View
69
Download
25
Category
Preview:
DESCRIPTION
presentasi hoarseness
Citation preview
REFERATSUARA SERAK
Pembimbing :dr. H. Farid Wajdi, Sp.THT-KL
Disusun oleh:Leonita Budi Utami
08310172
KEPANITRAAN KLINIK SENIOR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
SMF THT-KL RSUD TASIKMALAYATAHUN 2013
Pendahuluan• Gangguan suara atau disfonia ini dapat berupa suara
parau atau serak yaitu suara terdengar kasar (roughness) dengan nada lebih rendah dari biasanya, suara lemah (hipofonia), hilang suara (afonia), suara tegang dan susah keluar (spastik), suara terdiri dari beberapa nada (diplofonia), nyeri saat bersuara (odinofonia) atau ketidakmampuan mencapai nada atau intensitas tertentu.
• Hoarseness (suara parau) adalah hal yang sering dikeluhkan oleh pasien yang mengalami perubahan pada suara.
• Di Inggris sekitar 50.000 pasien per tahun dirujuk ke bidang THT karena bermasalah dengan suaranya.
• Penyebab suara parau baru dapat diketahui setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
DEFINISI• Suatu keadaan dimana terdapat kesulitan dalam
memproduksi suara ketika mencoba berbicara, atau perubahan suara pada nada dan kualitasnya. Suara tersebut mungkin terdengar lemah, berat, kasar, atau terjadi perubahan volume atau pitch (tinggi rendah suara).
• Perubahan dari suara biasanya berkaitan dengan gangguan pada pita suara yang merupakan bagian pembentuk suara yang terdapat di laring.
Anatomi• Terdapat 3 sistem organ pembentuk suara yang saling
berintegrasi untuk menghasilkan kualitas suara yang baik, yaitu : sistem pernapasan, laring, dan traktus vokalis supraglotis.
• Laring merupakan organ pembentuk suara yang kompleks yang terdiri dari beberapa tulang rawan serta jaringan otot yang dapat menggerakan pita suara.
• Otot-otot ekstrinsik berfungsi menggerakkan laring serta otot-otot intrinsik berfungsi membuka & menutup rima glotidis
• Laring dipersarafi oleh cabang-cabang n. vagus, yaitu n. Laringeus superior dan n. Laringeus inferior. Kedua saraf ini merupakan campuran saraf motorik dan sensorik.
• Pendarahan untuk laring terdiri dari 2 cabang, yaitu a. Laringis superior dan a. Laringis inferior.
• Vena laringis superior dan vena laringis inferior letaknya sejajar dengan a. Laringis superior dan inferior dan kemudian bergabung dengan vena tiroid superior dan inferior.
Fisiologi• Laring (voice box) terdiri atas kartilago dan otot-otot serta
memiliki sepasang pita suara yang akan saling menjauh saat inspirasi dan mendekat saat ekspirasi. Pita suara dapat saling mendekat dan menjauh sehingga dapat mengatur jumlah udara yang melewatinya. Frekuensi getaran yang melalui pita suara dapat berubah secara cepat oleh karena otot di sekitar pita suara dan tekanan udara saat bernafas, sehingga timbul nada pada suara yang diproduksi. Pharynx dan cavum oris keduanya bertindak sebagai resonator.
Proses Respirasi Proses Fonasi
ETIOLOGI
Hoarseness
infeksi
Tumor
Inflamasi
Kelainan Kongenital
Trauma
Penyakit Sistemik
Etiologi • Kelainan Kongenital
• Infeksi
Laringomalasia Laringeal web
Laringitis
• Inflamasi
KistaPolip Nodules
Laringoparingeal Refluks
• Tumor Jinak
• Tumor Ganas
Papilloma Hemangioma
CSS extensiveCSS GloticCSS supraglotic
Faktor Resiko• Bernafas pada lingkungan yang tidak bersih• Pubertas berkaitan dengan pelebaran laring• Merokok• Penyalahgunaan obat-obatan• Stres, gelisah, depresi dapat menyebabkan tremor pita
suara• Laringofaringeal refluk• Penggunaan steroid dalam jangka waktu lama• Vokal abuse (berteriak, pekerjaan)
GEJALA KLINIS
Keluhan yang menyertai suara parau bervariasi pada setiap orang tergantung intensitas dan etiologi yang mendasari suara parau tersebut.
Gejala klinis yang umum, antara lain : 6
•Rasa gatal di tenggorokan•Perasaan adanya benda asing di tenggorokan•Suara tercekat di tenggorokan•Ketidakmampuan menghasilkan suara yang jernih•Nyeri dan sulit menelan•Rasa tidak nyaman di tenggorok (batuk)
Diagnosa Banding
• Diagnosa banding dapat ditentukan berdasarkan etiologi dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan Klinis
• Pemeriksaan umum (status generalis)• Pemeriksaan THT termasuk pemeriksaan laring tak
langsung untuk melihat laring melalui kaca laring, maupun pemeriksaan laring langsung dengan laringoskop atau dengan mikroskop, mikrolaringoskopi dan bedah mikro laring.
Secara umum, pemeriksaan laring harus dilakukan jika suara parau menetap selama lebih dari 2 minggu.
Pemeriksaan Penunjang• Pemeriksaan laboratorium darah• Pemeriksaan rontgen, CT scan, MRI untuk mengetahui
adanya sinusitis, deformitas struktur fonasi.• Laringostomi untuk melihat pita suara apakah ada nodul,
kista, polip, dan kanker tenggorokan.• Stroboskop digunakan untuk melihat pita suara untuk
mendiagnosa kondisi yang menimbulkan suara serak. • Pemeriksaan mikrobiologik dengan kultur usap tenggorok.• Evaluasi
Penatalaksanaan• Terapi Konservatif• Terapi Wicara (speech therapist)• Terapi Medikamentosa• Terapi Pembedahan
Recommended