berlapis silindris bersilia (pseudostratified ciliated
columnar epithelium) yang ke arah orofaring akan berubah menjadi epitel gepeng berlapis (stratified squamous epithelium).
Dinding belakang nasofaring sebagian besar (60%-80%) dilapisi oleh epitel gepeng berlapis, sebagian sisanya dilapisi oleh epitel silindris bersilia (ciliated columnar epithelium). Diantara keduanya terdapat epitel peralihan (transitional epithelium) yang terutama didapatkan pada dinding lateral di daerah fosa Rosenmuller.
Adanya perubahan atau pergantian epitel di fosa Rosenmulleri ini, ternyata merupakan predileksi terjadinya keganasan di nasofaring.
Etiologi
Virus Epstein Barr (EBV)Bahan karsinogenik (nitrosamin, dll)Genetik (ras)Lain2 : Iritasi menahun
- asap, inektisida (?) - panas, pedas - radang kronis (nasofaringitis kr) - sosial-ekonomi
Lokalisasi
1. fosa Rosenmülleri (tersering)2. sekitar tuba Eustachius3. dinding belakang nasofaring4. atap nasofaring
Klasifikasi
A. Patologi Anatomi, menurut WHO sbb:1. Karsinoma nasofaring
a. sel skuamosa dg penandukan = WHO tipe I diferensiasi baik, sedang dan jelek b. sel skuamosa tanpa penandukan = WHO tipe II c. karsinoma tanpa diferensiasi (undifferentiated Ca) = WHO tipe III Kars. sel transisional & kars.
limfoepitelial
Klasifikasi (2)
A. Patologi Anatomi: 1. Karsinoma nasofaring 2. Adenosarkoma 3. Karsinoma adenokistik (= silindroma) 4. Jenis yang lain
B. Bentuk & cara tumbuh: ulseratif, eksofitik, endofitik
GEJALA KLINIKGejala dini
TelingaHidung
Gejala lanjutA. Ekspansif:
ke depan ke koane ke bawah ke phalatum mole
B. Infiltratif: ke atas : lewat foramen laserum (sy petrosfenoidal) ke atas : lewat foramen jugulare (sy parotidean) ke samping : lewat spatium parafaring N IX X XI XII
C. Metastasis Limfogen: ke kgb servikalis profundaHematogen : ke hati, tulang, ginjal, limpa
Gejala KlinikGejala dini
Telinga : mendenging/grebek2 (tinitus), pendengaran menurun, otalgi (OMS)Hidung : pilek lama, ingus/dahak campur darah, buntu hidung (kadang2
Gejala lanjutA. EkspansifB. Infiltratif C. Metastase
Gejala lanjutA. Ekspansif:
ke depan: menutup koane buntu hidung, suara bindeng
ke bawah: mendesak palatum mole “bombans”
- sulit menelan makanan - tumor yg besar obstruksi jln napas atas sesak napas
B. Infiltratif: ke atas : lewat foramen laserum ke
endokranium (sindroma petrosfenoidal)– sakit kepala– paresis N. VI (m. rektus lateralis) → strabismus, diplopi– paresis N. V & cabang2nya → trigeminal neuralgi– paresis N. III, IV → + ptosis (sindr. Horner)- Paresis N.III, IV, VI oftalmoplegi
ke atas : lewat foramen jugulare paresis N. IX, X, XI, XII
(sindroma parotidean)
gejala mata
ke samping : lewat spatium parafaring –paresis N. IX, X → paresis palatum mole, faring, laring (reflek muntah - ) sulit menelan, batuk2 (regurgitasi), suara sengau–paresis N. IX, XII → deviasi lidah, ggn menelan
C. MetastasisLimfogen: ke kgb servikalis profunda laterokranialis (tumor koli)
Letak: - kaudal dari ujung mastoid - dorsal dari angulus mandibula, dan - medial dari m. sternokleidomastoideus Tumor koli merupakan keluhan utama pdrt
datang berobat ke dokter (65-85%)
Hematogen : ke hati, tulang, ginjal, limpa
Sindroma HORNER: trias gejala klasik:
• MIOSIS = pupil konstriksi • PTOSIS= kelopak mata lunglai,• ANHIDROSIS = penurunan jumlah keringat,
(semua) pada sisi wajah yang terkena (Ipsilateral)
Gejala Ca Nasofaring1. gejala hidung2. gejala telinga3. gejala tumor leher4. gejala mata5. gejala kranii dan6. gejala syaraf intra kranial
– Sakit kepala hebat (sefalgi)– Rasa tebal atau kepekaan kulit daerah pipi dan hidung
yang menurun (hipaestesi)– Gej khas syaraf terkena I - XII
7. gejala metastase Kelainan pd KNF sistemik
Pem. karsinoma nasofaringAx gej klinikR.A.
R.P.Nasofaringoskopi (+ biopsi)Radiologis
Pemeriksaan Radiologis
1. Foto tengkorak : AP, lateral, dasar tengkorak, Water’s2. CT scan, MRI3. Foto toraks (PA)4. USG5. Bone scintigraphy
3 5 : mencari metastasis jauh
CT scan
Pem. Leher metastasis ke kel. GB leher ?
Paling sering metastasis ke kel GB servikalis profunda laterokranialis
Lokasi : kaudal dari ujung mastoid dorsal dari angulus mandibula medial dari m. sternokleidomastoideus tu leher umumnya adl metastase FNAB Tumor leher (65-85%) keluhan tersering pdrt datang berobat ke dokter
Waspada KNF bila dijumpai TRIAS GEJALA
Tumor leherGejala telingaGejala hidung
Gejala intrakranialGejala telingaGejala hidung
Tumor leherGejala intrakranialGejala hidung
Diagnosis KNF
Dx dini sulit (tidak khas)
Diagnosis klinik KNF berdasarkan atas : 1. umur (40-60 tahun)
2. gejala klinik / subyektif (gejala dini/lanjut)3. hasil pemeriksaan obyektif: RA / RP
4. hasil foto radiologiDiagnosis pasti (PA) hasil biopsi tu. nasofaring
Diferensial Diagnosis
angiofibroma nasofaring juvenilisangiofibroma nasofaringadenoid persistenTBC nasofaring
TerapiStad. Dini (I&II) : radioterapi
- bila tumor (+) kemoterapi ajuvanStad. Lanjut (III&IV) : radioterapi + kemoterapi
- bila tumor (+) kemoterapi ajuvan
Prognosis Stadium dini (I-II) 5 ysr: 70-80% Stadium lanjut (III-IV) 0 – 35%
2. Tumor Hidung dan Sinus Paranasalis
Perlu diketahui tanda & gejala tumor jinak atau ganas Mengenal gejala dini tumor ganas segera dirujuk
Tumor jinak Hidung & Sinus ParanasalOsteoma Ossifying fibroma (fibrous dysplasia)PapillomaHemangioma, adenoma dll
Tumor ganas pada bagian luar hidung:Basal cell carcinoma (Rodent ulcer)Keratinizing Squamous Cell CarcinomaMelanoma maligna
Tumor ganas Hidung & Sinus Paranasal– Epitel:
Squamous Cell Carcinoma Adeno CarcinomaAdeno Cystic CarcinomaUndifferentiated Carcinoma
– Mesenkim:OsteosarcomaChondrosarcomaRhabdomyosarcomaLymphoma MalignaMalignant Haemangiopericytoma
57%18%
10%
OsteomaProliferasi tulang padat (sering pada sinus frontal dan sinus etmoid)Sefalgia, sinusitis berulang, rasa tertekan pada orbitaDx: X-foto skull (AP/Lat), WatresTx: observasi, keluhan hebat operasi ekstirpasi
Ossifying fibromaPenonjolan unilateral tulang wajahBerasal dari periosteum atau periodontal membranAnak atau dewasa (usia 20-40 th)Wanita > priaMandibula > maksilaDx: X-foto. Tx: operasi
TUMOR JINAK HIDUNG & SINUS PARANASAL
Fibrous dysplasiaMrp defek perkembangan atau metaplasia fibro-oseusBanyak pd dekade IPerempuan > Laki-lakiMaksila > mandibulaDx: X-fotoTx: operasi (eksisi)
Kista dentigerus / folikulerKista odontogenikUnilokuler, mahkota tempat asal kelainan yg belum mengalami erupsi menghadap ke kistaSebab: akumulasi cairan diantara reduksi enamel epitel dan enamel permukaan gigiKlinis: benjolan pd mandibula/maksilaDx: X-foto (AP/lat, panoramik, Eisler, Water’s)Tx: operasi (ekskokleasi)
Kista RadikulerKista odontogenik berasal dari inflamasi yang disebabkan berasal dari karies akibat rangsangan kronik, terbentuk granuloma di tulang rahang sekitar akar gigi yg kmd mengalami nekrosis di bag sentral shg tjd kista infeksi unilokulerKista menghadap ke akar gigi (srg di premolar & molar)Dx: X-foto PanoramikTx: operasi ekstirpasi
PapillomaPada orang tua Inverted papillomaBuntu hidung (uni lat), bentuk mirip polip nasi Dapat berubah ganas (squamous cell carcinoma)Dx pasti : biopsiTx papiloma inverted : operasi Rinotomi lateral
HemangiomaPada bayi / anak kongenitalEpistaksis, buntu hidungDx : klinis (dewasa, kadang perlu biopsi)Tx : tergantung lokasi & besarnya
Bayi/ anak: konservatif Dewasa : operasi
Basal cell carcinoma (Rodent Ulcer)Usia 60-70 thMula-mula nodul lunak, retraksi di tengah, tumbuh lambat kmd meluas ke sekitarnya dan infiltrasi ke jar di bawahnyaMetastasis sgt jarangDx: biopsiTx: operasi + radiasi
Tumor ganas pada bagian luar hidung
Keratinizing squamous cell carcinomaMula-mula nodul lunak utk waktu yg lama, mendesak, tumbuh cepat, terjadi ulserasiCepat tjd metastasis ke kgb regionalDx: biopsiTx: operasi + radiasi
Melanoma malignaKanker kulit yg paling seringUsia 20-60 thSeperti tahi lalat (andeng2), hitam tambah besar dg cepat, berbentuk benjol, infiltratif dgn membentuk satelit (bintik / benjolan kecil) di sekitarnyaCepat metastasis (regional & jauh)Dx berdasarkan klinis, TAK PERLU biopsiTx : Operasi radikal (EKSISI LUAS), dilanjutkan kemoterapi
3% dari tumor ganas daerah kepala & leherPeringkat no. 2 di bidang THTLokasi : (plg sering jarang)
Sinus maksila : 60%Rongga hidung : 20%Sinus etmoid : 15%Vestibulum nasi : 4%Sinus frontal & sfenoid : 1%
Laki-laki : wanita = 2 : 1
Tumor ganas Hidung dan Sinus Paranasal
Lokasi & perluasan tumor
Etiologi:– Pasti ???– Kelainan / kerusakan konstitusi genetik
Tumor ganas sinus maksilaris org Jepang >>>– Bahan karsinogenik (chemical carcinogen)
kerusakan gen yg mengatur pertumbuhan & diferensiasi sel(proto-onkogen onkogen)1. Langsung (direct acting carcinogen)
– Gas mustard2. Tak langsung (pro carcinogen)
– Ion radium, isopropil alkohol– Lingkungan (environmental carcinogen)
(85% kanker ok/ pengaruh lingkungan hidup)Terutama pd industri/pabrik: kayu, nikel (debu nikel), krom, sepatu, arloji, batere, pemutih, gelas, bahan penyamak kulit
Letak tumor & prognosisnya
Sebileau’s Three PlanesLevel I : Px plg baik. Level III : Px plg jelek
Infrastruktur
Mesostruktur
Suprastruktur
Ohngren’s PlaneAntero-alveolar : prognosis baikPostero-ethmoidal : prognosis jelek
Gejala tumor ganas Hidung & Sinus Paranasal
Tumor kecil hampir tanpa keluhan, kadang hanya pilek & agak buntu, kadang pilek ada sedikit darah
Stad. Dini : gejala tak khas
Perlu diperhatikan : A. Gejala lokal
Buntu hidung unilateralPilek unilateralEpistaksis unilateralBau tak enak dari hidung (foetor nasi)Hipoestesi pipi (inervasi cabang N. Trigeminus)Rasa tertekan wajah & kepala
B. Gejala perluasan tumor ke jaringan sekitarnya
Tu. Hidung / sinus meluas ke intra kranial sefalgi
Tu. Hidung rongga orbita gangguan gerakan bola mata, pendesakan bola mata, pembengkakan daerah kanthus medialis & palpebraTu. Hidung meluas ke sinus maks pipi bengkak, palatum dan prosesus alveolar bengkakTu. Sinus maks pipi bengkak
& nyeri, gigi atas goyang, gigi tak rata (maloklusi), gigi copot, epifora
DiagnosisAnamnesisPemeriksaan THT (terut. : RA, RP ) Naso-endoskopi, antroskopi melihat tumor kecil Biopsi diagnosis pastiX-foto (Water’s, skull lateral, Rheeze), CT scan, MRI tentukan stadiumFoto Torak, USG, bone survey cari metastasis jauhDx : berdasarkan sistem TNM
Klasifikasi TNMT1 : tumor pada sinus maksilaris (antrum)T2 : infrastruktur, palatum durum, hidungT3 : etmoid, dinding posterior sinus maksilaris, dasar orbita, pipi (bukal)T4 : rongga orbita & struktur lain di sekitarnya
Stadium TNM
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
Stadium II T2 N0 M0
Stadium III T3 N0 M0
T1,2,3 N1 M0
Stadium IV T4 N0,1 M0
Any T N2,3 M0
Any T Any N M1
Diagnosis bandingInfeksi sinus paranasalis dan komplikasinyaTumor jinak rongga hidung dan sinus paranasal
Terapi (tergantung jenis, lokalisasi & perluasan)
1. Operasi – Rinotomi lateral– Maksilektomi parsial / total– Maksilektomi total + eksenterasi bulbi– Craniofacial resection
2. Radiasi– Biasanya diberikan pasca bedah (6000-7000 Rad)– Sebagai Tx paliatif (untuk kasus inoperabel)
3. Kemoterapi Prognosis : 5 ysr 30-40%
3. Karsinoma Laring
Tumor ganas ke-3 Sering > 40 thLaki-laki > wanitaPaling sering karsinoma korda vokalis (80%)
Gejala dini: suara parauSebagian besar (90%) sudah stadium lanjut
Termasuk TG yang kurabel prognosis paling baik
KARS. LARING
Etiologi
Pasti: ???Kelompok resiko tinggi:
Perokok dan peminum alkohol
Supra GlotisGlotisSub Glotis
Diagnosis
Anamnesis:1. Suara parau
– O.K korda vokalis tidak dapat merapat di grs median– Gangguan getaran pd waktu fonasi
Suara kasar afoni Tumor korda vokalis suara parau menetap Suara parau gejala dini kars. Korda Vokalis !!!Kars. supra/subglotik suara parau merup. gejala lanjut
2. Sesak nafas & stridor inspirasi gejala std lanjut
Tumor > Akumulasi debris & sekret Fiksasi korda vokalis
- Sesak & stridor inspirasi ini waktu bekerja Waktu istirahat ada kompensasi tak sesak Setelah lumen tertutup > 80% baru sesak
3. Nyeri pd tenggorok dan disfagia tumor supra glotis
4. Batuk + darah ok/ ulserasi pd tumor
5. Gejala umum: berat badan
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisikLeher : - bentuk & pergerakan laring
normal (terutama fase dini) - tumor koli (meta.regional) ?
- Kars. Glotis jarang metastasis ke kgb leher
- Kars. Supraglotis & Subglotis sering metastasis ke kgb leher
Tumor koli
2. Pemeriksaan laringa. Cara tak langsung
Kaca laring dan lampu kepalaGambar laring tampak pd kaca laring
b. Cara langsungLaringoskopi direkta: Kaku (rigid) Fleksibel (fiber optic laryngoscopy = FOL ) BiopsiMikrolaringoskopi
Di lihat dengan mikroskop : Lokasi / besar / ekstensi tumor Gerakan korda vokalis Biopsi
Laring Normal(dg FOL)
Kars. Laring(dg FOL)
Tumor
3. Pemeriksaan radiologisa. Foto jaringan lunak leher (servikal AP / lateral)
Paling sederhana lihat lumen trakea deteksi tumor trakea / laring
b. LaringografiDengan kontras melapisi dinding laring dan hipofaring, informasi ttg permukaan laring dan perluasan tumorKerugian: Alergi kontras Keamanan penderita dg problem ggn jalan nafas
c. Tomografi t.u proyeksi frontalKorda vokalis, plika ventrikularis dan ventrikel
Waktu fonasi, resp. tenang & manuver ValsalvaLesi di bawah korda vokalis
d. CT scan dan MRILebih efektif dan akuratHub. anatomi tumor laring dg jaringan sekitarPerluasan tumor
Diagnosis pastiBiopsiPaling sering (PA) : karsinoma sel skuamosa
Diagnosis bandingTuberkulosis laringTumor jinak laring laring (fibroma, papiloma)
Terapi
1. Bila sesak napas Trakeotomi2. Pembedahan:
Laringektomi parsial (LP)Laringektomi total (LT)– N0, N1 + Diseksi leher fungsional (DLF)– N2 + Diseksi leher radikal (DLR)
3. Radioterapi 4. Kemoterapi
Penatalaksanaan tergantung stadium tumor dan keadaan umum penderita
– Std I & II: radiasi Bila tumor (+) Operasi LP / LT– Std III : N0 LT + radioterapi N1/2 LT dg DLF/DLR + radioterapi– Std IV : N0 LT dg DLF + radioterapi
N1/2 LT dg DLR + radioterapi + kemoterapiBila M1 : kemoterapi (paliatif)
Stoma
Laringektomi total
Rehabilitasi suaraUntuk memperbaiki kualitas hidup penderita
Upaya dapat berkomunikasi / bicara :Dg alat bantu: laryngeal vibrator (mahal)Melatih bersuara dengan esofagus (esophageal speech)
Etiologi
Pasti ???Faktor predisposisi:
Perokok, peminum alkohol, pemakan sirihIritasi lokal, suka minum panas, infeksiHigiene mulut yg kurang baikDefisiensi nutrisi atau besi
4. KARSINOMA TONSIL
Histopatologi
Asal: struktur epitelial dan struktur limfoidKarsinoma sel skuamosa diferensiasi baikKarsinoma anaplastik yg berdiferensiasi jelek
Diagnosis
Stadium awal (tumor kecil) : tidak khasKeluhan tergantung pada :
Besarnya tumorAda tidaknya ulserasi
Anamnesis Awal:
Gangguan menelan (sedikit) waktu menelan makanan ada rasa tak
enak / sakit / mengganjal / perasaan seperti ada yg menusuk
Kadang ada darah pada salivaNyeri yang menjalar pd telinga
Lanjut:Sulit membuka mulut (trismus)HipersalivasiMulut bau busuk (foetor ex ore)Sulit menelan (disfagia)Sesak napas
Pemeriksaan Tampak tonsil yg membesar / menonjol (tipe eksofitik) atau ulkus (tipe ulseratif)Pem. faring-tonsil rutin:
Tonsil tampak membesar, tak rata, ada bercak darah Biasanya pada 1 tonsil saja
Pem. dg kaca laring:Perluasan ke pangkal lidah, arkus anterior-posterior
Palpasi dg jari telunjukAda tidaknya fiksasi palatum atau lidah
Pem. rinoskopi posteriorEkstensi ke nasofaring, permukaan atas palatum mole
Tumor tumbuh secara eksofitikAkan memenuhi seluruh orofaringTimbul sesak nafas trakeotomi
Stadium lanjut:Metastasis ke kelenjar limfe leher (level 1& 2)
Metastasis jauh:Paru, mediastinum, tulang dan hepar
Diagnosis pasti: biopsi
Penatalaksanaan
Stadium I dan II : operasi ekstirpasi tumor + radiasi
Stadium III dan IV (operable) : operasi + kemoterapi + radioterapi
eksisi luas + diseksi leher radikal
5. ANGIOFIBROMA NASOFARING JUVENILIS
- Tumor di nasofaring klinis ganas, tumbuh ekspansif, histopatologis benigna
- Tumor dg banyak pembuluh darah berukuran besar spt kapiler, hiperplasi endotel & stroma, tanpa tunika muskularis
Etiologi
Belum diketahui pastiTdk ada keseimbangan seks hormon/sistem pituitari androgenital– terbanyak usia 10-17 th– ♂ > ♀– teoritis tumor mengecil saat usia > 20-25 th
Lokasi tumor
Atap nasofaring (sering)Garis tengah/dinding lateral nasofaring (jarang)– Umumnya unilateral– Mengalami pertumbuhan yg relatif cepat
→ memenuhi nasofaring
Histopatologi
Jaringan ikat yg udematus, di antaranya banyak pembuluh darah lebar, bervariasi besar, bentuk, distribusi
Beberapa pembuluh darah sebesar kapiler, saling berhubungan
Tumor yg tumbuh aktif jaringan vaskuler >> Usia meningkat jaringan fibrus > dominan,
tetapi jar. vaskuler <
Histopatologi (2)
Gejala Klinik
Buntu hidung progresif dg sekret purulenEpistaksis berulang/hebat (80%) pdrt → perdarahan lewat hidung & mulut
DiagnosisUmur : 10-17 th (dewasa muda)Tanda & gejala spt di atasPemeriksaan obyektif : dg palpasi, rinoskopi anterior/posterior, nasofaringoskopi → tumor licin,
bercak darah, merah-unguRadiologi : angiografi, CT scan (jelas !!!)Jangan di biopsi resiko perdarahan hebat (sukar dihentikan, perlu tampon Bellocque)
NASOFARINGOSKOPI
CT Scan
TERAPI
Operasi merupakan pilihan terapi terbaik
Teknik: transpalatal, transmaksila, infra temporal, dg atau tanpa rinotomi lateral- embolisasi – pre op → tumor mengecil
perdarahan kurang - Ligasi arteri yg mengaliri darah ke tumor (A.
maksilaris interna, atau A. Karotis eksterna) →menurunkan perdarahan durante op.
Tumor yang sgt besar atau ekspansi ke intra kranial, diberikan :
a. Terapi hormon (dietil / dimetil stilbestrol) Tujuan : maturasi jar. ikat >> jar. vaskuler <<
tumor mengecil → operabel & menurunkan jumlah perdarahan saat operasi
b. Terapi radiasi Tujuan : sklerosis p.d tumor mengecil/padat
operabel & resiko perdarahan hebat saat operasi <<
Diagnosis Banding1. Koanal polip: permukaan rata, mengkilap, udematus, kepucatan, konsistensi lunak2. Adenoid: permukaan ireguler, lokalisasi di tengah, tdk mudah berdarah3. Tumor ganas nasofaring: umur 30-50 th, ada gejala lokal/metastase tumor, KU makin menurun, PA : ganas4. Fibroma nasofaring (tipe biasa): semua umur, ♂ & ♀, tdd jar. ikat pdt / banyak pemb. drh yg dilapisi tunika muskularis → pdrh relatif mudah dihentikan
Prognosis
Stadium dini → baikStadium lanjut (ekspansi kavum kranii) buruk
Recommended