View
61
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah masa ketika identitas dikembangkan lebih besar
(Eriksen,1963). Pengembangan ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan,
khususnya dalam aspek kehidupan social yang lebih dominan dalam pembentukan
kaarakter diri.
Namun, dalam proses pembentukan karakter tersebut seorang remaja akan
cenderung berperilaku meniru suatu kebudayaan yang dia anggap baik walaupun
sebenarnya buruk dipandang dari segi etika, social, budaya, maupun agama. Hal ini
terlihat dari banyaknya berbagai penyimpangan social seperti semakin maraknya
geng-geng motor, meningkatnya angka kehamilan diluar nikah disebabkan oleh
pergaulan dan lain sebagainya.
Berbagai penyimpangan tersebut diakibatkann karena mereka mengalami
kesulitan dalam proses adaptasi dan mencerna konsep yang ada di
masyarakat,sehingga timbul berbagai problematika.
Masyarakat sebagai bagian dari pembentuk kepribadian remaja, hendaknya
dapat mengerti, memahami dan tentunya dapat mengontrol perilaku remaja dalam
pencarian jati diri agar dapat berjalan tanpa adanya problematikayang akan
berpengaruhpada pribadidewasanya kelak.
B. Tujuan
1. Agar masyarakat lebih memahami pola peerubahan yang sednag dialami remaja.
2. Masyarakat dapat mengontrol perilaku remaja yang sedangmengalami masa-
masa transisi.
3. Mengkondisikan remaja yang sesuai dengan norma dan nilai di masyarakat.
C. Permasalahan
Dalam proses pencarian jati diri seorang remaja akan mengalami berbagai
perubahan kondisi sehingga perlu adanya penyesuaian terhadap kondisi baru.
Seluruh segi kehidupan dalam masyarakat haruslah memantau segala perubahan
yang ada dalam diri remaja agar tidak terjadi penyimpangan.
1
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Permasalahan
D. Sistematika Penulisan
BAB II PROBLEMATIKA REMAJA SEBAGAI MANUSIA
A. Karakteristik Remaja
1. Keluarga
2. Teman bermain
3. Lingkungan
4. Iptek
B. Problematika Remaja
BAB III REMAJA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
A. Dinamika Kehidupan Sosial
B. Norma Dan Nilai Yang Terkandung Di Masyarakat
1. Ramah Tamah
2. Solidaritas
3. Gotong Royong
4. Kesopanan
C. Remaja Sebagai Mahluk Sosial
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
2
BAB II
PROBLEMATIKA REMAJA SEBAGAI MANUSIA
A. Karakteristik Remaja
Remaja merupakan individu yang masih mengembangkan jati dirinya, dalam
proses pengembangan jati diri remaja akan membentuk suatu karakter yang khas.
Menurut Mukhtamar (2003:11) masa remaja merupakan periode yang penting, satu
perkembangan dari masa sebelumnya dimana akan mempengaruhi pola perilaku sikap
yang baru. Terjadi perubahan secar fisik, perilaku yang menuntut kebebasan.
Manusia akan mengalami beberapa fase pertumbuhan dalam hidupnya mulai dari
anak-anak, remaja, dewasa, dan dari setiap fase pertumbuhan mereka akan mengalami
berbagai perubahan mulai dari cara berfikir, perilaku, hingga pola interaksi sosial dengan
lingkungannya. Perubahan paling signifikan dapat kita lihat ketika manusia mengalamai
masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, yaitu masa remaja. Dalam masa remaj
inilah seorang individu mulai mencari jatidiri yang akan menentukan kepribadiannya kelak.
Pada proses pembentukan kepribadian seorang remaja akan menemukan sifat
dan perilaku yang mereka anggap sesuai untuk dirinya. Sifat dan perilaku seorang remaja
akan membentuk suatu karakter yang khas, yang akan berbeda pada tiap individu.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh bagaimana, diamana, serta dengan siapa seorang
individu berinteraksi.terdapat berbagai unsur yang berpengaruh dalam proses
pembentukan karakter remaja yaitu unsur yang berhubungan langsung dan melakukan
interaksi.
Remaja adalah anak-anak yang berusia sekitar 12-21 tahun atau remaja adalah
manusia berumur belasan tahun yang sedang mencari jati dirinya. Pada masa remaja
manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.
Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang
berjalan antara umur 12 sampai dengan umur 21 tahun. Remaja berkembang dalam
masa itu dengan perubahan yang sangat mencolok. Untuk itu peran orang tua sangatlah
penting, dan harus betul-betul berperan dengan baik. Karena kalau tidak diarahkan sesuai
dengan kaidah agama dan nilai etika yang baik pasti cenderung terjerumus ke hal-hal
yang negative. Seperti narkoba, miras, seks bebas dan lain sebagainya.
Dalam kehidupannya, remaja memiliki berbagai karakteristik. Karakteristik masa
remaja merupakan periode yang penting, satu perkembangan dari masa sebelumnya
dimana akan mempengaruhi pola perilaku sikap yang baru. Juga terjadi perubahan
secara emosi, fisik, dan perilaku yang menuntut kebebasan Mukhtar (2003:11)
Karakteristik remaja sangat berbeda dari yang satu dengan yang lain. Mereka
mengalami perubahan dari masa kanak-kanak ke masa yang lebih tinggi yaitu dewasa.
3
Dari masa kanak-kanak mereka mengalami sifat yang labil, dimana kanak-kanak tersebut
hanya memikirkan sesuatu yang membuat mereka senang dan bahagia. Dimasa kanak-
kanak tersebut mereka belum memikirkan hal yang baik dan hal yang buruk. Itulah kanak-
kanak.
Setelah mereka mengalami itu, mereka akan mencari jati dirinya dengan bermain
atau bergaul keluar wilayah dari lingkungannya. Dalam pergaulannya, remaja mudah
terpengaruh dan mudah terhasut dengan perilaku remaja yang lain. Mereka akan
mengalami perubahan pola pikir, pola perilaku, sikap yang baru dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah media pembangun karakteristik seorang remaja :
1. Keluarga
Keluarga merupakan kelompok terkecil yang terdapat dalam suatu
masyarakat, seperti pemaparan dari Shihab(2007:395) keluarga adalah jiwa
masyarakat dan tulang punggunya kesejahteraan lahir dan batin yang
dinikmati suatu bangsa, sebaliknya kebodohan dan keterbelakangan adalah
cerminan dari keadaan keluarga yang hidup pada masyarakat bangsa
tersebut.
Keluarga dapat dikatakan sebagai unsur yang paling berpengaruh bagi
kehidupan manusia, karena di dalam keluarga seorang individu akan
mengembangkan pola interaksi untuk pertama kali, keluarga sebagai
kelompok pertama yang dikenal oleh individu akan sangat berpengaruh pada
pembentukan karakter remaja,karena pada dasarnya sejak usia anak–anak
mereka telah memiliki kecenderungan untuk mencontoh dan meniru setiap
perilaku yang mereka anggap benar menurut pemikiram mereka, sehingga
ketika mereka tumbuh menjadi sosok remaja karakteristik yang berkembang
dalam dirinya akan cenderung serupa dengan karakteristik yang dimiliki oleh
anggota keluarganya.
Karakteristik seorang anak dapat dijadikan sebagai gambaran nyata
tentang bagaimana keadaan suatu keluarga, tentang bagaimana seorang
anak di didik dan dikembangkan menjadi pribadi yang sesuai dengan harapan
suatu keluarga.Contohnya, suatu keluarga yang menanamkan sikap disipllin
dalam mendidik seorang anak, maka anak-anak yang tumbuh dan
berkembang dalam keluarga tersebut akan berperilaku disipliln pula dalam
menjalani tiap aspek kehidupanya, ini semua disebabkan karena sejak usia
dini mereka telah terbiasa dan dibiasakan untuk berperilaku displin.
Mengingat sangat pentingnya peranan keluarga dalam pembentukan
karakteris remaja, tentunnya akan lebih baik jika kita mengkondsikan keluarga
yang dapat membentuk karakter remaja yang unggul.
4
Berikut ini adalah hal yang dapat ditanamkan agar suatu keluarga
dapat terkondisi dengan baik :
a. Agama
Tempat pertama seorang individu mengenal agama adalah
keluarga, karena di masyarakat Indonesia sendiri agama
merupakan suatu yang diwariskan,sehingga seseorang yang
masih dalam usia anak-anak akan memiliki agama yang sama
dengan orang tuanya.Setiap agama pasti memiliki tujuan yang baik
bagi pemeluknya.Kesimpulanya adalah keluarga yang
menanamkan nilai agama sejak dini pada anak akan dapat
membentuk anak yang memiliki karakteristik yang unggul karena
mereka telah terbiasa dengan nilai-nilai luhur yang ditanamkan
oleh keluarganya.
b. Norma
Penanamam norma dalam kelurga sangatlah penting karena
norma dapat dijadikan suatu petunjuk atau patokan perilaku yang
benar dan pantas dilakukan dalam berhubungan dengan
lingkungan social. Demikian pula dalam lingkungan keluarga,
biasanya orang tua akan menerapkan peraturan yang harus
dipatuhi oleh setiap anggota keluarga, sehingga akan membentuk
pribadi yang telah terbiasa dengan sikap bertanggung jawab dan
patuh terhadap setiap peraturan yang telah ditetapkan, berawal
dari kebiasaan dalam keluargan inilah seorang remaja dapat
membawa karakter positifnya dalam berinteraksi ke dunia luar
yang lebih luas.
c. Kasih Sayang
Kasih Sayang merupakan suatu dasar terciptanya hubungan yang
harmonis.Apabila dalam suatu interaksi tercipta keharmonisan
maka tujuan dalam suatu hubungan akan dapat tercapai.Dalam
suatu keluarga seorang anak akan sangat membutuhkan kasih
sayang dari orang tua dan saudaranya.Rasa kasih saying ini dapat
tercapai bila antar anggota keluarga dapat saling terbuka, saling
mengerti,dan bertanggung jawab pada tiap hak serta kewajiban
yang dimiliki ole masing-masimg anggota keluarga, sehingga akan
menjadikan lingkungan keluarga yang kondusif dan nyaman.
2. Teman Bermain
Seorang anak yang mulai berinteraksi dengan lingkungan diluar
sekolah akan mulai mengenal teman sebaya, demikian pula yang
5
diungkapkan oleh Kesriyarinni (2006:4) Teman bermain disebut pula dengan
teman sebaya, dialami anak ketika ia telah mampu berpergian keluar rumah,
dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun sangat
berpengaruh.Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja.
Pertumbuhan yang dialami oleh individu akan membawa suatu
perubahan, termasuk perubahan interaksi. Perubahan interaksi ini dapat
berupa perbedaan lingkungan dari kelompok yang lebih sempit ke kelompok
yang lebih luas, seperti dari lingkungan keluarga yang kemudian meluas ke
dalam lingkungan masyarakat. Biasanya orang pertama yang di kenal oleh
seorang anak di dalam masyarakat adalah teman sebaya, karena mereka
memiliki kesamaan fisik, pola fikir, dan prilaku. Persamaan inilah yang
menyebabkan mereka merasa lebih nyaman .
Pengaruh teman sebaya akan mencapai puncaknya ketika seorang
anak memasuki usia remaja, hal ini di sebabkan karena frekuensi interaksi
yang tinggi ketika mereka bertemu di lingkungan sekolah,sehingga mereka
akan memiliki karakter yang hampir serupa, hal ini disebabkan karena remaja
memiliki kecenderungan untuk meniru. Proses meniru ini akan menjadi hal
yang positif ketika mereka meniru hal yang positif pula, namun proses meniru
ini akan membawa dampak negative ketika seorang remaja meniru hal yang
menyimpang kearah negative. Masa remaja merupakan suatu masa yang labil
karena mereka sering kali mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan
dampak yang akan ditimbulkan, biasanya mereka akan melakukan apa yang
mereka anggap benar dan apa yang dapat membuat mereka merasa
nyaman, dengan kata lain remaja hanya melakukan proses imitasi secara
utuh. Termasuk mengimitasi teman bermain yang mereka anggap popular
dalam kalangan pergaulanya mulai dari sikap, penampilan, gaya hidup,
bahkan berusaha meniru apa saja yang dimiliki orang lain.
3. Lingkungan
Manusia membutuhkan tempat untuk hidup dan mengadakan
hubungan dengan sesamanya sebagaimana telah dipaparkan oleh
Ratrioso(2008:54) Lingkungan berperan sangat penting setelah pola asuh
keluarga. Boleh jadi lingkungan bagi remaja jauh lebih penting dibanding
keluarga apabila peran dari orang tua tidak memenuhi harapan, maka remaja
akan mencari lingkungan yang sesuai harapanya.
Manusia merupakan makhluk social yang sepanjang hidupnya akan
terus mengadakan interaksi baik dengan individu lainya, kelompok, ataupun
dengan lingkungan sekitar karena kodrat manusia sebagai mahluk social
yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Saat usia
6
remaja seseorang akan mengadakan hubungan yang lebih intensif dengan
lingkungan karena mereka mulai berbaur dengan masyarakat luas dan dalam
proses tersebut remaja akan membangun karakter-karakter yang ada dalam
dirinya dengan mengadopsi situasi lingkungan yang mereka rasakan.
Kondisi atau keadaan suatu lingkungan akan sangat berpengaruh
terhadap pembentukan karakter remaja. Lingkungan yang baik akan
menjadikan remaja yang bernaung dalam lingkungan tersebut mejadi pribadi
yang baik pula, contohnya, seorang remaja yang bergaul dalam lingkungan
yang memiliki nilai keagamaan yang kuat akan cenderung berprilaku positif,
dan sebalikya seorang remaja yang hidup dalam lingkungan yang sering
mabuk-mabukan atau berjudi akan cenderung terbawa dalam perilaku
negative tersebut. Lingkungan merupakan tempat dimana suatu kepribadian
dibentuk dan dikembangkan untuk itu berikanlah kondisi lingkungan yang
sesuai sebagai tempat untuk pembentukan karakter remaja.
4. Iptek
Kita menyadari bahwa peningkatan kehidupan masyarakat banyak
bersangkutan dengan peningkatan kemajuan ilmu, industry, dan teknologi.
Masyarakat sederhana atau tertinggal pasti hidupnya masih tergantung
kepada alam. Teknologi sebagai hasil kemajuan budaya manusia sudah tentu
bisa digunakan untuk kepentingan kebudayaan manusia, bukan untuk
menghancurkannya. Kemajuan budaya manusia sudah tentu bias digunakan
untuk kepentingan kebudayaan manusia.
Dalam kepustakaan teknologi terhadap aneka ragam pendapat yang
menyatakan bahea teknologi adalah transformasi dari alam, teknologi adalah
realitas atau kenyataan yang diperoleh dari dunia ide, teknologi dalam makna
subjektif adalah keseluruhan sampai pernyataan bahwa teknologi adalah
segala hal, dan segala hal adalah teknologi Elly. M (2005:33).
Teknologi diciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia dalam
segala aspek. Dengan teknologi, kehidupan manusia menjadi lebih maju dan
lebih modern. Dewasa ini, banyak dan berbagai macam bentuk teknologi
diciptakan. Tetapi dengan semakin canggihnya teknologi, semakin canggih
pula kejahatan. Banyak kasus kejahatan yang mengikut sertaka teknologi
dalam menjalankan kejahatan tersebut.
Tidak hanya itu, remaja masa kini pun banyak menggunakan
teknologi-teknologi canggih itu untuk hal-hal yang berdampak negative.
Seperti menggunakan hp untuk mencontek pada waktu ujian, menonton hal-
hal berbau pornografi dan lain sebagainya. Remaja memang sangat rentang
terhadap perkembangan teknologi, mereka seperti memburu teknologi untuk
7
kepentingan yang tidak bermanfaat dan hanya untuk kepausan sesaat saja.
Padahal dengan perkembangan teknologi, remaja dapat memanfaatkanya
untuk hal yang bermanfaat dan menambah wawasannya.
Pada dasarnya perkembangan karakteristik remaja masa kini
seharusnya memiliki karakter lebih baik dan berwawasan lebih luas. Karena
mereka hidup di jaman yang serba canggih ini, berbeda dengan generasi
sebelumnya yang masih belum mengenal teknologi canggih.
Bisa dikatakan remaja sekarang adalah remaja modern, menurut
Mukhtar
B. Problematika remaja
Remaja adalah masa yang penuh permasalahan. Karena disaat itu, remaja
melakukan hal-hal yang dianggap benar padahal belum tentu benar. Permasalahan yang
dihadapi remaja sangatlah kolpleks. Seperti permasalahan fisik dan kesehatan, dan
permasalahan tentang alcohol dan obat-obatan terlarang. Permasalahan akibat
perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas.
Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya. Permasalahan fisik yang terjadi
berhubungan dengan ketidak puasan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki. Yang
permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Mereka juga
sering membandingkanfisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka.
Dalam masalah kesehatan, tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis.
Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun
penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian, remaja
adalah penyebab terbesar. Karakter mereka adalah suka berperilaku bereksperimen dan
berskplorasi, padahal dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Permasalahan alcohol ini juga mempengaruhi kehidupan para remaja yang lain.
Adanya alcohol ini dapat merusak pikiran generasi muda. Walau usaha untuk
menghentikannya sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini
sepetinya tidak berkurang. Banyak faktor yang membuat atau mempengaruhi remaja
menggunakan itu. Seperti faktor keluarga, ajakan teman , sampai faktor kebiasaan.
Pada masa remaja memang rentang dengan masalah, itu disebabkan karena dua
hal. Pertama karena tradisi dan kebiasaan. Sudah terbiasa bila bermasalah. Kedua
karena remaja kini merasa sudah mandiri Ratrioso (1980:18).
Remaja masa kini cenderung berperilaku sangat agresif terhadap sesuatu yang
bersifat baru. mereka sepat menangkap hal yang mereka anggap menarik tanpa
memilah-milah hal tersebut. Menurut Ratrioso, remaja rentang sekali terhadap
perubahan. Semestinya remaja harus lebih teliti dan lebih ulet untuk memikirkan sesuatu,
apakah hal yang baru tersebut baik atau buruk untuk dirinya.
8
Sebetulnya kepribadian remaja adalah jati diri atau sifat dasar seorang remaja.
Selain faktor bawaan, kapribadian terbentuk melalui interaksi dirinya dengan semua yang
ada disekitarnya dalam berbagai pengalaman kehidupannya. Ada yang berdampak
positif dan ada yang berdampak negative. Seperti kenakalan remaja, kenakalan remaja
adalah suatu penyesuaian, yaitu respon yang dipelajari terhadap situasi lingkungan yang
tidak cocok atau lingkungan yang memusuhinya akibat dari konstitusi detektif mental dan
emosi mental, mentality dan emosi yang belum matang, masi labil dan rusak akibat
proses conditionering lingkungan yang buruk Sri Estiwuryani (2002:113).
Remaja dianggap tidak pantas berkelakuan seperti anak-anak, tetapi mereka pun
belum memiliki hak dan kesempatan seperti orang dewasa. Hal ini menyebabkan gejolak
emosi yang dapat menimbulkan masalah. Remaja sangat peka terhadap stress, frustasi,
dan konflik Lydia Harlina (2008:8)
Masa remaja merupakan masa dimana timbulnya berbagai kebutuhan dan emosi
serta timbulnya kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fikir yang menjadi lebih
matang. Namun masa remaja penuh dengan berbagai perasaan yang tidak menentu,
cemas, bimbang, dimana bercampur dengan harapan dan tantangan, kesenangan dan
kesengsaraan, semuanya harus dilalui dengan perjuangan yang berat menuju hari depan
dan dewasa yang matang. Periode remaja ini dipandang sebagai stress frustasi dan
penderitaan, konflik dan krisis dan penyesuaian. Sebab remaja sulit untuk dapat
mengendalikan dirinya dan belum bisa menyesuaikan dirinya dengan budaya lingkungan
orang dewasa. Mereka merasa bahwa dirinya sudah mandiri, segala yang dilakukannya
benar dan baik dalam semua aspek kehidupan tanpa memahami manfaat maupun akibat
dari apa yang mereka lakukan, dan tidak perlu mengikuti budaya orang dewasa.
Dari situlah remaja tidak lagi patuh terhadap norma yang ada dalam masyarakat
dan mengabaikan budayanya. Mereka tak lagi menganggap budaya itu ada, sehongga
mereka bebas melakukan apapun yang mereka inginkan. Remaja tersebut mengalami
berbagai konflik, seperti konfllik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan
kebutuhan untuk bebas dan konflik antara kebutuhan akan ketergantungan kepada orang
tua, konflik antara kebutuhan seks dan kebutuhan agama, serta nilai sosial.
9
BAB III
REMAJA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
A. Dinamika kehidupan social
Dinamika kehidupan manusia sangatlah kompleks, dari perubahan yang kecil
sampai dengan perubahan yang besar. Menurut (Novita kesayarini : 2006) Dinamika
social adalah keseluruhan perubahan dan seluruh komponen masyarakat dari waktu ke
waktu dapat berupa perubahan progresif maupun regresif, seluruh elemen masyarakat
mengalami interaksi dan saling mempengaruhi sehingga menimbulkan perubahan di
masyarakat.
Perkembangan ilmu social yang semakin kompleks menjadi pemahaman tentang
masyarakat harus di lakukan secara mendalam. Untuk itulah pada pelaksanaan sekolah
demokrasi menempatkan materi analisa kemasyarakatan.
Sebab masyarakat dimaknai sebagai sekelompok atau kumpulan masyarakat
yang bergerak untuk melakukan perubahan. Berbagai perubahan dalam masyarakat
adalah akibat dari seluruh lapisan masyarakat yang mengalami interaksi dan saling
mempengaruhi sekelompok masyarakat tersebut.
Segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi system dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok
dalam masyarakat. Pada kurun waktu tertentu perubahan dalam masyarakat berupa
perubahan cara hidup maupun pola-pola kehidupan masyarakat tersebut. Hal itu
disebabkan karena perubahan kondisi geografis, kebudayaaan, komposisi penduduk
ataupun peraturan-peraturan yang ada didalam komponen masyarakat. Selain itu, adanya
berbagai penemuan yang baru dalam masyarakat juga dapat mempengaruhi perubahan
social masyarakat.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan di segala bidang
termasuk dalam hal kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut akan tergeser,
cepat atau lambat pergeseran itu akan menimbulkan konflik Elly M (2005:40).
Kebudayaan yang dianut dan sangat dihormati di daerah masing-masing.
Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih telah mempengaruhi seluruh
aspek kehidupan bangsa. Perubahan dalam kebudayaan mencangkup semua bagian
yang meliputi kesosialan. Perubahan ini dirasakan oleh hamper semua manusia dalam
masyarakat. Sebagai contoh adalah Indonesia. Indonesia adalah bangsa yang majemuk,
terkenal dengan keaneka ragaman dan keunikan. Terdiri dari berbagai suku bangsa yang
mendiami banyak pulau.
Masing-masing suku bangsa memiliki keanekaragaman budaya tersendiri disetiap
budaya tersebut. Pada kondisi seperti saat ini kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan
sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaan sendiri, kebudayaan sebagai jati
diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia
10
secara perlahan-lahan yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar dan karakter
masyarakat Indonesia yang suka meniru.
Remaja sebagai generasi muda baik disadari atau tidak memegang amanah
dalam menjaga kelestarian aneka budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Namun
kebanyakan dari mereka bersikap tidak baik dalam perkembangan zaman. Mereka
cenderung mengabaikan budaya sendiri dan lebih memilih kebudayaan baru yang asing,
praktis dan sesuai perkembangan zaman. Seperti gaya hidup, gaya berpakaian mereka,
meniru budaya barat.
Sebenarnya dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut banyak yang
dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada. Jangan
sampai disaat budaya kita diambil bangsa lain baru menyadari betapa bagusnya nilai-nilai
yang terkandung dalam budaya kita itu sendiri.
Globalisasi juga sangat berpengaruh terhadap dinamika kehidupan manusia.
Globalisasi adalah terbentuknya informasi ke seluruh penjuru dunia tanpa ada satupun
orang atau Negara yang mampu membendungnya, karena kapitalisme-liberalisme yang
disung Negara barat dimana komunikasi dan informasi menjadi mudah, murah dan
menjelma menjadi kebutuhan Ratrioso (2008:54).
Masyarakat di seluruh penjuru dunia telah terlibat dalam globalisasi . proses global
ini sebagai kebutuhan yang berkembang pesat dalam lapisan masyarakat di seluruh
penjuru dunia. Sehingga mendorong masyarakat untuk berfikir cerdas, kreatif, untuk dapat
menyesuaikan dengan kemajuan dan menyadari keterbelakangan. Perkembangan
globalisasi sangatlah cepar dan menjadi pola perilaku masyarakat berubah berubah
mengikuti kemajuan zaman.
Tidak ada satupun orang yang mampu membendung perkembangannya, bahkan
Negara-negara di seluruh penjuru dunia juga mengalami hal yang sama. Akan tetapi
globalisasi mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat diseluruh dunia untuk maju.
Para remaja sebagai generasi bangsa dinegaranya pun tidak kalah aktif di era global ini.
Mereka memanfaatkan terbentuknya informasi untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya
dan jauh dari ketertinggalan, sebab seiring berjalannya globalisasi mereka terdorong
untuk bersaing.
Berbagai faktor positif yang diberikan globalisasi menjadikan masyarakat terus
mengikuti perkembangannya. Namun disamping berbagai faktor positif yang diberikan,
globalisasi juga menimbulkan berbagai dampak negative. Apabila diprosentasikan
dampak negative dari globalisasi lebih besar dari pada dampak positifnya, bahkan sangat
menonjol ke dampak negative. Berbagai dampak ini terlihat jelas pada perubahan pola
perilaku dalam lapisan masyarakat, terutama di kalangan remaja, komunikasi dan
informasi yang lebih mudah dan murah menyebabkan para remaja menjadi peran terakhir
11
didalamnya, sehingga mereka lebih banyak melakukan penyelewengan, karena mereka
belum mampu mengendalikan diri.
Menurut Ratrioso (2008:35) selain banyak faktor positif bagi dunia dengan
terbentuknya informasi, globalisasi turut membawa pengaruh negative dalam dunia
remaja seperti pornografi, penyebaran paham seks bebas, perilaku kekerasan,
kriminalitas serta tradisi mancanegara lainya .
Dalam era globalisasi ini, muncul berbagai dampak negative disamping dampak
positif yang ditimbulkan. Dimana para remaja cenderung melakukan penyimpangan-
penyimpangan terhadap norma / adat yang berlaku didalam masyarakat. Mereka tak
peduli lagi dengan kebudayaan daerah, dan lebih cenderung meniru budaya-budaya
asing atau budaya barat yang sangat bertolak belakang dengan kebudayaan dalam suatu
daerah sendiri.
Pengaruh budaya barat yang sedang mengacau para remaja dengan program-
program tertentu melalui internet. Seperti pornografi, seks bebas, perilaku kekerasan ,
kriminalitas, sikap acuh tak acuh terhadap kebudayaan sendiri, karena mereka menilai
budaya asing lebih baik dan lebih menarik hati mereka.
Oleh karena itu kita harus pandai memilah milah mana yang baik dan yang tidak
baik dituru. Peran orang tua dalam menyikapi era globalisasi ini sangatlah penting . begitu
juga dengan peran guru-guru disekolah. Apalagi diusia remaja, sebaiknya dibekali pola
pikir atau wawasan tentang kondisi masa sekarang dan masa depan terutama tentang
dampak globalisasi. Sehingga mengerti bahwa apa yang mereka lakukan sekarang akan
berdampak dimasa yang akan dating. Dengan demikian dampak negativnyadari
globalisasi akan berkurang..
B. Norma Dan Nilai Yang Terkandung Di Masyarakat
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu
kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring
dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan
peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam
menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa
individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah
terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam
masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.
Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak
bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan
12
memperoleh hukuman. Misalnya, bagi siswa yang terlambat dihukum tidak boleh masuk
kelas, bagi siswa yang mencontek pada saat ulangan tidak boleh meneruskan ulangan.
Semakin banyak pola atau bentuk kebudayaan disuatu lingkup kehidupan berarti
makin banyak pula norma atau nilai yang terbentuk dalam lingkungan tersebut,seperti
masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman budaya. Keberagaman ini terlihat
dengan berbagai bentuk kebudayaan yang tercipta atas dasar spontanitas. Seperti
paparan dari Stiadi(2005:103) sebagai berikut nilai dan norma manusia berhubungan
dengan aksiologi, yang memiliki dua kegiatan utama yaitu estetika dan etika. Estetika
berhubungan dengan keindahan,sementara etika berhubungan dengan kajian baik dan
buruk, benar dan salah.
Bentuk bentuk kebudayaan inilah yang menjadikan bangsa kita menjadi bangsa
yang dikenal ramah, santun, murah senyum,dan suka menolong yang terlihat pada
kehidupan sehari-hari .Berbagai bentuk norma dan nilai ini terlihat jelas khususnya pada
masyarakat desa. Masyarakat desa memiliki rasa keterikatan satu sama lain lebih erat
daripada masyarakat kota yang cenderung lebih modern dan individualismenya tinggi
opini ini diperkuat dengan paparan Haryanto (2007:6) yang menyatakan Interaksi di desa
terjadi pada kunjungan ke tetangga ,interaksi ini bersifat personal (tetangga) dan sangat
erat.
Pada bab ini kita akan mengulas beberapa bentuk norma atau nilai yang
terkandung dalam kehidupan masyarakat kita, yaitu:
1. Ramah Tamah
Ramah tamah adalah hasil dari bentuk interaksi social masyarakat yang terjadi
karena adanya bentuk interaksi masyarakat dalam kehidupan bersosialisai. Bentuk
nilai seperti ini terlihat jelas pada kehidupan sosial masyarakat Yoyakarta dan
Jawa yang memiliki rasa toleransi yang tinggi.
Ramah tamah akan meningkatkan status social orang tersebut dalam
lingkungan masyarakat sebab menurut Tabrani (2006:83) seorang yang beramah
tamah dalam bermasyarakat maka ia akan disegani oleh orang lain.
Hal ini disebabkan karena adanya hubungan timbal balik yang berlangsung
secara tidak sadar, hubungan timbal balik ini diperumpamakan seperti saling
memberi dan menerima, ketika seorang individu beramah tamah kepada orang
lain maka ia akan diperlakukan sama oleh orang tersebut dengan syarat adanya
kesadaran diri. Ramah tamah ini dapat dilihat dari berbagia bentuk penerapan
dalam kehidupan sehari-hari,seperti : saling sapa, murah senyum, berkata dan
berperilaku sopan santun dan lain sebagainya.
13
Namun dewasa ini ramah tamah mulai banyak diaabaikan sebab miningkatnya
rasa angkuh atau acuh tak acuh, banyak factor yang mengakibatkannya ,seperti :
pengaruh kebudayaan barat yang dibawa melalui berbagai tontonan televisi yang
menontonkan tingkah laku kepribadian negatif barat.
2. Solidaritas
Solidaritas didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana antara individu dan
kelompok memiliki keterikatan bersama, perkembangannya mencakup dalam
berbagai hal ,seperti hubungan seorang individu terhadap kelompoknya atau
seorang anggota masyarakat terhadap kelompok masyarakatnya.
Dalam penerapannya solidaritas sangat diperlukan bagi seorang individu untuk
membentuk karakteristik individu tersebut, maka dari itu penanaman nilai ini harus
di tanamkan sejak dini. Rasa solidaritas akan menumbuhkan individu yang tidak
ceroboh ketika menentukan suatu pilihan, serta selalu berfikir akan apa yang akan
ia lakukan sebab ketika ia melangkah, secara otomatis kelompoknya pun juga
akan ikut melangkah karena mereka adalah suatu kesatuan dalam bentuk
kerjasama.
Dilihat dari asalnya Haryanto (2007:7) menyatakan bahwa Solidaritas social
pada masyarakat timbul karena ada kesamaan dan keseragaman dalam peranan-
peranan warga. Keseragaman ini terlihat dalam banyak hal. Solidaritas bersifat
wajar, sopan, bersahaja, dan pribadi. Pemaparan ini menunjukan bahwa
solidaritas sesunggunya tidaklah bersifat memaksa melainkan kesukarelaan hanya
penerapannya saling terikat antar anggota individu.
Solidaritas sangat erat hubungannya dengan kerjasama, kerjasama
merupakan komponen utama dalam solidaritas begitu juga sebaliknya .Bentuk
kerjasama dapat berupa moral maupun materil tergantung konteks permasalahan.
Kemudian solidaritas juga dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
soildartas dalam bentuk positif dan solidaritas dalam bentuk negatif. Solidaritas
dalam bentuk positif diartikan sebagai bentuk keterikatan dalam berbagai kegiatan
yang cenderung dalam hal kebaikan seperti kesetiaan kawan, cinta keluarga,
kemudian solidaritas dalam bentuk negatif dapat diartikan sebagai bentuk
keterikatan yang cenderung ke tindak criminal seperti komplotan perampok,
komplotan koruptor.
3. Gotong Royong
Gotong royong adalah suatu bentuk kerjasama yang melibatkan anggota
masyarakat secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, secara
lebih khusus gotong royong menurut Drs. Subandiroso (1987:63) adalah berasal
14
dari kata jawa yaitu “gotong” yaitu bekerja dan “royong” yaitu sama. Berdasarkan
ini pengertian gotong royong merupakan kegiatan atau aktifitas sosial yang
dilakukan masyarakat yang berdasarkan azas hubungan timbal balik.
Prinsip dasar gotong royong adalah menolong suka rela tanpa mengharapkan
upah hal ini dikarenakan ada hubungan timbal balik yang akan diterima,
dimisalkan ketika seorang anggota masyarakat memilki hajatan besar maka
anggota masyarakat yang lain akan bersedia secara suka rela membantu, karena
adanya hubungan timbal balik tersebut. Jika dibandingkan dengan kebudayaan
barat kebiasaan ini terlihat sangat berbanding terbalik, sebab sebagian besar dari
mereka akan bersedia bekerja ketika mereka mendapat upah.
Bentuk kerjasama seperti ini akan dengan mudah kita jumpai di lingkungan
pedesaan sebab menurut Shadily (1999:205) wujud kolektivisme mendalam
terlihat pada masyarakat desa. Makin sederhana cara hidup,makin mendalam
kiranya rasa persatuan yang mewujudkan diri dalam kolektivisme. Kolektivisme
adalah ajaran atau paham yang tidak menghendaki adanya hak milik
perseorangan, baik atas modal, tanah maupun alat-alat produksi (semua harus
dijadikan milik bersama, kecuali barang konsumsi). Dari pernyataan berikut lalu
muncul pertanyaan, mengapa demikian? jawaban dari pertanyaan ini dapat kita
jelaskan melalui beberapa sudut pandang. Pertama, setiap individu tidak dapat
memenuhi kebutuhan atau keperluannya sendiri sehingga membutuhkan bantuan
dari orang lain. Kedua, setiap individu menyadari bahwa mereka hidup
berdampingan sehingga kerukunan itu perlu dan penerapannya dapat dalam
bentuk gotong royong yang mencerminkan kerukunan antar warga. Ketiga, dilihat
dari sudut pandang agama bersilaturohmi itu wajib dilakukan dan salah satu
bentuk silahturohmi adalah gotong royong.
Banyak manfaat yang kita dapatkan dari hal ini ,dikatakan oleh Haryanto
(2007:10) bahwa masyarakat desa dengan ciri semangat gotong royong yang
tinggi dalam ikatan kekeluargaan yang erat merupakan landasan yang kukuh bagi
kelangsungan program pembangunan. Sehingga dengan makin pesatnya
pembangunan maka peningkatan mutu ekonomipun akan ikut maju dengan pesat.
Namun hal ini hanyalah salah satu factor saaj dan kurang tepat bila dijadikan
patokan secara utuh sebab ada banyak factor lain yang ikut berperan serta,
seperti kemajuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi), kesempatan, dan lain
sebagainya.
4. Kesopanan
Norma kesopanan timbul dan diadakan oleh masyarakat untuk mengatur
pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling menghormati.
15
Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena
sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.
Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang
berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata
krama atau adat istiadat.
Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan
bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan
masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi segolongan masyarakat,
mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian, hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan pola pikir dalam berbagai golongan masyarakat tersebut.
Kesopanan dan ramah tamah memiliki pondasi yang sama yaitu toleransi, rasa
toleransi yang tinggi menyebabkan tiap-tiap individu akan saling membatasi
perilaku masing-masing, sebab segala tindak perilakunya akan bersinggungan
dengan kebebasan individu yang lain.
Pribadi yang sopan memiliki nilai plus tersendiri di lingkungan masyarakat,
seorang yang sopan akan dikenal sebagi seorang individu yang memiliki perilaku,
tutur kata, penampilan, budi bahasa yang baik dalam kehidupannya.
Dalam kehidupan bermasyarakat penerapan pola atau perilaku sopan santun
dapat dilakukan dengan berbagai cara, dicontohkan dengan tidak meludah
disembarang tempat, berkata baik dalam setiap kesempatan berbicara,
menghormati yang lebih tua.
Namun akhir akhir ini norma kesopanan sering sekali tidak diindahkan oleh
banyak kalangan. Tidak terkecuali oleh kalangan remaja, sering seklai kita
mendengar melihat bhkan merasakan sendiri bahwa banyak remaja yang kurang
memiliki tata krama sperti sering berkata kotor tidak menghormati orang tua dan
lain sebagainya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa salah satu faktornya adalah
pengaruh kebudayaan asing.
Jadi dari ulasan di atas dapat kita tarik beberapa kesimpulan yang pertama bahwa
mayoritas norma atau nilai asli bangsa kita adalah kebudayaan ketimuran hal ini dicirikan
dengan berbagai pola kehidupan yang cenderung membatasi diri dalam artian adanya
rasa toleransi. Kedua bahwa remaja bangsa kita pada masa sekarang ini mulai
meninggalkan norma atau nilai yang telah lama mendarah daging dalam kehidupan
bermasyarakat bangsa ini, tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktonya karena
adanya pengaruh yang kita buruk dari kebudayaan barat. Namun sebetulnya hal ini
tidaklah seratus persen benar sebab jika kita dapat menghindari pengaruh-pengaruh
negatif tersebut maka kita juga tidak akan terpengaruh, salah satu caranya adalah dengan
membentengi diri.
16
Kita dapat menerima kebudayaan atau norma bangsa lain namun harus ada filter
atau penyaring untyuk memilah mileh mana kebudayaan yang patut kita gunakan dan
mana yang tidak patut kita gunakan sehingga tidak secara bulat kita cerna kebudayaan
tersebut.
C. Remaja Sebagai Mahluk Sosial
Persoalan masa kini ialah persoalan bagaimana menemui rahasia-rahasia alam
semesta lebih lanjut. Meremajakan teknologi dan industry sera ilmu, namun tanpa
membuat manusia menjadi robot atau budak-budak mesin Santoso (1980:104).
Manusia sebagai makhluk social pasti tidak bisa hidup tanpa manusia yang lain,
dan mereka pasti membutuhkan bantuan diantara mereka. Seperti halnya remaja, remaja
pasti tidak bias hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sebagai makhluk social, remaja
seharusnya bersikap yang baik, sopan dan santun dimanapun dia berada. Tetapi yang
terjadi malahan banyak remaja berandalan, remaja ugal-ugalan dan lain sebagainya.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa remaja merupakan periode yang penting, satu perkembangan dari masa
sebelumnya dimana akan mempengaruhi pola perilaku sikap yang baru. Terjadi
perubahan secar fisik, perilaku yang menuntut kebebasan. Dalam kehidupannya, remaja
mengalami berbagai dinamika kehidupan yang mempengaruhi karakteristiknya. Mulai
dari keluarga, teman bermain, lingkungan sosial, dan iptek.
Remaja juga merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa. Mereka tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, tetapi
cenderung merasa berada dalam tingkatan yang sama setidaknya dalam masalah hak.
Remaja mengalami transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir.
Remaja memiliki larakteristik yang beraneka ragam. Dari yang satu dan yang lain
pasti berbeda. Masa remaja merupakan periode yang penting, suatu perkembangan dari
masa sebelumnya dimana akan mempengaruhi pola perilaku sikap yang baru. Terjadi
perubahan secara emosi, fisik, dan perilaku yang menuntut kebebasan.
Dalam kehidupannya, remaja juga mengalami berbagai dinamika seperti kenakalan
remaja. Kenakalan remaja adalah suatu penyelesaian yaitu respon yang dipelajari
terhadap situasi lingkungan yang tidak cocok atau lingkungan yang memusuhinya akibat
dari konstitusi detektif mental dan emosi yang belum matang , masih labil dan rusak
akibat proses conditionaring lingkungan yang buruk.
Oleh karena itu remaja yang baik semestinya harus menyadari dan berfikir sesuai
dengan usianya dan berperilaku dengan baik pula
B. Saran
Dari berbagai ulasan yang ada kita telah mengetahui betapa rentannya usia remaja,
oleh karena itu parlu adanya suatu pengawasan yang dilakukan terhadap proses
pembentukan atau pencarian jati diri remaja, pengawasan ini dapat dilakukan oleh
bagian-bagian atau unsur yang berpengaruh dan mempengaruhi sifat, perilaku dan
karekter remaja mulai dari keluarga segala lingkungan atau organisasi sosial yang
berkaitan dengan remaja.
Hal penting yang dapat dilakukan adalah dengan mengkondisikan berbagai unsur-
unsur yang terkait erat dengan masa perkembangan remaja. Kondisi yang sesuai akan
mempermulus jalan menuju remaja dengan kepribasian unggul.
18
Recommended