View
223
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
PEMERINTAH DAERAH KOTA BIMA
PERATURAN DAERAH KOTA BIMA
NOMOR 10 TAHUN 2008
T E N T A N G
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH KOTA BIMA
TAHUN 2008 – 2013
PERATURAN DAERAH KOTA BIMA
NOMOR 9 TAHUN 2008
T E N T A N G
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA BIMA TAHUN 2008 – 2028
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA BIMA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka keterpaduan dan keberlanjutan serta pengintegrasian rencana pembangunan dalam sistem pembangunan nasional secara efektif, efisien dan tepat sasaran diperlukan rencana pembangunan berjangka;
b. bahwa Kota Bima memerlukan perencanaan pembangunan jangka panjang sebagai arah dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
c. bahwa Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2008 - 2028 dengan Peraturan Daerah;
Mengingat : 1. Undang - undang Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Bima di Propinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara 26 Nomor 4118);
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BIMA
dan
WALIKOTA BIMA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA BIMA TAHUN 2008 – 2028.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Daerah Kota Bima.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Walikota adalah Walikota Bima.
4. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Bima.
5. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima.
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2008 – 2028 yang selanjutnya disebut sebagai RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2028.
7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disebut RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan.
8. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
9. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
10. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
11. Arah Pembangunan Daerah adalah strategi untuk mencapai tujuan pembangunan jangka panjang daerah.
BAB II
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Pasal 2
(1) RPJPD periode 2008 – 2028 dilaksanakan sesuai dengan RPJP Nasional dan RPJPD Propinsi.
(2) Rincian dari RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat pada Lampiran Peraturan Daerah ini.
Pasal 3
RPJPD merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya daerah otonom sesuai yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Pasal 4
Sistematika penyusunan RPJPD Kota Bima adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Gambaran Umum Kondisi Daerah
BAB III : Analisa Isu-isu Strategis
BAB IV : Visi dan Misi Kota Bima
BAB V : Arah Kebijakan Pembangunan Daerah 2008-2028
BAB VI : Kaidah Pelaksanaan
Pasal 5
(1) RPJPD sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(2) RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD yang memuat Visi, Misi dan Program Walikota.
BAB III
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 6
(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJPD.
(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Bima.
Ditetapkan di Raba-Bima,
pada tanggal Desember 2008
WALIKOTA BIMA,
ttd
M. NUR A. LATIF Diundangkan di Raba-Bima, pada tanggal Desember 2008
SEKRETARIS DAERAH,
ttd
MARYONO NASIMAN
LEMBARAN DAERAH KOTA BIMA TAHUN 2008 NOMOR 9
Salinan sesuai aslinya Kepala Bagian Hukum Setda Kota Bima, M. JAFAR H. MANSYUR NIP. 580 016 794
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA BIMA
NOMOR 9 TAHUN 2008
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
TAHUN 2008 – 2028
1. UMUM
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 150 menegaskan bahwa "Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Selanjutnya dalam undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem perencanaan Pembangunan Nasional, pemerintah daerah berkewajiban untuk menyusun perencanaan pembangunan daerah yang merupakan bagian dari perencanaan nasional sesuai dengan kewenangannya dalam bentuk penyusunan dokumen RPJPD, RPJMD, dan RKPD.
Rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) adalah suatu dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah dengan mengoptimalkan peran masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah dan mengacu pada RPJP Nasional. Dengan demikian, dokumen ini lebih bersifat visioner dan hanya memuat hal-hal mendasar sehingga member! keleluasaan yang cukup bagi penyusunan rencana jangka menengah dan tahunannya (pasal 4 UU 25/2004).
Rencana jangka panjang pembangunan daerah (RPJPD) ini harus menjadi landasan bagi setiap kegiatan pembangunan dalam wilayah Kota Bima yang pentahapannya dijabarkan lebih lanjut dalam 4 (empat) periodisasi RPJMD. Oleh karena itu proses penyusunannya harus mencakup semua pendekatan perencanaan yaitu pendekatan teknokratis, partisipatif, politis, dan pendekatan top down dan bottom up.
Pembangunan jangka panjang Kota Bima 2008-2028 merupakan kelanjutan dari tahapan pembangunan yang sudah dilakukan sebelumnya. Hanya saja dilakukan penataan kembali tentang fokus dan arah kebijakan pembangunan seiring dengan pergeseran paradigma perencanaan pembangunan nasional. Tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya peraturan daerah tentang RPJPD Kota Bima Tahun 2008-2028 adalah untuk: (a) mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan dalam pencapaian pembangunan, (b) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar ruang, antar waktu, antar fungsi, antar tingkatan pemerintah maupun antar daerah, (c) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, (d) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efislen, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan, dan (e) mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup Jelas.
Pasal 2
Cukup Jelas.
Pasal 3
Cukup Jelas.
Pasal 4
Cukup Jelas.
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Ayat (1)
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kota Bima
Ayat (2)
Pengendalian dan evaluasi dilaksanakan oleh Bappeda Kota Bima terhadap pelaksanaan RPJPD. Bappeda menyusun evaluasi rencana pembangunan daerah berdasarkan hasil evalusi SKPD. Dari hasil evaluasi tersebut Bappeda mengkaji untuk merumuskan rencana berikutnya. Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masing-masing SKPD. Pengendalian dilakukan dengan maksud untuk dapat menjamin bahwa pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan ini meliputi kegiatan pengendalian dan pengawasan, serta tindak lanjut yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Pasal 7
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BIMA TAHUN 2008 NOMOR 9
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Maksud dan Tujuan ................................................................................ 2
1.3. Cakupan .................................................................................................. 2
1.4. Dasar Hukum .......................................................................................... 2
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH .............................................. 4
2.1. Kondisi Umum Daerah ........................................................................... 4
2.2. Tantangan ............................................................................................... 9
BAB III ANALISA ISU-ISU STRATEGIS ................................................................ 15
3.1. Isu Strategis Tingkat Kota Bima ............................................................ 15
3.2. Isu dan Kebijakan Regional Propinsi NTB ............................................ 17
3.3. Modal Dasar dan Potensi Pembangunan ................................................ 17
BAB IV VISI DAN MISI KOTA BIMA ..................................................................... 19
4.1. Visi Kota Bima ....................................................................................... 19
4.2. Misi Kota Bima ...................................................................................... 19
4.3. Tolok Ukur Pembangunan 20 Tahun ...................................................... 20
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH ................................. 23
5.1. Arah Kebijakan Pembangunan ............................................................... 23
5.2. Tahapan Pelaksanaan dan Skala Prioritas .............................................. 29
BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN ......................................................................... 35
RPJPD Kota Bima 2008-2028 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan Daerah dalam semangat desentralisasi dan reformasi saat ini telah
menimbulkan berbagai dampak yang sangat dinamis. Tuntutan-tuntutan percepatan dan
sinkronisasi perencanaan pembangunan telah menjadi salah satu prasyarat penting bagi
pelaksanaan pembangunan daerah yang berkelanjutan dalam bingkai system perencanaan
nasional. Oleh karena keberadaan suatu dokumen rencana jangka panjang yang mengarahkan
pembangunan daerah secara lebih efektif merupakan suatu keharusan dalam rangka
menciptakan keterpaduan pembangunan menuju masyarakat sejahtera sebagaimana
diamanatkan oleh pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 150
menegaskan bahwa “Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun
perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional. Selanjutnya dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pemerintah daerah berkewajiban untuk
menyusun perencanaan pembangunan daerah yang merupakan bagian dari perencanaan
pembangunan nasional sesuai dengan kewenangannya dalam bentuk penyusunan dokumen
RPJPD, RPJMD, dan RKPD. Sesuai Pasal 9 UU 25/2004, penyusunan RPJP dilakukan
dengan urutan: penyiapan rancangan awal rencana pembangunan, Musrenbang, dan
penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.
Berdasarkan pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, RPJPD adalah suatu dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi dan
arah pembangunan daerah dengan mengoptimalkan peran masyarakat dalam mengelola
sumberdaya daerah dan mengacu kepada RPJP Nasional. Sedangkan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional disusun sebagai penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan
Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan nasional. Dengan
demikian, dokumen ini lebih bersifat visioner dan hanya memuat hal-hal yang mendasar,
sehingga memberi keleluasaan yang cukup bagi penyusunan rencana jangka menengah dan
tahunannya (pasa 4 UU 25/2004)
RPJPD Kota Bima 2008-2028 2
1.2. Maksud dan Tujuan
Rancangan awal RPJP ini disusun sebagai langkah awal dalam merumuskan
dokumen perencanaan jangka panjang Kota Bima yang memuat visi, misi, dan arah kebijakan
pembangunan yang akan menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
masyarakat dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun, mulai 2008 – 2028.
RPJPD dimaksudkan untuk menjadi arahan dan tujuan umum yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan pembangunan yang akan dijabarkan dalam RPJMD. Tujuan RPJP adalah untuk
memberikan arah pembangunan guna mewujudkan keadaan yang diinginkan dalam kurun
waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan yang memuat tujuan umum dan arah kebijakan
pembangunan.
1.3. Cakupan
RPJPD sebagai dokumen perencanaan pembangunan untuk kurun waktu 20
ditetapkan dengan Peraturan Daerah. RPJPD mencakup gambaran potensi pembangunan dan
faktor strategis sebagai dasar analisis perumusan visi dan misi serta arah pembangunan daerah
dan perumusan agenda, kebijakan umum dan sasaran pembangunan daerah
1.4. Dasar Hukum
Penyusunan RPJPD Kota Bima tahun 2008-2028 mengacu pada beberapa peraturan
perundangan yang menjadi landasan dan pedoman penyusunan seperti sebagai berikut:
1) Undang–Undang Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Bima di Propinsi
Nusa Tenggara Barat;
2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437);
5) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6) Undang-undang nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka panjang
Nasional (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700)
RPJPD Kota Bima 2008-2028 3
7) Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
8) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
9) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
10) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
11) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2002 tentang Kewenangan Kota Bima;
12) Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bima.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 4
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Pada bagian ini akan diuraikan berbagai kondisi umum dan perkembangan Kota
Bima yang baru dibentuk sesuai dengan Undang-undang 13 Tahun 2002. Pembahasan tentang
kondisi umum suatu daerah tentu akan mencakup aspek yang sangat luas. Oleh karena itu,
penjelasan tentang kondisi umum Kota Bima tidak akan dilakukan berdasarkan pembagian
urusan pemerintahan (urusan wajib dan urusan pilihan) ataupun menurut satuan kerja
perangkat daerah (SKPD), tapi akan dijabarkan berdasarkan elemen-elemen dasar
pengembangan kapasitas pembangunan daerah. Hal ini diupayakan untuk memberikan
pengertian yang menyeluruh mengenai kondisi kekinian Kota Bima sebagai dasar untuk
memproyeksikan tujuan-tujuan, maupun visi pembangunan daerah selama 20 (dua puluh)
tahun ke depan.
2.1. Kondisi Umum Daerah
A. Ekonomi
1. Berdasarkan harga konstan tahun 2000, PDRB tahun 2007 diperkirakan mencapai
383,25 miliar atau meningkat 4,52% jika dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar Rp.
366,67 miliar. Sedangkan berdasarkan harga berlaku, Pada tahun 2007 diperkirakan
mencapai 628,21 milyar rupiah. Jumlah PDRB ini lebih besar jika dibandingkan
dengan keadaan tahun 2006 yang diperkirakan mencapai 584,47 milyar rupiah atau
meningkat sebesar 7,48%. Persentase peningkatan ini lebih rendah 4,04%
dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB dari tahun 2005 ke tahun 2006 yang
mencapai 11,52%.
2. Kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota Bima Tahun 2006 bersumber dari sektor
jasa, kemudian diikuti oleh sektor pertanian, walaupun kedua sektor ini pun
memperlihatkan perkembangan kontribusi yang menurun dari tahun-tahun
sebelumnya. Sektor yang mengalami peningkatan tertinggi pada Tahun 2006 adalah
sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai 0,71 persen.
3. Ada empat sektor yang bobotnya di atas 10 persen, yaitu sektor jasa-jasa sebagai
penyumbang terbesar dengan bobot 27,09 persen, kemudian sektor pertanian 19,76
persen, sektor angkutan dan komunikasi 18,76 persen, dan sektor perdagangan, hotel
dan restoran sebesar 18,56 persen.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 5
4. Selama rentang waktu Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2006, laju pertumbuhan
ekonomi yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
konstan 2000 menunjukkan rata-rata laju pertumbuhan mencapai 4,20 persen per
tahun. Selain di sektor jasa-jasa, rata-rata laju pertumbuhan di sektor pertanian berada
di bawah rata-rata laju pertumbuhan PDRB, walaupun kedua sektor tersebut
merupakan sektor dominan pertama dan kedua dalam pembentukan PDRB Kota Bima.
5. Sektor yang mengalami rata-rata pertumbuhan tertinggi adalah sektor perbankan, jasa
persewaan dan jasa perusahaan dengan laju pertumbuhan sebesar 7,81 persen per
tahun, kemudian diikuti oleh sektor angkutan dan komunikasi yang mencapai 7,23
persen per tahun.
6. Pada Tahun 2006 PDRB per kapita Kota Bima atas dasar harga berlaku telah
mencapai mencapai 4,637 juta rupiah dengan laju pertumbuhan sebesar 9,26 persen.
Berdasarkan harga konstan Tahun 2000, PDRB per kapita Kota Bima Tahun 2005
sebesar 2,862 juta rupiah, kemudian meningkat menjadi 2,941 juta rupiah pada Tahun
2006 dengan pertumbuhan sebesar 2,72 persen.
7. Seiring dengan pertumbuhan penduduk pada Tahun 2006 yang diperkirakan sebesar
1,59 persen, peningkatan PDRB perkapita sebesar 9,26 persen tersebut jauh di atas
laju pertumbuhan rata-rata penduduk Kota Bima. Hal ini cukup membawa arti bagi
tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat Kota Bima, selain sangat didukung oleh
pertumbuhan ekonomi Kota Bima yang hampir mencapai 5 persen.
8. Secara rata-rata, pertumbuhan PDRB per kapita selama periode 2002-2006
diperkirakan sebesar 9,83 persen per tahun. Dengan pertumbuhan penduduk Kota
Bima lebih kurang lebih 1,59 persen per tahun, tingkat kesejahteraan penduduk Kota
Bima telah mampu tumbuh sebesar 2,58 persen per tahun.
9. Lembaga ekonomi (koperasi dan lembaga keuangan mikro lainnya) saat ini
sesungguhnya menjadi salah satu pelaku pembangunan yang perannya masih belum
optimal dalam pengembangan perekonomian di perdesaan.
10. Sektor perdagangan merupakan sektor yang sangat berperan dalam mendorong
perkembangan perekonomian. Sektor ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
semua sektor terutama sektor pertanian, industri pengolahan dan kerajinan, dan
industri pertambangan, karena merupakan bagian yang memproses pemasaran dari
hasil-hasil yang diproduksi sektor-sektor tersebut. Penyerapan tenaga kerja pada
sektor perdagangan pada tahun 2003 mencapai 8,3 %. Angka ini termasuk sebagian
besar dari usaha-usaha kecil yang masih dominan di Kota Bima. Pertumbuhan sektor
RPJPD Kota Bima 2008-2028 6
perdagangan di Kota Bima, dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang berarti,
walaupun dampak dari krisis moneter dan krisis ekonomi masih terasa sampai saat ini.
11. Perdagangan dan kegiatan ekonomi lainnya antara kota dan desa yang tidak berimbang
sehingga belum dapat mengembangkan kehidupan perekonomian di perdesaan.
12. Sektor produksi belum berkembang karena sejumlah permasalahan berkenaan dengan
tidak kondusifnya lingkungan usaha, yang menyurutkan gairah investasi, di antaranya
praktik ekonomi biaya tinggi, termasuk praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
serta berbagai aturan yang terkait dengan pelaksanaan otonomi daerah. Selain itu,
sulitnya pemulihan sektor investasi dan lemahnya daya saing sebagai akibat dari
rendahnya produktivitas SDM serta rendahnya penguasaan dan penerapan teknologi di
dalam proses produksi. Terbatasnya kapasitas infrastruktur di dalam mendukung
peningkatan efisiensi distribusi juga menambah kompleksitas permasalahan produksi
berbagai sumber daya alam dan potensi lokal.
13. Walaupun berbagai indicator ekonomi makro menunjukan tingkat pencapaian yang
cukup baik dan berkembang secara posistif selama kurun waktu 2003-2006, namun
jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi. Oleh karena itu, kemiskinan masih
menjadi perhatian penting dalam pembangunan 20 tahun yang akan datang. Masalah
kemiskinan bersifat multidimensi, karena bukan hanya menyangkut ukuran
pendapatan, melainkan karena juga kerentanan dan kerawanan orang atau masyarakat
untuk menjadi miskin. Selain itu, kemiskinan juga menyangkut kegagalan dalam
pemenuhan hak dasar dan adanya perbedaan perlakuan seseorang atau kelompok
masyarakat dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.
B. Sosial Budaya dan Keagamaan
1. Pembangunan sumber daya manusia (SDM) harus tetap menjadi perhatian penting,
karena manusia merupakan subyek sekaligus obyek pembangunan. Kualitas SDM
Kota Bima mengalami peningkatan kualitas yang semakin baik yang ditandai dengan
meningkatnya IPM 0,66 (BPS) pada tahun 2006, yang merupakan akumulasi dari
pencapaian beberapa indikator seperti angka harapan hidup 62,5 tahun, angka lama
sekolah 5,98 tahun, dan produk domestik bruto (PDB) per kapita yang dihitung
berdasarkan paritas daya beli (purchasing power parity) sebesar Rp. 2.873.365,-.
Indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Bima menempati urutan ke-2 dari 9
kabupaten/kota di Propinsi NTB.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 7
2. Status kesehatan masyarakat Kota Bima secara umum masih rendah dan jauh
tertinggal dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Kondisi ini ditandai, antara
lain, dengan masih tingginya angka kematian ibu melahirkan, yaitu 226 per 100 ribu
kelahiran, tingginya angka kematian bayi yaitu sebesar 35 per seribu kelahiran (Dikes
Kota Bima, 2007). Selain itu, gizi kurang terutama pada balita masih menjadi masalah
besar dalam upaya membentuk generasi yang mandiri dan berkualitas.
3. Taraf pendidikan penduduk yang mengalami peningkatan.Namun demikian, kondisi
tersebut belum memadai untuk menghadapi persaingan global yang makin ketat pada
masa depan. Apalagi disparitas taraf pendidikan antar kelompok masyarakat (kaya-
miskin)masih sangat tinggi.
4. Pemberdayaan perempuan dan anak, belum menunjukkan peningkatan yang berarti
yang tercermin dengan belum optimalnya berbagai upaya pemberdayaan, pelayanan,
rehabilitasi, dan perlindungan sosial bagi masyarakat rentan termasuk bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
5. Pembangunan di bidang budaya sudah mengalami kemajuan yang ditandai dengan
meningkatnya pemahaman terhadap keberagaman budaya, pentingnya toleransi, dan
pentingnya sosialisasi penyelesaian masalah tanpa kekerasan, serta mulai
berkembangnya interaksi antarbudaya.
6. Pembangunan bidang sosial budaya dan keagamaan terkait erat dengan kualitas hidup
manusia dan masyarakat Indonesia. Kondisi kehidupan masyarakat dapat tercermin
pada aspek kuantitas dan struktur umur penduduk serta kualitas penduduk, seperti
pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.
7. Di bidang kependudukan, upaya untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk
harus terus menerus dilakukan sehingga dari waktu ke waktu laju pertumbuhan
penduduk telah dapat diturunkan.
8. Di bidang keagamaan, peningkatan dan pendalaman pemahaman keagamaan tetap
tumbuh dan berkembang dengan baik, namun perlu memberikan perhatian khusus
kepada anak-anak dan remaja untuk lebih meningkatkan pemahaman kehidupan
beragama sebagai banteng perkembangan arus informasi dan globalisasi yang semakin
menguat dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
C. Sarana dan Prasarana
Sebagaimana dihadapi berbagai daerah di Indonesia, bahwa kondisi sarana dan prasarana
masih harus terus dipacu pembangunannya untuk meningkatkan aksesibilitas, kualitas,
RPJPD Kota Bima 2008-2028 8
ataupun cakupan pelayanan. Sehingga diharapkan pembangunan sarana dan prasarana
mampu menstimulasi perkembangan sektor produksi, dan mendukung pengembangan
wilayah. Secara spesifik kondisi sarana dan prasarana di Kota Bima adalah sebagai
berikut:
1. Pengembangan prasarana penampung air, seperti waduk, embung,maupun penampung
banjir masih belum memadai sehingga belum dapat memenuhi penyediaan air untuk
berbagai kebutuhan, baik pertanian, rumah tangga, perkotaan, maupun industri
terutama pada musim kering yang cenderung makin panjang. Selain itu, laju
pengembangan sarana dan prasarana penyediaan air bersih masih dihadapkan pada
persoalan serah terima asset dari Kabupaten induk. Pada sisi lain pengendali daya
rusak air juga masih belum mampu mengimbangi laju degradasi lingkungan penyebab
banjir sehingga bencana banjir masih menjadi ancaman bagi banyak wilayah. Sejalan
dengan perkembangan ekonomi wilayah, banyak daerah telah mengalami defisit air
permukaan, sedangkan di sisi lain konversi lahan pertanian telah mendorong
perubahan fungsi prasarana irigasi sehingga perlu dilakukan penyesuaian dan
pengendalian. Disamping itu, kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah satu
prasyarat terjaminnya keberlanjutan pola pengelolaan sumber daya air, masih belum
mencapai tingkat yang diharapkan karena masih terbatasnya kesempatan dan
kemampuan yang dimiliki.
2. Jaringan transportasi darat dan jaringan transportasi antarpulau belum terpadu. Masih
banyak kebutuhan transportasi antarpulau yang belum terpenuhi, baik dengan
pelayanan angkutan laut maupun penyeberangan. Sesuai dengan konvensi
internasional yang berlaku, armada nasional berhak atas 40 persen pangsa pasar untuk
muatan ekspor-impor dan 100 persen untuk angkutan domestik. Di samping masalah
yang disebabkan oleh krisis ekonomi, pembangunan prasarana transportasi mengalami
kendala terutama yang terkait dengan keterbatasan pembiayaan pembangunan, operasi
dan pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi, serta rendahnya aksesibilitas
pembangunan sarana dan prasarana transportasi di beberapa wilayah terpencil.
Pelayanan angkutan umum yang makin menurun, serta tingkat kecelakaan yang makin
tinggi. Di sisi lain, peran serta swasta belum berkembang terkait dengan kelembagaan
dan peraturan perundang-undangan yang belum kondusif.
3. Keterbukaan informasi mempunyai nilai ekonomi untuk mendorong pertumbuhan
serta peningkatan daya saing daerah. Masalah utama dalam pembangunan pos dan
RPJPD Kota Bima 2008-2028 9
telematika adalah terbatasnya kapasitas, jangkauan, serta kualitas sarana dan prasarana
pos dan telematika yang mengakibatkan rendahnya kemampuan masyarakat
mengakses informasi. Kondisi itu menyebabkan semakin lebarnya kesenjangan digital
daerah dengan daerah lain di Indonesia. Terkait dengan kemampuan masyarakat untuk
memanfaatkan pelayanan sarana dan prasarana dari sisi permintaan, kesenjangan
digital disebabkan oleh (a) terbatasnya daya beli (ability to pay) masyarakat terhadap
sarana dan prasarana pos dan telematika; (b) masih rendahnya kemampuan masyarakat
untuk memanfaatkan dan mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi; dan
(c) terbatasnya kemampuan masyarakat untuk mengolah informasi menjadi peluang
ekonomi, yaitu menjadikan sesuatu mempunyai nilai tambah ekonomi.
4. Pasokan energi kelistrikan, masih dihadapkan pada persoalan kesenjangan antara
pasokan dan kebutuhan energi termasuk tenaga listrik.
5. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan perumahan hingga tahun 2028
diperkirakan akan meningkat secara pesat. Sementara identifikasi dan pengendalian
kawasan siap bangun belum dipersiapkan
D. Wilayah dan Tata Ruang
Terjadi krisis tata ruang karena pembangunan yang dilakukan tanpa mengikuti
rencana tata ruang, tidak mempertimbangkan keberlanjutan dan daya dukung lingkungan,
serta tidak memerhatikan kerentanan wilayah terhadap terjadinya bencana alam. Keinginan
untuk memperoleh keuntungan ekonomi jangka pendek seringkali menimbulkan keinginan
untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan sehingga menurunkan kualitas
dan kuantitas sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta memperbesar risiko timbulnya
korban akibat bencana alam. Beberapa penyebab utama terjadinya permasalahan tersebut
adalah (a) belum tepatnya kompetensi sumber daya manusia dalam bidang pengelolaan
penataan ruang, (b) rendahnya kualitas dari rencana tata ruang, (c) belum diacunya
perundangan penataan ruang sebagai payung kebijakan pemanfaatan ruang bagi semua sektor;
dan (d) lemahnya penerapan hukum berkenaan dengan pemanfaatan ruang dan penegakan
hukum terhadap pelanggaran berkenaan dengan pemanfaatan ruang.
E. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek masih sangat rendah
dan belum memadai untuk meningkatkan daya saing.Beberapa hal yang antara lain, oleh
masih rendahnya sumbangan iptek di sektor produksi, belum efektifnya mekanisme
RPJPD Kota Bima 2008-2028 10
intermediasi, lemahnya sinergi kebijakan, belum berkembangnya budaya iptek di masyarakat,
dan terbatasnya sumber daya iptek.
F. Hukum dan Aparatur
Pembangunan aparatur pemerintah daerah masih menghadapi berbagai permasalahan
dalam penyelenggaraan pembangunan, antara lain masih terjadinya praktik-praktik
penyalahgunaan kewenangan, belum terwujudnya harapan masyarakat atas pelayanan yang
cepat, murah, manusiawi, dan berkualitas. Upaya yang sungguh-sungguh untuk memberantas
KKN dan meningkatkan kualitas pelayanan publik sebenarnya telah banyak dilakukan.
Walaupun demikian, hasil yang dicapai belum cukup menggembirakan. Kelembagaan
pemerintah masih belum terlihat efektif dalam membantu pelaksanaan tugas dan sistem
manajemen pemerintahan juga belum efisien dalam menghasilkan dan menggunakan sumber-
sumber daya. Upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme birokrasi masih belum
sepenuhnya dapat teratasi mengingat keterbatasan dana alokasi pemerintah daerah.
G. Sumber Daya Alam dan Ekologi
1. Pengelolaan sumber daya alam tersebut masih belum berkelanjutan dan masih
mengabaikan kelestarian fungsi lingkungan hidup sehingga daya dukung lingkungan
menurun dan ketersediaan sumber daya alam menipis. Menurunnya daya dukung dan
ketersediaan sumber daya alam juga terjadi karena kemampuan iptek yang rendah
sehingga tidak mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk.
2. Kondisi sumber daya hutan saat ini sudah pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan
akibat meningkatnya praktik pembalakan liar, meningkatnya tuntutan atas lahan dan
sumber daya hutan yang tidak pada tempatnya, meluasnya perambahan dan konversi
hutan alam.
3. Sumber daya kelautan belum dimanfaatkan secara optimal disebabkan belum adanya
penataan batas maritime dan belum adanya pemahaman yang sama terhadap
pengelolaan sumber daya kelautan.
2.2. Tantangan
A. Ekonomi
1. Tantangan yang dihadapi untuk kemajuan ekonomi sampai dengan 20 tahun
mendatang adalah bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
RPJPD Kota Bima 2008-2028 11
dan berkualitas secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan
mengurangi ketertinggalan dari daerah-daerah lain yang telah lebih dulu maju.
2. Tantangan tersebut dihadapkan pada situasi pertambahan penduduk yang masih relatif
tinggi dan rasio penduduk usia produktif yang diperkirakan mencapai tingkat
maksimal pada periode tahun 2020–2030. Dalam periode tersebut, angkatan kerja
diperkirakan meningkat hampir dua kali lipat jumlahnya dari kondisi saat ini. Dengan
komposisi pendidikan angkatan kerja yang pada tahun 2006 sekitar 40 persen
berpendidikan setingkat SMP dan SMA, dalam 20 tahun ke depan komposisi
pendidikan angkatan kerja diperkirakan akan didominasi oleh angkatan kerja yang
berpendidikan setingkat SMA sampai dengan Sarjana. Dengan demikian, kapasitas
perekonomian pada masa depan dituntut untuk mampu tumbuh dan berkembang agar
mampu menyediakan tambahan lapangan kerja yang layak.
3. Tantangan internal yang penting lainnya adalah mengembangkan aktivitas
perekonomian yang didukung oleh penguasaan dan penerapan teknologi serta
peningkatan produktivitas SDM, mengembangkan kelembagaan ekonomi yang efisien
yang menerapkan praktik-praktik terbaik dan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik.
4. Pemecahan masalah kemiskinan perlu didasarkan pada pemahaman suara masyarakat
miskin dan adanya penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat
secara bertahap, yaitu hak sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Tantangan yang
dihadapi, antara lain, yaitu kurangnya pemahaman terhadap hak-hak dasar masyarakat
miskin, kurangnya keberpihakan dalam perencanaan dan penganggaran, lemahnya
sinergi dan koordinasi kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam
berbagai upaya penanggulangan kemiskinan, rendahnya partisipasi dan terbatasnya
akses masyarakat miskin terutama perempuan dalam pengambilan keputusan baik
dalam keluarga maupun masyarakat, serta keterbatasan pemahaman dalam
mengembangkan potensi daerah berpenduduk miskin padahal investasi daerah miskin
di pedesaan dan daerah kumuh perkotaan dalam bukti empiris dapat menghasilkan
atau mengembangkan potensi bagi sentra kegiatan ekonomi.
B. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama
1. Pertambahan penduduk Kota Bima dalam kurun waktu 20 tahun mendatang
diperkirakan akan mencapai 150 ribu jiwa. Sejalan dengan itu berbagai parameter
kependudukan diperkirakan akan mengalami perbaikan yang ditunjukkan dengan
menurunnya angka kelahiran, meningkatnya usia harapan hidup, dan menurunnya
RPJPD Kota Bima 2008-2028 12
angka kematian bayi. Meskipun demikian, pengendalian kuantitas dan laju
pertumbuhan penduduk penting diperhatikan untuk menciptakan penduduk tumbuh
seimbang dalam rangka mendukung terjadinya bonus demografi yang ditandai
dengan jumlah penduduk usia produktif lebih besar daripada jumlah penduduk usia
non-produktif. Kondisi tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal untuk
meningkatkan kualitas SDM, daya saing, dan kesejahteraan rakyat.
2. Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang diukur dengan indeks
pembangunan manusia (IPM) mengakibatkan rendahnya produktivitas dan daya saing
perekonomian daerah. Pembangunan kesehatan dan pendidikan memiliki peranan
penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di bidang kesehatan
tantangan pembangunan yang dihadapi, antara lain, adalah mengurangi kesenjangan
status kesehatan masyarakat dan akses terhadap pelayanan kesehatan, tingkat sosial
ekonomi, dan gender; meningkatkan jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan;
meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan; dan mengurangi beban ganda
penyakit yaitu pola penyakit yang diderita oleh sebagian besar masyarakat adalah
penyakit infeksi menular.
3. Sementara itu, tantangan yang dihadapi pembangunan pendidikan adalah
menyediakan pelayanan pendidikan yang berkualitas untuk meningkatkan jumlah
proporsi penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar sampai ke jenjang
pendidikan tinggi, menurunkan jumlah penduduk yang buta aksara, serta menurunkan
kesenjangan tingkat pendidikan yang cukup tinggi antarkelompok masyarakat,
termasuk antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk perkotaan
dan perdesaan. Tantangan dalam pembangunan pendidikan lainnya adalah
meningkatkan kualitas dan relevansi termasuk mengurangi kesenjangan mutu
pendidikan dibandingkan dengan daerah lain. Dengan demikian pembangunan
pendidikan dapat berperan dalam mendorong pembangunan nasional secara
menyeluruh termasuk dalam mengembangkan kebanggaan kebangsaan, akhlak mulia,
kemampuan untuk hidup dalam masyarakat yang multikultur, serta meningkatkan
daya saing.
4. Pembangunan manusia pada intinya adalah pembangunan manusia seutuhnya.
Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan agama adalah mengaplikasikan ajaran
agama dalam kehidupan sehari-hari, mewujudkan kerukunan intern dan antarumat
beragama, serta memberikan rasa aman dan perlindungan dari tindak kekerasan.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 13
C. Sarana dan Prasarana
1. Pemenuhan kebutuhan penyediaan air baku dan air bersih di berbagai sektor
kehidupan menghadapi tantangan utama. Selain itu, pengembangan sarana dan
prasarana pengendali daya rusak air harus mampu mengantisipasi perkembangan
daerah-daerah permukiman dan industri baru. Intervensi sarana dan prasarana juga
perlu dilakukan untuk mengurangi laju sedimentasi sejalan dengan upaya-upaya
konservasi dan reboisasi terutama dengan mengembangkan bangunan-bangunan
pengendali sedimen. Upaya mempertahankan kondisi kualitas air yang ada serta
pemulihan terhadap kualitas air yang telah tercemar diwujudkan melalui pendekatan
pengelolaan lingkungan hidup dan penerapan teknologi.
2. Tantangan yang dihadapi oleh sektor transportasi pada masa yang akan datang adalah
mengembangkan sistem transportasi daerah yang efisien dan efektif, terjangkau,
ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan peningkatan transportasi
yang terpadu antarmoda dan intramoda serta selaras dengan pengembangan wilayah,
mewujudkan pelayanan transportasi yang mendukung pembangunan ekonomi sosial
dan budaya.
3. Walaupun pembangunan pos dan telematika saat ini telah mengalami berbagai
kemajuan, informasi masih merupakan barang yang dianggap mewah dan hanya dapat
diakses dan dimiliki oleh sebagian kecil masyarakat. Oleh sebab itu, tantangan utama
yang dihadapi dalam sektor itu adalah meningkatkan penyebaran dan pemanfaatan
arus informasi dan teledensitas pelayanan pos dan telematika masyarakat pengguna
jasa. Tantangan lainnya adalah konvergensi teknologi informasi dan komunikasi yang
menghilangkan sekat antara telekomunikasi, teknologi informasi dan penyiaran,
pendidikan dan etika moral.
4. Tantangan utama yang dihadapi dalam sektor energi adalah meningkatkan keandalan
pasokan energi, sarana dan prasarana, serta proses dan penyalurannya untuk keperluan
domestik.
5. Tantangan yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat dan
mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh, adalah (a) melakukan reformasi secara
serentak, khususnya yang berkaitan dengan perpajakan, retribusi/biaya perizinan
daerah, pertanahan dan tata ruang; (b) melakukan penguatan swadaya masyarakat
dalam pembangunan rumah melalui pemberian fasilitas kredit mikro perumahan,
fasilitasi untuk pemberdayaan masyarakat, dan bantuan teknis kepada kelompok
masyarakat yang berswadaya dalam pembangunan rumah. Dengan demikian,
RPJPD Kota Bima 2008-2028 14
penyediaan perumahan dapat diselenggarakan dengan tidak hanya mempertimbangkan
kemampuan daya beli masyarakat, melainkan juga melibatkan masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan.
D. Wilayah dan Tata Ruang
1. Penataan ruang merupakan tantangan besar seiring dengan pertumbuhan penduduk
dan kegiatan social ekonomi masyarakat. Oleh karena itu diperlukan penataan ruang
yang baik dan berada dalam satu sistem yang menjamin konsistensi antara
perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian tata ruang. Penataan ruang yang baik
diperlukan bagi (a) arahan lokasi kegiatan, (b) batasan kemampuan lahan, termasuk di
dalamnya adalah daya dukung lingkungan dan kerentanan terhadap bencana alam, (c)
efisiensi dan sinkronisasi pemanfaatan ruang dalam rangka penyelenggaraan berbagai
kegiatan. Penataan ruang yang baik juga harus didukung dengan regulasi tata ruang
yang tepat dan berkelanjutan.
2. Pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah perlu dilakukan tidak hanya
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Oleh karena itu, perlu diperhatikan
pemanfaatan potensi dan peluang dari keunggulan sumber daya alam kelautan yang
selama ini belum optimal sebagai satu kesatuan pengelolaan sumber daya alam.
E. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Persaingan yang makin tinggi pada masa yang akan datang menuntut peningkatan
kemampuan dalam penguasaan dan penerapan iptek dalam rangka menghadapi
perkembangan global. Oleh karena itu perlu upaya meningkatkan kontribusi iptek untuk
meningkatkan kemampuan dalam meningkatkan kesejahteraan, memenuhi kebutuhan
kesehatan dasar, energi, dan pangan; memperkuat sinergi kebijakan iptek dengan
kebijakan sektor lain; mengembangkan budaya iptek di kalangan masyarakat.
F. Hukum dan Aparatur
Saat ini birokrasi terus melakukan penataan dan masih belum mengalami perubahan
mendasar sehingga banyak persoalan yang masih belum teratasi dengan baik. Untuk itu,
partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan termasuk dalam pengawasan
terhadap birokrasi perlu terus dibangun dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang
baik. Tingkat partisipasi masyarakat yang rendah akan membuat aparatur pemerintah daerah
tidak dapat menghasilkan kebijakan pembangunan yang tepat. Kesiapan aparatur pemerintah
RPJPD Kota Bima 2008-2028 15
daerah dalam mengantisipasi proses demokratisasi perlu dicermati agar mampu memberikan
pelayanan yang dapat memenuhi aspek transparansi, akuntabilitas, dan kualitas yang prima
dari kinerja organisasi publik. Globalisasi juga membawa perubahan yang mendasar pada
sistem dan mekanisme pemerintahan. Revolusi teknologi dan informasi (TI) akan
mempengaruhi terjadinya perubahan manajemen penyelenggaraan negara dan pemerintahan.
G. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
1. Pemanfaatan sumber daya alam perlu lebih dikelola secara baik untuk menghindari
terjadinya degradasi lingkungan yang akan berdampak pada krisis pangan dan krisis
air. Memburuknya kondisi hutan akibat deforestasi yang meningkat pesat dan
memburuknya penutupan lahan di wilayah hulu daerah aliran sungai menyebabkan
menurunnya ketersediaan air yang mengancam turunnya debit air waduk dan sungai
pada musim kemarau serta berkurangnya pasokan air untuk pertanian.
2. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya kelautan untuk perhubungan laut,
perikanan, pariwisata, pertambangan, industri maritim, bangunan laut, dan jasa
kelautan menjadi tantangan yang perlu dipersiapkan agar dapat menjadi tumpuan masa
depan bangsa.
3. Meningkatnya kasus pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh laju pertumbuhan
penduduk yang terkonsentrasi di wilayah perkotaan, perubahan gaya hidup yang
konsumtif, serta rendahnya kesadaran masyarakat perlu ditangani secara
berkelanjutan. Kemajuan transportasi dan industrialisasi, pencemaran sungai dan tanah
oleh industri, pertanian, dan rumah tangga memberi dampak negatif yang
mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan sistem lingkungan secara keseluruhan
dalam menyangga kehidupan manusia. Keberlanjutan pembangunan dalam jangka
panjang juga menghadapi tantangan akan adanya perubahan iklim dan pemanasan
global yang berdampak pada aktivitas dan kehidupan manusia. Sementara itu,
pemanfaatan keanekaragaman hayati belum berkembang sebagaimana mestinya.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 16
BAB III
ANALISA ISU-ISU STRATEGIS
Terdapat beberapa hal strategis yang perlu dipertimbangkan dalam perumusan visi
dan misi serta arah kebijakan pembangunan Kota Bima untuk jangka panjang, yaitu
mencakup isu-isu strategis tingkat lokal pemerintah daerah maupun isu strategis dan
kebijakan pembangunan nasional dan regional yang tertuang dalam RPJP Nasional dan RPJP
Propinsi NTB.
3.1. Isu Strategis Tingkat Kota Bima
A. Fisik dan Penataan Ruang
Terjadi pertumbuhan penggunaan lahan yang sangat signifikan yaitu dari hanya
seluas 4,18% dari luas wilayah untuk kawasan terbangun pada tahun 2003, naik menjadi
8,09%. Dengan demikian juga terjadi alih fungsi lahan dari lahan pertanian yang sebesar
8,15% menjadi 6,46% dari total luas wilayah Kota Bima. Hal ini mencirikan bahwa
pembangunan Kota Bima berada dalam jalur yang benar yang mencirikan aktifitas perkotaan
yang berfokus pada pelayanan jasa dan aktifitas non pertanian. Mensikapi perkembangan
yang demikian pesat tersebut, maka aspek penataan ruang menjadi sangat mendesak untuk
dijadikan fokus pembangunan dalam rangka pengaturan dan pengendalian pemanfaatan
ruang. Hal ini juga akan terkait dengan proses-proses pengalokasian fungsi lahan secara tepat
sampai pada penertiban regulasi pemanfaatan ruang. Pembangunan infrastruktur perkotaan
seperti jaringan jalan yang membuka akses kantong permukiman harus diikuti dengan
pemberian paket insentif bagi tumbuh berkembangnya aktifitas ekonomi produktif
masyarakat.
B. Ekonomi
Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi dapat diukur melalui peranan sektor-
sektor dalam pertumbuhan PDRB, serta laju pertumbuhan masing–masing sektor tersebut.
Ada empat sektor yang berkontribusi besar terhadap peningkatan kondisi ekonomi Kota Bima
yang bobotnya di atas 10 prosen, yaitu sektor jasa-jasa sebagai penyumbang terbesar dengan
bobot 27,09 prosen, kemudian sektor pertanian 19,76 prosen, sektor angkutan dan komunikasi
18,76 prosen, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 18,56 prosen.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 17
Dilain pihak pertumbuhan kegiatan ekonomi kerakyatan yang harus didukung oleh
ketersediaan infrastruktur perkotaan yang memadai dalam upaya menstimulasi tumbuh
kembangnya usaha ekonomi kecil menengah yang berbasis pada hasil pertanian sehingga
mampu menyediakan berbagai kebutuhan skala regional.
C. Sosial
Tantangan yang menonjol adalah penanganan masalah kemiskinan masih
menghadapi tantangan yang besar yang ditandai oleh masih tingginya angka penduduk
miskin. Oleh karena itu, perhatian terhadap persoalan kemiskinan perlu dilakukan secara lebih
luas dengan melibatkan berbagai pihak. Namun demikian, upaya-upaya penanggulangan
kemiskinan yang sedang berjalan akan terus ditingkatkan sehingga Kota Bima akan benar-
benar berkontribusi dalam pencapaian MDGs 2015 (Millenium Development Goals) dengan
salah satu targetnya adalah mengurangi jumlah penduduk miskin dan kelaparan sampai 50%
dari total jumlah penduduk miskin pada tahun 1991. Oleh karena itu untuk lebih efektifnya
pencapaian tujuan penanggulangan kemiskinan maka harus dibangun data base dan sistem
informasi masyarakat miskin. Oleh karena itu pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan
harus menjadi prioritas utama dalam membangun manusia yang berkualitas dan bermartabat.
Dalam upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan
pendidikan, maka penyediaan pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas adalah hal yang
sangat penting. Tentunya, kebijaksanaan ini harus diikuti dengan peningkatan alokasi
anggaran bidang kesehatan di tingkat puskesmas yang dituangkan dalam APBD setiap
tahunnya. Untuk mendukung terobosan-terobosan besar ini maka pengelolaan pengaduan
masyarakat pada unit-unit pelayanan kesehatan dan pendidikan harus diperluas dan dengan
melibatkan lembaga-lembaga swadaya masyarakat dan perguruan tinggi sebagai lembaga
pemantau dan pemberdayaan masyarakat.
D. Kelembagaan
Perlu difokuskan pada upaya penataan organisasi dan mekanisme kerja supaya lebih
terintegrasi dan menuju pada satu tujuan bersama. Munculnya persoalan-persoalan
administrasi pembangunan dilihat sebagai sebuah tantangan untuk melakukan change
management untuk lebih meningkatkan profesionalisme kerja maupun efisiensi dan efektifitas
pencapaian tujuan-tujuan pembangunan yang terarah. Isu strategis yang sangat mendesak
ditangani dalam pelaksanaan pembangunan Kota Bima dalam aspek kelembagaan adalah
pemberian kewenangan yang lebih luas kepada para lurah yang diikuti dengan pemberian
RPJPD Kota Bima 2008-2028 18
dana alokasi untuk kegiatan-kegiatan pembangunan berskala kelurahan/lokal. Hal ini menjadi
penting untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi dalam perencanaan pembangunan
partisipatif. Dengan adanya dana alokasi untuk setiap kelurahan maka ada tersedia dana yang
cukup untuk implementasi program dan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat. Karena dana ini akan dikelola langsung di tingkat kelurahan masing-masing. Oleh
karena itu, dalam implementasinya nanti peran serta dan partisipasi masyarakat menjadi
prasyarat utama keberhasilan pengelolaan dana kelurahan secara transparan, akuntabel, dan
tepat sasaran.
3.2. Isu dan Kebijakan Regional Propinsi NTB
Angka IPM NTB yang masih sangat rendah yaitu peringkat 32 dari 33 propinsi di
Indonesia. Kondisi ini ditandai dengan angka kematian bayi yang tertinggi di
Indonesia yaitu 51 kematian per 1000 KH.
Jumlah penduduk miskin 24% pada tahun 2006 dan cenderung meningkat setiap tahun
dengan terjadinya inflasi dan krisis BBM untuk tingkat propinsi NTB.
Menurunnya kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup yang ditandai dengan
semakin luasnya kerusakan huatan dan lahan kritis.
3.3. Modal Dasar dan Potensi Pembangunan
Potensi pembangunan merupakan aspek mendasar yang perlu dikembangkan untuk
menghadapi tantangan pembangunan daerah dalam kurun waktu mendatang. Adapun potensi
pembangunan/ faktor kunci keberhasilan pembangunan Kota Bima antara lain adalah:
Letak geografis Kota Bima yang strategis pada alur perdagangan kawasan timur Indonesia
dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang yang menghubungkan Pulau Jawa, Bali,
Sulawesi, Kalimantan serta menjadi wilayah penyangga (buffer zone) untuk kawasan NTT
bagian barat.
Potensi perkembangan kegiatan pendidikan dan pelayanan jasa di daerah perlu
dimanfaatkan secara bijaksana untuk kemakmuran masyarakat.
Tersedianya lembaga ekonomi terutama di tingkat kelurahan yang dapat dimanfaatkan
untuk menunjang usaha ekonomi produktif bagi masyarakat.
Potensi ekonomi daerah yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dari struktur
perdagangan adalah ketersediaan hasil-hasil pertanian rakyat unggulan dalam kuantitas
yang memadai untuk pemenuhan kebutuhan.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 19
Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kelancaran proses perdagangan antar
wilayah dan antar daerah seperti tersedianya fasilitas transportasi darat, laut, dan udara.
Tersedianya sumberdaya manusia dalam segi kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan
untuk keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah.
Keinginan yang kuat untuk maju dan berdaya saing dengan daerah lain.
Otonomi daerah memberikan peluang kepada daerah untuk menentukan arah kebijakan
pembangunan daerah dengan mengoptimalkan potensi sumberdaya daerah sebagai bagian
dari sistem perencanaan pembangunan nasional.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 20
BAB IV
VISI DAN MISI KOTA BIMA
4.1. Visi Kota Bima
Rumusan umum tujuan pembangunan Kota Bima untuk jangka waktu 20 tahun
(2008-2028) dituangkan dalam visi Kota Bima sebagai berikut:
“Mewujudkan Kota Bima yang Sejahtera, Maju dan Mandiri pada tahun 2028.
Dengan rumusan visi tersebut di atas, dalam kurun waktu 20 (duapuluh) tahun ke depan,
diharapkan kondisi Kota Bima akan mengalami perubahan secara signifikan dengan ditandai
oleh:
Terwujudnya Kota Bima yang Sejahtera dan Maju ditandai dengan adanya perkembangan
dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan dan meningkatnya kesejahteraan. Kondisi
tersebut diukur berdasarkan peningkatan dalam Pendapatan per Kapita; Angka
Kemiskinan; Indeks Pemenuhan Kebutuhan Dasar dan daya beli masyarakat; tingkat
layanan penyediaan sarana, prasarana dan fasilitas publik, tingkat layanan penyediaan
modal bagi masyarakat.
Masyarakat Kota Bima yang mandiri diukur berdasarkan perubahan Indeks Pembangunan
Manusia (Human Development Index), yang mencakup: Tingkat Pendidikan Penduduk;
Tingkat Partisipasi Sekolah; Daya Serap Lembaga Pendidikan Formal; Usia Harapan
Hidup Penduduk; Lama Hari Sakit Penduduk; Status Gizi Balita; Tingkat Kematian Bayi
dan Ibu Hamil dan Nisbah Sarana Kesehatan per Penduduk. Berkaitan dengan derajat
otonomi fiskal, yaitu kemampuan pemerintah daerah untuk membiayai kebutuhan
otonominya berdasarkan penerimaan yang berasal dari sumber-sumber keuangan asli
daerah, derajat otonomi fiskal diukur berdasarkan perubahan Indeks Kemampuan Rutin
yaitu proporsi dan kontribusi penerimaan yang berasal dari sumber-sumber keuangan asli
daerah dan penerimaan yang berasal dari pemerintah Propinsi dan Pusat.
4.2. Misi Kota Bima
Misi pembangunan sebagai upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi
pembangunan Kota Bima dirumuskan sebagai berikut:
RPJPD Kota Bima 2008-2028 21
1. Mewujudkan masyarakat Bima yang sejahtera dan mandiri melalui pemberdayaan
ekonomi kerakyatan dengan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, peningkatan
standar pelayanan minimum bidang kesehatan, pendidikan, dan pelayanan publik lainnya
melalui penyediaan sarana dan prasarana pendukung, peningkatan sarana dan prasarana
infrastruktur dalam bidang permukiman dan prasarana wilayah, peningkatan SDM yang
berkualitas, meningkatkan keamanan dan ketertiban penyelenggaraan fungsi-fungsi
pemerintahan daerah.
2. Mewujudkan masyarakat yang maju dan berdaya saing melalui pembangunan
manusia yang berkualitas, meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui
penelitian, pengembangan secara berkelanjutan maupun pembangunan bidang
infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan aparatur Negara.
3. Mewujudkan Kota Bima sebagai Kota Pendidikan yang dilaksanakan melalui
penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas dan penciptaan iklim
belajar yang kondusif dalam lingkungan kehidupan masyarakat melalui peningkatan
partisipasi masyarakat
4. Mewujudkan masyarakat religius, berakhlak mulia, dan berbudaya dengan
membentuk manusia yang bertaqwa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan
internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan
modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan kearifan local.
5. Mewujudkan Kota Bima asri dan lestari yang diwujudkan melalui upaya-upaya nyata
dalam pembenahan pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga
keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan
untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi serta meningkatkan
pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan.
6. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan melalui meningkatkan
pembangunan daerah secara menyeluruh, mengurangi kesenjangan sosial, meningkatkan
keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah yang masih lemah;
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses yang
sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana
ekonomi.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 22
4.3. Tolok Ukur Pembangunan 20 Tahun
Terdapat beberapa sasaran pokok yang dipakai sebagai ukuran tingkat pencapaian
Kota Bima yang Maju dan Mandiri, sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat Bima yang sejahtera dan mandiri ditunjukan oleh:
a) Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan
sehingga pendapatan perkapita pada tahun 2028 mencapai tingkat kesejahteraan
setara dengan kota-kota lain yang berpenghasilan menengah di Indonesia, dengan
tingkat pengangguran terbuka yang tidak lebih dari 8 persen dan jumlah penduduk
miskin tidak lebih dari 8 persen.
b) Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif serta terus meningkatnya peran sektor jasa dengan kualitas pelayanan
lebih bermutu dan berdaya saing.
2. Mewujudkan masyarakat yang maju dan berdaya saing ditunjukan oleh:
a) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia. Secara umum peningkatan kualitas
sumber daya manusia Indonesia ditandai dengan meningkatnya indeks pembangunan
manusia (IPM).
b) Meningkatnya profesionalisme aparatur negara pusat dan daerah untuk mewujudkan
tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan bertanggung jawab, serta
profesional yang mampu mendukung pembangunan nasional.
3. Mewujudkan Kota Bima sebagai Kota Pendidikan, yang ditandai oleh:
a) Eksistensi Universitas Negeri Bima yang mampu menyerap mahasiswa dari berbagai
daerah di wilayah Sumbawa, Flores, dan Sumba.
b) Meningkatnya kemampuan siswa dan guru sekolah dasar dan sekolah menengah Kota
Bima untuk bersaing di tingkat regional nasional
4. Mewujudkan masyarakat religius, berakhlak mulia, dan berbudaya ditandai dengan:
a) Terwujudnya kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-
nilai agama dalam segala aspek kehidupan
b) Terwujudnya pemerintahan yang amanah dan istiqomah.
5. Mewujudkan Kota Bima asri dan lestari yang ditandai oleh:
a) Terwujudnya pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup
yang lebih baik dengan tetap terjaganya fungsi, dan daya dukung sumberdaya dalam
pembangunan kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 23
b) Meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk menjaga
kenyamanan dan kualitas kehidupan.
c) Terwujudnya lingkungan perkotaan yang baik, berkelanjutan, serta mampu
memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
6. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan ditandai dengan:
a) Tingkat pembangunan yang makin merata yang ditandai dengan peningkatan kualitas
hidup dan kesejahteraan masyarakat.
b) Terpenuhi kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
pendukungnya bagi seluruh masyarakat untuk mewujudkan kota tanpa permukiman
kumuh.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 24
BAB V
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH 2008 - 2028
5.1. Arah Kebijakan Pembangunan
1. Mewujudkan masyarakat Bima yang sejahtera dan mandiri
a. Pengembangan ekonomi lokal melalui peningkatan interaksi antar daerah melalui
kerjasama dan keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan antar daerah. Upaya
tersebut dilakukan dengan mengelola kelembagaan ekonomi yang melaksanakan tata
kelola kepemerintahan yang baik, dan mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.
b. Perekonomian dikembangkan dengan prinsip terjaminnya kesempatan berusaha dan
bekerja bagi seluruh masyarakat dan mendorong tercapainya penanggulangan kemiskinan.
Pengelolaan kebijakan perekonomian perlu memperhatikan secara cermat dinamika
globalisasi, dan kepentingan pembangunan daerah, serta menjaga kemandirian dan
kedaulatan ekonomi bangsa.
c. Kelembagaan ekonomi dikembangkan sesuai dinamika kemajuan ekonomi dengan
menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintah yang baik di dalam menyusun
kerangka regulasi dan perizinan yang efisien, efektif, dan non-diskriminatif.
Mengembangkan, dan melaksanakan iklim persaingan usaha secara sehat serta melindungi
konsumen; mendorong pengembangan standarisasi produk dan jasa untuk meningkatkan
daya saing.
d. Struktur perekonomian diperkuat dengan menempatkan sektor industri kecil dan rumah
tangga sebagai motor penggerak yang didukung oleh kegiatan pertanian dalam arti luas,
dan kelautan yang menghasilkan produk-produk secara efisien, dan berkelanjutan agar
terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh.
e. Pengembangan iptek untuk ekonomi diarahkan pada peningkatan kualitas dalam rangka
mendukung daya saing secara nasional maupun global. Hal itu dilakukan melalui
peningkatan, penguasaan, dan penerapan iptek secara luas dalam sistem produksi
barang/jasa, peningkatan kualitas dan kuantitas SDM iptek, peningkatan kuantitas dan
kualitas sarana dan prasarana iptek. Berbagai langkah tersebut dilakukan untuk
mendukung pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan, serta pengembangan
kelembagaan sebagai keterkaitan dan fungsional sistem inovasi dalam mendorong
pengembangan kegiatan usaha.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 25
f. Investasi diarahkan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi secara berkelanjutan dan berkualitas dengan mewujudkan iklim investasi yang
menarik serta meningkatkan kapasitas infrastruktur fisik dan pendukung yang memadai.
2. Mewujudkan masyarakat yang maju dan berdaya saing ditunjukan oleh:
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Pembangunan sumber daya manusia yang diarahkan pada peningkatan kualitas sumber
daya manusia Indonesia yang antara lain ditandai dengan meningkatnya indeks
pembangunan manusia (IPM).
b. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk diarahkan pada peningkatan
pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang terjangkau, bermutu dan
efektif menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas. Sistem administrasi
kependudukan penting pula dilakukan untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan di tingkat nasional dan daerah serta mendorong terakomodasinya hak
penduduk dan perlindungan sosial.
c. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pemberdayaan dan
kemandirian, dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak,
manusia usia lanjut (manula), dan keluarga miskin. Pembangunan kesehatan dilaksanakan
melalui peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia
kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan yang disertai oleh peningkatan pengawasan, dan
manajemen kesehatan. Pembangunan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor
yang meliputi produksi pangan, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi pangan tingkat
rumah tangga dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang, serta terjamin keamanannya
dalam rangka mencapai status gizi yang baik.
d. Pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak diarahkan pada peningkatan kualitas
hidup dan peran perempuan, kesejahteraan, dan perlindungan anak di berbagai bidang
pembangunan; penurunan jumlah tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap
perempuan dan anak; serta penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender
dan anak.
e. Pembangunan pemuda diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan
partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan, terutama di bidang ekonomi, sosial
budaya, iptek dan politik.
Pembangunan Ekonomi
RPJPD Kota Bima 2008-2028 26
a. Untuk memperkuat daya saing perekonomian, sektor industri perlu dibangun guna
menciptakan lingkungan usaha mikro (lokal) yang dapat merangsang tumbuhnya rumpun
industri yang sehat dan kuat melalui pengembangan rantai pertambahan nilai dengan
diversifikasi produk
b. Kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta memberikan perluasan kesempatan
kerja.
c. Pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) melalui peningkatan kompetensi
perkuatan kewirausahaan dan peningkatan produktivitas yang didukung dengan upaya
peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil inovasi dan penerapan
teknologi dalam iklim usaha yang sehat. Pengembangan UKM secara nyata akan
berlangsung terintegrasi dalam modernisasi agribisnis dan agroindustri, termasuk yang
mendukung ketahanan pangan.
d. Perbaikan pengelolaan keuangan daerah yang bertumpu pada sistem anggaran yang
transparan, bertanggung jawab, dan dapat menjamin efektivitas pemanfaatan. Disamping
itu perlu penciptaan pembiayaan pembangunan yang dapat menjamin kemampuan
peningkatan pelayanan publik, baik di dalam penyediaan pelayanan dasar, prasarana dan
sarana fisik serta ekonomi, maupun mendukung peningkatan daya saing ekonomi.
Pembangunan Sarana dan Prasarana yang Memadai dan Maju
a. Pembangunan prasarana sumber daya air diarahkan untuk mewujudkan fungsi air sebagai
sumber daya sosial (social goods) dan sumber daya ekonomi (economic goods) yang
seimbang melalui pengelolaan yang terpadu, efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan sehingga dapat menjamin kebutuhan pokok hidup dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
b. Pembangunan transportasi diarahkan untuk mendukung kegiatan ekonomi, sosial, dan
budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah
agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antardaerah serta membentuk
struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan.
c. Pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan
terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya,
seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong
pertumbuhan ekonomi.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 27
Reformasi Hukum dan Birokrasi
a. Pembangunan hukum diarahkan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan; mengatur permasalahan yang berkaitan dengan ekonomi, terutama
dunia usaha. Pembangunan hukum juga diarahkan untuk menghilangkan kemungkinan
terjadinya tindak pidana korupsi serta mampu menangani dan menyelesaikan secara tuntas
permasalahan yang terkait kolusi, korupsi, nepotisme (KKN).
b. Pembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk meningkatkan
profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, di
pusat maupun di daerah agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang-
bidang lainnya.
3. Mewujudkan Kota Bima sebagai Kota Pendidikan
a. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
untuk mendukung terwujudnya masyarakat yang berharkat, bermartabat, berakhlak mulia,
dan menghargai keberagaman sehingga mampu bersaing dalam era global dengan tetap
berlandaskan pada norma kehidupan masyarakat Indonesia dan tanpa diskriminasi.
Komitmen pemerintah terhadap pendidikan harus tercermin pada kualitas sumber daya
manusia, peningkatan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta politik
anggaran bagi majunya kegiatan pendidikan.
b. Penyediaan pelayanan pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan sosial
ekonomi pada masa depan termasuk untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan melalui pendalaman penguasaan teknologi. Pembangunan pendidikan
diarahkan pada penyediaan pendidikan tinggi yang berkualitas.
4. Mewujudkan masyarakat religius, berakhlak mulia, dan berbudaya
a. Dalam rangka meletakan pondasi pondasi pemnbangunan yang kokok dan terciptanya
akhlak dan moral yang baik dalam masyarakat, maka pembangunan keagamaan diarahkan
untuk pembinaan akhlak mulia, pendalaman pemahaman nilai-nilai keagamaan.
Pembangunan agama diarahkan pula untuk meningkatkan kerukunan hidup umat
beragama sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang
rasa, dan harmonis.
b. Pengembangan budaya dilakukan dengan meningkatkan penghargaan masyarakat
terhadap iptek melalui pengembangan budaya membaca dan menulis, masyarakat yang
cerdas, kritis, dan kreatif dalam rangka pengembangan tradisi iptek dengan mengarahkan
RPJPD Kota Bima 2008-2028 28
masyarakat dari budaya konsumtif menuju budaya produktif. Bentuk-bentuk
pengungkapan kreativitas, antara lain melalui kesenian tradisional tetap didorong untuk
ditingkatkan dan dipertahankan.
5. Mewujudkan Kota Bima asri dan lestari
a. Kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan diarahkan pada peningkatan identifikasi
dan pemetaan daerah-daerah rawan bencana agar dapat diantisipasi secara dini. Hal itu
dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan memberikan perlindungan terhadap
manusia dan harta benda karena adanya perencanaan wilayah yang peduli/peka terhadap
bencana alam. Disamping itu, perlu diterapkan sistem deteksi dini serta sosialisasi dan
diseminasi informasi secara dini terhadap ancaman kerawanan bencana alam kepada
masyarakat. Untuk itu, perlu ditingkatkan
b. Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan
prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang.
Pemulihan dan rehabilitasi kondisi lingkungan hidup diprioritaskan pada upaya
peningkatan daya dukung lingkungan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
c. Kebijakan pengelolaan sumber daya alam perlu didukung oleh peningkatan kelembagaan
pengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup. Selanjutnya, cara pandang terhadap
lingkungan hidup yang berwawasan etika lingkungan perlu didorong melalui internalisasi
ke dalam kegiatan produksi dan konsumsi, dengan cara menanamkan nilai dan etika
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari termasuk proses pembelajaran sosial, serta
pendidikan formal pada semua tingkatan.
6. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan
a. Pelaksanaan pengembangan wilayah yang dilakukan secara terencana dan terintegrasi
dengan semua rencana pembangunan sektor dan bidang. Rencana pembangunan
dijabarkan dan disinkronisasikan ke dalam rencana tata ruang yang konsisten, baik materi
maupun jangka waktunya.
b. Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh
didorong sehingga dapat mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal di sekitarnya dalam
suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa mempertimbangkan
batas wilayah administrasi, tetapi lebih ditekankan pada pertimbangan keterkaitan mata-
rantai proses industri dan distribusi.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 29
c. Wilayah-wilayah perbatasan dikembangkan dengan mengubah arah kebijakan
pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi dalam kota menjadi skala wilayah
yang lebih luas sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan
perdagangan dengan daerah lain.
d. Rencana tata ruang digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan di
setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi,
dan berkelanjutan. Rencana Tata Ruang Wilayah disusun secara hierarki. Dalam rangka
mengoptimalkan penataan ruang perlu ditingkatkan (a) kompetensi sumber daya manusia
dan kelembagaan di bidang penataan ruang, (b) kualitas rencana tata ruang, dan (c)
efektivitas penerapan dan penegakan hukum dalam perencanaan, pemanfaatan, maupun
pengendalian pemanfaatan ruang.
e. Menerapkan sistem pengelolaan pertanahan yang efisien, efektif, serta melaksanakan
penegakan hukum terhadap hak atas tanah dengan menerapkan prinsip-prinsip keadilan,
transparansi, dan demokrasi. Selain itu, perlu dilakukan penyempurnaan penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah melalui perumusan berbagai aturan
pelaksanaan land reform serta penciptaan insentif/disinsentif perpajakan yang sesuai
dengan luas, lokasi, dan penggunaan tanah agar masyarakat golongan ekonomi lemah
dapat lebih mudah mendapatkan hak atas tanah.
f. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah yang meliputi kapasitas aparat pemerintah
daerah, kapasitas kelembagaan, kapasitas keuangan, serta kapasitas lembaga legislatif.
g. Peningkatan kerja sama antar daerah akan terus ditingkatkan dalam rangka memanfaatkan
keunggulan komparatif maupun kompetitif setiap daerah; menghilangkan ego pemerintah
daerah yang berlebihan; serta menghindari timbulnya inefisiensi dalam pelayanan publik.
h. Pembangunan kesejahteraan sosial dalam rangka memberikan perlindungan pada
kelompok masyarakat yang kurang beruntung disempurnakan melalui penguatan lembaga
jaminan sosial. Pemberian jaminan sosial dilaksanakan dengan mempertimbangkan
budaya dan kelembagaan yang sudah berakar di masyarakat.
i. Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya diarahkan pada
penyelenggaraan pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai, layak, dan
terjangkau oleh daya beli masyarakat serta didukung oleh prasarana dan sarana
permukiman yang mencukupi dan berkualitas.
j. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi diarahkan
pada pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 30
k. Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada penghormatan, perlindungan, dan
pemenuhan hak-hak dasar rakyat secara bertahap dengan mengutamakan prinsip
kesetaraan dan nondiskriminasi. Kebijakan penanggulangan kemiskinan juga diarahkan
pada peningkatan mutu penyelenggaraan otonomi daerah sebagai bagian dari upaya
pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin.
5.2. Tahapan Pelaksanaan dan Skala Prioritas
Untuk mencapai sasaran pokok sebagaimana dimaksud di atas, pembangunan jangka
menengah membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam
rencana pembangunan jangka menengah. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan
mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan, tanpa mengabaikan
permasalahan lainnya. Oleh karena itu, tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-
beda, tetapi semua itu harus berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam
rangka mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka menengah dan panjang.
Setiap sasaran pokok dalam misi pembangunan jangka panjang dapat ditetapkan
prioritasnya dalam masing-masing tahapan. Prioritas utama menggambarkan makna strategis
dan urgensi permasalahan. Atas dasar tersebut, tahapan dan skala prioritas utama dapat
disusun sebagai berikut.
RPJM ke-1 (2008 – 2013)
Berdasarkan tingkat pencapaian pada periode pembangunan Kota Bima sebelumnya, maka
RPJMD I diarahkan sebagai berikut:
1. Pembangunan bidang pendidikan dalam rangka pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas melalui beberapa kegiatan pokok seperti:
Peningkatan penerapan standar pelayanan minimum bidang pendidikan
Pembangunan SMP dan SMA Percontohan yang mampu bersaing di tingkat
regional
Pemberdayaan pendidikan luar biasa dalam rangka penanganan masalah-masalah
sosial kemasyarakatan
Mendukung terlaksananya pendidikan luar sekolah untuk menuntaskan program
wajib belajar 9 tahun
Penyediaan fasilitas perpustakaan daerah yang representatif yang mendukung
kemajuan dunia pendidikan
RPJPD Kota Bima 2008-2028 31
Penyediaan anggaran beasiswa S2 untuk tenaga guru yang berprestasi dalam
rangka peningkatan kualitas tenaga pendidik
Pembangunan Perguruan Tinggi Negeri di Bima
Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas
2. Peningkatan pembangunan bidang kesehatan dalam rangka perbaikan kesejahteraan
masyarakat melalui beberapa kegiatan pokok seperti :
Peningkatan alokasi anggaran untuk perbaikan kualitas pelayanan di tingkat
puskesmas
Mendukung pemberdayaan rumah sakit swasta dalam rangka peningkatan
persaingan dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang baik
Peningkatan penerapan standar pelayanan minimum bidang kesehatan
Penyediaan infrastruktur kesehatan yang memadai dan berkualitas
Peningkatan insentif tenaga medis di tingkat puskesmas pemberian insentif bagi
kader posyandu
Memperluas program pengelolaan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan di tingkat puskesmas dan pustu serta posyandu.
Peningkatan kualitas tenaga medis melalui penyediaan beasiswa untuk pendidikan
S1 dan Dokter Spesialis.
3. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi pengangguran dan
jumlah penduduk miskin melalui beberapa kegiatan pokok:
Pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan mendorong pertumbuhan ekonomi
daerah
Pembangunan sarana prasarana ekonomi, perdagangan dan jasa
Pemberdayaan lembaga ekonomi mikro yang mampu mendorong tumbuh
kembangnya sektor informal perkotaan
Penetapan lahan pertanian abadi dibeberapa kawasan khususnya di Kecamatan
Rasanae Timur
Pemberdayaan forum-forum pengembangan ekonomi lokal dalam rangka
peningkatan daya saing dan daya tahan daerah
Pemberian paket insentif bagi tumbuh-berkembangnya sektor perdagangan dan
jasa
RPJPD Kota Bima 2008-2028 32
4. Percepatan pembangunan sarana dan prasarana yang memadai lebih didorong dalam
rangka pemerataan pembangunan dan peningkatan akses bagi semua wilayah. Melalui
beberapa kegiatan pokok:
Penyediaan sarana dan prasarana permukiman dan prasarana wilayah
Pengendalian pemanfaatan dan penataan ruang secara ketat untuk setiap Bagian
Wilayah Kota dan Kawasan-kawasan pesat berkembang serta kawasan rawan
bencana
5. Pembangunan Kota yang asri dan lestari melalui beberapa kegiatan pokok seperti:
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan didukung oleh meningkatnya
kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan hidup dan menyadari keadaan
wilayah yang rawan bencana sehingga makin peduli dan antisipatif.
Melaksanakan kegiatan bedah kelurahan dalam rangka terciptanya tatanan pemukiman
kota yang bebas kumuh.
6. Mewujudkan masyarakat religius, berakhlak mulia, dan berbudaya melalui program
pokok seperti:
Peningkatan kesadaran, pemahaman, pendalaman, dan pengamalan keagamaan.
Pembangunan fasilitas keagamaan dan pembinaan TPA/TPQ
Peningkatan kesejahteraan pengurus masjid/mushola dan pemberian insentif
pembina TPA/TPQ
7. Pembangunan Kelembagaan dan penataan birokrasi dilaksanakan melalui
program/kegiatan pokok antara lain:
Pendelegasian sebagian kewenangan walikota kepada camat dan lurah
Peningkatan alokasi dana pembangunan kelurahan dalam rangka memperkuat
perencanaan partisipatif dan akselerasi program pemberdayaan kelurahan
Peningkatan insentif bagi Ketua-ketua RT/RW se-Kota Bima
Pemberdayaan lembaga-lembaga swadaya dan organisasi kemasyarakatan agar
mampu ikut mengawasi kegiatan pembangunan dan pengelolaan dana kelurahan
Penempatan pejabat sesuai dengan kompetensi dan keahlian sesuai dengan
kerangka normatif bidang kepegawaian
Melaksanakan kegiatan forum-forum sektoral sebagai bagian dari perencanaan
daerah yang bersifat partisipatif
Pemberdayaan lembaga non pemerintah dan organisasi kepemudaan serta
kelompok perempuan
RPJPD Kota Bima 2008-2028 33
Mendorong tumbuhkembangnya lembaga-lembaga budaya dalam rangka
pelestarian kebudayaan daerah
Penyediaan fasilitas pelayanan pemerintah dan umum yang memadai dalam rangka
peningkatan kinerja pelayanan publik.
RPJM ke-2 (2013 – 2018)
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan, dan tingkat pencapaian pembangunan periode
sebelumnya, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, RPJM ke-2 ditujukan untuk lebih
memantapkan penataan kembali di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia.
Kesejahteraan rakyat terus meningkat ditunjukkan oleh membaiknya berbagai indikator
pembangunan sumber daya manusia, antara lain meningkatnya pendapatan per kapita;
menurunnya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas disertai dengan berkembangnya lembaga jaminan sosial;
meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat yang didukung dengan pelaksanaan sistem
pendidikan nasional yang mantap; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat; meningkatnya kesetaraan gender; meningkatnya tumbuh kembang optimal,
kesejahteraan, dan perlindungan anak.
Dalam kerangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, pengelolaan sumber daya
alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup makin berkembang melalui penguatan
kelembagaan dan peningkatan kesadaran masyarakat yang ditandai dengan
berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan
hidup yang disertai dengan menguatnya partisipasi aktif masyarakat. Kondisi itu didukung
dengan meningkatnya kualitas perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatan
ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan terkait
dan penegakan peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang.
RPJM ke-3 (2018 – 2023)
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-2, RPJM ke-3
ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang
dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan
keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan
ilmu dan teknologi yang terus meningkat.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 34
Kesejahteraan rakyat terus membaik, dan merata yang didorong oleh meningkatnya
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang disertai terwujudnya lembaga jaminan
sosial. Kualitas sumber daya manusia terus membaik ditandai oleh meningkatnya kualitas
dan relevansi pendidikan, termasuk yang berbasis keunggulan lokal dan didukung oleh
manajemen pelayananan pendidikan yang efisien dan efektif; meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat; meningkatnya kesetaraan gender; meningkatnya
tumbuh kembang optimal, serta kesejahteraan dan perlindungan anak; tercapainya kondisi
penduduk tumbuh seimbang; dan mantapnya budaya dan karakter bangsa.
Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang semakin mantap dicerminkan oleh
terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung
kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari; terus
membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam yang diimbangi dengan
upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan didukung oleh meningkatnya kesadaran,
sikap mental, dan perilaku masyarakat; serta semakin mantapnya kelembagaan dan
kapasitas penataan ruang.
Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai oleh
berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi; terpenuhinya pasokan tenaga listrik
yang handal dan efisien
Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi
sumber daya air dan pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan air
minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung
bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan
perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin
mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.
RPJM ke-4 (2023 – 2028)
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-3, RPJM ke-4
ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Kota Bima yang maju dan mandiri. melalui
percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang didukung oleh SDM
berkualitas dan berdaya saing.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 35
Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat ditunjukkan oleh makin tinggi dan
meratanya tingkat pendapatan masyarakat dengan jangkauan lembaga jaminan sosial yang
lebih menyeluruh; mantapnya sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing,
antara lain ditandai oleh meningkat dan meratanya akses, tingkat kualitas, dan relevansi
pendidikan seiring dengan makin efisien dan efektifnya manajemen pelayanan
pendidikan; meningkatnya kemampuan Iptek; meningkatnya derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat; meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan
anak; dan terwujudnya kesetaraan gender; bertahannya kondisi dan penduduk tumbuh
seimbang. Dalam rangka memantapkan pembangunan yang berkelanjutan,
keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam terus dipelihara dan
dimanfaatkan untuk terus mempertahankan nilai tambah dan daya saing bangsa serta
meningkatkan modal pembangunan nasional pada masa yang akan datang.
RPJPD Kota Bima 2008-2028 36
BAB VI
KAIDAH PELAKSANAAN
Sesuai amanat UU 25/2004, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Bima untuk
kurun waktu 20 (dua puluh) tahun merupakan penjabaran dari visi, misi, dan arah kebijakan
pembangunan daerah yang akan menjadi pedoman dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi
kepemerintahan daerah.
Pemerintah Kota Bima telah mampu menformulasikan rumusan visi dan misi serta arah
kebijakan pembangunan Kota Bima sebagai suatu komitmen bersama antara pemerintah,
pihak swasta, dan masyarakat untuk mengubah keadaan yang ada sekarang menjadi suatu
lebih baik sesuai dengan yang telah direncanakan dalam 20 tahun mendatang. Keinginan ini
telah dituangkan dalam 7 (tujuh) Misi Pembangunan yang diupayakan secara maksimal untuk
menjawab permasalahan pokok dan tantangan pembangunan daerah.
Rencana Jangka Panjang Pembangunan Daerah (RPJPD) ini harus menjadi landasan
bagi setiap kegiatan pembangunan dalam wilayah Kota Bima yang pentahapannya dijabarkan
lebih lanjut dalam 4 (empat) periodisasi RPJMD.
Diharapkan dengan adanya dokumen manajerial perencanaan pembangunan jangka
panjang ini, proses penyelenggaraan fungsi-fungsi kepemerintahan dapat berjalan dengan
efektif dan efisien sesuai dengan rencana pembangunan yang telah ditetapkan. Kerja keras,
komitmen, dan kerjasama seluruh stakeholders yang terlibat dalam pembangunan Kota Bima
merupakan kunci utama keberhasilan pembangunan di Kota Bima.
Bima, Juni 2008
WALIKOTA BIMA
M. NUR A. LATIF
Recommended