View
4
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PROSES PEMBUATAN BAKUL DARI BAHAN DAUN KELAPA
OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BARAKA
KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
A N U G E R A H
NIM 10541 00 337 10
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah
selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) Dan
hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap.”
(Q.S Al Insyirah : 6-8)
Jadilah seperti karang di lautan
Yang selalu kuat meskipun dihantam ombak
Dan lakukanlah hal yang bermanfaat
Untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain
Karena hidup tidak abadi
Kupersembahkan Karya Sederhana ini Untuk:
Ayahanda dan Ibunda Tercinta,
Saudara-saudaraku Serta Orang-orang Yang Selalu Memberi Nasehat,
Yang Senantiasa Mendoakan, Memberikan Motifasi dan Menyayangiku.
vii
ABSTRAK
ANUGERAH, 2016. Proses Pembuatan Bakul dari Bahan Daun Kelapa oleh
Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang. Skripsi. Jurusan
pendidikan seni rupa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas
muhammadiyah makassar. Pembimbing I Dr. Muhammad Rapi, M. Pd dan
pembimbing II Andi Baetal Mukaddas, S. Pd., M. Sn.
Penelitan ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembuatan bakul
oleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan bakul tersebut adalah pengamatan
(observasi), wawancara (interview) dan dokumentasi (foto). Proses pembuatan
bakul dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu: tahap pertama persiapan alat dan bahan,
tahap kedua proses penganyaman. Dan tahap ketiga finishing. Proses pertama
yaitu mempersiapkan alat dan bahan yaitu pisau, gunting dan daun kelapa.
Selanjutnya memotong ujung dari daun kelapa untuk memudahkan saat proses
pembuatan bakul. Tahap kedua yaitu proses menganyam bakul, helai daun kelapa
yang berfungsi sebagai lungsi dang pakan yang berjumlah genap dianyam, dengan
anyaman berselang satu hingga membentuk bakul. Tahap terakhir adalah
penyelesaian tepi bakul yaitu dengan cara ujung dari bakul dilipat bersilang lalu
diselipkan ke dalam anyaman. Faktor penghambat dalam proses pembuatan bakul
yaitu saat proses menganyam bagian dari sudut bakul dan proses finishing. Faktor
penunjang dari proses pembuatan bakul yaitu bahan baku yang masih mudah
didapatkan.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu ‘Alaikum W. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, oleh karena rahmat
dan hidayah-Nya jualah sehingga penulis masih diberikan kekuatan dan kesehatan
untuk menyelesaikan skripsi ini walaupun dalam bentuk yang masih sederhana.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada sang revolusioner sejati
Baginda Nabiullah Muhammad saw, keluarganya, sahabatnya dan seluruh
ummatnya yang tetap istiqamah terhadap ajarannya.
Dengan segala keterbatasan dan kekurangan penulis, skripsi ini lahir dan
tampil sebagai manifestasi dari suatu usaha yang tak mengenal lelah dan pantang
menyerah. Setiap orang dalam berkarya selalu menginginkan yang terbaik, namun
semua itu amatlah sulit karena kekurangan dan keterbatasan kemampuan yang
dimiliki seseorang. Kesempurnaan yang terbaik hanyalah milik Allah swt. Segala
daya dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik mungkin dan mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan.
Motifasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan skripsi
ini. Oleh sebab itu, tidak berlebihan jika sekiranya pada kesempatan ini penulis
menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada : Ayahanda Illa dan Ibunda Samia yang penuh cinta dan
kasih sayang serta keikhlasan dalam membesarkan dan mendidik penulis serta
ix
do‟a restu yang tak henti-hentinya untuk keberhasilan ananda bahkanfinansilanya
yang tak terhingga sehingga ananda dapat menempuh kuliah hingga selesai.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-
tingginya penulis haturkan kepada Dr. Muhammad Rapi, M. Pd., dan Andi Baetal
Mukaddas, S. Pd., M. Sn., selaku dosen pembimbing I dan pembimbing II yang
telah banyak meluangkan waktu untuk memberi bimbingan, motivasi, spirit,
pengertian dan tata cara penyusunan skripsi mulai dari tahap awal, hingga
selesainya skripsi ini ditulis.
Tak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada; (1) Dr. H.
Irwan Akib, M.Pd Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, (2) Dr. A. Sukri
Syamsuri, M. Hum Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, (3) Andi Baetal Mukaddas, S. Pd., M.Sn Ketua Prodi
Pendidikan Seni Rupa FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar, (4)
Muhammad Thahir M, S.Pd Sekertaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa FKIP
Universitas Muhammadiyah Makassar, (5) Seluruh civitas akademik yang telah
banyak meneteskan ilmu pengetahuan tentang keguruan pada penulis, (6) Kepala
sekolah, Guru dan staf SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang, yang telah
menerima serta mengizinkan penulis melakukan penelitian.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus pula penulis haturkan
kepada semua sahabat penulis, rekan-rekan mahasiswa khususnya kelas C
angkatan 2010 yang tak sempat penulis sebutkan satu persatu. Semoga
kebersamaan selama ini merupakan ibadah dan memberikan hikmah yang berguna
bagi kita semua dalam mengarungi kehidupan ini. Tidak ada imbalan yang dapat
x
diberikan selain memohon kepada Allah swt, semoga segala bentuk kebaikan
yang pernah dilakukan dan segala bantuan yang telah diberikan senantiasa
mendapatkan pahala dari Allah swt. Aamiin.
Akhir kata, mudah-mudahan skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para
pembaca, terutama bagi diri penulis pribadi dan semoga semua bantuan dan
partisipasi yang diberikan kepada penulis bernilai ibadah di sisi Allah Swt.
Aamiin Ya Rabbal „Alamain.
Nun Walkalami Wama Yas’urun,
Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabikul Khaerat.
Makassar, April 2016
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB II TINJAUN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjaun Pustaka .................................................................................... 6
1. Pengertian Proses…………………………………… ..................... 6
2. Pengertian pembuatan………………………….............................. 7
3. Pengertian bakul .............................................................................. 7
4. Bahan Baku...................................................................................... 9
5. Teknik-teknik menganyam .............................................................. 11
6. Pengertian berkarya ........................................................................ 15
7. Pengertian penghambat dan penunjang .......................................... 16
B. Kerangka Pikir……………………………………………………….. 17
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 19
B. Lokasi Penelitian ................................................................................. 19
C. Fokus dan Desain Penelitian ............................................................... 20
1. Fokus penelitian ............................................................................ 20
2. Desain Penelitian ........................................................................... 20
D. Defenisi Operasianal Variabel ............................................................ 21
E. Subjek Penelitian ................................................................................ 21
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 24
1. Teknik observasi .............................................................................. 24
2. Teknik wawancara ........................................................................... 24
3. Teknik dokumentasi ........................................................................ 25
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 28
B. Pembahasan Penelitian ......................................................................... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 44
B. Saran .................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Daftar sampel penelitian .............................................................................. 22
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bakul yang terbuat dari bahan baku bambu .................................. 8
Gambar 2. Bakul yang terbuat dari bahan baku daun lontar ........................... 8
Gambar 3. Bakul yang terbuat dari bahan daun kelapa .................................. 9
Gambar 4. Daun kelapa ................................................................................... 11
Gambar 5. Anyaman tegak .............................................................................. 11
Gambar 6. Anyaman serong ............................................................................ 12
Gambar 7. Anyaman kombnasi ....................................................................... 12
Gambar 8. Anyaman kombinasi ...................................................................... 13
Gambar 9. Anyaman melingkar ...................................................................... 13
Gambar 10. Anyam berpalang ........................................................................ 14
Gambar 11. Anyaman tiga sumbu ................................................................... 14
Gambar 12. Anyaman bunga cengkih ............................................................. 15
Gambar 13. Skema kerangka pikir .................................................................. 17
Gambar 14. Peta lokasi penelitian ................................................................... 19
Gambar 15. Desain penelitan .......................................................................... 20
Gambar 16. Gunting ........................................................................................ 29
Gambar 17. Pisau ............................................................................................ 30
Gambar 18. Daun kelapa ................................................................................. 30
Gambar 19. Pisau dan gunting ........................................................................ 33
Gambar 20. Bahan baku daun kelapa .............................................................. 34
xv
Gambar 21. Anyaman tegak ............................................................................ 35
Gambar 22. Anyaman serong .......................................................................... 35
Gambar 23. Mengatur helai daun kelapa ........................................................ 36
Gambar 24. Proses awal menganyam ............................................................. 37
Gambar 25. Proses awal menganyam ............................................................. 37
Gambar 26. Menganyam sudut bakul ............................................................. 38
Gambar 27. Menganyam sudut bakul ............................................................. 39
Gambar 28. Proses menganyam bakul ............................................................ 39
Gambar 29. Menganyam tepi bakul ................................................................ 40
Gambar 30. Melipat tepi bakul ........................................................................ 40
Gambar 31. Finishing ...................................................................................... 41
Gambar 32. Hasil kerajinan bakul kelas VII ................................................... 41
Gambar 33. Hasil kerajinan yang sudah ada ................................................... 42
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sulawesi Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang sejak
dahulu dikenal kaya dengan sumber daya alam, meliputi hutan dan tanah
yang subur. Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang dimiliki oleh
Kabupaten Enrekang yang perlu dijaga dan dilestarikan serta menjaga
penebangan liar agar tidak menimbulkan erosi dan longsor. Selain itu hutan
memiliki berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan dan pepohonan yang
sangat berpotensi untuk dikelola. Ada beberapa tumbuhan yang biasa
dimanfaatkan oleh masyarakat salah satunya adalah tumbuhan kelapa.
(Hermawan Sani, 2013: 1)
Tumbuhan kelapa adalah anggota dari keluarga Arecaceae yang
merupakan spesies dalam genus Cocos. Tumbuhan kelapa adalah sejenis
pohon palem dengan satu batang lurus yang banyak memiliki kegunaan dan
fungsi penting sejak zaman prasejarah. Ini adalah salahsatu jenis pohon di
mana hampir dalam tiap bagiannya memiliki manfaat, termasuk buah, kayu,
akar, dan daunnya. Seiring berjalannya waktu, pohon kelapa dikenal sebagai
pohon kehidupan, pohon ini dapat menghasilkan berbagai macam produk
yang berasal dari berbagai bagian-bagiannya, salah satunya adalah kerajinan
tangan. Salah satu kerajinan tangan yang dimaksud adalah kerajinan bakul
2
yang terbuat dari daun kelapa. (http://manfaat.co.id/Manfaat-pohon-kelapa.
Diakses tanggal 20 Oktober 2015)
Bakul adalah jenis kerajinan tangan yang berguna sebagai wadah yang
dibuat dari anyaman bambu, kertas atau daun kelapa yang dibuat sedemikian
rupa. Bakul di Indonesia juga terdapat berbagai jenis dan ukurannya sesuai
dengan budaya daerah masing-masing. Sejalan dengan perkembangan zaman
serta daya kreativitas manusia maka bakul saat ini telah mengalami banyak
perubahan, baik dari sisi desain, bahan maupun penggunaannya.
Pembuatan kerajinan bakul dari bahan daun kelapa ini perlu dijaga
dan dilestarikan, karena juga memiliki nilai budaya yang tinggi, apabila
diajarkan dan dikelolah dengan baik. Selain itu benda tersebut mengandung
nilai tambah tersendiri bagi para perajin yang membuatnya, yaitu nilai
ekonomi, karena keberadaannya ternyata memberikan nilai tambahan
ekonomi terhadap perekonomian para perajin yang bersangkutan.
Pada saat ini proses pembuatan kerajinan bakul dari bahan daun
kelapa telah diajarkan pada Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
(SBK) di Kelas VII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekang. Diajarkannya anyaman bakul yang terbuat dari daun kelapa kepada
siswa sekolah menengah pertama bertujuan untuk mengenalkan kembali
kerajinan tradisional terhadap siswa serta mengembangkan kemampuan
bakat dan kreativitas siswa secara optimal sehingga terbentuk kesadaran
terhadap nilai–nilai seni budaya di Kabupaten Enrekang. Kemampuan ini
3
dapat tumbuh kembang, bila dilakukan serangkaian kegiatan pengamatan,
penilaian, analisis dan penghargaan terhadap karya seni.
Kerajinan bakul dari bahan daun kelapa dikerjakan langsung oleh
siswa, setelah diberikan penjelasan dan pengarahan dari guru. Proses
pembuatan kerajinan bakul dari bahan daun kelapa ini bersifat tradisional,
yaitu pembuatannya masih menggunakan peralatan yang sangat sederhana.
Bagi para siswa ini adalah pengalaman baru terutama bagi kelas VII. Banyak
dari siswa yang hanya melihat hasil karya bakul tanpa tahu bagaimana proses
pembuatan dan alat apa saja yang digunakan dalam membuat bakul. Hal ini
menyebabkan masih banyak siswa yang kesulitan dalam membuatnya dengan
baik dan benar.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, penulis tergugah meneliti
tentang proses pembuatan bakul dari bahan daun kelapa oleh siswa kelas VII
SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang, dan untuk mengindentifikasi
faktor–faktor yang menjadi penghambat dan penunjang bagi para siswa dalam
membuat benda kerajinan anyam tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat diketahui
bahwa secara umum yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini
adalah “Proses Pembuatan Bakul dari Bahan Daun Kelapa oleh Siswa Kelas
VII SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang”. Secara rinci permasalahan
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
4
1. Bagaimana proses pembuatan bakul dari bahan daun kelapa oleh
siswa kelas VII SMP Negeri 2 Baraka?
2. Faktor–faktor apa saja yang menjadi penunjang dan penghambat
yang di alami siswa kelas VII SMP Negeri 2 Baraka dalam
membuat bakul dari bahan daun kelapa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan proses membuat bakul dari bahan daun
kelapa oleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Baraka.
2. Untuk memperoleh data mengenai faktor yang menjadi penunjang
dan faktor penghambat yang dialami siswa kelas VII SMP Negeri
2 Baraka dalam membuat bakul dari bahan daun kelapa.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang dapat dipetik
utamanya bagi pihak yang terkait dengan penelitian ini, di antaranya:
1. Dapat memberi informasi yang jelas tentang proses pembuatan
bakul dari bahan daun kelapa.
2. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan
kreativitas dalam berkarya seni kriya.
5
3. Sebagai salahsatu bahan referensi bagi mahasiswa, khususnya
pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Unismuh Makassar.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini akan diuraikan landasan teoritis yang dapat
merupakan suatu kerangka acuan dalam melakukan penelitian. Landasan
yang dimaksud ialah teori yang merupakan kajian kepustakaan dari berbagai
literatur yang relevan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis
1. Pengertian proses
Sebelum diuraikan lebih lanjut proses pembuatan kerajinan bakul dari
bahan daun kelapa terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian proses dan
pengertian pembuatan. Proses adalah suatu tuntunan perubahan peristiwa
dalam pengembangan sesuatu (W.J.S Poerwadarminta, 1982: 789) yang
maksudnya adalah rangkaian kegiatan di dalam mengembangkan sesuatu.
Sedangkan menurut W.J.S Poerwadarminta, (1982: 55) yang dimaksud
“Pembuatan adalah cara yang dilakukan untuk mengadakan suatu benda”
maksudnya adalah kegiatan yang disengaja dilakukan manusia di dalam
menghasilkan suatu benda.
Selanjutnya secara leksikal dalam kamus besar bahasa Indonesia
bahwa proses adalah rangkaian tindakan perbuatan, atau pengolahan produk.
Jadi kesimpulannya adalah proses merupakan suatu rangkaian yang dilakukan
7
oleh manusia untuk membuat sesuatu dimana kegiatan yang satu dengan yang
lain saling bertentangan dari awal hingga akhir selesai.
2. Pengertian pembuatan
Yang dimaksud dengan pembuatan adalah cara yang dilakukan untuk
menghasilkan suatu benda (Poerwadarminta, 1982: 155). Maksud dari
pendapat tersebut adalah kegiatan yang sengaja dilakukan oleh manusia di
dalam menghasilkan suatu benda atau barang yang menjadi tujuan dari
kegiatan tersebut.
3. Pengertian bakul
Bakul adalah wadah atau tempat yang terbuat dari anyaman bambu,
rotan atau daun kelapa dengan mulut berbentuk lingkaran, sedangkan bagian
bawahnya berbentuk segi empat yang ukurannya lebih kecil daripada ukuran
bagian mulutnya. Bakul di Indonesia juga terdapat berbagai macam jenis dan
ukurannya sesuai dengan budaya daerah masing – masing.
Sejalan dengan perkembangan zaman serta daya kreativitas manusia
maka bakul saat ini telah mengalami banyak perubahan, baik dari sisi desain,
bahan maupun pengunaannya. Secara garis besar bentuk bakul ada dua jenis
yaitu :
1. Bakul biasa/ bakul secara umum , sebagai wadah yang multifungsi.
Bakul ini bisa difungsikan sebagai wadah beras, wadah sayur-
mayur hasil panen di kebun dan wadah penyimpan nasi.
8
2. Bakul nasi (sunda: cepon) bakul ini ukurannya lebih kecil dari
bakul umum (± dari ukuran bakul umum). Bakul inilah yang
sering dipercantik bentuknya, sehingga bakul nasi sekarang sudah
banyak sekali ragamnya.
Berikut ini disajikan foto beberapa macam – macam jenis bakul yang
ada pada saat ini.
Gambar 2.1
Bakul yang terbuat dari bahan baku bambu
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 02 November 2015)
Gambar 2.2
Bakul yang terbuat dari bahan baku daun lontar
(Dokumnetasi Foto : Anugerah, 02 November 2015
9
Gambar 2.3
Bakul yang terbuat dari bahan baku daun kelapa
(Dokumentasi Foto : Anugerah, 02 November 2015)
4. Bahan baku
Bahan baku yang dimaksud di sini adalah bahan utama yang
digunakan untuk membuat bakul, adapun bahan utamanya adalah daun
kelapa. Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga cocos
dari suku aren – arenan atau arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir
semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan
serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan
untuh buah yang dihasilkan oleh tumbuhan ini. Kelapa secara alami tumbuh
di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30m. Tumbuhan ini
diperkirakan berasal dari pesisir Samudera Hindia di sisi Asia, namun kini
telah menyebar luas diseluruh pantai tropika dunia.
10
Kelapa adalah pohon serbaguna bagi masyarakat tropika. Hampir
semua bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Akar kelapa menginspirasi
penemuan teknologi penyangga bangunan cakar ayam. Kayu dari batangnya ,
yang disebut kayu glugu, dipakai orang sebagai kayu dengan mutu menengah,
dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah.
Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda
kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan
ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik, terutama oleh
masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk
kerajinan tangan yang bediri sendiri. Tangakai anak daun yang sudah
dikeringkan, disebut lidi dihimpun satu menjadi sapu.
Tandang bunga yang masih muda, yang disebut mayang, dipakai
orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu. Bunga
betina atau buah mudanya, disebut bluluk dalam bahasa jawa, dapat dimakan.
Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga disebut (air nira), dapat
diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak. Gula kelapa juga
dibuat dari nira ini. Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi.
Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat – serat kasar, diperdagangkan
sebagai bahan bakar, pengisi jok kuris, anyaman tali, keset, serta media tanam
bagi anggrek. Tempurung atau batok, yang sebetulnya bagian endokarp,
dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan
baku berbagai kerajinan tangan. Endosperma buah kelapa yang berupa cairan
11
serta endapannya yang melekat di dinding dalam batok (daging buah kelapa)
biasa disajikan sebagai es kelapa muda. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa)
Gambar 2.4
Daun kelapa
(Dokumentasi foto: azamherbal.com)
5. Teknik –teknik menganyam
Menurut UUM St. Sumiati (1985: 14 – 19) teknik – teknik
menganyam terbagi dalam beberapa bagian, yaitu :
1. Teknik anyaman tegak : anyaman yang letak lungsinya tegak lurus
atau searah dengan si penganyam, sedangkan pekannya sejajar
dengan si pengayam.
Gambar 2.5
Anyaman tegak
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 02 November 2015)
12
2. Teknik anyam serong : Anyaman yang lungsi dan pakannya tegak
lurus dengan sesamanya, tetapi keduanya terletak menyimpang 45
derajat ke kiri dan ke kanan terhadap si penganyam. Atau biasanya
diberi isitilah ikri (iritan ke kiri) dan ikra (iritan ke kanan).
Gambar 2.6
Anyaman Serong
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 02 November 2015)
1. Teknik anyaman kombinasi : Perpaduan antara anyaman tegak
lurus dan anyaman serong.
Gambar 2.7
Anyaman kombinasi
(Dokumentasi foto: Anugrah, 02 November 2015)
13
Gambar 2.8
Anyaman Kombinasi
Dokumentasi foto: tulisansebuahpensil.blogspot.com
2. Teknik anyam melingkar: Anyaman yang lungsi–lungsinya
merupakan jari–jari dan pakannya melingkar dari pusat kearah luar.
Gambar 2.9
Anyaman melingkar
(Dokumentasi foto: Anugerah, 02 November 2015)
14
3. Teknik anyaman berpalang: 7 batang rotan longitud, 4 batang
mendatar bersilang dengan 3 batang menegak.
Gambar 2.10
Anyaman Berpalang
Dokumentasi foto: nurh4nim.tripod.com
4. Teknik anyaman tiga sumbu: anyaman ini rapat dengan pola bentuk
heksagonal (segi enam beraturan) atau belah ketupat.
Gambar 2.11
Anyaman tiga sumbu
Dokumentasi foto: eripurnamasari02.blogspot.com
15
5. Teknik anyaman bunga cengkih: anyaman yang dihasilkan akan
membentuk pola yang menyerupai pola cengkih.
Gambar 2.12
Anyaman bunga cengkih
Dokumentasi foto: eripurnamasari02.blogspot.com
6. Pengertian berkarya
Artono, dkk. (2007: 15) menyatakan bahwa berkarya artinya
mengerjakan suatu pekerjaan sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa atau hal yang
lainnya. Islam sangat menganjurkan agar umatnya dapat saling menghargai
yang didasari oleh jiwa yang tulus. Menghargai hasil karya orang lain berarti
kita menghargai orang yang berkarya itu. Begitu juga sebaliknya, mencelanya
berarti kita mencela yang menciptakannya.
Menghargai hasil karya orang lain merupakan salahsatu upaya untuk
membina keserasian dan kerukunan hidup antar manusia agar terwujud
16
kehidupan yang saling menghormati dan menghargai sesuai dengan harkat
kemanusiaan. Menghargai hasil karya orang lain adalah sifat terpuji yang
harus dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berkarya adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu berupa hasil
pekerjaannya. Berkarya sangat erat hubungannya dengan kerja keras. Kerja
keras menunjukkan bahwa seseorang mempunyai keinginan untuk
memperoleh hasil secara baik dan efektif. Orang yang demikian bertujuan agar
hai ini (sekarang) harus lebih baik daripada hari kemarin.
7. Pengertian penghambat dan penunjaang
Kata penghambat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau penyebab lain yang menghambat
(merintangi, menahan, menghalangi). Sedangkan pengertian dari hambatan
adalah sesuatu yang dapat menghalangi kemajuan atau pencapaian suatu hal.
Pada penelitian ini faktor penghambat proses pembuatan bakul da bahan daun
kelapa didefinisikan sebagai hal, keadaan yang dapat merintangi, menahan dan
menghalangi proses pembuatan bakul dari bahan daun kelapa.
Sedangkan penunjang diartikan sebagai pendukung atau sarana yang
akan memperlancar usaha. Pada penelitian ini faktor penunjang proses
pembuatan bakul dari bahan dan kelapa didefenisikan sebagai hal yang dapat
mendukung atau memperlancar proses pembuatan bakul dari bahan daun
kelapa. (http://kamus.cektkp.com/penunjang/)
17
B. Kerangka Pikir
Dengan berdasarkan teori yang di paparkan sebelumnya, maka
dapatlah dibuat kerangka berpikir sebagai acuan konsep berfikir tentang
proses pembuatan bakul dari bahan daun kelapa oleh siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang. Skema kerangka pikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.13
Skema Kerangka Berpikir
Proses pembuatan bakul dari bahan daun
kelapa di Kelas VII SMP Negeri 2 Baraka
Kec. Buntu Batu Kab.Enrekang
Faktor
penunjang
Alat dan bahan penunjang yag
digunakan
Faktor
penghambat
Hasil karya
Kerajinan anyaman daun
kelapa
18
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
komponen tersebut saling berkaitan atau berhubungan. Dalam proses
pembuatan bakul ini yang perlu diperhatikan yaitu mulai dari bahan baku
yang akan digunakan, sampai pada faktor – faktor penunjang dan penghambat
untuk menghasilkan suatu karya kerajinan anyam yang baik dan bermutu.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif,
dimana penulis berusaha mengemukakan atau memberikan gambaran secara
apa adanya tentang proses pembuatan bakul dari bahan daun kelapa oleh
siswa kelas VII SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang, dan untuk
mengindentifikasi faktor – faktor yang menjadi penghambat dan penunjang
bagi para siswa dalam membuat benda kerajinan anyam tersebut.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di SMP Negeri 2 Baraka, yang terletak di Desa
Pasui Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi
Selatan.
Gambar 3.14
Peta lokasi penelitian
20
C. Variabel dan Desain Penelitian
1. Fokus penelitian
Adapun yang menjadi fokus penelitian di SMP Negeri 2 Baraka Desa
Pasui Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut:
1. Proses pembuatan bakul
2. Faktor penghambat yang dilalui oleh siswa, dan
3. Faktor penunjang yang mendukung kelancaran pembuatan bakul
dari bahan daun kelapa.
2. Desain penelitian
Desain penelitian ini dirancang sesuai dengan tahapan pelaksanaan
penelitian sebagai berikut :
Gambar 3.15
Desain Penelitian
Pengumpulan data
Faktor
penunjang
Faktor
penghambat
Proses pembuatan
bakul
Pengolahan data
Deskripsi data
kesimpulan
21
D. Defenisi Operasional Variabel
Untuk memperjelas pengertian dari variabel–variabel yang sedang
diteliti agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam menafsirkan variabel–
variabel tersebut, maka berikut dijelaskan defenisi operasional variabel
penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Proses pembuatan bakul yang dimaksud di sini ialah cara atau
tahapan-tahapan yang dilakukan oleh siswa dalam pembuatan
bakul dari bahan daun kelapa.
2. Untuk memperoleh data mengenai faktor–faktor yang menjadi
penghambat dalam proses pembuatan kerajinan bakul.
3. Untuk memperoleh data mengenai faktor – faktor yang menjadi
penunjang dalam proses pembuatan kerajinan bakul.
Pada penelitian ini, defenisi operasional variabel adalah bagaimana
proses pembuatan kerajinan bakul, maksudnya kegiatan ini dilakukan mulai
dari pengolahan bahan dengan cara memsahkan daun kelapa dengan lidi,
memotong daun kelapa helai demi helai. Pengayaman dan pembentukan
bakul dengan cara menganyam.
E. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Baraka
Desa Pasui Kabupaten Enrekang, dengan jumlah 30 siswa yang terdiri atas 12
siswa laki – laki dan 18 siswi perempuan.
Berikut ini daftar siswa yang menjadi subjek dalam penelitian
22
Tabel 1. Daftar Subjek Penelitian
NO. NIS NAMA L/ P
1 15.001 Alma Rahmawati P
2 15.002 Aminda P
3 15.007 Anugrah Febrianti P
4 15.010 Astriani Haris P
5 15.011 Habib M. Syafi’i L
6 15.014 Rahmawati P
7 15.017 Ikranto L
8 15.024 Kasbar L
9 15.026 Lisnawati P
10. 15.029 Miftahul Jannah P
11 15.035 Muazzin L
12 15.036 Mufassirah P
13 15.037 Muh. Akbar L
14 15.038 Muh. Alamsyah L
15 15.039 Musdalifah P
16 15.042 Safika P
17 15.043 Sulfika P
18 15.045 Muh. Sahir L
19 15.049 Yuda Anugrah L
20 15.052 Yusril L
21 15.063 Nur Laela Idris P
22 15.064 Muh. Alwan L
23
23 15.069 Rahman L
24 15.072 Ririn Angraini P
25 15.075 Nur Fitrah P
26 15.076 Sri Eva Komalasari P
27 15.085 Ningsih P
28 15.087 Astrid Hardianti P
29 15.088 Muh. Aslan S L
30 15.089 Nur indah P
Keteangan:
Laki-laki = 12 orang
Perempuan = 18 orang
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik observasi
Teknik observasi yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan
langsung (direct observation) terhadap para siswa kelas VII SMP Negeri 2
Baraka. Selama pengamatan berlangsung, penulis mengamati proses
pengolahan bahan dan pemilihan daun kelapa berkualitas yang dapat dibuat
menjadi seni kerajinan bakul oleh para siswa kelas VII SMP Negeri 2 Baraka.
Serangkaian dengan pengamatan langsung tersebut penulis menggunakan
catatan lapangan untuk mencatat hal–hal yang diobservasi.
24
Menurut Arikunto (2007: 30), pengamatan (observation) adalah suatu
teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta
pencatatan secara sistematis.
2. Teknik wawancara
Teknik wawancara digunakan dalam mengumpulkan data dengan cara
melakukan serangkaian pertanyaan langsung/ lisan terhadap siswa – siswi
kelas VII A SMP Negeri 2 Baraka. Hal – hal yang ditanyakan dalam
wawancara tersebut adalah yang menyangkut variasi penelitian seperti yang
disebutkan di atas. Wawancara ini, penulis laksanakan seiring dengan
berlangsungnya pengamatan.
Terkait dengan hal ini, maka teknik wawancara diperkuat oleh
pendapat Arikunto, (2007: 30) wawancara atau interview adalah suatu metode
atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan
cara tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak, karena dalam wawancara ini
responden tidak diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, pertanyaan
hanya diajukan oleh subjek evaluasi.
Wawancara dapat dilakukan dengan cara:
1. Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan
yang telah dibuat oleh objek evaluasi.
2. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan subjek
evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang
sudah disusun terlebih dahulu. Jadi dalam hal ini responden pada
25
waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah
dipersiapkan oleh penanya.pertanyaan itu kadang – kadang bersifat
sebagai yang memimpin, mengarahkan dan penjawab sudah
dipimpinoleh sebuah daftar cocok, sehingga dalam menuliskan
jawaban, ia tinggal membubuhkan tanda cocok di tempat sesuai
dengan keadaan responden.
3. Teknik dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan yaitu dengan mengadakan serangkaian
pengambilan gambar atau pemotretan langsung terhadap objek–objek yang
terkait dalam penelitian. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperkuat data yang ada sehingga penulis mendapat gambaran yang lebih
jelas. Seperti telah disebutkan bahwa sumber data utama dalam penelitian
kulaitatif ialah kata-kata dan tindakan, sebaiknya ada data tambahan seperti
dokumen. Jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data
tertulis dan foto.
G. Teknik Analisis Data
Semua data yang berasal dari sumber data dalam penelitian ini adalah
subjek yang disebut informan yaitu orang–orang yang memberi informasi atau
menjawab pertanyaan–pertanyaan peneliti berupa wawancara, observasi dan
dokumentasi. Oleh karena penelitian ini adalah kualitatif, maka analisis
datanya menggunakan metode kualitatif pula. Semua data yang telah terkumpul
dianalisis disajikan secara deskriptif.
26
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang berasal
dari observasi dan wawancara. Langkah berikutnya adalah melakukan reduksi
data yang dilakukan dengan membuat abstrak yang jelas, yaitu dengan
membuat rangkuman, satuan–satuan dan dikategorikan. Tahap akhir dari
analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data dalam
mengolah hasil sementara menjadi teori substansi.
Proses analisis data mengenai “Proses Pembuatan Bakul dari Bahan
Daun Kelapa oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten
Enrekang” dilakukan dengan cara yaitu, membaca, bertanya, mempelajari dan
menelaah data yang bersifat umum yang ada dalam sumber kepustakaan
mengenai proses pembuatan, teknik-teknik anyam yang diterapkan dan unsur–
unsur yang berpengaruh pada kerajinan anyam. Kemudian penulis mempelajari
dan menelaah data yang berhasil dikumpulkan melalui observasi, wawancara
mengenai hal–hal yang menyangkut proses pembuatan seni kerajinan membuat
bakul dari bahan baku daun kelapa, dan selanjutnya data tersebut dibuat
menjadi suatu rangkuman yang berisi tentang proses pembuatan bakul dari
bahan baku daun kelapa yang meliputi:
1. Proses pengolahan bahan kerajinan bakul dan sarana yang
digunakan.
2. Proses pengayaman kerajina bakul dan sarana yang digunakan.
3. Cara finishing atau akhir pembuatan kerajinan bakul, sarana yang
digunakan.
27
Setelah data tersebut direduksi, kembali diperiksa keabsahannya,
kemudian dikonfirmasikan kembali dengan responden terhadap data awal
penelitian sampai dengan data akhir penelitian.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini dimaksudkan untuk menguraikan secara objektif
tentang proses pembuatan bakul dari bahan daun kelapa oleh siswa kelas VII
SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang. Penelitian yang diperoleh di
lapangan melalui prosedur yang digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini tidak menggunakan data kuantitatif melainkan
menggunakan data kualitatif. Data yang telah diolah dan disajikan dalam
bentuk deskripsi, sesuai dengan indikator dalam fokus penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Proses pembuatan bakul dari bahan daun kelapa oleh siswa kelas VII
SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang.
Bakul adalah wadah atau tempat yang terbuat dari anyaman bambu,
rotan atau daun kelapa dengan mulut berbentuk lingkaran. Pada penelitian ini
dalam proses pembuatan bakul siswa menggunakan bahan baku dari daun
kelapa. Kerajinan bakul dari bahan daun kelapa dikerjakan langsung oleh
siswa, setelah diberikan penjelasan dan pengarahan dari guru. Proses
pembuatan kerajinan bakul dari bahan daun kelapa ini bersifat tradisional,
yaitu pembuatannya masih menggunakan peralatan yang sangat sederhana.
29
Sebelum memulai prose pembuatan bakul terlebih dahulu kita
mengetahui dan mengenal alat dan bahan yang digunakan siswa dalam
memeperlancar kegiatan pembuatan bakul.
a. Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Proses Pembuatan Bakul dari
Bahan Daun Kelapa oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Baraka
Kabupaten Enrekang
1) Alat
Alat sangat penting dalam proses pembuatan bakul. Adapun alat yang
digunakan dalam proses pembuatan bakul yaitu gunting dan pisau.
Gambar 4. 16
Gunting
(Dokumentasi foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
Gunting berfungsi sebagai alat untuk memotong ujung dari bahan
daun kelapa sebelum dianyam. Gunanya untuk memudahkan saat proses
menganyam.
30
Gambar 4. 17
Pisau
(Dokumentasi foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
Pisau ini berfungsi sebagai alat pemotong, dalam proses pembuatan
bakul pisau ini digunakan untuk memisahkan helai daun kelapa dari lidi.
2) Bahan
Dalam pembuatan bakul ada beberapa bahan yang biasa digunakan
yaitu bambu, rotan dan daun kelapa. Pada proses pembuatan bakul yang
dilalukan oleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 menggunakan bahan baku
utama yaitu daun kelapa.
Gambar 4. 18
Daun kelapa
(Dokumentasi foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
31
b. Teknik anyaman yang digunakan dalam proses pembuatan bakul dari
bahan daun kelapa oleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Baraka
Kabupaten Enrekang
Pada proses ini terdapat dua teknik anyam yang dipakai atau
digunakan.adapun teknik anyaman yaitu:
1) Teknik anyam tegak, yaitu anyaman yang letak lungsinya tegak
lurus atau searah dengan si penganyam, sedangkan pakannya
sejajar si penganyam.
2) Teknik anyam serong, yaitu anyaman yang lungsi dan pakannya
lurus dengan sesamanya, tetapi keduanya terletak menyimpang 45
derajat ke kiri dan ke kanan terhadap si penganyam.
2. Faktor penghambat dan penunjang dalam proses pembuatan bakul
dari bahan daun kelapa oleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Baraka
Kabupaten Enrekang
Dalam proses pembuatan bakul terdapat beberapa hal yang menjadi
faktor penghambat dan penunjang. Berikut ini faktor penghambat dan
penunjang yang dialami siswa saat membuat kerajinan bakul dari bahan daun
kelapa.
a. Faktor penghambat
Faktor penghambat dalam proses pembuatan bakul yang dialami oleh
siswa, yang pertama yaitu pengambilan bahan baku yaitu daun kelapa.
Walaupun pohon kelapa banyak terdapat di sekitar pemukiman warga, tetapi
saat pengambilan bahan baku ini menyulitkan siswa dikarenakan pohon
kelapa yang tinggi. Sehingga siswa harus meminta bantuan kepada orang
dewasa. Faktor pengambat yang kedua dalam proses pembuatan bakul yaitu
32
saat menganyam bagian sudut dari bakul. Banyak siswa yang kesulitan saat
mulai menganyam bagian sudut dari bakul. Selain itu faktor penghambat yang
lain yaitu saat proses terakhir/ finishing dalam pembuatan bakul, siswa
kesulitan saat melipat ujung bakul.
b. Faktor penunjang
Faktor penunjang dalam proses pembuatan bakul adalah bahan baku
yang masih mudah ditemukan karena pohon kelapa masih banyak tersedia di
sekitar pemukiman warga, sehingga memudahkan siswa untuk mendapatkan
bahan baku tersebut. Dan siswa tidak perlu membeli ataupun sampai keluar
kampung untuk mencari bahan baku.
B. Pembahasan
1. Proses pembuatan bakul dari bahan daun kelapa oleh siswa kelas VII
SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang
Sebelum memulai proses pembuatan bakul terlebih dahulu kita
mengetahui tahapan awal yang dilakukan siswa sebelum masuk dalam proses
penganyam. Dalam pembahasan tahapan dalam proses pembuatan bakul dari
bahan daun kelapa dikelompokkan atas beberapa bagian yaitu:
a. Pembagian kelompok
Dalam bagian ini dipaparkan awal sebelum memasuki proses
pembuatan bakul. Pertama-tama siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok,
dalam satu kelompok terdiri atas 2 orang siswa. Hal ini bertujuan untuk
33
memudahkan siswa saat proses pembuatan bakul, juga untuk membangun
kerjasama dan saling membantu antara siswa yang satu dengan yang lain.
b. Persiapan alat
Adapun alat dan bahan perlengkapan yang digunakan dalam proses
pembuatan bakul cukup sederhana yaitu:
1. Pisau
2. Gunting
Pisau digunakan untuk memisahkan daun kelapa dari lidi. Sedangkan
gunting digunakan untuk menggunting ujung daun kelapa untyk emudahkan
saat proses menganyam.
Gambar 4.19
Pisau dan gunting
(Dokumentasi foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
c. Persiapan bahan
Dalam pembuatan bakul yang harus diperhatikan adalah pemilihan
bahan baku agar karya yang dihasilkan lebih bagus. Bahan baku utama yang
digunakan siswa dalam pembuatan bakul yaitu daun kelapa, siswa memilih
34
bahan daun kelapa yang paling baik. Setelah pemilihan bahan baku, siswa
lalu mempesiapkan jumlah helai daun yang akan dipakai dalam pembuatan
bakul. Dalam proses pembuatan bakul siswa mempersiapkan 12 helai daun
kelapa, yakni 6 helai daun kelapa sebagai pakan dan 6 helai daun kelapa
sebagai lungsi.
Gambar 4.20
Daun kelapa
(Dokumentasi foto: Anugerah, 21Januari 2016)
d. Teknik anyaman
Sebelum memasuki proses pembuatan bakul, penulis terlebih dahulu
menjelaskan tentang teknik anyaman yang digunakan dalam proses
pembuatan bakul. Dimulai dari anyaman dasar pada bakul, teknik anyaman
yang digunakan pada dasar bakul adalah teknik anyaman tegak, yaitu
anyaman yang letak lungsinya tegak lurus atau searah dengan si penganyam,
sedangkan pakannya sejajar dengan si penganyanm.
35
Gambar 4.21
Anyaman tegak
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
Teknik anyaman yang kedua adalah teknik anyam serong, yaitu anyaman
yang lungsi dan pakannya tegak lurus dengan sesamanya, tetapi keduanya
terletak menyimpang 45 derajat ke kiri dan ke kanan terhadap si penganyam.
Gambar 4.22
Anyaman tegak
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 21 Januari 2016
36
e. Proses menganyam bakul
Sebelum penulis membahas tentang proses pembuatan bakul terlebih
dahulu perlu diketahui, bahwa dalam proses pembuatan bakul tidak melalui
proses pewarnaan. Hal ini disebabkan karena bakul merupakan suatu
kerajinan tradisional yang bersifat turun-temurun. Adapun langkah-langkah
yang dtempuh oleh siswa dalam proses pembuatan bakul, yaitu:
1. Langkah awal dalam menganyam bakul siswa mengatur helai daun
kelapa yang berfungsi sebagai lungsi berjajar dalam jumlah genap
dan pakan yang berjumlah genap pula.
Gambar 4.23
Mengatur helai daun kelapa
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
2. Kemudian lungsi-lungsi yang ada di sebelah kemudian diangkat
kemudian ditahan dengan jari-jari tangan kita.
37
Gambar 4.24
Proses awal menganyam
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
3. Sehelai pakan disisipkan dengan anyaman beselang satu,
maksudnya helai daun kelapa yang berfungsi sebagai pakan
menumpangi dan di tumpangi satu buah lungsi atau singkatnya
angkat satu turun satu.
Gambar 4.25
Proses awal menganyam
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 21 Januari 2016
38
4. Setelah anyaman dasar selesai maka anyaman dirapikan atau
dirapatkan dengan menggunakan tangan, kemudian barulah
lembaran tersebut dibentuk dengan membuat sudut dari bakul.
Adapun proses kerjanya yaitu mula-mula mulai dari lungsi telebih
dahulu, ambil bagian tengah dari lungsi kemudian anyam
menyerong dengan pola yang sama yaitu anyaman satu. Pada
pakan juga dengan proses yang sama.
Gambar 4.26
Proses menganyam sudut bakul
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
39
Gambar 4.27
Proses menganyam sudut bakul
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
5. Setelah keempat sudut telah tebentuk barulah lungsi dan pakan
dianyam agar semua sisi dari bakul berbentuk lingkaran.
Gambar 4.28
Proses menganyam bakul
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
40
6. Proses terakhir adalah penyelesaian tepi bakul yang disamping
memperkuat hasil anyaman juga memperindah bakul.
Gambar 4.29
Proses penyelesaian tepi bakul
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
f. Finishing
Prosesnya yaitu ujung dari anyaman bakul dilipat bersilang lalu
diselipkan ke dalam anyaman agar terlihat lebih rapi juga untuk memperkuat
anyaman.
Gambar 4.30
Proses melipat pinggiran bakul
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
41
Gambar 4.31
Proses melipat pinggiran bakul
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
g. Hasil karya
Adapun hasil akhir dari “Proses Pembuatan Bakul dari Bahan Daun
Kelapa oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang”
yaitu:
Gambar 4.32
Hasil akhir dari proses pembuatan bakul
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
42
Dari hasil karya siswa tersebut di atas masih terdapat kekurangan.
Yaitu pada bagian sisi bakul masih terlihat lubang-lubang kecil, itu artinya
saat proses menganyam siswa tidak terlalu memperhatikan kerapatan
anyaman. sedangkan pada bagian atas bakul yang berbentuk lingkaran,
meskipun tekniknya sudah benar akan tetapi kerapian dari karya siswa masih
harus diperhatiakan.
Berikut ini adalah contoh hasil karya yang sudah ada sebelumnya.
Karya ini dibuat oleh siswa kelas lain yang dusah lebih dulu mengetahui
tentang cara membuat bakul dari bahan daun kelapa. Adapun contoh
karyanya yaitu:
Gambar 4.33
Contoh hasil karya kerajinan bakul
(Dokumentasi Foto: Anugerah, 21 Januari 2016)
Perbedaan hasil karya dari kelas VII dengan karya kerajinan yang
sudah ada sebelumnya sangat terlihat jelas. Pada hasil karya di atas sudah
tidak terdapat celah pada sisi bakul dan juga terlihat rapi.
43
h. Perbedaan bahan baku basah dengan bahan baku kering
Dalam pembuatan bakul dari bahan daun kelapa, ada dua jenis daun
kelapa yang biasa digunakan yaitu daun kelapa yang masih basah dan daun
kelapa yang sudah kering. Masing-masing bahan memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri.
1. Daun kelapa basah
Dengan menggunakan bahan baku daun kelapa yang masih basah,
tidak memerlukan proses pengeringan telebih dahulu dan dapat langsung
digunakan untuk membuat anyaman bakul. Tapi kekurangan dari
menggunakan bahan daun kelapa yang masih basah yaitu saat menganyam
akan sedikit lebih sulit karena bahan yang masih basah akan kaku saat dilipat,
dan kerajinan yang sudah jadi lama-kelamaan akan mengkerut dikarenakan
daun kelapa menjadi layu. Karena itu menyebabkan kerajinan bakul akan
terlihat tidak rapi dan akan terlihat celah pada sisi bakul.
2. Daun kelapa kering
Dengan menggunakan bahan baku daun kelapa yang sudah kering
lebih mudah saat menganyam dibandingkan dengan daun kelapa yang masih
basah, karena daun kelapa yang sudah kering sudah lentur sehngga
memudahkan saat dianyam. Hasil kerajinan tetap akan seperti semula tidak
sama halnya dengan menggunkan bahan baku daun kelapa yang masih basah.
Dan bakul yang terbuat dari bahan baku daun kelapa keing akan lebih tahan
lama dan lebih kuat jika digunakan sebagai wadah.
44
2. Faktor-faktor penghambat dan penunjang dalam proses pembuatan
bakul dari bahan daun kelapa oleh siswa kelas VII SMP Negeri 2
Baraka Kabupaten Enrekang
Setelah penulis menguraikan secara khusus mengenai kegiatan proses
pembuatan bakul dari bahan daun kelapa oleh siswa kelas VII SMP Negeri 2
Baraka Kabupaten Enrekang, maka berikut ini duaikan penghambat dan
penunjang yang dialami oleh siswa.
a. Faktor penghambat
Faktor penghambat dalam proses pembuatan bakul yang dialami oleh
siswa, yang pertama yaitu pengambilan bahan baku yaitu daun kelapa.
Walaupun pohon kelapa banyak terdapat di sekitar pemukiman warga, tetapi
saat pengambilan bahan baku ini menyulitkan siswa dikarenakan pohon
kelapa yang tinggi. Sehingga siswa harus meminta bantuan kepada orang
dewasa. Faktor pengambat yang kedua dalam proses pembuatan bakul yaitu
saat menganyam bagian sudut dari bakul. Banyak siswa yang kesulitan saat
mulai menganyam bagian sudut dari bakul. Selain itu faktor penghambat
yang lain yaitu saat proses terakhir/ finishing dalam pembuatan bakul, siswa
kesulitan saat melipat ujung bakul.
b. Faktor penunjang
Faktor penunjang dalam proses pembuatan bakul adalah bahan baku
yang masih mudah didapat karena pohon kelapa masih banyak tersedia di
sekitar pemukiman warga, sehingga memudahkan siswa untuk mendapatkan
bahan baku tersebut.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasakan hasil penelitian tentang “proses pembuatan bakul dari
bahan daun kelapa oleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten
Enrekang” maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembuatan bakul meliputi:
a. Pembagian kelompok
b. Persiapan alat
c. Persiapan bahan
d. Teknik anyaman
- Teknik anyam tegak
- Teknik anyam serong
e. Proses menganyam bakul
- Langkah awal menganyam bakul, siswa mengatur helai
daun kelapa yang berfungsi sebagai lungsi berjajar dalam
jumlah genap dan pakan yang berjumlah genap pula.
- Kemudian lungsi-lungsi yang ada di sebelah kemudian
diangkat lalu ditahan dengan jari-jari tangan.
- Sehelai pakan disisipkan dengan anyaman berselang satu,
maksudnya helai daun kelapa yang berfungsi sebagai pakan
46
menumpangi dan ditumpangi satu buah lungsi atau
singkatnya angkat satu turun satu.
- Setelah anyaman dasar selesai maka anyaman dirapikan
atau dirapatkan menggunakan tangan, kemudian barulah
lembaan tersebut dibentuk dengan membuat sudut dari
bakul.
- Setelah keempat sudut telah terbentuk baulah lungsi dan
pakan dianyam agar semua sisi dari bakul berbentuk
lingkaran.
- Proses terakhir adalah penyelesaian tepi bakul yang
disamping untuk memperkuat hasil anyaman juga
memperindah bakul.
f. finishing
2. a. Faktor penghambat dalam proses pembuatan bakul yang dialami
oleh siswa, yang pertama yaitu pengambilan bahan baku yaitu daun
kelapa. Walaupun pohon kelapa banyak terdapat di sekitar
pemukiman warga, tetapi saat pengambilan bahan baku ini
menyulitkan siswa dikarenakan pohon kelapa yang tinggi.
Sehingga siswa harus meminta bantuan kepada orang dewasa.
Faktor pengambat yang kedua dalam proses pembuatan bakul yaitu
saat menganyam bagian sudut dari bakul. Banyak siswa yang
kesulitan saat mulai menganyam bagian sudut dari bakul. Selain itu 44
47
faktor penghambat yang lain yaitu saat proses terakhir/ finishing
dalam pembuatan bakul, siswa kesulitan saat melipat ujung bakul.
b. Faktor penunjang dalam proses pembuatan bakul adalah bahan
baku yang masih mudah didapat karena pohon kelapa masih
banyak tersedia di sekitar pemukiman warga.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas tentang “proses pembuatan bakul dari
bahan daun kelapa oleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten
Enrekang”, maka beberapa saran peneliti sebagai berikut:
1. Disarankan kepada guru mata pelajaran untuk tetap mengajarkan
tentang proses pembuatan bakul agar siswa bisa mengetahui
tentang bagamana proses pembuatan bakul yang merupakan
kerajinan tradisional.
2. Mengharapkan kepada rekan-rekan mahasiswa ataupun para tenaga
edukatif pada jurusan pendidikan seni rupa dan kerajinan
khususnya yang menyangkut mata kuliah seni kerajinan anyam,
agar dapat dijadikan sebagai tambahan literatur.
3. Kepada peneliti yang akan mengadakan penelitian lanjutan, agar
penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya
guna meningkatkan kualitas pembelajaran seni rupa.
48
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Angkasa.
Artono Ario, dkk. 2007. Kreasi Seni Budaya SMA X. Jakarta. Geneca Exact
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Cetakan ke 2. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Garha, Oho. 1990. Berbagai Motif Anyam. Bandung: Angkasa Bandung.
Hermawan, Sani. 2013. Proses Pembuatan Anyaman Niru. Skripsi tidak
diterbitkan: UNM
Salam, Sofyan. 2007. Metodologi Penelitian. Hand Out pada Jurusan Seni Rupa
Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar.
St, Sumiati, UUM, 1985. Berkreasi Dengan Bambu 2. Bandung: Remaja Karya.
Syamsuri. Sukri. A, dkk. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FKIP
UNISMUH Makassar.
W.J.S. Poerwadarminta, 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka.
Kamus Umum Bahasa Indonesia. 1991. Cetakan ke 2. Jakarta: Balai Pustaka.
Sumber Internet :
http://manfaat.co.id/Manfaat-pohon-kelapa. Diakses tanggal 20 Oktober 2015
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Bakul. Diakses tanggal 20 Oktober 2015
http://eripurnamasari02.blogspot.com Diakses tanggal 4 Desember 2015
http://nurh4nim.tripod.com/anyamanbakul.htm Diakses tanggal 4 Desember 2015
http://tulisansebuahpensil.blogspot.com Diakses tanggal 4 Desember 2015
https://id.wikipedia.org/wiki/Bakul
48
49
http://kamus.cektkp.com/penunjang/
http:// azamherbal.com
Lampiran 1
Format observasi
Hal yang diobservasi:
1. Proses pembuatan bakul
a. Proses pemotongan bahan dan sarana yang dilakukan
b. Proses menganyam dan sarana yang dilakukan
c. Proses finishing kerajinan bakul dan sarana yang dilakukan
No. Hal-hal yang diamati Deskripsi
1.
Proses pengolahan bahan
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memisahkan daun kelapa dari
lidi
c. Menggunting ujung daun kelapa
saat akan dianyam
a. Langkah petama siapakan
alat dan bahan.
b. Pisahkan daun kelapa dari
lidi dengan menggunakan
pisau
c. Setelah itu gunting bagian
ujung daun kelapa untuk
memudahkan saat poses
menganyam.
2.
Proses menganyam
Langkah awal dalam
menganyam bakul siswa
mengatur helai daun kelapa yang
berfungsi lungsi berjajar dalam
jumlah genap dan pakan yang
berjumlah genap pula. Lalu
kemudian lungsi-lungsi yang
ada di sebelah kemudian
diangkat kemudian ditahan
dengan jari-jari tangan kita,
sehelai pakan disisipkan dengan
anyaman beselang satu,
maksudnya helai daun kelapa
yang berfungsi sebaga pakan
menumpangi dan di tumpangi
satu buah lungsi atau singkatnya
angkat satu turun satu.
Setelah anyaman dasar selesai
maka anyaman dirapikan atau
dirapatkan dengan menggunakan
tangan, kemudian barulah
lembaan tersebut dibentuk
dengan membuat sudut dari
bakul. Adapun proses kerjanya
yaitu mula-mula mulai dari
lungsi telebih dahulu, ambil
bagian tengah dari lungsi
kemudian anyam bersilang
dengan pola yang sama yaitu
anyaman satu. Setelah itu ujung
dari anyaman di tusuk dengan
jarum untuk menahan agar
anyaman tidak terbuka kembali.
Pada pakan juga dengan proses
yang sama. Setelah keempat
sudut telah tebentuk barulah
lungsi dan pakan dianyam
menyerong agar semua sisi dari
bakul berbentuk lingkaran.
Proses terakhir adalah
penyelesaian tepi bakul yang
disamping memperkuat hasil
anyaman juga memperindah
bakul.
3.
Finishing
Prosesnya yaitu ujung dari
anyaman bakul dilipat bersilang
lalu diselipkan ke dalam
anyaman agar terlihat lebih rapi
juga untuk memperkuat
anyaman.
Lampiran 2
Format wawancara
Wawancara ini dilakukan dalam rangka pengumpulan data dalam
penelitan yang berjudul “Proses Pembuatan bakul dari Bahan Daun Kelapa oleh
Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang”.
Proses pembuatan bakul dari bahan daun kelapa
1. Bagaimana cara memperoleh bahan yang digunakan dalam pembuatan
bakul?
2. Alat-alat apa saja yang digunakan dalam mengolah bahan baku?
3. Apa saja yang perlu diperhatikan sebelum memulai menganyam?
4. Bagaimana tahap-tahap dalam menganyam bakul?
5. Berapa lamakah waktu yang digunakan dalam menganyam bakul?
6. Apa sajakah yang menjadi faktor penghambat dalam proses pembuatan
bakul?
7. Apa saja yang menjadi faktor penunjang dalam proses pembuatan babkul?
Lampiran 3
1. Hasil anyaman dari daun kelapa
Bakul dengan anyaman segilima
Bakul dengan anyaman satu-satu
2. Teknik menganyam
Teknk anyaman tegak
Teknik anyaman serong
Lampiran 5
1. Kondisi awal
Lampiran 6
1. Alat dan bahan
2. Proses menganyam
Finishing
RIWAYAT HIDUP
ANUGERAH, lahir di Pasui Kec. Buntu Batu Kab.
Enrekang pada tanggal 14 Juni 1992. Anak kelima dari lima
bersaudara dan merupakan buah kasih sayang dari pasangan
Illa dan Samia. Adapun jenjang pendidikan yang penulis
lalui yaitu masuk ke SD Negeri 5 Pasui mulai tahun 1998
sampai tahun 2004. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 2 Baraka dan tamat pada tahun 2007. Kemudian pada
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Pasui dan
tamat pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2010 penulis berhasil lulus pada
jurusan pendidikan seni rupa, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas
muhammadiyah makassar program strata 1 (S1) kependidikan. Di akhir studinya
penulis menyelesaikan judul skripsi “Proses Pembuatan Bakul Dari Bahan Daun
Kelapa Oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang”.
Recommended