View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN
PIUTANG USAHA PT MAR
LAPORAN MAGANG
MARIO RINALDI RACHMAT
1106018713
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2015
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
UNIVERSITAS INDONESIA
PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN
PIUTANG USAHA PT MAR
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
MARIO RINALDI RACHMAT
1106018713
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2015
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan magang ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Mario Rinaldi Rachmat
NPM : 1106018713
Tanda tangan :
Tanggal : 8 Juli 2015
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
iii
TANDA PERSETUJUAN
LAPORAN AKHIR MAGANG
Nama Mahasiswa : Mario Rinaldi Rachmat
Nomor Pokok Mahasiswa : 1106018713
Judul Akhir Laporan Magang : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan
Piutang Usaha PT MAR
Tanggal : 8 Juli 2015
Pembimbing Laporan Magang : Agung Nugroho Soedibyo S.E., M.Ak.
(Agung Nugroho Soedibyo S.E., M.Ak)
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Magang ini diajukan oleh:
Nama : Mario Rinaldi Rachmat
NPM : 1106018713
Program Studi : S1 Akuntansi
Judul Laporan Magang : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang
Usaha PT MAR.
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Studi Strata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Agung Nugroho Soedibyo, S.E.,M.Ak. (.....................)
Ketua Penguji : Robert P. Tobing, SE.,M.Ak . (.....................)
Anggota Penguji : Nureni Wijayati, SE.,M.S.Ak (.....................)
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 8 Juli 2015
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
karunia serta rahmat-Nya, laporan ini dapat diselesaikan dengan baik sebagai
syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi. Penulis menyadari bahwa laporan ini
dapat diselesaikan dengan bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua penulis, untuk Bapak Yanuar dan Ibu Fia, beserta Kakak
saya Dian, yang selalu mendukung dan menyemangati saya selama kuliah
hingga menyelesaikan laporan magang ini. Semoga seluruh usaha dan
hasil yang telah dicapai selama perkuliahan ini dapat menjadi hadiah
terbaik bagi keluarga saya.
2. Bapak Agung Nugroho Soedibyo, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktunya, meskipun hanya sempat melakukan beberapa kali
bimbingan dalam membantu Penulis di tengah kesibukan Beliau.
3. Bapak Robert Tobing selaku ketua dosen penguji serta Ibu Nureni
Wijayati selaku anggota dosen penguji yang telah memberikan pelajaran
bagi penulis selama proses sidang.
4. Laras Hapriani, yang selalu ada untuk memberikan bantuan, dukungan,
dan semangat kepada Penulis untuk menyelesaikan laporan magang ini.
5. Sahabat-sahabat Penulis selama di FEUI, yakni Rainer, Ari, Yodi, Budi,
Dennis, Bastian, Agil, Vito, Tomi, Naufal, Kiki, Yongen, dan lainnya yang
selalu menemani, banyak membantu, bersenang-senang dengan Penulis
selama perkuliahan di FEB UI.
6. Pengurus Inti ATV FEUI 2013 Lia, Ira, dan Idwal, beserta keluarga besar
ATV FEUI 2013-2014, sebagai teman seperjuangan dalam membentuk
suatu keluarga, berbagi pengalaman suka duka, dan memberikan penulis
banyak pembelajaran dalam kepanitiaan.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
vi
7. Keluarga HR SPA 2013, Tania, Yudi, Gerry, Angga, Inta, Fani, dan
Nathasha, sebagai divisi yang paling kompak dan banyak hiburannya. Ini
adalah grup kerja terbaik yang pernah Penulis rasakan selama di FEB UI.
8. Keluarga besar SPA FEUI 2012-2013, Komdis OPK 2013-2014, TST
FEUI 2012-2013, Kompek FEUI 2012, Desa Binaan 2012-2013, Sosact
FEUI 2014, yang telah memberikan berbagai pengalaman berorganisasi
dan keluarga baru selama di FEUI ini.
9. Sahabat terbaik Penulis di SMAN 1 Tangerang, yakni Jade, Kevin, Adi,
Yoga, Tile, Ompong, Mechael, Dimas, Ferry, Burhan, dan Anggita, yang
banyak membantu Penulis hingga bisa diterima di Universitas Indonesia.
10. KAP RIO atas kesempatan yang diberikan untuk memperoleh banyak
sekali ilmu dan pengalaman kerja selama 3 bulan periode magang. Terima
kasih untuk seluruh rekan-rekan yang pernah berada dalam satu
engagement yang selalu memberikan banuan dan bimbingan Penulis saat
magang, yakni Sagita, Dewi, Elvan, Putra, Jupri, Fadli, Reinita, Agus,
Sidiq, Bram, Alfred, Ocha.
11. Dosen-dosen pengajar serta asisten dosen FEUI selama empat tahun ini
yang memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada
penulis.
Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 8 Juli 2015
Penulis,
Mario Rinaldi Rachmat
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesi a, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Mario Rinaldi Rachmat
NPM : 1106018713
Program Studi : S1
Departemen : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jenis Karya : Laporan Magang
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 8 Juli 2015
Yang menyatakan
(Mario Rinaldi Rachmat)
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
viii
ABSTRAK
Nama : Mario Rinaldi Rachmat
Program Studi : S1 Akuntansi
Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha
PT MAR
Laporan magang ini membahas mengenai prosedur audit KAP RIO atas akun
penjualan dan piutang usaha PT MAR, perusahaan manufaktur yang
memproduksi kulit untuk keperluan otomotif dan furniture, untuk periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Secara lebih rinci, dibahas mengenai
kebijakan akuntansi, prosedur audit, temuan audit, serta analisis atas siklus
pendapatan dan piutang PT MAR dan proses audit KAP RIO. Berdasarkan hasil
proses audit, ditemukan jika pengakuan pendapatan PT MAR tidak sesuai dengan
PSAK 23, serta terdapat beberapa potensi kecurangan yang ditemukan dari proses
penjualan PT MAR, namun kebijakan akuntansi lainnya atas pendapatan dan
piutang usaha PT MAR telah sesuai dengan PSAK 23, 50, 55, dan 60, serta
prosedur audit yang dijalankan tim audit KAP RIO telah sesuai dengan standar
ISA yang berlaku.
Kata kunci:
Audit, pendapatan, penjualan, piutang usaha, industri manufaktur
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
ix
ABSTRACT
Name : Mario Rinaldi Rachmat
Study Program : Bachelor of Accounting
Title : Audit Procedures for Revenue and Receivables in
PT MAR
This internship report explains the audit process of KAP RIO on revenue and
receivables cycle in PT MAR, a manufacture company producing leather for
automotive and furniture industry, for the period ended December 31st, 2014.
Furthermore, the report discusses the accounting policies, audit procedures, audit
findings and analysis of revenue and receivables cycle of PT MAR. Based on the
result of audit process, the revenue recognition of PT MAR is not in accordance
with PSAK 23. There are also several potential fraud from sales of PT MAR.
However, the other accounting policies on revenue and receivables of PT MAR
have been in accordance with PSAK 23, 50, 55, 60 and also audit procedures from
KAP RIO have been in accordance with the applicable ISA standard.
Keywords:
Audit, revenue, sales, receivables, manufacture industry
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii
TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG ................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang dan Tujuan Pelaksanaan Magang.................................... 1
1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema Laporan Magang .................................. 2
1.3 Tujuan Pelaporan Magang ........................................................................ 3
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang .................................. 3
1.5 Kegiatan Magang Secara Umum .............................................................. 4
1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang ............................................ 5
1.7 Tujuan Penulisan Laporan Magang .......................................................... 5
1.8 Sistematika Penulisan ............................................................................... 6
BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................. 8
2.1 Gambaran Umum Audit atas Laporan Keuangan .................................... 8
2.1.1 Pengertian Audit................................................................................ 8
2.1.2 Standar Audit .................................................................................... 8
2.1.3 Asersi Audit ...................................................................................... 9
2.1.4.1 Asersi untuk Jenis Transaksi ......................................................... 9
2.1.4.2 Asersi untuk Saldo Akun ............................................................. 10
2.1.4.3 Asersi tentang Penyajian dan Pengungkapan .............................. 10
2.1.5 Bukti Audit ...................................................................................... 11
2.1.6 Materialitas ...................................................................................... 13
2.2 Proses Audit ........................................................................................... 14
2.2.1 Penilaian Risiko (Risk Assessment) ................................................. 14
2.2.1.1 Penerimaan Penugasan (engagement) ......................................... 14
2.2.1.2 Penyusunan Strategi Audit Menyeluruh ...................................... 14
2.2.1.3 Identifikasi dan penilaian risiko .................................................. 15
2.2.1.4 Pemahaman pengendalian internal .............................................. 16
2.2.2 Menanggapi Risiko (Risk Response) ............................................... 18
2.2.2.1 Uji Pengendalian (Tests of Controls) .......................................... 18
2.2.2.2 Prosedur Analitikal Substantif (Substantive Analytical
Procedures) ................................................................................................ 19
2.2.2.3 Uji Rincian (Test of Details) ....................................................... 19
2.2.3 Pelaporan (Reporting) ..................................................................... 20
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
xi
2.3 Proses Audit Siklus Penjualan dan Piutang Usaha ................................. 21
2.3.1 Ruang Lingkup Siklus Penjualan dan Piutang Usaha ..................... 21
2.3.2 Fungsi Bisnis dalam Siklus Penjualan dan Piutang Usaha ............. 22
2.3.3 Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi pada
Siklus Penjualan dan Piutang Usaha .............................................................. 24
2.3.4 Prosedur Analitis dan Pengujian Terperinci atas Saldo Akun
Penjualan dan Piutang Usaha ......................................................................... 26
2.4 Pemahaman Pendapatan ......................................................................... 27
2.4.1 Definisi Pendapatan ........................................................................ 27
2.4.2 Pengakuan Pendapatan .................................................................... 28
2.4.3 Pengukuran Pendapatan .................................................................. 29
2.4.4 Pengungkapan Pendapatan .............................................................. 30
2.5 Pemahaman Piutang Usaha .................................................................... 30
BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN ......................................................................... 33
3.1 Profil Kantor Akuntan Publik ................................................................. 33
3.2 Profil PT MAR ....................................................................................... 35
BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS .......................................................... 38
4.1 Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR .................................... 38
4.1.1 Proses Pemesanan dan Produksi Barang ......................................... 38
4.1.2 Proses Pengiriman Barang .............................................................. 41
4.1.2.1 Pengiriman Barang Ekspor .......................................................... 42
4.1.2.2 Pengiriman Barang Lokal ............................................................ 42
4.1.3 Proses Pembayaran.......................................................................... 43
4.1.3.1 Penerimaan Uang Muka dari Pelanggan ..................................... 43
4.1.3.2 Proses Penagihan Piutang ............................................................ 44
4.1.4 Proses Penentuan Harga .................................................................. 46
4.1.5 Pengakuan Pendapatan .................................................................... 47
4.1.6 Pemahaman Akun Pendapatan PT MAR ........................................ 48
4.1.6.1 Penjualan ..................................................................................... 48
4.1.6.2 Diskon Penjualan ......................................................................... 48
4.1.6.3 Retur Penjualan ........................................................................... 49
4.1.7 Pemahaman atas Akun Piutang Usaha PT MAR ............................ 51
4.2 Proses Audit KAP RIO atas PT MAR ................................................... 52
4.2.1 Perencanaan dan Perancangan Proses Audit (Audit Planning) ....... 52
4.2.1.1 Penerimaan dan Keberlanjutan Klien .......................................... 52
4.2.1.2 Prosedur Awal Perikatan dengan Klien ....................................... 53
4.2.1.3 Identifikasi Risiko ....................................................................... 54
4.2.1.4 Identifikasi Pengendalian Internal Klien ..................................... 56
4.2.1.5 Materialitas .................................................................................. 59
4.2.1.6 Penyusunan Rencana Audit dan Program Audit ......................... 61
4.2.2 Audit Lapangan (Audit Fieldwork) ................................................. 61
4.2.2.1 Pengujian terhadap Pengendalian ................................................ 64
4.2.2.2 Menyiapkan Kertas Kerja Utama (Lead Schedule) ..................... 65
4.2.2.3 Pengujian Pendapatan atas Penjualan Barang ............................. 67
4.2.2.4 Pengujian cut-off Penjualan dan Piutang Usaha .......................... 75
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
xii
4.2.2.5 Konfirmasi Piutang Usaha ........................................................... 78
4.2.2.6 Pengujian Rekonsiliasi Akun Piutang Usaha .............................. 79
4.2.2.7 Pengujian atas Allowance for Doubtful Account ......................... 83
4.2.2.8 Pengujian Translasi Mata Uang Asing ........................................ 87
4.2.2.9 Pengujian Penerbitan Credit note setelah Akhir Periode ............ 87
4.2.3 Penyelesaian Kegiatan Audit .......................................................... 88
4.3 Ringkasan Analisis Audit ....................................................................... 89
4.4 Analisa Kebijakan Akuntansi PT MAR ................................................. 91
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 96
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 96
5.2 Saran ....................................................................................................... 97
5.2.1 Saran untuk Calon Peserta Magang ................................................ 97
5.2.2 Saran untuk KAP RIO ..................................................................... 98
5.2.3 Saran untuk Departemen Akuntansi FEB UI .................................. 98
DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 100
LAMPIRAN ........................................................................................................ 101
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Audit........................................................................................ 14
Gambar 3.1 Struktur Perusahaan RIO Indonesia ................................................... 33
Gambar 4.1 Flowchart Proses Penjualan PT MAR ............................................... 39
Gambar 4.2 Flowchart Proses Penagihan Piutang PT MAR ................................. 46
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Saham PT MAR 31 Desember 2014 ........................................ 36
Tabel 4.1 Penjelasan Proses Penjualan PT MAR ................................................... 40
Tabel 4.2 Penjelasan Proses Penagihan Piutang PT MAR ..................................... 45
Tabel 4.3 Pendapatan PT MAR per 31 Desember 2014 ......................................... 48
Tabel 4.4 Piutang Usaha PT MAR per 31 Desember 2014 .................................... 52
Tabel 4.5 Control Risk Akun Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR ................ 56
Tabel 4.6 Asersi atas Pengujian Akun Pendapatan dan Piutang Usaha ................. 63
Tabel 4.7 Atribut Pengujian Pengendalian Penjualan dan Piutang Usaha ............. 64
Tabel 4.8 Penentuan Jumlah Sampel Pengujian Pengendalian .............................. 65
Tabel 4.9 Lead Schedule Akun Pendapatan ........................................................... 66
Tabel 4.10 Lead Schedule Akun Piutang Usaha ....................................................... 66
Tabel 4.11 Pencocokan Daftar Rincian dan Neraca Saldo Pendapatan .................... 67
Tabel 4.12 Materialitas Sub-Akun Pendapatan ........................................................ 68
Tabel 4.13 Pengujian Diskon Penjualan ................................................................... 71
Tabel 4.14 Pengujian Retur Penjualan...................................................................... 72
Tabel 4.15 Retur Penjualan Aktual 2014 .................................................................. 74
Tabel 4.16 Provisi Retur Penjualan .......................................................................... 75
Tabel 4.17 Disaggregate PM Pengujian Cut-off Penjualan...................................... 77
Tabel 4.18 Konfirmasi Piutang Usaha ...................................................................... 79
Tabel 4.19 Saldo Negatif Piutang Usaha .................................................................. 82
Tabel 4.20 Perhitungan Penyesuaian Retur Penjualan ............................................. 82
Tabel 4.21 Pengujian Piutang Long Outstanding ..................................................... 85
Tabel 4.22 Pengujian Pembayaran Piutang .............................................................. 86
Tabel 4.23 Analisis atas Prosedur Audit KAP RIO dan Kebijakan PT MAR .......... 89
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Tujuan Pelaksanaan Magang
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia memberikan dua alternatif
tugas akhir untuk syarat kelulusan, yakni menyusun skripsi atau membuat laporan
magang. Penulis memilih alternatif kedua untuk membuat laporan magang karena
program magang merupakan salah satu sarana untuk mempersiapkan diri
menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Selama masa magang, mahasiswa
diharapkan mampu menerapkan ilmu-ilmu yang didapatkan selama masa
perkuliahan. Program magang akan mempermudah mahasiswa untuk diterima
bekerja di tempat mereka magang dengan adanya jalur direct hire. Sehingga,
program magang ini akan menguntungkan kedua belah pihak, baik dari sisi
mahasiswa dan juga sisi perusahaan.
Bagi kantor akuntan publik, program magang sangat bermanfaat dalam
menghadapi periode peak season di awal tahun. Sudah lazim kita ketahui banyak
kantor akuntan publik kekurangan sumber daya manusia pada periode tersebut.
Dengan program magang, mereka mendapatkan tambahan tenaga kerja yang lebih
hemat biaya dan tidak harus mengontraknya sebagai pegawai tetap. Jika kinerja
peserta magang memuaskan, perusahaan akan melakukan direct hire terhadap
mereka. Perusahaan akan diuntungkan dengan pengalaman magang peserta
sebelum mereka menjadi karyawan tetap.
Menyadari tingginya minat mahasiswa terhadap program magang serta
manfaat yang diberikan, maka Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
menjadikan program magang sebagai salah satu opsi syarat kelulusan mahasiswa
pengganti tugas skripsi dengan membuat laporan kegiatan magang. Mahasiswa
diharapkan mampu membuat tulisan ilmiah mengenai isu-isu menarik yang
diamati selama masa magang.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
2
Universitas Indonesia
1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema Laporan Magang
Pendapatan merupakan komponen penting dalam perusahaan karena terkait
dengan kinerja perusahaan dan kelangsungan perusahaan (going concern). Jensen
dan Meckling (1976) lewat teori mereka mengenai agency problem menyatakan
dalam perusahaan akan terjadi konflik kepentingan saat pemegang saham
menginginkan profit semaksimal mungkin, sementara pihak manajemen
mempunyai kepentingan yang berbeda, lebih mendahulukan kepentingan
pribadinya dengan merekayasa angka pendapatan supaya manajemen memperoleh
bonus. Oleh karena itu, pendapatan akan menjadi area yang rawan terjadi
kecurangan di dalamnya. Di sisi lain, pendapatan akan selalu berhubungan dengan
piutang usaha karena keduanya berada dalam satu siklus berkaitan.
Area piutang usaha pada PT MAR, perusahaan yang menjadi topik
pembahasan ini, memiliki keunikan karena tingginya sales return yang berasal
dari penjualan lebih dari satu tahun sebelumnya. Hal di atas dapat menyebabkan
adanya indikasi penggelembungan penjualan tercermin dari besarnya sales return
yang dilakukan di tahun berikutnya. Selain itu, terdapat banyak saldo piutang
negatif yang outstanding pada 31 Desember 2014. Usia piutang ini mempunyai
usia satu tahun lebih namun tidak dimasukkan ke dalam bad debt expense karena
perusahaan tidak menyediakan akun allowance for doubtful account. Padahal
piutang tak tertagih ini dapat mempengaruhi profit dan nilai aset perusahaan yang
sebenarnya.
Auditor eksternal berperan dalam memberikan assurance pelaporan
keuntungan perusahaan terbebas dari kecurangan atau salah saji material. Selain
itu, audit ini akan memberikan keyakinan bahwa penjualan telah dicatat pada
periode yang tepat. Audit piutang dalam perusahaan dapat memberikan penjelasan
mengenai latar belakang piutang tak tertagih, saldo negatif, dan jumlah sales
return dari penjualan tahun-tahun sebelumnya yang sangat besar.
Penulis memilih PT MAR sebagai topik laporan magang karena selain
memiliki akun piutang usaha dan pendapatan yang menarik, juga karena Penulis
diberi kesempatan dan tanggung jawab untuk mengikuti keseluruhan proses audit,
mulai dari awal pelaksanaan audit akhir hingga penyajian laporan audit. Penulis
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
3
Universitas Indonesia
diberi tanggung jawab untuk mengerjakan semua working paper terkait audit
piutang usaha dan penjualan. Jangka waktu penugasan pada PT MAR merupakan
yang paling lama jika dibandingkan dengan penugasan pada kedua perusahaan
lainnya. PT MAR juga cukup kooperatif dalam bekerja sama dan menyajikan
kelengkapan informasi yang tinggi. Dengan demikian, Penulis mendapat
pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan dengan klien lainnya.
1.3 Tujuan Pelaporan Magang
Pembuatan laporan magang ini bertujuan untuk:
Memenuhi persyaratan wajib untuk lulus dalam mata kuliah magang
sebagai salah satu syarat opsi kelulusan dan memperoleh gelar sarjana
ekonomi,
Menerapkan teori yang didapat Penulis selama masa perkuliahan ke dalam
dunia kerja,
Memberikan gambaran dan mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi
lingkungan dunia kerja profesional setelah lulus nantinya,
Membangun relasi antara perusahaan dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia sebagai institusi pendidikan dan pemasok sumber
daya manusia yang berkualitas untuk dunia usaha.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang
Penulis menjalani program magang di KAP RIO yang merupakan afiliasi dari
salah satu KAP terbesar di dunia. Penulis ditempatkan pada bagian Audit di divisi
khusus manufaktur dengan klien berasal dari industri produk konsumen dan
industri, industri teknologi, industri informasi, industri komunikasi, industri
hiburan. Program magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu terhitung sejak
tanggal 5 Januari 2015 sampai 3 April 2015.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
4
Universitas Indonesia
1.5 Kegiatan Magang Secara Umum
Dalam periode magang selama tiga bulan, Penulis ditempatkan dalam tiga
engagement team. Dalam melaksanakan program magang, penulis berada di
bawah bimbingan senior-in-charge serta pengawasan dari seorang manager yang
bertanggung jawab atas klien yang diaudit. Satu tim audit umumnya terdiri dari
empat sampai lima orang auditor, yang terdiri dari satu manajer, satu auditor
senior, dua auditor yunior, dan satu orang peserta magang.
Selama magang, Penulis diberikan tanggung jawab oleh senior untuk
memegang area berisiko rendah, seperti kas, piutang usaha, dan biaya selain
operasional. Tidak terlalu banyak perbedaan tugas antara peserta magang dengan
yunior auditor. Hanya saja area yang dipegang oleh yunior auditor lebih banyak
dan memiliki risiko yang lebih besar. Penulis juga turut membantu pekerjaan para
senior dengan melakukan prosedur audit substantif seperti inspeksi atas dokumen
pendukung, konfirmasi ulang terhadap piutang dan saldo bank, meringkas hasil
rapat, follow up data klien, serta melakukan pengecekan kata dan pembulatan atas
laporan keuangan sebelum diterbitkan.
Sebelum membantu proses audit, peserta magang akan diberikan
pembekalan oleh senior dalam pengerjaan audit. Pekerjaan peserta magang akan
selalu diawasi oleh senior dan diberikan jangka waktu pengerjaan. Selain
mengerjakan area-area yang telah diberikan, Peserta magang juga ikut lembur saat
pekerjaan audit masih banyak dan tidak ada perlakuan khusus terkait jam lembur,
meskipun peserta magang tidak mendapatkan uang lembur tambahan.
Selama magang, Penulis berkesempatan untuk melakukan audit pada tiga
klien. Penulis hanya melakukan proses audit dari kegiatan audit lapangan hingga
pelaporan. Penulis tidak turut serta dalam kegiatan perencanaan. Berikut adalah
gambaran umum klien yang diaudit oleh Penulis selama kegiatan magang, yaitu:
PT ABC, merupakan anak usaha dari perusahaan otomotif terkemuka di
Indonesia, serta merupakan hasil joint venture dengan salah satu pabrik
baja terbesar di Jepang. Didirikan pada tahun 1994, PT ABC bergerak
pada bidang manufaktur yang menyediakan tool steel sebagai bahan baku
pembuatan mold dan dies bagi produsen otomotif maupun non-otomotif.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
5
Universitas Indonesia
PT DEF, merupakan salah satu anak dari perusahaan produsen peralatan
medis multinasional yang berpusat di Jepang. Produk utamanya adalah
jarum suntik, tabung suntik, selang medis, serta alat infus. Pabrik PT DEF
di Indonesia didirikan pada tahun 2011 di Karawang, Jawa Barat. Saat ini,
PT DEF merupakan salah satu penguasa pasar domestik terbesar untuk
peralatan medis di Indonesia
PT MAR, merupakan anak usaha dari perusahaan kulit multinasional yang
berpusat di Eropa. Perusahaan ini merupakan salah satu produsen kulit
terbesar di dunia untuk keperluan kulit otomotif dan furniture. PT MAR
didirikan pada tahun 2004 berlokasi di Sentul, Bogor.
1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang
Ruang lingkup penulisan laporan magang ini akan menjelaskan mengenai:
Praktik akuntansi atas pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan akun pendapatan yang berasal dari penjualan PT MAR,
Standar dan peraturan PSAK 23. 50, 55, 60 yang terkait atas pengakuan,
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan akun pendapatan dan piutang
usaha yang berasal dari penjualan PT MAR,
Proses audit atas akun pendapatan dan piutang usaha yang diterapkan oleh
KAP RIO terhadap kliennya, PT MAR.
1.7 Tujuan Penulisan Laporan Magang
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah:
Memberikan gambaran umum atas kegiatan magang yang dijalani Penulis,
Memahami dan menganalisis praktik akuntansi klien serta standar dan
peraturan PSAK 23, 50, 55, dan 60 terkait atas pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan akun piutang usaha dan pendapatan dari
penjualan klien,
Memahami dan menganalisis proses audit atas akun piutang usaha dan
pendapatan yang diterapkan oleh KAP RIO terhadap kliennya, PT MAR.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
6
Universitas Indonesia
1.8 Sistematika Penulisan
Laporan magang ini terbagi menjadi 5 (lima) bab yang bertujuan untuk
mempermudah penjelasan pokok setiap bahasan yang akan dijelaskan, beserta
lampiran sebagai dokumen pendukung. Sistematika penulisan laporan magang ini
adalah sebagai berikut:
BAB 1: PENDAHULUAN
Bab ini berisi informasi mendasar mengenai pelaksanaan program magang
dan penulisan laporan magang. Bab ini diawali dengan latar belakang
pelaksanaan program magang beserta tujuannya, dilanjutkan dengan
informasi mengenai waktu dan tempat pelaksanaan program magang. Bab
ini juga membahas secara singkat pelaksanaan aktivitas magang, ruang
lingkup penulisan dan rumusan masalah, tujuan penulisan laporan magang,
serta sistematika penulisan.
BAB 2: LANDASAN TEORI
Bab ini memaparkan kerangka teoritis yang akan digunakan untuk
melakukan analisis dan pembahasan. Teori yang dijelaskan berkaitan
dengan materi mengenai pengauditan, tujuan-tujuan audit, pengendalian
internal, definisi dan perlakuan akuntansi atas pendapatan dan piutang
usaha, serta PSAK 23, 50, 55, 60.
BAB 3: PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan tempat
berjalannya kegiatan magang, KAP RIO, serta penjelasan mengenai
gambaran secara umum perusahaan yang menjadi sumber dalam penulisan
laporan magang ini, yakni PT MAR, perusahaan yang secara umum
bergerak dalam industri manufaktur produk kulit olahan.
BAB 4: PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Bab ini akan berisi mengenai pembahasan tentang analisis akun
Pendapatan dan Piutang Usaha dari PT MAR serta prosedur audit yang
dilakukan oleh KAP RIO dalam melakukan audit terkait akun pendapatan
dan piutang perusahaan. Selain itu, bab ini juga akan membahas analisis
praktik kebijakan akuntansi terkait piutang PT MAR terhadap PSAK yang
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
7
Universitas Indonesia
berlaku serta membahas analisis praktik penugasan audit KAP RIO
terhadap teori dan standar yang berlaku.
BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan dan analisis yang telah
dilakukan di bab sebelumnya. Bab ini juga berisikan saran, baik untuk
KAP RIO maupun untuk PT MAR sebagai perusahaan klien yang diaudit.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
8 Universitas Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Gambaran Umum Audit atas Laporan Keuangan
2.1.1 Pengertian Audit
Menurut Hayes, Wallage, & Gortemarker (2014) audit adalah proses
pengumpulan dan pengevaluasian bukti sistematis mengenai tindakan dan
kejadian ekonomi untuk memastikan kesesuaian asersi manajemen dengan kriteria
yang ditetapkan. Asersi manajemen adalah representasi manajemen dalam bentuk
laporan keuangan yang menjadi dasar dan tujuan auditor mengumpulkan bukti.
Proses audit mengikuti rencana audit yang terstruktur dan terdokumentasi agar
semua bukti audit dapat diperiksa dan dianalisa.
Terdapat dua cara auditor dalam menilai realibitas dan kehandalan
informasi akuntansi dan data lainnya. Pertama dengan melakukan pengujian
terhadap sistem akuntansi dan pengendalian internal manajemen. Kedua adalah
dengan melakukan pengujian, penyelidikan, dan prosedur verifikasi lainnya
terkait transaksi dan saldo akun. Audit dilakukan secara obyektif oleh pihak yang
kompeten dan independen. Audit dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengeluarkan opini yang merupakan hasil audit kepada pengguna yang
berkepentingan dalam bentuk laporan tertulis.
2.1.2 Standar Audit
Indonesia telah mengadopsi International Standard on Auditing (ISA) dalam audit
laporan keuangan yang berlaku per 1 Januari 2013. ISA dikeluarkan oleh
International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) yang dibentuk
oleh International Federation of Accountants (IFAC), sebagai badan pembuat
standar auditing dan assurance.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
9
Universitas Indonesia
2.1.3 Asersi Audit
ISA 315 mendefinisikan asersi sebagai representasi dari manajemen, secara
„eksplisit maupun implisit, yang terkandung dalam laporan keuangan.
Representasi ini digunakan oleh auditor untuk menemukan berbagai salah saji
yang mungkin terjadi.
Auditor akan menyusun tujuan audit berdasarkan asersi yang dibuat
manajemen. Auditor akan menilai relevansi dari tiap asersi untuk tiap kelompok
transaksi, saldo akun, dan penyajian dan pengungkapan, sehingga auditor dapat
mengembangkan tujuan audit untuk tiap kategori asersi.
Berdasarkan ISA 315, Tuanakotta (2013) menjelaskan auditor wajib
mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji pada tingkat laporan keuangan dan
tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan untuk
merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya. Asersi dikelompokkan
ke dalam tiga bagian, yakni:
2.1.4.1 Asersi untuk Jenis Transaksi
Asersi untuk jenis-jenis transaksi dan peristiwa yang diaudit adalah:
Keterjadian (occurrence)
Tujuan ini berguna untuk mengetahui bahwa transaksi-transaksi yang telah
tercatat sebelumnya benar-benar terjadi pada waktu tertentu.
Kelengkapan (completeness)
Tujuan ini berguna untuk mengetahui bahwa seluruh transaksi yang terjadi
telah masuk dalam pencatatan klien sesuai dengan dokumen-dokumen
pendukung.
Ketepatan (accuracy)
Transaksi memenuhi tujuan akurat apabila telah tercatat dalam nominal
yang tepat dan benar.
Pengelompokan (classification)
Suatu transaksi memenuhi tujuan klasifikasi apabila transaksi tersebut
sudah tercatat ke dalam akun yang tepat.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
10
Universitas Indonesia
Pisah batas (cut-off)
Waktu pencatatan suatu transaksi menjadi kunci penting bagi tujuan ini
karena transaksi dan peristiwa harus dicatat dalam periode akuntansi yang
benar.
2.1.4.2 Asersi untuk Saldo Akun
Asersi audit terkait saldo diaplikasikan pada level saldo akhir akun di neraca,
tidak pada jenis transaksi. Asersi untuk saldo akun adalah:
Eksistensi (existence)
Aset, kewajiban, dan ekuitas yang yang dicantumkan pada saldo memang
benar ada.
Kelengkapan (completeness)
Aset, kewajiban, dan ekuitas telah seluruhnya dicatat.
Hak dan kewajiban (rights and obligations)
Aset dikuasai dan dimiliki oleh entitas, dan utang merupakan kewajiban
dari entitas.
Penilaian dan alokasi (valuation and allocation)
Aset, kewajiban, dan ekuitas dicantumkan dalam laporan keuangan dengan
jumlah yang benar dan semua penyesuaian untuk penilaian dan alokasi
telah dicatat dengan benar
2.1.4.3 Asersi tentang Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan meliputi:
Keterjadian, Hak dan Kewajiban (occurence, rights and obligations)
Pengungkapan mewakili kejadian yang benar-benar terjadi dan
berhubungan dengan hak dan kewajiban perusahaan.
Kelengkapan (Completeness)
Pengungkapkan seluruh informasi yang perlu untuk diungkapkan di
laporan keuangan.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
11
Universitas Indonesia
Ketepatan dan Valuasi (Accuracy & Valuation)
Pengungkapan disajikan secara wajar dan pada jumlah yang tepat.
Klasifikasi dan Kemudahan untuk Dipahami (Classification &
Understandability)
Pengungkapan sudah diklasifikasikan dengan benar dan mudah
dimengerti.
2.1.5 Bukti Audit
Dalam memberikan opini atas suatu laporan keuangan, auditor harus
mengumpulkan sejumlah bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar
pemberian opini. Menurut Arens et al., (2013), bukti audit adalah segala informasi
yang dapat digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang
sedang diaudit, dalam hal ini laporan keuangan, telah disajikan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Dalam menentukan jenis dan jumlah bukti audit
yang digunakan, akan bergantung kepada prosedur audit yang digunakan, ukuran
sampel yang ditetapkan, sampel yang akan dipilih dari populasi, dan waktu
pelaksanaan prosedur audit.
Bukti audit dikatakan relevan apabila telah sesuai dengan tujuan audit.
Jika auditor salah dalam menentukan bukti audit, maka tujuan audit tidak akan
tercapai. Karakteristik bukti audit yang andal dapat dilihat dari independensi
pembuatnya, efektivitas pengendalian internal klien, pengetahuan auditor secara
langsung, kecakapan pembuatnya, derajat objektivitas, dan ketepatan waktu
pengumpulan. Kecukupan bukti audit diukur dari jumlah sampel bukti yang
diambil. Ada dua faktor utama dalam menentukan jumlah sampel, yaitu perkiraan
auditor terhadap terjadinya salah saji (misstatement) dan efektivitas pengendalian
internal klien. Larry F. Konrath (2002) membagi bukti audit menjadi enam tipe,
yakni:
1) Bukti fisik (physical evidence)
Pemeriksaan fisik merupakan inspeksi langsung atau perhitungan yang
dilakukan auditor terhadap aset yang dapat dihitung, dipelihara,
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
12
Universitas Indonesia
diobservasi, atau diinspeksi, dan terutama mendukung tujuan eksistensi
atau keberadaan (existence).
2) Bukti konfirmasi (confirmation evidence)
Konfirmasi merupakan verifikasi yang diterima dari pihak ketiga yang
independen atas informasi eksistensi serta kepemilikan atau penilaian.
Karena diperoleh dari pihak ketiga yang independen, konfirmasi dianggap
sebagai bukti audit yang sangat handal. Contoh bukti konfirmasi adalah
jawaban atas konfirmasi piutang, utang, atau surat berharga.
3) Bukti dokumentasi (documentation evidence)
Bukti dokumentasi terdiri dari dokumen dan pencatatan klien sebagai
pendukung transaksi, baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.
Contoh bukti dokumentasi adalah faktur penjualan atau pembelian, journal
voucher, dan general ledger.
4) Bukti matematis (mathematical evidence)
Bukti ini merupakan hasil perhitungan kembali dan rekonsiliasi yang
dilakukan auditor, seperti footing dan cross footing serta perhitungan
kembali atas accruals, beban bunga, pajak penghasilan, dan alokasi beban
penyusutan.
5) Prosedur analisis (analytical procedure evidence)
Bukti ini diperoleh melalui kajian analitis terhadap informasi keuangan
klien. Terdapat tiga bentuk prosedur analitis, yakni analisis horizontal
(trend analysis), analisis vertikal (common size analysis), dan analisis
rasio (ratio analysis). Analisa horizontal adalah analisa dengan
membandingkan dan menyelidiki kenaikan/penurunan angka-angka
laporan keuangan tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya. Analisa
vertikal merupakan analisa hubungan antar data dalam periode audit,
seperti laporan kinerja terhadap anggaran yang signifikan. Analisis rasio
dilakukan dengan membandingkan hubungan antar saldo.
6) Bukti lisan (hearsay evidence)
Bukti lisan adalah bukti yang berupa jawaban lisan dari klien atas
pertanyaan auditor. Jenis bukti audit ini dinilai kurang handal karena
bukan berasal dari pihak yang independen, sehingga terdapat risiko bias
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
13
Universitas Indonesia
pada informasi yang disampaikan oleh klien. Oleh karena itu, ketika
melakukan inquiry dengan klien, auditor disarankan untuk memperoleh
corroborating evidence, yaitu bukti tambahan untuk mendukung bukti
utama yang didapatkan.
2.1.6 Materialitas
Materialitas mengukur apa yang dianggap signifikan oleh pemakai laporan
keuangan dalam membuat keputusan ekonomis (Tuanakotta, 2013). Keputusan
ekonomis yang dimaksud contohnya adalah menanamkan modal, bertransaksi
bisnis, meminjamkan dana, dan lain-lain.
Ketika terdapat salah saji yang signifikan untuk mengubah atau
mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan (stakeholder), maka dapat
dikatakan telah terjadi salah saji yang material. ISA 320 membagi materialitas
menjadi dua jenis, yaitu:
1) Materialitas menyeluruh (overall materiality) – Materialitas untuk laporan
keuangan secara keseluruhan, dan
2) Materialitas pelaksanaan (performance materiality) – Materialitas
keseluruhan yang dialokasikan ke akun-akun laporan keuangan.
Materialitas ditentukan oleh faktor kuantitatif maupun faktor kualitatif
(Aren et al., 2013). Faktor kuantitatif ditentukan berdasarkan perhitungan atas
ukuran tertentu, seperti penjualan bersih, laba kotor, atau total aset. Sedangkan
faktor kualitatif membutuhkan pertimbangan profesional auditor, contohnya salah
saji yang secara nominal kecil dapat menjadi material jika terdapat konsekuensi
yang berasal dari kewajiban kontraktual. Hal ini menyebabkan nilai nominal
materialitas bersifat relatif tergantung pada pertimbangan auditor dalam
pelaksanaan audit lapangan. Faktanya, nilai materialitas dapat berubah pada saat
pelaksanaan audit apabila ditemukan fakta yang dapat mempengaruhi
pertimbangan auditor dalam pelaksanaan audit.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
14
Universitas Indonesia
2.2 Proses Audit
Proses audit berdasarkan ISA adalah audit berbasis risiko (risk-based audit).
Tuanakotta (2013) dalam bukunya “Audit Berbasis ISA” membagi proses audit ke
dalam tiga tahap, sebagaimana dapat dilihat dalam gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1 Proses Audit`
Sumber: Tuanakotta (2013). Telah Diolah Kembali.
2.2.1 Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Penilaian risiko merupakan tahapan audit di mana auditor melakukan kegiatan
sebelum penugasan, merencanakan strategi audit, melaksanakan prosedur
penilaian risiko untuk semua risiko yang relevan, dan melakukan dokumentasi
atas temuan dan segala perubahan atas rencana audit semula.
2.2.1.1 Penerimaan Penugasan (engagement)
Salah satu keputusan terpenting yang dibuat KAP adalah memutuskan untuk
menerima atau melanjutkan penugasan dan memutuskan penugasan mana yang
harus ditolak. KAP harus mampu menilai kemampuannya dalam melaksanakan
penugasan dan risiko. Aspek yang harus dipertimbangkan oleh KAP adalah
kompetensi, sumber daya, waktu, independensi, risiko penugasan, serta
kemampuan klien untuk dipercaya. Umumnya, KAP akan melakukan pengecekan
terhadap latar belakang klien, khususnya untuk perikatan dengan klien baru.
2.2.1.2 Penyusunan Strategi Audit Menyeluruh
Strategi audit menyeluruh mendokumentasikan keputusan kunci yang dianggap
penting dalam merencanakan audit dan mengomunikasikannya kepada anggota
Risk Assessment
(Menilai risiko)
Risk Response
(Menanggapi risiko)
Reporting
(Pelaporan)
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
15
Universitas Indonesia
tim. Tahap ini diawali dengan identifikasi terhadap karakteristik penugasan,
penentuan jadwal pelaporan dan pertemuan antara manajemen dengan
stakeholder, penentuan jadwal diskusi tim audit, penentuan materialitas atas klien,
identifikasi perubahan dan perkembangan penting klien, serta identifikasi sifat,
waktu, dan luasnya sumber daya yang diperlukan.
2.2.1.3 Identifikasi dan penilaian risiko
Tujuan penilaian risiko adalah mengidentifikasi sumber-sumber dan penyebab
risiko melalui pemahaman entitas dan kemudian menilai apakah risiko-risiko ini
menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan ataupun menyebabkan
terjadinya kecurangan. Auditor akan menghubungkan dampak risiko dengan area
laporan keuangan dan asersi yang dipengaruhi, atau menentukan apakah risiko
bersifat pervasif terhadap laporan keuangan secara menyeluruh dan secara
potensial memengaruhi banyak asersi.
Ada dua klasifikasi risiko, yakni risiko bisnis dan risiko kecurangan.
Risiko bisnis berasal dari kondisi, peristiwa, atau keputusan yang berdampak
negatif terhadap kinerja perusahaan. Risiko kecurangan dapat diidentifikasi
dengan fraud triangle yang menjelaskan tiga kondisi petunjuk adanya kecurangan
(Tuanakotta, 2013), yakni:
Tekanan (pressure) yang didorong oleh kebutuhan mendesak seperti
kebutuhan ekonomi.
Peluang (opportunity) yang berasal dari lemahnya pengendalian internal
sehingga tidak mampu mencegah, mendeteksi, dan mengoreksi
kecurangan.
Pembenaran (rationalization) yang membuat pelaku merasa wajar dan
membenarkan dirinya atas kesalahan yang telah diperbuat.
Risiko tersebut akan dibagi lagi dalam tingkatan kerentanan (risk
exposure), yakni risiko rendah, sedang, dan tinggi. Klasifikasi terhadap risiko
akan membantu auditor untuk memberikan perhatian lebih pada area dengan
risiko tinggi agar tercipta proses audit yang efisien dan efektif.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
16
Universitas Indonesia
Setelah risiko bisnis dan kecurangan diidentifikasi, auditor
mempertimbangkan kemungkinan adanya risiko signifikan yang memiliki
kemungkinan salah saji material begitu besar sehingga memerlukan pertimbangan
audit khusus. Risiko signifikan dinilai sebelum atau tanpa mempertimbangkan
pengendalian internal klien. Risiko signifikan didasarkan atas risiko bawaan,
bukan risiko gabungan antara risiko bawaan dengan risiko pengendalian internal.
Ketika risiko digolongkan sebagai signifikan, auditor harus memberikan
tanggapan berupa langkah audit seperti berikut:
Evaluasi pengendalian internal yang memitigasi risiko signifikan tersebut.
Menyiapkan prosedur audit untuk menanggapi risiko signifikan. Prosedur
ini dirancang untuk memperoleh bukti audit yang handal dan terdiri atas
uji pengendalian serta prosedur substantif.
Penggunaan prosedur analitis substantif saja tidaklah cukup untuk
menanggapi risiko signifikan. Diperlukan prosedur audit lain berupa uji
rincian atau kombinasi uji rincian dengan prosedur analitis substantif.
2.2.1.4 Pemahaman pengendalian internal
Pengendalian internal adalah proses, prosedur, dan kebijakan yang dibuat
manajemen untuk memastikan kehandalan pelaporan keuangan mereka agar
sesuai dengan kerangka akuntansi yang berlaku. Pengendalian internal membahas
sikap manajemen terhadap pengendalian, kompetensi karyawan kunci, penilaian
risiko, dan sistem informasi keuangan. Pengendalian internal dalam ISA 315
terdiri dari 5 komponen, yaitu:
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian berhubungan dengan fungsi pengelolaan pada
tingkat tertinggi dalam entitas. Pengendalian dalam lingkungan
pengendalian bersifat pervasif di mana pengendalian yang ada tidak
langsung dapat mendeteksi, mencegah, atau mengoreksi salah saji yang
material, namun dapat memengaruhi penilaian auditor terhadap kegiatan
pengendalian pada suat entitas.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
17
Universitas Indonesia
Penilaian risiko
Perusahaan menilai risiko dari sudut pandang adanya ancaman terhadap
tujuan perusahaan Di sisi lain, auditor menilai risiko sebagai bagian dari
proses auditnya. Penilaian risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko
yang muncul dari pengendalian internal. Proses penilaian risiko yang telah
sesuai dengan situasi yang dihadapi perusahaan akan membantu auditor
untuk menilai seberapa besar risiko salah saji material dalam laporan
keuangan yang diauditnya.
Sistem informasi
Suatu sistem informasi terdiri dari manusia, perangkat lunak, infrastruktur
(komponen fisik dan perangkat keras), prosedur, dan data. Sistem
informasi akan mengidentifikasi, merekam, dan menyebarkan informasi
sebagai sarana pengendalian internal untuk membantu tercapainya tujuan
pelaporan keuangan.
Kegiatan pengendalian
Kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur perusahaan untuk
memastikan bahwa petunjuk serta arahan manajemen telah dilaksanakan
sesuai aturan. Kegiatan pengendalian dibuat untuk menanggulangi segala
risiko yang mungkin terjadi dalam kegiatan sehari-hari perusahaan. Bentuk
kegiatan ini dikategorikan menjadi dua jenis, yakni preventif sebagai
tindakan pencegahan dan detektif sebagai tindakan yang dilakukan setelah
terjadinya pelanggaran. Tindakan detektif ini mencoba menemukan
kesalahan untuk kemudian dilakukan perbaikan. Pada entitas kecil akan
lebih banyak ditemukan pengendalian bersifat informal yang tidak
didokumentasikan dengan baik. Pengendalian umumnya berhubungan
dengan kegiatan utama perusahaan seperti penjualan dan pembelian.
Pemantauan
Pemantauan bertujuan untuk memastikan bahwa pengendalian berjalan
efektif dan efisien. Pemantauan memberikan umpan balik kepada
manajemen untuk mengatasi risiko. Sumber informasi untuk pemantauan
biasanya dihasilkan oleh sistem informasi perusahaan itu sendiri. Saat
melakukan evaluasi pemantauan atas pengendalian perusahaan, auditor
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
18
Universitas Indonesia
perlu memahami sumber informasi terkait kegiatan pemantauan dan dasar
alasan dari kesimpulan manajemen yang menyatakan bahwa informasi
tersebut cukup andal untuk pemantauan.
2.2.2 Menanggapi Risiko (Risk Response)
Berdasarkan ISA 330.3, tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat tentang risiko salah saji material yang dinilai, dengan merancang dan
mengimplementasikan tanggapan yang tepat terhadap risiko tersebut. Tuanakotta
(2013) menjelaskan dalam tahap risk response, auditor harus menilai risiko
bawaan dan risiko pengendalian pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat
asersi untuk setiap jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan. Selanjutnya,
auditor mengembangkan prosedur audit responsif dalam menganggapi risiko yang
dinilai.
Untuk risiko salah saji material, tanggapan auditor didokumentasikan
dalam bentuk sebagai berikut:
Rencana audit yang berisi tanggapan atas risiko salah saji material yang
diidentifikasi pada tingkat laporan keuangan.
Rencana audit dalam menangani area laporan keuangan yang material.
Rencana audit yang berisi sifat, scope, dan penjadwalan prosedur audit
spesifik untuk menanggapi risiko salah saji material pada tingkat asersi.
Tanggapan ini akan mencakup penugasan dan supervisi staf yang tepat,
perlunya skeptisisme profesi, luasnya bukti tambahan untuk menguatkan
penjelasan dan representasi manajemen, pertimbangan mengenai jenis prosedur
audit yang dipilih, dan dokumentasi pendukung transaksi material atas area yang
akan diperiksa.
Beberapa kombinasi prosedur audit yang tepat untuk menanggapi risiko
menurut Tuanakotta (2013) adalah sebagai berikut:
2.2.2.1 Uji Pengendalian (Tests of Controls)
Prosedur ini berisi identifikasi terhadap pengendalian internal yang relevan yang
dapat mengurangi lingkup prosedur subtantif lainnya jika diuji. Uji pengendalian
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
19
Universitas Indonesia
dapat mengurangi jumlah pekerjaan audit jika pengendalian internal yang relevan
berfungsi efektif dan konsisten serta kemungkinan penyimpangan dalam
pengendalian sangat kecil. Selain identifikasi terhadap pengendalian internal,
prosedur ini juga mengidentifikasi setiap asersi yang terdapat dalam saldo akun,
golongan transaksi, dan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan.
Sebagai contoh, ketika menguji asersi penjualan suatu entitas kecil di mana
transaksi diproses otomatis dengan sedikit atau tanpa intervensi manual.
Pengujian atas pengendalian biasanya dilakukan dengan cara:
Meminta keterangan kepada karyawan perusahaan klien;
Memeriksa dokumen, pencatatan, dan laporan yang disiapkan oleh klien;
Mengamati prosedur dan aktivitas terkait pengendalian internal;
Melakukan kembali (reperform) prosedur pengendalian yang dilakukan
oleh klien.
2.2.2.2 Prosedur Analitikal Substantif (Substantive Analytical Procedures)
Ini merupakan analisis atas kewajaran saldo akun-akun dan data-data yang
disajikan klien, serta membandingkannya dengan ekspektasi auditor. Pengujian
substantif transaksi bertujuan untuk menentukan apakah keseluruhan komponen
tujuan audit terkait transaksi telah terpenuhi untuk setiap kelas transaksi. Prosedur
ini juga bertujuan untuk menilai kewajaran atas perubahan-perubahan tren yang
signifikan dari data-data yang disajikan klien.
2.2.2.3 Uji Rincian (Test of Details)
Uji rincian merupakan prosedur substantif yang menganalisis rincian atau detail
dari saldo akun, transaksi, dan pengungkapan yang material. Uji rincian meliputi
pemilihan sampel (saldo akun atau transaksi) untuk: menghitung ulang
(recalculate) angka-angka untuk memastikan ketelitian (accuracy), meminta
konfirmasi saldo (piutang, rekening bank, investasi, dan lain-lain), memastikan
transaksi dicatat dalam periode yang benar (uji pisah batas), dan menginspeksi
dokumen pendukung transaksi.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
20
Universitas Indonesia
2.2.3 Pelaporan (Reporting)
Menurut Hayes, Wallage, & Gortemarker (2014), dalam merumuskan kesimpulan
untuk opini auditor harus melakukan peninjauan dan penilaian dalam beberapa
hal, yakni:
Informasi keuangan telah disiapkan dengan mengikuti ketentuan akuntansi
yang sesuai dan konsisten.
Informasi keuangan memenuhi regulasi yang relevan dan ketentuan
undang-undang.
Gambaran yang dihasilkan oleh informasi keuangan secara keseluruhan
telah konsisten dengan pengetahuan auditor mengenai bisnis perusahaan.
Terdapat pengungkapan yang memadai terkait hal-hal material yang
relevan dengan informasi keuangan.
Proses pelaporan terdiri dari evaluasi bukti audit yang dikumpulkan dan
pembuatan laporan audit (Tuanakotta, 2013). Rangkaian dalam evaluasi bukti
audit diawali dengan melakukan kajian kembali terhadap materialitas, risiko,
dampak salah saji, dampak kecurangan, kehandalan bukti, dan kehandalan
prosedur analitis. Sebelum opini audit dibuat, auditor akan memeriksa contingent
liabilities (kewajiban yang timbul di masa mendatang dan nilainya tidak dapat
dipastikan) dan subsequent events (kejadian antara tanggal neraca dengan tanggal
audit report dikeluarkan). Berikutnya, seluruh masalah yang ditemukan harus
diselesaikan dengan pihak manajemen serta mengomunikasikan semua temuan
audit kepada pihak terkait, yang bertanggung jawab atas pengawasan secara
menyeluruh dalam perusahaan klien.
Jenis opini yang dapat dikeluarkan oleh auditor menurut Arens et al.,
(2013) adalah:
Opini wajar tanpa pengecualian, diberikan apabila semua laporan, yakni
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas
sudah tercantum dalam laporan keuangan dan disajikan sesuai standar yang
berlaku. Auditor juga telah mengumpulkan bukti yang cukup dan sudah
melaksanakan audit dengan memenuhi semua standar yang berlaku.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
21
Universitas Indonesia
Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas atau kalimat
modifikasi, diberikan apabila audit membuktikan bahwa laporan keuangan
telah disajikan dengan wajar, namun masih membutuhkan tambahan
informasi lebih detil. Umumnya disebabkan oleh penerapan standar yang
tidak konsisten, adanya keraguan akan keberlangsungan perusahaan, atau
adanya suat masalah yang harus ditekankan.
Opini wajar dengan pengecualian, diberikan karena adanya keterbatasan
auditor dalam mengumpulkan seluruh bukti yang dibutuhkan (scope and
opinion qualification) atau laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan
standar yang berlaku (opinion qualification). Opini ini hanya dapat
dikeluarkan jika laporan keuangan telah disajikan dengan wajar secara
keseluruhan. Jika kondisi tersebut berdampak material, maka opini yang
harus diberikan adalah opini tidak wajar atau disclaimer of opinion.
Opini tidak wajar, dikeluarkan jika auditor percaya bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan memiliki kesalahan yang material dan tidak
disajikan dengan wajar.
Penolakan untuk memberi opini (Disclaimer of Opinion), dikeluarkan jika
auditor tidak bisa mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan
disajikan dengan benar. Terjadi karena pembatasan ruang lingkup audit
atau hubungan yang tidak independen dengan perusahaan. Perbedaan
antara adverse opinion dan disclaimer of opinion adalah disclaimer of
opinion dapat terjadi karena kurangnya informasi dari perusahaan,
sedangkan adverse opinion terjadi karena laporan keuangan tidak disajikan
secara wajar.
2.3 Proses Audit Siklus Penjualan dan Piutang Usaha
2.3.1 Ruang Lingkup Siklus Penjualan dan Piutang Usaha
Siklus penjualan diawali dari pengakuan pendapatan yang diterima oleh
perusahaan melalui kegiatan utama bisnis sampai dengan proses penagihan serta
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
22
Universitas Indonesia
penerimaan kas atas pendapatan tersebut. Berikut adalah beberapa akun yang
terkait dengan siklus penjualan:
Penjualan (sales)
Kas (cash)
Piutang usaha (account receivable)
Diskon penjualan dan retur penjualan (sales allowances and sales return)
Beban piutang tak tertagih (bad debt expense)
Siklus penjualan menjadi perhatian lebih auditor karena risiko yang tinggi
terhadap defisiensi. Siklus penjualan sangat berperan dalam keberlangsungan
hidup perusahaan. Risiko terkait dengan siklus penjualan dan penerimaan kas,
yaitu pencatatan atas penjualan fiktif, alokasi beban piutang yang terlalu besar,
penggelapan penerimaan kas, pengumpulan piutang usaha dari hasil penjualan,
dan lain-lain.
2.3.2 Fungsi Bisnis dalam Siklus Penjualan dan Piutang Usaha
Siklus penjualan dan penerimaan kas berhubungan dengan kebijakan yang
diambil oleh perusahaan untuk memindahkan kepemilikan barang dan jasa kepada
konsumen setelah barang atau jasa tersebut siap untuk dijual. Sebelum auditor
dapat menilai risiko kontrol dan merancang pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi, auditor harus memahami fungsi bisnis, dokumen
yang relevan, dan pencatatan akuntansi dalam siklus bisnis perusahaan. Fungsi
bisnis yang berkaitan dengan siklus penjualan dan penerimaan kas adalah:
Proses pemesanan pembeli
Pesanan oleh pembeli dilakukan menggunakan customer order melalui
telepon, faksimili, email, salesperson, ataupun dokumen biasa. Perusahaan
akan mencatat pesanan dari pembeli pada sales order. Sales order
menunjukkan kuantitas, deskripsi, dan informasi lainnya terkait barang
atau jasa yang dipesan oleh pembeli. Akun yang terkait dalam fungsi
bisnis ini adalah penjualan dan piutang usaha.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
23
Universitas Indonesia
Pemberian kredit
Perusahaan perlu melakukan otorisasi terhadap pihak yang berwenang
dalam pemberian kredit sebelum barang dan jasa dikirimkan. Kegagalan
perusahaan dalam melakukan otorisasi dapat mengakibatkan tingginya
tingkat piutang tak tertagih. Otorisasi dilakukan berdasarkan dokumen
sales order. Akun yang terkait dalam fungsi bisnis ini adalah penjualan
dan piutang usaha.
Pengiriman barang
Tahap ini sangatlah penting karena terjadi perpindahan kepemilikan atas
barang dan jasa yang dimiliki oleh perusahaan kepada konsumen. Banyak
perusahaan mengakui penjualan setelah mengirimkan barang pesanan.
Dokumen yang terkait dengan pengiriman barang adalah shipping
document, yang umumnya digabung dengan dokumen bill of lading.
Shipping document mencantumkan deskripsi dari barang yang dikirim,
kualitas barang, kepada siapa barang ditujukan, dan informasi lainnya. Bill
of lading berisi perjanjian antara perusahaan jasa pengiriman dengan
penjual. Akun yang terkait dalam fungsi ini adalah penjualan dan piutang
dagang.
Penagihan dan pencatatan penjualan
Hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah apakah barang yang
telah dikirimkan telah dilakukan penagihan (completeness), penagihan
tidak dilakukan lebih dari satu kali (occurence), dan jumlah penagihan
telah sesuai dengan yang seharusnya (accuracy). Dokumen yang
digunakan untuk melakukan penagihan adalah sales invoice. Pencatatan
atas sales invoice berkaitan dengan akun penjualan dan piutang.
Memproses dan mencatat penerimaan kas
Risiko yang mungkin terjadi dalam fungsi bisnis ini adalah pencurian atas
kas yang masuk. Kas masuk dalam bentuk uang tunai, deposito, cek, mata
uang asing, dan transfer elektronik. Dokumen yang terkait dengan fungsi
bisnis ini adalah dokumen bukti penerimaan kas dan dokumen remittance
advance. Dokumen remittance advance bertujuan untuk mengingatkan
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
24
Universitas Indonesia
konsumen untuk segera melakukan pembayaran. Akun yang terkait
dengan fungsi bisnis ini adalah kas, piutang usaha, dan diskon.
Memproses dan mencatat retur penjualan
Retur penjualan menandakan adanya pengembalian barang oleh
konsumen. Akibat dari retur penjualan adalah berkurangnya jumlah yang
harus ditagih ke konsumen. Dokumen yang terkait dengan fungsi bisnis ini
adalah credit memo. Pencatatan atas retur penjualan berkaitan dengan akun
penjualan dan akun retur penjualan.
Penghapusan atas piutang tak tertagih
Hal ini dilakukan jika perusahaan meragukan kemampuan pembeli untuk
membayar piutang usaha.
Mempersiapkan akun beban piutang tak tertagih
Hal ini dilakukan jika konsumen tidak dapat membayar piutang usaha
terhadap penjualan secara penuh.
2.3.3 Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi pada
Siklus Penjualan dan Piutang Usaha
Menurut Tuanakotta (2013), kegiatan pertama yang dilakukan auditor sebelum
melakukan pengujian pengendalian (test of control) dan pengujian substantif
transaksi (substantive test of transaction) pada siklus penjualan adalah memahami
sistem pengendalian internal perusahaan pada siklus tersebut. Pemahaman atas
sistem pengendalian internal dapat dilakukan melalui walkthrough, kuesioner,
inquiry dengan manajemen, dan/atau mempelajari flowchart pada siklus bisnis
klien. Komponen pengendalian internal yang harus dipertimbangkan auditor
dalam siklus pendapatan berdasarkan ISA 315 adalah:
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian yang baik mampu mengurangi beberapa risiko
inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan. Faktor lingkungan
pengendalian yang dapat mengurangi risiko pencatatan pendapatan dan
piutang terlalu tinggi dalam laporan keuangan adalah adopsi manajemen
serta ketaatan terhadap standar integritas dan etika yang tinggi.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
25
Universitas Indonesia
Penilaian Risiko
Penilaian risiko oleh manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan sama
dengan penilaian risiko inheren oleh auditor eksternal.
Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Untuk memahami sistem akuntansi pendapatan, auditor perlu memiliki
pengetahuan mengenai penjualan diawali, barang dan jasa diberikan ke
pembeli, pencatatan piutang, penerimaan kas, serta kebijakan untuk
penyesuaian penjualan (diskon dan retur), termasuk alur dokumen dan
pencatatan data.
Pemantauan
Auditor harus mampu memberikan manajemen suatu umpan balik
mengenai efisiensi dan efektivitas pengendalian internal manajemen yang
berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan. Manajemen perlu
melakukan tindakan korektif berdasarkan umpan balik atas informasi yang
diterima dari pemantauan.
Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahuluan
Setelah memperoleh bukti terkait pengendalian internal klien, auditor
harus melakukan beberapa prosedur untuk meningkatkan keyakinan atas
pemahaman. Prosedur tersebut seperti pengajuan pertanyaan, observasi,
dan beberapa inspeksi atas bukti yang didokumentasikan. Beberapa
auditor akan menilai risiko pengendalian untuk asersi tertentu secara
sepintas di bawah atau di atas materialitas.
Auditor mengukur besarnya risiko kontrol (control risk) setelah
memastikan apakah klien telah melaksanakan kunci pengendalian internal (key
internal control) dengan baik. Key internal control yang dilakukan oleh klien
dalam siklus penjualan adalah:
Penomoran dokumen pendukung
Pengiriman konfirmasi saldo bulanan
Sistem dokumentasi dan pencatatan yang lengkap
Ketepatan pemisahan tanggung jawab
Otorisasi pihak yang berwenang
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
26
Universitas Indonesia
Auditor akan menyesuaikan penilaian key internal control dengan tujuan
audit serta tujuan dari pengendalian intern. Setelah itu, auditor menentukan
efektivitas dari pengendalian intern. Apabila pengendalian internal dinilai buruk,
atau memiliki risiko kontrol yang tinggi, maka besar kemungkinan pengendalian
intern tidak mampu mendeteksi salah saji yang material. Dalam kasus ini, auditor
tidak melakukan pengujian pengendalian atas pengendalian intern perusahaan.
Tahap selanjutnya adalah menentukan apakah auditor perlu melakukan
pengujian substantif transaksi. Apabila pengendalian internal perusahaan
menunjukkan defisiensi yang bersifat material, maka auditor wajib untuk
melakukan pengujian substantif transaksi secara ekstensif. Prosedur pengujian
substantif transaksi harus dirancang sedemikian mungkin oleh auditor agar
mampu memenuhi tujuan audit yang ada.
Menurut Arens et al., (2013) tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
pelaksanaan prosedur pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi
pada siklus penjualan sama dengan pendapatan. Perbedaannya terletak pada
pengukuran sistem pengendalian internal. Dalam pendapatan, langkah-langkah
yang dilakukan adalah:
Memastikan kas yang diterima dalam jumlah yang tepat.
Memeriksa bahwa setiap penerimaan kas telah masuk dalam rekening
bank perusahaan.
Melihat apakah ada indikasi penundaan penghapusan piutang (lapping)
pada akun piutang usaha.
2.3.4 Prosedur Analitis dan Pengujian Terperinci atas Saldo Akun
Penjualan dan Piutang Usaha
Prosedur analitis umumnya dilakukan bersamaan dengan pengujian substantif
transaksi. Menurut Arens et al., (2013) prosedur analitis dilakukan dengan
membandingkan rasio atau saldo akun tahun ini dengan tahun sebelumnya.
Prosedur analitis terkait akun penjualan adalah perbandingan persentase laba
kotor, perbandingan persentase penjualan terhadap pelanggan domestik dan
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
27
Universitas Indonesia
pelanggan asing, perbandingan saldo piutang usaha pelanggan-pelanggan dengan
nilai penjualan yang signifikan, dan lain-lain.
Sementara itu, pengujian terperinci atas saldo ditujukan untuk menemukan
salah saji material pada akun penjualan. Bentuk pengujian ini diantaranya adalah:
Pengujian rincian saldo piutang dan pendapatan
Konfirmasi atas akun piutang
Evaluasi kelayakan piutang tak tertagih
Pengujian pisah batas penjualan
2.4 Pemahaman Pendapatan
2.4.1 Definisi Pendapatan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No.23 (Revisi 2010) mendefinisikan pendapatan sebagai arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama
suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Pendapatan terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang
ditagih atas nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, tidak termasuk
manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak meningkatkan ekuitas.
Oleh karena itu, jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga tidak termasuk
sebagai definisi pendapatan. Hal yang sama berlaku juga pada hubungan keagenan
saat arus masuk bruto manfaat ekonomi meliputi jumlah yang ditagih atas nama
prinsipal, yang tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas entitas. Konsekuensinya,
jumlah yang ditagih atas nama prinsipal bukan merupakan pendapatan dan yang
dapat diakui sebagai pendapatan hanyalah komisi yang diterima. (Ikatan Akuntan
Indonesia, 2010)
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
28
Universitas Indonesia
2.4.2 Pengakuan Pendapatan
Kriteria pengungkapan dalam PSAK No.23 (Revisi 2010) diterapkan secara
terpisah untuk masing-masing transaksi. Namun, dalam keadaan tertentu,
diperlukan adanya kriteria pengungkapan pada komponen-komponen yang dapat
diidentifikasikan secara terpisah dari transaksi tunggal. Tujuannya bagi auditor
adalah mencari substansi dari transaksi tunggal tersebut. Di satu sisi, kriteria
pengukuran juga diperlukan untuk dua atau lebih transaksi bersama-sama apabila
transaksi tersebut sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat
dipahami tanpa melihat rangkaian dua atau lebih transaksi tersebut secara
keseluruhan. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2010)
Menurut PSAK No.23 Paragraf 1 (Revisi 2010), pendapatan diakui dalam
ruang lingkup tiga transaksi dan kejadian berikut ini:
Penjualan barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut
sudah terpenuhi:
- Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah
memindahkan manfaat kepemilikan kepada pembeli.
- Perusahaan tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait
dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian
efektif atas barang yang dijual.
- Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.
- Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi
tersebut akan mengalir kepada perusahaan tersebut.
- Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan
tersebut dapat diukur dengan andal.
Penjualan Jasa
Pendapatan sehubungan dengan penjualan jasa harus dapat diestimasi
dengan andal untuk dapat diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian
dari transaksi pada tanggal neraca. Ada beberapa kondisi yang harus
dipenuhi agar penjualan jasa dapat dilakukan estimasi dengan andal:
- Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
29
Universitas Indonesia
- Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi
tersebut dapat diperoleh perusahaan.
- Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat
diukur dengan andal.
- Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur dengan andal. Jika hasil transaksi terkait dengan
penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, maka pendapatan
diakui hanya yang berkaitan dengan beban terakui yang dapat
terpulihkan.
Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti,
dan dividen
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui jika kemungkinan besar
manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh
perusahaan, dan jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal. Dasar
pengakuan pendapatan adalah sebagai berikut:
- Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif seperti
dijelaskan dalam PSAK No.55 (Revisi 2011): Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran.
- Royalti diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian
yang relevan
- Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima
pembayaran ditetapkan oleh perusahaan
2.4.3 Pengukuran Pendapatan
Menurut PSAK No.23 Paragraf 8 (Revisi 2010), pendapatan diukur
dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Kemudian
dijelaskan dalam paragraf 9, bahwa jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi
biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau
pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
30
Universitas Indonesia
diterima atau dapat diterima oleh perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan
rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.
Dalam suatu kasus ketika nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima
tidak dapat diukur secara andal, maka menurut PSAK No.23 Paragraf 11 (Revisi
2010) pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang
diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer ke
perusahaan.
2.4.4 Pengungkapan Pendapatan
PSAK No.23 Paragraf 33 (Revisi 2010) mengatur mengenai pengungkapan dalam
laporan keuangan terkait pendapatan, diantaranya:
Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan,
termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian
transaksi yang melibatkan pemberian jasa
Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama
periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
- Penjualan barang
- Penjualan jasa
- Bunga
- Dividen
- Royalti
Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang
tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan
2.5 Pemahaman Piutang Usaha
Reeve et al., (2008) mendefinisikan piutang sebagai klaim atas uang kepada
entitas lain, seperti orang, perusahaan bisnis, dan organisasi. Secara garis besar
piutang dapat disimpulkan sebagai klaim atas uang yang berasal dari transaksi
masa lalu dengan pihak lain.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
31
Universitas Indonesia
Menurut PSAK No. 1 (Revisi 2013), piutang usaha disajikan sebagai aset
lancar pada neraca karena dapat direalisasikan sebagai bagian dari siklus normal
operasional perusahaan walaupun aset tersebut belum tentu dapat direalisasikan
dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca. Piutang usaha dan piutang lain-
lain harus disajikan terpisah dengan identifikasi yang jelas.
Pada kondisi dan situasi tertentu, perusahaan diwajibkan untuk melakukan
penurunan nilai atas saldo piutang usahanya. Ketentuan penurunan nilai piutang
usaha diatur dalam PSAK No. 50 (Revisi 2010) tentang “Instrumen Keuangan:
Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2011) tentang
“Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Kondisi dan situasi yang
dapat menyebabkan penurunan nilai terhadap piutang usaha disebut sebagai bukti
objektif. Bukti objektif tersebut antara lain:
Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam.
Pelanggaran kontrak, seperti wanprestasi atau tunggakan pembayaran
pokok atau bunga.
Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum tertentu
sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam,
memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak
mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan
tersebut.
Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan bangkrut
atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya.
Berdasarkan data yang dapat diobservasi perusahaan, terdapat indikasi
adanya penurunan atas estimasi arus kas masa depan dari kelompok aset
keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya
belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam
kelompok aset tersebut.
Jika bukti objektif tersebut ditemukan, maka perusahaan harus melakukan
penyisihan piutang. Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa
setelah pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa
depan. Menurut PSAK No. 55, penyisihan piutang dibagi menjadi dua metode
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
32
Universitas Indonesia
secara garis besar yaitu penurunan terhadap aset individual yang signifikan dan
penilaian kelompok. Pertama kali piutang harus dinilai secara individu, jika tidak
ada bukti penurunan nilai saat penilaian individu harus dinilai dalam kelompok
yang sama karakteristik risiko kreditnya. Penurunan nilai kolektif aset keuangan
yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi meliputi kelompok aset
keuangan sejenis yang tidak signifikan secara individual; dan aset keuangan yang
signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan nilai berdasarkan
evaluasi secara individual.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
33 Universitas Indonesia
BAB 3
PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Profil Kantor Akuntan Publik
KAP RIO, PT RINALDI, dan PT RACHMAT, yang selanjutnya disebut RIO
Indonesia, merupakan anggota dari RIO International Limited yang didirikan
tahun 1998 dan berkantor pusat di Inggris. Penulis menjalankan program magang
pada KAP RIO yang merupakan afiliasi dari salah satu kantor akuntan publik
terbesar di dunia. Saat ini, RIO International Limited telah mempekerjakan lebih
dari 180.000 tenaga kerja profesional di 158 negara. Berikut ini adalah gambaran
umum struktur perusahaan di RIO Indonesia:
Gambar 3.1 Struktur Perusahaan RIO Indonesia
Sumber: Dokumentasi KAP, Telah Diolah Kembali
Dalam menjalankan bisnisnya, RIO Indonesia menawarkan tiga lini jasa
utama, yaitu:
1. Audit and Assurance
Jasa audit dan assurance disediakan oleh KAP RIO, dengan memberikan
jasa-jasa profesional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
informasi dari suatu laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan
tersebut guna membuat keputusan. KAP RIO telah menggunakan standar
ISA dalam menerapkan proses auditnya. Jasa yang diberikan oleh KAP
RIO Indonesia
KAP RIO
(Audit & Assurance)
Pertambangan
Keuangan
Manufaktur
PT RINALDI
(Taxation)
PT RACHMAT
(Advisory)
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
34
Universitas Indonesia
RIO diantaranya financial statement audit, financial accounting, system
and process assurance, IT security, dan jasa assurances lainnya. Pada lini
jasa ini, KAP RIO membagi industri kliennya menjadi tiga grup besar agar
jasa yang diberikan lebih efektif dan agar auditor memiliki pemahaman
lebih mendalam terhadap grup yang ditugaskan kepadanya. Pembagian
grup ini adalah:
Pertambangan
Klien yang termasuk dalam industri ini adalah perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam sub-sektor industri minyak dan gas,
penambangan, utilitas, sumber daya terbarukan, dan pasar karbon.
Jasa Keuangan
Klien yang termasuk dalam industri ini adalah perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam sub-sektor industri perbankan, pasar modal,
asuransi, dan manajemen investasi.
Manufaktur
Layanan jasa audit untuk sektor industri manufaktur produk-produk
konsumen, ritel, logistik, properti, otomotif, farmasi, teknologi,
komunikasi, dan hiburan.
2. Tax
Selain assurance, RIO Indonesia juga menyediakan jasa konsultasi terkait
perpajakan. Sub-bisnis ini dikelola PT RINALDI yang berada dibawah
payung RIO Indonesia. Jasa yang diberikan ditujukan untuk membantu klien
sebagai wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakan kepada
pemerintah serta membantu memberikan konsultasi mengenai skema-skema
maksimalisasi penerapan peraturan pajak. Jasa tersebut diantaranya berbentuk
tax advisory service, tax compliance services, tax dispute resolutions, transfer
procing, indirect tax and world trade management services, tax on merger
and acquisitions, international assignment processes, hingga tax on payroll
services.
3. Advisory
Jasa advisory dikelola oleh PT RACHMAT. Jasa advisory bertujuan untuk
membantu klien dengan memberikan saran-saran strategis agar klien dapat
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
35
Universitas Indonesia
menjalankan operasi dan membuat keputusan dengan efektif dan efisien.
Jasa advisory yang diberikan oleh PT RACHMAT diantaranya
Transaction Services, Business Recovery Services, Internal Audit Services,
Forensic Services, Corporate Valuation Advisory, Lead Advisory, dan
Performance Improvement Services.
3.2 Profil PT MAR
PT MAR didirikan pada 11 Agustus 2004 di lahan seluas 30.000 meter persegi di
salah satu kawasan industri di Jawa Barat. PT MAR merupakan afiliasi dari MAR
Eropa, sebuah perusahaan kulit multinasional yang berpusat di Eropa. Perusahaan
ini merupakan salah satu produsen kulit terbesar di dunia untuk keperluan
otomotif dan furniture. Selain di Indonesia dan Eropa, MAR Eropa mempunyai
pabrik produksi di Amerika Selatan dan Afrika. Produk yang dihasilkan PT MAR
adalah berupa kulit untuk jok mobil, sofa, dan industri fashion.
PT MAR mempunyai struktur perusahaan yang sederhana dan hanya
berlokasi di satu tempat. Visi dari perusahaan ini adalah untuk menjadi yang
terbesar dan terbaik dalam industri kulit otomotif dan furniture di dunia. Misinya
dengan menjadi produsen yang berkualitas, efektif, dan efisien. Nilai yang
dijunjung tinggi dalam perusahaan ini adalah quick and precise services,
partnership, dan trustworthy.
Perusahaan didirikan di Indonesia untuk memperbesar peluang pendapatan
dari pasar yang terus berkembang di Asia. Salah satu alasan pendiriannya adalah
untuk memperpendek waktu pengiriman barang ke Asia. PT MAR mempunyai
kapasitas produksi enam juta square feet. Perusahaan mengklaim sebagai yang
terbesar dan terbaik dalam industri kulit, dengan dilengkapi teknologi modern,
teknisi berkualitas, layanan purna jual memuaskan, dan pemenuhan standar
kualitas yang sesuai pasar.
PT MAR bukan merupakan Public Interest Entity sehingga tidak terdaftar
di bursa saham. Grup pusat PT MAR merupakan sebuah perusahaan berbasis
keluarga. Meskipun merupakan anak usaha MAR Eropa, ternyata saham yang
dimiliki MAR Eropa hanya 25%. Mayoritas saham dipegang oleh korporasi asal
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
36
Universitas Indonesia
Indonesia, yakni GS sebesar 50%, sedangkan sisanya sebesar 25% dikuasai oleh
korporasi asal Tiongkok, yakni SCH. Struktur kepemilikan saham PT MAR di
Indonesia per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Struktur Saham PT MAR 31 Desember 2014
Shareholders Share Percentage
GS 50%
SCH 25%
MAR Eropa 25%
Sumber: Dokumentasi KAP, Telah Diolah Kembali
Mayoritas dari konsumen PT MAR adalah berasal dari luar negeri. Total
penjualan ke luar negeri mencapai 75%, sementara 25% sisanya untuk pasar
domestik. Konsumen utama PT MAR umumnya berasal dari Tiongkok, India,
Korea Selatan, serta kawasan Asia Tenggara. Produk yang diekspor berupa kulit
untuk keperluan furniture. Untuk pasar lokal, PT MAR merupakan pemasok kulit
utama untuk sebuah perusahaan otomotif yang menjadi market leader di
Indonesia. Umumnya penjualan domestik dikuasai produk otomotif. Jumlah
penjualan PT MAR terhadap related parties menunjukkan angka yang sangat
kecil. Hubungan dengan related parties berasal dari pembelian bahan baku. Bahan
baku kulit mayoritas didatangkan dari MAR Amerika Selatan dan MAR Afrika.
Sedangkan dengan MAR Eropa, hubungan sebatas pengelolaan bisnis dan
manajemen, teknologi, dan masalah finansial. MAR Eropa memiliki representasi
di PT MAR untuk jabatan marketing manager agar fungsi pengawasan dari grup
pusat mampu berjalan baik.
PT MAR menyajikan laporan keuangan mereka dengan mata uang US
Dollar (US$) yang juga merupakan mata uang fungsional PT MAR. Sementara
itu, untuk transaksi yang menggunakan mata uang lain, nilai tukar yang dipakai
adalah nilai tukar berdasar tax rate. Pada tanggal laporan keuangan, aset dan
liabilitas moneter dalam mata uang selain US$ dikonversi dengan kurs yang
berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang berasal
dari pembayaran atas transaksi-transaksi tersebut dan penjabaran aset dan
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
37
Universitas Indonesia
liabilitas moneter dalam mata uang selain US$ diakui dalam laporan laba/rugi
komprehensif
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
38 Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
4.1 Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR
Pemahaman terhadap area yang diaudit sangat penting bagi auditor untuk
menyusun dan merancang prosedur audit yang efisien. PT MAR hanya memiliki
satu sumber pendapatan yakni dari penjualan barang. Penjualan tersebut terdiri
dari penjualan lokal dan penjualan ekspor. Baik penjualan lokal maupun ekspor
PT MAR menggunakan mata uang US$ sebagai mata uang fungsional mereka.
Produk yang dihasilkan PT MAR berupa bahan kulit olahan untuk industri
furniture dan otomotif. Bahan kulit olahan tersebut memiliki beragam tekstur,
ketebalan, ukuran, dan warna yang disesuaikan dengan permintaan pelanggan.
4.1.1 Proses Pemesanan dan Produksi Barang
Siklus penjualan diawali dengan purchase order dari pelanggan yang diterima
oleh marketing staff. Marketing staff selanjutnya akan membuat order
confirmation dalam SAP dengan status terbuka dan telah disetujui oleh marketing
manager. Bagi pelanggan baru, akan dilakukan pemeriksaan terkait latar belakang
finansial dan reputasi pelanggan. Sedangkan untuk pelanggan lama, sistem SAP
akan melakukan pemeriksaan terkait batasan kredit yang dimiliki dan kinerja
piutang sebelumnya. Jika pelanggan telah melewati batasan kredit, PT MAR akan
meminta pelanggan untuk melunasi pembayaran sebelumnya atau meminta
manajemen grup pusat untuk meningkatkan batas kredit pelanggan.
Berikutnya diadakan rapat antar divisi terkait, yakni marketing,
engineering, production, dan purchasing untuk mempelajari permintaan
pelanggan. Jika mereka mampu memproduksi, maka divisi produksi akan
menerbitkan Surat Kesanggupan Produksi (SKP) yang ditandatangani oleh kepala
produksi. Divisi marketing akan mengirimkan order confirmation kembali kepada
pelanggan lewat email. Dalam order confirmation tersebut, akan tercantum term
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
39
Universitas Indonesia
of payment dan incoterm yang harus disetujui pelanggan. Jika pelanggan telah
setuju, maka order confirmation akan berstatus locked.
Selanjutnya, divisi production dan warehouse akan membuat Work Order
Production (WOP) berdasarkan order confirmation untuk memulai produksi.
Dalam upaya menjaga ketepatan waktu pengiriman, divisi marketing akan
membuat jadwal pengiriman mingguan kepada divisi produksi dan gudang.
Jadwal pengiriman ditandatangani oleh marketing manager dan accounting
manager. Proses penjualan PT MAR akan dijelaskan lebih rinci pada gambar 4.1
dan Tabel 4.1.
Gambar 4.1 Flowchart Proses Penjualan PT MAR
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Data diolah kembali)
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
40
Universitas Indonesia
Tabel 4.1 Penjelasan Proses Penjualan PT MAR
No.
Proses
Tanggung
Jawab Deskripsi
Dokumen
Terkait
1 Marketing Menerima permintaan pesanan yang berasal dari
customer.
2-3 Marketing
Untuk calon customer baru, lakukan review
calon pelanggan. Review meliputi, tapi tidak
terbatas kepada:
a. Company profile
b. Financial ability
c. Company reputation
4-5 Marketing
Jika hasil review menyatakan calon customer
tidak layak untuk berbisnis, informasikan ke
direktur dan membuat surat konfirmasi
permohonan maaf .
- Surat
permohonan maaf
6 Marketing Apakah kredit limit yang telah ditetapkan sudah
terlampaui?
- Kredit limit per
customer
7-9 Marketing
Informasikan customer dan minta customer
untuk membayar limit kredit terlebih dahulu
sebelum pesanan dikerjakan.
10 Marketing Bila customer meminta kelonggaran,
informasikan ke direktur .
11 Marketing
Kumpulkan informasi terkait peluang bisnis bila
order merupakan produk baru, meliputi:
a. Customer requirements.
b. Internal requirement for the customer
(contoh:bank guarantee to minimize risk,
minimum quantity order, dan lainnya)
c. Goverment regulation related to the product,
environment & safety
- Identifikasi
permintaan
pelanggan (IPP)
12
Marketing,
Engineering,
Production,
Purchasing
Review studi kelayakan termasuk kelayakan
teknis terkait dengan persyaratan/ spesifikasi
produk/jasa telah ditetapkan, kelayakan proses
manufaktur, termasuk analisis risiko.
- Kesanggupan
Produksi (KP)
IPP
13 Marketing
Jika dari hasil study kelayakan menyatakan
bisnis tidak mampu dipenuhi sesuai permintaan
atau mampu dengan beberapa penyesuaian,
maka lakukan kalkulasi ulang dan jika perlu
komunikasikan dengan pelanggan.
- Kesanggupan
Produksi (KP)
IPP
14 Engineering
Membuat estimasi bahan baku & proses dari
pesanan yang akan dibuat berdasarkan hasil
identifikasi kebutuhan customer yang dilakukan
oleh marketing.
- Estimasi
15 Accounting,
Marketing
Dilakukan perhitungan harga untuk penawaran
harga ke customer.
- Rangkuman atas
estimasi
16 Marketing Ajukan penawaran harga kepada customer
berdasarkan rangkuman estimasi.
- Penawaran
17-18 Marketing Jika penawaran harga tidak disepakati, negosiasi
dengan pelanggan (revisi penawaran).
- Penawaran
19 Marketing
Jika negosiasi tidak mencapai kesepakatan,
pesanan batal kemudian update daftar client
lost.
- Daftar client lost
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
41
Universitas Indonesia
No.
Proses
Tanggung
Jawab Deskripsi
Dokumen
Terkait
20 Marketing
Buat/terima konfirmasi kesepakatan dalam
bentuk tertulis, dapat berupa tapi tidak terbatas
kepada:
a. Contract
b. Purchase Order
c. Work Order Production
- Kontrak/ PO/
WOP
21 Marketing Menerbitkan SO untuk pesanan yang telah
disepakati
- Sales Order
22 Marketing SO diajukan ke customer untuk persetujuan
23 Marketing Setelah SO disetujui, marketing
mendistribusikan ke bagian bagian terkait
24 Marketing kontrak asli diserahkan kepada finance untuk
mempermudah dalam melakukan penagihan.
- Kontrak
agreement
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Data diolah kembali)
4.1.2 Proses Pengiriman Barang
Barang yang siap dijual (finished goods) akan dikemas oleh staf produksi dan
dikirim ke divisi warehouse. Kemudian divisi warehouse akan mempersiapkan
packing list sesuai dengan order confirmation. Packing list diotorisasi oleh
marketing manager dan ditandatangani oleh accounting manager. Gudang akan
memperbarui status finished goods di sistem SAP, yang dapat dikontrol oleh divisi
marketing, sehingga mereka akan mampu mengidentifikasi kesiapan pengiriman.
Staf bagian pengiriman akan membandingkan jadwal pengiriman dengan
status finished goods di SAP. Kemudian staf tersebut mengonfirmasi staf gudang
jika finished goods siap dikirim sesuai jadwal. Setiap minggu, jadwal pengiriman
akan diperbarui oleh staf warehouse.
Semua dokumen pendukung yakni delivery notes, packing list untuk
ekspor, dan faktur diserahkan dari divisi pemasaran kepada divisi finance dan
accounting. Delivery notes dan faktur diperiksa dan ditandatangani oleh
accounting manager. Setelah barang dimuat ke truk, security juga akan
memeriksa kesesuaian barang dengan dokumen pendukung dan memberi cap
untuk catatan pengiriman.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
42
Universitas Indonesia
4.1.2.1 Pengiriman Barang Ekspor
Saat pengiriman barang untuk ekspor, staf marketing akan membuat packing list
dan delivery notes berdasarkan order confirmation dalam SAP. Ketika delivery
notes dibuat, sistem akan secara otomatis menerbitkan invoice dan melakukan
jurnal pendapatan. Jurnal tersebut adalah sebagai berikut:
Jurnal Pengiriman Barang Ekspor
Dr. Harga Pokok Penjualan xxx
Cr. Barang Jadi xxx
Jurnal Pendapatan Ekspor
Dr. Piutang Usaha xxx
Cr. Penjualan xxx
Selanjutnya staf khusus ekspor-impor akan membuat Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB) dan Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB) yang harus
ditandatangani accounting manager. Staf khusus ekspor impor akan kembali
mencocokkan PEB dengan dokumen pendukung lainnya seperti invoice, delivery
notes, dan packing list sebelum barang dinyatakan siap dikirim. Dokumen tersebut
berikutnya diserahkan kepada divisi finance oleh staf marketing.
4.1.2.2 Pengiriman Barang Lokal
Proses pengiriman barang lokal diawali dengan staf marketing yang membuat
invoice, packing list, dan faktur pajak sebagai syarat dokumen untuk pembayaran
pajak. Delivery notes dapat dibuat setelah invoice dan seluruh pembayaran pajak
(PPN masukan) telah lengkap. Semua pembayaran pajak harus dilengkapi karena
perusahaan berada di kawasan berikat. Setelah dua sampai tiga hari proses
pembayaran pajak selesai, staf marketing akan membuat delivery notes dan barang
siap diantarkan kepada pelanggan.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
43
Universitas Indonesia
Jurnal Pengiriman Barang Lokal
Dr. Harga Pokok Penjualan xxx
Cr. Barang Jadi xxx
Jurnal Pendapatan Barang Lokal
Dr. Piutang Usaha xxx
Cr. Penjualan xxx
Cr. PPN Keluaran xxx
4.1.3 Proses Pembayaran
4.1.3.1 Penerimaan Uang Muka dari Pelanggan
PT MAR melakukan transaksi penjualan melalui metode pembayaran kredit dan
hanya sebagian kecil menggunakan pembayaran tunai. Pembayaran kredit diawali
dengan down payment sebesar 20% sampai 30% dari total transaksi. Untuk klien
yang memiliki reputasi baik dan telah bekerja sama dalam waktu lama dengan
perusahaan, tidak diharuskan membayar down payment. Jangka waktu
pembayaran umumnya bervariasi satu hingga tiga bulan tergantung perjanjian
yang disepakati dengan pelanggan.
Pembayaran oleh pelanggan sebagian besar melalui transfer bank.
Pelanggan akan memberi tahu divisi marketing melalui surat elektronik dan
melampirkan bukti transfer bank. Staf marketing akan memberitahukan staf divisi
finance melalui surat elektronik beserta lampiran bukti transfer. Staf finance
bagian piutang akan memastikan pembayaran yang diterima staf finance bagian
bank bahwa pembayaran telah diterima. Jika pembayaran telah diterima, staf
finance bagian bank akan membuat cash receipt (Bukti Penerimaan Kas) dan
memberikannya kepada staf finance bagian piutang untuk memasukkan
pembayaran ke dalam sistem SAP.
Jurnal akuntansi ketika perusahaan menerima pembayaran uang muka dari
pelanggan disajikan sebagai berikut:
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
44
Universitas Indonesia
Jurnal Penerimaan Uang Muka
Dr. Biaya Bank xxx
Dr. Bank/Kas xxx
Cr. Uang Muka dari Pelanggan xxx
Jurnal akuntansi ketika penjualan telah diakui sehingga saldo uang muka
dihapuskan adalah sebagai berikut:
Jurnal Penghapusan Uang Muka setelah Penjualan Diakui
Dr. Uang Muka dari Pelanggan xxx
Dr. Piutang xxx
Cr. Penjualan xxx
Jurnal Pengiriman Barang
Dr. Harga Pokok Penjualan xxx
Cr. Barang Jadi xxx
4.1.3.2 Proses Penagihan Piutang
PT MAR mempunyai prosedur penagihan yang berbeda antara penjualan ekspor
dan impor. Untuk penjualan ekspor, PT MAR akan mengingatkan pelanggan dua
hari sebelum tanggal jatuh tempo. Sementara penjualan lokal adalah tujuh hari
sebelum tanggal jatuh tempo. Flowchart penagihan terhadap piutang PT MAR
disajikan dalam gambar 4.2 dan penjelasan dari masing-masing proses dijelaskan
pada Tabel 4.2.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
45
Universitas Indonesia
Gambar 4.2 Flowchart Proses Penagihan Piutang MAR
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Data diolah kembali)
Tabel 4.2 Proses Penagihan Piutang PT MAR
No. Tanggung
Jawab Deskripsi
Dokumen
Terkait
1 Marketing
Administrator Terima dokumen dari marketing administrator
2 Staf AR & AP
Cek kelengkapan dokumen yang diberikan oleh
marketing administrator. Apabila lengkap, lanjut ke
proses nomor 3. Bila tidak lengkap, lanjut ke proses
nomor 4
Invoice,
Packing list
PEB
BL
Surat Jalan
Faktur Pajak
LC
3 Staf AR & AP
Marketing
Follow up kekurangan dokumen, kembalikan kepada
marketing administrator untuk kelengkapannya
4 Staf A/R Dokumen yang telah lengkap dimasukkan ke filling
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
46
Universitas Indonesia
No. Tanggung
Jawab Deskripsi
Dokumen
Terkait
5 Staf A/R
Informasikan kepada customer mengenai jatuh tempo
pembayaran 1 minggu sebelum tanggal jatuh tempo
untuk penjualan lokal dan 2 hari sebelum tanggal jatuh
tempo untuk penjualan ekspor
(terlampir
dokumen
terkait)
6 Staf A/R Terima schedule pembayaran dari customer
7 Staf A/R, Staf
Finance Follow up ke customer untuk melakukan pembayaran
Email,
Phone
8 Staf A/R Periksa apakah customer melakukan pembayaran ?
9 Staf A/R
Jika customer sudah melakukan pembayaran, lakukan
pencocokan pembayaran dengan bukti pembayaran
yang dimiliki.
Report A/R
10 Staf A/R Buat bukti penerimaan piutang terhadap pembayaran
yang sudah dilakukan customer.
11 Staf A/R Lakukan report account receivable. Report A/R
12 Staf A/R Jika customer belum melakukan pembayaran,
konfirmasi marketing & customer.
Email,
Phone
13 Staf A/R
Cek apakah penyebab keterlambatan pembayaran
dikarenakan adanya Claim dari Customer? Jika YA,
lihat pada prosedur claim untuk diskon dan retur.
Claim report
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Data diolah kembali)
Jurnal akuntansi ketika menerima pelunasan pembayaran dari pelanggan
disajikan sebagai berikut:
Jurnal Pelunasan Pembayaran
Dr. Biaya Bank xxx
Dr. Bank xxx
Cr. Piutang xxx
4.1.4 Proses Penentuan Harga
Dalam menentukan harga, PT MAR akan berpaku pada daftar harga yang
dikeluarkan grup pusat. Daftar harga tersebut berupa rentang harga sehingga
memungkinkan untuk terjadi negosiasi dengan pelanggan. Harga yang disetujui
dengan pelanggan harus mendapatkan persetujuan dari marketing manager selaku
perwakilan grup pusat.
Rentang harga tersebut akan dimasukkan ke dalam sistem SAP. Ketika
bagian administrator marketing akan membuat jurnal transaksi penjualan, harga
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
47
Universitas Indonesia
jual yang dimasukkan harus lebih tinggi dari batas harga minimum. Jika lebih
rendah, sistem SAP akan otomatis menolak. Marketing manager akan selalu
memeriksa harga yang dimasukkan staf administrator marketing berdasarkan
daftar harga grup pusat PT MAR.
4.1.5 Pengakuan Pendapatan
Berdasarkan PSAK 23, pendapatan diakui ketika terjadi perpindahan risiko dan
manfaat dari produsen ke konsumen. Dalam penjualan ekspor, incoterm yang
umum digunakan PT MAR umumnya adalah CIF (Cost, Insurance and Freight),
sehingga transfer of risk sebagai dasar pendapatan diakui terjadi ketika barang
tiba di pelabuhan penjual. Pelabuhan yang digunakan PT MAR adalah Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta. Dokumen pendukung incoterm tersebut adalah bill of
lading, yakni dokumen tertulis yang mencantumkan tanggal tiba di pelabuhan,
jenis barang, serta jumlah barang. Untuk penjualan lokal, incoterm yang
digunakan adalah FOB yang mengakui pendapatan ketika barang keluar dari
gudang penjual. Dokumen pendukung incoterm ini adalah delivery notes yang
telah ditandatangani pelanggan sebagai bukti barang telah sampai di gudang
pelanggan.
Dalam praktik akuntansi PT MAR, pendapatan diakui ketika invoice
diterbitkan bersamaan dengan barang akan keluar dari gudang. Ini menyebabkan
adanya risiko cut-off dalam pengakuan penjualan PT MAR karena delivery notes
dan invoice dibuat bersamaan saat barang dikirim sehingga tidak sesuai dengan
pengakuan pendapatan berdasarkan PSAK 23. Incoterm pada PT MAR menjadi
tidak berperan dalam menentukan tanggal transfer risk penjualan ekspor karena
sistem akuntansi PT MAR mengakui pendapatan setiap invoice diterbitkan saat
pengiriman barang. Pada penjualan lokal, invoice dibuat saat PT MAR mengurus
masalah perpajakan 2-3 hari sebelum barang dikirim, sehingga secara otomatis
pendapatan diakui sebelum barang keluar dari gudang.
Pengakuan pendapatan PT MAR tidak sesuai dengan PSAK 23. Risiko
cut-off pada pengakuan pendapatan akan lebih dibahas pada pengujian cut-off
pendapatan di Sub-bab 4.2.2.4.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
48
Universitas Indonesia
4.1.6 Pemahaman Akun Pendapatan PT MAR
Akun pendapatan PT MAR terdiri dari 3 sub-akun utama, yakni penjualan, retur
penjualan, dan diskon penjualan. Dalam penyajiannya, setiap sub-akun akan
dipisahkan berdasarkan transaksi ekspor atau lokal. Berikut ini adalah rincian
akun pendapatan dari PT MAR per 31 Desember 2014 yang sudah diaudit.
Tabel 4.3 Pendapatan PT MAR per 31 Desember 2014
Deskripsi Akun Nominal (USD)
Penjualan ekspor 35.000.000
Penjualan lokal 10.000.000
Retur penjualan ekspor (1.000.000)
Retur penjualan lokal (100.000)
Diskon penjualan ekspor (200.000)
Diskon penjualan lokal (200.000)
Total – Pendapatan 43.500.000
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
4.1.6.1 Penjualan
Penyajian akun penjualan PT MAR dibagi menjadi penjualan ekspor dan
penjualan impor. Penjualan ekspor PT MAR hampir mencapai 75% dari total
keseluruhan penjualan. Selain pendapatan dari penjualan produk mereka,
penjualan lokal juga merepresentasikan penjualan barang scrap atau bahan kulit
tidak terpakai.
4.1.6.2 Diskon Penjualan
Metode pemberian diskon penjualan pada PT MAR berbeda dengan
pemberian diskon pada perusahaan umum. Diskon penjualan biasanya diberikan
dalam bentuk potongan harga ketika pembeli melunasi piutangnya dalam jangka
waktu tertentu. PT MAR tidak pernah memberikan potongan atas pelunasan
piutang pelanggannya yang lebih cepat dari tanggal jatuh tempo.
Diskon pada pelanggan diberikan karena dua penyebab utama. Diskon
pertama berasal dari barang sampel yang diberikan kepada pelanggan sebagai
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
49
Universitas Indonesia
bentuk promosi. Barang sampel ini tidak diakui sebagai biaya marketing,
melainkan sebagai pengurang pendapatan dalam bentuk diskon penjualan. Setelah
barang sampel sampai di tangan pelanggan, staf pemasaran akan
menginformasikan divisi akuntansi untuk menerbitkan credit note. Credit note
tersebut harus diotorisasi oleh finance manager atau accounting manager.
Diskon kedua berasal dari potongan harga yang diberikan kepada
konsumen akibat adanya barang cacat. PT MAR akan bernegosiasi atas tuntutan
barang cacat tersebut untuk tidak dikembalikan dengan memberikan diskon.
Tuntutan harus disertai bukti yang relevan. Jika diperlukan, perusahaan akan
mengirimkan perwakilannya untuk melihat kecacatan produk mereka dan
menghitung jumlah diskon yang akan diberikan. Staf pemasaran akan membuat
complain sheet dan ditandatangani marketing manager. Selanjutnya staf
pemasaran akan meneruskan complain sheet kepada divisi keuangan untuk
membuat invoice diskon yang ditandatangani finance manager.
Ketika credit note diterbitkan, sistem SAP akan secara otomatis membuat
jurnal sebagai berikut:
Jurnal Diskon Penjualan Akibat Barang Sampel
Dr. Diskon Penjualan xxx
Cr. Piutang xxx
4.1.6.3 Retur Penjualan
Retur penjualan terjadi ketika kualitas barang cacat sangat buruk dan tidak bisa
ditolerir sehingga pelanggan menolak diberi diskon. Bentuk retur penjualan yang
diberikan PT MAR terdiri dari dua jenis, yakni retur barang biasa dan rework.
Retur barang biasa adalah ketika pelanggan mengembalikan barang yang telah
dibeli dan meminta untuk pengurangan nilai transaksi. Sementara rework adalah
ketika pelanggan mengembalikan barang cacat dan meminta PT MAR untuk
memperbaiki kualitas barang tersebut. Setelah barang selesai diperbaiki, PT MAR
akan mengirimkan kembali barang tersebut pada konsumen. Tidak terdapat
batasan waktu dalam melakukan retur selama barang tersebut belum terpakai.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
50
Universitas Indonesia
Proses retur penjualan diawali dengan staf gudang yang menginformasikan
staf pemasaran ketika barang yang diretur telah diterima dan mencocokkannya
dengan delivery notes. Selanjutnya staf pemasaran membuat sales order return
pada sistem SAP yang disesuaikan dengan sales order sebelumnya. Staf
pemasaran akan membuat jurnal sebagai berikut:
Jurnal Retur Penjualan ketika Barang Tiba di Gudang
Dr. Barang Jadi xxx
Cr. Harga Pokok Penjualan xxx
Staf pemasaran akan mengirimkan complain sheet yang telah
ditandatangani marketing manager kepada divisi keuangan. Staf keuangan akan
membuat credit memo yang juga diotorisasi staf administrasi pemasaran. Staf
keuangan akan membuat jurnal retur tersebut sebagai berikut:
Jurnal Pengakuan Retur Penjualan
Dr. Retur Penjualan xxx
Cr. Piutang xxx
Sementara terkait dengan retur bersifat rework, PT MAR tidak
membebankan biaya rework tersebut kepada konsumen. Saat melakukan
pengiriman kembali barang rework yang telah selesai, PT MAR akan
mengakuinya sebagai suatu penjualan sehingga tidak net-off terhadap saldo retur
penjualan. Nominal pencatatan penjualan akibat rework tetap sama dengan
nominal rework. Penjurnalan yang dilakukan PT MAR adalah sebagai berikut:
Jurnal Pengembalian Barang Rework kepada Pelanggan
Dr. Piutang xxx
Cr. Penjualan xxx
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
51
Universitas Indonesia
Jurnal Pengiriman Barang Rework
Dr. Harga Pokok Penjualan xxx
Cr. Barang Jadi xxx
Khusus tahun 2014, terdapat beberapa retur penjualan yang berasal dari
barang yang ditarik kembali oleh perusahaan akibat pelanggan mengalami
kesulitan finansial dalam pelunasan barang tersebut. Untuk menghindari kerugian
lebih besar, PT MAR memutuskan untuk menarik kembali barang yang masih
dapat digunakan.
4.1.7 Pemahaman atas Akun Piutang Usaha PT MAR
Piutang usaha diukur berdasarkan sales invoice yang diterbitkan PT MAR, yang
berisi keterangan rinci mengenai penjualan produk (kuantitas, harga, dan jadwal
pengiriman) serta jangka waktu pembayaran oleh konsumen. Jangka waktu
pembayaran berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan
seluruh nilai piutang usahanya. Apabila perusahaan tidak mampu mengumpulkan
nilai piutang usahanya secara utuh, maka perusahaan wajib melakukan penyisihan
piutang tak tertagih. PT MAR tidak mempunyai akun penyisihan piutang tak
tertagih karena menurut mereka semua piutang usaha yang telah jatuh tempo
walaupun dalam waktu lama tetap akan tertagih. Pelunasan bagi pelanggan yang
mengalami kesulitan keuangan dilakukan dengan cicilan secara bertahap oleh
pelanggan yang akan mengurangi nilai piutang perusahaan.
Piutang usaha PT MAR dibagi menjadi tiga, yakni piutang ekspor, piutang
lokal, serta piutang grup. Piutang grup adalah piutang yang berasal dari penjualan
kepada sesama anggota grup pusat MAR di Eropa. Namun pada 31 Desember
2014, tidak terdapat saldo dari piutang grup. Berikut ini adalah rincian akun
piutang usaha yang disajikan PT MAR per 31 Desember 2014.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
52
Universitas Indonesia
Tabel 4.4 Piutang Usaha PT MAR per 31 Desember 2014
Deskripsi Akun Nominal (USD)
Piutang ekspor 5.000.000
Piutang lokal 1.000.000
Total – Piutang 6.000.000
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
4.2 Proses Audit KAP RIO atas PT MAR
Kegiatan audit KAP RIO atas PT MAR dilakukan berdasarkan pedoman audit
KAP RIO Global (KAP RIO Audit Guidance). Proses audit KAP RIO terdiri dari
tiga tahap dan akan dijelaskan lebih lanjut pada sub-bab berikutnya, yaitu:
1. Perencanaan dan Perancangan Proses Audit (Audit Planning)
2. Audit Lapangan (Audit Fieldwork)
3. Penyelesaian Kegiatan Audit (Audit Completion)
4.2.1 Perencanaan dan Perancangan Proses Audit (Audit Planning)
Pada proses perencanaan, penulis tidak terlibat langsung karena penulis belum
memulai program magang. Hasil laporan magang penulis hanya berdasarkan
dokumentasi dan inquiry penulis kepada senior auditor. Proses perencanaan yang
dilakukan KAP RIO memiliki langkah-langkah yang sesuai dengan proses menilai
risiko berdasarkan ISA yang telah dijelaskan pada Sub-bab 2.4.1. Berikut ini
adalah sekilas proses perencanaan audit PT MAR.
4.2.1.1 Penerimaan dan Keberlanjutan Klien
PT MAR telah diaudit KAP RIO sejak tahun 2011, sehingga KAP RIO telah
memiliki cukup pemahaman mengenai nature bisnis PT MAR. Namun, tim audit
tetap perlu melakukan evaluasi penerimaan dan keberlanjutan, di antaranya
dengan memperbarui pemahaman mengenai pengendalian dan bisnis klien, serta
menilai kembali risiko di dalamnya. Maka dari itu, Engagement Leader, Manager,
dan Senior In Charge tim audit KAP RIO bertemu dengan Direktur Utama,
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
53
Universitas Indonesia
Finance Manager, serta Accounting Manager PT MAR pada planning meeting
tanggal 8 September 2014, untuk melakukan analisis dan penilaian risiko dari
ikatan kerja sama kedua belah pihak. Hasil pertemuan tersebut menyimpulkan
tidak terdapat perubahan signifikan terkait lingkungan dan nature bisnis
perusahaan.
KAP RIO menilai keberlanjutan audit dilakukan berdasarkan Financial
Risk Assessment Sytem (FRISK) yang merupakan tools dalam penilaian kelayakan
audit mulai dari sisi nature bisnis, risiko bisnis sampai dengan intensi terjadinya
fraud. Sebuah KAP sebaiknya tidak menerima engagement perusahaan yang tidak
layak audit. Hasil output dari FRISK berupa nilai angka dan juga tingkatan
kondisi risiko klien. Selain sistem FRISK, KAP RIO juga melakukan penilaian
atas aktivitas anti money laundering (AML). Aktivitas AML bertujuan untuk
mencegah tindakan pencucian uang atas uang hasil korupsi. Setelah risiko
termitigasi dalam sistem FRISK dan auditor berkeyakinan bahwa prosedur AML
dijalankan, KAP RIO dapat melanjutkan pelaksanaan audit terhadap PT MAR.
4.2.1.2 Prosedur Awal Perikatan dengan Klien
Setelah KAP RIO memutuskan untuk menerima penugasan audit, tahap
selanjutnya adalah membuat perjanjian kerja sama dengan klien (engagement
letter), membentuk tim audit, dan mengecek independensi masing-masing anggota
tim audit. Engagement letter bersifat kontrak dengan pemahaman penuh terkait
apapun dalam proses pelaksanaan engagement KAP RIO 2014 yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak. Dalam engagement letter ini juga dibahas
mengenai isu independensi auditor terhadap PT MAR sehingga hasil audit akan
bersifat objektif sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tahap berikutnya adalah menentukan jumlah dan komposisi tim audit.
Tim audit KAP RIO untuk PT MAR terdiri dari satu signing partner, satu
director, satu manager, satu senior auditor, satu junior auditor, serta satu
vocational employee (peserta internship). Setiap anggota tim audit harus diperiksa
independensinya terhadap klien dengan mengonfirmasi surat pernyataan bahwa
anggota tim independen terhadap klien. Dalam penugasan audit ini, tidak
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
54
Universitas Indonesia
ditemukan masalah tentang independensi anggota tim audit sehingga audit dapat
dilanjutkan ke tahap berikutnya.
4.2.1.3 Identifikasi Risiko
Prosedur perencanaan berikutnya adalah menganalisa faktor industri dan bisnis
PT MAR. Hal ini dibutuhkan sebagai gambaran awal secara umum mengenai
treatment yang akan diberikan hingga isu yang mungkin muncul selama proses
pelaksanaan audit.
Identifikasi awal adalah memahami industri dan bisnis klien. Mayoritas
hasil produksi PT MAR adalah kulit untuk furniture dan automotive. Kawasan
Asia menjadi pangsa pasar yang menjanjikan bagi industri ini dengan jumlah
penduduknya yang besar. Sifat konsumtif sebagai negara berkembang menjadikan
pasar ini sangat menjanjikan. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan
Bermotor Indonesia di tahun 2014, penjualan mobil dan motor meningkat sebesar
5 persen atau mencapai 5 juta unit per tahunnya. Konsumen terbesar PT MAR
adalah market leader industri otomotif di dunia, sehingga pertumbuhan tersebut
berdampak langsung terhadap peningkatan penjualan PT MAR.
Auditor juga perlu memahami faktor peraturan undang-undang yang
berkaitan dengan bisnis PT MAR terbaru. Beberapa peraturan tersebut di
antaranya adalah:
1. Berdasarkan UU No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas, PT
MAR harus memiliki cadangan laba ditahan sebesar 20% dari total laba
yang dibayarkan.
2. Berdasarkan UU No. 13 tahun 2003 mengenai ketenagakerjaan, PT MAR
harus melakukan estimasi penyisihan untuk imbalan kerja.
3. Berdasarkan PER-43/PJ/2010 mengenai transfer pricing, PT MAR
diwajibkan menyiapkan dokumentasi transfer pricing untuk setiap
transaksi dengan related party yang totalnya mencapai
Rp.10.000.000.000,- per tahun.
4. Perusahaan berhak atas fasilitas pajak karena berada di Kawasan Berikat
Sentul.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
55
Universitas Indonesia
Berikutnya auditor KAP RIO melakukan identifikasi atas risiko yang
ditimbulkan PT MAR dan dampak risiko terhadap materialitas dan kecurangan
(fraud). Ada beberapa risiko bisnis klien yang diidentifikasi oleh KAP TWR
yakni:
1. Risiko salah saji material terkait estimasi penyisihan akun imbalan kerja
karyawan.
Imbalan kerja karyawan disajikan PT MAR sesuai dengan PSAK 24
berdasarkan UU No. 13 tahun 2003. Imbalan kerja dihitung oleh pihak
ketiga yang independen pada akhir tahun. Auditor harus memeriksa
bagaimana manajemen PT MAR dalam memberlakukan imbalan kerja
mereka. Auditor menyimpulkan derajat ketidakpastian terhadap estimasi
imbalan kerja PT MAR sebagai derajat rendah.
2. Risiko salah saji material terkait estimasi masa manfaat aset tetap.
IAS 16 mewajibkan perusahaan untuk melakukan depresiasi terhadap aset
tetap mereka. Berdasarkan inquiry yang dilakukan auditor, tidak terdapat
perubahan kebijakan akuntansi terkait aset tetap. PT MAR tidak
menggunakan jasa profesional dalam menilai masa manfaat aset tetap.
3. Risiko management override of control.
Manajemen memiliki kemungkinan secara langsung maupun tidak
langsung untuk memanipulasi pencatatan akuntansi dan manipulasi
laporan keuangan dengan mengesampingkan kontrol yang sudah ada.
Risiko ini signifikan untuk semua asersi audit. Auditor harus melakukan
pemeriksaan dalam pencatatan jurnal untuk mengetahui jurnal-jurnal yang
dilakukan secara manual dan bukan oleh otorisasinya.
4. Risiko fraud dalam pengakuan pendapatan.
Risiko ini berupa pengakuan pendapatan yang tidak tepat karena kesalahan
dalam penetapan transfer risk saat penjualan barang seperti dijelaskan
pada Sub-bab 4.1.5. Auditor mengklasifikasikan ini sebagai risiko tinggi
karena besarnya volume penjualan. Risiko ini tinggi pada asersi cut-off
namun normal untuk asersi audit yang lainnya. Auditor harus melakukan
pengujian pada cut-off penjualan untuk mengetahui dampaknya pada
laporan keuangan.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
56
Universitas Indonesia
Auditor juga menyimpulkan risiko rendah pada penjualan fiktif
karena tidak adanya insentif atau bonus bagi karyawan ketika sukses
menjual barang dalam jumlah besar, dan grup pusat yang lebih
mengutamakan tingkat collectibility piutang daripada penjualan tinggi tak
tertagih. Selain itu, sistem informasi PT MAR berintegrasi dengan grup
pusat sehingga memudahkan untuk mendeteksi fraud.
Langkah terakhir dalam tahap ini adalah menentukan control risk untuk
akun penjualan dan akun piutang usaha. Tingkat kepercayaan auditor terhadap
kontrol dari perusahaan terhadap akun pendapatan dan piutang hanya untuk
beberapa asersi audit tertentu. Bagi risiko signifikan terkait pengakuan
pendapatan, diperlukan banyak bukti audit dalam pengujian substantif. Sementara
control risk dan planned substantive evidence untuk akun penjualan dan piutang
usaha terangkum dalam Tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Control Risk Akun Pendapatan dan Piutang Usaha
Risiko Terkait Inherent
Risk
Expected
Control
Reliance
Planned
Substantive
Evidence
Akun
Penjualan
Risk of fraud in revenue
recognition
Significant Partial Medium
Risk of material
misstatement
Normal Partial Low
Akun Piutang
Usaha
Risk of material
misstatement
Normal Partial Low
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2004). (Telah diolah kembali)
4.2.1.4 Identifikasi Pengendalian Internal Klien
Auditor berkewajiban dalam menilai kelayakan atas proses pengendalian internal
terkait mitigasi risiko klien. KAP RIO mengevaluasi pengendalian internal
perusahaan berdasarkan komponen ISA 315, yakni:
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
57
Universitas Indonesia
1. Lingkungan Pengendalian
- Kode etik perusahaan tercantum dalam Collective Labor Agreement
(CLA). Perusahaan mewajibkan karyawan untuk memiliki dan
membaca CLA. Perjanjian ini menyatakan hak dan kewajiban
karyawan yang berlaku dari tahun 2012 hingga 2014. Perusahaan juga
mengadakan traning untuk secara teratur berkomunikasi isi peraturan
perusahaan kepada semua karyawan.
- PT MAR tidak memiliki komite audit. Namun PT MAR langsung
diawasi oleh grup pusat di Eropa lewat pengintegrasian sistem SAP
mereka. Seluruh kebijakan strategis perusahaan yang berisiko tinggi
harus dikonsultasikan dengan grup pusat.
- Masing-masing divisi dibagi menjadi beberapa departemen dengan
masing-masing kepala departemen dan staf sehingga tugas dapat
didelegasikan dengan efektif sehingga karyawan memiliki
pengetahuan, keterampilan dan integritas yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan mereka.
- Bonus diberikan oleh grup pusat berdasarkan penilaian terhadap
kondisi pasar dan kinerja grup PT MAR global secara keseluruhan.
Tanpa adanya key performance indicator formal yang ditentukan grup
pusat, memungkinkan PT MAR tidak memperoleh tekanan hebat
terkait pencapaian keuangan. PT MAR tidak menjanjikan bonus
tahunan terhadap karyawannya secara individu. Namun ketika
mendapat bonus dari grup pusat, maka seluruh karyawan akan
mendapat bonus sesuai kinerja mereka.
2. Penilaian Risiko
Setiap tahun manajemen grup pusat akan membuat perencanaan dengan
mempertimbangkan keadaan ekonomi lokal seperti pertumbuhan dan
inflasi. Hasil dari perencanaan tersebut berupa laporan anggaran yang
telah disetujui kedua belah pihak.
PT MAR tidak memiliki program khusus untuk mengidentifikasi
inherent risk yang dapat mempengaruhi secara langsung atau tidak
langsung kepada perusahaan. Untuk risiko fraud, PT MAR juga tidak
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
58
Universitas Indonesia
memiliki program khusus untuk mengendalikannya. Namun melalui
kontrol yang baik, PT MAR yakin mereka akan menemukan risiko yang
mungkin ada. Risiko yang diidentifikasi oleh masing-masing kepala
departemen akan dibahas dengan direktur. Isu penting akan langsung
melibatkan grup pusat. Dengan mempertimbangkan kompleksitas dan
ukuran perusahaan, auditor menyimpulkan kontrol yang ada sudah cukup
memadai.
3. Informasi dan Komunikasi
PT MAR menggunakan SAP untuk mengakomodasi kebutuhan dalam
pelaporan keuangan. Sistem ini telah memasukkan proses pemisahan tugas
dan wewenang di mana informasi hanya bisa diakses oleh masing-masing
departemen yang relevan. Tidak terdapat perubahan sistem dan SOP dalam
operasional perusahaan dibandingkan dengan tahun lalu.
Jika ada perubahan kebijakan terkait SAP, accounting manager
akan mengomunikasikan kepada grup dan hanya grup yang dapat
memutuskan. Hanya terdapat tiga orang yang bertanggung jawab pada
fungsi IT, di mana salah satunya adalah accounting manager. Dua orang
selain itu hanya akan mengurusi masalah software dan hardware tertentu.
4. Pengawasan Pengendalian
PT MAR tidak mempunyai divisi internal audit. Setiap kepala divisi
(manager) bertanggung jawab memastikan kegiatan dalam divisi mereka
berjalan baik dan efektif. Selain itu, grup pusat selalu mengirimkan
perwakilannya mengunjungi PT MAR. Grup pusat juga menempatkan
beberapa perwakilan mereka dalam jajaran struktur perusahaan, seperti
marketing manager.
5. Aktivitas pengendalian
Tim audit telah mendokumentasikan seluruh pengendalian terkait siklus
penjualan dan piutang usaha PT MAR pada Sub-bab 4.1.
Berdasarkan pemahaman dan evaluasi lima komponen pengendalian
internal PT MAR, tim audit menyimpulkan bahwa kelima elemen yang terdapat
pada framework pengendalian internal PT MAR telah sesuai dengan standar ISA.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
59
Universitas Indonesia
Dengan pertimbangan ukuran dan kompleksitas PT MAR, pengendalian internal
dalam PT MAR cukup memadai. Tim audit juga mendapatkan hasil yang
memadai dari beberapa pengujian terkait kelima elemen pengendalian tersebut.
4.2.1.5 Materialitas
Setelah mengidentifikasi lingkungan bisnis PT MAR, auditor akan menentukan
batas materialitas. Konsep materialitas dibagi berdasarkan tiga tingkatan, yakni
overall materiality (OM), performance materiality (PM), serta summary of
uncorrected misstatements (SUM). Selama proses pelaksanaan audit, materialitas
dapat diubah apabila terjadi kondisi atau peristiwa yang mempengaruhi tingkat risiko
bisnis klien. Auditor wajib merahasiakan materialitas dari pengetahuan klien. Angka
materialitas merupakan angka yang sudah dibulatkan untuk memudahkan pengerjaan
audit. Konsep materialitas yang diterapkan KAP RIO mengikuti konsep materialitas
ISA 320 yang telah dijelaskan pada Bab 2 sebelumnya. Namun terdapat penambahan
tingkatan materialitas Summary of Uncorrected Misstatement (SUM). Penentuan
materialitas KAP RIO untuk PT MAR adalah:
1. Overall Materiality (OM)
OM adalah keseluruhan penilaian materialitas atas laporan keuangan
secara umum. OM sangat penting karena menjadi dasar penentuan opini
audit dan digunakan untuk dasar penentuan tingkatan materialitas yang
lain, yaitu PM dan SUM. Penentuan OM tidak terlepas dari profesional
judgement auditor. Dalam engagement PT MAR 2014, OM adalah 1% dari
total laba/rugi sebelum pajak per 31 Desember 2014. PT MAR merupakan
perusahaan berorientasi laba sehingga dasar penentuan materialitasnya
adalah laba sebelum pajak. Pertimbangan rule of thumb 1% disebabkan
perusahaan tidak berupa public interest entity (PIE), laporan keuangan
hanya digunakan perusahaan induk dan bank, serta adanya pinjaman bank
yang disertai jaminan. Berikut adalah perhitungan untuk materialitas
tingkat OM:
OM = 1% * [total revenue]
= 1% * US$43.500.000
= US$435.000
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
60
Universitas Indonesia
2. Performance Materiality (PM)
Materialitas di bawah overall materiality adalah performance materiality.
Apabila ruang lingkup overall materiality adalah laporan keuangan secara
keseluruhan, ruang lingkup performance materiality adalah untuk masing-
masing financial statement line items (FSLI). PM digunakan di dalam tahap
perencanaan untuk merencanakan saldo akun, kelompok transaksi dan
pengungkapan mana yang akan diperiksa. “Pedoman Audit KAP RIO”
menyatakan bahwa PM ditentukan pada nominal kurang dari OM,
umumnya adalah 50% - 75% dari jumlah OM. Pengurangan persentase
tersebut disebut haircut. Tim audit KAP RIO memutuskan untuk
menggunakan haircut sebesar 25% karena KAP RIO telah mengaudit PT
MAR pada periode-periode sebelumnya dan memiliki risiko audit yang
rendah. Berikut adalah perhitungan performance materiality:
PM = (100% - [haircut]) * [OM]
= (100% - 25%) * US$435.000
= US$326.250 ≈ US$330.000
3. Summary of Uncorrected Misstatement (SUM)
SUM adalah tingkatan materialitas di mana salah saji yang nominalnya di
bawah SUM tersebut dianggap tidak signifikan terhadap pengambilan
keputusan pengguna laporan keuangan sehingga tidak diperlukan
penyesuaian audit. Ruang lingkup dari SUM posting level adalah masing-
masing transaksi yang dilakukan oleh PT MAR. KAP RIO menentukan SUM
adalah sebesar 10% dari OM dengan pertimbangan rendahnya risiko audit
keseluruhan dan PT MAR bukan public interest company. Berikut adalah
perhitungan SUM untuk audit PT MAR:
SUM = 10% * [OM]
= 10% * US$435.000
= US$43.500
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
61
Universitas Indonesia
4.2.1.6 Penyusunan Rencana Audit dan Program Audit
Selain memberikan jasa audit keuangan, Tim audit juga melakukan audit sistem
informasi yang bekerja sama dengan tim Risk Control Solutions (RCS) dari KAP
RIO. Tim RCS akan membantu tim audit memahami sistem SAP PT MAR. Salah
satu pengujian yang dilakukan tim RCS adalah pengujian manual jurnal untuk
jurnal akuntansi yang tidak biasa.
Pendekatan audit akan menggunakan pendekatan pengujian pengendalian
(test of control) dan pengujian rincian saldo (test of detail balances). Setelah
semua rencana program audit siap, tim audit mengadakan kick-off meeting pada 8
Desember 2014. Kick-off meeting membahas isu-isu mengenai penugasan audit
terkait, seperti pengenalan tim, jadwal kerja, penjelasan umum tentang klien dan
performa perusahaan, risiko yang terdapat pada klien, pendekatan audit,
penentuan materialitas, dan lainnya.
4.2.2 Audit Lapangan (Audit Fieldwork)
Setelah melakukan perancanaan audit, langkah selanjutnya adalah melakukan
audit lapangan. Audit lapangan pada KAP RIO merupakan bentuk menanggapi
risiko dari tahap sebelumnya yang disesuaikan dengan proses audit berbasis ISA.
Jenis pengujian dalam audit lapangan yang dilakukan KAP RIO adalah:
1. Pengujian pengendalian (test of control)
2. Pengujian rincian secara subtantif (test of details)
Tahapan di atas memiliki prosedur dan tujuan audit yang berbeda.
Pemilihan prosedur bergantung pada pertimbangan profesional tim audit dengan
melihat kondisi klien. Standar tidak memaksakan suatu prosedur selama tujuan
audit atas akun terkait dapat memberikan keyakinan auditor atas laporan keuangan
yang bebas salah saji. Ketika melaksanakan sebuah prosedur pengujian yang
membutuhkan pengambilan sampel, tim audit menggunakan pedoman KAP RIO
yang mempunyai tiga metode dalam pengujian sampel, yaitu:
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
62
Universitas Indonesia
1. Targeted Testing
Sampel dipilih menggunakan karakteristik tertentu, umumnya adalah
transaksi dengan nominal yang material, karena transaksi tersebut
dianggap mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengandung salah
saji material dibandingkan dengan transaksi dengan nominal di bawah
batas materialitas.
2. Non-Statistical Sampling
Metode ini dipilih untuk populasi yang jumlahnya banyak dan nominalnya
cenderung homogen. Non-statistical sampling juga dapat menjadi
tambahan pengujian bagi metode targeted testing. Hal ini dilakukan untuk
menambah tingkat keyakinan auditor atas sisa populasi yang tidak masuk
ke dalam kriteria targeted.
3. Accept Reject Testing
Accept reject testing tidak menguji salah saji moneter dalam suatu akun
atau populasi, melainkan untuk menerima atau menolak suatu karakteristik
atau atribut tertentu. Jika hasil pengujian ditolak, maka sumber dari
pengecualian harus diidentifikasi dan perlu dilakukan prosedur tambahan
lain untuk mencapai tujuan audit.
KAP RIO menggunakan sebuah macro dalam Microsoft Excel untuk
mempermudah auditor mencari jumlah sampel yang diperlukan dengan beragam
metode pengambilan sampel. Dengan mengisikan informasi yang dibutuhkan
pada template macro tersebut, jumlah sampel yang dibutuhkan akan segera
muncul secara otomatis. Informasi yang dibutuhkan umumnya adalah nominal
populasi, jumlah transaksi terkait populasi, nilai materialitas yang dipilih serta
level of evidence.
Audit lapangan pada engagement PT MAR terdiri dari sembilan jenis
pengujian, di mana pengujian pertama adalah untuk pengujian pengendalian (test
of control) dan pengujian berikutnya adalah untuk pengujian rincian secara
substantif (test of detail). Pengujian pengendalian hanya bertujuan untuk menilai
efektivitas pengendalian perusahaan, sedangkan pengujian rincian, selain
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
63
Universitas Indonesia
bertujuan untuk menilai efektivitas pengendalian, juga bertujuan untuk menilai
kebenaran nominal/unit moneternya.
Setiap prosedur memiliki tujuan audit masing-masing. Oleh karena itu,
dalam membangun keyakinan atas bebas salah saji atas akun tertentu, tim audit
membuat berbagai macam prosedur pengujian rincian untuk memenuhi seluruh
tujuan audit secara keseluruhan. Asersi audit yang ingin dicapai tim audit untuk
setiap pengujian terangkum dalam Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Asersi atas Pengujian Akun Pendapatan dan Piutang Usaha
No. Prosedur Tujuan Audit
C A C/O E/O RO PD V
Test of Control
1 Pengujian terhadap
pengendalian √ √ √ √ √ √ √
Test of Detail
2 Menyiapkan kertas kerja utama
(lead schedule). √
3 Pengujian pendapatan atas
penjualan barang. √ √ √
4 Pengujian terhadap cut-off akun
penjualan dan piutang usaha. √ √
5 Konfirmasi atas akun piutang
usaha. √ √ √ √
6 Pengujian rekonsiliasi akun
piutang usaha. √ √ √ √
7 Pengujian atas allowance for
doubtful account. √ √ √
8 Pengujian translasi atas mata
uang asing pada akun piutang
usaha.
√
9 Pengujian terhadap credit note
setelah periode tutup buku. √ √ √ √
A = accuracy, C = completeness, V = valuation, C/O = Cut-off, E/O = existence/occurence, RO =
rights and obligations, PD = presentation and disclosure
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
64
Universitas Indonesia
4.2.2.1 Pengujian terhadap Pengendalian
KAP RIO telah melakukan pengujian pengendalian terkait siklus penjualan dan
piutang usaha. Pada Sub-bab 4.2.1 mengenai perencanaan audit, tim audit telah
terlebih dahulu melakukan pemahaman terhadap bisnis PT MAR. Pengujian
pengendalian kali ini ditujukan untuk menilai kelayakan sistem yang digunakan
oleh PT MAR dalam menjalankan kegiatan operasional harian dan pelaporan
keuangan terkait dengan kegiatan operasional tersebut.
Pengujian dilakukan dengan meninjau dokumen terkait transaksi penjualan
untuk memastikan dokumen pendukung transaksi telah sesuai dengan atribut
pengendalian yang ditentukan. Setiap atribut pengujian akan mencapai tujuan
audit yang berbeda. Atribut yang harus dipenuhi beserta tujuan auditnya dalam
dalam melakukan pengujian ini akan dijelaskan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Atribut Pengujian Pengendalian Penjualan dan Piutang Usaha
Atribut Pengujian Objektif
1 Order confirmation atau purchase order dari pelanggan
dapat dipastikan keberadaannya (existence)
E/O
2 Delivery notes telah disetujui oleh accounting supervisor. V, R, E/O, RO
3 Jumlah barang dalam invoice sama dengan jumlah barang
pada delivery notes.
A, E/O
4 Harga dalam invoice telah sesuai dengan harga pada order
confirmation.
A, E/O
5 Jumlah penjualan pada invoice telah sesuai dengan jumlah
penjualan pada buku besar
A, C, V
6 Jumlah kas masuk pada bank statement telah sesuai dengan
total penjualan pada invoice yang telah disesuaikan dengan
jumlah retur atau diskon.
A, C, V
7 Jurnal penjualan dicatat pada akun yang tepat secara akurat. A, C, V
Keterangan:
A = accuracy, C = completeness, V = valuation, R = restricted access, E/O = existence/occurence,
RO = rights and obligations
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diuji, auditor menggunakan
pedoman audit KAP RIO secara global. Berdasarkan pedoman audit KAP RIO
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
65
Universitas Indonesia
ketika melakukan pengujian pengendalian secara manual, auditor harus
mempertimbangkan frekuensi transaksi seperti berikut:
Tabel 4.8 Penentuan Jumlah Sampel Pengujian Pengendalian
Frekuensi pengendalian Jumlah populasi Jumlah sampel
Annual 1 1
Quarterly 4 1
Monthly 12 2
Weekly 52 4
Daily 250 10
Multiple times per day Lebih dari 250 15
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
Tabel 4.8 menjelaskan mengenai berapa jumlah sampel yang harus
diambil untuk setiap jumlah transaksi. Semakin banyak transaksi terjadi maka
frekuensi pengendalian akan semakin sering sehingga jumlah sampel yang
diambil akan semakin banyak.
Jumlah transaksi penjualan PT MAR pada tahun 2014 adalah sebanyak
1.391 transaksi. Ini menggambarkan jika rata-rata transaksi harian mencapai lima
transaksi atau lebih. Dengan mempertimbangkan jumlah transaksi tersebut serta
untuk memberikan tingkat kenyamanan tertinggi, maka jumlah sampel yang
diambil adalah 15 transaksi secara acak. Berdasarkan pengujian pengendalian
yang dilakukan KAP RIO atas dokumen pendukung transaksi yang disesuaikan
dengan atribut yang disebutkan sebelumnya, tim audit menyimpulkan tidak ada
pengecualian atas pengujian ini. Seluruh sampel terpilih memenuhi atribut yang
dibutuhkan. Dokumentasi terkait pengujian pengendalian dapat dilihat pada
Lampiran 1.
4.2.2.2 Menyiapkan Kertas Kerja Utama (Lead Schedule)
Prosedur pertama yang dilakukan dalam TOD adalah melakukan prosedur analitis.
Dokumentasi prosedur analitis dituangkan dalam lead schedule. Lead schedule
merupakan alat yang digunakan sebagai dokumentasi utama dalam pelaksanaan
audit lapangan. Dalam lead schedule akan terdapat prosedur analitis berupa
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
66
Universitas Indonesia
analisa pergerakan akun serta dokumentasi yang menghubungkan dengan
pengujian rincian yang dilakukan oleh tim audit. Lead schedule dari akun
pendapatan serta piutang usaha PT MAR dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Tabel
4.10.
Tabel 4.9 Lead Schedule Akun Pendapatan
Tabel 4.10 Lead Schedule Akun Piutang Usaha
Legenda
^ Mathematically footed
TB Telah dicocokkan dengan neraca saldo per 31 Desember 2014
PY Telah dicocokkan dengan laporan keuangan yang telah diaudit 31 Desember 2013
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
Pada praktiknya, tim audit menyiapkan sendiri lead schedule atas semua
akun yang akan diaudit. Langkah ini diawali dengan auditor memasukkan saldo
akun untuk periode yang berjalan dari neraca saldo klien. Jika terdapat
penyesuaian yang terjadi selama audit berjalan, penyesuaian tersebut segera
dimasukkan ke dalam kolom Penyesuaian ($). Sehingga akan didapatkan saldo
terbaru periode berjalan setelah penyesuaian yang berada pada kolom Saldo
Tahun 2014 telah Disesuaikan ($). Auditor juga harus mengecek akurasi angka-
angka yang digunakan di dalam lead schedule dengan melakukan footing.
Nama Akun Saldo Tahun
2014 ($)
Penyesuaian
($)
Saldo Tahun
2014
Disesuaikan ($)
Saldo Tahun
2013 ($) Variansi ($)
Variansi
%
Pendapatan
Penjualan Ekspor 35.000.000 - 35.000.000 23.000.000 12.000.000 52,2%
Penjualan Lokal 10.000.000 - 10.000.000 12.000.000 (2.000.000) -16,7%Retur Penjualan Ekspor (1.000.000) - (1.000.000) (230.000) (770.000) 334,8%
Retur Penjualan Lokal (100.000) - (100.000) (70.000) (30.000) 42,9%
Diskon Penjualan Ekspor (200.000) - (200.000) (340.000) 140.000 -41,2%
Diskon Penjualan Lokal (200.000) - (200.000) (10.000) (190.000) 1.900,0%
Total - Pendapatan 43.500.000 - 43.500.000 34.350.000 9.150.000 26,6%
, TB , PY
Nama Akun Saldo Tahun
2014 ($)
Penyesuaian
($)
Saldo Tahun
2014
Disesuaikan ($)
Saldo Tahun
2013 ($)
Variansi
($)
Variansi
%
Piutang Usaha
Piutang Ekspor 5.000.000 5.000.000 3.200.000 1.800.000 56,3%
Piutang Lokal 1.000.000 1.000.000 1.200.000 (200.000) -16,7%Piutang Italia - - 150.000 (150.000) -100,0%
Total - Piutang Usaha 6.000.000 - 6.000.000 4.550.000 1.450.000 31,9%
, TB , PY
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
67
Universitas Indonesia
Nominal tersebut nantinya akan digunakan untuk pelaporan keuangan sehingga
dapat memuaskan asersi presentation and disclosure.
Selanjutnya auditor memasukkan angka saldo dari laporan keuangan
periode sebelumnya, yakni tahun 2013 yang telah diaudit, ke dalam kolom Saldo
Tahun 2013 telah Disesuaikan ($) dan membandingkannya dengan Saldo tahun
2014 ($). Perbedaan yang terjadi dicatat ke dalam dan mencatat perhitungan
perbedaan tersebut ke dalam kolom Variansi ($) dan Variansi (%). Perbandingan
tersebut untuk melihat pergerakan suatu akun selama setahun apakah berjalan
secara wajar atau tidak.
4.2.2.3 Pengujian Pendapatan atas Penjualan Barang
Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak terdapat salah saji
material pada akun penjualan, dan tidak ada tindak kecurangan yang dilakukan
oleh manajemen PT MAR atas pengakuan pendapatan. Pengujian ini berlaku
untuk penjualan, diskon penjualan, dan retur penjualan.
Langkah awal yang harus dilakukan auditor adalah mendapatkan daftar
rincian transaksi penjualan dari pihak manajemen untuk periode tahun 2014.
Daftar rincian tersebut akan dicocokkan dengan nominal penjualan, retur
penjualan, dan diskon penjualan pada neraca saldo PT MAR. Tabel 4.11
menjelaskan cara pencocokan daftar rincian dengan neraca saldo.
Tabel 4.11 Pencocokan Daftar Rincian dan Neraca Saldo Pendapatan
Nama Akun
Saldo
Tahun 2014
($)
Saldo per
Daftar
Rincian ($)
Selisih
($) Catatan
Pendapatan
Penjualan Ekspor 35.000.000 35.000.000 -
Penjualan Lokal 10.000.000 10.000.000 -
Retur Penjualan Ekspor (1.000.000) (990.000) (10.000)
Retur Penjualan Lokal (100.000) (100.000) -
Diskon Penjualan Ekspor (200.000) (200.000) -
Diskon Penjualan Lokal (200.000) (200.000) -
Total 43.500.000 43.510.000 (10.000) >> Passed as
below SUM
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
68
Universitas Indonesia
Pencocokan ini bersifat untuk memeriksa kebenaran saldo akhir penjualan
secara keseluruhan. Terdapat selisih sebesar US$10.000 yang berasal dari retur
penjualan. Selisih tersebut berada di bawah batas SUM sebesar US$43.500,
sehingga auditor menganggap hal ini sebagai selisih tidak material dan tidak
diperlukan analisis lebih mendalam.
Berikutnya auditor melakukan pengujian untuk masing-masing sub-akun,
yakni diskon, retur, dan penjualan. Pengujian untuk sub-akun tersebut dipisahkan
karena ketiganya memiliki sifat yang berbeda. Pengujian ini dilakukan dengan
inspeksi dokumen pendukung terhadap sampel dari transaksi-transaksi dalam
daftar rincian. Pengujian ini akan menggabungkan transaksi ekspor dan lokal
dalam setiap jenis sub-akun pendapatan. Sampel untuk penjualan dan diskon
ditentukan menggunakan metode non-statistical sampling, sedangkan sampel
untuk pengujian retur penjualan menggunakan metode targeted testing yang
diperkuat oleh non-statistical testing.
Sebelum menentukan jumlah sampel menggunakan non-statistical
sampling, auditor harus menentukan materialitas untuk setiap sub-akun. Tingkat
materialitas penjualan menggunakan dissagregate performance materiality (PM)
karena akun penjualan terdiri dari 3 sub-akun sehingga PM harus dibagi
berdasarkan proporsi masing-masing sub-akunnya. Pembagian proporsi dibagi
berdasarkan nilai absolut dari masing-masing nominal sub-akun sehingga diskon
dan retur tidak akan mengurangi total penjualan bersih, melainkan menambah
total penjualan bersih. Materialitas yang digunakan adalah nominal terbesar di
antara nominal PM proporsional dengan SUM. Penentuan materialitas sub-akun
dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Materialitas Sub-Akun Pendapatan
Kategori Nominal
Absolut ($)
Dissagregate
PM ($)
Threshold
($) Test/Untest
Penjualan 46.000.000 320.000 320.000 Test
Diskon 400.000 3.000 43.500 Test
Retur 1.100.000 6.500 43.500 Test
Total 47.500.000 330.000
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
69
Universitas Indonesia
1. Penjualan
Metode pengujian yang digunakan pada pengujian penjualan adalah non-
statistical testing. Metode tersebut dipilih karena transaksi bersifat
homogen dan tidak terdapat satu invoice dari penjualan yang memiliki
nilai di atas threshold yang ditentukan. Setelah memasukkan informasi
yang dibutuhkan dalam macro non-statistical sampling KAP RIO, seperti
nominal populasi, jumlah transaksi, tingkat materialitas, dan level of
evidence, maka jumlah sampel yang dibutuhkan segera didapatkan. Jumlah
sampel untuk penjualan adalah 115 invoice dari total 1.391 invoice.
Pemilihan sampel dilakukan secara haphazard, yakni acak dan tersebar
mewakili setiap kriteria seperti nominal, tanggal transaksi, dan pelanggan.
Pada pengujian ini, misstatement terjadi ketika terdapat perbedaan
pada jumlah barang, harga barang, nominal transaksi di daftar rincian,
invoice, purchase order, dan surat jalan atau bill of lading. Selain itu
dilakukan pencocokan tanggal antara tanggal invoice dan tanggal transfer
risk yang bertujuan untuk uji pengendalian terhadap ketepatan waktu
pencatatan jurnal. Untuk memeriksa tanggal transfer risk, auditor harus
mencocokkan informasi incoterm pada invoice dengan tanggal bill of
lading pada penjualan ekspor atau tanggal delivery notes untuk penjualan
lokal. Incoterm untuk penjualan ekspor umumnya adalah CIF, sedangkan
incoterm untuk lokal umumnya adalah FOB. Incoterm tersebut akan
menentukan tanggal transfer risk dan tanggal pengakuan pendapatan.
115 sampel penjualan yang terpilih menunjukkan tidak ada selisih
baik jumlah barang maupun nominal transaksi dari antar dokumen
pendukung tersebut. Auditor menyimpulkan sub-akun penjualan disajikan
dengan tepat karena didukung oleh dokumen yang memadai dan telah
dicatat secara akurat. Namun ditemukan selisih waktu (lead time) berkisar
1-7 hari antara tanggal pencatatan penjualan dengan tanggal transfer risk
yang disesuaikan dengan incoterm pada beberapa transaksi. Ini
menunjukkan masih terdapat kesalahan dalam pencatatan pengakuan
pendapatan PT MAR. Selisih waktu tersebut dapat dihiraukan auditor
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
70
Universitas Indonesia
selama masih dalam periode pembukuan yang sama sehingga tidak
mempengaruhi neraca saldo pendapatan akhir tahun PT MAR.
Dokumentasi pengujian penjualan dapat dilihat pada Tabel
Lampiran 2. Dokumentasi tersebut hanya mengambil hasil inspeksi untuk
10 sampel. Tabel pertama mencocokkan daftar rincian, invoice, dan order
confirmation dari masing-masing transaksi. Sementara tabel kedua
mencocokkan daftar rincian dengan dokumen pengiriman beserta tanggal
transfer of risk untuk setiap transaksi.
2. Diskon Penjualan
Pengujian diskon penjualan menggunakan metode non-statistical testing
karena tidak terdapat credit note yang memiliki nominal di atas threshold
yang ditentukan, yakni US43.500. Berdasarkan macro template KAP RIO,
jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 6 credit note dari total 81 credit
note.
Dokumen pendukung berupa credit note untuk diskon karena
barang sampel atau invoice diskon untuk diskon karena barang cacat.
Kriteria misstatement sampel diskon adalah saat ada perbedaan antara
jumlah barang dan nominal di daftar rincian dengan dokumen pendukung
serta pencatatan jurnal tidak sesuai tanggal yang seharusnya. Selain itu,
credit note yang diterbitkan harus mendapat tanda tangan dari orang yang
diberikan kewenangan, yakni marketing head dan accounting manager.
Hasil dari inspeksi sampel diskon penjualan adalah tidak
ditemukan perbedaan antar dokumen pendukung sehingga dapat
disimpulkan bahwa diskon penjualan disajikan secara memadai. Pengujian
menunjukkan 4 dari 6 diskon yang diberikan diakibatkan oleh pemberian
sampel barang contoh kepada pelanggan, sementara sisanya akibat barang
cacat. Dokumentasi pengujian sampel diskon dapat dilihat pada Tabel
4.13.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
71
Universitas Indonesia
Tabel 4.13 Pengujian Diskon Penjualan
Legenda
(1) Saldo pada dokumen pendukung sama dengan saldo daftar rincian.
(2) Credit note diotorisasi accounting manager dan marketing manager.
(3) Tanggal dokumen pendukung telah sesuai dengan tanggal jurnal dalam sistem.
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
3. Retur Penjualan
Pengujian terakhir adalah untuk sub-akun retur penjualan. Pengujian ini
menggunakan metode targeted testing untuk nominal invoice di atas
threshold dan metode non-statistical testing untuk sisa populasi yang tidak
termasuk sampel targeted. Terdapat 3 transaksi retur bernilai di atas
US$43.500 yang akan dijadikan sampel targeted. Untuk sampel non-
statistical, berdasarkan macro KAP RIO, jumlah sampel yang harus
diambil adalah 5 credit note.
Dokumen yang dibutuhkan sama seperti diskon penjualan, yakni
credit note. Pengujian dilakukan dengan mencocokkan nominal, jumlah
barang, dan tanggal transaksi di credit note dengan daftar rincian.
Misstatement terjadi ketika terdapat selisih pada nominal dan kuantitas
barang tanpa ada penjelasan yang memadai. Auditor juga perlu memeriksa
periode penjualan dari retur penjualan tersebut karena retur penjualan
dimungkinkan akan berasal dari penjualan tahun-tahun sebelumnya.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
72
Universitas Indonesia
Tabel 4.14 Pengujian Retur Penjualan
Legenda
(1) Saldo pada credit note sama dengan saldo daftar rincian.
(2) Jumlah barang credit note sama dengan jumlah barang pada daftar rincian.
(3) Tanggal CN telah sesuai dengan tanggal jurnal.
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
Hasil pengujian terhadap 11 sampel menunjukkan tidak terdapat
selisih pada jumlah barang dan nominal transaksi. Tanggal pencatatan juga
telah sesuai dengan tanggal credit note. Namun ditemukan beberapa retur
penjualan yang berasal dari penjualan tahun 2013. Auditor memutuskan
untuk melakukan investigasi lebih jauh terkait retur penjualan untuk
memastikan tidak terjadi penggelembungan penjualan tahun sebelumnya.
Investigasi ini didukung pula oleh fakta lapangan yang ditemukan pada
pengujian allowance for doubtful account (Sub-bab 4.2.2.7) bahwa banyak
retur yang berasal dari tahun 2012 dan 2013.
Assessment atas retur penjualan diawali dengan mengidentifikasi
periode penjualan dari seluruh retur penjualan. Auditor meminta klien
untuk mengidentifikasi nomor invoice penjualan dari masing-masing
credit note. Pada credit note akan tercantum nomor invoice penjualan dan
penyebab retur terjadi. Namun memeriksa seluruh credit note akan
menghabiskan banyak waktu. Auditor cukup meminta klien untuk menarik
tanggal penjualan masing-masing credit note dari sistem SAP klien. Proses
penarikan data diawasi langsung oleh auditor sehingga kemurnian data
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
73
Universitas Indonesia
klien dapat dipastikan. Dokumentasi atas assessment retur penjualan dapat
dilihat lebih jelas pada Lampiran 3.
Identifikasi ini menunjukkan retur penjualan berasal dari penjualan
periode tahun 2014, 2013, dan sebelum tahun 2013. Retur dari penjualan
2014 sebesar US$650.000, retur dari penjualan 2013 sebesar US$250.000,
dan retur dari penjualan sebelum 2013 sebesar US$70.000. Berdasarkan
wawancara dengan accounting manager PT MAR, selisih waktu lebih dari
1 tahun antara credit note dan invoice penjualan karena PT MAR tidak
memberikan batasan waktu retur untuk pelanggannya selama barang
tersebut belum digunakan dan masih memenuhi kriteria minimal PT MAR
untuk retur. Barang-barang di gudang pelanggan yang tidak terpakai dalam
beberapa tahun juga dapat dilakukan retur jika terdapat warna atau tekstur
yang rusak. Umumnya retur tersebut berupa rework yang akan
dikembalikan ke pelanggan dalam beberapa hari. Hal ini menyebabkan
terdapat beberapa retur yang berasal dari penjualan periode 2013 atau
sebelumnya.
Prosedur assessment berikutnya adalah mengidentifikasi penyebab
dari masing-masing retur penjualan. Penyebab retur dapat diketahui cara
yang sama seperti identifikasi tanggal penjualan, yakni dengan menarik
data dari sistem SAP klien. Hasil pengujian menunjukkan retur penjualan
umumnya diakibatkan oleh ketidaksesuaian warna, ketebalan, dan tekstur
kulit, adanya lipatan dan bekas cat, atau kulit yang terkelupas dan kaku.
Retur penjualan bervariasi jumlahnya tergantung dengan keadaan barang
yang diterima pelanggan.
Selain penyebab yang dijelaskan sebelumnya, terdapat satu
penyebab retur penjualan yang menjadi perhatian khusus auditor, yakni
retur penjualan dari PT JP yang berasal dari penjualan tahun 2013 dan
2012. PT JP mengalami kesulitan keuangan dalam melunasi utang mereka.
PT MAR memutuskan untuk menarik kembali barang mereka di PT JP.
Barang yang dapat ditarik adalah barang yang masih dapat digunakan
kembali sesuai kriteria PT MAR. Kesulitan keuangan PT JP selanjutnya
akan dibahas lebih lanjut pada pengujian atas penyisihan piutang tak
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
74
Universitas Indonesia
tertagih. Dokumentasi assessment retur penjualan dapat dilihat pada
Lampiran 3 yang mencantumkan contoh dokumentasi untuk 18 credit note
yang dipilih penulis secara acak.
Setelah auditor mengidentifikasi periode penjualan dan penyebab
masing-masing retur, auditor akan menganalisa dampak retur penjualan
tahun sebelumnya terhadap pendapatan PT MAR tahun 2014. Perhitungan
dampak retur tersebut dapat dilihat pada perhitungan berikut.
Tabel 4.15 Retur Penjualan Aktual 2014
Nominal ($)
Retur penjualan tahun 2014 dari penjualan sebelum tahun
2014 (US$250.000 + US$70.000) 320.000
Rework tahun 2014 dari penjualan sebelum tahun 2014 (30.000)
Retur penjualan dari PT JP akibat kesulitan keuangan (120.000)
Retur penjualan aktual tahun 2014 yang berasal dari
penjualan sebelum 2014 170.000
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
Perhitungan di atas menunjukkan retur penjualan aktual tahun 2014
yang bukan berasal dari penjualan tahun 2014 sebesar US$170.000. Total
retur di tahun 2013 dan sebelumnya akan dikurangi rework, karena rework
tidak mengurangi pendapatan, dan dikurangi retur PT JP karena retur
tersebut bukan berasal dari barang cacat melainkan karena kesalahan
pelanggan. Karena US$170.000 masih berada di bawah batas performance
materiality (US$330.000), auditor menyimpulkan tidak ada dampak salah
saji yang material terhadap penyajian pendapatan PT MAR di tahun 2013.
Berdasarkan fakta di atas, pada tahun ini ada kemungkinan PT
MAR akan menerima retur dari penjualan tahun sebelumnya sehingga PT
MAR harus menyediakan provisi untuk retur penjualan. Provisi atas retur
dibutuhkan karena kemungkinan besar mengurangi pendapatan PT MAR
di masa depan. Auditor menggunakan data historis aktual dari tahun-tahun
sebelumnya untuk mengestimasi dan menghitung jumlah provisi yang
disediakan.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
75
Universitas Indonesia
Tabel 4.16 Provisi Retur Penjualan
Nominal ($)
Retur penjualan aktual tahun 2014 dari penjualan tahun
2013 170.000
Saldo pendapatan tahun 2013 (audited) 34.350.000
% Provisi 0,5%
Saldo pendapatan tahun 2014 45.000.00
Ekspektasi provisi retur penjualan tahun 2014 225.000
Retur penjualan aktual tahun 2014 (Tidak termasuk
rework) dari penjualan tahun 2014 550.000
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
Tabel 4.16 menunjukkan 0,5% dari total pendapatan tahun 2013
akan diretur pada tahun 2014. Dengan saldo pendapatan selama tahun
2014 sebesar US$45.000.000, auditor memperkirakan provisi retur
penjualan tahun 2015 sebesar 0,5% dari total penjualan 2014 yakni sebesar
US$225.000. Provisi tersebut adalah estimasi retur penjualan tahun 2015
yang berasal dari penjualan 2014. Karena retur penjualan aktual tahun
2014 sebesar US$550.000 telah melebihi ekspektasi provisinya, maka
auditor menyimpulkan PT MAR tidak perlu memiliki provisi untuk retur
penjualan di tahun 2014. Auditor menyimpulkan retur penjualan tahun
2014 telah disajikan secara wajar tanpa pengecualian.
Pada assessment retur penjualan ini, auditor juga menyimpulkan
tidak ada masalah pada net realizable value karena barang yang diretur
dapat dijual kepada pelanggan lain atau digunakan sendiri untuk produksi.
Auditor telah melakukan pengujian net realizable value untuk semua
finished goods, dan tidak ditemukan adanya pengecualian. Pengujian net
realizable value berada di luar cakupan penulis sehingga tidak akan
dibahas lebih jauh.
4.2.2.4 Pengujian cut-off Penjualan dan Piutang Usaha
Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa penjualan dan piutang usaha
dicatat pada periode yang tepat dan konsisten dengan kebijakan pengakuan
pendapatan perusahaan. Prosedur audit dilakukan untuk memenuhi asersi cut-off.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
76
Universitas Indonesia
Berdasarkan pemahaman sebelumnya mengenai penjualan lokal, terdapat
risiko pengakuan lebih cepat (early recognition) karena pendapatan diakui saat
invoice dibuat sehingga tidak sesuai dengan pengakuan pendapatan PSAK 23.
Setelah invoice dibuat, terdapat jeda waktu 2-3 hari untuk administrasi PPN
sebelum barang benar-benar dikirim. Sebelumnya, tim audit juga telah melakukan
uji pengendalian pada pada pengujian penjualan barang. Berdasarkan alasan
tersebut, tim audit memutuskan populasi untuk penjualan lokal adalah 1 minggu
hari kerja sebelum dan setelah 31 Desember 2014 (cut-off date). Populasi tersebut
adalah penjualan yang dilakukan tanggal 22-31 Desember 2014 dan 1-12 Januari
2015.
Demikian pula dengan penjualan ekspor yang juga memiliki risiko early
recognition. Dengan incoterm CIF dan CFR, transfer risk diakui sesuai tanggal
bill of lading di pelabuhan. Namun PT MAR mengakui pendapatan saat invoice
dibuat atau barang keluar dari gudang. Berdasarkan pengujian pengendalian dan
pengujian penjualan barang, tim audit menemukan terdapat lead time sekitar 1-14
hari atas selisih waktu pengakuan tersebut. Oleh karena itu, tim audit memutuskan
populasi untuk penjualan ekspor adalah 14 hari kerja sebelum dan setelah cut off
date. Populasi tersebut adalah penjualan tanggal 11-31 Desember 2014 dan 1-21
Januari 2015.
Setelah menentukan populasi, tim audit segera meminta daftar rincian
penjualan sesuai tanggal populasi yang ditentukan. Pengujian ini membagi area
penjualan menjadi penjualan lokal sebelum cut-off, penjualan lokal setelah cut-off,
penjualan ekspor sebelum cut-off, dan penjualan ekspor setelah cut-off.
Tingkat materialitas diukur menggunakan disaggregate PM untuk
penjualan lokal dan ekspor, masing-masing untuk sebelum dan setelah cut-off.
Metode pengujian yang digunakan adalah targeted testing dan non-statistical
testing. Karena tidak terdapat penjualan lokal pada tanggal yang ditentukan, maka
auditor tidak melakukan pengujian sampel. Perhitungan disaggregate PM dan
jumlah sampel yang diperlukan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
77
Universitas Indonesia
Tabel 4.17 Disaggregate PM Pengujian Cut-off Penjualan
Populasi
($)
Disaggregate
PM ($)
Sampel
Targeted
Sampel
Non-statistical
Sebelum Cut-off
Lokal 0 0 0 0
Ekspor 1.800.000 330.000 1 6
1.800.000 330.000
Setelah Cut-off
Lokal 400.000 65.000 0 7
Ekspor 1.600.000 265.000 0 8
2.000.000 330.000
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
Dokumen pendukung pada pengujian ini adalah surat jalan untuk
penjualan lokal dan bill of lading untuk penjualan ekspor. Kriteria yang harus
dipenuhi pada pengujian ini adalah:
Jumlah barang dan nominal transaksi pada daftar rincian telah sesuai
dengan invoice.
Jenis dan jumlah barang pada invoice telah sesuai dengan delivery notes
(lokal) atau bill of lading (ekspor).
Periode pencatatan penjualan telah sesuai dengan tanggal delivery notes
(lokal) atau bill of lading (ekspor). Pencatatan penjualan harus memiliki
dokumen pendukung yang tertanggal di tahun yang sama.
Dokumentasi atas seluruh pengujian cut-off terlampir pada Lampiran 4,
Lampiran 5, dan Lampiran 6. Hasil pengujian terhadap seluruh sampel
menunjukkan transaksi penjualan telah memenuhi kriteria yang ditentukan. Risiko
early recognition dapat diminimalkan karena PT MAR tidak memiliki aktivitas
bisnis sejak 22 Desember 2014 hingga akhir tahun. Hal ini didukung dengan tidak
adanya penjualan lokal PT MAR dari tanggal 21 Desember 2014 hingga akhir
tahun, serta invoice terakhir penjualan ekspor tercatat pada tanggal 22 Desember
2014. Auditor juga menambahkan 1 sampel penjualan lokal terakhir, yakni
tanggal 19 Desember 2014, untuk menambahkan tingkat keyakinan bahwa tidak
ada penjualan semenjak 22 Desember 2014.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
78
Universitas Indonesia
Risiko early recognition tidak mempengaruhi laporan keuangan tahunan
PT MAR, melainkan mempengaruhi laporan keuangan bulanan PT MAR. Tim
audit dapat memberikan keyakinan jika penjualan tahun 2014 telah disajikan
dengan tepat dan dicatat pada periode yang sesuai.
4.2.2.5 Konfirmasi Piutang Usaha
Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan konfirmasi dari pihak ketiga atas
saldo akun piutang usaha PT MAR. Pengujian ini untuk memenuhi asersi
completeness, accuracy, existence/occurence, serta rights and obligation.
Konfirmasi yang tim audit kirimkan berupa konfirmasi atas invoice yang
belum dilunasi pihak ketiga. Tim audit melakukan kontrol terhadap proses konfirmasi
dengan menentukan informasi yang diperlukan, menentukan pihak yang perlu
dikonfirmasi, merancang format konfirmasi piutang usaha, dan mengirimkan
konfirmasi langsung ke pihak ketiga. Konfirmasi dilakukan atas saldo piutang usaha
per tanggal 31 Desember 2014.
Tim audit melakukan pengujian ini dengan menggunakan metode targeted
testing. Terdapat 2 invoice pada daftar rincian yang bernilai di atas performance
materiality. Untuk menambah keyakinan, tim audit juga melakukan pengujian
non-statistical testing terhadap saldo piutang yang tidak termasuk targeted.
Berdasarkan macro template KAP RIO, jumlah sampel non-statistical yang
diperlukan adalah 13 invoice piutang usaha. Tim audit tidak memisahkan sub-
akun piutang ekspor dan piutang lokal pada pengujian ini.
Tabel 4.18 merupakan dokumentasi atas balasan konfirmasi dari pihak
ketiga yang diterima tim audit. Hanya 3 pelanggan yang membalas konfirmasi
tersebut, yakni PT SL, PT KBB, dan PT DGLC. Konfirmasi yang diterima tim
audit tidak memiliki selisih dengan pencatatan pada sistem PT MAR.
Sementara itu, terdapat 3 pelanggan, yakni PT JKK, PT US, dan PT TBI,
yang tidak membalas konfirmasi. Atas 6 invoice dari 3 pelanggan tersebut, tim
audit melakukan prosedur tambahan alternatif berupa penelusuran subsequent
cash receipt. Penelusuran ini disertai dengan inspeksi pada invoice, bill of lading,
dan rekening koran yang merupakan bukti pelunasan. Dokumentasi untuk
alternatif prosedur ini Penulis sajikan pada Lampiran 7.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
79
Universitas Indonesia
Tabel 4.18 Konfirmasi Piutang Usaha
No. Lokal/ Ekspor
Nama Pelanggan
Nomor Invoice
Saldo ($)
Balasan Konfirmasi
Saldo ($)
Selisih ($)
Bentuk Konfirmasi
Targeted
1 Ekspor SL 3308400401 345.000 345.000 0 Asli
2 Ekspor JKK 3308400534 380.000 - - Tidak diterima
Non-statistical
1 Ekspor US 3308400510 180.000 - - Tidak diterima
2 Ekspor US 3308400445 130.000 - - Tidak diterima
3 Ekspor SL 3308400449 310.000 310.000 0 Asli
4 Ekspor SL 3308400511 270.000 270.000 0 Asli
5 Ekspor SL 3308400530 205.000 205.000 0 Asli
6 Ekspor JKK 3308400479 220.000 - - Tidak diterima
7 Ekspor JKK 3308400550 20.000 - - Tidak diterima
8 Ekspor DGLC 3308400516 165.000 165.000 0 Asli
9 Ekspor DGLC 3308400544 180.000 180.000 0 Asli
10 Lokal KBB 3307400835 145.000 145.000 0 Asli
11 Lokal KBB 3307400780 80.000 80.000 0 Asli
12 Lokal TBI 3307400785 20.000 - - Tidak diterima
13 Lokal TBI 3307400843 15.000 - - Tidak diterima
2.665.000 1.700.000 -
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
Hasil prosedur alternatif menunjukkan seluruh sampel invoice telah
dilunasi pada bulan Januari dan Februari 2015. Pencocokan data pada daftar
rincian dengan invoice dan bill of lading bertujuan untuk memastikan bahwa
transaksi benar terjadi. Rekening koran menunjukkan pelanggan telah melunasi
hutangnya. Terdapat selisih antara nominal invoice dengan nominal rekening
koran pada penjualan ekspor akibat biaya bank dari letter of credit. Selisih pada
penjualan lokal karena PT TBI melakukan pelunasan sekaligus untuk beberapa
invoice. Tim audit telah melakukan inquiry atas selisih tersebut dan memastikan
bahwa selisih yang ada benar adanya.
4.2.2.6 Pengujian Rekonsiliasi Akun Piutang Usaha
Setelah auditor melakukan pengujian atas transaksi penjualan PT MAR, auditor
akan menguji piutang atas penjualan yang belum lunas tersebut per 31 Desember
2014. Pengujian ini membutuhkan dokumen pendukung berupa daftar rincian
terkait saldo piutang usaha PT MAR per 31 Desember.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
80
Universitas Indonesia
Langkah pertama diawali dengan mencocokkan saldo pada lead schedule
dengan daftar rincian akun piutang usaha. Pada proses ini auditor tidak
menemukan adanya selisih pada penyajian akun piutang PT MAR.
Setelah langkah tersebut, auditor melakukan analisa terkait daftar rincian
untuk mencari transaksi-transaksi atau saldo tidak wajar. Auditor perlu membuat
summary jumlah piutang untuk masing-masing pelanggan. PT MAR. Saldo tidak
wajar yang ditemukan pada daftar rincian PT MAR adalah adanya saldo negatif
pada beberapa pelanggan PT MAR. Terdapat 7 pelanggan bersaldo negatif yakni
dengan total nilai sebesar US$52.470.
Auditor perlu menelusuri lebih dalam saldo negatif tersebut dengan
memisahkan transaksi bernilai negatif dari daftar rincian. Total transaksi negatif
adalah US$618.676. Saldo ini bukan berasal dari nilai net off atau summary saldo
per perusahaan, melainkan jumlah untuk setiap satu transaksi yang bersifat
negatif. Jumlah ini sangat signifikan karena di atas overall materiality untuk PT
MAR, sehingga auditor harus melakukan inquiry terhadap manajemen mengenai
penyebab saldo negatif tersebut untuk mengambil keputusan apakah perlu
dilakukan penyesuaian atau tidak.
Hasil inqury kepada klien menunjukkan saldo negatif disebabkan oleh
beberapa hal, yakni:
Retur atau diskon yang diberikan kepada pelanggan. Retur atau diskon
pada kenyataannya tidak akan langsung mengurangi nilai transaksi invoice
tersebut, melainkan akan dibebankan pada penjualan berikutnya. Saldo
negatif muncul karena belum ada penjualan kembali pada pelanggan
tersebut dari tanggal retur atau diskon sampai 31 Desember 2014. Jika
saldo bersih piutang akhir tahun pelanggan tersebut negatif, maka auditor
perlu melakukan penyesuaian karena saldo negatif tersebut
merepresentasikan kewajiban pada laporan keuangan. Saldo negatif akan
disesuaikan menjadi down payment dari Pelanggan. Namun selama saldo
bersih dari pelanggan tersebut bernilai positif, auditor memutuskan untuk
tidak melakukan penyesuaian. Saldo bersih adalah jumlah piutang masing-
masing pelanggan per 31 Desember 2014.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
81
Universitas Indonesia
Retur akibat PT JP mengalami kesulitan keuangan dalam melunasi hutang
mereka dari penjualan tahun 2013. PT MAR memutuskan untuk menarik
barang mereka di gudang PT JP. Auditor tidak melakukan penyesuaian
untuk retur seperti ini.
Pembayaran cicilan oleh pelanggan yang mengalami kesulitan keuangan.
Terdapat 6 pelanggan, termasuk PT JP, yang diberikan kelonggaran untuk
melakukan cicilan pelunasan dalam jangka waktu yang ditentukan.
Auditor menemukan 1 pelanggan, yakni PT UTI, yang memiliki saldo
bersih piutang negatif. PT UTI melakukan pembelian di tahun 2012
sebesar US$24.000. Karena kesulitan keuangan, PT UTI melunasi
hutangnya dengan cicilan. Namun mereka melakukan retur barang setelah
membayar cicilan, sehingga saldo bersih piutang mereka justru menjadi
negatif. Baik pembayaran cicilan dan retur penjualan PT UTI harus
dilakukan penyesuaian. Auditor perlu melakukan penyesuaian atas saldo
negatif ini karena merepresentasikan kewajiban pada laporan keuangan. 5
pelanggan PT MAR lainnya memiliki saldo bersih positif yang
menandakan pembayaran cicilan mereka belum lunas hingga 31 Desember
2014, sehingga auditor tidak perlu melakukan penyesuaian.
Alasan-alasan lain seperti pengembalian PPN saat terjadi retur dan uang
transportasi atau pengiriman barang yang masih harus dibayarkan PT
MAR kepada pelanggannya. Penyesuaian akan dilakukan ketika saldo
bersih pelanggan pada akhir tahun berjumlah negatif.
Tabel 4.19 pada halaman berikut menampilkan pelanggan PT MAR yang
memiliki saldo bersih piutang negatif. Beberapa perusahaan yang memiliki nilai
transaksi negatif seperti PT JP tidak dicantumkan karena memiliki saldo bersih
positif per 31 Desember 2014. Setelah melakukan analisa terhadap masing-masing
transaksi piutang bersaldo negatif, auditor harus melakukan penyesuaian terhadap
temuan mereka.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
82
Universitas Indonesia
Tabel 4.19 Saldo Negatif Piutang Usaha
Pelanggan
Saldo
Rincian
Saldo
Bersih
Saldo Negatif
Harus
Disesuaikan
PT HUI (Ekspor)
- Freight cost ditanggung PT MAR (20) (20) (20)
PT SLF (Ekspor)
- Diskon penjualan (1.000) (1.000) (1.000)
PT CPF (Ekspor)
- Biaya transportasi ditanggung PT MAR (2.500) (2.500) (2.500)
PT OTC (Lokal)
- Freight cost ditanggung pelanggan 50
- Freight cost ditanggung PT MAR (3.050) (3.000) (3.050)
PT UTI (Ekspor)
- Penjualan tahun 2012 24.000
- Biaya bank 50
- Pembayaran cicilan (11.000) (11.000)
- Retur penjualan (16.000) (2.950) (16.000)
PT SAM (Ekspor)
- Diskon penjualan (5.000) (5.000) (5.000)
PT WPC (Ekspor)
- Retur penjualan (38.000) (38.000) (38.000)
Total (52.470) (76.570)
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
Tabel 4.20 Perhitungan Penyesuaian Retur Penjualan
Saldo negatif harus disesuaikan - 76.570
Saldo bersih negatif - 52.470
Selisih
- 24.100
Rekonsiliasi
- Offset PT OTC 50
- Offset PT UTI 24.050
Selisih setelah rekonsiliasi -
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
Tabel 4.20 menjelaskan mengenai pencocokan saldo yang akan
disesuaikan agar menciptakan rekonsiliasi dengan perhitungan sebenarnya. Saldo
negatif piutang yang harus disesuaikan menjadi akun uang muka dari pelanggan
adalah sebesar US52.470. Auditor dan PT MAR sepakat untuk memasukkan
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
83
Universitas Indonesia
penyesuaian dalam bentuk reklasifikasi akun tersebut ke dalam Client Late
Adjustment (CLA). Jumlah saldo negatif tersebut direklasifikasi sebagai uang
muka dari pelanggan karena memiliki sifat akun kewajiban. Selain itu, sifat akun
piutang usaha seharusnya bersaldo positif, sehingga auditor harus melakukan
penyesuaian terhadap saldo pelanggan dengan nominal akhir negatif. Jurnal
penyesuaian yang harus dibuat auditor adalah sebagai berikut:
Dr. Piutang Lokal US$49.420
Dr. Piutang Ekspor US$3.050
Cr. Uang Muka dari Pelanggan US$52.470
4.2.2.7 Pengujian atas Allowance for Doubtful Account
Pengujian ini berhubungan dengan kapabilitas perusahaan terkait kolektabilitas
piutang usahanya. Semakin lama konsumen dalam melunasi piutang usaha, maka
semakin tinggi risiko kredit yang dihadapi karena konsumen yang bersangkutan
tidak menaati payment term yang telah disepakati sebelumnya.
Langkah awal yang dilakukan auditor adalah memahami kebijakan dan
proses bisnis perusahaan dalam mengestimasi piutang tak tertagih dan
penghapusan piutang. Namun hal ini tidak berlaku bagi PT MAR karena PT MAR
tidak mempunyai penyisihan piutang tak tertagih. Berdasarkan inquiry, PT MAR
beralasan jika seluruh piutang masih dapat tertagih, salah satunya dengan
menggunakan pelunasan secara cicilan. Tim audit telah menganalisa kembali
daftar rincian piutang untuk memastikan tidak ada write-off pada piutang usaha.
Hanya terdapat saldo negatif yang menunjukkan pelunasan cicilan sedang
berlangsung.
Pengujian selanjutnya, auditor akan membuat perhitungan kembali umur
piutang. Tujuan pengujian ini adalah melakukan konfirmasi bahwa saldo piutang
usaha sudah dikategorikan dalam aging category yang benar oleh sistem
pencatatan PT MAR. Jumlah sampel diambil dengan menggunakan metode accept
reject KAP RIO. Dengan memasukkan jumlah populasi lebih dari 200 transaksi
pada macro template KAP RIO, didapatkan jika tim audit harus mengambil 16
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
84
Universitas Indonesia
sampel transaksi. 16 sampel dipilih harus mewakili masing-masing
pengelompokan umur piutang. Metode accept reject mengharuskan seluruh
kriteria yang dipakai telah dipenuhi. Kriteria pencocokan untuk pengujian ini
adalah tanggal transaksi, tanggal jatuh tempo, dan nominal transaksi dalam
invoice telah sama dengan sistem SAP PT MAR. 16 sampel yang diujikan
menyatakan sampel telah memenuhi semua kriteria yang ditentukan. Auditor
menyimpulkan manajemen telah mengklasifikasikan umur piutang usaha dengan
benar.
Berdasarkan perhitungan umur piutang, tim audit dapat menentukan
piutang usaha yang telah lama tak tertagih (long outstanding). Piutang yang tidak
tertagih melebihi 90 hari dari jatuh tempo akan dianggap sebagai piutang long
outstanding. Hasil penelusuran tim audit dapat dirangkum pada tabel 4.21 di
halaman berikut.
Tabel 4.21 Pengujian Piutang Long Outstanding
Pelanggan 90-180 180-360 >360 Total Keterangan
PT GLI
(50) 250
- 200
Pembayaran cicilan yang belum
lunas.
PT UTI -
(28.000)
24.000
(4.000)
Pembayaran cicilan disertai retur
penjualan. Telah dijelaskan pada
pengujian rekonsiliasi piutang
usaha.
PT SAM - -
(5.000)
(5.000)
Diskon penjualan yang telah
dibuat CLA pada pengujian
rekonsiliasi piutang usaha.
PT JP -
(120.000)
210.000
90.000
Pembayaran cicilan yang belum
lunas.
PT NFL - 200.000
-
200.000
Jumlah ini akan net-off dengan
retur penjualan tertanggal 15
Desember 2014. Sisa saldo long
outstanding hanya US$25.601
yang akan dilunasi dalam bentuk
cicilan.
PT SLF
(1.000) -
-
(1.000)
Diskon penjualan yang telah
dibuat CLA pada pengujian
rekonsiliasi piutang usaha.
PT BU 7.000 -
-
7.000
Tim audit telah menelusuri
subsequent receipt di tahun
2015. PT BU telah melunasi
pada Februari 2015
TOTAL 6.050 52.250
229.000
287.200
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
85
Universitas Indonesia
PT MAR tidak langsung melakukan net-off saat terjadi cicilan pelunasan
piutang atau retur penjualan akibat kesulitan pembayaran, sehingga piutang tak
tertagih akan terus muncul pada daftar rincian hingga pembayaran cicilan tersebut
selesai atau telah dilunasi. Hal ini dapat kita lihat pada kasus PT GLI, PT UTI, PT
JP, dan PT NFL. Sementara piutang PT SLF dan PT SAM telah direklasifikasi ke
dalam akun uang muka dari pelanggan.
Untuk menambah tingkat keyakinan, tim audit telah menelusuri
subsequent receipt dari pelanggan hingga bulan Februari 2015. Tim audit
menemukan adanya pembayaran cicilan dari PT JP dan pelunasan piutang PT BU
pada bulan Februari sehingga tidak diperlukan penyisihan piutang. Tim audit
telah memeriksa bukti kas masuk pada rekening koran bank sebagai dokumen
pendukung.
Auditor juga melakukan penelusuran terhadap saldo piutang 31 Desember
2014 yang telah dilunasi per tanggal 28 Februari 2015. Penelusuran ini telah
diatur dalam ISA 560 mengenai peristiwa kemudian setelah tanggal laporan
keuangan agar auditor dapat memperoleh bukti dan memberi keyakinan atas
penyesuaian dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Tim audit memerlukan daftar rincian piutang per 28 Februari 2015 untuk
mengetahui piutang yang telah dilunasi. Sales invoice akan dicocokkan dengan
dokumen pendukung berupa rekening koran bank sebagai tanda telah lunas.
Metode pengujian menggunakan targeted testing untuk invoice di atas
performance materiality (PM) dan non-statistic untuk sisa invoice lainnya.
Terdapat 2 invoice bernilai di atas PM. Dengan menggunakan macro non-statistic,
tim audit memerlukan 9 sampel secara acak.
Dokumentasi audit atas pengujian pelunasan piutang dapat dilihat pada
Tabel 4.22. Berdasarkan pengujian tersebut, auditor menyimpulkan seluruh
invoice piutang 31 Desember 2014 yang sudah tidak ada pada daftar rincian 28
Februari 2015 telah merepresentasikan pelunasan dari pelanggan.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
86
Universitas Indonesia
Tabel 4.22 Pengujian Pembayaran Piutang
Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)
PSAK 55 mengatur mengenai persyaratan nilai piutang dapat diturunkan,
salah satunya adalah kesulitan keuangan signifikan yang dialami konsumen.
Namun dalam kasus ini, PT MAR tidak melakukan write off atas piutang tak
tertagih karena mereka beranggapan semua piutang masih dapat ditagih. Cara
yang ditempuh mereka dalam menagih adalah dengan proses cicilan piutang
tersebut sesuai jangka waktu yang ditentukan. Tim audit telah menemukan bukti
objektif mengenai cicilan pelunasan piutang berupa arus kas masuk dan adanya
saldo negatif pada piutang usaha yang merepresentasikan pembayaran cicilan.
Tim audit menyimpulkan ketiadaan penyisihan piutang tak tertagih PT MAR
cukup beralasan.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
87
Universitas Indonesia
4.2.2.8 Pengujian Translasi Mata Uang Asing
Pengujian translasi mata uang asing bertujuan untuk mengidentifikasi saldo yang
disajikan dalam mata uang asing dan menghitung ulang translasi saldo tersebut
menggunakan closing rates dari pihak eksternal. Tim audit melakukan pengujian
untuk memenuhi tujuan asersi valuation.
Penyajian laporan keuangan PT MAR menggunakan mata uang US$
selaku mata uang fungsional mereka. Seluruh penjualan juga dilakukan dalam
mata uang US$. Namun dalam penjualan lokal, mereka dikenakan pajak keluaran
yang dalam pencatatan disajikan dalam US$, namun dilakukan translasi ke dalam
Rupiah pada fakturnya. Translasi tersebut menggunakan kurs pajak (Indonesian
Tax and Exchange Rates) pada tanggal transaksi sehingga auditor harus
melakukan pengujian translasi ulang pada masing-masing transaksi dalam daftar
rincian dengan menggunakan kurs pajak per 31 Desember 2014.
Setelah dilakukan translasi ulang, auditor menemukan saldo akun piutang
usaha PT MAR seharusnya adalah US$5.999.000 dari yang sebelumnya sebesar
US$6.000.000. Terdapat selisih US$1.000 yang mengurangi akun piutang usaha
PT MAR.
Auditor memutuskan untuk berkomunikasi dengan tim manajemen PT
MAR terkait adanya selisih tersebut. Akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk
memasukkan selisih tersebut ke dalam penyesuaian yang diajukan klien (Client
Late Adjustment). Klien berhak mengajukan penyesuaian terhadap penyajian
laporan keuangan mereka selama jumlahnya di bawah SUM. Adjustment tersebut
menghasilkan jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Dr. Unrealized Loss – Forex US$1.000
Cr. Piutang Lokal US$1.000
4.2.2.9 Pengujian Penerbitan Credit note setelah Akhir Periode
Pengujian peristiwa kemudian (subsequent events) ini bertujuan untuk mengetahui
frekuensi retur atau keluhan pelanggan dari penjualan periode 2014 pada tahun
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
88
Universitas Indonesia
2015. Populasi yang digunakan auditor adalah daftar retur atau diskon penjualan
selama bulan Januari dan Februari 2015. Daftar rincian retur tersebut sebelumnya
harus dicocokkan dengan neraca saldo per 28 Februari 2015. Jumlah populasi
credit note adalah US$63.018.
Terdapat 1 credit note pada pencatatan sistem SAP PT MAR dengan
nominal US$45.500 sehingga tim audit memutuskan untuk melakukan
penelusuran atas credit note tersebut. Tidak ada pengujian untuk selain sampel di
atas karena sisa populasi lebih kecil dari threshold retur dan diskon penjualan,
yakni di bawah US$43.500.
Inspeksi dokumen dilakukan dengan mencocokkan informasi pada
pencatatan sistem SAP dengan credit note tersebut, seperti tanggal, nominal
invoice, dan jumlah barang. Tim audit juga menelusuri penjualan awal atas credit
note tersebut sebelum dilakukan retur. Credit note tersebut disebabkan oleh
adanya perbedaan warna sehingga pelanggan meminta untuk dilakukan perbaikan
atau rework.
Berdasarkan inquiry dengan manajemen, rework tersebut telah selesai dan
barang telah dikirim kembali kepada pelanggan. Tim audit melakukan inspeksi
atas dokumen pendukung pengiriman kembali barang tersebut dan tidak ada
pengecualian ditemukan.
Auditor menyimpulkan jika transaksi retur penjualan selama 2015 dapat
dipertanggung jawabkan. Volume retur telah sesuai dengan data historis atas retur
di tahun-tahun sebelumnya.
4.2.3 Penyelesaian Kegiatan Audit
Tahap akhir atas pelaksanaan audit adalah penyelesaian dan pelaporan audit. Tim
audit akan memberikan opini audit terkait audit fieldwork yang telah dilaksanakan
dalam engagement PT MAR 2014.
Auditor memeriksa kembali draft laporan keuangan klien, beserta
representation letter dari manajemen yang menyatakan bahwa manajemen
mengakui apa yang menjadi tanggung jawabnya atas laporan keuangan yang
disusun. Draft tersebut diperiksa untuk memenuhi compliance terhadap PSAK.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
89
Universitas Indonesia
Kemudian auditor memasukkan angka-angka hasil audit ke dalam draft. Angka-
angka beserta pengungkapannya dicocokkan dan diperiksa kembali. Terakhir,
auditor menambahkan pernyataan opini atas laporan keuangan klien ke dalam
draft. Opini audit yang diberikan KAP RIO kepada PT MAR adalah wajar tanpa
pengecualian (unqualified opinion). Setelah pengecekan terakhir oleh tim audit,
draft laporan keuangan diberikan kepada signing partner untuk final review dan
penandatanganan laporan keuangan yang telah diaudit.
4.3 Ringkasan Analisis Audit
Pada bagian ini penulis akan mencoba melakukan analisa terkait kesesuaian
pelaksanaan audit KAP RIO terhadap International Standard Auditing (ISA).
Tabel 4.23 Analisis atas Prosedur Audit KAP RIO
Teori/Standar Praktik Analisis
Proses audit (Tuanakotta,
2013)
1. Risk assessment
2. Risk response
Uji pengendalian
Prosedur analitikal
subtantif
Uji rincian
3. Reporting
Proses audit KAP RIO terdiri dari:
1. Perencanaan audit
Identifikasi risiko dan
pengendalian internal
2. Audit lapangan
Pengujian pengendalian
Pengujian rincian
3. Penyelesaian dan pelaporan audit
KAP RIO telah
menerapkan proses
audit berbasis ISA,
sehingga seluruh
rangkaian
pengerjaan audit
telah sesuai dengan
ISA.
Asersi berdasarkan ISA 315 Tujuan audit berdasarkan Pedoman
Audit KAP RIO
Secara substansi
telah sesuai dengan
teori dan standar ISA
315 yang berlaku
Penilaian dan Pengendalian
Internal (ISA 315)
Pengujian pengendalian internal klien
pada tahap perencanaan audit
Telah sesuai dengan
standar ISA 315
Penggunaan materialitas (ISA
320)
Penerapan materialitas berdasarkan
Pedoman Audit KAP RIO meliputi:
1. Overall materiality (OM)
2. Performance materiality (PM)
3. Summary of Uncorrected
Misstatements (SUM)
Secara substansi
telah sesuai dengan
teori dan standar
ISA 320.
Sumber: Data olahan
Proses audit yang dilakukan oleh KAP RIO secara substansial telah sesuai
dengan teori yang berikan. Proses pelaksanaan audit menurut Tuanakotta (2013)
adalah menilai risiko, menanggapi risiko, dalam membuat pelaporan. Proses
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
90
Universitas Indonesia
penilaian risiko secara garis besar yaitu melakukan engagement, menilai risiko
dan pengendalian internal, menilai materialitas, hingga dokumentasi pelaporan.
Semua hal ini telah dilakukan oleh KAP RIO dalam tahap perencanaan audit.
Proses audit kedua adalah menanggapi risiko yang terdiri dari pengujian
pengendalian, pengujian detail, dan prosedur analitis. Secara substansi, audit
lapangan yang dilakukan KAP RIO telah sesuai dengan proses menanggapi risiko
tersebut. Audit lapangan terdiri dari pengujian pengendalian serta pengujian
rincian secara substantif. Proses audit terakhir adalah pelaporan yang
menghasilkan opini audit dengan melihat kembali secara keseluruhan proses
audit. KAP RIO telah melakukan ketentuan dan prosedur sesuai dengan teori yang
ada.
Pedoman Audit KAP RIO telah memenuhi standar berlaku terkait asersi
audit serta penentuan materialitas. Tim audit PT MAR telah menjalan pedoman
dengan baik. Namun saat dilakukan proses penyesuaian terkait client late
adjustment (CLA), terdapat fungsi audit yang berjalan tidak sebagaimana
mestinya. CLA seharusnya berasal dari manajemen yang diberikan kepada
auditor. Namun pada kenyataannya, CLA ini berasal dari temuan auditor yang
diajukan kepada klien untuk dijadikan CLA.
Dalam segi pengendalian internal, meskipun PT MAR tidak memiliki
manajemen khusus, tetapi dapat berjalan baik karena struktur perusahaan yang
sederhana dan tidak kompleks. Proses uji pengendalian yang dilakukan oleh KAP
RIO telah sesuai dengan lima komponen pengendalian internal ISA 315, yang
terdiri dari identifikasi atas lingkungan pengendalian, penilaian risiko informasi dan
komunikasi, pengawasan pengendalian, dan aktivitas pengendalian.
Opini audit atas engagement PT MAR 2014 adalah wajar tanpa
pengecualian. Ini berarti bahwa laporan keuangan yang disusun oleh manajemen
PT MAR secara reasonable bebas salah saji material. Penyesuaian yang ada pada
siklus pendapatan dan piutang juga bersifat tidak material. Hal ini dikarenakan tim
audit melaksanakan audit berdasarkan asersi manajemen, penggunaan metode
sampling dan penerapan materialitas. Keseluruhan proses audit dilaksanakan
mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia (ISA) dan mengacu pada pedoman
KAP RIO Global. Pelaksanaan audit ditutup dengan pelaporan yang tepat waktu
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
91
Universitas Indonesia
karena koordinasi yang baik antara auditor dan manajemen dalam hal
pengumpulan data sampai dengan proses diskusi.
4.4 Analisa Kebijakan Akuntansi PT MAR
Kebijakan akuntansi PT MAR terkait pendapatan ternyata menimbulkan
banyak celah untuk terjadinya income smoothing oleh manajemen. Saldo negatif
piutang, retur serta cicilan akibat pelunasan piutang pelanggan yang mengalami
kesulitan keuangan merupakan hal-hal yang berisiko terjadinya kecurangan.
Potensi kecurangan yang dapat dilakukan manajemen tersebut akan dijelaskan
pada penjelasan berikut ini.
1. Retur Penjualan
PT MAR memiliki kriteria khusus terkait barang yang dapat diretur dari
pelanggan yang mengalami kesulitan keuangan. Barang yang diretur harus
berkualitas masih baik sehingga dapat dijual kembali. Namun kebijakan
retur penjualan semacam ini menimbulkan potensi kecurangan yang dapat
dilakukan oleh manajemen.
Terdapat kemungkinan jika pelanggan tersebut adalah pihak yang
memiliki hubungan istimewa dengan PT MAR. Pelanggan ini diberikan
fasilitas untuk meretur barang sisa tidak terpakai yang tidak digunakan
untuk produksi. Kemungkinan lainnya adalah PT MAR menitipkan barang
mereka kepada pelanggan untuk dijual, ketika barang tersebut tidak laku
terjual, maka pelanggan dapat mereturnya kepada PT MAR. Hal ini
terlihat dari besarnya retur penjualan akibat konsumen tidak mampu
melunasi piutangnya.
Risiko atas retur penjualan PT MAR ini diperbesar dengan tidak
adanya batasan waktu bagi pelanggan untuk melakukan retur. Pada proses
audit, ditemukan adanya retur yang berasal dari penjualan 1-2 tahun
sebelumnya dari beberapa pelanggan. Ini semakin menguatkan adanya
dugaan hubungan istimewa antara PT MAR dengan pelanggan tersebut.
Meskipun, PT MAR beranggapan kebijakan semacam ini untuk menjaga
hubungan baik dengan konsumen.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
92
Universitas Indonesia
Kebijakan semacam ini menguntungkan bagi kedua belah pihak,
karena akan memperbesar penjualan PT MAR dan memperkecil risiko
kerugian pelanggan. Padahal, kebijakan seperti ini mirip perlakuan
akuntansi untuk barang konsinyasi, meskipun barang tersebut adalah
bahan baku produksi.
Retur semacam ini menimbulkan potensi terjadinya income
smoothing, yakni dengan menggelembungkan penjualan tahun ini dan
melakukan retur di periode akan datang, agar manajemen dapat memenuhi
target penjualan periode saat ini dengan mudah. Auditor hanya mampu
menguji penjualan tersebut sebatas bukti transaksi, namun tidak dapat
melihat fisik barang keluar sebenarnya. sehingga ada kemungkinan
penjualan tersebut adalah fiktif. Ini dapat dilakukan ketika terjadi
kerjasama antara PT MAR dan pelanggannya untuk membuat dokumen
pendukung penjualan. Penjualan fiktif ini lebih menguntungkan karena
tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk retur
2. Retur Penjualan akibat Rework
PT MAR menyediakan fasilitas rework bagi pelanggan yang tidak puas
dengan kualitas produk PT MAR. Mereka akan mencatat rework sebagai
retur penjualan. Pengembalian barang rework tersebut kepada pelanggan
akan diakui PT MAR sebagai suatu penjualan baru.
Rework mampu menimbulkan fraud ketika terdapat kerja sama
antara beberapa pihak dalam proses ini. Pelanggan PT MAR membeli
barang dari pihak ketiga. Barang tersebut nantinya justru akan diretur
kepada PT MAR untuk dilakukan rework karena kualitas pengerjaan PT
MAR yang lebih baik. Biaya untuk rework ini akan dibebankan kepada PT
MAR, namun manajemen PT MAR akan menagih biaya tersebut kepada
pelanggan mereka tanpa pencatatan akuntansi. Ini merupakan bentuk
penyalahgunaan sumber daya perusahaan untuk kepentingan tertentu.
Bentuk kecurangan ini merupakan kecurangan internal yang dilakukan
untuk menguntungkan beberapa pihak pribadi, ataupun justru atas
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
93
Universitas Indonesia
persetujuan manajemen untuk meminimalkan pembayaran pajak mereka
jika proses tersebut diakui sebagai penjualan baru.
3. Cicilan Pelanggan yang Mengalami Kesulitan Keuangan
Ketika terdapat konsumen yang mengalami kesulitan melunasi
pembayaran, PT MAR memberikan kemudahan untuk pelanggan
melakukan cicilan pelunasan. Berdasarkan penelusuran tim audit,
pembayaran cicilan seharusnya dilakukan setiap bulan sekali berdasarkan
jangka waktu yang disepakati. Namun pada kenyataannya, pembayaran
cicilan ini tidak dilakukan rutin setiap bulan, bahkan ada yang terhenti
selama enam bulan. Jumlah pembayaran cicilan ini juga tidak menentu,
hanya sesuai dengan kemampuan pelanggan saja.
Ini menunjukkan lemahnya kebijakan perusahaan terkait
kolektabilitas piutang mereka, karena tidak ada peraturan serta kriteria
ketat dalam memberikan pelunasan melalui cicilan. PSAK 55 telah
mengatur mengenai penurunan nilai piutang dilakukan ketika terdapat
bukti objektif jika pelanggan mengalami kesulitan keuangan dan
wanprestasi, serta adanya estimasi penurunan arus kas di masa depan.
PT MAR seharusnya melakukan penyisihan piutang tak tertagih
atas pelanggan yang telah mengingkari janji pelunasan piutang dalam
bentuk cicilan tiap bulan tersebut. Namun PT MAR tidak melakukan
penyisihan karena akan mengurangi nilai piutang mereka dan menambah
jumlah biaya (bad debt expense). Dengan berasumsi jika pelanggan tetap
melakukan cicilan, PT MAR terbebas dari melakukan penyisihan piutang
tak tertagih sehingga nilai aset mereka tetap terjaga dan jumlah pendapatan
mereka tidak berkurang akibat adanya bad debt expense.
4. Cut-off Pengakuan Penjualan
Pengakuan penjualan PT MAR tidak sesuai dengan PSAK 23.
Berdasarkan PSAK 23, pendapatan diakui ketika telah terjadi transfer risk.
PT MAR mengakui pendapatan berdasarkan penerbitan invoice, bukan
saat terjadinya transfer risk. Namun risiko salah saji pada pengakuan
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
94
Universitas Indonesia
pendapatan dapat dihindari karena perusahaan meliburkan operasional
perusahaan 10 hari sebelum tanggal cut-off.
Sebagai perusahaan yang memiliki cabang di setiap benua, PT
MAR seharusnya mampu memperbaiki pencatatan pendapatan mereka
agar sesuai dengan perpindahan risiko dan manfaatnya. Incoterm yang
ada selama ini tidak memiliki manfaat apapun karena PT MAR tetap
mengakui pendapatan saat invoice diterbitkan. Risiko ini mungkin dapat
dihindari untuk pelaporan keuangan tahunan, namun untuk pelaporan
keuangan bulanan dipastikan terdapat salah saji pengakuan pendapatan
karena tidak adanya jeda waktu 10 hari seperti di akhir tahun.
5. Pengendalian Internal
Pengendalian internal yang dilakukan PT MAR telah mampu untuk
menanggulangi potensi kecurangan dilakukan pihak internal, khususnya
karyawan mereka sendiri. Hal ini dikarenakan ukuran dan kompleksitas
PT MAR yang cukup sederhana. Risiko kecurangan lebih besar justru
berasal dari pimpinan perusahaan yang ingin melakukan income
smoothing dengan melakukan kerja sama dengan pihak luar seperti
dijelaskan sebelumnya.
Potensi kecurangan di atas dapat dilakukan oleh manajemen PT MAR atau
bahkan merupakan kebijakan dari direksi dan grup pusat PT MAR untuk
memperbaiki kinerja perusahaan. Auditor hanya mampu menginformasikan
potensi kecurangan yang ada pada jajaran direksi PT MAR, namun rekomendasi
tersebut menjadi tidak berarti ketika hal ini dilakukan sebagai kebijakan penjualan
direksi.
Potensi kecurangan dengan income smoothing ini harus dilaporkan oleh
tim auditor dalam bentuk management letter kepada direksi PT MAR, yang isinya
memberitahukan kelemahan dari pengendalian internal perusahaan (baik material
maupun tidak material) yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai
dengan saran-saran perbaikan. Saran yang dapat diberikan untuk melakukan
pencegahan ini adalah:
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
95
Universitas Indonesia
1. Pengetatan kriteria pelanggan yang dapat dikategorikan mengalami
kesulitan keuangan, sehingga dapat meminimalkan risiko piutang tak
tertagih. Besarnya jumlah pelanggan yang mencicil hutangnya serta
diretur barangnya oleh PT MAR menunjukkan pengawasan PT MAR
masih rendah terhadap calon pelanggannya.
2. Jika cicilan tidak dapat dibayar secara rutin, PT MAR harus
menyisihkan piutang tersebut ke dalam piutang tak tertagih dan bad
debt expense, agar sesuai dengan ketentuan PSAK 55 mengenai
penurunan nilai piutang.
3. Perbaikan sistem pencatatan untuk pendapatan, sehingga pengakuan
pendapatan tidak dicatat saat invoice diterbitkan. PT MAR dapat
memundurkan tanggal invoice secara manual ketika telah terjadi
perpindahan risiko dan manfaat atas penjualan barang. Ini adalah hal
umum yang banyak dilakukan oleh perusahaan lain.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
96 Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
KAP RIO melakukan audit atas laporan keuangan PT MAR untuk periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Seluruh pembahasan dan analisis dalam
laporan magang ini terkait dengan penjualan dan piutang usaha PT MAR. Audit
yang dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa penjualan dan piutang usaha
telah dicatat dengan nilai yang wajar dan pencatatannya telah sesuai dengan
ketentuan PSAK.
KAP RIO telah menjalin perikatan audit dengan PT MAR sejak tahun
2011. Engagement tahun 2014 merupakan pelaksanaan audit untuk tahun
keempat. Hal ini menyebabkan KAP RIO telah mengetahui dengan baik bisnis
dari PT MAR sehingga tidak ditemukan kesulitan berarti pada proses audit PT
MAR tahun 2014. Sistem pencatatan PT MAR cukup rapih dan manajemen
mampu menyediakan seluruh data yang diperlukan untuk proses
pendokumentasian bukti audit.
KAP RIO menjalankan prosedur audit dengan berbasis ISA, sehingga
seluruh pelaksanaan auditnya sesuai dengan ketentuan ISA. Prosedur audit KAP
RIO dimulai dari tahap perencanaan audit, pelaksanaan audit lapangan, serta
penyelesaian dan pelaporan hasil audit. Pada proses perencanaan, tim audit
mengidentifikasi beberapa risiko yang berhubungan dengan penyajian pendapatan
dan piutang usaha PT MAR, seperti risiko fraud saat pengakuan pendapatan dan
management override control. Selain identifikasi risiko, tim audit juga melakukan
penilaian terhadap pengendalian internal dari perusahaan untuk menghadapi risiko
tersebut. Dari proses ini pula ditemukan adanya risiko salah saji pada pendapatan
karena pengakuan pendapatan tidak sesuai dengan incoterm yang berlaku.
Tahap berikutnya adalah audit lapangan yang terdiri dari pengujian
pengendalian dan pengujian rincian secara substantif. Pengujian pengendalian
digunakan untuk menguji rancangan dan implementasi pengendalian PT MAR.
Bentuk pengujian ini adalah melakukan pemeriksaan terhadap seluruh dokumen
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
97
Universitas Indonesia
pendukung penjualan agar sesuai dengan kriteria pengujian yang ditentukan
sebelumnya. Pengujian rincian secara substantif pendapatan dan piutang usaha
pada engagement ini terdiri dari pengujian pendapatan dari penjualan barang,
pengujian cut-off penjualan, pengujian rekonsiliasi piutang usaha, pengujian pada
penyisihan piutang tak tertagih, pengujian translasi mata uang asing, pengujian
pada credit note setelah akhir periode, dan konfirmasi atas saldo piutang usaha.
Tahap akhir atas pelaksanaan audit adalah penyelesaian dan pelaporan
audit. Tim audit KAP RIO memberikan opini audit wajar tanpa pengecualian
(unqualified) sehingga dapat disimpulkan bahwa akun-akun terkait penjualan dan
piutang usaha PT MAR telah disajikan secara wajar.
Secara keseluruhan, engagement PT MAR 2014 berjalan dengan lancar
dan tepat waktu karena adanya kerja sama yang profesional antara PT MAR dan
KAP RIO selama pelaksanaan audit keuangan atas laporan keuangan yang
berakhir tanggal 31 Desember 2014.
Terkait kebijakan akuntansi PT MAR, penulis menemukan beberapa
potensi untuk terjadinya kecurangan income smoothing yang dilakukan
manajemen. Potensi kecurangan ini umumnya berasal dari retur penjualan dan
cicilan pelunasan piutang yang tidak wajar. Terdapat beberapa kemungkinan
kecurangan yang dilakukan PT MAR dengan pelanggannya agar keduanya dapat
diuntungkan.
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Calon Peserta Magang
Terkait dengan penulisan tugas akhir laporan magang, penulis memberikan
beberapa saran kepada calon peserta magang di KAP pada tahun-tahun berikutnya
berdasarkan pengalaman penulis, yaitu:
1. Selalu mempersiapkan diri sebelum melakukan penugasan audit ke klien.
Persiapan tersebut dapat dilakukan dengan memahami industri dan bisnis
klien, serta mempelajari kembali peraturan, PSAK, dan teori akuntansi
yang terkait dengan klien, terutama pada bagian-bagian akun atau proses
bisnis yang ditugaskan kepada peserta magang.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
98
Universitas Indonesia
2. Bagi peserta magang yang menjadikan laporan magang sebagai tugas
karya akhir, sebaiknya sejak jauh hari telah menentukan tema atau area
yang akan dijadikan fokus laporan sehingga lebih mudah mengumpulkan
data dan mencari informasi sedalam-dalamnya kepada senior
bersangkutan. Berdasarkan pengalaman penulis, ketika program magang
selesai, maka akan semakin sulit untuk bertemu dan bertanya pada senior
karena kesibukan mereka. Sebaiknya juga peserta magang mempersiapkan
beberapa alternatif tema untuk laporan magang agar dapat disesuaikan
dengan kriteria dosen pembimbing.
5.2.2 Saran untuk KAP RIO
Sebagai salah satu peserta magang di KAP RIO, penulis mencoba untuk
memberikan beberapa masukan terkait pelaksanaan magang di KAP RIO untuk ke
depannya. Masukan tersebut adalah:
1. Pemberian pelatihan yang lebih terperinci mengenai sistem IT audit KAP
RIO yang merupakan sarana utama pelaksanaan audit. Pelatihan yang teah
didapatkan Penulis hanya berupa pelatihan untuk seratus orang dalam satu
ruangan dengan dua trainer, sehingga materi yang disampaikan kurang
jelas.
2. Pembatasan jam lembur untuk peserta magang. Peserta magang di KAP
RIO tidak mendapatkan uang lembur, namun tetap dipaksakan bekerja
hingga larut malam. Ini menciptakan ketidakadilan bagi peserta magang
karena tenaga yang dikeluarkan untuk lembur tidak mendapatkan
kompensasi. Lembur tentu tidak sesuai dengan tujuan program magang
yang memberikan edukasi kepada peserta magang mengenai dunia kerja
audit.
5.2.3 Saran untuk Departemen Akuntansi FEB UI
Selain untuk calon peserta magang tahun berikutnya, penulis juga ingin memberi
saran kepada Departemen Akuntansi FEB UI selaku pihak yang
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
99
Universitas Indonesia
menyelenggarakan tugas akhir laporan magang sebagai syarat kelulusan kuliah.
Saran tersebut adalah:
1. Kesempatan magang bagi mahasiswa tingkat akhir semakin dibuka lebar,
sehingga bermanfaat untuk peningkatan kualitas mahasiswa lewat
pengalaman kerja secara nyata. DepAk FEB UI juga diharapkan terus
menggali informasi mengenai proses penerimaan program magang dari
KAP dan perusahaan lainnya.
2. Pembaruan terhadap kurikulum laboratorium audit agar menggunakan
komputer sebagai sarana belajar mengajar, karena praktik kertas kerja
manual sudah tidak sesuai dengan praktik kerja di KAP.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
100 Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Arens, Alvin, A., Elder, R.J., & Beasley, M.S (2014). Auditing and assurance
services an integrated approach (15th ed). New Jersey: Pearson Education.
Hayes, Wallage, & Gortemarker. (2014). Principles of Auditing: An Introduction
to International Standards on Auditing, Second Edition. Toronto: Pearson
Prentice Hall
Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Nomor 23 Revisi 2010: Pendapatan. Jakarta: Yayasan Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Nomor 50 Revisi 2010: Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan.
Jakarta: Yayasan Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2013). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Nomor 55 Revisi 2013: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
Jakarta: Yayasan Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 60:
Instrumen Keuangan: Pengungkapan. Jakarta: Yayasan Salemba Empat.
Jensen, M. C and Meckling, W.H. (1976). Theory of the Firm : Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.
Larry F. Konrath. (2002). “Auditing, A Risk Analyses Approach, 5th
Edition.
Ohio: SouthWestrn.
PT MAR. (2014). Annual Report PT MAR. Bogor
Reeve, James M., et al. (2008). Principle of Accounting: Indonesian Adaptation.
Jakarta: Salemba Empat.
RIO. (2011). Pedoman Audit KAP RIO. London: RIO
Scott, William. (2006). Financial Accounting Theory. Fourth Edition. Toronto:
Pearson Prentice Hall.
Tuanakotta, T.M. (2013). Audit berbasis ISA. Jakarta: Salemba Empat.
Universitas Indonesia. (2008). Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir
Mahasiswa. Depok: Universitas Indonesia.
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
101
Universitas Indonesia
Lampiran 1
Pengujian Pengendalian PT MAR
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
102
Universitas Indonesia
Lampiran 2
Pengujian Penjualan
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
103
Universitas Indonesia
Lampiran 3
Assessment Retur Penjualan
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
104
Universitas Indonesia
Lampiran 4
Pengujian Penjualan Ekspor sebelum Cut-off
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
105
Universitas Indonesia
Lampiran 5
Pengujian Penjualan Ekspor setelah Cut-off
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
106
Universitas Indonesia
Lampiran 6
Pengujian Penjualan Lokal setelah Cut-off
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
107
Universitas Indonesia
Lampiran 7
Prosedur Alternatif Konfirmasi Piutang
Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015
Recommended