View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN
BONUS NILAI TUGAS SISWA KELAS IX B
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 MADUKARA
KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
T E S I S
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister Pendidikan Program Studi Tekhnologi Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarata
Oleh :
Gatit Kartika Yulianti
NIM. S.810505006
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN
BONUS NILAI TUGAS SISWA KELAS IX B
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 MADUKARA
KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Disusun oleh :
Gatit Kartika Yulianti
NIM. S.810505006
Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing :
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto, MPd ...................................
NIP. 194307121973011001
Pembimbing II Dr. Nunuk Suryani, MPd .....................................
NIP. 196611081990032001
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. Mulyoto, MPd
NIP. 1943071219730111001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN
BONUS NILAI TUGAS SISWA KELAS IX B
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 MADUKARA
KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Disusun oleh :
Gatit Kartika Yulianti
NIM. S.810505006
Telah disetujui dan disyahkan oleh Tim Penguji
Pada Tanggal : ................
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua : Prof. Dr. Sri Yutmini, MPd .........................................
Sekretaris : Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd .......................................
Anggota Penguji : 1.Prof. Dr. Mulyoto, MPd .......................................
2.Dr. Nunuk Suryani, MPd ........................................
Mengetahui
Direktur PPs UNS Ketua Program Studi
Teknologi Pendidikan
Prof.Drs. Suranto, MSc,PhD Prof. Dr. Mulyoto, MPd
NIP. 195708201985031004 NIP. 1943071219730111001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Gatit Kartika Yulianti
NIM : S.810505006
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Peningkatan Keaktifan
dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Melalui Pemberian Bonus Nilai
Tugas Siswa kelas IX B Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Madukara
Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah betul-betul karya
sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi
dan ditunjukan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar,maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh
dari tesis tersebut.
Surakarta,18 November 2010
Yang membuat pernyataan
Gatit Kartika Yulianti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Lebih utama dari segala-galanya peneliti panjatkan doa ke hadirat Allah
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk dan rakhmatNya hingga
peneliti mampu menyelesaikan tesis yang berjudul “Peningkatan Keaktifan dan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Melalui Pemberian Bonus Nilai
Tugas Siswa Kelas IX B Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Madukara
Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008/2009”. Tesis ini disusun untuk
memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Teknologi
Pendidikan.
Dalam penyusunan tesis ini, peneliti banyak mendapat bimbingan,
semangat dan bantuan dari berbagai pihak yang dengan tulus ikhlas menuntun
hingga selesainya penyusunan tesis ini, untuk itu pada kesempatan ini tak lupa
peneliti menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Prof.Dr.dr.H. Much.Syamsulhadi,Sp.Kj (K) selaku Rektor Universitas
Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis menempuh studi pada Program Pasca Sarjana jurusan Teknologi
Pendidikan.
2. Prof.Drs.Suranto,MSc.Ph.D selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta,yang telah memberikan ijin atas
penyusunan tesis ini.
3. Prof.Dr.Mulyoto,M.Pd selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
dan Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan dorongan moril dan
motivasi sehingga tesis ini dapat tersusun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
4. Dr.Nunuk Suryani,M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang Telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga
tesis ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh dosen / staf pengajar pada Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan untuk memperluas wawasan dan
wacana bagi peneliti.
6. Para Guru, Staf Administrasi beserta sekuruh siswa kelas IX B SMP
Negeri 2 Madukara yang telah membantu penulis sehingga penelitian ini
dapat diselesaikan.
7. Keluarga besarku, yang telah memberikan doa dan semangat yang luar
biasa.
8. Seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis selama menempuh
pendidikan pasca sarjana.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa mencatat dan berkenan membalas dengan pahala
yang berlipat . Akhir kata penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat, baik bagi
penulis pribadi maupun pihak-pihak yang berkepentingan.
PENULIS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN TESIS........................................................ iii
PERNYATAAN......................................................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................ v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x
ABSTRAK.................................................................................................. xi
ABSTRACT................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 11
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 11
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 14
A. Kajian Teori .......................................................................... 14
1. Keaktifan Belajar ............................................................ 14
2. Prestasi Belajar ................................................................ 38
3. Pemberian Bonus Nilai Tugas ......................................... 45
B. Kerangka Pemikiran .............................................................. 49
C. Hipotesis Tindakan ............................................................... 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 53
A. Subyek Penelitian ................................................................. 53
B. Lokasi Penelitian .................................................................. 54
C. Jenis Penelitian ……………………………………………. 54
D. Desain Penelitian .................................................................. 55
E. Instrumen Penelitian.............................................................. 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
F. Pelaksanaan Tindakan Kelas ................................................. 60
G. Cara Pemantauan / Monitoring ............................................ 78
H. Analisis Hasil dan Refleksi ................................................... 78
1. Faktor Yang Diteliti ........................................................ 78
2. Indikator Keberhasilan .................................................... 80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 81
A. Hasil Penelitian .................................................................... 81
1. Kondisi Umum Objek Penelitian ................................... 81
B. Diskripsi Hasil Penelitian ..................................................... 83
1. Diskripsi Data Aktifitas Siswa ........................................ 83
2. Diskripsi Data Prestasi Belajar........................................ 91
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 95
D. Keterbatassan Penelitian........................................................ 97
BAB V KESIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN............................. 98
A. Kesimpulan ........................................................................... 98
B. Implikasi …………………………………………………… 99
C. Saran ...................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 101
LAMPIRAN……………………………………………………………… 104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel :
Halaman
2.1 Diagram Intensi Guru Murid dalam Kegiatan Belajar
Mengajar………………………………….......................................... 38
3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas....................................................... 53
4.1 Katagori Siswa Dalam Mengerjakan Tugas……………………........ 83
4.2 Katagori Proses Hasil Mengerjakan Tugas ………............................ 85
4.3 Katagori Siswa Dalam Nilai Tugas ………………………................ 86
4.4 Hasil Observasi Terhadap Tugas Siswa.............................................. 87
4.5 Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar 89
4.6 Hasil Tes Prestasi Belajar………….................................................... 91
4.7 Data Tes Prestasi Belajar..................................................................... 92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Alur Kerangka Pemikiran……………………………………….... 51
3.1 Desain Penelitian Tripp (1996)…………………………………… 55
4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Madukara................................. 82
4.2 Grafik Peningkatan Siswa dalam Mengerjakan Tugas………........ 88
4.3 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa............................................. 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lembar Observasi Aktifitas Siswa Dalam KBM 104
2. Kisi-kisi/Layout Pedoman Wawancara 105
3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Dengan Guru 107
4. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa 110
5. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa ( I ) 113
6. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa ( II ) 116
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 119
8. Alat Tes Prestasi Belajar Siklus I 141
9. Alat Tes Prestasi Belajar Siklus II 150
10. Alat Tes Prestasi Belajar Siklus III 158
11. Lembar Pengamatan Tugas Siswa 167
12. Lembar Pengamatan Tugas Siswa Pada Observasi Awal 169
13. Lembar Pengamatan Tugas Siswa Pada Siklus I 171
14. Lembar Pengamatan Tugas Siswa Pada Siklus II 173
15. Lembar Pengamatan Tugas Siswa Pada Siklus III 175
16. Presentasi Siswa Dalam Mengerjakan Tugas 177
17. Proses Hasil Kerja Siswa 179
18. Perkembangan Nilai Tugas Siswa 181
19. Lembar Pengamatan Perhatian Siswa dalam Kegiatan Belajar
Mengajar 183
20. Lembar Pengamatan Keterlibatan Siswa dalam Kegiatan Belajar
Mengajar 185
21. Lembar Pengamatan Kerjasama Siswa dalam Kegiatan Belajar
Mengajar 187
22. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar 189
23. Foto Aktifitas Siswa Dalam KBM 190
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
ABSTRAK
GATIT KARTIKA YULIANTI. Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Matematika, Melalui Pemberian Bonus Nilai Tugas Siswa Kelas
IXB SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran
2008/2009. Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan, Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Apakah pemberian nilai
bonus tugas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran
Matematika siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten Banjarnegara
Tahun Pelajaran 2008/2009 ? (2) Apakah pemberian nilai bonus tugas dapat
meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas IX B SMP Negeri 2
Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008/2009?
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini dilakukan
selama 3 siklus, setiap siklus terdiri dari empat pertemuan dan setiap pertemuan
selama 2 x 45 menit (90 menit). Setiap siklus tahapan yang dilakukan terdiri dari
tahap: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan
refleksi (reflecting). Instrumen yang digunakan adalah (1) Lembar Tugas (2)
Skenario pembelajaran (3) Alat evaluasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 100 % siswa mengalami peningkatan
keaktifan dalam kegiatan belajar mengajar Matematika dan 86,1 % siswa
mengalami peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Matematika. Mengacu
pada indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan, maka penelitian tindakan
dikatakan berhasil. Artinya pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa mata pelajaran Matematika di kelas IX B
SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2008/2009.
Saran yang diajukan dalam penelitian ini pertama, untuk penelitian lebih
lanjut (a). Perlu dilakukan tindakan pada siklus-siklus berikutnya, untuk
mendapatkan kesimpulan yang lebih menggambarkan perubahan perilaku siswa
yang sebenarnya. (b). Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan
instrumen yang standar, sehingga hasil penelitian lebih dapat
dipertanggungjawabkan. Kedua, penerapan hasil penelitian (a). Pemberian bonus
nilai tugas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar, maka
sebaiknya model pembelajaran ini untuk dapat diterapkan di kelas, di sekolah atau
pada mata pelajaran lain. (b). Pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa, maka model pembelajaran ini perlu diterapkan pada materi
mata pelajaran lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
ABSTRACT
GATIT KARTIKA YULIANTI. Make-Up of Livelines and Achievement
Learning At Mathematics Subject, Through Bonus Gift Assess The Duty of Student
of Class of IXB SMP Country 2 Madukara of Regency of Banjarnegara School
Year 2008/2009. Thesis, Program The Technological Study of Education,
Program The Pascasarjana Sebelas Maret Surakarta University.
This Research targets are to know ( 1) whether gift assess the duty bonus
can improve the student livelines in subject of mathematics of student of class of
IXB SMP Country 2 Madukara of Regency of Banjarnegara of School Year 2008/
2009. (2) Whether/What gift assess the duty bonus can improve the achievement
learn the mathematics of student of class of IXB SMP Country 2 Madukara of
Regency of Banjarnegara of School Year 2008 / 2009.
Research of Classroom Action ( Classroom Action Research) this
conducted by during three cycle, each every cycle consisted of four meeting and
each every meeting during 2 x 45 minute ( 90 minute). Each;Every step cycle
conducted consisted of the phase : planning (planning), execution (acting),
observation (observing), and refleksi (reflecting). Instrument used by (1)
Duty Sheet (2) Study Scenario (3) appliance evaluate.
Research result show that 100 % student experience of the make-up of
livelines in activity learn to pursue the Mathematics and 86,1 % student
experience of the make-up of achievement learn at Mathematics subject. Relate
specified research efficacy indicator, hence action research told to succeed. Its
meaning is bonus gift assess the duty can improve the livelines and achievement
learn the student at Mathematics subject in class of IXB SMP Country 2
Madukara of Regency of Banjarnegara of school year 2008/2009.
Suggestion raised in this research first, for the research of furthermore (
a). require to be conducted action next cycle, to get the more depicting conclusion
behavioral change of student which in fact. ( b). require to be conducted
continuation research by using instrument which standard, so that result of
research more accountable. Second, applying of result of research ( a). bonus gift
assess the duty can improve the student livelines in activity learn, hence better
model this study to be applicable in class, at school or other;dissimilar subject. (
b). bonus gift assess the duty can improve the achievement learn the student,
hence model this study require to be applied other; dissimilar subject items
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU SISDIKNAS, 2003 : 3)
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan proses belajar
mengajar merupakan kegiatan yang paling utama. Berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan di sekolah banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar
mengajar yang dialami dan dicapai siswa sebagai peserta didik. Proses belajar
mengajar adalah suatu kombinasi pemberdayaan sumber daya yang meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pendidikan. Sumber daya manusia
yang terlibat dalam sistem proses belajar mengajar terdiri dari siswa, guru dan
tenaga kependidikan lainnya. Sumber daya material meliputi, buku-buku, papan
tulis, kapur, alat peraga, dan media proses belajar mengajar. Prosedur meliputi
jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik belajar, dan ujian.
Mata pelajaran Matematika oleh sebagian siswa dianggap sebagai ilmu
mata pelajaran yang sulit di pelajari dan bahkan ada yang menjadi momok yang
menakutkan siswa. Hal ini tidak mengherankan karena bahasa dalam Matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menggunakan lambang, simbol, dan tanda-tanda yang dikemas dalam rumus dan
konsep-konsep yang jumlahnya tidak sedikit. Banyak siswa yang merasa bosan,
sama sekali tidak tertarik, bersikap pasif, bahkan benci terhadap mata pelajaran
Matematika, sehingga dengan cepat mereka akan melupakan apa yang telah di
pelajari, atau enggan belajar dan enggan mengerjakan tugas yang berakibat pada
rendahnya prestasi belajar.
Untuk meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar, maka perlu strategi yang tepat dan kreatif agar anak tertarik dan
terdorong untuk belajar. Kondisi seperti di atas bila tidak segera dicarikan
solusinya dapat berakibat menurunkan prestasi belajar siswa dan minat serta
perhatian siswa terhadap mata pelajaran Matematika.
Fenomena rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika, seperti di atas juga terjadi di SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten
Banjarnegara. Selama tiga kali ulangan umum dari tahun pelajaran 2005/2006
sampai dengan 2006/2007, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
menunjukan grafik yang rendah dan menurun, baik nilai rata-rata, nilai tertinggi
maupun nilai terendah yang dicapai siswa..
Berdasarkan data yang ada, penurunan dan rendahnya prestasi belajar
siswa SMP Negeri 2 Madukara pada mata pelajaran Matematika selama 3
semester terbukti sangat signifikan sekali, yaitu perbandingan antara hasil nilai
ulangan umum mata pelajaran Matematika dengan mata pelajaran Fisika selama 3
semester nilai yang dicapai oleh siswa termasuk kategori rendah. Melihat kondisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
obyektif tersebut, maka sebagai guru Matematika peneliti merasa bertanggung
jawab untuk memperbaikinya, agar prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika meningkat di waktu-waktu mendatang. Mata pelajaran matematika
diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung di
dalam Matematika itu sendiri, tetapi Matematika diajarkan pada dasarnya
bertujuan untuk membantu melatih pola pikir semua siswa agar dapat
memecahkan masalah dengan kritis, logis, cermat dan tepat. Disamping itu juga
agar dapat terbentuk kepribadiannya serta terampil menggunakan konsep
Matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rangka mencari solusi dari
permasalahan tersebut peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
Pertama, peneliti mencari data pembanding apakah kondisi seperti
tersebut juga dialami oleh siswa lain di sekolah yang sama dan sekolah lain yang
satu tipe. Hasil wawancara dengan guru lain di SMP Negeri 2 Madukara , guru
SMP Negeri 1 Madukara ,dan guru di SMP Negeri 2 Pagentan, ternyata
menghadapi permasalahan yang sama dimana prestasi belajar siswa rendah dan
siswa terlihat kurang tertarik dan apatis terhadap mata pelajaran Matematika.
Kedua, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru Matematika lain di
sekolah yang sama yaitu SMP Negeri 2 Madukara untuk membicarakan akar
permasalahan yang menyebabkan rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran Matematika. Hasil kolaborasi antara guru Matematika dan
peneliti, diperoleh beberapa asumsi penyebab rendahnya prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran Matematika tersebut, antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1. Kecerdasan siswa rendah, karena siswa SMP Negeri 2 Madukara berasal dari
kalangan masyarakat pedesaan.
2. Siswa tidak memiliki waktu belajar di rumah, karena kebiasaan anak desa bila
di rumah membantu orang tuanya, mengingat kesadaran orang tua terhadap
pendidikan anak masih rendah.
3. Siswa tidak menyukai mata pelajaran Matematika yang disebabkan oleh
perilaku guru atau materi yang sulit..
4. Strategi proses belajar mengajar yang kurang tepat, sehingga siswa sulit untuk
memahami pelajaran.
5. Kurangnya sarana dan prasarana proses belajar mengajar Matematika di
sekolah, sehingga proses belajar mengajar kurang dapat membantu siswa
untuk memahami materi yang disampaikan guru.
Ketiga, melakukan analisis terhadap beberapa asumsi akar permasalahan
tersebut agar diperoleh akar permasalahan yang tepat, sehingga perlakuan yang
dilakukan terhadap siswa benar-benar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Hal ini dilakukan karena sulit untuk melakukan semua asumsi tersebut. Bahkan
bila semua asumsi tersebut dilakukan, justru dapat menambah beban siswa.
Analisis akar permasalahan dilakukan dengan cara studi dokumentasi, wawancara
dan pengamatan. Hasil kolaborasi antara peneliti dengan guru Matematika,
disepakati analisis terhadap akar permasalahan tersebut sebagai berikut :
1. Ceking kecerdasan siswa. Asumsi pertama penyebab rendahnya prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika adalah karena siswa memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kecerdasan yang rendah. Karena peneliti tidak memiliki alat ukur kecerdasan
yang standar, maka hanya dilakukan membandingkan prestasi belajar
Matematika dengan mata pelajaran lain yang serumpun, seperti Fisika, dan
Biologi. Hasil penelitian terhadap dokumen hasil belajar (daftar nilai dan
laporan hasil ulangan umum semester) pada mata pelajaran Fisika dan Biologi
(IPA), menunjukan bahwa 75 % siswa mendapatkan nilai ulangan harian
antara 6.50 – 7.50 dan 25 % siswa mendapat nilai > 7.50. Berdasarkan data
tersebut kolaborator menyimpulkan bahwa sebenarnya kecerdasan siswa tidak
rendah. Dengan demikian disimpulkan bahwa sebenarnya prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran Matematika masih dapat ditingkatkan dengan
memilih strategi proses belajar mengajar yang tepat.
2. Ceking waktu belajar siswa. Asumsi kedua, bahwa penyebab rendahnya
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika adalah siswa tidak
memiliki waktu belajar di rumah, karena membantu orang tuanya berkebun.
Pengecekan dilakukan dengan cara wawancara dengan siswa dan orang tua
siswa meskipun tidak seluruhnya Secara kebetulan > 85 % siswa tinggal di
sekitar sekolah. Hasil wawancara dengan orang tua siswa diperoleh data
bahwa 90 % memiliki waktu yang cukup untuk belajar di rumah, karena anak
membantu orang tua hanya pada siang hari. Demikian juga hasil wawancara
dengan siswa menunjukan bahwa semua siswa mengaku sebenarnya mereka
memiliki waktu yang cukup untuk belajar di rumah. Namun hanya < 30 %
siswa yang mengaku belajar di rumah. Berdasarkan data tersebut disimpulkan
bahwa asumsi kedua tidak dapat diterima. Anak memiliki kesempatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
cukup untuk belajar di rumah. Guru sebaiknya mencari media agar anak dapat
belajar di rumah dengan baik.
3. Ceking sikap siswa terhadap mata pelajaran Matematika. Asumsi ketiga
bahwa rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
adalah anak tidak suka pada mata Matematika. Untuk mengetahui sikap anak
tersebut juga dilakukan wawancara dengan siswa. Hasil wawancara
menunjukan bahwa > 95 % siswa mengaku suka terhadap mata pelajaran
Matematika, hanya mereka merasa kesulitan untuk memahami mata pelajaran
tersebut. Guru perlu mencari solusi agar siswa terbantu dan merasa lebih
mudah belajar Matematika..
4. Ceking proses belajar mengajar Matematika. Asumsi keempat, mengatakan
bahwa rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika,
karena strategi proses belajar mengajar yang kurang tepat. Ceking dilakukan
dengan wawancara dengan siswa dan evaluasi diri. Hasil evaluasi diri yang
dilakukan oleh guru Matematika menunjukan bahwa sebagian besar materi
Matematika disampaikan dengan ceramah dan membahas soal. Hasil
wawancara dengan siswa diperoleh data bahwa 80 % siswa mengaku selama
proses belajar mengajar Matematika, mereka kurang bersemangat, ingin cepat
selesai dan kurang memahami guru. Untuk itu perlu dicarikan solusi
peningkatan proses belajar mengajar siswa baik di sekolah maupun diluar
sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
5. Ceking sarana proses belajar mengajar Matematika. Asumsi kelima,
mengatakan bahwa rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika disebabkan kurangnya sarana proses belajar mengajar
Matematika, sehingga siswa sulit untuk memahami materi proses belajar
mengajar. Pengecekan dilakukan dengan cara inventarisasi sarana proses
belajar mengajar yang dimiliki sekolah dan siswa. Hasil inventarisasi
menunjukan bahwa sebenarnya meskipun sederhana sarana proses belajar
mengajar Matematika dianggap cukup. Misalnya : alat peraga, alat pelajaran,
buku paket dan LKS ada. Hal yang diperlukan adalah pemberdayaan sarana
tersebut secara lebih efektif, sehingga dapat membantu siswa untuk
mempelajari Matematika dengan lebih mudah.
Keempat, mencari alternatif pemecahan masalah. Berdasarkan hasil
pengecekan terhadap asumsi penyebab rendahnya prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika tersebut, dalam kolaborasi disepakati bahwa akar
permasalahan yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika adalah faktor strategi proses belajar mengajar Matematika
yang kurang tepat, baik di kelas maupun diluar kelas.
Dalam kolaborasi disepakati bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa perlu dilakukan upaya mengelola proses belajar mengajar dengan lebih
kreatif, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar, baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Dalam kolaborasi disepakati bahwa untuk mengatasi masalah kesulitan
memahami matematika siswa harus banyak berlatih, sehingga perlu
meningkatkan keaktifan siswa melalui latihan-latihan soal secara intensif pada
mata pelajaran Matematika. Beberapa usulan yang muncul dalam kolaborasi
sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :
1. Pemberian pekerjaan rumah (PR) setiap selesai proses belajar mengajar.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Menambah jam pelajaran pada sore hari
4. Belajar kelompok.
Kelima, menetapkan rencana tindakan. Semua alternatif tersebut pada
dasarnya dapat diterima, namun yang menjadi masalah adalah siswa kurang
tertarik untuk melakukan mengerjakan latihan soal, baik melalui pekerjaan
rumah, LKS maupun penambahan jam pelajaran. Solusinya perlu dicarikan
strategi agar siswa tertarik dan termotivasi untuk melakukan latihan-latihan soal
Matematika, karena dengan seringnya siswa melakukan latihan soal-soal
Matematika siswa akan semakin paham dan jelas terhadap cara mengerjakan soal
pada setiap materi Matematika.
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, perlu dilakukan peningkatan
keaktifan siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan cara banyak
melakukan latihan soal,dan dengan cara pemberian bonus nilai tugas Matematika
bagi setiap siswa yang mengerjakan tugas dengan baik dan benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Siswa dalam mempelajari Matematika harus dapat mandiri terhadap
pemahaman unsur-unsur Matematika. Siswa belajar untuk menghargai dan
mencintai Matematika karena mereka memiliki keyakinan tentang bagaimana
caranya merumuskan dan menggunakan sarana Matematika manakala diperlukan.
Dalam kegiatan proses belajar mengajar ini guru lebih berperan sebagai fasilitator
daripada sebagai penceramah atau pengajar, dan para siswa sendirilah yang aktif
mencari, menyelidiki, merumuskan, menguji, membuktikan, mengaplikasikan,
menjelaskan dan sebagainya. Kegiatan semacam itu biasanya terlaksana melalui
keaktifan siswa, seperti kerja kelompok, diskusi, presentasi dan lain-lain.
Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,
2003 : 2). Seorang siswa dalam melakukan belajar dipengaruhi oleh banyak
faktor yang dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan faktor kelelahan. Faktor
psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kesiapan. Faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu, meliputi
faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.
Dalam kegiatan proses belajar, guru haruslah memperhatikan apa yang
dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik, mempunyai motif untuk
berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan
yang menunjang belajar. Motif-motif di atas dapat ditanamkan pada diri siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dengan cara memberikan latihan soal atau tugas. Tugas tersebut diharapkan dapat
menambah kesempatan siswa untuk mencoba menyelesaikan masalah yang
dihadapinya secara mandiri.
Seringkali dalam tugasnya sehari-hari, guru harus berhadapan dengan
siswa-siswa yang prestasi akademiknya rendah dan tidak sesuai dengan harapan.
Untuk dapat mencapai prestasi belajar yang optimal, siswa harus memiliki
motivasi yang tinggi, minat terhadap mata pelajaran dan aktif dalam kegiatan
proses belajar mengajar. Pada umumnya guru menginginkan kelas yang penuh
dengan siswa-siswa yang mempunyai motivasi intrinsik. Menurut kenyataan tidak
demikian, karena itu guru harus menghadapi tantangan untuk dapat
membangkitkan motivasi siswa, minat, menarik dan mempertahankan
perhatiannya, mengusahakan agar siswa harus mau mempelajari materi yang
diharapkan untuk dipelajarinya. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah
dengan memberikan penghargaan atau intensif atas keberhasilan siswa, dapat
berupa pujian, angka yang baik dan sebagainya, sehingga siswa terdorong untuk
melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan pengajaran.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian tentang peningkatan keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran
Matematika melalui pemberian bonus nilai tugas siswa dalam kegiatan proses
belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, mengingat
keterbatasan yang ada pada peneliti, maka masalah dalam penelitian ini hanya
dibatasi pada permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika siswa kelas IX B
SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran
2008/2009 ?.
2. Apakah pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan prestasi belajar
Matematika siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten
Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008/2009 ?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini secara
empiris bertujuan :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum diadakannya penelitian ini adalah :
a. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
Matematika melalui pemberian bonus nilai tugas pada siswa SMP di
Kabupaten Banjarnegara.
b. Untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika melalui pemberian
bonus nilai tugas pada siswa SMP di Kabupaten Banjarnegara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus diadakannya penelitian ini adalah :
a. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
Matematika melalui pemberian bonus nilai tugas pada siswa kelas IX B
SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008 /
2009.
b. Untuk meningkatkan prestasi belajar Matemetika melalui pemberian
bonus nilai tugas pada siswa SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten
Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008 / 2009.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada
umumnya dan khususnya untuk pengembangan proses belajar mengajar
Matematika. Beberapa manfaat yang diharapkan antara lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan
tentang pengaruh pemberian penghargaan / insentif terhadap keaktifan
dan prestasi belajar Matematika.
b. Sebagai bahan kajian dan referensi bagi peneliti lain yang akan
melakukan kajian lebih mendalam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan yang berguna bagi para guru, bahwa guru sangat
berperan mengaktifkan siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar
khususnya pelajaran Matematika.
b. Guru dapat lebih berperan sesuai dengan fungsinya, senantiasa mampu
dan siap merancang kegiatan proses belajar mengajar yang berhasil guna
dan berdaya guna, serta mengarahkan kegiatan belajar siswa agar
mencapai prestasi belajar sebagaimana yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Keaktifan Belajar
Siswa adalah suatu organisasi yang hidup. Dalam dirinya terkandung
banyak kemungkinan dan potensi yang hidup dan sedang berkembang.
Dalam diri masing-masing siswa tersebut terdapat prisnsip aktif yakni
keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif mengendalikan tingkah
lakunya. Proses belajar mengajar perlu mengarahkan tingkah laku menuju ke
tingkat perkembangan yang diharapkan. Siswa memiliki kebutuhan-
kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang perlu mendapat kepuasan, dan
oleh karenanya memberikan dorongan berbuat/tindakan tertentu. Tapi suatu
saat kebutuhan itu bisa berubah dan bertambah sehingga varietasnya menjadi
bertambah besar. Dengan sendirnya perubahan itupun menjadi banyak
ragamnya. Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati,
dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja siswa memperoleh
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan serta perilaku lainnya termasuk
sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran
dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan akses keaktifan
(aktifitas) dalam proses belajar dan proses belajar mengajar, untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
a. Jenis-Jenis Aktifitas
Aktivitas belajar banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan
klasifikasi. Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik (2001 : 90) membagi
kegiatan belajar menjadi 8 (delapan) kelompok sebagai berikut :
1) Kegiatan-kegiatan visual : membaca, melihat gambar-gambar,
mengamati eksperimen, demonstrasi, pemeran, mengamati orang
bekerja atau bermain.
2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral) : mengemukakan fakta atau prinsip-
prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan
suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.
4) Kegiatan-kegiatan menulis : menulis cerita, laporan, memeriksa
karangan, bahan-bahan copy, membuat sketsa, atau rangkuman,
mengerjakan tesis.
5) Kegiatan-kegiatan menggambar : menggambar, membuat grafik,
diagram, peta, pola.
6) Kegiatan-kegiatan metrik : melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelengarakan permainan
(simulasi), menari, berkebun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
7) Kegiatan-kegiatan mental : merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-
hubungan, membuat keputusan.
8) Kegiatan-kegiatan emosional : minat membedakan, berani, tenang dan
sebagainya.
b. Manfaat Aktifitas dalam Proses Belajar Mengajar
Penggunaan asas aktivitas dalam proses belajar mengajar memiliki
manfaat tertentu, antara lain :
a) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
b) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa.
c) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa, yang
pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.
d) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri
sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan
individual.
e) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan
kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.
f) Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan
hubungan antara guru dengan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam
pendidikan siswa.
g) Proses belajar mengajar dan kegiatan belajar dilaksanakan secara
realistik dan konkrit sehingga mengembangkan pemahaman dan
berpikir kritis, serta menghindarkan terjadinya verbalisme.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
h) Proses belajar mengajar dan kegiatan belajar menjadi hidup
sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh
dinamika.
c. Upaya Melaksanakan Aktivitas dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Asas aktivitas dapat diterapkan dalam semua kegiatan dan proses
belajar mengajar,alternatif pendayagunaannya antara lain sebagai berikut :
1) Pelaksanaan aktivitas kegiatan belajar mengajar dalam kelas.
Asas aktivitas dapat dilaksanakan dalam setiap kegiatan tatap muka
dalam kelas yang terstruktur, baik dalam bentuk komunikasi langsung,
kegiatan kelompok, kegiatan kelompok kecil, belajar independen.
2) Pelaksanaan aktivitas proses belajar mengajar sekolah masyarakat.
Pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan dalam bentuk
membawa kelas ke dalam masyarakat, melalui metode karyawisata,
survei, kerja pengalaman, pelayanan masyarakat, berkemah,
berproyek dan sebagainya.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
Aktivitas siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat siswa,
baik yang bersifat efektif seperti rasa/sikap percaya diri, motivasi dan
minat maupun yang bersifat kognitif seperti bakat dan kecerdasannya.
Faktor-fakltor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1) Sikap Percaya Diri
a). Pengertian Sikap Percaya Diri
Sikap merupakan kecenderungan seseorang dalam melakukan
aktifitas.Tiap-tiap manusia memiliki karakteristik dan kepribadian
masing- masing.Sikap percaya diri yang dimiliki seseorangpun
berbeda-beda.La Pierre dalam Allen,Guy dan Edgley yang
dikutip Saifudin Azwar (2005:5) mendefinisikan sikap sebagai
pola perilaku,kondisi atau kesiapan antisipatif,predisposisiuntuk
menyesuaikan diri dalam situasi sosial,atau secara sederhana sikap
adalah respon terhadap stimuli sosial yang tidak
dikondisikan.Sedangkan Secord dan Backman dalam Saifudin
Azwar (2005:5) mendefinisikan sikap sebagai keturunan tertentu
dalam hal perasaan (afeksi),pemikiran (kognisi) dan predisposisi
tindakan (konasi) seseorang terhadap lingkungan di
sekitarnya.Menurut kerangka pemikiran tersebut sikap merupakan
konstelasi dari komponen-komponen kognitif,afektif dan konatif
yang saling berinteraksi dalam memahami,merasakan dan
berperilaku terhadap suatu obyek,perilaku dan individu.
Sikap percaya diri sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan
tujuan.Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh suatu
perbuatan yang pada giliranya akan memuaskan kebutuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
individu.Adanya Tujuan yang jelas dan disadari,akan
mempengaruhi kebutuhan,dan ini akan mendorong timbulnya
sikap percaya diri..Jadi tujuan akan dapat membangkitkan
berkembangnya sikap percaya diri.
Menurut Blair dan Simpson dalam Oemar Hamalik (2005 : 29)
bahwa belajar dengan rasa percaya diri dan rasa senang merupakan
sikap yang paling penting dalam pencapaian prestasi belajar.Sikap
tersebut dapat menggerakkan atau mendorong seseorang dalam
melanjutkan kegiatan belajarnya di luar proses belajar di sekolah.
Sikap percaya diri merupakan kemampuan seseorang yang
mendasar terhadap suatu kegiatan. Sikap percaya diri menjadi
salah satu penyebab suatu kegiatan yang dilakukan dan sebagai
penyebab partisipasinya dalam suatu kegiatan.
Norman dalam Muhibbin Syah (1955 : 165) mengemukakan
bahwa baik percaya diri maupun sikap mudah mempengaruhi
manusia bereaksi/bertindak dalam cara-cara tertentu, yang dapat
melalui proses belajar mengajar dan mungkin dengan perasaan dan
emosi, namun sikap percaya diri biasanya mengarah lebih aktif.
Strong (2001 : 142) mengemukakan bahwa sebuah sikap
percaya diri yang disertai dengan perasaan senang dan
kecenderungan yang dinamik untuk mencari obyek atau
melakukan sesuatu dengan sikap percaya diri yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Suatu pengukuran mengenai sikap percaya diri seseorang
juga merupakan pengukuran mengenai apa yang akan dilakukan
seseorang Dengan demikian dapat diartikan pula bahwa untuk
mengukur sikap percaya diri seseorang dapat diketahui dari
perilaku individu tersebut, kecenderungan berperilaku
dipengaruhi perasaan senang yang mendahului tindakannya.
Menurut Norman dan Strong keduanya cenderung pada
pengertian sikap percaya diri yang lebih memfokuskan pada
aspek afektif berupa perasaan yang positif. Misalnya sikap
percaya diri siswa dalam mempelajari Matematika berarti
didalam dirinya muncul suatu perasaan percaya dan senang
sehingga perasaan tersebut akan menentukan tindakannya untuk
memahami obyek (mata pelajaran Matematika).
Pengertian sikap percaya diri ini menunjukkan bahwa segala
sesuatu atau obyek yang diinginkan individu ada hubungannya
dengan keberadaan individu tersebut. Jadi sikap percaya diri
adalah kesadaran dalam memberikan stimuli yang mendorong
seseorang untuk tertarik kepada sekelompok hal. Definisi ini
hampir sama dengan pengertian diatas, munculnya ketertarikan
individu terhadap sesuatu hal didukung oleh kesadarannya tanpa
rangsangan - rangsangan yang dapat memperkuat obyek.
Berdasarkan batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa sikap adalah perilaku/perbuatan untuk menyesuaikan diri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dalam situasi sosial yang mencakup perasaan, penalaran dan
tindakan seseorang terhadap aspek lingkungan di sekitarnya.
Sikap percaya diri adalah perilaku/perbuatan yang berdasarkan
keyakinan diri sendiri dan tidak dapat dipengaruhi oleh
pihak/orang lain dalam pemecahan masalah.
b) Ciri-Ciri Sikap Percaya Diri
Menurut Sax dalam Saefuddin Azwar (2005 : 25)
menunjukan beberapa karakteristik sikap yaitu : 1) arah, 2)
intensitas, 3) keleluasaan, 4) konsistensi dan 5)
spontanitas.Masing – masing karakteritik sikap dapat dijelaskan
sebagai berikut :
(1) Sikap memiliki arah, maksudnya sikap dapat dibagi
menjadi dua bagian yang sangat jelas, yaitu bagian setuju
atau tidak setuju, bagian memihak atau tidak memihak
terhadap suatu obyek sikap.
(2) Orang yang setuju, memihak terhadap suatu obyek yang
arahnya positif, sedangkan orang yang tidak setuju
memihak terhadap suatu obyek yang arahnya negatif.
(3) Sikap memiliki intensitas, maksudnya kekuatan sikap
terhadap suatu obyek belum tentu sama, walaupun arahnya
sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
(4) Dua orang yang sama – sama tidak suka terhadap suatu
obyek dan sama – sama memiliki sikap yang berarah
negatif, belum tentu memiliki intensitas yang sama.
(5) Sikap memiliki keleluasaan, maksudnya sikap kesetujuan
atau ketidak setujuan terhadap suatu obyek hanya dapat
mengenai aspek yang sangat spesifik, tetapi dapat pula
mencakup banyak aspek yang ada pada suatu obyek.
(6) Sikap memiliki konsistensi, maksudnya adanya kesesuaian
antara pernyataan sikap dengan respon terhadap suatu
obyek, sikap tersebut diperlihatkan oleh kesesuaian sikap
antar waktu dan dipertahankan dalam waktu yang relatif
lama.
(7) Sikap bersifat spontanitas, maksudnya menyangkut sejauh
mana kesiapan individu untuk menyatakan sikapnya secara
spontan, sikap spontanitas yang tinggi terjadi apabila
dinyatakan secara terbuka tanpa adanya desakan terhadap
individu terlebih dahulu.
Menurut Gredler (2001 : 457) siswa yang memiliki sikap
percaya diri tinggi cenderung memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, rasa tanggung jawab dan memiliki kemauan yang kuat,
sehingga dalam proses belajar mengajar akan bergairah dan
kreatif. Untuk siswa yang memiliki sikap percaya diri yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
rendah cenderung bersikap malas, minder dan sangat
bergantung pada guru, selanjutnya pencapaian hasil belajar
rendah.
Siswa cenderung tidak dapat melihat masalah dengan jelas,
berpola pikir linier, mudah menyerah dan tidak memiliki
pendirian dan keyakinan yang kuat, tidak berani mengambil
resiko, dan tidak bisa mengambil keputusan. Pola pemikirannya
tidak terbiasa memikir untuk menemukan banyak alternatif
dalam memahami setiap persoalan yang dihadapi, sehingga jika
satu alternatif yang dianggap benar ternyata tidak berhasil
memecahkan masalah, maka siswa akan menyerah. Kondisi
demikian akan semakin menurunkan sikap percaya diri siswa
yang pada akhirnya hasil belajar yang dicapai menurun.
2). Motivasi Belajar
a). Pengertian Motivasi
Motivasi adalah dorongan dari dalam yang menimbulkan
kekuatan individu untuk bertindak atau bertingkah laku guna
memenuhi kebutuhan (Sardiman 2002 : 96).
Menurut W.S. Winkel (2003 : 27) bahwa kekuatan yang
mendorong individu untuk melakukan aktivitas demi
tercapainya suatu tujuan disebut motiv, sedangkan motiv baru
dapat disebut aktivitas apabila sudah menjadi kekuatan aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(sudah melakukan aktivitas), sedangkan motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
dari kegiatan belajar dan yang memberi arah kegiatan belajar
itu, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa tercapai.
Ngalim Purwanto ( 2005 : 60) mengemukakan bahwa
motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakan,
mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia
terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Seseorang yang mempunyai motivasi tertentu, akan lebih
berminat untuk mencapai tujuan. Demikian juga dengan siswa
yang memiliki motivasi belajar, berarti ia telah mempunyai
minat belajar maka siswa menjadi termotivasi untuk belajar.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi
menunjuk pada suatu keadaan yang menyebabkan seseorang
untuk melakukan suatu aktivitas tertentu sebagai pencerminan
pelaksanaan minat untuk mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya.
James Drever dalam Slameto ( 2003 : 58 ) memberi pengertian sebagai berikut : “ Motive is an effective – conative factor which operates in determining the direction of an
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
individualis behavior to wards an end or goal,consiostly apprehended or unconsiostly.”
Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang
akan dicapai, dalam menentukan tujuan itu disadari atau
tidak,bahwa untuk mencapai tujuan itu perlu
berbuat,sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah
motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat
mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya
mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian,
merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan
/menunjang belajar. Motif – motif di atas dapat juga
ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan
- latihan / kebiasaan - kebiasaan yang kadang-kadang juga
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.Dari uraian di atas
jelaslah bahwa motif yang kuat sangatlah perlu di dalam
belajar,dalam membentuk motif yang kuat itu dapat
dilaksanakan dengan adanya latihan – latihan / kebiasaan –
kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat,jadi
latihan / kebiasaan itu sangat perlu di dalam belajar.
Menurut Slameto (2003 : 26) ada motif keberhasilan
(achievement motivation) yang mendorong seseorang
melakukan sesuatu, motif itu terdiri dari tiga komponen :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
(a) Dorongan kognitif
Termasuk dalam dorongan kognitif adalah kebutuhan untuk
mengetahui, untuk mengerti, dan untuk memecahkan
masalah. Dorongan kognitif timbul di dalam proses
interaksi antara siswa dengan tugas / masalah.
(b) Harga diri
Ada siswa tertentu yang tekun belajar melaksanakan tugas
– tugas bukan terutama untuk memperolah pengetahuan
atau kecakapan,melainkan untuk memperoleh status dan
harga diri.
(c) Kebutuhan berafiliasi
Kebutuhan berafiliasi sukar dipisahkan dari harga diri. Ada
siswa yang berusaha menguasai bahan pelajaran atau
belajar dengan giat untuk memperoleh
pembenaran/penerimaan dari teman-temannya atau dari
orang lain yang dapat memberikan status padanya. Siswa
senang bila orang lain menunjukan pembenaran pada
dirinya, dan oleh karena itu ia giat belajar, melakukan
tugas-tugas dengan baik, agar memperoleh pembenaran
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
b) Jenis-Jenis Motivasi
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
adalah motivasi yang muncul dari dalam diri individu (Norhadi,
2002 : 154).
Motivasi intrinsik adalah keinginan berindak yang
disebabkan oleh faktor dari dalam individu ( Elida Prayitno,
1999 : 154 ). Siswa yang termotivasi secara intrinsik,
aktivitasnya dalam belajar lebih baik dari pada siswa yang
termotivasi secara ekstrinsik. Siswa yang memiliki motivasi
intrinsik menunjukan ketekunan dan aktivitas yang tinggi dalam
belajarnya.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul karena
dorongan dari luar dirinya (Norhadi, 2002 : 154). Sebenarnya
antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik saling
menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat
membangkitkan motivasi intrinsik.
c) Fungsi motivasi
Dibalik setiap perbuatan seseorang terdapat suatu motivasi
yang mendorong untuk berbuat. Menurut Gagne “Motivation is
condition of learning”, artinya motivasi merupakan suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
konidisi yang utama dalam belajar (dikutip oleh Norhadi, 2002 :
153). Motivasi mempunyai tiga fungsi, yaitu :
(1) Sebagai penggerak untuk melepas energi sehingga
mendorong manusia untuk berbuat.
(2) Sebagai pemberi arah perbuatan pada tujuan yang akan
dicapai.
(3) Sebagai penentu perbuatan yang melalui seleksi dan
prioritas perbuatan.
d). Karakteristik Motivasi
Menurut Elda Prayitno (2000:26-28) bahwa karakteristik
motivasi ada lima macam, antara lain :
(1) Tingkah laku yang bermotivasi adalah digerakkan
Pendorong tingkah laku tersebut adalah kebutuhan dasar
atau kebutuhan yang dipelajari. Kebutuhan dasar misalnya
makan dan minum. Kebutuhan yang dipelajari misalnya
pujian. Oleh karena itu bila anak bertingkah laku berarti
sedang memenuhi kebutuhan. Dalam hal tersebut tampak
bahwa tingkah laku itu penuh arti.
(2) Tingkah laku yang bermotivasi memberi arah
Anak – anak berusaha untuk menyelesaikan tugas rumah
atau sekolah, mengembangkan hubungan sosial dan aktif
mengikuti organisasi, hal tersebut merupakan tingkah laku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
yang terarah. Semua pekerjaan tersebut dilakukan karena
adanya motivasi yang mengarahkan tingkah lakunya.
(3) Motivasi menimbulkan intensitas bertindak
Dengan adanya motivasi akan mengakibatkan intensitas
bertingkah laku bertambah.Karena dengan motivasi
tersebut seseorang akan semakin kuat keinginannya untuk
memenuhi kebutuhannya.
(4) Motivasi adalah selektif
Karena tingkah laku memiliki arti dan terarah pada
tujuan,maka seseorang memilih tingkah laku yang paling
efektif untuk mencapai tujuannya.
(5) Motivasi merupakan kunci pemuas kebutuhan
Untuk memotifasi secara fisik atupun phsikis,anak harus
merasa ada yang kurang pada dirinya.Bila hal demikian
dirasakan,maka anak akan termotivasi untuk memenuhi
kebutuhannya.
3). Minat
a). Pengertian Minat
Minat merupakan salah satu aspek mental yang sangat
besar pengaruhnya terhadap proses belajar seseorang. Bila
seseorang berminat terhadap satu obyek, maka ia akan
berbuat, bertindak dan memusatkan perhatiannya terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
obyek atau hal tersebut sebaik-baiknya. Misalnya, bila siswa
menaruh minatnya terhadap pelajaran Matematika maka ia
akan memusatkan segala perhatiannya terhadap pelajaran
tersebut.
Oleh karenanya minat akan membawa dampak terhadap
perolehan belajar, yang oleh Sax, dikatakan dapat membantu
atau bahkan mempersulit balajar. Karena menurutnya minat
adalah kesukaan terhadap sesuatu kegiatan melebihi kegiatan
lainnya (Sax 2000 : 273).
Minat juga didefinisikan sebagai “motiv yang
menunjukan arah perhatian seseorang terhadap obyek yang
menarik atau menyenangkan” (Skinner, 2005 : 455). Fryr
dalam Wayan Nurkancana (2002 : 229) mengartikan minat
sebagai “Gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau
aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu”.
Saiful Bachri Djamarah (2000 : 48) menyebutnya sebagai
suatu “kecenderungan tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa aktivitas”.Minat adalah rasa suka atau
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh (Slameto, 2003 : 182).
Minat merupakan kecenderungan afektif seseorang untuk
membuat pilihan aktivitas (Noeng Muhadjir, 2002 : 74)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
sebagai salah satu aspek tingkah laku afektif, minat memiliki
ciri-ciri yang antara lain berasosiasi dengan aktivitas, bersifat
tetap dan terus menerus, mempunyai intensitas dan
kecenderungannya untuk menerima atau menolak melakukan
aktivitas (Aiken, 2005 : 236).
Minat merupakan suatu respon mulai dari yang paling
disukai, sedikit disukai, sampai pada respon yang sama sekali
tidak disukai.
Bila sangat disukai akan menyebabkan minat dan bila
sangat tidak disukai dapat menimbulkan keengganan.Orang
akan selalu belajar dengan baik pada hal-hal yang disukainya,
dan akan enggan pada hal yang tidak disukainya.
b) Jenis-jenis minat
Dari banyak pengertian tentang minat dapat dikatakan
bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa yang sifatnya
aktif dan senantiasa berhubungan dengan kemauan, aktivitas
dan perasaan senang, yang semuanya memiliki potensi
membangkitkan individu untuk memilih, menentukan,
memperhatikan serta berhubungan dengan sesuatu yang datang
dari luar. Sebagai aspek kejiwaan yang cenderung tidak
tampak, minat dapat memanifestasi dalam beberapa bentuk,
yang menurut Crites, dibagi menjadi empat jenis, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
(1) Ekpressed Interest, yaitu minat yang dapat diketahui dari
pernyataan responden subyek tentang obyek dan
pekerjaan yang disenangi.
(2) Manifested Interest yaitu minat yang dapat diketahui dari
pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan yang sering
dilakukan subyek.
(3) Tested Interest, yaitu minat yang diketahui melalui
kesimpulan dari hasil test obyektif.
(4) Inventoried Interest, yaitu minat yang diketahui melalui
daftar isian terhadap obyek yang disediakan, yang dipilih
oleh subyek minat (Crites, dalam Sianturi, 2006 : 28).
Sedangkan Sax (2000 : 474) mengelompokkan menjadi
dua jenis, yaitu : (1). Minat yang dinyatakan, dan (2). Minat
yang dilaksanakan. Jadi suatu minat dapat diekspresikan
melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa sesuatu
atau hal lebih disukai lebih dari pada sesuatu hal lainnya, dan
dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam sebuah
aktifitas.
c) Indikator Minat
Minat pada dasarnya adalah sikap menerima akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri tanpa
adanya paksaan atau desakan orang lain (Slameto, 2004 : 182).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Sesuatu diluar dapat berupa benda, orang, hal atau peristiwa,
yang semuanya disebut dengan obyek minat. Sebagai
rangsangan yang terkondisi, minat berkaitan erat dengan
obyek sasaran yang diungkapkan dengan rasa senang dan
tidak senang terhadap suatu aktifitas, hal atau peristiwa yang
berada di sekitarnya. Seseorang yang mempunyai minat
terhadap sesuatu, misalnya, dapat dilihat dari seberapa kuat
hubungan antara dirinya dengan hal yang menjadi obyek
minatnya. Kekuatan hubungan tersebut dapat menunjukan
kualitas minat dari yang terendah sampai dengan tingkat yang
tertinggi, yang dapat dilihat dari indikator-indikator minat
yang tampak.
Dari beberapa definisi tentang minat, dapat ditegaskan bahwa
minat merupakan gejala kejiwaan (afektif) seseorang yang
menyebabkan adanya dorongan untuk menjalin hubungan
tertentu dengan obyek minatnya. Hubungan tersebut ditandai
dengan perasaan senang atau suka, tertarik, penuh perhatian,
selalu ingin tahu dan berusaha mendekat untuk mendapatkan
informasi, serta selalu berupaya menyesuaikan diri dan
berhubungan lebih aktif lagi dengan obyek minat sebagai
pilihan aktifitasnya. Indikator-indikator inilah yang menjadi
acuan dalam menyusun instrumen pada penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
4) Bakat
Bakat atau Aptitude menurut Hilgard dalam Slameto (2005 :
57) adalah : “the capacity to learn”. Dengan perkataan lain bakat
adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih. Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang (Muhibbin Syah 2005 : 135). Dengan demikian
sebetulnya setiap orang mempunyai bakat dalam arti berpotensi
untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan
kapasitas masing-masing Michael (1960) dalam Sumadi
Suryabrata (2001 : 160) mendefinisikan bakat sebagai berikut :
“An aptitude may be defined as a person’s capacity,or hypothetical
potential, for acquisition of a certain more or less weeldefined
pattern of behaviorinvelved has had little or no previous training”.
Jadi Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan
individu untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali
tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut.
Woodwort dan Marguis (1957) dalam Sumardi Surya brata
(2005 : 161) memasukkan bakat (aptitude) dalam kemampuan
(ability). Menurut dia Ability mempunyai tiga arti yaitu :
a) Achievement yang merupakan Actual Ability, yang dapat
diukur langsung dengan alat atau tes tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b) Capacity yangmerupakan Potential Ability, yang dapat diukur
secara tida langsung dengan melalui pengukuran terhadap
kecakapan individu, dimana kecakapan ini berkembang dengan
perpaduan antara dasar dengan Training yang intensif dan
pengalaman.
c) Aptitude, yaitu kualitas yang dapat diungkap/diukur dengan tes
khusus yang sengaja dibuat untuk itu.
5). Kecerdasan/Intelegensi
J.P Chaplin dalam Slameto (2003 : 55) memberikan
pengertian Intelegensi sebagai berikut :
a) The ability to meet and adapt to novel situations quickli and
effectively.
b) The ability to utilize abstract concepts effectively.
c) The ability to grasp relationships and to learn quickly.
Intelegensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu :
(1) Kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam
situasi yang baru dengan cepat dan efektif,(2)
Mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif, mengetahui realisasi dan mempelajarinya dengan cepat,(3)
Mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada siswa yang
tingkat intelegensinya rendah. Walaupun begitu siswa dengan
tingkat intelegensi tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya.
Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang
komplek dengan banyak faktor yang mempengaruhinya,
sedangkan intelegensi adalah salah satu faktor diantara faktor yang
lainnya. Jika faktor lain itu bersifat menghambat/berpengaruh
negatif terhadap belajar, akhirnya siswa gagal dalam belajarnya.
Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat
berhasil baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik, artinya
belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan
faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya memberi pengaruh
yang positif.
Pengetahuan mengenai tingkat kemampuan intelektual atau
intelegensi siswa akan membantu pengajar menentukan apakan
siswa mampu mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, serta
meramalkan keberhasilan atau gagalnya siswa yang bersangkutan.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa prestasi siswa tidak
semata-mata ditentukan oleh tingkat kemampuan intelektualnya.
e. Tolak ukur kadar keaktifan siswa dalam belajar
Cara apapun yang digunakan pada waktu belajar mengandung
unsur keaktifan pada diri siswa meskipun kadarnya berbeda-beda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Untuk dapat mengukur kadar keaktifan siswa dalam belajar,
berikut ini dikemukakan beberapa pendapat dari para pakar :
1). Mc Keachie (Student Centered versus Instructor. Centered
Instruction, 1954) mengemukakan tujuh dimensi dalam proses
belajar mengajar dimana terdapat variasi kadar keaktifan siswa
sebagai berikut :
a) Partisipasi siswa dalam menentukan tujuan kegiatan belajar
mengajar.
b) Penekanan pada aspek afektif dalam pengajaran.
c) Partisipasi siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, utama yang berbentuk interaksi antar siswa.
d) Penerimaan guru terhadap perbuatan dan sumbangan siswa
yang kurang relevan atau salah.
e) Keeratan hubungan kelas sebagai kelompok.
f) Kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk
mengambil keputusan yang penting dalam kegiatan
sekolah.
g) Jumlah waktu yang digunakan untuk menangani masalah
pribadi siswa, baik yang berhubungan ataupun yang tidak
berhubungan dengan pelajaran.
2). K. Yamamoto (Many Faces Of Teaching, 1969) melihat kadar
keaktifan siswa itu dari segi intensionalitas atau kesengajaan
rencana dari peran serta kegiatan oleh kedua pihak (siswa dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
guru) dalam proses belajar mengajar. Yamamato membedakan
keaktifan yang direncanakan secara sengaja (intensional),
keaktifan yang dilakukan sewaktu-waktu (insedental) dan sama
sekali tidak ada keaktifan dari kedua belah pihak.
Tabel 2.1. Diagram Intensi guru murid dalam kegiatan belajar mengajar
Keaktifan belajar Keaktifan mengajar
Ada Tidak ada
Intensional Insidental ADA
Intensional A. Belajar mengajar optimal
B. Belajar mengajar kurang berhasil
C.Belajar mengajar
gagal Insidental D. Keberhasilan
adalah siswa sadar B. Belajar mengajar acuh tak acuh
F. Belajar tidak berhasil
Tidak ada G. Murid belajar sendiri
H. Reaksi tanpa niat belajar
J. Kegiatan non instruksional
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk
melakukan perubahan perilaku seseorang. Perubahan tersebut mencakup
perubahan tingkah laku, sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Menurut
Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan limgkungannya. Sedangkan menurut Sardiman (2000 : 20) belajar
dapat dilihat secara makro dan mikro. Secara makro belajar dapat
diartikan sebagai kegiatan psiko fisik menuju perkembangan pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
seutuhnya. Sedangkan secara mikro belajar dimaksudkan sebagai usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian dari
kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke
arah yang lebih baik. Mukminan (2004 : 10) mengatakan bahwa proses
belajar mengajar adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang
dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk
melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu sebagai proses
dan sebagai respons terhadap situasi.
Proses belajar mengajar bukan hanya terbatas pada event-event
yang dilakukan guru saja, tetapi mencakup semua event yang mungkin
mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia. Proses
belajar mengajar mencakup kejadian-kejadian yang diturunkan oleh
bahan-bahan cetak, gambar, program radion, televisi, film, slide, maupun
kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Dengan demikian, fungsi proses
belajar mengajar bukan hanya fungsi guru pengajar, melainkan fungsi
sumber-sumber belajar lain yang digunakan oleh pembelajar untuk belajar
sendiri.
Mulyasa (2004 : 100) mengemukakan bahwa proses proses
belajar mengajar dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat
secara aktif, baik mental, fisik, dan sosialnya. Tugas guru yang paling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan tingkah laku dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut
tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan
lingkungan yang kondusif.
Berkaitan dengan belajar, Thomas Clyton (1994 : 105),
mengatakan bahwa ada lima prinsip proses belajar mengajar yang
berguna, yaitu :
1) Learning is a process that involves behavior, sequences of events and outcomes. 2) Learning results from experiencing. The learner must in some way act upon or react to a situation that impinges upon him. 3) Learning depends upon what the learner does. This involves how he perceives, how he thinks, how he feels and how he acts. 4) The result of the learning process in some changes in the learner, demonstrable by a change in his behavior, potential or actual. 5) The change in the learner tends to be fixed in the consequences of his behavior in terms of his own motivational systems (Bean ; 2006 : 142)
Pendapat tersebut kurang lebih bernakna sebagai berikut : 1) Belajar
adalah suatu proses yang melibatkan tingkah laku, rangkaian peristiwa
dan juga hasil. 2) Belajar adalah hasil dari pengalaman. Pelajar dalam
beberapa hal harus bertindak atau bereaksi terhadap situasi yang
mengenainya. 3) Belajar sangat tergantung apa yang dilakukan pelajar, hal
tersebut melibatkan bagaimana memahami, berpikir, merasakan, dan
bagaimana bertindak. 4) Hasil akhir dari proses belajar adalah terjadinya
beberapa perubahan dalam diri pelajar yang dapat ditunjukkan dengan
perubahan perilaku, potensi, dan aktualisasi. 5) Perubahan dalam diri
pelajar cenderung sebagai akibat dari perilakunya dalam system motivasi.
Kelima prinsip proses belajar mengajar di atas menekankan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
keaktivan belajar adalah bagaimana memahami, berpikir, merasakan,
bertindak dan berkreasi terhadap situasi, sehingga menghasilkan
perubahan potensi diri dan perubahan tingkah laku. Aktivitas belajar harus
ada pada siswa bukan pada guru.
Menurut Winkel (2003 : 136), prestasi adalah bukti keberhasilan
usaha yang dicapai seseorang. Sedangkan menurut Suryabrata (1981:78)
prestasi adalah hasil yang dicapai dari hasil latihan, atau pengalamam
yang didukung oleh kesadaran seseorang atau siswa untuk belajar. Jadi
prestasi adalah hasil yang dicapai seorang siswa dari latihan atau
pengalamannya.
Menurut Tirtonegoro (2004 : 43), prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa-siswa sebagai hasil belajar, baik
berupa angka atau huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil yang
sudah dicapai oleh masing-masing anak dalam perilaku tertentu .Senada
dengan pendapat di atas, Suryabrata (1995: 199), mendefinisikan prestasi
belajar adalah hasil sesaat di dalam belajar yang berupa hasil penilaian
dalam angka-angka atau simbol-simbol
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Ada banyak faktor yang mempengaruhi belajar siswa, salah
satunya hal yang mendorong aktivitas belajar yang merupakan alasan
dilakukannya perbuatan belajar itu. Arden N. Frandnsen dalam Sumadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Suryabrata (2005 : 236) mengatakan bahwa hal yang mendorong
seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut:
1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
2) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan yang
selalu maju.
3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru
dan teman-teman.
4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompentensi.
5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila
menguasai Pelajaran.
6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.
Menurut Purwanto (2007 : 67) di antara adalah: (1) Faktor dari
dalam individu (faktor individual), meliputi: faktor fisiologi (fisik dan
panca indra) dan faktor psikologis (bakat, minat, sikap, motivasi, dan
intelegensi) (2) faktor dari luar individu (faktor sosial) meliputi: faktor
lingkungan (keluarga, sosial dan keadaan alam) dan faktor instrument atau
alat-alat yang dipergunakan dalam belajar (software dan hardware ).
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Suryabrata (2005 :249)
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: (1)
faktor ekstern, yaitu faktor yang berada di luar individu yang belajar, yang
meliputi faktor sosial dan non social. (2) faktor intern, yaitu faktor yang
berasal dari individu yang sedang belajar, yang meliputi faktor fisiologis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
dan faktor psikologis. Prestasi belajar menjadi suatu masalah yang bersifat
perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang
kehidupan, manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan
kemampuan masing-masing (Zainal Arifin, 2000 : 3).
Prestasi belajar Matematika merupakan salah satu petunjuk tingkat
penguasaan siswa dalam memahami materi pelajaran Matematika.
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus Matematika yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan
geometri, aljabar, dan trigonometri. Matematika dapat berupa kalimat dan
persamaan Matematika, diagram, grafik atau tabel (DEPDIKNAS 2004 :
6).
Prestasi belajar Matematika adalah suatu proses perubahan
kemampuan yang berupa pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman baru
yang diperoleh melalui interaksti dalam proses belajar mengajar
Matematika antara peserta didik dengan lingkungannya dan dapat diukur
langsung dengan tes.Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar
Matematika dalam penelitian ini adalah skor/angka yang diperoleh siswa
setelah menyelesaikan proses proses belajar mengajar Matematika yang
diukur melalui tes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c. Pengukuran Prestasi Belajar
Pengukuran (Measurement) sering dipahami sama artinya dengan
penilaian (evaluation) dan tes (test). Tetapi sebenarnya, ketiga istilah
tersebut mempunyai makna yang berbeda. Norman E. Groundlund dalam
bukunya Measurement and Evalution in Teaching memberikan definisi
pengukuran sebagai berikut : “Evaluation : the systematic process of
colecting, analysing and interpreting information to determine the
exstent to which pupils achiefing intructional objectives”
(Groundlund, 1985 : 5). Sedangkan Anne Anastasi mengartikan sebagai
berikut : “A systematic process of determining the exstent to which
instructional objectives are achieved by pupils” (Chabib Toha, 2006 : 1).
Maksud penilaian disini adalah memberikan apresiasi (nilai)
tentang kualitas tertentu, tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap
pertanyaan tentang apa, melainkan lebih mengarah kepada jawaban
bagaimana dan seberapa jauh suatu proses atau hasil yang diperoleh.
Dengan demikian penilaian bukan sekedar aktivitas secara spontan dan
insidental tetapi sebuah kegiatan yang terencana, sistematik dan terarah
berdasarkan atas tujuan yang jelas, dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran (Chabib Toha, 2006 : 1-2).
Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu
atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang (dalam hal ini
siswa), hal atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
(Asmawi Zainal dan Noehi Nasoetion, 2001 : 5). Norman E Grounlund
mengartikan :
“Measurement the process obtaining a numerical discriptions of the degree to wich an individual prosesses particular characteristic” (Grounlund, 1985 : 5). Sedangkan Gillberet Sax (1980) mendefinisikan pengukuran sebagai “the assigment of numbers to attributes of characteristics of persons, event or object according to explicit, formulation or rules” (dalam Asmawi Zainal & Nasoetion, 2001 : 6).
Dari beberapa pengertian di atas dapat diamati bahwa pengukuran
mempunyai ciri khas utama, yaitu : (1). Menggunakan aturan atau formula
tertentu, (2). Melibatkan angka-angka atau skala tertentu. Hasil suatu
pengukuran belum banyak memiliki arti sebelum ditaksirkan dengan jalan
membandingkan dengan standar atau patokan tertentu. Patokan itu dapat
berupa batas minimal kompetensi materi pelajaran yang harus dikuasai
atau rata-tara nilai yang diperoleh oleh kelompok.
Jadi agar hasil pengukuran memiliki arti, haruslah memenuhi
beberapa unsur pokok yang dijadikan acuan. Unsur-unsur pokok tersebut
menurut Toha (1996: 3) adalah : (1). Adanya obyek yang diukur, (2)
Adanya tujuan pengukuran, (3). Adanya alat ukur, (4). Adanya proses
pengukuran. (5). adanya standar yang dijadikan pembanding, dan (6).
Adanya hasil yang bersifat kuantitatif.
3. Pemberian Bonus Nilai Tugas
Suatu proses belajar mengajar akan berhasil baik apabila disertai
dengan penghargaan yang tepat. Penghargaan merupakan umpan balik bagi
siswa atau yang dapat mendorong siswa untuk belajar dengan lebih giat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Apabila hasil belajar siswa kurang mendapat penghargaan dari guru, orang
tua atau teman, siswa akan kurang aktif dalam kegiatannya.
Abin Syamsudin (2004 : 67) mengemukakan pemberian bonus nilai
tugas pada siswa merupakan salah satu metode yang menerapkan azas “
Learning By Doing“ dengan membina pemahaman dan ketrampilan tertentu
melalui pembuatan dan pengerjaan tugas. Manfaat yang ingin dicapai dari
pemberian bonus nilai tugas ini adalah :
1) Ketrampilan siswa diharapkan lebih meningkat dan materi yang diajarkan
akan lebih mudah dan diingat oleh siswa.
2) Sikap dan pengalaman siswa berkembang dengan cepat, karena para siswa
ditekankan untuk belajar mencari pemecahan masalah sendiri.
3) Tumbuhnya rasa percaya diri siswa karena siswa akan mencari sendiri
pemecahan masalah yang dihadapi dengan demikian wawasan dan
pandangan akan lebih mapan dan luas.
Apabila siswa mengalami keberhasilan, pengajar diharapkan
memberikan penghargaan / hadiah pada siswa (dapat berupa pujian, angka
yang baik dan lain sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga siswa
terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan
proses belajar mengajar. Sehubungan dengan hal ini umpan balik merupakan
hal yang sangat berguna untuk meningkatkan usaha siswa (Slameto, 2003 :
176).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Menurut Irianto ( 2001 :105 ) motivasi yang sengaja dibentuk oleh
orang luar dalam hal ini guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain :
a. Pemberian Penghargaan. Dengan pemberian penghargaan ini dapat besifat
positif karena dapat menumbuhkan inisiatif, kemampuan-kemampuan
yang kreatif dan semangat berkompetisi yang sehat, pemberian
penghargaan sebagai upaya pembinaan motivasi tidak selalu harus
berwujud atau barang, tetapi dapat juga berupa pujian-pujian dan hadiah-
hadiah im-material.
b. Pemberian Perhatian. Pemberian perhatian yang cukup terhadap siswa
dengan segala potensi yang dimilikinya merupakan bentuk motivasi yang
sederhana, karena banyak yang tidak memiliki motivasi belajar
diakibatkan tidak dirasakannya adanya perhatian.
Dimyati dan Mudjiono (2002 : 42) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip
yang berkaitan dengan perhatian dan motivasi pembelajaran yaitu
perhatian merupakan peranan penting dalam kegiatan belajar. Berdasarkan
kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya
perhatian tidak mungkin adanya pembelajaran. Perhatian akan timbul pada
siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya, apabila bahan
pelajaran dirasakan sebagai suatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk
belajar lebih lanjut atau diperlukan sehari-hari akan membangkitkan
motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada,
maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
c. Ajakan Berpartisipasi. Pada diri manusia ada suatu perasaan dihargai
apabila dia dilibatkan pada kegiatan yang dianggap berharga. Oleh karena
itu guru, harus selalu mengajak dan mengulurkan tangan bagi siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran guna lebih bergairah dalam
belajar dan memperkaya proses interaksi antar potensi siswa dalam proses
pembelajaran.
Kenyataan bahwa tes dan nilai dapat dipakai sebagai dasar berbagai
hadiah sosial (seperti penerimaan lingkungan, promosi pekerjaan yang lebih
baik, uang yang lebih banyak dan sebagainya) menyebabkan tes dan nilai
dapat menjadi suatu kekuatan untuk memotivasi siswa. Siswa belajar bahwa
ada keuntungan yang disosialisasikan dengan nilai yang tinggi, dengan
demikian memberikan tes dan nilai mempunyai efek dalam memotivasi siswa
untuk belajar. Tapi tes dan nilai harus dipakai secara bijaksana yaitu untuk
memberikan informasi pada siswa dan untuk menilai penguasaan dan
kemajuan siswa, bukan untuk menghukum atau untuk membanding-
bandingkannya dengan siswa lain.
Merangsang hasrat siswa dengan jalan memberikan kepada siswa
sedikit contoh hadiah yang akan diterimanya bila ia berusaha untuk belajar .
Memberikan pada siswa penerimaan sosial sehingga ia tahu apa yang akan
diperolehnya bila berusaha lebih lanjut.
Pengajar dapat memakai insentif (dapat berupa pujian, angka yang
baik, dan lain sebagainya) dalam mencapai tujuan pengajaran. Insentif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
merupakan alat yang di pakai untuk membujuk seseorang agar melakukan
sesuatu yang tidak mau dilakukannya atau yang dilakukannya dengan baik
(Slameto, 2003 : 181). Studi-studi eksperimental menunjukan bahwa siswa-
siswa yang secara teratur dan sistematis diberi hadiah atau karena perbaikan
dalam kualitas pekerjaannya, cenderung bekerja lebih baik dari pada siswa-
siswa yang dimarahi atau dikritik karena pekerjaannya yang buruk atau tidak
adanya kemajuan. Menghukum siswa karena hasil kerjanya yang buruk tidak
terbukti efektif, bahkan hukuman yang terlalu kuat dan sering lebih
menghambat belajar. Tetapi hukuman yang ringan masih lebih baik dari pada
tidak ada perhatian sama sekali. Hendaknya pengajar bertindak bijaksana
dalam menggunakan insentif. Insentif apapun yang dipakai perlu di sesuaikan
dengan diri siswa masing-masing.
B. Kerangka Pemikiran
Terdapat tiga komponen penting dalam penilaian terhadap prestasi belajar
siswa yang diwujudkan dalam laporan pendidikan (nilai raport), yaitu: nilai
ulangan harian, nilai tugas dan nilai ulangan umum. Rumus untuk menentukan
nilai raport tersebut adalah: nilai ulangan harian, ditambah nilai tugas ditambah
dua kali nilai ulangan umum dibagi empat. Dengan demikian nilai tugas memiliki
bobot 25% dari keseluruhan prestasi belajar siswa yang tertuang dalam laporan
pendidikan. Berdasarkan ketentuan tersebut, nilai tugas menjadi penting dalam
kaitannya dengan penilian prestasi belajar siswa. Sehingga peningkatan perolehan
nilai tugas perlu dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Disamping itu dalam mata pelajaran Matematika pemberian tugas yang
berupa pekerjaan rumah (PR) berisi latihan-latihan soal dimaksudkan sebagai
sarana siswa untuk melakukan latihan-latihan soal agar siswa lancar dan paham
dalam memecahkan masalah Matematika. Dengan banyaknya latihan soal
diharapkan siswa semakin paham dan terampil dalam mengerjakan soal-soal
Matematika dalam ulangan maupun ujian, sehingga prestasi belajar siswa akan
meningkat dengan baik.
Pemberian bonus nilai tugas dimaksudkan sebagai motivasi bagi siswa
dalam belajar Matematika. Bonus nilai diharapkan menjadi perangsang yang
dapat mendorong siswa untuk mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Dengan
seringnya siswa mengerjakan latihan soal, sedikit demi sedikit siswa akan
memahami proses mengerjakan soal tertentu. Dengan peningkatan pemahaman
siswa terhadap proses mengerjakan soal tersebut akan menimbulkan ketertarikan
siswa pada mata pelajaran Matematika. Ketertarikan tersebut akan meningkat
menjadi rasa senang terhadap mata pelajaran Matematika. Sehingga siswa akan
aktif dalam proses kegiatan belajar mengejar di kelas maupun belajar mandiri di
rumah dalam mengerjakan tugas.
Dengan banyaknya latihan soal diharapkan siswa semakin memahami dan
terampil dalam menyelesaikan soal-soal Matematika, baik secara proses
mengerjakan maupun secara hasil. Pemahaman siswa terhadap proses
mengerjakan soal-soal Matematika dapat mendorong siswa untuk lebih menyukai
(berminat) terhadap mata pelajaran Matematika. Rasa senang terhadap mata
pelajaran Matematika tersebut, akan mendorong siswa untuk lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
memperhatikan proses belajar mengajar dan mendorong siswa untuk
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar Matematika di kelas
maupun di rumah secara madiri dalam bentuk mengerjakan tugas atau pekerjaan
rumah (PR).
Seringnya siswa mengerjakan latihan soal-soal Matematika dapat
meningkatkan keterampilan dan kemampuan siswa dalam memahami proses dan
kaidah Matematika, sehingga siswa akan mampu menyelesaikan soal-soal
Matematika dengan cepat dan tepat. Dengan demikian prestasi belajar siswapun
secara otomatis akan meningkat dengan baik.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang demikian, maka dapat disimpulkan
bahwa pemberian bonus nilai tugas akan mendorong siswa untuk mnegerjakan
tugas dengan baik. Dengan seringnya siswa mengerjakan tugas tersebut, akan
menimbulkan ketertarikan dan rasa senang siswa terhadap mata pelajaran
Matematika. Apabila telah tumbuh rasa senang maka siswa akan secara aktif
mengikuti kegiatan belajar mengajar Matematika yang pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.
Kerangka pemikiran tersebut secara sederhana dapat digambarkan dalam
bentuk bagan alur ssbagai berikut :
Bonus Nilai Keaktifan Belajar Prestasi Belajar
Gambar 2.1. Alur Kerangka Pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka
diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :
1. Pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar Matematika siswa kelas IX B SMP Negeri 2
Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008 / 2009.
2. Pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Madukara
Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008 / 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Madukara tahun
pelajaran 2008/2009. Subyek penelitian berjumlah 36 siswa, yang terbagi dalam
18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Kelas IX di SMP Negeri 2 Madukara
terdiri dari 3 rombongan belajar. Kelas IX B merupakan rombongan belajar yang
memiliki tingkat pencapaian prestasi belajar siswa rata-rata paling rendah di
bandingkan dengan rombongan belajar kelas IX yang lain.Waktu penelitian
dilakukan pada bulan September sampai dengan Oktober 2008.Jadwal
pelaksanaan penelitian tindakan kelas (classroom action research) adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
No Tanggal Pelaksanaan Materi
1 1 September 08 Observasi awal
2 3 September 08 Tes Awal
3 6 September 08 Pertemuan 1 Siklus I
4 8 September 08 Pertemuan 2 Siklus I
5 10 September 08 Pertemuan 3 Siklus I
6 23 September 08 Pertemuan 4 Siklus I Post tes
7 25 September 08 Pertemuan 1 Siklus II
8 27 September 08 Pertemuan 2 Siklus II
9 20 September 08 Pertemuan 3 Siklus II
10 6 Oktober 08 Pertemuan 4 Siklus II Post tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
11 8 Oktober 08 Pertemuan 1 Siklus III
12 11 Oktober 08 Pertemuan 2 Siklus III
13 13 Oktober 08 Pertemuan 3 Siklus III
14 15 Oktober 08 Pertemuan 4 Siklus III Post tes
Sumber : Hasil Kolaborasi.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten
Banjarnegara Jawa Tengah dengan pengkajian peningkatan keaktifan dan prestasi
belajar pada mata pelajaran Matematika melalui pemberian bonus nilai tugas
siswa kelas IX B. Penelitan ini dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa di SMP
Negreri 2 Madukara belum pernah dilakukan penelitian dengan judul dan
permasalahan yang sama dengan penelitian ini.
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif dengan menggunakan
metode pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research).
Menurut Supriyono dan Djunaedi (2000 : 15) hasil penelitian tidak untuk menarik
generalisasi atas populasi tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf
kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam
bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat
hasil wawancara antara peneliti dan informan. Sesuai dengan karakter tersebut,
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu berusaha mendapatkan
informasi yang selengkap mungkin mengenai peningkatan keaktifan dan prestasi
belajar pada mata pelajaran Matematika melalui pemberian bonus nilai tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
siswa kelas IXB SMP Negeri 2 Madukara. Informasi yang digali lewat
wawancara mendalam terhadap informan (siswa,orang tua, dan guru).
D. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berupaya
memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling
efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan
revisi untuk menelaah sejauh mana dampak perlakuan dalam rangka mengubah,
memperbaiki dan atau meningkatkan mutu perilaku tersebut terhadap perilaku
yang diteliti. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menghasilkan model
pembelajaran Matematika yang efektif dan menjamin diperolehnya manfaat yang
baik.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan desain penelitian pre tes dan
post tes (pre and post tes design) yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1. Desain Penelitian Tripp (1996)
Planning
Reflecting
Observing
Acting
Siklus I Siklus II Siklus III
Planning Planning
Acting Acting
Observing Observing
Reflecting Reflecting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Pretes digunakan untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum
dilakukan tindakan dan post test digunakan untuk mengetahui efektivitas
tindakan. Pretes dan post tes dilakukan dalam bentuk observasi dan tes prestasi
hasil belajar. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui suasana proses belajar
mengajar Matematika di kelas IX B sebelum dilakukan tindakan melalui
pemberian bonus nilai tugas. Sedangkan pretest dilakukan untuk mengetahui
prestasi belajar siswa sebelum dilakukan tindakan.
Tindakan kelas dilakukan sebanyak tiga siklus. Tahapan yang dilalui pada
setiap siklus adalah perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), obeservasi
(observing) dan refleksi (reflecting). Hasil refleksi digunakan untuk menyusun
perencanaan (re-planning), pelaksanaan (re-acting), obeservasi (re-observing)
dan refleksi (re-reflecting). Rotasi yang demikian dilakukan selama tiga siklus.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah berupa : lembar tugas, lembar observasi, alat tes prestasi belajar dan
skenario kegiatan belajar mengajar.
1. Lembar Tugas
Lembar tugas berupa lembaran yang berisi tentang soal-soal Matematika yang
harus dikerjakan siswa baik di rumah maupun di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati : keaktifan siswa dan suasana
kegiatan belajar mengajar selama menerapkan pemberian bonus nilai tugas.
Lembar observasi berisi beberapa aspek pengamatan sebagai berikut :
a. Pengamatan terhadap aktifitas siswa
b. Pengamatan terhadap hasil tugas siswa, meliputi: (a) Persentase siswa
mengerjakan tugas, (b) Proses siswa mengerjakan tugas, (c) Nilai tugas.
c. Pengamatan kegiatan belajar mengajar, meliputi: (a) Perhatian siswa
dalam proses belajar mengajar, (b) Keterlibatan siswa dalam proses
belajar mengajar, (c) Kerja sama antar siswa.
Untuk mempermudah dalam analisa data dan pengkatagorian, maka hasil
pengamatan diwujudkan dalam bentuk skor dan katagorinya. Skor
menggunakan rentang 1 sampai dengan 4, dengan katagori sangat rendah,
rendah, cukup dan tinggi. Skor 1 dikatagorikan sangat rendah, skor 2
dikatagorikan rendah, skor 3 sedang dan skor 4 dikatagorikan tinggi.
Penskoran dan katagori setiap item observasi dari skor 1 sampai 4 adalah
sebagai berikut :
Persentase siswa mengerjakan tugas menggunakan skor 1 sampai dengan
4, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Skor 4, apabila siswa mengerjakan tugas 81 - 100 % dari seluruh tugas
b. Skor 3, apabila siswa mengerjakan tugas 66 - 80 % dari seluruh tugas
c. Skor 2, apabila siswa mengerjakan tugas 50 - 65 % dari seluruh tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
d. Skor 1, apabila siswa mengerjakan tugas < 50 % dari seluruh tugas
Proses siswa mengerjakan tugas menggunakan skor 1 sampai dengan 4,
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Skor 4, apabila 86 - 100 % proses mengerjakan tugas benar
b. Skor 3, apabila 71 - 85 % proses mengerjakan tugas benar
c. Skor 2, apabila 50 - 70 % proses mengerjakan tugas benar
d. Skor 1, apabila < 50 % proses mengerjakan tugas benar
Nilai tugas siswa, menggunakan skor 1 sampai dengan 4, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Skor 4, apabila siswa mendapatkan nilai 86 - 100
b. Skor 3, apabila siswa mendapatkan nilai 71 - 85
c. Skor 2, apabila apabila siswa mendapatkan nilai 50 - 70
d. Skor 1, apabila apabila siswa mendapatkan nilai < 50
Perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar menggunakan skor
1 sampai dengan 4, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Skor 4, apabila 81 - 100 % memperhatikan kegiatan belajar mengajar
b. Skor 3, apabila 66 - 80 % memperhatikan kegiatan belajar mengajar
c. Skor 2, apabila 50 - 65 % memperhatikan kegiatan belajar mengajar
d. Skor 1, apabila < 50 % memperhatikan kegiatan belajar mengajar
Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, menggunakan skor 1
sampai dengan 4, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Skor 4, apabila 81 - 100 % terlibat dalam kegiatan belajar mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
b. Skor 3, apabila 66 - 80 % terlibat dalam kegiatan belajar mengajar
c. Skor 2, apabila 50 - 65 % terlibat dalam kegiatan belajar mengajar
d. Skor 1, apabila < 50 % terlibat dalam kegiatan belajar mengajar
Kerja sama siswa, menggunakan skor 1 sampai dengan 4, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Skor 4, apabila 81 - 100 % siswa kerja sama mengerjakan tugas di kelas
b. Skor 3, apabila 66 - 80 % siswa kerja sama mengerjakan tugas di kelas
c. Skor 2, apabila 50 - 65 % siswa kerja sama mengerjakan tugas di kelas
d. Skor 1, apabila < 50 % siswa kerja sama mengerjakan tugas di kelas
3. Alat Tes Prestasi Belajar
Alat tes prestasi belajar dalam penelitian ini menggunakan soal tes. Alat
evaluasi digunakan untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa
sebelum dan sesudah pelaksanaan pemberian bonus nilai tugas. Alat evaluasi
dipergunakan pada saat tes awal dan pada setiap akhir siklus. Skor hasil tes
menngunakan rentang 1 – 100. Alat evaluasi terdiri dari 25 soal pilihan ganda
dan 5 soal uraian, dengan alokasi waktu selama 80 menit. Skor setiap soal
pilihan ganda adalah 3, dan skor setiap soal uraian adalah 5 apabila proses
mengerjakan benar dan hasilnya benar, 3 apabila proses mengerjakan benar
tetapi hasilnya salah, dan 2 apabila hasil benar proses mengerjakan salah.
4. Skenario Kegiatan Belajar Mengajar
Skenario kegiatan belajar mengajar merupakan rancangan pembelajaran
yang akan dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
maupun di luar kelas. Skenario pembelajaran disusun secara kolaborasi antara
guru yang mengajar dan peneliti. Secara umum skenario kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan selama penelitian adalah sebagai berikut :
a. Guru membuka pelajaran dengan apersepsi dan motivasi, selama 5 menit.
b. Guru membagikan hasil pekerjaan rumah siswa, selama 5 menit.
c. Guru dan siswa membahas soal-soal tugas yang belum dapat diselesaikan
oleh siswa dengan baik, selama 15 menit.
d. Guru menerangkan materi pembelajaran hari itu, selama 25 menit
(disesuaikan dengan metari)
e. Guru memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa di kelas sebagai
latihan, selama 20 menit
f. Guru dan siswa mencocokan hasil kerja siswa, selama 10 menit.
g. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan membagikan lembar
tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah.
F. Pelaksanaan Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua tahap yaitu: (1) tahap
refleksi awal dan (2) tahap pelaksanaan tindakan. Refleksi awal dilakukan
meliputi observasi dan pretes. Tindakan Kelas dilakukan sebanyak tiga siklus,
setiap seklus terdiri dari empat pertemuan dan setiap pertemuan selama 2 jam
pelajaran (2 x 45 menit), pada petemuan keempat digunakan untuk tes.
Sesuai dengan desain penelitian, maka tahapan yang dilakukan pada
setiap siklus adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
1. Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan ini mengacu pada hasil awal yang telah dirumuskan
sebagai fokus permasalahan. Pada perencanaan tindakan ini melibatkan guru
Matematika dan siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas yang dibantu peneliti. Selain
membantu guru, peneliti juga melakukan observasi respon siswa terhadap
Matematika. Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun
tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Tindakan yang diputuskan
mengandung banyak resiko karena terjadi dalam dunia nyata. Oleh karena itu,
rencana kegiatan harus fleksibel sehingga dapat diubah sesuai situasi dan
kondisi yang ada sebagai usaha ke arah perbaikan.
3. Observasi dan Monitoring
Observasi dan monitoring adalah upaya merekam segala peristiwa atau
kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung. Observasi dan monitoring
itu harus bersifat terbuka pandangan dan pikirannya. Kegiatan ini dilakukan
oleh peneliti dan dibantu oleh guru Matematika. Observasi dan monitoring
yang dilakukan yaitu mencatat semua kegiatan guru dari pendahuluan,
pengembangan, penerapan dan penutup. Waktu pelaksanaan observasi dan
monitoring disesuaian dengan jam pelajaran pada jadwal Matematika di SMP
Negeri 2 Madukara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
4. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya mengkaji apa yang
terjadi atau tidak terjadi. Peneliti yang berkolaborasi dengan guru Matematika
mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak tindakan
dari berbagai kriteria.
a. Refleksi Awal
1). Observasi Awal
Observasi awal dimaksudkan untuk mengetahui suasana proses
belajar mengajar di kelas sebelum menerapkan kegiatan belajar
mengajar dengan pemberian bonus nilai tugas. Observasi awal
digunakan sebagai pembanding dalam menilai keaktifan siswa dalam
proses belajar mengajar. Observasi awal dilakukan terhadap hasil
pekerjaan tugas siswa dan dalam proses kegiatan belajar mengajar
Hasil observasi awal terhadap hasil pekerjaan siswa dalam
mengerjakan tugas berupa pekerjaan rumah (PR) menunjukan bahwa
rata rata masih dalam katagori rendah. Sedangkan hasil observasi
terhadap situasi kegiatan belajar mengajar di kelas rata-rata
menunjukan katagori sangat rendah.
2). Pretes
Pretes dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum
menerapkan kegiatan belajar mengajar dengan pemberian bonus nilai
tugas. Alat tes prestasi belajar terdiri dari 25 soal pilihan ganda dan 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
soal uraian, dengan alokasi waktu selama 80 menit. Skor setiap soal
pilihan ganda adalah 3, dan skor setiap soal uraian adalah 5 apabila
proses mengerjakan benar dan hasilnya benar, 3 apabila proses
mengerjakan benar tetapi hasilnya salah, dan 2 apabila hasil benar
proses mengerjakan salah. Rangkuman data hasil tes awal adalah
sebagai berikut: Nilai tertinggi 73, terendah 35 dan rata-rata sebesar
50,19.
Siklus Pertama
1. Perencanaan (planning).
Berdasarkan hasil observasi dan pretes tersebut di atas, maka
pada siklus pertama pelaksanaan tindakan kelas, disusun
perencanaan (planning) kegiatan belajar mengajar dengan
memberikan bonus nilai tugas bagi siswa yang mengerjakan
tugas dengan baik dan benar. Perencanaan dilakukan secara
kolaborasi antara peneliti dan guru matematika yang ada di
SMP Negeri 2 Madukara. Dalam tahap perencanaan kegiatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Bonus Nilai Tugas
Bonus nilai tugas difungsikan sebagai rangsangan bagi
siswa dalam memberikan motivasi agar siswa bersemangat
dalam mengerjakan tugas (PR) matematika. Pemberian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
bonus nilai tugas diberikan kepada siswa dengan ketentuan
sebagai berikut : 1) Siswa yang selama 1 siklus 100%
mengerjakan tugas dan benar mendapat bonus nilai tugas
90, 2) Siswa yang selama 1 siklus 100% mengerjakan tugas
dan 90 – 99% benar mendapat bonus nilai tugas 85, 3)
Siswa yang selama 1 siklus > 90% mengerjakan tugas dan
100% benar mendapat bonus nilai tugas 80, 4) Siswa yang
selama 1 siklus > 90% mengerjakan tugas dan > 90% benar
mendapat bonus nilai tugas 75, 5) Siswa yang selama 1
siklus < 90% mengerjakan tugas dan < 90% benar
mendapat bonus nilai tugas 70.
b. Menyusun Skenario Kegiatan Belajar Mengajar
Skenario proses belajar mengajar dimaksudkan untuk
mengarahkan jalannya kegiatan belajar mengajar, agar
kegiatan belajar mengajar berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan rencana yang telah disusun. Untuk
mengarahkan efektifitas pemberian bonus nilai tugas, maka
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan skenario
sebagai berikut:
1) Persiapan kegiatan belajar mengajar,kegiatan ini
meliputi: (a) Menyusun program kegiatan belajar mengajar
yang disesuaikan dengan penerapan pemberian bonus nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
tugas,(b) Menentukan materi pelajaran yang akan dijadikan
bahan kegiatan belajar mengajar dan tugas,(c) Kolaborator
(peneliti) berperan sebagai observer, (d) Siklus pertama
terdiri dari 4 pertemuan.Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam
pelajaran ( 2 x 45 menit),(e) Pertemuan ke empat dilakukan
untuk melakukan postes.
2) Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar,kegiatan ini
meliputi: (a) Kegiatan belajar mengajar dimulai dengan
apersepsi yang berisi tentang motivasi belajar kepada siswa
dan menjelaskan pemberian bonus nilai tugas bagi siswa
yang mengerjakan tugas sesuai ketentuan. (15 menit),(b)
Guru membagikan hasil pekerjaan rumah siswa. (5 menit),
(c) Guru dan siswa membahas soal-soal tugas yang belum
dapat diselesaikan dengan baik. (15 menit),(d) Guru
menerangkan materi pembelajaran hari itu. (25 menit),(e)
Guru memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa di
kelas sebagai latihan,siswa diberi waktu 20 menit untuk
mengerjakan,(f) Guru dan siswa mencocokan hasil kerja
siswa. (10 menit),(g) Guru menutup kegiatan belajar
mengajar dengan membagikan lembar tugas yang harus
dikerjakan siswa di rumah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
c. Menyusun Alat Tes Prestasi Belajar
Alat tes prestasi belajar yang dipergunakan pada akhir
siklus pertama berupa soal tes berbentuk pilihan ganda 25
butir dan uraian sebanyak 5 butir, dengan alokasi waktu 80
menit. Skor setiap soal pilihan ganda adalah 3 dan uraian
adalah 5 apabila proses mengerjakan benar dan hasilnya
benar, 3 apabila proses mengerjakan benar tetapi hasilnya
salah, dan 3 apabila hasil benar proses mengerjakan salah.
2. Pelaksanaan Tindakan (acting)
Pelaksanaan (acting) tindakan kelas pada siklus pertama ini
dilakukan selama 3 pertemuan dan postes satu pertemuan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan ini adalah
sebagai berikut:
a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
skenario kegiatan belajar mengajar yang telah
direncanakan.
b. Melaksanakan observasi / pengamatan terhadap
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
lembar observasi yang telah disusun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
c. Pada akhir siklus I (petemuan ke empat) dilakukan
evaluasi (postes) dengan menggunakan alat tes prestasi
belajar yang telah dipersiapkan.
3. Observasi (observing)
Pengamatan dilakukan oleh kolaborator (peneliti).
Pengamatan dilakukan terhadap jalannya kegiatan belajar
mengajar dan hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan
tugas. Pengamatan dilakukan dengan mengacu lembar
observasi yang telah disusun.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilakukan dalam bentuk rapat koordinasi untuk
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
selama siklus pertama, baik pertemuan pertama, kedua dan
ketiga. Hasil refleksi digunakan sebagai acuan dalam
merencanakan kegiatan belajar mengajar pada siklus
berikutnya. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara
guru pengajar dan peneliti. Hasil refleksi atas pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar selama siklus pertama, adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
a) Keberhasilan
Berdasarkan hasil observasi rapat kolaborasi, antara
guru dan kolaborator, menyimpulkan beberapa
keberhasilan sebagai berikut:(1) Pada pertemuan kedua
suasana belajar menjadi lebih hidup,siswa mulai serius
memperhatikan penjelasan guru dan beberapa siswa
mulai berani bertanya apabila belum jelas, (2) Ketika
mengerjakan tugas di kelas beberapa siswa mulai
bekerjasama,siswa yang belum tahu menanyakan
kepada temannya.
Hasil evaluasi secara umum menunjukan peningkatan
prestasi belajar siswa sebesar 94,4%, tetapi siswa yang
memperoleh nilai minimal 65 baru mencapai 27,8%.
b) Kelemahan
Sedangkan beberapa kelemahan siklus pertama yang
harus diperbaiki pada siklus kedua, antara lain adalah :
(1) Siswa masih kurang paham cara mengerjakan
soal,sebaiknya guru lebih banyak memberikan contoh
cara mengerjakan soal, (2) Sebagian besar siswa masih
pasif dalam kegiatan belajar mengajar dan malu
bertanya apabila belum paham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Karena indkator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian
dilanjutkan pada siklus II.
Siklus Kedua
1. Perencanaan (planning)
Mengacu pada temuan pada siklus pertama, maka pada pada
siklus kedua diperbaiki beberapa hal yang dituangkan dalam
perencanaan untuk siklus kedua. Kegiatan yang dilakukan
dalam perencanaan siklus kedua adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Skenario Kegiatan Belajar Mengajar
Skenario kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua ini
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1). Persiapan kegiatan belajar mengajar,kegiatan ini
meliputi : (a)Menyusun program kegiatan belajar
mengajar yang disesuaikan dengan penerapan
pemberian bonus nilai tugas.(b) Menentukan materi
pelajaran dan contoh soal yang akan di bahas dalam
kegiatan belajar mengajar dan soal-soal yang akan
dijadikan tugas siswa. (c) Kolaborator (peneliti),
berperan sebagai observer.(d) Siklus kedua terdiri dari
4 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari 2 jam
pelajaran (45 x 2 menit).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
2) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,kegiatan ini
meliputi : (a) Kegiatan belajar mengajar dimulai
dengan apersepsi yang berisi tentang motivasi belajar
kepada siswa. (10 menit),(b) Guru membagikan hasil
pekerjaan rumah siswa yang dikerjakan pada
pertemuan sebelumnya, selama 5 menit,(c) Guru dan
siswa membahas soal-soal tugas yang belum dapat
diselesaikan dengan baik dan benar oleh siswa, smapai
anak paham betul, selama 20 menit,(d) Guru
menerangkan materi pembelajaran dengan lebih
banyak memberi contoh cara mengerjakan soal yang
satu tipe dengan cara mengganti angkanya, selama 25
menit,(e) Guru membagikan lembar tugas yang harus
dikerjakan siswa di kelas sebagai latihan, selama 20
menit,(f) Guru dan siswa mencocokan hasil kerja
siswa, selama 10 menit,(g) Guru menutup kegiatan
belajar mengajar dengan membagikan lembar tugas
yang harus dikerjakan siswa di rumah,(h) Pada
pertemuan keempat: kegiatan belajar mengajar hanya
mencocokan tugas (10 menit) dan mengadakan
ulangan harian sebagai postes (80 menit).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
b. Menyusun Alat Tes Prestasi Belajar
Alat Tes Prestasi yang dipergunakan pada akhir siklus
kedua berupa soal tes berbentuk pilihan ganda 25 butir dan
uraian sebanyak 5 butir, dengan alokasi waktu 80 menit.
Skor setiap soal pilihan ganda adalah 3 dan uraian adalah 5
apabila proses mengerjakan benar dan hasilnya benar, 3
apabila proses mengerjakan benar tetapi hasilnya salah,
dan 3 apabila hasil benar proses mengerjakan salah.
2. Pelaksanaan (acting)
Pada tahap pelaksanaan tindakan (acting) siklus kedua,
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
skenario kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan.
b. Melaksanaan observasi / pengamatan terhadap pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar dan hasil tugas siswa sesuai
dengan lembar observasi yang telah disusun
c. Pada akhir siklus kedua (pertemuan keempat) dilakukan
postes dengan menggunakan alat tes prestasi belajar yang
telah dipersiapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
3. Observasi (observing)
Pengamatan dilakukan oleh kolaborator (peneliti).
Pengamatan dilakukan terhadap jalannya kegiatan belajar
mengajar dan hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan tugas.
Pengamatan dilakukan dengan mengacu lembar observasi yang
telah disusun.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi pada akhir siklus kedua masih dilakukan untuk
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar selama
siklus kedua, sebagai acuan untuk merancang kegiatan belajar
mengajar pada siklus ketiga. Refleksi dilakukan secara
kolaboratif antara guru pengajar dan peneliti. Hasil refleksi atas
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar selama siklus kedua,
adalah sebagai berikut:
a. Keberhasilan
Berdasarkan hasil observasi, rapat kolaborasi antara
guru dan peneliti menyimpulkan beberapa keberhasilan
sebagai berikut :(1) Pada pertemuan kedua suasana belajar
menjadi lebih hidup, siswa yang antusias memperhatikan
selama kegiatan belajar mengajar lebih banyak,(2) Siswa
yang berani bertanya apabila belum jelas lebih banyak
dibandingkan pada saat siklus pertama,(3) Kerja sama antar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
siswa pada saat mengerjakan tugas di kelas pun lebih
banyak,(4) Hasil tes prestasi belajar secara umum
menunjukan peningkatan prestasi belajar siswa sebesar
97,2%, tetapi siswa yang memperoleh nilai minimal 65
baru mencapai 63,8%.
b. Kelemahan
Sedangkan beberapa kelemahan siklus pertama yang
harus diperbaiki pada siklus kedua, antara lain
adalah:(1)Peningkatan prestasi belajar siswa masih belum
signifikan. (2) Masih terdapat beberapa siswa yang belum
mengerjakan tugas dengan baik dan benar, artinya belum
mengerjakan semua tugas dan belum semua tugas
dikerjakan dengan benar.
Karena indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian
dilanjutkan ke siklus III.
Siklus Ketiga
1. Perencanaan (planning)
Dalam kolaborasi disepakati bahwa perencanaan pada siklus
ketiga masih sama dengan perencanaan pada siklus kedua.
Perubahan hanya pada materi pelajaran. Mengacu pada temuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
pada siklus kedua, maka pada siklus ketiga diperbaiki beberapa
hal dalam perencanaan,sebagai berikut :
(c) Menyusun Skenario Kegiatan Belajar
Mengajar
Skenario kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua ini
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Persiapan kegiatan belajar mengajar,meliputi: a).Menyusun
program kegiatan belajar mengajar yang disesuaikan
dengan penerapan pemberian bonus nilai tugas,b)
Menentukan materi pelajaran dan contoh soal yang akan di
bahas dalam kegiatan belajar mengajar dan soal-soal tugas
siswa. c) Kolaborator (peneliti), berperan sebagai
observer.d) Siklus ketiga terdiri dari 4 pertemuan. Tiap
pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (45 x 2 menit).
2) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,kegiatan ini
meliputi : a) Kegiatan belajar mengajar dimulai dengan
memberikan motivasi belajar kepada siswa, selama 10
menit,b) Guru membagikan hasil pekerjaan rumah siswa,
selama 5 menit,c) Guru dan siswa membahas soal-soal
tugas yang belum dapat diselesaikan oleh siswa dengan
baik, selama 15 menit,d) Guru menerangkan materi
pembelajaran dengan lebih banyak memberi contoh cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
mengerjakan soal yang satu tipe dengan cara mengganti
angkanya, selama 25 menit,e) Guru membagikan lembar
tugas yang harus dikerjakan siswa di kelas sebagai latihan,
selama 20 menit,f) Guru dan siswa mencocokan hasil kerja
siswa, selama 10 menit,g) Guru menutup kegiatan belajar
mengajar dengan membagikan lembar tugas yang harus
dikerjakan siswa di rumah,h) Pada pertemuan keempat:
kegiatan belajar mengajar hanya mencocokan tugas (10
menit) dan mengadakan ulangan harian sebagai psot tes
(80 menit).
b. Menyusun Alat Tes Prestasi Belajar
Alat tes prestasi belajar yang dipergunakan pada akhir
siklus ketiga berupa soal tes berbentuk pilihan ganda 25 butir
dan uraian sebanyak 5 butir, dengan alokasi waktu 80 menit.
Skor setiap soal pilihan ganda adalah 3 dan uraian adalah 5
apabila proses mengerjakan benar dan hasilnya benar, 3
apabila proses mengerjakan benar tetapi hasilnya salah, dan
3 apabila hasil benar proses mengerjakan salah.
2. Pelaksanaan Tindakan (acting)
Pada tahap pelaksanaan tindakan (acting) siklus ketiga,
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
skenario kegiatan belajar mengajar yang telah
direncanakan.
b. Melaksanaan observasi / pengamatan terhadap pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar dan hasil pekerjaan siswa.
Pengamatan dilakukan sesuai dengan lembar observasi
yang telah disusun
c. Pada akhir siklus ketiga (pertemuan keempat) dilakukan
evaluasi (post tes) dengan menggunakan alat tes prestasi
belajar yang telah dipersiapkan.
3. Observasi (observing)
Kegiatan observasi pada siklus ketiga masih sama dengan
pada siklus pertama dan kedua. Pengamatan dilakukan oleh
kolaborator (peneliti), pengamatan dilakukan terhadap
jalannya kegiatan belajar mengajar dan hasil pekerjaan siswa
(tugas siswa). Pengamatan dilakukan dengan mengacu lembar
observasi yang telah disusun.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi pada akhir siklus ketiga dilakukan untuk
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar selama
siklus pertama sampai ketiga. Refleksi dilakukan secara
kolaboratif antara guru pengajar dan peneliti. Hasil refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
atas pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus ketiga,
adalah sebagai berikut :
a. Keberhasilan
Berdasarkan hasil observasi rapat kolaborasi, antara guru
yang mengajar dan kolaborator, menyimpulkan beberapa
keberhasilan sebagai berikut:
1). 100 % siswa aktif dan antusias memperhatikan guru
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2). 86,1 % siswa mengalami peningkatan prestasi belajar
dan 86,1 % siswa telah mencapai nilai minimal 65.
b) Kelemahan
Sedangkan beberapa kelemahan siklus yang masih
dijumpai dan harus diperbaiki pada siklus
berikutnya, antara lain
adalah :
1). Masih terdapat beberapa siswa yang belum
mengerjakan tugas dengan baik dan benar, artinya
belum mengerjakan semua tugas dan belum semua
tugas dikerjakan dengan benar.
2). Masih dijumpai siswa yang hanya mencontoh tugas
teman lainnya tanpa berfikir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Karena indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan
pada siklus III.
G. Cara Pemantauan (Monitoring)
Monitoring terhadap efektifitas pelaksanaaan kegiatan belajar mengajar
dengan menerapkan pemberian bonus nilai tugas, dilakukan secara terbuka dan
tersembunyi. Monitoring secara terbuka dilakukan ketika kegiatan belajar
mengajar sedang berlangsung. Sedangkan pemantauan secara tersembunyi
dilakukan ketika anak sedang mengerjakan tugas.
H. Analisis Hasil dan Refleksi
1. Faktor Yang Diteliti.
Analisis hasil penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap beberapa
faktor yang menjadi obyek penelitian dengan cara membandingkan proses
dan hasil sebelum dan sesudah menerapkan pemberian bonus nilai tugas.
Faktor-faktor yang dianalisis dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
adalah:
a. Faktor Siswa
1. Membandingkan perhatian siswa terhadap proses belajar mengajar,
sebelum dan sesudah menerapkan pemberian bonus nilai tugas.
2. Membandingkan partisipasi dalam proses belajar mengajar, sebelum
dan sesudah menerapkan pemberian bonus nilai tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
3. Membandingkan kerja sama siswa dalam proses belajar mengajar,
sebelum dan sesudah menerapkan pemberian bonus nilai tugas
4. Membandingkan prestasi belajar siswa, sebelum dan sesudah
menerapkan pemberian bonus nilai tugas
b. Faktor Guru
Faktor guru yang diamati dalam penelitian ini hal-hal meliputi sebagai
berikut:
1. Melihat keterampilan guru dalam mempersiapkan dan merencanakan
proses belajar mengajar.
2. Melihat kemampuan guru dalam menyajikan atau mentransfer
pelajaran kepada siswa.
c. Faktor Pemberian Bonus Nilai Tugas
Faktor strategi pemberian bonus nilai tugas dalam pembelajaran
Matematika yang diamati dalam penelitian ini adalah:
1. Melihat efektifitas penerapan pemberian bonus nilai tugas dalam
meningkatkan intensitas siswa dalam mengerjakan soal-soal sebagai
latihan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran.
2. Melihat efektifitas penerapan pemberian bonus nilai tugas dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
2 Indikator Keberhasilan.
Indikator keberhasilan yang dijadikan tolok ukur dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah sebagai berikut :
a. Pemberian bonus nilai tugas dikatakan berhasil apabila lebih dari 90 %
siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
b. Pemberian bonus nilai tugas dikatakan berhasil apabila 85 % siswa
mengalami peningkatan dalam prestasi belajar dan 85 % siswa memperoleh nilai
minimal 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Umum Obyek Penelitian
a. Letak Geografis
SMP Negeri 2 Madukara adalah salah satu lembaga pendidikan
lanjutan tingkat pertama yang berada di bawah naungan Departemen
Pendidikan Nasional. Sekolah ini berlokasi di Jalan Raya Kaliurip Desa
Kaliurip Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara. yang menempati
tanah dengan luas 6000 m2. SMP Negeri 2 Madukara merupakan sekolah
yang mempunyai lokasi yang agak masuk dari jalan utama yang merupakan
jalur transportasi Banjarnegara - Wonosobo.
Secara geografis sekolah ini di batasi oleh kebun milik desa di sebelah
timur, sebelah barat, dan sebelah selatan. Desa Ciledok disebelah timur, Desa
Rakitan disebelah barat, Desa Gunungiana disebelah utara dan Desa Blitar
disebelah selatan.
b. Struktur Organisasi
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan sebagaimana yang telah
ditetapkan baik tujuan instruksional, tujuan kurikulum maupun tujuan
institusional, maka diperlukan koordinasi kerja yang baik agar kegiatan
pengajaran dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Sebuah organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
atau kelembagaan akan berjalan dengan baik apabila di dalamnya terdapat
kepengurusan yang baik, artinya setiap individu melaksanakan tugas dan
kewajiban dengan penuh tanggungjawab.
Disamping itu, penempatan individu-individu dalam sebuah lembaga
harus memperhatikan latar belakang kemampuan sehingga dapat menjalankan
segala sesuatu yang menjadi bidang tugasnya. SMP Negeri 2 Madukara
mempunyai susunan organisasi sebagai berikut :
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Madukara
Kepala Sekolah
Urusan Kurikulum
Urusan Kesiswaan
Urusan Humas
Kepala Tata Usaha
Guru mapel
Waka Ur Sarana
Wali kelas
Siswa
Urusan Sarpras
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
B. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Deskripsi Data Aktifitas Siswa
a. Hasil tugas siswa
Data pengamatan tentang hasil tugas dikumpulkan melalui
pengamatan terhadap siswa berupa persentase siswa mengerjakan tugas,
proses siswa mengerjakan tugas dan pengamatan terhadap hasil pekerjaan
siswa dalam menyelesaikan tugas. Hasil pengamatan tersebut dituangkan
dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pengamatan
dilakukan oleh peneliti sebagai kolaborator dalam penelitian tindakan kelas
ini.
Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap siswa dalam
mengerjakan tugas sejak observasi awal sampai siklus ketiga, adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1. Katagori Siswa Dalam Mengerjakan Tugas
NO KATAGORI AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3
1 Sangat Rendah (skor 1) 11 5 1 1
2 Rendah (skor 2) 17 19 12 1
3 Sedang (skor 3) 4 7 16 20
4 Tinggi (skor 4) 4 5 7 14
Jumlah Siswa 36 36 36 36
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa kategori siswa dalam
mengerjakan tugas adalah sebagai berikut : pada tahap awal sebanyak 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
orang (30,65 %) katagori sangat rendah, 17 orang (47,22 %) katagori rendah,
4 orang (6 %) katagori sedang dan 4 orang (6 %) katagori tinggi. Pada tahap
awal katagori tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
mengerjakan tugas dengan katagori rendah, kondisi ini menunjukkan bahwa
siswa mengerjakan tugas antara 50 – 65 % dari seluruh tugas.
Pada tahap siklus 1 sebanyak 5 orang (13,89 %) katagori sangat
rendah, 20 orang (55,56 %) katagori rendah, 6 orang (16,67 %) katagori
sedang dan 5 orang (13,89 %) katagori tinggi. Pada siklus 1 katagori tersebut
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mengerjakan tugas dengan
katagori rendah, kondisi ini menunjukkan bahwa siswa mengerjakan tugas
antara 50 – 60 % dari seluruh tugas.
Pada tahap siklus 2 sebanyak 1 orang (2,78 %) katagori sangat rendah,
12 orang (33,33 %) katagori rendah, 16 orang (44,44 %) katagori sedang dan
7 orang (19,44 %) katagori tinggi. Pada siklus 2 dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar siswa mengerjakan tugas dengan katagori sedang, kondisi ini
menunjukkan bahwa siswa mengerjakan tugas antara 66 – 80 % dari seluruh
tugas.
Siklus 3 sebanyak 1 orang (2,78 %) katagori sangat rendah, 1 orang
(2,78 %) katagori rendah, 20 orang (55,67 %) katagori sedang dan 14 orang
(36,89 %) katagori tinggi. Pada siklus 3 dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa mengerjakan tugas dengan katagori sedang, kondisi ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
menunjukkan bahwa siswa mengerjakan tugas antara 66 – 80 % dari seluruh
tugas.
Data perkembangan hasil pengamatan siswa dalam proses hasil siswa
mengerjakan tugas sejak observasi awal sampai siklus ketiga, adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.2. Katagori Proses Hasil Mengerjakan Tugas
NO KATAGORI AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3
1 Sangat Rendah (skor 1) 2 2 1 1
2 Rendah (skor 2) 25 17 10 2
3 Sedang (skor 3) 5 13 15 14
4 Tinggi (skor 4) 4 4 10 19
Jumlah 36 36 36 36
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa kategori proses hasil
mengerjakan tugas adalah sebagai berikut : pada tahap awal sebanyak 2 orang
(5,56 %) katagori sangat rendah, 25 orang (69,44 %) katagori rendah, 5 orang
(13,89 %) katagori sedang dan 4 orang (11,11 %) katagori tinggi. Pada tahap
awal katagori tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
mengerjakan tugas dengan katagori rendah, kondisi ini menunjukkan bahwa
proses siswa mengerjakan tugas antara 50 – 70 % dari seluruh tugas.
Pada tahap siklus 1 sebanyak 2 orang (5,56 %) katagori sangat rendah,
17 orang (47,22 %) katagori rendah, 13 orang (36,11 %) katagori sedang dan
4 orang (11,11 %) katagori tinggi. Pada siklus 1 katagori tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mengerjakan tugas dengan katagori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
rendah, kondisi ini menunjukkan bahwa proses siswa mengerjakan tugas
antara 50 – 70 % dari seluruh tugas.
Katagori siswa dalam Nilai Tugas dari observasi awal sampai siklus ketiga
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3. Katagori Siswa Dalam Nilai Tugas
NO KATAGORI AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3
1 Sangat Rendah (skor 1) 6 3 1 1
2 Rendah (skor 2) 24 20 10 2
3 Sedang (skor 3) 4 9 15 12
4 Tinggi (skor 4) 2 4 10 21
Jumlah 36 36 36 36
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa kategori siswa dalam nilai
tugas adalah sebagai berikut : pada tahap awal sebanyak 6 orang (16,67 %)
katagori sangat rendah, 24 orang (66,67 %) katagori rendah, 4 orang (11,11
%) katagori sedang dan 2 orang (5,56 %) katagori tinggi. Pada tahap awal
katagori tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memperoleh
nilai tugas dengan katagori rendah, kondisi ini menunjukkan bahwa siswa
memperoleh nilai antara 50 – 70.
Pada tahap siklus 1 sebanyak 3 orang (8,33 %) katagori sangat rendah,
20 orang (55,58 %) katagori rendah, 9 orang (25,00 %) katagori sedang dan 4
orang (11,11 %) katagori tinggi. Pada siklus 1 katagori tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai tugas dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
katagori rendah, kondisi ini menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai
tugas antara 50 – 70 %.
Siklus 2 sebanyak 1 orang (2,78 %) katagori sangat rendah, 10 orang
(27,78 %) katagori rendah, 15 orang (41,67 %) katagori sedang dan 10 orang
(27,78 %) katagori tinggi. Pada siklus 2 dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa memperoleh nilai tugas dengan katagori sedang, kondisi ini
menunjukkan bahwa siswa memproleh nilai tugas antara 71 – 85.
Siklus 3 sebanyak 1 orang (2,78 %) katagori sangat rendah, 2 orang
(5,56 %) katagori rendah, 12 orang (33,33 %) katagori sedang dan 21 orang
(58,33 %) katagori tinggi. Pada siklus 3 dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa memperoleh nilai tugas dengan katagori tinggi, kondisi ini
menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai tugas tugas antara 86 – 100.
Secara umum (klasikal) peningkatan siswa dalam mengerjakan tugas
dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh. Data hasil pengamatan atas
tugas siswa dalam mengerjakan tugas berdasarkan jumlah skornya setiap
siklus adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 4. Hasil Observasi Terhadap Tugas Siswa
No Aspek Pengamatan Jumlah Skor
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
1 Persentase Mengerjakan Tugas 73 84 101 119
2 Proses Mengerjakan Tugas 83 91 106 123
3 Nilai Tugas 74 86 106 126
Sumber: Hasil Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Peningkatan siswa dalam mengerjakan tugas tersebut dapat dilihat
dalam bentuk grafik (histogram) sebagai berikut:
Gambar 4.2. Grafik Peningkatan Siswa Dalam Mengerjakan Tugas
Berdasarkan data tersebut di atas menunjukan bahwa telah terjadi
peningkatan dari indikator tugas siswa yang mencakup aspek pengamatan
yaitu persentase mengerjakan tugas, proses mengerjakan tugas dan nilai tugas.
Pertama, peningkatan aspek pengamatan dari persentase mengerjakan tugas
pada tahap pra siklus dengan skor 73, siklus I dengan skor 84, siklus II dengan
skor 101 dan siklus III dengan skor 119. Dengan demikian dari aspek
pengamatan tersebut pada setiap siklus terjadi kenaikan masing-masing
sebesar : 30,6 %, 47,2 % dan 50 %. Kedua, aspek pengamatan dari proses
mengerjakan tugas juga terjadi peningkatan yang sama seperti pada aspek
persentase mengerjakan tugas yaitu masing-masing siklus sebesar 22,2 %,
41,7 % dan 47,2 %. Ketiga, aspek pengamatan dari nilai tugas juga terjadi
kenaikan pada tahap pra siklus dengan skor 74, siklus I dengan skor 86, siklus
7383
7484
91 86
101 106 106
123 126119
0
20
40
60
80
100
120
140
PenyelesaianTugas
ProsesMengerjakan
Nilai tugas
Tes Awal Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
II dengan skor 106 dan siklus III dengan skor 126. Dengan demikian dari
aspek pengamatan tersebut pada setiap siklus terjadi kenaikan masing-masing
sebesar : 33,3 %, 55,6 % dan 55,6 %. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa hasil observasi dari aspek persentase mengerjakan tugas, proses
mengerjakan tugas dan nilai tugas mengalami kenaikan pada setiap siklusnya,
hal tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan para siswa melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya.
b. Kegiatan Belajar Mengajar
Berdasarkan hasil pengamatan tentang kegiatan belajar mengajar
siswa di dalam kelas dari aspek yang diamati diperoleh data skor sebagai
berikut:
Tabel 4.5. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Belajar
Mengajar
No Aspek Yang Diamati Awal Siklus I Siklus II Siklus III
1 Perhatian siswa dalam proses belajar mengajar
1 2 3 4
2 Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar
1 1 2 3
3 Kerjasama antar siswa 1 1 2 3
Sumber : Hasil Observasi ( lampiran 18, 19 dan 20)
Berdasarkan data tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa telah terjadi
beberapa peningkatan setelah dilakukan tindakan kelas terhadap keaktifan
siswa, sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
a. Terjadi peningkatan perhatian siswa dalam proses
belajar mengajar Matematika, apabila
sebelumnya hanya sedikit siswa yang
memperhatikan secara keseluruhan, maka setelah
pemberian bonus nilai tugsa siswa lebih
memperhatikan saat guru menjelaskan materi.
Pada awal sebelum dilakukan tindakan secara
keseluruhan perhatian siswa hanya 36,11%
(katagori 1), meningkat menjadi 52,08% (katagori
2) pada siklus I, meningkat lagi menjadi
68,05% (katagori 3) pada siklus II, dan pada
siklus III menjadi 84,03% (katagori 4).
b. Telah terjadi peningkatan keterlibatan siswa
dalam proses belajar mengajar, siswa aktif
mengajukan dan menanggapi pertanyaan, dan
ikut terlibat saat mempresentasikan hasil diskusi.
Pada awal sebelum dilakukan tindakan
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar
secara keseluruhan hanya 31,94% (katagori 1),
pada siklus I menjadi 40,27 % (katagori 1),
meningkat pada siklus II menjadi 64,58%
(katagori 2), dan pada siklus III meningkat lagi
menjadi 80,56% (katagori 3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
c. Telah terjadi peningkatan kerjasama antar siswa,
pada awal sebelum dilakukan tindakan secara
keseluruhan kerjasama antar siswa hanya
mencapai 32,64% (katagori 1), pada siklus I
menjadi 40,28% (katagori 1), meningkat pada
siklus II menjadi 62,5% (katagori 2), dan pada
siklus III meningkat lagi menjadi 80,56%.
2) Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan tentang prestasi belajar siswa dari
aspek yang diamati diperoleh data skor sebagai berikut :
Tabel 4.6. Hasil Tes Prestasi Belajar
No Aspek Yang Diamati Pretes Siklus I Siklus II Siklus III
1 Nilai Tertinggi 73 78 84 88
2 Nilai Terendah 35 40 51 54
3 Nilai Rata-rata 50,19 59,92 67,08 71,52
Sumber : Hasil Observasi.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel tersebut di atas hasil analisis
menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada tes awal sebesar 73, nilai terendah
35 dan rata-rata 50,19. Pada tahap siklus I nilai tertinggi sebesar 78, nilai
terendah 40 dan rata-rata 59,92. Pada tahap siklus II nilai tertinggi sebesar 84,
nilai terendah 51 dan rata-rata 67,08, serta pada tahap siklus III nilai tertinggi
sebesar 88, nilai terendah 54 dan rata-rata 71,52. Hasil tersebut apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
ditinjau dari indikator prestasi belajar menunjukkan bahwa proses pemberian
bonus nilai tugas untuk setiap siklus terjadi kenaikan, sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Deskripsi Data Prestasi Belajar
Data prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan alat tes
prestasi belajar dalam bentuk soal tes. Tes prestasi belajar dilakukan sejak
pretes (tes awal) sampai dengan akhir siklus ketiga. Berdasarkan data yang
terkumpul terlihat bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa setelah
menerapkan pemberian bonus nilai tugas kepada siswa pada mata pelajaran
Matematika.
Perkembangan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan
pemberian bonus nilai tugas adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 7. Data Prestasi Belajar Siswa
No Responden Pretes Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Ket
1 Siswa 1 53 55 60 66 2 Siswa 2 53 60 60 62 3 Siswa 3 65 65 66 65 4 Siswa 4 43 45 56 62 5 Siswa 5 43 48 58 60 6 Siswa 6 35 48 51 54 7 Siswa 7 45 58 66 74 8 Siswa 8 50 60 63 66 9 Siswa 9 40 56 68 68 10 Siswa 10 40 58 60 62 11 Siswa 11 45 55 67 76 12 Siswa 12 40 62 72 77 13 Siswa 13 53 62 75 82 14 Siswa 14 43 62 65 70 15 Siswa 15 58 70 77 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
16 Siswa 16 45 58 60 65 17 Siswa 17 40 60 66 65 18 Siswa 18 45 40 63 66 19 Siswa 19 41 42 62 74 20 Siswa 20 60 68 65 71 21 Siswa 21 50 60 66 76 22 Siswa 22 73 77 84 82 23 Siswa 23 45 52 56 65 24 Siswa 24 45 56 62 65 25 Siswa 25 50 66 74 84 26 Siswa 26 55 62 72 78 27 Siswa 27 65 74 82 88 28 Siswa 28 60 78 82 84 29 Siswa 29 40 57 64 66 30 Siswa 30 45 59 66 66 31 Siswa 31 63 68 75 79 32 Siswa 32 63 68 72 82 33 Siswa 33 48 54 70 72 34 Siswa 34 53 66 74 74 35 Siswa 35 65 66 70 72 36 Siswa 36 50 62 66 72 Nilai Tertinggi 73 78 84 88
Nilai Terendah 35 40 51 54
Rata-Rata 50.19 59.92 67.08 71.52
Sumber : Hasil Penelitian
Rata-rata, nilai tertinggi dan nilai terendah siswa mengalami peningkatan
secara signifikan. Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik /
histogram batang sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Gambar 4. 3. Perkembangan Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan data tersebut di atas menunjukan bahwa telah terjadi
peningkatan prestasi belajar siswa secara signifikan, setelah menerapkan
pemberian bonus nilai tugas dalam kegiatan belajar mengajar matematika.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebelum pemberian bonus nilai
tugas sebesar 50,19 % dan setelah diberikan bonus nilai tugas pada siklus I
sebesar 59,92 %, siklus II 67,08 % dan siklus III sebesar 71,25 %, sehingga
terjadi kenaikan rata-rata pada setiap siklus penelitian sebesar 7,02% . Hasil
tersebut apabila ditinjau dari indikator keberhasilan menunjukkan bahwa
proses pembelajaran pada seluruh peserta 36 siswa dengan pemberian bonus
nilai tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tuntas seluruhnya.
Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini, pemberian
bonus nilai tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata
50,19
73
35
59,92
78
40
67,08
84
51
88
54
71,52
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai terendah
Tes Awal Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
pelajaran Matematika. Selanjutnya dapat diungkap pula bahwa, faktor yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa berupa pemberian bonus nilai
tugas ini dapat mendorong siswa untuk lebih banyak melakukan latihan dalam
mengerjakan soal-soal Matematika. Karena siswa sering melakukan latihan
soal tersebut, maka siswa menjadi lebih memahami dan lebih terampil dalam
mengerjakan soal-soal Matematika, sehingga lama-kelamaan dalam diri siswa
akan tumbuh rasa senang terhadap mata pelajaran Matematika. Rasa senang
tersebut mendorong siswa untuk lebih giat belajar, sehingga prestasi belajar
siswa dapat meningkat secara signifikan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui observasi dan tes,
menunjukan adanya perubahan atau peningkatan perilaku siswa dalam
mengerjakan tugas dan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika, setelah
diterapkannya pemberian bonus nilai tugas. Hasil tes prestasi belajar yang
dilakukan sejak tes awal sampai siklus ketiga menunjukan peningkatan prestasi
belajar siswa dari rata-rata 50,19 % pada tes awal menjadi 70,52 % pada tes
siklus ketiga, hal ini menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan prestasi belajar
setelah diterapkannya pemberian bonus nilai tugas pada mata pelajaran
Matematika.
Peningkatan prestasi belajar Matematika tersebut disebabkan seringnya
siswa mengerjakan tugas, hal ini berarti siswa meningkat intensitasnya dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
latihan soal Matematika. Peningkatan latihan soal akan meningkatkan
pemahaman dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan saol-soal Matematika,
sehingga dengan peningkatan pemahaman dan keterampilan menyelesaikan soal
tersebut akan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
Matematika.
Berdasarkan data hasil observasi terhadap pekerjaan siswa dalam
mengerjakan tugas menunjukan adanya peningkatan dari katagori rata-rata rendah
menjadi tinggi, setalah diterapkannya pemberian bonus nilai tugas pada mata
pelajaran Matematika. Kondisi ini mengandung makna bahwa pemberian bonus
nilai tugas dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam mengerjakan tugas.
Data hasil observasi atas kegiatan belajar mengajar Matematika di kelas
menunjukan adanya peningkatan aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar,
baik dalam perhatian, keterlibatan/partisipasi dan kerjasama siswa dalam
kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian bonus nilai tugas Matematika
dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar Matematika.
Kondisi tersebut terjadi karena para siswa memiliki motivasi untuk dapat
mengerjakan tugas dengan baik, sehingga siswa akan memperhatikan secara
serius kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya ada keinginan siswa untuk dapat
mengerjakan tugas dengan baik, mendorong siswa untuk bertanya kepada guru
apabila ada yang belum jelas. Motivasi untuk dapat mengerjakan tugas dengan
baik dan benar juga mendorong siswa untuk saling bertanya kepada sesama
teman, sehingga terjadi kerja sama yang baik. Kondisi demikian dapat dikatakan
bahwa bonus nilai tugas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
belajar mengajar. Bonus nilai tugas tersebut telah memotivasi siswa untuk
meningkatkan keaktifan dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga berdampak
pada peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa setelah dilakukanya tindakan
sampai siklus ketiga, pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan motivasi
dan aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar, prestasi belajar juga semakin
meningkat. Siswa merasa lebih dihargai usahanya. Siswa tidak lagi malas
mengerjakan tugas, mau bekerja sama dan tidak malu bertanya apabila
mengalami kesulitan.
D. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan selain keberhasilan yang telah
dicapai, dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan-keterbatasan,
antara lain sebagai berikut :
1. Kesimpulan yang diambil masih bersifat sementara, sehingga gambaran
perubahan pada siswa belum dapat dikatakan merupakan perubahan yang
jelas dan permanen. Hal tersebut disebabkan karena penelitian hanya
dilakukan dalam tiga siklus yang sangat cepat. Untuk itu agar dapat diperoleh
kesimpulan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan, maka masih perlu
dilakukan penelitian tindakan kelas lanjutan dengan penambahan siklus.
2. Tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan masih jauh dari
instrumen penelitian yang standar dan terpercaya, maka sangat perlu
dilakukan penelitian tindakan pada siklus-siklus berikutnya dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
menggunakan instrumen yang lebih standar agar data penelitian yang
terkumpul lebih terpercaya dan obyektif.
3. Apabila pemberian tugas dilakukan secara terus menerus dalam jumlah yang
banyak ada kecenderungan siswa merasa bosan, maka pemberian tugas perlu
dilakukan hanya pada materi pelajaran Matematika yang memiliki tingkat
kesulitan yang tinggi dan memerlukan banyak latihan, sehingga pemberian
tugas tidak diberikan pada setiap selesai kegiatan belajar mengajar.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemberian bonus nilai tugas pada mata pelajaran Matematika, berhasil
meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sejumlah
100 % siswa mengalami peningkatan dalam perhatian, keterlibatan/
partisipasi dan kerjasama siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Mengacu
pada indikator keberhasilan penelitian sebagaimana tersebut di atas, maka
penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil. Artinya pemberian bonus
nilai tugas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar Matematika, maka demikian hipotesis penelitian pertama terbukti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
2. Pemberian bonus nilai tugas berhasil meningkatkan prestasi belajar mata
pelajaran Matematika siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten
Banjarnegara, sebesar 86,1 % siswa mengalami peningkatan prestasi belajar
Matematika yang dibuktikan melalui tes prestasi belajar. Mengacu pada
indikator keberhasilan penelitian sebagaimana tersebut di atas, maka
penelitian tindakan kelas (classroom action research) dinyatakan berhasil.
Artinya pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Madukara pada mata pelajaran Matematika,
maka hipotesis penelitian kedua terbukti.
3. Masih terdapat keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian tindakan kelas ini,
antara lain instrumen penelitian yang digunakan belum standar, sehingga
kesimpulan yang diambilpun belum dapat dijadikan kesimpulan yang
permanen. Kesimpulan yang diambil belum dapat memberikan gambaran
yang sebenarnya. Untuk itu perlu dilakukan tindakan kelas pada siklus-siklus
berikutnya dengan instrumen yang lebih standar, agar kesimpulan yang
diambil merupakan kesimpulan yang lebih terpercaya.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan temuan penelitian
seperti yang telah diuraikan pada bab terdahulu yang kemudian peneliti
bandingkan dengan kajian teori, maka dapat peneliti uraikan, untuk meningkatkan
keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika dapat dilakukan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
pemberian bonus nilai tugas. Guru sebagai pengampu mata pelajaran Matematika
yang menyadari adanya kelemahan atau masalah perlu melakukan refleksi diri
dengan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif serta dengan
melakukan inovasi dan tindakan-tindakan yang tepat agar hasil belajar dapat
meningkat.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, maka saran / rekomendasi yang diajukan sebagai berikut :
a. Untuk Penelitian Lebih Lanjut
A. Perlu dilakukan tindakan pada siklus-siklus berikutnya, untuk
mendapatkan kesimpulan yang lebih menggambarkan perubahan perilaku
siswa yang sebenarnya.
B. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan instrumen yang
standar, sehingga hasil penelitian lebih dapat dipertanggungjawabkan.
b. Penerapan Hasil Penelitian
1. Pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar, maka sebaiknya model pembelajaran ini untuk
dapat diterapkan pada mata pelajaran lain.
2. Pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa,
maka model pembelajaran ini perlu diterapkan pada mata pelajaran lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsudin,2004. Psikologi Pendidikan, Bandung, IKP
Aiken, Lewis R. 2005. Psikological Testing And Assement, Boston : Allyn & Bacan
Asmawi Zainal & Noehi Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar Surabaya : Usaha Nasional
Beane, J. Cs 2006. Curriculum planing and development, London : Allyn
Chabib Toha. 2001. Tekhnik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. PT Rineka Cipta
Gredler, Margaret. E. Bell. 2001. Learning And Instructions. New York : Mac Millan Publising Company.
Groundlund, Norman. E. 2005. Measurement And Evaluation In Teaching. New York : Millan Publising Company.
Lin, Robert I & Norman. E. Grounlund. 2000. Measurement And Asessment Inteaching. Upper Saddle River, N J : Prentice-Hall-Inc.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Moh. Uzer Usman. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan Bandung : Remaja Rosdakarya
Mukminan, dkk. 2004. Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta : Pusat Pengembangan Pendidikan Profesi Guru.
Mulyasa, 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Praktek, dan Implementasi, Remaja Rosda, Bandung.
Noeng Muhadjir. 2002. Penguluran Kepribadian Yogyakarta. Rakesarasin
Oemar Hamalik. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Pachrudin. 2000. Asas, strategi-metode. UPI. Bandung
Irianto. 2001. Edisi Kedua. Pengantar Manajemen. IBII STIE.
Poerwodarminto, Wjs. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta : Balai Pustaka
Priono, Andreas dan Djunaedi. 2000. Pedoman Praktis Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Classrom Action Research). Semarang. Kanwil Depdiknas Propinsi Jawa Tengah
Purwanto, Ngalim. 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan Bandung : Remaja Rosdakarya
Reigeluth. C. M. 2003. Instructional Design : Theories And Models And Overiew Their Current Studies London : Lawrence Publisher
Saefuddin Azwar. 2005. Sikap Manusia Teori Dasn Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Saiful Bachri Djamarah. 2004. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional
Sardiman, AM. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali
Sardiman. 2006. Motivasi Belajar Dan Sarana Belajar. Usaha Nasional
Sax Gilbert. 2000. Principle Of Education And Psycologycal Tokyo : Maruzen Company
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Skiner, E. Charles. 2005. Essential Of Education Psycologycal Tokyo : Maruzen Company
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Ribeka Cipta.
Slameto. 2004. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara
Strong. E. k. 2001. Change At Interest White Age. New York : Stanford. University Press
Sudjana. 2002. Metoda Statistika Bandung : Tarsito
Suharsini Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Sumadi Suryabrata. 2001. Prikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali
Suryabrata, Sumadi. 2005. Beberapa Pronsip Psikologi Belajar. Yogyakarta : Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi UGM
Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penilaian. Sebelas Maret University Press.
Tirtonegoro, Sutratinah. 2004. Anak Super Normal dan Pendidikannya. Jakarta : Bina Aksara.
Wayan Nurkancana. 2006. Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional
Winkel, W. S. 2003. Psikology Pendidikan. Jakarta : Gramedia
Winkel, WS, 2001. Psikologi Pengajaran, Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia.
Zainal Arifin. 2000. Evaluasi Instruksional Prinsip Tekhnik Prosedur. Bandung: Remaja Rosda Karya
Recommended