View
407
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
ini contoh proposal skripsi
Citation preview
PENERAPAN MODEL PAIKEM GEMBROT UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI YAYASAN SAHABAT ANAK
JALAN JAKARTA
Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah
Metodelogi Penelitian semester 100
Penyusun :
Nama : Dien Silvia Bustami
NIM : 151512044
Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
2014
KATA PENGANTARPuji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala petunjuk dan
rida-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian yang
berjudul “Penerapan model PAIKEM GEMBROT untuk meningkatkan
motivasi belajar terhadap anak jalanan di yayasan sahabat anak jalanan
jakarta”. sebagai bentuk tanggung jawab penyelesaian tugas UAS pada
mata kuliah metode penelitian.
Dalam proses penulisan proposal skripsi ini tidak banyak kendala, meskipun
diakui dalam penyusunan proposal skripsi ini membutuhkan waktu yang
relative lama . Namun berkat rahmat Allah SWT dan usaha, Proposal skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan proposal skripsi ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen mata kuliah metode penelitian yang telah membimbing
dan mengarahkan untuk pembuatan proposal ini, orang tua yang senan tiasa
mendukung dan mendoakan, dan teman-teman yang selalu membantu dan
menghibur. Kepada semua pihak tersebut, semoga amal baik yang diberikan
kepada penulis mendapat limpahan balasan dari Allah SWT.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap,bahwa dibalik ketidaksempurnaan
penulisan dan penyusunan proposal ini adalah ditemukan sesuatu yang
dapat memberika manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca, dan
bagi seluruh mahasiswa-mahasiswa Universitas Negeri Jakarta. Amiin ya
Rabbal’alamin.
Jakarta, Juni 2014
Dien Silvia Bustami
1515120044
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Identifikasi Masalah...............................................................................3
C. Pembatasan Masalah.........................................................................3
D. Perumusan Masalah...........................................................................3
E. Kegunaan Penelitian..............................................................................4
BAB II KAJIAN TEORITIK............................................................................5
A. Hakikat Model Pembelajaran.................................................................5
B. Hakikat PAIKEM GEMBROT.................................................................5
C. Hakikat motivasi..................................................................................9
D. Hakikat Anak Jalanan.......................................................................11
E. Hasil Penelitian yang Relevan.............................................................13
F. Hipotesis Penelitian..............................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................14
1. Pendekatan Penelitian.........................................................................14
2. Metode Penelitian................................................................................14
3. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................15
4. Populasi Penelitian..............................................................................15
5. Sampel Penelitian................................................................................16
6. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data...........................................16
7. Teknik Analisis Data.............................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah segala daya upaya dan semua usaha untuk membuat
masyarakat dapat mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki
kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan
sebagai anggota masyarakat dan warga negara.1
Bendara Raden Tumenggung Harya Suwardi Soerjaningrat yang lebih
dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara (1961: 2) mengatakan dalam
bukunya bahwa usaha-usaha pendidikan (tari) ditujukan pada (a) halusnya
budi, (b) cerdasnya otak dan (c) sehatnya badan. Ketiga usaha itu akan
menjadikan lengkap dan laras bagi manusia. Dengan demikian pendidikan
merupakan usaha untuk membentuk manusia yang utuh lahir dan batin, yaitu
cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur. Ki Hadjar Dewantara juga
menegaskan bahwa pendidik harus memiliki konsep 3 kesatuan sikap yang
utuh, yakni ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri
handayani. Pengertiannya, bahwa sebagai pendidik harus mampu menjadi
tauladan bagi peserta didiknya, pendidik juga mampu menjaga
keseimbangan, juga dapat mendorong, dan memberikan motivasi bagi
peserta didiknya. Trilogi pendidikan ini diserap sebagai konsep
“kepemimpinan Pancasila”.2
1 Satmoko, Retno Sriningsih. 2000. Landasan Kependidikan, Pengantar ke arah ilmuPendidikan Pancasila. Semarang: IKIP Semarang Press.2 Dewantara, Ki Hadjar. 1961. Karya Ki Hadjar. Yogyakarta: Taman Siswa.
1
Pendidikan luar sekolah menurut Philip H.Coombs adalah semua kegiatan
pendidikan yang terorganisasi, sistematis dan dilaksanakan di luar sistem
pendidikan formal, yang menghasilkan tipe-tipe belajar yang dikehendaki oleh
kelompok orang dewasa maupun anak-anak. Russel Kleis, dalam bukunya
Non-formal Education mengemukakan bahwa pendidikan luar sekolah adalah
usaha pendidikan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis. Biasanya
pendidikan ini berbeda dengan pendidikan tradisional terutama yang
menyangkut waktu, materi, isi dan media. Pendidikan luar sekolah
dilaksanakan dengan sukarela dan selektif sesuai dengan keinginan serta
kebutuhan peserta didik yang ingin belajar dengan sungguh-sungguh.3
Ada begitu banyak anak-anak yang belum dapat mengenyam pendidikan
formal, walaupun begitu ada beberapa alternative yang disediakan berupa
pendidikan non formal yang biasa diselenggarakan oleh pemerintah maupun
swasta. Disuatu lembaga swasta yang hanya berfokus untuk menangani
anak-anak yang tidak bersekolah khususnya anak-anak jalanan yang masih
memiliki motivasi yang rendah untuk belajar karena banyak hal yang harus
mereka kerja seperti mereka harus bekerja untuk membantu orang tuanya
sehingga mereka tidak dapat pergi kesekolah.
Banyak lembaga swasta yang telah menangani ini tetapi dalam peningkatan
motivasi belajar mereka dengan keadaan tutor yang cukup mini, disini tutor
yang masih bersedia untuk menjadi relawan pengajar harus memiliki cara
mengajar yang inovatif dan kreatif. Dalam proposal ini peneliti tertarik untuk
mengujikan model pembelajaran “PAIKEM GEMROT” yang baru-baru ini
sudah sangat terkenal dan dapat mengatasi probelmatik mengajar dan
mengatasi motivasi belajar pada anak.
3 http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/194612161973041-MAMAN_HILMAN/PLS/Bab_2_Jadi.pdf. diunduh pada tanggal 5 juni 2014. Pukul 19.45 WIB
2
Dengan begitu penelitian akan membahas penelitian ini dengan proposal
yang berjudul “ PENERAPAN MODEL PAIKEM GEMBROT UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI YAYASAN
SAHABAT ANAK JALANAN JAKARTA.
B. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah pada penelitian ini, yaitu :
1. Motivasi belajar untuk mengikuti kelas anak-anak yang terdaftar masih
rendah, hanya 1- 3 orang yang hadir dalam pertemuan.
2. Metode belajar yang masih bersifat konvensional.
C. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalah yang ada, yaitu :
1. Penerapan model pembelajaran PAIKEM GEMBROT.
2. Pencampaian motivasi belajar pada anak – anak jalanan.
D. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah
maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penerapan PAIKEM GEMBROT dapat digunakan untuk
pembelajaran pada yayasan sahabat anak jalanan ?
2. Apakah penerapan PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan
motivasi belajar pada peserta didik di yayasan sahabat anak
jalanan ?
3
E. Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah :
1. Mengetahui bagaimana penerapan PAIKEM pada proses
pembelajaran di yayasan sahabat anak jalanan.
2. Untuk mengetahui penambahan motivasi belajar dengan model
PAIKEM GEMBROT pada proses pembelajaran .
4
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Hakikat Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran termasuk diantaranya buku-buku, film, komputer,
kurikulum, dan lain-lain.4.
Menurut Kardi dan Nur istilah model pembelajaran mempunyai makna yang
lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran
mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau
prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah :
1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai);
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan degan berhasil; dan
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.5
B. Hakikat PAIKEM GEMBROT
PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif
Menyenangkan dan Berbobot) adalah sebuah program / model pembelajaran
terpadu yang bertujuan meningkatkan mutu dan efisiensi pengelolaan
pendidikan dengan mengembangkan praktik-praktik yang sudah ada.
4 http://www.nimhindia.org/MODELS%20OF%20TEACHING.pdf. Diunduh pada tanggal, 5 Juni 2014. Pukul 20.00 WIB
5 Iif Khoiru Ahmadi, M.Pd dan Sofam Amri, S.Pd. PAIKEM GEMBROT, Prestasi pustaka raya. 2011. Hal. 8.
5
Secara garis besar PAIKEM GEMBROT dapat digambarkan sebagai
berikut :
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.6
Program pembelajaran seperti ini harus disertai dengan kemampuan dan
wawasan guru yang cukup baik, karena guru dituntut mampu menciptakan
kondisi belajar yang baik di dalam maupun di luar kelas. Sedang siswa
secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep keilmuan.
a. Teori Belajar yang Melandasi Paikem Gembrot
Banyak teori belajar yang menjadi landasan model PAIKEM GEMBROT
diaantaranya adalah Teori Jean Piaget, Teori Konstruktivisme, Teori
Vygotsky, Teori Bandura dan Teori Bruner. Berikut akan dijelaskan beberapa
teori yang melandasi model pembelajaran ini.
1. Teori Perkembangan Jean Piaget
6 Ibid.,hal. 1.
6
Menurut Jean Piaget seorang anak maju melalui empat tahap
perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu : tahap sensorimotor,
pra operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal. Pola perilaku atau
berfikir yang digunakan anank dan orang dewasa dalam menangani obyek-
obyek di dunia disebut skemata. Selanjutnya menurut Piaget bahwa anak
membangun sendiri skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan
lingkungannya. Di sini peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan
sebagai pemberi informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi para siswanya.7
Jelas teori piaget tersebut menegaskan bahwa guru harus mampu
menciptakan keadaan pembelajar yang mampu belajar mandiri. Artinya guru
tidak sepenuhnya mengajarkan suatu bahan ajar kepada pembelajar, tetapi
guru dapat membangun pembelajar yang mampu belajar dan terlibat aktif
dalam belajar.
2. Teori Bandura
Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang
dikembangkan oleh Albert Bandura. Menurut Bandura sebagian besar
manusia belajar melalui pengamatan secara selektif mengingat tingkah laku
orang lain.
Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah
laku orang lain (model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan
cara menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya
atau mengulang-ulang kembali. Berdasarkan pola perilaku ini, selanjutnya
Bandura mengklasifikasikan empat fase belajar dari pemodelan, yaitu fase
perhatian, fase retensi, fase reproduksi, dan fase motivasi.
7 Ibid.,hal. 49.
7
3. Teori Bruner
Jerome Bruner, seorang ahli psikologi Havard adalah salah satu seorang
pelopor pengembangan kurikulum terutama dengan teori yang dikenal
dengan pembelajaran penemuan (Inkuiri). Aplikasi ide-ide Bruner dalam
pembelajaran menurut Woolfolk,Memberikan contoh dan bukan contoh dari
konsep yang dipelajari;
1. Membantu siswa mencari hubungan antar konsep;2. Mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa mencoba menemukan
sendiri jawabannya; dan3. Mendorong siswa untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif.8
b. Implementasi Model Pembelajaran Paikem Gembrot Dalam Pembelajaran
Pelaksanaan PAIKEM GEMBROT setiap hari dilakukan dengan
menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan
pembukaan lebih kurang 5-10 % waktu pelajaran yang disediakan, kegaiatan
inti lebih kurang 80 % waktu pelajaran yang telah disediakan, sedangkan
kegiatan penutup dilaksanakan dengan alokasi waktu lebih kurang 10-15 %
dari waktu pelajaran yang sudah disediakan.
C. Hakikat motivasi
a. Pengertian Motivasi
8 Ibid., hal. 57.
8
Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu
timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia
atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri.
Sardiman menjelaskan motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat
non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan
gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Banyak peserta didik
yang tidak berkembang dalam belajar karena kurangnya motivasi yang dapat
mendorong semangat peserta didik dalam belajar. Martinis juga berpendapat
bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri
seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah
ketrampilan, pengalaman9.
Oemar Hamalik menjelaskan motivasi dapat berupa dorongan-dorongan
dasar atau internal dan intensif diluar individu atau hadiah. Motivasi adalah
proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat.
Pendapat lain mengenai motivasi juga dikemukakan oleh Dimyati dan
Mudjiono yang mengatakan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan
mental yang menggerakkan dan pengarahkan perilaku manusia, termasuk
perilaku belajar. Berdasarkan pengertian mengenai motivasi di atas dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang dimiliki
seseorang untuk melakukan sesuatu, dan juga sebagai pemberi arah dalam
tingkah lakunya, salah satunya dorongan seseorang untuk belajar.10
b. Jenis-jenis Motivasi
Motivasi dapat dibedakan berdasarkan jenis-jenisnya. Ada jenis motivasi
yang terjadi karena keinginan seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu.
9 Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, hal. 59.
10 Ibid., hal. 67.
9
Jenis motivasi lain yaitu motivasi yang yang terjadi karena seseorang
tersebut ingin mengejar target yang telah ditentukan agar berhasil sesuai
dengan apa yang diharapkan. Biggs dan Telfer dalam Sugihartono, dkk
menjelaskan jenis-jenis motivasi belajar dapat dibedakan menjadi empat
macam, antara lain: (1) Motivasi instrumental;(2) Motivasi sosial, peserta
didik belajar untuk penyelenggarakan tugas;(3) Motivasi berprestasi;(4)
Motivasi instrinsik. 11
Motivasi Instrumental merupakan dorongan yang membuat peserta didik
belajar karena ingin mendapatkan hadiah. Motivasi social menjadikan peserta
didik lebih terlibat dalam tugas. Peserta didik belajar untuk meraih
keberhasilan yang telah ditentukan, karena peserta didik memiliki motivasi
berprestasi, dan peserta didik memiliki rasa ingin belajar dengan
keinginannya sendiri karena mendapatkan dorongan dari motivasi instrinsik.
Ngalim Purwanto menyebutkan bahwa motivasi mengandung tiga komponen
pokok : “(1) Menggerakan;(2) Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan
tingkah laku;(3) Menopang dan menjaga tingkah laku”.12
c. Indikator orang termotivasi
Orang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada pada diri orang tersebut.
Ciri-ciri orang termotivasi antara lain tidak mudah putus asa dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan, selalu merasa ingin membuat prestasinya
semakin meningkat. Sardiman mengemukakan motivasi yang ada pada
setiap orang itu memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
“(1) Tekun menghadapi tugas; (2) Ulet menghadapi kesulitan; (3) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah; (4) Lebih senang bekerja mandiri;
11 Ibid., hal. 68.12 Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Prngukurannya. Jakarta: Bumi Aksara . 2009. hal, 79.
10
(5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; (6) Dapat mempertahankan pendapatnya; (7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu; (8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal”.13
Nana Sudjana (2002: 61) berpendapat motivasi siswa dapat dilihat dari
beberapa hal, antara lain :
“(1) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran; (2) Semangat siswa untuk
melakukan tugas-tugas belajarnya; (3) Tanggungjawab siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas belajarnya; (4) Reaksi yang ditunjukkan siswa
terhadap stimulus yang diberikan guru; (5) Rasa senang dan puas dalam
mengerjakan tugas yang diberikan”.14
D. Hakikat Anak Jalanan Anak jalanan merupakan kelompok anak yang sering ditemui di
jalanan oleh masyarakat. Penanganan anak jalanan dan pemenuhan hak-hak
anak oleh pemerintah belum melekat dalam diri anak jalanan. Sementara
razia-razia yang dilakukan oleh petugas secara nyata melanggar hak anak
untuk mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan. Kebijakan yang ada
untuk menangani anak jalanan tidak terjadi diskriminasi dan marginalisasi
anak jalanan yang semakin menjauhkan mereka dari hak-hak yang
semestinya mereka peroleh. UU No. 23 Tahun 2002 Pasal 4 Tentang
Perlindungan Anak Pasal 4 menegaskan setiap anak berhak untuk dapat
hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
13. Sardiman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011. Hal. 59.14 Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.2004. hal. 63
11
Tiga istilah untuk mengkelompokkan anak jalanan yang
mengambarkan tingkat keterlibatan anak-anak dengan jalanan, Menurut
Asmoro dalam Klasifikasi Anak Jalanan yaitu:
1. Anak-Anak Jalanan Adalah mereka yang seluruh eksistensinya bergantung pada sumber-sumber yang mereka dapati di jalanan, dan mereka tinggal disana 24 jam setiap hari. Yang dapat disebut para pengamen “tulen”. Mereka sering memperkenalkan dirinya sebagai anak jalanan sejati. Mereka biasanya membuat wilayah-wilayah kekuasaan dan etika sendiri yang berlaku dikalangan mereka sendiri. Hukumnya adalah siapa yang kuat itulah yang menang dan mempunyai kekuasaan daerah yang luas (hukum rimba).
2. Anak-Anak yang Ada di Jalanan Mereka adalah anak-anak yang mungkin mempunyai rumah atau bahkan bersekolah seperti anak-anak biasanya, akan tetapi mereka rata-rata menghabiskan waktunya di jalanan atau hanya sekedar mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Anak-anak ini biasanya disebut sebagai anak-anak jalanan “nafkah”, yaitu anak-anak yang sengaja turun kejalanan untuk mencari uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Ada sebagian mereka yang disuruh oleh orang tuanya, ada yang karena kemauannya sendiri, dan ada yang dipaksa oleh orang tuanya. Untuk sekarang ini menurut kami sebagai LSM yang bergerak di jalanan, anak-anak demikianlah yang paling banyak ada di jalanan.
3. Anak-Anak Pra Jalanan Mereka adalah anak-anak yang tidak terus-menerus berada di jalanan, akan tetapi melihat keadaan mereka dan keluarga mereka, serta latar belakang keluarganya, ada kemungkinan besar mereka akan turun ke jalanan. Biasanya untuk memulai kegiatan ini mereka hanyalah sekedar iseng, atau diajak teman yang biasanya ada di jalanan. Mereka mengamen atau melakukan hal yang lain sekedar menambah uang jajan saja. Mereka mempunyai tempat tinggal yang pasti dan bahkan mempunyai orang tua yang lengkap serta keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan. Namun ada kemungkinan mereka dapat mengalami keadaan yang buruk atau “kepepet” sehingga salah satu cara yang pasti akan diambil untuk bertahan hidup adalah mengamen atau mengemis di jalanan. Anak jalanan yang demikian kami sering menyebutnya sebagai anak jalanan “jajan”. Mereka inilah yang sebenarnya membutuhkan pelayanan secara serius supaya mereka dicegah atau diupayakan untuk tidak terlanjur turun kejalanan seperti kelompok anak-anak jalanan sebelumnya. 15
15 http://www.minsipelmasgbi.org. diunduh pada tanggal 5 Juni 2014. Pukul. 20.30 WIB.
12
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini dilihat dari hasil penelitian yang berjudul : “Aplikasi PAKEM
( Pembelajaran, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) untuk mrningkatkan
hasil belajar biologi kelas VII B SMP Negeri I Ambarawa”. Yang diteliti oleh
Pratiyan Isnaeni.
F. Hipotesis PenelitianAdapun hipotesis penelitian Hipotesis (Ha) :
“Ada hubungan antara penerapan model PAIKEM GEMBROT terhadap peningkatan motivasi belajar pada anak jalanan di yayasan sahabat anak jalanan.”
Hipotesis (Ho) :
“tidak ada hubungan antara penerapan model PAIKEM GEMBROT terhadap peningkatan motivasi belajar pada anak jalanan di yayasan sahabat anak jalanan.”
13
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan PenelitianPendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono data penelitian pada pendekatan kuantitatif
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Alasan peneliti
menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti bermaksud untuk
menghilangkan subjektifitas dalam penelitian.16
2. Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen
kuasi dengan pola nonequivalent control group design (pretest-postest
yang tidak ekuivalen). Eksperimen itu sendiri adalah observasi di bawah
kondisi buatan (artificial condition) di mana kondisi tersebut dibuat dan
diatur oleh si peneliti. Sedangkan penelitian eksperimental adalah
penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek
penelitian serta adanya control.
Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen karena suatu eksperimen
dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu
tindakan terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya pengaruh
tindakan itu. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment yang artinya
pemberian kondisi yang akan dinilai pengaruhnya.
Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif sehingga kedua variabel
mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati sama. Yang
membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi
treatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol diberikan 16 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta. Jakarta. hal. 13.
14
treatment seperti keadaan biasanya. Dengan pertimbangan sulitnya
pengontrolan terhadap semua variabel yang mempengaruhi variabel yang
sedang diteliti maka peneliti memilih eksperimen kuasi. Dasar lain peneliti
menggunakan desain eksperimen kuasi karena penelitian ini termasuk
penelitian sosial.
Untuk itu, dalam Sutrisno Hadi disebutkan (1) Pre eksperiment
measurenment (pengukuran sebelum perlakuan), (2) Treatment
(tindakan pelaksanaan eksperimen), dan (3) Post eksperiment
measurenment (pengukuran sesudah eksperimen berlangsung).17
3. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di yayasan sahabat anak Jakarta yang berada di
manggarai. Yayasan ini merupakan organisasi pencinta anak jalanan yang
telah memiliki kegiatan belajar mengajar pada anak jalanan.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester ganjil (101) sampai tengah
semester ganjil 2014.
4. Populasi PenelitianMenurut Suharsimi Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Nurul Zuriah mengemukakan bahwa populasi merupakan seluruh
data yang menjadi perhatian peneliti. Jadi, populasi penelitian dapat
disimpulkan sebagai subjek penelitian yang mengenainya dapat diperoleh
dari data yang dipermasalahkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
teman-teman peserta belajar. 18
17 Sutrisno Hadi, Metodologi Research. Yogyakarta: yayasan penerbit fakultas psikologi UGM, 1987. Hal. 468-469.18 Arikunto,Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. 2006. Hal. 151.
15
5. Sampel Penelitian Sampel usia 8-12 tahun yang berjumlah orang di yayasan sahabat anak
Jakarta. Peneliti menggunakan semua subjek penelitian, peneliti membagi
dua kelompok A, sebagai kelompok eksperimen dan kelompok B sebagai
kelompok control. Selanjutnya peneliti akan mempelajari karakteristik dari
kedua kelompok tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya.
6. Instrumen dan Teknik Pengumpulan DataSebelum peneliti membuat instrumen penelitian, terlebih dahulu yang perlu
disusun kisi-kisi umum yaitu sebuah tabel yang menunjukkan kaitan antara
variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil,
metode, dan instrumen yang akan digunakan (Suharsimi Arikunto,
2006 :151).
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai metode dan instrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Observasi
Berdasarkan instrumen pengamatan yang digunakan , maka peneliti
melakukan observasi langsung dengan menggunakan observasi tidak
terstruktur, ( Sugiyono, 2007 : 205) yakni observasi yang tidak menggunakan
instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
Adapun rambu-rambu pengamatan dalam pelaksanaan observasi dapat
dilihat dalam tabel yang berisi kisi-kisi pedoman observasi.
16
Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Observasi.
No. Indikator Skor Keterangan
1.` Perhatian
1,2,3,4
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Cukup Baik
1 : Kurang Baik
2. Kesenangan
3. Interaksi
4. Keaktifan
Berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah tersusun, maka langkah
selanjutnya peneliti membuat daftar pedoman observasi rating scale.
2. Tes
Menurut Sukardi (2007:138) tes merupakan prosedur sistematik di mana
individual yang dites direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban
mereka yang dapat menunjukkan ke dalam angka. Dalam tes telah
direncanakan sesuai dengan pilihan hati dan pikiran subjek guna
menggambarkan respons yang kemudian diolah oleh peneliti secara
sistematis menuju suatu arah kesimpulan yang menggambarkan tingkah laku
dari subjek tersebut. Tes merupakan pengumpul informasi adalah
serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelas.
a. Uji Validitas Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 219) validitas adalah keadaan yang
menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur
apa yang akan diukur. Sedangkan menurut Sugiyono (2007 : 173) valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
17
seharusnya diukur. Pada uji validitas instrumen dalam penelitian ini
menggunakan validitas konstrak (construct validity) sebagai pengukur tingkat
validitasnya. Menurut Sugiyono (2007 : 177), mengemukakan bahwa untuk
menguji validitas konstrak, dapat menggunakan pendapat dari ahli.
b. Uji reliabilitas instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 178) reliabilitas menunjuk pada satu
pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan
data-data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai
dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, hasilnya tetap akan
sama.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik reliabilitas internal yaitu
dengan rumus Alpha. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:196),
mengemukakan bahwa rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal dalam
bentuk uraian. Adapun Rumus r11 sebagai berikut
Keterangan :r11 = reliabilitas instrumen.
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
Σ𝑜𝑏2 = jumlah varian butir.𝑜21 = varians total.
18
Proses perhitungan realibilitas ini dilakukan dengan bantuan program SPSS
16 for windows dan diperoleh koefisien alpha sebesar 0,781. Penafsiran
koefisien realibilitas ini bepedoman pada penggolongan Suharsimi Arikunto
(2006: 276), yaitu:
Tabel . Interpretasi nilai r
Besarnya Nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0, 00 sampai dengan 0,200
Tinggi
Cukup
Agak rendah
Rendah
Sangat rendah (tak berkorelasi)
Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien alpha yang diperoleh berada
pada tingkat intrepetasi cukup tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa
instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data
penelitian.
7. Teknik Analisis Data
Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2007 : 207) bahwa, analisis data
adalah kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan jenis responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan.
DAFTAR PUSTAKAAhmadi, Abu dan Widodo Supriyono, 2004, Psikologi Belajar, Jakarta: PT
Rineka Cipta,
19
Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta.
Dewantara, Ki Hadjar. 1961. Karya Ki Hadjar. Yogyakarta: Taman Siswa.
Iif Khoiru Ahmadi, M.Pd dan Sofam Amri, S.Pd. 2011. PAIKEM GEMBROT,
Prestasi pustaka raya.
Sardiman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. 2011. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Satmoko, Retno Sriningsih. 2000. Landasan Kependidikan, Pengantar ke
arah ilmu
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta.
Jakarta.
Sutrisno Hadi, 1987. Metodologi Research. Yogyakarta: yayasan penerbit
fakultas psikologi UGM.
Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi dan Prngukurannya. Jakarta: Bumi
Aksara .
http://www.minsipelmasgbi.org. diunduh pada tanggal 5 Juni 2014. Pukul.
20.30 WIB.
http://www.nimhindia.org/MODELS%20OF%20TEACHING.pdf. Diunduh
pada tanggal, 5 Juni 2014. Pukul 20.00 WIB
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/
194612161973041-MAMAN_HILMAN/PLS/Bab_2_Jadi.pdf. diunduh
pada tanggal 5 juni 2014. Pukul 19.45 WIB
20
Recommended