View
5
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PROFIL PROSES BERPIKIR KREATIF BERPANDU MODEL WALLAS
DAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA
DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA POKOK BAHASAN
FUNGSI KUADRAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF GENDER DAN
KEMAMPUAN MATEMATIKA
(Penelitian Dilakukan di SMA Negeri 1 Klaten
Tahun Pelajaran 2010/2011)
SKRIPSI
Oleh:
Rizki Arifani Nur’Aini
NIM : K1306033
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PROFIL PROSES BERPIKIR KREATIF BERPANDU MODEL WALLAS
DAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA
DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA POKOK BAHASAN
FUNGSI KUADRAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF GENDER DAN
KEMAMPUAN MATEMATIKA
(Penelitian Dilakukan di SMA Negeri 1 Klaten
Tahun Pelajaran 2010/2011)
Oleh :
RIZKI ARIFANI NUR’AINI
NIM: K1306033
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 201
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Rizki Arifani Nur’Aini. PROFIL PROSES BERPIKIR KREATIF
BERPANDU MODEL WALLAS DAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF
SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA POKOK
BAHASAN FUNGSI KUADRAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF
GENDER DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA (Penelitian Dilakukan di
SMA Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011). Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari
2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil berpikir kreatif siswa
dalam menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat dengan
berpandu model Wallas pada siswa perempuan dan laki-laki dengan kemampuan
matematika : (1) tinggi, (2) sedang, (3)rendah.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2010/
2011 pada kelas XD dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek
penelitian dibagi menjadi enam kelompok yaitu kelompok siswa perempuan dan
laki-laki dengan kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah. Dari masing-
masing kelompok diambil 1 orang untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
Pengambilan subyek dilakukan dengan teknik purposive sampling (sample
bertujuan). Data mengenai kemampuan matematika diambil dari data nilai
ulangan pada pokok bahasan fungsi kuadrat. Sedangkan data profil proses berpikir
kreatif diperoleh dari wawancara mendalam berdasarkan hasil tes tertulis siswa.
Validasi data dilakukan dengan triangulasi waktu. Analisa data dilakukan melalui
langkah-langkah menelaah seluruh data, reduksi data, menyusun data dalam
satuan-satuan, dan memeriksa keabsahan data.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa proses berpikir kreatif berpandu
model Wallas (a) siswa perempuan berkemampuan matematika tinggi berada
pada tingkat berpikir 4 atau sangat kreatif, (1) Persiapan, siswa mampu
mempresentasikan soal dengan pemikirannya sendiri dan memahami informasi
awal dengan baik sehingga mampu mengaitkan informasi yang sudah ada dengan
materi yang pernah dipelajari, (2) Inkubasi, siswa diam sejenak dan berpikir
mengaitkan permasalahan yang diberikan dengan informasi yang sudah
didapatkannya untuk memunculkan ide, (3) Iluminasi, siswa mendapatkan ide dan
bisa menjalankan idenya dengan baik sehingga mendapatkan jawaban yang benar,
(4) Verifikasi, siswa memeriksa kembali jawaban-jawabannya dan mendapatkan
ide lain namun ditingalkan karena dianggap rumit, (b) siswa perempuan
berkemampuan matematika sedang berada pada tingkat berpikir 1 atau kurang
kreatif, (1) Persiapan, siswa mampu mempresentasikan soal dengan bahasanya
sendiri dengan baik, siswa mampu memahami informasi awal dengan baik dan
siswa dalam mengaitkan informasi yang sudah ada dengan materi yang pernah
dipelajari, (2) Inkubasi, siswa diam sejenak dan mengalihkan perhatiaannya dari
soal dengan membaca kembali soal dan menggambar kembali gambar dan
kemudian barulah memikirkan ide untuk memecahkan masalah dengan
mengaitkan materi yang pernah ia dapatkan dengan soal yang ada, (3) Iluminasi,
siswa mendapatkan beberapa ide pemecahan masalah dan dapat menjalankan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
idenya dengan benar sehingga didapatkan jawaban yang benar, (4)Verifikasi,
siswa tidak memeriksa kembali jawaban yang didapatkannya, (c) siswa
perempuan berkemampuan matematika rendah berada pada tingkat berpikir
kreatif 0 atau tidak kreatif, (1) Persiapan, siswa kurang mampu mempresentasikan
soal dengan bahasanya sendiri dan tidak memahami informasi awal pada soal
sehingga tidak bisa mengaitkan informasi yang ada dengan materi yang pernah
diajarkan, (2) Inkubasi, siswa diam sejenak, kemudian memikirkan ide
menyelesaikan masalah dengan mengaitkan informasi awal dengan materi yang
pernah diperoleh, (3) Iluminasi, siswa mendapatkan ide yang salah dan
menjalankannya, sehingga mendapatkan jawaban yang salah, (4) Verifikasi, siswa
tidak memeriksa kembali jawabannya, (d) Siswa laki-laki berkemampuan
matematika tinggi berada pada tingkat berpikir kreatif 3 atau kreatif, (1)
Persiapan, siswa mampu mempresentasikan soal dengan pemikirannya sendiri
dan memahami informasi awal dengan baik sehingga mampu mengaitkan
informasi yang sudah ada dengan materi yang pernah dipelajari, (2) Inkubasi,
siswa diam sejenak dan selanjutnya mencari panjang sisi yang belum diketahui
yang setelahnya barulah memikirkan ide penyelesaian masalah dengan
mengaitkan masalah dengan materi yang pernah diajarkan, (3) Iluminasi, siswa
mendapatkan 3 ide untuk menyelesaikan masalah dan menjalankan idenya dengan
baik sehingga mendapatkan jawaban yang benar, (4) Verifikasi, subjek memeriksa
kembali jawaban yang didapatkannya, namun siswa tidak berusaha atau
menemukan ide lain pada tahap ini, (e) siswa laki-laki berkemampuan matematika
sedang berada pada tingkat berpikir kreatif 1 atau kurang kreatif, (1)Persiapan,
siswa mengutarakan kembali soal dengan bahasa sendiri dengan baik, siswa
mampu memahami informasi awal pada soal sehingga mampu mengaitkan
informasi yang ada dengan materi yang pernah didapatkannya, (2) Inkubasi, siswa
berhenti sejenak dan selanjtnya berpikir membangun ide dengan mengaitkan
informasi awal dengan materi yang pernah didapatkan (3) Iluminasi, siswa
mendapatkan 2 ide untuk menyelesaikan masalah dan dapat melaksanakan idenya
dengan baik sehingga didapatkan jawaban yang benar, (4) Verifikasi, siswa
memeriksa kembali jawabannya tapi tidak mendapatkan ide lain, (f) siswa laki-
laki berkemampuan matematika rendah berada pada tingkat berpikir kreatif 0 atau
tidak kreatif, (1) Persiapan, siswa mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri
dengan kurang baik, siswa memahami informasi awal pada soal, siswa mampu
mengaitkan informasi yang ada dengan materi yang pernah didapatkannya, (2)
Inkubasi, siswa berhenti sejenak dan memikirkan ide menyelesaikan masalah
dengan mengaitkan informasi awal dengan materi yang pernah diperoleh, (3)
Iluminasi, siswa mendapatkan satu ide, namun kurang pahamnya siswa pada
materi sehingga siswa tidak dapat menjalankan idenya dengan baik sehingga
didapatkan hasil yang salah, (4) Verifikasi, siswa tidak memeriksa kembali
jawaban dan tidak mendapatkan ide lain.
Kata kunci: berpikir kreatif, model Wallas, tingkat berpikir kreatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Rizki Arifani Nur'Aini. A PROFILE OF STUDENT’S IN CREATIVE
THINKING PROCESS BASED ON MODEL OF WALLAS AND LEVEL
OF CREATIVIE THINKING IN PROBLEM SOLVING OF QUADRATIC
FUNCTION VIEWED FROM PERSPECTIVE GENDER AND
MATHEMATIC ABILITIES (Research Conducted at SMA Negeri 1 Klaten in
Academic Year 2010/2011). Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education
Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, January 2013.
The aim of this research is finding out the profile of student’s creative
thinking process to solve problems on the subject of a quadratic function with a
model of Wallas guided the girls and boys with (1) high, (2) medium, (3) low
mathematic abilities.
The research was conducted at SMA Negeri 1 Klaten Academic Year
2010/2011 in class XD using qualitative descriptive method. The subjects of the
research was divided into six groups: groups of girls and boys with high, medium
and low mathematic abilities. From each group were taken one person to do
further research. Taking the subject was done by using purposive sampling. The
data on mathematic abilities drawn from the score of quadratic functions exam.
While the profile of creative thinking process data obtained from the results of the
written test which was confirmed through interviews. Data validation is done by
triangulation of time. Data analysis was done by analyzing all data included data
reductions, unit constructed data, and validation of the data.
The result showed that the process of creative thinking guided model of
Wallas (a) high mathematics ability female students are at level 4 of creative
thinking or very creative (1) Preparation, students are able to present the problems
in her own language, students are able to understand well the information and the
students in linking the information that already exists with the material ever
studied, (2) Incubation, students stop for a while and thought hooking problem
given the information that has been acquired to come up with ideas, (3)
Illumination, students can get an idea and run the ideas well that get the correct
answer, (4) Verify, the student checked the answers and get other ideas but left for
being complicated, (b) medium mathematics ability female students are at level 1
of creative thinking or less creative, (1) Preparation, students are able to present
the problems in her own language, students are able to understand well the
information and the students in linking the information that already exists with the
material ever studied, (2) Incubation, students stop for a while and divert their
attention from the problems by re-reading the questions and draw pictures and
then come back then thought of an idea to solve the problem by linking the
material to the issue once he got there, (3) Illumination , students get some ideas
and problem-solving ideas can run properly so she gets the correct answer, (4)
Verify, students do not check the answers, (c) low mathematics ability female
students are at level 0 of creative thinking or not creative, (1) Preparation,
students are not able to present the problems in her own language and did not
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
understand the information, so it can not linking the information with the material
she had been taught, (2) Incubation, students stop for a while and thought hooking
problem given the information that has been acquired to come up with ideas, (3)
Illumination, students gain wrong idea and run it, so get the wrong results, (4)
Verification, students do not check the answer, (d) high mathematics ability male
students are at level 3 of creative thinking or creative, (1) Preparation, students
were able to present their own problems with thinking and understand well
informed so as to associate the information that already exists with the material
ever studied, (2) Incubation, students stop for a while, then he find out an
unknown side length then thought of the idea after the completion of a problem
with linking problems with the material he had been taught, (3) Illumination,
students get three ideas to solve problems and carry out the idea so well that
getting the right answer , (4) Verification, students checked the answers he got,
but students do not seek or find other ideas at this stage, (e) medium mathematics
ability male students are at level 1 of creative thinking or less creative, (1)
Preparation, students are able to present the problems in his own language,
students are able to understand well the information and the students in linking the
information that already exists with the material ever studied, (2) Incubation, the
subject stopped for a while thought of the idea after the completion of a problem
with linking problems with the material he had been taught, (3) Illumination,
students get two ideas to solve problems and run the idea properly to obtain the
correct answer, (4) Verify, the student checked the answer but did not get any
other ideas, (f) male students capable of low mathematics at the level 0 of creative
thinking or not creative, (1) preparation, students are not good enough in present
the problem with his own language, students understand the information on, the
students were able to relate the information to the material ever studied, (2)
Incubation, students stopped for a while then thought of ideas to solve the
problem by linking the information with the materials that have been studied, (3)
Illumination, students get an idea, but lacking their knowledge students on the
material so students can not run the idea so well that obtained wrong answer, (4)
Verify, the student does not check the answer and did not get another idea.
Key words: creative thinking, model of Wallas, level of creative thinking
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
MOTTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan
(QS. Al-Insyirah 7:8)
Ikhtiar, Berdo’a, Tawakal. (Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada
Bapak dan ibu tercinta, atas kasih
sayang, nasehat, doa, dukungan luar
biasa sepanjang masa
Adikku Reza yang telah memberikan
begitu banyak motivasi
Rosyid Tri Yunanto AS yang menjadi
semangat untuk masa depanku
Sahabat-sahabatku tercinta atas
keberadaan kalian
Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan karunia, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi dengan judul “Profil Proses Berpikir Kreatif Berpandu
Model Wallas dan Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah
pada Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Ditinjau dari Perspektif Gender dan
Kemampuan Matematika (Penelitian Dilakukan di SMA Negeri 1 Klaten Tahun
Pelajaran 2010/2011)” sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan,
saran dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan izin penelitian.
2. Sukarmin, M.Si., Ph. D., Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan izin penelitian
3. Dr. Budi Usodo, M. Pd., Ketua Program Pendidikan Matematika yang telah
memberikan ijin penelitian.
4. Drs. Gatut Iswahyudi, M. Si., selaku pembimbing I yang telah dengan sabar
memberikan waktu, bimbingan, saran, dukungan dan kemudahan yang sangat
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
5. Rosihan Ari Yuana, S. Si., M. Kom., selaku pembimbing II yang telah
memberikan waktu, bimbingan, saran, dukungan serta kemudahan yang sangat
berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Sutopo, S. Pd., M. Pd. selaku pembimbing akademik penulis yang telah
memberikan waktu, bimbingan dan dukungan selama ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
7. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah banyak
memberikan nasehat, ilmu, bimbingan, dukungan yang sangat berharga bagi
penulis.
8. Keluarga besar SMA Negeri 1 Klaten atas kesediaan dan partisipasi yang
sangat membantu dalam penelitian.
9. Ibu dan Bapak ku yang telah memberikan curahan kasih sayang, dukungan,
doa serta dorongan yang tak terhingga.
10. Adikku tersayang, Reza yang selalu menjadi sumber motivasi bagi penulis.
11. Rosyid Tri Yunanto AS, S.T. yang selalu memberi semangat dan motivasi
masa depanku.
12. Sahabat-sahabatku terbaikku, Via dan Nofiyanti yang selalu memberikan
saran, dukungan, semangat, tempat berbagi tawa dan canda serta persahabatan
indah yang tak akan pernah terlupa dan tak akan pernah terhenti.
13. Penghuni Rattiemas indekos (Rohaye, Danik, Ni’mah, Santi, Tika, Via, Lilik,
Windi, Encuz) yang telah menjadi keluarga kedua selama menuntut ilmu di
UNS.
14. Seluruh mahasiswa Pendidikan Matematika ’06 spesial untuk Mungil, atas
segala dukungan, persahabatan, suka duka bersama menyusuri lika liku
matematika.
15. Teman-teman ’07 dan ’08 yang telah menjadi teman seperjuangan.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, karena kesempurnaan hanya milik
Allah SWT. Begitu pun dengan skripsi ini yang masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan
oleh penulis demi perbaikan ke depannya.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat baik bagi penulis, pembaca dan
dunia pendidikan Indonesia.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................. x
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. xi
KATA PENGANTAR ................................................................................. xii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
D. Pembatasan Masalah ............................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Matematika .............................................................. 7
B. Proses Berpikir ...................................................................... 8
C. Kreativitas ............................................................................. 9
D. Berpikir Kreatif dan Kreativitas dalam Memecahkan
Masalah ................................................................................. 10
E. Proses Berpikir Kreatif Ditinjau dari Perspektif Gender ...... 15
F. Kemampuan Matematika ...................................................... 17
G. Fungsi Kuadrat ...................................................................... 17
H. Kerangka Berpikir ................................................................. 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 23
1. Tempat Penelitian............................................................ 23
2. Waktu Penelitian ............................................................. 23
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................ 23
C. Subjek Penelitian ................................................................... 24
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 25
1. Metode Pengumpulan Data ............................................. 25
2. Instrumen Penelitian........................................................ 27
E. Validitas Data ........................................................................ 28
F. Analisis Data ......................................................................... 28
G. Prosedur Penelitian................................................................ 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ....................................................................... 30
1. Pemaparan Pemilihan Subjek .......................................... 30
2. Subjek Penelitian ............................................................. 32
3. Analisis Data Hasil Penelitian ......................................... 33
a. Pedoman Pengkodean ............................................... 33
b. Pedoman Analisis Data ............................................. 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
c. Pemaparan Hasil Penyelesaian Masalah dan
Wawancara ................................................................ 53
1) Data Siswa Perempuan Berkemampuan
Matematika Tinggi .............................................. 53
2) Data Siswa Perempuan Berkemampuan
Matematika Sedang ............................................. 77
3) Data Siswa Perempuan Berkemampuan
Matematika Rendah ........................................... 96
4) Data Siswa Laki-laki Berkemampuan
Matematika Tinggi .............................................. 115
5) Data Siswa Laki-laki Berkemampuan
Matematika Sedang ............................................ 140
6) Data Siswa Laki-laki Berkemampuan
Matematika Rendah ............................................ 160
B. Deskripsi Profil Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam
Penyelesaian Masalah pada Materi Fungsi Kuadrat
Berpandu Model Wallas Ditinjau dari perspektif Gender
dan Kemampuan Matematika
1. Siswa Perempuan Berkemampuan Matematika Tinggi .. 174
2. Siswa Perempuan Berkemampuan Matematika Sedang . 176
3. Siswa Perempuan Berkemampuan Matematika Rendah 178
4. Siswa Laki-laki Berkemampuan Matematika Tinggi ..... 180
5. Siswa Laki-laki Berkemampuan Matematika Sedang .... 182
6. Siswa Laki-laki Berkemampuan Matematika Rendah .... 183
C. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 185
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................... 186
B. Implikasi ................................................................................ 192
1. Implikasi Teoritis ............................................................ 192
2. Implikasi Praktis ............................................................. 192
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
C. Saran ..................................................................................... 192
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 194
LAMPIRAN ................................................................................................. 196
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
2.1. Hubungan Kreativitas dengan Pemecahan masalah ............................... 13
2.2. Tingkatan Berpikir Kreatif Menurut Siswono ....................................... 14
4.1. Kemampuan Matematika Siswa ............................................................. 30
4.2. Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Gender dan Kemampuan
Matematika ............................................................................................ 32
4.3. Indikator Tahap Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas ................... 49
4.4. Indikator Aspek-aspek Kreativitas ......................................................... 51
4.5. Tingkatan Berpikir Kreatif Menurut Siswono ....................................... 52
4.6. Triangulasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 1 ................................ 71
4.7. Triangulasi Data Aspek Kreativitas Subjek 1 ........................................ 76
4.8. Triangulasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 2 ................................ 91
4.9. Triangulasi Data Aspek Kreativitas Subjek 2 ........................................ 95
4.10. Triangulasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 3 .............................. 109
4.11. Triangulasi Data Aspek Kreativitas Subjek 3 ...................................... 114
4.12. Triangulasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 4 .............................. 135
4.13. Triangulasi Data Aspek Kreativitas Subjek 4 ...................................... 138
4.14. Triangulasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 5 .............................. 156
4.15. Triangulasi Data Aspek Kreativitas Subjek 5 ...................................... 159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
4.16. Triangulasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 6 .............................. 170
4.17. Triangulasi Data Aspek Kreativitas Subjek 6 ...................................... 173
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Data Nilai Ulangan Fungsi Kuadrat Siswa Kelas X-D ........................... 196
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ................................................................. 198
3. Pedoman Wawancara .............................................................................. 200
4. Lembar Penelaahan Soal untuk Validitas ............................................... 202
5. Soal Tes dan Jawaban A ......................................................................... 202
6. Soal Tes dan Jawaban B .......................................................................... 213
7. Pedoman Analisa Soal A dan B ........................................................ 221
8. Surat-Surat .............................................................................................. 224
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika sering dianggap sebagai ilmu yang hanya menekankan pada
kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti. Hal ini
seringkali menjadi penyebabkan matematika dianggap sebagai salah satu mata
pelajaran yang ditakuti dan dijauhi oleh siswa. Berdasarkan anggapan tersebut
kreativitas merupakan suatu hal yang jarang diperhatikan dalam pembelajaran
matematika. Guru biasanya menganggap kreativitas merupakan hal yang tidak
penting dalam pembelajaran matematika. Padahal setiap orang yang dihadapkan
pada suatu pekerjaan khusus akan menggunakan pemikiran kreatifnya untuk
memecahkan masalah-masalah praktis dengan alat-alat yang ada. Dengan
demikian kreativitas seharusnya merupakan bagian intrinsik dalam semua materi
matematika (Siswono, 2004). Selain itu, matematika dan kreativitas dipandang
tidak ada kaitannya oleh masyarakat pada umunya. Tetapi pandangan tersebut
ditentang oleh banyak matematikawan. Bishop menyatakan “bahwa seseorang
sangat memerlukan dua model pemikiran yang berbeda tetapi saling mendukung,
yaitu pemikiran kreatif yang lebih condong bersifat “intuitif” dan pemikiran
analitik yang cenderung menggunakan logika”(Siswono, 2004).
Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata
pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang standar isi) telah disebutkan bahwa mata
pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis maupun
bekerja sama sudah lama menjadi fokus dan perhatian pendidik matematika di
kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik keilmuan
matematika. Tetapi, fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif dalam matematika jarang atau tidak pernah dikembangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Padahal kemampuan itu yang sangat diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Proses berpikir kreatif merupakan suatu proses yang mengkombinasikan
berpikir logis dan berpikir divergen. Berpikir divergen digunakan untuk mencari
ide-ide untuk menyelesaikan masalah sedangkan berpikir logis digunakan untuk
memverifikasi ide-ide tersebut menjadi sebuah penyelesaian yang kreatif.
Munandar merumuskan, bahwa “Kreativitas adalah kemampuan berdasarkan data
atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap
suatu masalah, di mana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan
keragaman jawaban”(Siswono, 2004).
Untuk mengetahui proses berpikir kreatif siswa, banyak pedoman yang
dapat digunakan, namun yang paling sering digunakan sebagai dasar dari sebagian
besar program pelatihan berpikir kreatif yang ada saat ini adalah proses kreatif
yang dikembangkan oleh Wallas karena merupakan salah satu teori yang paling
umum dipakai untuk mengetahui proses berpikir kreatif. Pada teori berpikir
kreatif model Wallas dinyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap yaitu
(1) Persiapan,(2) Inkubasi, (3) Iluminasi, dan (4) Verifikasi (Siswono, 2004).
Silver mengatakan bahwa pemecahan masalah dapat meningkatkan
kemampuan kreativitas melalui dimensi kreativitas, yaitu kefasihan (fluency),
fleksibilitas dan kebaruan (novelty). Pemecahan masalah diajarkan dan secara
eksplisit menjadi tujuan pembelajaran matematika dan tertuang dalam kurikulum
matematika. Hal tersebut menurut Pehkonen (Siswono: 2009), karena pemecahan
masalah memiliki manfaat, yaitu: (1) mengembangkan keterampilan kognitif
secara umum, (2) mendorong kreativitas, (3) pemecahan masalah merupakan
bagian dari proses aplikasi matematika, dan (4) memotivasi siswa untuk belajar
matematika (Siswono, 2004). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pemecahan
masalah merupakan salah satu cara untuk mendorong kreativitas sebagai produk
berpikir kreatif siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Telah banyak penelitian mengenai proses berpikir siswa dalam
pemecahan masalah yang berhubungan dengan spasial yaitu pada materi
Geometri. Padahal setiap cabang ilmu matematika memiliki suatu masalah yang
dapat diajukan dan diselesaikan. Aljabar merupakan salah satu materi dalam
pelajaran Matematika yang mana tidak banyak penelitian mengenai proses
berpikir pada materi tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian pada materi Aljabar agar penelitian pada mata pelajaran matematika
lebih bervariasi pada semua cabangnya. Termasuk di dalamnya adalah materi
fungsi kuadrat pada jenjang sekolah menengah atas. Pada perhitungan matematika
maupun kehidupan sehari-hari, tentu sering dijumpai suatu permasalahan yang
berkaitan dengan fungsi kuadrat. Permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan fungsi kuadrat itu mempunyai karakteristik atau ciri tertentu.
Siswa dalam kelas mempunyai latar belakang maupun kemampuan yang
berbeda, dua diantaranya adalah jenis kelamin (gender) dan kemampuan
matematika. Seperti yang tertulis dalam Kurikulum 2004 bahwa siswa memiliki
potensi untuk berbeda dalam hal pola pikir, daya imajinasi, fantasi, dan hasil
karya. Karena terdapat perbedaan latar belakang jenis kelamin (gender) yaitu
siswa perempuan dan laki-laki, tidak mustahil terdapat tingkatan yang berbeda
dalam proses kognitif. Menurut Guriaan (2004) bahwa ada perbedaan antara anak
laki-laki dan perempuan dalam beberapa hal yaitu kemampuan visual-spasial
(“Beda Otak”, 2009). Karena itu pada umumnya ada kecenderungan perbedaan
kecakapan yang dimiliki mereka untuk tugas-tugas tertentu.
Kemampuan matematika berkaitan erat dengan kreativitas siswa dalam
memecahkan masalah matematika. Menurut Ervynk, kreativitas matematika
diikuti dengan pengetahuan siswa sebelumnya mengenai matematika (Baer,
2006). Sehingga tidak mungkin siswa bisa berkreasi dengan pemikirannya tanpa
pengetahuan awal yang mendasarinya.
SMA N 1 KLATEN merupakan sekolah terkemuka di kabupaten Klaten,
sehingga banyak mata memandang siswa-siswa SMA N 1 KLATEN merupakan
siswa-siswa pilihan yang mempunyai kemampuan tinggi dari daerah Klaten
maupun sekitarnya. Namun, perlu diketahui apakah siswa yang dipandang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
memiliki kemampuan tinggi tersebut juga memiliki kreativitas tinggi pula.
Kemudian dari persepsi mengenai siswa-siswa SMA 1 KLATEN, perlu diketahui
profil proses berpikir kreatif dan tingkat berpikir kreatifnya.
Berdasarkan fakta-fakta dan penelitian yang sudah ada maka peneliti
tertarik untuk mengkaji permasalahan mengenai profil proses berpikir kreatif
berpandu model Wallas dan tingkat berpikir kreatif siswa SMA N 1 KLATEN
dalam menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat ditinjau dari
perspektif gender dan kemampuan matematika.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah profil proses berpikir kreatif berpandu model Wallas dan
tingkat berpikir kreatif siswa perempuan berkemampuan matematika tinggi
dalam menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat?
2. Bagaimanakah profil proses berpikir kreatif berpandu model Wallas dan
tingkat berpikir kreatif siswa perempuan berkemampuan matematika sedang
dalam menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat?
3. Bagaimanakah profil proses berpikir kreatif berpandu model Wallas dan
tingkat berpikir kreatif siswa perempuan berkemampuan matematika rendah
dalam menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat?
4. Bagaimanakah profil proses berpikir kreatif berpandu model Wallas dan
tingkat berpikir kreatif siswa laki-laki berkemampuan matematika tinggi
dalam menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat?
5. Bagaimanakah profil proses berpikir kreatif berpandu model Wallas dan
tingkat berpikir kreatif siswa laki-laki berkemampuan matematika sedang
dalam menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat?
6. Bagaimanakah profil proses berpikir kreatif berpandu model Wallas dan
tingkat berpikir kreatif siswa laki-laki berkemampuan matematika rendah
dalam menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui profil proses berpikir kreatif berpandu model Wallas dan tingkat
berpikir kreatif siswa perempuan berkemampuan matematika tinggi dalam
menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat.
2. Mengetahui profil proses berpikir kreatif berpandu model Wallas dan tingkat
berpikir kreatif siswa perempuan berkemampuan matematika sedang dalam
menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat.
3. Mengetahui profil proses berpikir kreatif berpandu model Wallas dan tingkat
berpikir kreatif siswa perempuan berkemampuan matematika rendah dalam
menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat.
4. Mengetahui profil proses berpikir kreatif berpandu model Wallas dan tingkat
berpikir kreatif siswa laki-laki berkemampuan matematika tinggi dalam
menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat.
5. Mengetahui profil proses berpikir kreatif berpandu model Wallas dan tingkat
berpikir kreatif siswa laki-laki berkemampuan matematika sedang dalam
menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat.
6. Mengetahui profil proses berpikir kreatif berpandu model Wallas dan tingkat
berpikir kreatif siswa laki-laki berkemampuan matematika rendah dalam
menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat.
D. Pembatasan Masalah
1. Pada penelitian ini, analisa tingkat berpikir kreatif menggunakan teori dari
Siswono.
2. Siswa yang dimaksud adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Klaten
yang telah mendapatkan materi pada pokok bahasan fungsi kuadrat yang akan
dilihat dari perspektif gender dan kemampuan matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Pemicu pengembangan kreativitas siswa dalam aktivitas berpikir dalam
pemecahan masalah.
2. Informasi kepada guru untuk menekankan kedirvegenan siswa dalam proses
pembelajaran selain kekonvergenan yang selama ini umum digunakan.
3. Para peneliti lain yang berminat mengulas masalah yang relevan dengan
penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Matematika
Penjelasan tentang makna matematika tidak dapat dijelaskan dengan
mudah, karena sasaran dari pelajaran matematika tidak selalu pada hal yang
kongkret tetapi seringkali abstrak. Dalam memberikan pengertian matematika
secara sederhana, banyak yang mengatakan bahwa matematika identik dengan
angka-angka, bilangan, dan hitungan. Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyatakan, “Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar
bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
mengenai bilangan” (1999: 637). Purwoto mengemukakan, ”Matematika adalah
pengetahuan tentang pola keteraturan, pengetahuan tentang struktur yang
terorganisasikan mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang
didefinisikan ke aksioma dan postulat dan akhirnya ke dalil” (2003: 12-13). James
menyatakan, “Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan
jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analitis dan
geometri” (Ruseffendi, 1992: 27). Menurut Ruseffendi, “Matematika itu
terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, unsur-unsur yang
didefinisikan, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di mana dalil-dalil itu setelah
dibuktikan kebenarannya, berlaku secara umum” (1988: 263). Soedjadi (2000)
menyatakan beberapa pengertian tentang matematika:
1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara
sistematik.
2. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan
dengan bilangan.
4. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan
masalah tentang masalah ruang dan bentuk. (hal 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
B. Proses Berpikir
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila
mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan.
Ruggiero mengartikan “berpikir sebagai suatu aktivitas mental untuk membantu
memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan,
atau memenuhi hasrat keingintahuan (fulfill a desire to understand)” (Siswono,
2009). Pendapat ini menunjukkan bahwa dalam merumuskan suatu masalah,
memecahkan masalah, ataupun dalam memahami sesuatu, dilakukan suatu
aktivitas berpikir. Berpikir sebagai suatu kemampuan mental seseorang dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif. Berpikir logis dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir
siswa untuk menarik kesimpulan yang sah menurut aturan logika dan dapat
membuktikan bahwa kesimpulan itu benar (valid) sesuai dengan pengetahuan-
pengetahuan sebelumnya yang sudah diketahui. Berpikir analitis adalah
kemampuan berpikir siswa untuk menguraikan, memerinci, dan menganalisis
informasi-informasi yang digunakan untuk memahami suatu pengetahuan dengan
menggunakan akal dan pikiran yang logis, bukan berdasar perasaan atau tebakan.
Berpikir sistematis adalah kemampuan berpikir siswa untuk mengerjakan atau
menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah-langkah, atau
perencanaan yang tepat, efektif, dan efesien. Ketiga jenis berpikir tersebut saling
berkaitan. Seseorang untuk dapat dikatakan berpikir sistematis, maka ia perlu
berpikir secara analitis untuk memahami informasi yang digunakan. Kemudian,
untuk dapat berpikir analitis diperlukan kemampuan berpikir logis dalam
mengambil kesimpulan terhadap suatu situasi. Berpikir kritis dan berpikir kreatif
merupakan perwujudan dari berpikir tingkat tinggi (higher order thinking).
Berpikir kritis dapat dipandang sebagai kemampuan berpikir siswa untuk
membandingkan dua atau lebih informasi, misalkan informasi yang diterima dari
luar dengan informasi yang dimiliki. Bila terdapat perbedaan atau persamaan,
maka ia akan mengajukan pertanyaan atau komentar dengan tujuan untuk
mendapatkan penjelasan. Berpikir kritis sering dikaitkan dengan berpikir kreatif
(Siswono, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
C. Kreativitas
Beberapa definisi kreativitas antara lain, menurut Lumsdaine (1995)
“kreativitas adalah mempergunakan imaginasi dan berbagai kemungkinan yang
diperoleh dari interaksi dengan ide atau gagasan, orang lain dan lingkungan untuk
membuat koneksi dan hasil yang baru serta bermakna”. Artinya mengembangkan
pemikiran alternatif atau kemungkinan dengan berbagai cara sehingga mampu
melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang dalam interaksi individu dengan
lingkungan sehingga diperoleh cara-cara baru untuk mencapai tujuan yang lebih
bermakna (Wahidin, 2009). Menurut Mamat Supriatna (2006), “kreativitas adalah
kemampuan cipta, karsa dan karya seseorang untuk dapat menciptakan sesuatu
yang baru. Sesuatu yang baru itu dapat ditemukan dengan menghubungkan atau
menggabungkan sesuatu yang sudah ada”. “Kreativitas adalah bakat yang dimiliki
oleh setiap orang yang dapat dikembangkan dengan pelatihan dan aplikasi yang
tepat” (Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional: 2008).
Berbagai definisi dari kreativitas tersebut Wilson (1974) memunculkan
apa yang kemudian dikenal sebagai “ Mac Kinnon Tri Partite definition of
creativity” sebagai karekteristik dari kreativitas, yaitu: 1. Melibatkan penciptaan
sesuatu yang baru atau jarang, 2. Mampu mengidentifikasi arah atau petunjuk ke
arah tujuan yang diinginkan, 3. selalu berusaha untuk mencapai kesempurnaan
atau ketuntasan (Wahidin, 2009). Anderson memaparkan kata baru dalam kaitan
dengan kreativitas tidak perlu diartikan sesuatu yang benar-benar baru
(sebelumnya belum pernah ada), tetapi dapat saja hasil ciptaannya itu merupakan
kombinasi dari apa-apa yang telah ada sebelumnya. Atau mungkin pula sesuatu
yang baru itu hanya baru bagi orang tersebut, jadi mungkin saja bagi orang lain
bukan hal yang baru (Wahidin, 2009).
Contoh kreativitas dalam arti kombinasi dari hal-hal yang sudah ada
adalah penciptaan sepatu roda. Sepatu adalah bukan hal yang aneh, roda pun telah
dikenal sejak zaman dahulu, tetapi sepatu roda adalah buah kreativitas yang
brilian. Sedangkan contoh yang baru hanya bagi dirinya, banyak ditemukan dalam
kaitan dengan proses belajar mengajar di sekolah. Mungkin bagi guru suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pemecahan soal tentang materi pelajaran dalam PBM yang dikelolanya adalah
bukan sesuatu yang baru, tetapi bagi muridnya adalah sesuatu yang baru. Ini pun
termasuk salah satu bentuk kreativitas. Amabile juga menuturkan bahwa,
Selain dari apa yang dikemukakan di atas, definisi kreativitas juga
dapat dibedakan menjadi definisi konsensual dan definisi konseptual. Definisi
konsensual adalah bahwa sesuatu itu bernilai kreatif jika oleh pengamat yang
ahli dalam bidangnya sesuatu itu memang bernilai kreatif. Sedangkan definisi
konseptual diartikan bahwa sesuatu itu bernilai kreatif jika secara konseptual
sesuatu itu memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Misalnya : 1. Produk itu baru,
unik , berguna, benar atau bernilai dilihat dari segi kebutuhan tertentu dan 2.
Produk itu bersifat heuristik, yaitu menampilkan metode yang masih belum
pernah atau jarang dilakukan oleh orang lain sebelumnya.
(Wahidin, 2009).
Anderson memandang kreativitas sebagai suatu proses berpikir
(Wahidin, 2009). Adapun jenis berpikir yang dapat mencerminkan kreativitas
adalah tergolong jenis berpikir divergen (divergent thinking) seperti terungkap
dari apa yang dikemukakan Yelon “ An important ingredient in creativity is
divergent thinking” (Wahidin: 2009). Kreativitas merupakan produk berpikir
kreatif seseorang.
D. Berpikir Kreatif dan Kreativitas dalam Memecahkan Masalah
Berpikir kreatif adalah suatu proses yang digunakan ketika kita
memunculkan suatu ide baru ataupun menggabungkan ide-ide yang sebelumnya
yang belum dilakukan. Berpikir kreatif yang dikaitkan dengan berpikir kritis
merupakan perwujudan dari tingkat berpikir tinggi (higher order thinking).
Johnson (2002) menjelaskan bahwa berpikir kritis mengorganisasikan proses
yang digunakan dalam aktifitas mental seperti pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, meyakinkan, menganalisis asumsi-asumsi dan penemuan ilmiah.
Berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk bernalar (to reason) dalam suatu
cara yang terorganisasi. Berpikir kritis juga merupakan suatu kemampuan untuk
mengevaluasi secara sistematik kualitas pemikiran diri sendiri dan orang lain.
Sedangkan, berpikir kreatif merupakan suatu aktifitas mental yang
memperhatikan keaslian dan wawasan (ide). Berpikir dengan kritis dan kreatif
memungkinkan siswa mempelajari masalah secara sistematik, mempertemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
banyak sekali tantangan dalam suatu cara yang terorganisasi, merumuskan
pertanyaan-pertanyaan yang inovatif dan merancang/mendesain solusi-solusi yang
asli (Siswono, 2004). Menurut Siswono mengenai berpikir kreatif:
Berpikir kreatif dilawankan dengan berpikir destruktif melibatkan
pencarian kesempatan untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Berpikir
kreatif tidak secara tegas mengorganisasikan proses, seperti berpikir kritis.
Berpikir kreatif merupakan suatu kebiasaan dari pemikiran yang tajam
dengan intuisi, menggerakkan imajinasi, mengungkapkan (to reveal)
kemungkinan-kemungkinan baru, membuka selubung (unveil) ide-ide yang
menakjubkan dan inspirasi ide-ide yang tidak diharapkan.
Berpikir kreatif diartikan sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan
berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran.
Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam suatu praktek pemecahan
masalah, pemikiran divergen menghasilkan banyak ide-ide. Hal ini akan berguna
dalam menemukan penyelesaiannya. Dalam berpikir kreatif dua bagian otak akan
sangat diperlukan. Keseimbangan antara logika dan kreativitas sangat penting.
Jika salah satu menempatkan deduksi logis terlalu banyak, maka kreativitas akan
terabaikan. Dengan demikian untuk memunculkan kreativitas diperlukan
kebebasan berpikir tidak dibawah kontrol atau tekanan. Dalam pengertian ini,
berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan mental untuk menemukan “ide baru”
yang sesuai dengan tujuan, dengan cara membangun (generating) ide-ide,
mensintesis ide-ide tersebut dan menerapkannya (Siswono, 2004).
Bertrand Russel (1977) menyatakan bahwa proses berpikir, termasuk
berpikir kreatif, lebih bersifat bersifat instinktif, sama halnya dengan proses
pencernaan. Dia menggambarkan bagaimana dia berhadapan dengan persoalannya
kemudian mencari informasi yang relevan kemudian dia tinggalkan untuk
mengurus persoalan lain, lalu sejalan dengan bergulirnya waktu dan
keberuntungan dia menemukan jawaban persoalnnya. Russel seolah memandang
proses kreatif berjalan tanpa langkah yang jelas, seolah datang secara tiba-tiba,
secara otomatis. Tidak sedikit para pemikir yang kurang lebih berpandangan sama
dengan pandangan Russel di atas. Namun tentu saja orang tak akan pernah
berhenti untuk mencari dan mencari keteraturan atau pola-pola yang mungkin
dilalui seseorang dalam proses berpikir kreatif ini, dengan harapan bahwa di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kemudian hari keterampilan berpikir kreatif dapat dikembangkan secara rasional
tanpa menunggu datangnya anugerah untuk munculnya manusia-manusia kreatif
(Gilhooly, 1982).
Gilhooly(1982); Rotherberg & Hausman (1978) menuturkan dalam
bukunya bahwa Graham Wallas setelah melihat pengalaman Henry Poincare
dalam menemukan persamaan Fuchsian atau Kekule dalam proses menemukan
struktur molekul benzena atau para pemikir lain, juga atasar pengalaman dirinya
sendiri melihat adanya pola teratur yang terjadi pada seseorang manakala dia
melakukan pemikiran-pemikiran kreatif. Wallas mengungkapkan gagasan dalam
buku “ The art of Though” bahwa proses pemecahan masalah (berpikir) kreatif
melalui empat langkah pokok, yakni: tahap persiapan (preparation), tahap
inkubasi (incubation), tahap illuminasi (illumination), dan tahap verifikasi
(verification). dalam (Siswono, 2004).
Untuk mengetahui proses berpikir kreatif siswa, pedoman yang
digunakan adalah proses kreatif yang dikembangkan oleh Wallas karena
merupakan salah satu teori yang paling umum dipakai untuk mengetahui proses
berpikir kreatif dari para penemu maupun pekerja seni yang menyatakan bahwa
proses kreatif meliputi empat tahap, untuk lebih singkatnya dinyatakan
berdasarkan pendapat Siswono (2004) yaitu 1. Persiapan, 2. Inkubasi, 3.
Iluminasi, dan 4.Verifikasi (Munandar, 2002: 59).
Pada tahap pertama seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan
masalah dengan cara mengumpulkan data yang relevan, dan mencari pendekatan
untuk menyelesaikannya. Pada tahap kedua, seseorang seakan-akan melepaskan
diri secara sementara dari masalah tersebut. Tahap ini penting sebagai awal proses
timbulnya inspirasi yang merupakan titik mula dari suatu penemuan atau kreasi
baru dari daerah pra sadar. Pada tahap ketiga, seseorang mendapatkan sebuah
pemecahan masalah yang diikuti dengan munculnya inspirasi dan ide-ide yang
mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi dan gagasan baru. Pada tahap
terakhir adalah tahap seseorang menguji dan memeriksa pemecahan masalah
tersebut terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
tahap verifikasi ini seseorang setelah melakukan berpikir kreatif maka harus
diikuti dengan berpikir kritis.
Dalam merumuskan suatu penyelesaian yang kreatif terhadap suatu
masalah penting mempertimbangkan masalah serupa yang pernah dihadapi. Silver
(1997) mengatakan bahwa pemecahan masalah dan pengajuan masalah dapat
meningkatkan kemampuan kreativitas melalui dimensi kreativitas, yaitu kefasihan
(fluency), fleksibilitas dan kebaruan (novelty). Silver (1997) menjelaskan lebih
rinci hubungan pemecahan masalah yang meliputi ketiga komponen utama
kreativitas yang dipakai dalam penelitian ini.
Tabel 2.1. Hubungan Kreativitas dalam Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Komponen Kreativitas
Siswa menyelesaikan masalah dengan
bermacam-macam solusi dan jawaban.
Kefasihan
Siswa menyelesaikan masalah dengan satu
cara lain.
Fleksibilitas
Siswa memeriksa jawaban dengan berbagai
metode penyelesaian dan membuat metode
baru yang berbeda.
Kebaruan
(Sumber: Siswono, 2004)
Ketiga komponen untuk menilai berpikir kreatif dalam matematika
tersebut meninjau hal yang berbeda dan saling berdiri sendiri, sehingga siswa atau
individu dengan kemampuan dan latar belakang berbeda akan mempunyai
kemampuan yang berbeda pula sesuai tingkat kemampuan ataupun pengaruh
lingkungannya. Kriteria tersebut dapat dioperasionalisasikan sebagai berikut.
Kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada keberagaman (bermacam-
macam) jawaban masalah yang dibuat siswa dengan benar. Dua jawaban yang
beragam belum tentu berbeda. Beberapa jawaban masalah dikatakan beragam
tetapi tidak berbeda bila jawaban-jawaban itu tidak sama satu dengan yang lain
tetapi tampak didasarkan pada suatu pola atau urutan tertentu. Fleksibilitas dalam
pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa memecahkan masalah
dengan berbagai cara yang berbeda. Kebaruan dalam pemecahan masalah
mengacu pada kemampuan siswa menjawab masalah dengan beberapa jawaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
yang berbeda-beda tetapi bernilai benar atau satu jawaban yang tidak biasa
dilakukan oleh individu (siswa) pada tahap perkembangan mereka atau tingkat
pengetahuannya.
Setiap siswa memiliki potensi yang berbeda dalam hal pola pikir, daya
imajinasi, fantasi, dan hasil karya. Oleh karena itu tidak mustahil jika siswa
mempunyai tingkatan yang berbeda dalam proses kognitif. Untuk mengetahui dan
membedakan proses tersebut, digunakan tingkat-tingkat berpikir kreatif menurut
Siswono dan produk kreativitas dari Silver (1997). Tingkat tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. 2. Tingkatan Berpikir Kreatif Menurut Siswono
Tingkat Karakteristik
Tingkat 4 (Sangat Kreatif)
Siswa mampu menunjukkan kefasihan,
fleksibilitas dan kebaruan dalam
memecahkan masalah.
Tingkat 3 (Kreatif)
Siswa mampu menunjukkan kefasihan
dan kebaruan atau kefasihan dan
fleksibilitas dalam memecahkan
masalah.
Tingkat 2 (Cukup Kreatif)
Siswa mampu menunjukkan kebaruan
atau fleksibilitas dalam memecahkan
masalah.
Tingkat 1 (Kurang Kreatif) Siswa mampu menunjukkan kefasihan
dalam memecahkan masalah.
Tingkat 0 (Tidak Kreatif) Siswa tidak mampu menunjukkan
ketiga aspek kreativitas.
(Sumber: Siswono, 2008: 30)
Dari tingkat berpikir di atas, ciri-ciri siswa yang berpikir kreatif menurut
materi diklat kompetensi pengawas sekolah antara lain:
1. Cenderung melihat suatu persoalan sebagai tantangan untuk menunjukkan
kemampuan diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2. Cenderung memikirkan alternatif solusi/tindakan yang tidak dilakukan oleh
orang-orang pada umumnya atau bukan sesuatu yang sudah biasa dilakukan.
3. Tidak takut untuk mencoba hal-hal baru.
4. Mau belajar mempergunakan cara, teknik dan peralatan baru.
5. Tidak takut dicemoohkan oleh orang lain karena berbeda dari kebiasaan.
6. Tidak malu bertanya berbagai informasi tentang sesuatu hal yang dianggap
menarik.
7. Tidak cepat puas terhadap hasil yang diperoleh.
8. Toleran terhadap kegagalan dan frustasi.
9. Memikirkan apa yang mungkin dapat dilakukan atau dikerjakan dari suatu
kondisi, keadaan atau benda.
10. Melakukan berbagai cara yang mungkin dilakukan dengan tetap berdasar pada
integritas, kejujuran, menjujung sistem nilai, dan bertujuan positif.
11. Tindakan yang dilakukan efektif, efisien, dan produktif.
E. Proses Berpikir Ditinjau dari Perspektif Gender
Menurut sebuah penelitian terbaru, yang baru-baru ini dilansir
LiveScience, pria dan wanita memiliki perbedaan dalam berpikir. Otak yang
digunakan untuk berpikir dibuat dari dua jenis jaringan yang berbeda, yang
disebut materi abu-abu dan putih. Pria berpikir lebih menggunakan materi abu-
abu, sedangkan wanita berpikir lebih dengan putih (“Perbedaan Cara”, 2009).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli Marccoby dan Jacklin bahwa ada
perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan yaitu anak laki-laki lebih unggul
dalam ketrampilan matematika dan visual-spasial, sedangkan anak perempuan
lebih unggul dalam kemampuan verbal. Karena itu pada umumnya ada
kecenderunagn perbedaan kecakapan yang dimiliki mereka untuk tugas-tugas
tertentu. Menurut Jensen (2008) bahwa kecenderungan percakapan ketrampilan
pada masing-masing gender tesebut diuraikan sebagai berikut:
Perempuan biasanya lebih unggul daripada laki-laki dalam ketrampilan-
ketrampilan atau tugas-tugas sebagai berikut:
1. Ketrampilan motorik yang baik mampu menggerakan jari-jemari dengan cepat
dalam kesatuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Ujian perhitungan.
3. Mampu bekerja dalam berbagai tugas dalam satu waktu.
4. Mengingat posisi objek dalam satu susunan.
5. Mengeja.
6. Fasih dalam mengolah kata-kata.
7. Hal-hal yang menuntut sensitivitas terhadap stimuli eksternal (kecuali stimuli
visual).
8. Mengingat petunjuk di sepanjang rute perjalanan.
9. Menggunakan memori verbal.
10. Apresiasi terhadap kedalaman dan kecepatan perceptual.
11. Membaca ekspresi bahasa tubuh/mimic wajah.
Laki-laki biasanya lebih unggul daripada perempuan dalam ketrampilan-
ketrampilan/tugas-tugas sebagai berikut:
1. Terampil dalam menentukan target.
2. Mengolah perbendaharaan kata.
3. Konsentrasi dan fokus yang lebih luas.
4. Kemampuan matematis dan penyelesaian masalah.
5. Navigasi bentuk-bentuk geometris ruang.
6. Intelgensia verbal.
7. Formasi dan pemeliharaan kebiasaan.
8. Berbagi tugas spasial.
(hal 149)
Selanjutnya Krutetskii (1976) menggeneralisasi dari pendapat beberapa
para ahli sebagai berikut:
1. Laki-laki lebih unggul dalam penalaran logis, perempuan lebih unggul dalam
ketepatan, ketelitian, kecermatan dan keseksamaan berpikir.
2. Laki-laki mempunyai kemampuan matematika dan mekanika lebih baik
daripada perempuan. Perbedaan ini tidak nyata pada tingkat sekolah dasar,
namun pada tingkat lebih tinggi mulai tampak.
Penelitian-penelitian ilmiah lain juga menunjukkan bahwa otak pria dan
otak wanita memiliki perbedaan struktur, kimiawi, dan fungsi. Kondisi ini
berpengaruh pada perbedaan antara wanita dan pria dalam cara berpikir dan
berperilaku seperti dalam menilai waktu, menilai kecepatan benda-benda,
mengerjakan perhitungan matematika, orientasi ruang, dan visualisasi objek-objek
dalam tiga dimensi. Perbedaan otak inilah, menurut para ilmuwan, yang
menyebabkan adanya fakta bahwa dibandingkan dengan wanita, lebih banyak pria
yang menjadi ahli matematika, pilot, arsitek, insinyur, dan pembalap mobil.
Sementara kaum wanita lebih baik dalam kemampuan berbahasa, relasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
antarmanusia, ekspresi emosi dan artistik, serta apresiasi estetik (“Beda Otak”,
2009).
Generalisasi ini mungkin bisa berlaku jika dalam jumlah populasi yang
besar. Pada kenyataannya, terdapat banyak perkecualian. Ada banyak wanita yang
unggul dalam matematika, sebaliknya ada banyak pria yang memiliki
kemampuan berbahasa yang bagus estetik (“Beda Otak”, 2009).
F. Kemampuan Matematika
Kemampuan matematis adalah kemampuan untuk menghadapi
permasalahan baik dalam matematika maupun kehidupan nyata. Sedangkan
menurut Pinellas County Schools, Division of Curriculum and Instruction
Secondary Mathematics “Kemampuan Matematis (Mathematical Abilities), yaitu
pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk dapat melakukan
manipulasi matematika meliputi pemahaman konsep dan pengetahuan
prosedural”.
Kemampuan matemtika berhubungan dengan kreativitas siswa dalam
memecahkan masalah matematika. Menurut Ervynk “kreativitas matematika
diikuti dengan pengetahuan siswa sebelumnya tentang matematika” (Baer, 2006).
Oleh karena itu, kemampuan matematika pada siswa dapat
menggambarkan bagaimana proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan
masalah yang nantinya dapat diketahui pula tingkat berpikir kreatifnya.
Kemampuan matematika dalam penelitian ini akan menggunakan nilai ulangan
fungsi kuadrat sebagai acuan patokan.
Penilaian acuan patokan ini, siswa dikomparasika dengan kriteria yang
telah ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan instruksional, bukan dengan hasil
siswa lain. Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan tergantung pada
penguasaan materi fungsi kuadrat.
G. Fungsi Kuadrat
Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah fungsi kuadrat. Pokok
bahasan ini diberikan kepada siswa kelas X pada semester I. Sub pokok bahasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
yang diamati dalam penelitian ini adalah bentuk umum fungsi kuadrat,
penyelesaian fungsi dan merancang model serta menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan fungsi kuadrat. Berikut ini adalah
indikator dan deskripsi singkat mengenai pokok bahasan fungsi kuadrat.
1. Indikator Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, per samaan, dan fungsi kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat
Kompetensi Dasar : Memahami konsep fungsi
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian fungsi kuadrat.
2. Menentukan sumbu simetri dan titik puncak
fungsi kuadrat.
3. Menjelaskan kaitan persamaan kuadrat dan
fungsi kuadrat.
4. Membuat model matematika dari suatu
masalah dalam matematika, mata pelajaran
lain atau kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan fungsi kuadrat
5. Menyelesaikan model matematika dari suatu
masalah dalam matematika,mata pelajaran lain
atau kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan fungsi kuadrat
6. Menafsirkan penyelesaian masalah dalam
matematika, mata pelajaran lain atau
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
fungsi kuadrat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2. Fungsi Kuadrat
a. Bentuk Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat adalah sejenis fungsi yang berbentuk
, dimana dan serta .
Karena setiap unsur domain pada
dipasangkan dengan tepat satu unsur pada daerah hasil (range), maka
adalah suatu fungsi.
b. Melukis Grafik Fungsi Kuadrat
Grafik suatu fungsi kuadrat berupa grafik yang berbentuk
parabola. Hal-hal yang diperlukan untuk membuat sketsa grafik fungsi
kuadrat adalah sebagai berikut.
1) Titik potong parabola dengan sumbu Y diperoleh jika .
Titik potong dengan sumbu .
2) Titik potong dengan sumbu diperoleh jika ;
a) Jika mempunyai faktor-faktor bulat, nyatakan
dengan dan adalah akar-
akar persamaan kuadrat itu.
b) Jika tidak mempunyai faktor-faktor bulat,
digunakan metode melengkapkan kuadrat atau rumus kuadrat.
Diskriminan persamaan kuadrat tersebut dapat
memberikan keterangan tentang titik potong-titik potong grafik
dengan sumbu .
dua titik potong berlainan
grafik menyinggung sumbu X
tidak ada titik potong
3) Koordinat titik balik, menggunakan hubungan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Dengan membandingkan persamaan di sebelah kiri dan kanan
diperoleh:
atau
Atau
Jadi, sumbu simetrinya, .
Titik balik = .
Sumbu simetri fungsi akan sejajar
atau berimpit dengan sumbu Y.
Ciri khas kurva berbentuk parabola adalah:
Kurva mulus,
Memiliki sumbu simetri
Memiliki titik balik, yaitu titik balik maksimum atau minimum.
c. Menyusun Fungsi Kuadrat
Suatu fungsi kuadrat dapat disusun jika diketahui hal-hal berikut.
1) Koordinat titik balik . Bentuk persamaanya .
2) Titik potong dengan sumbu X di titik dan . Bentuk
persamaanya .
3) Kurva parabola melalui tiga titik sebarang. Bentuk persamaanya
.
d. Masalah yang Melibatkan Fungsi Kuadrat
Contoh Soal: ABCD adalah suatu bangun persegi panjang , yang
panjangnya x meter dan lebarnya . Jika mewakili fungsi luas
persegi panjang ABCD, tentukanlah ukuran-ukuran ABCD jika luasnya
maksimum!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Jawab :
Nilai x saat ,
Luas maksimum ABCD = 16 m2 untuk panjang = 4 m, daan lebar
= (8 – 4) = 4 m
H. Kerangka Berpikir
Salah satu cara untuk mengembangkan proses berpikir kreatif siswa
adalah suatu pemecahan masalah matematika. Pada semua cabang matematika,
termasuk salah satunya aljabar pada materi fungsi kuadrat yang mana terdapat
permasalahan-permasalahan yang terkait.
Proses berpikir kreatif siswa dalam pemecahan masalah yang meliputi
dimensi kreativitas yaitu pemerincian (namely), kefasihan (fluency), fleksibilitas
dan kebaruan (novelty). Ketiga dimensi kreativitas tersebut yang akan digunakan
untuk menentukan ukuran kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah .
Dengan adanya ukuran kreativitas seorang siswa akan dilihat tahap-tahap berpikir
kreatif sesuai dengan masing-masing kreativitasnya yaitu kreatif, kurang kreatif
dan tidak kreatif. Panduan suatu model proses berpikir kreatif yaitu model Wallas
yang meliputi beberapa tahap antara lain : 1. Persiapan, 2. Inkubasi, 3. Iluminasi,
dan 4. Verifikasi akan digunakan untuk menganalisanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Selain itu akan dianalisa proses berpikir kreatif dan berada pada tingkat
berapa tingkat berpikir kreatif siswa antara anak laki-laki dan perempuan dengan
perbedaan tingkat kemampuan matematikanya, karena dimungkinkan pula
terdapat perbedaan dalam proses berpikir kreatif dan tingkat berpikir kreatif
menurut perspektif gender dan kemampuan matematikanya.
Dalam penelitian ini, wawancara untuk menguak hasil tes penyelesaian
masalah dan nantinya akan dianalisa untuk mengetahui proses berpikir kreatif dan
tingkatan berpikir kreatif siswa baik pada anak laki-laki maupun perempuan
berkemampuan matematika tinggi, sedang maupun rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMA Negeri 1 Klaten
kelas X semester I tahun ajaran 2010/2011.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap. Adapun tahap-tahap
yang akan dilakanakan penulis adalah :
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan-kegiatan pengajuan
proposal penelitian, pembuatan pengajuan permohonan ijin penelitian di
SMA Negeri 1 Klaten dan membuat instrumen penelitian. Waktu yang
dibutuhkan adalah 7 bulan, yakni bulan Maret-September 2010.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini penulis melakukan permohonan ijin dan survei ke
SMA Negeri 1 Klaten, kemudian melakukan pengambilan data. Waktu
yang dibutuhkan adalah 2 bulan, yakni Oktober-November 2010.
c. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini penulis melakukan penyusunan laporan.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang mengunakan pendekatan
kualitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini data yang didapatkan adalah
berupa data deskriptif yang bersifat kualitatif.
Penelitian ini menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Jenis penelitian deskriptif
adalah penelitian yang menggunakan observasi, wawancara, atau angket
mengenai keadaan suatu obyek yang sedang kita teliti (Ruseffendi,1994: 30). Jadi
pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode tes dan wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Data yang diperoleh akan dideskripsikan atau diuraikan yang kemudian dianalisis
setelah melalui proses validasi data.
C. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini dalam menentukan subjek penelitian tidak dipilih
secara acak, tetapi pemilihan sampel bertujuan (purposive sample). Menurut
Sukmadinata “sampel bertujuan berbeda dengan sampel probabilitas yang
menekankan kesempatan sejumlah besar objek untuk menjadi sampel dari
populasi, sampel bertujuan memfokuskan pada informan-informan terpilih yang
kaya dengan kasus untuk studi yang bersifat mendalam” (2009: 101),. Sedangkan
menurut Sugiyono “purposive sample adalah teknik pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan dan tujuan tertentu” (2008: 216).
Tujuan dari pemilihan sampel bertujuan bukanlah memusatkan diri pada
adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya dikembangkan dalam generalisasi.
Tujuannya untuk memperoleh kedalaman studi dalam konteksnya. Selain itu, juga
untuk menggali informasi yang menjadi dasar dari rancangan dan teori yang
muncul. Oleh sebab itu, pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi
sampel sampel bertujuan (purposive sampel) (Moleong, 1999: 165).
Subyek penelitian berasal dari kelas X-D semester I SMA Negeri 1
Klaten. Pemilihan siswa-siswa kelas X-D sebagai subjek penelitian ini adalah
berdasarkan masukan dari guru matematika yang menyarankan untuk melakukan
penelitian di kelas ini dengan pertimbangan bahwa kelas X-D yang telah sampai
lebih dahulu dibanding kelas lain pada pokok bahasan fungsi kuadrat.
Subyek penelitian diambil dari enam kelompok siswa yang
dikelompokkan berdasarkan gender dan kemampuan matematika. Kemampuan
matematika diukur berdasarkan nilai ulangan siswa pada pokok bahasan fungsi
kuadrat menggunakan acuan patokan. Keenam kelompok tersebut yaitu kelompok
siswa perempuan berkemampuan matematika tinggi, siswa laki-laki
berkemampuan matematika tinggi, kelompok siswa perempuan berkemampuan
matematika sedang, siswa laki-laki berkemampuan matematika sedang, kelompok
siswa perempuan berkemampuan matematika rendah dan siswa laki-laki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
berkemampuan matematika rendah. Dari keenam kelompok tersebut kemudian
diambil masing-masing 1 orang untuk kemudian diteliti lebih lanjut. Pemilihan
subjek dengan kemampuan matematika rendah dipilih siswa yang memiliki nilai
terendah, kemampuan matematika sedang dipilih siswa yang memiliki nilai
sedang dan kemampuan matematika tinggi dipilih siswa yang memiliki nilai
tertinggi.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian sangat diperlukan berbagai keterangan dan bahan
yang sesuai dengan masalah yang akan diselidiki. Langkah-langkah yang
dilakukan untuk mengumpulkan berbagai keterangan dan bahan dalam
penelitian disebut teknik pengumpulan data.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengumpulan data
adalah metode tes dan wawancara, yang mana wawancara digunakan untuk
memperoleh data yang mendalam dari hasil tertulis siswa.
a. Metode tes
Arikunto menyatakan bahwa “tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok” (2002: 127). Sedangkan menurut Budiyono “metode tes adalah
cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan atau
suruhan kepada subyek penelitian” (2000: 54). Tes dilaksanakan secara
tertulis dalam bentuk uraian.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat tes
adalah sebagai berikut:
1) Membuat spesifikasi materi yang pernah diajarkan.
2) Membuat kisi-kisi tes.
3) Menyusun soal-soal tes.
4) Melaksanakan penelaahan atau pengkajian butir-butir tes.
5) Melaksanakan revisi soal-soal tes.
6) Melaksanakan tes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dalam penelaahan butir-butir tes, terlebih dahulu dilakukan
pengujian validitasnya, kesesuaian soal dengan pokok bahasan, kebenaran
kunci jawab dari soal serta kesesuaian bahasa dan susunan kalimat yang
digunakan dengan tingkat perkembangan siswa. Validitas instrumen
bergantung pada situasi dan tujuan khusus penggunaan instrumen tersebut.
menurut Budiyono (2000: 40), “instrumen disebut valid apabila instrumen
tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Ada beberapa jenis validitas, diantaranya adalah validitas isi dan
validitas kriteria. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah
validitas isi. Budiyono menyatakan bahwa “validitas isi (content validity)
adalah validitas yang dipandang dari segi isi instrumen. Suatu isi tes
tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi
hal yang akan diukur”(2000: 41). Uji validitas dilakukan dengan
penelaahan atau pengkajian butir-butir soal tes oleh validator yang telah
ditentukan, yaitu orang yang dianggap ahli dan berkompeten terhadap
matematika.
Sedangkan reliabilitas menunjukkan adanya konsistensi yakni
memberikan hasil yang konsisten atau kesamaan hasil sehingga dapat
dipercaya (S. Nasution, 1999: 108).
Syarat reliabilitas yang dikenakan pada penelitian kuantitatif
tidak mungkin diberlakukan bagi penelitian kualitatif (S. Nasution, 1999:
108). Setiap situasi pada hakekatnya unik dan tidak dapat direkonstruksi
sepenuhnya seperti semula. Demikian pula proses berpikir dalam
menyelesaikan masalah yang dilakukan siswa tidak dapat diulangi seperti
semula, dan akan berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
b. Metode Wawancara
Menurut Budiyono, “metode wawancara yang disebut pula
interview adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan
antara peneliti (atau orang yang ditugasi) dengan subjek penelitian atau
responden atau sumber data” (2000: 52).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam untuk
mendapatkan data dari hasil tes tertulis guna menggali informasi yang
sesuai dengan data yang dibutuhkan. Wawancara dilakukan dengan
pertanyaan yang bersifat lentur dan terbuka mengarah pada kedalaman
informasi. Peneliti memberlakukan diri sebagai partner subyek dan
subyek dianggap sebagai informan.
Tujuan wawancara ini adalah untuk mengetahui proses berpikir
kreatif siswa serta tingkat berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan
masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat .
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang diartikan sebagai alat bantu merupakan
sarana yang dapat diwujudkan dalam beberapa hal, misalnya, angket,
checklist, pedoman wawancara, lembar pengamatan, tes dan lain sebagainya.
Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam metode pengumpulan
data.
Instrumen dalam penelitian ini menyesuaikan dengan metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu metode tes dan metode wawancara.
Instrumen utama dari penelitian ini adalah peneliti Instrumen utama dalam
penelitian ini adalah peneliti sendiri yang bertujuan untuk mencari dan
mengumpulkan data langsung dari sumber data. Karena peneliti sebagai
instrumen, maka peneliti harus sanggup menyesuaikan diri dan berinteraksi
secara langsung dan tuntas dengan fenomena yang sedang dipelajari. Selain
instrumenn utama, juga terdapat instrumen bantu yaitu pedoman wawancara
dan soal tes (tugas). Dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak 2 kali dengan
rentang waktu 3 minggu yang nantinya data yang didapatkan akan divalidasi
dengan triangulasi waktu. Metode tes ini menggunakan 2 soal tes yang setara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
F. Validitas Data
Validitas data dilakukan untuk menguji keabsahan data. Validitas data
dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. “Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”
(Moleong, 2001: 178).
Pada penelitian ini digunakan triangulasi waktu. Pada penelitian ini
triangulasi data dilakukan untuk memvalidasi hasil wawancara mendalam
berdasarkan hasil tertulis dari soal pertama (A) dengan soal kedua (B) yang
didapatkan dalam waktu yang berbeda.
G. Analisa Data
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka analisis datanya
adalah non statistik. Data yang muncul berupa kata–kata dan bukan merupakan
rangkaian angka.
Moleong (1999:190) menyatakan bahwa proses analisis data kualitatif
dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber
2. Reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi
3. Menyusun data dalam satuan-satuan
4. Melakukan kategorisasi dari satuan-satuan yang diperoleh dengan cara
koding
5. Memeriksa keabsahan data
Siswa yang dipilih dari setiap kelompok diberikan tes pertama dan
setelahnya dilakukan wawancara. Selang 3 minggu diberikan tes kedua dan diikuti
dengan wawancara dengan soal tes yang setara. Kemudian masing-masing data
pada setiap tes dianalisa untuk mengetahui tahap berpikir kreatif berpandu model
Wallas dan tingkat berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah pada pokok
bahasan fungsi kuadrat
Dari kedua data yang didapatkan tersebut, kemudian dilakukan validasi
data menggunakan triangulasi waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam
kegiatan penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian yang dilaksanakan dalam
beberapa tahap, yaitu:
1. Pembuatan proposal penelitian.
2. Pembuatan instrumen tes.
3. Melakukan perijinan ke lembaga terkait.
4. Pelaksanaan penelitian.
a. Memberikan tes kepada siswa.
Memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui proses berpikir
kreatif berpandu model Wallas dan tingkat berpikir kreatif siswa.
b. Melakukan wawancara mendalam berdasarkan hasil tes tertulis untuk
mengetahui proses berpikir kreatif berpandu model Wallas dan tingkat
berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah.
c. Mengulang proses a dan b dengan soal yang setara dengan waktu
pelaksanaan yang berbeda.
d. Validasi data
Validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triagulasi waktu yaitu mencocokkan 2 hasil tes dari 1 subjek yang sama
dengan perbedaan waktu tes dan wawancara dengan soal yang setara.
E. Analisis data
Data yang terkumpul dianalisa dengan mengacu pada
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Reduksi data
2) Penyajian data
3) Pembuatan kesimpulan dari data
F. Penyusunan laporan penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Pemaparan Pemilihan Subjek
Subjek dikelompokkan berdasarkan gender dan tingkat kemampuan
matematikanya. Berikut adalah tabel yang menunjukkan nama siswa beserta
kemampuan matematikanya.
Tabel 4. 1. Kemampuan Matematika Siswa
No
Absen Nama Siswa Kemampuan Matematika
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Adit M. K.
Alifia Arum Nisrina
Andita Cahyaning Tyas
Andriansyah Jalu B
Anggita Ratna Damayanti
Arini N. E.
Arsita Mien Touwuri
Bobby Lusanto
Christina P.
Danang Rahmatul H.
Dian Permata
Dyah Sawitri Nugraheni
Eka Farras Jati
Endah Kusrini
Fauzi Ristikasari
Galuh Sekartaji
Hanifah Hajah Mahmudah
Irene Cahya P.
M. Rosyid Al-Ghofar
M. S. jihad A.
Mei Kurniawati
Miftah Nur Hidayat
Muh Jodhi Marindra
Muhammad Aziz
Novelia Ariendea P.
Nurmalita Amelia N.
Rifki Ahyani
Ryan Damas W.
Samuel Rahmadi S.
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
30
31
32
33
34
Septina Ayu H.
Shacillia Firsta C. P.
Sholih Adam G.
Widyasunu Jalu Kuncoro
Yosua Sepri A.
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Tinggi
Pengelompokkan kemampuan matematika siswa ini berdasarkan
pada data nilai ulangan pada pokok bahasan Fungsi Kuadrat. Data dari nilai
ulangan siswa tersebut akan dijadikan data awal untuk mengelompokkan
siswa menjadi tiga kelompok yaitu kelompok siswa berkemampuan
matematika tinggi, sedang dan rendah. Kemampuan matematika siswa akan
disesuaikan acuan criteria skor yang telah dibuat yaitu penilaian acuan
patokan. Adapun kriteria kemampuan matematika siswa adalah sebagai
berikut,
1. Kelompok siswa berkemampuan matematika tinggi, yaitu siswa yang
mempunyai nilai lebih besar atau sama dengan 85.
2. Kelompok siswa berkemampuan matematika sedang, yaitu siswa yang
mempunyai nilai di antara 75 sampai 85.
3. Kelompok siswa berkemampuan matematika rendah, yaitu siswa yang
mempunyai kurnng dari atau sama dengan 75.
Selanjutnya dari 3 kelompok di atas, siswa akan dikelompokkan lagi
berdasarkan gender yaitu perempuan dan laki-laki. Dari pengelompokkan di
atas didapatkan 6 kelompok siswa bedasarkan gender dan kemampuan
matematikanya yaitu siswa perempuan berkemampuan matematika tinggi,
sedang, rendah dan siswa laki-laki berkemampuan matematika tinggi, sedang,
rendah dengan jumlah siswa seperti yang tercantum dalam tabel sebagai
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 4.2 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Gender dan Kemampuan
Matematika
Kemampuan
Matematika
Nomer Absen Siswa
Perempuan Laki-laki
Tinggi
Sedang
Rendah
9, 5, 16, 14
3
15, 2, 7, 11, 18, 6, 25, 13,
30, 17, 26, 31, 21, 12
23, 34, 24
8, 29, 28, 32, 19
10, 27, 1, 33, 20, 4, 22
2. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, siswa yang telah dipilih pada setiap kelompok
diberikan tes dan setelahnya dilakukan wawancara untuk mengetahui tahap
berpikir kreatif berpandu model Wallas dan tingkat berpikir kreatif. Proses
tersebut dilakukan sebanyak 2 kali untuk mendapatkan data lain guna validasi
data menggunakan triangulasi waktu.
Tes yang diberikan sebagai alat bantu yang selanjutnya akan
dilakukan wawancara untuk mengetahui tahap berpikir kreatif berpandu model
Wallas dan tingat berpikir kreatif sebelumnya telah divalidasi oleh validator.
Validator dalam penelitian ini adalah orang yang ahli dalam bidang yang
sesuai dengan penelitian ini, dalam hal ini adalah dosen Pendidikan
Matematika UNS yaitu Dr. Budi Usodo, M. Pd. dan Drs. Ponco Sujatmiko, M.
Si..
Subjek penelitian yang diambil terdiri dari 6 siswa dari 6 kelompok
yang berbeda, antara lain:
a. Christina P., siswa dengan nomor absen 9 dan bergender perempuan.
Subjek ini termasuk dalam pengelompokan siswa berkemampuan
matematika tinggi.
b. Andita Cahyaning Tyas, siswa dengan nomor absen 3 dan bergender
perempuan. Subjek ini termasuk dalam pengelompokan siswa
berkemampuan matematika sedang.
c. Dyah Sawitri Nugraheni, siswa dengan nomor absen 12 dan bergender
perempuan. Subjek ini termasuk dalam pengelompokan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
berkemampuan matematika rendah. Selanjutnya, subjek ini akan dinamai
Subjek 3.
d. Muh Jodhi Marindra, siswa dengan nomor absen 33 dan bergender laki-
laki. Subjek ini termasuk dalam pengelompokan siswa berkemampuan
matematika tinggi. Selanjutnya, subjek ini akan dinamai Subjek 4.
e. M. Rosyid Al-Ghofar., siswa dengan nomor absen 19 dan bergender laki-
laki. Subjek ini termasuk dalam pengelompokan siswa berkemampuan
matematika sedang. Selanjutnya, subjek ini akan dinamai Subjek 5.
f. Andriansyah Jalu B., siswa dengan nomor absen 4 dan bergender laki-
laki. Subjek ini termasuk dalam pengelompokan siswa berkemampuan
matematika rendah. Selanjutnya, subjek ini akan dinamai Subjek 6.
3. Analisa Data Hasil Penelitian
a. Pedoman Pengkodean
Dalam analisis data ini digunakan pengkodean pada data tes
tertulis dan hasil wawancara untuk mempermudah proses analisis data.
Pedoman pengkodean tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pengkodean hasil wawancara tahap berpikir kreatif berpandu
model Wallas
Pengkodean hasil wawancara dibagi menjadi dua, yakni:
a) Pewawancara, disimbolkan dengan Pp.q.r dimana
(1) p menyimbolkan subyek penelitian {1, 2, 3,…,6}
(2) q menyimbolkan nomor soal {A, B}
(3) r menyimbolkan urutan obyek yang diamati {1,2,3,…}
b) Subyek wawancara, disimbolkan dengan Ss.t.u dimana
(1) s menyimbolkan subyek penelitian {1, 2, 3,…,6}
(2) t menyimbolkan nomor soal {A, B}
(3) u menyimbolkan urutan obyek yang diamati {1,2,3,…}
2) Pengkodean hasil wawancara tingkat berpikir kreatif
Pengkodean hasil wawancara dibagi menjadi dua, yakni:
a) Pewawancara, disimbolkan dengan P
b) Subyek wawancara, disimbolkan dengan S
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b. Pedoman Analisis Data
Untuk mempermudah proses analisis data, maka diperlukan suatu
pedoman untuk menganalisis data. Pedoman analisis data ini berguna sebagai
patokan poin-poin yang akan dibahas dan akan dianalisis dalam penelitian ini.
Berikut ini merupakan pedoman analisis data dalam penelitian ini
Soal A:
B
P Q
A C
R S
D
AO = CO = 8 cm BO = DO = 6 cm misal Aa = cC = x
Jika PQRS adalah persegi panjang yang titik-titik sudutnya menyinggung sisi
belah ketupat ABCD. Carilah luas minimum daerah yang diarsir dengan minimal
2 cara!
Jawaban:
Cara I
Diketahui :
AO = CO = 8 cm BO = DO = 6 cm misal Aa = cC = x
Ditanyakan : Luas minimum dari daerah yang diarsir
Jawab:
Misalkan Aa = x
Mencari bentuk fungsi kuadrat dari luasan daerah yang diarsir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
L PBQ = L SRD =
=
=
Nilai Bb akan dicari terlebih dahulu dengan perbandingan pada dua segitiga yang
sebangun
L PBQ = L SRD =
L APS = L QCR =
=
Nilai PS =
=
=
=
L APS = L QCR =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
=
=
=
Luasan daerah yang diarsir dalam bentuk fungsi kuadrat
=
=
=
=
Luas minimum dari daerah dapat ditentukan dengan mencari nilai x agar fungsi
kuadrat tersebut minimum :
Jadi luasan daerah yang diarsir =
=
=
Cara I ini juga bisa dilakukan dengan beberapa model lain yang menunjukkan
keberagaman yaitu,
1. Mencari fungsi luas daerah yang diarsir dengan cara mengurangkan luas belah
ketupat terlebih dahulu, kemudian mencari bentuk fungsi persegi panjang
PQRS. Selanjutnya mencari fungsi luas daerah yang diarsir yaitu dengan luas
layang-layang dikurangi fungsi luas persegi panjang. Setelah itu barula dicari
nilai minimum dari fungsi luas daerah yang diarsir dengan mencari nilai x
minimum, kemudian mensubstitusikan ke dalam fungsi.
2. Menggunakan cara 1 hanya saja gambar di bagi menjadi beberapa bagian
terlebih dahulu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Cara II
Diketahui :
AO = CO = 8 cm BO = DO = 6 cm misal Aa = cC = x
Ditanyakan : Luas minimum dari daerah yang diarsir
Jawab:
Misalkan Aa = x
Mencari bentuk fungsi kuadrat dari luasan daerah yang diarsir.
L PBQ = L SRD =
=
=
Nilai Bb akan dicari terlebih dahulu dengan perbandingan pada dua segitiga yang
sebangun
L PBQ = L SRD =
L APS = L QCR =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
=
Nilai PS =
=
=
=
L APS = L QCR =
=
=
=
Fungsi luas daerah yang diarsir
=
=
=
=
Luas minimum daerah yang diarsir =
=
=
=
Cara II ini juga bisa dilakukan dengan beberapa model lain yang menunjukkan
keberagaman yaitu,
1. Mencari fungsi luas daerah yang diarsir dengan cara mengurangkan luas belah
ketupat terlebih dahulu, kemudian mencari bentuk fungsi persegi panjang
PQRS. Selanjutnya mencari fungsi luas daerah yang diarsir yaitu dengan luas
layang-layang dikurangi fungsi luas persegi panjang. Setelah itu barulah dicari
nilai minimum dari fungsi luas daerah yang diarsir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2. Menggunakan cara 1 hanya saja gambar di bagi menjadi beberapa bagian
terlebih dahulu.
Cara III
Diketahui :
AO = CO = 8 cm BO = DO = 6 cm misal Aa = cC = x
Ditanyakan : Luas minimum dari daerah yang diarsir
Jawab:
Dengan mencari nilai maksimal dari luas persegi panjang PQRS di dalam belah
ketupat maka akan didapatkan luas minimal daerah yang diarsir .
Misal Pb = x maka PQ = 2x
PS = 2Pa
Dicari terlebih dahulu nilai Pa dengan perbandingan dari sifat kesebangunan
segitiga
PS = 2Pa
= 2( )
=
Luas persegi panjang akan dibentuk dalam fungsi (f(x)).
)
Akan dicari nilai nilai x agar didapatkan memiliki nilai maksimal
menyatakan luas minimal dari persegi panjang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Akan didapatkan saat ,
Luas minimal daerah yang diarsir = Luas belahketupat ABCD – Luas maksimal
persegi panjang
Luas belah ketupat ABCD =
=
=
Luas minimal daerah yang diarsir = Luas belahketupat ABCD – Luas maksimal
persegi panjang
=
Jadi luas minimal daerah yang diarsir adalah .
Cara III ini juga bisa dilakukan dengan beberapa model lain yang menunjukkan
keberagaman yaitu caranya sama hanya saja gambar di bagi menjadi beberapa
bagian terlebih dahulu.
Cara IV
Diketahui :
AO = CO = 8 cm BO = DO = 6 cm misal Aa = cC = x
Ditanyakan : Luas minimum dari daerah yang diarsir
Jawab:
Dengan mencari nilai maksimal dari luas persegi panjang PQRS didalam belah
ketupat maka akan didapatkan luas minimal daerah yang diarsir .
Misal Pb = x maka PQ = 2x
PS = 2Pa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dicari terlebih dahulu nilai Pa dengan perbandingan dari sifat kesebangunan
segitiga
PS = 2Pa
= 2( )
=
Luas persegi panjang akan dibentuk dalam fungsi (f(x)).
)
Akan dicari luas maksimum persegi panjang PQRS
Luas maks. persegi panjang PQRS =
=
=
=
Luas minimal daerah yang diarsir = Luas belahketupat ABCD – Luas maksimal
persegi panjang
Luas belah ketupat ABCD =
=
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Luas minimal daerah yang diarsir = Luas belahketupat ABCD – Luas maksimal
persegi panjang
=
Jadi luas minimal daerah yang diarsir adalah .
Cara IV ini juga bisa dilakukan dengan beberapa model lain yang menunjukkan
keberagaman yaitu caranya sama hanya saja gambar dibagi menjadi beberapa
bagian terlebih dahulu.
Soal B:
B
P R
b
A O C
d
Q S
D
AC = 6 cm BO = 2 cm OD = 4 cm dengan bO = x cm dan Od = 2x cm
Carilah luas minimum daerah yang diarsir dengan minimal 2 cara!
Jawaban:
Cara I
Diketahui :
AC = 6 cm BO = 2 cm OD = 4 cm dengan bO = x cm dan Od = 2x cm
Ditanyakan: Luas minimum daerah yang diarsir minimal dengan 2 cara
Jawab:
Cara ini yaitu langsung mencari fungsi luas daerah yang diarsir.
Misalkan Pb = bQ = Sd = dR = y
Mencari bentuk fungsi kuadrat dari luasan daerah yang diarsir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Nilai y akan dicari terlebih dahulu dengan perbandingan pada dua segitiga yang
sebangun yaitu dan
y
L PBQ =
L APS = L QCR =
=
=
=
=
L SRD =
= .dD
=
=
=
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Luasan daerah yang diarsir dalam bentuk fungsi kuadrat
=
=
=
Luas minimum dari daerah dapat ditentukan dengan mencari nilai x agar fungsi
kuadrat tersebut minimum :
Jadi luasan daerah yang diarsir =
=
Cara I ini juga bisa dilakukan dengan beberapa model lain yang menunjukkan
keberagaman yaitu,
1. Mencari fungsi luas daerah yang diarsir dengan cara mengurangkan luas
layang-layang terlebih dahulu, kemudian mencari bentuk fungsi persegi
panjang PQRS. Selanjutnya mencari fungsi luas daerah yang diarsir yaitu
dengan luas layang-layang dikurangi fungsi luas persegi panjang. Setelah itu
barula dicari nilai minimum dari fungsi luas daerah yang diarsir dengan
mencari nilai x minimum, kemudian mensubstitusikan ke dalam fungsi.
2. Menggunakan cara 1 hanya saja gambar di bagi menjadi beberapa bagian
terlebih dahulu.
Cara II
Diketahui :
AC = 6 cm BO = 2 cm OD = 4 cm dengan bO = x cm dan Od = 2x cm
Ditanyakan: Luas minimum daerah yang diarsir minimal dengan 2 cara
Jawab:
Cara ini yaitu langsung mencari fungsi luas daerah yang diarsir.
Misalkan Pb = bQ = Sd = dR = y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Mencari bentuk fungsi kuadrat dari luasan daerah yang diarsir.
Nilai y akan dicari terlebih dahulu dengan perbandingan pada dua segitiga yang
sebangun yaitu dan
y
L PBQ =
L APS = L QCR =
=
=
=
=
L SRD =
= .dD
=
=
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
=
Fungsi luas daerah yang diarsir
=
=
=
Selanjutnya mencari luas minimum daerah yang diarsir dengan menggunakan
rumus
Luas minimum daerah yang diarsir =
=
=
=
Cara II ini juga bisa dilakukan dengan beberapa model lain yang menunjukkan
keberagaman yaitu,
1. Mencari fungsi luas daerah yang diarsir dengan cara mengurangkan luas
layang-layang terlebih dahulu, kemudian mencari bentuk fungsi persegi
panjang PQRS. Selanjutnya mencari fungsi luas daerah yang diarsir yaitu
dengan luas layang-layang dikurangi fungsi luas persegi panjang. Setelah itu
barulah dicari nilai minimum dari fungsi luas daerah yang diarsir.
2. Menggunakan cara 1 hanya saja gambar di bagi menjadi beberapa bagian
terlebih dahulu.
Cara III
Diketahui :
AC = 6 cm BO = 2 cm OD = 4 cm dengan bO = x cm dan Od = 2x cm
Ditanyakan: Luas minimum daerah yang diarsir minimal dengan 2 cara
Jawab:
Dengan mencari nilai maksimal dari luas persegi panjang PQRS di dalam layang-
layang maka akan didapatkan luas minimal daerah yang diarsir yaitu dengan
menghitung luas layang-layang dikurangi luas maksimum persegi panjang PQRS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Misalkan
Nilai y akan dicari terlebih dahulu dengan perbandingan pada dua segitiga yang
sebangun yaitu dan
y
Luas persegi panjang akan dibentuk dalam fungsi (f(x)).
=
Akan dicari nilai nilai x agar didapatkan maksimal
Akan didapatkan maksimal saat ,
Luas minimal daerah yang diarsir = Luas layang-layang ABCD – Luas maksimal
persegi panjang PQRS
Luas belahketupat ABCD =
=
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Luas minimal daerah yang diarsir = Luas belahketupat ABCD – Luas maksimal
persegi panjang
=
Jadi luas minimal daerah yang diarsir adalah .
Cara III ini juga bisa dilakukan dengan beberapa model lain yang menunjukkan
keberagaman yaitu caranya sama hanya saja gambar di bagi menjadi beberapa
bagian terlebih dahulu.
Cara IV
Diketahui :
AC = 6 cm BO = 2 cm OD = 4 cm dengan bO = x cm dan Od = 2x cm
Ditanyakan: Luas minimum daerah yang diarsir minimal dengan 2 cara
Jawab:
Dengan mencari nilai maksimal dari luas persegi panjang PQRS di dalam layang-
layang maka akan didapatkan luas minimal daerah yang diarsir yaitu dengan
menghitung luas layang-layang dikurangi luas maksimum persegi panjang PQRS
Misalkan
Nilai y akan dicari terlebih dahulu dengan perbandingan pada dua segitiga yang
sebangun yaitu dan
y
Luas persegi panjang akan dibentuk dalam fungsi (f(x)).
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Akan dicari nilai maksimal
=
=
Luas minimal daerah yang diarsir = Luas layang-layang ABCD – Luas maksimal
persegi panjang PQRS
Luas belahketupat ABCD =
=
=
Luas minimal daerah yang diarsir = Luas belahketupat ABCD – Luas maksimal
persegi panjang
=
Jadi luas minimal daerah yang diarsir adalah .
Cara IV ini juga bisa dilakukan dengan beberapa model lain yang menunjukkan
keberagaman yaitu caranya sama hanya saja gambar dibagi menjadi beberapa
bagian terlebih dahulu.
1) Pedoman Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan
Masalah Matematika Berpandu Model Wallas
Tabel 4.3. Indikator Tahap Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas
Tahap Indikator Tahap Berpikir Kreatif Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Berpandu Model Wallas
1. Persiapan Siswa mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah
dengan cara mengumpulkan data yang relevan dan
mencari pendekatan untuk menyelesaikannya.
a) Siswa memahami informasi awal pada soal yang
diberikan, meliputi:
Siswa menuliskan data apa yang sudah diketahui.
Soal A : AO = CO = 8 cm BO = DO = 6 cm
Aa = cC = x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Soal B : AC = 6 cm BO = 2 cm OD = 4 cm
bO = x cm Od = 2x cm
Siswa memahami apa yang ditanyakan pada soal.
Siswa memahami pertanyaan pada soal yaitu untuk
mencari luas minimum daerah yang diarsir
menggunakan minimal 2 cara.
Siswa mengetahui syarat-syarat yang harus
dipenuhi untuk menyelesaikan soal baik yang sudah
dipenuhi atau belum.
Siswa mengetahui panjang sisi yang belum
diketahui yang nantinya diperlukan untuk
menyelesaikan masalah yaitu salah satu sisi persegi
panjang.
b) Siswa bisa mengaitkan informasi yang dia dapatkan
dengan materi yang pernah diperoleh.
Siswa bisa memahami berdasarkan informasi awal
yang ada pada soal, bahwasanya penyelesaian
masalah pada soal ini berkaitan dengan pokok
bahasan fungsi kuadrat yang pernah diajarkan di
kelas.
c) Siswa mengutarakan soal dengan bahasa dan
pemikirannya sendiri.
Siswa mengutarakan soal dengan bahasa dan
pemikirannya sendiri dengan baik, bila siswa
dapat memaparkan soal baik gambar yang ada,
apa saja yang diketahui, apa yang ditanyakan
serta komentar tambahan mengenai permasalahan
pada soal tanpa membaca soal.
Siswa mengutarakan soal dengan bahasa dan
pemikirannya sendiri dengan cukup baik, bila
siswa memaparkan apa yang ditanyakan dan apa
yang diketahui pada soal tanpa membaca soal.
Siswa mengutarakan soal dengan bahasanya
kurang baik, bila siswa membacakan apa adanya
yang hanya dituliskan pada soal.
2. Inkubasi Siswa seakan-akan lepas sementara dari masalah,
sebagai awal proses timbulnya inspirasi yang
merupakan titik mula dari suatu penemuan atau kreasi
baru dari prasadar.
d) Siswa diam sejenak dan selanjutnya memikirkan
ide pemecahan masalah.
e) Siswa melakukan hal-hal seperti membaca soal
kembali, melakukan hal-hal yang tidak ada
hubungannya dengan soal, dll.
f) Siswa mengaitkan informasi pada soal dengan
materi yang sudah pernah diperoleh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3. Iluminasi Siswa mendapat pemecahan masalah yang diikuti
dengan munculnya inspirasi dan ide-ide yang
mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau
gagasan baru.
Pada tahap ini siswa akan mendapatkan ide bahwa
luas minimum dari luasan yang dimaksud dapat
dicari dengan menggunakan beberapa cara, antara
lain dengan mencari nilai minimum dari suatu fungsi
kuadrat dengan beberapa variasi lainnya, mencari
luas maksimum dari bangun yang tidak diarsir.
Setelah mendapatkan ide, siswa akan menjalankan
ide-idenya tersebut untuk mendapatkan jawaban
yang benar.
4. Verifikasi Siswa menguji dan memeriksa pemecahan masalah
terhadap realitas. Pada tahap ini,
Siswa memeriksa jawaban yang didapatkan apakah
sudah benar dan sesuai dengan pertanyaan pada soal.
Siswa memeriksa kembali jawaban dan menemukan
ide atau cara lain untuk menyelesaikan masalah pada
soal.
2) Pedoman Analisa Tingkat Berpikir Kreatif Siswa
Tingkat berpikir kreatif siswa dapat diukur dengan aspek kreativitas
yaitu kefasihan, kebaruan dan fleksibilitas. Indikator tercapainya aspek
kreativitas, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 4. Tabel Indikator Aspek-aspek Kreativitas
NO. Aspek Kreativitas Indikator
1. Kefasihan Aspek kefasihan dapat dilihat dari jawaban
siswa yang beragam. Dalam penelitian ini,
indikator jawaban dikatakan beragam jika
jawaban siswa menggunakan beberapa cara
yang termasuk dalam satu kelompok cara atau
atau dari beberapa kelompok cara.
2. Kebaruan Aspek kebaruan. Siswa dikatakan memenuhi
kebaruan jika siswa mendapatkan jawaban
dengan cara yang diluar kebiasaan. Pada
permasalahan ini siswa disebut memenuhi
kriteria kebaruan, di luar alternatif cara di
atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3. Fleksibilitas Aspek fleksibilitas dapat dilihat dari jawaban
siswa yang berbeda. Siswa dikatakan memiliki
jawaban yang berbeda apabila jawaban-
jawaban yang didapatkan berlainan caranya.
Misalkan jawaban pertama menggunakan cara
I dan jawaban kedua menggunakan cara II.
Jawaban yang berbeda pasti beragam, namun
jawaban beragam belum pasti berbeda.
Berdasarkan aspek kreativitas yang dicapai, tingkat berpikir kreatif
siswa dalam menyelesaikan masalah dapat diketahui berdasarkan tabel
berikut:
Tabel 4. 5. Tingkatan Berpikir Kreatif Menurut Siswono
Tingkat Karakteristik
Tingkat 4 (Sangat Kreatif)
Siswa mampu menunjukkan kefasihan,
fleksibilitas dan kebaruan dalam
memecahkan masalah.
Tingkat 3 (Kreatif)
Siswa mampu menunjukkan kefasihan
dan kebaruan atau kefasihan dan
fleksibilitas dalam memecahkan
masalah.
Tingkat 2 (Cukup Kreatif)
Siswa mampu menunjukkan kebaruan
atau fleksibilitas dalam memecahkan
masalah.
Tingkat 1 (Kurang Kreatif) Siswa mampu menunjukkan kefasihan
dalam memecahkan masalah.
Tingkat 0 (Tidak Kreatif) Siswa tidak mampu menunjukkan
ketiga aspek kreativitas.
(Sumber: Siswono, 2008: 30)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
c. Pemaparan Hasil Penyelesaian Masalah dan Wawancara
1) Data Siswa Perempuan Berkemampuan Matematika Tinggi
a) Hasil Penyelesaian Masalah pada Soal Pertama (A) Subjek 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
(1) Analisis Proses Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas
1. Tahap Persiapan
P1.A.1 : “Informasi awal apa yang kamu dapatkan setelah
membaca soal?”
S1.A.1 : “Luas daerah arsiran bisa didapatkan dari luas belah
ketupat dikurangi luas persegi.”
P1.A.1 : “Maksud mbak, apa yang diketahui dan ditanyakan
pada soal ini?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
S1.A.1 : “Diketahui gambar belah ketupat ini, panjang
diagonalnya AO=OC=8 cm dan BO=DO=6cm jadi
panjang diagonalnya 16 cm dan 12 cm dan
dimisalkan Aa=Cc=x cm. Ditanya luas daerah yang
diarsir.”
P1.A.1 : “Yang ditanyakan di soal apakah hanya itu? Trus ni
untuk apa pemisalan Aa=Cc=x cm?”
S1.A.1 : “Kan lum diketahui panjangnya mbak, trus kan tar
pake fungsi kuadrat buat nyari luas maksimumnya.”
P1.A.1 : “Iya berarti kan di sini ditanyakan luas maksimum
daerah yang diarsir kan?”
S1.A.1 : “Iya mbak soalnya ditanyakan luas maksimum
daerah yang diarsir minimal dengan 2 cara.”
P1.A.1 : “Kan untuk menjawab apa yang ditanyakan, ada
informasi awal yaitu sisi-sisi yang sudah diketahui.
Menurutmu apa sudah cukup yang diketahui pada
soal?”
S1.A.1 : “Belum mbak. Masih belum diketahui panjang sisi
persegi panjang yang di dalam belah ketupat, trus
saya misalkan sebagai y.”
P1.A.1 : “Oiya, kenapa di lembar jawabmu gambarnya tidak
seperti pada soal?”
S1.A.1 : “Ya saya pikir ini sama aja mbak, ini kayak
seperempatnya gitu, biar gambarnya lebih ringkes
aja hehe.”
P1.A.1 : “Oke. Sudah pernah diajarkan mencari nilai
maksimum suatu fungsi kuadrat?”
S1.A.1 : “Sudah pernah mbak.”
P1.A.1 : “Menurut kamu soal ini ada hubungannya tidak
dengan materi itu?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
S1.A.1 : “Ada mbak, kan sama-sama mencari nilai
maksimum.”
P1.A.1 : “Coba kamu jelaskan soal ini dengan kalimatmu
sendiri!”
S1.A.1 : “Hmmm, pada soal ini terdapat bangun belah
ketupat yang di tengahnya ada bangun persegi
panjang, di soal diketahui panjangnya AO=OC=8
cm dan BO=DO=6cm Aa=Cc=x cm. Trus soal ini
ditanyakan luas minimum daerah yang diarsir atau
daerah di luar persegi panjang di dalam belah
ketupat.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
Subjek 1 menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui
yaitu AO = CO = 8 cm BO = DO = 6 cm Aa = cC = x dan
dalam soal ini diperintahkan untuk mencari luas minimum
derah yang diarsir minimal dengan dua cara. Selain itu
Subjek 1 juga mengetahui bahwa salah satu sisi persegi
panjang ada yang belum diketahui dan akan dibutuhkan pada
pemecahan masalah sehingga Subjek 1 memisalkan panjang
OD = y. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan Subjek 1
memahami informasi awal pada soal yang diberikan.
Subjek 1 mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan fungsi kuadrat dari apa yang
ditanyakan pada soal yaitu mencari luas minimum.
Berdasarkan hal tersebut Subjek 1 dapat mengaitkan
informasi yang dipahaminya dengan materi yang pernah
diperoleh.
Pada wawancara di atas Subjek 1 memaparkan soal dengan
kalimatnya sendiri yaitu bahwa terdapat bangun belah
ketupat yang di tengahnya ada bangun persegi panjang,
panjangnya AO=OC=8 cm dan BO=DO=6cm diketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
sehingga panjang diagonalnya 16 cm dan 12 cm dan
memisalkan Aa=Cc=x cm, ditanyakan luas minimum daerah
yang diarsir atau daerah di luar persegi panjang di dalam
belah ketupat. Berdasarkan hasil tersebut Subjek 1
memaparkan gambar yang ada, apa saja yang diketahui, apa
yang ditanyakan serta komentar tambahan mengenai
permasalahan pada soal tanpa membaca soal, sehingga
Subjek 1 dikatakan dapat mengutarakan soal dengan
bahasanya sendiri dengan baik.
2. Tahap Inkubasi
P1.A.2 : “Apa kamu sudah pernah tau soal ini sebelumnya?”
S1.A.2 : “Lo yang persis kayak gini sich belum mbak.”
P1.A.2 : “Jadi tadi ga langsung ngerti harus pake cara apa
gitu?”
S1.A.2 : “Hehe, ya ga mbak… Tadi pake mikir-mikir dulu
gitu mbak, tapi bentar sich.”
P1.A.2 : “Truz mikirnya gimana dek? “
S1.A.2 : “Ya tadi mikir ini kan babnya masuk bab fungsi
kuadrat yang baru-baru aja diajari ma Bu DA
mbak.”
P1.A.2 : “Selama kamu berpikir dan belum dapet ide, apa
saja yang kamu lakukan?”
S1.A.2 : “Ya ngingat-ingat lagi mbak materi fungsi dan soal
yang pernah saya kerjain mbak.”
P1.A.2 : “Mbak lihat dijawabanmu ini kamu mencari nilai y
dengan perbandingan ya?’
S1.A.2 : “Iya mbak, pake perbandingan yang kesebangunan
segitiga.”
P1.A.2 : “Kapan kamu mendapatkan ide ini tadi?”
S1.A.2 : “Maksudnya kapan mbak?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
P1.A.2 : “Ya sebelum dapet ide mencari luas minimum, apa
pas habis baca soal, atau saat lain gitu dek?”
S1.A.2 : “Hmmm, pas sebelum dapet ide mbak, sambil
mikir-mikir saya ngitung y-nya mbak.”
Dari cuplikan wawancara di atas dapat dianalisa, bahwa pada
tahapan inkubasi ini Subjek 1 berhenti sejenak dalam
pengerjaannya untuk berpikir bagaimana langkah pengerjaan
dan alternatif lainnya. Sementara itu Subjek 1 memikirkan
penyelesaian sambil mengaitkan informasi-informasi yang ia
ketahui dengan materi yang sudah pernah ia dapatkan
sebelumnya yaitu mengenai materi fungsi kuadrat sebelum
mendapatkan ide. Sebelum mendapatkan idenya, siswa beralih
untuk mengerjakan atau mencari bagian-bagian yang dianggap
perlu nantinya untuk menyelesaiakan soal yaitu mencari
panjang sisi-sisi yang belum diketahui.
3. Tahap Iluminasi
P1.A.3 : “Selanjutnya, langsung dapet ide ga?”
S1.A.3 : “Ya dapet gampangnya ya tinggal ngurangin-
ngurangin luas-luasnya ajah mbak, tapi tadi kan
mikirnya pake luas tapi ada panjang sisi-sisi yang
belum diketahui juga kan mbak, ya tadi mikirnya
mu nyari panjang sisi-sisinya itu dulu mbak.”
P1.A.3 : “Tu barusan dapet ide katanya?”
S1.A.3 : “Iya mbak.”
P1.A.3 : “Truz idenya apa? Langsung dapet beberapa ide?”
S1.A.3 : “Ga mbak, tapi ya habis dapet satu cara, ya mikir
dulu cara yang kedua pa gitu?”
P1.A.3 : “Setelah dapet ide yang pertama langsung
dikerjain?”
S1.A.3 : “Ga langsung tak kerjain mbak, disimpen dulu
dipikiran, trus baru mikir lagi kira-kira pake cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
palagi ya gitu mbak, habis dah dapet beberapa ide
baru tak kerjain mbak.”
P1.A.3 : “Menurut kamu, apa langkah-langkah yang kamu
gunakan di jawabanmu sudah benar dek ?”
S1.A.3 : “Ya menurut saya udah bener mbak.”
P1.A.3 : “Bagaimana kamu yakin kalau jawabanmu baik
proses dan hasil akhirnya benar?”
S1.A.3 : “Ya dari ketiga jawabanku itu semuanya
jawabannya sama mbak.”
Pada tahap iluminasi ini, berdasarkan hasil wawancara
nampak bahwa Subjek 1 pada tahap ini mendapatkan ide
yang mana didapatkan melalui proses sebelumnya yaitu
inkubasi. Subjek 1 menjalankan ide-idenya dengan baik dan
mendapatkan hasil yang benar pada setiap jawaban yang
didapatkan.
4. Tahap Verifikasi
P1.A.4 : “Setelah selesai mengerjakan dan menjalankan semua
idemu untuk menyelasaikan permasalah ini dengan
beberapa cara, apa kamu udah periksa lagi semua
jawabanmu?”
S1.A.4 : “ Udah mbak.”
P1.A.4 : “Udah yakin semua dah bener?”
S1.A.4 : “Hu um mbak, tapi tadi sempet salah-salah ngitung
jadi jawabannya tuch beda-beda gitu, trus tak teliti n
tak benerin jadi hasilnya udah sama.”
P1.A.4 : “Apakah ada cara lain untuk mengerjakannya?’
S1.A.4 : “Tadi pas ngebenerin sempet kepikiran ada cara lain
mbak, tapi kayake membingungkan yaudah ga jadi
tak tambahin, lagian juga waktunya udah mau habis
mbak.“
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
Subjek 1 memeriksa kembali jawaban-jawaban yang ia
dapatkan dan memperbaiki jawabannya dengan mengganti
jawabannya yang salah sampai benar. Dalam proses
perbaikan Subjek 1 hanya mengalami kesalahan yaitu hanya
pada proses penghitungan yang tidak teliti. Dalam proses
verifikasi ini pula, Subjek 1 juga mendapatkan ide
pemecahan masalah lain. Namun karena dianggap rumit dan
waktu sudah habis, maka ditinggalkan begitu saja.
(2) Analisis Tingkat Berpikir Kreatif
Akan dianalisis produk kreativitas apakah yang dipenuhi oleh
Subjek 1.
Dapat dilihat pada hasil wawancara berikut ini:
P : “Dari hasil pemikiranmu, kamu dapet berapa ide untuk
menyelesaikan masalah ini?”
S : “Dapet tiga ide mbak?”
P : “Coba sebutkan dan jelaskan satu persatu!”
S : “Cara pertama ya nyari luas maksimum dari persegi panjang
mbak trus cari luas belah ketupat seluruhnya, kan tinggal
luas belah ketupat dikurangi luas persegi panjang di
dalamnya mbak. Yang kedua pake luas segitiga yang
berbeda (sambil menunjuk ∆ AaP dan ∆ PbB, jadi buat
mencari luas maksimum yang diarsir ya kita tinggal nyari
pake luas maksimum segitiga-segitiga ini mbak dikalikan 4
gitu. Yang cara ketiga ini pake cara trapesium kan, yaitu
ada trapesium besar (OaPB) dan trapesium kecil (APbO),
jadi untuk mencari luas minimum daerah yang diarsir, kita
mencarinya dengan mencari luas total trapesium ini dan
mengurangi dengan 2x luas maksimum persegi panjangnya
(PbOa). Trus tinggal dikalikan 4 hasilnya mbak.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Cara pertama Subjek 1 menggunakan cara penyelesaian masalah
dengan membagi bangun datar menjadi 4 bagian yang sama
seperti gambar yang ada pada hasil tertulis, kemudian mencari
luas maksimum dari persegi panjang yang ada di dalamnya
menggunakan rumus . Kemudian hasil tersebut dikalikan
empat untuk dikurangkan dengan luas belah ketupat sehingga
diihasilkan luas minimum daerah arsiran yaitu daerah di dalam
belah ketupat dan berada di luar persegi panjang.
Selanjutnya yaitu cara penyelesaian masalah yang kedua, Subjek
1 menggunakan cara dengan tahap membagi bangun menjadi
empat bagian sama besar. Tahap berikutnya Subjek 1 mengambil
satu sampel untuk melanjutkan cara penyelesaiannya. Dari
sampel yang diambil, luas daerah yang diarsir terbagi menjadi
dua daerah yaitu dua segitiga dengan ukuran berbeda. Subjek 1
mencari luas dua segitiga tersebut, yang setelah mendapatkan
hasilnya, selanjutnya dikalikan empat untuk mendapatkan fungsi
luas dari daerah yang diarsir secara keseluruhan. Selanjutnya,
Subjek 1 mencari luas minimum daerah dengan menggunakan
rumus yaitu dengan mencari nilai x agar luasnya minimum,
kemudian mensubstitusikan ke dalam fungsi.
Untuk cara ketiga cara ini, Subjek 1 juga membagi bangun
menjadi empat bagian sama besar. Pada sampel yang diambil
bangun kembali di bagi menjadi dua buah bangun trapesium
seperti yang ditunjukkan pada cuplikan hasil wawancara.
Selanjutnya mencari luas total kedua trapesium dan mencari luas
maksimum persegi panjang yang ukurannya sama dan terdapat
pada kedua trapesium. Dan untuk tahap terkhir adalah
mengurangkan dua kali luas persegi panjang dengan luas total
trapesium.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
1. Kefasihan
Berdasarkan dari hasil jawaban tertulis dan wawancara
dengan Subjek 1 dapat dianalisa bahwa Subjek 1 mampu
menyelesaikan pemecahan masalah dengan beberapa
alternatif cara penyelesaiannya.
Dari alternatif penyelesaian yang digunakan oleh Subjek 1,
cara pertama dan kedua telah menunjukkan cara yang
berbeda yaitu pada cara pertama, Subjek 1 mencari luas
maksimum persegi panjang dan baru dikurangkan dengan
luas belah ketupat, sedangkan untuk cara kedua Subjek1
langsung mencari luas minimum daerah yang diarsir dengan
membagi bangun menjadi 4 terlebih dahulu. Kedua jawaban
tersebut merupakan jawaban yang berbeda, dan jawaban yang
berbeda itu pasti jawaban yang beragam. Oleh karena Subjek
1 menghasilkan jawaban yang beragam, maka Subjek 1
memenuhi aspek kreativitas kefasihan.
2. Kebaruan
Untuk aspek kebaruan ini dapat dilihat dari cara ketiga.
Dalam penyelesaian masalah dengan cara tersebut, Subjek 1
mampu menggunakan cara yang baru dan jarang digunakan,
yaitu dengan membagi daerah yang dicari menjadi beberapa
bangun, dalam hal ini trapesium. Oleh karena itu Subjek 1
memenuhi aspek kebaruan.
3. Fleksibilitas
Penjelasan mengenai aspek fleksibilitas terdapat pada
penjabaran aspek kefasihan. Pada penjabaran tersebut, cara
pertama dan kedua yang didapatkan oleh Subjek 1 adalah
cara yang berbeda. Oleh karena itu, Subjek 1 memenuhi
aspek kreativitas fleksibilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
b) Hasil Penyelesaian Masalah pada Soal Kedua (B) Subjek 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
(1) Analisis Proses Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas
1. Tahap persiapan
Berikut adalah hasil wawancara untuk mengkonfirmasi hasil
tertulis dari Subjek 1 soal B guna mengungkap tahap
persiapan:
P1.B.1 : “Setelah kamu membaca dan mengamati soalnya, apa
yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal ini?”
S1.B.1 : “Ini gambar layang-layang yang didalamnya terdapat
persegi panjang, trus panjang sisi yang diketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
AC=6cm, BO=2cm, OD=4cm sama diketahui bO=x
cm dan Od=2x cm.”
P1.B.1 : “Trus yang ditanyakan apa?”
S1.B.1 : “Luas minimum daerah yang diarsir mbak minimal
dengan 2 cara.”
P1.B.1 : “Trus kenapa di lembar jawabanmu tidak ditulis apa
yang diketahui dalam soal ini?”
S1.B.1 : “Hehehe ketinggalan mbak, tadi udah saya gambar
dan tulis panjangnya di samping gambar.”
P1.B.1 : “Menurut kamu, apakah yang diketahui pada soal
sudah cukup untuk mencari penyelesaian dari soal?”
S1.B.1 : “Belum mbak, salah satu sisi persegi panjang belum
diketahui panjangnya.”
P1.B.1 : “Coba jelaskan lagi dengan kata-katamu sendiri
tentang soal ini?”
S1.B.1 : “Layang-layang yang di dalamnya terdapat persegi
panjang yang diketahui panjang AC=6cm, BO=2cm,
OD=4cm dan panjang bO=x cm dan Od=2x cm. Dan
ditanyakan luas minimum daerah yang diarsir atau
luas minimum daerah layang-layang yang berada di
luar persegi panjang.
P1.B.1 : “Tadi setelah selesai membaca soal, kamu berpikir ga
soal ini kia-kira berhubungan dengan materi yang
sudah pernah kamu dapat?”
S1.B.1 : “Ya iya, ini kayaknya kan yang materi fungsi itu
mbak, yang ada disuruh mencari nilai maksimum
gitu.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
Subjek 1 menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui
yaitu AC = 6 cm, BO = 2 cm, OD = 4 cm, bO = x cm, Od =
2x cm dan dalam soal ini diperintahkan untuk mencari luas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
minimum derah yang diarsir minimal dengan dua cara. Selain
itu Subjek 1 juga mengetahui bahwa salah satu sisi persegi
panjang ada yang belum diketahui dan akan dibutuhkan pada
pemecahan masalah. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
dikatakan Subjek 1 memahami informasi awal pada soal yang
diberikan.
Subjek 1 mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan fungsi kuadrat dari apa yang
ditanyakan pada soal yaitu mencari luas minimum.
Berdasarkan hal tersebut Subjek 1 dapat mengaitkan
informasi yang dipahaminya dengan materi yang pernah
diperoleh.
Pada wawancara di atas Subjek 1 memaparkan soal dengan
kalimatnya sendiri yaitu bahwa terdapat bangun belah
ketupat yang di tengahnya ada bangun persegi panjang,
panjangnya dengan diketahui AC = 6 cm BO = 2 cm
OD = 4 cm bO = x cm Od = 2x cm, ditanyakan luas
minimum daerah yang diarsir atau daerah di luar persegi
panjang di dalam belah ketupat. Berdasarkan hasil tersebut
Subjek 1 memaparkan gambar yang ada, apa saja yang
diketahui, apa yang ditanyakan serta komentar tambahan
mengenai permasalahan pada soal tanpa membaca soal,
sehingga Subjek 1 dikatakan dapat mengutarakan soal dengan
bahasanya sendiri dengan baik.
2. Tahap Inkubasi
P1.B.2 : “Apa kamu sudah pernah tau soal ini sebelumnya?”
S1.B.2 : “Ya seingat saya kayak yang diberikan mbaknya dulu
itu.”
P1.B.2 : “Berarti kamu udah tau cara penyelesaiannya?”
S1.B.2 : “Hehe, kalau cara ngerjainnya sich udah lupa-lupa
ingat mbak.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
P1.B.2 : “Habis baca soalnya kamu langsung dapet ide ga?
Pake cara apa gitu?”
S1.B.2 : “Ya pake mikir dulu lah mbak, sempet pusing juga
tadi mbak.”
P1.B.2 : “Apa yang kamu pikirin? “
S1.B.2 : “Ya karena ini kayake masuk materi fungsi ya
mikirnya tak hubung-hubungin mesti ya pakeke
rumus-rumus yang ada dimateri fungsi kuadrat
mbak.”
Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisa, bahwa pada
tahapan inkubasi ini Subjek 1 tidak langsung mendapatkan ide
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada soal B.
Subjek 1 diam sejenak dan berpikir sambil mengaitkan
permasalahan yang diberikan dengan materi berkaitan yang
sudah Subjek 1 dapatkan sebelumnya.
3. Tahap Iluminasi
P1.B.3 : “Setelah apa yang kamu pikirkan, langsung dapet ide
untuk mengerjakan soal itu gak?”
S1.B.3 : “Iya mbak.”
P1.B.3 : “ Truz idenya apa? Langsung dapet beberapa ide?”
S1.B.3 : “Ya untuk cara yang pertama ….., yang kedua….,
yang ketiga… .”
P1.B.3 : “Tadi langsung dapet ide tiga-tiganya gitu?”
S1.B.3 : “Gak lah mbak, tadi tak coret-coret dulu kira-kira bisa
ga ya cara ini, bisa ga ya cara itu. Ya habis dapet satu
cara tapi belum langsung tak kerjain mbak, ya tak
coret-coret sambil mikir kira-kira pake ini bisa ga ya
gitu lagi mbak."
P1.B.3 : “Trus menurutmu, apa langkah dan proses kamu
mengerjakan sudah benar dan sesuai ide yang kamu
dapat?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
S1.B.3 : “Iya mbak, jawabannya sama semua.”
Pada tahap iluminasi ini seperti pada hasil wawancara di atas
Subjek 1 mendapatkan ide melalui tahap sebelumnya. Subjek
1 mampu menyelesaikan permasalahan pada soal dengan arti
kata lain Subjek 1 mampu menjalankan ide-ide yang
didapatkannya pada tahap inkubasi. Subjek 1 mampu
mengeksekusi ide-idenya dengan berhasil mendapatka cara
penyelesaian dan jawaban akhir yang semuanya bernilai
benar.
4. Tahap Verifikasi
P1.B.4 : “Dari ketiga jawabanmu ini, apa kamu
mendapatkan hasil yang sama?”
S1.B.4 : “ Iyah mbak, dapetnya luasnya 9cm2 semua.”
P1.B.4 : “Udah yakin jawabanmu itu benar?”
S1.B.4 : “Iyah mbak, soalnya tadi dah tak teliti semua. Ya tadi
sempet salah-salah ngitung jadi jawabanya ada yang
beda. Trus setelah tak teliti ya jawaban akhirnya jadi
sama semua mbak yang cara satu, dua ma cara tiga.
P1.B.4 : “Kira-kira ada cara lain gak untuk mengerjakan soal
tadi?”
S1.B.4 : “Mungkin ada mbak, td saya mau nyoba pake cara
lain, tapi qo malah rumit ya jadi saya tinggal, lagian
waktunya juga udah mu habis.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, pada tahap verifikasi
ini Subjek 1 memeriksa kembali hasil pengerjaannya baik
pengerjaan dengan ide pertama, kedua maupun yang ketiga.
Dalam proses ini Subjek 1 berhasil memperbaiki jawabannya
yang salah yang dikarenakan ketidaktelitian Subjek 1 dalam
menghitungsampai benar. Pada tahap ini, Subjek 1 mencoba-
coba mencari ide lain yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah pada soal, namun akhirnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
ditinggalkan karena dipikir cukup rumit dan waktu sudah
hampir habis.
(2) Analisis Tahap Berpikir Kreatif
Akan dianalisis produk kreativitas apakah yang dipenuhi oleh
Subjek 1.
Dapat dilihat pada hasil tes tertulis dan cuplikan wawancara
berikut ini:
P : “Setelah apa yang kamu pikirkan, langsung dapet ide untuk
mengerjakan soal itu gak?”
S : “Iya mbak.”
P : “ Truz idenya apa? Langsung dapet beberapa ide?”
S : “Ya untuk cara yang pertama bangun yang ada saya pada
soal saya bagi menjadi dua persegi panjang mbak,
persegi panjang I dan persegi panjang II (seperti yang
ada hasil tertulis) biar gampang ngitungnya gitu mbak.
Trus ya tinggal nyari luas persegi panjang I dulu, baru
tinggal nyari luas maksimum yang tidak diarsir, trus
setelah menghitung dua-duanya tinggal dikurangin aja
mbak kan ketemu luas minimum yang diarsir. Untuk
persegi panjang II ya sama caranya gitu mbak, tar
tinggal jumlahin luas kedua daerah yang diarsir mbak.
Cara kedua kita kan tau segitiga yang sebelah kanan
dan segitiga sebelah kiri kan sama (∆ABD dan ∆BCD),
jadi kita bisa cari salah satunya trus tar tinggal dikalikan
dua. Nanti kan segitiganya tinggal dikurangi perseginya
kan ya, cuman yang aga bedanya hanya pada cara
pencarian nilai y-nya tapi aslinya sama. Cara ketiga,
mudah sekali cuma luas layang-layang dikurangi luas
maksimal persegi panjangnya yang di dalamnya tapi
pake rumus , bukan kayak yang cara kedua.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Cara pertama yang dikerjakan oleh Subjek 1 adalah dengan
menyederhanakan bentuk bangun awal menjadi bentuk bangun
yang menurut dia lebih memudahkan dalam pengerjaan. Barulah
ketika sudah mendapatkan bangun yang dia dapatkan, barulah
Subjek 1 mencari luas bangun dan mengurangkanya dengan luas
maksimum bangun yang tidak diarsir sehingga mendapatkan luas
minimum bangun yang diarsir.
Untuk penyelesaian dengan cara yang kedua Subjek 1 membagi
bangun menjadi 2 segitigayang sama, kemudian Subjek 1
mencari luas segitiga dan mencari luas maksimum persegi
panjang menggunakan rumus . Selanjutnya mengurangi luas
segitiga dengan luas maksimum persegi panjang yang keduanya
sudah dikalikan dua.
Sedangkan untuk cara yang ketiga Subjek 1 menggunakan cara
mencari luas total bangun yaitu luas layang-layang lalu
menguranginya dengan hasil penghitungannya luas maksimum
daerah yang tidak diarsir dalam soal ini adalah persegi panjang
yang berada di dalam layang-layang dengan menggunakan rumus
. Sehingga Subjek 1 mendapatkan hasil akhir yaitu luas
minimum luas daerah yang diarsir.
1. Kefasihan
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Subjek 1 dapat
dianalisa bahwa Subjek 1 mampu menyelesaikan pemecahan
masalah dengan beberapa alternatif cara penyelesaiannya.
Dari alternatif penyelesaian yang digunakan oleh Subjek 1,
Subjek 1 menggunakan beberapa cara yaitu yang terlihat
pada cara kedua dan ketiga. Perbedaan cara kedua dan ketiga
adalah cara untuk menghitung luas maksimum persegi
panjang. Cara kedua menggunakan rumus yaitu mencari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
nilai x agar luas persegi panjangnya maksimum, sedangkan
cara ketiga langsung mencari luas maksimum persegi panjang
dengan rumus . Kedua cara tersebut dikatakan berbeda,
dan cara yang berbeda itu pasti cara yang beragam. Oleh
karena itu, Subjek 1 memenuhi aspek kreativitas kefasihan.
2. Kebaruan
Untuk aspek kebaruan ini dapat dilihat dari cara pertama.
Melalui cara pertama Subjek 1 membagi bangun menjadi 2
bagian dan membentuknya menjadi bangun yang baru. Dan
cara ini dianggap menjadi menjadi cara baru. Sehingga,
Subjek 1 memenuhi aspek kreativitas kebaruan.
3. Fleksibilitas
Penjelasan mengenai aspek fleksibilitas terdapat pada
penjabaran aspek kefasihan. Pada penjabaran tersebut, cara
kedua dan ketiga yang didapatkan oleh Subjek 1 adalah cara
yang berbeda. Oleh karena itu, Subjek 1 memenuhi aspek
kreativitas fleksibilitas.
c) Validasi Data Subjek 1
(1) Validasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 1 dalam
Menyelesaikan Masalah Berpandu Model Wallas
Berikut adalah tabel triangulasi data proses berpikir kreatif dalam
menyelesaikan masalah pada soal pertama (A) dengan soal kedua
(B) subjek 1:
Tabel 4. 6. Triangulasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 1
Tahap Data Soal Pertama (A) Data Soal Kedua (B)
1. Persiapan Subjek 1 menuliskan dan
menyebutkan apa yang
diketahui yaitu AO = CO =
8 cm BO = DO = 6 cm Aa
= cC = x dan dalam soal ini
diperintahkan untuk
Subjek 1 menuliskan dan
menyebutkan apa yang
diketahui yaitu AC = 6 cm, BO
= 2 cm, OD = 4 cm, bO = x
cm, Od = 2x cm dan dalam
soal ini diperintahkan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
mencari luas minimum
derah yang diarsir minimal
dengan dua cara. Selain itu
Subjek 1 juga mengetahui
bahwa salah satu sisi
persegi panjang ada yang
belum diketahui dan akan
dibutuhkan pada
pemecahan masalah
sehingga Subjek 1
memisalkan panjang OD =
y. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat dikatakan
Subjek 1 memahami
informasi awal pada soal
yang diberikan.
Subjek 1 mengatakan
bahwa soal ini terdapat
kaitannya dengan pokok
bahasan fungsi kuadrat dari
apa yang ditanyakan pada
soal yaitu mencari luas
minimum. Berdasarkan hal
tersebut Subjek 1 dapat
mengaitkan informasi yang
dipahaminya dengan materi
yang pernah diperoleh.
Subjek 1 memaparkan soal
dengan kalimatnya sendiri
yaitu bahwa terdapat
bangun belah ketupat yang
di tengahnya ada bangun
persegi panjang,
panjangnya AO=OC=8 cm
dan BO=DO=6cm
diketahui sehingga panjang
diagonalnya 16 cm dan 12
cm dan memisalkan
Aa=Cc=x cm, ditanyakan
luas minimum daerah yang
diarsir atau daerah di luar
persegi panjang di dalam
belah ketupat. Berdasarkan
hasil tersebut Subjek 1
memaparkan gambar yang
ada, apa saja yang
mencari luas minimum derah
yang diarsir minimal dengan
dua cara. Selain itu Subjek 1
juga mengetahui bahwa salah
satu sisi persegi panjang ada
yang belum diketahui dan akan
dibutuhkan pada pemecahan
masalah. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat dikatakan
Subjek 1 memahami informasi
awal pada soal yang diberikan.
Subjek 1 mengatakan bahwa
soal ini terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan fungsi
kuadrat dari apa yang
ditanyakan pada soal yaitu
mencari luas minimum.
Berdasarkan hal tersebut
Subjek 1 dapat mengaitkan
informasi yang dipahaminya
dengan materi yang pernah
diperoleh.
Subjek 1 memaparkan soal
dengan kalimatnya sendiri
yaitu bahwa terdapat bangun
belah ketupat yang di
tengahnya ada bangun persegi
panjang, panjangnya dengan
diketahui AC = 6 cm BO = 2
cm OD = 4 cm bO = x cm
Od = 2x cm, ditanyakan luas
minimum daerah yang diarsir
atau daerah di luar persegi
panjang di dalam belah
ketupat. Berdasarkan hasil
tersebut Subjek 1 memaparkan
gambar yang ada, apa saja
yang diketahui, apa yang
ditanyakan serta komentar
tambahan mengenai
permasalahan pada soal tanpa
membaca soal, sehingga
Subjek 1 dikatakan dapat
mengutarakan soal dengan
bahasanya sendiri dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
diketahui, apa yang
ditanyakan serta komentar
tambahan mengenai
permasalahan pada soal
tanpa membaca soal,
sehingga Subjek 1
dikatakan dapat
mengutarakan soal dengan
bahasanya sendiri dengan
baik.
2. Inkubasi Subjek 1 berhenti sejenak
dalam pengerjaannya untuk
berpikir bagaimana langkah
pengerjaan dan alternatif
lainnya. Sementara itu Subjek
1 memikirkan penyelesaian
sambil mengaitkan informasi-
informasi yang ia ketahui
dengan materi yang sudah
pernah ia dapatkan
sebelumnya yaitu mengenai
materi fungsi kuadrat
sebelum mendapatkan ide.
Sebelum mendapatkan
idenya, siswa beralih untuk
mengerjakan atau mencari
bagian-bagian yang dianggap
perlu nantinya untuk
menyelesaiakan soal yaitu
mencari panjang sisi-sisi
yang belum diketahui.
Subjek 1 tidak langsung
mendapatkan ide untuk
menyelesaikan permasalahan
yang ada pada soal B. Subjek 1
diam sejenak dan berpikir
sambil mengaitkan
permasalahan yang diberikan
dengan materi berkaitan yang
sudah Subjek 1 dapatkan
sebelumnya.
3. Iluminasi Subjek 1 ada tahap ini
mendapatkan ide yang mana
didapatkan melalui proses
sebelumnya yaitu inkubasi.
Subjek 1 menjalankan ide-
idenya dengan baik dan
mendapatkan hasil yang
benar pada setiap jawaban
yang didapatkan.
Subjek 1 pada tahap ini
mendapatkan ide yang mana
didapatkan melalui proses
sebelumnya yaitu inkubasi.
Subjek 1 menjalankan ide-
idenya dengan baik dan
mendapatkan hasil yang benar
pada setiap jawaban yang
didapatkan.
4. Verifikasi Subjek 1 memeriksa
kembali jawaban-jawaban
yang ia dapatkan dan
Subjek 1 memeriksa kembali
hasil pengerjaannya baik
pengerjaan dengan ide
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
memperbaiki jawabannya
dengan mengganti
jawabannya yang salah
sampai benar. Dalam proses
perbaikan Subjek 1 hanya
mengalami kesalahan yaitu
hanya pada proses
penghitungan yang tidak
teliti. Dalam proses
verifikasi ini pula, Subjek 1
juga mendapatkan ide
pemecahan masalah lain.
Namun karena dianggap
rumit dan waktu sudah
habis, maka ditinggalkan
begitu saja.
pertama, kedua maupun yang
ketiga. Dalam proses ini
Subjek 1 berhasil
memperbaiki jawabannya
yang salah yang dikarenakan
ketidaktelitian Subjek 1 dalam
menghitungsampai benar.
Pada tahap ini, Subjek 1
mencoba-coba mencari ide
lain yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah
pada soal, namun akhirnya
ditinggalkan karena dipikir
cukup rumit dan waktu sudah
hampir habis.
Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Subjek 1 memahami dengan baik informasi awal pada
soal yang diberikan karena Subjek 1 menyebutkan apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal yaitu
untuk mencari luas minimum derah yang diarsir minimal
dengan dua cara. Selain itu, Subjek 1 juga mengetahui
bahwa salah satu sisi persegi panjang ada yang belum
diketahui dan akan dibutuhkan pada pemecahan masalah
sehingga Subjek 1 memisalkan panjang salah satu sisi
dengan y.
b. Subjek 1 dapat mengaitkan informasi yang dipahaminya
dengan materi yang pernah diperoleh dengan baik karena
dikatakan bahwa soal yang diberikan terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan fungsi kuadrat dari apa yang
ditanyakan pada soal yaitu mencari luas minimum.
c. Subjek 1 dapat mengutarakan soal dengan bahasanya
sendiri dengan baik karena Subjek 1 memaparkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
gambar yang ada, apa saja yang diketahui, apa yang
ditanyakan serta komentar tambahan mengenai
permasalahan pada soal tanpa membaca soal.
2. Tahap Inkubasi
Subjek 1 tidak langsung mendapatkan ide untuk
menyelesaikan permasalahan. Subjek 1 diam sejenak dan
berpikir sambil mengaitkan permasalahan yang diberikan
dengan materi berkaitan yang sudah Subjek 1 dapatkan
sebelumnya.
3. Tahap Iluminasi
Pada tahap ini Subjek 1 mendapatkan ide-ide untuk
memecahkan masalah didapatkan melalui proses sebelumnya
yaitu inkubasi dan dapat menjalankan ide-idenya, baik dari
proses menyelesaikan masalahnya maupun hasil akhirnya
Subjek 1 mendapatkan hasil yang benar pada setiap ide atau
cara yang digunakan.
4. Tahap Verifikasi
Pada tahap ini Subjek 1 memeriksa kembali jawaban-jawaban
yang ia dapatkan dan memperbaiki jawabannya dengan
mengganti jawabannya yang salah karena ketidaktelitiannya
sampai mendapatkan jawaban yang benar menurutnya.
Dalam proses verifikasi ini pula, Subjek 1 juga mendapatkan
ide pemecahan masalah lain. Namun karena dianggap rumit
dan waktu sudah habis, maka ditinggalkan begitu saja.
(2) Validasi Data Tahap Berpikir Kreatif Subjek 1 dalam
Menyelesaikan Masalah
Berikut adalah tabel triangulasi data aspek kreativitas yang
dipenuhi oleh subjek 1 dalam menyelesaikan masalah pada soal
pertama (A) dengan soal kedua (B):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 4. 7. Triangulasi Data Aspek Kreativitas Subjek 1
Aspek Kreativitas Soal Pertama (A) Soal Kedua (B)
1. Kefasihan Memenuhi Memenuhi
2. Kebaruan Memenuhi Memenuhi
3. Fleksibilitas Memenuhi Memenuhi
Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid
sebagai berikut:
1. Kefasihan
Subjek 1 dalam menyelesaikan masalah memenuhi aspek
kreativitas kefasihan.
2. Kebaruan
Subjek 1 dalam menyelesaikan masalah aspek kreativitas
kebaruan.
3. Fleksibilitas
Subjek 1 dalam menyelesaikan memenuhi aspek kreativitas
fleksibilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
2) Data Siswa Perempuan Berkemampuan Sedang
a) Hasil Penyelesaian Masalah Soal Pertama (A) Subjek 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
(1) Analisis Proses Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas
1. Tahap Persiapan
P2.A.1 : “Informasi awal yang kamu dapatkan setelah
membaca soal?”
S2.A.1 : “Informasi yang saya dapatkan dari soal ini adalah
terdapat bangun belah ketupat yang di dalamnya
terdapat bangun persegi panjang dan terdapat daerah
arsiran di luar persegi panjang tersebut. Panjang-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
panjang sisi yang diketahui AO = CO = 8 cm, BO =
DO = 6 cm dan dimisalkan Aa = cC = x dan saya
misalkan Bb = Dd = y.”
P2.A.1 : “Perasaan di soal tidak ada simbol y. Ini untuk
apa?”
S2.A.1
: “Yakan sisi Bb dan Dd belum diketahui panjangnya
padahalkan untuk menghitung luas persegi panjang
harus tahu panjangnya mbak.”
P2.A.1 : “Trus yang ditanyakan apa?”
S2.A.1 : “Luas minimum daerah yang diarsir minimal dengan
dua cara.”
P2.A.1 : “Setelah membaca soal, apa kamu terpikir apakah
soal ni terkait dengan materi atau hal lain yang
pernah kamu pelajari?”
S2.A.1 : “Ya kan mencari luas persegi panjang.”
P2.A.1 : “Materi fungsi kuadrat tidak ingat?”
S2.A.1 : “Iya ingat mbak, Cuma sedikit bingung aja.”
P2.A.1 : “Coba jelaskan lagi soal ini dengan kalimatmu
sendiri!”
S2.A.1 : “Diketahui belah ketupat di dalamnya ada persegi
panjang dan sisanya daerah arsiran yang diketahui
panjang sisinya AO=OC=8 cm dan BO=DO=6cm
Aa=Cc=x cm dan disuruh cari luas minimum
daerah yg diarsir minimum daerah yg diarsir dg 2
cara.”
Berdasarkan hasil hasil wawancara di atas menunjukkan
bahwa Subjek 2 menuliskan dan menyebutkan apa yang
diketahui yaitu AO = CO = 8 cm BO = DO = 6 cm Aa = cC
= x dan dalam soal ini diperintahkan untuk mencari luas
minimum derah yang diarsir minimal dengan dua cara. Selain
itu Subjek 2 juga mengetahui bahwa salah satu sisi persegi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
panjang ada yang belum diketahui dan akan dibutuhkan pada
pemecahan masalah sehingga Subjek 2 memisalkan panjang
Bb = Dd = y. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan
Subjek 2 memahami informasi awal pada soal yang
diberikan.
Subjek 2 mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan fungsi kuadrat dan bangun datar dari
apa yang ditanyakan pada soal yaitu mencari luas minimum.
Berdasarkan hal tersebut Subjek 2 dapat mengaitkan
informasi yang dipahaminya dengan materi yang pernah
diperoleh.
Pada wawancara di atas Subjek 2 memaparkan soal dengan
kalimatnya sendiri yaitu bahwa terdapat bangun belah
ketupat yang di tengahnya ada bangun persegi panjang,
panjangnya AO=OC=8 cm dan BO=DO=6cm dan
memisalkan Aa=Cc=x cm, ditanyakan luas minimum daerah
yang diarsir. Berdasarkan hasil tersebut Subjek 2
memaparkan gambar yang ada, apa saja yang diketahui, apa
yang ditanyakan tanpa membaca soal, sehingga Subjek 2
dikatakan dapat mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri
dengan baik.
2. Tahap Inkubasi
P2.A.2 : “Setelah kamu membaca soal dan memahami apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan, apakah kamu
langsung mendapatkan ide untuk mengerjakan soal
itu?”
S2.A.2 : “Tidak mbak saya tinggal bentar, soalnya aga susah.”
P2.A.2 : “Trus apa yang kamu lakukan pada saat itu? “
S2.A.2 : “Ya tadi saya liat-liat lagi soalnya mbak, ya saya baca-
baca lagi sambil mikir pake cara apa gitu mbak.”
P2.A.2 : “Trus dapet caranya?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
S2.A.2 : “Iya.”
P2.A.2 : “Soal ini masuk dalam materi apa menurutmu?”
S2.A.2 : “Fungsi kuadrat kan mbak.”
Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisis, bahwa pada
tahapan inkubasi ini Subjek 2 diam sejenak dengan
membiarkan soal karena mengalami kesulitan untuk
mendapatkan ide untuk mengerjakan soal yang diberikan.
Subjek 2 mengalihkan perhatian dengan melihat dan membaca
kembali soalnya, sambil memikirkan ide untuk memecahkan
masalah pada soal yang diberikan.
3. Tahap iluminasi
P2.A.3 : “ Setelah itu, kamu mendapatkan ide kan."
S2.A.3 : “Ya mbak, tinggal mencari luas belah ketupat,
setelah itu mencari luas persegi panjang di dalam
belah ketupat yang tidak diarsir. Baru setelah itu
luas belah ketupat dikurangi luas persegi panjang itu
mbak.”
P2.A.3 : “Ada ide lain ga? Kan tadi di soal disuruh untuk
mengerjakan minimal dengan 2 cara.”
S2.A.3 : “Ya ada mbak, mencari lus persegi panjangnya dulu,
trus selanjutnya tinggal dikurangkan sama luas
belah ketupat.”
P2.A.3 : “Yaudah, trus kira-kira jawaban yang kamu dapet
ini sudah benar proses dan hasilnya?”
S2.A.3 : “Ya masih aga ragu mbak.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek 2 mendapatkan
ide pemecahan masalah. Pada hasil jawabannya, proses dan
hasilnya sudah benar.
4. Tahap Verifikasi
P2.A.4 : “Apakah kamu sudah meneliti lagi jawaban kamu?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
S2.A.4 : “Sepertinya, seingat saya udah mbak, ya pas ditengah-
tengah mengerjakan qo ada yang kayaknya salah
trus saya ganti gitu mbak.”
P2.A.4 : “Trus saat kamu teliti apanya yang salah?”
S2.A.4 : “Ya tadi masih ada yang salah mbak, tadi sempat
keliru pake rumusnya.”
P2.A.4 : “Maksudnya keliru pake rumus apa dek?”
S2.A.4 : “Ya tadi salah nulis rumus maksudnya mbak.”
P2.A.4 : “Trus apa kamu udah yakin jawabanmu secara
keseluruhan sudah benar?”
S2.A.4 : “InsyaAllah sudah yakin mbak sama jawaban saya.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
Subjek 2 cenderung tidak memeriksa kembali jawaban yang
ia dapatkan, Subjek 2 hanya memperbaiki jawabannya
dengan mengganti jawabannya yang salah sampai benar pada
proses pengerjaan.
(2) Analisis Tahap Berpikir Kreatif
Akan dianalisis produk kreativitas apakah yang dipenuhi oleh
Subjek 2. Dapat dilihat dari hasil tes tertulis dan cuplikan
wawancara berikut ini:
P : “Tadi kamu bilang mendapatkan dua cara ya untuk
menyelesaikan soalnya?”
S : “Iya mbak.”
P : “Coba kamu jelaskan satu per satu cara yang kamu
dapatkan!”
S : “Pertama mencari luas belah ketupat ketemu ,
selanjutnya mencari panjang Pa dengan perbandingan mbak
ketemu .
P : “Trus selanjutnya?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
S : “Mencari luas persegi panjang, saya dapatkan .
Luas arsiran kan sama dengan luas belahketupat dikurangi
luas persegi panjang, ketemu . Trus dicari
x-nya pake ketemu , trus dimasukan ke luas
arsiran, jadi ketemu luas minimum daerah yang diarsir
adalah .”
P : “Trus untuk cara yang kedua?”
S : “Untuk cara kedua mencari luas belah ketupat dulu ketemu
trus sama cara yang tadi dicari panjang Pa ketemu
. Kemudian mencari luas persegi panjang ketemu
. Luas arsiran kan sama dengan luas
belahketupat dikurangi luas persegi panjang, ketemu
. Trus dicari x-nya pake ketemu
, trus dimasukan ke luas arsiran, jadi ketemu luas
minimum daerah yang diarsir adalah .”
P : “Trus kedua cara ini bedanya apa?”
S : “Pas mencari persegi panjangnya, cara 1 itu dibagi 4, yang
cara 2 dibagi 2.”
Cara pertama Subjek 2 membagi gambar menjadi 4segitiga
bagian sama rata. Subjek 2 mencari luas belah ketupat untuk
tahap pertama yaitu empat kali luas segitiga dan hasilnya
. Selanjutnya Subjek 2 mencari luas persegi panjang yang
ada di dalam persegi panjang dengan terlebih dahulu mencari
panjang sisi Pa menggunakan perbandingan pada segitiga yang
sebangun. Didapatkan , kemudian mencari fungsi luas
persegi panjang dan mendapatkan hasil yang
selanjutnya mencari fungsi luas daerah arsiran yaitu luas belah
ketupat dikurangi luas persegi panjang hasilnya .
Untuk mencari luas minimum dari daerah arsiran, Subjek 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
menggunakan langkah mencari nilai x minimum dengan
menggunakan rumus dan hasilnya . Kemudian
mensubstitusi nilai x tersebut ke dalam fungsi luas daerah arsiran
dan mendapatkan luas minimum daerah yang diarsir sama
dengan .
Cara kedua, sama dengan cara pertama, hanya saja Subjek
membagi bangun datar menjadi dua bagian yang sama.
1. Kefasihan
Berdasarkan dari hasil wawancara dapat dianalisa bahwa
Subjek 2 mendapatkan dua ide untuk menyelesaikan
permasalahan pada soal yang diberikan. Dari kedua ide yang
didapat, Subjek 2 menggunakan cara yang beragam pada
jawabannya yaitu keragamannya terletak pada pembagian
bangun menjadi 4 dan 2. Sehingga Subjek 2 memenuhi aspek
kreativitas kefasihan.
2. Kebaruan
Dari kedua cara yang didapatkan oleh Subjek 2, tidakada cara
baru yang didapatkan dan dianggap masih menggunakan cara
wajar sehingga tidak terlihat sisi kebaruannya. Sehingga
Subjek 2 tidak memenuhi aspek kreativitas kebaruan.
3. Fleksibilitas
Seperti yang dijelaskan pada teori bahwa beragam belum
tentu berbeda, pada cara-cara yang digunakan kedua cara
yang didapatkan jawaban yang beragam. Hanya terdapat
keragaman pada membagi bangun menjadi 2 dan 4 bagian.
Jadi Subjek 2 tidak memenuhi aspek kreativitas fleksibilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
b) Hasil Penyelesaian Masalah Soal Kedua (B) Subjek 2
(1) Analisis Proses Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas
1. Tahap Persiapan
Berikut adalah hasil wawancara dari Subjek 2 soal B guna
mengungkap tahap persiapan,
P2.B.1 : “Setelah membaca soal, informasi apa saja yang kamu
dapatkan dek?”
S2.B.1 : “ Ada gambar luas layang, persegi, panjang dan
segitiga dan panjang sisinya. AC=6cm, BO=2cm,
OD=4cm sama diketahui bO=x cm dan Od=2x cm.”
P2.B.1 : “Lalu apa yang ditanyakan pada soal ini?”
S2.B.1 : “Luas minimum daerah yang diarsir minimal
memakai 2 cara.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
P2.B.1 : “Menurutmu, yang diketahui pada soal ini sudah
cukup belum untuk mencari penyelesaiannya?”
S2.B.1 : “Udah mbak, tapi yakan ini menghitung luas, ada
sisi yang belum diketahui.”
P2.B.1 : “Jadi ada yang belum kan?”
S2.B.1 : “Iya mbak.”
P2.B.1 : “Kalau belum, mana yang kurang?”
S2.B.1 : “Panjangnya sisi PQ mbak.”
P2.B.1 : “Oke, setelah membaca soal, materi apa yang kamu
pikirkan yang kira-kira berkaitan dengan soal ini?”
S2.B.1 : “Tentang persegi panjang dan layang-layang dan
mencari luasnya.”
P2.B.1 : “Hanya tentang materi itu? Materi fungsi kuadrat?”
S2.B.1 : “Iya itu juga mbak.”
P2.B.1 : “Coba jelaskan kembali dengan kalimatmu sendiri
tentang soal ini!”
S2.B.1 : “Dalam soal ini terdapat layang-layang dan ada
persegi panjang di dalamnya, dan ada daerah yang
diarsir. Diketahui panjang sisinya AC=6cm,
BO=2cm, OD=4cm sama diketahui bO=x cm dan
Od=2x cm. Trus dalam soal ini ditanyakan luas
minimum daearah yang diarsir minimal dengan 2
cara.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
Subjek 2 menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui
yaitu AC=6cm, BO=2cm, OD=4cm, bO=x, Od=2x cm dan
dalam soal ini diperintahkan untuk mencari luas minimum
derah yang diarsir minimal dengan dua cara. Selain itu
Subjek 2 juga mengetahui bahwa salah satu sisi persegi
panjang ada yang belum diketahui dan akan dibutuhkan pada
pemecahan masalah yaitu PQ. Berdasarkan hasil tersebut,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
dapat dikatakan Subjek 2 memahami informasi awal pada
soal yang diberikan.
Subjek 2 mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan fungsi kuadrat dan bangun datar dari
apa yang ditanyakan pada soal yaitu mencari luas minimum.
Berdasarkan hal tersebut Subjek 2 dapat mengaitkan
informasi yang dipahaminya dengan materi yang pernah
diperoleh.
Pada wawancara di atas Subjek 2 memaparkan soal dengan
kalimatnya sendiri yaitu bahwa terdapat bangun belah
ketupat yang di tengahnya ada bangun persegi panjang,
panjangnya AC=6cm, BO=2cm, OD=4cm, bO=x, Od=2x
cm, ditanyakan luas minimum daerah yang diarsir.
Berdasarkan hasil tersebut Subjek 2 memaparkan gambar
yang ada, apa saja yang diketahui, apa yang ditanyakan tanpa
membaca soal, sehingga Subjek 2 dikatakan dapat
mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri dengan baik.
2. Tahap Inkubasi
P2.B.2 : “Tadi setelah membaca, langsung dikerjain ga? Apa
berhenti dulu gitu?”
S2.B.2 : “Iya tadi ga langsung tak kerjain, tadi sempet
bingung mbak, trus tadi aku gambar-gambar lagi di
oret-oretan.”
P2.B.2 : “Lah trus dapet idenya gimana?”
S2.B.2 : “Ya tadi mikir-mikir mbak, yakan dicari luas
minimum inikan masuk matei fungsi kuadrat jadi
kepikiran nyarinya pake nilai minimum itu mbak,
tar dapat nilai x-nya gitu.”
Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisa bahwa Subjek 2
tidak langsung mengerjakan soal Subjek 2 sempat diam
sejenak karena kebingungan dan mengalihkan pehatiannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
dengan menggambar kembali gambar yang ada pada soal.
Namun setelahnya, Subjek 2 berpikir untuk mendapatkan ide
penyelesaian masalah pada soal mengaitkan materi yang
pernah dia dapatkan sebelumnya yaitu mengenai mencari luas
suatu bangunan dan fungsi kuadrat yaitu mencari nilai
minimum.
3. Tahap Iluminasi
P2.B.3 : “Setelah itu kan dapat ide kan, kamu dapat berapa
cara pengerjaan?”
S2.B.3 : “Dapat 3 cara mbak, tapi cara yang ketiga belum
selesai.”
P2.B.3 : “Dari semua jawabanmu, apa kamu udah yakin itu
prosesnya sudah bener?”
S2.B.3 : “Sudah mbak.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek 2 mendapatkan
3 ide, hanya saja untuk ide terakhir belum selesai dikerjakan
dikarenakan karena waktunya sudah habis. Tapi untuk kedua
ide lain, proses pengerjaan dan hasil akhirnya benar.
4. Tahap Verifikasi
P2.B.4 : “Setelah selesai mengerjakan, apa kamu sudah
memeriksa kembali jawabanmu dek?”
S2.B.4 : “Belum mbak, tapi tadi pas ngerjain kan sambil
benerin pas ada yang salah, jadi pas selesai itu ya
saya kira sudah bener dan gak saya teliti lagi.”
P2.B.4 : “Jadi tadi belum sempet meneliti semua yah?”
S2.B.4 : “Belum mbak, soalnya tadi mu ngerjain pake cara
yang ketiga, tapi ya ga selesai juga.”
Hasil tertulis dan wawancara menunjukkan bahwa Subjek 2
tidak memeriksa kembali jawaban yang ia dapatkan, namun
Subjek 2 hanya memperbaiki jawabannya dengan mengganti
jawabannya yang salah sampai benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
(2) Analisis Tahap Berpikir Kreatif
Akan dianalisis produk kreativitas apakah yang dipenuhi oleh
Subjek 2. Dapat dilihat pada cuplikan wawancara berikut ini:
P : “Dari hasil pemikiranmu tadi, berapa ide yang kamu
dapat?”
S : “Dapat tiga ide mbak.”
P : “Sebutkan dan jelaskan satu per satu cara yang kamu
dapatkan untuk mengerjakan soal!”
S : “Yang pertama kita cari luas layang-layang dulu dah
ketemu 18 cm2 trus cari panjang bQ itu ketemunya
, b kecil ya mbak, lalu kita cari luas persegi
panjang dengan 6-3x tadi, caranya PQxQR. PQnya 6-3x
dikalikan QR 3x ketemunya 18x-9x2 . Lalu kita cari nilai
xnya dengan rumus ketemunya 1 cm. Kemudian 1cm
dimasukkan ke persegi panjang tadi, ketemunya 9 cm2 lalu
luas arsiran sama dengan luas layang-layang dikurangi luas
persegi panjang ketemunya 9cm2.”
P : “Itu yang cara pertama, cara yang kedua bagaimana?”
S : “Cara yang kedua kita lihat ∆BCD kita cari luas ∆BCD
ketemunya 9cm2 lalu kita cari luas persegi panjang bQRd
ketemunya lalu kita cari nilai x-nya ketemunya
1cm lalu xnya itu dimasukkan ke luas persegi panjang
bQRd ketemunya 2
. Luas arsiran yang pertama yang
separuhnya itu ketemunya 2
, trus luas tadi kita kalikan
dua ketemunya 2.
P : “Itu tadi cara kedua, cara yang ketiganya bagaimana?”
S : “Cara yang ketiga ga selesai mbak.”
P : “Gapapa, coba kamu jelaskan yang sudah kamu tulis saja.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
S : “Itu layang-layangnya dibagi dua, bagian atas dan bawah,
bagian atas a trus bawah b. Yang a dulu mbak, mencari
. Kemudian
mencari luas persegi panjang PQca ketemu .
Trus dicari ketemu , kemudian dimasukkan ke luas
persegi panjang ketemu . Jadi luas arsirannya luas
dikurangi luas persegi panjang PQca ketemu .
Trus yang bagian bawah baru sampai mencari luas .”
Cara pertama yang didapatkan Subjek 2, langkah pertamanya
adalah mencari luas layang-layang yaitu 18 cm2. Langkah
selanjutnya, mencari luas persegi panjang PQRS yang
sebelumnya mencari panjang PQ yang belum diketahui dengan
prinsip kesebangunan segitiga, dan didapatkan
. Kemudian, mencari luas maksimum persegi panjang
PQRS yang hasilnya 2. Langkah terakhir yaitu mencari luas
minimum daerah yang diarsir yaitu dengan mengurangi luas
layang-layang ABCD dengan luas maksimum persegi panjang
PQRS dan mendapatkan jawaban akhir yaitu 2.
Untuk cara yang kedua, Subjek 2 membagi gambar menjadi dua
sama besar, dan untuk langkah berikutnya sama dengan cara
pertama, sehingga pada langkah terakhir tinggal mengalikan
sebanyak 2kali luas minimum daerah yang diarsir pada satu
bagian dan mendapatkan hasil yang sama yaitu 2.
1. Kefasihan
Berdasarkan hasil wawancara dari Subjek 2, yang berhasil
mendapatkan dua jawaban yang beragam yang mana kedua
cara menggunakan cara mencari luas maksimum dari persegi
panjang, beragamnya terletak pada cara kedua yaitu Subjek 2
membagi bangun pada soal menjadi 2 bagian sama besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Oleh karena Subjek 2 mendapatkan dua jawaban yang
beragam, maka Subjek 2 memenuhi aspek kreativitas
kefasihan.
2. Kebaruan
Ide atau cara yang digunakan oleh Subjek 2 tidak ada yang
menunjukkan jawaban yang tidak umum atau masih dianggap
jawaban yang biasa. Sehingga Subjek 2 tidak memenuhi
aspek kreativitas kebaruan.
3. Fleksibilitas
Dari cara yang didapatkan Subjek 2, seperti yang
dikemukakan pada pembahasan aspek kefasihan di atas,
kedua jawaban yang didapatkan adalah jawaban yang
seragam dan tidak berbeda . Bisa disimpulkan, bahwa aspek
fleksibilitas tidak dipenuhi oleh Subjek 2.
c) Validasi Data Subjek 2
(1) Validasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 2 dalam
Menyelesaikan Masalah Berpandu Model Wallas
Berikut adalah tabel triangulasi data proses berpikir kreatif dalam
menyelesaikan masalah pada soal pertama (A) dengan soal kedua
(B) subjek 1:
Tabel 4. 8. Triangulasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 2
Tahap Data Soal Pertama (A) Data Soal Kedua (B)
1. Persiapan Subjek 2 menuliskan dan
menyebutkan apa yang
diketahui yaitu AO = CO =
8 cm BO = DO = 6 cm Aa
= cC = x dan dalam soal ini
diperintahkan untuk
mencari luas minimum
derah yang diarsir minimal
dengan dua cara. Selain itu
Subjek 2 juga mengetahui
bahwa salah satu sisi
Subjek 2 menuliskan dan
menyebutkan apa yang
diketahui yaitu AC=6cm,
BO=2cm, OD=4cm, bO=x,
Od=2x cm dan dalam soal ini
diperintahkan untuk mencari
luas minimum derah yang
diarsir minimal dengan dua
cara. Selain itu Subjek 2 juga
mengetahui bahwa salah satu
sisi persegi panjang ada yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
persegi panjang ada yang
belum diketahui dan akan
dibutuhkan pada
pemecahan masalah
sehingga Subjek 2
memisalkan panjang Bb =
Dd = y. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat dikatakan
Subjek 2 memahami
informasi awal pada soal
yang diberikan.
Subjek 2 mengatakan
bahwa soal ini terdapat
kaitannya dengan pokok
bahasan fungsi kuadrat dan
bangun datar dari apa yang
ditanyakan pada soal yaitu
mencari luas minimum.
Berdasarkan hal tersebut
Subjek 2 dapat mengaitkan
informasi yang
dipahaminya dengan materi
yang pernah diperoleh.
Pada wawancara di atas
Subjek 2 memaparkan soal
dengan kalimatnya sendiri
yaitu bahwa terdapat
bangun belah ketupat yang
di tengahnya ada bangun
persegi panjang,
panjangnya AO=OC=8 cm
dan BO=DO=6cm dan
memisalkan Aa=Cc=x cm,
ditanyakan luas minimum
daerah yang diarsir. Subjek
2 memaparkan gambar
yang ada, apa saja yang
diketahui, apa yang
ditanyakan tanpa membaca
soal, sehingga Subjek 2
dikatakan dapat
mengutarakan soal dengan
bahasanya sendiri dengan
baik.
belum diketahui dan akan
dibutuhkan pada pemecahan
masalah yaitu PQ.
Berdasarkan hasil tersebut,
dapat dikatakan Subjek 2
memahami informasi awal
pada soal yang diberikan.
Subjek 2 mengatakan bahwa
soal ini terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan fungsi
kuadrat dan bangun datar dari
apa yang ditanyakan pada
soal yaitu mencari luas
minimum. Berdasarkan hal
tersebut Subjek 2 dapat
mengaitkan informasi yang
dipahaminya dengan materi
yang pernah diperoleh.
Subjek 2 memaparkan soal
dengan kalimatnya sendiri
yaitu bahwa terdapat bangun
belah ketupat yang di
tengahnya ada bangun persegi
panjang, panjangnya
AC=6cm, BO=2cm,
OD=4cm, bO=x, Od=2x cm,
ditanyakan luas minimum
daerah yang diarsir.
Berdasarkan hasil tersebut
Subjek 2 memaparkan
gambar yang ada, apa saja
yang diketahui, apa yang
ditanyakan tanpa membaca
soal, sehingga Subjek 2
dikatakan dapat
mengutarakan soal dengan
bahasanya sendiri dengan
baik.
2. Inkubasi Subjek 2 diam sejenak Subjek 2 tidak langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
dengan membiarkan soal
karena mengalami kesulitan
untuk mendapatkan ide
untuk mengerjakan soal
yang diberikan. Subjek 2
mengalihkan perhatian
dengan melihat dan
membaca kembali soalnya,
sambil memikirkan ide
untuk memecahkan masalah
pada soal yang diberikan
mengerjakan soal Subjek 2
sempat diam sejenak karena
kebingungan dan mengalihkan
pehatiannya dengan
menggambar kembali gambar
yang ada pada soal. Namun
setelahnya, Subjek 2 berpikir
untuk mendapatkan ide
penyelesaian masalah pada soal
mengaitkan materi yang pernah
dia dapatkan sebelumnya yaitu
mengenai mencari luas suatu
bangunan dan fungsi kuadrat
yaitu mencari nilai minimum.
3. Iluminasi Subjek 2 mendapatkan ide
pemecahan masalah. Pada
hasil jawabannya, proses
dan hasilnya sudah benar.
Subjek 2 mendapatkan 3 ide,
hanya saja untuk ide terakhir
belum selesai dikerjakan
dikarenakan karena waktunya
sudah habis. Tapi untuk
kedua ide lain, proses
pengerjaan dan hasil akhirnya
benar.
4. Verifikasi Subjek 2 cenderung tidak
memeriksa kembali jawaban
yang ia dapatkan, Subjek 2
hanya memperbaiki
jawabannya dengan
mengganti jawabannya yang
salah sampai benar pada
proses pengerjaan.
Subjek 2 tidak memeriksa
kembali jawaban yang ia
dapatkan, namun Subjek 2
hanya memperbaiki
jawabannya dengan
mengganti jawabannya yang
salah sampai benar.
Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Subjek 2 memahami dengan baik informasi awal pada soal
yang diberikan karena Subjek 2menyebutkan apa yang
diketahui pada soal yaitu dan apa yang ditanyakan pada soal
yaitu untuk mencari luas minimum derah yang diarsir
minimal dengan dua cara. Selain itu, Subjek 2 juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
mengetahui bahwa salah satu sisi persegi panjang ada yang
belum diketahui dan akan dibutuhkan pada pemecahan
masalah sehingga Subjek 2 memisalkan panjang salah satu
sisi dengan y.
Subjek 2 dapat mengaitkan informasi yang dipahaminya
dengan materi yang pernah diperoleh karena dikatakan bahwa
soal yang diberikan terdapat kaitannya dengan pokok bahasan
fungsi kuadrat dari apa yang ditanyakan pada soal yaitu
mencari luas minimum.
Subjek 2 dapat mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri
dengan baik karena Subjek 2 memaparkan gambar yang ada,
apa saja yang diketahui, apa yang ditanyakan serta komentar
tambahan mengenai permasalahan pada soal tanpa membaca
soal
2. Tahap Inkubasi
Pada tahapan inkubasi ini Subjek 2 diam sejenak dengan
membiarkan soal karena mengalami kesulitan untuk
mendapatkan ide untuk mengerjakan soal yang diberikan.
Subjek 2 mengalihkan perhatian dengan melihat dan membaca
kembali soalnya atau menggambar kembali gambar yang ada
pada soal. Kemudian memikirkan ide untuk memecahkan
masalah pada soal yang diberikan.
3. Tahap Iluminasi
Subjek 2 mendapatkan beberapa ide pemecahan masalah, dan
dalam proses pengerjaan dan hasil akhirnya mendapatkan
jawaban yang benar.
4. Tahap Verifikasi
Subjek 2 cenderung tidak memeriksa kembali jawaban yang
ia dapatkan, Subjek 2 hanya memperbaiki jawabannya
dengan mengganti jawabannya yang salah sampai benar pada
proses pengerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
(2) Validasi Data Tahap Berpikir Kreatif Subjek 2 dalam
Menyelesaikan Masalah
Berikut adalah tabel triangulasi data aspek kreativitas yang
dipenuhi oleh subjek 1 dalam menyelesaikan masalah pada soal
pertama (A) dengan soal kedua (B):
Tabel 4. 9. Triangulasi Data Aspek Kreativitas Subjek 2
Aspek Kreativitas Soal Pertama (A) Soal Kedua (B)
1. Kefasihan Memenuhi Memenuhi
2. Kebaruan Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
3. Fleksibilitas Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid
sebagai berikut:
1. Kefasihan
Subjek 2 dalam menyelesaikan masalah memenuhi aspek
kreativitas kefasihan.
2. Kebaruan
Subjek 2 dalam menyelesaikan masalah tidak memenuhi
aspek kreativitas kebaruan.
3. Fleksibilitas
Subjek 2 dalam menyelesaikan masalah tidak memenuhi
aspek kreativitas fleksibilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
3) Data Siswa Perempuan Berkemampuan Matematika Rendah
a) Hasil Penyelesaian Masalah Soal Pertama (A) Subjek 3
(1) Analisis Proses Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas
1. Tahap Persiapan
P3.A.1 : “Setelah kamu membaca soal, apa saja informasi
yang kamu dapat?”
S3.A.1 : “Maksudnya mbak?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
P3.A.1 : “Apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal
ini?”
S3.A.1 : “Diketahui ini bangun belah ketupat yang di
dalamnya ada persegi panjang yang diketahui
panjangnya trus panjang
, trus ditanya luas minimum daerah yang
diarsir.”
P3.A.1 : “Yang dimaksud nilai minimum daerah yang diarsir
di soal ini apa?”
S3.A.1 : “Luas daerah belah ketupat yang di luar persegi
panjang.”
P3.A.1 : “Trus ini yang dimisalkan x dan y ini kenapa?”
S3.A.1 : “Ya kan panjangnya Aa ga diketahui dan disoal
dimisalkan x, jadi Bb dan dD sama panjang
dimisalkan y.”
P3.A.1 : “Setelah membaca soal, kira-kira soal ini berkaitan
dengan materi apa dek?”
S3.A.1 : “Mencari luas bangun datar.”
P3.A.1 : “Hanya materi itu? Materi fungsi kuadrat tidak
terpikirkan?”
S3.A.1 : “Enggak mbak, bingung.”
P3.A.1 : “Padahal kan sudah diberitahu kalau soal ini masuk
materi fungsi kuadrat. Gimana dek?”
S3.A.1 : “Hehe, kepikiran mbak, tapi ga paham ma
bingung.”
P3.A.1 : “Coba dengan kata-katamu sendiri, jelaskan soal
ini!”
S3.A.1 : “Diketahui panjang trus panjang
. Ditanyakan luas minimum
daerah yang diarsir.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
Subjek 3 menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui
yaitu AO = CO = 8 cm BO = DO = 6 cm dan dalam soal ini
diperintahkan untuk mencari luas minimum derah yang
diarsir. Selain itu Subjek 3 juga mengetahui bahwa salah satu
sisi persegi panjang ada yang belum diketahui dan akan
dibutuhkan pada pemecahan masalah sehingga Subjek 3
memisalkan panjang Bb = Dd = y. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat dikatakan Subjek 3 memahami informasi awal
pada soal yang diberikan.
Subjek 3 mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya
dengan materi bangun datar dan tidak berpikir bahwa soal ini
berkaitan dengan pokok bahasan fungsi kuadrat. Berdasarkan
hal tersebut Subjek 3 dapat tidak mengaitkan informasi yang
dipahaminya dengan materi fungsi kuadrat yang sudah
diajarkan.
Pada wawancara di atas Subjek 3 memaparkan soal dengan
kalimatnya sendiri yaitu diketahui AO=OC=8cm,
BO=DO=6cm dan ditanyakan luas minimum daerah yang
diarsir . Berdasarkan hasil tersebut Subjek 3 tidak
memaparkan yang diketahui dan apa yang ditanyakan secara
lengkap, sehingga Subjek 3 mengutarakan soal dengan
bahasanya sendiri dengan tidak baik.
2. Tahap Inkubasi
P3.A.2 : “Setelah kamu membaca dan memahami informasi
yang ada pada soal, apa kamu langsung
mendapatkan ide?”
S3.A.2 : “ Ya ga mbak, kan pake mikir dulu, tapi ya ga lama-
lama.”
P3.A.2 : “Tadi langsung mikirin ide? Atau kamu nglakuin
apa gitu, diem ga ngapa-ngapain, corat-coret apa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
gitu, atau hal lain lah sebelum kamu memikirkan ide
penyelesaian masalah ini.”
S3.A.2 : “Paling tadi diem bentar sich mbak, habis itu nyari
idenya.”
P3.A.2 : “Trus tadi mikirnya gimana? “
S3.A.2 : “Maksudnya gimana mbak?”
P3.A.2 : “Maksud saya, ide-ide yang kamu dapatkan tadi di
dapat setelah kamu mengaitkan atau gimana kamu
qo bisa dapat ide?”
S3.A.2 : “O gitu mbak. Ya mikirnya ya pasti pake cara nyari
luas biasa gitu mbak.”
P3.A.2 : “Jadi pertama mikirnya langsung ke luas bangunan
yang diarsir ya?”
S3.A.2 : “Iya mbak.
P3.A.2 : “Selanjutnya apa ide apa yang kamu dapatkan?”
S3.A.2 : “Hmmm yang diarsir ini tadi kan bentuknya
segitiga, yang kecil itu juga segitiga, trus ini kan
juga ada segitiga besarnya, trus ni tar tingal
ditambahin.”
P3.A.2 : “Hmmm soal ini selain menggunakan luas, kira-
kira ada hubungannya dengan materi lain ga sich?”
S3.A.2 : “Iya sich mbak, tadi sempet mikir karena masih ada
x dan y jadi mungkin ada hubunganya dengan
materi yang sudah diajarkan, materi fungsi kuadrat
mbak.”
Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisa bahwa Subjek 3
pada tahap ini sempat diam sejenak untuk mengalihkan
perhatian dari masalah yang diberikan dan selanjutnya
memikirkan ide untuk memecahkan masalah dan
mendapatkannya dalam waktu yang cepat yang dikarenakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
karena idenya terlalu mudah atau bisa dikatakan tidak sesuai
dengan materi pada soal.
3. Tahap iluminasi
P3.A.3 : “Berapa ide yang kamu dapat untuk menyelesaikan
soal ini?”
S3.A.3 : “Cuma satu mbak.”
P3.A.3 : “Kenapa cuma dapat satu, padahalkan di soal kan
perintahnya untuk mengerjakan minimal dengan 2
cara.”
S3.A.3 : “Iya mbak, sebenernya tadi sempet nyari-nyari cara
tapi ga nemu mbak.”
P3.A.3 : “Kira-kira jawabanmu itu dah benar lum?”
S3.A.3 : “Ya kayaknya dah bener mbak kalau menurut cara
saya.”
Dari cuplikan wawancara di atas dapat dianalisa bahwa
Subjek 3 hanya mendapatkan satu ide penyelesaian, dan dari
ide penyelesaiannya tersebut didapatkan jawaban yang salah.
Selain itu juga Subjek 3, tidak mampu menerapkan
pengetahuan yang seharusnya sudah didapatkan sebelumnya
baik materi pokok yaitu fungsi kuadrat dan materi penunjang
untuk mencari unsur-unsur yang diketahui untuk
menyelesaikan masalah pada soal. Materi penunjang yang
dimaksud adalah materi perbandingan dan kesebangunan
segitiga guna mencari panjang sisi-sisi yang belum diketahui
untuk digunakan dalam tahap penyelesaian berikutnya yaitu
ketika menggunakan materi fungsi kuadrat. Dalam mencari
luas minimum daerah yang diarsir, Subjek 3 hanya berpikir
mencari jawabanya cukup dengan menghitung luasnya secara
sederhana.
4. Tahap Verifikasi
P3.A.4 : “Apa jawabanmu ini tadi dah diteliti lagi?’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
P3.A.4 : “Belum sempet mbak, soalnya tadi masih ngutek-
ngutek cari cara lain.
P3.A.4 : “Trus kamu dah yakin belum dengan jawabanmu
itu?”
P3.A.4 : “Hmmmm ya mungkin dah bener mbak, ga tau juga
sich mbak.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan Subjek 3 tidak sempat
memeriksa kembali jawabannya karena Subjek 3 masih
berusaha mencari ide lain karena dipetunjuk soal perintahnya
untuk mengerjakan minimal dengan 2 cara. Jadi Subjek 3
menggunakan waktunya untuk mencari alternatif
penyelesaian yang belum didapatkannya.
(2) Analisis Tahap Berpikir Kreatif
Akan dianalisis produk kreativitas apakah yang dipenuhi oleh
Subjek 3. Dapat dilihat pada cuplikan wawancara berikut ini:
P : “Kembali ke ide yang kamu sudah dapatkan, coba kamu
jelaskan lagi langkah-langkah penyelesaian yang kamu
tulis.”
S : “Jawaban saya ini mbak ?”
P : “Iya, coba jelaskan lagi.”
S : “Ya seperti yang saya bilang tadi mbak, untuk mencari luas
minimum daerah yang diarsir ini saya menggunakan cara
dengan menambahkan yang diarsir-arsir yang dipisah-pisah
ini menjadi satu. Ini kan terdiri dari dua segitiga besar dan
segitiga besar dan dua segitiga kecil. La ni saya nyari luas
dua segitiga kecil dulu mbak, kan tadi dah dimisalkan
panjang sisi=sisinya Aa=Cc=x trus Bb=dD=y jadi ya tinggal
dimasukkan rumus luas segitiga. Lanjut, nyari luas segitga
yang besar mbak, ya kayak yang segitiga kecil barusan jadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
tinggal masukin rumus luas. Setelah dapat keduanya, tinggal
jumlah kedua luas mbak.”
P ; “Jawaban akhirnya brarti ini?”
S : “Iya mbak, la tadi mikir-mikir lo pake fungsi gimana ya? Qo
bentuknya kayak gini, gada kuadratnya gitu mbak.”
P : “Trus kira-kira apa hubungannya mencari luas minimum
dengan materi fungsi dek?”
S : “Ya ini berarti luasnya dalam bentuk fungsi gitu aja mbak.”
P : “Oke, yaudah yang ini kita tinggal dulu ya. Ide kamu untuk
mengerjakan soal ini hanya dapet satu dek?”
S : “Iya mbak, tadi sich mu nyoba ngoret-ngoret buat ngerjain
pake cara lain tapi ga ketemu mbak.”
Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara di atas dapat
diterangkan lebih jelas yaitu sebagai berikut:
Ide penyelesaian dari Subjek 3 untuk mendapatkan luas
minimum daerah yang diarsir adalah dengan mencari gabungan
luas daerah terarsir yang terpisah oleh persegi panjang. Daerah
yang diarsir tersebut adalah daerah yang terdiri dari dua buah
segitiga kecil yaitu ∆APR dan ∆SQC serta dua buah segitiga
besar yaitu ∆PBQ dan ∆RDS. Untuk pertama yang Subjek 3
lakukan adalah mencari luas dua segitiga kecil dengan
menggunakan panjang sisi yang dimisalkan yaitu dengan
pemisalan menggunakan variabel x dan y. Begitu pula yang
dilakukannya selanjutnya pada dua segitiga besar. Dan langkah
terakhir setelah mendapatkan luas total segitiga kecil dan segitiga
besar adalah menjumlahkan luas keduanya. Dalam proses
penyelesaian ini Subjek 3 hanya mencari luas daerah yang diarsir
saja namun belum menuju arah untuk mencari luas minimum
daerah yang diarsir dengan menggunakan fungsi kuadrat karena
luas daerah arsiran yang didapatkan oleh Subjek 3masih dalam
bentuk variabel dan belum dalam bentuk fungsi kuadrat. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
dikarenakan Subjek 3 tidak mampu menggunakan pengetahuan
sebelumnya untuk mendapatkan panjang sisi yang belum
diketahui dalam bentuk pemisalan yang sama dengan bentuk x.
pengetahuan yang dimaksud dalam hal ini adalah kesebangunan
segitiga yang sudah didapatkannya sewaktu belajar pada jenjang
smp.
1. Kefasihan
Berdasarkan dari hasil jawaban tertulis dan wawancara
dengan Subjek 3 dapat dianalisa bahwa Subjek 3 tidak
mampu menyelesaikan pemecahan masalah dengan beberapa
jawaban. Subjek 3 hanya mampu mendapatkan satu ide untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan dan dalam eksekusi
dalam menjalankan idenya tidak mendapatkan jawaban yang
benar. Dalam hal ini secara otomatis dapat dikatakan bahwa
Subjek 3 tidak memiliki jawaban yang beragam.
Kesimpulannya subjek 3 tidak memenuhi aspek kretivitas
kefasihan.
2. Aspek Kebaruan
Ide yang didapatkan oleh Subjek 3 adalah ide yang dikatakan
cara penyelesaian yang biasa saja, jadi tidak ada yang baru
dalam penyelesaian ini. Oleh karena itu, Subjek 3 dikatakan
tidak memenuhi aspek kreativitas yaitu kebaruan.
3. Aspek Fleksibilitas
Seperti halnya analisis pada produkkretivitas kefasihan,
karena Subjek 3 hanya mendapatkan satu ide untuk
menyelesaikan dan itupun tidak menghasilkan jawaban yang
benar, maka dapat disimpulkan bahwa Subjek 3 tidak
memenuhi aspek kreativitas yaitu fleksibilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
b) Hasil Penyelesaian Masalah Soal Kedua (B) Subjek 3
(1) Analisis Proses Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas
1. Tahap Persiapan
P3.B.1 : “Setelah membaca soalnya, informasi awal apa yang
kamu dapatkan?”
S3.B.2 : “Yang diketahui ini pertama AC = 6 cm, BO = 2 cm
OD = 4 cm, bO = x dan Od = 2x.”
P3.B.1 : “Trus yang ditanyakan apa?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
S3.B.1 : “Luas minimum daerah yang diarsir.”
P3.B.1 : “Yang dimaksud dari luas minimum pada soal ini apa
dek?”
S3.B.1 : “Ya luas daerah yang di arsir mbak.”
P3.B.1 : “Di lembar jawabanmu dituliskan Pb = bQ = Sd = dR
= y, maksudnya apa?”
S3.B.1 : “Kan di soal panjang PQ belum diketahui jadi ini
dimisalkan pake y.”
P3.B.1 : “Tadi setelah kamu membaca soalnya, materi
pelajaran apa yang kamu pikirkan yang
berhubungan dengan soal ini?”
S3.B.1 : “Ya mencari luas bangun datar.”
P3.B.1 : “Baiklah, coba ungkapkan soal ini dengan
kalimatmu sendiri!”
S3.B.1 : “Diketahui AC = 6 cm, BO = 2 cm OD = 4 cm, bO
= x dan Od = 2x. .Kemudian ditanyakan luas daerah
yang diarsir.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
Subjek 3 menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui
yaitu AC = 6 cm, BO = 2 cm OD = 4 cm, bO = x dan Od =
2x dan dalam soal ini diperintahkan untuk mencari luas
minimum derah yang diarsir. Selain itu Subjek 3 juga
mengetahui bahwa salah satu sisi persegi panjang ada yang
belum diketahui dan akan dibutuhkan pada pemecahan
masalah sehingga Subjek 3 memisalkan panjang Pb=bQ=Sd=
dR=y,. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan Subjek 3
memahami informasi awal pada soal yang diberikan.
Subjek 3 mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya
dengan materi bangun datar. Berdasarkan hal tersebut Subjek
3 tidak dapat mengaitkan informasi yang dipahaminya
dengan materi fungsi kuadrat yang sudah diajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Pada wawancara di atas Subjek 3 memaparkan soal dengan
kalimatnya sendiri yaitu diketahui AC = 6 cm, BO = 2 cm
OD = 4 cm, bO = x dan Od = 2x dan ditanyakan luas
minimum daerah yang diarsir. Berdasarkan hasil tersebut
Subjek 3 apa saja yang diketahui, apa yang ditanyakan
dengan hanya membaca soal, sehingga Subjek 3
mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri dengan kurang
baik.
2. Tahap Inkubasi
P3.B.2 : “Habis baca soalnya langsung dapat ide?”
S3.B.2 : “Enggak mbak.”
P3.B.2 : “Lah kenapa enggak? Mikir lama dulu gitu ya?”
S3.B.2 : “Ya enggak lama banget juga mbak.”
P3.B.2 : “Habis memahami informasi pada soal apa kamu
benar-benar langsung memikirkan ide untuk
menyelesaikan soal ini? Enggak melakukan hal-hal
lain di luar soal ini, ya mungkin menyanyi, atau
cuma diem dulu, apa baca dan liat soalnya lagi
gitu?”
S3.B.2 : “ Hehehe, sempet ga ngapa-ngapain mbak.”
P3.B.2 : “Diem aja gitu?”
S3.B.2 : “Iya mbak.”
P.B.2 : “Lama enggak dek kayak gitunya?”
S3.B.2 : “Ga juga sich mbak, kan trus nyari cara mbak.”
P3.B.2 : “Langsung memikirkan ide buat nyelesein soal ini
yah?”
S3.B.2 : “Iya mbak.”
P3.B.2 : “Mikirnya apa dan gimana?”
S3.B.2 : “Mikirnya sich cepet aja mbak, lah ni kan cuma
disuruh nyari luasnya kan mbak. Yaudah kan
panjang sisinya dah diketahui ya tinggal dicari aja.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
P3.B.2 : “Oiya, ini qo caranya gak ada yang berhubungan
dengan fungsi kuadrat?”
S3.B.2 : “Ga tau mbak, ya gini cari luas aja.”
Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisa bahwa, Subjek 3
setelah membaca dan memahami soal siswa diam sejenak yang
selanjutnya langsung memikirkan cara penyelesaian dan
mendapatkannya dalam tempo waktu yang cepat. Hal ini
dikarenakan ide yang didapatkan Subjek 3 tidak sesuai dengan
jawaban semestinya, ide yang didapatkan terlalu mudah dan
tidak sesuai dengan materi yang berkaitan. Ide ini didapatkan
juga karena Subjek 3 tidak memahami informasi awal pada
soal dan tidak bisa mengaitkan dengan materi yang pernah
didapatkan.
Di sini, Subjek 3 tidak menggunakan pengetahuan yang sudah
didapatkan sebelumnya yaitu materi Fungsi Kuadrat. Dalam
tahap ini Subjek 3 hanya mengunakan pengetahuannya yang
lebih dasar yaitu mengenai cara mencari luas bangun datar.
3. Tahap Iluminasi
P3.B.3 : “Berapa cara yang kamu dapatkan untuk
menyelesaikan soal ini?”
S3.B.3 : “Ada 3 cara mbak.”
P3.B.3 : “Menurutmu apa pekerjaanmu udah benar dan
sesuai dengan cara yang kamu dapat dek?’
S3.B.3 : “Sudah mbak.”
Berdasarkan wawancara di atas dapat dianalis, bahwa Subjek
3 mendapatkan ide dan menjalankan ide yang didapatkannya.
Namun karena ide yang didapatkannya tidak sesuai dengan
yang diharapkan pada soal jadi jawaban yang dihasilkan
benar. Dalam mencari luas minimum daerah yang diarsir,
Subjek 3 hanya berpikir mencari jawabanya cukup dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
menghitung luasnya secara sederhana tanpa mengaitkannya
dengan materi yang semestinya yaitu fungsi kuadrat.
4. Tahap Verifikasi
P3.B.3 : “Setelah menyelesaikan semuanya, apakah kamu
sempat memeriksa kembali hasil jawabanmu?”
S3.B.3 : “Ya tadi pas sekalian ngerjain, menurut saya
jawaban saya sudah benar mbak.”
P3.B.3 : “Jadi tadi belum kamu teliti lagi setelah kamu
selesai mengerjakannya?”
S3.B.3 : “Ya belum mbak, pas langsung ngerjain tadi ada
yang salah di ganti gitu aja mbak.”
P3.B.3 : “Trus tadi sempet kepikiran cara lain tidak?”
S3.B.3 : “Enggak mbak.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dianalisa, bahwa
Subjek 3 tidak memeriksa kembali jawabannya. Subjek 3
hanya melakukan perbaikan saat proses mengerjakan
berlangsung. Subjek 3 juga tidak berusaha untuk
mendapatkan ide lain untuk menyelesaikan masalah.
(2) Analisa Tahap Berpikir Kreatif
Akan dianalisa produk kreativitas apakah yang dipenuhi oleh
Subjek 3. Dapat dilihat pada T3.B.3 dan pada cuplikan wawancara
berikut ini:
P3.: “Coba jelaskan jawaban yang kamu tuliskan ini!”
S3 : “Luas daerah yang diarsir kan jumlah dari luas segitiga PBQ
ditambah segitiga APS, ditambah segitiga QCR trus
ditambah segitiga SRD. Trus semua itu dicari luasnya dulu,
baru ditambahkan semuanya.”
1. Aspek Kefasihan
Berdasarkan dari hasil jawaban tertulis dan wawancara
dengan Subjek 3, dapat dianalisis bahwa Subjek 3 tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
mampu menyelesaikan masalah yang ada pada soal dengan
benar. Subjek 3 hanya mendapatkan 1 ide penyelesaian
masalah. Oleh karena itu, Subjek 3 dianggap tidak memenuhi
produk kreativitas kefasihan.
2. Aspek Kebaruan
Subjek 3 mendapatkan 1 ide penyelesaian dan hasil
akhirnyapun salah. Selain itu ide yang didapatkan bukanlah
ide yang baru. Kesimpulannya Subjek 3 tidak memenuhi
produk kreativitas untuk aspek kebaruan.
3. Aspek Fleksibilitas
Seperti halnya analisis pada produk kretivitas kefasihan dan
kebaruan karena Subjek 3 hanya mendapatkan 1 ide dan tidak
menghasilkan jawaban yang benar, maka dapat disimpulkan
bahwa Subjek 3 tidak memenuhi kriteria kreativitas atau
produk kreativitas yaitu fleksibilitas.
c) Validasi Data Subjek 3
(1) Validasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 3 dalam
Menyelesaikan Masalah Berpandu Model Wallas
Berikut adalah tabel triangulasi data proses berpikir kreatif dalam
menyelesaikan masalah pada soal pertama (A) dengan soal kedua
(B) subjek 3:
Tabel 4. 10. Triangulasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 3
Tahap Data Soal Pertama (A) Data Soal Kedua (B)
1. Persiapan Subjek 3 menuliskan dan
menyebutkan apa yang
diketahui yaitu AO = CO = 8
cm BO = DO = 6 cm dan
dalam soal ini diperintahkan
untuk mencari luas minimum
derah yang diarsir. Selain itu
Subjek 3 juga mengetahui
bahwa salah satu sisi persegi
Subjek 3 menuliskan dan
menyebutkan apa yang
diketahui yaitu AC = 6 cm,
BO = 2 cm OD = 4 cm, bO =
x dan Od = 2x dan dalam soal
ini diperintahkan untuk
mencari luas minimum derah
yang diarsir. Selain itu Subjek
3 juga mengetahui bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
panjang ada yang belum
diketahui dan akan
dibutuhkan pada pemecahan
masalah sehingga Subjek 3
memisalkan panjang Bb =
Dd = y. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat dikatakan
Subjek 3 memahami
informasi awal pada soal
yang diberikan.
Subjek 3 mengatakan bahwa
soal ini terdapat kaitannya
dengan materi bangun datar
dan tidak berpikir bahwa soal
ini berkaitan dengan pokok
bahasan fungsi kuadrat.
Berdasarkan hal tersebut
Subjek 3 dapat tidak
mengaitkan informasi yang
dipahaminya dengan materi
fungsi kuadrat yang sudah
diajarkan.
Subjek 3 memaparkan soal
dengan kalimatnya sendiri
yaitu diketahui
AO=OC=8cm,
BO=DO=6cm dan
ditanyakan luas minimum
daerah yang diarsir .
Berdasarkan hasil tersebut
Subjek 3 tidak memaparkan
yang diketahui dan apa yang
ditanyakan secara lengkap,
sehingga Subjek 3
mengutarakan soal dengan
bahasanya sendiri dengan
tidak baik.
salah satu sisi persegi panjang
ada yang belum diketahui dan
akan dibutuhkan pada
pemecahan masalah sehingga
Subjek 3 memisalkan panjang
Pb=bQ=Sd= dR=y,.
Berdasarkan hasil tersebut,
dapat dikatakan Subjek 3
memahami informasi awal
pada soal yang diberikan.
Subjek 3 mengatakan bahwa
soal ini terdapat kaitannya
dengan materi bangun datar.
Berdasarkan hal tersebut
Subjek 3 tidak dapat
mengaitkan informasi yang
dipahaminya dengan materi
fungsi kuadrat yang sudah
diajarkan.
Subjek 3 memaparkan soal
dengan kalimatnya sendiri
yaitu diketahui AC = 6 cm,
BO = 2 cm OD = 4 cm, bO =
x dan Od = 2x dan ditanyakan
luas minimum daerah yang
diarsir. Berdasarkan hasil
tersebut Subjek 3 apa saja
yang diketahui, apa yang
ditanyakan dengan hanya
membaca soal, sehingga
Subjek 3 mengutarakan soal
dengan bahasanya sendiri
dengan kurang baik.
2. Inkubasi Subjek 3 pada tahap ini sempat
diam sejenak untuk
mengalihkan perhatian dari
masalah yang diberikan dan
selanjutnya memikirkan ide
untuk memecahkan masalah
dan mendapatkannya dalam
waktu yang cepat yang
Subjek 3 setelah membaca dan
memahami soal siswa diam
sejenak yang selanjutnya
langsung memikirkan cara
penyelesaian dan
mendapatkannya dalam tempo
waktu yang cepat. Hal ini
dikarenakan ide yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
dikarenakan karena idenya
terlalu mudah atau bisa
dikatakan tidak sesuai dengan
materi pada soal.
didapatkan Subjek 3 tidak
sesuai dengan jawaban
semestinya, ide yang
didapatkan terlalu mudah dan
tidak sesuai dengan materi
yang berkaitan. Ide ini
didapatkan juga karena Subjek
3 tidak memahami informasi
awal pada soal dan tidak bisa
mengaitkan dengan materi
yang pernah didapatkan.
Di sini, Subjek 3 tidak
menggunakan pengetahuan
yang sudah didapatkan
sebelumnya yaitu materi
Fungsi Kuadrat. Dalam tahap
ini Subjek 3 hanya
mengunakan pengetahuannya
yang lebih dasar yaitu
mengenai cara mencari luas
bangun datar.
3. Iluminasi Subjek 3 hanya
mendapatkan satu ide
penyelesaian, dan dari ide
penyelesaiannya tersebut
didapatkan jawaban yang
salah.
Selain itu juga Subjek 3,
tidak mampu menerapkan
pengetahuan yang
seharusnya sudah
didapatkan sebelumnya baik
materi pokok yaitu fungsi
kuadrat dan materi
penunjang untuk mencari
unsur-unsur yang diketahui
untuk menyelesaikan
masalah pada soal. Materi
penunjang yang dimaksud
adalah materi perbandingan
dan kesebangunan segitiga
guna mencari panjang sisi-
sisi yang belum diketahui
untuk digunakan dalam
tahap penyelesaian
Subjek 3 mendapatkan ide
dan menjalankan ide yang
didapatkannya. Namun
karena ide yang
didapatkannya tidak sesuai
dengan yang diharapkan pada
soal jadi jawaban yang
dihasilkan benar. Dalam
mencari luas minimum
daerah yang diarsir, Subjek 3
hanya berpikir mencari
jawabanya cukup dengan
menghitung luasnya secara
sederhana tanpa
mengaitkannya dengan
materi yang semestinya yaitu
fungsi kuadrat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
berikutnya yaitu ketika
menggunakan materi fungsi
kuadrat. Dalam mencari luas
minimum daerah yang
diarsir, Subjek 3 hanya
berpikir mencari jawabanya
cukup dengan menghitung
luasnya secara sederhana.
4. Verifikasi Subjek 3 tidak sempat
memeriksa kembali
jawabannya karena Subjek 3
masih berusaha mencari ide
lain karena dipetunjuk soal
perintahnya untuk
mengerjakan minimal dengan
2 cara. Jadi Subjek 3
menggunakan waktunya
untuk mencari alternatif
penyelesaian yang belum
didapatkannya.
Subjek 3 tidak memeriksa
kembali jawabannya. Subjek
3 hanya melakukan perbaikan
saat proses mengerjakan
berlangsung. Subjek 3 juga
tidak berusaha untuk
mendapatkan ide lain untuk
menyelesaikan masalah.
Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Subjek 3 memahami informasi awal pada soal yang
diberikan dengan baik, karena Subjek 3 menyebutkan apa
yang diketahui pada soal yaitu dan apa yang ditanyakan
pada soal yaitu untuk mencari luas minimum derah yang
diarsir minimal dengan dua cara. Selain itu, Subjek 3 juga
mengetahui bahwa salah satu sisi persegi panjang ada
yang belum diketahui dan akan dibutuhkan pada
pemecahan masalah sehingga Subjek 3 memisalkan
panjang salah satu sisi dengan y.
b. Subjek 3 tidak mampu mengaitkan informasi awal dengan
materi fungsi kuadrat yang pernah diperoleh karena
dikatakan bahwa soal yang diberikan terdapat kaitannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
dengan pokok bahasan mencari luas bangun datar dari
apa yang ditanyakan pada soal yaitu mencari luas
minimum.
c. Subjek 3 mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri
dengan kurang baik karena Subjek 3 memaparkan apa
adanya yang hanya tertulis pada soal tanpa ada tambahan
tentang bentuk gambar.
2. Tahap Inkubasi
Subjek setelah memahami informasi, diam sejenak (dalam
waktu yang tidak terlalu lama) yang kemudian langsung
memikirkan cara penyelesaian dengan mengaitkan informasi
yang ada dengan materi yang pernah didapatkannya dalam
tempo waktu yang cepat.
3. Tahap Iluminasi
Subjek mendapatkan ide penyelesaian dan menjalankan ide
tersebut. Namun ide yang dia dapatkan adalah ide yang tidak
tepat sehingga menghasilkan jawaban yang salah. Dalam
tahap ini Subjek sama sekali tidak memanfaatkan
pengetahuannya mengenai materi yang sudah didapatkan
sebelumnya yaitu fungsi kuadrat. Di sini Subjek hanya
menggunakan cara mencari luas dengan cara yang sederhana
dengan menggunakan secara langsung informasi yang ada
pada soal tanpa mengaitkannya dengan materi yang
bersesuaian dengan soal.
4. Tahap Verifikasi
Subjek tidak memeriksa kembali jawabannya. Subjek hanya
melakukan perbaikan saat proses mengerjakan berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
(2) Validasi Data Tingkat Berpikir Kreatif Subjek 3
Berikut adalah tabel triangulasi data aspek kreativitas yang
dipenuhi oleh subjek 1 dalam menyelesaikan masalah pada soal
pertama (A) dengan soal kedua (B):
Tabel 4. 11. Triangulasi Data Aspek Kreativitas Subjek 3
Aspek Kreativitas Soal Pertama (A) Soal Kedua (B)
1. Kefasihan Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
2. Kebaruan Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
3. Fleksibilitas Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid
sebagai berikut:
1. Kefasihan
Subjek 3 dalam menyelesaikan masalah tidak memenuhi
aspek kreativitas kefasihan.
2. Kebaruan
Subjek 3 dalam menyelesaikan masalah tidak memenuhi
aspek kreativitas kebaruan.
3. Fleksibilitas
Subjek 3 dalam menyelesaikan tidak memenuhi aspek
kreativitas fleksibilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
4) Data Siswa Laki-laki Berkemampuan Matematika Tinggi
a) Hasil Penyelesaian Masalah Soal Pertama (A) Subjek 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
(1) Analisis Proses Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas
1. Tahap Persiapan
P4.A.1 : “Setelah kamu membaca dan mengamati soalnya, apa
yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal ini?”
S4.A.1 : “AO=CO=8 cm trus BO=DO=6 cm, Aa=Cc=x cm,
trus ini disoalnya disuruh cari luas minimum yang
diarsir dari bangun ini.”
P4.A.1 : “Bangun ini maksudnya bangun apa?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
S4.A.1 : “Belah ketupat ini dalamnya ada persegi panjang.
Lah yang dicari itu luas minimum daerah belah
ketupat yang di luar persegi panjang.”
P4.A.1 : “Untuk menjawab apa yang ditanyakan, ada
informasi awal yaitu sisi-sisi yang sudah diketahui.
Menurutmu apa sudah cukup yang diketahui pada
soal?”
S4.A.1 : “Ya ini kan ada yang dimisalkan y mbak, tar dicari
dulu.”
P4.A.1 : “Tadi sempet menghubung-hubungkan enggak,
kira-kira materi ini berhubungan dengan materi apa
yang pernah diajarkan di kelas?”
S4.A.1 : “Ya itu mbak, mencari luas sama nilai maksimum
kan ya itu.”
P4.A.1 : “Coba jelaskan lagi soal ini dengan kalimatmu
sendiri!”
S4.A.1 : “Di soal ini diketahui belah ketupat, terdapat persegi
panjang di dalamnya. Diketahui panjang AO=OC=8
cm, BO=DO=6cm dan misalkan Aa=Cc=x cm .
Soal ini ditanyakan luas minimum daerah yang
diarsir dengan dua cara.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
Subjek 4 menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui
yaitu AO = CO = 8 cm BO = DO = 6 cm Aa = cC = x dan
dalam soal ini diperintahkan untuk mencari luas minimum
derah yang diarsir minimal dengan dua cara. Selain itu
Subjek 4 juga mengetahui bahwa salah satu sisi persegi
panjang ada yang belum diketahui dan akan dibutuhkan pada
pemecahan masalah sehingga Subjek 4 memisalkan panjang
sisi yang belum diketahui dengan y. Berdasarkan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
tersebut, dapat dikatakan Subjek 4 memahami informasi awal
pada soal yang diberikan dengan baik.
Subjek 4 mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya
dengan materi bangun datar dan nilai maksimum yaitu pada
fungsi kuadrat dari apa yang ditanyakan pada soal yaitu
mencari luas minimum. Berdasarkan hal tersebut Subjek 4
dapat mengaitkan informasi yang dipahaminya dengan materi
yang pernah diperoleh dengan baik.
Pada wawancara di atas Subjek 4 memaparkan soal dengan
kalimatnya sendiri yaitu bahwa terdapat bangun belah
ketupat yang di tengahnya ada bangun persegi panjang,
panjangnya AO=OC=8 cm dan BO=DO=6cm dan
memisalkan Aa=Cc=x cm, ditanyakan luas minimum daerah
yang diarsir dengan 2 cara. Berdasarkan hasil tersebut Subjek
4 memaparkan gambar yang ada, apa saja yang diketahui,
apa yang ditanyakan, sehingga Subjek 4 dikatakan dapat
mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri dengan baik.
2. Tahap Inkubasi
P4.A.2 : “Setelah kamu menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan dan memahaminya, apa kamu langsung
dapet ide?”
S4.A.2 : “Ya saya sempet nge-blank trus mikir umumnya
teorinya kayak pas di smp dulu itu yang bangun-
bangun yang sebangun.”
P4.A.2 : “Maksudnya kamu berpikir untuk mencari apa qo
pake kesebangunan?”
S4.A.2 : “Ya itu mbak mencari panjang lebar persegi
panjangnya mbak, kan ada sisi-sisi yang lum
diketahui, yang diketahui kan hanya beberapa.”
P4.A.2 : “Jadi pertama kali kamu berpikir untuk mencari
panjang sisi-sisi yang belum diketahui.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
S4.A.2 : :Iya.”
P4.A.2 : “Selanjutnya apa yang kamu pikirkan?”
S4.A.2 : “Ya baru selanjutnya ini tadi kan disuruh untuk
mencari luas minimum dari bangun yang diarsir
dengan minimal dua cara, ya berpikir gimana cara-
cara pengerjaannya.”
P4.A.2 : “Langsung dapat ide gimana cara
mengerjakannya?”
S4.A.2 : “Ga langsung dapat, ya masih nyari-nyari mbak.”
P4.A.2 : “Selama nyari-nyari apa yang kamu pikirkan? Maksud
saya kamu mengaitkan dengan materi pelajaran apa
gitu?”
S4.A.2 : “Hmmm ya ini kan materinya fungsi mbak, jadi ya ni
kan pake rumus yang ada di materi fungsi kuadrat
kayake mbak, trusni kan luas ya yang dicari, yang
diarsir, ya mikirnya tar pasti luasnya dalam bentuk
fungsi yang bisa dicari nilai minimumnya.”
P4.A.2 : “Setelah itu apa yang kamu pikirkan?”
S4.A.2 : “Ya itu mbak, penyelesaiannya minimal dua cara, ya
nyari luas minimal itu ya pake beberapa cara.”
Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisa, bahwa pada
tahapan inkubasi ini Subjek 4 berhenti sejenak dalam
pengerjaannya, sebelum berpikir untuk mencari penyelesaian
masalah, terlebih dahulu Subjek 4 mencari panjang sisi-sisi
yang belum diketahui yang dipikirkannya perlu diketahui
terdahulu untuk menyelesaikan permasalahan atau soal yang
diberikan. Dalam proses itu Subjek 4 mampu mengaitkan
pengetahuan yang pernah dia dapatkan yaitu tentang
kesebangunan suatu bangun. Selain itu, dalam proses berpikir
sejenak yang Subjek 4 lakukan salah satunya adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
mengaitkan materi yang pernah didapatkannya yaitu materi
fungsi kuadrat dan mencari luas suatu bangun.
3. Tahap Iluminasi
P4.A.2 : “Berapa banyak cara pengerjaan yang kamu
dapatkan?”
S4.A.2 : “Saya dapat dua cara mbak.”
P4.A.2 : “Coba jelaskan secara singkat ide yang kamu
dapatkan?”
S4.A.2 : “Yang pertama pake cara luas belah ketupat dikurangi
luas persegi panjang nanti ketemu luasnya dalam
bentuk fungsi trus tinggal dicari luas minimumnya.”
P4.A.2 : “Trus untuk cara yang kedua kamu gimana?”
S4.A.2 : “Cara yang kedua, ini kan yang diarsir ini kan ada
empat segitiga, yang dua-dua itu kan sama, hmmm
dicari luas segitiga dulu lalu dikalikan dua trus
ditambah segitiga yang satunya itu juga dikalikan
dua, dijumlah trus tar ketemu luas yang diarsir
dalam bentuk x, tinggal dicari nilai x minimumnya.
P4.A.2 : “Apa kamu yakin ide yang kamu dapatkan ini sudah
benar untuk menyelesaikan permasalahan pada soal
ini?”
S4.A.2 : “Sudah mbak.”
P4.A.2 : “Trus dengan pekejaanmu ini, apa kamu juga sudah
yaqin ini benar?”
P4.A.2 : “Sudah benar semua, yakin.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dianalisa, bahwa
Subjek 4 mendapatkan 2 ide untuk menyelesaikan
permasalahan pada soal. Subjek 4 dapat menjalankan idenya
dengan baik sehingga proses pengerjaannya menghasilkan
jawaban yang benar pada setiap idenya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
4. Tahap Verifikasi
P4.A.4 : “Habis ngerjain ni, tadi dah sempet diteliti belum?”
S4.A.4 : “Udahlah mbak.”
P4.A.4 : “Pas ngecek ada yang salah ga tadi?”
S4.A.4 : “Ga mbak, soalnya tadi yang salahnya tadi udah
diganti pas ngerjain tadi. Hmmm iya tadi
ngerjainnya di coretan dulu, jadi yang salah-salah
dah tak benerin di situ.”
P4.A.4 : “Lah tadi pas ngerjain salah-salahnya banyak ga?”
S4.A.4 : “Ga sich mbak, paling salah nulis mbak, itungannya
juga dah bener.”
P4.A.4 : “Tadi pas ngecek jawabannya, sempet mencari ide
lain ga?”
S4.A.4 : “Enggak mbak, dari awal cuma dapet 2 cara, palagi
juga di soalnya disuruhnya minimal 2 cara jadi kan 2
sudah cukup.”
Hasil wawancara menunjukkan bahwa Subjek 4 memeriksa
kembali jawaban yang sudah didapatkannya. Namun Subjek
4 tidak menemukan kesalahan. Hal ini dikarenakan Subjek 4
melakukan perbaikan langsung saat pengerjaan. Pada tahap
ini Subjek 4 tidak mencoba mencari cara lain untuk
menyelesaikan permasalahan pada soal.
(2) Analisis Tahap Berpikir Kreatif
Akan dianalisia aspek kreativitas apakah yang dipenuhi oleh
Subjek 4. Dapat dilihat pada hasil jawaban tertulis dan pada
cuplikan wawancara berikut ini:
P : “Seperti yang telah kamu bilang tadi bahwa kamu
mendapatkan dua cara untuk menyelesaikan soal ini.
Coba kamu jelaskan lagi langkah-langkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
penyelesaianmu dengan lebih detail. Dimulai dari cara
yang pertama ya!”
S : “Untuk cara pertama, saya mencari panjang sisi belum
diketahui yang udah saya misalkan dulu pake y.
Nyarinya pake perbandingan mbak, yang di
kesebangunan segitiga itu. Trus setelah ketemu panjang
sisi-sisinya, selanjutnya nyari luas belah ketupat, dapet
dalam bentuk x. Trus, selanjutnya nyari yang luas
persegi panjang dapet juga dalam bentuk x. baru setelah
dapet kedua luasnya, tinggal luas belah ketupat
dikurangi luas persegi panjang. Lah baru ketemu luas
daerah yang diarsir dalam bentuk x, hmmm dalam
bentuk fungsi gitu.”
P : “Selanjutnya?”
S : “Saya mencari luas minimumnya langsung pake cara yang
mencari nilai minimumnya pake cara yang langsung dapat
nilainya, pake rumus . Trus didapatkan hasilnya 48
cm2.
P : “Trus cara keduanya?”
S : “Cara kedua ini pake ca., luas yang diarsirkan di gambar
terbagi menjadi empat segitiga. Dua segitiga sama, dua
segitiga lainnya juga sama. Lalu mencari luas segitiga
yang sama ini kemudian tinggal dikalikan dua, trus
segitiga yang sama juga tadi juga dicari luasnya dulu
baru dikalikan dua. Setelah itu baru menjumlahkan luas
keduanya. Setelah itu baru didapatkan luas daerah
minimum dalam bentuk x. Trus habis itu baru saya
mengunakan cara mencari nilai x minimumnya dulu,
habis ketemu baru dimasukkan ke luas minimum
ketemu 48 cm2
.
P : “Oke jadi kamu menggunakan dua cara penyelesaian.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
S : “Iya soalnya kepikirannnnya cuma itu mbak.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan Subjek 4 didapatkan hasil
sebagai berikut:
Berdasarkan instruksi dan isi dari soal, Subjek 4 menyelesaikan
permasalahan menggunakan dua ide yang telah didapatkannya.
Untuk ide pertama, Subjek 4 menggunakan cara penyelesaian
dengan tahapan mencari mencari luas belah ketupat, kemudian
mencari luas persegi panjang yang berada di dalam belah
ketupat. Namun sebelumnya Subjek 4 telah mencari unsur-unsur
yang belum diketahui yang mana dibutuhkan untuk mencari luas
persegi panjang tersebut di atas. Unsur-unsur yang dimaksud
adalah panjang sisi-sisi persegi panjang yang belum diketahui
dengan menggunakan aturan yang ada materi yang pernah
didapatkannya pada jenjang SMP yaitu mengenai kesebangunan
segitiga. Selanjutnya setelah mendapatkan luas keduanya, Subjek
4 mengurangkan luas persegi panjang dengan luas belah ketupat
yang mana didapatkan luas daerah yang diarsir dalam bentuk
fungsi kuadrat. Untuk mendapatkan nilai minimum daerah yang
diarsir ini, Subjek 4 menggunakan rumus untuk
mendapatkan nilai optimum dari suatu fungsi kuadrat.
Sedangkan untuk cara kedua ini Subjek 4 menggunakan cara
mencari luas daerah yang diarsir dengan membagi daerah
tersebut menjadi empat buah segitiga yaitu ∆PBQ, ∆QCS, ∆RSD
dan ∆APR. Yang mana terdapat dua pasangan segitiga yang
mana tiap pasangan mempunyai ukuran yang sama berdasarkan
pada informasi pada gambar. Di sini ∆PBQ berpasangan dengan
∆RSD dan ∆QCS berpasangan dengan ∆APR. Selanjutnya
Subjek 4 mencari luas dari setiap pasangan menggunakan
panjang sisi yang sudah dicarinya pada sebelumnya. Setelah
mendapatkan luasnya masing-masing, maka Subjek 4
mengalikannya sebanyak dua kali untuk mendapatkan luas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
keseluruhan daerah yang diarsir dalam bentuk fungsi kuadrat.
Fungsi kuadrat dari luas daerah yang diarsir kemudian dicari nilai
x-minimum yang kemudian disubstitusikan ke dalam fungsi
kuadrat sehingga didapatkan luas minimum dari daerah yang
diarsir.
1. Kefasihan
Berdasarkan dari hasil jawaban tertulis dan wawancara
dengan Subjek 4, dapat dilihat bahwa Subjek 4
menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada soal dalam
materi fungsi kuadrat menggunakan dua cara penyelesaian.
Pada cara yang pertama Subjek 4 mendapatkan hasil akhirnya
menggunakan rumus langsung untuk mendapatkan luas
minimum daerah yang diarsir. Sedangkan untuk cara yang
kedua, Subjek 4 mencari nilai x minimum dan selanjutnya
barulah mensubstitusikannya ke fungsi luas daerah yang
diarsir. Pada dasarnya cara ini hampir sama karena cara
pertama adalah cara yang lebih ringkas dan cepat.
Perbedaan yang menunjukkan jawaban Subjek 4 memenuhi
kriteria kefasihan adalah pada kedua cara yang digunakan
Subjek 4 mencari luas daerah yang diarsir dalam bentuk
fungsi kuadrat terlebih dahulu, hanya saja untuk
mendapatkannya nilai akhirnya digunakan cara yang
berbeda. Kedua jawaban tersebut adalah jawaban yang
berbeda, yang tentunya merupakan jawaban yang beragam.
Kesimpulannya, Subjek 4 memenuhi aspek kreativitas
kefasihan.
2. Aspek Kebaruan
Berdasarkan jawaban Subjek 4, aspek kebaruan tidak terlihat
di sini cara yang digunakan adalah cara masih wajar
digunakan dan tidak terlihat sisi kebaruannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
3. Aspek Fleksibilitas
Berdasarkan hasil wawancara berbasis tugas di atas
menunjukkan bahwa Subjek 4 mendapatkan jawaban yang
berbeda. Uraiannya seperti pada pembahasan aspek kefasihan
dari Subjek 4. Oleh karena itu, Subjek 4 memenuhi aspek
kreativitas fleksibilitas.
b) Hasil Penyelesaian Masalah Subjek 4 Soal 2B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
(1) Analisis Proses Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas
1. Tahap Persiapan
P4.B.1 : “Setelah kamu baca soal yang telah diberikan.
Informasi apa yang kamu dapatkan? Seperti apa
yang diketahui dan ditanyakan dalam soal ini?”
S4.B.1 : “Soal ini terdapat gambar layang-layang yang di
dalamnya terdapat persegi panjang. Trus diketahui
AC = 6 cm, BO = 2 cm, OD = 4 cm trus bO = x cm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
dan Od = 2x cm. Yang ditanyain disuruh nyari luas
minimal daerah yang diarsir paling sedikit dengan
dua cara.”
P4.B.1 : “Yang dimaksud luas minimum dalam soal ini apa?”
S4.B.1 : ”Ya kan ini kan yang diketahui panjang sisinya masih
pake x, jadi x-nya kan belum diketahui jadi ya nanti
mencari nilai x-nya buat nyari luas minimumnya
gitu mbak kayak yang ada pada materi yang udah
diajarin bu guru.”
P4.B.1 : “Untuk mencari luas minimum ini, apa masih ada
yang belum diketahui?”
S4.B.1 : “Panjang sisi persegi panjang yang satunya mbak, jadi
saya misalkan pake y.”
P4.B.1 : “Menurutmu, dari informasi yang ada pada soal ini,
kira-kira tadi kamu mengaitkannya dengan materi
apa dek?”
S4.B.1 : “Mencari luas dan fungsi kuadrat mbak.”
P4.B.1 : “Coba utarakan kembali soal ini dengan kata-katamu
sendiri!”
S4.B.1 : “Di soal ini diketahui layang-layang, terdapat persegi
panjang. Diketahui panjang AC=6cm Bo=2 cm
OD=4cm dan panjang od dua kali panjang bo. Soal
ini ditanyakan luas minimum daerah yang diarsir
yaitu daerah diluar persegi panjang pada layang-
layang. Dan sisi lain persegi panjang belum
diketahui panjangnya dan saya misalkan y.”
Berdasarkan wawancara di atas menunjukkan bahwa Subjek
4 menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui yaitu
AC=6cm, BO=2cm, OD=4cm, bO=x, Od=2x cm dan dalam
soal ini diperintahkan untuk mencari luas minimum derah
yang diarsir minimal dengan dua cara. Selain itu Subjek 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
juga mengetahui bahwa salah satu sisi persegi panjang ada
yang belum diketahui dan akan dibutuhkan pada pemecahan
masalah sehingga Subjek 4 memisalkannya dengan y.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan Subjek 4
memahami informasi awal pada soal yang diberikan.
Subjek 4 mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan fungsi kuadrat dan bangun datar dari
apa yang ditanyakan pada soal yaitu mencari luas minimum.
Berdasarkan hal tersebut Subjek 4 dapat mengaitkan
informasi yang dipahaminya dengan materi yang pernah
diperoleh.
Pada wawancara di atas Subjek 4 memaparkan soal dengan
kalimatnya sendiri yaitu bahwa terdapat bangun belah
ketupat yang di tengahnya ada bangun persegi panjang,
panjangnya AC=6cm, BO=2cm, OD=4cm, bO=x, Od=2x
cm, ditanyakan luas minimum daerah yang diarsir.
Berdasarkan hasil tersebut Subjek 4 memaparkan gambar
yang ada, apa saja yang diketahui, apa yang ditanyakan
dengan tidak hanya membaca soal, sehingga Subjek 4
dikatakan dapat mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri
dengan baik.
2. Tahap Inkubasi
P4.B.1 : “Trus habis memahami soalnya, langsung dapet ide
untuk mengerjakan soal ini ga?”
S4.B.1 : “Ya pake mikir-mikir dululah mbak.”
P4.B.1 : “Hmmm emangnya mikirnya bagaimana dek? Apa
menghubungkan dengan materi yang sesuai atau
gimana?”
S4.B.1 : “Ya mau pake cara apalah, ya ini paling pake cara
kayak yang ada di materi fungsi kuadrat. Sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
mikir pake cara apa ja ya, kan ga minimal pake dua
cara mbak.”
P4.B.2 : “Trus dalam pekerjaan kamu ini qo nyari-nyari
panjang sisi bangun yang ada pada soal?”
S4.B.2 : “Iya mbak, kan ni kan pake cara kayak yang di bab
yang diajarkan materi fungsi kuadrat kan semuanya
j uga harus x semua, jadi ya sebelum mengerjakan
ya nyari panjang sisi yang masih belum x diubah ke
x pake perbandingan mbak.”
P4.B.2 : “Kamu tadi nyari panjang sisi itu sebelum dapet ide
apa setelah dapet ide buat nyelesein soal yang
diberikan?”
S4.B.2 : “Ya tadi nyari panjangnya y dulu, trus mikir
caranya ya ngerjain itu.”
P4.B.2 : “Trus tadi mikirnya gimana? Apa ya mengaitkan
dengan materi yang pernah kamu peroleh pas di
kelas?”
S4.B.2 : “Ya dihubungin sama materi fungsi kuadrat.”
Dari cuplikan wawancara di atas dapat dianalisis, bahwa pada
tahapan inkubasi ini Subjek 4 berhenti sejenak setelah
memahami informasi yang ada pada soal untuk memikirkan
ide untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada soal.
Dalam pemikirannya Subjek 4 mengaitkan informasi dan
materi yang berkaitan yang pastinya sudah pernah Subjek 4
dapatkan. Sebelumnya, Subjek 4 mencari informasi lain yang
mencari panjang-panjang sisi yang belum diketahui pada
bangun datar yang ada pada soal.
3. Tahap Iluminasi
P4.B.3 : “Dalam soal inikan perintahnya menyelesaikan
dengan minimal dua cara. Kamu akhirnya dapat
berapa cara?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
S4.B.3 : “Dapet tiga cara mbak.”
P4.B.3 : “Caranya pake seperti yang diajarkan pada materi
fungsi kuadrat semua?”
S4.B.3 : “Iya mbak, ya bedanya pas nyari luasnya aja mbak.”
P4.B.3 : “Apa sudah yakin dengan idemu ini benar?’
S4.B.3 : “Semoga benar mbak.”
P4.B.3 : “Menurutmu, apa jawabanmu baik dari proses
maupun hasilnya sudah benar dan sesuai ide awal?”
S4.B.3 : “Sudah benar semua mbak.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dianalisa Subjek 4
mendapatkan 3 ide untuk menyelesaikan permasalahan pada
soal dan dapat menjalankan ide-idenya dengan baik, sehingga
mendapatkan jawaban yang benar baik pada proses dan hasil
akhirnya.
4. Tahap Verifikasi
P4.B.4 : “Setelah menyelesaikan pekerjaanmu, apa sudah
kamu teliti lagi?”
S4.B.4 : “Udah mbak.”
P4.B.4 : “Setelah kamu teliti lagi, apa ada yang salah
jawabanmu?”
S4.B.4 : “InsyaAllah dah bener jadi ya gada yang tak ganti
mbak.”
P4.B.4 : “Apa tadi kamu langsung mengejakan di kertas
untuk tempat jawabannya?”
S4.B.4 : “Iya tapi pas itung-itungannya kadang ya dicoretan
dulu.”
P4.B.4 : “Tadi pas meneliti kembali jawabanmu apa kamu
juga mencari-cari ide lain untuk menyelesaikan soal
ini?’
S4.B.4 : “Tidak mbak, tadi dari awal dapat 3 yaudah itu saja,
lagian 3 kan udah cukup, minimalkan 2.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa Subjek 4
memverifikasi atau memeriksa kembali jawaban yang sudah
didapatkannya. Ketika proses memeriksa kembali, Subjek 4
tidak menemukan kesalahan. Selain verifikasi dialkukan
setelah mendapatkan jawaban, Subjek 4 juga mengoreksi
jawabannya terlebih dulu ketika mengerjakannya dikertas
coretan. Pada tahap ini, Subjek 4 tidak berusaha untuk
mencari ide lain karena ide yang didapatkannya sudah sesuai
dengan perintah pada soal.
(2) Analisis Tahap Berpikir Kreatif
Akan dianalisis produk kreativitas apakah yang dipenuhi oleh
Subjek 4. Dapat dilihat pada cuplikan wawancara berikut ini:
P : “Coba jelaskan kembali cara-cara kamu mengerjakan
soalnya?”
S : “Semuanya mbak? Tiga-tiganya mbak?”
P : “Iya dari cara pertama jelaskan ide dan langkah-langkahnya.”
S : “Untuk cara yang pertama, mencari luas layang-layangnya
dulu, trus mencari luas persegi panjang PQRS yang
ketemunya dalam bentuk x. Baru untuk luas daerah yang
diarsir dihitung dari luas layang-layang dikurangi luas
persegi panjang. Habis itu dicari nilai x sehingga luas daerah
yang diarsir pada gambar minimum.”
P : “Trus untuk cara kedua?”
S : “Hmmm cara kedua, cari luas ∆ABD kemudian cari luas
persegi panjang PbdS, trus dikurangkan. Ini kemudian
dikalikan dua kan soalnya liatnya setengah gambarnya
dulu. Habis dapetin luas arsiran totalnya, dicari nilai x-nya
pake cara baru dimasukin ke fungsi luasnya.”
P : “Hampir sama kayak yang cara pertama ya?”
S : “Ya beda mbak, kan lo ini dibagi dua dulu gambarnya.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
P : “O iya. Trus cara ketiganya gimana jelaskan!”
S : “Lo cara ini layang-layangnya dibagi jadi dua segitiga,
segitiga yang atas ∆ABC ma segitiga yang bawah ∆DAC.”
P : “Trus?”
S : “Ya segitiga yang atas dicari dulu luasnya kemudian dicari
luas persegi panajng di dalamnya, trus yang segitiga bawah
juga sama dicari luasnya dulu baru nyari luas persegi
panjang di dalamnya. Lah baru luas segitiganya dikurangin
sama luas persegi panjang, jadi dapet luas yang diarsir yang
atas ma yang bawah. Baru deh ditambahin hasil yang atas
ma yang bawah. Habis ditambahin kan dapet luas total yang
diarsir baru nyari nilai luas minimum daerah yang diarsir
pake rumus dapet luasnya 9cm2.”
P : “Ketiganya jawabannya sama ya?”
S : “Iya mbak.”
Tahap paling awal Subjek 4 mencari panjang sisi persegi panjang
yang belum diketahui dengan menggunakan prinsip segitiga
sebangun untuk menuju tahap selanjutnya pada setiap cara yang
gunakan.
Cara pertama yang dilakukan adalah mencari luas layang-layang
ABCD dengan rumus mencari luas layang-layang dan
mendapatkan hasil . Selanjutnya, mencari fungsi luas
persegi panjang PQRS dengan hasil . Kemudian
mencari fungsi luas daerah yang diarsir yaitu luas layang-layang
dikurangi luas persegi panjang PQRS dan hasilnya adalah
. Tahap berikutnya mencari nilai x minimum
, dan mensubstitusikan kedalam fungsi luas daerah
yang diarsir dam mendapatkan
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
Cara kedua, Subjek 4 membagi gambar menjadi dua bangun
sama besar yaitu ∆ABD dan ∆BCD, dan untuk sampelnya
mengambil ∆ABD. Subjek 4 mencari luas ∆ABD, hasilnya
. Selanjutnya mencari luas persegi panjang PbdS
mendapatkan jawaban . Berikutnya luas ∆ABD
dikurangi luas persegi panjang PbdS dan didapatkan fungsi
, sedangkan luas
daerah yang diarsir total adalah dua kalinya yaitu
. Kemudian mencari nilai x minimumnya menggunakan rumus
dan mensubstitusikan nilainya sehingga didapatkan
luas minimum daerah yang diarsir adalah .
Cara ketiga, Subjek 4 terlebih dahulu membagi layang-layang
menjadi 2 bagian segititiga yaitu segitiga atas adalah ∆ABC dan
segitiga bawah adalah ∆DAC. Pada masing-masing segitiga,
Subjek 4 mencari luas segitiga tersebut kemudian mencari luas
persegi panjang didalamnya. Kemudian mencari luas daerah
arsiran pada masing-masing bagian untuk ∆ABC didapatkan
dan untuk bagian
∆DAC didapatkan .
Lanjut, menghitung luas daerah arsiran total dengan
menjumlahkan luas daerah yang diarsir pada kedua bagian dan
didapatkan hasil . Tahap terakhir mencari luas
minimum daerah yang diarsir dngan menggunakan rumus
didapatkan hasil akhir yaitu .
1. Kefasihan
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Subjek 1 dapat
dianalisa bahwa Subjek 1 mampu menyelesaikan pemecahan
masalah dengan 3 alternatif cara penyelesaiannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Dari alternatif penyelesaian yang digunakan oleh Subjek 4,
cara pertama dan kedua telah menunjukkan cara yang
beragam yaitu Subjek 4 mencari fungsi luas daerah yang
diarsir, keragamannya terletak pada pembagian bangun
menjadi dua bagian sama besar pada cara kedua. Oleh karena
Subjek 4 menghasilkan jawaban yang beragam, maka Subjek
4 memenuhi aspek kreativitas kefasihan.
2. Kebaruan
Dari ketiga cara yang digunakan oleh Subjek 4 untuk
menyelesaikan permasalahan pada soal, tidak ada yang
dianggap penemuan baru atau masih dianggap biasa.
Sehingga Subjek 4 dikatakan tidak memenuhi aspek
kreativitas kebaruan.
3. Fleksibilitas
Dari ketiga cara yang digunakan,yang menunjukkan
perbedaan cara adalah cara yang ketiga. Cara yang ketiga ini
dikatakan berbeda karena Subjek 4 mencari luas minimum
dari daerah yang diarsir menggunakan rumus sehingga
langsung mendapatkan luas minimum yaitu . Oleh
karena itu, Subjek 4 memenuhi aspek kreativitas fleksibilitas.
c) Validasi Data Subjek 4
(1) Validasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 4 dalam
Menyelesaikan Masalah Berpandu Model Wallas
Berikut adalah tabel triangulasi data proses berpikir kreatif dalam
menyelesaikan masalah pada soal pertama (A) dengan soal kedua
(B) subjek 4:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Tabel 4. 12. Triangulasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 4
Tahap Data Soal Pertama (A) Data Soal Kedua (B)
1. Persiapan Subjek 4 menuliskan dan
menyebutkan apa yang
diketahui yaitu AO = CO = 8
cm BO = DO = 6 cm Aa =
cC = x dan dalam soal ini
diperintahkan untuk mencari
luas minimum derah yang
diarsir minimal dengan dua
cara. Selain itu Subjek 4 juga
mengetahui bahwa salah satu
sisi persegi panjang ada yang
belum diketahui dan akan
dibutuhkan pada pemecahan
masalah sehingga Subjek 4
memisalkan panjang sisi
yang belum diketahui dengan
y. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat dikatakan Subjek 4
memahami informasi awal
pada soal yang diberikan
dengan baik.
Subjek 4 mengatakan bahwa
soal ini terdapat kaitannya
dengan materi bangun datar
dan nilai maksimum yaitu
pada fungsi kuadrat dari apa
yang ditanyakan pada soal
yaitu mencari luas minimum.
Berdasarkan hal tersebut
Subjek 4 dapat mengaitkan
informasi yang dipahaminya
dengan materi yang pernah
diperoleh dengan baik.
Subjek 4 memaparkan soal
dengan kalimatnya sendiri
yaitu bahwa terdapat bangun
belah ketupat yang di
tengahnya ada bangun
persegi panjang, panjangnya
AO=OC=8 cm dan
BO=DO=6cm dan
memisalkan Aa=Cc=x cm,
ditanyakan luas minimum
daerah yang diarsir dengan 2
Subjek 4 menuliskan dan
menyebutkan apa yang
diketahui yaitu AC=6cm,
BO=2cm, OD=4cm, bO=x,
Od=2x cm dan dalam soal ini
diperintahkan untuk mencari
luas minimum derah yang
diarsir minimal dengan dua
cara. Selain itu Subjek 4 juga
mengetahui bahwa salah satu
sisi persegi panjang ada yang
belum diketahui dan akan
dibutuhkan pada pemecahan
masalah sehingga Subjek 4
memisalkannya dengan y.
Berdasarkan hasil tersebut,
dapat dikatakan Subjek 4
memahami informasi awal
pada soal yang diberikan.
Subjek 4 mengatakan bahwa
soal ini terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan fungsi
kuadrat dan bangun datar dari
apa yang ditanyakan pada
soal yaitu mencari luas
minimum. Berdasarkan hal
tersebut Subjek 4 dapat
mengaitkan informasi yang
dipahaminya dengan materi
yang pernah diperoleh.
Subjek 4 memaparkan soal
dengan kalimatnya sendiri
yaitu bahwa terdapat bangun
belah ketupat yang di
tengahnya ada bangun persegi
panjang, panjangnya
AC=6cm, BO=2cm,
OD=4cm, bO=x, Od=2x cm,
ditanyakan luas minimum
daerah yang diarsir.
Berdasarkan hasil tersebut
Subjek 4 memaparkan
gambar yang ada, apa saja
yang diketahui, apa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
cara. Berdasarkan hasil
tersebut Subjek 4
memaparkan gambar yang
ada, apa saja yang diketahui,
apa yang ditanyakan,
sehingga Subjek 4 dikatakan
dapat mengutarakan soal
dengan bahasanya sendiri
dengan baik.
ditanyakan dengan tidak
hanya membaca soal,
sehingga Subjek 4 dikatakan
dapat mengutarakan soal
dengan bahasanya sendiri
dengan baik.
2. Inkubasi Subjek 4 berhenti sejenak
dalam pengerjaannya, sebelum
berpikir untuk mencari
penyelesaian masalah, terlebih
dahulu Subjek 4 mencari
panjang sisi-sisi yang belum
diketahui yang dipikirkannya
perlu diketahui terdahulu
untuk menyelesaikan
permasalahan atau soal yang
diberikan. Dalam proses itu
Subjek 4 mampu mengaitkan
pengetahuan yang pernah dia
dapatkan yaitu tentang
kesebangunan suatu bangun.
Selain itu, dalam proses
berpikir sejenak yang Subjek 4
lakukan salah satunya adalah
mengaitkan materi yang
pernah didapatkannya yaitu
materi fungsi kuadrat dan
mencari luas suatu bangun.
Subjek 4 berhenti sejenak
setelah memahami informasi
yang ada pada soal untuk
memikirkan ide untuk
menyelesaikan permasalahan
yang ada pada soal. Dalam
pemikirannya Subjek 4
mengaitkan informasi dan
materi yang berkaitan yang
pastinya sudah pernah Subjek 4
dapatkan. Sebelumnya, Subjek
4 mencari informasi lain yang
mencari panjang-panjang sisi
yang belum diketahui pada
bangun datar yang ada pada
soal.
3. Iluminasi Subjek 4 mendapatkan 2 ide
untuk menyelesaikan
permasalahan pada soal.
Subjek 4 dapat menjalankan
idenya dengan baik sehingga
proses pengerjaannya
menghasilkan jawaban yang
benar pada setiap idenya.
Subjek 4 mendapatkan 3 ide
untuk menyelesaikan
permasalahan pada soal dan
dapat menjalankan ide-idenya
dengan baik, sehingga
mendapatkan jawaban yang
benar baik pada proses dan
hasil akhirnya.
4. Verifikasi Subjek 4 memeriksa kembali
jawaban yang sudah
didapatkannya. Namun
Subjek 4 tidak menemukan
Subjek 4 memverifikasi atau
memeriksa kembali jawaban
yang sudah didapatkannya.
Ketika proses memeriksa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
kesalahan. Hal ini
dikarenakan Subjek 4
melakukan perbaikan
langsung saat pengerjaan.
Pada tahap ini Subjek 4 tidak
mencoba mencari cara lain
untuk menyelesaikan
permasalahan pada soal.
kembali, Subjek 4 tidak
menemukan kesalahan. Selain
verifikasi dialkukan setelah
mendapatkan jawaban, Subjek
4 juga mengoreksi
jawabannya terlebih dulu
ketika mengerjakannya
dikertas coretan. Pada tahap
ini, Subjek 4 tidak berusaha
untuk mencari ide lain karena
ide yang didapatkannya sudah
sesuai dengan perintah pada
soal.
Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Subjek 4 memahami informasi awal pada soal yang
diberikan dengan baik, karena Subjek 1 menyebutkan apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal yaitu
untuk mencari luas minimum derah yang diarsir minimal
dengan dua cara. Selain itu, Subjek 4 juga mengetahui
bahwa salah satu sisi persegi panjang ada yang belum
diketahui dan akan dibutuhkan pada pemecahan masalah
sehingga Subjek 1 memisalkan panjang salah satu sisi
dengan y.
b. Subjek 4 dapat mengaitkan informasi yang dipahaminya
dengan materi yang pernah diperoleh dengan baik, karena
dikatakan bahwa soal yang diberikan terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan fungsi kuadrat dari apa yang
ditanyakan pada soal yaitu mencari luas minimum.
c. Subjek 4 dapat mengutarakan soal dengan bahasanya
sendiri dengan baik karena Subjek 4 memaparkan
gambar yang ada, apa saja yang diketahui, apa yang
ditanyakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
2. Tahap Inkubasi
Subjek 4 berhenti sejenak dalam pengerjaannya yang
selanjutnya berpikir dengan mengaitkan materi yang pernah
didapatkannya yaitu materi fungsi kuadrat dan mencari luas
suatu bangun, dengan terlebih dahulu untuk mencari panjang
sisi-sisi yang belum diketahui yang dipikirkannya perlu
diketahui terdahulu untuk menyelesaikan permasalahan atau
soal yang diberikan.
3. Tahap Iluminasi
Subyek mendapatkan 3 ide untuk menyelesaikan
permasalahan pada soal dan dapat menjalankan ide-idenya
dengan baik, sehingga mendapatkan jawaban yang benar baik
pada proses dan hasil akhirnya.
4. Tahap Verifikasi
Subjek memverifikasi atau memeriksa kembali jawaban yang
sudah didapatkannya. Pada tahap ini, Subjek tidak berusaha
untuk mencari ide lain karena ide yang didapatkannya sudah
sesuai dengan perintah pada soal.
(2) Validasi Data Tahap Berpikir Kreatif Subjek 4 dalam
Menyelesaikan Masalah
Berikut adalah tabel triangulasi data aspek kreativitas yang
dipenuhi oleh subjek 4 dalam menyelesaikan masalah pada soal
pertama (A) dengan soal kedua (B):
Tabel 4. 13. Triangulasi Data Aspek Kreativitas Subjek 4
Aspek Kreativitas Soal Pertama (A) Soal Kedua (B)
1. Kefasihan Memenuhi Memenuhi
2. Kebaruan Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
3. Fleksibilitas Memenuhi Memenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid
sebagai berikut:
1. Kefasihan
Subjek 4 dalam menyelesaikan masalah memenuhi aspek
kreativitas kefasihan.
2. Kebaruan
Subjek 4 dalam menyelesaikan masalah tidak memenuhi
aspek kreativitas kebaruan.
3. Fleksibilitas
Subjek 4 dalam menyelesaikan masalah memenuhi aspek
kreativitas fleksibilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
5) Data Siswa Laki-laki Berkemampuan Matematika Sedang
a) Hasil Penyelesaian Masalah Soal Pertama (A) Subjek 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
(1) Analisis Proses Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas
1. Tahap Persiapan
P5.A.1 : “Setelah kamu baca soalnya informasi apa yang kamu
dapat? Ya seperti apa yang diketahui pada soal ini?”
S5.A.1 : “Ya digambarnya diketahui panjang AO = CO = 8,
BO = DO = 5 dan Aa = cC = x.”
P5.A.1 : “Trus apa yang ditanyakan di soal ini?”
S5.A.1 : “Ditanyain luas bangun ini mbak.”
P5.A.1 : “Luas ini tuh luas apa?”
S5.A.1 : “Oiya maksud saya mencari luas minimum luas 4
segitiga ini, daerah yang diarsir mbak.”
P5.A.1 : ”Trus kenapa dilembar jawabanmu tidak dituliskan
apa yang ditanyakan padahal ada instruksinya?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
S5.A.1 : “Tadi keburu-buru mbak ngerjainnya, jadi kelupaan
aja.”
P5.A.1 : ”Menurutmu di soal ini, apa masih ada yang kurang
pada yang diketahui?”
S5.A.1 : ” Ada mbak, lebarnya persegi panjang.”
P5.A.1 : ”Coba kamu utarakan soal ini dengan kalimatmu
sendiri!”
S5.A.1 : ”Ada belah ketupat dan persegi panjang di dalamnya,
diketahui AO = CO = 8, BO = DO = 5 dan Aa = cC
= x. Kemudian ditanyakan luas minimum daerah
yang diarsir seperti pada gambar dengan 2 cara.”
P5.A.1 : ”Setelah membaca, materi apa yang kira-kira kamu
pikirkan yang berkaitan dengan soal ini?”
S5.A.1 : ”Ya luas bangun datar sama materi yang kemarin
diajarkan bu guru.”
P5.A.1 : ”Materi fungsi kuadrat maksudnya?’
S5.A.1 : ”Iya mbak.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
Subjek 5 menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui
yaitu AO = CO = 8 cm BO = DO = 6 cm Aa = cC = x dan
dalam soal ini diperintahkan untuk mencari luas minimum
derah yang diarsir minimal dengan dua cara. Selain itu
Subjek 5 juga mengetahui bahwa salah satu sisi persegi
panjang ada yang belum diketahui dan akan dibutuhkan pada
pemecahan masalah. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
dikatakan Subjek 5 memahami informasi awal pada soal yang
diberikan dengan baik.
Subjek 5 mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan fungsi kuadrat dan bangun datar dari
apa yang ditanyakan pada soal yaitu mencari luas minimum.
Berdasarkan hal tersebut Subjek 5 dapat mengaitkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
informasi yang dipahaminya dengan materi yang pernah
diperoleh.
Pada wawancara di atas Subjek 5 memaparkan soal dengan
kalimatnya sendiri yaitu bahwa terdapat bangun belah
ketupat yang di tengahnya ada bangun persegi panjang,
panjangnya AO=OC=8 cm dan BO=DO=6cm dan
memisalkan Aa=Cc=x cm, ditanyakan luas minimum daerah
yang diarsir. Berdasarkan hasil tersebut Subjek 5
memaparkan gambar yang ada, apa saja yang diketahui, apa
yang ditanyakan tanpa membaca soal, sehingga Subjek 5
dikatakan dapat mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri
dengan baik.
2. Tahap Inkubasi
P5.A.2 : “Setelah memahami apa yang diketahui dan yang
ditanyakan pada soal ini, apa yang pertama kali
kamu pikirkan?”
S5.A.2 : “Susah mbak, hehe.”
P5.A.2 : “Tapi ini bisa ngerjain dek?”
S5.A..2 : “Iya mbak, tapi kan bersusah-susah dulu.”
P5.A.2 : “Maksudnya bersusah-susah apa itu? Bersusah-
susah nyontekkah? Hehehe bercanda dek.”
S5.A.2 : “Ga’lah mbak, pusing mikirnya gitu mbak.”
P5.A.2 : “Lama ga pusing-pusingnya?”
S5.A.2 : “Lumayan lama mbak, sambil tiduran sambil
mikir.”
P5.A.2 : “Trus apa yang didapet dari hasil mikirnya tuch?”
S5.A.2 : “Tadi ini mikirnya ya kayak smp dah pernah tapi ga
pake yang kayak-kayak gini gitu mbak, cuma luas
ini (luas belah ketupat) dikurangi luas ini (luas
daerah yang tidak diarsir) trus ketemu jawabane.”
P5.A.2 : “Lah trus tadi mikirnya gimana?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
S5.A.2 : “Keinget mbak, ni kan soalnya masuk bab fungsi
kuadrat kan mbak, jadi ngerjainya pake cara-cara
yang diajarin di bab ini mbak.”
Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisa bahwa Subjek 5
berhenti sejenak sambil tiduran, dan saat itu Subjek 5
mengingat kembali pengetahuan yang pernah didapatkan
sebelumnya yaitu mengenai luas suatu bangun datar dan
fungsi kuadrat. Di saat itulah Subjek 5 mulai membangun
ide-ide untuk memecahkan permasalahan pada soal.
3. Tahap Iluminasi
P5.A.3 : “Kan di soalnya disuruh untuk menggunakan
beberapa cara tow?” Berapa cara yang kamu
dapatkan?”
S5.A.3 : “Tadi dapet dua cara, karena baru kepikiran dua
cara baru tak kerjain jawabannya.”
P5.A.3 : “Menurutmu apa idemu ini sudah benar untuk
mengerjakan soal ini?”
S5.A.3 : “Sudah mbak.”
P5.A.3 : “Trus, udah yakin pekerjaanmu dari proses sampe
hasil akhir dah benar dan sesuai dengan ide kamu?”
S5.A.3 : “Udah qo mbak.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek 5 mendapatkan
2 ide untuk menyelesaikan permasalahan pada soal. Subjek 5
menjalankan idenya dengan baik sehingga proses
mengerjakan dan hasil akhirnya benar.
4. Tahap Verifikasi
P5.A.4 : “Setelah selesai menyelesaikan permasalahan dalam
soal yang diberikan, apa semua jawanmu sudah
diperiksa kembali?”
S5.A.4 : “Sudah mbak. Setelah aku ngerjain pake kedua cara
sudah tak teliti lagi.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
P5.A.4 : “Ini tadi yang cara kedua qo ada coretannya?”
S5.A.4 : “Itu tadi kan qo hasilnya beda gitu mbak, trus ternyata
saya kurang teliti ya tak benerin lagi.”
P5.A.4 : “Udah yakin kedua jawaban ini benar?”
S5.A.4 : “Yakin…..!”
P5.A.4 : “Trus tadi pas meneliti lagi apa setelahnya, terpikir ide
lain enggak ?”
S5.A.4 : “Enggak mbak, ga terpikir lagi.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa
Subjek 5 memeriksa kembali semua jawabannya. Pada tahap
verifikasi ini Subjek 5 tidak berusaha mencari lagi ide
ataupun secara tidak sengaja menemukan ide lain untuk
menyelesaikan permasalahan pada soal yang diberikan.
(2) Analisis Tahap Berpikir Kreatif
Akan dianalisis produk kreativitas apa sajakah yang dipenuhi
oleh Subjek 5 dengan menganalisa jawaban siswa dan hasil
wawancara sebagai konfirmasi. Berikut hasil wawancara dengan
Subjek 5:
P5.A : “Coba jelaskan ide-idemu dalam mengerjakan soal tadi?”
S5.A : “Jawaban ini mbak?”
P5.A : “Iya dek, jelaskan kembali jawabanmu tadi. Dimulai dari
cara pertama ya.”
S5.A : “Cara pertama, ngitung luas ∆BPQ ketemu
, trus ngitung luas ∆ARP ketemu . Luas daerah
yang diarsirkan ada empat segitiga kan mbak, ada dua
yang sama ∆BPQ=∆RPS sama ∆ARP=∆QCS, jadi luas
daerah arsir=2xL∆BPQ+2xL∆ARP dapet
. Inikan masih dalam bentuk fungsi kuadrat, trus dicari
minimumnya pake cara dengan rumus hasilnya 48.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
P5.A : “Sekarang lanjutkan jelaskan cara kedua.”
S5.A : “Luas daerah ini kan sama aja juga dengan luas belah
ketupat dikurangi luas persegi panjang di dalam belah
ketupat. Saya hitung hasilnya ketemu .
Trus sama seperti cara tadi, nyari luas minimumnya pake
cara hasilnya 48.”
Cara pertama yang dikerjakan oleh Subjek 5 adalah dengan
mencari luas daerah arsiran dengan menghitung luas daerah yang
diarsir yang terdiri dari empat buah segitiga yang mana terdapat
dua pasang segitiga yang sama yaitu ∆PBQ dengan ∆RDS dan
∆APR dengan ∆QCS. Kemudian, Subjek 5 cukup menjumlahkan
luas keempat segitiga dengan menyederhanakan perhitungan
dengan hanya mencarin luas segitiga yaitu ∆PBQ dan ∆APR.
Dan luas daerah yang diarsir berbentuk fungsi kuadrat yang
kemudian tinggal mencari luas minimum dengan menggunakan
rumus dan dalam perhitungannya didapatkan hasil luas
minimum daerah yang diarsir 48cm2.
Sedangkan untuk cara yang kedua, Subjek 5 mencari fungsi luas
daerah yang diarsir dengan cara mengurangkan luas persegi
panjnag (daerah yang tidak diarsir) dengan luas belah ketupat
sehingga didapatkan fungsi luas daerah yang diarsir yaitu
yang kemudian Subjek 5 menghitung luas
menghitung daerah yang arsir dengan menggunakan rumus
sehingga mendapatkan luas minimum daerah yang diarsir 48
cm2.
1. Kefasihan
Berdasarkan hasil wawancara dari Subjek 5, yang berhasil
mendapatkan dua jawaban yang beragam yang mana kedua
cara menggunakan cara mencari fungsi luas daerah yang
diarsir, yang keberagamannya terletak pada cara pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
Subjek 5 mencari luas daerah arsiran dengan menjumlahkan
luas empat buah segitiga yang merupakan daerah arsiran,
sedangkan untuk cara kedua Subjek 5 mencari fungsi luas
yang diarsir dengan mengurangkan luas persegi panjang
dengan luas belah ketupat. Oleh karena Subjek 5
mendapatkan dua jawaban yang beragam, maka Subjek 5
memenuhi aspek kreativitas kefasihan.
2. Kebaruan
Berdasarkan hasil wawancara, dari kedua jawaban yang
didapatkan, tidak ada yang menunjukkan Subjek 5
menggunakan cara atau metode baru. Sehingga, Subjek tidak
memenuhi aspek kreativitas kebaruan.
3. Fleksibilitas
Berdasarkan hasil jawaban tertulis dan wawancara terhadap
Subjek 5, dari kedua cara yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan pada soal, hanya terdapat
perbedaan pada pembagian belah ketupat menjadi 4 bangun
segitiga pada cara pertama, sedangkan alur atau proses dari
kedua cara yang digunakan sama. Jadi kedua jawaban dari
Subjek 5 baru bisa dikatakan beragam dan tidak bisa disebut
berbeda. Berarti, aspek fleksibilitas tidak dipenuhi oleh
Subjek 5.
Berdasarkan analisa di atas, memenuhi kriteria kreativitas
yaitu kefasihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
b) Hasil Penyelesaian Masalah Soal Kedua (B) Subjek 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
(1) Analisis Proses Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas
1. Tahap Persiapan
P5.B.1 : “Dari soal ini yang diketahui apa?” Informasi awal
apa yang kamu dapatkan?”
S5.B.1 : “Suatu layang-layang di tengahnya persegi panjang
AC = 6 cm BO = 2 cm OD = 4 cm dengan
bO = x cm dan Od = 2x cm.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
P5.B.1 : “Trus yang ditanyakan apa dek?”
S5.B.1 : “Luas minimum daerah yang diarsir minimum
dengan 2 cara mbak.”
P5.B.1 : “Trus ini kamu qo ada perbandingan-perbandingan
gitu dek? Ada variabel y juga?”
S5.B.1 : “O ini itu mbak, kan panjang sisi persegi panjang
satunya kan lum diketahui, bQ dimisalkan y.”
P5.B.1 : “Trus, setelah baca soalnya, materi apa saja yang
kamu pikirkan yang berkaitan dengan informasi
pada soal?”
S5.B.1 : “Kan yang buat cara nyari panjang persegi itu
perbandingan di kesebangunan, luas bangun sama
fungsi kuadrat.”
P5.B.1 : “Coba adek jelaskan dengan kalimatnya adek
sendiri tentang soal ini!”
S5.B.1 : “Ya itu tadi mbak layang-layang di tengahnya
persegi panjang, AC = 6 cm BO = 2 cm OD = 4
cm dengan bO = x cm dan Od = 2x cm. Ditanyakan
luas minimum daerah yang diarsir.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
Subjek 5 menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui
yaitu AC=6cm, BO=2cm, OD=4cm, bO=x, Od=2x cm dan
dalam soal ini diperintahkan untuk mencari luas minimum
derah yang diarsir minimal dengan dua cara. Selain itu
Subjek 5 juga mengetahui bahwa salah satu sisi persegi
panjang ada yang belum diketahui dan akan dibutuhkan pada
pemecahan masalah yaitu bQ dimisalkan y. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat dikatakan Subjek 5 memahami informasi awal
pada soal yang diberikan.
Subjek 5 mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan fungsi kuadrat dan bangun datar dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
apa yang ditanyakan pada soal yaitu mencari luas minimum.
Berdasarkan hal tersebut Subjek 5 dapat mengaitkan
informasi yang dipahaminya dengan materi yang pernah
diperoleh.
Pada wawancara di atas Subjek 5 memaparkan soal dengan
kalimatnya sendiri yaitu bahwa terdapat bangun belah
ketupat yang di tengahnya ada bangun persegi panjang,
panjangnya AC=6cm, BO=2cm, OD=4cm, bO=x, Od=2x
cm, ditanyakan luas minimum daerah yang diarsir.
Berdasarkan hasil tersebut Subjek 2 memaparkan gambar
yang ada, apa saja yang diketahui, apa yang ditanyakan dan
tidak hanya membaca yang ada pada soal, sehingga Subjek 5
dikatakan dapat mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri
dengan baik.
2. Tahap Inkubasi
P5.B.2 : “Setelah membaca soal apa langsung dapet ide?”
S5.B.2 : “Enggak mbak, mikir dululah mbak.”
P5.B.2 : “Lama enggak mikirnya?”
S5.B.2 : “Ya lumayan mbak.”
P5.B.2 : “Memangnya apa yang kamu pikirkan?’
S5.B.2 : “Itu mbak mencari panjang sisi persegi panjang
yang belum diketahui mbak.”
P5.B.2 : “Trus dapat cara apa untuk mencarinya?”
S5.B.2 : “Itu lokh mbak, pake cara perbandingan segitiga.”
P5.B.2 : “Maksudnya perbandingan pada segitiga yang
sebangun itu ya dek?”
S5.B.2 : “Iya mbak.”
P5.B.2 : “Kalau untuk yang mencari luas minimum apa
langsung dapat ide?”
S5.B.2 : “Ya enggak mbak, ya mikir dulu sambil nyari sisi
persegi panjangnya tadi.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
P5.B.2 : “Lah tadi dapet idenya gimana? Mikirnya gimana?
Mungkin sambil mengaitkan dengan materi yang
sudah pernah diajarkan?”
S5.B.2 : “Ya iya saya pikirin emang ini pake cara di fungsi
kuadrat gitu mbak.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek 5 tidak
langsung mendapatkan ide untuk memecahkan permasalahan
pada soal. Subjek 5 berhenti sejenak untuk memikirkan cara
untuk menyelesaikan permasalahan pada soal dalam waktu
yang cukup lama dengan mengaitkan permasalahan dengan
materi yang sudah pernah diperoleh, sembari mencari luas
persegi panjang yang belum diketahui.
3. Tahap Iluminasi
P5.B.3 : “Trus, berapa cara yang kamu dapatkan untuk
mengerjakan soal ini?”
S5.B.3 : “Saya mengerjakan pake dua cara mbak.”
P5.B.3 : “Dari kedua ide ini, sudah dapat nilai akhir semua
kan?”
S5.B.3 : “Iya mbak, 9.
P5.B.3 : “Menurutmu apa jawabanmu itu sudah sesuai
dengan ide yang kamu dapatkan dek?”
S5.B.3 : “Yakan jawabannya ya pake cara saya.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek 5 mendapatkan
2 ide untuk menyelesaikan masalah yang ada pada soal.
Subjek 5 berhasil menjalankan ide penyelesaian masalah
pada soal sehingga mendapatkan jawaban yang benar baik
pada proses dan hasil akhirnya.
4. Tahap Verifikasi
P5.B.4 : “Setelah mengerjakan soalnya, apa semua
jawabanmu sudah kamu teliti kembali dek?”
S5.B.4 : “Tadi sudah semua mbak.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
P5.B.4 : “Apa sudah yakin semua jawabanmu benar?”
S5.B.4 : “Sudah benar kayake mbak.”
P5.B.4 : “Tadi pas meneliti lagi, kepikiran atau tercetus ide
baru nggak dek?”
S5.B.4 : “Enggak mbak.”
P5.B.4 : “Kan tadi perintah pada soalnya disuruh untuk
mengerjakan dengan memakai minimal 2 cara.
Kamu ga berusaha lagi buat mencari ide lain dek?”
S5.B.4 : “Enggak mbak, ga kepikiran mbak, mikirnya 2
sudah cukup.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek 5 memeriksa
kembali semua jawaban yang sudah didapatkan, hanya saja
Subjek 5 tidak mendapatkan ide lain pada saat ini.
(2) Analisis Tahap Berpikir Kreatif
Akan dianalisis produk kreativitas apakah yang dipenuhi oleh
Subjek 5 untuk soal B.
Dapat dilihat pada cuplikan wawancara berikut ini:
P : “Coba jelaskan kedua jawabanmu!”
S : “Cara pertama mencari panjangnya y dengan
perbandingan ∆ABO, dapat . Trus luas daerah
yang diarsir kan jumlah dari
, ya semua dicari
dulu trus baru ditambahkan semuanya tinggal dicari nilai
minimumnya pake rumus mendapat nilai minimum
.
P : “Trus untuk cara yang kedua bagaimana?”
S : “Untuk cara kedua, hamper sama kayak yang cara I
mbak, bedanya nyari luasnya langsung luas layang-layang
dikurangi luas persegi panjang PQRS ketemu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
trus mencari nilai minimum pake rumus
dan dapat luasnya minimum yang diarsir .
1. Kefasihan
Berdasarkan hasil wawancara dari Subjek 5, yang berhasil
mendapatkan dua jawaban yang beragam yang mana kedua
cara menggunakan cara mencari fungsi luas daerah yang
diarsir, yang keberagamannya terletak pada cara pertama
Subjek 5 mencari luas daerah arsiran dengan
menjumlahkan luas empat buah segitiga yang merupakan
daerah arsiran, sedangkan untuk cara kedua Subjek 5
mencari fungsi luas yang diarsir dengan mengurangkan luas
persegi panjang dengan luas layang-layang. Oleh karena
Subjek 5 mendapatkan dua jawaban yang beragam, maka
Subjek 5 memenuhi aspek kreativitas kefasihan.
2. Kebaruan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Subjek 5, kedua cara
yang didapatkan tidak bisa dikatakan sebagai cara baru atau
masih dianggap sebagai jawaban yang biasa. Oleh karena
itu, Subjek 5 tidak memenuhi aspek kreativitas kebaruan.
3. Fleksibilitas
Berdasarkan hasil wawancara di atas, kedua cara yang
didapatkan oleh Subjek 5 tidaklah sama, namun alur atau
proses yang dilakukan oleh Subjek 5 hampir sama dan
hanya dibedakan pada cara kedua yaitu bangun pada
gambar dibagi 4. Jadi kedua jawaban yang digunakan oleh
Subjek 5 baru dikatakan beragam namun tidak berbeda.
Sehingga Subjek 5 belum memenuhi aspek kreativitas
fleksibilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
c) Validasi Data Subjek 5
(1) Validasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 5 dalam
Menyelesaikan Masalah Berpandu Model Wallas
Berikut adalah tabel triangulasi data proses berpikir kreatif dalam
menyelesaikan masalah pada soal pertama (A) dengan soal kedua
(B) subjek 5:
Tabel 4. 14. Triangulasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 5
Tahap Data Soal Pertama (A) Data Soal Kedua (B)
1. Persiapan Subjek 5 menuliskan dan
menyebutkan apa yang
diketahui yaitu AO = CO = 8
cm BO = DO = 6 cm Aa = cC
= x dan dalam soal ini
diperintahkan untuk mencari
luas minimum derah yang
diarsir minimal dengan dua
cara. Selain itu Subjek 5 juga
mengetahui bahwa salah satu
sisi persegi panjang ada yang
belum diketahui dan akan
dibutuhkan pada pemecahan
masalah. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat dikatakan
Subjek 5 memahami
informasi awal pada soal yang
diberikan dengan baik.
Subjek 5 mengatakan bahwa
soal ini terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan fungsi
kuadrat dan bangun datar dari
apa yang ditanyakan pada soal
yaitu mencari luas minimum.
Berdasarkan hal tersebut
Subjek 5 dapat mengaitkan
informasi yang dipahaminya
dengan materi yang pernah
diperoleh.
Subjek 5 memaparkan soal
dengan kalimatnya sendiri
yaitu bahwa terdapat bangun
belah ketupat yang di
Subjek 5 menuliskan dan
menyebutkan apa yang
diketahui yaitu AC=6cm,
BO=2cm, OD=4cm, bO=x,
Od=2x cm dan dalam soal ini
diperintahkan untuk mencari
luas minimum derah yang
diarsir minimal dengan dua
cara. Selain itu Subjek 5 juga
mengetahui bahwa salah satu
sisi persegi panjang ada yang
belum diketahui dan akan
dibutuhkan pada pemecahan
masalah yaitu bQ dimisalkan
y. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat dikatakan Subjek 5
memahami informasi awal
pada soal yang diberikan.
Subjek 5 mengatakan bahwa
soal ini terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan fungsi
kuadrat dan bangun datar dari
apa yang ditanyakan pada soal
yaitu mencari luas minimum.
Berdasarkan hal tersebut
Subjek 5 dapat mengaitkan
informasi yang dipahaminya
dengan materi yang pernah
diperoleh.
Subjek 5 memaparkan soal
dengan kalimatnya sendiri
yaitu bahwa terdapat bangun
belah ketupat yang di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
tengahnya ada bangun persegi
panjang, panjangnya
AO=OC=8 cm dan
BO=DO=6cm dan
memisalkan Aa=Cc=x cm,
ditanyakan luas minimum
daerah yang diarsir.
Berdasarkan hasil tersebut
Subjek 5 memaparkan
gambar yang ada, apa saja
yang diketahui, apa yang
ditanyakan tanpa membaca
soal, sehingga Subjek 5
dikatakan dapat mengutarakan
soal dengan bahasanya sendiri
dengan baik.
tengahnya ada bangun persegi
panjang, panjangnya
AC=6cm, BO=2cm, OD=4cm,
bO=x, Od=2x cm, ditanyakan
luas minimum daerah yang
diarsir. Berdasarkan hasil
tersebut Subjek 2 memaparkan
gambar yang ada, apa saja
yang diketahui, apa yang
ditanyakan dan tidak hanya
membaca yang ada pada soal,
sehingga Subjek 5 dikatakan
dapat mengutarakan soal
dengan bahasanya sendiri
dengan baik.
2. Inkubasi Subjek 5 berhenti sejenak
sambil tiduran, dan saat itu
Subjek 5 mengingat kembali
pengetahuan yang pernah
didapatkan sebelumnya yaitu
mengenai luas suatu bangun
datar dan fungsi kuadrat. Di
saat itulah Subjek 5 mulai
membangun ide-ide untuk
memecahkan permasalahan
pada soal.
Subjek 5 tidak langsung
mendapatkan ide untuk
memecahkan permasalahan
pada soal. Subjek 5 berhenti
sejenak untuk memikirkan
cara untuk menyelesaikan
permasalahan pada soal dalam
waktu yang cukup lama
dengan mengaitkan
permasalahan dengan materi
yang sudah pernah diperoleh,
sembari mencari luas persegi
panjang yang belum diketahui.
3. Iluminasi Subjek 5 mendapatkan 2 ide
untuk menyelesaikan
permasalahan pada soal.
Subjek 5 menjalankan idenya
dengan baik sehingga proses
mengerjakan dan hasil
akhirnya benar.
Subjek 5 mendapatkan 2 ide
untuk menyelesaikan masalah
yang ada pada soal. Subjek 5
berhasil menjalankan ide
penyelesaian masalah pada
soal sehingga mendapatkan
jawaban yang benar baik pada
proses dan hasil akhirnya.
4. Verifikasi Subjek 5 memeriksa kembali
semua jawabannya. Pada
tahap verifikasi ini Subjek 5
tidak berusaha mencari lagi
ide ataupun secara tidak
sengaja menemukan ide lain
untuk menyelesaikan
Subjek 5 memeriksa kembali
semua jawaban yang sudah
didapatkan, hanya saja Subjek
5 tidak mendapatkan ide lain
pada saat ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
permasalahan pada soal yang
diberikan.
Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Subjek 5 memahami informasi awal pada soal yang
diberikan karena Subjek 5 menyebutkan apa yang
diketahui pada soal yaitu dan apa yang ditanyakan pada
soal yaitu untuk mencari luas minimum derah yang
diarsir minimal dengan dua cara. Selain itu, Subjek 5 juga
mengetahui bahwa salah satu sisi persegi panjang ada
yang belum diketahui dan akan dibutuhkan pada
pemecahan masalah sehingga Subjek 5 memisalkan
panjang salah satu sisi dengan y.
b. Subjek 5 dapat mengaitkan informasi yang dipahaminya
dengan materi yang pernah diperoleh karena dikatakan
bahwa soal yang diberikan terdapat kaitannya dengan
pokok bahasan fungsi kuadrat dari apa yang ditanyakan
pada soal yaitu mencari luas minimum.
c. Subjek 5 dapat mengutarakan soal dengan bahasanya
sendiri dengan baik karena Subjek 5 memaparkan
gambar yang ada, apa saja yang diketahui, apa yang
ditanyakan serta komentar tambahan mengenai
permasalahan pada soal tanpa membaca soal
2. Tahap Inkubasi
Subjek 5 berhenti sejenak dan selanjutnya membangun ide
dengan mengingat dan mengaitkan materi pelajaran yang
pernah didapatkannya.
3. Tahap Iluminasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
Subjek 5 mendapatkan 2 ide untuk menyelesaikan masalah
yang ada pada soal. Subjek berhasil menjalankan ide
penyelesaian masalah pada soal sehingga mendapatkan
jawaban yang benar baik pada proses dan hasil akhirnya.
4. Tahap Verifikasi
Subjek 5 memeriksa kembali semua jawaban yang sudah
didapatkannya. Namun pada tahap ini subjek tidak mencari
ataupun mendapatkan ide lain untuk memecahkan
permasalahan pada soal.
(2) Validasi Data Tahap Berpikir Kreatif
Berikut adalah tabel triangulasi data aspek kreativitas yang
dipenuhi oleh subjek 5 dalam menyelesaikan masalah pada soal
pertama (A) dengan soal kedua (B):
Tabel 4. 15. Triangulasi Data Aspek Kreativitas Subjek 5
Aspek Kreativitas Soal Pertama (A) Soal Kedua (B)
1. Kefasihan Memenuhi Memenuhi
2. Kebaruan Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
3. Fleksibilitas Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid
sebagai berikut:
1. Kefasihan
Subjek 5 dalam memnyelesaikan masalah memenuhi aspek
kreativitas kefasihan.
2. Kebaruan
Subjek 5 dalam menyelesaikan masalah tidak memenuhi aspek
kreativitas kebaruan.
3. Fleksibilitas
Subjek 5 dalam menyelesaikan masalah tidak memenuhi aspek
kreativitas kefasihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
6) Data Siswa Laki-laki Berkemampuan Rendah
a) Hasil Penyelesaian Masalah Soal Pertama (A) Subjek 6
(1) Analisis Proses Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas
1. Tahap Persiapan
P6.A.1 : “Setelah kamu membaca soalnya, informasi awal
apa yang kamu dapatkan?”
S6.A.1 : “Yang diketahui panjang AO = CO itu 6 cm,
panjang BO=DO= 6cm , trus di umpamakan tar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
panjangnya Aa dimisalkan x, bB dimisalkan y dan
ditanyakan luas minimum daerah yang diarsir.”
P6.A.1 : “Trus, kenapa ini dimisalkan y?”
S6.A.1 : “Kan panjang ini lum diketahui jadi dimisalkan dulu
tar tinggal ngitung mbak.”
P6.A.1 : “Setelah membaca soal, materi apa yang kira-kira
kamu pikirkan yang berkaitan dengan soal ini?”
S6.A.1 : “Ya mencari luas gitu mbak, sama mencari luas
minimum pake fungsi.”
P6.A.1 : “Coba jelaskan soal ini lagi dengan kata-katamu
sendiri!”
S6.A.1 : “Diketahui panjang panjang AO = CO = 6 cm,
panjang BO=DO= 6cm dan Aa=x. Ditanyakan luas
minimum daerah yang diarsir.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
Subjek 6 menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui
yaitu AO = CO = 8 cm BO = DO = 6 cm dan dalam soal ini
diperintahkan untuk mencari luas minimum derah yang
diarsir. Selain itu Subjek 6 juga mengetahui bahwa salah satu
sisi persegi panjang ada yang belum diketahui dan akan
dibutuhkan pada pemecahan masalah sehingga Subjek 6
memisalkan panjang bB = y. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat dikatakan Subjek 6 memahami informasi awal pada
soal yang diberikan.
Subjek 6 mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya
dengan materi bangun datar dan tidak berpikir bahwa soal ini
berkaitan dengan pokok bahasan fungsi kuadrat. Berdasarkan
hal tersebut Subjek 6 dapat tidak mengaitkan informasi yang
dipahaminya dengan materi fungsi kuadrat yang sudah
diajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
Pada wawancara di atas Subjek 6 memaparkan soal dengan
kalimatnya sendiri yaitu diketahui AO=OC=8cm,
BO=DO=6cm dan ditanyakan luas minimum daerah yang
diarsir . Berdasarkan hasil tersebut Subjek 6 memaparkan
yang diketahui dan apa yang ditanyakan hanya berdasar apa
yang dituliskan pada soal, sehingga Subjek 6 mengutarakan
soal dengan bahasanya sendiri dengan tidak baik.
2. Tahap Inkubasi
P6.A.2 : “Setelah membaca soal, apakah kamu langsung
mendapatkan ide? Maksud saya, tadi langsung dapet
ide apa kamu mikir-mikir dulu gitu, diem bentar ,
apa ngapain dulu gitu,”
S6.A.2 : “Ya tadi sich sempat saya ga langsung kerjakan,
pusing mbak, tapi habis itu langsung mikir sich
gimana nyeleseinnya.”
P6.A.2 : “Lama enggak mikirnya?”
S6.A.2 : “Enggak sich mbak.”
P6.A.2 : “Kan tentunya kamu mengaitkan dengan materi
yang pernah kamu dapatkan kan? Tadi kamu
kaitkan dengan materi apa soal ini?”
S6.A.2 : “Ya mikirnya langsung ke luas-luas gitu thok
mbak.”
P6.A.2 : “Ga berpikir pada materi fungsi kuadrat dek?”
S6.A.2 : “Ya itu juga mbak.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek 6 tidak
langsung mendapatkan ide. Subjek 6 berhenti sejenak dan
setelahnya mulai mengaitkan dengan materi yang pernah
diperoleh.
3. Tahap Iluminasi
P6.A.3 : “Berapa ide yang kamu dapatkan ?”
S6.A.3 : “Cuma baru dapat satu mbak.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
P6.A.3 : “Menurutmu apa idemu ini dah benar?”
S6.A.3 : “Enggak tau mbk.”
P6.A.3 : “Trus apa jawabanmu ini dah selesai?”
S6.A.3 : “Lah ini dah bener lum mbak?”
P6.A.3 : “Ini kamu cari luas minimum apa?”
S6.A.3 : “Ya ini mbak luas persegi panjang.”
P6.A.3 : “Yang ditanyakan tadi apa tow? Coba dibaca lagi
soalnya dek!”
S6.A.3 : “Oiyaya mbak, luas minimum daerah yang diarsir,
berarti jawaban saya salah.”
P6.A.3 : “Fungsi kuadrat dari luas persegi panjang PQRS
saja ini kamu juga salah, seharusnya tidak boleh
dibagi dek.”
S6.A.3 : “Iya mbak.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek 6 hanya
mendapatkan satu ide. Namun dalam proses mengerjakannya
Subjek 6, cara-cara yang digunakan salah dan tentunya proses
dan hasil akhirnyasalah. Selain itu jawaban yang didapatkan
Subjek 6 tidak sesuai dengan yang ditanyakan pada soal.
4. Tahap Verifikasi
P6.A.4 : “Apa jawabanmu sudah kamu teliti lagi?”
S6.A.4 : “Tidak mbak.”
P6.A.4 : “Trus tadi selesai ngerjain ngapain?”
S6.A.4 : “Enggak ngapa-ngapain mbak.”
P6.A.4 : “Jadi dibiarin gitu aja?”
S6.A.4 : “Iya mbak.”
P6.A.4 : “Tadi sempat kepikiran ide lain untuk
menyelesaikan soal ini?”
S6.A.4 : “Tidak mbak.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek 6 tidak
memeriksa kembali jawabannya, selama waktu masih tersisa
Subjek 6 juga tidak memanfaatkan untuk mencari ide lain.
(2) Analisis Tahap Berpikir Kreatif
Akan dianalisa produk kreativitas apakah yang dipenuhi oleh
Subjek 6. Dapat dilihat pada cuplikan wawancara berikut ini:
P : “Coba jelaskan jawabanmu dek!”
S : “Kan mencari panjang y dulu mbak pake perbandingan,
jawabannya , trus mencari luas persegi
panjang PQRS=PQ.QS jawabannya , trus tinggal
mencari luas minimumnya mbak.”
P : “Luas minimum apa?”
S : “Luas minimum yang diarsir.”
P : “Lah tapi ini fungsinya yang baru kamu dapatkan baru
fungsi luas persegi panjang.”
S : “O iyaya mbak, berarti punyaku salah.”
Cara yang digunakan oleh Subjek 6, pertama-tama mencari
panjang sisi persegi panjang yang belum diketahui, namun
prinsip yang digunakan oleh Subjek 6 salah. Setelah
mendapatkannya, mencari luas persegi panjang PQRS yang
tentunya dihasilnya hasil yang salah. Langkah selanjutnya,
Subjek 6 bermaksud untuk menghitung luas minimum daerah
yang diarsir. Namun yang dicari adalah luas persegi panjang.
Dalam pengerjaan ini, Subjek 6 mendapatkan hasil jawaban yang
salah.
1. Kefasihan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Subjek 6, Subjek 6
hanya mendapatkan satu ide dan tidak dapat menyelesaikan
idenya dengan baik. Oleh karena itu, Subjek 6 tidak
memenuhi aspek kreativitas kefasihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
2. Kebaruan
Ide yang didapatkan oleh Subjek 6 yang terselesaikan tidak
bisa dikatakan sebagi ide yang baru. Sehingga, Subjek 6 tidak
memenuhi aspek kreativitas kebaruan.
3. Fleksibilitas
Karena Subjek 6 hanya mendapatkan satu ide, jadi Subjek 6
tidak memenuhi aspek kreativitas fleksibilitas.
b) Hasil Penyelesaian Masalah Soal Kedua (B) Subjek 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
(1) Analisis Proses Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas
1. Tahap Persiapan
P6.B.1 :“Ya setelah kamu baca soalnya, informasi awal apa
yang kamu dapatkan?”
S6.B.1 : “Diketahui panjang beberapa AC = 6 cm BO = 2
cm OD = 4 cm dengan bO = x cm dan Od = 2x cm.”
P6.B.1 : “Trus ditanyakan apa?”
S6.B.1 : “Luas minimum yang diarsir mbak.”
P6.B.1 : “Di lembar jawabmu ini ada gambar yang sisinya
ada yang dimisalkan y ini apa”
S6.B.1 : “Ya ini yang ada lum diketahui mbak sisinya.”
P6.B.1 : “Sisi bQ ya?”
S6.B.1 : “Iya mbak.”
P6.B.1 : “Coba jelaskan lagi dengan kata-katamu sendiri
mengenai soal ini!”
S6.B.1 : “Diketahui panjang beberapa AC = 6 cm BO = 2
cm OD = 4 cm dengan bO = x cm dan Od = 2x cm.”
P6.B.1 : “Tadi setelah membaca soal kepikiran materi apa
dek yang berhubungan dengan soal ini?”
S6.B.1 : “Materi mencari luas ama itu mbak fungsi kuadrat
karena soalnya pake variable x gitu.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
Subjek 6 menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui
yaitu AC = 6 cm, BO = 2 cm OD = 4 cm, bO = x dan Od =
2x dan dalam soal ini diperintahkan untuk mencari luas
minimum derah yang diarsir. Selain itu Subjek 6 juga
mengetahui bahwa salah satu sisi persegi panjang ada yang
belum diketahui dan akan dibutuhkan pada pemecahan
masalah sehingga Subjek 6 memisalkan panjang bQ= y.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan Subjek 6
memahami informasi awal pada soal yang diberikan.
Subjek 6 mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya
dengan materi bangun datar. Berdasarkan hal tersebut Subjek
6 tidak dapat mengaitkan informasi yang dipahaminya
dengan materi fungsi kuadrat yang sudah diajarkan.
Pada wawancara di atas Subjek 6 memaparkan soal dengan
kalimatnya sendiri yaitu diketahui AC = 6 cm, BO = 2 cm
OD = 4 cm, bO = x dan Od = 2x dan ditanyakan luas
minimum daerah yang diarsir. Berdasarkan hasil tersebut
Subjek 3 apa saja yang diketahui, apa yang ditanyakan
dengan hanya membaca soal, sehingga Subjek 6
mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri dengan kurang
baik.
2. Tahap Inkubasi
P6.B.2 : “Tadi setelah membaca soalnya, apa kamu langsung
dapat ide atau cara untuk mengerjakan soal ini?
Atau mungkin ngapain dulu gitu sebelum ngerjain
soalnya, kayak kamu diem dulu, baca soalnya atau
lihat-lihat gambarnya kembali?”
S6.B.2 : “Ya tadi sempet tak diemin mbak.”
P6.B.2 : “Apanya yang didiemin?”
S6.B.2 : “Saya mbak, diem dulu baru mikir gimana caranya
ngerjain ni soal.”
P6.B.2 : “Lama mikirnya?”
S6.B.2 : “Enggak sih mbak.”
P6.B.2 : “Mikirnya bagaimana dek? Apa kamu mengaitkan
dengan materi yang berhubungan?”
S6.B.2 : “Ya itu dihubungin ma fungsi mbak.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek 6 tidak
langsung mendapatkan ide. Subjek 6 berhenti sejenak dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
memikirkan ide untuk memecahkan permasalahan pada soal
dengan mengaitkan informasi awal yang didapatkan pada
soal dengan materi yang pernah didapatkannya.
3. Tahap Iluminasi
P6.B.3 : “Berapa ide yang kamu dapatkan?”
S6.B.3 : “Cuma satu mbak, dah mentok sih.”
P6.B.3 : “Lah ini lum selesai ngerjainnya dek?”
S6.B.3 : “Udah mbak.”
P6.B.3 : “Menurut adek, jawaban adek ini dah bener
belum?”
S6.B.3 : “Hmmm, udah mungkin mbak.”
P6.B.3 : “Hmmm, tapi yakin ga caramu mengerjakan itu
benar dek?”
S6.B.3 : “Ga tau mbak.”
P6.B.3 : “Lihat fungsi luas persegi panjangmu, knp ini di
sederhanakan?”
S6.B.3 : “Ga boleh ya mbak?”
P6.B.3 : “Bukannya pas tes pertama, mbak sudah bilag ya.”
S6.B.3 : “Lupa mbak.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek 6 hanya
mendapatka satu ide untuk memecahkan permasalahan pada
soal. Namun ide yang didapat tidak menghasilkan jawaban
yang benar, karena Subjek 6 kurang memahami pokok
bahasan Fungsi Kuadrat ini.
4. Tahap Verifikasi
P6.B.4 : “Trus ini tadi dah sempet diteliti lagi belum?”
S6.B.4 : “Enggak saya teliti lagi mbak.”
P6.B.4 : “Trus tadi kepikiran ide lain gak?”
S6.B.4 : “Enggak mbak, yang ini saja sudah mentok.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek 6 tidak
memeriksa jawabannya lagi karena jawabannya belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
selesai. Selain itu, Subjek 6 juga tidak memikirkan ide lain
untuk menyelesaikan permasalahan pada soal.
(2) Analisis Tahap Berpikir Kreatif
Akan dianalisis produk kreativitas apakah yang dipenuhi oleh
Subjek 6.
Dapat dilihat pada cuplikan wawancara berikut ini:
P : “Jelaskan jawaban yang kamu dek!”
S : “Ya mencari nilai y dulu mbak, trus mencari luas
persegi panjang PQRS didapatkan . Kemudian,
luas minimum daerah yang diarsir sama dengan luas
layang-layang dikurangi luas persegi panjang PQRS,
baru menggunakan rumus didapatkan luas
minimumnya 37 cm2”
P : “Udah sampe situ?”
S : “Udah mbak, udah mentok.”
Cara yang digunakan oleh Subjek 6 merupakan salah satu cara
yang digunakan pada cara I pada pedoman analisa data hanya
saja karena kurangnya pemahaman Subjek 6 pada pokok bahasan
fungsi kuadrat ini, sehingga hasil akhir juga salah..
1. Kefasihan
Berdasarkan jawaban dari Subjek 6 yang hanya mendapatkan
satu ide namun tidak sempurna sehingga mendapatkan hasil
yang salah, jadi Subjek 6 tidak memenuhi aspek kreativitas
kefasihan.
2. Kebaruan
Berdasarkan jawaban yang didapatkan Subjek 6 yang belum
sempurna dan masih biasa, maka Subjek 6 tidak memenuhi
aspek kreativitas kebaruan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
3. Fleksibilitas
Karena Subjek 6 hanya mendapatkan satu jawaban dan
bahkan tidak diselesaikan
Jadi dapat disimpulkan bahwa Subjek 6 tidak memenuhi ketiga
aspek kreativitas.
c) Validasi Data Subjek 6
(1) Validasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 6 dalam
Menyelesaikan Masalah Berpandu Model Wallas
Berikut adalah tabel triangulasi data proses berpikir kreatif dalam
menyelesaikan masalah pada soal pertama (A) dengan soal kedua
(B) subjek 6:
Tabel 4. 16. Triangulasi Data Proses Berpikir Kreatif Subjek 6
Tahap Data Soal Pertama (A) Data Soal Kedua (B)
1. Persiapan Subjek 6 menuliskan dan
menyebutkan apa yang
diketahui yaitu AO = CO = 8
cm BO = DO = 6 cm dan
dalam soal ini diperintahkan
untuk mencari luas minimum
derah yang diarsir. Selain itu
Subjek 6 juga mengetahui
bahwa salah satu sisi persegi
panjang ada yang belum
diketahui dan akan dibutuhkan
pada pemecahan masalah
sehingga Subjek 6 memisalkan
panjang bB = y. Berdasarkan
hasil tersebut, dapat dikatakan
Subjek 6 memahami informasi
awal pada soal yang diberikan.
Subjek 6 mengatakan bahwa
soal ini terdapat kaitannya
dengan materi bangun datar
dan tidak berpikir bahwa soal
ini berkaitan dengan pokok
bahasan fungsi kuadrat.
Subjek 6 menuliskan dan
menyebutkan apa yang
diketahui yaitu AC = 6 cm, BO
= 2 cm OD = 4 cm, bO = x dan
Od = 2x dan dalam soal ini
diperintahkan untuk mencari
luas minimum derah yang
diarsir. Selain itu Subjek 6
juga mengetahui bahwa salah
satu sisi persegi panjang ada
yang belum diketahui dan akan
dibutuhkan pada pemecahan
masalah sehingga Subjek 6
memisalkan panjang bQ= y.
Berdasarkan hasil tersebut,
dapat dikatakan Subjek 6
memahami informasi awal
pada soal yang diberikan.
Subjek 6 mengatakan bahwa
soal ini terdapat kaitannya
dengan materi bangun datar.
Berdasarkan hal tersebut
Subjek 6 tidak dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
Berdasarkan hal tersebut
Subjek 6 dapat tidak
mengaitkan informasi yang
dipahaminya dengan materi
fungsi kuadrat yang sudah
diajarkan.
Pada wawancara di atas
Subjek 6 memaparkan soal
dengan kalimatnya sendiri
yaitu diketahui
AO=OC=8cm, BO=DO=6cm
dan ditanyakan luas minimum
daerah yang diarsir .
Berdasarkan hasil tersebut
Subjek 6 memaparkan yang
diketahui dan apa yang
ditanyakan hanya berdasar apa
yang dituliskan pada soal,
sehingga Subjek 6
mengutarakan soal dengan
bahasanya sendiri dengan
tidak baik.
mengaitkan informasi yang
dipahaminya dengan materi
fungsi kuadrat yang sudah
diajarkan.
Subjek 6 memaparkan soal
dengan kalimatnya sendiri
yaitu diketahui AC = 6 cm,
BO = 2 cm OD = 4 cm, bO = x
dan Od = 2x dan ditanyakan
luas minimum daerah yang
diarsir. Berdasarkan hasil
tersebut Subjek 3 apa saja
yang diketahui, apa yang
ditanyakan dengan hanya
membaca soal, sehingga
Subjek 6 mengutarakan soal
dengan bahasanya sendiri
dengan kurang baik.
2. Inkubasi Subjek 6 tidak langsung
mendapatkan ide. Subjek 6
berhenti sejenak dan
setelahnya mulai mengaitkan
dengan materi yang pernah
diperoleh.
Subjek 6 tidak langsung
mendapatkan ide. Subjek 6
berhenti sejenak dan
memikirkan ide untuk
memecahkan permasalahan
pada soal dengan mengaitkan
informasi awal yang
didapatkan pada soal dengan
materi yang pernah
didapatkannya.
3. Iluminasi Subjek 6 hanya mendapatkan
satu ide. Namun dalam proses
mengerjakannya Subjek 6,
cara-cara yang digunakan salah
dan tentunya proses dan hasil
akhirnyasalah. Selain itu
jawaban yang didapatkan
Subjek 6 tidak sesuai dengan
yang ditanyakan pada soal.
Subjek 6 hanya mendapatka
satu ide untuk memecahkan
permasalahan pada soal.
Namun ide yang didapat tidak
menghasilkan jawaban yang
benar, karena Subjek 6 kurang
memahami pokok bahasan
Fungsi Kuadrat ini.
4. Verifikasi Subjek 6 tidak memeriksa
kembali jawabannya, selama
waktu masih tersisa Subjek 6
Subjek 6 tidak memeriksa
jawabannya lagi karena
jawabannya belum selesai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
juga tidak memanfaatkan
untuk mencari ide lain.
Selain itu, Subjek 6 juga tidak
memikirkan ide lain untuk
menyelesaikan permasalahan
pada soal.
Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Subjek 6 memahami informasi awal pada soal yang
diberikan dengan baik, karena Subjek 6 menyebutkan apa
yang diketahui pada soal yaitu dan apa yang ditanyakan
pada soal yaitu untuk mencari luas minimum derah yang
diarsir minimal dengan dua cara. Selain itu, Subjek 6 juga
mengetahui bahwa salah satu sisi persegi panjang ada
yang belum diketahui dan akan dibutuhkan pada
pemecahan masalah sehingga Subjek 6 memisalkan
panjang salah satu sisi dengan y.
b. Subjek 6 tidak mampu mengaitkan informasi awal dengan
materi fungsi kuadrat yang pernah diperoleh karena
dikatakan bahwa soal yang diberikan terdapat kaitannya
dengan pokok bahasan mencari luas bangun datar dari
apa yang ditanyakan pada soal yaitu mencari luas
minimum.
c. Subjek 6 mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri
dengan kurang baik karena Subjek 6 memaparkan apa
adanya yang hanya tertulis pada lembar tugas tanpa ada
tambahan tentang bentuk gambar
2. Tahap Inkubasi
Subjek berhenti sejenak dan memikirkan ide untuk
memecahkan permasalahan pada soal dengan mengaitkan
informasi awal yang didapatkan pada soal dengan materi
yang pernah didapatkannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
3. Tahap Iluminasi
Subjek hanya mendapatkan satu ide. Pada proses
pengerjaan ataumenjalankan ide yang didapatkan, Subjek
mengalami kesulitan yaitu pada materi pendukung yang
masih belum dikuasai sehingga akhirnya tidak
mendapatkan jawaban yang benar.
4. Tahap Verifikasi
Subjek tidak memeriksa kembali jawabannya. Selian itu
Subjek juga tidak memikirkan ide lain untuk menyelesaikan
masalah pada soal.
(2) Validasi Data Tahap Berpikir Kreatif Subjek 6
Berikut adalah tabel triangulasi data aspek kreativitas yang
dipenuhi oleh subjek 6 dalam menyelesaikan masalah pada soal
pertama (A) dengan soal kedua (B):
Tabel 4. 17. Triangulasi Data Aspek Kreativitas Subjek 6
Aspek Kreativitas Soal Pertama (A) Soal Kedua (B)
1. Kefasihan Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
2. Kebaruan Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
3. Fleksibilitas Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid
sebagai berikut:
1. Kefasihan
Subjek 6 dalam menyelesaikan masalah tidak memenuhi
aspek kreativitas kefasihan.
2. Kebaruan
Subjek 6 dalam menyelesaikan tidak memenuhi aspek
kreativitas kebaruan.
3. Fleksibilitas
Subjek 6 dalam menyelesaikan masalah tidak memenuhi
aspek kreativitas fleksibilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
B. Deskripsi Profil Proses Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan
Masalah pada Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Berpandu Model Wallas
Ditinjau dari Perspektif Matematika dan Kemampuan Matematika
Dari hasil analisis data yang dilakukan sebelumnya, profil proses
berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat
yang ditinjau dari perspektif gender dan kemampuan matematika adalah sebagai
berikut:
1. Subjek Perempuan Berkemampuan Matematika Tinggi
a. Proses Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada
Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Berpandu Model Wallas Ditinjau
dari Perspektif Gender dan Kemampuan Matematika
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini subjek perempuan berkemampuan matematika tinggi:
a) Subjek memahami informasi awal pada soal yang diberikan dengan
baik, meliputi:
(1) Subjek memahami apa yang sudah diketahui dengan baik, yaitu
AO = CO = 8 cm, BO = DO = 6 cm dan dimisalkan Aa = cC =
x
(2) Subjek memahami apa yang ditanyakan pada soal dengan baik.
Subjek memahami pertanyaan pada soal yaitu untuk mencari
luas minimum daerah yang diarsir menggunakan minimal 2
cara.
(3) Subjek mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan soal baik yang sudah dipenuhi atau belum.
Subjek mengetahui panjang sisi yang belum diketahui yang
nantinya diperlukan untuk menyelesaikan masalah yaitu salah
satu sisi persegi panjang.
b) Subjek bisa mengaitkan informasi yang dia dapatkan dengan
materi yang pernah diperoleh dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
Subjek bisa memahami berdasarkan informasi awal yang ada pada
soal, bahwasanya penyelesaian masalah pada soal ini berkaitan
dengan pokok bahasan fungsi kuadrat yang pernah diajarkan di
kelas.
c) Subjek mengutarakan soal dengan bahasa dan pemikirannya
sendiri dengan baik, karena subjek dapat memaparkan soal baik
gambar yang ada, apa saja yang diketahui, apa yang ditanyakan
serta komentar tambahan mengenai permasalahan pada soal tanpa
membaca soal.
2) Tahap Inkubasi
Subjek perempuan kreatif tidak langsung mendapatkan ide untuk
menyelesaikan permasalahan. Subjek diam sejenak dan berpikir sambil
mengaitkan permasalahan yang diberikan dengan materi berkaitan
yang sudah subjek dapatkan sebelumnya.
3) Tahap Iluminasi
Pada tahap ini subjek perempuan kreatif mendapatkan ide-ide untuk
memecahkan masalah didapatkan melalui proses sebelumnya yaitu
inkubasi dan dapat menjalankan ide-idenya, baik dari proses
menyelesaikan masalahnya maupun hasil akhirnya subjek
mendapatkan hasil yang benar pada setiap ide atau cara yang
digunakan.
4) Tahap Verifikasi
Pada tahap ini subjek perempuan kreatif memeriksa kembali jawaban-
jawaban yang ia dapatkan dan memperbaiki jawabannya dengan
mengganti jawabannya yang salah karena ketidaktelitiannya sampai
mendapatkan jawaban yang benar menurutnya.
Dalam proses verifikasi ini pula, subjek juga mendapatkan ide
pemecahan masalah lain. Namun karena dianggap rumit dan waktu
sudah habis, maka ditinggalkan begitu saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
5) Tingkat Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada
Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Ditinjau dari Perspektif Gender dan
Kemampuan Matematika
Subjek perempuan berkemampuan matematika tinggi memenuhi ketiga
aspek kreativitas yaitu aspek kefasihan, kebaruan dan fleksibilitas.
Berdasarkan tingkat berpikir dari Siswono, subjek perempuan
berkemampuan tinggi, tingkat berpikir kreatifnya berada pada tingkat 4
(sangat kreatif).
2. Subjek Perempuan Berkemampuan Matematika Sedang
a. Proses Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada
Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Berpandu Model Wallas Ditinjau
dari Perspektif Gender dan Kemampuan Matematika
1) Tahap Persiapan
a) Subjek memahami informasi awal pada soal yang diberikan dengan
baik, meliputi:
(1) Subjek memahami apa yang sudah diketahui dengan baik, yaitu
AO = CO = 8 cm, BO = DO = 6 cm dan dimisalkan Aa = cC =
x
(2) Subjek memahami apa yang ditanyakan pada soal dengan baik.
Subjek memahami pertanyaan pada soal yaitu untuk mencari
luas minimum daerah yang diarsir menggunakan minimal 2
cara.
(3) Subjek mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan soal baik yang sudah dipenuhi atau belum.
Subjek mengetahui panjang sisi yang belum diketahui yang
nantinya diperlukan untuk menyelesaikan masalah yaitu salah
satu sisi persegi panjang.
b) Subjek bisa mengaitkan informasi yang dia dapatkan dengan
materi yang pernah diperoleh dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
Subjek bisa memahami berdasarkan informasi awal yang ada pada
soal, bahwasanya penyelesaian masalah pada soal ini berkaitan
dengan pokok bahasan fungsi kuadrat yang pernah diajarkan di
kelas.
c) Subjek dapat mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri dengan
baik karena memaparkan gambar yang ada, apa saja yang
diketahui, apa yang ditanyakan serta komentar tambahan mengenai
permasalahan pada soal tanpa membaca soal.
2) Tahap Inkubasi
Pada tahapan inkubasi ini subjek diam sejenak dengan membiarkan
soal karena mengalami kesulitan untuk mendapatkan ide untuk
mengerjakan soal yang diberikan. Subjek mengalihkan perhatian dengan
melihat dan membaca kembali soalnya atau menggambar kembali
gambar yang ada pada soal. Kemudian memikirkan ide untuk
memecahkan masalah pada soal yang diberikan dengan mengaitkan
dengan materi yang pernah diperoleh.
3) Tahap Iluminasi
Subjek mendapatkan beberapa ide pemecahan masalah, dan dalam
proses pengerjaan dan hasil akhirnya mendapatkan jawaban yang
benar.
4) Tahap Verifikasi
Subjek cenderung tidak memeriksa kembali jawaban yang ia
dapatkan, subjek hanya memperbaiki jawabannya dengan mengganti
jawabannya yang salah sampai benar pada proses pengerjaan.
b. Tingkat Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada
Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Ditinjau dari Perspektif Gender dan
Kemampuan Matematika
Subjek perempuan berkemampuan matematika sedang memenuhi satu
aspek kreativitas yaitu aspek kefasihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
Berdasarkan tingkat berpikir dari Siswono, subjek perempuan
berkemampuan sedang, tingkat berpikir kreatifnya berada pada tingkat 1
(kurang kreatif).
3. Subjek Perempuan Berkemampuan Matematika Rendah
a. Proses Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada
Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Berpandu Model Wallas Ditinjau
dari Perspektif Gender dan Kemampuan Matematika
1) Tahap Persiapan
a) Subjek memahami informasi awal pada soal yang diberikan dengan
baik, meliputi:
(1) Subjek memahami apa yang sudah diketahu dengan baik, yaitu
AO = CO = 8 cm, BO = DO = 6 cm dan dimisalkan Aa = cC =
x
(2) Subjek memahami apa yang ditanyakan pada soal dengan baik.
Subjek memahami pertanyaan pada soal yaitu untuk mencari
luas minimum daerah yang diarsir menggunakan minimal 2
cara.
(3) Subjek mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan soal baik yang sudah dipenuhi atau belum.
Subjek mengetahui panjang sisi yang belum diketahui yang
nantinya diperlukan untuk menyelesaikan masalah yaitu salah
satu sisi persegi panjang.
b) Subjek tidak bisa mengaitkan informasi yang dia dapatkan dengan
materi yang pernah diperoleh dengan baik.
Subjek bisa memahami berdasarkan informasi awal yang ada pada
soal, namun subjek tidak berpikir penyelesaian masalah pada soal
ini berkaitan dengan pokok bahasan fungsi kuadrat yang pernah
diajarkan di kelas, subjek hanya mengaitkannya dengan materi
mencari luas bangun datar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
c) Subjek 3 mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri dengan
kurang baik karena Subjek 3 memaparkan apa adanya yang hanya
tertulis pada soal tanpa ada tambahan tentang bentuk gambar.
2) Tahap Inkubasi
Subjek setelah memahami informasi, diam sejenak (dalam waktu yang
tidak terlalu lama) yang kemudian langsung memikirkan cara
penyelesaian dengan mengaitkan informasi yang ada dengan materi
yang pernah didapatkannya dalam tempo waktu yang cepat.
.Hal ini dikarenakan ide yang didapatkan subjek tidak sesuai dengan
jawaban semestinya, ide yang didapatkan terlalu mudah dan tidak sesuai
dengan materi yang berkaitan. Ide ini didapatkan juga karena Subjek
tidak bisa mengaitkan informasi awal dengan materi yang pernah
didapatkan.
3) Tahap Iluminasi
Subjek menjalankan ide-ide yang dia dapatkan, namun ide yang dia
dapatkan adalah ide yang tidak tepat sehingga menghasilkan jawaban
yang salah. Dalam tahap ini Subjek sama sekali tidak memanfaatkan
pengetahuannya mengenai materi yang sudah didapatkan sebelumnya
yaitu fungsi kuadrat. Di sini subjek hanya menggunakan cara mencari
luas dengan cara yang sederhana dengan menggunakan secara
langsung informasi yang ada pada soal tanpa mengaitkannya dengan
materi yang bersesuaian dengan soal.
4) Tahap Verifikasi
Subjek tidak memeriksa kembali jawabannya. Subjek hanya
melakukan perbaikan saat proses mengerjakan berlangsung.
b. Tingkat Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada
Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Ditinjau dari Perspektif Gender dan
Kemampuan Matematika
Subjek perempuan berkemampuan matematika rendah tidak memenuhi
ketiga aspek keativitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
180
Berdasarkan tingkat berpikir dari Siswono, subjek perempuan
berkemampuan rendah, tingkat berpikir kreatifnya berada pada tingkat 0
(tidak kreatif).
4. Subjek Laki-laki Berkemampuan Matematika Tinggi
a. Proses Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada
Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Berpandu Model Wallas Ditinjau
dari Perspektif Gender dan Kemampuan Matematika
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini subjek laki-laki berkemampuan matematika tinggi:
a) Subjek memahami informasi awal pada soal yang diberikan dengan
baik, meliputi:
(1) Subjek memahami apa yang sudah diketahui dengan baik, yaitu
AO = CO = 8 cm, BO = DO = 6 cm dan dimisalkan Aa = cC =
x
(2) Subjek memahami apa yang ditanyakan pada soal dengan baik.
Subjek memahami pertanyaan pada soal yaitu untuk mencari
luas minimum daerah yang diarsir menggunakan minimal 2
cara.
(3) Subjek mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan soal baik yang sudah dipenuhi atau belum.
Subjek mengetahui panjang sisi yang belum diketahui yang
nantinya diperlukan untuk menyelesaikan masalah yaitu salah
satu sisi persegi panjang.
b) Subjek bisa mengaitkan informasi yang dia dapatkan dengan
materi yang pernah diperoleh dengan baik.
Subjek bisa memahami berdasarkan informasi awal yang ada pada
soal, bahwasanya penyelesaian masalah pada soal ini berkaitan
dengan pokok bahasan fungsi kuadrat yang pernah diajarkan di
kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
181
c) Subjek mengutarakan soal dengan bahasa dan pemikirannya
sendiri dengan baik, karena subjek dapat memaparkan soal baik
gambar yang ada, apa saja yang diketahui, apa yang ditanyakan
serta komentar tambahan mengenai permasalahan pada soal tanpa
membaca soal.
2) Tahap Inkubasi
Subjek berhenti sejenak dalam pengerjaannya yang selanjutnya berpikir
dengan mengaitkan materi yang pernah didapatkannya yaitu materi
fungsi kuadrat dan mencari luas suatu bangun, dengan terlebih dahulu
untuk mencari panjang sisi-sisi yang belum diketahui yang
dipikirkannya perlu diketahui terdahulu untuk menyelesaikan
permasalahan atau soal yang diberikan.
3) Tahap Iluminasi
Subyek mendapatkan 3 ide untuk menyelesaikan permasalahan pada
soal dan dapat menjalankan ide-idenya dengan baik, sehingga
mendapatkan jawaban yang benar baik pada proses dan hasil akhirnya.
4) Tahap Verifikasi
Subjek memverifikasi atau memeriksa kembali jawaban yang sudah
didapatkannya. Pada tahap ini, subjek tidak berusaha untuk mencari
ide lain karena ide yang didapatkannya sudah sesuai dengan perintah
pada soal.
b. Tingkat Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada
Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Ditinjau dari Perspektif Gender dan
Kemampuan Matematika
Subjek laki-laki berkemampuan matematika tinggi memenuhi dua aspek
kreativitas yaitu aspek kefasihan dan fleksibilitas.
Berdasarkan tingkat berpikir dari Siswono, subjek laki-laki
berkemampuan tinggi, tingkat berpikir kreatifnya berada pada tingkat 3
(kreatif).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
182
5. Subjek Laki-laki Berkemampuan Matematika Sedang
a. Proses Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada
Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Berpandu Model Wallas Ditinjau
dari Perspektif Gender dan Kemampuan Matematika
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini subjek laki-laki berkemampuan matematika sedang:
a) Subjek memahami informasi awal pada soal yang diberikan dengan
baik, meliputi:
(1) Subjek memahami apa yang sudah diketahui dengan baik, yaitu
AO = CO = 8 cm, BO = DO = 6 cm dan dimisalkan Aa = cC =
x
(2) Subjek memahami apa yang ditanyakan pada soal dengan baik.
Subjek memahami pertanyaan pada soal yaitu untuk mencari
luas minimum daerah yang diarsir menggunakan minimal 2
cara.
(3) Subjek mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan soal baik yang sudah dipenuhi atau belum.
Subjek mengetahui panjang sisi yang belum diketahui yang
nantinya diperlukan untuk menyelesaikan masalah yaitu salah
satu sisi persegi panjang.
b) Subjek bisa mengaitkan informasi yang dia dapatkan dengan
materi yang pernah diperoleh dengan baik.
Subjek bisa memahami berdasarkan informasi awal yang ada pada
soal, bahwasanya penyelesaian masalah pada soal ini berkaitan
dengan pokok bahasan fungsi kuadrat yang pernah diajarkan di
kelas.
c) Subjek mengutarakan soal dengan bahasa dan pemikirannya
sendiri dengan baik, karena subjek dapat memaparkan soal baik
gambar yang ada, apa saja yang diketahui, apa yang ditanyakan
serta komentar tambahan mengenai permasalahan pada soal tanpa
membaca soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
183
2) Tahap Inkubasi
Subjek berhenti sejenak dan selanjutnya membangun ide dengan
mengingat dan mengaitkan materi pelajaran yang pernah
didapatkannya.
3) Tahap Iluminasi
Subjek mendapatkan 2 ide untuk menyelesaikan masalah yang ada
pada soal. Subjek berhasil menjalankan ide penyelesaian masalah pada
soal sehingga mendapatkan jawaban yang benar baik pada proses dan
hasil akhirnya.
4) Tahap Verifikasi
Subjek memeriksa kembali semua jawaban yang sudah didapatkannya.
Namun pada tahap ini subjek tidak mencari ataupun mendapatkan ide
lain untuk memecahkan permasalahan pada soal.
b. Tingkat Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada
Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Ditinjau dari Perspektif Gender dan
Kemampuan Matematika
Subjek laki-laki berkemampuan matematika sedang memenuhi satu aspek
kreativitas yaitu aspek kefasihan.
Berdasarkan tingkat berpikir dari Siswono, subjek laki-laki
berkemampuan tinggi, tingkat berpikir kreatifnya berada pada tingkat 1
(kurang kreatif).
6. Subjek Laki-laki Berkemampuan Matematika Rendah
a. Proses Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada
Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Berpandu Model Wallas Ditinjau
dari Perspektif Gender dan Kemampuan Matematika
1) Tahap Persiapan
a) Subjek memahami informasi awal pada soal yang diberikan dengan
baik, meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
184
(1) Subjek memahami apa yang sudah diketahu dengan baik, yaitu
AO = CO = 8 cm, BO = DO = 6 cm dan dimisalkan Aa = cC =
x
(2) Subjek memahami apa yang ditanyakan pada soal dengan baik.
Subjek memahami pertanyaan pada soal yaitu untuk mencari
luas minimum daerah yang diarsir menggunakan minimal 2
cara.
(3) Subjek mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan soal baik yang sudah dipenuhi atau belum.
Subjek mengetahui panjang sisi yang belum diketahui yang
nantinya diperlukan untuk menyelesaikan masalah yaitu salah
satu sisi persegi panjang.
b) Subjek bisa mengaitkan informasi yang dia dapatkan dengan
materi yang pernah diperoleh dengan baik.
Subjek bisa memahami berdasarkan informasi awal yang ada pada
soal, namun subjek tidak berpikir penyelesaian masalah pada soal
ini berkaitan dengan pokok bahasan fungsi kuadrat yang pernah
diajarkan di kelas, subjek hanya mengaitkannya dengan materi
mencari luas bangun datar.
c) Subjek mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri dengan
kurang baik karena Subjek memaparkan apa adanya yang hanya
tertulis pada soal tanpa ada tambahan tentang bentuk gambar.
2) Tahap Inkubasi
Subjek berhenti sejenak dan memikirkan ide untuk memecahkan
permasalahan pada soal dengan mengaitkan informasi awal yang
didapatkan pada soal dengan materi yang pernah didapatkannya.
3) Tahap Iluminasi
Subjek hanya mendapatkan satu ide. Pada proses pengerjaan atau
menjalankan ide yang didapatkan, Subjek mengalami kesulitan yaitu
pada materi pendukung yang masih belum dikuasai sehingga akhirnya
tidak mendapatkan jawaban yang benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
185
4) Tahap Verifikasi
Subjek tidak memeriksa kembali jawabannya. Selian itu Subjek juga
tidak memikirkan ide lain untuk menyelesaikan masalah pada soal.
b. Tingkat Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada
Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Ditinjau dari Perspektif Gender dan
Kemampuan Matematika
Subjek laki-laki berkemampuan matematika rendah tidak memenuhi
semua aspek kreativitas.
Berdasarkan tingkat berpikir dari Siswono, subjek laki-laki
berkemampuan tinggi, tingkat berpikir kreatifnya berada pada tingkat 0
(tidak kreatif).
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terjadi banyak
kekurangan baik yang peneliti ketahui maupun tidak. Hal ini disebabkan
keterbatasan peneliti dalam melaksanakan penelitian serta kemampuan,
pengalaman dan pengetahuan peneliti yang masih sangat kurang. Kelemahan
dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi perhatian dan masukan bagi
pembaca dan bagi penelitian selanjutnya. Beberapa kelemahan dalam penelitian
ini yang mampu peneliti paparkan antara lain:
1. Pengelompokkan siswa ditinjau dari kemampuan matematika hanya
berdasarkan nilai ulangan matematika pada pokok bahasan fungsi kuadrat,
sehingga dimungkinkan tidak bisa menggambarkan tingkat kemampuan
matematika siswa sepenuhnya.
2. Untuk tahapan inkubasi pada proses berpikir kreatif berdasarkan model
Wallas sulit untuk diungkap, karena tahapan itu dibutuhkan peneliti tahu apa
yang dipikirkan oleh subjek, hanya saja dalam penelitian ini peneliti hanya
menggunakan metode wawancara untuk menghimpun data yang tentunya
tidak bisa terkuak sepenuhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
186
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian mengenai profil proses berpikir kreatif siswa SMA
N 1 KLATEN dalam menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat
berpandu model Wallas yang ditinjau dari perspektif gender dan kemampuan
matematika dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Siswa perempuan berkemampuan matematika tinggi berada pada tingkat
berpikir kreatif 4 (sangat kreatif), proses berpikir kreatif dalam menyelesaikan
masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat berpandu model Wallas sebagai
berikut:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini siswa perempuan berkemampuan matematika tinggi:
1) Mampu memahami dengan baik informasi awal yang diberikan pada
soal yaitu apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal dengan
mengetahui syarat-syarat apa saja yang diperlukan untuk
menyelesaikan permasalahan pada soal.
2) Mampu mengaitkan informasi yang sudah pernah didapatkan
sebelumnya dengan permasalahan yang ada pada soal dengan baik.
3) Mampu mempresentasikan soal dengan pemikirannya sendiri dengan
baik.
b. Tahap Inkubasi
Siswa tidak langsung mendapatkan ide untuk menyelesaikan
permasalahan. Siswa diam sejenak dan berpikir sambil mengaitkan
permasalahan yang diberikan dengan materi berkaitan yang sudah siswa
dapatkan sebelumnya.
c. Tahap Iluminasi
Pada tahap ini siswa mendapatkan ide-ide untuk memecahkan
masalah didapatkan melalui proses sebelumnya yaitu inkubasi dan dapat
menjalankan ide-idenya, baik dari proses menyelesaikan masalahnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
187
maupun hasil akhirnya siswa mendapatkan hasil yang benar pada setiap
ide atau cara yang digunakan.
d. Tahap Verifikasi
Pada tahap ini siswa perempuan berkemampuan matematika
tinggi memeriksa kembali jawaban-jawaban yang ia dapatkan dan
memperbaiki jawabannya dengan mengganti jawabannya yang salah
karena ketidaktelitiannya sampai mendapatkan jawaban yang benar
menurutnya.
Dalam proses verifikasi ini pula, siswa juga mendapatkan ide
pemecahan masalah lain. Namun karena dianggap rumit dan waktu sudah
habis, maka ditinggalkan begitu saja.
2. Siswa perempuan berkemampuan matematika sedang berada pada tingkat
berpikir kreatif 1 (kurang kreatif), proses berpikir kreatif dalam menyelesaikan
masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat berpandu model Wallas sebagai
berikut:
5) Tahap Persiapan
1) Siswa mampu memahami dengan baik informasi awal yang ada pada
soal baik apa yang diketahui sebagai syarat untuk menyelesaikan
permasalahan baik yang tersedia atau belum, dan apa yang ditanyakan
pada soal.
2) Siswa mengaitkan dengan baik informasi yang sudah pernah
didapatkannya dengan informasi awal yang diketahui pada soal yaitu
pada materi mencari luas suatu bangunan dan fungsi kuadrat,
walaupun masih ada sedikit kebingungan dalam mengaitkannya
dengan materi fungsi kuadratnya.
3) Mampu mempresentasikan soal dengan pemikirannya sendiri dengan
baik.
6) Tahap Inkubasi
Pada tahapan inkubasi ini siswa diam sejenak dengan
membiarkan soal karena mengalami kesulitan untuk mendapatkan ide
untuk mengerjakan soal yang diberikan. Siswa mengalihkan perhatian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
188
dengan melihat dan membaca kembali soalnya atau menggambar kembali
gambar yang ada pada soal. Kemudian memikirkan ide untuk memecahkan
masalah pada soal yang diberikan dengan mengaitkan dengan materi yang
pernah diperoleh.
7) Tahap Iluminasi
Siswa mendapatkan beberapa ide pemecahan masalah, dan dalam
proses pengerjaan dan hasil akhirnya mendapatkan jawaban yang benar.
8) Tahap Verifikasi
Siswa cenderung tidak memeriksa kembali jawaban yang ia
dapatkan, siswa hanya memperbaiki jawabannya dengan mengganti
jawabannya yang salah sampai benar pada proses pengerjaan.
3. Siswa perempuan berkemampuan matematika rendah berada pada tingkat
berpikir kreatif 0 (tidak kreatif), proses berpikir kreatif dalam menyelesaikan
masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat berpandu model Wallas sebagai
berikut:
a. Tahap Persiapan
Siswa tidak memahami dengan baik informasi awal baik apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal. Karena hal itu, Siswa juga
tidak bisa mengaitkan informasi yang yang tersedia dengan materi yang
pernah diajarkan yang relevan dengan soal yang diberikan.
Siswa mempresentasikan soal dengan kalimatnya sendiri dengan
kurang baik.
b. Tahap Inkubasi
Siswa setelah memahami soal, siswa diam sejenak (dalam waktu
yang tidak terlalu lama) yang kemudian langsung langsung memikirkan
cara penyelesaian dan mendapatkanya dalam tempo waktu yang cepat. Hal
ini dikarenakan ide yang didapatkan siswa tidak sesuai dengan jawaban
semestinya, ide yang didapatkan terlalu mudah dan tidak sesuai dengan
materi yang berkaitan. Ide ini didapatkan juga karena Siswa tidak
memahami informasi awal pada soal dan tidak bisa mengaitkan dengan
materi yang pernah didapatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
189
c. Tahap Iluminasi
Siswa mendapatka ide dan menjalankannya, namun ide yang dia
dapatkan adalah ide yang tidak tepat sehingga menghasilkan jawaban yang
salah. Dalam tahap ini Siswa sama sekali tidak memanfaatkan
pengetahuannya mengenai materi yang sudah didapatkan sebelumnya
yaitu fungsi kuadrat. Di sini siswa hanya menggunakan cara mencari luas
dengan cara yang sederhana dengan menggunakan secara langsung
informasi yang ada pada soal tanpa mengaitkannya dengan materi yang
bersesuaian dengan soal.
d. Tahap Verifikasi
Siswa tidak memeriksa kembali jawabannya. Siswa hanya
melakukan perbaikan saat proses mengerjakan berlangsung.
4. Siswa laki-laki berkemampuan matematika tinggi berada pada tingkat berpikir
kreatif 3 (kreatif), proses berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah pada
pokok bahasan fungsi kuadrat berpandu model Wallas sebagai berikut
5) Tahap Persiapan
1) Siswa mampu memahami dengan baik informasi awal yang ada pada
soal baik apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Siswa
mengetahui syarat-syarat apa saja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan permasalahan pada soal, baik yang tersedia ataupun
belum.
2) Siswa juga dapat mengaitkan informasi awal pada soal dengan materi
terkait yang sudah pernah dipelajari dengan baik.
3) Siswa mampu mengutarakan soal dengan kalimatnya sendiri dengan
baik dan jelas.
6) Tahap Inkubasi
Siswa berhenti sejenak dalam pengerjaannya yang selanjutnya
berpikir bagaimana langkah pengerjaan untuk masalah yang diberikan,
dengan terlebih dahulu untuk mencari panjang sisi-sisi yang belum
diketahui yang dipikirkannya perlu diketahui terdahulu untuk
menyelesaikan permasalahan atau soal yang diberikan. Selain itu, dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
190
proses berpikir siswa mengaitkan materi yang pernah didapatkannya yaitu
materi fungsi kuadrat dan mencari luas suatu bangun.
7) Tahap Iluminasi
Subyek mendapatkan 3 ide untuk menyelesaikan permasalahan
pada soal dan dapat menjalankan ide-idenya dengan baik, sehingga
mendapatkan jawaban yang benar baik pada proses dan hasil akhirnya.
8) Tahap Verifikasi
Siswa memverifikasi atau memeriksa kembali jawaban yang
sudah didapatkannya. Pada tahap ini, siswa tidak berusaha untuk mencari
ide lain karena ide yang didapatkannya sudah sesuai dengan perintah pada
soal.
9) Siswa laki-laki berkemampuan matematika sedang berada pada tingkat
berpikir kreatif 1 (kurang kreatif), proses berpikir kreatif dalam menyelesaikan
masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat berpandu model Wallas sebagai
berikut
5) Tahap Persiapan
1) Siswa memahami dengan baik informasi awal yang ada pada soal
dengan baik. Infomasi awal itu antara lain apa yang diketahui maupun
yang ditanyakan pada soal tersebut. Pemahaman Siswa mengenai apa
yang diketahui termasuk juga Siswa tahu syarat-syarat apa saja yang
diketahui baik yang tersedia maupun belum tersedia untuk
menyelesaikan permasalahan pada soal.
2) Siswa juga mampu mengaitkan informasi awal yang didapatkannya
pada soal dengan materi-materi yang pernah dia dapatkan sebelumnya
dengan baik.
3) Dalam mengutarakan kembali dengan kalimatnya, Siswa
melakukannya dengan cbaik.
6) Tahap Inkubasi
Siswa berhenti sejenak dan selanjutnya membangun ide dengan
mengingat dan mengaitkan materi pelajaran yang pernah didapatkannya.
7) Tahap Iluminasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
191
Siswa mendapatkan 2 ide untuk menyelesaikan masalah yang ada
pada soal. Siswa berhasil menjalankan ide penyelesaian masalah pada soal
sehingga mendapatkan jawaban yang benar baik pada proses dan hasil
akhirnya.
8) Tahap Verifikasi
Siswa memeriksa kembali semua jawaban yang sudah
didapatkannya. Namun pada tahap ini siswa tidak mencari ataupun
mendapatkan ide lain untuk memecahkan permasalahan pada soal.
10) Siswa laki-laki berkemampuan matematika rendah berada pada tingkat
berpikir kreatif 0 (tidak kreatif), proses berpikir kreatif dalam menyelesaikan
masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat berpandu model Wallas sebagai
berikut
a. Tahap Persiapan
1) Siswa memahami informasi awal yang ada pada soal yaitu apa yang
diketahui untuk syarat menyelesaikan permasalahan pada soal baik
yang sudah tersedia ataupun belum dan apa yang ditanyakan dalam
soal.
2) Siswa mampu mengaitkan informasi awal pada soal dengan materi
terkait yang sudah pernah didapatkannya.
3) Dalam hal mengutarakan kembali soal dengan kalimatnya sendiri,
Siswa melakukannya dengan kurang baik.
b. Tahap Inkubasi
Siswa berhenti sejenak dan memikirkan ide untuk memecahkan
permasalahan pada soal dengan mengaitkan informasi awal yang
didapatkan pada soal dengan materi yang pernah didapatkannya.
c. Tahap Iluminasi
Siswa hanya mendapatkan satu ide. Pada proses pengerjaan atau
menjalankan ide yang didapatkan, Siswa mengalami kesulitan yaitu pada
materi pendukung yang masih belum dikuasai sehingga akhirnya tidak
mendapatkan jawaban yang benar.
d. Tahap Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
192
Siswa tidak memeriksa kembali jawabannya. Selain itu Siswa
juga tidak memikirkan ide lain untuk menyelesaikan masalah pada soal.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian mengenai proses berpikir kreatif siswa
SMA N 1 KLATEN dalam menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi
kuadrat berpandu model Wallas ditinjau dari perspektif gender dan kemampuan
matematika yang yang telah dilakukan maka dapat dikemukakan implikasi teoritis
dan implikasi praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Secara teoritis dapat diungkapkan bahwa penelitian ini
menggambarkan profil proses berpikir kreatif siswa SMA N 1 Klaten dalam
menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat berpandu model
Wallas ditinjau dari perspektif gender dan kemampuan matematika. Dari hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai inspirasi dan dasar bagi penelitian
selanjutnya dengan sudut pandang peninjauan, pokok bahasan atau jenjang
pendidikan yang mungkin saja berbeda. Hasil dari penelitian ini juga dapat
digunakan untuk melakukan penelitian pengembangan berdasarkan temuan-
temuan yang diperoleh dalam penelitian ini.
2. Implikasi Praktis
Implikasi praktis yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga mampu meningkatkan level hasil belajar dan
kreativitas siswa berdasarkan hasil penelitian yaitu guru membuat soal yang
memungkinkan berbagai macam alternatif jawaban sehingga siswa dapat
berlatih untuk berpikir kreatif dengan mempertimbangkan jenis kelamin dan
kemampuan matematika siswa.
C. Saran
1. Guru hendaknya membuat soal sekreatif mungkin atau membuat soal yang
memungkinkan berbagai macam alternatif jawaban sehingga siswa dapat
berlatih untuk berpikir kreatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
193
2. Analisaproses berpikir kreatif dan tingkat berpikir kreatif yang dibahas dalam
penelitian ini hendaknya mampu dijadikan sebagai acuan secara kualitatif
mengenai hasil pembelajaran pada materi fungsi kuadrat. Selain itu hendaknya
mampu menjadikan bahan pertimbangan dan alat evaluasi bagi guru dan siswa
untuk melaksanakan pembelajaran selanjutnya.
3. Bagi peneliti lain yang berminat dapat mencoba untuk menggali lebih lanjut
dari penelitian ini atau dapat melakukannya pada materi yang berbeda dengan
sudut pandang peninjauan yang sama atau sudut pandang peninjauan yang
lain. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk melakukan penelitian
pengembangan berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian
ini.
Recommended