View
228
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
PRODUKSI MINUMAN READY TO DRINKPADA
PT. KARYA CIPTANYATA WISESA, SEMARANG
KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pangan
Oleh :
Uki Putri Alfania
NIM : 14.I1.0103
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
2017
i
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur tak terterhingga kepada Tuhan Yang Maha Esa karna cinta kasih, berkat,
karunia serta penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja
Praktek dengan judul “Proses Produksi Minuman Cup Pada PT. Karya Ciptanyata
Wisesa Semarang”. Adapun penulisan laporan ini dilakukan dengan tujuan untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Fakultas
Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Penulis menyadari bahwa banyak pengetahuan dan pengalaman yang baru selama Kerja
Praktek berlangsung dan juga selama proses pembauatan laporan Kerja Praktek ini
terutama mengenai proses produksi minuman cup pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa
Semarang. Terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis
mengucapkan syukur dan rasa terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat yang tak terhingga.
2. Ibu Dr.V. Kristina Ananingsih, ST, MSc. selaku Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
3. Bapak Albertus Adrian Sutanto selaku Koordinator Kerja Praktek Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah
membantu mulai dari pembuatan proposalhingga berlangsungnya Kerja Praktek.
4. Ibu Novita Ika Putri, S. TP., selaku dosen pembimbing kerja praktek yang telah
memberikan waktu beliau untuk dapat melakukan bimbingan dalam penyusunan
laporan kerja praktek.
5. Bapak Stefanus selaku Kepala Laboratorium QC dan RnD selaku pembimbing
selama Kerja Praktek berlangsung dan selama penulisan laporan Kerja Praktek.
6. Bapak Dwi selaku QC dan bapak Puji selaku bagian bahan baku yang juga
membantu dan memberikan banyak informasi mengenai proses produksi dan
pengawasan mutu.
7. Segenap keluarga bagian produksi yang turut serta memberikan info dan
memberikan kesempatan pula untuk ikut serta bergabung selama proses produksi.
8. Orang tuayang selalu memberikan semangat dan arahan, membantu dalam materi
iii
maupun non materi.
9. Clara, Meli dan Edwin yang telah menjadi teman seperjuangan selama satu bulan
Kerja Praktek berlangsung.
10. Anselmus Adhyasa, Sein, Tata, Ayas, Adelin yang juga selalu memberikan
semangat bagi penulis selama Kerja Praktek berlangsung hingga dapat
terselesaikannya penulisan laporan Kerja Praktek ini.
11. Seluruh teman-teman Fakultas Teknologi Pertanian yang turut mendukung selama
Kerja Praktek berlangsung hingga penulisan laporan.
12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik doa maupun dukungan yang
tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan Penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca dan semua pihak sangat Penulis harapkan.Akhir kata,
Penulis berharap semoga laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Semarang, 1April 2017
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vii
BAB 1PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................................. 1
Tujuan 1
Tempat dan Waktu Pelaksanaan ....................................................................................... 1
Metode Kerja Praktek ....................................................................................................... 2
BAB 2 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ................................................................. 3
2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ............................................................... 3
2.2. Visi dan Misi Perusahaan ..................................................................................... 4
2.3. Struktur Organisasi .................................................................................................... 4
2.4. Pelaksanaan Kerja ...................................................................................................... 4
BAB 3 SPESIFIKASI PRODUK MINUMAN READY TO DRINK ................................. 6
3.1. Jenis Produk .......................................................................................................... 6
3.2. Pengemasan .......................................................................................................... 6
3.3. Kapasitas Produksi ............................................................................................... 7
BAB 4 PROSES PRODUKSI ........................................................................................... 8
Bahan Baku ...................................................................... Error! Bookmark not defined.
4.1.1.Air ....................................................................................................................................... 8
4.1.2.Gula ..................................................................................................................................... 8
4.3. Proses Produksi ................................................................................................................. 11
v
4.4. Pengawasan Mutu ............................................................................................................. 12
4.5. Pengelolaan Limbah ......................................................................................................... 13
BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................................. 14
5.1. Bahan baku ......................................................................................................... 14
5.2. Proses pembuatan minuman RTD ...................................................................... 16
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 22
6.1.Kesimpulan ............................................................................................................... 22
6.2.Saran …...……………………………….………………………………………….22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 23
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Logo minuman Fres ....................................................................................... 3
Gambar 2. Struktur Organisasi ...................................................................................... .4
Gambar 3. Produk Frescup ............................................................................................ 5
Gambar 4. Produk Frescup Yoghurt .............................................................................. 5
Gambar 5. Diagram Alir Proses Produksi ..................................................................... 10
Gambar 6. Timbangan Digital ....................................................................................... 15
Gambar 7. Tangki Mixing .............................................................................................. 16
Gambar 8. Filling and Sealing Machine ....................................................................... 18
Gambar 9. Auto Carton Sealing Machine Box .............................................................. 18
Gambar 10. Mesin Jet Print ........................................................................................... 19
1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kerja Praktek bagi mahasiswa Program Studi Teknologi Pertanian merupakan kegiatan
akademik yang wajib untuk membekali mahasiswa dengan penguasaan ilmu dan
teknologi pangan secara terpadu dan komprehensif. Mahasiswa dituntut untuk lebih
aktif dan mandiri selama Kerja Praktek berlangsung. PT.Karya Ciptanyata Wisesa yang
berada di Semarang dipilih sebagai tempat untuk melaksanakan Kerja Praktek karena
perusahaan ini bergerak dalam bidang minuman, yaitu sirup dan juga minuman ringan,
dimana produknya cukup dikenal dalam masyarakat luas khusunya di Semarang dan
daerah sekitarnya. Perusahaan ini juga sudah menggunakan alat-alat yang modern yang
tentunya lebih efisien namun tetap dapat meningkatkan kualitas dari setiap produk yang
dihasilkan. Sehingga tempat ini dirasa cocok untuk meningkatkan pengetahuan dan
wawasan dalam hal pangan. Kerja Praktek kali ini penulis berfokus pada proses
produksi minuman cup yang diberi nama “Fres” yang dilakukan oleh PT. Karya
Ciptanyata Wisesa.
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya kerja praktek yaitu :
1. Untuk dapat menerapkan segala teori yang sudah didapatkan selama masa
perkuliahan.
2. Untuk menambah wawasan mengenai ilmu pangan terutama pada dunia
lapangan.
3. Dapat memperoleh pengalaman di dalam dunia kerja secara nyata.
4. Dapat mencari solusi untuk setiap masalah yang timbul di lapangan.
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kerja praktek ini dilaksanakan di PT Karya Ciptanyata Wisesa Semarang selama satu
bulan, yang dimulai dari 9 Januari 2017 hingga 9 Februari 2017.
2
1.4. Metode Kerja Praktek Kerja Praktek dilaksanakan dengan menggunakan metode pengamatan secara langsung,
wawancara dengan para karyawan dan diskusi bersama pembimbing lapangan.Beberapa
kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek, antara lain:
1. Masa Orientasi
2. Diskusi dengan pembimbing lapangan bagian QC dan RnD mengenai proses
produksi dan pengawasan mutu dalam produksi minuman ringan dari awal bahan
baku hingga proses penyimpanan.
3. Pengamatan dan praktek di bagian produksi.
4. Studi pustaka yang berupa pengumpulan data berdasarkan literatur sebagai
pembanding dan pelengkap data yang diperoleh dari kerja praktek.
3
3
BAB 2
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Pada tahun 1968 bapak Joko Suhendro memulai bisnisnya dalam memproduksi sirup,
yang terletak dirumah pribadinya yang berada didaerah Kota Lama, jalan Taman
Srigunting nomor 9, Semarang. Sirup tersebut diproduksi dan dipasarkan dengan cara
yang sederhana, yaitu dengan menggunakan sepeda onthel yang dilengkapi dengan
karung goni pada bagian belakang sepeda dan dijual dipasar-pasar. Pada awal mulanya
bapak Joko Suhendro hanya memproduksi sirup saja, yang dikenal dengan nama sirup
Fresh, namun semakin lama sirup Fresh ini mengalami perkembangan yang pesat,
sehingga berganti menjadi Persero dengan nama PT. Adhitama Raya Industri yang
semula hanyalah industri rumah tangga saja. Semenjak menjadi Persero itu pula proses
pembuatan hingga pemasarannya menggunakan cara yang modern. Namun pada tahun
1996 sirup fresh di ambil oleh OMETRACO GROUP dan berganti nama menjadi PT.
Karya Ciptanyata Wisesa yang berada pada jalan Tapak nomor 1A, Tugu, Semarang.
Pemindahan tempat produksi sirup Fresh ini dikarenakan pada tempat produksi yang
lama yaitu di Kota Lama bukanlah kawasan industri, sehingga lokasi pembuatan sirup
fresh dipindahkan ke daerah kawasan indsustri Tapak Tugu Semarang. Perusahaan ini
memiliki luas area 20.000m2 dengan luas bangunan ± 1.800 m2
Gambar 1. Logo
Sumber : http://www.dinomarket.com/modules
. Setelah 3 tahun berjalan
dengan nama yang baru dan alamat produksi yang baru, pada tahun 1999, sirup Fresh
berganti kepemilikan lagi dan juga diambil alih oleh PT. JAPFA. Pada tahun 2009 nama
dari sirup “Fresh” mengalami perubahan menjadi sirup “Fres” (tanpa h) yang
berdasarkan hak paten mengenai kepemilikan merk (HAKI).
Logo dapat dilihat pada Gambar 1.
4
2.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi : Sebuah perusahaan yang memproduksi minuman sirup sesuai dengan standar
Nasional Indonesia untuk kepuasan konsumen.
Misi Perusahaan:
1. Menggunakan produk halal
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk
3. Memperluas daerah pemasaran
4. Meningkatkan taraf hidup karyawan
2.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 2.
2.4. Pelaksanaan Kerja
Waktu pelaksanaan kerja yang ada di PT. Karya Ciptanyata Wisesa adalah dimulai dari
hari Senin hingga hari Jumat, yang dimulai dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00. PT.
Karya Ciptanyata Wisesa hanya menerapkan satu shift saja, namun tidak menutup
kemungkinan dapat menjadi dua shift, apabila pemesanan mulai meningkat terutama
menjelang hari-hari besar, seperti Hari Raya Idul Fitri. Ketika terjadi peningkatan
pemesanan, maka PT. Karya Ciptanyata Wisesa juga membuka lowongan bagi para
pekerja harian.
5
5
Gambar 2. Struktur Organisasi
6
6
BAB 3
SPESIFIKASI PRODUK MINUMAN READY TO DRINK
3.1. Jenis Produk
PT. Karya Ciptanyata Wisesa merupakan perusahaan minuman yang memproduksi
sirup dan minuman ringan dengan nama “Fres”. Saat ini PT Karya Ciptanyata Wisesa
hanya memiliki satu pabrik saja namun menghasilkan berbagai macam produk sirup dan
minuman ringan. Variasi produk minuman ringan yang dihasilkan oleh PT Karya
Ciptanyata Wisesa dapat dilihat pada Tabel 1.
Gambar 3. Produk Minuman FresCup rasa : a) Jeruk b)Frambozen c) Blackberry
dengan ukuran 185 ml.
Gambar 4. Produk Minuman Frescup Yoghurt rasa : a) Blackberry b) Strawberry
dengan ukuram 180 ml.
3.2. Pengemasan
Kemasan yang dipakai untuk minuman Ready To Drink (RTD) ada 2 jenis, yaitu
kemasan primer dan kemasan sekunder. Kemasan primer dari minuman RTD adalah
gelas cup dan lid covernya (penutup). Gelas cup tersebut terbuat dari plastik jenis
Polypropylene (PP). Sedangkan untuk lid cover terbuat dari plastik jenis PET, PE dan
7
SPE. Dari kemasan primer (gelas cup) tersebut nantinya akan dimasukkan dalam
kemasan sekunder yaitu kertas karton (kardus). Dalam satu kardus terdiri dari 24
minuman RTD. Pengemasan dari minuman cup tersebut sudah secara otomatis
dilakukan oleh mesin sealer.
3.3. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi dalam satukali masakan adalah 900 liter. 900 liter produk dapat
dikemas menjadi minuman Frescup yoghurt sebanyak kurang lebih 208karton, dengan
isi 24 cup perkarton. Dengan demikian total produksi Frescup yoghurt adalah 5000 cup
dengan isi 180ml/cup. Sedangkan untuk minuman RTD Frescup dapat mencapai kurang
lebih 202 karton, dimana setiap karton berisikan 24 cup. Dengan demikian total
keseluruhan dari produksi minuman Fres kurang lebih 4864 cup dengan isi 185ml/cup.
Dalam setiap satu proses produksi minuman RTD tersebut membutuhkan waktu 15-20
menit. Setiap harinya PT. Karya Ciptanyata Wisesa melakukan 1 hingga 4 kali
produksi, tergantung dari pemesanan konsumen.
8
8
BAB 4
PROSES PRODUKSI
4.1. Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi minuman RTD adalah air
RO, gula rafinasi, dan bahan baku tambahan seperti asam sitrat (pengatur keasaman),
natrium benzoate (pengawet), pewarna, pemanis dan perisa.
4.1.1. Air Air yang digunakan adalah air RO (Reverse Omosis). Air RO diambil dari sumur yang
telah sengaja dibuat oleh PT. Karya Ciptanyata Wisesa yang memang digunakan untuk
mengambil air yang ada dibawah tanah. Air RO yang dipakai tentunya diolah sehingga
layak untuk digunakan pada proses selanjutnya. Syarat dari air yang digunakan untuk
proses produksi sendiri adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak memiliki warna,
mempunyai pH yang netral dan bebas dari komponen tersuspensi. PT. Karya Ciptanyata
Wisesa sendiri memiliki persyaratan untuk kualitas air minum. Setiap jam kerja dimulai,
selalu dilakukan pengecekan mikroba, pengecakan pH, pengukuran TDS (padatan
terlarut), salinitas , EC dan air RO.
4.1.2. Gula
Gula yang digunakan adalah gula rafinasi. Gula rafinasi ini tidak hanya digunakan pada
proses pembuatan minuman RTD namun juga pada proses pembuatan sirup. Gula
rafinasi disini berperan sebagai pengawet alami dan juga sebagai pemberi rasa manis
untuk produk.
4.1.3. Bahan Baku Tambahan
4.1.3.1. Asam Sitrat
Asam sitrat disini berfungsi sebagai pengatur keasaman pada minuman RTD.
Penambahan asam sitrat ini juga berguna untuk mencegah dari pertumbuhan kapang dan
juga untuk memperkuat flavor produk. Asam sitrat ini berbentuk kristal halus.
4.1.3.2. Natrium Benzoat
Natrium benzoat digunakan sebagai bahan pengawet untuk minuman RTD. Natrium
Benzoat ini berbentuk serbuk putih dan dapat larut didalam air.
9
4.1.3.3. Pewarna
Pewarna yang ditambahakan dapat berupa pewarna alami ataupun sintetis, ketika
diaplikasikan dapat member atau memperbaiki warna.
4.1.3.4. Pemanis
Pemanis disini digunakan untuk menambah rasa manis pada minuman RTD. Gula dirasa
kurang untuk dijadikan rasa manis, sehingga pemanis digunakan sabagai bahan baku
tambahan untuk menambah rasa manis agar sesuai dengan yang dikehendaki.
4.1.3.5. Perisa dan Ekstrak buah
Bertujuan untuk menambahkan rasa agar sesuai dengan buah yang aslinya. Perisa ini
berupa konsentrat yang digunakan untuk member flavori. Perisa mempunyai 3 jenis
yaitu perisa alami, perisa sintetik dan perisa atrifisial.
4.2. Mesin dan Peralatan Produksi
Proses produksi pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa juga ditunjang dengan mesin dan
peralatan produksi yang efisien. Mesin dan peralatan yang ada juga bertujuan untuk
meringankan beban karyawan sehingga karyawan yang dibutuhkan pun lebih sedikit.
Berikut ini adalah mesin dan perlatan yang dimiliki oleh PT. Karya Ciptanyata Wisesa :
a) Tangki Penampung air
Tangki ini dapat menampung 8000 liter air RO dengan kapasitas produksi sebesar
600 liter/jam. PT. Karya Ciptanyata Wisesa sendiri memiliki 3 tangki untuk
penampung air RO.
b) Mesin Boiler
Mesin boiler ini digunakan untuk memanaskan air pada tahap perebusan air RO.
c) Tangki Produksi
Tangki produksi yang ada pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa ada 7 buah,
diantaranya adalah :
1. Tangki untuk memasak gula. Tangki ini memiliki kapasitas sebesar 9000 liter.
PT. KCW memiliki satu buah tangki untuk memasak gula, dimana tangki ini
termasuk jenis Double Jacket Tank.
2. Tangki tandon / tangki penampung. Tangki ini memiliki kapasitas 5000 liter. PT.
Karya Ciptanyata Wisesa sendiri memiliki dua buah tangki penampung.
10
3. Tangki Mixing. Tangki ini memiliki kapasitas sebesar 5000 liter. PT. Karya
Ciptanyata Wisesa memiliki 4 tangki Mixing.
Tangki produksi tersebut bukan hanya digunakan untuk proses produksi minuman
RTD saja namun juga digunakan untuk proses pembuatan sirup secara bergantian.
Cara pembersihan setelah proses produksi adalah dengan menggunakan air panas
yang d alirkan kedalam tangki.
d) Mesin Pengemas
Mesin pengemas ini terdiri dari 2 jenis, pengemasan primer dan pengemasan
sekunder. Untuk pengemasan primer terdiri dariCup Filling Machine dan Autosealer
Cup yang berfungsi untuk memasukkan produk kedalam cup dan kemudian
memasangkan lid cover secara otomatis. Dalam setiap satu baris cup filling terdiri
dari 8 unit filler. Pada mesin ini terdapat dua baris cup filling, sehingga total dari
fillernya adalah 16 filler. Mesin pengemas ini terdiri dari :
1. Feeding : digunakan untuk meletakkan gelas cup pada conveyor mesin
2. Filling : untuk memasukkan larutan kedalam gelas cup, dengan volume yang
bisa diatur dari 120 ml hingga 240 ml dengan menggunakan kran.
3. Sinar UV : untuk merusak DNA mikroorganisme yang mungkin ada pada
produk minuman RTD.
4. Sealing 1 : untuk merekatkan lid cover dengan bibir gelas cup.
5. Adjusting : untuk menyesuaikan lid cover yang kurang tepat melekat pada
gelas cup agar lebih tepat sesuai dengan design gambar yang sudah ada pada
lid cup.
6. Sealing 2 : untuk merekatkan lid cup pada gelas plastik. Sealing 2 ini juga
bertujuan agar lid cover lebih rekat dan kuat sehingga tidak akan bocor.
7. Cutting : untuk memotong dan meratakan lid cover yang sudah menempel
pada bibir gelas cup.
Mesin untuk pengemasan sekunder adalah auto carton sealling machine box. Alat
ini dilengkapi dengan alat untuk menjepit gelas minuman RTD sehingga gelas
tersebut dapat masuk kedalam karton / kardus yang telah disiapkan, yang kemudian
dilanjutkan dengan proses penutupan kardus menggunakan isolasi (lakban) dan juga
proses coding pada samping kardus / karton pengemas.
11
4.3. Proses Produksi
Secara garis besar, berikut ini adalah diagram alir dalam proses produksi minuman
ringan pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa :
Gambar 5. Diagram Alir Pembuatan Minuman RTD
a) Mixing
Mixing ini dilakukan di tangki mixing,selama 15 menit. Mixing bertujuan agar semua
bahan-bahan yang sudah dicampurkan dapat menjadi homogeny, sehingga ketika keluar
dari tangki mixing, produk yang dihasilkan sudah sesuai dengan keinginan. Selama
proses mixing tidak ada lagi penggumpalan bahan, karena waktu mixing selama 15
menit sudah dianggap cukup untuk menghomogenkan semua bahan baku dan tidak ada
cara khusus untuk mengetahui apakahah di dalam tangki mixing ada penggumpulan
bahan atau tidak.
b) Filling
Filling terdiri dari molding dan tangki filling. Molding yang digunakan sebagai output
untuk produk RTD yang nanti akan masuk kedalam gelas cup yang sudah diatur berapa
banyaknya larutan yang akan keluar dengan menggunakan kran. Filling ini terdiri dari 2
barisfiller, dimana satu barisnya terdiri dari 8 buah filler. Saat proses filling, harus
dipastikan bahwa posisi gelas sesuai dengan matras yang berjalan diatas
konveyor.Mesin filling ini dijadikan satu rangkaian dengan mesin sealing.
c) Sealing
Sealing ini dilakukan didalam satu rangkaian mesin. Dari proses filling, maka conveyor
akan bergerak menuju ke proses sealing dimana lid cover secara otomatis akan
12
menempel pada bibir gelas cup karena dipanaskan. Setelah memanas maka lid cover
tersebut akan dipotong oleh mesin cutter,sehingga akan membentuk lingkaran yang
sesuai dengan bibir gelas cup. Setelah proses sealing selesai maka conveyorakan turun
dan produk masuk kedalam air, yang bertujuan untuk pendinginan pada minuman RTD.
d) Codingpada cup
Coding ini bertujuan untuk menambah informasi untuk konsumen agar lebih
mengetahui dengan jelas kapan tanggal kadaluarsa dari minuman RTD tersebut. Coding
dilakukan setelah proses pendinginan dengan menggunakan mesin sealer yang didalam
satu rangkaian mesin tersebut terdapat mesin jet print yang digunakan untuk mencetak
atau menginjeksikan tanggal kadaluarsa pada lid cover.
e) Packaging
Setelah proses coding pada setiap gelas cup selesai maka akan berjalan ke proses
pengemasan minuman RTD kedalam kerdus atau karton. Packaging dari mesin ini
menggunakan auto carton sealing machine box, dimana pada proses ini setiap
kardusnya berisikan 24 minuman cup yang disusun secara bolak-balik.
f) Coding pada karton
Coding pada karton ini dilakukan dengan mesin jet print yang sudah ada dalam
saturangkaian auto carton sealing machine box atau mesin sealer untuk karton.
4.4. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu dari proses produksi ini dilakukan di tempat produksi dan juga
didalam laboratorium. Pada tempat produksi dilakukan pengecekan mulai dari awal
gelas cup keluar dari feeding. Gelas cup di cek apakah ada kotoran atau rusak. Apabila
ada kerusakan ataupun kotoran maka gelas cup tersebut tidak dipakai. Pengawasan mutu
dilanjutkan setelah proses pendinginan. Pada bagian tersebut dilihat apakah ada lid
cover yang terpasang tidak rapi atau tidak pas dengan bibir gelas cup. Apabila ada lid
cover yang tidak rapi maka produk minuman RTD tidak akan digunakan dan akan
dibuang karena lid cover hanya dapat menempel sekali saja. Pengawasan mutu
dilanjutkan pada proses setelah coding, dimana coding seharusnya berada pada lid
cover. Dan pengawasan mutu selama produksi yang terakhir adalah pada proses
pengemasan sekunder atau saat pengemasan karton. Saat proses pengemasan karton
juga terdapat proses coding pada karton tersebut. Selama pengemasan sekunder yang
13
menjadi poin penting untuk pengawasan mutu adalah letak coding dan juga masih layak
atau tidaknya karton tersebut untuk digunakan sebagai kemasan sekunder.
4.5. Pengelolaan Limbah
Limbah yang dihasilkan dari PT. Karya Ciptanyata Wisesa terbagi menjadi dua, yaitu
limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berasal dari sisa karton yang rusak, benang,
raffia, botol sirup yang rusak, gelas cup yang rusak dan kertas. Adapun karung bekas
pengemas gula yang sudah tidak terpakai akan dijual kembali. Sedangkan untuk limbah
cairberasal dari sisa produksi sirup, sisa dari produksi minuman RTD, sisa pencucian
botol sirup dan sisa dari kebocoran minuman RTD saat produksi. Limbah cair tersebut
akan diproses ulang agar saat dibuang limbah cair tersebut tidak akan mencemari
lingkungan. Parameter dari limbah cair yang sudah layak atau tidak untuk dibuang
adalah dengan memasukkan ikan, dan membiarkan ikan tersebut akan tetap tumbuh atau
akan mati. Ikan-ikan yang mati akan menunjukan bahwa air limbah tersebut masih
belum layak untuk dibuang keluar. Pada saat kerja praktik kemarin ikan yang ada pada
bak limbah mati dikarenakan adanya kebocoran pada bak limbah tersebut.
14
14
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1. Bahan baku
Bahan yang digunakan adalah bahan baku yang memang sudah diuji coba sebelumnya.
Bahan baku dari minuman RTD ini terbagi menjadi dua yaitu bahan baku pokok / utama
dan bahan baku tambahan. Bahan baku utama meliputi air RO dan juga gula rafinasi,
sedangkan untuk bahan baku tambahan meliputi asam sitrat, natrium benzoate, pemanis,
perisa dan juga pewarna. Air yang digunakan dalam proses produksi minuman RTD
pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa adalah air Reverse Osmosis (RO). Salah satu alasan
PT. Karya Ciptanyata Wisesa menggunakan air Reverse Osmosis (RO) adalah karena
lokasi dari pabrik tersebut dekat dengan pantai, sehingga air didaerah sekitar pantai
(termasuk lokasi pabrik) mengandung garam. Prinsip dari RO adalah memberi tekanan
hidrosatik yang melebihi tekanan osmosis larutan sehingga pelarut (air) dapat berpindah
dari larutan dengan konsentrasi tinggi menuju ke larutan yang berkonsentrasi rendah
(Ariyanti et al, 2011).Proses dari RO ini menggunakan tekanan tinggi yang bertujuan
agar air bisa melewati membran, yang mana kerapatan dari membranRO adalah 0,0001
mikron. Apabila air tersebut dapat melewati membran, maka air tersebutlah yang akan
dipakai. Namun jika air tidak bisa melewati membran maka air tersebut akan terbuang
pada saluran khusus. Syarat dari air RO adalah bersih, steril, tidak berbau, tidak
berwarna, bebas dari mineral yang tinggi dan bebas dari material organik dan tidak
berbahaya bagi kesehatan orang yang mengkonsumsinya.Setiap pagi, karyawan bagian
quality control (QC), melakukan pengecekan terhadap mikroba, salinitas, TDS dan EC.
Pengecekan yang dilakukan setiap pagi itu bertujuan untuk melihat apakah air RO
tersebut layak atau tidak untuk diproses lelbih lanjut.
Bahan baku selanjutnya adalah gula. Gula yang dipakai adalah gula rafinasi.
Penambahan gula bertujuan untuk menyamakan flavor pada produk minuman RTD
(Bennin & Huges, 1975). Selain itu gula juga berfungsi sebagai bahan pengawet.
Apabila konsentrasi gula yang digunakan semakin tinggi maka semakin besar pula anti
mikrobanya, yang mengakibatkan produk minuman RTD memiliki umur simpan yang
jauh lebih lama (Winarno, 2002).Bahan Tambahan Pangan (BTP) merupakan campuran
15
bahan yang secara alami bukan bagian dari bahan baku tetapi ditambahkan ke dalam
pangan untuk mengubah sifat-sifat makanan seperti bentuk, tekstur, warna, rasa,
kekentalan, aroma, pengawet serta untuk mempermudah proses pengolahan. BTP ini
digunakan dengan dosis yang kecil supaya dapat memperbaiki sifat organoleptiknya.
Asam sitrat dan sodium sitratmerupakan bahan tambahan pangan yang digunakan
sebagai pengatur keasaman dalam produk minuman RTD. Pengatur keasaman memiliki
fungsi untuk mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman.
Penambahan asam sitrat yang dikombinasikan dengan panas dapat mengakibatkan
panas tersebut lebih efektif terhadap mikroba (Winarno, 1984). Asam diketahui
memiliki pH yang rendah, sehingga asam dapat mempermudah dalam proses
pengolahan, dapat memperpanjang umur simpan karena asam sitrat dapat mencegah
pertumbuhan kapang dan juga dapat mempertahankan flavor (Cahyadi, 2008). BTP
yang ditambahkan dalam pembuatan minuman RTD sudah sesuai dengan standar
keamanan pangan.
Sodium benzoate dan potassium sorbatini digunakan untuk mengawetkan minuman
RTD. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 033 tahun
2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, pengawet adalah bahan tambahan pangan untuk
mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap
pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Sodium benzoate ini memiliki sifat yang
mudah larut dalam air dan sukar larut dalam etanol. Sodium benzoat dapat menghambat
pertumbuhan Bacillus substillis, B. mycoides dan Eschericia coli, karena mampu
merusak sel mikrobia (Stanojevic dkk., 2009). Pemanis buatan ini digunakan untuk
menambah rasa manis dari produk minuman RTD yang tidak atau hampir tidak
mempunyai nilai gizi. Pemanis yang digunakan adalah natrium siklamat. Keuntungan
dari natrium siklamat adalah memiliki tingkat kemanisan 30x dari sukrosa, larut dalam
air, tahan terhadap panas. Namun natrium siklamat juga mempunyai kekurangan yaitu
bersifat karsinogenik. Karena sifatnya yang karsinogenik tersebut maka natrium
siklamat hanya diperbolehkan untuk produksi minuman saja dengan dosis yang rendah.
Perisadan ekstrak buah digunakan untuk memberikan rasa buah pada minuman RTD.
Perisa buah yang ditambahkan ini dalam bentuk cair. Perisa buah dalam bentuk cair itu
dikarenakan penggunaannya yang mudah, serta mudah disimpan dalam jangka waktu
16
yang lama (Mahindru, 2000). Adapun syarat untuk perisa yang digunakan adalah perisa
tersebut harus larut dalam media, stabil saat proses pemanasan dan juga saat proses
penyimpanan, dapaet terdispersi dalam fase minyak, air, serta perisa tersebut harus
dapat diproduksi dengan aroma dan citarasa yang dapat diterima oleh konsumen.
Pewarna ditambahkan untuk menunjang hasil akhir dari produk minuman RTD.
Meskipun warna gelasnya putih, sehingga warna larutan tidak begitu terlihat namun
warna larutan tersebut harus benar-benar diperhatikan agar sesuai dengan ekspektasi
dan rasa dari konsumen yang meminum minuman RTD tersebut.
5.1. Proses pembuatan minuman RTD
Proses pembuatan minuman RTD ini dimulai dari proses penimbangan bahan baku oleh
karyawan produksi. Proses penimbangan ini berada ditempat penyimpanan bahan baku.
Karyawan yang bekerja untuk menimbang bahan baku ini lengkap menggunakan jas
laboratorium, masker, tutup kepala dan sarung tangan. Hal ini bertujuan untuk
menghindari kontaminasi yang disebakan oleh karyawan. Bahan baku yang sudah
ditimbang di masukan kedalam toples plastik yang sudah disiapkan sebelumnya.
Penimbangan bahan tambahan pangan dilakukan dengan menggunakan timbangan
digital yang ada pada gambar dibawah. Timbangan digital mempunyai kelebihan yaitu
tingkat kepresisian lebih baik dan pengoperasian yang lebih efisien dari pada timbangan
analog. Untuk melihat hasil keluaran dari timbangan analog dan digital ini pengguna
masih harus melihat angka yang tertera pada LCD untuk timbangan digital dan angka
pada jarum penunjuk untuk timbangan analog.
Gambar 6. Timbangan digital
Sumber : http://elektro.studentjournal.ub.ac.id/index.php/teub/article/viewFile/26/17
17
Apabila proses penimbangan sudah selesai maka dilanjutkan pada tahap mixing atau
pencampuran semua bahan dengan air yang sebelumnya sudah dipanaskan terlebih
dahulu. Mixing dilakukan selama 15 menit dengan suhu 60o
Gambar 7. Tangki mixing
C. Suhu yang dipakai tidak
terlalu tinggi karena apabila suhu tinggi maka fungsi dari bahan-bahan yang digunakan
akan berkurang dan nantinya akanada zat volatile yang menguap karena adanya panas
dan aroma dari larutan tersebut dapat berkurang (Wasono dan Yuwono, 2014). Proses
pasteurisasi tidak diterapkan, sehingga untuk memastikan tidak adanya mikroorganisme
adalah dengan memastikan mixing tersebut berjalan sesuai prosedur, tetap menjaga
higienitas alat dan karyawan dan juga setelah proses filling maka feeding akan berjalan
melalui sinar UV yang digunakan untuk dapat membunuh mikroorganisme. Proses
mixingdilakukan pada tangki mixing yang memiliki kapasitas hingga 5000 liter namun
kapasitas produksi minuman RTD hanya 900 liter saja karena kapasitas produksi untuk
minuman Frescup memang tidak terlalu banyak.Tangki merupakan alat untuk
menyimpan fluida. Tangki biasanya dibuat dari logam atau kayu, untuk zat-zat yang
merusak bahan-bahan tersebut dapat juga dilapisi dengan bahan yang tahan terhadap
cairan yang tersimpan dalam tangki (Wanto & Romli, 1977). Tangki mixingmilik PT.
Karya Ciptanyata Wisesa ini terbuat dari bahan logam dan didalam tangki mixing juga
dilengkapi dengan impeller yang berfungsi untuk mengaduk larutan saat berada didalam
tangki. Dalam proses mixing ini harus memperhatikan waktu dan suhu. Dalam tangki
mixing sudah terpasang thermometer untuk mengukur suhu didalam tangki, sehingga
dapat dikontrol terus menerus. proses mixing ini bertujuan untuk mencampur ratakan
semua bahan (Ramadhan, et al., 2010).
Sumber : http://www.ovobel.com/productdetail.php?lang=EN&itemno=103
18
Setelah proses mixing dilanjutkan dengan proses filling. Mesin ini berada pada satu
ruangan khusus yang dilengkapi dengan lampu UV yang digunakan ketika ruangan
tersebut sedang tidak ada proses produksi. Keadaan dari ruangan tersebut sangat steril.
Ada dua orang karyawan produksi yang bertugas didalam ruangan steril tersebut dan
tentunya karyawan tersebut menggunakan jas laboratorium, masker, sarung tangan,
sepatu boot dan topi tutup kepala. Proses filling ini dilakukan pada satu rangakaian
mesin dengan mesin sealer (cup filling machine dan autosealer cup).Didalam rangkaian
mesin sealer terdapat mesin auto cup yang digunakan untuk meletakkan cup kedalam
cup mold yang selanjutnya dibawa pada titik pengisian produk. Proses pengisian selesai
maka akan dilanjutkan dengan penutupan cup dengan menggunakan lid cover dan akan
dipotong dengan menggunakan cutter yang bergerigi. Semua perkerjaan dilakukan
secara otomatis kecuali memasukan cup kedalan keranjang cup dan memasukkan lid
dalam supply lid. Kecepatan dari mesin ini dapat tergantung pada jumlah lubang pocket.
Jumlah pocket pada mesin sealer milik PT. Karya Ciptanyata Wisesa adalah enam belas
yang terbagi menjadi dua baris, sehingga setiap satu baris terdapat 8 lubang pocket hal
ini tentunya menambah efisiensi dari proses produksi dari segi waktu produksi.Proses
filling ini akan keluar melaluimoldingatau filler, larutan produk minuman RTD akan
keluar sesuai dengan volume yang sudah diatur yaitu 180ml untuk minuman Frescup
Yoghurt dan 185ml untuk minuman Frescup. Pengaturan berapa banyaknya volume
larutan yang keluar tersebut diatur dengan menggunakan kran yang ada diatas molding.
Setelah proses filling selesai maka feeding akan melewati sinar UV yang digunakan
untuk membunuh mikroba yang masih ada didalam larutan minuman RTD tersebut.
Setelah melewati sinar UV maka akan masuk pada proses sealing. Rotary lid cup akan
berputar, sehingga lid seal akan menutup gelas cup yang sudah terisi. Suhu dari proses
sealing harus diperhatikan karena apabila suhu tinggi akan menyebabkan lid cover
meleleh dan dapat mengakibatkan kebocoran, namun apabila suhunya terlalu rendah
maka akan menyebabkan lid seal kurang menempel pada bibir gelas cup. Dari mesin ini,
terdapat dua mesin seal. Seal yang pertama bersuhu 250-252oC. Fungsi dari seal yang
pertama ini ialah untuk mengatur panas sehingga lid seal dapat menempel dengan baik.
Sedangkan seal yang kedua bersuhu 241-245oC sehingga didapatkan seal yang menutup
sempurna pada bibir gelas cup. Mesin sealingtadi juga memiliki cutter. Cutter ini
19
berfungsi untuk memotongkan seal yang masih berupa lembaran agar sesuai dengan
ukuran bibir gelas cup. Setelah proses cutting selesai maka produk minuman gelas RTD
akan dibawa ke proses pendinginan oleh conveyor. Conveyor yang semula berada
dibagian paling atas, akan turun kebawah menuju proses pendinginan. Ketika conveyor
sudah sampai pada permukaan air pendingin, maka conveyor akan melewati proses
coding dan masuk kedalam proses pengemasan sekunder.
Gambar 8. Filling and sealer machine
Sumber : https://www.linkedin.com/company/cup-filling-machine-carton-packing-machine-pouch-packing-machine
Proses pengemasan sekunder menggunakan auto carton sealing machine box. Pada
proses pengemasan sekunder juga akan melewati proses coding. Proses coding
dilakukan dengan menggunakan mesin jet print.Jet print ini memiliki tempat tetesan
tinta yang sangat kecil yang digunakan untuk menciptakan tanggal kadaluarsa produk.
Jet print ini bekerja dengan menyemprotkan titik-titik yang sangat kecil, dengan ukuran
50 mikron dan 60 mikron dalam diameter, sangat kecil hingga setipis diameter rambut
manusia. Titik-titik tersebut diposisiskan sangat tepat dengan revolusi hingga 1440×720
dots per inch (dpi). Setelah semua proses produksi selesai maka dilakukan pengosongan
filler dan ruangan produksi tersebut dibersihkan dengan menggunakan air panas (suhu
tinggi). Kardus yang sudah berisi produk kemudian disimpan dalam gudang, sebelum
dipasarkan.
20
Gambar 9. Auto Carton Sealing Machine Box
Sumber : http://maydongthung.vn/san-pham/may-dan-thung-carton-tu-dong-ipn-1259
Gambar 10. Mesin Jet print
sumber : http://rajamesin.husnulhayah.com/produk/19/Mesin-Coding-Printflex-PP1000M-Continuous-Inkjet-Printer/1083
Kemasan dari produk minuman RTD ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kemasan primer
dan kemasan sekunder. Kemasan primer yang termasuk adalah pada bagian cup dan
juga lid seal yang terbuat dari Polypropylene (PP). Bagian luar gelas cup diberi label
dengan tujuan memberikan informasi kepada konsumen. PP sendiri memiliki
keuntungan yaitu bersifat inert dan kaku, murah, resisten terhadap lemak dan minyak
(Bureau, Multon, 1995).
Berikut adalah persyaratan kemasan :
- Dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen, dan juga
penampilan yang menarik, seperti warna, bentuk dan bentuk dari konsumen.
- Mempunyai ukuran, berat dan juga bentuk yang sesuai dengan standar yang
sudah ditentukan, mudah dibuang, mudah dicetak dan mudauh dibentuk.
- Dapat melindungi produk dari resiko resiko yang muncul.
21
- Dapat membungkus dengan baik, sehingga proses penyimpanan dan
pendistribusiam menjadi lebih muda.
(Supriyono, 2003).
Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi tersebut maka kesalahan dalam hal
pemilihan desain kemasan, jenis kemasan dapat diminimalisir. Untuk kemasan pada
minuman Frescup sendiri sudah sesuai dengan persyaratan. Persyaratan tersebut
dibuktikan melalui quality control yang sebelum proses produksi juga ada pengecekan
untuk setiap bahan kemas, baik itu lid cover, cup ataupun karton. Netto, nama produk,
tanggal kadaluarsa, komposisi produk, nama dan alamat perusahaan, penyimpanan dan
juga petunjuk pemakaian adalah beberapa hal yang harus dicantumkan pada kemasan.
Pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa sudah mencakup semuanya, sehingga dapat
membantu konsumen untuk dapat lebih mudah mengetahui informasi dari minuman
RTD tersebut.
22
22
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
• Bahan baku dari pembuatan minuman RTD adalah air RO, gula rafinasi dan BTP.
• Proses pembuatan minuman RTD terdiri dari mixing, filling, sealing, coding pada lid
cover, packaging, coding pada karton.
• Proses mixing dilakukan di dalam tangki mixing pada suhu 60o
• Proses filling dan sealing dilakukan dengan menggunakan satu rangkaian mesin yaitu
cupfilling and auto sealer machine.
C selama 15 menit.
• Kecepatan dari proses filling dan sealing tergantung pada jumlah cup mold yang ada
pada cupfilling and auto sealer machine.
• Adanya sinar UV setelah proses filling bertujuan untuk membunuh mikroba yang
terdapat dilarutan.
• Suhu yang terlalu tinggi pada saat proses sealing dapat menyebabkan lid cover
menjadi meleleh dan dapat mengakibatkan kebocoran.
• Proses pendinginan setelah proses sealing bertujuan untuk menurunkan suhu
sebelum cup masuk ke dalam proses packaging.
6.2. Saran
Semua karyawan PT. Karya Ciptanyata Wisesa diharapkan untuk lebih memperhatikan
kebersihan di area pabrik terutama pada area produksi. Area produksi diberi sekat
dengan area lainnya, agar area produksi lebih steril sehingga terhindar dari kontaminasi.
23
23
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti D., I.N. Widiasa. 2011. Aplikasi Tekonologi Reserve Osmosis Untuk Pemurnian Air Skala Rumah Tangga. Jurnal Teknik Vol. 32 No. 3, 2011.
Bureau, G. & J. L. Multon. 1995. Food Packaging Technology Volume1. VCH. New York.
Cahyadi, W. 2008. Bahan Tambahan Pangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Mahindru, S. N. 1992. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. CV. Rajawali. Jakarta.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Bahan Tambahan Pangan.
Supriyono. 2003. Melakukan Pengemasan Secara Manual. Departemen Pendidikan Nasional.
Ramadhan, L. O. A.; C. L. Radiman; D. Wahyuningrum; V. Suendo; L. O. Ahmad; dan S. Valiyavetil. 2010. Deasetilasi Chitin Secara Bertahap dan Pengaruhnya Terhadap Derajat Deasetilasi serta Massa Molekul Chitosan. Jurnal Kimia Indonesia Vol 5:1, 2010, 4. 17-21.
Winarno, F. G.; S. Fardiaz & D. Fardiaz. 1984. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia. Jakarta.
Winarno, F. G. 2002. Flavor Bagi Industri Pangan. M-Brio Press. Bogor.
Recommended