View
216
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/15/2019 Referat THT Otitis
1/20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian
tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas
otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Masing-masing mempunyai
bentuk akut dan kronis. Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya otitis media
yaitu 25 pada anak-anak. !nfeksi umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan
dan puncaknya pada tahun pertama masa sekolah."
Otitis media supuratif kronis #OM$%& adalah infeksi kronis pada telinga tengahdengan perforasi membran tympani dan sekret keluar dari telinga terus menerus atau
hilang timbul,. sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. 'enis otitis
media supuratif kronis dapat terbagi 2 jenis, yaitu OM$% tipe benigna dan OM$%
tipe maligna.2
(eberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media
kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, )irulensi kuman
yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah #gi*i buruk& atau hygiene buruk.2
+ejala otitis media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen
atau mokoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga dan
)ertigo."
1.2 Rumusan Masalah
". pa definisi Otitis Media
2. (agaimana epidemiologi Otitis Media
. (agaimana natomi telinga
/. (agaimana Patofosiologi Otitis Media %ronik
5. (agaimana 'enis Otitis Media %ronik
0. (agaiamana %omplikasi Otitis Media %ronik
7. Prognosis
1.3 Tuuan
1ujuan pembuatan referat ini untuk mengetahui definisi, etiologi, patogenesis,
pemeriksaan fisik, diagnosis dan penatalaksanaan otitis media kronik.
1.! Man"aat
". Menambah aasan mengenai penyakit 1elinga 3idung dan 1enggorokan
#131& tentang Otitis Media %ronik.
2. $ebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti
kepaniteraan klinik bagian 1elinga 3idung 1enggorok #131&.
8/15/2019 Referat THT Otitis
2/20
2
BAB II
TIN#AUAN PU$TA%A
2.1 De"&n&s&
Otitis Media $upuratif %ronik #OM$%& adalah infeksi4peradangan kronik
telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga
tengah terus menerus atau hilang timbul. $ekret mungkin encer atau kental, bening,
atau nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan. (iasanya disertai gangguan
pendengaran.",2,
Otitis Media $upuratif %ronik #OM$%& tipe maligna merupakan OM$% yang
disertai kolesteatoma. OM$% ini dikenal juga dengan OM$% tipe bahaya atau
OM$% tipe tulang. Perforasi pada OM$% tipe maligna letaknya marginal atau di atik,kadang- kadang terdapat juga kolesteatoma pada OM$% dengan perforasi subtotal.
Otitis media kronis terjadi dalam beberapa bentuk melibatkan mukosa dan
merusak tulang #kolesteatom&. Menurut amalingam baha OM$% adalah
peradangan kronis lapisan mukoperiosteum dari middle ear cleft sehingga
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis yang ire)ersibel. 6ari
definisi diatas terlihat baha adanya perforasi membran timpani merupakan syarat
yang harus dipenuhi untuk diagnosa OM$%, sedangkan sekret yang keluar bisa ada
dan bisa pula tidak.
2.2 Anat'm&
(am)ar 1. Anat'm& Tel&nga
Mem)ran T&m*an&
Membran timpani dibentuk dari dinding lateral ka)um timpani dan memisahkan
liang telinga luar dari ka)um timpani. %etebalannya rata-rata 7," mm dan luas
membrane timbani 8 9 : ; mm2 .
8/15/2019 Referat THT Otitis
3/20
3
membuat sudut /5o dari dataran sagital dan hori*ontal. 6ari umbo kemuka baah
tampak refleks cahaya # none of ligt&."
Membran timpani mempunyai tiga lapisan yaitu =
". $tratum kutaneum # lapisan epitel& berasal dari liang telinga.
2. $tratum mukosum # lapisan mukosa& berasal dari ka)um timpani.
. $tratum fibrosum # lamina propria& yang letaknya antara stratum kutaneum dan
mukosum.
$ecara natomis membrana timpani dibagi dalam 2 bagian =
". Pars tensa
2. Pars flasida atau membran $hrapnell, letaknya dibagian atas muka dan lebih tipis
dari pars tensa dan pars flasida dibatasi oleh 2 lipatan yaitu =a. Plika maleolaris anterior # lipatan muka&.
b. Plika maleolaris posterior # lipatan belakang&.
$ara" %'r+a T&m*an&
Merupakan cabang dari ner)us fasialis masuk ke ka)um timpani dari analikulus
posterior yang menghubungkan dinding lateral dan posterior. %orda timpani juga
mengandung jaringan sekresi parasimpatetik yang berhubungan dengan kelenjar
ludah sublingual dan submandibula melalui ganglion ubmandibular. %orda timpani
memberikan serabut perasa pada 24 depan lidah bagian anterior."
$ara" ,as&al
Meninggalkan fosa kranii posterior dan memasuki tulang temporal melalui
meatus akustikus internus bersamaan dengan >. ?!!!. $araf fasial terutama terdiri dari
dua komponen yang berbeda, yaitu = "
". $araf motorik untuk otot-otot yang berasal dari lengkung brankial kedua
#faringeal& yaitu otot ekspresi ajah, stilohioid, posterior belly m. digastrik dan m.
stapedius.
2. $araf intermedius yang terdiri dari saraf sensori dan sekretomotor
parasimpatetis preganglionik yang menuju ke semua glandula ajah kecuali parotis.
Tu)a Eusta-h&us
1uba eustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani. (entuknya
seperti huruf $. Pada orang deasa panjang tuba sekitar 0 mm berjalan ke baah,
depan dan medial dari telinga tengah " dan pada anak dibaah ; bulan adalah "@,5
mm".
1uba terdiri dari 2 bagian yaitu = "
". (agian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek #"4 bagian&.
2. (agian tulang raan terdapat pada bagian depan dan panjang #24 bagian&.
Otot yang berhubungan dengan tuba eustachius yaitu = ",;
8/15/2019 Referat THT Otitis
4/20
4
". M. 1ensor ?eli Palatine
2. M. Ele)ator ?eli Palatine
. M. 1ensor 1impani
/. M. $alpingofaringeus
. Aungsi 1uba Eustachius sebagai )entilasi telinga.
Pr'sesus Mast'&+eus
ongga mastoid berbentuk seperti bersisi tiga dengan puncak mengarah ke
kaudal. tap mastoid adalah fosa kranii media. 6inding medial adalah dinding lateral
fosa kranii posterior. $inus sigmoid terletak dibaah duramater pada daerah ini."7
Pneumatisasi prosesus mastoideus ini dapat dibagi atas = @
". Prosesus Mastoideus %ompakta # sklerotik&, diomana tidak ditemui sel-sel.2. Prosesus Mastoideus $pongiosa, dimana terdapat sel-sel kecil saja.
. Prosesus Mastoideus dengan pneumatisasi yang luas, dimana sel-sel disini
besar.
,&s&'l'g& Pen+engaran
+etaran suara ditangkap oleh daun telinga yang dialirkan keliang telinga dan
mengenai membran timpani, sehingga membran timpani bergetar. +etaran ini
diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain.
$elanjutnya stapes menggerakkan tingkap lonjong #foramen o)ale& yang juga
menggerakkan perilimf dalam skala )estibuli. +etaran diteruskan melalui membran
eissener yang mendorong endolimf dan membran basal kearah baah, perilimf dala
m skala timpani akan bergerak sehingga tingkap #forame rotundum& terdorong ke
arah luar. $kala media yang menjadi cembung mendesak endolimf dan mendorong
membran basal, sehingga menjadi cembung kebaah dan menggerakkan perilimf
pada skala timpani. Pada aktu istirahat ujung sel rambut berkelok-kelok, dan dengan
berubahnya membran basal ujung sel rambut menjadi lurus. angsangan fisik tadi
diubah oleh adanya perbedaan ion %alium dan ion >atrium menjadi aliran listrik
yang diteruskan ke cabang-cabang n.?!!, yang kemudian meneruskan rangsangan itu
ke pusat sensorik pendengaran diotak # area ;-/7& melalui saraf pusat yang ada
dilobus temporalis.",/ $elama menghantarkan getaran dari membrane timpani ke
perilimf melalui osikula mengalami perbesaran dengan ", = " dan luas membrane
timpani lebih kurang "@ kali lebih besar dari luas basis stapes yaitu berakibat tekanan
efektif pada perilimf meningkat menjadi 22=".
2.3 E*&+em&'l'g&
Pre)alensi OM$% pada beberapa negara antara lain dipengaruhi, kondisi
sosial, ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang jelek.
%ebanyakan melaporkan pre)alensi OM$% pada anak termasuk anak yang
8/15/2019 Referat THT Otitis
5/20
5
mempunyai kolesteatom, tetapi tidak mempunyai data yang tepat, apalagi insiden
OM$% saja, tidak ada data yang tersedia.5
2.! Et&'l'g&
$ebagian besar OM$% merupakan kelanjutan OM #otitis media akut& yang
prosesnya sudah berjalan lebih dari 2 bulan. (eberapa faktor penyebab adalah terapi
yang terlambat, terapi yang tidak adekuat, )irulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh
rendah, atau kebersihan buruk. (ila kurang dari 2 bulan disebut subakut.
$ebagian kecil perforasi membran timpani terjadi akibat trauma telinga
tengah. %uman penyebab biasanya baakteri +ram positif aerob, sedangkan pada
infeksi yang telah berlangsung lama sering juga terdapat kuman +ram negati)e dan
anaerob.
1erjadi OM$% hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak,
jarang dimulai setelah deasa. Aaktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring
#adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis&, mencapai telinga tengah melalui tuba
Eustachius. Aungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi
yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan 6onBs syndrom. danya tuba
patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan faktor insiden OM$%
yang tinggi di merika $erikat. %elainan humoral #seperti hipogammaglobulinemia&
dan cell-mediated #seperti infeksi 3!?& dapat manifest sebagai sekresi telinga
kronis.",2 Penyebab OM$% antara lain = ".2,0
".
8/15/2019 Referat THT Otitis
6/20
6
Aaktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif
menjadi kronis majemuk, antara lain = @
". +angguan fungsi tuba eustachius yang kronis atau berulang.
a. !nfeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.
b. Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total
2. Perforasi membran timpani yang menetap.
. 1erjadinya metaplasia skumosa atau perubahan patologik menetap lainya pada
telinga tengah.
/. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid.
5. 1erdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid.
0. Aaktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahanmekanisme pertahanan tubuh.
2. Pat'"&s&'l'g&
OM$% dobagi dalam 2 jenis, yaitu benigna atau tipe tipe mukosa, dan maligna
atau tipe tulang. (erdasarkan sekret yang keluar dari ka)um timpani secara aktif juga
dikenal tipe aktif dan tipe tenang.
Pada OM$% benigna, peradangan terbatas pada mukosa saja, tidak mengenai
tulang. Perforasi terletak disentral. 'arang menimbulkan komplikasi berbahaya dan
tidak terdapat kolesteatom. OM$% tipe maligna disertai dengan kolestestom.
Perforasi terletak marginal, subtotal, atau di atik. $ering menimbulkan komplikasi
yang berbahaya atau fatal.
2./ Pat'genes&s
Patogensis OM$% belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam hal ini merupakan
stadium kronis dari otitis media akut #OM& dengan perforasi yang sudah terbentuk
diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus." Perforasi sekunder pada OM
dapat terjadi kronis tanpa kejadian infeksi pada telinga tengah misal perforasi kering.
(eberapa penulis menyatakan keadaan ini sebagai keadaan inaktif dari otitis media
kronis."
2.7 Pat'l'g&
OM$% lebih sering merupakan penyakit kambuhan dari pada menetap.
%eadaan kronis ini lebih berdasarkan keseragaman aktu dan stadium dari pada
keseragaman gambaran patologi. $ecara umum gambaran yang ditemukan adalah =
- 1erdapat perforasi membrana timpani di bagian sentral.
- Mukosa ber)ariasi sesuai stadium penyakit
- 1ulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak, tergantung pada beratnya
infeksi sebelumnya.
- Pneumatisasi mastoid
8/15/2019 Referat THT Otitis
7/20
7
OM$% paling sering pada masa anak-anak. Pneumatisasi mastoid paling akhir
terjadi antara 5-"7 tahun. Proses pneumatisasi ini sering terhenti atau mundur oleh
otitis media yang terjadi pada usia tersebut atau lebih muda. (ila infeksi kronik terus
berlanjut, mastoid mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran prosesus mastoid
berkurang."
2.0 %las&"&kas&
OM$% dapat dibagi atas 2 tipe yaitu = 2,9
". T&*e tu)'t&m*an& t&*e &nak t&*e aman t&*e rh&n'gen.
Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa
dan gejala klinik yang ber)ariasi dari luas dan keparahan penyakit. $ecara klinis
penyakit tubotimpani terbagi atas=a. Penyakit aktif
Pada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. (iasanya didahului oleh
perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah berenang
dimana kuman masuk melalui liang telinga luar. $ekret ber)ariasi dari mukoid sampai
mukopurulen.",2
b. Penyakit tidak aktif
Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa
telinga tengah yang pucat. +ejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan. +ejala
lain yang dijumpai seperti )ertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam telinga.",/
2. T&*e at&k'antral t&*e ganas t&*e t&+ak aman t&*e tulang
Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. Penyakit
atikoantral lebih sering mengenai pars flasida dan khasnya dengan terbentuknya
kantong retraksi yang mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom.
%olesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu = ",;
a. %ongenital
(am)ar 2. %'lesteat'm %'ngen&tal
b. 6idapat.
8/15/2019 Referat THT Otitis
8/20
8
(am)ar 3. %'lesteat'm D&+a*at
Pada umumnya kolesteatom terdapat pada otitis media kronik dengan
perforasi marginal. teori itu adalah = 2,0
• Epitel dari liang telinga masuk melalui perforasi kedalam ka)um timpani dan disini ia
membentuk kolesteatom #migration teori menurut 3artmann&C epitel yang masuk
menjadi nekrotis, terangkat keatas.
• Embrional sudah ada pulau-pulau kecil dan ini yang akan menjadi kolesteatom.
• Mukosa dari ka)um timpani mengadakan metaplasia oleh karena infeksi #metaplasia
teori menurut Dendt&.
• da pula kolesteatom yang letaknya pada pars plasida #attic retraction cholesteatom&.
'enis perforasi membrane timpani =
i. Perforasi sentral
8/15/2019 Referat THT Otitis
9/20
9
2. (eala %l&n&s1. 1elinga (erair #Otorrhoe&
$ekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada
OM$% tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering
kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan
infeksi. %eluarnya sekret biasanya hilang timbul. Pada OM$% stadium inaktif tidak
dijumpai adannya sekret telinga. Pada OM$% tipe ganas unsur mukoid dan sekret
telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas.
$ekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan
polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. $uatu
sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberculosis.2
2. +angguan Pendengaran
(iasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. (eratnya
ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan
dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OM$% tipe maligna
biasanya didapat tuli konduktif berat."7
. Otalgia #>yeri 1elinga&
Pada OM$% keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. >yeri
dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret,
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses
otak. >yeri merupakan tanda berkembang komplikasi OM$% seperti Petrositis,
subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.",2
/. ?ertigo
%eluhan )ertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat
erosi dinding labirin oleh kolesteatom. ?ertigo yang timbul biasanya akibat
perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan
)ertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan
8/15/2019 Referat THT Otitis
10/20
10
menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran
infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan )ertigo. ?ertigo juga bisa
terjadi akibat komplikasi serebelum./
-. Tan+a %l&n&s
1anda-tanda klinis OM$% tipe maligna = /
". danya bses atau fistel retroaurikular
2. 'aringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari ka)um timpani.
. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk #aroma kolesteatom&
/. Aoto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.
2.14 Pemer&ksaan Penunang
Fntuk melengkapi pemeriksaan, dapat dilakukan pemeriksaan klinik sebagai berikut = ",/
Pemer&ksaan Au+&'metr&
Pada pemeriksaan audiometri penderita OM$% biasanya didapati tuli konduktif.
1api dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar
dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas./
6erajat ketulian nilai ambang pendengaran
>ormal = -"7 d( sampai 20 d(
1uli ringan = 2@ d( sampai /7 d(
1uli sedang = /" d( sampai 55 d(
1uli sedang berat = 50 d( sampai @7 d(
1uli berat = @" d( sampai ;7 d(
1uli total = lebih dari ;7 d(.
Fntuk melakukan e)aluasi ini, obser)asi berikut bisa membantu =
a. Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari "5-27
d(.
b. %erusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif
7-57 d( apabila disertai perforasi.
c. 6iskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masih
utuh menyebabkan tuli konduktif 55-05 d(.
d. %elemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaan
hantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah.
Pemer&ksaan Ra+&'l'g&.
". Proyeksi $chuller
Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Aoto ini
berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen./
2. Proyeksi Mayer atau Oen
8/15/2019 Referat THT Otitis
11/20
11
6iambil dari arah dan anterior telinga tengah. kan tampak gambaran tulang-
tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah
mengenai struktur-struktur./
. Proyeksi $ten)er
Memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas
memperlihatkan kanalis auditorius interna, )estibulum dan kanalis semisirkularis.
Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat
menunjukan adanya pembesaran.2,/
/. Proyeksi Ghause !!!
Memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan
kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau G1 scan dapatmenggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom./
5. (akteriologi
(akteri yang sering dijumpai pada OM$% adalah Pseudomonas aeruginosa,
$tafilokokus aureus dan Proteus. $edangkan bakteri pada OM$ $treptokokus
pneumonie, 3. influensa, dan More:ella kataralis. (akteri lain yang dijumpai pada
OM$% E. Goli, 6ifteroid, %lebsiella, dan bakteri anaerob adalah (acteriodes sp. ",2
0. (akteri spesifik
Misalnya 1uberkulosis. 6imana Otitis tuberkulosa sangat jarang # kurang dari
" menurut $hambaugh&. Pada orang deasa biasanya disebabkan oleh infeksi paru
yang lanjut. !nfeksi ini masuk ke telinga tengah melalui tuba. Otitis media
tuberkulosa dapat terjadi pada anak yang relatif sehat sebagai akibat minum susu
yang tidak dipateurisasi./
a. (akteri non spesifik baik aerob dan anaerob.
(akteri aerob yang sering dijumpai adalah Pseudomonas aeruginosa,
stafilokokus aureus dan Proteus sp. ntibiotik yang sensitif untuk Pseudomonas
aeruginosa adalah cefta*idime dan ciprofloksasin, dan resisten pada penisilin,
sefalosporin dan makrolid. $edangkan Proteus mirabilis sensitif untuk antibiotik
kecuali makrolid. $tafilokokus aureus resisten terhadap sulfonamid dan trimethoprim
dan sensitif untuk sefalosforin generasi ! dan gentamisin.2
2.11 Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana
pengobatan dapat dibagi atas =
5 %onser)atif
5 Operasi 2,/
• OM$% (E>!+> 1E>>+ 4 !>%1!A
8/15/2019 Referat THT Otitis
12/20
12
%eadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan
mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga seaktu mandi, dilarang berenang dan
segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. (ila fasilitas memungkinkan
sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi #miringoplasti, timpanoplasti& untuk
mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.
• OM$% (E>!+> %1!A
Prinsip pengobatan OM$% adalah = /
". Membersihkan liang telinga dan ka)um timpani.
2. Pemberian antibiotika =
a. topikal antibiotik # antimikroba&
b. sistemik.Pem)er&an ant&)&'t&k t'*&-al
Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa
dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. (ila sekret berkurang4tidak progresif lagi
diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.; Mengingat
pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah, maka tidak
dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari
" minggu. Gara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan kultur
kuman penyebab dan uji resistensi./
(ubuk telinga yang digunakan seperti = /
a. cidum boricum dengan atau tanpa iodine
b. 1erramycin.
c. sidum borikum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 257 mg
Pengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas untuk OM$% aktif yang
dikombinasi dengan pembersihan telinga.
ntibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah = /
a. Polimiksin ( atau polimiksin E
Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E. %oli
%lebeilla, Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif, Proteus, (. fragilis
1oksik terhadap ginjal dan susunan saraf.
b. >eomisin
Obat bakterisid pada kuman gram positif dan negatif, misalnya = $tafilokokusaureus, Proteus sp. esisten pada semua anaerob dan Pseudomonas. 1oksik terhadap
ginjal dan telinga.
c. %loramfenikol
8/15/2019 Referat THT Otitis
13/20
13
Obat ini bersifat bakterisid.
Pem)er&an ant&)&'t&k s&stem&k
Pemberian antibiotika tidak lebih dari " minggu dan harus disertai pembersihan
sekret profus. (ila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan faktor penyebab
kegagalan yang ada pada penderita tersebut. ntimikroba dapat dibagi menjadi 2
golongan. +olongan pertama daya bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi
kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida
dengan kuinolon. +olongan kedua adalah antimikroba yang pada konsentrasi tertentu
daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak menambah daya bunuh
antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta laktam.
1erapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah = 2,/
• Pseudomonas = minoglikosida 8 %arbenisilin
• P. Mirabilis = mpisilin atau $efalosforin
• P. Morganii, P. ?ulgaris = minoglikosida 8 %arbenisilin
• %lebsiella = $efalosforin atau minoglikosida
• E. Goli = mpisilin atau $efalosforin
• $. ureus nti-$tafilikokus = Penisilin, $efalosforin, Eritromisin,
minoglikosida
• $treptokokus = Penisilin, $efalosforin, Eritromisin, minoglikosida
• (. Aragilis = %lindamisin
ntibiotika golongan kuinolon #$iprofloksasin, dan Ofloksasin& yaitu dapat
deri)at asam nalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat
diberikan peroral. 1etapi tidak dianjurkan untuk anak dengan umur dibaah "0 tahun.
+olongan sefalosforin generasi !!! # sefotaksim, sefta*idinm dan seftriakson& juga
aktif terhadap pseudomonas, tetapi harus diberikan secara parenteral. 1erapi ini
sangat baik untuk OM sedangkan untuk OM$% belum pasti cukup, meskipun dapat
mengatasi OM$%. Metronida*ol mempunyai efek bakterisid untuk kuman anaerob.
Menurut (rosing dkk metronida*ol dapat diberikan dengan dan tanpa antibiotik
#sefaleksin dan kotrimoksasol& pada OM$% aktif, dosis /77 mg per 9 jam selama 2
minggu atau 277 mg per 9 jam selama 2-/ minggu.",2
OM$% M
Pengobatan untuk OM$% maligna adalah operasi. Pengobatan konser)atif dengan
medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan
8/15/2019 Referat THT Otitis
14/20
14
pembedahan. (ila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya
dilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.
da beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada
OM$% dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain = /
a. Mastoidektomi sederhana # simple mastoidectomy&
Operasi ini dilakukan pada OM$% tipe aman yang dengan pengobatan konser)atif
tidak sembuh. 6engan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari
jaringan patologik. 1ujuannya adalah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair
lagi. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.
b. Mastoidektomi radikal
Operasi ini dilakukan pada OM$% tipe bahaya dengan infeksi atau kolesteatom
yang sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan ka)um timpani dibersihkan
dari semua jaringan patolgik. 6inding batas antara liang telinga luar dan telinga
tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut
menjadi satu ruangan. 1ujuan operasi ini ialah untuk membuang semua jaringan
patologik dan mencegah komplikasi intrakranial, sementara fungsi pendengaran tidak
diperbaiki. %erugian operasi ini ialah pasien tidak boleh berenang seumur hidupnya
dan harus kontrol teraut ke dokter.
Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang tandur pada rongga operasi serta
membuat meatoplasti yang lebar sehingga rongga operasi kering permanen, tetapi
terdapat cacat anatomi, yaitu meatus liang telinga luar menjadi lebar.
c. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
Operasi ini dilakukan pada OM$% dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi
belum merusak ka)um timpani. $eluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding
posterior liang telinga direndahkan. 1ujuan operasi ini adalah untuk membuang
semua jaringan patologik dari rongga mastoid dan mempertahankan pendengaran
yang masih ada.
d. Miringoplasti
Operasi ini merupakan operasi timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga
dengan timpanoplasti tipe !. ekonstruksi hanya dilakukan di membran timpani.
1ujuan operasi ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OM$%
8/15/2019 Referat THT Otitis
15/20
15
tipe aman dengan perforasi yang menetap. Operasi ini dilakukan pada OM$% tipe
aman fase tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi
membran timpani.
e. 1impanoplasti
Operasi ini dikerjakan pada OM$% tipe aman dengan kerusakan yang lebih berat
atau OM$% tipe aman yang tidak bisa ditenagkan dengan pengobatan
medikamentosa. 1ujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta
memperbaiki pendengaran.
Pada operasi ini selain rekonstruksi membran timpani sering kali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang pendengaran. (erdasarkan bentuk rekonstruksi tulang
pendengaran yang dilakukan maka dikenal istilah timpanoplasti tipe !!, !!!, !?, dan ?.
$ebelum rekonstruksi dikerjakan lebih dahulu dilakukan eksplorasi ka)um timpani
dengan atau tanpa mastoidektomi, untuk membersihkan jaringan patologis. 1idak
jarang operasi ini harus dilakukan 2 tahap dengan jarak aktu 0 s4d "2 bulan.
f. Pendekatan ganda timpanoplasti #combined approach tympanoplasty&
Operasi ini merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus
OM$% tipe aman dengan jaringan granulasi yang luas.1ujuan operasi ini ialah untuk
menyembuhkan penyakit dan memperbaiki pendengaran tanpa melakukan teknik
mastoidektomi radikal #tanpa meruntuhkan dinding posterior liang telinga&.
Membersihkan kolesteatom dan jaringan granulasi di membran timpani, dikerjakan
melalui 2 jalan #combine approach& yaitu melalui liang telinga dan rongga mastoid
dengan melakukan timppanotomi posterior. 1eknik operasi ini pada OM$% tipe
bahaya belum disepakati oleh para ahli, oleh karena sering kambuhnya kolesteatom
kembali.
1ujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki
membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan
pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.
8/15/2019 Referat THT Otitis
16/20
16
(am)ar . Alg'r&tma tatalaksana M$%
(am)ar /. Alg'r&tma 1
8/15/2019 Referat THT Otitis
17/20
17
(am)ar 7. Alg'r&tma 2
2.12 %'m*l&kas&
1endensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik
yang menyebabkan otore. Dalaupun demikian organisme yang resisten dan kurang
efektifnya pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi
didapatkan pada pasien OM$% tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu
eksaserbasi akut oleh kuman yang )irulen pada OM$% tipe benigna pun dapat
menyebabkan komplikasi.",2
%omplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut
dari OM$% berhubungan dengan kolesteatom = ",2
". %omplikasi ditelinga tengah =
- Perforasi persisten membrane timpani
- Erosi tulang pendengaran
- Paralisis ner)us fasial2. %omplikasi telinga dalam
- Aistel labirin
-
8/15/2019 Referat THT Otitis
18/20
18
- Meningitis- bses otak
- 3indrosefalus otitis
Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus meleati
macam lintasan = ",2
". 6ari rongga telinga tengah ke selaput otak
2. Menembus selaput otak
. Masuk kejaringan otak.
2.13 Pr'gn's&s
Pasien dengan OM$% memiliki prognosis yang baik apabila dilakukan kontrol
yang baik terhadap proses infeksinya. Pemulihan dari fungsi pendengaran ber)ariasi
dan tergantung dari penyebab. 3ilangnya fungsi pendengaran oleh gangguan
konduksi dapat dipulihkan melalui prosedur pembedahan, alaupun hasilnya tidak
sempurna.
%eterlambatan dalam penanganan dapat menimbulkan kematian yang merupakan
komplikasi lanjut OM$% yang tidak ditangani dengan segera. %ematian akibat
OM$% terjadi pada "9,0 pasien karena telah mengalami komplikasi intrakranial
yaitu meningitis.""
BAB III
PENUTUP
8/15/2019 Referat THT Otitis
19/20
19
3.1 %es&m*ulan
1. Otitis Media $upuratif %ronik merupakan infeksi telinga tengah yang ditandai
dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah
terus menerus atau hilang timbul.
2. OM$% merupakan Otitis Media kut #OM& yang terlambat atau tidak tepat
penanganannya. Prinsip pengobatan OM$% tergantung dari jenis OM$% dan
luasnya infeksi.
3. Pengobatan OM$% dapat diberikan secara konser)atif atau operatif.
3.2 $aran
dapun saran dari penulisan referat ini adalah sebagai berikut =
". Pada referat seperti ini disarankan untuk mengetahui pentingnya penanganagar tidak terjadi komplikasi yang fatal.
DA,TAR PU$TA%A
8/15/2019 Referat THT Otitis
20/20
20
". 6jaafar H. Kelainan telinga tengah. 6alam= $oepardi E, !skandar >, Ed. Buku
ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. 'akarta=
A%F!, 277".
2. 3elmi. Komplikasi otitis media supuratif kronis dan mastoiditis. 6alam= $oepardiE, !skandar >, Ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala
leher. Edisi kelima. 'akarta= A%F!, 277".. Mansjoer, ., 1riyanti, %., $a)itri, ., Dardhani, D.!., $etioulan, D. Kapita
Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi . 'akarta = Media esculapius. 2777.
/. Paparella MM, dams +o. "2. 277".
http://www.jneuro.org/http://www.rborl.org.br/http://www.bmj.org/http://www.pediatrics.org/http://www.mja.com.au/http://www.rborl.org.br/http://www.bmj.org/http://www.pediatrics.org/http://www.mja.com.au/http://www.jneuro.org/
Recommended