View
226
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PUBLIC SUMMARY
(Resume Hasil Penilaian)
HASIL PENILAKN III PENILAIAN
KINERJA PHPL
IUPHHK- HA
PT. GEMA HUTANI LESTARI
SK IUPHHK-HA Nomor : SK.951/Kpts-II/1999 Tanggal : 14 Oktober 1999
Luas Areal : ± 148.450 Ha
Lokasi Unit Manajemen
Kabupaten Buru dan Buru Selatan Provinsi Maluku
Oleh :
LP-PHPL PT. TUV RHEINLAND INDONESIA
RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL IUPHHK-HA
PT. GEMA HUTANI LESTARI
1. IDENTITAS LPPHPL PT. TÜV RHEINLAND INDONESIA
1. Nama Lembaga
Sertifikasi :
PT. TÜV Rheinland Indonesia
2. Alamat : Menara Karya 10th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Block X-5 Kav. 1-2,
Jakarta 12950 INDONESIA
Telp. +62-21-579 44 579, Fax .+62-21-579 44 579
e-mail : forestry@idn.tuv.com
3 Akte Pendirian : Akta Pendirian : No. 3 tanggal 11 September 1996 oleh Notaris Siti Mariam Muchtar Widodo SH, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 30 Oktober 1998 nomor 02-23576 HT.01.01.Th.98.
Akta Perubahan Terakhir : No. 04 tanggal 10 Agustus 2016 Notaris Anesta Chrisanti, S.H.,M.Kn.pdf. Pengesahan Menteri Menkum-ham RI Nomor AHU-AH.01.03-0071862 Tanggal 15 Agustus 2016.
4. Pengurus LPPHPL dan LVLK :
Komisaris Utama:
Ralf Scheller
Komisaris:
Andreas Hoefer
DR. Indaryati Swarna Dewi Motik, MBA
Muhammad Bascharul Asana
Direktur Utama:
I Nyoman Susila
Direktur:
Edmundus Wiharyono
Abdul Qohar
General Manager Sustainability Assurance:
Dian S. Soeminta, S.Hut
Kepala LVLK dan LPPHPL:
Dian S. Soeminta, S.Hut
4. Tim Auditor PHPL-VLK Mashari.S.Hut (Lead/Prasyarat)
Darnawi.S.Hut (Lead Auditor /VLK)
Ir. Jubaedi Nu’man (Auditor Produksi)
Irvan,S.Hut (Auditor Ekologi)
Ardi Kustrianto,S.Sos (Auditor Sosial)
2. IDENTITAS AUDITEE
1. Nama Unit Manajemen PT. Gema Hutani Lestari
2. Alamat Kantor Pusat Jakarta:
Jl. Suryopranoto 1-9 Komplek Delta Building Blok C No. 7, 8, 9 Jakarta
Kantor Cabang:
Jl. Cendrawasih SK 3/2 Ambon
3. Lokasi Unit Manajemen Kabupaten Buru dan Buru Selatan, Provinsi
Mauluku
4. Luas Areal Hutan yang
Disertifikasi
± 148.450 Ha
5. SK IUPHHK –HA SK No. 951/Kpts-II/1999 tanggal 14 Oktober 1999
6. Susunan Komisaris dan Pengurus Perusahaan
Berdasarkan Akta No. 26 tanggal 11 November
2011. Notaris Yulkhaizar Panuh, SH, susunan
Komisaris dan Pengurus Perusahaan adalah
sebagai berikut:
Komisaris Utama : Ir. Dadang Sumbada Supardi, MM
Komisaris : Franklin William Kayhatu
Direktur Utama : Tan Keng Liam
Direktur Produksi : Ir. Murdiansyah Ahmad
Direktur Keuangan : Oei Hok Tjan
7. Pemilik Perusahaan/Saham 1. PT. Gema Sanubari
2. PT. Inhutani I (BUMN)
3. PD. Panca Karya
4. Koperasi Serba Usaha Likuspera
5. Koperasi Gema Persada Leisela
6. Omperasi Satria Madang Pura
7. Koperasi Karyawan Gema Usaha
8 Management Refresentative Ir. Amin Suar
3. RINGKASAN TAHAPAN
Tahapan Waktu dan
Tempat Ringkasan Catatan
Koordinasi dengan Instansi Kehutanan
Tanggal 16 Januari 2018 dan Tanggal 21 Januari 2018, Dinas Kehutanan Propinsi Maluku, BPHP dan BPKH
Koordinasi di BP2HP, Dinas
Kehutanan Propinsi, BPKH dilakukan
pada saat datang dan selesai
penilaian lapangan.
Auditor meminta masukan kinerja
auditee dan memberikan laporan
pada waktu koordinasi setelah
penilaian lapangan
Pertemuan Pembukaan
17 Januari 2018, Base Camp PT. GHL di Kabupaten Buru Provinsi Maluku
Rapat Pembukaan dimulai pukul
10.00 WIT, dilaksanakan di Kantor PT.
Gema Hutani Lestari, Basecamp
Wamlea, Kabupaten Buru, Provinsi
Maluku. Perincian pelaksanaan
pertemuan pembukaan adalah :
Pembukaan Rapat dan
Perkenalan Seluruh Tim Auditee
Lead Auditor menjelaskan maksud
dan tujuan, ruang lingkup, jadwal,
metodologi, prosedur penilaian
dan ketentuan/mekanisme
pengambilan keputusan
Meminta ketersediaan,
kelengkapan data dan
transparansi data.
Pada saat pertemuan disepakati
antara lain jadwal audit pada
dasarnya fleksibel antara audit
dokumen dan lapangan
Penandatanganan Berita Acara
Pertemuan
Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan
Tanggal 17 s/d 19 Januari 2018, Base Camp PT. GHL di Kabupaten Buru
Verifikasi dokumen dan observasi lapangan dapat berjalan dengan baik dan seluruh parameter penilaian sesuai peraturan yang berlaku dapat
Provinsi Maluku diselesaikan.
Pertemuan Penutupan
20 Januari 2016, Base Camp PT. GHL di Kabupaten Buru Provinsi Maluku
Pertemuan penutupan dihadiri dilaksanakan di Kantor PT. Gema Hutani Lestari, Basecamp Wamlea, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. Selanjutnya acara perkenalan oleh masing-masing peserta dalam rapat pembukaan yang dimulai dari Wakil Manajemen dan seluruh peserta dari unit manajemen yang hadir, selanjutnya tim auditor PT TUV Rheinland Indonesia. Lead Auditor memaparkan hasil verifikasi dan melakukan konfirmasi hasil dan temuan di lapangan serta menginformasikan batas waktu penyampaian dokumen tambahan serta Lead Auditor dan Auditee menandatangani Notulensi Pertemuan Penutupan.
Pengambilan Keputusan
Kantor PT. TUV Rheinland Indonesia.
Dilakukan sesuai dengan ketentuan Perdirjen BUK No. P.14/PHPL/SET/4/2016 Lampiran 3.1 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu
RINGKASAN HASIL PENILAIAN
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Prasyarat
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1.1. Kepastian Kawasan Pemegang Izin dan Pemegang Hak Pengelolaan
Baik
Ketersediaan dokumen-dokumen legal dan
administrasi tata batas PT GHL tersedia lengkap
sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan tata
batas yang telah dilakukan.
Realisasi tata batas areal kerja PT GHL secara fisik
di lapangan sudah temu gelang (100%) sepanjang
702 Km, yang terdiri dari panjang batas alam 28 Km
(3.99%), batas buatan Hutan Lindung (HL)
sepanjang 311 Km (44.30%), batas buatan HPT 72
Km (10.26%), batas buatan HP 94 Km (13.39%),
batas buatan HPK 90 Km (12.82%), dan batas
persekutuan sepanjang 107 Km (15.24%) yang terdiri
batas persekutuan dengan PT Wana Potensi Nusa
sepanjang 83 Km (11.82%), dan PT Umekah
Makmur sepanjang 24 Km (3.42%).
Terdapat pengakuan para pihak atas eksistensi areal
PT GHL yaitu dari pihak Pemerintah, Unit
Manajemen Pemegang IUPHHK-HA lain yang
berbatasan dan Masyarakat sekitar areal kerja PT
GHL sebagai pemegang hak adat dan tidak terdapat
konflik batas selama satu tahun terakhir
Berdasarkan hasil overlay Peta Areal IUPHHK-HA
PT GHL (Lampiran SK Menhutbun No. 951/Kpts-
II/1999 tanggal 14 Oktober 1999) dengan Peta
Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi
Maluku (lampiran SK Menhut No. SK 854/Menhut-
II/2014 tanggal 29 September 2014), diketahui
bahwa terdapat perubahan fungsi dari Hutan
Produksi menjadi Hutan Lindung seluas ± 4.248 Ha.
Berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen
PT GHL, diketahui bahwa terkait dengan perubahan
fungsi kawasan hutan di areal kerja IUPHHK-HA PT
GHL sampai dengan tahun 2018 ini belum dibuat
revisi rencana jangka panjang (RKUPHHK-HA).
Revisi dokumen RKUPPHK-HA PT GHL akan
dilakukan setelah diperolehnya keputusan
penetapan batas temu gelang areal kerja IUPHHK-
HA PT GHL dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
Tidak ditemukan adanya penggunaan izin di luar
sektor kehutanan, seperti pertambangan,
perkebunan, transmigrasi dan lain-lain, sehingga
verifier ini tidak dapat diterapkan (Not Aplicable).
Dengan demikian berdasarkan Peraturan Direktorat
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari No.
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016, maka
verifier 1.1.5 ini tidak dapat diterapkan (Not
Applicable).
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1.2.Komitmen Pemegang Izin
Baik PT GHL telah memiliki dokumen visi, misi dan
kebijakan perusahaan yang ditetapkan
berdasarkan Keputusan Direktur Utama PT GHL
pada tanggal 28 Februari 2017 dan telah sesuai
dengan kerangka pengelolaan hutan lestari.
Sosialisasi visi, misi dan kebijakan perusahaan PT
GHL telah dilakukan, mulai dari level pemegang izin
(karyawan PT GHL) dan masyarakat disekitar areal
kerja IUPHHK-HA PT GHL sejak tahun 2013.
Sosialisasi visi misi PT GHL kepada masyarakat di
sekitar areal kerja PT GHL pada tahun 2018
meliputi Desa Waehaka, Waewali, Fude Slealale,
Waeturen, Waemala, Grahwaen dan Terkuri,
sesuai dengan bukti Berita Acara dan absensi
peserta yang hadir serta dokumentasi kegiatan
sosialisasi
Implementasi kegiatan pengelolaan hutan lestari
yang telah dilakukan PT GHL baru sebagian yang
sesuai dengan visi dan misi perusahaan,
diantaranya adalah terkait dengan kepastian
kawasan (sampai dengan tahun 2018 belum
diperoleh penetapan batas (temu gelang) areal
kerja IUPHHK-HA PT GHL), realisasi produksi satu
tahun terakhir tidak dapat mencapai target yang
direncanakan, kegiatan pengelolaan kawasan
lindung, konservasi tanah dan air belum seluruhnya
dapat direalisasikan, dan kegiatan kelola sosial
(program PMDH/kelola sosial belum seluruhnya
dapat direalisasikan kepada masyarakat).
1.3. Jumlah dan Kecukupan Tenaga Profesional Bidang Kehutanan pada Seluruh Tingkatan Untuk Mendukung Pemanfaatan Implementasi Penelitian, Pendidikan dan Latihan
Baik PT GHL telah memiliki tenaga profesional bidang
kehutanan dan tenaga teknis PHPL pada setiap
bidang kegiatan pengelolaan hutan sesuai dengan
ketentuan Perdirjen PHPL No. P.16/PHPL-
IPHH/2015, dimana jumlah tenaga teknis PHPL PT
GHL telah sesuai dengan kebutuhan pengelolaan
hutan berdasarkan luasan areal kerjanya seluas ±
148.450 ha
Realisasi peningkatan kompetensi SDM PT GHL
pada tahun 2017-Januari 2018 ini seluruhnya
sebanyak 118% atau sebanyak 13 orang dari 11
orang yang direncanakan mengikuti pendidikan
dan pelatihan
Dokumen ketenagakerjaan yang dimiliki dan
dijadikan acuan oleh Manajemen PT GHL tersedia
lengkap, meliputi dokumen wajib lapor
ketenagakerjaan perusahaan, surat perjanjian
kerja, jaminan kesehatan dan jaminan sosial
tenaga kerja, upah tenaga kerja, serikat pekerja,
perjanjian kerja bersama, dan hubungan industrial
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1.4. Kapasitas dan Mekanisme untuk Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan Periodik, Evaluasi dan Penyajian Umpan Balik Mengenai Kemajuan Pencapaian (Kegiatan) IUPHHK–HA/RE/ HT/ Pemegang Hak Pengelolaan
Baik Tersedia Struktur organisasi dan job description PT
GHL yang disahkan SK Direktur Utama PT GHL No.
175/DIR-GHL/10-2004 tanggal 7 Oktober 2004 dan
telah sesuai dengan kerangka PHPL dimana di
dalamnya terdapat unit kerja yang membidangi
Kelola Produksi, Kelola Lingkungan, Kelola Sosial,
Satuan Pengawas Internal (SPI), namun pada saat
ini sudah tidak sesuai dengan Susunan Direksi
berdasarkan Akte Perubahan Anggaran Dasar
Perusahaan yang terakhir dikukuhkan Notaris
Anesta Chrisanti, S.H, M.Kn Nomor 45 tanggal 29
Agustus 2017. Struktur organisasi yang diterapkan
masih menggunakan format struktur yang lama,
dimana masih terdapat perbedaan format
keorganisasian antara pusat dan tingkat
operasional lapangan dan masih ditemukan
perangkapan jabatan.
PT GHL telah menerapkan sistem informasi
manajemen (SIM) dan SIPUHH Online yang
dilangkapi dengan perangkat dan tenaga
pelaksananya baik di Kantor Pusat Jakarta, Kantor
Perwakilan Ambon, Kantor Perwakilan Namlea,
Kantor Basecamp Waetabi (Blok Utara) dan Kantor
Basecamp Wamsasi (Blok Selatan).
PT GHL telah memiliki organisasi SPI / internal
auditor sesuai Surat Keputusan Direktur PT GHL
No. 23/DIR-GHL/VI-2004 tanggal 27 Juni 2004 dan
Surat Perintah Tugas No. 031/SJ-GHL/ XI/2017
tanggal 10 November 2017 yang menugaskan tim
internal auditor untuk melakukan Internal Audit di
lingkup Camp Waetabi dari tanggal 11 November
2017 sd selesai. Berdasarkan verifikasi dokumen
laporan internal audit yang telah dilakukan,
diketahui telah berjalan efektif untuk mengontrol
seluruh tahapan kegiatan pengelolaan hutan dalam
kerangka PHPL.
Terdapat keterlaksanaan sebagian tindak koreksi
manajemen berbasis hasil monitoring dan evaluasi
yang dilakukan oleh Internal Audit PT GHL Pusat
terhadap kegiatan PHPL dan VLK PT GHL pada
tingkat manajemen operasional lapangan
(basecamp).
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1.5. Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa paksaan (PADIATAPA)
Baik Kegiatan RKTUPHHK-HA PT GHL Tahun
2017 dan 2018 yang akan mempengaruhi
kepentingan hak-hak masyarakat setempat
pemilik hak adat (Marga Umum Refena dan
Marga Umum Waili/Lehalima) yang tersebar di
Desa Waehaka, Waewali, Fude Slealale,
Waeturen, Waemala, Grahwaen dan Terkuri
(Dusun Bobo) serta telah mendapatkan
persetujuan atas dasar informasi awal yang
memadai
Persetujuan dalam proses tata batas areal
kerja IUPHHK-HA PT GHL masih terdapat
pihak yang belum memberikan
persetujuannya, yaitu dari pihak Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dimana
sampai dengan tahun 2018 ini belum ada
pengukuhan penetapan tata batas areal kerja
PT GHL
Rencana program CSR/CD (PMDH) PT GHL
didasarkan pada rencana jangka panjangnya
dalam dokumen RKUPHHK-HA yang disahkan
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan.
Proses penyusunan program PMDH setiap
tahun dilakukan melalui sosialisasi dan
musyawarah dengan masyarakat dan
ditetapkan melalui kesepakatan bersama
dalam musyawarah bersama tingkat desa,
selanjutnya disusun Rencana Operasional
(RO) dan dituangkan dalam dokumen
RKTUPHHK-HA PT GHL yang disahkan oleh
Direktur Utama PT GHL. Pelaksanaan
program-program PMDH PT GHL telah
direalisasikan kepada masyarakat.
Proses penetapan kawasan lindung di areal
kerja PT GHL telah mendapat dukungan
pengakuan dan persetujuan dari para pihak,
yaitu dari pihak Pemerintah, Para Pemangku
Kepentingan (Stakeholders) yang meliputi
Pemangku Kepentingan Lokal / Masyarakat,
Para Pakar, dan Pemangku Kepentingan
Lebih Luas
Produksi
2.1 Penataan areal kerja jangka panjang dalam
Sedang PT. GHL telah memiliki dokumen rencana jangka
panjang berupa RKUPHHK-HA berbasisi IHMB dan
telah mengalami revisi RKUPHHK periode tahun
2014 s/d 2023 sesuai dengan persetujuan oleh
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pengelolaan hutan lestari
pejabat yang berwenang dan disusun berdasarkan
hasil IHMB, serta telah dituangkan dalam bentuk
penataan areal produksi efektif yang realistis /benar
Terdapat kesesuaian lokasi blok tebangan RKT
tahun 2018 di blok utara dan RKT tahun 2017 di blok
selatan dibandingkan lokasi yang direncanakan di
RKUPHHK Periode tahun 2014 s/d 2023, sedangkan
blok tebangan RKT tahun 2017 di Blok Utara dan
RKT tahun 2018 di blok Selatan terjadi pergeseran
dengan rencana blok RKU, dan perubahan blok RKT
2017 di blok utara telah diinformasikan sesuai
dengan Surat Nomor S.892/BUHA-2/2014 tanggal 22
Desember 2014 tentang konfirmasi atas
pemberitahuan perubahan urutan URKT 2016 –
2021 Blok Utara PT Gema Hutani Lestari Provinsi
Maluku sedang perubahan RKT 2018 blok selatan
belum ditunjukkan
Penandaan batas blok dan petak bekas tebangan
yang terlihat dengan jelas adalah papan nama batas
blok sedangkan penandaan jalur rintisan batas
blok/petak belum terlihat dengan jelas di lapangan,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pemeliharaan batas blok dan petak belum
seluruhnya dilakukan PT. GHL
2.2 Tingkat penebangan / pemanenan lestari utk setiap jenis hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap ekosistem hutan.
Baik Berdasarkan hasil telaahan dokumen dapat
disimpulkan bahwa PT. GHL telah memiliki data
potensi tegakan baik hasil IHMB maupun ITSP dan
dilengkapi dengan peta-peta pendukung (jalur
survey, peta pohon, peta tofografi).
PT. GHL telah memiliki data pengukuran PUP pada
lokasi bekas tebangan yang merupakan tipe
ekosistem hutan daratan kering. Data hasil
pengukuran telah dilakukan analisis terhadap
pertumbuhan pada kelas diamater pada kelompok
jenis, data tersebut belum menggambarkan
pertumbuhan/riap pada masing-masing jenis, riap
secara keseluruhan dari jenis yang ada dan belum
memperhitungkan JPT sesuai riap
PT. GHL telah melakukan analisa data perhitungan
pertambahan riap diameter tegakan rata-rata
pertahun untuk periode 5 tahun terakhir pada jenis
kayu komersil dan non komersil, tetapi belum
memanfaatkan hasilnya untuk menyusun
perhitungan JTT sendiri
2.3 Pelaksanaan penerapan tahapan sistem silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan
Sedang Terdapat dokumen SOP yang terkait seluruh
tahapan kegiatan silvikultur TPTI dan THPB pada
tanah kering, dapat disimpulkan bahwa PT. GHL
telah memiliki SOP silvikultur TPTI tersedia dengan
lengkap
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
PT. GHL telah mengimplementasikan seluruh
tahapan kegiatan silvikultur TPTI yaitu PAK, ITSP,
PWH, penebangan, Penanaman & Pemeliharaan
tanaman, pembebasan pohon binaan, dan
perlindungan hutan sesuai dengan SOP yang telah
disusun berdasarkan ketentuan ketentuan teknis
namun belum seluruhnya misalnya masih ada
aliran air yang melintas badan jalan, sistem
Silvikulture THPB yang direncanakan kegiatan
dalam dokumen RKUPHHK-HA PT GHL tahun
2017 tidak dilaksanakan
Terdapat pohon inti dan pohon yang disisakan
(tidak ditebang) dari jenis- jenis komersial yang
tersebar merata sebesar 23 pohon per ha sehingga
kurang dapat menjamin terjadinya kelestarian
pemanenan hasil pada rotasi ke-2.
Berdasarkan hasil IHMB dan perhitungan uji petik
analisa tegakan tinggal di blok RKT 2016 diketahui
potensi rata-rata permudaan tiang sebesar 110
pohon perha dengan sebaran 54 s/d 157 pohon per
ha
2.4 Ketersediaan dan penerapan teknologi ramah lingkungan untuk pemanfaatan hutan.
Sedang PT GHL telah memeliki prosedur pemanfaatan
hutan ramah lingkungan berupa SOP
GHL/PL/PRD.03 dengan 4 tahapan kegiatan yaitu
Praperencanaan, Perencanaan, operasional dan
Pasca Operasional. Prosedur tersebut telah
mengakomodasikan kondisi areal kerja dan
penanganan pada kondisi yang spesifik di areal
kerja
Kegiatan pengelolaan hutan yang dilakukan oleh
PT. GHL telah menerapkan teknologi ramah
lingkungan mulai dari tahapan I perencanaan dan
Tahap II operasional pemanenan dan tahap III
pasca pemanenan namun masih terdapat gorong-
gorong yang belum dibuat pada aliran air yang
melintas badan jalan, masih ada parit yang belum
dibuat dipinggir jalan sehingga aliran air meluber ke
badan jalan, ceceran BBM ke tanah pada tempat
pengisian BBM di logpond
Berdaraskan hasil uji petik di blok RKT 2016,
kerusakan tegakan tinggal PT GHL sebesar 14,5%
dengan keterbukaan wilayah sebesar 2,18%
sehingga persen kerusakan tegakan dan
keterbukaan wilayah sebesar 16,68%.
Realisasi Produksi blok RKT 2017 Utara
(Waelanga) perjenis sebesar 46.773,49 m3
sedangkan LHC sebesar 69.816,79 m3 sehingga
diperoleh Faktor eksploitasi sebesar 0.67.
2.5 Realisasi penebangan sesuai
Sedang PT. GHL telah mempunyai dokumen RKT Tahun
2017 dan RKT 2018 selama periode penilikan III
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dengan rencana kerja penebangan/ pemanenan/ pemanfaatan pada areal kerja
secara mandiri (Self Approval) yang disayahkan
oleh Direktur Utama PT GHL namun
penyusunannnya sebagian mengacu kepada
dokumen Revisi RKU periode tahun 2014 s/d 2023
Berbasis IHMB.
Berdasarkan hasil telaah dokumen peta RKT 2017
dan 2018 dengan peta Revisi RKUPHHK-HA.
terdapat peta RKT dan RKU yang menggambarkan
areal yang boleh ditebang/dipanen
/dimanfaatkan/ditanam/dipelihara namun dalam
peta RKT 2017 dan 2018 belum memasukkan
kawasan lindung dan kebun benih
Terdapat implementasi penandaan batas blok
tebangan RKT 2017 di lapangan sedangkan
realisasi penandaan batas kawasan lindung baru
mencapai 81,21 %..
Realisasi produksi tahun 2017 Blok Utara dan Blok
Selatan rata-rata sebesar 72,34 % dan tidak ada
produksi per jenis kayu yang melebihi izin RKT
2017 serta lokasi tebangan sesuai lokasi yang
diizinkan
2.6 Tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai dan memenuhi kebutuhan dalam peman-faatan hutan, adminis-trasi, penelitian dan pengembangan, serta peningkatan kemampuan sumberdaya manusia.
Baik Terdapat laporan keuangan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 yang telah diaudit oleh akuntan Publik dan terdapat pernyataan didalam laporan tersebut yang menyatakan bahwa laporan keuangan disusun berdasarkan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang meterial. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen Laporan Keuangan tahun terakhir, PT. GHL mempunyai Ratio Likuiditas sebesar > 150% dan Ratio Solvabilitas sebesar 100 - >150% dan rentabilitas positif
Berdasarkan telaahan laporan keuangan dari akuntan public diketahui bahwa realisasi pembiayaan tahun 2016 menunjukkan alokasi pendanaan untuk kegiatan kelola hutan sebesari 96,837% dari kebutuhan kelola hutan yang seharusnya
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen laporan keuangan tahun 2016, alokasi dana untuk seluruh kegiatan kelola hutan kurang proporsional dengan tingkat perbedaan 22,89 %
Realisasi pendanaan PT GHL tahun 2017 lancar terbukti telah melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan yang meliputi perencanaan, penananaman & Rehabilitasi penanaman untuk sistim silvikultur TPTI, penelitian dan pengembangan sesuai dengan tata waktunya namun kegiatan THPB tahun 2017 tidak dilaksanakan sedangkan sesuait dokumen Revisi RKU direncanakan kegiatan penataan areal kerja, pembukaan wilayah hutan, pengadaan bibit, penyiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan
Berdasarkan laporan keuangan akuntan public tahun 2016 dan pengecekan lapangan, modal
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
yang ditannamkan kembali ke hutan untuk kegiatan pembinaan hutan, penanaman tanah kosong dan perlindungan hutan tahun 2016 sebesar 93,21%.
Berdasarkan telaah dokumen dan hasil verifikasi di lapangan disimpulkan bahwa realisasi pelaksanaan kegiatan pembinaan hutan (luas dan kualitas tegakan) mencapai 73 % dari yang direncanakan.
Ekologi
3.1. Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan dilindungi pada setiap tipe hutan
Baik Luasan dan alokasi kawasan lindung PT GHL tidak
mengalami perubahan baik dari segi jenis kawasan
lindung dan luasannya. Kawasan lindung yang
dimiliki PT GHL sudah dialokasikan sesuai dengan
dokumen perancanaan yang ada (RKUPHHK
periode 2014-2023). Penetapan dari kawasan
lindung sudah sesuai dengan kondisi biofisik dari
masing-masing kawasan lindung
Realisasi penataan kawasan lindung PT GHL samapi
dengan tahun 2017 mencapai 26.020 Ha atau
81,71% dari total luasan 31.781 Ha
Kondisi Kawasan Lindung PT GHL sebagian besar
masih berupa hutan dan berdasarkan overlay peta
citra landsat dan kawasan lindung menunjukan
kawasan lindung yang berhutan ≥ 80% dari total
kawasan lindung seluas 31.781 Ha
Kegiatan sosialisasi kawasan lindung terhadap
masyarakat sudah dilakukan oleh PT GHL dan
mendapat dukungan pengakuan dan persetujuan
dari para pihak, yaitu pihak Pemerintah Pusat, Para
pemangku kepentingan yang lebih luas dan para
pemangku kepentingan lokal atau masyarakat
Hasil verifikasi dokumen dan lapangan, kegiatan
pengelolaan kawasan lindung telah dilakukan oleh
PT GHL namun belum semua kegiatan pengelolaan
terlaksana untuk setiap kawasan lindung yang ada.
Kegiatan pengelolaan kawasan lindung tahun 2017
berupa penataan batas, sempadan sungai dan
kegiatan penataan batas belum terlaksana 100%
sehingga lokasi kegiatan belum menyeluruh
terhadap semua jenis kawasan lindung yang ada
3.2. Perlindungan dan pengamanan hutan
Sedang PT. GHL telah memiliki prosedur perlindungan dan
pengamanan hutan mencakup seluruh gangguan
yang ada berdasarkan dokumen perencanaan
RKUPHHK-HA PT GHL periode 2014 – 2023.
PT GHL sudah memiliki sarana prasaran yang
menunjang dalam kegiatan perlindungan dan
pengamanan hutan, namun belum sepenuhnya
sesuai dengan ketentuan dan masih terdapat
beberapa sara prasarana yang ditemukan dalam
kondisi rusak
PT GHL sudah mempunyai personel perlindungan
hutan tetapi jumlah dan kualifikasinya belum sesuai
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dengan ketentuan. Satuan pengamanan hutan dan
satuan pemadam kebakaran yang dimiliki PT GHL
baru mencapai 50% dari total 25 personil satgas
pengamanan hutan dan 3 regu inti pemadam
kebakaran berdasarkan ketentuan SK Menhut No.
523/Kpts-II/93 dan Permen Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.32 tahun 2016
Kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan
sudah diimplementasikan oleh PT GHL ,tetapi
belum sepenuhnya sesuai dengan rencana,
terdapat beberapa kegiatan yang belum maksimal
seperti pembuatan peta rawan kebakaran dan
penyuluhan dengan masyarakat. Kegiatan
penyuluhan belum terdokumentasi dengan baik
sehingga bukti yang ada belum terverifikasi.
3.3. Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan
Sedang PT GHL telah mempunyai sejumlah prosedur
terkait dengan pengelolaan tanah dan air terhadap
dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan
pengelolaan hutan
PT GHL mempunyai sejumlah peralatan
pengelolaan dan pemantauan dampak tanah dan
air. Sarana prasarana yang ada sudah disesuaikan
dengan dampak terhadap tanah dan air yang ada
di areal perusahaan, namun mash terdapat
beberapa sarana prasarana yang tidak berfungsi
dengan baik/rusak
PT GHL sudah memiliki SDM pengelolaan dan
pemantauan dengan jumlah dan kualifikasi personil
yang sesuai dengan peraturan yang berlaku
Implementasi kegiatan pengelolaan tanah dan air
dari segi sipil teknis dan vegetative baru sebagian
yang terlaksana, kegiatan pengelolaan yang belum
terlaksana secara penuh 100% yaitu implementasi
RIL belum terlaksana seluruhnya, penanaman
cover crop belum dilakukan dan masih ditemukan
kekurangan pada pengelolaan limbah B3
Rencana pemantauan dampak terhadap tanah dan
air telah dimiliki, dan tertuang dalam dokumen
perencanaan PT GHL. Implementasi pemantauan
dilapangan sebagian telah dilaksanakan seperti
pemantauan pemantauan erosi, kualitas air dan
curah hujan. Sedangkan ketinggian muka air, suhu,
kelembaban belum terlaksana sampai saat ini,
dikarenakan peralatan SPAS belum terpasang
Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar
dan penting terhadap tanah dan air, serta ada
upaya pengelolaan dampak sesuai ketentuan
3.4. Identifikasi spesies flora dan fauna yang dilindungi dan/ atau
Baik PT GHL memiliki prosedur terkait identifikasi untuk
seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, perancam punah dan endemik yang
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
langka (endangered), jarang (rare), terancam punah (threatened) dan endemik.
terdapat diareal pemegang izin dan terdapat
implementasinya
PT GHL telah mengimplementasikan kegiatan
identifikasi flora dan fauna dilindungi yang
dilaksanakan pada areal Sempadan Sungai Waeli
(Blok Utara) dan Sempadan Sungai Walkali (Blok
Selatan). Kegiatan HCVF juga sudah dilakukan
untuk menunjang data identifikasi seluruh jenis flora
dan fauna dilindungi yang terdapat di areal PT GHL
3.5. Pengelolaan flora untuk :
1. Luasan tertentu dari HP yang tidak ter ganggu, dan bagian yang tidak rusak.
2. Perlindungan terhadap species flora dilindungi/ jairang, langka dan terancam punah dan endemik.
Baik PT GHL mempunyai prosedur terkait pengelolaan
flora untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemik yang
terdapat di areal kerjanya
PT GHL telah melaksanakan kegiatan pengelolaan
flora dilindungi melalui penetapan kawasan
penataan batas, patroli dan inventarisasi. Selain itu
dalam sistem silvikultur TPTI juga dilaukan
perlakuan khusus terhadap pohon lindung, dalam
kegiatan ITSP dilakukan penandaan pohon lindung
dengan label kuning agar tidak ditebang dan juga
PT GHL melakukan keiatan pengembangbiakan,
pemeliharaan dan pembinaan jenis flora diluar
habitatnya (persemaian).
Kegiatan pengelolaan hutan menimbulkan
gangguan pada kondisi jenis flora dilindungi. Oleh
sebab itu PT GHL melakukan beberapa upaya dan
menerapkan sistem silvikultur agar gangguan
terhadap kondisi flora dilindungi dapat
diminimalisir, walaupun kerusakan tetap dapat
terjadi pada setiap kegiatan ekploitasi pada jenis
yang lain
3.6. Pengelolaan fauna untuk :
1. Luasan tertentu dari HP yang tidak ter ganggu, dan bagian yang tidak rusak.
2. Perlindungan terhadap species flora dilindungi/ jairang, langka dan terancam punah dan endemik.
Sedang PT GHL mempunyai prosedur terkait pengelolaan
fauna untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemik yang
terdapat di areal kerjanya.
PT GHL sudah melakukan kegiatan pengelolaan
fauna RTE, kegiatan pengelolaan yang dilakukan
masih secara umum yaitu pengelolaan kawasan
lindung, inventarisasi dan pemasangan papan
informasi dan himbauan sedangkan pengelolaan
berupa sosialisasi belum terlaksana dan belum
terdokumentasikan
Terdapat gangguan pada kondisi fauna dilindungi
dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan
endemik dan juga pada habitatnya. Gangguan
berasal dari kegiatan pengelolaan hutan dan aktifitas
masyarakat, tetapi PT GHL sudah melakukan
beberapa kegiatan upaya untuk menanggulangi
gangguan tersebut
Sosial
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
4.1. Kejelasan deliniasi kawasan Operasional perusahaan/pemegang izin dengan kawasan masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat
Baik Dokumen/laporan PT GHL tersedia lengkap
mengenai :
1. Pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH
setempat dalam Laporan Kajian Dasar Sosial
Ekonomi PT GHL Tahun 2012 dan Laporan
Penilaian Dampak Sosial PT GHL Tahun 2012.
2. Identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum
adat melalui pemanfaatan SDA dan SDH
setempat, dan
3. Rencana pemanfaatan SDH dalam dokumen
jangka panjang, jangka menengah dan jangka
pendek melalui Rencana Operasional oleh PT
GHL.
Proses yang melibatkan kedua belah pihak antara
masyarakat dan perusahaan telah berjalan dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Dengan terlebih
dahulu dilaksanakan musyawarah untuk
menentukan di wilayah hak ulayat mana PT GHL
beroperasi, maka disanalah dilaksanakan
kesepakatan terkait batas. Hal ini diperkuat dengan
keberadaan bukti dokumentasi kesepakatan dalam
hal pembagian wilayah yang terdampak kegiatan
operasional PT GHL dengan pemilik Hak Ulayat
PT GHL memiliki mekanisme pengakuan hak-hak
dasar masyarakat adat yang dapat dilihat pada
tahapan: (1) Perencanaan dan/atau pemanfaatan
SDH, (2) Organisasi Penanggung jawab Kegiatan,
(3) Pelaksanaan Kegiatan Kelola Sosial/PMDH, dan
(4) Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pemenuhan
Hak-hak dasar masyarakat adat setempat dengan
didukung oleh bukti dokumentasi yang legal dan jelas
Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan
PT GHL dengan batas kawasan yang dimiliki oleh
masyarakat hukum adat setempat
Terdapat pengakuan para pihak atas eksistensi areal
PT GHL yaitu dari pihak Pemerintah, Unit
Manajemen Pemegang IUPHHK-HA lain yang
berbatasan dan Masyarakat sekitar arel kerja PT
GHL sebagai pemegang hak adat dan tidak terdapat
konflik batas selama satu tahun terakhir
4.2. Implementasi tanggungjawab sosial perusahaan sesuai dengan Peraturan perundangan yang berlaku
Baik Ketersediaan dokumen menyangkut tanggung
jawab sosial PT GHL meliputi: (1) Revisi
Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu dalam Hutan Alam Pada Hutan
Produksi Berbasis Inventarisasi Hutan
Menyeluruh Berkala (IHMB) Periode Tahun
2014 s/d 2023 PT Gema Hutani Lestari ; (2)
Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam Tahun
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
2017 – 2018 PT GHL; dan (3) Perjanjian Kerja
Bersama PT GHL
Pemenuhan mekanisme terkait pemenuhan
kewajiban sosial telah didokumentasikan
berdasarkan tanggung jawab PT GHL serta
proses tahapan kegiatan kelola sosial yang
dapat dibuktikan dari setiap output kegiatan
yang berpedoman pada dokumen prosedur
kerja yang ada pada bidang Pembinaan Hutan,
Perencanaan, Personalia dan/atau Kelola
Sosial.
Rencana program CSR/CD (PMDH) PT GHL
didasarkan pada rencana jangka panjangnya
dalam dokumen RKUPHHK-HA yang disahkan
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan.
Proses penyusunan program PMDH setiap
tahun dilakukan melalui sosialisasi dan
musyawarah dengan masyarakat dan
ditetapkan melalui kesepakatan bersama
dalam musyawarah bersama tingkat desa,
selanjutnya disusun Rencana Operasional
(RO) dan dituangkan dalam dokumen
RKTUPHHK-HA PT GHL yang disahkan oleh
Direktur Utama PT GHL. Pelaksanaan
program-program PMDH PT GHL telah
direalisasikan kepada masyarakat.
Realisasi pelaksanaan program CSR/Kelola
Sosial PT GHL 308 % (tigaratus delapan
prosen), dimana realisasi biaya mencapai
Rp.317.300.000,- dari rencana yang
dianggarkan sebesar Rp.103.000.000,-
disertai dengan bukti realisasi yang lengkap
terkait pemenuhan tanggung jawab sosial
terhadap masyarakat
Laporan kelola sosial yang dibuat belum
dilengkapi dengan analisis permasalahan dan
keberhasilan kegiatan. Dokumen-dokumen
tersebut terdapat dalam bentuk yang terpisah-
pisah belum disatukan menjadi Dokumen
Laporan yang utuh yang disertai dengan
pembahasan deskripsi kegiatan,
permasalahan dan pembelajaran penting,
evaluasi serta saran/kesimpulan/rekomendasi
untuk pengembangan kegiatan selanjutnya
4.3. Ketersediaan mekanisme dan
Baik PT GHL memiliki data dan informasi mengenai
kelompok-kelompok masyarakat Hukum adat
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
implementasi distribusi manfaat yang adil antar para pihak
yang terlibat, tergantung dan terpengaruh oleh
aktivitas perusahaan, namun belum didukung
oleh pemutakhiran data untuk desa-desa
pemekaran dan desa binaan baru.
PT GHL memiliki mekanisme Peningkatan
Akses Masyarakat Terhadap Hutan yang legal,
lengkap dan jelas mengenai peningkatan peran
serta dan aktivitas ekonomi masyarakat.
PT GHL memiliki dokumen rencana mengenai
kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat dengan konsistensi data
yang baik antara dokumen rencana yang satu
dengan rencana lainnya dalam hal perincian
kegiatan dan biaya yang akan dikeluarkan oleh
PT GHL untuk kegiatan kelola sosialnya
PT GHL telah merealisasikan kegiatan PMDH
sebesar 139% lebih besar dari rencana PMDH
tahun 2017
PT GHL memiliki dokumen/laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para
pihak namun belum lengkap dan jelas.
4.4. Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang handal
Baik Mekanisme resolusi Konflik Sosial PT GHL
belum mengacu kepada Perdirjen PHPL Nomor:
P.5/PHPL/UHP/PHPL.1/2/2016 tentang
Pedoman Pemetaan Potensi dan Resolusi
Konflik Pada Pemegang Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)
Dalam Hutan Produksi.
Sepanjang tahun 2017 tidak terdapat konflik
lahan baik wilayah utara maupun selatan. Dari
hasil identifikasi konflik yang telah dilakukan
oleh PT GHL, resolusi konflik berupa upaya
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan penyelesaian masalah/konflik melalui jalur
non hukum. Namun, Identifikasi Potensi Konflik
belum disajikan dengan deskripsi potensi konflik
sebagaimana termuat dalam Lampiran Perdirjen
PHPL Nomor: P.5/2016 Bab II poin 3, dimana
deskripsi potensi konflik merupakan laporan
hasil pemetaan potensi konflik secara utuh mulai
dari Pendahuluan, Gambaran singkat IUPHHK,
pelaksanaan identifikasi, Hasil identifikasi
potensi konflik, Kesimpulan dan Rekomendasi.
Tersedia organisasi kelembagaan konflik yang
bersifat ad hoc dan pendanaan yang cukup yang
terintegrasi dengan mata anggaran kelola sosial
untuk menangani konflik. Sepanjang tahun 2017
tidak terjadi konflik lahan di areal kerja PT GHL
RKT tahun 2017
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Hasil dari observasi lapangan dengan ke Desa
Tanjung Karang dan wawancara dengan
perangkat desa beserta humas PT GHL (Bpk.
Asis Makatita) diketahui bahwa sepanjang tahun
2017 tidak terdapat konflik lahan di areal kerja
RKT 2017
4.5. Perlindungan, Pengembangan dan Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kerja
Baik PT GHL telah merealisasikan seluruh Hubungan
Industrial dengan seluruh karyawan yang
dilaksanakan melalui Serikat Pekerja Perkayuan
dan Perhutanan PT Gema Hutani Lestari (SP
KAHUT PT GHL), kepatuhan pengupahan
kepada peraturan yang berlaku, realisasi
pengembangan kompetensi karyawan melalui
diklat, pengaturan jenjang karir karyawan, dan
Kepesertaan BPJS Kesehatan dan
Ketenagakerjaan Karyawan.
Realisasi peningkatan kompetensi SDM PT GHL
pada tahun 2016 ini seluruhnya sebanyak 118%
atau sebanyak 13 orang dari 11 orang yang
direncanakan mengikuti pendidikan dan
pelatihan
PT GHL telah menjalankan standar jenjang karir
karyawannya sesuai dengan pedoman/acuan
yaitu mengacu kepada Perjanjian Kerja
Bersama. Hal ini diperkuat dengan adanya
kenaikan upah dan pemberian penghargan atas
Penilaian prestasi kerja tersebut karyawan yang
bersangkutan. Namun implementasi standar
jenjang karir belum dilaksanakan secara merata
pada setiap bagian/unit kerja karyawan
PT GHL memiliki dokumen tunjangan
kesejahteraan karyawan yang telah
diimplementasikan seluruhnya sesuai dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pada
BAB IV Pasal 8 perihal Informasi
Ketenagakerjaan
VLK
1.1.1. Pemegang izin mampu menunjukkan keabsahan IUPHHK
Memenuhi a. PT. Gema Hutani Lestari telah memperoleh Ijin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan
Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 951/Kpts-
II/1999, Tentang Pemberian Hak Pengusahaan
Hutan Kepada PT. Gema Hutani Lestari Seluas ±
148.450 Ha di Provinsi Daerah Tingkat I Maluku,
untuk jangka waktu 55 tahun dan akan berakhir
pada tanggal 13 Oktober 2054
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
b. PT. Gema Hutani Lestari dapat menunjukan SPP
dan bukti bayar IIUPH : Berupa Aplikasi Pengiriman
Uang dan Tujuan pengiriman : Bendahara Umum
penerima setoran IIUPH, Tanggal pembayaran
telah sesuai dengan bukti Pengirim dan sesuai
dengan SPP.
NA c. Berdasarkan Hasil wawancara dengan pihak Auditee
serta hasil verifikasi lapangan disebutkan bahwa tidak
ditemukan adanya penggunaan izin di luar SK
IUPHHK-HA PT. Gema Hutani Lestari, seperti
pertambangan, perkebunan, transmigrasi dan lain-
lain, sehingga verifier ini tidak diterapkan (Not
Aplicable).
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang
Memenuhi a. PT. Gema Hutani Lestari telah memiliki dokumen
Revisi RKUPHHK-HA Berbasis IHMB periode 2014-
2023 yang telah disahkan oleh A.n. Menteri
Kehutanan, Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan
U.b. Direktur Bina Usaha Hutan Alam dan dilengkapi
dengan Peta RKUPHHK-HA serta telah memiliki RKT
tahun 2017 yang telah disahkan secara mandiri (Self
Approval) dan ditandatangani oleh Direktur Utama
PT GHL serta telah dilengkapi dengan Peta
Rencana Kerja Tahunan Skala 1 : 50.000
Memenuhi b. Terdapat peta kerja RKT tahun 2017 yang
menggambarkan areal/kawasan lindung berupa
Buffer zone Hutan Lindung, sempadan sungai dan
terbukti dilapangan dilakukan penandaan berupa
pemasangan plank dan tanda batasnya.
Memenuhi c. Terdapat peta kerja Blok RKT 2017 yang
menggambarkan areal yang ditebang yaitu petak
petak yang di Cap untuk blok utara dan selatan dan
telah dilakukan penandaan batas blok dan petak
dengan memasang papan nama Blok dan Nomer
Petak
2.2.1. Pemegang izin mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku
Memenuhi a. PT. Gema Hutani Lestari telah memiliki dokumen
Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi
Berbasis IHMB Periode Periode 2014 – 2023 dan
telah disetujui berdasarkan Keputusan menteri
Kehutanan Nomor SK.18/BUHA-2/2013 tanggal
29 April 2013 serta dilengkapi dengan Peta RKU
dengan skala 1 : 100.000.
NA b. PT. Gema Hutani Lestari tidak ada penyiapan
lahan untuk pembangunan hutan tanaman industri
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di LHP-kan
Memenuhi Terdapat Dokumen LHP periode bulan Januari s/d Desember 2017 dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang untuk wilayah Blok Utara dan Blok Selatan. hasil uji petik terhadap LHP yang telah disahkan dengan fisik kayu yang dilakukan di TPK Antara Waelanga oleh Ganis yang berwenang menunjukkan kesesuaian antara Nomer dan jenis batang kayu dengan dokumen LHP dan Nomor batang di LHP dapat ditemukan di blok tebangan
3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil hutan
Memenuhi Terdapat dokumen angkutan kayu yang menunjukan seluruh kayu dari PT. Gema hutani Lestari yang diangkut dari TPn/TPK Hutan ke TPK Antara dan/atau dari Logpond ke tujuan Industri telah disertai dengan dokumen yang sah dan dibuat oleh pejabat yang berwenang dan persediaan kayu pada periode bulan Desember 2017 sesuai dengan Laporan Mutasi Kayu Bulat (LMKB) yang dibuat berkesesuaian dengan dokumen surat keterangan sahnya hasil hutan terkait
3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA/IUPHHK-HT/IUPHHK-RE/Pemegang Hak Pengelolaan
Memenuhi a. Berdasarkan hasil verifikasi dan hasil pemeriksaan
silang dengan fisik log yang ada di lapangan
diperoleh hasil bahwa tanda-tanda PUHH/Barcode
pada log yang dimiliki PT Gema Hutani Lestari bisa
dilacak dan telah sesuai dengan dokumen
Memenuhi b. Terdapat sistem penandaan kayu bulat yaitu
pemasangan tanda Barcode (Label Kuning), tanda
label ITSP (Label Merah) dan Nomer bantu produksi
yang diterapkan pada batang kayu. Penandaan
tersebut dimulai dari Tegakan, Tunggak, batang
kayu yang ditebangsehingga dapat ditelusuri asal
kayunya.
3.1.4 Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK
Memenuhi PT. Gema Hutani Lestari dapat menunjukkan petinggal/arsip Dokumen SKSHHK yang merupakan dokumen angkutan dari areal ke luar areal yang tersedia lengkap dan sah selama Periode Januari s/d Desember 2017 (dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang).
3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)
Memenuhi a. Terdapat dokumen Surat Perintah Pembayaran
kewajiban PSDH dan DR berdasarkan dokumen
laporan hasil produksi (LHP) sesuai dengan
Kelompok jenis, volume kayu yang diterbitkan secara
online melalui SIPUHH selama periode bulan Januari
s/d Desember 2017
Memenuhi b. PT GHL telah melakukan pembayaran kewajiban
PSDH dan DR sesuai dengan SPP PSDH dan DR
yang diterbitkan melalui SIPUHH dan terbukti dengan
adanya dokumen PNBP berupa Bukti penerimaan
negara
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Memenuhi c. PT Gema Hutani Lestari telah melunasi pembayaran
PSDH dan DR sesuai dengan SPP berdasarkan
kelompok Jenis dan Ukuran serta tarif yang berlaku
untuk kelompok Jenis dan ukurannya
3.3.1. Pemegang izin yang mengirimkan kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT)
Memenuhi PT Gema Hutani Lestari telah mendapatkan
Pengakuan Sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau
Terdaftar yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri Departemen
Perdagangan RI dengan Nomor PKAPT :
09.05.1.00011, berlaku sampai dengan 24 Juli 2018
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia dan memiliki izin yang sah
Memenuhi Kapal pengangkut kayu yang digunakan oleh PT
Gema Hutani Lestari dalam pengangkutan Kayu dari
Logpond ke tujuan industri di keluar Pulau adalh
kapal yang berbendera Indonesia.
3.4.1. Implementasi
Tanda V-Legal
Memenuhi PT Gema Hutani Lestari telah melakukan
pemasangan tanda V-Legal pada hasil produk
kayunya dan dokumen angkutan di Surat
Keterangan Sah Hasil Hutan Kayu (SKSHHK)
yang diterbiitkan melalui SIPUHH Online.
4.1.1. Pemegang izin telah memiliki Dokumen AMDAL/DPPL/UKL-UPL meliputi Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Kelola Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang telah disahkan sesuai peraturan yang berlaku meliputi seluruh areal kerjanya
Memenuhi PT. Gema Hutani Lestari telah memiliki Dokumen
Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan
(Andal) telah rnendapat persetujuan Kornisi
AMDAL Pusat Departemen Kehutanan sesuai
surat No. 3809/DJ-VI/PA/93 tanggal 17 Nopember
1993 yang dituangkan dalam dokumen Studi
Evaluasi Lingkungan (SEL) yang terdiri atas Buku I
(Ringkasan Eksekutif), Buku II (Laporan) dan Buku
III (Lampiran) atas nama PT. Gema Sanubari yang
berada di Kabupaten Maluku Tengah Provinsi
Maluku
4.1.2. Pemegang izin memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang menunjukkan penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat social.
Memenuhi a. PT Gema Hutani Lestari telah memiliki dokumen RKL dan RPL yang telah disetujui oleh Sekretaris Jenderal/Ketua komisi AMDAL Pusat Departemen Kehutanan dan Perkebunan Nomor 14/Menmudhut-II/2000 tanggal 25-9-2000.
Memenuhi b. PT Gema Hutani Lestari telah melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan, serta terbukti di lapangan
Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
5.1.1. Prosedur dan Implementasi K3
Memenuhi a. PT Gema Hutani Lestari telah memiliki dokumen
mengenai pelaksanaan/prosedur kegiatan
keselamatan dan kesehatah kerja/K3 dalam
melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan
dilapangan, dan telah dibentuk pengurus P2K3
Memenuhi b. Dari hasil pengecekan terhadap kelengkapan
peralatan kesehatan dan keselamatan kerja dan
peralatan perlindungan hutan masih berfungsi
dengan baik
Memenuhi c. PT. Gema Hutani Lestari telah memiliki Laporan
Kecelakaan Kerja yang isinya memuat kronologis
penyebab kejadian dan penanganan kejadian, serta
telahmembuat rencana program kerja untuk
menekan tingkat kecelakaan melalui sosialisasi K3
5.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja
Memenuhi PT Gema Hutani Lestari terdapat Serikat
Pekerja/Serikat Buruh, Yaitu : Serikat Pekerja
Kahut Unit Kerja PT. Gema Hutani Lestari
(SP.KAHUT UNIT PT Gema Hutani Lestari).
5.2.2.Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP)
Memenuhi PT. Gema Hutani Lestari telah memiliki Dokumen
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Unit
Manajemen Hutan PT. Gema Hutani Lestari
dengan SP.KAHUT UNIT KERJA PT.GEMA
HUTANI LESTARI Tahun 2017 – 2019 yang
sedang didaftarkan ke Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Maluku.
5.2.3. Perusahaan tidak mempekerjakan anak di bawah umur
Memenuhi PT GHL tidak memperkerjakan tenaga kerja
dibawah umur, tenaga kerja yang termuda berusia
18 tahun yang bekeraj sebagai pembantu operator
traktor
Recommended