View
142
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala buang air besar
dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan
biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang mengalami
diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh.
Hal inimembuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat
membahayakan jiwa,khususnya pada anak dan orang tua.
Diare dapat disebabkan oleh bakteri, salah satu bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi diantaranya Shigella dysentriae. Bakteri lain yang
menjadi penyebab diare meliputi, Escherichia coli, Salmonella, dan
Campylobacter. Dehidrasi akibat diare merupakan salah satu penyebab
kematian.
Penyakit yang disebabkan oleh S. Dysentriae adalah disentri basiler,yaitu
suatu infeksi peradangan akut saluran pencernaan, dengan kondisi kronis
meliputi diare, buang air besar berair yang disertai darah, lendir, dan nanah.
Melihat kondisi diatas maka perlu adanya suatu pengobatan yang aman untuk
menghambat atau membunuh bakteri penyebab penyakit tersebut.
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, sumber daya alam
dan pengetahuan tradisional, pengetahuan tradisional di era globalisasi saat
ini juga mempunyai peran cukup tinggi apabila dikelola dengan tepat, khususnya yang
terkait dengan bidang pertanian dan kesehatan. Dengan adanya perkembangan
dibidang bioteknologi, dapat dilakukan penelitian yang bisa dimanfaatkan
masyarakat tradisional serta bidang kesehatan dengan pemanfaatan tanaman
obat tradisional.
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah tanaman
manggis (Garcinia mangostana L.). Sudah sejak lama tanaman ini dipercaya
dapat menyembuhkan infeksi yang disebabkan oleh beberapa spesies bakteri.
Misalnya untuk mengobati sariawan, obat luar, wasir, gangguan pencernaan
(misalnya mencret), dan borok. Salah satu bagian tanaman manggis yang
digunakan untuk pengobatan adalah bagian kulitnya. Kulit buah manggis
mengandung senyawa xanton yang hanya dihasilkan oleh genus Garcinia
yang sangat bermanfaat untuk kesehatan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L ) Terhadap Zona Hambat Bakteri Shigella
dysenteriae”.
I.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat didefinisikan rumusan
masalahnya adalah:
1. Kandungan kimia apakah yang terdapat pada ekstrak kulit buah manggis
sehingga dapat dikatakan sebagai zona hambat bakteri Shigella
dysenteriae?
2. Berapa konsentrasi minimun Ekstrak Kulit Buah Manggis yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dyseenteriae.
I.3 Tujuan penelitian.
1. Tujuan umum
Melihat salah satu kandungan kimia yang terdapat pada kulit buah
manggis sehingga dapat dikatakan sebagai zona hambat bakteri Shigella
dysenteriae dengan cara diekstraksi dan melihat khasiat kulit buah
manggis.
2. Tujuan khusus
Mengetahui kandungan kimia kulit buah manggis dengan menggunakan
metode ekstraksi maserasi (perendaman) selama 24 jam.
I.4 Manfaat penelitian
1. Dapat menambah wawasan mengenai Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana terhadap Zona hambat bakteri Shigellady
senteriae.
2. Dapat mengetahui Zona Hambat (Garcinia mangostana L)
terhadap bakteri Shigella dysenteriae yang dapat digunakan sebagai obat
dysentri.
BAB II
TINJAUAN TEORI
II.1 Definisi Buah Manggis (Garcinia mangostana L )
Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau
abadi dari daerah tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara.
Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter. Buahnya juga disebut
manggis, berwarna merah keunguan ketika matang, meskipun ada pula
varian yang kulitnya berwarna merah. Buah manggis dalam perdagangan
dikenal sebagai "ratu buah", sebagai pasangan durian, si "raja buah". Buah
ini mengandung mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.
Sehingga di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki
kadar antioksidan tertinggi di dunia(Dalimartha, 1999).
a. Klasifikasi (www.plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Theales
Famili : Clusiaceae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L.
Nama Umum : Manggis
DESKRIPSI
Habitus Pohon, tinggi ± 15 m.
Batang Berkayu, bulat, tegak, percabangan
simpodial, hijau kotor.
Daun Tunggal, lonjong, ujung runcing, pangkal
tumpul, tepi rata, pertulangan
menyirip, panjang 20-25 cm, lebar 6-9 cm,
tebal, tangkai silindris, hijau.
Bunga Tunggal, berkelamin dua, di ketiak
daun, tangkai silindris, panjang 1-2 cm,
benang sari kuning, putik satu putih, kuning.
Biji Bulat, diameter + 2 cm, dalam satu buah
terdapat 5-7 biji, kuning.
Buah Buni, bulat, diameter 6-8 cm, coklat
keunguan.
Akar Perakaran tunggang, putih kecoklatan.
Kandungan
Kimia
Tanaman manggis mengandung tannin, sakarosa, dekstrosa dan bijinya dilaporkan mengandung vitamin C. Ditemukan pula senyawa xanthone dengan senyawa utama mangostin dan alfa mangostin. Lebih dari 60 senyawa xanthone lain yang telah diisolasi dari beberapa bagian tanaman manggis. Ekstrak kulit buah yang larut dalam petroleum eter ditemukan 2 senyawa alkaloid. Kulit kayu, kulit buah, dan lateks kering mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu mangostin dan beta mangostin yang berhasil di isolasi. Mangostin merupakan komponen utama sedangkan beta mangostin merupakan konstituen minor. Ditemukan metabolit baru yaitu butenil (xanthon) yang diberi nama al mangostana.
b. Penyebaran
Asal-usul manggis diduga berasal dari Asia Tenggara, mungkin dari
Indonesia (Pulau Kalimantan). Hanya dalam 2 abad terakhir tanaman
manggis tersebar kenegara-negara tropis lainnya, seperti Srilangka,
India bagian selatan, Amerika Tengah, Brazil dan Queesland
(Asustralia).
c. Khasiat Buah Manggis
Dalam bidang kesehatan kulit buah digunakan untuk mengobati
sariawan, disentri, nyeri urat, sembelit. Buah yang mengandung resin
digunakan untuk mengobati disentri dan diare. Kulit batang digunakan
untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid yang
tidak teratur. Menurut hasil penelitian kulit buah manggis memiliki
aktivitas antibakteri, antioksidan dan antimetastasis pada kanker
usus(Tambunan, 1998).
Ekstrak kulit manggis mempunyai aktivitas melawan sel kanker
meliputi kanker payudara, hati, dan leukemia. Selain itu, juga
digunakan untuk antihistamin, antiinflamasi, menekan sistem saraf
pusat, dan tekanan darah, serta anti peradangan. Sedangkan getah
kuning dimanfaatkan sebagai bahan baku cat dan insektisida. Efek
biologi dan farmakologi, rebusan kulit buah manggis mempunyai efek
antidiare. Buah manggis muda memiliki efek speriniostatik dan
spermisida (Sudarsono dkk., 2002).
Kandungan zat aktif dalam kulit buah manggis yang berperan
sebagai anti mikroba seperti Flavonoid berperan melindungi sel pada
suatu organ. Kelompok polifenol memiliki peran sebagai antioksidan
yang baik untuk kesehatan. Tanin berperan sebagai penghambat kerja
enzim yang terdapat dalam mikroba, selain itu tanin juga menghambat
keluar masuknya zat pada membran mikroorganisme(Cowan, 1999).
d. Manfaat
Manggis merupakan tanaman yang seluruh bagian tanamannya dapat
dimanfaatkan, mulai dari daging buah, kulit buah, daun, batang dan
akar.
Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah
kaleng, ataupun dibuat sari buah. Manggis juga dapat dijadikan sebagai
obat anti kanker. Kulit buah manggis dapat pula dijadikan pewarna
alami. (Dalimartha, 2005).
e. Senyawa-senyawa dalam buah manggis antara lain :
1. Xanthone
Antioksidan yang unik dengan kadar tinggi pada kulit buah
manggis adalah senyawa xanthone. Senyawa yang paling banyak
pada kulit buah manggis adalah alfa-mangostin. Berbagai
penelitian menunjukkan, senyawa xanthon memiliki sifat sebagai
antidiabetes, antikanker, anti peradangan, hepatoprotektif,
meningkatkan kekebalan tubuh, aromatase inhibitor, antibakteri,
antifungi, antiplasmodial dan aktivitas sitotoksik. Memiliki
kemampuan dalam menekan penbentukan senyawa karsinogen
pada kolon. Penelitian lain menunjukkan bahwa gamma
mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik daripada obat
anti inflamasi lain yang dijual dipasaran. Xanthon jenis ini dapat
menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan peradangan.
2. Antosianin
Antosianin adalah kelompok pigmen yang berwarna merah sampai
biru yang terdapat pada tanaman. Pigmen ini banyak ditemukan
pada buah-buahan, sayuran dan bunga seperti anggur, stoberi,
rasberi, ceri, apel, bunga mawar dan bunga sepatu. Pigmen
antosianin tergolong ke dalam turunan benzopiran. Senyawa
antosianin memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan berperan
cukup penting dalam mencegah penyakit neuronal, kardiovaskuler,
kanker dan diabetes.
3. Tanin
Tannin mempunyai rasa sepat dan dapat digunakan dalam
menyamak kulit. Beberapa senyawa tannin mempunyai aktivitas
antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor, dan menghambat
enzim seperti reverse transcriptase dan DNA topoisomerase,
antidiare, hemostatik dan antihemoroid. Selain menyebabkan rasa
pahit dan sepat, tannin mampu membentuk kompleks kuat dengan
protein sehingga menghambat proses absorpsi protein dalam
pencernaan, atau bersifat antinutrisi.
II.2 Tinjauan Tentang Disentri
Disentri merupakan penyakit yang umum di derita masyarakat di
indonesia. Berasal dari bahasa Yunani yaitu dys yang berarti gangguan dan
enteron yang berarti usus. Jadi disentri berati gangguan berupa
radang pada usus yang menyebabkan tinja feces bercampur lendir dan
darah. Secara endemik, disentri sering terjadi di negara tropis,
termasuk indonesia. Disentri menyerang anak-anak yang kurang baik
imunisasinya. Disentri disebabkan oleh organisme golongan Shigella
dysenteriae, yang terdiri dari tiga golongan strain yaitu Shigella shigae,
yang menyerang daerah tropis, Shigella ambigua dan Shigella flexneri atau
paradisentri yang sering menyerang bagian lintang khatulistiwa
(Widjaja,2002).
Gejala ini kadang-kadang disertai pembesaran kelenjar limfa,gejala
klinisnya sebagai berikut (anonim. 2010):
1. Masa inkubasi delapan hari.
2. Tubuh penderita lemah, panas yang tinggi.
3. Diare dengan adanya lendir dan darah.
4. Pingsan.
Organisme disebarkan dari satu orang ke orang lainya
melaluimakanan dan air yang sudah dikotori atau melalui vektor berupa
lalat.Bakteri penyebab disentri ini hidup dalam usus besar manusia yang
menyebabkan luka pada dinding usus. Infeksi oleh bakteri dikenal dengan
disentri basiler. Sedangkan infeksi disebabkan oleh amuba dikenal sebagai
disentri amoeba (anonim. 2010).
II.2.1 Tinjauan umum tentang bakteri Shigella dysenteriae1. Taksonomi bakteri Shigella dysenteriae
Menurut Ryan (2004), klasifikasi Shigella dysenteriae adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Bakteria
Filum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Ordo : EnterobacterialesEnterobacteriaceae
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Spesis : Shigella dysenteriae
Shigella merupakan bakteri patogen yang dapat
menyebabkan gejala penyakit Shigellosis atau sering disebut disentri
basiler. Sifat shigella sebagai suatu bakteri dari familia
Enterobacteriaceae, bersifat gram negatip bentuk batang. Bakteri
ini menyerupai Escherichia hanya mempunyai perbedaan utama
karena Shigella bersifat non motil. Berdasarkam sifat biokimiawi
dan antigeniknya. Genus Shigella dibedakan menjadi 4 subgrup
atau species yaitu subgrup A Shigelladysenteriae, subgrup B S.
flexneri, subgrup C S. boydii) dan subgrup D S. sonnei) (Supardi.1998).
Berdasarkan antigen spesifik yang dimilki, S. Dysenteriae
dapat dibedakan menjadi 10 serotipe, diantranya S. Shigae (tipe 1),
S. Achmizii (tipe 2). Sindroma yang ditimbulkan berupa disentri
berat,disertai suhu badan yang tinggi. S. flexneri terdiri dari enam
serotipe yaitu S. new castle bersifat memfermentasi karbohidrat
dengan membentuk asam dan gas (berbeda dengan Shigella lain
yang hanya membentuk asam saja). Serotipe ini merupakan satu-
satunya serotipe berfimbrin. Sindrom yang ditimbulkan lebih
ringan daripada golongan A, tapi lebih berat dari golongan B. S. Sonnei
hanya memiliki satuserotipe, dan sindrome yang ditimbulkan lebih
ringan daripadagolongan lainnya. Disamping itu, lebih tahan
terhadap pemanasan 55°C, 1 jam, sedangkan bakteri yang lainya mati
(Supardi, 1998).
Berikut ini adalah karakteristik dari S. dysentriae :
a. Patogenesis
Infeksi per oral, bakteri masuk dalam makanan dan minuman
melewati lambung masuk ke usus halus dan kemudian kekolon.
Dalam usus besar bakteri ditangkap sel epitel.
Kemudian bakteri akan berkembang biak dan akan
menyebabkan sel-sel epitelrusak dan hancur. Sehingga kuman
dapat menyebar ke sel-sel yang berbatasan dengan epitel tadi
dan ke lamina propria, bermultiplikasi terus. Akibat kerusakan
sel tadi, timbul ulsera-ulsera dan makro abses mukosa kolon
bagian terminal ileum, terjadi nekrosis, pendarahan dan
pembentukan pseudomembran diatas ucler. Akibat serangan
kuman pada sel yang berdekatan dan lamina propria
menimbulkan reaksi inflamasi dan trombosiskapiler.(Gibson,
1996).
b. Mikroskopi
Organisme tidak bergerak dan merupakan satu-
satunyacoliform yang tidak bergerak (Gibson, 1996).
c. Biakan
Organisme tidak memfermentasi laktosa, kecuali S. Sonnei yang
memfermentasi secara lambat (Gibson,1996).
d. Gejala disentri basiler
S.dysenteriae terdiri atas beberapa serotipe yang berbeda. Tipe
1 pertama kali ditemukan oleh Shiga pada tahun 1898
sebagai penyebab penyakit disentri epidemik di Jepang. Oleh
karena itu, tipe 1 S.dysenteriae dikenal juga Bacillus shiga.
Berbeda dengan organisme penyebab disentri lainya terutama
yang menyerang saluran pencernaan. Bacillus shiga
memproduksi eksoktoksin spesifik yang bersifat termolabil dan
disebut toksin shiga. Toksinini terdiri dari protein dan dapat
menyebabkan paralisis pada berbagai hewan percobaan.
Shigellosis sangat bervariasi dari yang ringan, parah
sampai fatal. Waktu inkubasi sampai timbulnya gejala
bervariasi dari 1-7 hari, tetapi biasanya kurang dari 4 hari.
Pada dosis yang tinggi, gejala dapat timbul lebih cepat yaitu
berkisar 12-24 jam.
2. Morfologi Bakteri Shigella dysenteriae
a. Kekhasan organisme
Shigella merupakan batang gram negatip yang tipis, berbentuk
cocobacili terjadi pada perbenihan muda.
b. Kultur
Shigella merpakan fakultatip aerob, tetapi tumbuh baik secara
aerob. Koloni Shigella cembung, bundar, transparan dengan
diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam.
c. Karakteristik kultur
Semua Shigella memfermentasi glukosa. Dengan pengecualian
Shigella sonnei yang tidak memfermentasi laktosa.
Ketidakmampuan untuk memfermentasi laktosa diperlihatkan
Shigallea dalam media diferensial. Shigella membentuk asam
dari karbohidrat tetapi jarang memproduksi gas.
d. Struktur antigenik
Shigella mempunyai bentuk antigenik yang kompleks. Ada tumpang
tindih dari sifat serologik dari spesies yang berbeda, dan
kebanyakan dari mereka mempunyai antigen O yang sama
dengan basil enterik lainnya.
e. Toksin
Pada autolisis, semua Shigella menularkan liposakarida.
Endotoksin ini mungkin berpengaruh pada iritasi dinding usus.
Shigella sysenteria memproduksi eksotoksin yang tidak
tahan panas yang mempengaruhi usus dan susunan saraf pusat.
Eksotoksin merupakan salah satu protein antigenik dan
mematikan. Pada manusia eksotoksin juga menghambat
penyerapan gula dan asam amino pada usus.
f. Epidemologi, Pencegahan dan Kontrol
Shigella disebarkan oleh makanan, jari, tinja, dan lalat
dariorang ke orang. Banyak kasus infeksi Shigella terjadi pada
anak dibawah 10 tahun. Ketika manusia host pathogenik
Shigella, kontrol harus diarahkan pada pengurangn oraganisme
pada tendonair dengan cara : 1) Kontrol sanitasi air, makanan
dan susu, pembuatan sampah, kontrol terhadap lalat. 2)
Pengisolasian pasiendan disinfektan. 3). Pendekatan kasus
subklinis dan penyebab. 4) pengobatan antibiotik pada individu
yang terinfeksi.
Kandungan zat aktif dalam kulit buah manggis yang
berperan sebagai antimikroba seperti flavonoid berperan
sebagai melindungi sel pada suatu organ, kelompok polifenol
memiliki peran sebagai antioksidan yang baik untuk kesehatan
(anonimouse. 2009), Tanin berperan sebagai penghambat kerja
enzim yang terdapat dalam mikroba, selain itu tanin juga
menghambat keluar masuknya zat pada membran
mikroorganisme (Cowan,1999).
II.3 Ekstraksi Maserasi
II.3.1 Pengertian Ekstraksi Maserasi
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari
bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut.
Zat-zat aktif terdapat di dalam sel, namun sel tanaman dan hewan
berbeda demikian pula ketebalannya, sehingga diperlukan metode
ekstraksi dengan pelarut tertentu dalam mengekstraksinya (Dirjen POM,
1986).
Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen
kimia yang terdapat pada bahan alam. Ekstraksi ini didasarkan pada
prinsip perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut, dimana
perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka kemudian berdifusi
masuk ke dalam pelarut. (Dirjen POM, 1986).
Macam-macam metode ekstraksi secara umum yaitu seperi metode
ekstraksi meserasi, soxhletasi, dan perkolasi. Pada penelitian ini, metode
ekstraksi yang digunakan adalah metode “Ekstraksi Maserasi”.
Ekstraksi Maserasi merupakan proses ekstraksi menggunakan
pelarut diam atau dengan beberapa kali pengocokan pada suhu ruangan.
Pada dasarnya metoda ini dengan cara merendam sampel dengan sekali-
sekali dilakukan pengocokan. Umumnya perendaman dilakukan 24 jam
dan selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru (Dirjen POM, 1986).
a. Kelebihan cara maserasi :
Alat dan cara yang digunakan sederhana.
Dapat digunakan untuk zat yang tahan dan tidak tahan
pemanasan.
b. Kelemahan cara maserasi :
Banyak pelarut yang terpakai.
Waktu yang dibutuhkan cukup lama.
II.3.2 Teknik ekstraksi
Tanaman yang akan digunakan dalam Ekstraksi umumnya telah
dilakukan "TREATMENT" atau perlakuan khusus (simplisia).
Simplisia merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut bahan-
bahan obat alam yang berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami
perubahan bentuk (Gunawan, 2004).
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain berupa
bahan yang telah dikeringkan (FI III, Dirjen POM 1979).
Proses "TREATMENT" antara lain :
Panen tanaman sesuai standar tertentu
Pemilihan bagian tanaman tertentu
Pencucian
Sortasi
Pengeringan
Maserasi dilakukan dengan cara memasukkan 10 bagian simplisia
dengan derajat yang cocok ke dalam bejana, kemudian dituangi dengan
penyari 75 bagian, ditutup dan dibiarkan selama 24 jam, terlindung dari
cahaya sambil diaduk sekali-kali setiap hari lalu diperas dan ampasnya
dimaserasi kembali dengan cairan penyari. Penyarian diakhiri setelah
pelarut tidak berwarna lagi, lalu dipindahkan ke dalam bejana tertutup,
dibiarkan pada tempat yang tidak bercahaya, setelah dua hari, lalu
endapan dipisahkan (Drijen POM, 1986).
Penyarian zat-zat berkhasiat dari simplisia, baik simplisia dengan zat
khasiat yang tidak tahan pemanasan. Sampel biasanya direndam selama 3-
5 hari, sambil diaduk sesekali untuk mempercepat proses pelarutan
komponen kimia yang terdapat dalam sampel. Maserasi dilakukan dalam
botol yang berwarna gelap dan ditempatkan pada tempat yang terlindung
cahaya. Ekstraksi dilakukan berulang-ulang kali sehingga sampel
terekstraksi secara sempurna yang ditandai dengan pelarut pada sampel
berwarna bening. Sampel yang direndam dengan pelarut tadi disaring
dengan kertas saring untuk mendapat maseratnya. Maseratnya dibebaskan
dari pelarut dengan menguapkan secara in vacuo dengan rotary evaporator
(Dirjen POM, 1986).
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Populasi dan Sampel
III.1.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek sebagai sumber data yang
memiliki ciri-ciri/ karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (). Pada
penelitian ini mengambil populasi buah manggis yang dijual ditoko buah-
buahan yang masih segar tepatnya Hypermart dan Toko buah di jln.
kalimantan. Dimana pengambilan populasi ini berada di Gorontalo Mall
dan jln.kalimantan.
III.1.2 Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan cara
mengambil secara acak buah manggis sebanyak 2 kg buah manggis yang
sudah matang berada di toko buah dan hypermart.
III.2 Besar Sampel
Penentuan besar sampel kulit buah manggis ini hanya sesuai dengan
kebutuhan peneliti yaitu sebanyak 2 kg.
III.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampling kulit buah manggis ini menggunakan
teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel berdasarkan pada ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (notoadmodjo, 2010).
Peneliti mengambil teknik ini karena peneliti telah mengetahui
terlebih dahulu karakteristik atau ciri dari populasi yang akan diambil dan
sebelumnya telah menentukan tempat pengambilan sampel.
Dalam hal ini peneliti mengambil sampel buah manggis yang sudah
matang di toko buah yang sudah disurvey sebelumnya karena buah
manggis sukar di temukan di daerah Gorontalo maka dari itu peneliti
mengambil sampel yang di jual di toko buah tersebut.
III.4 Waktu dan tempat penelitian
Waktu penelitian yaitu pada tanggal 23 oktober 2012 sampai 23
november. Adapun tempat Penelitian untuk mengisolasi kulit buah
manggis yaitu di laboratorium farmakognosi Fakultas Ilmu-ilmu
Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.
III.5 Definisi Operasional Variabel
III.5.1 Jenis Variabel Penelitian
Hipotesis: “Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana
L ) Terhadap Zona Hambat Bakteri Shigella dysenteriae”.
Variabel utama
a. Variabel bebas : Ekstrak kulit buah manggis
b. Variabel terikat : Zona hambat Bakteri Shigella dysenteriae
III.5.2 Definisi Operasional Variabel
a. Variabel bebas: Ekstraksi kulit buah manggis
Dalam buku Metode Fitokimia ekstraksi adalah Ekstraksi adalah
penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian tanaman
obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif
terdapat di dalam sel, namun sel tanaman dan hewan berbeda demikian
pula ketebalannya, sehingga diperlukan metode ekstraksi dengan
pelarut tertentu dalam mengekstraksinya.
Berdasarkan pengertian diatas ekstraksi yang dilakukan oleh
peneliti adalah ekstraksi kulit buah manggis pada buah manggis
dengan menggunakan metode ekstraksi maserasi. Adapun pelarut yang
peneliti gunakan adalah pelarut Etanol dan air yang sifatnya polar.
b. Variabel terikat: Bakteri Shigella dysenteriae
Menurut supardi dalam bukunya Shigella merupakan bakteri
patogen yang dapat menyebabkan gejala penyakit Shigellosis atau sering
disebut disentri basiler. Sifat shigella sebagai suatu bakteri dari familia
Enterobacteriaceae, bersifat gram negatip bentuk batang. Bakteri ini
menyerupai Escherichia hanya mempunyai perbedaan utama karena
Shigella bersifat non motil. Berdasarkam sifat biokimiawi dan
antigeniknya. Genus Shigella dibedakan menjadi 4 subgrup atau
species yaitu subgrup A Shigelladysenteriae, subgrup B S. flexneri,
subgrup C S. boydii) dan subgrup D S. sonnei)
Berdasarkan pengertian diatas bakteri Shigella dysenteriae yang
digunakan pada penelitian ini adalah bakteri yang sudah diisolasi
sebelumnya oleh peneliti.
III.6 Teknik Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah
teknik analisis kualitatif, dimana analisis kualitatif ini melihat efek dari
ekstraksi dari kulit buah manggis pada bakteri Shigella dysenteriae yang
dihasilkan dengan menggunakan metode ekstraksi maserasi.
Adapun langkah-langkah penelitian sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan menyiapkan dan sterilisasi seluruh
alat dan bahan.
2. Tahap pelaksanaan
a. Membuat peremajaan bakteri
1. Isolat bakteri di suspensi ke dalam larutan NaCl fisiologis
padatabung reaksi.
2. Isolat bakteri dari NaCl digoreskan dengan jarum ose di
atasMuller Hinton agar yang telah padat.
3. Bakteri di inkubasi selama 18 jam dalam suhu 37°C
(Gibson,1996).
b. Membuat ekstrak kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L)
Ekstraksi adalah metode umum yang digunakan untuk mengambil
produk dari bahan alami, seperti jaringan tumbuhan, jaringan
hewan dan mikroorganisme. Ekstraksi dianggap sebagai langkah
awal dalam rangkaian kegiatan pengujian aktivitas biologi suatu
tumbuhan pada organisme uji (Dadang dkk, 1999).
Adapun tahapan dalam proses ekstraksi adalah sebagai berikut :
1. Kulit buah manggis dicuci sampai bersih, kemudian ditiriskanterlebih
dahulu.
2. Kulit buah manggis di iris-iris pipih, kemudian di timbang dengan
konsentrasi perbandingan tertentu.
3. Irisan Kulit buah manggis di blender sampai halus bersama
etanol sebagai pelarut.
4. Hasil blender di endapkan selama 24 jam, lakukan
penyaringan setelah proses pengendapan.
5. Cairan Ekstrak kulit buah manggis di sterilisasi, bahan
ekstrak siap digunakan untuk penelitian.
c. Membuat suspensi bakteri
Koloni bakteri hasil peremajaan disuspensikan kembali kedalam
media cair yaitu NaCl fisiologis pada tabung reaksi dan
dibandingkan tingkat kekeruhanya dengan standar Mac
farland0,5%.
d. Membuat media agar
1. Muller hinton agar, dicampurkan dengan aquadesh
pada perbandingan 45 gram muller hinton agar, 1000 ml aquadesh
kemudian dipanaskan sampai mendidih.
2. Agar dituangkan kedalam tabung reaksi untuk disterilisasi
pada autoklaf.
3. Hasil sterilisasi agar, dituangkan ke dalam cawan petri
dengan tebal 4 mm.
4. Suhu untuk agar kira-kira 45-50°C, 1 ml bakteri cair
diteteskan dan dihomogenkan ke dalam media agar.
Kemudian dibiarkan sampai dingin dan media menjadi padat
(Zawetz dkk, 2001).
e. Memasukkan bahan uji dengan teknik sumur
1. Dibuat 4 buah sumur pada media agar yang telah padat dalam
cawan petri dengan alat pelubang berdiameter 7 mm.
2. Ekstrak kulit buah manggis dimasukan 0,2 ml pada masing-
masing sumur.
f. Masukkan bahan kedalam inkubator
1. Bahan uji inkubasi pada suhu 37°C selama 18 jam di dalam
inkubator.
2. Zona hambat di amati dengan cara mengukur
daerah bening(diameter zona hambat) disekitar lubang seumur
dengan menggunakan kapiler atau jangka sorong dalam
satuan milimeter dan data hasil pengukuran dimasukan
kedalam tabel pengamatan.
a. Analisis data
Data yang diperoleh berupa jumlah bakteri Shigella dysenteriae pada
objek pada saat pengamatan berlangsung. Data yang diperoleh dari
hasil pengamatan akan dianalisis dengan menggunakan Uji ANOVA
berganda dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan (UJD) dengan
taraf signifikasi sebesar 5%.
Anggaran dana yang akan dikeluarkan
Air/Aquadesh 5 liter @5.000,00 RP. 5.000,00 x 5 RP. 25.000,00
ATM(Alat Tulis Menulis) :
- Pulpen @1.500,00 RP. 1.500,00 x 2 RP. 3.000,00
- Pensil @1.000,00 RP. 1.000 x 2 RP. 2.000,00
- Buku @3.500,00 RP. 3.500,00
Buah manggis 2 kg @50.000,00 RP.50.000,00 x 2 RP. 100.000,00
Buku cetak/materi 1 @125.000,00 RP. 125.000,00
Buku cetak/materi 2 @150.000,00 RP. 150.000,00
Pelarut organik @20.000,00 RP. 20.000,00 x 5 RP. 100.000,00
Biaya tak terduga RP. 241.500,00 +
RP. 750.000,00
Recommended