refkas ayda

Preview:

Citation preview

Refleksi kasusTonsilitis kronisZuhaida Annafisah01.208.5814

Identitas pasienNama : Tn. DUmur : 18 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiAlamat : mertoyudan

magelangNo. RM : 053358Tanggal Periksa : 12 Agustus

2011

Anamnesis Keluhan Utama : nyeri telanRiwayat Penyakit Sekarang :

◦ Nyeri telan dirasakan sejak satu bulan yang lalu, pasien mengeluh rasa tidak nyaman pada tenggorokannya. Keluhan batuk pilek dirasakan jarang oleh pasien. Tidak didapatkan adanya demam saat pemeriksaan. Gangguan pendengaran dan keluar cairan dari telinga disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu :◦ Tidak ada sesak nafas◦ Tidak ada Riwayat alergi terhadap debu◦ Tidak ada Riwayat sakit telinga

Riwayat Penyakit Keluarga :◦ Tidak ada keluarga yang mengalami sakit

seperti iniRiwayat Sosial Ekonomi :

◦ Pasien berobat menggunakan asuransi jamkesmas

Pemeriksaan fisik Status generalisata

◦ Kesadaran : Compos mentis◦ Aktivitas : Normoaktif◦ Sikap : Kooperatif◦ Status gizi : Baik

Status lokalis◦ Kepala dan leher

Kepala : Mesocephale Wajah : Simetris Leher : Pembesaran kelenjar

submandibula (-), nyeri tekan (-)

◦ Gigi dan mulut Gigi geligi : normal Lidah : Normal, tremor (-),

kotor (-) Pipi : Bengkak (-)

Telinga Telinga Kanan Telinga Kiri

Mastoid Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Pre Aurikula Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Retro Aurikula Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Aurikula Bentuk normal Bentuk normal

Kanalis Eksternus Otore (-)

Serumen (-)

Otore (-)

Serumen (-)

Membran Timpani Warna : putih mengkilap

Reflek cahaya (+)

Perforasi (-)

Retraksi (-)

Warna : puti mengkilap

Reflek cahaya (+)

Perforasi (-)

Retraksi (-)

Hidung & sinus paranasalHidung dan sinus paranasal

Pemeriksaan luar Hidung: Bentuk normal, deformitas tulang

hidung (-), tanda-tanda peradangan (-) Sinus : Nyeri tekan (-)

Rinoskopi anteriorKanan Kiri

Sekret Seromukus Seromukus

Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Konka Edema (-)

Pucat (-)

Hiperemis (-)

Edema (-)

Pucat (-)

Hiperemis (-)

Tumor (-) (-)

Septum Deviasi (-)

Faring

Nasofaring : Pemeriksaan rinoskopi posterior tidak dilakukan

Orofaring◦ Palatum : Hiperemis (+)◦ Arkus faring : Simetris (+), uvula

terletak di tengah◦ Mukosa : Hiperemis (+), Granula

(+)

Tonsil Kanan Kiri

Ukuran T4 T3

Warna Hiperemis Hiperemis

Permukaan Tidak rata Tidak rata

Kripte Melebar Melebar

Detritus (+) (+)

Laringofaring : Pemeriksaan laringoskopi indirect tidak dilakukan

Usulan pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah rutin Hb, Ht, leukosit, trombosit, CT/BT

Pemeriksaan jantung ECGPemeriksaan kimia darah Na, K,

Cl

Ringkasan Keluhan : nyeri telanStatus lokalis

◦hidung : sekret seromukus (+/+). ◦tonsil membesar (T4/T3), hiperemis

(+/+), permukaan mukosa tidak rata, kripte melebar, detritus (+/+),

◦faring : mokosa hiperemis (+) granula pada dinding posterior faring.

DIAGNOSIS BANDING1. Tonsilitis kronik eksaserbasi

akut 2. faringitis kronik eksaserbasi

akutDIAGNOSIS SEMENTARA

Tonsilitis kronik eksaserbasi akut

Terapi Medikamentosa

Antibiotik : Ciprofloxacyn 2x1Analgetik : Asam mefenamat 3 x 1Anti-inflamasi : Dexamethasone 3x1Obat kumur: povidon iodine gurgling

Non medikamentosaBedrestIntake cairan cukupDiet lunak

Operasiapabila dengan pengobatan konservatif tidak sembuh

Edukasi minum obat secara teraturmenjaga higiene mulut dengan

baik (sikat gigi pagi hari dan sebelum tidur).

jangan makan makanan atau minuman yang mengiritasi.

Prognosa Qua ad vitam : dubia ad bonamQua ad sanam : dubia ad bonamQua ad fungsionales : dubia ad

bonam

Dasar teori

Anatomi Tonsila palatine adalah dua

massa jaringan limfoid yang terletak pada dinding lateral orofaring di dalam fossa tonsilaris. Pada permukaannya terdapat kriptus. Permukaan lateral dilapisi oleh selapis jaringan fibrosa yang disebut kapsula

Batas-batas-Anterior: arcus palatoglosus

-Posterior: arcus palatopharingeus-Superior: palatum molle

-Inferior: 1/3 posterior lidah. Disini tonsila palatina dilanjutkan oleh tonsila lingualis.

-Medial: ruang orofaring

-Lateral: kapsula dipisahkan dari m.constrictor pharingys superior oleh areola jarang. Lateral terhadap m.constrictor pharingys superior terdapat lengkung a. Facialis. Arteri carotis interna terletak 2,5 cm di belakang dan lateral tonsila palatina.

Tonsilitis Tonsilitis adalah peradangan

pada tonsila palatine yang merupakan bagian dari cincin waldeyer

Dibagi menjadi 3 kategori : ◦Tonsilitis akut

T.viral T.bakterial

◦Tonsilitis membranosa◦Tonsilitis kronis

Tonsilitis viralEtiologi : EBV, H.influenza,

coxchakieGejala menyerupai common cold

disertai nyeri tenggorokTerapi istirahat, minum cukup,

analgetik antivirus

Tonsilitis bakterial Etiologi : kuman grup A streptococcus β hemolitikus (strep

throat, streptococcus viridian, pneumococcus, streptococcus piogens).

Infiltrasi bakteri pada epitel jaringan tonsil reaksi radang berupa leukosit polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus.

Bentuk tonsillitis akut dengan detritus yang jelas tonsillitis folikularis,

bila bercak detritus menjadi satu membentuk alur tonsillitis lakunaris.

Bercak ini juga dapat melebar membentuk membrane semu yang menutupi tonsil.

Gejala & tandaMasa inkubasi 2-4 hari. Gejala :

◦nyeri tenggorok, nyeri telan, suhu tubuh tinggi, lesu nyeri di sendi, tidak nafsu makan, otalgia (melalui N.IX).

Tanda :◦tonsil membengkak, hiperemis,

terdapat detritus berbentuk folikel, dan tertutup membrane semu.

Terapi : antibiotic spectrum luas penisilin, eritromisin,

antipiretik dan obat kumur yang mengandung desinfektan.

Komplikasi : OMA, sinusitis, abses peritonsil, abses

parafaring, bronchitis, glumerulonefritis akut, miokarditis, arthritis, serta septikemi akibat infeksi v.jugularis interna (sind.Lamierre). hipertrofi tonsil menyebabkan napas melalui mulut, ngorok, sleep apnea (Obstructive Sleep Apnea Syndrome/OSAS).

Tonsilitis membranosaTonsillitis membranosa terdiri atas :

◦Tonsillitis difteri Etiologi Corynebacterium diphteria

◦Angina plaut vincent Etiologi : bakteri spiroceta atau treponema

ditemukan pada higien mulut yang kurang dan def.vit C

◦t.septik (septic sore throat), ◦penyakit kelainan darah, ◦proses specific lues-TBC, ◦infeksi jamur dan virus

Tonsilitis kronisFactor predisposisi :

◦rangsangan menahun dari rokok, ◦beberapa jenis makanan, ◦higien mulut yang buruk, ◦cuaca, kelelahan fisik, ◦pengonatan tonsillitis akut yang tidak

adekuat.

Etiologi sama dengan tonsillitis bacterial.

patofisiologiproses radang berulang epitel

mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Proses penyembuhan jar.limfoid diganti

dengan jaringan parut yang mengkerut kripte melebar dan terisi detritus.

Proses ini berjalan hingga tembus kapsul tonsil dan terjadi perlekatan dengan jaringan di sekitar fosa tonsilaris.

Pada anak biasanya disertai pembesaran kelenjar limfe mandibula.

Tandanya : ◦tonsil membesar, ◦permukaan tidak rata, ◦kripte melebar dan terisi detritus

Gejalanya : ◦rasa mengganjal dan kering di

tenggorokan, ◦napas bau

Besar tonsil ditentukan sebagai berikut:T0        : tonsil di dalam fossa tonsil atau

telah diangkat T1        : bila besarnya ¼ jarak arkus

anterior dan uvulaT2        : bila besarnya 2/4 jarak arkus

anterior dan uvulaT3        : bila besarnya ¾ jarak arkus

anterior dan uvulaT4        : bila besarnya mencapai arkus

anterior atau lebih.

Terapi local ditujukan untuk higien mulut dengan kumur atau obat hisap.

Komplikasi berupa rhinitis kronik, sinusitis atau otitis media.

FARINGITIS Gambaran klinik dari faringitis

kronik adalah diskomfort di tenggorok, rasa kering di tenggorok (tipe atrofi), rasa selalu ada lendir di tenggorok (tipe hipertrofi), batuk-batuk, kemerahan mukosa faring, dan pembesaran kelenjar limfe leher.

Bentuk faringitis kronis

Atrofi (Faringitis atrofikan = faringitis sikka)

Pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal

- Mukosa atrofi- Mulut berbau- Pada pemeriksaan tampak mukosa faring

terdapat lendir yang melekat- Jika lendir diangkat mukosa tampak kering

Terapi :Pengobatan ditujukan pada rhinitis atrofi dan ditambahkan dengn obat kumur dan menjaga kebersihan mulut.

Hipertrofi (Faringitis hipertrofikan = faringitis granulosa)

- Mukosa banyak lendir- Mukosa tidak rata dan bergranular- Kadang-kadang terdapat batuk- Pasien mengeluh tenggorokannya gatal

Terapi :Terapi lokal kaustik faring dengan memakai

zat kimia larutan nitras argenti atau dengan listrik (electro cauter).

simptomatis obat kumur atau tablet isap. Jika diperlukan dapat diberikan obat batuk antitusif atau ekspektoran. Penyakit di hidung dan sinus paranasal dapat diobati.

Pemeriksaan penunjanglaboratorium berupa kultur dan

uji resistensi kuman dari sediaan apus tonsil untuk mengetahui bakteri penyebab serta untuk menentukan terapi

Terima kasih