View
1.301
Download
7
Category
Preview:
Citation preview
06/03/2012
1
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id
Penyusunan Master Plan dan FS Sistem Pengelolaan
Air LimbahJoni Hermana
Jurusan Teknik LingkunganEmail: hermana@its.ac.id, hp: 08123029313
Manajemen Asset InfrastrukturProgram Pascasarjana Teknik Sipil
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id
ISI PEMBAHASAN
1. PERENCANAAN MASTER PLAN
2. PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)
06/03/2012
2
Sumber Pustaka:
1. Sebagian besar materi ini berasal dari Materi Diseminasi Keteknikan Bidang Air Limbah, Direktorat Pengembangan PLP, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, 2011
2. Berbagai Sumber dan Literatur sebagai tambahan.
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id
PERENCANAAN MASTER PLAN
06/03/2012
3
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id
PERENCANAAN MASTER PLAN
Pengelolaan air limbah memerlukan prasarana dan sarana penyaluran dan pengolahan.
Saat ini sistem pengelolaan air limbah terpusat hanya berada di Indonesia hanya 11 kota saja
dengan cakupan pelayanan yang masih rendah.
Diperlukan pedoman untuk penyusunan rencana induk (Master Plan) sistem Prasarana
dan Sarana air limbah.
5
PERENCANAAN MASTER PLAN
PENDAHULUAN• Rencana Induk atau Master Plan bidang air limbah
merupakan suatu dokumen perencanaan dasar yang menyeluruh mengenai pengembangan sarana dan prasarana air limbah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Di dalamnya termasuk: Gambaran arah pengembangan, Strategi penembangan dan Prioritas-prioritas pengembangan sarana dan prasarana air limbah.
• Rencana induk air limbah tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan oleh instansi yang berwenang dalam penyusunan program pembangunan 5 (lima) tahun bidang air limbah atau Renstra Dinas Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah.
06/03/2012
4
PERENCANAAN MASTER PLAN
• Rencana Induk atau Master Plan bidang Air Limbah merupakan suatu dokumen perencanaan dasar yang menyeluruh mengenai pengembangan sistem Prasarana dan Sarana (P/S) Air Limbah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
7
PERENCANAAN MASTER PLAN
PENDAHULUAN• Merupakan penjabaran rencana induk mengenai 6 jenis
program pengembangan, yaitu: – Pengembangan Prasarana– Pengembangan Kelembagaan– Pengembangan Pengaturan– Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat– Pengembangan Peran Serta Masyarakat– Pengembangan Public Campaign
• Disamping itu , rencana induk air limbah juga digunakan sebagai acuan dalam memadukan program-program yang terkait dengan bidang air limbah seperti Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), bidang persampahan, drainase dan sebagainya.
06/03/2012
5
PERENCANAAN MASTER PLAN
MAKSUD• Memberi pedoman bagi pemerintah
Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana induk Sarana dan Prasarana bidang air limbah, agar proses dan produk perencanaan yang dihasilkan menjadi: efektiff, efisien, terpadu dan berwawasan lingkungan.
Maksud PenyusunanMaster Plan
Perencanaan yang efektif
Proses dan produk perencanaan prasarana dan sarana bidang Air Limbah menjadi efektif karena pilihan prioritasnya tepat sasaran, didukung oleh kelembagaan (Operator dan Regulator) yang efektif dan mendapat dukungan partisipasi masyarakat.
10
06/03/2012
6
Maksud PenyusunanMaster Plan
Perencanaan yang efisien
Proses dan produk perencanaan Prasarana dan Sarana bidang Air Limbah menjadi efisien karena pilihan teknologinya tepat guna dan terjangkau sesuai dengan kondisi daerah setempat.
11
Maksud PenyusunanMaster Plan
Perencanaan yang terpadu
Agar produk perencanaan air limbah telah dipadukan (Integrated) dengan perencanaan sektor-sektor terkait, baik dari aspek keterpaduan pemanfaatan ruang, keterpaduan program dan keterpaduan pengaturan.
12
06/03/2012
7
Maksud PenyusunanMaster Plan
Perencanaan yang berwawasan lingkungan
Agar produk perencanaan air limbah merupakan hasil pilihan perencanaan yang telah mempertimbangkan faktor keamanan lokasi, keamanan lingkungan dan keamanan teknologi terutama yang berkaitan dengan resiko kesehatan dan pelestarian sumber air.
13
Maksud PenyusunanMaster Plan
Perencanaan yang berkelanjutan
Agar produk perencanaan air limbah ini dapatmendukung untuk keberlanjutan program-program yang lain sesuai dengan prinsip pengembanganwilayah.
14
06/03/2012
8
Tujuan pedoman rencana induk Sarana dan Prasarana bidang air
limbah adalah setiap Kabupaten/Kota memiliki Rencana Induk Air Limbah dengankualitas perencanaan yang
memenuhi standar nasional
15
Tujuan Penyusunan
Master Plan
16
Sasaran Penyusunan
Master Plan
Agar setiap Kabupaten/Kota memiliki Rencana Induk pengembangan prasarana dan sarana air limbah yang sitematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap kebutuhan sesuai karakteristik lingkungan dan sosial ekonomi daerah, serta tanggap terhadap kebutuhan stakeholder (pemerintah, investor dan masyarakat).
06/03/2012
9
1. Perencanaan Jangka Panjang Daerah adalah dokumen perencanaan periode 20 (dua puluh) tahun (UU No. 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional)
2. Kota Metropolitan atau kota kota yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi diwajibkan memiliki Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum yang terpadu dengan pembuangan Air Limbah secara terpusat.
3. Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Sarana dan prasarana Sanitasi (PP No. 16 Tahun 2005, tentang Pengembangan SPAM)
ACUAN NORMATIF• Norma
17
4. Pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat serta dilengkapi dengan zona penyangga (PP No. 16 Tahun 2005).
5. Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001, Tentang Peruntukan Badan Air.
ACUAN NORMATIF• Norma
18
06/03/2012
10
Kriteria teknis pemilihan lokasi fasilitas sanitasi yang dapat diacu adalah:
• Tata cara pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
• Tata cara pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
ACUAN NORMATIF• Kriteria Teknis
19
STANDARD TEKNIS
20
Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam, CT/AL/Re-TC/001/98.
Tata Cara Pengolahan Air Limbah dengan Oxidation Ditch, CT/AL/Re-TC/004/98.
Tata Cara Pembuatan Sarana Pembuangan Air Limbah, CT/AL-D/Re-TC/005/98.
Tata Cara Survey Perencanaan dan Pembangunan Sarana Sanitasi Umum, CT/AL-D/Re-TC/006/98.
Tata cara perencanaan tangki septik dengan sistem, SNI 03-2398-2002.
06/03/2012
11
STANDARD TEKNIS
21
Tata Cara Perencanaan, Operasi dan Instalasi Pengolahan Air Limbah, SNI 03-3981-1995.
Pedoman pengelolaan Air Limbah Perkotaan, Dep. PU 2003
Tata cara penimbunan tanah untuk bidang resapan pada pengolahan air limbah RT, SNI 19-6410-2000
Tata cara perencanaan IPLT Sistem kolam, CT/ALRE-TC/001/98
Tata cara pembangunan IPLT sistem kolam, CT/AL/Ba-TC/002/98
Tata cara pengoperasian IPLT sistem kolam, CT/AL/Op-TC/003/98
STANDARD TEKNIS
22
Tata cara pembuatan Sarana pembuatan air limbah (SPAL), CT/AL-D/Ba-TC/005/98
Tata cara survey perencanaan dan pembangunan sarana sanitasi umum, CT/AL-D/Re-TC/006/98
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id
06/03/2012
12
KETENTUAN RENCANA INDUKUmum
Jangka Waktu Perencanaan• Rencana induk pengembangan sarana dan prasarana air
limbah harus direncanakan untuk periode perencanaan 20 tahun.
Evaluasi Rencana Induk• Rencana induk pengembangan sarana dan prasarana harus
dievaluasi setiap 5 tahun untuk disesuaikan dengan perubahan yang terjadi dan disesuaikan dengan perubahan rencana induk bidang sanitasi lainnya, tata ruang dan rencana induk SPAM serta perubahan strategi di bidang lingkungan (Local Environment Strategy). Ataupun
• Hasilrekomendasi audit lingkungan kota yang terkait dengan air limbah pemukiman.
KETENTUAN RENCANA INDUKUmum
Kedudukan Rencana Induka) Penyusunan rencana induk pengembangan sarana dan
prasarana air limbah wajib mengacu pada Rencana Jangka Panjang Daerah (RJPD) dan rencana tata ruang (Gambar 1).
b) Penyusunan program 5 tahunan bidang pengembangan sarana dan prasarana air limbah atau rencana Renstra Dinas, wajib mengacu pada rencana induk Air Limbah.
c) Rencana induk disusun oleh instansi yang berwenang dimasing-masing Kabupaten/Kota dengan melibatkan Stakeholders dan hasilnya disosialisasikan pada masyarakat luas (termasuk melalui internet dengan domain khusus dari instansi pengelola lingkungan daerah). Pengesahan rencana induk SPAL ditetapkan melalui Perda.
06/03/2012
13
Kedudukan Master PlanGambar 1
KETENTUAN RENCANA INDUKUmum
Pola Pikir Perencanaan Jangka Panjang
• Rencana Induk Air Limbah pada dasarnya adalah perencanaan jangka panjang mengenai pengembangan sarana dan prasarana air limbah (Gambar 2).
• Berdasarkan sifat perencanaan yang berjangka panjang tersebut, maka tahapan perumusan perencanaan sekurang-kurangnya harus mengikuti pola pikir sebagai berikut:
06/03/2012
14
POLA PIKIR PERENCANAANGambar 2
KETENTUAN RENCANA INDUK Klasifikasi Sumber Air Limbah
Pengertian Air Limbah
• Semua air buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur, cuci dan kakus serta air limbah
• Industri rumah tangga yang karakteristik air limbahnya tidak jauh berbeda dengan air limbah rumah tangga serta tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).
06/03/2012
15
KETENTUAN RENCANA INDUK Klasifikasi Sumber Air Limbah
Klasifikasi Asal Sumber Air Limbah
• Rencana induk disusun berdasarkan analisis identifikasi asal sumber air Limbah yang dibedakan minimal sebagai berikut:
a. Air Limbah dari permukiman
b. Air Limbah dari daerah komersil dan institusional
c. Air Limbah dari bangunan bertingkat tinggi (high rise building)
KETENTUAN RENCANA INDUK Identifikasi Permasalahan
a) Langkah pertama sebelum menentukan arah dan strategi pengembangan sarana dan prasarana air limbah, terlebih dahulu harus disepakati mengenai permasalahan pencemaran air limbah, baik pada area skala Kelurahan, Kecamatan maupun kota.
b) Identifikasi permasalahan pencemaran air limbah terhadap air tanah dan badan air harus difomulasikan berdasarkan data-data yang lengkap (primer dan sekunder) yang didukung oleh survey dan penyelidikan (lapangan dan laboratorium) yang memadai serta dilengkapi dengan peta-peta identifikasi permasalahan.
06/03/2012
16
KETENTUAN RENCANA INDUK Identifikasi Permasalahan
c) Peta dasar dan peta identifikasi permasalahan yang diperlukan meliputi:– Peta tata guna lahan saat ini– Peta kepadatan penduduk– Peta kualitas air tanah/sumur penduduk dengan
parameter E. coli– Peta kualitas air sungai dengan parameter E. coli dan BOD– Peta kualitas air drainase (pembungan grey water) dengan
parameter E. coli dan BOD– Peta water borne disease– Peta pelayanan PDAM– Peta fasilitas Sanitasi dan tingkat pelayanan sanitasi (on-
site dan offsite)
KETENTUAN RENCANA INDUK Identifikasi Permasalahan
d) Formulasi permasalahan pencemaran air limbahsaat ini dilakukan dengan membandingkan tingkat pencemaran dengan standard lingkungan atau standar kesehatan yang berlaku.
e) Formulasi permasalahan pencemaran air limbah di masa mendatang (20 tahun proyeksi) dilakukan dengan memproyeksikan pencemaran air limbah yang akan terjadi dengan skenario DO SOMETHING.
06/03/2012
17
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pilihan Arah Pengembangan• Sebelum menetapkan rencana induknya, setiap
Kabupaten/Kota harus terlebih dahulu menetapkan pilihan arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah untuk masa 20 (dua puluh) tahun mendatang, dengan mempertimbangkan antara lain:a. Mengoptimalkan sistem setempat (on-site) yang sudah berjalanb. Mengembangkan sistem off-site pada kawasan tertentuc. Mengembangkan sistem off-site skala kotad. Mengembangkan sistem off-site dengan teknologi maju
• Metode pemilihan arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah, minimal harus dianalisis dengan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats)
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pembagian Zona PerencanaanDaerah perencanaan pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah (SPAL) pada daerah terbangun dibagi atas zona-zona perencanaan dan pengembangansarana dan prasarana air limbah, berdasarkan:
– Keseragaman tingkat kepadatan penduduk– Keseragaman bentuk topografi dan kemiringan lahan– Keseragaman tingkat kepadatan bangunan– Keseragaman tingkat permasalahan pencemaran air tanah
dan permukaan.– Kesamaan badan air penerima– Pertimbangan batas administrasi
06/03/2012
18
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Analisis SWOT Arah Pengembangan Sarana & Prasarana Air Limbah
• Analisis SWOT merupakan alat bantu perencanaan strategis yang dapat membantu perencanaan dan dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Kondisi sistem penyediaan air minum;b. Kondisi tingkat pencemaran air tanah;c. Kondisi tingkat pencemaran badan air `penerima (air baku);d. Kondisi sosial ekonomi masyarakat;e. Kondisi kesehatan masyarakat;f. Tingkat kesediaan membayar retribusi (willingness to pay)g. Kondisi prasarana lingkungan permukiman lainnya (jalan,
drainase, dan sebagainya);h. Proyeksi kapasitas pendanaan investasi dari APB
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Berdasarkan SWOT, pengembangan sarana dan prasarana air limbah digambarkan atas 4 kuadran. Posisi kuadran untuk menggambarkan:• Posisi pengembangan
sarana dan prasarana pada saat ini;
• Posisi potensi pengembangan sarana dan prasarana pada masa mendatang (20 tahun mendatang).
Gambar 3
06/03/2012
19
Penetapan Arah PengembanganPenetapan arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah dapat ditetapkan berdasarkan posisi kuadran hasil analisis SWOT:
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Gambar 4
Penetapan Arah Pengembangan
Grand strategi kuadran I : Optimasi sistem on-site
– Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain:• Optimalisasi pemanfaatan IPLT terbangun• Peningkatan pelayanan penyedotan lumpur tinja
melalui:• Peningkatan kapasitas armada• Peningkatan kapasitas IPLT• Pengembangan program SANIMAS
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
06/03/2012
20
Penetapan Arah PengembanganGrand strategi kuadran II : Pengembangan selektif sistem
off-site
– Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain:
• Optimalisasi pemanfaatan IPLT terbangun• Peningkatan pelayanan penyedotan lumpur tinja melalui:
• Peningkatan kapasitas armada• Peningkatan kapasitas IPLT• Pengembangan program SANIMAS• Pengembangan sistem terpusat skala kawasan pada daerah-
daerah prioritas.
– Pada strategi ini transformasi dari sistem setempat menjadi sistem terpusat akan dimulai secara kawasan demi kawasan
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Arah Pengembangan
Grand strategi kuadran II : Pengembangan agresif sistem off-site
– Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain:
• Mengembangkan sarana dan prasarana Air Limbah terpusat skala kota. Strategi ini berarti sistem on-site akan ditinggalkan secara masif.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
06/03/2012
21
Penetapan Arah Pengembangan
Grand strategi kuadran III : Pengembangan agresif sistem off-site
– Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain:
• Mengembangkan sarana dan prasarana Air Limbah terpusat skala kota. Strategi ini berarti sistem on-site akan ditinggalkan secara masif.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Arah Pengembangan
Grand strategi kuadran IV : Pengembangan dengan teknologi maju
– Arah pengembangan strategi ini merupakan strategi pengembangan tingkat advance (lanjutan). Arah pengembangan ini merupakan gambaran kondisi permasalahan pencemaran air limbah telah demikian serius, sementara hambatan untuk mengembangkan sarana prasarana konvensionil sudah tidak memungkinkan dan tidak efektif.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
06/03/2012
22
Stategi Transformasi Sistem Setempat menjadi Sistem Terpusat• Perubahan (transformasi) prasarana sistem setempat menjadi
sistem terpusat memberi dampak adanya kebutuhan lembaga untuk mengelola prasarana yang akan dibangun (Gambar 5).
• Penetapan arah pengembangan prasarana sistem terpusat pada daerah permukiman terbangun memerlukan perencanaan strategis dengan dukungan masyarakat dan mewujudkan lembaga yang sesuai. Perencanaan strategis tersebut meliputi:
a. Rencana public campaign;b. Rencana penyusunan Peraturan Daerah (Perda) dan sosialisasi
Perda;c. Rencana pembentukan lembaga pengelola.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Gambar 5
06/03/2012
23
Penetapan Zona Prioritas Pengembangan Sistem Terpusata. Zona Prioritas adalah zona perencanaan yang
mendapat penilaian utama untuk diprioritaskan dibangun terlebih dahulu dalam kurun waktu 20 tahun mendatang.
b. Perencanaan sarana dan prasarana air limbah di zona prioritas dapat dibagi atas cluster-cluster untuk mendukung perencanaan pembangunan secara bertahap dalam kurun waktu 20 tahun mendatang
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Zona Prioritasa. Penetapan zona prioritas ditetapkan berdasarkan
pertimbangan:– Tingkat permasalahan pencamaran air limbah terhadap air tanah
dan badan air penerima– Tingkat kemudahan pelaksanaan– Tingkat kelayakan ekonomi– Tingkat kelayakan keuangan– Kelayakan lingkungan– Kelayakan kelambagaan
b. Perencanaan studi kelayakan pada zona prioritas wajib mengacu pada pedoman studi kelayakan ekonomi, keuangan dan lingkungan pengembangan sarana dan prasarana air limbah.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
06/03/2012
24
Pilihan Arah Pengembangan• Pilihan arah pengembangan sarana dan prasarana air
limbah pada daerah permukiman baru adalah sebagai berikut:a. Mengembangkan sistem setempat (on-site)b. Mengembangkan sistem terpusat skala kawasan tersendiric. Mengintegrasikan dengan sistem terpusat yang sudah
terbangun
Penetapan Arah Pengembangana. Permukiman baru yang akan dan sedang dikembangkan oleh
developer wajib memiliki rencana induk air limbah tersendiri.b. Rencana induk air limbah kawasan permukiman baru tersebut
harus mengacu pada rencana induk air limbah Kota.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah Setempat
• Tingkat Pelayanan: Cakupan rencana pelayanan sistem setempat minimal 60%.
• Debit Air Limbah:a. Debit rata-rata tangki septik dengan kloset leher
angsaa. Tanpa unit penggelontor = 5 – 10 L/0rg/hr
b. Dengan unit penggelontor = 10 – 15 L/0rg/hr
b. Waktu detensi minimal 1 hari
06/03/2012
25
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah Setempat
• Tingkat Pelayanan: Cakupan rencana pelayanan sistem setempat minimal 60%.
• Debit Air Limbah:
a. Debit rata-rata tangki septik dengan kloset leher angsa
• Tanpa unit penggelontor = 5 – 10 L/org/hr
• Dengan unit penggelontor = 10 – 15 L/org/hr
b. Waktu detensi minimal 1 hari
• Kloset
a. Individu (rumah tangga) = 1 kloset/5 org
b. MCK atau kakus umum = 1 kloset/25 org
Perencanaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
a. Kapasitas rencana IPLT dihitung berdasarkan desain debit air limbah sebagai berikut:– Asumsi laju spesifik, q = 0.5 Liter/org/hari– Debit rata-rata, Qr (m3/hr) = q x penduduk dilayani pada periode proyeksi– Debit harian maksimum, Qmd (m3/hr) = fmd x Qr– Debit jam maksimum, Qp (m3/hr) = fp x Qr
b. Proyeksi debit perencanaan– Kapasitas rencana IPLT dihitung berdasarkan debit harian maksimum
(Qmd)
– Proyeksi debit harus dihitung untuk periode 5 tahun dan 10 tahun, untuktahapan pengembangan kapasitas IPLT.
c. Perencanaan debit pada masing-masing komponen– Debit rata-rata : hanya pada unit pengolahan kimia dan sekunder (biologi)
– Debit harian maksimum : hanya pada unit-unit pengolahan primer
– Debit jam maksimum : pada semua perpipaan unit-unit pengolahan
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
06/03/2012
26
Perencanaan Lokasi IPLT• Lokasi IPLT harus dipilih sesuai dengan ketentuan tata ruang,
pada daerah bebas banjir untuk periode ulang 20 (dua puluh) tahun.
• Lokasi IPLT harus dipilih tidak jauh dari jalan kota yang ada, dekat dengan prasarana listrik dan badan air.
• Jarak lokasi IPLT yang direncanakan terhadap pusat pelayanan agar memenuhi kriteria sebagai berikut:– Kota kecil dan sedang : Kurang dari 10 km– Kota besar : Kurang dari 20 km– Kota Metro : Kurang dari 30 km
• Badan air penerima pembuangan efluen dari IPLT harus memiliki kapasitas minimal 8 kali kapasitas Air Limbah yang akan dibuang.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Kebutuhan Lahan IPLTa. Kebutuhan lahan untuk IPLT terdiri dari:
– Lahan untuk instalasi bangunan utama dan bangunan penunjang– Lahan untuk buffer zone
b. Kebutuhan lahan untuk instalasi bangunan utama dihitungberdasarkan proyeksi debit harian maksimum 20 tahun untuk penerapan IPLT berbasis teknologi proses alamiah atau proses biologi yang efisien dalam kebutuhan konsumsi listrik;
c. Kebutuhan lahan untuk lahan penyangga (buffer zone) minimum harus dipersiapkan seluas 50% dari kebutuhan luas lahan untuk instalasi;
d. Perkiraan kebutuhan lahan IPLT untuk sistem kolam sampai akhir periode desain dihitung berdasarkan BOD influen 5000 mg/l (Lumpur tinja sudah diencerkan ketika penyedotan dan di inlet awal IPLT).
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
06/03/2012
27
Perencanaan Pengembangan Sarana dan PrasaranaAir Limbah Terpusat (IPAL)• Perencanaan debit air limbah untuk perhitungan dimensi
jaringan perpipaan dan
• Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah :a. Debit Spesifik Air Limbah (q) dihitung berdasarkan 80%
konsumsi air bersih perkapita atau sebesar 100-150 L/org/hr.
b. Debit Rata-Rata Air Limbah tanpa infiltrasi (Qr) dihitung berdasarkan q dikali dengan penduduk yang dilayani pada tahun proyeksi atau Q = q x penduduk dilayani (m3/hr).
c. Debit Harian Maksimum Air Limbah tanpa infiltrasi (Qmd) dihitung berdasarkan debit rata-rata harian dikali faktor maksimum harian atau : Qmd = fmd x Qr (m3/hr).
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah Terpusat (IPAL)
d. Debit Jam Puncak tanpa infiltrasi (Qp) dihitung berdasarkan debit rata-rata harian dikali faktor jam puncak atau : (Qp) = fp x Qr (m3/hr).
e. Debit Jam Minimum tanpa infiltrasi (Qmin) dihitung berdasarkan debit rata-rata harian dikali faktor jam minimum atau : Qmin = fmin x Qr (m3/hr).
f. Faktor-faktor Debit Air Limbah seperti faktor harian maksimum, faktor jam puncak dan faktornya minimum harus sesuai dengan standar dan kriteria teknis yang berlaku yang
disesuaikan dengan kondisi daerah perencanaan.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
06/03/2012
28
Perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan
•Perencanaan Pipa Persila. Pipa persil adalah saluran dari bangunan rumah
tangga, bangunan kantor, bangunan umum dan sebagainya yang menyalurkan air limbah ke pipa retikulasi.
b. Perencanaan pipa persil Air Limbah meliputi: letak pipa, diameter minimum, kemiringan minimum, bak kontrol dan dimensi pipa harus mengacu pada kriteria dan tatacara perencanaan teknis yang berlaku.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan
•Perencanaan Pipa Persil
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
06/03/2012
29
Perencanaan Sistem Jaringan PerpipaanPerencanaan Pipa Retikulasia. Pipa retikulasi adalah saluran pengumpul air limbah untuk
disalurkan ke pipa utama; yang terdiri dari pipa servis dan pipa lateral;
b. Pipa servis adalah saluran pengumpul air limbah dari beberapa bangunan (blok bangunan) ke pipa lateral;
c. Pipa lateral adalah saluran pengumpul air limbah dari pipa servis ke pipa induk;
d. Perencanaan pipa retikulasi air limbah meliputi: letak pipa, diameter dan bahan pipa, metode konstruksi (open trench atau pipe jacking), kemiringan minimum, manhole;
e. Perencanaan debit rata-rata (m3/hr) pada masing-masing seksi pipa lateral harus memperhitungkan luas daerah tangkapan (ha), klasifikasi dan proyeksi debit spesifik air limbah yang dilayani (m3/hr/ha).
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Sistem Jaringan PerpipaanPerencanaan Pipa Retikulasif. Perencanaan dimensi pipa retikulasi harus
memperhitungkan:• Debit rata-rata (tanpa infiltrasi)• Debit jam maksimum/puncak (dengan infiltrasi)• Debit jam minimum - (tanpa infiltrasi)
g. Perencanaan dimensi pipa dan pompa harus memperhitungkan debit jam maksimum dan debit jam minimum untuk perencanaan penggelontoran di beberapa bagian pipa.
h. Perencanaan pipa retikulasi harus mengacu pada kriteria dan tata cara perencanaan teknis yang berlaku.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
06/03/2012
30
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pipa Retikulasi
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
• Perencanaan Pipa Induk (Main/trunk sewer)a. Pipa induk adalah saluran yang menyalurkan air limbah dari pipa lateral
(retikulasi) menuju instalasi pengolahan air limbah; dapat dilengkapi dengan pipa cabang yang berfungsi menyalurkan air limbah dari pipa lateral (retikulasi)
b. Perencanaan pipa induk air limbah meliputi: letak pipa, dimensi dan bahan pipa, metode konstruksi (open trench atau pipe jacking), stasiun pompa dan bangunan pelengkap.
c. Perencanaan debit rata-rata (m3/hr) harus memperhitungkan seluruh daerah tangkapan (ha), klasifikasi dan proyeksi debit spesifik air limbah yang dilayani (m3/hr/ha).
d. Perencanaan dimensi pipa dan pompa harus memperhitungkan debit jam maksimum (dengan infiltrasi) dan debit jam minimum (tanpa infiltrasi) untuk perencanaan penggelontoran pipa induk.
e. Perencanaan teknis pipa induk harus mengacu pada standard teknis dan tata cara perhitungan perencanaan teknis pipa induk Air Limbah yang berlaku
06/03/2012
31
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
• Pipa Induk (Main/trunk sewer)
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Bangunan Pelengkap pada Sistem Jaringana. Bangunan pelengkap pada sistem jaringan adalah semua
bangunan yang diperlukan untuk menunjang kelancaran penyaluran air limbah dan untuk menunjang kemudahan pemeliharaan sistem jaringan air limbah;
b. Bangunan pelengkap pada sistem jaringan air limbah meliputi: manhole, drop manhole, ventilasi udara, terminal clean out, bangunan penggelontor, syphone rumah pompa;
c. Perencanaan bangunan pelengkap pada sistem jaringan air limbah yang meliputi: letak, dimensi minimum dan kebutuhan lahan untuk mengacu pada standar teknis dan tata cara perhitungan perencanaan teknis yang berlaku.
06/03/2012
32
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
• Bangunan Pelengkap pada Sistem Jaringan
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)• Perencanaan Kapasistas IPAL
a. Perencanaan debit IPAL
Kapasitas rencana IPAL dihitung berdasarkan desain debit air limbah sebagai berikut:- Debit rata-rata harian (dengan infiltrasi)- Debit harian maksimum (dengan infiltrasi)- Debit jam minimum (dengan infiltrasi)
Desain debit tersebut, adalah debit air limbah pada ujung akhir pipa induk yang menuju ke IPAL.
b. Proyeksi debit perencanaan
Kapasitas rencana IPAL di atas diproyeksikan untuk debit perencanaan 20 (dua puluh) tahun sesuai periode perencanaan rencana induk.
06/03/2012
33
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)• Perencanaan Kapasistas IPALc. Perencanaan debit pada masing-masing komponen
- Debit rata-rata : hanya pada unit-unit pengolahan kimia dan sekunder (biologi)
- Debit harian maksimum : hanya pada unit-unit pengolahan primer- Debit jam maksimum : pada semua perpipaan unit-unit pengolahan
• Perencanaan Lokasi IPALHal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan lokasi IPAL adalah sebagai berikut:a. Lokasi IPAL harus sesuai dengan ketentuan tata ruang;b. Pemilihan lokasi IPAL diujung muara pipa induk harus
mempertimbangkan aspek hidrolis dan aspek pembebasan lahan;c. Lokasi IPAL harus merupakan daerah bebas banjir untuk periode ulang
20 (dua puluh) tahun.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Kebutuhan Lahana. Kebutuhan lahan untuk IPAL terdiri dari:
– Lahan untuk instalasi dan bangunan penunjang– Lahan untuk buffer zone
b. Kebutuhan lahan untuk instalasi dihitung berdasarkan debit harian maksimum yang diproyeksikan 20 tahun untuk penerapan IPAL berbasis teknologi proses alamiah atau proses biologis yang efisien dalam kebutuhan konsumsi listrik;
c. Kebutuhan lahan untuk lahan penyangga (buffer zone) minimum harus dipersiapkan seluas 50% dari kebutuhan luas lahan untuk instalasi;
06/03/2012
34
Indikasi Rencana Investasi Programa. Seluruh program pengembangan dalam rencana induk harus
dikelompokan atas 4 (empat) tahapan pengembangan 5 tahun.b. Seluruh program 5 tahunan ke 1, 2, 3, dan 4 harus dihitung nilai
investasinya dengan standar harga saat ini (current price).c. Rencana biaya investasi program dari rencana induk harus dibandingkan
dengan rencana penduduk terlayani sehingga dapat diketahui nilai biaya investasi perkapita atau nilai biaya investasi per rumah tangga dari penduduk yang mendapat manfaat langsung.
d. Nilai biaya investasi perkapita tersebut harus dibandingkan dengan income perkapita pertahun dari kota yang bersangkutan, sebagai lapisan awal (screening) sebelum dilakukan studi kelayakan ekonomi dan keuangan proyek.
e. Kelayakan proyek program 5 tahunan ke 1, 2, 3, dan 4 dapat dilakukan kemudian sesuai tahapan pembangunan.
f. Program pengembangan sarana dan prasarana 5 tahun ke 1 (pertama) harus dihitung kelayakan proyeknya dengan mengacu pada pedoman studi kelayakan.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air LimbahSistematika pelaporan studi rencana induk air limbah terdiri atas 8 bab. Gambaran sistematika pelaporan studi rencana induk air limbah adalah:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
SINGKATAN DAN PENGERTIAN
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Landasan Hukum
1.5 Hubungan Rencana Induk air Limbah dengan Rencana Induk lainnya
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
06/03/2012
35
Pelaporan Studi Rencana Induk Air LimbahBab 2 Visi, Misi dan Arah Pengembangan Pembangunan Kabupaten/Kota2.1 Visi2.2 Misi2.3 Arah Pengembangan Pembangunan Kabupaten/Kota
Bab 3 Kondisi, Analisis dan Prediksi Kondisi Umum Daerah3.1 Geomorfologi dan Metorologi3.2 Demografi3.3 Sosial dan Ekonomi3.4 Kesehatan Masyarakat
Bab 4 Kondisi, Analisis dan Prediksi Kondisi Sanitasi dan Lingkungan Daerah4.1 Kondisi dan Sarana dan Prasaran Air Limbah4.2 Kondisi dan Sarana dan Prasaran Persampahan4.3 Kondisi dan Sarana dan Prasaran Drainase4.4 Kondisi Lingkungan Perairan (Air Baku)
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air LimbahBab 5 Kondisi, Analisis dan Prediksi Kondisi Kelembagaan Pengelolaan
Sarana dan Prasarana Air Limbah Daerah5.1 Bentuk Kelembagaan5.2 Peran dan Tanggung Jawab Kelembagaan5.3 Kinerja Operasional Sarana dan Prasarana
Bab 6 Arah Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah6.1 Pembagian Zona Perencanaan6.2 Analisis SWOT6.3 Arah Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah
Bab 7 Rencana Induk Air Limbah7.1 Daerah Perencanaan7.2 Rencana Umum Zona Prioritas7.3 Proyeksi Air Limbah7.4 Pemilihan Zona Prioritas
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
06/03/2012
36
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah7.5 Pemilihan Zona Setempat (on-site) dan Terpusat (off-site)7.6 Rencana Fasilitas IPLT7.7 Rencana Pengembangan Jaringan Sistem Perpipaan Air Limbah7.8 Rencana Pengembangan Fasilitas IPAL
Bab 8 Perencanaan Indikasi Program-program Pengembangan
8.1 Indikasi Program 5 Tahun Pertama8.2.1 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana8.2.2 Program Pengembangan Kelembagaan8.2.3 Program Pengembangan Pengaturan8.2.4 Program Pengembangan Masyarakat8.2.5 Program Pengembangan Peran Serta Masyarakat8.2.6 Program Public Campign
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah8.2 Indikasi Program 5 Tahun Pertama
8.2.1 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana8.2.2 Program Pengembangan Kelembagaan8.2.3 Program Pengembangan Pengaturan8.2.4 Program Pengembangan Masyarakat8.2.5 Program Pengembangan Peran Serta Masyarakat8.2.6 Program Public Campign
Lampiran : Daftar Partisipan
06/03/2012
37
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penampilan Produk Laporan Studi Rencana Induk Air LimbahLaporan Utama
a. Laporan utama rencana induk Air Limbah dibuat dalam format kertas A3b. Peta-peta dibuat dengan skala 1 : 10.000 atau 1 : 25.000 dalam format
kertas A3c. Cara penulisan besaran, satuan dan simbolnya serta singkatan istilah
mengacu pada pedoman penulisan Standar Nasional Indonesia (Pedoman 8-2000).
Laporan Eksekutifa. Laporan eksekutif rencana induk air limbah dibuat dalam format kertas
A4 (210 mm x 297 mm)b. Peta-peta yang menyertai laporan eksekutif dibuat dengan skala 1 :
10.000 atau 1 : 25.000 dalam format kertas A3c. Cara penulisan besaran, satuan dan simbolnya serta singkatan istilah
mengacu pada pedoman penulisan Standar Nasional Indonesia (Pedoman 8-2000).
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
06/03/2012
38
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
PENDAHULUAN
Dokumen studi kelayakan bidang air limbah, merupakan suatu dokumen kelayakan ekonomi, keuangan dan lingkungan dari program-program pengembangan sarana dan prasarana air limbah yang terdapat dalam suatu rencana induk, terdiri atas 3 dokumen kelayakan proyek yaitu:
· Dokumen kelayakan ekonomi· Dokumen kelayakan keuangan· Dokumen kelayakan lingkungan
Hasil studi kelayakan ekonomi akan memberi gambaran mengenai manfaat/benefit baik yang bersifat tangible maupun intangible. Dari suatu investasi prasarana air limbah yang direncanakan.
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
PENDAHULUAN• Hasil studi kelayakan keuangan (financial) akan memberi
gambaran mengenai besaran tarif/retribusi yang akan dibebankan kepada pelanggan yang mendapat pelayanan (wajarkah dibanding pendapatan (income) para pelanggannya?).
• Sementara dari sisi pengelola, hasil studi kelayakan keuangan tersebut, akan memberi gambaran apakah pendapatan operasional dari retribusi pelayanan Air Limbah tersebut dapat menutup biaya O/M (OpEx) dan biaya pengembalian modal (CapEx) serta apakah menghasilkan laba?
06/03/2012
39
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
PENDAHULUAN• Selanjutnya informasi studi kelayakan keuangan ini
merupakan suatu informasi penting tentang bagaimana bentuk kelembagaan pengelola yang sesuai, baik yang berbasis lembaga maupun yang berbasis masyarakat untuk mengelola sarana dan prasara terbangun tersebut.
• Sedangkan hasil studi kelayakan lingkungan akan memberi gambaran mengenai bagaimana mengendalikan dampak negatif dari suatu rencana pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) atau Instalasi Pengolahan Air Limbah Terpusat (IPAL) termasuk konsekuensi biaya yang ditimbulkan dari upaya pengendalian dampak tersebut.
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
• MAKSUD
Memberi pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun studi kelayakan bidang pengembangan sarana dan prasarana air limbah, agar keputusan investasi dan operasi didasari pada dokumen kelayakan yang akurat.
06/03/2012
40
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
• TUJUAN
Tujuan pedoman penyusunan studi kelayakan air limbah adalah agar setiap Kabupaten/Kota memiliki dokumen studi kelayakan proyek yang lengkap dan memadai sebagai acuan standard dalam pengambilan keputusan investasi dan operasi pengembangan sarana dan prasarana air limbah.
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
• SASARAN
Sasaran dari adanya pedoman ini adalah agar sarana dan prasarana air Limbah yang direncanakan layak secara ekonomi, keuangan, lingkungan dan kelembagaan sehingga dapat berfungsi secara berkelanjutan dan bermanfaat optimal.
06/03/2012
41
ACUAN NORMATIFNorma Kelayakan Ekonomi dan KeuanganPada saat ini belum tersedianya Norma tertulis baik berupa undang-undang, peraturan maupun keputusan yang berkaitan dengan studi kelayakan ekonomi dan keuangan dalam pengembangan sarana dan prasarana Air Limbah. Norma-norma yang diacu dalam penyusunan pedoman ini adalah:a. Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air
Limbah (SPAL) meliputi:• Rencana Induk• Studi Kelayakan• Perencanaan Teknis Terperinci
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
b. Studi Kelayakan Ekonomi dan Keuangan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah (SP AL) disusun berdasarkan:
- Rencana induk yang telah ditetapkan- Hasil kajian kelayakan teknis- Hasil kajian kelayakan lingkungan- Kajian sumber pembiayaan investasi
c. Studi kelayakan pengembangan SP AL disusun oleh penyelenggara pengembangan SPAL
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
06/03/2012
42
Standard Perhitungan Ekonomi dan Keuangan
a. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan SPAL menggunakan metode:
• Internal Rate of Return (IRR)• Net Present Value (NPV)
b. Perubahan nilai uang terhadap waktu (Time value of money) dihitung berdasarkan Discount Factor (DF)
c. Discount Factor (%) dihitung berdasarkan rata-rata tingkat inflasi selama tahun proyeksi ditambah perkiraan faktor resiko investasi.
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
Norma dan Standard Teknis Kelayakan LingkunganTerdapat beberapa Norma, Kriteria Teknis dan Standard Teknis bidang Air Limbah yang terkait dengan studi kelayakan lingkungan atau AMDAL. Substansi Norma, Kriteria dan Standard yang diacu dalam penyusunan kelayakan ekonomi atau studi AMDAL adalah:
Normaa. Perencanaan Jangka Panjang Daerah adalah dokumen perencanaan
periode 20 (duapuluh) tahun (UU No. 25 Tahun 2004);b. Kota Metropolitan atau kota-kota yang memiliki kepadatan penduduk yang
tinggi diwajibkan memiliki rencana induk Sistem Penyediaan Air Minum yang terpadu dengan pembuangan Air Limbah secara terpusat.;
c. Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Sarana dan Prasarana Sanitasi (PP No. 16 Tahun 2005);
d. Pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat serta dilengkapi dengan zona penyangga (PP No. 16 Tahun 2005).
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
06/03/2012
43
Standard Teknis Studi AMDALa. Petunjuk Teknis Penyusunan Kerangka Acauan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 69/PRT/1995);
b. Petunjuk Tata Laksana Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 58/KPTS/1995);
c. Petunjuk Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 296/KPTS/1996);
d. Petunjuk Tata Laksana Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 377/KPTS/1996);
e. Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 148/KPTS/1995);
f. Daftar jenis usaha atau kegiatan wajib AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006.
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Umum
Penentuan Tahun Proyeksia. Jumlah atau lamanya tahun proyeksi kelayakan ekonomi
dan finansial ditetapkan sejak tahun pertama investasi pelaksanaan proyek dimulai (misal untuk biaya perencanaan atau pembebasan lahan) sampai tahun berakhirnya manfaat dari investasi;
b. Jumlah tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan finansial proyek sistem air Limbah terpusat adalah 40 (empat puluh) tahun;
c. Jumlah tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan finansial proyek IPLT adalah 20 (dua puluh) tahun.
06/03/2012
44
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
UmumKriteria Kelayakan Ekonomi Air Limbaha. Proyek dikatakan layak ekonomi apabila manfaat ekonomi lebih
besar dibanding dengan biaya yang ditimbulkan baik berupa biaya operasional maupun biaya pengembalian modal;
b. Perhitungan kelayakan ekonomi proyek dihitung dengan metode Economic Internat Rate of Return (EIRR);
c. Apabila hasil perhitungan EIRR proyek menghasilkan angka prosentase (%) lebih besar dari discount factor, maka perhitungan tersebut merekomendasikan bahwa proyek layak diterima dalam pengertian melaksanakan proyek (Do Something) lebih baik dibanding tidak melaksanakan proyek (Do Nothing);
d. Apabila hasil perhitungan EIRR proyek menghasilkan angka prosentase (%) lebih kecil dari discount factor, maka proyek ditolak. Proyek ini perlu direvisi skala investasinya agar tidak over investment.
Kriteria Kelayakan Keuangan Proyeka. Proyek dikatakan layak keuangan apabila pendapatan
tarif/retribusi Air Limbah lebih besar dibanding dengan biaya yang ditimbulkan baik berupa biaya operasional maupun biaya pengembalian modal.
b. Perhitungan kelayakan keuangan proyek dihitung dengan metode Financial Economic Internal Rate of Return (FIRR) dan Net Present Value (NPV);
c. Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase (%) lebih besar dari discount factor, maka pendanaan investasi proyek dapat dibiayai dari pinjaman komersial tanpa membebani Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk pengembalian cicilan pokok dan bunganya. Bahkan proyek ini mendapat manfaat keuangan sebesar nilai NPV-nya (NPV positif);
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
06/03/2012
45
Kriteria Kelayakan Keuangan Proyekd. Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka
prosentase (%) sama dengan nol yang berarti lebih kecil dari discout faktor, maka pendanaan investasi proyek hanya layak apabila dibiayai dari sumber pendanaan APBD atau sumber dana lain yang tidak mengandung unsur bunga pinjaman dan pembayaran cicilan pokok.
e. Apabila kelayakan keuangan proyek tidak dapat menutup biaya operasional (deficit O/M), maka proyek ditolak. Proyek ini perlu direvisi perencanaannya dan pilihan teknologinya agar biaya O/M-nya dapat menjadi lebih rendah
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Jenis Biaya Investasi Proyek Air Limbah
a. Investasi sarana dan prasarana Air Limbah meliputi:- Investasi untuk pembangunan sistem setempat (on-site)- Investasi untuk pembangunan sistem air limbah terpusat
dalam berbagai skala pengembangan (off-site)
b. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan proyek air limbah harus memperhitungkan perbedaan karakteristik biaya yang timbul antara proyek-proyek sebagai berikut:- Perluasan prasarana yang sudah ada- Rehabilitas prasarana yang sudah ada- Pengembangan prasarana pada daerah baru
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
06/03/2012
46
Proses Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan• Proses perhitungan kelayakan ekonomi dan
keuangan proyek Air Limbah harus memperkirakan seluruh biaya yang timbul dan manfaat yang timbul dari kegiatan investasi dan operasi serta memperkirakan selisih atau membandingkan antara biaya dan manfaat selama tahun proyeksi. Skematik biaya dan manfaat yang harus dihitung tersebut dapat digambarkan pada Gambar sebagai berikut:
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Proses Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan
06/03/2012
47
Perkiraan Biaya Investasi dan Pengendalian Modal
a. Seluruh biaya investasi yang diperlukan dalam proyek Air Limbah harus diperkirakan baik berupa investasi awal maupun investasi lanjutan yang diperlukan sesuai tahapan pengembangan proyek termasuk investasi penggantian (replacement) aset yang sudah usang;
b. Seluruh biaya pengembalian modal investasi harus diperkirakan berdasarkan perhitungan depresiasi (penyusutan) terhadap prasarana terbangun. Perhitungan depresiasi masing-masing komponen prasarana terbangun dihitung bedasarkan standard usia/umur manfaat prasarana;
c. Apabila biaya investasi pembangunan sarana dan prasarana tersebut dibiayai dari dana pinjaman (Loan), maka biaya bunga pinjaman harus diperhitungkan dalam komponen pengembalian modal.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Perkiraan Biaya Operasional
a. Seluruh biaya operasi dan pemeliharaan (O & M) yang diperlukan untuk mengoperasikan sarana dan prasarana terbangun sesuai Standard Operation Procedure (SOP) harus diperkirakan dalam satuan Rp/Thn serta diproyeksikan selama tahun proyeksi dengan memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi;
b. Seluruh biaya umum dan administrasi yang diperlukan untuk membiayai operasi lembaga pengelola harus diperkirakan dalam Rp/Thn serta diproyeksikan selama tahun proyeksi dengan memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi dan pengembangan kapasitas lembaga pengelola.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
06/03/2012
48
Perkiraan Manfaat Ekonomi
a. Seluruh manfaat ekonomi yang timbul dari keberadaan proyek Air Limbah harus diperkirakan baik berupa manfaat yang dapat diukur dengan uang (Tangible) maupun manfaat yang tidak dapat diukur dengan uang (Intangible);
b. Manfaat ekonomi proyek Air Limbah yang dapat diukur dengan nilai uang (Tangible) baik berupa manfaat langsung (Direct) maupun manfaat tidak langsung (Indirect) harus dikonversikan dengan standard konversi yang dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan kaidah ekonomi yang dihitung dalam satuan Rp/Thn;
c. Manfaat ekonomi proyek Air Limbah yang tidak dapat diukur dengan nilai uang (Intangible) harus dijelaskan dengan menggunakan data-data statistik yang relevan.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Perkiraan Manfaat Keuangan (Pendapatan Retribusi)
a. Seluruh potensi retribusi yang dapat diterima oleh lembaga pengelola sebagai akibat dari pelayanan Air Limbah harus diperkirakan berdasarkan perkiraan jumlah pelanggan dan perkiraan tarif retribusi rata-rata setiap tahun.
b. Proyeksi kenaikan jumlah pelanggan Air Limbah harus dihitung berdasarkan skenario peningkatan jumlah pelanggan hingga tercapainya kapasitas optimum (Full Capacity) sesuai dengan rencana teknis proyek;
c. Proyeksi kenaikan tarif Air Limbah yang diperhitungkan dalam proyeksi pendapatan tarif tidak boleh melampaui tingkat inflasi.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
06/03/2012
49
Komponen Biaya InvestasiKomponen Biaya Investasi Sistem Setempat
a. Komponen Biaya Engineering
Merupakan biaya-biaya survei, investigasi, Feasibility Study (FS), Detailed Design, studi AMDAL, Public Campaign, Standard Operational Procedur (SOP) dan biaya supervisi dan sebagainya. Besarnya komponen biaya Engineering ini berkisar antara 5- 10% dari total biaya investasi (capital cost);
b. Komponen Biaya Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan untuk IPLT meliputi:
- Pembebasan lahan untuk IPLT termasuk lahan untuk buffer zone
- Pembebasan lahan untuk jalan akses IPLT
Biaya pembebasan lahan tersebut meliputi biaya ganti rugi tanah, bangunan dan biaya administrasi yang berkisar antara 20-30% dari total biaya investasi.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya InvestasiKomponen Biaya Investasi Sistem Setempatc. Komponen Biaya Konstruksi
Merupakan biaya konstruksi IPLT termasuk jalan akses yang meliputi:- Biaya perataan tanah IPLT dan buffer zone- Biaya pekerjaan civil IPLT dan buffer zone- Biaya pekerjaan M/E IPLT- Biaya pekerjaan landscape- Biaya pekerjaan jalan akses
d. Komponen Biaya Pengadaan truk Tinja
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
06/03/2012
50
Komponen Biaya Investasi Sistem Terpusata. Komponen Biaya Engineering
Merupakan biaya-biaya survei, investigasi, Feasibility Study (FS), Detailed Design, studi AMDAL, Public Campaign, Standard Operational Procedur (SOP) dan biaya supervisi dan sebagainya. Besarnya komponen biaya Engineering ini berkisar antara 5-10% dari total biaya investasi (capital cost);
b. Komponen Biaya Pembebasan LahanPembebasan lahan untuk sistem terpusat meliputi:
- Pembebasan lahan untuk IPAL termasuk lahan untuk buffer zone
- Pembebasan lahan untuk jalan akses IPAL- Pembebasan lahan untuk pipa induk (Main Trunk)
Biaya pembebasan lahan tersebut meliputi biaya ganti rugi tanah dan bangunan yang nilai biayanya berkisar antara 20-30% dari total biaya investasi.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Investasi Sistem Terpusatc. Komponen Biaya Konstruksi
Merupakan komponen biaya konstruksi Sistem Air Limbah Terpusat yang meliputi:• Biaya konstruksi jaringan perpipaan yang meliputi:– Pipa persil– Pipa retikulasi– Pipa induk– Bangunan pelengkap pada sistem jaringan– Perbaikan prasarana eksisting yang terkena dampak pembangunan perpipaan
• Biaya konstruksi IPAL yang meliputi:– Biaya tanah IPAL dan buffer zone– Biaya pekerjaan civil IPAL dan buffer zone– Biaya pekerjaan M/E IPAL– Biaya pekerjaan landscape– Biaya pekerjaan jalan akses
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
06/03/2012
51
Komponen Biaya Operasional Tahunan
Biaya operasional adalah biaya yang timbul untuk mengoperasikan prasarana terbangun agar mampu memberi manfaat pelayanan sesuai kapasitasnya secara berkelanjutan dan berdaya guna sesuai umur rencananya. Biaya operasi dan pemeliharaan dihitung dalam Rp/Thn.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Operasi Tahunan Sistem SetempatKomponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan Penyedotan dan Pengangkutan
a. Biaya Operasi- Biaya gaji tenaga operator dan perlengkapan kerja operator
- Biaya material habis pakai (BBM, dan sebagainya)
- Biaya peralatan operasi
b. Biaya Pemeliharaan- Pemeliharaan rutin truk tinja (ganti olie, dan sebagainya)
- Pemeliharaan berkala (ganti ban, kopling)
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
06/03/2012
52
Komponen Biaya Operasi Tahunan Sistem SetempatKomponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPLT
a. Biaya Operasi IPLT
- Biaya gaji operator dan perlengkapan kerja operator
- Biaya material habis pakai (Listrik, BBM, dan sebagainya)
- Biaya peralatan operasional
b. Biaya Pemeliharaan- Pemeliharaan rutin instalasi
- Pemeliharaan berkala instalasi
- Pemeliharaan bangunan penunjang
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Umum dan Administrasia. Biaya gaji staf dan manajemen
b. Biaya material habis pakai (ATK, Telpon, Listrik, dan sebagainya)
c. Biaya peralatan kantor (Komputer, Printer, Kendaraan Operasional, dan sebagainya)
d. Dan lain-lain.
Biaya penyusutan truk tinjaa. Biaya penyusutan IPLT
b. Biaya penyusutan kantor umum dan administrasi
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
06/03/2012
53
Komponen Biaya Operasional Sistem TerpusatKomponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Perpipaan
a. Biaya Operasi- Biaya gaji tenaga kerja operator
- Biaya material habis pakai
- Biaya peralatan operasi
b. Biaya Pemeliharaan- Pemeliharaan rutin sistem perpipaan
- Pemeliharaan berkala sistem perpipaan
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPAL
a. Biaya Operasi- Biaya gaji
- Biaya material
- Biaya peralatan
b. Biaya Pemeliharaan- Pemeliharaan rutin IPAL
- Pemeliharaan berkala IPAL
Komponen Biaya Umum dan Administrasi
a. Biaya gaji staf dan manajemen
b. Biaya material habis pakai (ATK, Telkomunikasi, Listrik)
c. Biaya peralatan kantor (Komputer, Printer, Kendaraan Operasional, dan sebagainya)
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
06/03/2012
54
Komponen Biaya Penyusutana. Biaya penyusutan jaringan perpipaan
- Penyusutan pipa persil- Penyusutan pipa retikulasi- Penyusutan pipa induk
b. Biaya penyusutan IPAL- Penyusutan bangunan instalasi- Penyusutan M/E- Penyusutan bangunan penunjang
c. Biaya penyusutan kantor administrasi- Penyusutan bangunan kantor- Penyusutan peralatan kantor- Penyusutan lain-lain
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Manfaat Ekonomi ProyekManfaat ekonomi proyek pengembangan sarana dan prasaran Air Limbah adalah manfaat proyek yang dapat dikonversi dalam satuan rupiah (Tangible) dan manfaat proyek yang tidak dapat dikonversi dalam satuan rupiah (Intangible).
Jenis Manfaat Ekonomi Proyek Air limbahManfaat yang dapat diukur dengan nilai uang (Tangible)
Manfaat Tangible proyek dapat dibedakan sebagai manfaat langsung (direct) dan manfaat tidak langsung (indirect). Secara umum manfaat Tangible proyek pengembangan sarana dan prasarana Air Limbah adalah sebagai berikut:
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
06/03/2012
55
a. Manfaat Langsung- Pengurangan biaya pengolahan (Penjernihan) air baku- Peningkatan biaya akibat sumur penduduk tidak dapat
digunakan karena telah tercemar air limbah- Peningkatan nilai harga properti
b. Manfaat tidak Langsung- Manfaat ekonomi berupa peningkatan produktifitas penduduk
akibat peningkatan derajat kesehatan- Manfaat lingkungan berupa pengurangan derajat pencemaran
Air Limbah dan terjaganya kelestarian sumber daya air- Manfaat sosial berupa penurunan derajat konflik yang
disebabkan oleh pencemaran Air Limbah
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Jenis manfaat proyek yang tidak dapat diukur dengan nilai uang (Intangible)- Penurunan tingkat kematian bayi- Penurunan rasio penyakit infeksi
Proyeksi Pendapatan Tarif Retribusi Air LimbahMengingat pelanggan Air Limbah berasal dari berbagai tingkat
dan golongan masyarakat yang berbeda kemampuan keuangan/daya belinya, maka perkiraan pendapatan tarif retribusi Air Limbah harus memperhitungkan:a. Perkiraan tarif per golongan pelanggan dan per jenis pelayanan;b. Perkiraan jumlah pelanggan per golongan pelanggan dan per
jenis pelayanan.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
06/03/2012
56
Biaya operasi dan pemeliharaanPerhitungan Perkiraan Tarif Pelayanan Air Limbah
a. Perkiraan perhitungan tarif pelayanan Air Limbah harus memperhitungkan:• Biaya depresiasi atau amortisasi• Biaya bunga pinjaman• Biaya umum dan administrasi
b. Perkiraan tarif per golongan pelanggan harus direncanakan sebagai tarif terdeferensiasi untuk penerapan subsidi silang kepada pelanggan yang berpenghasilan rendah.
c. Perkiraan tarif per golongan pelanggan untuk proyek yang bersifat rehabilitasi atau peningkatan kapasitas harus memperhatikan tingkat tarif yang sudah berlaku.
d. Perkiraan perhitungan tarif per golongan pelanggan, struktur tarif dan penentuan satuan tarif harus mengacu kepada pedoman penetapan tarif Air Limbah yang berlaku.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Penerimaan RetribusiBerdasarkan jenis golongan pelanggan dan golongan tarif retribusi Air Limbah, maka komponen penerimaan retribusi harus dihitung berdasarkan perkiraan jumlah pelanggan per masing-masing golongan sebagai berikut:a. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan
permukiman dalam Rp/Thn.b. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan
daerah komersial atau institusional dalam Rp/Thn.c. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan
high rise building dalam Rp/Thn.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
06/03/2012
57
Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangana. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan sekurang-
kurangnya disajikan dalam perhitungan spread sheet, sehingga data-data perhitungan dan proyeksi perhitungan dapat disajikan secara jelas.
b. Data-data yang harus disajikan untuk mendukung hasil perhitungan IRR dan NPV sekurang-kurangnya meliputi:- Jadwal konstruksi dan jadwal investasi- Jadwal operasi dan proyeksi kapasitas operasi- Asumsi-asumsi biaya O/M, umum dan administrasi- Asumsi tarif retribusi- Proyeksi Net Cash- Analisis Sensitifitas- Proyeksi rugi/laba
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Pelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan FinansialSistematika pelaporan studi kelayakan ekonomi dan finansial terdiri dari atas 8 bab. Gambaran sistematika pelaporan studi kelayakan ekonomi dan finansial adalah sebagai berikut:DAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARSINGKATAN DAN PENGERTIANBab I Pendahuluan1.1 Latar Belakang1.2 Gambaran Singkat Proyek1.3 Maksud dan Tujuan
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
06/03/2012
58
Pelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial
Bab II Perkiraan Biaya Investasi2.1 Biaya Pembebasan2.2 Biaya Engineering2.3 Biaya Konstruksi Pekerjaan Civil2.4 Biaya Pengadaan dan Instalasi M & E
Bab III Perkiraan Biaya Operasional3.1 Biaya O/M3.2 Biaya Depresiasi3.3 Biaya Umum dan Administrasi
Bab IV Perkiraan Manfaat Ekonomi4.1 Proyeksi Perkiraan Manfaat Tangible (Tangible Benefit)4.2 Proyeksi Perkiraan Manfaat Intangible (Intangible Benefit)
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Pelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial
Bab V Perhitungan Kelayakan Ekonomi
5.1 Perhitungan EIRR
5.2 Perhitungan NPV
Bab VI Perkiraan Pendapatan Tarif (Revenue)
6.1 Proyeksi Perkiraan Besaran Tarif Air Limbah
6.2 Proyeksi Pendapatan Tarif
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
06/03/2012
59
Pelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial
Bab VII Perhitungan Kelayakan Keuangan
7.1 Proyeksi Perhitungan rugi/laba
7.2 Perhitungan FIRR dan NPV
7.3 Perhitungan Ratio-ratio Operasional
Bab VIII Rekomendasi
8.1 Rekomendasi Pendanaan Investasi
8.2 Rekomendasi Pendanaan Operasional
8.3 Rekomendasi Bentuk Kelembagaan Pengelola
Lampiran : Daftar Partisipan
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Dokumen Kelayakan LingkunganPada prinsipnya dokumen kelayakan lingkungan proyek air Limbah adalah studi AMDAL yang terdiri atas 4 dokumen yaitu:a. Dokumen Kerangka Acuanb. Dokumen Studi ANDALc. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Dokumen
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)d. Dokumen ringkasan eksekutif
Proyek yang Perlu Kelayakan LingkunganProyek pengembangan sarana dan prasarana Air Limbah yang wajib melakukan studi AMDAL (berdasarkan KEPMEN Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001) adalah:a. Proyek Pembangunan IPLTb. Proyek Pembangunan Sistem Terpusat
06/03/2012
60
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Kriteria Kelayakan Lingkungan Proyek Air Limbah
a. Proyek dikatakan layak lingkungan apabila seluruh biaya yang timbul dan kapasitas kelembagaan yang dibutuhkan sesuai rekomendasi RKL dan RPL dapat dipenuhi oleh lembaga pengelola yang bertanggung jawab.
b. Setiap usulan lokasi proyek Air Limbah, seperti:· IPLT· IPAL
Sebelum dilaksanakan studi AMDAL, terlebih dahulu harus memenuhi kriteria pemilihan lokasi sesuai dengan tata cara yang berlaku.
c. Kapasitas kelembagaan pengelolaan proyek harus memadai untuk menjalankan rekomendasi RKL dan RPL baik pada masa pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
06/03/2012
61
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Ruang Lingkup Studi AmdalRuang lingkup studi AMDAL proyek air Limbah minimum meliputi:a. Identifikasi rona lingkungan awalb. Identifikasi kegiatan proyekc. Identifikasi kegiatan proyek yang menimbulkan dampakd. Analisis dan assesment besaran dampak negatife. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)f. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Identifikasi dan analisis dampak negatif serta rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan diuraikan berdasarkan kegiatan proyek yang meliputi:a. Periode Pra konstruksib. Periode Konstruksic. Periode Operasid. Periode Pasca Operasi
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Ruang Lingkup Studi Amdal
Tata Cara Pelaksanaan Studi
Tata cara pelaksanaan studi AMDAL proyek Air Limbah wajib mengacu pada standar teknis studi AMDAL.
Sistematika Pelaporan
Sitematika pelaporan studi AMDAL proyek Air Limbah wajib mengacu pada standard teknis studi AMDAL.
Penampilan Dokumen Laporan Studi AMDAL
Penampilan dokumen laporan studi AMDAL proyek Air Limbah meliputi format laporan dan lain-lain, wajib mengacu pada standard teknis studi AMDAL.
06/03/2012
62
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id
TERIMA KASIH
Joni HermanaJurusan Teknik Lingkungan
Email: hermana@its.ac.id, hp: 08123029313
Recommended